analisis sistem pengelolaan samp ah kot a (studi …

12
Prosiding Seminar Nasional TeJ.:l101ogi Pengelolaan Limbah XV - 2017 ISSN 1410 - 6086 ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMP AH KOT A (STUDI KASUS: KOT A SERANG) Ricky Febriyanto Sekolah I1mu Lingkungan Universitas Indonesia Salemba - Gedung C (FKG) Lt. 5 dan 6 JI. Salemba Raya No.4 - Jakarta Pusat 10430 [email protected] ABSTRAK ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SERANG. Pengelolaan sampah perkotaan adalah bentuk pelayanan publik di sektor kebersihan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Karakteristik timbulan sampah perkotaan yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, membutuhkan sistem pengelolaan sampah yang dapat menjamin keberlangsungan di setiap dimensi kehidupan. Saat ini sistem pengelolaan sampah Kota Serang masih dikelola dengan sistem pengelolaan konvensional Kumpul-Angkut-Buang (KAB), sehingga berpotensi menimbulkan dampak negatif pada setiap dimensi kehidupan (sosial, ekonomi dan lingkungan). Untuk mengetahui pennasalahan dari kompleksitas sistem pengelolaan sampah Kota Serang, maka digunakan pendekatan yang bersifat multidisiplin dan integralistik. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dengan metode pennodelan System Dynamics. Hasil analisis menunjukkan, karakteristik timbulan sampah Kota Serang ditandai dengan pertumbuhan Jumlah Timbulan Sampah (JTS), cenderung mengalami peningkatan mengikuti pertumbuhan penduduk. Diperkirakan pada tahun 2014, nilai JTS di Kota Serang adalah sebesar 78.409.628,50 kg dengan nilai Timbulan Sampah per Kapita (TSK) sebesar 0,35 kg/jiwa/hari. Hasil simulasi model pada kondisi Business as Usual (BAU) menunjukkan terdapat dua pennasalahan utama pada sistem pengelolaan sampah Kota Serang. Pennasalahan pertama adalah cakupan pelayanan persampahan yang tidak dapat memenuhi ketentuan SPM (Standar Pelayanan Minimal) cakupan pelayanan persampahan perkotaan sebesar 70%. Diprediksi dari tahun 2008-2030 nilai cakupan pelayanan persampahan Kota Serang hanya mencapai 46,37% penduduk per tahun. Pennasalahan ke dua adalah pada tahun 2030 TP A Cilowong telah memasuki keadaan jenuh. Kata Kunci : sistem pengelolaan sampah, system dynamics, model, status keberlanjutan, cakupan pelayanan persampahan, JTS. ABSTRACT ANALYSIS OF SOLID WASTE MANAGEMENT SYSTEM IN SERANG CITY. Municipal solid waste management is a form of public service which is provided by local government. Characteristics of municipal waste generation an ever increasing along with population growth. requiring waste management system that can ensure the sustainability in every dimension of life. The current waste management system in the City of Serang is still managed with conventional management systems (end of pipe), that potentially could be negative impact in every dimension of life (social, economic and environmental). In order to know the problems of complexity waste management system in the city of Serang, therefor the appropriate analytical approach is multidisciplinary and integrative. Asfor the approach used is a quantitative approach, with method a System Dynamics modeling. Result of analysis shows, waste generation characteristics in the city of Serang characterized by the growth of Amount Waste Generation (iTS), tends to increase following the population growth. Estimated in 2014, the value of iTS in Serang city amounted to 78,409,628.50 kg with a value of Waste Generation per Capita (TSK) of 0.35 kg / person / day. Results of model simulations on condition Business as Usual (BA U) shows that there are two main problems in the waste management system in the city of Serang. The first problem is the coverage waste services cannot fidfill the provisions of SPM urban waste service coverage by 70%. Predicted from years 2008-2030 the value waste services coverage in the City of Serang is only reaches 46.37% of the population per year. The second problem is in 2030 TPA Cilowong has entered the state of saturation. Keywords: waste management system, system dynamics, models. sustainable status, service coverage for waste, iTS. PENDAHULUAN Aktivitas kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari sampah. Manusia seringkali tidak menyadari bahwa keberadaan sampah (secara kualitas dan kuantitas) turnt mengalami perubahan seffing dengan perkembangan peradaban manusia. Kualitas sampah dapat mencerminkan tingkat perkembangan kemampuan intelektual dan teknologi yang digunakan manusia saat itu. Kuantitas sampah identik dengan sumber penghasil sampah yang erat kaitannya dengan pertumbuhan manusia. Semakin meningkat pertumbuhan manusia maka semakin meningkat pula tfffibulan sampah. Masalah sampah di Indonesia telah menjadi permasalahan nasional. Diperkirakan hanya sekitar 60% sampah kota-kota besar di Indonesia yang dapat terangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) [1]. Nilai tersebut tidak berbeda secara signiftkan dengan hasil penelitian yang 109

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMP AH KOT A (STUDI …

Prosiding Seminar Nasional TeJ.:l101ogi Pengelolaan Limbah XV - 2017 ISSN 1410 - 6086

ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMP AH KOT A(STUDI KASUS: KOT A SERANG)

Ricky FebriyantoSekolah I1mu Lingkungan Universitas Indonesia Salemba - Gedung C (FKG) Lt. 5 dan 6

JI. Salemba Raya No.4 - Jakarta Pusat [email protected]

ABSTRAK

ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA SERANG. Pengelolaan sampah perkotaan adalah bentukpelayanan publik di sektor kebersihan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Karakteristik timbulan sampahperkotaan yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, membutuhkan sistem pengelolaan sampahyang dapat menjamin keberlangsungan di setiap dimensi kehidupan. Saat ini sistem pengelolaan sampah Kota Serangmasih dikelola dengan sistem pengelolaan konvensional Kumpul-Angkut-Buang (KAB), sehingga berpotensimenimbulkan dampak negatif pada setiap dimensi kehidupan (sosial, ekonomi dan lingkungan). Untuk mengetahuipennasalahan dari kompleksitas sistem pengelolaan sampah Kota Serang, maka digunakan pendekatan yang bersifatmultidisiplin dan integralistik. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dengan metodepennodelan System Dynamics. Hasil analisis menunjukkan, karakteristik timbulan sampah Kota Serang ditandai denganpertumbuhan Jumlah Timbulan Sampah (JTS), cenderung mengalami peningkatan mengikuti pertumbuhan penduduk.Diperkirakan pada tahun 2014, nilai JTS di Kota Serang adalah sebesar 78.409.628,50 kg dengan nilai TimbulanSampah per Kapita (TSK) sebesar 0,35 kg/jiwa/hari. Hasil simulasi model pada kondisi Business as Usual (BAU)menunjukkan terdapat dua pennasalahan utama pada sistem pengelolaan sampah Kota Serang. Pennasalahan pertamaadalah cakupan pelayanan persampahan yang tidak dapat memenuhi ketentuan SPM (Standar Pelayanan Minimal)cakupan pelayanan persampahan perkotaan sebesar 70%. Diprediksi dari tahun 2008-2030 nilai cakupan pelayananpersampahan Kota Serang hanya mencapai 46,37% penduduk per tahun. Pennasalahan ke dua adalah pada tahun 2030TP A Cilowong telah memasuki keadaan jenuh.

Kata Kunci : sistem pengelolaan sampah, system dynamics, model, status keberlanjutan, cakupan pelayananpersampahan, JTS.

ABSTRACT

ANALYSIS OF SOLID WASTE MANAGEMENT SYSTEM IN SERANG CITY. Municipal solid waste management is aform of public service which is provided by local government. Characteristics of municipal waste generation an everincreasing along with population growth. requiring waste management system that can ensure the sustainability inevery dimension of life. The current waste management system in the City of Serang is still managed with conventionalmanagement systems (end of pipe), that potentially could be negative impact in every dimension of life (social,economic and environmental). In order to know the problems of complexity waste management system in the city ofSerang, therefor the appropriate analytical approach is multidisciplinary and integrative. Asfor the approach used is aquantitative approach, with method a System Dynamics modeling. Result of analysis shows, waste generationcharacteristics in the city of Serang characterized by the growth of Amount Waste Generation (iTS), tends to increasefollowing the population growth. Estimated in 2014, the value of iTS in Serang city amounted to 78,409,628.50 kg witha value of Waste Generation per Capita (TSK) of 0.35 kg / person / day. Results of model simulations on conditionBusiness as Usual (BA U) shows that there are two main problems in the waste management system in the city ofSerang. The first problem is the coverage waste services cannot fidfill the provisions of SPM urban waste service

coverage by 70%. Predicted from years 2008-2030 the value waste services coverage in the City of Serang is onlyreaches 46.37% of the population per year. The second problem is in 2030 TPA Cilowong has entered the state ofsaturation.

Keywords: waste management system, system dynamics, models. sustainable status, service coverage for waste, iTS.

PENDAHULUAN

Aktivitas kehidupan sehari-hari manusiatidak terlepas dari sampah. Manusia seringkalitidak menyadari bahwa keberadaan sampah(secara kualitas dan kuantitas) turnt mengalamiperubahan seffing dengan perkembanganperadaban manusia. Kualitas sampah dapatmencerminkan tingkat perkembangankemampuan intelektual dan teknologi yangdigunakan manusia saat itu. Kuantitas sampah

identik dengan sumber penghasil sampah yangerat kaitannya dengan pertumbuhan manusia.Semakin meningkat pertumbuhan manusia makasemakin meningkat pula tfffibulan sampah.

Masalah sampah di Indonesia telah menjadipermasalahan nasional. Diperkirakan hanyasekitar 60% sampah kota-kota besar di Indonesiayang dapat terangkut ke Tempat PemrosesanAkhir (TPA) [1]. Nilai tersebut tidak berbedasecara signiftkan dengan hasil penelitian yang

109

Page 2: ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMP AH KOT A (STUDI …

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XV - 2017 /SSN 14/0 - 6086

Sumber: BPS Kola Serang [4]

Tabel I lumlah Penduduk Kala Serang Tahun 2008­2012.

meningkatnya pertumbuhan penduduk di KotaSerang diikuti dengan peningkatan tirnbulansampah yang menyebabkan peningkatankebutuhan sarana persampahan [3].

NoTabunJumlab Penduduk (Jiwa)

1

2008 493.232

2

2009 497.910

3

2010 577.785

4

2011 598.407

5

2012 611.897

dilakukan Rahim, Nakayama dan Shimaoka [2],terkait pengelo laan sampah di kota-kota besar diIndonesia diantaranya yaitu, DKI Jakarta,Palembang, Medan, Bandung, Bekasi, Makassar,Surabaya, Semarang dan Depok. Menumtmereka, rata-rata jumlah sampah yang dapatterangkut dari kesembilan kota tersebut barnmencapai 69,78%. Sebagian besar kota-kota diIndonesia masih menerapkan paradigmapengelolaan sampah KAB (Kumpul- Angkut­Buang). Akibatnya, TP A sebagai titik akhirpembuangan sampah dituntut untuk dapatmenerima sampah dalam jumlah besar tanpaproses pengohhan. Hal inilah yang menjadisebab terjadi kondisi kegagalan TPA akibatketidakmampuan TP A dalam menampungsampah maupun mengatasi dampak pencemaranyang ditimbulkannya .

Kota Serang saat ill! mem!lik! satu buah saranaKota Serang sebagai Ibu Kota Provinsi Banten TP A, yaitu TP A Cilowong yang terletak diadalah daerah hasil pemekaran sebagian wilayah Kecamatan Taktakan sebelah barat Kota Serang.dari Kabupaten Serang. Berdasarkan data Badan TPA Cilowong pada mulanya didirikan olehPusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kota Pemerintah Kabupaten Serang. SemenjakSerang pada tahun 2012 adalah 611.897 jiwa, Kabupaten Serang mengalami pemekaran,meningkat dari 598.407 jiwa pada tahun 2011. kepemilikan aset TPA Cilowong menjadiSebagaimana yang diperlihatkan pada Tabel I, wewenang dari Pemerintah Kota Serang.rata-rata pertumbuhan penduduk Kota Serang Berdasarkan data rekapitulasi penerimaandari tahun 2008-2012, mencapai angka sampah TPA Cilowong (Tahun 1995-2011) yangpertumbuhan sebesar 5,7% per tahun. Jumlah diperlihatkan pada Tabel 2, menunjukkan bahwapenduduk Kota Serang yang terns meningkat penerimaan sampah di TP A Cilowong setiapmembawa konsekuensi logis peningkatan tahunnya mengalami peningkatan. Kondisiaktivitas penduduk, yang berarti juga dapat tersebut apabila tidak disertai denganmeningkatkan jumlah tirnbulan sampah. Hal ini pengelolaan sampah yang tepat, maka dapatdidukung pula melalui penelitian yang dilakukan mengakibatkan TP A akan cepat penuh danoleh Hanafiah, ia mengungkapkan bahwa mempersingkat usia TPA.

Tabel 2 Rekapitulasi Penerimaan Sampah yang Masuk ke TP A Cilowong (Tahun 1995-2010).

NoTabunJum1ab Sampab Masuk

Keterangan(m3)1

1995 32.480Kabupaten Serang"

1996 42.840Kabupaten SerangL.3

1997 47.880Kabupaten Serang4

1998 52.920Kabupaten Serang,.

1999 57.960Kabupaten Serang-'6

2000 60.340Kabupaten Serang7

2001 63.840Kabupaten Serang8

2002 65.870Kabupaten Serang9

2003 69.160Kabupaten Serang10

2004 73.360Kabupaten Serang11

2005 80.430Kabupaten Serang12

2006 85.255Kabupaten Serang13

2007 89.824Kabupaten Serang14

2008 99.373KotaIKabupaten Serang15

2009 136.097KotaIKabupaten Serang16

2010 159.216Kota/Kabupaten Serang

Sumber: DTK Kala Serang [5].

110

Page 3: ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMP AH KOT A (STUDI …

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XV - 2017 ISSN 1410 - 6086

Adanya bukti keterkaitan antara jumlahpenduduk, timbulan sampah, kebutuhan saranapersampahan, dan kapasitas TP A, membuktikanbahwa sistem pengelolaan sampah Kota Serangtermasuk kedalam sistem yang kompleks (rumit).Terdapat berbagai unsur penyusun sistempengelolaan sampah Kota Serang, yang satusama lain saling berhubungan dan bersifatinterdipendensi. Peningkatan jumlah pendudukKota Serang yang telah dijelaskan sebelumnya,berkolerasi sebagai penyebab terjadinyapeningkatan timbulan sampah. Bertambahnyajumlah timbulan sampah, juga berhubungandengan unsur peningkatan kebutuhan akan saranadan prasarana. Kondisi meningkatknyakebutuhan tersebut, akan mempengaruhi biayapengelolaan sampah yang harus direalisasikanoleh Pemerintah Kota Serang. Semakin besarrealisasi biaya pengelolaan sampah yangdikeluarkan, maka semakin tinggi pula nilaicakupan pelayanan persampahan yang dapatdicapai. Cakupan pelayanan persampahan padaakhirnya akan mempengaruhi jumlah timbulansampah yang dapat di angkut menuju TP A.

Belum adanya penelitian terkaitkompleksitas sistem pengelolan sampah KotaSerang, mengakibatkan selama ini kebijakanpersampahan yang diambil didasarkan padapendekatan analisis yang parsial. Padahal kajianyang bersifat parsial memiliki keterbatasandalam memberikan informasi maupun penjelasanuntuk pembuatan keputusan yang bersifat makro,sehingga berpotensi menghasilkan kebijakanyang keliru. Oleh karena itu dibutuhkanpendekatan yang komprehensif dalammenyelesaikan setiap permasalahan sampah yangmuncul, sehingga diperoleh sistem kelola sampahyang baik dan berkelanjutan.

Pengelolaan sampah berlanjutan adalahpengelolaan sampah yang dilaksanakanberdasarkan empat hal yaitu, kemampuan sumberdaya, kondisi ekologi, ekonomi serta pengelolaanyang dapat diwariskan untuk generasi masadepan [6]. Klundert, menyatakan bahwapengelolaan sampah berlanjutan merupakanpengelolaan sampah terpadu dengan kondisilayak secara prespektif teknis, lingkungan, sosial,ekonomi dan kelembagaan [7]. Serangkaianproses pengelolaan sampah yang berlanjutanharus dapat memenuhi tiga dimensi paradigmaberlanjutan yaitu ekonomi, sosial dan lingkungansehingga dapat memenuhi kebutuhan sertakelangsungan untuk generasi di masa mendatang.

Pengelolaan sampah di Kota Serangyang sesuai dengan konsep berlanjutan,tercantum di dalam peraturan daerah (perda)Kota Serang nomor 10 tahun 2012 TentangPengelolaan Sampah. Perda tersebut mengatur

bahwa pengelolaan sampah harus bertujuanuntuk menjaga kelestarian fungsi lingkunganhidup, kesehatan masyarakat dan menjadikansampah sebagai sumber daya [8]. Kenyataanyang ada sekarang di Kota Serang justrusebaliknya. Sistem pengelolaan sampah KotaSerang belum dapat memenuhi tujuanpengelolaan sampah berdasarkan perda KotaSerang nomor 10 tahun 2012. Indikatornyaadalah karakteristik timbulan sampah KotaSerang yang semakin meningkat seiring denganpertumbuhan penduduknya, masih dikeloladengan sistem konvensional (Kumpul-Angkut­Buang). Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis karakteristik timbulan sampah diKota Serang seiring dengan pertumbuhanpenduduknya dan menganalisis model SystemDynamics (SD) yang komprehensif dan dapatmerepresentasikan sistem pengelolaan sampahKota Serang saat ini, sehingga dapat dipahamipermasalahan yang dihadapinya.

Penelitian ini diharapkan dapatmemberikan manfaat teoretis dan praktisdiantaranya yaitu; Memberikan pengetahuantentang bagaimana melakukan analisis kebijakansecara teknis dan operasional, menggunakansimulasi model sistem pengelolaan sampahperkotaan berdasarkan met ode SD. Selain itupenelitian ini bermanfaat dalam memberikaninformasi berbasis komputer melalui aplikasisoftware permodelan, tentang bagaimanadinamika sampah yang terjadi di dalam sistempengelolaan sampah Kota Serang.

METODOLOGI

Pendekatan yang digunakan padapenelitian ini adalah pendekatan kuantitati£Untuk tercapainya tujuan dari penelitian ini,maka digunakan dua cara penc:apaian, yaitumetode SNI Nomor 19-3964-1995, TentangPengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulandan Komposisi Sampah Perkotaan dan metodepermodelan System Dynamics.

A. Metode SNI Nomor 19-3964-1995

T eknik pengambilan sampel di setiaplokasi sampel dilakukan dengan teknik simplerandom sampling. Diperoleh total sampelsebanyak 261 KK yang tersebar di setiap wilayahadministratif Kota Serang (Kecamatan; CipocokJaya, Curug, Kasemen, Serang, Taktakan danWalantaka). Setelah diperoleh lokasi sampel,tahapan selanjutnya adalah pengukuran sampelyang dilakukan dengan cara menimbang beratsampah. Setelah diperoleh berat sampah secaramenyeluruh, maka dapat ditentukan nilai sampelTimbulan Sampah per Kapita (TSK) berdasarkanperhitungan menggunakan persamaan [9]:

111

Page 4: ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMP AH KOT A (STUDI …

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XV - 2017 fSSN I4fO - 6086

TSK=~ II

Keterangan:

TSK = Timbulan Sampah per Kapita(kg/jiwa/ minggu)

Bs = Berat sampah yang diukur (kg/minggu).

u = lumlah unit penghasil sampah Uiwa)

Setelah diperoleh nilai TSK, maka dapatdilakukan analisis selanjutnya yaitu analisisjumlah timbulan sampah (JTS). Analisis JTSadalah estimasi jumlah sampah yang dihasilkandi Kota Serang dari sumber sampah permukimandalam jangka waktu satu tahun. Estimasi inimerupakan l<mgkah awal penelitian yangberfungsi sebagai dasar dari perancangan, danpengkajian model sistem pengelolaan sampahperkotaan. Mengacu pada peraturan SNI 19­3964-1995, maka estimasi jumlah sampah yangdihasilkan dalam satu tahun dapat dihitungmenggunakan persamaan berikut [9]:

ITS = TSKx Penduduk

Keterangan:

JTS = lumlah timbulan sampah(kg/tahun).

TSK = Timbulan sampah per kapita(kg/jiwa/tahun).

Penduduk = lumlah manusia yang tercatatsebagai warga atau masyarakatKota Serang setiap tahun Uiwa).

Analisis selanjutnya adalah analisiskapasitas TP A. Analisis ini, adalah mengestimasiluas lahan ideal yang dibutuhkan dalammenampung sampah. Analisis kapasitas TPAditentukan berdasarkan rasio pemadatan, yaitupengurangan volume sampah setelah mengalamiproses pemadatan ditempat TP A baik sengajadipadat maupun pemadatan akibat berat sendirisampah. Asumsi rasio sebesar I bagian tanahpenutup berbanding 4 bagian sampah, makakebutuhan lahan ideal untuk TPA landfill dapatdihitung menggunakan persamaan sebagaiberikut:

dimana:

A= VNd

Keterangan:112

v = Volume sampah dan tanah penutup per jiwaper tahun (m3/jiwa/tahun)

R = Laju timbulan sampah per orang per tahun(kg/jiwa/tahun)

D = Densitas sampah sebelum dipadatkan yangtiba di TPS/TP A (kg/m3)

P = Persentase pengurangan volume karenapemadatan

A = Luas lahan yang diperlukan (m2/tahun)

N = lumlah penduduk yang dilayani Uiwa)

d = Tinggilkedalaman sampah dan tanah penutup

B. Metode Permodelan System Dynamics.

Penggunaan metode permodelan diawali

dengan tahapan deskriptif analitik yaitu proses

pemahaman sistem pengelolaan sampah Kota

Serang yang diuraikan kedalam bentuk deskripsisistem. Proses deskripsi sistem dilakukan melalui

penyusunan informasi dan data yang diperoleh

dari berbagai sumber baik dari observasi

dilapangan maupun dari berbagai sumber kajianilmiah. Hasil penyusunan informasi dan data

kemudian diinterpretasikan secara sistema tis dan

digeneralisasi kedalam bentuk model diagram

hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel

utama penyusun sistem pengelolaan sampah

Kota Serang. Adapun Model diagram hubungansebab-akibat yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Causal Loop Diagram (CLD).

Setelah diperoleh model CLD,pekerjaan selanjutnya adalah mengembangkanCLD ke dalam model diagram alir berbasiskomputer, berupa Stock and Flow Diagrams(SFD). Proses transformasi CLD ke SFDberfungsi menganalisis secara kuantitatif modelsistem pengelolaan sampah Kota Serang,sehingga dihasilkan data numerik yang lebihspesiftk dari setiap komponen penyusun model.Adapun program komputer yang digunakanuntuk membangun SFD pada penelitian ini,adalah menggunakan bantuan perangkat lunakpermodelan Powersim Studio 8 Enterprise,dengan lisensi berasal dari Badan KoordinasiSurvei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal).

Berdasarkan hasil pembuatan modelSFD, maka dilakukan teknik simulasi yaituproses operasionalisasi model SFD secarasimultan dalam jangka waktu tertentu padakondisi skenario model Business as Usual

(BAD). Menurut Soesilo dan Karuniasa,Simulasi memberikan gambaran kinerja sistem,

Page 5: ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMP AH KOT A (STUDI …

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XV - 2017 ISSN 1410 - 6086

baik kinerja sistem sampai dengan saat inimaupun prediksi sistem hingga periode waktutertentu [10].

Simulasi model SFD menghasilkan datanumerik dari setiap komponen model, yangditampilkan dalam bentuk tabel maupun graflkwaktu. Beberapa data komponen model yangakan ditampilkan pada tahapan ini adalah datapenduduk, jumlah sampah TP A, realisasi biayapengelolaan sampah dan PDRB. Setelahdiperoleh data numerik dari setiap komponenmodel, maka langkah selanjutnya adalahmemvalidasi model.

Model dinyatakan valid apabila secarastruktur model telah sesuai dengan informasi dandata (kondisi eksisting Kota Serang sebagaiwilayah penelitian, karakteristik timbulansampah, pelayanan persampahan Kota Serangdan landasan teoretis ilmiah) serta secara statistikditandai dengan nilai penyimpangan modelberada dibawah ketentuan nilai perhitunganvaliditas nilai Absolute Mean Errors (AME).Ketentuan perhitungan validitas nilai AME, yaitunilai AME :S 10% untuk penelitian di dalamlaboratorium (hampir semua variabel dapatdikontrol), dan nilai AME :S 30% untukpenelitian lapangan (dimana hampir semuavariabel tidak dapat dikontrol). Berikut rumusAME yang digunakan untuk menghitungpenyimpangan tersebut [II]:

,:x_ :XIAME = -----x 100%

:xNilai :x adalah nilai rata-rata dari data hasil

simulasi, nilai :x adalah nilai rata-rata dari data

empirik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Karakteristik Timbulan Sampah diKota Serang.

Bertambahnya penduduk Kota Serangsetiap tahunnya, menggambarkan semakinbanyak orang yang menetap dan bertempat

tinggal di wilayah permukiman Kota Serang. Halini mengindikasikan semakin tinggi aktivitasyang berpotensi menghasilkan sampah diwilayah permukiman. Hasil analisis timbulansampah Kota Serang dengan menggunakanmetode SNI 19-3964-1995, menghasilkan nilairata-rata timbulan sampah Kota Serang per kapitapada tahun 2014 adalah sebesar 0,35kg/jiwa/hari. Nilai ill! menjelaskan bahwa,diperkirakan setiap satu orang penduduk KotaSerang menghasilkan sampah dalam satu harisebesar 0,35 kg, atau setara dengan volumesampah sebesar 1,75 liter. Secara lebih terperincihasil analisis terkait pengukuran contoh timbulansampah di seluruh kecamatan Kota Serang dapatdilihat pada Tabel3.

Berdasarkan data pada Tabel 3,diperoleh nilai TSK terbesar berasal dariKecamatan Serang, yaitu sebesar 0,42kg/jiwa/hari. Diurutan selanjutnya adalahKecamatan Cipocok Jaya dengan nilai TSKsebesar 0,34 kg/jiwa/hari. Untuk beberapakecamatan lainnya diperoleh nilai TSK yangtidak berbeda jauh, yaitu berkisar antara 0,28­0,30 kg/jiwa/hari. Nilai TSK membuktikanbahwa jumlah sampah yang dihasilkan di suatuwilayah sangat dipengaruhi oleh jumlahpenduduknya. Semakin tinggi jumlah pendudukdi suatu wilayah, maka semakin besar potensisampah yang dihasilkan setiap orangnya.

113

Page 6: ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMP AH KOT A (STUDI …

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XV - 2017 /SSN /4/0 - 6086

Tabel3. Hasil Analisis Pengukuran Timbulan Sampah di Setiap Kecamatan Kota Serang Tahun 2014.

NoKecamatan JiwaBerat Sampah

(k~/hari)1Cipocok Jaya 14749,93

2Serang 349145,98

3Kasemen 16550,05

4Walantaka 15045,28

5T aktakan 11933,78

6Curug 7623,05

Total1006348,08

TSK0,35 kg/jiwa/tahun

TSK (dalam tahun)127,75 kg/jiwaltahun

Setelah diperoleh nilai TSK Kota Serang,selanjutnya dilakukan analisis estimasi JumlahTimbulan Sarnpah (ITS) dalam jangka waktusatu tahun. Basil perhitungan menunjukkan,bahwa nilai ITS di Kota Serang pada tahun 2014sebesar 78.409.628,50 kg, atau setara denganjumlah volume sampah yang dihasilkan setiapharinya sebesar 1.074,10 m3/hari. Jumlahtimbulan sampah yang dihasilkan di Kota Serangsebagian besar dikelola pemerintah dengan caradikumpulkan, diangkut dan ditimbun di TPACilowong. Apabila digunakan asumsi bahwavolume sampah Kota Serang yang masuk keTP A Cilowong setiap harinya berjumlah sekitar500 m3/hari [12], maka dapat diperkirakancakupan pelayanan persampahan PemerintahKota Serang pada tahun 2014, barn dapatmencapai agregrat sebesar 46,55%.

Setelah diperoleh nilai jumlah sampahyang dihasilkan dan agregrat cakupan pelayananpersampahan Kota Serang, maka dapat dilakukananalisis kapasitas TPA Cilowong. Diketahuibahwa pada tahun 2014 nilai luas lahan idealyang dibutuhkan TP A Cilowong untukmenampung sampah yang dihasilkan dari jumlahpenduduk terlayani, adalah seluas 1,37 haltahun.Artinya, untuk setiap jumlah sampah yangdihasilkan sebesar 36.500.219 kg, makadiperlukan luas lahan TP A seluas 1,37 ha, atausetara dengan nilai 2,66 ton/m2. Pada analisisselanjutnya nilai ini, akan digunakan sebagaistandar untuk menentukan daya tampung danusia TP A Cilowong.

Analisis Model Sistem Pengelolaan SampahKota Serang.

Untuk memudahkan pemahaman ruanglingkup sistem pengelolaan sampah Kota Serang,maka dibuat struktur CLD model sistem

pengelolaan sampah Kota Serang, yang dibagikedalam tiga sub-sistem. Sub-sistem pertamaadalah dimensi sosial, yang diwakili olehkomponen sosial, yaitu penduduk dan cakupanpelayananan persampahan. Sub-sistem kedua

114

adalah dimensi lingkungan, yang diwakili olehkomponen lingkungan, seperti sampah kota,volume sampah terangkut, sampah TP A,produksi LFG dan emisi CH4.

Untuk sub-sistem ketiga adalah dimensiekonomi, yang diwakili oleh komponenekonomi, seperti PDRB, realisasi biayapengelolaan sampah dan total biaya sosial.Ketiga sub-sistem illt, merupakan bentukgeneralisasi (penyederhanaan) darikompleksitasnya hubungan antarkomponen, yangterdapat pada kondisi eksisting Kota Serangsebagai wilayah penelitian, karakteristiktimbulan sampah dan pelayanan persampahanKota Serang.

Struktur CLD model sistem pengelolaansampah Kota Serang, merupakan integrasihubungan sebab-akibat dari setiap komponenpembentuk sub-sistem. Konsep hubungan sebab­akibat antarsub-sistem, diawali dari pertemuanantara sub-sistem dimensi sosial dengan sub­sistem dimensi lingkungan. Pertemuan terse but,terbentuk melalui hubungan sebab-akibat antarakomponen penduduk dengan komponen sampahKota. Berdasarkan kondisi Kota Serang, dalamhal ini kondisi demografi dan karakteristiktimbulan sampah, maka komponen penduduk dansampah Kota Serang membentuk hubungansebab-akibat searah (bergerak ke arah yangsarna). Hubungan tersebut, merupakaninterpretasi dari kondisi peningkatan pendudukKota Serang, yang mengakibatkan bertambahnyasampah Kota Serang.

Pertemuan sub-sistem dimensi

lingkungan dengan sub-sistem dimensi ekonomi,terbentuk melalui hubungan sebab-akibat antarakomponen jumlah sampah TPA dengan realisasibiaya pengelolaan sampah. Berdasarkan kondisiKota Serang, dalam hal irti kondisi ekonomi dankarakteristik timbulan sampah, maka komponenjumlah sampah TPA dan realisasi biayapengelolaan sampah Kota Serang membentukhubungan sebab-akibat searah. Hubungan

Page 7: ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMP AH KOT A (STUDI …

Prosiding Seminar Nasional Tel..-nologiPengelolaan Limbah XV - 2017 ISSN 1410 - 6086

tersebut, merupakan interpretasi dari kondisipeningkatan jumlah sampah TPA Cilowong,yang mengakibatkan meningkatnya realisasibiaya pengelolaan sampah.

Pertemuan sub-sistem dimensi ekonomi

dengan sub-sistem dimensi sosial terbentukmelalui hubungan sebab-akibat antara komponenrealisasi biaya pengelolaan sampah dengancakupan pelayanan persampahan. Berdasarkanhasil pengamatan beserta kajian literasi, terkaitkondisi ekonomi dan pelayanan persampahanKota Serang, diketahui bahwa komponenrealisasi biaya pengelolaan sampah dengan

~Hii.1u •.• Komponrn sub-~is.!em din)i."11si Itnj:;lmnp3n

JltlRl?J )\.f.mJX'1f)Cn ~ub-~i~t"mdmKn$i ek(1I).;)mi

Hi1am ::: KOmporltfl jUb-sistCin dimensi S05iat

--. Sttultur siqau 'nd~cnu.. ••

_ ~ SttuUur UJr.p<u1 ballk 1)'",..Jb.Jdi

-.. ," Kl)mroo;:n bata.;; si"lt"m

cakupan pelayanan persampahan membentukhubungan sebab-akibat searah. Hubungan sebab­akibat searah dari komponen realisasi biayapengelolaan sampah dengan cakupan pelayananpersampahan, merupakan interpretasi darikondisi peningkatan realisasi biaya pengelolaansampah, mengakibatkan cakupan pelayananpersampahan Kota Serang juga mengalamipeningkatan. Secara lengkap hubungan sebab­akibat dari setiap komponen pembentuk sub­sistem dimensi lingkungan, ekonomi dan sosialpada model sistem pengelolaan sampah KotaSerang, dapat dilihat pada Gambar I.

Gambar I. Struktur CLD Model Sistem Pengelolaan Sampah Kota Serang.

Gambar 1 memperlihatkan bahwa struktur CLDmodel sistem pengelolaan sampah Kota Serang,relatif membentuk sistem endogenus. Hubungansebab akibat antarkomponen penyusun sistemmasih tetap berada didalam batas sistem. Adapunbatasan sistem dibangun berdasarkan tujuanpenelitian ini. Di dalam struktur CLD, batasansistem direpresentasikan oleh komponen volumemaksimal blok TP A dan biaya pengelolaansampah kota. Nilai kedua komponen tersebut,tidak ditentukan oleh perilaku dari sistem, namunsebagai bagian dari sebuah sistem, maka nilainyadapat diturunkan dari bagian lain dari suatusistem.

Struktur sistem endogenus model sistempengelolaan sampah Kota Serang merupakaninterpretasi dari model SD, karena fenomenastruktumya membentuk loop umpan balik(feedback structure). Terbentuk tiga loop umpanbalik dalam model sistem pengelolaan sampahKota Serang, antara lain yaitu:

I. Loop umpan balik positif (reinforcement) RIVolume Sampah Terangkut ......•Jumlah

Sampah TPA ......• Realisasi BiayaPengelolaan Sampah ......•Cakupan PelayananPersampahan ......• Volume SampahTerangku t.

115

Page 8: ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMP AH KOT A (STUDI …

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XV - 2017 ISSN 1410 - 6086

2. Loop umpan balik negatif (balancing) B2 =Jumlah Sampah TP A -+ Ketersediaan LahanTPA -+ Jumlah Sampah TPA.

3. Loop umpan balik negatif (balancing) B3 =Realisasi Biaya Pengelolaan Sampah -+Cakupan Pelayanan Persampahan -+Pengurangan Biaya Pengelolaan Sampah -+Realisasi Biaya Pengelolaan Sampah.

Opera:,ional model, dilakukan dengancara menterjemahkan struktur CLD kedalamstruktur SFD menggunakan bantuan perangkatlunak permode:ian Powersim Studio 8 Enterprise.Struktur CLD model sistem pengelolaan sampahKota Serang merupakan bagian dari struktur SFDmodel tersebut. Proses menterjemahkan struktur

CLD kedalam struktur SFD adalah tahapanpengembangan model konseptual dengan caramenambahkan komponen model secara lebihterperinci (detail complexity).

Penambahan komponen model secaraterperinci pada penelitian ini, dilakukan denganmenambahkan sebanyak 45 komponen darijumlah awal komponen pada struktur CLD, yaitusebanyak 18 komponen. Hal ini dapat diartikanbahwa, terdapat 63 komponen penyusun modelpada struktur SFD model sistem pengelolaansampah Kota Serang. Secara lebih terperinci,struktur SFD model sistem pengelolaan sampahKota Serang, dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur SFO Model Sistem Pengelolaan Sampah Kota Serang.

Untuk membuktikan tingkat kepercayaan darimodel yang telah dibangun, maka dilakukan ujivalidasi dengan menggunakan perhitunganstandar uji statistik AME. Hasil uji validasimenunjukkan bahwa persentase penyimpangandata (nilai AM:E) untuk komponen pendudukadalah 3,95%, untuk jumlah sampah TPA adalah2,77%, untuk realisasi biaya pengelolaan sampahadalah 1,87% dan untuk PDRB adalah 4,17%.

Secara keseluruhan, nilai AME darimasing-masing komponen menunjukkan nilaiyang berada dibawah batas ketentuan validitasperhitungan nilai AME. Berdasarkan hasil ujivalidasi tersebut, maka dapat dinyatakan bahwamodel sistem pengelolaan sampah Kota Serangyang telah dibangun, mampu menirukan kinerjasistem sesungguhnya secara komprehensif danvalid untuk dilanjutkan. Setelah diperoleh model

116

yang telah dinyatakan valid, maka tahapanselanjutnya adalah simulasi model lanjutan.Simulasi illi, dilakukan dengan caramemproyeksikan model dalam jangka waktusimulasi 22 tahun kedepan (sampai dengan tahun2030) berdasarkan skenario Business as Usual(BAU).

Penentuan jangka waktu simulasidilakukan berdasarkan asumsi, bahwa dinamikapembangunan Kota Serang tidak akanmengalami perubahan signifikan hingga tahun2030, sehingga tidak terlalu mempengaruhikondisi sistem pengelolaan sampah Kota Serang.Dinamika pembangunan tersebut mengacu padakebijakan perda Kota Serang No. 6 tahun 2011,Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kota Serang Tahun 2010-2030 [13].

Page 9: ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMP AH KOT A (STUDI …

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XV - 2017 /SSN /4/0 - 6086

Prediksi perilaku model pada kondisiBAU memperlihatkan jumlah sampah TP ACilowong dari tahun ke tahun mengalamipeningkatan. Semakin meningkat jumlah sampahTP A mengakibatkan semakin menurun nilaiketersediaan lahan TP A, yang pada akhirnyaakan menentukan umur TP A tersebut. Nilai

ketersedian lahan adalah perbandingan antaranilai jumlah sampah TPA dengan volume

maksimal blok TP A. Nilai ini berada padarentang nilai 0 sampai dengan 1. Nilai 0dianalogikan sebagai kondisi lahan TPACilowong tersedia untuk menampung sampah.Untuk nilai 1 dianalogikan sebagai kondisi lahanTPA Cilowong sudah tidak memadai untukmenampung sampah. Hasil simulasi model padakondisi BAU secara lebih terperincidiperlihatkan pada Tabel3.

Tabel 3. Hasil Simulasi Kondisi BAU Persentase Biaya Pengelolaan Sampah terhadap PORE, PORB per Kapita,Pertumbuhan PORE per Kapita, Cakupan Pelayanan Persampahan, Jumlah Sampah TP A, dan Ketersediaan Lahan TP A

dari Tahun 2008-2030.

Cakupan PelayananJ uOOab

PDRB per KapitaKetersediaao

NoTabuo Pers ampahanSampah TP A

Lab~:n TP A- ---- --- - --

(Rupiah/Jiwa)(%)(m3)

1

2008 8.827.768,6034,73552.919,200,29

2

2009 9.504.075,8436,50650.753,380,34

3

2010 10.232.195,8938,46753.712,110,40

4

2011 11.016.050,8240,51860.214,140,45

5

2012 11.859.878,5742,58968.278,430,51

6

2013 12.768.248,5344,591.075.665,870,57

7

2014 13.746.086,4346,481.180.066,460,62

8

2015 14.798.701,1048,171.279.305,480,68

9

2016 15.931.813,3949,621.371.534,180,73

10

2017 17.151.587,3650,781.455.372,550,77

11

2018 18.464.663,8251,631.529.982,520,81

12

2019 19.878.196,3152,161.595.066,930,84

13

2020 21.399.889,7752,361.650.805,740,87

14

2021 23.038.042,0052,251.697.751,540,90

15

2022 24.801.588,3751,841.736.709,300,92

16

2023 26.700.149,8551,161.768.621,340,93

17

2024 28.744.084,8850,241.794.471,340,95

18

2025 30.944.545,2649,111.815.213,280,96

19

2026 33.313.536,4747,801.831.725,320,97

20

2027 35.863.982,7646,351.844.784,960,98

21

2028 38.609.797,3044,781.855.060,180,98

22

2029 41.565.957,8543,121.863.111,470,98

23

2030 44.748.588,3241,401.869.400,480,99

Berdasarkan hasil analisis penelitianyang ditunjukkan pada Tabel 3, dapat dipahamibahwa terdapat dua permasalahan utama padasistem pengelolaan sampah Kota Serang, yaitu:

1. Permasalahan

Persampahan.

Hasil simulasi model selama periode tahun2008-2030 menunjukkan pemerintah KotaSerang tidak dapat memenuhi ketentuan SPM

Cakupan Pelayanan

cakupan pelayanan persampahan perkotaansebesar 70%. Rata-rata cakupan pelayananpersampahan Kota Serang hanya mencapai46,37% per tahun. Kondisi ini b<~rbedadengankebijakan Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJMD) Kota Serangtahun 2014-2018, yang memprediksi bahwapada tahun 2017 target cakupan pelayananpersampahan Kota Serang sudah dapatmencapai sebesar 70% [14]. Target kebijakan

117

Page 10: ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMP AH KOT A (STUDI …

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XV - 2017 ISSN 1410 - 6086

Pemerintah Kota Serang tersebut dinilaipeneliti sebagai kebijakan yang berlebihan dansulit untuk diwujudkan.

Adanya kecenderungan pemerintah dalammerancang pengambilan kebijakan targetcakupan pelayanan persampahan, di1akukandengan cara berpikir linear tidakkomprehensif. Pengelolaan sampah di KotaSerang tidak dilihat pemerintah sebagai suatusistem yang kompleks, terdiri atas berbagaikomponen penyusun. Hal ini mengakibatkanpenentuan nilai cakupan pelayananpersampahan, hanya dilihat dari faktorpenyebab ya.ng dekat dengan nilai tersebut,padahal besar kemungkinan faktor penyebabberada jauh dari ni1ai cakupan pe1ayananpersampahan. Sejalan dengan pernyataanSterman, yang menyatakan bahwa dalamsistem yang kompleks sebab dan akibat dapatberada jauh dalam ruang dan waktu [15].Pemerintah juga tidak memperhitungkanrespon jangka panjang dari nilai cakupanpelayanan persampahan sebagai bagiankomponen sistem pengelolaan sampah, yangdapat berbeda dengan respon jangkapendeknya. Cakupan pelayanan persampahansebagai komponen penyusun sistem, nilainyadapat mempengaruhi dan dipengaruhi olehsatu ataupun lebih komponen sistem 1ainnya,baik secara langsung maupun tidak langsung.

Ni1ai cakupan pelayanan persampahandipengaruhi oleh nilai realisasi biayapengelolaan sampah Kota Serang. Hinggatahun 2030, diketahui bahwa nilai realisasibiaya pengelolaan sampah Kota Serang tidakdapat menutupi kebutuhan biaya penge101aansampahnya. Kondisi ini terjadi akibat jumlahsampah Kota Serang dan biaya penge10laannyayang semakin meningkat tidak diimbangidengan peningkatan realisasi biayapenge10laan sampah yang dikeluarkan olehpemerintah. Oleh karena itu, diperlukan upayapemerintah untuk dapat me1akukanperirnbangan dana realisasi biaya pengelolaansampah sehingga dapat memenuhi targetcakupan pelayanan persampahan.

Upaya perimbangan dana dapat dilakukanpemerintah dengan cara meningkatkanpenerimaan daerah dari sektor kebersihan.Berdasarkan hasil perhitungan, pertumbuhanPDRB per kapita Kota Serang tergo1ongtinggi, yaitu 7,66% per tahun. Kondisi inimengindikasikan adanya potensi peningkatanpenerimaan daerah dari sektor kebersihan,dengan cara mengoptimalkan peran sertamasyarakat untuk memenuhi kewajibanmembayar retribusi kebersihan. Walaupundilakukan optirnalisasi penerimaan retribusi

118

kebersihan, namun sebaiknya pemerintah tidakhanya bergantung pada cara tersebut, karenapada dasarnya sifat kenaikan pungutan akandini1ai masyarakat sebagai beban.

Pemerintah harus dapat mengembangkanpotensi sampah menjadi sumber daya yangdapat menghasilkan nilai ekonomi. Sampahseharusnya tidak hanya dianggap sebagaiobjek belanja keuangan daerah, namun dapatmenjadi salah satu sumber Pendapatan AsliDaerah (PAD). Adanya penambahan PAD daripengelolaan sampah akan menjadi nilaitambah pendanaan di sektor kebersihan,sehingga secara otomatis dapat mendorongpeningkatan cakupan pelayanan persampahantanpa membebankan masyarakat.

2. Permasalahan Jumlah Sampah TPA.

Jumlah sampah TP A Cilowong yang terusterakumulasi mengakibatkan pada tahuntertentu hasil simu1asi akan menunjukkan nilaiketersedian lahan TPA sebesar 1, artinya TP Adinyatakan penuh dan berhenti beroperasi.Pada kondisi inilah, dapat diperkirakanseberapa lama umur TPA mampu beroperasi.Diperkirakan pada tahun 2030 TP A Cilowongsudah memasuki keadaan jenuh yaitu kondisiberhenti beroperasi. Apabila dihitungberdasarkan asumsi TP A Ci1owong pertamakali beroperasi menggunakan sistemControlled Landfill (CL) tahun 2013, makadapat diprediksi umur TPA Ci1owong ada1ahselama 17 tahun. Hasil prediksi tersebut, tidakberbeda jauh dengan perkiraan umur TP ACilowong yang dihasilkan oleh DTK KotaSerang. Menurut DTK Kota Serang (2012),diperkirakan bahwa TPA Ci1owong dengansistem CL akan mampu beroperasi selama 15tahun hingga tahun 2026, kecuali adapeningkatan teknologi pengelolaan sehinggadapat memperpanjang umur TPA.

Peningkatan jumlah sampah TP A,menggambarkan kondisi tirnbunan sampah diTP A Cilowong yang terus bertambah.Tirnbunan sampah tersebut terakumulasi danmenghasilkan emisi CH4, yang berpotensimenimbulkan dampak negatif. TP A Cilowongsebagai asal penghasil emisi CH4, memilikiluas lahan seluas 14,2 ha. Luas ini diestirnasimampu menampung volume sampah hinggamencapai 1.891.617,19 m3. Volume maksimalblok TPA Cilowong yang mampu menampungsampah dalam jumlah besar, membawakonsekuensi menghasilkan emisi CH4 dalamjumlah yang besar.

Keberadaan gas CH4 di TP A Cilowong,seharusnya dapat dirnanfaatkan PemerintahKota Serang, sebagai potensi sumber energi

Page 11: ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMP AH KOT A (STUDI …

Prosiding Seminar Nasional Tel..-nologiPengelolaan Limbah XV - 2017 ISSN 1410 - 6086

terbaharukan, seperti yang dilakukan diOntario Kanada. Pemerintah Ontario melalui

Kementerian Lingkungan Hidupnya,mengeluarkan peraturan untuk setiap TPAdengan kapasitas total sampah lebih dari1.500.000 m3, diwajibkan membangun fasilitasberupa sistem pembakaran, penangkapan ataupemanfaatan gas metana menjadi energi listrik[16]. Mengingat kapasitas total sampah TPACilowong lebih dari 1.500.000 m3 danbesarnya potensi emisi CH4 yang akandihasilkan, sebaiknya pemerintah Kota Serangdapat menerapkan kebijakan serupa untukmembangun fasilitas pemanfaatan gas metanadi TP A Cilowong.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan yang telah disampaikansebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwakarakteristik timbulan sampah Kota Serangditandai dengan pertumbuhan Jumlah TimbulanSampah (JTS), cenderung mengalamipeningkatan mengikuti pertumbuhan pendudukdan tingkat kepadatan penduduk. Diperkirakanpada tahun 2014, nilai JTS di Kota Serang adalahsebesar 78.409.628,50 kg dengan nilai TSKsebesar 0,35 kg/jiwa/hari. Sistem pengelolaansampah Kota Serang yang dinilai berdasarkanpenilaian indikator cakupan pelayananpersampahan dan Jumlah Sampah TPA daritahun 2008-2030, yaitu sebesar 46,37% per tahundan 1.891.617,19 m3, menunjukan bahwa sistempengelolaan sampah Kota Serang tidakberke Ianju tan.

UCAP AN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan danbimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulitbagi penulis untuk menyelesaikan makalah ini.01eh karena itu, pada kesempatan ini penulismengucapkan terima kasih kepada:1. Dr. dr. Tri Edhi Budhi Soesilo, M.Si. selaku

Wakil Direktur Sekolah Ilmu LingkunganUniversitas Indonesia, atas bimbingan,arahan, serta motivasi yang diberikan danditanamkan kepada saya untuk karya ini.

2. Dr. Udi Syahnoedi Harnzah, MM, selakuDosen pada Program Studi Kajian IlmuLingkungan Universitas Indonesia, at asbimbingan, arahan, serta motivasi yangdiberikan sehingga karya ini menjadi lebihbaik.

3. Dr. Hayati Sari Hasibuan, ST., MT, selakuDosen pada Program Studi Kajian IlmuLingkungan Universitas Indonesia, atas saran

dan masukan yang diberikan sehingga karyatulis ini dapat di seminarkan.

4. Wezia Berkademi, SE., M.Si, selaku stafpeneliti pada Program Studi Kajian IlmuLingkungan Universitas Indonesia, atasbantuan dan kerjasamanya sehingga segalajenis proses administrasi yang berkaitandengan karya ini menjadi lebih mudah danlebih lancar.

DAFTAR PUS TAKA

1. Damanhuri, E., Padmi, T. PengelolaanSampah. Bandung Fakultas Teknik Sipil danLingkungan Institut Teknologi Bandung,(2010).

2. Rahim Irwan. R., Nakayama H, Shimaoka T.Cost Analysis of Municipal Solid WasteManagement in Major Indonesian Cities.Journal of Japan Society of Civil Engineers.Vol. 68 (2012).

3. Hanafiah, M. Kesesuaian Lokasi TPS dariAspek Teknis dan Pendapat Masyarakat DiKota Serang. Tesis. Program Magister TeknikPembangunan Wilayah dan Kota. UniversitasDiponegoro, (2008).

4. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Serang.Kota Serang Dalam Angka Tahun 2012. KotaSerang: BPS, (2013).

5. Dinas Tata Kota (DTK) Kota Serang.Dokumen ANDAL (Ana/isis MengenaiDampak Lingkungan) Rencana KegiatanPembangunan TPAS Cilowong. Kota Serang:DTK Kota Serang, (2012).

6. Kristiyanto, T. Pengelolaan PersampahanBerlanjutan Berdasarkan Peran SertaMasyarakat Kota Kebumen. Tesis. ProgramPasca Sarjana Universitas Diponegoro,(2007).

7. Klundert, A. Van de., Anschiitz, J. IntegratedSustainable Waste Management - TheConcept. Netherlands: Nieuwehaven 2012801CW Gouda, (2001).

8. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah.

9. Soesilo, B., Karuniasa, M. PermodelanSystem Dynamics Untuk Berbagai BidangIlmu Pengetahuan, Kebijakan Pemerintahdan Bisnis. Jakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, (2014).1O.Badan Standardisasi Nasional (BSN). SNI

No. 19-3964-1995 Tentang MetodePengambilan dan Pengukuran ContohTimbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan,( 1995).

11. Muhammadi, E. Aminullah, B. Soesil0.Ana/isis Sistem Dinamis: Ling/':ungan Hidup,Sosial, Ekonomi, Manajemen. Jakarta: UMJPress, (2001).

119

Page 12: ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMP AH KOT A (STUDI …

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XV - 2017 ISSN 1410 - 6086

12.Radar Indonesia News. TPAS Cilowong :Butuh Perhatian Khusus Terkait Areal Lahan

Yang Semakin Menyempit. Radar IndonesiaNews:

http://www.radarindonesianews.com/2015/04/tpas-ci10 wong -butuh-perhatian- khusus.html.12 Juli 2015, pk. 21.20 WIB., (2015).

13.Peraturan Daerah Kota Serang No.6 tahun2011, Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Kota Serang Tahun 2010-2030.

14.Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD)Kota Serang. Rencana Strategis Badan

120

Lingkungan Hidup Daerah Kota Serang2014-2018. Kota Serang: BLHD, (2014).

15. Sterman, Jhon D. Business Dynam ics SystemsThinking and Modelingfor a Complex World.USA: Jeffrey 1. Shelsfud. The McGraw-HillCompanies, Inc. AU rights reserved, (2000).

16. Ontario Ministry of The Environment.Landfill Gas Capture A Guideline on theRegulatory and Approval Requirements forLandfill Gas Capture Facilities. Ontario:Canada, (2008).