analisis puisi berdasarkan strata norma
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Analisis Puisi Berdasarkan Strata Norma
1/4
II. ANALISIS PUISI BERDASARKAN STRATA NORMA
Puisi merupakan karya sastra yang memiliki struktur yang sangat kompleks
yang terdiri dari beberapa strata (lapis) norma. Masing-masing norma menimbulkan
lapis norma di bawahnya, yang dijelaskan oleh Rene Wellek sebagai berikut :
Lapis norma pertama adalah lapis bunyi (sound stratum). Bila orang
membaca puisi, maka yang terdengar adalah serangkaian bunyi yang dibatasi jeda
pendek, agak panjang, dan panjang.
Lapis pertama yang berupa bunyi tersebut mendasari timbulnya lapis
kedua, yaitu lapis arti (units of meaning), karena bunyi-bunyi yang ada pada puisi
bukanlah bunyi tanpa arti. Bunyi-bunyi itu disusun sedemikian rupa menjadi satuan
kata, frase, kalimat, dan bait yang menimbulkan makna yang dapat dipahami oleh
pembaca.
Rangkaian satuan-satuan arti tersebut menimbulkan lapis ketiga berupa
unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi, misalnya latar, pelaku, lukisan-lukisan, objek-
objek yang dikemukakan, makna implisit, sifat-sifat metafisis, dunia pengarang dan
sebagainya.
Untuk menjelaskan penerapan analisis strata norma tersebut berikut
diberikan sebuah contoh.
CINTAKU JAUH DI PULAU(Chairil Anwar)
Cintaku jauh di pulau,gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar,di leher kukalungkan ole-ole buat si pacarAngin membantu, laut terang, tapi terasaaku tidak kan sampai padanya
Di air yang terang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melajuAjal bertahta, sambil berkata :Tujukan perahu ke pangkuanku saja.
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!Perahu yang bersama kan merapuh!Mengapa ajal memanggil dulusebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulaukalau ku mati, dia mati iseng sendiri
-
7/22/2019 Analisis Puisi Berdasarkan Strata Norma
2/4
1. Analisis lapis pertama (bunyi/sound stratum)
Pembahasan lapis bunyi hanyalah ditujukan pada bunyi-bunyi yang bersifat
istimewa atau khusus, yaitu bunyi-bunyi yang dipergunakan untuk mendapatkan
efek puitis atau nilai seni. Misalnya pada baris pertama puisi di atas ada asonansi a
dan u; di baris kedua ada aliterasi s (gadis manis sekarang iseng sendiri). Demikian
juga pada bait kedua ada asonansi a (melancar memancar si pacar terang
terasa); dan ada pula aliterasi ldan r(melancar bulan memancar lautterang
tapi terasa).
Kecuali asonansi dan aliterasi, terdapat pula rima teratur yang digarap
dengan sangat mengesankan oleh Chairil Anwar. Bait 1 dan bait terakhir mempunyai
rima yang sama (a b), yang nampaknya mengapit bait-bait di antaranya yang berpola
rima a a bb. Rima konsonan memancar si pacardipertentangkan dengan rimaterasa padanya yang merupakan bunyi vokal. Rima kutempuh merapuh
(konsonan) dipertentangkan dengan rima vokal dulu cintaku.
Rima yang berupa asonansi dan aliterasi pada puisi di atas berfungsi
sebagai lambang rasa (klanksymboliek) sehingga menambah keindahan puisi dan
memberi nilai rasa tertentu.
Asonansi Pengulangan bunyi vokal pada sebuah baris yang sama.
Aliterasi1. Pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang
berurutan.
2. Sajak/rima awal.
2. Analisis lapis kedua (arti/units of meaning)
Dalam kegiatan menganalisis arti, kita berusaha memberi makna pada
bunyi, suku kata, kata, kelompok kata, kalimat, bait, dan pada akhirnya makna
seluruh puisi. Sebagai contoh, berikut ini adalah analisis makna per kalimat, per bait
dan akhirnya makna seluruh puisi Cintaku Jauh di Pulau.
Bait I Cintaku jauh di pulau berarti kekasih tokoh aku berada di pulau yang
jauh. Gadis manis sekarang iseng sendiriartinya sang kekasih tersebut adalah
seorang gadis yang manis yang menghabiskan waktu sendirian (iseng) tanpa
kehadiran tohoh aku.
-
7/22/2019 Analisis Puisi Berdasarkan Strata Norma
3/4
Pada bait II, si tokoh aku menempuh perjalanan jauh dengan perahu
karena ingin menjumpai kekasihnya. Ketika itu cuaca sangat bagus, namun hati si
aku merasa gundah karena rasanya ia tak akan sampai pada kekasihnya.
Bait III menceritakan perasaan si aku yang semakin sedih karena walaupun
air terang, angin mendayu, tetapi pada perasaannya ajal telah memanggilnya (Ajal
bertahta sambil berkata : Tujukan perahu ke pangkuanku saja).
Bait IV menunjukkan si aku putus asa. Demi menjumpai kekasihnya ia telah
bertahun-tahun berlayar, bahkan perahu yang membawanya akan rusak, namun
ternyata kematian menghadang dan mengakhiri hidupnya sebelum ia bertemu
dengan kekasihnya.
Bait V merupakan kekhawatiran si tokoh aku tentang kekasihnya, bahwa
setelah ia meninggal, kekasihnya itupun akan mati juga dalam penantian yang sia-
sia.
Setelah kita menganalisis makna tiap bait, kita pun harus sampai pada
makna lambang yang diemban oleh puisi tersebut. Kekasih tokoh aku adalah kiasan
dari cita-cita si aku yang sukar dicapai. Untuk meraihnya si aku harus mengarungi
lautan yang melambangkan perjuangan. Sayang, usahanya tidak berhasil karena
kematian telah menjemputnya sebelum ia meraih cita-citanya.
3. Analisis lapis ketiga (objek-objek, latar, pelaku, dunia pengarang dan lain-
lain)
Lapis arti menimbulkan lapis ketiga berupa objek-objek yang dikemukakan,
latar, pelaku, dunia pengarang, makna implisit, dan metafisis.
Pada puisi Cintaku Jauh di Pulau, objek yang dikemukakan adalah
cintaku, gadis manis, laut, pulau, perahu, angin, bulan, air laut, dan ajal. Pelaku atau
tokohnya adalah si aku , sedang latarnya di laut pada malam hari yang cerah dan
berangin.
Jika objek-objek, latar, dan pelaku yang dikemukakan dalam puisi
digabungkan, maka akan menghasilkan dunia pengarang atau isi puisi. Ini
merupakan dunia (cerita) yang diciptakan penyair di dalam puisinya.
Contoh, berdasarkan puisi Cintaku Jauh di Pulau kita dapat menuliskan
dunia pengarang sebagai berikut :
Kekasih tokoh aku (gadis manis) berada di suatu tempat yang jauh. Karena
ingin menemuinya, pada suatu malam ketika bulan bersinar dan cuaca bagus, si aku
-
7/22/2019 Analisis Puisi Berdasarkan Strata Norma
4/4
berangkat dengan perahu. Akan tetapi, walaupun keadaan sangat baik untuk
berlayar (laut terang, angin mendayu), namun si aku merasa ia tak akan sampai
pada kekasihnya itu. Pelayaran selama bertahun-tahun, bahkan sampai perahunya
akan rusak, nampaknya tidak akan membuahkan hasil karena ajal lebih dulu datang.
Ia membayangkan, setelah ia mati kekasihnya juga akan mati dalam kesendirian.
Ada pula makna implisit yang walaupun tidak dinyatakan dalam puisi
namun dapat dipahami oleh pembaca. Misalnya kata gadis manis memberi
gambaran bahwa pacar si aku ini sangat menarik.
Dalam puisi tersebut terasa perasaan-perasaan si aku : senang, gelisah,
kecewa, dan putus asa.
Kecuali itu ada unsurmetafisis yang menyebabkan pembaca
berkontemplasi. Dalam puisi di atas, unsur metafisis tersebut berupa ketragisan
hidup manusia, yaitu meskipun segala usaha telah dilakukan disertai sarana yang
cukup, bahkan segalanya berjalan lancar, namun manusia seringkali tak dapat
mencapai apa yang diidam-idamkannya karena maut telah menghadang lebih
dahulu. Dengan demikian, cita-cita yang hebat dan menggairahkan akan sia-sia
belaka.