analisis sensitivitas dan pengaruhnya terhadap urutan prioritas dalam metode analytic hierarchy...

Upload: ahmad-tri-purnomo

Post on 07-Jul-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    1/68

    ANALISIS SENSITIVITAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP

    URUTAN PRIORITAS DALAM METODE ANALYTIC HIERARCHY

    PROCESS (AHP)

    SKRIPSI

    MINDO MORA

    050803071

    DEPARTEMEN MATEMATIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2009

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    2/68

     

    2

    ANALISIS SENSITIVITAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP URUTAN

    PRIORITAS DALAM METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

    MINDO MORA

    050803071

    DEPARTEMEN MATEMATIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2009

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    3/68

     

    3

    PERSETUJUAN

    Judul : ANALISIS SENSITIVITAS DAN PENGARUHNYATERHADAP URUTAN PRIORITAS DALAM

    METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

    Kategori : SKRIPSINama : MINDO MORA

    Nomor Induk Mahasiswa : 050803071

    Program Studi : SARJANA (S1) MATEMATIKA

    Deparetemen : MATEMATIKAFakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

    ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA

    UTARA

    Diluluskan di

    Medan , Agustus 2009

    Komisi Pembimbing :

    Pembimbing 2 Pembimbing I

    Prof. DR. Iryanto, M.Si Drs. Marwan Harahap, M.Eng

    NIP 130 353 140 NIP 130 422 443

    Diketahui/Disetujui olehDepartemen Matematika FMIPA USU

    Ketua.

    Dr. Saib Suwilo, M.Sc

    NIP 19640109 198803 1004

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    4/68

     

    4

    PERNYATAAN

    ANALISIS SENSITIVITAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP URUTANPRIORITAS DALAM METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

    SKRIPSI

    Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan

    dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

    Medan, Agustus 2009

    MINDO MORA

    050803071

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    5/68

     

    5

    PENGHARGAAN

    Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia –Nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini dalam waktu yang telah

    ditetapkan.

    Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar –

    besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis dalam

    penyusunan skripsi ini, ucapan terima kasih saya sampaikan kepada :

    1. 

    Bapak Drs. Marwan Harahap, M.Eng. selaku pembimbing I dan Prof. DR.

    Iryanto, M.Si. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

    dan pengarahan kepada saya sehingga skripsi ini dapat saya selesaikan.

    2. 

    Bapak Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si. dan Drs. Djakaria Sebayang selaku

    dosen penguji.

    3. 

    Bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc. dan Drs. Henri Rani Sitepu, M.Si. selaku

    Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika.

    4. 

    Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

    Alam Universitas Sumatera Utara.

    5. 

    Semua dosen pada Departemen Matematika FMIPA USU, pegawai di

    FMIPA USU.

    6.  Seluruh teman – teman kuliah dan junior Matematika khususnya stambuk2005 dan juga teman saya Irpan Apandi, Muhammad Huda Firdaus, Kiki

    Winarti, Fitriyanti dan Muhammad Amin yang telah memberikan

    semangat, dorongan dan saran dalam pengerjaan skripsi ini.

    7. 

    Ayahanda Komis Siregar, Ibunda Nur Cahaya Hasibuan dan semua ahli

    keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yangdiperlukan.

    Semoga segala bentuk bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkanbalasan yang lebih baik dari Allah SWT.

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    6/68

     

    6

    ABSTRAK

    Metode  Analytic Hierarchy Process  (AHP) merupakan suatu metode yangdigunakan dalam pengambilan keputusan terhadap masalah penentuan prioritas pilihan

    dari berbagai alternatif. Metode ini diawali dengan membentuk struktur hirarki dari

    pernasalahan yang ingin dipecahkan, struktur hirarki ini terdiri dari tujuan yang ingindicapai atau goal, kriteria dan alternatif pilihan dari kriteria tersebut. Kemudian membuat

    matriks perbandingan berpasangan ( pair-wise comparison matrix) untuk mengetahui

    hubungan tingkat kepentingan antara elemen yang satu dengan yang lain. Pada matriks

    tersebut akan dicari bobot dari tiap kriteria dan alternatif dengan cara menormalkan rata –rata geometrik dari penilaian decision maker . Bobot prioritas global diperoleh dengan

    mengalikan bobot prioritas lokal dari kriteria dengan bobot prioritas lokal dari alternatif

    keputusan. Analisis sensitivitas dalam AHP dengan mengubah bobot prioritas dari kriteriakeputusan. Bobot prioritas kriteria tersebut diubah lebih kecil dan lebih besar dari bobot

    sebelumnya, sehingga diperoleh hasil terjadinya perubahan urutan prioritas.

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    7/68

     

    7

    SENSITIVITY ANALYSIS AND EFFECT TO-WARD ORDER OF PRIORITY IN

    ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) METHOD

    ABSTRACT

     Analytic Hierarchy Process  (AHP) method is a decision making method on determining

    the priority alternative of any alternative. This method is begin by making the hierarchy

    structure of the studied problem to solve, this hierarchy structur consist of goal, criteria,

    alternative. Then making pair wise comparison matrix to know how importance elementwith others. In this matrix, the weight of each criteria is determined by normalization of

    geometric mean from decision maker opinion. Weight global priority determined of cross

    weight local priority criteria with weight local priority alternative. Sensitivity analysis inAHP with change weight priority of criteria. Weight priority changed less and more from

    weight priority before, then result determined the global priority will change.

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    8/68

     

    8

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Persetujuan ii

    Pernyataan iiiPenghargaan iv

    Abstrak v

    Abstract vi

    Daftar Isi viiDaftar Tabel ix

    Daftar Gambar x

    Bab I Pendahuluan 1

    1.1 

    Latar Belakang 1

    1.2 Perumusan Masalah 31.3

     

    Tinjauan Pustaka 3

    1.4 

    Tujuan Penelitian 6

    1.5 Kontribusi Penelitian 6

    1.6 Metodologi Penelitian 7

    Bab II Landasan Teori 8

    2.1 Analytic Hierarchy Process 82.2 Prinsip Dasar Analytic Hierarchy Process 10

    2.2.1 Penyusunan Prioritas 12

    2.2.2 Eigen Value dan Eigen Vektor 16

    2.2.3 Uji Konsistensi Indeks dan Rasio 212.3 Analisis Sensitivitas pada Analytic Hierarchy Process (AHP) 23

    2.3.1 Analisis Sensitivitas pada Bobot Prioritas dari

    Kriteria Keputusan 28

    BAB III Pembahasan 29

    3.1  Perhitungan Faktor Pembobotan Hirarki Untuk semua Kriteria 293.2

     

    Perhitungan Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Proses

    Belajar Mengajar 31

    3.3 Perhitungan Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Lingkungan Pergaulan 333.4 Perhitungan Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Kehidupan Sekolah

    Secara Umum 35

    3.5 Perhitungan Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Kualifikasi yang diminta

    Sekolah 373.6 Perhitungan Total Rangking/Prioritas Global 40

    3.6.1 Faktor Evaluasi Total  40

    3.6.2 Total Rangking/Prioritas Global 40

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    9/68

     

    9

    3.7 Analisis Sensitivitas AHP Pada Bobot Prioritas Kriteria Keputusan 41

    3.7.1 Analisis Sensitivitas Terhadap Kriteria Proses

    Belajar Mengajar 413.7.2 Analisis Sensitivitas Terhadap Kriteria Lingkungan

    Pergaulan 433.7.3 Analisis Sensitivitas Terhadap Kriteria KehidupanSekolah Secara Umum 46

    3.7.4 Analisis Sensitivitas Terhadap Kriteria Kualifikasi

    yang diminta Sekolah 48

    BAB IV Kesimpulan dan Saran 52

    4.1 Kesimpulan 52

    4.2 Saran 55

    Daftar Pustaka

    Lampiran

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    10/68

     

    10

    DAFTAR TABEL

    HalamanTabel 2.1. Matriks Perbandingan Berpasangan 13

    Tabel 2.2. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan 14

    Tabel 2.3. Nilai Random Indeks ( RI ) 23Tabel 2.4 Matriks perbandingan berpasangan pada level dua 24

    Tabel 2.5 Matriks perbandingan berpasangan terhadap PBM 25

    Tabel 2.6 Matriks perbandingan berpasangan terhadap LP 25

    Tabel 2.7 Matriks perbandingan berpasangan terhadap KS 26Tabel 2.8 Matriks perbandingan berpasangan terhadap KUA 26

    Tabel 2.9 Prioritas Global 27

    Tabel 3.1 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk semua Kriteria 29Tabel 3.2 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk semua Kriteria

    yang disederhanakan 30

    Tabel 3.3 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk semua Kriteriayang dinormalkan 30

    Tabel 3.4 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Proses Belajar Mengajar 32

    Tabel 3.5 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Proses Belajar Mengajar

    yang disederhanakan 32Tabel 3.6 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Proses Belajar Mengajar

    yang dinormalkan 32

    Tabel 3.7 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Lingkungan Pergaulan 33Tabel 3.8 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Lingkungan Pergaulan

    yang disederhanakan 34

    Tabel 3.9 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Lingkungan Pergaulan

    yang dinormalkan 34Tabel 3.10 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Kehidupan

    Sekolah Secara Umum 35

    Tabel 3.11 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Kehidupan SekolahSecara umum yang disederhanakan 36

    Tabel 3.12 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Kehidupan Sekolah

    Secara Umum yang dinormalkan 36Tabel 3.13 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Kualifikasi yang

    diminta Sekolah 37

    Tabel 3.14 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Kualifikasi yangdiminta Sekolah yang disederhanakan 38

    Tabel 3.15 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Kualifikasi yang

    diminta Sekolah yang dinormalkan 38

    Tabel 3.16 Matriks Faktor Evaluasi Total 40Tabel 3.17 Prioritas Global Pemilihan Sekolah Terbaik 41

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    11/68

     

    11

    DAFTAR GAMBAR

    HalamanGambar 2.1 Struktur Hirarki 8 Gambar 2.2 Struktur Hirarki Pemilihan Sekolah Terbaik 10

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    12/68

     

    12

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor ketidakpastianatau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun masih terdapat penyebab lainnya seperti

    banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap pilihan – pilihan yang ada, dengan

    beragamnya kriteria pemilihan dan jika pembuat keputusan yang lebih dari satu

    merupakan suatu bentuk penyelesaian masalah yang sangat kompleks. Adapun metode

    yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan multikriteria tersebut dikenal

    dengan metode proses analisis hirarki ( Analytical Hierarchy Process – AHP)

    Untuk pertama kali metode AHP diperkenalkan oleh Thomas L Saaty pada

    periode 1971 – 1975 ketika di Warston School. Pengembangannnya mendasarkan pada

    kemampuan “ judgment”  manusia untuk mengkontruksi persepsi secara hirarkis dari

    sebuah persoalan keputusan multikriteria. Struktur yang hirarkis ini merepresentasikan

    tipe hubungan ketergantungan fungsional yang paling sederhana dan berurutan sehingga

    mempermudah mendekomposisikan persoalan multikriteria yang kompleks menjadi

    elemen – elemen keputusannya. Hirarki bersifat linear dan distrukturkan mulai dari

    elemen keputusan yang bersifat umum (misalnya goals, objektif, kriteria dan subkriteria)

    sampai ke variabel atau faktor yang paling konkrit dan mudah terkontrol pada level

    hirarki terbawah yaitu alternatif keputusan.

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    13/68

     

    13

    Dalam suatu hirarki yang lengkap, setiap elemen keputusan dihubungkan dengan

    elemen lain pada level yang lebih atas atau level yang dibawahnya. Pada level hirarki

    pertama adalah objektif (goal) keputusan yang ingin dicapai. Elemen keputusan pada

    hirarki di level kedua adalah sejumlah atribut atau kriteria untuk evaluasi preferensi

    keputusan. Pada level ini kita membuat “judgment”  perbandingan “preferensi”  mana

    yang lebih besar tingkat kepentingannya antara kriteria yang satu dengan yang lain untuk

    mencapai goal yang sudah ditetapkan. Skala perbandingan “judgment”  yang

    berpasangan ( pairwise comparison matrix) untuk masing – masing elemen dapat

    diproleh. Pada level hirarki terbawah alternatif keputusan mengacu pada kriteria pada

    level di atasnya, pengambil keputusan diminta lagi menetapkan perbandingan

    “judgment”- nya dan preferensi untuk alternatif keseluruhan secara berpasangan. Objektif

    dari penggunaan metode multikriteria AHP adalah untuk menetapkan bobot kepentingan

    relatif masing – masing kriteria, kemudian kriteria ini akan digunakan sebagai dasar

    acuan untuk evaluasi penetapan prioritas relatif pada level hirarki di bawahnya (alternatif

    keputusan).

    Umumnya pada saat pengambil keputusan menetapkan pembobotan relatif antar

    elemen keputusan dalam metode AHP dilakukan dalam evaluasi lingkungan keputusan

    yang samar dan subyektif, misalnya saat harus menetapkan intensitas pembobotan

    kualitatif kriteria seperti “sama”  penting, “cukup”  penting, “lebih”  dan “sangat” 

    penting.

    Terdapat banyak usulan pendekatan untuk melakukan estimasi bobot prioritas

    relatif dalam metode AHP. Pendekatan “least square” diusulkan oleh Jensen (1984),

    metode “logarithmic least square”  diusulkan oleh de Jong (1984), juga penggunaan

    teknik linear programming dikemukaan oleh Korhonen dan Wallenius (1990). Pada

    praktiknya metode yang paling umum dipakai untuk melakukan estimasi bobot prioritas

    relatif dalam AHP adalah pendekatan eigenvector   seperti yang dikembangkan pertama

    kali oleh Saaty (Saaty 1977; Vargas 1990; Saaty 1990).

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    14/68

     

    14

     Analisisis sensitivitas  dapat dipakai untuk memprediksi keadaan apabila terjadi

    perubahan yang cukup besar, misalnya terjadi perubahan bobot prioritas atau urutan

    prioritas dan kriteria karena adanya perubahan kebijaksanaan. Berubahnya bobot prioritas

    menyebabkan berubahnya urutan prioritas yang baru dan tindakan apa yang perlu

    dilakukan.

    Dengan latar belakang inilah penulis memilih judul “Analisis Sensitivitas dan

    Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process

    (AHP)”.

    1.2 Perumusan Masalah 

    Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah menganalisis perubahan bobot

    prioritas kriteria keputusan dan pengaruhnya terhadap urutan prioritas

    1.3 Tinjauan Pustaka

    Thomas L. Saaty [6] menguraikan metode AHP dan menjelaskan penggunaan

    metode AHP ini bagi para pemimpin dan pengambil keputusan dalam situasi yang

    kompleks. Masalah kompleks dapat diartikan bahwa pemimpin dihadapkan pada situasi

    untuk secepatnya mengambil keputusan dan kriteria yang begitu banyak.

    Udisubakti Ciptomulyono dan DOU Henry [1] menggunakan model Fuzzy Goal

    Programming untuk menetapkan pembobotan prioritas dalam metode Analytic Hierarchy

    Process  (AHP). Penggunaan pendekatan fuzzy goal programming sebagai alternatif

    estimasi pembobotan prioritas dari metode AHP yang lazimnya dipakai, seperti metode

    eigenvector atau metode lain. Model ini mengambil asumsi dan memperhatikan aspek

     fuzzy  yang hanya pada penetapan level aspirasi toleransi pencapain goal, bukan pada

    penentuan prioritas fungsi goal – nya.

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    15/68

     

    15

    Darwin Trisna [11] menguraikan tentang pengambilan keputusan investasi jalan

    tol kota Bandung dengan metode AHP. Hasil analisis menunjukkan bahwa kriteria

     jaringan merupakan kriteria yang paling dominan dengan bobot 48, 8%, selanjutnya

    kriteria lalu Lintas 17%, Lingkungan 12,7%, aspek Finansial dan Bisnis 11, 6% dan

    aspek Manajerial dan kontruksi 9, 9%.

    Siti Latifah [5] menjelaskan tentang keputusan dan prinsip – prinsipnya yang

    terdiri dari :  Decomposition, Comporative judgment, Synthesis of Priority, Local

    Consistency

    Kardi Teknomo, Hendro Siswanto dan Sebastinus Ari Yudhanto [10]menggunakan AHP dalam menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan

    moda ke kampus. Hasil analisa menunjukkan bahwa alternatif Jalan Kaki dari Pondokan

    merupakan alternatif terbaik dan yang paling diminati oleh responden yaitu sebesar 33, 2

    %, kemudian Mobil Pribadi (18, 6%), Carpool (16, 2%), Angkutan Kampus (12, 4%),

    dan yang terakhir adalah Angkutan Umum (4, 5%).

    Haryono Sukarto [7] menguraikan tentang pemilihan transportasi di DKI Jakarta

    dengan metode AHP. Hasil analisa menunjukkan bahwa pembenahan angkutan umum

    (biskota) menjadi prioritas utama dalam upaya menurunkan tingkat kepadatan lalu lintas

    kendaraan bermotor (22%), kemudian Sistem Angkutan Umum Massal(SAUM) (18, 1%),

    Pembatasan Mobil Pribadi (16, 7%), Konsep Pembatasan Penumpang 3 in 1 (13, 5%),

    Penambahan Jaringan Jalan, Fly Over dan underpass (10,6%), dan Pembatasan

    Kendaraan Umum (5, 9%).

    Joko Agus Hariyono dan Udisubakti Ciptomulyono [2] melakukan analisis

    terhadap pemilihan mitra LSM dan optimasi budgeting dengan menggunakan metode

    AHP dan Goal Programming. Hasil analisa dengan menggunakan metode AHP yang

    diintegrasikan dengan Goal Programming diperoleh suatu model keputusan multikriteria.

    Digunakan untuk menyelesaikan problema dan optimasi dalam memilih mitra yang paling

    baik untuk diajak bekerja sama.

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    16/68

     

    16

    Supiyono, Wisnu Arya Wardhana dan Sudaryo [8] menggunakan AHP dalam

    sistem pemilihan Pejabat Struktural. Hasil simulasi menunjukkan bahwa untuk pemilihan

    calon pejabat struktural Kepala Sub bagian Perlengkapan, urutannya adalah : Semar, SST

    nilai 0.357741801, Srikandi, SE skor 0.342234743 dan Gareng, A.Md skor 0.342234743.

    Pemilihan calon pejabat struktural Kepala Sub Bagian Persuratan dan Kepegawaian,

    urutannya adalah : Gareng, A.Md skor 0.400834260, Dewi, SH skor 0.303295196 dan

    Srikandi, SE skor 0.295870544. Pemilihan calon pejabat struktural Kepala Sub

    Keuangan, urutannya adalah : Srikandi, SE skor 0.379755402, Bimo, SE skor

    0.368120130 dan Dewi, SH skor 0.252124468.

    Wayan R. Susila dan Ernawati Munadi [9] menggunakan AHP untuk penyusunanPrioritas proposal penelitian. Dari dekomposisi masalah disusun prioritasnya, diperoleh

    gambaran bahwa ada lima proposal penelitian yang akan dipilih atau disusun prioritasnya.

    Ada lima kriteria yang digunakan yaitu waktu, biaya, efektivitas, kemudahan dan urgensi.

    Melalui suatu analisis dengan teknik AHP, maka dapat disusun prioritas untuk kelima

    proposal tersebut dengan urutan: Kajian dampak peraturan perijinan perdagangan dalam

    negeri terhadap keinginan untuk melakukan bisnis di Indonesia (Perijinan); Dampak

    penurunan tarif impor di sektor perikanan, kehutanan, dan produk-produk kimia (Tarif),

    Kajian pengembangan pasar distribusi regional untuk produk agro (Ditribusi Regional),

    Kajian minuman beralkohol asal import (Alkohol), Kajian tentang strategi yang

    kompetitif dalam pemasaran hasil industri kerajinan tangan di Indonesia (Kerajinan

    Tangan).

    Sandy Kosasi [3] menguraikan masalah pemilihan sekolah dengan menggunakan

    metode AHP. Hasil simulasi menunjukkan bahwa yang menjadi prioritas pertama pada

    level dua adalah Proses Belajar Mengajar sebesar 0, 32 disusul Kualifikasi yang diminta

    sekolah sebesar 0, 24, Lingkungan Pergaulan sebesar 0, 14 dan Mutu Pendidikan Musik

    0, 14, Pendidikan Kejuruan 0, 13 dan Pendidikan Sekolah Secara Umum 0, 03. Secara

    umum urutan prioritas sekolah B merupakan sekolah yang paling tinggi prioritas

    globalnya dan disusul sekolah A dengan bobot prioritas 0, 37, sedangkan sekolah C

    sebesar 0, 25. Kemudian dilakukan analisis sensitivitas pada kriteria proses belajar

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    17/68

     

    17

    mengajar dari 0, 32 diturunkan ke 0,2 dan keadaan berubah dimana A mempunyai

    prioritas global tertinggi menggeser B, sebaliknya apabila prioritas PBM dinaikkan maka

    perbedaan bobot prioritas B dengan A akan semakin besar dengan B tetap menjadi

    prioritas global tertinggi.

    Mudrajad Koncoro [4] menguraikan tentang daya tarik investasi di DIY dengan

    metode AHP. Hasil analisis menunjukkan bahwa investasi daerah untuk DIY dipengaruhi

    oleh faktor non ekonominya terutama Kelembagaan (25%), kemudian Infrastruktur Fisik

    (24%), Sosial Politik (23%), Ekonomi Daerah (12%), dan Tenaga Kerja (12%).

    1.4 Tujuan Penelitian

    Secara umum tujuan dari penelitian ini untuk menyelesaikan promblema analisis

    sensitivitas terhadap perubahan bobot prioritas kriteria keputusan serta pengaruhnya pada

    urutan prioritas dalam metode AHP.

    1.5 Kontribusi Penelitian

    Dengan mengadakan penulisan ini, penulis berharap dapat menambah referensi,

    menambah pengetahuan dan pemahaman bagi penulis, pembaca dan pengambil keputusan

    baik pemerintah maupun perusahaan swasta atau instansi yang lain yang menggunakan

    metode AHP dalam memecahkan masalah pembangunan atau pengembangan

    kelembagaan.

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    18/68

     

    18

    1.6 Metode Penelitian

    Secara umum, penelitian dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut :

    1. Menguraikan masalah AHP dan menjelaskan landasan aksiomatik, tahapan –

    tahapan dalam pengambilan keputusan dan prinsip – prinsip dasar AHP

    2. Menjelaskan analisis sensitivitas pada AHP dan pengaruhnya terhadap urutan

    prioritas.

    3. Menyelesaikan contoh permasalahan pengambilan keputusan AHP dan

    melakukan analisis sensitivitas pada keputusan sementara.

    4. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian.

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    19/68

     

    19

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP)

    Metode Analytic Hierarchy Process  (AHP)

    dikembangkan oleh Thomas L. Saaty padatahun 70 – an ketika di Warston School. Metode AHP merupakan salah satu metode yang

    dapat digunakan dalam sistem pengambilan keputusan dengan memperhatikan faktor –

    faktor persepsi, preferensi, pengalaman dan intuisi. AHP menggabungkan penilaian –

    penilaian dan nilai – nilai pribadi ke dalam satu cara yang logis.

     Analytic Hierarchy Process  (AHP) dapat menyederhanakan  masalah yang

    kompleks dan tidak terstruktur, strategik dan dinamik menjadi bagiannya, serta

    menjadikan variabel dalam suatu hirarki (tingkatan). Masalah yang kompleks dapat di

    artikan bahwa kriteria dari suatu masalah yang begitu banyak (multikriteria), struktur

    masalah yang belum jelas, ketidakpastian pendapat dari pengambil keputusan, pengambil

    keputusan lebih dari satu orang, serta ketidak akuratan data yang tersedia.

    Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif

    atas persoalan dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan

    keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata

    bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada

    pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai

    pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling

    tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Metode AHP ini

    membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    20/68

     

    20

    kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan

    guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan

    dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis

    berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita

    secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat.

     Analytic Hierarchy Process (AHP) mempunyai landasan aksiomatik yang terdiri

    dari :

    (1)   Resiprocal Comparison, yang mengandung arti bahwa matriks

    perbandingan berpasangan yang terbentuk harus bersifat berkebalikan.Misalnya, jika A adalah k kali lebih penting dari pada B maka B

    adalah 1/ k  kali lebih penting dari A.

    (2)   Homogenity, yaitu mengandung arti kesamaan dalam melakukan

    perbandingan. Misalnya, tidak dimungkinkan membandingkan jeruk

    dengan bola tenis dalam hal rasa, akan tetapi lebih relevan jika

    membandingkan dalam hal berat.

    (3)   Dependence, yang berarti setiap level mempunyai kaitan (complete

    hierarchy) walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak

    sempurna (incomplete hierarchy).

    (4) 

     Expectation, yang berarti menonjolkon penilaian yang bersifat

    ekspektasi dan preferensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat

    merupakan data kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif

    Tahapan – tahapan pengambilan keputusan dalam metode AHP pada dasarnya

    adalah sebagai berikut :

    1. 

    Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan

    2. 

    Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan

    dengan kriteria – kriteria dan alternaif – alternatif pilihan yang ingin di

    rangking.

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    21/68

     

    21

    3. 

    Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan

    kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing – masing

    tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan

    berdasarkan pilihan atau  judgement   dari pembuat keputusan dengan

    menilai tingkat tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen

    lainnya.

    4. 

    Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di

    dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.

    5. 

    Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak

    konsisten maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen

    vector yang dimaksud adalah nilaieigen vector 

     maximum yang diperolehdengan menggunakan matlab maupun dengan manual.

    6.  Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

    7.  Menghitung eigen vector   dari setiap matriks perbandingan berpasangan.

    Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk

    mensintesis pilihan dalam penentuan prioritas elemen – elemen pada

    tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.

    8.  Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0, 100

    maka penilaian harus diulang kembali.

    2.2 Prinsip Dasar Analytic Hierarchy Process (AHP)

    Dalam menyelesaikan persoalan dengan metode AHP ada beberapa prinsip dasar yang

    harus dipahami antara lain :

    1. 

    Decomposition

    Pengertian decomposition adalah memecahkan atau membagi problema yang utuh

    menjadi unsur – unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan keputusan,

    dimana setiap unsur atau elemen saling berhubungan. Untuk mendapatkan hasil

    yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap unsur – unsur sampai tidak mungkin

    dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari

    persoalan yang hendak dipecahkan. Struktur hirarki keputusan tersebut dapat

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    22/68

     

    22

    dikategorikan sebagai  complete  dan incomplete. Suatu hirarki keputusan disebut

    complete  jika semua elemen pada suatu tingkat memiliki hubungan terhadap

    semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya, sementara hirarki keputusan

    incomplete  kebalikan dari hirarki yang complete. Bentuk struktur dekomposisi

    yakni :

    Tingkat pertama : Tujuan keputusan (Goal)

    Tingkata kedua : Kriteria – kriteria

    Tingkat ketiga : Alternatif – alternatif

    Gambar 2.1 Struktur Hirarki

    Hirarki masalah disusun untuk membantu proses pengambilan keputusan dengan

    memperhatikan seluruh elemen keputusan yang terlibat dalam system. Sebagian besar

    masalah menjadi sulit untuk diselesaikan karena proses pemecahannya dilakukan tanpa

    memandang masalah sebagai suatu sistem dengan suatu struktur tertentu.

    2. 

    Comparative Judgement

    Comparative Judgement   dilakukan dengan penilaian tentang kepentingan relatif

    dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan di

    atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena akan berpengaruh terhadap

    urutan prioritas dari elemen – elemennya.

    Tujuan

    Kriteria I Kriteria II Kriteria III Kriteria N

    Alternatif I Alternatif II Alternatif M

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    23/68

     

    23

    Hasil dari penilaian ini lebih mudah disajikan dalam bentuk matriks pairwise

    comparisons  yaitu matriks perbandingan berpasangan memuat tingkat preferensi

    beberapa alternatif untuk tiap kriteria. Skala preferensi yang digunakan yaitu skala

    1 yang menunjukkkan tingkat yang paling rendah (equal importance) sampai

    dengan skala 9 yang menunjukkan tingkatan yang paling tinggi (extreme

    importance).

    3. 

    Synthesis of Priority

    Synthesis of Priority  dilakukan dengan menggunakan eigen vektor method  untuk

    mendapatkan bobot relatif bagi unsur – unsur pengambilan keputusan.

    4.  Logical Consistency

     Logical Consistency merupakan karakteristik penting AHP. Hal ini dicapai dengan

    mengagresikan seluruh eigen vektor  yang diperoleh dari berbagai tingkatan hirarki

    dan selanjutnya diperoleh suatu vektor composite tertimbang yang menghasilkan

    urutan pengambilan keputusan.

    2.2.1 Penyusunan Prioritas

    Setiap elemen yang terdapat dalam hirarki harus diketahui bobot relatifnya satu

    sama lain. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat kepentingan pihak – pihak yang

    berkepentingan dalam permasalahan terhadap kriteria dan struktur hirarki atau sistem

    secara keseluruhan.

    Langkah pertama dilakukan dalam menentukan prioritas kriteria adalah menyusun

    perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan seluruh

    kriteria untuk setiap sub sistem hirarki. Perbandingan tersebut kemudian

    ditransformasikan dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan untuk analisis

    numerik.

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    24/68

     

    24

    Misalkan terdapat sub sistem hirarki dengan kriteria C   dan sejumlah n  alternatif

    dibawahnya, Ai sampai An. Perbandingan antar alternatif untuk sub sistem hirarki itu dapat

    dibuat dalam bentuk matriks n x n, seperti pada tabel dibawah ini.

    Tabel 2. 1 Matriks Perbandingan Berpasangan

    Nilai a11  adalah nilai perbandingan elemen  A1  (baris) terhadap  A1  (kolom)

    yang menyatakan hubungan :

    a. 

    Seberapa jauh tingkat kepentingan A1 (baris) terhadap kriteria C  dibandingkan

    dengan A1 (kolom) atau

    b.  Seberapa jauh dominasi Ai (baris) terhadap Ai (kolom) atau

    c.  Seberapa banyak sifat kriteria C  terdapat pada A1 (baris) dibandingkan dengan

     A1 (kolom).

    Nilai numerik yang dikenakan untuk seluruh perbandingan diperoleh dari

    skala perbandingan 1 sampai 9 yang telah ditetapkan oleh Saaty, seperti pada

    tabel berikut ini.

    1 A

    C 1 A 2 A n

     A2 A

    2

     A

    11a

    21a

    na1

    12

    a22

    an

    a2

    1ma

    2ma

    nma

    m A

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    25/68

     

    25

    Tabel 2. 2 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

    Tingkat

    Kepentingan

    Definisi Keterangan

    1 Sama

    pentingnya

    Kedua elemen mempunyai pengaruh yang

    sama.

    3 Sedikit lebih

    penting

    Pengalaman dan penilaian sangat memihak

    satu elemen dibandingkan dengan

    pasangannya.

    5 Lebih penting Satu elemen sangat disukai dan secara praktis

    dominasinya sangat nyata, debandingkan

    dengan elemen pasangannya.7 Sangat penting Satu elemen terbukti sangat disukai dan

    secara praktis dominasinya sangat ,

    dibandingkan dengan elemen pasangannya.

    9 Mutlak lebih

    penting

    Satu elemen mutlak lebih disukai

    dibandingkan dengan pasangannya, pada

    tingkat keyakinan tertinggi

    Resiprokal Kebalikan Jika elemen i memiliki salah satu angka diatas

    ketika dibandingkan elemen  j, maka  j 

    memiliki kebalikannya ketika dibanding

    elemen i 

    Seorang decision maker   akan memberikan penilaian, mempersepsikan ataupun

    memperkirakan kemungkinan dari sesuatu hal/peristiwa yang dihadapi. Penilaian tersebut

    akan dibentuk ke dalam matriks berpasangan pada setiap level hirarki.

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    26/68

     

    26

    Contoh Pair – Wise Comparison Matrix pada suatu level of hierarchy, yaitu :

     N  M  LK   

    =

    15

    149

    1

    5167

    14

    16

    113

    1

    9731

     N 

     M 

     L

     A  

    Baris 1 kolom 2 : jika K dibandingkan L, maka K sedikit lebih penting/cukup penting

    dari L yaitu sebesar 3, artinya : K moderat  pentingnya daripada L,

    dan seterusnya.

    Angka 3 bukan berarti bahwa K tiga kali lebih besar dari L, tetapi K moderat importance 

    dibandingkan dengan L, sebagai ilustrasi perhatikan matriks resiprokal berikut ini :

     M  LK   

    =

    14191

    417

    97

    11

     M 

     L

     A  

    Membacanya/membandingkannya, dari kiri ke kanan. Jika K dibandingkan dengan L,

    maka L very strong importance  daripada K dengan nilai judgement sebesar 7. Dengan

    demikian pada baris 1 kolom 2 diisi dengan kebalikan dari 7 yakni 1/7. Artinya,

    K dibanding L L lebih kuat dari K

    Jika K dibandingkan dengan M, maka K extreme importance  daripada G dengan nilai

     judgement  sebesar 9. Jadi baris 1 kolom 3 diisi dengan 9, dan seterusnya.

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    27/68

     

    27

    2.2.2  Eigen value dan Eigen vector

    Apabila decision maker   sudah memasukkan persepsinya atau penilaian untuk

    setiap perbandingan antara kriteria – kriteria yang berada dalam satu level (tingkatan)

    atau yang dapat diperbandingkan maka untuk mengetahui kriteria mana yang paling

    disukai atau paling penting, disusun sebuah matriks perbandingan di setiap level

    (tingkatan).

    Untuk melengkapi pembahasan tentang eigen value dan eigen vector   maka akan

    diberikan definisi – definisi mengenai matriks dan vector.

    1. Matriks

    Matriks adalah sekumpulan himpunan objek (bilangan riil atau kompleks,

    variabel – variabel) yang disusun secara persegi panjang (yang terdiri dari baris dan

    kolom) yang biasanya dibatasi dengan kurung siku atau biasa. Jika sebuah matriks

    memiliki m  baris dan n  kolom maka matriks tersebut berukuran (ordo) m x n. Matriks

    dikatakan bujur sangkar (square matrix) jika m  = n. Dan skalar – skalarnya berada di

    baris ke-i dan kolom ke- j yang disebut (ij) matriks entri.

    2. Vektor dari n dimensi

    Suatu vektor dengan n dimensi merupakan suatu susunan elemen – elemen yang

    teratur berupa angka – angka sebanyak n buah, yang disusun baik menurut baris, dari kiri

    ke kanan (disebut vector baris atau  Row Vektor dengan ordo 1 x n ) maupun menurut

    kolom , dari atas ke bawah (disebut vector kolom atau Colomn Vector  dengan ordo n x 1).

    Himpunan semua vector dengan n komponen dengan entri riil dinotasikan dengan R n.

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    28/68

     

    28

    Untuk vector kolom  dirumuskan sebagai berikut :

    3. Eigen value dan eigen vector 

    Definisi : JIka A adalah matriks n x n  maka vektor tak nol  x di dalam

    dinamakan eigen vektor   dari  A  jika  Ax  kelipatan skalar x, yakni

    Skalar dinamakan eigen value dari A dan x dikatakan eigen vector yang

    Bersesuaian dengan . Untuk mencari eigen value dari matriks A yang berukuran

    n x n  maka dapat ditulis pada persamaan berikut :

    Atau secara ekivalen

    Agar menjadi eigen value, maka harus ada pemecahan tak nol dari persamaan

    ini. Akan tetapi, persamaan diatas akan mempunyai pemecahan tak nol jika dan hanya

     jika :

    Ini dinamakan persamaan karakteristik A, skalar yang memenuhi persamaan ini

    adalah eigen value dari A.

    n RU  ∈

    u n R∈

    un

    n

     R

    a

    a

    a

    =

    2

    1

    λ 

    λ 

     x Ax   λ =

     x Ax   λ =

    n R

    0)(   =−  x A I λ 

    λ 

    0)det(   =− A I λ 

    u

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    29/68

     

    29

    Bila diketahui bahwa nilai perbandingan elemen Ai terhadap elemen Aj adalah a ij ,

    maka secara teoritis matriks tersebut berciri positif berkebalikan, yakni a ij=1/ aij

    Bobot yang dicari dinyatakan dalam vector .

    Nilai menyatakan bobot kriteria  An terhadap keseluruhan set kriteria pada sub

    sistem tersebut.

    Jika mewakili derajat kepentingan i terhadap faktor  j dan menyatakan

    kepentingan dari factor j terhadap factor k , maka agar keputusan menjadi konsisten,

    kepentingan i terhadap factor k  harus sama dengan atau jika

    untuk semua i, j, k maka matriks tersebut konsisten .

    Untuk suatu matriks konsisten dengan vektor , maka elemen dapat ditulis

    menjadi :

    (1)

    Jadi matriks konsisten adalah :

    (2)

    Seperti yang di uraikan diatas, maka untuk pair-wise comparison matrix diuraikan

    seperti berikut ini :

    (3)

    Dari persamaan tersebut di atas dapat dilihat bahwa :

    (4)

    ),,( ,...,321 nω ω ω ω ω  =

    nω 

     jia

    k  ja

    k  j jiaa . k ik  j ji aaa   =.

    ω  jia

    ; j

    i

     jia

    ω 

    ω = n ji ,...,3,2,1,   =∀

    k i

    i

     j

     j

    i

    k  j jiaaa   ===

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω ..

     ji

     j

    ii

     j

    i j aa

    11===

    ω 

    ω ω 

    1.   = j

    i

    i ja

    ω 

    ω 

    n ji ,...,3,2,1,   =∀

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    30/68

     

    30

    Dengan demikian untuk  pair-wise comparison matrix yang konsisten menjadi :

    ; (5)

    (6)

    Persamaan diatas ekivalen dengan bentuk persamaan matriks dibawah ini :

    (7)

    Dalam teori matriks, formulasi ini diekspresikan bahwa adalah eigen vektor  dari

    matriks A dengan eigen value n. Perlu diketahui bahwa n merupakan dimensi matriks

    itu sendiri. Dalam bentuk persamaan matriks dapat ditulis sebagai berikut :

    (8)

    Pada prakteknya, tidak dapat dijamin bahwa ;

    (9)

    Salah satu faktor penyebabnya yaitu karena unsur manusia (decision maker)  tidak

    selalu dapat konsisten mutlak (absolte consistent)  dalam mengekspresikan preferensinya

    terhadap elemen-elemen yang dibandingkan. Dengan kata lain, bahwa  judgement yang

    diberikan untuk setiap elemen persoalan pada suatu level hierarchy  dapat saja

    inconsistent .

    na ji

     ji

    n

     j ji

      =∑=   ω 

    ω 1

    ..1

    n ji ,...,3,2,1,   =∀

     ji ji

    n

     j

     jina   ω ω    =∑

    =

    .1

    n ji ,...,3,2,1,   =∀

    ω .. n A   =

    =

    =

    nn

    m

    nnn

    n

    n

    n A

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    ω 

    2

    1

    2

    1

    21

    2

    2

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    1

    1

    k  j

    k i

     jia

    aa   =

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    31/68

     

    31

    Jika :

    1). Jika adalah bilangan- bilangan yang memenuhi persamaan :

    (10) 

    Dengan eigen value dari matriks A dan jika aii = 1;  I = 1,2,… ,n; maka dapat ditulis

    (11)

    Misalkan kalau suatu  pair-wise comparison matrix bersifat ataupun memenuhi

    kaidah konsistensi seperti pada persamaan (2), maka perkalian elemen matriks sama

    dengan 1.

    maka (12)

     Eigen value dari matriks  A,

    (13)

    Kalau diuraikan lebih jauh untuk persamaan (13), hasilnya menjadi :

    (14)

    Dari persamaan (14) kalau diuraikan untuk mencari harga eigen value maximum

    yaitu :

    ;

    nλ λ λ  ,...,, 21

     x x A   λ =.

    ni   =∑λ 

    =

    2212

    2111

     A A

     A A A

    21

    12

    1

     A A   =

    0

    0)(

    0

    =−

    =−

    =−

     I  A

     x I  A

     x Ax

    λ 

    λ 

    λ 

    02212

    2111=

     A A

     A A   λ 

    ( )max−λ 

    ( )

    0)2(

    02

    0121

    011

    2

    2

    2

    =−

    =−

    =−+−

    =−−

    λ λ 

    λ λ 

    λ λ 

    λ 

    01   =λ  22   =λ 

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    32/68

     

    32

    Dengan demikian matriks pada persamaan (12) merupakan matriks yang konsisten,

    dimana nilai sama dengan harga dimensi matriksnya.

    Jadi untuk n > 2 , maka semua harga eigen velue-nya sama dengan nol dan hanya ada

    satu eigen value yang sama dengan n  (konstan dalam kondisi matriks konsisten).

    2). Bila ada perubahan kecil dari elemen matriks maka eigen value-nya akan

    Berubah menjadi semakin kecil pula.

    Dengan menggabungkan kedua sifat matriks (aljabar linier ), jika :

    a.  Elemen diagonal matriks  A

    b.  Dan untuk matriks A yang konsisten, maka variasi kecil dari

    akan membuat harga eigen value yang lain mendekati nol. 

    2.2.3  Uji Konsistensi Indeks dan Rasio

    Salah satu utama model AHP yang membedakannya dengan model – model pengambilan

    keputusan yang lainnya adalah tidak adanya syarat konsistensi mutlak. Dengan model

    AHP yang memakai persepsi decision maker   sebagai inputnya maka ketidakkonsistenan

    mungkin terjadi karena manusia memiliki keterbatasan dalam menyatakan persepsinya

    secara konsisten terutama kalau harus mambandingkan banyak kriteria. Berdasarkan

    kondisi ini maka decision maker   dapat menyatakan persepsinya dengan bebas tanpa ia

    harus berfikir apakah persepsinya tersebut akan konsisten nantinya atau tidak.

    max−λ 

    )1(  =iia

      ∀ ni,...,2,1

    =

    n jia ji

    ,...,2,1,   =∀

     jia

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    33/68

     

    33

    Pengukuran konsistensi dari suatu matriks itu sendiri didasarkan atas eigenvalue

    maksimum. Thomas L. Saaty telah membuktikan bahwa Indeks konsistensi dari matriks

    berordo n  dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

    (15)

    CI   = Rasio penyimpangan (deviasi) konsistensi (consistency indeks)

    = Nilai eigen terbesar dari matriks berordon

    n  = Orde matriks

    Apabila CI bernilai nol, maka matriks pair wise comparison tersebut konsisten.

    Batas ketidakkonsistenan (inconsistency) yang telah ditetapkan oleh Thomas L. Saaty

    ditentukan dengan menggunakan Rasio Konsistensi (CR), yaitu perbandingan indeks

    konsistensi dengan nilai random indeks ( RI ) yang didapatkan dari suatu eksperimen oleh

    Oak   Ridge National Laboratory  kemudian dikembangkan oleh Wharton School dan

    diperlihatkan seperti tabel 2.3. Nilai ini bergantung pada ordo matriks n. Dengan

    demikian, Rasio Konsistensi dapat dirumuskan sebagai berikut :

    (16)

    CR  = Rasio konsistensi

     RI = Indeks Random

    ( )

    ( )1max

    −=

    n

    nCI 

      λ 

    maxλ 

     RI 

    CI CR  =

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    34/68

     

    34

    Tabel 2.3 Nilai Random Indeks ( RI )

    n 1 2 3 4 5 6 7 8 9

    RI 0, 00 0, 00 0, 58 0, 90 1, 12 1, 24 1, 32 1, 41 1, 45

    n 10 11 12 13 14 15

    RI 1,49  1,51  1,48  1,56  1,57  1,59 

    Bila matriks pair – wise comparison  dengan nilai CR lebih kecil dari 0, 100 maka

    ketidakkonsistenan pendapat dari decision maker   masih dapat diterima jika tidak maka

    penilaian perlu diulang.

    2.3  Analisis Sensitivitas pada Analytical Hierarchy Process (AHP)

     Analisis sensitivitas  pada AHP dapat terjadi untuk memprediksi keadaan apabila

    terjadi perubahan yang cukup besar, misalnya terjadi perubahan bobot prioritas karena

    adanya perubahan kebijaksanan sehingga muncul usulan pertanyaan bagaimana urutan

    prioritas alternatif yang baru dan tindakan apa yang perlu dilakukan.

     Analisa sensitivitas adalah unsur dinamis dari sebuah hirarki. Artinya penilaian yang

    dilakukan pertama kali dipertahankan untuk suatu jangka waktu tertentu dan adanya

    perubahan kebijaksanaan atau tindakan yang cukup dilakukan dengan analisa sensitivitas 

    untuk melihat efek yang terjadi.

    Sebagai contoh, seorang siswa sekolah menengah pertama diterima di tiga sekolah

    menengah atas. Anak tersebut akan mengalami kesulitan dalam memilih satu dari tiga

    sekolah yang menerimanya sebagai siswa. Untuk membantu menemukan jalan keluar

    maka masalah tersebut dapat dipecahkan dengan membuat suatu hirarki. Pada level

    pertama berupa tujuan memilih sekolah terbaik dan level kedua berupa kriteria yang

    terdiri dari proses belajar mengajar (PBM), lingkungan pergaulan (LK), kehidupan

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    35/68

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    36/68

     

    36

    Dimana :

     x1 = bobot prioritas PBM    x3 = bobot prioritas KS  

     x2 = bobot prioritas LP   x4 = bobot prioritas KUA 

    Matriks Perbandingan berpasangan pada level ketiga adalah sebagai berikut : 

    a). Matriks perbandingan berpasangan terhadap PBM  

    Tabel 2.5 Matriks perbandingan berpasangan terhadap PBM  

    Dimana :

    a1 = bobot prioritas alternatif A terhadap PBM  

    b1 = bobot prioritas alternatif B terhadap PBM

    c1 = bobot prioritas alternatif C  terhadap PBM  

    b). Matriks perbandingan berpasangan terhadap LP 

    Tabel 2.6 Matriks perbandingan berpasangan terhadap LP 

    PBM    A B C Bobot prioritas

     A

    2

    1

    ω 

    ω  

    2

    1

    ω 

    ω   3

    1

    ω 

    ω   a1

     B

    1

    2

    ω 

    ω  

    2

    2

    ω 

    ω  

    3

    2

    ω 

    ω  

    b1

    C

    1

    3

    ω 

    ω  

    2

    3

    ω 

    ω  

    3

    3

    ω  

    c1

     LP   A B C Bobot prioritas

     A

    2

    1

    ω 

    ω 

      2

    1

    ω 

    ω 

      31

    ω 

    ω 

     

    a2

     B

    1

    2

    ω 

    ω  

    2

    2

    ω 

    ω  

    3

    2

    ω 

    ω  

    b2

    C

    1

    3

    ω 

    ω  

    2

    3

    ω  

    3

    3

    ω 

    ω  

    c2

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    37/68

     

    37

    Dimana :

    a2 = bobot prioritas alternatif A terhadap LP 

    b2 = bobot prioritas alternatif B terhadap LP 

    c2 = bobot prioritas alternatif C  terhadap LP 

    c). Matriks perbandingan berpasangan terhadap KS  

    Tabel 2.7 Matriks perbandingan berpasangan terhadap KS 

    Dimana :

    a3 = bobot prioritas alternatif A terhadap KS  

    b3 = bobot prioritas alternatif B terhadap KS  

    c3 = bobot prioritas alternatif C  terhadap KS  

    d). Matriks perbandingan berpasangan terhadap KUA 

    Tabel 2.8 Matriks perbandingan berpasangan terhadap KUA 

    KS    A B C Bobot prioritas

     A

    2

    1

    ω 

    ω  

    2

    1

    ω 

    ω   3

    1

    ω 

    ω   a3

     B

    1

    2

    ω 

    ω  

    2

    2

    ω 

    ω  

    3

    2

    ω 

    ω  

    b3

    C

    1

    3

    ω  

    2

    3

    ω  

    3

    3

    ω 

    ω  

    c3

    KUA   A B C Bobot prioritas

     A

    2

    1

    ω 

    ω  

    2

    1

    ω 

    ω   3

    1

    ω 

    ω   a4

     B

    1

    2

    ω 

    ω  

    2

    2

    ω 

    ω  

    3

    2

    ω 

    ω  

    b4

    C

    1

    3

    ω 

    ω  

    2

    3

    ω  

    3

    3

    ω  

    c4

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    38/68

     

    38

    Dimana :

    a4 = bobot prioritas alternatif A terhadap KUA 

    b4 = bobot prioritas alternatif B terhadap KUA

    c4 = bobot prioritas alternatif C terhadap KUA 

    Untuk menentukan bobot prioritas global dapat diperoleh dengan melakukan perkalian

    bobot prioritas lokal pada level dua dan level tiga seperti pada tabel berikut :

    Tabel 2.9 Prioritas Global

    Kriteria K 1 K 2 K 3 K 4  Prioritas global 

    Bobot  x1  x2  x3  x4

     A a1 a2 a3 a4  X

     B b1 b2 b3 b4 Y

    C c1 c2 c3 c4  Z

    Dimana :

     X  = prioritas global sekolah  A 

    Y  = prioritas global sekolah B 

     Z  = prioritas global sekolah C

    Dari tabel tersebut prioritas global dapat dirumuskan sebagai berikut :

    (17)

    44332211

    44332211

    44332211

     xc xc xc xc Z 

     xb xb xb xbY 

     xa xa xa xa X 

    +++=

    +++=

    +++=

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    39/68

     

    39

    2.3.1 Analisis Sensitivitas pada Bobot Prioritas dari Kriteria Keputusan 

     Analisis sensitivitas  pada kriteria keputusan dapat terjadi karena ada informasi

    tambahan sehingga decision maker  mengubah penilaiannya. Akibat terjadinya perubahan

    penilaian menyebabkan berubahnya urutan prioritas.

    Dari persoalan di atas dituliskan persamaan urutan prioritas global sebagai berikut :

    (18)

    Apabila dilakukan perubahan terhadap penilaian dimana bobot prioritas kriteria x1

    Maka urutan prioritas berubah. Bobot prioritas kriteria x1 dapat diubah lebih kecil dari  x1 

    atau lebih besar dari  x1.  Analisis sensitivitas  ini juga dapat dilakukan terhadap kriteria –

    kriteria lainnya yaitu kriteria  x2, x3, dan x4. Sehingga analisis ini menunjukkan perubahan

    terhadap urutan prioritas.

    44332211

    44332211

    44332211

     xc xc xc xc Z 

     xb xb xb xbY 

     xa xa xa xa X 

    +++=

    +++=

    +++=

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    40/68

     

    40

    BAB 3

    PEMBAHASAN

    Pada bab ini akan dibahas secara khusus tentang penetapan prioritas menggunakan

    metode  Analytic Hierarchy Process  (AHP) dan analisis sensitivitas serta pengaruhnya

    terhadap urutan prioritas.

    3.1 Perhitungan Faktor Pembobotan Hirarki Untuk semua Kriteria

    Pada gambar 2.2 mengilustrasikan struktur hirarki permasalahan pemilihan

    sekolah terbaik. Setelah penyusunan hirarki, maka langkah selanjutnya adalah melakukan

    perbandingan antara elemen dengan memperhatikan pengaruh elemen pada level

    diatasnya. Pembagian pertama dilakukan untuk elemen – elemen pada level kriteria

    dengan memperhatikan level diatasnya yaitu  goal  atau tujuan utama. Pada level dua

    terdiri dari kriteria proses belajar mengajar (PBM), lingkungan pergaulan (LP), kehidupan

    sekolah secara umum (KS), dan kualifikasi yang diminta sekolah (KUA). Pembandingan

    dilakukan dengan menggunakan skala satu sampai sembilan dan memenuhi aksioma –

    aksioma pada metode AHP. Matriks perbandingan berpasangan dari level dua dengan

    memperhatikan level satu adalah :

    Tabel 3.1 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk semua Kriteria 

    PBM LP KS KUA

    PBM 1 2 8 4

    LP 1/2 1 7 3

    KS 1/8 1/7 1 1/5

    KUA 1/4 1/3 5 1

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    41/68

     

    41

    Perhitungan matriks untuk semua kriteria :

    Tabel 3.2 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk semua Kriteria

    yang disederhanakan 

    Dengan unsur – unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang

    bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vektor eigen

    dihasilkan dari rata – rata nilai bobot relatif untuk setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada

    tabel sebagai berikut :

    Tabel 3.3 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk semua Kriteria

    yang dinormalkan

    Selanjutnya nilai eigen maksimum diperoleh dengan menjumlahkan

    hasil perkalian antara jumlah entri-entri kolom pada matriks faktor pembobotan yang

    disederhanakan dengan vektor eigen. Nilai eigen maksimum yang diperoleh adalah

    sebagai berikut :

    PBM LP KS KUA

    PBM 1, 000 2, 000 8, 000 4, 000

    LP 0, 500 1, 000 7, 000 3, 000

    KS 0, 125 0, 142 1, 000 0, 200

    KUA 0, 250 0, 333 5, 000 1, 000

    1, 875 3, 475 21, 000 8, 200

    PBM LP KS KUA Vektor Eigen (yang

    dinormalkan)

    PBM 0, 533 0, 575 0, 380 0, 487 0, 493

    LP 0, 266 0, 287 0, 333 0, 365 0, 312

    KS 0, 066 0, 047 0, 047 0, 024 0, 046

    KUA 0, 133 0, 095 0, 238 0, 121 0, 146

    )( maksimumλ 

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    42/68

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    43/68

     

    43

    Tabel 3.4 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Proses Belajar Mengajar

    Perhitungan matriks untuk kriteria Proses Belajar Mengajar

    Tabel 3.5 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Proses Belajar Mengajar yang

    disederhanakan

    Dengan unsur – unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang

    bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vektor eigen

    dihasilkan dari rata – rata nilai bobot relatif untuk setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada

    tabel berikut ini :

    Tabel 3.6 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Proses Belajar Mengajar

    yang dinormalkan

    PBM A B C

    A 1 1/3 1/2

    B 3 1 3

    C 2 1/3 1

    PBM A B C

    A 1, 000 0, 333 0, 500

    B 3, 000 1, 000 3, 000

    C 2, 000 0, 333 1, 000

    6, 000 1, 666 4, 500

    PBM A B CVektor Eigen (yang

    dinormalkan)

    A 0, 161 0, 199 0, 111 0, 158

    B 0. 500 0,600 0, 666 0, 588

    C 0, 333 0, 199 0, 222 0, 251

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    44/68

     

    44

    Selanjutnya nilai eigen maksimum diperoleh dengan menjumlahkan

    hasil perkalian antara jumlah entri-entri kolom pada matriks faktor pembobotan yang

    disederhanakan dengan vektor eigen. Nilai eigen maksimum yang diperoleh adalah

    sebagai berikut :

    (6, 000 x 0, 158) + (1, 666 x 0, 588) + (4, 500 x 0, 251)

    = 3, 056

    Karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 alternatif), maka nilai indeks

    konsistensi yang diperoleh adalah :

    Untuk n = 3, RI = 0, 580 (tabel skala saaty), maka ;

    Karena CR < 0, 100 berarti preferensi penilaian adalah konsisten.

    Dari hasil perhitungan pada tabel diatas diperoleh urutan prioritas lokal untuk

    kriteria Proses Belajar Mengajar yaitu sekolah B menjadi prioritas pertama dengan nilai

    bobot 0, 588 atau 58, 4%, kemudian sekolah C menjadi prioritas ke-2 dengan nilai bobot

    0, 251 atau 25, 1%, sekolah A menjadi prioritas ke-3 dengan nilai bobot 0, 158 atau 15,

    8%.

    3.3 Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Lingkungan Pergaulan

    Tabel 3.7 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Lingkungan Pergaulan

    LP A B C

    A 1 2 2

    B 1/2 1 1/2

    C 1/2 2 1

    )( maksimumλ 

    =maksimumλ 

    028,013

    3056,3

    1

    max=

    −=

    −=

    n

    nCI 

      λ 

    048,0580,0

    028,0===

     RI 

    CI CR

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    45/68

     

    45

    Perhitungan matriks untuk kriteria Lingkungan Pergaulan :

    Tabel 3.8 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Lingkungan Pergaulan

    yang disederhanakan

    Dengan unsur – unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang

    bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vektor eigen

    dihasilkan dari rata – rata nilai bobot relatif untuk setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada

    tabel berikut ini :

    Tabel 3.9 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Lingkungan Pergaulan

    yang dinormalkan

    Selanjutnya nilai eigen maksimum diperoleh dengan menjumlahkan

    hasil perkalian antara jumlah entri-entri kolom pada matriks faktor pembobotan yang

    disederhanakan dengan vektor eigen. Nilai eigen maksimum yang diperoleh adalah

    sebagai berikut :

    (2, 000 x 0, 490) + (5, 000 x 0, 197) + (3, 500 x 0, 311)

    = 3, 053

    LP A B C

    A 1, 000 2, 000 2, 000

    B 0, 500 1, 000 0, 500

    C 0, 500 2, 000 1, 000

    2, 000 5, 000 3, 500

    LP A B C

    Vektor Eigen (yang

    dinormalkan)

    A 0, 500 0, 400 0, 571 0, 490

    B 0. 250 0, 200 0, 142 0, 197

    C 0, 250 0, 400 0, 285 0, 311

    )( maksimumλ 

    =maksimumλ 

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    46/68

     

    46

    Karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 alternatif), maka nilai indeks

    konsistensi yang diperoleh adalah :

    Untuk n = 3, RI = 0, 580 (tabel skala saaty), maka ;

    Karena CR < 0, 100 berarti preferensi penilaian adalah konsisten.

    Dari hasil perhitungan pada tabel diatas diperoleh urutan prioritas lokal untuk

    kriteria Lingkungan Pergaulan yaitu sekolah A menjadi prioritas pertama dengan nilai

    bobot 0, 490 atau 49%, kemudian sekolah C menjadi prioritas ke-2 dengan nilai bobot

    0, 311 atau 31, 1%, sekolah B menjadi prioritas ke-3 dengan nilai bobot 0, 197 atau 19,

    7%.

    3.4 Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Kehidupan Sekolah Secara Umum

    Tabel 3.10 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Kehidupan Sekolah Secara

    Umum

    KS A B C

    A 1 1/2 1/4

    B 2 1 1/4C 4 4 1

    026,013

    3053,31

    max =−

    −=

    −=

    nnCI 

      λ 

    044,0580,0

    026,0===

     RI 

    CI CR

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    47/68

     

    47

    Perhitungan matriks untuk kriteria Kehidupan Sekolah Secara Umum :

    Tabel 3.11 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Kehidupan Sekolah

    Secara umum yang disederhanakan

    Dengan unsur – unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan,

    akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata –

    rata nilai bobot relatif untuk setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel 3.12 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Kehidupan Sekolah

    Secara Umum yang dinormalkan

    Selanjutnya nilai eigen maksimum diperoleh dengan menjumlahkan

    hasil perkalian antara jumlah entri-entri kolom pada matriks faktor pembobotan yang

    disederhanakan dengan vektor eigen. Nilai eigen maksimum yang diperoleh adalah

    sebagai berikut :

    (7, 000 x 0, 132) + (5, 500 x 0, 210) + (1, 500 x 0, 654)

    = 3, 060

    KS A B C

    A 1, 000 0, 500 0, 250

    B 2, 000 1, 000 0, 250

    C 4, 000 4, 000 1, 000

    7, 000 5, 500 1, 500

    KS A B C

    Vektor Eigen (yang

    dinormalkan)

    A 0, 142 0, 090 0, 166 0, 132

    B 0. 285 0, 181 0, 166 0, 210

    C 0, 570 0, 727 0, 666 0, 654

    )( maksimumλ 

    =maksimumλ 

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    48/68

     

    48

    Karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 alternatif), maka nilai indeks

    konsistensi yang diperoleh adalah :

    Untuk n = 3, RI = 0, 580 (tabel skala saaty), maka ;

    Karena CR < 0, 100 berarti preferensi penilaian adalah konsisten.

    Dari hasil perhitungan pada tabel diatas diperoleh urutan prioritas lokal untuk

    kriteria Kehidupan Sekolah Secara Umum yaitu sekolah C menjadi prioritas pertama

    dengan nilai bobot 0, 654 atau 65, 4%, kemudian sekolah B menjadi prioritas ke-2 dengan

    nilai bobot 0, 210 atau 21%, sekolah A menjadi prioritas ke-3 dengan nilai bobot 0, 132

    atau 13, 2%.

    3.5 Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Kualifikasi yang diminta Sekolah 

    Tabel 3.13 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Kualifikasi yang diminta

    Sekolah 

    KUA A B C

    A 1 2 4

    B 1/2 1 3C 1/4 1/3 1

    030,013

    3060,31

    max =−

    −=

    −=

    nnCI 

      λ 

    050,0580,0

    030,0===

     RI 

    CI CR

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    49/68

     

    49

    Perhitungan matriks untuk kriteria Kehidupan Sekolah Secara Umum :

    Tabel 3.14 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Kualifikasi yang diminta

    Sekolah yang disederhanakan 

    Dengan unsur – unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang

    bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vektor eigen

    dihasilkan dari rata – rata nilai bobot relatif untuk setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada

    tabel berikut ini :

    Tabel 3.15 Matriks Faktor Evaluasi Untuk Kriteria Kualifikasi yang diminta

    Sekolah yang dinormalkan 

    Selanjutnya nilai eigen maksimum diperoleh dengan menjumlahkan

    hasil perkalian antara jumlah entri-entri kolom pada matriks faktor pembobotan yang

    disederhanakan dengan vektor eigen. Nilai eigen maksimum yang diperoleh adalah

    sebagai berikut :

    KUA A B C

    A 1, 000 2, 000 4, 000

    B 0, 500 1, 000 3, 000

    C 0, 250 0, 333 1, 000

    1, 750 3, 300 9, 000

    KUA A B C

    Vektor Eigen (yang

    dinormalkan)

    A 0, 571 0, 600 0, 444 0, 538

    B 0. 285 0, 300 0, 333 0, 306

    C 0, 142 0, 099 0, 111 0, 117

    )( maksimumλ 

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    50/68

     

    50

    (1, 750 x 0, 538) + (3, 333 x 0, 306) + (9, 000 x 0, 117)

    = 3, 092

    Karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 alternatif), maka nilai indeks

    konsistensi yang diperoleh adalah :

    Untuk n = 3, RI = 0, 580 (tabel skala saaty), maka ;

    Karena CR < 0, 100 berarti preferensi penilaian adalah konsisten.

    Dari hasil perhitungan pada tabel diatas diperoleh urutan prioritas lokal untuk

    kriteria Kualifikasi yang diminta Sekolah yaitu sekolah A menjadi prioritas pertama

    dengan nilai bobot 0, 538 atau 53, 8%, kemudian sekolah B menjadi prioritas ke-2 dengan

    nilai bobot 0, 306 atau 30, 6%, sekolah C menjadi prioritas ke-3 dengan nilai bobot 0, 117

    atau 11, 7%.

    =maksimumλ 

    046,013

    3092,3

    1

    max=

    −=

    −=

    n

    nCI 

      λ 

    079,0

    580,0

    046,0===

     RI 

    CI CR

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    51/68

     

    51

    3.6 Perhitungan Total Rangking/Prioritas Global

    3.6.1 Faktor Evaluasi Total

    Dari seluruh evaluasi yang dilakukan terhadap faktor – faktor proses balajar mengajar,

    lingkungan pergaulan, kehidupan sekolah secara umum dan kualifikasi yang diminta

    sekolah diperoleh factor evaluasi total sebagai berikut :

    Tabel 3.16 Matriks Faktor Evaluasi Total 

    Faktor PBM LP KS KUA

    A 0, 158 0, 490 0, 132 0, 538B 0, 588 0,197 0, 210 0, 306

    C 0, 251 0. 311 0, 654 0, 117

    3.6.2  Total Rangking/Prioritas Global

    Total rangking/prioritas global diperoleh dengan mengalikan matriks faktor evaluasi total

    dengan matriks pembobotan hirarki, yaitu :

    Dari hasil perhitungan diatas diperoleh urutan prioritas global yaitu sekolah B menjadi

    prioritas utama (40, 3%), kemudian sekolah A (31, 3%) dan sekolah C (26, 7%).

    =

    ×

    267,0

    403,0

    313,0

    146,0

    046.0

    312,0

    493,0

    117,0654,0311,0251,0

    306,0210,0196,0588,0

    538,0132,0490,0158,0

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    52/68

     

    52

    3.7 Analisis Sensitivitas AHP Pada Bobot Prioritas Kriteria Keputusan

    Untuk menentukan total rangking/prioritas global, matriks diatas dapat juga

    ditunjukkan seperti tabel berikut :

    Tabel 3.17 Prioritas Global Pemilihan Sekolah Terbaik

    Kriteria PBM LP KS KUA

    Bobot 0, 493 0, 312 0, 046 0, 146

    Prioritas

    Global

    A 0, 158 0, 490 0, 132 0, 538 0, 313

    B 0, 588 0,197 0, 210 0, 306 0, 403

    C 0, 251 0. 311 0, 654 0, 117 0, 267

    3.7.1 Analisis Sensitivitas Terhadap Kriteria Proses Belajar Mengajar

    Model prioritas global sekolah A, B dan C dinyatakan pada persamaan 17,

    sehingga prioritas global tersebut diperoleh sebagai berikut:

    Dari kondisi diatas, terlihat bobot prioritas PBM adalah 0, 493 dan pada kondisi

    tersebut prioritas global sekolah B adalah prioritas yang paling utama yaitu 0, 403,

    kemudian prioritas global sekolah A adalah 0, 313 dan sekolah C dengan bobot prioritas

    global 0, 267.

    Apabila bobot prioritas PBM diturunkan ke 0, 300, maka urutan prioritas global

    adalah sebagai berikut :

    267,0)117,0()146,0()654,0()046,0()311,0()312,0()251,0()493,0(403,0)306,0()146,0()210,0()046,0()197,0()312,0()588,0()493,0(

    313,0)538,0()146,0()132,0()046,0()490,0()312,0()158,0()493,0(

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

    C  B

     A

    219,0)117,0()146,0()654,0()046,0()311,0()312,0()251,0()300,0(

    290,0)306,0()146,0()210,0()046,0()197,0()312,0()588,0()300,0(

    283,0)538,0()146,0()132,0()046,0()490,0()312,0()158,0()300,0(

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

     B

     A

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    53/68

     

    53

    Urutan prioritas tidak berubah dimana sekolah B tetap menjadi urutan prioritas

    global tertinggi dengan bobot 0, 290 atau 29% disusul A dengan bobot 0, 283 atau 28, 3%

    dan C dengan bobot 0, 219 atau 21, 9%.

    Apabila bobot prioritas PBM diturunkan ke 0, 200, maka urutan prioritas global

    adalah sebagai berikut :

    Urutan prioritas berubah dimana sekolah A menjadi urutan prioritas tertinggidengan bobot 0, 267 atau 26, 7% menggeser B dengan bobot 0, 231 atau 23, 1% dan C

    tetap di urutan prioritas ke-3 dengan bobot 0, 194 atau 19, 4%.

    Apabila bobot prioritas PBM diturunkan ke 0, 100, maka urutan prioritas global

    adalah sebagai berikut :

    Urutan prioritas berubah dimana sekolah A menjadi urutan prioritas tertinggi

    dengan bobot 0, 251 atau 25, 1% menggeser B dengan bobot 0, 172 atau 17, 2% dan C

    tetap di urutan prioritas ke-3 dengan bobot 0, 169 atau 16, 9%.

    Apabila bobot prioritas PBM naik menjadi 0, 500, urutan prioritas global adalah

    sebagai berikut :

    194,0)117,0()146,0()654,0()046,0()311,0()312,0()251,0()200,0(

    231,0)306,0()146,0()210,0()046,0()197,0()312,0()588,0()200,0(

    267,0)538,0()146,0()132,0()046,0()490,0()312,0()158,0()200,0(

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

     B

     A

    169,0)117,0()146,0()654,0()046,0()311,0()312,0()251,0()100,0(172,0)306,0()146,0()210,0()046,0()197,0()312,0()588,0()100,0(

    251,0)538,0()146,0()132,0()046,0()490,0()312,0()158,0()100,0(

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

    C  B

     A

    269,0)117,0()146,0()654,0()046,0()311,0()312,0()251,0()500,0(

    408,0)306,0()146,0()210,0()046,0()197,0()312,0()588,0()500,0(

    315,0)538,0()146,0()132,0()046,0()490,0()312,0()158,0()500,0(

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

     B

     A

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    54/68

     

    54

    Urutan prioritas tidak berubah dimana sekolah B tetap menjadi urutan prioritas

    global tertinggi dengan bobot 0, 408 atau 40, 8% disusul A dengan bobot 0, 315 atau 31,

    5% dan C dengan bobot 0, 269 atau 26, 9%.

    Apabila bobot prioritas PBM naik sampai menjadi 0, 600, urutan prioritas global

    adalah sebagai berikut :

    Urutan prioritas tidak berubah dimana sekolah B tetap menjadi urutan prioritasglobal tertinggi dengan bobot 0, 466 atau 46, 6% disusul A dengan bobot 0, 330 atau 33%

    dan C dengan bobot 0, 294 atau 29, 4%.

    Dari analisis sensitivitas dapat disimpulkan bahwa bobot prioritas PBM sensitif

    ketika diubah dari 0, 493 menjadi 0, 200.

    3.7.2 Analisis Sensitivitas Terhadap Kriteria Lingkungan Pergaulan

    Pada keadaan bobot prioritas LP adalah 0, 312 dan pada keadaan tersebut prioritas

    global sekolah B adalah prioritas yang paling utama yaitu 0, 403, kemudian prioritas

    global sekolah A adalah 0, 313 dan sekolah C dengan bobot prioritas global 0, 267.

    Apabila bobot prioritas LP diturunkan ke 0, 200, maka urutan prioritas global

    adalah sebagai berikut :

    294,0)117,0()146,0()654,0()046,0()311,0()312,0()251,0()600,0(

    466,0)306,0()146,0()210,0()046,0()197,0()312,0()588,0()600,0(

    330,0)538,0()146,0()132,0()046,0()490,0()312,0()158,0()600,0(

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

     B

     A

    232,0)117,0()146,0()654,0()046,0()311,0()200,0()251,0()493,0(

    381,0)306,0()146,0()210,0()046,0()197,0()200,0()588,0()493,0(

    259,0)538,0()146,0()132,0()046,0()490,0()200,0()158,0()493,0(

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

     B

     A

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    55/68

     

    55

    Urutan prioritas tidak berubah dimana sekolah B tetap menjadi urutan prioritas

    global tertinggi dengan bobot 0, 381 atau 38, 1% disusul A dengan bobot 0, 259 atau 25,

    9% dan C dengan bobot 0, 232 atau 23, 2%.

    Apabila bobot prioritas LP diturunkan ke 0, 100, maka urutan prioritas global

    adalah sebagai berikut :

    Urutan prioritas tidak berubah dimana sekolah B tetap menjadi urutan prioritasglobal tertinggi dengan bobot 0, 361 atau 36, 1% disusul A dengan bobot 0, 210 atau 21%

    dan C dengan bobot 0, 201 atau 20, 1%.

    Apabila bobot prioritas LP naik menjadi 0, 400, urutan prioritas global adalah

    sebagai berikut :

    Urutan prioritas tidak berubah dimana sekolah B tetap menjadi urutan prioritas

    global tertinggi dengan bobot 0, 420 atau 42% disusul A dengan bobot 0, 357 atau 35, 7%

    dan C dengan bobot 0, 294 atau 29, 4%.

    Apabila bobot prioritas LP naik menjadi 0, 500, urutan prioritas global adalah

    sebagai berikut :

    201,0)117,0()146,0()654,0()046,0()311,0()100,0()251,0()493,0(

    361,0)306,0()146,0()210,0()046,0()197,0()100,0()588,0()493,0(

    210,0)538,0()146,0()132,0()046,0()490,0()100,0()158,0()493,0(

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

     B

     A

    294,0)117,0()146,0()654,0()046,0()311,0()400,0()251,0()493,0(420,0)306,0()146,0()210,0()046,0()197,0()400,0()588,0()493,0(

    357,0)538,0()146,0()132,0()046,0()490,0()400,0()158,0()493,0(

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

    C  B

     A

    325,0)117,0()146,0()654,0()046,0()311,0()500,0()251,0()493,0(

    440,0)306,0()146,0()210,0()046,0()197,0()500,0()588,0()493,0(

    406,0)538,0()146,0()132,0()046,0()490,0()500,0()158,0()493,0(

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

     B

     A

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    56/68

     

    56

    Urutan prioritas tidak berubah dimana sekolah B tetap menjadi urutan prioritas

    global tertinggi dengan bobot 0, 440 atau 44% disusul A dengan bobot 0, 406 atau 40, 6%

    dan C dengan bobot 0, 325 atau 32, 5%.

    Apabila bobot prioritas LP naik menjadi 0, 600, urutan prioritas global adalah

    sebagai berikut :

    Urutan prioritas tidak berubah dimana sekolah B tetap menjadi urutan prioritasglobal tertinggi dengan bobot 0, 460 atau 46% disusul A dengan bobot 0, 455 atau 45, 5%

    dan C dengan bobot 0, 356 atau 35, 6%.

    Apabila bobot prioritas LP naik menjadi 0, 700, urutan prioritas global adalah

    sebagai berikut :

    Urutan prioritas berubah dimana sekolah A menjadi urutan prioritas tertinggi

    dengan bobot 0, 504 atau 50, 4% menggeser B dengan bobot 0, 479 atau 47, 9% dan C

    tetap di urutan prioritas ke-3 dengan bobot 0, 387 atau 38, 7%.

    Apabila bobot prioritas LP naik menjadi 0, 800, urutan prioritas global adalah

    sebagai berikut :

    418,0)117,0()146,0()654,0()046,0()311,0()800,0()251,0()493,0(

    499,0)306,0()146,0()210,0()046,0()197,0()800,0()588,0()493,0(

    553,0)538,0()146,0()132,0()046,0()490,0()800,0()158,0()493,0(

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

     B

     A

    356,0)117,0()146,0()654,0()046,0()311,0()600,0()251,0()493,0(

    460,0)306,0()146,0()210,0()046,0()197,0()600,0()588,0()493,0(

    455,0)538,0()146,0()132,0()046,0()490,0()600,0()158,0()493,0(

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

     B

     A

    387,0)117,0()146,0()654,0()046,0()311,0()700,0()251,0()493,0(479,0)306,0()146,0()210,0()046,0()197,0()700,0()588,0()493,0(

    504,0)538,0()146,0()132,0()046,0()490,0()700,0()158,0()493,0(

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

    =×+×+×+×=

    C  B

     A

    Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (AHP), 2009.

  • 8/18/2019 Analisis Sensitivitas Dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp) (…

    57/68

     

    57

    Urutan prioritas berubah dimana sekolah A menjadi urutan prioritas tertinggi