analisis struktur gedung bertingkat rendah … · 2014-09-17 · dimensi balok yang diinput dalam...
TRANSCRIPT
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 1
ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT
RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V.9.6.0
Muhammad Haykal, S.T., M.Eng.
Ahli Struktur
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 2
Table Of Contents
1.1 DATA STRUKTUR……………………………………………. 3
1.2 METODE ANALISIS………………………………………….. 3
1.3 PERATURAN DAN STANDAR……………………………… 3
1.4 SPESIFIKASI MATERIAL…………………………………… 3
1.5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN ETABS……………… 4
1.5.1 GRID STRUKTUR………………………………………….. 4
1.5.2 INPUT DATA BALOK DAN KOLOM…………………….. 8
1.5.3 PELAT LANTAI DAN PELAT ATAP……………………… 9
1.6 PEMBEBANAN……………………………………………….. 10
1.6.1 BEBAN GRAVITASI……………………………………….. 10
1.6.2 BEBAN GEMPA…………………………………………….. 13
1.7 METODE ANALISIS STRUKTUR TERHADAP GEMPA….. 15
1.7.1 METODE STATIK EKUIVALEN………………………….. 15
1.7.2 METODE ANALISIS RESPON SPECTRUM……………… 17
1.8 KOMBINASI PEMBEBANAN……………………………….. 19
1.9 ANALISIS……………………………………………………... 20
1.9.1 KINERJA BATAS LAYAN (ΔS)…………………………… 20
1.9.2 KINERJA BATAS ULTIMIT (ΔM)………………………… 21
1.9.3 PARAMETER PERENCANAAN KONS. BETON………… 22
1.9.4 PENULANGAN KOLOM DAN BALOK…………………... 24
1.10 DAFTAR REFERENSI……………………………………….. 27
1.11 TENTANG PENULIS………………………………………… 28
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 3
ANALISIS STRUKTUR GEDUNG DENGAN SOFTWARE ETABS V9.6.0
1.1. DATA STRUKTUR
1. Fungsi bangunan : Gedung Pertokoan
2. Struktur : Struktur beton bertulang dengan balok kolom 3 dimensi
3. Elevasi : 3 lantai + 1 lantai atap
4. Tebal pelat beton : 12 cm & 10 cm
5. Dimensi Kolom : 50x50 cm, 25x25 cm, dan 15x15 cm
6. Dimensi balok : 40x60 cm, 20x40 cm, dan 20x30 cm
1.2. METODE ANALISIS
Analisis struktur portal utama : metode kekakuan tiga dimensi dengan bantuan program
ETABS V9.6.0
1.3 PERATURAN DAN STANDAR
1. Tata cara perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung (SNI 03-2847-2002)
2. Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung (PPIUG-1983)
3. Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung (SNI 03-1726-2002)
4. American Concrete Institute Building Code (ACI 318-99)
1.4 SPESIFIKASI MATERIAL
1. Mutu Baja : fy = 400 MPa (BJTD 400), untuk Ø > 13 mm;
fy = 240 MPa (BJTP 240), untuk Ø < 12 mm.
2. Mutu Beton Pelat, Balok, Kolom : K-300 (fc’=25 MPa)
Untuk semua elemen struktur kolom, balok dan pelat digunakan beton dengan
kuat tekan beton yang disyaratkan, fc’ = 25 Mpa (Setara dengan mutu beton K-300).
Modulus elastisitas beton, Ec = 4700. 25^0.5 = 23500 MPa
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 4
Gambar 1 Input Material Struktur
1.5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN ETABS
1.5.1 GRID STRUKTUR
Gambar 2 Grid Rencana Etabs
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 5
Gambar 3 Elevasi Rencana (Etabs)
Gambar 4 Denah Lantai 1
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 6
Gambar 5 Denah Lantai 2
Gambar 6 Denah Lantai 3
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 7
Gambar 7 Denah Lantai Atap
Gambar 8 Elevation View Arah Y
Gambar 9 Elevation View Arah X
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 8
1.5.2 Input data balok dan kolom
Dimensi balok yang diinput dalam ETABS ada beberapa macam, dan diberi kode sesuai
dengan dimensinya. Untuk balok menggunakan balok 40x60cm, 20x40cm, dan 20x30cm.
sedangkan untuk kolom menggunakan kolom persegi dengan ukuran 50x50cm (Lantai dasar,
lantai 1, dan lantai 2), serta ukuran kolom 25x25cm (lantai 3) dan 15x15cm (kolom praktis).
Gambar 10 Input data dimensi balok dan kolom
Gambar 11 Contoh input data balok 40x60cm
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 9
Gambar 12 Contoh input kolom 50x50cm
1.5.3 Pelat lantai dan pelat atap
Untuk pelat lantai menggunakan tebal 12 cm dan untuk pelat atap menggunakan tebal 10 cm.
Masing-masing diberi notasi Pelat 120 dan Pelat 100. Pelat dimodelkan sebagai membrane.
Gambar 13 Input data dan dimensi pelat
Gambar 14 Contoh input pelat lantai tebal 12 cm
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 10
1.6 PEMBEBANAN
1.6.1 Beban Gravitasi
a. Beban mati (DL)
berat sendiri komponen struktur sudah dihitung secara otomatis oleh ETABS berdasarkan
input data dimensi dan karakteristik material yang direncanakan.
Beban mati tambahan untuk lantai 1-3 (plat lantai pertokoan) :
Berat finishing lantai (Spesi) 5cm x 21 kg/m2 = 105 kg/m2
Keramik = 24 kg/m2
Berat instalasi ME = 25 kg/m2
Berat langit-langit + penggantung = 18 kg/m2 +
= 172 kg/m2
Beban mati tambahan untuk lantai 4 dan 5 (plat atap beton) :
Berat finishing lantai (Spesi) 5cm x 21 kg/m2 = 105 kg/m2
Berat instalasi ME = 25 kg/m2
Berat langit-langit + penggantung = 18 kg/m2 +
Lantai 4 = 148 kg/m2
Lantai 5 = 21 kg/m2
Beban mati pada balok untuk tinggi antar lantai 3 m :
Berat dinding bata (1/2 bata) = 250 kg/m2
Tinggi balok tepi = 0,4 m
Beban merata = (3 - 0,4) x 250
= 650 kg/m’
Beban mati pada balok untuk tinggi antar lantai 4 m :
Berat dinding bata (1/2 bata) = 250 kg/m2
Tinggi balok tepi = 0,6 m
Beban merata = (4 - 0,6) x 250
= 850 kg/m’
a. Beban hidup (LL)
Lantai 1-3 (plat lantai pertokoan) = 250 kg/m2
Lantai 4 (plat atap beton) = 100 kg/m2
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 11
Lantai 5 (plat atap beton ruang lift) = 250 kg/m2
b. Beban lift
Berat sendiri mesin lift P1 = 800 kg
Kapasitas penumpang maksimal 10 orang P2 = 800 kg +
Beban akibat gaya reaksi lift P = 1600 kg
c. Beban atap
Beban akibat gaya reaksi untuk dudukan kuda-kuda P1 = 1406,54 kg
P2 = 1406,54 kg
Gambar 15 Static load case definition
Gambar 16 Input beban mati pada pelat lantai
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 12
Gambar 17 Input beban mati pada pelat atap
Gambar 18 Input beban hidup pada pelat lantai
Gambar 19 Input beban hidup pada pelat atap
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 13
Gambar 20 Input beban mati (pasangan bata) pada balok arah x
Gambar 21 Input beban mati (pasangan bata) pada balok arah y
1.6.2 Beban Gempa
Adapun parameter-parameter pembebanan gempa yang akan digunakan dalam analisis
struktur adalah sebagai berikut:
1. Wilayah gempa : 5
2. Jenis tanah : Tanah keras
3. Analisis yg digunakan : • Analisis statik ekivalen
• Analisis dinamik menggunakan spectrum response
4. Faktor reduksi daktilitas struktur (R) : 8,5
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 14
Gambar 22 Input data massa
KETERANGAN : Berdasarkan PPIUG 1983, untuk gedung pertokoan menggunakan faktor
reduksi beban hidup sebesar 0,80.
Gambar 23 Input diafragma pada masing-masing lantai
Gambar 24 Diafragma pada masing-masing lantai
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 15
1.7 METODE ANALISIS STRUKTUR TERHADAP GEMPA
1.7.1 Metode Statik Ekivalen
Gaya geser dasar nominal pada struktur akibat gempa menurut SNI 03-1726-2002, dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
1
IV C Wt
R
Waktu getar alami dapat diperoleh dari hasil Modal Analysis dengan ETABS untuk Mode 1 yang
memungkinkan struktur berperilaku elasto plastis.
Gambar 25 Mode 1 (arah x) dengan T=0.4239
Untuk menghindari penggunaan struktur yang terlalu fleksibel, maka perlu dilakukan kontrol
terhadap waktu getar yang diperoleh. Syarat yang harus dipenuhi : T < .n (lihat SNI 03-
1726-2002), dengan n = jumlah tingkat = 3. Untuk Wilayah gempa 5, maka nilai = 0.16.
Maka batas maksimum waktu getar = 0,16 x 3 = 0,48 sec. Untuk Mode 1 dengan T = 0,4239
sec < 0,48 sec (OK), jadi fleksibilitas struktur memenuhi ketentuan SNI-03-1726-2002.
Catatan: Pembatasan nilai T untuk bangunan bertingkat rendah akan
menghasilkan bangunan yg sangat kaku.
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 16
Lantai Pusat
kekakuan Pusat massa e b (arah y) 1.5e + 0.05b e-0.05b ed x-kr (m)
5 1.571 1.5 0.071 25 1.3565 -1.179 -1.179 2.679
4 13.497 12.495 1.002 25 2.753 -0.248 -0.248 12.743
3 12.189 13.028 0.839 25 2.5085 -0.411 -0.411 13.439
2 11.278 12.998 1.72 25 3.83 0.47 0.47 12.528
1 15.699 14.251 1.448 25 3.422 0.198 0.198 14.053
Lantai
zi
(m) Wi (kg) wi.zi Fix,y (kg)
Lantai 5(plat atap lift) 16 2772,696438 44363,14301 209,538035
Lantai 4 (plat atap) 15 78087,69025 1171315,354 5532,410487
Lantai 3 12 385575,9109 4626910,931 21854,03826
Lantai 2 8 506661,5591 4053292,472 19144,69721
Lantai 1 4 299412,2402 1197648,961 5656,790589
∑ 1272510,097 11093530,86
Lantai Pusat
kekakuan Pusat massa e
b (arah x)
1.5e + 0.05b e-0.05b ed y-kr (m)
5 26.021 26.125 0.104 30 1.656 -1.396 -1.396 27.521
4 13.285 12.967 0.318 30 1.977 -1.182 -1.182 14.149
3 15.084 12.865 2.219 30 4.8285 0.719 0.719 12.146
2 15.982 12.421 3.561 30 6.8415 2.061 2.061 10.36
1 12.032 11.828 0.204 30 1.806 -1.296 -1.296 13.124
Tabel 1 Distribusi gaya geser horizontal akibat gempa
Tabel 2 Eksentrisitas rencana arah x
Tabel 3 Eksentrisitas rencana arah y
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 17
Gambar 26 Input beban gempa statik arah x
Gambar 27 Input beban gempa statik arah y
1.7.2 Metode Analisis Response Spectrum
Besar beban gempa ditentukan oleh percepatan gempa rencana dan massa total struktur.
Massa total struktur terdiri dari berat sendiri elemen struktur, beban mati dan beban hidup
yang dikalikan faktor reduksi 0,8. Percepatan gempa diambil dari data zona 5 peta wilayah
gempa (lihat SNI 03-1726-2002).
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 18
Gambar 28 Input data kurva spectrum gempa rencana
Nilai spectrum response tersebut harus dikalikan dengan suatu faktor skala (FS) yang
besarnya = g x I/R dengan g = percepatan gravitasi (g = 9,81 m/det2). FS = 9,81 x 1/8,5 =
1.1541 (I = faktor keutamaan gedung, R = faktor reduksi).
Analisis dinamik dilakukan dengan metode superposisi spectrum response dengan
mengambil response maksimum dari 4 arah gempa yaitu 0°, 45°, 90°, dan 135°. Nilai
redaman untuk struktur beton diambil, Damping = 0,05.
Gambar 29 Input data response spectrum gempa (SPEXY & SPEXX)
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 19
1.8 KOMBINASI PEMBEBANAN
Gambar 30 Input kombinasi beban
Gambar 31 Contoh input kombinasi beban (COMB10)
Untuk kombinasi pembebanan gempa dengan metode statik ekivalen, menurut SNI 03-1726-
2002 harus dilakukan dengan meninjau secara bersamaan 100% gempa arah x (ex) dan 30%
gempa arah y (ey), dan sebaliknya. Dengan demikian kombinasi pembebanan untuk gempa
statik ekivalen menjadi sebagai berikut :
• U = 1,4 DL
• U = 1,2 DL + 1,6 LL
• U = 0,9 DL + 0,3 . 1,0 EQx + 1,0 EQy
• U = 0,9 DL - 0,3 . 1,0 EQx + 1,0 EQy
• U = 0,9 DL + 0,3 . 1,0 EQx - 1,0 EQy
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 20
• U = 0,9 DL - 0,3 . 1,0 EQx - 1,0 EQy
• U = 0,9 DL + 1,0 EQx + 0,3 . 1,0 EQy
• U = 0,9 DL - 1,0 EQx + 0,3 . 1,0 EQy
• U = 0,9 DL + 1,0 EQx - 0,3 . 1,0 EQy
• U = 0,9 DL - 1,0 EQx - 0,3 . 1,0 EQy
• U = 1,2 DL + 1,0 LL + 0,3 . 1,0 EQx + 1,0 EQy
• U = 1,2 DL + 1,0 LL - 0,3 . 1,0 EQx + 1,0 EQy
• U = 1,2 DL + 1,0 LL + 0,3 . 1,0 EQx - 1,0 EQy
• U = 1,2 DL + 1,0 LL - 0,3 . 1,0 EQx - 1,0 EQy
• U = 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 EQx + 0,3 . 1,0 EQy
• U = 1,2 DL + 1,0 LL - 1,0 EQx + 0,3 . 1,0 EQy
• U = 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 EQx - 0,3 . 1,0 EQy
• U = 1,2 DL + 1,0 LL - 1,0 EQx - 0,3 . 1,0 EQy
Untuk kombinasi pembebanan gempa dinamik dengan response spectrum, kombinasi
pembebanannya sebagai berikut:
• U = 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 SPECX + 0,3 . 1,0 SPECY
• U = 1,2 DL + 1,0 LL + 0,3 . 1,0 SPECX + 1,0 SPECY
• U = 0,9 DL + 1,0 SPECX + 0,3 . 1,0 SPECY
• U = 0,9 DL + 0,3 . 1,0 SPECX + 1,0 SPECY
1.9 ANALISIS
1.9.1 Kinerja Batas Layan (ΔS)
Δsx = 5,3 – 4,77
= 0,53 mm
Δsy = 5,74 – 3,81
= 1,93 mm
Besar simpangan antar tingkat Δs tidak boleh melebihi :
Δs = 0,03
.hiR
atau < 30 mm
Untuk lantai (h = 4000 mm)
Δs = 0,03
.40008,5
= 14,12 mm < 30 mm
Untuk lantai (h = 3000 mm)
Δs = 0,03
.30008,5
= 10,59 mm < 30 mm
Perhitungan kinerja batas layan (Δs) dapat dilihat pada table berikut :
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 21
Lantai hi (m) Δs(mm)
drift Δs antar tingkat
(mm)
Syarat drift Δs
(mm) Keterangan
story 4 3 5.3 0.53 10.59 OK
story 3 4 4.77 1.33 14.12 OK
story 2 4 3.44 1.92 14.12 OK
story 1 4 1.52 1.52 14.12 OK
1.9.2 Kinerja Batas Ultimit (Δm)
Δm = 0,7. R. Δs
= 0,7. 8,5. 1,52
= 9,044 mm
Batas Δm tidak boleh melebihi :
Δm = 0,02. hi
= 0,02. 4000
= 80 mm
Δm = 0,02. hi
= 0,02. 3000
= 60 mm
Perhitungan kinerja batas ultimit (Δm) dapat dilihat pada table berikut :
Lantai hi (m) Δs(mm)
drift ΔM antar tingkat
(mm)
Syarat drift ΔM
(mm) Keterangan
story 4 3 5.3 31.535 60 OK
story 3 4 4.77 28.3815 80 OK
story 2 4 3.44 20.468 80 OK
story 1 4 1.52 9.044 80 OK
Lantai hi (m) Δs(mm)
drift Δs antar tingkat
(mm)
Syarat drift Δs
(mm) Keterangan
story 4 3 5.74 1.93 10.59 OK
story 3 4 3.81 1.35 14.12 OK
story 2 4 2.46 1.37 14.12 OK
story 1 4 1.09 1.09 14.12 OK
Tabel 4 Kinerja Batas Layan Akibat Gempa Arah X
Tabel 5 Kinerja Batas Layan akibat gempa arah Y
Tabel 6 Analisa Δm akibat gempa arah X
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 22
Lantai hi (m) Δs(mm)
drift ΔM antar tingkat
(mm)
Syarat drift ΔM
(mm) Keterangan
story 4 3 5.74 34.153 60 OK
story 3 4 3.81 22.6695 80 OK
story 2 4 2.46 14.637 80 OK
story 1 4 1.09 6.4855 80 OK
1.9.3 Parameter perencanaan konstruksi beton
Sebelum dilakukan analisis struktur, perlu dilakukan penyesuaian parameter perencanaan
konstruksi beton menurut American Concrete Institute (ACI 318-99) terhadap SNI 03-2847-
2002. Penyesuaian dilakukan dengan mengubah ketentuan (Options) untuk perencanaan
Konstruksi beton (Concrete frame Design).
Gambar 32 Faktor reduksi kekuatan yang disesuaikan dengan SNI
Gambar 33 Momen Arah X Akibat Gempa Statik Ekuivalen
Tabel 7 Analisa Δm akibat gempa arah Y
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 23
Gambar 34 Momen arah x akibat gempa Response Spectrum
Gambar 35 Gaya geser arah x akibat gempa statik ekivalen
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 24
Gambar 36 Gaya geser arah x akibat gempa Response Spectrum
Dari kedua metode analisis dapat disimpulkan bahwa hasilnya tidak jauh berbeda.
Penggunaan beban gempa statik ekivalen hanya untuk struktur gedung yang beraturan,
sedangkan beban gempa dinamik bisa untuk struktur gedung beraturan maupun struktur
gedung tidak beraturan.
1.9.4 Penulangan kolom dan balok
Hasil perhitungan penulangan kolom dan balok dengan kombinasi pembebanan yang telah
ditetapkan dapat dilihat pada gambar dibawah berikut. Tampak bahwa tidak satupun elemen
kolom atau balok yang mengalamai over strength (O/S) yang ditandai dengan warna merah
pada elemennya. Dengan demikian secara keseluruhan struktur aman terhadap berbagai
macam kombinasi beban yang telah ditetapkan.
Sebagai contoh cara menetapkan jumlah tulangan kolom berdasarkan hasil desain penulangan
adalah sebagai berikut:
Luas tulangan longitudinal kolom yang dibutuhkan = 51,613 cm
Misal digunakan tulangan deform D22, maka luas 1 tulangan = /4 x 2,22 = 3,801 cm2
Jumlah tulangan yang dibutuhkan = 51,613/3,801 = 13,58 buah
Maka digunakan tulangan 14 D 22
Luas tulangan geser kolom arah sumbu kuat = arah sumbu lemah = 0.087 cm2
Misal digunakan tulangan P 10, maka luas sengkang 2 P = 2 x /4 x 1,02 = 1,571 cm2.
Jarak sengkang yang dibutuhkan = 1,571 /0,087 = 18,06 cm.
Maka digunakan sengkang 2 P 10 – 150. (Cek syarat di SNI 03-2847-2002 SRPMK)
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 25
Gambar 37 Tulangan Longitudinal
Gambar 38 Tulangan geser
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 26
Gambar 39 Concrete Design Information
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 27
1.10 DAFTAR REFERENSI
Ilham, M. N, Analisis Struktur Gedung Bertingkat dengan Software ETABS 9.2.0.
Rastandi, J. I (2006), Dampak Pembatasan Waktu Getar Alami pada Gedung Bertingkat
Rendah, Seminar HAKI.
SNI 03-1726-2002, “Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan
Gedung”.
SNI 03-2847-2002, “Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung”.
PPIUG 1983, “Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung”.
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Halaman 28
1.11 TENTANG PENULIS
Muhammad Haykal adalah alumni Sarjana Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta yang juga Aktif pada beberapa proyek
perencanaan struktur dan evaluasi perencanaan struktur push over yang
bersifat freelance. saat ini penulis sedang proses menyelesaikan studi
S2.Teknik Sipil bidang Teknik Struktur di Universitas Gadjah Mada.
(Atas nama bangsa Indonesia,
Yogyakarta, 22 Februari 2014).
http://ekhalmussaad.wordpress.com/
Anda diperbolehkan untuk mengirimkan lewat pos dan
email dan memberikan buku elektronik ini kepada siapa
saja yang Anda inginkan, selama Anda tidak mengubah,
atau mengedit isinya dan format digitalnya.
Sebenarnya, kami akan sangat senang bila Anda
membuat duplikat buku elektronik ini sebanyak-banyaknya.
Tetapi bagaimanapun, hak untuk membuat
buku dalam bentuk cetak atas naskah ini untuk dijual
adalah tindakan yang tidak dibenarkan.
Kiranya buku ini masih jauh dari kesempurnaan. oleh karena itu, saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat kami harapkan.