analisis perpindahan penumpang

4
Analisis Perpindahan Penumpang (Movement) Secara umum pengguna jasa angkutan selalu berupaya untuk mencari jenis angkutan yang cepat dan dengan biaya relatif murah, sehingga di upayakan dalam melakukan perjalanan tidak berpindah dari satu jenis transportasi yang satu ke transportasi yang lain. Perpindahan jenis transportasi lebih dari satu kali di samping biaya relatif tinggi, juga memerlukan waktu relatif lama serta dari sisi keamanan juga tidak terjamin. Untuk itu perlu di lakukan evaluasi terhadap tingkat perpindahan penumpang dalam memanfaatkan sarana transportasi. karena semakin banyak penumpang yang berpindah dari satu jenis transportasi ke jenis transportasi lain, maka dapat di katakan bahwa manajemen angkutan kota belum memadai, sebaliknya jika relatif sedikit penumpang yang berpindah dari satu jenis transportasi ke jenis transportasi lainnya, maka di katakan bahwa jalur tersebut telah efisien. Mengingat penumpang angkutan kota relatif banyak, maka untuk melakukan analisis terhadap tingkat perpindahan penumpang di lakukan dengan model survey secara acak, di mana survey di lakukan terhadap semua rute trayek angkutan kota yang ada di Kota Depok yaitu sebanyak 27 trayek. Selanjutnya dari masing-masing trayek di ambil sampel secara acak baik pada waktu sibuk maupun pada waktu tidak sibuk, dan setiap trayek diambil sampel sebanyak 6 penumpang yang terbagi-bagi atas waktu sibuk dan tidak sibuk. Dari analisis perpindahan penumpang, dapat di ketahui bahwa pelayanan dan pembukaan jalur yang baik adalah yang memungkinkan penumpang mengadakan perjalanan tanpa melakukan perpindahan dari tempat asal berangkat ke tempat tujuan yang di inginkan. Jika penumpang harus berpindah dari satu rute ke rute lainnya, atau dari mode angkutan satu ke mode angkutan lainnya akan menambah waktu perjalanan dan biaya. Jika tingkat perpindahan penumpang tinggi menandakan rute tersebut tidak cocok bagi penumpang dan sebaliknya jika prosentase perpindahan rendah di katakan rute tersebut relatif baik. Berdasarkan penelitian terlihat bahwa tingkat perpindahan penumpang untuk 1x dari setiap trayek dari jam sibuk rata-rata di atas 47%. Hal

Upload: dionzdyonz

Post on 13-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

transportasi

TRANSCRIPT

Analisis Perpindahan Penumpang (Movement)Secara umum pengguna jasa angkutan selalu berupaya untuk mencari jenis angkutan yang cepat dan dengan biaya relatif murah, sehingga di upayakan dalam melakukan perjalanan tidak berpindah dari satu jenis transportasi yang satu ke transportasi yang lain. Perpindahan jenis transportasi lebih dari satu kali di samping biaya relatif tinggi, juga memerlukan waktu relatif lama serta dari sisi keamanan juga tidak terjamin.Untuk itu perlu di lakukan evaluasi terhadap tingkat perpindahan penumpang dalam memanfaatkan sarana transportasi. karena semakin banyak penumpang yang berpindah dari satu jenis transportasi ke jenis transportasi lain, maka dapat di katakan bahwa manajemen angkutan kota belum memadai, sebaliknya jika relatif sedikit penumpang yang berpindah dari satu jenis transportasi ke jenis transportasi lainnya, maka di katakan bahwa jalur tersebut telah efisien.Mengingat penumpang angkutan kota relatif banyak, maka untuk melakukan analisis terhadap tingkat perpindahan penumpang di lakukan dengan model survey secara acak, di mana survey di lakukan terhadap semua rute trayek angkutan kota yang ada di Kota Depok yaitu sebanyak 27 trayek. Selanjutnya dari masing-masing trayek di ambil sampel secara acak baik pada waktu sibuk maupun pada waktu tidak sibuk, dan setiap trayek diambil sampel sebanyak 6 penumpang yang terbagi-bagi atas waktu sibuk dan tidak sibuk.Dari analisis perpindahan penumpang, dapat di ketahui bahwa pelayanan dan pembukaan jalur yang baik adalah yang memungkinkan penumpang mengadakan perjalanan tanpa melakukan perpindahan dari tempat asal berangkat ke tempat tujuan yang di inginkan. Jika penumpang harus berpindah dari satu rute ke rute lainnya, atau dari mode angkutan satu ke mode angkutan lainnya akan menambah waktu perjalanan dan biaya. Jika tingkat perpindahan penumpang tinggi menandakan rute tersebut tidak cocok bagi penumpang dan sebaliknya jika prosentase perpindahan rendah di katakan rute tersebut relatif baik.Berdasarkan penelitian terlihat bahwa tingkat perpindahan penumpang untuk 1x dari setiap trayek dari jam sibuk rata-rata di atas 47%. Hal tersebut menandakan bahwa pembukaan jalur trayek secara keseluruhan belum efisien, di mana 47% dari penumpang masih melanjutkan perjalanan lebih dari satu kali.

Analisis Load faktor.Analisis load faktor ini di maksudkan untuk mengukur kapasitas penumpang setiap kali melakukan perjalanan, sehingga dari data load faktor, nantinya dapat di ketahui apakah setiap kendaraan dari setiap kendaraan dari setiap trayek mampu mengangkut penumpang dalam kapasitas maksimal, bila tidak maksimal berarti rute dari dan ke dalam tersebut tidak menguntungkan jika di evaluasi dari aspek kapasitas penumpangnya. Namun demikian apabila di tinjau dari kepentingan masyarakat pengguna jasa, Load faktor yang rendah akan menyenangkan karena yang bersangkutan lebih leluasa dan longgar memanfaatkan tempat duduknya.Akan tetapi bagi pengusaha jasa transportasi, load faktor yang rendah akan merugikan mereka, karena kapasitas angkut setiap trayek tidak maksimal. sehingga untuk melakukan perhitungan load faktor, yang mendekati angka kebenaran, maka perlu di lakukan evaluasi terhadap setiap penumpang baik penumpang yang turun maupun yang naik kendaraan. Selanjutnya perlu di analisa perhitungan load faktor pada saat ramai dan pada saat sepi dari masing-masing rute/trayek. setidaknya hasil perhitungan ini dapat di jadikan pedoman dalam penetapan kebijakan, baik bagi pemerintah maupun bagi pengusaha angkutan itu sendiri.Berdasarkan Penelitian telah dapat di ketahui bahwa secara keseluruhan tingkat load faktor angkutan kota di Depok relatif masih belum efisien. Hal tersebut terbukti dari masih rendahnya angka load faktor untuk seluruh trayek yang ada, di mana tingkat kapasitas penumpang setiap perjalanan hanya terisi kurang lebih hanya 50% dari kapasitas yang tersedia. kondisi ini membuktikan bahwa jumlah armada angkutan sudah sangat penuh, sehingga tidak di perlukan penambahan armada yang baru.

Analisis Frekuensi Kendaraan dan Variansi FrekuensiAnalisis frekuensi penumpang di maksudkan untuk mengukur kinerja angkutan kota dalam memberikan pelayanan pada penumpang. Secara umum para penumpang selalu mengharapkan agar cepat mendapatkan kendaraan untuk tujuan perjalanannya, sehingga tidak perlu menunggu terlalu lama dan cepat sampai ke tujuan.Dalam Konteks penelitian ini, Peneliti mencoba untuk mengukur frekuensi kendaraan dari masing-masing trayek ke arah tujuan yang di tetapkan, baik pada waktu jam sibuk maupun di luar jam sibuk. Pada jam sibuk, frekuensi kendaraan di lakukan pada 12 kendaraan tiap jam, dan pada jam tidak sibuk frekuensi kendaraan di lakukan paling sedikit 6 kendaraan tiap jam.Pergantian jam sibuk, berarti pada waktu tersebut jumlah kendaraan yang di butuhkan relatif banyak, karena banyak calon penumpang yang akan membutuhkannya untuk kepentingan berangkat kerja, berangkat sekolah/kuliah, maupun untuk keperluan bisnis. Sementara itu jam tidak sibuk, di artikan bahwa pada waktu tersebut relatif sedikit permintaan terhadap sarana angkutan, karena aktifitas calon penumpang relatif sedikit. Teknik yang di pergunakan dalam analis frekuensi penumpang yaitu dengan cara mencatat semua kendaraan angkutan kota yang lewat dari setiap trayek dalam satuan waktu per jam.Sehingga dari hasil ini, rute trayek dapat di katakan baik apabila variansi antara waktu di luar jam sibuk dengan waktu yang sibuk relatif sama, seperti misalnya untuk trayek D02, D03, D05 dan D06, di mana waktu sepi dengan waktu sibuk jumlah frekuensi kendaraan sama. Namun dalam kenyataannya telah di peroleh juga temuan bahwa sebagian besar rute Angkutan Kota di Kota Depok masih belum optimal, di mana pada saat jam sibuk kekurangan kendaraan, dan pada saat di luar jam sibuk banyak kendaraan yang menganggur. Hal itu menandakan bahwa manajemen angkutan kota untuk seluruh trayek perlu di perbaiki, karena banyak trayek yang tidak efisien lagi jika di analisa dari aspek frekuensi dan variansinya.

Analisis waktu perjalanan pulang pergi (bolak-balik)Untuk menentukan efektivitas waktu tempuh perjalanan angkutan kota, perlu dilakukan perhitungan waktu tempuh perjalanan bolak-balik dari tempat asal ke tempat tujuan dan kembali lagi ke tempat asal. Waktu perjalanan bolak-balik ini tergantung pada kecepatan panjang rute, dan kondisi lalu lintas. Kecepatan di asumsikan bahwa kendaraan akan berjalan sesuai dengan kecepatan normal di jalan perkotaan yaitu 60 km/jam. Sementara itu panjang rute, artinya berapa jauh rute/trayek dari tempat asal sampai ke tempat tujuan. Semakin jauh jaraknya berarti semakin lama waktu tempuh untuk bolak-balik. Sedangkan kondisi lalu lintas di artikan bahwa kelancaran perjalanan sangat tergantung pada situasi dan kondisi jalan yang di lalui apakah terjadi hambatan atau tidak. Setiap penumpang menyukai apabila perjalanan mereka cepat sampai, sehingga atas dasar waktu perjalanan bolak balik tersebut dapat memperhitungkan berapa banyak kebutuhan kendaraan.Pergantian jam sibuk, berarti pada waktu tersebut jumlah kendaraan yang di butuhkan relatif banyak, karena banyak calon penumpang yang akan membutuhkannya untuk kepentingan berangkat kerja, berangkat sekolah/kuliah, maupun untuk keperluan bisnis. Sementara itu jam tidak sibuk, di artikan bahwa pada waktu tersebut relatif sedikit permintaan terhadap sarana angkutan, karena aktifitas calon penumpang relatif sedikit.Berdasarkan data hasil penelitian di peroleh data tentang frekuensi kendaraan pada waktu jam sibuk dan di luar jam sibuk untuk masing-masing trayek. Teknik yang di lakukan yaitu dengan cara mencatat semua kendaraan angkutan kota yang lewat dari setiap trayek dalam satuan waktu per jam. Waktu perjalanan bolak-balik di asumsikan sebagai waktu perjalanan sekali putar dari tempat asal ke tempat tujuan dan kembali lagi ke tempat asal, dengan memperhitungkan waktu tunggu di terminal. hasil ini dapat di ketahui bahwa waktu perjalanan bolak-balik dari setiap trayek relatif sangat bervariasi. Di satu sisi ada yang mempunyai waktu relatif singkat, dan di sisi lain ada yang mempunyai waktu relatif lama, sementara itu tarif yang di berlakukan relatif sama dengan peraturan pemerintah daerah, kondisi tersebut tentunya berpengaruh pada penghasilan armada angkutan.