analisis kelayakan usaha peternakan ayam … · analisis kelayakan usaha peternakan ayam. broiler ....

116
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi Kasus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran, Kecamatan Bogor, Kabupaten Bogor) SKRIPSI JULIARTI SETYO MURTI KARMIDI H34076084 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Upload: vuminh

Post on 14-Mar-2019

364 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM

BROILER POLA KEMITRAAN INTI PLASMA

(Studi Kasus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

Kecamatan Bogor, Kabupaten Bogor)

SKRIPSI

JULIARTI SETYO MURTI KARMIDI

H34076084

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2012

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

RINGKASAN

JULIARTI SETYO MURTI KARMIDI. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan

Ayam Broiler Pola Kemitraan Inti Plasma (Studi Kasus Plasma Agus

Suhendar di Desa Patambran, Kecamatan Bogor, Kabupaten Bogor). Skripsi.

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor (Di bawah bimbingan ANITA RISTIANINGRUM)

Peternakan merupakan sektor yang memiliki peranan penting dalam

perekonomian nasional yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaan, sumber devisa

negara dan penyedia bahan pangan. Peranan penting peternakan menyebabkan

peternakan menjadi sektor yang diminati pengusaha untuk dijadikan bisnis

sumber penghasilan utama maupun sampingan.

Usaha peternakan yang banyak diminati adalah peternakan ayam broiler

karena memiliki permintaan yang tinggi. Bogor merupakan salah satu daerah di

Indonesia yang memiliki permintaan ayam broiler tinggi karena jumlah

penduduknya yang mencapai 5 juta jiwa dan harga daging ayam di tingkat

konsumen lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi, kambing dan domba,

sehingga ayam broiler memiliki potensi pasar di Bogor.

Usaha peternakan ayam broiler juga memiliki masalah-masalah yaitu: (1)

Persaingan pemasaran produk; (2) Kenaikan harga input dan; (3) Penurunan harga

produk. Permasalahan-permasalahan tersebut sering membuat peternakan ayam

broiler terutama peternakan ayam broiler rakyat mengalami kerugian bahkan

kebangkrutan.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi permasalahan

tersebut yaitu kerjasama kemitraan. Kemitraan adalah suatu kerjasama bisnis

antara peternak dan pengusaha untuk mencapai tujuan bersama, namun dalam

kerjasama kemitraan terdapat aturan-aturan yang harus dipatuhi kedua belah

pihak.

Usaha peternakan Agus Suhendar adalah peternakan ayam broiler rakyat

di Bogor yang memiliki kapasitas 9.000 ekor ayam per periodenya. Peternakan

Agus Suhendar bergabung dengan kemitraan CV. Tunas Mekar Farm untuk

mengatasi permasalahan persaingan pemasaran produk, kenaikan harga input dan

penurunan harga produk. Pada sistem kemitraannya, peternakan Agus Suhendar

mendapat sistem harga kontrak tetap penjualan ayam. Harga tersebut

menghindarkan peternakan Agus Suhendar dari penurunan penerimaan akibat

jatuhnya harga di pasar tetapi juga menyebabkan penerimaan tetap. Sementara itu,

biaya DOC dan pakan terus meningkat setiap periodenya. Penerimaan tetap tetapi

harus menutpi biaya yang terus meningkat setiap periodenya menyebabkan

pendapatan peternakan Agus Suhendar menurun. Oleh karena itu, perlu dilakukan

penelitian mengenai kelayakan pada peternakan Agus Suhendar untuk melihat

apakah kerjasama kemitraan yang dilakukan usaha peternakan layak dilanjutkan

atau harus dilakukan evaluasi.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis kelayakan usaha

peternakan ayam broiler Agus Suhendar sistem kemitraan pola inti plasma. (2)

Menganalisis sensitivitas usaha peternakan ayam broiler Agus Suhendar terhadap

kemungkinan terjadinya peningkatan harga input DOC dan pakan serta penurunan

harga jual.

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

Penelitian ini dilaksanakan di usaha peternakan Agus Suhendar, Desa

Patambran RT 02/04 Semplak Barat, Kemang utara, Kecamatan Bogor,

Kabupaten Bogor, plasma dari CV. Tunas Mekar Farm (TMF). Pengambilan data

dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2011.

Metode pengumpulan data menggunakan metode study case. Respondennya adalah manajer CV. TMF, pemilik peternakan Agus Suhendar dan

karyawan peternakan.

Penelitian mengkaji aspek non finansial dan aspek finansial. Kriteria aspek

non finansial berdasarkan aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan produksi,

aspek hukum, aspek manajemen dan organisasi, dan aspek ekonomi dan sosial.

Kriteria aspek finansial yang digunakan adalah net present value (NPV), internal

rate of return (IRR), net benefit cost ratio (Net B/C), payback period, dan analisis

sensitivitas deskriptif menggunakan switching value .

Analisis kelayakan non finansial usaha peternakan ayam broiler Agus

Suhendar layak dijalankan. Aspek pasar layak karena peternakan Agus Suhendar

aman dari kerugian akibat jatuhnya harga, memiliki pasar, tidak menghadapi

masalah distribusi produk, dan menghasilkan produk yang berkualitas. Aspek

teknis dan produksi layak karena peternakan Agus Suhendar memiliki lahan dan

kandang yang memenuhi kualifikasi, pengadaan bibit dan pakan yang tepat waktu

dan berkualitas, pengadaan dan manajemen kesehatan yang disiplin dan teratur,

ketersediaan bahan-bahan penunjang yang terbaik dan tepat waktu, memiliki

tenaga kerja yang berpengalaman, jujur dan pekerja keras, dan proses produksi

yang sistematis. Aspek manajemen dan organisasi layak karena memiliki

pembagian tugas yang jelas, terperinci dan tertulis, sehingga manajemen usaha

berjalan dengan baik. Aspek hukum layak karena memiliki ketentuan kerjasama

tertulis yang jelas dan saling memuaskan kedua belah pihak, dan mendapatkan

izin pendirian dari RT/RW. Aspek ekonomi dan sosial layak karena tidak

merugikan lingkungan sekitar.

Hasil analisis kelayakan finansial usaha peternakan Agus Suhendar layak

dijalankan. Nilai NPV positif yaitu sebesar Rp 45.021.751,00, Net B/C lebih

besar dari 1 yaitu 1,99, IRR lebih besar dari discount rate (6,5 persen) yaitu

sebesar 41,46 persen, dan payback period 1,98627 atau satu tahun 11 bulan. Hasil

analisis sensitivitas menunjukkan usaha rentan terhadap kenaikan harga DOC

lebih dari 16,6 persen dan kenaikan harga pakan lebih dari 6,1 persen dan

penurunan harga jual ayam lebih dari 1,2 persen.

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM

BROILER POLA KEMITRAAN INTI PLASMA

(Studi kasus plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

Kecamatan Bogor, Kabupaten Bogor)

JULIARTI SETYO MURTI KARMIDI

H34076084

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2012

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola

Kemitraan Inti Plasma (Studi Kasus Plasma Agus Suhendar di

Desa Patambran, Kecamatan Bogor, Kabupaten Bogor).

Nama : Juliarti Setyo Murti Karmidi

NIM : H34076084

Disetujui,

Pembimbing

Ir. Anita Ristianingrum, MSi

NIP 19671024 199302 2 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kursnadi, MS

NIP 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus :

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis

Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan Inti Plasma (Studi

Kasus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran, Kecamatan Bogor, Kabupaten

Bogor)” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, April 2012

Juliarti Setyo Murti Karmidi

H34076084

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ambarawa 04 Juli 1986. Penulis adalah anak

pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Karmidi dan Ibunda Sunaryati.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Sasana Wiyata II Bogor

pada tahun 1998 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2001

di SLTPN 2 Bogor. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 3 Bogor

diselesaikan pada tahun 2004.

Penulis diterima pada Departemen Sosial Ekonomi Industri Peternakan

Jurusan Agribisnis Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor pada

tahun 2004. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan pada Departemen

Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan Inti Plasma (Studi

Kasus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran, Kecamatan Bogor, Kabupaten

Bogor)”.

Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan usaha secara non finansial

dan finansial peternakan ayam broiler pola kemitraan inti plasma, studi kasus

plasma Agus Suhendar.

Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena

keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik

yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, April 2012

Juliarti Setyo Murti Karmidi

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk

rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Ir. Anita Ristianingrum, MSi., selaku dosen pembimbing atas bimbingan,

arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

2. Ir. Burhanuddin, MM., yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh

dosen dan staf Departemen Agribisnis.

3. Orangtua dan adik tercinta Letda Infanteri Deddy Setya Wijaya untuk setiap

dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi

persembahan yang terbaik.

4. Pihak CV. Tunas Mekar Farm dan Agus Suhendar Farm, terutama Pak Agus

atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan.

5. Fazriah dan Bima, Ima, Ipop, Indra, Choy, Citay, Derry, Intan, Fitria, Ayu dan

Saud atas semangat, motivasi dan bantuan yang sangat berarti selama

penyusunan skripsi.

6. Teman-teman seperjuangan dan teman-teman Agribisnis angkatan tiga atas

semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh

pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas bantuannya.

Bogor, April 2012

Juliarti Setyo Murti Karmidi

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... v

I PENDAHULUAN .................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .............................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah ...................................................... 6

1.3. Tujuan Penelitian .......................................................... 8

1.4. Kegunaan Penelitian ...................................................... 8

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ............................................. 9

II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 10

2.1. Gambaran Umum Usaha Peternakan Ayam Broiler ..... 10

2.1.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler ....................... 10

2.1.2. Kemitraan .......................................................... 10

2.1.3. Karakteristik Ayam Broiler ............................... 12

2.2. Faktor-faktor Produksi .................................................. 13

2.2.1. Bibit Ayam (Day Old Chick) ............................ 13

2.2.2. Pakan ................................................................. 14

2.2.3. Obat-obatan, Vaksin dan Vitamin ..................... 14

2.2.4. Tenaga Kerja ..................................................... 15

2.2.5. Bahan Penunjang (sekam, listrik dan bahan

Bakar) ................................................................ 15

2.3. Hasil Penelitian Terdahulu ............................................ 16

2.3.1. Kemitraan .......................................................... 16

2.3.2. Analisis Kelayakan Usaha ................................. 19

III KERANGKA PEMIKIRAN .................................................. 23

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................ 23

3.1.1. Studi Kelayakan Proyek .................................... 23

3.1.2. Analisis Biaya dan Manfaat .............................. 23

3.1.3. Laba Rugi .......................................................... 24

3.1.4. Aspek-aspek Analisis Kelayakan ...................... 25

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ................................. 30

IV METODE PENELITIAN ....................................................... 33

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ 33

4.2. Jenis dan Sumber Data .................................................. 33

4.3. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data .............. 33

4.3.1. Analisis Kualitatif ............................................. 34

4.3.2. Analisis Kuantitatif ........................................... 35

4.4. Asumsi-asumsi Dasar .................................................... 38

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................. 40

5.1. CV. Tunas Mekar Farm ................................................. 40

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

ii

5.1.1. Sejarah CV. Tunas Mekar Farm ........................ 40

5.1.2. Visi dan Misi CV. Tunas Mekar Farm .............. 41

5.1.3. Struktur Organisasi CV. Tunas Mekar Farm .... 41

5.2. Peternakan Agus Suhendar ........................................... 44

5.2.1. Sejarah Peternakan Agus Suhendar .................. 44

5.2.2. Lokasi Peternakan Agus Suhendar ................... 45

5.2.3. Sumber Daya Manusia ...................................... 45

5.3. Pola Kemitraan antara CV. Tunas Mekar Farm dan

Peternakan Agus Suhendar ........................................... 46

5.3.1. Prosedur Penerimaan Plasma ............................ 46

5.3.2. Isi Kontrak Perjanjian ....................................... 46

VI ANALISIS NON FINANSIAL ............................................... 49

6.1. Aspek Pasar dan Pemasaran .......................................... 49

6.1.1. Permintaan dan Penawaran ............................... 49

6.1.2. Harga ................................................................. 51

6.1.3. Produk ............................................................... 52

6.2. Aspek Teknis dan Produksi ........................................... 53

6.2.1. Lahan dan Kandang ........................................... 53

6.2.2. Bibit (DOC) ....................................................... 55

6.2.3. Pakan ................................................................. 56

6.2.4. Obat-obatan, Vitamin dan Vaksin ..................... 57

6.2.5. Bahan Penunjang Lainnya (Sekam, Listrik dan

Gas) ..................................................................... 59

6.2.6. Tenaga Kerja ..................................................... 59

6.2.7. Proses Produksi ................................................. 60

6.3. Aspek Manajemen dan Organisasi ................................ 63

6.4. Aspek Hukum ............................................................... 64

6.5. Aspek Ekonomi dan Sosial ........................................... 64

VII ANALISIS FINANSIAL ......................................................... 66

7.1. Inflow (Arus Manfaat) ................................................... 66

7.1.1. Penerimaan Penjualan Ayam ............................ 66

7.1.2. Penerimaan Penjualan Kotoran Ayam .............. 68

7.1.3. Penerimaan Insentif ........................................... 68

7.1.4. Nilai Sisa ........................................................... 70

7.2. Outflow (Arus Biaya) .................................................... 70

7.2.1. Biaya Investasi .................................................. 70

7.2.2. Biaya Operasional ............................................. 72

7.2.3. Analisis Laba Rugi ............................................ 75

7.3. Analisis Kelayakan Finansial ........................................ 75

7.4. Analisis Sensitivitas (Switching Value) ........................ 77

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 79

8.1. Kesimpulan ................................................................... 79

8.2. Saran ............................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 81

LAMPIRAN ......................................................................................... 83

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

iii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan

Pekerjaan Tahun 2011 ................................................................ 1

2. Ekspor Pertanian Indonesia Menurut Sektor pada Bulan

Oktober 2011 .............................................................................. 2

3. Produksi Pangan Nasional Tahun 2009 ...................................... 2

4. Populasi Peternakan Nasional Berdasarkan Komoditi-

komoditinya Tahun 2008-2010 ................................................. 3

5. Permintaan Rata-rata Daging di Kota Bogor pada Tahun 2009 . 4

6. Harga Rata-rata Daging di Kota Bogor ...................................... 4

7. Peningkatan Harga DOC dan Pakan Peternakan Agus Suhendar

2009 ............................................................................................. 6

8. Biaya dan Pendapatan Peternakan Agus Suhendar 2009 .......... 7

9. Hak dan Kewajiban CV. Tunas Mekar Farm dan

Peternakan Agus Suhendar ......................................................... 47

10. Penetapan Harga Tetap CV. Tunas Mekar Farm 2009 ............. 48

11. Keperluan Temperatur DOC ...................................................... 61

12. Penerimaan Penjualan Ayam Broiler Hidup .............................. 67

13. Penerimaan Penjualan Kotoran Ayam ....................................... 68

14. Penerimaan Insentif Mortalitas .................................................. 69

15. Penerimaan Insentif FCR ........................................................... 69

16. Biaya Investasi, Nilai Sisa dan Penyusutan ................................ 71

17. Biaya Tetap yang Dikeluarkan Peternakan Agus Suhendar ....... 72

18. Harga dan Biaya Variabel pada Peternakan Agus Suhendar ..... 73

19. Total Biaya Variabel per Tahun Peternakan Agus Suhendar ..... 74

20. Hasil Perhitungan Laba Rugi Peternakan Agus Suhendar ........ 75

21. Hasil Analisis Kelayakan Finansial Peternakan Agus

Suhendar ..................................................................................... 76

22. Hasil Analisis Switching Value Peternakan Agus Suhendar ..... 77

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

iv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Pemikiran Operasional ............................................... 32

2. Struktur Organisasi CV. Tunas Mekar Farm .............................. 43

3. DOC (Day Old Chick) ................................................................ 56

4. Pemberian Pakan pada Fase Starter ........................................... 57

5. Pemberian Pakan pada Fase Finisher ......................................... 57

6. Vaksinasi ND Perlakuan Tetes Mata .......................................... 58

7. Vaksinasi ND Perlakuan Suntik Subcutaneous .......................... 58

8. Vaksinasi Gumboro Melalui Air Minum ................................... 58

9. Struktur Organisasi Peternakan Agus Suhendar ........................ 63

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

v

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Tabel FCR Peternakan Peternakan Agus Suhendar ................... 84

2. Program Vaksin dan Vitamin Peternakan Agus Suhendar ......... 86

3. Program Pemeliharaan Peternakan Agus Suhendar ................... 87

4. Laporan Laba Rugi Peternakan Agus Suhendar ......................... 89

5. Cashflow Peternakan Agus Suhendar ......................................... 90

6. Hasil Analisis Switching Value Kenaikan Harga DOC 16,6

Persen ......................................................................................... 92

7. Hasil Analisis Switching Value Kenaikan Harga Pakan 6,1

Persen ......................................................................................... 94

8. Hasil Analisis Switching Value Penurunan Harga Jual Ayam

1,2 persen .................................................................................... 96

9. Kuesioner Penelitian ................................................................... 98

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk

mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada

faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan sektor yang memiliki peranan

penting dalam perekonomian nasional yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaan,

sumber devisa negara dan penyedia bahan pangan.

Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan

Pekerjaan Tahun 2011

No. Lapangan Pekerjaan 2011 Persentase (%)

1. Peternakan dan pertanian 39.328.915 36

2. Pertambangan 1.465.376 1,5

3. Industri pengolahan 14.542.081 13

4. Listrik, gas dan air 239.636 0,7

5. Bangunan 6.339.811 5

6. Perdagangan dan perhotelan 23.396.537 21

7. Transportasi dan komunikasi 5.078.822 5

8. Keuangan 2.633.362 3

9. Jasa Kemasyarakatan dan sosial 16.645.859 15

Total 109.670.399

Sumber: BPS Indonesia (2011)

Tabel 1 menunjukkan tenaga kerja yang bekerja di bidang peternakan dan

pertanian pada tahun 2011 berjumlah 39.328.915 jiwa atau 36 persen dari total

tenaga kerja yang bekerja di bidang lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa

peternakan merupakan salah satu bidang penyedia lapangan pekerjaan di

Indonesia.

Peternakan juga memiliki peranan dalam penyumbang devisa bagi negara

Indonesia. Data ekspor pertanian dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

2

Tabel 2. Ekspor Pertanian Indonesia Menurut Sektor pada Bulan Oktober 2011

No. Sektor Oktober 2011

Volume (Kg) Nilai (US$)

1. Tanaman Pangan 53.275.710 55.301.104

2. Holtikultura 40.277.942 48.836.472

3. Perkebunan 2.257.739.662 3.183.129.268

4. Peternakan 91.725.895 147.386.267

5. Pertanian 2.443.019.209 3.434.653.111

Sumber: BPS Indonesia (2011)

Indonesia melakukan ekspor peternakan pada Oktober 2011 sebesar

91.725.895 kg yang bernilai US$ 147.386.267,00. Nilai tersebut menunjukkan

peternakan merupakan salah satu sektor sumber devisa negara yang menghasilkan

pemasukan cukup besar bagi Indonesia.

Peternakan juga berperan sebagai penghasil produk pangan sumber protein

hewani yang berperan dalam pembangunan sumber daya manusia dari pemenuhan

kebutuhan gizi rakyat Indonesia. Jumlah produksi peternakan dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3. Produksi Pangan Nasional Tahun 2009

No. Jenis Komoditi Produksi

(ton)

Persentase

(%)

1. Perikanan 556.123 1,7

2. Sayur-sayuran 11.863.919 35

3. Buah-buahan 16.672.519 50

4. Peternakan

(daging, telur, susu) 4.627.060 13,3

Total 33.719.621

Sumber: Deptan dan BPS (2009)

Berdasarkan data produksi pangan pada tahun 2009, peternakan

menghasilkan produk sebanyak 13,3 persen dari total keseluruhan produksi

pangan dan merupakan penghasil protein hewani tertinggi jika dibandingkan

dengan produk perikanan. Hal tersebut menunjukkan peternakan adalah salah satu

sektor yang berperan penting dalam penyediaan pangan.

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

3

Peranan penting peternakan seperti yang disebutkan di atas menyebabkan

peternakan menjadi salah satu sektor yang diminati pengusaha untuk dijadikan

bisnis sumber penghasilan utama maupun sampingan. Hal tersebut terlihat dari

jumlah populasi ternak yang terus meningkat setiap tahunnya (Tabel 4).

Tabel 4. Populasi Peternakan Nasional Berdasarkan Komoditi-komoditinya

Tahun 2008-2010

No. Komoditi 2008

(ekor)

2009

(ekor)

2010

(ekor)

1. Ayam buras 243.432.000 249.963.400 257.544.000

2. Ayam broiler 902.052.400 1.206.378.500 1.386.872.000

3. Ayam petelur 107.955.100 111.417.600 105.210.000

4. Babi 6.837.529 6.974.732 7.477.000

5. Domba 9.605.338 10.198.766 10.725.000

6. Itik 39.839.500 40.679.500 44.302.000

7. Kambing 15.147.433 15.815.317 16.620.000

8. Kerbau 1.930.716 1.932.927 2.000.000

9. Kuda 392.864 398.758 419.000

10. Sapi perah 457.577 474.701 488.000

11. Sapi potong 12.256.604 12.759.838 13.582.000

Jumlah 1.339.907.061 1.656.994.039 1.845.239.000

Sumber: Departemen Pertanian (2011)

Berdasarkan data di atas dapat dilihat jumlah populasi ternak tahun 2008

sampai dengan tahun 2010 terus meningkat. Peningkatan tersebut menunjukkan

semakin meningkatnya kegiatan dalam bisnis peternakan.

Salah satu komoditi peternakan yang terus meningkat dan memiliki

populasi terbanyak berdasarkan data di atas adalah ayam broiler. Hal tersebut

dikarenakan permintaan masyarakat akan ayam broiler cukup tinggi di setiap

daerahnya.

Kota Bogor sebagai daerah yang berpenduduk terbanyak di Jawa Barat

menurut data Badan Pusat Statistik Jawa Barat yang mencapai kurang lebih 5 juta

merupakan salah satu daerah yang memiliki permintaan rata-rata akan ayam

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

4

broiler yang tinggi. Permintaan rata-rata daging kota Bogor dapat dilihat pada

Tabel 5.

Tabel 5. Permintaan Rata-rata Daging di Kota Bogor pada Tahun 2009

No. Daging Jumlah Permintaan (kg/bulan)

1. Sapi 150.000

2. Kerbau 20.000

3. Kambing 275.000

4. Domba 250.000

5. Ayam broiler 550.000

Sumber: Dinas Perikanan dan Peternakan Kota Bogor 2009

Dinas Perikanan dan Peternakan kota Bogor pada tahun 2009 mencatat

permintaan rata-rata daging ayam broiler adalah 550.000 kg/bulan. Harga daging

ayam broiler di Bogor juga lebih rendah dari harga daging lainnya (Tabel 6).

Tabel 6. Harga Rata-rata Daging di Kota Bogor

Daging Harga Konsumen (Rp/Kg)

2007 2008 2009

Sapi 50.200,00 51.600,00 52.500,00

Kerbau 50.200,00 51.600,00 52.500,00

Kambing 39.700,00 40.100,00 30.000,00

Domba 39.700,00 40.100,00 30.000,00

Ayam Broiler 15.000,00 16.000,00 17.000,00

Sumber: Dinas Perikanan dan Peternakan Kota Bogor Tahun 2007-2009

Berdasarkan data diatas ayam broiler memiliki harga yang lebih rendah

dibandingkan daging lainnya. Harga yang lebih rendah, permintaan rata-rata yang

tinggi dan jumlah penduduk yang tinggi, menyebabkan usaha peternakan ayam

broiler memiliki potensi pasar di Bogor. Faktor-faktor tersebut menyebabkan

Bogor merupakan daerah yang memiliki potensi bagi berkembangnya usaha ayam

broiler.

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

5

Usaha peternakan ayam broiler juga memiliki permasalahan.

Permasalahan dalam usaha peternakan ayam broiler yaitu : (1) Persaingan

pemasaran produk; (2) Kenaikan harga input; (3) Penurunan harga produk.

Permasalahan-permasalahan di atas sering membuat usaha peternakan

terutama peternakan rakyat yaitu peternakan dengan modal kecil yang memiliki

populasi ternak sampai dengan 15.000 ekor mengalami kebangkrutan. Melihat

kondisi ini pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan-kebijakan, salah satunya

adalah kebijakan mengenai kerjasama kemitraan. Kemitraan adalah suatu

kerjasama bisnis antara peternak dan pengusaha untuk mencapai tujuan bersama.

Kerjasama tersebut harus dilakukan secara adil sehingga masing-masing pihak

yang terlibat harus mempunyai posisi dan kepentingan yang sama (Suharno,

1999).

Kerjasama dalam perusahaan kemitraan dibagi menjadi tiga jenis menurut

Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.

472/Kpts/TN/330/6/1996 yaitu Perusahaan Inti Rakyat (PIR) atau pola inti

plasma, perusahaan pengelola dan perusahaan penghela.

Peternak dapat memilih salah satu jenis pola kemitraan yang sesuai dengan

kebutuhan mereka untuk menghindari kerugian dan kebangkutan. Namun apakah

peternak yang bekerjasama dengan perusahaan kemitraan dapat tetap

mendapatkan laba yang diinginkan, mengingat dalam kerjasama kemitraan

terdapat aturan-aturan yang harus dipatuhi kedua belah pihak. Contohnya, harga

kontrak tetap penjualan ayam yang menyebabkan penerimaan menjadi tetap,

sementara harus menutupi biaya yang meningkat akibat harga input yang

meningkat. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian mengenai kelayakan usaha suatu

peternakan yang bekerja sama dengan perusahaan kemitraan untuk melihat apakah

kerjasama kemitraan yang dilakukan usaha peternakan layak dilanjutkan

kerjasamanya atau harus dilakukan evaluasi kontrak atau melakukan kemitraan

mandiri.

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

6

1.2. Perumusan Masalah

Peternakan Agus Suhendar adalah usaha peternakan rakyat yang didirikan

pada tahun 2004 awal oleh Agus Suhendar di Bogor. Pada awal mulanya

peternakan Agus Suhendar berdiri sendiri dengan kapasitas produksi peternakan

9.000 ekor ayam. Setelah beberapa periode, di tahun yang sama dengan

berdirinya usaha peternakan, peternakan Agus Suhendar mengalami permasalahan

persaingan pemasaran. Sebagai usaha peternakan rakyat yang baru merintis,

peternakan Agus Suhendar belum memiliki tujuan pasar sasaran yang tetap.

Modalnya yang terbatas menyebabkan pemilik kesulitan dalam memasarkan

produknya, beliau tidak memiliki tujuan pasar tetap dan tidak memiliki alokasi

dana untuk mendistribusikan produknya ke pasar yang jauh dari area peternakan.

Akibatnya, pemilik mengalami kerugian penurunan kualitas, karena ayam

broilernya tidak dapat segera dipasarkan. Pemilik akhirnya menjual ayam broiler

dengan harga yang murah untuk menghindari kerugian yang lebih besar kepada

pengumpul.

Masalah juga timbul dari harga input utama yaitu DOC dan pakan yang

terus meningkat, dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Peningkatan Harga DOC dan Pakan Peternakan Agus Suhendar 2009

Input Periode Rata-

rata

kenaik-

an

Rata-

rata

Harga

(Rp) 1 2 3 4 5

DOC

(Rp/ekor) 3.100,00 3.300,00 3.310,00 3.500,00 3.500,00 4.3 % 3.303,00

Pakan

(Rp/kg) 4.400,00 4.500,00 4.650,00 4.710,00 4.710,00 2 % 4.565,00

Sumber: Peternakan Agus Suhendar (2009)

Setelah beberapa periode berjalan dan menghadapi permasalahan di atas,

peternakan Agus Suhendar memutuskan untuk bergabung dengan CV. Tunas

Mekar Farm. CV. TMF adalah perusahaan peternakan pola kemitraan inti plasma

yang melakukan fungsi perencanaan, bimbingan dan pelayanan sarana produksi,

kredit, pengolahan dan pemasaran hasil tani dan bimbingan peternakan sambil

menjalankan usahatani yang memiliki dan dikelola sendiri. CV. Tunas Mekar

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

7

Farm juga menetapkan sistem harga kontrak tetap, sehingga peternakan Agus

Suhendar tidak perlu mengkhawatirkan penurunan harga jual di pasar.

Pada tahun 2009, peternakan Agus Suhendar mulai merasakan penurunan

pendapatan. Penetapan sistem harga kontrak tetap pada Rp 12.350,00-

13.230,00/kg yang mencegah usaha peternakan Agus Suhendar mengalami

kerugian akibat penurunan harga pasar, seringkali menjadi halangan bagi pemilik

untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal saat harga pasar ayam broiler

meningkat (Tabel 6).

Harga input DOC dan pakan yang terus mengalami peningkatan dan harga

kontrak tetap menyebabkan penurunan pendapatan peternakan Agus Suhendar,

kenyataan yang cukup membuat pemilik mulai mengkhawatirkan bagaimana

kelangsungan usahanya di masa yang akan datang dengan sistem kemitraan inti

plasma bersama CV. Tunas Mekar Farm (Tabel 8).

Tabel 8. Biaya dan Pendapatan Peternakan Agus Suhendar 2009

No

. Keterangan Periode

Rata-

rata

Persen

(%)

1

(000) 2

(000) 3

(000) 4

(000) 5

(000) Jumlah (000)

(000)

Biaya

variabel 8.800 9.000 9.000 9.000 5000

1 DOC 27.280 29.700 29.790 31.500 17.500 135.770 27.154 18,3

2 Pakan 137.000 116.500 137.250 116.000 64.325 571.075 114.215 74

3 Obat-obatan 485 628,1 2.170 818 370,2 4.471,8 894 0,6

4 Sekam 1.760 1.800 1.800 1.800 1.000 8.160 1.632 1

5 Gas 3.080 3.150 3.150 3.150 1.750 14.280 2.856 1,8

Biaya tetap

1 Gaji kepala karyawan

675 675 675 675 675 3.375 675 0,4

2 Gaji karyawan

5.400 5.400 5.400 5.400 5.400 27.000 5.400 3,5

3 Listrik 500 500 500 500 500 2.500 500 0,3

4 Sewa lahan 167 167 167 167 167 835 167 0,1

Total pendapatan

40.225 33.894 39.353 30.146 11.601 767.466

Sumber: CV. TMF 2009

Untuk mengetahui seberapa besar sensitivitas usaha peternakan Agus

Suhendar terhadap kenaikan harga DOC dan pakan perlu dilakukan analisis

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

8

sensitivitas terhadap variabel kenaikan harga DOC dan pakan karena variabel

tersebut merupakan biaya terbesar dari keseluruhan biaya operasional yaitu biaya

DOC sebesar 18,3 persen dan pakan pakan sebesar 74 persen (Tabel 8) serta

penurunan harga jual ayam.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian

sebagai berikut :

1) Bagaimana kelayakan usaha peternakan ayam broiler Agus Suhendar sistem

kemitraan pola inti plasma dilihat dari aspek-aspek dalam studi kelayakan

yaitu aspek non finansial yang terdiri dari aspek pasar dan pemasaran, aspek

teknik dan produksi, aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum serta

ekonomi dan sosial serta aspek finansial ?

2) Bagaimana sensitivitas usaha peternakan ayam broiler Agus Suhendar

terhadap kemungkinan terjadinya peningkatan harga input DOC dan pakan

serta penurunan harga jual ayam?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka tujuan penelitian ini adalah :

1) Menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler Agus Suhendar

sistem kemitraan pola inti plasma.

2) Menganalisis sensitivitas usaha peternakan ayam broiler Agus Suhendar

terhadap kemungkinan terjadinya peningkatan harga input DOC dan pakan

serta penurunan harga jual.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian mengenai analisis kelayakan usaha ini diharapkan berguna bagi

pihak-pihak :

1) Perusahaan : sebagai bahan masukan bagi peternakan untuk mengadakan

evaluasi dan bahan pertimbangan untuk melanjutkan kerjasama pola

kemitraan atau mandiri.

2) Perusahaan inti : agar tercipta kerjasama yang lebih menguntungkan bagi

kedua belah pihak.

3) Investor : sebagai bahan pertimbangan untuk menanamkan modal dan

investasi ke usaha peternakan ayam broiler.

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

9

4) Penulis : sebagai sarana pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan

dalam usaha peternakan ayam broiler.

5) Peneliti selanjutnya : sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya untuk

penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi hanya mengkaji analisis kelayakan non finansial dan

finansial peternakan Agus Suhendar sejak tahun 2009 dan perkiraan 5 tahun ke

depan untuk mengetahui apakah kerjasama pola inti plasma yang dilakukan

dengan perusahaan kemitraan CV. Tunas Mekar Farm yang memberlakukan harga

kontrak tetap penjualan ayam layak untuk dilanjutkan mengingat harga input

utama DOC dan pakan yang terus meningkat.

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum Usaha Peternakan Ayam Broiler

2.1.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler

Menurut Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.

940/Kpts/OT.210/10/97, usaha peternakan adalah suatu usaha pembibitan atau

budidaya peternakan dalam bentuk perusahaan peternakan atau peternakan rakyat,

yang dilakukan secara terus-menerus pada suatu tempat dan dalam jangka waktu

tertentu untuk tujuan komersial atau sebagai usaha sampingan untuk

menghasilkan bibit/ternak potong, telur, susu, serta menggemukkan suatu jenis

ternak termasuk mengumpulkan, mengedarkan dan memasarkan.

Dalam rangka membantu mewujudkan tujuan komersil dari usaha

peternakan, pemerintah mengeluarkan Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Usaha

Peternakan Ayam Broiler dalam bentuk SK Menteri Pertanian No.

472/Kpts/TN.330/6/96, yang isinya antara lain tentang pengelompokan usaha

peternakan menjadi tiga kategori yaitu peternakan rakyat, pengusaha kecil

peternakan, dan pengusaha peternakan. Peternakan rakyat yaitu usaha peternakan

ayam yang jumlahnya tidak melebihi 15.000 ekor ayam pedaging per siklus.

Pengusaha kecil peternakan adalah usaha budidaya ayam ras yang jumlahnya

tidak melebihi dari 65.000 per siklus. Pengusaha peternakan adalah perusahaan

budidaya ayam pedaging yang jumlahnya lebih besar dari 65.000 ekor per siklus.

2.1.2. Kemitraan

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa terdapat permasalahan-

permasalahan yang seringkali muncul dalam menjalankan usaha peternakan ayam

broiler seperti persaingan pemasaran produk, kenaikan harga input, penurunan

harga produk yang menyebabkan usaha peternakan mengalami kerugian bahkan

kebangkrutan, pemerintah banyak mengeluarkan program dan kebijakan-

kebijakan yang isinya mengenai peraturan-peraturan untuk melindungi para

peternak terutama peternak usaha kecil. Salah satu program yang telah

dikeluarkan pemerintah adalah program pengembangan kemitraan pada usaha

perunggasan dan sapi potong. Selain untuk mengatasi permasalahan, program

pengembangan kemitraan juga dirancang untuk membantu peternak dalam

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

11

meningkatkan produksi ternak atau daging dan meningkatkan pendapatan

peternak.

Program tersebut tertuang dalam Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (8)

Undang-Undang Nomor 9 tahun 1995 yaitu : “Kerjasama usaha antara usaha kecil

dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan

pengembangan yang berkelanjutan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan

memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling

menguntungkan.”1

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 472/Ktps/TN.330/6/1996 membagi

tiga jenis perusahaan kemitraan yaitu:

1) Perusahaan Inti Rakyat (PIR) atau pola inti plasma yaitu perusahaan yang

melakukan fungsi perencanaan, bimbingan dan pelayanan sarana produksi,

kredit, pengolahan dan pemasaran hasil tani yang dibimbing sambil

menjalankan usahatani yang memiliki dan dikelola sendiri.

2) Perusahaan pengelola, yaitu perusahaan yang melakukan fungsi perencanaan

bimbingan dan pelayanan sarana produksi, kredit, pengelolaan dan pemasaran

hasil usahatani yang dibimbingnya tetapi tidak menyelenggarakan usahatani

sendiri.

3) Perusahaan penghela yaitu perusahaan yang hanya melakukan fungsi

perencanaan, bimbingan dan pemasaran hasil.

Fadilah (2007) mengartikan kemitraan sebagai usaha beternak ayam

dengan cara menjalin kerjasama baik dengan pemodal, perusahaan pakan, maupun

perusahaan pembibitan. Beberapa pola kemitraan yang sering dilakukan sebagai

berikut :

1) Pola simpan pinjam yaitu peternak meminjam sejumlah modal untuk usaha

budidaya ayam kepada pihak pemodal seperi bank. Pada akhir periode jangka

waktu tertentu, pinjaman harus dikembalikan dengan tambahan persentase

bunga atau persentase keuntungan yang besarnya telah disepakati lebih

dahulu.

------------------------------------------------- 1Penjelasan Undang-undang No. 9 tahun 1995

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

12

2) Pola kemitraan dengan perusahaan pakan yaitu pola kemitraan dimana

peternak hanya bermitra sebatas suplai pakan untuk usaha ayam tersebut.

Selebihnya peternak yang menyediakan. Peternak memiliki wewenang

sepenuhnya untuk mengelola usahanya, tetapi biasanya peternak memberikan

jaminan kepada perusahaan pakan senilai pakan yang digunakan.

3) Pola kemitraan bagi hasil yaitu pola kemitraan yang terjadi antara peternak

dan pihak lain, seperti pemodal atau perusahaan peternakan dengan sistem

sharing. Contohnya peternak hanya memiliki sejumlah kandang, semua biaya

operasional dan sarana produksi ternak disuplai dari pemodal atau perusahaan

peternakan.

4) Pola kemitraan inti plasma yaitu pola kemitraan dimana peternak bermitra

dengan perusahaan peternakan selaku inti. Banyak pola kerjasama yang

ditawarkan, seperti bagi hasil atau sistem harga kontrak. Namun, prinsipnya

semua sama, yaitu perusahaan peternakan berperan sebagai inti untuk

membina peternak yang menjadi plasmanya agar lebih maju dan bisa mandiri.

Suharno (1999) menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu kerjasama

bisnis antara peternak dan pengusaha untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama

tersebut harus dilakukan secara adil sehingga masing-masing pihak yang terlibat

harus mempunyai posisi dan kepentingan yang sama. Saragih (1998)

mengemukakan syarat yang harus dipenuhi dalam pola kemitraan, yaitu syarat

keharusan yang menginvestsasikan dalam wujud kebiasaan yang kuat antara

mereka yang bermitra dan bersyarat kecukupan berupa adanya peluang saling

menguntungkan bagi pihak-pihak yang bermitra melalui pelaksanaan kemitraan.

2.1.3. Karakteristik Ayam Broiler

Ayam ras pedaging atau yang lebih dikenal dalam masyarakat kita dengan

sebutan ayam broiler, dewasa ini telah banyak diusahakan dan dikembangkan.

Menurut Rasyaf (2004), ayam ras pedaging adalah ayam jantan dan betina muda

yang berumur di bawah 8 minggu ketika dijual, dengan bobot tubuh tertentu,

mempunyai pertumbuhan cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan

timbunan daging yang banyak. Di Indonesia, ayam broiler sudah dapat dipasarkan

pada umur 5-6 minggu dengan bobot hidup antara 1,4-1,7 kg walaupun laju

pertumbuhan belum mencapai maksimum, karena ayam broiler yang terlalu berat

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

13

sulit dijual. Ciri khas ayam broiler adalah: (a) Rasanya khas dan enak; (b)

dagingnya empuk dan banyak; dan (c) Pengolahannya mudah tetapi cepat hancur

dalam perebusan terlalu lama. Selain itu, Fadillah (2004) menyatakan bahwa

keunggulan ayam ras pedaging (broiler) terlihat dari pertumbuhan berat badan

yang cepat. Pertumbuhan berat badan yang cepat tersebut didukung oleh: (a)

Temperatur udara di lokasi peternakan stabil dan ideal untuk ayam (23-26˚C); (b)

Kuantitas dan kualitas pakan terjamin sepanjang tahun; (c) Teknik pemeliharaan

yang tepat guna (dihasilkan produk yang memberikan keuntungan maksimal); dan

(d) Kawasan peternakan terbebas dari penyakit.

2.2. Faktor-faktor Produksi

Fadilah (2004) menyatakan bahwa faktor-faktor produksi yang digunakan

dalam usaha peternakan ayam ras pedaging adalah bibit ayam, pakan, tenaga

kerja, obat-obatan, vaksin, dan vitamin serta bahan penunjang (sekam, listrik, dan

bahan bakar).

2.2.1. Bibit Ayam (Day Old Chick)

Abidin (2002), menyatakan bahwa ayam ras pedaging merupakan hasil

perkawinan silang dan sistem yang berkelanjutan sehingga mutu genetiknya bisa

dikatakan baik. Mutu genetik yang baik akan muncul secara maksimal sebagai

penampilan produksi jika ternak tersebut diberi faktor lingkungan yang

mendukung, misalnya pakan yang berkualitas tinggi, sistem perkandangan yang

baik, serta perawatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Cahyono (2004) menyatakan bahwa umumnya jenis-jenis ayam ras yang

banyak beredar di Indonesia adalah jenis ayam ras unggul yang merupakan

turunan terakhir hasil perkawinan silang dari pejantan ras White cornish yang

berasal dari Inggris dengan induk betina ras Plymouth rock yang berasal dari

Amerika. Hasil perkawinan silang yang dikembangbiakan dari kedua ras tersebut

menghasilkan DOC yang mempunyai daya tumbuh dan produksi yang tinggi

terutama dalam hal kemampuannya mengubah ransum menjadi daging dengan

sangat cepat dan hemat.

Rasyaf (2004) menyatakan bahwa pedoman untuk memilih DOC yaitu

anak ayam berasal dari induk yang sehat agar tidak membawa penyakit bawaan,

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

14

ukuran atau bobot ayam yaitu bobot normal DOC sekitar 35-40 gram, mata cerah

dan bercahaya, aktif dan tampak segar, DOC tidak memperlihatkan cacat fisik

seperti kaki bengkok, mata buta atau kelainan fisik lainnya yang mudah dilihat

serta tidak ada lekatan tinja di duburnya. Adapun keuntungan yang diperoleh

apabila bibit yang digunakan berkualitas baik adalah tingkat mortalitas dan

morbiditas yang rendah, lebih mudah dikelola, menghemat biaya pengobatan, dan

keuntungan yang diperoleh akan baik.

Menurut Fadillah (2004), ada beberapa ciri bibit ayam ras pedaging yang

berkualitas, yaitu : (a) Anak ayam yang sehat dan bebas dari penyakit; (b) Berasal

dari induk yang matang umur; (c) Anak ayam yang terlihat aktif, mata cerah dan

lincah; (d) Anak ayam memiliki kekebalan dari induk yang tinggi; (e) Bulu cerah,

tidak kusam dan penuh; (f) Anus bersih, tidak ada kotoran atau pasta putih; (g)

Keadaan tubuh ayam normal; dan (h) Berat anak ayam sesuai dengan standar

strain, biasanya di atas 37 g/ekor. (Rasyaf, 2004).

2.2.2. Pakan

Menurut North dan Bell (1990), pakan ayam ras pedaging terdiri dari tiga

bentuk, yaitu : (a) mash atau tepung, biasanya diberikan kurang dari dua minggu;

(b) crumble atau butiran halus, diberikan untuk ayam ras pedaging saat masa awal

sampai masa pertumbuhan; dan (c) pellet, pakan untuk ayam ras pedaging masa

akhir (4 minggu) digunakan pellet finisher.

2.2.3. Obat-obatan, Vaksin, dan Vitamin

Antibiotika adalah jenis obat-obatan yang merupakan bahan kimia,

dihasilkan dari bakteri, yang berfungsi mencegah datangnya penyakit dan sebagai

pemacu pertumbuhan ayam (Ensminger, 1992). Adapun cara penggunaan obat-

obatan yaitu melalui air minum, pakan dan suntikan (Rasyaf, 2004).

Abidin (2002) menyatakan bahwa untuk lebih spesifik meningkatkan daya

tahan tubuh ayam terhadap bibit penyakit yang lebih spesifik, terutama penyakit

yang disebabkan virus perlu dilakukan vaksinasi. Vaksinasi adalah proses

memasukkan bibit penyakit yang sudah mati (disebut vaksinasi pasif) atau bibit

penyakit yang sudah dilemahkan (disebut vaksinasi aktif) ke dalam tubuh ayam

baik melalui injeksi (suntikan), campuran air minum, maupun tetes mata. Pada

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

15

peternakan ayam ras pedaging, jenis vaksin yang sering dipakai hanya new castle

disease (ND) atau tetelo atau gumboro (Fadilah, 2004).

2.2.4. Tenaga Kerja

Rasyaf (2004) menyatakan bahwa peternakan ayam ras pedaging

mempunyai kesibukan yang temporer terutama pagi hari dan pada saat ada tugas

khusus seperti vaksinasi. Oleh karena itu, di suatu peternakan dikenal beberapa

jenis tenaga kerja, antara lain : tenaga kerja tetap, tenaga kerja harian, dan tenaga

kerja harian lepas dan kontrak. Umumnya tenaga kerja tetap adalah staf teknis

atau peternak itu sendiri, karena sifatnya sebagai tenaga kerja atau karyawan

bulanan, maka gaji mereka dimasukkan ke dalam biaya tetap peternakan dan

bukan biaya variabel. Tenaga kerja harian dibayar harian atau sejumlah hari yang

ditekuni, sedangkan tenaga kerja harian lepas dan kontrak bekerja hanya untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan dan setelah itu tidak ada ikatan lagi. Menurut

Fadillah (2004), untuk peternakan dengan skala 4.000 ekor diperlukan tenaga

kerja berilmu peternakan dan terampil (terbiasa bekerja di peternakan) dan satu

tenaga kerja kasar harian untuk pekerjaan seperti vaksinasi, tangkap ayam,

membersihkan brooder (tempat indukan), menjual ayam dan sebagainya.

2.2.5. Bahan Penunjang (sekam, listrik, dan bahan bakar)

Menurut Abidin (2002), cahaya terbaik bagi pertumbuhan ayam adalah

bersumber dari cahaya matahari, yang secara langsung membantu membentuk

vitamin D di dalam tubuh ayam dan secara tidak langsung membantu ayam dalam

menemukan pakan dan minum di dalam kandang. Pada malam hari atau jika cuaca

sedang gelap, dibutuhkan sumber cahaya buatan baik berupa listrik maupun lampu

minyak. Selanjutnya, Fadillah (2004), mengatakan bahwa intensitas cahaya pada

malam hari yang diperlukan dari lampu harus setara dengan satu lampu bohlam

150 watt untuk luas lantai 93 m². Selama masa pemeliharaan awal (21 hari) per

1.000 ekor bibit ayam dibutuhkan gas LPG 50 kg sebanyak 5-7 tabung, minyak

tanah 100-120 liter dan batubara 100-130 kg.

Menurut Fadillah (2004), sekam berperan penting dalam pemeliharaan

ayam ras pedaging, terutama ayam yang dipelihara di dalam kandang postal

(sistem liter), sekam berfungsi sebagai tempat tidur, tempat istirahat, dan tempat

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

16

beraktifitas ayam serta tempat menampung kotoran yang dikeluarkan ayam.

Sekam harus selalu dijaga agar tetap kering, tidak basah dan menggumpal.

2.3. Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut adalah hasil penelitian terdahulu mengenai kemitraan untuk

mengetahui bagaimana pola kemitraan pada usaha-usaha lain dan analisis

kelayakan usaha, selanjutnya dibandingkan untuk melihat apa saja metode analisis

yang digunakan oleh peneliti-peneliti dalam usaha yang berbeda dan bagaimana

hasil penelitian terhadap kelayakan usaha yang telah diteliti dilihat dari aspek-

aspek studi kelayakan untuk menjadi referensi dalam penelitian. Selain itu juga

menekankan penelitian yang akan dilakukan memiliki perbedaan dengan

penelitian sebelumnya.

2.3.1. Kemitraan

Yustiarni (2011) dalam Evaluasi Kemitraan dan Analisis Pendapatan

Usahatani Penangkaran Padi bersertifikat (Kasus Kemitraan: PT. Sang Hyang Seri

Regional Manajer I Sukamandi, Kabupaten Subang), menggunakan metode IPA

dan analisis pendapatan usahatani. Kerjasama kemitraan yang dilakukan pola inti

plasma, PT Sang Hyang Seri (SHS) menyediakan lahan sewa untuk digarap oleh

petani dengan luas 2 hektar, memberikan modal biaya panen, pinjaman sarana

produksi dan benih sedangkan petani berhak mengelola lahan yang disediakan dan

berkewajiban menyerahkan hasil panennya kepada PT. SHS, manfaat yang

diperoleh bagi inti PT.SHS adalah pemenuhan kebutuhan bahan baku dan tenaga

kerja. Manfaat yang diperoleh petani mitra mendapatkan bantuan modal dalam

panen, mendapatkan jaminan pasar, meningkatkan pendapatan petani serta

mendapatkan tambahan pengetahuan, ketrampilan serta teknologi dalam budidaya.

Mekanisme pelaksananaan kemitraan antara PT. SHS dengan petani mitra

ditandai dengan penandatanganan Surat Perjanjian Kerkasama yang dapat

diperbaharui setiap musim. Untuk memulai kemitraan, petani mengajukan surat

permohonan usulan penggarapan, PT. SHS melakukan evaluasi apakah petani

layak, jika layak PT. SHS akan mengeluarkan surat pengabulan yang harus

ditandatangani kepala desa. Kemudian dilakukan penandatangan kerjasama antara

PT. SHS dan petani mitra.

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

17

Peraturan terdiri dari peraturan tertulis dan tidak tertulis. Peraturan tertulis

tercantum pada Surat Perjanjian kerjasama, yaitu:

1) Pembinaan dan pengawalan teknis yaitu PT. SHS diwajibkan untuk

melakukan pembinaan dan pengawalan teknis produksi tiap hari.

2) Pembayaran benih pokok dimana petani diwajibkan membeli benih pokok 25

kg per hektar per musim dari PT. SHS.

3) Pembayaran bagi hasil dimana petani mitra diwajibkan untuk membayar bagi

hasil sebesar 1.200 kg per hektar per musim sebagai biaya sewa atas lahan

yang digunakan.

4) Pembayaran biaya operasional yang terdiri dari roguing, sanitasi, materai dan

PHT, jumlahnya sebesar Rp 130.000,00 per hektar per musim dibayarkan

setelah panen.

5) Penjualan hasil panen yaitu petani diharuskan menjual hasil tani pada PT.

SHS sesuai kebutuhan PT. SHS.

6) Pengelolaan areal lahan oleh petani mitra tidak boleh dipindah tangankan

tanpa prosedur dan harus sepengetahuan PT. SHS.

7) Sanksi terhadap pelanggaran aturan bagi petani adalah diberhentikan

kerjasama.

Peraturan tidak tertulis yaitu kesepakatan antara PT. SHS dan petani mitra

yang tidak tercantum di Surat Perjanjian Kerjasama terdiri dari :

1) Penerapan jadwal tebar, tanam dan panen semuanya ditetapkan oleh PT. SHS.

2) PT. SHS menyediakan sarana produksi selain bibit seperti pupuk dan obat-

obatan dalam bentuk pinjaman.

3) Kerjasama pembasmian tikus yang dilakukan 2 kali seminggu.

4) Pembagian resiko budidaya, resiko yang diakibatkan bencana alam, iklim,

cuaca dan serangan hama ditanggung bersama.

Berdasarkan matriks evaluasi kemitraan terdapat enam poin yang masih

menimbulkan masalah yaitu: 1) Penjualan hasil panen; 2) Penyediaan sarana

produksi; 3) Kegiatan pembasmian tikus; 4) Respon terhadap keluhan; 5)

Pengangkutan hasil panen; 6) Pembayaran hasil panen. Terdapat enam atribut

yang harus menjadi prioritas utama yaitu harga sarana produksi, ketersediaan dan

kemudahan dalam memperoleh sarana produksi, respon inti terhadap keluhan,

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

18

penyediaan sarana transportasi panen, harga beli hasil panen dan dan ketepatan

waktu pembayaran hasil panen. Secara umum diketahui bahwa petani merasa

cukup puas, karena nilai CSI yang diperoleh adalah 62,08. Analisis pendapatan

usahatani menunjukkan usahatani sudah layak untuk dijalankan karena nilai R/C

petani mitra maupun non mitra lebih besar dari 1.

Putra (2011) dalam Pola Kemitraan antara Petani dengan UBH-KPWN

dalam Usaha Hutan Rakyat Jati Unggul Nusantara di Desa Ciaruteun Ilir,

Kabupaten Bogor menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis kelayakan

non finansial menganalisis aspek ekonomi, teknis dan sosial, dan finansial dengan

alat analisis NPV.

Pola kemitraan yang diterapkan UBH-KPWN dengan petani yaitu pola

yang dilaksanakan melalui kerjasama antara investor, pemilik lahan, petani

penggarap, perangkat desa dan UBH-KPWN yang bertindak sebagai lembaga

fasilitator dan lembaga penjamin, dengan pembagian hasil panen secara

proporsional dan menguntungkan para pihak.

UBH-KPWN memiliki hak bagi hasil panen 15 persen dari total pohon

yang ditanam, kewajibannya adalah melakukan inventarisasi dan identifikasi

calon lokasi dan pemilik lahan serta petani penggarap peserta budidaya JUN,

merencanakan dan melaksanakan kegiatan budidaya JUN, melaksanakan

pendampingan kepada petani penggarap, menarik calon investor, mengelola dana,

memasarkan pohon jati siap panen, melaksanakan pembagian hasil.

Investor memiliki hak bagi hasil panen 40 persen dari total pohon yang

ditanam, tidak menanggung resiko jika ada tanaman yang mati karena kelalaian.

Kewajibannya adalah menanamkan modal minimal 100 pohon.

Pemilik lahan memiliki hak bagi hasil 10 persen dari total pohon yang

ditanam, tidak menanggung resiko jika ada tanaman yang mati karena kelalaian.

Kewajibannya adalah memberikan ijin lahannya untuk dikelola selama enam

tahun dan turut mengawasi tanaman dari gangguan.

Petani penggarap memiliki hak bagi hasil 25 persen dari total jumlah

pohon yang ditanam, mendapat bimbingan dan pelatihan. Kewajibannya adalah

melaksanakan budidaya JUN, bila terjadi kematian/kehilangan keuntungan petani

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

19

dikurangi 0,5 persen per tanaman yang mati atau hilang. Pemerintah desa

memiliki hak bagi hasil 10 persen dari total pohon yang ditanam.

Hasil penelitiannya adalah usaha JUN yang dilaksanakan oleh petani dan

UBH-KPWN layak, dengan nilai NPV Rp 1.678.390.947,00 dan hubungan

kemitraannya termasuk kemitraan prima madya.

Saputra (2011) dalam Analisis Kepuasan Peternak Plasma Terhadap Pola

kemitraan Ayam Broiler Studi Kasus Kemitraan Dramaga Unggas Farm di

Kabupaten Bogor, analisis kepuasan menggunakan importance performance

analysis (IPA) dan costumer satisfaction index (CSI).

Mekanisme pelaksanaan kemitraan, perusahaan inti menyeleksi petani

berdasarkan lokasi kandang, kondisi, serta kelengkapan kandang dengan kapasitas

minimal 1.500 ekor, milik sendiri atau pinjaman, peternak diharuskan memiliki

pengalaman dan menyerahkan jaminan berupa bukti kepemilikan tanah, BPKB

atau uang tunai.

Pihak inti memiliki hak menentukan harga sapronak dan hasil panen ayam,

jadwal pengiriman DOC, pakan dan panen ayam. Kewajiban inti adalah

menentukan dan menyusun program pemeliharaan, memberikan bimbingan

teknis, dan memberikan pelayanan kesehatan ternak.

Pihak plasma yaitu peternak memiliki hak bantuan modal berupa

sapronak, mendapatkan bimbingan teknis dan pelayanan ternak. Kewajiban

peternak adalah mengelola usaha ternaknya dengan baik.

Peternak tidak diperbolehkan menggunakan sapronak yang berasal dari

pihak lain dan juga dilarang menjual hasil panen ke pihak lain, sehingga

keuntungan yang diperoleh peternak adalah selisih antara penjualan ayam dengan

pengeluaran sapronak dari perusahaan inti. Harga jual ayam adalah harga kontrak

tetap yaitu Rp 15.000,00/kg.

Hasil penelitian menunjukkan peternak merasa puas dengan pola

kemitraan Dramaga Unggas Farm.

2.3.2. Analisis Kelayakan Usaha

Setiawan (2010) dalam Analisis Kelayakan Finansial Peternak Ayam

Broiler Pola Kemitraan Inti-Plasma Cikahuripan PS, Kabupaten Ciamis,

menggunakan dua metode analisis yaitu pendapatan dan R/C ratio. Hasil dari

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

20

penelitiannya adalah pola kemitraan Cikahuripan sudah cukup baik, namun tidak

tertulis sehingga kekuatan hukumnya lemah. Karakteristik peternak terbanyak

berumur 25-45 tahun (74,07 persen), dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah

lulusan SD (44,44 persen), pengalaman beternak selama 5-10 tahun (74,07 persen)

dan usaha peternakan dijalankan sebagai usaha sampingan (77,78 persen).

Kemitraan yang dijalankan berhasil, karena hasil analisis pendapatan

menunjukkan bahwa keuntungan peternak yang berproduksi pada bulan

September-Oktober Rp 3.111,92/ekor atau Rp 1.618,34/kg.

Sugiarti (2008) dalam Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan

Ayam Broiler Abdul Djawad Farm, di Desa Banu Resmi, Kecamatan Cigudeg,

Kabupaten Bogor menggunakan metode analisis kelayakan NPV, IRR, BCR,

PBP, dan Analisis sensitivitas. Hasil penelitiannya adalah usaha peternakan Abdul

Djawad Farm tahun 2007-2017 bahwa dengan menggunakan modal sendiri

(tingkat suku bunga 6,25 persen) maka didapat NPV sebesar Rp 931.398.142,05,

BCR 1,04, dan payback period 3 tahun 6 bulan, serta IRR 29,27 persen. Jika

menggunakan modal pinjaman (tingkat suku bunga 14,5 persen) maka didapat

NPV sebesar Rp 438.192.975,74 dan BCR 1,03 dan payback period 4 tahun 4

bulan, serta IRR sebesar 29,27 persen. Berdasarkan kriteria kelayakan, dimana

NPV bernilai positif, BCR lebih dari satu dan IRR lebih besar dari tingkat suku

bunga yang berlaku, maka usaha peternakan Abdul Djawad Farm layak

dijalankan. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan Abdul Djawad Farm rentan

terhadap peningkatan harga DOC cateris paribus lebih dari 19,50 persen (modal

sendiri) dan lebih dari 13,04 persen (modal pinjaman), peningkatan harga pakan

cateris paribus lebih dari 7,00 persen (modal sendiri) dan lebih dari 4,68 persen

(modal pinjaman) serta penurunan harga jual ayam broiler cateris paribus lebih

dari 4,34 persen (modal sendiri) dan lebih dari 2,90 persen (modal pinjaman) akan

menyebabkan kerugian.

Sulaiman (2010) dalam Analisis Kelayakan Pengusaha Ikan Kerapu

Macan di Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta, menggunakan metode NPV,

IRR, Net B/C, PBP dan Analisis Sensitivitas pada 3 skenario penelitian dengan

tingkat suku bunga 6,5 persen dan umur proyek 5 tahun. Skenario 1 (pendederan)

adalah benih ikan kerapu macan yang berukuran 13-15 cm dari benih yang

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

21

berukuran 3-5 cm dengan harga jual Rp 13.300,00/ekor, NPV sebesar Rp

1.395.344,00, IRR 94 persen, Net B/C 1,06, dan PBP 5 tahun, berdasarkan kriteria

kelayakan dimana NPV bernilai positif, IRR lebih besar dari tingkat suku bunga

yang berlaku, Net B/C lebih dari satu, usaha tersebut layak secara finansial dan

non-finansial. Skenario 2 (pembesaran) produk yang dihasilkan adalah ikan

kerapu macan ukuran 0,5 kg (ukuran konsumsi) dari benih yang berukuran 3-5 cm

dengan harga jual Rp 110.000,00/kg berdasarkan harga yang berlaku pada saat

penelitian, NPV sebesar Rp 11.755.487,00, IRR 54 persen, Net B/C 1,58 dan PBP

3,17, berdasarkan kriteria kelayakan dimana NPV bernilai positif, IRR lebih besar

dari tingkat suku bunga yang berlaku, Net B/C lebih dari satu usaha tersebut layak

secara finansial dan non-finansial. Skenario 3 adalah pendederan dan pembesaran

ikan kerapu macan, NPV sebesar Rp 17.012.251,00, IRR 72 persen, Net B/C 2,02

dan PBP 2,48, berdasarkan kriteria kelayakan dimana NPV bernilai positif, IRR

lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku, usaha tersebut layak secara

finansial dan non-finansial. Hasil analisis sensitivitas skenario 1 rentan terhadap

penurunan harga jual di bawah 21,08 persen, kenaikan harga bibit di atas 32,44

persen dan penurunan SR di bawah 31,61 persen. Hasil analisis sensitivitas

skenario 2 rentan terhadap penurunan harga jual di bawah 3,43 persen, kenaikan

harga bibit di atas 50 persen, dan penurunan SR di bawah 3,5 persen. Hasil

analisis sensitivitas skenario 3 rentan terhadap penurunan harga jual di bawah

4,96 persen, kenaikan harga bibit di atas 38,28 persen dan penurunan SR 4,09

persen.

Zulfah (2010) dalam Analisis Kelayakan Usaha Pupuk Organik Kelompok

Tani Bhineka I, Desa Blendung, Kabupaten Subang menggunakan metode NPV,

IRR, Net B/C, PBP dan Analisis Sensitivitas pada 2 skenario umur proyek 10

tahun. Skenario 1 tanpa penambahan kapasitas produksi 25 ton/bulan, modal

menggunakan modal sendiri ditambah bantuan pemerintah Rp 32.000.000,00,

suku bunga deposito 7 persen, NPV Rp 156.197.316,00, IRR 65 persen, PBP 2,7,

Berdasarkan kriteria kelayakan dimana NPV bernilai positif, IRR lebih besar dari

tingkat suku bunga yang berlaku usaha tersebut layak secara finansial dan non-

finansial. Skenario 2 dengan kondisi usaha peningkatan kapasitas produksi

menjadi dua kali lipat dari 25 ton menjadi 50 ton/bulan dan penambahan luas

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

22

bangunan pengomposan dan alat produksi, modal pinjaman dengan suku bunga

kredit 16 persen, NPV Rp 164.690.803,00, Net B/C 4,09, IRR 68 persen PBP

3,18, berdasarkan kriteria kelayakan dimana NPV bernilai positif, IRR lebih besar

dari tingkat suku bunga yang berlaku usaha tersebut layak secara finansial dan

non-finansial. Hasil analisis sensitivitas skenario 1 rentan terhadap kenaikan harga

biaya bahan baku/tahun di atas 4,41 persen, kenaikan upah kerja/tahun di atas 19,2

persen dan penurunan harga jual di bawah 14,4 persen. Hasil analisis sensitivitas

skenario 2 rentan terhadap kenaikan harga biaya bahan baku/tahun di atas 4,16

persen, kenaikan upah kerja/tahun di atas 17,85 persen dan penurunan harga jual

di bawah 11,25 persen.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah analisis kelayakan dilakukan pada

usaha peternakan ayam broiler yang melakukan kerjasama kemitraan pola inti

plasma yang memberlakukan harga tetap kontrak. Penelitian dilakukan pada usaha

yang sedang berjalan untuk memproyeksi kelayakan usaha lima tahun ke depan

sejak tahun 2009 untuk mengetahui apakah kerjasama kemitraan yang dilakukan

layak untuk dilanjutkan. Laba rugi dan cashflow diproyeksikan menggunakan

harga DOC dan pakan yang meningkat pada tiap tahunnya masing-masing 4,3

persen dan 2 persen, persentase kenaikan berdasarkan data keuangan usaha pada

tahun 2009. Analisis sensitivitas switching value menggunakan variabel kenaikan

harga DOC dan pakan dan penurunan harga jual ayam.

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

23

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Studi Kelayakan Proyek

Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan

dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber daya

untuk mendapatkan benefit. Proyek juga berarti kegiatan usaha yang rumit karena

menggunakan sumberdaya-sumberdaya untuk memperoleh keuntungan atau

manfaat. Rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek adalah

siklus proyek yang terdiri dari identifikasi, persiapan, dan analisis penilaian,

pelaksanaan dan evaluasi (Gittingger, 1986). Evaluasi proyek sangat penting,

evaluasi ini dapat dilakukan beberapa kali selama pelaksanaan proyek.

Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), studi kelayakan proyek adalah

penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (proyek investasi) dilaksanakan

dengan berhasil. Studi kelayakan proyek merupakan suatu analisis yang dapat

menunjukkan apakah suatu proyek pembangunan yang direncanakan atau yang

sedang berjalan layak untuk dilaksanakan atau dipertahankan kelangsungan

hidupnya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan manfaat dan biaya yang

diakibatkan oleh bisnis atau proyek pembangunan tersebut.

Tujuan analisis proyek adalah untuk mengetahui tingkat keuntungan yang

dapat dicapai melalui investasi dalam suatu proyek, menghindari pemborosan

sumber-sumber yaitu dengan menghindari pelaksanaan proyek yang tidak

menguntungkan, mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada

sehingga kita dapat memilih alternatif proyek yang paling menguntungkan, dan

menentukan prioritas investasi. Untuk mengetahui tingkat keuntungan suatu calon

proyek perlu dihitung benefit dan biaya yang diperlukan sepanjang umur proyek

(Gray, et. al,. 1999).

3.1.2. Analisis Biaya dan Manfaat

Menurut Gittingger (1986), tujuan analisis dalam suatu proyek harus

disertai dengan definisi mengenai biaya dan manfaat. Biaya adalah suatu yang

mengurangi tujuan. Biaya yang umumnya dimasukkan dalam analisis proyek

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

24

adalah biaya-biaya yang langsung berpengaruh terhadap suatu investasi, antara

lain seperti biaya operasional dan biaya investasi.

Biaya investasi adalah biaya yang pada umumnya dikeluarkan pada awal

kegiatan proyek dalam jumlah yang cukup besar, sedangkan biaya operasional

adalah biaya yang rutin dikeluarkan setiap tahun pada umur proyek. Biaya

operasional terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost).

Biaya tetap adalah banyaknya biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi

yang jumlah totalnya tidak berubah atau tetap pada volume kegiatan tertentu,

penyusutan pajak dan sebagainya. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan

cenderung berubah sesuai dengan bertambahnya volume produksi, meliputi biaya-

biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan sebagainya.

Menurut Nurmalina et al. (2009), manfaat proyek dapat dibagi menjadi

dalam tiga bagian yaitu : Tangible benefit, indirect benefit, dan intangible benefit.

Tangible benefit adalah manfaat yang dapat diukur, misalnya disebabkan oleh

adanya peningkatan produksi, perbaikan kualitas produk, perubahan waktu dan

lokasi penjualan, perubahan bentuk produk, mekanisasi pertanian, pengurangan

biaya transportasi dan penurunan atau menghindari kerugian. Indirect benefit

adalah manfaat yang dirasakan di luar bisnis itu sendiri, sehingga mempengaruhi

keadaan eksternal di luar bisnis. Intangible benefit adalah manfaat yang riil yang

ada tetapi sulit diukur, seperti bisnis pertamanan dimana manfaat keindahan

kenyamanan dan kesegaran, kesehatan serta pendidikan.

3.1.3. Laba Rugi

Menurut Nurmalina et al. (2009), laporan laba rugi berisi tentang total

penerimaan, pengeluaran dan kondisi keuntungan yang diperoleh suatu usaha

dalam satu tahun produksi. Laporan laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan

dalam upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu. Laporan laba rugi

merupakan ringkasan dari empat jenis kegiatan dalam suatu bisnis, meliputi :

a) Penerimaan dari penjualan produk dan jasa.

b) Beban produksi untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan dijual.

c) Beban yang timbul dalam memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasa

pada konsumen, serta yang berkaitan dengan beban administratif dan

operasional.

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

25

d) Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, contohnya bunga yang

dibayarkan bank, penyusutan dan lainnya.

Adapun laba rugi akan memudahkan untuk menentukan besarnya aliran

kas tahunan yang diperoleh suatu perusahaan, untuk menghitung berapa penjualan

minimum baik dari kuantitas ataupun nilai uang dari suatu aktivitas bisnis, nilai

produksi atau penjualan minimum tersebut merupakan titik impas (break even

point), dan untuk menaksir pajak yang akan dimasukkan ke dalam cash flow.

3.1.4. Aspek-Aspek Analisis Kelayakan

Studi kelayakan atas suatu proyek harus dilakukan untuk semua aspek

yang terkait sehingga penilaian kelayakan terhadap suatu proyek tidak hanya

berdasarkan kelayakan finansial saja. Untuk melakukan studi kelayakan perlu

memperhatikan aspek-aspek yang secara bersama-sama menentukan bagaimana

keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Haming dan

Basalamah (2010), mengklasifikasikan aspek-aspek tersebut menjadi enam aspek

yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik dan produksi, aspek manajemen

dan organisasi, aspek hukum, aspek ekonomi dan sosial, dan aspek finansial.

Menurut Gittinger (1986), aspek pasar, aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek

finansial.

Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), aspek-aspek studi kelayakan

proyek terdiri aspek pasar, aspek teknis, keuangan, hukum dan ekonomi negara.

Namun tergantung pada besar dan kecilnya dana yang tertanam dalam investasi

tersebut, maka juga terkadang ditambah dengan studi dampak sosial.

1) Aspek pasar dan pemasaran

Menurut Nurmalina et al. (2009), aspek pasar dan pemasaran mencoba

mempelajari tentang :

a) Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis

konsumen, perusahaan besar pemakai dan perlu diperkirakan tentang

proyeksi permintaan tersebut.

b) Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun juga berasal

dari impor. Bagaimana perkembangannya di masa lalu dan bagaimana

perkembanganya di masa yang akan datang.

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

26

c) Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi

dalam negeri lainnya.

d) Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan

dipergunakan bauran pemasaran (marketing mix). Identifikasi siklus

kehidupan produk (product life cycle), pada tahap apa produk yang akan

dibuat.

e) Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang

biasa dikuasai perusahaan.

2) Aspek teknis dan produksi

Analisis secara teknis dan produksi berhubungan dengan penyediaan

input proyek dan output (produksi) berupa barang dan jasa (Gittinger, 1986).

Input dari usaha peternakan ayam broiler adalah pakan, bibit, obat-obatan,

vaksin dan vitamin, tenaga kerja dan bahan penunjang lainnya. Bagaimana

strategi dalam mendapatkan bahan baku di atas dalam hal kualitas dan

kuantitas, dan juga manajemen produksinya agar penggunaan input-input

tersebut menghasilkan output yang berkualitas dengan tingkat kuantitas

maksimal. Output dari usaha ini adalah ayam broiler dan kotoran ayam,

bagaimana peternak dapat menghasilkan produk yang berkualitas yaitu ayam

yang bebas penyakit, bersih dan higienis, segar, dan memiliki bobot yang

sesuai dengan keinginan konsumen. Analisis secara teknis juga dapat

mengidentifikasikan perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam informasi

yang harus dipenuhi baik sebelum perencanaan proyek atau pada tahap awal

pelaksanaan.

3) Aspek manajemen dan organisasi

Menurut Nurmalina et al. (2009), aspek manajemen dan organisasi

mempelajari tentang manajemen dan organisasi dalam masa pembangunan

bisnis dan manajemen dan organisasi dalam masa operasi. Manajemen dan

organisasi dalam masa pembangunan bisnis, terkait dengan siapa pelaksana

bisnis, bagaimana jadwal penyelesaian bisnis, dan siapa yang melakukan

studi masing-masing aspek kelayakan bisnis. Manajemen dan organisasi

dalam masa operasi, terkait bagaimana bentuk organisasi atau badan usaha

bisnis yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

27

masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan

dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga-tenaga inti.

Kadariah et al. (1999), menyatakan bahwa keahlian manajemen hanya

dapat dievaluasi secara subjektif, meskipun demikian jika hal ini tidak

mendapat perhatian yang khusus, ada banyak kemungkinan terjadi

pengambilan keputusan yang kurang realistis dalam proyek yang

direncanakan.

4) Aspek hukum

Studi aspek hukum harus mampu menjelaskan berbagai hal yang

berkaitan dengan msalah ligitasi, kesepakatan-kesepakatan; hubungan

industrial; perizinan; status perusahaan; desain mengenai hak dan kewajiban

pendiri; pemegang saham, tim manajemen dan karyawan (Haming, 2010).

5) Aspek ekonomi dan sosial

Aspek sosial menyangkut dampak sosial, budaya dan lingkungan yang

disebabkan adanya bisnis yang akan dilaksanakan dan kesesuaian dengan

pola sosial budaya dan lingkungan masyarakat setempat. Gittinger (1986),

menyatakan bahwa pertimbangan-pertimbangan sosial harus difikirkan secara

cermat agar dapat menentukan apakah suatu proyek yang diusulkan tanggap

(responsive) terhadap keadaan sosial tersebut. Sebab tidak ada proyek yang

akan bertahan lama bila tidak tanggap terhadap sosial. Aspek sosial juga

dapat berkenaan dengan kontribusi bisnis terhadap manfaat ekonomi seperti

penyerapan tenaga kerja, pemerataan dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

6) Aspek finansial

Aspek finansial berkenaan dengan pengaruh-pengaruh finansial bisnis

terhadap petani sebagai pelaku dalam bisnis tersebut. Husnan dan Suwasono

(2000), menyebutkan bahwa analisis terhadap aspek finansial dilakukan untuk

melihat apakah proyek tersebut mampu memenuhi kewajiban finansial ke

dalam dan keluar perusahaan serta dapat mendatangkan keuntungan yang

layak bagi perusahaan atau pemiliknya. Aspek finansial ditentukan berapa

jumlah dana modal tetap dan modal awal kerja yang dibutuhkan, struktur

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

28

permodalan, sumber pinjaman yang diharapkan dan persyaratan, serta

kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial.

Husnan dan Suwarsono (2000), pada umumnya ada lima metode yang

biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian investasi, metode

tersebut yaitu metode avarage rate of return, payback period, internal rate

return, net benefit and cost ratio, dan profitability indeks. Selain itu Gittinger

(1986) menyebutkan bahwa dana yang diinvestasikan itu layak atau tidak

akan diukur melalui kriteria investasi net present value, gross benefit cost

ratio, dan internal rate of return.

a) Net Present Value (NPV)

Net present value merupakan nilai selisih antara nilai sekarang investasi

dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dari masa yang

akan datang (Husnan dan Suwarsono, 2000). Menurut Gittinger (1986), net

present value adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan

oleh penanaman investasi, untuk menghitung NPV, perlu ditentukan tingkat

bunga yang relevan.

Terdapat tiga penilaian investasi dalam metode NPV, yaitu jika NPV

lebih besar dari nol berarti layak untuk dilakukan. Sebaliknya, jika NPV

kurang dari nol, maka usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, hal ini

dikarenakan manfaat yang diperoleh tidak cukup untuk menutup biaya yang

dikeluarkan. Jika NPV sama dengan nol, berarti proyek dapat dilaksanakan

tetapi dengan konsekuensi hanya dapat memberikan manfaat atau keuntungan

yang cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.

b) Net benefit and cost ratio (Net B/C)

Rasio manfaat dan biaya diperoleh bila nilai sekarang arus manfaat

dibagi dengan nilai sekarang arus biaya (Gittinger 1986). Net B/C ratio

didefinisikan sebagai angka perbandingan antara jumlah NPV positif sebagai

pembilang dengan jumlah NPV negatif sebagai penyebut. Nilai Net B/C

menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya

sebesar satu rupiah (Husnan dan Suwarsono, 2000). Untuk menggunakan

metode Net B/C ratio perlu menentukan tingkat bunga yang dipergunakan.

Nilai Net B/C ratio mengandung dua arti penting, yaitu :

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

29

i) Net B/C > 1, maka proyek layak atau menguntungkan.

ii) Net B/C = 1, maka proyek layak tetapi proyek tidak memberikan

keuntungan.

iii) Net B/C < 1, maka proyek tidak layak atau tidak menguntungkan.

c) Internal rate of return (IRR)

Perhitungan internal rate of return (tingkat pengembalian internal)

adalah tingkat bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk

sumberdaya yang digunakan karena proyek membutuhkan dana lagi untuk

biaya-biaya operasi dan investasi dan proyek baru sampai pada tingkat pulang

modal (Gittinger, 1986). Perhitungan IRR digunakan untuk mengetahui

persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya dan menunjukkan

kemampuan proyek dalam mengembalikan pinjaman. Suatu investasi

dikatakan layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang

berlaku, apabila IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga berarti investasi tidak

layak untuk dilaksanakan karena tidak menguntungkan.

d) Payback period (PP)

Menurut Gittinger (1986), payback period adalah jangka waktu

kembalinya keseluruhan jumlah investasi modal yang ditanamkan, dan

dihitung mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus nilai netto

produksi tambahan, sehingga mencapai jumlah keseluruhan investasi modal

yang ditanamkan.

e) Analisis switching value

Analisis sensitivitas dapat dilakukan dengan pendekatan switching value.

Menurut Gittinger (1986), analisis switching value adalah suatu analisis untuk

dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang

berubah-ubah. Pendekatan switching value (nilai pengganti), dimana analisis

ini mencari beberapa perubahan maksimum yang dapat ditolerir agar proyek

masih bisa dilaksanakan dan masih bisa memberikan keuntungan normal.

Perubahan-perubahan yang terjadi, misalnya perubahan pada tingkat

produksi, harga jual output maupun kenaikan harga input. Analisis ini

dilakukan dengan teknik coba-coba terhadap perubahan terjadi, sehingga

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

30

dapat diketahui tingkat kenaikan dan penurunan maksimum yang boleh

terjadi pada usaha peternakan ayam broiler agar memperoleh keuntungan.

Pengujian analisis switching value dilakukan sampai mencapai tingkat

maksimum, dimana proyek dapat dilaksanakan dengan menentukan berapa

besarnya proporsi manfaat yang akan turun akibat manfaat bersih sekarang

menjadi nol (NPV=0). Nilai NPV sama dengan nol akan membuat IRR

menjadi sama dengan tingkat suku bunga yang ditentukan (IRR=suku bunga)

dan Net B/C rasio menjadi sama dengan satu (Net B/C = 1).

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Usaha peternakan ayam broiler mandiri skala kecil memilih untuk

bekerjasama dengan perusahaan kemitraan dengan harapan bisa mengatasi

masalah persaingan pemasaran produk, kenaikan harga input dan penurunan harga

jual ayam, agar terhindar dari kerugian bahkan kebangkrutan. Dengan

bekerjasama dengan perusahaan kemitraan peternak tidak perlu memikirkan

bagaimana pemasaran produk dan penurunan harga jual ayam.

Namun, sebagai plasma dari sebuah perusahaan kemitraan pun, peternak

tetap menghadapi beberapa tantangan dalam mempertahankan usahanya. Peternak

plasma menghadapi harga jual ayam broiler tetap atau kontrak dari perusahaan inti

sehingga penerimaan tetap, tetapi harus menutupi biaya produksi yang besar dan

cenderung meningkat. Hal tersebut seringkali menyebabkan peternak plasma

memperoleh keuntungan tetap bahkan berkurang dari periode sebelumnya,

walaupun harga jual di pasar meningkat.

Usaha peternakan ayam brolier Agus Suhendar merupakan peternakan

ayam broiler skala kecil yang memilih bergabung dengan usaha kemitraan inti

plasma untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas, peternakan Agus

Suhendar bergabung dengan CV. Tunas Mekar Farm (TMF) sejak tahun 2005

hingga sekarang. Sebagai plasma, peternakan Agus Suhendar menghadapi harga

jual ayam broiler tetap atau kontrak dari perusahaan inti sehingga penerimaan

tetap, tetapi harus menutupi biaya produksi yang besar dan cenderung meningkat.

Untuk itu dibutuhkan analisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler pola inti

plasma untuk mengetahui tingkat keuntungan yang dicapai dalam usaha

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

31

peternakan ayam broiler, apakah usaha peternakan ayam broiler layak dijalankan

berdasarkan arus penerimaan dan biaya.

Kerangka pemikiran operasional digambarkan pada Gambar 1. Analisis

kelayakan usaha peternakan ayam Agus Suhendar dilakukan berdasarkan aspek-

aspek studi kelayakan, baik non finansial meliputi aspek pasar dan pemasaran,

aspek teknik dan produksi, aspek hukum, aspek manajemen dan organisasi, serta

aspek ekonomi dan sosial maupun finansialnya dengan menggunakan perhitungan

NPV, Net B/C, IRR, Payback period, dan Switching value untuk menilai apakah

usaha peternakan layak dan melanjutkan kerjasama dengan CV. TMF atau

melakukan evaluasi. Analisis sensitivitas menggunakan pendekatan Switching

value untuk melihat kelayakan usaha ayam broiler dalam menghadapi kenaikan

harga DOC dan harga pakan serta penurunan harga jual. Apabila hasil analisis

menunjukkan hasil usaha sesuai dengan kriteria kelayakan, maka usaha tersebut

layak, dan tetap bekerjasama dengan CV. TMF.

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

32

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional

Kemitraan

Peternakan Agus Suhendar Mengalami Penurunan Pendapatan

Akibat Penerimaan Tetap Harus Menutupi Biaya Meningkat

Kerjasama Dilanjutkan Evaluasi Kemitraan

Usaha Peternakan Ayam Broiler:

- Persaingan pemasaran produk

- Kenaikan harga input

- Penurunan harga jual ayam

Kemitraan Peternakan Agus

Suhendar dengan CV. Tunas Mekar

Farm

- Harga Sapronak Meningkat

- Harga jual ayam tetap

Analisis Kelayakan Usaha

Analaisis Kelayakan Non Finansial

- Aspek pasar dan pemasaran

- Aspek teknik dan produksi

- Aspek hukum

- Aspek manajemen dan organisasi

- Aspek ekonomi dan sosial

Analisis Kelayakan Finansial

- NPV

- Net B/C

- IRR

- Payback period

- Switching value

Layak Tidak layak

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

33

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di usaha peternakan Agus Suhendar, Desa

Patambran RT 02/04 Semplak Barat, Kemang Utara, Kecamatan Bogor,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat, plasma dari CV. Tunas Mekar Farm (TMF).

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan

berdasarkan data CV. Tunas Mekar Farm, peternakan Agus Suhendar adalah

plasma yang mengalami permasalahan penurunan pendapatan akibat penerimaan

tetap karena harga kontrak tetap tetapi harus menutupi biaya meningkat karena

harga sapronak yang meningkat. Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari

2011 hingga Maret 2011.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan manajer CV.Tunas

Mekar Farm, pemilik peternakan Agus Suhendar, dan karyawan peternakan dan

pengamatan. Data Primer yang diperlukan antara lain penerimaan dan biaya yang

dibutuhkan untuk mendukung penelitian. Data sekunder diperoleh dari catatan

peternakan Agus Suhendar Farm dan CV. Tunas Mekar Farm dan literatur lainnya

seperti buku, majalah peternakan, Dinas Peternakan Kabupaten Bogor,

Perpustakaan IPB, internet dan instansi lainnya. Data sekunder yang diperlukan

antara lain keadaan geografis, demografis, dan data lain.

4.3. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode study case.

Responden dipilih secara sengaja dan memiliki kontribusi besar dalam

pelaksanaan kegiatan usaha peternakan ayam broiler di usaha peternakan Agus

Suhendar yang sedang berjalan. Adapun pihak yang dijadikan responden adalah

manajer CV. Tunas Mekar Farm, pemilik peternakan Agus Suhendar dan

karyawan peternakan. Pemilihan responden dilakukan dengan alasan bahwa

responden tersebut memiliki data dan informasi yang dibutuhkan untuk

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

34

mendukung penelitian dan wewenang untuk memberikannya. Analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.

4.3.1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui gambaran dari aspek-

aspek berikut :

1) Aspek pasar dan pemasaran

Analisis pasar dan pemasaran akan memberikan gambaran mengenai

permintaan dan penawaran ayam broiler di Bogor serta bagaimana peternakan

Agus Suhendar menghadapi fluktuasi permintaan dan penawaran di pasar,

harga pasar yang sedang terjadi dan harga jual kontrak, dan pemasaran

produk yang dihasilkan.

2) Aspek teknik dan produksi

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana lahan dan kandang,

pengadaan input, dan proses produksi peternakan Agus Suhendar.

3) Aspek hukum

Analisis aspek hukum harus mampu menjelaskan berbagai hal yang

berkaitan dengan masalah ligitasi, kesepakatan-kesepakatan; hubungan

industrial; perizinan; status perusahaan; desain mengenai hak dan kewajiban

pendiri; pemegang saham, tim manajemen dan karyawan (Haming dan

Basalamah, 2010). Penilaian aspek hukum pada penelitian ini difokuskan

pada bagaimana hubungan kemitraan antara peternakan Agus suhendar

sebagai plasma dengan CV. Tunas Mekar Farm sebagai inti, kesepakatan-

kesepakatan yang dibuat di dalamnya dan status hukum CV. Tunas Mekar

Farm.

4) Aspek manajemen dan organisasi

Analisis mengenai aspek organisasi dan manajemen dilakukan untuk

mengetahui apakah fungsi organisasi dan manajemen dapat diterapkan

dengan baik pada kegiatan operasional usaha peternakan ayam broiler pada

usaha peternakan Agus Suhendar.

5) Aspek ekonomi dan sosial

Analisis aspek ekonomi dan sosial bertujuan untuk mengemukakan

pengaruh positif proyek terhadap perekonomian dan masyarakat sekitar

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

35

proyek, apakah proyek tanggap terhadap keadaan sosial masyarakat, seperti

penciptaan lapangan kerja, distribusi pendapatan, pembangunan jasa-jasa

umum seperti jalan raya.

4.3.2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif pada penelitian ini dilakukan dengan menganalisis

kelayakan usaha peternakan ayam broiler dari aspek finansial. Dalam analisis

aspek finansial terdapat beberapa metode yang akan digunakan untuk

menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam Agus Suhendar yaitu NPV, Net

B/C, IRR, Payback period dan analisis sensitivitas menggunakan metode

Switching value.

1) Net present value (NPV)

Net present value (NPV) adalah keuntungan yang akan diperoleh selama

umur investasi. Metode ini dihitung dengan cara mengurangi nilai

penerimaan arus tunai pada waktu sekarang dengan biaya arus tunai pada

waktu sekarang selama waktu tertentu. Kriteria kelayakan investasi

berdasarkan nilai NPV yaitu bila NPV>0, maka proyek tersebut

menguntungkan dan layak didirikan. Rumus NPV adalah sebagai berikut :

Keterangan :

= Penerimaan total pada tahun tertentu. Penerimaan didapatkan dari

` perkalian harga ayam broiler dengan jumlah penjualan ayam

dijumlahkan dengan penerimaan dari penjualan kotoran ayam

dan insentif.

= Biaya total pada tahun tertentu, biaya total didapatkan dari jumlah

biaya variabel dan biaya tetap.

= Waktu (Tahun analisis)

= Suku bunga deposito karena menggunakan modal sendiri, yang

merupakan Opportunity cost of capital (discount rate)

n = Jumlah umur ekonomis

Kriteria :

NPV > 0, maka usaha peternakan ayam broiler menguntungkan dan layak

dilaksanakan.

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

36

NPV < 0, maka usaha peternakan ayam broiler merugi dan lebih baik tidak

dilaksanakan.

NPV = 0, maka usaha peternakan ayam broiler tidak untung namun tidak

juga merugi.

2) Net benefit cost ratio (Net B/C)

Net benefit cost ratio (Net B/C) adalah tingkat besarnya manfaat

tambahan pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan berupa

perbandingan antara jumlah NPV yang positif (sebagai pembilang) dengan

NPV yang negatif (sebagai penyebut). Kriteria kelayakan investasi

berdasarkan nilai Net B/C yaitu semakin besar Net B/C, maka usaha tersebut

semakin menguntungkan dan layak dijalankan.

Keterangan :

Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t

Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t

i = Tingkat suku bunga (discount rate)

n = Jumlah Tahun

Kriteria :

Net B/C > 1, maka usaha peternakan ayam broiler layak dijalankan

Net B/C < 1, maka usaha peternakan ayam broiler merugi dan lebih baik tidak

dijalankan

Net B/C = 1, maka usaha peternakan ayam tidak untung namun juga tidak

merugi

3) Internal rate of return (IRR)

Internal rate of return (IRR) adalah kemampuan suatu proyek untuk

menghasilkan pengembalian atau dianggap sebagai tingkat keuntungan atas

investasi bersih yang dapat dicapainya. Jika diperoleh nilai IRR lebih besar

dari tingkat diskonto yang berlaku (discount rate), maka proyek dinyatakan

layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat

suku bunga yang berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk

dilaksanakan. Rumus yang digunakan dalam menggunakan IRR adalah

sebagai berikut :

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

37

+

( )

Keterangan : = discount rate yang menghasilkan NPV positif

= discount rate yang menghasilakn NPV negatif

= NPV positif

= NPV negatif

4) Payback period

Payback period (masa pembayaran kembali) didefinisikan sebagai jangka

waktu kembalinya keseluruhan investasi yang ditanamkan, melalui

keuntungan yang diperoleh suatu proyek. Kriteria investasi semakin cepat

tingkat pengembalian investasinya, maka investasi tersebut semakin baik

dilaksanakan.

Payback period dihitung menggunakan metode arus kumulatif (Haming

dan Basalamah, 2010). Metode arus kumulatif :

Payback period = n +

x 1 tahun

Keterangan : n = Tahun terakhir dimana arus kas masih belum bisa

menutupi investasi mula-mula

a = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke - n

b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke - n+1

Usaha peternakan ayam broiler Agus Suhendar memiliki umur proyek 5

tahun. Hal tersebut berdasarkan umur ekonomis bangunan kandang ayam.

Apabila selama umur proyek modal kembali sebelum berakhirnya umur

proyek maka proyek tersebut masih dapat dilaksanakan. Akan tetapi, jika

sampai saat proyek berakhir modal belum kembali, maka sebaiknya proyek

tersebut tidak dilaksanakan.

5) Switching value

Analisis nilai pengganti merupakan analisis yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh yang terjadi akibat peningkatan dan penurunan suatu

variabel. Analisis ini mencari perubahan maksimum yang dapat ditolerir agar

proyek masih bisa dilaksanakan dan masih bisa memberikan keuntungan

normal. Perubahan-perubahan yang terjadi misalnya, perubahan pada tingkat

produksi, harga jual output maupun harga input. Penelitian ini akan

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

38

menggunakan variabel analisis kenaikan harga DOC dan pakan serta

penurunan harga jual.

4.4. Asumsi-asumsi Dasar

Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Lahan yang digunakan adalah lahan sewa seluas 1.500 m².

2) Umur proyek adalah lima tahun yang ditetapkan berdasarkan umur ekonomis

kandang yang konstruksinya sebagian besar terbuat dari bambu. Hal ini

didasarkan pada pertimbangan bahwa kandang merupakan aset penting dalam

usaha peternakan ayam broiler yang memerlukan biaya besar.

3) Sumber modal usaha peternakan Agus Suhendar berasal dari modal sendiri

sehingga yang digunakan adalah suku bunga deposito rata-rata acuan Bank

Indonesia pada tahun 2011 sebesar 6,5 persen.

4) Kapasitas kandang 9.000 DOC per periodenya.

5) Sumber penerimaan yang diperoleh dalam usaha ini berasal dari penjualan

ayam hidup dan kotoran ayam serta insentif sebesar Rp 30,00/kg bobot hidup

ayam jika angka mortalitas sama dengan 4,5 persen, dan Rp 190,00/kg bobot

hidup jika angka FCR (feed convertion ratio) sama dengan 1,8.

6) Setiap ayam hidup yang dihasilkan terjual habis setiap periodenya, hal ini

dikarenakan TMF menyalurkan semua hasil penjualan peternakan Agus

Suhendar kepada pembeli.

7) Siklus produksi adalah 1,5 bulan per periode, dan hasilnya dijual pada akhir

periode. Masa persiapan kandang dua minggu setelah panen. Dalam satu

tahun terjadi enam kali panen.

8) Tingkat mortalitas 4,5 persen berdasarkan pengalaman peternakan Agus

Suhendar, yang angka mortalitasnya tidak pernah melebihi 4,5 persen dan

FCR tidak pernah melebihi 1,8.

9) Rata-rata hasil panen ayam broiler adalah 8.595 ekor. Angka ini didasarkan

pada jumlah DOC yang dipelihara dikurangi angka mortalitas 4,5 persen.

10) Ayam dipanen pada saat umur 4-5 minggu dengan asumsi bobot rata-ratanya

adalah 1,6 kg/ekor berdasarkan rata-rata bobot panen pada peternakan Agus

Suhendar pada periode tahun 2009.

11) Harga jual ayam hidup adalah Rp 12.500,00/kg.

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

39

12) Biaya yang dikeluarkan untuk usaha peternakan ayam broiler terdiri dari

biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi yang dikeluarkan yaitu

biaya pembangunan kandang, pembelian peralatan, instalasi listrik dan air,

sedangkan biaya operasional per periode seperti pembelian DOC, pakan,

obat-obatan dan vitamin, pembayaran gaji, listrik.

13) Harga DOC pada tahun pertama diasumsikan Rp 3.303,00/ekor, meningkat

4,3 persen setiap tahun. Harga pakan diasumsikan Rp 4.565,00/kg pada tahun

pertama, meningkat 2 persen setiap tahun. Biaya pakan per DOC diasumsikan

Rp 13.147,20, didapatkan dari bobot panen 1,6 kg dikalikan FCR 1,8

dikalikan harga pakan Rp 4.565,00/kg. Biaya obat-obatan diasumsikan tetap

yaitu sebesar Rp 900.000,00 per periodenya. Harga dan persentase

peningkatan didasarkan pada rata-rata harga yang terjadi pada tahun 2009,

karena proyeksi cashflow dibuat sejak tahun 2009 hingga lima tahun ke

depan. Biaya lain diasumsikan tetap.

14) Besarnya pajak yang digunakan berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 36 tahun 2008 pasal 17 ayat 2b tentang tarif umum PPH

Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang menetapkan pajak sebesar 25 persen

berlaku sejak tahun 2010.

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

40

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. CV. Tunas Mekar Farm

5.1.1. Sejarah CV. Tunas Mekar Farm

Tunas Mekar Farm (TMF) adalah perusahaan peternakan ayam broiler

yang menerapkan sistem kemitraan pola inti plasma. Berdasarkan panduan

mengenai pola kemitraan Direktorat Pengembangan Usaha, Departemen Pertanian

(2002) tentang pola kemitraan inti plasma, TMF sebagai inti melakukan kegiatan-

kegiatan menampung hasil produksi, membeli hasil produksi, memberikan

bimbingan teknis dan pembinaan manajemen, memberikan pelayanan berupa

permodalan atau kredit, menyediakan lahan, sarana produksi dan teknologi bagi

plasmanya, serta mempunyai usaha budidaya.

TMF didirikan pada tanggal 10 April 2004 oleh Ir. Muslikin dengan kantor

pusat terletak di jalan Kenari blok A2, Perum Ciluar Kecamatan Ciluar,

Kabupaten Bogor. TMF didirikan dengan menggunakan modal milik sendiri.

Tujuan didirikan TMF adalah untuk membantu peternak-peternak kecil

mengembangkan usahanya dan mendapatkan keuntungan.

Pada awal berdirinya TMF hanya memiliki 2 karyawan yaitu pendirinya

Bapak Ir. Muslikin dan Bapak Agus. Mereka bekerjasama dan bekerja keras

mencari peternakan atau plasma dengan target per minggunya mendapatkan 3-4

peternakan dengan kapasitas 10.000 – 15.000 ekor ayam selama 7 minggu.

Dengan kegigihan mereka berhasil mencapai target tersebut, dalam 7 minggu

TMF telah memiliki plasma sekitar 20 peternakan. TMF memastikan peternakan-

peternakan tersebut mendapatkan pelayanan terbaik, mendengarkan keluhan-

keluhan peternak, memberikan solusi, kemudian membantu mewujudkan solusi

tersebut. Dedikasi mereka membuat TMF pun berkembang menjadi perusahaan

kemitraan yang memiliki reputasi baik di mata plasma-plasmanya. Sebuah

perusahaan kemitraan dengan karyawan 2 dan 20 plasma sekarang berkembang

menjadi perusahaan kemitraan yang memiliki karyawan sebanyak 100 orang dan

150 plasma yang tersebar hampir di seluruh Kabupaten Bogor dengan kapasitas

mulai dari 5.000 hingga 200.000 ekor ayam per peternakan.

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

41

TMF pernah mengalami masa-masa sulit pada tahun 2005, isu flu burung

merebak di bulan Februari. Isu tersebut menyebabkan tingkat permintaan lebih

rendah daripada penawaran sehingga TMF kesulitan dalam memasarkan hasil-

hasil panen plasmanya, ditambah lagi harga ayam broiler menurun pada titik

paling lemah yaitu Rp 6.088,00/ekornya. TMF berhasil mendapatkan cara untuk

mencegah terjadinya kerugian besar, yaitu bekerjasama dengan Rumah

Pemotongan Ayam (RPA) yang memiliki fasilitas cold storage. TMF menyimpan

ayam potongnya di cold storage, kemudian baru mendistribusikannya setelah

harga ayam membaik.

5.1.2. Visi dan Misi CV. Tunas Mekar Farm

Menurut Wibisono (2006), visi adalah rangkaian kalimat yang menyatakan

cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di

masa datang. Visi merupakan hal yang sangat krusial dalam menjaga kelestarian

kesuksesan sebuah perusahaan atau organisasi untuk jangka panjang. Sedangkan

misi adalah apa sebabnya sebuah perusahaan ada. Menurut Prasetyo dan

Benedicta (2004), misi adalah bagaimana cara produk dan jasa dapat dihasilkan

oleh perusahaan, kemana pasar sasaran dan teknologi apa yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut. Pernyataan misi harus

mampu menentukan kebutuhan apa yang dipuaskan oleh perusahaan, siapa yang

memiliki kebutuhan tersebut, dimana mereka berada dan bagaimana pemuasan

tersebut dilakukan.

TMF memiliki visi membantu mencerdaskan bangsa dengan penyediaan

protein hewani dan bersama-sama menjaga kontinuitas pasokan ayam pedaging di

pasar. Misi CV. Tunas Mekar Farm adalah menjadi mitra terbaik bagi plasma-

plasmanya dengan memberikan pelayanan yang memuaskan dan saling

menguntungkan.

5.1.3. Struktur Organisasi CV. Tunas Mekar Farm

Struktur organisasi sebuah perusahaan merupakan gambaran mengenai

prosedur bagaimana perusahaan menata kerja dan tugas karyawannya. Struktur

organisasi harus terdefinisi dengan jelas karena menentukan mekanisme

pengambilan keputusan, hubungan dengan pihak ketiga, hubungan pimpinan

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

42

perusahaan dengan bawahannya, begitu juga sebaliknya, dan hubungan antar

karyawan. Selain itu, struktur organisasi juga menunjukkan hak dan kewajiban

setiap karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga tercipta harmoni

pelaksanaan fungsi masing-masing sesuai dengan kedudukannya di dalam

perusahaan.

Tunas Mekar Farm adalah suatu usaha perorangan yang bergerak dalam

bidang peternakan dengan produk ayam broiler. Dalam menjalankan usahanya,

TMF memiliki struktur organisasi yang menjadi pedoman pembagian kewajiban,

sehingga usaha dapat berjalan dengan lancar. Struktur organisasi TMF sederhana,

sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departemensialisasi yang rendah,

rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan

sedikit formalisasi. Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang

tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan,

dan kejelasan akuntabilitas. Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit

untuk dijalankan dimanapun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana

menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena

formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung

menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak. Struktur organisasi CV. TMF

tersaji pada Gambar 2.

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

43

Gambar 2. Struktur Organisasi CV.Tunas Mekar Farm Sumber: CV. Tunas Mekar Farm (2011)

Pimpinan utama CV. Tunas Mekar Farm yang juga adalah pemilik,

memegang kendali dalam pengambilan seluruh keputusan penting yang berkaitan

dengan kelangsungan usaha. Beliau bermusyarawah dengan Manajer, dan juga

menerima masukan dari bagian pemasaran, administrasi serta penyuluh lapangan.

Pimpinan menerapkan kepemimpinan yang terbuka terhadap segala ide maupun

permasalahan yang dihadapi karyawan-karyawannya.

Manajer di TMF adalah tangan kanan dari pimpinan utama. Tugas manajer

meliputi seluruh lini dari sistem yang ada di TMF, mulai dari pengadaan input,

produksi, distribusi output, dan pemasaran. Memastikan seluruh kegiatan tersebut

berjalan lancar, tepat waktu, sesuai dengan target dan berkualitas. Manajer juga

sebagai figur yang mendengarkan serta menyampaikan segala keluhan-keluhan

dan permasalahan yang dihadapi bawahan maupun plasmanya kepada pimpinan,

serta mencari solusi dengan cara bermusyawarah dengan pimpinan dan pihak-

pihak terkait. Manajer dibantu oleh bagian administrasi yang bertugas mencatat

seluruh kegiatan administratif, bagian marketing yang bertugas memasarkan

produk dan berhubungan langsung dengan pihak penangkap, serta penyuluh

lapangan yang langsung ke peternak untuk mengawasi jalannya proses produksi di

setiap peternakan.

Pimpinan utama

Manajer

Marketing Administrasi PPL PPL

Karyawan Karyawan

Plasma Plasma

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

44

5.2. Peternakan Agus Suhendar

5.2.1. Sejarah Peternakan Agus Suhendar

Berawal dari PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) sebuah bank swasta, di

pertengahan tahun 2003, Bapak Agus mendirikan peternakan sebagai mata

pencaharian utama. Dengan uang pesangon, tabungan dan penjualan aset pribadi,

Bapak Agus berhasil mengumpulkan modal untuk mendirikan peternakan yang

memiliki dua kandang berkapasitas 9.000 ekor. Peternakan tersebut berdiri di atas

lahan sewa seluas 1.500 m² yang terletak di Desa Patambran RT 02/04 Semplak

Barat, Kemang utara, Kecamatan Bogor, Kabupaten Bogor.

Pengetahuan yang terbatas mengenai peternakan ayam broiler dan

pemasarannya, tidak menghentikan langkah Bapak Agus untuk menjalankan

peternakan secara mandiri. Keberanian, niat membuka lapangan kerja dan

mencapai kesejahteraan menguatkan tekadnya. Prinsipnya adalah kegagalan

merupakan hal yang tidak boleh ditakuti tetapi dihadapi dan dipelajari, sehingga

ketakutan akan kebangkrutan yang sering menghinggapi pengusaha-pengusaha

yang baru merintis menjadi hilang.

Dengan semangat di atas, periode pertama pun dimulai pada tahun 2004.

Seperti burung yang baru belajar terbang, Bapak Agus pun mengalami kesulitan

dalam menjalankan usaha peternakannya, mulai dari pengadaan input, manajemen

produksi, distribusi dan pemasarannya. Tetap tegar dan berusaha memperbaiki

keadaan dengan belajar dari kesalahan periode pertama, Bapak Agus melanjutkan

hingga beberapa periode. Teapi juga tetap tidak memberikan hasil yang

memuaskan, bahkan mengalami kerugian.

Akhirnya seorang kerabat memberi informasi tentang TMF, perusahaan

kemitraan pola inti plasma yang baru berdiri tetapi sudah banyak membantu

peternak-peternak kecil. Setelah bertemu dengan pemilik TMF dan membaca

kontrak kerjasama, Bapak Agus resmi menjadi plasma TMF di akhir tahun 2004.

Walaupun dari segi pengembangan usaha peternakan Agus Suhendar belum dapat

meningkatkan kapasitas produksinya, tetapi selama menjadi plasma TMF Bapak

Agus puas terhadap pelayanan TMF.

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

45

5.2.2. Lokasi Peternakan Agus Suhendar

Peternakan Agus Suhendar terletak di Desa Patambran RT 02/04 Semplak

Barat, Kemang Utara, Kecamatan Bogor, Kabupaten Bogor. Luas lahannya ±

1.500 m², merupakan lahan sewa yang dulunya adalah lahan gambut. Lahan

tersebut disewa dari penduduk sekitar seharga Rp 1.000.000,00/tahun selama lima

tahun. Sebagian lahan yang tidak digunakan untuk kandang ayam, ditanami

tanaman seperti ubi dan jagung.

5.2.3. Sumber Daya Manusia

Pada peternakan Agus Suhendar kepala karyawannya berumur 40 tahun

pendidikan terakhir adalah SLTP, ketrampilan dalam usaha peternakan ayam

broiler didapatkan dari pengalaman bekerja di usaha peternakan sejak berumur 25

tahun. Karyawan terdiri dari tiga orang yang berumur 25, 34 dan 24 tahun.

Pendidikan terakhir adalah SD, dan tidak tamat SD. Ketrampilan dan pengetahuan

dalam usaha peternakan ayam broiler didapatkan dari pengalaman bekerja di

peternakan lain, dan arahan dari kepala kandang.

Kepala karyawan bertugas mengontrol manajemen pemeliharaan yang

terjadi di peternakan Agus Suhendar dan memastikan karyawan menjalankan

seluruh proses produksi sesuai dengan jadwal kegiatan yang ditetapkan CV.

Tunas Mekar Farm. Kepala karyawan juga orang yang mengambil keputusan jika

di dalam pemeliharaan terjadi permasalahan seperti jika terjadi angka mortalitas di

atas yang ditetapkan (4,5 persen), maka harus segera melapor ke TMF untuk

mendapat pelayanan bimbingan kesehatan. TMF biasanya akan mendatangkan

petugas penyuluh lapangan dokter hewan. Kepala karyawan juga diwajibkan

mencatat seluruh kegiatan produksi dan panen.

Karyawan merupakan ujung tombak dari usaha peternakan ayam broiler,

karena mereka yang melakukan seluruh proses produksi. karyawan bertugas

mengerjakan semua manajemen pemeliharaan sesuai dengan ketentuan dan

jadwal, juga melaksanakan perintah dari kepala karyawan.

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

46

5.3. Pola Kemitraan antara CV. Tunas Mekar Farm dan Peternakan Agus

Suhendar

5.3.1. Prosedur Penerimaan Plasma

CV. Tunas Mekar Farm (TMF) sebagai perusahaan kemitraan yang

bertindak sebagai inti memiliki prosedur dalam proses penerimaan peternak

menjadi plasma. Peternak yang ingin menjadi plasma datang ke kantor TMF,

kemudian mendaftarkan diri dan membuat janji dengan Petugas Penyuluh

Lapangan (PPL) TMF untuk melakukan seleksi dan survei lapangan. PPL akan

melakukan seleksi terhadap peternak dengan beberapa pertimbangan yaitu:

1) Peternak memiliki pengetahuan mengenai usaha peternakan ayam broiler.

2) Peternak memiliki kandang beserta peralatan dengan kapasitas minimal 2.000

ekor ayam dengan kepadatan kandang maksimal 10 ekor/m2 pada lahan yang

memiliki radius minimal 200 m dari rumah penduduk.

3) Lokasi kandang harus memiliki akses transportasi dan komunikasi, memiliki

sumber air dan listrik, mudah mendapatkan faktor-faktor produksi yang tidak

disuplai inti seperti sekam dan gas.

4) Peternak menyediakan karyawan yang memiliki pengalaman.

Pada tanggal yang telah disetujui PPL akan melakukan survei dan

menyeleksi peternak berdasarkan pertimbangan di atas, hasilnya dicatat dalam

bentuk form oleh PPL. Hasil catatan PPL akan diajukan ke Manajer TMF

kemudian ditandatangani jika peternak memenuhi persyaratan untuk selanjutnya

diminta datang kembali ke kantor TMF untuk membawa persyaratan administratif

yaitu KTP, KK, BPKB kendaraan bermotor atau jaminan surat tanah.

Langkah selanjutnya adalah tandatangan kontrak perjanjian. Calon plasma

dipersilahkan untuk membaca kontrak dan mengajukan secara lisan keinginan-

keinginannya. Setelah kesepakatan terjadi dan keinginan calon plasma tertampung

maka kedua belah pihak menandatangani kontrak perjanjian tersebut, dimulailah

kerjasama kemitraan.

5.3.2. Isi Kontrak Perjanjian

Kontrak perjanjian adalah kontrak yang ditandatangani di atas materai

Rp 6.000,00 isinya bersifat mengikat dan pelanggar aturan dikenakan sanksi

sesuai yang tertulis pada kontrak perjanjian tersebut. Isi kontrak perjanjian terdiri

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

47

dari data TMF sebagai inti dan peternak sebagai plasma, hak dan kewajiban kedua

belah pihak dan sanksi bagi pihak yang tidak memenuhi kewajibannya. Hak dan

kewajiban TMF sebagai Inti dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hak dan Kewajiban CV. Tunas Mekar Farm dan Peternakan Agus

Suhendar

Pihak No. Hak Kewajiban

TMF 1. Menentukan jadwal kedatangan

DOC, pakan dan waktu panen.

Menyediakan sapronak berkualitas dan

mengirimkan sapronak tepat waktu

sesuai dengan jadwal.

2. Menentukan besarnya harga jual

ayam (harga jual ayam tetap).

Memberikan bimbingan teknis dan

pelayanan kesehatan ternak.

3. Jika terjadi kegagalan produksi

akibat kelalaian, tetap mendapatkan

pembayaran sapronak dari

peternak.

Memberikan bantuan permodalan jika

dibutuhkan.

4. Mendapatkan catatan data-data

harian kandang dan melaporkan

seluruh kegiatan pemeliharaan

secara benar dan aktual pada form

yang telah disediakan TMF.

Menyediakan sarana transportasi dan

memasarkan seluruh hasil panen ayam

broiler.

Agus

Suhendar

1. Mendapatkan sapronak berkualitas

dan tepat waktu pengirimannya.

Membayar sapronak setelah panen

selambat-lambatnya sebelum periode

baru dimulai.

2. Mendapatkan bimbingan teknis dan

pelayanan kesehatan.

Melaksanakan program pemeliharaan

sebaik-baiknya.

3. Jika terjadi kegagalan produksi

akibat penyakit yang bukan

disebabkan kelalaian dan musibah

bencana alam atau pencurian maka

kerugian ditanggung bersama.

Tetap membayar biaya sapronak jika

terjadi kegagalan produksi akibat

kelalaian, pembayaran boleh diangsur.

4. Mendapatkan bantuan permodalan

jika dibutuhkan.

Menanggung biaya untuk bongkar

muat, panen dan sarana penunjang.

5. Mendapatkan penerimaan

penjualan ayam setelah dikurangi

biaya sapronak selambat-lambatnya

sebelum periode baru dimulai.

Mencatat data-data harian kandang dan

melaporkan seluruh kegiatan

pemeliharaan secara benar dan aktual

pada form yang telah disediakan TMF.

6. Mendapatkan pelayanan

transportasi dan pasar bagi hasil

panen ayam broiler.

Tidak boleh menjual atau

meminjamkan sapronak ke pihak lain

dan menjual hasil panen ke pihak lain.

Sanksi bagi kedua belah pihak jika tidak memenuhi kewajibannya adalah

kerjasama dapat dibatalkan dan pihak yang dirugikan berhak mendapatkan ganti

rugi 10 persen dari total biaya penggunaan sapronak per periode dikalikan sisa

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

48

periode yang batal dilakukan akibat pembatalan kontrak. Kontrak perjanjian ini

diperbaharui setiap satu tahun sekali atau setelah melakukan 6 kali periode.

Peternak dapat memutuskan untuk melanjutkan atau berhenti bekerjasama setelah

melakukan 6 periode produksi.

Penetapan harga kontrak tetap didasarkan pada rata-rata bobot tubuh ayam

pada saat panen. Penetapan harga tetap dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Penetapan Harga Tetap CV. Tunas Mekar Farm 2009

No. Bobot panen rata-rata (kg) Harga (Rp/kg)

1. ≤ 1,09 13.230,00

2. 1,10 - 1,19 13.010,00

3. 1,20 – 1,29 12.870,00

4. 1,30 – 1,39 12.780,00

5. 1,40 – 1,49 12.710,00

6. 1,50 - 1,59 12.610,00

7. 1,60 – 1,69 12.500,00

8. 1,70 – 1,79 12.460,00

9. 1,80 – 1,89 12.420,00

10. 1,90 – 1,99 12.380,00

11. 2 ≤ 12.350,00 Sumber: CV. Tunas Mekar Farm 2009

Berdasarkan tabel harga kontrak didasarkan pada bobot saat panen,

semakin rendah bobot per ekornya maka harga jualnya semakin tinggi. Harga

tetap ini dapat dirubah saat revisi kontrak di akhir periode keenam, harga

disesuaikan dengan harga pasar dan kesepakatan kedua belah pihak. Selama

kerjasama belum mencapai satu tahun atau telah melakukan enam periode maka

kedua belah pihak tidak diperkenankan merubah atau meminta perubahan pada

harga tetap tersebut.

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

49

VI. ANALISIS NON FINANSIAL

Dalam melakukan analisis kelayakan suatu bisnis, tidak hanya dilakukan

analisis finansial saja tetapi juga analisis non finansial. Analisis non finansial

dilakukan untuk melihat kelayakan suatu bisnis atau proyek dari segi pasar dan

pemasaran, teknik dan produksi, manajemen dan organisasi, hukum, ekonomi dan

sosial.

6.1. Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran dalam suatu usaha merupakan hal yang sangat

penting untuk dijadikan pertimbangan layak atau tidaknya suatu usaha, karena

pasar dan pemasaran adalah tujuan dari hasil produksi. Jika suatu produk yang

dihasilkan melimpah dan berkualitas namun tidak memiliki pasar atau daerah

pemasaran maka suatu usaha tidak dapat dikatakan layak.

Komponen dari aspek pasar dan pemasaran adalah permintaan dan

penawaran ayam broiler, harga dan produk.

6.1.1. Permintaan dan Penawaran

Permintaan ayam broiler di daerah Bogor tinggi (Tabel 5), karena ayam

broiler merupakan pemenuh kebutuhan protein hewani masyarakat yang cukup

diminati, sehingga TMF tidak mengalami kesulitan dalam memasarkan produk-

produknya.

Penawaran dari luar negeri datang dari negara Brasil yang dalam beberapa

tahun terakhir mengalami kelebihan produksi ayam dan tidak dapat memasuki

pasar Eropa yang peraturan impornya sangat ketat. Ekspansi dalam negeri Brasil

berjalan lambat dalam mengatasi kelebihan produksi tersebut, sehingga mereka

berusaha masuk ke dalam pasar Indonesia dengan menawarkan harga yang

kompetitif yaitu unggas hidup Rp 8.500,00-9.350,00/kg dan karkas ayam

Rp12.250,00/kg.

Brasil berusaha memenuhi persyaratan-persyaratan impor Indonesia dan

jika Brasil berhasil memasuki pasar Indonesia termasuk daerah Bogor dengan

harga tersebut maka peternak Indonesia akan sangat dirugikan karena tidak dapat

bersaing dengan harga tersebut. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

50

upaya untuk mencegah Brasil memasukkan produk unggasnya ke pasar Indonesia

seperti menekankan bahwa permasalahan flu burung di Indonesia belum selesai1.

Berdasarkan permasalahan penawaran di atas dapat dilihat pemasaran dan

pasar merupakan hal yang penting dalam suatu usaha. Keseimbangan penawaran

dan permintaan dibutuhkan untuk menjaga harga dan pasokan, sehingga produsen

dalam hal ini peternak terlindung dari kerugian dan konsumen mendapatkan

produk dengan mudah. Produk yang berlimpah harus diimbangi dengan ekspansi

pasar dan kelangkaan produk harus diatasi dengan peningkatan produksi yang

cukup.

TMF menjaga keseimbangan penawaran produknya dengan melakukan

perhitungan periode beternak plasmanya. TMF membuat jadwal masuk DOC

yang berbeda setiap peternak, sehingga memiliki masa panen yang berbeda pula.

Dengan cara tersebut masalah kelebihan produksi dapat dihindari, turut serta

menjaga kestabilan pasokan di pasar, dan mencegah terjadinya kejatuhan harga.

Mengenai permintaan, TMF telah memiliki pelanggan tetap yang memesan ayam

hidup secara periodik, setiap hari, setiap minggu ataupun setiap bulan. Selain itu,

TMF juga memasarkan produknya ke pasar-pasar di daerah Bogor, seperti pasar

Ciluar, pasar Anyar, pasar Jambu dua, pasar Kemang, pengiriman ke pasar sekitar

Jabodetabek. Dalam memasarkan produknya, sebagai perusahaan kemitraan inti

plasma yang bertanggung jawab dalam pendistribusian seluruh produk hasil dari

plasmanya, TMF langsung mendatangkan pembeli/penangkap ke peternakan.

Namun, bagi pembeli yang ingin produknya diantar, TMF juga menyediakan

fasilitas antar dengan tambahan biaya antar yang dibebankan pada pembeli.

Keuntungan sebagai plasma dari TMF, peternakan Agus Suhendar tidak

perlu mengkhawatirkan fluktuasi permintaan dan penawaran di pasar, karena

TMF yang mengurus penyalurannya, setiap produk yang dihasilkan baik produk

utamanya yaitu ayam broiler maupun produk sampingan seperti kotoran ayam

seluruhnya disalurkan dengan harga kontrak tetap.

------------------------------------------ 1Dawarni A. Juni 2011. Tolak Impor Harga Mati. Trobos

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

51

Pada peternakan Agus Suhendar, pembeli langsung datang ke kandang.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan usaha peternakan Agus

Suhendar layak dijalankan, karena sebagai plasma perusahaan kemitraan,

peternakan Agus Suhendar akan selalu dapat menjual seluruh produknya.

6.1.2. Harga

Selama tahun 2009 hingga tahun 2011 harga ayam di daerah Jabodetabek

berkisar Rp 11.000,00-18.000,00/kg. Rata-rata harga sebesar Rp 12.000,00-

14.000,00/kg. Harga meningkat mencapai Rp 18.000,00 saat hari-hari raya atau

pasokan ayam di pasar sedang menurun. Harga turun pada Rp 11.000,00-

12.000,00/kg pada bulan Maret 2009 dan November 2010 sampai Februari 20111.

Pada bulan Maret 2012 berdasarkan data Dinas Peternakan Jawa Barat harga rata-

rata daging ayam untuk kota-kota di Jawa Barat adalah Rp 25.440,00, harga

terendah ayam Rp 22.000,00, dan tertinggi Rp 30.000,00.

Sebagai plasma TMF, peternakan Agus Suhendar mendapatkan harga

kontrak yaitu Rp 12.350,00-13.230,00/kg bobot hidup, penentuan harga

didasarkan pada bobot rata-rata saat panen (Tabel 10). Harga kontrak ini

memperkecil usaha peternakan Agus Suhendar dari kerugian yang diakibatkan

dari penurunan harga di pasar, seperti yang terjadi pada bulan Maret 2009 dan

November 2010 hingga Februari 2011, harga Rp 11.000,00-12.000,00/kg di

bawah harga kontrak yang disepakati Agus Suhendar Farm dengan TMF. Harga

kontrak hanya bisa dirubah setelah satu tahun kerjasama atau setelah enam

periode produksi.

Berdasarkan wawancara dengan manajer, TMF menutupi kerugian saat

terjadi penurunan harga ayam dengan menyimpan ayamnya di cold storage yang

ada di RPU, dan menyalurkannya ketika harga pasar di atas atau minimal

mendekati Rp 12.350,00. Selain itu TMF menutupi kerugian akibat harga kontrak

ini ketika harga ayam broiler di pasar tinggi atau melebihi harga kontrak.

----------------------------------------- 1Setiabudi P. 1 Desember 2011. Menjadi Pemenang dalam Percaturan Perunggasan. Trobos

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

52

Pada saat harga di pasar tinggi atau melebihi harga kontrak, peternakan

Agus Suhendar tidak dapat ikut menikmati keuntungan maksimal. Walaupun

begitu, TMF selalu memberikan pelayanan pengadaan sapronak yang baik,

bimbingan teknis dan produksi serta kesehatan sehingga penekanan biaya dapat

dilakukan, dengan harga kontrak peternakan Agus Suhendar dapat menutupi biaya

dan mendapatkan keuntungan.

Dapat disimpulkan usaha peternakan Agus Suhendar layak dijalankan,

selama dengan harga kontrak Bapak Agus masih mendapatkan keuntungan yang

sesuai.

6.1.3. Produk

Produk yang dihasilkan usaha peternakan Agus Suhendar berupa ayam

broiler hidup dan kotoran ayam. Ayam broiler hidup langsung diambil oleh

pembeli ke peternakan. Pembeli datang saat ayam sudah siap dipanen sesuai

dengan bobot hidup dan umur yang ingin mereka beli. Pembeli adalah orang

perorang yang memiliki kios atau penyalur, dan perusahaan makanan siap saji

atau makanan beku.

Ayam broiler hidup yang dipanen pada peternakan Agus Suhendar

biasanya memiliki bobot panen rata-rata 1,6 kg per ekornya, dengan umur 4

sampai 6 minggu. Waktu panen ditentukan oleh TMF sesuai dengan permintaan

pembeli dan harga ayam broiler di pasar. Untuk menjaga kepercayaan pembeli

TMF senantiasa menjaga kualitas ayam broiler hidup yang dihasilkannya. TMF

selalu memastikan ayam broiler hidup yang dijual adalah ayam broiler yang

berkualitas baik. Setiap waktu panen, perwakilan langsung dari TMF atau PPL

akan datang dan ikut mengawasi proses panen. Berikut adalah ciri-ciri fisik ayam

broiler yang disyaratkan TMF : (1) Bebas dari penyakit; (2) Mata cerah; (3)

Terlihat aktif; (4) Bulu cerah dan penuh.

Sementara itu, produk sampingan peternakan yaitu kotoran ayam, diambil

oleh pembeli sendiri ketika panen telah usai. Pembeli kotoran ayam adalah

penduduk sekitar yang berprofesi sebagai petani. Kotoran ayam ini merupakan

salah satu bahan untuk pembuatan pupuk kandang yang mudah didapat, atau bagi

sebagian petani pupuk ini langsung digunakan bagi tanaman mereka.

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

53

Berdasarkan hasil dari analisis aspek pasar yang terdiri permintaan dan

penawaran pasar, harga dan produk ayam broiler hidup, usaha peternakan yang

dilakukan peternakan Agus Suhendar layak untuk dijalankan, karena sebagai

plasma sebuah perusahaan kemitraan yang memiliki kinerja dan manajemen yang

baik seperti TMF, peternakan Agus Suhendar aman dari kerugian akibat jatuhnya

harga, memiliki pasar, tidak menghadapi permasalahan distribusi produk, dan

menghasilkan produk yang berkualitas.

6.2. Aspek Teknis dan Produksi

Analisis secara teknis berhubungan dengan penyediaan input proyek dan

output (produksi) berupa barang dan jasa (Gittinger, 1986). Analisis teknis dan

produksi meliputi penilaian kelayakan terhadap lahan dan kandang sebagai tempat

seluruh proses produksi terjadi, penyediaan input utama yaitu DOC, pakan, obat-

obatan,vitamin dan vaksin, tenaga kerja dan bahan penunjang lainnya serta proses

produksi.

6.2.1. Lahan dan Kandang

Lahan dan kandang adalah bagian terpenting dari usaha peternakan ayam

broiler, karena tanpa lahan dan kandang usaha tidak dapat dijalankan. Oleh karena

itu, lahan dan kandang yang digunakan dalam usaha peternakan ayam broiler

harus memenuhi persyaratan standar yang ditentukan TMF ataupun pada

umumnya kelayakan sebuah lahan dan kandang sebagai penunjang pertumbuhan

yang baik bagi ayam broiler.

Lahan yang baik untuk usaha peternakan ayam broiler menurut Fadillah

(2007) adalah lahan yang terletak jauh dari pemukiman, tujuannya untuk

menghindari konflik dengan lingkungan akibat dari polusi bau atau polusi debu,

serta ayam terhindar dari kontaminasi penyakit yang dibawa manusia atau

binatang lainnya. Kemudian lahan berada pada areal yang relatif datar agar

memudahkan transportasi dan pembangunan kandang. Lahan juga harus dekat

dengan atau memiliki sumber air yang memadai, karena air merupakan kebutuhan

mutlak bagi ayam. Lahan harus memiliki akses jalan, jaringan listrik dan telepon,

dekat dengan tempat pemasaran dan sumber bahan baku. Terakhir, lahan harus

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

54

mendapatkan izin dari lingkungan masyarakat sekitar dan aman dari segala

gangguan keamanan kriminal maupun gangguan keamanan lainnya.

Usaha peternakan ayam broiler Agus Suhendar berada pada radius ± 300

m dari pemukiman. Letaknya yang jauh sengaja dipilih untuk menghindari konflik

dengan penduduk sekitar karena usaha peternakan ayam broiler selalu

menimbulkan bau yang tidak sedap. CV. Tunas Mekar Farm (TMF) menetapkan

persyaratan bagi setiap plasma yang akan bergabung agar lahannya minimal

berada di radius 200 m.

Desa Patambran, tempat dimana letak lahan berada pada daerah yang

relatif datar sehingga memudahkan pembangunan kandang dan memudahkan

usaha dari segala akses yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha, terutama

akses transportasi untuk pengadaan input maupun distribusi ayam broiler. Selain

itu fasilitas telekomunikasi pun mudah, walaupun peternakan Agus Suhendar

tidak memiliki telepon rumah, tetapi sinyal bagi telepon selular yang dimiliki oleh

kepala karyawan dan karyawan mudah didapat. Ketersediaan listrik dan air pun

terjamin, air yang digunakan pada peternakan Agus Suhendar bersumber pada air

tanah atau sumur, tersedia sepanjang tahun. Selain karena curah hujan kota Bogor

yang cukup tinggi sebesar 3.500-5.000 mm/tahun, tetapi juga karena sumur

sengaja dibuat hingga kedalaman 20 m, dengan menggunakan mesin pompa super

jet pump yang dapat menghisap air hingga kedalaman 50 m. Jika tetap terjadi

kekeringan biasanya sumur akan digali lagi.

Sebelum mendirikan usaha peternakan, Bapak Agus Suhendar telah

meminta izin dari RT/RW setempat secara informal, dan beberapa penduduk

sekitar yang letaknya terdekat dengan areal peternakan. Dengan pendekatan dan

penjelasan yang informatif, Bapak Agus berhasil mendapatkan izin dari RT/RW

setempat dan penduduk terdekat areal peternakan.

Untuk menjaga peternakan dari gangguan kriminal dan keamanan lainnya

Bapak Agus Suhendar mengandalkan siskamling Desa Patambran yang

mengadakan ronda setiap malam serta memerintahkan anak kandang untuk

bergantian menjaga kandang. Untuk menghalau binatang seperti ayam atau anjing

memasuki areal peternakan seluruh lahan dipagari dengan pagar bambu setinggi 1

meter.

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

55

Luas lahan peternakan Agus Suhendar adalah 1.500 m², yang merupakan

lahan sewa bekas lahan gambut. Di atasnya berdiri dua buah kandang. Kandang

pertama adalah kandang bertingkat sebagai tempat pemeliharaan, gudang dan juga

tempat menginap anak kandang, dan satu buah kandang panggung. Kandang

bertingkat luasnya adalah 432 m², dengan ukuran 54x8 m dan kandang panggung

300 m², dengan ukuran 50x6 m, tinggi kaki 1,6 m dan tinggi kandang 1,8 m.

Populasi 6.000 dan 3.000 ekor per kandang berarti memiliki kepadatan sekitar 10

ekor per meter persegi. Menurut Cahyono (2004), lebar kandang sebuah kandang

panggung lebih baik berada pada kisaran 6-8 m dengan kepadatan kandang

maksimal 10 ekor/m², dan menurut TMF panjang kandang tidak boleh melebihi

dari 100 m agar jangkauan pemanenan tidak terlalu luas. Untuk sirkulasi dan juga

kemudahan dalam pemanenan, Fadillah (2007) mengatakan syarat ketinggian

kaki dan dinding adalah antara 1,5 hingga 1,8 m.

Kandang pada peternakan Agus Suhendar menggunakan atap genting,

dinding kawat ram dan bambu dan kayu sebagai kerangka serta lantainya, tirai

terpal untuk manajemen buka tutup tirai sebagai usaha untuk menjaga suhu dalam

kandang. Menurut Aak (1986), atap genting memiliki kelebihan daya refleksi

terhadap sinar matahari yang cukup baik, tahan lama, pertukaran udara cukup baik

melalui celah-celah genting dan tidak mudah menjadi sarang tikus. Dinding kawat

ram dan bambu sebagai kerangka dipilih agar sirkulasi udara dapat berjalan

dengan baik. Dilihat dari segi lahan dan perkandangan, kandang yang dimiliki

peternakan Agus Suhendar telah sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan

sehingga layak untuk menjalankan usaha peternakan ayam broiler.

6.2.2. Bibit (DOC)

Usaha peternakan ayam broiler menggunakan bibit ayam berumur 1 hari

atau DOC (Day Old Chick). DOC yang digunakan pada peternakan Agus

Suhendar adalah strain Hobb (Gambar 3). Strain tersebut dipilih berdasarkan

kualitas yang dinilai dari sejarah penggunaan strain Hobb pada periode

sebelumnya baik di peternakan Agus Suhendar maupun plasma-plasma yang lain.

Berdasarkan pengalaman pemeliharaan sebelumnya, strain Hobb memiliki tingkat

mortalitas yang baik, jarang melebihi 4,5 persen dan FCR ± 1,8, yang artinya

strain tersebut cukup baik, memenuhi standar target yang ditetapkan TMF yaitu

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

56

mortalitas maksimal 4,5 persen dari seluruh jumlah bibit dan FCR di bawah 1,8.

Suplai Hobb didapatkan dari rekanan CV. Tunas Mekar Farm yaitu PT.

Cimanggis. Jika terjadi kelangkaan DOC atau PT. Cimanggis tidak memiliki stok

DOC pada saat periode baru akan dimulai, maka TMF akan menghubungi

rekanan-rekanan lain yang memiliki stok DOC, seperti PT. Multibreeder Adirama

Indonesia, atau PT. Charoen Pokhpand. Untuk mencegah keterlambatan

kedatangan DOC, TMF selalu memesan jauh hari sebelum masa periode terakhir

berakhir. Peternakan Agus Suhendar tidak perlu mengkhawatirkan tentang

pengadaan DOC.

Gambar 3. DOC (Day Old Chick)

6.2.3. Pakan

Pakan adalah asupan atau makanan bergizi yang diberikan kepada hewan

ternak. Pakan merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan pada usaha peternakan

ayam broiler, yaitu 70 persen dari pengeluaran. Untuk itu manajemen pakan yang

baik sangat dibutuhkan supaya dapat menekan biaya yang dikeluarkan sehingga

margin keuntungan yang didapat bisa lebih besar.

TMF menetapkan FCR standar bagi setiap plasmanya, kemudian

melakukan kontrol melalui PPL secara rutin, memberikan bimbingan agar tingkat

FCR bisa sesuai dengan standar (Lampiran 1). Kontrol dilakukan dengan

mengecek jumlah pakan yang telah terpakai dengan bobot ayam saat dilakukan

pengecekan. Jika terjadi pemberian pakan berlebihan namun bobot tidak sesuai

maka dilakukan evaluasi. Apakah dikarenakan panas yang kurang saat periode

pemanasan sehingga DOC tidak dapat maksimal mencerna makanannya, atau ada

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

57

faktor-faktor lain. Setelah ditemukan masalahnya, PPL akan memberikan saran

dan terus memantau saran untuk diterapkan.

Pakan yang digunakan di peternakan Agus Suhendar diproduksi oleh PT.

Japfa Comfeed Indonesia yang terdiri dari jenis pakan BBR-I fine untuk umur 1-

10 hari dan BBR-I untuk umur 10-21 hari (masa starter, Gambar 4) yaitu pakan

yang berbentuk fine crumble dan BR II yang diberikan umur 22 hari sampai panen

(masa finisher, Gambar 5). Sama seperti pengadaan bibit, TMF sebagai inti

bekerja sama dengan beberapa perusahaan, selain PT. Japfa Comfeed Indonesia,

TMF juga bekerjasama dengan PT. Charoen Pokhpand. Untuk pencegahan

penumpukan pakan, kekurangan atau keterlambatan pakan, TMF melakukan

perencanaan kemudian menentukan kapan pakan habis, kapan pakan harus diganti

jenisnya, dan kapan pakan harus datang. Beberapa hari sebelum tanggal pakan

habis, TMF menghubungi pihak perusahaan rekanan suplai pakan dan memesan

pakan untuk kedatangan dua hari sebelum pakan habis.

Gambar 4. Pemberian Pakan Pada Fase Starter Gambar 5. Pemberian Pakan

Pada Fase Finisher

6.2.4. Obat-obatan, Vitamin dan Vaksin

Obat-obatan dan vaksin merupakan bagian dari pencegahan dan

penanggulangan penyakit yang terjadi pada suatu peternakan ayam. Sementara

vitamin digunakan untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh ayam dari

penyakit, mengurangi tingkat stress pada ayam, dan meningkatkan performa

ayam. Pemberian vaksin pada Agus Suhendar Farm terdiri dari 2 macam vaksin

yaitu ND (new castle disease) dan gumboro. Pelaksanaan vaksinasi di peternakan

menggunakan aturan yang berlaku sesuai dengan kebutuhan. Vaksinasi sudah

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

58

dimulai sejak ayam berumur 4 hari, DOC diberikan vaksin ND dengan cara tetes

mata (Gambar 6) dan suntik bawah kulit (subcutaneous) (Gambar 7) pada sore

hari dengan suhu ruang 27oC. Tujuannya agar vaksin yang digunakan tetap hidup

karena tidak terkena matahari langsung dan fase ini adalah fase yang menjadi

awal dalam keberhasilan terhadap kesehatan ternak dan persentase ayam terkena

penyakit relatif rendah.

Gambar 6. Vaksinasi ND Perlakuan Tetes Mata Gambar 7. Vaksinasi ND

Perlakuan Suntik

Subcutaneous

Vaksinasi dilanjutkan pemberian vaksin gumboro pada ayam berumur 14

hari dengan cara memberikannya melalui air minum (Gambar 8). Vaksinasi

diberikan melalui air minum pada waktu sore hari yaitu pukul 18.00 WIB.

Gambar 8. Vaksinasi Gumboro Melalui Air Minum

Untuk pengendalian terhadap hama dan ekstoparasit seperti kutu ataupun

lalat dilakukan penyemprotan dengan desinfektan setiap harinya. Program

vaksinasi dan pemberian obat yang dilakukan pada peternakan ayam broiler ini

dapat dilihat pada Lampiran 2.

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

59

Pemberian vitamin dilakukan secara terus menerus mulai dari ayam

berumur satu hari sampai panen yang disesuaikan dengan berat badan ayam dan

standar pakan. Vitamin yang digunakan di peternakan Agus Suhendar bermacam-

macam, salah satunya yaitu vitamin elektrolit. Vitamin ini berbentuk serbuk halus

berwarna kuning kemerahan. Cara pemberian vitamin ini pada pagi hari

bersamaan dengan pakan.

Selain melalui pakan, pemberian vitamin dilakukan melalui air minum

karena cara ini sangat lazim dan praktis dalam pemberian obat pada ayam.

Vitamin berfungsi untuk mengurangi stres dan menambah kekebalan tubuh ayam.

Pemberian awal yang dilakukan untuk DOC yang baru datang adalah dengan

memberikan air minum yang telah dicampur dengan vitamin yang dapat

memulihkan kondisi tubuh ayam sebagai penyuplai energi.

6.2.5. Bahan Penunjang Lainnya (sekam, listrik dan gas)

Menurut Fadillah (2004), sekam berperan penting dalam pemeliharaan

ayam ras pedaging, terutama ayam yang dipelihara di dalam kandang postal

(sistem liter). Sekam berfungsi sebagai tempat tidur, tempat istirahat, dan tempat

beraktifitas ayam serta tempat menampung kotoran yang dikeluarkan ayam.

Sekam harus selalu dijaga agar tetap kering, tidak basah dan menggumpal. Sekam

pada peternakan Agus Suhendar didapatkan dari penduduk sekitar peternakan

yang pekerjaanya sebagian besar adalah petani padi. Listrik digunakan untuk

lampu, dan gas digunakan untuk menghangatkan kandang pada periode

pemanasan.

6.2.6. Tenaga Kerja

Tenaga kerja atau karyawan pada peternakan Agus Suhendar terdiri dari

empat orang yaitu satu orang kepala karyawan berumur 40 tahun dengan

pendidikan terakhir SLTP dan tiga karyawan yang berumur 25 tahun, 34 tahun

dan 24 tahun. Ketiga karyawan telah bergabung dengan peternakan Agus

Suhendar sejak tahun 2004. Pendidikan terakhir mereka adalah SD dan tidak

tamat SD. Ketiganya bisa membaca, tulis dan menghitung dengan baik dan cukup

terlatih dan memiliki banyak pengetahuan mengenai pemeliharaan ayam broiler

karena sebelum bergabung pernah bekerja di peternakan lain. Mereka memiliki

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

60

sifat yang jujur dan pekerja keras, serta bertanggung jawab terhadap

pekerjaannya.

6.2.7. Proses Produksi

Proses produksi pada peternakan Agus Suhendar meliputi persiapan

kandang, masa pemeliharaan dan pemanenan.

6.2.7.1. Persiapan Kandang

Persiapan kandang merupakan kegiatan paling awal dari suatu siklus

periode dalam beternak ayam broiler. Setelah periode sebelumnya usai, kandang

pasti dalam keadaan kotor dan penuh dengan kuman penyakit, untuk itu

diperlukan persiapan kandang agar kandang bersih dan minimal dari kuman

penyakit.

Persiapan kandang di peternakan Agus Suhendar dimulai dengan

membuang segala kotoran dari kandang, mengeluarkan seluruh peralatan,

menyapu bersih semua bagian kandang, lalu menyemprot seluruh bagian kandang

dengan mesin penyemprot bertekanan tinggi sehingga tidak ada kotoran yang

tertinggal. Dilanjutkan dengan menyikat lantai dengan air detergen.

Semua peralatan kandang dicuci dengan desinfektan kemudian

dikeringkan. Kandang yang telah bersih, kemudian disemprot dengan formalin,

setelah kering, seluruh permukaan kandang ditaburi kapur. Kegiatan selanjutnya

adalah memasang lingkar pembatas, alat pemanas, menaburkan sekam setebal 5

cm. Penyemprotan desinfektan dilakukan sekali lagi, kemudian meletakkan alas

koran di atas sekam dan memasang peralatan kembali. Kandang diistirahatkan

selama 10-14 hari.

6.2.7.2. Proses Pemeliharaan

Empat belas hari kemudian setelah kandang diistirahatkan, DOC

didatangkan dari perusahaan pembibitan. Strain DOC yang digunakan pada

peternakan Agus Suhendar adalah Hobb. Menurut anak kandang, biasanya DOC

datang pada pagi atau sore hari, untuk mengurangi tingkat stres DOC akibat panas

matahari. Upaya pengurangan tingkat stres juga dilakukan dengan memberikan air

minum yang dicampur dengan air gula.

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

61

Pada minggu pertama pemeliharaan atau periode pemanasan adalah

periode paling penting dalam siklus kehidupan ayam, karena DOC mengalami

proses adaptasi dengan lingkungan baru. Periode ini juga masa pembentukan

kekebalan tubuh dan masa awal pertumbuhan semua organ tubuh. Pemanas

dipasang baik siang dan malam, tirai penutup tidak dibuka untuk mencapai suhu

yang diinginkan. Keperluan temperatur DOC dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Keperluan Temperatur DOC

Sumber: Roni Fadillah (2007)

Pada umur 4-6 hari dilakukan vaksinasi ND, kemudian lapisan koran di

atas sekam dibuka. Sekam diganti secara rutin jika dirasa bau amoniak menyengat

dan mulai basah serta luas brooder disesuaikan dengan pertambahan berat badan

dan kepadatan.

Pada minggu kedua tirai mulai dibuka sepertiga bagian bawahnya,

pemanas hanya dipasang pada malam hari saja atau jika udara dingin, dan

dilakukan vaksin Gumboro pada umur 13-14 hari. Pemberian pakan mulai

diberikan di piringan tempat pakan. Pada minggu ini dilakukan penimbangan

berat badan ayam dengan mengambil beberapa sampel ayam broiler. Sekam sudah

mulai diangkat sedikit demi sedikit agar ayam tidak stres dan bau amoniak dapat

berkurang.

Pada minggu ketiga tirai dibuka 2/3 bagian bawahnya atau dibuka semua

jika cuaca panas pada siang hari, pemberiaan pakan diletakkan pada tempat pakan

yang digantung setinggi jangkauan ayam untuk memudahkan ayam makan.

Setelah itu dilakukan penyemprotan desinfektan dan antiseptik. Pada minggu

keempat dan minggu kelima tirai sudah dibuka seluruhnya dan penggunaan

pemanas sudah dihentikan.

Umur (hari) Temperatur (˚C)

0-3 32-35

4-7 29-34

8-14 27-31

15-21 25-27

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

62

Untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan ayam dilakukan

penimbangan berat badan setiap minggunya, namun menjelang panen

penimbangan lebih sering dilakukan. Kegiatan umum yang dilakukan setiap hari

dari minggu pertama hingga kelima adalah mengamati tingkat laku ayam, tinja,

keseragaman pertumbuhan, mendengar suara ayam, memisahkan ayam yang

kerdil dan yang sakit, membuang ayam jauh dari kandang dan menghitung

mortalitas dan penggunaan pakan (Lampiran 3).

6.2.7.3. Proses Pemanenan

Panen merupakan fase akhir pemeliharaan ayam broiler, sehingga perlu

penanganan yang serius dan ekstra hati – hati. Hal pertama dilakukan adalah

mempersiapkan peralatan (timbangan dan sekat bambu) dan tenaga untuk panen.

Pada saat penimbangan dilakukan sedikit demi sedikit dengan menggunakan sekat

bambu sebagai pembatas sesuai dengan jumlah tenaga kerja pada saat panen dan

jenis kendaraan. Ayam yang belum ditimbang harus tetap diberi air minum.

Waktu pemanenan ini sebelumnya telah direncanakan pada masa awal

pemeliharaan, biasanya saat umur ayam 4-6 minggu atau sampel ditimbang

dengan berat rata-rata mencapai 1,6 kg/ekor. Waktu panen yang direncanakan

sering berubah karena situasi dan kondisi saat pemanenan, seperti bobot yang

diinginkan penangkap/pembeli atau harga ayam di pasar. Harga hasil produksi

ayam broiler bagi peternak ditentukan oleh harga kontrak atau sesuai kesepakatan

TMF dengan peternak, dan harga bagi penangkap sesuai kesepakatan antara TMF

dan pembeli, disebut juga harga posko jika penangkap langsung datang ke

peternakan untuk mengambil ayam.

Berdasarkan analisis aspek teknis dan produksi, lahan dan kandang yang

memenuhi kualifikasi, pengadaan bibit dan pakan yang tepat waktu dan

berkualitas, pengadaan dan manajemen kesehatan yang disiplin dan teratur,

pengadaan bahan-bahan penunjang tanpa mengesampingkan kegunaannya tetap

mengutamakan bahan yang terbaik dan tepat waktu, memiliki tenaga kerja yang

berpengalaman, jujur dan pekerja keras, dan proses produksi yang sistematis dapat

disimpulkan usaha peternakan Agus Suhendar layak dijalankan.

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

63

6.3. Aspek Manajemen dan Organisasi

Untuk mencapai manajemen sumberdaya yang baik dalam menjalankan

suatu usaha, dibutuhkan struktur organisasi yang jelas dan terperinci menjelaskan

fungsi masing-masing karyawan. Struktur organisasi Agus Suhendar Farm adalah

struktur organisasi sederhana, karena Agus Suhendar Farm merupakan usaha

peternakan skala kecil yang hanya terdiri dari empat karyawan. Bapak Agus

sebagai pemilik hanya bertindak sebagai pengawas dan pengambil keputusan,

datang seminggu dua atau tiga kali untuk mengecek kondisi dan jalannya usaha

peternakan. Beliau menyerahkan pelaksanaan pekerjaan lapangan pada kepala

karyawan yang tinggal di kandang, di bawahnya adalah tiga orang karyawan,

yang masing-masing menjaga satu kandang. Gambar struktur organisasi Agus

Suhendar Farm dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Struktur organisasi peternakan Agus Suhendar Sumber: Peternakan Agus Suhendar (2011)

Kepala karyawan bertugas mengontrol manajemen pemeliharaan yang

terjadi di peternakan Agus Suhendar, memastikan karyawan menjalankan seluruh

proses produksi sesuai dengan jadwal kegiatan yang ditetapkan CV. Tunas Mekar

Farm. Kepala karyawan harus segera melapor ke pemilik dan TMF jika terjadi

permasalahan seperti angka mortalitas di atas yang ditetapkan (4,5 persen). TMF

biasanya akan mendatangkan petugas penyuluh lapangan dokter hewan (PPL).

Kepala karyawan juga diwajibkan mencatat seluruh kegiatan produksi dan panen.

Karyawan merupakan ujung tombak dari usaha peternakan ayam broiler,

karena mereka lah yang melakukan seluruh proses produksi. Karyawan bertugas

mengerjakan semua manajemen pemeliharaan sesuai dengan ketentuan dan

Kepala karyawan

karyawan karyawan karyawan

Pemilik Peternakan

Agus Suhendar

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

64

jadwal, juga melaksanakan perintah dari kepala karyawan. Tugas masing-masing

karyawan tertulis sebagai kegiatan manajemen usaha peternakan (Lampiran 3).

Dilihat dari aspek manajemen dan organisasi, usaha peternakan Agus

Suhendar layak dijalankan, karena memiliki pembagian tugas yang jelas,

terperinci dan tertulis, sehingga manajemen usaha berjalan dengan baik.

6.4. Aspek Hukum

Usaha peternakan Agus Suhendar adalah plasma dari sebuah perusahaan

kemitraan yang bernama CV. Tunas Mekar Farm (TMF) sebagai inti. Dalam

hubungan kemitraan inti dan plasma terdapat ketentuan-ketentuan yang telah

disepakati oleh kedua belah pihak hitam di atas putih dalam bentuk kontrak

bermaterai Rp 6.000,00 yang ditandatangani kedua belah pihak. Apabila terjadi

permasalahan atau perselisihan selama hubungan berlangsung maka akan

diselesaikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati tersebut

dengan jalan bermusyawarah. Jika tidak terjadi kesepakatan dalam penyelesaian

sengketa secara bermusyawarah, pihak yang merasa tidak puas diperkenankan

untuk melapor ke pihak yang berwajib. Mengenai perizinan peternakan sendiri,

menurut manajer TMF, peternakan Agus Suhendar telah mendapatkan izin dari

RT/RW setempat dan penduduk sekitar.

Dilihat dari aspek hukum, usaha peternakan Agus Suhendar layak

dijalankan karena memiliki ketentuan kerjasama tertulis yang jelas dan saling

memuaskan kedua belah pihak, dan mendapatkan izin pendirian dari RT/RW

maupun penduduk sekitar, sehingga meminimalisir kemungkinan terjadi konflik

akibat limbah usaha.

6.5. Aspek Ekonomi dan Sosial

Suatu usaha peternakan ayam broiler pasti akan memiliki dampak bagi

lingkungan sekitar baik secara ekonomi maupun sosial. Peternakan Agus

Suhendar yang terletak di Desa Patambran RT 02/04 Semplak Barat, Kemang

Utara, Kecamatan Bogor, Kabupaten Bogor berdiri di atas lahan seluas 1.500 m²

yang dulunya adalah lahan gambut yang tidak produktif kemudian disewa oleh

Bapak Agus dan dijadikan sebuah usaha peternakan. Peternakan ini, memiliki satu

Kepala karyawan dan tiga karyawan yang berasal dari penduduk sekitar. Hal

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

65

tersebut membuktikan bahwa peternakan Agus Suhendar memiliki dampak secara

ekonomi pada daerah sekitar dalam hal pengurangan jumlah pengangguran

walaupun hanya empat orang, pemanfaatan lahan gambut menjadi lahan produktif

dan memberikan tambahan penghasilan bagi pemilik lahan.

Dampak negatif peternakan ayam broiler adalah limbah kotoran ayam dan

sekam padi. Pada peternakan Agus Suhendar, limbah-limbah tersebut dijual.

Kotoran ayam dan sekam padi tersebut dijual ke petani-petani yang memiliki

sawah dan kebun di daerah sekitar sehingga dapat menambah penghasilan bagi

Bapak Agus. Meskipun peternakan ayam berdiri di radius 300 m² dari rumah

warga, peternakan tetap menimbulkan polusi udara yang membuat perumahan

warga di sekitar mencium bau tidak sedap karena limbah kotoran ayam, tetapi

karena sebelumnya Bapak Agus sudah mendapatkan restu dari beberapa warga

yang rumahnya terdekat dengan peternakan, warga tidak protes.

Hasil dari analisis aspek ekonomi dan sosial dapat dikatakan usaha

peternakan ayam broiler yang dilakukan oleh peternakan Agus Suhendar tidak

merugikan lingkungan sekitar, sehingga dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

66

VII. ANALISIS FINANSIAL

Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis

ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya.

Skala usaha peternakan Agus Suhendar adalah skala usaha peternakan rakyat

dengan jumlah ayam yang diternakkan sebanyak 9.000 ekor/periode. Untuk

menjaga kelangsungan usahanya peternakan Agus Suhendar bergabung dengan

perusahaan kemitraan pola inti plasma Tunas Mekar Farm (TMF). Kerjasama

dengan TMF telah berlangsung selama hampir 7 tahun. Di bawah naungan TMF

usaha berlangsung dengan baik, menghasilkan keuntungan, namun dikarenakan

penetapan harga kontrak penjualan ayam maka penerimaan peternakan Agus

Suhendar tetap, dikhawatirkan dapat membuat keuntungan yang diterima semakin

berkurang karena harga DOC dan pakan yang semakin meningkat (Tabel 7).

Untuk itu dibutuhkan analisis finansial secara terperinci tentang kelayakan

usahanya selama berada di bawah naungan TMF.

Analisis kelayakan ini berkaitan dengan perhitungan keuangan terperinci

untuk mengetahui apakah tetap bekerjasama dengan TMF menggunakan harga

kontrak tetap Rp 12.350,00-13.230,00/kg ayam broiler hidup dapat menjadikan

peternakan Agus Suhendar tetap berlangsung dengan menikmati keuntungan

maksimal sementara harga-harga input peternakan seperti bibit (DOC) dan pakan

terus meningkat. Kriteria yang digunakan dalam penelitian meliputi NPV, Net

B/C, IRR, payback period, serta analisis switching value. Berdasarkan informasi

yang diberikan oleh manajer TMF umur proyek adalah 5 tahun, berdasarkan umur

ekonomis kandang.

7.1. Inflow (Arus Manfaat)

Inflow merupakan segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan

sebuah proyek. Inflow dari usaha peternakan ayam broiler ini berasal dari

penerimaan dan nilai sisa.

7.1.1. Penerimaan Penjualan Ayam

Penerimaan peternakan Agus Suhendar berasal dari penjualan ayam

broiler, kotoran ayam, dan insentif dari TMF. Penjualan ayam dihitung dari

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

67

jumlah bibit atau DOC yang dipelihara dikurangi dengan angka mortalitas 4,5

persen, dikalikan dengan harga kontrak rata-rata yaitu Rp 12.500,00/kg. Harga

kontrak Rp 12.500,00/kg merupakan harga kontrak yang paling banyak digunakan

pada usaha peternakan Agus Suhendar pada tahun 2009. Kapasitas pemeliharaan

ayam broiler per periodenya adalah 9.000 ekor. Menggunakan batas angka

mortalitas, dan riwayat kematian ayam di peternakan Agus Suhendar maka angka

mortalitas setiap periode adalah 4,5 persen, sehingga ayam broiler yang dihasilkan

adalah 8.595 ekor, dengan harga tetap Rp 12.500,00/kg, yang diambil dari harga

rata-rata kontrak yang paling sering digunakan TMF dan peternakan Agus

Suhendar dalam perhitungan penjualan ayam broiler hidup. Pemanenan dilakukan

saat ayam berumur 6 minggu, diasumsikan bobot rata-rata telah mencapai 1,6 kg

per ekornya. Dalam satu tahun terjadi 6 kali masa panen. Pembeli langsung datang

ke kandang untuk memanen ayamnya, diawasi oleh PPL dan dibantu oleh kepala

dan karyawan kandang.

Adapun penerimaan penjualan ayam broiler hidup peternakan Agus

Suhendar dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Penerimaan Penjualan Ayam Broiler Hidup

Tahun Panen per

periode (ekor)

Bobot

Panen

(kg/ekor)

Harga

(Rp/kg)

Jumlah

periode

Penerimaan

(Rp)

1 8.595 1,6 12.500,00 6 1.031.400.000,00

2 8.595 1,6 12.500,00 6 1.031.400.000,00

3 8.595 1,6 12.500,00 6 1.031.400.000,00

4 8.595 1,6 12.500,00 6 1.031.400.000,00

5 8.595 1,6 12.500,00 6 1.031.400.000,00

Total penerimaan ayam broiler hidup 5.157.000.000,00

Berdasarkan perhitungan penerimaan pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa

penerimaan yang berasal dari penjualan ayam adalah sebesar

Rp 1.031.400.000,00/tahun. Hasil tersebut didapat dari perkalian antara jumlah

ayam broiler yang dipanen per periode setelah dikurangi angka mortalitas 4,5

persen yaitu 8.595 ekor dengan bobot panen sebesar 1,6 kg/ekor dengan harga jual

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

68

tetap Rp 12.500,00/kg dengan jumlah periode yang dilakukan dalam 1 tahun yaitu

6 periode. Total penerimaan ayam broiler selama 5 tahun adalah sebesar

Rp 5.157.000.000,00.

7.1.2. Penerimaan Penjualan Kotoran Ayam

Penerimaan juga didapat dari penjualan kotoran ayam yang dijual dengan

harga Rp 5000,00/karung atau per 50 kg. Setiap periode rata-rata menghasilkan 40

karung kotoran ayam. Petani daerah sekitar datang dan mengambil sendiri kotoran

ayam yang akan dibelinya. Berikut adalah penerimaan peternakan Agus Suhendar

yang berasal dari penjualan kotoran ayam (Tabel 13) .

Tabel 13. Penerimaan Penjualan Kotoran Ayam

Tahun Kotoran per

periode

(Karung)

Harga

(Rp/50kg)

Jumlah

periode

Penerimaan

(Rp)

1 40 5.000,00 6 1.200.000,00

2 40 5.000,00 6 1.200.000,00

3 40 5.000,00 6 1.200.000,00

4 40 5.000,00 6 1.200.000,00

5 40 5.000,00 6 1.200.000,00

Total penerimaan penjualan kotoran ayam 6.000.000,00

Berdasarkan data dari Tabel 13 dapat dilihat penerimaan dari penjualan

kotoran ayam per tahun adalah sebesar Rp 1.200.000,00. Hasil tersebut didapat

dari perkalian antara hasil kotoran ayam per periode yaitu sebanyak 40 karung

dengan harga per karungnya Rp 5.000,00 dan jumlah periode per tahun yaitu

sebanyak 6 periode. Total penerimaan penjualan kotoran ayam selama 5 tahun

adalah sebesar Rp 6.000.000,00.

7.1.3. Penerimaan Insentif

Peternakan Agus Suhendar mendapatkan penerimaan tambahan dari uang

insentif yang diberikan TMF jika memiliki angka mortalitas di bawah atau sama

dengan 4,5 persen yaitu sebesar Rp 30,00/kg bobot hidup dan angka FCR di

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

69

bawah angka 1,8 sebesar Rp 190,00/kg bobot hidup. Penerimaan yang berasal dari

insentif mortalitas dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Penerimaan Insentif Mortalitas

Tahun

Panen per

periode

(ekor)

Bobot panen

(kg/ekor)

Insentif

mortalitas

(Rp/kg)

Jumlah

periode

Penerimaan

(Rp)

1 8.595 1,6 30,00 6 2.475.360,00

2 8.595 1,6 30,00 6 2.475.360,00

3 8.595 1,6 30,00 6 2.475.360,00

4 8.595 1,6 30,00 6 2.475.360,00

5 8.595 1,6 30,00 6 2.475.360,00

Total penerimaan insentif mortalitas 12.376.800,00

Penerimaan insentif mortalitas per tahun adalah sebesar Rp 2.475.360,00.

Hasil tersebut didapatkan dari perkalian panen per periode yaitu sebanyak 8.595

ekor dengan bobot panen per ekor yaitu 1,6 kg dengan insentif mortalitas

Rp 30,00/kg dan jumlah periode per tahun sebanyak 6 periode. Total penerimaan

insentif mortalitas selama 5 tahun adalah Rp 12.376.800,00.

Penerimaan insentif, selain berasal dari insentif mortalitas juga didapatkan

dari insentif FCR. Perhitungan penerimaan insentif FCR dapat dilihat pada Tabel

15.

Tabel 15. Penerimaan Insentif FCR

Tahun Panen per

periode

(ekor)

Bobot panen

(kg/ekor)

Insentif

FCR

(Rp/kg)

Jumlah

periode

Penerimaan

(Rp)

1. 8.595 1,6 190,00 6 15.677.280,00

2. 8.595 1,6 190,00 6 15.677.280,00

3. 8.595 1,6 190,00 6 15.677.280,00

4. 8.595 1,6 190,00 6 15.677.280,00

5. 8.595 1,6 190,00 6 15.677.280,00

Total insentif FCR 78.386.400,00

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

70

Penerimaan insentif FCR per tahun adalah sebesar Rp 16.657.110,00.

Hasil tersebut didapatkan dari perkalian panen per periode yaitu sebanyak 8.595

ekor dengan bobot panen per ekor yaitu 1,6 kg dengan insentif mortalitas

Rp 190,00/kg dan jumlah periode per tahun sebanyak 6 periode. Total penerimaan

insentif mortalitas selama 5 tahun adalah Rp 78.386.400,00.

7.1.4. Nilai Sisa

Nilai sisa adalah nilai barang atau peralatan yang tidak habis selama usaha

berjalan. Nilai sisa dihitung di akhir proyek, dan dimasukkan ke dalam komponen

inflow. Penentuan umur ekonomis alat investasi berdasarkan pengalaman

pengelola dalam pemakaian alat investasi tersebut. Perkiraan nilai sisa didasarkan

pada harga jual pada tingkat tukang loak. Total nilai sisa pada usaha peternakan

Agus Suhendar adalah sebesar Rp 3.615.000,00. (Tabel 16)

7.2. Outflow (Arus Biaya)

Outflow adalah aliran kas yang dikeluarkan usaha. Outflow usaha

peternakan ayam broiler dibagi menjadi dua yaitu biaya investasi dan biaya

operasional.

7.2.1. Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan barang

modal ketika memulai suatu usaha. Biaya investasi yang dikeluarkan pada usaha

peternakan ayam broiler meliputi biaya pembangunan kandang, gudang, tempat

pakan, tempat minum otomatis, feeder tray, gasolec, genset, seng, drum air,

ember, garpu pembalik sekam, sprayer, termometer, timbangan, pisau dan kipas

angin (Tabel 16).

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

71

Tabel 16. Biaya Investasi, Nilai sisa dan Penyusutan

No. Ket

Umur

teknis

(Thn)

Harga satuan

(Rp) Q

Nilai investasi

(Rp) Penyusutan

Perkiraan nilai

sisa (Rp)

1. Kandang

bertingkat 5 135.000,00/m² 1 58.320.000,00 11.664.000,00 0

2. Kandang

panggung 5 100.000,00/m² 1 30.000.000,00 6.000.000,00 0

3. Instalasi

listrik 10 2.000.000,00 1 2.000.000,00 200.000,00 1.000.000,00

4. Instalasi air 10 2.000.000,00 1 2.000.000,00 200.000,00 500.000,00

5. Tempat

pakan 5 12.000,00 270 3.240.000,00 648.000,00 0

6.

Tempat

minum

otomatis

5 60.000,00 144 8.640.000,00 1.728.000,00 0

7. Feeder

Tray 5 8.000,00 180 1.440.000,00 288.000,00 0

8. Gasolec 5 750.000,00 12 9.000.000,00 1.800.000,00 0

9. Genset 10 4.000.000,00 1 4.000.000,00 400.000,00 1.500.000,00

10. Seng 3 10.000,00 90 900.000,00 300.000,00 315.000,00

(@3500)

11. Drum air 5 80.000,00 2 160.000,00 32.000,00 0

12. Ember 2 10.000,00 4 40.000,00 20.000,00 0

13.

Garpu

pembalik

sekam

5 75.000,00 2 150.000,00 30.000,00 0

14. Sprayer 5 500.000,00 1 500.000,00 500.000,00 0

15. Termo

meter 5 300.000,00 2 600.000,00 300.000,00

16. Timbangan 10 200.000,00 2 400.000,00 40.000,00 300.000,00

(@150.000)

17. Pisau 1 10.000,00 2 20.000,00 20.000,00 0

18. Kipas angin 5 150.000,00 4 600.000,00 120.000,00 0

Total 122.010.000,00 24.290.000,00 3.615.000

Berdasarkan Tabel 16, biaya investasi untuk usaha peternakan Agus

Suhendar adalah sebesar Rp 122.010.000,00 dengan investasi utama adalah dua

buah kandang, yaitu kandang bertingkat yang terdiri dari gudang dan kamar serta

kandang panggung dengan kapasitas ayam 9.000 ekor. Nilai investasi terbesar

adalah untuk pembangunan kandang yaitu sebesar Rp 88.320.000,00. Bangunan

termasuk bangunan tidak permanen karena sebagian besar bahannya terbuat dari

bambu yang memiliki ketahanan terbatas. Bangunan dikategorikan bangunan

tidak permanen dengan umur teknis 5 tahun. Lahan yang digunakan adalah lahan

sewa maka lahan tidak dimasukkan ke dalam biaya investasi, tetapi dimasukkan

ke dalam biaya operasional.

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

72

7.2.2. Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan selama usaha berjalan.

Biaya operasional usaha peternakan ayam broiler dibagi menjadi dua jenis yaitu

biaya tetap dan biaya variabel.

7.2.2.1. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang besarnya tidak terkait

langsung dengan jumlah produksi. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha

peternakan Agus Suhendar terdiri dari gaji kepala karyawan dan karyawan, biaya

listrik dan biaya sewa lahan.

Tabel 17. Biaya Tetap yang Dikeluarkan Peternakan Agus Suhendar

No. Jenis biaya tetap

Jumlah

biaya/periode

(Rp)

Periode per

tahun

Jumlah biaya/tahun

(Rp)

1. Gaji kepala karyawan 675.000,00 6 4.050.000,00

2. Gaji karyawan 5.400.000,00 6 32.400.000,00

3. Listrik 500.000,00 6 3.000.000,00

4. Sewa lahan - - 1.000.000,00

Total 6.575.000,00 6 40.450.000,00

Berdasarkan tabel di atas biaya tetap terbesar pada usaha peternakan Agus

Suhendar adalah untuk gaji karyawan. Gaji karyawan Rp 1.800.000,00 per

periode atau Rp 900.000,00 per bulan. Karyawan pada peternakan Agus Suhendar

terdiri dari tiga orang, sehingga biaya tetap gaji karyawan yang harus dikeluarkan

per periodenya adalah Rp 1.800.000,00 dikali tiga yaitu sebesar Rp 5.400.000,00.

Dalam setahun terjadi 6 kali periode, maka biaya gaji karyawan dalam setahun

Rp 5.400.000,00 dikali dengan 6 yaitu sebesar Rp 32.400.000,00.

Gaji kepala karyawan lebih kecil dibanding dengan karyawan, karena

pekerjaan kepala karyawan lebih ringan dibanding dengan karyawan yang

meliputi seluruh kegiatan manajemen pemeliharaan, seperti memberi makan dan

minum, menjaga suhu terutama pada masa pemanasan, mencegah penyebaran

penyakit, membantu pemanenan dan lain-lain. Tugas kepala karyawan lebih

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

73

kepada pengawas yang memerintahkan agar segala kegiatan dijalankan dengan

baik sehingga hasil panen baik. Gaji kepala karyawan adalah sebesar

Rp 675.000,00 per periode atau Rp 335.000,00 per bulannya. Dalam setahun

karena terjadi 6 kali periode, maka gaji untuk kepala karyawan Rp 675.000,00

dikali 6, yaitu sebesar Rp 4.040.000,00.

Biaya tetap selanjutnya adalah biaya listrik dengan biaya per periode

kurang lebih Rp 500.000,00 sehingga dalam setahun biaya listrik yang

dikeluarkan adalah sebesar Rp 3.000.000,00 hasil dari biaya listrik per periode

dikali 6 periode. Listrik pada usaha peternakan ayam broiler digunakan untuk

menjalankan mesin pompa air yang langsung dihubungkan ke tempat minum

otomatis dan lampu, baik sebagai penerang maupun pembantu pengatur suhu,

penggerak sprayer, kipas angin, tv dan lainnya. Terakhir adalah biaya sewa lahan

seluas 1.500 m² yaitu sebesar Rp 1.000.000,00 per tahun.

7.2.2.2. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubah sesuai dengan jumlah

produksi. Biaya variabel yang dikeluarkan pada usaha peternakan Agus Suhendar

terdiri dari biaya pakan, DOC, obat-obatan, sekam dan LPG. Rincian harga dan

biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Harga dan Biaya Variabel pada Peternakan Agus Suhendar

Tahun

Harga

DOC

per ekor

(Rp)

Harga

pakan

(Rp/kg)

Bobot

panen

(kg)

FCR

Biaya

pakan per

ekor (Rp)

Biaya

obat-

obatan per

periode

(Rp)

Biaya

sekam

(Rp/ekor)

Biaya

LPG

(Rp/

ekor)

1 3.303,00 4.565,00 1,6 1,8 13.147,20 900.000,00 200 350

2 3.445,00 4.656,30 1,6 1,8 13.410,14 900.000,00 200 350

3 3.593,00 4.749,43 1,6 1,8 13.678.35 900.000,00 200 350

4 3.750,00 4.844,42 1,6 1,8 13.951,92 900.000,00 200 350

5 3.911,00 4.941,30 1,6 1,8 14.230,94 900.000,00 200 350

Harga DOC pada tahun pertama sebesar Rp 3.303,00/ekor adalah harga

rata-rata DOC pada peternakan Agus Suhendar periode tahun 2009. Harga DOC

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

74

meningkat sebesar 4,3 persen per tahunnya berdasarkan peningkatan rata-rata

harga DOC yang terjadi pada peternakan Agus Suhendar tahun 2009.

Harga pakan pada tahun pertama sebesar Rp 4.565,00/kg adalah harga

rata-rata pakan pada peternakan Agus Suhendar periode tahun 2009. Harga pakan

meningkat sebesar 2 persen per tahunnya berdasarkan peningkatan rata-rata harga

pakan yang terjadi pada peternakan Agus Suhendar tahun 2009. FCR per periode

diasumsikan 1,8 yang artinya untuk menghasilkan 1 kg bobot ayam dibutuhkan

pakan sebanyak 1,8 kg. Bobot panen adalah 1,6 kg/ekor maka pakan yang

dibutuhkan untuk 1 ekor DOC adalah 1,6 dikalikan 1,8 yaitu sebesar 2.88 kg/ekor,

maka biaya pakan untuk 1 ekor DOC pada tahun pertama adalah kebutuhan pakan

per ekor 2,88 kg/ekor dikalikan harga pakan Rp 4.565,00 yaitu sebesar

Rp 13.147,20.

Biaya obat-obatan per periode adalah Rp 900.000,00, biaya sekam per

ekor DOC adalah Rp 200,00 dan biaya untuk pemanas yang menggunakan bahan

bakar gas per ekor adalah Rp 350,00. Berikut adalah tabel biaya variabel yang

dikeluarkan per tahunnya untuk 9.000 DOC berdasarkan harga dan biaya di atas

(Tabel 19).

Tabel 19. Total Biaya Variabel per Tahun Peternakan Agus Suhendar

Thn Biaya DOC

(Rp) Biaya pakan

(Rp) Biaya obat-obatan (Rp)

Biaya sekam (Rp)

Biaya LPG (Rp)

Total (Rp)

Persen-

tase Kenaikan

(%)

1 178.362.000,00 709.948.800,00 5.400.000,00 10.800.000,00 18.900.000,00 923.410.800,00

2 186.030.000,00 724.147.560,00 5.400.000,00 10.800.000,00 18.900.000,00 945.277.560,00 2,36

3 194.022.000,00 738.630.900,00 5.400.000,00 10.800.000,00 18.900.000,00 967.752.900,00 2,37

4 202.500.000,00 753.403.680,00 5.400.000,00 10.800.000,00 18.900.000,00 991.003.680,00 2,40

5 211.194.000,00 768.470.760,00 5.400.000,00 10.800.000,00 18.900.000,00 1.014.764.760,00 2,40

Berdasarkan Tabel 19 kenaikan harga DOC sebesar 4,3 persen per

tahunnya dan kenaikan harga pakan sebesar 2 persen per tahunnya menyebabkan

peningkatan biaya variabel setiap tahunnya sebesar 2,36, 2,37 persen dan pada

tahun keempat dan kelima kenaikan menjadi 2,40 persen.

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

75

7.2.3. Analisis Laba Rugi

Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan usaha

dalam kurun waktu tertentu. Komponen laba rugi terdiri dari penerimaan, biaya

operasional, penyusutan, dan biaya lain di luar usaha dan pajak penghasilan.

Rincian perhitungan laba rugi akan berpengaruh terhadap pajak penghasilan usaha

yang akan mempengaruhi hasil perhitungan cashflow.

Tabel 20. Hasil Perhitungan Laba Rugi Peternakan Agus Suhendar

Thn Penerimaan (Rp) Biaya (Rp) Laba (Rp) Pajak (Rp) Laba bersih

(Rp)

Persen-

tase

penu-

runan

(%)

1 1.050.752.640,00 988.150.800,00 62.601.840,00 15.650.460,00 46.951.380,00

2 1.050.752.640,00 1.010.017.560,00 40.735.080,00 10.183.770,00 30.551.310,00 35

3 1.050.752.640,00 1.032.492.900,00 18.259.740,00 4.564.935,00 13.694.805,00 55

4 1.050.752.640,00 1.055.743.680,00 -4.991.040,00 0 -4.991.040,00 136

5 1.050.752.640,00 1.079.504.760,00 -28.752.120,00 0 -28.752.120,00 476

Total Laba bersih 57.454.335,00

Laba bersih yang didapatkan pada tahun pertama adalah sebesar

Rp 46.951.380,00, menurun sebesar 35 persen pada tahun kedua menjadi

Rp 30.551.310,00. Pada tahun ketiga laba bersih sebesar Rp 13.694.805,00,

menurun dari tahun sebelumnya dengan persentase 55 persen. Penurunan kembali

terjadi pada tahun keempat sebesar 136 persen yaitu menjadi rugi

Rp 4.991.040,00, dan pada tahun kelima kembali rugi Rp 28.752.120,00, dengan

persentase penurunan sebesar 476 persen. Total laba bersih selama 5 tahun adalah

sebesar Rp 57.454.335,00. Kenaikan harga DOC 4,3 persen dan pakan 2 persen

per tahunnya telah menyebabkan penurunan laba bersih setiap tahunnya, dan pada

tahun keempat dan kelima menyebabkan kerugian.

7.3. Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial pada penelitian ini dinilai berdasarkan kriteria

NPV (net present value), Net B/C (net benefit cost Ratio), IRR (internal rate of

return), dan payback period. Discount Rate yang digunakan adalah sebesar 6,5

Page 90: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

76

persen berdasarkan suku bunga deposito rata-rata Bank Indonesia tahun 2011,

karena merupakan suku bunga acuan bagi bank-bank di Indonesia. Hasil analisis

kelayakan finansial peternakan Agus Suhendar dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Hasil Analisis Kelayakan Finansial Peternakan Agus Suhendar

Kriteria Hasil

NPV (net present value) Rp 45.021.751,00

Net B/C (net benefit cost ratio) 1,99

IRR (internal rate of return) 41,46 persen

Payback period 1,98627

Berdasarkan hasil analisis kelayakan pada tabel di atas, peternakan Agus

Suhendar memiliki nilai NPV Rp 45.021.751,00. Nilai NPV tersebut bernilai

positif atau NPV > 0, yang artinya peternakan Agus Suhendar layak dijalankan

atau memberikan manfaat positif selama umur proyek dengan discount rate 6,5

persen.

Net B/C bernilai 1,99 atau Net B/C > 1 yang artinya proyek memberikan

keuntungan bahwa setiap pengeluaran selama umur proyek sebesar Rp 1,00 maka

akan memberikan manfaat bersih sebesar Rp 1,99. Nilai tersebut menunjukkan

peternakan Agus Suhendar layak untuk dijalankan.

Hasil IRR (internal rate of return) peternakan Agus Suhendar adalah

41,46 persen, Nilai tersebut lebih besar dari suku bunga 6,5 persen, karena nilai

IRR lebih besar dari suku bunga maka peternakan Agus Suhendar dinyatakan

layak atau memberikan manfaat selama umur proyek yang diperhitungkan.

Payback Period menunjukkan kemampuan tingkat pengembalian usaha

atau modal. Payback Period peternakan Agus Suhendar adalah 1,98627 yang

artinya tingkat pengembalian modal investasi adalah satu tahun 11 bulan. Umur

proyek usaha peternakan adalah 5 tahun dan tingkat pengembalian modal masih

dalam umur proyek yaitu satu tahun 11 bulan maka usaha dapat dikatakan layak.

Berdasarkan empat kriteria analisis kelayakan finansial NPV, Net B/C,

IRR, dan payback period maka peternakan Agus Suhendar layak dijalankan.

Page 91: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

77

7.4. Analisis Sensitivitas (Switching value)

Analisis sensitivitas yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan

switching value pada kenaikan harga DOC dan pakan serta penurunan harga jual

ayam. Analisis ini merupakan perhitungan untuk mengukur sensitivitas atau

kepekaan suatu usaha apabila keadaan diubah. Analisis dilakukan sampai

memperoleh NPV mendekati nol, IRR 6,5 persen dan Net B/C mendekati satu.

Nilai peubah dalam analisis ini adalah kenaikan harga DOC, kenaikan

harga pakan dan penurunan harga jual ayam. Pertimbangan penggunaan nilai

pengganti kenaikan harga DOC dan kenaikan harga pakan didasarkan pada

analisis perubahan harga yang terjadi pada tahun 2009 dimana DOC dan pakan

merupakan komponen biaya terbesar dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan

peternakan Agus Suhendar dan terus mengalami peningkatan dapat dilihat pada

Tabel 7 dan penurunan harga jual ayam untuk melihat berapa penurunan harga

jual ayam yang dapat ditoleransi. Analisis Switching value dapat dilihat pada

Tabel 22.

Tabel 22. Hasil Analisis Switching Value Peternakan Agus Suhendar

Perubahan Persentase (%)

Kenaikan harga DOC 16,6

Kenaikan harga pakan 6,1

Penurunan harga jual ayam 1,2

Hasil analisis sensitivitas switching value menunjukkan peternakan Agus

Suhendar sensitif terhadap kenaikan harga DOC lebih dari 16,6 persen dan

kenaikan harga pakan lebih dari 6,1 persen dan penurunan harga jual ayam lebih

dari 1,2 persen.

Penurunan harga jual ayam memiliki persentase rendah dan terendah

diantara persentase kenaikan harga DOC dan pakan, hal ini menunjukkan usaha

sangat sensitif terhadap penurunan harga jual ayam, tetapi karena harga kontrak

tetap peternakan Agus Suhendar berada pada Rp 12.350,00-13.230,00/kg,

sedangkan penurunan harga jual ayam maksimal 1,2 persen yaitu pada harga

Rp 12.341,52/kg berada di bawah harga kontrak tetap terendah yaitu

Page 92: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

78

Rp 12.350,00/kg maka peternakan Agus Suhendar tidak perlu mengkhawatirkan

penurunan harga jual ayam.

Toleransi kenaikan harga DOC berdasarkan analisis switching value pada

peternakan Agus Suhendar adalah 16,6 persen. Proyeksi cashflow menunjukkan

jika terjadi kenaikan harga DOC diatas 16,6 persen maka usaha peternakan Agus

Suhendar menjadi tidak layak.

Toleransi kenaikan harga pakan berdasarkan analisis switching value pada

peternakan Agus Suhendar adalah 6,1 persen. Proyeksi cashflow menunjukkan

jika terjadi kenaikan harga pakan diatas 6,1 persen maka usaha peternakan Agus

Suhendar menjadi tidak layak.

Page 93: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

79

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1) Analisis kelayakan non finansial usaha peternakan ayam broiler peternakan

Agus Suhendar dengan sistem kemitraan pola inti plasma bersama CV. Tunas

Mekar Farm layak dijalankan. Analisis non finansial ditinjau dari aspek pasar,

aspek teknis dan produksi, aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum,

dan aspek ekonomi sosial. Aspek pasar dikatakan layak karena peternakan

Agus Suhendar aman dari kerugian akibat jatuhnya harga, memiliki pasar,

tidak menghadapi permasalahan distribusi produk, dan menghasilkan produk

yang berkualitas. Aspek teknis dan produksi layak dijalankan karena

peternakan Agus Suhendar memiliki lahan dan kandang yang memenuhi

kualifikasi, pengadaan bibit dan pakan yang tepat waktu dan berkualitas,

pengadaan dan manajemen kesehatan yang disiplin dan teratur, ketersediaan

bahan-bahan penunjang yang terbaik dan tepat waktu, memiliki tenaga kerja

yang berpengalaman, jujur dan pekerja keras, dan proses produksi yang

sistematis. Aspek manajemen dan organisasi dikatakan layak karena memiliki

pembagian tugas yang jelas, terperinci dan tertulis, sehingga manajemen

usaha berjalan dengan baik. Aspek hukum dikatakan layak karena memiliki

ketentuan kerjasama tertulis yang jelas dan saling memuaskan kedua belah

pihak, dan mendapatkan izin pendirian dari RT/RW. Aspek ekonomi dan

sosial dikatakan layak karena tidak merugikan lingkungan sekitar.

2) Hasil analisis kelayakan finansial usaha peternakan Agus Suhendar dengan

sistem kemitraan pola inti plasma bersama CV. Tunas Mekar Farm layak

dijalankan. Nilai NPV positif yaitu sebesar Rp 45.021.751,00, IRR lebih

besar dari discount rate (6,5 persen) yaitu sebesar 41,46 persen, Net B/C lebih

besar dari 1 yaitu 1,99, dan payback period 1,98627 atau satu tahun 11 bulan.

Hasil analisis sensitivitas menunjukkan usaha rentan terhadap kenaikan harga

DOC di atas 16,6 persen, kenaikan harga pakan di atas 6,1 persen, penurunan

harga jual ayam diatas 1,2 persen. Peternakan Agus Suhendar sangat

Page 94: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

80

dipengaruhi kenaikan harga DOC dan pakan, karena akibat kenaikan dua

variabel tersebut yang melebihi 16,6 persen dan 6,1 persen maka peternakan

Agus Suhendar mengalami kerugian.

8.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian peternakan Agus Suhendar sangat

dipengaruhi oleh kenaikan harga DOC dan pakan, karena akibat kenaikan dua

variabel tersebut yang melebihi 16,6 persen dan 6,1 persen maka peternakan Agus

Suhendar mengalami kerugian. Untuk itu, peternakan Agus Suhendar sebaiknya

meminta revisi harga kontrak tetap jika terjadi kenaikan harga DOC melebihi 16,6

persen dan pakan melebihi 6,1 persen.

Page 95: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

81

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1986. Beternak Ayam Pedaging. Yogyakarta : Kanisius.

Abidin Z. 2002. Meningkatkan produktifitas ayam ras pedaging. Jakarta : PT.

Agromedia pustaka.

Cahyono B. 2004. Cara meningkatkan budidaya ayam ras pedaging (broiler).

Yogyakarta : Pustaka Nusatama.

[DP] Departemen Pertanian. Peraturan Perundang-undangan Peternakan. Jakarta

Departemen Pertanian.

[DP] Departemen Pertanian. 1997. Pedoman kemitraan usaha pertanian

940/kpts/OT.210/10/97. Jakarta : Departemen Pertanian.

Disnakan. 2009. Permintaan Daging Kota Bogor.

http//www.disnakan.bogorkab.go.id [22 Januari 2011]

Ensminger ME. 1992. Poultry Science (Animal Agriculture Series). Illnois :

Interstate Publisher, Inc.

Fadillah R. 2004. Ayam broiler komersial. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka.

Fadillah R, Polana A, Alam S, Parwanto E. 2007. Sukses beternak ayam broiler.

Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

Gittinger P. 1986. Evaluasi proyek. Jakarta : Bhineka Cipta.

Haming M, Basalamah S. 2010. Studi kelayakan investasi dan proyek. Jakarta :

Bumi Akasara.

Husnan S, Suwarsono M. 2000. Studi kelayakan proyek. Ed ke-4. Yogyakarta :

Unit Penerbit dan Percetakan.

Kadariah L, Karlina dan Grey, C. 1999. Pengantar evaluasi proyek. Jakarta :

LPFEUI.

Kadariah. 2001. Evaluasi proyek analisis ekonomi. Jakarta : LPFEUI.

North MO, Bell DD. 1990. Commercial chicken production manual. Ed ke-4.

New York : Chapman and Hall.

Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi kelayakan bisnis. Bogor :

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Prasetyo C, Benedicta J. 2004. Perancangan strategy map. Jakarta : Gramedia

Pustaka.

Page 96: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

82

Putra AR. 2011. Pola kemitraan antara petani dengan UBH-KPWN dalam usaha

hutan rakyat jati unggul nusantara di Desa Ciaruteun Ilir, Kabupaten

Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Rasyaf M. 2004. Beternak ayam pedaging. Jakarta : Swadaya.

Saputra D. 2011. Analisis kepuasan peternak plasma terhadap pola kemitraan

ayam broiler studi kasus kemitraan Dramaga Unggas Farm di Kabupaten

Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor.

Saragih B. 1998. Agribisnis berbasis peternakan. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Setiawan P. 2010. Analisis kelayakan finansial peternak plasma ayam broiler pola

kemitraan inti plasma Cikahuripan ps, Kabupaten Ciamis. Bogor :

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Sugiarti S. 2008. Analisis kelayakan finansial usaha peternakan ayam broiler

Abdul Djawad Farm, di Desa Banu Resmi, Kecamatan Cigudeg,

Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Bogor.

Suharno B. 2004. Agribisnis ayam ras. Jakarta : Swadaya.

Sulaiman MS. 2010. Analisis kelayakan pengusahaan ikan kerapu macan di

kepulauan seribu provinsi DKI Jakarta [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi

dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Sumastuti, AM. 2006. Keunggulan NPV sebagai alat analisis uji kelayakan

investasi dan penerapannya. Jurnal Universitas Budiluhur (Agustus) 3:1-

20.

Wibisono D. 2006. Manajemen kinerja : konsep, design, dan teknik meningkatkan

daya saing perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Yustiarni, AK. 2011. Evaluasi kemitraan dan analisis pendapatan usahatani

penangkaran benih padi bersertifikat (kasus kemitraan: PT. Sang Hyang

Seri regional manajer I Sukamandi, Kabupaten Subang [skripsi]. Bogor:

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Yuwono J. 2005. Analisis kelayakan dan potensi pengembangan usaha peternakan

itik petelur desa Rejoagung Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati Jawa

Tengah [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Zulfah S. 2010. Analisis kelayakan usaha pupuk organik kelompok tani bhineka 1,

Desa Blendung, Kabupaten Subang [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi

dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Page 97: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

83

LAMPIRAN

Page 98: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

84

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar

MORT

(%) FCR

AGE

(DAYS)

AVG.

B.W

MORT.

(%) FCR

AGE

(DAYS)

AVG.

B.W

MORT.

(%) FCR

3 1.012 27 1.15 3.8 1.656 36 1.76 4.7 1.843

3 1.062 27 1.16 3.8 1.659 36 1.77 4.7 1.846

3 1.111 28 1.17 3.9 1.662 37 1.78 4.8 1.849

3 1.159 28 1.18 3.9 1.665 37 1.79 4.8 1.852

3 1.208 28 1.19 3.9 1.668 37 1.8 4.8 1.855

3 1.256 28 1.2 3.9 1.672 37 1.81 4.8 1.859

3 1.305 28 1.21 3.9 1.675 37 1.82 4.8 1.862

3 1.353 28 1.22 3.9 1.678 37 1.83 4.8 1.865

3 1.381 28 1.23 3.9 1.681 37 1.84 4.8 1.868

3 1.408 29 1.24 4 1.684 38 1.85 4.9 1.871

3 1.434 29 1.25 4 1.687 38 1.86 4.9 1.874

3 1.461 29 1.26 4 1.69 38 1.87 4.9 1.877

3 1.487 29 1.27 4 1.692 38 1.88 4.9 1.881

3 1.492 29 1.28 4 1.695 38 1.89 4.9 1.885

3 1.497 29 1.29 4 1.698 38 1.9 4.9 1.889

3.1 1.502 29 1.3 4 1.701 39 1.91 5 1.893

3.1 1.508 30 1.31 4.1 1.704 39 1.92 5 1.897

3.1 1.514 30 1.32 4.1 1.707 39 1.93 5 1.9

3.1 1.519 30 1.33 4.1 1.71 39 1.94 5 1.903

3.1 1.524 30 1.34 4.1 1.712 39 1.95 5 1.906

3.2 1.529 30 1.35 4.1 1.715 39 1.96 5 1.909

3.2 1.534 30 1.36 4.1 1.718 39 1.97 5 1.912

3.2 1.54 31 1.37 4.2 1.721 40 1.98 5.1 1.915

3.2 1.543 31 1.38 4.2 1.724 40 1.99 5.1 1.918

3.2 1.546 31 1.39 4.2 1.727 40 2 5.1 1.921

3.2 1.549 31 1.4 4.2 1.731 40 2.01 5.1 1.925

3.3 1.552 31 1.41 4.2 1.734 40 2.02 5.1 1.928

3.3 1.555 31 1.42 4.2 1.737 40 2.03 5.1 1.931

3.3 1.558 31 1.43 4.2 1.74 40 2.04 5.1 1.934

3.3 1.56 32 1.44 4.3 1.743 41 2.05 5.2 1.937

3.3 1.563 32 1.45 4.3 1.746 41 2.06 5.2 1.94

3.3 1.566 32 1.46 4.3 1.749 41 2.07 5.2 1.943

3.4 1.569 32 1.47 4.3 1.752 41 2.08 5.2 1.947

3.4 1.572 32 1.48 4.3 1.755 41 2.09 5.2 1.951

3.4 1.575 32 1.49 4.3 1.758 41 2.1 5.2 1.955

3.4 1.579 32 1.5 4.3 1.761 42 2.11 5.3 1.959

Page 99: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

85

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar (Lanjutan)

MORT

(%) FCR

AGE

(DAYS) AVG. B.W

MORT

(%) FCR

AGE

(DAYS)

AVG.

B.W

MORT(

%) FCR

3.4 1.582 33 1.51 4.4 1.764 42 2.12 5.3 1.963

3.4 1.585 33 1.52 4.4 1.767 42 2.13 5.3 1.966

3.5 1.588 33 1.53 4.4 1.77 42 2.14 5.3 1.969

3.5 1.591 33 1.54 4.4 1.773 42 2.15 5.3 1.973

3.5 1.594 33 1.55 4.4 1.776 42 2.16 5.3 1.977

3.5 1.597 33 1.56 4.4 1.779 43 2.17 5.4 1.981

3.5 1.6 33 1.57 4.4 1.782 43 2.18 5.4 1.985

3.5 1.603 34 1.58 4.5 1.785 43 2.19 5.4 1.988

3.6 1.606 34 1.59 4.5 1.788 43 2.2 5.4 1.991

3.6 1.609 34 1.6 4.5 1.791 43 2.21 5.4 1.994

3.6 1.612 34 1.61 4.5 1.794 43 2.22 5.4 1.997

3.6 1.616 34 1.62 4.5 1.797 43 2.23 5.4 2

3.6 1.619 34 1.63 4.5 1.8 44 2.24 5.5 2.003

3.6 1.622 34 1.64 4.5 1.803 44 2.25 5.5 2.006

3.6 1.625 35 1.65 4.6 1.806 44 2.26 5.5 2.009

3.7 1.628 35 1.66 4.6 1.809 44 2.27 5.5 2.013

3.7 1.631 35 1.67 4.6 1.812 44 2.28 5.5 2.017

3.7 1.633 35 1.68 4.6 1.815 44 2.29 5.5 2.021

3.7 1.635 35 1.69 4.6 1.819 45 2.3 5.6 2.025

3.7 1.638 35 1.7 4.6 1.823 45 2.31 5.6 2.029

3.7 1.641 36 1.71 4.7 1.827 45 2.32 5.6 2.032

3.8 1.644 36 1.72 4.7 1.831 45 2.33 5.6 2.035

3.8 1.647 36 1.73 4.7 1.834 45 2.34 5.6 2.039

3.8 1.65 36 1.74 4.7 1.837 45 2.35 5.6 2.043

3.8 1.653 36 1.75 4.7 1.84 46 2.36 5.7 2.047

Page 100: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

86

Lampiran 2. Program Vaksin dan Vitamin Peternakan Agus Suhendar

Umur Obat / Vaksin Waktu

1 Chickofit (Vitamin) 07.00 & 17.00

2 Chickofit (Vitamin) 07.00 & 17.00

3 Chickofit (Vitamin) 07.00 & 17.00

4 Vaksin Chickopest Sore hari

5 Chickofit (Vitamin) Habis Vaksin

6 Chickofit (Vitamin) 07.00 & 17.00

7 Chickofit (Vitamin) 07.00 & 17.00

8 Rovabio (Vitamin) 07.00 & 17.00

9 Rovabio (Vitamin) 07.00 & 17.00

10 Rovabio (Vitamin) 07.00 & 17.00

11 Enoquyl (Antibiotik) 07.00 & 17.00

12 Enoquyl (Antibiotik) 07.00 & 17.00

13 Enoquyl (Antibiotik) 07.00 & 17.00

14 Rovabio LC (Antibiotik) 07.00 & 17.00

14 Gumboro-IBDBlen(Vaksin) Sore hari

15 Rovabio LC (Antibiotik) 07.00 & 17.00

16 Rovabio LC (Antibiotik) 07.00 & 17.00

17 Rovabio LC (Antibiotik) 07.00 & 17.00

18 Rovabio LC (Antibiotik) 07.00 & 17.00

19 Enoxan ( Antibiotik) 07.00 & 17.00

20 Enoxan ( Antibiotik) 07.00 & 17.00

21 Enoxan ( Antibiotik) 07.00 & 17.00

22 Rhodivit (Vitamin) 07.00 & 17.00

23 Rhodivit (Vitamin) 07.00 & 17.00

24 Rhodivit (Vitamin) 07.00 & 17.00

25 Rhodivit (Vitamin) 07.00 & 17.00

26 Rhodivit (Vitamin) 07.00 & 17.00

27 Rhodivit (Vitamin) 07.00 & 17.00

Page 101: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

87

Lampiran 3. Program Pemeliharaan Peternakan Agus Suhendar

Umur Waktu Kegiatan yang dilakukan

1

S

a

m

p

a

i

7

05.30 Membangunkan ayam

06.00 Pakan diayak, Pakan yang kotor dan sekam dimasukkan kedalam karung kemudian ditempatkan

/ditaruh disebelah barat gudang

11.00 Tempat pakan dibersihkan dengan sapu lidi

13.30 Beri pakan secukupnya dan diperkirakan 2 - 2,5 jam habis untuk efisiensi pakan

16.00 Sekam basar dan kotor di area brooder dimasukkan kedalam karung dan dibuang

18.30 Tempat minum dilap bagian atas dan pinggir

21.00 Air untuk membersihkan dibuang ke ember

23.30 Ayam di grading/diseleksi setelah vaksin ND-KILL dan ND-LIVE, selain itu ayam jantan dan betina

sudah mulai diipisahkan

02.00 Setelah semua kegiatan diatas selesai maka harus

keliling kandang untuk mengontrol

Page 102: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

88

Lampiran 3. Program Pemeliharaan Peternakan Agus Suhendar (Lanjutan)

Umur Waktu Kegiatan yang dilakukan

8

S

a

m

p

a

i

05.30

Membangunkan ayam, Pakan diayak, Pakan yang kotor dan sekam dimasukkan kedalam karung

kemudian ditempatkan/ditaruh disebelah barat gudang

Tempat pakan dibersihkan dengan sapu lidi

06.00 Sekam basah/kotor/menggumpal dimasukkan karung dan kemudian ditempatkan disebelah barat

gudang

12.00 Beri pakan secukupnya dengan diperkirakan 3 jam habis

21.00 Tempat minum dibersihkan/dilap bagian atas dan bagian pinggir air tadi untuk memebersihkan

tempat minum dibuang ke ember

14

23.00 setelah selesai kegiatan diatas ayam dironda supaya makan dan minum ayam yang stunting/slow

growth dipisahkan dan beri makan secukupnya buka tutup tirai melihat kondisi ayam atau

kenyamanan ayam

24.00 pelebaran brooding diperhatikan sesuai kebutuhan ayam

Umur Waktu Kegiatan yang dilakukan

15

S

a

m

p

a

i

Panen

05.30 Membangunkan ayam

06.00 Pemberian pakan sampai piring penuh dan diperkirakan habis selama 3 jam,dan jangan ditambah

sebelum habis

12.00 Tempat minum dibershkan/dilap bagian atas dan bagian pinggirnya dan airnya dibuang ke ember

15.00 Turun sekam dilakukan bertahap selama 2 hari

17.000 Kotoran dibawah kandang dimasukkan kedalam karung dan ditaruh disebelah barat gudang

18.00

Buka tutup tirai melihat kondisi ayam

Panen dan keliling kandang

Page 103: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

89

Lampiran 4. Laporan Laba Rugi Peternakan Agus Suhendar

No Keterangan Tahun

1 2 3 4 5

A INFLOW

1 Penerimaan ayam broiler hidup 1.031.400.000 1.031.400.000 1.031.400.000 1.031.400.000 1.031.400.000

2 Penerimaan kotoran Ayam 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

3 Penerimaan insentif mortalitas 2.475.360 2.475.360 2.475.360 2.475.360 2.475.360

4 Penerimaan insentif FCR 15.677.280 15.677.280 15.677.280 15.677.280 15.677.280

TOTAL INFLOW 1.050.752.640 1.050.752.640 1.050.752.640 1.050.752.640 1.050.752.640

B OUTFLOW

a Biaya variabel

1 Biaya DOC 178.362.000 186.030.000 194.022.000 202.500.000 211.194.000

2 Biaya pakan 709.948.800 724.147.560 738.630.900 753.403.680 768.470.760

3 Biaya obat-obatan 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000

4 Sekam 10.800.000 10.800.000 10.800.000 10.800.000 10.800.000

5 LPG 18.900.000 18.900.000 18.900.000 18.900.000 18.900.000

Total Biaya Variabel 923.410.800 945.277.560 967.752.900 991.003.680 1.014.764.760

b Biaya Tetap

1 Gaji kepala karyawan 4.050.000 4.050.000 4.050.000 4.050.000 4.050.000

2 Gaji karyawan 32.400.000 32.400.000 32.400.000 32.400.000 32.400.000

3 Listrik 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000

4 Sewa lahan 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

5 Beban penyusutan 24.290.000 24.290.000 24.290.000 24.290.000 24.290.000

Total Biaya Tetap 64.740.000 64.740.000 64.740.000 64.740.000 64.740.000

TOTAL OUTFLOW 988.150.800 1.010.017.560 1.032.492.900 1.055.743.680 1.079.504.760

Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT)

62.601.840 40.735.080 18.259.740 -4.991.040 -28.752.120

Bunga 0 0 0 0 0

Laba Sebelum Pajak (EBT) 62.601.840 40.735.080 18.259.740 -4.991.040 -28.752.120

Pajak 15.650.460 10.183.770 4.564.935 0 0

Laba Bersih (EAT) 46.951.380 30.551.310 13.694.805 -4.991.040 -28.752.120

Page 104: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

90

Lampiran 5. Cashflow Peternakan Agus Suhendar

No Keterangan Tahun

1 2 3 4 5

A INFLOW

1 Penerimaan ayam

broiler hidup 1.031.400.000 1.031.400.000 1.031.400.000 1.031.400.000 1.031.400.000

2 Penerimaan kotoran ayam

1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

3 Penerimaan insentif

mortalitas 2.475.360 2.475.360 2.475.360 2.475.360 2.475.360

4 penerimaan insentif FCR

15.677.280 15.677.280 15.677.280 15.677.280 15.677.280

Nilai sisa

3.615.000

TOTAL INFLOW 1.050.752.640 1.050.752.640 1.050.752.640 1.050.752.640 1.054.367.640

B OUTFLOW

a Biaya Investasi

1 Kandang panggung

bertingkat 58.320.000

2 Kandang panggung 30.000.000

3 Instalasi listrik 2.000.000

4 Instalasi air 2.000.000

5 Tempat pakan 3.240.000

6 Tempat minum

otomatis 8.640.000

7 Feeder tray 1.440.000

8 Gasolec 9.000.000

9 Genset 4.000.000

10 Seng 900.000

900.000

11 Drum air 160.000

12 Ember 40.000

40.000

40.000

13 Garpu pembalik

sekam 150.000

14 Sprayer 500.000

15 Termometer 600.000

16 Timbangan 400.000

17 Pisau 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000

18 Kipas angin 600.000

Total Investasi 122.010.000 20.000 60.000 920.000 60.000

B Biaya Operasional

I Biaya Variabel

1 Pembelian DOC 178.362.000 186.030.000 194.022.000 202.500.000 211.194.000

2 Biaya pakan 709.948.800 724.147.560 738.630.900 753.403.680 768.470.760

3 Biaya obat-obatan 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000

4 Sekam 10.800.000 10.800.000 10.800.000 10.800.000 10.800.000

5 LPG 18.900.000 18.900.000 18.900.000 18.900.000 18.900.000

Page 105: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

91

Lampiran 5. Cashflow Peternakan Agus Suhendar (Lanjutan)

No Keterangan Tahun

1 2 3 4 5

6 Pajak penghasilan usaha

15.650.460 10.183.770 4.564.935 0 0

Total Biaya

Variabel 939.061.260 955.461.330 972.317.835 991.003.680 1.014.764.760

II Biaya Tetap

1 Gaji kepala

karyawan 4.050.000 4.050.000 4.050.000 4.050.000 4.050.000

2 Gaji karyawan 32.400.000 32.400.000 32.400.000 32.400.000 32.400.000

3 Listrik 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000

4 Sewa lahan 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Total Biaya

Tetap 40.450.000 40.450.000 40.450.000 40.450.000 40.450.000

TOTAL

OUTFLOW 979.511.260 995.911.330 1.012.767.835 1.031.453.680 1.055.214.760

Net Benefit -50.768.620 54.821.310 37.924.805 18.378.960 -907.120

Discount Factor

(i= 6,5 %) 0,93897 0,88166 0,82785 0,77732 0,72988

PV DF 6,5 % -47.670.211 48.333.756 31.396.050 14.286.333 -662.089

PV Negatif -48.332.300

PV Positif 93.354.050

NPV 45.021.751

Net B/C 1.99

Payback period 1,98627

IRR 41.46%

Page 106: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

92

Lampiran 6. Hasil Analisis Switching Value Kenaikan Harga DOC 16,6 persen

No Keterangan Tahun

1 2 3 4 5

A INFLOW

1 Penerimaan ayam broiler hidup

1.031.400.000 1.031.400.000 1.031.400.000 1.031.400.000 1.031.400.000

2 Penerimaan

kotoran ayam 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

3 Penerimaan insentif mortalitas

2.475.360 2.475.360 2.475.360 2.475.360 2.475.360

4 Penerimaan

insentif FCR 15.677.280 15.677.280 15.677.280 15.677.280 15.677.280

Nilai sisa

3.615.000

TOTAL

INFLOW 1.050.752.640 1.050.752.640 1.050.752.640 1.050.752.640 1.054.367.640

B OUTFLOW

a Biaya Investasi

1

Kandang

panggung bertingkat

58.320.000

2 Kandang

panggung 30.000.000

3 Instalasi listrik 2.000.000

4 Instalasi air 2.000.000

5 Tempat pakan 3.240.000

6 Tempat minum

otomatis 8.640.000

7 Feeder tray 1.440.000

8 Gasolec 9.000.000

9 Genset 4.000.000

10 Seng 900.000

900.000

11 Drum air 160.000

12 Ember 40.000

40.000

40.000

13 Garpu pembalik sekam

150.000

14 Sprayer 500.000

15 Termometer 600.000

16 Timbangan 400.000

17 Pisau 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000

18 Kipas angin 600.000

Total Investasi 122.010.000 20.000 60.000 920.000 60.000

b Biaya

Operasional

I Biaya Variabel

1 Pembelian DOC 207.902.700 207.902.700 207.902.700 207.902.700 207.902.700

2 Biaya pakan 709.948.800 724.147.560 738.630.900 753.403.680 768.470.760

3 Biaya obat-obatan 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000

4 Sekam 10.800.000 10.800.000 10.800.000 10.800.000 10.800.000

5 LPG 18.900.000 18.900.000 18.900.000 18.900.000 18.900.000

Page 107: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

93

Lampiran 6. Hasil Analisis Switching Value Kenaikan Harga DOC 16,6 persen

(Lanjutan)

No Keterangan Tahun

1 2 3 4 5

6 Pajak penghasilan usaha 8.265.285 4.715.595 1.094.760 0 0

Total Biaya Variabel 961.216.785 971.865.855 982.728.360 996.406.380 1.011.473.460

II Biaya Tetap

1 Gaji kepala karyawan 4.050.000 4.050.000 4.050.000 4.050.000 4.050.000

2 Gaji karyawan 32.400.000 32.400.000 32.400.000 32.400.000 32.400.000

3 Listrik 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000

4 Sewa lahan 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Total Biaya Tetap 40.450.000 40.450.000 40.450.000 40.450.000 40.450.000

TOTAL OUTFLOW 1.001.666.785 1.012.315.855 1.023.178.360 1.036.856.380 1.051.923.460

Net Benefit -72.924.145 38.416.785 27.514.280 12.976.260 2.384.180

Discount Factor( i= 6,5%) 0,93897 0,88166 0,82785 0,77732 0,72988

PV DF 6,5 % -68.473.584 33.870.543 22.777.697 10.086.706 1.740.165

PV Negatif -68.473.584

PV Positif 68.475.111

NPV 1.527

Net B/C 1

Payback period -

IRR 6,5 %

Page 108: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

94

Lampiran 7. Hasil Analisis Switching Value Kenaikan Harga Pakan 6,1 Persen

No Keterangan Tahun

1 2 3 4 5

A INFLOW

1 Penerimaan ayam broiler

hidup 1.031.400.000 1.031.400.000 1.031.400.000 1.031.400.000 1.031.400.000

2 Penerimaan kotoran

ayam 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

3 Penerimaan insentif mortalitas

2.475.360 2.475.360 2.475.360 2.475.360 2.475.360

4 Penerimaan insentif FCR 15.677.280 15.677.280 15.677.280 15.677.280 15.677.280

Nilai sisa

3.615.000

TOTAL INFLOW 1.050.752.640 1.050.752.640 1.050.752.640 1.050.752.640 1.054.367.640

B OUTFLOW

a Biaya Investasi

1 Kandang panggung

bertingkat 58.320.000

2 Kandang panggung 30.000.000

3 Instalasi listrik 2.000.000

4 Instalasi air 2.000.000

5 Tempat pakan 3.240.000

6 Tempat minum otomatis 8.640.000

7 Feeder tray 1.440.000

8 Gasolec 9.000.000

9 Genset 4.000.000

10 Seng 900.000

900.000

11 Drum air 160.000

12 Ember 40.000

40.000

40.000

13 Garpu pembalik sekam 150.000

14 Sprayer 500.000

15 Termometer 600.000

16 Timbangan 400.000

17 Pisau 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000

18 Kipas angin 600.000

Total Investasi 122.010.000 20.000 60.000 920.000 60.000

b Biaya Operasional

I Biaya Variabel

1 Pembelian DOC 178.362.000 186.030.000 194.022.000 202.500.000 211.194.000

2 Biaya pakan 752.704.358,40 752.704.358,40 752.704.358,40 752.704.358,40 752.704.358,40

3 Biaya obat-obatan 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000

4 Sekam 10.800.000 10.800.000 10.800.000 10.800.000 10.800.000

5 LPG 18.900.000 18.900.000 18.900.000 18.900.000 18.900.000

Page 109: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

95

Lampiran 7. Hasil Analisis Switching Value Kenaikan Harga pakan 6,1 Persen

(Lanjutan)

No Keterangan Tahun

1 2 3 4 5

6 Pajak penghasilan usaha 4.961.570 3.044.570 1.046.570 0 0

Total Biaya Variabel 971.127.929 976.878.929 982.872.929 990.304.358 998.998.358

II Biaya Tetap

1 Gaji bapak kandang 4.050.000 4.050.000 4.050.000 4.050.000 4.050.000

2 Gaji anak kandang 32.400.000 32.400.000 32.400.000 32.400.000 32.400.000

3 Listrik 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000

4 Sewa lahan 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Total Biaya Tetap 40.450.000 40.450.000 40.450.000 40.450.000 40.450.000

TOTAL OUTFLOW 1.011.577.929 1.017.328.929 1.023.322.929 1.030.754.358 1.039.448.358

Net Benefit -82.835.289 33.403.711 27.369.711 19.078.282 14.859.282

Discount Factor( i= 6,5%) 0,93897 0,88166 0,82785 0,77732 0,72988

PV DF 6,5 % -77.779.851 29.450.716 22.658.015 14.829.930 10.845.492

PV Negatif -77.779.851

PV Positif 77.784.154

NPV 4.303

Net B/C 1

Payback period -

IRR 6,5 %

Page 110: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

96

Lampiran 8. Hasil Analisis Switching Value Penurunan Harga Jual Ayam 1,2

persen

No Keterangan Tahun

1 2 3 4 5

A INFLOW

1

Penerimaan

ayam broiler

hidup 1.018.323.498 1.018.323.498 1.018.323.498 1.018.323.498 1.018.323.498

2 Penerimaan kotoran ayam 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

3

Penerimaan

insentif

mortalitas 2.475.360 2.475.360 2.475.360 2.475.360 2.475.360

4 Penerimaan insentif FCR 15.677.280 15.677.280 15.677.280 15.677.280 15.677.280

Nilai sisa 3.615.000

TOTAL

INFLOW 1.037.676.138 1.037.676.138 1.037.676.138 1.037.676.138 1.041.291.138

B OUTFLOW

A Biaya Inveatasi

1

Kandang

panggung bertingkat

58.320.000

2 Kandang

panggung 30.000.000

3 Instalasi listrik 2.000.000

4 Instalasi air 2.000.000

5 Tempat pakan 3.240.000

6 Tempat minum

otomatis 8.640.000

7 Feeder tray 1.440.000

8 Gasolec 9.000.000

9 Genset 4.000.000

10 Seng 900.000

900.000

11 Drum air 160.000

12 Ember 40.000

40.000

40.000

13 Garpu pembalik sekam

150.000

14 Sprayer 500.000

15 Termometer 600.000

16 Timbangan 400.000

17 Pisau 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000

18 Kipas angin 600.000

Total Investasi 122.010.000 20.000 60.000 920.000 60.000

b Biaya

Operasional

I Biaya Variabel

1 Pembelian DOC 178.362.000 186.030.000 194.022.000 202.500.000 211.194.000

2 Biaya pakan 709.948.800 724.147.560 738.630.900 753.403.680 768.470.760

3 Biaya obat-obatan

5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000

4 Sekam 10.800.000 10.800.000 10.800.000 10.800.000 10.800.000

5 LPG 18.900.000 18.900.000 18.900.000 18.900.000 18.900.000

Page 111: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

97

Lampiran 8. Hasil Analisis Switching Value Penurunan Harga Jual Ayam

1,2 persen (Lanjutan)

No Keterangan Tahun

1 2 3 4 5

6 Pajak penghasilan usaha 12.381.335 6.914.645 1.295.810 0 0

Total Biaya Variabel

935.792.135 952.192.205 969.048.710 991.003.680 1.014.764.760

II Biaya Tetap

1 Gaji bapak kandang 4.050.000 4.050.000 4.050.000 4.050.000 4.050.000

2 Gaji anak kandang 32.400.000 32.400.000 32.400.000 32.400.000 32.400.000

3 Listrik 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000

4 Sewa lahan 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Total Biaya Tetap 40.450.000 40.450.000 40.450.000 40.450.000 40.450.000

TOTAL OUTFLOW 976.242.135 992.642.205 1.009.498.710 1.031.453.680 1.055.214.760

Net Benefit -60.575.997 45.013.934 28.117.429 5.302.458 -13.983.622

Discount Factor( i= 6,5%) 0,93897 0,88166 0,82785 0,77732 0,72988

PV DF 6,5 % -56.879.043 39.686.985 23.277.013 4.121.707 -10.206.366

PV Negatif -67.085.409

PV Positif 67.085.704

NPV 295

Net B/C 1

Payback period -

IRR 6,5 %

Page 112: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

98

Lampiran 9. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER

POLA KEMITRAAN INTI PLASMA

(Studi Kasus Peternakan Agus Suhendar Farm Desa Patambran, Kecamatan

Bogor, Kabupaten Bogor)

Tanggal: No. Kuesioner:

Saya, Juliarti Setyo Murti Karmidi (H34076084) mahasiswi tingkat

akhir pada program studi Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Fakultas

Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor sedang melakukan riset

bisnis untuk pengumpulan data yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi

sebagai tugas akhir.

Kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berpartisipasi dalam mengisi

kuesioner penelitian ini sangat saya harapkan untuk memberikan informasi secara

lengkap dan benar sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.kuesioner ini

digunakan untuk memperoleh informasi sebagai data primer dalam penelitian.

Informasi yang diperoleh dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya

digunakan untuk kepentingan akademik. Terimakasih atas kesediaan anda

dalam mengisi kuesioner ini.

KUESIONER INI UNTUK DIISI OLEH PIHAK YANG BERWENANG

DARI CV. TUNAS MEKAR FARM, KECAMATAN CILUAR, BOGOR

Nama Perusahaan :

Badan Usaha :

Alamat :

Tanggal Pendirian Perusahaan :

Nama Pemilik :

Tempat/Tanggal Lahir :

Alamat Pemilik :

Sejarah dan Profil Usaha :

1) Alasan berdirinya perusahaan CV. Tunas Mekar Farm?

2) Apa pekerjaan pemilik sebelum mendirikan perusahaan?

3) Investasi awal berasal dari mana? berapa banyak?

4) Dimanakah lokasi kantor pertama kali didirikan dan pernahkah berpindah

tempat, alasannya?

5) Berapa karyawan yang dimiliki saat perusahaan didirikan dan hingga

sekarang?

6) Berapa peternak plasma yang dimiliki pada saat berdiri dan hingga sekarang?

7) Apakah pemilik dan karyawan memiliki usaha peternakan sendiri?

8) Pernahkah mengalami kerugian, kapan, dan bagaimana mengatasinya?

9) Bagaimana struktur organisasi CV.Tunas Mekar Farm?

10) Pola kemitraan seperti apa yang dijalankan CV. Tunas Mekar Farm?

Page 113: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

99

11) Apakah CV. Tunas Mekar Farm memiliki rekanan dalam hal penyediaan

faktor-faktor produksi?

Visi dan Misi :

1) Apa visi yang ingin dicapai perusahaan?

2) Apa misi untuk mencapai visi tersebut?

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

1) Pasar mana saja yang dikuasai CV. Tunas Mekar Farm?

2) Berapa jumlah permintaan pasar per bulan?

3) Berapa jumlah produksi Plasma-plasma yang dimiliki CV. Tunas Mekar

Farm?

4) Menurut CV. Tunas Mekar Farm, perusahaan kemitraan dan non kemitraan

mana yang dapat menjadi pesaing?

5) Bagaimanakah upaya CV. Tunas Mekar Farm mengatasi persaingan?

6) Berapakah harga pasar ayam broiler?

7) Khusus Agus Suhendar Farm, kemanakah ayam broiler disalurkan?

8) Apakah CV. Tunas Mekar Farm memiliki alternatif saluran distribusi lainya

bagi Agus Suhendar Farm?

9) Berapakah permintaan yang harus dipenuhi?

10) Berapakah harga kontrak yang ditetapkan bagi Agus Suhendar Farm pada

tahun 2009 dan sekarang?

11) Apakah CV. Tunas Mekar Farm melakukan promosi penjualan dan

Kemitraanya?

12) Bagaimana sistim pendistribusian hasil peternakan Agus Suhendar Farm,

berapa kendaraan yang digunakan?

Page 114: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

100

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER

POLA KEMITRAAN POLA INTI PLASMA

(Studi Kasus Peternakan Agus Suhendar Farm Desa Patambran, Kecamatan

Bogor Kabupaten Bogor)

Tanggal: No. Kuesioner:

Saya, Juliarti Setyo Murti Karmidi (H34076084) mahasiswi tingkat

akhir pada program studi Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Fakultas

Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor sedang melakukan riset

bisnis untuk pengumpulan data yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi

sebagai tugas akhir.

Kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berpartisipasi dalam mengisi

kuesioner penelitian ini sangat saya harapkan untuk memberikan informasi secara

lengkap dan benar sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.kuesioner ini

digunakan untuk memperoleh informasi sebagai data primer dalam penelitian.

Informasi yang diperoleh dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya

digunakan untuk kepentingan akademik. Terimakasih atas kesediaan anda

dalam mengisi kuesioner ini.

KUESIONER INI UNTUK DIISI OLEH PEMILIK AGUS SUHENDAR

FARM, DESA SEMPLAK, KECAMATAN BOGOR

Nama Pemilik :

Tempat/Tanggal Lahir :

Alamat Pemilik :

Alamat Peternakan :

Tanggal Berdirinya Peternakan :

Sejarah dan profil usaha:

1) Alasan mendirikan usaha peternakan ?

2) Pekerjaan sebelum mendirikan usaha peternakan?

3) Apakah usaha peternakan merupakan usaha utama atau sampingan?

4) Modal berasal dari modal sendiri atau pinjaman?

5) Berapa luas lahan? Sewa atau milik sendiri?

6) Berapa kapasitas kandang saat pertama kali berdiri hingga sekarang?

7) Apakah sudah bergabung dengan CV. Tunas Mekar Farm semenjak berdiri

dan alasan bergabung?

8) Apakah pemilik puas dengan pelayanan CV. Tunas Mekar Farm? Pernahkah

merasa tidak puas?

9) Berapa karyawan yang dimiliki semenjak berdiri hingga sekarang?

10) Bagaimana struktur organisasi peternakan?

11) Pernahkan mengalami kerugian dan bagaimana mengatasinya?

Page 115: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

101

ASPEK FINANSIAL

PENERIMAAN USAHA

No. Sumber Penghasilan Satuan Jumlah produksi

(Per periode) Harga Jual (Rp)

Total

(Rp)

1 Penjualan Ayam

2 Kotoran Ayam

3 Karung goni

4 Lain-lain

BIAYA INVESTASI

1) Bangunan

No.

Bangunan

Yang

dimiliki

Peternakan

Tanggal

dan tahun

pembuatan

Daya

tahan

(tahun)

Jumlah

Biaya

pembuatan

satuan (Rp)

Total

(Rp)

2) Peralatan

No. Jenis

Peralatan

Tanggal

dan tahun

pembelian

Daya

tahan

(tahun)

Jumlah

Harga

(Rp)

Total

(Rp)

Biaya Operasional

1) Biaya Variabel per periode

No. Bahan

baku Satuan

Harga per

satuan Jumlah

2) Biaya tetap per periode

No. Biaya Satuan Harga per

satuan

Jumlah

Page 116: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM. BROILER . POLA KEMITRAAN INTI PLASMA (Studi . K. asus Plasma Agus Suhendar di Desa Patambran,

102

ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI

1) Bagaimana struktur organsisasi Agus Suhendar Farm?

2) Bagaimana tugas dan wewenang masing-masing karyawan?

ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI

1) Bagaimana manajemen pemeliharaan di Agus Suhendar Farm?

2) Berapa angka mortalitas dan FCR per periodenya pada tahun 2009?

3) Berapa kapasitas produksi pada tahun 2009 per periode?

ASPEK HUKUM

1) Sumber modal...**)

a) Keluarga

b) Teman

c) Bank

d) Pemerintah

e) Lainnya...

2) Apakah sudah ada izin menjalankan usaha? Ya/tidak*)

Jika ya, sebutkan!

3) Apakah sudah ada izin mendirikan bangunan? Ya/tidak*)

4) Apakah Agus Suhendar Farm memiliki NPWP? Ya/Tidak*)

Jika ya, Berapa pajak yang harus dibayarkan?

5) Bagaimana hubungan kerja antara Agus Suhendar Farm sebagai plasma

dengan CV. Tunas Mekar Farm?

KETERANGAN :*) Pilih salah satu

**) Jawaban boleh lebih dari satu