analisis strategi pemasaran dalam upaya …repository.ub.ac.id/7273/7/anisa eliana garneti.pdf ·...

99
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN TANAMAN HIAS BONEKA LUMUT DENGAN MEDIA TANAM KOKEDAMA PADA UMKM PLANTER CRAFT BANDUNG SKRIPSI Oleh : ANISA ELIANA GARNETI PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

26 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME

PENJUALAN TANAMAN HIAS BONEKA LUMUT DENGAN MEDIA TANAM

KOKEDAMA PADA UMKM PLANTER CRAFT BANDUNG

SKRIPSI

Oleh :

ANISA ELIANA GARNETI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN

VOLUME PENJUALAN TANAMAN HIAS BONEKA LUMUT DENGAN

MEDIA TANAM KOKEDAMA PADA UMKM PLANTER

CRAFT BANDUNG

Oleh :

ANISA ELIANA GARNETI

135040100111152

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi ini merupakan hasil

penelitian saya sendiri, dengan bimbingan komisi pembimbing. Skripsi ini tidak

pernah diajukan untuk memperoleh gelar di perguruan tinggi manapun dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan

rujukannya dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, Oktober 2017

Anisa Eliana Garneti

NIM. 135040100111152

Page 4: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah
Page 5: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah
Page 6: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

Teruntuk Bapak, Ibu, dan Adik Saya persembahkan sebuah tanggung

jawab dan cinta saya terhadap keluarga

Skripsi ini tidak lepas dengan adanya bantuan dari pihak terkait, Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Ir. Budi Setiawan, MS selaku pembimbing utama yang telah memberikan

bimbingan, saran serta motivasi yang membangun dan bermanfaat bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. Fadli Adisajana selaku pemilik Planter Craft Bandung yang terbersedia menjadi narasumber

terhadap penulis.

3. Bapak Wiyanto dan Ibu Siti Fadjari Noerochma selaku orang tua penulis yang senantiasa

memberikan kasih sayang serta motivasi untuk penulis.

4. Azhar Hambali dan Anshar Irsyad selaku saudara kandung yang senantiasa memberikan canda

dan tawa.

5. Rizvianty Hasdistiara dan Febriana Dian selaku kerabat yang senantiasa memberikan motivasi

serta direpotkan oleh penulis.

6. Jane, Fida, Sonia, Opi, Chana, Yunda, Vio, Acha, Ina, Tara, Dita selaku teman terbaik penulis

yang dianggap keluarga oleh penulis.

7. Lia, Patricia, Prisca, Upeh, Faris, Mute, Rana, Sofia, Ina, Risngo, Dwi, Ica selaku teman

penulis yang selalu memberikan dukungan

8. Wahyu, Abbyyu, Vidi, Maliki, Jodi, Robbi, selaku sahabat travelling penulis.

9. Karina, Nadila, Dinda, Amira, Ono, Mipa, Yolanda, Risna, Dania selaku teman sepermainan

penulis.

10. Teman-teman seperjuangan bimbingan Prof. Dr. Ir. Budi Setiawan dan Agribisnis angkatan

2013 yang namanya tidak dapat penulis tulis satu persatu.

Page 7: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

RINGKASAN

ANISA ELIANA GARNETI, 135040100111152. ANALISIS STRATEGI

PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN

TANAMAN HIAS BONEKA LUMUT DENGAN MEDIA TANAM

KOKEDAMA PADA UMKM PLANTER CRAFT. Dibawah Bimbingan

Prof. Dr. Ir. Budi Setiawan, MS.

Ekonomi kreatif di Indonesia sudah mendapatkan perhatian serius dari

pemerintah. Kontribusi ekonomi kreatif berdampak positif terhadap ekonomi

nasional, baik terhadap nilai tambah, lapangan pekerjaan, lapangan usaha maupun

terkaitan antar sektor. Dalam menunjang perekonomian kreatif di butuhkan salah

satunya sebuah inovasi terhadap terobosan terbaru dalam berbagai hal. Inovasi ini

tercipta atas keresahan yang dialami oleh masyarakat. Sektor pertanian

memberikan kontribusinya terhadap perekonomian kreatif. Salah satu produk

yang tercipta adalah boneka lumut karya perusahan Planter Craft. Boneka lumut

merupakan produk dengan inovasi pada media tanam dengan menggunakan

kokedama. Kokedama ditemukan pertama kali pada negara Jepang dengan

memanfaatkan bahan baku tanah liat, kerikil, cocopeat atau serbuk kayu, dan

lumut sendiri. Pada boneka lumut penggunaan tanaman hias sukulen dan kaktus

menjadi pilihan. Ketertarikan masyarakat terhadap produk inovasi ini terbukti

dengan pendistribusian produk boneka lumut yang sudah tersebar diseluruh

Indonesia dan Korea Selatan.

Strategi pemasaran yang tepat diperlukan dalam hal ini dikarenakan adanya

ketertarikan masyarakat terhadap produk yang cukup tinggi dan persebaran

produk yang luas. Namun permasalahan muncul diakibatkan jumlah pendapatan

yang diterima perusahaan cenderung berfluktuatif, produk yang ditawarkan

merupakan produk pertanian kreatif, dan waktu terbetuknya perusahaan yang

cukup singkat.

Maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menganalisis strategi pemasaran

yang telh diterapkan oleh Planter Craft Bandung terkait dengan volume penjualan

dan 2) Menganalisis strategi yang tepat untuk memasarkan tanaman hias produk

boneka lumut dengan enggunkan media tanam kokedama guna meningkatkan

volume penjualan. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

analisis kualitatif deskriptif dan analisis kuantitatif statistik deskriptif. Lokasi

penelitian bertempatan pada UMKM Planter Craft Bandung, dengan

menggunakan metode purposive (sengaja). Dan penentuan responden pada

penelitian menggunakan key informant yaitu pemilik atau direktur pada

perusahaan dengan menggunakan teknik wawancara melalui kuisioner dengan

pertanyaan terbuka. Dan menggunakan informant yaitu manajer produksi dan

pemasaran, dan manajer publikasi. Sedangkan responden konsumen ditentukan

menggunkan accidental sampling dengan teknik pengambilan sampling secara

non pbrobability sebanyak 30 responden.

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan perbandingan volume

penjualan yang sudah didapat pada bulan Mei 2016 higga April 2017 dengan

Page 8: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

ii

strategi yang telah digunakan perusahaan. Sedangkan untuk menyiptakan startegi

pemasaran alternatif menggunakan analisis pada matriks IFE (Internal Factor

Evaluation), matriks EFE (External Factor Evaluation), matriks SWOT

(Strenghts, Weakness, Opportunities, and Threats), dan matriks QSPM

(Qualitative Strategic Planning Matrix) sebagai alat analisis pengambilan

keputusan.

Hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan pertama adalah perusahaan Planter

Craft sudah menerapkan bauran pemasaran (4P) dalam pelaksanaan strategi

pemasaran dan penjualan yang didapatkan perbulannya dapat mencapai 267 buah.

Sedangkan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan kedua adalah perusahaan

Planter Craft sedang bearada dalam posisi “Growth”. Dimana kondisi internal

perusahaan berada pada kondisi rata-rata dan kondisi eksternal perusahaan

merespon kuat peluang atau perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan

menghindari ancaman. Dan alternatif strategi yang ditumuskan pada matriks

QSPM adalah: (1) Menyusun perencanaan perusahaan, (2) Melakukan inovasi

secara berkala dengan meningkatkan kualitas produk, (3) Mengembangkan daerah

pemasaran, (4) Menjalin hubungan baik dengan relasi, dan (5) Memaksimalisasi

promosi produk di berbagai media.

Page 9: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

iii

SUMMARY

ANISA ELIANA GARNETI, 135040100111152. MARKETING STRATEGY

ANALYSIS TO INCREASE BONEKA LUMUT ORNAMENTAL PLANT

SALES WITH KOKEDAMA AS A GROWING MEDIA IN UMKM

PLANTER CRAFT BANDUNG. Under Guidance of Prof. Dr. Ir. Budi

Setiawan, MS.

The creative economy in Indonesia has received serious attention from the

government. The contribution of the creative economy has a positive impact on

the national economy, both on added value, employment, business field and inter-

sectoral. In supporting the creative economy in need one of them an innovation to

the latest breakthrough in various ways. This innovation is created on the unrest

experienced by the community. The agricultural sector contributes to the creative

economy. One of the products created is a stuffed moss by the company of Planter

Craft. Moss doll is a product with innovation on planting medium by using

kokedama. Kokedama was first discovered in Japan by utilizing raw materials of

clay, gravel, cocopeat or wood powder, and moss itself. In moss dolls the use of

succulent ornamental plants and cactus becomes an option. Public interest in this

innovation product is proven by the distribution of stuffed moss products that have

been spread all over Indonesia and South Korea.

The right marketing strategy is needed in this case because of the public

interest in the high enough product and the widespread product distribution. But

problems arise due to the amount of revenue received by companies tend to

fluctuate, the product offered is a creative agricultural product, and time

terbetuknya company is quite short.

So the purpose of this research are: 1) Analyzing marketing strategy

applied by Planter Craft Bandung related to sales volume and 2) Analyzing the

right strategy to market ornamental plants of moss doll products by using

kokedama planting media in order to increase sales volume. The type of research

used in this study is descriptive qualitative analysis and quantitative statistical

descriptive statistics. The location of the research is located at UMKM Planter

Craft Bandung, using purposive method. And the determination of respondents on

research using key informant ie owner or director at company by using interview

technique through questionnaire with open question. And using informant are

production and marketing managers, and publication managers. While consumer

respondents determined menggunkan accidental sampling with sampling

techniques in non pbrobability of 30 respondents.

Data analysis techniques in this study using the comparison of sales

volume that has been obtained in May 2016 higga April 2017 with strategies that

have been used company. While to create alternative marketing strategy using

analysis on IFE matrix (Internal Factor Evaluation), EFE matrix (External Factor

Evaluation), SWOT matrix (Strenghts, Weakness, Opportunities, and Threats),

and QSPM (Qualitative Strategic Planning Matrix) decision-making.

The results obtained in accordance with the first objective is the Planter

Craft company has implemented the marketing mix (4P) in the implementation of

Page 10: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

iv

marketing and sales strategies obtained monthly can reach 267 pieces. While the

results obtained in accordance with the second objective is the company Planter

Craft is bearada in the position "Growth". Where the internal conditions of the

company are in the average condition and the external conditions of the company

respond strongly to opportunities or companies can take advantage of

opportunities and avoid threats. The alternative strategies formulated in the QSPM

matrix are: (1) Preparing the company's planning, (2) Performing periodic

innovations by improving product quality, (3) Developing marketing areas, (4)

Establishing good relationships with relationships, and (5) Maximizing product

promotion in various media.

Page 11: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

judul “Analisis Strategi Pemasaran Dalam Upaya Peningkatan Volume

Penjualan Tanaman Hias Boneka Lumut Dengan Media Tanam Kokedama

pada UMKM Planter Craft Bandung”. Skripsi ini diajukan dalam rangka untuk

memenuhi tugas akhir menyelesaikan studi program Strata Satu (S-1) di Fakultas

Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis

tidak bekerja sendiri. Sehingga penulis mengucapkan terimakasih atas segala

bantuan yang didapat kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Ir. Budi Setiawan, MS selaku pembimbing utama yang

telah memberikan bimbingan, saran serta motivasi yang membangun

dan bermanfaat bagi penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini.

2. Fadli Adisajana selaku pemilik Planter Craft Bandung yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bila dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat baik bagi rekan-rekan mahasiswa,

instansi pemerintah, perusahaan tempat penulis melaksanakan penelitian, serta

pihak lainnya yang terkait.

Malang, Oktober 2017

Penulis

Page 12: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Anisa Eliana Garneti, lahir di Jakarta pada

tanggal 15 Juli 1995. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari

pasangan suami istri Wiyanto dan Siti Fadjari Noerochmah. Penulis bertempat

tinggal pada Komp. Bumi Panyileukan blok I1 no.5, Bandung.

Penulis menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Soka V/ 34

Bandung pada tahun 2001 hingga 2007. Pada tahun 2007 hingga 2010, penulis

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Salman Al-Farisi

Bandung. Selanjutnya Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah

Akhir Darul Hikam Bandung pada tahun 2010 hingga 2013. Setelah

menyelesaikan pendidikan SMA Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Strata-1

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Jawa

Timur melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri.

Page 13: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

vii

DAFTAR ISI

No. Teks Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 6

2. TINJAUAN PUSATAKA ..................................................................................... 7

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu................................................................................. 7

2.2. Profil Tananaman Hias ............................................................................................ 11

2.2.1. Tinjauan Tentang Tanaman Hias ................................................................. 11

2.2.2. Tinjauan Tentang Kaktus dan Sukulen ....................................................... 12

2.3. Tinjauan Tentang Kokedama .................................................................................. 13

2.4. Tinjauan Tentang Strategi Pemasaran ..................................................................... 14

2.4.1. Tinjauan Teori Pemasaran ........................................................................... 14

2.4.2. Tinjauan Teori Manajemen Pemasaran ....................................................... 15

2.4.3. Tinjauan Teori Strategi Pemasaran ............................................................. 16

2.4.4. Tinjauan Teori Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ................................... 19

2.5. Tinjauan Tentang Analisis Lingkungan Perusahaan ............................................... 23

2.5.1. Tinjauan Tentang Matriks IE ....................................................................... 24

2.6. Tinjauan Tentang Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, dan

Threats).................................................................................................................... 28

2.7. Tinjauan Tentang QSPM ......................................................................................... 28

3. KERANGKA TEORITIS ..................................................................................... 29

3.1. Kerangka Pemikiran ................................................................................................ 29

3.2. Hipotesis .................................................................................................................. 32

3.3. Batasan Penelitian ................................................................................................... 32

3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...................................................... 32

Page 14: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

viii

4. METODE PENELITIAN ..................................................................................... 36

4.1. Pendekatan Penelitian .............................................................................................. 36

4.2. Lokasi Peneltian dan Waktu Penelitian ................................................................... 36

4.3. Metode Penentuan Sample ...................................................................................... 36

4.4. Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 37

4.5. Metode Analisis Data .............................................................................................. 39

5. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 46

5.1. Gambaran Umum ..................................................................................................... 46

5.1.1. Profil Perusahaan ........................................................................................... 46

5.1.2 Visi dan Misi Planter Craft ............................................................................ 47

5.1.3. Sejarah Planter Craft .................................................................................... 48

5.1.4. Struktur Organisasi Planter Craft ................................................................ 49

5.2. Hasil dan Pembahasan ............................................................................................. 50

5.2.1. Analisis Strategi Pemasaran yang diterapkan ................................................ 50

5.3. Analisis Lingkungan Perusahaan sebagai Alternatif Strategi Pemasaran dalam

Meningkatkan Volume Penjualan ........................................................................... 53

5.3.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan ..................................... 53

5.3.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman Perusahaan ............................................. 61

5.3.3. Analisis Matriks IFE ...................................................................................... 65

5.3.4. Analisis Matriks EFE .................................................................................... 66

5.3.5. Analisis Matriks IE ........................................................................................ 68

5.3.6. Analisis Matriks SWOT ................................................................................ 69

5.3.7. Analisis Matriks QSPM ............................................................................... 74

6. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 78

6.1. Kesimpulan .............................................................................................................. 78

6.2. Saran ..................................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

ix

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

Tabel 1. Matriks IE ......................................................................................................... 24

Tabel 2. Matriks Analisis SWOT .................................................................................... 28

Tabel 3. Skala Perbandingan Pasangan IFE.................................................................... 40

Table 4. Skala Perbandingan Pasangan EFE .................................................................. 41

Tabel 5. Matriks IE ......................................................................................................... 43

Tabel 6. Tabel The Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) ............................ 44

Tabel 7. Daftar kekuatan perusahaan Planter Craft ................................................................. 53

Tabel 8. Daftar kelemahan perusahaan Planter Craft............................................................... 58

Tabel 9. Daftar peluang perusahaan Planter Craft ................................................................... 61

Tabel 10. Daftar ancaman perusahaan Planter Craft ................................................................ 63

Tabel 11. Matriks IFE pada perusahaan Planter Craft ............................................................. 65

Tabel 12. Matriks EFE pada perusahaan Planter Craft ............................................................ 66

Tabel 13. Matriks QSPM perusahaan Planter Craft ................................................................. 74

Page 16: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

x

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

Gambar 1. Pendekatan Sistem Manajemen Pemasaran .................................................. 15

Gambar 2. Analisis SWOT ............................................................................................. 28

Gambar 3. Diagram Kerangka Berpikir .......................................................................... 31

Gambar 4. Struktur Organisasi Planter Craft .................................................................. 49

Gambar 5. Matriks IE pada perusahaa Planter Craft ...................................................... 68

Gambar 6. Matriks SWOT pada perusahaa Planter Craft ............................................... 69

Page 17: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

Lampiran 1. Kuisioner untuk Direktur Perusahaan Planter Craft ................................... 83

Lampiran 2. Kuisioner unruk Konsumen Perusahaan Planter Craft ............................... 88

Lampiran 3. Daftar Produk Boneka Lumut dan Rata-Rata Penjualan per Bulan ........... 92

Lampiran 4.Matriks Urgensi untuk Pembuatan Bobot Faktor Internal pada

Perusahaan ................................................................................................. 97

Lampiran 5. Perhitungan Peringkat Faktor Internal pada Perusahaan ............................ 102

Lampiran 6. Matriks Urgensi untuk Pembuatan Bobot Faktor Eksternal pada

Perusahaan ................................................................................................. 108

Lampiran 7. Perhitungan Peringkat Faktor Eksternal pada Perusahaan ......................... 109

Lampiran 8. Perhitungan matriks QSPM pada Perusahaan ............................................ 110

Lempiran 9. Dokumentasi ............................................................................................... 112

Page 18: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ekonomi kreatif di Indonesia mulai mendapat perhatian serius dari

pemerintah dalam beberapa terakhir ini. Ekonomi kreatif berkontribusi secara

positif terhadap ekonomi nasional, baik terhadap nilai tambah, lapangan

pekerjaan, lapangan usaha maupun terhadap saling keterkaitan antar sektor

(Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2014). Sesuai dengan Instruksi

Presiden RI no. 6 tahun 2009 mengenai kebijakan ekonomi kreatif maka sektor

pertanian dapat dikembangkan mengikuti kebijakan pemerintah. Dengan adanya

perkembangan perekonomian kreatif sektor pertanian diupayakan adanya

peningkatan pada aspek kretivitas dan pengembangan usaha untuk meningkatkan

nilai tambah pada sektor hulu hingga hilir. Pengembangan hasil pertanian dengan

melakukan inovasi atau diolah maka berpotensi untuk menciptakan hal baru

dengan didukung oleh adanya peningkatan pemasaran serta nilai sosial ekonomi

(Setiawan, 2012). Salah satu sektor yang berkontribusi dalam perekonomian

kreatif adalah sektor pertanian. Mengoptimalkan industri pertanian yang dikemas

dengan kreatif melalui teknologi informasi akan mendapatkan keuntungan pada

posisi pasar (Herwibawa, 2014).

Sektor hortikultura menjadi subsektor yang telah menjadi sumber

pertumbuhan kekuatan ekonomi baru ditingkat pedesaan dan perkotaan

(Direktorat Jendral Hortikultura, 2015). Minat masyarakat Indonesia terhadap

kebutuhan tanaman hias cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Kendala yang

dihadapi oleh pengembangan tanaman hias adalah pembudidayaan dan pemuliaan

yang dapat terbilang kurang. Melihat potensi tanaman hias yang cukup besar

Indonesia memiliki peluang yang besar untuk mengembangkannya. Melihat

potensi tersebut kekayaan tanaman hias di Indonesia sendiri dapat ditambah

dengan mendatangkan flora hias tropis dan sub tropis dari luar negeri (Rukmana,

1998).

Kebutuhan tanaman hias di Indonesia mengalami kecenderungan yang

meningkat dari waktu ke waktu. Fenomena yang terjadi pada tanaman hias

Page 19: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

2

membuat perhatian masyarakat terhadap tanaman hias yang meningkat

dikarenakan manfaat yang terkandung dalam tanaman hias (Rakhman dan

Bukhari, 2010). Dilansir melalui sebuah artikel Nasional Republika, produk

domestik bruto (PDB) pada industri florikultura telah mencapai lebih dari Rp 7

triliun. Melalui nilai PDB yang didapat industri florikultura mampu menyumbang

5,68 persen dari keseluruhan nilai produk domestik bruto (Nurdiansyah, 2017).

Tanaman hias memiliki keindahan tersendiri disetiap jenisnya, hal ini

menyebabkan masyarakat tertarik untuk memiliki tanaman hias. Banyaknya jenis

tanaman hias akan menjadikan tren yang berbeda disetiap tahunnya. Tren tanaman

hias yang berbeda setiap tahunnya menyebabkan harga yang ditawarkan kepada

masyarakat cenderung melambung tinggi (Ambarwati, 2007). Meningkatnya

kebutuhan masyarakat perkotaan terhadap tanaman hias disebabkan oleh

kesadaran masyarakat akan manfaat tanaman hias. Sejalan dengan hal tersebut

menyebabkan peningkatan persaingan di pasar tanaman hias. Namun disayangkan

pasaran tanaman hias di Indonesia masih memiliki kelemahan yaitu mutu tanaman

dan kontinuitas pasokan (Riyanto, 2007).

Tanaman hias memiliki jenis yang beragam, salah satunya adalah tanaman

hias dengan jenis kaktus dan sukulen. Adapun beberapa jenis tanaman hias kaktus

dan sukulen seperti ferocactus, gymnocalyum, certus, haworthia, agave, sene/cio,

echeveria, eurphobia dan macam-macam lainnya cocok untuk ditanam dengan

suhu ruangan (Kristiani, 2002). Perkembangan tanaman hias juga dapat

memanfaatkan berbagai macam media tanam. Salah satunya adalah dengan

memanfaatkan media tanam tanah, cocopeat, dan lumut atau dikenal dengan

kokedama. Arti nama dari kokedama dalam bahasa jepang adalah boneka lumut,

dalam prakteknya tanah yang dicampur dengan cocopeat serta lumut akan dibuat

seperti bola dan diikat dengan menggunakan benang. Kokedama merupakan

teknik media tanaman untuk tanaman hias yang berawal dari negara Jepang.

Budidaya tanaman hias dengan menggunakan media tanam kokedama dapat

menjadi daya tarik untuk penikmat tanaman hias. Penempatan tanaman kokedama

dapat memanfaatkan lahan kecil dan memperindah ruangan dalam rumah dengan

cara digantung ataupun diletakan disudut rumah (Martin, 2015).

Page 20: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

3

Seiring meningkatnya pembangunan menyebabkan kebutuhan tanaman

hias meningkat dikarenakan tanaman hias dapat dijadikan sebuah komponen

untuk taman maupun tanaman penghias ruangan. Salah satu jenis tanaman hias

yang berpontesi untuk dikembangkan adalah tanaman kaktus. Tanaman kaktus

sendiri memiliki banyak keunggulan salah satu alasannya adalah perawatan yang

mudah. (Endah, 2005). Diperlukannya strategi untuk memasarkan tanaman hias

dengan adanya peluang internasional. Produk yang berkualitas, strategi promosi,

strategi pemasaran serta peranan pemerintah dalam membuka akses ke pasar

internasional diperlukan untuk memasarkan produk tanaman hias (Redaksi

Penebar Swadaya, 2008).

Pentingnya perusahaan merancang strategi pemasaran agar tujuan yang

dimiliki oleh perusahaan dapat tercapai. Pengaplikasian strategi pemasaran pada

produk yang akan dipasarkan oleh perusahaan agar tepat pada saat penjualan di

pasaran. Dengan menggunakan strategi pemasaran yang tepat akan memudahkan

penerimaan produk kepada calon konsumen sehingga calon konsumen akan

membeli produk yang dijual. Penerapan strategi yang tepat pada saat memasarkan

produk menunjang keberhasilan suatu perusahaan yang nantinya dapat

menciptakan, memelihara, dan mengembangkan produk sesuai keinginan

konsumen. Prospek dalam suatu bisnis dapat dikatakan bagus apabila mangsa

pasarnya luas, permintaan akan produk tersebut besar, dan bahan bakunya mudah

di dapat.

Penjualan tanaman hias dengan menggunakan media tanam kokedama dapat

ditemukan di kota Bandung. Planter Craft merupakan rumah produksi yang

berbasis UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang menyediakan produk

tanaman hias dengan menggunakan media tanam kokedama yang diberi nama

boneka lumut. Jenis tanaman hias yang menggunakan media tanam kokedama ini

terbuat dari tanaman sukulen, kaktus, kembang goyang, anggrek hingga bonsai.

Boneka lumut ini dapat dijadikan sebagai hiasan rumah, souvenir pernikahan,

hingga aksesoris dekorasi. Namun jenis tanaman sukulen dan kaktus dapat

ditemukan pada produk boneka lumut. Pemasaran yang telah dilakukan oleh

Planter Craft dengan produk boneka lumut sudah dipasarkan ke seluruh Indonesia

Page 21: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

4

seperti kota Bogor, Jakarta, Medan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Makassar

hingga Bali.

Usaha boneka lumut yang dirintis oleh Planter Craft yang dimulai pada

awal tahun 2015 melakukan strategi pemasaran sesuai dengan keadaan yang

dihadapi oleh perusahaan. Tujuan Planter Craft menggunakan beberapa macam

strategi agar produk yang diciptakannya dapat dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Media sosial seperti website, instagram, facebook dan lainnya serta media masa

seperti radio dan televisi menjadi alat pemasaran yang digunakan oleh Planter

Craft untuk mengembangkan usahanya. Dampak yang diberikan pada

penjualannya cukup signifikan dikarenakan tersebarnya informasi mengenai

produk boneka lumut kepada masyarakat Indonesia. Strategi pemasaran sangat

dibutuhkan dalam menunjang keberlangsungan suatu usaha. Sebagai industri yang

bergerak dibidang pertanian kreatif Planter Craft memerlukan strategi pemasaran

sebagai upaya meningkatkan volume penjualan dan memperoleh strategi

alternatif.

1.2. Rumusan Masalah

Kokedama pertama kali diterapkan pada tanaman hias bonsai lalu

diterapkan pada tanaman hias dengan komoditas kaktus maupun sukulen. Selain

menjadi inovasi pada tanaman hias kokedama memiliki daya tarik dan memiliki

nilai seni didalamnya. Kokedama sudah mulai dipasarkan di Indonesia salah satu

pengembangan kokedama ini adalah boneka lumut yang diciptakan oleh UMKM

Planter Craft. Tidak hanya menjual boneka lumut namun perusahaan ini

mengedukasikan konsumen untuk mengenal dan membuat sendiri kreasi dari

kokedama.

Pemasaran merupakan tindakan ekonomi yang berpengaruh terhadap

tinggi dan rendahnya pendapatan suatu usaha hal ini menjadi penting dalam

menjalankan usaha. Dalam usaha adapun tujuan akhir yang akan dicapai yaitu

dengan memasarkan produknya dengan mendapatkan laba yang maksimal dalam

setiap satuan lahan. Usaha yang dilakukan dalam mencapai tujuan akhir tersebut

Page 22: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

5

diperlukan perencanaan yang teliti disetiap kegiatan ekonominya dimulai dengan

pra panen, pasca panen, hingga pemasaran suatu komoditas pertanian.

Penjualan yang tidak stabil dan cederung berfluktuatif merupakan sebuah

permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Munculnya persaingan diantara

produk yang ditawarkan oleh perusahaan lain menjadikan Planter Craft

memerlukan stategi yang tepat untuk usahanya. Strategi yang diperlukan ini untuk

tetap bertahannya posisi perusahaan di pasaran. Khususnya pada produk,

distribusi, harga, dan promosi diperlukan untuk penetapan strategi agar tetap dapat

bersaing antara satu dengan lainnya.

Permasalahan yang terjadi pada penelitian ini didasari dengan produk yang

ditawarkan oleh perusahaan merupakan bentuk dari pertanian kreatif. Dimana

produk yang ditawarkan memiliki masa jenuh tersendiri. Maka dirasa dengan

adanya strategi pemasaran yang dilakukan dapat mengatasi permasalahan tersebut.

Permasalahan lain adalah mengenai umur perusahaan yang masih terbilang cukup

baru dikarenakan perusahaan berdiri semenjak 2014. Hal ini menyebabkan masih

perlunya peningkatan strategi pemasaran yang perlu dilakukan oleh perusahaan.

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang telah diuraikan

diatas, maka masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh Planter Craft

Bandung apabila dikaitkan dengan volume penjualan?

2. Bagaimana strategi yang tepat untuk memasarkan tanaman hias produk

boneka lumut dengan menggunakan media tanam kokedama guna

meningkakan volume penjualan?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yang terurai sebagai berikut:

1. Menganalisis strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh Planter Craft

Bandung terkait dengan volume penjualan.

2. Menanalisis strategi yang tepat untuk memasarkan tanaman hias produk

boneka lumut dengan menggunakan media tanam kokedama guna

meningkatkan volume penjualan.

Page 23: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

6

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai

strategi pemasaran produk boneka lumut dalam pengambilan keputusan

strategi pemasaran yang tepat.

2. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat menjadi referensi dan informasi

mengenai strategi pemasaran pada penelitian selanjutnya.

Page 24: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dapat dijadikan sebagai acuan dengan tujuan untuk

membandingkan penelitian sebelumnya dengan penelitian selanjutnya. Adapun

penelitian terdahulu yang telah dilakukan dapat dijadikan acuan, yaitu Nurhadi

(2008), Rizka Maulida (2010), Budi Asih dan Sri Astiti (2014), In Purnama, M.

Sarma. Dan M. Najib (2014), dan Edward Mutandwa, dkk (2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Nurhadi (2008) memiliki tujuan untuk

menidentifikasikan faktor-faktor pada lingkungan eksternal dan internal yang

mempengaruhi pengembangan tanaman hias pada perusahaan serta merumuskan

strategi alternatif yang sesuai dan menarik bagi pengembangan usaha. Pengolahan

data pada penelitian ini menggunakan analisis kualitatif deskriptif untuk

menganalisis lingkungan perusahaan dan analisis kuantitatif yang digunakan pada

Matriks EFE (external factor evaluation), Matriks IFE (Internal Factor

Evaluation), Matriks IE (Internal External), Matriks SWOT(Strenghts, Weakness,

Opportunities, Threats), dan Matriks QSP (Quantitative Strategy Planning).

Pengambilan responden pada penelitian ini dilakukan secara purposive dengan

pihak-pihak terkait seperti pimpinan perusahaan atau pemilik, manager, dan pihak

terlibat lainnya dengan melakukan wawancara. Hasil yang dihasilkan pada

penelitian ini berdasarkan analisis matriks IE, perusahaan terdapat pada posisi

kuadran V yang harus mempertahankan dan memelihara. Pada matriks SWOT

terdapat tujuh alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahan. Analisis

QSPM didapati bahwa perusahaan perlu meningkatkan kerjasama dan hubungan

baik dengan pelanggan.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rizka Maulida

(2010) tujuan pada penelitian ini adalah untuk menganalisis kegiatan pemasaran,

mengidentifikasikan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi

pemasaran, dan merumuskan strategi alternatif bagi kegiatan pemasaran di Ciapus

Bromelia. Jenis dan sumber data yang digunakan pada penelitian merupakan data

kuantitatif mencakup data penerimaan, pengeluaran Ciapus Bromel serta data

statistik terkait perusahaan dan data kualitatif merupakan data yang diperoleh

umumnya akan dianalisis terlebih dahulu. Identifikasi permasalahan dengan

Page 25: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

7

mengalalisis segmentation, targeting¸dan positioning perusahaan lalu mengkaji

bauran pemasaran yaitu produk, harga, distribusi dan promosi. Alat analisis yang

digunakan adalah analisis faktor internal dan eksternal perusahaan lalu

dirumuskan melalui matriks SWOT( Strenghts, Weakness, Opportunities,

Threats). Responden yang diambil pada penelitian ini adalah pihak internal

perusahaan yaitu pemilik, manajer pengelola, dan karyawan perusahaan. adapun

responden yang berasal dari pihak eksternal yang merupakan pihak-pihak luar

yang terkait dengan perusahaan secara langsung maupun tidak langsung. Pihak-

pihak yang berasal dari eksternal perusahaan berupa pakar yang berkompeten

dengan tanaman hias dan pihak konsumen yang diambil datanya sebanyak 30

responden dengan menggunakan teknik convenience sampling. Hasil yang

didapatkan dalam penelitian ini adalah perusahaan memiliki keunggulan produk

sehingga memiliki daya saing yang tinggi, harga yang ditawarkan kopetitif karena

sesuai dengan kualitas, promosi yang dilakukan menitik beratkan pada

pengenalan produk, dan kegiatan distribusi yang dilakukan cukup baik namun

perlunya penambahan distributor. Pada hasil analisis lingkungan internal maupun

eksternal memiliki empat kelemahan, empat kekuatan, dua peluang dan empat

ancaman. Strategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah pengenalan dan

penguatan company profile, pengedukasian konsumen, dan penanaman

positioning product, serta mengoptimalkan networking perusahaan pada wilayah

jabodetabek.

Adapun penelitian yang telah dilakukan oleh Budi Asih dan Sri Astiti (2014)

dengan yang memiliki tujuan antara lain adalah untuk mengetahui faktor internal

dan eksternal pemasaran yang dihadapi oleh usaha pengolahan jamur tiram KWT

spora Bali, untuk mengidentifikasikan strategi pemasaran apa saja yang dapat

diterapkan oleh usaha pengolahan jamur tiram KWT Spora Bali, dan mengetahui

strategi pemasaran mana yang dapat dilakukan oleh KWT Spora Bali dalam

kaitannya dengan aspek pemasaran sehingga dapat mengembangkan kegiatan

usaha pengolahan jamur tiram. Adapun penetapatan responden melalui cara

purposive, responden yang dipilih pada penelitian ini adalah seluruh anggota

KWT Spora Bali dengan jumlah 10 orang. Pada penelitian mnggunakan metode

observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini menggunakan

Page 26: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

8

analisis lingkungan internal dan eksternal lalu analisis lingkungan tersebut di

analisis menggunakan metode IFE dan EFE. Pada tahap pemaduan digunakan alat

analisis matriks IE dan matriks SWOT. Tahapan terakhir analisis yang dilakukan

adaah dengan menggunakan matriks QSPM yang digunakan untk penentuan

prioritas dari beberapa alternatif strategi pemasaran yang dihasilkan melalui

tahapan pemaduan. Hasil pada matriks IE adalah usaha yang hold and maintain

strategy atau strategi yang sedang mempertahankan dan memelihara sehingga

strategi yang dapat dilakukan adala penetrasi pasar dengan cara meningkatkan

penjualan atas produk dan pasar yang telah tersedia. Dan diperoleh hasil dari

matriks SWOT adalah enam strategi aplikatif dari strategi penetrasi pasar. dan

melalui analisis yang terakhir adalah QSPM diperoleh strategi pemasaran prioritas

usaha pengolahan jamur tiram KWT Spora Bali dengan memperbaiki tampilan

produk melalui perbaikan kemasan.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukann oleh Purnama, In,

Sarma, M. dan Najib, M. (2014), dengan judul strategi peningkatan pemasaran

mangga di pasar internasional. Penelitian yang memiliki tujuan untuk dapat

menganalisis faktor internal maupun faktor eksternal yang mempengaruhi

pemasaran mangga dengan spesifikasi mangga gedong Gincu, dan Arumis ke

pasar internasional. Adapun tujuan lainnya adalah untuk menyusun strategi

rekomendasi bagi peningkatan pemasaran mangga di pasar interasional. Alat

analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah alat analisis SWOT (strengths,

weakness, opportunities, threats) dan AHP (analytical hierarchy process).

Pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling atu dengan

pengambilan sampel dengan tujuan tertentu. Responden yang diambil pada

penelitian ini adalah sebanyak Sembilan orang untuk analisis SWOT dan lima

orang pada analisis AHP. Hasil yang dapat adalah posisi internal usaha mangga

menunjukan angka 2,103 dan dapat diartikan usaha mangga ini cukup lemah.

Kelemahan utama pada usahanya adalah keterbatasan penerapan teknologi

pascapanen. Sedangkan pada posisi eksternal didapati skor 2,893 yang

menunjukan bahwa usaha mangga Indonesia dapat memanfaatkan peluang dengan

baik dan menghindari ancaman yang dihadapi. Posisi usaha persaingan mangga

Indonesia terdapat pada posisi sel II yaitu sel tumbuh dan membangun. Sedangkan

Page 27: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

9

hasil dari analisis AHP adalah perlunya peningkatan pemasaran mangga di pasar

internasonal. Dan alternatif strategi yang ditawarkan adalah melakukan

standarisasi kebun, melakukan kerja sama dengan eksportir dan petani, dan

pembangunan one stop service.

Penelitian yang terakhir dilakukan oleh Edward Mutandwa, dkk (2009),

dengan judul analisis pemasaran ekspor kopi di Rwanda: aplikasi dari matriks

BCG (Boston Consulting Group). Adapun tujuan dalam penelitian ini untuk

mengklasifikasikan ekspor kopi Rwanda dilihat dari pasar saham dan penjualan

serta untuk menentukan pemilihan strategi marketing yang tepat berhubungan

dengan pasar ekspor kopi Rwanda. Alat analisis yang digunakan adalah matriks

BCG (Boston Consulting Group), dan pendekatan penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif berdasarkan data

sekunder ekspor kopi di beberapa destinasi, sedangkan data kualitatif sebagian

besar berdasarkan wawancara dengan pemagang kunci saham pada sektor kopi.

Hasil pada penelitian ini adalah dalam menggunakan matriks BCG untuk

menggklasifikasikan pasaran kopi Rwanda menggunakan dua parameter yaitu

relative market share dan rate of market growth. Dalam matriks menunjukan

ekspor kopi untuk negara Jerman, Inggris, Russia, Swedia, Swiss, dan Belgia ada

pada bagian cash cow. Untuk prospek meningkatkan pasaran kopi Rwanda di

Asia, Jepang menjadi destinasi untuk pengembangannya. Dalam matriks BCG

negara Jepang dapat dirubah posisinya menjadi bintang (stars) atau cash cow

dikarenakan investasi yang menjanjikan. Pasaran lainnya adalah negara Morok

dan Cina yang tidak terlihat perkembangan yang signifikan dalam empat tahun

dan hanya memberikan kontribusi kecil dalam ekspor kopi. Hal tersebut

menyebabkan negara Moroko, Cina, Portugal, Belanda, Kenya, Israel, dan Italia

berada dalam posisi anjing (dogs) dalam matriks BCG. Sedangkan negara

Perancis berada dalam posisi bintang (stars) dalam matriks BCG.

Penelitian penelitian terdahulu tersebut menjadi acuan pada penulisan ini,

namun adapun hal yang membedakan peneletian tedahulu dengan penelitian yang

akan dilakukan. Hal yang membedakan adalah dalam penentuan lokasi penelitian,

lokasi yang digunakan adalah Planter Craft Bandung dengan bahan yang diteliti

adalah boneka lumut dengan tanaman sukulen. Responden pada penelitian yang

Page 28: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

10

akan dilakukan menggunakan key informant dan konsumen. Alat analisis yang

digunakan pada penelitian ini adalah analisis faktor internal (IFE) dan analisis

faktor eksternal (EFE) lalu dilanjutkan dengan menganalisis dengan menggunakan

alat analisis SWOT. Pada penetapan hasil akan menggunakan alat analisis QSPM.

2.2. Profil Tanaman Hias

2.2.1. Tinjauan Mengenai Tanaman Hias

Tanaman hias dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu adalah tanaman hias

daun yang memiliki bentuk dan warna daun yang unik dan tanaman hias bunga

yang memiliki daya tarik pada bentuk, warna, dan aroma bunganya. Adapun

fungsi yang berbeda-beda tanaman hias pada taman yaitu sebagai tanaman

pelindung, penghias taman, center point, bedengan, dan penutup tanah.

Penggolongan tanaman pelindung adalah tanaman yang bejenis tanaman pohon

yang banyak digunakan di tepi jalan ataupun di taman-taman dan memiliki fungsi

agar melindungi tanaman dari sinar matahari langsung. Penghias taman memiliki

fungsi sebagai penghias taman dan dibatasi hanya untuk tanaman-tamanan yang

secara umum digunakan untuk penghias tanaman rumah, penghias pekarangan,

maupun penghias tepi jalan. Tanaman yang berfungsi sebagai center point hanya

diaman secara tunggal atau beberapa saja dan posisi tanaman biasanya berada

ditengah atau tempat-tempat yang akan digunakan sebagai titik utama pandangan.

Tanaman bedengan yang merupakan jenis tamanan herba atau semak ditaman

secara masal dan biasanya pola penanamannya sejajar membentuk sebuah pagar.

Dan sebagai penutup tanah, tanaman yang kerap digunakan selain rumput adalah

jenis tanaman herba berbunga, fungsi dari penutup tanah untuk menutupi tanah

dari curahan hujan langsung dan tanaman hias akan memberikan kesan semarak

karena akan berbunga pada masanya. (Ratnasari, 2007)

2.2.2. Tinjauan Teori Tanaman Kaktus dan Sukulen

Berdasarkan bentuk tumbuhnya tanaman dikelompokan menjadi beberapa

bagian yaitu herba dan semak. Tanaman herba dan semak dapat tergolong tegak

ataupun melata, perdu dan pohon. Penggolongan lainnya adalah tanaman air,

palem, bamboo, paku-pakuan, kaktus dan sukulen, dan tanaman buah. Pada

tanaman kaktus dan sukulen merupakan jenis tanaman lunak yang tidak berkayu.

Tanaman pada jenis ini memiliki batang dan daun yang mampu menyimpan air

Page 29: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

11

dan tahan terhadap kondisi yang kering. Contoh dari tanaman kaktus dan sukulen

adalah Neoregelia sp., Aloe sp., dan Mammilaria elongata.

Kaktus atau kaktos yang berasal dalam bahasa Yunani memiliki arti

tanaman berduri, merupakan salah satu jenis tanaman yang unik dan khas. Bentuk

yang beragam dimiliki kaktus membuatnya menjadi keunikan serta memiliki duri-

duri yang tajam, bulu-bulu yang halus dan warna-warna yang khas. Tanaman

kaktus pada dasarnya merupakan tanaman sukulen yang mampu bertahan hidup

dalam kondisi kekeringan dan miskin air sekalipun. Hal ini dikarenakan tanaman

kaktus mampu menyimpan dan menimbun cadangan air. Karakteristik kaktus

sebagai tanaman sukulen menjadikan nilai tambah keunikan dan kekhasannya,

sehingga penampilan dan perawatannya lebih mudah di bandingkan tanaman hias

lainnya.

Pada umumnya tanaman kaktus terdapat berbagai macam jenis yang

tumbuh di berbagai belahan dunia dalam jumlah yang sangat besar. Jumlah ini

akan terus bertambah seiring dengan perbanyakan tanaman yang sering dilakukan

oleh penggemar kaktus. Budidaya tanaman kaktus memerlukan media tanam yang

tepat yang pada umumnya terdiri dari tiga bagian. Tiga bagian ini yaitu pasir

sungai yang bersih, humus dan pupuk kandang yang sudah matang dengan

berbandingan 2:1:0,5. Namun, dari beberapa hobiis kaktus ada juga yang

menggunakan arang sekam dan pupuk kandang, ataupun pasir dan kompos

sebagai media tanaman tanaman kaktus. Hal ini beralasanan bahan-bahan tersebut

lebih ringan, sehingga mudah untuk mengangkut atau memindahkannya. Maka

dengan demikian perawatannya akan lebih mudah. Penggunaan bahan-bahan

tersebut dikarenakan tujuan komersial.

(Redaksi Agromedia, 2007)

2.3. Tinjauan Tentang Kokedama

Kokedama terkenal pertama kali di temukan di negara Jepang, dimana

bola lumut atau boneka lumut dan menggunakan tali. Kokedama ini merupakan

media tanam yang unik dan mudah untuk dibudidayakan didalam rumah dan

taman. Seperti tanaman vertikal lainnya, kokedama memiliki visual yang menarik

dimana media tanam ini dapat menghemat ruangan dalam satu waktu yang sama.

Page 30: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

12

Media tanam kokedama memiliki aksen yang sederhana untuk tema berkebun

outdoor. Berikut merupakan cara pembuatan kokedama:

1. Buatlah lingkaran pada lembaran lumut dengan menggunakan gunting.

(kebanyakan lembaran lumut dapat didapatkan pada pusat pertanaman)

2. Basahilah tanah, buatlah bola pada tanah liat dengan menggunkan tangan

untuk membuat bola tersebut. Peraslah bola tanah liat untuk menggurangi air

yang berlebih.

3. Letakkan bola tanah liat yang sudah dibuat sebelumnya diatas lembaran lumut

yang sudah berbentuk lingkaran.

4. Buatlah lubang dengan menggunakan kedua jari jempol untuk membuat

lubang diatas bola tanah liat. Hal ini diperuntukan untuk meletakkan tanaman

kaktus atau sukulen diatasnya.

5. Letakkan tanaman kaktus ataupun sukulen diatas lubang bola tanah liat yang

telah dibuat.

6. Bungkuslah bola tanah liat dengan lembaran lumut.

7. Dalam membungkus bola dengan lumut, selipkanlah ujung lumut di bawah

lubang tepatnya di bawah daun tanaman.

8. Apabila ukuran lembaran lumut terlalu besar, maka guntunglah bagian yang

dirasa berlebih tersebut hingga lembaran lumut dapat terselipkan di bawah

lubang pada bawah daun tanaman.

9. Gunakan tali untuk mengikat bola lumut, cara mengikat tali pada bola lumut

adalah dengan memutar tali kesegala arah. Tujuannya sangat sederhana untuk

menjaga lumut dengan bola tanah liat tetap bersatu. Dengan mengikatkan tali

akan membuat tapilan lebih estetik. Dan perhatikan ikatan tali pada bola lumut

agar tetap cukup pada saat mengikat bola tersebut.

10. Potonglah tali dengan menggunakan gunting dan gantunglah kokedama di

tempat yang dirasa cocok.

(Daigle, 2015)

2.4. Tinjauan Tentang Strategi Pemasaran

2.4.1. Tinjauan Teori Pemasaran

Page 31: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

13

Penjualan dan periklanan seringkali dirancukan sebagai pengertian

pemasaran, namun bukan hanya hal tersebut yang berada dalam variabel

pemasaran. Menciptakan interaksi dari entitas dan publik (individual dan

organisasi) yang menguntungkan dalam jangka waktu panjang merupakan tujuan

dari pemasaran. Tujuan dari suatu pemasaran adalah menyampaikan ke konsumen

akhir sebagai transaksi terakhir.

Pemasaran merupakan proses bisnis dengan usaha menyeleraskan antara

sumber daya manusia, finansial dan fisik organisasi dengan keinginan serta

kebutuhan para konsumen atau pelanggan didalam konteks strategi kompetitif

organisasi (Meldrum, 2000). Sedangkan pengertian lain menjelaskan bahwa

pemasaran merupakan proses manajerial dan sosial dimana dalam proses tersebut

individu dan kelompok mendapatkan yang dibutuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa

yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2005). Lain pengertian mengatakan

bahwa pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep,

harga, promosi dan distribusisejumlah ide, barang, dan jasa untuk mencitakan

pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi (Lamb,

2003).

Dengan demikian atas dasar definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

pemasaran merupakan suatu proses bisnis dan manajerial dengan menciptakan

suatu produk maupun jasa yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan pelanggan

dengan cara menawarkan hingga mempertukarkan produk dan jasa tersebut.

2.4.2. Tinjauan Teori Manajemen Pemasaran

Aktivitas pemasaran organisasi sangat dipengaruhi oleh produksi,

penjualan, pasar, dan sosial pemasaran. Produksi akan berfokus pada kemampuan

internal perusahaan yang melebihi dari keinginan dan kebutuhan pasar. Namun

orientasi produksi akan menjadi keliru karena perusahaan tidak

mempertimbangkan apakah barang ataupun jasa yang dihasilkan merupakan

produk yang sesuai dan efisien dengan kebutuhan pasar. Terkadang yang terbaik

diproduksi oleh perusahaan pada saat produk yang dihasilkan sesuai dengan apa

Page 32: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

14

yang diinginkan oleh pasar. Perusahaan yang berhasil dalam persaingan pasaran

adalah perusahaan yang memiliki suatu pemahaman bahwa mereka dapat

menentukan terlebih dahulu apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen

lalu memproduksinya.

Manajemen pemasaran ialah proses untuk meningkatkan efisiensi dan

efektifitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau oleh

perusahaan. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa apabila seseorang atau

perusahaan, ingin memperbaiki pemasarannya, maka ia harus memperbaiki

kegiatan pemasaran itu sebaik mungkin. Manajemen pemasaran adalah sebuah

proses, maka dapat digambarkan pendekatan sistem sebagai berikut:

Feedback (balikan)

Gambar 1. Pendekatan Sistem Manajemen Pemasaran

Sumber gambar: Alma, 2004

Keberhasilan suatu kegiatan pemasaran dalam sebuah perusahaan

membutukan input atau masukan. Masukan ini dapat dimisalkan berasal dari

informasi kegiatan yang berjalan di lapangan. Setelah masukan diproses dan

diadakan analisis dari berbagai sumber informasi lainnya maka akan

menghasilkan output atau keluaran. Output yang dihasilkan berupa suatu

keputusan dan kebijaksanaan yang harus ditempuh guna mencapai tujuan

perusahaan. Setelah keputusan diambil dan dilaksanakan, ditunggu bagaimana

pelaksanaannya. Dan feedback (balikan) yang sangat berguna untuk memperbaiki

kebijaksanaan lebih lanjut. (Alma, 2004)

2.4.3. Tinjauan Teori Strategi Pemasaran

Memperoleh laba yang maksimal serta memiliki pertumbuhan jangka

panjang merupakan tujuan dari suatu usaha yang dijalankan. Maka dibutuhkannya

perencanaan untuk mencapai dalam tujuan tersebut. Maka perencanaan strategis

merupakan proses manajerial untuk menghasilkan dan mempertahankan

Input (Masukan) Processing

(Proses)

Ouput (Keluran) Objective

(tujuan)

Page 33: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

15

kesesuaian antara sasaran dan sumber daya organisasi dengan peluang pasar

(market opportunities) yang timbul.

(Lamb, 2003)

Menurut Kotler (2004) mengatakan bahwa strategi pemasaran adalah

logika pemasaran, dimana dalam suatu bisnis diharapkan akan mencapai

sasarannya. Dalam strategi pemasaran terdiri atas pengembalian keputusan

tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran dan alokasi

pemasaran. Hal tersebut diungkapkan oleh Bennett (1988) dalam Fandy Tjiptono

(2008) bahwa strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara implisit

maupun eksplisit) mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai

tujuannya.

Maka dapat disimpulkan strategi pemasaran merupakan suatu perencanaan

pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dalam suatu bisnis unuk mencapai

tujuan perusahaan dengan mencapai laba yang maksimal. Dalam melakukan

strategi pemasaran terdiri atas pengambilan keputusan mengenai biaya pemasaran

dari perusahaan, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran.

Untuk mencapai tujuan perusahaan strategi pemasaran merupakan alat

fundamental yang direncanakan dengan mengembangkan keunggulan bersaing

yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program untuk

melayani pasar. Strategi pemasaran memiliki lima elemen yang saling terkait:

1. Pemilihan pasar, yaitu dengan memilik pasar yang akan dilayani dengan

melakukan segmentasi pasar sasaran yang paling memungkinkan.

2. Perencanaan produk, yaitu mengenai produk spesifik yang dijual, merek

dagang, kemasan, ukuran, pelayanan, dan jaminan pengembalian.

3. Penetapan harga, yaitu dengan menentukan harga yang dapat mencerminkan

nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan.

4. Sistem distribusi, yaitu mengenai saluran perdagangan grosir dan eceran yang

dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan

menggunakannya.

5. Komunikasi pemasaran, (promosi) yang meliputi periklanan, promosi,

penjualan, pemasaran langsung, dan hubungan masyarakat.

(Dolan 1991, dalam Tjiptono 2008)

Page 34: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

16

Merencanakan strategi pemasaran perusahaan terdapat hal-hal dasar

mengenai strategi di dalam pemasaran yang dikenal dengan strategi produk-pasar

(product-market strategy). Strategi produk pasar adalah mengenai produk yang

akan dipasarkan oleh perusahaan dan pasar yang akan dilayani oleh perusahaan.

dari hal dasar mengenai strategi produk-pasar dapat ditetapkan alternatif strategi

pemasaran yaitu:

1. Strategi penetrasi pasar

Strategi penetrasi pasar memilik tujuan untuk meningkatkan posisi

perusahaan yang dihubungkan dengan produk dan pasar yang sedang dilayani

perusahaan sekarang ini. Perusahaan melakukan kegiatan pemasaran yang

lebih agresif atau dengan intensifikasi pemasaran dengan produk yang sama

dan pasar yang tetap sama yang telah dilayani oleh perusahaan.

2. Strategi formulasi kembali produk atau pengembangan produk

Perusahaan menekankan pada meningkatkan mutu dan lain-lain dari

produk yang sedang dipasarkan oleh perusahaan dengan sasaran pasar yang

dituju. Harapan dengan menggunakannya strategi formulasi kembali produk

atau pengembangan produk adalah penjualan perusahaan dapat ditingkatkan.

3. Strategi perluasan atau pengembangan pasar

Strategi perluasan atau pengembangan pasar melakukan perbaikan produk

yang ada untuk mendapatkan pasar atau kelompok yang baru.

4. Strategi pergantian produk

Pergantian produk yang lebih baik secara terus menerus merupakan cara

yang dilakukan pada strategi pergantian produk. Melalui strategi ini

perusahaan akan selalu membina para pelanggan, sehingga pejualan

diharapkan dapat meningkat terus meningkat.

5. Strategi segmentasi pasar dengan difensiasi produk

Strategi segmentasi pasar dengan diferensiasi produk ditunjukan untuk

menarik perhatian konsumen baru dengan memperbesar pilihan produk yang

telah ada. Menggunakan strategi ini dapat diperluas dengan mencakup

segmenasi pasar yang baru dengan produk yang sudah didiferensias

Page 35: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

17

6. Strategi perulasan product-line

Dalam mengahadapi perkembangan teknologi strategi perluasan product-

line digunakan dengan memperluas product-line yang dapat ditawarkan

kepada konsumen. Dengan menggunakan strategi ini maka terdapat

diversifikasi produk yang ditawarkan kepada konsumen.

7. Strategi diversifikasi yang terkonsetrasi

Tujuan dari strategi ini adalah menarik konsumen baru dengan

menambahkan jenis produk baru yang mempunyai teknologi dan cara

pemasaran yang sama.

8. Strategi diversifikasi horizontal

Strategi diversifikasi horizontal dilakukan untuk memperluas product-line

yang dilakukan dengan teknologi yang berbeda atau tidak terkait dengan

teknologi yang sedang digunakan pada produk yang sekarang. Product-line ini

sendiri ditawarkan kepada konsumen pada saat ini.

9. Strategi diversifikasi konglomerat

Pada strategi diversifikasi konglomerat menggunakan diversifikasi pada

produk yang tidak memiliki hubungan teknologi, produk dan pasar yang

dilayani oleh perusahaan saat ini dengan tujuan untuk menarik kelompok

konsumen baru.

10. Strategi integrasi

Tujuan dari strategi integrasi adalah untuk meningkatkan profitability,

efisiensi, serta pengendalian melalui penggabungan atau integrasi dengan

perusahaan yang ada hubungannya dengan proses produksi yang dijalankan.

(Assuari,

2014)

2.4.4. Tinjauan Teori Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Marketing mix atau dikenal dengan bauran pemasaran merupakan strategi

mencampur beberapa kegiatan pemasaran, sehingga mendatangkan hasil yang

memuaskan. Terdapat empat komponen yang mencakup bauran pemasaran yang

dikenal dengan sebutan 4P, yaitu:

1. Produk (Product)

Page 36: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

18

Produk yang merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran dapat berupa

barang maupun berupa jasa. Apabila tidak ada produk maka tidak ada pemindahan

hak milik, jika tidak ada pemindahan hak milik maka tidak ada pemasaran.

Memiliki produk yang berkualitas dan disenangi oleh konsumen maka usaha dari

salah satu komponen bauran pemasaran ini akan berhasil. Produk yang akan

dipasarkan akan lebih baik apabila mengikuti sesuai dengan kebutuhan (needs)

dan keingingan (wants) kosumen. Konsumen akan membeli produk tersebut

karena produk tersebut akan memenuhi kebutuhannya. Namun, konsumen tidak

hanya membeli produk tersebut hanya untuk memperoleh barang tersebut namun

ada unsur lain di dalamnya. Mengasilkan produk perlu memperhatikan seperti

model, rupa, ciri-ciri istimewa, dan atribut produk tersebut.

Menurut Indriyo Sudarmo (2012), produk merupakan pengertian atau

pandangan konsumen terhadap suatu produk yang dibutuhkan dan dinginkannya.

Konsumen akan memiliki konsep atau pandangan tertentu terhadap suatu produk.

Produk terbagi atas dua jenis barang yaitu barang konsumen atau konsumsi dan

barang industrial. Barang konsumsi adalah barang yang dibeli oleh masyarakat

untuk dipakai sendiri atau dikonsumsikan sendiri guna memenuhi kebutuhannya

sehari hari. Dari jenis barang konsumen ini terbagi atas tiga jenis barang yaitu

barang konvenien (convenience goods), barang shopping (shopping goods), dan

barang spesial atau barang mewah (specialty goods). Barang konvenien ini dapat

dikatakan sebagai barang sehari hari, konsumsi akan barang konvenien ini akan

berfrekuensi tinggi tetapi dalam jumlah kecil. Lalu barang shopping dapat

dikatakan sebagai barang perabotan rumah tangga, namun frekuensi pembelian

barang ini jarang dengan pembelian atau pengeluaran lebih tinggi. Sedangkan

barang mewah atau barang spesial merupakan barang kebutuhan sehari hari yang

pada umumnya barang ini tergolong dengan harga mahal dan kebutuhannya tidak

banyak jumlahnya serta frekuensi pembeliannya sangat kecil. Penggolongan jenis

produk industrial merupakan barang yang memiliki sifat yang berbeda dengan

barang konsumsi. Barang industri dibeli dan dipergunakan sebagai alat usaha atau

alat berproduksi lagi ataupun dijual kembali dalam menjual bisnisnya, baik bisnis

yang bersifat mencari keuntungan ataupun bersifat nir laba.

Page 37: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

19

Maka dapat disimpulkan pengertian produk adalah pemindahan hak milik

dari sebuah produk yang menjadi sebuah titik sentral dari pemasaran yang dibuat

atas kebutuhan dan keinginan dari konsumen yang akan membeli. Dan dalam

menghasilkan sebuah produk pentingnya memerhatikan komposisi dari produk

seperti tampilan atau rupa, model, dan ciri khas yang diberikan dari produk sendiri

tanpa mengurangi kualitas dari produk. Penggolongan dari produk terbagi atas dua

jenis produk yaitu barang konsumsi serta barang industrial. Barang konsumsi

adalah barang yang di konsumsi atau dibeli untuk memenuhi kebutuhan sehari

hari. Sedangkan barang industrial merupakan barang yang tidak hanya untuk

memenuhi kebutuhan konsumen melainkan untuk kebutuhan industri untuk

menghasilkan keuntungan didalamnya.

Terdapat beberapa strategi perlu dikembangkan dalam suatu produk yaitu

strategi pemberian merek, strategi pembungkus dan strategi trading up dan

trading down. Memberikan sebuah labeling atau cap pada produk dapat

menentukan ciri suatu barang. Strategi pemberian merek memungkinkan produsen

tidak memberikan merek pada barangnya, namun produsen akan menyerahkan

mereknya terhadap para penyalur. Namun strategi sudah dipikirkan secara matang

dengan akibat apabila penyalur akan lebih terkenal dibandingkan produsen itu

sendiri. Pada strategi pembungkus perlunya diperhatikan apabila memungkinkan

perubahan pembungkus, kapan pembungkus harus dirubah, dan pengaruh

pembungkus pada penjualan. Strategi pembuatan bungkus pada produk yang

dapat dipergunakan kembali (reuse packaging) dan multiple packaging yaitu

dengan memasukan berbagai jenis barang dalam suatu pembungkus. Terakhir

adalah strategi trading up dan trading down. Trading up memiliki arti perusahaan

membuat produk baru yang harganya tinggi dan akan meningkatkan prestise bagi

para pembelinya, disamping produk yang sudah ada yang memiliki harga murah

namun kurang mementingkan prestisnya. Strategi tranding down artinya membuat

produk baru yang harganya rendah, disamping produk lama yang harganya tinggi.

Maksudnya adalah memberi kesempatan kepada konsumen yang berpenghasilan

rendah. (Alma, 2004)

2. Harga (Price)

Page 38: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

20

Keberhasilan suatu produk dapat ditentukan oleh kebijaksanaan harga.

Kebijaksanaan harga dapat dilakukan pada setiap tingkatan distribusi, seperti oleh

produsen, oleh grosir dan retailer (pedagangan eceran). Dalam penentuan harga

terdapat beberapa strategi inverted pricing dimana produsen mencoba menetapkan

harga ecerean tertinggi. Setelah harga eceran teringgi ditetapkan produsen

mencoba mengkakulasi harga untuk retailer, harga untuk grosir, dan akhirnya

harga untuk pabrik. Dengan demikian produsen menetapkan value added atau

nilai tambah untuk masing-masing penyalur dan mengawasi harga jual produknya.

Adapun strategi penetapan harga yang diikuti oleh produsen bergantung pada

keadaan produknya yaitu skiming price dan penetration price. Menetapkan harga

setinggi tingginya dapat disebut juga dengan skiming price. Namun strategi ini

dimungkinkan apabila produknya diarahkan kepada konsumen yang

berpenghasilan tinggi dan merupakan produk baru yang sangat istimewa.

Penetration price bertujuan untuk menerobos produk ke pasar, karena banyaknya

barang sejenis yang sudah tersedia di pasaran. Oleh karena itu produsen

menetapkan harga rendah untuk merebut pasar. Strategi yang terakhir adalah

mencoba untuk mengikuti harga pasaran (live and let live policy). Pada strategi

yang mengikuti harga pasar produsen dapat menghasilkan barang dengan harga

pokok rendah dan mampu menjual produk tersebut dengan harga rendah. Akan

lebih baik bagi produsen mengikuti harga pasar karena dikhawatirkan jika harga

turun akan menimbulkan perang harga. (Alma, 2004)

3. Distribusi (Place/ Distribution)

Perencanaan pola distribusi akan dilakukan sebelum produsen

memasarkan produknya. Perantara dan saluran distribusi merupakan dua hal

penting dalam pendistribusian. Perantara dikatakan penting dikarenakan dalam

segala hal mereka berhubungan dengan konsumen. Perantara dapat menjadi agen

pembelian yang baik bagi para konsumen, dan dapat pula menjadi penjual yang

ahli bagi produsen. Produsen dapat melaksanakan strategi push and pull, pada

strategi push akan mendorong jalur distribusi untuk menjual lebih banyak produk

ke konsumen. Dalam usaha untuk mendorong penjualan melalui saluran distribusi

Page 39: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

21

dapat dilakukan dengan memberikan diskon khusus, bonus, kontes, dan

periklanan. (Alma, 2004)

4. Promosi (Promotion)

Promosi sangat berkembang pada masa “selling concept” dimana

produsen sangat mengandalkan dan memberikan harapan tinggi akan

meningkatnya penjualan dengan mempergunakan promosi. Produsen sudah mulai

memperhatikan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Pemasaran yang

sukses tidak terlepasnya antara produk dan promosi, diperlukannya

keseimbangan, produk baik, sesuai dengan selera konsumen, dan dengan

mengungganakan teknik promosi yang tepat akan sangat membantu suksesnya

usaha pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran ini terdapat beberapa kegiatan

diantaranya adalah periklanan, personal selling, promosi penjualan, publicity, dan

semuanya dilakukan oleh perusahaan dipergunakan untuk meningkatkan

penjualan. Dalam menetapkan marketing mix untuk mencapai target penjualan

tertentu, makan diperlukan penetapan marketing mix dengan sebaik-baiknya.

adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan seperti marketing mix harus

seimbang, tidak boleh statis, tidak boleh meniru, harus memiliki tujuan dalam

jangka panjang, serta harus didasarkan pengalaman.

(Alma, 2004)

2.5. Tinjauan Tentang Analisis Lingkungan Perusahaan

Analisis lingkungan dimaksud untuk mencoba mengidentifikasikan

peluang yang perlu segera mendapatkan perhatian dan pada saat yang sama

diarahkan untuk mengetahui ancaman yang perlu mendapatkan antisipasi. Analisis

lingkungan terbagi atas lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Dimana

analisis lingkungan internal memberikan gambaran bahwa perusahaan memiliki

kekuatan atau kelemahan di bidang manajemen produksi, operasi pemasaran dan

Page 40: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

22

distribusi, organisasi sumber daya manusia, keuangan dan akutansi. Adapun

tujuan dilakukannya analisis internal adalah untuk mendapatkan faktor kekuatan

yang digunakan dan faktor kelemahan yang akan diantisipasi. (Suwarsono

(1998) dikutip dari jurnal Budiasih, 2014)

Analisis lingkungan eksternal perusahaan menurut lingkungan ekonomi,

demografi, alam, teknologi, dan politik termasuk kedalamnya lingkungan umum.

Lingkungan industri terdiri dari ancaman pesaing baru, kekuatan posisi pemasok,

dan persaingan antar perusahaan. (Kottler dan

Keller, 2009)

Maka dapat disimpulkan melalui pendalapat diatas bahwa analisis

lingkungan terbagi atas dua yaitu analisis lingkungan eksternal dan analisis

lingkungan internal. Dalam hal ini fokus dari analisis faktor internal adalah

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Sedangkan analisis faktor

eksternal memiliki fokus atas peluang dan ancaman yang dimiliki oleh

perusahaan.

Page 41: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

23

.

2.5.1. Tinjauan Tentang Matriks IE

Tabel 1. Matriks IE

Sumber: Rangkuti, 2016

Tabel diagram diatas mengidentifikasi sembilan strategi dalam

perusahaan. Strategi pertumbuhan merupakan strategi yang merupakan

pertumbuhan dalam perusahaan itu sendiri. Strategi ini di desain untuk mencapai

pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset, keuntungan, maupun kombinasi

ketiganya. Hal-hal yang dapat dicapai adalah dengan cara menurunkan harga,

menambah kualitas produk dan jasa, mengembangkan produk baru, ataupun

meningkatkan akses pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan dengan

meminimalkan biaya untuk meningkatkan profit. Dengan meminimalkan biaya

merupakan cara strategi yang penting apabila perusahaan belum mendapat

keuntungan dari large-scale production. Kecuali apabila perusahaan

memfokuskan pada pasar tertentu yang menguntungkan.

Strategi dasar pertumbuhan pada tingkat korporat terbagi atas dua bagian

yaitu konsentrasi pada satu perusahaan atau difersifikasi terhadap perusahaan lain.

Perusahaan yang memiliki kinerja baik cenderung pada strategi konsentrasi

berbeda halnya dengan strategi difersifikasi yang pada umumnya perusahaan

relatif kurang memiliki kinerja yang baik agar mendapatkan peningkatan pada

pekerjaannya. Perusahaan yang memilih strategi konsentrasi dapat tumbuh

melalui integrasi secara vertikal maupun horizontal, baik secara internal yang

melalui sumber dayanya sendiri maupun eksternal dengan menggunakan sumber

daya dari luar. Sedangkan perusahaan yang memilih pada strategi diversifikasi

Page 42: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

24

dapat tumbuh melalui konsenterasi ataupun diversifikasi, baik secara internal

dengan melalui pengembangan produk baru maupun ekternal melalui akuisisi.

Pada sel 1 merupakan strategi pertumbuhan, strategi pertumbuhan terdapat

pada sel 1,2 dan 5 sedangkan pada sel 7 sel 8 merupakan strategi pertumbuhan

dengan upaya diversifikasi. Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai

melalui integrasi vertikal apabila perusahaan memiliki posisi kompertitif pasar

yang sangat kuat dengan cara mengambil alih fungsi distributor ataupun

mengambil alih fungsi supplier. Agar mendapat meningkatkan kekuatan pada

bisnisnya ataupun pada posisi kopetitifnya, perusahaan dapat meminimalkan biaya

dan operasi yang tidak efisien untuk mengontrol kualitas dan distribusi produk.

Sedangkan pada strategi konsentarsi melalui integrasi horizontal terdapat

pada sel 2 dan sel 5. Pada strategi ini yang merupakan kegiatan untuk memperluas

perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain dan meningkatkan jenis

produk serta jasa. Perusahaan dapat memperluas pasar, fasilitas, produksi dan

teknologi melalui pengembangan internal maupun eksternal melalui akuisisi

dengan perusahaan lain yang ada pada perusahaan yang sama. Pada sel 2

perusahaan tersebut berada pada industri yang sangat atraktif, tujuannya adalah

untuk meningkatkan profit. Memanfaatkan keuntungan economics of scale dalam

pemasaran maupun produksi merupakan salah satu caranya. Sedangkan pada sel

5, perusahaan berada dalam moderate attractive industri dan strategi yang dapat

diterapkan adalah konsolidasi dengan tujuan untuk menghindari kehilangan

penjualan dan profit.

Diversifikasi konsentris merupakan strategi pada sel 7 pada matriks IE

yang pada umumnya dilakukan pada perusahaan yang memiliki kondisi

competitive position sangat kuat, namum memiliki daya tarik industri yang

rendah. Perusahaan dapat memanfaatkan kekuatannya dengan menciptakan

produk baru secara efisien. Hal ini dikarenakan perusahaan sudah memiliki

kemampuan manufaktur dan pemasaran yang baik.

Perusahaan yang menghadapi competitive position yang tidak begitu kuat

dan memiliki daya tarik industri yang rendah dapat dilakukan strategi diversifikasi

konglomerat apabila perusahaan tersebut melakukan kegiatan bisnis yang tidak

saling berhubungan. Strategi ini terdapat pada sel 8, dimana perusahaan yang

Page 43: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

25

memiliki dua faktor tersebut memaksa untuk melakukan usahanya kedalam

perusahaan lain. Namun, apabila perusahaan telah mencapai usaha yang matang,

perusahaan dapat dikatakan hanya memiliki competitive position maka kinerja

perusahaan tersebut akan cenderung menurun. Maka strategi diversifikasi

konglomerat diperlukan karena tekanan pada strategi ini lebih kepada sinergi

financial pada product market synergy.

(Rangkuti, 2016)

Strategi stability terdapat pada sel 7 atau adapat dikatakan sebagai srategi

kombinasi. Strategi kombinasi biasanya silakukan pada perusahaan besar yang

memiliki berbagai macam usaha. Strategi ini dilakukakan karena perusahaan

menghadapi berbagai macam lingkungan dengan percepatan pertumbuhan yang

tidak sama, produk perusahaan berada pada tingkat daur hidup yang berbeda dan

perusahaan memiliki tingkat pertmbuhan divisi yang berbeda. Pada sel 3, 6, dan 9

yang merupakan strategi retrenchment akan berbeda beda penangannya setiap sel.

Sel 3 sendiri merupakan strategi putar balik atau turnaround dimana perusahaan

memiliki prestasi yang kurang baik namun belum mencapai tahap yang sangat

kritis. Upaya pada strategi ini berupa penghapusan produk yang tidak berguna,

pengurangan tenaga kerja, menetapkan outlet distribusi, serta mencari metode lain

agar perusahan lebih efisien. Pada sel 6 meruakan captive company atau

divestment digunakan pada saat perusahaan gagal mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Hal yang dapat dilakkan pada strategi ini adalah dengan meliputi

penjualan bisnis atau pemisahan bagian pruhsaan sehingga berdampak

memperbaiki keadaan keuangan yang dijual ataupun dipisahkan. Dan pada sel 9

perusahaan berada pada kondisi lemah pada kekuatan internal dan lemah pada

daya tarik industri yang akan menyebabkan perusahaan bangkrut atau likuidasi.

Dalam halini perusahaan ditutup serta asset yang dimiliki dijual. Pada strategi ini

memilik banyakk kerugiannya baik pemiik, pemegang saham maupun pekerja

maka strategi ini tidak diinginkan. (Purwanto, 2012)

2.6. Tinjauan Tentang Analisis SWOT (Strenght, Weakness,

Opportunities, dan Threats)

Page 44: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

26

Alat SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, dan Threats) membantu

menghasilkan ringkasan suatu strategi untuk membangun kekuatan, kelemahan,

kesempatan eksternal dan ancaman perusahaan. kekuatan dan kelemahan dapat

meliputi organisasi tertentu, kemampuan bersaing, atau potensi keunggulan.

Kesempatan dan ancaman biasanya berasal dari lingkungan persaingan eksternal

perusahaan. kekuatan biasanya meliputi faktor-faktor seperti kualitas produk atau

jasa, biaya yang lebih rendah daripada pesaing, proses yang efektif, dan staf yang

terlatih. Sedangkan kelemahan cenderung merupakan faktor internal pada

organisasi seperti ukuran relatif terhadap pesaing, ukuran operasi, banyaknya

pengalaman pada daerah geografis tertentu ketika melihat pasar baru. Lalu

peluang atau kesempatan diambil dari faktor di luar organisasi seperti kesempatan

pasar ekspor yang baru, serta kesulitan yang dihadapi pesaing. Ancaman juga

biasanya bersifat eksternal dan sering berbentuk tindakan pesaing seperti

meluncurkan produk baru yang menyebabkan produk terlihat kuno.

(Burtonshaw-Gunn, 2011)

Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, dan Threats) biasa

digunakan untuk mengevaluasi kesempatan dan tantangan di lingkungan bisnis

maupun pada lingkungan internal perusahaan. Untuk mempermudah dalam

melaksanakan analisis SWOT diperlukannya matriks SWOT. Matriks SWOT

akan mempermudah merumuskan berbagai strategi yang perlu dijalankan dalam

suatu usaha. Matriks SWOT tersebut dibuat dengan cara mengelompokkan

masing-masing problem pada unsure SWOT dalam tabel 2. dibawah ini:`

Tabel 2. Matriks Analisis SWOT

STRENGHT

(S/kekuatan)

Daftar semua kekuatan

yang dimiliki.

WEAKNESS

(W/Kelemahan)

Daftar semua kelemahan

yang dimiliki.

OPPORTUNITIES Strategi SO Strategi WO

Page 45: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

27

(O/Peluang)

Daftar semua peluang

yang dimiliki.

Gunakan semua

kekuatan yang dimiliki

untuk memanfaatkan

peluang yang ada.

Atasi semua kelemahan

dengan memanfaatkan

semua peluang yang ada.

TREATS (T/Ancaman)

Daftar semua ancaman

yang dimiliki.

Strategi ST

Gunakan semua

kekuatan untuk

menghindar dari semua

ancaman.

Strategi WT

Tekan semua kelemahan

dan cegah semua

ancaman.

Sumber: Kuncoro&Suharjono (2003)

Pada dasarnya strategi yang diambil harus diarahkan pada usaha-usaha

untuk menggunakan kekuatan dan memperbaiki kelemahan, memanfaatkan

peluang-peluang bisnis serta mengantisipasi ancaman. Dengan matriks strategi

SWOT tersebut, kemudian dilakukan positioning, untuk mengkur posisi usaha

yang bersangkutan. (Kuncoro,

2005)

2.7. Tinjauan Tentang Analisis QSPM (Quantitative Strategic

Planning Matrix)

Teknik QSPM atau quantitative strategic planning matrix dirancang untuk

menentukan kemenarikan (relative attractiveness) dan mengevaluasi pilihan-

pilihan strategi yang dapat dilaksanakan secara objektif, berdasarkan faktor-faktor

sukses internal dan eksternal yang telah diidentifikasi pada internal factor

evaluation (IFE) dan external factor evaluation (EFE). Maka matriks QSPM atau

quantitative strategic planning matrix merupakan matirks tahap akhir dari

kerangka kerja analisis formulasi strategi. Teknik ini secara jelas menunjukkan

strategi yang paling baik untuk dipilih.

(Purwanto, 2012)

Page 46: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Mengangkat isu mengenai inovasi dalam bidang pertanian khususnya pada

tanaman hortikultura yaitu tanaman hias menjadi dasar permasalahan pada

penelitian ini. Inovasi merupakan rangkaian proses kreativitas untuk menyiptakan

kebaruan atas suatu nilai ekonomi (Marceau, 2011). Inovasi dapat diterapkan

diberbagai hal salah satunya pada bidang pertanian yang diharapkan dari berbagai

inovasi yang diciptakan akan mempermudah manusia dalam melakukan berbagai

macam hal. Perbaruan yang diciptakan dapat berangkat dari berbagai macam

permasalahan yang terjadi.

Munculnya inovasi ini dikembangkan pertama kali oleh negara Jepang lalu

dikembang di Indonesia oleh usaha Planter Craft. Inovasi ini adalah kokedama

yang berupa media tanam untuk tanaman hias sukulen dan kaktus. Kokedama

memiliki daya tarik tersendiri dikarenakan terbilang sebagai produk yang unik dan

dapat menjadi penghias dalam ruangan. Produk kokedama yang ditawarkan dapat

disebut boneka lumut.

Pemasaran yang dilakukan oleh Planter Craft Bandung melalui jejaring

internet dengan memanfaatkan sosial media dan media televisi sebagai media

promosi. Terciptanya produk boneka lumut yang dapat dikatakan sebagai inovasi

baru dibidang pertanian sehingga menyebabkan terciptanya persaingan. Dengan

adanya persaingan tersebut perusahaan memerlukan beberapa strategi agar

usahanya tetap berdiri dan memiliki konsumen yang loyal. Dalam hal persaingan

pun menyebabkan perusahaan mengalami beberapa kali penurunan penjulan.

Dalam mengatasi penurunan pada penjualan, maka perusahaan Planter Craft

Bandung berusaha untuk meningkatkan volume penjualannya.

Upaya untuk meningkatkan volume penjualan boneka lumut

diperlukannya penyusunan strategi pemasaran yang tepat. Hal mendasar pada

perencanaan strategi pemasaran adalah analisis lingkungan internal maupun

eksternal perusahaan. Faktor internal dalam perusahaan sendiri merupakan

manajemen produksi, operasi pemasaran dan distribusi, organisasi sumber daya

manusia, keuangan dan akutansi. Hal ini termasuk didalamnya adalah bauran

pemasaran yaitu mengenai produk, harga, distribusi maupun promosi yang

Page 47: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

29

dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan Faktor eksternal pada perusahaan

merupakan lingkungan ekonomi, demografi, pemasok, konsumen, dan teknologi.

Setelah mendata faktor internal dan eksternal perusahaan lalu dianalisis

menggunakan IFE dan EFE. Menganalisis faktor internal melalui IFAS untuk

mengetahui faktor-faktor internal yang terdapat dalam perusahaan yang berupa

kekuatan dan kelemahan. Sedangkan dalam menganalisis faktor eksternal melalui

EFAS untuk mengetahui faktor-faktor eksternal yang terdapat pada perusahaan

yang berupa peluang serta ancaman. Analisis yang didapatkan akan berupa sebuah

alternatif strategi yang selanjunya analisis dilanjutkan dengan pembuatan matriks

IE.

Matriks IE bertujuan untuk perusahaan mencapai pertumbuhan baik

dalam penjualan, aset, keuntungan maupun kombinasi dari ketiganya. Selanjutnya

adalah menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki

perusahan dalam bentuk matrik SWOT. Fungsi dari analisis ini adalah untuk

mengetahui dan dapat memanfaatkan faktor peluang dan kekuatan sehingga dapat

meminimalisasikan faktor kelemahan dan ancaman yang dihadapi oleh

perusahaan. Analisis SWOT akan membentuk beberapa formula strategi yang

nanatinya akan menjadi beberapa strategi.

Program strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh perusahaan akan

dikaitkan pada bauran pemasan yang diantaranya adalah harga, promosi, produk,

dan saluran distribusi dengan volume penjualan. Dari strategi yang sudah

diterapkan oleh perusahaan nantinya akan dianalisis melalui matriks QSPM atau

quantitative strategic planning matrix untuk mengetahui strategi yang akan

diterapkan oleh perusahaan. Dengan melalui beberapa analisis untuk mendapatkan

strategi altrnatif yang paling sesuai dengan dikaitkannya program strategi dengan

bauran pemasaran dapat meningkatkan volume penjualan sehingga dampak yang

diberikan untuk perusahan adalah meningkatkan pendapatan perusahaan.

Kerangka pemikiran akan menjawab permasalahan dalam penelitian maka

secara skematis yang disajikan dalam gambar dibawah ini:

Page 48: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

30

Gambar 3. Diagram Kerangka Berpikir

Page 49: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

31

3.2. Hipotesis

Pada penelitian ini dapat dibangun sebuah hipotesis melalui dasar tujuan

penelitian dan kerangka berpikir sebagai berikut:

Strategi pemasaran dengan memanfaatkan bauran pemasaran yaitu produk,

promosi, distribusi, dan harga secara efektif akan mendapatkan volume penjualan

secara maksimal sehingga dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.

3.3. Batasan Masalah

Pada penelitian ini adapun batasan-batasan permasalahan sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan pada Planter Craft Bandung hanya produk

boneka lumut.

2. Penelitian akan menganalisis mengenai strategi pemasaran yang dilakukan

oleh perusahaan dengan merujuk pada bauran pemasaran dan faktor

lingkungan internal serta faktor lingkungan eksternal

3. Komoditas yang diangkat dalam penelitian merupakan sukulen dan kaktus.

4. Data penjualan yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah data penjualan

pada bulan Mei 2016 hingga April 2017.

5. Responden pada penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli

boneka lumut.

3.4. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini terdapat definisi operasional dan pengukuran variabel seperti

berikut:

1. Produk boneka lumut dengan mengguakan tanaman hias jenis sukulen dan

kaktus

2. Tanaman hias merupakan salah satu cabang dari tanaman hortikultura

yang dapat digunakan sebagai penghias ruangan maupun taman.

3. Kokedama merupakan sebuah media tanam dengan komposisi tanah,

cocopeat dan lumut yang berbentuk bola dan diikat dengan benang.

4. Produksi adalah proses pembuatan boneka lumut yang dihasilkan oleh

Planter Craft Bandung dalam kurun waktu satu tahun yaitu pada bulan

Oktober 2015 hingga Oktober 2016.

Page 50: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

32

5. Produk adalah barang yang dihasilkan oleh Planter Craft Bandung untuk

memenuhi kebutuhan konsumen.

6. Harga adalah satuan tetapan yang berguna dalam pertukaran nilai yang

telah ditetapkan oleh perusahaan Planter Craft Bandung pada produk

Boneka lumut.

7. Distribusi adalah suatu proses untuk menyampaikan produk Boneka lumut

ketangan konsumen atau pembeli.

8. Promosi merupakan kegiatan untuk memperkenalkan produk Boneka

lumut ke masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan serta

diakukan oleh Planter Craft Bandung.

9. Lingkungan internal adalah kondisi disekitar yang langsung berkaitan

dengan perusahaan Planter Craft Bandung yang melingkupi faktor

manajemen produksi, manajemen pemasaran, distribusi, sumber daya

manusia, serta keuangan.

10. Pemasaran adalah sebuah proses pertukaran nilai dari sebuah penciptaan

sebuah produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

11. Sumber daya manusia merupakan pihak-pihak yang terlibat dalam sebuah

proses bisnis di dalam perusahaan Planter Craft Bandung yang berada

dalam satu visi dan misi yang sama dengan perusahaan.

12. Keuangan adalah suatu kegiatan manajerial pendanaan dalam perusahaan

Planter Craft Bandung

13. Lingkungan eksternal adalah kondisi disekitar yang berada diluar

perusahaan Planter Craft Bandung yang melingkupi faktor lingkungan

ekonomi, demografi, alam, dan teknologi.

14. Lingkungan ekonomi adalah kondisi perekonomian yang sedang dialami

oleh perusahaan Planter Craft Bandung.

15. Demografi adalah komposisi penduduk yang memperngaruhi strategi

perusahaan Planter Craft Bandung.

16. Alam adalah kondisi lingungan sekitar yang berhubungan dengan

wawasan iklim dan ekologis.

17. Teknologi adalah sarana maupun prasarana yang menunjang kebutuhan

serta mempermudah kegiatan bisnis perusahaan Planter Craft Bandung .

Page 51: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

33

18. Kekuatan merupakan keunggulan yang dimiliki perusahaan Planter Craft

Bandung yang dapat memberikan keunggulan kompetitif di pasar.

19. Kelemahan merupakan kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan Planter

Craft Bandung. Kekurangan yang dimiliki perusahaan dapat menjadi

hambatan bagi perusahaan.

20. Peluang merupakan situasi mendukung serta memberikan kesempatan

pada Planter Craft Bandung di dalam usahanya.

21. Ancaman merupakan situasi yang dapat menjadi penghambat Planter Craft

Bandung di dalam usahanya.

22. Program strategi pemasaran adalah penetapan strategi yang diterapkan

oleh Planter Craft Bandung dengan menggunakan dasar kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman dalam mencapainya.

23. Matriks IFE atau internal factor evaluation bertujuan untuk menganalisis

lingkungan internal perusahaan Planter Craft Bandung dengan

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

24. Matriks EFE atau external factor evaluation bertujuan untuk menganalisis

lingkungan eksernal peusahaan Planter Craft Bandung dengan

mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi.

25. Matriks IE atau matriks interal eksternal merupakan matriks yang

menunjukan parameter untuk menunjukkan pertumbuhan perusahaan

dengan melihat pengaruh lingkungan interal dan lingkungan eksternal

perusahaan Planter Craft Bandung. Pada matriks IE terdapat dua sumbu

yaitu sumbu horizontal dan sumbu vertikal, sumbu horizontal merupakan

total skor untuk IFE dan sumbu vertikal merupakan total skor untuk EFE.

26. Matriks SWOT atau strengths, weakness, opportunities, threats adalah alat

analisis untuk menyusun segala macam strategi dengan didasari faktor

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang terdapat pada produk

boneka lumut pada perusahaan Planter Craft Bandung.

27. AS atau atteactiveness score adalah sebuah nilai yang menunjukkan

ketertarikan dari masing-masing strategi yang sudah dipilih.

28. TAS atau total atteactiveness score adalah sebuah akumulasi nilai yang

menunjukkan ketertarikan dari masing-masing strategi.

Page 52: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

34

29. Matriks QSPM atau quantitative strategy planning method merupakan

matriks dengan menganalisis kuantitatif strategi-strategi yang terlah

diterapkan oleh perusahaan dengan memperhatikan ketertarikan dari

masing-masing strategi untuk mendapatkan strategi yang utama.

Page 53: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan pada penelitian ini mengguakan pendekatan campuran atau

mix method yaitu dengan menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Analisis kualitatif deskriptif digunakan dalam menganalisis lingkungan pada

perusahaan Planer Craft Bandung. Data kualitatif yang diperoleh pada penelitian

ini dianalisis terlebih dahulu melalui hasil wawancara dengan key informant yang

telah ditentukan. Hal ini digunakan agar dapat mengetahui faktor-faktor yang

dihadapi oleh perusahaan seperti kekuatan (strengths), kelemahan (weakness),

peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Dan analisis kuantitatif statistik

deskriptif dengan mengunakan dalam perhitungan untuk matriks IFE, matriks

EFE, matriks SWOT, dan matriks QSPM. Data analisis kuantitatif lainnya

didapatkan melalui data penjualan perusahaan pada waktu Mei 2016 hingga April

2017.

4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian akan bertempatan pada UMKM Planter Craft Bandung.

Dengan menggunakan metode purposive pada pemilihan lokasi penelitian

mengacu pada tujuan penelitian. Lokasi penelitian bertempatan pada kota

Bandung, pemilihan ini dikarenakan Bandung merupakan salah satu sentra

produksi penghasil tanamanan hortikultura utama di Indonesia. UMKM Planter

Craft dipilih sebagai objek penelitian dikarenakan perusahaan tersebut

membudidayakan dan memasarkan tanaman sukulen dengan menggunakan

kokedama. Produk yang ditawarkan oleh perusahaan merupakan produk inovasi

dalam bentuk media tanam untuk tanaman hias yang diberi nama boneka lumut.

Pada penelitian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli tahun 2017.

4.3. Metode Penentuan Sample

Penentuan responden pada penelitian ini adalah pengelola perusahaan dan

konsumen. Pengelola perusahan sebagai key informant adalah direktur

perusahaan, manajer keuangan, manajer produksi dan pemasaran, dan manajer

publikasi dan pengembangan sebagai informan yang diharapkan dapat

memberikan kondisi lingkungan internal maupun eksteral perusahaan. Sedangkan

Page 54: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

37

responden konsumen ditentukan dengan menggunakan accidental sampling

dimana merupakan teknik pengambilan sampling secara non probability karena

konsumen yang dijadikan responden adalah konsumen yang berinteraksi langsung

dengan perusahaan untuk membeli produk. Penelitian dikatakan layak apabila

ukuran sampel panelitian berjumlah diantara 30 hingga 500 (Sugiyono, 2016).

Maka jumlah sampel konsumen yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah

sebanyak 30 sampel. Kreteria yang ditentukan sebagai sampel adalah konsumen

yang pernah membeli produk boneka lumut perusahaan Planter Craft.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian menggunakan teknik pengumpulan data yang dibutuhkan

dalam memenuhi tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Wawancara

Teknik wawancara bertujuan untuk mendalami suatu kejadian dan

atau kejadian pada subjek penelitian. Wawancara pada dasarnya

merupakan percakapan, namun percakapan yang dilakukan memiliki

tujuan (Suharsaputra, 2012). Wawancara yang dilakukan pada penelitian

ini menggunakan kuisioner dengan pertanyaan terbuka dengan informan

yang telah dipilih terlebih dahulu. Pada penelitian ini wawancara

dilakukan kepada direktur, manajer keuangan, manajer produksi dan

pemasaran, dan manajer publikasi dan pengembangan. Wawancara

dilakukan bertujuan untuk menggali informasi strategi pemasaran pada

produk boneka lumut perusahaan Planter Craft.

Wawancara pada penelitian ini menggunakan kuisioner dengan

pertanyaan terbuka untuk menggali informasi sebagai pengumpulan data.

Bentuk wawancara dengan memeberikan daftar pertanyaan atau peryataan

tertulis untuk dijawab oleh sampel penelitian. Kuisioner dengan

pertanyaan terbuka yang diajukan pada sampel yaitu direktur, manajer

keuangan, manajer produksi dan pemasaran, dan manajer publikasi dan

pengembangan tersaji pada lampiran1. Dan kuisioner dengan pertanyaan

tertutup diajukan kepada konsumen tersaji pada lampiran 2. sebagai acuan

penentu variabel strategi pemasaran.

Page 55: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

38

2. Observasi

Observasi memiliki berbagai teknik dalam pengupulan data dan

mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain,

yaitu wawancara dan kuisioner (Sugiyono, 2016). Observasi tidak hanya

terbatas pada orang seperti wawancara dan kuisioner yang selalu

berkomunikasi dengan orang namun juga terhadap objek-objek alam yang

lain. Pada penelitian ini observasi yang dilakukan dengan melalui

pengamatan langsung terhadap kegiatan pemasaran produk Planter Craft.

Jenis obervasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah obsevervasi non-

partisipan, dikarenakan peneliti tidak langsung terlibat dengan proses

pemasarannya.

3. Dokumentasi

Teknik ini yang diperoleh melalui kumpulan data yang dimiliki

melalui literatur ataupun studi pustaka terkait dengan kajian. Literatur

ataupun studi pustaka dapat diperoleh melalui internet, skripsi, jurnal,

buku, laporan. Data tersebut didapatkan melalui studi pustaka, data

internal perusahaan, buku teks, artikel, Badan Pusat Statistik, dan data-

data lainnya dari beberpa instansi seperti Direktorat Jendal Tanaman Hias,

Direktorat Jendral Holtikultura.

Page 56: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

39

4.5. Metode Analisis Data

Berdasarkan pada tujuan pertama pada penelitian ini untuk menganalisis

macam-macam strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh perusahan serta

kaitannya dengan upaya peningkatan volume penjualan pada lokasi penelitian.

Langkah yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara

menidentifikasikan strategi pemasaran pada bauran pemasaran yang terdiri dari

produk, harga, promosi, serta distribusi yang telah diterapkan oleh perusahaan.

Selanjutnya adalah dengan membandingkan data hasil penjualan dengan masing-

masing strategi yang telah dilakukan pada lokasi penelitian. Setelah

membandingkan maka akan diperoleh data mengenai salah satu strategi mana

dengan pendapatan yang paling tinggi. Adapun metode analisis yang digunakan

sebagai berikut:

1. Analisis Faktor Internal (IFE) dan Faktor Eksternal (EFE)

Pada tahapan menganalisis faktor internal dan eksternal ini dilakukan kegiatan

pengumpulan data, pengklasifikasian dan pra analisis. Data yang butuhkan pada

tahapan ini berupa data ekternal dan data internal yang dimiliki perusahaan. Data

eksternal perusahaan dapat diperoleh melalui peluang (opportunities) dan

ancaman (threats) yang ada dalam lokasi penilitian. Sedangkan data internal

perusahaan dapat diperoleh melalui kekuatan (strengths) dan kelemahan

(weakness). Melakukan analisis EFE dan IFE dapat mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi Faktor Internal Perusahaan

Tahapan pertama yang perlu dilakukan adalah dengan mengidentifikasi

faktor-faktor internal, yaitu dengan menuliskan kekuatan dan kelemahan

yang dimiliki oleh perusahaan.

b. Menentukan Bobot Terhadap Setiap Variabel

Penentuan bobot terhadap setiap variabel pada analisa internal perusahaan

dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pihak perusahaan

yaitu pihal manajemen atau ahli strategi dengan menggunakan paired

comparison (perbandingan berpasangan). Metode tersebut digunakan

untuk memberikan penilaian teradap bobot setiap faktor penentu internal.

Page 57: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

40

Penentuan bobot setiap faktor penentu menggunakan perbandingan antara

kedua faktor dan responden diminta untuk memilih salah satu yang

berkaitan dengan teliti.

Tabel 3. Skala Perbandingan Pasangan IFE

Faktor

Strategis

Internal

A B C ….. Total Bobot

A

B

C

…..

Total

Sumber: Kinnear dan James (1998)

setelah responden membandingkan lalu melakukan perhitungan total

disetiap faktor internal yang dimiliki. Untuk mendapatkan jumlah bobot

setiap faktor dilakukan perhitungan dengan total perfaktor dibagi dengan

total keseluruhan faktor. Total bobot yang didapatkan harus berjumlah 1

dari keseluruhan faktor kekuatan dan kelemahan.

c. Menentukan Peringkat

Menentukan peringkat (rating) pada faktor strategis internal pada kolom 3

mengacu pada kondisi setiap faktor. Skala yang diberikan pada peringkat

ini adalah 1 hingga 4 dengan ketentuan sebagai berikut:

1= Memiliki kekuatan yang sangat kecil atau kelemahan yang sangat

besar

2= Memiliki kekuatan yang kecil atau kelemahan yang besar

3= Memiliki kekuatan yang besar atau kelemahan yang kecil

4= Memiliki kekuatan yang sangat besar atau kelemahan yang sangat

kecil

d. Mengalikan bobot dengan peringkat untuk mendapatkan skor terbobot

e. Skor yang diperoleh, kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan total skor

terbobot

Page 58: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

41

Total skor terbobot berada antara nilai 1 hingga 4. Apabila total skor

analisa internal didapatkan adalah 1,00 hingga 1,99 maka menggambarkan

situasi internal perusahaan yang sangat buruk atau perusahaan merespon

lemah kondisi internal. Sedangkan apabila total skor 2,00-2,99 maka

menggambarkan situasi internal perusahaan yang rata-rata. Dan apabila

total skor adalah 3,00-4,00 maka situasi internal perusahaan berada pada

tingkat di atas rata-rata atau perusahaan merespon kuat kondisi internal.

2. Analisis Faktor Eksternal (EFE)

a. Mengidentifikasi faktor eksternal perusahaan

Tahapan pertama yang perlu dilakukan adalah dengan mengidentifikasi

faktor-faktor eksternal, yaitu dengan menuliskan peluang dan ancaman

yang dimiliki oleh perusahaan.

b. Menentukan bobot terhadap setiap variabel

Penentuan bobot terhadap setiap variabel pada analisa eksternal

perusahaan dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pihak

perusahaan yaitu pihal manajemen atau ahli strategi dengan enggunakan

paired comparison (perbandingan berpasangan). Metode tersebut

digunakan untuk memberikan penilaian teradap bobot setiap faktor

penentu eksternal. Penentuan bobot setiap faktor penentu menggunakan

perbandingan antara kedua faktor dan responden diminta untuk memilih

salah satu yang berkaitan dengan teliti.

Tabel 4. Skala Perbandingan Pasangan EFE

Faktor

Strategis

Internal

A B C ….. Total Bobot

A

B

C

…..

Total

Sumber: Kinnear dan James (1998)

Page 59: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

42

setelah responden membandingkan lalu melakukan perhitungan total

disetiap faktor eksternal yang dimiliki. Untuk mendapatkan jumlah bobot

setiap faktor dilakukan perhitungan dengan total perfaktor dibagi dengan

total keseluruhan faktor. Total bobot yang didapatkan harus berjumlah 1

dari keseluruhan faktor peluang dan ancaman.

c. Menentukan Peringkat

Menentukan peringkat (rating) pada faktor strategis internal pada kolom 3

mengacu pada kondisi setiap faktor. Skala yang diberikan pada peringkat

ini adalah 1 hingga 4 dengan ketentuan sebagai berikut:

1= Memiliki peluang yang sangat kecil atau ancaman yang sangat

besar

2= Memiliki peluang yang kecil atau ancaman yang besar

3= Memiliki peluang yang besar atau ancaman yang kecil

4= Memiliki peluang yang sangat besar atau ancaman yang sangat

kecil

d. Mengalikan bobot dengan peringkat untuk mendapatkan skor terbobot

e. Skor yang diperoleh, kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan total skor

terbobot

Total skor terbobot berada antara nilai 1 hingga 4. Apabila total skor

analisa internal didapatkan adalah 1,00 hingga 1,99 maka perusahaan tidak

mampu memanfaatkan peluang untuk mengindari ancaman atau

perusahaan merespon lemah kondisi eksternal. Sedangkan apabila total

skor 2,00-2,99 maka menggambarkan situasi eksternal perusahaan yang

rata-rata. Dan apabila total skor adalah 3,00-4,00 maka perusahaan dapat

memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman atau perusahaan

merespon kuat kondisi eksternal.

3. Matriks IE

Matriks IE merupakan parameter yang digunakan dengan tujuan

untuk memperoleh startegi bisnis yang lebih detail. Parameter yang

digunakan dalam matriks ini adalah parameter kekuatan internal

perusahaan (IFAS) dan pengaruh eksternal yang dihadapi (EFAS). Dalam

pengukurannya menggunakan total dari analisis IFAS dan analisis EFAS.

Page 60: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

43

Untuk menentukan dimana letak strategi tersebut digunakan tiga

pembagian yaitu kuat, rata-rata dan lemah. Kategori kuat apabila total

analisis IFAS maupun EFAS memiliki skor 3,0 hingga 4,0. Apabila total

analisis IFAS maupun EFAS mendapati skor 2,0 hingga 2,99 maka

termasuk dalam kategori rata-rata. Dan kategori lemah apabila total

analisis IFAS maupun EFAS memiliki total skor 1,0 hingga 1,99. Matriks

IE menjelaskan dalam tabel seperti berikut:

Tabel 5. Matriks IE

Sumber: Freddy Rangkuti, 2016

(Rangkuti,2016)

4. Matriks SWOT

Tahapan yang dilakukan untuk membuat matriks SWOT (strengths,

weakness, opportunities,dan threats) adalah dengan menggunakan external

factor evaluation (EFE) dan internal factor evaluation (IFE). Hal ini

digunakan untuk membantu memberikan gambaran keunggulan mengenai

kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang di hadapi oleh

perusahaan. adapun langkah-langkah dalam membuat matriks SWOT

sebagai berikut:

a. Mendaftarkan mengenai faktor peluang dan ancaman signifikan

eksternal perusahaan.

b. Mendaftarkan mengenai faktor kekuatan dan kelemahan signifikan

internal perusahaan.

c. Mencocokan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang

eksternal perusahaan pada sel SO strategi.

Page 61: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

44

d. Mencocokan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang

eksternal perusahaan pada sel WO strategi.

e. Mencocokan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman

eksternal perusahaan pada sel ST strategi.

f. Mencocokan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman

eksternal perusahaan pada sel WT strategi. (Purwanto,

2012)

5. Tahap Pengambilan Keputusan

Tahap pengambilan keputusan merupakan tahapan terakhir pada

kerangka kerja analisis formula startegi. Pada tahapan ini menggunakan

metode matriks QSPM atau quantitative strategic planning matrix yang

dapat menunjukkan strategi alternatif terbaik untuk dipilih. Berikut adalah

tahapan untuk merumuskan matriks QSPM atau quantitative strategic

planning matrix:

Tabel 6. Tabel The Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

N

o

Faktor

Sukses

Kritis

Alternatif Strategi

Ratin

g

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3

AS TAS AS TAS AS TAS

Opportunity (Peluang)

1. Indikato

r

(1-4) O1S1

(1-4)

Ratin

g x

AS

O1S2

(1-4)

Ratin

g x

AS

O1S3

(1-4)

Ratin

g x

AS

Threats (Ancaman)

1. Indikato

r

(1-4) T1S1

(1-4)

Ratin

g x

AS

T1S2

(1-4)

Ratin

g x

AS

T1S3

(1-4)

Ratin

g x

AS

Page 62: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

45

Strengths (Kekuatan)

1. Indikato

r

(1-4) S1S1

(1-4)

Ratin

g x

AS

S1S2

(1-4)

Ratin

g x

AS

S1S3

(1-4)

Ratin

g x

AS

Weakness (Kelemahan)

1. Indikato

r

(1-4) W1S

1 (1-

4)

Ratin

g x

AS

W1S

2 (1-

4)

Ratin

g x

AS

W1S

3 (1-

4)

Ratin

g x

AS

Jumlah

Sumber: Iwan Purwanto, 2012

A. Membuat daftar kekuatan dan kelemahan perusahaan (internal factor)

serta peluang dan ancaman (external factor) yang langsung diambil

dari matriks IFE dan EFE.

B. Memberikan nilai rating (bobot kemenarikan yang diterima) masing-

masing faktor internal dan faktor eksternal diatas, sesuai yang terdapat

dalam matriks IFE dan EFE.

C. Menetapkan attractiveness score (AS), yaitu sebuah angka yang

menunjukkan relative attractiveness untuk masing masing strategi

yang dipilih. Attractiveness score ditetapkan dengan cara meneliti

masing masing internal dan external critical success factor. Tentukan

bagaimana peran faktor-faktor internal dan eksternal dalam proses

pemilihan strategi alternatif yang dipilih pada analisis matriks tertentu.

D. Nilai attractiveness score (AS) harus ada pada masing-masing strategi

untuk menunjukan relative attractiveness dari satu strategi ke strategi

lainnya dengan batasan nilai 1 untuk kategori tidak menarik, 2 untuk

kategori agak menarik, 3 untuk kategori secara logis menarik dan 4

untuk kategori sangat menarik.

E. Hitunglah total attractiveness score (TAS) dengan cara mengalikan

rating dan attractiveness score. Total attractiveness score

menunjukkan relative attractiveness dari masing-masing alternatif

strateginya.

Page 63: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

46

F. Kemudian adalah menjumlahkan semua total attractiveness score

(TAS) pada masing-masing kolong QSPM. Nilai QSPM yang tersebar

menunjukkan bahwa alternatif itu menjadi pilihan strategi utama dan

nilai total attractiveness score terkecil menunjukkan bahwa alternatif

strategi yang menjadi pilihan terakhir.

(Purwanto, 2012)

Page 64: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum

5.1.1. Profil Perusahaan

Planter Craft merupakan salah satu usaha yang bergerak dalam industri

pertanian kreatif sejak awal tahun 2015. Unik dan kreatif merupakan ciri khas

dari produk yang ditawarkan oleh Planter Craft. Produk yang ditawarkan oleh

Planter Craft adalah boneka lumut yang terbuat dari lumut dengan menggunakan

tanaman hias sukulen, tanaman hias anggrek, dekorasi dinding, dekorasi

panggung serta artwork. Bahan-bahan dalam pembuatan produknya dengan

menggunakan bahan yang ramah lingkungan sehingga menciptakan produk yang

ramah lingkungan. Inspirasi serta ide awal dibangunnya bisnis oleh Planter Craft

bermula ketika pemilik usaha melihat banyaknya potensi tanaman hias di

Indonesia dibandingkan negara lainnya.

Boneka lumut dapat dijadikan tanaman hias dengan menggunakan banyak

ruang untuk menyimpannya. Hal ini dikarenakan bentuk dari boneka lumut yang

tidak terlalu besar. Dalam hal pemeliharaan tanaman boneka lumut ini tidak ada

cara khusus untuk merawatnya. Hanya saja, hal yang membedakan dalam

pemeliharaannya yang cenderung lebih mudah dibandingkan dalam merawat

tanaman lainnya. Boneka lumut cukup direndam didalam air selama tiga menit

dan hanya dilakukan seminggu sekali.

Bahan-bahan yang digunakan dalam produksi produk yang diciptakan oleh

Planter Craft berasal dari tumbuhan lumut, limbah serbuk kayu, dan limbah sabut

kelapa. Material yang digunakan tersebut dicampurkan dengan menggunakan

tanah liat dan tanaman lumut untuk sebagai pelapis boneka lumut untuk dijadikan

berbentuk budar menerupai bola sebagai dasar dari boneka lumut. Setelah bola

sebagai dasar boneka lumut langkah selanjutnya bola tersebut dikolaborasikan

dengan beberapa tanaman hias seperti tanaman sukulen, kembang goyang, kaktus,

anggrek dan bonsai. Kemudian untuk beberapa jenis boneka, digunakan tatakan

kayuyang diperoleh dari material limbah kayu. Tumbuhan lumut yang digunakan

dalam membuat boneka lumut Planter Craft adalah tumbuhan lumut yang

Page 65: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

47

memiliki kelembaban yang tinggi. Aksesori lebah atau bunga digunakan untuk

mata, hidung, telinga, dan mulut boneka. Sementara bagian lengan dan kaki

boneka digunakan bahan dari kabel untuk mendapatkan sentuhan boneka.

Lokasi Planter Craft terdapat pada Jalan Sukagalih No.58, Kelurahan

Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung. Planter Craft memilki kerjasama

dengan sebuah panti asuhan untuk memantu dalam bidang produksi. Adapun

beberapa prestasi yang telah diraih oleh Planter Craft seperti memenangkan

Wirausaha Muda Mandiri pada tahun 2015 kategori industri kreatif yang diadakan

oleh PT. Bank Mandiri (persero) Tbk. Pengusaha juga memiliki keinginan

memperkenalkan Planter Craft ke seluruh dunia bahwa Indonesia memiliki

perusahaan ramah lingkungan seperti yang sedang dijalankan sekarang.

5.1.2. Visi dan Misi Planter Craft

1. Visi Planter Craft

Menjadi perusahaan florikultur terdepan di Asia Tenggara, di Indonesia

pada tahun 2025.

2. Misi Planter Craft

a. Mengkampanyekan gaya hidup atau green living di Indonesia, ini juga

merupakan salah satu bentuk kepedulian kami terhadap pemanasan global.

b. Menciptakan produk-produk kreatif yang dicintai pasar.

c. Memberikan wadah untuk petani dan meningkatkan taraf hidup.

d. Membuka lapangan pekerjaan baru lagi.

Page 66: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

48

5.1.3. Sejarah Planter Craft

Planter Craft berdiri pada awal tahun 2015 dan pada saat itu pendiri

Planter Craft masih dalam masa perkuliahan di Universitas Padjajaran, Bandung.

Produk boneka lumut ditemukan dengan keinginan pendiri untuk memulai sebuah

usaha. Pada awal mula usaha dengan memasarkan tanaman hias hanya hari

minggu saat car free day (CFD). Dikarenakan peminat tanaman hias tidak terlalu

banyak, pendiri Planter Craft akhirnya melakukan inovasi.

Ide inovasi muncul dikarenakan melihat banyaknya lumut yang dibuang

dan dijadikan limbah. Limbah lumut tersebut dirasa dapat dijadikan potensi untuk

di budidayakan. Kokedama dijadikan solusi sebagai dasar inovasi boneka lumut.

Media tanam kokedama merupakan salah satu seni bonsai (tanaman mini) dari

Jepang dengan menggunakan media tanam bola lumut. Media perakaran seperti

tanah dan pupuk komos dibuat seperti bola lalu dilapisi dengan tanaman lumut

agar menjaga kelembaban tanah. Tanaman yang digunakan pada media tanaman

kokedama yang diciptakan oleh Planter Craft beragam mulai dari tanaman hias

sukulen, anggrek, hingga tanaman kayu. Perusahaan Planter Craft inovasi tanaman

hias dengan memanfaatkan media lumut dapat diasa memiliki daya tarik

tersendiri.

Boneka lumut dengan menggunakan tanaman hias sukulen langsung di

promosikan dengan menggunakan media sosial instagram. Hal tersebut dirasa

Planter Craft karena inovasi tersebut belum ditemukan di Indonesia. Beberapa saat

setelah melakukan promosi melalui media sosial dan saat itu media elektronik

seperti stasiun televisi tertarik untuk meliput. Saat ini Planter Craft dengan produk

boneka lumut ini sudah diliput berbagai media elektronik hingga media cetak.

Pemasaran yang dilakukan melalui dua cara yaitu online dan offline.

Pemasaran online melalui media sosial (instagram dan facebook) dan website

untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Sedangkan pemasaran dengan cara

offline lebih mengedepankan kegiatan-kegiatan bazzar, pameran yang diadakan

oleh komunitas dan mendirikan toko resmi di beberapa pusat pembelanjaan.

Dampak dari promosi yang dilakukan oleh berbagai media memjadikan penjualan

boneka lumut semakin bertambah.

Page 67: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

49

Inovasi boneka lumut tidak hanya sebagai tanaman hias namun sebagai

tanaman dekorasi hingga souvenir. Produk-produk yang diciptakan oleh Planter

Craft diikuti berbagai kompetisi-kompetisi. Kompetisi yang beragam dari tingkat

nasional hingga internasional menjadikan produk Planer Craft boneka lumut

dapat dinilai unik dengan diitandai oleh kemenangan yang berhasil diraih. Boneka

lumut inipun diapresiasi oleh Universitas Padjajaran melalui bentuk hak cipta

produk. Pada saat ini pemasaran produk Planter Craft sudah seluruh Indonesia dan

Internasional seperti Korea Selatan.

5.1.4. Struktur Organisasi Planter Craft

Gambar 4. Struktur Organisasi Planter Craft

Sumber: Planter Craft (2016)

Fungsi masing-masing struktur organisasi perusahaan:

1. Direktur: Bertanggung jawab dalam memimpn dan menjalankan perusahaan

serta memiliki kewenangan dalam menentukan peraturan yang ada di dalam

perushaan.

2. Produksi: Melakukan produksi produk Planter Craft.

3. Manajer Publikasi dan Pengembangan: Melakukan publikasi event yang

diadakan dan mengembangkan produk Planter Craft.

4. Manajer Pasca Produksi dan Pemasaran: Melakukan control kualitas produk

dan bertanggung jawab dalam memasarkan produk Planter Craft.

5. Manajer Keuangan: Bertanggung jawab terhadap rekapitulasi kas perusahaan.

Page 68: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

50

5.2. Hasil dan Pembahasan

5.2.1. Analisis Strategi Pemasaran yang Diterapkan

Planter Craft sebagai perusahaan yang memberikan sebuah inovasi dalam

bidang tanaman hias dengan berupa salah satu produknya adalah boneka lumut.

Memasarkan produk boneka lumut Planter Craft telah menggunakan berbagai

macam strategi. Strategi pemasaran yang dilakukan ini dapat diharapkan untuk

meningkatkan penjualan produknya serta pendapatan perusahaan. Penerapan

dalam strategi pemasaran perusahaan menerapkan bauran pemasaran yang

diantaranya adalah produk (product), harga (price), distribusi (place), dan promosi

(promotion). Berikut adalah bauran pemasaran yang telah dilakukan oleh

perusahaan Planter Craft:

1. Produk (Product)

Produk yang dihasilkan oleh Planter Craft diantaranya adalah boneka

lumut, M&HC (Moss and Handy Craft) kit, kokedama anggrek dan berbagai

tanaman lainnya. Produk tersebut dihasilkan dengan bahan bahan baku

diantaranya adalah tanah liat, kerikil, serabut kelapa dan lumut. Sedangkan

tanaman hias yang dipilih untuk boneka lumut berasal dari tanaman sukulen. Hasil

dari produk ini digunakan sebagai media tanam tanaman hias yang dinamakan

kokedama. Kokedama yang berasal dari Jepang ini diadaptasi oleh Planter Craft

menjadi sebuah inovasi untuk tanaman hias. Berikut adalah produk boneka lumut

Planter Craft.

Boneka lumut sebagai salah satu produk Planter Craft merupakan produk

inovasi pertama di Indonesia yang diyakini akan menjadi market leader dalam

bidang lumut di Indonesia. Nilai seni yang terdapat pada boneka lumut ini

menjadikan keunikan sebagai keunggulan. Keunikan yang dimiliki boneka lumut

akan memuculkan pesaing-pesaing baru disekitar perusahaan. Hal ini dikarenakan

oleh mudahnya bahan baku yang didapat dan proses produki pembuatan boneka

lumut.

Pengembagan produk boneka lumut dapat berupa pembuatan dekorasi

stand. Salah satu dekorasi stand yang telah diaplikasikan oleh Planter Craft adalah

dekorasi stand Sinarmas Land. Selain dari dekorasi stand adapun pengembangan

boneka lumut sebagai cindera mata pada acara tertentu. Pengembangan produk

Page 69: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

51

boneka lumut oleh Planter Craft masih akan dikembangkan sesuai dengan

permintaan konsumen.

2. Distribusi (Place)

Ketersediaan bahan baku yang didapati oleh Planter Craft melalui petani

yang sudah menjadi pemasok tetap. Petani lumut ini didapati dikawasan Lembang

dan pemasok tanaman hias terdapat pada wilayah Desa Cihideung, Kecamatan

Parongpong. Bahan baku yang diperoleh dari pemasok selalu memenuhi

permintaan yang diminta oleh Planter Craft. Maka dari itu, perusahaan tidak

pernah mendapati adanya kekurangan ataupun kelangkaan bahan baku.

Distribusi yang dilakukan oleh Planter Craft pada umumnya sudah tersebar

keseluruh Indonesia. Pengiriman produk boneka lumut ini menggunakan jasa

pengiriman yaitu JNE (Jalur Nugraha Ekakurir). Pengiriman melalui jasa

pengiriman dilakukan apabila konsumen membeli produk dengan cara pemesanan

online. Adapun distibusi lain yaitu melalui outlet yang sudah tersedia, bazzar,

reseller dan melalui rumah produksi langsung. Outlet yang tersedia berada di Mall

Paris Van Java, Bandung, lalu adapun produk di beberapa café. Hal ini dilakukan

konsumen apabila membeli produk dengan cara pemesanan offline.

Mempermudah jangkauan penjualan Planter Craft menyediakan sebuah

agen dibeberapa kota untuk menjual produknya yang diantaranya boneka lumut.

Ketentuan yang diberikan untuk menjadi agen reseller hanya berupa pembelian

minimal produk boneka lumut sebanyak 10 produk. Tujuan perusahaan memiliki

reseller dalam penjualannya adalah untuk mendekatkan konsumen dengan

perusahan. Sehingga konsumen yang ingin membeli dapat membeli di kota

dimana konsumen itu berada. Selain dari itu tujuan perusahaan memiliki reseller

untuk mengefisiensikan biaya distribusi pemasaran. Hal ini dikarenakan

pengiriman produk Planter Craft menjadi tanggung jawab tanggung jawab

perusahaan.

Salah satu pendistribusian yang dilakukan oleh Planter Craft adalah

melalui bazzar. Bazzar diselenggarakan diberbagai lokasi yang berbeda seperti

Jakarta, Bandung, Makassar, dan Bogor. Penyelanggaraan bazzar biasanya

dilakukan pada pusat pembelanjaan. Sedangkan penyelenggaraan bazzarpun

Page 70: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

52

dilakukan di luar negeri pada kota Seoul, Korea Selatan pada acara International

Horticulture Festival.

3. Harga (Price)

Harga yang ditawarkan oleh Planter Craft untuk boneka lumut seharga Rp

140.000-,. Pasar yang dituju sebagai sasaran oleh perusahaan adalah daerah

Bandung, Jakarta dan sekitarnya. Potongan harga atau discount diadakan oleh

Planter Craft pada beberapa keadaan seperti adanya tahun baru ataupun hari-hari

besar lainnya. Pemotongan harga berlaku bagi konsumen yang membeli produk

Planter Craft dalam sekala besar. Selain untuk konsumen Planter Craft

memberlakukan potongan harga untuk retailer sebersar 20% dengan persyaratan

pembelian minimum 15 produk.

Pemberian potongan harga untuk konsumen beragam mulai dari 20% hingga

50%. Pemberian potongan hargapun diberikan pada hari-hari tertentu. Sedangkan

fasilitas lainnya yang diberikan Planter Craft adalah pengiriman tanpa berbayar

dibeberapa kota. Pengiriman tanpa berbayar atau gratis berlaku hanya pada daerah

JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi).

4. Promosi (Promotion)

Promosi adalah cara yang dilakukan untuk membujuk serta menarik perhatian

konsumen untuk membeli produk. Berbagai media digunakan sebagai sarana

promosi produk Planter Craft. Media sosial seperti instagram, facebook, dan

website digunakan sebagai pemasaran secara online secara rutin setiap bulannya.

Adapun media lain yang digunakan sebagai promosi yaitu media elektronik

seperti televisi dan radio serta media cetak seperti majalah dan koran. Peliputan

yang dilakukan beberapa media televisi diantaranya adalah Trans Tv, CNN

Indonesia, Net Tv, Metro Tv, dan RTv. Sedangkan peliputan yang dilakukan oleh

media cetak yaitu Media Indonesia dan Trubus. Promosi dilakukan Planter Craft

dikarenakan untuk mempermudah memperkenalkan produk serta pelaksanaan

penjualan. Upaya yang dilakukan untuk pengiklanan produk diantaranya adalah

promosi diberbagai program televisi, majalah, koran hingga brosur dan pamphlet

yang disebarkan ke sekolah-sekolah, pusat pembelanjaan dan café.

Page 71: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

53

5. Volume Penjualan

Penjualan boneka lumut dapat mencapai rata-rata 267 buah produk per

bulannya. Penjualan boneka lumut terbesar diperoleh apabila perusahaan Planter

Craft mengikuti bazzar. Dalam satu bulannya Planter Craft dapat mengikuti dua

hingga tiga macam bazzar. Sedangkan pendapatan yang didapatkan oleh

perusahaan sekitar Rp 10.000.000,00 hingga Rp 70.000.000,00.

5.3. Analisis Lingkungan Perusahaan sebagai Alternatif Strategi Pemasaran

dalam Meningkatkan Volume Penjualan

5.3.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan

Hasil identifikasi yang dilakukan pada perusahaan Planter Craft meliputi:

1. Kekuatan

Tabel 7. Daftar kekuatan pada perusahaan Planter Craft

No Kekuatan

1. Penempatan outlet pada pusat pembelanjaan.

2. Keunikan inovasi produk pertanian.

3. Promosi oleh media massa dan media cetak.

4. Lokasi produksi dekat dengan sumber bahan baku.

5. Pemberian potongan harga.

6. Terdapat Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

7. Sumber daya manusia yang terampil pada bidang produksi

boneka lumut boneka lumut.

Sumber: Hasil olahan wawancara

a. Manajemen

1) Sudah adanya HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)

Produk boneka lumut yang termasuk kedalam produk pertanian kreatif

yang diadaptasi dari media tanam kokedama. Boneka lumut yang merupakan

produk inovatif dari perusahaan Planter Craft telah mendapatkan Hak Atas

Kekayaan Interlektual atau HAKI. Hal tersebut diungkapkan oleh direktur

perusahaan, sebagai berikut:

Page 72: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

54

“Jadi orang-orang kompetitor pikir banyak yang tutup karena aku

bilang kita udah ada HAKInya udah ada mereknya itu dilindungi sama

kampus. Kalau mau bikin perisis saya bisa tuntut”

(Faldi Adisajana, Wawancara tanggal 16 Juni 2017)

Maka dengan adanya perlindungan akan merek perusahaan dapat memiliki

kewenangan atas hak cipta dari boneka lumut terhadap kompetitor.

Kompertitor yang mencoba mencotoh maupun menjiplak karya Planter Craft

dapat diberlakukan sanksi. Selain hal tersebut adanya HAKI (Hak Atas

Kekayaan Interlektual) memperudah perusahaan untuk dapat memperbesar

jaringan pemasaran. Salah satu jaringan pemasaran yaitu dapat memasuki

usaha ritel modern dan mudah dalam peminjaman modal kepada Bank

maupun Dinas KUMKN Diskoperindag Kota Bandung.

b. Sumber Daya Manusia

1) Sumber daya manusia yang terampil dalam bidang produksi boneka lumut

Perusahaan Planter Craft memiliki empat bagian divisi didalamnya salah

saunya adalah bagian produksi. Pada bagian produksi perusahaan

membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak untuk memenuhi pesanan. Hal

ini dikarenakan Planter Craft membuat boneka lumut dengan mengandalkan

kreatifitas layaknya diungkapkan oleh direktur perusahaan, sebagai berikut:

“Iya bikinnya (boneka lumut) harus perfect. Jadi emang dituntut harus

bisa buat produk ntar akhirnya bisa. Jadi saya bikinnya perfect orang-

orang (anak panti pada bidang produksi) itu bakal ikut sama saya”

(Faldi Adisajana, Wawancara tanggal 16 Juni 2017)

Kreatifitas yang cukup tinggi dibutuhkan didalamnya maka perusahaan

membutuhkan tenaga kerja yang terampil untuk membuat boneka lumut.

Perusahaan Planter Craft berkerjasama dengan salah satu panti asuhan di

Bandung untuk memproduksi boneka lumut. Dengan adanya bentuk kerjasama

tersebut perusahaan mengangkat salah satu anak panti asuhan untuk dijadikan

sebagai kepala bidang pada divisi pasca produksi dan pemasaran.

Page 73: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

55

c. Produk

1) Keunikan inovasi produk pertanian

Boneka lumut merupakan produk Planter Craft yang dikembangkan

dari media tanam kokedama. Pada dasarnya media tanaman kokedama

dapat dipadukan oleh berbagai macam tanaman hias. Bentuk inovasi ini

diungkapkan oleh direktur perusahaan, sebagai berikut:

“Karena saya pengen bikin yang unik belum pernah ada di Indonesia.

Dan lumut orang hanya memandang sebelah mata, dengan kita bikin

kan saya cuman bikin empat fotonya (awal yang diunggah di media

sosial) bisa dibilang hebohnya sangat”

(Faldi Adisajana, Wawancara tanggal 16 Juni 2017)

Pemeliharaan tanaman hias menggunakan media tanam kokedama

terbilang mudah, dikarenakan hanya membutuhkan perendaman selama

tiga hari dan penyemprotan yang dilakukan tiga kali dalam seminggu.

Pemeliharaan yang mudah media tanam kokedama yang dijadikan sebagai

boneka lumut dapat diletakan pada ruangan terbuka ataupun tertutup.

Ukuran boneka yang kecil tidak menghabiskan banyak ruang untuk

meletakannya.

d. Harga

1) Adanya potongan harga

Potongan harga atau discount diberikan oleh Planter Craft kepada

konsumen pada waktu tertentu. Potongan harga sendiri menjadi daya tarik

konsumen sebagai pertimbangan untuk membeli produk boneka lumut.

Pemberian potongan harga ini diberikan diungkapkan oleh Direktur

perusahaan, sebagai berikut:

“Biasanya bazzar atau event atau gak lagi ada hal-hal tertentu. Kaya

misalnya Salma ngajakin ada discount ya sudah saya bikin discount

nya. Cuman jarang ada discount. Udah sama ongkir (biaya pengiriman)

jadi Rp 110.000 udah sama sertifikat adopsinya”

(Faldi Adisajana, Wawancara tanggal 16 Juni 2017)

Page 74: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

56

Potongan harga yang diberikan kepada konsumen terdapat pada waktu-

waktu tertentu tersebut ada pada hari besar seperti akhir tahun, tahun baru,

hari raya Idul Fitri, dan hari-hari besar lainnya. Besarnya potongan harga

yang diberikanpun beragam mulai dari 20% hingga 50% dari harga boneka

lumut. Selain pada hari besar potongan harga diberikan disaat Planter Craft

menghadiri acara bazzar maupun acara-acara besar lainnya.

e. Distribusi

1) Penempatan outlet pada pusat pembelanjaan

Penempatan outlet resmi pada pusat pembelanjaan yang terletak di kota

Bandung ini diungkapkan oleh direktur perusahaan, sebagai berikut:

“Kalau di Bandung kita muter-muter keliling Bandung, cuman kaya

bazzar-bazzar gitu sih. Kalau penjualannya tetep ada di PVJ”

(Faldi Adisajana, Wawancara tanggal 16 Juni 2017)

Outlet atau booth resmi milik perusahaan Planter Craft berada pada

pusat pembelanjaan. Peletakan outlet pada pusat pembelajaan terletak di

Carrefour Mall Paris Van Java, Bandung. Pembukaan outlet ini bertujuan

untuk mempermudah para konsumen yang datang ke lokasi tetap untuk

dapat melihat berbagai produk Planter Craft. Letak dari penempatan outlet

pada pusat pembelanjaan ini berlokasi cukup dekat dengan lokasi kantor

Planter Craft. Sehingga hal ini mempermudah perusahaan untuk

mengontrol kinerja dan pemenuhan produk dari boneka lumut.

2) Lokasi produksi dekat dengan sumber bahan baku

Lokasi produksi boneka lumut dapat terbilang cukup dekat dengan

perolehan bahan baku. Hal tersebut diungkapkan oleh direktur perusahaan,

sebagai berikut:

“Produksinya sih di Bandung udah tepat karena semuanya ada mulai

dari tanaman hias, semuanya ada. Kalau di Jakarta sendiri sangat

susah. Di Bandung itu sangat strategis buat tanaman tapi buat

penjualan Jakarta lebih cocok buat penjualan.”

(Faldi Adisajana, Wawancara tanggal 16 Juni 2017)

Page 75: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

57

Produksi boneka lumut dikerjakan didaerah Jl. Sukagalih, Bandung

dimana kantor perusahaan Planter Craft memiliki jarak yang sangat dekat

dengan panti asuhan kuncup harapan. Sedangkan untuk bahan baku yang

digunakan didapatkan pada wilayah Maribaya, Lembang, Bandung. Maka

lokasi produksi dengan perolehan bahan baku dapat terbilang dekat. Jarak

yang terbilang dekat dapat mempermudah perusahaan untuk mengambil

bahan baku serta tidak memerlukan biaya yang cukup besar.

f. Promosi

1) Peliputan oleh media massa dan media cetak

Promosi yang dilakukan oleh Planter Craft melalui berbagai media

yaitu televisi, media sosial, dan majalah. Peliputan untuk Planter Craft

dilakukan oleh stasiun televisi diantaranya adaah NetTv, MetroTv, Trans7,

CNN Indonesia, dan lainnya. Sedangkan media sosial digunakan oleh

perusahaan sebagai media promosi secara kontinyu, diantaranya adalah

instagram, website resmi, dan facebook. Dan promosi lainnya dilakukan

melalui majalah yaitu majalah Trubus.

Page 76: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

58

2. Kelemahan

Tabel 8. Daftar kelemahan pada perusahaan Planter Craft

No Kelemahan

1. Pencacatan keuangan yang tidak terorganisir.

2. Tidak adanya perekrutan karyawan.

3. Tidak ada tenaga ahli dalam bidang budidaya tanaman hias.

4. Harga yang cenderung mahal.

5. Tidak adanya grading tanaman hias.

6. Perencanaan perusahaan yang tidak tertulis.

7. Tidak adanya penetapan untuk waktu kerja.

Sumber: Hasil olahan wawancara

a. Manajemen

1) Tidak adanya grading tanaman hias

Tanaman hias jenis sukelen merupakan salah satu bahan baku dalam

boneka lumut. Sedangkan tanaman hias sukulen diterima oleh perusahaan

beasal dari petani yang sudah menjadi mitra kerja. Pembuatan boneka

lumut perusahaan Planter Craft tidak melakukan grading. Dalam hal ini

perusahaan tidak memiliki standarisasi dalam pemilihan tanaman hias

untuk pembuatan boneka lumut.

2) Perencanaan perusahaan yang tidak tertulis

Perusahaan Planter Craft tidak memiliki perencanaan secara terperinci

mengenai kegiatan serta pencapaian yang akan dilakukan. Perusahaan

melakukan kegiatan apabila dirasa kegiatan tersebut harus dilakukan oleh

perusahaan. Perusahaan Planter Craft pun tidak memiliki suatu target

pencapaian. Maka perusahaan hanya melakukan kegiatan-kegiatan seperti

rutinitas.

b. Sumber Daya Manusia

1) Tidak adanya perekrutan karyawan

Perusahaan Planter Craft tidak mengadakan perekrutan karyawan.

Karyawan yang berkerja dengan Planter Craft saat ini direkrut oleh

Page 77: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

59

perusahaan berdasarkan kepada kebutuhan perusahaan dan atas

kepercayaan dari direktur perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan

tidak terlalu membutuhkan banyak karyawan. Dalam bidang produksi

perusahaan telah berkerja sama dengan salah satu panti asuhan.

2) Tidak ada tenaga ahli dari budidaya tanaman hias

Perusahaan Planter Craft tidak memiliki bagian divisi untuk budidaya.

Sehingga pada pengembangan budidaya perusahaan mengandalkan

pengamatan sederhana saja Seluruh bahan baku yang digunakan oleh

Planter Craft berasal dari petani. Perusahaan tidak memiliki lahan untuk

melakukan budidaya. Tenaga ahli budidaya bagi perusahaan dirasa

diperlukan untuk pengembangan terhadap produk.

3) Tidak adanya penetapan untuk waktu kerja

Waktu kerja yang dikerjakan oleh perusahaan diungkapkan oleh

Direktur perusahaan sebagai berikut:

“Weekend (pengerjaan boneka lumut), baru dikerjain setiap sabtu

minggu.”

(Faldi Adisajana, Wawancara tanggal 16 Juni 2017)

Waktu kerja dalam perusahaan Planter Craft dapat terbilang fleksibel.

Hal ini dikarenakan karyawan yang berkerja pada perusahaan masih

berstatus sebagai pelajar atau mahasiswa. Waktu pengerjaan boneka lumut

dikerjakan apabila adanya pesanan dan waktu luang dari karyawan.

Pengerjaan lebih sering dilakukan pada saat hari libur seperti hari sabtu

dan minggu. Sedangkan waktu pengerjaan untuk mengerjakan boneka

lumut dalam satu hari adalah tujuh jam dimulai pada pukul 08.00 hingga

pukul 15.00.

c. Harga

1) Harga yang cenderung mahal

Harga boneka lumut yang diberikan oleh perusahaan Planter Craft

adalah sebesar Rp 140.000,00. Hal ini dirasa cenderung mahal untuk

sebuah boneka lumut yang berukuran kecil. Harga yang dibutuhkan dalam

proses produksi dengan menggunakan bahan baku tersebut tidak

Page 78: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

60

membutuhkan dana yang besar. Sehingga keuntungan yang didapat oleh

perusahaan cukup besar. Namun perusahaan memberikan harga tersebut

dikarenakan produk boneka lumut merupakan produk pertanian inovatif.

d. Keuangan

1) Pencatatan keuangan yang tidak terorganisir

Pencatatan keuangan yang tidak teroganisir diungkapkan oleh direktur

perusahaan, sebagai berikut:

“Nah ini juga salah satu kekurangan kita, diawal keuangan kita baru

dirapihin akhir-akhir ini. Kalo tahun lalu tuh, kita ada masuk belasan

puluhan terus terusan. Kita aktif dipenjualannya tinggi tapi gak

dibedain karena cuman saya yang nge handle. Saya punya pegawai,

terus saya ngajak salma belakangan. Jadi salahnya, setelah masuk tim

ada salma baru ngerapihinnya.”

(Faldi Adisajana, Wawancara tanggal 16 Juni 2017)

Hal ini didukung oleh pernyataan manajer pasca produksi dan

pemasaran, sebagai berikut:

“Sayangnya kelemahan kita teh gak ada pencatatan keuangannya dari

kemaren baru dibenerinnya akhir-akhir ini aja. Jadi keuangannya baru

mulai dikit-dikit dirapihin”

(Salma Dahlia, Wawancara tanggal 17 Juni 2017)

Salah satu divisi dalam perusahaan Planter Craft adalah divisi

keuangan. Namun disayangkan kinerja divisi keuangan dalam perusahaan

kurang maksimal. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak memiliki

pencatatan keuangan yang terorganisir. Maka perusahaan tidak mengetahui

secara detail pendapatan yang didapatkan selama satu tahun. Perusahaan

hanya mengetahui pendapatan per bulan yang didapatkan. Namun

pencacatan perbulan tidak direkap untuk kebutukan pecatatan keuangan

perusahaan.

Page 79: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

61

5.3.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman Perusahaan

Hasil identifikasi yang telah dilakukan sebelumnya dapat diperoleh

peluang dan ancaman terhadap perusahaan sebagai berikut:

Tabel 9. Daftar peluang perusahaan Planter Craft

No Peluang

1. Adanya dukungan dari pemerintah.

2. Daerah pemasaran yang luas.

3. Pemasaran secara online.

4. Ketertarikan masyarakat akan inovasi tanaman hias.

5. Pemasok dapat memenuhi permintaan bahan baku.

Sumber : Hasil Olahan Wawancara

1. Peluang

a. Adanya dukungan dari pemerintah

Dukungan dari pemerintah dengan adanya sebuah kerjasama yang

melibatkan perusahaan Planter Craft. Kerjasama tersebut merupakan sebuah

kepercayaan dari pemerintah khususnya pemerintah kota Bandung.

Perusahaan Planter Craft dipercaya oleh pemerintah untuk membuat sebuah

proyek untuk bandara yang terletak di kota Bandung. Dukungan lainnya yang

diberikan pemerintah untuk perusahaan adalah dengan pemberian HAKI (Hak

Atas Kekayaan Intelektual) untuk boneka lumut.

b. Pemasaran secara online

Pemasaran secara online merupakan salah satu cara yang dilakukan

oleh perusahaan Planter Craft. Pemasaran ini dapat dilakukan oleh beberapa

media sosial seperti instagram, facebook, dan website. Konsumen dapat

melihat produk yang ditawarkan melalui medi tersebut dan memesan melalui

salah satu karyawan atau admin untuk melakukan transaksi. Pengiriman

produk akan dikirimkan melalui jasa pengiriman barang. Dengan adanya

penjualan secara online akan lebih mudah bagi perusahaan untuk

menyebarkan produk ke seluruh Indonesia. Dengan penyebaran konsumen

ini akan menguntungkan perusahaan yang tidak terpatok oleh satu daerah

saja.

Page 80: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

62

c. Daerah pemasaran yang luas

Pemasaran produk Planter Craft yang sudah menyebar keseluruh

Indonesia maupun luar negeri seperti Korea Selatan. Hal ini dipermudah

dikarenakan pembelian yang dapat diakses secara online serta pengiriman

produk melalui jasa pengiriman barang. Selain adanya akses online adapun

pemasaran melalui bazzar di berbagai tempat contohnya di daerah sekitar

Bogor, Jakarta, Makassar dan daerah lainnya. Dengan cakupan daerah

pemasaran yang luas dapat memperkenalkan produk Planter Craft salah

satunya adalah boneka lumut.

d. Ketertarikan masyarakat akan inovasi tanaman hias

Boneka lumut yang menjadi salah satu inovasi pada media tanam

kokedama dengan memanfaatkan lumut didalamnya menjadi daya tarik

bagi masyarakat. Keunggulan dari boneka lumut ini sendiri adalah

mudahnya perawatan, tidak menggunakan lahan besar, berbagai tanaman

hias, bentuknya yang unik serta untuk semua kalangan usia. Perawatan

untuk boneka lumut ini dapat terbilang mudah dengan cara

menyemprotkan air beberapa kali saja dalam satu minggu untuk menjaga

kelembapan dari lumut. Boneka lumut yang memilki bentuk tidak terlalu

besar maka tidak memerlukan lahan yang besar dan bisa diletakan didalam

ruangan ataupun luar ruangan. Lalu bentuknya yang unik dengan

menggunakan aksesoris tambahan untuk menarik perhatian seperti tangan,

mata dan kaki untuk boneka. Serta boneka lumut yang dapat dimiliki oleh

berbagai kalangan dari anak kecil hingga orang dewasa.

e. Pemasok dapat memenuhi permintaan bahan baku

Memenuhi bahan baku untuk pembuatan boneka lumut perusahaan

Planter Craft berkerjasama dengan petani sebagai pemasok. Bahan baku

seperti tanaman hias sukulen, lumut, tanah liat, kerikil hingga sabut kelapa

(cocopeat) dapat dipenuhi oleh petani. Pemenuhan permintaan bahan baku

kepada petani ini selalu dapat terpenuhi. Maka perusahaan Planter Craft

selalu dapat memenuhi pesanan konsumen yaitu boneka lumut.

Page 81: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

63

2. Ancaman

Tabel 10. Daftar ancaman perusahaan Planter Craft

No. Ancaman

1. Adanya masa jenuh dari produk tanaman hias.

2. Tidak adanya petani alternatif dalam memenuhi bahan

baku.

3. Potensi masuknya pesaing baru.

4. Berkembangnya inovasi produk pertanian kreatif.

Sumber: Hasil Olahan Wawancara

a. Adanya masa jenuh dari produk pertanian tanaman hias

Produk boneka lumut yang dihasilkan oleh perusahaan Planter Craft

merupakan sebuah inovasi media tanam kokedama dengan menggunakan

tanaman hias. Tren dari produk pertanian kreatif akan cepat berubah. Hal

ini dikarenakan dengan pengaruh preferensi konsumen yang berubah-ubah.

Pengaruh lainya adalah adanya masa jenuh dari produk boneka lumut.

Maka hal ini dapat menjadi ancaman terhadap perusahaan Planter Craft.

b. Tidak adanya petani alternatif dalam memenuhi bahan baku

Perusahaan Planter Craft tidak memproduksi bahan baku sendiri

melainkan bermitra dengan petani untuk mendapatkan bahan baku

tersebut. Petani yang dipercaya oleh perusahaan merupakan petani yang

dapat memenuhi bahan baku seperti tanaman hias, lumut, kerikil, sabut

kelapa (cocopeat), hinga tanah liat. Jumlah petani yang bermitra dengan

perusahaan Planter Craft hanya terbatas. Perusahaan tidak memiliki petani

mitra alternatif untuk memenuhi bahan baku yang dibutuhkan. Hal ini

dikarenakan petani mitra selalu memenuhi permintaan kebutuhan dari

perusahaan.

c. Potensi masuknya pesaing baru

Boneka lumut yang merupakan produk andalan dari perusahaan Planter

Craft menggunakan kekreatifan dalam pembuatannya. Dalam proses

pembuatan boneka lumut yang sederhana hanya dengan menggunakan

bahan baku yang mudah didapati. Proses pembuatannya yang sederhana

akan menimbulkan potensi masuknya pesaing baru. Hal lainnya adalah

Page 82: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

64

bahan baku yang mudah didapat dan biayanya cenderung murah akan

menimbulkan pesaing meniru produk dan menjual produknya dengan

harga yang cenderung lebih murah. Hal ini akan berdampak pada posisi

perusahaan di pasar dan market share yang dikuasai oleh perusahaan.

d. Berkembangnya inovasi produk pertanian kreatif

Kokedama yang dijadikan media tanaman untuk tanaman sukulen pada

boneka lumut merupakan salah satu inovasi pertanian kreatif. Media tanam

kokedama merupakan media tanam yang cukup mudah untuk merawatnya.

Inovasi lainnya pada media tanam kokedama adalah dengan mudahnya

peletakan media tanam dapat diletakan pada luar ruangan (outdoor) dan

dalam ruangan (indoor). Berkembangnya teknologi serta ilmu pengetahuan

maka akan lebih banyak inovasi pertanian khususnya pada produk

pertanian kreatif. Hal ini dibutuhkan inovasi atau perkembangan secara

terus-menerus agar produk pertanian kreatif tidak mengalami keadaan

kemunduran.

Page 83: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

65

5.3.3. Analisis Matriks IFE

Hasil identifikasi faktor kekuatan dan kelemahan yang mempengaruhi

perkembangan pada perusahaan Planter Craft akan dianalisis pada matriks IFE

sebagai berikut:

Tabel 11. Matriks IFE pada perusahaan Planter Craft

Faktor Strategis Internal Rating Bobot Skor

Kekuatan (Strengthss)

A Penempatan outlet pada pusat pembelanjaan 3 0,039 0,117

B Keunikan inovasi produk pertanian 3 0,072 0,216

C Promosi oleh media massa dan media cetak 4 0,078 0,312

D Lokasi produksi dekat dengan sumber bahan baku 4 0,097 0,388

E Pemberian potongan harga 4 0,036 0,144

F Terdapat Hak Atas Kekayaan Intektual (HAKI) 3 0,060 0,180

G Sumber daya manusia yang terampil dalam bidang

produksi boneka lumut

4 0,064 0,256

Total 0,446 1,613

Kelemahan (Weakness)

H Pencatatan keuangan yang tidak terorganisir 1 0,124 0,124

I Tidak adanya perekrutan karyawan 2 0,058 0,116

J Harga yang cenderung mahal 2 0,044 0,088

K Tidak ada tenaga ahli dari budidaya tanaman hias 3 0,030 0,090

L Tidak adanya grading tanaman hias 3 0,041 0,123

M Perencanaan perusahaan yang tidak tertulis 1 0,138 0,138

N Tidak adanya penetapan untuk waktu kerja 2 0,119 0,238

Total 0,554 0,917

Total 1 2,530

Sumber: Hasil identifikasi faktor internal perusahaan

Identifikasi faktor internal pada perusahaan Planter Craft bahwa pada tabel

11 masing-masing terdapat tujuh faktor kekuatan dan tujuh faktor kelemahan.

Total skor pada matriks IFE sebesar 2,530 dengan masing-masing total skor

faktor kekuatan sebesar 1,613 dan total skor faktor kelemahan sebesar 0,917.

Maka pada identifikasi pada faktor strategis internal skor faktor kekuatan lebih

besar dibandingkan skor faktor kelemahan. Pada faktor kekuatan terdapat tiga

faktor yang paling berpengaruh pada perusahan Planter Craft yaitu lokasi

produksi dekat dengan sumber bahan baku (0,388), promosi oleh media massa

dan media cetak (0,312), dan sumber daya manusia yang terampil dalam

Page 84: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

66

bidang produksi boneka lumut (0,256). Sedangkan pada faktor kelemahan

terdapat tiga faktor dominan yaitu tidak adanya penetapan untuk waktu kerja

(0,238), perencanaan perusahaan yang tidak tertulis (0,138), dan pencacatan

keuangan yang tidak teroganisir (0,124). Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa

kondisi internal perusahaan Planter Craft berada pada kondisi rata-rata, dilihat

dari total skor kekuatan dan kelemahan yaitu 2,530.

5.3.4. Analisis Matriks EFE

Hasil identifikasi pada faktor peluang dan ancaman yang mempengaruhi

perusahaan Planter Craft akan dianalisis melalui matriks EFE dibawah ini:

Sumber: Hasil identifikasi faktor eksternal perusaha

Matrik Urgensi Eksternal

Faktor Strategis Eksternal Rating Bobot Skor

Peluang (Opportunities)

A Adanya dukungan dari pemerintah 3 0.076 0.228

B Daerah pemasaran yang luas 4 0.132 0.528

C Pemasaran secara online 3 0.104 0.312

D Ketertarikan masyarakat akan inovasi tanaman

hias

4 0.132 0.528

E Pemasok dapat memenuhi permintaan bahan baku. 4 0.158 0.632

Total 0.602 2.228

Ancaman (Threats)

F Adanya masa jenuh dari produk pertanian kreatif 3 0.075 0.225

G Tidak adanya petani alternatif dalam memenuhi

bahan baku

2 0.144 0.288

H Potensi masuknya pesaing baru 2 0.11 0.22

I Berkembangnya inovasi produk pertanian kreatif 3 0.069 0.207

Total 0.398 0.94

Total 1 3.168

Sumber : Hasil identifikasi faktor eksternal perusahaan

Identifikasi faktor eksternal pada perusahaan Planter Craft bahwa pada

tabel. 12 teradapat lima faktor peluang dan empat faktor ancaman. Total skor pada

matriks EFE adalah sebesar 3,168 dengan masing total skor faktor peluang sebesar

2,228 dan faktor ancaman sebesar 0,940. Maka identifikasi pada faktor strategis

eksternal skor faktor peluang lebih besar dibandingkan total skor pada faktor

ancaman. Pada faktor peluang terdapat tiga faktor yang paling berpengaruh pada

perusahaan Planter Craft yaitu pemasok dapat memenuhi permintaan bahan baku

Tabel 12. Matriks EFE pada perusahaan Planter Craft

Page 85: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

67

(0,632), daerah pemasaran yang luas (0,528), dan ketertarikan masyarakat akan

inovasi tanaman hias (0,528). Sedangkan pada faktor ancaman terdapat tiga faktor

yang mempengaruhi perusahaan Planter Craft yaitu tidak adanya petani alteratif

dalam memenuhi bahan baku (0,288), adanya masa jenuh dari produk pertanian

kreatif (0,225), dan potensi masuknya pesaing baru (0,220). Dalam hal ini dapat

dikatakan bahwa kondisi eksternal perusahaan merespon kuat peluang atau

perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman.

Page 86: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

68

5.3.5. Analisis Matriks IE

Penentuan posisi strategi untuk perusahaan Planter Craft menggunakan

matriks IE dapat diperoleh melalui total skor dalam matriks internal dan eksternal.

Total skor dalam matriks internal diperoleh sebesar 2,530 dengan artian kondisi

perusahan berada pada kondisi rata-rata. Sedangkan total skor dalam matriks

eksternal diperoleh sebesar 3,168 dengan artian kondisi eksternal perusahaan

merespon kuat peluang. Dalam matriks IE, perusahaan Planter Craft berada dalam

posisi ”Growth” yang terletak pada sel II yaitu strategi konsentarsi melalui

integrasi horisontal. Integrasi horizontal perusahaan dapat memperuluas pasar,

fasilitas, produksi dan teknologi. Pada sel II perusahaan Planter Craft berada pada

industri yang sangat atraktif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keuntungan

pada perusahaan.

Gambar 5. Matriks IE pada perusahaan Planter Craft.

Page 87: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

69

5.3.6. Analisis Matriks SWOT (Strengthss, Weakness, Opportunities, dan

Threats)

Pada tahap pencocokan (matching) menggunakan matriks SWOT seperti

berikut:

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (S)

(S1) Penempatan outlet pada

pusat pembelanjaan

(S2) Keunikan inovasi produk

pertanian

(S3) Promosi oleh media massa

dan media cetak

(S4) Lokasi produksi dekat

dengan sumber bahan

baku

(S5) Pemberian potongan

harga

(S6) Terdapat Hak Atas

Kekayaan Intelektual

(HAKI)

(S7) Sumber daya manusia

yang terampil dalam

bidang produksi boneka

lumut

Kelemahan (W)

(W1) Pencacatan keuangan

yang tidak terorganisir

(W2) Tidak adanya perekrutan

karyawan

(W3) Harga yang cenderung

mahal

(W4) Tidak ada tenaga ahli dari

budidaya tanaman hias

(W5) Tidak ada grading

tanaman hias

(W6) Perencanaan perusahaan

yang tidak tertulis

(W7) Tidak adanya penetapan

untuk waktu kerja

Peluang (O)

(P1) Adanya dukungan dari

pemerintah

(P2) Daerah pemasaran yang

luas

(P3) Pemasaran secara online

(P4) Ketertarikan masyarakat

akan inovasi tanaman

hias

(P5) Pemasok dapat

memenuhi permintaan

bahan baku

Strategi SO

1. Mengencarkan promosi

produk di berbagai media

(S2, S3, S7, P2,P3,P4)

2. Menjalin hubungan baik

dengan pemerintah (P1,

S6)

3. Membuka cabang outlet

(S1, S2, S5, P2, P4)

4. Menambah variasi produk

(S4, S7,P5)

Strategi WO

1. Membuka perekrutan

karyawan (W1, W2, W4,

W5, W6, P1, P2, P3)

2. Mengencarkan promosi

produk di berbagai media

(W3, P2, P3, P4)

3. Meningkatkan kualitas

produk (W4, W5, P5)

Ancaman (T)

(T1) Adanya masa jenuh dari

produk pertanian kreatif

(T2) Tidak adanya petani

alternatif dalam

memenuhi bahan baku

(T3) Potensi masuknya

pesaing baru

(T4) Berkembangnya inovasi

produk pertanian kreatif

Strategi ST

1. Melakukan inovasi

produk secara berkala

dengan meningkatan

kualitas produk (S2, S3,

S6, S7, T1, T3,T4)

2. Menambah relasi

pemasok ( S4, T2)

Strategi WT

1. Menyusun perencanaan

perusahaan (W1, W2,

W6, W7, T1, T3, T4)

Gambar 6. Matriks SWOT pada perusahaan Planter Craft

Page 88: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

70

Analisis pada matriks SWOT pada perusahaan Planter Craft didapatkan

setelah menganalisis lingkungan internal dan ekternal perusahaan dengan

menghasilkan tujuh faktor kekuatan, tujuh faktor kelemahan, lima faktor

peluang dan empat faktor ancaman. Faktor-faktor tersebut dapat membantu

dalam menyusun matriks SWOT dengan mencocokan atau menggabungkan

beberapa faktor seperti kekuatan dan peluang (S-O), kekuatan dan ancaman

(S-T), kelemahan dan peluang (W-O), dan kelemahan dan ancaman (W-T).

Berikut adalah strategi alternatif:

1. Strategi Kekuatan dan Peluang (S-O)

Pada strategi mencocokan kekuatan dan peluang yang dimiliki

perusahaan dengan menggunakan semua kekuatan untuk memanfaatkan

peluang yang ada, alternatif startegi yang dapat di tawarkan untuk usaha

boneka lumut ini sebagai berikut:

a. Memaksimalisasi promosi produk di berbagai media (S2, S3, S7,

P2,P3,P4)

b. Menjalin hubungan baik dengan pemerintah (P1, S6)

c. Mengembangkan daerah pemasaran (S1, S2, S5, P2, P4)

d. Menambah variasi produk (S4, S7,P5)

2. Strategi Kekuatan dan Ancaman (S-T)

Pada strategi mencocokan kekuatan dan ancaman yang dimiliki

perusahaan dengan menggunakan kekuatan untuk menghindar dari

ancaman, alternatif startegi yang dapat di tawarkan untuk usaha boneka

lumut ini sebagai berikut:

a. Melakukan inovasi produk secara berkala dengan meningkatan kualitas

produk (S2, S3, S6, S7, T1, T3,T4)

b. Menambah relasi pemasok ( S4, T2)

3. Strategi Kelemahan dan Peluang (W-O)

Pada strategi mencocokan kekuatan dan ancaman yang dimiliki

perusahaan dengan mengatasi semua kelemahan dengan memanfaatkan

semua peluang yang ada, alternatif startegi yang dapat di tawarkan untuk

usaha boneka lumut ini sebagai berikut:

a. Membuka perekrutan karyawan (W1, W2, W4, W5, W6, P1, P2, P3)

Page 89: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

71

b. Memaksimalisasi promosi produk di berbagai media (W3, P2, P3, P4)

c. Meningkatkan kualitas produk (W4, W5, P5)

4. Strategi Kelemahan dan Ancaman (W-T)

Pada strategi mencocokan kelemahan dan ancaman yang dimiliki

perusahaan dengan menekankan semua kelemahan dan mencegah semua

ancaman, alternatif strategi yang dapat di tawarkan untuk usaha boneka

lumut sebagai berikut :

a. Menyusun perencanaan perusahaan (W1, W2, W6, W7, T1, T3, T4)

Berdasarkan hasil analisis pada matriks SWOT didapatkan beberapa

strategi alternatif yang dapat disarankan kepada perusahaan Planter Craft.

Hasil alternatif strategi tersebut dapat dibagungkan menjadi lima strategi

yang lebih spesifik berdasarkan penggabungan strategi yang terdapat pada

empat set strategi. Berikut adalah alternatif strategi yang diperoleh, antara

lain:

1. Memaksimalisasi promosi produk di berbagai media

Memaksimalisasi promosi produk boneka lumut di berbagai media

seperti media massa dan media cetak. Selain melalui media tersebut,

promosi dapat dilakukan pada saat perusahaan melakukan bazzar, seminar

maupun acara workshop. Dalam acara bazzar, seminar maupun workshop

perusahaan dapat melakukan pengedukasian produk terhadap konsumen.

Promosi melalui media massa dapat dilakukan secara rutin seperti pada

media sosial berupa pengunggahan informasi yang menarik perhatian

konsumen. Melakukan pengguggahan informasi secara rutin dan berkala

pada media sosial bertujuan agar konsumen akan terus mengetahui

perkembnagan produk boneka lumut. Promosi dilakukan bertujuan untuk

menarik konsumen untuk membeli produk boneka lumut agar perusahaan

dapat meningkatkan pendapatan.

2. Menjalin hubungan baik dengan relasi

Relasi yang sudah terjalin dengan perusahaan Planter Craft adalah

pemerintahan, media, dan pemasok. Menjalin hubungan baik dengan relasi

pemerintahan bertujuan untuk mendapatkan dukungan terhadap kegiatan

Page 90: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

72

yang dilakukan oleh perusahaan Planter Craft. Sedangkan tujuan menjalin

hubungan baik dengan media yaitu media massa adalah sebagai media

perusahaan memperkenalkan produk boneka lumut agar dikenal oleh

masyarakat. Dan menjalin hubungan baik dengan pemasok dikarenakan

pemasok bahan baku dapat memenuhi permintaan bahan baku. Menjalin

hubungan baik ini dapat bertujuan agar proses produksi, promosi,

distribusi, dan pelayanan berjalan dengan lancar sehingga dapat memenuhi

permintaan konsumen.

3. Melakukan inovasi secara berkala dengan meningkatkan kualitas produk

Inovasi dapat dilakukan oleh perusahaan secara berkala mengikuti

dengan seiringya perubahan selera, kebutuhan, perkembangan teknologi

yang dibutuhkan oleh konsumen. Selain daripada itu adalah melakukan

inovasi agar perusahaan dapat menciptakan sesuatu yang lebih menarik

dan guna untuk mengindari masa jenuh dari produk boneka lumut.

Meningkat kualitas produk boneka lumut merupakan cara untuk

perusahaan melakukan inovasi. Perusahaan dapat mengembangkan potensi

sumber daya manusia yang terampil dalam bidang produksi untuk

melakukan inovasi dikarenakan pemasok yang terjalin dengan perusahaan

dapat memenuhi permintaan bahan baku. Pengembangan tersebut dapat

dalam pemberian ilmu mengenai budidaya tanaman.

4. Mengembangkan daerah pemasaran

Daerah jangkauan pemasaran produk lumut perusahaan Planter Craft

sudah menyebar keseluruh Indonesia. Penyebaran yang luas dikarenakan

beberapa hal yang sudah dilakukan perusahaan sebelumnya seperti dengan

penjualan online, mengikuti bazzar, penempatan outlet yang strategis, serta

terdapat reseller. Mengebangankan daerah pemasaran salah satunya dapat

dengan mendirikan beberapa outlet di berbagai tempat strategis lainnya

seperti daerah JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan

Bekasi) yang memilki konsumen cukup besar. Maka dengan pembukaan

beberapa cabang diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan bagi

perusahaan.

Page 91: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

73

5. Menyusun perencanaan perusahaan

Perencanaan perusahaan membantu perusahaan dalam menyusun

rencana yang akan dilakukan selama beberapa bulan atau tahun kedepan.

Rencana yang sudah disusun diharapkan dapat membantu perusahaan

mendapatkan target dari penjualan. Perencanaan tersebut meliputi

pencacatan keuangan, perekrutan karyawan, perencanaan kegiatan, dan

penetapan waktu kerja. Pencatatan keuangan perusahaan diharpkan akan

membantu perusahaan dalam mengelola pemasukan dan pengeluaran

perusahaan. Perekrutan karyawan yang berkompeten dalam bidangnya

diharapkan akan membantu kinerja perusahaan secara maksimal.

Perencanaan kegiatan dalam perusahaan diharapkan akan membantu

perusahaan untuk mengorganisir kegiatan yang dilakukan kedepan.

Penetapan waktu kerja dalam perusahaan diharapkan akan membantu

perusahaan dalam mengelola kinerja karyawan.

Page 92: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

74

5.3.7. Analisis Matriks QSPM (Quantitative Strategy Planning Matrix)

Pada analisis matriks QSPM (Quantitative Strategy Planning Matrix)

selanjutnya bertujuan untuk mengurutkan strategi perusahaan yang ada pada

Lampiran . dapat dilihat pada tabel

Tabel 13. Matriks QSPM Perusahaan Planter Craft

Faktor Kunci Bobot Alternatif Strategi

Strategi

I

Strategi

II

Strategi

III

Strategi

IV

Strategi

V

TAS TAS TAS TAS TAS

Faktor Internal

Kekuatan (Strengthss)

Penempatan outlet pada pusat

pembelanjaan

0,039 0,177 0.117 0.117 0.156 0.117

Keunikan inovasi produk

pertanian

0,072 0,288 0.144 0.288 0.144 0.144

Promosi oleh media massa dan

media cetak

0,078 0,312 0.234 0.234 0.312 0.312

Lokasi produksi dekat dengan

sumber bahan baku

0,097 0,194 0.388 0.388 0.388 0.291

Pemberian potongan harga 0,036 0,144 0.072 0.072 0.108 0.144

Terdapat Hak Atas Kekayaan

Intektual (HAKI)

0,06 0,120 0.180 0.180 0.120 0.120

Sumber daya manusia yang

terampil dalam bidang produksi

boneka lumut

0,064 0,192 0.256 0.256 0.128 0.192

Kelemahan (Weakness)

Pencatatan keuangan yang tidak

terorganisir

0,124 0.124 0.124 0.124 0.372 0.496

Tidak adanya perekrutan

karyawan

0,058 0.116 0.174 0.174 0.232 0.232

Harga yang cenderung mahal 0,044 0.132 0.132 0.132 0.088 0.088

Tidak ada tenaga ahli dari

budidaya tanaman hias

0,030 0.030 0.060 0.060 0.090 0.090

Tidak adanya grading tanaman

hias

0,041 0.041 0.041 0.082 0.082 0.082

Perencanaan perusahaan yang

tidak tertulis

0,138 0.138 0.138 0.414 0.414 0.552

Tidak adanya penetapan untuk

waktu kerja

0,119 0.119 0.119 0.238 0.238 0.476

Page 93: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

75

Tabel 14. (lanjutan)

Faktor Kunci Bobot Alternatif Strategi

Strategi

I

Strategi

II

Strategi

III

Strategi

IV

Strategi

V

TAS TAS TAS TAS TAS

Faktor Eksternnal

Peluang (Opportunities)

Adanya dukungan dari

pemerintah

0,076 0.228 0.304 0.228 0.228 0.152

Daerah pemasaran yang luas 0,132 0.528 0.396 0.528 0.528 0.396

Pemasaran secara online 0,104 0.416 0.312 0.416 0.416 0.312

Ketertarikan masyarakat akan

inovasi tanaman hias

0,132 0.396 0.264 0.396 0.396 0.264

Pasokan bahan baku yang selalu

tersedia

0,158 0.316 0.632 0.474 0.474 0.632

Ancaman (Threats)

Adanya masa jenuh dari produk

pertanian kreatif

0,075 0.225 0.150 0.300 0.150 0.225

Tidak adanya petani alternatif

dalam memenuhi bahan baku

0,144 0.288 0.576 0.288 0.144 0.288

Potensi masuknya pesaing baru 0,11 0.330 0.330 0.330 0.330 0.440

Berkembangnya inovasi produk

pertanian kreatif

0,069 0.276 0.138 0.276 0.138 0.207

Total Nilai Daya Tarik 2 4.794 5.281 5.995 5.676 6.252

Sumber: Hasil identifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan

Pada tabel 14 dapat dilihat bahwa urutan strategi yang dapat diterapkan

sebagai berikut:

1. Menyusun perencanaan perusahaan

Dalam menyusun perencanaan perusahaan dapat dilakukan dengan

membuat penjadwalan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk untuk

memproduksi hingga memasarkan produk boneka lumut. Dengan

melakukan penjadwalan perusahaan dapat menghitung besarnya biaya

yang dikeluarkan dengan estimasi waktu yang diperlukan. Selain dalam

membuat penjadwalan perusahaan dapat membuat jadwal dalam kurun

waktu tertentu untuk kegiatan yang sekiranya dapat dilakukan. Pencacatan

keuangan dapat dicatatat mengenai pemasukan dan pengeluaran hal ini

dapat mengontrol dalam hal keuangan perusahaan.

Page 94: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

76

2. Melakukan inovasi secara secara berkala dengan meningkatkan kualitas

produk

Meningkatkan kualitas dari produk boneka lumut dapat dengan

melkukan pengendalian kualitas produk. Hal ini dikarenakan dalam

pengendalian kualitas diharapkan dapat sesuai dengan harapan konsumen

dan selera konsumen. Inovasi pada produk dapat dilakukan dengan

melakukan pengembangan produk lebih baik dalam hal menambah variasi

produk, memperbaiki kemasan agar lebih menarik, meningkatkan kualitas

produk, memperbaharui sistem teknologi, memperbaiki sistem manajemen

sumberdaya mausia, serta memberikan edukasi lebih mengenai budidaya

kepada karyawan produksi.

3. Mengembangkan daerah pemasaran

Pengembangan daerah pemasaran dapat dikakukan oleh perusahaan

seperti membuka cabang baru di beberapa tempat yang dirasa strategis

oleh perusahaan seperti daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan

Bekasi. Selain itu perusahaan dapat membuat beberapa ketentuan kepada

reseller yang ingin menjual kembali produknya seperti memeberikan

beberapa potongan harga yang berbeda untuk banyaknya pembelian

boneka lumut, memberikan pengahargaan kepada reseeler apabila

memenuhi target penjualan, dan memberikan pengetahuan mengenai

produk boneka lumut yang akan dipasarkan.

4. Menjalin hubungan baik dengan relasi

Menjalin hubungan baik dengan relasi perusahaan Planter Craft dapat

melakukan berkerjasama dengan pemerintah melalui seminar nasional

ataupun proyek pemerintah yang melibatkan pertanian didalamnya.

Sedangkan menjalin hubungan baik dengan media masa dapat dilakukan

melalui kerjasama seperti melakukan wawancara disebuah acara staasiun

televisi,mengedukasi masyarakat melalui televisi, radio bahkan media

cetak mengenai keunggulan dan ciri khas produk boneka lumut.

Page 95: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

77

5. Memaksimalisasi promosi produk di berbagai media

Wadah promosi untuk perusahaan Planter Craft dapat dilakukan dengan

beberapa hal seperti melakukan mengunggahan konten pada sosial media

secara rutin, memberikan potongan harga, dan mengiklankan pada media

sosial. Selain media sosial perusahaan dapat melakukan promosi pada saat

bazzar maupun seminar yang dihadiri oleh perusahaan.

Page 96: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

78

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh perusahaan Planter Craft

telah menerapkan bauran pemasaran yaitu 4P atau produk, harga,

distribusi, dan promosi. Produk yang telah diciptakan oleh perusahaan

berupa boneka lumut yang merupakan produk inovasi dari media tanam

kokedama. Sedangkan harga yang ditetapkan per buah dari bobeka lumut

sebesar Rp 140.000,00. Pendistribusian boneka lumut sudah menyebar

keseluruh Indonesia dengan melakukan penjualan secara online dan offline

(bazzar dan outlet). Dan promosi yang dilakukan melalui media masa dan

media cetak diantaranya adalah media sosial (instagram, facebook, dan

website), peliputan oleh media televisi dan media cetak. Penjualan rata-rata

produk boneka lumut yang didapatkan oleh Planter Craft adalah sebesar

267 buah per bulannya.

2. Berdasarkan kepada kekatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang

dimiliki oleh perusahaan, perumusan strategi yang sesuai dengan

perusahaan Planter Craft dengan posisi perusahaan pada sel II yaitu posisi

“Growth”. Hasil tersebut didapatkan melalui hasi matriks IFE dan EFE,

dengan masing-masing total nilai pada matriks IFE 2,530 dan matriks EFE

3,168. Dimana kondisi internal perusahaan berada pada kondisi rata-rata

dan kondisi eksternal perusahaan merespon kuat peluang atau perusahaan

dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman. Sehingga

perusahaan memiliki strategi yang bertujuan adalah untuk meningkatkan

keuntungan perusahaan. Melalui matriks SWOT didapatkan bahwa

perusahaan dapat menyusun perencanaan perusahaan, melakukan inovasi

secara secara berkala dengan meningkatkan kualitas produk,

mengembangkan daerah pemasaran, menjalin hubungan baik dengan

relasi, danmemaksimalisasi promosi produk di berbagai media. Dan hasil

yang didapati pada matriks QSPM menunjukan bahwa strategi prioritas

Page 97: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

79

yang dapat direkomendasikan adalah strategi V yaitu menyusun

perencanaan perusahaan dengan nilai TAS terbesar diantara pembanding

alternatif strategi lainnya yaitu sebesar 6,252. Dalam menyusun

perencanaan perusahaan, perusahaan dapat melakukan penjadwalan dan

mengorganisir pencatatan keuangan.

6.2. Saran

Berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal maka penulis dapat

memberikan saran seperti berikut:

1. Untuk meningkatkan volume penjualan maka perusahaan dapat

memaksimalkan bauran pemasaran 4P yaitu produk, distribusi, harga dan

promosi

2. Untuk membuat perusahaan berkembang maka perusahaan perlu

melaksanakan strategi yang sesuai yaitu (a) menyusun perencanaan

perusahaan, (b) melakukan inovasi secara secara berkala dengan

meningkatkan kualitas produk, (c) mengembangkan daerah pemasaran ,

(d) menjalin hubungan baik dengan relasi, dan (e) memaksimalisasi

promosi produk di berbagai media.

Page 98: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

DAFTAR PUSTAKA

Alma,Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV.

Alfabeta.

Ambarwati, Siti. 2007. Budi Daya Tanaman Hias. Jakarta: Azka Press

Assuari, Sofjan. 2014. Manajemen Pemasaran. Jakarta:Rajagrafindo Persada.

Burtonshaw-Gunn, Simon A-Gunn. 2011. Alat dan Teknik Analisis Manajemen.

Jakarta: Indeks.

Daigle, Tawni. 2015. DIY Succulents. United States of America: Adams Media.

Direktorat Jendral Hortikultura. 2015. Produksi Sayuran di Indonesia.

http://hortikultura.pertanian.go.id. Diakses pada 2 Januari 2017.

Endah, Joesi. 2015. Mempercantik Kaktus dan Meningkatkan Nilai Jualnya.

Jakarta: Agromedia Pustaka

Gitosudarmo, Indriyo. 2012. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: BPFE-

Yogyakarta.

Ichwanda, Fitriyah Inayah, dkk. 2015. Analisis Strategi Pemasaran Untuk

Meningkatkan Volume Penjualan Ekspor (Studi pada PT. Petrokimia

Gresik).Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 24. No 1: Universitas Brawijaya.

Kerin, Roger A. dan Robert A. Paterson. 2015. Pemasaran Strategis. Jakarta:

Indeks.

Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2014. Ekonomi Kreatif: Kekuatan

Baru Indonesia Menuju 2025. Jakarta: Kementrian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif.

Kinnerar, Thomas C, dan James R Taylor. 1988. Riset Pemasaran Pendekatan

Terpadu. Edisi Ketiga, Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kotler, P. 2000. Marketing Management: The Millennium Edition. Upper Saddle

River, NJ: Prentice-Hall International, Inc.

Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,

implementasi dan Kontrol, Edisi Sebelas. Alih Bahasa, Hendra Teguh.

Jakarta: Penerbit PT. Prenhallindo.

Kristiani, Anie. 2002. Terarium Tanaman Mungil dalam Wadah Kaca.Yogyakarta

: Agromedia Pustaka.

Kuncoro, Mudrajad. 2005. Strategi Bagaimana Meraih Kenggulan Kompetitif.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Lamb, Charles W, dkk. 2003. Pemasaran. Jakarta: Salemba Empat.

Marceau, J. 2011. Innovation and Creativity in Industry and the Service Sectors.

New York: Routledge

Martin, Tovah. 2015. Gardening trends: The rise of 'kokedama'.

http://www.telegraph.co.uk/gardening/9712283/Gardening-trends-The-rise-

of-kokedama.html. diakses pada 26 Maret 2017.

Maulida, Rizka. 2010. Strategi Pemasaran Tanaman Hias Bromelia (Studi Kasus:

Ciapus Bromel, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor).

(Skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Meldrum, M. 2000. Marketing Management: A Relationship Marketing

Perspective. London: Macmillan Press Ltd.

Mutandwa, Edward dkk. 2009. Analysis of Coffee Export Marketing in Rwanda:

Application of The Boston Consulting Group Matrix. African Journal of

Business Management. Vol. (4), pp 210-219: Higher Instute of Agriculture

and Animal Husbandry.

Page 99: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA …repository.ub.ac.id/7273/7/Anisa Eliana Garneti.pdf · ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA PENINGKATAN VOLUME ... Diajukan sebagai salah

NL, Budiasih. IGAA, Ambarwati. NW. Sri Astuti. 2014. Strategi Pemasaran

Produk Olahan Jamur Tiram pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Spora Bali.

Jurnal Manajemen Agribisnis. Vol. 2, No. 2: Universitas Udayana.

Nurdiansyah, Rusdy. 2017. Warga Curug Menikmati Hasil Budidaya Tanaman

Hias.

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/intan/17/04/12/nasional/jabodet

abek-nasional/17/01/18/ojzci8384-warga-curug-menikmati-hasil-budidaya-

tanaman-hias. diakses pada 15 agustus 2017.

Nurhadi. 2008. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Hias pada PT.

Floracipta, Taman Anggrek Ragunan, Jakarta. (Skripsi). Bogor: Institut

Pertanian Bogor

Purnama, IN, Sarma, M, dan Najib,M. 2014. Strategi Penigkatan Pemasaran

Mangga di Pasar Internasional. Jurnal Hortikultura. 24(1): 85-93,2014.

Institut Pertanian Bogor

Purwanto, Iwan. 2012. Manajemen Strategi. Bandung: Penerbit Yrama Widya.

Rangkuti, Freddy. 2016. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

Ratnasari, Juwita. 2007. Galeri Tanaman Hias Bunga. Jakarta: Penebar Swadaya.

Redaksi Agromedia. 2007. Agar Tanaman Hias Tampil Cantik. Jakarta:

Agromedia Pustaka.

Redaksi Penebar Swadaya. 2008. Sukses Memulai Bisnis Tanaman Hias.Bogor:

Penebar Swadaya.

Riyanto, Anthonius. 2007. Peluang Bisnis Tanaman. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Rukmana, Rahmat dan Yuyun Yunarsih Oesman. 1998. Kaktus. Yogyakarta:

Penerbit Kanisus.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Setiawan, Iwan. 2012. Agribisnis Kreatif. Jakarta: Penebar Swadaya.

Tjiptono., Fandy dan Chandra., Gregorius. 2012. Pemasaran Strategik edisi 2.

Yogyakarta: Andi.