koreksi efek pull-up pada data seismik …hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/full-koreksi...

5
Indra Surya Atmaja1/ Koreksi Efek Pull-Up Pada Data Seismik Menggunakan Metode Pre Stack Depth Migration (PSDM) 83 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Surakarta 23 Maret 2013 ISSN : 0853-0823 KOREKSI EFEK PULL-UP PADA DATA SEISMIK MENGGUNAKAN METODE PRE STACK DEPTH MIGRATION (PSDM) Indra Surya Atmaja, Sudarmaji Program Studi Geofisika, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta [email protected] Abstrak – Telah dilakukan metode Pre-Stack Depth Migration untuk analisis data seismik yang difokuskan pada identifikasi efek pull-up penampang sismik. Efek pull-up terjadi pada litologi batupasir akibat perbedaan kecepatan pada shale dan carbonat. Metode Pre-Stack Depth Migration lebih lanjut digunakan untuk mengetahui apakah efek pull-up tesebut bersifat pull-up minimum atau pull-up maksimum. Hal tersebut didasarkan pada fakta bahwa efek pul- up dapat besifat nyata dan dapat juga bersifat semu.. Metode Pre-Stack Depth Migration ini diharapkan mampu menampilkan penampang seismik yang lebih baik untuk identifikasi lapisan dan kenampakan efek pull-up-nya. Metode Pre-Stack Depth Migration menggunakan input data berupa kecepatan RMS, setelah melalui transformasi dix maka didapat kecepatan interval. Kecepatan interval ini akan dibuat model kecepatan interval dan digunakan dalam proses migrasi kawasan kedalaman. Kecepatan interval selalu mengalami perbaikan hingga didapatkan model kecepatan interval terbaik dan saat dilakukan proses migrasi kawasan kedalaman akan didapatkan penampang seismik kawasan kedalaman baik. Hasil penelitian menemukan bahwa efek pull-up merupakan efek pull-up yang bersifat maksimum atau hanya berupa efek pull-up semu. Kata kunci: Pre-Stack Depth Migration, pull-up, kecepatan RMS, kecepatan interval Abstract – Pre-Stack Depth Migration had been used to analyze seismic data focused on identifying pull-up effect of seismic section. The pull-up effect occurein sandstone caused by differences of velocity ib shale and carbonat. Moreover, Pre-Stack Depth Migration method is used to understand whether the pull-up effect has the minimum pull- up quality or maximum pull-up.It is based on the fact that the pull up effect is not only able to have the real quality but also apparent quality. Pre-Stack Depth Migration method is expected to be able to display the better seismic section to identify the layer and appearance of pull-up effect. Pre-Stack Depth Migration uses the RMS velocity data which is transformed to produce the interval velocity using dix transformation. The interval velocity would be created its interval velocity model and used in the process of depth domain migration. The interval velocity experiences progress of its model until gets the best seismic section. There is the result of research discovering that pull-up effect in “SS” line. It is the pull-up effect which has maximum quality or it is only the apparent pull-up effect. Key words: Pre-Stack Depth Migration, pull-up, RMS velocity, Interval Velocity I. PENDAHULUAN Kompleksitas dan keragaman kondisi lapangan merupakan salah satu hal yang membutuhkan perhatian khusus yang bertujuan untuk mendapatkan berbagai informasi yang sangat penting akan keberadaan kondisi bawah permukaan. Sebelumnya teknik PSTM (Pre- Stack Time Migration) merupakan teknik awal yang sangat popular dilakukan untuk mendapatkan penampang bawah permukaan, namun seiring berjalannya waktu diketahui bahwa teknik tersebut memiliki beberapa kelemahan salah satunya saat digunakan pada daerah dengan kondisi litologi cukup kompleks, oleh karena itu muncul teknik baru yaitu PSDM (Pre-Stack Depth Migration). Pada beberapa kasus daerah dengan litologi yang menghasilkan efek pull-up metode PSDM dapat menjadi solusi identivikasi efek tersebut. A.Tujuan Penelitian 1. Membuat penampang Pre Stack Depth Migration. 2. Mengidentifikasi efek pull-up pada penampang seismik PSTM dengan menggunakan metode PSDM. 3. Membandingkan hasil penampang seismik hasil PSTM-scale to depth dengan penampang seismik hasil pengolahan dengan metode PSDM. B.Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada beberapa hal, yaitu: 1. Data seismik pre-stack yang digunakan merupakan data gather yang telah dilakukan proses sebelumnya. 2. Penampang PSTM dari pengolahan sebelumnya. 3. Data kecepatan RMS. 4. Proses yang dilakukan hanya sebatas pengolahan PSDM. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Geologi Regional Lokasi penelitian terletak di Provinsi Jawa Timur (Gambar 1) Lokasi tersebut terletak pada bagian selatan

Upload: vantu

Post on 06-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOREKSI EFEK PULL-UP PADA DATA SEISMIK …hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL-Koreksi Efek Pull-up... · I. PENDAHULUAN Kompleksitas dan keragaman kondisi lapangan

Indra Surya Atmaja1/ Koreksi Efek Pull-Up Pada Data Seismik Menggunakan Metode Pre Stack Depth Migration

(PSDM) 83

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Surakarta 23 Maret 2013

ISSN : 0853-0823

KOREKSI EFEK PULL-UP PADA DATA SEISMIK

MENGGUNAKAN METODE PRE STACK DEPTH MIGRATION

(PSDM)

Indra Surya Atmaja, Sudarmaji Program Studi Geofisika, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

[email protected]

Abstrak – Telah dilakukan metode Pre-Stack Depth Migration untuk analisis data seismik yang difokuskan pada

identifikasi efek pull-up penampang sismik. Efek pull-up terjadi pada litologi batupasir akibat perbedaan kecepatan

pada shale dan carbonat. Metode Pre-Stack Depth Migration lebih lanjut digunakan untuk mengetahui apakah efek

pull-up tesebut bersifat pull-up minimum atau pull-up maksimum. Hal tersebut didasarkan pada fakta bahwa efek pul-

up dapat besifat nyata dan dapat juga bersifat semu.. Metode Pre-Stack Depth Migration ini diharapkan mampu

menampilkan penampang seismik yang lebih baik untuk identifikasi lapisan dan kenampakan efek pull-up-nya. Metode

Pre-Stack Depth Migration menggunakan input data berupa kecepatan RMS, setelah melalui transformasi dix maka

didapat kecepatan interval. Kecepatan interval ini akan dibuat model kecepatan interval dan digunakan dalam proses

migrasi kawasan kedalaman. Kecepatan interval selalu mengalami perbaikan hingga didapatkan model kecepatan

interval terbaik dan saat dilakukan proses migrasi kawasan kedalaman akan didapatkan penampang seismik kawasan

kedalaman baik. Hasil penelitian menemukan bahwa efek pull-up merupakan efek pull-up yang bersifat maksimum atau

hanya berupa efek pull-up semu.

Kata kunci: Pre-Stack Depth Migration, pull-up, kecepatan RMS, kecepatan interval

Abstract – Pre-Stack Depth Migration had been used to analyze seismic data focused on identifying pull-up effect of

seismic section. The pull-up effect occurein sandstone caused by differences of velocity ib shale and carbonat.

Moreover, Pre-Stack Depth Migration method is used to understand whether the pull-up effect has the minimum pull-

up quality or maximum pull-up.It is based on the fact that the pull up effect is not only able to have the real quality but

also apparent quality. Pre-Stack Depth Migration method is expected to be able to display the better seismic section to

identify the layer and appearance of pull-up effect. Pre-Stack Depth Migration uses the RMS velocity data which is

transformed to produce the interval velocity using dix transformation. The interval velocity would be created its

interval velocity model and used in the process of depth domain migration. The interval velocity experiences progress

of its model until gets the best seismic section. There is the result of research discovering that pull-up effect in “SS”

line. It is the pull-up effect which has maximum quality or it is only the apparent pull-up effect.

Key words: Pre-Stack Depth Migration, pull-up, RMS velocity, Interval Velocity

I. PENDAHULUAN

Kompleksitas dan keragaman kondisi lapangan

merupakan salah satu hal yang membutuhkan perhatian

khusus yang bertujuan untuk mendapatkan berbagai

informasi yang sangat penting akan keberadaan kondisi

bawah permukaan. Sebelumnya teknik PSTM (Pre-

Stack Time Migration) merupakan teknik awal yang

sangat popular dilakukan untuk mendapatkan

penampang bawah permukaan, namun seiring

berjalannya waktu diketahui bahwa teknik tersebut

memiliki beberapa kelemahan salah satunya saat

digunakan pada daerah dengan kondisi litologi cukup

kompleks, oleh karena itu muncul teknik baru yaitu

PSDM (Pre-Stack Depth Migration). Pada beberapa

kasus daerah dengan litologi yang menghasilkan efek

pull-up metode PSDM dapat menjadi solusi identivikasi

efek tersebut.

A.Tujuan Penelitian

1. Membuat penampang Pre Stack Depth Migration.

2. Mengidentifikasi efek pull-up pada penampang

seismik PSTM dengan menggunakan metode PSDM.

3. Membandingkan hasil penampang seismik hasil

PSTM-scale to depth dengan penampang seismik

hasil pengolahan dengan metode PSDM.

B.Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada beberapa hal, yaitu:

1. Data seismik pre-stack yang digunakan merupakan

data gather yang telah dilakukan proses sebelumnya.

2. Penampang PSTM dari pengolahan sebelumnya.

3. Data kecepatan RMS.

4. Proses yang dilakukan hanya sebatas pengolahan

PSDM.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Geologi Regional

Lokasi penelitian terletak di Provinsi Jawa Timur

(Gambar 1) Lokasi tersebut terletak pada bagian selatan

Page 2: KOREKSI EFEK PULL-UP PADA DATA SEISMIK …hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL-Koreksi Efek Pull-up... · I. PENDAHULUAN Kompleksitas dan keragaman kondisi lapangan

84 Indra Surya Atmaja1/ Koreksi Efek Pull-Up Pada Data Seismik Menggunakan Metode Pre Stack Depth Migration

(PSDM)

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Surakarta 23 Maret 2013

ISSN : 0853-0823

dari Cekungan Laut Jawa Timur (North East Java Sea

Basin).

Gambar 1. Lokasi penelitian Cekungan Laut Jawa Timur [1].

Cekungan Laut Jawa Timur ( North East Java Sea

Basin) termasuk dalam klasifikasi cekungan sedimen

dengan produksi hidrokarbon.

B. Stratigrafi Regional

Kolom Stratigrafi regional seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Kolom stratigrafi daerah penelitian [1].

a. Formasi Tuban

Tersusun oleh dominasilapisan batulempung dengan

sisipan batugamping. Semakin ke selatan berubah

menjadi fasies serpih dan batulempung. Diendapkan

pada lingkungan neritik sedang-neritik dalam.

b. Formasi Kujung

Ciri litologi pada formasi ini adalah napal pada bagian

bawah formasi, batulempung pada bagian atas dan

didominasi batugamping bioklastik.

c. Formasi Ngimbang

Formasi ini terletak tidak selaras di atas batuan Pra-

Tersier. Formasi Ngimbang sendiri terdiri atas

perulangan antara batupasir, serpih dan lanau dengan

sisipan tipis batubara [2].

III. DASAR TEORI

A.Metode Seismik Pantul

Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang

menjalar di dalam bumi [3]. Terdapat dua jenis

gelombang yang digunakan dalam analisa seismik pantul

yaitu gelombang Primer (P/Longitudinal/Compressional)

yang gerakan partikelnya searah dengan arah

penjalarannya dan gelombang Sekunder

(S/Transversal/Shear) dengan gerakan partikel tegak

lurus terhadap arah penjalarannya. Gambar 3.

memberikan ilustrasi mengenai pola pergerakan partikel

dan penjalaran gelombang Primer (P) dan Sekunder (S).

Gambar 3. Pola penjalaran gelombang dan pergerakan partikel

pada gelombang P (kiri) dan pola penjalaran dan pergerakan

partikel pada gelombang S (kanan).

B. Kirchhoff Pre Stack Migration

Migrasi Kirchhoff dapat dimodifikasikan dengan

mudah menjadi migrasi sebelum stack dalam kawasan

waktu maupun migrasi sebelum stack dalam kawasan

kedalaman. Pada dasarnya migrasi Kirchhoff merupakan

prosedur penjumlahan difraksi. Penjumlahan pada

migrasi ini dapat dilakukan jika kurva difraksinya sedah

diketahui. Kurva difraksi diperoleh dari persamaan [4]

( )

2

2

2

2

2 42

v

xxT

v

RT ds

d

−+=

= (1)

R = jarak difraktor ke penerima,

v = kecepatan,

Td = two way time,

xs = posisi sumber.penerima di permukaan.

xd = posisi penerima di permukaan.

T = waktu offset

Kirchoff pre stack migration menjumlahkan seluruh

titik data di sepanjang kurva difraksi sebelum stack dan

menandai hasilnya ke puncaknya

IV. METODE PENELITIAN Secara garis besar metode pengolahan data pada Pre

Stack Depth Migration dapat dilihat pada diagram alir

Gambar 4.

Page 3: KOREKSI EFEK PULL-UP PADA DATA SEISMIK …hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL-Koreksi Efek Pull-up... · I. PENDAHULUAN Kompleksitas dan keragaman kondisi lapangan

Indra Surya Atmaja1/ Koreksi Efek Pull-Up Pada Data Seismik Menggunakan Metode Pre Stack Depth Migration

(PSDM) 85

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Surakarta 23 Maret 2013

ISSN : 0853-0823

Gambar 4. Metode pengolahan data Pre Stack Depth

Migration.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penampang PSTM

Penampang yang didapat saat proses penelitian adalah

penampang PSTM yang belum mendapatkan tambahan

informasi horizon. Penampang PSTM ini akan menjadi

bahan awal pembuatan penampang PSDM. Pada

penelitian dilakukan analisis berbagai anomali yang

terlihat pada penampang PSTM tersebut diantaranya

anomali akibat adanya efek pull-up.

Horizon yang menjadi pusat penelitian adalah horizon

nomor 2, nomor 3 dan nomor 4. Dapat dilihat adanya

efek pull-up sessuai dengan ilustrasi pada Gambar 5.

Gambar 5. Kesesuaian kenampakan efek pull-up pada

penampang PSTM dengan model penyebab efek pull-up.

B. Analisis Model Kecepatan Awal, Gather, dan

Perbaikan Model Kecepatan Interval

Analisis kecepatan merupakan bagian yang sangat

penting dari penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan

penampang PSDM yang dihasilkan akan sangat

bergantung dari kecepatan interval yang dihasilkan.

Kecepatan interval yang dihasilkan merupakan hasil dari

analisa kecepatan berdasarkan model yang dibuat.

Model tersebut dibuat berdasarkan picking horizon.

Pada Gambar 6 terlihat bahwa perubahan kecepatan atau

model tidak terlalu besar kecuali dari refine pertama (a)

menuju refine kedua (b), hal tersebut menunjukkan

bahwa pembuatan model kecepatan interval yang

dilakukan sudah tepat.

Gambar 6. Hasil refine model kecepatan interval: (a) model

kecepatan refine pertama, (b) model kecepatan refine kedua,

(c) model kecepatan refine ketiga, dan (d) refine model

kecepatan keempat.

C. Analisis Penampang PSDM

Pada penelitian dilakukan empat kali perbaikan atau

refine pada penampang PSDM hingga didapatkan hasil

akhir yang cukup baik, penentuan baik buruknya hasil

dapat dilihat dari semakin baik atau tidaknya penampang

yang dihasilkan, semakin baik kemenerusan lapisan pada

penampang dan juga dari semakin flat atau tidaknya

gather yang didapatkan. Berikut Gambar 7, 8 dan 9

urutan hasil perubahan penampang PSDM dimulai dari

hasil perbaikan yang pertama hingga yang terakhir, akan

dapat terlihat bagaimana perubahan penampang yang

terjadi, mulai dari kemenerusan lapisan yang belum

terlihat dengan baik hingga didapat penampang dengan

kemenerusan lapisan yang baik.

Page 4: KOREKSI EFEK PULL-UP PADA DATA SEISMIK …hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL-Koreksi Efek Pull-up... · I. PENDAHULUAN Kompleksitas dan keragaman kondisi lapangan

86 Indra Surya Atmaja1/ Koreksi Efek Pull-Up Pada Data Seismik Menggunakan Metode Pre Stack Depth Migration

(PSDM)

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Surakarta 23 Maret 2013

ISSN : 0853-0823

Gambar 7. Penampang PSDM hasil refine pertama.

Gambar 8. Penampang PSDM hasil refine kedua.

Gambar 9. Penampang PSDM hasil refine ketiga.

D. Perbandingan Penampang PSTM dengan

Penampang PSDM, dan Perbandingan Penampang

PSTM Scale To Depth dengan Penampang PSDM

Tujuan akhir dari penelitian ini adalah melihat apakah

efek pull-up pada penampang seismik tersebut

merupakan efek pull-up minimum ataukah efek pull-up

maksimum, selain itu juga untuk melihat adanya

peningkatan kualitas kemenerusan lapisan pada penam-

pang seismik. Pada pembahasan kali ini akan

diperlihatkan dua buah gambar yang menunjukkan

penampang PSTM dan penampang PSDM dari data

seismik yang sama. Penampang PSTM merupakan

penampang yang dianggap masih memiliki ambiguitas

cukup besar pada zona yang difokuskan untuk penelitian

ini. Untuk lebih jelasnya ditunjukkan pada Gambar 10.

Gambar 10. Perbandingan (a) penampang PSTM dan (b)

penampang PSDM.

Gambar 11. Perbandingan (a) penampang PSTM scale to

depth dan (b) penampang PSDM.

Page 5: KOREKSI EFEK PULL-UP PADA DATA SEISMIK …hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL-Koreksi Efek Pull-up... · I. PENDAHULUAN Kompleksitas dan keragaman kondisi lapangan

Indra Surya Atmaja1/ Koreksi Efek Pull-Up Pada Data Seismik Menggunakan Metode Pre Stack Depth Migration

(PSDM) 87

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Surakarta 23 Maret 2013

ISSN : 0853-0823

Zona yang diindikasikan terjadi efek pull-up yaitu

zona yang diberi tanda kotak A juga terlihat adanya

koreksi terhadap efek pull-up, sehingga terlihat bahwa

kenampakan yang mirip antiklin atau kenampakan yang

seperti tertarik ke atas tersebut dapat dihilangkan.

Gambar 10 menunjukkan bahwa efek pull-up yang ada

pada penampang PSTM (a) dapat terkoreksi dengan

baik. Pada penampang PSTM ada zona yang tertarik ke

atas atau zona yang mengalami efek pull-up yang

ditunjukkan anak panah. Efek tersebut tidak

diketemukan lagi pada penampang PSDM. Gambar 10

sekaligus membuktikan bahwa jika metode PSDM tidak

selalu membuat lapisan menjadi lurus namun metode ini

hanya berusaha menampilkan penampang sesuai

kenampakan aslinya.

Pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa meskipun

penampang PSTM sudah di-scale ke kawasan

kedalaman efek pull up tetap masih nampak. Hal itu

disebabkan karena proses scaling tidak dapat

menghilangkan efek pull-up. Proses scaling hanya akan

mengubah penampang dari domain waktu ke domain

kedalaman tanpa banyak mengubah kenampakan stuktur

pada penampang.

Dari hasil penampang PSDM dapat dilihat bahwa

ternyata efek pull-up tersebut adalah efek pull up

maksimum yaitu hanya kenampakan antiklin atau naikan

semu belaka. Hasil penampang PSDM untuk refine yang

ke empat ini merupakan hasil final dari penelitian.

Penampang tersebut dirasa sudah cukup baik untuk

menunjukkan koreksi efek pull-up yang ada pada data

seismik penampang PSTM.

VI. KESIMPULAN

Bedasarkan dari data yang tersedia, hasil proses PSDM

dengan perbaikan empat kali maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan bahwa pembuatan penampang

PSDM telah dapat dilakukan dengan baik dan

menghasilkan penampang PSDM memiliki kualitas baik.

Efek pull-up pada penampang PSTM dapat

diidentivikasi dan dapat dikoreksi dengan metode PSDM

dan disimpulkan bahwa efek pull-up tersebut adalah efek

pull-up maksimum. Perbandingan hasil antara

penampang PSTM-scale to depth dan PSDM

menunjukkan beberapa perbedaan yang cukup baik di

mana kekurangan-kekurangan pada penampang PSTM

dapat diperbaiki pada penampang PSDM.

PUSTAKA

[1] Toni Simo, Rizky P., Sekti., Hakiki, F., Sun M., Myers

R.D., and Fullmer, S., Reservoir Characterization and

Simulation of an Oligocene-Miocene Isolated Carbonate

Platform: Banyu Urip Field, East Java Basin, Indonesia,

2012

[2] Koesoemadinata., R,P., Geologi minyak dan gas bumi.

Jilid 1. Edisi ke II, Institut Teknologi Bandung.

Bandung, 1980.

[3] Waluyo., Seismologi. , Diktat Kuliah Program Studi

Geofisika, Fakultas MIPA, UGM, Yogyakarta, 2002.

[4] Claerbout, J.F., Imaging the Earth’s Interior, Blockwell

Scientific Publication, 1985.

TANYA JAWAB

Sismanto, Lab Geofisika UGM

? Apa kriteria yang digunakan terhadap data seismic

untuk dikoreksi efek pull up atau tidak?

Indra Surya Atmaja, UGM Geofisika

√ Zona interest yang menjadi pusat penelitian dikaji

kondisi geologinya, apakah ada formasi dengan

perselingan velocity rendah-tinggi dan perbedaan

ketebalan litologi dan dilihat pada seismic section

apakah ada zona yang mirip antiklin yang diatasnya ada

kenampakan reef.