analisis profitabilitas dan nilai tambah …digilib.unila.ac.id/37309/3/skripsi tanpa bab...

75
ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI OLAHAN IKAN LELE DI KECAMATAN METRO SELATAN, KOTA METRO (Skripsi) Oleh SYENDITA DWI CAHYAHATI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: doanminh

Post on 22-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRIOLAHAN IKAN LELE DI KECAMATAN METRO SELATAN, KOTA

METRO

(Skripsi)

Oleh

SYENDITA DWI CAHYAHATI

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

ABSTRAK

ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRIOLAHAN IKAN LELE DI KECAMATAN METRO SELATAN KOTA

METRO

Oleh

Syendita Dwi Cahyahati

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui proses pengadaan bahan baku yangsesuai dengan enam kriteria yaitu tepat waktu, tepat tempat, tepat kualitas, tepatkuantitas, tepat jenis, dan tepat harga, (2) menganalisis profitabilitas, (3)menganalisis nilai tambah, dan (4) mengetahui jasa layanan pendukung untukindustri pengolahan ikan lele. Penelitian ini merupakan sensus pada agroindustriolahan ikan lele di Kecamatan Metro Selatan dengan alasan bahwa produk olahanikan lele merupakan salah satu produk unggulan di Kota Metro. Penelitiandilakukan pada bulan Februari-Maret 2018 dianalisis secara deskriptif kualitatifdan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengadaan bahan bakuhanya komponen kuantitas belum tepat baik di Agroindustri La Tansa maupunAgroindustri Oseri. Rasio profitabilitas yang didapat oleh Agroindustri La Tansasebesar 48,27% untuk produk abon lele dan 23,58% untuk produk kerupuk tulanglele. Rasio profitabilitas Agroindustri Oseri sebesar 51,14% untuk produk abonlele dan 34,62% untuk produk kerupuk tulang lele. Pendapatan atas biaya total perbulan pada Agroindustri La Tansa sebesar Rp2.174.546,67 untuk produk abon leledan Rp518.161,67 untuk produk kerupuk tulang lele. Pendapatan AgroindustriOseri per bulan Rp5.617.646,62 untuk produk abon lele dan Rp2.188.286,71untuk produk kerupuk tulang lele. Kedua agroindustri layak diusahakan karenamemiliki nilai tambah yang positif dan menguntungkan karena R/C rasio lebihdari satu. Jasa layanan pendukung seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian,lembaga penyuluhan, kebijakan pemerintah, sarana transportasi, serta teknologiinformasi dan komunikasi memberikan peran yang positif terhadap kegiatanagroindustri.

Kata kunci : agroindustri, ikan lele, nilai tambah, profitabilitas

Page 3: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

ABSTRACT

PROFITABILITY AND ADDED VALUE ANALYSIS OF PROCESSEDCATFISH AGROINDUSTRIES IN SOUTH METRO DISTRICT,

METRO CITY

By

Syendita Dwi Cahyahati

This study aims to (1) find out the process of procurement of raw materials inaccordance with six criteria, namely on time, right place, right quality, rightquantity, right type, and right price, (2) analyze profitability, (3) analyze addedvalue, and (4) find out support services for catfish processing home industry. Thisresearch is a census of catfish processed agroindustry in Metro Selatan District ison the grounds that catfish processing products are one of the regional superiorproducts in Metro City. The study was conducted in February-March 2018 andwas analyzed in qualitative and quantitative descriptive analysing. The resultsshowed that the procurement of raw materials for quantity components was notproper in La Tansa and Oseri Agroindustries. Profitability ratios obtained by LaTansa Agroindustry are 48.27% for abalone catfish products and 23.58% forcatfish bone crackers products. Whereas the profitability of Agroindustry Oseriamounted to 51.14% for abalone catfish products and 34.62% for catfish bonecrackers products. Revenue from the total cost per month in La TansaAgroindustry is Rp.2,174,546.67 for abalone catfish products and Rp.518,161.67for catfish bone crackers products. Whereas Agroindustry Oseri Rp.5,617,646.62for abalone catfish products and Rp.2,188,286.71 for catfish bone crackersproducts. Both agroindustry are feasible because they have positive added valueand are profitable because the R / C ratio is more than one. Support services suchas financial institutions, research institutions, extension institutions, governmentpolicies, transportation facilities, and information and communicationtechnologies provide a positive role in agro-industry activities.

Key words : added value, agroindustries, catfish, profitability

Page 4: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRIOLAHAN IKAN LELE DI KECAMATAN METRO SELATAN, KOTA

METRO

Oleh

SYENDITA DWI CAHYAHATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN

Pada

Program Studi AgribisnisFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials
Page 6: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials
Page 7: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 20 November 1996

dari pasangan Bapak Syahrizal Halimin Putra dan Ibu Anita

Septiana. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Penulis menyelesaikan studi tingkat Taman Kanak-kanak (TK)

di RA Perwanida Metro pada tahun 2002, tingkat Sekolah

Dasar (SD) di SD Negeri 1 Metro Pusat pada tahun 2008, tingkat Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 4 Metro pada tahun 2011, dan tingkat

Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2014. Penulis

diterima di Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada

tahun 2014 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN).

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Beringin Jaya

Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari pada

bulan Januari hingga Februari 2017. Selanjutnya, pada Juli 2017 penulis

melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT Sinar Sejahtera Jaya Tjipta (SSJT)

Group pada Divisi Human Resources Development (HRD), Kecamatan Metro

Pusat, Kota Metro selama 40 hari kerja efektif. Selama perkuliahan, penulis

pernah diamanahkan menjadi Asisten Dosen mata kuliah Teknologi Informasi dan

Multimedia pada semester ganjil tahun 2016-2017.

Page 8: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

Semasa kuliah penulis juga aktif sebagai anggota bidang III yaitu Bidang Minat,

Bakat dan Kreatifitas di Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian

(Himaseperta) Universitas Lampung pada tahun 2014-2018, dan anggota biasa

Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) Komisariat Pertanian Universitas Lampung

Cabang Bandar Lampung pada tahun 2015-2018.

Page 9: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

SANWACANA

Bismillahirahmannirrahim,

Alhamdulillahi Rabbil ’Alamin segala puji bagi Allah SWT atas berkat, rahmat,

hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan dan suri teladan Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman

yang terang benderang seperti saat ini. Semoga kita semua mendapatkan

syafaatnya pada yaumil akhir kelak.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi yang berjudul “Analisis

Profitabilitas dan Nilai Tambah Agroindustri Olahan Ikan Lele di

Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro” tidak akan terealisasi dengan baik

tanpa adanya dukungan, bantuan, nasihat, saran dan bimbingan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M. Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung

2. Ibu Dr. Ir.Ktut Murniati, M.T.A., selaku Dosen Pembimbing Pertama dalam

penyusunan skripsi atas masukan dan bimbingannya kepada penulis.

3. Bapak Dr. Ir. Zainal Abidin, M. E.S., selaku Dosen Pembimbing Kedua

dalam penyusunan skripsi atas masukan dan bimbingannya kepada penulis..

Page 10: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

4. Bapak Ir. Adia Nugraha, M.S., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

saran, arahan dan bimbingan dalam penyempurnaan skripsi kepada penulis.

5. Ibu Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.P., selaku Ketua Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

6. Bapak Rio Tedi Prayitno, S.P., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.

7. Orang tuaku tersayang Abah Syahrizal Halimin Putra dan Memeh Anita

Septiana telah memberikan yang terbaik, yang tanpa kenal lelah untuk selalu

memberikan cinta dan kasih sayang, pengorbanan, dukungan baik moril dan

materil yang tiada henti serta do’a yang tidak terputus untuk kesuksesan

penulis, skripsi ini kupersembahkan untuk Abah dan Memeh.

8. Saudara kandungku tercinta Kanda Syendro Eka Syahputra, S.H., Adikku

Syandi Tri Wicaksana atas do’a, motivasi dan kasih sayangnya selama ini

serta Almh. Atu Mas, Eyang Uti, keluarga besar Halimin Sa’id dan Urip

Marjono yang telah memberikan nasihat, dan dukungan kepada penulis.

9. Seluruh Dosen dan Karyawan di Jurusan Agribisnis (Mba Ayi, Mba Tunjung,

Mba Iin, Mas Boim, dan Mas Bukhari) atas semua bantuan yang telah

diberikan selama penulis menjadi mahasiswi di Universitas Lampung.

10. Sahabat-sahabat terbaik penulis selama perkuliahan Shelma Anantapuri, Vita

Dwi Putri, Vidya Putri Kemala, Yohana Julina Sinaga, S.P., Yolanda

Agustina, Rahmat Rizky Maulana, dan Yudi Pranata, S.P. atas persahabatan,

keceriaan, semangat berjuang dan kebersamaan kepada penulis selama ini.

11. Sahabat kecil Karina Ayesha, Vania Berlinda, dan Savira Izzati Putri,

S.Tr.Keb., atas kebersamaan dan dukungan disaat susah maupun senang.

Page 11: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

12. Keluarga KKN Ria, April, Zahra, Mizan, Fadlan, Aldi, Andri terimakasih

telah menjadi keluarga baru bagi penulis.

13. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2014 Kidal, Rosi, Oci, Kiki guys,

Tegar, Satria, Uuk, Dwifeb, Ayunir, Amma, Detee, Gesti, Hafia, Inggit,

Febrina, Laras, Bella, Devira, Othi, Rifa’i, Naay, Faiq, Abda’u, Septi, Sita,

Synthia, Siska dan teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu,

terimakasih atas waktu, bantuan, dan kebersamaan yang diberikan kepada

penulis selama ini.

14. Atu dan kiyai Agribisnis 2011, 2012, 2013 serta adinda Agribisnis 2015 atas

dukungan dan bantuan kepada penulis.

15. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian atas segala yang telah diberikan

kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan,

akan tetapi semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

banyak pihak di masa yang akan datang.

Bandar Lampung, September 2018Penulis,

Syendita Dwi Cahyahati

Page 12: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1B. Perumusan Masalah .............................................................................. 5C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6D. Kegunaan Penelitian .............................................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN.................. 7

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 71. Olahan Ikan Lele ............................................................................. 7

a. Proses Pengolahan Abon Lele .................................................. 8b. Proses Pengolahan Kerupuk Tulang Lele ................................. 12

2. Konsep Agroindustri ....................................................................... 143. Pengadaan Bahan Baku ................................................................... 154. Profitabilitas .................................................................................... 165. Harga Pokok Produksi .................................................................... 226. Nilai Tambah (Value Added) ........................................................... 237. Jasa Layanan Pendukung ................................................................ 248. Aspek Sosial Budaya ...................................................................... 25

B. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 25C. Kerangka Pemikiran............................................................................... 30

III. METODE PENELITIAN.......................................................................... 33

A. Metode Penelitian .................................................................................. 33B. Konsep Dasar dan Batasan Operasional ................................................ 33C. Lokasi Responden dan Waktu Penelitian ............................................. 37D. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 38E. Metode Analisis Data ............................................................................ 38

1. Metode Analisis Tujuan Pertama..................................................... 392. Metode Analisis Tujuan Kedua ....................................................... 393. Metode Analisis Tujuan Ketiga ....................................................... 404. Metode Analisis Tujuan Keempat ................................................... 42

Page 13: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

ii

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN .................................. 43

A. Keadaan Umum Kota Metro ................................................................. 431. Kondisi Geografis Kota Metro ........................................................ 432. Kondisi Demografis Kota Metro .................................................... 443. Kondisi Perikanan Budidaya ........................................................... 46

B. Keadaan Umum Kecamatan Metro Selatan .......................................... 471. Kondisi Geografis Kecamatan Metro Selatan.................................. 472. Kondisi Demografis Kecamatan Metro Selatan .............................. 473. Kondisi Perikanan Budidaya............................................................ 48

C. Keadaan Umum Agroindustri ............................................................... 481. Agroindustri La Tansa .................................................................... 482. Agroindustri Oseri .......................................................................... 493. Agroindustri Osta Food ................................................................... 49

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 51

A. Karakteristik Responden ........................................................................ 51B. Pengadaan Bahan Baku pada Agroindustri Olahan Ikan Lele ............... 52

1. Tepat Waktu..................................................................................... 552. Tepat Tempat ................................................................................... 553. Tepat Jenis ....................................................................................... 564. Tepat Kualitas .................................................................................. 575. Tepat Kuantitas ................................................................................ 576. Tepat Harga...................................................................................... 58

C. Proses Pengolahan Olahan Ikan Lele..................................................... 581. Abon Lele......................................................................................... 62

a. Pencucian .................................................................................... 62b. Pengukusan ................................................................................. 62c. Proses Pencacahan ..................................................................... 63d. Pemberian Bumbu dan Santan ................................................... 64e. Penggorengan.............................................................................. 64f. Penirisan...................................................................................... 65g. Penimbangan dan Pengemasan ................................................... 66

2. Kerupuk Tulang Lele ....................................................................... 69a. Pencucian .................................................................................... 69b. Pengukusan I ............................................................................... 69c. Proses Pencacahan....................................................................... 69d. Penghalusan................................................................................. 70e. Pemberian Bumbu dan Penggilingan .......................................... 71f. Pengukusan II .............................................................................. 71g. Penjemuran ................................................................................. 72h. Penggorengan .............................................................................. 73i. Penimbangan dan Pengemasan ................................................... 74

D. Biaya Agroindustri Olahan Ikan Lele ................................................... 751. Biaya Produksi ................................................................................ 75

a. Biaya Bahan Penunjang ............................................................ 752. Biaya Operasional ........................................................................... 77

a. Peralatan .................................................................................... 77

Page 14: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

iii

b. Tenaga Kerja .............................................................................. 79c. Biaya Lain-lain ........................................................................... 81

E. Analisis Profitabilitas ............................................................................ 841. Pendapatan (R/C Ratio) ................................................................... 862. Rasio Profitabilitas .......................................................................... 89

F. Harga Pokok Produksi .......................................................................... 90G. Analisis Nilai Tambah .......................................................................... 94H. Saluran Distribusi .................................................................................. 98I. Jasa Layanan Pendukung ...................................................................... 99

1. Lembaga Keuangan.......................................................................... 1002. Lembaga Penyuluhan ...................................................................... 1013. Lembaga Penelitian ......................................................................... 1024. Sarana Transportasi ......................................................................... 1025. Teknologi Informasi dan Komunikasi ............................................. 1036. Kebijakan Pemerintah ..................................................................... 103

J. Aspek Sosial Budaya ............................................................................ 104K. Agroindustri Olahan Ikan Lele Basah ................................................... 106

VI. KESIMPULANDAN SARAN ................................................................... 108

A. Kesimpulan ........................................................................................... 108B. Saran ..................................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 110

LAMPIRAN....................................................................................................... 114

Page 15: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Produksi ikan lele menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun2012-2016. .................................................................................................. 2

2. Produk unggulan daerah di Kota Metro tahun 2017.................................... 3

3. Variabel dan definisi operasional agroindustri olahan ikan lele. ................ 35

4. Prosedur perhitungan nilai tambah metode hayami..................................... 41

5. Karakteristik responden pengolah olahan ikan lele di Kecamatan MetroSelatan.......................................................................................................... 51

6. Pengadaan bahan baku pada kedua agroindustri olahan ikan lele .............. 54

7. Alokasi join cost dengan metode nilai jual relatif ....................................... 78

8. Total penerimaan per bulan olahan ikan lele pada Agroindustri La Tansa 83

9. Total penerimaan per bulan olahan ikan lele pada Agroindustri Oseri........ 83

10. Biaya produksi olahan ikan lele pada Agroindustri La Tansa ..................... 85

11. Biaya produksi olahan ikan lele pada Agroindustri Oseri ........................... 85

12. Pendapatan olahan ikan lele pada Agroindustri La Tansa ........................... 86

13. Pendapatan olahan ikan lele pada Agroindustri Oseri ................................. 86

14. Rasio profitabilitas pada agroindustri olahan ikan lele................................ 89

15. Harga Pokok Produksi pada Agroindustri La Tansa.................................... 92

16. Harga Pokok Produksi pada Agroindustri Oseri.......................................... 93

17. Nilai tambah olahan ikan lele pada kedua agroindustri olahan ikan lele diMetro Selatan .............................................................................................. 95

Page 16: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

v

18. Ketersediaan jasa layanan pendukung disekitar lokasi Agroindustri La Tansadan Agroindustri Oseri ................................................................................ 100

19. Penelitian terdahulu .................................................................................... 115

20. Identitas responden penelitian...................................................................... 119

21. Penerimaan per bulan olahan ikan lele La Tansa ........................................ 119

22. Penerimaan per bulan olahan ikan lele Oseri .............................................. 119

23. Alokasi join cost dari nilai produksi olahan ikan lele La Tansa ................. 120

24. Alokasi join cost dari nilai produksi olahan ikan lele Oseri ....................... 121

25. Biaya penyusutan peralatan Agroindustri La Tansa ................................... 122

26. Biaya penyusutan peralatan Agroindustri Oseri ......................................... 128

27. Biaya bahan baku per bulan Agroindustri La Tansa ................................... 134

28. Biaya bahan penunjang Agroindustri La Tansa .......................................... 134

29. Biaya bahan lain Agroindustri La Tansa ..................................................... 138

30. Total biaya produksi Agroindustri La Tansa .............................................. 139

31. Biaya bahan baku per bulan Agroindustri Oseri ......................................... 140

32. Biaya bahan penunjang Agroindustri Oseri ................................................ 140

33. Biaya bahan lain Agroindustri Oseri ........................................................... 144

34. Total biaya produksi Agroindustri Oseri .................................................... 145

35. Penggunaan tenaga kerja produk abon lele La Tansa ................................. 146

36. Penggunaan tenaga kerja produk kerupuk tulang lele La Tansa ................. 150

37. Penggunaan tenaga kerja produk abon lele Oseri ....................................... 155

38. Penggunaan tenaga kerja produk kerupuk tulang lele Oseri ....................... 159

39. Analisis pendapatan pengolahan ikan lele per bulan La Tansa .................. 164

40. Analisis pendapatan pengolahan ikan lele per bulan Oseri ........................ 166

41. Analisis rasio profitabilitas agroindustri olahan ikan lele ........................... 168

Page 17: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

vi

42. Analisis nilai tambah masing-masing olahan ikan lele La Tansa ............... 168

43. Analisis nilai tambah masing-masing olahan ikan lele Oseri ..................... 169

44. Rasio profitabilitas pada agroindustri olahan ikan lele................................ 89

45. Harga Pokok Produksi pada Agroindustri La Tansa.................................... 92

46. Harga Pokok Produksi pada Agroindustri Oseri.......................................... 93

Page 18: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pohon industri ikan lele. ............................................................................. 8

2. Bagan Alir Analisis Profitabilitas dan Nilai Tambah Agroindustri OlahanIkan Lele di Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro. ................................. 32

3. Sebaran luas wilayah di Kota Metro ........................................................... 44

4. Pertumbuhan penduduk di Kota Metro........................................................ 44

5. Kepadatan agraris di Kota Metro tahun 2013 – 2017 ................................. 45

6. Data produksi budidaya ikan di Kota Metro tahun 2012 – 2016 ................ 46

7. Pohon Industri ikan Lele pada agroindustri olahan ikan lele di KecamatanMetro Selatan ............................................................................................... 58

8. Bagan alir proses pengolahan ikan lele pada Agroindustri La Tansa danAgroindusti Oseri......................................................................................... 61

9. Ikan lele yang sedang dalam proses pembersihan ....................................... 62

10. Proses pengukusan ikan lele ........................................................................ 63

11. Proses pemfilletan dan pengoyakan ............................................................ 63

12. Daging lele yang telah dicampur dengan bumbu dan santan....................... 64

13. Proses penggorengan ................................................................................... 65

14. Proses Penirisan ........................................................................................... 66

15. Abon lele yang siap dikemas ....................................................................... 66

16. Proses penimbangan abon lele di kedua agroindustri .................................. 67

17. Proses pengemasan abon lele di kedua agroindustri .................................... 67

Page 19: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

vi

18. Produk abon lele kedua agroindustri............................................................ 68

19. Tulang ikan yang disimpan di dalam freezer ............................................... 70

20. Proses penghalusan ...................................................................................... 70

21. Proses pengadukan dan penggilingan .......................................................... 71

22. Adonan kerupuk yang telah dikukus............................................................ 72

23. Kerupuk yang sedang dijemur ..................................................................... 73

24. Kerupuk siap dikemas ................................................................................. 73

25. Produk kerupuk tulang ikan ......................................................................... 74

26. Saluran distribusi Agroindustri La Tansa ................................................... 98

27. Saluran distribusi Agroindustri Oseri ......................................................... 99

Page 20: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan lele di Indonesia secara alami berada di perairan umum, tetapi ada juga

yang sudah dibudidayakan di kolam. Penyebaran lele di Indonesia berada di

Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan (Altin, 2012). Ikan Lele

memiliki beberapa keunggulan dari segi cita rasa, harga, kandungan gizi, cara

pembudidayaan yang mudah dan yang lainnya. Dari keunggulan tersebut,

maka usaha budidaya ikan lele dapat menciptakan lapangan kerja,

meningkatkan pendapatan, peningkatan kemampuan berusaha dan dapat

memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, terutama berasal dari ikan. (Nasrudin,

2010)

Data dari Badan Pusat Statistis Provinsi Lampung tahun 2017 menyebutkan,

produksi total ikan budi daya di Lampung pada 2016 tercatat 134.734,86 ton.

Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang mempunyai potensi

dalam budidaya ikan, terutama ikan lele. Ikan lele di provinsi ini

dibudidayakan di dalam wadah kolam dan terdapat di setiap kabupaten/kota

Provinsi Lampung. Produksi ikan lele menurut kabupaten/kota di Provinsi

Lampung tahun 2012-2016 disajikan pada Tabel 1.

Page 21: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

2

Tabel 1. Produksi ikan lele menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun

2012-2016

No Kabupaten/kota 2012 2013 2014 2015 2016

(ton) (ton) (ton) (ton) (ton)

1 Lampung Selatan 629,58 904,51 368,57 1.201,28 9.491,64

2 Lampung Tengah 8.945,00 8.221,00 4.620,00 3.971,11 8.002,75

3 Pringsewu 2.894,33 3.215,58 1.917,00 4.361,56 4.522,26

4 Mesuji 125,08 8.520,37 4.359,64 1.243,30 2.232,66

5 Lampung Timur 3.995,22 1.791,51 856,03 1.964,02 2.045,89

6 Metro 1.084,85 1.061,71 795,00 1.096,34 1.315,50

7 Bandar Lampung 437,44 612,92 629,04 1.018,16 1.018,39

8 Tanggamus 762,00 803,00 240,50 822,00 826,00

9 Tulang Bawang Barat 78,60 175,83 85,72 407,31 714,62

10 Lampung Utara 516,93 474,39 281,63 430,37 508,99

11 Pesawaran 839,36 840,59 510,43 456,00 496,00

12 Way Kanan 56,01 252,31 141,29 411,29 417,39

13 Lampung Barat 100,41 112,85 99,03 177,50 150,00

14 Tulang Bawang 19,28 17,40 14,95 55,00 88,50

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, 2017

Berdasarkan data Tabel 1 menunjukkan bahwa produksi ikan lele berfluktuatif

namun terjadi peningkatan pada tiga tahun terakhir. Peningkatan produksi

dapat menunjukkan bahwa permintaan terhadap ikan lele juga meningkat dari

tahun ke tahunnya. Lebih lanjut Tabel 1 menjelaskan produksi ikan lele di

Kabupaten Lampung Selatan menempati peringkat pertama se-Provinsi

Lampung dan di peringkat terakhir yaitu Kabupaten Tulang Bawang,

sedangkan Kota Metro menempati peringkat keenam. Tahun 2016 meskipun

Kota Metro merupakan kota keenam penghasil ikan lele di Provinsi Lampung,

akan tetapi ikan lele merupakan salah satu produk unggulan di sektor pertanian

dan olahan ikan lele juga menjadi produk unggulan daerah di sektor industri

Kota Metro pada tahun 2017. Hal ini terlihat pada Tabel 2

Page 22: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

3

Tabel 2. Produk unggulan daerah di Kota Metro tahun 2017

No Kecamatan Produk Unggulan

Sektor Pertanian Sektor Industri

1. Metro Barat - Pangan Lokal

- Kerajinan

- Altan

- Keripik

- Kemplang

2. Metro

Selatan

- Budidaya Ikan Lele dan Patin

- Cabe Merah

- Jagung Manis

- Ternak Sapi

- Tembakau Rajangan

- Olahan Ikan lele

- Kopi

- Tapis/Sulam

- Keripik

3. Metro Pusat - Budidaya Ikan Lele dan Gurame

- Padi Organik

- Ayam Probiotik

- Bibit Ayam Super

- Kambing/Domba

- Pangan Lokal

- Keripik

- Batik

- Tapis/Sulam

- Dodol Lampung

- Minuman Herbal

4. Metro Utara - Budidaya Ikan Lele dan Gurame

- Padi Organik

- Bawang Merah

- Itik Pedaging

- Jagung Manis

- Batik

- Bakso Kering

- Kelanting

- Kerajinan

- Tungku

- Altan

- Keripik

- Kemplang

5. Metro Timur - Ternak Sapi

- Batik

- Tapis/Sulam

- Keripik

- Olahan Jamur Tiram

- Rengginang

- Peyek

- Kemplang

- Minuman Herbal

Sumber : Data diolah (BAPPEDA Kota Metro, 2017), 2018

Permintaan lele yang meningkat mengakibatkan peluang bisnis juga

meningkat, namun melimpahnya bahan baku ikan lele tidak dibarengi dengan

strategi proses produksi dan pemasaran yang baik. Sehingga tidak sedikit dari

kalangan pembudidaya ikan lele mengalami kerugian. Salah satu cara untuk

mengurangi adanya kerugian dalam usaha budidaya ikan lele yaitu adanya

pengolahan ikan lele. Ikan lele dapat diolah menjadi berbagai produk

contohnya yaitu abon lele dan kerupuk tulang lele. Agroindustri yang

Page 23: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

4

memproduksi abon lele dan kerupuk tulang lele salah satunya yaitu berlokasi di

Kecamatan Metro Selatan Kota Metro.

Dengan adanya pengolahan lele menjadi berbagai produk, diharapkan dapat

memperluas target pasar dari penjualan olahan lele tersebut yang dapat

meningkatkan keuntungan atau pendapatan pihak yang membudidayakan ikan

lele dan juga dapat menjadi alternatif bagi para konsumen untuk tetap

mengonsumsi ikan lele tanpa mengurangi nilai gizi dari ikan tersebut. Selain

itu, ikan lele juga dapat memberikan nilai tambah jika diolah menjadi berbagai

produk.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, harga ikan lele segar yaitu

berkisar dari Rp17.000-Rp20.000/kg. Harga olahan ikan lele telah diolah

dalam bentuk abon lele yaitu Rp200.000/kg, sedangkan harga kerupuk tulang

lele yaitu Rp40.000 – Rp45.000/kg. Dengan perbandingan setiap 5 kilogram

ikan lele hanya dapat menghasilkan 1 kg abon lele, sedangkan setiap 2 kg lele

dapat menghasilkan 1 kg tulang lele belum diolah.

Kegiatan pengadaan bahan baku merupakan kegiatan yang sangat penting pada

suatu agroindustri, termasuk agroindustri olahan ikan lele. Hal ini dikarenakan

bahan baku merupakan faktor utama dalam pembuatan suatu produk pada

agroindustri. Bahan baku yang digunakan pada agroindustri olahan ikan lele ini

merupakan ikan lele yang berukuran besar dan jumlahnya tidak banyak di

pasaran. Oleh karena itu, kegiatan pengadaan bahan baku perlu diperhatikan

dengan baik agar kegiatan lain di agroindustri tersebut tidak terhambat.

Page 24: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

5

Suatu agroindustri bisa berjalan dengan lancar dan efektif apabila didukung

dengan adanya peran jasa layanan pendukung. Jasa layanan pendukung terdiri

dari lembaga keuangan, lembaga penelitian, lembaga penyuluhan, sarana

trasnportasi, kebijakan pemerintah, teknolodi informasi dan komunikasi, serta

asuransi. Adanya peran jasa layanan pendukung terhadap suatu agroindustri

olahan ikan lele harus dimanfaatkan dengan baik agar menghasilkan dampak

yang positif. Berdasarkan observasi, agroindusti olahan ikan lele yang berada

di Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro mengalami kendala pada proses

produksi yaitu pada pengadaaan bahan baku yang akan digunakan cukup sulit

untuk diperoleh. Sehingga hal tersebut dapat berpengaruh dengan pendapatan

atau profitabilitas yang didapat.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pengadaan bahan baku pada agroindustri olahan ikan

lele di Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro?

2. Berapa besarnya profitabilitas yang didapat dari agroindustri olahan ikan

lele di Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro?

3. Berapa besarnya nilai tambah dari agroindustri olahan ikan lele di

Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro?

4. Bagaimana peranan jasa layanan pendukung terhadap agroindustri olahan

ikan lele di Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro?

Page 25: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan terdahulu, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui proses pengadaan bahan baku pada agroindustri olahan ikan

lele di Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro

2. Menganalisis besarnya profitabilitas yang didapat dari agroindustri olahan

ikan lele di Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro

3. Menganalisis besarnya nilai tambah dari agroindustri olahan ikan lele di

Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro

4. Mengetahui peranan jasa layanan pendukung terhadap agroindustri olahan

ikan lele di Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi produsen olahan ikan lele, hasil penelitian ini diharapkan dapat

membantu dalam pencarian informasi mengenai keuntungan yang didapat

dan juga nilai tambah dari produk yang dihasilkan.

2. Bagi pemerintah dan pihak terkait, hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil atau menentukan

kebijakan untuk usaha olahan ikan lele.

3. Bagi peneliti lain, sebagai sumber informasi dan referensi dalam

penyusunan penelitian selanjutnya.

Page 26: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Olahan Ikan Lele

Menurut Suyatno,2010 dalam Murniyati,dkk.2013, lele memiliki prospek

bisnis yang sangat bagus. Hal ini didukung dengan rasa dagingnya yang

gurih dan bergizi tinggi karena kandungan proteinnya sebesar 18,7%.

Ukuran konsumsi, daging lele berwarna putih, dengan kandungan protein

yang fungsinya hampir sama dengan daging sapi, yaitu sebesar 19,0%.

Ikan lele adalah jenis ikan air tawar yang paling banyak diminati serta

dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Olahan ikan lele mempunyai rasa

yang enak dan kandungan gizinya cukup tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh

manusia seperti sumber energi, protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi,

tiamin. Pemanfaatan ikan lele selain dijadikan produk olahan segar seperti

ikan lele goreng dan bakar, ikan lele juga dapat dijadikan produk olahan

seperti keripik, abon dan nugget ikan lele (Azhar, 2006).

Pengembangan suatu komoditas menjadi produk turunannya dapat

memberikan nilai tambah terhadap komoditas tersebut. Saat ini produk

olahan lele belum terlalu dikenal oleh masyarakat luas. Masyarakat masih

Page 27: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

8

mengenal lele yang ada di pasaran berupa lele segar dan pengolahannya

terserah kepada pembeli lele tersebut. Padahal banyak sekali produk olahan

lele yang jika digeluti secara serius dan akan mendatangkan keuntungan

yang berlipat dibanding menjual lele dalam bentuk segar (Neza, 2010).

Pohon industri lele dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 1. Pohon industri ikan lele (Neza, 2010)

Gambar 1 menjelaskan bahwa terdapat berbagai produk olahan yang

dihasilkan dari ikan lele seperti contoh abon lele, keripik lele, kerupuk lele

dan lainnya. Proses pengolahan dari beberapa produk olahan yang terdapat

pada pohon industri ikan lele dapat diuraikan dibawah ini

a. Proses Pengolahan Abon Lele

Hal pertama yang dilakukan dalam tiap proses pengolahan makanan

adalah bahan. Bahan yang digunakan dalam pembuata abon lele adalah

Ikan Lele

Lele Utuh Daging Tulang Sirip Kulit

Kuliner

Lele

Asap

Keripik

Fillet

Abon

Baso

Ikan

Nugget

Rolade

Kerupuk

Keripik

Sirip

Keripik

Kulit Kerupuk

Tulang

Page 28: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

9

ikan lele yang masih segar. Ciri-ciri fisik yang harus dimiliki daging ikan

lele yang bisa dijadikan bahan baku pembuatan abon ikan adalah dalam

kondisi segar, warna dagingnya cerah, dagingnya terasa kenyal, dan tidak

berbau busuk.

Sejumlah bahan pembantu yang biasa digunakan dalam pembuatan abon

adalah rempah-rempah, gula pasir, garam dan penyedap rasa. Jenis

rempah-rempah yang digunakan adalah bawang putih, ketumbar,

lengkuas, sereh dan daun salam.

Proses produksi abon ikan lele relatif sederhana dan mudah dilakukan.

Secara umum, proses produksi abon ikan, mulai dari tahap pengadaan

bahan baku ikan sampai tahap pengemasan abon ikan lele, adalah sebagai

berikut :

1. Pengadaan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan adalah ikan lele yang masih utuh dan

segar, untuk selanjutnya dilakukan proses penyiangan.

2. Penyiangan Bahan Baku

Saat proses penyiangan yaitu pemotongan ikan dan pencucian

daging ikan, maka bagian kepala dan isi perut ikan dibuang. Daging

ikan hasil tahap penyiangan sebaiknya direndan dalam air yang

dicampur dengan air cuka.Kadar air cuka yang dipakai adalah ±2%.

Ini dilakukan untuk membuat bau amis hilang. Selain menggunakan

cuka bau amis pada ikan lele juga bisa dihilangkan dengan

menambah serai pada bumbu abon.

Page 29: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

10

3. Perebusan

Potongan ikan yang telah direndam dalam air cuka kemudian

disusun ke dalam panci besar dan direbus selama 30 – 60 menit.

Proses perebusan akan dihentikan setelah daging ikan menjadi lunak.

Selama proses perebusan tersebut juga ditambahkan daun salam dan

garam rebus.

4. Penirisan I

Ikan yang telah direbus kemudian dipres dengan mesin

pengepres.Sebelum dipres, daging ikan tersebut sebaiknya ditiriskan

terlebih dahulu sekitar 5 – 10 menit. Tahap pengepresan bertujuan

untuk mengurangi kadar air pada daging ikan yang telah direbus.

Makin sedikit kadar air yang dikandung dalam daging, maka akan

makin baik pula serat-serat daging yang dihasilkan.

5. Pencacahan I

Setelah daging ikan dipres, kemudian dilakukan proses pencacahan

sampai menjadi serat-serat. Proses ini bisa dilakukan dengan tangan

atau dengan mesin pengoyak (giling).

6. Pemberian Bumbu dan Santan

Saat tahap ini, serat-serat daging hasil pencacahan ditambahkan

bahan-bahan pembantu (bumbu-bumbu). Bumbu-bumbu yang

ditambahkan terdiri dari : bawang putih, ketumbar, lengkuas yang

telah diparut dengan mesin parutan, gula pasir, garam dapur,

serai,santan kelapa dan bisa juga ditambahkan daun kari, untuk

memberikan rasa kari pada abon lele.

Page 30: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

11

7. Penggorengan

Setelah bumbu-bumbu tercampur secara merata dalam serat-serat

daging ikan, kemudian dilakukan penggorengan ±60 menit. Selama

proses penggorengan, secara terus menerus dilakukan pengadukan

agar abon ikan yang dihasilkan matang secara merata dan bumbu-

bumbu dapat meresap dengan baik. Tahap penggorengan ini akan

dihentikan setelah serat-serat daging yang digoreng sudah berwarna

kuning kecoklatan.

8. Penirisan II

Tahap produksi berikutnya adalah pengepresan kembali serat-serat

daging ikan yang telah digoreng. Proses pengepresan tahap kedua ini

bertujuan untuk mengurangi kadar minyak pasca proses

penggorengan.

9. Pencacahan II

Setelah dipres, kemudian dilakukan pencacahan tahap kedua agar

tidak terjadi penggumpalan. Proses pencacahan tahap kedua ini akan

dihentikan setelah terbentuk produk akhir berupa abon ikan dengan

tekstur yang seragam.

10. Pengemasan

Tahap akhir produksi yaitu dilakukan pengemasan abon ikan. Jika

pengemasan tidak langsung dilakukan, maka produk abon ikan akan

disimpan terlebih dahulu dalam kantung plastik besar (blong) di

gudang penyimpanan, sebelum dilakukan pengemasan. (Murniyati,

dkk 2013).

Page 31: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

12

b. Proses Pengolahan Kerupuk

Kerupuk lele merupakan produk olahan lele yang lain selain abon lele.

Kerupuk lele dibuat dari daging yang telah dihaluskan dan dicampur

bumbu-bumbu, kemudian dibentuk dan digoreng menjadi kerupuk. Cara

pembuatannya hampir sama dengan pembuatan kerupuk yang lain dan

melalui beberapa proses yang sama seperti pembuatan abon lele, cara

pembuatan pengolahan kerupuk lele diuraikan sebagai berikut:

1. Pengadaan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan adalah ikan lele yang masih utuh dan

segar, untuk selanjutnya dilakukan proses penyiangan.

2. Pencucian Bahan Baku

Bersihkan ikan lele dari patil, sirip, dan isi perutnya hingga bersih,

kemudian cuci bersih.

3. Pengukusan I

Ikan lele yang telah dipisahkan dari patil, sirip dan isi perutnya dan

telah di cuci bersih kemudian disusun ke dalam panci besar untuk

dikukus selama 30 – 60 menit. Proses pengukusanakan dihentikan

setelah tulang ikan menjadi lunak dan didinginkan.

4. Penghalusan

Haluskan tulang dengan mesin penggiling daging atau bisa dengan

caramenumbuknya, namun untuk sekala yang besar sebaiknya

menggunakan mesin penggiling daging agar hasilnya lebih bagus.

Page 32: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

13

5. Pemberian Bumbu

Campurkan tepung tapioka yang sudah dipersiapkan dengan air

sedikit demi sedikit, kemudian tambahkan tulang ikan lele yang

sudah halus, garam, gula dan telur bebek. Aduk campuran bahan

tersebut hingga kalis dengan mesin pengaduk atau secara manual.

6. Pengukusan II

Adonan tulang ikan lele yang telah dicampur dengan tepung tapioka

kemudian dibungkus dan dimasukkan adonan yang sudah di bungkus

dengan plastik pembungkus ke dalam pengukus. Setelah matang

adoan tersebut diangkat dan didinginkan

7. Penjemuran

Adonan ikan lele yang telah dibungkus dan dikukus tersebut

kemudian diiris tipis adonan dan jemur hingga kering di bawah sinar

matahari atau menggunakan mesin pengering agar prosesnya lebih

cepat.

8. Penggorengan

Kerupuk tulang lele yang telah dijemur kemudian dilakukan

penggorengan ±60 menit. Tahap penggorengan ini akan dihentikan

setelah kerupuk yang digoreng sudah berwarna kuning kecoklatan.

9. Pengemasan

Kerupuk tulang ikan lele siap untuk dijual dalam keadaan yang

sudah matang atau digoreng, atau anda juga bisa menjualnya dalam

keadaan mentah atau kering dalam kemasan yang baik

pula.(Murniyati, dkk 2013).

Page 33: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

14

2. Konsep Agroindustri

Agroindustri merupakan subsistem agribisnis yang memproses dan

mentransfor-masikan bahan-bahan hasil pertanian, perkebunan, kehutanan,

peternakan dan perikanan menjadi barang-barang setengah jadi ataupun

barang-barang jadi yang langsung dapat dikonsumsi. Dalam kerangka

pembangunan pertanian, agroindustri merupakan penggerak utama

perkembangan sektor pertanian, dalam masa yang akan datang posisi

pertanian akan menjadi sektor andalan dalam pembangunan nasional

sehingga peranan agroindustri akan semakin besar. Sebagai penggerak

utama perkembangan sektor pertanian, diharapkan agroindustri dapat

memainkan peranan penting dalam kegiatan pembangunan daerah baik

dalam pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi maupun stabilitas

nasional sehingga mampu mewujudkan sektor pertanian yang tangguh, maju

dan efisien melalui pengembangan agroindustri (Soekartawi, 2000).

Peningkatan nilai tambah ini dapat dilaksanakan melalui industrialisasi

perdesaan berbasiskan pertanian, dan sektor pertanian dapat dikatakan

sebagai sektor penyanggah ekonomi dalam menggerakan roda

perekonomian. Melihat berbagai fenomena yang mungkin terjadi tersebut,

maka diperlukan upaya yang terencana dan terarah untuk mengatasinya.

Untuk itu, industrialisasi pertanian perdesaan merupakan suatu upaya yang

perlu dilakukan sesegera mungkin.

Page 34: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

15

3. Pengadaan Bahan Baku

Bahan baku yaitu barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses

produksi yang mana dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun

dibeli dari supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi

perusahaan pabrik yang menggunakannya (Assauri, 1999).

Pengadaan bahan baku berfungsi menyediakan bahan baku dalam jumlah

yang tepat, mutu yang baik, dan tersedia secara berkesinambungan dengan

biaya yang layak dan terorganisasi dengan baik. Biaya dalam arti luas

adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang

telah terjadi untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan biaya produksi

adalah biaya yang digunakan untuk mengolah bahan baku menjadi bahan

jadi. Biaya terbesar dalam proses pengolahan umumnya adalah biaya yang

dikeluarkan untuk pembelian bahan baku. Oleh karena itu, perhatian

terhadap perhitungan dan pengendalian biaya dalam pengadaan bahan baku

merupakan hal sangat penting. Kekurangan bahan baku atau ketersediaan

bahan baku yang tidak kontinyu akan berakibat pada sistem kerja yang tidak

efektif dan efisien, dan menurunnya mutu bahan baku akan menurunkan

mutu produk olahannya Oleh karena itu, pengadaan bahan baku bagi

industri yang mengolah produk pertanian harus terorganisir dengan baik

(Mulyadi, 1990).

Manajemen stok/persediaan bahan baku agroindustri biasanya terdiri dari

dua kegiatan, yaitu pembelian dan penyimpanan. Pembelian dilakukan

karena perusahaan agroindustri tidak mampu menghasilkan bahan baku

Page 35: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

16

sendiri. Kegiatan pembelian harus diselaraskan dengan perencanaan

produksi, agar tidak terjadi kekurangan bahan baku, sedangkan dalam

penyimpanan bahan baku, prinsip-prinsip efisiensi harus dipegang teguh,

karena jika tidak, maka akan terjadi ekonomi biaya tinggi. Tingginya biaya

penyimpanan akan mempengaruhi besarnya biaya dan akhirnya harga per

satuan unit akan meningkat pula. (Pustika, 2007)

4. Profitabilitas

Menurut Prawironegoro (2007), profitabilitas ialah kemampuan manajemen

untuk memperoleh laba. Menurut Harahap (2006) profitabilitas

menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua

kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,

jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Profitabilitas suatu

perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau

laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau

asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan (operating

asset). Profitabilitas bisa didapatkan dengan cara yang sama dengan

menghitung pendapatan.

Downey dan Erickson (1992) menyatakan Profitabilitas merupakan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkanlaba/profit. Oleh karena itu,

istilah rasio profitabilitas merujuk padabeberapa indikator atau rasio yang

berbeda yang bisa digunakan untukmenentukan profitabilitas dan prestasi

kerja perusahaan

Page 36: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

17

Adapun profitabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :

= Pendapatan usaha agroindustri olahan ikan lele

Kriteria pengambilan keputusan:

Profitabilitas > 0 berarti usaha yang dilakukan menguntungkan

Profitabilitas ≤ 0 berarti usaha yang dilakukan tidak menguntungkan

(Downey dan Erickson, 1992)

Menurut Soekartawi (2000) pendapatan dari suatu agroindustri dapat

diperoleh dengan cara menghitung selisih antara total penerimaan yang

diterima dari hasil usaha dengan total biaya produksi yang dikeluarkan.

Penerimaan total agroindustri yang diterima oleh suatu agroindustri

merupakan jumlah uang yang diterima dari hasil penjualan produk yang

dihasilkan, sedangkan biaya merupakan jumlah uang yang telah dikeluarkan

selama proses produksi berlangsung.

Secara matematis besarnya pendapatan usahatani dapat dirumuskan sebagai

berikut (Soekartawi, 2000):

Keterangan :

= Pendapatan (Rp)

Y = Hasil produksi (Kg)

Py = Harga hasil produksi(Rp)

Xi = Faktor produksi (i=1,2,3,.....n)

PXi = Harga faktor produksi ke-i (Rp)

BTT = Biaya tetap total (Rp)

Untuk mengetahui suatu usaha menguntungkan atau tidak secara ekonomi

dapat dianalisis dengan menggunakan nisbah atau perbandingan antara

Page 37: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

18

penerimaan dengan biaya (Revenue Cost Ratio R/C). Secara matematis

dapat dirumuskan sebagai berikut:

R/C = TR / TC

Keterangan:

R/C = Nisbah penerimaan dan biaya

TR = Total revenue atau penerimaan total (Rp)

TC = Total cost atau biaya total (Rp)

Kriteria pegambilan keputusan adalah:

c. Jika R/C > 1, maka suatu usaha mengalami keuntungan, karena

penerimaan lebih besar dari biaya.

d. Jika R/C < 1, maka suatu usaha mengalami kerugian, karena penerimaan

lebih kecil dari biaya.

e. Jika R/C = 1, maka suatu usaha mengalami impas, karena penerimaan

sama dengan biaya (Soekartawi, 2000)

Perhitungan biaya penyusutan peralatan pada penelitian ini menggunakan

perhitungan biaya bersama atau join cost. Menurut Bustami (2009) dalam

Lestari (2016) perhitungan joint cost diperlukan terutama ketika

perusahaan menghasilkan produk lebih dari satu atau terdiri dari

beberapa produk. Biaya yang dihitung adalah biaya yang digunakan

secara bersama oleh produk bersama, pada penelitian ini biaya bersama

yang dikeluarkan dalam proses produksi olahan ikan lele adalah biaya

overhead yaitu biaya penyusutan alat, biaya listrik, dan pajak.

Joint cost dapat dialokasikan kepada tiap-tiap produk bersama dengan

menggunakan salah satu dari empat metode sebagai berikut:

1. Metode nilai jual relatif

Metode ini digunakan untuk mengalokasikan joint cost kepada produk

bersama. Metode ini didasarkan pada nilai jual relatif dari setiap jenis

Page 38: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

19

produk bersama. Tahap pertama metode ini adalah memperhitungkan

nilai total penjualan yang merupakan harga penjualan dikalikan

dengan unit produksi, bukan penjualan sesungguhnya. Tahap kedua

penentuan proporsi nilai penjualan masing-masing produk bersama

pada nilai penjualan total. Tahap terakhir mengalokasikan total joint

cost diantara produk bersama berdasarkan proporsi tersebut (Mulyadi,

2009).

Menurut Bustami (2009), metode harga jual dapat dibedakan menjadi

dua diantaranya sebagai berikut:

a) Harga jual diketahui pada saat titik pisah

Perhitungan ini apabila harga jual diketahui pada saat titik pisah

maka joint cost dibebankan kepada produk berdasarkan nilai jual

masing-masing produk terhadap jumlah nilai jual keseluruhan

produk. Alokasi joint cost dengan metode harga jual diketahui

pada saat titik pisah dapat dirumuskan sebagai berikut:

Alokasi joint cost=

b) Harga jual tidak diketahui pada saat titik pisah

Apabila suatu produk tidak bisa dijual pada titik pisah, maka

harga tidak dapat diketahui saat titik pisah. Produk tersebut

memerlukan proses tambahan sehingga harga jual dapat diketahui

sebelum dijual. Dasar yang dapat digunakan dalam menghasilkan

biaya bersama adalah harga pasar hipotesis. Harga pasar hipotesis

adalah nilai jual suatu produk setelah diproses lebih lanjut

Page 39: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

20

dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproses lebih

lanjut. Alokasi biaya bersama dengan metode harga jual tidak

diketahui pada saat titik pisah dapat dirumuskan sebagai berikut:

Alokasi joint cost =

2. Metode satuan fisik

Metode satuan fisik menentukan harga produk bersama sesuai dengan

manfaat yang ditentukan oleh masing-masing produk akhr. Dalam

metode ini joint cost dialokasikan kepada produk atas dasar koefisien

fisik kuantitas bahan baku yang terdapat dalam masing-masing

produk. Koefisen fisik ini dinyatakan dalam satuan berat. Dengan

metode ini diharuskan bahwa produk bersama yang dihasilkan harus

dapat diukur dengan satuan ukuran pokok yang sama. Jika produk

yang sama mempunyai satuan ukuran yang berbeda, harus ditentukan

koefsien yang digunakan untuk mengubah berbagai satuan tersebut

menjadi ukuran yang sama (Mulyadi, 2009). Alokasi joint cost dengan

metode satuan fisik dapat dirumuskan sebagai berikut:

Alokasi joint cost=

atau

Alokasi joint cost=

3. Metode harga pokok rata-rata

Pendekatan harga pokok rata-rata diangkap tepat apabila proses

produksi bersama menghasilkan jenis-jenis produk yang mempunyai

Page 40: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

21

unit fisik atau satuan ukuran yang sama. Mulyadi (2005) memaparkan

bahwa metode ini hanya dapat digunakan apabila produk bersama

yang dihasilkan diukur dalam satuan yang sama pada umumnya

metode ini digunakan oleh yang menghasilkan beberapa macam

produk yang sama dari satu proses bersama tetapi mutunya berlainan.

Dalam metode ini harga pokok masing-masing dihitung sesuai dengan

proporsi kuantitas yang diproduksi. Alokasi joint cost dengan metode

harga pokok rata-rata dapat dirumuskan sebagai berikut:

Alokasi joint cost = biaya per unit biaya bersama x biaya bersama

4. Metode rata-rata tertimbang

Metode rata-rata biaya per satuan dasar yang dipakai dalam

pengalokasian joint cost adalah kuantitas produksi, maka dalam

metode rata-rata tertimbang kuantitas produksi ini dikalikan terlebih

dahulu dengan angka penimbang dan hasilnya baru dipakai sebagai

dasar alokasi. Penentuan angka penimbang untuk tiap-tiap produk

didasarkan pada jumlah bahan yang dipakai, sulitnya pembuatan

produk, waktu yang dikonsumsi, dan pembedaan jenis tenaga kerja

yang dipakai untuk setiap produk yang dihasilkan. Jika yang dipakai

sebagai angka penimbang adalah harga jual produk maka metode

alokasinya disebut metode nilai jual relatif (Mulyadi, 2005). Alokasi

joint cost dengan metode rata-rata tertimbang dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Alokasi joint cost=

Page 41: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

22

Penelitian kali ini metode alokasi joint cost yang digunakan pada penelitian

ini adalah dengan menggunakan metode nilai jual relatif yaitu harga jual

diketahui pada saat titik pisah. Dasar pemikiran metode ini adalah bahwa

harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya-biaya yang

dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. Jika salah satu produk terjual

lebih tinggi daripada produk yang lain, hal ini karena biaya yang

dikeluarkan untuk produk tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan

produk yang lain. Oleh karena itu, metode ini merupakan cara yang logis

untuk mengalokasikan joint cost berdasarkan pada nilai jual relatif masing-

masing produk yang dihasilkan.

5. Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah aktiva atau jasa yang dikorbankan atau

diserahkan dalam proses produksi (Supriyono, 2002). Menurut Mulyadi

(1990), harga pokok produksi merupakan pengorbanan sumber ekonomi

untuk memperoleh aktiva. Harga pokok produksi digunakan sebagai

penentu harga penjualan, oleh karena itu perhitungan harga pokok produksi

penting untuk dilakukan.

Tujuan dari perhitungan harga pokok produksi antara lain:

a. Untuk memberikan bantuan guna mendekati harga yang dapat dicapai.

b. Untuk menilai harga-harga yang dapat dicapai atau ditawarkan dari

pendirian ekonomi perusahaan itu sendiri.

c. Untuk menilai penghematan dari proses produksi.

d. Untuk menilai barang yang masih dikerjakan.

Page 42: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

23

e. Untuk penetapan yang terus-menerus dan analisis dari hasil perusahaan

(Mulyadi, 1990).

6. Nilai Tambah (Value Added)

Hayami (1987) menyatakan bahwa nilai tambah adalah selisih antara

komoditas yang mendapat perlakuan pada tahap tertentu dengan nilai

korbanan yang digunakan selama proses berlangsung. Sumber –sumber dari

nilai tambah tersebut adalah dari pemanfaatan faktor – faktor seperti tenaga

kerja, modal, sumberdaya manusia dan manajemen. Metode analisis nilai

tambah Hayami lebih cocok digunakan untuk menghitung nilai tambah

dalam subsistem pengolahan karena menghasilkan keluaran sebagai berikut:

a. Perkiraan nilai tambah (Rp)

b. Rasio nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan (%)

c. Imbalan terhadap jasa tenaga kerja (Rp)

d. Imbalan modal dan manajemen atau keuntungan yang diterima petani

(Rp)

Analisis nilai tambah Hayami mempunyai kelebihan, yaitu

menggambarkan:

a. Produktivitas produksi, di mana rendemen dan efisiensi tenaga kerjadapat

diestimasi.

b. Balas jasa terhadap pemilik-pemilik faktor produksi dapat diestimasi

(Hayami, 1987 dalam Putri, 2005).

Menurut Suprapto, 2006 dalam Rianzani, 2017 kelebihan dari analisis nilai

tambah dengan menggunakan Metode Hayami adalah dapat diketahui

Page 43: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

24

besarnya nilai tambah, nilai output, dan produktivitas, kedua, dapat

diketahui besarnya balas jasa terhadap pemilik-pemilik faktor produksi,

serta ketiga, prinsip nilai tambah menurut Hayami dapat diterapkan untuk

subsistem lain diluar pengolahan, misalnya untuk kegiatan pemasaran.

7. Jasa Layanan Pendukung

Menurut Soeharjo, 1997 dalam Aldhariana, 2016 menjelaskan bahwa

subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (kelembagaan) atau supporting

institution adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi untuk mendukung

dan melayani serta mengembangkan kegiatan sub-sistem hulu, sub-sistem

usaha tani, dan sub-sistem hilir. Lembaga-lembaga yang terkait dalam

kegiatan ini adalah penyuluh, konsultan, keuangan, dan penelitian.

Lembaga penyuluhan dan konsultan memberikan layanan informasi yang

dibutuhkan oleh petani dan pembinaan teknik produksi, budidaya pertanian,

dan manajemen pertanian. Lembaga keuangan seperti perbankan dan

asuransi yang meberikan layanan keuangan berupa pinjaman dan

penanggungan resiko usaha (khusus asuransi).

Lembaga penelitian baik yang dilakukan oleh balai-balai penelitian atau

perguruan tinggi memberikan layanan informasi teknologi produksi,

budidaya, atau teknik manajemen mutakhir hasil penelitian dan

pengembangan.

Page 44: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

25

8. Aspek Sosial Budaya

Menurut Julianto (2009) dalam Paksi (2014), sosial budaya merupakan

proses asimilasi yaitu proses perubahan budaya antara dua masyarakat atau

lebih secara perlahan dan sama sekali perubahan budaya bisa terjadi hanya

pada satu pihak saja atau pada kedua belah pihak. Beberapa banyak yang

ditiru dan apa yang diambil dari kebudayaan pihak lain kedalam sendiri dan

memang tidak diketahui unsur yang mana karena kontak itu terjadi secara

komunal atau individual

Kehidupan sosial budaya adalah suatu hidup saling berinteraksi satu sama

lain yang dilihat dari unsur-unsur kebudayaan yang ada. Sosial budaya

merupakan penyebab atau akibat faktor-faktor ekonomi desa/daerah

sehingga menyebabkan minimnya nilai sosial seperti adat, pendidikan dan

lembaga desa yang merupakan penghambat kemajuan desa, kondisi sosial

budaya dapat menjadi ciri sosial masyarakatnya. Berdasarkan uraian di atas

maka dapat dijelaskan bahwa kehidupan sosial budaya adalah kehidupan

masyarakat yang berkaitan dengan budaya yang terdapat di dalam suatu

masyarakat yang saling berinteraksi sehingga dapat mempengaruhi nilai-

nilai sosial yang menjadi ciri masyarakatnya.

B. Penelitian Terdahulu

Kajian penelitian terdahulu diperlukan sebagai bahan referensi dan penuntun

dalam penentuan metode dalam menganalisis data penelitian. Peneliti harus

mempelajari penelitian sejenis di masa lalu untuk mendukung penelitian yang

Page 45: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

26

dilakukan. Tinjauan penelitian terdahulu memperlihatkan persamaan dan

perbedaan dalam hal komoditas, metode, waktu, dan tempat penelitian.

Sari (2017), meneliti mengenai analisis permintaan ikan lele oleh pedagang

pecel lele di Kota Bandar Lampung. Tujuan dari penelitian ini adalah:

menganalisis pola permintaan ikan lele oleh pedagang pecel lele, dan

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ikan lele oleh

pedagang pecel lele di kota bandar lampung. Metode penelitian yang

digunakan untuk menganalisis pola permintaan ikan lele adalah analisis

statistik deskriptif. Sedangkan untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan ikan lele digunakan analisis regresi linear berganda.

Hasil analisis yang diperoleh dari penelitian ini adalah pola permintaan ikan

lele oleh pedagang pecel lele di kota bandar lampung memiliki frekuensi

pembelian 7 kali dalam waktu seminggu atau setiap hari dengan jumlah

pembelian ikan lele sebanyak 13 – 35 kilogram per minggu. Jenis ikan lele

yang banyak dibeli oleh pedagang pecel lele adalah sangkuriang, dan pedagang

biasa membeli ikan lele pada pemasok ikan lele yang sebagian besar berasal

dari pedagang besar ikan lele di gedong air, bandar lampung. Faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap permintaan ikan lele oleh pedagang pecel di kota

bandar lampung adalah harga ikan lele, proporsi penjualan pecel lele, jumlah

jenis olahan, harga output (pecel lele), pendapatan usaha dan dummy skala

usaha.

Sundari (2017), meneliti mengenai komparasi nilai tambah agroindustri abon

lele dan abon patin di Tasikmalaya. Tujuan penelitian ini secara umum adalah

Page 46: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

27

untuk mengetahui lebih jauh pengolahan abon kedua ikan tersebut, berapa

besar nilai tambah yang bisa diperoleh dari usaha pengolahan abon ikan lele

dan ikan patin.. Penelitian yang dilaksanakan ini bersifat deskriptif. Metode

analisis yang digunakan untuk menentukan nilai tambah yaitu menggunakan

metode Hayami. Hasil analisis yang diperoleh dari penelitian ini adalah

produk abon ikan lele memberikan nilai tambah sebesar Rp 14.295,00, rasio

nilai tambah sebesar 25,53 persen dengan nilai konversi sebesar 0,35.

Sedangkan produk abon ikan patin memberikan nilai tambah sebesar Rp

18.295,00. Rasio nilai tambah sebesar 29,04 persen dengan nilai konversi

sebesar 0,35.

Laisa (2013), meneliti mengenai analisis harga pokok produksi dan strategi

pengembangan industri pengolahan ikan teri nasi kering di Pulau Pasaran

Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung. Tujuan penelitian ini

adalah mengetahui harga pokok produksi industri pengolahan ikan teri nasi

kering dan menyusun strategi pengembangan industri pengolahan ikan teri nasi

kering.. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis

dekriptif kualitatif untuk menganalisis strategi pengembangan (SWOT) dan

analisis kuantitatif untuk menganalisis harga pokok produksi (HPP). Hasil

analisis yang diperoleh dari penelitian ini adalah Harga pokok produksi (HPP)

pada industri pengolahan ikan teri nasi berdasarkan analisis metode variabel

costing pada musim angin Barat adalah Rp43.330,15, pada musim angin

Normal adalah Rp34.269,58 dan harga pokok produksi pada musim angin

Timur adalah Rp31.180,36. Perbedaan harga jual tersebut dipengaruhi

ketersediaan bahan baku pada setiap musim. Strategi prioritas industri

Page 47: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

28

pengolahan ikan teri nasi kering di Pulau Pasaran yaitu: (a) mengadopsi

teknologi yang lebih modern (b) mengadakan pelatihan untuk menghasilkan

tenaga kerja yang berkualitas dan (c) membuat pembukuan untuk

memaksimalkan penggunaan modal.

Penelitian yang dilakukan oleh Ayu (2013) bertujuan untuk mengetahui nilai

tambah pada klaster industri pengolahan ikan teri kering. Metode analisis yang

digunakan untuk mengetahui nilai tambah yaitu dengan menggunakan metode

Hayami. Hasil dari penelitian ini adalah hasil produksi tertinggi pengolahan

ikan teri kering di Pulau Pasaran Kota Bandar Lampung adalah pada musim

angin timur. Berdasarkan jenisnya, produksi ikan teri kering terbanyak adalah

ikan teri nasi kering yaitu sebesar 11.663,00 kilogram. Selain itu, disimpulkan

pula bahwa nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan satu kilogram ikan

teri basah menjadi ikan teri kering tertinggi berada pada musim angin barat

yaitu pada jenis ikan teri nasi sebesar Rp7.253,02 dan rasio nilai tambah

terhadap nilai produk adalah 29,73 persen, artinya setiap Rp100,00 nilai

produk akan diperoleh nilai tambah sebesar Rp29,73.

Lestari (2017), meneliti mengenai analisis pendapatan, nilai tambah dan

strategi pengembangan usaha pengolahan ikan bandeng pada Usaha Dagang

Sabily Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur. Tujuan

penelitian ini secara umum adalah untuk menganalisis pendapatan yang

dihasilkan, menganalisis nilai tambah yang dihasilkan dan menyusun strategi

pengembangan usaha pengolahan ikan bandeng pada usaha pengolahan ikan

bandeng UD Sabily. Penelitian yang dilaksanakan ini bersifat deskriptif

Page 48: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

29

kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Metode analisis yang digunakan untuk

yaitu menggunakan metode Soekartawi, Hayami dan SWOT. Hasil analisis

yang diperoleh dari penelitian ini adalah pendapatan atas biaya total seluruh

olahan ikan bandeng di UD Sabily adalah Rp16.324.376,39 per bulan.

Pendapatan tertinggi adalah produk nugget bandeng sedangkan pendapatan

terendah adalah produk bandeng crispy. Seluruh olahan ikan bandeng pada

usaha pengolahan ikan bandeng UD Sabily menguntungkan untuk diusahakan.

Nilai tambah terbesar adalah produk keripik kulit bandeng sebesar

Rp80.733,60 sedangkan nilai tambah terendah adalah produk bandeng presto

sebesar Rp15.100,83. Seluruh olahan ikan bandeng pada usaha pengolahan

ikan bandeng UD Sabily dapat memberikan nilai tambah yang positif dan layak

untuk diusahakan. Strategi pengembangan prioritas usaha pengolahan ikan

bandeng di UD Sabily adalah (a) memanfaatkan lokasi yang dekat dengan

sumber bahan baku untuk meningkatkan produksi sehingga mampu

meningkatkan pendapatan untuk menyebarluaskan informasi produk lokal hasil

olahan ikan, (b) mempertahankan produk yang berkualitas baik dan bervarian

agar mampu mengatasi tingkat preferensi masyarakat yang masih rendah

terhadap produk lokal olahan ikan, dan (c) memanfaatkan pengelolaan

keuangan secara efektif untuk dapat meningkatkan produksi dan kualitas

produk sehingga mampu bersaing dengan agroindustri sejenis.

Yuniati (2015), meneliti mengenai analisisis nilai tambah dan profitabilitas

agroindustri gula aren dan gula semut skala rumah tangga di Kecamatan Air

Hitam Kabupaten Lampung Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui lebih jauh besarnya nilai tambah produk dari agroindustri gula aren

Page 49: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

30

dan gula semut di Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat dan

mengetahui besarnya profitabilitas dari agroindustri gula aren dan gulasemut di

Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat. Penelitian yang

dilaksanakan ini bersifat analisis kuantitatif. Metode analisis yang digunakan

untuk menentukan nilai tambah yaitu menggunakan metode Hayami dan untuk

menentukan profitabilitas menggunakan metode Downey dan Erickson. Hasil

analisis yang diperoleh dari penelitian ini adalah Agroindustri gula semut

memberikan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan dengan agroindustri

gula aren. Nilai tambah gula semut yaitu sebesar Rp 1.248,60 per kilogram,

sedangkan nilai tambah gulaaren sebesar Rp 928,51 per kilogram dan juga

mengenai profitabilitas gula semut lebih besar dibandingkan dengan

profitabilitas gula aren. Profitabilitas gula semut yaitu sebesar 35,83 persen,

artinya setiap Rp 100 hasil penjualan dari gula semut akan diperoleh

keuntungan sebesar Rp 35,83. Profitabilitas gula aren yaitu sebesar 33,78

persen, artinya setiap Rp 100 hasil penjualan dari gula aren akan diperoleh

keuntungan sebesar Rp 33,78.

C. Kerangka Pemikiran

Setiap usaha yang dikelola merupakan serangkaian kegiatan begitu pula

dengan agroindustri olahan ikan lele. Kegiatan pengadaan bahan baku erat

kaitannya dengan penyediaan input. Dalam penyediaan input, maka

agroindustri olahan ikan lele mengeluarkan biaya-biaya yang menimbulkan

harga input yang dimasukkan kedalam biaya produksi.

Page 50: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

31

Kegiatan pengolahan pada agroindustri olahan ikan lele tersebut yaitu

mengolah ikan lele segar menjadi produk abon lele dan kerupuk tulang lele dan

juga akan menghasilkan nilai tambah. Produk yang dihasilkan dari

agroindustri tersebut memiliki harga output yang dapat menambah penerimaan

yang diterima oleh pemilik agroindustri. Pendapatan yang akan diterima oleh

pemilik agroindustri olahan ikan lele diperoleh dari pengurangan antara

penerimaan dan biaya-biaya yang telah dikeluarkan selama proses produksi

berlangsung, dari pendapatan tersebut dapat menghasilkan profitabilitas

agroindustri olahan ikan lele. Sedangkan kegiatan pemasaran berhubungan

dengan lembaga pemasaran yang dapat membantu agroindustri tersebut dalam

memasarkan produknya.

Kegiatan-kegiatan tersebut juga didukung dengan adanya jasa layanan

pendukung. Jasa layanan pendukung tidak hanya berperan dan bermanfaat pada

satu kegiatan saja, melainkan berpengaruh terhadap ketiga kegiatan utama

tersebut. Oleh karena itu, adanya jasa layanan pendukung tersebut tentu

memberikan dampak yang positif bagi pihak agroindustri. Kerangka pemikiran

dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2

Page 51: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

32

Gambar 2. Bagan Alir Analisis Profitabilitas dan Nilai Tambah Agroindustri

Olahan Ikan Lele di Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro

Nilai

Tambah

Pendapatan

Biaya

Produksi

Produk

- Abon Lele

- Kerupuk

Tulang Lele

Harga

(Output)

Harga

(Input)

Penerimaan

Lembaga

Pemasaran

Jasa Layanan Pendukung

Agroindustri Olahan Ikan Lele

Pemasaran Pengolahan

Pengadaan

Bahan Baku

(Ikan Lele Segar)

Analisis

Profitabilitas

Page 52: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

33

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus

pada agroindustri olahan ikan lele di Kecamatan Metro Selatan.. Metode studi

kasus merupakan salah satu metode penelitian yang dilakukan secara intensif,

terperinci dan mendalam terhadap suatu organisme (individu), lembaga atau

gejala tertentu dengan daerah atau subjek yang sempit selama kurun waktu

tertentu (Arikunto, 2004).

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan

dengan tujuan penelitian.

Agroindustri adalah suatu industri yang mentransformasikan hasil pertanian

menjadi produk industri dalam rangka meningkatkan nilai tambahnya, dengan

demikian merupakan suatu sistem terintegrasi yang melibatkan sumberdaya

hasil pertanian, manusia, ilmu dan teknologi, uang, dan informasi.

Olahan ikan lele adalah hasil dari olahan yang berbahan baku lele yang dapat

menghasilkan produk olahan seperti abon lele dan kerupuk tulang lele

Page 53: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

34

Pengadaan bahan baku adalah suatu kesatuan kegiatan yang dilakukan untuk

mengadakan ikan lele pada agroindustri olahan ikan lele.

Tepat waktu adalah waktu yang tepat dalam kegiatan pengadaan bahan baku

yaitu saat jumlah bahan baku menipis, maka bahan baku dapat tersedia

dengan cepat agar tidak terjadi penundaan proses produksi.

Tepat tempat adalah tempat yang menjual bahan baku merupakan tempat

yang memberikan pelayanan yang memuaskan, mudah dijangkau, dan

letaknya strategis bagi pihak agroindustri.

Tepat jenis adalah jenis bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk

olahan ikan lele merupakan jenis ikan lele yang sesuai, sehingga rasa dan

bentuk olahan ikan lele sesuai dengan yang diharapkan oleh produsen yaitu

kandungan air dalam ikan lele yang rendah.

Tepat kualitas adalah kualitas bahan baku yang akan digunakan untuk

membuat olahan ikan lele merupakan kualitas yang berukuran sedang hingga

besar, tidak mengandung banyak air, kekenyalan daging yang pas, dan segar .

Tepat kuantitas adalah jumlah bahan baku yang tersedia untuk membuat

olahan ikan lele sesuai dengan target produksi. Artinya jumlah bahan baku

yang digunakan dapat mencerminkan hasil produksi yang akan diperoleh

sehingga harus sesuai dengan target sasaran produksi.

Tepat harga adalah harga yang dikeluarkan untuk membeli ikan lele sebagai

bahan baku relatif terjangkau yaitu tidak terlalu mahal dan melalui harga

Page 54: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

35

bahan baku tersebut pihak agroindustri dapat memperoleh keuntungan yang

telah diperkirakan atau ditargetkan.

Tenaga kerja adalah sejumlah orang yang melakukan tahap-tahap pembuatan

hasil olahan ikan lele pada agroindustri olahan ikan lele.

Jasa layanan pendukung adalah lembaga-lembaga dan seluruh kegiatan yang

mendukung kelancaran agroindustri olahan ikan lele serta memberikan

manfaat. Jasa layanan pendukung antara lain adalah lembaga keuangan,

lembaga penelitian, lembaga penyuluhan, sarana transportasi, kebijakan

pemerintah,teknologi informasi dan komunikasi serta asuransi.

Dalam penelitian ini, hal yang berhubungan dengan variabel dan definisi

operasional agroindustri olahan ikan lele yaitu mengenai profitabilitas dan

nilai tambah dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Variabel dan definisi operasional agroindustri olahan ikan lele

No Variabel Definisi Operasional Satuan

1. Bahan baku Bahan baku atau bahan utama yang

digunakan dalam agroindustri olahan

ikan lele ini adalah ikan lele berukuran

0,5 kg per ekor.

Kilogram

2. Bahan baku

penunjang

Bahan baku penunjang yang digunakan

yaitu seperti bumbu dapur (kunyit,

bawang merah, bawang putih, jahe,

garam, gula) minyak goreng dan tepung

sagu

Kilogram

3. Harga bahan

baku

Harga atau nilai dari bahan baku dan

bahan penunjang ikan lele yang

digunakan dalam proses pengolahan

ikan lele per kilogram

Rupiah

per

Kilogram

4. Upah rata-rata

tenaga kerja

Upah rata-rata yang dikeluarkan oleh

agroindustri untuk tenaga kerja secara

langsung dalam proses produksi, yang

dihitung berdasarkan tingkat upah yang

telah disetujui oleh pemilik agroindustri

maupun tenaga kerja

Rupiah

per HOK

Page 55: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

36

Tabel 3. Lanjutan

No Variabel Definisi Operasional Satuan

5. Biaya tetap Biaya yang dikeluarkan dan tidak

berpengaruh dengan jumlah produksi

seperti peyusutan alat-alat yang

digunakan saat berproduksi, pajak,

listrik, dan lain-lain

Rupiah

per

Bulan

6. Biaya variabel Biaya yang dikeluarkan dalam proses

produksi yang jumlahnya dapat

berubah-ubah tergantung dengan

volume produksi yang dihasilkan. Biaya

variabel meliputi upah tenaga kerja,

biaya bahan baku, bahan penolong, dan

biaya-biaya lain yang diukur dalam

satuan rupiah per bulan

Rupiah

per

Bulan

7. Biaya total Jumlah dari biaya variabel ditambah

dengan biaya tetap dalam proses

produksi, yang diukur dengan satuan

rupiah per bulan

Rupiah

per

Bulan

8. Hasil produksi Produksi total abon lele dan kerupuk

tulang lele yang diperoleh dalam satu

kali proses produksi

Kilogram

9. Harga output Harga jual produk olahan ikan lele per

kilogram yang diukur dalam satuan

rupiah

Rupiah

10. Penerimaan Hasil perkalian antara jumlah olahan

ikan lele yang dihasilkan dengan harga

jual olahan ikan lele per kilogram, yang

diukur dengan satuan rupiah

Rupiah

11. Pendapatan Jumlah penerimaan total dikurangi

dengan biaya total dalam kegiatan

produksi, sehingga menghasilkan

sejumlah uang atau keuntungan yang

diukur dalam satuan rupiah

Rupiah

12. Rasio

profitabilitas

Persentase pendapatan terhadap total

penjualan (penerimaan) produk

Persen

13. Sumbangan

input lain

Sumbangan input lain yang terdapat

dalam agroindustri olahan ikan lele

adalah bahan penunjang, biaya listrik,

biaya pajak, dan biaya penyusutan

peralatan.

Rupiah

14. Alokasi join

cost

Perbandingan antara penerimaan per

produk olahan ikan lele terhadap total

penerimaan yang kemudian dikalikan

dengan biaya bersama

Persen

15. Rasio nilai

tambah

Perbandingan antara nilai tambah olahan

ikan lele dengan nilai produk diukur

dalam satuan persen

Persen

Page 56: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

37

Tabel 3. Lanjutan

No Variabel Definisi Operasional Satuan

16. Margin Selisih antara nilai produk dengan harga

bahan baku

Persen

17. Nilai tambah Selisih antara harga output olahan ikan

lele jadi hingga output sudah dikemas

dengan harga bahan baku utama ikan lele

dan sumbangan input lain yang diukur

dalam satuan rupiah

Rupiah

C. Lokasi, Responden dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro. Lokasi

dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa budidaya ikan

lele dan juga olahan ikan lele merupakan salah satu produk unggulan

agroindustri di Kota Metro

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sensus yaitu semua populasi

dijadikan responden dalam penelitian. Menurut Arikunto (2002), apabila

subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga

penelitianya merupakan penelitian populasi. Kecamatan Metro Selatan

sebelumnya memiliki 3 agroindustri olahan ikan lele yang berlokasi di

Kelurahan Margodadi sebanyak 2 agroindustri olahan ikan lele kering berupa

abon lele dan kerupuk tulang lele, sedangkan Kelurahan Rejomulyo sebanyak

1 agroindustri olahan ikan lele basah berupa bakso lele, nugget lele dan kaki

naga. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan agroindustri olahan ikan

lele yang berlokasi di Kelurahan Rejomulyo sudah tidak berproduksi,

sehingga tidak dapat dijadikan sebagai responden, namun agroindustri yang

masih berjalan atau tidak berproduksi lagi, sehingga responden dalam

Page 57: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

38

penelitian ini berjumlah 3 agroindustri. Waktu pengambilan data dilakukan

pada periode produksi Februari – Maret 2018.

D. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Teknik pengumpulan data primer yang juga dilakukan adalah

dengan membuat kuesioner sekaligus melakukan pengamatan langsung di

lapangan. Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah tentang

karakteristik responden, pengadaan bahan baku pada agroindustri, produksi

lele maupun produksi olahan ikan lele, pendapatan agroindustri, biaya-biaya

yang dikeluarkan dalam proses produksi, nilai tambah agroindustri, dan jasa

layanan pendukung agroindustri olahan ikan lele. Data sekunder diperoleh

dari lembaga terkait yang berhubungan dengan objek penelitian, diantaranya

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, Dinas Ketahanan Pangan,

Pertanian dan Perikanan Kota Metro, Badan Pusat Statistik, penelitian

terdahulu, jurnal penelitian dan literature yang berkaitan dengan topik

penelitian.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Berikut

merupakan metode analisis data yang digunakan pada setiap tujuan dalam

penelitian, yaitu:

Page 58: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

39

1. Metode Analisis Tujuan Pertama

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjawab

tujuan pertama mengenai proses pengadaan bahan baku adalah deskriptif

kualitatif yang berupa pelaksanaan enam tepat pada agroindustri olahan

ikan lele. Enam tepat tersebut adalah tepat waktu, tepat tempat, tepat

jenis, tepat kualitas, tepat kuantitas, dan tepat harga (Assauri, 1999). Tidak

hanya itu, dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif ini dapat

mengetahui harapan dan pelaksanaan atas pengadaan bahan baku.

2. Metode Analisis Tujuan Kedua

Metode yang digunakan untuk menjawab tujuan kedua mengenai besarnya

profitabilitas agroindustri olahan ikan lele yaitu dengan menerapkan

metode Downey dan Erickson (1992) yang dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

= Pendapatan usaha agroindustri olahan ikan lele

Kriteria pengambilan keputusan:

Profitabilitas > 0 berarti usaha yang dilakukan menguntungkan

Profitabilitas ≤ 0 berarti usaha yang dilakukan tidak menguntungkan

(Downey dan Erickson, 1992)

Adapun untuk menganalisis pendapatan yang didapat oleh agroindustri

olahan ikan lele menggunakan teori dari Soekartawi (2000) yang

dirumuskan sebagai berikut:

Page 59: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

40

Keterangan :

= Pendapatan (Rp)

Y = Hasil produksi (Kg)

Py = Harga hasil produksi(Rp)

Xi = Faktor produksi (i=1,2,3,.....n)

PXi = Harga faktor produksi ke-i (Rp)

BTT = Biaya tetap total (Rp)

Untuk mengetahui suatu usaha menguntungkan atau tidak secara ekonomi

dapat dianalisis dengan menggunakan nisbah atau perbandingan antara

penerimaan dengan biaya (Revenue Cost Ratio R/C). Secara matematis

dapat dirumuskan sebagai berikut:

R/C = TR / TC

Keterangan:

R/C = Nisbah penerimaan dan biaya

TR = Total revenue atau penerimaan total (Rp)

TC = Total cost atau biaya total (Rp)

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

a. Jika R/C > 1, maka suatu usaha mengalami keuntungan, karena

penerimaan lebih besar dari biaya.

b. Jika R/C < 1, maka suatu usaha mengalami kerugian, karena

penerimaan lebih kecil dari biaya.

c. Jika R/C = 1, maka suatu usaha mengalami impas, karena penerimaan

sama dengan biaya (Soekartawi, 2000)

3. Metode Analisis Tujuan Ketiga

Metode yang selanjutnya digunakan untuk menjawab tujuan ketiga

mengenai besarnya nilai tambah dari agroindustri olahan ikan lele yatu

dengan menggunaan metode Hayami. Menurut Hayami (1987), nilai

tambah adalah pertambahan nilai suatu komoditas karena adanya

perlakuan yang diberikan pada komoditas yang bersangkutan. Metode nilai

Page 60: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

41

tambah Hayami dijelaskan dengan menggunakan prosedur perhitungan

pada seperti Tabel 4

Tabel 4. Prosedur Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami

No Variabel Nilai

Output, Input dan Harga

1 Output (Kg/Bulan) A

2 Bahan Baku (Kg/Bulan) B

3 Tenaga Kerja (HOK/Bulan) C

4 Faktor Konversi D = A/B

5 Koefisien Tenaga Kerja E = C/B

6 Harga Output (Rp/Kg) F

7 Upah Rata-rata Tenaga Kerja

(Rp/HOK) G

Pendapatan dan Nilai Tambah

8 Harga Bahan Baku (Rp/Kg) H

9 Sumbangan Input Lain (Rp/Kg) I

10 Nilai Output J = D x F

11. a. Nilai Tambah K = J – I – H

b. Rasio Nilai Tambah L% = (K/J) x 100%

12. a. Imbalan Tenaga Kerja M = E x G

b. Bagian Tenaga Kerja N% = (M/K) x 100%

13. a. Keuntungan O = K – M

b. Tingkat Keuntungan P% = (O/K) x 100%

Balas Jasa untuk Faktor Produksi

14 Margin Q = J – H

A Keuntungan R = O/Q x 100%

b. Tenaga Kerja S = M/Q x 100%

c. Input Lain T = I/Q x 100%

Sumber : Hayami, 1987.

Keterangan :

A = Output/total produksi olahan ikan lele yang dihasilkan oleh industri

rumah tangga

B = Input/bahan baku yang digunakan untuk memproduksi olahan ikan

lele yaitu ikan lele

C = Tenaga kerja yang digunakan dalam memproduksi olahan ikan lele

dihitung dalam satuan HOK (Hari Orang Kerja) dalam satu periode

analisis

F = Harga produk yang berlaku pada satu periode analisis

G = Jumlah upah rata-rata yang diterima oleh pekerja dalam setiap satu

periode produksi,yang dihitung berdasarkan upah per HOK

H = Harga input bahan baku utama olahan ikan lele per kilogram (kg) pada

saat periode analisis

Page 61: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

42

I = Sumbangan/biaya input lainnya yang terdiri dari biaya bahan baku

penolong, biaya penyusutan, dan biaya pengemasan.

Kriteria nilai tambah adalah :

1. Jika NT > 0, berarti pengembangan agroindustri olahan ikan lele

memberikan nilai tambah hasilnya positif

2. Jika NT < 0, berarti pengembangan agroindustri olahan ikan lele tidak

memberikan nilai tambah hasilnya negatif.

4. Metode Analisis Tujuan Keempat

Metode analisis data yang digunakan pada tujuan ke empat dalam

penelitian ini mengenai peranan jasa layanan pendukung adalah deskriptif

kualitatif. Informasi yang diperoleh ketika wawancara dengan

menggunakan kuesioner dijabarkan secara rinci. Analisis deskriptif

kualitatif ini digunakan untuk menganalisis pemanfaatan jasa layanan

pendukung berupa lembaga keuangan (bank), lembaga penyuluhan,

lembaga penelitian, transportasi, kebijakan pemerintah, asuransi, serta

teknologi informasi dan komunikasi serta bagaimana peran dan fungsi jasa

layanan pendukung tersebut dalam kegiatan produksi yang dilakukan oleh

agroindustri olahan ikan lele.

Page 62: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

43

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Umum Kota Metro

1. Kondisi Geografis Kota Metro

Kota Metro dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 1999

dengan luas wilayah 6.874 Ha. Kota Metro terdiri dari 5 Kecamatan dengan

22 kelurahan, yang pembentukannya berdasarkan Peraturan Daerah Kota

Metro Nomor 25 Tahun 2000. Kota Metro berbatasan dengan berbagai

wilayah baik dari sebelah utara, sebelah selatan, sebelah barat dan juga

sebelah timur. Batas-batas wilayah tersebut yaitu :

Sebelah Utara : Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah dan

Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur.

Sebelah Selatan : Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung

Timur.

Sebelah Timur : Kecamatan Pekalongan dan Kecamatan Batanghari

Kabupaten Lampung Timur.

Sebelah Barat : Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah

Posisi geografis Kota Metro secara administratif terbagi dalam 5 (lima)

wilayah kecamatan dan 22 (dua puluh dua) kelurahan dengan total luas

Page 63: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

44

wilayah 68,74 km2 atau 6.874 ha. Sebaran luas wilayah di Kota Metro

disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Sebaran luas wilayah di Kota Metro (BAPPEDA, 2017)

Gambar 3 menjelaskan bahwa Kecamatan Metro Utara merupakan

kecamatan yang memiliki luas paling tinggi yaitu 19,64 km2 dari total luas

Kota Metro. Kecamatan Metro Barat memiliki luas wilayah terendah yaitu

11,28 km2, sedangkan luas kecamatan lain yaitu Metro Pusat 11,71 km

2,

Metro Timur 11,78 km2, dan Metro Selatan 14,33 km

2.

2. Kondisi Demografi Kota Metro

Kota Metro merupakan kota yang jumlah penduduknya bertambah dari

tahun ke tahunnya. Petumbuhan penduduk Kota Metro dalam satuan persen

dari tahun 2013 – 2017 dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Pertumbuhan penduduk Kota Metro (BAPPEDA,2017)

17%

29%

21%

17%

16%

Metro Pusat

Metro Utara

Metro Selatan

Metro Timur

Metro Barat

0.52

1.07

0.2 0.38

0.98

2013 2014 2015 2016 2017

Pertumbuhan penduduk Kota Metro dalam persen

Page 64: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

45

Kota Metro selalu mengalami peningkatan penduduk disetiap tahunnya.

Hal ini menunjukkan bahwa selain angka kelahiran, minat penduduk yang

bertempat tinggal di luar Kota Metro untuk pindah ke Kota Metro juga

tinggi. Penggunaan lahan sawah di Kota Metro menduduki peringkat

pertama disusul dengan penggunaan lahan untuk rumah, bangunan, dan

halaman. Jika dilihat dari penggunaan lahan oleh penduduk di Kota Metro

maka kepadatan agraris di Kota Metro cukup tinggi. Kepadatan agraris di

Kota Metro dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Kepadatan Agraris di Kota Metro tahun 2013 – 2017

Sumber : BAPPEDA Kota Metro, 2017

Gambar 5 menerangkan bahwa kepadatan agraris di Kota Metro cukup

berfluktuatif dari tahun ke tahunnya. Kepadatan agraris sesuai dengan

pertumbuhan penduduk yang terjadi di Kota Metro ketika pertumbuhan

penduduk meningkat dari tahun sebelumnya maka kepadatan agraris di

Kota Metro juga meningkat begitu sebaliknya.

33.73

49.39 48.70 49.40 49.88

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

2013 2014 2015 2016 2017

Kepadatan Agraris di Kota Metro

Page 65: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

46

3. Kondisi Perikanan Budidaya

Kota Metro memiliki luas wilayah yaitu sebesar 6.874 ha. Penggunaan

lahan untuk kolam yaitu sebesar 489,57 ha pada tahun 2016. Penggunaan

lahan di Kota Metro yang digunakan untuk kolam menduduki peringkat

ketiga dari yang lainnya. Peringkat pertama diduduki oleh penggunaan

lahan untuk sawah yaitu sebesar 2.984 ha dan peringkat kedua yaitu

penggunaan rumah, bangunan dan halaman yaitu sebesar 2.300,83 ha. Kota

Metro menghasilkan produksi ikan budidaya yang beragam seperti ikan

lele, ikan patin, ikan gurame, ikan nila dan ikan lainnya. Data produksi ikan

budidaya di Kota Metro tahun 2012 – 2016 dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Data produksi budidaya ikan di Kota Metro tahun 2012 – 2016

(BAPPEDA Kota Metro, 2017)

Gambar 6 menerangkan bahwa pada tahun 2012 – 2016, ikan lele

merupakan jenis ikan budidaya yang produksinya tertinggi sedangkan ikan

nila produksinya terendah dibandingkan dengan ikan patin dan ikan

gurame.

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

2012 2013 2014 2015 2016

Ikan Lele 1,084,850 1,016,710 1,118,200 1,096,342 1,315,500

Ikan Patin 330,840 263,880 161,160 157,937 149,300

Ikan Gurame 344,110 529,730 564,300 553,024 413,600

Ikan Nila 69,240 30,150 9,850 9,153 13,110

Page 66: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

47

B. Keadaan Umum Kecamatan Metro Selatan

1. Keadaan Geografi Kecamatan Metro Selatan

Kecamatan Metro Selatan berbatasan dengan berbagai wilayah baik dari

sebelah utara, sebelah selatan, sebelah barat dan juga sebelah timur. Batas-

batas wilayah tersebut yaitu :

Sebelah Utara : Kecamatan Metro Barat

Sebelah Selatan : Kecamatan Metro Kibang, Lampung Timur.

Sebelah Timur : Kecamatan Trimurjo, Lampung Tengah

Sebelah Barat : Kecamatan Metro Timur/Batanghari

Kecamatan Metro Selatan memiliki 4 kelurahan, 23 RW, 97 RT 5.024 KK

dan 16.824 jiwa yang tersebar di 4 kelurahan yaitu Kelurahan Rejomulyo,

Kelurahan Margorejo, Kelurahan Margodadi, dan Kelurahan Sumbersari

Bantul.

2. Keadaan Demografi Kecamatan Metro Selatan

Jumlah penduduk Kecamatan Metro Selatan adalah 16.824 jiwa. Penduduk

laki-laki lebih banyak 249 jiwa dengan jumlah total yaitu sebanyak 8.535

jiwa penduduk dibandingkan penduduk perempuan dengan jumlah total

yaitu sebanyak 8.289 jiwa penduduk, jika dilihat dari kondisi geografis

yang ada di Kecamatan Metro Selatan Kelurahan Margorejo merupakan

kelurahan terdapat dibandingkan dengan kelurahan lainnya. Kelurahan

Sumbersari Bantul merupakan kelurahan dengan kepadatan terkecil jika

dibandingkan dengan kelurahan yang lainnya.

Page 67: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

48

Kecamatan Metro Selatan memiliki banyak lapangan usaha untuk

memenuhi kebutuhan penduduk mulai dari bidang pertanian, bidang

industri, bidang jasa, bidang buruh dan pertukangan,dan juga BUMN

ataupun BUMD. Tersedianya lapangan usaha tersebut dapat menurunkan

tingkat pengangguran yang ada di Kecamatan Metro Selatan.

3. Keadaan Perikanan Budidaya

Sektor pertanian memiliki peran besar dalam pemanfaatan lahan terutama

untuk tanaman padi dan palawija. Selain itu, dari 1.433 Ha luas wilayah

yang dimiliki oleh Kecamatan Metro Selatan sebanyak 18,1 Ha

dimanfaatkan untuk empang/kolam yang akan menghasilkan ikan sejumlah

26 ton/tahun. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, banyak

masyarakat Kecamatan Metro Selatan yang memiliki usaha yaitu

pembudidayaan ikan air tawar.

C. Keadaan Umum Agroindustri

1. Agroindustri La Tansa

Agroindustri Latansa berdiri sejak tahun 2012, pemilik dari agroindustri ini

adalah Ibu Zuriyah yang sudah berumur 67 tahun. Dengan usia yang sudah

tidak muda lagi Ibu Zuriyah masih memiliki keinginan untuk berusaha.

Produksi Agroindustri La Tansa dibandingkan dengan Agroindustri Oseri,

produksi olahan ikan lele dari agroindustri ini memang lebih sedikit karena

faktor usia yang membuat hasil dari olahan ikan lele dari agroindustri ini

tidak berjumlah banyak. Agroindustri ini memiliki produk dagang yang

Page 68: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

49

diberi nama La Tansa. Kata La Tansa di ambil dari bahasa Arab yang

artinya adalah “jangan dilupakan”. Tujuan pemberian nama ini sebagai

salah satu bentuk keinginan atau do’a dari pengrajin olahan ikan lele agar

produk yang dihasilkan tidak dilupakan oleh para konsumen.

2. Agroindustri Oseri

Agroindustri Oseri mulai berusaha dari tahun 2012 yang didirikan oleh Ibu

Warsih Purnomowati. Agroindustri ini tidak menggunakan tenaga kerja

dari luar keluarga dan hanya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga

yaitu anak dari pemilik agroindustri tersebut. Agroindustri olahan ikan lele

ini memiliki produk yang diberikan merk dagang yaitu Oseri. Kata oseri

merupakan singkatan dari kata “Olahan Serba Ikan”. Kata tersebut

menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan dari agroindustri ini

merupakan hasil olahan yang memiliki bahan baku ikan.

3. Agroindustri Osta Food

Agroindustri Osta Food adalah agroindustri yang memproduksi olahan ikan

lele basah seperti bakso ikan, nugget ikan dan kaki naga ikan. Tahun 2010

agroindustri ini pertama kali melakukan proses produksi. Saat pertama kali

memproduksi produk olahan ikan lele basah, merk dagang yang dipakai

yaitu “Mina Makmur”, namun pada tahun 2012 pengrajin olahan ikan lele

mengganti nama tersebut karena nama tersebut sudah sering dipakai dan

tidak diperbolehan lagi untuk dipakai. Kemudian pada tahun 2012

pengrajin olahan ikan lele basah mengganti nama merk dagangnya menjadi

Page 69: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

50

“Osta Food” yang berasal dari bahasa asing yang artinya “Makanan yang

terbuat dari lele”. Namun pada tahun 2016 agroindustri ini telah berhenti

berproduksi.

Agroindustri olahan ikan lele ini baik olahan basah dan olahan kering memiliki

alasan yang sama dalam mengembangkan usaha tersebut, yaitu banyaknya

pembubidaya air tawar. Ikan lele dengan ukuran besar sulit untuk dijual di

pasar karena permintaan yang tidak ada, sehingga muncul ide untuk mengolah

ikan lele tersebut menjadi berbagai olahan. Ilmu yang didapat untuk mengolah

ikan lele menjadi berbagai produk tersebut didapat dari pelatihan-pelatihan

yang diikuti oleh pemilik agroindustri yang diadakan oleh pemerintah ataupun

lembaga-lembaga setempat. Agroindustri olahan ikan lele yang bertahan dan

tetap berproduksi sampai sekarang yaitu olahan ikan lele kering, sedangkan

olahan ikan lele basah sudah tidak berproduksi.

Page 70: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

108

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Pengadaan bahan baku pada agroindustri olahan ikan lele di Kecamatan

Metro Selatan, Kota Metro sudah tepat dengan lima komponen pengadaan

bahan baku yaitu waktu, tempat, jenis, kualitas dan harga, namun pada

komponen kuantitas belum tepat karena belum sesuai dengan harapan

kedua agroindustri.

2. Agroindustri olahan ikan lele di Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro

sudah menguntungkan dan layak dijalankan baik dilihat dari R/C ratio

maupun dilihat dari rasio profitabilitas.

3. Agroindustri olahan ikan lele di Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro

memiliki nilai tambah yang positif dan layak untuk dikembangkan.

4. Jasa layanan pendukung yang menunjang agroindustri olahan ikan lele di

Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro adalah lembaga keuangan,

lembaga penyuluhan, lembaga penelitian, sarana transportasi, teknologi

informasi dan komunikasi, dan kebijakan pemerintah

Page 71: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

109

B. Saran

Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah

1. Bagi pengolah agroindustri olahan ikan lele kering agar dapat mencari

agen lainnya atau sumber bahan baku dari tempat yang berbeda, sehingga

dapat memenuhi kuantitas bahan baku yang dibutuhkan. Bagi pengolah

agroindustri olahan ikan lele basah agar dapat melanjutkan produksinya

dengan cara mencari pinjaman modal dan juga memperluas pemasaran

dengan bantuan dinas terkait.

2. Bagi dinas terkait yaitu Dinas Pertanian, Kelautan dan Kehutanan Kota

Metro agar dapat memperluas jaringan untuk kedua agroindustri dalam

hal penyediaan bahan baku. Selain itu dinas terkait juga dapat membantu

memasarkan produk dengan cara menggunakan produk olahan ikan lele

sebagai salah satu oleh-oleh khas Kota Metro pada saat mengadakan event

atau sedang melakukan pekerjaan luar kota sehingga dapat

memperkenalkan produk tersebut sampai ke luar kota bahkan luar

Provinsi Lampung.

3. Bagi peneliti lain sebaiknya melakukan penelitian mengenai perbandingan

produk olahan ikan lele dengan produk olahan ikan lainnya atau produk

olahan yang sejenis dengan bahan baku selain ikan baik dalam segi proses

produksi ataupun pemasaran.

Page 72: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

110

DAFTAR PUSTAKA

Altin, Daris. 2012. Perkembangan Ikan Lele di Indonesia. Fakultas Ekonomi.

Universitas Bangka Belitung.

Anonim. 2017. Monografi Kecamatan Metro Selatan. Kecamatan Metro Selatan.

Kota Metro

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.

Jakarta

Ariyanto. T., L. Bathara, dan H. Hamid. 2016. Analisis Nilai Tambah dan

Pemasaran Produk Olahan Ikan Lele (Clarias Sp.) di Desa Hangtuah

Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Jurnal Online

Mahasiswa, Februari 2016. Vol 3. No. 1. Universitas Riau. Riau.

https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFAPERIKA/article/viewFile/8981/8648.

Diakses 02 Mei 2018 pukul 12.00.

Aryani, dan Evnaweri. 2013. Kajian Pemberian Asam Askorbat (Vitamin C)

Dengan Konsentrasi Yang Berbeda Terhadap Ketengikan Abon Ikan Lele

(Clarias batrachus). Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan dan Kelautan, Volume 3

No. 6, Mei 2014. http://eprints.ulm.ac.id/241/1/jurnal-Aryani-

abon%20ikan%20lele.pdf

Assauri, S. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi. LPFE-UI.

Jakarta.

Ayu. B.W., Ismono. R.H., dan Soelaiman A. 2013. Analisis Nilai Tambah pada

Klaster Industri Pengolahan Ikan Teri Kering di Pulau Pasaran Kota Bandar

Lampung. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis Volume 1 No. 3, Juli

2013.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/580/542

Badan Perencaan Pembangunan Daerah Kota Metro. 2017. Profil Kota Metro.

BAPPEDA Kota Metro. Kota Metro

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2017. Provinsi Lampung dalam Angka

2017. BPS. Provinsi Lampung.

Bustami, B dan Nurlella. 2009. Akuntansi Biaya: Kajian Teori dan Aplikasi. Edisi

Pertama. Cetakan Pertama. Mitra Wacana Media. Jakarta.

Page 73: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

111

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung. 2017. Produksi Ikan Lele

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung. DKP. Lampung.

Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Metro. 2016. Pertanian,

Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Perkebunan Dalam Angka tahun

2016. Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Metro. Kota

Metro

Downey. W.D., dan Erickson. S.P. 1992. Manajemen Agribisnis. Erlangga.

Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta

Hasyim. A.I. 2012. Tataniaga Pertanian. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian

Universitas Lampung. Lampung.

Hayami Y, dkk. 1987. Agricultural Markerting and Processing in Upland Java: A

prospectif From A Sunda Village. Bogor

Hernowo & S.R. Suyanto. 2008. Pembenihan dan Pembesaran Ikan Lele di

Pekarangan Sawah dan Longyam. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hidayatullah, S. 2004. Analisis Agroindustri Sate Lele (Kasus pada tiga industri

rumah tangga di Kabupaten Serang Propinsi Banten). Skripsi. Universitas

Lampung. Lampung.

Khairuman dan K. Amri. 2008. Budidaya Lele Dumbo Secara Intensif. Agromedia

Pustaka. Depok.

Kusumastuti A.N., Darsono, dan Riptanti E.W. Analisis Kelayakan Finansial dan

Sensitivitas Agroindustri Pengolahan Ikan Lele (Studi Kasus di Kub

Karmina, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali ). Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Agribisnis Volume 4 No. 3,September2016.

https://media.neliti.com/media/publications/183742-ID-analisis-kelayakan-

finansial-dan-sensiti.pdf

Laisa, D.D., Sayekti, W. D., Nugraha, A. 2013. Analisis Harga Pokok Produksi

dan Strategi Pengembangan Industri Pengolahan Ikan Teri Nasi Kering di

Pulau Pasaran Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung. Jurnal

Ilmu-Ilmu Agribisnis Volume 1 No. 2, April 2013.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/237/236

Lestari, Y.A. 2017. Analisis Pendapatan, Nilai Tambah, dan Strategi

Pengembangan Usaha Pengolahan Ikan Lele pada Usaha Dagang Sabily

Kecataman Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur. Skripsi.

Universitas Lampung. Lampung.

Page 74: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

112

Mantra, I.B. 2004. Demografi Umum. Penerbit Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Mulyadi. 1990. Akuntansi Biaya. BPFE. Yogyakarta.

_______. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Cetakan ketujuh. Unit Penerbitan

dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN Universitas Gajah

Mada. Yogyakarta.

_______. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Cetakan kesembilan. Unit

Penerbitan dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN

Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Murniyati dkk. 2013. Membuat Fillet Lele dan Produk Olahannya. Penebar

Swadaya. Jakarta

Nasrudin. 2010. Jurus Sukses Beternak Lele Sangkuriang. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Neza, FR. 2010. Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Web untuk

Pengembangan Usaha Ikan Lele Dumbo Terpadu. Skripsi. Fakultas

Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor

Paksi, R. A. E.,Wakidi, dan Syah,I. 2014. Deskripsi Kehidupan Sosial Budaya

Masyarakat Pekon Wonosobo Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus.

Jurnal Penelitian dan Pendidikan Sejarah, Vol.2 No 2, Januari 2014.

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PES/article/view/3993

Prawironegoro, D. 2007. Akuntansi Manajemen. Mira Wacana Media. Jakarta

Primasari, E. 2016. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembesaran Ikan Lele

Dan Ikan Mas Di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Skripsi.

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Lampung

Pustika, Y. 2007. Keragaan Agroindustri Bihun Di Kota Metro. Skripsi. Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung. Lampung.

Putri, I. P. 2005. Analisis Kelayakan, Pendapatan, dan Nilai Tambah

PadaAgroindustri Mi Segar dan Mi Basah di Kota Bandar Lampung. Skripsi.

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Lampung

Rezky, Fauziah. 2014. Strategi Pemasaran Produk Abon Ikan Pada Industri

Rumah Tangga di Kota Makassar. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Volume

10, No 1, Maret 2014. oldlms.unhas.ac.id/claroline/backends/download.php

Rianzani, C. 2017. Analisis Kelayakan Finansial, Nilai Tambah dan Strategi

Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah Kelonpok Tani Neang Mukti di

Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus. Skripsi. Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung. Lampung

Page 75: ANALISIS PROFITABILITAS DAN NILAI TAMBAH …digilib.unila.ac.id/37309/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · This study aims to (1 ) find out the process of procurement of raw materials

113

Saragih, Bungaran. 1998. Agribisnis, Paradigma Baru Pembanguan Ekonomi

Berbasis Pertanian. Yayasan Mulia Persada. PT Surveyor Indonesia dan PSP

LP-IPB.Jakarta

Sari, E.N. 2013. Pembuatan Krupuk Ikan Bandeng Dengan Substitusi Duri Ikan

Bandeng. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang

Sari, M. A., Murniati, K., Sayekti, W.D. 2017. Analisis Permintaan Ikan Lele

(Clarias sp) oleh Pedagang Pecel Lele di Kota Bandar Lampung. Jurnal

Ilmu- Ilmu Agribisnis Volume 5 No 2, Mei 2017.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1652/1478

Sholihah, N. N., Adi. R. K. A., dan Setyowati.N. 2014. Analisis Nilai Tambah

Ikan Lele pada Industri Makanan Olahan Al-Fadh Kabupaten Boyolali.

EJurnal Agrista,Volume 2 No.3, Januari 2015. Universitas Sebelas Maret.

Surakarta. http://agribisnis.fp.uns.ac.id/wwp-content/uploads/2015/01/

JURNAL-NADIA-H0810079.pdf.

Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustri. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sundari R.S., Kusmayadi A., dan Umbara D.S. Komparasi Nilai Tambah

Agroindustri Abon Ikan Lele dan Ikan Patin di Tasikmalaya. Jurnal

Pertanian Agros Volume 19 No. 1, Januari 2017: 45-54.http://e-

journal.janabadra.ac.id/index.php/JA/article/download/400/295

Supriyono. 2002. Manejemen Biaya: Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis.

BPFE Yogyakarta. Yogyakarta Suryaningrum, Dwi dkk. 2012. Aneka Produk Olahan Lele. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Suryawan, A. G. 2004. Karakteristik perubahan mutu ikan selama penanganan

oleh nelayan tradisional dengan jaring rampus (studi kasus di Kaliadem,

Muara Angke, DKI Jakarta. Skripsi. Departemen Teknologi Hasil Perikanan.

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Suyatno. 2010. Daftar Komposisi Bahan Makanan Indonesia.

http://suyatno.blog.undip.ac.id/files/2010/04/DKBM-Indonesia.pdf. Diakses

27 Oktober 2017.

Yuniati, Marcela. 2015. Analisis Nilai Tambah Dan Profitabilitas Agroindustri

Gula Aren dan Gula Semut Skala Rumah Tangga di Kecamatan Air Hitam

Kabupaten Lampung Barat. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas

Lampung. Lampung