analisis produktivitas dengan menggunakan metode...
TRANSCRIPT
1
Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel
(Studi Kasus di UD. Sabar Jaya Malang)
Productivity Analysis Using Marvin E. Mundel Method
(Study Case in UD. Sabar Jaya Malang)
Aprilia Dian Purwanti1)*
, Retno Astuti2)
, Panji Deoranto2)
1)
Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 2)
Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Jl. Veteran No. 1 Malang 65145
*email: [email protected]
Abstrak
Perkembangan industri keripik buah menuntut pelaku usaha untuk terus meningkatkan daya saing dari
produk yang dihasilkan. Persaingan di antara perusahaan diukur dari tingkat produktivitas perusahaan. UD. Sabar
Jaya adalah salah satu industri keripik buah yang sedang berkembang pesat di Kabupaten Malang. Selama ini, UD.
Sabar Jaya belum pernah melakukan pengukuran produktivitas. Perusahaan hanya melihat keuntungan dari hasil
penjualan produksi sebagai ukuran produktivitas perusahaan. Oleh karena itu, UD. Sabar Jaya perlu melakukan
pengukuran produktivitas. MetodeMarvin E. Mundel digunakan sebagai metode pengukuran produktivitas dengan
menitikberatkan pada biaya produksi sebagai input(biaya depresiasi mesin, material, tenaga kerja, maintenance
mesin serta energi dan utiltas) dan hasil penjualan sebagai output. Dari pengukuran produktivitas didapatkan hasil
indeks produktivitas parsial tertinggi dicapaioleh perusahaan terjadi pada bulan Mei 2013 adalah127,43% untuk
depresiasi mesin, 329,79% untuk material, 127,43% untuk tenaga kerja dan 142,23% untuk energi dan utilitas,bulan
November 2012 maintenancemesin sebesar 171,54%, mesin. Sedangkan untuk indeks produktivitas parsial terendah
dicapai oleh perusahaan terjadi pada bulan Juni 2013 adalah 37,54% untuk depresiasi mesin, 37,54% untuk tenaga
kerja, 41,89% untuk energi dan utilitas, bulan Mei 2012 untuk maintenance mesin sebesar 59,76% dan bulan
Desember sebesar 33,61% untuk material. Indeks produktivitas total tertinggi dicapai pada bulan Mei 2013 sebesar
216,12% dan terendah pada bulan Desember 2013 sebesar 43,71. Evaluasi serta peningkatan produktivitas di UD.
Sabar Jaya untuk periode yang akan datang dilakukan dengan diagram sebab akibat. Berdasarkan hasil pengukuran
dan hasil evaluasi produktivitas di UD. Sabar Jaya, peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan cara perbaikan
dari masing-masing input antara lain meningkatkan pemeliharaan dan perawatan terhadap mesin produksi,
meningkatkan pengawasan terhadap karyawan, meningkatkan kontrol terhadap material yang dikirim oleh supplier,
dan lain sebagainya.
Kata Kunci :Keripik buah, Marvin E. Mundel, Produktivitas
Abstract
The development of fruit chips industry requires improvement of competition power continuously.
Competition between companies is measured from the level of productivity of the company. UD. Sabar Jaya is one
of the fruit chips industry that is growing rapidly in Malang. UD. Sabar Jaya has not been taking measurements of
productivity. Companies only measures productivity based on profit. Therefore, UD. Sabar Jaya needs to take
measurements of productivity. Marvin E. Mundel method was used to measure of productivity by focusing on
production costs as inputs (machine depreciation costs, materials, labor, machine maintenance as well as energy and
utilities) and output is the result of cost of sales of fruit crisps. The productivity measurement showed that the highest
partial productivity index in the period of measurements in May 2013 are respectively 127.43% for depreciation of
machine, 329.79% in for the material, 127.43% for labor, and 142.23% for the energy and utilities, 171.54% in
November 2012 for machine maintenance and. The lowest productivity index in June 2013 are respectively 37.54%
for depreciation of machine, 37.54% for labor, 41.89% for the energy and utilities, 33.61% in December 2013 for
the material, 59.76% in May 2012 for machine maintenance. The highest total productivity index reached in May
2013 at 216.12% and the lowest was in December 2013 at 43.71%. The productivity should be improved was with a
tool that is a causal diagram. Based on the results of the measurement and evaluation of productivity at UD. Sabar
Jaya, productivity improvement should be done by keeping maintenance of production machinery, increasing
supervision of employees, increasing control of the materials sent by the supplier, and others.
Keywords: Fruit chips, Marvin E. Mundel, Productivity
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan perusahaan bergantung
pada kinerja, efektivitas dan efisiensi sumber
daya yang dilibatkan dalam usaha, yang
disebut tingkat produktivitas. Produktivitas
menjadi sebuah kriteria penting yang harus
diperhatikan dalam lingkungan usaha yang
semakin kompetitif. Perkembangan industri
keripik buah menuntut pelaku usaha untuk
terus meningkatkan daya saing dari produk
yang dihasilkannya di pasar global yang
kompetitif. Salah satu industri keripik buah
yang sedang berkembang pesat di Kabupaten
Malang adalah UD. Sabar Jaya. Tingkat
capaian produktivitas yang diraih perusahaan
menjadi indikator kompetensi persaingan
dengan perusahaan atau industri sejenis.
Keberhasilan perusahaan dapat dilihat
melalui efisiensi penggunaan sumber daya
yang dimiliki untuk mendapatkan output
yang optimal.
Produktivitas sangat penting bagi suatu
perusahaan dalam rangka persaingan bisnis
yang sangat kompetitif, sehingga setiap
perusahaan dituntut untuk meningkatkan
kinerjanya agar mampu bersaing dengan
perusahaan lain sejenis. Keberhasilan suatu
perusahaan dalam menjalankan usahanya
dapat dilihat dari bagaimana perusahaan
tersebut menggunakan dan mengolah segala
sumber daya yang dimiliki (Mulyadi, 2007).
Semakin efisien sebuah perusahaan
mengolah sumber daya yang ada, maka
semakin besar pula perusahaan akan
memperoleh laba yang merupakan suatu
keharusan bagi sebuah perusahaan untuk
menghadapi persaingan antar industri sejenis
(Siagian, 2006).
Sampai saat ini, UD. Sabar Jaya belum
pernah melakukan pengukuran produktivitas
perusahaan. Perusahaan hanya menghitung
profit (keuntungan) dari hasil penjualan
produksi sebagai ukuran produktivitas
perusahaan. Jika dalam laporan manajemen
bulanan terlihat bahwa terjadi peningkatan
pada biaya produksi, maka hal ini
mengindikasikan bahwa telah terjadi
penurunan produktivitas, seperti material
(bahan baku), tenaga kerja, energi dan
maintenance. Pengukuran produktivitas
dapat dijadikan sebagai tolak ukur atau
indikator keberhasilan perusahaan dalam
pemanfaatan sumber daya dalam perusahaan
untuk menghasilkan suatu produk yang
diinginkan. Oleh karena itu, UD. Sabar Jaya
perlu melakukan pengukuran produktivitas.
Salah satu metode yang dapat
digunakan untuk mengukur poduktivitas
adalah metode Marvin E. Mundel. Metode
ini digunakan sebagai pengukuran tingkat
produktivitas perusahaan dengan
menitikberatkan pada biaya produksi sebagai
input dan produk yang dihasilkan sebagai
output. Kelebihan dari metode Marvin E.
Mundel ini adalah dapat digunakan untuk
melihat peningkatan atau penurunan
produktivitas secara spesifik atau melihat
input secara masing-masing. Kekurangan
dari metode Marvin E. Mundel ini adalah
tidak dapat digunakan untuk mengetahui
secara cepat apakah produktivitas
mengalami penurunan atau peningkatan
karena metode ini melihat input secara
masing-masing (Herman, 2008). Oleh karena
itu, metode Marvin E. Mundel ini sangat
sesuai untuk diterapkan pada pengukuran
produktivitas di UD. Sabar Jaya.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan di UD. Sabar
Jaya yang berada di Jalan Raya Wendit No.
31 Pakis, Kabupaten Malang pada bulan
April sampai bulan Mei 2014. Pengolahan
data peneitian di lakukan di Laboratorium
Manajemen Agroindustri, Jurusan Teknologi
Industri Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, Universitas Brawijaya Malang.
Batasan masalah dari penelitian ini antara
lainpengukuran dilakukan pada bagian
produksi dan pengemasan di UD. Sabar Jaya
Malang, produktivitas yang diukur adalah
produktivitas total dan parsial, produktivitas
parsial yang diteliti adalah, material, tenaga
kerja, maintenance mesin, depresiasi mesin
serta energi dijadikan dalam satuan rupiah,
periode dasar yang digunakan dalam
perhitungan deflator adalah Januari 2012,
karena pada penelitian ini dilakukan
perbandingan produktivitas selama 2 tahun
terakhir, yaitu tahun 2012 dan tahun 2013,
produktivitas hanya mengukur biaya
3
operasional yang ada di perusahaan selama
periode pengukuran, dan penelitian
dilakukan terhadap semua jenis keripik buah
yang ada di UKM, yaitu keripik nangka,
keripik salak, keripik rambutan, keripik apel,
keripik mangga dan keripik nanas.
Prosedur penelitian yang dilakukan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 1.
Masalah yang teridentifikasi adalah
bagaimana tingkat produktivitas parsial dan
total yang ada di UD. Sabar Jaya dan cara
untuk meningkatkan produktivitas di UD.
Sabar Jaya. Secara umum tahapan metode
Marvin E. Mundel ditunjukkan pada
Gambar 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur pelaksanaan penelitian
dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu,
menentukan nilai deflator dari setiap indeks
harga material, tenaga kerja, depresiasi
mesin, energi dan utilitas serta
maintenancemesin. Menentukan harga
konstan dari setiap input biaya produksi
yaitu harga material, tenaga kerja, depresiasi
mesin, energi dan utilitas serta maintenance
mesin dengan cara mengalikan nilai deflator
masing-masing biaya dengan harga yang ada
pada saat periode pengukuran. Setelah harga
konstan setiap input diperoleh, maka
dilakukan perhitungan total Resources Input
Partial (RIP) yang merupakan penjumlahan
dari seluruh input dengan harga konstan.
Selanjutnya dilakukan perhitungan output
yang didapatkan dari jumlah produksi
keripik buah selama periode pengukuran
dikalikan dengan harga rata-rata keripik
buah tiap kemasan.Tahap terakhir adalah
perhitungan indeks produktivitas parsial
dengan cara membandingkan nilai indeks
salah satu input terhadap output. Analisis
dilakukan melalui grafik gasil perhitungan
indeks produktivitas dengan melakukan
penjelasan tingkat produktivitas yang terjadi
yang kemudian dilanjutkan dengan analisis
Gambar 1. Tahapan Penelitian
Gambar 2. Metode Marvin E. Mundel
4
terhadap evaluasi produktivitas dengan
menggunakan diagram sebab akibat.
Perhitungan Harga Konstan
Data yang diperlukan dalam
pengolahan data dengan menggunakan
metode Marvin E. Mundel adalah data biaya
produksi seperti biaya material, tenaga kerja,
depresiasi mesin, energi dan utilitas serta
maintenance mesin. Masing-masing data
tersebut dihitung dengan harga konstan
berdasarkan periode dasar yaitu Januari
2012. Faktor input dan output dinyatakan
dalam satuan Rupiah dan dihitung pada
periode pengukuran yaitu Februari 2012
hingga Desember 2013.
Data indeks harga diperoleh dari BPS
tahun 2012 hingga tahun 2013. Dengan
Januari 2012 sebagai periode dasar untuk
menentukan indeks harga pada tahun 2012
dan 2012. Indeks harga kemudian digunakan
untuk menghitung deflator masing-masing
bulan penelitian untuk mengkonversikan
semua harga sesuai dengan periode dasar
yaitu bulan Januari 2012 denga rumus :
(1)
Keterangan :
d = Deflator
IH. PP= Indeks Harga Periode Penelitian
IH.PD= Indeks Harga Periode Dasar
Harga berlaku yang ada
dikonstankandengan nilai deflator. Untuk
nilai output tidak perlu didefinikasikan
karena untuk mendapat nilai keluaran
(output) setiap periode adalah dengan
mengkalikan jumlah hasil produksi setiap
periode dengan harga jual produk yang
berlaku. Harga konstan ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
(2)
Sebagai contoh untuk input material pada
bulan Juni 2012:
Harga berlaku = Rp. 63.360.350
Deflator = = 0,0101
Harga Konstan =
= Rp. 63.353.951
Indeks Produktivitas Parsial
Pengukuran produktivitas dengan
menggunakan metode Marvin E. Mundel dapat
dilakukan perhitungan
dengan menggunakan
rumus :
(3)
Keterangan :
IP = Indeks Produktivitas
AOMP = Output agregat untuk periode yang
diukur
AOBP = Output agregat untuk periode dasar
RIMP = Input untuk periode yang diukur
RIBP = Input untuk periode dasar
Nilai dari indeks produktivitas parsial dapat
dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Indeks Produktivitas Parsial
Periode
Indeks Produktivitas (%)
Material
Tenaga
Kerja
Depres
iasi
Energi
dan Utilitas
Mainte
nance
Jan 12 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Feb 12 86,23 69,57 69,57 70,70 139,28 Mar 12 90,32 47,65 47,65 47,65 -
Apr 12 - - - - -
Mei 12 103,28 59,76 59,76 65,75 59,76 Jun 12 85,38 61,96 61,96 69,16 82,64
Jul 12 66,58 83,78 83,78 84,46 -
Agst 12 55,93 44,84 44,84 50,05 59,81 Sept 12 83,14 93,29 93,29 103,67 -
Okt 12 66,31 55,95 55,95 61,56 74,63
Nov 12 75,95 85,68 85,68 86,37 171,54 Des 12 81,97 81,48 81,48 90,54 81,48
Jan 13 81,87 120,72 120,72 113,13 120,72
Feb 13 70,77 74,67 74,67 69,46 149,49 Mar 13 82,99 64,96 64,96 72,19 -
Apr 13 118,24 38,94 38,94 43,46 77,95
Mei 13 329,79 127,43 127,43 142,23 169,96 Jun 13 74,85 37,54 37,54 41,89 -
Jul 13 53,10 102,80 102,80 95,62 136,98
Agst 13 150,60 49,49 49,49 55,26 - Sept 13 123,12 101,90 101,90 95,85 135,78
Okt 13 61,96 81,96 81,96 77,09 -
Nov 13 92,34 85,77 85,77 79,77 114,28 Des 13 33,61 96,79 96,79 90,70 96,79
5
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
indeks produktivitas parsial masing-masing
input (depresiasi, material, tenaga kerja,
utilitas dan energi serta maintenance)
cenderung mengalami fluktuasi dari periode
dasarnya yaitu januari 2012. Indeks
produktivitas depresiasi tertinggi dicapai
pada bulan Mei 2013 sebesar 127,43%,
terjadi peningkatan 27,43% jika
dibandingkan dengan periode dasarnya dan
indeks produktivitas terendah terjadi pada
bulan Juni 2013 sebesar 37,54%. Indeks
produktivitas tertinggi dipengaruhi oleh
agregat output tertinggi yaitu pada bulan
Mei 2013 dan indeks produktivitas terendah
dipengaruhi oleh agregat output terendah
pada bulan Juni 2013. Peningkatan indeks
produktivitas juga dipengaruhi oleh volume
penjualan produk yang cukup tinggi
berbanding lurus dengan volume produksi.
Kondisi produktivitas depresiasi ini sesuai
dengan pendapat Purnomo (2004) yang
menyatakan bahwa nilai indeks produktivitas
modal dan fasilitas dalam sebuah perusahaan
dipengaruhi oleh besarnya pengembalian
(revenue) yang diperoleh atas biaya
penyusutan fasilitas yang dikeluarkan.
Indeks produktivitasmaterial tertinggi
dicapai pada bulan Mei 2013 sebesar
329,79%, terjadi peningkatan sebesar 229,79
dari periode dasar dan indeks produktivitas
terendah terjadi pada bulan Desember 2013
sebesar 33,61%. Indeks produktivitas
tertinggi disebabkan karena indeks
outputmaterial lebih tinggi dibandingkan
indeks inputmaterial, sedangkan indeks
produktivitas terendah disebabkan karena
indeks inputmaterial lebih tinggi jika
dibandingkan dengan indeks output.
Produktivitas terendah disebabkan karena
adanya inputmaterial mengalami
pemborosan yaitu kebutuhan material yang
tinggi menyebabkan biaya material semakin
meningkat. Hal ini dikarenakan buah-buahan
sebagai bahan baku pembuatan bersifat
musiman sehingga menyebabkan harga dari
bahan baku tersebut mengalami fluktuasi
tergantung dari ketersediaan bahan baku.
Menurut Suliantoro, dkk (2006), bahan baku
dipengaruhi oleh harga bahan baku. Harga
pembelian bahan baku di pasaran
berpengaruh signifikan pada penghematan
perusahaan dalam pembelian material.
Sedangkan produktivitas tertinggi karena
agregat output yang dihasilkan sangat tinggi
jika dibandingkan dengan periode
pengukuran lainnya.
. Indeks produktivitas tenaga kerja tertinggi
dicapai pada bulan Mei 2013 sebesar
127,43%, terjadi peningkatan 27,43% jika
dibandingkan dengan periode dasarnya dan
indeks produktivitas terendah terjadi pada
bulan Juni 2013 sebesar 37,54%. Indeks
produktivitas tertinggi dipengaruhi oleh
agregat outputtertinggi yaitu pada bulan Mei
2013 dan indeks produktivitas terendah
dipengaruhi oleh agregat output terendah
pada bulan Juni 2013. Sedangkan, indeks
produktivitas terendah disebabkan oleh
kinerja tenaga kerja yang kurang baik dan
adanya beberapa tenaga kerja yang
menganggur menyebabkan terjadinya
penurunan produktivitas. Hal ini sesuai
dengan pendapat Purnama (2008), bahwa
penurunan produktivitas tenaga kerja dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
sikap mental berupa motivasi kerja, disiplin
kerja, etika kerja, pendidikan, ketrampilan,
tingkat penghasilan dan kesehatan, jaminan
sosial, iklim kerja, sarana produksi dan
kesempatan berprestasi. Indeks produktivitas
energi dan utilitas tertinggi dicapai pada
bulan Mei 2013 sebesar 142,23%, terjadi
peningkatan sebesar 42,23% dari periode
dasar, dan indeks produktivitas terendah
terjadi pada bulan Juni 2013 sebesar 41,89%.
Produktivitas energi merupakan
perbandingan antara indeks Output dengan
inputenergi.Indeks produktivitas tertinggi
dipengaruhi oleh agregat output tertinggi
yaitu pada bulan Mei 2013 dan indeks
produktivitas terendah dipengaruhi oleh
agregat output terendah pada bulan Juni
2013. Peningkatan atau penurunan
produktivitas energi yang terjadi adalah
karena kurangnya pengawasan terhadap
pemakaian listrik dan air, sehingga
perusahaan harus melakukan pengeluaran
biaya energi dalam jumlah yang banyak.
Meningkatkan produktivitas dalam
pemakaian energi listrik adalah dengan cara
mengefisienkan penggunaan energi dengan
6
menerapkan kerjasama antar tenaga kerja
untuk saling mengingatkan bila terjadi
pemborosan energi listrik. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sinungan (2005) bahwa
salah satu faktor produktivitas yang perlu
dipertimbangkan adalah pelaksanaan
produksi. Jika pengawasan terhadap
produksi (penggunaan energi) terus-menerus
dilakukan, maka pelaksanaan produksi akan
berjalan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Indeks produktivitasmaintenance
tertinggi dicapai pada bulan November 2012
sebesar 171,54% terjadi peningkatan sebesar
71,54% dari periode dasar, dan indeks
produktivitas terendah terjadi pada bulan
Mei 2012 sebesar 59,76%. Produktivitas
maintenance merupakan perbandingan
antara indeks Output dengan indeks
maintenance.Pengeluaran biaya maintenance
fluktuatif seiring bertambahnya jumlah
produksi keripik buah. Peningkatan jumlah
produksi akan berpengaruh terhadap kondisi
mesin produksi, Hal ini sesuai dengan
pendapat Suliantoro,dkk (2006), bahwa
peningkatan kecepatan produksi akan
menyebabkan frekuensi kerusakan mesin
naik, sehingga perusahaan harus
mengeluarkan biaya lebih banyak untuk
maintenance mesin. Selain itu penyebab
biaya maintenance mesin yang fluktuatif
adalah UD. Sabar Jaya melakukan perbaikan
atau maintenance tidak pada setiap
bulannya. Tidak adanya jadwal maintenance
mesin di UD. Sabar Jaya ini menyebabkan
kerusakan mesin yang tidak terduga.
Menurut Supandi (2005), jika perawatan
dilakukan sesuai dengan jadwal dan secara
rutin maka kerusakan pada mesin dapat
diperbaiki lebih awal sebelum proses
produksi dan memungkinkan untuk
meminimasi biaya perawatan yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan. Grafik indeks
produktivitas parsial dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3.Grafik Indeks ProduktivitasParsial
Indeks Produktivitas Total
Perhitungan indeks produktivitas total
diperoleh dari perbandingan antara seluruh
Output (output) yaitu keripik buah sebagai
produk akhir dengan seluruh total input
(input), yaitu material, tenaga kerja,
depresiasi, energi dan maintenance. Indeks
produktivitas tertinggi terjadi pada bulan
Mei 2013 sebesar 216,12%, terjadi kenaikan
positif sebesar 116,12% dari periode dasar
(100%). Hal ini terjadi karena besarnya
biaya input pada bulan Mei 2013 dapat
diimbangi dengan jumlah agregatoutput
yang ada pada bulan tersebut, yang
berpengaruh terhadap indeks produktivitas
perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Blanchard (2006), bahwa hubungan antara
output agregat dan input yang digunakan
dalam melakukan produksi adalah jika salah
satu variabel input meningkat maka output
akan meningkat, dimana kondisi ini
dinamakan sebagai kondisi tingkat
pengembalian modal. Indeks terendah terjadi
pada bulan Desember 2013 sebesar 43,71%,
terjadi penurunan positif sebesar 56,29%
dari periode dasar (100%). Hal ini
dikarenakan, biaya input yang dikeluarkan
oleh perusahaan pada bulan Desember 2013
sangat tinggi. Peningkatan ataupun
penurunan agregat output selama periode
pengukuran tidak terlalu dipengaruhi oleh
peningkatan ataupun penurunan resources
input partial. Kenaikan dan penurunan
indeks produktivitas total dapat dilihat pada
Tabel 2.
7
Tabel 2. Indeks Produktivitas Total
Grafik indeks produktivitas parsial dapat
dilihatpada Gambar 4.
Gambar 4. Grafik Indeks Produktivitas Total
Evaluasi Produktivitas
Pada pengukuran produktivitas di UD.
Sabar Jaya Malang ini setelah dilakukan
pengukuran produktivitas parsial dan total
secara keseluruhan mengalami peningkatan
di tahun 2013 jika dibandingkan tahun 2012,
tetapi terdapat beberapa kali penurunan
produktivitas jika dibandingkan dengan
periode dasar dalam periode pengukuran
produktivitas.Hasil pengukuran
produktivitas di suatu periode merupakan
tinjauan bagi peningkatan produktivitas di
periode yang lain. Dengan menganalisis
hasil pengukuran produktivitas akan
diketahui kekurangan yang ada. Kekurangan
tersebut dapat diperbaiki sehingga dapat
dicapai tibgkat produktivitas yang lebih
tinggi(Pujotomo dkk, 2008). Langkah
selanjutnya yang dilakukan adalah evaluasi
terhadap penyebab terjadinya penurunan
produktivitas perusahaan selama periode
pengukuran. Untuk mengetahui lebih rinci
penyebab-penyebab terjadinya masalah pada
produktivitas perusahaan digunakan alat
bantu dengan pembentukan diagram sebab
akibat.
Diagram sebab-akibat yaitu suatu
diagram yang menunjukan hubungan antara
sebab dan akibat. Berkaitan dengan
manajemen produktivitas total, diagram ini
digunakan untuk menunjukan faktor – faktor
penyebab (sebab) penurunan produktivitas
dan karakteristik produktivitas (akibat) yang
disebabkan oleh faktor – faktor penyebab itu
(Gasperz, 2004).Dari diagram sebab akibat
ini diharapkan dapat memberikan analisis
yang tepat dalam mengidentifikasikan
penyebab-penyebab masalah produktivitas
perusahaan sehingga untuk selanjutnya dapat
diberikan pemecahan atas masalah yang
terjadi. Diagram sebab akibat yang terkait
dengan pencapaian produktivitas yang tinggi
dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Diagram Sebab Akibat Produktivitas
Di UD. Sabar Jaya Malang
Masalah yang akan dijawab adalah
mengapa perusahaan mengalami penurunan
produktivitas. dengan menetapkan 5 elemen,
yaitu maintenance, material, tenaga kerja,
depresiasi serta energi dan utilitas. Agar
No
Periode
Indeks Produktivitas
Total
Selisih
Indeks
1 Jan 12 100,00%
2 Feb 12 79,97% (+20,03%)
3 Mar 12 69,28% (+30,72%)
4 Apr 12 - -
5 Mei 12 69,74% (+30,26%)
6 Jun 12 76,79% (+23,21%)
7 Jul 12 75,06% (+24,94%)
8 Agst 12 52,39% (+47,61%)
9 Sept 12 88,83% (+11,17%)
10 Okt 12 63,30% (+36,7%)
11 Nov 12 79,46% (+20,54%)
12 Des 12 82,97% (+17,03%)
13 Jan 13 91,57% (+8,43%)
14 Feb 13 71,45% (+28,55%)
15 Mar 13 78,00% (+22,00%)
16 Apr 13 70,72% (+29,28%)
17 Mei 13 216,12% (-116,12%)
18 Jun 13 57,51% (+42,49%)
19 Jul 13 65,24% (+34,76%)
20 Agst 13 90,96% (+9,04)
21 Sept 13 113,01% (-13,01%)
22 Okt 13 67,94% (+32,06%)
23 Nov 13 88,61% (+11,39%)
24 Des 13 43,71% (+56,29%)
8
produktivitas di UD. Sabar Jaya tidak
menurun, maka UD. Sabar Jaya perlu
memperhatikan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi penurunan produktivitas.
Pada elemen maintenance, terdapat faktor
yang mempengaruhi tingkat produktivitas
maintenance antara lain jadwal perawatan
mesin yang tidak dijadwalkan dengan baik
membuat mesin harus mengalami perbaikan
di saat mesin sedang digunakan untuk proses
produksi sehingga akan dapat mengganggu
aktivitas produksi keripik buah yang sedang
berjalan. Untuk elemen material, faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
produktivitas material adalah ketersediaan
bahan baku yang bersifat musiman membuat
perusahaan tidak dapat menghasilkan output
keripik buah yang sama setiap bulannya.
Harga bahan baku yang cenderung
mengalami kenaikan juga akan
mempengaruhi tingkat produktivitas
material.
Untuk elemen tenaga kerja, faktor
yang dapat mempengaruhi adalah kurangnya
pengawasan perusahaan dalam mengawasi
karyawan yang bekerja sehingga banyaknya
karyawan yang menganggur saat kegiatan
produksi berlangsung. Jumlah jam kerja
karyawan yang terlalu lama yaitu 10 jam
(melebihi jam kerja normal yaitu 8 jam)
akan dapat menurunkan produktivitas tenaga
kerja jika tidak dimanfaatkan dengan baik.
Untuk elemen energi dan utilitas, faktor
yang dapat menurunkan produktivitas energi
dan utilitas adalah kurangnya kesadaran
karyawan dalam hal pemakaian energi dan
utilitas. Pemakaian energi dan utilitas yang
berlebihan akan berdampak pada biaya
energi dan utilitas yang akan mempengaruhi
tingkat produktivitas energi dan utilitas.
Untuk elemen depresiasi, faktor yang dapat
mempengaruhi penurunan produktivitas
depresiasi adalah perbaikan mesin tidak
dilakukan penjadwalan dengan baik akan
membuat kondisi mesin menjadi aus
sehingga membuat umur mesin menjadi
lebih pendek.
Perbaikan Produktivitas
Berdasarkan analisis terhadap
penurunan produktivitas perusahaan maka
dapat dilakukan perencanaan yang dapat
dijadikan dasar bagi perusahaan dalam
melakukan perbaikan ataupun peningkatan
produktivitas perusahaan. Perencanaan
dilakukan agar perusahaan dapat lebih
efisien dalam menghasilkan output Beberapa
strategi perusahaan yang diperlukan untuk
meningkatkan produktivitas perusahaan
secara kualitatif yang terkait dengan kondisi
aktual yang ada di UD. Sabar Jaya antara
lain sebagai berikut, Peningkatan
produktivitas maintenance mesin yang ada
dengan cara meningkatkan pemeliharaan dan
perawatan terhadap mesin tersebut. Hal ini
dilakukan sebagai tindakan preventive untuk
mencegah terjadinya kerusakan mesin yang
dapat menghambat jalannya proses produksi
sehingga akan membuat biaya maintenance
mesin semakin tinggi, peningkatan
produktivitas material yang dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan kontrol terhadap
material yang dikirim oleh supplier dengan
cara mengadakan perjanjian bila
terdapatkerusakan material dapat ditukar
dengan material lain yang lebih baik.
Pemilihan supplier baik dari segi harga yang
ditawarkan maupun kualitas bahan baku
yang diberikan serta kontinuitas perlu
dipertimbangkan kembali. Menurut Jannah
(2011) kesalahan dalam pemilihan supplier
bahan baku akan berdampak pada penurunan
produktivitas perusahaan. Hal ini
dikarenakan bahan baku merupakan salah
satu faktor penting dalam kegiatan proses
produksi karena berpengaruh secara
langsung terhadap produk yang dihasilkan.
Peningkatan produktivitas tenaga kerja
yang dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengawasan terhadap karyawan,
untuk mengurangi adanya karyawan yang
menganggur saat produksi berlangsung,
memaksimalkan jam kerja untuk mengurangi
adanya karyawan yang menganggur saat
produksi berlangsung, mengoptimalkan
jumlah karyawan agar dapat melakukan
aktivitas produksi secara cepat dan tepat.
Menurut Arsi (2012) optimalisasi sumber
daya dalam hal efisiensi sumber daya
9
manusia (SDM), dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain dengan membuat
suatu analisis yang tepat terhadap aktivitas-
aktivitas yang terjadi dan beban kerja yang
ditimbulkan ataupun dengan lebih
mengoptimalkan jumlah karyawan agar
dapat melakukan aktivitas pekerjaan secara
tepat.
Peningkatan produktivitas energi dan
utilitas dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan kesadaran karyawan dalam
hal pemakaian listrik dan air agar seefisien
mungkin sehingga dapat menghemat biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara mematikan
listrik atau air saat tidak digunakan.
Peningkatan produktivitas depresiasi dapat
dilakukan dengan cara melakukan
penjadwalan terhadap mesin agar kondisi
mesin tetap dalam kondisi yang baik.
KESIMPULAN
Dalam melakukan pengukuran
produktivitas dengan menggunakan metode
Marvin E. Mundel dan menetapkan bulan
Januari 2012 sebagai periode dasar maka
dapat dilihat indeks produktivitas parsial
material, tenaga kerja, maintenance, energi,
depresiasi cenderung fluktuatif jika
dibandingkan dengan periode dasarnya
(100%). Perbaikan dan peningkatan
produktivitas di UD. Sabar Jaya untuk
periode yang akan datang dapat dilakukan
dengan alat bantu yaitu diagram sebab
akibat. Dari diagram sebab akibat ini
diharapkan dapat memberikan analisis yang
tepat dalam mengidentifikasikan penyebab-
penyebab masalah produktivitas perusahaan
sehingga untuk selanjutnya dapat diberikan
pemecahan atas masalah yang terjadi.
Sehingga akan dapat meningkatkan
produktivitas perusahaan dari segi
kualitasnya.
SARAN
Penelitian selanjutnya agar melakukan
pengukuran produktivitas dengan
menggunakan metode lain (misalnya: Omax,
APC dan lain sebagainya) yang dapat
memberikan masukan secara kuantitatif bagi
perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Arsi, R.M., Sri, G.P. 2012. Analisis Beban
Kerja untuk Menentukan Jumlah
Optimal Karyawan dan Pemetaan
Kompetensi Karyawan Berdasar
Pada Job Description (Studi Kasus:
Jurusan Teknik Industri ITS
Surabaya). Jurnal Teknik ITS. 1(1):
526-529.
Blanchard, Olivier. 2006.
Macroeconomics4th
. Pearson Prentice
Hall. New Jersey.
Gasperz, V. 2004. Manajemen
Produktivitas Total : Strategi
Peningkatan Produktivitas Bisnis
Global. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Herman, R.T.,Faisal S.,Rhiren R.M. 2008.
Pengukuran Produktivitas
Berdasarkan Model Mundel dan
APC Untuk Menciptakan
Keunggulan Biaya Produksi ( Studi
Kasus : PT. ITS Jakarta). Jakarta.
Jannah, M., Muhammad F, Rakhmawati.
2011. Pengambilan Keputusan
Untuk Pemilihan Supplier Bahan
Baku Dengan Pendekatan Analytic
Hierarchy Process di PR Pahala
Sidoarjo. Jurnal Agrointek Universitas
Trunojoyo. 5(2): 88-97.
Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan
Pengendalian Manajemen. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta.
Pujotomo, D, Haryom S., Halimah, N. 2008.
Analisis Pengukuran Produktivitas
Pada CV. Citra Jepara Furniture.
Jurnal Teknik Industri UNDIP. 3(1):
26-34
Purnama, R. 2008. Pengaruh Motivasi
Kerja Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan Pada Bagian
Produksi CV. Epsilon Bandung.
10
Jurnal Pendidikan Manajemen Bisnis.
7(14).
Purnomo, H. 2004. Pengantar Teknik
Industri. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen
Sumber Daya Manusia. PT. Bumi
Aksara. Jakarta.
Sinungan, M. 2005. Produktivitas Apa dan
Bagaimana. PT. Bumi Aksara,
Jakarta.
Suliantoro, H. Arvianto, A. Kusumo, P.S.
2006. Analisa dan Evaluasi
Produktivitas Melalui Pendekatan
The American Productivity Center
Model ( APC ) ( Studi Kasus Di
PT. Gradia Husada Farma ). Jurnal
Teknik Industri UNDIP 2(1).
Supandi. 2005. Manajemen Perawatan
Industri. Ganeca Exact. Bandung.