analisis proses pembelajaran

26

Click here to load reader

Upload: haryono-iqbal

Post on 24-Jul-2015

148 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

ANALISIS PROSES PEMBELAJARANMELALUI DATA UJIAN AKHIR NASIONAL DI SMA PGRI CIRANJANG-CIANJUR

Dipresentasikan dalam Seminar Nasional MatematikaUniversitas Gajah Mada Yogyakarta Sabtu, 31 Mei 2008

Disusun oleh :Drs Rudy Kurniawan, M.PdNIDN. 0414126601

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKASEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN YASIKAMAJALENGKA2008Analisis Proses Pembelajaran melaluiData Ujian Nasional di SMA PGRI Ciranjang CianjurOleh : Drs. Rudy Kurniawan, M.Pd( Dosen STKIP YASIKA Majalengka )Email : [email protected]

Page 2: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

AbstrakSalah satu analisis proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menelaah data hasil proses pembelajaran yang telah terjadi (Nilai UN Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika ) selama 15 tahun. Melalui metode peng-clean-an data dengan menggunakan Program Matlab Out Lier MVV serta menganalisisnya dengan rumus T2- Chart for Future Sub Sample Mean, Determinan Matriks Kovarians (DMK) dan nilai Uper Control Limit (UCL), kita dapat menentukan analisis pencapaian proses dan variabilitas pembelajarannya. Selanjutnya, dengan mempertimbangkan nilai DMK yang terkecil maka dapat diprediksi analisis model regresi linier yang akan memberi gambaran hasil pembelajaran dimasa mendatang. Dari model regresi yang diperoleh ternyata diantara ketiga mata pelajaran tersebut berkorelasi sangat rendah.

Kata kunci: Analisis kontrol proses pembelajaran, Program Matlab, T2- Chart for Future Sub Sample Mean, DMK, UCL dan Korelasi regresi linier.

A. PendahuluanPendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang handal, dengan demikian pendidikan merupakan ujung tombak bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Oleh karena itu, sudah menjadi sepantasnya bila pendidikan dijadikan sebagai salah satu aspek yang paling dominan dalam pengembangan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Terlebih lagi dengan merambahnya sistem globalisasi dunia yang semakin terus merangsak diberbagai kehidupan, sehingga persaingan dalam berbagai kehidupan dan penghidupan semakin ketat. Jadi, hanya melalui pendidikan sebuah bangsa dapat bersaing dalam globalisasi dunia, artinya sebuah bangsa akan maju dan terus berkembang bila SDM-nya memiliki pendidikan dan IPTEK yang mumpuni dalam menanggulangi persaingan dan dampak globalisasi dunia.Sekolah sebagai wadah proses pembelajaran pendidikan formal yang utama dalam mencerdaskan SDM untuk menanggulangi persaingan dan dampak globalisasi dunia. Melalui keterlibatan yang proaktif dari semua unsur yang terkait dalam bidang pendidikan maka proses pembelajaran yang diharapkan akan menghasilkan anak didik yang mampu dan siap menghadapi persaingan. Salah satu bentuk keterlibatan yang proaktif dalam proses pembelajaran, yaitu keterlibatan kita dalam mengontrol proses pembelajaran.Pengontrolan proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan dan membaca data hasil proses pembelajaran yang ada di sekolah/instansi terkait dengan pengolahan statistik yang tepat guna. Namun kenyataan dilapangan sungguh memprihatinkan, pada umumnya instansi pendidikan yang terkait belum banyak yang memperhatikan secara khusus dan akrab dengan hal tersebut.Pengelola sekolah dan instansi pendidikan yang terkait pada umumnya belum memiliki sense of data dan sense of data-minded, yaitu dalam memanfaatkan data yang ada secara maksimal, sehingga banyak kebijakan pendidikan yang pelaksanaannya ditunda bahkan dicabut tanpa pertimbangan yang jelas, atau sebaliknya, kebijakan pendidikan yang dilakukan membuat masyarakat resah.Melihat kenyataan dan harapan dilapangan, penulis termotivasi untuk membahas sebuah contoh bagaimana data yang diolah menggunakan statistik yang tepat dapat memberikan gambaran tentang sebuah proses pembelajaran yang telah dilakukan. Untuk itu penulis memanfaatkan data

Page 3: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

Nilai Ebtanas Murni (NEM) atau data nilai Ujian Nasional(UN) yang ada di SMA PGRI Ciranjang Cianjur selama 15 tahun kebelakang.

B. PermasalahanPermasalahan yang diangkat pada tulisan ini adalah bagaimanakah memaknai sebuah proses pembelajaran di sekolah dengan memanfaatkan data nilai UN yang diolah dengan menggunakan statistik multivariat ?

C. TujuanTujuan penulisan makalah ini adalah memberi masukan kepada instansi pendidikan yang terkait, bagaimana mengontrol proses pembelajaran di sekolah dengan menggunakan dan memanfaatkan analisis statistik multivariat, serta memprediksi model korelasi regresi hasil PBM di tahun pembelajaran berikutnya.D. Karakteristik SampelSMA PGRI Ciranjang terletak di Cianjur bagian Timur, yang beralamat di Jalan Sindangreret No 50, Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur. Sekolah ini berdiri pada tahun 1983 melalui Surat Keputusan (SK) Depdikbud No : 136 / I02/ Kep / E:83-30-9-83, SK YPLP PGRI : 07 / YP PGRI / U / Kep / 1983-10-4-1983. Akta Notaris No 20, Nomor Statistik Sekolah (NSS) : 304020704008 Depdikbud :566 / I02.9 / A / 37 dan Nomor Data Sekolah (NDS) : B.07044001 / 300207006. Pada awalnya SMA ini bernama SMA PGRI NO.50 Ciranjang-Cianjur, dan pada tahun 1993 namanya resmi menjadi SMA PGRI Ciranjang dengan status akriditasi disamakan melalui SK Dirjen Dikdasmen : 525 / C / Kep / 1993 dan SK Dirjen Dikdasmen : 273 /C C7 / Kep / MN /1999, NDS : 3002070006 Th 1999, NIS : 310502 Tahun 2003. Sekolah ini terkenal diwilayahnya karena prestasi aktivitas ekstrakurikuler, khususnya Seni Drum Band. Pergantian kepala sekolah di SMA PGRI Ciranjang sejak berdiri tahun 1983 hingga tahun 2007 sudah terjadi 3 kali. Periode I tahun 1983 hingga 1992 di pimpin oleh Drs. Syarifudin (Alm), periode II tahun 1992 hingga 2000 dipimpin oleh Drs. Sutiandi, dan periode III tahun 2000 sampai dengan sekarang dipimpin oleh Drs. Oman.Tingkat kepercayaan masyarakat pada SMA PGRI Ciranjang cukup signifikan, terbukti dengan penerimaan siswa di setiap tahun ajaran baru cukup membludak dibandingkan kapasitas ruang belajarnya, sehingga rombongan belajar terbagi menjadi 2 shif pagi dan sore. Rata-rata tiap tahun siswa baru yang terserap sekitar 250-an siswa dengan jumlah guru matematika, guru Bahasa Inggris, dan guru Bahasa Indonesia masing-masing bidang studi ada 4 orang, mereka memiliki kemampuan yang hampir setara.Pada pembahasan ini, data yang digunakan untuk dianalisis diambil dari hasil pembelajaran siswa-siswa kelas IPA, dengan pertimbangan bahwa kelas-kelas itu tiap tahunnya dipegang oleh pengajar yang memiliki kemampuan yang homogen. Data yang dianalisis adalah nilai UN Bahasa Indonesia (X1), Bahasa Inggris (X2) dan Matematika (X3) selama 15 tahun, yaitu dari tahun ajaran 1992/1993 hingga 2006/2007.E. Metode Analisis DataAnalisis data pembahasan menggunakan rumus statistik for Future Sub Sample Means. Data sample yang diperoleh sebelum dianalisis oleh rumus tersebut sebelumnya di Out Lier dengan menggunakan Program Matlab MVV.Program Matlab Out Lier untuk menghasilkan data Clean yang diambil dari data nilai UN periode tahun ke-1-15 (tahun kelulusan 1993 s/d 2007) pada sampel, menggunakan program Matlab MVV.

Page 4: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

Setelah diperoleh data clean, kemudian ditentukan :· Banyaknya sampel data tiap peride tahun (n)· Mean ( )· Grand Mean ( )· Jarak Mahalanubis ( - )· Varians· Matriks Kovarians (S)· Determina Matriks Kovarians (Det(S))· Matriks· · .· for Future Sub Sample Means-nya dengan rumus :Setelah itu ditentukan nilai Uper Control Limit (UCL) yang berguna untuk melihat apakah proses pembelajaran berada dalam keadaan normal (di bawah kontrol UCL) atau tidak normal (di atas kontrol UCL).Langkah terakhir analisis adalah menentukan model regresi linier dalam menduga hasil pencapaian proses pembelajaran untuk masa yang akan datang. Caranya dapat dilihat langkah * di bawah ini.Setelah mendapatkan sebuah periode tahun yang akan dijadikan model, maka langkah-langkah pengolahannya menggunakan Microsoft Excel dengan menentukan :· Mean setiap mata pelajaran.· Varians setiap mata pelajaran· Matriks Kovarian (S)· Nilai Determinan (S)· Invers (S)· Det [Invers (S)]· Matriks Korelasi bersama (R)· Determinan (R)· Invers (R) (*)· Determinan Invers (R)· Penentuan hubungan antara setiap 2 dan 3 variabel, yang kemudian dicari Invers bersamanya.· Untuk menentukan persamaan korelasi linier regresi dua variabel dari tiap hubungan, tentukan nilai residu terkecil dari masing-masing variabel untuk dijadikan variabele dependen. Nilai residu diambil dari Inv (S) diagonal reciprocal diagonal elemen.

F. Analisis DataAnalisis data dipakai untuk mengontrol variabilitas proses pembelajaran yang diindikasikan dengan menghitung nilai determinan dari matriks kovarians (DMK) dibandingkan dengan nilai UCL-nya. Nilai data DMK tiap periode tahun kelulusan sesuai Tabel 1, adalah sebagai berikut :Tabel 1.Determinan Matriks Kovarians dan Nilai UCLPeriodeThn LulusDMKUCL (3)UCL (2)

Page 5: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

119930.0066550.0587420.043375219940.0086490.0587420.043375319950.0104510.0587420.043375419960.0134510.0587420.043375519970.0048410.0587420.043375619980.0060740.0587420.043375719990.0071130.0587420.043375820000.0158730.0587420.043375920010.0235850.0587420.04337510

Page 6: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

20020.0585440.0587420.0433751120030.0001850.0587420.0433751220040.0003430.0587420.0433751320050.0306870.0587420.0433751420060.0012510.0587420.0433751520070.0019070.0587420.043375

Berdasarkan data Tabel 1, gambaran grafik data DMK sesuai Gambar 1. di bawah ini.

Gambar 1. Grafik Kontrol Chart Variabilitas PembelajaranGambar grafik memberi pnjelasan pada kita bahwa variabilitas proses pengajaran selama periode tahun 1992/1993 – 2000/2001 berjalan baik tidak ada gejolak atau perbedaan signifikan dari proses pembelajaran yang dilakukan guru, dan bahkan cenderung jauh di bawah garis UCL2. Hal ini mengindikasikan bahwa informasi pembelajaran yang disampaikan guru dapat diserap secara relaltif homogen oleh siswa diseluruh kelas IPA. Jika dikaitkan dengan faktor eksternal, antara tahun 1997 hingga tahun 2003 dimana kebijakan pemerintah mengenai NEM telah berjalan dan disadari implikasinya oleh sekolah, guru dan siswa serta ditetapkannya status sekolah dengan

Page 7: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

akriditasi disamakan di tahun 1993 dan tahun 1999, serta terbitnya SK nomor identitas sekolah membawa dampak yang baik terhadap proses pembelajaran. Pergantian pimpinan kepala sekolah di tahun 2000 memberi dampak menaiknya DMK (walaupun masih normal dibawah UCL) dimulai tahun 2000, 2001, 2002. Bahkan di tahun 2002 tersebut, terjadi lonjakan gejolak proses pembelajaran, ini mengindikasikan bahwa pada tahun tersebut proses pembelajarannya relatif terserap secara tak homogen oleh siswa. Hal ini terjadi karena kemungkinan sekolah sedang mencari identitas dirinya terkait dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat pada sekolah (meningkatnya jumlah siswa di SMA PGRI Ciranjang) serta mulai ditetapkannya Ujian Nasional yang dapat mengakibatkan ketidaklulusan siswa dari sekolah. Walaupun demikian, untuk tahun-tahun selanjutnya proses pembelajaran berjalan dengan baik dan dapat diserap secara relatif homogen oleh siswa. Hal ini didukung temuan dilapangan, bahwa pada tahun-tahun tersebut SMA PGRI Ciranjang mulai mendapat prestasi ekstrakurikuler yang menonjol dan tingkat kepercayaan masyarakat yang semakin meningkat pada sekolah. Selain itu, genjarnya kegiatan ekstrakulikuler dan pengayaan untuk bidang studi yang di UN-kan oleh pihak sekolah berperan dalam pencapaian nilai-nilai tersebut.Sedangkan dari hasil analisis menggunakan statistik for Future Sub Sample Means diperoleh hasil seperti pada tabel 2 di bawah ini.Tabel 2.Nilai for Future Sub Sample Means dan Nilai UCL

PeriodeThn LulusT^2UCL (3)UCL (2)11993704.09076601.9364918.4219941019.7026601.9364918.431995843.07996601.9364918.441996883.82586601.9364918.45

Page 8: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

1997159.11746601.9364918.461998753.4056601.9364918.4719991108.8186601.9364918.482000575.20186601.9364918.492001468.85146601.9364918.4102002481.92216601.9364918.4112003780.80046601.9364918.41220041222.5426601.9364918.41320054858.4416601.9364918.4142006

Page 9: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

4990.296601.9364918.41520074419.8316601.9364918.4

Berdasarkan data Tabel 2, gambar grafiknya adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Grafik Kontrol Chart Pencapaian Proses PembelajaranAnalisis terhadap Gambar 2 sebenarnya menguatkan pendapat bahwa telah terjadi variabilitas pengajaran di 3 tahun terakhir, yang berdampak pada perolehan nilai siswa terkait dengan perolehan nilai pengetahuan siswa di sekolah dengan diubahnya proses pembelajaran. Perubahan itu ternyata meningkatkan rata-rata nilai siswa dari ketiga mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika) dibandingkan dengan tahun 2002 dan sebelumnya, seperti terlihat pada Tabel 3.Tabel. 3Rata-rata dan Varians dari Ketiga Mata Pelajaran Setiap TahunTahun AjaranMata PelajaranMeanVarianTahun AjaranMata PelajaranMeanVarian1992/1993B.Ind5.13080.17042000/2001B.Ind4.35780.4227B.Ing3.14250.3919B.Ing2.90370.33

Page 10: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

Math1.7710.1157Math2.09260.23681993/1994B.Ind5.1290.34412001/2002B.Ind5.28650.4911B.Ing2.56980.1397B.Ing3.15220.5725Math1.74270.204Math2.28260.29241994/1995B.Ind5.68980.32462002/2003B.Ind5.950.1549B.Ing2.71020.1568B.Ing5.91810.1261Math2.21020.3358Math4.21970.0126

Page 11: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

1995/1996B.Ind5.51020.39792003/2004B.Ind5.32250.0617B.Ing3.17960.1644B.Ing4.99680.1381Math1.89430.2265Math5.11670.04321996/1997B.Ind6.04850.24842004/2005B.Ind6.52170.3535B.Ing3.35660.2493B.Ing6.13260.2593Math3.23050.0944Math6.98080.49741997/1998B.Ind4.57750.21972005/2006B.Ind

Page 12: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

7.23640.2223B.Ing3.01190.1753B.Ing6.51590.0532Math2.17450.1588Math7.23480.1191998/1999B.Ind4.85850.37262006/2007B.Ind5.38640.2425B.Ing2.27070.1133B.Ing6.43860.0969Math1.85270.176Math6.970.09381999/2000B.Ind4.5740.2053

B.Ing2.65330.3972

Page 13: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

Math2.06670.2372

Pada tahun ajaran 2004/2005 walaupun nilai rata-rata tiap mata pelajaran meningkat, namun variannya meningkat juga dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Pada tahun ajaran 2005/2006 nilai rata-rata ketiga mata pelajaran meningkat, namun terdapat perbedaan varian yang mencolok dari ketiga mata pelajaran tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadinya perbedaan penyerapan proses pembelajaran diantara ketiga bidang studi oleh siswa. Dengan demikian fluktuasi proses pembelajaran telah terjadi, sehingga fluktuasi rentang antara nilai yang signifikan diantara siswa pandai dan kurang telah terjadi. Oleh karenanya, perlu pengkajian yang lebih mendalam, mengapa dan bagaimana peningkatan itu bisa terjadi dalam proses pembelajaran yang drastis berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Salah satu faktor hal itu terjadi, yaitu menurunnya tingkat kesulitan soal ujian serta semakin genjarnya kegiatan ektrakurikuler serta pengayaan bidang studi UN, diindikasikan sebagai penyebab hal tersebut.Bila kita perhatikan Gambar 1 dan Gambar 2, ternyata semua nilai data DMK dan T^2 di bawah UCL (3), namun untuk memprediksi dan mengontrol proses pembelajaran di tahun-tahun berikutnya secara lebih seksama maka diperlukan proses penyempurnaan data prediksi kontrol chart variabilitas pembelajaran dan pencapaian hasil pembelajaran, sehingga tidak ada lagi data DMK dan T^2 di atas UCL (2). Proses penyempurnaan data prediksi dilakukan melalui iterasi. Iterasi-iterasi dilakukan dengan menghilangkan data periode tahun ke-14 (2006), tahun ke-10 (2002), tahun ke-13 dan ke-15 (2005 dan 2007), tahun ke-12 (2004), tahun ke-10 (2002), tahun ke-11 (2003), tahun ke-9 (2001) dan tahun ke-5 (1997).1. Hasil IterasiHasil iterasi terakhir, ternyata nilai DMK dan nilai T2 for Future Sub Sample Means , menghasilkan nilai sesuai data Tabel 12, 13 dan Gambar 11, 12 berikut.Tabel 4.Nilai for Future Sub Sample Means dan Nilai UCL Iterasi 5

PeriodeThn LulusT^2UCL (3)UCL (2)1199342.60862137.3325110.63352

Page 14: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

2199422.333866137.3325110.633523199590.563042137.3325110.633524199669.387242137.3325110.633526199887.723767137.3325110.633527199956.4162137.3325110.633528200031.616223137.3325110.63352

Gambar 3. Grafik Kontrol Chart Pencapaian Proses Pembelajaran Hasil IterasiTabel 5.Nilai Determinan Matriks Kovarians dan Nilai UCL Hasil Iterasi

PeriodeThn LulusDMKUCL (3)UCL (2)1

Page 15: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

19930.00665510.02090610.0171882219940.00864930.02090610.0171882319950.0104510.02090610.0171882419960.01345080.02090610.0171882619980.00607420.02090610.0171882719990.00711340.02090610.0171882820000.01587330.02090610.0171882Gambar grafik dari nilai DMK dan UCL hasil iterasi dari variabilitas pembelajarannya sesuai Gambar 4.

Gambar 4. Grafik Kontrol Chart Variabilitas Proses Pembelajaran Hasil IterasiDilihat dari hasil iterasi, ternyata semua nilai for Future Sub Sample Means dan nilai DMK variabilitas pembelajaran telah berada dibawah UCL (2). Dengan demikian semua data clean hasil iterasi telah siap dijadikan sebagai dasar mengontrol proses pembelajaran di SMA PGRI Ciranjang. Berdasarkan pada acuan data 7 tahun tersebut, tentu proses pembelajaran seharusnya

Page 16: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

terjadi dengan batasan nilai kontrol UCL (2) ataupun UCL (3) terendah, yang mungkin dapat dicapai oleh sekolah tersebut.2. Analisis Perubahan Nilai UCL (2) dan UCL (3) Hasil IterasiNilai UCL (2) dan UCL (3) dari tiap iterasi memperlihatkan kecenderungan yang terus menurun terhadap nilai T2 dan DMK. Hal itu diperlihatkan Tabel 6 berikut.

Tabel 6.Perubahan Nilai UCL T^2 dan DMK yang Disebabkan Proses IterasiNilaiIterasi Ke-T^212345UCL (2)4830.3692236.1811419.515339.3392110.634UCL (3)6595.0533095.2321987.758458.6667137.333

DMK

UCL (2)0.04470.04450.0462

Page 17: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

0.02280.0172UCL(3)0.06030.060280.06210.02880.0209

Tabel 6 ini menjelaskan pada kita bahwa proses iterasi, berguna untuk membersihkan data tiap periode tahun, juga mempertajam keakuratan batas maksimal nilai dari data sehingga kontrol chart semakin baik.

3. Analisis Korelasi Model RegresiTelah dikemukakan pada metode analisis data dimuka, bahwa model prediksi regresi linier 3 variabel (Bahasa Indonesia = X1, Bahasa Inggris = X2, Matematika = X3) yang paling baik di tentukan bila memiliki nilai residu terkecil dari data periode tahun yang sudah bersih. Periode tahun untuk data yang clean ada 7 tahun, yaitu tahun kelulusan 1993, 1994,1995,1996, 1998, 1999,dan 2000. Selain itu indikasi prediksi model regresi yang terbaiknya ditentukan dengan nilai DMK yang terkecil, semakin kecil nilai DMK, maka semua data pada periode tahun itu akan mengerumun pada garis model. Dengan demikian berdasarkan Tabel 5, maka model untuk prediksi regresi linier diambil dari data tahun 1998.

7.1 Analisis RataanRata-rata nilai untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika disajikan pada tabel 7.Tabel 7Nilai Rata-rata dan Varian Mata Pelajaran Ujian Akhir NasionalData Clean Tahun 1998

Bahasa IndonesiaBahasa InggrisMatematikaRata-rata4.577547173.01188682.1745283Varian0.219652470.17528320.1588323

Nilai rata-rata yang tertinggi adalah nilai Bahasa Indonesia, yang terkecil Matematika. Nilai varian yang terkecilnya adalah Matematika dan yang terbesar Bahasa Indonesia, dengan demikian indikasi penyerapan proses pembelajaran yang lebih merata pada siswa kelas 3 IPA

Page 18: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

adalah mata pelajaran Matematika.

7.2 Analisis Korelasi Dua VariabelAnalisis korelasi dua variabel dilakukan dengan mengkaji hubungan :Analisis Korelasi Bahasa Indonesia dan Bahasa InggrisAnalisis Korelasi Bahasa Indonesia dan MatematikaAnalisis Korelasi Bahasa Inggris dan MatematikaIndikasi prediksi variabel dependen dari hubungan antara dua variabel yang terbaik dapat dilihat dari nilai residu terkecil dari dua variabel tersebut.Untuk menganalisis korelasi kemampuan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris siswa, kita perhatikan Tabel 8.Tabel 8Residu Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa InggrisVariabelResiduVariabel DependentBahasa Indonesia (X1)0.2182134X2Bahasa Inggris (X2)0.1741349

Karena bahasa Inggris mempunyai residu yang terkecil, maka variabel bahasa Inggris diprediksi oleh bahasa Indonesia, berdasarkan perhitungan dengan microsoft excel maka korelasi liniernya adalah X2 = 0.0723 X1 + 2.681 nilai determinasinya adalah R2 = 0.0066, artinya hanya 0.6 % varian yang terjadi pada variabel kemampuan Bahasa Inggris siswa ditentukan oleh kemampuan Bahasa Indosianya, sedangkan 99.4% oleh hal lain. Ini menunjukkan bahwa keterkaitan antara masing-masing variabele adalah sangat rendah.Untuk menganalisis prediksi korelasi kemampuan Bahasa Indonesia dan Matematika siswa perhatikan Tabel 9.Tabel 9Residu Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan MatematikaVariabelResiduVariabel DependentBahasa Indonesia (X1)0.2196277X3Matematika (X3)0.1588144Karena Matematika residunya lebih kecil, maka variabel Matematika diprediksi oleh Bahasa Indonesia, berdasarkan perhitungan dengan mikrosoft excel didapatkan korelasi liniernya adalah X3 = 0.009X1 + 2.13 dengan nilai determinasi R2 = 0.0001. Hal ini artinya 0.01 % varian yang terjadi pada kemampuan Matematika siswa ditentukan oleh kemampuan Bahasa Indonesia, sedangkan 99,9% oleh hal lain. Ini menunjukkan bahwa keterkaitan antara masing-masing variable berada pada kategori sangat rendah.

Page 19: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

Selanjutnya, untuk menganalisis korelasi Bahasa Inggris dan Matematika perhatikan Tabel 10Tabel 10Residu Mata Pelajaran Bahasa Inggris dan MatematikaVariabelResiduVariabel DependentBahasa Inggris (X2)5.7426747X2Matematika (X3)6.2966586

Karena matematika residunya lebih kecil, maka variabel Bahasa Inggris diprediksi oleh Matematika, berdasarkan perhitungan dengan mikrosoft excel maka korelasi liniernya adalah X2 = -0.0066X3 + 3.026 dengan nilai determinasi R2 = 4E-05, artinya hanya 0.0004 % varian pada variabel kemampuan Bahasa Inggris siswa ditentukan oleh kemampuan matematika, sedangkan 99,996% oleh faktor lain. Keterkaitan antara masing-masing variable berada pada kategori sangat rendah.

7.3 Analisis Korelasi Tiga VariabelUntuk menentukan model korelasi tiga variabel, kita perhatikan nilai prediksi residu terkecil untuk 3 variabel dependent. Nilai residu diambil dari Inv (S) diagonal reciprocal diagonal elemen. Nilai residu X1 = 0.218; X2 = 0.174; dan X3 = 0.1588. Dengan demikian variabel dependent untuk prediksi analisis korelasi 3 variabel yang terbaik adalah X3 dan variabel independentnya adalah X1 dan X2.Berdasarkan perhitungan data analsis program microsoft excel diperoleh, model persamaan korelasi regresi linier 3 variabel: X3 = 2.151 + 0,095X1 - 0,007X2 dengan taraf signifikansinya model regresi tersebut 99,58%. Artinya model regresi itu dapat memprediksi kemampuan Matematika siswa jika kemampuan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesianya diketahui. Selain itu ternyata diketahui nilai determinasi R2 = 0.00016, dan koefisien korelasi R = 0.0128. Hal ini menunjukan bahwa hanya 0.016 % varian yang terjadi pada variabel kemampuan Matematika siswa dapat dijelaskan melalui varian yang terjadi pada variabel kemampuan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesianya. Dengan demikian koefisien tingkat hubungan tiga variabel tersebut adalah sangat rendah.

G. Rekomendasi dan KesimpulanPenyimpanan dan pengaprsipan data yang baik akan sangat membantu bagi ketersediaan data yang sangat diperlukan dalam rangka mengontrol aktivitas sebuah lembaga. Pada umunya lembaga pendidikan, kurang memperhatikan pengarsipan yang memadai, pengarsiapn yang memadai selain memiliki hard copy juga harus memiliki data dalam bentuk digital (soft copy).Melalui analisis data yang berkesinambungan dengan menggunakan periode data yang cukup, memungkinkan sekolah mengontrol semua proses pembelajarannya secara lebih efektif dan efesien dengan biaya dan waktu seminimal mungkin. Tersedianya data yang memadai dan didukung kemampuan memahami analisis statistik serta aplikasinya yang baik, maka seorang pimpinan dapat mengendalikan dan segera memberi masukan kepada guru/bawahannya mengenai proses aktivitas/pembelajaran yang dilakukan

Page 20: ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN

tanpa harus mengontrol secara langsung bagaimana proses aktifitas/pembelajaran itu terjadi.Pembersihan data dari tiap periode tahun dan tersedianya data dengan jumlah periode tahun yang cukup banyak akan mempertajam keakuratan proses pembuatan kontrol chart, terutama bila iterasi perlu dilakukan berulangkali, sehingga kita dapat memperlakukan kontrol secara tersendiri pada kelompok siswa/sampel yang memiliki karakteristik yang homogen atau yang berbeda dengan kelompok asalnya. Iterasi dilakukan guna memperketat nilai UCL sehingga indikasi pengontrolan pengamatan semakin akurat .Walaupun berkorelasi rendah, namun prediksi terbaik korelasi diantara 2 variabel dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika dimasa mendatang pada siswa SMA PGRI Ciranjang adalah kemampuan Bahasa Indonesia siswa dalam memprediksi kemampuan Bahasa Inggrisnya. Model persamaan linier regresinya adalah X2 = 0.0723 X1 + 2.681. Sedangkan prediksi terbaik pada model regresi linier korelasi diantara 3 variabel mata pelajaran tersebut, yaitu kemampuan Matematika siswa diprediksi oleh kemampuan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia-nya dengan model regresinya X3 = 2.151 + 0,095X1 - 0,007X2.DAFTAR PUSTAKADjauhari, M A.(2005). Improved Monitoring of Multivariate Process Variability. Journal of Quality Technology. Wiscounsin:American Society for Quality

Johnson, R.A.(2002). Applied Multivariate Statistical Analysis (5th).New Jersey: Person Education International.

Sugiyono (2004). Statistika Untuk Penelitian, Bandung : CV Alfabeta. Diposkan oleh Matematikanya Rudy K S3 di 21:07