analisis produktivitas dengan menggunakan metode...

10
1 Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel (Studi Kasus di UD. Sabar Jaya Malang) Productivity Analysis Using Marvin E. Mundel Method (Study Case in UD. Sabar Jaya Malang) Aprilia Dian Purwanti 1)* , Retno Astuti 2) , Panji Deoranto 2) 1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 2) Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran No. 1 Malang 65145 *email: [email protected] Abstrak Perkembangan industri keripik buah menuntut pelaku usaha untuk terus meningkatkan daya saing dari produk yang dihasilkan. Persaingan di antara perusahaan diukur dari tingkat produktivitas perusahaan. UD. Sabar Jaya adalah salah satu industri keripik buah yang sedang berkembang pesat di Kabupaten Malang. Selama ini, UD. Sabar Jaya belum pernah melakukan pengukuran produktivitas. Perusahaan hanya melihat keuntungan dari hasil penjualan produksi sebagai ukuran produktivitas perusahaan. Oleh karena itu, UD. Sabar Jaya perlu melakukan pengukuran produktivitas. MetodeMarvin E. Mundel digunakan sebagai metode pengukuran produktivitas dengan menitikberatkan pada biaya produksi sebagai input(biaya depresiasi mesin, material, tenaga kerja, maintenance mesin serta energi dan utiltas) dan hasil penjualan sebagai output. Dari pengukuran produktivitas didapatkan hasil indeks produktivitas parsial tertinggi dicapaioleh perusahaan terjadi pada bulan Mei 2013 adalah127,43% untuk depresiasi mesin, 329,79% untuk material, 127,43% untuk tenaga kerja dan 142,23% untuk energi dan utilitas,bulan November 2012 maintenancemesin sebesar 171,54%, mesin. Sedangkan untuk indeks produktivitas parsial terendah dicapai oleh perusahaan terjadi pada bulan Juni 2013 adalah 37,54% untuk depresiasi mesin, 37,54% untuk tenaga kerja, 41,89% untuk energi dan utilitas, bulan Mei 2012 untuk maintenance mesin sebesar 59,76% dan bulan Desember sebesar 33,61% untuk material. Indeks produktivitas total tertinggi dicapai pada bulan Mei 2013 sebesar 216,12% dan terendah pada bulan Desember 2013 sebesar 43,71. Evaluasi serta peningkatan produktivitas di UD. Sabar Jaya untuk periode yang akan datang dilakukan dengan diagram sebab akibat. Berdasarkan hasil pengukuran dan hasil evaluasi produktivitas di UD. Sabar Jaya, peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan cara perbaikan dari masing-masing input antara lain meningkatkan pemeliharaan dan perawatan terhadap mesin produksi, meningkatkan pengawasan terhadap karyawan, meningkatkan kontrol terhadap material yang dikirim oleh supplier, dan lain sebagainya. Kata Kunci :Keripik buah, Marvin E. Mundel, Produktivitas Abstract The development of fruit chips industry requires improvement of competition power continuously. Competition between companies is measured from the level of productivity of the company. UD. Sabar Jaya is one of the fruit chips industry that is growing rapidly in Malang. UD. Sabar Jaya has not been taking measurements of productivity. Companies only measures productivity based on profit. Therefore, UD. Sabar Jaya needs to take measurements of productivity. Marvin E. Mundel method was used to measure of productivity by focusing on production costs as inputs (machine depreciation costs, materials, labor, machine maintenance as well as energy and utilities) and output is the result of cost of sales of fruit crisps. The productivity measurement showed that the highest partial productivity index in the period of measurements in May 2013 are respectively 127.43% for depreciation of machine, 329.79% in for the material, 127.43% for labor, and 142.23% for the energy and utilities, 171.54% in November 2012 for machine maintenance and. The lowest productivity index in June 2013 are respectively 37.54% for depreciation of machine, 37.54% for labor, 41.89% for the energy and utilities, 33.61% in December 2013 for the material, 59.76% in May 2012 for machine maintenance. The highest total productivity index reached in May 2013 at 216.12% and the lowest was in December 2013 at 43.71%. The productivity should be improved was with a tool that is a causal diagram. Based on the results of the measurement and evaluation of productivity at UD. Sabar Jaya, productivity improvement should be done by keeping maintenance of production machinery, increasing supervision of employees, increasing control of the materials sent by the supplier, and others. Keywords: Fruit chips, Marvin E. Mundel, Productivity

Upload: tranngoc

Post on 06-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode …skripsitipftp.staff.ub.ac.id/files/2014/10/JURNAL-Aprilia-Dian... · kerja, 41,89% untuk ... peningkatan produktivitas dapat dilakukan

1

Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel

(Studi Kasus di UD. Sabar Jaya Malang)

Productivity Analysis Using Marvin E. Mundel Method

(Study Case in UD. Sabar Jaya Malang)

Aprilia Dian Purwanti1)*

, Retno Astuti2)

, Panji Deoranto2)

1)

Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 2)

Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Jl. Veteran No. 1 Malang 65145

*email: [email protected]

Abstrak

Perkembangan industri keripik buah menuntut pelaku usaha untuk terus meningkatkan daya saing dari

produk yang dihasilkan. Persaingan di antara perusahaan diukur dari tingkat produktivitas perusahaan. UD. Sabar

Jaya adalah salah satu industri keripik buah yang sedang berkembang pesat di Kabupaten Malang. Selama ini, UD.

Sabar Jaya belum pernah melakukan pengukuran produktivitas. Perusahaan hanya melihat keuntungan dari hasil

penjualan produksi sebagai ukuran produktivitas perusahaan. Oleh karena itu, UD. Sabar Jaya perlu melakukan

pengukuran produktivitas. MetodeMarvin E. Mundel digunakan sebagai metode pengukuran produktivitas dengan

menitikberatkan pada biaya produksi sebagai input(biaya depresiasi mesin, material, tenaga kerja, maintenance

mesin serta energi dan utiltas) dan hasil penjualan sebagai output. Dari pengukuran produktivitas didapatkan hasil

indeks produktivitas parsial tertinggi dicapaioleh perusahaan terjadi pada bulan Mei 2013 adalah127,43% untuk

depresiasi mesin, 329,79% untuk material, 127,43% untuk tenaga kerja dan 142,23% untuk energi dan utilitas,bulan

November 2012 maintenancemesin sebesar 171,54%, mesin. Sedangkan untuk indeks produktivitas parsial terendah

dicapai oleh perusahaan terjadi pada bulan Juni 2013 adalah 37,54% untuk depresiasi mesin, 37,54% untuk tenaga

kerja, 41,89% untuk energi dan utilitas, bulan Mei 2012 untuk maintenance mesin sebesar 59,76% dan bulan

Desember sebesar 33,61% untuk material. Indeks produktivitas total tertinggi dicapai pada bulan Mei 2013 sebesar

216,12% dan terendah pada bulan Desember 2013 sebesar 43,71. Evaluasi serta peningkatan produktivitas di UD.

Sabar Jaya untuk periode yang akan datang dilakukan dengan diagram sebab akibat. Berdasarkan hasil pengukuran

dan hasil evaluasi produktivitas di UD. Sabar Jaya, peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan cara perbaikan

dari masing-masing input antara lain meningkatkan pemeliharaan dan perawatan terhadap mesin produksi,

meningkatkan pengawasan terhadap karyawan, meningkatkan kontrol terhadap material yang dikirim oleh supplier,

dan lain sebagainya.

Kata Kunci :Keripik buah, Marvin E. Mundel, Produktivitas

Abstract

The development of fruit chips industry requires improvement of competition power continuously.

Competition between companies is measured from the level of productivity of the company. UD. Sabar Jaya is one

of the fruit chips industry that is growing rapidly in Malang. UD. Sabar Jaya has not been taking measurements of

productivity. Companies only measures productivity based on profit. Therefore, UD. Sabar Jaya needs to take

measurements of productivity. Marvin E. Mundel method was used to measure of productivity by focusing on

production costs as inputs (machine depreciation costs, materials, labor, machine maintenance as well as energy and

utilities) and output is the result of cost of sales of fruit crisps. The productivity measurement showed that the highest

partial productivity index in the period of measurements in May 2013 are respectively 127.43% for depreciation of

machine, 329.79% in for the material, 127.43% for labor, and 142.23% for the energy and utilities, 171.54% in

November 2012 for machine maintenance and. The lowest productivity index in June 2013 are respectively 37.54%

for depreciation of machine, 37.54% for labor, 41.89% for the energy and utilities, 33.61% in December 2013 for

the material, 59.76% in May 2012 for machine maintenance. The highest total productivity index reached in May

2013 at 216.12% and the lowest was in December 2013 at 43.71%. The productivity should be improved was with a

tool that is a causal diagram. Based on the results of the measurement and evaluation of productivity at UD. Sabar

Jaya, productivity improvement should be done by keeping maintenance of production machinery, increasing

supervision of employees, increasing control of the materials sent by the supplier, and others.

Keywords: Fruit chips, Marvin E. Mundel, Productivity

Page 2: Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode …skripsitipftp.staff.ub.ac.id/files/2014/10/JURNAL-Aprilia-Dian... · kerja, 41,89% untuk ... peningkatan produktivitas dapat dilakukan

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertumbuhan perusahaan bergantung

pada kinerja, efektivitas dan efisiensi sumber

daya yang dilibatkan dalam usaha, yang

disebut tingkat produktivitas. Produktivitas

menjadi sebuah kriteria penting yang harus

diperhatikan dalam lingkungan usaha yang

semakin kompetitif. Perkembangan industri

keripik buah menuntut pelaku usaha untuk

terus meningkatkan daya saing dari produk

yang dihasilkannya di pasar global yang

kompetitif. Salah satu industri keripik buah

yang sedang berkembang pesat di Kabupaten

Malang adalah UD. Sabar Jaya. Tingkat

capaian produktivitas yang diraih perusahaan

menjadi indikator kompetensi persaingan

dengan perusahaan atau industri sejenis.

Keberhasilan perusahaan dapat dilihat

melalui efisiensi penggunaan sumber daya

yang dimiliki untuk mendapatkan output

yang optimal.

Produktivitas sangat penting bagi suatu

perusahaan dalam rangka persaingan bisnis

yang sangat kompetitif, sehingga setiap

perusahaan dituntut untuk meningkatkan

kinerjanya agar mampu bersaing dengan

perusahaan lain sejenis. Keberhasilan suatu

perusahaan dalam menjalankan usahanya

dapat dilihat dari bagaimana perusahaan

tersebut menggunakan dan mengolah segala

sumber daya yang dimiliki (Mulyadi, 2007).

Semakin efisien sebuah perusahaan

mengolah sumber daya yang ada, maka

semakin besar pula perusahaan akan

memperoleh laba yang merupakan suatu

keharusan bagi sebuah perusahaan untuk

menghadapi persaingan antar industri sejenis

(Siagian, 2006).

Sampai saat ini, UD. Sabar Jaya belum

pernah melakukan pengukuran produktivitas

perusahaan. Perusahaan hanya menghitung

profit (keuntungan) dari hasil penjualan

produksi sebagai ukuran produktivitas

perusahaan. Jika dalam laporan manajemen

bulanan terlihat bahwa terjadi peningkatan

pada biaya produksi, maka hal ini

mengindikasikan bahwa telah terjadi

penurunan produktivitas, seperti material

(bahan baku), tenaga kerja, energi dan

maintenance. Pengukuran produktivitas

dapat dijadikan sebagai tolak ukur atau

indikator keberhasilan perusahaan dalam

pemanfaatan sumber daya dalam perusahaan

untuk menghasilkan suatu produk yang

diinginkan. Oleh karena itu, UD. Sabar Jaya

perlu melakukan pengukuran produktivitas.

Salah satu metode yang dapat

digunakan untuk mengukur poduktivitas

adalah metode Marvin E. Mundel. Metode

ini digunakan sebagai pengukuran tingkat

produktivitas perusahaan dengan

menitikberatkan pada biaya produksi sebagai

input dan produk yang dihasilkan sebagai

output. Kelebihan dari metode Marvin E.

Mundel ini adalah dapat digunakan untuk

melihat peningkatan atau penurunan

produktivitas secara spesifik atau melihat

input secara masing-masing. Kekurangan

dari metode Marvin E. Mundel ini adalah

tidak dapat digunakan untuk mengetahui

secara cepat apakah produktivitas

mengalami penurunan atau peningkatan

karena metode ini melihat input secara

masing-masing (Herman, 2008). Oleh karena

itu, metode Marvin E. Mundel ini sangat

sesuai untuk diterapkan pada pengukuran

produktivitas di UD. Sabar Jaya.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan di UD. Sabar

Jaya yang berada di Jalan Raya Wendit No.

31 Pakis, Kabupaten Malang pada bulan

April sampai bulan Mei 2014. Pengolahan

data peneitian di lakukan di Laboratorium

Manajemen Agroindustri, Jurusan Teknologi

Industri Pertanian, Fakultas Teknologi

Pertanian, Universitas Brawijaya Malang.

Batasan masalah dari penelitian ini antara

lainpengukuran dilakukan pada bagian

produksi dan pengemasan di UD. Sabar Jaya

Malang, produktivitas yang diukur adalah

produktivitas total dan parsial, produktivitas

parsial yang diteliti adalah, material, tenaga

kerja, maintenance mesin, depresiasi mesin

serta energi dijadikan dalam satuan rupiah,

periode dasar yang digunakan dalam

perhitungan deflator adalah Januari 2012,

karena pada penelitian ini dilakukan

perbandingan produktivitas selama 2 tahun

terakhir, yaitu tahun 2012 dan tahun 2013,

produktivitas hanya mengukur biaya

Page 3: Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode …skripsitipftp.staff.ub.ac.id/files/2014/10/JURNAL-Aprilia-Dian... · kerja, 41,89% untuk ... peningkatan produktivitas dapat dilakukan

3

operasional yang ada di perusahaan selama

periode pengukuran, dan penelitian

dilakukan terhadap semua jenis keripik buah

yang ada di UKM, yaitu keripik nangka,

keripik salak, keripik rambutan, keripik apel,

keripik mangga dan keripik nanas.

Prosedur penelitian yang dilakukan

dalam penelitian ini dapat dilihat pada

Gambar 1.

Masalah yang teridentifikasi adalah

bagaimana tingkat produktivitas parsial dan

total yang ada di UD. Sabar Jaya dan cara

untuk meningkatkan produktivitas di UD.

Sabar Jaya. Secara umum tahapan metode

Marvin E. Mundel ditunjukkan pada

Gambar 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosedur pelaksanaan penelitian

dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu,

menentukan nilai deflator dari setiap indeks

harga material, tenaga kerja, depresiasi

mesin, energi dan utilitas serta

maintenancemesin. Menentukan harga

konstan dari setiap input biaya produksi

yaitu harga material, tenaga kerja, depresiasi

mesin, energi dan utilitas serta maintenance

mesin dengan cara mengalikan nilai deflator

masing-masing biaya dengan harga yang ada

pada saat periode pengukuran. Setelah harga

konstan setiap input diperoleh, maka

dilakukan perhitungan total Resources Input

Partial (RIP) yang merupakan penjumlahan

dari seluruh input dengan harga konstan.

Selanjutnya dilakukan perhitungan output

yang didapatkan dari jumlah produksi

keripik buah selama periode pengukuran

dikalikan dengan harga rata-rata keripik

buah tiap kemasan.Tahap terakhir adalah

perhitungan indeks produktivitas parsial

dengan cara membandingkan nilai indeks

salah satu input terhadap output. Analisis

dilakukan melalui grafik gasil perhitungan

indeks produktivitas dengan melakukan

penjelasan tingkat produktivitas yang terjadi

yang kemudian dilanjutkan dengan analisis

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Gambar 2. Metode Marvin E. Mundel

Page 4: Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode …skripsitipftp.staff.ub.ac.id/files/2014/10/JURNAL-Aprilia-Dian... · kerja, 41,89% untuk ... peningkatan produktivitas dapat dilakukan

4

terhadap evaluasi produktivitas dengan

menggunakan diagram sebab akibat.

Perhitungan Harga Konstan

Data yang diperlukan dalam

pengolahan data dengan menggunakan

metode Marvin E. Mundel adalah data biaya

produksi seperti biaya material, tenaga kerja,

depresiasi mesin, energi dan utilitas serta

maintenance mesin. Masing-masing data

tersebut dihitung dengan harga konstan

berdasarkan periode dasar yaitu Januari

2012. Faktor input dan output dinyatakan

dalam satuan Rupiah dan dihitung pada

periode pengukuran yaitu Februari 2012

hingga Desember 2013.

Data indeks harga diperoleh dari BPS

tahun 2012 hingga tahun 2013. Dengan

Januari 2012 sebagai periode dasar untuk

menentukan indeks harga pada tahun 2012

dan 2012. Indeks harga kemudian digunakan

untuk menghitung deflator masing-masing

bulan penelitian untuk mengkonversikan

semua harga sesuai dengan periode dasar

yaitu bulan Januari 2012 denga rumus :

(1)

Keterangan :

d = Deflator

IH. PP= Indeks Harga Periode Penelitian

IH.PD= Indeks Harga Periode Dasar

Harga berlaku yang ada

dikonstankandengan nilai deflator. Untuk

nilai output tidak perlu didefinikasikan

karena untuk mendapat nilai keluaran

(output) setiap periode adalah dengan

mengkalikan jumlah hasil produksi setiap

periode dengan harga jual produk yang

berlaku. Harga konstan ini dapat dihitung

dengan menggunakan rumus :

(2)

Sebagai contoh untuk input material pada

bulan Juni 2012:

Harga berlaku = Rp. 63.360.350

Deflator = = 0,0101

Harga Konstan =

= Rp. 63.353.951

Indeks Produktivitas Parsial

Pengukuran produktivitas dengan

menggunakan metode Marvin E. Mundel dapat

dilakukan perhitungan

dengan menggunakan

rumus :

(3)

Keterangan :

IP = Indeks Produktivitas

AOMP = Output agregat untuk periode yang

diukur

AOBP = Output agregat untuk periode dasar

RIMP = Input untuk periode yang diukur

RIBP = Input untuk periode dasar

Nilai dari indeks produktivitas parsial dapat

dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Indeks Produktivitas Parsial

Periode

Indeks Produktivitas (%)

Material

Tenaga

Kerja

Depres

iasi

Energi

dan Utilitas

Mainte

nance

Jan 12 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Feb 12 86,23 69,57 69,57 70,70 139,28 Mar 12 90,32 47,65 47,65 47,65 -

Apr 12 - - - - -

Mei 12 103,28 59,76 59,76 65,75 59,76 Jun 12 85,38 61,96 61,96 69,16 82,64

Jul 12 66,58 83,78 83,78 84,46 -

Agst 12 55,93 44,84 44,84 50,05 59,81 Sept 12 83,14 93,29 93,29 103,67 -

Okt 12 66,31 55,95 55,95 61,56 74,63

Nov 12 75,95 85,68 85,68 86,37 171,54 Des 12 81,97 81,48 81,48 90,54 81,48

Jan 13 81,87 120,72 120,72 113,13 120,72

Feb 13 70,77 74,67 74,67 69,46 149,49 Mar 13 82,99 64,96 64,96 72,19 -

Apr 13 118,24 38,94 38,94 43,46 77,95

Mei 13 329,79 127,43 127,43 142,23 169,96 Jun 13 74,85 37,54 37,54 41,89 -

Jul 13 53,10 102,80 102,80 95,62 136,98

Agst 13 150,60 49,49 49,49 55,26 - Sept 13 123,12 101,90 101,90 95,85 135,78

Okt 13 61,96 81,96 81,96 77,09 -

Nov 13 92,34 85,77 85,77 79,77 114,28 Des 13 33,61 96,79 96,79 90,70 96,79

Page 5: Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode …skripsitipftp.staff.ub.ac.id/files/2014/10/JURNAL-Aprilia-Dian... · kerja, 41,89% untuk ... peningkatan produktivitas dapat dilakukan

5

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa

indeks produktivitas parsial masing-masing

input (depresiasi, material, tenaga kerja,

utilitas dan energi serta maintenance)

cenderung mengalami fluktuasi dari periode

dasarnya yaitu januari 2012. Indeks

produktivitas depresiasi tertinggi dicapai

pada bulan Mei 2013 sebesar 127,43%,

terjadi peningkatan 27,43% jika

dibandingkan dengan periode dasarnya dan

indeks produktivitas terendah terjadi pada

bulan Juni 2013 sebesar 37,54%. Indeks

produktivitas tertinggi dipengaruhi oleh

agregat output tertinggi yaitu pada bulan

Mei 2013 dan indeks produktivitas terendah

dipengaruhi oleh agregat output terendah

pada bulan Juni 2013. Peningkatan indeks

produktivitas juga dipengaruhi oleh volume

penjualan produk yang cukup tinggi

berbanding lurus dengan volume produksi.

Kondisi produktivitas depresiasi ini sesuai

dengan pendapat Purnomo (2004) yang

menyatakan bahwa nilai indeks produktivitas

modal dan fasilitas dalam sebuah perusahaan

dipengaruhi oleh besarnya pengembalian

(revenue) yang diperoleh atas biaya

penyusutan fasilitas yang dikeluarkan.

Indeks produktivitasmaterial tertinggi

dicapai pada bulan Mei 2013 sebesar

329,79%, terjadi peningkatan sebesar 229,79

dari periode dasar dan indeks produktivitas

terendah terjadi pada bulan Desember 2013

sebesar 33,61%. Indeks produktivitas

tertinggi disebabkan karena indeks

outputmaterial lebih tinggi dibandingkan

indeks inputmaterial, sedangkan indeks

produktivitas terendah disebabkan karena

indeks inputmaterial lebih tinggi jika

dibandingkan dengan indeks output.

Produktivitas terendah disebabkan karena

adanya inputmaterial mengalami

pemborosan yaitu kebutuhan material yang

tinggi menyebabkan biaya material semakin

meningkat. Hal ini dikarenakan buah-buahan

sebagai bahan baku pembuatan bersifat

musiman sehingga menyebabkan harga dari

bahan baku tersebut mengalami fluktuasi

tergantung dari ketersediaan bahan baku.

Menurut Suliantoro, dkk (2006), bahan baku

dipengaruhi oleh harga bahan baku. Harga

pembelian bahan baku di pasaran

berpengaruh signifikan pada penghematan

perusahaan dalam pembelian material.

Sedangkan produktivitas tertinggi karena

agregat output yang dihasilkan sangat tinggi

jika dibandingkan dengan periode

pengukuran lainnya.

. Indeks produktivitas tenaga kerja tertinggi

dicapai pada bulan Mei 2013 sebesar

127,43%, terjadi peningkatan 27,43% jika

dibandingkan dengan periode dasarnya dan

indeks produktivitas terendah terjadi pada

bulan Juni 2013 sebesar 37,54%. Indeks

produktivitas tertinggi dipengaruhi oleh

agregat outputtertinggi yaitu pada bulan Mei

2013 dan indeks produktivitas terendah

dipengaruhi oleh agregat output terendah

pada bulan Juni 2013. Sedangkan, indeks

produktivitas terendah disebabkan oleh

kinerja tenaga kerja yang kurang baik dan

adanya beberapa tenaga kerja yang

menganggur menyebabkan terjadinya

penurunan produktivitas. Hal ini sesuai

dengan pendapat Purnama (2008), bahwa

penurunan produktivitas tenaga kerja dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

sikap mental berupa motivasi kerja, disiplin

kerja, etika kerja, pendidikan, ketrampilan,

tingkat penghasilan dan kesehatan, jaminan

sosial, iklim kerja, sarana produksi dan

kesempatan berprestasi. Indeks produktivitas

energi dan utilitas tertinggi dicapai pada

bulan Mei 2013 sebesar 142,23%, terjadi

peningkatan sebesar 42,23% dari periode

dasar, dan indeks produktivitas terendah

terjadi pada bulan Juni 2013 sebesar 41,89%.

Produktivitas energi merupakan

perbandingan antara indeks Output dengan

inputenergi.Indeks produktivitas tertinggi

dipengaruhi oleh agregat output tertinggi

yaitu pada bulan Mei 2013 dan indeks

produktivitas terendah dipengaruhi oleh

agregat output terendah pada bulan Juni

2013. Peningkatan atau penurunan

produktivitas energi yang terjadi adalah

karena kurangnya pengawasan terhadap

pemakaian listrik dan air, sehingga

perusahaan harus melakukan pengeluaran

biaya energi dalam jumlah yang banyak.

Meningkatkan produktivitas dalam

pemakaian energi listrik adalah dengan cara

mengefisienkan penggunaan energi dengan

Page 6: Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode …skripsitipftp.staff.ub.ac.id/files/2014/10/JURNAL-Aprilia-Dian... · kerja, 41,89% untuk ... peningkatan produktivitas dapat dilakukan

6

menerapkan kerjasama antar tenaga kerja

untuk saling mengingatkan bila terjadi

pemborosan energi listrik. Hal ini sesuai

dengan pendapat Sinungan (2005) bahwa

salah satu faktor produktivitas yang perlu

dipertimbangkan adalah pelaksanaan

produksi. Jika pengawasan terhadap

produksi (penggunaan energi) terus-menerus

dilakukan, maka pelaksanaan produksi akan

berjalan sesuai dengan tujuan yang

diharapkan.

Indeks produktivitasmaintenance

tertinggi dicapai pada bulan November 2012

sebesar 171,54% terjadi peningkatan sebesar

71,54% dari periode dasar, dan indeks

produktivitas terendah terjadi pada bulan

Mei 2012 sebesar 59,76%. Produktivitas

maintenance merupakan perbandingan

antara indeks Output dengan indeks

maintenance.Pengeluaran biaya maintenance

fluktuatif seiring bertambahnya jumlah

produksi keripik buah. Peningkatan jumlah

produksi akan berpengaruh terhadap kondisi

mesin produksi, Hal ini sesuai dengan

pendapat Suliantoro,dkk (2006), bahwa

peningkatan kecepatan produksi akan

menyebabkan frekuensi kerusakan mesin

naik, sehingga perusahaan harus

mengeluarkan biaya lebih banyak untuk

maintenance mesin. Selain itu penyebab

biaya maintenance mesin yang fluktuatif

adalah UD. Sabar Jaya melakukan perbaikan

atau maintenance tidak pada setiap

bulannya. Tidak adanya jadwal maintenance

mesin di UD. Sabar Jaya ini menyebabkan

kerusakan mesin yang tidak terduga.

Menurut Supandi (2005), jika perawatan

dilakukan sesuai dengan jadwal dan secara

rutin maka kerusakan pada mesin dapat

diperbaiki lebih awal sebelum proses

produksi dan memungkinkan untuk

meminimasi biaya perawatan yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan. Grafik indeks

produktivitas parsial dapat dilihat pada

Gambar 3.

Gambar 3.Grafik Indeks ProduktivitasParsial

Indeks Produktivitas Total

Perhitungan indeks produktivitas total

diperoleh dari perbandingan antara seluruh

Output (output) yaitu keripik buah sebagai

produk akhir dengan seluruh total input

(input), yaitu material, tenaga kerja,

depresiasi, energi dan maintenance. Indeks

produktivitas tertinggi terjadi pada bulan

Mei 2013 sebesar 216,12%, terjadi kenaikan

positif sebesar 116,12% dari periode dasar

(100%). Hal ini terjadi karena besarnya

biaya input pada bulan Mei 2013 dapat

diimbangi dengan jumlah agregatoutput

yang ada pada bulan tersebut, yang

berpengaruh terhadap indeks produktivitas

perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Blanchard (2006), bahwa hubungan antara

output agregat dan input yang digunakan

dalam melakukan produksi adalah jika salah

satu variabel input meningkat maka output

akan meningkat, dimana kondisi ini

dinamakan sebagai kondisi tingkat

pengembalian modal. Indeks terendah terjadi

pada bulan Desember 2013 sebesar 43,71%,

terjadi penurunan positif sebesar 56,29%

dari periode dasar (100%). Hal ini

dikarenakan, biaya input yang dikeluarkan

oleh perusahaan pada bulan Desember 2013

sangat tinggi. Peningkatan ataupun

penurunan agregat output selama periode

pengukuran tidak terlalu dipengaruhi oleh

peningkatan ataupun penurunan resources

input partial. Kenaikan dan penurunan

indeks produktivitas total dapat dilihat pada

Tabel 2.

Page 7: Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode …skripsitipftp.staff.ub.ac.id/files/2014/10/JURNAL-Aprilia-Dian... · kerja, 41,89% untuk ... peningkatan produktivitas dapat dilakukan

7

Tabel 2. Indeks Produktivitas Total

Grafik indeks produktivitas parsial dapat

dilihatpada Gambar 4.

Gambar 4. Grafik Indeks Produktivitas Total

Evaluasi Produktivitas

Pada pengukuran produktivitas di UD.

Sabar Jaya Malang ini setelah dilakukan

pengukuran produktivitas parsial dan total

secara keseluruhan mengalami peningkatan

di tahun 2013 jika dibandingkan tahun 2012,

tetapi terdapat beberapa kali penurunan

produktivitas jika dibandingkan dengan

periode dasar dalam periode pengukuran

produktivitas.Hasil pengukuran

produktivitas di suatu periode merupakan

tinjauan bagi peningkatan produktivitas di

periode yang lain. Dengan menganalisis

hasil pengukuran produktivitas akan

diketahui kekurangan yang ada. Kekurangan

tersebut dapat diperbaiki sehingga dapat

dicapai tibgkat produktivitas yang lebih

tinggi(Pujotomo dkk, 2008). Langkah

selanjutnya yang dilakukan adalah evaluasi

terhadap penyebab terjadinya penurunan

produktivitas perusahaan selama periode

pengukuran. Untuk mengetahui lebih rinci

penyebab-penyebab terjadinya masalah pada

produktivitas perusahaan digunakan alat

bantu dengan pembentukan diagram sebab

akibat.

Diagram sebab-akibat yaitu suatu

diagram yang menunjukan hubungan antara

sebab dan akibat. Berkaitan dengan

manajemen produktivitas total, diagram ini

digunakan untuk menunjukan faktor – faktor

penyebab (sebab) penurunan produktivitas

dan karakteristik produktivitas (akibat) yang

disebabkan oleh faktor – faktor penyebab itu

(Gasperz, 2004).Dari diagram sebab akibat

ini diharapkan dapat memberikan analisis

yang tepat dalam mengidentifikasikan

penyebab-penyebab masalah produktivitas

perusahaan sehingga untuk selanjutnya dapat

diberikan pemecahan atas masalah yang

terjadi. Diagram sebab akibat yang terkait

dengan pencapaian produktivitas yang tinggi

dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Diagram Sebab Akibat Produktivitas

Di UD. Sabar Jaya Malang

Masalah yang akan dijawab adalah

mengapa perusahaan mengalami penurunan

produktivitas. dengan menetapkan 5 elemen,

yaitu maintenance, material, tenaga kerja,

depresiasi serta energi dan utilitas. Agar

No

Periode

Indeks Produktivitas

Total

Selisih

Indeks

1 Jan 12 100,00%

2 Feb 12 79,97% (+20,03%)

3 Mar 12 69,28% (+30,72%)

4 Apr 12 - -

5 Mei 12 69,74% (+30,26%)

6 Jun 12 76,79% (+23,21%)

7 Jul 12 75,06% (+24,94%)

8 Agst 12 52,39% (+47,61%)

9 Sept 12 88,83% (+11,17%)

10 Okt 12 63,30% (+36,7%)

11 Nov 12 79,46% (+20,54%)

12 Des 12 82,97% (+17,03%)

13 Jan 13 91,57% (+8,43%)

14 Feb 13 71,45% (+28,55%)

15 Mar 13 78,00% (+22,00%)

16 Apr 13 70,72% (+29,28%)

17 Mei 13 216,12% (-116,12%)

18 Jun 13 57,51% (+42,49%)

19 Jul 13 65,24% (+34,76%)

20 Agst 13 90,96% (+9,04)

21 Sept 13 113,01% (-13,01%)

22 Okt 13 67,94% (+32,06%)

23 Nov 13 88,61% (+11,39%)

24 Des 13 43,71% (+56,29%)

Page 8: Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode …skripsitipftp.staff.ub.ac.id/files/2014/10/JURNAL-Aprilia-Dian... · kerja, 41,89% untuk ... peningkatan produktivitas dapat dilakukan

8

produktivitas di UD. Sabar Jaya tidak

menurun, maka UD. Sabar Jaya perlu

memperhatikan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi penurunan produktivitas.

Pada elemen maintenance, terdapat faktor

yang mempengaruhi tingkat produktivitas

maintenance antara lain jadwal perawatan

mesin yang tidak dijadwalkan dengan baik

membuat mesin harus mengalami perbaikan

di saat mesin sedang digunakan untuk proses

produksi sehingga akan dapat mengganggu

aktivitas produksi keripik buah yang sedang

berjalan. Untuk elemen material, faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi tingkat

produktivitas material adalah ketersediaan

bahan baku yang bersifat musiman membuat

perusahaan tidak dapat menghasilkan output

keripik buah yang sama setiap bulannya.

Harga bahan baku yang cenderung

mengalami kenaikan juga akan

mempengaruhi tingkat produktivitas

material.

Untuk elemen tenaga kerja, faktor

yang dapat mempengaruhi adalah kurangnya

pengawasan perusahaan dalam mengawasi

karyawan yang bekerja sehingga banyaknya

karyawan yang menganggur saat kegiatan

produksi berlangsung. Jumlah jam kerja

karyawan yang terlalu lama yaitu 10 jam

(melebihi jam kerja normal yaitu 8 jam)

akan dapat menurunkan produktivitas tenaga

kerja jika tidak dimanfaatkan dengan baik.

Untuk elemen energi dan utilitas, faktor

yang dapat menurunkan produktivitas energi

dan utilitas adalah kurangnya kesadaran

karyawan dalam hal pemakaian energi dan

utilitas. Pemakaian energi dan utilitas yang

berlebihan akan berdampak pada biaya

energi dan utilitas yang akan mempengaruhi

tingkat produktivitas energi dan utilitas.

Untuk elemen depresiasi, faktor yang dapat

mempengaruhi penurunan produktivitas

depresiasi adalah perbaikan mesin tidak

dilakukan penjadwalan dengan baik akan

membuat kondisi mesin menjadi aus

sehingga membuat umur mesin menjadi

lebih pendek.

Perbaikan Produktivitas

Berdasarkan analisis terhadap

penurunan produktivitas perusahaan maka

dapat dilakukan perencanaan yang dapat

dijadikan dasar bagi perusahaan dalam

melakukan perbaikan ataupun peningkatan

produktivitas perusahaan. Perencanaan

dilakukan agar perusahaan dapat lebih

efisien dalam menghasilkan output Beberapa

strategi perusahaan yang diperlukan untuk

meningkatkan produktivitas perusahaan

secara kualitatif yang terkait dengan kondisi

aktual yang ada di UD. Sabar Jaya antara

lain sebagai berikut, Peningkatan

produktivitas maintenance mesin yang ada

dengan cara meningkatkan pemeliharaan dan

perawatan terhadap mesin tersebut. Hal ini

dilakukan sebagai tindakan preventive untuk

mencegah terjadinya kerusakan mesin yang

dapat menghambat jalannya proses produksi

sehingga akan membuat biaya maintenance

mesin semakin tinggi, peningkatan

produktivitas material yang dapat dilakukan

dengan cara meningkatkan kontrol terhadap

material yang dikirim oleh supplier dengan

cara mengadakan perjanjian bila

terdapatkerusakan material dapat ditukar

dengan material lain yang lebih baik.

Pemilihan supplier baik dari segi harga yang

ditawarkan maupun kualitas bahan baku

yang diberikan serta kontinuitas perlu

dipertimbangkan kembali. Menurut Jannah

(2011) kesalahan dalam pemilihan supplier

bahan baku akan berdampak pada penurunan

produktivitas perusahaan. Hal ini

dikarenakan bahan baku merupakan salah

satu faktor penting dalam kegiatan proses

produksi karena berpengaruh secara

langsung terhadap produk yang dihasilkan.

Peningkatan produktivitas tenaga kerja

yang dapat dilakukan dengan cara

melakukan pengawasan terhadap karyawan,

untuk mengurangi adanya karyawan yang

menganggur saat produksi berlangsung,

memaksimalkan jam kerja untuk mengurangi

adanya karyawan yang menganggur saat

produksi berlangsung, mengoptimalkan

jumlah karyawan agar dapat melakukan

aktivitas produksi secara cepat dan tepat.

Menurut Arsi (2012) optimalisasi sumber

daya dalam hal efisiensi sumber daya

Page 9: Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode …skripsitipftp.staff.ub.ac.id/files/2014/10/JURNAL-Aprilia-Dian... · kerja, 41,89% untuk ... peningkatan produktivitas dapat dilakukan

9

manusia (SDM), dapat dilakukan dengan

berbagai cara, antara lain dengan membuat

suatu analisis yang tepat terhadap aktivitas-

aktivitas yang terjadi dan beban kerja yang

ditimbulkan ataupun dengan lebih

mengoptimalkan jumlah karyawan agar

dapat melakukan aktivitas pekerjaan secara

tepat.

Peningkatan produktivitas energi dan

utilitas dapat dilakukan dengan cara

meningkatkan kesadaran karyawan dalam

hal pemakaian listrik dan air agar seefisien

mungkin sehingga dapat menghemat biaya

yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal ini

dapat dilakukan dengan cara mematikan

listrik atau air saat tidak digunakan.

Peningkatan produktivitas depresiasi dapat

dilakukan dengan cara melakukan

penjadwalan terhadap mesin agar kondisi

mesin tetap dalam kondisi yang baik.

KESIMPULAN

Dalam melakukan pengukuran

produktivitas dengan menggunakan metode

Marvin E. Mundel dan menetapkan bulan

Januari 2012 sebagai periode dasar maka

dapat dilihat indeks produktivitas parsial

material, tenaga kerja, maintenance, energi,

depresiasi cenderung fluktuatif jika

dibandingkan dengan periode dasarnya

(100%). Perbaikan dan peningkatan

produktivitas di UD. Sabar Jaya untuk

periode yang akan datang dapat dilakukan

dengan alat bantu yaitu diagram sebab

akibat. Dari diagram sebab akibat ini

diharapkan dapat memberikan analisis yang

tepat dalam mengidentifikasikan penyebab-

penyebab masalah produktivitas perusahaan

sehingga untuk selanjutnya dapat diberikan

pemecahan atas masalah yang terjadi.

Sehingga akan dapat meningkatkan

produktivitas perusahaan dari segi

kualitasnya.

SARAN

Penelitian selanjutnya agar melakukan

pengukuran produktivitas dengan

menggunakan metode lain (misalnya: Omax,

APC dan lain sebagainya) yang dapat

memberikan masukan secara kuantitatif bagi

perusahaan untuk meningkatkan

produktivitas.

DAFTAR PUSTAKA

Arsi, R.M., Sri, G.P. 2012. Analisis Beban

Kerja untuk Menentukan Jumlah

Optimal Karyawan dan Pemetaan

Kompetensi Karyawan Berdasar

Pada Job Description (Studi Kasus:

Jurusan Teknik Industri ITS

Surabaya). Jurnal Teknik ITS. 1(1):

526-529.

Blanchard, Olivier. 2006.

Macroeconomics4th

. Pearson Prentice

Hall. New Jersey.

Gasperz, V. 2004. Manajemen

Produktivitas Total : Strategi

Peningkatan Produktivitas Bisnis

Global. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Herman, R.T.,Faisal S.,Rhiren R.M. 2008.

Pengukuran Produktivitas

Berdasarkan Model Mundel dan

APC Untuk Menciptakan

Keunggulan Biaya Produksi ( Studi

Kasus : PT. ITS Jakarta). Jakarta.

Jannah, M., Muhammad F, Rakhmawati.

2011. Pengambilan Keputusan

Untuk Pemilihan Supplier Bahan

Baku Dengan Pendekatan Analytic

Hierarchy Process di PR Pahala

Sidoarjo. Jurnal Agrointek Universitas

Trunojoyo. 5(2): 88-97.

Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan

Pengendalian Manajemen. Penerbit

Salemba Empat. Jakarta.

Pujotomo, D, Haryom S., Halimah, N. 2008.

Analisis Pengukuran Produktivitas

Pada CV. Citra Jepara Furniture.

Jurnal Teknik Industri UNDIP. 3(1):

26-34

Purnama, R. 2008. Pengaruh Motivasi

Kerja Terhadap Produktivitas

Kerja Karyawan Pada Bagian

Produksi CV. Epsilon Bandung.

Page 10: Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode …skripsitipftp.staff.ub.ac.id/files/2014/10/JURNAL-Aprilia-Dian... · kerja, 41,89% untuk ... peningkatan produktivitas dapat dilakukan

10

Jurnal Pendidikan Manajemen Bisnis.

7(14).

Purnomo, H. 2004. Pengantar Teknik

Industri. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen

Sumber Daya Manusia. PT. Bumi

Aksara. Jakarta.

Sinungan, M. 2005. Produktivitas Apa dan

Bagaimana. PT. Bumi Aksara,

Jakarta.

Suliantoro, H. Arvianto, A. Kusumo, P.S.

2006. Analisa dan Evaluasi

Produktivitas Melalui Pendekatan

The American Productivity Center

Model ( APC ) ( Studi Kasus Di

PT. Gradia Husada Farma ). Jurnal

Teknik Industri UNDIP 2(1).

Supandi. 2005. Manajemen Perawatan

Industri. Ganeca Exact. Bandung.