analisis soal

10
Analisis Soal Adalah suatu prosedur yang sistematis, yang akan memberikan informasi- informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun (Arikunto, 2001: 205). Untuk menentukan kualitas soal yang baik dilakukan : 1. Uji Validitas 2. Uji Reliabilitas 3. Daya Pembeda Soal 4. Indeks Kesukaran 1. Validitas Yaitu, ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir sioal (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir soal tersebut (Sudjono, 2001:182). Butir soal dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau dapat dikatakan valid, jika skor-skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian dengan skor totalnya. Untuk mencari nilai koefisien validasi dapat digunakan beberapa rumus sebagai berikut: a). korelasi produk momen dengan simpangan b). korelasi produk momen dengan pearson c). korelasi produk momen dengan Rank Spearman- Brown n i i n i i n i i i xy y x y x r 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 n i i n i i n i n i i i n i i n i i n i i i xy y y n x x n y x y x n r ) 1 ( 6 1 2 1 2 n n d r n i i xy

Upload: ogijayaprana

Post on 08-Aug-2015

69 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Statistika, Pengolahan Data

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Soal

Analisis Soal Adalah suatu prosedur yang sistematis, yang akan memberikan informasi-

informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun (Arikunto, 2001: 205). Untuk menentukan kualitas soal yang baik dilakukan :

1. Uji Validitas 2. Uji Reliabilitas 3. Daya Pembeda Soal 4. Indeks Kesukaran

1. Validitas Yaitu, ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir sioal (yang merupakan

bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir soal tersebut (Sudjono, 2001:182). Butir soal dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau dapat dikatakan valid, jika skor-skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian dengan skor totalnya. Untuk mencari nilai koefisien validasi dapat digunakan beberapa rumus sebagai berikut: a). korelasi produk momen dengan simpangan b). korelasi produk momen dengan pearson c). korelasi produk momen dengan Rank Spearman- Brown

n

ii

n

ii

n

iii

xy

yx

yxr

1

2

1

2

1

2

11

22

1 1

2

111

n

ii

n

ii

n

i

n

iii

n

ii

n

ii

n

iii

xy

yynxxn

yxyxnr

)1(

61 2

1

2

nn

dr

n

ii

xy

Page 2: Analisis Soal

Kriteria Uji Koefisien Validitas, berdasarkan Guilford 1956, h. 145 adalah sebagai berikut: 0,80 < rxy 1,00 validitas sangat tinggi (sangat baik) 0,60 < rxy 0,80 validitas tinggi (baik) 0,40 < rxy 0,60 validitas sedang (cukup) 0,20 < rxy 0,40 validitas rendah (kurang) 0,00 < rxy 0,20 validitas sangat rendah (jelek) rxy 0,00 tidak valid

2. Reliabilitas Reliabilitas suatu tes pada hakikatnya menguji keajegan pertanyaan tes yang di

dalamnya berupa seperangkat butir soal apabila di berikan berulang kali pada objek yang sama. Suatu tes dikatakan reliabel apabila dalam beberapa kali pengujian memberikan hasil yang relatif sama. Menurut Arikunto (2001:90), untuk melakukan analisis reliabilitas suatu tes dapat digunakan beberapa metode, yaitu: a) Tes Tunggal ( Teknik Belah Dua atau Teknik Non Belah Dua)

Tes tunggal adalah tes yang terdiri dari satu set yang diberikan terhadap sekelompok subjek dalam satu kali pengetesan, sehingga dari hasil pengetesan hanya diperoleh satu kelompok data. Ada dua teknik untuk perhitungan reliabilitas tes, yaitu: Teknik Belah Dua Dilakukan dengan cara membagi tes menjadi dua bagian yang relatif sama

(banyaknya soal sama), sehingga masing-masing test mempunyai dua macam skor, yaitu skor belahan pertama (awal / soal nomor ganjil) dan skor belahan kedua (akhir / soal nomor genap).

Koefisien reliabilitas belahan tes dinotasikan dengan r(1/2,1/2) dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi angka kasar Pearson.

Koefisien reliabilitas keseluruhan tes dihitung menggunakan formula Spearman-Brown, yaitu:

Teknik Non Belah Dua Salah satu kelemahan perhitungan koefisien reliabilitas dengan menggunakan

teknik belah dua adalah : (1) banyaknya butir soal harus genap, (2) dapat dilakukan dengan cara yang berbeda sehingga menghasilkan nilai yang berbeda pula Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan

teknik non belah dua.

21

21

21

21

1

211 r

rr

Page 3: Analisis Soal

Untuk perhitungan koefisien reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR-20) yaitu:

n = banyaknya butir soal pi = proporsi banyak subjek yang menjawab baenar paa soal ke-i qi = proposi banyak subjek yang menjawab salah pada soal ke-i st^2 = varians skor total

b) Tes Ulang c) Tes Ekuivalen d) Tes Uraian

Untuk menghitung reliabilitas tes bentuk uraian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha, yaitu:

n = banyaknya butir soal si = standar deviasi skor soal ke-i. st = standar deviasi skor total. Kriteria Koefisien Reliabilitas Kriteria koefisien reliabilitas (Guilford, 1956: 145) adalah sebagai berikut: 0,80 < r11 1,00 reliabilitas sangat tinggi 0,60 < r11 0,80 reliabilitas tinggi 0,40 < r11 0,60 reliabilitas sedang 0,20 < r11 0,40 reliabilitas rendah -1,00 r11 0,20 reliabilitas sangat rendah (tidak

reliable)

21

2

11 1 t

n

iiit

s

qps

nnr

21

2

11 11 t

n

ii

s

s

nnr

Page 4: Analisis Soal

3. Daya Pembeda Soal Menurut Anas Sudjono( 2001:386) Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu

butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan antara tes yang berkemampuan tinggi dengan tes yang berkemampuan rendah sedemikian rupa sehingga sebagian besar tes yang memiliki kemampuan yang tinggi untuk menjawab butir item tersebut lebih banyak yang menjawab betul, sementara tes yang kemampuannya rendah untuk menjawab butir item tersebur sebagian besar tidak dapat menjawab item dengan betul.

Untuk menghitung Daya Pembeda Soa digunakan rumus: (Arikunto, 2001: 213)

D = daya pembeda Ba = jumlah kelompok atas yang menjawab benar Bb = jumlah kelompok bawah yang menjawab benar Ja = jumlah kelompok atas Jb = jumlah kelompok bawah Kriteria Daya Pembeda Soal INDEKS DAYA BEDA KLASIFIKASI 0,00 ≤ D ≤ 0,20 Jelek 0,20 < D ≤ 0,40 Cukup 0,40 < D ≤ 0,70 Baik 0,70 < D ≤ 1,00 Baik Sekali Negatif Jelek Sekali Sudijono (2006:372)

4. Tingkat Kesukaran Menurut Slameto (2001: 218), Tingkat kesukaran adalah angka yang

menunjukkan proposi siswa yang menjawab betul suatu soal. Mekin besar tingkat kesukaran, artinya soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran artinya soal itu semakin sukar. Untuk menghitung Tingkat kesukaran digunakan rumus: Sudjono (2006: 372)

P = indeks kesukaran

B = jumlah siswa yang menjawab pertanyaan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

JbBb

JaBaD

JSBP

Page 5: Analisis Soal

Kriteria Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran Kualifikasi

P < 30 % terlalu sukar 30 % ≤ P ≤ 70 sedang P > 70 % terlalu mudah

Hasil uji coba soal untuk mengukur kemampuan penalaran Kimia siswa kelas X.B Labschool UPI yang berjumlah 14 orang. Dan analisis butir soalnya untuk mengetahui instrumen yang dibuat merupakan instrumen yang memadai.

No Nama Siswa NIS Nomor Butir Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Agnia Putri P 310001 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 2 Andrea Alvialoca 303002 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 3 Ari Cahyadi Azis 310003 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 4 Arkie Raspuji 310004 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 5 Arvinsyah 310005 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0

6 Dimas Rus Prasetiyo 310006 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1

7 Fadhil M. A 310007 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 Gugi Yudha P 310008 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 Hafizh Andri K 310009 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1

10 Inda Noviyanti 310010 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1

11 Intan Nur Mulyawati 310011 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1

12 Luthfi R 310012 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 13 Luthfiany 310013 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1

14 M. Anggy Nurviawan 310014 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

Page 6: Analisis Soal

Setelah dilakukan Uji Coba Analisis Butir Soal, didapatkan nilai koefsien validasi, koefisien reliabilitas, koefisien daya pembeda soal, dan indeks kesukaran dengan kriterianya masing – masing. Sebagai berikut,

No Nama Siswa NIS Nomor Butir Soal

1 2 3

14 M. Anggy Nurviawan 310014 1 1 0

7 Fadhil M. A 310007 1 1 1 8 Gugi Yudha P 310008 1 1 1

6 Dimas Rus Prasetiyo 310006 1 0 1

9 Hafizh Andri K 310009 1 0 0

11 Intan Nur Mulyawati 310011 0 1 0

13 Luthfiany 310013 1 1 0 10 Inda Noviyanti 310010 1 1 0 12 Luthfi R 310012 1 1 0 1 Agnia Putri P 310001 0 1 0 2 Andrea Alvialoca 303002 1 0 0 4 Arkie Raspuji 310004 1 1 0 5 Arvinsyah 310005 1 1 1 3 Ari Cahyadi Azis 310003 1 0 0

Total 12 10 4

Koev. Validasi 0,03 0,32 0,22

kriteria SANGAT RENDAH RENDAH RENDAH

Ba 6 5 3 Bb 6 5 1

Daya Pembeda Soal 0,00 0,00 0,29

Kriteria JELEK JELEK CUKUP

Indeks Kesukaran 0,86 0,71 0,29

Kriteria TERLALU MUDAH

TERLALU MUDAH

TERLALU SULIT

NomorButirSoal

4 5 6 7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1

Page 7: Analisis Soal

1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 9 8 8 6

0.57 0.32 0.56 0.09

SEDANG RENDAH SEDANG SANGAT RENDAH

6 6 5 3 3 2 3 3

0.43 0.57 0.29 0.00 BAIK BAIK CUKUP JELEK 0.64 0.57 0.57 0.43

SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG

NomorButirSoal 8 9 10 Total Awal Akhir 1 1 1 9 4 5 0 1 1 8 5 3 0 1 1 8 5 3 1 1 1 7 4 3 1 1 1 7 3 4 1 1 1 7 2 5 1 1 1 7 3 4 0 1 1 6 2 4 0 1 1 6 3 3 0 1 1 5 2 3 0 1 1 5 3 2 1 0 1 5 2 3 0 0 0 4 3 1 0 0 0 2 2 0 6 11 12

Koef. Reliabilitas 0,100

Kriteria SANGAT RENDAH

0.42 0.73 0.73 SEDANG TINGGI TINGGI

5 7 7 1 4 5

0.57 0.43 0.29 BAIK BAIK CUKUP

0.43 0.79 0.86

SEDANG TERLALU MUDAH

TERLALU MUDAH

Page 8: Analisis Soal

Interpretasi Hasil Analsisa Butir Soal

Analisa Tes Adalah salah satu kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan utu

suatu tes, baik mutu keseluruhan tes maupun mutu tiap butir soal yang menjadi bagian dari tes tersebut. Yang diharapkan dapat menghasilkan nilai yang akurat dan objektif, dan tes yang diberikan kepada siswa cukup baik dan bermutu dilihat dari berbagai analisa tes, seperti kevaliditasan, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Tes yang baik dapat digunakan berulang-ulang dengan sedikit perubahan. Sebaiknya, tes yang buruk tidak digunakan untuk memberi nilai kepada siswa atau dibuang saja. (Munaf, 2001:57)

Dilihat dari Analisis tingkat validasi butir soal, didapatkan

Kategori no.soal jumlah

Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 10 tidak valid - 0

Terdapat 10 dari 10 soal yang dianalisa berkategori valid. Walaupun diantaranya terdapat 2 soal dengan tingkat ke validan sangat rendah, namun soal yang disajikan terhitung valid.

Dilihat dari Analisis daya pembeda soal, didapatkan

Kategori no.soal jumlah

Baik 4,5,8,9 4 Cukup 3,6,10 3 Jelek 1,2,7 3

Terdapat 4 soal dengan karakteristik baik, 3 nomor dengan karakteristik cukup, dan 3 nomor lain dengan karakteristik jelek.

Dilihat dari Analisis indeks kesukaran, didapatkan

kategori no.soal jumlah

terlalu sulit 3 1 Sedang 4,5,6,7,8 5

terlalu mudah 1,2,9,10 4 Terdapat satu soal yang sangat sulit, 5 soal dengan kriteria sedang dan 4 soal terlalu

mudah.

Menurut Arikunto (2002:211), daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal

untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Suatu soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun siswa bodoh, termasuk soal yang tidak baik. Jadi, soal yang baik adalah soal

Page 9: Analisis Soal

yang dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang pandai saja. Dilihat dari hasil analisis daya pembeda soal, didapatkan 3 soal dengan daya pembeda yang baik artinya 4 soal tersebut dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.tiga nomor soal dengan kriteria daya pembeda cukup, artinya cukup dapat membedakan kelompok siswa pandai dengan siswa kelompok siswa kurang pandai. Sedangkatn 3 soal dengan kriteria jelek yaitu no soal 1,2,7 yang artinya soal tersebut bukan termasuk soal yang baik, karena baik siswa pandai maupun siswa berkemampuan rendah dapat menjawab dengan benar,sehingga soal tersebut tidak bisa membedakan antara kelompok yang pandai dan kurang pandai. Dilihat dari kehomogenan soal, dapat disebabkan pula pilihan jawaban yang di sajikan terlalu mencolok perbedaannya antara awaban yang benar dan yang salah. Sehingga 3 soal tersebut harus di revisi untuk memenuhi kriteria soal yang baik.

Menurut Sudjana (2004: 136) sebaiknya sebuah paket soal yang diberikan kepada siswa memiliki keseimbangan antara sukar : sedang : mudah, dengan perbandingan 3: 4: 3 atau 2: 5: 3. Dari hasil analisa terhadap indeks kesukaran, diperoleh 1 soal terlalu sulit, 5 soal sedang, dan 4 soal terlalu mudah. Dengan perbandingan sukar: sedang: mudah adalah 1: 5: 4. Perbandingan tersebut tentunya tidak seimbang. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlal sukar dan tidak terlalu mudah. Karena menurut Arikunto (2002: 207) soal yang terlalu sulit dapat membuat siswa yang menjawab jadi mudah putus asa untuk menyelesaikannya, sedangkan soal terlalu mudah, tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya.

butir soal validitas reliabilitas daya pembeda

indeks kesukaran Kriteria

1 valid 0,1 "sgt rendah" jelek terlalu mudah Memenuhi persyaratan

2 valid 0,1 "sgt rendah" jelek terlalu mudah Memenuhi persyaratan

3 valid 0,1 "sgt rendah" cukup terlalu sulit Memenuhu persyaratan

4 valid 0,1 "sgt rendah" baik sedang Memenuhi persyaratan

5 valid 0,1 "sgt rendah" baik sedang Memenuhi persyaratan

6 valid 0,1 "sgt rendah" cukup sedang Memenuhi persyaratan

7 valid 0,1 "sgt rendah" jelek sedang Memenuhi persyaratan

8 valid 0,1 "sgt rendah" baik sedang Memenuhi persyaratan

9 valid 0,1 "sgt rendah" baik terlalu mudah Memenuhi persyaratan

10 valid 0,1 "sgt rendah" cukup terlalu mudah Memenuhi persyaratan

Page 10: Analisis Soal

Hasil analisis dari ke empat faktor menunjukkan kesepuluh soal yang diberikan

memenuhi persayaratan. Karena kesepuluh soal bernilai valid semua, walaupun tingkat reliabilitasnya sangat rendah. Dan silihat dari soal nomor 1, dan 2 dimana daya pembedanya jelek dapat berarti soal tersebut bisa di revisi,baik dari segi soal maupun segi pilihan -pilihan jawaban yang disesuaikan agar lebih memenuhi persyaratan sebagai soal yang baik.

Ketuntasan adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Menurut Mulyasa (2004: 99) seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan dan menguasai kompetensi pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan pembelajaran dikatakan behasil bila sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut mampu menguasai tujuan pembelajaran minimal 65%.

Dari 14 peserta ujian yang dapat memenuhi kriteria kelulusan dengan nilai minimal 70 ada 7 siswa. Dimana setangahnya dari peserta tersebut tidak memenuhi kriteria kelulusan. Yang artinya dari 14 siswa belum mencapai angka 85% yang mampu memenuhi krtiteria ketuntasan belajar. Dimana seharusnya terdapat 11-12 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan maka soal tersebut dapat di katakan sudah mencapai tujuan pembelajaran. Daftar Pustaka http://www.docstoc.com/docs/36726316/ANALISIS-VALIDITAS-DAN-RELIABILITAS-BUTIR-SOAL-ULANGAN-AKHIR