analisis puisi berdasarkan strata norma

Upload: yoez-poetra

Post on 10-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Analisis Puisi Berdasarkan Strata Norma

    1/4

    II. ANALISIS PUISI BERDASARKAN STRATA NORMA

    Puisi merupakan karya sastra yang memiliki struktur yang sangat kompleks

    yang terdiri dari beberapa strata (lapis) norma. Masing-masing norma menimbulkan

    lapis norma di bawahnya, yang dijelaskan oleh Rene Wellek sebagai berikut :

    Lapis norma pertama adalah lapis bunyi (sound stratum). Bila orang

    membaca puisi, maka yang terdengar adalah serangkaian bunyi yang dibatasi jeda

    pendek, agak panjang, dan panjang.

    Lapis pertama yang berupa bunyi tersebut mendasari timbulnya lapis

    kedua, yaitu lapis arti (units of meaning), karena bunyi-bunyi yang ada pada puisi

    bukanlah bunyi tanpa arti. Bunyi-bunyi itu disusun sedemikian rupa menjadi satuan

    kata, frase, kalimat, dan bait yang menimbulkan makna yang dapat dipahami oleh

    pembaca.

    Rangkaian satuan-satuan arti tersebut menimbulkan lapis ketiga berupa

    unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi, misalnya latar, pelaku, lukisan-lukisan, objek-

    objek yang dikemukakan, makna implisit, sifat-sifat metafisis, dunia pengarang dan

    sebagainya.

    Untuk menjelaskan penerapan analisis strata norma tersebut berikut

    diberikan sebuah contoh.

    CINTAKU JAUH DI PULAU(Chairil Anwar)

    Cintaku jauh di pulau,gadis manis, sekarang iseng sendiri

    Perahu melancar, bulan memancar,di leher kukalungkan ole-ole buat si pacarAngin membantu, laut terang, tapi terasaaku tidak kan sampai padanya

    Di air yang terang, di angin mendayu,

    di perasaan penghabisan segala melajuAjal bertahta, sambil berkata :Tujukan perahu ke pangkuanku saja.

    Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!Perahu yang bersama kan merapuh!Mengapa ajal memanggil dulusebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

    Manisku jauh di pulaukalau ku mati, dia mati iseng sendiri

  • 7/22/2019 Analisis Puisi Berdasarkan Strata Norma

    2/4

    1. Analisis lapis pertama (bunyi/sound stratum)

    Pembahasan lapis bunyi hanyalah ditujukan pada bunyi-bunyi yang bersifat

    istimewa atau khusus, yaitu bunyi-bunyi yang dipergunakan untuk mendapatkan

    efek puitis atau nilai seni. Misalnya pada baris pertama puisi di atas ada asonansi a

    dan u; di baris kedua ada aliterasi s (gadis manis sekarang iseng sendiri). Demikian

    juga pada bait kedua ada asonansi a (melancar memancar si pacar terang

    terasa); dan ada pula aliterasi ldan r(melancar bulan memancar lautterang

    tapi terasa).

    Kecuali asonansi dan aliterasi, terdapat pula rima teratur yang digarap

    dengan sangat mengesankan oleh Chairil Anwar. Bait 1 dan bait terakhir mempunyai

    rima yang sama (a b), yang nampaknya mengapit bait-bait di antaranya yang berpola

    rima a a bb. Rima konsonan memancar si pacardipertentangkan dengan rimaterasa padanya yang merupakan bunyi vokal. Rima kutempuh merapuh

    (konsonan) dipertentangkan dengan rima vokal dulu cintaku.

    Rima yang berupa asonansi dan aliterasi pada puisi di atas berfungsi

    sebagai lambang rasa (klanksymboliek) sehingga menambah keindahan puisi dan

    memberi nilai rasa tertentu.

    Asonansi Pengulangan bunyi vokal pada sebuah baris yang sama.

    Aliterasi1. Pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang

    berurutan.

    2. Sajak/rima awal.

    2. Analisis lapis kedua (arti/units of meaning)

    Dalam kegiatan menganalisis arti, kita berusaha memberi makna pada

    bunyi, suku kata, kata, kelompok kata, kalimat, bait, dan pada akhirnya makna

    seluruh puisi. Sebagai contoh, berikut ini adalah analisis makna per kalimat, per bait

    dan akhirnya makna seluruh puisi Cintaku Jauh di Pulau.

    Bait I Cintaku jauh di pulau berarti kekasih tokoh aku berada di pulau yang

    jauh. Gadis manis sekarang iseng sendiriartinya sang kekasih tersebut adalah

    seorang gadis yang manis yang menghabiskan waktu sendirian (iseng) tanpa

    kehadiran tohoh aku.

  • 7/22/2019 Analisis Puisi Berdasarkan Strata Norma

    3/4

    Pada bait II, si tokoh aku menempuh perjalanan jauh dengan perahu

    karena ingin menjumpai kekasihnya. Ketika itu cuaca sangat bagus, namun hati si

    aku merasa gundah karena rasanya ia tak akan sampai pada kekasihnya.

    Bait III menceritakan perasaan si aku yang semakin sedih karena walaupun

    air terang, angin mendayu, tetapi pada perasaannya ajal telah memanggilnya (Ajal

    bertahta sambil berkata : Tujukan perahu ke pangkuanku saja).

    Bait IV menunjukkan si aku putus asa. Demi menjumpai kekasihnya ia telah

    bertahun-tahun berlayar, bahkan perahu yang membawanya akan rusak, namun

    ternyata kematian menghadang dan mengakhiri hidupnya sebelum ia bertemu

    dengan kekasihnya.

    Bait V merupakan kekhawatiran si tokoh aku tentang kekasihnya, bahwa

    setelah ia meninggal, kekasihnya itupun akan mati juga dalam penantian yang sia-

    sia.

    Setelah kita menganalisis makna tiap bait, kita pun harus sampai pada

    makna lambang yang diemban oleh puisi tersebut. Kekasih tokoh aku adalah kiasan

    dari cita-cita si aku yang sukar dicapai. Untuk meraihnya si aku harus mengarungi

    lautan yang melambangkan perjuangan. Sayang, usahanya tidak berhasil karena

    kematian telah menjemputnya sebelum ia meraih cita-citanya.

    3. Analisis lapis ketiga (objek-objek, latar, pelaku, dunia pengarang dan lain-

    lain)

    Lapis arti menimbulkan lapis ketiga berupa objek-objek yang dikemukakan,

    latar, pelaku, dunia pengarang, makna implisit, dan metafisis.

    Pada puisi Cintaku Jauh di Pulau, objek yang dikemukakan adalah

    cintaku, gadis manis, laut, pulau, perahu, angin, bulan, air laut, dan ajal. Pelaku atau

    tokohnya adalah si aku , sedang latarnya di laut pada malam hari yang cerah dan

    berangin.

    Jika objek-objek, latar, dan pelaku yang dikemukakan dalam puisi

    digabungkan, maka akan menghasilkan dunia pengarang atau isi puisi. Ini

    merupakan dunia (cerita) yang diciptakan penyair di dalam puisinya.

    Contoh, berdasarkan puisi Cintaku Jauh di Pulau kita dapat menuliskan

    dunia pengarang sebagai berikut :

    Kekasih tokoh aku (gadis manis) berada di suatu tempat yang jauh. Karena

    ingin menemuinya, pada suatu malam ketika bulan bersinar dan cuaca bagus, si aku

  • 7/22/2019 Analisis Puisi Berdasarkan Strata Norma

    4/4

    berangkat dengan perahu. Akan tetapi, walaupun keadaan sangat baik untuk

    berlayar (laut terang, angin mendayu), namun si aku merasa ia tak akan sampai

    pada kekasihnya itu. Pelayaran selama bertahun-tahun, bahkan sampai perahunya

    akan rusak, nampaknya tidak akan membuahkan hasil karena ajal lebih dulu datang.

    Ia membayangkan, setelah ia mati kekasihnya juga akan mati dalam kesendirian.

    Ada pula makna implisit yang walaupun tidak dinyatakan dalam puisi

    namun dapat dipahami oleh pembaca. Misalnya kata gadis manis memberi

    gambaran bahwa pacar si aku ini sangat menarik.

    Dalam puisi tersebut terasa perasaan-perasaan si aku : senang, gelisah,

    kecewa, dan putus asa.

    Kecuali itu ada unsurmetafisis yang menyebabkan pembaca

    berkontemplasi. Dalam puisi di atas, unsur metafisis tersebut berupa ketragisan

    hidup manusia, yaitu meskipun segala usaha telah dilakukan disertai sarana yang

    cukup, bahkan segalanya berjalan lancar, namun manusia seringkali tak dapat

    mencapai apa yang diidam-idamkannya karena maut telah menghadang lebih

    dahulu. Dengan demikian, cita-cita yang hebat dan menggairahkan akan sia-sia

    belaka.