analisis struktur ekonomi, sektor basis dan …/analisis... · 4 halaman persembahan karya kecil...

104
1 ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN SEKTOR POTENSIAL EKONOMI KABUPATEN SEMARANG SELAMA OTONOMI DAERAH TAHUN 2001-2008 Skripsi Diajukan Guna Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : SHANTI INDRIYANI F 0106073 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: nguyendat

Post on 03-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

1

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN

SEKTOR POTENSIAL EKONOMI KABUPATEN SEMARANG

SELAMA OTONOMI DAERAH TAHUN 2001-2008

Skripsi

Diajukan Guna Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta

Disusun Oleh :

SHANTI INDRIYANI

F 0106073

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

2

Page 3: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

3

Page 4: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

4

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan untuk :

1. Allah SWT

2. Bapak dan Ibu

3. Kakak-kakakku

4. Sahabat-sahabatku

5. Teman-teman EP’06

6. Almamaterku

Page 5: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

5

MOTTO

”Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu

menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak

mengetahui”.

(QS. Al Baqarah 2:216)

”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi

ilmu pengetahuan beberapa derajat.

(QS. Mujadilah : 11)

Yakinlah bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk umat-Nya.

(Penulis)

Page 6: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

6

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

rahmat dan petunjuk-Nya penulis selalu diberikan kekuatan dan keteguhan iman

serta kepercayaan diri sehingga dapat menyelesaikan karya kecil yang berjudul

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN SEKTOR

POTENSIAL EKONOMI KABUPATEN SEMARANG SELAMA OTONOMI

DAERAH TAHUN 2001-2008.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena

keterbatasan penulis dalam mengembangkan topik penelitian. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pembaca yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan dan rintangan, namun

beban itu terasa kian ringan ketika terulur tangan penuh keikhlasan dan ketulusan

yang memberikan bantuan kepada penulis. Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Dr. J.J. Sarungu, MS selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan ilmu dan bimbingan dengan bijaksana kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Bapak Sumardi, SE selaku Dosen Pembimbing Akademik

4. Bapak Kresno Saroso Pribadi selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Page 7: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

7

5. Ibu Izza Mafruhah, SE M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

6. Tim penguji skripsi yang telah memberikan saran dan masukan dengan

bijaksana

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang

telah memberikan ilmu yang bermanfaat

8. Bapak dan Ibu karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

9. Bapak dan Ibu karyawan BPS Semarang

10. Bapak dan Ibu tersayang yang telah memberikan kasih sayang sepanjang

masa

11. Kakak-kakakku tersayang Lesti Widorowati Krisnapuri dan Angling

Kusuma Hari Bowo

12. Pakde Widarso yang telah memberikan bantuan baik materiil maupun

spiritual

13. Keluarga Mas Yoyok ( Especially Mbak Dini, thank’s a lot ya mbak.....)

14. Om Heppy Indra Wijaya, matur nuwun banget ya Om....

15. Keluarga besar Bapak

16. Keluarga besar Ibu

17. Sahabat-sahabatku ( Yuni Sayekti sobat setiaQ, Hajar Solikah yang selalu

ada anytime, Bernadetta, Ghony, Elia, Puputz Akt, Choir Akt, Eka

Manajemen, Priezta .....luv u all)

18. Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2006 ( Makes Me Wonder....:)

Page 8: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

8

Serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah

membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan

satu per satu. Terimakasih.

Surakarta, Juni 2010

Penulis

Page 9: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

9

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi

ABSTRAKSI ................................................................................................. xvii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7

BAB II. KAJIAN TEORITIK

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pembangunan Ekonomi ............................................. 8

2. Konsep Pembangunan Ekonomi ..................................................10

3. Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah .................................... 11

Page 10: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

10

4. Pembangunan Ekonomi Daerah Di Era Otonomi

Daerah ................ ........................................................................14

5. Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah .............................17

6. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah .................................... 20

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu .................................................. 24

C. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 28

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian ............................................................................... 31

B. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 31

C. Definisi Operasional Variabel ......................................................... 32

D. Teknik Analisis ............................................................................... 33

1. Analisis Deskriptif ...................................................................... 34

a. Analisis Kontribusi Sektoral .................................................... 34

b. Analisis Pertumbuhan Sektoral ................................................ 34

2. Analisis Kuantitaif ...................................................................... 35

a. Analisis Location Quotient ...................................................... 35

b. Analisis Shift Share .................................................................. 36

c. Model Rasio Pertumbuhan ...................................................... 39

1) Rasio Pertumbuhan Referensi ............................................... 39

2) Rasio Pertumbuhan Studi ..................................................... 40

d. Analisis Overlay ...................................................................... 41

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Page 11: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

11

1. Keadaan Geografis ..................................................................... 43

2. Luas Penggunaan Lahan ............................................................ 44

3. Pemerintahan

a. Wilayah Administrasi .............................................................. 46

b. Kepegawaian .......................................................................... 46

c. Pertanahan .............................................................................. 47

4. Kependudukan

a. Penduduk ................................................................................ 47

b. Ketenagakerjaan ..................................................................... 48

c. Mata Pencaharian ................................................................... 49

5. Sosial

a. Pendidikan .............................................................................. 50

b. Kesehatan ............................................................................... 51

6. Pertanian

a. Pertanian Tanaman Pangan .................................................... 52

b. Peternakan .............................................................................. 53

c. Perikanan ................................................................................ 54

d. Perkebunan ............................................................................. 54

7. Industri dan Air Minum

a. Industri ................................................................................... 54

b. Air Minum .............................................................................. 55

8. Perdagangan

a. Pasar ....................................................................................... 55

Page 12: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

12

b. Koperasi .................................................................................. 56

9. Transportasi dan Komunikasi

a. Telekomunikasi ....................................................................... 56

b. Panjang Jalan ........................................................................... 56

c. Angkutan Darat ....................................................................... 57

10. Hotel dan Pariwisata

a. Hotel ........................................................................................ 58

b. Pariwisata ................................................................................ 58

11. Keuangan

a. Pegadaian ................................................................................ 59

b. Perbankan ................................................................................ 60

c. Keuangan Daerah .................................................................... 60

B. Hasil Perhitungan dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif

a. Analisis Kontribusi Sektoral ................................................. 62

b. Analisis Pertumbuhan Sektoral ............................................. 65

2. Analisis Kuantitatif

a. Analisis Location Quotient .................................................... 67

b. Analisis Shift Share ............................................................... 70

c. Model Rasio Pertumbuhan .................................................... 73

d. Analisis Overlay ..................................................................... 76

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan …………………………………………..………….. 81

Page 13: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

13

B. Saran …………………………………………………………….... 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

14

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Kabupaten

Semarang (dalam jutaan rupiah) ....................................................... 3

Tabel 4.1 Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan di Kabupaten

Semarang Tahun 2008 (Ha) ………………………………………..... 45

Tabel 4.2 Luas, Penduduk, dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten

Semarang Tahun 2008 .......................................................................... 48

Tabel 4.3 Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut

Lapangan Usaha Seminggu Terakhir di Kabupaten Semarang

Tahun 2008 ........................................................................................... 50

Tabel 4.4 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar

Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Semarang

(dalam jutaan rupiah) ........................................................................... 61

Tabel 4.5 Kontribusi Sektoral PDRB Kabupaten Semarang Berdasarkan

Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun

2001-2008 (%) ..................................................................................... 63

Tabel 4.6 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Semarang Berdasarkan

Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun

2001-2008 (%) ..................................................................................... 65

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Analisis Location Quotient PDRB Atas Dasar

Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2001-2008

Kabupaten Semarang ........................................................................... 68

Page 15: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

15

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Shift Share Kabupaten Semarang

Tahun 2001-2008 (dalam jutaan rupiah) .............................................. 71

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan MRP Kabupaten Semarang ................................ 74

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Overlay Kabupaten Semarang .......................... 78

Page 16: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

16

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Bagan 3.1 Skema Kerangka Teoritis ................................................................ 30

Gambar 4.1 Pola Kontribusi Sektoral PDRB Kabupaten Semarang

Selama Otonomi Daerah Tahun 2001-2008 ......................................... 64

Gambar 4.2 Pola Laju Pertumbuhan Sektoral PDRB Kabupaten Semarang

Selama Otonomi Daerah Tahun 2001-2008 ......................................... 66

Gambar 4.3 Pola Analisis Location Quotient PDRB Kabupaten Semarang

Selama Otonomi Daerah Tahun 2001-2008 ......................................... 70

Page 17: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

17

ABSTRAKSI

Shanti Indriyani

F 0106073

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN SEKTOR

POTENSIAL EKONOMI KABUPATEN SEMARANG SELAMA

OTONOMI DAERAH ( 2001-2008 ).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi pola

kontribusi sektoral dan laju pertumbuhan PDRB secara sektoral, sektor manakah

yang menjadi sektor basis perekonomian, bagaimana kondisi struktur ekonomi,

dan manakah yang menjadi sektor potensial di Kabupaten Semarang selama

otonomi daerah (2001-2008).

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan

Tahun Dasar 2000 selama otonomi daerah tahun 2001-2008. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis kontribusi sektoral, analisis laju

pertumbuhan, analisis Location Quotient, analisis Shift Share, analisis Model

Rasio Pertumbuhan dan analisis Overlay.

Hasil analisis pola kontribusi sektoral Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Semarang Selama Otonomi Daerah menunjukkan

perkembangan yang relatif stabil dari tahun ke tahun. Hasil analisis pola laju

pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Semarang

Selama Otonomi Daerah menunjukkan perkembangan yang relatif stabil dari

tahun ke tahun. Sektor basis Kabupaten Semarang Selama Otonomi Daerah adalah

Sektor Industri dan Sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi.

Pada pola Location Quotient selama otonomi daerah menunjukkan peningkatan

yang relatif stabil dari tahun ke tahun. Struktur ekonomi Kabupaten Semarang

Selama Otonomi Daerah menunjukkan peningkatan dilihat dari kinerja

pertumbuhan PDRB. Sektor potensial menurut analisis Model Rasio Pertumbuhan

di Kabupaten Semarang Selama Otonomi Daerah adalah sektor industri dan sektor

angkutan dan komunikasi. Sedangkan menurut analisis Overlay adalah sektor

industri.

Dari hasil analisis tersebut maka dapat diajukan beberapa saran yaitu

pemerintah daerah diharapkan mampu mempromosikan daerahnya dengan

melakukan beberapa perbaikan dari segi sarana dan prasarana, birokrasi serta

iklim usaha yang kondusif, mengembangkan dan meningkatkan sektor yang telah

menjadi sektor basis melalui penerapan kebijakan yang tepat sasaran.

Mengembangkan dan memajukan sektor potensial dan kebijakan yang diambil

harus diarahkan untuk lebih terkonsentrasi pada sektor ekonomi yang tumbuh

lebih cepat serta tidak mengabaikan sektor ekonomi yang tumbuh lambat serta

meningkatkan produktivitas dibidang pertanian.

Keyword : Struktur Ekonomi, Sektor Basis dan Sektor Potensial

Page 18: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bukanlah perencanaan dari

suatu daerah, tetapi perencanaan untuk suatu daerah. Perencanaan

pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai perencanaan untuk

memperbaiki penggunaan berbagai sumber daya publik yang tersedia di

daerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam

menciptakan sumber-sumber daya swasta secara bertanggungjawab. Melalui

perencanaan pembangunan ekonomi daerah, suatu daerah dilihat secara

keseluruhan sebagai suatu unit ekonomi yang didalamnya terdapat berbagai

unsur yang berinteraksi satu sama lain (Kuncoro, 2004).

Pembangunan ekonomi suatu daerah adalah suatu proses dimana

pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya

yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah

dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan

merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam

wilayah tersebut (Arsyad, 1999). Pembangunan dilaksanakan bersama oleh

masyarakat dan pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan

sedangkan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing dan

menciptakan sarana dan prasarana yang menunjang.

Page 19: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

19

Pembangunan ekonomi negara yang sekarang berada dalam kerangka

otonomi daerah telah diamanatkan dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan

keuangan antar pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Selain mengerahkan

segala potensi yang ada untuk lebih mendorong pembangunan dalam rangka

pengembangan wilayah dan masyarakatnya, pembangunan ekonomi regional

yang sudah mulai ditekankan pada kerjasama antar sektor dan antar daerah.

Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 5 “Otonomi daerah adalah

hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, daerah diberikan

sejumlah kewenangan dalam mengupayakan dan mengelola sumber-sumber

keuangan untuk pembiayaan pemerintahan dan pembangunan daerah.

Pada era otonomi daerah sekarang ini, pemerintah daerah harus mampu

mencari dan menggali potensi ekonomi yang ada untuk dikembangkan secara

optimal untuk merancang dan membangun perekonomian daerah. Sektor-

sektor yang ada di daerah dapat dijadikan dan diwujudkan sebagai sektor

unggulan baik ditingkat lokal, regional, bahkan internasional. Sektor-sektor

unggulan yang ada tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi yang

tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan dapat mengurangi tingkat

ketergantungan terhadap subsidi dan bantuan dari pemerintah pusat.

Ukuran kemandirian daerah dapat diukur dari kontribusi Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dalam keseluruhan APBD itu berarti kecilnya jumlah PAD

Page 20: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

20

yang dapat digali oleh suatu daerah menandakan bahwa kota tersebut belum

siap untuk melakukan otonomi, oleh karena itu pemaksimalan PAD harus

optimal. Salah satu strategi dalam perencanaan pembangunan yang mengarah

pada peningkatan PAD adalah mengetahui sektor unggulan dan potensi yang

dimiliki daerah tersebut dan memanfaatkannya sehingga dapat dijadikan skala

prioritas dalam pembangunan karena sektor unggulan adalah sektor yang

memenangkan persaingan dibanding sektor yang lainnya. Keunggulan sektor

ini akan menjadi ciri khas daerah yang membedakan dengan daerah lain

sehingga dapat dijadikan sumber daya kompetitif dalam menghadapi

persaingan.

Tabel 1.1

PRDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Semarang

(dalam jutaan rupiah)

Tahun PDRB (ADHK) Pertumbuhan per

tahun (%)

2001 3.915.169,47 -

2002 4.128.481,21 5,44

2003 4.283.284,51 3,74

2004 4.345.991,2 1,46

2005 4.481.358,3 3,11

2006 4.652.041,8 3,8

2007 4.871.444,3 4,71

2008 5.079.003,7 4,26

Sumber : BPS Kab. Semarang. Data Diolah.

Kondisi perekonomian yang semakin membaik dengan diterapkannya

kebijakan-kebijakan pemerintah yang dikeluarkan untuk semakin

memperbaiki kondisi perekonomian nasional. Melihat kondisi ekonomi

Page 21: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

21

nasional, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Semarang mengalami peningkatan

yang cukup signifikan mulai tahun 2005. Setelah terjadi pertumbuhan PDRB

di tahun 2004 yang hanya 1,46 persen, di tahun 2005 pertumbuhan PDRB

menjadi sebesar 3,11 persen dan tahun 2006 meningkat lagi menjadi 3,8

persen. Pertumbuhan PDRB pada tahun 2007 mencapai 4,71 persen dan pada

tahun 2008 mengalami pertumbuhan relatif kecil dibanding tahun 2007 yaitu

sebesar 4,26 persen.

Berhubungan dengan hal tersebut, maka perlu dikaji sektor-sektor apa

saja yang memberikan kontribusi banyak dalam peningkatan pendapatan

daerah. Melalui perencanaan sektoral dapat diproyeksikan sasaran-sasaran

pembangunan dalam rangka pencapaian sasaran pendapatan. Pemerintah

daerah harus mampu menggali potensi daerah yang ada untuk dimanfaatkan

secara optimal. Hal ini berguna agar penetuan program pembangunan dapat

berhasil sesuai yang direncanakan. Pelaksanaan pembangunan daerah harus

selalu memperhatikan karakteristik wilayahnya sehingga kebijakan

pembangunan dapat lebih terarah. Sumber daya yang dimiliki harus dapat

dimanfaatkan dengan baik demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan yang sudah berjalan selama ini semakin beragam dan

kompleks. Namun perlu disadari bahwa dalam pelaksanaannya perlu diadakan

evaluasi setiap akhir periode tertentu. Sehingga kita dapat mengetahui dampak

keberhasilan pembangunan dan faktor penghambat pemgembangan potensi

dan prospek di masa yang akan datang.

Page 22: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

22

Peranan pembangunan daerah sangat menentukan berhasilnya

pembangunan di daerah dengan pemilihan strategi perencanaan yang tepat,

maka tidak mustahil peran itu akan tercapai. Sering kali suatu pemerintah

daerah menerapkan kebijakan daerah lain yang telah berhasil dalam

melakukan pembangunan. Namun kebijakan itu belum tentu berhasil

diterapkan di daerah lain. Maka dari itu, dalam membuat kebijakan daerah

hendaknya disesuaikan dengan kondisi daerah tersebut, misalnya kebutuhan,

potensi maupun masalah yang sedang dihadapi daerah yang bersangkutan.

Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembangunan daerah adalah

masalah pembiayaan yang terbatas, akibatnya peran pemerintah daerah dalam

penyelenggaraan pelayanan pada masyarakat menjadi lebih rendah, hal ini

berimbas pada kinerja pemerintah daerah kurang efektif. Apabila pemerintah

daerah hanya menggantungkan pembiayaan dari pemerintah pusat maka

pelayanan pada masyarakat daerah tidak akan mengalami peningkatan. Maka

dari itu, pemerintah daerah harus berupaya mencari dan mengusahakan

sumber-sumber pembiayaan dari daerahnya yang dapat diandalkan sehingga

daerah tidak tergantung pada pusat dan daerah menjadi mandiri.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, penelitian ini

bermaksud untuk mengidentifikasi dan menganalisa potensi sektor-sektor

ekonomi menurut lapangan usaha yang terdapat di Kabupaten Semarang pada

periode selama otonomi daerah yaitu tahun 2001-2008. Sehingga dapat

dimanfaatkan untuk mencari dan menciptakan sektor unggulan daerah yang

mampu bersaing dengan daerah lain dan dapat menunjang pertumbuhan

Page 23: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

23

ekonomi daerah tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI , SEKTOR BASIS DAN SEKTOR

POTENSIAL EKONOMI KABUPATEN SEMARANG SELAMA

OTONOMI DAERAH TAHUN 2001-2008.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah

yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi struktur ekonomi di Kabupaten Semarang selama

otonomi daerah?

2. Sektor manakah yang menjadi sektor basis perekonomian di Kabupaten

Semarang selama otonomi daerah?

3. Sektor manakah yang menjadi sektor potensial di Kabupaten Semarang

selama otonomi daerah?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi struktur ekonomi di Kabupaten

Semarang selama otonomi daerah.

2. Untuk mengetahui sektor manakah yang menjadi sektor basis

perekonomian di Kabupaten Semarang selama otonomi daerah.

3. Untuk mengetahui manakah yang menjadi sektor potensial di Kabupaten

Semarang selama otonomi daerah.

Page 24: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

24

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai wacana dan sumber informasi yang dapat menjadi bahan

pertimbangan dan pemikiran bagi lembaga pemerintahan yang

bersangkutan dalam rangka perencanaan pembangunan sektor potensial

Kabupaten Semarang

2. Sebagai wacana dan sumber informasi bagi peneliti lain dalam bidang

yang lain.

3. Dapat digunakan untuk menetukan kebijakan yang berkaitan dengan

otonomi daerah.

4. Memberikan sumbangan pengetahuan tentang seberapa jauh

perkembangan sektor potensial di Kabupaten Semarang.

Page 25: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

25

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pembangunan Ekonomi

Pengertian pembangunan ekonomi selama tiga dasawarsa yang lalu

adalah kemampuan ekonomi suatu negara dimana keadaan ekonomi mula-

mula relatif statis selama jangka waktu yang lama, untuk meningkatkan dan

mempertahankan suatu pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PBD) nya

antara 5 sampai 7 persen atau lebih per tahun. Pengertian ini sangat bersifat

ekonomis. Menurut Todaro bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi

ditunjukkan oleh 3 nilai pokok yaitu (1) berkembangnya kemampuan

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya (basic needs), (2)

meningkatnya rasa harga diri (self-esteem) masyarakat sebagai manusia, dan

(3) meningkatnya kemmpuan masyarakat untuk memilih (freedom from

servitude) yang merupakan salah satu dari hak asasi manusia. Pembangunan

ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang

menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara

dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan

(Arsyad, 1999).

Menurut pengertian akademis, istilah pembangunan (development)

secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian

nasional yang kondisi awalnya kurang lebih bersifat statis dalam kurun waktu

Page 26: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

26

yang cukup lama untuk menciptakan dan mempertahankan kenaikan

pendapatan nasional bruto / GNI (Gross National Income) tahun pada tingkat

katakanlah 5 hingga 7 persen atau bahkan lebih tinggi jika hal itu

memungkinkan. Secara umum, sebelum tahun 1970an pembangunan semata-

mata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. Tinggi rendahnya kemajuan

pembangunan di suatu negara hanya diukur berdasarkan tingkat pertumbuhan

GNI, baik secara keseluruhan maupun perkapita, yang diyakini akan menetas

dengan sendirinya sehingga menciptakan lapangan pekerjaan dan berbagai

peluang ekonomi lain, yang pada akhirnya akan menumbuhkan berbagai

kondisi yang diperlukan demi terciptanya distribusi hasil-hasil pertumbuhan

ekonomi dan sosial secara lebih merata. Itulah yang dikenal sebagai prinsip

”efek penetasan ke bawah” (trickle down effect). Dengan demikian, tingkat

pertumbuhan ekonomi merupakan unsur yang paling diutamakan sedangkan

masalah-masalah lain seperti kemiskinan, diskriminasi, pengangguran dan

ketimpangan distribusi pendapatan, sering kali dinomorduakan (Todaro &

Smith, 2008).

Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional

yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, siakp-sikap

masyarakat dan institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar

pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta

pengentasan kemiskinan. Jadi, pada intinya pembangunan harus

mencerminkan perubahan total masyarakat atau penyesuaian sistem sosial

secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keberagaman kebutuhan dasar dan

Page 27: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

27

keinginan individu maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya,

untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang lebih baik, baik

secara materiil maupun spiritual.

2. Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan

membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor

swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah

tersebut (Arsyad, 1999).

Pada hakekatnya pembangunan daerah merupakan wujud dari

pelaksanaan pembangunan nasional pada wilayah atau daerah tertentu yang

disesuaikan dengan kemampuan sosial dan fisik daerah tersebut sehingga

diharapkan daerah tersebut dapat mengembangkan daerahnya dengan tidak

melanggar aturan yang berlaku. Secara umum tujuan dari adanya

pembangunan daerah yaitu :

a. Mendorong terciptanya pekerjaan yang berkualitas bagi penduduk

b. Berusaha menciptakan stabilitas ekonomi dengan cara menyiapkan sarana

dan prasarana yang dibutuhkan

c. Mengusahakan terciptanya basis diversifikasi aktivitas ekonomi yang

luas, diharapkan dapat memperkecil resiko fluktuasi bisnis

d. Meningkatkan ketersediaan serta perluasan distribusi dari berbagai

macam barang kebutuhan hidup yang pokok

Page 28: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

28

e. Peningkatan standar hidup, tidak hanya peningkatan pendapatan tapi juga

meliputi pertumbuhan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas

pendidikan, peningkatan perhatian nilai kultural dan kemanusiaan yang

semuanya tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materiil, tetapi

juga menumbuhkan jati diri pribadi dan daerah yang bersangkutan

f. Perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial bagi setiap individu serta

daerah secara keseluruhan yakni dengan membebaskan mereka dari

sikap ketergantungan yang bukan saja pada orang atau daerah lain, tapi

juga terhadap setiap kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai

kemanusiaan (Todaro, 2000).

3. Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah

Perlu kita ketahui bahwa pertumbuhan ekonomi regional dianalisa

melalui pendekatan teori-teori, yaitu : (Arsyad, 1999)

a. Teori Ekonomi Neo Klasik

Peranan teori ekonomi Neo Klasik tidak terlalu besar dalam

menganalisis pembangunan daerah (regional) karena teori ini tidak

memiliki dimensi spasial yang signifikan. Namun demikian, teori ini

memberikan dua konsep pokok dalam pembangunan ekonomi daerah

yaitu keseimbangan (equilibrium) dan mobilitas faktor produksi.

Artinya, sistem perekonomian akan mencapai keseimbangan alamiahnya

jika modal bisa mengalir tanpa restriksi (pembatasan). Oleh karena itu,

modal akan mengalir dari daerah yang berupah tinggi menuju daerah

yang berupah rendah.

Page 29: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

29

b. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)

Teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama

pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan

permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-

industri yang menggunakan sumber daya lokal termasuk tenaga kerja dan

bahan baku untuk diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan

penciptaan peluang kerja (job creation). Strategi pembangunan daerah

yang muncul yang didasarkan pada teori ini adalah penekanan terhadap

arti penting bantuan (aid) internasional. Implementasi kebijakannya

mencakup pengurangan hambatan atau batasan terhadap perusahaan-

perusahaan yang berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah

tersebut.

c. Teori Lokasi

Para ekonomi regional sering mengatakan bahwa ada 3 faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan daerah yaitu lokasi, lokasi, dan lokasi.

Pernyataan tersebut sangat masuk akal jika dikaitkan dengan

pengembangan kawasan industri. Perusahaan cenderung untuk

meminimumkan biayanya dengan cara memilih lokasi yang

memaksimumkan peluangnya untuk mendekati pasar. Model

pengembangan industri kuno menyatakan bahwa lokasi yang terbaik

adalah biaya yang termurah antara bahan baku dengan pasar. Tentu saja

banyak variabel lainnya yang mempengaruhi kualitas atau suitabilitas

suatu lokasi misalnya upah tenaga kerja, biaya energi, ketersediaan

Page 30: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

30

pemasok, komunikasi, fasilitas-fasilitas pendidikan dan latihan (diklat),

kualitas pemerintah daerah dan tanggungjawabnya, dan sanitasi.

Perusahaan- perusahaan yang berbeda membutuhkan kombinasi-

kombinasi yang berbeda pula atas faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu,

seringkali masyarakat berusaha untuk memanipulasi biaya dari faktor-

faktor tersebut untuk menarik perusahaan-perusahaan industri.

d. Teori Tempat Sentral

Teori tempat sentral (central place theory) menganggap bahwa ada

hierarki tempat (hierarchy of place). Setiap tempat sentral didukung oleh

sejumlah tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumberdaya industri

dan bahan baku. Tempat sentral tersebut merupakan suatu pemukiman

yang menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang mendukungnya.

Teori tempat sentral ini bisa diterapkan pada pembangunan ekonomi

daerah, baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Misalnya, perlunya

melakukan pembedaan fungsi antara daerah-daerah yang bertetangga

(berbatasan). Beberapa daerah bisa menjadi wilayah penyedia jasa

sedangkan lainnya hanya sebagai daerah pemukiman. Seorang ahli

pembangunan ekonomi daerah dapat membantu masyarakat untuk

mengembangkan peranan fungsional mereka dalam sistem ekonomi

daerah.

e. Teori Kausasi Kumulatif

Kondisi daerah-daerah kota yang semakin buruk menunjukkan konsep

dasar dari tesis kausasi kumulatif (cumulative causation) ini. Kekuatan-

Page 31: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

31

kekuatan pasar cenderung memperparah kesenjangan antara daerah-daerah

tersebut (maju versus terbelakang). Daerah yang maju mengalami

akumulasi keunggulan kompetitif dibandingkan daerah-daerah lainnya.

Hal ini yang disebut Myrdal (1957) sebagai back wash effect.

f. Model Daya Tarik (Attraction)

Teori daya tarik industri adalah model pembangunan ekonomi yang

paling banyak digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi yang

mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi

pasarnya terhadap industrialis melalui pemberian subsidi dan insentif.

4. Pembangunan Ekonomi Daerah di Era Otonomi Daerah

a. Pengertian Otonomi Daerah

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1 ayat 5 dan

6 pengertian otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah

otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Daerah otonom merupakan kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas daerah tertentu, berwenang mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan

aspirasi masyarakat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dasar prinsip otonomi yaitu meliputi otonomi yang nyata,

bertanggung jawab, dan dinamis diharapkan dapat lebih mudah

direalisasikan. ”Nyata” berarti otonomi secara nyata diperlukan sesuai

dengan situasi dan kondisi obyektif di daerah. ”Bertanggung jawab”

Page 32: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

32

mengandung arti pemberian otonomi diselaraskan atau diupayakan untuk

memperlancar pembangunan di seluruh pelosok tanah air. ”Dinamis”

berarti pelaksanaan otonomi selalu menjadi sasaran dan dorongan untuk

lebih baik dan maju (Kuncoro, 2004).

Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah

diatur dalam Undang-Undang No. 33 Tahun 2004, yaitu Penyelenggaraan

pemerintah daerah sebagai subsistem pemerintahan negara dimaksudkan

untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan

pemerintahan dan pelayanan masyarakat sebagai daerah otonom, daerah

mempunyai kewenaangan dan tanggungjawab menyelenggarakan

kepentingan masyarakat berdasarkan prinsip keterbukaan, partisipasi

masyakarat, dan pertanggungjawaban kepada masyarakat.

b. Tujuan Otonomi Daerah

Dalam otonomi daerah, tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan

pelayanan publik (publik service) dan memajukan perekonomian daerah.

Pada dasarnya terkandung tiga misi utama pelaksanaan otonomi daerah

dan desentralisasi fiskal, yaitu (Mardiasmo, 2002) :

1) Meningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan

kesejahteraan masyarakat

2) Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah

3) Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat (publik)

untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan

Page 33: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

33

Melalui otonomi diharapkan daerah akan lebih mandiri dalam

menentukan seluruh kegiatan ekonominya dan pemerintah pusat diharapkan

tidak terlalu aktif dalam mengatur daerah. Pemerintah daerah harus mampu

mengenal dan mengetahui bagaimana kondisi wilayah dan sumber daya

alam yang dimiliki daerahnya. Dengan hal itu diharapkan dapat

mempermudah kinerja pemerintah daerah dalam mengidentifikasi dan

menggali sumber daya alam yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan

perekonomian di daerah. Dalam pengelolaannya, pemerintah daerah harus

memperhatikan pemeliharaan sumber daya alam agar dapat digunakan

secara berkelanjutan.

Selain itu otonomi daerah memungkinkan daerah untuk dapat

kekuasaan dalam kewenangan pemerintah mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi. Kewenangan otonomi

yang nyata mengandung arti keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan

kewenangan pemerintah dibidang tertentu yang secara nyata ada dan

diperlukan serta tumbuh, hidup dan berkembang di daerah.

Pembangunan ekonomi dilihat dari segi sektoral, perlu dirumuskan

satu atau beberapa sektor kegiatan ekonomi yang dinyatakan sebagai

kegiatan ekonomi penting. Dalam menghadapi masalah sektoral tersebut

pemerintah daerah harus dapat mengambil sikap tegas, mengembangkan

lebih lanjut, mempertahankan atau bahkan membiarkan struktur kegiatan

ekonomi tersebut berkembang sendiri. Sikap ini dimaksudkan agar sektor-

Page 34: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

34

sektor tersebut dapat berkembang secara terpadu yang pada akhirnya dapat

berjalan seimbang.

5. Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah

Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai

perencanaan untuk memperbaiki penggunaan sumberdaya-sumberdaya publik

yang tersedia di daerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor

swasta dalam menciptakan nilai sumberdaya-sumberdaya swasta secara

bertanggung jawab (Arsyad, 1999).

Tahap pertama perencanaan bagi setiap organisasi yang tertarik dalam

pembangunan ekonomi daerah adalah menentukan peran (role) yang akan

dilakukan dalam proses pembangunan. Ada 4 peran yang dapat diambil oleh

pemerintah daerah dalam proses pembangunan ekonomi daerah yaitu sebagai

(Arsyad, 1999):

a. Entrepreneur

Dengan perannya sebagai entrepreneur, pemerintah daerah

bertanggungjawab untuk menjalankan suatu usaha bisnis. Pemerintah

daerah bisa mengembangkan suatu usaha sendiri (BUMN). Aset-aset

pemerintah daerah harus dapat dikelola dengan lebih baik sehingga secara

ekonomis menguntungkan.

b. Koordinator

Pemerintah daerah dapat bertindak sebagai koordinator untuk

menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi-strategi bagi

pembangunan di daerahnya. Perluasan dalam peranan ini dalam

Page 35: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

35

pembangunan ekonomi bisa melibatkan kelompok-kelompok dalam

masyarakat dalam proses pengumpulan dan pengevaluasian informasi

ekonomi, misalnya tingkat kesempatan kerja, angkatan kerja,

pengangguran dan sebagainya. Dalam perannya sebagai koordinator,

pemerintah daerah bisa juga melibatkan lembaga-lembaga pemerintah

lainnya, dunia usaha, dan masyarakat dalam penyusunan sasaran ekonomi,

rencana-rencana, dan strategi-strategi. Pendekatan ini sangat potensial

dalam menjaga konsistensi pembangunan daerah dengan nasional (pusat)

dan menjamin bahwa perekonomian daerah akan mendapatkan manfaat

yang maksimum daripadanya.

c. Fasilitator

Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui

perbaikan lingkungan attitudinal (perilaku atau budaya masyarakat) di

daerahnya. Hal ini akan mempercepat proses pembangunan dan prosedur

perencanaan serta pengaturan penetapan daerah (zoning) yang lebih baik.

d. Stimulator

Pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan

pengembangan usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang akan

mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk masuk ke daerah tersebut

dan menjaga agar perusahaan-perusahaan yang telah ada tetap berada di

daerah tersebut. Stimulasi ini dapat dilakukan dengan cara antara lain :

pembuatan brosur-brosur, pembangunan kawasan industri, pembuatan

Page 36: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

36

outlet untuk produk-produk industri kecil, membantu industri-industri

kecil melakukan pameran.

Ada 3 implikasi pokok dari perencanaan pembangunan ekonomi daerah

(Arsyad, 1999) :

a) Perencanan pembangunan ekonomi daerah yang realistik memerlukan

pemahaman tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional

(horizontal dan vertikal) di mana daerah tersebut merupakan bagian

darinya, keterkaitan secara mendasar antara keduanya, dan konsekuensi

akhir dari interaksi tersebut.

b) Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk

daerah, dan sebaliknya yang baik bagi daerah belum tentu baik secara

nasional.

c) Perangkat kelembangaan yang tersedia untuk pembangunan daerah,

misalnya, administrasi, proses pengambilan keputusan, otoritas biasanya

sangat berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia pada tingkat

pusat. Selain itu, derajat pengendalian kebijakan sangat berbeda pada dua

tingkat tersebut. Oleh karena itu, perencanaan daerah yang efektif harus

bisa membedakan apa yang seyogyanya dilakukan dan apa yang dapat

dilakukan, dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya pembangunan

sebaik mungkin yang benar-benar dapat dicapai, dan mengambil manfaat

dari informasi yang lengkap yang tersedia pada tingkat daerah karena

kedekatan para perencananya dengan obyek perencanaan.

Page 37: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

37

6. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah

Secara umum tujuan dari strategi pembangunan dapat dikelompokkan

menjadi 4 kelompok besar (Arsyad, 1999) :

a. Strategi Pemgembangan Fisik/Lokalitas

Melalui pemgembangan program perbaikan kondisi fisik/lokalitas

daerah yang ditujukan untuk kepentingan pembnagunan industri dan

perdagangan, pemerintah daerah akan berpengaruh positif bagi

pengembangan dunia usaha daerah. Secara khusus, tujuan strategi

pengembangan fisik/lokalitas ini adalah untu menciptakan identitas

daerah/kota, memperbaiki basis pesona (amenity base) atau kaulitas hidup

masyarakat, dan memperbaiki daya tarik pusat kota (civic center) dalam

upaya untuk memperbaiki dunia usaha daerah.

Alat untuk mencapai tujuan pembangunan fisik/lokalitas daerah ini

mencakup antara lain :

1) Pembuatan bank tanah (landbanking) yang bertujuan agar kita

mempunyai data tentang tanah yang penggunaannya kurang optimal,

belum dikembangkan, atau salah penggunaan, dan sebagainya.

Pembuatan katalog mengenai luas dan lokasi tanah yang terus

diperbaharui akan sangat bermanfaat untuk proses pengambilan

kebijakan daerah.

2) Pengendalian dan perencanaan pembangunan. Jika hal ini dilakukan

dengan benar akan memperbaiki iklim investasi di daerah dan

memperbaiki citra pemerintah daerah.

Page 38: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

38

3) Penataan kota (townscaping). Kemajuan di pusat-pusat perdagangan

dapat dicapai melalui perbaikan-perbaikan sarana jalan raya (misalnya

penanaman pohon-pohon yang rindang dan indah) dan perbaikan-

perbaikan sarana pusat pertokoan (misalnya perbaikan tampilan muka

pertokoan atau penetapan standar fisik bagi suatu bangunan

pertokoan).

4) Pengaturan tata ruang (zoning) dengan baik akan merangsang

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah. Peruntukan lahan

harus jelas dan tepat, misalnya penetapan kawasan pemukiman,

kawasan industri, kawasan perdagangan dan kawasan hijau.

5) Penyediaan perumahan dan pemukiman yang baik akan berpengaruh

positif bagi dunia usaha. Selain itu, kegiatan di sektor ini juga akan

menciptakan kesempatan kerja.

6) Penyediaan infrastruktur seperti : sarana air bersih, listrik, taman-

taman, sarana parkir, dan sebagainya, menjadi daya tarik utama juga

bagi calon investor dan dunia usaha.

b. Strategi Pengembangan Dunia Usaha

Pengembangan dunia usaha merupakan komponen penting dalam

perencanan pembangunan ekonomi daerah karena daya tarik, kreasi, atau

daya tahan kegiatan dunia usaha merupakan cara terbaik untuk

menciptakan perekonomian daerah yang sehat. Beberapa alat untuk

mengembangkan dunia usaha yakni :

Page 39: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

39

1) Penciptaan iklim usaha yang baik bagi dunia usaha melalui pengaturan

dan kebijakan yang memberikan kemudahan bagi dunia usaha dan

pada saat yang sama mencegah penurunan kualitas lingkungan.

2) Pembuatan pusat informasi terpadu yang dapat memudahkan

masyarakat dunia usaha untuk berhubungan dengan aparat pemerintah

daerah untuk segala macam kepentingan terutama mengetahui masalah

perijinan, rencana pembangunan ekonomi daerah, pemerintah daerah,

ketersediaan lahan, ijin mendirikan bangunan dan sebagainya.

3) Pendirian pusat konsultasi dan pemgembangan usaha kecil. Selain

perannya yang penting sebagai penyerap tenaga kerja dan sebagai

sumber dorongan kewirausahaan, usaha kecil seringkali mengalami

kegagalan atau tidak dapat berkembang dengan baik. Penyebab

utamanya adalah jeleknya manajemen usaha kecil. Oleh karena itu

perlu didirikannya suatu pusat konsultasi dan pengembangan usaha

kecil yang siap untuk membantu para pengusaha kecil tersebut

sehingga kinerjanya meningkat.

4) Pembuatan sistem pemasaran bersama untuk menghindari skala yang

tidak ekonomis dalam produksi, meningkatkan daya saing terhadap

produk-produk impor, dan meningkatkan siakp kooperatif antar

sesama pelaku bisnis.

5) Pembuatan lembaga penelitian dan pengembangan (LitBang).

Peningkatan persaingan di dunia yang berbasiskan ilmu pengetahuan

sekarang ini menuntut pelaku bisnis dan pemerintah daerah untuk

Page 40: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

40

secara terus menerus melakukan kajian tentang pengembangan produk

baru, pengembangan teknologi baru dan pencarian pasar-pasar baru.

c. Strategi Pengembangan Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia merupakan aspek yang paling penting dalam

proses pembangunan ekonomi. Oleh karena peningkatan kualitas dan

ketrampilan sumberdaya manusia adalah suatu keniscayaan.

Pengembangan kualitas sumber daya manusai ini dapat dilakukan dengan

cara antara lain :

1) Pelatihan dengan sistem customized training. Sistem pelatihan seperti ini

adalah sistem pelatihan yang dirancang secara khusus untuk memenuhi

kebutuhan dan harapan si pemberi kerja.

2) Pembuatan bank keahlian (skillbank). Informasi yang berada pada bank

keahlian berisi data tentang keahlian dan latar belakang orang yang

menganggur di suatu daerah. Informasi ini bermanfaat bagi pengembangan

jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan para

penganggur tersebut. Selain itu, informasi ini juga merupakan informasi

cadangan keahlian yang pada akhirnya bank keahlian ini dapat juga

digunakan untuk pembentukan koperasi.

3) Penciptaan iklim yang mendukung bagi berkembangnya lembaga-

lembaga pendidikan dan ketrampilan (LPK) di daerah. Hal ini secara tidak

langsung bermanfaat bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia di

daerah tersebut. Misalnya : lembaga kursus bahasa, lembaga kursus

Page 41: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

41

komputer, lembaga kursus perbengkelan dan lembaga kursus perhotelan

dan sebagainya.

4) Pengembangan lembaga pelatihan bagi penyandang cacat. Hal ini

penting bagi penyandang cacat itu sendiri untuk meningkatkan rasa harga

diri dan percaya dirinya. Selain itu, untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu

kadang-kadang penyandang cacat mempunyai beberapa kelebihan.

d. Strategi Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Kegiatan pengembangan masyarakat ini merupakan kegiatan yang

ditujukan untuk mengembangkan suatu kelompok masyarakat tertentu di

suatu daerah. Dalam bahasa populernya sekarang ini juga dikenal dengan

istilah kegiatan pemberdayaan (empowerment) mayarakat. Kegiatan-

kegiatan seperti ini berkembang marak di Indonesia belakangan ini karena

ternyata kebijakan umum ekonomi yang ada tidak mampu memberikan

manfaat bagi kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Tujuan kegiatan

ini adalah untuk menciptakan manfaat sosial, misalnya melalui penciptaan

proyek-proyek padat karya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka atau

memperoleh keuntungan dari usahanya.

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Zakki Irfan Susatya dengan

judul Identifikasi Sektor Ekonomi Potensial Kabupaten Kudus Sebelum

dan Selama Pelaksanaan Otonomi Daerah (1998-2003) . Berdasarkan data

PDRB sektor basis Kabupaten Kudus pada sebelum maupun sesudah

otonomi daerah yakni sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan,

Page 42: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

42

hotel dan restoran. Berdasarkan data tenaga kerja sektor : basisnya

bergeser dari sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan,

listrik, gas dan iar bersih, bangunan, angkutan dan komunikasi menjadi

sektor : pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan

air bersih, bangunan, angkutan dan komunikasi, keuangan, sewa dan jasa

perusahaan, sektor jasa-jasa. Kontribusi sektor ekonomi terbesar tidak

bergeser yaitu sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan, hotel

dan restoran. Penyerapan tenaga kerja bergeser dari sektor industri

pengolahan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran menjadi sektor

industri pengolahan serta sektor pertanian. Berdasarkan data PDRB sektor

potensial meliputi sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor

perdagangan, hotel, dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi,

bergeser menjadi sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas

dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran,

sektor angkutan dan komunikasi. Berdasarkan data tenaga kerja, sektor

potensial meliputi sektor: industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih,

perdagangan, hotel dan restoran, angkutan dan komunikasi bergeser

menjadi sektor : bangunan, perdagangan, hotel dan restoran. Berdasarkan

data PDRB sektor ekonomi dominan tidak bergeser yaitu sektor

perdagangan, hotel dan restoran. Berdasarkan data tenaga kerja sektor

dominan bergeser dari sektor : industri pengolahan, listrik, gas dan air

bersih, angkutan dan komunikasi menjadi sektor : bangunan, angkutan dan

komunikasi.

Page 43: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

43

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Zakki Irfan Susatya

dengan penelitian ini adalah lokasi penelitian, tahun penelitian, alat

analisis dan data yang digunakan dalam penelitian Muhammad Zakki

Irfan Susatya adalah menggunakan data Produk Domestik Regional Bruto

dan data penyerapan tenaga kerja tahun 1998-2005. Sedangkan dalam

penelitian ini menggunakan data Produk Domestik Regional Bruto tahun

2001-2008.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Taufiqqurrahman dengan judul Analisis

Perubahan Struktur Ekonomi dan Identifikasi Sektor Unggulan di

Kabupaten Magelang Tahun 1998-2003. Berdasarkan dari PDRB

diketahui bahwa pada era sebelum otonomi daerah (1998-2000) struktur

ekonomi yang sangat dominan di Kabupaten Magelang adalah sektor

pertambangan dan penggalian serta sektor jasa-jasa. Sektor ekonomi yang

menonjol menurut kriteria pertumbuhan yaitu sektor industri pengolahan

serta sektor listrik, gas dan air minum. Sedangkan sektor pertanian, sektor

bangunan atau kontruksi, sektor pengangkutan dan komunikasi serta

sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor

ekonomi yang menonjol menurut kriteria kontribusi. Pada era selama

otonomi daerah (2001-2003) sektor ekonomi yang sangat dominan di

Kabupaten Magelang adalah sektor pertanian, sekltor pertambangan dan

penggalian, sektor bangunan atau konstruksi, serta sektor jasa-jasa. Sektor

ekonomi yang menonjol menurut kriteria pertumbuhan adalah sektor

Page 44: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

44

listrik, gas dan air minum. Sedangkan sektor ekonomi yang menonjol

menurut kriteria kontribusi adalah sektor pengangkutan dan komunikasi.

Perbedaan penelitian Taufiqqurrahman dengan penelitian ini adalah lokasi

penelitian, tahun penelitian dan alat analisis yang digunakan oleh

Taufiqqurrahman yaitu dengan alat analisis Shift Share Klasik, Shift Share

Esteban-Marquillas, Shift Share Arcellus, Location Quotient, Overlay

serta Uji Beda Dua Mean. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan

alat analisis Location Quotient, Model Rasio Pertumbuhan, Shitf Share,

dan Overlay.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Nuraini dengan judul Analisis

Potensi Sektor Industri Manufaktur di Kabupaten Malang Tahun 1995-

2005. Hasil penelitian menunjukkan sektor industri manufaktur di

Kabupaten Malang masih di bawah rata-rata bila dibandingkan dengan

daerah-daerah terdekatnya dan Propinsi Jawa Timur. Kabupaten Malang

mempunyai keunggulan komparatif untuk jenis industri tekstil, barang dari

kulit, dan alas kaki, industri semen dan barang galian bukan logam,

industri alat angkutan mesin dan peralatan. Satuan Wilayah

Pengembangan (SWP) yang paling banyak mempunyai jenis industri yang

tergolong ”cepat tumbuh cepat maju” adalah SWP Lawang. Sedangkan

yang kedua adalah SWP Lingkar Kota Malang, SWP ini mempunyai jenis

industri yang tergolong ”cepat tumbuh cepat maju” sebanya yaitu industri :

1) Makanan, minuman dan tembakau; 2) Tekstil, kulit dan alas kaki; 3)

Pupuk kimia dan barang dari karet; dan 4) Barang-barang lainnya.

Page 45: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

45

Perbedaan penelitian Ida Nuraini dengan penelitian ini adalah lokasi

penelitian, tahun penelitian dan alat analisis yang digunakan adalah

Analisis Kontribusi, Location Qoutient, Tipologi Klassen dan Shift Share.

Sedangkan penelitian ini menggunakan alat analisis Location Quotient,

Model Rasio Pertumbuhan, Shitf Share, dan Overlay.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Lilis Siti Badriah dengan judul

Indentifikasi Sektor-sektor Ekonomi Unggulan Di Propinsi Jawa Tengah.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sektor dominan di Propinsi

Jawa Tengah adalah sektor pertanian, sektor industri, sektor perdagangan,

hotel dan restoran. Sektor potensialnya yaitu sektor pertambangan dan

penggalian, sektor listrik, gas dan air minum, sektor pengangkutan dan

komunikasi, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

sedangkan sektor yang unggul tetapi cenderung menurun adalah sektor

jasa-jasa.

Perbedaan penelitian Lilis Siti Badriah dengan penelitian ini adalah

lokasi penelitian, tahun penelitian dan alat analisis yang digunakan adalah

Analisis Location Qoutient, Model Rasio Pertumbuhan dan Overlay.

Sedangkan penelitian ini menggunakan alat analisis Location Quotient,

Model Rasio Pertumbuhan, Shitf Share, dan Overlay.

C. Kerangka Pikiran

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan keseluruhan nilai

tambah dari barang dan jasa yang di produksi oleh seluruh kegiatan ekonomi

Page 46: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

46

atau lapisan usaha dalam suatu wilayah selama periode tertentu yang terdiri

dari sektor ekonomi yaitu antara lain :

1. Sektor Pertanian

2. Sektor Pertambangan dan Galian

3. Sektor Industri dan Pengolahan

4. Sektor Listrik, Gas dan Air Minum

5. Sektor Bangunan

6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

8. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

9. Sektor Jasa-jasa

Dengan melihat data PDRB Kabupaten Semarang dan PDRB Jawa

Tengah, akan diteliti dan dianalisis pola kontribusi sektoral dan laju

pertumbuhan, sektor basis dan sektor potensial yang menjadi di Kabupaten

Semarang. Dalam merumuskan kebijakan daerah harus mengetahui

kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki daerahnya. Dengan diketahuinya

sektor potensial yang akan dikembangkan maka akan mempermudah

pemerintah daerah didalam menyusun kebijakan pembangunan daerah dapat

tepat sasaran sehingga dapat mewujudkan tujuan pembangunan ekonomi

daerah yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan terciptanya

pekerjaan yang berkualitas bagi penduduk, stabilitas ekonomi, kemudahan

distribusi dari berbagai macam barang kebutuhan pokok hidup, meningkatnya

Page 47: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

47

Selama Otonomi Daerah

(2001-2008)

Pola kontribusi

sektoral dan laju

pertumbuhan PDRB

Kab. Semarang

Sektor Basis Kab.

Semarang

Struktur Ekonomi

Kab. Semarang

Sektor Potensial

Ekonomi Kab.

Semarang

Kebijakan Pembangunan

Kab. Semarang

Pembangunan Ekonomi

Kab. Semarang

standar hidup dan meningkatnya perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial

bagi individu dan daerah secara menyeluruh.

Skema Kerangka Teoritis

Bagan 3.1

Page 48: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang berbentuk studi analisis

deskriptif mengenai hasil analisis kontribusi sektoral dan hasil analisis

pertumbuhan (laju pertumbuhan) serta analisis kuantitatif untuk mengetahui

sektor basis, struktur ekonomi dan sektor potensial dalam perekonomian

daerah. Sedangkan lokasi yang diambil untuk penelitian ini adalah Kabupaten

Semarang.

B. Jenis Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

mencakup data mengenai kontribusi sektoral, laju pertumbuhan ekonomi tiap

tahun, data penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas

Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan. Data-data tersebut

diperoleh dari kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Semarang, yang

terdiri dari :

1) PDRB Kabupaten Semarang Tahun 2001-2008

2) Pendapatan Regional Jawa Tengah Tahun 2005

3) Pendapatan Regional Jawa Tengah Tahun 2008

4) Kabupaten Semarang Dalam Angka Tahun 2009

Page 49: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

49

C. Definisi Operasional Konsep Penelitian

1. Tingkat sumbangan atau kontribusi sektoral dan laju pertumbuhan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) secara sektoral, variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) yaitu jumlah nilai barang dan jasa akhir yang diproduksi sebagai

unit produksi di dalam suatu wilayah dan dalam jangka waktu tertentu

(biasanya 1 tahun).

Terdiri dari 9 sektor lapangan usaha utama yaitu :

a. Sektor Pertanian

b.Sektor Pertambangan dan Galian

c. Sektor Industri dan Pengolahan

d.Sektor Listrik, Gas dan Air Minum

e. Sektor Bangunan

f. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

g.Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

h.Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

i. Sektor Jasa-jasa

Terdapat 2 jenis PDRB, yaitu :

1) PDRB Atas Dasar Harga Konstan

Jumlah nilai barang dan jasa akhir yang diproduksi sebagai unit

produksi di dalam suatu wilayah dan dalam jangka waktu tertentu,

dinilai dengan harga tahun dasar.

Page 50: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

50

2) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Jumlah nilai barang dan jasa akhir yang diproduksi sebagai unit

produksi di dalam suatu wilayah dan dalam jangka waktu tertentu,

dinilai dengan harga yang berlaku saat ini.

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan.

2. Sektor Basis

Sektor ekonomi yang mampu memenuhi semua kebutuhan di

daerahnya sendiri dan mampu mengekspor ke daerah lain, serta dominan

jika dilihat dari kontribusinya (LQ).

3. Sektor Potensial

Sektor ekonomi yang mampu memenuhi semua kebutuhan di

daerahnya sendiri dan mampu mengekspor ke daerah lain, serta sektor

yang pertumbuhannya (RPs) dan kontribusinya (LQ) dominan.

4. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan dalam kemampuan

dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan jasa-

jasa.

D. Teknik Analisis

1. Analisis Deskriptif

Penelitian dengan menggunakan analisis deskriptif merupakan

penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau

Page 51: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

51

keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk

mengungkapkan fakta (fact finding). Jadi hasil penelitian yang

menggunakan metode deskriptif ini ditekankan pada memberikan gambaran

secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang di selidiki. Di

samping itu agar mendapatkan manfaat penelitian yang lebih luas dalam

penelitian melalui metode deskriptif, seringkali selain mengungkapkan

fakta sebagaimana adanya juga dilakukan pemberian interpretasi-interpretasi

yang memadai. (Nawawi, 1995 dalam Apriliana, 2008)

Untuk mengetahui tingkat sumbangan atau kontribusi sektoral dan laju

pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) secara sektoral

yaitu dengan menggunakan teknik analisis :

a. Analisis Kontribusi Sektoral

Distribusi persentase sektoral dihitung berdasarkan perbandingan

persentase antara besarnya nilai tiap-tiap sektor dengan PDRB.

Distribusi Persentase = PDRB

Vi . 100%

Dimana : Vi = nilai PDRB sektor i

PDRB = total jumlah PDRB

b. Analisis Pertumbuhan

Laju pertumbuhan sektoral digunakan untuk menunjukan

pertumbuhan masing-masing sektor dari tahun ke tahun dengan

memperbandingkan perubahan pendapatan suatu sektor dengan

pendapatan sektor tersebut pada sebelumnya.

Page 52: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

52

Laju pertumbuhan = 1

1

t

tt

Vi

ViVi. 100%

Dimana : tVi = nilai PDRB sektor i

1tVi = nilai PDRB sektor i tahun sebelumnya

2. Analisis Kuantitatif

Analisis sektor basis sangat penting untuk mengetahui dan menentukan

rencana pembangunan suatu daerah. Sektor basis adalah sektor yang mampu

memenuhi permintaan pasar daerah dan luar daerah sehingga dari sektor basis

terjadi penjualan keluar yang memberikan peningkatan pendaatan daerah.

Adanya peningkatan pendapatan daerah, akan meningkatkan tingkat konsumsi

dan investasi yang kemudian akan meningkatkan lagi pendapatan. Sehingga

akan tercipta lagi lapangan usaha baru. Kenaikan ini akan mendorong pula

peningkatan permintaan produksi dari sektor non basis. Hal tersebut akan

meningkatkan investasi pada sektor yang bersangkutan, sehingga investasi

modal dari sektor non basis merupakan investasi yang didorong oleh kenaikan

dari sektor basis.

a. Analisis Location Quotient (LQ)

Alat ini digunakan untuk mengetahui apakah ada keunggulan

komparatif dalam perekonomian daerah yang dianalisis untuk

menunjukkan basis ekonomi wilayah tersebut dari kriteria kontribusi.

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Arsyad, 1999 : 142)

ti

ti

VV

vvLQ

/

/

Page 53: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

53

iv = pendapatan dari sektor i di tingkat kota/kabupaten

tv = pendapatan total di tingkat kota/kabupaten

iV = pendapatan sektor i di tingkat propinsi

tV = pendapatan total di tingkat kota/kabupaten

Terdapat 3 kategori dari hasil Location Quotient dalam perekonomian yaitu :

1) Jika LQ > 1, maka sektor yang bersangkutan di tingkat kota/kabupaten

lebih berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan di tingkat

propinsi. Sektor ini dalam perekonomian daerah dikota/kabupaten

memiliki keunggulan komparatif dan dikategorikan sebagai sektor

basis.

2) Jika LQ = 1, maka sektor ynag bersangkutan di tingkat kota/kabupaten

maupun di tingkat propinsi memiliki tingkat spesialisasi atau dominasi

yang sama.

3) Jika LQ < 1, maka sektor yang bersangkutan di tingkat kota/kabupaten

kurang berspesialisasi atau kurang dominan dibandingkan di tingkat

propinsi. Sektor ini dalam perekonomian daerah di kota atau kabupaten

dikategorikan sebagai sektor non basis.

b. Analisis Shift Share

Analisis Shift Share adalah yaitu teknik yang dipakai dalam

menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan

perekonomian nasional (Arsyad,1999 :139).Teknik ini menggambarkan

performance (kinerja) sektor-sektor ekonomi di suatu wilayah

dibandingkan dengan kinerja perekonomian nasional, sehingga dengan alat

Page 54: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

54

analisis ini dapat diketahui adanya pergeseran hasil pembangunan

perekonomian daerah bila daerah tersebut mendapatkan kemajuan sesuai

dengan kedudukannya dalam perekonomian nasional. (Prasetyo Soepono,

1993 : 44).

Rumus yang dipakai dalam analisis shift share klasik adalah :

Dij = Nij + Mij + Cij

Keterangan :

Dij = Perubahan variabel output i di wilayah j

Nij = Pertumbuhan ekonomi nasional

Mij = Bauran industri sektor i di wilayah j

Cij = Keunggulan kompetitif sektor i di wilayah j

Dimana :

Dij = E*ij – Eij

Nij = Eij . rn

Mij = Eij . nin rr

Cij = Eij . inij rr

Keterangan :

Eij = Pendapatan sektor i di wilayah j pada awal tahun analisis (Tahun

2001)

E*ij = Pendapatan sektor i tahun terakhir di wilayah j (Tahun 2008)

r = Pertumbuhan

ijr = Laju pertumbuhan sektor i di daerah j

inr = Laju pertumbuhan i di propinsi

Page 55: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

55

nr = Laju pertumbuhan PDRB propinsi

Laju pertumbuhan PDRB propinsi maupun laju pertumbuhan sektor i

di sekitar daerah j diperoleh dari :

ijr = (E*ij – Eij) /Eij

inr = (E*ij – Ein) /Ein

nr = (E*n – En) / En

Dimana :

Eij = Pendapatan sektor i di wilayah j pada tahun 2001

E*ij = Pendapatan sektor i tahun 2008 di wilayah j

Ein = Pendapatan sektor i di propinsi pada tahun 2001

E*in = Pendapatan sektor i tahun 2008 di propinsi

En = nilai tambah PDRB propinsi pada tahun 2001

E*n = nilai tambah PDRB propinsi pada tahun 2008

Untuk suatu daerah pertumbuhan propinsi, bauran industri, dan

keunggulan kompetitif dapat dijumlahkan untuk semua sektor sebagai

keseluruhan daerah, sehingga persamaan Shift Share untuk sektor i di daerah j

:

nijninn rrEijrrEijrEijDij .

Persamaan tersebut membebankan tiap sektor daerah dengan laju

pertumbuhan yang setara dengan laju pertumbuhan yang dicapai oleh

perekonomian daerah setingkat diatasnya selama kurun waktu analisis.

Page 56: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

56

c. Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Model Rasio Pertumbuhan digunakan untuk melihat deskripsi kegiatan

ekonomi yang potensial terutama sektor ekonomi di wilayah studi

(kabupaten/kota) dalam perbandingan dengan daerah referensi (propinsi).

Dengan mengkombinasikan keduanya akan diperoleh deskripsi kegiatan

ekonomi yang potensial baik di wilayah studi maupun wilayah referensi.

Pada perhitungan MRP akan diperoleh nilai riil yang selanjutnya perlu

dikonversi dengan nilai nominalnya baik RPs maupun RPr. Bila hasil

perhitungan nilai riil > 1 maka nilai nominalnya positif, sebaliknya jika

hasil perhitungan nilai riil < 1 maka nilai nominalnya negatif. Adapun

rumus selengkapnya sebagai berikut : (Yusuf, 1999:222)

1) Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr)

Adalah perbandingan antara laju pertumbuhan sektor i pada wilayah

referensi dengan laju pertumbuhan total kegiatan (PDRB) wilayah

referensi.

RPr = rr

irir

EE

EE

/

/

Keterangan :

rE = perubahan pendapatan wilayah referensi pada awal (2001) dan

akhir (2008) tahun penelitian

irE = perubahan pendapatan sektor i di wilayah referensi pada awal

(2001) dan akhir (2008) tahun penelitian

rE = pendapatan wilayah referensi pada awal (2001) tahun penelitian

Page 57: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

57

irE = pendapatan sektor i wilayah referensi pada awal (2001) tahun

penelitian

2) Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs)

Adalah perbandingan antara laju pertumbuhan sektor i wilayah studi

dengan laju pertumbuhan sektor sejenis di wilayah referensi.

RPs = irir

ijij

EE

EE

/

/

Keterangan :

ijE = perubahan pendapatan sektor i di wilayah studi pada awal (2001)

dan akhir (2008) tahun penelitian

ijE = pendapatan sektor i di wilayah studi pada awal (2001) tahun

penelitian

irE = perubahan pendapatan sektor i di wilayah referensi pada awal

(2001) dan akhir (2008) tahun penelitian

irE = pendapatan sektor i di wilayah referensi pada awal (2001) tahun

penelitian

Terdapat 4 kategori dalam Model Rasio Pertumbuhan, yaitu :

a) Jika nilai (+) dan (+) berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat

referensi dan tingkat studi memiliki pertumbuhan yang menonjol,

kegiatan ini disebut dominan pertumbuhan.

b) Jika nilai (+) dan (-) berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat

referensi memiliki pertumbuhan yang menonjol, tapi ditingkat studi

memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

Page 58: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

58

c) Jika nilai (-) dan (+) berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat

referensi memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol, tapi ditingkat

studi memiliki pertumbuhan yang menonjol.

d) Jika nilai (-) dan (-) berarti kegiatan sektor tersebut baik pada tingkat

referensi dan tingkat studi memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

d. Overlay

Dalam analisis Overlay ini dimaksudkan untuk dapat melihat

deskripsi kegitan ekonomi yang potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan

dan kriteria kontribusi (Yusuf, 1999:229). Dengan analisis ini maka

kesimpulan-kesimpulan yang sifatnya sementara pada analisis Location

Quotien (LQ) dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) paling tidak sudah

dapat teratasi karena deskripsi kegiatan ekonomi yang potensial akan lebih

akurat dengan analisis ini. Dalam analisis ini, hasil perhitungan Location

Quotien (LQ) dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) yang lebih dari 1 diberi

simbol positif (+), sementara untuk nilai yang kurang dari 1 diberi simbol

negatif (-).

Terdapat 4 kategori kemungkinan dalam analisis Overlay, yaitu

sebagai berikut :

1) Pertumbuhan bernilai positif (+) dan kontribusi bernilai positif (+)

menunjukkan kegiatan dominan dari kriteria kontribusi (LQ) dan dari

kriteria pertumbuhan (RPs).

Page 59: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

59

2) Pertumbuhan bernilai positif (+) dan kontribusi bernilai negatif (-)

menunjukkan kegiatan yang pertumbuhannya (RPs) dominan tapi

kontribusinya dalam (LQ) kecil.

3) Pertumbuhan bernilai negatif (-) dan kontribusi bernilai positif (+)

menunjukkan kegiatan yang pertumbuhannya (RPs) kecil tapi

kontribusinya dalam (LQ) besar.

4) Pertumbuhan bernilai negatif (-) dan kontribusi bernilai negatif (-)

menunjukkan kegiatan suatu setor perekonomian tidak potensial dan

dominan baik dilihat dari kriteria pertumbuhannya (RPs) maupun

kontribusinya dalam (LQ).

Page 60: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

60

BAB IV

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Keadaan Geografi

Secara geografis Kabupaten Semarang berada pada 110 14’ 54,75”

sampai dengan 110 39’ 3” Bujur Timur dan 7 3’57” - 7 30’ Lintang

Selatan. Kabupaten Semarang secara administratif berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kota Semarang dan Kabupaten Demak

Sebelah Selatan : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang

Sebelah Timur : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Grobogan

Sebelah Barat : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Kendal

Suhu udara rata-rata di kabupaten Semarang dapat dikatakan relatif

sejuk. Kabupaten Semarang jika dilihat berdasarkan ketinggian wilayah dari

permukaan laut, yaitu berada pada ketinggian 318 meter dpl hingga 1450 dpl.

Desa Candirejo di Kecamatan Ungaran Barat merupakan desa dengan

ketinggian terendah, sedangkan Desa Batur di Kecamatan Getasan merupakan

wilayah desa dengan ketinggian tertinggi. Rata-rata curah hujan di Kabupaten

Semarang tahun 2008 cenderung rendah. Tercatat rata-rata curah hujannya

hanya 1.622 Mm, dengan Kecamatan Pringapus sebagai Kecamatan bercurah

hujan tertinggi (3.155 Mm) dan Kecamatan Suruh bercurah hujan terendah

(798 Mm).

Page 61: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

61

2. Luas Penggunaan Lahan

Wilayah Kabupaten Semarang berada pada wilayah seluas 95.020,67 Ha.

Sebagian wilayah tersebut merupakan tanah yang peruntukannya bukan untuk

areal persawahan. Tercatat 70.602,7348 Ha merupakan wilayah bukan sawah

(74,3%), sementara areal persawahannya hanya seluas 24.417,94 Ha (25,7%).

Seperti wilayah-wilayah lain di Jawa Tengah, Kabupaten Semarang juga

mengalami hal yang sama berkaitan dengan konversi lahan pertanian. Jika

pada tahun 2006 lahan sawah di Kabupaten Semarang masih tercatat seluas

24.421,07 Ha, maka dalam waktu 2 tahun terdapat konversi lahan sawah

seluas 3,13 Ha.

Keprihatinan akan cepatnya konversi lahan di Kabupaten Semarang ini

benar-benar membutuhkan perhatian serta penanganan yang komprehensif

dari semua kalangan. Hal ini mengingat posisi Kabupaten Semarang yang

merupakan daerah penunjang ketersediaan pangan di Jawa Tengah pada

khususnya dan Indonesia pada umumnya. Program peningkatan produksi

pangan yang dicanangkan pemerintah di wujudkan oleh Pemerintah

Kabupaten Semarang salah satunya dengan cara meningkatkan kualitas irigasi

yang mengairi sawah masyarakat. Peningkatan ini secara konkrit meningkat

kualitasnya pada jenis irigasi teknis, hal ini merupakan peningkatan kualitas

dari irigasi setengah teknis. Pada tahun 2008 terdapat 5.525 Ha areal sawah

diairi oleh irigasi teknis dan 3.818 Ha oleh irigasi setengah teknis.

Page 62: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

62

Tabel 4. 1

Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Semarang Tahun

2008 (Ha)

Kecamatan Lahan Sawah Bukan Lahan

Sawah

Jumlah % Terhadap

Luas Kab.

Semarang

(1) (2) (3) (4) (5)

010 Getasan 62,04 6.516,36 6.580,38 6,93

020 Tengaran 852,60 3.916,25 4.768,85 5,02

030 Susukan 1.971,81 2.914,39 4.886,20 5,14

031 Kaliwungu 1.111,70 1.883,89 2.995,59 3,15

040 Suruh 2.960,77 3.441,66 6.402,43 6,74

050 Pabelan 2.450,67 2.346,80 4.797,47 5,05

060 Tuntang 1.483,57 4.140,01 5.623,58 5,92

070 Banyubiru 1.227,86 4.212,88 5.440,74 5,73

080 Jambu 284,51 4.248,98 4.533,49 4,77

090 Sumowono 732,42 4.820,34 5.552,75 5,84

100 Ambarawa 1.611,01 2.485,46 4.096,47 4,31

101 Bandungan 1.369,00 3.480,19 4.849,19 5,10

110 Bawen 866,91 3.077,02 3.943,93 4,15

120 Bringin 1.947,74 4.243,57 6.191,31 6,52

121 Bancak 1.192,38 3.190,63 4.383,01 4,61

130 Pringapus 1.328,76 6.510,66 7.839,42 8,25

140 Bergas 1.068,77 3.670,01 4.738,78 4,99

151 Ungaran Barat 1.055,46 2.668,79 3.724,25 3,92

152 Ungaran Timur 835,08 2.837,78 3.672,85 3,87

Jumlah 2008 24.415,03 70.605,66 95.020,69 100,00

2007 24.417,94 70.602,73 95.020,67 100,00

2006 24.421,07 70.599,60 95.020,67 100,00

2005 24.423,98 70.596,69 95.020,67 100,00

2004 24.456,00 70.564,67 95.020,67 100,00

Sumber : Dinas Pertanian dan BPS Kabupaten Semarang

Dari Tabel 4.1 dapat diketahui perkembangan luas penggunaan lahan

sawah dan bukan lahan sawah terus mengalami peningkatan dari tahun 2004

sampai dengan tahun 2008. Pada tahun 2008 luas penggunaan lahan sawah

mencapai 24.415,03 Ha sedangkan luas penggunaan bukan lahan sawah

mencapai 70.605,66 Ha.

Page 63: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

63

3. Pemerintahan

a. Wilayah Administrarif

Kabupaten Semarang dengan luas wilayah 950,21 Km_2, tewrbagi

dalam 19 kecamatan dan 235 desa/kelurahan. Kecamatan terluas adalah

Kecamatan Pringapus dengan luas 78,35 Km_2, sedangkan Kecamatan

terkecil adalah Kecamatan Ambarawa dengan luas 28,22 Km_2.

b. Kepegawaian

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, Pemerintah Kabupaten Semarang

didukung oleh 10.508 personel yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil

(PNS). Dari seluruh PNS di lingkungan Pemkab Semarang, kualitas Sumber

Daya Manusia yang tersedia mengalami peninglatan secara signifikan. Pada

tahun 2007 PNS di lingkungan Pemkab Semarang yang berpendidikan SD

sebanyak 333 orang, sedangkan yang berpendidikan S2 ada 286 orang.

Bandingkan dengan keadaan tahun 2008 dimana pegawai dengan pendidikan

SD sebanyak 351 orang sedangkan yang berpendidikan S2 juga meningkat

menjadi 291 orang.

Dalam upaya menjalankan roda pemerintahan dengan lebih baik,

Pemkab Semarang membagi wilayah tugas administrasinya menjadi 19

wilayah kecamatan. Kecamatan- kecamatan tersebut bertanggung jawab

terhadap 235 desa/kelurahan yang dibawahinya. Dalam upaya mewujudkan

ketentraman msyarakatnya, Pemkab Semarang dibantu oleh 9.248 orang

Satlinmas hingga di wilayah terkecil. Jumlah Satlinmas di Kabupaten

Page 64: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

64

Semarang tahun 2008 bertambah sebanyak 1.356 orang dibandingkan tahun

2007.

c. Pertanahan

Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Semarang melaporan,

pada tahun 2008 telah menerbitkan Akta PPAT sebanyak 4.870 buah.

Sedangkan banyaknya sertifikat tanah yang telah diselesaikan sebanyak

2.491 buah. Masing-masing terdiri atas 2.468 HM, 17 HGB dan 6 HP.

4. Kependudukan

a. Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Semarang pada tahun 2008 tercatat

sebanyak 913.022 jiwa. Dari hasil penghitungan peningkatan jumlah

penduduk tahun 2008 terdapat peningkatan sebanyak 6.910 jiwa atau

sebesar 0,76% dibandingkan dengan tahun 2007. Jumlah penduduk

tersebut terdiri dari laki-laki sebanyak 453.250 jiwa dan perempuan

sebanyak 459.722 jiwa. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk

Kabupaten Semarang tahun 2008, kepadatan penduduk setiap 2Km juga

mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2007 kepadatan pendudu

Kabupaten Semarang sebesar 954 jiwa setiap 2Km -nya, maka pada tahun

2008 kepadatan penduduknya adalah 961 jiwa di setiap 2Km .

Page 65: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

65

Tabel 4.2

Luas, Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Semarang Tahun 2008

Kecamatan Luas

(Km_2)

Jumlah Penduduk Kepadatan

Jiwa/Km

L P L+P

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

010 Getasan 65,80 23.855 24.413 48.268 734

020 Tengaran 47,30 31.114 31.058 62.172 1.314

030 Susukan 48,86 22.493 22.182 44.675 914

031 Kaliwungu 29,96 14.110 14.639 28.749 960

040 Suruh 64,02 32.082 32.146 64.228 1.003

050 Pabelan 47,97 18.881 18.782 37.663 785

060 Tuntang 56,24 29.427 29.717 59.144 1.052

070 Banyubiru 54,41 20.180 2.093 40.273 740

080 Jambu 51,63 18.259 18.176 36.435 706

090 Sumowono 55,63 15.909 15.658 31.567 567

100 Ambarawa 28,22 28.002 28.444 56.446 2.000

101 Bandungan 48,23 25.204 25.222 50.426 1.046

110 Bawen 46,57 24.878 25.535 50.413 1.083

120 Bringin 61,89 21.744 22.506 44.250 715

121 Bancak 43,85 11.064 11.451 22.515 513

130 Pringapus 78,35 24.214 25.748 49.962 638

140 Bergas 47,33 29.023 29.636 58.659 1.239

151 Ungaran Barat 35,96 33.023 33.872 66.895 1.860

152 Ungaran Timur 37,99 29.788 30.494 60.282 1.587

Jumlah 2008 950,21 453.250 459.772 913.022 961

2007 950,21 449.740 456.372 906.112 954

2006 950,21 446.397 452.879 899.278 946

2005 950,21 444.690 451.358 896.048 943

2004 950,21 442.265 449.686 891.951 939

Sumber : BPS Kabupaten Semarang

Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa perkembangan jumlah penduduk

dari tahun 2004-2008 terus mengalami peningkatan. Jumlah penduduk pada

tahun tahun 2008 sebanyak 913.022 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak

453.250 jiwa sedangkan perempuan sebanyak 459.772 jiwa.

b. Ketenagakerjaan

Selain sebagai obyek pembangunan, penduduk juga merupakan

subyek dari pembangunan itu sendiri. Sebagai subyek pembangunan,

jumlah serta komposisi tenaga kerja dari waktu ke waktu terus mengalami

Page 66: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

66

perubahan. Hal ini sejalan dengan terus berlangsungnya proses demografi.

Data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi menunjukkan bahwa

terdapat lonjakan pencari kerja yang cukup signifikan. Jika pada tahun

2007 terdapat 13.244 pencari kerja dari segala tingkat pendidikan, maka

pada tahun 2008 pencari kerja yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi adalah sebanyak 14.680 orang. Komposisi pencari kerja

yang terdaftar berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut 9.327

wanita dan 5.443 laki-laki.

c. Mata Pencaharian

Walaupun berdasarkan PDRB sektor industri menyumbang PDRB

terbesar di Kabupaten Semarang, ternyata hasil registrasi masih

menunjukkan bahwa sebagian besar mata pencaharian utama penduduk

adalah sebagai petani. Baik petani penggarap maupun petani pemilik

lahan.

Page 67: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

67

Tabel 4.3

Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha

Seminggu Terakhir di Kabupaten Semarang Tahun 2008

Lapangan Usaha Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja % Terhadap

Jumlah

Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)

1.Pertanian,perkebunan,

kehutanan, perburuan

dan penggalian

87.751 55.856 143.607 29,67

2. Pertambangan dan

Penggalian

963 0 963 0,02

3. Industri pengolahan 42.311 69.842 112.153 23,17

4. Listrik, gas dan air

minum

677 676 1.353 0,27

5. Konstruksi 30.798 0 30.798 6,36

6. Perdagangan, rumah

makan dan jasa

akomodasi

37.780 53.876 91.656 18,94

7.Angkutan,pergudangan

dan komunikasi

16.756 861 17.617 3,64

8. Lembaga keuangan,

real estate, usaha

persewaan dan jasa prsh

6.584 1.640 8.224 1,7

9. Jasa kemasyarakatan,

sosial dan perorangan

43.454 30.469 73.923 15,27

10. Lainnya 2.007 1.719 3.726 0,77

Jumlah 269.081 214.939 484.020 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Semarang (Susenas 2008)

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk paling banyak

masih bekerja di sektor pertanian sebesar 143.607 jiwa. Jumlah tersebut terdiri

dari laki-laki sebesar 87.751 jiwadan perempuan sebesar 55.856 jiwa. Sektor

industri menempati urutan yang kedua dengan jumlah pekerja sebesar 112.153

jiwa.

5. Sosial

a. Pendidikan

Page 68: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

68

Faktor penentu utama keberhasilan pembangunan nasional adalah

tingkat pendidikan masyarakat. Semakin baik tingkat pendidikan yang

diperoleh oleh penduduk suatu daerah, maka semakin cepat pembangunan

daerahnya menampakkan hasil. Oleh karena itu, pendidikan harus

memperolah perhatian dengan porsi yang memadai. Salah satunya adalah

ketersediaan sarana pendidikan yang memadai di daerah tersebut.

Pada sektor pendidikan dasar terdapat perkembangan yang cukup

menggembirakan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya

jumlah sarana pendidikan dasar yang tersedia, bai sekolah dasar negeri

maupun swasta. Pada tahun 2008 penduduk Kabupaten Semarang yang

bersekolah di Sekolah Dasar adalah sebanya 82.293 jiwa yang terbagi

menjadi 75.169 jiwa di sekolah negeri dan sisanya sebanyak 7.124 jiwa di

sekolah swasta. Di tingkat pendidikan selanjutnya dalam hal ini tingkat

SLTP juga mengalami peningkatan jumlah sarana sekolah baik negeri

maupun swasta. Ditingkkat negeri dari 48 sekolah menjadi 51 sekolah,

sedangkan di tingkat swasta dari 42 sekolah menjadi 43 sekolah.

b. Kesehatan

Kesehatan masyarakat juga merupakan faktor pembangunan yang

harus diperhatikan. Pemerintah dalam pembangunan kesehatan ini lebih

berperan sebagai penyedia sarana dan prasarana kesehatan. Kuantitas dan

kualitas sarana kesehatan yang ada di suatu daerah, secara teoritis

berbanding lurus dengan tingkat kesehatan masyarakatnya. Sarana kesehatan

yang dimaksid meliputi Rumah Sakit Umum, Balai Pengobatan, BKIA dan

Page 69: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

69

rumah Bersalin. Sarana kesehatan di Kabupaten Semarang yang mengalami

peningkatan yang cukup signifikan di tahun 2008 adalah sarana balai

pengobatan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang

tercatat 64 buah Balai Pengobatan yang berdiri di wilayah Kabupaten

Semarang.

Sementara ditinjau dari perilaku kehidupan kesehatan masyarakat

menunjukkan peningkatan yang cukup positif. Hasil program esehatan

pemerintah yang berupa imunisasi menunjukkan hasil yang positif. Hal ini

ditunjukkan dengan persentase peserta imunisasi yang dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan. Baik imunisasi polio, BCG maupun DPT.

6. Pertanian

a. Pertanian Tanaman Pangan

Data penggunaan lahan di Kabupaten Semarang pada tahun 2008

menunjukkan adanya konversi lahan sawah seluas 6 Ha. Keadaan ini

berdampak juga terhadap berkurangnya luas panen padi untuk masa panen

selama tahun 2008. Tetapi secara akumulatif produksi padi untuk tahun

2008 mengalami peningkatan baik padi ladang maupun padi sawah.

Perbaikan sarana irigasi dan pola tanam petani secara agregat

mendorong peningkatan produksi padi Kabupaten Semarang. Walaupun luas

panen padi sawah meningkat hingga menjadi 32.518 Ha dari sebelumnya

32.442 ha, produksi naik 7.132 ton dibandingkan produksi tahun

sebelumnya. Kenyataan ini terjadi karena rata-rata produksi padi per-Ha-nya

Page 70: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

70

meningkat dari sebelumnya 53,26 Kwt/Ha pada tahun 2008 menjadi 55,30

Kwt/Ha.

Pada sisi produksi padi ladang dan palawija mengalami peningkatan

yang menggembirakan. Data dari Dinas Pertanian menunjukkan luas panen

padi ladang tahun 2008 adalah seluas 697 Ha dari sebelumnya 363 Ha pada

tahn 2007. selain tanaman padi dan palawija, Kabupaten Semarang juga

memiliki potensi yang besar dari pertanian sayur-mayur. Keadaan daerah

topografi yang berbukit dan bergunung membuat Kabupaten Semarang

memiliki produksi sayur yang cukup besar. Produksi terbesar yang

dihasilkan petani sayur adalah sayur jenis kobis. Selain itu, hampir di semua

jenis sayur produksi tahun 2008 mengalami peningkatan dibandingkan tahun

sebelumnya. Komoditas yang tercatat mengalami penurunan hanya untuk

jenis bawang merah, terong, timun, kacang panjang dan seledri.

b. Peternakan

Jenis ternak yang paling fluktuatif jumlah komoditasnya adalah jenis

ternak kecil, utamanya untuk komoditas babi dan domba. Sedangkan untuk

ternak kambing dan kelinci memilikimtren peningkatan yang stabil.

Sedangkan untuk jenis ternak besar, yang terdiri atas kuda, sapi merah, sapi

potong dan kerbau memiliki kecenderungan untu terus meningkat.

Kebutuhan susu secara nasional yang belum dapat dipenuhi dari dalam

negeri ternyata dapat dimanfaatkan dengan cukup baik oleh peternak sapi

perah di Kabupaten Semarang. Data produksi susu untuk tahun 2008 adalah

sebesar 30.998.006 liter, sedangkan kondisi tahun 2006 sebesar 28.802.874

Page 71: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

71

liter. Semoga keadaan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh

masyarakat untuk dapat meningkatkan kesejahteraan.

c. Perikanan

Perikanan darat masih mengandalkan rawa sebagai sarana utama

dalam memproduksi ikan. Hingga tahun 2008, produksi ikan dari rawa

masih sangat menonjol dibandingkan dengan produksi dari sarana yang lain.

Tetapi secara umum untuk seluruh jenis saran perikanan tetap menunjukkan

peningkatan produksi.

d. Perkebunan

Perkebunan rakyat di Kabupaten Semarang uatamnya di dominasi oleh

perkebunan kelapa dalam, cengkeh dan kopi robusta. Dari ketiganya hanya

kelapa dalam yang mengalami penyusutan lahan yang ditanami, tetapi

penyusutannya tidak begitu besar hanya sekitar 59 Ha. Sebaliknya untuk

jenis komoditas kopi robusta, luas tanahnya meningkat hingga lebih dari 66

persen.

7. Industri dan Air Minum

a. Industri

Kondisi perekonomian global yang tidak menentu ternyata sangat

berpengaruh terhadap pelaku-pelaku usaha di Indonesia pada umumnya dan

di Kabupaten Semarang pada khususnya. Data dari penghitungan PDRB

Kabupaten Semarang menunjukkan bahwa sektor industri tetap merupakan

leading sektor penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Semarang. Ini

Page 72: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

72

utamanya karena banyaknya industri besar sedang yang berlokasi di wilayah

Kabupaten Semarang.

Pada tahun 2008 terjadi kenaikan pada semua industri kecil di banding

tahun 2007, terutama industri krupuk, industri tempe tahu dan industri kue.

Peningkatan ini akibat sudah stabilnya harga kedelai yang merupakan bahan

baku industri tempe dan tahu serta komoditas bahan baku lain adalah imbas

dari meningktanya harga komoditas pangan secara umum di pasar global.

b. Air minum

Kebutuhan air minum bagi masyarakat Kabupaten Semarang sebagian

di pasok oleh PDAM. Data dari PDAM Kabupaten Semarang dari tahun ke

tahun menunjukkan kecenderungan peningkatan produksi. Jika pada tahun

2007 di produksi 11.010.072 3m air, maka pada tahun 2008 produksinya

meningkat menjadi 11.490.242 3m air sehingga selama setahun ada

peningkatan produksi air sebesar 480.170 3m .

8. Perdagangan

a. Pasar

Sesuai dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat Kabupaten

Semarang, pasar masih menjadi pilihan utama masyarakat untuk

memperoleh kebutuhan sehari-hari. Informasi yang ada menunjukkan bahwa

di Kabupaten Semarang terdapat 30 pasar umum dan 1 pasar hewan serta 1

pasar sayur-sayuran yang menjadi pusat pendistribusian barang dari

produsen/petani ke konsumen.

Page 73: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

73

b. Koperasi

Dalam perekonomian masyarakat Indonesia, peranan koperasi masih

memiliki arti yang cukup penting. Begitu juga bagi perekonomian

masyarakat Kabupaten Semarang. Bahkan berdasaran jumlahnya,

keberadaan koperasi makin melekat di hati masyarakat. Hal ini

ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah koperasi dari sebelumnya 518

unit koperasi pada tahun 2007 menjadi 567 unit pada tahun 2008.

9. Transportasi dan Komunikasi

a. Telekomunikasi

Abad ini merupakan abad teknologi informasi. Oleh karena itu

teknologi informasi menjadi pusat perhatian dalam pembangunan di dunia.

Menyadari pentingnya teknologi informasi bagi kemajuan ekonomi, maka

sarana komunikasi bagi masyarakat di tingkatkan baik jumlah maupun

kualitasnya. Salah satunya adalah sarana telekomunikasi telepon yang di

punggawai oleh PT. Telkom. System connected line Kabupaten Semarang

pada tahun 2008 menunjukkan adanya penurunan connected line system

primer dari 24.692 pada tahun 2007 menjadi 15.800, sedangkan pada

sistem koneksi sekunder justru mengalami peningkatan sebesar 1.328.

b. Panjang Jalan

Selain telekomunikasi, hal lain yang memiliki peranan penting

dalam meningkatnkan pembangunan ekonomi bangsa adalah transportasi

dan sarana pendukungnya. Sarana pendukung utama dalam transportasi

Page 74: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

74

darat adalah panjang jalan beserta kualitasnya , dan juga jembatan yang

menghubungkan antar daerah yang sebelumnya dibatasi oleh sungai.

Semakin baik kondisi jalan yang ada, akan semakin baik

perputaran roda perekonomian di daerah tersebut. Panjang jalan yang

tersedia juga berpengaruh terhadap daerah-daerah yang dapat ditempuh

oleh sarana transportasi yang ada. Pada gilirannya daerah yang telah

tersedia sarana transportasi ini dapat ikut berputar roda ekonominya.

Data dari Dinas Pembangunan Umum menunjukkan bahwa panjang

jalan di Kabupaten Emarang pada tahun 2008 adalah sepanjang 47,55 km

untuk jalan negara, jalan propinsi 82,51 km dan jalan kabupaten sepanjang

733,62 km. Dari keseluruhan jalan yang ada di Kabupaten Semarang,

964,30 km kondisinya baik, 432 km kondisinya sedang. Sementara tercatat

juga bahwa terdapat jalan dengan kondisi yang rusak sepanjang 345,20

km.

c. Angkutan Darat

Berkaitan dengan upaya untuk mempercepat gerak roda

perekonomian, Pemkab Semarang terus berupaya memperbaiki sektor

angutan umumnya, utamanya untuk angkutan darat. Dalam jaringan trayek

angkutan pedesaan dengan daya angkut 12/15 tempat duduk dilayani oleh

680 angkutan pada tahun 2008, sedangkan pada tahun 2007 dilayani oleh

734 armada. Terjadi penurunan sarana transportasi pedesaan sebanyak 54

armada. Sedangkan untuk angkutan pedesaan dalam kota disediakan

Page 75: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

75

armada sebanyak 524 armada transportasi, atau turun sebanyak 27 unit

dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berjumlah 551 armada.

10. Hotel dan Pariwisata

a. Hotel

Pariwisata merupakan salah satu dari 3 sektor unggulan Kabupaten

Semarang selain industri dan pertanian. Salah satu cerminan keberhasilan

pembangunan daerah di bidang pariwisata adalah meningkatnya jumlah

kunjungan wisata di daerah tersebut. Pemkab Semarang melalui lembaga

di bawahnya terus berupaya meningkatkan sarana pariwisata sebagai

penunjang industri kepariwisataan itu sendiri. Hotel merupakan jasa

akomodari yang berperan penting dalam industri pariwisata. Walaupun

tidak merata di seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Semarang, tetapi

keberadaan hotel bisa dikatakan cukup mudah untuk ditemui dan dapat

dijangkau dari seluruh penjuru wilayah Kabupaten Semarang. Dari

keseluruhan hotel yang berjumlah 192 hotel tersedia 3.221 kamar dari

seluruh tingkatan hotel, dari hotel melati hingga hotel bintang. Tahun 2008

banyaknya tamu hotel yang menginap di hotel yang berada di wilayah

Kabupaten Semarang sebanyak 520.048 tamu.

b. Pariwisata

Kondisi alam yang menarik membuat obyek wisata di Kabupaten

Semarang cukup diminati oleh banyak pengunjung. Bahkan tahun lalu

juga dibua kembali beberapa obyek wisata yang dapat menjadi pilihan

Page 76: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

76

berlibur masyarakat. Obyek wisata yang ada tersebar di wilayah

Kabupaten Semarang.

11. Keuangan

a. Pegadaian

Kinerja Perum Pegadaian di Kabupaten Semarang dari tahun ke

tahun terus menunjukkan kemajuan. Baik dari segi banyaknya nasabah,

kredit yang disalurkan maupun pelunasan kredit yang telah disalurkan.

Dalam upaya mempermudah pelayanan kepada nasabah, pegadaian di

Kabupaten Semarang melakukan pembagian kinerja menjadi 3 kantor

pelayanan, yaitu Pegadaian Ambarawa, Pegadaian Ungaran dan Pegadaian

Suruh. Dalam prakteknya besarnya pinjaman nasabah pegadaian dibagi

atas 3 bagian yaitu :

1) Antara 2.500 rupiah sampai dengan 150.000 rupiah

2) Antara 151.000 rupiah sampai dengan 500.000 rupiah

3) Antara 510.000 rupiah keatas

Laporan dari perum pegadaian Kabupaten Semarang melaporkan

bahwa pada tahun 2008 telah disalurkan kredit kepada nasabah sebesar Rp.

58.845.224.000 dengan jumlah boreg total sebanyak 63.199 unit.

Berdasarkan bulan penerimaan kredit yang disalurkan, bulan Juli

merupakan waktu penyaluran kredit yang paling banyak.

Sementara dari sisi pelunasan kredit, selamatahun 2008 tercatat

kredit yang dilunasi sebanyak Rp. 55.133.742.000 dengan jumlah boreg

yang ditebus sebanyak 63.108 unit. Jika penyaluran kredit terbanyak ada

Page 77: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

77

di bulan Juli, pelunasan kredit terbesar dilakukan masyarakat pada bulan

September.

b. Perbankan

Lembaga perbankan berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur

dana masyarakat. Peranannya seiring dengan perjalanan waktu dirasakan

semakin besar. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Ungaran

memberikan informasi bahwa pada tahun 2008 memiliki nasabah

sebanyak 76.221 orang dengan jumlah tabungan sebanyak Rp.

263.013.730.000,-. Walaupun secara kuantitas jumlah nasabahnya

berkurang, ternyata secara kualitas jumlah tabungannya menunjukkan

peningkatan yang cukup signifikan.

Bank Jateng Cabang Ungaran tahun 2008 membukukan jumlah

simpanan yang menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk

jumlah nasabah Bank Jateng Cabang Ungaran sebanyak 19.166 nasabah

dengan jumlah tabungan sebesar Rp. 389.970.600.000

c. Keuangan Daerah

Pendapatan Asli Daerah atau PAD merupakan salah satu instrumen

pembiayaan pembangunan daerah. PBB merupaan salah satu sektor ynag

memiliki andil yang besar dalam hal penerimaan PAD. Pencapaian

penerimaan PBB Kabupaten Semarang pada tahun 2008 tercatat sebesar

62,55 persen. Angka tersebut merupakan rata-rata realisasi penerimaan

PBB di daerah perkotaan dan pedesaan. Persentase pendapatan PBB tahun

Page 78: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

78

2008 mengalami penurunan di bandingkan dengan penerimaan PBB tahun

2007 tetapi dari sisi jumlah lebih besar.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu

indikator penting yang digunakan untuk mengetahui kondisi ekonomi di

suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik PDRB atas dasar harga

berlaku maupun PDRB atas dasar harga konstan. Adapun PDRB Kabupaten

Seamarang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4

PRDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan

(ADHK) Kabupaten Semarang (dalam jutaan rupiah)

Tahun PRDB

(ADHB)

Pertumbuhan

per tahun (%)

Tahun PDRB

(ADHK)

Pertumbuhan

per tahun (%)

2001 4.298.235,82 - 2001 3.915.169,47 -

2002 4.914.951,32 14,34 2002 4.128.481,21 5,44

2003 5.334.650,39 8,53 2003 4.283.284,51 3,74

2004 5.683.406,8 6,53 2004 4.345.991,2 1,46

2005 6.484.472,5 14,09 2005 4.481.358,3 3,11

2006 7.340.034,6 13,19 2006 4.652.041,8 3,8

2007 8.175.899,2 11,38 2007 4.871.444,3 4,71

2008 9.284.507,6 13,55 2008 5.079.003,7 4,26

Sumber : BPS Kab. Semarang

Pada periode selama otonomi daerah (2001-2008) PDRB Atas Dasar

Harga Berlaku di Kabupaten Semarang dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Pada tahun 2008, PDRB menunjukkan angka sebesar

Rp.9.284.507,6 naik Rp.1.108.608,4 dari tahun sebelumnya (tahun 2007

Rp.8.175.899,2) dengan pertumbuhan 13,55%.

Page 79: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

79

Pada periode selama otonomi daerah (2001-2008) PDRB Atas Dasar

Harga Konstan di Kabupaten Semarang dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Pada tahun 2008, PDRB menunjukkan angka sebesar

Rp.5.079.003,7 naik Rp.207.559,4 dari tahun sebelumnya (tahun 2007

Rp.4.871.444,3) dengan pertumbuhan 4,26%.

B. Hasil Perhitungan dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif

a. Analisis Kontribusi Sektoral

Analisis ini digunakan untuk melihat perubahan sektoral di

Kabupaten Semarang pada masa selama otonomi daerah. Salah satu

indikator terjadinya perubahan struktur ekonomi adalah terjadinya

pergeseran kontribusi sektoral di dalam Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) yang ditandai dengan meningkatnya kontribusi salah satu sektor

atau beberapa sektor ekonomi atau sebaliknya terjadi penurunan kontribusi

salah satu sektor ekonomi.

Page 80: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

80

Tabel 4.5

Kontribusi Sektoral PDRB Kabupaten Semarang Berdasarkan Harga Konstan

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2001-2008 (%)

Sektor 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-

rata

1. Pertanian 13,38 15,45 14,76 14,01 13,3 13,25 13,14 12,99 13,78

2. Penggalian 0,12 0,11 0,11 0,11 0,11 0,12 0,12 0,12 0,11

3. Industri 46,89 45,69 45,99 46,33 47,05 46,81 46,85 46,76 46,54

4. Listrik, Gas

dan Air

0,75 0,73 0,78 0,80 0,81 0,84 0,84 0,85 0,8

5. Konstruksi 3,5 3,57 3,58 3,63 3,79 3,77 3,77 3,67 3,66

6.Perdagangan,

Rumah Makan

dan Jasa

Akomodasi

22,52 21,79 22,01 21,85 21,77 21,87 21,79 21,65 21,9

7. Angkutan dan

Komunikasi

1,78 1,79 1,87 1,96 2,07 2,11 2,2 2,2 1,99

8.Lembaga Keu,

Persewaan dan

Jasa Perush

3,00 2,96 2,95 3,19 3,15 3,22 3,28 3,42 3,14

9. Jasa-jasa 8,06 7,9 7,94 8,11 7,91 8,01 8,01 8,33 8,03

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Sumber : BPS Kabupaten Semarang. Data Diolah.

Pada Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa dari tahun 2001-2008 rata-

rata kontribusi dari 9 sektor ekonomi yang memiliki kontribusi paling tinggi

terhadap PDRB di Kabupaten Semarang pada masa selama otonomi daerah

yaitu sektor industri sebesar 46,54% kemudian diikuti oleh sektor

perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi sebesar 21,9% serta

pertanian sebesar 13,78%; sektor jasa-jasa sebesar 8,03%; sektor konstruksi

sebesar 3,66%; sektor lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

sebesar 3,14%; sektor angkutan dan komunikasi sebesar 1,99%; sektor

penggalian sebesar 0,11%; serta sektor yang menyumbang kontribusi

terkecil yaitu sektor listrik, gas dan air sebesar 0,8%.

Page 81: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

81

Gambar 4.1 Pola Kontribusi Sektoral PDRB Kabupaten Semarang Selama

Otonomi Daerah Tahun 2001-2008

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Pertanian

Penggalian

Indus tri

L is trik, gas , dan air

K ons truks i

Perdagangan, Rmh.

Makan, dan J as a

A komodas iA ngkutan dan komunikas i

L emb. K eu, pers ew aan,

dan jas a perus ahaan

J as a-jas a

Page 82: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

82

b. Analisis Laju Pertumbuhan

Analisis ini digunakan untuk menunjukkan pertumbuhan masing-

masing sektor dari tahun ke tahun dengan memperbandingkan perubahan

pendapatan suatu sektor dengan pendapatan sektor tersebut pada

sebelumnya.

Tabel 4.6

Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Semarang Berdasarkan Harga Konstan

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2001-2008

Sektor 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-

rata

1. Pertanian - 21,74 -0,85 -3,68 -2,13 3,44 3,81 3,08 3,17

2. Penggalian - 0,38 3,72 4,94 4,40 5,97 7,65 4,65 3,96

3. Industri - 2,75 4,42 2,21 4,72 3,27 4,8 4,05 3,28

4.Listrik,Gas

dan Air

- 3,23 10,13 5,03 3,94 6,82 5,11 6,3 5,07

5. Konstruksi - 7,51 4,11 2,84 7,73 3,31 4,75 1,34 3,95

6.Perdagangan

, Rumah

Makan dan

Jasa

Akomodasi

- 2 4,8 0,71 2,77 4,14 4,33 3,61 2,81

7. Angkutan

dan

Komunikasi

- 6,57 8,21 6,03 9,66 5,27 8,97 4,26 6,12

8.Lembaga

Keu,

Persewaan dan

Jasa Perush

- 4,07 3,28 9,8 1,72 6,03 6,85 8,67 5,05

9. Jasa-jasa - 3,32 4,33 3,55 0,71 5,06 4,63 8,46 3,76

Sumber : BPS Kabupaten Semarang. Data Diolah

Pada Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa dari tahun 2001-2008 rata-

rata laju pertumbuhan dari 9 sektor ekonomi yang paling tinggi terhadap

PDRB di Kabupaten Semarang pada masa selama otonomi daerah yaitu

sektor angkutan dan komunikasi sebesar 6,12%. Sedangkan diurutan kedua

Page 83: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

83

yaitu sektor listrik, gas dan air sebesar 5,07%. Kemudian diikuti sektor

lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 5,05%; sektor

penggalian sebesar 3,96%; sektor konstruksi sebesar 3,95%; sektor jasa-jasa

sebesar 3,76%; sektor industri 3,28%; sektor pertanian sebesar 3,17%; serta

sektor yang laju pertumbuhannya paling kecil yaitu sektor perdagangan,

rumah makan dan jasa akomodasi sebesar 2,81%.

Gambar 4.2 Pola Laju Pertumbuhan Sektoral PDRB Kabupaten Semarang

Selama Otonomi Daerah Tahun 2001-2008

-5

0

5

10

15

20

25

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Pertanian

Penggalian

Industri

Listrik, gas, dan air

Konstruksi

Perdagangan, Rmh. Makan, dan Jasa Akomodasi

Angkutan dan komunikasi

Lemb. Keu, persewaan, dan jasa perusahaan

Jasa-jasa

Page 84: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

84

2. Analisis Kuantitatif

a. Analisis Location Quotient

Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk menentukan

basis ekonomi suatu daerah atau wilayah dari kriteria kontribusi. Melalui

analisis ini dapat diketahui sektor-sektor yang memiliki kelebihan

produksi sehingga mampu mengekspor ke daerah atau wilayah lain. Sektor

yang mampu mengekspor ke daerah atau wilayah lain disebut dengan

sektor basis, sedangkan sektor yang tidak mampu mengekspor ke daerah

atau wilayah lain disebut dengan sektor non basis.

Terdapat 3 kategori dari hasil Location Quotient dalam perekonomian

yaitu :

1) Jika LQ > 1, maka sektor yang bersangkutan di tingkat kota/kabupaten

lebih berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan di tingkat

propinsi. Sektor ini dalam perekonomian daerah dikota/kabupaten

memiliki keunggulan komparatif dan dikategorikan sebagai sektor basis.

2) Jika LQ = 1, maka sektor ynag bersangkutan di tingkat kota/kabupaten

maupun di tingkat propinsi memiliki tingkat spesialisasi atau dominasi

yang sama.

3) Jika LQ < 1, maka sektor yang bersangkutan di tingkat kota/kabupaten

kurang berspesialisasi atau kurang dominan dibandingkan di tingkat

propinsi. Sektor ini dalam perekonomian daerah di kota atau kabupaten

dikategorikan sebagai sektor non basis.

Page 85: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

85

Berdasarkan hasil perhitungan Location Quotient dari PDRB Atas

Dasar Harga Konstan di Kabupaten Semarang pada masa selama otonomi

daerah, diperoleh hasil :

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Analisis Location Quotient PDRB Atas Dasar Harga Konstan

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2001-2008 Kabupaten Semarang

No Sektor 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-rata

1 Pertanian 0,6 0,68 0,7 0,66 0,63 0,64 0,65 0,65 0,65

2 Penggalian 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,10 0,1 0,11 0,11

3 Industri 1,49 1,43 1,43 1,43 1,45 1,46 1,46 1,47 1,45

4 Listrik, Gas, dan Air

1,01 0,92 1,02 1,02 0,89 1 0,99 1,02 0,99

5 Konstruksi 0,75 0,71 0,66 0,66 0,68 0,67 0,66 0,63 0,68

6 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akom

1,03 1,01 1,02 1,04 1,03 1,03 1,02 1,01 1,03

7 Angkutan dan Komunikasi

0,37 0,37 0,38 0,4 0,42 0,42 0,43 0,42 0,4

8 Lembaga Keu, Persewaan dan Jasa Perush

0,8 0,8 0,81 0,89 0,88 0,89 0,90 0,92 0,86

9 Jasa-jasa 0,8 0,8 0,79 0,8 0,79 0,78 0,77 0,78 0,8

Sumber :BPS Kab. Semarang. Data Diolah.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada masa selama otonomi

daerah tahun 2001-2008 dapat diketahui bahwa pada Kabupaten Semarang

yang menjadi sektor basis atau yang hasil rata-rata LQ > 1 yaitu:

a) Sektor industri (1,45)

b) Sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi (1,03)

Sektor industri serta sektor perdagangan, rumah makan dan jasa

akomodasi tersebut yang merupakan sektor yang memiliki keunggulan

kompetitif di Kabupaten Semarang dan lebih dominan bila dibandingkan di

Page 86: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

86

tingkat Propinsi Jawa Tengah serta dikategorikan sebagai sektor basis yang

mampu memenuhi kebutuhan daerah atau wilayahnya dan mampu diekspor

ke luar daerah. Sektor basis tersebut diharapkan mampu meningkatkan

pertumbuhan PDRB dan menciptakan lapangan pekerjaan yang baru.

Peningkatan pendapatan PDRB akan mampu menaikkan permintaan industri

basis serta peningkatan industri non basis sehingga dapat mendorong

kenaikan investasi industri tersebut. Dengan diketahuinya sektor basis

tersebut, maka akan mudah untuk meningkatkan PDRB Kabupaten

Semarang karena sektor-sektor tersebut layak untuk dikembangkan.

Sektor yang memiliki rata-rata LQ < 1 di Kabupaten Semarang pada

masa selama otonomi daerah tahun 2001-2008 yaitu sektor :

a) Sektor listrik, gas dan air (0,99)

b) Sektor lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (0,86)

c) Sektor jasa-jasa (0,8)

d) Sektor pertanian (0,65)

e) Sektor konstruksi (0,68)

f) Sektor angkutan dan komunikasi (0,4)

g) Sektor penggalian (0,11)

Sektor-sektor tersebut tergolong sektor non basis karena sektor

tersebut di tingkat Kabupaten Semarang kurang berspesialisasi atau kurang

dominan dibandingkan di tingkat Propinsi Jawa Tengah.

Page 87: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

87

Gambar 4.3 Pola Analisis Location Quotient PDRB Kabupaten Semarang

Selama Otonomi Daerah Tahun 2001-2008

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Pertanian

Penggalian

Industri

Listrik, gas, dan air

Konstruksi

Perdagangan, Rmh. Makan, dan Jasa Akomodasi

Angkutan dan komunikasi

Lemb. Keu, persewaan, dan jasa perusahaan

Jasa-jasa

b. Shif Share

Alat analisis ini dugunakan untuk mengetahui pengaruh dari

pertumbuhan Propinsi Jawa Tengah sebagai daerah referensi (Nij)

terhadap perekonomian di Kabupaten Semarang sebagai daerah studi.

Untuk mengetahui pertumbuhan PDRB riil selama tahun penelitian yaitu

2001-2008 dan untuk mengetahui pengaruh dari bauran industri (Mij) dan

Keunggulan Kompetitif (Cij) terhadap perekonomian di Kabupaten

Semarang.

Page 88: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

88

Tabel 4.8

Hasil Perhitungan Shift Share Kabupaten Semarang Tahun 2001-2008

(dalam jutaan rupiah)

Sektor Nij Mij Cij Dij

1. Pertanian 215.951,51 -726.788,09 646.755,01 135.918,44

2. Penggalian 1.872,08 -6.390,38 6.163,49 1.645,2

3. Industri 756.720,47 -2.475.281,88 2.257.788,56 539.227,16

4. Listrik, gas dan air 12.073,79 -39.908,96 41.952,38 14.117,21

5. Konstruksi 56.464,78 -188.840,19 181.744,15 49.368,74

6. Perdagangan,

rumah makan dan

jasa akom

363.493,31 -1.207.802,18 1.062.057,49 217.748,63

7. Angkutan dan

Komunikasi

28.648,26 -96.762,66 110.111,45 41.997,06

8. Lembaga keu,

persewaan dan jasa

persh

48.460,75 -161.408,63 169.204,99 56.257,12

9. Jasa-jasa 130.076,99 -434.369,02 411.846,70 107.554,67

Total 1.613.761,99 -5.337.552,03 4.887.624,27 1.163.834,23

Sumber : BPS Kab. Semarang. Data Diolah.

Keterangan : (Nij = pengaruh pertumbuhan propinsi, Mij = pengaruh bauran industri,

Cij = pengaruh keunggulan kompetitf, Dij = kinerja perekonomian perubahan variabel

output i di wilayah Kab. Semarang)

Pada masa selama otonomi daerah (tahun 2001-2008) hasil dari analisis

shift share pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa besarnya kinerja

perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Semarang selama tahun 2001-2008 meningkat yaitu sebesar

Rp.1.163.834,23 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-

faktor sebagai berikut :

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Propinsi (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah selama tahun 2001-2008 telah

mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kabupaten Semarang

sebesar Rp.1.613.761,99 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan

PDRB Kabupaten Semarang sangat ditentukan oleh pertumbuhan

Page 89: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

89

ekonomi propinsi Jawa Tengah. Peningkatan terjadi pada semua sektor

dan sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah sektor industri

sebesar Rp.756.720,47 juta, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan,

rumah makan dan jasa akomodasi sebesar Rp.363.493,31 juta, lalu

sektor pertanian sebesar Rp.215.951,51 juta, sektor jasa-jasa sebesar

Rp.130.076,99 juta, sektor konstruksi sebesar Rp.56.464,78 juta, sektor

lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar Rp.48.460,75

juta, sektor angkutan dan komunikasi sebesar Rp.28.648,26 juta, sektor

listrik, gas dan air sebesar Rp.12.073,79 juta, dan sektor penggalian

sebesar Rp.1.872,08 juta.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Berdasarkan hasil analisis shift share pada tabel 4.8 menunjukkan

bahwa pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap

pertumbuhan PDRB Kabupaten Semarang pada masa selama otonomi

daerah (tahun 2001-2008) mengalami penurunan sebesar negative

Rp.5.337.552,03 juta. Hal ini mengandung arti bahwa kegiatan ekonomi

di Kabupaten Semarang pada periode selama otonomi daerah dianggap

tidak berkembang karena nilai Mij yang negatif. Oleh karena itu,

pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kabupaten Semarang pada

tahun tersebut mengalami perkembangan yang lebih rendah dari

perkembangan sektor yang sama di propinsi Jawa Tengah.

Page 90: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

90

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Berdasarkan hasil analisis shift share pada tabel 4.8 menunjukkan

bahwa secara keseluruhan nilai komponen keunggulan kompetitif di

Kabupaten Semarang pada masa selama otonomi daerah (tahun 2001-

2008) berdampak negatif bagi PDRB Kabupaten Semarang yaitu sebesar

Rp.4.887.624,27 juta. Peningkatan terjadi pada semua sektor dan sektor

yang memberikan kontribusi terbesar adalah sektor industri sebesar

Rp.2.257.788,56 juta, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, rumah

makan dan jasa akomodasi sebesar Rp.1.062.057,49 juta, sektor

pertanian sebesar Rp.646.755,01 juta, sektor jasa-jasa sebesar

Rp.411.846,70 juta, sektor konstruksi sebesar Rp.181.744,15 juta, sektor

lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar

Rp.169.204,99, sektor angkutan dan komunikasi sebesar Rp.110.111,45

juta, sektor listrik, gas dan air sebesar Rp.41.952,38 juta, dan sektor

penggalian sebesar Rp.1.645,2 juta.

c. Model Rasio Pertumbuhan

Alat analisis ini digunakan untuk melihat deskripsi sektor ekonomi

potensial di Kabupaten Semarang berdasarkan kriteria pertumbuhan.

Dalam analisis ini dapat diketahui deskripsi kegiatan ekonomi terutama

struktur ekonomi dari wilayah Propinsi Jawa Tengah.

Terdapat 4 (empat) kategori hasil perhitungan MRP, yaitu :

Page 91: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

91

1) Jika nilai (+) dan (+) berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat

referensi dan tingkat studi memiliki pertumbuhan yang menonjol,

kegiatan ini disebut dominan pertumbuhan.

2) Jika nilai (+) dan (-) berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat

referensi memiliki pertumbuhan yang menonjol, tapi ditingkat studi

memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

3) Jika nilai (-) dan (+) berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat

referensi memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol, tapi ditingkat

studi memiliki pertumbuhan yang menonjol.

4) Jika nilai (-) dan (-) berarti kegiatan sektor tersebut baik pada tingkat

referensi dan tingkat studi memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

Tabel 4.9

Hasil Perhitungan MRP Kabupaten Semarang

Sektor RPr RPs

R N R N

1. Pertanian 0,64 - 0,96 -

2. Penggalian 1,34 + 0,65 -

3. Industri 1,04 + 1,05 +

4. Listrik, gas dan air 1,47 + 0,79 -

5. Konstruksi 1,8 + 0,48 -

6. Perdagangan, rumah makan dan

jasa akom

0,92 - 0,64 -

7. Angkutan dan Komunikasi 1,34 + 1,09 +

8. Lembaga keu, persewaan, jasa

persh

0,98 - 1,17 +

9. Jasa-jasa 1,21 + 0,68 -

Sumber : BPS Kab. Semarang. Data diolah.

Keterangan : RPr = Rasio Pertumbuhan Referensi

RPs = Rasio Pertumbuhan Studi

Berdasarkan hasil perhitungan MRP di Kabupaten Semarang periode

selama otonomi daerah menunjukkan bahwa :

Page 92: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

92

1. Sektor Pertanian memiliki Rasio Pertumbuhan Referensi (-) dan Rasio

Pertumbuhan Studi (-). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sektor ini baik

pada tingkat referensi dan tingkat studi memiliki pertumbuhan yang kurang

menonjol.

2. Sektor Penggalian memiliki Rasio Pertumbuhan Referensi (+) dan Rasio

Pertumbuhan Studi (-). Hal ini menunjukan bahwa kegiatan sektor tersebut

pada tingkat referensi memiliki pertumbuhan yang menonjol, tapi ditingkat

studi memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

3. Sektor Industri memiliki Rasio Pertumbuhan Rerefensi (+) dan Rasio

Pertumbuhan Studi (+). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sektor tersebut

pada tingkat referensi dan tingkat studi memiliki pertumbuhan yang

menonjol, kegiatan ini disebut dominan pertumbuhan.

4. Sektor Listrik, gas dan air memiliki Rasio Pertumbuhan Referensi (+) dan

Rasio Pertumbuhan Studi (-). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sektor

tersebut pada tingkat referensi memiliki pertumbuhan yang menonjol, tapi

ditingkat studi memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

5. Sektor Konstruksi memiliki Rasio Pertumbuhan Referensi (+) dan Rasio

Pertumbuhan Studi (-). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sektor tersebut

pada tingkat referensi memiliki pertumbuhan yang menonjol, tapi ditingkat

studi memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

6. Sektor Perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi memiliki Rasio

Pertumbuhan Referensi (-) dan Rasio Pertumbuhan Studi (-). Hal ini

Page 93: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

93

menunjukkan bahwa kegiatan sektor ini baik pada tingkat referensi dan

tingkat studi memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

7. Sektor Angkutan dan komunikasi memiliki Rasio Pertumbuhan Referensi

(+) dan Rasio Pertumbuhan Studi (+). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan

sektor tersebut pada tingkat referensi dan tingkat studi memiliki

pertumbuhan yang menonjol, kegiatan ini disebut dominan pertumbuhan.

8. Sektor Lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki Rasio

Pertumbuhan Referensi (-) dan Rasio Pertumbuhan Studi (+). Hal ini

menunjukkan bahwa kegiatan sektor tersebut pada tingkat referensi memiliki

pertumbuhan yang kurang menonjol, tapi ditingkat studi memiliki

pertumbuhan yang menonjol.

9. Sektor Jasa-jasa memiliki Rasio Pertumbuhan Referensi (+) dan Rasio

Pertumbuhan Studi (-). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sektor tersebut

pada tingkat referensi memiliki pertumbuhan yang menonjol, tapi ditingkat

studi memiliki pertumbuhan yang kurang menonjol.

d. Overlay

Alat analisis ini digunakan untk melihat deskripsi kegiatan ekonomi

yang potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan dan kontribusi. Dengan

melihat hasil perhitungan dari analisis Model Rasio Pertumbuhan dan

analisis Location Quotient maka dapat ditentukan deskripsi struktur

ekonomi di Kabupaten Semarang. Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan

merupakan analisis dengan kriteria pertumbuhan, sedangkan perhitungan

Location Quotient merupakan analsis dengan kriteria kontribusi. Dengan

Page 94: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

94

hasil perhitungan antara MRP dan LQ maka dapat memberikan deskripsi

yang jelas terhadap jenis-jenis kegiatan ekonomi yang bersifat dominan dan

potensial. Sehingga hal tersebut dapat memberikan gambaran yang lebih

jelas mengenai kinerja ekonomi suatu daerah atau wilayah.

Terdapat kategori dalam hasil analisis Overlay, yaitu :

1) Pertumbuhan bernilai positif (+) dan kontribusi bernilai positif (+)

menunjukkan kegiatan dominan dari kriteria kontribusi (LQ) dan dari

kriteria pertumbuhan (RPs).

2) Pertumbuhan bernilai positif (+) dan kontribusi bernilai negatif (-)

menunjukkan kegiatan yang pertumbuhannya (RPs) dominan tapi

kontribusinya dalam (LQ) kecil.

3) Pertumbuhan bernilai negatif (-) dan kontribusi bernilai positif (+)

menunjukkan kegiatan yang pertumbuhannya (RPs) kecil tapi

kontribusinya dalam (LQ) besar.

4) Pertumbuhan bernilai negatif (-) dan kontribusi bernilai negatif (-)

menunjukkan kegiatan suatu sektor perekonomian tidak potensial dan

dominan baik dilihat dari kriteria pertumbuhannya (RPs) maupun

kontribusinya dalam (LQ).

Page 95: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

95

Tabel 4.10

Hasil Perhitungan Overlay Kabupaten Semarang

Sektor RPs LQ

R N R N

1. Pertanian 0,96 - 0,65 -

2. Penggalian 0,65 - 0,11 -

3. Industri 1,05 + 1,45 +

4. Listrik, gas dan air 0,79 - 0,99 -

5. Konstruksi 0,48 - 0,68 -

6. Perdagangan, rumah makan dan

jasa akom

0,64 - 1,03 +

7. Angkutan dan Komunikasi 1,09 + 0,4 -

8. Lembaga keu, persewaan, jasa

persh

1,17 + 0,86 -

9. Jasa-jasa 0,68 - 0,8 -

Sumber : BPS Kab. Semarang. Data diolah.

Keterangan : RPs = Rasio Pertumbuhan Studi

LQ = Kontribusi Sektoral

Bedasarkan hasil perhitungan analisis Overlay pada Tabel 4.10

menunjukkan hasil sebagai berikut :

1. Sektor Pertanian memiliki pertumbuhan (-) dan kontribusi (-). Hal ini

menunjukkan bahwa sektor ini merupakan sektor yang rendah baik dilihat

dari segi pertumbuhan maupun segi kontribusi. Sektor ini belum layak

mendapat prioritas dalam pembangunan.

2. Sektor Penggalian memiliki pertumbuhan (-) dan kontribusi (-). Hal ini

menunjukkan bahwa sektor ini merupakan sektor yang rendah baik dilihat

dari segi pertumbuhan maupun segi kontribusi. Sektor ini belum layak

mendapat prioritas dalam pembangunan.

3. Sektor Industri memiliki pertumbuhan yang (+) dan kontribusi (+). Hal ini

menunjukkan bahwa sektor ini merupakan sektor yang potensial karena

Page 96: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

96

mempunyai tingkat pertumbuhan dan tingkat kontribusi yang tinggi. Sektor

ini layak mendapat prioritas dalam pembangunan.

4. Sektor Listrik, gas dan air memiliki pertumbuhan (-) dan kontribusi (-). Hal

ini menunjukkan bahwa sektor ini merupakan sektor yang rendah baik

dilihat dari segi pertumbuhan maupun segi kontribusi. Sektor ini belum

layak mendapat prioritas dalam pembangunan.

5. Sektor Konstruksi memiliki pertumbuhan (-) dan kontribusi (-). Hal ini

menunjukkan bahwa sektor ini merupakan sektor yang rendah baik dilihat

dari segi pertumbuhan maupun segi kontribusi. Sektor ini belum layak

mendapat prioritas dalam pembangunan.

6. Sektor Perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi memiliki

pertumbuhan yang (-) dan kontribusi (+). Hal ini menunjukkan bahwa sektor

ini merupakan sektor yang potensial namun ada kecenderungan menurun

karena meskipun kontribusinya tinggi terhadap perekonomian tetapi

memiliki pertumbuhan yang rendah. Oleh karena itu, sektor ini perlu dipacu

pertumbuhannya.

7. Sektor Angkutan dan komunikasi memiliki pertumbuhan yang (+) dan

kontribusi (-). Hal ini menunjukkan bahwa sektor ini merupakan sektor yang

potensial meskipun memberi kontribusi yang rendah, namun memiliki

tingkat pertumbuhan yang tinggi. Sektor ini perlu mendapat perhatian untuk

ditingkatkan kontribusinya dalam PDRB.

8. Sektor Lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki

pertumbuhan yang (+) dan kontribusi (-). Hal ini menunjukkan bahwa sektor

Page 97: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

97

ini merupakan sektor yang potensial meskipun memberi kontribusi yang

rendah, namun memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi. Sektor ini perlu

mendapat perhatian untuk ditingkatkan kontribusinya dalam PDRB.

9. Sektor Jasa-jasa memiliki pertumbuhan (-) dan kontribusi (-). Hal ini

menunjukkan bahwa sektor ini merupakan sektor yang rendah baik dilihat

dari segi pertumbuhan maupun segi kontribusi. Sektor ini belum layak

mendapat prioritas dalam pembangunan.

Page 98: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

98

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sektor basis,

struktur ekonomi dan sektor potensial Kabupaten Semarang selama otonomi

daerah maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Struktur ekonomi Kabupaten Semarang Selama Otonomi Daerah Tahun

2001-2008 berstruktur industri. Hal ini di dukung oleh kontribusi dari

sektor industri yang memberikan sumbangan tertinggi dalam Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB).

2. Sektor basis di Kabupaten Semarang Selama Otonomi Daerah Tahun

2001-2008 yaitu Sektor Industri dan Sektor Perdagangan, Rumah Makan

dan Jasa Akomodasi. Pada pola Location Quotient selama otonomi daerah

menunjukkan perkembangan yang relatif stabil dari tahun ke tahun.

3. Sektor potensial di Kabupaten Semarang Selama Otonomi Daerah Tahun

2001-2008 dilihat dari analisis Model Rasio Pertumbuhan yaitu sektor

industri dan sektor angkutan dan komunikasi karena sektor tersebut

mempunyai pertumbuhan yang menonjol dilihat dari rasio pertumbuhan

wilayah referensi yang (+) dan rasio pertumbuhan wilayah studi yang (+).

Sedangkan dari analisis Overlay yaitu sektor industri karena sektor

tersebut dominan dari kriteria kontribusi (LQ) yang positif dan dari kriteria

pertumbuhan (RPs) yang positif.

Page 99: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

99

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat diuraikan beberapa saran

terhadap kebijakan pengembangan sektor ekonomi yang perlu dilakukan oleh

pemerintah Kabupaten Semarang, yaitu :

1. Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Semarang,

kebijakan yang diambil harus diarahkan untuk mengembangkan sektor

industri yang berbasis agroindustri. Hal ini dilakukan karena sebagian

besar penduduk masih bekerja di sektor pertanian.

2. Mengembangkan dan meningkatkan sektor yang telah menjadi sektor basis

melalui penerapan kebijakan yang tepat sasaran. Sementara untuk sektor

non basis perlu mendapat perhatian khusus dalam pengembangannya agar

pada tahun mendatang dapat ditingkatkan kontribusinya terhadap

perekonomian di Kabupaten Semarang sehingga dapat menjadi sektor

basis.

3. Dalam mengembangkan dan memajukan sektor potensial diharapkan

Pemerintah Kabupaten Semarang tidak mengabaikan sektor ekonomi yang

lain sehingga tidak terjadi penurunan pertumbuhan pada sektor-sektor

tersebut melainkan adanya peningkatan yang sama.

4. Meningkatkan produktivitas di sektor pertanian karena sebagian besar

masyarakat di Kabupaten Semarang masih bekerja di sektor pertanian.

Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan cara intensifikasi pertanian

yaitu dalam hal pembenihan padi, penguasaan teknologi dan pengolahan

hasil pertanian.

Page 100: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

100

5. Menghimbau kepada masyarakat untuk aktif ikut serta dalam usaha

pembangunan ekonomi terutama dalam mengembangkan sektor-sektor

yang menjadi sektor basis dan potensial di Kabupaten Semarang.

Page 101: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

101

DAFTAR PUSTAKA

Apriliana, Dinny. 2008. Analisis Posisi dan Reposisi Sektoral Dalam

Pertumbuhan Ekonomi di Eks Karesidenan Pati (Blora, Rembang, Pati,

Kudus dan Jepara) Selama Otonomi Daerah (2001-2006). Skripsi. Fakultas

Ekonomi UNS. Surakarta.

Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perekonomian dan Pembangunan Ekonomi

Daerah. Yogyakarta: BPFE.

BPS Kabupaten Semarang. Kabupaten Semarang Dalam Angka Tahun 2009.

_____________________. PDRB Kabupaten Semarang Tahun 2001-2008.

_____________________. Jawa Tengah Tahun 2005.

_____________________. Jawa Tengah Tahun 2008.

Nuraini, Ida. 2005. Analisis Potensi Sektor Industri Manufaktur Di Kabupaten

Malang. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.14 No. 4 Hal 22.

Jhingan, M.L. 1994. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi Dan Pembangunan Daerah Reformasi,

Perencanaan, Strategi, dan Peluang . Jakarta: Erlangga.

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta:

Andi Offset.

Siti, Lilis. 2003. Identifikasi Sektor-sektor Ekonomi Unggulan Di Propinsi jawa

Tengah. JEBA. Vol 5. No. 2 September. Hal 139-155.

Soepono, Prasetyo. 1993 Analisis Shift Share Perkembangan dan Penerapan.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol VIII No. 1 September. Hal. 43-

54.

Sukirno, Sadono. 1976. Beberapa Aspek Dalam Persoalan Pembangunan

Daerah. Jakarta: LPFE UI.

Tarigan, Robinson. 2003. Ekonomi Regional. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 102: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

102

Taufiqqurrahman. 2005. Analisis Perubahan Struktur Ekonomi dan Identifikasi

Sektor Unggulan di Kabupaten Magelang Tahun 1998-2003. Skripsi.

Fakultas Ekonomi UNS. Surakarta.

Todaro, Michael.P. 2008. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Jakarta:

Erlangga.

Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan: Aplikasi Komputer (Era

Otonomi Daerah). Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta.

Zakki, Muhammad. 2005. Identifikasi Sektor Ekonomi Potensial Kabupaten

Kudus Sebelum dan Selama Pelaksanaan Otonomi Daerah (1998-2003).

Skripsi. Fakultas Ekonomi UNS. Surakarta.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat Dan Daerah.

Yusuf, Maulana. 1999. Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Sebagai Salah Satu

Alat Analisis Alternatif Dalam Perencanaan Wilayah dan Kota. (Aplikasi

Model : Wilayah Bangka-Belitung). Jurnal Ekonomi dan Keuangan

Indonesia. Vol XLVII No.2 Hal. 219-233.

Page 103: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

103

N0 LAPANGAN USAHA

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

1 Pertanian 523922.86 637850.73 632383.03 609055.3 596026.3 616562.8 640077.5 659841.3

2 Penggalian 4541.9 4559.52 4729.45 4963.1 5181.7 5491.5 5912.1 6187.1

3 Industri 1835889.64 1886452.79 1969962.37 2013627.5 2108699.3 2177770.3 2282473.7 2375116.8

4 Listrik, Gas, Dan Air 29292.39 30240.87 33306.12 34982.7 36364.1 38847 40834.1 43409.6

5 Konstruksi 136989.96 147288.09 153343.88 157712.9 169911.1 175538.4 183884.6 186358.7

6 Perdagangan, Rumah Makan Dan Jasa Akomodasi881875.97 899570.48 942790.38 949558.9 975945.5 1017185.2 1061261.9 1099624.6

7 Angkutan Dan Komunikasi 69503.94 74072.91 80158.7 84997 93210.7 98132.1 106943.3 111501

8 Lembaga Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan117571.28 122366.98 126386.8 138775.8 141176.1 149703.2 159958.3 173828.4

9 Jasa - Jasa 315581.53 326078.83 340223.8 352317.8 354843.5 372811.3 390098.7 423136.2

Jumlah 3915169.47 4128481.21 4283284.51 4345991.2 4481358.3 4652041.8 4871444.3 5079003.7

TAHUN

LAMPIRAN 1

PDRB KABUPATEN SEMARANG ATAS DASAR HARGA KONSTAN

TAHUN DASAR 2000

MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2001-2008

Page 104: ANALISIS STRUKTUR EKONOMI, SEKTOR BASIS DAN …/Analisis... · 4 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan untuk : 1. Allah SWT 2. Bapak dan Ibu ... Dari hasil analisis tersebut

104

N0 LAPANGAN USAHA

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

1 Pertanian 26417424.36 27725086.08 27157595.62 28606237.28 29924642.25 31002199.11 31862697.6 33484068.44

2 Penggalian 1190371.57 1227651.53 1295356.44 1330759.58 1454230.59 1676299.61 1782886.65 1851189.43

3 Industri 37164561.05 39193652.64 41347172.12 43995611.83 46105706.52 48189134.86 50870785.69 53158962.88

4 Listrik, Gas, Dan Air 872603.67 975868.8 980306.54 1065114.58 1179891.98 1256430.34 1340845.17 1404668.19

5 Konstruksi 5532343.12 6116817.45 6907250.46 7448715.4 7960948.49 8446566.35 9055728.78 9647593

6 Perdagangan, Rumah Makan Dan Jasa Akomodasi25813343.84 26289742.59 27666472.01 28343045.24 30056962.75 31816441.85 33898013.93 35626196.01

7 Angkutan Dan Komunikasi 5577204.52 5872915.88 6219922.79 6510447.43 6988425.75 7451506.22 8052597.04 8657881.95

8 Lembaga Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan4420388.39 4524128.37 4650861.8 4826541.38 5067665.7 5399608.7 5767341.21 6218053.97

9 Jasa - Jasa 11828159.77 11112677.79 12941524.67 13663399.59 14312739.86 15442467.7 16479357.72 17741755.98

Jumlah 118816400.3 123038541.1 129166462.5 135789872.3 143051213.9 150682654.7 159110253.8 167790369.9

TAHUN

LAMPIRAN 2

PDRB JAWA TENGAH ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN DASAR

2000

MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2001-2008