analisis program pencegahan penyakit menular di puskesmas i denpasar selatan

48
LAPORAN MAGANG ANALISIS PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN Oleh : RUSLAN GRATIA PUTRI PANDIANGAN 1120025013 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Upload: resmha-andhika

Post on 16-Nov-2015

107 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

laporan magang

TRANSCRIPT

LAPORAN MAGANG

ANALISIS PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN

Oleh :RUSLAN GRATIA PUTRI PANDIANGAN1120025013

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS UDAYANA2014

viii

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan magang ini telah diperiksa dan disetujui sebagai hasil kegiatan magang untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Program Sarjana Kesehatan Masyarakat,S.KM 4 tahun, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Udayana.

Periode Oktober Desember 2014

Denpasar, 12 Desember 2014

Pembimbing Lapangan Magang Pembimbing Akademis Magang

dr. A.A. Ngr. Gd. Dharmayuda dr. Made Sutarga, M.KesNIP. 19770509 200604 1 009 NIP. 19530821 198012 1 001

IDENTITAS PEMAGANG

Data PersonalNama: Ruslan Gratia Putri PandianganNIM: 1120025013Jumlah SKS yang telah lulus: 128

Data Institusi MagangNama Institusi: Puskesmas I Denpasar SelatanUnit Kerja: P2MAlamat: Jalan Gurita No. 8, Denpasar Selatan

Bidang Konsentrasi Magang dan PembimbingBidang Konsentrasi: EpidemiologiPembimbing Lapangan: dr. A.A. Ngr. Gd. DharmayudaPembimbing Akademis : dr. Made Sutarga, M.Kes

Denpasar, 5 Desember 2014Pembimbing Akademis Magang Pembimbing Lapangan Magang

dr. Made Sutarga, M.Kesdr. A.A. Ngr. Gd. DharmayudaNIP. 19530821 198012 1 001NIP. 19770509 200604 1 009

Mengetahui,Ka. Panitia Program Magang

dr. Ni Wayan Septarini, MPHNIP. 19800929 200801 2 015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Laporan ini disusun berdasarkan hasil pengamatan penulis selama proses magang dan kemudian dibandingkan dengan literatur yang ada. Dalam laporan mangang ini tertulis kajian mengenai analisis situasi umum dan khusus, masalah yang dihadapi dan rekomendasi upaya mengatasinya oleh Puskesmas I Denpasar Selatan selaku penyedia pelayanan kesehatan yang pertama. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesian laporan ini, antara lain:1. Ibu dr. Putu Ayu Swandewi Astuti, MPH., selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kegitan magang dan menyusun laporan ini.2. Bapak dr. Made Sutarga, M.Kes., selaku pembimbing akademis magang atas segala bimbingan dan masukkannya.3. Bapak dr. A.A. Ngr. Gd. Dharmayuda, selaku Kepala Puskesmas I Denpasar Selatan dan pembimbing lapangan magang yang telah memberikan izin magang dan bimbingannya selama penulis melaksanakan magang hingga penyusunan laporan ini.4. Ibu dr. Ni Wayan Septarini, MPH., selaku koordinator magang beserta dosen dan staf P.S. IKM yang telah membantu penulis dalam mengarahkan izin magang dan administrasi kegiatan magang.5. Seluruh staf Puskesmas I Denpasar Selatan yang telah memberikan informasi dan dukungan semangat kepada penulis selama program magang ini berlangsung.6. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam pelaksanaan magang hingga penyusunan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna kesempuranaan laporan magang ini. Penulis berharap laporan magang ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISIHALAMAN JUDULLEMBAR PERSETUJUANiiIDENTITAS PEMAGANGiiiKATA PENGANTARivDAFTAR ISIviDAFTAR GRAFIKviiDAFTAR LAMPIRANviiiBAB I PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang . 11.2 Tujuan21.3 Manfaat21.4 Metodologi31.5 Kegiatan Awal di Tempat Magang3BAB II ANALISIS SITUASI42.1 Analisis Situasi Umum42.2. Analisis Situasi Khusus Bidang P2M Puskemas I Denpasar Selatan6BAB III IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH113.1 Identifikasi Masalah113.2 Penentuan Prioritas Masalah12BAB IV HASIL PENENTUAN PRIORITAS MASALAH13BAB VI PENUTUP176.1 Simpulan176.2 Saran18LAMPIRAN

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1 Cakupan Imunisasi Bulan Januari-Oktober Tahun2014 di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan ...7Grafik 2.2 Presentase penemuaan kasus ISPA dan Pneumonia Bulan Januari-Oktober 2014 di Puskesmas I Denpasar Selatan..8Grafik 2.3 Insiden Kasus Diare di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan Bulan Januari-Oktober Tahun 2014 ....9

DAFTAR LAMPIRANLampiran 1 : Surat Permohonan MagangLampiran 2 : Surat Keterangan Menerima Mahasiswa MagangLampiran 3 : Surat Keterangan Menyelesaikan Kegiatan MagangLampiran 4 : Jadwal Kegiatan dan Laporan MagangLampiran 5 : Daftar Absensi MagangLampiran 6 : Kuisioner Penentuan Prioritas Masalah Lampiran 7 : Dokumentasi Kegiatan MagangLampiran 8 : Lembar Komunikasi

1

BAB IPENDAHULUANLatar BelakangPerguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk membekali mahasiswa didiknya dengan pengetahuan soft skill dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti. Oleh sebab itu P.S. Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana selaku penyelenggara perguruan pendidikan tinggi melengkapi kemampuan mahasiswanya dengan pengalaman praktis yang didapatkan melalui praktik lapangan yaitu magang di instansi pemerintah, swasta maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM). Pemilihan tempat magang di Puskesmas I Denpasar Selatan merupakan inisiatif sendiri untuk dapat lebih mendalami bidang kerja peminatan epidemiologi pada penyedia pelayanan kesehatan pertama sebelum melangkah pada unit yang lebih tinggi. Adapun pemilihan unit kerja P2M pada kegiatan magang ini dikarenakan keinginan untuk mengetahui kondisi kerja yang sebenarnya di bagian P2M tersebut untuk dibandingkan dengan yang seharusnya pada pelayanan kesehatan dasar seperti salah satunya di Puskesmas I Denpasar Selatan. Hal ini harus diketahui guna melakukan pencegahan dan penanggulangan penyakit. 1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan Umum Program magang ini memiliki tujuan secara umum untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman secara langsung mengenai pelaksanaan program kesehatan di Puskesmas I Denpasar Selatan.1.2.2 Tujuan KhususAdapun tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah :a. Untuk mengetahui gambaran umum uni-unit kerja di Puskesmas I Denpasar Selatan.b. Untuk mengetahui gambaran unit kerja pada bagian P2M di Puskesmas I Denpasar Selatan.c. Untuk melakukan identifikasi masalah umum maupun khusus pada bagian P2M di Puskesmas I Denpasar Selatan.1.3 Manfaat 1.3.1 Bagi Mahasiswaa. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan di bidang manajemen maupun teknis dalam bidang kesehatan masyarakat di Puskesmas I Denpasar Selatanb. Terpapar dengan kondisi kerja yang sesungguhnya dan memberikan pengalaman dalam melaksanakan tugas-tugas di instansi Puskesmas I Denpasar Selatan.c. Melatih kemampuan mahasiswa dalam analisis masalah serta belajar mengaplikasikan metode maupun teori terkait dalam memberikan alternative pemecahan masalah kesehatan yang terjadi di lapangan yaitu di Puskesmas I Denpasar Selatan.1.3.2 Bagi Institusi Tempat Magang (Puskesmas I Denpasar Selatan)a. Institusi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu menyelesaikan tugas-tugas di unit kerja terkait.b. Institusi mendapatkan masukan baru dan terkini dari pengembangan keilmuan di perguruan tinggi dan alternative pemecahan masalah yang dapat berguna bagi kemajuan institusi.c. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan antara Puskesmas I Denpasar Selatan dengan P.S. Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.1.3.3 Bagi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakata. Memperkenalkan dan meningkatkan eksistensi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyaraka di bidang kesehatan .b. Memperoleh masukan yang bembagun untuk menyempurnakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan di dunia kerja yang sesungguhnya.c. Terbentuknya jaringan kerjasama yang baik dengan Puskesmas I Denpasar Selatan.1.4 MetodologiKegiatan magang ini menggunakan metode wawancara, observasi, telaah pustaka dalam analisis program P2M di Puskesmas I Denpasar Selatan.1.5 Kegiatan Awal di Tempat MagangProgram magang yang dilaksanakan dari tanggal 20 Oktober hingga 5 Desember 2014 sepenuhnya dilaksanakan di instansi Puskesmas I Denpasar Selatan dan dengan tetap menyesuaikan dengan kegiatan instansi. Kegiatan pertama kali magang di Puskesmas I Denpasar Selatan diawali dengan orientasi secara umum mengenai instansi. Kemudian dilanjutkan dengan orientasi pada masing-masing bidang P2M di Puskesmas I Denpasar Selatan. Adapun rincian kegiatan selama proses magang sebagaimana tercantum dalam lampiran laporan ini.Pada hari berikutnya program magang berjalan dengan bantuan pembimbing lapangan pembimbing akademik untuk menganalisis situasi di bidang yang ditempati. Berbagai pengalaman kerja yang diharapkan nantinya dapat diperoleh dari kegiatan magang ini adalah seperti menganalisa permasalahan kesehatan yang terjadi di masyarakat, membantu menjalankan program yang ada pada bidang yang ditempati serta hingga dapat mencari pemecahan masalah yang terjadi.

BAB IIANALISIS SITUASI2.1 Analisis Situasi Umum2.1.1 Gambaran Umum Puskesmas I Denpasar SelatanPuskesmas I Denpasar Selatan merupakan unit yang strategis dalam mendukung terwujudnya perubahan status kesehatan masyarakat menuju peningkatan derajat kesehatan yang optimal. Puskesmas I Denpasar Selatan berlokasi di Jalan Gurita No. 8 Sesetan. Puskesmas ini diresmikan pada tahun 1979 dan mulai beroperasi sejak tahun 1981, dengan cakupan wilayah sebagai berikut :Tabel 2.1 Wilayah kerja Puskesmas I Denpasar SelatanKelurahan/DesaBanjar

Sesetan14

Sidakarya12

Panjer9

Total35

Sumber : Buku Tahunan Puskesmas I Denpasar Selatan 2013Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan pada tahun 2013 yaitu sebesar 82.477 jiwa. Luas wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan adalah 13,67 km2. Adapun batas wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Desa Dauh Puri Sebelah Timur : Kelurahan Renon Sebelah Selatan : Selat Badung Sebelah Barat : Kelurahan Pedungan

2.1.2 Program Kesehatan Puskesmas I Denpasar SelatanBerdasarkan fungsi dan tugas pokok yang ada Puskesmas I Denpasar Selatan mengupayakan program-program yang sudah berjalan di sepanjang tahun 2013 dan masih berlangsung hingga saat ini terdiri dari :1. Upaya Kesehatan WajibUpaya kesehatan wajib ini merupakan pengembangan dari kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh Puskesmas I Denpasar Selatan yang terdiri dari:a. Upaya Promosi Kesehatanb. Upaya Kesehatan Lingkunganc. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencanad. Upaya Perbaikan Gizi Mayarakate. Upaya Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular yang terbagi dalam beberapa program yaitu : P2 TB Paru, P2 Malaria, P2 Kusta, P2 Diare, P2 ISPA, P2 Flu Burung, P2 DBD, P2 PMS/HIV&AIDS, P2 Rabies, Pelayanan Imunisasi, Pengendalian vektor dan Surveilans. f. Upaya Pengobatan Dasar

2. Upaya Kesehatan PengembanganAdapun program-program yang diselenggarakan oleh Puskesmas I Denpasar Selatan sebagai upaya kesehatan pengembangan tersebut adalah : Upaya Kesehatan Sekolah (UKS), Upaya Kesehatan Olahraga (Kesorga), Upaya Kesehatan Kerja (UKK), Upaya Kesehatan gigi dan Mulut (UKGS), Upaya Kesehatan Jiwa (Keswa), Upaya Kesehatan Mata, Upaya Kesehatan Usia Lanjut (Lansia), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Batra) dan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkemas).

3. Upaya Kesehatan PenunjangUpaya kesehatan penunjang diselenggarakan sebagai upaya untuk melengkapi berbagai kegiatan pada program-program kesehatan wajib maupun pengembangan. Adapun upaya kesehatan penujang yang diselenggarakan Puskesmas I Denpasar Selatan adalah Upaya Laboraturium, Farmasi/Apotek, SP2TP, SIK dan Pengelolaan Limbah Medis.

4. Upaya Jejaring Puskesmas meliputi Puskesmas Pembantu dan Poskesdes yang berlokasi pada masing-masing desa. Dengan demikian diharapkan masyarakat dapat lebih mudah menjangkau pelayanan kesehatan.

2.1.3 Sumber Pendanaan Pendanaan berbagai upaya kesehatan yang diselenggrakan oleh Puskesmas I Denpasar Selatan bersumber dari dana pusat, dana APBD II Kota Denpasar, dana Askes serta dana bantuan dari sumber lainnya.

2.1.4 Sarana KesehatanSarana kesehatan untuk membantu kelancaran pelaksanaan program-program di Puskesmas I Denpasar Selatan terdiri dari puskesmas induk berjumlah 1 unit, puskesmas pembantu sebanyak 2 unit yang terletak di Kelurahan Panjer dan Desa Sidakarya, puskemas keliling berjumlah 2 unit kendaraan roda 4 serta kendaraan roda 2 berjumlah 4 unit sepeda motor.2.2. Analisis Situasi Khusus Bidang P2M Puskesmas I Denpasar SelatanPelaksanaan masing-masing program P2M, setiap memegang programnya bertangguang jawab langsung atas perencanaan, pencatatatan, pelaporan bulanan maupun tahunan begitu pula dengan penelusuran kasus pencegahan hingga pemberantasan. Adapun program-program yang diselenggarakan oleh bagian P2M Puskesmas I Denpasar Selatan yang terdapat kasus dan pelaporannya adalaha sebagai berikut : 1. Program Imunisasi Puskesmas I Denpasar Selatan secara terjadwal melakukan imunisasi setiap hari Senin di Puskesmas dan sesuai dengan jadwal posyandu di masing-masing banjar. Program imunisasi ini terintegrasi dengan bagian KIA. Berikut capaian imunisasi hingga bulan Oktober tahun 2014 yang sudah dilaksanakan.

Grafik 2.1 Cakupan Imunisasi Bulan Januari-Oktober Tahun 2014 di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan

Terlihat pada grafik 2.1 semua desa sudah mencapai target yang ditetapkan oleh puskesmas. Dari data diatas dapat diketahui semua desa di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan belum mencapai UCI dimana semua desa tersebut belum mencapai 95% untuk setiap imunisasi. Namun diperkirakan hingga akhir tahun 2014, semua desa akan mencapai UCI. Disamping itu pihak puskesmas juga rutin melaksanakan BIAS di wilayah kerjanya sebagai salah satu program pencegahan penyakit menular. Kemudian untuk penyimpanan dan pengelolaan vaksin terlihat sudah memenuhi standar yang ada.

2. Program P2 TBCDalam pelaksanaan program P2 TBC di Puskesmas I Denpasar Selatan terdapat beberapa indikator yang ditetapkan untuk menilai keberhasilan program diantaranya dengan melihat hasil pengobatan penderita TB melalui success rate. Pada tahun 2013 angka success rate 77,78% dimana success rate paling tinggi terdapat di Desa Sesetan. Prevalensi TB pada tahun 2013 sebesar 61 per 100.000 penduduk dengan jumlah kematian sebesar 2,4 per 100.000 penduduk. Angka penemuan kasus TB sebesar 67,92. Pada tahun 2014 penemuan kasus TB baru dengan BTA (+) tercatat ada sebanyak 35 kasus. Walaupun kegiatan penjaringan suspek TB belum mencapai target yaitu 36 kasus namun jumlah pasien yang loss to follow up hanya satu orang.

3. Program P2 RabiesRabies merupakan penyakit dengan CFR yang sangat tinggi, yang disebabkan oleh infeksi virus rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, dan serigala yang di dalam tubuhnya mengandung virus rabies. Saat ini kasus Rabies telah mengalami penurunan kejadian bahkan di beberapa wilayah hampir tidak ada kasus. Walaupun demikian pemantauan terhadap kasus gigitan HPR (Hewan Penular Rabies) tetap dilakukan oleh pemegang program P2 Rabies di Puskesmas I Denpasar Selatan. Sampai bulan Oktober 2014 telah tercatat kasus gigitan HPR sebanyak 343 gigitan. Puskesmas I Denpasar Selatan belum memberikan VAR kepada semua pasien yang mengalami kasus gigitan HPR. Dari 343 kasus GHPR, hanya 277 kasus yang mendapatkan VAR (66,1%). Hal ini dengan mempertimbangkan kasus GHPR pada orang yang mengalami gigitan berisiko atau tidak.

4. Program P2 ISPAPenyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli. Penyakit ISPA di Puskesmas I Denpasar Selatan dibagi menjadi dua golongan yaitu pneumonia dan bukan pneumonia, tetapi yang menjadi program penanggulangan penyakit adalah pneumonia pada balita dikarenakan penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian anak. Adapun kasus ISPA di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 2.2 Presentase penemuaan kasus Pneumonia dan Bukan Pneumonia Bulan Januari-Oktober 2014 di Puskesmas I Denpasar Selatan

Pada grafik di atas dapat dilihat presentase penemuan kasus ISPA bukan pneumonia pada balita sebesar 89,44% dengan jumlah kasus yang ditemukan sebanyak 745 kasus, hal ini belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 10% dari jumlah penduduk. Namun hal ini kemungkinan akan terus bertambah hingga akhir tahun 2014 dan dapat mencapai target yang ditentukan. Sedangkan berbanding terbalik pada presentase cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita hingga bulan Oktober 2014 jauh dibawah target yang ditetapkan yaitu sebesar 13,4% dengan jumlah kasus yang ditemukan sebanyak 112 kasus. Apabila dibandingkan dengan kasus ISPA yang di temukan di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan (102,8%) ada kemungkinan belum semua penderita pneumonia terjangkau atau mendapatkan pelayanan kesehatan.5. Program P2 DiareKejadian penyakit diare biasanya berhubungan dengan masalah lingkungan seperti sanitasi lingkungan, hygiene sanitasi makanan serta kualitas air minum yang kurang baik. Program P2 Diare memiliki tujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian diare bersama lintas program dan sektor terkait Laporan kasus diare pada program P2 diare berasal dari jumlah kasus yang dilaporkan yaitu hanya data berdasarkan jumlah kunjungan yang datang ke pelayanan dengan keluhan diare. Sehingga belum bisa menggambarkan kejadian yang sebenarnya. Terlebih lagi tidak semua penduduk yang sakit khususnya diare datang ke pelayanan tingkat petama. Adapun penemuan kasus diare di Puskesmas I Denpasar Selatan dapat dilihat pada grafik 2.5 berikut, dimana penemuan kasus baru diare masih jauh dibawah target yang ditetapkan Puskesmas I Denpasar Selatan yaitu cakupannya masih sebesar 20,8 per 1000 penduduk.

Grafik 2.3 Insiden Kasus Diare per Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan Bulan Januari-Oktober Tahun 2014

6. Program SurveilansProgram surveilans di Puskesmas I Denpasar Selatan sudah cukup baik dan aktif. Program surveilans yang berjalan ada pada penyakit pneumonia, DBD, Diare, Rabies dan ILI. Kasus yang ditemukan pada saat surveilans belum tentu mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas I Denpasar Selatan sehingga data pada surveilans dan pada P2M tiap penyakit akan berbeda. Untuk pelaporan dan pencatatan kasus ILI Puskesmas I Denpasar Selatan sudah dimudahkan dengan program dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yaitu EWARS.

7. Program P2 DBDProgram P2 DBD Puskesmas I Denpasar Selatan hingga bulan Oktober 2014 telah mencatat insiden kasus DBD mencapai 455 per 100.000 penduduk. Sedangkan pada tahun sebelumnya insiden DBD mencapai 424 per 100.000 penduduk. Hal ini menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan kasus dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini masih berada di atas standar nasional sebesar 55 per 100.000 penduduk.

8. Program P2 PMS/HIV&AIDSProgram P2 PMS maupun HIV&AIDS dijadikan satu dalam satu program karena merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan satu sama lainnya. P2 PMS/HIV&AIDS di Puskesmas I Denpasar Selatan hingga bulan Oktober 2014 ditemukan 2 kasus positif HIV dari 102 ibu hamil yang di konseling. Keberadaan klinik VCT di Puskesmas I Denpasar Selatan tergolong baru dikarenakan baru beroperasi sejak bulan Maret 2014. Klinik VCT di Puskesmas I Denpasar Selatan belum disertai dengan adanya mobile VCT sehingga belum ada program untuk menjangkau orang-orang yang terjangkit HIV/AIDS dengan turun ke lapangan secara langsung. Biasanya pemegang program P2 HIV/AIDS mengadakan penyuluhan dan kemudian menyarankan bagi peserta penyuluhan yang ingin konseling ataupun memeriksakan dirinya dapat pergi ke Puskesmas I Denpasar Selatan. Sedangkan untuk kejadian PMS lainnya, tidak ada kasus yang berat dikarenakan tidak tersedianya perlengkapan medis yang memadai terkait masalah tersebut. Penyakit IMS lainnya yang biasa ditangani di Puskesmas I Denpasar Selatan adalah kasus seperti keputihan yang hingga bulan Oktober 2014 mencapai 16 kasus pada perempuan. Adanya program kolaborasi untuk menjaring HIV pada pasien dengan TB serta program PMTCT pada ibu hamil diharapkan dapat mengoptimalkan pelayanan VCT.

BAB IIIIDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH3.1 Identifikasi MasalahDari pemaparan analisis situasi umum maupun khusus di bidang P2M Puskesmas I Denpasar Selatan, dapat disampaikan beberapa masalah yang terjadi selama proses pelaksanaan hingga pelaporan data kasus yang terjadi. Beberapa masalah yang ditemukan di bidang P2M adalah sebagai berikut :1. Tidak semua kasus gigitan HPR mendapatkan VAR, karena pemberian VAR tersebut tergantung dari risiko akibat gigitan. Keadaan seperti ini tidak dapat memberikan perlindungan yang optimal pada masyarakat yang berisiko terjangkit virus rabies akibat gigitan HPR.2. Penemuan kasus diare yang masih rendah jauh dari target yang ditetapkan provinsi yaitu sebanyak 214 per 1000 penduduk. Sedangkan penemuan kasus diare hingga Bulan Oktober 2014 hanya mencapai 21,3 per 1000 penduduk.3. Presentase penemuan kasus pneumonia hingga bulan Oktober 2014 baru mencapai 13,4%. Apabila dibandingkan dengan kasus ISPA yang ditemukan (102,8%) ada kemungkinan belum semua penderita pneumonia terjangkau.4. Insiden kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan masih tinggi. Angka yang ditetapkan pemerintah adalah 55 per 100.000 penduduk namun kenyataannya di wilayah kerja Puskemas I Denpasar Selatan masih jauh berada diatas standar yaitu 455 per 100.000 penduduk. Insiden kasus DBD tahun ini meningkat apabila dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 424 per 100.000 penduduk.5. Masih rendahnya angka kunjungan klinik VCT hingga bulan Oktober 2014 hanya mampu menjaring 102 orang. Seharusnya dengan adanya program kolaborasi dengan PMTCT dan TB dapat meningkatkan kunjungan klinik VCT.3.2 Penentuan Prioritas MasalahTerdapat lebih dari satu permasalahan yang ditemukan pada program P2M, sehingga dirasa perlu untuk menentukan penentuan prioritas masalah. Dimana ada banyak metode penentuan prioritas masalah dalam suatu kendali organisasi. Beberapa teknik penentuan prioritas masalah seperti brainstorming, fish bone analysis, teknik USG, teknik Hanlon, Delfi dan lainnya. Dalam penentuan prioritas ini penulis memilih menggunakan teknik Hanlon atau sering disebut sebagai Sistem Dasar Penilaian Prioritas. Pemilihan teknik tersebut dianggap sangat tepat untuk menentukan masalah yang paling urgen namun dengan tetap memperhatikan kesiapan instansi untuk mengatasi masalah tersebut sehingga diharapkan dapat membantu penulis dalam merekomendasikan solusi pemecahan masalah nantinya karena dalam teknik ini pada point D. Dimana dalam poin tersebut sudah dilengkapi faktor PEARL kesiapan instansi untuk mengatasi masalah yang diprioritaskan. Selain itu teknik ini dipilih karena dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan dinilai secara individual dan memungkinkan pengambil keputusan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksplisit dalam penentuan prioritas masalah.Untuk menghindari subjektivitas saat penentuan prioritas masalah maka penulis menggunakan instrument berupa kuisioner untuk dibagikan pada 3 responden diantaranya pemegang program di P2M, Kepala Puskesmas I Denpasar Selatan dan penulis sendiri.

BAB IVHASIL PENENTUAN PRIORITAS MASALAHPenentuan prioritas masalah dalam kegiatan magang di Puskesmas I Denpasar Selatan menggunakan instrumen berupa kuisioner. Kuesioner ini diisi oleh peneliti, kemudian diisi oleh Kepala Puskesmas I Denpasar Selatan sekaligus sebagai pembimbing lapangan, dan juga diisi oleh petugas P2M selaku pelaksana teknis dan dari bagian perencanaan Puskesmas I Denpasar Selatan yang sudah jelas mengetahui lebih dalam mengenai kemampuan instansi untuk mengatasi permasalahan di sana. Setelah dilakukan penilaian pada masing masing permasalahan tersebut, tahapan selanjutnya yaitu melakukan rekapitulasi hasil penilaian kuesioner dengan menggunakan rumus dalam teknik Hanlon. Dari hasil rekapitulasi diketahui bahwa masalah yang menjadi prioritas dan sekaligus memiliki kemungkinan untuk dapat diatasi oleh Puskesmas I Denpasar Selatan yaitu kurang optimalnya pelaksanaaan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan.Pelaksanaan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dijadikan prioritas masalah dikarenakan kurang optimalnya penjangkauan terhadap kaum berisiko ataupun yang tidak. Adapun belum terdapatnya target yang jelas untuk mengukur tingkat keberhasilan program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS secara kuantitatif juga mempengaruhi kekurang optimalan kinerja program tersebut. Hal inilah yang menyebabkan petugas cenderung enggan dan tidak memiliki motivasi untuk menemukan kasus minimal untuk mencapai target yang ditetapkan. Terlebih lagi klinik VCT di Puskesmas I Denpasar Selatan masih tergolong baru sehingga belum tercipta integrasi yang optimal antarprogram terkait. Berdasarkan data yang ada di klinik VCT telah terdapat dua kasus HIV positif dari pemeriksaan terhadap 102 ibu hamil. Namun data tersebut belum bisa menggambarkan kondisi sesungguhnya yang ada di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan dikarenakan sifatnya yang pasif dengan menunggu pasien yang memeriksakan dirinya ke pelayanan kesehatan. Padahal seperti yang kita ketahui keberadaan virus tersebut tidak dapat dideteksi secara penglihatan fisik saja karena virus tersebut memiliki window periode yang panjang. Status HIV hanya dapat diketahui berada ditubuh seseorang dengan melakukan pemeriksaan darah. Akan tetapi kesadaran seseorang untuk memeriksakan status HIV-nya sangatlah rendah terutama bagi orang-orang dengan risiko tinggi. Disamping itu masyarakat memiliki kecenderungan untuk tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan terdekat untuk memeriksakan status HIV-nya karena mereka ingin menghindari stigma negative akibat HIV/AIDS.Puskesmas selaku penyedia pelayanan kesehatan tingkat pertama diharapkan dapat melakukan penjangkauan terhadap kaum berisiko dan yang tidak berisiko HIV&AIDS dengan lebih gencar. Dari hasil wawancara, selama ini belum pernah dilakukan mobile VCT untuk menjangkau para suspek HIV&AIDS. Petugas puskemas hanya memberikan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi, bahaya penyakit menular seksual dan HIV-AIDS yang biasanya dilakukan di puskesmas, banjar-banjar atau tempat kerja pada saat UKK. Berdasarkan pengamatan lokasi penyuluhan tersebut kurang tepat sasaran dikarenakan peserta yang hadir rata-rata kaum yang tidak berisiko.Berdasarkan profil kesehatan provinsi Bali tahun 2013 mengenai program P2 HIV&AIDS, kota Denpasar menduduki peringkat tertinggi dengan kasus IMS (770,63 per 100.000 penduduk), HIV (34,27 per 100.000 penduduk) dan AIDS (38,53 per 100.000). Adanya peningkatan kasus HIV&AIDS menuntut pemerintah daerah dan dinas terkait harus segera mengupayakan kebijakan pada unit pelaksana teknis agar dapat menjangkau kasus HIV&AIDS. Dalam hal ini diharapkan kebijakan tersebut dapat mengoptimalkan pelayanan pada program PMTCT khusus untuk penularan HIV&AIDS dari ibu ke anak dan mobile VCT bagi kaum berisiko seperti WPS pada tingkat puskesmas.

BAB VALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH

Adapun pemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam upaya menekan jumlah kasus HIV/AIDS di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan yaitu :1. Mengadakan Kegiatan Mobile VCT dalam penemuan kasus HIV/AIDS Mobile VCT adalah model layanan dengan penjangkauan dan keliling yang dapat dilaksanakan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau layanan kesehatan yang langsung mengunjungi sasaran kelompok masyarakat yang memiliki perilaku berisiko atau berisiko tertular HIV/AIDS di wilayah tertentu. Dengan adanya mobile VCT maka akan memudahkan masyarakat dalam melakukan pemeriksaan diri untuk mengetahui status HIV dirinya. Kegiatan ini juga dapat membantu Puskesmas dalam meningkatkan jumlah kunjungan klinik VCT sehingga dapat mencapai target program HIV/AIDS dan IMS yang nantinya akan ditetapkan.2. Melakukan PPIA kepada setiap ibu hamil yang periksa ANC di poli KIA Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) atau Prevention of Mother-toChild Transmission (PMTCT) merupakan bagian dari upaya pengendalian HIV-AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) di Indonesia serta Program Kesehatan Ibu danAnak (KIA) (Kemenkes, 2012). Pelaksanaan PPIA pada setiap ibu hamil sangat efektif dalam mencegah lebih dini penularan HIV/AIDS pada populasi umum.3. Mengoptimalkan Kegiatan Konseling Pasangan Konseling terhadap pasangan yang dimaksud adalah suami/isteri/pasangan seksual tetap atau yang berencana untuk melakukan hidup bersama. Secara ideal konseling ini dilakukan kepada pasangan tersebut secara sekaligus dan bukan pada individu satu persatu. Upaya pencegahan HIV/AIDS melalui konseling ini ditujukan agar masing-masing individu mengetahui status HIV dirinya dan pasangannya, sehingga apabila dinyatakan positif dapat dilakukan tindakan penanggulangan sedini mungkin sebelum menularkan kembali pada orang lain atau sebelum merencanakan kehamilan.4. Menggencarkan Kegiatan Sosialisasi Dan Penyuluhan HIV/AIDS Merujuk pada bunyi Ruang Lingkup Bagian 2 SE Kemenkes Nomor GK/Menkes/001/I/2013 yang menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan wajib melaksanakan upaya promosi kesehatan serta pencegahan. Puskesmas I Denpasar Selatan sebagai penyedia pelayanan telah melakukan kegiatan pencegahan dan promosi kesehatan, namun hal tersebut perlu untuk ditingkatkan kembali terutama dalam memberikan penyuluhan atau sosialisasi tentang HIV/AIDS kepada seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, kegiatan penyuluhan HIV/AIDS tidak hanya menyasar pada masyarakat umum saja tetapi juga perlu menyasar pada orang orang dengan risiko tinggi seperti WPS karena masih banyak WPS yang belum mengetahui tentang bahaya dan cara penularan HIV/AIDS. Sehingga hal tersebut dapat menambah pengetahuan mereka tentang HIV/AIDS dan mengetahui risiko dari pekerjaanya sebagi WPS.5. Mengoptimalkan Kerjasama dengan Lintas Program dan Lintas Sektor Kerjasama lintas program dilakukan dengan bekerja sama dengan program KIA melalui PMTCT. Kemudian kerjasama lintas sektor dilakukan bersama dengan aparat desa, PKK, tokoh-tokoh agama, petugas keamanan, dll. Kedua bentuk kerjasama ini dilakukan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS yaitu kegiatan promosi kesehatan, pendistribusian kondom dan mobile VCT perlu untuk ditingkatkan. Kerjasama ini merupakan hal terpenting guna berhasilnya kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS (Depkes, 2005).

BAB VIPENUTUP6.1 SimpulanPuskesmas I Denpasar Selatan merupakan salah satu unit pelaksana teknis di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Denpasar. Puskesmas I Denpasar Selatan pada tahun 2014 ini melayani sebanyak 82477 penduduk yang berasal dari 3 desa di wilayah kerjanya yaitu Sesetan, Sidakarya dan Panjer. Untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Puskesmas I Denpasar Selatan selain pengupayakan program kesehatan wajib juga menyediakan pelayanan untuk upaya kesehatan pengembangan, penunjang dan upaya jejaring puskesmas yang meliputi pustu dan pusling. Salah satu program pencegahan yang diselenggarakan pada upaya kesehatan wajib di Puskesmas I Denpasar Selatan adalah P2M.Selama proses magang berlangsung selama 1,5 bulan di Puskesmas I Denpasar Selatan ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi di bidang P2M dan setelah ditentukan prioritas masalahnya menggunakan teknik Hanlon dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner dan prioritas masalah yang ditemukan yaitu belum optimalnya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Belum optimalnya pelayanan pencegahan dan penanggulangan PMTCT ini disebabkan karena belum adanya target yang ditetapkan untuk menjangkau orang-orang yang berisiko HIV/AIDS maupun yang tidak sehingga kinerja menjadi kurang maksimal. Disamping itu pengetahuan masyarakat yang sudah cukup baik mengenai penyakit ini tidak diimbangi dengan sikap yang sigap untuk mendeteksi lebih dini ke klinik VCT terutama bagi orang dengan perilaku berisiko ataupun orang yang berisiko tertular penyakit tersebut. Walaupun klinik VCT masih tergolong baru di Puskesmas I Denpasar Selatan namun kinerjanya harus lebih ditingkatkan lagi agar orang-orang yang berisiko tinggi lebih cepat terjangkau dan mendapat penanggulangan.

6.2 Saran

1. Kegiatan mobile VCT sebaiknya segera dilaksanakan untuk perencanaan tahun 2015 dikarenakan efektifnya program ini untuk penemuan kasus HIV/AIDS terutama pada populasi dengan risiko tinggi. Selain itu dengan adanya kegiatan mobile VCT dapat memberikan dampak bagi peningkatan kunjungan klinik VCT dan membantu pencegahan serta penanggulangan yang lebih cepat.2. Kegiatan promosi kesehatan khususnya terkait HIV/AIDS sebaiknya tidak hanya menyasar masyarakat umum saja tetapi juga menyasar orang dengan risiko yang tinggi seperti WPS karena tidak semua WPS mengetahui HIV/AIDS tersebut. 3. Dalam mengoptimalkan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, Pemerintah terkait sebaiknya membuat suatu peraturan yang tegas mengenai perijinan warung remang remang guna membatasi jumlah warung remang remang yang saat ini semakin bertambah banyak. 4. Kerjasama lintas program dan lintas sektor lebih ditingkatkan kembali agar kedepannya dapat terjadi penurunan kasus HIV/AIDS khususnya di provinsi Bali.

19

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1611/MENKES/SK/XI/2005, Jakarta. Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, 2014, Pedoman Magang, Denpasar. Laporan Bulanan Program P2M Puskesmas I Denpasar Selatan hingga bulan Oktober 2014Laporan Tahunan UPT Puskesmas Abiansemal I Tahun 2014 Profil Puskesmas I Denpasar Selatan Tahun 2013Surat Edaran Kemenkes Nomor GK/Menkes/001/I/2013 tentang Layanan Pencegahan Penularan HIV&AIDS dari Ibu ke Anak (PPIA) dapat di akses di : http://www.jarumbersih.info/wp-content/uploads/2013/05/SE-PPIA-2013.pdf

DOKUMENTASI KEGIATAN MAGANG

Gambar 1,2. Situasi penyuluhan dan simulasi PHBS di SDN 2 Keliki bersama dokter muda UNWAR

Gambar 3,4. Situasi saat pembinaan lomba UKS siswa/i SMAN 1 Tegallalang

Gambar 5,6. Kegiatan Posyandu Balita dan Lansia di Banjar Pejengaji Desa Tegallalang

Gambar 7,8. Kondisi penyimpanan vaksin di Puskesmas I Denpasar Selatan

Gambar 9,10. Situasi Penyuluhan Rabies dan Diare bersama petugas promkes setempat

Gambar 11. Pengisian kuisioner penentuan prioritas masalah

LAMPIRAN