analisis rencana strategis terhadap pelaksanaan

67
ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ACEH BARAT DI KECAMATAN MEUREUBO SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Sosial Oleh : SULVA NIM :07C2-0201143 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH ACEH BARAT TAHUN 2014

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

i

ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH

DAERAH KABUPATEN ACEH BARAT

DI KECAMATAN MEUREUBO

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat

Guna memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Oleh :

SULVA

NIM :07C2-0201143

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH ACEH BARAT

TAHUN 2014

Page 2: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Analisis Rencana Strategis Terhadap Pelaksanaan

Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat

di Kecamatan Meureubo

Nama Mahasiswa : Sulva

NIM : 07C2-0201143

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Ketua

Anggota

Drs. Moenawar IHA, MM

NIDN: 01-1206-5202

Saiful Asra, M.Soc.Sc

NIDN.01-1305-8201

Mengetahui,

Ketua Program Studi Dekan,

Saiful Asra, M.Soc.Sc Sudarman Alwy, M.Ag

NIDN.01-1305-8201 NIDN.01-2504-7601

Tanggal Lulus : 31 Desember 2014

Page 3: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi dengan judul Analisis Rencana Strategis Terhadap Pelaksanaan

Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan

Meureubo atas nama Sulva Nim 07C2-0201143. Telah dipertahankan di depan

komisi penguji pada tanggal 31 Desember 2014 dan telah direvisi.

KOMISI PENGUJI

1. Drs. Moenawar IHA, MM : ………..……………………… NIDN: 01-1206-5202 Ketua

2. Saiful Asra, M.Soc. Sc : ………..……………………… NIDN: 01-1305-8201 Anggota I

3. Triyanto, M.A : ……..……………………… NIDN: 01-1507-7102 Anggota II

4. Junaidi, S.Sos.I : ………..……………………… NIY : 012A.0029 Anggota III

Alue Peunyareng, 31 Desember 2014

Ketua Program Studi

Ilmu Administrasi Negara

Saiful Asra, M.Soc.Sc NIDN.01-1305-8201

Page 4: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

iv

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sulva

NIM : 07C2-0201143

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas : Negeri Teuku Umar

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar dibuat oleh penulis sendiri dan

orisinil, serta belum pernah digunakan oleh orang lain untuk memperoleh gelar

sarjana akademik disuatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterlibatkan orang lain, kecuali secara tertulis disebutkan

dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam skripsi ini semua atau sebagain isinya terdapat unsure-

unsur plagiat maka saya akan bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademi

yang saya peroleh dapat dicabut / dibatalkan serta dapat diproses dengan peraturan

yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dan di tanda tangani dalam keadaan sadar

tanpa tekanan / paksaan oleh siapapun.

Meulaboh, 31 Desember 2014

Yang membuat pernyataan

Sulva

Page 5: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

v

ABSTRAK

Sulva. Analisis Rencana Strategis Terhadap Pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo. Di Bawah

Bimbingan Moenawar, Iha dan Saiful Asra.

Satuan kerja perangkat daerah yang selanjutnya disebut dengan SKPD wajib

membuat Rencana Strategis (Renstra SKPD). Berdasarkan penjelasan umum

undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dalam pasal

150 undang-undang nomor 32 tahun 2004 dinyatakan bahwa dalam rangka

penyelenggaraan Pemerintah Daerah disusun Perencanaan Pembangunan Daerah

sebagai satu kesatuan dalam sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Maka

dalam penelitian ini berjudul Analisis Rencana Strategis Terhadap Pelaksanaan

Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan

Meureubo. Permasalahan dalam Penelitian ini adalah Bagaimana rencana strategis

terhadap pelaksanaan pembangunan pemerintah daerah di Kecamatan Meureubo

serta hambatan apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan

pemerintah daerah di Kecamatan Meureubo. Metode yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif.

Berdasarkan penjelasan pada hasil dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan terkait dengan Analisis Rencana Strategis Terhadap

Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di

Kecamatan Meureubo. Hasil Rencana Strategis terhadap Pelaksanaan

Pembangunan Pemerintah Daerah di Kecamatan Meureubo menunjukkan bahwa

perencanaan diawali dengan penggalian terhadap aspirasi dari masyarakat, dengan

mengadakan musyawarah rencana pembangunan di Kecamatan Meureubo,

selanjutnya dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan. Hambatan yang dihadapi di dalam Pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah daerah di Kecamatan Meureubo terkait dengan kondisi geografis di

beberapa wilayah kecamatan Meureubo menunjukkan bahwa terdapat beberapa

masalah, misalnya kondisi lahan gambut yang cukup mendominasi dan juga dekat

dengan daerah aliran sungai.

Kata Kunci : Rencana Strategis, Pelaksanaan, Pembangunan, Pemerintah daerah

Kecamatan Meureubo

Page 6: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Sulva

2. Tempat Tanggal Lahir : Ujong Drien, 06 Agustus 1988

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Kebangsaan / Suku : Indonesia / Aceh

6. Alamat : Gampong Ujong Drien Kecamatan

Meureubo Kabupaten Aceh Barat

7. Status : Belum Kawin

8. HP : 0853 6162 4099

9. Pendidikan

a. SD : SD Negeri Ujong Tanjong,

Berijazah Tahun 2001

b. SMP : SMP Negeri I Muereubo,

Berijazah Tahun 2004

c. SMA : SMK Negeri Meulaboh,

Berijazah Tahun 2007

d. Fisip /Administrasi Negara : Insya Allah Akan Lulus di Tahun 2014

8. Nama Orang Tua :

a. Ayah : Hali Hasmi

b. Ibu : Rosdiana (Almarhumah.)

Pekerjaan Orang Tua :

a. Ayah : Wiraswasta

b. Ibu : -

Page 7: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Bismillahir Rahmannirrahim, . . .

“Ilmu adalah kawan diwaktu sendirian, sahabat diwaktu sunyi, petunjuk jalan kepada agama, pendorong ketabahan disaat dalam

kekurangan dan kesusahan”

Ya Allah Ya Rabbi, . . . Dari semua tlah Kau tetapkan

Hidupku dalam tangan-Mu

Dalam takdir-Mu

Rencana indah yang tlah Kau siapkan

Bagi masa depanku yang penuh harapan

Harapan kesuksesan terpangku di pundak

Sebagai janji kepada mereka…

Ayahanda dan Ibunda . . . .

Setapak demi setapak kaudaki gunung yang tinggi, menggais

bahkan tertatih-tatih. Langkahmu seperti air, mengalir dan singga jika

diperlukan. Hati ini iba, menangis merasa bersalah harusnya aku yang

berbakti.Tak bias kupungkiri kemenanganku ini berkat do’a dan niat

tulusmu. Tak mungkin bias kucapai asa dan keberhasilanku tanpa diri

mu ayah. Ibundaku tercinta dunia menjadi saksi dibalik kesuksesan

seseorang ada seorang wanita dibelakangnya dan orang itu adalah ibu

tersayang. YaRabb, terima kasih engkau memberikan ibu setulus Zulaika

dan semulia Khatijah yang senantiasa menjagaku, membimbingku dari

aku kecil hingga meraih keberhasilanku. Hanya do’a yang dapat

kupanjatkan semoga Allah SWT membalas jasamu.

Kini ku persembahkan skripsi ini sebagai ungkapan syukur dan terima kasihku untuk semua orang yang ku cintai, untuk Ayahanda (Husaini. D) dan Ibunda (Nurkalimah) tercinta, untuk kakak – kakak tersayang (Rusnidar dan Rismayani), dan untuk sahabat – sahabat terindahku yang tak mungkinku sebut satu persatu, I Love You To All.

Akhir kata, Diriku tiada apa-apa tanpa mereka

Dan sujud syukurku padamu YaRabb, . .. Amin,. . . . . .

~ Sulva~

Page 8: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

viii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT. Atas

limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

ini tepat pada waktunya. Judul dari Skripsi penulis adalah “Analisis Rencana

Strategis Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten

Aceh Barat di Kecamatan Meureubo .”

Pada penulisan Skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dari

beberapa pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

banyak terima kasih kepada:

1. Teristimewa pada kedua orang tua dan kedua abang kandung penulis yang

selalu mendoakan di dalam setiap sujudnya, serta memberikan dukungan

baik moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Prof. Dr. Jasman Ma’ruf, SE. M.BA, selaku Rektor Unifersitas

Teuku Umar.

3. Bapak Sudarman Alwi, M,Ag, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Unifersitas Teuku Umar.

4. Bapak Saiful Asra, M.Sos. Sc, Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara.

5. Bapak Drs. H. Moenawar IHA, MM., selaku Dosen Pembimbing I yang

telah sabar memberikan bimbingan dan petunjuk, serta dorongan semangat

dari awal hingga terselesaikan skripsi ini.

6. Bapak Saiful Asra, M.Sos.Sc, selaku Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dan pikirannyanya dalam penyelesaian Skripsi ini.

7. Para Dosen dan staf Akademik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Unifersitas Teuku Umar.

8. Serta rekan-rekan penulis baik secara langsung maupun tidak langsung telah

membantu penulis dalam penyelesain Skripisi ini.

9. Semua pihak yang tidk dapat di sebutkan satu persatu yang telah membantu

dari awal hingga terselesaikan skripsi ini.

Page 9: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

ix

Penulis merasa dalam penulisan Skripsi ini, masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

penulis harapkan untuk perbaikan ini dimasa yang akan datang.

Pada akhirnya penulis berharap, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis sendiri khususnya, maupun bagi semua pihak yang memerlukannya.

Meulaboh, Desember 2014

Penulis

Page 10: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................ iv

ABSRTAK ..................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................. vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian............................................................................... 2

1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................... 3

1.5. Sistematika Penulisan .................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 5

2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 5

2.2 Analisis Rencana Strategis .............................................................. 5

2.3 Strategis.................................................................. .......................... 8

2.4 Pelaksanaan .................................................................................... 10

2.5 Pembangunan…………………………………................................ 12

2.6 Pemerintah . …………………………………………………………. 14

2.7 Pemerintahan .................................................................................. 15

2.8 Pemerintah Daerah .......................................................................... 16

2.9 Penetapan Tujuan yang Dilakukan Bappeda Untuk Meningkatkan

Perencanaan Pembangunan ............................................................. 18

2.10 Rencana Strategis Pembangunan Pemerintah Daerah di Wilayah

Kecamatan Meureubo ..................................................................... 32

BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 35

3.1 Metode Penelitian ........................................................................... 33

3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................. 33

3.3 Informan ......................................................................................... 33

3.4 Sumber Data ................................................................................... 34

3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 35

3.6 Instrumen Penelitian ....................................................................... 37

Page 11: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

xi

3.7 Teknik Analisa Data ........................................................................ 37

3.8 Pengujian Kredibilitas Data ............................................................. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 42

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................. 42

4.2 Hasil Penelitian .............................................................................. 44

4.3 Pembahasan .................................................................................... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 49

5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 49

5.2 Saran .............................................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 51

LAMPIRAN ............................................................................................... 52

Page 12: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk dan rata pertumbuhan pertahun di Kecamatan

Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Tahun 2011 – 2012. ................ 45

Page 13: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran. 1 Kegiatan Obervasi dan Wawancara pada Camat Kecamatan

Meureubo dan Tokoh Masyarakat Gampong Meureubo…….

Lampiran. 2 Pedoman Wawancara………………………………………...

Page 14: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebijakan otonomi daerah yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 telah memberikan arah baru dalam pembangunan nasional

yang bersifat top down menjadi bottom up. Masing-masing daerah diberi

kesempatan untuk melaksanakan proses pembangunan yang didasarkan pad aide-

ide, nilai-nilai sosial, teknologi serta potensi sumberdaya lokal. Hal ini menuntut

adanya peran aktif pemerintah daerah dalam berbagai kebijakan untuk menggali,

mengembangkan dan mengelola potensi sosial ekonominya dalam rangka

memperkuat pembangunan yang berkelanjutan.

Perkembangan otonomi daerah telah membawa sejumlah implikasi

terhadap perubahan fungsi-fungsi pemerintah daerah dalam berbagai kebijakan,

baik dalam kelembagaan, pemanfaatan dan penggalian sumber daya alam, sumber

daya manusia serta sumber-sumber kegiatan ekonomi di berbagai bidang.

Pemerintah daerah harus dapat menggali seluruh potensi yang ada di dalam

pengelolaan keuangan melalui peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan

sumber-sumber keuangan lainnya untuk menunjang pelaksanaan pembangunan

sehingga diharapkan daerah dapat berkembang secara mandiri.

Satuan kerja perangkat daerah yang selanjutnya disebut dengan SKPD

wajib membuat Rencana Strategis (Renstra SKPD). Berdasarkan penjelasan

umum undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dalam

pasal 150 undang-undang nomor 32 tahun 2004 dinyatakan bahwa dalam rangka

Page 15: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

2

penyelenggaraan Pemerintah Daerah disusun Perencanaan Pembangunan Daerah

sebagai satu kesatuan dalam sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan akibat sering terjadinya banjir

disebabkan oleh jebolnya tanggul, bocornya talud, ketiadaan talud, ketiadaan parit

atau adanya parit tapi kurang memenuhi syarat. Dampak tersebut terjadi kepada

petani dan nelayan sehingga gagalnya hasil panen, kebutuhan hidup dan taraf

hidup petani dan nelayan semakin merosot. Terkait dengan proses pembangunan

di wilayah Kecamatan Meureubo yaitu desa ujong drien dan ujong tanjong belum

terlihat secara utuh dalam perencanaan strategi yang direncanakan sebelumnya.

Sejalan dengan pernyataan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis

melakukan penelitian dengan judul “Analisis Rencana Strategis Terhadap

Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di

Kecamatan Meureubo”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah

yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Rencana Strategis terhadap Pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah Daerah di Kecamatan Meureubo.

2. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah Daerah di Kecamatan Meureubo.

Page 16: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

3

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Rencana Strategis terhadap Pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah Daerah di Kecamatan Meureubo.

2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi dalam Pelaksanaan

Pembangunan Pemerintah daerah di Kecamatan Meureubo.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat menjadi wahana bagi peneliti dalam penerapan dan pengembangan

ilmu pengetahuan yang dimiliki dengan kenyataan langsung yang ada di

lapangan.

2. Dapat menambah pengetahuan peneliti tentang Analisis Rencana Strategis

Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh

Barat di Kecamatan Meureubo.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Sebagai salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan studi di Jurusan

Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Teuku Umar Meulaboh.

2. Sebagai bahan acuan untuk meningkatkan Pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah Daerah di Kecamatan Meureubo.

Page 17: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

4

1.5 Sistematika Penelitian

Sistematika Penelitian pada penelitian ini terdiri dari 5 Bab. Untuk lebih

jelasnya mengenai sistematika penelitian tersebut, dapat dilihat pada uraian di

bawah ini.

Bab I Pendahuluan

Bab ini mencakup tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat, dan sistematika penelitian.

Bab II Tinjauan Pustaka

Pada bab berisi tentang analisis rencana strategis, strategis,

pembangunan, pemerintah daerah, rencana strategis pembangunan

pemerintah daerah di Wilayah Kecamatan Meureubo, pemerintahan, dan

pemerintah daerah, dan penetapan tujuan yang dilakukan Bappeda untuk

meningkatkan perencanaan pembangunan.

Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini berisikan metode penelitian, lokasi penelitian, sumber dan

teknik pengumpulan data, sumber data dan teknik pengumpulan data,

instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam Bab ini menguraikan gambaran lokasi penelitian, hasil penelitian,

pembahasan.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.

Page 18: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu terkait dengan Analisis Rencana Strategis

Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat

di Kecamatan Meureubo.

Nirmala Sari (2007 h:47), Tentang Analisis Rencana Strategis Pelaksanaan

Pembangunan di Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Purwokerto. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa dengan rencana yang baik dan dengan strategi yang

lebih mengarah pada aspek-aspek sasaran, berdampak positif pada keberhasilan

pembangunan yang sesuai dengan tujuan dan kondisi wilayah sesuai dengan

kebutuhan dan perkembangan zaman maupun tuntutan kemajuan suatu daerah.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka dapat disebutkan bahwa

penelitian ini memiliki kesamaan-kesamaan maupun perbedaan. Kesamaannya

adalah sama-sama mengungkap Analisis Rencana Strategis. sedangkan

perbedaannya terletak pada aspek tinjauan terhadap aspek pelaksanaan

Pemerintahan Daerah dan subyek penelitian. Dalam penelitian ini SRencana

Strategis ditinjau dari aspek analisis pelaksanaannya. Sedangkan subyek

penelitian ini adalah Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Barat Kecamatan

Meureubo.

5

Page 19: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

6

2.2. Analisis Rencana Strategis

Perencanaan berasal dari kata rencana, yang berarti rancangan atau rangka

sesuatu yang akan dikerjakan. Pengertian perencanaan memiliki banyak makna

sesuai dengan pandangan masing-masing ahli dan belum terdapat batasan yang

dapat diterima secara umum. Pengertian atau batasan tersebut antara lain sebagai

berikut:

1. Perencanaan adalah merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang

hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan. (Siagian, 2011 h : 41).

2. Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara

matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam

rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan (Siagian dalam

Wrihatnolo dan Nugroho, 2006 h : 40).

3. Perencanaan adalah menetapkan suatu tujuan dan memilih langkah-

langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. (Tarigan, 2009 h

: 1).

Dari pengertian di atas dapat diuraikan beberapa komponen penting yakni

tujuan apa yang hendak dicapai, kegiatan untuk merealisasikan tujuan, dan waktu

(kapan kegiatan tersebut hendak dilakukan). Apa yang direncanakan tentu saja

merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk masa depan. Namun

demikian, meskipun mengandung pengertian masa depan, bukanlah hipotesis

yang dibuat tanpa perhitungan. Dengan demikian, perencanaan berfungsi sebagai

pedoman sekaligus ukuran untuk menentukan perencanaan berikutnya.

Page 20: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

7

2.2.1 Sifat-Sifat Perencanaan :

Perencanaan yang baik sangat tergantung dari beberapa sifat yang harus

diperhatikan. Karena sifat-sifat ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan suatu

rencana. Berikut ini sifat-sifat dalam perencanaan :

1. Kontribusi terhadap tujuan (contribution of objective)

2. Kedudukan yang istimewah dari suatu perencanaan (primacy of planning)

3. Kemampuan pengisian dari planning (Pervasiveness of planning)

4. Efisiensi dari perencanaan (efficiency of planning).

2.2.2 Tujuan Perencanaan

Selain memiliki karakteristik tersebut diatas, perencanaan juga mempunyai

tujuan-tujuan sebagai berikut:

1. Dapat menanggulangi ketidak pastian masa depan

2. Perhatian terfokus pada tujuan

3. Untuk pelaksanaan operasi yang ekonomis dan efisien

4. Sebagai alat bantu pengendalian

2.2.3 Syarat Perencanaan

Perencanaan yang dibuat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Faktual dan realistic

2. Logis dan rasional

3. Fleksibel

4. Kontinuitas

5. Dialektis

Page 21: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

8

2.2.4 Pendekatan Perencanaan

Pendekatan perencanaan dilakukan untuk menyukseskan suatu rencana

yang telah dirancang sedemikian rupa. Berikut ini desain perencanaan

sebagaimana dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Perencanaan dari atas kebawah (Top down planning)

2. Perencanaan dari bawah ke atas (Bottom up planning)

3. Kombinasi dari kedua pendekatan sebelumnya (Goals down plans up

planning)

2.2.4 Langkah-langkah Perencanaan

Untuk meningkatkan keberhasilan dan tertata sesuai dengan harapan, maka

langkah-langkah perencanaan dilakukan sebagaimana berikut ini :

1. Menentukan tujuan

2. Mengembangkan premisi

3. Menentukan alternatif-alternatif tindakan dan mengevaluasi alternatif

tersebut

4. Memilih salah satu alternatif yang terbaik

5. Menerapkan rencana dan mengevaluasi hasilnya.

2.3. Strategis

Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang berasal dari

kata Stratos yang berarti militer dan Ag yang artinya memimpin. Strategi dalam

konteks awalnya ini diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang dikerjakan

oleh para Jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan

memenangkan perang (Purnomo, 2007 h.4).

Page 22: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

9

Strategis berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang artinya memimpin,

ada beberapa pendapat para ahli tentang strategis yaitu sebagai berikut:

1. Strategis adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak

dicapai (David, 2010 h : 18).

2. Strategis adalah pola pengerahan dan seluruh sumber daya perusahaan

untuk perwujudan visi melalui misi perusahaan (Mulyadi, 2007 h : 434).

3. Strategis adalah berhubungan, bertalian, berdasar (Kamus bahasa

Indonesia, 2005 h : 1092).

Strategi pada dasarnya merupakan penentuan tujuan yang ingin dicapai

suatu organisasi, pemilihan cara bertindak (course of action) yang dapat dilakukan

untuk mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki dan alokasi sumber-sumber

ekonomi yang dimiliki oleh suatu organisasi. Perencanaan strategi dengan

demikian merupakan keputusan manajemen yang telah direncanakan sebelumnya

mengenai tujuan yang ingin dicapai, cara bertindak untuk mencapai tujuan

manusia dan sumber ekonomis yang dimiliki. Teknologi Informasi saat ini

memiliki peranan yang sangat penting disegala bidang dan aspek kehidupan, baik

dalam dunia bisnis, politik hingga perekonomian. Hal ini disebabkan karena

pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi dapat terpenuhi dengan adanya

peran serta teknologi informasi.

Dengan perkembangan teknologi informasi yang ada saat ini kita dapat

melakukan pengolahan data dengan mudah, dapat menghasilkan suatu informasi

yang kita butuhkan dengan akurat dan mengaktifkan waktu, serta dengan biaya

yang kita keluarkan lebih efisien. Keunggulan inilah yang menjadikan teknologi

Page 23: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

10

informasi banyak berperan serta dalam segala bidang dan aspek kehidupan yang

ada, dan berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Dari beberapa pengertian di atas strategis dapat dimpulkan bahwa strategis

yaitu aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan

sumber daya dalam jumlah yang besar.

2.4 Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu badan atau

wadah secara berencana, teratur dan terarah guna mencapai tujuan yang

diharapkan.

Pengertian Implementasi atau pelaksanaan menurut Westa (2005, h : 17),

implementasi atau pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang

dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah

dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang

diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai dan

bagaimana cara yang harus dilaksanakan.

Pengertian Implementasi atau Pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-

usaha yang dilaksanakan yang dikemukakan oleh Abdullah (2000, h: 5) bahwa

Implementasi adalah suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah

program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan,

langkah yang strategis maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan

guna mencapai sasaran dari program yang ditetepkan semula.

Dari pengertian yang dikemukakan di atas dapatlah ditarik suatu

kesimpulan bahwa pada dasarnya pelaksanaan suatu program yang telah

Page 24: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

11

ditetapkan oleh pemerintah harus sejalan dengan kondisi yang ada, baik itu di

lapangan maupun di luar lapangan. Yang mana dalam kegiatannya melibatkan

beberapa unsure disertai dengan usaha-usaha dan didukung oleh alat-alat

penunjang.

Selain itu perlu adanya batasan waktu dan penentuan tata cara

pelaksanaan. Berhasil tidaknya proses inplementasi, Menurut Edward, yang

dikutip oleh Abdullah (2000, h : 40), dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

merupakan syarat terpenting berhasilnya suatu proses implementasi. Faktor-faktor

tersebut adalah :

1. Komunikasi, merupakan suatu program yang dapat dilaksanakan dengan

baik apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut proses

penyampaian informasi, kejelasan informasi dan konsistensi informasi

yang disampaikan.

2. Resouces (sumber daya), dalam hal ini maliputi empat komponen yaitu

terpenuhinya lumlah staf dan kualitas mutu, informasi yang diperlukan

guna pengambilan keputusan atau kewenangan yang cukup guna

melaksanakan tugas sebagai tanggung jawab dan fasilitas yang dibutuhkan

dalam pelaksanaan.

3. Disposisi, Sikap dan komitmen daripada pelaksanaan terhadap

program khususnya dari mereka yang menjadi implemetasi program

khususnya dari mereka yang menjadi implementer program

4. Struktur birokrasi. Yaitu SOP (Standar Operating Procedures).yang

mengatur tata aliran dalam pelaksanaan program. Jika hal ini tidak sulit

Page 25: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

12

dalam mencapai hasil yang memuaskan, karena penyelesaian masalah-

masalah akan memerlukan penanganan dan penyelesaian khusus tanpa

pola yang baku.

Keempat faktor di atas, dipandang mempengaruhi keberhasilan suatu

proses implementasi, namun juga adanya keterkaitan dan saling mempengaruhi

antara factor yang satu dengan faktor yang lain. Selain itu dalam proses

implementasi sekurang-kurangnya terdapat tiga unsur yang penting dan mutlat

(Abdullah, 2000 h : 398) yaitu :

a. Adanya program (kebijaksanaan) yang dilaksanakan.

b. Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan manfaat dari program

perubahan dan peningkatan.

c. Unsur pelaksana baik organisasi maupun perorangan yang

bertanggungjawab dalam pengelolaan pelaksana dan pengawasan dari

proses implementasi tersebut.

2.5. Pembangunan

Istilah “pembangunan” berasal dari kata “bangun” sebagai konsep

pembangunan mempunyai lima arti: pertama “sadar” atau “siuman” kedua,

“bangkit” atau “berrdiri”, ketiga “bentuk” (form)” keempat, “membuat” atau

“mendirikan” dan kelima “Mengisi” atau “membina”.

Menurut Talizimi Ndraha (2003 h : 133), pembangunan adalah upaya

perbaikan atau peningkatan kemampuan pemerintah.

Page 26: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

13

Menurut Todaro (2000 h : 51), pembangunan merupakan suatu kenyataan

fisik sekaligus tekad suatu masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin demi

mencapai kehidupan yang lebih baik.

Sedangkan menurut Rido (2007 h : 21), pembangunan didefinisikan sangat

kontekstual dan harus merupakan konsep terbuka yang harus didefinisikan terus

menerus. Teori pembangunan lebih memperhatikan perubahan sosial

dibandingkan disiplin ilmu sosial lainnya.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan

adalah perubahan tingkat kesejahteraan kearah yang lebih baik secara terukur dan

alami. Jelaslah bahwa suatu kegiatan pembangunan yang dilakukan secara

sistematis dengan melibatkan semua elemen masyarakat dilaksanakan secara

terpadu untuk mencapai tujuan dalam rangka kemakmuran masyarakat.

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan taraf hidup, dari yang kurang

mampu secara ekonomi menjadi lebih mampu.

Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya yang dilakukan oleh

masyarakat untuk memperbaiki keterbelakangan dan ketertinggalan dalam semua

bidang kehidupan menjadi suatu keadaan yang lebih daripada keadaan

sebelumnya. Tujuan pembangunan bangsa indonesia yaitu mewujudkan

masyarakat yang adil dan makmur baik material maupun spiritual. Pencapaian

tujuan nasional di atas dilakukan dengan rangkaian upaya pembangunan

berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara

yang dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah menuju terwujudkan

masyarakat adil dan makmur. Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan dan

Page 27: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

14

pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing serta menciptakan

suasana yang menunjang.

Keberhasilan pembangunan nasional tidak lepas dari peran dan fungsi

organisasi pemerintah yang mengembang tugas-tugas pemerintah karena

keberhasilan organisasi pemerintah dalam mencapai tujuan sangat mendukung

tercapainya tujuan pembanguan daerah.

2.6. Pemerintah

Beberapa pengertian pemerintah menurut Immawan (2014 dalam

http:www.Irsyanudin) bahwa :

Pemerintah itu merupakan suatu anggota yang paling umum yang

memiliki tanggungjawab tertentu untuk mempertahankan sistem yang

mencakupnya, itu adalah bagian dan monopoli praktis mengenai kekuasaan

paksaan.

Suradinata : Pemerintah adalah organisasi yang mempunyai kekuatan

besar dalam suatu negara, mencakup urusan masyarakat, teritorial, dan urusan

kekuasaan dalam rangka mencapai tujuan negara.

Ndraha : Pemerintah adalah segenap alat perlengkapan negara atau

lembaga- lembaga kenegaraan yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai

tujuan.Dengan demikian, pada umumnya pemerintah adalah sekelompok individu

yangmempunyai wewenang tertentu untuk melaksanakan kekuasaan atau

sekelompokindividu yang mempunyai dan melaksanakan wewenang yang syah

dan melindungiserta meningkatkan melalui perbuatan dan pelaksanaan berbagai

Page 28: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

15

keputusan yangdibuat pemerintah berdasarkan perundang-undangan baik tertulis

maupun tidak.

Affan : Pemerintah merupakan kegiatan yang terorganisir mengenai

rakyat/ penduduk di wilayah negara itu yang berdasarkan kepada dasar negara dan

bersumber kepada kedaulatan untuk mencapai tujuan rakyat/ penduduk di wilyah

itu sendiri.

2.7. Pemerintahan

Berikut ini pengertian Pemerintahan Menurut ahli dalam (Isyanudin, 2014):

Menurut Strong : Pemerintahan dalam arti luas memiliki kewenangan untuk

memelihara kedamaian dan keamanan negara,ke dalam dan ke luar.

Simorangkir : Pemerintahan adalah sebagai organ (alat) negara yang

menjalankan tugas (fungsi) dan pengertian pemerintahan sebagai fungsi daripada

pemerintah.

Kusnardi : Pemerintahan adalah segala urusan yang dilakukan oleh negara

dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan yang tidak

hanya menjalankan tugas eksekutif saja melainkan juga meliputi tugas-tugas

lainya, termasuk legistlatif dan yudikatif.

Syafie : Pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana

melaksanakan pengurusan (eksekutif), pengaturan (legistlatif), kepemimpinan dan

koordinasi pemerintahan (baik pusat dengan daerah maupun rakyat dengan

pemerintahnya) dalam berbagai peristiwa dan gejala pemerintahan, secara baik

dan benar.

Page 29: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

16

Imam Khomeini : Pemerintahan adalah wasilah untuk mencapai tujuan

mulia Rahayu : Pemerintahan merupakan suatu seni adalah hal yang wajar, yaitu

kemampuan menggerakkan organisasi-organisasi, administrator, dan kekuasaan

kepemimpinan, serta kemampuan menciptakan, mengkarsakan, dan merasakan

surat-surat keputusan yang berpengaruh, atau kemampuan mendalangi bawahan

serta mengatur lakon pemerintah sebagai penguasa

2.8. Pemerintah Daerah

Pemerintah adalah badan tertinggi yang memerintah suatu Negara seperti

kabinet, (KBBI, 2005 h : 859), ada pengertian pemerintah (1) pemerintah dalam

arti luas, (2) pemerintah dalam arti sempit.

Dalam arti luas menurut ajaran “trias politika” oleh Montesqueiu meliputi

3 (tiga) kekuasaan, pertama pembentukan undang-undang, kedua, pelaksanaan

dan ketiga peradilan. Pemerintah dalam bahasa belanda disebut Bewigduoering

atau regene meliputi: membuat peraturan (regel-geven), pemerintah/pelaksana

(bestuur), peradilan (retchtrpaak).

Pemerintahan dalam arti sempit, kalau kita lihat hubungannya dengan azas

trias politika maka, yang dimaksud dengan pemerintah adalah hanya badan

pelaksana (executive bestuur) tidak termasuk perundang-undangan, badan

peradilan dan badan kepolisian.

Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah adalah:

a. Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan

amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Page 30: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

17

pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan untuk

mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan,

pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta pepeningkatan

daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan

keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia;

b. Bahwa efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan daerah

ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar

susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan keaneka

ragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan

memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai

dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah

dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara;

c. Bahwa Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahahan

Daerah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan ketatanegaraan dan

tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah sehingga perlu diganti;

d. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu

ditetapakan Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah.

Konsekwensi logis dari kebijakan desentralisasi adalah dibentukan daerah

otonomi yaitu kesatuan masyarakat hukum dan mempunyai batas daerah tertentu

yang berhak, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut undang-undang

Nomor 22 tahun 1999 yang kemudian diganti dengan undang-undang Nomor 32

Page 31: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

18

Tahun 2004 (Undang-Undang Pemerintahan Daerah), kewenangan yang dimiliki

oleh daerah.

Otonomi tersebut untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat menurut prakarsa sendiri dan berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai

dengan peraturan perundang-undangan berlaku disebut otonomi daerah.

2.9. Penetapan Tujuan yang Dilakukan Bappeda Untuk Meningkatkan

Perencanaan Pembangunan

Dalam langkah yang pertama ini Badan perencanaan pembangunan yang

notabenenya selaku pihak yang merencanakan harus menetapkan tujuan terlebih

dahulu agar dalam pelaksanaanya tidak melebar terlalu jauh sehingga hasilnya

pun akan dapan di rasakan oleh masyarakat luas Kabupaten Aceh Barat.

Pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (musrenbang)

Kabupaten Aceh Barat dimaksudkan sebagai pelaksanaan amanat Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, dimana Pemerintah Daerah diwajibkan untuk menyusun Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pemerintah (RKPD) sebagai rencana

tahunan. Setiap proses penyusunan dokumen rencana pembangunan tersebut

memerlukan koordinasi antar instansi pemerintah dan partisipasi seluruh pelaku

pembangunan.

Berkaitan dengan hal tersebut, pelaksanaan Musrenbang Kabupaten Aceh

Barat ditujukan untuk mengefektifkan dan mengoptimalkan proses perencanaan

Page 32: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

19

pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan konsistensi, sinkronisasi

kebijakan, pencapaian tujuan, sasaran, program dan kegiatan di antara dokumen

rencana di daerah agar memenuhi asas demokratis, partisipatif, kemitraan,

transparansi dan akuntabilitas.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Badan Perencana Pembangunan

Daerah Kabupaten Aceh Barat (BAPPEDA Kabupaten Aceh Barat) untuk

meningkatkan perencanaan pembangunan adalah Musyawarah Rencana

Pembangunan (musrenbang). Mekanisme dan tata cara pelaksanaan musrenbang

partisipatif Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Barat dilaksanakan melalui tahapan sebagai

berikut:

1) Musyawarah Partisipatif tingkat Kelurahan

2) Musyawarah Pertisipatif tingkat Kecamatan

3) Musyawarah Partisipatif tingkat Kota

2.9.1 Musyawarah Rencana Pembangunan Tingkat Kelurahan

Musyawarah Pembangunan partisipatif Tingkat Kelurahan adalah forum

pertemuan warga untuk merumuskan usulan rencana prioritas dan pelaksanaan

swadaya masyarakat, sebagai bahan untuk dibahas dalam musrenbang partisipatif

tingkat Kecamatan.

Kegiatan musrenbang partisipatif tingkat kelurahan diikuti oleh unsur

Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD), LPM Masyarakat, Kader Teknis

Page 33: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

20

Program Dasar Perencanaan Partisipatif, Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS),

dan di ikuti oleh para ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW).

Dalam Musrenbang ini, ketua Rukun Tetangga (RT) harus menyusun

usulan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi serta swadaya Masyarakat.

Kemudian Ketua RT tersebut menyampaikan aspirasi yang sudah terangkum

disampaikan kepada Ketua Rukun Warga (RW) yang nantinya akan menjadi

pembahasan dalam forum musyawarah tingkat RW. Dari hasil forum musyarah

tingkat RW tersebut ketua RW akan menyampaikan hasil peremusan rencana

yang kemudian akan disampaikan ke forum musyawarah tingkat selanjutnya.

Sedangkan LPM kelurahan yang difasilitasi oleh kelurahan mengadakan

forum dialog bersama-sama ketua Rukun Warga (RW) dan organisasi Masyarakat

di Wilayahnya, untuk membahas usulan rencana prioritas dan pelaksanaan

swadaya Masyarakat sebagai bahan masukan untuk musrenbang tingkat kelurahan

yang dibantu oleh kader teknis Program Dasar Perencanaan Partisipatif dalam

penyusunan perencanaan.

Kemudian Lurah menyelenggarakan musrenbang partisipatif tingkat

Kelurahan, dengan diikuti unsur SKPD, LPM Kelurahan/Gampong, Kader Teknis

Program Dasar Perencanaan Partisipatif, Organisasi Kemayarakatan, dan diikuti

pula para Ketua RT dan RW. Pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan

tersebut sebagaimana dimaksudkan diatas merupakan legitimasi hasil kerja forum

dialog yang diselenggarakan sebelumnya. Kekuatan dan tata cara

penyelenggaraan tersebut diatur dalam bentuk teknis Musrenbang Partisipatif.

Page 34: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

21

2.9.2 Musyawarah Rencana Pembangunan Tingkat Kecamatan

Dalam tataran Musyawarah Rencana Pembangunan di tingkat Kecamatan,

Camat menyelenggarakan Musrenbang Partisipatif di wilayahnya diikuti unsur

SKPD, LPM Kecamatan, Kader Teknis Program Dasar Perencanaan Partisipatif

dan Organisasi Kemasyarakatan Tingkat Kecamatan serta para Ketua RW, dan

Organisasi Kemasyarakatan di wilayah sekitar.

Pelaksanaan Musrenbang partisipatif tingkat Kecamatan sebagaimana

yang dimaksud diatas didahului oleh kegiatan forum dialog yang diikuti oleh

unsur penyelenggaraan pemerintah dan para pelaku pembangunan untuk

merumuskan usulan rencana dan pelaksanaan swadaya masyarakat, sebagai bahan

untuk dibahas di tingkat yang lebih tinggi.

Musrenbang partisipatis yang dimaksudkan di atas merupakan legitimasi

atas hasil kerja dari forum dialog yang diselenggarakan pada musrenbang

sebelumnya. Ketentuan dan tata cara penyelenggaraan musyawarah rencana

pembangunan tersebut diatur dalam petunjuk teknis musrenbang partisipatif.

2.9.3 Musyawarah Rencana Pembangunan Tingkat Kota

Musyawarah Rencana Pembangunan (musrenbang) partisipatif tingkat

Kota merupakan forum untuk merumuskan RPJP/RPJM/RKPD dengan

melibatkan unsur penyelenggaran Pemerintah Daerah, instansi vertikal dan unsur

masyarakat serta pelaku pembangunan lainnya. Musrenbang patrisipatif tingkat

Kota diawali dengan forum dialog dan diakhiri dengan musrenbang partisipatif

(musrenbang pertisipatif).

Page 35: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

22

Musrenbang patisipatis sebagaimana yang dimaksudkan di atas merupakan

legitimasi hasil kerja forum dialog yang diselenggarakan sebelumnya, yang

menghasilkan dokumen penting berupa Pembangunan Jangka Pendek (PJP),

Pembangunan Jangka Menengah (PJM), dan, Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD).

Mekanisme, tata cara, cara, jadwal, peserta dan petunjuk lainnya diatur

kemudian kedalam petunjuk teknis pelaksanaan Musrenbang partisipatif yang

disusun oleh Kepala Beppeda. Forum dialog sebagaimana dimaksudkan di atas,

mengadakan musyawarah untuk menentukan utusan yang akan hadir dalam

pertemuan Kelompok Bidang Pemerintahan dan Hukum, Ekonomi, Sosial

Budaya, Fisik, dan Prasarana yang kemudian hasil dari musyawarah rencana

pembangunan tersebut akan dijadikan bahan/materi dalam pembahasan forum

gabungan SKPD.

Dalam rangka musrenbang partisipatis tingkat Kabupaten/Kota,

BAPPEDA menyelenggarakan forum dialog yang diikuti oleh Lembaga

Pemasyarakatan (LPM) tingkat Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Kelurahan,

Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Kemasyarakatan Pemuda, Organisasi

Sosial dan Organisasi lainnya serta Kader Teknis Program Dasar Perencanaan

Pembangunan Partisipatif.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) kemudian

menghimpun dan menyusun hasil dari musrenbang partisipatif pada tingkat yang

sebelumnya, kemudian disambung dengan menyelenggarakan forum dialog SKPD

untuk membahas rencana RPJP/RPJM/RKPD. Rencana Strategis SKPD, rencana

Page 36: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

23

kerja SKPD, dan lintas SKPD dengan mempetimbangkan hasil musrenbang

partisipatif tingkat Kelurahan dan Kecamatan.

Langkah selanjutnya BAPPEDA menyelenggarakan forum Gabungan

SKPD sebagaimana dimaksud di atas yang isi dari forum gabungan tersebut

merumuskan rancangan RPJP/RPJM/RKPD sebagai bahan dialog musrenbang di

tingkat Kota. Bappeda menyelenggarakan musrenbang partisipatif tingkat Kota

sebagai legitimasi hasil forum dialog sebelumnya, sebagaimana dimaksud pada

paragraf di atas.

Peserta musrenbang pertisipatif tingkat kota adalah unsur penyelenggaran

pemerintah dan pelaku pembangunan. Peserta yang berminat untuk turut serta

dalam musrenbang partisipatif harus menyampaikan usulan dan atau konsep

usulan penyelenggaraan pelayanan pemerintahan dan pembangunan dalam bentuk

dokumen kepada panitia musrenbang partisipatif selambat-lambatnya tiga minggu

sebelum acara Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) partisipatif

dilaksanakan.

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menggunakan pendekatan partisipatif

dalam proses perencanaan pembangunannya. Mekanisme perencanaan

pembangunan dimulai dari penjaringan aspirasi masyarakat dan pengkajian

kebutuhan masyarakat melalui musyawarah di tingkat kelurahan yang dilanjutkan

dengan musyawarah di tingkat Kecamatan dan Kota. Sehubungan dengan itu,

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menyusun agenda dan langkah-langkah

penyempurnaan yang bertahap dan terfokus.

Page 37: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

24

Pelaksanaan Musrenbang Partisipatif Tingkat Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2013 direncanakan dengan format yang berbeda bila dibandingkan

pelaksanaan Musrenbang pada tahun-tahun sebelumnya, dimana pada saat

pelaksanaan Musrenbang Tingkat Kota dilakukan pembahasan kelompok sebelum

dilakukan penetapan hasil musyawarah.

Pada Musrenbang Partisipatif, pembahasan kelompok telah dilakukan

sebelum pelaksanaan Musrenbang Tingkat Kota yaitu melalui forum grup diskusi

pada tahap Forum SKPD-LPM yang difasilitasi oleh masing-masing bidang

(Bidang Pemerintahan dan Hukum, Bidang Ekonomi, Bidang Sosial Budaya dan

Bidang Fisik Prasarana) yang dikendalikan oleh Badan Perencanaan Daerah

sehingga Musrenbang Tingkat Kota hanya merupakan tahap legitimasi hasil-hasil

pembahasan forum diskusi kelompok bidang. Pada saat pelaksanaan Musrenbang

Tingkat Kabupaten Aceh Barat hanya dilakukan pemaparan hasil-hasil

musyawarah forum grup diskusi oleh perwakilan masing-masing kelompok, serta

penetapan hasil musyawarah dalam kegiatan penandatanganan berita acara hasil

musyawarah.

Berdasarkan hasil musrenbang yang telah dilakukan Bappeda Kabupaten

Aceh Barat, maka diperoleh strategi pembangunan berdasarkan tujuan

pembangunan di daerah Kabupaten Aceh Barat.

2.9.4. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Bappeda Kabupaten Aceh Barat di

Kecamatan Meureubo

a. Tujuan :

1) Meningkatkan kapasitas perencanaan pembangunan daerah (aparatur

dan kelembagaan) dalam rangka pelayanan publik yang prima.

Page 38: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

25

2) Meningkatkan pengelolaan data dan informasi serta mengakomodasi

hasil evaluasi, hasil kajian tata ruang dan berbagai penelitian sebagai

input utama perencanaan pembangunan daerah yang pro-investasi dan

berwawasan lingkungan sehingga meningkatkan daya saing daerah dan

dapat menarik investasi yang berkonstribusi untuk pendapatan daerah.

b. Sasaran :

1) Meningkatnya kualitas manajemen perencanaan pembangunan meliputi

perencanaan pembangunan pada tingkat makro maupun mikro serta

pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan daerah.

2) Meningkatnya ketersediaan data statistik sesuai dengan kebutuhan

perencanaan pembangunan daerah.

3) Meningkatnya kualitas penataan ruang.

4) Meningkatnya nilai investasi pembangunan daerah dengan Indikator :

a) Rasio rencana pembangunan yang terealisir.

b) Rasio perencana dengan kompetensi standar.

c) Prosentase effisiensi kinerja SKPD.

d) Prosentase efektivitas kinerja SKPD.

e) Tersusunnya bahan perencanaan bidang ekonomi, pemerintahan

sosial budaya, statistik penelitian pengembangan pengendalian dan

prasarana pengembangan wilayah.

f) Prosentase ketersediaan data statistik sesuai dengan kebutuhan

pembangunan.

g) Terfasilitasinya hasil-hasil penelitian masyarakat.

Page 39: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

26

h) Jumlah perencanaan tentang penataan ruang yang disusun.

i) Tingkat koordinasi penataan ruang dalam rangka kesesuaian lahan

dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.

j) Prosentase koordinasi perencanaan penanaman modal.

c. Strategi

Berdasarkan hasil penelahaan gambaran pelayanan dan isu-isu strategis,

maka analisis lingkungan strategis baik internal (kekuatan dan kelemahan) dan

eksternal (peluang dan ancaman) selanjutnya digunakan untuk penentuan strategi

ke dalam pola analisis SWOT sebagai berikut:

1. Kekuatan (Strengths)

1) Kuantitas SDM pegawai memadai.

2) Pembagian tugas jelas sesuai tupoksi.

3) Fungsi Bappeda sangat strategis dalam perencanaan pembangunan

daerah.

2. Kelemahan (Weaknesses)

1) Belum optimalnya kualitas SDM.

2) Manajemen data dan informasi masih belum optimal.

3) Belum optimalnya dukungan sarana dan prasarana kantor.

4) Belum berfungsi optimalnya koordinasi Bappeda dan SKPD.

3. Peluang (Opportunities)

1) Adanya regulasi yang mengatur peran Bappeda di daerah.

2) Komitmen Bupati untuk memperkuat good governance dalam bidang

perencanaan.

Page 40: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

27

3) Adanya perda tentang perencanaan pembangunan daerah (RPJPD,

RPJMD, SPPD, dan RTRW).

4. Ancaman (Threats)

1) Partisipasi dan dukungan masyarakat terdapat perencanaan belum

optimal

2) Program antar SKPD belum mencerminkan keterpaduan

3) SKPD masih kurang memahami tentang tata laksana perencanaan

4) Intervensi politis terhadap perencanaan pembangunan masih sangat

kuat.

Berdasarkan hasil analisa lingkungan yang telah dilakukan, berikut ini

adalah pilihan-pilihan strategis yang dapat diambil guna menentukan

kebijakankebijakan sebagai bentuk anatisipasi masa yang akan datang serta untuk

perbaikan kondisi saat ini. Pilihan-pilihan strategis di bawah ini adalah hasil

analisa SWOT yang dilakukan berdasarkan analisa lingkungan baik internal

maupun eksternal organisasi Bappeda. Penggunaan strategi di bawah ini lebih

bergantung dari cara pandang unit kerja dan unit organisasi dalam memandang

setiap permasalahan yang dihadapi. Ada beberapa pilihan strategi yang dapat

digunakan untuk waktu dan kesempatan yang berbeda. Pilihan-pilihan strategi

tersebut antara lain Strategi SO, WO, ST, dan WT sebagai berikut ini :

a) Strategi SO, yaitu menggunakan kekuatan untuk mendapatkan peluang.

1) Mengoptimalkan fungsi Bappeda yang sangat strategis untuk

memperkuat perencanaan pembangunan daerah.

b) Strategi WO, yaitu mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang.

Page 41: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

28

1) Memanfaatkan regulasi yang mengatur peran Bappeda di daerah untuk

mengoptimalkan koordinasi Bappeda dan SKPD.

2) Mendukung komitmen Bupati untuk memperkuat good governance

dalam bidang perencanaan untuk meningkatkan kualitas SDM,

Manajemen data dan informasi, serta dukungan sarana dan prasarana

kantor.

c) Strategi ST, yaitu menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman.

1) Mengoptimalkan fungsi Bappeda yang sangat strategis untuk

menghadapi intervensi politis, menyelelaraskan keterpaduan program

antar SKPD, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

perencanaan..

d) Strategi WT, yaitu meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.

1) Melibatkan pihak ketiga dalam rangka meningkatkan kualitas SDM dan

mengurangi intervensi politik,

2) Membuka peluang advokasi dari lembaga/instansi donor untuk

meningkatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan pembangunan

daerah.

Berdasarkan analisa SWOT, Bappeda berada di posisi strategi pilihan yang

dijalankan sebagai berikut: “Mengoptimalkan fungsi Bappeda yang sangat

strategis untuk memperkuat Perencanaan Pembangunan Daerah”

Page 42: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

29

d. Kebijakan

1) Meningkatkan ketersediaan jasa dan barang untuk pelayanan

administrasi kantor yang berkualitas dalam mendukung kelancaran

pelaksanaan TUPOKSI.

2) Meningkatkan kondisi dan ketersedian prasarana dan sarana kantor

yang memadai untuk pelayanan kantor yang berkualitas dalam

mendukung kelancaran pelaksanaan TUPOKSI.

3) Melaksanakan pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan aparatur

untuk meningkatkan kapasitas SDM Aparatur.

4) Meningkatkan kualitas dokumen perencanaan dan evaluasi pelaporan

baik fisik maupun keuangan dalam pengembangan pelaporan capaian

kinerja dan keuangan.

5) Meningkatkan kualitas pelaksanaan monitoring dan evaluasi program/

kegiatan pembangunan serta evaluasi terhadap dokumen pelaksanaan

rencana pembangunan baik jangka pendek (RKPD), jangka menengah

(RPJMD) dan jangka panjang (RPJPD), sehingga dapat menjadi

feedback bagi perencanaan pembangunan daerah selanjutnya.

6) Meningkatkan kapasitas aparatur dan kelembagaan perencanaan

melalui pembinaan, pendidikan, pelatihan dan sosialisasi tentang

perencanaan pembangunan serta menyusun dan mengimplemen-

tasikan SOP Perencanaan pembangunan daerah.

7) Meningkatkan kualitas koordinasi perencanaan, rencana aksi daerah,

dokumen perencanaan pembangunan daerah

Page 43: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

30

8) Meningkatkan kualitas koordinasi perencanaan, dokumen perencanaan

dan penyiapan bahan perencanaan, dokumen bidang ekonomi,

pemerintahan sosial budaya, statistik penelitian pengembangan

pengendalian dan prasarana pengembangan wilayah.

9) Meningkatkan koordinasi dan ketersedian dokumen perencanaan

Pengembangan Wilayah Perbatasan, Pengembangan Wilayah Strategis

dan Cepat Tumbuh, pembangunan daerah rawan bencana, dan kajian

peluang kerjasama Pembangunan antar wilayah dan antar daerah.

10) Meningkatkan penyelenggaraan pengembangan statistik (kerjasama,

dukunganpenyelenggaraan statistik dasar, Koordinasi Statistik Antar

Sektoral, dan Jejaring Statistik Khusus) dengan lembaga/instansi

statistik dalam Pengembangan data/informasi/statistik daerah.

11) Mengoptimalkan peran profil daerah dan data base perencanaan

bidang ekonomi, pemerintahan sosial budaya, statistik penelitian

pengembangan pengendalian dan prasarana pengembangan wilayah

dalam pengembangan data/informasi perencanaan pembangunan

daerah.

12) Meningkatkan kajian penelitian, mengembangkan jaringan penelitian

dan mengakomodasi hasil-hasil penelitian masyarakat sebagai bahan

masukan bagi perencanaan pembangunan daerah.

13) Meningkatkan kualitas dan kuantitas kajian detil tata ruang, serta

sosialisasi dan forum koordinasi dalam perencanaan, pemanfaatan dan

pengendalian pemanfaatan ruang daerah.

Page 44: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

31

14) Meningkatkan koordinasi perencanaan penanaman modal untuk

mendukung promosi dan kerjasama investasi.

Adapun Program (Urusan) pada Bappeda Kabupaten Aceh Barat sebagai

berikut :

1. Program Urusan Penataan Ruang

a. Program Perencanaan Tata Ruang

b. Program Pemanfaatan Ruang

c. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

2. Program Urusan Perencanaan Pembangunan

a. Program Pengembangan Data/Informasi Perencanaan.

b. Program Kerjasama Pembangunan.

c. Program Pengembangan Wilayah Perbatasan.

d. Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat

Tumbuh.

e. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan

Pembangunan Daerah.

f. Program Perencanaan Pembangunan Daerah.

g. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi.

h. Program Perencanaan Sosial Budaya.

i. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam.

j. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana.

k. Program Penelitian dan Pengembangan.

Page 45: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

32

l. Program Monitoring, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah.

3. Program Urusan Penanaman Modal

a. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

4. Program Urusan Statistik

a. Program Pengembangan data/informasi/statistik daerah

Disamping Program-Program Urusan tersebut, sesuai dengan Tugas Pokok

dan Fungsi Bappeda Kabupaten Aceh Barat dalam rangka pencapaian Visi dan

Misi Kabupaten Aceh Barat maka ada 4 (empat) program non urusan pendukung

pelaksanaan kinerja aparatur Pemerintah Daerah yaitu:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2) Program Peningkatan sarana dan Prasarana aparatur

3) Program Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur

4) Peningkatan Pengembangan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

2.10. Rencana Strategis Pembangunan Pemerintah Daerah di Wilayah

Kecamatan Meureubo

Rencana pembangunan pemerintahan daerah diwilayah Keacamatan

Meureubo ditentukan dalam jangka menengah atau Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM). RPJM ini sering disebut agenda pembangunan karena

menyatu dengan agenda pemerintahan tingkat II Aceh Barat, yang disusun dalam

rangka penentuan arah kebijaksanaan pembangunan jangka menengah yang

didasarkan kepada aspirasi masyarakat yang dirumuskan melalui musyawarah

perencanaan pembangunan (MUSREMBANG). RPJM wilayah Kecamatan

Page 46: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

33

Meureubo Kabupaten Aceh Barat merupakan dokumen perencanaan

pembangunan yang dihasilkan oleh Camat, Pokja (Kelompok Kerja), Mukim,

Geuchik beserta Tokoh Masyarakat Sekecamatan Meureubo.

Page 47: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode analisis deskriptif untuk mendeskripsi “ Aplikasi rencana strategis

terhadap pelaksanaan pembangunan pemerintah daerah di kecamatan meureubo”.

Taylor dan Bogdan dalam Danim (2002 : h : 41) mengatakan bahwa penelitian

kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif

mengenai kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari

orang-orang yang diteliti.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kecamatan Meureubo Aceh Barat.

Pemilihan lokasi di dasarkan wilayah yang strategis letak geografisnya. Dengan

alasan bahwa wilayah ini perlu perhatian khusus dalam hal perencanaan dalam

pembangunan, dikarenakan lokasi ini menjadi lokasi terdampak pada saat hujan

berkepanjangan yang berakibat banjir maupun dampak susulan lainnya.

3.3 Informan

Informan adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek

penelitian, yang bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai objek

penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari populasi, suatu reduksi

terhadap jumlah objek penelitian (Mardalis, 2003 h : 56).

34

Page 48: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

35

Dalam penelitian dan peneliti menggunakan informan kunci (key

informan) dan informan biasa. Informan kunci adalah informan yang mengetahui

secara menadalam permasalahan yang sedang diteliti. Sedangkan informan biasa

adalah yang ditentukan dengan dasar pertimbangan mengetahui dan berhubungan

dengan permasalahan. Dalam hal ini penulis menggunakan metode purposive

sampling. Purposive sampling adalah (pengambilan sampel berdasarkan tujuan)

dalam teknik ini siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel diserahkan pada

pertimbangan pengumpulan data yang sesuai dengan maksud dan tujuan

penelitian. Jadi pengumpulan data yang telah diberi penjelasan oleh peneliti akan

mengambil siapa saja yang menurut pertimbangan sesuai dengan maksud dan

tujuan penelitian. (Irawan Soerhartono, 2008 h : 63). Berdasarkan pengamatan

peneliti bahwa kondisi wilayah Kecamatan Meureubo yang terdiri dari 26

Gampong terbagi atas 2 Mukim yaitu Mukim Meureubo dan Mukim Ranto

Panjang, yang mana sebagian dari pada wilayah Kemukiman Meureubo ini yaitu

Gampong Ujong Drien dan Ujong Tanjong adalah lokasi yang sering terjadinya

banjir. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah : Camat, Kasi

Pembangunan Pemerintah Kecamatan, Keuchik Ujong Drien dan Ujong Tanjong,

Kaur Pembangunan dan stakeholder yang dianggap mengetahui dan mengerti

tentang permasalahan ini.

3.4 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini ada dua macam yaitu:

Page 49: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

36

1. Data Primer adalah data dikumpulkan atau diolah sendiri oleh suatu

perusahaan dengan mendatangani responden. Subara, ddk (2005 h:21).

Data ini bersumber dari responden secara langsung. Dalam prakteknya

diperoleh dari wawancara dan jawaban responden pada kuisoner yang

diwawancarai.

Wawancara, teknik pengumpulan data dengan percakapan antara dua

orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek

atau sekelompok subjek penelitian untuk dijawab (Danim, 2002 h:130)

instrument yang digunakan dalam melakukan wawancara yaitu pedoman

wawancara.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh baik yang belum diolah, baik

dalam bentuk angka maupun uraian. Dalam penelitian ini data-data

sekunder yang diperlukan antara lain literature yang relevan dengan judul

penelitian seperti buku-buku, artikel, dan makalah yang memiliki relevan

dengan masalah yang diteliti.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

melalui , observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data

tersebut diharapkan dapat saling melengkapi sehingga diperoleh suatu informan

yang diharapkan.

a. Pengamatan (Observasi)

Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka

mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan

Page 50: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

37

jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatui

rangsangan tertentu yang diinginkan atau suatu studi yang disengaja dan

sistematis tentang keadaan/phenomena sosial dan gejala-gejala psikis

dengan jalan mengamati dan mencatat. (Mardalis, 2008 h : 63).

b. Wawancara Mendalam (Indept Interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu (moleong, 2002 h : 135). Teknik

wawancara mendalam ini digunakan untuk memahami penjelasan –

penjelasan informasi tentang rencana strategis terhadap pembangunan

pemerintah daerah kecamatan Meureubo. Dalam wawancara mendalam ini

diharapkan dapat mengungkapkan lebih rincidan mendalam tentang

permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

system snowballing, yaitu apabila wawancara tahap pertama dirasa kurang

jelas maka peneliti menuju informan lainnya yang ditunjuk oleh key

informan atau informan kunci. Apabila informan bukan lagi data yang

baru dan bersifat berulang apa yang telah disampaikan oleh informan

sebelumnya, maka wawancara dianggap selesai.

c. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-

barang tertulis atau foto. Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan

data dengan mencatat data yang sudah aa berupa data instruksi dari

Page 51: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

38

beberapa geuchik gampong yang telah ditetapkan sebelumnya dan

kegiatan-kegiatan yang menyangkut dengan rencana strategis

pembangunan.

3.6 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen kunci utama

karena peneliti sendirilah yang menentukan keseluruhan skenario penelitian serta

langsung turun kelapangan melakukan pengamatan dan wawancara dengan

informan (Moleong, 2002 h : 4). Penggunaan peneliti sebagai instrumen penelitian

dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang valid dan realible. Namun,

untuk membantu kelancaran dalam melaksanakannya, peneliti juga oleh

instrumen pembantu sebagai panduan wawancara. Oleh karena itu, sebelum turun

kelapangan maka peneliti akan membuat terlebih dahulu wawancara untuk

memudahkan pelaksanaan penelitian dilapangan. Alat bantu yang digunakan

dalam pengumpulan data yaitu dokumen, laporan-laporan dan lain sebagainya.

3.7 Teknik Analisa Data

Menurut Faisal (2008: h : 256) analisis kualitatif fokusnya pada

penunjukan makna, deskripsi, penjernihan dan penempatan data pada konteksnya

masing-masing, dan seringkali dituliskan dalam kata-kata daripada dalam angka-

angka.

Untuk maksud tersebut tentu saja data perlu disusun kedalam pola tertentu,

kategori tertentu, focus tertentu, tema tertentu atau pokok permasalahan tertentu.

Oleh karena itu setiap catatan harian yang dihasilkan dalam pengumpulan data,

Page 52: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

39

apakah hasil wawancara atau hasil observasi, perlu direduksi dan dimasukan

kedalam pola, kategori, focus atau tema tertentu yang sesuai. Hasil reduksi

tersebut perlu di “display” secara tertentu untuk masing-masing pola, kategori

focus, atau tema yang hendak dipahami dan dimengerti duduk persoalannya. Yang

terakhir adalah verifikasi atau penarikan kesimpulan dari teori atau hasil-hasil

penelitian terdahulu, tahap verifikasi teori meliputi perbandingan kejadia,

integrasi teori, pembatasan teori dan penulisan teori atau konsep. Analisis

kualitatif ini selain untuk mendeskripsikan gejala yang terlihat di lapangan, juga

sebagai latar belakang fakta yang memperkuat jawaban yang diajukan.

3.8. Pengujian Kredibilitas Data

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian

kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan

ketentuan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat dan

member check. Digunakannya uji ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang

lebih mendalam mengenai subyek penelitian (Sugiono 2008:270). Adapun

pengujian kredibilitas data adalah sebagai berikut :

1. Perpanjangan pengamatan. Perpanjangan pengamatan perlu dilakukan

karena berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dirasakan data yang

diperoleh masih kurang memadai. Menurut Moleong (2001 h : 327)

perpanjangan pengamatan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian

sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.

2. Peningkatan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih

mendalam untuk memperoleh kepastian data. Meningkatkan ketekunan

Page 53: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

40

dilakukan dengan membaca berbagai referensi baik buku maupun

dokumen yang terkait dengan temuan yang diteliti sehingga berguna

untuk memeriksa data apakah benar dan bisa dipercaya atau tidak.

3. Triangulasi. Analisa triangulasi merupakan suatu metode analisis untuk

mengatasi masalah akibat dari kajian mengandalkan suatu teori saja, satu

macam data atau satu metode penelitian saja (Sugiono, 2007 h : 225).

Triangulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara. Menurut (sugiono, 2008 h : 273-274), terdapat

minimal 3 (tiga) macam triangulasi, yaitu:

a) Triangulasi sumber data. Pada triangulasi ini data di cek kredibilitasnya

dari berbagai sumber data yang berbeda dengan teknik yang sama,

misalnya mengecek sumber data antara bawahan, atasan dan teman.

b) Triangulasi teknik pengumpulan data. Data di cek kredibilitasnya

dengan menggunakan berbagai teknik yang berbeda dengan sumber

data yang sama.

c) Triangulasi waktu pengumpulan data. Data di cek kredibilitasnya

dengan waktu yang berbeda-beda namun dengan sumber data dan

teknik yang sama. Triangulasi menjadi data yang diperoleh dengan

penelitian menjadi lebih konsisten, tuntas dan pasti serta meningkatkan

kekuatan data (sugiono 2008 h : 241).

4. Pemeriksaan teman sejawat. Dilakukan dengan mendiskusikan data hasil

teman dengan rekan-rekan sesama mahasiswa maupun teman yang bukan

Page 54: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

41

mahasiswa. Melalui diskusi ini diharapkan akan ada saran atau masukan

yang berguna untuk proses penelitian.

5. Analisis kasus negatif. Menurut Sugiono (2008 h : 275) melakukan

analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau

bahkan bertentangan dengan data yag telah ditemukan.

6. Member check. Dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil penelitian

kepada sumber-sumber yang telah memberikan data untuk mengecek

kebenaran data dan interprestasi. Menurut Moleong (2002 h : 336) bahwa

pengecekan dilakukan dengan jalan:

a. Penilaian dilakukan oleh responden.

b. Mengkoreksi kekeliruan.

c. Menyediakan tambahan informan .

d. Memasukkan responden dalam kancah penelitian, menciptakan

kesempatan untuk mengikhtisarkan sebagai langkah awal analisa data.

e. Menilai kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan

Pengujian kredibilitas (credibility) bertujuan untuk menilai kebenaran dari

temuan penelitian kualitatif. Kredibilitas ditunjukkan ketika partisipan

mengungkapkan bahwa transkip penelitian memang benar-benar sebagai

pengalaman dirinya sendiri. Dalam hal ini peneliti akan memberikan data yang

telah ditraskipkan untuk dibaca ulang oleh partisipan/informan .

Page 55: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Wilayah Kecamatan Meureubo

Meureubo merupakan nama dari Ibu Kota Kecamatan yang menjadi salah

satu kecamatan yang berada di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Meureubo

merupakan nama dari Ibu Kota Kecamatan ini, dengan luas wilayah adalah 112,87

Km2. Sedangkan untuk persentase luas Kecamatan terhadap luas Kabupaten

adalah 3,85%. Jumlah Mukim yang terdapat di Kecamatan ini adalah 2 mukim,

dan terdiri dari 26 Gampong.

4.1.2 Batas – Batas Wilayah

Hubungan Kecamatan Meureubo dengan beberapa kecamatan lainnya

sangat dekat, hal tersebut sesuai dengan batas-batas wilayah Kecamatan ini

dengan Kecamatan lainnya :

a) Sebelah Utara Berbatasan Dengan Pante Ceureumen

b) Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Samudera Indonesia

c) Sebelah Barat Berbatasan Dengan Kecamatan Johan Pahlawan

d) Sebelah Timur Berbatasan Dengan Kabupaten Nagan Raya

1.1.4 Keadaan Penduduk

Jumlah Penduduk di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat pada

Tahun 2011 adalah sebanyak 21.013 jiwa, dan pada tahun 2011 mengalami

peningkatan menjadi 22.999 jiwa. Dari jumlah tersebut, penduduknya tersebar

42

Page 56: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

43

pada 26 Gampong yang ada di Kecamatan tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel. 4.1 berikut ini.

Tabel. 4.1 Jumlah Penduduk dan rata pertumbuhan pertahun di Kecamatan

Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Tahun 2011 – 2012.

No Nama Gampong Jumlah Penduduk Pertumbuhan per

Tahun (%) 2011 2012

1 Peunaga Cut ujong 1.037 1.115 7,52

2 Gunong Kleng 1.619 1.645 1,61

3 Peunaga Pasi 321 308 4,05

4 Peunaga Rayeuk 991 1.021 3,03

5 Paya Peunaga 2.030 3.252 60,20

6 Langung 1.671 1.760 5,33

7 Meureubo 2.211 2.324 3,93

8 Ujong Drien 1.195 1.170 2,09

9 Pasi Pinang 949 739 22,13

10 Ujong Tanjong 1.023 1.021 0,20

11 Bukit Jaya 464 439 5,39

12 Buloh 130 154 18,46

13 Ranto Panyang Timur 583 661 13,38

14 Ranto Panyang Barat 638 638 -

15 Mesjid Tuha 716 716 -

16 Ujong Tanoh Darat 1.935 1.899 1,86

17 Ranub Dong 585 547 6,50

18 Pasi Mesjid 259 649 150,58

19 Pulo Teungoh Ranto 267 293 9,74

20 Balee 496 580 16,94

21 Sumber Batu 272 321 18,01

22 Pasi Aceh Baroh 598 605 1,17

23 Pasi Aceh Tunong 553 648 17,18

24 Reudeup 198 228 15,15

25 Pucok Reudeup 140 310 121,43

26 Paya Baro RT. Panyang 132 156 18,18

Jumlah 21.013 23.199 9,45

Sumber: Data Sekunder Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, 2013

Tabel 4.1 di atas memperlihatkan bawa mayoritas penduduk terbanyak

yang ada di Kecamatan Meureubo menurut BPS pada Tahun 2011-2012 berada di

Gampong Paya Peunaga yakni sebesar 2.030 pada Tahun 2011 dan 3252 pada

Page 57: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

44

Tahun 2012, disusul oleh Gampong Meureubo yakni berjumlah 2.211 jiwa

(orang) pada tahun 2011 dan 2.324 pada Tahun 2012.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Rencana Strategis Terhadap Pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan terkait dengan

Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan Pemerintah

Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo yang telah dilakukan

Memperlihatkan bahwa Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan

Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan

Meureubo telah cukup baik. Hal ini dapat terjadi oleh adanya para ahli yang ada di

Kecamatan tersebut dalam pembentukan rencana strategis dalam pembangunan

pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat. Berikut ini hasil petikan wawancara

penulis dengan aparatur kecamatan, gampong dan warga masyarakat :

Hasil kegiatan wawancara penulis dengan Camat Meureubo, beliau

mengatakan bahwa :

“Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan

Meureubo yang telah berjalan dan dilaksanakan selama ini

memiliki potensi yang cukup baik dalam pelaksanaan

pembangunan di kecamatan Meureubo. Hal ini terbukti dengan

kemajuan pembangan pada bidang infrastruktur, dan bangunan.

Namun terkadang terdapat gampong yang mengalami hambatan

dalam rencana strategis ini, diantaranya Gampong Ujong Drien dan

Ujong tanjong secara geografis mengalami hambatan dalam

pembangun, misalnya karena sering terjadi banjir sehingga perlu

perhatian khusus. Di samping itu juga adanya pemikiran warga

yang beranggapan fasilitas umum tidak perlu dirawat bersama.

Sehingga ada bangunan dan talud yang terlantar dan diperlakukan

kurang baik.” (wawancara Senin, 20 September 2014).

Page 58: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

45

Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Kabag Humas Kecamatan

terkait dengan Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo beliau

menyatakan bahwa :

“Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan

Meureubo telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Namun

demikian masih terdapat kendala dalam hal pembangunan di

Kecamatan ini, diantaranya kondisi Kecamatan yang dilintasi oleh

aliran sungai Meureubo dan juga kondisi pembangan Gampong

yang kurang memperhatikan kondisi geografis dan alam sekitar. .”

(Wawancara Senin, 20 Maret 2014)

Pernyataan di atas, juga di dukung hasil wawancara dengan Sekdes Ujong

Tanjong sebagai Pemimpin di Gampong tersebut yang mengatakan bahwa :

“Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan

Meureubo, sebenarnya tellah berjalan cukup baik, namun pada

perjalanannya apa yang telah dibangun kurang mendapat perhatian

khusus sehingga berdampak pada kerusakan dari hasil

pembangunan. Hal ini akan terus terjadi jika tidak ada keinginan

bersama dalam menjaga bangunan yang ada dan merencanakan

secara terukur dari kondisi dan kemampuan anggaran

pembangunan ” (Wawancara Selasa, 21 September 2014)

Beberapa tambahan hasil wawancara penulis dalam mencari informasi

terkait dengan Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo, diantaranya :

Hasil wawancara dengan Kaur Pembangunan Ujong Drien (Edi Surya)

terkait dengan Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo, Beliau

menyatakan bahwa :

Page 59: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

46

“kami sebagai warga masyarakat merasakan bahwa Analisis

Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan Pemerintah

Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo, khususnya

sangat menyadari terdapat sebagaian warga kurang respon terhadap

kondisi fasilitas umum yang ada di Kecamatan Meureubo, salah

satunya tanggul maupun talud yang telah dibuat kurang mendapat

perawatan.” (Wawancara Selasa, 21 September 2014)

Selanjutnya selaku penulis mewawancarai salah satu Keplor Ujong Drien

(Muhammadi) yang turut prihatin dengan kondisi pembangunan yang ada di

Kecamatan, khususnya Gampong Ujung Drien menyatakan bahwa:

“Program yang ada terkadang kurang memperhatikan kondisi

wilayah yang sering terjadi banjir dan kondisi alam lainnya. Jadi

saya merasa Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan

Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di

Kecamatan Meureubo perlu dipikirkan dan di selesaikan sesuai

dengan kondiisi alamnya. Sehingga apa yang telah di bangun tidak

terbengkalai dan rusak dengan sendirinya.” (Wawancara Rabu, 22

September 2014)

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Hasnah, selaku masyarakat

Gampong Ujong Drien yang mengatakan bahwa:

“Saya merasakan manfaat dari fasilitas yang telah tersedia dan

sedang direncakan dalam program yang telah direncakan melalui

Analisis Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan

Meureubo, namun demikian saya menggap terdapat kekurangan

dalam hal menggait warga untuk turut berpartisipasi dalam

pembangunan sehingga merasa saling memiliki dan menjaga

faslitas yang ada.” (Wawancara Rabu, 22 September 2014)

Berdasarkan penjelasan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa

Analisis Rencana Strategis Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah

Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo yang sedang

direncanakan dan telah berjalan selama ini cukup baik, namun terdapat hal – hal

yang perlu diperbaiki dalam rencana yang ada, sehingga bangunan yang telah dan

Page 60: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

47

akan di buat dapat bermanfaat bagi kemajuan pembangunan di Kecamatan

Meureubo secara umum, dan bermanfaat bagi masyarakat kecamatan tersebut.

4.2.2 Hambatan apa saja yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah Daerah di Kecamatan Meureubo

Beberapa hambatan yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah Daerah di Kecamatan Meureubo, diantaranya adalah :

1. Lahan Gambut

2. Daerah Aliran Sungai

3. Dekat dengan Pinggir Laut

Ketiga hambatan tersebut merupakan factor penghambat dalam

pembangunan yang ada di Kecamatan Meureubo. Untuk itu perlu adanya

perhatian khusus dan modal yang cukup besar dalam mengamtasi ham,batan

tersebut.

4.3 Pembahasan

4.3.1. Analisis Rencana Strategis Terhadap Pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo

Berdasarkan uraian pada hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa

Analisis Rencana Strategis Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah

Daerah Kabupaten Aceh Barat yang ada di Kecamatan Meureubo dapat dijelaskan

bahwa keberhasilan sebuah rencana strategis sangat bergantung pada pada

beberapa hal penting yang mendasar, diantaranya : Manusia, Peralatan, dan

Anggaran yang tersedia, dan juga kondisi geogrfis wilayah yang ada di gampong.

Dengan adanya perencanaan yang baik, manusia yang bertanggung jawab

serta dukungan dari warga msayarakat yang ada. Sehingga pada akhirnya setiap

Page 61: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

48

pembangunan yang telah direncakan dan dilaksanakan dapat menjadi salah satu

pendukung dalam kemajuan di kecamatan, khususnya Gampong.

Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Mulyadi (2007) Perencanaan

strategi dengan demikian merupakan keputusan manajemen yang telah

direncanakan sebelumnya mengenai tujuan yang ingin dicapai, cara bertindak

untuk mencapai tujuan manusia dan sumber ekonomis yang dimiliki.

Berdasarkan teori tersebut, sebenarnya permasalahan yang ada di

Kecamatan Meureubo, terutama dalam rencana strategis dalam pembangunan

masih kurang sesuai dengan harapan yang ada di masyarakat. Sehingga ke depan

diharapkan pembangunan yang ada perlu menggali aspirasi masyrakat secara lebih

luas.

4.3.2 Hambatan apa saja yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah Daerah di Kecamatan Meureubo

Beberapa hambatan yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pembangunan

Pemerintah Daerah di Kecamatan Meureubo, diantaranya adalah :

1. Lahan Gambut

2. Daerah Aliran Sungai

3. Dekat dengan Pinggir Laut

Faktor penghambat dalam pembangunan ini dapat dipikirkan secara

bersama-sama dalam musrenbang sebelum pelaksanaan pembangunan dilakukan.

Untuk itu perlu adanya tim ahli dalam konsultasi dalam pembangunan tersebut.

Page 62: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulan bahwa Analisis Rencana

Strategis Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten

Aceh Barat di Kecamatan Meureubo.

1. Hasil Rencana Strategis terhadap Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah

Daerah di Kecamatan Meureubo menunjukkan bahwa perencanaan diawali

dengan penggalian terhadap aspirasi dari masyarakat, dengan mengadakan

musyawarah rencana pembangunan di Kecamatan Meureubo, selanjutnya

dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Sehingga pembangunan dapat berjalan cukup baik. Disamping itu,

hasilnya juga, memperlihatkan keadaan fisik bangunan yang terdapat di

Kecamatan tersebut.

2. Hambatan yang dihadapi di dalam Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah

daerah di Kecamatan Meureubo terkait dengan kondisi geografis di

beberapa wilayah kecamatan Meureubo menunjukkan bahwa terdapat

beberapa masalah, misalnya kondisi lahan gambut yang cukup

mendominasi dan juga dekat dengan daerah aliran sungai.

5.2 Saran

1. Bagi Masyarakat, Dengan adanya hasil penelitian terkait dengan Analisis

Rencana Strategis Terhadap pelaksanaan Pembangunan Pemerintah

49

Page 63: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

50

Daerah Kabupaten Aceh Barat di Kecamatan Meureubo diharapkan dapat

meningkatkan partisipasinya dalam pembangunan untuk kemajuan bersa.

2. Bagi penulis, dengan adanya hasil penelitian ini dapat meningkatkan

wawasan penulis dalam aplikasi ilmu yang dimiliki dengan kenyataan

yang ada di lapangan.

3. Bagi Instansi terkait, dengan adanya hasil penelitian ini dapat menjadi

bahan kebijakan yang lebih baik dalam penentuan kebijakan di masa-masa

yang akan dating, khususnya dalam Analisis Rencana Strategis Terhadap

Pelaksanaan Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat di

Kecamatan Meureubo.

Page 64: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

51

DAFTAR PUSTAKA

David, Fred R. 2008. Manajemen Strategis, Jakarta: Penerbit Salemba.

David, Fred R. 2010. Manajemen strategis, Jakarta: Penerbit Salemba.

http:www.Irsyanudin. Pemerintah dan Pemerintahan. Irawan Soerhartono. 2008.

Metode Penelitian Sosial, Bandung.

http:www.Irsyanudin. Pemerintah dan Pemerintahan. Irawan Soerhartono. 2008.

Metode Penelitian Sosial, Bandung.

Kamus Bahasa Indonesia, 2005, Jakarta: Balai Pustaka.

Lexy, J Moleong, 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya.

Mardalis, 2008, Metode Penelitian (suatu pendekatan proposal), Jakarta: Bumi

Aksara.

Mulyadi, 2007, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Jakarta:

Jagakarsa.

Rino .A. Nugroho, 2007, Teori Pembangunan, Semarang: Hidup Mulia.

Sondang P. Siagian, 2011, Manajemen Sumberdaya Manusia, Jakarta: Bumi

Aksara.

Sondang P. Siagian, 2008, Administrasi Pembangunan , Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiono,2006, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alpa Beta.

Tarigan, Robinso, 2009, Perencanaan Pembangunan Wilayah, Jakarta: Bumi

Aksara.

Todaro,2001, Pembangunan Masyarakat, Jakarta: Buana Putra.

Wrihatnolo, Randy R dan Nugroho, Riant, 2006, Manajemen Pembangunan

Indonesia: sebuah pengantar dan panduan, Jakarta: Elekx Media

Komputindo.

51

Page 65: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

52

Lampiran 1. Kegiatan Obervasi dan Wawancara pada Camat Kecamatan

Meureubo dan Tokoh Masyarakat Gampong Meureubo.

Wawancara dengan Camat Meureubo

Observasi dan Wawancara Sekdes Ujong Tanjong

Page 66: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

53

Wawancara dengan Kaur Pembangunan Gampong Ujong Drien

Kunjungan dan Wawancara dengan Keplor Gampong Ujong Drien

Page 67: ANALISIS RENCANA STRATEGIS TERHADAP PELAKSANAAN

54

Kunjungan dan Wawancara Warga Masyarakat Gampong Meureubo