analisis potensi ekonomi kabupaten dan kota di...

184
ANALISIS POTENSI EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Aditya Nugraha Putra NIM : 109084000070 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Upload: vuongthuy

Post on 10-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS POTENSI EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Aditya Nugraha Putra

NIM : 109084000070

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Aditya Nugraha Putra

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta Pusat, 16 Oktober 1991

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

4. Agama : Islam

5. Alamat : Pondok Timur Indah II, Jalan Galaksi 5, No. 118,

Mustikasari, Mustika Jaya, Bekasi, Jawa Barat

6. Telepon : 08998276783/085717227852/02191897054

7. Email : [email protected]

B. PENDIDIKAN FORMAL

1. TK Aulia Bekasi, 1995-1997

2. SDN Mustika Jaya 2 Bekasi, 1997-2003

3. SMPN 26 Bekasi, 2003-2006

4. SMAN 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, 2006-2009

C. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. 2006-2007 Kursus Bahasa Inggris di LPIA, Bekasi

2. 2006-2009 Latihan Tae Kwon Do, Bekasi

3. 2008-2009 Kusus BKB Nurul Fikri, Bekasi

4. 2011-2012 Kursus Bahasa Arab di Lughatuna Language Center, Bekasi

vii

D. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Sencoko

2. Ibu : Paryati

3. Alamat : Pondok Timur Indah II, Jalan Galaksi 5, No. 118,

Mustikasari, Mustika Jaya, Bekasi, Jawa Barat

4. Telepon : 08567699825

5. Anak ke : 1(satu) dari 2 (dua) bersaudara

viii

ABSTRACT

The study was backed by the excellent potential of the phenomenon by

the classification as well as the County/city in the Yogyakarta special region

province have not been identified and utilized optimally for the development

of construction. This study aims to find out and analyse sectors base/top

which has a competitive advantage and specialization in each

kabupaten/kota, as well as determine priority regions and sectors of the

typology of the base for the development of the construction of Regency/city.

The Data used in this study is secondary data in the period 2006-

2010. Data sourced from BPS Province BPS regency/town in Province of

DIY, and also Bappeda Province of DIY. The Analysis Model used the

analysis of LQ, Shift-Share, Typology Klassen and growth Ratio Model

(MRP).

The results of this research concluded that the district/city has the

potential of each according to its condition. Agricultural Sector, mining and

quarrying Sector, manufacture sevtor, and services sector still represent

dominant bases sector because its 3 regency have bases / pre-eminent in this

sector; While other sectors varied. The electricity, gas and clean water, and

transportation and communication sector only owned by Yogyakarta Town as

well as the city of the most numerous having sector basis same as district

sleman ( 5 sector base ).

The city of Yogyakarta which are classified into fast forward and fast-

growing. Then the Sleman Regency which are classified into fast-growing

areas. Three other regencies terklasifikasi into the relative left behind. from

the results of the analysis of LQ, Shift-Share, Klassen thypology and sectoral

growth Typology can be determined regency/city priority development sectors

flagship owned. Yogyakarta city and Regency of gunung Kidul have first

priority to the development of all sectors of the area of the base.

Keywords: GDP, Location Analysis and Shift Share Quetiont. Priority

Development

ix

ABSTRAK

Studi ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena potensi unggulan serta

klasifikasi daerah kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta belum

teridentifikasi dan dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan

pembangunan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis sektor-

sektor basis/unggulan yang mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di

masing-masing kabupaten/kota, serta menentukan tipologi daerah dan prioritas

sektor basis guna pengembangan pembangunan kabupaten/kota.

Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam kurun

waktu tahun 2006-2010. Data bersumber dari BPS Provinsi, BPS kabupaten/kota.

Serta Bappeda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Model analisis yang

digunakan yakni Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Klassen serta Model Rasio

Pertumbuhan (MRP).

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kabupaten/kota mempunyai

potensi masing-masing sesuai dengan kondisinya. Sektor Petanian, Sektor

pertambangan dan penggalian, sektor Industri pengolahan serta sektor jasa-jasa

merupakan sektor basis yang dominan di Provinsi DIY karena 3 Kabupatennya

mempunyai basis/unggulan di sektor ini; sedangkan sektor lainnya bervariasi

khusus sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor pengangkutan dan komunikasi

hanya dimiliki Kota Yogyakarta sekaligus sebagai Kota yang paling banyak

memiliki sektor basis sama seperti Kabupaten Sleman (5 Sektor basis).

Kota Yogyakarta masuk dalam Tipologi daerah cepat maju dan cepat

tumbuh. Kemudian Kabupaten Sleman yang masuk dalam Tipologi daerah

berkembang cepat. Tiga kabupaten lainnya masuk dalam tipologi daerah relative

tertinggal. Dari hasil analisis LQ, Shift-Share, Tipologi daerah dan pertumbuhan

sektoral dapat ditentukan kabupaten/kota yang menjadi prioritas pengembangan

sektor-sektor unggulan yang dimiliki. Kota Yogyakarta dan Kabupaten gunung

Kidul mempunyai prioritas pertama untuk pengembangan wilayah atas semua

sektor basis yang dimilikinya.

Kata kunci : PDRB, Analisis Location Quetiont dan Shift Share, Prioritas

Pembangungan

x

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat

Allah Ta’ala yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan kasih sayang-

Nya kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad

Shollallahu’alaihi Wassalam sang pembawa risalah islam, pembawa syafaat bagi

ummatnya dihari akhir kelak.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan

saran dan kritik yang dapat membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan

skripsi ini. Disamping itu, dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan. Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak

yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Semoga menjadi amal baik dan

dibalas oleh Allah Ta’ala dengan balasan yang lebih baik. Secara khusus,

apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikain kepada:

1. Ayahanda Sencoko dan Ibunda Paryati atas doa dan kasih sayang yang tidak

terbatas kepada peneliti hingga saat ini. Banyak hal yang sampai saat ini tidak

dapat peeneliti berikan untuk mereka. Semoga Allah Ta’ala selalu menyayangi

keduanya sebagaimana keduanya menyayangi peneliti.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS,. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan

meluangkan waktu untuk membaca, mengoreksi dan mengarahkan penulis

selama penulisan skripsi.

3. Bapak Zuhairan Yunmi Yunan SE, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang

telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terimakasih bapak

atas jasa dan support serta selama ini sangat baik kepada saya, mudah ditemui,

mudah.

xi

4. Bapak Dr. Lukman, M.Si selaku Ketua jurusan Ilmu Ekonomi Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Utami Baroroh, M.Si selaku Sekretaris jurusan Ilmu Ekonomi Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Kepada Bapak Lukman, Bapak Darmajaya, dan Ibu Utami Baroroh penguji

ujian komprehensif yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan soal

dan juga nilainya.

7. Seluruh Staf dan karyawan/karyawati khususnya Ibu Siska dan Bapak Ajis

yang telah membantu penulis dalam hal – hal akademik sehingga dapat

dilancarkan segala urusan penulis saat ini

8. Bonita dan Chandra sebagai adikki paling teramat banyak bantuannya sampai –

sampai tidak dapat disebutkan apa saja yang sudah diberikannya

olehnya,terima kasih.

9. Keluarga besar IESP (Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan) seluruh

angkatan, khususnya angkatan 2009 : kelas B yaitu Gery, Raihan, Udin, Aziz

dan semua teman dari kelas B yang lain.

Kami berharap skripsi ini menjadi konstribusi serta menambah pustaka dan

referensi bagi semua pihak yang membutuhkan. Saran dan masukan dari para

pembaca untuk perbaikan ketidaksempurnaan skripsi ini sangat diharapkan.

Jazákumullah Khoiron.

Bekasi, Mei 2013

Aditya Nugraha Putra

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… I

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………….... II

HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………. III

DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………… VI

ABSTRACT ………………………….…………………………………… VIII

ABSTRAKSI ………………………….………………………………….. IX

KATA PENGANTAR ………………………….………………… ……... X

DAFTAR ISI ………………………….………………………………….. XII

DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. XVII

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. XIX

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………... XX

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ……………………………... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................ 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …................................... 11

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ... 13

1. Teori Pembangunan Ekonomi Daerah ………............ 13

a. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory) … 13

b. Teori Lokasi …………………………………….. 14

c. Teori Tempat Sentral …………………………… 16

d. Teori Kausasi Kumulatif ………………………... 16

e. Model Daya Tarik (Attraction) …………………. 17

2. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah …………... 17

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah ……………… 18

a. Teori Adam Smith ……………………………… 18

b. Teori Whilt Whitman Rostow ………………….. 19

xiii

c. Teori Harrod Domar dalam Sistem Regional …... 19

d. Teori Thomas Robert Malthus ………………….. 20

4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ………... 21

5. Analisis Shift-Share ………………………………... 22

6. Tipologi Ekonomi Regional ……………………….. 23

B. Penelitian Sebelumnya .................................................... 24

C. Kerangka Berpikir ........................................................... 29

BAB III : METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................... 31

B. Metode Penentuan Sampel ……………………………. 32

C. Metode Pengumpulan Data ............................................. 32

1. Field Research ........................................................... 32

2. Library Research ....................................................... 33

D. Metode Analisis .............................................................. 33

1. Analisis Location Quotient (LQ) ............................... 33

2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) .............. 35

3. Analisis Overlay......................................................... 37

4. Analisis Shift-Share (S-S) ......................................... 40

5. Penentuan Tipologi Daerah........................................ 44

6. Penentuan Prioritas Sektor Basis untuk Pembangunan

Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta ..... 46

E. Operasional Variabel Penelitian ..................................... 47

1. Potensi Ekonomi ........................................................ 47

xiv

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ............... 47

3. Pertumbuhan Ekonomi .............................................. 48

4. Pendapatan Perkapita ................................................. 48

5. Sektor-Sektor Ekonomi ............................................. 48

6. Kegiatan Ekonomi...................................................... 49

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian …………………... 50

1. Pembentukkan Provinsi DIY ..................................... 50

2. Letak Geografis ......................................................... 50

3. Demografi .................................................................. 52

4. Kondisi Perekonomian Provinsi DIY ........................ 53

B. Pembahasan ……………………………………………. 57

1. Sektor-Sektor Basis di Masing-masing Kabupaten/Kota 57

a. Sektor Pertanian .................................................... 57

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian .................. 59

c. Sektor Industri Pengolahan ................................... 60

d. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ...................... 61

e. Sektor Bangunan ................................................... 62

f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ............. 63

g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ................. 64

h. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 65

i. Sektor Jasa-Jasa .................................................... 66

2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) ……….. 68

xv

a. Analisis MRP Kabupaten Kulon Progo ................ 70

b. Analisis MRP Kabupaten Bantul .......................... 71

c. Analisis MRP Kabupaten Gunung Kidul ............. 72

d. Analisis MRP Kabupaten Sleman ........................ 74

e. Analisis MRP Kota Yogyakarta ........................... 75

3. Hasil Analisis Shift-Share Tentang Keunggulan Komparatif

dan Spesialisasi .......................................................... 78

4. Analisis Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi DIY

................................................................................... 83

5. Prioritas Wilayah Untuk Pengembangan Pembangunan 86

a. Prioritas Sektor Pertanian ..................................... 86

b. Prioritas Sektor Pertambangan dan Penggalian … 87

c. Prioritas Sektor Industri Pengolahan .................... 88

d. Prioritas Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ........ 88

e. Prioritas Sektor Bangunan .................................... 88

f. Prioritas Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 89

g. Prioritas Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .. 90

h. Prioritas Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan ……………….................................... 90

i. Prioritas Sektor Jasa …………………………… 91

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................... 95

B. Saran ............................................................................... 97

xvi

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 99

LAMPIRAN ……………………………………………………………… 101

xvii

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1.1 Perbandingan Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Provinsi se

Jawa Tahun 2010 4

1.2 Perbandingan PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan

Ekonomi Provinsi se Jawa Tahun 2004 dan 2008 Atas Dasar

Harga Konstan 2000 5

1.3 PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut

Kabupaten/Kota di Propinsi DIY Atas Dasar Harga Konstan

2000 7

2.1 Tipologi Daerah 24

2.2 Penelitian-Penelitian Sebelumnya Tahun 2007-2010 26

4.1 Luas Wilayah Kabupaten/Kota Di Provinsi DIY Tahun 2010 51

4.2 Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi

DIY Tahun 2008-2010 52

4.3 Struktur Ekonomi Provinsi DIY Menurut Lapangan Usaha Atas

Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010 (Persentase) 54

4.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Propinsi DIY Tahun 2007-2010

(persentase) 55

4.5 PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan PDRB

Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan 2000 Propinsi DIY

Tahun 2010 56

4.6 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor

Pertanian Tahun 2005-2010 58

4.7 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor

Pertambangan dan Penggalian Tahun 2005-2010 60

4.8 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor

Industri Pengolahan Tahun 2005-2010 61

4.9 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor

Listrik, Gas, dan Air Bersih Tahun 2005-2010 62

4.10 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor

Bangunan Tahun 2005-2010 63

4.11 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor 64

xviii

Perdagangan, Hotel, dan Restoran Tahun 2005-2010

4.12 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor

Pengangkutan dan Komunikasi Tahun 2005-2010 65

4.13 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Tahun 2005-2010 65

4.14 Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Jasa-

Jasa Tahun 2005-2010 67

4.15 Hasil Kompilasi Analisis LQ di Provinsi DIY Tahun 2005-2010 68

4.16 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Kulon

Progo Tahun 2005-2010 71

4.17 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Bantul

Tahun 2005-2010 72

4.18 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Gunung

Kidul Tahun 2005-2010 74

4.19 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Sleman

Tahun 2005-2010 75

4.20 Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Kota

Yogyakarta Tahun 2005-2010 76

4.21 Hasil Analisis Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan

Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten/Kota Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta 82

4.22 Analisis Tipologi Klassen Kabupaten/Kota di Provinsi DIY

Periode 2005-2010 86

4.23 Prioritas Untuk Sektor Pertanian dilihat dari Analisis LQ, Shift-

Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-

2010 87

4.24 Prioritas Untuk Sektor Pertambangan dan Penggalian dilihat

dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan

Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010 87

4.25 Prioritas Untuk Sektor Industri Pengolahan dilihat dari Analisis

LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral

Tahun 2005-2010 88

4.26 Prioritas Untuk Sektor Bangunan dilihat dari Analisis LQ, Shift-

Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-

2010 89

xix

4.27 Prioritas Untuk Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran dilihat

dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan

Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010 90

4.28 Prioritas Untuk Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi

Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010 91

4.29 Prioritas Untuk Sektor Jasa-Jasa dilihat dari Analisis LQ, Shift-

Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-

2010 91

4.30 Prioritas Pengembangan Pembangunan Sektor Basis di Provinsi

DIY Tahun 2005-2010 92

xx

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pemikiran 30

3.1 Klasifikasi Tipologin Klassen 45

4.1 Peta Pulau Jawa 51

4.2 Skema Tipologi Daerah Provinsi DIY Tahun 2005-2010 85

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

I Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah) 101

II Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah) 102

III Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bantul Tahun

2005 – 2010 (Juta Rupiah) 103

IV Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Gunung Kidul

Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah) 104

V Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sleman Tahun

2005 – 2010 (Juta Rupiah) 105

VI Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

2000 Menurut Lapangan Usaha Kota Yogyakarta Tahun 2005

– 2010 (Juta Rupiah) 106

VII Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Kulon Progo 107

VIII Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Bantul 110

IX Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Gunung

Kidul 113

X Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Sleman 116

XI Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Yogyakarta 119

XII Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten

Kulon Progo 122

XIII Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten

Bantul 125

xxii

XIV Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten

Gunung Kidul 128

XV Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten

Sleman 131

XVI Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kota Yogyakarta 134

XVII Perhitungan Rasio Pertumbuhan Referensi (RPr) Provinsi

DIY 137

XVIII Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan

Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Kulon Progo 140

XIX Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan

Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Bantul 144

XX Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan

Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Gunung Kidul 148

XXI Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan

Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Sleman 152

XXII Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan

Spesialisasi menurut Sektor di Kota Yogyakarta 156

XXIII Perhitungan Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi

DIY (Pertumbuhan %) 160

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan nasional di negara-negara yang mayoritas penduduknya

muslim pada umumnya terfokus pada pembangunan ekonomi dengan

memprioritaskana upaya pembangunan dan peningkatan kesejahteraan yang

menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat berkaitan

erat dengan peningkatan kualitas dan standar hidup yang diukur antara lain

melalui Produk Domestik Bruto (PDB) pada tingkat nasional dan Produk

Domestik Regional Bruto pada tingkat daerah baik provinsi, kabupaten

maupun kota.

Indonesia yang masyarakatnya mayoritas Muslim melaksanakan

pembangunan tidak terlepas dari pandangan tersebut. Pembangunan nasional

harus memperhatikan kondisi masyarakat (mayoritas Muslim). Namun

demikian tetap harus memperhatikan minoritas yang sama-sama mempunyai

hak dalam menikmati hasil pembangunan. Selain itu, pembangunan nasional

juga harus memperhatikan kondisi daerah-daerah diseluruh Indonesia karena

pembangunan daerah tidak bisa disamaratakan dengan alasan perbedaan

karakteristik, budaya, keadaan sosial dan sebagainya. Maka dari itu,

keberhasilan pembangunan nasional bisa terlihat dari pembangunan daerah-

daerah yang ada.

Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana

pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan

2

membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor

swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah

tersebut (Arsyad, 2002:108). Masalah pokok dalam pembangunan daerah

terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang

didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous

development) dengan menggunakan potensi sumberdaya fisik secara lokal

(daerah). Dengan perencanaan yang baik dan kebijakan yang tepat akan

mempengaruhi keberhasilan pembangunan ekonomi daerah tersebut. Todaro

mengatakan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi ditunjukkan oleh tiga

nilai pokok yaitu berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan pokoknya, meningkatkan rasa harga diri, dan meningkatkan

kemampuan masyarakat untuk memilih. Namun begitu harus diperhatikan

bahwa pembangunan ekonomi tanpa pembangunan moral masyarakatnya dari

sisi agama akan menjadi salah satu penyebab tidak berkembangnya

pembangunan tersebut.

Sudah dua belas tahun Indonesia menghadapi perubahan kondisi

pembangunan secara keseluruhan. Pemerintahan dan pembangunan diseluruh

Indonesia sudah memasuki otonomi daerah yang memiliki hakikat bahwa

pengelolaan pembangunan diserahkan oleh pemerintah pusat kepada

pemerintah daerah. Perubahan sistem pemerintahan dan pengelolaan

pembangunan daerah serta terjadinya globalisasi kegiaatan ekonomi tersebut

tentunya akan menimbulkan perubahan yang cukup drastis dalam pengelolaan

3

pembangunan daerah. Pola pembangunan daerah yang selama ini cenderung

seragam mulai berubah dan bervariasi. Oleh sebab itu pembangunan ekonomi

daerah tergantung pada potensi dan permasalahan pokok yang dialami oleh

daerah yang bersangkutan (Sjafrizal, 2008:229).

Arsyad (2002) mengatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan

ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan

barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang

menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk

diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan menciptakan peluang kerja

(job creation). Jika dilihat dari kemakmuran suatu daerah, maka daerah satu

tidak akan sama dengan daerah yang lainnya walaupun dalam satu provinsi.

Kaum klasik berpandangan bahwa daerah yang memiliki atau kaya SDA akan

lebih maju dan masyarakatnya lebih makmur dibandingkan daerah yang miskin

SDA (Emilia, 2006). Perbedaan SDA tersebut merupakan modal awal dalam

pembangunan yang selanjutnya harus terus dikembangkan. Selain

mengandalkan SDA yang ada dibutuhkan juga sinergi dengan faktor-faktor lain

sepeti SDM yang mengelola SDA, teknologi sebagai alat “tools” untuk

mengelola SDA. Sehingga akan dihasilkan barang dan jasa yang baik dan

berkualitas, yang akhirnya berdampak pada pendapatan daerah tersebut.

Seketika tejadi multiplier effect dalam kegiatan perekonomian dan perputaran

uang akan terjadi.

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai salah satu provinsi yang ada

di pulau Jawa, merupakan provinsi terkecil kedua di pulau Jawa setelah DKI

4

Jakarta bila ditinjau dari segi luas wilayah. DIY mempunyai luas wilayah

sebesar 3185,80 km2 sedangkan provinsi DKI Jakarta hanya sebesar 664,01

km2, provinsi yang paling besar luas wilayahnya di pulau jawa yaitu Jawa

Timur dengan luas wilayah 47.799,75 km2, kemudian provinsi Jawa Barat

dengan luas wilayah sebesar 35.377,76 km2 dan provinsi Jawa Tengah

mempunyai luas wilayah 32800,69 km2 serta provinsi Banten yang memiliki

luas wilayah sebesar 9.662,92 km2. Namun demikian dengan luas wilayah yang

relatif kecil DIY memiliki jumlah penduduk yang tidak banyak yaitu sebesar

3.457.491 jiwa berbeda jauh dengan propinsi DKI Jakarta dengan luas wilayah

yang kecil dengan jumlah penduduk sebanyak 9.607.787 jiwa, seperti yang

terlihat dalam Tabel 1.1 berikut:

Tabel.1.1.

Perbandingan Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Provinsi se-Jawa

Tahun 2010

No Wilayah Luas Wilayah

(km2)

Jumlah Penduduk

(jiwa)

1 DKI Jakarta 664,01 9.607.787

2 Jawa Barat 35.377,76 43.053.732

3 Banten 9.662,92 10.632.166

4 Jawa Tengah 32.800,69 32.382.657

5 DIY 3185,80 3.457.491

6 Jawa Timur 47.799,75 37.476.757

Sumber data: BPS-Statistik Indonesia 2011

Provinsi DIY mempunyai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

yang paling rendah yakni hanya sebesar Rp. 5009 milyar pada tahun 2004 dan

tahun 2008 sebesar Rp. 19.212,5 milyar atau berada diurutan paling bawah

setelah Provinsi Banten dengan PDRB-nya sebesar Rp. 68.802,9 milyar tahun

2008 dan Propinsi Jawa Tengah sebesar Rp. 168.034,5 milyar pada tahun

2008. Laju pertumbuhan ekononomi DIY sebesar 5,03%, jauh dari laju

5

pertumbuhan provinsi lainnya di pulau jawa seperti Jawa Barat dengan 6,21%

dan DKI Jakarta dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 6,23%. Hal inilah yang

harus dilakukan Pemda DIY untuk meningkatkan pertumbuhan agar tidak

tertinggal jauh dari provinsi lainnya seperti ditunjukkan dalam tabel.1.2.

Tabel.1.2.

Perbandingan PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan ekonomi

Propinsi se Jawa tahun 2004 dan 2008 atas dasar harga konstan 2000

No Wilayah

PDRB

Thn 2004

(miliar

Rp)

PDRB Thn

2008

(miliar Rp)

PDRB/kap

Thn 2008

(ribu Rp)

Laju

Pertumbuhan

Ekonomi

(%)

1 DKI Jakarta 31.832,2 353.723,4 37.782,5 6,23

2 Jawa Barat 5.957,0 291.205,8 7.005,5 6,21

3 Banten 6.011,8 68.802,9 6.814,3 5,77

4 Jawa Tengah 4.172,7 168.034,5 5.220,7 5,61

5 DIY 5.009,0 19.212,5 5.662,4 5,03

6 Jawa Timur 6.639,7 305.538,7 8.264,0 6,16

Sumber: BPS-Statistik Indonesia 2011

Sebuah hasil studi tentang anatomi makro ekonomi regional di provinsi

DIY menunjukkan bahwa pertumbuhan Propinsi DIY masih di bawah

pertumbuhan nasional yakni berkisar antara 3,70% sampai 5,02% (Ma’ruf,

2009).

Bencana alam terjadi di salah satu kabupaten di DIY yaitu Kabupaten

Bantul pada tahun 2006 dan berkelanjutan hingga tahun 2010 di Kabupaten

Sleman. Seiring dengan terjadinya bencana alam di daerah tersebut jelas

mempengaruhi DIY secara keseluruhan. Ini memiliki dampak yang besar

terhadap kegiatan ekonomi di daerah karena bencana alam dapat menimbulkan

dampak langsung berupa kematian, kerugian materiil, rusaknya sektor-sektor

6

ekonomi seperti yang terjadi di Kabupaten bantul 2006 yang lalu. Hal ini jelas

memperparah kondisi ekonomi daerah meskipun saat ini DIY berada dalam

taraf pemulihan dari adanya bencana alam yang sering melanda.

Dengan adanya otonomi daerah, setiap daerah kabupaten/kota dituntut

untuk mandiri mengurus rumah tangganya sendiri. Salah satu indikatornya

melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD merupakan hasil murni yang

didapatkan oleh suatu daerah. Semakin besar PAD, maka menunjukkan

kemandirian daerah tersebut. Untuk meningkatkan PAD nya yang nanti akan

berpengaruh terhadap PDRB, maka pemerintah daerah harus terus menggali

potensi ekonomi yang ada. Salah satunya dengan memanfaatkan warisan alam

untuk pariwisata yang ada di Provinsi DIY dan selalu mensyukuri pemberian

dari Allah Ta’ala sehingga nikmat tersebut akan ditambah oleh Allah Ta’ala.

Di Provinsi DIY terdapat empat kabupaten dan satu kota dimana

tentunya setiap kabupaten dan kota masing-masing mempunyai potensi

ekonomi yang khas sesuai keadaan daerahnya masing-masing sehingga akan

mempunyai PDRB, tingkat pertumbuhan dan prioritas sektoral yang berbeda-

beda pula seperti yang terlihat dalam Tabel.1.3. berikut ini.

7

Tabel.1.3.

PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota di

Propinsi DIY Atas Dasar Harga Konstan 2000

No Kabupaten/Kota

PDRB

tahun 2005

(Juta Rp)

Perse

ntase

(%)

PDRB

Tahun 2009

Perse

ntase

(%)

Laju

pertumb

uhan

ekonomi

rata-rata

(%)

1 Kulonprogo 1.465.477 9,05 1.728.304 8,62 4,31

2 Bantul 3.080.313 19,02 3.779.948 18,85 3,98

3 Gunungkidul 2.613.269 16,14 3.197.365 15,95 4,11

4 Sleman 4.837.435 29,88 6.099.557 30,42 4,74

5 Yogyakarta 4.194.945 25,91 5.244.851 26,16 4,56

DIY 16.191.439 100 20.050.025 100 4,41

Sumber Data: BPS-DIY Dalam Angka 2010

Tabel di atas memperlihatkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di

masing-masing Kabupaten/Kota tahun 2005-2009 terdapat kabupaten yang

mempunyai laju pertumbuhan ekonomi rata-rata terendah dalam kurun waktu

lima tahun dibandingkan kabupaten lainnya berada di bawah 4% yaitu

Kabupaten bantul sebesar 3,98%.

Hal ini memerlukan perhatian yang cukup serius dari pemerintah DIY

terutama Pemda Kabupaten Bantul. Meskipun diketahui bahwa untuk

kabupaten Bantul kemunduran ekonominya lebih dipengaruhi oleh adanya

bencana alam yang melanda pada tahun 2006 sehingga pertumbuhan ekonomi

pada saat itu hanya sebesar 2,02 %. Gempa yang melanda Kabupaten Bantul

membuat lumpuh sektor-sektor ekonomi yang ada. Perhatian dan

pengembangan pembangunannya perlu direncanakan kembali sesuai dengan

potensi yang dimiliki daerah tersebut dan antisipasi bencana harus disiapkan.

8

Selain bencana alam yang menjadi salah satu masalah di Provinsi DIY,

ada beberapa masalah lain yang berhubungan dengan potensi ekonomi itu

sendiri. Setiap tahun terjadi pertumbuhan ekonomi di masing-masing

kabupaten/kota, namun belum diketahui sektor apa saja yang menjadi sektor

basis sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut. Hal ini

penting dan bagian dari identifikasi potensi ekonomi.

Masalah selanjutnya, dari pertumbuhan ekonomi yang ada belum

diketahui sektor ekonomi yang memiliki potensi daya saing kompetitif dan

komparatif. Sehingga pertumbuhan yang ada hanya terbatas pada nagka-angka

kuantitatif saja. Untuk itu setelah sektor basis diketahui, dilanjutkan dengan

identifikasi sektor-sektor yang memiliki potensi daya saing kompetitif dan

komparatif.

Tidak hanya itu, masalah lain yang harus diselesaikan agar pertumbuhan

ekonomi tidak hanya sebatas angka-angka dan memiliki arti penting adalah

dengan mengidentifikasi sektor ekonomi yang memiliki potensidaya saing

kompetitif dan spesialisasi. Ini menjadi penting, dikarenakan potensi yang

belum diketahui keunggulannya sulit dikembangkan. Namun jika sudah

diketahui sektor mana saja yang memiliki potensi masing-masing, maka

pemerintah bisa mengambil sikap dan kebijakan terhadap sektor-sektor tersebut

dengan lebih tepat.

Masalah yang melanda Provinsi DIY berhubungan dengan potensi

ekonomi yaitu belum diketahui daerah masing-masing kabupaten.kota yang

digunakan untuk memacu pengembangan pembangunan. Dengan adanya

9

otonommi daerah, semua kabupaten/kota berjalan sendiri-sendiri membangun

daerahnya. Tapi Provinsi memiliki peran sebagai kordinasi antar

kabupaten/kota sehingga Provinsi harus mengetahui daerah mana yang bisa

dijaidkan contoh untuk memacu pengembangan pembangunan.

Masalah terakhir yang penting yaitu belum adanya prioritas sektor basis

dalam pengembangan pembangunan. Sembilan sektor yang dimiliki oleh

kabuaten/kota memiliki program dalam kegiatan ekonominya. Namun tidak

semua dapat dijalankan serentak. Hal ini terkendala oleh anggaran yang

dialokasikan, kemudian RPJMD dan “urgensi” program tersebut. Untuk itu

prioritas penentuan sektor basis harus dilaksanakan dengan harapan pemerintah

dengan kebijakanya dan keterbatasan anggarannya memprioritaskan sektor-

sektor basis.

Meskipun laju pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir di

kabupaten/kota yang lain cukup baik, namun masing-masing kabupaten/kota

harus lebih meningkatkan PDRB nya. Agar hasil pendapatan daerah berkah

untuk rakyat setempat, perlu dihindari kegiatan ekonomi atau sektor-sektor

yang haram, bertentangan dengan syariat Islam serta merugikan orang banyak.

Pemda harus kreatif dan inovatif untuk memanfaatkan potensi ekonomi yang

ada. Karena masih banyak potensi yang dimiliki belum dimanfaatkan secara

optimal. Sehingga kabupaten/kota di DIY menemukan dan mengetahui sektor-

sektor yang unggul di daerahnya.

Banyaknya provinsi serta kabupaten/kota di Indonesia yang meyebar dari

Sabang sampai Merauke dan beragamnya potensi daerah yang berbeda

10

diperlukan perhatian yang serius dalam upaya pengembangan pembangunan

oleh Pemerintah. Tidak setiap daerah memiliki potensi ekonomi yang sama,

untuk itu penelitian dan studi lanjutan secara terus-menerus harus dilakukan

agar pembangunan di daearah lebih cepat dan sesuai dengan keadaan daerah

tersebut. Pemerintah juga harus menjaga agar potensi-potensi tersebut tidak

dikuasai pihak asing dengan sesukanya sehingga akan berdampak merugikan

daerah tersebut.

Dari uraian diatas maka diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui

potensi serta identifikasi sektor-sektor ekonomi daerah kabupaten dan kota

yang berada dalam wilayah DIY sebagai pedoman dalam merumuskan

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi di era otonomi daerah. Peneliti mengambil judul penelitian “Analisis

Potensi Ekonomi Kabupaten dan Kota di Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY)”.

B. Perumusan Masalah

Provinsi DIY termasuk daerah yang perekonomiannya paling rendah

dibandingkan dengan lima provinsi lainnya yang setara di Jawa yakni DKI

Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Banten, yang tercermin dari

tingkat Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB)nya (lihat Tabel 1.2.).

Demikian pula dengan volume ekspornya. Hal ini disebabkan belum

optimalnya pemgembangan potensi daerah. Mengacu pada latar belakang

masalah yang telah dikemukakan, maka masalah yang akan dikaji adalah:

11

1. Sektor basis ekonomi apa saja yang dapat meningkatkan pertumbuhan

ekonomi masing-masing bagi kabupaten/kota di Provinsi DIY;

2. Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing kompetitif

dan komparatif bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY;

3. Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing kompetitif

dan spesialisasi bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY;

4. Daerah mana yang dapat digunakan untuk memacu pengembangan

pembangunan.;

5. Bagaimana penentuan prioritas sektor basis untuk pengembangan

pembangunan di DIY ditiap kabupaten/kota.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi ekonomi dan

mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi di masing-masing kabupaten/kota di

wilayah DIY dengan cara:

1. Mengetahui sektor basis ekonomi apa saja yang dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi masing-masing bagi kabupaten/kota di Provinsi DIY;

2. Mengetahui Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing

kompetitif dan komparatif bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi

DIY;

3. Mengetahui Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing

kompetitif dan spesialisasi bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi

DIY

12

4. Menganalisis tipologi masing-masing daerah berdasarkan potensi yang

dimilikinya.

5. Menentukan priorotas sektor basis guna pengembangan pembangunan di

DIY umumnya serta Kabupaten dan Kota Khususnya.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi, informasi

dan pedoman bagi pengambil kebijakan serta peneliti lainnya yang berminat

dibidang ini:

1. Memudahkan pemerintah provinsi DIY membuat perencanaan kebijakan

pembangunan ekonomi daerah baik jangka pendek, jangka menengah,

maupun jangka panjang berdasarkan potensi ekonomi dan tipologi yang

dimiliki tiap kabupaten/kota.

2. Sebagai bahan informasi untuk dipertimbangkan oleh pemerintah DIY

tentang kinerja masing-masing sektor.

3. Menambah referensi tentang pertumbuhan ekonomi di suatu daerah untuk

dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan studi-studi selanjutnya.

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang berkenaan dengan Variabel yang diambil

1. Teori Pembangunan Ekonomi Daerah

a. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)

Teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama

pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung

dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah (Arsyad, 2002:116).

Teori basis ini digolongkan ke dalam dua sektor yaitu sektor basis dan

sektor non basis.

Sektor basis merupakan sektor yang melakukan aktifitas

berorientasi ekspor keluar batas wilayah perekonomian yang

bersangkutan. Sektor basis memiliki peran penggerak utama (primer

mover) dalam pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu

wilayah semakin maju pertumbuhan wilayah. Setiap perubahan yang

terjadi pada sektor basis menimbulkan efek ganda dalam perekonomian

regional.

Sedangkan sektor non basis adalah sektor yang menyediakan

barang dan jasa untuk masyarakat di dalam batas wilayah perekonomian

bersangkutan. Luas lingkup produksi dan pemasaran bersifat lokal. Inti

dari teori ini adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah

ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut.

14

Strategi pembangunan daerah yang muncul berdasarkan teori ini

adalah penekanan terhadap arti penting bantuan (aid) kepada dunia usaha

yang mempunyai pasar secara nasional maupun internasional.

implementasi kebijakannya mencakup pengurangan hambatan/batasan

terhadap perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor yang ada dan

akan didirikan di daerah tersebut.

Untuk menganalisis basis ekonomi suatu wilayah digunakan

analisis Location Quotient (LQ). LQ digunakan untuk mengetahui

seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan dengan cara

membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah tersebut

dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian

regional (Emilia, 2006:24).

LQ menggunakan rasio total nilai PDRB disuatu daerah

(kabupaten/kota) dibandingkan dengan rasio PDRB pada sektor yang

sama di wilayah referensi (provinsi/nasional).

b. Teori Lokasi

Alfred Weber seorang ahli ekonomi Jerman menulis buku berjudul

Uber den Standort der Industrien pada tahun 1909. Buku ini

diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1929 oleh C.J.Friedrich

dengan judul Alfred Weber’s Theory of Location of Industries (Tarigan,

2005:96). Teori yang dipelopori oleh Weber ini khusus untuk kegiatan

industri pengolahan. Sehingga teori ini sangat terkait dengan

pengembangan kawasan industri. Untuk lebih mendalami digunakan

15

pendekatan Least cost analysis dalam penerapannya. Teori ini

mengemukakan mengenai perusahaan yang meminimumkan biaya

dengan cara pemilihan lokasi yang strategis dan mendekati pasar.

Strategis dalam arti mudah dalam mendapatkan bahan baku dan mudah

dalam distribusi barang atau jasa.

Analisis least cost ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok

yaitu lokasi pasar dan sumber bahan baku, sebahagian bahan baku adalah

localized materials, tidak terjadi perubahan teknologi serta ongkos

transportasi tetap. Weber menyimpulkan bahwa lokasi optimum dari

suatu perusahaan industri umumnya terletak dimana permintaan

terkonsentrasi atau sumber bahan baku. Bila suatu perusahaan industri

memilih lokasi pada salah satu dari kedua tempat tersebut, maka ongkos

angkut untuk bahan baku dan hasil produksi akan dapat diminimumkan

dan keuntungan aglomerasi yang ditimbulkan dari adanya konsentrasi

perusahaan pada suatu lokasi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin

(Emilia, 2006:16).

Banyak variabel yang mempengaruhi kualitas atau suitabilitas

suatu lokasi misalnya upah tenaga kerja, biaya energi, ketersediaan

pemasok, komunikasi, fasilitas-fasilitas pendidikan dan latihan (diklat),

kualitas pemerintah daerah dan tanggung jawabnya serta sanitasi

(Arsyad, 2002:116).

16

c. Teori Tempat Sentral

Teori tempat sentral (central place theory) menganggap bahwa ada

hirarki tempat (hierarchy of places). Setiap tempat sentral didukung oleh

sejumlah tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumberdaya

(industri dan bahan baku). Tempat sentral tersebut merupakan suatu

pemukiman yang menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang

mendukungnya.

Teori ini bisa diterapkan pada pembangunan ekonomi daerah, baik

di perkotaan maupun di pedesaaan. Misalnya perlunya melakukan

pembedaan fungsi antara daerah-daerah yang berbatasan. Beberapa

daerah bisa menjadi wilayah penyedia jasa sedangkan lainnya hanya

sebagai daerah pemukiman (Arsyad, 2002:117).

d. Teori Kausasi Kumulatif

Kondisi daerah-daerah sekitar kota yang semakin buruk

menunjukkan konsep dasar dari tesis kausasi kumulatif (cumulative

causation) ini. Kekuatan-kekuatan pasar cenderng memperpanjang

kesenjangan antara daerah-daerah tersebut. Maka dari itu kita mengenal

ada yang disebut daerah maju dan daerah terbelakang. Daerah maju

mengalami akumulasi keunggulan kompetitif dibanding daerah-daerah

lainnya. Inilah yang disebut sebagai backwash effect (Mrydal, 1957

dalam Arsyad, 2002).

Menurut model ini, ketimpangan pembangunan regional hanya

akan dapat dikurangi melalui program pemerintah. Apabila hanya

17

diserahkan pada mekanisme pasar, maka ketimpangan regional akan

terus meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan (Sjafrizal,

2008:98).

e. Model Daya Tarik (Attraction)

Teori daya tarik industri adalah model pembangunan ekonomi yang

paling banyak digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi yang

mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi

pasarnya terhadap industrialis melaui pemberian subsidi dan insentif

(Arsyad, 2002:118)

2. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah

Tujuan perencanaan pembangunan ekonomi yang utama adalah untuk

memberikan kesempatan kerja bagi penduduk. Selanjutnya untuk mencapai

stabilitas ekonomi daerah. Pembangunan ekonomi akan sukses jika mampu

memenuhi kebutuhan dunia usaha seperti lahan, keuangan, dan

infrastruktur. Selain sukses, pembangunan ekonomi akan berkah apabila

aktifitas di dalamnya terhindar serta terbebas dari praktek-praktek ribawi.

Tujuan berikutnya, untuk mengembangkan sektor basis ekonomi dan

kesempatan kerja yang beragam. Hal ini sebagai antisipasi kemungkinan

fluktuasi ekonomi sektoral yang akan mempengaruhi keempatan kerja

masyarakat.

Secara garis besar, strategi pembangunan ekonomi daerah dapat

dikelompokkan menjadi empat yaitu: (1) Strategi Pengembangan

Fisik/Lokalitas, (2) Strategi Pengembangan Dunia Usaha, (3) Strategi

18

Pengembangan Sumber Daya Manusia, (4) Strategi Pengembangan

Masyarakat. (Evi dan Hastarini, 2008:167)

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah

a. Teori Adam Smith

Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi

lima tahap yang berurutan dimulai dari masa berburu, masa berternak,

masa bercocok tanam, masa berdagang, dan tahap masa industri.

Menurut teori ini, masyarakat akan bergerak dari masyarakat tradisional

kemasyarakat modern yang kapitalis. Dalam prosesnya, pertumbuhan

ekonomi akan semakin terpacu dengan adanya sistem pembagian kerja

antar pelaku ekonomi. Smith memandang pekerja sebagai salah satu

input produksi, pembagian tenaga kerja merupakan titik sentral

pembahasan dalam teori ini sebagai upaya peningkatan produktifitas

kerja. Dalam pembangunan ekonomi, modal memegang peranan penting.

Akumulasi modal akan menentukan cepat atau lambatnya

pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Proses

pertumbuhan akan terjadi secara simultan dan memiliki hubungan

keterkaitan satu sama lainnya. Timbulnya peningkatan kerja pada suatu

sektor akan meningkatkan daya tarik bagi pemupukan modal, mendorong

kemajuan teknologi, meningkatkan spesialisasi dan memperluas pasar.

Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat.

Proses pertumbuhan ekonomi sebagai suatu fungsi tujuan pada akhirnya

19

harus tunduk pada funsi kendala yaitu keterbatasan sumber daya ekonomi

(Kuncoro, 1997 dalam Akrom, 2010)

b. Toeri Whilt Whitman Rostow

Menurut Rostow dalam bukunya The Stage of Economics Growth

(1965) proses pertumbuhan ekonomi bisa dibedakan kedalam lima tahap

yaitu: pertama, masyarakat tradisional dimana pada tahapan ini

masyarakat menggunakan metode produksi yang masih primitif dengan

kebiasaan turun-temurun. Kedua, tahapan prasyarat tinggal landas

dimana terjadi transformasi diseluruh sektor kehidupan seperti

transformasi dari sektor pertanian menuju sektor perkotaan. Ketiga,

tahapan tinggal landas dimana terjadi berbagai perubahan yang drastis

baik berbentuk revolusi politik, terciptanya berbagai inovasi dan

munculnya pasar-pasar baru. Keempat, tahap menuju kedewasaan

dimana industri sudah berkembang dengan pesat, penggunaaan teknologi

secara efektif disemua sektor produksi, keahlian tenaga kerja meningkat

dan terjadi perubahan-perubahan sosial. Kelima, tahap konsumsi tinggi

dimana segala sesuatu berorientasi pada masalah konsumsi bukan

produksi (Zakaria, 2009:113-116).

c. Teori Harrod Domar dalam Sistem Regional

Teori ini dikembangkan oleh Roy F. Harrod (1948) di Inggris dan

Evsey D. Domar (1957) di Amerika Serikat. Berbeda dengan Keynes

yang melihat perekonomian dalam jangka pendek, teori ini melihat dari

sisi jangka panjang yang didasarkan beberapa asumsi:

1) Perekonomian bersifat tertutup

20

2) Hasrat menabung (MPS = s) adalah konstan

3) Proses produksi memiliki koefesien yang tetap

4) Tingkat pertumbuhan angkatan kerja adalah konstan dan sama dengan

timgkat pertumbuhan penduduk.

Atas dasar asumsi-asumsi tersebut, Harrod-Domar membuat

analisis dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang

mantap (seluruh kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar) hanya bisa

tercapai apabila terpenuhi syarat-syarat keseimbangan sebagai berikut :

Keterangan :

g = Growth (tingkat pertumbuhan output

k = Capital (tingkat pertumbuhan modal)

n = tingkat pertumbuhan angkatan kerja

Agar terjadi keseimbangan antara tabungan (S) dan investasi (I)

harus terdapat kaitan yang saling menyeimbangkan, padahal peran k

untuk menghasilkan tambahan produksi ditentukan oleh v (rasio modal

output). (Tarigan, 2007:49).

d. Teori Thomas Robert Malthus

Malthus menitikberatkan perhatian pada perkembangan

kesejahteraan suatu negara, yaitu pertumbuhan ekonomi yang dapat

dicapai dengan meningkatkan kesejahteraan suatu negara. Kesejahteraan

suatu negara sebagian tergantung pada jumlah output yang dihasilkan

oleh tenaga kerja dan sebagian lagi pada nilai atas produk tersebut

(Jhingan, 1993 dalam Akrom, 2010).

g = k= n,

21

4. Produk Domestik regional Bruto (PDRB)

Salah satu indikator makro ekonomi yang penting untuk mengetahui

kondisi ekonomi di suatu daerah pada suatu periode tertentu adalah Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB). Menurut Badan Pusat Statistik (2011:2)

PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit

produksi dalam suatu wilayah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang

dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

Perhitungan PDRB menggunakan dua macam harga, yaitu PDRB atas

dasar harga konstan dan PDRB atas dasar harga berlaku. PDRB ata dasar

harga konstan dihitung dengan menggunakan harga tetap pada suatu tahun

tertentu sebagai dasar/referensi. Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku

dihitung dengan menggunakan harga tahun berjalan. PDRB atas dasar

berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa.

Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam perhitunan PDRB, yaitu:

a. Pendekatan produksi, yaitu jumlah nilai barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh seluruh unit produksi/sektor dalam suatu wilayah pada

suatu periode tertentu (biasanya satu tahun).

b. Pendekatan pengeluaran, yaitu jumlah semua komponen permintaan

akhir di suatu wilayah, dalam jangka waktu tertentu. Komponen

permintaan akhir meliputi: pengeluaran konsumsi rumah tangga,

pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba, pengeluaran konsumsi

pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan

inventori/stok, dan ekspor neto.

22

c. Pendekatan pendapatan, yaitu jumlah semua balas jasa yang diterima

oleh faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi di

suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Komponen balas jasa faktor

produksi yang dimaksud adalah: upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal,

dan keuntungan. Semoa komponen tersebut sebelum dipotong pajak

penghasilan dan pajak langsung lainnya.

Namun pada pendekatan pendapatan ada satu komponen balas jasa

yang bertentangan dengan kaidah Islam, yaitu adanya balas jasa dari

modal yang dipinjamkan berupa bunga. jika landasannya investasi

hendaknya balas jasa berupa bagi hasil bukan bunga karena dalam

investasi belum diketahui keuntungan maupun kerugian di masa

mendatang.

5. Analisis Shift-Share

Analisis Shift Share merupakan teknik yang sangat berguna dalam

menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingnkan dengan

perekonomian nasional. Tujuan analisis ini sendiri adalah untuk menentukan

kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan

membandingkanya dengan daerah yang lebih besar (region/nasional).

Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3

bidang yang berhubungan satu sama lain yaitu (Arsyad, 2002:139-140):

a. Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis

perubahan agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada

sektor yang sama di perekonomian yang dijadikan acuan.

23

b. Pereseran proporsional (proportional shift) mengukur perubahan relatif

pertumbuhan atau penurunan pada daerah dibandingkan dengan

perekonomian yang yang lebih besar untuk dijadikan acuan. Dengan

demikian dapat diketahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi

pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat daripada perekonomian

yang dijadikan acuan.

c. Peregeseran diferensial (differential shift) digunakan untuk menentukan

seberapa besar daya saing industri daerah dengan perekonomian yang

dijadikan acuan.

6. Tipologi Ekonomi Regional

Menurut Leo Klassen (1965) analisis ini digunakan untuk mengetahui

gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing

daerah. Tipologi daerah pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua

indikator utama, yaitu pertumbuhan eonomi daerah dan pendapatan

perkapita daerah (Emilia, 2006:55). Kemudian daerah yang diamati dibagi

menjadi empat klasifikasi yaitu:

a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh

b. Daerah maju tapi tertekan

c. Daerah berkembang cepat

d. Daerah relatif tertinggal

Untuk jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

24

Tabel.2.1.

Tipologi Daerah

PDRB perkapita (y)

Laju

Pertumbuhan (r)

yi > y yi < y

ri > r Daerah maju dan

Tumbuh Cepat

Daerah berkembang

cepat

ri < r Daerah maju tapi

tertekan

Daerah relatif tertinggal

Sumber: Mudrajat Kuncoro dalam Nudiatulhuda (2007)

Keterangan:

r = Rata-rata pertumbuhan kabupaten/kota

y = Rata-rata PDRB per kapita kabupaten/kota

ri = Pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota yang diamati

yi = PDRB per kapita kabupaten/kota yang diamati

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai sektor basis telah dilakukan oleh beberapa peneliti.

Analisis yang digunakan sebagian besar adalah analisis shift-share dan LQ.

Selain menggunakan analisis tersebut, ada pula yang menggunakan analisis

klassen tipologi atau analisis LQ digabungkan dengan klassen tipologi dan

Logistic Regression.

Wali I Mondal (2009) hasil analisis mengenai potensi pembangunan

industrial di Malaysia. Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan

pendekatan shift-share menunjukan bahwa malaysia mempunyai sektor basis di

wilayah Klantan, Terengannu, Pahong dan Johar Utara dimana ke empat

wilayah tersebut mempunyai mix industri yang unik dibandingkan wilayah

lainya di Malaysia, hal tersebut didukung dengan sumberdaya alam yang

berlimpah. Pada Semenanjung Malaysia kaya akan sektor pertanian dan sektor

25

perikanan, selain itu konstribusi sektor pariwisata memiliki peranan penting

dalam perekonomian Malaysia.

AguS Tri Basuki (2009) hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten

Yapen, Provinsi Papua Tahun 2004-2008. Kabupaten kepulauan Yapen adalah

sebuah kabupaten yang baru sebagai hasil pemisahan regional dan terletak di

daerah yang sangat dekat ke leher kepala butung Provinsi Papua. Penelitian ini

menunjukkan bahwa Kabupaten Yapen memiliki Keuntungan ekonomi di

sebagian besar sektor kecuali sektor pertambangan dan industri manufaktur.

Sektor yang paling menguntungkan adalah keuangan,, persewaan, dan jasa

perusahaan jasa, serta sektor konstruksi. Sektor lain yang menguntungkan

adalah industri wisata, seperti perdagangan, hotel dan restoran. Secara lengkap

penelitian terdahulu dapat dilihat dalam tabel 2.3 berikut:

26

Tabel.2.2.

Penelitian-Penelitian Sebelumnya Tahun 2007-2010

No Peneliti Alat

Analisis Judul dan Hasil Penelitian

1 Wali I. Mondal (2009) - Shift Share Judul: An Anlysis of The Industrial Development Potential of Malaysia: A

shift-Share Approach

Hasil Penelitian: Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa malaysia

mempunyai sektor basis di wilayah Klantan, Terengannu, Pahong dan Johar

Utara dimana ke empat wilayah tersebut mempunyai mix industri yang unik

dibandingkan wilayah lainya di Malaysia, hal tersebut didukung dengan

sumberdaya alam yang berlimpah. Pada Semenanjung Malaysia kaya akan

sektor pertanian dan sektor perikanan, selain itu konstribusi sektor pariwisata

memiliki peranan penting dalam perekonomian Malaysia.

2 Agus Tri Basuki (2009) - Klasifikasi

Pertumbuhan

- LQ

- MRP (Rps, Rpr)

- Overlay

- Shift-Share

- Klassen

Tipology

- overlay

Judul: Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Yapen dalam Menopang

Pembangunan Provinsi Papua Tahun 2004-2008

Hasil Penelitian: Kabupaten kepulauan Yapen adalah sebuah kabupaten yang

baru sebagai hasil pemisahan regional dan terletak di daerah yang sangat dekat

ke leher kepala butung Provinsi Papua. Penelitian ini menunjukkan bahwa

Kabupaten Yapen memiliki Keuntungan ekonomi di sebagian besar sektor

kecuali sektor pertambangan dan industri manufaktur. Sektor yang paling

mneguntungkan adalah layanan, keuangan, perusahaan jasa, dan konstruksi.

Sektor lain yang menguntungkan adalah industri wisata, seperti perdagangan,

hotel dan restoran.

3 Fafurida (2009) - LQ

- Shift Share

- Analisis Indeks

Judul: Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian Sub Sektor Tanaman

Pangan di Kabupaten Kulonprogo

Hasil Penelitian: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat perencanaan

27

Sentralitas dalam pengembangna sektor pertanian terutama makanan pertanian . hasil

penelitian menunjukkan bahwa untuk produksi padi dipusatkan di Kecamatan

Temno, Panjatan, Galur, Lendah, Kokap, Girimulyo, Nanggulan dan

Kecamatan Samigaluh. Sedangkan untuk penggilingna beras dikembangkan di

Kecamatan Wates, dan Kecamatan Pengasig. Untuk komoditas jagung

pengembangan industri pengolahannya bisa dikembangkan di Kecamatan

Sentolo dan Pengasih dan pusat produksi bisa dilakukan di Kecamatan Temonb,

Lendah, Kokap, Kalibawang, dan Samigaluh.

Untuk komoditas tanaman singkong pusat produksi di Kecamatan Temon,

Kokap, Girimulyo, Kalibawang, dan Samigaluh. Sedangkan industri

pengolahannya bisa dilakukan di Kecamatan Sentolo dan Pengasih. Pusat

produksi Ubi jalar di Kecamatan Panjatan, Pengasih dan Girimulyo. Sedangkan

untuk industri pengolahan di Kecamatan Wates. Untuk komoditas Kacang Pusat

produksi di Kecamatan Temon, Lendah, Kokap, Girimulyo, dan Samigaluh.

Sedangkan industri pengolahannnya di Kecamatan Wates, dan Pengasih. Pusat

produksi kedelai terletak di Kecamatan Temon, Galur, Lendah, Nanggulan, dan

Kalibawang. Sedangkan industri pengolahannya di Kecamatan Sentolo, dan

Pengasih. Kecamatan Temon, Sentolo, dan Pengasih adalah pusat produksi

tanaman kacang hijau sedangkan industri pengolahnanya di Kecamatan Wates.

4 Kartika Hendra Titisari

(2009)

- Perbandingan

PDRB

- Tipologi

Klassen

- LQ

- MRP

Judul: Identifikasi Potensi Ekonomi Daerah Boyolali, Karanganyar, dan Sragen

Hasil Penelitian: Analisis Potensi internal (pertumbuhan dan kontribusi) yang

menempati psosisi prima dan berkembang di Boyolali ialah sektor listrik, gas

dan air bersih, lembaga keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan serta

jasa-jasa. Sedangkan di Karanganyar sektor yang menduduki posisi

berkembang adalah sektor listrik, gas dan air bersih, pengangkutan dan

perhubungan, sewa bangunan dan jasa perusahan, serta jasa-jasa. Untuk Sragen

yang menduduki posisi prima dan berkembang adalah sektor industri dan sektor

jasa-jasa.

28

Hasil Tipologi Klassen menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata per kapita di

Karanganyar di atas pendapatan per kapita rata-trata di Jawa Tengah.

Sedangkan Boyolali dan Sragen berada di bawah rata-rata pendapatan per

kapita Jawa Tengah.

5 Ahmad Mar’ruf (2009) - LQ (DLQ)

- Shift-Share

- ICOR

Judul: Anatomi Makro Ekonomi Regional: Studi Kasu Provinsi DIY.

Hasil Penelitian: Tujuan dari penelitianj ini adalah untuk mengetahui tingkat

pertumbuhan, deskripsi struktur ekonomi daerah dan menganalisis sektor

perekonomian ynag potensial serta mengetahui tingkat investasi dan stabilitas

perekonomian di DIY. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dinamika

pertumbuhan ekonomi DIY sejalan dengan pertumbuhan nasional. Kemudian

sektor yang memiliki kontribusi terbesar adalah perdagangan, hotel dan

restoran. Tipologi Klassen menunjukkan bahwa sektor-sektor yang potensial

untuk dikembangkan adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan

sektor jasa-jasa.

6 Janaranjana Heralth,

Tesfa G. Gebremedhin

dan Blessing M.

Maumble (2010)

- Shift-Share

Dinamis

Judul: A Dynamic Shift Share Analysis of economic Growth in West Virginia.

Hasil Penelitian: pertanian, pertambangan dan manufaktur tidak lagi menjadi

tulang punggung perekonomian Virginia Barat. Tiga sektor menunjukkan

kinerja yang menurun dalam periode 38-tahun. Layanan ,keuangan asuransi

dan real estat adalah sektor yang paling kuat berkontribusi 91 persen dari

pertumbuhan pekerjaan sejak 1970 hingga 2007. Terlepas dari dua sektor,

sektor grosir dan ritel dan konstruksi menunjukkan positif pertumbuhan

ekonomi. Identifikasi investasi prioritas dalam sektor ini potensi dan

pelaksanaan rencana kebijakan pembangunan daerah komprehensif pasti akan

mempercepat pertumbuhan ekonomi di WVirginia Barat

29

C. Kerangka Berpikir

Suatu daerah memiliki potensi ekonomi masing-masing. Namun tidak

semua potensi ekonomi yang ada yang teridentifikasi dengan benar. Provinsi

DIY yang terdiri dari empat kabupaten dan satu kota memiliki potensi ekonomi

terhadap sektor-sektornya. Namun belum teridintifikasi dengan benar. Seperti

sektor basis dengan keungguylan kompetitif, komparatif dan spesialisasi belum

diketahui. Ini menjadi masalah dalam pengembangan pembangunan di daerah

tersebut. Begitu juga dengan daerah acuan sebagai pengembangan

pembangunan yang belum terlihat.

Merujuk kepada Teori yang ada seperti teori pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi wilayah, maka untuk mengidentifikasi daerah yang

bisa dijadikan acuan pembangunan bisa digunakan alat analisis Tipologi

Klassen. Sedangkan untuk mengetahui sektor potensial dalam pengembangan

wlayah dapat digunakan alat analisis LQ. Lalu Pengembangan potensi ekonomi

daerah dapat menggunakan Alat analisis MRP dan Overlay.

Setelah semua alat analisis digunakan, maka akan didapatkan suatu hasil.

Hasil tersebut dijadikan kesimpulan dan pengambilan kebijakan. Dengan

kebijakan tersebut akan ada implikasinya berupa prioritas pembangunan

daerah. Dengan demikian terlihat dari penelitian ini akan memiliki peran dalam

penentuan prioritas pembangunan daerah khususnya di Provinsi DIY.

Dari uraian diatas maka dapatlah disusun suatu skema sebagai berikut:

30

Gambar.2.1.

Bagan Kerangka Pemikiran

Potensi Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi DIY

Belum teridentifikasi daerah

yang menjadi acuan

pembangunan dan prioritas

sektor basis

Belum Teridentifikasinya

Sektor-Sektor Basis yang

Potensial Baik Kompetitif,

Komparatif maupun

Spesialisasi

Pengembangan potensi Ekonomi

Daerah

Sektor Potensial Dalam

Pengembangan Wilayah

Teori Pembangunan &

Pertumbuhan EkonomiWilayah

Tipologi Klassen Analisis LQ Analisis MRP

& Overlay

Analisis Shift-

Share

Kesimpulan dan Pengambilan Kebijakan

Implikasi Kebijakan Berupa Prioritas Pembangunan Daerah

31

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah daerah di

provinsi DIY yaitu seluruh kabupaten dan kota. Periode waktu yang digunakan

pada penelitian ini meliputi tahun 2005-2010 dengan menggunakan data series

(time series). Sedangkan jenis data yang penulis gunakan pada penelitian ini

adalah data sekunder, yakni data yang diperoleh dari hasil pengolahan pihak

kedua (data eksternal) dan data yang digunakan merupakan data tahunan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah expost

facto, dimana menggunakan data masa lampau yang sudah ada tanpa

memberi perlakuan maupun treatment khusus pada variabel yang diteliti. Di

dalam bukunya Sugiyono (2005:7), mengemukakan expost facto adalah:

“Suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi

dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang

dapat menimbulkan kejadian tersebut”.

Penelitian ini hanya mengungkapkan gejala-gejala seperti apa adanya

tanpa intervensi langsung dari peneliti, sehingga dalam penelitian ini tidak

perlu memberikan treatment atau perlakuan apapun terhadap variabel dalam

penelitian.

32

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa

orang, objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk

mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, dikutip dalam

Kuncoro, 2003). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Provinsi di

Indonesia. Sedangkan menurut Sugiyono (2005:56) “sampel adalah sebagian

dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik

pengambilan sampel dari penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive

sampling, yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan-

pertimbangan tertentu dari peneliti. Sugiyono (2005:78) mengungkapkan:

“Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu”. Sampel dalam penelitian ini adalah Provinsi DIY.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data sangat penting untuk

mempertanggungjawabkan kebenaran ilmiah suatu penelitian, selain itu metode

penelitian juga diperlukan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan

penelitian yang dikehendaki. Metode yang peneliti gunakan yaitu:

1. Field Research

Penulis melakukan penelitian ke tempat-tempat yang menyediakan data-data

sekunder yang diperlukan sebagai bahan referensi seperti Badan Pusat

Statistik.

33

2. Library research

Landasan dan teori yang kuat dibutuhkan dalam pemecahan masalah,

sehingga penulis melakukan penelitian keputusan dengan mengumpulkan

buku-buku, jurnal-jurnal, artikel-artikel ilmiah, data-data dari internet, dant

lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

Dengan metode field research dan library research didapatkan berbagai

informasi data sekunder untuk digunakan dalam penelitian ini yang

dipublikasikan oleh berbagai instansi atau lembaga terkait antara lain:

1. Badan Pusat Statistik (BPS) (DIY Dalam Angka 2005-2009).

2. Badan Pusat Statistik (BPS) (Kabupaten Dalam Angka Se-DIY).

3. Buku Statitik Tahunan Indonesia serta berbagai jurnal ilmiah lainnya.

D. Metode Analisis

1. Analisis Location Quotient (LQ)

Analisis LQ berguna untuk mengidentifikasi basis ekonomi (sektor

basis) suatu wilayah. Dengan analisis ini dapat diketahui seberapa besar

tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan (leading sector) di suatu

wilayah. Data yang digunakan adalah kesempatan kerja (tenaga kerja) dan

PDRB. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah PDRB.(Emilia,

2006:24).

Analisis LQ mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan ekonomi dalam

suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian

daerah tersebut dengan peranan kegiatan ekonomi sejenis pada lingkup yang

34

lebih luas (regional atau nasional). Secara matematis rumus LQ sebagai

berikut:

Keterangan:

Xij = Nilai Tambah sektor i di daerah j (Kabupaten/Kota)

Xj = Total nilai tambah sektor i di daerah j

Yi = Nilai tambah sektor i di daerah p (propinsi/Nasional)

Y = Total nilai tambah sektor di p (Propinsi/Nasional)

Xij/Xj = Prosentasi employment regional dalam sektor i

Yi/Y = Prosentasi empolyment nasional dalam sektor i

Setelah dihitung, maka hasil LQ tersebut dapat diinterpretasikan.

Kriteria pengukuran menurut Bendavid Val ada tiga kemungkinan yang

terjadi yaitu (Choliq, 2007:56):

a. Jika LQ > 1 maka sektor tersebut dikategorikan sektor basis, artinya

tingkat spsesialisasi kabupaten/kota lebih tinggi dari tingkat provinsi.

Produksi komoditas yang bersangkutan sudah melebihi kebutuhan

konsumsi di daerah dimana komoditas tersebut dihasilkan dan

kelebihannya dapat dijual keluar daerah (ekspor).

b. Jika LQ = 1 maka tingkat spesialisasi kabupaten/kota sama dengan di

tingkat provinsi. Produksi komoditas yang bersangkutan hanya cukup

untuk kebutuhan daerah setempat. Produksi komoditas tersebut belum

35

mencukupi kebutuhan konsumsi di daerah yang bersangkutan dan

pemenuhannya didatangkan dari daerah lain

c. Jika LQ < 1 maka sektor tersebut dikategorikan sektor non basis, artinya

tingkat spesialisasi kabupaten/kota lebih rendah dari tingkat provinsi.

2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Analisis Model Rasio Pertumbuhan merupakan alat analisis yang

digunakan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi (sektor ekonomi) yang

potensial, terutama struktur ekonomi kabupaten/kota maupun provinsi DIY

berdasarkan pada kriteria pertumbuhan struktur ekonomi wilayah baik

internal maupun eksternal (Yusuf, 1999, dalam Agus, 2009).

Analisis MRP ini dibagi lagi ke dalam dua kriteria, yaitu Rasio

Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) dan Rasio Pertumbuhan Wilayah

Referensi (RPr). Berikut ini penjelasan dari masing-masing kriteria MRP:

a. Rasio pertumbuhan wilayah studi (RPs) yaitu perbandingan antara

pertumbuhan pendapatan dalam hal ini ialah pertumbuhan PDRB sektor i

di wilayah studi dengan pertumbuhan pendapatan PDRB sektor i di

wilayah referensi (Kabupaten/Kota terhadap Provinsi). Berikut formula

dari RPs:

Keterangan:

36

Eij = Perubahan PDRB sektor i di wilayah

Eij = PDRB sektor i di wilayah j pada awal tahun penelitian

Ein = Perubahan PDRB sektor i secara nasional/provinsi

Ein = PDRB sektor i secara nasional/provinsi pada awal tahun

penelitian

Jika nilai RPs > 1 diberi notasi positif (+) yang menunjukkan

bahwa pertumbuhan sektor pada tingkat wilayah studi (kabupaten/kota)

lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah

referensi (provinsi/nasional).

Jika nilai RPs < 1 diberi notasi negatif (-) yang menunjukkan

bahwa pertumbuhan sektor pada tingkat wilayah studi (kabupaten/kota)

lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah

referensi (provinsi/nasional).

b. Rasio pertumbuhan wilayah referensi (RPr) yaitu perbandingan antara

laju pertumbuhan pendapatan kegiatan i di wilayah referensi dengan laju

pertumbuhan total kegiatan (PDRB) wilayah referensi (Provinsi). Berikut

formula dari RPr:

Keterangan:

Ein = Perubahan PDRB sektor i secara nasional/provinsi

37

Ein = PDRB sektor i secara nasional/provinsi pada awal tahun

penelitian

En = Perubahan PDRB nasional/provinsi

En = Total PDRB nasional/Provinsi pada awal tahun penelitian

Jika nilai RPr > 1 diberi notasi positif (+) yang menunjukkan

bahwa pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam wilayah referensi

(provinsi/nasional) lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB total wilayah

tersebut (provinsi/nasional).

Jika RPr < 1 diberi notasi negatif (-) yang menunjukkan bahwa

pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam wilayah referensi

(provinsi/nasional)lebih rendah dari pertumbuhan PDRB total wilayah

tersebut (provinsi/nasional).

3. Analisis Overlay

Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi sektor unggul baik dari

segi kontribusi maupun pertumbuhannya dengan menggabungkan hasil dari

analisis LQ dan Analisis MRP. Sehingga analisis ini terdiri dari tiga

kompenen yaitu Location Quotient (LQ), Rasio Pertumbuhan Wilayah

Referensi (RPr) dan Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs).

Setiap komponen kemudian disamakan satuannya dengan diberi notasi

postif (+) atau notasi negatif (-). Jika koefisien komponen bernilai lebih dari

satu diberi notasi positif (+) dan jika koefisien komponen bernilai kurang

dari satu diberi notasi negatif (-).

38

Ada 8 kriteria dalam hasil intepretasi dari analisis overlay. Kriteria

tersebut yaitu:

a. Hasil overlay yang menunjukkan ketiga komponen bernotasi positif yang

berarti kegiatan ekonomi tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral

ditingkat Provinsi DIY tinggi. Pertumbuhan sektoral tersebut lebih tinggi

di kabupaten/kota dibandingkan dengan di Provinsi DIY dan kontribusi

sektoral di kabupaten/kota juga lebih tinggi dari Provinsi DIY. Hal ini

menandakan sektor ekonomi tersebut memiliki potensi daya saing

kompetitif dan komparatif yang lebih unggul dibandingkan dengan

kegiatan yang sama pada tingkat Provinsi DIY. Kemudian, kegiatan

ekonomi tersebut mempunyai prospek yang bagus, ini terlihat dari

pertumbuhan sektor yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan

total kegiatan ekonomi.

b. Hasil overlay yang menunjukkan notasi positif untuk RPs dan LQ yang

berarti kegiatan sektoral di kabupaten/kota lebih unggul dari kegiatan

yang sama di Provinsi DIY, baik dari sisi pertumbuhan maupun

kontribusinya. Sektor tersebut merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi

kabupaten/kota di Provinsi DIY.

c. Hasil overlay yang menunjukkan ketiga komponen bernotasi negatif

yang berarti kegiatan ekonomi tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral

yang rendah ditingkat Provinsi DIY maupun kabupaten/kota dan

kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih rendah dari DIY. Artinya

sektor tersebut kurang memiliki daya saing kompetitif maupun

39

komparatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama pada

tingkat DIY.

d. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (-) untuk Rps, (+) untuk Rpr dan

(-) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral tersebut di kabupaten/kota

lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada wilayah

DIY, begitu juga dengan kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih

rendah dari DIY. Namun dari sisi pertumbuhan suatu sektor ekonomi

tertentu di DIY lebih tinggi dari pertumbuhan total wilayah di DIY.

e. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (+) untuk Rps, (-) untuk Rpr dan

(-) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota

lebih tinggi dari pertumbuhan sektor pada wilayah DIY. Sedangkan sisi

pertumbuhan suatu sektor ekonomi di DIY lebih rendah dari

pertumbuhan total wilaya DIY. Begitu juga kontribusi sektoral di

kabupaten/kota lebih rendah dari DIY.

f. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (+) untuk Rps, (+) untuk Rpr dan

(-) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota

lebih tinggi dari pertumbuan sektor pada wilayah DIY. Begitu juga sisi

pertumbuhan suatu sektor ekonomni di DIY lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan total di DIY. Namun untuk kontribusi sektoral di

kabupaten/kota lebih rendah dari DIY.

g. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (+) untuk Rps, (-) untuk Rpr dan

(+) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota

40

lebih tinggi dari pertumbuhan sektor pada wilayah DIY. Begitu juga

kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih tinggi dari DIY. Namun sisi

pertumbuhan suatu sektor ekonomi di DIY lebih rendah dari

pertumbuhan total wilayah DIY.

h. Hasil overlay yang menunjukkan notasi (-) untuk Rps, (-) untuk Rpr dan

(+) untuk LQ. Artinya pertumbuhan sektoral pada tingkat kabupaten/kota

lebih rendah dari pertumbuhan sektor pada wilayah DIY. Begitu juga sisi

pertumbuhan sektor ekonomi di DIY lebih rendah dari pertumbuhan total

di DIY. Namun kontribusi sektoral di kabupaten/kota lebih tinggi

dibandingkan DIY.

Adapun dalam penelitian ini akan diidentifikasi dengan menggunakan

3 kriteria saja. Dengan pertimbangan 3 kriteria tersebut menjawab

permasalahan dari masalah yang ada. Kriteria yang digunakan yaitu kriteria

(+++), (-++), dan (---). Sehingga dalam interpretasi hasil akan terlihat sektor

mana yang memiliki keunggulan kmompetitif dan komparatif.

4. Analisis Shift-Share (S-S)

Analisis shift-share merupakan teknik teknik dalam menganalisis

perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian

nasional. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau

produktivitas kerja perekonomian daerah dengan daerah yang lebih besar

(regional atau nasional) (Arsyad, 2002).

41

Analisis ini membagi pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu

variabel daerah selama waktu tertentu menjadi pengaruh-pengaruh

pertumbuhan nasional (N), bauran industru (M) dan keunggulan kompetitif

(C). Pengaruh pertumbuhan dari wilayah yang lebih besar disebut pangsa

(share), pengaruh bauran industri disebut proporsional shift dan pengaruh

keunggulan kompetitif disebut differential shift atau regional share

(Soepono, 1993 dalam Agus, 2009).

Menurut Prasetyo Soepomo yang dikutip dalam Akrom (2010) bentuk

umum persamaan dari Analisis Shift-Share dan komponenya adalah sebagai

berikut:

Dij = Nij + Mij + Cij

Keterangan:

i = Sektor-sektor ekonomi yang diteliti (9 Sektor)

j = Variabel wilayah yang diteliti (kabupaten/kota)

n = Variabel wilayah provinsi/nasional (Provinsi)

Dij = Perubahan sektor i di kabupaten/kota

Nij = Pertumbuhan nasional sektor i di kabupaten/kota

Mij = Bauran Industri sektor i di kabupaten/kota

Cij = Keunggulan kompetitif sektor i di kabupaten/kota

Dalam penelitian ini variabel daerah yang digunakan adalah PDRB

yang dinotasikan sebagai (E). Persamaan (1) di atas dapat dicari dengan

formulasi berikut:

42

Keterangan:

Eij = PDRB sektot i di kabupaten/kota

E*ij = PDRB sektor i di kabupaten/kota akhir tahun analisis

rij = Laju pertumbuhan sektor i di kabupaten/kota

rin = Laju pertumbuhan sektor i di provinsi

rn = Rata-rata Laju pertumbuhan PDRB di provinsi

Rata-rata Laju pertumbuhan PDRB di provinsi (rn) dapat didefinisikan

sebagai berikut:

Keterangan:

Ein = PDRB sektor i di Provinsi

E*in = PDRB sektor i di Provinsi akhir tahun analisis

En = Total PDRB semua sektor di Provinsi

E*n = Total PDRB semua sektor di Provinsi akhir tahun analisis

Sehingga persamaan (1) tersebut bisa dijabarkan sebagai berikut:

Dij = Eij (rn) + Eij (rin – rn) + Eij (rij – rin)

43

Penelitian ini akan melihat keunggulan kompetitif dan spesialisasi

suatu daerah, maka dari analisis shift share tersebut dimodifikasi dengan

rumus Shift-Share Estaban Marquillas (Sopono, 19933 dalam

Nudiatulhuda, 2007). Komponen differentional shift yaitu berupa

keunggulan kompetitif dapat disempurnakan dengan Shift-Share Estaban

Marquillas sebagai berikut:

Cij = Eij (rij – rn)

Disempurnakan menjadi:

C’ij = E’ij (rij – rn)

Keterangan:

C’ij = Persaingan atau ketidak \unggulan kompetitif disektor i pada

perekonomiansuatu wilayah menurut analisis S-S tradisional.

E’ij = Eij yang diharapkan

Rumus untuk mencari E’ij adalah sebagai berikut:

E’ij = Ej (Ein / En)

Sedangkan pengaruh alokasi sebagai bagian yang belum dijelaskan

dari suatu variabel wilayah (Aij) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Aij = (Eij – E’ij) (rij – rin)

Keterangan:

Aij = pengaruh alokasi dibagi menjadi dua bagian yaitu adanya

tingkat spesialisasi sektor i di kabupaten/kota dikalikan

dengan keunggulan kompetitif.

44

(Eij – E’ij) = Tingkat spesialisasi terjadi apabila variabel wilayah nyata

(Eij) lebih besar dari variabel yang diharapkan (E’ij)

(rij – rin) = Keunggulan kompetitif terjadi bila laju pertumbuhan

sektor di kabupaten/kota lebih besar dari pada laju

pertumbuhan sektor di provinsi.

Maka pengaruh alokasi ini disubstitusikan dalam analisis S-S

tradisional menjadi S-S yang dimodifikasi oleh Estaban Marquillas (E-M)

menjadi berikut:

Dij = Eij (rn) + Eij (rin- rn) + E’ij (rij – rin) + (Eij – E’ij) (rij – rin)

Berdasarkan analisis ini maka akan diketahui sektor-sektor yang

mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi dimasing-masing

kabupaten/kota yang ada di Provinsi DIY.

5. Penentuan Tipologi Daerah

Tipologi wilayah (tipologi klassen) digunakan untuk mengetahui

gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing

daerah. Tipologi daerah pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua

indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per

kapita daerah. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai

sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan perkapita sebagai sumbu

horizontal. Kemudian terbagilah kedalam 4 klasfikasi atau empat kuadran

(Emilia dan Amilia, 2006) yaitu:

45

a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh yang berarti memiliki tingkat

pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita lebih tinggi dibanding

rata-rata provini/nasional (dalam hal ini provinsi DIY).

b. Daerah maju tapi tertekan yang berarti memiliki pendapatan perkapita

lebih tinggi tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah

dibanding rata-rata provinsi.

c. Daerah berkembang cepat yang berarti memiliki tingkat pertumbuhan

tinggi tetapi tingkat pendapatan per kapita lebih randah dibanding rata-

rata provinsi.

d. Daerah relatif tertinggal yang berarti memilikitingkat pertumbuhan

ekonomi dan pendapatan per kapita lebih rendah dibanding rata-rata

provinsi.

Berikut ini gambaran atau skema dari Tipologi Klassen

Gambar.3.1.

Klasifikasi Tipologi Klassen

Kuadrann III

Yi < Y dan Ri > R

Daerah Berkembang Cepat

Kuadran I

Yi > Y dan Ri > R

Daerah Cepat Maju dan

Cepat Tumbuh

Kuadrann IV

Yi <Y dan Ri < R

Daerah Relatif Tertinggal

Kuadrann II

Yi > Y dan Ri < R

Daerah Maju tapi Tertekan

46

Untuk menghitung rata-rata pertumbuhan PDRB kabupaten/kota

selama beberapa periode da[at digunakan rumus rata-rata deometrik

(Geometric Mean) sebagai berikut:

Atau

Keterangan:

G = antilog (log G) = Rata-rata geometrik G

Xi = data ke-i

N = banyak data

Sedangkan untuk menghitung rata-rata pendapatan perkapita

kabupaten/kota dan Provinsi DIY digunakan rumus rata-rata hitung sebagai

berikut:

Keterangan:

= Rata-rata pendapatan perkapita

N = Jumlah tahun pengamatan

Xi = Pendapatan perkapita tiap tahun

Dengan analisis ini dapat ditentukan tipologi masing-masing

kabupaten/kota di Provinsi DIY yang dapat digunakan sebagai acuan

pendukung untuk menentukan prioritas dalam pengembangan daerah.

6. Penentuan Prioritas Sektor Basis untuk Pembangunan

Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta

Dari hasil analisis LQ, Shift-Share untuk keunggulan kompetitif

dan spesialisasi serta tipologi daerah yang semua komponen diberi skor

sesuai dengan range yang ada di masing-masing sektor, maka dapat

ditentukan wilayah yang doprioritaskan dalam pengembangan

47

pembangunan bagi sektor-sektor yang potensial untuk kabupaten/kota di

Provinsi DIY. Interval kelas mengikuti Tipologi Daerah, sedangkan

rangenya (Purbayu dan Ashari, 2003 dalam Nudiatulhuda, 2007) adalah:

D. Operasional Variabel Penelitian

1. Potensi Ekonomi

Potensi Ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala

sesuatu yang dimiliki daerah yang mungkin atau layak dikembangkan

sehingga akan terus berkembang menjadi sumber penghidupan rakyat

setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara lkeseluruhan

untuk berkembang dengan sendirinya dan berkesinambungan (Soeparmoko

dalam Nudiatulhuda, 2007)

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah

barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di

suatu daerah (BPS, 2010).

PDRB merupakan salah satu indikator untuk mengetahui

perkembangan ekonomi suatu daerah. PDRB dihitung berdasarkan atas

dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. PDRB dalam penelitian

ini dilihat berdasarkan atas harga konstan tahun 2000.

48

3. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan PDRB rata-rata

sejak tahun 2005-2010 yang dihitung dengan menggunakan rumus:

a. Untuk pertumbuhan menurut lapangan usaha digunakan (E*ij - Eij)/ Eij

b. Untuk pertumbuhan PDRB digunakan (E*j - Ej )/ Ej.

Di mana :

E = Output

I = Lapangan usaha (sektor)

J = Kabupaten/Kota

*adalah tahun terakhir

4. Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita merupakan salah satu indikator yang digunakan

untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara makro.

Semakin tinggi PDRB yang diterima penduduk di suatu wilayah maka

tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut dapat dikatakan baik.

Dengan pendapatan perkapita tersebut dapat dilihat gambaran pendapatan

yang diterima oleh masing-masing perkepala penduduk. Pendapatan

perkapita tersebut dihasilkan dengan membagi pendapatan regional dengan

jumlah penduduk pertengahan tahun.

5. Sektor-Sektor Ekonomi

Merujuk kepada data yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten/Kota di

Provinsi DIY terdapat 9 sembilan sektor ekonomi yang diteliti, maka yang

dimaksud dengan sektor ekonomi yaitu:

49

a. Pertanian

b. Peertambangan dan Penggalian

c. Industri Pengolahan

d. Listrik, Gas, dan Air

e. Bangunan

f. Perdagangan, Hotel dan Restoran

g. Pengangkutan dan Komunikasi

h. Keuangna, Sewa dan Jasa Perusahaan

i. Jasa-Jasa

6. Kegiatan Ekonomi

Dalam kajian ekonomi regional ada istilah yang disebut dengan

kegiatan ekonomi. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kegiatan

ekonomi yaitu kegiatan ekonomi basis dan kegiatan ekonomi non basis.

50

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Pembentukan Provinsi DIY

Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara legal formal

berdasarkan UU No. 3 Tahun 1950, mengatur wilayah dan ibu kota, jumlah

anggota DPRD serta macam kewenangan. Kemudian direvisi dengan UU

No. 19 Tahun 1950 yang berisi penambahan wewenang. Status DIY

menjadi provinsi di Indonesia baru pada tahun 1965. Dasar filosofi

pembangunan DIY adalah Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai cita-cita

luhur untuk menyempurnakan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta

berdasarkan nilai budaya daerah yang perlu dilestarikan dan dikembangkan.

2. Letak Geografis

Propinsi DIY dengan luas wilayah 3185,80 km2, terletak diantara

7033’ Lintang Utara dan 8

012’ Lintang Selatan serta 110

000’ dan 110

050’

Bujur Timur dengan batas-batas wilayahnya:

Sebelah Barat Laut : Kabupaten Magelang

Sebelah Tenggara : Kabupaten Wonogiri

Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

Sebelah Barat : Kabupaten Purworejo

Secara administratif terbagi dalam 4 kabupaten dan 1 kota dengan 78

kecamatan serta 438 Desa/Kelurahan definitif (BPS, DIY 2010). Luas

wilayah sampai tahun 2011 adalah 3185,80 km2 atau sekitar 0,17% dari luas

51

wilayah Indonesia serta 0,24 persen dari luas wilayah Pulau Jawa dan

menempati urutan empat. Kabupaten yang memiliki luas wilayah terbesar

adalah Kabupaten Gunung Kidul yaitu sebesar 1.485,36 km2 atau 46,63%

dari seluruh luas wilayah Propinsi DIY, sedangkan yang paling kecil adalah

Kota Yogyakarta dengan luas wilayah 32,50 km2 atau sekitar 1,02% dari

luas wilayah Provinsi. Lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 4.1 berikut:

Tabel.4.1.

Luas Wilayah Kabupaten/Kota Di Provinsi DIY Tahun 2010

No Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Km2)

Persentase

terhadap luas

provinsi

1 Kab. Kulon Progo 586,27 18,40

2 Kab. Bantul 506,85 15,91

3 Kab. Gunung kidul 1.485,36 46,63

4 Kab. Sleman 574,82 18,04

5 Kota Yogyakarta 32,50 1,02

Sumber : Profil DIY 2011

Selanjutnya Gambar 4.1 berikut memperlihatkan Peta Letak Propinsi DIY di

pulau Jawa dan Wilayah Republik Indonesia sebagai berikut :

Gambar.4.1.

Peta Pulau Jawa

52

3. Demografi

Penduduk Provinsi DIY pada tahun 2008 sebanyak 3.468.502 jiwa

menurun pada tahun 2010 menjadi 3.457.491 jiwa dengan perincian

1.709.038 jiwa laki-laki (49,43%) dan 1.748.453 jiwa penduduk perempuan

(50,57%) dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 1085 jiwa/km2.

Penduduk DIY belum menyebar secara merata di seluruh wilayah.

Penduduk terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah 1.093.110

jiwa atau sekitar 31,62% dari total penduduk DIY dan yang mempunyai

penduduk paling sedikit adalah Kota Yogyakarta dengan 388.627 jiwa atau

sekitar 11,24% dari total penduduk DIY. Namun jika dilihat dari kepadatan

penduduk, maka Kota Yogyakarta merupakan wilayah terpadat

dibandingkan kabupaten lainnya yaitu sebesar 11958 jiwa/Km2, sedangkan

kepadatan penduduk terendah dimiliki Kabupaten Gunungkidul yaitu

sebesar 455 jiwa/Km2. Selanjutnya dapat dilihat Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel.4.2.

Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi DIY Tahun

2008-2010

Indikator Tahun

2008 2009 2010

Jumlah Penduduk 3.468.502 3.501.869 3.457.491

Laki-laki (jiwa) 1.740.841 1.711.363 1.709.038

Perempuan (Jiwa) 1.727.661 1.790.506 1.748.453

Kepadatan Penduduk 1.089 1.099 1.085

Laju Pertumbuhan

(%) 0,99 0,96 1,02

Sumber: BPS Propinsi DIY

53

4. Kondisi Perekonomian Provinsi DIY

Proses pemulihan ekonomi dari keadaan bencana alam yang melanda

Indonesia khususnya DIY mengalami percepatan di Tahun 2010. Meskipun

dilihat secara keseluruhan, dalam lima tahun terakhir (2006-2010) ternyata

belum menunjukkan adanya pergeseran struktur ekonomi yang berarti,

dimana posisi masing-masing sektor masih tetap meskipun terdapat

perubahan besarnya kontribusi. Struktur ekonomi Provinsi DIY tahun 2006-

2010 seperti ditunjukkan dalam tabel 4.3, ternyata sektor jasa-jasa masih

merupakan sektor yang memberikan sumbangan terhadap pembentukan

PDRB DIY, yaitu pada tahun 2006 kontribusinya sebesar 20,05% dan

ditahun 2010 sebesar 20,07%.

Sektor lain yang memberikan sumbangan terbesar adalah sektor

perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan peranan sebesar 19,03%

ditahun 2006 dan 19,74% pada tahun 2010. Kontribusi terkecil dalam

pembentukan PDRB berasal dari sektor penggalian hanya sebesar 0,74%

pada tahun 2006 dan 0,67% pada tahun 2010. Selanjutnya dapat terlihat

dalam Tabel 4.3 berikut ini:

54

Tabel.4.3.

Struktur Ekonomi Provinsi DIY Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar

Harga Berlaku Tahun 2006-2010 (Persentase)

Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009* 2010

1. Pertanian 15,55 15,01 15,73 15,38 14,56

2. Penggalian 0,74 0,79 0,74 0,71 0,67

3. Industri Pengolahan 13,86 13,60 13,29 13,35 14,02

4. Listrik dan Air Bersih 1,28 1,29 1,28 1,35 1,33

5. Bangunan 9,75 10,54 10,70 10,70 10,59

6. Perdagangan, Hotel dan

Restoran 19,03 19,22 19,22 19,72 19,74

7. Pengangkutan dan

Komunikasi 10,37 10,08 9,82 9,20 9,03

8. Keuangan, Persewaan,

Jasa Perusahaan 9,37 9,69 9,77 9,88 9,98

9. Jasa-jasa 20,05 19,79 19,46 19,71 20,07

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber Data: BPS Propinsi DIY, Pendapatan Regional DIY Tahun 2010

Selanjutnya laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di tahun

2011 sebesar 5,16%, lebih tinggi dari yang dicapai tahun 2007 yaitu sekitar

5,03%. Dari sisi produksi beberapa sektor mengalami percepatan, seperti

sektor penggalian mengalami pertumbuhan sebesar 11,96%, sektor

pengangkutan dan komunikasi sebesar 8,00%. Namun beberapa sektor

mengalami penurun. Laju pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dalam

laju pertumbuhan atas dasar harga konstan tahun 2000 Provinsi DIY tahun

2007-2011 dapat dilihat dalam Tabel 4.4 berikut:

55

Tabel.4.4.

Laju Pertumbuhan Ekonomi Propinsi DIY Tahun 2007-2011 (persentase)

Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011

1. Pertanian 0,80 5,72 3,37 -0,27 -2.12

2. Penggalian 9,69 -0,02 0,30 0,88 11,96

3. Industri Pengolahan 1,89 1,37 1,88 7,00 6,79

4. Listrik dan Air Bersih 8,45 5,53 6,10 4,00 4,26

5. Bangunan 9,66 6,09 4,64 6,06 7,23

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,06 5,26 5,43 5,33 5,19

7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,45 7,12 5,96 5,73 8,00

8. Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 6,49 5,82 6,11 6,35 7,95

9. Jasa-jasa 3,61 4,94 4,49 6,44 6,47

PDRB 4,31 5,03 4,43 4,88 5,16

Sumber : BPS Propinsi DIY

Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa seluruh sektor mengalami pertumbuhan

kecuali sektor pertanian yang tidak menunjukkan pertumbuhan bahkan

minus. Penurunan cukup drastis terjkadi antara tahun 2009-2011 sebesar

3,37% menjadi -0,27% pada tahun 2010 dan -2,27% di tahun 2011.

Pertumbuhan paling tinggi tahun 2010 berasal dari sektor industri

pengolahan dan sektor jasa-jasa sebesar 6,44% dibandingkan dengan sektor-

sektor lainnya, sedangkan tahun 2011 sektor pertambangan dan penggalian

mengalami pertumbuhan yang cukup besar yakni 11,96% diatas sektor

pengangkiutan dan komunikasi sebesar 8,00%.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), laju pertumbuhan dan

pendapatan perkapita di DIY tidak merata untuk setiap kabupaten dan kota,

karena masing-masing daerah mempunyai keunggulan dan kelemahan yang

menjadi ciri khas daerah tersebut.

56

Secara rinci PDRB, Laju pertumbuhan PDRB dan PDRB perkapita

perkabupaten untuk tahun 2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

dapat terlihat dalam Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel.4.5.

PDRB, PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Propinsi DIY Tahun 2010

No Kabupaten/Kota PDRB

(Juta Rp)

PDRB

Perkapita(Rp)

Laju

Pertumbuhan

PDRB (%)

1 Kab. Kulon Progo 1.781.227 4.580.532 3,06

2 Kab. Bantul 3.967.928. 4.353.170 4,97

3 Kab. Gunung Kidul 3.330.080 4.930.660 4,15

4 Kab. Sleman 6.373.200 5.830.337 4,49

5 Kota Yogyakarta 5.505.942 14.167.677 4,98

DIY 21.044.042 6.086.507 4,88

Sumber Data: BPS, DIY Dalam Angka Tahun 2010

Pada Tabel 4.5, terlihat bahwa kabupaten yang mempunyai PDRB

total terbesar adalah Kabupaten Sleman dengan nilai PDRB total sebesar Rp

6.373.200 juta sedangkan PDRB perkapita tertinggi terdapat di Kota

Yogyakarta dengan nilai sebesar Rp 14.167.677. Hal ini cukup beralasan

karena Kota Yogyakarta merupakan ibu kota provinsi dengan tingkat

aktivitas perekonomian yang tinggi.

Jika dilihat dari laju pertumbuhan maka kabupaten yang memiliki laju

pertumbuhan terbesar adalah Kota Yogyakarta sebesar 4,98% diatas laju

pertumbuhan provinsi yang hanya sebesar 4,88% sedangkan kabupaten yang

memiliki laju pertumbuhan terendah adalah Kabupaten Kulon Progo yakni

sebesar 3,06% dibawah rata-rata laju pertumbuhan total Provinsi DIY.

57

B. Pembahasan

Hasil perhitungan dengan metode LQ menunjukkan bahwa sejak tahun

2005 sampai tahun 2010 tidak mengalami perubahan yang berarti. Sektor basis

ditiap kabupaten/kota cenderung tetap, tidak banyak sektor yang mengalami

perubahan dari sektor bukan basis ke sektor basis demikian sebaliknya. Hal ini

menandakan bahwa pembangunan di kabupaten-kabupaten dan kota di Provinsi

DIY mulai tahun 2005 sampai 2010 tidak banyak mengalami perubahan.

Secara lengkap berikut ini dapat dijelaskan hasil analisis LQ untuk masing-

masing sektor selama 6 tahun sejak tahun 2005-2010.

1. Sektor-sektor Basis di Masing-masing Kabupaten/Kota

a. Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor basis ditiga kabupaten dari

lima kabupaten dan kota yang ada di DIY sejak awal tahun sampai akhir

tahun analisis. Kota Yogyakarta mempunyai nilai LQ < 1 sejak tahun

2005 bahkan nilainya terus menurun sampai tahun 2010, hal ini tentu saja

diakibatkan karena Yogyakarta sebagai ibu kota Provinsi DIY yang

setiap tahun melakukan pembangunan-pembangunan sehingga lahan-

lahan pertanian berubah alih. Lengkapnya dapat terlihat dalam tabel 4.6

sebagai berikut:

58

Tabel.4.6.

Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pertanian Tahun

2005-2010

No Kabupaten/Kota Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Kab. Kulon

Progo 1,462 1,433 1,468 1,491 1,512 1,521

2 Kab. Bantul 1.299 1.309 1.334 1.326 1.340 1.363

3 Kab. Gunung

Kidul 2.087 2.105 2.129 2.133 2.192 2.206

4 Kab. Sleman 0.929 0.924 0.912 0.922 0.907 0.911

5 Kota

Yogyakarta 0.026 0.025 0.022 0.020 0.018 0.018

Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun

2005-2010 (diolah)

Pada Tabel 4.6 menggambarkan bahwa hasil analisis LQ pada

sektor pertanian tahun 2005-2010, Kabupaten yang mempunyai sektor

basis pertanian adalah Kabupaten Kulon Progo, Bantul, dan Gunung

Kidul. Khusus untuk Kabupaten Sleman hasil perhitungan menunjukkan

pada tahun 2005-2010 berada pada LQ < 1, padahal luas lahan pertanian

yang dimilikinya sangat luas, hal ini dapat dimaklumi karena kabupaten

Sleman berada di kawasan rawan bencana terutama gunung merapi, dan

puncaknya pada Oktober tahun 2010 terjadi erupsi merapi sehingga

terjadi gagal panen.

Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih merupakan

sektor yang diunggulkan untuk wilayah DIY karena tiga dari lima

kabupaten yang ada, sektor pertanian merupakan sektor basis dan selama

perioda analisis sektor tersebut mempunyai kontribusi yang besar

terhadap pembentukan PDRB. Dengan kata lain sektor pertanian

mempunyai kemampuan terhadap peningkatan perekonomian baik di

59

kabupaten maupun ditingkat Provinsi. Sejalan dengan hal tersebut

kebijakan operasional pertanian yang tertuang dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DIY tahun

2009-2013 selalu diarahkan pada penerapan sistem agribisnis terpadu

dengan memanfaaatkan secara optimal sumberdaya pertanian yang ada

dalam satu kawasan ekosistem. Dengan adanya kebijakan tersebut

diharapkan bisa mengembangkan pertanian yang tangguh dengan

meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani melalui peningkatan

produktifitas tenaga kerja.

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Hasil analisis LQ untuk sektor pertambangan dan penggalian,

terdapat tiga kabupaten yang menunjukkan sebagai sektor basis utnuk

daerahnya, yaitu Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul. Untuk

Kabupaten Giunung Kidul terlihat jelas sekali indeks yang begitu besar,

maka ini merupakan hal yang perlu terus dikembangkan. Kabupaten

Gunung Kidul memiliki berbagai macam jenis barang tambang yang

masuk dalam golongan C. Potensi barang tambang di Kabupaten Gunung

Kidul meliputi Kaolin, Pasir, Andesit, Zeolit, Batu Gamping, Blok, Tras

dan Kalsedon. Masing-masing dari macam barang tambang tersebut

menyumbang produksi dalam pembentukan PDRB di sektor

pertambangan. Sehingga sangat berpotensi untuk diekspor ke daerah lain.

Sedangkan Kota Yogyakarta mempunyai nilai LQ < 1 sejak tahun 2005

stabil sampai tahun 2007 dan mengalami penurunan pada tahun

60

berikutnya. Gambaran lebih rinci dapat terlihat pada Tabel 4.7 berikut

ini:

Tabel.4.7.

Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pertambangan

dan Penggalian Tahun 2005-2010

No Kabupaten/Kota Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Kab. Kulon

Progo 1,229 1,643 1,473 1,423 1,550 1,069

2 Kab. Bantul 1.401 1.432 1.342 1.375 1.369 1.384

3 Kab. Gunung

Kidul 2.829 2.793 2.508 2.508 2.530 2.640

4 Kab. Sleman 0.511 0.495 0.786 0.723 0.685 0.786

5 Kota

Yogyakarta 0.008 0.008 0.008 0.007 0.007 0.007

Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun

2005-2010 (diolah)

c. Sektor Industri Pengolahan

Hasil analisis LQ pada sektor industri seperti terlihat dalam Tabel

4.8 menunjukkan bahwa terdapat tiga kabupaten yang memiliki sektor

basis di sektor industri selama periode analisis. Industri Pengolahan di

Kabupaten Bantul hampir merata keseluruh wilayah Bantul. Uniknya di

Kabupaten Bantul banyak pengrajin dalam memproduksi suatu prosuk

yang turun-temurun mewarisi ilmu dan usahanya. Sehingga umumnya

dalam suatu desa membentuk suatu sentra produksi (Bappeda, 2007).

Bagi Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2005 sampai tahun 2009 sektor

ini mengalami kenaikan secara konsisten walaupun di tahun 2010

mengalami penurunan sedikit. Hal ini bisa dilihat dari nilai LQ yang

terus naik setiap tahun. Jelasnya terlihat dalam tabel sebagai berikut:

61

Tabel.4.8.

Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Industri

Pengolahan Tahun 2005-2010

No Kabupaten/Kota Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Kab. Kulon Progo 1.107 1.129 1.146 1.152 1.161 1.149

2 Kab. Bantul 1.368 1.217 1.222 1.235 1.242 1.230

3 Kab. Gunung

Kidul 0.805 0.819 0.818 0.823 0.820 0.833

4 Kab. Sleman 1.149 1.163 1.161 1.162 1.162 1.123

5 Kota Yogyakarta 0.809 0.818 0.817 0.811 0.805 0.814

Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun

2005-2010 (diolah)

d. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Kota Yogyakarta selama periode analisis menunjukkan nilai LQ > 1

yang berarti sektor Listrik dan Air Bersih menjadi sektor basis bagi Kota

Yogyakarta. Berbeda dengan empat kabupaten lainnya secara konsisten

selama periode analisis bukan sebagai sektor basis. Kabupaten Sleman

empat tahun pertama belum menjadikan sektor ini sebagai sektor basis

namun di tahun 2010 sektor ini sudah menjadi sektor basis. Dengan

indeks Kabupaten Sleman yang terus meningkat maka di harapkan tahun-

tahun berikutnya sektor ini konsisten menjadi sektor basis.

Untuk sementara ini dari lima kabupaten dan kota yang ada di DIY

hanya terdapat satu kota yang memiliki sektor basis pada sektor ini

selama tahun analisis. Berikut ini adalah hasil perhitungan LQ untuk

sektor listrik dan air bersih selengkapnya:

62

Tabel.4.9.

Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Listrik dan Air Bersih

Tahun 2005-2010

No Kabupaten/Kota Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Kab. Kulon

Progo 0.654 0.691 0.668 0.683 0.688 0.709

2 Kab. Bantul 0.990 0.943 0.937 0.962 0.985 0.997

3 Kab. Gunung

Kidul 0.524 0.544 0.560 0.572 0.600 0.622

4 Kab. Sleman 0.965 0.982 0.997 0.993 0.994 1.005

5 Kota

Yogyakarta 1.512 1.524 1.483 1.432 1.385 1.361

Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun

2005-2010 (diolah)

e. Sektor Bangunan

Untuk sektor bangunan dari lima kabupaten/kota yang ada di DIY

hanya Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman yang mempunyai sektor

basis di sektor bangunan selama periode analisis. Untuk Kabupaten

Bantul Sebagai konsekwensi dari konsentrasi dukungan pada

pembangunan dan rehabilitasi sektor perumahan dan infrastruktur pasca

gempa tektonik di Kabupaten Bantul maka pertumbuhan positif

perekonomian Bantul terjadi terutama karena pertumbuhan yang luar

biasa pada sektor kontruksi dengan permintaan besar pada bahan-bahan

bangunan. Begitu Juga dengan Kabupaten Sleman sendiri sektor

bangunan menjadi sektor basis berkaitan dengan kebiajakan pemerintah

Kabupaten Sleman yang terfokus pada program padat karya infrastruktur

dalam penanganan bencana gempa. Untuk itu anggaran sebesar 3 milyar

rupiah pada tahun 2010 disiapkan untuk hal tersebut (RKPD 2012).

63

Sedangkan Kabupaten Kulon Progo, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta

belum menjadikan sektor bangunan sebagai sektor basis. Tabel 4.10

memperlihatkan hasil analisis LQ untuk sektor bangunan sebagai berikut:

Tabel.4.10.

Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Bangunan Tahun

2005-2010

No Kabupaten/Kota Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Kab. Kulon

Progo 0.541 0.528 0.518 0.516 0.518 0.531

2 Kab. Bantul 1.035 1.284 1.266 1.263 1.199 1.181

3 Kab. Gunung

Kidul 0.933 0.847 0.844 0.852 0.854 0.866

4 Kab. Sleman 1.192 1.159 1.143 1.150 1.170 1.181

5 Kota

Yogyakarta 0.849 0.879 0.863 0.860 0.823 0.799

Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun

2005-2010 (diolah)

f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Di DIY aktifitas perdagangan sangat berfluktuasi, hal ini terjadi

mengingat komoditi ekspor provinsi DIY masih didominasi oleh bahan

mentah dan setengah jadi, sehingga menciptakan nilai ekspor yang relatif

rendah.

Hasil analisis LQ untuk perdagangan, hotel dan restoran hanya dua

Kabupaten yang menunjukkan sektor tersebut mempunya LQ > 1 atau

sebagai sektor basis selama periode analisis yaitu Kabupaten Sleman dan

Kota Yogyakarta. Kabupaten Bantul walaupun sampai 2010 belum

sebagai sektor basis namun indeksnya terus bertahan dikisaran 0.9 dari

tahun ke tahun. Melihat perkembangannya diharapkan sektor ini akan

64

menjadi sektor basis pada tahun yang akan datang dan harus lebih

ditingkatkan. Selanjutnya lihat Tabel 4.11 yang menunjukkan hasil

perhitungan LQ untuk sektor tersebut.

Tabel.4.11.

Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Perdagangan,

Hotel dan Restoran Tahun 2005-2010

No Kabupaten/Kota Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Kab. Kulon

Progo 0.805 0.808 0.818 0.824 0.819 0.828

2 Kab. Bantul 0.930 0.929 0.932 0.945 0.952 0.955

3 Kab. Gunung

Kidul 0.691 0.688 0.712 0.710 0.705 0.716

4 Kab. Sleman 1.045 1.042 1.058 1.064 1.075 1.082

5 Kota

Yogyakarta 1.237 1.231 1.213 1.215 1.224 1.215

Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun

2005-2010 (diolah)

g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Hasil analisis LQ pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi

seperti terlihat dalam Tabel 4.12 menunjukkan bahwa dari lima

kabupaten/kota yang ada di DIY hanya terdapat satu daerah yang

konsisten memiliki sektor basis di sektor ini yaitu Kota Yogyakarta.

Kabupaten Kulon Progo mempunyai nilai LQ > 1 untuk sektor ini tahun

2005-2007, namun indeksnya terus menurun dan di tahun 2008 berubah

menjadi sektor non basis karena memiliki nilai LQ < 1. Jelasnya terlihat

dalam Tabel 4.12 sebagai berikut:

65

Tabel.4.12.

Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Pengangkutan

dan Komunikasi Tahun 2005-2010

No Kabupaten/Kota Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Kab. Kulon Progo 1.024 1.030 1.005 0.986 0.978 0.967

2 Kab. Bantul 0.695 0.662 0.664 0.658 0.669 0.677

3 Kab. Gunung

Kidul 0.679 0.684 0.686 0.668 0.649 0.659

4 Kab. Sleman 0.558 0.564 0.565 0.556 0.558 0.565

5 Kota Yogyakarta 1.870 1.877 1.859 1.876 1.896 1.865

Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun

2005-2010 (diolah)

h. Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan

Hasil analisis LQ untuk sektor keuangan, persewaan, jasa

perusahaan untuk kabupaten/kota lengkapnya terlihat sebagai berikut:

Tabel.4.13.

Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Keuangan,

Persewaan, Jasa Perusahaan Tahun 2005-2010

No Kabupaten/Kota Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Kab. Kulon Progo 0.633 0.656 0.668 0.654 0.672 0.681

2 Kab. Bantul 0.661 0.646 0.634 0.630 0.644 0.660

3 Kab. Gunung

Kidul 0.458 0.475 0.484 0.495 0.480 0.499

4 Kab. Sleman 1.073 1.120 1.102 1.097 1.091 1.092

5 Kota Yogyakarta 1.490 1.464 1.473 1.486 1.471 1.455

Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun

2005-2010 (diolah)

Dari Tabel 4.14 terlihat bahwa ada dua kabupaten/kota yang

mempunyai nilai LQ > 1, masing-masing Kabupaten Sleman dan Kota

Yogyakarta. Indeks LQ Kota Yogyakarta cukup tinggi. Hal ini

menunjukkan perubahan struktural dalam perekonomian di DIY lebih

66

bergeser dari sektor agraris (sektor primer) menuju sektor jasa-jasa

(tersier). Jika kita bandingkan sektor-sektor sebelumnya di Kota

Yogyakarta, maka akan terlihat pergeseran tersebut mulai dari agraris

dan sekarang menuju ke sektor jasa-jasa (tersier). Hali ini cukup

dimaklumi bagi sebuah ibu kota.

Sedangkan kabupaten lainnya menunjukkan angka yang fluktuasi

dimana pada setiap tahun indeks LQ berubah dan sulit diprediksi.

i. Sektor Jasa-Jasa

Hasil analisis LQ pada sektor jasa-jasa seperti terlihat dalam tabel

4.15 menunjukkan bahwa Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman

dan Kota Yogyakarta yang memiliki sektor basis di sektor ini. Kota

Yogyakarta memiliki sektor basis yang paling besar. Sektor ini

didominasi oleh sub sektor jasa pemerintahan umum, sehingga besarnya

peranan sektor jasa-jasa juga menunjukkan peran dan kinerja

pemerintahan yang semakin besar. Sektor jasa oleh pemerintah daerah

melebihi dari PDRB yang disumbang oleh pihak swasta. Untuk Jelasnya

indeks LQ terlihat dalam tabel sebagai berikut:

67

Tabel.4.14.

Hasil Perhitungan LQ tiap Kabupaten/Kota Untuk Sektor Jasa-Jasa Tahun

2005-2010

No Kabupaten/Kota Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Kab. Kulon Progo 1.055 1.047 1.043 1.034 1.014 1.047

2 Kab. Bantul 0.770 0.783 0.783 0.779 0.787 0.785

3 Kab. Gunung

Kidul 0.803 0.794 0.797 0.788 0.773 0.785

4 Kab. Sleman 1.044 1.031 1.030 1.027 1.026 1.022

5 Kota Yogyakarta 1.266 1.271 1.262 1.242 1.223 1.211

Sumber: PDRB Tiap Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010 dan PDRB DIY Tahun

2005-2010 (diolah)

Dari sembilan sektor yang ada dan empat Kabupaten serta 1 Kota

terdapat beberapa daerah yang mempunyai lebih dari 2 sektor basis

konsisten sepanjang tahun analisis meskipun ada pula yang hanya memiliki

2 sektor basis saja. Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta merupakan

daerah yang paling banyak memiliki sektor basis yaitu sebanyak 5 sektor.

Sedangkan kabupaten yang memiliki sektor basis paling sedikit adalah

kabupaten Gunung Kidul yang hanya memiliki 2 sektor basis konsisten

sepanjang tahun analisis yakni sektor pertanian serta sektor pertambangan.

Urutan terbanyak lainnya adalah Kabupaten Kulon Progo dan

Kabupaten Bantul yang memiliki masing-masing 4 sektor basis. Di Provinsi

DIY terdapat beberapa sektor basis diantaranya, sektor pertanian yang

dimiliki oleh 3 kabupaten, Sektor Pertambangan menjadi sektor basis bagi 3

Kabupaten, Sektor industri pengolahan menjadi sektor basis bagi 3

Kabupaten/Kota dan sektor jasa-jasa yang dimilki oleh 3 kabupaten/kota.

Adapun satu-satunya sektor basis yang hanya dimiliki Kota Yogyakarta

68

(kabupaten lain tidak memilikinya) yaitu sektor Listrik, Gas &air bersih

serta sektor pengangkutan&komunikasi. Tentu ini dikarenakan sebagai

ibukota provinsi, Kota Yogyakarta berkewajiban memaksimalkan keperluan

Listrik, Gas&Air serta pengangkutan dan komunikasi untuk mobilitas

masyarakat. Secara rinci kompilasi analisis LQ untuk 5 kabupaten/kota di

Provinsi DIY yang mempunyai sektor basis konsisten sepanjang tahun

analsis terlihat dalam Tabel 4.16 berikut:

Tabel.4.15.

Hasil Kompilasi Analisi LQ di Provinsi DIY Tahun 2005-2010

No Kabupaten/Kota

Sektor Jumlah

Sektor

Basis 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Kab. Kulon Progo 4

2 Kab. Bantul 4

3 Kab. Gunung

Kidul 2

4 Kab. Sleman 5

5 Kota Yogyakarta 5

Jumlah Kabupaten/Kota 3 3 3 1 2 2 1 2 3 20

Sumber: Hasil analisis LQ per sektor

Keterangan : 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan

Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, persewaan,

Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa

2. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Analisis model rasio pertumbuhan (MRP) merupakan salah satu alat

analisis alternatif guna mendukung penentuan deskripsi kegiatan ekonomi

yang potensial bagi kabupaten/kota di Provinsi DIY. MRP ini serupa dengan

LQ, perbedaanya terletak pada cara menghitung. Analisis LQ menggunakan

distribusi PDRB, sedangkan MRP menggunakan kriteria pertumbuhan.

Untuk mengidentifikasi kegiatan sektor yang unggul, baik dari sisi

69

kontribusi maupun sisi pertumbuhannya, maka MRP dan LQ digabung yang

disebut overlay (Yusuf dalam Nudiatulhuda, 2007).

Melalui overlay antara rasio pertumbuhan wiayah referensi (RPr),

rasio pertumbuhan studi (RPs) dan Location Quotient (LQ) dapat dilihat

identifikasi kegiatan-kegiatan unggulan. Koefisien dari ketiga komponen ini

harus disamakan satuannya dengan diberi notasi positif (+) atau negatif (-).

Notasi positif berarti koefisien komponen tersebut bernilai lebih dari

satu dan negatif berarti koefisien komponen kurang dari satu. RPr bernotasi

positif artinya pertumbuhan sektor i lebih tinggi dibanding pertumbuhan

total di wilayah referensi. RPs bernotasi positif berarti pertumbuhan sektor i

di wilayah studi lebih tinggi dibanding pertumbuhan sektor yang sama di

wilayah referensi. Sedangkan LQ bernotasi positif berarti kontribusi sektor i

terhadap PDRB di wilayah studi lebih tinggi dibanding kontribusi sektor

yang sama terhadap PDRB di wilayah referensi.

Identifikasi unggulan dari hasil overlay dalam penelitian iini

dibedakan dalam tiga kriteria. Pertama, notasi overlay ketiga komponen

bertanda positif (+++), artinya kegiatan tersebut mempunyai pertumbuhan

sektoral yang tinggi di tingkat Provinsi DIY, pertumbuhan sektoral

kabupaten/kota lebih tinggi dari DIY dan kontribusi sektoral kabupaten/kota

lebih tinggi pula dari Provinsi DIY. Secara keseluruhan menyatakan bahwa

sektor ekonomi tersebut mempunyai potensi daya saing kompetitif dan

komparatif di kabupaten/kota lebih unggul dibandingkan kegiatan yang

sama pada tingkat DIY, dan di DIY sendiri sektor mempunyai prospek yang

70

bagus ditunjukkan dengan pertumbuhan sektor tersebut lebih tinggi

dibandingkan dengan pertumbuhan total kegiatan ekonomi. Kedua, jika

ketiganya bernotasi negatif (---) memiliki pengertian yang sebaliknya dari

pengertian pertama. Ketiga, jika hasil overlay bertanda positif pada RPs dan

LQ, itu menunjukkan bahwa kegiatan sektoral di kabupaten/kota lebih

unggul dari kegiatan yang sama di tingkat provinsi DIY, dilihat dari sisi

pertumbuhan dan kontribusinya, dengan kata lain bahwa sektor tersebut

menunjukkan spesialisasi kegiatan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi

DIY.

a. Analisis MRP Kabupaten Kulon Progo

Menurut analisis MRP di Kabupaten Kulon Progo setelah

dilakukan overlay tidak satu pun sektor ekonomi bernotasi positif untuk

ketiga komponen. Hasil ini berarti di Kabupaten Kulon Progo tidak

terdapat kegiatan sektoral yang mempunyai pertumbuhan dan kontribusi

yang lebih tinggi di tingkat DIY. Artinya sektor-sektor yang ada di

Kabupaten Kulon Progo tidak mempunyai potensi daya saing kompetitif

maupun komparatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama

di tingkat DIY.

Hasil analisis overlay menunjukkan bahwa kegiatan sektorl di

Kabupaten Kulon Progo yang memenuhi criteria kedua adalah sektor

pertanian, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industry

pengolahan. Artinya kegiatan sektor tersebut di Kabupaten Kulon Progo

lebih unggul dibandingkan dengan kegiatan sektoral yang sama di tingkat

71

DIY, baik dari sisi pertumbuhannya maupun ontribusinya. Dengan kata

lain, sektor tersebut merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi Kabupaten

Kulon Progo di DIY. Selanjutnya lihat Tabel 4.17 sebagai berikut:

Tabel.4.16.

Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2005-2010

No Lapangan Usaha RPr RPs LQ Overlay

1 Pertanian 0,611 2,435 1,481 -++

2 Pertambangan&Penggalian 0,667 35,542 1,398 -++

3 Industri Pengolahan 0,553 1,781 1,141 -++

4 Listrik, gas & air minum 1,041 -6,140 0,682 +--

5 Konstruksi 1,866 0,912 0,525 +--

6 Perdagangan, hotel&restoran 1,103 1,034 0,817 ++-

7 Pengangkutan & Komunikasi 1,372 0,738 0,998 +--

8 Keuangan, persewaan & jasa

perusahaan 0,964 0,629 0,661 - - -

9 Jasa-jasa 1,049 0,834 1,040 + - +

Sumber: PDRB Kabupaten Kulon Progo dan

PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah)

b. Analisis MRP Kabupaten Bantul

Hasil perhitungan MRP di Kabupaten Bantul setelah di overlay

ditemukan satu sektor ekonomi yang masuk kriteria pertama dengan

ketiga komponen bernilai positif. Sektor tersebut adalah sektor

konstruksi. Hal ini berarti sektor konstruksi mempunyai pertumbuhan

sektoral yang tinggi di tingkat Provinsi DIY, kemudian pertumbuhan

sektoral Kabupaten Bantul lebih tinggi dari pertumbuhan sektoral

Provinsi DIY, serta kontribusi sektor ini di Kabupaten Bantul lebih tinggi

pula dari Provinsi DIY. Artinya, sektor konstruksi di Kabupaten Bantul

72

mempunyai potensi daya saing kompetitif maupun komparatif yang lebih

unggul dibandingkan sektor konstruksi di DIY

Kemudian tidak ditemukan adanya sektor yang memiliki potensi

yang rendah di Kabupaten ini. Kegiatan spesialisasi juga tidak ditemukan

di Kabupaten ini. Sektor lain notasinya bervariasi seperti terlihat pada

table 4.17 berikut:

Tabel.4.17.

Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Bantul

Tahun 2005-2010

No Lapangan Usaha RPr RPs LQ Overlay

1 Pertanian 0,611 0.227 1.329 --+

2 Pertambangan&Penggalian 0,667 (20.539) 1.384 --+

3 Industri Pengolahan 0,553 (2.211) 1.252 --+

4 Listrik, gas & air minum 1,041 8.859 0.969 ++-

5 Konstruksi 1,866 1.061 1.205 +++

6 Perdagangan, hotel&restoran 1,103 1.021 0.941 ++-

7 Pengangkutan & Komunikasi 1,372 0.843 0.671 +--

8 Keuangan, persewaan & jasa

perusahaan 0,964 1.481 0.646 -+-

9 Jasa-jasa 1,049 1.029 0.781 ++-

Sumber: PDRB Kabupaten Bantul dan

PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah)

c. Analisis MRP Kabupaten Gunung Kidul

Hasil analisis MRP yang di overlay menunjukkan bahwa selama

periode tahun 2006-2010 di Kabupaten Gunung Kidul tidak terdapat

satupun sektor ekonomi masuk dalam kriteria pertama yang bernotasi

positif untuk ketiga komponen. Hasil ini berarti di Kabupaten Gunung

Kidul tidak terdapat kegiatan sektoral yang mempunyai pertumbuhan dan

kontribusi yang lebih tinggi di tingkat DIY. Artinya, sektor-sektor

73

tersebut tidak mempunyai daya saing kompetitif maupun kompartaif

terhadap DIY.

Walaupun tidak ada yang masuk dalam daya saing kompetitif dan

komperatif, Kabupaten Gunung Kidul masih ditopang dengan kegiatan

spesialisasi yaitu sektor pertanian serta sektor pertambangan dan

penggalian. Karena sektor-sektor tersebut di Kabupaten Gunung Kidul

lebih unggul dibandingkan dengan kegiatan sektoral yang sama di DIY,

baik dari sisi pertumbuhannya maupun konribusinya.

Hasil overlay yang masuk kriteria ketiga adalah sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan. Sektor tersebut mempunyai pertumbuhan

sektoral yang rendah di DIY, dan kontribusi sektoral di Kabupaten

Guinung Kidul lebih rendah dari DIY. Artinya sektor tersebut kurang

memiliki daya saing kompetitif maupun komperatif yang lebih unggul

dibandingkan kegiatan yang sama pada DIY. Seperti ditunjukkan pada

table 4.18 berikut.

74

Tabel.4.18.

Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Gunung Kidul

Tahun 2005-2010

No Lapangan Usaha RPr RPs LQ Overlay

1 Pertanian 0,611 1.423 2.142 -++

2 Pertambangan&Penggalian 0,667 7.754 2.635 -++

3 Industri Pengolahan 0,553 1.423 0.820 -+-

4 Listrik, gas & air minum 1,041 (3.331) 0.570 +--

5 Konstruksi 1,866 0.860 0.866 +--

6 Perdagangan, hotel&restoran 1,103 1.065 0.704 ++-

7 Pengangkutan & Komunikasi 1,372 0.851 0.671 +--

8 Keuangan, persewaan & jasa

perusahaan 0,964 0.722 0.482 ---

9 Jasa-jasa 1,049 0.799 0.790 +--

Sumber: PDRB Kabupaten Gunung Kidul dan

PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah)

d. Analisis MRP Kabupaten Sleman

Hasil perhitungan MRP di Kabupaten Sleman setelah di overlay

ditemukan dua sektor yang ketiga komponennya bernotasi positif.

Sektor-sektor tersebut yaitu sektor konstruksi, serta sektor perdagangan,

hotel dan restaurant. Dengan demikian sektor tersebut mempunyai

potensi daya saing kompetitif dan komparatif di Kabupaten Sleman yang

lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama pada tingkat DIY.

Sektor industri pengolahan menjadi keunggulan spesialisasi di

Kabupaten Sleman. Artinya, kegiatan sektor industry pengolahan lebih

unggul dibandingkan dengan kegiatan sektoral yang sama di tingkat DIY,

baik sisi pertumbuhannya maupun kontribusinya.

Selain itu terdapat satu sektor yang ketiga komponennya memiliki

notasi negatif yaitu sektor pertanian. Jelas sektor pertanian kurang

75

memiliki daya saing kompetitif maupun komparatif yang lebih unggul

dibandingkan kegiatan yang sama pada tingkat DIY. Secara rinci hasil

MRP dapat dilihat pada table 4.19 berikut.

Tabel.4.19.

Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kabupaten Sleman

Tahun 2005-2010

No Lapangan Usaha RPr RPs LQ Overlay

1 Pertanian 0,611 0.753 0.917 ---

2 Pertambangan&Penggalian 0,667 75.267 0.664 -+-

3 Industri Pengolahan 0,553 1.463 1.153 -++

4 Listrik, gas & air minum 1,041 (1.939) 0.989 +--

5 Konstruksi 1,866 1.063 1.166 +++

6 Perdagangan, hotel&restoran 1,103 1.183 1.061 +++

7 Pengangkutan & Komunikasi 1,372 1.088 0.561 ++-

8 Keuangan, persewaan & jasa

perusahaan 0,964 0.388 1.096 --+

9 Jasa-jasa 1,049 0.951 1.030 +-+

Sumber: PDRB Kabupaten Sleman dan

PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah)

e. Analisis MRP Kota Yogyakarta

Hasil perhitungan MRP di Kota Yogyakarta setelah di overlay

terdapat satu sektor ekonomi yang masuk kategori pertama. Sektor

tersebut adalah sektor pengangkutan dan komunikasi. Berarti jelas bahwa

sektor tersebut memiliki potensi daya saing kompetitif maupun

komparatif yang lebih unggul dibandingkan kegiatan yang sama di

tingkat DIY.

Sebagai sebuah Kota, sektor pertanian terbukti tidak memilki daya

saing sebagaimana yang dimiliki oleh sektor pengangkutan dan

komunikasi. Hal ini ditunjukkan dengan notasi negatif dari ketiga

76

komponen yang ada pada sektor pertanian. Namun demikian, sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan masih berkontribusi dengan

kegiatan spesialisasinya. Perhatikan Tabel 4.20 berikut:

Tabel.4.20.

Overlay RPr, RPs, dan LQ Perekonomian Kota Yogyakarta

Tahun 2005-2010

No Lapangan Usaha RPr RPs LQ Overlay

1 Pertanian 0,611 (3.477) 0.022 ---

2 Pertambangan&Penggalian 0,667 72.628 0.008 -+-

3 Industri Pengolahan 0,553 1.266 0.812 -+-

4 Listrik, gas & air minum 1,041 (0.633) 1.450 +-+

5 Konstruksi 1,866 0.728 0.845 +--

6 Perdagangan, hotel&restoran 1,103 0.946 1.222 +-+

7 Pengangkutan & Komunikasi 1,372 1.010 1.874 +++

8 Keuangan, persewaan & jasa

perusahaan 0,964 1.145 1.473 -++

9 Jasa-jasa 1,049 0.837 1.246 +-+

Sumber: PDRB Kota Yogyakarta dan

PDRB Provinsi DIY Tahun 2005-2010 (diolah)

Dari analisis MRP di atas secara keseluruhan terlihat bahwa beberapa

kabupaten/kota di Provinsi DIY memiliki sektor ekonomi yang masuk

dalam kriteria pertama yang bernotasi postif untuk ketiga komponenya

(+++), artinya bahwa kabupaten/kota tersebut mempunyai pertumbuhan

sektoral di tingkat provinsi tinggi, diikuti pertumbuhan sektoral

kabupaten/kota lebih tinggi dari Provinsi DIY, dan kontribusi sektoral

kabupaten/kota lebih tinggi pula dari Provinsi DIY. Dengan kata lain,

sektor-sektor tersebut memiliki potensi daya saing kompetitif dan

komparatif di kabupaten/kota yang lebih unggul dibandingkan kegiatan

77

yang sama pada tingkat Provonsi DIY serta di Provinsi DIY sendiri sektor

tersebut mempunyai prospek yang bagus.

Kabupaten/kota yang memiliki sektor bertanda positif terbanyak untuk

ketiga komponennya adalah Kabupaten Sleman yang meliputi; sektor

konstruksi serta sektor perdagangan, hotel dan restoran Hal ini

dilatarbelakangi dengan banyaknya bencana alam yang terjadi sehingga

membutuhkan pembangunan fisik berkelanjutan, kemudian adanya usaha-

usaha di Sleman yang berkontribusi terhadap sektor perdagangan.

Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta memiliki satu sektor yang bertanda

positif untuk ketiga komponenya yaitu sektor konstruksi di Kabupaten

Bantul kemudian sektor pengangkutan dan komunikasi di Kota Yogyakarta.

Begitu juga terdapat beberapa kabupaten yang memiliki kegiatan

spesialisasi terhadap sektor-sektormya. Seperti Kabupaten Bantul

memegang tiga kegiatan spesialisasi yaitu sektor pertanian, sektor

pertambangna dan penggalian serta sektor industry pengolahan. Di ikuti

oleh Kabupaten Gunung Kidul yang juga berspesialisasi pada sektor

pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian, namun tidak pada

sektor industry pengolahan. Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta

masing-masing hanya berspesialisasi pada sektor industri pengolahan untuk

Kabupaten Sleman serta sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan

untuk Kota Yogyakarta.

Kemudian terlihat juga bahwa terdapat dua kabupaten yang memiliki

sektor ekonomi yang bertanda negatif untuk ketiga komponennya (---) pada

78

sektor yang sama yaitu sektor pertanian. Kabupaten tersebut yaitu Sleman,

dan Kota Yogyakarta. Selain itu sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan pada Kabupaten Sleman mengalami hal yang sama (---), namun

tidak pada sektor pertaniannya.

3. Hasil analisis Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan

Spesialisasi

Analisis shift-share merupakan tehnik yang menggambarkan

performance (kinerja) sektor-sektor di suatu wilayah dibandingkan kinerja

sektor-sektor perekonomian nasional. Dengan demikian dapat ditemukan

adanya shift (pergesaran) hasil pembangunan perekonomian daerah, bila

daerah itu memperoleh kemajuan lebih lambat atau lebih cepat dari

kemajuan nasional (Bendavid-Val (1983), Hoover (1984) Lihat Prasetyo,

1993:44 dalam Nudiatulhuda, 2007:44). Selanjutnya Lincolyn Arsyad

(1997:290) dan Latif Adam (1994), mengemukakan bahwa analisis shift-

share merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis perubahan

sruktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional.

Teknik ini membandingkan laju pertumbuhan sektor-sektor di suatu wilayah

dengan laju pertumbuhan perekonomian nasional serta sektor-sektornya, dan

mengamati penyimpangan-penyimpangan dari perbandingan-perbandingan

itu. Bila penyimpangan itu positif, hal itu disebut keunggulan kompetitif

dari suatu sektor dalam wilayah tersebut.

Berdasarkan hasil analisis shift-share (S-S) tentang keunggulan

kompetitif dan spesialisasi menurut sektor setiap kabupaten/kota di Provinsi

79

DIY, terlihat bahwa setiap kabupaten/kota memiliki keunggulan kompetitif

dan keunggulan spesialisasi. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi

dan pendapatan perkapita kabupaten/kota di Provinsi DIY bervariasi dan

tentunya ditopang oleh sektor spesialis dan sektor kompetitif.

Daerah kabupaten/kota di DIY yang mempunyai kompetitif ditandai

dengan K-K positif. Untuk sektor pertanian terdapat tiga kabupaten yang

mempunyai keunggulan kompetitif masing-masing di Kabupaten Kulon

Progo, Bantul dan Gunung Kidul serta sektor pertambangan dan penggalian

terdapat tiga kabupaten yang mempunyai spesialisasi, yaitu Kulo Progo,

Bantu dan Gunung Kidul. Sebaliknya ada dua kabupaten/kota bernilai K-K

negative artinya tidak memiliki keunggulan kompetitif.

Kemudian diketahui juga bahwa dari lima kabupaten/kota hanya

Kabupaten Sleman yang memiliki keunggulan kompetitif di sektor

pertambangan dan penggalian. Keunggulan kompetitif di sektor industry

pengolahan dimiliki oleh Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunung

Kidul, dan Kota Yogyakarta.. Selain itu, keunggulan kompetitif di sektor

listrik, gas, dan air bersih dijumpai di Kabupaten Kulon Progo, Gunung

Kidul dan Sleman. Keunggulan kompetitif di sektor bangunan hanya

dimiliki oleh Kabupaten Bantul. Di sektor perdagangan, hotel dan restoran

keunggulan kompetitif dimiliki oleh seluruh kabupaten, kecuali Kota

Yogyakarta. Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta mempunyai

keunggulan kompetitif di sektor pengangkutan dan komunikasi.

Kabupaten/kota yang keunggulan kompetitifnya di sektor keuangan,

80

persewaan dan jasa perusahaan dimiliki oleh Kabupaten Kulon Progo,

Gunung Kidul dan Sleman. Sedangkan kabupaten/kota yang memiliki

keunggulan kompetitif pada sektor jasa-jasa hanya Kabupaten Bantul.

Selain itu, kita bisa melihat keunggulan spesialisasi yang dimiliki

masing-masing daerah. Spesialisasi dapat dilihat dengan nilai S-S positif.

Untuk sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian terdapat

tiga kabupaten yang mempunyai spesialisasi untuk dua sektor tersewbut,

masing masing terdapat di Kabupaten Kulon Progo, Bantul, dan Gunung

Kidul. Sebaliknya ada dua kabupaten bernilai S-S negative artinya tidak

memiliki spesialisasi.

Spesialisasi di sektor industri pengolahan dimiliki oleh Kabupaten

Kulon Progo, Bantul dan Sleman. Spesialisasi di sektor listrik, gas, dan air

bersih hanya dimiliki oleh Kota Yogyakarta. Selanjutnya, spesialisasi di

sektor bangunan dijumpai di Kabupaten Bantul dan Sleman. Kemudian

Kabupaten Sleman dan Kota Yohyakarta berspesialisasi di sektor

perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan Kabupaten Kulon Progo dan

Kota Yogyakarta bertumpu pada sektor pengangkutan dan komunikasi.

Kabupaten yang spesialisasinya di sektor keuangan, persewaan, dan jasa

perusahaan dimiliki oleh Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.

Sedangkan kabupaten/kota yang berspesialisasi pada sektor jasa-jasa adalah

Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.

Dari keunggulan kompetitif dan spesialisasi yang dimiliki masing-

masing kabupaten/kota, ada yang dimiliki keduanya sekaligus. Artinya

81

sektor tersebut memiliki kenggulan kompetitif sekaligus spesialisasi di

daerah tersebut. Namun tidak semua seperti itu, hanya beberapa sektor

tertentu dan daerah tertentu.

Terlihat bahwa di sektor pertanian di tiga kabupaten yang ada yaitu

Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul mereka mempunyai keunggulan

kompetitif dan spesialisasi di sektor pertanian. Kemudian Kabupaten Bantul

memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi di sektor bangunan.

Kabupaten Sleman memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi di

sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor keuangan, persewaan,

dan jasa perusahaan. Kota Yogyakarta sendiri memiliki keunggulan

kompetitif dan spesialkisasi di sektor pengangkutan dan komunikasi. Hasil

analisis ini akan sama jika dibandingkan dengan hasil analisis overlay.

Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.21 berikut:

82

Tabel.4.21.

Hasil Analisis Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten/Kota

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Kabupaten/Kota

Sektor

1 2 3 4 5 6 7 8 9

S S S S S S S S S

1. Kulon Progo 139602.1 5358.0 30505.4 (4651.2) (69926.5) (60444.2) 477.2 (51075.6) 10154.7

2. Bantul 206906.7 9602.5 122573.0 (1133.2) 68741.8 (43893.6) (118143.6) (116248.9) (128384.6)

3. Gunung Kidul 616594.3 34660.7 (74244.8) (11701.8) (37123.8) (180747.6) (99362.5) (144032.4) (104042.1)

4. Sleman (84032.0) (14249.6) 121917.5 (663.6) 82998.3 65793.0 (251940.2) 50245.1 29323.3

5. Yogyakarta (867302.6) (34388.0) (124114.9) 20132.3 (64643.6) 220350.4 432150.7 214286.9 203528.8

Kabupaten/Kota

Sektor

1 2 3 4 5 6 7 8 9

K K K K K K K K K

1. Kulon Progo 0.003 (0.008) 0.003 0.012 (0.010) 0.001 (0.017) 0.010 (0.006)

2. Bantul 0.007 (0.006) (0.023) (0.000) 0.033 0.003 (0.008) (0.002) 0.001

3. Gunung Kidul 0.008 (0.018) 0.003 0.033 (0.020) 0.004 (0.010) 0.014 (0.009)

4. Sleman (0.002) 0.128 (0.003) 0.010 (0.001) 0.009 0.004 0.005 (0.003)

5. Yogyakarta (0.070) (0.002) 0.003 (0.021) (0.011) (0.003) 0.001 (0.004) (0.008)

Sumber: Data diolah

Keterangan: 1= pertanian, 2= pertambangan&penggalian, 3= industri pengolahan, 4= listrik, gas &air bersih, 5= bangunan, 6=

perdagangan, hotel&restoran, 7= pengangkutan&komunikasi, 8= keuangan, persewaan&jasa perusahaan, 9= jasa-jasa

S= Spesialisasi K=Kompetitif

83

4. Analisis Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi DIY

Metode Klassen Tipology digunakan untuk menentukan tipologi

daerah pada penelitian ini. Tipologi Klassen membagi daerah berdasarkan

dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan

perkapita daerah dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi

sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan perkapita sebagai sumbu

horizontal. Daerah yang diamati dibagi menjadi empat klasifikasi yaitu:

a. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income)

adalah laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan perkapita di daerah lebih

tinggi dari rata-rata pertumbuhan dan pendapatan perkapita rata-rata

provinsi.

b. Daerah maju tapi tertekan (high income but low growrth) yaitu daerah

yang relatif maju, tapi dalam beberapa tahun terakhir laju petumbuhan

menurun akibat tertekannya kegiatan utama daerah yang bersangkutan.

Daerah ini merupakan daerah yang telah maju, tapi dimasa mendatang

pertumbuhannya tidak akan begitu cepat walaupun potensi

pengembangan yang dimiliki pada dasarnya sangat besar. Daerah ini

mempunyai pendapatan perkapita lebih tinggi dari pendapatan rata-rata

perkapita provinsi, tapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah

dibandingkan rata-rata provinsi.

c. Daerah berkembang cepat (high growth but low income) adalah daerah

yang dapat berkembang cepat dengan potensi pengembangan yang

dimiliki sangat besar tapi belum diolah sepenuhnya secara baik. Tingkat

84

pertumbuhan ekonomi daerah sangat tinggi, namun tingkat pendapatan

perkapita yang mencerminkan dari tahap pembangunan yang telah

dicapai sebenarnya masih relatif rendah. Daerah ini memiliki tingkat

pertumbuhan tinggi tetapi tingkat pendapatan perkapita lebih rendah

dibandingkan dengan rata-rata provinsi.

d. Daerah relatif tertinggal (low growth and low income) adalah daerah

yang masih mempunyai tingkat pertumbuhan dan pendapatan perkapita

lebih rendah dari pada rata-rata provinsi.

Hasil analisis Tipologi untuk Provinsi DIY terlihat bahwa dari lima

kabupaten/kota yang dimilikinya hanya satu yang masuk klasifikasi Daerah

Cepat Maju dan Cepat Tumbuh yaitu Kota Yogyakarta. Sedangkan

Kabupaten Sleman masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat. Tiga

kabupaten lainnya yaitu Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul masuk

dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal. Hal ini terlihat dari pertumbuhan

rata-rata dan pendapatan per kapita rata-rata masih jauh di bawah

pertumbuhan dan pendapatan per kapita DIY , seperti terlihat dalam skema

berikut :

85

Gambar.4.2.

Skema Tipologi Daerah Provinsi DIY Tahun 2005-2010

Klasifikasi III

Daerah Berkembang Cepat

Kab. Sleman (4.70 ; 5.389.195)

Klasifikasi I

Daerah Cepat maju dan Cepat

Tumbuh

Kota Yogyakarta

(4.62 ; 12.699.691)

Klasifikasi IV

Daerah Relatif Tertinggal

Kab. Kulon Progo

(4.07;4.230.784)

Kab. Bantul (4.13;4.041.477)

Kab. Gunung Kidul

(4.13;4.459.596)

Klasifikasi II

Daerah Maju Tetapi Tertekan

Tabel 4.17 berikut ini memperlihatkan bahwa terdapat tiga

Kabupaten/Kota yang masuk klasifikasi Daerah Relaif Tertinggal yaitu

daerah yang masih mempunyai tingkat pertumbuhan dan pendapatan

perkapita lebih rendah dari pada rata-rata provinsi. Kabupaten/kota yang

masuk kategori ini adalah Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Gunung

Kidul. Sedangkan untuk Kabupaten Sleman masuk dalam kategori Daerah

Berkembang Cepat. Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh diwakili oleh

Kota Yogyakarta sekaligus cermin dari ibukota Provinsi DIY..

4, 49 Per

tum

buhan

Rp 5.557.744

Pendapatan Per Kapita

86

Tabel.4.22.

Analisis Tipologi Klassen Kabupaten/Kota di Provinsi DIY Periode

2005-2010

No Kabupaten/Kota Pertumbuhan

Ekonomi

Rata-Rata

(%)

Pendapatan

Perkapita

(%)

Tipologi

Daerah

1 Kab. Kulon Progo 4.07 Rp 4.230.784 4

2 Kab. Bantul 4.13 Rp 4.041.477 4

3 Kab. Gunung Kidul 4.12 Rp 4.459.596 4

4 Kab. Sleman 4.70 Rp 5.389.195 2

5 Kota Yogyakarta 4.63 Rp 12.699.691 1

DIY 4.49 Rp 5.557.744

Sumber: BPS Kabupaten Dalam Angka 2010

BPS Provinsi DIY Dalam Angka 2010 (diolah)

5. Prioritas Wilayah untuk Pengembangan Pembangunan

Penentuan Prioritas wilayah untuk pembangunan selain dilihat dari

sektor basis yang tercermin pada analisis LQ, keunggulan kompetitif dan

tipologi daerah juga diperlukan pertumbuhan persektor. Analisis tersebut

selanjutnya dibuat Ranking nilai dengan range untuk masing-masing

kategori sehingga dapat ditentukan kabupaten/kota yang potensial untuk

dikembangkan dengan sektor basisnya sebagai berikut:

a. Prioritas Sektor Pertanian

Tabel 4.23 merupakan hasil penentuan prioritas sektor basis untuk

sektor pertanian. Hasil analisis menunjukkan dari tiga Kabupaten yang

mempunyai LQ > 1 untuk sektor pertanian, prioritas pertama kabupaten

yang dapat dikembangkan adalah Kabupaten Gunung Kidul. Sedangkan

prioritas keempat meliputi Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten

bantul.

87

Tabel.4.23.

Prioritas Untuk Sektor Pertanian dilihat dari Analisis LQ, Shift-

Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-

2010

Kabupaten/Kota LQ PS S K T

Total

Skor PRIO

N R N R N R N R R N R

Kulon Progo 1,481 4 3.18 4 139602.1 4 0.003 1 4 17 4 4

Bantul 1.329 4 3.40 3 206906.7 4 0.007 1 4 16 4 4

Gunung Kidul 2.142 1 3.62 1 616594.3 1 -0.018 4 4 11 1 1

Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)

Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi

K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral

b. Prioritas Sektor Pertambangan dan Penggalian

Tabel 4.18 merupakan hasil penentuan prioritas sektor basis untuk

sektor pertambangan dan penggalian. Dari tiga kabupaten yang memiliki

LQ > 1 untuk sektor ini diketahui bahwa Kabupaten Bantul dan

Kabupaten Gunung Kidul masuk prioritas pertama sedangkan Kabupaten

Kulon Progo masuk prioritas keempat.

Tabel.4.24.

Prioritas Untuk Sektor Pertambangan dan Penggalian dilihat dari

Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi Daerah dan Pertumbuhan

Sektoral Tahun 2005-2010

Kabupaten/Kota LQ PS S K T

Total

Skor PRIO

N R N R N R N R R N R

Kulon Progo 1,398 4 2.04 1 5358.0 4 -0.008 2 4 15 4 4

Bantul 1.384 4 1.96 1 9602.5 4 -0.006 1 4 14 1 1

Gunung Kidul 2.635 1 0.52 4 34660.7 1 -0.018 4 4 14 1 1

Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)

Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi

K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS=Pertumbuhan Sektoral

88

c. Prioritas Sektor Industri Pengolahan

Terdapat tiga Kabupaten/Kota yang mempunyai sektor basis atau

mempunyai LQ > 1 disektor Industri Pengolahan seperti terlihat dalam

Tabel 4.19 berikut:

Tabel.4.25.

Prioritas Untuk Sektor Industri Pengolahan dilihat dari Analisis LQ,

Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010

Kabupaten/Kota LQ PS S K T

Total

Skor PRIO

N R N R N R N R R N R

Kulon Progo 1,141 4 3.27 1 30505.4 4 0.003 1 4 14 4 4

Bantul 1.252 1 0.78 4 122573.0 1 -0.023 4 4 14 4 4

Sleman 1.153 4 2.53 3 121917.5 1 -0.003 2 1 11 1 1

Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)

Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi

K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral

Tabel 4.19 diatas terlihat bahwa Kabupaten/Kota yang termasuk

dalam prioritas pertama adalah Kabupaten Sleman. Sedangkan

Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul termasuk prioritas

keempat.

d. Prioritas Listrik dan Air Bersih

Lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang memiliki sektor basis di

sektor Listrik, Gas dan Air Bersih hanya Kota Yogyakarta. Dengan

demikian prioritas pengembangannya pun hanya berada di Kota

Yogyakarta.

e. Prioritas Sektor Bangunan

Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang mempunyai sektor

basis di sektor bangunan hanya Kabupaten Bantul dan Kabupaten

89

Sleman. Sehingga prioritas pengembangan wilayahnya hanya pada dua

daerah tersebut dengan prioritas pertama untuk Kabupaten Bantul dan

prioritas keempat untuk Kabupaten Sleman seperti dalam Tabel 4.21

sebagai berikut:

Tabel.4.26.

Prioritas Untuk Sektor Bangunan dilihat dari Analisis LQ, Shift-

Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010

Kabupaten/Kota LQ PS S K T

Total

Skor PRIO

N R N R N R N R R N R

Bantul 1.205 1 10.68 1 68741.8 4 0.033 1 4 11 1 1

Sleman 1.166 4 8.14 4 82998.3 1 -0.001 4 1 14 4 4

Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)

Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi

K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral

f. Prioritas Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang mempunyai sektor

basis di sektor perdagangan, hotel dan restoran hanya Kabupaten Sleman

dan Kota Yogyakarta. Sehingga prioritas pengembangan wilayahnya

hanya pada dua daerah tersebut dengan prioritas pertama untuk Kota

Yogyakarta dan prioritas keempat untuk Kabupaten Sleman seperti

dalam Tabel 4.22 sebagai berikut:

90

Tabel.4.27.

Prioritas Untuk Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dilihat

dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral

Tahun 2005-2010

Kabupaten/Kota LQ PS S K T

Total

Skor PRIO

N R N R N R N R R N R

Sleman 1.061 4 5.72 1 82998.3 4 0.009 1 4 14 4 4

Yogyakarta 1.222 1 4.72 4 220350.4 1 -0.003 4 1 11 1 1

Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)

Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi

K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral

Tabel 4.22 terdapat dua Kabupaten termasuk dalam prioritas

pertama yaitu Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul sedangkan

prioritas kedua adalah Kabupaten Sleman dan prioritas keempat yaitu

Kota Yogakarta.

g. Prioritas Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang memiliki LQ > 1

atau yang mempunyai sektor basis di sektor pengangkutan dan

komunikasi hanya Kota Yogyakarta. Dengan demikian prioritas

pengembangannya pun hanya berada di Kota Yogyakarta.

h. Prioritas Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan

Dari lima kabupaten/kota di Provinsi DIY yang mempunyai sektor

basis di sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan hanya

Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Sehingga prioritas

pengembangan wilayahnya hanya pada dua daerah tersebut dengan

prioritas pertama untuk Kota Yogyakarta dan prioritas keempat untuk

Kabupaten Sleman seperti dalam Tabel 4.24 sebagai berikut:.

91

Tabel.4.28.

Prioritas Untuk Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan

dilihat dari Analisis LQ, Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan

Sektoral Tahun 2005-2010

Kabupaten/Kota LQ PS S K T

Total

Skor PRIO

N R N R N R N R R N R

Sleman 1.096 4 5.22 1 50245.1 4 0.005 1 4 14 4 4

Yogyakarta 1.473 1 4.76 4 214286.9 1 -0.004 4 1 11 1 1

Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)

Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi

K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral

i. Prioritas Sektor Jasa-Jasa

Tabel 4.25 merupakan hasil penentuan prioritas sektor basis untuk

sektor jasa-jasa. Dari tiga kabupaten/kota yang memiliki LQ > 1 untuk

sektor ini yang masuk prioritas satu untuk pengembangan wilayah adalah

Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Sedangkan Kabupaten Kulon

Progo menjadi prioritas keempat.

Tabel.4.29.

Prioritas Untuk Sektor Jasa-Jasa dilihat dari Analisis LQ, Shift-

Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral Tahun 2005-2010

Kabupaten/Kota LQ PS S K T

Total

Skor PRIO

N R N R N R N R R N R

Kulon Progo 1.040 4 4.02 2 10154.7 4 -0.006 3 4 17 4 4

Sleman 1.030 4 4.18 1 29323.3 4 -0.003 1 2 12 1 1

Yogyakarta 1.246 1 3.66 4 203528.8 1 -0.008 4 1 11 1 1

Sumber: PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB DIY (diolah)

Keterangan: N = Nilai T = Tipologi R = Ranking S = Spesialisasi

K = Kompetitif PRIO = Prioritas Sektor Basis PS = Pertumbuhan Sektoral

92

Secara keseluruhan hasil analisis unutk penentuan prioritas

pengembangan wilayah bagi daerah yang mempunyai sektor basis di

Provinsi DIY terlihat dalam Tabel 4.26 berikut:

Tabel.4.30.

Prioritas Pengembangan Pembangunan Sektor Basis di Provinsi

DIY Tahun 2005-2010

No Kabupaten/Kota Sektor Ekonomi/Prioritas ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Kab. Kulon Progo 4 4 4 - - - - - 4

2 Kab. Bantul 4 1 4 - 1 - - - -

3 Kab. Gunung Kidul 1 1 - - - - - - -

4 Kab. Sleman - - 1 - 4 4 - 4 1

5 Kota Yogyakarta - - - 1 - 1 1 1 1

Sumber: Hasil Analisis LQ, Shift-Share, Pertumbuhan Persektor (diolah)

Keterangan : 1= Sektor Pertanian 2= Sektor Pertambangan, Penggalian

3= Industri Pengolahan 4= Listrik dan Air Bersih

5= Bangunan 6= Perdagangan, Hotel, Restoran

7= Pengangkutan, Komunikasi 8= Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 9= Jasa-jasa

- = Tidak masuk prioritas

Dalam pengembangan wilayah, pengembangan tidak dapat dilakukan

serentak pada semua sektor perekonomian kecuali pada sektor-sektor yang

mempunyai potensi berkembangnya cukup besar, Tabel 4.26

memperlihatkan bahwa prioritas pengembangan wilayah sektor basis di

Provinsi DIY tidak sama untuk tiap kabupaten/kota, meskipun terlihat

terdapat dua kabupaten/kota yang termasuk pada prioritas pertama yang

perlu dikembangkan, masing-masing yaitu Kota Yogyakarta untuk semua

sektor basisnya (5 sektor) meliputi Sektor Industri Pengolahan; Sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi;

Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; Sektor Jasa-Jasa serta

93

Kabupaten Gunung Kidul (2 Sektor) meliputi Sektor Pertanian serta Sektor

Pertambangan dan oenggalian.

Bagi Kota Yogyakarta hal ini dimungkinkan karena Kota Yogyakarta

merupakan ibukota Provinsi DIY yang secara tidak langsung menjadi

mascot untuk Provinsi DIY. Kabupaten lainnya yang mempunyai prioritas

pertama lebih dari satu adalah Kabupaten Bantul (2 dari 4 sektor),

Kabupaten Sleman (2 dari 5 sektor) tapi adapula kabupaten yang tidak

mempunyai prioritas pertama yakni Kabupaten Kulon Progo.

Dalam RKPD 2012 sebagaimana diketahui, prioritas pembangunan

yang dimiliki oleh Provinsi DIY pada tahun 2010 adalah meliputi:

1) Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dan Kualitas Sumberdaya

Manusia melalui Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Dasar,

Pengentasan Kemiskinan dan Penciptaan Lapangan Kerja.

2) Peningkatan Daya saing Daerah Berbasis Keunggulan Ekonomi Lokal

melalui Pemberdayaan dan Peningkatan Kreativitas Masyarakat,

Dukungan Fasilitasi dan Pengembangan Pasar.

3) Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan melanjutkan

Reformasi Birokrasi melalui Internalisasi Nilai-nilai Budaya Yogya dan

Peningkatan Profesionalisme.

4) Peningkatan Pelayanan Publik melalui Penataan Kawasan dan

Peningkatan Sarana Prasarana Ekonomi dan Fisik.

Sejalan dengan RKPD 2012 bahwa Pemerintah Provinsi DIY akan

meningkatkan daya saing daerah berbasis keunggulan ekonomi lokal, maka

94

dengan teridentifikasinya sektor-sektor unggulan disetiap kabupaten/kota

akan memudahkan Pemerintah Daerah dalam mencapai program tersebut.

Sehingga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dikemudian hari.

95

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa sektor pertanian, sektor

pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan serta sektor jasa-

jasa merupakan sektor basis yang dominan di Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta karena terdapat di tiga kabupaten/kota dari lima kabupaten/kota.

Sedangkan sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta

sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan terdapat di dua

kabupaten/kota. Untuk sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor

pengangkutan dan komunikasi hanya dimiliki oleh satu kabupaten/kota.

Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta memiliki sektor basis terbanyak

dengan lima sektor basis. Sedangkan Kabupaten Gunung Kidul memiliki

sektor basis paling sedikit yaitu hanya dua sektor.

2. Hasil analisis MRP yang di overlay menunjukkan bahwa terdapat beberapa

kabupaten/kota di Provinsi DIY yang memiliki potensi daya saing

kompetitif dan komperatif terhadap sektor ekonominya. Sektor tersebut

adalah sektor bangunan di Kabupaten Bantul, kemudian sektor bangunan

serta sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kabupaten Sleman begitu

juga untuk sektor perdagangan, hotel dan resetoran serta sektor

pengangkutan dan komunikasi di Kota Yogyakarta.

96

3. Hasil analisis Shift-Share di Provinsi DIY menunjukkan hasil bahwa

terdapat beberapa kabupaten/kota yang memiliki keunggulan/daya saing

kompetitif maupun spesialisasi. Sektor tersebut antara lain:

a. Sektor pertanian mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi di 3

kabupaten yaitu Kulon Progo, Bantul dan Sleman;

b. Sektor Bangunan mempunyaikeunggulan kompetitif dan Spesialisasi di

Kabupaten Bantul;

c. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai keunggulan

kompetitif dan spesialisasi di Kabupaten Sleman;

d. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaaan mempunyai

keunggulan kompetitif dan spesialisasi di Kabupaten Sleman;

e. Sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai keunggulan kompetitif

dan spesialisasi di Kota Yogyakarta.

Tidak semua sektor basis di kabupaten/kota mempunyai spesialisasi.

Demikian sebaliknya tidak semua yang masuk kriteria spesialisasi belum

tentu sebagai sektor basis.

4. Berdasarkan Tipologi Klassen, Kota Yogyakarta masuk dalam Tipologi

Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh. Sedangkan Kabupaten Sleman

masuk dalam Tipologi Daerah Berkembang Cepat. Tiga kabupaten lainnya

yaitu Kulo Progo, Bantul dan Gunung Kidul masuk dalam Tipologi Daerah

Relatif Tertinggal.

5. Menentukan Prioritas Pengembangan Wilayah berdasarkan analisis LQ,

Shift-Share, Tipologi dan Pertumbuhan Sektoral maka dapat ditentukan

97

kabupaten/kota yang menjadi prioritas pengembangan masing-masing

sektor. Prioritas pertama untuk sektor pertanian adalah Kabupaten Gunung

Kidul; Sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Bantul dan

Gunung Kidul; Sektor industri pengolahan di Kabupaten Sleman; Sektor

Listrik, gas dan air bersih di Kota Yogyakarta; Sektor bangunan di

Kabupaten Bantul; Sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kota

Yogyakarta; Sektor pengangkutan dan komunikasi di Kota Yogyakarta;

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan di Kota Yogyakarta serta

untuk sektor jasa-jasa diprioritaskan pengembangannya di Kabupaten

Sleman dan Kota Yogyakarta.

B. Saran

1. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta perlu menetapkan

kebijakan pembangunan dengan prioritas sektor unggulan/basis di masing-

masing kabupaten/kota dengan tetap memperhatikan sektor non basis secara

proporsional.

2. Perlu mengenal secara baik daerah yang mempunyai potensi ekonomi

spesialis dan potensi ekonomi rendah agar bijak dalam menentukan skala

prioritas pembangunan, sehingga dapat merubah posisi kabupaten/kota

masuk ke dalam tipologi daerah yang lebih baik atau meminimalisir

keberadaan kabupaten pada tipologi daerah relatif tertinggal.

3. Perlu melakukan revitalisasi semua sektor dimulai sektor yang memiliki

nilai LQ > 1 kemudian LQ < 1 serta memacu peningkatan produktifitas dan

profesionalisme dalam mengelola sektor-sektor potensial agar mempunyai

98

keunggulan kompetitif dan komperatif untuk meningkatkan pedapatan

daerah baik kabupaten/kota maupun provinsi.

4. Bagi investor yang ingin berinvestasi di Provinsi DIY diharapkan penelitian

ini dapat dijadikan salah satu acuan dalam memperhatikan sektor-sektor

yang potensial untuk dikembangkan serta prioritas pembangunan masing-

masing sektor di kabupaten/kota.

99

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. “Pengantar Perencanaan Ekonomi Daerah (edisi kedua)”.

Yogyakarta: BPFE. 2002

Basuki, Agus Tri. “Analisis Potensi Unggulan Kabupaten Kepulauan Yapen

dalam Menopang Pembangunan Provinsi Papua Tahun 2004-2008” dalam

Unisia Vol XXXII No. 71, 2009. h. 5-19

BPS. “DIY Dalam Angka”. BPS Jakarta, 2011

BPS. “Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

2007-2011”. BPS Jakarta, 2011

Emilia dan Imelia. “Modul Ekonomi Regional” Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas

Ekonomi Universitas Jambi. 2006

Evi dan Hastarini. “Analisis Sektor dan Produk Unggulan Kabupaten Kendal”

dalam Media Ekonomi dan Manajemen Vol XVIII No. 2, 2009.h. 165-177

Fafurida. “Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian Sub Sektor Tanaman

Pangan di Kabupaten Kulonprogo” dalam Jejak Vol II No. 2, 2009. h. 144-

155

Hasani, Akrom. “Analisis Struktur Perekonomian Berdasarkan Pendekatan Shift-

Share di Provinsi Jawa Tengah Periode Tahun 2003-2008” Skripsi S-1

Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro Semarang. 2010

Heralth, Janaranjana et al. “A Dynamic Share Analysis of Economic Growth in

West Virginia” dalam Research Paper 2010-12

Kuncoro, M. “Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi”. Jakarta: Erlangga. 2003

Ma’ruf, Ahmad. “Anatomi Makro Ekonomi Regional: Studi Kasus Provinsi DIY”

dalam Jejak Vol II No. 2, 2009. h 114-125

Mangun, Nudiatulhuda. “Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten dan Kota di

Provinsi Sulawesi Tengah” Tesis S-2 Jurusan Magister Ilmu Ekonomi dan

Studi Pembangunan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro

Semarang. 2007

Mondal, Wali I. “An Analysis of The Industrial Developmemt Potential of

Malaysia: A Shift-Share Approach” dalam Journal of Business & Economic

Research Vol. VII No. 5, 2009. h. 41-46

100

Sabana, Choliq. “Analisis Pengembangan Kota Pekalongan sebagai Salah Satu

Kawasan Andalan di Jawa Timur” Tesis S-2 Jurusan Magister Ilmu

Ekonomi dan Studi Pembangunan Program Pascasarjana Universitas

Diponegoro Semarang. 2007

Sekaran, Uma. “Metodologi Penelitian untuk Bisnis”. Jakarta: Salemba Empat.

2009

Sjafrizal. “Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi”. Padang: Baduose Media.

2008

Tarigan, Robinson. “Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi (edisi revisi)”.

Jakarta: Bumi Aksara. 2007

Tarigan, Robinson. “Perencanaan Pembangunan Wilayah (edisi revisi)”. Jakarta:

Bumi Aksara. 2005

Titisari, Kartika Hendra. “Identifikasi Potensi Ekonomi Daerah Boyolali,

Karanganyar, dan Sragen” dalam Jejak Vol II No. 2, 2009. h. 167-182

Zakaria, Junaiddin. “Pengantar Teori Ekonomi Makro”. Jakarta: Gaung Persada

Press. 2009

101

Lampiran I

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* 2010**

Pertanian 3.185.771 3.306.928 3.333.382 3.523.943 3.642.696 3.632.681

Pertambangan dan penggalian 122.332 126.137 138.358 138.328 138.748 139.967

Industri pengolahan 2.463.230 2.481.167 2.528.020 2.562.549 2.610.760 2.793.580

Listrik, gas dan air bersih 153.115 152.862 165.772 174.933 185.599 193.027

Bangunan 1.395.079 1.580.312 1.732.945 1.838.429 1.923.720 2.040.306

Perdagangan, hotel dan restoran 3.444.828 3.569.622 3.750.365 3.947.662 4.162.116 4.383.851

Pengangkutan dan komunikasi 1.673.352 1.761.672 1.875.307 2.008.919 2.128.594 2.250.664

Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 1.623.210 1.591.885 1.695.163 1.793.789 1.903.411 2.024.368

Jasa-jasa 2.849.959 2.965.164 3.072.200 3.223.929 3.368.614 3.585.598

PDRB 16.910.876 17.535.749 18.291.512 19.212.481 20.064.258 21.044.042

Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia 2011

102

Lampiran II

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Pertanian 403.695 412.026 424.719 454.656 474.560 467.714

Pertambangan dan penggalian 13.030 18.016 17.689 17.027 18.527 12.664

Industri pengolahan 236.286 243.686 251.351 255.420 261.033 271.689

Listrik, gas dan air bersih 8.682 9.184 9.611 10.333 11.007 11.586

Bangunan 65.463 72.612 77.911 82.096 85.790 91.657

Perdagangan, hotel dan restoran 240.301 250.662 266.357 281.420 293.574 307.245

Pengangkutan dan komunikasi 148.459 157.776 163.555 171.336 179.405 184.299

Keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan 89.084 90.821 98.325 101.551 110.230 116.678

Jasa-jasa 260.477 270.064 278.112 288.531 294.178 317.694

PDRB 1.465.477 1.524.847 1.587.630 1.662.370 1.728.304 1.781.226

Sumber : Kulon Progo Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)

103

Lampiran III

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bantul Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* 2010**

Pertanian 791.592 814.742 838.545 880.148 919.417 933.259

Pertambangan dan penggalian 32.784 34.000 35.023 35.829 35.783 36.525

Industri pengolahan 644.544 568.064 582.328 596.187 610.781 647.939

Listrik, gas dan air bersih 29.001 27.127 29.294 31.675 34.448 36.289

Bangunan 276.078 381.915 413.693 437.151 434.409 454.479

Perdagangan, hotel dan restoran 612.904 624.196 659.401 702.353 746.833 789.789

Pengangkutan dan komunikasi 222.436 219.535 234.814 248.779 268.145 287.236

Keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan 205.177 193.399 202.511 212.888 230.768 252.015

Jasa-jasa 419.656 436.668 453.340 473.049 499.364 530.397

PDRB 3.234.172 3.299.646 3.448.949 3.618.059 3.779.948 3.967.928

Sumber : Bantul Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)

104

Lampiran IV

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* 2010**

Pertanian 1.071.975 1.123.404 1.141.121 1.201.241 1.272.290 1.268.080

Pertambangan dan penggalian 55.802 56.860 55.808 55.442 55.939 58.472

Industri pengolahan 319.590 327.918 332.600 337.144 341.216 368.423

Listrik, gas dan air bersih 12.933 13.421 14.922 16.003 17.760 18.999

Bangunan 209.900 216.175 235.067 250.400 261.856 279.518

Perdagangan, hotel dan restoran 384.014 396.165 429.268 447.901 467.680 496.688

Pengangkutan dan komunikasi 183.272 194.580 206.779 214.371 220.126 234.644

Keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan 119.825 121.954 131.857 141.824 145.597 159.910

Jasa-jasa 369.079 380.105 393.866 405.972 414.901 445.345

PDRB 2.726.390 2.830.582 2.941.288 3.070.298 3.197.365 3.330.079

Sumber : Gunung Kidul Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)

105

Lampiran V

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sleman Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* 2010**

Pertanian 888.677 924.603 923.422 987.480 1.004.808 1.001.698

Pertambangan dan penggalian 18.766 18.899 32.998 30.372 28.901 33.304

Industri pengolahan 850.554 873.294 890.912 904.474 921.892 950.029

Listrik, gas dan air bersih 44.405 45.439 50.203 52.789 56.066 58.768

Bangunan 499.734 554.572 601.267 642.538 684.367 729.456

Perdagangan, hotel dan restoran 1.081.275 1.126.189 1.204.716 1.276.918 1.359.722 1.436.205

Pengangkutan dan komunikasi 280.552 300.628 321.854 339.243 361.363 384.891

Keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan 523.061 539.620 567.159 598.190 631.510 669.291

Jasa-jasa 893.541 925.816 961.049 1.006.243 1.050.928 1.109.558

PDRB 5.080.565 5.309.060 5.553.580 5.838.247 6.099.557 6.373.200

Sumber : Sleman Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)

106

Lampiran VI

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha Kota Yogyakarta Tahun 2005 – 2010 (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009* 2010**

Pertanian 21.835 21.351 19.209 18.140 17.359 17.455

Pertambangan dan penggalian 242 270 279 258 265 272

Industri pengolahan 518.069 529.450 539.154 543.050 549.574 594.845

Listrik, gas dan air bersih 60.224 60.741 64.197 65.488 67.212 68.725

Bangunan 308.065 362.187 390.323 412.972 413.965 426.740

Perdagangan, hotel dan restoran 1.108.098 1.146.083 1.188.152 1.253.026 1.332.070 1.393.111

Pengangkutan dan komunikasi 813.669 862.341 910.568 984.783 1.055.067 1.097.987

Keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan 629.162 607.748 651.968 696.816 731.975 770.658

Jasa-jasa 938.485 982.333 1.012.551 1.046.615 1.077.364 1.135.751

PDRB 4.397.849 4.572.504 4.776.401 5.021.148 5.244.851 5.505.544

Sumber : Yogyakarta Dalam Angka 2010, 2011, 2012 (data diolah)

107

Lampiran VII

Perhitungan Location Quotient (LQ)

Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2005

PDRB 9

Sektor Kl.

Progo

Total PDRB

Kl. Progo

PDRB 9

Sektor DIY

Total PDRB

DIY

LQ

403695 1465477 3185771 16910876 1.46

13030 1465477 122332 16910876 1.23

236286 1465477 2463230 16910876 1.11

8682 1465477 153115 16910876 0.65

65463 1465477 1395079 16910876 0.54

240301 1465477 3444828 16910876 0.80

148459 1465477 1673352 16910876 1.02

89084 1465477 1623210 16910876 0.63

260477 1465477 2849959 16910876 1.05

Tahun 2006

PDRB 9

Sektor Kl.

Progo

Total PDRB

Kl. Progo

PDRB 9

Sektor

DIY

Total PDRB

DIY

LQ

412026 1524847 3306928 17535749 1.43

18016 1524847 126137 17535749 1.64

243686 1524847 2481167 17535749 1.13

9184 1524847 152862 17535749 0.69

72612 1524847 1580312 17535749 0.53

250662 1524847 3569622 17535749 0.81

157776 1524847 1761672 17535749 1.03

90821 1524847 1591885 17535749 0.66

270064 1524847 2965164 17535749 1.05

Tahun 2007

PDRB 9

Sektor Kl.

Progo

Total PDRB

Kl.Progo

PDRB 9

Sektor

DIY

Total PDRB

DIY

LQ

424719 1587630 3333382 18291512 1.47

17689 1587630 138358 18291512 1.47

251351 1587630 2528020 18291512 1.15

9611 1587630 165772 18291512 0.67

77911 1587630 1732945 18291512 0.52

266357 1587630 3750365 18291512 0.82

163555 1587630 1875307 18291512 1.00

98325 1587630 1695163 18291512 0.67

278112 1587630 3072200 18291512 1.04

108

Tahun 2008

PDRB 9

Sektor Kl.

Progo

Total PDRB

Kl. Progo

PDRB 9

Sektor

DIY

Total PDRB

DIY

LQ

454656 1662370 3523943 19212481 1.49

17027 1662370 138328 19212481 1.42

255420 1662370 2562549 19212481 1.15

10333 1662370 174933 19212481 0.68

82096 1662370 1838429 19212481 0.52

281420 1662370 3947662 19212481 0.82

171336 1662370 2008919 19212481 0.99

101551 1662370 1793789 19212481 0.65

288531 1662370 3223929 19212481 1.03

Tahun 2009

PDRB 9

Sektor Kl.

Progo

Total PDRB

Kl. Progo

PDRB 9

Sektor

DIY

Total PDRB

DIY

LQ

474560 1728304 3642696 20064258 1.51

18527 1728304 138748 20064258 1.55

261033 1728304 2610760 20064258 1.16

11007 1728304 185599 20064258 0.69

85790 1728304 1923720 20064258 0.52

293574 1728304 4162116 20064258 0.82

179405 1728304 2128594 20064258 0.98

110230 1728304 1903411 20064258 0.67

294178 1728304 3368614 20064258 1.01

Tahun 2010

PDRB 9

Sektor Kl.

Progo

Tot PDRB

Kl. Progo

PDRB 9

Sektor

DIY

Total PDRB

DIY

LQ

467714 1781226 3632681 21044042 1.52

12664 1781226 139967 21044042 1.07

271689 1781226 2793580 21044042 1.15

11586 1781226 193027 21044042 0.71

91657 1781226 2040306 21044042 0.53

307245 1781226 4383851 21044042 0.83

184299 1781226 2250664 21044042 0.97

116678 1781226 2024368 21044042 0.68

317694 1781226 3585598 21044042 1.05

109

Location Quotient (LQ) Rata-Rata

Kabupaten Kulon Progo

Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ

Pertanian 1.46 1.43 1.47 1.49 1.51 1.52 1.48

Pertambangan, Penggalian 1.23 1.64 1.47 1.42 1.55 1.07 1.40

Industri Pengolahan 1.11 1.13 1.15 1.15 1.16 1.15 1.14

Listrik, Gas, Air Bersih 0.65 0.69 0.67 0.68 0.69 0.71 0.68

Bangunan 0.54 0.53 0.52 0.52 0.52 0.53 0.53

Perdagangan, Hotel, Restoran 0.80 0.81 0.82 0.82 0.82 0.83 0.82

Pengangkutan, komunikasi 1.02 1.03 1.00 0.99 0.98 0.97 1.00

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 0.63 0.66 0.67 0.65 0.67 0.68 0.66

Jasa-jasa lain 1.05 1.05 1.04 1.03 1.01 1.05 1.04

110

Lampiran VIII

Perhitungan Location Quotient (LQ)

Kabupaten Bantul

Tahun 2005

PDRB 9

Sektor

Bantul

Total PDRB

Bantul

PDRB 9

Sektor DIY

Total PDRB

DIY

LQ

791592 3234172 3185771 16910876 1.30

32784 3234172 122332 16910876 1.40

644544 3234172 2463230 16910876 1.37

29001 3234172 153115 16910876 0.99

276078 3234172 1395079 16910876 1.03

612904 3234172 3444828 16910876 0.93

222436 3234172 1673352 16910876 0.70

205177 3234172 1623210 16910876 0.66

419656 3234172 2849959 16910876 0.77

Tahun 2006

PDRB 9

Sektor

Bantul

Total PDRB

Bantul

PDRB 9

Sektor

DIY

Total PDRB

DIY

LQ

814742 3299646 3306928 17535749 1.31

34000 3299646 126137 17535749 1.43

568064 3299646 2481167 17535749 1.22

27127 3299646 152862 17535749 0.94

381915 3299646 1580312 17535749 1.28

624196 3299646 3569622 17535749 0.93

219535 3299646 1761672 17535749 0.66

193399 3299646 1591885 17535749 0.65

436668 3299646 2965164 17535749 0.78

Tahun 2007

PDRB 9

Sektor

Bantul

Total PDRB

Bantul

PDRB 9

Sektor

DIY

Total PDRB

DIY

LQ

838545 3448949 3333382 18291512 1.33

35023 3448949 138358 18291512 1.34

582328 3448949 2528020 18291512 1.22

29294 3448949 165772 18291512 0.94

413693 3448949 1732945 18291512 1.27

659401 3448949 3750365 18291512 0.93

234814 3448949 1875307 18291512 0.66

202511 3448949 1695163 18291512 0.63

453340 3448949 3072200 18291512 0.78

111

Tahun 2008

PDRB 9

Sektor

Bantul

Total PDRB

Bantul

PDRB 9

Sektor

DIY

Total PDRB

DIY

LQ

880148 3618059 3523943 19212481 1.33

35829 3618059 138328 19212481 1.38

596187 3618059 2562549 19212481 1.24

31675 3618059 174933 19212481 0.96

437151 3618059 1838429 19212481 1.26

702353 3618059 3947662 19212481 0.94

248779 3618059 2008919 19212481 0.66

212888 3618059 1793789 19212481 0.63

473049 3618059 3223929 19212481 0.78

Tahun 2009

PDRB 9

Sektor

Bantul

Total PDRB

Bantul

PDRB 9

Sektor

DIY

Total PDRB

DIY

LQ

919417 3779948 3642696 20064258 1.34

35783 3779948 138748 20064258 1.37

610781 3779948 2610760 20064258 1.24

34448 3779948 185599 20064258 0.99

434409 3779948 1923720 20064258 1.20

746833 3779948 4162116 20064258 0.95

268145 3779948 2128594 20064258 0.67

230768 3779948 1903411 20064258 0.64

499364 3779948 3368614 20064258 0.79

Tahun 2010

PDRB 9

Sektor

Bantul

Total PDRB

Bantul

PDRB 9

Sektor

DIY

Total PDRB

DIY

LQ

933259 3967928 3632681 21044042 1.36

36525 3967928 139967 21044042 1.38

647939 3967928 2793580 21044042 1.23

36289 3967928 193027 21044042 1.00

454479 3967928 2040306 21044042 1.18

789789 3967928 4383851 21044042 0.96

287236 3967928 2250664 21044042 0.68

252015 3967928 2024368 21044042 0.66

530397 3967928 3585598 21044042 0.78

112

Location Quotient (LQ) Rata-Rata

Kabupaten Bantul

Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ

Pertanian 1.30 1.31 1.33 1.33 1.34 1.36 1.33

Pertambangan, Penggalian 1.40 1.43 1.34 1.38 1.37 1.38 1.38

Industri Pengolahan 1.37 1.22 1.22 1.24 1.24 1.23 1.25

Listrik, Gas, Air Bersih 0.99 0.94 0.94 0.96 0.99 1.00 0.97

Bangunan 1.03 1.28 1.27 1.26 1.20 1.18 1.20

Perdagangan, Hotel, Restoran 0.93 0.93 0.93 0.94 0.95 0.96 0.94

Pengangkutan, komunikasi 0.70 0.66 0.66 0.66 0.67 0.68 0.67

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 0.66 0.65 0.63 0.63 0.64 0.66 0.65

Jasa-jasa lain 0.77 0.78 0.78 0.78 0.79 0.78 0.78

113

Lampiran IX

Perhitungan Location Quotient (LQ)

Kabupaten Gunung Kidul

Tahun 2005

Li sektor i

Gunung

Kidul

L Tot PDRB

Gunung

Kidul

Ni Sektor i

DIY

Total PDRB

DIY LQ

1071975 2726390 3185771 16910876 2.09

55802 2726390 122332 16910876 2.83

319590 2726390 2463230 16910876 0.80

12933 2726390 153115 16910876 0.52

209900 2726390 1395079 16910876 0.93

384014 2726390 3444828 16910876 0.69

183272 2726390 1673352 16910876 0.68

119825 2726390 1623210 16910876 0.46

369079 2726390 2849959 16910876 0.80

Tahun 2006

Li sektor i

Gunung

Kidul

L Tot PDRB

Gunung

Kidul

Ni Sektor i

DIY

Total PDRB

DIY LQ

1123404 2830582 3306928 17535749 2.10

56860 2830582 126137 17535749 2.79

327918 2830582 2481167 17535749 0.82

13421 2830582 152862 17535749 0.54

216175 2830582 1580312 17535749 0.85

396165 2830582 3569622 17535749 0.69

194580 2830582 1761672 17535749 0.68

121954 2830582 1591885 17535749 0.47

380105 2830582 2965164 17535749 0.79

Tahun 2007

Li sektor i

Gunung

Kidul

L Tot PDRB

Gunung

Kidul

Ni Sektor i

DIY

Total PDRB

DIY LQ

1141121 2941288 3333382 18291512 2.13

55808 2941288 138358 18291512 2.51

332600 2941288 2528020 18291512 0.82

14922 2941288 165772 18291512 0.56

235067 2941288 1732945 18291512 0.84

429268 2941288 3750365 18291512 0.71

206779 2941288 1875307 18291512 0.69

131857 2941288 1695163 18291512 0.48

393866 2941288 3072200 18291512 0.80

114

Tahun 2008

Li sektor i

Gunung

Kidul

L Tot PDRB

Gunung

Kidul

Ni Sektor i

DIY

Total PDRB

DIY LQ

1201241 3070298 3523943 19212481 2.13

55442 3070298 138328 19212481 2.51

337144 3070298 2562549 19212481 0.82

16003 3070298 174933 19212481 0.57

250400 3070298 1838429 19212481 0.85

447901 3070298 3947662 19212481 0.71

214371 3070298 2008919 19212481 0.67

141824 3070298 1793789 19212481 0.49

405972 3070298 3223929 19212481 0.79

Tahun 2009

Li sektor i

Gunung

Kidul

L Tot PDRB

Gunung

Kidul

Ni Sektor i

DIY

Total PDRB

DIY LQ

1272290 3197365 3642696 20064258 2.19

55939 3197365 138748 20064258 2.53

341216 3197365 2610760 20064258 0.82

17760 3197365 185599 20064258 0.60

261856 3197365 1923720 20064258 0.85

467680 3197365 4162116 20064258 0.71

220126 3197365 2128594 20064258 0.65

145597 3197365 1903411 20064258 0.48

414901 3197365 3368614 20064258 0.77

Tahun 2010

Li sektor i

Gunung

Kidul

L Tot PDRB

Gunung

Kidul

Ni Sektor i

DIY

Total PDRB

DIY LQ

1268080 3330079 3632681 21044042 2.21

58472 3330079 139967 21044042 2.64

368423 3330079 2793580 21044042 0.83

18999 3330079 193027 21044042 0.62

279518 3330079 2040306 21044042 0.87

496688 3330079 4383851 21044042 0.72

234644 3330079 2250664 21044042 0.66

159910 3330079 2024368 21044042 0.50

445345 3330079 3585598 21044042 0.78

115

Location Quotient (LQ) Rata-Rata

Kabupaten Gunung Kidul

Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ

Pertanian 2.09 2.10 2.13 2.13 2.19 2.21 2.14

Pertambangan, Penggalian 2.83 2.79 2.51 2.51 2.53 2.64 2.63

Industri Pengolahan 0.80 0.82 0.82 0.82 0.82 0.83 0.82

Listrik, Gas, Air Bersih 0.52 0.54 0.56 0.57 0.60 0.62 0.57

Bangunan 0.93 0.85 0.84 0.85 0.85 0.87 0.87

Perdagangan, Hotel, Restoran 0.69 0.69 0.71 0.71 0.71 0.72 0.70

Pengangkutan, komunikasi 0.68 0.68 0.69 0.67 0.65 0.66 0.67

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 0.46 0.47 0.48 0.49 0.48 0.50 0.48

Jasa-jasa lain 0.80 0.79 0.80 0.79 0.77 0.78 0.79

116

Lampiran X

Perhitungan Location Quotient (LQ)

Kabupaten Sleman

Tahun 2005

Li sektor i

Sleman

L Tot PDRB

Sleman

Ni Sektor i

DIY

Total PDRB

DIY LQ

888677 5080565 3185771 16910876 0.93

18766 5080565 122332 16910876 0.51

850554 5080565 2463230 16910876 1.15

44405 5080565 153115 16910876 0.97

499734 5080565 1395079 16910876 1.19

1081275 5080565 3444828 16910876 1.04

280552 5080565 1673352 16910876 0.56

523061 5080565 1623210 16910876 1.07

893541 5080565 2849959 16910876 1.04

Tahun 2006

Li sektor i

Sleman

L Tot PDRB

Sleman

Ni Sektor i

DIY

Total PDRB

DIY LQ

924603 5309060 3306928 17535749 0.92

18899 5309060 126137 17535749 0.49

873294 5309060 2481167 17535749 1.16

45439 5309060 152862 17535749 0.98

554572 5309060 1580312 17535749 1.16

1126189 5309060 3569622 17535749 1.04

300628 5309060 1761672 17535749 0.56

539620 5309060 1591885 17535749 1.12

925816 5309060 2965164 17535749 1.03

Tahun 2007

Li sektor i

Sleman

L Tot PDRB

Sleman

Ni Sektor i

DIY

Total PDRB

DIY LQ

923422 5553580 3333382 18291512 0.91

32998 5553580 138358 18291512 0.79

890912 5553580 2528020 18291512 1.16

50203 5553580 165772 18291512 1.00

601267 5553580 1732945 18291512 1.14

1204716 5553580 3750365 18291512 1.06

321854 5553580 1875307 18291512 0.57

567159 5553580 1695163 18291512 1.10

961049 5553580 3072200 18291512 1.03

117

Tahun 2008

Li sektor i

Sleman

L Tot PDRB

Sleman

Ni Sektor i

DIY

Total PDRB

DIY LQ

987480 5838247 3523943 19212481 0.92

30372 5838247 138328 19212481 0.72

904474 5838247 2562549 19212481 1.16

52789 5838247 174933 19212481 0.99

642538 5838247 1838429 19212481 1.15

1276918 5838247 3947662 19212481 1.06

339243 5838247 2008919 19212481 0.56

598190 5838247 1793789 19212481 1.10

1006243 5838247 3223929 19212481 1.03

Tahun 2009

Li sektor i

Sleman

L Tot PDRB

Sleman

Ni Sektor i

DIY

Total PDRB

DIY LQ

1004808 6099557 3642696 20064258 0.91

28901 6099557 138748 20064258 0.69

921892 6099557 2610760 20064258 1.16

56066 6099557 185599 20064258 0.99

684367 6099557 1923720 20064258 1.17

1359722 6099557 4162116 20064258 1.07

361363 6099557 2128594 20064258 0.56

631510 6099557 1903411 20064258 1.09

1050928 6099557 3368614 20064258 1.03

Tahun 2010

Li sektor i

Sleman

L Tot PDRB

Sleman

Ni Sektor i

DIY

Total PDRB

DIY LQ

1001698 6373200 3632681 21044042 0.91

33304 6373200 139967 21044042 0.79

950029 6373200 2793580 21044042 1.12

58768 6373200 193027 21044042 1.01

729456 6373200 2040306 21044042 1.18

1436205 6373200 4383851 21044042 1.08

384891 6373200 2250664 21044042 0.56

669291 6373200 2024368 21044042 1.09

1109558 6373200 3585598 21044042 1.02

118

Location Quotient (LQ) Rata-Rata

Kabupaten Sleman

Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ

Pertanian 0.93 0.92 0.91 0.92 0.91 0.91 0.92

Pertambangan, Penggalian 0.51 0.49 0.79 0.72 0.69 0.79 0.66

Industri Pengolahan 1.15 1.16 1.16 1.16 1.16 1.12 1.15

Listrik, Gas, Air Bersih 0.97 0.98 1.00 0.99 0.99 1.01 0.99

Bangunan 1.19 1.16 1.14 1.15 1.17 1.18 1.17

Perdagangan, Hotel, Restoran 1.04 1.04 1.06 1.06 1.07 1.08 1.06

Pengangkutan, komunikasi 0.56 0.56 0.57 0.56 0.56 0.56 0.56

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 1.07 1.12 1.10 1.10 1.09 1.09 1.10

Jasa-jasa lain 1.04 1.03 1.03 1.03 1.03 1.02 1.03

119

Lampiran XI

Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Yogyakarta

Tahun 2005

Li sektor i

Yogya

L Tot PDRB

Yogya

Ni Sektor i

DIY

Total PDRB

DIY LQ

21835 4397849 3185771 16910876 0.03

242 4397849 122332 16910876 0.01

518069 4397849 2463230 16910876 0.81

60224 4397849 153115 16910876 1.51

308065 4397849 1395079 16910876 0.85

1108098 4397849 3444828 16910876 1.24

813669 4397849 1673352 16910876 1.87

629162 4397849 1623210 16910876 1.49

938485 4397849 2849959 16910876 1.27

Tahun 2006

Li sektor i

Yogya

L Tot PDRB

Yogya

Ni Sektor i

DIY

Total PDRB

DIY LQ

21351 4572504 3306928 17535749 0.02

270 4572504 126137 17535749 0.01

529450 4572504 2481167 17535749 0.82

60741 4572504 152862 17535749 1.52

362187 4572504 1580312 17535749 0.88

1146083 4572504 3569622 17535749 1.23

862341 4572504 1761672 17535749 1.88

607748 4572504 1591885 17535749 1.46

982333 4572504 2965164 17535749 1.27

Tahun 2007

Li sektor i

Yogya

L Tot PDRB

Yogya

Ni Sektor i

DIY

Total PDRB

DIY LQ

19209 4776401 3333382 18291512 0.02

279 4776401 138358 18291512 0.01

539154 4776401 2528020 18291512 0.82

64197 4776401 165772 18291512 1.48

390323 4776401 1732945 18291512 0.86

1188152 4776401 3750365 18291512 1.21

910568 4776401 1875307 18291512 1.86

651968 4776401 1695163 18291512 1.47

1012551 4776401 3072200 18291512 1.26

120

Tahun 2008

Li sektor i

Yogya

L Tot PDRB

Yogya

Ni Sektor i

DIY

Total PDRB

DIY LQ

18140 5021148 3523943 19212481 0.02

258 5021148 138328 19212481 0.01

543050 5021148 2562549 19212481 0.81

65488 5021148 174933 19212481 1.43

412972 5021148 1838429 19212481 0.86

1253026 5021148 3947662 19212481 1.21

984783 5021148 2008919 19212481 1.88

696816 5021148 1793789 19212481 1.49

1046615 5021148 3223929 19212481 1.24

Tahun 2009

Li sektor i

Yogya

L Tot PDRB

Yogya

Ni Sektor i

DIY

Total PDRB

DIY LQ

17359 5244851 3642696 20064258 0.02

265 5244851 138748 20064258 0.01

549574 5244851 2610760 20064258 0.81

67212 5244851 185599 20064258 1.39

413965 5244851 1923720 20064258 0.82

1332070 5244851 4162116 20064258 1.22

1055067 5244851 2128594 20064258 1.90

731975 5244851 1903411 20064258 1.47

1077364 5244851 3368614 20064258 1.22

Tahun 2010

Li sektor i

Yogya

L Tot PDRB

Yogya

Ni Sektor i

DIY

Total PDRB

DIY LQ

17455 5505544 3632681 21044042 0.02

272 5505544 139967 21044042 0.01

594845 5505544 2793580 21044042 0.81

68725 5505544 193027 21044042 1.36

426740 5505544 2040306 21044042 0.80

1393111 5505544 4383851 21044042 1.21

1097987 5505544 2250664 21044042 1.86

770658 5505544 2024368 21044042 1.46

1135751 5505544 3585598 21044042 1.21

121

Location Quotient (LQ) Rata-Rata

Kota Yogya

Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata LQ

Pertanian 0.03 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

Pertambangan, Penggalian 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01

Industri Pengolahan 0.81 0.82 0.82 0.81 0.81 0.81 0.81

Listrik, Gas, Air Bersih 1.51 1.52 1.48 1.43 1.39 1.36 1.45

Bangunan 0.85 0.88 0.86 0.86 0.82 0.80 0.85

Perdagangan, Hotel, Restoran 1.24 1.23 1.21 1.21 1.22 1.21 1.22

Pengangkutan, komunikasi 1.87 1.88 1.86 1.88 1.90 1.86 1.87

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 1.49 1.46 1.47 1.49 1.47 1.46 1.47

Jasa-jasa lain 1.27 1.27 1.26 1.24 1.22 1.21 1.25

122

Lampiran XII

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Kulon Progo

2005-2006

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 412026 403695 8331 0.02064 3306928 3185771 121157 0.03803 0.543

Pertambangan, Penggalian 18016 13030 4986 0.38266 126137 122332 3805 0.03110 12.302

Industri Pengolahan 243686 236286 7400 0.03132 2481167 2463230 17937 0.00728 4.301

Listrik, Gas, Air Bersih 9184 8682 502 0.05782 152862 153115 -253 -0.00165 -34.993

Bangunan 72612 65463 7149 0.10921 1580312 1395079 185233 0.13278 0.822

Perdagangan, Hotel, Restoran 250662 240301 10361 0.04312 3569622 3444828 124794 0.03623 1.190

Pengangkutan, komunikasi 157776 148459 9317 0.06276 1761672 1673352 88320 0.05278 1.189

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 90821 89084 1737 0.01950 1591885 1623210 -31325 -0.01930 -1.010

Jasa-jasa lain 270064 260477 9587 0.03681 2965164 2849959 115205 0.04042 0.911

2006 – 2007

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 424719 412026 12693 0.030806 3333382 3306928 26454 0.008 3.850996

Pertambangan, Penggalian 17689 18016 -327 -0.01815 138358 126137 12221 0.096887 -0.18734

Industri Pengolahan 251351 243686 7665 0.031454 2528020 2481167 46853 0.018883 1.665713

Listrik, Gas, Air Bersih 9611 9184 427 0.046494 165772 152862 12910 0.084455 0.550515

Bangunan 77911 72612 5299 0.072977 1732945 1580312 152633 0.096584 0.755579

Perdagangan, Hotel, Restoran 266357 250662 15695 0.062614 3750365 3569622 180743 0.050634 1.236612

Pengangkutan, komunikasi 163555 157776 5779 0.036628 1875307 1761672 113635 0.064504 0.567838

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 98325 90821 7504 0.082624 1695163 1591885 103278 0.064878 1.273534

Jasa-jasa lain 278112 270064 8048 0.0298 3072200 2965164 107036 0.036098 0.825544

123

2007 – 2008

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 454656 424719 29937 0.070487 3523943 3333382 190561 0.057167 1.232985

Pertambangan, Penggalian 17027 17689 -662 -0.03742 138328 138358 -30 -0.00022 172.5988

Industri Pengolahan 255420 251351 4069 0.016189 2562549 2528020 34529 0.013659 1.185233

Listrik, Gas, Air Bersih 10333 9611 722 0.075122 174933 165772 9161 0.055263 1.359368

Bangunan 82096 77911 4185 0.053715 1838429 1732945 105484 0.06087 0.88246

Perdagangan, Hotel, Restoran 281420 266357 15063 0.056552 3947662 3750365 197297 0.052607 1.07498

Pengangkutan, komunikasi 171336 163555 7781 0.047574 2008919 1875307 133612 0.071248 0.667726

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 101551 98325 3226 0.03281 1793789 1695163 98626 0.058181 0.563924

Jasa-jasa lain 288531 278112 10419 0.037463 3223929 3072200 151729 0.049388 0.758555

Jumlah 1662370 1587630 74740

19212481 18291512 920969

2008 – 2009

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 474560 454656 19904 0.043778 3642696 3523943 118753 0.033699 1.299097

Pertambangan, Penggalian 18527 17027 1500 0.088095 138748 138328 420 0.003036 29.01442

Industri Pengolahan 261033 255420 5613 0.021976 2610760 2562549 48211 0.018814 1.168063

Listrik, Gas, Air Bersih 11007 10333 674 0.065228 185599 174933 10666 0.060972 1.069803

Bangunan 85790 82096 3694 0.044996 1923720 1838429 85291 0.046393 0.969881

Perdagangan, Hotel, Restoran 293574 281420 12154 0.043188 4162116 3947662 214454 0.054324 0.795005

Pengangkutan, komunikasi 179405 171336 8069 0.047095 2128594 2008919 119675 0.059572 0.790551

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 110230 101551 8679 0.085464 1903411 1793789 109622 0.061112 1.398489

Jasa-jasa lain 294178 288531 5647 0.019572 3368614 3223929 144685 0.044878 0.436101

124

2009 – 2010

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 467714 474560 -6846 -0.01443 3632681 3642696 -10015 -0.00275 5.247081

Pertambangan, Penggalian 12664 18527 -5863 -0.31646 139967 138748 1219 0.008786 -36.0195

Industri Pengolahan 271689 261033 10656 0.040822 2793580 2610760 182820 0.070026 0.582964

Listrik, Gas, Air Bersih 11586 11007 579 0.052603 193027 185599 7428 0.040022 1.314357

Bangunan 91657 85790 5867 0.068388 2040306 1923720 116586 0.060604 1.128431

Perdagangan, Hotel, Restoran 307245 293574 13671 0.046567 4383851 4162116 221735 0.053275 0.874103

Pengangkutan, komunikasi 184299 179405 4894 0.027279 2250664 2128594 122070 0.057348 0.475678

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 116678 110230 6448 0.058496 2024368 1903411 120957 0.063547 0.920506

Jasa-jasa lain 317694 294178 23516 0.079938 3585598 3368614 216984 0.064413 1.241014

Jumlah 1781226 1728304 52922

21044042 20064258 979784

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Kulon Progo Rata-Rata

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata

Pertanian 0.54263751 3.85099583 1.23298459 1.299097 5.247081 2.435

Pertambangan, Penggalian 12.3024972 -0.1873377 172.598783 29.01442 -36.0195 35.542

Industri Pengolahan 4.30079643 1.66571299 1.18523257 1.168063 0.582964 1.781

Listrik, Gas, Air Bersih -34.992998 0.55051518 1.3593676 1.069803 1.314357 (6.140)

Bangunan 0.8224885 0.75557907 0.88245968 0.969881 1.128431 0.912

Perdagangan, Hotel, Restoran 1.19019996 1.2366123 1.07498008 0.795005 0.874103 1.034

Pengangkutan, komunikasi 1.18904369 0.56783831 0.66772633 0.790551 0.475678 0.738

Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -1.0103777 1.27353363 0.56392384 1.398489 0.920506 0.629

Jasa-jasa lain 0.91050143 0.8255438 0.75855522 0.436101 1.241014 0.834

125

Lampiran XIII

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Bantul

2005-2006

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 814742 791592 23150 0.029245 3306928 3185771 121157 0.038031 0.768981

Pertambangan, Penggalian 34000 32784 1216 0.037091 126137 122332 3805 0.031104 1.192496

Industri Pengolahan 568064 644544 -76480 -0.11866 2481167 2463230 17937 0.007282 -16.2949

Listrik, Gas, Air Bersih 27127 29001 -1874 -0.06462 152862 153115 -253 -0.00165 39.10694

Bangunan 381915 276078 105837 0.383359 1580312 1395079 185233 0.132776 2.887262

Perdagangan, Hotel, Restoran 624196 612904 11292 0.018424 3569622 3444828 124794 0.036226 0.508572

Pengangkutan, komunikasi 219535 222436 -2901 -0.01304 1761672 1673352 88320 0.05278 -0.2471

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 193399 205177 -11778 -0.0574 1591885 1623210 -31325 -0.0193 2.974586

Jasa-jasa lain 436668 419656 17012 0.040538 2965164 2849959 115205 0.040423 1.002834

2006 – 2007

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 838545 814742 23803 0.029215 3333382 3306928 26454 0.008 3.65212

Pertambangan, Penggalian 35023 34000 1023 0.030088 138358 126137 12221 0.096887 0.310551

Industri Pengolahan 582328 568064 14264 0.02511 2528020 2481167 46853 0.018883 1.329728

Listrik, Gas, Air Bersih 29294 27127 2167 0.079884 165772 152862 12910 0.084455 0.945868

Bangunan 413693 381915 31778 0.083207 1732945 1580312 152633 0.096584 0.861498

Perdagangan, Hotel, Restoran 659401 624196 35205 0.056401 3750365 3569622 180743 0.050634 1.113895

Pengangkutan, komunikasi 234814 219535 15279 0.069597 1875307 1761672 113635 0.064504 1.078957

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 202511 193399 9112 0.047115 1695163 1591885 103278 0.064878 0.726212

Jasa-jasa lain 453340 436668 16672 0.03818 3072200 2965164 107036 0.036098 1.057682

126

2007 – 2008

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 880148 838545 41603 0.049613 3523943 3333382 190561 0.057167 0.867859

Pertambangan, Penggalian 35829 35023 806 0.023013 138328 138358 -30 -0.00022 -106.136

Industri Pengolahan 596187 582328 13859 0.023799 2562549 2528020 34529 0.013659 1.742452

Listrik, Gas, Air Bersih 31675 29294 2381 0.081279 174933 165772 9161 0.055263 1.470784

Bangunan 437151 413693 23458 0.056704 1838429 1732945 105484 0.06087 0.93156

Perdagangan, Hotel, Restoran 702353 659401 42952 0.065138 3947662 3750365 197297 0.052607 1.238189

Pengangkutan, komunikasi 248779 234814 13965 0.059473 2008919 1875307 133612 0.071248 0.834726

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 212888 202511 10377 0.051242 1793789 1695163 98626 0.058181 0.880731

Jasa-jasa lain 473049 453340 19709 0.043475 3223929 3072200 151729 0.049388 0.880281

2008 – 2009

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 919417 880148 39269 0.044616 3642696 3523943 118753 0.033699 1.323971

Pertambangan, Penggalian 35783 35829 -46 -0.00128 138748 138328 420 0.003036 -0.42285

Industri Pengolahan 610781 596187 14594 0.024479 2610760 2562549 48211 0.018814 1.301122

Listrik, Gas, Air Bersih 34448 31675 2773 0.087545 185599 174933 10666 0.060972 1.435831

Bangunan 434409 437151 -2742 -0.00627 1923720 1838429 85291 0.046393 -0.1352

Perdagangan, Hotel, Restoran 746833 702353 44480 0.06333 4162116 3947662 214454 0.054324 1.165776

Pengangkutan, komunikasi 268145 248779 19366 0.077844 2128594 2008919 119675 0.059572 1.306728

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 230768 212888 17880 0.083988 1903411 1793789 109622 0.061112 1.374327

Jasa-jasa lain 499364 473049 26315 0.055628 3368614 3223929 144685 0.044878 1.239536

127

2009 – 2010

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 933259 919417 13842 0.015055 3632681 3642696 -10015 -0.00275 -5.47594

Pertambangan, Penggalian 36525 35783 742 0.020736 139967 138748 1219 0.008786 2.360207

Industri Pengolahan 647939 610781 37158 0.060837 2793580 2610760 182820 0.070026 0.86878

Listrik, Gas, Air Bersih 36289 34448 1841 0.053443 193027 185599 7428 0.040022 1.335345

Bangunan 454479 434409 20070 0.046201 2040306 1923720 116586 0.060604 0.762332

Perdagangan, Hotel, Restoran 789789 746833 42956 0.057518 4383851 4162116 221735 0.053275 1.079643

Pengangkutan, komunikasi 287236 268145 19091 0.071197 2250664 2128594 122070 0.057348 1.241489

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 252015 230768 21247 0.092071 2024368 1903411 120957 0.063547 1.448851

Jasa-jasa lain 530397 499364 31033 0.062145 3585598 3368614 216984 0.064413 0.964784

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Bantul

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata

Pertanian 0.7689811 3.65211952 0.867859332 1.323970842 -5.47593508 0.227

Pertambangan, Penggalian 1.1924963 0.31055067 -106.136489 -0.42284768 2.360207483 (20.539)

Industri Pengolahan -16.294854 1.32972751 1.742451612 1.301121576 0.868780486 (2.211)

Listrik, Gas, Air Bersih 39.10694 0.9458678 1.470784391 1.435831281 1.335345087 8.859

Bangunan 2.8872618 0.86149794 0.931560357 -0.13520091 0.762331765 1.061

Perdagangan, Hotel, Restoran 0.5085718 1.11389463 1.238188725 1.165776098 1.079643225 1.021

Pengangkutan, komunikasi -0.2470989 1.0789569 0.83472585 1.306728008 1.241488964 0.843

Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 2.9745858 0.7262119 0.88073092 1.374326649 1.448850582 1.481

Jasa-jasa lain 1.0028344 1.05768217 0.880281224 1.239536175 0.964783949 1.029

128

Lampiran XIV

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Gunung Kidul

2005-2006

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 1123404 1071975 51429 0.04798 3306928 3185771 121157 0.038031 1.262

Pertambangan, Penggalian 56860 55802 1058 0.01896 126137 122332 3805 0.031104 0.610

Industri Pengolahan 327918 319590 8328 0.02606 2481167 2463230 17937 0.007282 3.579

Listrik, Gas, Air Bersih 13421 12933 488 0.03773 152862 153115 -253 -0.00165 -22.836

Bangunan 216175 209900 6275 0.02990 1580312 1395079 185233 0.132776 0.225

Perdagangan, Hotel, Restoran 396165 384014 12151 0.03164 3569622 3444828 124794 0.036226 0.873

Pengangkutan, komunikasi 194580 183272 11308 0.06170 1761672 1673352 88320 0.05278 1.169

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 121954 119825 2129 0.01777 1591885 1623210 -31325 -0.0193 -0.921

Jasa-jasa lain 380105 369079 11026 0.02987 2965164 2849959 115205 0.040423 0.739

2006 – 2007

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 1141121 1123404 17717 0.015771 3333382 3306928 26454 0.008 1.971458

Pertambangan, Penggalian 55808 56860 -1052 -0.0185 138358 126137 12221 0.096887 -0.19096

Industri Pengolahan 332600 327918 4682 0.014278 2528020 2481167 46853 0.018883 0.75611

Listrik, Gas, Air Bersih 14922 13421 1501 0.11184 165772 152862 12910 0.084455 1.324247

Bangunan 235067 216175 18892 0.087392 1732945 1580312 152633 0.096584 0.90483

Perdagangan, Hotel, Restoran 429268 396165 33103 0.083559 3750365 3569622 180743 0.050634 1.650259

Pengangkutan, komunikasi 206779 194580 12199 0.062694 1875307 1761672 113635 0.064504 0.971939

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 131857 121954 9903 0.081203 1695163 1591885 103278 0.064878 1.251626

Jasa-jasa lain 393866 380105 13761 0.036203 3072200 2965164 107036 0.036098 1.002918

129

2007 – 2008

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 1201241 1141121 60120 0.052685 3523943 3333382 190561 0.057167 0.921591

Pertambangan, Penggalian 55442 55808 -366 -0.00656 138328 138358 -30 -0.00022 30.24598

Industri Pengolahan 337144 332600 4544 0.013662 2562549 2528020 34529 0.013659 1.000259

Listrik, Gas, Air Bersih 16003 14922 1081 0.072443 174933 165772 9161 0.055263 1.310892

Bangunan 250400 235067 15333 0.065228 1838429 1732945 105484 0.06087 1.071602

Perdagangan, Hotel, Restoran 447901 429268 18633 0.043406 3947662 3750365 197297 0.052607 0.825101

Pengangkutan, komunikasi 214371 206779 7592 0.036716 2008919 1875307 133612 0.071248 0.51532

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 141824 131857 9967 0.075589 1793789 1695163 98626 0.058181 1.299216

Jasa-jasa lain 405972 393866 12106 0.030736 3223929 3072200 151729 0.049388 0.622348

2008 – 2009

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 1272290 1201241 71049 0.059146 3642696 3523943 118753 0.033699 1.755141

Pertambangan, Penggalian 55939 55442 497 0.008964 138748 138328 420 0.003036 2.952421

Industri Pengolahan 341216 337144 4072 0.012078 2610760 2562549 48211 0.018814 0.641975

Listrik, Gas, Air Bersih 17760 16003 1757 0.109792 185599 174933 10666 0.060972 1.800697

Bangunan 261856 250400 11456 0.045751 1923720 1838429 85291 0.046393 0.986149

Perdagangan, Hotel, Restoran 467680 447901 19779 0.044159 4162116 3947662 214454 0.054324 0.812883

Pengangkutan, komunikasi 220126 214371 5755 0.026846 2128594 2008919 119675 0.059572 0.450649

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 145597 141824 3773 0.026603 1903411 1793789 109622 0.061112 0.435322

Jasa-jasa lain 414901 405972 8929 0.021994 3368614 3223929 144685 0.044878 0.490082

130

2009 – 2010

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 1268080 1272290 -4210 -0.00331 3632681 3642696 -10015 -0.00275 1.204

Pertambangan, Penggalian 58472 55939 2533 0.045281 139967 138748 1219 0.008786 5.154

Industri Pengolahan 368423 341216 27207 0.079735 2793580 2610760 182820 0.070026 1.139

Listrik, Gas, Air Bersih 18999 17760 1239 0.069764 193027 185599 7428 0.040022 1.743

Bangunan 279518 261856 17662 0.067449 2040306 1923720 116586 0.060604 1.113

Perdagangan, Hotel, Restoran 496688 467680 29008 0.062025 4383851 4162116 221735 0.053275 1.164

Pengangkutan, komunikasi 234644 220126 14518 0.065953 2250664 2128594 122070 0.057348 1.150

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 159910 145597 14313 0.098306 2024368 1903411 120957 0.063547 1.547

Jasa-jasa lain 445345 414901 30444 0.073377 3585598 3368614 216984 0.064413 1.139

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Gunung Kidul Rata-Rata

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata

Pertanian 1.2615064 1.9714584 0.9215912 1.755141 1.203561 1.423

Pertambangan, Penggalian 0.6095668 -0.190961 30.245979 2.952421 5.153989 7.754

Industri Pengolahan 3.5785138 0.7561096 1.0002593 0.641975 1.138661 1.423

Listrik, Gas, Air Bersih -22.835881 1.3242473 1.3108921 1.800697 1.743139 (3.331)

Bangunan 0.2251551 0.9048297 1.0716024 0.986149 1.112943 0.860

Perdagangan, Hotel, Restoran 0.8734515 1.6502586 0.8251014 0.812883 1.164257 1.065

Pengangkutan, komunikasi 1.1690092 0.9719389 0.5153196 0.450649 1.150057 0.851

Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -0.9206867 1.2516261 1.2992159 0.435322 1.546963 0.722

Jasa-jasa lain 0.7390366 1.0029176 0.6223477 0.490082 1.13915 0.799

131

Lampiran XV

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Sleman

2005-2006

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 924603 888677 35926 0.0404 3306928 3185771 121157 0.038031 1.0630

Pertambangan, Penggalian 18899 18766 133 0.0071 126137 122332 3805 0.031104 0.2279

Industri Pengolahan 873294 850554 22740 0.0267 2481167 2463230 17937 0.007282 3.6715

Listrik, Gas, Air Bersih 45439 44405 1034 0.0233 152862 153115 -253 -0.00165 -14.0924

Bangunan 554572 499734 54838 0.1097 1580312 1395079 185233 0.132776 0.8265

Perdagangan, Hotel, Restoran 1126189 1081275 44914 0.0415 3569622 3444828 124794 0.036226 1.1466

Pengangkutan, komunikasi 300628 280552 20076 0.0716 1761672 1673352 88320 0.05278 1.3558

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 539620 523061 16559 0.0317 1591885 1623210 -31325 -0.0193 -1.6405

Jasa-jasa lain 925816 893541 32275 0.0361 2965164 2849959 115205 0.040423 0.8936

2006 – 2007

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 923422 924603 -1181 -0.00128 3333382 3306928 26454 0.008 -0.15967

Pertambangan, Penggalian 32998 18899 14099 0.746018 138358 126137 12221 0.096887 7.699903

Industri Pengolahan 890912 873294 17618 0.020174 2528020 2481167 46853 0.018883 1.068353

Listrik, Gas, Air Bersih 50203 45439 4764 0.104844 165772 152862 12910 0.084455 1.241413

Bangunan 601267 554572 46695 0.0842 1732945 1580312 152633 0.096584 0.87178

Perdagangan, Hotel, Restoran 1204716 1126189 78527 0.069728 3750365 3569622 180743 0.050634 1.377109

Pengangkutan, komunikasi 321854 300628 21226 0.070606 1875307 1761672 113635 0.064504 1.09459

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 567159 539620 27539 0.051034 1695163 1591885 103278 0.064878 0.786618

Jasa-jasa lain 961049 925816 35233 0.038056 3072200 2965164 107036 0.036098 1.05425

132

2007 – 2008

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 987480 923422 64058 0.06937 3523943 3333382 190561 0.057167 1.213457

Pertambangan, Penggalian 30372 32998 -2626 -0.07958 138328 138358 -30 -0.00022 367.0203

Industri Pengolahan 904474 890912 13562 0.015223 2562549 2528020 34529 0.013659 1.114514

Listrik, Gas, Air Bersih 52789 50203 2586 0.051511 174933 165772 9161 0.055263 0.93211

Bangunan 642538 601267 41271 0.06864 1838429 1732945 105484 0.06087 1.127654

Perdagangan, Hotel, Restoran 1276918 1204716 72202 0.059933 3947662 3750365 197297 0.052607 1.139246

Pengangkutan, komunikasi 339243 321854 17389 0.054028 2008919 1875307 133612 0.071248 0.758303

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 598190 567159 31031 0.054713 1793789 1695163 98626 0.058181 0.940396

Jasa-jasa lain 1006243 961049 45194 0.047026 3223929 3072200 151729 0.049388 0.952174

2008 – 2009

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 1004808 987480 17328 0.017548 3642696 3523943 118753 0.033699 0.52072

Pertambangan, Penggalian 28901 30372 -1471 -0.04843 138748 138328 420 0.003036 -15.9514

Industri Pengolahan 921892 904474 17418 0.019258 2610760 2562549 48211 0.018814 1.023595

Listrik, Gas, Air Bersih 56066 52789 3277 0.062077 185599 174933 10666 0.060972 1.01813

Bangunan 684367 642538 41829 0.0651 1923720 1838429 85291 0.046393 1.403209

Perdagangan, Hotel, Restoran 1359722 1276918 82804 0.064847 4162116 3947662 214454 0.054324 1.193697

Pengangkutan, komunikasi 361363 339243 22120 0.065204 2128594 2008919 119675 0.059572 1.094544

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 631510 598190 33320 0.055701 1903411 1793789 109622 0.061112 0.911464

Jasa-jasa lain 1050928 1006243 44685 0.044408 3368614 3223929 144685 0.044878 0.989512

133

2009 – 2010

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 1001698 1004808 -3110 -0.0031 3632681 3642696 -10015 -0.00275 1.1258

Pertambangan, Penggalian 33304 28901 4403 0.1523 139967 138748 1219 0.008786 17.3404

Industri Pengolahan 950029 921892 28137 0.0305 2793580 2610760 182820 0.070026 0.4359

Listrik, Gas, Air Bersih 58768 56066 2702 0.0482 193027 185599 7428 0.040022 1.2042

Bangunan 729456 684367 45089 0.0659 2040306 1923720 116586 0.060604 1.0871

Perdagangan, Hotel, Restoran 1436205 1359722 76483 0.0562 4383851 4162116 221735 0.053275 1.0558

Pengangkutan, komunikasi 384891 361363 23528 0.0651 2250664 2128594 122070 0.057348 1.1353

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 669291 631510 37781 0.0598 2024368 1903411 120957 0.063547 0.9414

Jasa-jasa lain 1109558 1050928 58630 0.0558 3585598 3368614 216984 0.064413 0.8661

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kabupaten Sleman Rata-Rata

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata

Pertanian 1.0629944 -0.159672 1.2134565 0.52072 1.125769 0.753

Pertambangan, Penggalian 0.2278586 7.699903 367.02033 -15.95145 17.34039 75.267

Industri Pengolahan 3.6715016 1.068353 1.1145138 1.023595 0.435854 1.463

Listrik, Gas, Air Bersih -14.09243 1.241413 0.93211 1.01813 1.204175 (1.939)

Bangunan 0.8264625 0.87178 1.1276539 1.403209 1.087119 1.063

Perdagangan, Hotel, Restoran 1.1466197 1.377109 1.1392462 1.193697 1.055832 1.183

Pengangkutan, komunikasi 1.3557889 1.09459 0.7583027 1.094544 1.135338 1.088

Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -1.6404591 0.786618 0.9403965 0.911464 0.941445 0.388

Jasa-jasa lain 0.8935504 1.05425 0.9521736 0.989512 0.866105 0.951

134

Lampiran XVI

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kota Yogyakarta

2005-2006

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 21351 21835 -484 -0.0222 3306928 3185771 121157 0.038031 -0.5829

Pertambangan, Penggalian 270 242 28 0.1157 126137 122332 3805 0.031104 3.7199

Industri Pengolahan 529450 518069 11381 0.0220 2481167 2463230 17937 0.007282 3.0168

Listrik, Gas, Air Bersih 60741 60224 517 0.0086 152862 153115 -253 -0.00165 -5.1954

Bangunan 362187 308065 54122 0.1757 1580312 1395079 185233 0.132776 1.3232

Perdagangan, Hotel, Restoran 1146083 1108098 37985 0.0343 3569622 3444828 124794 0.036226 0.9463

Pengangkutan, komunikasi 862341 813669 48672 0.0598 1761672 1673352 88320 0.05278 1.1333

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 607748 629162 -21414 -0.0340 1591885 1623210 -31325 -0.0193 1.7637

Jasa-jasa lain 982333 938485 43848 0.0467 2965164 2849959 115205 0.040423 1.1558

2006 – 2007

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 19209 21351 -2142 -0.10032 3333382 3306928 26454 0.008 -12.5411

Pertambangan, Penggalian 279 270 9 0.033333 138358 126137 12221 0.096887 0.344044

Industri Pengolahan 539154 529450 9704 0.018328 2528020 2481167 46853 0.018883 0.970609

Listrik, Gas, Air Bersih 64197 60741 3456 0.056897 165772 152862 12910 0.084455 0.673698

Bangunan 390323 362187 28136 0.077684 1732945 1580312 152633 0.096584 0.804311

Perdagangan, Hotel, Restoran 1188152 1146083 42069 0.036707 3750365 3569622 180743 0.050634 0.724948

Pengangkutan, komunikasi 910568 862341 48227 0.055926 1875307 1761672 113635 0.064504 0.86701

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 651968 607748 44220 0.07276 1695163 1591885 103278 0.064878 1.121499

Jasa-jasa lain 1012551 982333 30218 0.030761 3072200 2965164 107036 0.036098 0.852169

135

2007 – 2008

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 18140 19209 -1069 -0.05565 3523943 3333382 190561 0.057167 -0.97347

Pertambangan, Penggalian 258 279 -21 -0.07527 138328 138358 -30 -0.00022 347.1348

Industri Pengolahan 543050 539154 3896 0.007226 2562549 2528020 34529 0.013659 0.529057

Listrik, Gas, Air Bersih 65488 64197 1291 0.02011 174933 165772 9161 0.055263 0.363898

Bangunan 412972 390323 22649 0.058026 1838429 1732945 105484 0.06087 0.953286

Perdagangan, Hotel, Restoran 1253026 1188152 64874 0.054601 3947662 3750365 197297 0.052607 1.037891

Pengangkutan, komunikasi 984783 910568 74215 0.081504 2008919 1875307 133612 0.071248 1.143948

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 696816 651968 44848 0.068789 1793789 1695163 98626 0.058181 1.182325

Jasa-jasa lain 1046615 1012551 34064 0.033642 3223929 3072200 151729 0.049388 0.681176

2008 – 2009

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 17359 18140 -781 -0.04305 3642696 3523943 118753 0.033699 -1.27761

Pertambangan, Penggalian 265 258 7 0.027132 138748 138328 420 0.003036 8.935917

Industri Pengolahan 549574 543050 6524 0.012014 2610760 2562549 48211 0.018814 0.638558

Listrik, Gas, Air Bersih 67212 65488 1724 0.026325 185599 174933 10666 0.060972 0.431763

Bangunan 413965 412972 993 0.002405 1923720 1838429 85291 0.046393 0.051829

Perdagangan, Hotel, Restoran 1332070 1253026 79044 0.063082 4162116 3947662 214454 0.054324 1.16122

Pengangkutan, komunikasi 1055067 984783 70284 0.07137 2128594 2008919 119675 0.059572 1.19805

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 731975 696816 35159 0.050457 1903411 1793789 109622 0.061112 0.825642

Jasa-jasa lain 1077364 1046615 30749 0.029379 3368614 3223929 144685 0.044878 0.654645

136

2009 – 2010

Lapangan Usaha Eijt Eij ∆eij ∆eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian 17455 17359 96 0.0055 3632681 3642696 -10015 -0.00275 -2.0115

Pertambangan, Penggalian 272 265 7 0.0264 139967 138748 1219 0.008786 3.0066

Industri Pengolahan 594845 549574 45271 0.0824 2793580 2610760 182820 0.070026 1.1764

Listrik, Gas, Air Bersih 68725 67212 1513 0.0225 193027 185599 7428 0.040022 0.5625

Bangunan 426740 413965 12775 0.0309 2040306 1923720 116586 0.060604 0.5092

Perdagangan, Hotel, Restoran 1393111 1332070 61041 0.0458 4383851 4162116 221735 0.053275 0.8602

Pengangkutan, komunikasi 1097987 1055067 42920 0.0407 2250664 2128594 122070 0.057348 0.7094

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 770658 731975 38683 0.0528 2024368 1903411 120957 0.063547 0.8316

Jasa-jasa lain 1135751 1077364 58387 0.0542 3585598 3368614 216984 0.064413 0.8414

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kota Yogyakarta Rata-Rata

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata

Pertanian -0.582852 -12.54107 -0.9734732 -1.277609 -2.01149 (3.477)

Pertambangan, Penggalian 3.7198727 0.3440444 347.134767 8.9359173 3.006597 72.628

Industri Pengolahan 3.0168101 0.9706093 0.52905719 0.6385577 1.176352 1.266

Listrik, Gas, Air Bersih -5.19539 0.6736977 0.36389811 0.4317633 0.562465 (0.633)

Bangunan 1.3231586 0.8043108 0.9532857 0.0518289 0.509205 0.728

Perdagangan, Hotel, Restoran 0.9462541 0.724948 1.03789096 1.1612203 0.860151 0.946

Pengangkutan, komunikasi 1.1333386 0.8670101 1.14394783 1.1980499 0.709355 1.010

Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 1.7636766 1.1214995 1.18232492 0.8256425 0.831621 1.145

Jasa-jasa lain 1.1558188 0.8521692 0.68117645 0.6546452 0.841351 0.837

137

Lampiran XVII

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Referensi (RPr) Provinsi DIY

2005-2006

Lapangan Usaha Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein Ent En ∆en ∆en/En RPr

Pertanian 3306928 3185771 121157 0.038 17535749 16910876 624873 0.037 1.029

Pertambangan, Penggalian 126137 122332 3805 0.031 17535749 16910876 624873 0.037 0.842

Industri Pengolahan 2481167 2463230 17937 0.007 17535749 16910876 624873 0.037 0.197

Listrik, Gas, Air Bersih 152862 153115 -253 -0.002 17535749 16910876 624873 0.037 -0.045

Bangunan 1580312 1395079 185233 0.133 17535749 16910876 624873 0.037 3.593

Perdagangan, Hotel, Restoran 3569622 3444828 124794 0.036 17535749 16910876 624873 0.037 0.980

Pengangkutan, komunikasi 1761672 1673352 88320 0.053 17535749 16910876 624873 0.037 1.428

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 1591885 1623210 -31325 -0.019 17535749 16910876 624873 0.037 -0.522

Jasa-jasa lain 2965164 2849959 115205 0.040 17535749 16910876 624873 0.037 1.094

2006-2007

Lapangan Usaha Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein Ent En ∆en ∆en/En RPr

Pertanian 3333382 3306928 26454 0.0080 18291512 17535749 755763 0.0431 0.1856

Pertambangan, Penggalian 138358 126137 12221 0.0969 18291512 17535749 755763 0.0431 2.2480

Industri Pengolahan 2528020 2481167 46853 0.0189 18291512 17535749 755763 0.0431 0.4381

Listrik, Gas, Air Bersih 165772 152862 12910 0.0845 18291512 17535749 755763 0.0431 1.9596

Bangunan 1732945 1580312 152633 0.0966 18291512 17535749 755763 0.0431 2.2410

Perdagangan, Hotel, Restoran 3750365 3569622 180743 0.0506 18291512 17535749 755763 0.0431 1.1748

Pengangkutan, komunikasi 1875307 1761672 113635 0.0645 18291512 17535749 755763 0.0431 1.4967

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 1695163 1591885 103278 0.0649 18291512 17535749 755763 0.0431 1.5053

Jasa-jasa lain 3072200 2965164 107036 0.0361 18291512 17535749 755763 0.0431 0.8376

138

2007-2008

Lapangan Usaha Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein Ent En ∆en ∆en/En RPr

Pertanian 3523943 3333382 190561 0.0572 19212481 18291512 920969 0.0503 1.135

Pertambangan, Penggalian 138328 138358 -30 -0.0002 19212481 18291512 920969 0.0503 -0.004

Industri Pengolahan 2562549 2528020 34529 0.0137 19212481 18291512 920969 0.0503 0.271

Listrik, Gas, Air Bersih 174933 165772 9161 0.0553 19212481 18291512 920969 0.0503 1.098

Bangunan 1838429 1732945 105484 0.0609 19212481 18291512 920969 0.0503 1.209

Perdagangan, Hotel, Restoran 3947662 3750365 197297 0.0526 19212481 18291512 920969 0.0503 1.045

Pengangkutan, komunikasi 2008919 1875307 133612 0.0712 19212481 18291512 920969 0.0503 1.415

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 1793789 1695163 98626 0.0582 19212481 18291512 920969 0.0503 1.156

Jasa-jasa lain 3223929 3072200 151729 0.0494 19212481 18291512 920969 0.0503 0.981

2008-2009

Lapangan Usaha Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein Ent En ∆en ∆en/En RPr

Pertanian 3642696 3523943 118753 0.0337 20064258 19212481 851777 0.0443 0.7601

Pertambangan, Penggalian 138748 138328 420 0.0030 20064258 19212481 851777 0.0443 0.0685

Industri Pengolahan 2610760 2562549 48211 0.0188 20064258 19212481 851777 0.0443 0.4244

Listrik, Gas, Air Bersih 185599 174933 10666 0.0610 20064258 19212481 851777 0.0443 1.3753

Bangunan 1923720 1838429 85291 0.0464 20064258 19212481 851777 0.0443 1.0464

Perdagangan, Hotel, Restoran 4162116 3947662 214454 0.0543 20064258 19212481 851777 0.0443 1.2253

Pengangkutan, komunikasi 2128594 2008919 119675 0.0596 20064258 19212481 851777 0.0443 1.3437

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 1903411 1793789 109622 0.0611 20064258 19212481 851777 0.0443 1.3784

Jasa-jasa lain 3368614 3223929 144685 0.0449 20064258 19212481 851777 0.0443 1.0123

139

2009-2010

Lapangan Usaha Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein Ent En ∆en ∆en/En RPr

Pertanian 3632681 3642696 -10015 -0.003 21044042 20064258 979784 0.0488 -0.056

Pertambangan, Penggalian 139967 138748 1219 0.009 21044042 20064258 979784 0.0488 0.180

Industri Pengolahan 2793580 2610760 182820 0.070 21044042 20064258 979784 0.0488 1.434

Listrik, Gas, Air Bersih 193027 185599 7428 0.040 21044042 20064258 979784 0.0488 0.820

Bangunan 2040306 1923720 116586 0.061 21044042 20064258 979784 0.0488 1.241

Perdagangan, Hotel, Restoran 4383851 4162116 221735 0.053 21044042 20064258 979784 0.0488 1.091

Pengangkutan, komunikasi 2250664 2128594 122070 0.057 21044042 20064258 979784 0.0488 1.174

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 2024368 1903411 120957 0.064 21044042 20064258 979784 0.0488 1.301

Jasa-jasa lain 3585598 3368614 216984 0.064 21044042 20064258 979784 0.0488 1.319

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Referensi (RPs) Provinsi DIY Rata-Rata

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata

Pertanian 1.0292202 0.18561168 1.13541213 0.760104 -0.0563 0.611

Pertambangan, Penggalian 0.84176125 2.24803434 -0.00430647 0.068485 0.179916 0.667

Industri Pengolahan 0.1970694 0.43814726 0.27127395 0.424357 1.434001 0.553

Listrik, Gas, Air Bersih -0.0447175 1.95959083 1.09758029 1.375268 0.819576 1.041

Bangunan 3.59330353 2.24101259 1.20894461 1.046439 1.241073 1.866

Perdagangan, Hotel, Restoran 0.98039369 1.17483791 1.04484421 1.225326 1.09097 1.103

Pengangkutan, komunikasi 1.42838769 1.49666898 1.41506922 1.343688 1.174381 1.372

Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -0.5222648 1.50534077 1.15553884 1.378427 1.301341 0.964

Jasa-jasa lain 1.09397415 0.83756756 0.98089767 1.012268 1.319074 1.049

140

Lampiran XVIII

Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Kulon Progo

2005-2006

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 403695 1465477 3185771 16910876 276075.2 127619.8 412026 0.020637 3306928 0.038031 -0.01739

Pertambangan, Penggalian 13030 1465477 122332 16910876 10601.15 2428.85 18016 0.382655 126137 0.031104 0.351552

Industri Pengolahan 236286 1465477 2463230 16910876 213460.7 22825.33 243686 0.031318 2481167 0.007282 0.024036

Listrik, Gas, Air Bersih 8682 1465477 153115 16910876 13268.77 -4586.77 9184 0.057821 152862 -0.00165 0.059473

Bangunan 65463 1465477 1395079 16910876 120895.9 -55432.9 72612 0.109207 1580312 0.132776 -0.02357

Perdagangan, Hotel, Restoran 240301 1465477 3444828 16910876 298524.8 -58223.8 250662 0.043117 3569622 0.036226 0.00689

Pengangkutan, komunikasi 148459 1465477 1673352 16910876 145010.8 3448.247 157776 0.062758 1761672 0.05278 0.009978

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 89084 1465477 1623210 16910876 140665.5 -51581.5 90821 0.019498 1591885 -0.0193 0.038797

Jasa-jasa lain 260477 1465477 2849959 16910876 246974.2 13502.84 270064 0.036806 2965164 0.040423 -0.00362

2006-2007

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 412026 1524847 3306928 17535749 287558.8 124467.2 424719 0.030806 3333382 0.008 0.022807

Pertambangan, Penggalian 18016 1524847 126137 17535749 10968.43 7047.571 17689 -0.01815 138358 0.096887 -0.11504

Industri Pengolahan 243686 1524847 2481167 17535749 215753.5 27932.45 251351 0.031454 2528020 0.018883 0.012571

Listrik, Gas, Air Bersih 9184 1524847 152862 17535749 13292.34 -4108.34 9611 0.046494 165772 0.084455 -0.03796

Bangunan 72612 1524847 1580312 17535749 137418.4 -64806.4 77911 0.072977 1732945 0.096584 -0.02361

Perdagangan, Hotel, Restoran 250662 1524847 3569622 17535749 310401.8 -59739.8 266357 0.062614 3750365 0.050634 0.011981

Pengangkutan, komunikasi 157776 1524847 1761672 17535749 153188.8 4587.205 163555 0.036628 1875307 0.064504 -0.02788

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 90821 1524847 1591885 17535749 138424.7 -47603.7 98325 0.082624 1695163 0.064878 0.017746

Jasa-jasa lain 270064 1524847 2965164 17535749 257840.2 12223.78 278112 0.0298 3072200 0.036098 -0.0063

141

2007-2008

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 424719 1587630 3333382 18291512 289324.2 135394.8 454656 0.070487 3523943 0.057167 0.013319

Pertambangan, Penggalian 17689 1587630 138358 18291512 12008.92 5680.08 17027 -0.03742 138328 -0.00022 -0.03721

Industri Pengolahan 251351 1587630 2528020 18291512 219422 31928.99 255420 0.016189 2562549 0.013659 0.00253

Listrik, Gas, Air Bersih 9611 1587630 165772 18291512 14388.35 -4777.35 10333 0.075122 174933 0.055263 0.01986

Bangunan 77911 1587630 1732945 18291512 150412.7 -72501.7 82096 0.053715 1838429 0.06087 -0.00715

Perdagangan, Hotel, Restoran 266357 1587630 3750365 18291512 325516.7 -59159.7 281420 0.056552 3947662 0.052607 0.003945

Pengangkutan, komunikasi 163555 1587630 1875307 18291512 162769.1 785.8614 171336 0.047574 2008919 0.071248 -0.02367

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 98325 1587630 1695163 18291512 147133.4 -48808.4 101551 0.03281 1793789 0.058181 -0.02537

Jasa-jasa lain 278112 1587630 3072200 18291512 266654.7 11457.34 288531 0.037463 3223929 0.049388 -0.01192

2008-2009

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 454656 1662370 3523943 19212481 304911 149745 474560 0.043778 3642696 0.033699 0.010079

Pertambangan, Penggalian 17027 1662370 138328 19212481 11968.9 5058.097 18527 0.088095 138748 0.003036 0.085059

Industri Pengolahan 255420 1662370 2562549 19212481 221725.9 33694.1 261033 0.021976 2610760 0.018814 0.003162

Listrik, Gas, Air Bersih 10333 1662370 174933 19212481 15136.17 -4803.17 11007 0.065228 185599 0.060972 0.004256

Bangunan 82096 1662370 1838429 19212481 159071 -76975 85790 0.044996 1923720 0.046393 -0.0014

Perdagangan, Hotel, Restoran 281420 1662370 3947662 19212481 341573.5 -60153.5 293574 0.043188 4162116 0.054324 -0.01114

Pengangkutan, komunikasi 171336 1662370 2008919 19212481 173822.8 -2486.77 179405 0.047095 2128594 0.059572 -0.01248

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 101551 1662370 1793789 19212481 155208.5 -53657.5 110230 0.085464 1903411 0.061112 0.024352

Jasa-jasa lain 288531 1662370 3223929 19212481 278952.1 9578.852 294178 0.019572 3368614 0.044878 -0.02531

142

2009-2010

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 474560 1728304 3642696 20064258 313776.2 160783.8 467714 -0.01443 3632681 -0.00275 -0.01168

Pertambangan, Penggalian 18527 1728304 138748 20064258 11951.54 6575.463 12664 -0.31646 139967 0.008786 -0.32524

Industri Pengolahan 261033 1728304 2610760 20064258 224886.8 36146.19 271689 0.040822 2793580 0.070026 -0.0292

Listrik, Gas, Air Bersih 11007 1728304 185599 20064258 15987.21 -4980.21 11586 0.052603 193027 0.040022 0.012581

Bangunan 85790 1728304 1923720 20064258 165706.3 -79916.3 91657 0.068388 2040306 0.060604 0.007783

Perdagangan, Hotel, Restoran 293574 1728304 4162116 20064258 358518.2 -64944.2 307245 0.046567 4383851 0.053275 -0.00671

Pengangkutan, komunikasi 179405 1728304 2128594 20064258 183353.8 -3948.78 184299 0.027279 2250664 0.057348 -0.03007

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 110230 1728304 1903411 20064258 163956.9 -53726.9 116678 0.058496 2024368 0.063547 -0.00505

Jasa-jasa lain 294178 1728304 3368614 20064258 290167.2 4010.826 317694 0.079938 3585598 0.064413 0.015525

Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Kabupaten Kulon Progo Rata-Rata

Lapangan Usaha

2005 -

2006

2006 -

2007

2007 -

2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata

Pertanian 127619.8 124467.2 135394.8 149745.0 160783.8 139602.1

Pertambangan, Penggalian 2428.9 7047.6 5680.1 5058.1 6575.5 5358.0

Industri Pengolahan 22825.3 27932.5 31929.0 33694.1 36146.2 30505.4

Listrik, Gas, Air Bersih -4586.8 -4108.3 -4777.3 -4803.2 -4980.2 -4651.2

Bangunan -55432.9 -64806.4 -72501.7 -76975.0 -79916.3 -69926.5)

Perdagangan, Hotel, Restoran -58223.8 -59739.8 -59159.7 -60153.5 -64944.2 -60444.2

Pengangkutan, komunikasi 3448.2 4587.2 785.9 -2486.8 -3948.8 477.2

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan -51581.5 -47603.7 -48808.4 -53657.5 -53726.9 -51075.6

Jasa-jasa lain 13502.8 12223.8 11457.3 9578.9 4010.8 10154.7

143

Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Kulon Progo Rata-Rata

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata

Pertanian -0.017394 0.022807 0.013319 0.010079 -0.011677 0.003

Pertambangan, Penggalian 0.351552 -0.115037 -0.037208 0.085059 -0.325243 (0.008)

Industri Pengolahan 0.024036 0.012571 0.002530 0.003162 -0.029203 0.003

Listrik, Gas, Air Bersih 0.059473 -0.037961 0.019860 0.004256 0.012581 0.012

Bangunan -0.023569 -0.023607 -0.007155 -0.001397 0.007783 (0.010)

Perdagangan, Hotel, Restoran 0.006890 0.011981 0.003945 -0.011136 -0.006707 0.001

Pengangkutan, komunikasi 0.009978 -0.027876 -0.023674 -0.012477 -0.030069 (0.017)

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 0.038797 0.017746 -0.025371 0.024352 -0.005052 0.010

Jasa-jasa lain -0.003618 -0.006297 -0.011924 -0.025307 0.015525 (0.006)

144

Lampiran XIX

Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Bantul

2005-2006

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 791592 3234172 3185771 16910876 609272.5 182319.5 814742 0.029245 3306928 0.038031 -0.00879

Pertambangan, Penggalian 32784 3234172 122332 16910876 23395.76 9388.244 34000 0.037091 126137 0.031104 0.005987

Industri Pengolahan 644544 3234172 2463230 16910876 471087.9 173456.1 568064 -0.11866 2481167 0.007282 -0.12594

Listrik, Gas, Air Bersih 29001 3234172 153115 16910876 29282.94 -281.945 27127 -0.06462 152862 -0.00165 -0.06297

Bangunan 276078 3234172 1395079 16910876 266806.1 9271.867 381915 0.383359 1580312 0.132776 0.250583

Perdagangan, Hotel, Restoran 612904 3234172 3444828 16910876 658816.6 -45912.6 624196 0.018424 3569622 0.036226 -0.0178

Pengangkutan, komunikasi 222436 3234172 1673352 16910876 320025.3 -97589.3 219535 -0.01304 1761672 0.05278 -0.06582

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 205177 3234172 1623210 16910876 310435.7 -105259 193399 -0.0574 1591885 -0.0193 -0.03811

Jasa-jasa lain 419656 3234172 2849959 16910876 545049.1 -125393 436668 0.040538 2965164 0.040423 0.000115

2006-2007

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 814742 3299646 3306928 17535749 622254.1 192487.9 838545 0.029215 3333382 0.008 0.021216

Pertambangan, Penggalian 34000 3299646 126137 17535749 23734.8 10265.2 35023 0.030088 138358 0.096887 -0.0668

Industri Pengolahan 568064 3299646 2481167 17535749 466873.3 101190.7 582328 0.02511 2528020 0.018883 0.006226

Listrik, Gas, Air Bersih 27127 3299646 152862 17535749 28763.56 -1636.56 29294 0.079884 165772 0.084455 -0.00457

Bangunan 381915 3299646 1580312 17535749 297362.3 84552.73 413693 0.083207 1732945 0.096584 -0.01338

Perdagangan, Hotel, Restoran 624196 3299646 3569622 17535749 671684.4 -47488.4 659401 0.056401 3750365 0.050634 0.005767

Pengangkutan, komunikasi 219535 3299646 1761672 17535749 331488.2 -111953 234814 0.069597 1875307 0.064504 0.005093

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 193399 3299646 1591885 17535749 299539.9 -106141 202511 0.047115 1695163 0.064878 -0.01776

Jasa-jasa lain 436668 3299646 2965164 17535749 557945.5 -121277 453340 0.03818 3072200 0.036098 0.002082

145

2007-2008

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 838545 3448949 3333382 18291512 628524.6 210020.4 880148 0.049613 3523943 0.057167 -0.00755

Pertambangan, Penggalian 35023 3448949 138358 18291512 26088.04 8934.961 35829 0.023013 138328 -0.00022 0.02323

Industri Pengolahan 582328 3448949 2528020 18291512 476669.8 105658.2 596187 0.023799 2562549 0.013659 0.010141

Listrik, Gas, Air Bersih 29294 3448949 165772 18291512 31257.08 -1963.08 31675 0.081279 174933 0.055263 0.026017

Bangunan 413693 3448949 1732945 18291512 326754.8 86938.22 437151 0.056704 1838429 0.06087 -0.00417

Perdagangan, Hotel, Restoran 659401 3448949 3750365 18291512 707148.6 -47747.6 702353 0.065138 3947662 0.052607 0.01253

Pengangkutan, komunikasi 234814 3448949 1875307 18291512 353597.8 -118784 248779 0.059473 2008919 0.071248 -0.01178

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 202511 3448949 1695163 18291512 319630.8 -117120 212888 0.051242 1793789 0.058181 -0.00694

Jasa-jasa lain 453340 3448949 3072200 18291512 579277.5 -125937 473049 0.043475 3223929 0.049388 -0.00591

2008-2009

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 880148 3618059 3523943 19212481 663622.4 216525.6 919417 0.044616 3642696 0.033699 0.010917

Pertambangan, Penggalian 35829 3618059 138328 19212481 26049.67 9779.326 35783 -0.00128 138748 0.003036 -0.00432

Industri Pengolahan 596187 3618059 2562549 19212481 482574.5 113612.5 610781 0.024479 2610760 0.018814 0.005665

Listrik, Gas, Air Bersih 31675 3618059 174933 19212481 32943.06 -1268.06 34448 0.087545 185599 0.060972 0.026573

Bangunan 437151 3618059 1838429 19212481 346209.6 90941.44 434409 -0.00627 1923720 0.046393 -0.05267

Perdagangan, Hotel, Restoran 702353 3618059 3947662 19212481 743416.4 -41063.4 746833 0.06333 4162116 0.054324 0.009006

Pengangkutan, komunikasi 248779 3618059 2008919 19212481 378315.9 -129537 268145 0.077844 2128594 0.059572 0.018272

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 212888 3618059 1793789 19212481 337803 -124915 230768 0.083988 1903411 0.061112 0.022876

Jasa-jasa lain 473049 3618059 3223929 19212481 607124.4 -134075 499364 0.055628 3368614 0.044878 0.01075

146

2009-2010

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 919417 3779848 3642696 20064258 686237 233180 933259 0.015055 3632681 -0.00275 0.017805

Pertambangan, Penggalian 35783 3779848 138748 20064258 26138.34 9644.662 36525 0.020736 139967 0.008786 0.01195

Industri Pengolahan 610781 3779848 2610760 20064258 491833.6 118947.4 647939 0.060837 2793580 0.070026 -0.00919

Listrik, Gas, Air Bersih 34448 3779848 185599 20064258 34964.46 -516.463 36289 0.053443 193027 0.040022 0.013421

Bangunan 434409 3779848 1923720 20064258 362404.1 72004.91 454479 0.046201 2040306 0.060604 -0.0144

Perdagangan, Hotel, Restoran 746833 3779848 4162116 20064258 784089.1 -37256.1 789789 0.057518 4383851 0.053275 0.004243

Pengangkutan, komunikasi 268145 3779848 2128594 20064258 400999.7 -132855 287236 0.071197 2250664 0.057348 0.013849

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 230768 3779848 1903411 20064258 358578.1 -127810 252015 0.092071 2024368 0.063547 0.028523

Jasa-jasa lain 499364 3779848 3368614 20064258 634603.5 -135240 530397 0.062145 3585598 0.064413 -0.00227

Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Kabupaten Bantul

Lapangan Usaha

2005 -

2006

2006 -

2007

2007 -

2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata

Pertanian 182319.5 192487.9 210020.4 216525.6 233180.0 182319.5

Pertambangan, Penggalian 9388.2 10265.2 8935.0 9779.3 9644.7 9388.2

Industri Pengolahan 173456.1 101190.7 105658.2 113612.5 118947.4 173456.1

Listrik, Gas, Air Bersih -281.9 -1636.6 -1963.1 -1268.1 -516.5 -281.9

Bangunan 9271.9 84552.7 86938.2 90941.4 72004.9 9271.9

Perdagangan, Hotel, Restoran -45912.6 -47488.4 -47747.6 -41063.4 -37256.1 -45912.6

Pengangkutan, komunikasi -97589.3 -111953.2 -118783.8 -129536.9 -132854.7 -97589.3

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan -105258.7 -106140.9 -117119.8 -124915.0 -127810.1 -105258.7

Jasa-jasa lain -125393.1 -121277.5 -125937.5 -134075.4 -135239.5 -125393.1

147

Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Bantul

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata

Pertanian -0.00879 0.02122 -0.00755 0.01092 0.01780 0.007

Pertambangan, Penggalian 0.00599 -0.06680 0.02323 -0.00432 0.01195 (0.006)

Industri Pengolahan -0.12594 0.00623 0.01014 0.00567 -0.00919 (0.023)

Listrik, Gas, Air Bersih -0.06297 -0.00457 0.02602 0.02657 0.01342 (0.000)

Bangunan 0.25058 -0.01338 -0.00417 -0.05267 -0.01440 0.033

Perdagangan, Hotel, Restoran -0.01780 0.00577 0.01253 0.00901 0.00424 0.003

Pengangkutan, komunikasi -0.06582 0.00509 -0.01178 0.01827 0.01385 (0.008)

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan -0.03811 -0.01776 -0.00694 0.02288 0.02852 (0.002)

Jasa-jasa lain 0.00011 0.00208 -0.00591 0.01075 -0.00227 0.001

148

Lampiran XX

Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Gunung Kidul

2005-2006

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in Rin rij-rin

Pertanian 1071975 2726390 3185771 16910876 513613.5 558361.5 1123404 0.047976 3306928 0.038031 0.009945

Pertambangan, Penggalian 55802 2726390 122332 16910876 19722.5 36079.5 56860 0.01896 126137 0.031104 -0.01214

Industri Pengolahan 319590 2726390 2463230 16910876 397124.6 -77534.6 327918 0.026058 2481167 0.007282 0.018776

Listrik, Gas, Air Bersih 12933 2726390 153115 16910876 24685.37 -11752.4 13421 0.037733 152862 -0.00165 0.039385

Bangunan 209900 2726390 1395079 16910876 224916.2 -15016.2 216175 0.029895 1580312 0.132776 -0.10288

Perdagangan, Hotel, Restoran 384014 2726390 3444828 16910876 555379 -171365 396165 0.031642 3569622 0.036226 -0.00458

Pengangkutan, komunikasi 183272 2726390 1673352 16910876 269779.6 -86507.6 194580 0.061701 1761672 0.05278 0.00892

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 119825 2726390 1623210 16910876 261695.7 -141871 121954 0.017768 1591885 -0.0193 0.037066

Jasa-jasa lain 369079 2726390 2849959 16910876 459473.5 -90394.5 380105 0.029874 2965164 0.040423 -0.01055

2006-2007

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 1123404 2830582 3306928 17535749 533797 589607 1141121 0.015771 3333382 0.008 0.007771

Pertambangan, Penggalian 56860 2830582 126137 17535749 20360.76 36499.24 55808 -0.0185 138358 0.096887 -0.11539

Industri Pengolahan 327918 2830582 2481167 17535749 400504.5 -72586.5 332600 0.014278 2528020 0.018883 -0.00461

Listrik, Gas, Air Bersih 13421 2830582 152862 17535749 24674.65 -11253.6 14922 0.11184 165772 0.084455 0.027384

Bangunan 216175 2830582 1580312 17535749 255090.5 -38915.5 235067 0.087392 1732945 0.096584 -0.00919

Perdagangan, Hotel, Restoran 396165 2830582 3569622 17535749 576200.5 -180036 429268 0.083559 3750365 0.050634 0.032925

Pengangkutan, komunikasi 194580 2830582 1761672 17535749 284365.2 -89785.2 206779 0.062694 1875307 0.064504 -0.00181

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 121954 2830582 1591885 17535749 256958.6 -135005 131857 0.081203 1695163 0.064878 0.016325

Jasa-jasa lain 380105 2830582 2965164 17535749 478630.2 -98525.2 393866 0.036203 3072200 0.036098 0.000105

149

2007-2008

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 1141121 2941288 3333382 18291512 536010.2 605110.8 1201241 0.052685 3523943 0.057167 -0.00448

Pertambangan, Penggalian 55808 2941288 138358 18291512 22248.06 33559.94 55442 -0.00656 138328 -0.00022 -0.00634

Industri Pengolahan 332600 2941288 2528020 18291512 406507.4 -73907.4 337144 0.013662 2562549 0.013659 3.54E-06

Listrik, Gas, Air Bersih 14922 2941288 165772 18291512 26656.25 -11734.3 16003 0.072443 174933 0.055263 0.017181

Bangunan 235067 2941288 1732945 18291512 278658.8 -43591.8 250400 0.065228 1838429 0.06087 0.004358

Perdagangan, Hotel, Restoran 429268 2941288 3750365 18291512 603061.3 -173793 447901 0.043406 3947662 0.052607 -0.0092

Pengangkutan, komunikasi 206779 2941288 1875307 18291512 301550.7 -94771.7 214371 0.036716 2008919 0.071248 -0.03453

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 131857 2941288 1695163 18291512 272583.4 -140726 141824 0.075589 1793789 0.058181 0.017409

Jasa-jasa lain 393866 2941288 3072200 18291512 494011.9 -100146 405972 0.030736 3223929 0.049388 -0.01865

2008-2009

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 1201241 3070298 3523943 19212481 563152.4 638088.6 1272290 0.059146 3642696 0.033699 0.025447

Pertambangan, Penggalian 55442 3070298 138328 19212481 22105.85 33336.15 55939 0.008964 138748 0.003036 0.005928

Industri Pengolahan 337144 3070298 2562549 19212481 409514.5 -72370.5 341216 0.012078 2610760 0.018814 -0.00674

Listrik, Gas, Air Bersih 16003 3070298 174933 19212481 27955.6 -11952.6 17760 0.109792 185599 0.060972 0.04882

Bangunan 250400 3070298 1838429 19212481 293794.7 -43394.7 261856 0.045751 1923720 0.046393 -0.00064

Perdagangan, Hotel, Restoran 447901 3070298 3947662 19212481 630865.9 -182965 467680 0.044159 4162116 0.054324 -0.01016

Pengangkutan, komunikasi 214371 3070298 2008919 19212481 321040.3 -106669 220126 0.026846 2128594 0.059572 -0.03273

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 141824 3070298 1793789 19212481 286660.9 -144837 145597 0.026603 1903411 0.061112 -0.03451

Jasa-jasa lain 405972 3070298 3223929 19212481 515207.9 -109236 414901 0.021994 3368614 0.044878 -0.02288

150

2009-2010

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 1272290 3197365 3642696 20064258 580486.4 691803.6 1268080 -0.00331 3632681 -0.00275 -0.00056

Pertambangan, Penggalian 55939 3197365 138748 20064258 22110.36 33828.64 58472 0.045281 139967 0.008786 0.036496

Industri Pengolahan 341216 3197365 2610760 20064258 416040.9 -74824.9 368423 0.079735 2793580 0.070026 0.00971

Listrik, Gas, Air Bersih 17760 3197365 185599 20064258 29576.36 -11816.4 18999 0.069764 193027 0.040022 0.029742

Bangunan 261856 3197365 1923720 20064258 306556.8 -44700.8 279518 0.067449 2040306 0.060604 0.006845

Perdagangan, Hotel, Restoran 467680 3197365 4162116 20064258 663259.2 -195579 496688 0.062025 4383851 0.053275 0.008751

Pengangkutan, komunikasi 220126 3197365 2128594 20064258 339204.8 -119079 234644 0.065953 2250664 0.057348 0.008605

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 145597 3197365 1903411 20064258 303320.4 -157723 159910 0.098306 2024368 0.063547 0.034758

Jasa-jasa lain 414901 3197365 3368614 20064258 536809.7 -121909 445345 0.073377 3585598 0.064413 0.008963

Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Gunung Kidul

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata

Pertanian 558361.5 589607.0 605110.8 638088.6 691803.6 616594.3

Pertambangan, Penggalian 36079.5 36499.2 33559.9 33336.2 33828.6 34660.7

Industri Pengolahan -77534.6 -72586.5 -73907.4 -72370.5 -74824.9 (74244.8)

Listrik, Gas, Air Bersih -11752.4 -11253.6 -11734.3 -11952.6 -11816.4 (11701.8)

Bangunan -15016.2 -38915.5 -43591.8 -43394.7 -44700.8 (37123.8)

Perdagangan, Hotel, Restoran -171365.0 -180035.5 -173793.3 -182964.9 -195579.2 (180747.6)

Pengangkutan, komunikasi -86507.6 -89785.2 -94771.7 -106669.3 -119078.8 (99362.5)

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan -141870.7 -135004.6 -140726.4 -144836.9 -157723.4 (144032.4)

Jasa-jasa lain -90394.5 -98525.2 -100145.9 -109235.9 -121908.7 (104042.1)

151

Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Gunung Kidul

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata

Pertanian 0.009945 0.007771 -0.004482 0.025447 -0.000560 0.008

Pertambangan, Penggalian -0.012144 -0.115388 -0.006341 0.005928 0.036496 (0.018)

Industri Pengolahan 0.018776 -0.004605 0.000004 -0.006736 0.009710 0.003

Listrik, Gas, Air Bersih 0.039385 0.027384 0.017181 0.048820 0.029742 0.033

Bangunan -0.102881 -0.009192 0.004358 -0.000643 0.006845 (0.020)

Perdagangan, Hotel, Restoran -0.004584 0.032925 -0.009201 -0.010165 0.008751 0.004

Pengangkutan, komunikasi 0.008920 -0.001810 -0.034533 -0.032726 0.008605 (0.010)

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 0.037066 0.016325 0.017409 -0.034509 0.034758 0.014

Jasa-jasa lain -0.010549 0.000105 -0.018651 -0.022884 0.008963 (0.009)

152

Lampiran XXI

Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kabupaten Sleman

2005-2006

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in Rin rij-rin

Pertanian 888677 5080565 3185771 16910876 957106.9 -68429.9 924603 0.040426 3306928 0.038031 0.002396

Pertambangan, Penggalian 18766 5080565 122332 16910876 36752.42 -17986.4 18899 0.007087 126137 0.031104 -0.02402

Industri Pengolahan 850554 5080565 2463230 16910876 740032.6 110521.4 873294 0.026736 2481167 0.007282 0.019454

Listrik, Gas, Air Bersih 44405 5080565 153115 16910876 46000.62 -1595.62 45439 0.023286 152862 -0.00165 0.024938

Bangunan 499734 5080565 1395079 16910876 419126.1 80607.9 554572 0.109734 1580312 0.132776 -0.02304

Perdagangan, Hotel, Restoran 1081275 5080565 3444828 16910876 1034936 46339.11 1126189 0.041538 3569622 0.036226 0.005312

Pengangkutan, komunikasi 280552 5080565 1673352 16910876 502728.2 -222176 300628 0.071559 1761672 0.05278 0.018779

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 523061 5080565 1623210 16910876 487663.9 35397.09 539620 0.031658 1591885 -0.0193 0.050956

Jasa-jasa lain 893541 5080565 2849959 16910876 856218.3 37322.67 925816 0.03612 2965164 0.040423 -0.0043

2006-2007

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 924603 5309060 3306928 17535749 1001194 -76590.6 923422 -0.00128 3333382 0.008 -0.00928

Pertambangan, Penggalian 18899 5309060 126137 17535749 38188.78 -19289.8 32998 0.746018 138358 0.096887 0.649132

Industri Pengolahan 873294 5309060 2481167 17535749 751189.2 122104.8 890912 0.020174 2528020 0.018883 0.001291

Listrik, Gas, Air Bersih 45439 5309060 152862 17535749 46279.95 -840.947 50203 0.104844 165772 0.084455 0.020389

Bangunan 554572 5309060 1580312 17535749 478449.6 76122.45 601267 0.0842 1732945 0.096584 -0.01238

Perdagangan, Hotel, Restoran 1126189 5309060 3569622 17535749 1080726 45463.14 1204716 0.069728 3750365 0.050634 0.019094

Pengangkutan, komunikasi 300628 5309060 1761672 17535749 533357.4 -232729 321854 0.070606 1875307 0.064504 0.006101

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 539620 5309060 1591885 17535749 481953.4 57666.65 567159 0.051034 1695163 0.064878 -0.01384

Jasa-jasa lain 925816 5309060 2965164 17535749 897722.3 28093.66 961049 0.038056 3072200 0.036098 0.001958

153

2007-2008

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 923422 5553580 3333382 18291512 1012065 -88643.2 987480 0.06937 3523943 0.057167 0.012203

Pertambangan, Penggalian 32998 5553580 138358 18291512 42007.58 -9009.58 30372 -0.07958 138328 -0.00022 -0.07936

Industri Pengolahan 890912 5553580 2528020 18291512 767545.1 123366.9 904474 0.015223 2562549 0.013659 0.001564

Listrik, Gas, Air Bersih 50203 5553580 165772 18291512 50330.89 -127.889 52789 0.051511 174933 0.055263 -0.00375

Bangunan 601267 5553580 1732945 18291512 526148.3 75118.66 642538 0.06864 1838429 0.06087 0.00777

Perdagangan, Hotel, Restoran 1204716 5553580 3750365 18291512 1138668 66048.4 1276918 0.059933 3947662 0.052607 0.007325

Pengangkutan, komunikasi 321854 5553580 1875307 18291512 569371.6 -247518 339243 0.054028 2008919 0.071248 -0.01722

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 567159 5553580 1695163 18291512 514677.2 52481.85 598190 0.054713 1793789 0.058181 -0.00347

Jasa-jasa lain 961049 5553580 3072200 18291512 932766.4 28282.56 1006243 0.047026 3223929 0.049388 -0.00236

2008-2009

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 987480 5838247 3523943 19212481 1070848 -83368.1 1004808 0.017548 3642696 0.033699 -0.01615

Pertambangan, Penggalian 30372 5838247 138328 19212481 42034.81 -11662.8 28901 -0.04843 138748 0.003036 -0.05147

Industri Pengolahan 904474 5838247 2562549 19212481 778701.8 125772.2 921892 0.019258 2610760 0.018814 0.000444

Listrik, Gas, Air Bersih 52789 5838247 174933 19212481 53158.26 -369.26 56066 0.062077 185599 0.060972 0.001105

Bangunan 642538 5838247 1838429 19212481 558657.8 83880.19 684367 0.0651 1923720 0.046393 0.018706

Perdagangan, Hotel, Restoran 1276918 5838247 3947662 19212481 1199607 77311.05 1359722 0.064847 4162116 0.054324 0.010522

Pengangkutan, komunikasi 339243 5838247 2008919 19212481 610465.9 -271223 361363 0.065204 2128594 0.059572 0.005632

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 598190 5838247 1793789 19212481 545092.7 53097.29 631510 0.055701 1903411 0.061112 -0.00541

Jasa-jasa lain 1006243 5838247 3223929 19212481 979680.5 26562.46 1050928 0.044408 3368614 0.044878 -0.00047

154

2009-2010

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 1004808 6099557 3642696 20054258 1107936 -103128 1001698 -0.0031 3632681 -0.00275 -0.00035

Pertambangan, Penggalian 28901 6099557 138748 20054258 42200.58 -13299.6 33304 0.152348 139967 0.008786 0.143562

Industri Pengolahan 921892 6099557 2610760 20054258 794069.7 127822.3 950029 0.030521 2793580 0.070026 -0.0395

Listrik, Gas, Air Bersih 56066 6099557 185599 20054258 56450.44 -384.44 58768 0.048193 193027 0.040022 0.008171

Bangunan 684367 6099557 1923720 20054258 585104.7 99262.34 729456 0.065884 2040306 0.060604 0.00528

Perdagangan, Hotel, Restoran 1359722 6099557 4162116 20054258 1265919 93803.12 1436205 0.056249 4383851 0.053275 0.002974

Pengangkutan, komunikasi 361363 6099557 2128594 20054258 647417.6 -286055 384891 0.065109 2250664 0.057348 0.007761

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 631510 6099557 1903411 20054258 578927.6 52582.38 669291 0.059826 2024368 0.063547 -0.00372

Jasa-jasa lain 1050928 6099557 3368614 20054258 1024573 26354.91 1109558 0.055789 3585598 0.064413 -0.00862

Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Sleman

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata

Pertanian -68429.9 -76590.6 -88643.2 -83368.1 -103127.9 (84032.0)

Pertambangan, Penggalian -17986.4 -19289.8 -9009.6 -11662.8 -13299.6 (14249.6)

Industri Pengolahan 110521.4 122104.8 123366.9 125772.2 127822.3 121917.5

Listrik, Gas, Air Bersih -1595.6 -840.9 -127.9 -369.3 -384.4 (663.6)

Bangunan 80607.9 76122.4 75118.7 83880.2 99262.3 82998.3

Perdagangan, Hotel, Restoran 46339.1 45463.1 66048.4 77311.0 93803.1 65793.0

Pengangkutan, komunikasi -222176.2 -232729.4 -247517.6 -271222.9 -286054.6 (251940.2)

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 35397.1 57666.6 52481.8 53097.3 52582.4 50245.1

Jasa-jasa lain 37322.7 28093.7 28282.6 26562.5 26354.9 29323.3

155

Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kabupaten Sleman

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata

Pertanian 0.002396 -0.009277 0.012203 -0.016151 -0.000346 (0.002)

Pertambangan, Penggalian -0.024017 0.649132 -0.079364 -0.051469 0.143562 0.128

Industri Pengolahan 0.019454 0.001291 0.001564 0.000444 -0.039505 (0.003)

Listrik, Gas, Air Bersih 0.024938 0.020389 -0.003752 0.001105 0.008171 0.010

Bangunan -0.023042 -0.012384 0.007770 0.018706 0.005280 (0.001)

Perdagangan, Hotel, Restoran 0.005312 0.019094 0.007325 0.010522 0.002974 0.009

Pengangkutan, komunikasi 0.018779 0.006101 -0.017220 0.005632 0.007761 0.004

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 0.050956 -0.013844 -0.003468 -0.005411 -0.003721 0.005

Jasa-jasa lain -0.004303 0.001958 -0.002362 -0.000471 -0.008625 (0.003)

156

Lampiran XXII

Perhitungan Shift-Share tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi menurut Sektor di Kota Yogyakarta

2005-2006

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in Rin rij-rin

Pertanian 21835 4397849 3185771 16910876 828492.8 -806658 21351 -0.02217 3306928 0.038031 -0.0602

Pertambangan, Penggalian 242 4397849 122332 16910876 31813.71 -31571.7 270 0.115702 126137 0.031104 0.084599

Industri Pengolahan 518069 4397849 2463230 16910876 640588.6 -122520 529450 0.021968 2481167 0.007282 0.014686

Listrik, Gas, Air Bersih 60224 4397849 153115 16910876 39819.15 20404.85 60741 0.008585 152862 -0.00165 0.010237

Bangunan 308065 4397849 1395079 16910876 362804.8 -54739.8 362187 0.175684 1580312 0.132776 0.042908

Perdagangan, Hotel, Restoran 1108098 4397849 3444828 16910876 895863.3 212234.7 1146083 0.034279 3569622 0.036226 -0.00195

Pengangkutan, komunikasi 813669 4397849 1673352 16910876 435172.6 378496.4 862341 0.059818 1761672 0.05278 0.007038

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 629162 4397849 1623210 16910876 422132.6 207029.4 607748 -0.03404 1591885 -0.0193 -0.01474

Jasa-jasa lain 938485 4397849 2849959 16910876 741161.4 197323.6 982333 0.046722 2965164 0.040423 0.006299

2006-2007

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 21351 4572504 3306928 17535749 862292.3 -840941 19209 -0.10032 3333382 0.008 -0.10832

Pertambangan, Penggalian 270 4572504 126137 17535749 32890.64 -32620.6 279 0.033333 138358 0.096887 -0.06355

Industri Pengolahan 529450 4572504 2481167 17535749 646972.4 -117522 539154 0.018328 2528020 0.018883 -0.00055

Listrik, Gas, Air Bersih 60741 4572504 152862 17535749 39859.27 20881.73 64197 0.056897 165772 0.084455 -0.02756

Bangunan 362187 4572504 1580312 17535749 412071.5 -49884.5 390323 0.077684 1732945 0.096584 -0.0189

Perdagangan, Hotel, Restoran 1146083 4572504 3569622 17535749 930790.6 215292.4 1188152 0.036707 3750365 0.050634 -0.01393

Pengangkutan, komunikasi 862341 4572504 1761672 17535749 459361.7 402979.3 910568 0.055926 1875307 0.064504 -0.00858

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 607748 4572504 1591885 17535749 415089.2 192658.8 651968 0.07276 1695163 0.064878 0.007883

Jasa-jasa lain 982333 4572504 2965164 17535749 773176.2 209156.8 1012551 0.030761 3072200 0.036098 -0.00534

157

2007-2008

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 19209 4776401 3333382 18291512 870434.8 -851226 18140 -0.05565 3523943 0.057167 -0.11282

Pertambangan, Penggalian 279 4776401 138358 18291512 36128.96 -35850 258 -0.07527 138328 -0.00022 -0.07505

Industri Pengolahan 539154 4776401 2528020 18291512 660133.4 -120979 543050 0.007226 2562549 0.013659 -0.00643

Listrik, Gas, Air Bersih 64197 4776401 165772 18291512 43287.48 20909.52 65488 0.02011 174933 0.055263 -0.03515

Bangunan 390323 4776401 1732945 18291512 452518.1 -62195.1 412972 0.058026 1838429 0.06087 -0.00284

Perdagangan, Hotel, Restoran 1188152 4776401 3750365 18291512 979320.2 208831.8 1253026 0.054601 3947662 0.052607 0.001993

Pengangkutan, komunikasi 910568 4776401 1875307 18291512 489692.6 420875.4 984783 0.081504 2008919 0.071248 0.010256

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 651968 4776401 1695163 18291512 442652.2 209315.8 696816 0.068789 1793789 0.058181 0.010608

Jasa-jasa lain 1012551 4776401 3072200 18291512 802233.3 210317.7 1046615 0.033642 3223929 0.049388 -0.01575

2008-2009

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 18140 5021148 3523943 19212481 920976.3 -902836 17359 -0.04305 3642696 0.033699 -0.07675

Pertambangan, Penggalian 258 5021148 138328 19212481 36151.78 -35893.8 265 0.027132 138748 0.003036 0.024096

Industri Pengolahan 543050 5021148 2562549 19212481 669717.7 -126668 549574 0.012014 2610760 0.018814 -0.0068

Listrik, Gas, Air Bersih 65488 5021148 174933 19212481 45718.43 19769.57 67212 0.026325 185599 0.060972 -0.03465

Bangunan 412972 5021148 1838429 19212481 480470.2 -67498.2 413965 0.002405 1923720 0.046393 -0.04399

Perdagangan, Hotel, Restoran 1253026 5021148 3947662 19212481 1031714 221311.5 1332070 0.063082 4162116 0.054324 0.008758

Pengangkutan, komunikasi 984783 5021148 2008919 19212481 525027.4 459755.6 1055067 0.07137 2128594 0.059572 0.011798

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 696816 5021148 1793789 19212481 468803.6 228012.4 731975 0.050457 1903411 0.061112 -0.01066

Jasa-jasa lain 1046615 5021148 3223929 19212481 842568.2 204046.8 1077364 0.029379 3368614 0.044878 -0.0155

158

2009-2010

Lapangan Usaha Eij Ej Ein En E'ij Eij-E'ij E*ij rij E*in rin rij-rin

Pertanian 17359 5244851 3642696 20064258 952210.5 -934852 17455 0.00553 3632681 -0.00275 0.00828

Pertambangan, Penggalian 265 5244851 138748 20064258 36269.1 -36004.1 272 0.026415 139967 0.008786 0.017629

Industri Pengolahan 549574 5244851 2610760 20064258 682459.7 -132886 594845 0.082375 2793580 0.070026 0.012349

Listrik, Gas, Air Bersih 67212 5244851 185599 20064258 48516.08 18695.92 68725 0.022511 193027 0.040022 -0.01751

Bangunan 413965 5244851 1923720 20064258 502865.6 -88900.6 426740 0.03086 2040306 0.060604 -0.02974

Perdagangan, Hotel, Restoran 1332070 5244851 4162116 20064258 1087988 244081.7 1393111 0.045824 4383851 0.053275 -0.00745

Pengangkutan, komunikasi 1055067 5244851 2128594 20064258 556420.2 498646.8 1097987 0.04068 2250664 0.057348 -0.01667

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 731975 5244851 1903411 20064258 497556.8 234418.2 770658 0.052847 2024368 0.063547 -0.0107

Jasa-jasa lain 1077364 5244851 3368614 20064258 880564.8 196799.2 1135751 0.054194 3585598 0.064413 -0.01022

Perhitungan E-M Keunggulan Spesialisasi Kota Yogyakarta

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata

Pertanian -806657.8 -840941.3 -851225.8 -902836.3 -934851.5 (867302.6)

Pertambangan, Penggalian -31571.7 -32620.6 -35850.0 -35893.8 -36004.1 (34388.0)

Industri Pengolahan -122519.6 -117522.4 -120979.4 -126667.7 -132885.7 (124114.9)

Listrik, Gas, Air Bersih 20404.9 20881.7 20909.5 19769.6 18695.9 20132.3

Bangunan -54739.8 -49884.5 -62195.1 -67498.2 -88900.6 (64643.6)

Perdagangan, Hotel, Restoran 212234.7 215292.4 208831.8 221311.5 244081.7 220350.4

Pengangkutan, komunikasi 378496.4 402979.3 420875.4 459755.6 498646.8 432150.7

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 207029.4 192658.8 209315.8 228012.4 234418.2 214286.9

Jasa-jasa lain 197323.6 209156.8 210317.7 204046.8 196799.2 203528.8

159

Perhitungan E-M Keunggulan Kompetitif Kota Yogyakarta

Lapangan Usaha 2005 – 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008-2009 2009-2010 Rata-rata

Pertanian -0.0601969 -0.1083227 -0.1128185 -0.0767529 0.0082796 (0.070)

Pertambangan, Penggalian 0.0845986 -0.0635534 -0.0750520 0.0240955 0.0176294 (0.002)

Industri Pengolahan 0.0146862 -0.0005550 -0.0064324 -0.0068001 0.0123491 0.003

Listrik, Gas, Air Bersih 0.0102370 -0.0275579 -0.0351527 -0.0346465 -0.0175109 (0.021)

Bangunan 0.0429077 -0.0189005 -0.0028435 -0.0439889 -0.0297444 (0.011)

Perdagangan, Hotel, Restoran -0.0019470 -0.0139269 0.0019933 0.0087582 -0.0074504 (0.003)

Pengangkutan, komunikasi 0.0070376 -0.0085784 0.0102560 0.0117982 -0.0166678 0.001

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan -0.0147376 0.0078826 0.0106078 -0.0106553 -0.0107001 (0.004)

Jasa-jasa lain 0.0062987 -0.0053364 -0.0157460 -0.0154990 -0.0102191 (0.008)

160

Lampiran XXIII

Perhitungan Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi DIY (Pertumbuhan %)

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Log X

Anti Log

X

Kabupaten Kulon Progo 4.77 4.05 4.12 4.71 3.97 3.06 0.609734 4.07

Kabupaten Bantul 4.99 2.02 4.52 4.90 4.47 4.97 0.615908 4.13

Kabupaten Gunung Kidul 4.33 3.82 3.91 4.39 4.20 4.15 0.615748 4.13

Kabupaten Sleman 5.03 4.50 4.61 5.13 4.48 4.49 0.672021 4.70

Kota Yogyakarta 4.83 3.97 4.46 5.12 4.46 4.98 0.664651 4.62

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 4.73 3.70 4.31 5.02 4.43 4.88 0.652178 4.49

Perhitungan Tipologi Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi DIY (Pendapatan Per Kapita Rp)

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Total Rata-Rata

Kabupaten Kulon Progo 3920799 3984854 4130945 4307361 4460215 4580532 25384706 4230784

Kabupaten Bantul 3819928 3838007 3951293 4083309 4203156 4353170 24248863 4041477

Kabupaten Gunung Kidul 4000253 4192587 4355147 4545417 4733514 4930660 26757578 4459596

Kabupaten Sleman 5082668 5065935 5246993 5462344 5651752 5825477 32335169 5389195

Kota Yogyakarta 10104516 12288341 12709718 13231134 13687232 14177204 76198145 12699691

Prov. Daerah Istimewa

Yogyakarta 5024765 5272562 5444868 5662383 5855379 6086507 33346464 5557744

xx