sap 2000 dan etabs msprojectplaxisgis_web

Upload: aditya-dwi-cipta

Post on 12-Jul-2015

1.277 views

Category:

Documents


40 download

TRANSCRIPT

Kualifikasi Lowongan kerja Civil Engineer adalah menguasai dengan baik aplikasi teknik sipil di bidang analisa struktur seperti SAP 2000 dan ETABS. Selanjutnya menguasai aplikasi manajemen konstruksi seperti Ms.Project Planner atau Primavera lebih diutamakan. Menguasai tentang mekanika Tanah dengan program PLAXIS8 : 1. Analisa Struktur - SAP 2000 ( 16 Jam ) 2. Analisa Struktur ETABS 9.7 ( 16 Jam ) 3. Manajemen Konstruksi a. Microsoft Project Planner (16 Jam ) b. Primavera Project Planner (16 Jam ) 4. Mekanika Tanah Plaxis8 ( 16 Jam ) 5.Perencanaan Jalan Raya LD CAD ( 16 Jam ) 6. Desain GIS Vis.Basic6 - MapInfo ( 24 Jam )Diharapkan setelah lulus dari paket training persiapan kerja Struktur Engineer dan Manajemen Konstruksi ini , Anda telah memiliki keahlian dan forfolio di bidang struktur ini. Fortofolio keahlian ini dapat meningkatkan 100% nilai jual Curiculum Vitae atau meningkatkan kompetensi daya saing Anda yang Anda miliki, selanjutnya memudahkan Anda dalam meraih peluang kerja dan wirausaha di bidang struktur engineer.

Bagian I : SAP 2000 ( 16 Jam )BAB 1 PENDAHULUAN BAB 2 STRUKTUR BALOK DUA TUMPUAN SEDERHANA BAB 3 STRUKTUR PORTAL 2-D SEDERHANA BAB 4 STRUKTUR KUDA-KUDA SEDERHANA BAB 5 STRUKTUR JEMBATAN SEDERHANA BAB 6 LATIHAN SOAL Penjelasan modul SAP 2000 sbb : BAB 1 PENDAHULUAN Salah satu program yang sering digunakan dalam dunia desain struktur konstruksi saat ini adalah adalah SAP 2000. Hal ini tidak lepas dari kemudahan software ini dalam membantu kita dalam pendesainan dan analisis selain itu menyediakan modus grafis dan sepenuhnya dapat bekerja dalam sistem Windows. SAP 2000 benar-benar mampu mengambil tugas analisis struktur karena jika kita sudah memasukkan input-input yang dibutuhkan, maka dengan otomatis analisis akan diproses langsung dengan cepat oleh SAP 2000.

Fasilitas yang disediakan SAP 2000 antara lain adalah kemampuan untuk mendesain model struktur dari yang paling sederhana sampai yang rumit seperti frame 2D, portal 3D, beban bergerak, analisis dinamis dan sebagianya. Secara garis besar, perancangan model struktur frame dengan menggunakan SAP 2000 melalui 7 tahapan: 1.Menentukan geometri model struktur 2.Mendefinisikan data-data 3.Menempatkan data-data yang telah didefinisikan ke model struktur 4.Memeriksa input data 5.Analisis mekanika teknik 6.Pendesaianan struktur baja dan beton sesuai aturan yang ada 7.Modifikasi Struktur / ReDesign BAB 2 STRUKTUR BALOK DUA TUMPUAN SEDERHANA Balok Dua Tumpuan sederhana (Gb.2.1) bentang 4.5 m mempunyai penampang berbentuk persegi, yang memikul beban merata dan beban terpusat terfaktor (dianggap berat sendiri sudah termasuk dalam spesifikasi beban yang diberikan). Jika digunakan mutu beton fc 28 MPa dan mutu baja tulangan fy 400 MPa (lentur) dan fy 240 MPa (sengkang), desain penulangan menurut SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung dengan bantuan program SAP 2000.

Dari data-data diatas dapat dilihat bahwa tulangan longitudinal yang dibutuhkan adalah 542,962 mm2. Dan kebutuhan tulangan geser adalah 0.503 mm2/mm = 503 mm2/m (didaerah tumpuan). Jadi jika kita akan mengunakan tulangan longitudinal dengan D-16 (luas tulangan = 200,1 mm2) dibutuhkan sekitar 3 buah tulangan (542,962 mm2/200,1 mm2) didaerah lapangan. Dan jika kita akan menggunakan tulangan geser -10 (luas tulangan = 78,5 mm2) dibutuhkan sekitar 7 buah sengkang dalam setiap 1 meternya (503 mm2/m /78,5 mm2). Spasi tulangan gesernya adalah 150 mm (tumpuan). (Jumlah tulangan geser (7) /1000 mm). Konfigurasi tulangan dapat dilihat pada gambar dibawah.

BAB 3 STRUKTUR PORTAL 2-D SEDERHANA Struktur portal sederhana (Gb.3.1) bentang 6 m dan tinggi 3 m mempunyai penampang berbentuk persegi, yang memikul beban hidup merata. Jika digunakan mutu beton fc 28 MPa dan mutu baja tulangan fy 400 MPa (lentur) dan fy 240 MPa (sengkang), desain penulangan balok dan kolom menurut SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung dengan bantuan program SAP 2000.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa tulangan longitudinal balok yang dibutuhkan adalah 578,89 mm2 untuk tulangan lapangan dan 466,85 mm2 untuk tulangan tumpuan dan kebutuhan tulangan geser yang dibutuhkan adalah 0,503 mm2/mm. Sedangkan kebutuhan tulangan longitudinal kolom adalah 1225 mm2 dan kebutuhan tulangan gesernya adalah 0 mm2/mm (tidak perlu geser). Sehingga konfigurasi tulangan dapat dilihat pada gambar berikut

BAB 4 STRUKTUR KUDA-KUDA SEDERHANA Struktur kuda-kuda sederhana (Gb.4.1) panjang bentang 10 m dan tinggi 3 m mempunyai penampang berbentuk siku / Equal Angle (profil baja), yang memikul beban hidup merata, dan beban angin. Jika digunakan mutu baja fy 240 MPa dan fu 370 MPa (lentur), desain kuda-kuda tersebut dengan memilih profil baja yang paling optimum dengan bantuan program SAP 2000.

BAB 5 STRUKTUR JEMBATAN SEDERHANA Struktur jembatan sederhana (Gb.5.1) panjang bentang 10 m dan tinggi 5 m mempunyai penampang berbentuk double siku / double Angle (profil baja), yang memikul beban hidup merata, dan beban angin. Jika digunakan mutu beton fc 28 Mpa (untuk pelat) dan mutu baja fy

240 MPa dan fu 370 MPa (lentur), desain jembatan tersebut dengan memilih profil baja yang paling optimum dengan bantuan program SAP 2000.

BAB 6 LATIHAN SOAL LATIHAN 1 Balok dengan panjang antar bentang 5 m mempunyai penampang berbentuk persegi (250/400), yang memikul beban merata (jenis beban live load) 100 KN/m Jika digunakan mutu beton fc 20 MPa dan mutu baja tulangan fy 400 MPa (lentur) dan fy 240 MPa (sengkang), desain penulangan menurut SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung dengan bantuan program SAP 2000.

LATIHAN 2 Portal 3-D dengan jarak antar bentang 5 m dan tinggi tiap lantai 3m, memikul beban sebagai berikut: Beban hidup : 250 Kg/m2 Beban SIDL : 100 kg/m2 Jika digunakan mutu beton fc 30 MPa dan mutu baja tulangan fy 400 MPa (lentur) dan fy 240 MPa (sengkang), desain dan rencanakan balok dan kolom serta penulangan menurut SNI 032847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung dengan bantuan program SAP 2000.

Diagram Respon Spektrum Gempa Rencana untuk zona/wilayah gempa 2, diperlihatkan pada Gambar 3. Periode Getar T (detik) 0,0 0,2 0,6 1,0 2,0 3,0 Koefisien Gempa (C) 0,15 0,38 0,38 0,23 0,115 0,076

SAP2000 DAN ANALISIS GEMPA

Gambar 3. Respon Spektrum Gempa Rencana Respon Spektrum Gempa Rencana untuk kondisi tanah sedang : Data Masukan (Input) SAP 2000 :

1. Memilih Sistem Satuan

Pada kotak sistem satuan yang tersedia, pilih sistem satuan yang digunakan di dalam analisis struktur (pd contoh perhitungan ini, digunakan sistem satuan : Kgf-cm-C).

2. Menyusun Bentuk Stuktur

Dari menu File, pilih New Model. Pada kotak New Model Initialization, pilih sistem satuan yang digunakan yaitu Kgf, cm, C. Pilih gambar 3D Frame dan ketikkan data konfigurasi struktur sbb. : o o o o o

3D Frame Type = Portal Number of Stories = 3 Number of Bays,X = 3 Number of Bays,Y = 4 Klik OK.

Story Height = 400 Bay Width,X = 600 Bay Width,Y = 400

Gambar 4. Data masukan untuk konfigurasi struktur

Masukan data ini, akan menghasilkan struktur portal 3 dimensi lantai dengan ketinggian masing-masing tingkat 400 cm. Untuk mendapatkan tinggi tingkat dari lantai satu sama dengan 600 cm, maka perlu dilakukan perubahan koordinat arah Z dari joint-joint di tumpuan. Perubahan koordinat dilakukan dengan cara : klik semua joint pada tumpuan. Pilih menu Edit dan Move. Pada kotak Move Selected Point masukan data : Change coordinate by : Delta X = 0 Delta Y = 0 Delta Z = -200 Untuk menampilkan konfigurasi struktur, pilih menu View dan Set Display Optons. Pada kotak Display Option For Active Window, klik Fill Object, klik OK. Untuk menyesuaikan bentuk denah Lantai 4 (Atap) yang direncanakan, klik elemen-elemen balok, kolom, dan pelat yang akan dihilangkan. Pilih menu Edit dan Cut untuk menghilangkan elemen-elemen ini.

3. Mendefinisikan Karakteristik Material

Dari menu Define, pilih Material , Pada kotak Define Material, pilih CONC, klik Modify/Show Material. Pada kotak Material Property Data masukkan data material : o Type of Material : Isotropic o Analysis Property Data o Mass per unit Volume = 0 o Weight per unit Volume = 0,0024 o Modulus of Elasticity = 210000 o Poisson Ratio = 0,20 o Coeff of Thermal Expansion = 0 o Design Property Data o Specified Conc Comp Strength, fc = 200 o Bending/Tensile Reinf. Yield Stress, fy = 4000 o Shear Reinf. Yield Stress, fys = 2400 o Klik OK.

4. Mendefinisikan Dimensi Elemen

Dari menu Define, pilih Frame Sections untuk menampilkan kotak Frame Properties. Pada kotak Choose Property Type for Add, klik Add Rectangular, kemudian klik Add New Property. Pada kotak Rectangular Section, masukkan dimensi balok 40/30 cm, sbb. : o o o o o o o o o

Section Name : B40x30 Dimension : Depth (t3) = 40 Width (t2) = 30 Material : CONC Klik Concrete Reinforcement. Pada kotak Reinforcement Data, masukkan data : Design Type : Beam Concrete Cover to Rebar Center : Top = 5 Bottom = 5 Klik OK

Untuk mendefinisikan Balok 40/20 cm, dilakukan sbb. : Dari menu Define, pilih Frame Sections untuk menampilkan kotak Frame Properties. Pada kotak Choose Property Type for Add, klik Add Rectangular, kemudian klik Add New Property. Pada kotak Rectangular Section, masukkan dimensi balok 40/20 cm, sbb. : Section Name : B40x20 Dimension : Depth (t3) = 40 : Width (t2) = 20 Material : CONC Klik Concrete Reinforcement. Pada kotak Reinforcement Data, masukkan data : Design Type : Beam Concrete Cover to Rebar Center : Top = 4 Bottom = 4 Klik OK Untuk mendefinisikan Kolom 40/40 cm, dilakukan sbb. : Pada kotak Frame Properties, klik Add Rectangular dan klik Add New Property. Pada kotak Rectangular Section, masukkan dimensi dari kolom sbb. :o o o o o o o o o

Section Name : K40x40 Dimension : Depth (t3) = 40: Width (t2) = 40 Material : CONC Klik Concrete Reinforcement. Pada kotak Reinforcement Data, masukkan data : Design Type : Column Configuration of Reinforcement : Rectangular Lateral Reinforcement : Ties Retangular Reinforcement : Cover to Rebar Center = 4 Number of Bar in 3-dir = 0 Number of Bar in 2-dir = 0 Check/Design : Reinforcement to be Designed Klik OK Untuk mendefinisikan pelat tebal 10 cm (pelat lantai 4/atap), dilakukan sbb. : Dari menu Define, pilih Area Sections untuk menampilkan kotak Area Sections. Klik Add New Section. Pada kotak Shell Section Data, masukkan data sbb. : Section Name : P10 Type : Shell Thin Material Name : CONC Material Angle : 0 Thickness : Membrane : 10 Bending : 10 Klik OK Untuk mendefinisikan pelat tebal 12 cm (pelat Lantai 2 dan 3), dilakukan sbb. : Dari menu Define, pilih Area Sections untuk menampilkan kotak Area Sections. Klik Add New Section. Pada kotak Shell Section Data, masukkan data sbb. : o o o o o o o

o o o o o o o o o o o o o

o o o o o o o

5. Penempatan Elemen Pada Sistem StrukturUntuk mendefinisikan penempatan elemen pada sistem struktur, dilakukan sbb. : Klik balok-balok arah X dari struktur. Pilih menu Assign, kemudian Frame/Cable dan Frame Sections. Pada kotak Frame Properties pilih B40x30, klik OK. Klik balok-balok arah X dari struktur. Pilih menu Assign, kemudian Frame/Cable dan Frame Sections. Pada kotak Frame Properties pilih B40x20, klik OK. Klik semua kolom dari struktur. Pilih menu Assign, kemudian Frame/Cable dan Frame Sections. Pada kotak Frame Properties pilih K40x40, klik OK. Klik semua pelat pada Lantai 4 (Atap). Pilih menu Assign, kemudian Area dan Sections. Pada kotak Area Sections pilih P10, klik OK. Klik semua pelat pada Lantai 2 dan Lantai 3. Pilih menu Assign, kemudian Area dan Sections. Pada kotak Area Sections pilih P12, klik OK.

Section Name : P12 Type : Shell Thin Material Name : CONC Material Angle : 0 Thickness : Membrane : 12 Bending : 12 Klik OK

6. Mendefinisikan Jenis Tumpuan

Untuk mendefinisikan jenis tumpuan pada struktur, dilakukan sbb. : Klik joint-joint yang merupakan tumpuan jepit pada struktur. Pilih menu Assign, kemudian Joint dan Restraints. Di dalam kotak Joint Restraints, pada Fast Restraints, klik tumpuan jepit, klik OK.

7. Mendefinisikan Kasus Pembebanan (Load Case)

Data pembebanan dari beban mati, beban hidup, dan beban gempa dimasukkan secara terpisah pada program komputer. Untuk itu perlu didefinisikan kasus pembebanan (load cases) untuk beban mati (DEAD), beban hidup (LIVE) dan beban gempa arah X (QUAKE-X) dan beban gempa arah Y (QUAKE-Y). Dari menu Define, klik Load Cases. Pada kotak Define Loads masukkan data : o Load Name : DEAD o Type : DEAD o Self Weight Multiplier : 1 o Klik Add New Load o Load Name : LIVE o Type : LIVE o Self Weight Multiplier : 0 o Klik Add New Load o Load Name : QUAKE-X o Type : QUAKE o Self Weight Multiplier : 0 o Load Name : QUAKE-Y o Type : QUAKE o Self Weight Multiplier : 0 o Klik OK

8. Mendefinisikan Kombinasi Pembebanan (Load Combination)Kombinasi pembebanan (load combination) yang ditinjau bekerja pada struktur adalah : Kombinasi Pembebanan Tetap : U = 1,4 D : U = 1,2D + 1,6L Kombinasi Pembebanan Sementara : U = 1,2D + 1.6 L + (0.5 W atau 0.8 Hujan) : U = 1,2D + 1.3 L + (0.5 W atau 0.8 Hujan) : U = 1,2D + 0,5L + 0,285Ex + Ey : U = 1,2D + 0,5L + Ex + 0,285Ey Dari menu Define, klik Combination. Pada kotak Define Respone Combination klik Add New Combo. Pada kotak Response Combination Data, masukkan data : Response Combination Name : COMB2 Combination Type : Linear Add Define Combination of Case Results Case Name : DEAD Case Type : Linear Static Scale Factor : 1,2 Klik Add Case Name : LIVE Case Type : Linear Static Scale Factor : 1,6 Klik Add Klik OK. Klik Add New Combo Response Combination Name : COMB5 Combination Type : Linear Add Define Combination of Case Results Case Name : DEAD Case Type : Linear Static Scale Factor : 1,2 Klik Add Case Name : LIVE Case Type : Linear Static Scale Factor : 0,5 Klik Add Case Name : QUAKE-X Case Type : Linear Static Scale Factor : 0,285 Klik Add Case Name : QUAKE-Y Case Type : Linear Static Scale Factor : 1 Klik Add Klik OK. Klik Add New Combo

Response Combination Name : COMB6 Combination Type : Linear Add Define Combination of Case Results Case Name : DEAD Case Type : Linear Static Scale Factor : 1,2 Klik Add Case Name : LIVE Case Type : Linear Static Scale Factor : 0,5 Klik Add Case Name : QUAKE-X Case Type : Linear Static Scale Factor : 1,0 Klik Add Case Name : QUAKE-Y Case Type : Linear Static Scale Factor : 0,285 Klik Add Klik OK. 9. Mendefinisikan Beban Mati & Beban Hidup Pada Struktur a. Beban Mati Pada Pelat Klik semua lantai pada Lantai 2, Lantai 3, yang akan dibebani beban mati qD = 250 kg/m2 (= 0,025 kg/cm2) dan Lantai 4 qD = 150 kg/m2 (= 0,015 kg/cm2) . Pilih menu Assign, klik Area Loads, klik Uniform (Shell), masukkan data beban : Load Case Name : DEAD Units : Kgf, cm, C Load : -0,025 0.025 Coord System : GLOBAL gravity Direction :Z All Options : Replace Existing Loads Klik OK.

b. Beban Mati ( Dinding ) Pada Balok Tepi Klik balok-balok tepi dari Lantai 2 dan Lantai 3 yang akan dibebani dinding setinggi 3,5 m (q = 8,75 kg/cm). Pilih menu Assign, klik Frame/Cable Loads, klik Distributed. Pada Frame Distributed Loads, masukkan data beban : Load Case Name : DEAD Units : Kgf, cm, C Load Type and Direction : Forces Coord Sys : GLOBAL Direction : Z Options : Add to Existing Loads Pada Uniform Load masukkan beban, Load = -8,75, kemudian klik OK. o o o o o o

Klik balok-balok tepi dari Lantai 4 (Atap) yang akan dibebani dinding setinggi 1 m (q = 2,50 kg/cm). Pilih menu Assign, klik Frame/Cable Loads, klik Distributed. Pada Frame Distributed Loads, masukkan data beban : o Load Case Name : DEAD o Units : Kgf, cm, C o Load Type and Direction : Forces o Coord Sys : GLOBAL o Direction : Z o Options : Add to Existing Loads Pada Uniform Load masukkan beban, Load = -2,50, kemudian klik OK. c. Beban Hidup Pada Pelat Klik semua lantai pada Lantai 2, Lantai 3, yang akan dibebani beban hidup qL = 250 kg/m2 (= 0,025 kg/cm2). Pilih menu Assign, klik Area Loads, klik Uniform (Shell), masukkan beban Load Case Name : LIVE Units : Kgf, cm, C Load : -0,025 Coord System : GLOBAL Direction : Z Options : Replace Existing Loads Klik OK. Klik semua shell pada Lantai 4 (Atap) yang akan dibebani beban hidupqL = 100 kg/m2 (= 0,010 kg/cm2). Pilih menu Assign, klik Area Loads, klik Uniform (Shell), masukkan data beban : Load Case Name : LIVE Units : Kgf, cm, C Load : -0,010 Coord System : GLOBAL Direction : Z Options : Replace Existing Loads Klik OK. d. Beban Angin Klik semua lantai pada Lantai 2, Lantai 3, yang akan dibebani beban W diambil 25 kg/m2 ,Angin tekan = 0.02 x x (0.4) , = 0.02 x 60 x (0.4)x 25 x 3.5 , qL = 350 kg/m2 (= 0,035 kg/cm2). Pilih menu Assign, klik Area Loads, klik Uniform (Shell), masukkan beban Load Case Name : LIVE Units : Kgf, cm, C Load : -0,025 Coord System : GLOBAL Direction : Z Options : Replace Existing Loads Klik OK. Klik semua shell pada Lantai 4 (Atap) yang akan dibebani beban hidupqL = 100 kg/m2 (= 0,010 kg/cm2). Pilih menu Assign, klik Area Loads, klik Uniform (Shell), masukkan data beban : Load Case Name : LIVE Units : Kgf, cm, C

Load : -0,010 Coord System : GLOBAL Direction : Z Options : Replace Existing Loads Klik OK.

10. Mendefinisikan Beban Gempa Pada Struktur Untuk analisis beban gempa, terlebih dahulu perlu disusun fungsi dari Respon Spektrum yang akan digunakan, dengan menu Define, Function, dan Response Spectrum. Pada Define Respons Spectrum Function di kotak Choose Function Type to Add pilih User Spectrum dan klik Add New Function. Pada kotak Response Spectrum Function Definition, masukkan data : o Function Name : Zone2-Sedang o Function Damping Ratio : 0,05 o Define Function : Periode Acceleration Time Acceration 0,0 0,15 0,2 0,38 0,6 0,38 1,0 0,23 2,0 0,115 3,0 0,076 o Klik OK Gambar 5. Fungsi spektrum respons wilayah gempa 2 untuk tanah sedang. Setelah fungsi Respon Spektrum didefinisikan, kemudian didefinisikan cara analisis beban gempa yang akan digunakan, dengan cara sbb. : Dari menu Define, klik Analysis Cases. Pada kotak Analysis Cases klik QUAKE-X kemudian Modify/Show Case. Pada kotak Analysis Case Data Response Spectrum, masukkan data seperti pada gambar bb.

Gambar 6 GEMPA arah -X

gambar 7 GEMPA arah - Y

11. Model Massa Terpusat Untuk melakukan analisis dinamik, diperlukan data masukan berupa massa dari setiap lantai struktur. Salah satu model struktur yang sering digunakan untuk keperluan analisis dinamik adalah model massa terpusat (lump mass model). Dengan menggunakan model ini, massa dari suatu lantai bangunan dipusatkan pada titik berat lantainya. Untuk perhitungan beban gempa, berat dari setiap lantai bangunan diperhitungkan dengan meninjau beban yang bekerja di atasnya, berupa beban mati dan beban hidup. Kombinasi pembebanan yang ditinjau bekerja pada lantai bangunan adalah 100% beban mati (termasuk dinding) ditambah 30% beban hidup. Dari hasil analisis, didapat berat(W) dari masing-masing Lantai 2 dan Lantai 3 adalah 255,15 ton, dengan letak titik berat terletak ditengah-tengah bangunan. Massa(m=W/g) dari Lantai 2 dan Lantai 3 adalah 260 kg.dt2/cm. (LIHAT GAMBAR 8)

Gambar 8. Letak titik berat Lantai 2 dan Lantai 3.

Gambar 9. Letak titik berat Lantai 4 (Atap).

Dari hasil analisis, didapat berat dari Lantai 4 (Atap) adalah 172,64 ton, dengan letak titik berat 9,5 m dan 7,5m dari tepi bangunan (lihat Gambar 9). Massa dari Lantai 4 adalah 176 kg.dt2/cm. Untuk membuat model massa terpusat (lump mass model) dari struktur, maka jointjoint yang terdapat pada suatu lantai harus dikekang (constraint), agar joint-joint ini dapat berdeformasi secara besama-sama, jika pada lantai yang bersangkutan mendapat pengaruh gempa. 12. Waktu Getar Struktur Untuk melakukan analisis dinamik perlu dimasukkan waktu getar dari struktur yang akan ditinjau dalam perhitungan. Untuk mendefinisikan 6 waktu getar dari struktur yang akan ditinjau di dalam perhitungan dilakukan sbb. : Dari menu Define, pilih Analysis Case. Pada kotak Analysis Case, pilih MODAL kemudian klik Modify/Show Case. Pada kotak Analysis Case Data Modal masukkan data sbb. (lihat Gambar 11) :

=Number of modals = jumlah mode = jumlah lantai termasuk lantai dasar 13. Analisis Struktur Pilih menu Analyze, klik Run Analysis

Gambar 11. Data masukan untuk jumlah waktu getar struktur yang dianalisis

Bagian II : ETAB (16 jam pertemuan) Desain Struktur BangunanBAB 1 PENDAHULUAN BAB 2 INTRODUCTION ETABS9.7 BAB 3 DESAIN STRUKTUR GEDUNG BAB 4 ANALISIS GEMPA STATIK EKIVALEN BAB 5 JENIS BEBAN-BEBAN YANG DIPILIH DALAM MASS SOURCE BAB 6 LATIHAN SOAL

1.Pendahuluan Filosofi desain Perencanaan material Beton : Modulus elastisitas (Short Term) Koefisien rangkak dan penyusutan dalam jangka panjang Cover beton ke tulangan dan tendon prestress Tulangan dan Prestress Strand :

Tulangan Prestressing strand

Peraturan desain beton (SK-SNI) Peraturan desain baja (LRFD) 2. INTRODUCTION ETABS9.7 Pendahuluan Pembebanan Pemodelan Analisis & Desain 3. DESAIN STRUKTUR GEDUNG Pemodelan struktur gedung dengan ETABS2000

Perhitungan beban rencana : Beban Statis Beban Angin : Peraturan Beban Angin Perhitungan Beban Angin Beban Gempa : Peraturan Beban Gempa Perhitungan Beban Gempa Aplikasi Beban Gempa pada struktur : statis dan dinamis Desain Pelat Lantai Gedung Perhitungan Momen Negatif dan Positif Desain Tulangan Momen Positif Desain Tulangan Momen Negatif Desain Struktur Gedung: Material : Beton Perhitungan Momen Desain Struktur Penjelasan Modul ETAB PENDAHULUAN ETABS maupun SAP 2000 adalah satu produk yang sama yang dikeluarkan oleh CSI untuk menganalisa struktur. Metode dasar yang digunakan kedua program tersebut adalah metode elemen hingga. Pada pelatihan SAP 2000 kita telah mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam menggunakan program tersebut untuk menganalisa suatu permasalahan analisa struktur. Prinsipprinsip dasar yang telah dipelajari di SAP 2000 dapat dijadikan dasar pemahaman untuk mengetahui cara kerja program ETABS. Pada dasarnya program ETABS lebih dikhususkan untuk mendesain bangunan gedung baik itu sistem struktur beton bertulang maupun sistem struktur baja, namun program ini juga dapat digunakan untuk menganalisa jenis struktur lain selain mendesain suatu gedung bangunan. Pada Modul ETABS ini siswa akan diajarkan bagaimana cara mendesain suatu gedung dengan diberikan suatu permasalahan (Studi Kasus). Diharapkan dengan cara mendesain ini siswa dapat mempelajari cara analisa struktur menggunakan program ETABS. Sebelumnya akan dijelaskan bagaimana program ETABS menganalisa struktur dengan system beton bertulang Perancangan Struktur Beton Bertulang Program ETABS akan menghitung dan melaporkan luas tulangan baja perlu untuk lentur dan geser berdasarkan harga momen dan geser maksimum dari kombinasi beban dan juga kriteriakriteria perencanaan lain yang ditetapkan untuk setiap Code yang diikuti. Tulangan yang diperlukan tadi akan dihitung berdasarkan titik-titik yang dapat dispesifikasikan dalam setiap panjang element. Semua balok hanya dirancang terhadap momen lentur dan geser pada sumbu mayor saja, sedangkan dalam arah minor balok dianggap menyatu dengan lantai sehingga tidak dihitung. Jika dalam kenyataannya perlu perancangan lentur dalam arah minor (penampang bi-

aksial) maka perencana harus menghitung tersendiri, termasuk jika timbul torsi. Dalam mendesain tulangan lentur sumbu mayor, tahapan yang dilakukan adalah mencari momen terfaktor maksimum (untuk kombinasi beban lebih dari satu) dan menghitung kebutuhan tulangan lenturnya. Penampang balok didesain terhadap momen positif Mu+ dan momen negatif Mu- maksimum dari hasil momen terfaktor envelopes yang diperoleh dari semua kombinasi pembebanan yang ada. Momen negatif pada balok menghasilkan tulangan atas, dalam kasus tersebut maka balok selalu dianggap sebagai penampang persegi. Momen positif balok menghasilkan tulangan bawah, dalam hal tersebut balok dapat direncanakan sebagai penampang persegi atau penampang balok-T. Untuk perencanaan tulangan lentur, pertama-tama balok dianggap sebagai penampang tulangan tunggal, jika penampang tidak mencukupi maka tulangan desak ditambahkan sampai pada batas tertentu. Dalam perancangan tulangan geser , tahapannya meliputi perhitungan gaya geser yang dapat ditahan beton Vc, kemudian menghitung nilai Vs yaitu gaya geser yang harus dipikul oleh tulangan baja dan selanjutnya jumlah tulangan geser (sengkang) dapat ditampilkan. Perencanaan struktur tahan gempa memerlukan persyaratan tertentu dan hal tersebut tetap dapat dilakukan ETABS jika memakai Code ACI, Canadian, atau New Zealand. Tahapan Desain Perancangan balok lentur dibagi dalam tahapan-tahapan sebagai berikut : Menentukan Momen Terfaktor Maksimum Momen terfaktor maksimum untuk tulangan lentur maupun gaya geser terfaktor untuk sengkang / tulangan geser diperoleh dari berbagai kombinasi pembebanan (Load Combination) dari hasil kombinasi Load Case yang dikalikan dengan faktor beban sesuai dengan peraturan perencanaan yang digunakan. STUDI KASUS Pendahuluan Deskripsi Singkat Bangunan Bangunan yang akan didesain pada kali ini adalah bangunan perkantoran 3 lantai yang berlokasi di Bandung. Tinggi tiap lantai bangunan ini adalah 3,5 m untuk lantai dasar dan 3 m untuk lantai tipikal, serta untuk rumah kepala tangga adalah 2,5 m. Jarak antar kolom dan panjang bentang balok dapat dilihat pada gambar denah bangunan. Material bangunan yang digunakan untuk seluruh balok, kolom, serta pelat adalah menggunakan sistem beton bertulang. Denah Bangunan Denah bangunan yang akan didesain digambarkan sebagai berikut:

Bagian Struktur yang Didesain Struktur yang didesain yaitu struktur bagian atas. Struktur bagian atas terdiri dari perencanaan kolom, balok, dan pelat. Mutu Bahan Mutu bahan yang digunakan terdiri dari: Mutu tulangan baja ulir fy = 400 MPa Mutu tulangan baja polos fy = 240 MPa Mutu beton fc= 30 Mpa

Peraturan yang Digunakan Peraturan yang digunakan dalam mendesain keseluruhan struktur terdiri dari : Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SKBI-1.3.53.1987 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2003) Tata Cara Perhitungan Struktur Grid Dimention ( Plan ) Uniform Grid Spacing Number Line In X Direction : 4 ( Jumlah garis grid arah X ) Number Line In Y Direction : 4 ( Jumlah garis grid arah Y ) Spacing In X Direction : 4 meter Spacing In Y Direction : 5 meter Story Dimention Simple Story Data Number Of Stories : 4 ( Jumlah lantai bangunan ) Typical Story Height : 3 meter Bottom Story Height : 3.5 meter Gambarkan frame dengan menu draw > draw line objects > draw line Gambarkan frame dengan menu draw > draw area objects > draw area Gambar 3 dimensi dapat dilihat pada gambar A.3.

Pengecekan Struktur Sebelum melakukan assign beban terhadap model, tahap yang harus dilakukan adalah pengecekan dari permodelan struktur tersebut. Pengecekan dari permodelan struktur bermaksud agar dapat memastikan bahwa permodelan struktur tersebut telah benar Langkah-Langkah Pengecekan: Setelah model struktur selesai dibuat , struktur harus dichek untuk memastikan tidak ada kesalahan pada saat pemodelan. Tekan tombol analyse lalu pilih check model. Jika tidak ada warning message berarti pemodelan struktur sudah benar. Setelah pemodelan struktur benar, maka kita akan melakukan pengecekan pada reaksi perletakan. Untuk itu kita berikan suatu beban tepusat searah gravitasi ( load case untuk dead load harus dibuat 0 ), setelah itu struktur dianalisis. Besar reaksi, pada perletakan harus sama dengan dengan besar beban terpusat yang diberikan. 4. ANALISIS GEMPA STATIK EKIVALEN Pada analisis statik, bangunan dianggap tidak bergerak, berdiri utuh. Kemudian pada tiap-tiap titik pusat masa lantai diberikan gaya yang besarnya berbeda-beda tiap lantai sesuai dengan cara perhitungan yang telah diatur oleh UBC (Universal Building Codes). Melakukan definisi terhadap Mass Source JENIS BEBAN-BEBAN YANG DIPILIH DALAM MASS SOURCE AKAN BERPENGARUH TERHADAP BERAT BANGUNAN.

Perancangan Struktur Baja Program ETABS akan menghitung dan melaporkan rasio tegangan kekuatan profil baja dalam menahan beban rencana. Rasio tegangan tersebut berdasarkan harga momen dan geser maksimum dari kombinasi beban dan juga kriteria-kriteria perencanaan lain yang ditetapkan untuk setiap Code yang diikuti. Untuk struktur baja program ETABS tidak dapat mengeluarkan

sambungan yang terjadi di tiap-tiap joint. Akan tetapi program ETABS akan mengeluarkan gayagaya dalam yang dapat digunakan untuk perencanaan secara manual. Untuk profil baja semua balok hanya dirancang terhadap momen lentur dan geser pada sumbu mayor saja, sedangkan dalam arah minor balok dianggap menyatu dengan lantai sehingga tidak dihitung. Jika dalam kenyataannya perlu perancangan lentur dalam arah minor (penampang bi-aksial) maka perencana harus menghitung tersendiri, termasuk jika timbul torsi. Untuk memahami cara mendesain struktur baja lakukanlah latihan dengan contoh soal yang sama seperti perencanaan system struktur beton bertulang. Lakukan input sebagai berikut: Material: Gunakan Baja BJ-37 (fy = 240 Mpa, fu = 370 Mpa) Frame: Perencanaan Kolom Tingkat 1 dan 2 = IWF 400.400.13.21 Tingkat 3 = IWF 300.300.10.15 Kepala lift = IWF 200.200.8.12 Perencanaan Balo Balok bentang 4 m = IWF 350.175.7.11 Balok Bentang 5 m = IWF 600.300.12.20 Balok kepala lift = IWF 250.125.6.9 Pelat gunakan pelat beton yang persis sama seperti pada perencanaan beton bertulang. Lakukan perhitungan sampai menemukan desain yang optimum dengan memperhatikan syarat yang berlaku (kekuatan, kekakuan, dan kinerja batas layan).

Bagian III : Microsoft Project Planner/Primavera Project PlannerPendahuluan Semua jenis proyek membutuhkan perencanaan waktu, sumber daya, dan biaya. Perencanaan waktu biasanya diistilahkan dengan time schedule berisi urutan macam-macam pekerjaan sebagai fungsi dari waktu. Secara umum time schedule berfungsi untuk (1) pedoman pelaksana proyek dalam pelaksanaan proyek, (2) referensi untuk mengestimasi jadwal pekerjaan, jumlah material, tenaga kerja perlatan, dan biaya yang harus dikerjakan dan (3) alat evaluasi prestasi pelaksana proyek, apakah sesuai dengan rencana sehingga apabila terjadi keterlambatan, dengan segera dapat dicarikan jalan keluarnya. Sedangkan perencanaan sumber daya dan biaya merupakan bagian penting lainnya selain perencanaan waktu dalam perencanaan proyek. Hal-hal yang harus direncanakan untuk perencanaan sumber daya adalah manusia, material, dan peralatan. Dari jumlah dan biaya per unit penggunaan sumber daya tersebut akan dihasilkan total anggaran yang dibutuhkan untuk proyek. Biasanya dikenal dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Untuk pekerjaan perencanaan poyek dibutuhkan tools untuk memudahkan para project planner merencanakan waktu pekerjaan proyek, merencanakan penggunaan sumber daya, mengestimasi biaya yang dibutuhkan, dan melakukan pengontrolan pelaksanaan proyek agar sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Tools ini adalah software Microsoft Project Planner atau Primavera Project Planner. TUJUAN : 1.Membantu perencana proyek untuk menyusun dan memonitor penjadwalan (time schedule) dengan tujuan supaya proyek dapat sesuai dengan target waktu yang diinginkan. 2.Hasil perencanaan dengan primavera ini dapat dijadikan pedoman pelaksanaan proyek, referensi untuk mengestimasi jadwal pekerjaan, jumlah material, tenaga kerja peralatan dan biaya yang harus dikeluarkan. 3.Membantu pihak yang terlihat dalam manajemen proyek dalam pengaturan aktivitas proyek, penjadwalan, sumber daya, dll. 4.Membantu dalam pengorganisasian aktivitas proyek dengan menggunakan kode Work Break Down Structure (WBS). 5.Membantu untuk menentukan aktivitas-aktivitas yang kritis dengan mengunakan tools critical path. 6.Pengontrolan biaya proyek dengan fasilitas kurva S

Materi training Microsoft Project Planner ( Durasi 16 Jam ) 1.Dasar manajemen proyek 2.Membuat daftar pekerjaan dan menjadwal pekerjaan 3.Membuat relasi pekerjaan dan SDM 4.Menampilkan jadwal kerja dan informasi proyek 5.Membuat kemajuan dan Estimasi Proyek 6.Memasukan biaya proyek: SDM, Mesin, Bahan 7.Menghitung RAB proyek 8.Membuat Kurva S Alternatif tool aplikasi manajemen proyek lainnya : Primavera Project Planner Primavera merupakan software yang memudahkan para perencana proyek (tidak terbatas teknik sipil saja) untuk menyusun jadwal maupun rencana anggaran biaya (RAB) proyek tersebut. Penyusunan skedul dimudahkan software Primavera dengan menggunakan tampilan Bar Chart dan PERT. Dari tampilan Bar Chart, Pengguna dapat juga menyusun aktivitas dengan tampilan WBS (Work Breakdown Structure =item pekerjaan) atau diorganisasikan sesuai dengan keinginan pengguna. Sedangkan pada tampilan PERT, pengguna dapat menentukan critical activities. Penentuan anggaran biaya dalam Primavera dimudahkan dengan berbagai cara apakah langsung memasukan biaya untuk setiap aktivitas (lump sum) atau dengan memerinci penggunaan resources (tukang, material, dan peralatan) untuk setiap unitnya (jumlah) dan harga per unit setiap resources tersebut. Lalu hasil anggaran biaya tersebut dapat dibuat rekapitulasinya berdasarkan organisasi (mis. Departemen) yang diinginkan Pengguna. Kurva S merupakan salah satu output dalam Primavera, sehingga Pengguna tidak hanya dapat melihat hasil akumulasi penggunaan volume resources atau biaya per aktivitas dalam perencanaan saja, tapi juga dapat digunakan untuk tracking progress selama pelaksanaan proyek. Sehingga Pengguna dapat membandingkan penggunaan biaya selama proyek berjalan dengan perencanaan proyek tersebut.

1.PENGENALAN PRIMAVERA PROJECT PLANNER ( Durasi 16 Jam ) Manajemen Proyek Membuat proyek baru Menambahkan aktivitas dalam proyek Tampilan Bar Chart Tampilan PERT 2.MEMBUAT PROJECT DAN Struktur Kode Grup Proyek : Grup proyek dan member proyek Activity code : define, assign to activities, organizing 3.Mendefinisikan Kalendar Calendars : karakteristik, define, standard global and daily information Metode untuk men-define Nonworktime Assign Calendars to Activities

4.Menambah dan Mengorganisasikan Aktivitas (2 jam) Menambah Aktivitas dalam tampilan Bar Chart Form Aktivitas Menambah Aktivitas dalam Tampilan PERT Mengorganisasikan Aktivitas : berdasarkan Activity Code 5.Mendefinisikan Activity Relationship Diagram Network Activity Relationship : Finish to Start, Start to Start, Start to Finish, Finish to Finish Relationship with Lag Membuat Relationship dalam PERT 6.Kalkulasi Skedul Forward Pass Backward Pass Float Format Relationship Trace Logic Critical Activities 7.Manajemen Resources dan Cost Manajemen Resources dan Proyek Resources : define, assign to activities Assign Resources and Cost : calculation, unit price, lump sum, budget (RAB) Resource Profile (Kurva S) 8.Target Plan, Update Skedul, Resource dan Cost Tracking dan Recording Progress

Bagian III : Plaxis - Geoteknik SipilPada Pelatihan program PLAXIS aplikasi geoteknik ini materi yang akan diajarkan diambil dari beberapa kasus yang sering terjadi di bidang geoteknik, materi tersebut meliputi 5 bab training sbb: 1.Pengantar Soil parameter dan penyelidikan tanah dilapangan 2.Pemodelan plaxis untuk konstruksi tanggul sungai (menentukann Faktor Keamanan dan kemiringan timbunan) 3.Penggalian tunnel dibawah permukaan air dengan menggunakan sheet pile. 4.Timbunan untuk untuk konstruksi jalan diatas tanah lunak 5.Analisis stabilitas dinding penahan tanah pada tanah lunak MODUL PLAXIS UNTUK TINGKAT PEMULA SAMPAI MENENGAH BAB 1 PENDAHULUAN 1 2 3 4 5 Investigasi Tanah dengan Sondir dan Korelasinya Investigasi Tanah dengan N-SPT Test dan Korelasinya Korelasi Properties Tanah Yang Sering Digunakan Latihan 1 : Tentukan Parameter kekuatan tanah dari data hasil N-SPT Latihan 2 : Tentukan Parameter kekuatan tanah dari data hasil Sondir

BAB 2 KONSTRUKSI TANGGUL DIATAS SUNGAI Tujuan : 1. 2. 3. 4. 5. analisa plain strain bisa menggambar model dengan baik membuat material tanah yang digunakan menggambar dan menganalisa permukaan air yang fituktuaftif menentukan FK dan tanggul

BAB 3 TIMBUNAN JALAN DIATAS TANAH LUNAK Langkah-Langkah Dalam Analisa Plaxis 1. Pemodelan Geometri 2. Pembuatan parameter Tanah 3. Pemasukan Parameter Tanah Kedalam Model Geometri 4. Penentuan kondisi awal 5. Stage Construction 6. Hasil Analisis

BAB 4 GALIAN TANAH DIBAWAH PERMUKAAN AIR BAB 5 ANALISA STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH Tujuan : Memahami studi kasus yang terjadi pada dinding penahan tanah Membuat geotextile dan aplikasinya pada pemodelan Aplikasi Beban Lalulintas Melihat gaya-gaya dalam yang terjadi pada Tiang dan beam element

Penjelasan singkat materi modul pelatihan plaxis sbb : A. SOIL PARAMETER : Pada bagian ini akan dipelajari penyelidikan tanah dilapangan yang sering digunakan untuk mendesain dalam bidang geoteknik, umumnya penyelidikan tnaha yang digunakan adalah DCPT atau sondir dan N-SPT test, materi yang dipelajari pada bagian ini adlaah :

1. Sondir test 2. Penentuan jenis tanah (clay, sand, silt) dari data sordir 3. Penentuan kekutan tanah (c, ) dari data sordir 4. N-SPT test 5. Penentuan kekuatan tanah (c, ) dari data N-SPT Parameter tanah yang sering digunakan untuk intrepetasi data lapangan sbb:

B. KONSTRUKSI GALIAN DI BAWAH MUKA AIR Latihan ini membahas tentang suatu konstruksi galian yang dilakukan di dekat sungi. Penggalian

Bagian V :Web Mapping GISAplikasi GIS tidak hanya berbasis desktop, untuk jangkaun koordinasi sistem informasi GIS lebih luas lagi, banyak aplikasi GIS diterapkan berbasis Web. Tool aplikasi yang sering digunakan adalah MapInfo & Map Server , selain itu tentu saja kemampuan pemrograman html, java script sangat dibutuhkan dalam membangun aplikasi web mapping ini. Dalam training ini anda akan mempelajari tata cara menampilkan peta digital dalam tampilan web menggunakan fasilitas MapServer. Anda akan diajarkan bagaimana memasukan file input pada MapServer dan bagaimana memodifikasinya pada template HTML. Dalam paket training Web Mapping ini , akan dipelajari 3 bagian yaitu : Bagian 1 : Mapinfo Bagian 2 : Map Server Bagian 3 : Html & Javascript/JQuery Bagian 1 : Materi Training Mapinfo Pelajaran 1 : Pengenalan MapInfo Pelajaran 2 : Registrasi Peta Pelajaran 3: Digitasi Peta Pelajaran 4 : Pemilihan Dan Penggunaan SQL Pelajaran 5 : Pemetaan Tematik Pelajaran 6 : Layout Peta 1.Pengenalan Map Info MapInfo adalah salah satu software perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah, mengedit, serta memberikan informasi tambahan yang dibutuhkan dari suatu data peta (map), data raster atau image sehingga menjadi suatu Peta (Map) yang mempunyai informasi yang berguna. 2.Registrasi Peta Data raster adalah data bertipe gambar yang dikomputerisasi, terdiri atas baris-baris titik atau pixel, dan masih memiliki kesalahan geometrik. Ada beberapa format file data raster, dan MapInfo dapat membaca tipe format file data raster tersebut, yaitu : GIF (Graphic Interchange Format), JPG (Format JPEG), TIFF (Tagged Image File Format), PCX (PC Paintbrush), TGA (Targa), dan BIL (Spot Satelites Images). Untuk mendapatkan data yang akurat, data raster tersebut harus dikoreksi secara geometrik ke dalam sistem koordinat bumi. Ada dua proses koreksi geometrik yaitu : a. Registrasi : koreksi geometrik antara data raster yang belum terkoreksi dengan data raster yang sudah terkoreksi. b. Rektifikasi : koreksi geometrik antara Citra raster dengan peta. Registrasi bertujuan untuk mengkoreksi kesalahan geometrik yang masih dimiliki oleh data raster, supaya data raster tersebut memilik data yang lebih akurat agar bisa dipakai untuk pemrosesan lebih lanjut lagi. Pada pelajaran ini, kita akan meregistrasi data raster untuk layer peta. Kita gunakan contoh jabar.jpg

yang merupakan hasil scan dari peta Jawa Barat dari atlas yang telah memiliki koordinat, seperti gambar dibawah ini

3.Digitasi Peta Digitasi adalah proses konversi informasi ke dalam format digital atau transformasi dari data analog menjadi data digital. Dalam pelajaran ini yang dilakukan adalah digitasi peta,yaitu konversi dari format raster ke dalam format vektor. Transformasi data tersebut dapat melalui berbagai cara, contohnya melalui scanning dan digitasi langsung. Hasil scanning selanjutnya dapat di digitasi pada layar atau dikenal dengan istilah digitasi On-Screen., yaitu kita mendigititasi peta langsug melalui layar monitor dengan bantuan mouse. Sedangkan teknik digitasi langsung dilakukan melalui alat bantu yaitu digitizer.

4.Pemilihan Dan Penggunaan SQL MapInfo mempunyai kemampuan dalam mengorganisasikan dan mengelompokkan data. Disini kita akan mempraktekkan beberapa fasilitas (tools) yang akan anda percaya untuk membuat pemilihan. Dalam pelajaran ini kita akan menggunakan contoh peta United State dan peta City_125 untuk memilih obyek dengan menggunakan fasilitas select, radius select, boundary select dan marquee select. Hal pertama yang kita lakukan adalah membuka United States table dan City_125 sebagai peta 5.MENGGUNAKAN SQL DALAM MAPINFO MapInfo memberi kemudahan dalam mencari informasi dan melokalisasikannya. Kita dapat membuat sebagian database dari informasi kita, menggunakan fungsi select. Pada pelajaran ini kita akan menggunakan contoh world table untuk memilih negara dengan literacy rata-rata lebih besar 90%. Pertama kali kita buka contoh world table baik dalam bentuk peta maupun data tabular. Perlu

diingat bahwa setiap peta dalam MapInfo dapat terdiri dari satu atau lebih table informasi. Table ini memuat data geografik yang dapat ditampilkan pada layar. Fasilitas yang disediakan dalam MapInfo mempunyai kemampuan untuk memanipulasi informasi database secara geografik dalam sebuah browser (daftar memanjang).

6.Pemetaan TematikPemetaan tematik memberikan fasilitas pada kita untuk melihat pola dan kecenderungan data. Pada pelajaran ini anda akan mempraktekkan pemetaan tematik menggunakan peta United States dan City_125 untuk tujuan berikut: membuat peta tingkatan populasi menampilkan populasi menggunakan peta Dot Density mengatur ukuran simbol kota berdasarkan populasinya 7.Layout Peta MapInfos Layout Window adalah kenampakan layout halaman yang mengizinkan kita untuk mengkombinasikan peta, browser dan grafik yang disusun untuk dicetak dengan printer atau menjadi file. Elemen dari setiap halaman layout dapat terdiri atas peta, browser, grafik, legenda, teks atau obyek grafik yang lain. Jendela (peta, browser dan grafik) dibatasi oleh bingkai persegi yang dapat di atur ukuran dan posisinya. Batas dan isian dari bingkai tersebut dapat dimodifikasi. Pada modul ini kita gunakan peta states.tab untuk tujuan berikut: Membuat layout untuk menampilkan dan mencetak peta, browser dan teks Menempatkan peta dan browser dalam jendela layout Menambah teks untuk jendela layout Membuat hardcopy Sebagai ilustrasi materi yang akan dipelajari di atas , di bawah ini adalah capture images dari gambar gambar yang di modul pelatihan mapinfo ini Bagian 2 : Materi Training Map Server 1.Apa yang di maksud Web Mapping ?Dalam kursus anda akan mempelajari tata cara menampilkan peta digital dalam tampilan web menggunakan fasilitas MapServer. Anda akan diajarkan bagaimana memasukan file input pada MapServer dan bagaimana memodifikasinya pada template HTML

Dasar pemikiran dari MapServer adalah merubah data peta berupa vektor menjadi data raster (gambar) yang ditampilkan dalam halaman web. MapServer dapat melakukan hal itu dengan menjalankan program CGI1 pada web server. Secara umum hal yang dimaksud diatas adalah bahwa MapServer dijalankan pada server dan output yang berupa peta raster ditampilkan di web browser pada komputer pengguna. Web browser tidak dapat menampilkan data peta berupa vektor, hanya dapat menampilkan gambar raster seperti file GIF2, oleh karena itu diperlukan suatu media yang dapat mengkonversi data vektor tersebut menjadi data raster. Dalam hal ini MapServer sebagai media peng-konversi sangat fleksibel dalam merespon permintaan dari pengguna, seperti zooming, panning dan menampilkan data spasial. 2.Data masukan MapServer MapServer memerlukan 3 (tiga) tipe data masukan : 1. File konfigurasi (pada umumnya disebut file map)

2. Satu atau lebih data peta berupa vektor (umumnya digunakan data ArcView) 3. Satu atau lebih template web dalam format HTML, dalam hal ini sebagai media untuk menampilkan data peta berupa raster. 3.Zoom dan PanPeta yang telah dibuat pada latihan sebelumnya terlihat sangat tidak interaktif, dan pengguna tidak dapat melihat peta dengan skala yang berbeda maupun melihat daerah tertentu dengan lebih detil. Pada latihan ini kita akan mencoba beberapa fungsi agar pengguna dapat melakukan zooming maupun panning (menggeser peta pada posisi yang lain).

Pada latihan anda diharuskan dapat memecahkan permasalahan klasik pada desain web. Permasalahannya yaitu bahwa dalam desain web banyak kekurangan tag (fungsi) sehingga kemungkinan dalam mendesain halaman untuk MapServer ini tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Maka pada bab ini akan dibahas beberapa fungsi menggunakan Java Script sehingga tampilan web untuk MapServer ini dapat kita desain sesuai dengan yang kita harapkan. Pada awal bab ini kita akan mencoba terlebih dahulu fungsi-fungsi sederhana dalam pemrograman web, agar peta terlihat lebih interaktif bagi pengguna. 4.Layer, Legenda dan LabelPada latihan sekarang anda akan mencoba untuk menampilkan lebih dari satu layer dalam suatu peta. Pada tutorial ini anda akan mencoba bagaimana layer lainnya digabung dengan layer sebelumnya. Ini akan menambah tampilan legenda yang pada dasarnya legenda tersebut menampilkan simbol untuk setiap layer. Demikian juga dengan Label, peta referensi dan scalebar akan di tampilkan pada latihan ini.

Untuk menambah layer anda harus memulai pada file .map anda. Anda dapat menambahkan layer dengan menambah objek layer pada file .map anda. Susunan layer yang anda letakan sangat berpengaruh, jika anda meletakan layer paling bawah dalam susunan di file map anda, maka layer paling bawah tersebut akan terlihat di layer sebagai layer paling atas, sehingga jika layer pada susunan akhir yang anda buat tidak transparan maka akan menutupi layer di belakangnya. 5.Menampilkan Informasi ObjekLatihan ini merupakan bab terakhir dalam proses pembuatan peta berbasis web kali ini. Anda akan mempelajari bagaimana cara menampilkan informasi pada suatu objek dipeta dengan men-clik pada objek tersebut. Informasi yang ditampilkan adalah informasi objek yang terdapat pada query di file .dbf .

Konteks yang dimaksud dengan data spasial query pada web mapping adalah menampilkan informasi yang dimiliki oleh satu atau lebih objek peta yang dipilih oleh pengguna. Selama database yang digunakan dalam format .dbf yang berasosiasi dengan objek vektor, maka akan mudah ditampilkan menggunakan MapServer. Untuk meng-implementasikan hal ini anda harus mengerti dua konsep yang sangat penting dalam MapServer, yaitu : mode yang merupakan variabel CGI dan [DBASE item name] template untuk di substitusi oleh MapServer. 6. Capture gambar gambar di dari modul map server

Berikut contoh capture aplikasi web mapping GIS kuliner kota Bandung

Pastikan keahlian Curiculum Vitae Anda di zona WEB MAPPING GIS. Banyak pekerjaan proyek aplikasi GIS berbasis web baik dari Pemda, BUMN, Konsultan IT yang membutuhkan Programer dengan keahlian yang spesifik Web Mapping GIS ini. Oleh karena itu , pastikan Anda adalah salah seorangnya, Up Grade segera ! Kemampuan aplikasi WEB GIS Anda di Program Training Web Mapping GIS yang diselenggarakan oleh Piksi Megatama.

Programer GISPekerjaan proyek aplikasi GIS (Sistem Informasi Geografi) lagi booming ditenderkan oleh pemerintah daerah (Pemda/Pemprov) Indonesia. Hal ini karena monitoring pekerjaan/proyek berbasis GIS sangat membantu dalam tahap perencanaan, pengawasan, dan evaluasi hasil pekerjaan/proyek Pemda, seperti GIS Jalan Kabupaten & Provinsi, Sungai dan Irigasi, TPS , dll. Dari BUMN baik dari swasta maupun milik negara juga banyak menggunakan aplikasi GIS sebagai tool alternatif dalam pengerjaan proyek seperti Transmisi & Distribusi Listrik, lokasi ATM, lokasi BTS, loaksi Wisata Kuliner, Factori Outlet,lokasi Perguruan Tinggi, dll.

Dengan banyaknya proyek berbasis GIS maka semakin banyak pula dibutuhkan Programer GIS , ini adalah peluang pkerjaan yang sangat terbuka, karena SDM di bidang pemrograman GIS ini masih sangat minim. Bagi Anda yang ingin merebut peluang kerja ini , mari bergabung di program training persiapan kerja : Programmer GIS . Target training Diharapkan peserta mampu membangun suatu aplikasi map yang interaktif, mengandung informasi lebih banyak & mudah dipahami oleh semua pengguna Mapdengan menggunakan Mapx dan Visual Basic sebagai saranavisualisasinya. Materi Training : Pelajaran 1 : Sekilas MapX dan Visual Basic Pada pelajaran ini akan dibahas gambaran luas tentang MapX dan Visual Basic, juga akan dibahas komponen-komponen utama dibalik pembuatan aplikasi MapX serta beberapa komponen utama dalam Visual Basic yang akan digunakan pada pelajaran selanjutnya. Pelajaran 2 : Standard Tools dan Map Properties Pada pelajaran ini Anda akan diajarkan cara membuat/memanggil Tool Standa rMap yang biasa digunakan pada suatu aplikasi peta seperti Zoom In, Zoom Out, Pan, Recenter, dan lain sebagainya dengan menggunakan properti CurrentTool. Juga akan dibahas tentang properti dari Map dengan menggunakan data geoset yang digunakan pada pelajaran 1. Pelajaran 3 : DataSet dan Database Pada pelajaran ini Anda akan diajarkan bagaimana memanggil layer, dataset dan field dari suatu peta. Yang nanti dataset ini dapat kita gunakan untuk melakukan searching/finding fitur pada pelajaran 5. Juga Anda akan diajarkan bagaimana menampilkan database yang sederhana dari suatu DataSource yaitu data MSAccess, dan kemudian mengkorelasikan kedua data tersebut. Pelajaran 4 : Selection Pada pelajaran ini Anda akan diajarkan bagaimana memilih/memfilter data map Anda dengan metoda selection, menggunakan Select point, select radius, select rectangle. Lalu melakukan filter/selection untuk memfilter/menseleksi fitur dari map dan database. Pelajaran 5 : Searching Sekarang kita akan belajar melakukan pencarian objek fitur dengan menggunakan Metode Find. Metode Find dari objek layer membiarkan Anda untuk mencari layer dalam objek map dan menemukan fitur secara spesifik. Metoda find yang akan digunakan adalah find objek dan find feature. Juga akan diajarkan cara pencarian/searching database dengan menggunakan kontrol data. Pelajaran 6 : Pemetaan Tematik Dengan MapX, Anda dapat meng-create suatu aplikasi dengan pemetaan tematik menggunakan tematik tipe ranges of values, graduated symbols, dot density, individual values, and bar and pie charts. Pada pelajaran ini anda akan diajarkan menampilkan theme pada map Anda sehingga Peta Anda akan lebih informative bagi pengguna Map. Penjelasan modul Training Programmer GIS Pelajaran 1 : Sekilas MapX dan Visual Basic MapX adalah kontrol Mapping yang memberikan kemudahan kepada anda untuk mengunakan kemampuan mapping Anda secara penuh ke dalam aplikasi yang Anda buat. MapX mer upakan sarana atau tool untuk mengembangkan aplikasi. MapX lebih mudah, dan merupakan cara yang jauh lebih murah untuk melekatkan alat-alat atau fungsi-fungsi Mapping kedalam aplikasi yang baru atau yang sudah ada. MapX juga merupakan DLL yang dapat secara cepat

integrated/mengintegrasikan/menyambungkan kedalam aplikasi client menggunakan bahasa pemograman seperti Visual Basic, Delphi, dan Visual C++. MapX merujuk atau mendasarkan pada Teknologi Mapping yang sama yang digunakan dalam produk MapInfo lainnya, seperti MapInfo Professional. Jika Anda mempunyai MapInfo data (table) yang digunakan untuk MapInfo Professional, Anda dapat menggunakannya dalam MapX. 1. MapX MapX dapat membantu anda melihat secara singkat semua informasi tersebut, dan menggunakan komponen geografis didalam data Anda, kemudian menampilkan hasilnya pada Peta. Peta tersebut memperlihatkan pola dan hubungannya didalam informasi secara cepat dan mudah, tanpa harus melihat kedalam database anda. Seperti yang telah dijelaskan di atas, Mapx dapat memberikan kemampuan Mapping Anda secara penuh ke dalam aplikasi Anda. Anda dapat menampilkan data Anda sebagai point (titik), sebagai tematik, sebagai pie atau bar chart, dan sebagainya. Melepaskan ikatan fitur analitik MapX dengan grouping dan organizing data, melakukan searching, atau selecting fitur map dengan spesifik radius, rectangle atau spesifik points. Sebagai contoh, MapX dapat menunjukkan tuko penyimpanan mana yang paling dekat dengan konsumen terbesar Anda. Ini dapat menghitung jarak antara pelanggan dan toko. Ini juga dapat menunjukkan Anda pelanggan mana yang paling banyak permintaan. Materi yang akan dipelajari adalah : 1.Key feature Thematic mapping, Drill-down mapping, Annotations, Layering, Raster Images, Automatic Labeling, Selections, Feature Factory, Tools, Map Editing, Projections and Coordinate Systems 2. Data Untuk menggunakan MapX, Anda memerlukan file-file yang berasal dari MapInfo. MapX mengorganisir semua informasi dalam bentuk MapInfo tables; setiap table merupakan suatu grup dari File MapInfo yang digunakan untuk membangun layer pada peta. 3. Feature Peta (Region, Points/titik, Line/garis,Text) 4. GEOSET Suatu geoset menyimpan koleksi dari layer-layer peta dan setingan dari layer-layer tersebut. Geoset adalah dataset yana terbentuk dari format file Map MapInfo (.tab) yang mempunyai kesamaan wilayah geografis. Geoset membantu Anda menjauhkan Anda mengkonsumsi waktu untuk membuka dan menampilkan layer-layer tersendiri setiap kali Anda ingin bekerja dengan layer-layer tersebut sebagai peta. Extension untuk geoset adalah .gst. Suatu .gst adalah sebuah file text yang didalamnya terkandung beberpa kunci metadata yang memberitahu MapX table mana saja yang ditampilkan dan bagaimana akan ditampilkan. Ketika geoset telah dibuka, secara otomatis membuka semua file yang terkandung didalam geoset tersebut ke dalam tampilan default. Pengembang dapat mengubah tampilan default menjadi tampilan yang diinginkan. Setingan atau pengaturan geoset termasuk didalamnya proyeksi, zoom, auto-label, zoom layering, dan apakah table visible ketika di buka. MapX juga akan membuka setiap sengle (.tab) map File yang ditentukan pemakai. Geosets disediakan untuk penggunaan waktu sebaik-baiknya. MapX tidak akan membuka MapInfo workspace (tipe file .wor).

2. Visual Basic pada dasarnya adalah sebuah bahasa pemograman komputer. Bahasa pemograman adalah perintah-perintah atau instuksi-instruksi yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Visual Basic (yang sering juga disebut dengan VB) selain disebut sebuah bahasa pemograman, juga sering disebut sebagai sarana atau tool untuk menghasilkan program-program aplikasi berbasiskan Windows. Beberapa kemampuan atau manfaat dari Visual Basic diantaranya seperti : untuk membuat program aplikasi berbasis Windows, untuk membuat objek-objek pembantu program (seperti misalnya kontrol ActiveX, file Help, aplikasi internet, dan sebagainya), serta untuk menguji program (debuging) dan menghasilkan program akhir berskhiran EXE yang bersifat executable, atau dapat langsung dijalankan. Pelajaran 2 : Standard Tools dan Map Properties Setiap peta mempunyai sekumpulan/koleksi dari layer. Koleksi layer adalah merupakan properti dari kontrol peta dan mengandung objek layer. Objek layer tersebut , yang dibangun dari MapInfo tables, membentuk peta Anda. Setiap layer mengandung fitur map yang berbeda, seperti region, point, line atau text. Koleksi layer tersebut mempunyai properti dan metode yang digunakan untuk melakukan operasi-operasi seperti menambahkan atau menghilankan (mendelete) objek-objek layer dari koleksi. Salah satu cara untuk mendapatkan koleksi layer adalah dengan me-load geoset pada waktu mendesain. Seperti yang telah dikatakan pada pelajaran sebelumnya, geoset merupakan sekumpulan layer dan setingannya. Ketika Anda menambahkan kontrol Map ke dalam form, maka Mapx akan me-load United States Geoset (US.GST) sebagai setingan standar. Dengan kata lain anda memulai dengan koleksi layer yang telah didefinisikan/ditentukan pada Geoset United State. Cara cepat pada saat mendesain untuk melihat semua objek layer yang membangun suatu koleksi layer ialah dengan melihatnya melalui Property Page atau melalui jendela properti (map properties). Property page adalah merupakan tempat yang sangat berguna untuk mengubah properti dari peta ketika Anda sedang mendesain dan mencoba suatu aplikasi. Dalam kasus ini kita akan gunakan ini untuk melihat layer yang ada dalam koleksi peta Jawa Barat.

Materi yang di bahas : Menggunakan Map Properties

Menggunakan properti Current Tool

MapX menyediakan fasilitas atau properti current tool, yaitu standar tool yang disedisksn oleh MapX untuk menampilkan tool map yang interaktif. Pemanggilan tool-tool ini sangat sederhana, Anda hanya perlu menuliskan satu baris script VB pada jendela code Anda, untuk memanggil tool ini. A. Menggunakan Command Button

B. Menggunakan Toolbar Button Toolbar adalah serangkaian tombol-tombol berupa gambar yang apabila diklik akan melakukan suatu tugas tertentu. Biasanya toolbar digunakan untuk mempersingkat tugas User dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang penting dan sering dilakukan, seperti misalnya membuka file, menyimpan file, meng-copy, menghapus, keluar dari aplikasi, dan sebagainya

Pelajaran 3 : DataSet dan Database Dataset memungkinkan Anda untuk megikatakan data ke peta Anda. Sebagai contoh, jika Anda mempunyai database MSAccess dari sales berdasarkan daerah maka peta daerah yang dapat anda bind/ikat yaitu data peta daerah, atau cari korelasi antara kedua set data tersebut. Data binding adalah proses untuk membawa data dari sourse data ke dalam MapX. Terdapat bermacam-macam type dari database yang berbeda dalam dunia bisnis sekarang ini, oleh karena itu, MapX membiarkan Anda untuk mengikat ke beberapa type berbeda dai dataSource. Dalam Mapx, data direpresentasikan sebagai dataset. Sebagai indikasi awal, jika MapX meminta/membutuhkan untuk menspesifikasikan match/pencocokan antara data dan map, pencocokan dilakukan sampai selesai proses yang disebut automatching/autobinding. Anda pertama-tama harus meregister map kedalam GeoDictionary untuik mendapatkan keuntungan dari automatching/autobinding. Sekali data mengikat ke map, Anda dapat berbagi informasi geografis. Representasi visual dari data memungkinkan untuk meng-create theme map. Theme adalah coding-warna dari map yang menujukkan trend geografis dalam data.

Memanggil layer, datasets dan field dari map

2. Memanggil database MSAccess ke dalam table Microsoft Jet Engine meupakan fasilitas yang disediakan oleh Microsoft untuk menanani operasi untuk menyimpan, mengakses, atau memperbaharui data dengan mudah, cara untuk berinteraksi dengan jet database engine ialah menggunakan data kontrol ( ) dan menggunakan DAO. Sekarang Anda akan diajarkan bagaimana menampilkan database sederhana dengan menggunakan kontrol Data ( ). Kontrol Data ini berguna untuk menampilkan record-record database pada aplikasi anda. Kontrol ini menediakan tombol penggulung yang dapat membantu Anda melewati record demi record di dalam sebuah file database. Dengan kontrol data Anda bisa menampilkan field-field didalam database yang anda miliki pada aplikasi Visual Basic. Anda juga bisa memilih beberapa format database yang berbeda seperti misalnya Access (.mdb), dBase (.dbf), FoxPro (.dbf), Excel (.xls), Lotus (wk*), Paradox (.db), bahkan database berbasis teks (.txt). Serta anda diberi kebebasan untuk menampilkan tabel-tabel serta field-field mana saja yang ingin ditampilkan pada program aplikasi Anda. Selain itu dalam membangun database kita gunakan kontrol DBGrid (Data Bound Grid). Kontrol DBGrid ( ) merupakan cara tercepat dan terpraktis untuk membuat suatu aplikasi database. Dengan DBGrid Anda tidak perlu bersusah payah membuat program untuk menambah data, menyimpan, menulis/mengedit, memperbesar/memperkecil kolom/baris database.

Pelajaran 4 : Selection Metoda Selection dan objek fitur membiarkan Anda untuk menandai (mark) atau memilih fitur yang memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan. Sebagai contoh point pada map yang mewakili gunung adalah merupakan objek fitur Misalkan Anda butuh untuk mencari semua gunung terdekat dengan gunung Tangkuban Perahudi Jawa Barat dalam jarak 20 Km. Sekali Anda meng-create koleksi dari data tersebut, Anda mungkin mengolah melewati data yang

terkoleksi tersebut, menge-print hasilnya, mencari rata-ratanya, menghitung berapa banyak kriteria yang bisa dipenuhi, dan menyimpannya ke dalam file, atau menunjukkan tugas lainnya. Fitur map adalah merupakan objek geografi pada peta seperti point, line atau region. Sebagai contoh, suatu peta Jawa Barat dapat mengandung kabupaten sebagai type region, jalan sebagai type line dan gunung sebagai type point. Dalam MapX, fitur map ditunjukkan sebagi objek fitur. Sebagai contoh Jawa Barat mungkin merupakan objek fitur dengan type region, Jl. Karapitan merupakan objek fitur dengan type line, dan kota bandung dapat sebagai objek fitur dengan type point. Dalam MapX, layer-layer yang berbeda yang membangun map Anda biasanya mempunyai kesamaan type fitur diantara setiap layer. Sebagai Contoh Propinsi Jawa Barat layer mempunyai fitur region untuk menampilkan setiap kabupaten. Dalam Mapx, semua fitur di dalam layer map di tunjukkan sebagai koleksi dari fitur. Banyak metoda objek Layer mengembalikan koleksi fitur dari layer. Setiap fitur di dalam koleksi fitur tidak akan highlight/tersoroti pada peta Anda. Jika ingin seperti itu, Anda gunakan koleksi selection. Seperti koleksi fitur, koleksi selection adalah juga merupakan koleksi dari objek fitur. Bagaimanapun, koleksi selection merepresentasikan objek fitur yang saai itu sedang terselect/terseleksi. Setiap layer mempunyai koleksi selection sendiri-sendiri (Layer.Selection). MapX secara otomatis akan menyoroti semua fitur dalam koleksi selection, mengingatkan fitur yang telah dipilih/diseleksi.1. Menggunakan properti Current tool untuk menselect objek fitur Properti Current tool seperti select, select rectangle, dan select radius bisa digunakan untuk menseleksi objek fitur dan secara otomatis maka fitur yang terseleksi akan highlight/tersoroti, metoda ini termasuk koleksi selection.

2. Filter Dataset and DataBase

Pelajaran 5 : Searching Metoda Find Objek membiarkan Anda untuk menemukan fitur pada map. Anda mungkin akan menemukan fitur line, symbol ataupun region. Layer yang Anda searching / cari harus mempunyai field index dengan tujuan untuk menggunakan metoda find secara langsung. Jika Anda ingin mencari lokasi dari kota Bandung di dalam propinsi Jawa Barat, Anda dapat menggunakan metoda Find Object Search untuk mencari layer kota dan layer propinsi untuk kemudian menentukan fitur yang dicari. Properti Find Object membiarkan anda untuk menentukan atau menspesifikan parameter dari pencarian Anda. Find Object membiarkan Anda untuk memasukkan nama dari fitur yang akan dicari dan MapX akan menemukannya unutk Anda. Anda mungkin bisa menyaring pencarian anda dengan menggunakan second polygon table, menggunakan peta jalan atau dengan interpolasi posisi pada jalan menggunakan algoritma. Metoda Find Search mengembalikan fitur yang ditemukan dalam form dari FindFeature Object. FindFeature Object menyimpan properti dari objek fitur yang ditemukan sebagai propertinya sendiri. Sebagai tambahan, properti FindFeature mempunya properti FindRC yang mana menyimpan kode hasil dari operasi Find. Properti FindRC adalah nilai numerik yang mengindikasikan mengapa fitur tersebut ditemukan atau tidak ditemukan. Pencarian tidak hanya pada fitur Map, disini kita juga ingin melakukan pencarian terhadap data didalam database sehingga diharapkan ketika Map Object ditemukan maka datanya juga dapat ditampilkan, sehingga akan lebigh informatif. Kita akan menggunakan kontrol data untuk melakukan pencarian tersebut dengan menggunakan sintaks dari SQL menggunakan metoda From Where.

1. Memulai project pencarian dengan metoda find Object

2. Memulai project pencarian database menggunakan kontrol data dan Data Bound Grid.

Pelajaran 6 : Pemetaan Tematik Pemetaan tematik adalah merupakan jalan yang sangat bermanfaat untuk menganalisa dan memvisualisasikan data Anda. Anda memberikan graphik ke dalam data Anda sehingga anda dapat melihatnya pada peta Anda. Pola dan trend yang sangat mustahil sekali untuk dideteksi dalam list data akan sangat jelas terlihat ketika Anda menggunakan corak tematik untuk menampilkan data pada Map. Pemetaan tematik pada dasarnya adalah proses pencorakan map Anda sesuai dengan theme partikularnya. Theme adalah biasanya merupakan bagian dari data Anda, yang mana adalah dihasilkan dari dataset. Theme mempresentasikan data Anda secara visual dengan corak warna, isi pola, simbol atau dengan bar dan pie chart. Anda meng-create peta tematik yang berbeda dengan memberikan warna, pola, atau simbol ke dalam objek map sesuai dengan nilai spesifik didalam data Anda. Bar dan pie Chart membiarkan Anda untuk membuat perbedaan data untuk setiap rekaman dari dataset. Banyak cara peta tematik mengilustrasikan data Anda. Contoh peta tematik yang paling biasa diketahui ialah peta cuaca. Ketika Anda melihat warna merah, Anda tahu bahwa itu panas

(mempunyai tingkat derajat yang tinggi); ketika Anda melihat warna biru, Anda tahu bahwa itu panas (mempunyai tingkat derajat yang rendah). Pemetaan tematik juga membiarakan Anda untuk menemukan trend di dalam data yang akan sangat sulit sekali kita lihat melalui data tabular. Mengunakan properti danmetode dalam koleksi theme, object theme, dan theme properties object, Anda dapat meng-create dan mendefinisikan corak daru peta tematik Anda.Memulai pemetaan tematik Disini kita akan memakai project terakhir kita yaitu project5B. Kita akan memberikan pola/corak tematik kedalam data kita tersebut. Akan kita masukkan beberapa tipe theme yaitu individual value, bar chart dan pie chart

Membuat suatu aplikasi Map lengkap Integrasikan semua pelajaran yang telah kita buat menjadi satu buah project yang lengkap. Semua Fungsi yang ada pada pelajaran 1 6 usahakan semuanya ada. Aturlah style/desain aplikasi anda sesuai dengan selera Anda, tetapi aplikasi harus mencakup semua pelajaran yang telah diajarkan.

Jalankan aplikasi yang telah anda buat tersebut. Seperti contoh dibawah merupakan aplikasi yang lebih lengkap

Contoh aplikasi GIS lainnya : Wisata Kuliner Kota Bandung