analisis risiko produksi pada peternakan ayam broiler

Upload: resta26

Post on 07-Jul-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    1/74

     

    ANALISIS RISIKO PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM BROILER

    DI KAMPUNG KANDANG, DESA TEGAL, KECAMATAN KEMANG,

    KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

    MANGAPUL DAVID

    H34114040

    DEPARTEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2013

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    2/74

     

    PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

    SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* 

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Risiko

    Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di Desa Tegal, Kampung Kandang,

    Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat adalah benar karya saya

    dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa

     pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau

    dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

    telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian

    akhir skripsi ini.

    Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

    Institut Pertanian Bogor.

    Bogor, September 2013

     Mangapul David

     NRP H34114040

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    3/74

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    4/74

     

    ABSTRAK

    MANGAPUL DAVID. Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler

    di Desa Tegal, Kampung Kandang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa

    Barat. Dibimbing oleh NETTI TINAPRILLA.

    Sub sektor penghasil utama komoditas pertanian adalah daging, susu, dan telur.

    Usaha peternakan ayam broiler menjadi salah satu usaha yang memiliki potensi diKabupaten Bogor. Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra produksi ayam broiler di

    Jawa Barat yang pertumbuhannya mencapai 7.75 persen. Fluktuasi produksi ayam broiler

    menunjukkan adanya risiko produksi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sumber-

    sumber risiko produksi, menganalisis probabilitas sumber-sumber risiko, danmenganalisis dampak sumber-sumber risiko produksi di Kampung Kandang. Analisis

    risiko produksi ayam broiler menggunakan data primer dan data sekunder. Data primerdiperoleh melalui pengamatan, wawancara, diskusi, dan kuesioner dengan para peternak,

    sementara data sekunder diperoleh dari literatur yang relevan. Metode analisis data adalah

    analisis deskriptif data dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Sumber

    risiko yang ditemukan pada produksi ayam broiler adalah perubahan cuaca, penyakit, dan

     predator. Penyakit adalah sumber risiko yang memiliki kemungkinan dan dampak yang paling besar, yaitu sebesar 91.62 persen dan Rp 7 857 249.00. Hasil pemetaan risiko

    menunjukkan bahwa ada jenis strategi manajemen, yaitu strategi preventif dan strategi

    mitigasi. Dalam melakukan strategi yang diusulkan sebaiknya peternak mengutamakan

    strategi untuk mengurangi dampak dan probabilitas oleh sumber risiko penyakit.

    Kata kunci : Analisis risiko prtoduksi, sumber risiko, broiler

    ABSTRAK

    MANGAPUL DAVID. Production Risk Analysis on Broiler Farm in Tegal Village,Kemang Sub District, Bogor District, West Java. Supervised by NETTI TINAPRILLA.

    Poultry is an important sub sector in contributing to GDP. One of poultry

    commodities which has big potential is broiler farm. Bogor District is one of broiler

     production central in West Java with growth rate about 7.75%. Meanwhile, broiler

     production in Bogor District is fluctuation. The purpose of this research is to analyze therisk of production sources, analyze the probability of risk source, and analyze the impact

    of risk sources in Kampung Kandang. Risk analysis broiler production was examinedusing primary data and secondary data. Primary data obtained through observation,

    interviews, discussions, and questionnaires with the farmers, while the secondary data

    obtained from the relevant literature. Method of data analysis on this research use

    descriptive analysis of the data using qualitative and quantitative risk analysis using the

    data. The sources of risk found broiler production is a weather, disease, and predators.Disease are a source of risk that may occur and the greatest impact, amounting to 91.62

     percent and Rp 7 857 249. The results of mapping risk indicate that there are two kinds ofmanagement strategies such as preventive and mitigation strategies. In conducting a proposed strategy, the farmers should do strategy by prioritizing strategy that is caused by

    a source of risk of disease

    Keywords: Production risk analysis, risk sources, broiler

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    5/74

     

    ANALISIS RISIKO PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM BROILER

    DI DESA TEGAL, KAMPUNG KANDANG, KECAMATAN KEMANG

    KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

    MANGAPUL DAVID

    Skripsisebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Ekonomi

     pada

    Departemen Agribisnis

    DEPARTEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2013

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    6/74

     

    Judul Skripsi : Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di

    Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten

    Bogor, Jawa Barat.

     Nama : Mangapul David

     NRP : H34114040

    Disetujui oleh

    Dosen Pembimbing

    Dr. Ir. Netti Tinaprilla, MM.

     NIP. 132 133 965

    Diketahui oleh

    Ketua Departemen

    Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS. 

     NIP. 131 415 082

    Tanggal Lulus:

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    7/74

     

    PRAKATA

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

    karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih

    dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 ini ialah risiko produksi,dengan judul Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler di Desa

    Tegal, Kampung Kandang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir, Netti Tinaprilla, MM selaku

     pembimbing, serta Ibu Dr. Ir. Anna Faryanti, M.Si yang telah banyak memberi

    saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Kiman,

    Bapak Ichwan, Bapak Aslih, Bapak Sudrajat, Bapak Jayadi, Bapak Iskandar,

    Bapak Jahidin, Bapak Rukma, Bapak Nugraha, Bapak Hasyim selaku responden

    selama masa penelitian dan Deine Isti Anandansya dan Khitmatul Nizhah yang

    telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga

    disampaikan kepada orang tua, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih

    sayangnya.

    Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

    Bogor, September 2013

     Mangapul David

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    8/74

     

    DAFTAR ISI

    DAFTAR TABEL  iii 

    DAFTAR GAMBAR iii

    DAFTAR LAMPIRAN  iv

    PENDAHULUAN  1

    Latar Belakang.................................................................................................. 1

    Perumusan Masalah .............................................................................................4

    Tujuan Penelitian .................................................................................................6

    Kegunaan Penelitian ............................................................................................6

    Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................... 6

    TINJAUAN PUSTAKA  7

    Peternakan Ayam Broiler .................................................................................... 7

    Keberhasilan Usaha Ternak Ayam Broiler  ..........................................................8

    Lahan ............................................................................................................... 8

    Kandang dan Peralatan Kandang .....................................................................8

    DOC ...............................................................................................................10

    Sumber Risiko Produksi Ayam Broiler  ..............Error! Bookmark not defined. 

    Risiko Produksi Peternakan Ayam Broiler .........Error! Bookmark not defined. 

    Strategi Penanganan Risiko Peternakan Ayam Broiler Error! Bookmark not

    defined. 

    KERANGKA PEMIKIRAN 

    Error! Bookmark not defined. 

    Kerangka Pemikiran Teoritis..............................Error! Bookmark not defined. 

    Konsep Dasar Risiko ..........................................Error! Bookmark not defined. 

    Analisis Risiko ...................................................Error! Bookmark not defined. 

    Kategori Risiko ...................................................Error! Bookmark not defined. 

    Pemetaan Risiko ................................................................................................ 16

    Penanganan Risiko ............................................................................................ 16

    Alur Pemikiran Operasional ..............................................................................17

    METODE PENELITIAN  19

    Lokasi dan Waktu ..............................................................................................19Data dan Sumber Data .......................................................................................19

    Teknik Pengumpulan Data .................................Error! Bookmark not defined. 

    Metode Analisi Data ...........................................Error! Bookmark not defined. 

    Analisis Deskriptif ..............................................Error! Bookmark not defined. 

    Analisis Kemungkinan Terjadinya Risiko..........Error! Bookmark not defined. 

    Analisis Dampak Risiko .....................................Error! Bookmark not defined. 

    Pemetaan Risiko .................................................Error! Bookmark not defined. 

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    9/74

     

    Penanganan Risiko .............................................Error! Bookmark not defined. 

    GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN  26

    Gambaran Umum Desa Tegal ........................................................................... 26

    Letak Administratif dan Kondisi Wilayah ........................................................ 26

    Kondisi Demografi ............................................................................................ 26Karakteristik Responden ................................................................................... 28

    Umur Responden ...............................................................................................28

    Tingkat Pendidikan ............................................................................................28

    Skala Usaha .......................................................................................................29

    Luas Kandang ....................................................................................................29

    Pengalaman Usaha............................................................................................. 29

    Proses Budidaya Ayam Ras Pedaging ................Error! Bookmark not defined. 

    Pra Produksi ....................................................Error! Bookmark not defined. 

    Proses Budidaya ..............................................Error! Bookmark not defined. 

    ANALISIS RISIKO PRODUKSI AYAM BROILER  

    Error! Bookmark not defined. 

    Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Produksi ....Error! Bookmark not defined. 

    Analisis Probabilitas Risiko Produksi ............................................................... 36

    Analisis Dampak Risiko Produksi .....................................................................39

    Pemetaan Risiko Produksi..................................Error! Bookmark not defined. 

    Strategi Penanganan Risiko Produksi .................Error! Bookmark not defined. 

    KESIMPULAN DAN SARAN  47

    Kesimpulan ........................................................................................................47

    Saran ..................................................................................................................47

    DAFTAR PUSTAKA  48

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    10/74

     

    DAFTAR TABEL

    1 Produksi nasional daging, susu, dan telur tahun 2004-2012 ............................. 1

    2 Kontribusi daging ayam broiler terhadap total produksi nasional daging tahun

    2008-2012 ......................................................................................................... 23 Tingkat konsumsi daging (Kg/Kapita/Tahun) di Indonesia tahun 2008 - 2010. 2

    4 Harga rata-rata komoditi daging hasil ternak di Jawa Barat bulan Februari

    tahun 2013 .........................................................................................................3

    5 Perkembangan populasi ayam broiler (ekor) tahun 2007-2011 di Kabupaten

    Bogor 3

    6 Fluktuasi tingkat mortalitas pada salah satu peternakan ayam broiler di Desa

    Tegal tahun 2012 ...............................................................................................5

    7 Pengaruh kepadatan ruang terhadap berat badan dan tingkat mortalitas ayam

     broiler 9

    8 Jenis data dan sumber data................................Error! Bookmark not defined. 

    9 Penggunaan lahan di Desa Tegal, Kampung Kandang tahun 2012 ................. 26

    10 Pengelompokan penduduk Desa Tegal berdasarkan usia tahun 2012 ............. 2711 Pengelompokan penduduk Desa Tegal berdasarkan pendidikan Tahun 2012 . 27

    12 Karakteristik responden peternak di Desa Tegal berdasarkan ......................... 28

    13 Suhu ideal pemeliharaan ayam broiler  ..............Error! Bookmark not defined. 

    14 Probabilitas sumber risiko di Desa Tegal ........................................................ 37

    15 Dampak kerugian peternak responden di Desa Tegal akibat sumber risiko cuaca

    .........................................................................................................................39

    16 Dampak kerugian peternak responden di Desa Tegal akibat sumber risiko

     predator  ............................................................Error! Bookmark not defined. 

    17 Dampak kerugian peternak responden di Desa Tegal akibat sumber risiko

     penyakit ............................................................Error! Bookmark not defined. 

    18 Analisis dampak risiko produksi pada peternakan ayam broiler di Desa Tegal

    ..........................................................................Error! Bookmark not defined. 

    19 Analisis status risiko produksi peternakan ayam broiler di Desa Tegal ..Error!

    Bookmark not defined. 

    DAFTAR GAMBAR

    1 Tingkat fluktuasi mortalitas pada salah satu usaha peternakan ayam broiler di

    Desa Tegal tahun 2012 ......................................................................................5

    2 Proses pengelolaan risiko perusahaan .............................................................. 173 Alur pemikiran operasional ..............................................................................19

    4 Peta risiko ..........................................................Error! Bookmark not defined. 

    5 Preventif risiko ..................................................Error! Bookmark not defined. 

    6 Mitigasi risiko ...................................................Error! Bookmark not defined. 

    7 Hasil pemetaan sumber-sumber risiko produksi pada peternakan ayam broiler di,

    Kampung Kandang, Desa Tegal ......................Error! Bookmark not defined. 

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    11/74

     

    8 Usulan strategi preventif pada peternakan ayam broiler di Desa Tegal .... Error!

    Bookmark not defined. 

    9 Usulan strategi mitigasi pada peternakan ayam broiler di Desa Tegal ..... Error!

    Bookmark not defined. 

    DAFTAR LAMPIRAN

    1 Hasil analisis dampak sumber penyakit ............Error! Bookmark not defined. 

    2 Hasil analisis probabilitas sumber penyakit ......Error! Bookmark not defined. 

    3 Hasil analisis dampak sumber predator .............Error! Bookmark not defined. 

    4 Hasil analisis probabilitas sumber predator  ......Error! Bookmark not defined. 

    5 Hasil analisis dampak sumber cuaca .................Error! Bookmark not defined. 

    6 Hasil analisis probabilitas sumber cuaca...........Error! Bookmark not defined. 

    7 Jumlah kematian ayam broiler berdasarkan sumber risikoError! Bookmark

    not defined. 8 Jumlah kematian ayam broiler berdasarkan sumber risikoError! Bookmark

    not defined. 

    9 Tingkat fluktuatif kematian ayam pada peternakan Bapak Iskandar, Bapak

    Jahidin, dan Bapak Rukma ...............................Error! Bookmark not defined. 

    10 Tingkat fluktuatif kematian ayam pada peternakan Bapak Nugraha, Bapak

    Hasyim, dan Bapak Kiman ..............................Error! Bookmark not defined. 

    11 Tingkat fluktuatif kematian ayam pada peternakan Bapak Ichwan, Bapak Aslih,

    Bapak Sudrajat, dan Bapak Jayadi .................................................................. 57

    12 Pemberian sekam pada lantai kandang ........................................................... 57

    13 Pembersihan tempat pakan dan minum .......................................................... 58

    14 Pengadaan DOC ..............................................................................................58

    15 Pemanas kandang dengan menggunakan kompor gas .................................... 59

    16 Pemanas kandang dengan menggunakan tungku kayu bakar  ......................... 59

    17 Ciri-ciri ayam yang mengalami sakit .............................................................. 60

    18 Ciri ayam yang mengalami cuaca panas ..........Error! Bookmark not defined. 

    19 Tempat penyimpanan pakan ayam pada salah satu peternakan di Kampung

    Kandang, Desa Tegal .......................................Error! Bookmark not defined. 

    20 Proses pembersihan tempat pakan dan minum ayamError! Bookmark not

    defined. 

    21 Proses pemeliharaan ayam di Kampung Kandang, Desa Tegal ............... Error!

    Bookmark not defined. 

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    12/74

     

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Indonesia merupakan salah satu negara agraris dengan kontribusi sektor

     pertanian dalam Produk Domestik Bruto yang cukup besar. Sub sektor peternakan

    merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk

    dikembangkan. Sub sektor peternakan perlu dikembangkan karena sub sektor ini

    dapat memberikan kontribusi besar untuk pertanian Indonesia. Kontribusi subsektor peternakan terhadap pertanian Indonesia ditentukan oleh seberapa besar

    kemampuan pelaku di sub sektor ini mengembangkan usaha peternakan tersebut

    agar mempunyai prospek yang baik di pasar. Terkait dengan hal tersebut, maka

    sub sektor peternakan yang akan dikembangkan di masa yang akan datang

    diharapkan mampu menghasilkan produk-produk yang dapat bersaing di pasar.

    Sub sektor peternakan adalah penghasil utama komoditi daging, susu, dan

    telur. Tiga komoditi ini menjadi andalan dan tolok ukur perkembangan peternakan

    khususnya di Indonesia. Tabel 1 menggambarkan perkembangan produksi daging,

    susu, dan telur di Indonesia Tahun 2004-2012.

    Tabel 1 Produksi Nasional dan Perkembangan Produksi Daging, Susu, dan Telur

    Tahun 2004-2012

    TahunDaging

    (000 Ton)r (%)

    Telur

    (000 Ton)r (%)

    Susu

    (000 Ton)r (%)

    2004 2 020.4 - 850.3 - 479.9 -2005 1 817.0 -10.06 945.8 11.23 493.4 2.81

    2006 2 062.9 13.53 973.5 2.92 553.4 12.16

    2007 2.067.6 0.22 1 107.3 13.74 549.9 -0.63

    2008 2 136.6 3.33 1 051.3 -5.04 536.0 -2.522009 2 204.9 3.19 1 204.4 14.54 616.5 15.02

    2010 2 366.2 7.31 1 382.1 14.75 567.7 -7.922011 2.554.2 7.94 1 323.6 -4.23 647.0 13.97

    2012* 2 690.9 5.35 1 306.8 -1.27 827.2 27.81

    Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, 2013 (diolah)

    Tabel 1, menunjukkan perkembangan produksi antara ketiga produk

    andalan subsektor peternakan yaitu daging, susu, dan telur. Jika diambil

     perbandingan diantara ketiganya, maka daging merupakan komoditi terbesar dari

    hasil peternakan. Pada tahun 2012 kuantitas produksi daging di Indonesia sebesar

    2 690 900 ton, lebih besar dari jumlah produksi telur yang hanya sebesar 1 306

    800 ton dan produksi susu sebesar 827 200 ton. Total produksi daging selalu

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    13/74

     

    mengalami kenaikan setiap tahun, kecuali pada tahun 2005 mengalami penurunan

    sebesar 10.06 persen. Meskipun pernah mengalami penurunan, secara total

     produksi daging masih lebih besar dibandingkan telur dan susu. Angka statistik

     pada Tabel 1 juga mengindikasikan bahwa daging merupakan komoditi utama dan

    terbesar dari sub sektor peternakan.

    Saat ini budidaya ayam broiler semakin digemari karena proses pembudidayaan yang relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan sapi ataupun

    hewan lain yang juga dibudidayakan untuk diambil dagingnya, hal tersebut dapat

    dilihat tingginya kontribusi produksi nasional daging ayam broiler terhadap total

     produksi nasional daging di Indonesia. Salah satu sentra pembudidayaan ayam

     broiler di Indonesia adalah Provinsi Jawa Barat. Tabel 2 memperlihatkan

    kontribusi total kuantitas daging ayam broiler terhadap produksi daging di Jawa

    Barat.

    Tabel 2 Kontribusi Daging Ayam Broiler Terhadap Total Produksi Jawa Barat

    Daging Tahun 2008-2012No Tahun DagingAyam Broiler Produksi Daging Kontribusi (%)

    1 2008 1 018.70 2 136.60 47.702 2009 1 101.80 2 204.90 50.00

    3 2010 1 214.30 2 366.20 51.30

    4 2011 1 337.90 2 554.20 52.405 2012 1 428.80 2 690.90 53.10

    Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2013 (diolah)

    Berdasarkan Tabel 2, daging yang dihasilkan ayam broiler memberikan

    kontribusi sangat besar bagi pengadaan daging. Pada Tahun 2012 kontribusi

    daging ayam ras mencapai angka 53.10 persen, hal ini jelas mengindikasikan

     bahwa ayam broiler merupakan jenis ternak yang sangat penting bagi

     perekonomian ataupun kehidupan masyarakat. Kuantitas produksi yang besar ini

    merupakan potensi yang harus dikelola dengan baik agar usaha peternakan ayam broiler dapat terus berkembang di masa yang akan datang.

    Berdasarkan data yang di peroleh tingkat konsumsi daging per kapita di

    Indonesia, tingkat konsumsi ayam mengalami peningkatan pertumbuhan konsumsi

    setiap tahunnya. Tingkat pertumbahan konsumsi ayam yang cukup tinggi dapat di

    lihat dari Tabel 3 berikut

    Tabel 3 Tingkat Pertumbuhan Konsumsi Daging (Kg / Kapita / Tahun) di

    Indonesia Tahun 2008 - 2010Komoditi 2008 2009 2010 Pertumbuhan(%)

    Sapi / Beef Cattle 0.37 0.31 0.37 16.67Kambing / Goat 0.05 0.00 0.00 -

    Babi / Pork 0.21 0.21 0.21 0.00Ayam / Chicken 3.02 3.60 4.17 15.94

    Daging lainnya /Other Meat

    0.05 0.05 0.05 0.00

    Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2013 (diolah)

    Faktor penting lainnya yang menyebabkan ayam broiler tinggi peminatnya

    adalah harga daging yang relatif lebih murah dibandingkan dengan daging sapi

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    14/74

     

    ataupun daging kambing. Tabel 4 menampilkan harga beberapa jenis daging ternak

    di Jawa Barat, yang dapat menjadi alasan minat masyarakat memilih

    mengkonsumsi daging ayam.

    Tabel 4 Harga Rata-Rata Komoditi Daging Hasil Ternak di Jawa Barat bulanFebruari Tahun 2013

    KomoditiHarga rata- rata (rupiah/ kg)

    Peternak Konsumen

    Daging sapi murni 83 000 90 000

    Daging kambing / domba 75 000 78 000

    Daging ayam ras 18 000 23 000

    Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, 2013

    Tabel 4 menunjukkan bahwa harga daging ayam broiler lebih murah

    dibandingkan dengan harga daging sapi maupun daging kambing atau domba.

    Untuk mendapatkan setiap 1 kilogram daging broiler dibutuhkan Rp 23 000.00.

    Harga tersebut lebih murah dibandingkan dengan harga 1 kilogram daging sapi berbagai jenis dan daging kambing atau daging domba perkilogramnya. Dengan

    demikian secara ekonomis konsumen lebih cenderung untuk mengkonsumsi

    daging ayam broiler dari pada daging sapi atau kambing.

    Provinsi Jawa barat memiliki beberapa kabupaten yang menjadi daerah

    sentra produksi dan salah satunya adalah Kabupaten Bogor. Pemilihan Kabupaten

    Bogor didasarkan kepada trend pertumbuhan populasi di daerah ini yang semakin

    tinggi. Secara statistik populasi ayam broiler sejak tahun 2008 hingga tahun 2011

    terus meningkat. Trend pertumbuhan populasi ayam broiler juga selalu positif

    sejak tahun 2008. Jika dihitung sejak tahun 2008 sampai dengan 2011 kenaikkan

     populasi ayam broiler sudah mencapai 31 persen dan rata kenaikan sebesar 7.75

     persen setiap tahun. Angka yang sangat besar ini mengindikasikan bahwa

    Kabupaten Bogor memiliki potensi yang besar terutama secara kuantitas produksi.Angka kenaikkan populasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.

    Tabel 5 Perkembangan Populasi Ayam Broiler (ekor) Tahun 2007-2011 di

    Kabupaten BogorTahun Populasi r (%)

    2007 12 756 300 -2008 13 775 475 8

    2009 14 363 496 4.32010 15 771 780 9.8

    2011 17 175 302 8.9

    Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2013 (diolah)

    Pengembangan usaha ternak ayam broiler akan berhasil apabila peternak

    mampu mengelola usaha ternaknya dengan baik. Pengelolaan usaha ternak ayam

     broiler harus ditunjang dengan kemampuan manajemen yang baik, mulai dari

    manajemen produksi, keuangan, sumberdaya manusia, dan manajemen pemasaran.

    Peternak sebagai pengambil keputusan bisnis harus memiliki kompetensi yang

     baik untuk mengelola seluruh perusahaan, yang akan berpengaruh besar terhadap

    keberhasilan usahanya. Kemampuan manajemen yang baik harus ditunjang

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    15/74

     

    dengan infrastruktur peternakan yang memadai. Infrastruktur yang memadai dapat

    ditunjukkan dengan kemudahan akses keluar dan masuk peternakan, jaringan

    listrik dan telepon, sumber air, tersedianya peralatan dan lain-lain.

    Pada usaha peternakan ayam broiler biasanya terdapat beberapa kendala.

    Kendala tersebut dapat berupa tingginya tingkat risiko yang dihadapi. Risiko yang

    sering ditemukan dalam usahaternak ayam broiler ini adalah risiko produksi, danrisiko harga. Pengelolaan usahaternak khususnya ayam broiler selalu dihadapkan

     pada risiko, karena itu pelaku bisnis ini harus disertai dengan pengetahuan dan

    kemampuan dalam meminimalkan risiko. Kemampuan mengelola risiko yang

     baik sangat diperlukan peternak untuk meminimalkan risiko, sehingga usaha ini

    dapat memberikan keuntungan sesuai yang diharapkan peternak. Manajemen

    risiko adalah alat bantu bagi peternak dalam proses pengambilan keputusan.

    Manajemen yang diterapkan oleh para peternakan di Desa Tegal haruslah efektif

    agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

    Salah satu sumber risiko pada peternakan ayam penyakit yang menyerang

    ayam broiler. Penyakit pada peternakan ayam yang sangat merugikan para

     peternak adalah penyakit flu burung yang menyebabkan kematian pada ayam.

    Penyakit flu burung di Jakarta mengakibatkan kematian pada ayam hinggamencapai 100 000 ekor pada tahun 2006. Berdasarkan data yang diperoleh dari

    Ditjen Peternakan, jumlah kematian unggas akibat virus flu burung pada periode

    Januari – Februari 2004 mencapai 4.80 juta ekor sementara untuk periode Januari

     – Juli 2005 tercatat 8 000 ekor dan selama Mei – Desember 2005 kematian unggas

    mencapai 3 ribu ekor. Kematian ayam yang cukup besar akibat dari virus flu

     burung menyebabkan banyak peternakan yang mengalami kerugian hingga harus

    menutup peternakan.

    Perumusan Masalah

    Peternakan yang berada di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan

    Kemang merupakan peternakan yang bergerak di usaha peternakan ayam broiler.

    Sama seperti usaha pertanian lainnya usaha peternakan ayam broiler tersebut

    memiliki berbagai macam risiko dan salah satu risiko yang di hadapinya adalah

    risiko produksi. Adanya tingkat mortalitas yang berfluktuasi pada setiap angkatan

    menunjukkan akan adanya risiko produksi yang dialami pada peternakan ayam

     broiler yang berada di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang.

    Sumber risiko produksi adalah perubahan cuaca dan iklim yang semakin

    tidak menentu sebagai dampak dari global warming. Perubahan cuaca dan iklim

    yang tidak menentu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ternak ayam

     broiler. Saat musim hujan, suhu udara di dalam kandang menjadi dingin, dan

    udara dalam kandang menjadi lembab. Sebaliknya dimusim kemarau, suhu udaradi dalam kandang menjadi panas, kadar karbondioksida meningkat dan udara

    dalam kandang terasa lebih pengap. Kondisi seperti ini sulit dihindari dan

    mengakibatkan kematian dengan tingkat mortilitas yang cukup tinggi. Pada

    dasarnya suhu potensial untuk pemeliharaan ayam broiler adalah sebesar 18°-21°

    C (Rasyaf 2007).

    Sumber risiko produksi selain cuaca dan iklim adalah penyakit dan parasit

    yang berbahaya. Ayam broiler sangat rentan terhadap gangguan dari berbagai

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    16/74

     

    macam penyakit dan parasit. Salah satu penyebab rentannya ayam broiler

    terhadap penyakit adalah karena perubahan cuaca dan iklim yang tidak menentu

    akhir-akhir ini. Penyakit yang menyerang ayam broiler pada usaha peternakan

    ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten

    Bogor adalah cronic respiratory disease, infectious bursal disease, colibacillosis,

    dan newcastle disease. Tabel 6 di bawah ini akan menggambarkan fluktuasitingkat mortalitas ayam broiler pada salah satu peternakan ayam broiler di

    Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang pada 6 periode terakhir yang

    secara umum bersumber dari perubahan cuaca dan beberapa penyakit yang

    menyerang setiap musimnya.

    Tabel 6 Tingkat Mortalitas pada Salah Satu Peternakan Ayam Broiler di Desa

    Tegal Tahun 2012

    Angkatan

    Jumlah

    DOC awal

    (ekor)

    Jumlah

    Panen (ekor)

    Jumlah

    Kematian (ekor)

    Tingkat

    Mortalitas

    (%)

    1 (Jan-Feb 2012) 7 000 6 681 319 4.56

    2 (Mar-Apr 2012) 7 000 6 651 349 4.993 (Mei-Jun 2012) 7 000 6 447 553 7.91

    4 (Jul-Agt 2012) 7 000 6 594 406 5.81

    5 (Sep-Okt 2012) 7 000 6 634 366 5.23

    6 (Nov-Des 2012) 7 000 6 504 496 7.09

    Sumber : Manajemen Salah Satu Peternakan Ayam Broiler Desa Tegal Tahun

    2012

    Tingkat mortalitas ayam broiler pada salah satu peternak ayam broiler di

    Desa Tegal terhitung sangat tinggi. Pada angkatan 3 angka tingkat mortalitas

    sampai 7.91 persen, dan pada angkatan terakhir yaitu angkatan 6 tingkat mortalitas

    mencapai 7.09 persen.

    Gambar 1 Tingkat Mortalitas pada Salah Satu Usaha Peternakan Ayam Broiler di

    Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang Tahun 2012

    Tingginya angka mortalitas tersebut menjadi dasar untuk melakukan

     penelitian analisis risiko pada peternakan ayam broiler milik di Kampung

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    Jan ‐ Feb Mar ‐ Aprl Mei ‐ Jun Jul ‐ Agt Sept ‐ Okt Nov ‐ Des

    Batas Maximal (%)

    Tinkat Mortalitas (%)

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    17/74

     

    Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Berdasarkan

    kondisi peternakan yang telah dipaparkan di atas, maka beberapa permasalahan

    yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

    1. Sumber - sumber risiko produksi pada peternakan ayam broiler di

    Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang?

    2. Berapa besar probabilitas dan dampak risiko produksi dalam kegiatanusaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal,

    Kecamatan Kemang?

    3. Bagaimana alternatif strategi yang diterapkan untuk mengatasi risiko

     produksi yang dihadapi oleh usaha peternakan ayam broiler di Kampung

    Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang?

    Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

     penelitian ini bertujuan untuk:

    1. Mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi selain sumber yang sudahditemukan pada penelitian-penelitian sebelumnya pada peternakan ayam

     broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang.

    2. Menganalisis probabilitas dan dampak setiap risiko produksi pada usaha

     peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan

    Kemang.

    3. Menganalisis alternatif strategi yang diterapkan untuk mengatasi risiko

     produksi yang dihadapi oleh usaha peternakan ayam broiler di Kampung

    Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang.

    Kegunaan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

     penelitian ini bertujuan untuk:

    1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi usaha peternakan ayam

     broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dalam

    mengambil suatu keputusan bisnis, sehinga usaha ini dapat mengambil

    keputusan yang stategis dan tepat sasaran.

    2. Sebagai bahan informasi dan rujukan untuk penelitian selanjutnya, dimana

     penelitian selanjutnya dapat lebih baik dan bisa menganalisis lebih dalam

    lagi berkaitan dengan penulisan ilmiah khususnya tentang risiko dalam

    usaha peternakan ayam broiler.

    3. Penelitian ini juga bermanfaat bagi penulis sebagai wadah dalammenerapkan teori risiko agribisnis yang telah dipelajari selama masa

     perkuliahan.

    Ruang Lingkup Penelitian

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    18/74

     

    Produk yang akan dikaji dan diteliti dalam penelitian ini adalah ayam

     broiler yang dibudidayakan oleh para peternak di Desa Tegal, KampungKandang,

    Kabupaten Bogor. Kajian masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah

    identifikasi risiko produksi, sumber-sumber risiko dan dampak dari risiko tersebut.

    Penelitian ini memerlukan beberapa data berupa data produksi satu periode

    terakhir, data DOC, maupun data hasil panen.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Peternakan Ayam Broiler

    Usaha peternakan ayam broiler saat ini berkembang sangat pesat, baik dari

    segi skala usaha maupun dari segi tingkat efisiennya. Banyak para pelaku usaha

    menekuni usaha peternakan ayam broiler, baik secara sistem mandiri maupun

    secara sistem plasma. Alasannya adalah selain jumlah permintaan daging ayam

    yang terus meningkat, perputaran modal yang sangat cepat merupakan daya tarik

    tersendiri bagi para pelaku usaha untuk menekuni usaha peternakan ayam broiler

    ini. Alasan lainnya adalah tersedianya faktor-faktor produksi dalam jumlah yang

     banyak. Khusus untuk usaha peternakan ayam broiler dengan sistem plasma,

    faktor-faktor produksi seperti DOC, pakan, obat-obatan, vaksinasi, dan vitamin

    tidak harus dibayar langsung. Faktor-faktor produksi tersebut sudah bisa dipakai

    untuk diproduksi selama masa produksi yaitu selama 30-40 hari dan baru bisa

    dibayar setelah ayam broiler dipanen.

    Usaha peternakan ayam broiler dapat digolongkan kedalam beberapa

     bagian. Menurut Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 472/Kpts/TN.330/6/96,

    usaha peternakan terbagi menjadi tiga kategori, yaitu peternakan rakyat, pengusahakecil peternakan, dan pengusaha peternakan. Peternakan rakyat adalah peternak

    yang mengusahakan budidaya ayam dengan jumlah populasi maksimal 15 000

    ekor per periode. Pengusaha kecil peternakan adalah peternak yang

    membudidayakan ayam dengan jumlah populasi maksimal 65 000 ekor per

     periode. Sedangkan untuk pengusaha peternakan adalah peternak yang

    membudidayakan ayam dengan jumlah populasi melebihi 65 000 ekor per periode.

    Khusus untuk Pengusaha Peternakan, dapat menerima bimbingan dan pengawasan

    dari pemerintah. Hal tersebut ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik

    Indonesia No. 16 Tahun 1977 tentang usaha peternakan. Peraturan pemerintah ini

    menjelaskan bahwa Menteri bertanggung jawab dalam bidang peternakan atau

     pejabat yang ditunjuk olehnya berkewajiban melakukan bimbingan dan

     pengawasan atas pelaksanaan perusahaan-perusahaan peternakan.Agribisnis khususnya peternakan dapat dilihat dari empat sub sistem

    agribisnis peternakan yaitu hulu, budidaya, hilir dan penunjang. Sub sistem

    agribisnis hulu meliputi seluruh proses produksi sapronak (sarana produksi ternak)

    seperti DOC, pakan, obat-obatan serta peralatan- peralatan peternakan. Sub sistem

     budidaya ternak berkaitan dengan proses produksi ternak dengan menggunakan

    input yang dihasilkan oleh subsistem hulu untuk menghasilkan output yang siap

    diolah dan dipasarkan. Sub sistem hilir meliputi kegiatan pengolahan produk yang

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    19/74

     

    dihasilkan oleh sub sistem budidaya ternak menjadi produk olahan dan produk

    akhir. Sedangkan sub sistem penunjang adalah sub sistem yang menunjang

    keberhasilan ketiga sub sistem diatas. Sub sistem penunjang ini dapat berupa

    lembaga keuangan bank mapun non bank, lembaga penelitian dan pengembangan,

    lembaga pendidikan dan pelatihan, transportasi, komunikasi, dan kebijakan-

    kebijakan pemerintah.

    Keberhasilan Usaha Ternak Ayam Broiler

    Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam produksi ayam broiler

    terbagi menjadi dua, yaitu faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel.

    Faktor produksi tetap terdiri dari lahan, kandang, dan peralatan. Sedangkan faktor

     produksi variabel terdiri dari DOC, pakan, obat-obatan, vaksin, vitamin, sekam,

    air, listrik, bahan bakar untuk pemanas dan tenaga kerja (Aziz 2009).

    Lahan

    Pemilihan lokasi lahan peternakan penting untuk kelangsungan usaha agar

     berjalan dengan baik. Hal ini menjadi sesuatu yang harus diperhatikan oleh

     peternak, sebab akhir-akhir ini lokasi peternakan sudah berebut areal dengan

    kepentingan lain seperti perumahan dan industri berbagai macam barang. Panduan

     penetuan lokasi peternakan sesuai dengan kriteria-kriteria yang baik sesuai

     panduan beternak ayam pedaging (Rasyaf 2007).

    a.  Lokasi lahan untuk peternakan ayam broiler sebaiknya jauh dari

    keramaian, jauh dari lokasi perumahan atau dipilih tempat yang sunyi.

    Suasana yang tenang sangat diperlukan oleh ayam yang pada dasarnya

    mudah terkejut dan stress. Tujuan dari pemilihan lokasi jauh dari

     perumahan penduduk adalah agar penduduk tidak mengganggu

     peternakan yang membutuhkan ketenangan serta sebaliknya

    keberadaan peternakan tidak mengganggu kehidupan penduduk

    dengan adanya polusi.

     b.  Lokasi lahan peternakan sebaiknya tidak jauh dari pusat pasokan

     bahan baku dan lokasi pemasaran. Hal ini berhubungan dengan

    dengan akses transportasi. Apabila akses sudah baik, maka persyaratan

    ini tidak terlalau penting.

    c. 

    Lokasi lahan yang dipilih untuk peternakan sebaiknya termasuk areal

    agribisnis agar terhindar dari penggusuran. Hal ini sebaiknya

    disesuaikan dengan peraturan daerah setempat.

    Kandang dan Peralatan Kandang

    Hal yang perlu diperhatikan dalam pendirian kandang diantaranya adalah

    arah kandang, ukuran kandang, ventilasi kandang, dan sistem alas kandang. Arah

    kandang sebaiknya mengarah ke timur atau terbit matahari dan sisi lainya

    menghadap arah terbenam matahari. Penyesuaian arah ini bertujuan untuk

    mengurangi kepengapan dalam kandang dan mencegah pertumbuhan bibit

     penyakit, kutu atau kelembaban yang disebabkan alas lantai yang basah.

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    20/74

     

    100010   1  100 

    Ukuran kandang dapat dibagi menjadi luas ruang kandang, lebar kandang

    dan tinggi kandang. Luas ruang kandang untuk ayam broiler di Indonesia adalah

    10 ekor/m2. Dengan demikian luas ruang yang disediakan tinggal dikalikan

    dengan jumlah ayam yang akan dipelihara dalam kandang tersebut (Rasyaf 2007).

    Sebagai contoh, apabila direncanakan akan memelihara 1 000 ekor ayam broiler,

    maka luas lantai yang akan dibutuhkan sebagai berikut.

    Lebar kandang maksimal 4 m, kecuali bila di tengah-tengah kandang

    terdapat jalan tengah maka dapat lebih lebar, akan tetapi maksimal kandang

    memiliki lebar 11 m. Kandang dengan jalan tengah biasanya digunakan untuk

     peternakan ayam broiler bibit, tetapi peternakan ayam broiler komersial ( final 

    stock ) jarang mempergunakan jalan tengah. Sedangkan untuk tinggi kandang

     berkaitan erat dengan besarnya kandang. Ketinggian kandang dari lantai sampaiatap teratas minimal 7 m, dan ketinggian kandang dari lantai sampai tinggi atap

    terendah minimal 4 m. Ketinggian kandang mempengaruhi ventilasi, temperatur

    kandang, dan biaya pembuatan kandang. Tabel 7 menggambarkan pengaruh

    kepadatan ruang dalam kandang terhadap berat badan dan mortalitas ayam broiler.

    Tabel 7 Pengaruh Kepadatan Ruang Terhadap Berat Badan dan Tingkat Mortalitas

    Ayam BroilerKepadatan ruang

    (ekor/m2)

    Rata – rata

    Berat badan ayam (kg)

    Mortalitas

    (%)

    11 1.87 2.10

    12 1.86 2.3014 1.84 2.60

    16 1.82 3.00

    20 1.79 3.60

    25 1.75 4.50

    33 1.70 5.80

    Sumber : Rasyaf (2007) disederhanakan dari North 1978

    Tabel 7 tersebut menunjukkan bahwa berat badan ayam harus selalu

    terkontrol agar tingkat mortalitas ayam tidak tinggi. Berdasarkan tabel 7 dapat

    dilihat bahawa tingkat kematian ayam pada tingkat kepadatan yang telah

    ditentukan dengan berat rata-rata ayam yang semakin tinggi dapat mengurangitingkat mortalitas. Apabila berat badan ayam 1.70 kg dengan kepadatan kandang

    33 ekor/m2  akan menimbulkan tingkat mortalitas 5.80 persen. Angka tersebut

    cukup tinggi karena apabila dimisalkan dalam suatu kandang terdiri dari 1 000

    ekor ayam maka 58 ekor ayam diprediksi akan mati.

    Siklus udara dalam kandang juga sangat penting, karena itu keberadaan

    ventilasi merupakan hal utama yang harus diperhatikan dalam pembuatan

    kandang. Ada dua macam ventilasi bantuan atau ventilasi tambahan yaitu ventilasi

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    21/74

     

     bantuan negatif dan ventilasi bantuan positif. Ventilasi bantuan negatif adalah

     penambahan kipas yang berfungsi menyedot udara busuk dari sisi kandang

    sementara udara segar masuk dari sisi lain. Ventilasi bantuan positif adalah

     penambahan kipas yang berfungsi menghembuskan angin segar ke dalam kandang

    dan udara busuk di dalam kandang kemungkinan akan terdesak ke luar (Rasyaf

    2007).Sistem alas lantai untuk pemeliharaan anak ayam dikenal dengan tiga

    macam sistem lantai yang dapat digunakan, antara lain sistem alas litter, sistem

    alas berlubang dan sistem campuran. Sistem alas litter berupa lantai semen atau

    tanah yang dipadatkan kemudian di atasnya ditaburkan kulit padi atau sekam padi.

    Sistem alas berlubang terbuat dari bahan kawat atau bambu. Sistem lantai ini

     jarang digunakan untuk peternakan ayam broiler, namun mengingat semakin

    terbatasnya tanah sistem ini diperkirakan akan semakin digemari peternak.

    DOC

     Day Old Chick (DOC) adalah komoditas unggulan perunggasan hasil

     persilangan dari jenis-jenis ayam berproduktifitas tinggi yang memiliki nilaiekonomis tinggi (Rasyaf 2007). Salah satu ciri khas yang dimiliki komoditas ini

    adalah memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. DOC merupakan faktor produksi

    utama dalam usaha ternak ayam broiler. Beberapa ciri DOC yang berkualitas baik

    diantaranya adalah bebas dari penyakit, bobot tidak kurang dari 37 gram, DOC

    terlihat aktif, berbulu cerah, kakinya besar dan basah, tampak segar, tidak ada

    cacat fisik, dan tidak ada lekatan tinja di duburnya. DOC yang baik akan

    menghasilkan ayam broiler dewasa yang baik pula, dimana daging ayam broiler

    mengandung protein hewani yang tinggi. Selain itu DOC yang berkualitas juga

    dapat dilihat dari tingkat mortalitas yang rendah, dengan standar tingkat

    mortalitassebesar 4-5 persen dari total populasi per periode (Fadilah et al 2007). 

    Sumber Risiko Produksi Ayam Broiler

    Pada kajian penelitian terdahulu, peneliti mengambil beberapa penelitian

    yang terkait dengan topik penelitian yang akan dilakukan saat ini yaitu penelitian

    dengan topik analisis risiko. Selain topik penelitian, peneliti juga mengkaji analisis

    sumber risiko yang di hadapi oleh para peternak. Hal tersebut bertujuan untuk

    mengetahui sumber risiko yang dihadapi antara penelitian terdahulu yang pernah

    ada dengan penelitian yang akan dilakukan ini, sehingga dapat menunjukkan

    adanya persamaan maupun perbedaan antara penelitian terdahulu dengan

     penelitian yang akan dilakukan.

    Penelitian (Pinto 2011) menyatakan bahwa sumber risiko yang dihadapi pada penelitiannya terdapat 4 jenis sumber risiko produksi yaitu kepadatan ruang,

     perubahan cuaca, predator, dan penyakit. Penelitian (Amelia 2012) menyatakan

    sumber risiko yang dihadapi memiliki tiga sumber risiko yaitu ayam broiler yang

    afkir, serangan penyakit, dan kondisi cuaca.

    Penyakit pada ayam broiler selalu menjadi kendala dalam pengembangan

     bisnis ini, atau dengan kata lain usaha ini tidak terlepas dari beberapa penyakit

    ayam. Penyebab dari penyakit cukup kompleks, mulai dari bakteri, virus,

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    22/74

     

     protozoa, dan parasit. Beberapa penyakit ayam yang popular di Indonesia antara

    lain Cronic respiratory disease, coryza, Newcastle disease (ND) atau sering

    disebut tetelo, gumboro, berak darah, colibacillosis, dan avian influenza yang

    menjadi musuh menakutkan bagi peternak akhir-akhir ini (Rasyaf 2007). Akan

    tetapi pada setiap peternakan jenis penyakit yang menyerang tidak selalu sama. Ini

    terjadi pada penelitian (Solihin 2009) dan (Aziz 2009).Penelitian (Solihin 2009) dilakukan pada peternakan ayam broiler CV AB

    Farm Kecamatan Bojonggenteng , Sukabumi. Jenis penyakit yang menyrang ayam

     pada peternakan ini antara lain cronic respiratory disease atau penykit pernafasan,

    colibasilus yang disebabkan oleh oksigen dalam kandang yang berkurang baik

    karena manajemen kandang terutama manajemen buka tutup tirai, sehingga

    sirkulasi udara kurang lancar dan ayam menghirup oksigen yang mengandung

    amoniak. Penyakit colibasilus juga disebabkan oleh sekam atau alas lantai yang

     basah. Penyakit lain terjadi pada masim pancaroba adalah ND atau tetelo, CRD

    kompleks dan coccidiosis, runting  stunting syndrome (kekerdilan) yang timbul

    lebih disebabkan karena kualitas DOC yang kurang baik.. Sedangkan pada

     penelitian (Aziz 2009) pada peternakan ayam broiler milik Bapak Rahmat di Desa

    Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, penyakitnya yang menyerang ayam broiler pada peternakan ini yaitu nutritional deficiency (penyakit defisiensi

    nutrisi),  pullorum disease (penyakit berak putih), coccidiosis (berak darah),  flowl

    cholera (berak hijau), dan ND atau tetelo. Berdasarkan hasil penelitian

    sebelumnya ditemukan sumber risiko usaha peternakan ayam broiler yang paling

    sering di temui akibat dari faktor cuaca, iklim dan penyakit. Hal tersebut dapat

    dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Solihin, Aziz, Pinto, dan Amelia.

    Risiko Produksi Peternakan Ayam Broiler

    Risiko merupakan kemungkinan kejadian yang akan menimbulkan dampak

    kerugian. Dalam menjalankan suatu bisnis, setiap keputusan selalu mengandung

    risiko. Oleh sebab itu kejelian menanggapi dan meminimalisir risiko merupakan

    hal wajib yang harus dilakukan setiap perusahaan. Terutama agribisnis yang

    merupakan usaha dengan makhluk hidup sebagai objek usaha akan sangat

    membutuhkan penanganan risiko yang efektif. Risiko dalam agribisnis

    diantaranya risiko produksi, disini dapat dilihat dalam hal produk yaitu produk

    tersebut gagal panen, dan rendahnya kualitas produk. Selanjutnya risiko pasar

    dapat terjadi karena rendahnya harga jual, bargaining position  perusahaan yang

    rendah dan ketidaktersediaan pasar. Selanjutnya risiko dalam hal teknologi seperti

    rusaknya mesin dan alat-alat pertanian. Selain itu risiko yang sering dihadapi oleh

    dunia agribisnis yaitu risiko pendanaan seperti kredit macet.

    Agribisnis peternakan khususnya beternak ayam broiler cenderungmemiliki tingkat risiko yang tinggi. Fluktuasi harga input maupun output menjadi

    faktor yang paling besar penyebab risiko. Penelitian yang dilakukan (Robi’ah

    2006) dan (Herawati 2011) sesuai dengan pernyataan diatas dimana penelitian

    robi’ah menyatakan bahwa tingginya tingkat risiko yang dihadapi usahaternak

    ayam broiler pada Sunan Kudus Farm adalah sebesar 1.30. Tingginya tingkat

    risiko tersebut dikarenakan fluktuasi harga input (pakan dan DOC) dengan struktur

     pasar oligopoly, fluktuasi harga output dengan struktur pasar persaingan tidak

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    23/74

     

    sempurna serta fluktuasi hasil produksi yang bergantung pada kondisi alam yang

    menyebabkan risiko yang dihadapi tinggi. Penelitian (Herawati 2001) juga

    menyatakan bahwa biaya biaya paling besar yang dikeluarkan CV Pekerja Keras

    dalam produksinya adalah biaya pakan sebesar 62.55 persen dan DOC sebesar

    29.23 persen. Sedangkan biaya obat dan vaksin, biaya tenaga kerja, biaya sewa

    kandang dan biaya lain-lain relatif kecil yaitu sebesar 4.06 persen, 1.34 persen,1.23 persen dan 0.33 persen.

    Risiko produksi pada peternakan ayam broiler tergolong besar, perubahan

    cuaca dan penyakit menjadi hal yang paling berpengaruh terhadap risiko produksi.

    Hal ini sesuai dengan penelitian (Aziz 2009) tentang analisis risiko dalam usaha

    ternak ayam broiler studi kasus peternakan ayam broiler milik Bapak Rahmat di

    Desa Tapos Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor. Hasil dari penelitian ini adalah

    usaha tersebut memiliki produksi dan sosial yang berakibat pendapatan

     berfluktuasi tajam. Khusus untuk risiko produksi disebabkan oleh cuaca, iklim

    dan penyakit. Pada dasarnya risiko produksi yang disebabkan oleh penyakit dan

    keadaan cuaca tidak hanya menyerang usahaternak ayam broiler akan tetapi hal ini

     juga terdapat pada usaha agribisnis secara keseluruhan.

    Strategi Penanganan Risiko Peternakan Ayam Broiler

    Penelitian (Pinto 2011) menyatakan trategi preventif yang diusulkan

     peneliti untuk sumber risiko kepadatan ruang adalah pemakaian ventilasi bantuan.

    Hal ini bertujuan agar udara busuk yang ada di dalam kandang dapat terusir dan

    tidak mengganggu perkembangan ayam. Usulan strategi preventif berikutnya yaitu

    untuk mengurangi probabilitas penyakit. Strategi preventif yang diusulkan adalah

    meningkatkan kedisplinan anak kandang dalam menjaga sarana prasarana seperti

    sumur sebagai sumber air minum serta menjaga perlakuan yang bersifat

    operasional agar tetap steril. Selain itu untuk menghindari tumbuh berkembangnya

    kutu dan parasit lainnya, peternakan Bapak Restu disarankan untuk melakukan

     penyemprotan menggunakan insectysida. Cuaca yang berada pada kuadran 3 juga

    diusulkan menggunakan strategi preventif, yaitu dengan mendisiplinkan anak

    kandang dalam buka tutup tirai, hal ini bertujuan perubahan cuaca tidak dirasakan

    langsung oleh ayam. Selain itu. strategi mitigasi juga diusulkan peneliti bagi

     peternakan ayam broiler milik Bapak Restu untuk mengurangi dampak dari

    sumber risiko penyakit.

    Penelitian (Aziz 2009) alternatif manajemen risiko yang dapat diterapkan

    adalah mendatangkan tim medis yang dikepalai oleh seorang dokter hewan yang

     bertanggung jawab penuh terhadap kesehatan ayam secara keseluruhan. Adanya

    tim medis ini diharapkan dapat meminimalkan tingkat mortalitas akibat penyakit

    yang mewabah di usaha peternakan. Alternatif manajemen risiko yang dapat jugaditerapkan oleh usaha peternakan adalah memperbaiki teknologi dalam hal

     pengaturan sirkulasi kandang. Perbaikan teknologi dalam hal pengaturan sirkulasi

    kandang dapat meminimalkan tingkat mortalitas akibat cuaca dan iklim yang tidak

    menentu. Beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya adalah membuat air

    deflector , memasang insulasi di atap kandang ( Roof Insulation), dan memasang

    kipas angin.

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    24/74

     

    KERANGKA PEMIKIRAN

    Kerangka Pemikiran Teoritis

    Penelitian ini disusun melalui kerangka pemikiran, yang berasal dari

     penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Berikut adalah

    kerangka pemikiran teoritis yang akan dijelaskan secara terperinci.

    Konsep Dasar Risiko

    Definisi risiko sangat beragam dimana masing-masing definisi tersebutmemiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga setiap definisi tersebut dapat saling

    mengisi satu sama lain. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) menyebutkan

     bahwa risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan dan

    membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Pengertian lain tentang risiko

    menurut Darmawi (2006) adalah penyebaran hasil aktual dari hasil yang

    diharapkan.

    Ketidakpastian (uncertainty) merupakan kondisi yang menyebabkan

    tumbuhnya risiko. Ketidakpastian tersebut akan timbul karena berbagai sebab

    antara lain: jarak waktu dimulai perencanaan suatu kegiatan sampai kegiatan itu

     berakhir, keterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan, dan keterbatasan

     pengetahuan, keterampilan, dan teknik pengambilan keputusan.Kountur (2006) menjelaskan bahwa risiko adalah kemungkinan kejadian

    yang merugikan. Terkait dengan definisi tersebut, Roumasset (1979) menjelaskan

     bahwa terdapat tiga unsur yang terkait dalam sebuah risiko. Ketiga unsur tersebut

    adalah kejadian, kemungkinan, dan akibat. Apabila diuraikan lebih jauh maka

    masih ada tiga unsur lagi yang dapat menjadi penentu besaran suatu risiko. Unsur

     pertama adalah eksposur, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan peluang

    keterlibatan pada suatu atau beberapa kejadian. Semakin terekspos sesuatu, maka

    risikonya semakin besar. Unsur kedua adalah waktu, semakin lama sesuatu

    terekspos maka risikonya semakin besar. Unsur ketiga adalah rentan, semakin

    mudah rusak sesuatu maka risikonya semakin besar.

    Risiko bisa dikatakan sebagai suatu ketidakpastian mengenai kejadian

    kerugian (Rejda, 2001). Terkait dengan risiko dan ketidakpastian, Roumasset(1979) menjelaskan bahwa kondisi risiko dan ketidakpastian dapat dibedakan

     berdasarkan ada tidaknya probabilitas yang dapat dijadikan pegangan atas

    kemungkinan terjadinya suatu kejadian. Risiko didefinisikan sebagai situasi

    dimana kemungkinan hasil dari suatu peristiwa yang sifatnya acak dapat

    ditentukan dan besarnya probabilitas dari setiap peristiwa tersebut telah diketahui.

    Adapun ketidakpastian adalah situasi dimana hasil dari suatu kegiatan dapat

    diketahui namun tingkat probabilitasnya tidak dapat diestimasi.

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    25/74

     

    Menurut Siregar (1995), risiko dapat diklasifikasikan menjadi empat

     bentuk risiko berdasarkan jenisnya, yaitu risiko keuangan dan non keuangan,

    risiko statis dan dinamis, risiko fundamental dan khusus, serta risiko murni dan

    spekulatif.

    1. Risiko Keuangan dan Non Keuangan

    Risiko keuangan dan non keuangan adalah jenis risiko yang ditinjau dari penyebabnya. Risiko keuangan adalah jenis risiko yang disebabkan oleh faktor-

    faktor keuangan seperti perubahan harga, perubahan mata uang, dan perubahan

    tingkat suku bunga. Risiko keuangan terjadi karena dilaksanakannya keputusan-

    keputusan yang terpenting mengenai banyaknya modal yang akan dipakai dan

    sumber-sumber mana yang akan dipilih. Risiko ini berhubungan dengan

     pelaksanaan keputusan-keputusan di bidang keuangan baik itu mencakup metode

     pembiayaan investasi, pembiayaan operasional, maupun pembiayaan lain.

    Sedangkan risiko non keuangan adalah risiko-risiko yang berada di luar risiko

    keuangan seperti risiko yang disebabkan oleh manusia, teknologi, alam, dan

    sebagainya.

    2. Risiko Statis dan Risiko Dinamis

    Risiko dinamis merupakan risiko yuang disebabkan karena adanya perubahan dalam perekonomian. Perubahan tersebut mencakup perubahan tingkat

    harga, keinginan konsumen, pendapatan, pengeluaran, dan teknologi yang akan

    menyebabkan para pelaku usaha mengalami kerugian. Risiko statis adalah risiko

    yang bersifat tetap dan dapat terjadi meskipun tidak terjadi perubahan dalam

     perekonomian. Risiko ini dapat disebabkan oleh bencana alam dan perbuatan

    manusia yang menyebabkan kerusakan sarana dan prasarana, perubahan hak milik

    akibat ketidakjujuran atau pengabaian hak.

    3. Risiko Fundamental dan Risiko Khusus

    Risiko fundamental adalah risiko kerugian yang mengenai dan dirasakan

    oleh masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan risiko khusus adalah risiko di luar

    kegiatan manusia yang kerugiannya hanya dirasakan oleh beberapa individu saja.

    4. Risiko Murni dan Risiko Spekulatif

    Risiko murni dan spekulatif adalah jenis risiko berdasarkan akibat yang

    ditimbulkannya. Risiko murni adalah risiko yang hanya mengakibatkan kerugian

    saja. Sedangkan risiko spekulatif disebabkan pada keadaan dimana terdapat

    kemungkinan kerugian dan juga terdapat kemungkinan adanya keuntungan. Kedua

    kemungkinan ini bersifat saling meniadakan, maka tidak mungkin keduanya

    terjadi secara bersama-sama.

    Beberapa ukuran risiko yang dapat digunakan adalah nilai variance,

    standard deviation, dan coefficient variation. Nilai variance diperoleh dari hasil 

     pendugaan fungsi produksi. Standard deviation diperoleh dari akar kuadrat nilai 

    variance sedangkan coefficient variation diperoleh dari rasio antara standarddeviation dengan expected return (Hanafi 2006).

    Analisis Risiko

    Analisi risiko berhubungan dengan teori pengambilan keputusan (decision

    theory). Individu diasumsikan untuk bertindak rasional dalam

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    26/74

     

    mengambilkeputusan bisnis. Alat analisis yang umumnya digunakan dalam

    menganalisismengenai pengambilan keputusan yang berhubungan dengan risiko

    yaitu expected utility model (Hanafi 2006). Analisis mengenai pengambilan

    keputusan yangberhubungan dengan risiko dapat menggunakan expected utility

    model. Model inidigunakan karena adanya kelemahan yang terdapat pada expected

    return model,yaitu bahwa yang ingin dicapai oleh seseorang bukan nilai (return)melainkankepuasan (utility).

    Jika dilihat dari sikap pembuat keputusan dalam menghadapi risiko dapat

    diklasifikasikan menjadi tiga kategori (Hanafi 2006) yaitu sebagai berikut:

    1. Pembuat keputusan yang takut terhadap risiko (risk averter ). Sikap ini

    menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam (variance) dari keuntungan maka

     pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan keuntungan yang akan

    diharapkan yang merupakan ukuran tingkat kepuasan.

    2. Pembuat kuputusan yang netral terhadap risiko (risk neutral). Sikap ini

    menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikkan ragam (variance) dari keuntungan

    maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan atau menaikkan

    keuntungan yang diharapkan.

    3. Pembuat keputusan yang berani terhadap risiko (risk taker ). Sikap inimenunjukkan bahwa jika terjadi kenaikkan ragam (variance) dari keuntungan

    maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan keuntungan

    yang diharapkan.

    Fluktuasi harga dan hasil produksi akan menyebabkan fluktuasi

     pendapatan. Ukuran yang dapat digunakan untuk melihat besarnya risiko yang

    dihadapi suatu usaha adalah dengan mengetahui terlebih dahulu besar ragamnya

    (variance) atau simpangan baku (standard deviation) dari pendapatan bersih per

     periode atau return. Dimana jika risiko tinggi maka return  juga akan meningkat

    ataupun sebaliknya.

    Beberapa ukuran risiko yang dapat digunakan adalah nilai variance,

    standard deviation, dan coefficient variation. Nilai variance diperoleh dari

    hasilpendugaan fungsi produksi. Standard deviation diperoleh dari akar kuadrat

    nilai variance sedangkan coefficient variation diperoleh dari rasio antara standard

    deviation dengan expected return (Hanafi 2006).

    Kategori Risiko

    Risiko dapat dikategorikan dari sudut pandang penyebab timbulnya risiko,

    akibat yang ditimbulkan (Kountur 2008), namun pada sub bab ini hanya akan

    menjelaskan tentang risiko berdasarkan sudut pandang penyebabnya saja, karena

     penelitian ini lebih mendekati sudut pandang tersebut.

    Risiko jika dilihat dari sudut pandang penyebab terjadinya risiko, ada duamacam risiko yaitu risiko keuangan dan risiko operasional. Risiko keuangan

    adalah risiko yang disebabkaban oleh faktor-faktor keuangan seperti harga, tingkat

     bunga, dan nilai tukar. Sedangkan risiko operasional adalah risiko-risiko yang

    disebabkan oleh faktor-faktor non keuangan seperti manusia, teknologi dan alam.

    Suatu perusahaan akan selalu dihadapkan dengan berbagai macam risiko

    operasional seperti kualitas produk, produk yang rusak atau mati, bencana alam,

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    27/74

     

    hujan badai dan lain-lain. Oleh sebab itu manusia, teknologi dan alam dapat

    dikatakan sebagai sumber risiko operasional.

    Pemetaan Risiko

    Pemetaan risiko dilakukan berdasarkan hasil dari prioritas risiko. Prioritas

    risiko ditentukan atas dasar hasil perkalian antaran probabilitas dan dampak yang

    terjadi akibat oleh suatu risiko tertentu.

    Gambar 1. Peta Risiko

    Sumber: (Kountur 2008)

    Kuadran 1 merupakan kuadran dimana risiko memiliki probabilitas yang

    tinggi, akan tetapi dampak yang ditimbulkan kecil. Kuadran 2 merupakan risiko

    yang memiliki probabilitas yang tinggi dan dampak yang disebabkan juga tinggi.

    Pemetaan risiko pada kuadran 3 adalah risiko yang memiliki probabilitas yang

    kecil dan dampak yang disebabkan juga kecil. Kuadran 4 merupakan kuadran

    dimana risiko memiliki probabilitas yang kecil akan tetapi dampak yang

    disebabkan besar.

    Penanganan Risiko

    Penanganan risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis

    serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk

    efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Karena itu perlu terlebih dahulu

    memahami tentang konsep-konsep yang dapat memberi makna, cakupan yang luasdalam rangka memahami proses penangan tersebut. Hal ini sesuai dengan defenisi

    yang di tetapkan oleh (Darmawi 2005).

    Cara-cara yang digunakan penangan untuk menangani berbagai

     permasalahan yang disebabkan oleh adanya risiko merupakan defenisi manajemen

    risiko menurut (Kountur 2008). Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh

    kemampuan manajemen menggunakan berbagai sumberdaya yang ada untuk

    mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya penanganan risiko yang baik, segala

    Kuadran 1 Kuadran 2

    Kuadran 3 Kuadran 4

    Probabilitas (%)

    Besar

    Kecil

    Dampak (Rp) Kecil Besar

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    28/74

     

    Evaluasi

    Penanganan Risiko

    Identifikasi Risiko

    Pengukuran Risiko

    kemungkinan kerugian yang dapat menimpa perusahaan dapat diminimalkan

    sehingga biaya menjadi lebih kecil dan pada akhirnya perusahaan mendapatkan

    keuntungan yang lebih besar. Selanjutnya Kountur mengatakan dalam menangani

    risiko yang ada dalam perusahaan diperlukan suatu proses yang dikenal dengan

    istilah proses pengelolaan risiko. Proses manajemen atau pengelolaan risiko dapat

    dilakukan dengan mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi perusahaan, kemudian mengukur risiko-risiko yang telah teridentifikasi untuk

    mengetahui seberapa besar kemungkunan terjadinya risiko dan seberapa besar

    konsekuensi dari risiko tersebut. Tahap berikutnya yaitu dengan

    menanganirisikorisiko tersebut yang selanjutnya dilakukan evaluasi untuk

    mengetahui sejauh mana manajemen risiko telah diterapkan.

    Sumber : (Kontur, 2008)

    Ada empat cara menangani risiko menurut (Kountur 2008), yaitu dengan

    cara menerima atau menghadapi risiko, menghindari risiko, mengendalikan risiko

    dan mengalihkan risiko. Mengendalikan risiko yaitu mengelola risiko dengan

    meminimalkan risiko melalui pencegahan, sedangkan mengalihkan risiko dapat

    dilakukan dengan mengalihkan kepada pihak lain seperti asuransi, hedging, 

    leasing, outsourcing dan kontrak.

    Alternatif penanganan risiko pada produk pertanian dilakukan dengan

     berbagai cara yaitu dengan diversifikasi usaha, integrasi vertikal, kontrak produksi,

    kontrak pemasaran, perlindungan nilai dan asuransi.

    Alur Pemikiran Operasional

    Ayam broiler merupakan salah satu komoditas peternakan yang potensial

    untuk dikembangkan. Hal utama yang menjadi alasan peternak untuk

    mengembangkan usaha ini adalah karena faktor ekonomis, sebab ayam inimemiliki siklus produksi yang relatif pendek dan relatif menguntungkan. Selain

    dengan siklus produksi yang relative pendek pada peternak berminat

    mengembangkan usaha peternakan ayam broiler dikarenakan faktor permintaan

     pasar yang cukup tinggi. Kebutuhan masyarakat yang tinggi akan daging

    merupakan pemicu pertumbuhan usaha peternakan ayam broiler.

    Salah satu peternakan ayam broiler dari 10 peternak di Kampung Kandang,

    Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat memiliki

    Gambar 2 Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    29/74

     

     jumlah populasi ayam broiler sebanyak 7 000 ekor. Pada peternakan tersebut

    ditugaskan 1 orang anak kandang untuk melakukan kegiatan operasional sehari-

    hari. Kegiatan operasional mulai dari pemberian pakan, minuman, obat-obatan,

     pengaturan suhu kandang dan pengaturan sirkulasi udara kandang.

    Berdasarkan wawancara yang dilakukan, usaha peternakan ayam broiler di

    Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogormenghadapi kendala dalam kegiatan budidayanya yaitu risiko produksi, hal ini

    disebabkan oleh kondisi cuaca, serangan predator penyakit dan parasit. Indikasi

    risiko produksi pada salah satu peternakan peternakan ayam broiler di Kampung

    Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang dilihat dari adanya fluktuasi tingkat

    mortalitas ayam.

    Untuk mengetahui tingkat risiko dapat dianalisis dengan menggunakan

    metode analisis risiko dengan mengkaji faktor penyebab atau sumber risiko

     produksi. Untuk meminimalkan risiko yang ada, dapat dilakukan analisis risiko

     produksi dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu berupa observasi,

    wawancara dan diskusi dengan pihak perusahaan. Selanjutnya dianalisis strategi

    yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi yang baik dan efektif bagi

     peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemangagar permasalahan yang terkait dengan risiko produksi dapat diminimalkan. Alur

    kerangka pemikiran konseptual pada penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat

     pada Gambar 3

    Diagram

    Kontur

    Z Score

    dan VaR

    Sumber-sumber risiko:

    ‐  Perubahan Cuaca

    ‐  Hama dan Penyakit

    ‐  Kesalahan Penanganan

    ‐  Kualitas DOC

    ‐  Predator

    ‐  Sumber Risiko Lainnya

    Pemetaan risiko berdasarkan dampak

    dan probabilitas

    Usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang,

    Desa Tegal, Kecamatan Kemang bertujuan memperoleh

     profit sesuai yang maksimum

    Peternakan ayam broiler tidak dapat

     berporduksi secara Optimal

    Perlu dilakukan analisis probabilitas dan dampak risiko

    Dampak Risiko = Jumlah Kematian Ayam x Harga Jual

    MenyebabkanAdanya risiko produksi

    Strategi penanganan Risiko Produksi di

    Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan

    Keman

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    30/74

     

    METODE PENELITIAN

    Lokasi dan Waktu

    Penelitian ini dilaksanakan pada 10 usaha peternakan ayam broiler di

    Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

    Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja ( purposive) dengan

     pertimbangan bahwa Kampung Kadang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang

    merupakan salah satu sentra produksi peternakan ayam broiler di Kabupaten

    Bogor. Kapasitas peternakan para responden berbeda-beda berkisar 3 500 ekor

    sampai 7 000 ekor setiap peternak. Pengambilan data dalam penelitian ini

    dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulan Maret-Juni 2013.

    Data dan Sumber Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

    sekunder, kedua data ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data primer diperoleh

    melalui wawancara, pengamatan secara langsung, dan pengisian kuesioner. Proses

    wawancara dan pengisian kuesioner dilakukan dengan pemilik usaha peternakan,

    kepala kandang, anak kandang, dan pihak yang terkait dengan usaha peternakan

    ayam broiler di Kampung Kandang. Data primer ini diantaranya berupa teknik

     pengelolaan risiko atau manajemen risiko yang dilakukan oleh usaha peternakan.

    sedangkan data sekunder diperoleh melalui jurnal peternakan ayam, Direktorat

    Jenderal Peternakan, Dinas Peternakan Jawa Barat, Dinas Peternakan dan

    Perikanan Kabupaten Bogor, perpustakaan LSI IPB, buku-buku ekonomi dan

     pertanian. Data sekunder ini diantaranya adalah data jumlah produksi ayam ras

     pedaging, jumlah populasi ayam ras pedaging, jumlah konsumsi daging ayam,

    harga DOC, pakan, dan obat-obatan, harga jual output, dan laporan keuangan

    usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Kiman berupa laporan biaya per

     periode produksi, laporan pendapatan per periode produksi.

    Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

    observasi, wawancara, diskusi, dan melalui kuesioner. Proses penentuan responden

    dilakukan secara sengaja ( purposive) dengan pertimbangan responden memiliki

    kapabilitas untuk memberikan data-data yang akurat. Beberapa pihak yang

    menjadi responden dalam penelitian ini antara lain, manajer yang menjadi sumber

    untuk mendapatkan data produksi dan pendapatan peternakan. Sumber kedua yaitu

    mandor yang menjadi kepala kandang, karena mandor merupakan orang yang

    Gambar 3 Alur Pemikiran O erasional

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    31/74

     

    mengawasi perkembangan pada setiap harinya sehingga memiliki kapabititas

    untuk memberikan data mengenai pemakaian input-input produksi seperti pakan,

    obat-obatan, vaksin ayam dan beberapa input lainnya. Sedangkan responden

    terakhir yaitu anak kandang yang memiliki pengalaman dalam teknik

     pemeliharaan ayam.

    Observasi dilakukan dengan pencatatan langsung yang dilakukan setiaphari  selama satu siklus oleh peneliti dan responden pada penelitian tersebut.

    Pencatatan dilakukan pada sepuluh peternak di lokasi penelitian tentang jumlah

    kematian ayam dan penyebab kematiannya. Penentuan 10 peternak dilakukan

     berdasarkan salah satu sumber responden yang memberikan informasi tentang

     peternak lainnya yang mempunyai kapasitas produksi yang hampir sama.

    Wawancara, diskusi, dan pengisian kuesioner dilakukan untuk memperoleh data

    mengenai gambaran umum lokasi penelitian, manajemen risiko yang telah

    dijalankan peternak, data harga-harga input dan output. Data primer dan data

    sekunder yang telah didapatkan kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui

     pengaruh risiko terhadap pendapatan dan strategi mengatasi risiko yang diterapkan

    oleh usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal Kabupaten

    Bogor.

    Metode Analisis Data

    Data primer dan data sekunder yang diperoleh akan dijadikan ukuran

    dalam penelitian ini. Kedua data ini akan diolah dan dianalisis melalui beberapa

    metode analisis yang digunakan. Metode analisis yang digunakan untuk menjawab

    tujuan penelitian disajikan dalam Tabel 8.

    Tabel 8 Jenis DataNo Jenis Data Sumber PIC Keterangan

    1 Primer

      Komoditas

      Harga DOC

      Harga ayam

      Tingkat Kematian

      Penyebab Kematian

    Peternak

    Peternak

    PeternakPeternak

    Peternak

    Peternak

    Peternak

    Peternak

    PeternakPeternak

    Maret 2013

    April – Juni 2013

    April – Juni 2013

    April – Juni 2013April – Juni 2013

    2 Sekunder

      Data Produksi

      Data Harga

      Profil Desa

    Dirjen Peternakan

    Dinas PeternakanKantor Kelurahan

    Peneliti

    PenelitiHumas

    Maret 2013

    Maret 2013Mei 2013

    Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

    deskriptif dan analisis risiko. Analisis risiko digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang kedua, yaitu menganalisis seberapa besar probability dan dampak

    risiko produksi pada usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa

    Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, data untuk analisis ini

    menggunakan data kuantitatif. Sumber data kuantitatif adalah laporan biaya,

     penerimaan dan pendapatan usaha per periode. Laporan ini dapat memberikan

    informasi mengenai data yang dicari, karena penilaian risiko dugunakan dengan

    mengukur nilai penyimpangan terhadap return dari suatu asset . Return dihitung

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    32/74

     

    dari rata-rata pendapatan bersih yang diterima usaha peternakan ayam broiler di

    Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor dari satu

     periode pengamatan yaitu sebanyak satu periode dari 10 peternak. Analisis

    deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama dan ketiga,

    yaitu menganalisis sumber-sumber risiko yang ada pada peternakan ayam broiler

    di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor danalternatif manajemen risiko yang diterapkan untuk mengatasi risiko yang dihadapi

    oleh usaha peternakan ayam broiler Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan

    Kemang, Kabupaten Bogor. Adapun data yang digunakan untuk analisis ini adalah

    data kualitatif. Sumber data kualitatif diperoleh melalui kuesioner dan wawancara

    dengan pihak perusahaan.

    Analisis Deskriptif

    Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis sumber-sumber risiko

    dan alternatif manajemen risiko yang diterapkan oleh usaha peternakan ayam

     broiler Kampung Kandang, Desa Tegal, Kabupaten Bogor untuk meminimalkanrisiko dan ketidakpastian yang dihadapi. Penentuan awal sumber-sumber risiko di

    Kampung Kandang, Desa Tegal, Kabupaten Bogor dilakukan dengan wawancara

    terhadap para responden, yang kemudian dilakukan penyaringan untuk penentuan

    sumber-sumber risiko yang akan di analisis. Manajemen risiko yang diterapkan

     berdasarkan pada penilaian peternak sebagai pengambil keputusan secara

    subjektif. Identifikasi ini dilakukan untuk melihat apakah manajemen risiko yang

    diterapkan efektif untuk meminimalkan risiko. Hal tersebut didasarkan pada

    tingkat risiko yang dihadapi oleh usaha peternakan ayam Kampung Kandang, Desa

    Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

    Analisis Kemungkinan Terjadinya Risiko

    Risiko dapat diukur jika diketahui kemungkinan terjadinya risiko dan

     besarnya dampak risiko terhadap perusahaan. Ukuran pertama dari risiko adalah

     besarnya kemungkinan terjadinya yang mengacu pada seberapa besar probabilitas

    risiko akan terjadi. Metode yang digunakan untuk mengetahui kemungkinan

    terjadinya risiko adalah metode nilai standar atau z-score. Metode ini dapat

    digunakan apabila ada data historis dan berbentuk kontinus (desimal).

    Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dibagi menjadi dua bagian,

    yaitu besar dan kecil. Penentuan batas probabilitas yang digunakan pada penelitian

    ini mengacu pada Kountur, 2008 yaitu 20 persen. Risiko yang probabilitasnya

    diatas 20 persen atau lebih dianggap sebagai kemungkinan besar, sedangkandibawah 20 persen dianggap sebagai kemungkinan kecil (Kountur 2008).

    Pada penelitian ini, yang akan dihitung adalah kemungkinan terjadinya

    risiko pada kegiatan produksi adalah data produksi ayam broiler dari 10 peternak

     pada satu siklus terakhir. Penghitungan data produksi untuk menganalisis

    kemungkinan terjadinya risiko dengan jumlah kapasitas yang berbeda-beda akan

    dilakukan konversi data ke dalam 3 500 ekor dengan pertimbangan sebagian besar

    kapasitas ayam pada responden dalam penelitian ini adalah 3 500 ekor. Hal

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    33/74

     

     ∑    

       

    tersebut dilakukan untuk mengatasi kevalidan data yang digunakan. Menurut

    (Kountur 2008), langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan perhitungan

    kemungkinan terjadinya risiko menggunakan metode ini dan aplikasinya pada

    usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan

    Kemang, Kabupaten Bogor adalah:

    1. Menghitung rata-rata kejadian berisiko (kematian ayam).Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata kematian ayam broiler

    yang diproduksi adalah:

    Dimana:

     = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal(ekor).

     xi = Nilai per periode kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal

    (ekor)

    n = Jumlah responden peternakan ayam broiler di Desa Tegal

    2. Menghitung nilai standar deviasi dari kejadian berisiko.

    s =  ∑    Dimana:

    s = Standar deviaasi dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal

     xi = nilai per periode dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal

     = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegaln = Jumlah responden peternakan ayam broiler di Desa Tegal

    3. Menghitung z-score

    z = Nilai z-score dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal

    X = Batas risiko yang dianggap masih dalam taraf normal dalam peternakan ayam

     broiler di Desa Tegal

      = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegals = Standar deviasi dari kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal

    Jika hasil  z-score yang diperoleh bernilai negatif, maka nilai tersebut

     berada di sebelah kiri nilai rata-rata pada kurva distribusi normal dan sebaliknya jika nilai z=score positif, maka nilai tersebut berada di sebelah kanan kurva

    distribusi z (normal).

    4. Mencari probabilitas terjadinya risiko produksi

    Setelah nilai  z-score dari produksi peternakan ayam broiler di Kampung

    Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor diketahui, maka,

    selanjutnya dapat dicari probabilitas terjadinya risiko produksi yang diperoleh dari

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    34/74

     

    VaR =  √  

    Tabel distribusi z (normal) sehingga dapat diketahui berapa persen kemungkinan

    terjadinya keadaan dimana produksi ayam broiler mendatangkan kerugian.

    Analisis Dampak Risiko

    Metode yang paling efektif digunakan dalam mengukur dampak risikoadalah VaR  (Value at Risk ). VaR  adalah kerugian terbesar yang mungkin terjadi

    dalam rentang waktu tertentu yang diprediksikan dengan tingkat kepercayaan

    tertentu. Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan

    apabila terdapat data historis sebelumnya. Analisis ini dilakukan untuk mengukur

    dampak dari risiko pada kegiatan produksi ayam broiler pada peternakan ayam

     broiler di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

    kejadian yang dianggap merugikan berupa penurunan produksi sebagai akibat dari

    trjadinya sumber-sumber risiko. Dalam menghitung VaR terlebih dahulu dihitung

     jumlah kematian ayam setiap periode.

    Penghitungan data kematian selama masa produksi dengan jumlah

    kapasitas yang berbeda-beda pada setiap peternak dilakukan konversi data dengan

    kapasitas 3 500 ekor, penentuan konversi tersebut dilakukan atas dasar pertimbangan sebagian besar kapasitas peternakan pada responden adalah 3 500

    ekor. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi kevalidan data yang digunakan

    Jumlah kematian ayam broiler tersebut kemudian dikalikan dengan harga yang

    terjadi pada periode yangsama dan dikali berat rata-rata yang terjadi pada periode

    yang sama. Setelah didapat angka kerugian dari masing-masing periode kemudian

    dijumlahkan dandihitung rata-ratanya, setelah itu dicarai berapa besar nilai standar

    deviasi ataupenyimpangan.

    Penentuan nilai yang membatasi dampak besar dan kecil adalah sebesar Rp

    2 500 000.00. Nilai Rp 2 500 000.00 diambil berdasarkan setengah dari tingkat

    mortalitas standar menurut Rasyaf, 2007 yaitu 5 persen yang dikalikan dengan

     berat rata-rata panen sebesar 1,6 kilogram, dan hasilnya dikalikan dengan harga

     pada saat kondisi normal yaitu sebesar Rp 18 000.00 per kilogram. Hasil perkalian

    tersebut di dapatkan Rp 2 520 000.00 yang kemudian di konfirmasikan terhadap

     para responden peternak di Desa Tegal, untuk dilakukan pembulatan menjadi Rp 2

    500 000.00. Jadi, sumber risiko dengan dampak lebih besar dari Rp 2 500 000.00

    akan masuk kedalam kategori dampak besar dan begitu pula sebaliknya. Proses

    terakhir menetapkan batas toleransi kevalidan dan mencari nilai VaR. Menurut

    (Kountur 2008), VaR dapat dihitung dengan rumus berikut:

    Dimana:VaR= Dampak kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian berisiko peternakan ayam

     broiler di Desa Tegal (rupiah)

      = Nilai rata-rata kerugian akibat kejadian berisiko peternakan ayam broiler diDesa Tegal

     z = Nilai z yang diambil dari tabel distribusi nirmal dengan alfa 5 persen

     peternakan ayam broiler di Desa Tegal

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    35/74

     

    s = Standar deviasi kerugian akibat kejadian berisiko peternakan ayam broiler

    di Desa Tegal

    n = Banyaknya kejadian berisiko peternakan ayam broiler di Desa Tegal

    Pemetaan Risiko

    Menurut (Kountur 2008), sebelum dapat menangani risiko, hal yangterlebih dahulu perlu dilakukan adalah membuat peta risiko. Peta risiko adalah

    gambaran mengenai posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu, yaitu sumbu

    vertikal yang menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal yang

    menggambarkan dampak, ataupun sebaliknya. Contoh layout  peta risiko dapat

    dilihat pada Gambar 4.

    Probabilitas (%)

    Besar

    Kecil

    Dampak (Rp) Kecil Besar

    Sumber : (Kountur, 2008)

    Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dibagi menjadi dua bagian,

    yaitu besar dan kecil. Penentuan batas probabilitas yang digunakan pada penelitian

    ini mengacu pada Kountur, 2008 yaitu 20 persen. Risiko yang probabilitasnya

    diatas 20 persen atau lebih dianggap sebagai kemungkinan besar, sedangkan

    dibawah 20 persen dianggap sebagai kemungkinan kecil (Kountur 2008).

    Dampak risiko juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil.

    Pembagian batas kecildan besarnya dampak risiko di ambil dari kerugian rata-rata

     peternak yang dialami selama satu siklus selama penelitian dilakukan. Penentuan batas dampak risiko pada penelitian tersebut berdasarkan pada setengah dari

    tingkat mortalitas standar yang mengacu pada Rasyaf, 2005 yaitu 5 persen

    dikalikan dengan berat rata-rata pada saat panen sebesar 1.6 kilogram, dan

    hasilnya dikalikan dengan harga pada saat kondisi normal yaitu sebesar Rp 18

    000.00 per kilogram. Hasil perkalian tersebut didapatkan sebesar Rp 2 520 000.00

    yang kemudian di konfirmasikan terhadap para responden peternakn di Desa Tegal

    untuk dilakukan pembulatan menjadi Rp 2 500 000.00. Sumber risiko dengan

    Kuadran 1 Kuadran 2

    Kuadran 3 Kuadran 4

    Gambar 4 Peta Risiko

  • 8/18/2019 Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler

    36/74

     

    Status Risiko = Probabilitas Risiko x VaR 

    dampak di atas Rp 2 500 000.00 akan menjadi sumber risiko yang memiliki

    dampak yang besar, sedangkan sumber risiko yang memiliki dampak di bawah Rp

    2 500 000.00 akan menjadi sumber risiko yang memiliki dampak yang kecil.

    Status Risiko

    Setelah melakukan analisis kemungkinan terjadinya risiko dan analisis

    dampak risiko, dilakukan analisis status risiko. Analisis status risiko yang

    dilakukan pada penelitian ini didapat dari hasil perkalian antara hasil analisis

    kemungkinan terjadinya risikodan hasil analisis dampak risiko. Rumus yang

    digunakan untuk mendapatkan status risiko yaitu sebagai berikut :

    Status Risiko yang didapatkan diurutkan berdasarkan hasil perkalian yang

     paling besar. Hasil perkalian yang didapatkan digunakan untuk memprioritaskan

     penanganan suatu risiko.

    Penanganan Risiko

    Berdasarkan hasil pemetaan risiko, maka selanjutnya dapat ditetapk