analisis sistem akuntansi pengeluaran kas pengelolaan...
TRANSCRIPT
Analisis Sistem AkuntansiPengeluaran Kas PengelolaanAdministrasi Belanja Pegawai
Kantor PelayananPerbendaharaan Negara
(KPPN)
Nama : Rosita Hanggar Kusuma
NPM : 26210253
Jurusan : Akuntansi
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Aktivitas di dalam perusahaan merupakan pendukung bagi tercapainya tujuan yang diharapkan,
dimana aktifitas diperusahaan tersebut dibagi dalam beberapa faktor pendukung, yaitu pemasaran,
finansial, produksi, personalia, dan akuntansi, dimana kelima faktor tersebut tidak dapat
dipisahkan melainkan saling mengisi dan saling menujang demi tercapainya tujuan yang
diharapkan oleh perusahaan tersebut. Dengan situasi yang seperti ini, manajemen perusahaan
dituntut untuk dapat menyusun dan menyajikan suatu Sistem Informasi Akuntansi yang sesuai
dengan kebijakan-kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya, tanpa merugikan kedua
belah pihak.
Mengingat betapa pentingnya fungsi Sistem Informasi Akuntansi dalam menghasilkan informasi
yang bersifat keuangan bagi perusahaan, maka penyusunannya harus dirancang dengan baik.
Demikian juga dengan sistem informasi akuntansi yang telah dijalankan atau dioperasikan
perusahaan, harus senantiasa dievaluasi setiap periode tertentu agar informasi yang dihasilkan
tetap akurat dan handal sesuai dengan kondisi ekonomi negara saat ini. Dengan adanya sistem
akuntansi diharapkan dapat mengendalikan kegiatan perusahaan agar tercipta efisiensi dan
efektifitas
Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah ini dengan judul
“ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS PENGELOLAAN
ADMININSTRASI BELANJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN
NEGARA (KPPN).”
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka masalah yang akan dibahas pada bab-
bab berikut didefinisikan sebagai berikut :
• Bagaimana sistem akuntansi pengeluaran kas pengelolaan administrasi belanja pegawai
yang digunakan pada KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA
(KPPN)?
• Apakah sistem akuntansi pengelolaan administrasi belanja pegawai yang digunakan
pada KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) telah
berjalan dengan efektif?
Batasan Masalah
Penulis membatasi ruang lingkup penulisan ilmiah ini hanya mengenai sistem
pengeluaran kas pada pengelolaan administrasi belanja pegawai pada tahun 2013.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan ingin dicapai dari penelitian ilmiah ini adalah sebagai berikut :
• Mengetahui sistem akuntansi pengeluaran kas pengelolaan administrasi belanja pegawai
pada KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN)
• Menganalisis sistem akuntansi pengeluaran kas pengelolaan administrasi belanja
Negara yang telah berjalan pada KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN
NEGARA (KPPN) sudah efektif atau belum
Objek Penulisan
Objek dari penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang terletak di alamat Gedung Perbendaharaan I
Lantai II Jl. Lapangan Banteng Timur no. 2-4, Jakarta Pusat. Perusahaan ini bergerak
dibidang jasa keuangan.
Alat Analisis Yang Digunakan
Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara
fenomena yang diselidiki. Untuk memudahkan penggambaran Sistem Akuntansi
Pengeluaran Kas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai digunakan bagan alur
dokumen (flowchart) dan Sistem Pengendalian Internal (SPI).
SISTEM AKUNTANSI
Menurut Mulyadi (2001: 3) sistem akuntansi adalah formulir, catatan, dan laporan yang
dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan
manajemen guna memudahkan pengolahan perusahaan. Sistem akuntansi dapat
dijelaskan dengan menggunakan bagan alir dokumen.
SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Sistem pengendalian intern adalah suatu sistem yang dilaksanakan oleh suatu
organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Unsur- unsur
Pengendalian Intern Menurut Mulyadi (2008) yaitu:
Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada
unit - unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok
perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional harus dipisahkan fungsi operasi dan
fungsi akuntansi, dan suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh.
Sistem wewenang/otorisasi dan prosedur pencatatan
Sistem wewenang/otorisasi dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Dalam
organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki
wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam suatu
organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi
atas terlaksananya setiap transaksi. Sistem otorisasi dapat menjamin dihasilkannya
dokumen pembukuan yang dapat dipercaya dan prosedur pencatatan yang baik akan
menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang,
pendapatan, dan biaya suatu organisasi.
Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya.
Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur
pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik yang
sehat, semua sangat tergantung kepada manusia yang melaksanakannya. Unsur
mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern yang paling penting.
Karyawan yang kompeten diperoleh dari seleksi calon karyawan berdasarkan
persyaratan yang dituntut oleh pekerjaan dan pengembangan pendidikan karyawan.
Analisis SPI Sistem Akuntansi Pengeluaran KasPengelolaan Administrasi Belanja Pegawai Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara:1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada Sistem Administrasi Belanja Pegawai Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara terdiri dari 6 Bagian yaitu Petugas Pengelolaan Administrasi
Belanja Pegawai (PPABN), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pengujian SPP
(Surat Permintaan Pembayaran) dan Penanda Tangan SPM (Surat Perintah Membayar),
Kantor Pelayananan Perbendaharaan Negara (KPPN), Bagian Pembukuan dan
Bendahara Pengeluaran.
• Masing-masing bagian memiliki fungsinya masing-masing, setiap fungsi terdiri dari
fungsi pencatatan, pengujian, perhitungan, penyetoran dan penjurnalan.
• Petugas Pengelolaan Administrasi memiliki fungsi sebagai pencatatan data karyawan
dan pembuat daftar belanja pegawai, terpisah fungsinya dengan Pejabat Pembuat
Komitmen yang memiliki fungsi sebagai pengecekan/peneliti kebenaran setiap
dokumen pendukung perubahan data belanja pegawai.
• Pejabat Penguji SPP dan Penanda Tangan SPM memiliki fungsi pengujian SPP/ tagihan
kepada Negara dan menandatangani SPM (Surat Perintah Membayar), terpisah
fungsinya dengan Kantor Perbendaharaan Negara (KPPN) yang memiliki fungsi
sebagai penguji terhadap SPM-LS (Surat Perintah Membayar langsung) dan dokumen
pendukung yang diterima dari pejabat pengujian SPP dan Penanda Tangan SPM.
• Bagian pembukuan memiliki fungsi sebagai pembuat jurnal atas transaksi, terpisah
fungsinya dengan Bendahara Pengeluaran yang memiliki fungsi sebagai penghitung dan
pengatur aliran dana baik dana masuk maupun dana keluar.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
• Sistem Otorisasi pada KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA
dilakukan untuk mengotorisasi surat-surat yang digunakan dalam sistem pengeluaran
kas pengelolaan administrasi belanja pegawai yang masing-masing dibuat oleh
pejabat/petugas yang terkait
• Pembuatan Daftar Permintaan Belanja Negara dilakukan oleh Petugas Pengelolaan
Administrasi Belanja Pegawai (PPABP) berdasarkan daftar gaji, Uang Duka Wafat/
Tewas, Terusan Penghasilan Gaji, Uang Muka Gaji, Uang Lembur, Uang Makan,
Honorarium, dan Vakasi
• Pejabat Pembuat Komitmen (PKK) adalah bagian yang bertugas menandatangani Surat
Permintaan Pembayaran (SPP) beserta lampiran Daftar Permintaan Pembayaran Belanja
Pegawai yang dikeluarkan oleh bagian Petugas Pengelola Administrasi Belanja Pegawai
(PPABP) untuk diuji oleh bagian Pejabat Pengujian SPP dan Penanda Tangan Surat
Perintah Membayar (SPM), tujuannya untuk mengetahui bahwa Daftar Permintaan
Belanja Pegawai telah disetujui oleh pihak yang terkait
• Bagian KPPN merupakan pejabat yang memiliki kuasa penuh untuk pembuat keputusan
mengotorisasi Daftar Permintaan Belanja Pegawai berdasarkan SPM dan dokumen
pendukung lainnya yang diperlukan dalam administrasi belanja pegawai, sebagai
persetujuannya maka KPPN membuat Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
pengeluaran kas untuk membiayai belanja pegawai.
• 3. Praktik Yang Sehat
– Pembuatan Daftar Perubahan Data Pegawai dilakukan oleh PPABP
– Daftar perubahan Data Pegawai harus melampirkan dokumen pendukung lainnya
seperti daftar gaji, Uang Duka Wafat/ Tewas, Terusan Penghasilan Gaji, Uang
Muka Gaji, Uang Lembur, Uang Makan, Honorarium, dan Vakasi
– Pengujian SPP dan Penanda Tangan SPM dilakukan oleh pejabat penguji
– Pengujian terhadap SPM-LS dan pencairan dana untuk belanja pegawai dilakukan
oleh KPPN
– KPPN bertanggung jawab penuh atas otorisasinya pengeluaran kas yang
berhubungan dengan belanja pegawai
– Bagian pembukuan adalah pihak yang berwenang dalam pembuatan jurnal atas
transaksi yang terjadi terkait dengan belanja pegawai
– Bendahara Pengeluaran adalah pihak yang berwenang hanya dalam pengaturan
aliran dana/kas baik dana kas masuk maupun dana kas keluar, pembuatan
pembukuan merupakan wewenang dari bagian pembukuan
4. Pegawai yang mutunya sesuai Dengan Tanggung Jawab
• Setiap pegawai dalam Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara harus memiliki skill
dan pengetahuan dibidang/ ditugasnya masing-masing agar penyelenggaran pengelolaan
administrasi belanja pegawai berjalan dengan baik dan yang sewajarnya .
Evaluasi Prosedur Sistem Akuntansi Berdasarkan Sistem Pengendalian Intern:
Berdasarkan evaluasi sistem akuntansi diatas dalam pelaksanaan praktik yang
sehat bagian pembukuan yang memilki wewenang atau tugas untuk melakukan
pembukuan terhadap penerimaan dan pengeluaran SPM belanja pegawai yang telah
diterbitkan SP2Dnya, bagian pembukuan juga harus mencatat penerimaan dan
pengeluaran SPM tersebut kedalam Buku Catatan Historis dan membuat jurnal atas
transaksi yang terjadi, tujuannya yaitu untuk mengawasi penyelenggaraan kinerja/tugas
dari bendahara pengeluaran agar tidak terjadi penyelewengan tugas, hal tersebut
dilakukan agar tidak merugikan pejabat yang bertanggung jawab penuh terhadap
penyelenggaraan pengelolaan administrasi belanja pegawai dan tentunya negara. Selain
itu bagian pembukuan berkewajiban untuk memverifikasi catatan yang dilakukan oleh
bagian pembukuan dengan catatan yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai analisis sistem akuntansi pengeluaran kas
pengelolaan administrasi belanja pegawai, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
• Sistem akuntansi pengeluaran kas pengelolaan administrasi belanja pegawai KPPN
melibatkan 6 bagian, yaitu Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai
(PPABN), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pengujian SPP (Surat Permintaan
Pembayaran) dan Penanda Tangan SPM (Surat Perintah Membayar), Kantor
Pelayananan Perbendaharaan Negara (KPPN). Sistem Akuntansi setiap bagian
digambarkan dengan bagan alir dokumen (flowchart) sesuai dengan fungsi dan
tugasnya masing-masing.
• Sistem akuntansi pengeluaran kas pengelolaan administrasi belanja pegawai sebenarnya
sudah berjalan dengan efektif karena masing-masing bagian telah terorganisir, fungsi
masing-masing bagian telah terpisah secara jelas sehingga tidak terjadi kerangkapan
pekerjaan antar bagian, tetapi memiliki kekurangan pada alur sistem bagian pembukuan
yaitu hanya mencatat penerimaan dan pengeluaran SPM dari bagian sebelumnya saja
tetapi tidak mengawasi aliran dana dari pengeluaran SPM tersebut
selain itu bagian pembukuan juga harus mencatat penerimaan dan pengeluaran SPM
kedalam Buku Catatan Historis untuk dilakukannya verifikasi oleh Bagian Pembukuan.
Pengawasan aliran dana oleh Bagian Pembukuan perlu dilakukan untuk mengawasi
kinerja Bendahara Pengeluaran tersebut apakah benar-benar menyalurkan dana tersebut
sesuai dengan pengeluaran yang telah dicatat oleh bagian pembukuan secara efektif atau
tidak. Sehingga laporan atas penyelenggaraan pengeluaran kas pengelolaan
administrasi belanja Negara dibuat dalam sebenar-benarnya laporan tanpa ada
penyelewengan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
Saran
Untuk meminimalisasi penyelewengan terhadap kas maka penulis mengusulkan agar
bagian pembukuan melakukan pencatatan kedalam Buku Catatan Historis dan
melakukan penjurnalan sebagai verifikasi/ rekonsiliasi catatan yang dibuat oleh bagian
pembukuan dan catatan yang dibuat oleh bendahara pengeluaran agar laporan atas
penyelenggaraan pengeluaran kas pengelolaan administrasi belanja Negara dibuat
dalam sebenar-benarnya laporan tanpa ada penyelewengan sehingga tidak ada pihak
yang dirugikan.