analisis postur kerja operator tambal ban dengan metode rapid upper limb assessment (rula) di...

Upload: adil-rifki-auli

Post on 01-Mar-2016

133 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

ANALISIS POSTUR KERJA OPERATOR TAMBAL BAN DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) DI BENGKEL TAMBAL BAN JL. RAYA MERAK KM 1, CILEGON Adil Rifki AuliJurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng TirtayasaJl. Jendral Sudirman KM. 3 Cilegon, Banten Email: [email protected] pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja memiliki berbagai risiko baik kecelakaan akibat kerja maupun penyakit akibat kerja. Untuk mengurangi kecelakaan kerja dan mencapai tujuan perusahaan, maka dilakukan penelitian biomekanika dan postur kerja. Tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui skor postur kerja dengan metode RULA menggunakan software CATIA V5 dan menentukan usulan perbaikan. Hasil dari perhitungan menyebutkan postur kerja pada proses mengambil dan mengangkat ban mendapat skor 7 dan postur kerja pada saat meletakkan ban mendapatkan skor 4. Setelah dilakukan perbaikan terhadap postur yang berisiko, didapat skor postur pada saat mengambil dan mengangkat ban menjadi 4. Usulan perbaikan pada penelitian ini adalah rancangan alat bantu berupa dongkrak.Kata kunci : Biomekanika dan Postur Kerja, RULA, Alat Bantu, CATIA1. PENDAHULUAN

Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja memiliki berbagai risiko baik kecelakaan akibat kerja maupun penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja biasanya timbul pada otot. Kecelakaan kerja ini diakibatkan oleh penurunan kemampuan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. Semakin menurun kinerja pekerja maka semakin besar kemungkinan kecelakaan kerja yang terjadi. Hal tersebut dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan.Untuk mengurangi kecelakaan kerja dan mencapai tujuan perusahaan, maka dilakukan penelitian biomekanika dan postur kerja. Biomekanika merupakan ilmu yang memperlajari daya ketahanan fisik manusia. Penelitian ini berfokus pada postur kerja operator pada saat melakukan kegiatan menambal ban mobil. Pada penelitian ini dilakukan penilaian postur kerja yang tepat untuk mengurangi risiko kecelakaan dalam kerja. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa penilaian postur kerja operator berdasarkan metode RULA, menentukan usulan perbaikan postur kerja yang berisiko tinggi dan membuat rancangan alat bantu. 2. LANDASAN TEORIBiomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampirsemua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, desain dan pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedokteran.Faktor-faktor yang mempengaruhi biomekanika (Nurmianto, 2008) yaitu:1. Keacakan/random. Walaupun telah terdapat dalam satu kelompok populasi yang sudah jelas sama jenis kelamin, suku/bangsa, kelompok usia dan pekerjaannya, namun masih akan ada perbedaan yang cukup signifikan antara berbagai macam masyarakat.2. Jenis kelamin. Ada perbedaan signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Untuk kebanyakan dimensi pria dan wanita ada perbedaan signifikan di antara mean dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya daripada wanita sehingga data anthropometri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah.3. Suku bangsa. Variasi di antara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal yang tidak kalah pentingnya karena meningkatnya jumlah angka migrasi dari satu negara ke negara lain. Suatu contoh sederhana bahwa yaitu dengan meningkatnya jumlah penduduk yang migrasi dari negara Vietnam ke Australia, untuk mengisi jumlah satuan angkatan kerja (industrial workforce), maka akan mempengaruhi anthropometri secara nasional.4. Usia, digolongkan atas berbagai kelompok usia yaitu:a. Balita,b. Anak-anak,c. Remaja,d. Dewasa dan lanjut usia5. Jenis pekerjaan. Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam seleksi karyawannya, misalnya: buruh dermaga/pelabuhan harus mempunyai postur tubuh yang relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran pada umumnya. Apalagi jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan militer.6. Pakaian. Hal ini juga merupakan sumber keragaman karena disebabkan oleh bervariasinya iklim/musim yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lainnya terutama untuk daerah dengan empat musim. Misalnya pada waktu musim dingin manusia akan memakai pakaian yang relatif lebih tebal dan ukuran yang relative lebih besar. Ataupun untuk para pekerja di pertambangan, pengeboran lepas pantai, pengecoran logam. Bahkan para penerbang dan astronout pun harus mempunyai pakaian khusus.7. Faktor kehamilan pada wanita. Faktor ini sudah jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan analisis perancangan produk dan analisis perancangan kerja.8. Cacat tubuh secara fisik. Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade terakhir yaitu dengan diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas akomodasi untuk para penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta merasakan kesamaan dalam penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi di dalam pelayanan untuk masyarakat. Masalah yang sering timbul misalnya: keterbatasan jarak jangkauan, dibutuhkan ruang kaki (knee space) untuk desain meja kerja, lorong/jalur khusus untuk kursi roda, ruang khusus di dalam lavatory, jalur khusus untuk keluar masuk perkantoran, kampus, hotel, restoran, supermarket dan lain-lain.Postur duduk memerlukan lebih sedikit energi dari pada berdiri, karena hal ini dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki. Seorang operator yang bekerja dalam postur duduk memerlukan sedikit istirahat dan secara potensial lebih produktif. Sedangkan postur berdiri merupakan sikap siaga baik fisik maupun mental, sehingga aktifitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Berdiri lebih melelahkan daripada duduk dan energi yang dikeluarkan lebih banyak 10-15% dibandingkan duduk. Beberapa masalah berkenaan dengan postur kerja yang sering terjadi sebagai berikut :1. Hindari kepala dan leher yang mendongak.2. Hindari tungkai yang menaik.3. Hindari tungkai kaki pada posisi terangkat.4. Hindari postur memutar atau asimetri.5. Sediakan sandaran bangku yang cukup di setiap bangku.Metode ini menggunakan diagram dari postur tubuh dan tiga tabel skor dalam menetapkan evaluasi faktor resiko. Faktor resiko yang telah diinvestigasi dijelaskan oleh McPhee sebagai faktor beban eksternal yaitu :1. Jumlah pergerakan.2. Kerja otot statis.3. Tenaga/kekuatan.4. Penentuan postur kerja oleh peralatan.5. Waktu kerja tanpa istirahat.Dalam usaha untuk penilaian 4 faktor beban eksternal (jumlah gerakan, kerja otot statis, tenaga kekuatan dan postur), RULA dikembangkan untuk (Mc Atamney dan Corlett, 1993):1. Memberikan sebuah metode penyaringan suatu populasi kerja dengan cepat, yang berhubungan dengan kerja yang beresiko yang menyebabkan gangguan pada anggota badan bagian atas.2. Mengidentifikasi usaha otot yang berhubungan dengan postur kerja, penggunaan tenaga dan kerja yang berulang-ulang yang dapat menimbulkan kelelahan otot.3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dengan sebuah metode penilaian ergonomi yaitu epidomiologi, fisik, mental, lingkungan dan faktor organisasi.Pengembangan dari RULA terdiri atas tiga tahapan yaitu :1. Mengidentifikasi postur kerja.2. Sistem pemberian skor.3. Skala level tindakan yang menyediakan sebuah pedoman pada tingkat resiko yang ada dan dibutuhkan untuk mendorong penilaian yang melebihi detail berkaitan dengan analisis yang yang didapat.3. METODOLOGI PENELITIAN3.1 Flowchart PenelitianLangkah-langkah penelitian dan flowchart penelitian dapat dilihat pada gambar 1.

3.2 Deskripsi Pemecahan MasalahPenelitian mengenai biomekanika dan postur kerja ini dilakukan di bengkel tambal ban milik Bapak Saeman di Jl. Raya Merak KM. 1, Cilegon. Data yang dikumpulkan di tempat penelitian ini berupa gambar postur kerja operator saat melakukan gerakan meletakkan ban di alat tambal ban. Uraian gerakan tersebut yaitu mengambil ban, mengangkat ban dan meletakkan ban ke tempat pelepasan ban dengan velg. Pengolahan data dilakukan menggunakan metode RULA dengan software CATIAV5R17 dan usulan perbaikan berupa perbaikan postur kerja serta rancangan alat bantu untuk mengurangi tingkat risiko kecelakaan kerja.

Gambar 1 Flowchart penelitian4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil PenelitianPada proses penambalan ban, terdapat pengangkatan ban ke tempat pelepasan ban dengan velg. Proses ini terdiri dari 3 elemen gerakan yaitu mengambil ban, mengangkat ban dan meletakkan ban. Nama Operator: Bpk. SaemanUsia: 43 TahunJenis Pekerjaan: Tukang Tambal Ban

Gambar 2. Postur Tubuh Pada Saat Mengambil BanBerikut adalah penilaian postur kerja operator pada saat mengambil ban menggunakan software CATIA V5R17.

Gambar 3. Hasil Penilaian Postur Kerja Saat Mengambil BanDari hasil analisa postur mengambil beban dengan metode RULA menggunakan Software CATIA V5R17, didapatkan nilai akhir pada saat operator mengambil ban sebesar 7. Berdasarkan hasil penilaian tersebut diketahui bahwa postur tersebut berbahaya untuk dilakukan.

Gambar 4 Postur Tubuh Pada Saat Mengangkat BanBerikut adalah postur kerja operator pada saat mengangkat ban menuju tempat pelepasan ban dengan velg menggunakan software CATIA V5R17.

Gambar 5. Hasil Penilaian Postur Kerja Saat Mengangkat Ban

Gambar 5. Hasil Penilaian Postur Kerja Saat Mengangkat BanDari hasil analisa psotur kerja denggan metode RULA menggunakan Software CATIA V5R17, didapatkan nilai pada saat operator mengangkat ban menuju tempat pelepasan ban sebesar 7. Berdasarkan hasil penilaian tersebut diketahui perlu diadakannya perbaikan postur sekarang juga.

Gambar 6. Postur Tubuh Pada Saat Meletakkan BanBerikit adalah postur kerja operator pada saat meletakkan ban menggunakan software CATIA V5R17.

Gambar 7. Hasil Penilaian Postur Kerja Saat Meletakkan BanGambar 7. Hasil Penilaian Postur Kerja Saat Meletakkan Ban

Dari hasil analisa psotur kerja denggan metode RULA menggunakan Software CATIA V5R17, didapatkan nilai akhir pada saat operator meletakkan ban sebesar 3. Berdasarkan hasil penilaian tersebut diketahui bahwa postur tersebut aman dilakukan namun perlu diadakan perbaikan kedepannya.Secara keseluruhan, postur kerja operator dalam melakukan kegiatan mengambil ban, mengangkat ban dan meletakkan ban masih kurang baik bahkan bisa dikatakan berisiko tinggi. Posisi tangan dan badan yang membungkuk atau berputar menjadi faktor utama yang mempengaruhi hasil penilaian. Apabila operator melakukan postur ini secara terus-menerus atau berulang, maka operator bisa terkena musculoskeletal disorder.4.2 Usulan PerbaikanBerikut ini merupakan perbaikan dari postur kerja dengan menggunakan metode RULA. Postur kerja yang diperbaiki ialah postur pada saat operator melakukan gerakan mengambil ban dan pada saat mengangkat ban. Perbaikan dilakukan karena pada postur kerja ini hasil penilaian menunjukkan skor RULA sebesar 7 yang berarti postur ini berisiko tinggi mengalami cidera otot.Berikut adalah perbaikan postur kerja operator pada saat mengambil ban menggunakan software CATIA V5R17.

Gambar 8. Hasil Penilaian Perbaikan Postur Kerja Saat Mengambil Ban

Gambar 8. Hasil Penilaian Perbaikan Postur Kerja Saat Mengambil BanDari hasil analisa perbaikan postur mengambil beban dengan metode RULA menggunakan Software CATIA V5R17, didapatkan nilai akhir pada saat operator mengangkat ban sebesar 4. Berdasarkan hasil penilaian tersebut diketahui bahwa postur tersebut aman dilakukan namun postur kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan. Perlu perbaikan di masa yang akan datang.Berikut adalah perbaikan postur kerja operator pada saat mengangkat ban ke tcc empat pelepasan ban dengan velg menggunakan software CATIA V5R17.

Gambar 9. Hasil Penilaian Perbaikan Postur Kerja Saat Mengangkat BanDari hasil analisa perbaikan posotur mengangkat beban dengan metode RULA menggunakan Software CATIA V5R17, didapatkan nilai akhir pada saat operator mengangkat ban sebesar 4. Berdasarkan hasil penilaian tersebut diketahui bahwa postur tersebut aman dilakukan namun perlu diadakan perbaikan kedepannya.Hasil perbaikan menunjukkan perubahan skor yang signifikan, dari skor awal 7 menjadi 3. Perbaikan postur kerja perlu dilakukan untuk mendapatkan postur kerja yang aman demi terciptanya system kerja yang efektif, aman, sehat, nyaman dan efisien (EASNE)4.3 Rancangan Alat BantuPostur kerja yang tidak aman sangat berisiko terjadinya kecelakaan kerja. Pada proses pengangkatan ban, operator harus mengangkat beban 10kg dari lantai menuju tempat pengoperasian pelepasan ban dengan velg yang tingginya 135cm. hal ini sangat berisiko musculoskeletal disorder. Untuk itu diadakannya rancangan alat bantu berupa dongkrakBerikut adalah rancangan alat bantu usulan untuk proses penambalan ban.

Gambar 10. Rancangan Alat Bantu Dongkrak4.4 Spesifikasi Alat BantuDalam alat bantu dongkrak ini terdapat silinder berulir yang terletak di bagian atas dongkrak, komponen ini berfungsi sebagai tempat peletakkan ban agar ban tidak berubah posisi dan mempermudah operator dalam operasi penambalan. Pada bagian sisi produk terdapat handle yang berfungsi sebagai tuas pendongkrak. Ukurannya yang panjang mempermudah operator agar tidak terlalu membungkuk pada saat pengoperasian. Pada bagian ujung handle terdapat grip yang terbuat dari karet sebagai pegangan operator agar pada saat memegang handle tidak licin. Tinggi minimal dongkrak ini yaitu 400 mm dan dapat di panjangkan hingga ketinggian 1 meter. Ukuran dongkrak yang pendek bertujuan agar operator tidak perlu memindahkan ban ke tempat yang tinggi sehingga meminimalisir tinggak risiko kecelakaan kerja. Ukuran dongkrak usulan lebih ini kurang dari setengah tinggi dongkrak existing yang tingginya 135 cm

4.5 Mekanisme Kerja Alat BantuMekanisme kerja pada rancangan alat bantu ini adalah pertama adalah operator harus menurunkan dongkrak hingga ke tinggi minimum. Setelah dongkrak sudah di turunkan, operator bisa mengangkat ban yang ingin di operasikan ke atas dongkrak. Pastikan lingkaran tengah pada ban masuk ke silinder berulir yang ada pada bagian dongkrak. Setelah ban sudah pada posisi yang benar, operator harus menekan handle kearah depan untuk mengunci handle. Karena apabila tidak dilakukan maka handle tidak akan berfungsi. Setelah handle sudadh di kunci pendongkrakan bisa di lakukan dengan cara menekannya ke bawah, lakukan secara berulang hingga tinggi ban sudah sesuai dan siap untuk dilakukan pembongkaran ban dengan velg

5. KESIMPULAN DAN SARAN1. Skor postur kerja untuk kegiatan mengambil ban dan menhgangkat ban sebesar 7 yang berarti postur ini memiliki tingkat risiko cidera otot yang tinggi dan harus segera diadakan perbaikan, postur kerja meletakkan ban memiliki skor terkecil yaitu 3 yang berarti pada postur ini sudah aman untuk dilakukan namun mungkin ada perbaikan kedepannya.2. Hasil perbaikan postur kerja mengambil dan mengangkat ban yaitu 4. Artinya, Pada sikap ini berbahaya pada musculoskeletal, postur kerja mengakibatkan pengaruh ketagangan yang signifikan. Perlu perbaikan di masa yang akan datang. Hasil rancangan alat bantu untuk kegiatan ini berupa dongkrak yang ketinggiannya bisa diatur agar memudahkan operator pada saat harus mengangkat ban untuk proses penambalan.

DAFTAR PUSTAKAPangaribuan, Dian Meliana. 2009. Analisa Postur Kerja Dengan Metode RULA Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik: Universitas Sumatera UtaraSiska, Merry dan Teza, Multy. 2012. Analisa Posisi Kerja Pada Proses Pencetakan Batu Bata Menggunakan Metode Niosh. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi: UIN Suska RiauSutalaksana, Iftikar Z, dkk; Teknik Perancangan Sistem kerja 2: 2006, Fakultas Instut Teknologi Bandung, bandung.Tim penyususn: Modul Praktikum Rancangan Sistem Kerja dan Ergonomi; Laboratorium Rancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik; 2011, Universitas Sultan ageng Tirtayasa. Cilegon.

selesai

Mulai

Rumusan Masalah

Pengumpulan data

Gambar postur kerja operator

Tujuan Penelitian

Batasan Masalah

Pengolahan data

Analisa prosedur kerja dengan metode RULA

Studi Literatur

Kesimpulan dan Saran

Rekapitulasi keseluruhan penilaian kegiatan kerja mengangkat beban

Sistem kerja sudah baik

Usulan postur kerja yang ergonomis dengan analisa metode RULA

Tidak

Ya

Analisa