analisis perilaku konsumtif dan faktor pendorongnya … · 11. sahabat terbaik dari #9 yang selalu...
TRANSCRIPT
ANALISIS PERILAKU KONSUMTIF DAN FAKTOR PENDORONGNYA
(STUDI KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN 2017)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Annisa Adzkiya
NIM 11140860000054
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H / 2018
ii
ANALISIS PERILAKU KONSUMTIF DAN FAKTOR PENDORONGNYA
(STUDI KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN 2017)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
ANNISA ADZKIYA
NIM: 11140860000054
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Senin 12 Mei 2018 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:
Nama : Annisa Adzkiya
NIM : 11140860000054
Jurusan : Ekonomi Syariah
Judul Skripsi : Analisis Perilaku Konsumtif dan Faktor Pendorongnya (Studi
Kasus pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2017)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan
yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 April 2018
1. Nurul Ichsan, MA
NIP. 19731128 200501 1004 Penguji I
2. Nur Hidayah, M.A, Ph.D. `
NIP. 19761031 2001 12 2 002 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis Tanggal 27 Bulan September Tahun Dua Ribu Delapan Belas telah
diadakan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Annisa Adzkiya
2. NIM : 11140860000054
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Analisis Perilaku Konsumtif dan Faktor Pendorongnya
(Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2017)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut
diatas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 27 September 2018
1. RR Tini Anggraeni, M.Sc
NIDN. 2010088001
2. Ali Rama, S.E, M.Ec
NIP. 198406282015031002
3. Nur Hidayah, M.A, Ph.D
NIP. 19761031 2001 12 2 002
4. Ali Rama, S.E, M.Ec
NIP. 198406282015031002
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Annisa Adzkiya
No.Induk Mahasiswa : 11140860000054
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggung jawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 27 September 2018
Yang Menyatakan,
(Annisa Adzkiya)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
Nama : Annisa Adzkiya
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 29 Juni 1996
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : JL. H. Abdul Manaf RT:003 RW:01 NO.50
Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan,
Prov. Banten.
No. HP : 081294833013
E-mail : [email protected]
Pendidikan Formal
2001 – 2002 : Raudatul Athfal Pembina Bintaro
2002 – 2008 : Madrasah Ibtidaiyah Negeri 15, Jakarta
2007 – 2011 : Madrasah Tsanawiyah Negeri 3, Jakarta
2010 – 2014 : Madrasah Aliyah Negeri 4, Jakarta
2014 – 2018 : Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
ix
Pengalaman Organisasi
1. Bendahara Umum Ekstra Kurikuler PB MAN 4 (Bulutangkis) masa
amanah 2012 – 2013
2. Sekretaris Ekstra Kurikuler SAINS (departemen IPS) masa amanah 2013 –
2014
3. Anggota Divisi Sosial Agama Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi
Syarih 2014 – 2015
4. Wakil Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syarih
2015 – 2016
5. Bendahara Acara HUT RI KE70 RT.003 – 2015
6. Koordinator Acara Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)
Pemilu Mahasiswa UIN Jakarta – 2015
7. Volunteer Indonesia #UntukNegeri Care Youth Camp “Empower Orphans
For Orphans” – 2015
8. Sekretaris Acara Seminar Nasional Ekonomi Syariah FEB ”BI 7-Day
(Reserve) Repo Rate dan Dampaknya Terhadap Proses Intermediasi
Perbankan Syariah” – 2016
Pengalaman Kerja
1. Co-Founder Planit Project (Event Planner), 2017.
2. Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Desa Pasir
Madang Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor, 2017.
3. Founder Girls & Dear Essentials (Clothing Line), 2017 – Sekarang.
4. Magang bersertifikat BUMN (PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.), 2018.
x
Latar Belakang Keluarga
Ayah : Ahmad Fauzi
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 10 November 1968
Ibu : Irma Setiawati
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Januari 1969
Alamat : JL. H. Abdul Manaf RT.003/01 NO.50 Kelurahan
Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur,
KotaTangerang Selatan, Provinsi Banten.
Anak ke dari : 2 dari 6 bersaudara
xi
ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of lifestyle, social media,
financial literacy and religiosity on the consumer behavior of millennials
represented by UIN students batch 2017. The data used in this study are primary
data obtained from questionnaires distributed to UIN students batch 2017. This
study has a population of 5.349 students and a sample of 132 students.The
analytical method used was the PLS method using the SmartPLS 3.0 and Excel
2013 Software.
The results of this study found a positive relationship between lifestyle
towards consumptive behavior with a significance value of 0.001 and t-statistics
of 3.496. Social media variables also have a positive effect on consumer behavior
with a significance value of 0.000 and t-statistics of 4.199. while the variables of
financial literacy and religiosity simultaneously have a negative relationship to
consumptive behavior with a t-statistic value of 2.295 and 2.330.
Keywords: Lifestyle, Social Media, Financial Literacy, Religiosity, PLS
xii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya hidup, media
sosial, literasi keuangan dan religiusitas terhadap perilaku konsumtif pada
kalangan millenial yang diwakili oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2017. Data yang digunakan pada penelitian ini
adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner yang disebar pada mahasiswa
UIN Jakarta angkatan 2017. Penelitian ini memiliki populasi sebesar 5.349
mahasiswa dan sampel sebesar 132 mahasiswa. Metode analisis data yang
digunakan adalah Metode Partial Least Square (PLS) dengan Software SmartPLS
3.0 dan Microsoft Excel 2013.
Hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan positif antara gaya
hidup terhadap perilaku konsumtif dengan nilai signifikansi 0.001 dan t-statistik
3.496. Variabel media social juga berpengaruh positif terhadap perilaku konsumtif
dengan nilai signifikansi 0.000 dan t-statistik 4.199. sedangkan variabel literasi
keuangan dan religiusitas secara simultan memiliki hubungan negatif terhadap
perilaku konsumtif dengan nilai t-statistik 2.295 dan 2.330.
Kata Kunci: Gaya Hidup, Media Sosial, Literasi Keuangan, Religiusitas, PLS
xii
KATA PENGANTAR
Assalaamualaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
yang telah berjuang hingga kita dapat menikmati indahnya Islam hingga saat ini.
Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagai syarat mencapai gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini berjudul “Analisis Perilaku Konsumtif dan Faktor
Pendorongnya (Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2017)”. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.
Proses penyusun skripsi ini juga tidak terlepas dari doa, bimbingan,
bantuan, dukungan dan motivasi dari orang – orang yang terbaik yang ada di
sekeliling penulis. Karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa
terimakasih sebesar – besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat yang belum tentu
didapatkan oleh orang lain. Atas nikmatnya penulis dapat menyelesaikan
studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Segala nikmat yang Allah berikan
patut disyukuri tanpa bantuan Allah semua ini sulit terjadi.
2. Kedua orang tua, Abi Ahmad Fauzi dan Umi Irma Setiawati serta saudara
kandung Silmi Fatahillah, Ridha Rahmah, Farid Dinillah, Taqiyuddin Aulia,
dan Athaya Hanifah sebagai inspirator dan motivator penulis untuk selalu
semangat dalam segala kegiatan. Terimakasih atas kasih sayang dan doa
yang selalu dipanjatkan. Semoga senantiasa dalam lindungan Allah dan kita
bisa berkumpul bersama di surga-Nya.
xiii
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu
yang berharga selama masa perkuliahan.
4. Bapak Dr. Amilin, SE, M.Si, Ak, CA, BKP selaku Wadek Bidang
Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag, M.H selaku Wadek
Bidang Administrasi Umum, Bapak Dr. Desmadi Saharudin, MA selaku
Wadek Bidang Kemahasiswaan.
5. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
dan Ibu RR. Tini Anggraini, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi
Syariah.
6. Bapak Dr. Muhammad Nur Rianto Al-Arif, M.Si selaku Dosen Akademik
yang telah meluangkan waktunya untuk selalu memberikan ilmu dan
motivasi yang bermanfaat dari awal semester sampai perkuliahan berakhir.
Semoga Allah senantiasa memberkahi dan membalas kebaikan bapak.
7. Bapak Ali Rama, SE., M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan motivasi serta selalu
memberikan ilmu yang bermanfaat selama penyusunan skripsi ini. Semoga
Allah senantiasa memberkahi dan membalas kebaikan bapak.
8. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
ilmu yang sangat berharga dan bermanfaat bagi penulis. Serta karyawan dan
staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan
terbaik dan membantu selama perkuliahan. Semoga Allah memberikan
pahala yang banyak atas kebaikan bapak dan ibu semua.
9. Sahabat sedari kecil yang selalu ada sampai saat ini. Terima kasih Desy
Safitri, Celina Pertiwi, Cut Tia Andani, Ridha Rahmah dan Maulida
Yuliani. Semoga kita bersahabat sampai Syurga-Nya dan selalu bersama
dalam hal kebaikan.
10. Sahabat terbaik dari MIN 15 yang selalu memberi dukungan terbaik dan
selalu ada dalam suka duka: Elita Emilia SW, Rizka Era Magribi, Vinna
xvii
Yuliana, Rifqi Nurfaizah dan Alm. Atika Putri. Terima Kasih dan semoga
selalu bersahabat sampai di Syurga-Nya
11. Sahabat terbaik dari #9 yang selalu mendengarkan setiap cerita baik suka
maupun duka. terimakasih untuk Rahmayanti Syahdina, Putri Ramadhani
Utami, Layna Avia, Liesa Apriyanti, Fildza Adelina, Sifa Fauziah, Mila Eka
Astuti, dan Novi Lufita. Semoga kita dapat selalu menjaga hubungan ini dan
semoga persahabatan kita kekal sampai syurga-Nya.
12. Sahabat terbaik dari Sosiobri yang selalu memberikan support, saran, dan
doa: Fadhilla Zahra, Farah Mumtaz, Dwi Cahaya Nisaa, Nadiyah, Laika
Intan dan semua keluarga Sosiobri yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu. Semoga sukses dan semoga Allah selalu meridhoi kita untuk terus
bersilaturahmi.
13. Sahabat terbaik dari somplak dan manjiew yang selalu memberikan support,
saran, doa, dan mengisi warna disetiap harinya selama kuliah, tempat
berbagi cerita baik suka maupun duka dan selalu menjaga dan mengingatkan
dalam hal kebaikan: Fitria Rakhmah Al-Khonsa, Riska Nur Anggraini, Bella
Firmansyah, Aulia Nurul Fitri, Intan Hapsari P., Suci Aidia, dan Chika
Zahraini Ahmad. Terima kasih dan semoga kita dapat terus menjaga
hubungan baik dan tetap menjadi sahabat sampai jannah-Nya.
14. Anak kons dan wacana yang selalu memberikan support, saran, do’a dan
sudah mau direpotkan dalam banyak hal khususnya dikala membantu ketika
UAS,UTS, dan Tugas: Abyan, ilham, azmi, kak deby, Iqbal, eng, munzir,
nico, harka, aam dan raka. Terima kasih dan semoga kita dapat terus
menjaga hubungan baik dan dipermudah dalam segala urusan.
15. Terimakasih kepada GnD team, Aulia dan Astika, yang selalu saling
menyemangati dalam menyelesaikan skripsi bersamaan dengan jadwal
mengurus bisnis yang kadang sampai larut malam. Semoga kita selalu
diberikan keberkahan oleh-Nya.
16. Terimakasih kepada Maisa, Megy dan Halimah yang telah berjuang bersama
selama bimbingan skripsi ini. Semoga Allah SWT. selalu memberikan kita
kemudahan dalam segala urusan.
xviii
17. Terimakasih banyak kepada teman-teman terbaik Ekonomi Syariah A dan B
2014 yang tidak bisa saya sebutkan satu – persatu. Sukses untuk kalian
semua.
18. Terimakasih kepada teman-teman HMI ipeh, nanda, indri, ratih, jatu, ulfie,
rahmi, zakki, ibnu, away dan lain – lain. Terus semangat dan sukses selalu.
Yakin Usaha Sampai!
19. Terimakasih kepada senior terbaik kak lita, bang ari, bang ridho, bang dzul,
bang moko dan lain-lain. Terima kasih dan semoga kita dapat terus menjaga
hubungan baik.
20. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih banyak
atas motivasi selama ini.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan sehubungan dengan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan, baik kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 27 September 2018
Annisa Adzkiya
xix
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi
ABSTRACT ...................................................................................................................... xi
ABSTRAK ....................................................................................................................... xii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... xii
DAFTAR ISI................................................................................................................... xix
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xviii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 10
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 11
BAB II .............................................................................................................................. 12
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 12
A. Landasan Teori ................................................................................................... 12
1. Perilaku Konsumtif ......................................................................................... 12
2. Gaya Hidup ...................................................................................................... 17
3. Media sosial ..................................................................................................... 21
4. Literasi Keuangan ........................................................................................... 25
5. Religiusitas ....................................................................................................... 27
B. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 32
C. Keterkaitan Antar Variabel ............................................................................... 36
D. Kerangka Berpikir .............................................................................................. 40
xx
E. Hipotesis ............................................................................................................... 42
BAB III ............................................................................................................................. 43
METODE PENELITIAN ............................................................................................... 43
A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................. 43
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................................. 43
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 46
D. Metode Analisis ................................................................................................... 47
1. Outer Model .................................................................................................... 49
2. Inner Model ..................................................................................................... 51
3. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis ............................................. 54
E. Analisis Model Persamaan Struktural .............................................................. 55
F. Operasionalisasi Penelitian ................................................................................ 55
BAB IV ............................................................................................................................. 62
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................................. 62
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................. 62
B. Hasil Penelitian .................................................................................................... 63
1. Karakteristik Responden ............................................................................... 63
2. Uji Partial Least Square (PLS) ...................................................................... 67
3. Hasil Uji Pengukuran Model (Outer Model) ................................................. 68
4. Hasil Uji Model Struktural (Inner Outer) ..................................................... 74
5. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................................... 78
C. Pembahasan ......................................................................................................... 81
1. Pengaruh Gaya Hidup terhadap Perilaku Konsumtif ................................. 81
2. Pengaruh Media Sosial terhadap Perilaku Konsumtif ................................ 82
3. Pengaruh Literasi Keuangan terhadap Perilaku Konsumtif ...................... 83
4. Pengaruh Religiusitas terhadap Perilaku Konsumtif .................................. 84
BAB IV ............................................................................................................................. 86
PENUTUP ........................................................................................................................ 86
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 86
B. Saran .................................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 89
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 (Penelitian Terdahulu)........................................................................... 32
Tabel 3.1 (Kriteria Penilaian PLS) ........................................................................ 52
Tabel 3.2 (Operasional Variabel) .......................................................................... 56
Tabel 3.3 (Penilaian Skala Likert) ........................................................................ 61
Tabel 4.1 (Hasil Outer Loading) ........................................................................... 68
Tabel 4.2 (Hasil Discriminant Validity)................................................................ 70
Tabel 4.3 (Hasil Average Variance Extracted (AVE)) ......................................... 72
Tabel 4.4 (Hasil cronbach’s Alpha dan Composite Reability) ............................. 73
Tabel 4.5 (Nilai R-square) .................................................................................... 75
Tabel 4.6 (Nilai Rata-Rata Communalities) .......................................................... 76
Tabel 4.7 (Hasil Uji T) .......................................................................................... 78
Tabel 4.8 (Hasil R-Square Adjusted (R2)) ........................................................... 80
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 (Model Teori AIO (Activity, Interest, Opinion) (Kasali, 1999)) .... 200
Gambar 2.2 (Kerangka Berpikir) .......................................................................... 41
Gambar 3.1 (Model Analisis Persamaan Struktural) ............................................ 55
Gambar 4.1 (Usia Responden) .............................................................................. 64
Gambar 4.2 (Gender Responden) .......................................................................... 64
Gambar 4.3 (Asal Fakultas Responden)................................................................ 65
Gambar 4.4 (Jatah Uang Bulanan Responden) ..................................................... 66
Gambar 4.5 (Hasil SmartPLS 3.0) ........................................................................ 67
Gambar 4.6 (Model Struktural Hasil Bootstrapping) ........................................... 74
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian ........................................................................ 93
Lampiran 2 : Tabulasi Data Responden ................................................................ 96
Lampiran 3 : Hasil SmartPLS ............................................................................. 107
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan merupakan sesuatu yang harus dipenuhi dalam berkehidupan,
dilihat dari skala prioritasnya. Kebutuhan memiliki tiga tingkatan dalam
pemenuhannya dimana kebutuhan primer merupakan kebutuhan mendasar
(sandang, pangan, papan), selanjutnya kebutuhan sekunder (tv, sepeda motor)
yang diprioritaskan sebelum memenuhi kebutuhan tersier yang bersifat mewah
(hiburan, barang mewah).
Menurut sembiring (2008) menjelaskan bahwa orang yang konsumtif
dapat dikatakan tidak lagi mempertimbangkan fungsi dan kegunaan ketika
membeli barang, melainkan mempertimbangkan prestise yang melekat pada
barang itu. Dalam arti luas adalah perilaku berkonsumsi yang boros dan
berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan serta tidak
ada skala prioritas.
Menurut Jatman yang dikutip Yustisi (2009) mengatakan bahwa remaja
sebagai salah satu golongan dalam masyarakat, tidak terlepas dari pengaruh
perilaku konsumtif, sehingga remaja menjadi sasaran berbagai produk
perusahaan. Monks, dkk, (2002) mengatakan remaja adalah seseorang yang
berada pada rentang usia 12-21 tahun dengan pembagian menjadi tiga masa,
yaitu masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja tengah 15-18 tahun, dan
masa remaja akhir 18-21 tahun. Mahasiswa yang masih dapat dikatakan remaja
cenderung memiliki perilaku konsumtif didasari karena belum menemukan jati
2
diri, tentang bagaimana yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan
sehingga mereka mengikuti bagaimana lingkungan sekitar nya berperilaku.
Majunya Pembangunan Nasional Indonesia diikuti dengan adanya tuntutan
yang kompleks dalam masyarakat dapat membuat daya beli masyarakat
menjadi lebih besar. Masyarakat dapat menjadi konsumtif karena terhipnotis
oleh tuntutan pada era sekarang, terutama remaja yang dalam berbagai konteks
dikenal sebagai generasi Y atau generasi milenial.
Menurut Howe & Strauss (2000) dikutip oleh Putra Y.S. (2016) bahwa
suatu generasi disesuaikan dengan adanya kesamaan rentang waktu kelahiran
dan kesamaan kejadian-kejadian yang dialami seperti merasakan adanya resesi
ekonomi dan lainnya. Menurutnya juga bahwa generasi Y adalah yang
memiliki tahun kelahiran 1982 sampai 2000.
Generasi Y dikenal sebagai generasi yang tumbuh pada era internet
booming dan sering menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email,
SMS, instan messaging dan media sosial (Lyons, 2004).
Dalam situs www.youthmanual.com dikatakan bahwa pada tahun 2030,
Indonesia akan banjir generasi Y hingga mencapai 90 juta orang, atau sepertiga
dari total jumlah penduduk Indonesia saat ini. Internet dan sosial media
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi wadah untuk
mengekspresikan diri bagi generasi Y.
Kebiasaan yang ada dalam generasi Y seiring berjalannya waktu membuat
mereka seakan hidup dalam kemewahan dan berlebihan. Generasi Y lahir dan
hidup dengan perkembangan teknologi yang pesat, mereka menggunakan
internet untuk melakukan segala jenis transaksi, dari transportasi, membeli
3
makanan, jalan-jalan, hingga berbelanja pakaian untuk kebutuhan sehari-hari.
Akhirnya terbentuklah gaya hidup baru yang dianut oleh generasi Y. Gaya
hidup tersebut didukung oleh adanya informasi lewat berbagai media digital
(seperti media sosial) yang dengan cepat menyebar pada setiap penggunanya.
Media digital adalah salah satu tempat berkumpulnya informasi yang
sangat diminati oleh Generasi Y. Lembaga Crown DNA melakukan survei
pada tahun 2014 terhadap 1.000 anak muda usia 13-24 tahun di Indonesia.
Hasilnya adalah 90% mengaku menggunakan teknologi untuk terhubung
dengan teman-temannya dan 78% mengaku menggunakan media sosial setiap
hari. Generasi Y lebih sering menghabiskan waktunya bersama handphone
yang dimiliki untuk berbagai aktivitas, mulai dari belajar sampai mencari
referensi tempat nongkrong “kekinian”.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh jatman bahwa media social
sangat berpengaruh bagi generasi Y dimana media social seperti instagram
digunakan untuk menjaga harga diri dan gengsi dengan melakukan ajang
pamer dan mereka mengikuti banyak online shop yang dapat memenuhi
keinginan, bukan kebutuhan.
Kebutuhan hiburan dikatakan sebagai kebutuhan yang mewah (tersier),
tetapi saat ini terlihat seperti kebutuhan mendasar bagi generasi Y. Data yang
diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Nielsen (dalam Halim, 2008)
pada tahun 2005 menyebutkan bahwa 93% konsumen yang berkunjung ke mal
adalah generasi Y, yang menganggap bahwa belanja di mal adalah hiburan
atau rekreasi. Gaya hidup yang diperlihatkan generasi Y terkhusus mahasiswa
adalah memamerkan kegiatan yang “kekinian” sehingga membuat mereka
4
lebih percaya diri dalam bergaul. Hal tersebut sejalan dengan penelitian
Bashir,dkk (2013) bahwa gaya hidup menjadi salah satu faktor yang
berpengaruh pada perilaku pembelian secara implusif atau tidak direncanakan
karena sudah terbiasa dengan budaya yang tersedia disekitarnya.
Faktanya berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kompas
Indonesia pada tahun 2012 menunjukkan mahasiswa memiliki minat untuk
berbelanja dan lebih cenderung berperilaku konsumtif dibandingkan dengan
orang tua maupun pelajar SMA. Umumnya mahasiswa melakukan belanja
bukan didasarkan pada kebutuhan semata, melainkan demi kesenangan dan
gaya hidup yang menjadikan seorang boros atau dalam perilaku konsumtif
disebut konsumerisme. Fenomena konsumerisme juga diperkuat dengan
adanya tren belanja online, dimana sasaran utamanya adalah wanita yang
berstatus mahasiswi. www.braindilogsociology.or.id (Diakses 2 Februari
2018).
Berdasarkan data survei yang dirilis pada tahun 2013 oleh Lembaga
Perlindungan Konsumen. Menunjukkan adanya permintaan barang-barang
mewah yang cukup signifikan. Dari yang tadinya 3.6 % menjadi 19% dari total
permintaan barang selama tahun 2013. Belum lagi kenyataan bahwa subyek
survei kebanyakan merupakan kalangan menegah kebawah (berpenghasilan
8.000.000-3.000.000 per bulan) menunjukkan adanya kecenderungan
masyarakat kelas menengah menjadi konsumtif. www.kompasiana.com
(Diakses 2 Februari 2018).
Hal ini semakin diperkuat dengan data dari Marknetter’s (2013) yang
menyatakan bahwa penggerak ekonomi pasar website jual beli online
5
merupakan generasi Y, dengan rincian; remaja berumur 17-19 menempati
urutan pertama (34%), dilanjutkan oleh netizen berumur 20-28 (27%)
kemudian berumur 28-35 (21%) dan diatas 35 tahun (18%). Dari sini kemudian
disimpulkan bahwasannya pasar online sangat bergantung dari budaya
konsumsi dari netizen yang berusia relatif muda. www.kompasiana.com
(Diakses 2 Februari 2018).
Fakta yang berhasil dikumpulkan lewat survei dan penelitian terdahulu
dapat memberikan pemahaman bahwa pada kalangan milenial hukum
permintaan dan penawaran belum tentu dapat diaplikasikan sepenuhnya.
Hukum permintaan mengatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang,
maka semakin banyak jumlah barang yang diminta dan sebaliknya. Sedangkan
hukum penawaran mengatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang,
maka sedikit jumlah barang yang ditawarkan dan sebaliknya. Hal tersebut
dikatakan demikian karena tidak semua barang yang dipakai secara berebihan
merupakan barang prestise (barang yang harganya mahal sekali).
Irmasari (2010) mengatakan bahwa perilaku konsumtif akan menimbulkan
dampak negatif, terutama generasi Y. Dampak negatif perilaku konsumtif
antara lain adanya kecemburuan sosial, mengurangi kesempatan untuk
menabung dan cenderung tidak memikirkan kebutuhan yang akan datang.
Kecemburuan social dapat terjadi ketika mereka melihat orang disekitarnya
memiliki kemampuan lebih dalam membeli sesuatu, sedangkan dirinya tidak
dapat mengikuti gaya hidup tersebut karena terdapat faktor lain. Orang yang
memiliki kecemburuan social pada akhirnya tidak dapat mengikuti pola
kehidupan seperti itu. Secara tidak langsung perilaku konsumtif dapat
6
memberikan penyakit ekonomi, sosial, psikologi dan dalam beretika karena
memungkinkan timbulnya korupsi dan kriminalitas.
Marginal Prospensity to Consume (MPC) menurut Keynes adalah konsep
yang memberikan gambaran tentang berapa konsumsi yang akan bertambah
bila pendapatan disposibel bertambah sebesar satu unit. Sedangkan, Marginal
Prospensity to Save (MPS) merupakan perbandingan antara pertambahan
tabungan dengan pertambahan pendapatan disposabel. MPC dan MPS
menunjukan hasrat seorang dalam mengonsumsi dan menabung dengan
penghitungan lewat besaran pendapatan.
Berdasarkan data OJK akhir tahun 2015 lalu, yaitu menurunnya rasio
Marginal Prospensity to Save (MPS) dan meningkatnya rasio Marginal
Prospensity to Consume (MPC). Rasio MPS sendiri berada di bawah rasio
MPC sejak tahun 2013. Hal ini menandakan bahwa sejak beberapa tahun lalu
lebih banyak masyarakat menghabiskan pendapatannya untuk kegiatan belanja
dibandingkan untuk menabung. Artinya, masyarakat melupakan adanya
tabungan yang dianjurkan untuk kehidupan disaat usia sudah tidak produktif
lagi. Ekonomi.kompas.com (diakses pada 2 februari 2018).
Perilaku konsumsi yang berlebihan seperti yang dipaparkan diatas
sebenarnya tidak diperbolehkan dalam islam. Harta yang dimiliki manusia
dimuka bumi hanyalah suatu titipan dari Allah SWT. dimana suatu hari kelak
akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah SWT. karena harta yang kita
dapat tidak sepenuhnya adalah milik diri sendiri, tetapi juga ada ketentuannya
yang menjadikan harta tersebut sebagai hak dari orang lain. Konsumsi dalam
islam juga memiliki aturan, salah satunya adalah halal yang thayyib, selain itu
7
juga islam melarang seseorang berlebih-lebihan dalam membelanjakan
uangnya. Sebagaimana disebutkan dalam hadis: “Sesungguhnya termasuk
pemborosan bila kamu makan apa saja yang kamu bernafsu memakannya”
(HR. Ibnu Majah).
Konsumsi Islam tidak dapat dipisahkan dari peranan keimanan. Peranan
keimanan menjadi penting sebagai tolak ukur karena keimanan memberikan
cara pandang tentang menjalani hidup yang cenderung mempengaruhi
kepribadian manusia. Keimanan memberikan saringan moral dalam
membelanjakan harta dan pemanfaatan pendapatan untuk hal yang efektif.
Saringan moral bertujuan agar diri tetap berada di dalam batas-batas
kepentingan sosial dengan perbuatan yang serasi antara individu dan social,
serta termasuk pula saringan dalam rangka mewujudkan kebaikan dan
kemanfaatan yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen (Muflih, 2006:12).
Islam sebagai salah satu agama yang diturunkan Allah SWT. sudah
mengatur segala urusan manusia dimuka bumi, salah satunya adalah tentang
konsumsi dalam islam. Jika dilihat dari fenomena yang terjadi belakangan ini,
gaya hidup yang ada di masyarakat terutama generasi Y, sudah tidak sejalan
dengan ajaran agama.
Penelitian yang dibuat oleh Yustini (2015), mayoritas mahasiswa islam
berada pada tingkat sedang dalam konsumerisme, yang menjurus pada tingkat
tinggi, dimana jika seorang mahasiswa memiliki religiusitas yang tinggi maka
sifat konsumtifnya rendah sehingga berpengaruh secara negative. Orang yang
memiliki perilaku konsumtif cenderung memuaskan diri sendiri.
8
Menurut Rama dan Makhlani (2014), Islam melarang umatnya untuk tidak
berbuat dzalim demi untuk meraup keuntungan sendiri tanpa memperhatikan
lingkungan sosialnya. Instrumen religius seperti zakat, infak dan sedekah
diperkenalkan oleh Islam bertujuan membentuk masyarakat yang memiliki
solidaritas sosial seperti tolong-menolong dan tidak memikirkan diri sendiri.
Selain itu, membelanjakan uang secara berlebihan juga dapat
menyebabkan kemubaziran. Sebagaimana Allah berfirman dalam surah Al-isra
ayat 26-27 tentang buruknya pemborosan dan anjuran saling berbagi:
بذيرا و ر ت
ذ ب
ت
ل بيل و ابن الس سكين و
ال ه و ق ى ح قرب
ا ال
وا (62)آت ذ
ان
رين ك
ذ ب
إن ال
فورا ه ك
ب ان لر يط
ان الش
ك اطين و ي
ان الش و
(62)إخ
“{26} Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. {27} Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah
sangat ingkar kepada Tuhannya.
Fenomena yang terjadi seperti penjelasan diatas berkaitan dengan
pentingnya literasi keuangan yang harus dimiliki oleh setiap orang terutama
generasi Y yang sedang mencari jati diri dan merupakan first jobbers supaya
pengelolaan uang memiliki prioritas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
servon dan kaestner menjelaskan bahwa orang yang tidak memiliki
kemampuan dalam melek keuangan atau literasi keuangan akan mengalami
kemungkinan kebangkrutan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, adanya
9
pelatihan dalam literasi keuangan ditambah dengan penguasaan teknologi
dapat meningkatkan kesejahteraan suatu keluarga.
Perubahan perilaku konsumtif perlu dilakukan guna adanya penyeimbang
dengan produktivitas di kalangan milenial. Adanya added value atau nilai
tambah pada suatu barang menjadi harus untuk dipikirkan. Penggunaan ponsel
secara berlebihan jika dihubungkan dengan added value tidak hanya terbatas
menjadi sarana komunikasi. Timbul kecenderungan menghabiskan banyak
waktu untuk menggunakan fasilitas-fasilitas yang terdapat didalam ponsel
guna menciptakan perilaku yang produktif. Dengan adanya fasilitas ringtone
lantunan ayat suci Al-qur’an maupun alarm adzan menciptakan peningkatan
kehidupan religius (Jumiati, 2009). Muncul Shifting Paradigms, menurut
Thomas Khun (1962), menciptakan ide yang merangsang timbulnya ide-ide
yang lain, yang terjadi terus-menerus, sambung menyambung, baik pada orang
yang sama maupun orang yang berbeda. Reaksi berantai ini pada akhirnya
menjadi kekuatan yang bisa merubah wajah dan tatanan dunia serta peradaban
manusia ke arah suatu “kemajuan”. Adanya perubahan paradigma pada
generasi milenial berarti ada perubahan dari cara pandang mereka dalam
melihat perilaku konsumtif yang harus diseimbangi dengan produktivitas.
DKI Jakarta sebagai ibu kota Negara Indonesia dikenal memiliki
pendidikan yang baik, diikuti dengan berdirinya berbagai universitas yang
diminati. Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu universitas
yang memiliki kelebihan karena berbasis agama, diharapkan seluruh
elemennya memiliki jiwa islami dalam kehidupan sehari-hari.
10
Berdasarkan fenomena diatas, peneliti akan mencoba meneliti lebih
mendalam tentang Analisis Perilaku Konsumtif dan Faktor Pendorongnya
(Studi Kasus Mahasiswa Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2017).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh gaya hidup terhadap perilaku konsumtif ?
2. Bagaimana pengaruh media sosial terhadap perilaku konsumtif ?
3. Bagaimana pengaruh literasi keuangan terhadap perilaku konsumtif ?
4. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap perilaku konsumtif ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Menganalisis faktor gaya hidup yang mempengaruhi mahasiswa
terhadap perilaku konsumtif di Universitas Islam Negeri Jakarta.
2. Menganalisis media sosial yang mempengaruhi mahasiswa terhadap
perilaku konsumtif di Universitas Islam Negeri Jakarta.
3. Menganalisis literasi keuangan yang mempengaruhi mahasiswa
terhadap perilaku konsumtif di Universitas Islam Negeri Jakarta.
4. Menganalisis religiusitas yang mempengaruhi mahasiswa terhadap
perilaku konsumtif di Universitas Islam Negeri Jakarta.
11
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yang dapat
memberikan informasi dan menambah khasanan ilmu pengetahuan bagi:
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber pengetahuan,
rujukan serta acuan dalam bidang ilmu ekonomi. Khususnya yang
berkaitan dengan perilaku konsumtif terutama dalam hal gaya hidup,
penggunaan media sosial, pemahaman literasi keuangan dan tingkat
religiusitas.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dalam dunia pendidikan dan ekonomi dalam rangka
mengurangi perilaku konsumtif.
3. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi generasi Y, mahasiswa dan
orang tua dalam membina perilaku yang mengedepankan kebutuhan
bukan keinginan yang menjadi prioritas utama sehingga terhindar dari
perilaku konsumtif.
4. Menjadi referensi atau rujukan penelitian berikutnya dalam penelitian
tugas akhir, jika melakukan penelitian dengan topik yang sama
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perilaku Konsumtif
Menurut kamus umum bahasa Indonesia, perilaku berasal dari kata
“laku” yang berarti perbuatan, kelakuan, cara menjalankan dan berbuat.
Definisi lain menurut wawan (2011), perilaku merupakan suatu tindakan
yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan
baik disadari maupun tidak. Perilaku adalah kumpulan faktor yang saling
berinteraksi.
Menurut Lubis dalam Sumartono (2002), perilaku konsumtif adalah
perilaku membeli yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang
rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf
yang tidak rasional lagi. Sedangkan Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia mengatakan perilaku konsumtif merupakan kecenderungan
individu untuk mengonsumsi sesuatu tanpa batasan dan hanya
mementingkan faktor keinginan. Definisi lain, Anggasari mengatakan
perilaku konsumtif adalah tindakan membeli barang dengan kurang adanya
pertimbangan sehingga menjadi kurang bermanfaat.
Lebih lanjut, Sumartono (2002) menjelaskan bahwa munculnya
perilaku konsumtif disebabkan oleh faktor eksternal dan faktor internal.
Adapun faktor eksternal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif
individu adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga
dan demografi. Sedangkan faktor internal yang berpengaruh pada perilaku
13
konsumtif individu adalah motivasi, harga diri, pengamatan dan proses
belajar, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup.
Oleh sebab itu, perilaku konsumtif merupakan sebuah sikap dalam
mengonsumsi yang mengandung berlebihan karena tidak memiliki
prioritas utama dalam hidup melainkan hanya ingin memenuhi nafsu
membeli, sehingga pembeliannya menjadi kurang bermanfaat. Perilaku
konsumtif dilihat dari dua sisi yaitu internal dan eksternal. Sisi internal
dalam mengonsumsi dilihat melalui konsep diri, gaya hidup, literasi
keuangan, kepribadian, motivasi dan religiusitas. Sedangkan sisi eksternal
dilihat dari lingkungan, media sosial dan kebudayaan.
Pengukuran perilaku konsumtif menggunakan indikator perilaku
konsumtif menurut sumartono (2002), yaitu:
a. Membeli produk karena iming-iming hadiah; membeli suatu barang
karena adanya hadiah yang ditawarkan jika membeli barang tersebut
b. Membeli produk karena kemasannya menarik; konsumen (kaum
muda) sangat mudah terbujuk untuk membeli produk yang dibungkus
dengan baik dan dihias dengan warna-warna yang menarik. Artinya
motivasi untuk membeli produk tersebut hanya karena produk tersebut
dibingkus rapi dan menarik.
c. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi; kaum
muda mempunyai keinginan membeli yang tinggi, karena pada
umumnya remaja mempunyai ciri khas dalam berpakaian, berdandan,
gaya rambur, dan sebagainya dengan tujuan agar mereka selalu
berpenampilan yang dapat menarik perhatian orang lain. Remaja
14
membelanjakan uangnya lebih banyak untuk menunjang penampilan
diri.
d. Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat
atau kegunaan); cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya
kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang
dianggap paling mewah.
e. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol mata; kaum muda
mempunyai kemampuan membeli yang tinggi baik dalam berpakaian,
berdandan, gaya rambut dan sebagainya sehingga hal tersebut dapat
menunjang sifat eksklusif dengan barang yang mahal dan memberi
kesan berasal dari kelas social yang lebih tinggi. Dengan membeli
suatu produk dapat memberikan simbol status agar kelihatan lebih
keren dimata orang lain.
f. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang
mengiklankan; kaum muda cenderung meniru perilaku tokoh yang
diidolakannya dalam bentuk menggunakan segala sesuatu yang dapat
dipakai tokoh idolanya. Mereka juga cenderung memakai dan
mencoba produk yang ditawarkan bila ia mengidolakan public figure
produk tersebut.
g. Membeli produk dengan harga mahal untuk meningkatkan rasa
percaya diri; kaum muda sangat terdorong untuk mencoba suatu
produk karena mereka percaya apa yang dikatakan oleh iklan tersebut
dapat menumbuhkan rasa percaya diri.
15
h. Mencoba lebih dari dua produk sejenis dengan merek berbeda;
meskipun produk tersebut belum habis dipakainya.
Formm (1955) pada buku The Sane Society terbitan New York:
Reinhart yang membagi perilaku konsumtif menjadi beberapa dimensi,
yaitu sebagai berikut: (Krisantiyana dan Ispurwanto, 2015)
a. Pemenuhan Keinginan
Setiap individu akan selalu ingin merasakan kepuasan yang lebih
untuk memenuhi rasa puasnya saat individu tersebut mengkonsumsi suatu
hal, walaupun dalam kenyataannya tidak ada kebutuhan akan barang
tersebut namun masih tetap dilakukan.
b. Barang di Luar Jangkauan
Apabila pengonsumsian barang menjadi berlebihan, maka individu
akan merasa “belum lengkap” dan akan mulai mecari kepuasan akhir
dengan mendapatkan barang-barang yang baru. Pengonsumsian diluar
jangkauan dapat menggunakan sebagian besar pendapatan atau simpanan,
hingga meminjam uang.
c. Barang Tidak Produktif
Apabila pengkonsumsian barang menjadi berlebihan, maka manfaat
dan kegunaannya menjadi tidak produktif bagi individu.
16
d. Status
Apabila pengonsumsian dilakukan sebagai pemuas keinginannya
untuk mencapai status tertentu melalui barang ataupun kegiatan yang
bukan bagian dari kebutuhan dirinya.
Menurut Lina dan Rosyid (1997) terdapat beberapa aspek perilaku
konsumtif, yaitu: (rahayu, 2017)
a. Pembelian implusif (implusive buying) merupakan pembelian
konsumen secara tiba-tiba tanpa didasari pertimbangan yang jelas.
b. Pembelian berlebihan (wasteful buying) merupakan pembelian
konsumen yang tidak adanya kejelasan dan hanya menghambur-
hamburkan uang.
c. Pembelian tidak rasional (non rasional buying) merupakan pembelian
konsumen yang tidak memperhatikan kebutuhan yang jelas dan hanya
mengikuti gengsi semata.
Raharjo dan Silalahi (2007) menyatakan terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumtif yaitu: (Rahayu, 2017)
a. Iklan; salah satu media untuk mempromosikan suatu produk pada
masyarakat umum. Iklan bertujuan untuk mempengaruhi orang yang
melihatnya agar tertarik untuk membeli produk tersebut.
b. Konformitas; biasanya terjadi pada masa remaja karena memiliki
keinginan kuat untuk berpenampilan menarik (memusatkan perhatian
hanya pada dirinya sendiri) agar dapat menjadi bagian dari
kelompoknya.
17
c. Gaya Hidup; meniru cara hidup orang luar negeri dengan
menggunakan produk bermerek asal luar negeri yang dapat
membentuk gaya hidup secara berlebihan dan dirasa dapat
meningkatkan status sosial.
d. Kartu kredit; pengguna tidak merasa takut untuk kekurangan atau
tidak mempunyai uang saat berbelanja karena kemudahan penggunaan
kartu kredit.
Perilaku membeli yang tidak rasional dapat diukur jika konsumen
membeli barang karena ingin mendapatkan hadiah, kemasan yang
menarik, menjaga penampilan akibat gengsi, memberikan simbol status,
ingin meningkatkan kepercayaan diri, ingin meniru artis atau idolanya,
selain itu mempertimbangkan harga tetapi bukan karena alasan kegunaan
suatu barang, selain itu juga saat membeli dua produk yang sejenis dalam
waktu yang berdekatan.
2. Gaya Hidup
Gaya hidup memiliki banyak pengertian, menurut Alfred Adler,
merupakan suatu usaha yang menghasilkan banyak perilaku pada diri
seorang dan dapat dipandang berbeda dari setiap orang yang
merasakannya. Menurutnya, kemunculan gaya hidup setiap orang berasal
dari diri sendiri dan lingkungan, diri sendiri menjadi factor yang paling
penting menentukan. Perilaku yang nampak di dalam gaya hidup berasal
dari kebiasaan, cara-cara yang disepakati dalam melakukan sesuatu, dan
perilaku yang sudah direncanakan.
18
Menurut Setiadi (2003), Gaya hidup secara luas diidentifikasikan oleh
bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka
anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka
pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya.
Mowen dan Minor (2002) mengatakan gaya hidup menunjukan
bagaimana seseorang menjalankan hidup, membelanjakan uang, dan
memanfaatkan waktunya. Gaya hidup dalam pandangan ekonomi
menunjukan bagaimana seorang individu mengalokasikan pendapatannya
dan bagaimana pola konsuminya.
Chaney dalam Pawanti (2013) menjelaskan bahwa gaya hidup sebagai
pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain.
Gaya hidup merupakan bagian dari kehidupan sosial sehari-hari dunia
modern. Salah satu gaya hidup yang terlihat pada saat ini adalah gaya
hidup hedonis. Menurut Chaney, gaya hidup hedonis adalah suatu pola
hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan, seperti lebih banyak
menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang pada
keramaian kota, senang membeli barang mahal yang disenanginya, selalu
ingin menjadi pusat perhatian.
Gaya hidup adalah kebiasaan tentang bagaimana seorang
menghabiskan waktu, memanfaatkan waktu dan bagaimana menggunakan
uangnya dalam memenuhi kesenangan dirinya. Gaya hidup hedonis
menjadi salah satu pola hidup yang mengerikan dan membuat orang hanya
memikirkan hal-hal yang disenanginya sehingga menjadi egois dalam
19
mengatur hidupnya. gaya hidup dipengaruhi oleh apa yang ada
disekitarnya, seperti menjamurnya pusat perbelanjaan, manusia
disekitarnya, kegiatan yang disukainya dan sebagainya.
Pembentukan gaya hidup pada masyarakat konsumeris saat ini
didukung oleh beberapa factor, antara lain: (dalam pawanti, 2013)
a. Tersedianya sejumlah besar dan meningkat secara konstan berbagai
jenis barang
b. Kecenderungan semakin bertambahnya pertukaran dan interaksi
manusia yang dimungkinkan melalui pasar.
c. Peningkatan berbagai bentuk kegiatan belanja, mulai dari pemesanan
lewat pos, mal-mal hingga penjualan di atas mobil dan toko barang-
barang bekas. Selain itu, pada era modern saat ini, perkembangan
teknologi seperti internet memberikan kemudahan dalam berbelanja
yang ditawarkan melalui system online.
d. Pertumbuhan pusat-pusat perbelanjaan serta kompleks-kompleks
rekreasi dan gaya hidup rekreatif, mulai dari kafe-kafe ‘bergaya’
tertentu hingga bangunan-bangunan Disneyworld.
e. Semakin pentingnya pengemasan dan promosi dalam pembuatan,
tampilan, dan pembelian barang-barang konsumen.
f. Gencarnya iklan-iklan dimedia khususnya televise yang menawarkan
sejumlah produk-produk kepada masyarakat.
g. Peningkatan penekanan pada gaya, desain, dan penampilan barang-
barang.
20
h. Pemakaian kartu kredit pada saat berbelanja, yang memudahkan
individu untuk tidak perlu membawa uang dalam jumlah yang besar.
i. Kemustahilan untuk menghindari pemilihan terhadap barang-barang
konsumen dan pemuasan yang mengikuti dalam transformasi diri
melalui promosi gaya hidup.
Gambar 2.1 (Model Teori AIO (Activity, Interest, Opinion) (Kasali, 1999))
Metode pengukuran gaya hidup dikenal sebagai psikografis yang
mencakup pengukuran-pengukuran gaya hidup AIO yaitu aktivitas
(kegiatan), minat (interes) dan opini (pandangan-pandangan). Menurut
Kasali (1999) mengungkapkan AIO adalah pertama, kegiatan (activities)
yaitu apa saja yang dikerjakan konsumen, produk apa yang dibeli atau
digunakan, kegiatan apa yang mereka lakukan untuk mengisi waktu luang.
Kedua, minat (intereset) yaitu apa kesukaan, kegemaran, dan prioritas
dalam hidup konsumen. Ketiga, opini (opinion) yaitu pandangan dan
Perilaku Konsumtif (Perilaku Konsumen)
Gaya Hidup
Pendekatan AIO
Faktor Pendapat:
1. Masa Depan
2. Diri Sendiri
3. Pendidikan
4. Budaya
5. Desain
6. Ekonomi
7. Lokasi
lokasi
Faktor Minat:
1. Media Informasi
2. Keluarga
3. Rumah
4. Pekerjaan
5. Rekreasi
Faktor Aktifitas:
1. Bekerja
2. Kegiatan sosial
3. Komunitas
4. Liburan
5. Hiburan
21
perasaan konsumen dalam menanggapi isu-isu global, lokal, moral,
ekonomi dan sosial. Teori AIO sangat terkait hubungan dengan ilmu
tentang pengukuran dan pengelompokan gaya hidup konsumen.
3. Media sosial
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial
sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di
atas dasar ideology dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan
penciptaan dan pertukaran user-generated content”.
Safko dan Brake (2009) telah mendukung konsep yang diusulkan oleh
Kaplan dan Haenlein (2009), karena mereka telah merujuk media sosial ke
kegiatan, praktik, dan perilaku di antara komunitas orang-orang yang
berkumpul secara online untuk berbagi informasi, pengetahuan, dan opini.
menggunakan media percakapan.
Dann dan Dann (2011) telah menggambarkan bagaimana media sosial
dibentuk berdasarkan elemen yang saling berhubungan antara interaksi
sosial, konten, dan media komunikasi. Media sosial telah menciptakan
lanskap baru dalam mendukung sosialisasi informasi.
Munculnya Web 2.0 adalah salah satu perkembangan yang paling
tangguh dalam sejarah perdagangan. Media sosial adalah evolusi yang
didasarkan pada Web 2.0, di mana tidak hanya mendorong konten yang
direset, tetapi juga memperluas fokus ke pengguna dengan memungkinkan
mereka menampilkan konten untuk dibagikan di antara jaringan.
Sejalan dengan pandangan milik Lee (2013), media sosial
menggambarkan cara-cara baru yang kuat dan melibatkan individu dengan
22
konten dalam Internet. seperti yang banyak diamati, media sosial berpusat
pada pengguna di mana ia menekankan dan memfasilitasi proses membuat,
berkomentar, mengedit, dan berbagi. Lebih penting lagi, media sosial
adalah demokratisasi konten.
Antony Mayfield (2008) dalam bukunya What Is Sosial Media
menyebutkan indicator dari sebuah media sosial, yaitu partisipasi,
keterbukaan, percakapan, komunitas dan saling terhubung.
Jadi, media sosial merupakan medi modern menggunakan internet
yang mengajak individu dari mana saja untuk berpartisipasi dalam
menggunakan fasilitas seperti memberi komentar, mengedit, dan membagi
informasi dalam waktu yang cepat.
Media sosial dikategorikan menjadi lima dengan pengunaannya yang
berbeda, yaitu:
a. Jejaring sosial
Jejaring sosial menurut Agustina merupakan situs dimana setiap orang
bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman
untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring social terbesar antara
lain Facebook, Myspace dan Twitter. Platform ini, umumnya, memiliki
beberapa elemen umum seperti pengguna dapat membuat profil interaktif
dan kustom, baik publik atau semi publik, serta memberikan daftar
“teman-teman yang disarankan” “Dengan siapa mereka berbagi koneksi”
dan melihat dan saling terkoneksi dengan sebuah sistem (Boyd dan
Ellison, 2007).
23
b. Berita sosial
Berita sosial menjadikan pengguna dapat mengendalikan aliran berita
dan memberikan tempat untuk memberikan suara pada konten beritas di
web. Intinya memungkinkan pengguna mengumpulkan dan menarik tautan
yang mereka miliki menemukan dan mungkin ingin kembali. (Lee, 2013)
c. Situs Media Berbagi
Segmen media sosial ini menjadi sangat berpengaruh melalui situs
berbagi video seperti YouTube. Situs-situs berbagi foto, seperti Flickr
membiarkan pengguna mengunggah gambar mereka sendiri dan
menelusuri gambar dari berbagai konten yang telah diunggah orang lain.
Situs berbagi presentasi, seperti SlideShare memungkinkan pengguna
untuk mengunggah dan berbagi presentasi. Fitur umum situs berbagi
media adalah kemampuan untuk mengaitkan kata pencarian dengan konten
pengguna, kata pencarian hanyalah kata deskriptif yang membantu orang
menemukan konten (Perdue, 2010).
d. Blog
Menurut Safko dan Brake (2009) Blog adalah jurnal online yang
mengacu pada jenis sistem manajemen konten (CMS), biasanya dikelola
oleh individu atau kelompok, dan menampilkan komentar dan ide untuk
pengunjung yang lebih besar. Blog menciptakan hubungan yang baik
untuk alat pemasaran media sosial lainnya (video, hyperlink, gambar, dan
sebagainya), karena mereka dapat dibersatu ke dalam platform dan posting
an. (Lee, 2013).
24
e. Blog skala mikro
Mikro blog adalah jenis blog yang setiap posting nya memiliki batasan
dalam pengunaan kata. seperti Twitter yang membatasi ukuran setiap
posting hingga 140 karakter. Banyak orang salah merujuk Twitter sebagai
situs jejaring sosial karena kesamaannya dengan layanan jejaring sosial
popular. Mikro blog memfasilitasi percakapan sambil menegakkan
kepincangan. Orang-orang menemukan microblogging berguna untuk
membagikan tautan ke situs yang menarik, membuat pengumuman,
memberikan informasi terkini saat di acara, dan banyak lagi (Perdue,
2010).
Ollie (2008) menyebutkan bahwa manfaat dari belanja melalui online
shop adalah memberikan kemudahan karena pelanggan dapat memesan
produk dalam waktu 24 jam sehari dimanapun berada sehingga tidak perlu
ribet; adanya kejelasan informasi karena pelanggan dapat memperoleh
beragam informasi komparatif tentang perusahaan, produk dan pesaing
tanpa meninggalkan pekerjaan yang dilakukan oleh pelanggan dan tingkat
keterpaksaan yang lebih sedikit karena pelanggan tidak perlu menghadapi
atau melayani bujukan dari faktor-faktor emosional.
Media sosial merupakan aplikasi berbasis internet yang dapat
menghubungkan antar user untuk saling berbagi dan berinteraksi secara
online. Konten yang dibuat dapat membentuk persepsi bagi pengguna dan
pengikut situs media sosial tersebut karena banyaknya informasi yang
beredar. Salah satu focus utama dari varibel ini adalah bagaimana
pengguna media sosial menggunakan, menanggapi kegunaan setiap media
25
sosial, seperti tersedianya online shop dan juga sarana saling
memperlihatkan diri secara tidak langsung (memperlihatkan yang baik
saja) dengan harapan mendapatkan tanggapan dari followersnya.
4. Literasi Keuangan
Menurut Chen dan Volpe dalam Rohmah (2014), Literasi Keuangan
diartikan sebagai kemampuan untuk mengelola keuangan pribadi.
Literasi keuangan menurut Program International for Student
Assesment (PISA, 2012) dalam Dewi dkk (2017) adalah pengetahuan dan
pemahaman terhadap konsep keuangan dan resiko, keahlian, motivasi dan
kepercayaan diri untuk menerapkan pengetahuan dan pemahaman untuk
membuat keputusan atas berbagai aspek keuangan, untuk memperbaiki
kesejahteraan financial seseorang atau kelompok dan untuk ikut serta
dalam kegiatan ekonomi. Literasi keuangan memiliki beberapa indicator,
yaitu pengolahan, pengetahuan dan terampilan.
Menurut PISA (dalam imawati dan susilaningsih, 2013) aspek-aspek
yang terdapat pada Literasi Keuangan yaitu uang dan transaksi,
perencanaan dan pengelolaan keuangan, risiko dan keuntungan serta
financial landscape.
OECD (2005) mendefinisikan Literasi Keuangan sebagai proses guna
meningkatkan pemahaman keuangan konsumen/ investor tentang konsep
dan produk keuangan, melalui informasi, instruksi dan/ atau saran yang
objektif, mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri untuk
menjadi lebih sadar akan peluang dan risiko finansial, menginformasikan
pilihan, untuk mengetahui bagaimana mendapatkan bantuan, dan untuk
26
mengambil tindakan efektif lain guna meningkatkan kesejahteraan/
kesehatan finansial mereka.
Menurut Kiyosaki (2008) kecerdasan finansial atau literasi keuangan
adalah bagian dari kecerdasan mental seseorang yang berhubungan dengan
bagaimana mencari solusi masalah keuangan.
Menurut Chen and Volpe (2002), literasi keuangan memiliki 4 aspek
utama, yaitu pengetahuan umum keuangan, tabungan, asuransi dan
investasi yang sesuai dengan pengelolaan keuangan pribadi.
Lusardi, Michell dan Curto (2008) bahwa ada tiga hal yang
memberikan pengaruh terhadap kemampuan Literasi Keuangan yaitu:
(dalam imawati dan susilaningsih, 2013)
a. Sosiodemographi
Ada perbedaan kepahaman antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki
dianggap memiliki kemampuan financial literacy lebih tinggi daripada
perempuan. Begitu juga dengan kemampuan kognitifnya.
b. Latar belakang keluarga
Pendidikan seorang ibu dalam sebuah keluarga berpengaruh kuat pada
financial literasi, khususnya ibu yang merupakan lulusan dari perguruan
tinggi. Mereka unggul 19 persen lebih tinggi daripada yang lulusan
sekolah menengah.
c. Kelompok pertemanan (peer group)
Kelompok atau komunitas seseorang akan memengaruhi financial
literasi seseorang, memengaruhi pola konsumsi dan penggunaan dari uang
yang ada.
27
Menurut Brougham, Jacobs-Lawson, Douglas and Trujillo (2010)
mengungkapkan bahwa perilaku konsumtif mahasiswa bergantung pada
pada perannya dalam menanggung kewajiban, bisa jadi diri sendiri atau
orang tua atau bahkan keduanya yang berperan dalam menanggung
kewajiban keuangan. Sejalan dengan Imawati et al (2013) mengatakan
bahwa terdapat pengaruh literasi keuangan yang negatif dan signifikan
terhadap perilaku konsumtif. Semakin tinggi tingkat financial literacy
individu, maka perilaku konsumtif akan semakin rendah. Individu yang
memiliki tingkat literasi keuangan rendah, cenderung melakukan
keputusan yang tidak produktif, menggunakan uang untuk keperluan yang
kurang berguna. Lusardi dan Mitchell (2008) juga mengatakan bahwa
individu dengan literasi keuangan yang tinggi, cenderung menyimpan
uang yang dimiliki untuk kesejahteraan yang lebih baik.
Finansial literasi telah dijabarkan pada bagian atas yang dapat
disimpulkan bahwa suatu kemampuan individu dalam melihat peluang dan
mengelola keuangannya agar tidak dirugikan dalam situasi yang tidak
dimengerti, biasanya kemampuan mengelola keuangan dipengaruhi oleh
pendidikan, orang tua, teman sekitar dan gender.
5. Religiusitas
Religius menurut islam adalah menjelaskan ajaran agama secara
keseluruhan. Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah
ayat 208 berikut:
28
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.
Religiusitas menurut Japar dalam Hasibuan (2017) dimaknakan
sebagai kualitas penghayatan seseorang dalam beragama atau dalam
memeluk agama yang diyakininya, semakin dalam seseorang dalam
beragama makin religius dan sebaliknya semakin dangkal seseorang dalam
beragama akan makin kabur religiusitasnya. Seseorang dalam
keberagamaan secara intens akan menjadikan agama sebagai pembimbing
perilaku, sehingga perilakunya selalu diorientasikan dan didasarkan pada
ajaran agama yang diyakininya tersebut.
Sebagaimana dijelaskan pada ayat berikut :
ا ي ن ن الد ك م يب ص
س ن
ن ت
ل و
ة ر خ
ار لا ه الد
اك الل
ا آت يم غ ف ت اب و
ه لن الل رض إ
ي لا اد ف س
ف
غ ال ب
ت
ل ك و ي
ل ه إ
ن الل حس
ا أ م
ن ك س ح
أ و
ين د س ف حب ال ي
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan” (Q.S. Al- Qasas: 77).
29
Religiusitas menurut ajaran Islam dapat diketahui melalui beberapa
aspek, yaitu: aspek keyakinan terhadap ajaran agama (akidah), aspek
ketaatan terhadap ajaran agama (syariah atau ibadah), aspek penghayatan
terhadap ajaran agama (ilmu), dan aspek pelaksanaan ajaran agama dalam
kehidupan sosial (muamalah yang dipandu akhlaq al-karimah).
Sebagaimana, Menurut Glock dan Stark (1995) dimensi religiusitas ada 5
yaitu keyakinan, peribadatan atau praktek ibadah, penghayatan atau
pengalamn, pengamalan dan pengetahuan agama.
Seorang muslim dengan tingkat religiusitas tinggi akan berusaha
untuk menjalankan islam secara kaffah (menyeluruh). Menurut
Muhammad Syafi‟I Antonio, Islam kaffah haruslah mencakup seluruh
aspek kehidupan, baik bersifat ritual (ibadah) maupun sosial
kemasyarakatan (muamallah). Ibadah diperlukan untuk menjelaskan
hakikat hidup manusia sebagai hamba Allah maupun khalifah di muka
bumi. Muamallah merupakan aturan main bagi manusia dalam kehidupan
sosial tanpa memandang muslim-non muslim, kaya-miskin, dan
sebagainya. Aspek muamallah tersebut mencakup antara lain politik
Islami, ekonomi Islami, budaya Islami, hukum Islami merupakan salah
satu aspek yang harus diperhatikan agar bisa menjalani kehidupan islami
secara kaffah atau dengan kata lain agar dapat ber-Islam secara kaffah
maka perekonomian seseorang harus didasarkan pada syariah Islami.
(dalam Hasibuan, 2017)
Beberapa karakteristik konsumsi dalam prespektif ekonomi Islam, di
antaranya adalah: (Zahrah dan Muhammad abu, 2003)
30
a. Konsumsi bukanlah aktifitas tanpa batas, melainkan juga terbatasi
oleh sifat kehalalan dan keharaman yang telah digariskan oleh syara'.
Sebagaimana firman Allah SWT
ل م و ك
ه ل
ل الل ح
ا أ ات م ب
ي وا ط م
ر ح ت
وا ل ن ين آم ذ
ا ال ه ي
ا أ ي
ين د ت ع حب ال ي
ه ل
ن الل وا إ د ت ع
ت
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-
apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah
kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang melampaui batas". (QS Surat Al-Maidah:87)
b. Konsumen yang rasional (mustahlik al-aqlani) senantiasa
membelanjakan pendapatan pada berbagai jenis barang yang sesuai
dengan kebutuhan jasmani maupun ruhaninya. Cara seperti ini dapat
mengantarkannya pada keseimbangan hidup yang memang menuntut
keseimbangan kerja dari seluruh potensi yang ada, mengingat,
terdapat sisi lain di luar sisi ekonomi yang juga butuh untuk
berkembang.
c. Menjaga keseimbangan konsumsi dengan bergerak antara ambang
batas bawah dan ambang batas atas dari ruang gerak konsumsi yang
diperbolehkan dalam ekonomi Islam (mustawa al-kifayah). Mustawa
kifayah adalah ukuran, batas maupun ruang gerak yang tersedia bagi
konsumen muslim untuk menjalankan aktifitas konsumsi. Di bawah
mustawa kifayah, seseorang akan terjerembab pada kebakhilan,
kekikiran, kelaparan hingga berujung pada kematian. Sedangkan di
31
atas mustawa al-kifayah seseorang akan terjerumus pada tingkat yang
berlebih-lebihan (mustawa israf, tabdzir dan taraf). Kedua tingkatan
ini dilarang di dalam Islam, sebagaimana nash Al-Qur'an:
ا ام و ك ق ل
ن ذ ي ان ب
ك وا و ر
ت ق م ي
ل وا و
رف س م ي
وا ل ق
ف
ن ا أ
ذ ين إ ذ
ال و
"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka
tidak berlebih-lebihan, dan tidak kikir, dan hendaklah (cara berbelanja
seperti itu) ada di tengah-tengah kalian".(QS Al-Furqan:67)
د ع ق ت ط ف س ب
ل ال
ا ك ه
ط س ب
ت
ل ك و ق ن ى ع
ل إ
ة
ول
لغ ك م د ل ي ع ج
ت
ل و
ا سور ح ا م ومل م
"Dan jangan kau jadikan tanganmu terbelenggu ke lehermu (kikir)
dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (terlalu pemurah).
Karena itu mengakibatkan kamu tercela dan menyesal". (QS Al-
Isra':29)
d. Memperhatikan prioritas konsumsi antara dharuriyat, hajiyat dan
takmiliyat. "Dharuriyat adalah komiditas yang mampu memenuhi
kebutuhan paling mendasar konsumen muslim, yaitu, menjaga
keberlangsungan agama (hifdz ad-din), jiwa (hifdz an-nafs), keturunan
(hifdz an-nasl), hak kepemilikan dan kekayaan (hifdz al-mal), serta
akal pikiran (hifdz al-aql). Sedangkan hajiyat adalah komoditas yang
dapat menghilangkan kesulitan dan juga relatif berbeda antar satu
orang dengan lainnya, seperti luasnya tempat tinggal, baiknya
kendaraan dan sebagainya. Sedangkan takmiliyat adalah komoditi
32
pelengkap yang dalam penggunaannya tidak boleh melebihi dua
prioritas konsumsi di atas.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1 (Penelitian Terdahulu)
NO Penelitian Metode Persamaan Hasil
1. Hubungan
Antara
Gaya Hidup
dan Kelas
Sosial
dengan
Perilaku
Konsumtif
pada
Remaja di
SMA
Trimurti
Surabaya.
Analisis
data yang
digunakan
adalah
korelasi
sederhana,
korelasi
ganda dan
regresi
ganda.
Variable
bebas
(gaya
hidup) dan
variable
terikat.
Hasil pengujian hipotesis
menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan
antara gaya hidup dan kelas
sosial dengan perilaku
konsumtif. Adanya daya tarik
bagi mahasiswa untuk membeli
barang tanpa pemikiran yang
rasional menjadi hasil
penelitian ini .
2. Hubungan
Gaya Hidup
Analisa
Regresi
Variabel
bebas
Adanya hubungan antara gaya
hidup dengan perilaku
33
dan
Konformita
s dengan
Perilaku
Konsumtif
pada
Remaja
(Siswa
Sekolah
Mengah
Atas Negeri
5
Semarang)
(Gaya
Hidup)
dan
Variabel
terikat
konsumtif. dimana, individu
dalam membeli suatu produk
mengacu pada gaya hidup yang
dianutnya. Prabawa (2002)
menjelaskan bahwa model
faktor-faktor yang
mempengaruhi pembelian yang
kaitannya langsung dengan
kepribadian diantaranya
konsep diri dan gaya hidup.
Perilaku konsumtif remaja
yang tinggi dapat menciptakan
situasi pada individu untuk
cenderung melakukan kegiatan
pembelian yang tiada batas.
3. Pengaruh
Gaya Hidup
Hedonis
terhadap
Perilaku
Konsumtif
pada
Pramugari
Analisis
regresi
linier
Variabel
gaya
hidup dan
Perilaku
Konsumtif
Gaya hidup hedonis
berpengaruh signifikan
terhadap perilaku konsumtif
pada Pramugari Maskapai
Penerbangan “X”. hal tersebut
terjadi karena adanya tuntutan
dari perusahaan penerbangan
untuk menjaga penampilan dan
34
Maskapai
Penerbanga
n “X”
berorientasi pada kesenangan
merupakan cara mereka untuk
melepas kelelahan setelah
berkerja.
2. Peran
Media
Sosial
Terhadap
Perilaku
Konsumtif
Kaum
Remaja di
Desa Tegal
Kertha,
Kecamatan
Denpasar
Barat, Kota
Denpasar.
Teknik
analisis
data
dilakukan
melalui
pereduksia
n data
yang
diperoleh
informan
dan
disajikan
sehingga
memudah
kan untuk
melalukan
penarikan
kesimpula
n.
Variable
bebas
(media
social) dan
variable
terikat
Peran media social
menggeserkan pola hidup
remaja itu seperti pergeseran
gaya hidup dan semakin
berkembangnya konsumsi
ruang yang terjadi di
masyarakat. Hal itu
diakibatkan dengan berbagai
factor yang berkembang di
kehidupan masyarakat.
Kebutuhan masyarakat modern
saat ini juga menjadikan
peranan penting dalam tatanan
pergeseran ini. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi
memberikan berbagai macam
kemudahan dan efisiensi waktu
dalam berkehidupan sehari-
hari.
35
(kualitatif)
3. Pengaruh
Literasi
Keuangan,
Konsep Diri
dan Budaya
terhadap
Perilaku
Konsumtif
Siswa
SMAN 1
Kota
Bajawa
Analisis
regresi
berganda
Variable
bebas dan
variable
terikat
Literasi keuangan secara
parsial berpengaruh negative
terhadap perilaku konsumtif,
berarti semakin siswa mengerti
literasi keuangan maka
semakin rendah perilaku
konsumtifnya. Indicator paling
rendah dari variable literasi
keuangan adalah pengetahuan.
Diharapkan sekolah dapat
mengajarkan kebiasaan-
kebiasaan yang produktif
dalam membelanjakan uangnya
sebagai upaya untuk
memperbaiki perilaku
konsumtif siswa.
4. Konsumsi
dalam
Perspektif
Ekonomi
Islam
(Regresi
Penulis
mengguna
kan
analisis
regresi
linier
Variable
bebas
(religiusita
s) dan
variable
terikat
Religiusitas memiliki pengaruh
signifikan terhadap
konsumerisme yaitu semakin
tinggi tingkat religiusitas maka
akan semakin rendah tingkat
konsumerisme mahasiswa. Hal
36
Religiusitas
terhadap
Konsumeris
me pada
Mahasiswa
UIN Syarif
Hidayatulla
h Jakarta)
sederhana (Perilaku
konsumtif)
ini menunjukan bahwa gejala
konsumerisme pada kalangan
mahasiswa tidak buruk namun
mendekati tinggi yang akan
menjadi tidak baik.
C. Keterkaitan Antar Variabel
Berikut Ini akan dijelaskan hubungan antar variabel-variabel independen
dengan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Gaya Hidup terhadap Perilaku Konsumtif
Gaya hidup adalah Perilaku seorang dalam mengekpresikan aktivitas,
minat dan opini dalam artian dapat dilihat dari kegiatan yang senang untuk
dilakukan, apa yang dipikirkan tentang dirinya dan sekitarnya serta
kepedulian akan hal tersebut. Perilaku konsumtif terjadi ketika gaya hidup
yang dianut seorang menjadi tidak ada batasan dan tidak rasional lagi.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hariyono (2015), Patricia
dan Sri Handayani (2014), serta Primadini dan Buduani (2014)
membuktikan bahwa gaya hidup berpengaruh terhadap perilaku konsumtif.
Hal tersebut sejalan dengan teori Hawkins (2007) menjelaskan gaya hidup
seorang mempengaruhi kebutuhan dan keinginan serta perilakunya
37
termasuk perilaku membeli. Selain itu, Hawkins (2007) juga mengatakan
bahwa gaya hidup sering sekali dijadikan pedoman dalam membeli
sesuatu. Kesimpulannya adalah gaya hidup sangat menentukan individu
dalam memiliki sikap berbelanja tertentu sesuai pola hidup yang dianut.
Adanya gengsi dan timbul kepercayaan diri dari generasi Y yang sedang
mengalami perkembangan baik kognisi, afeksi dan konasi sehingga
cenderung ingin tahu tentang hal-hal baru yang diamatinya sehingga
menjadikan mereka berperilaku konsumtif.
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan,
maka hipotesis pada penelitian ini adalah:
H1: Gaya Hidup Berpengaruh Positif Terhadap Perilaku
Konsumtif (Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2017)
2. Media Sosial terhadap Perilaku Konsumtif
Antony Mayfield (2008) dalam bukunya What Is Sosial Media
menyebutkan indicator dari sebuah media sosial, yaitu partisipasi,
keterbukaan, percakapan, komunitas dan saling terhubung. Media sosial
menjadi salah satu alat yang masuk dalam dunia Generasi Y dari pengaruh
globalisasi.
Penelitian terdahulu yang dilakukan Hidayat, T.B.W., Punia, I.N. &
Kebayantini, L.N.L. (2018) menunjukan bahwa Era globalisasi
menjadikan diri kita lengah dan hanyut terhadap berbagai perkembangan-
perkembangan yang begitu pesat setiap harinya. Perilaku konsumtif era
38
globalisasi sudah tidak memandang aspek sosial ekonomi saja, contohnya
adalah Generasi Y terkhusus mahasiswa cenderung memiliki perilaku
konsumtif yang mucul dari sekitar mereka, lewat media sosial. Media telah
menjadikan mereka menjadi sasaran empuk yang memberikan pengaruh
besar terhadap perubahan peradaban masyarakat, yaitu konsumerisme.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan, maka
hipotesis pada penelitian ini adalah:
H1: Media Sosial Berpengaruh Positif Terhadap Perilaku
Konsumtif (Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2017)
3. Literasi Keuangan terhadap Perilaku Konsumtif
Menurut Chen and Volpe (2002), literasi keuangan memiliki 4 aspek
utama, yaitu pengetahuan umum keuangan, tabungan, asuransi dan
investasi yang sesuai dengan pengelolaan keuangan pribadi. Seorang harus
memiliki pengetahuan dalam keempat hal tersebut agar terhidar dari
permasalahan keuangan, seperti terjerat utang karena berbelanja secara
berlebihan.
Penelitian terdahulu yang dilakukan Mawo, Thomas dan Sunarto
(2017) menunjukan bahwa literasi keuangan berpengaruh negatif terhadap
perilaku konsumtif. Peneliti juga menyarankan untuk memberi
pemahaman pendidikan keuangan kepada setiap anak agar mengelola uang
dengan baik dan efektif serta terhindar dari perilaku berbelanja atau
menghabiskan waktu secara tidak rasional terlebih untuk generasi Y yang
baru pertama kali memiliki penghasilan.
39
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan, maka
hipotesis pada penelitian ini adalah:
H1: Literasi Keuangan Berpengaruh Negatif Terhadap Perilaku
Konsumtif (Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2017)
4. Religiusitas terhadap Perilaku Konsumtif
Religiusitas menurut Japar dalam Hasibuan (2017) dimaknakan
sebagai kualitas penghayatan seseorang dalam beragama atau dalam
memeluk agama yang diyakininya, semakin dalam seseorang dalam
beragama makin religius dan sebaliknya semakin dangkal seseorang dalam
beragama akan makin kabur religiusitasnya. Adanya keyakinan terhadap
agama membentuk seorang dengan nilai dan norma yang ada sehingga
paham akan konsumsi sesuai takaran serta harus mempertimbangkan
manfaatnya, sehingga terhindar dari perilaku konsumtif.
Penelitian terdahulu yang dilakukan Yustini (2015) mengatakan
bahwa religiusitas berpengaruh negatif terhadap perilaku konsumtif.
penelitiannya menunjukan bahwa mahasiswa memiliki konsumerisme
yang sedang karena dibekali oleh keimanan sehingga memberikan
saringan moral pada mahasiswa dalam membelanjakan hartanya sekaligus
pemanfaatan pada pendapatan untuk hal-hal efektif.
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan,
maka hipotesis pada penelitian ini adalah:
40
H1: Religiusitas Berpengaruh Negatif Terhadap Perilaku
Konsumtif (Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2017).
D. Kerangka Berpikir
Dalam kerangka pemikiran, peneliti berusaha untuk menggambarkan
permasalahan yang peneliti ambil dalam penelitian. Adapun masalah penelitian
ini mengenai “Analisis Perilaku Konsumtif dan Faktor Pendorongnya (Studi
Kasus Mahasiswa Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2017)”.
Penelitian ini terdiri dari 5 variable, dimana variable X yaitu Gaya Hidup,
Media Sosial, Literasi Keuangan dan Religiusitas sebagai Variable bebas
(independent) sedangkan variable Y yaitu Perilaku Konsumtif sebagai variable
terikat (Dependent).
41
Gambar 2.2 (Kerangka Berpikir)
Analisis Perilaku Konsumtif dan Faktor
Pendorongnya
Hipotesis:
1. T-statistic
2. R2 Adjusted
Model Pengukuran
(Outer Model):
1. Convergent Validity
2. Discriminant
Validity
3. Reliability
Y
Perilaku Konsumtif
X4
Religiusitas
Keyakinan
Ketaatan
Penghayatan
Pelaksanaan
X3
Literasi Keuangan
Pengetahuan
Pinjaman &
tabungan
Asuransi
Investasi
X2
Media Sosial
Partisipasi
Keterbukaan
Percakapan
Komunitas
Saling
berhubungan
X1
Gaya Hidup
Kegiatan
Minat
Opini
Model Struktur (Inner
Model):
1. R2
2. Q2
Interpretasi dan Kesimpulan
42
E. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan suatu
hipotesis yang merupakan dugaan sementara dalam menguji suatu penelitian
yaitu :
1. Hubungan antara Gaya Hidup (X1) dan Perilaku Konsumtif (Y)
Ho: Tidak ada pengaruh antara variable Gaya Hidup terhadap perilaku
konsumtif dikalangan mahasiswa UIN Jakarta angkatan 2017.
H1: Ada pengaruh antara variable Gaya Hidup terhadap perilaku
konsumtif dikalangan mahasiswa UIN Jakarta angkatan 2017.
2. Hubungan antara Media Sosial (X2) dan Perilaku Konsumtif (Y)
Ho: Tidak ada pengaruh antara variable Media Sosial terhadap perilaku
konsumtif dikalangan mahasiswa UIN Jakarta angkatan 2017.
H1: Ada pengaruh antara variable Media terhadap perilaku konsumtif
dikalangan mahasiswa UIN Jakarta angkatan 2017.
3. Hubungan antara Literasi Keuangan (X3) dan Perilaku Konsumtif (Y)
Ho: Tidak ada pengaruh antara variable Literasi Keuangan terhadap
perilaku konsumtif dikalangan mahasiswa UIN Jakarta angkatan 2017.
H1: Ada pengaruh antara Literasi Keuangan terhadap perilaku konsumtif
dikalangan mahasiswa UIN Jakarta angkatan 2017.
4. Hubungan antara Religiusitas (X4) dan Perilaku Konsumtif (Y)
Ho: Tidak ada pengaruh signifikan antara variable Religiusitas terhadap
perilaku konsumtif dikalangan mahasiswa UIN Jakarta angkatan 2017.
H1: Ada pengaruh signifikan antara variable Religiusitas terhadap perilaku
konsumtif dikalangan mahasiswa UIN Jakarta angkatan 2017.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini menganalisis perilaku konsumtif dan faktor-
faktor pendukungnya pada Generasi Y dengan fokus pada gaya hidup, media
sosial, literasi keuangan dan religiusitas sebagai variabel laten eksogen,
sedangkan perilaku konsumtif sebagai variabel laten endogen. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena data
yang diperoleh akan diwujudkan dalam bentuk angka mulai dengan
pengumpulan data, penafsiran data serta dianalisis berdasarkan statistik.
Penelitian ini dilakukan kepada Mahasiswa UIN Syarif Hiduyatullah Jakarta
Angkatan 2017 dengan cara memberikan kuesioner secara online
menggunakan media google form.
B. Metode Penentuan Sampel
Menurut Sugiyono (2010) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan Tahun 2017.
Populasi terlalu luas atau banyak untuk dikumpulkan datanya sehingga
untuk menguji hipotesis, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari
populasi dalam pengumpulan data. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan
44
sugiyono (2009) bahwa sample adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Teknik yang dipakai untuk penyampelan probabilitas pada penelitian ini
adalah penyampelan acak sederhana (simple random sampling) yaitu tidak
adanya aturan tertentu untuk memilih bagi sejumlah sample dalam suatu
populasi. Penelitian ini memberi kesempatan yang sama bagi seluruh populasi
untuk terpilih menjadi sejumlah sample.
Penelitian ini memiliki populasi sebesar 5.349 orang yaitu seluruh
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2017 dan memperoleh
sample yang lebih banyak dibandingkan jumlah minimal sebesar 98 orang
sebagaimana dijelaskan pada paragraf selanjutnya.
Menurut Zainudin M. (1998) cara untuk memperoleh sampel minimal
dengan rumus di bawah ini :
n =
=
=
= 98 responden
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d= Tingkat signifikasi (0,1)
Untuk pemerataan dalam melakukan penelitian maka dilakukan
perimbangan dengan rumus sebagai berikut.
Perhitungan sampel setiap strata:
NS =
Keterangan:
NS : jumlah sampel pada strata
45
PS : Jumlah populasi tiap strata
∑ p : Jumlah populasi keseluruhan
1. Fakultas Adab dan Humaniora
NS =
=
= 10,79
2. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
NS =
=
= 11,23
3. Fakultas Dirasat Islamiyah
NS =
=
= 2,26
4. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
NS =
=
= 9,45
5. Fakultas Ilmu Kesehatan
NS =
=
= 5,69
6. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
NS =
=
= 4,65
7. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
NS =
=
= 19,16
8. Fakultas Kedokteran
NS =
=
= 1,28
9. Fakultas Psikologi
NS =
=
= 3,55
46
10. Fakultas Sains dan Teknologi
NS =
=
= 12,03
11. Fakultas Syariah dan Hukum
NS =
=
= 9,30
12. Fakultas Usuluddin
NS =
=
= 8,26
Jadi total keseluruhan sampel adalah minimal sebanyak 98 responden.
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan hasil yang
relevan dan dapat dipertanggung jawabkan dalam penelitian ini. Penelitian ini
menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan sekunder:
1. Data primer
Menurut Sugiyono (2008) data primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data. (Dalam Abdillah, W.
dan Jogiyanto) data primer adalah data yang belum pernah diolah oleh
pihak tertentu untuk kepentingan tertentu. Data primer menunjukan
keaslian informasi yang terkandung di dalam data tersebut namum tidak
menutup kemungkinan berkurangnya keaslian saat data telah diolah dan
disajikan oleh pihak sumber primer.
Data primer dalam penelitian ini yaitu data yang didapat secara
langsung oleh peneliti melalui kuesioner di lapangan, observasi dan
eksperimen terhadap Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (tidak
melalui media perantara).
47
Penelitian ini memperoleh informasi data dari responden dengan
melakukan penyebaran kuesioner. (Dalam Abdillah, W. dan Jogiyanto)
kuesioner adalah metode pengumpulan data primer menggunakan
sejumlah item pertanyaan atau pernyataan dengan format tertentu. Jenis
kuesioner yang peneliti gunakan adalah kuesioner tertutup (sudah tersedia
pilihan jawaban). Alasan memilih kuesioner tertutup adalah adanya
kemudahan bagi responden dalam memberikan jawaban, praktis, adanya
batasan biaya dan waktu.
2. Data sekunder
Menurut sugiyono (2009), data sekunder adalah sumber data yang
diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui
media lain yang bersumber dari literature, buku-buku, serta dokumen
perusahaan.
Data sekunder didapat oleh peneliti melalui sumber yang sudah diteliti
oleh pihak ketiga sebelumnya, sumber informasi tersebut didapat dari
buku, catatan, jurnal, pustaka, perpustakaan, media elektronik atau sumber
dari internet dan literature yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
D. Metode Analisis
Menurut Umi Narimawati (2010), metode analisis adalah proses mencari
dan menyusun secara sistematik data yang telah diproses dari hasil observasi
lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan
48
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.
Metode analisis pada penelitian ini menggunakan Partial Least Square
(PLS) dengan software SmartPLS versi 3.0. Menurut Wold dalam Ghozali
(2008, 4) Partial Least Square (PLS) merupakan metode analisis yang tidak
didasarkan pada banyak asumsi, seperti data tidak harus berdistribusi normal
multivariate (indikator dengan skala ordinal, kategori, interval sampai ratio
dapat digunakan pada model yang sama), sample tidak harus besar. PLS lebih
menitik beratkan pada data dan dengan prosedur estimasi yang terbatas karena
digunakan untuk mengonfirmasi teori, tetapi dapat juga digunakan untuk
menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara variabel laten.
Keunggulan PLS dibandingkan covariance based SEM (CBSEM) adalah
mampu menghindarkan dua masalah besar yang dihadapi oleh CBSEM yaitu
inadmissible solution dan factor indeterminacy (Fornell dan Bookstein, 1982).
Penelitian untuk tujuan prediksi, lebih cocok menggunakan pendekatan PLS
karena diasumsikan bahwa semua ukuran varian adalah varian yang berguna
untuk dijelaskan sehingga pendekatan estimasi variabel laten dianggap sebagai
kombinasi linier dari indikator dan menghindarkan masalah factor
indeterminacy (Ghozali, 2008).
PLS dikembangkan oleh Herman Wold sebagai suatu metode umum yang
menaksir model jalur diantara hubungan variabel laten yang secara tidak
langsung diukur oleh indikator. Metode estimasi bobot variabel laten dilakukan
dengan membangun inner model (model structural yang menghubungkan
antar-variabel) dan outer model (model pengukuran untuk menghasilkan yang
49
dispesifikasi). Residual varian pada variabel dependen akan diminimumkan
untuk menghasilkan skor prediksi yang optimum (R2).
Model spesifikasi PLS dalam analisis jalur terdiri atas tiga tipe hubungan,
yaitu inner model, outer model dan weight relation. Inner model menunjukan
spesifikasi kausal antar variabel laten (model structural). Outer model
menunjukan spesifikasi hubungan antara indikator atau parameter yang
diestimasi dengan variabel latennya (model pengukuran). Weight relation
menunjukan hubungan nilai varian antar indikator dengan variabel latennya
sehingga diasumsikan memiliki nilai mean sama dengan nol (0) dan varian
sama dengan satu (1) untuk menghilangkan konstanta dalam persamaan
kausalitas.
1. Outer Model
Outer model atau model pengukuran menggambarkan hubungan
antara blok indikator dengan variabel latennya. Model pengukuran dengan
indikator refleksif dievaluasi dengan convergent validity dan discriminant
validity dari indikatornya dan composite reability untuk blok indikator.
Sedangkan model pengukuran dengan indikator formatif dievaluasi dengan
substantive content-nya yaitu dengan membandingkan besarnya relative
weight dan melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut. (Chin1988
dalam Ghozali: 2008).
Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator
dinilai berdasarkan korelasi antara item score (variabel manifest) dengan
construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran dapat dikatakan
berkorelasi tinggi ketika nilai loading factor lebih dari 0.70 dengan
50
konstruk yang ingin diukur. Penelitian tahap awal dari pengembangan
mendapatkan ukuran toleransi yaitu nilai loading 0.50 sampai 0.60
dianggap cukup. Selanjutnya pengukuran nilai average variance extracted
(AVE) harus diatas 0.50 artinya bahwa 50% atau lebih varian dari
indikator dapat dijelaskan. (Chin1988 dalam Ghozali: 2008).
Uji reliabilitas juga dilakukan dalam model pengukuran suatu
konstruk. Menurut Yamin dan Kurniawan (2009) Reliabilitas dapat
diartikan kepercayaan, keterandalan atau konsistensi. Dalam PLS dengan
menggunakan software SmartPLS 3.0, untuk mengukur reliabilitas suatu
konstruk dengan Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability.
Penggunaan Cronbach’s Alpha untuk menguji reliabilitas konstruk
seringkali akan memberikan nilai yang lebih rendah sehingga disarankan
untuk menggunakan Composite Reliability dalam uji reliabilitas suatu
konstruk. Ukuran yang biasanya digunakan, yaitu nilai Composite
Reliability harus lebih besar dari 0.7 untuk penelitian yang bersifat
confirmatory dan nilai 0.6-0.7 masih dapat diterima untuk penelitian yang
bersifat exploratory (Ghozali: 2008).
Discriminant validity dari model pengukuran dengan refleksif
indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk.
Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada
ukuran konstruk lain, maka menjelaskan bahwa konstuk laten
memprediksi ukuran blok mereka lebih baik dibanding ukuran pada blok
lainnya.
51
Metode lain untuk membandingkan discriminant validity adalah
membandingkan nilai square root of average variance extracted (AVE)
setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya
dalam model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar
daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam
model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik.
(Fornell dan Larcker 1981 dalam Ghozali: 2008).
Uji validitas dan uji reliabilitas tidak diperlukan untuk model
pengukuran dengan indikator formatif. Untuk memperoleh signifikasinya
nilai weight harus melalui prosedur resampling (jackknifing atau
bootstrapping). Selain itu, uji multikolonieritas untuk indikator formatif
mutlak diperlukan dengan menghitung nilai Variace Inflation Factor (VIF)
dan lawannya Tolerance. Jika didapat nilai signifikasi weight T-statistik >
1.96 maka dapat disimpulkan bahwa indicator konstruk adalah valid.
Untuk nilai VIF direkomendasikan < 10 atau < 5 dan nilai Tolerance >
0.10 atau > 0.20. Nilai VIF diatas 10 mengindikasikan terdapat multikol.
(Ghozali: 2008).
2. Inner Model
Inner model atau model structural menggambarkan hubungan
kausalitas antar variabel laten yang dibangun berdasarkan substansi teori.
Inner model atau model structural dievaluasi dengan menggunakan R-
square (reabilitas indikator) untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-
square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari
koefisien parameter jalur struktural (koefisien jalur). Dalam menilai model
52
PLS perlu melihat R-square untuk setiap variabel endogen (dependen),
dimana intepretasinya sama dengan interpretasi pada regresi. Hasil R-
square sebesar 0.67, 0.33 dan 0.19 untuk variabel laten endogen
(dependen) dalam model structural mengindikasi bahwa model dikatakan
“baik”, “moderat” dan “lemah”.
Inner model atau model structural juga melihat Q-square predictive
relevance untuk model konstruk. Q-square mengukur seberapa baik nilai
observasi yang dihasilkan oleh model dan estimasi parameternya. Nilai Q-
square lebih dari nol (0) berarti model memiliki nilai observasi (predictive
relevance). Sedangkan nilai Q-square kurang dari nol (0) berarti model
kurang memiliki nilai observasi (predictive relevance). (Ghozali, 2008).
Setelah menghitung Q-square, langkah selanjutnya adalah mengukur
Goodness of Fit (GoF) yang memiliki fungsi untuk memvalidasi
perpaduan antara inner model dan outer model. Goodness of Fit dapat
dihitung dengan formula sebagai berikut:
Tabel 3.1 (Kriteria Penilaian PLS)
Kriteria Penjelasan
Evaluasi Model
Struktural (Inner
Model)
53
R-square untuk variabel
dependen (endogen)
Hasil R-square sebesar 0.67, 0.33 dan 0.19
untuk variabel laten endogen (dependen)
dalam model structural mengindikasi bahwa
model dikatakan “baik”, “moderat” dan
“lemah”.
Estimasi koefisien jalur Nilai estimasi harus signifikan, dapat
diperoleh dengan prosedur bootstrapping.
Q-square predictive
relevance
Nilai Q-square lebih dari nol (0) berarti
model memiliki nilai observasi (predictive
relevance). Begitu pula, sebaliknya.
Evaluasi Model
Pengukuran Refleksif
(Outer Model)
Loading factor Nilai loading faktor harus diatas 0.70,
ukuran toleransi dengan nilai loading 0.50
sampai 0.60 untuk tahap pengembangan.
Average Variance
Extracted (AVE)
Nilai average variance extracted (AVE)
harus diatas 0.50
Cronbach’s Alpha Nilai Cronbach’s Alpha harus diatas 0.70
Composite Reliability Nilai Composite Reliability harus diatas 0.7
(confirmatory) dan nilai 0.6-0.7
54
(exploratory)
Cross Loading Merupakan ukuran lain dari validitas
diskriminan. Diharapkan setiap blok
indikator memiliki loading lebih tinggi
untuk setiap variabel laten yang diukur
dibandingkan dengan indikator untuk
variabel laten lainnya
Evaluasi Model
Pengukuran Formatif
(Outer Model)
Signifikan nilai weight Nilai estimasi untuk model pengukuran
formatif harus signifikan. Dinilai dengan
prosedur bootstrapping
Multikolinieritas Variabel manifest (indikator) dalam blok
harus diuji apakah terdapat multikol. Nilai
Variance Inflation Factor (VIF) diatas 10
mengindikasi terdapat multikol.
(Sumber : Ghozali, 2008)
3. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
Penentuan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis pada
penelirian ini dengan melihat t-statistik dan R-square. Nilai t-statistik harus
55
lebih besar dibandingkan t-tabel, sesuai dengan jumlah sample digunakan
t-tabel sebesar 1.96 dengan tingkat signifikansi 0.05 (two tail).
E. Analisis Model Persamaan Struktural
Model persamaan structural yang dibangun dalam penelitian ini dari
perumusan masalah dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1 (Model Analisis Persamaan Struktural)
F. Operasionalisasi Penelitian
Pengertian operasional menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo
(2003) adalah penentuan contruct sehingga menjadi variabel yang dapat
diukur. Sedangkan variabel adalah contruct yang di ukur dengan berbagai
macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai
fenomena-fenomena.
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2013) adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
56
Peneliti membutuhkan adanya operasional variabel agar dapat
menentukan konsep variabel, indikator, skala dan variabel terkait. Operasional
variabel yang telah dirancang dapat membantu peneliti dalam menguji
hipotesis tentang variabel yang dipilih dengan bantuan statistic secara benar.
Variabel-variabel yang dibahas pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Variabel bebas (Independent)
Sugiono (2013) menyatakan bahwa variabel bebas adalah variabel
yang akan mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah Gaya Hidup (X1), Media
Sosial (X2), Literasi Keuangan (X3) dan Religiusitas (X4).
2. Variabel terikat (dependent)
Menurut Sugiono (2013) variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Perilaku Konsumtif (Y).
Tabel 3.2 (Operasional Variabel)
NO Variabel Item Indikator Skala
1. Gaya
Hidup
(X1)
GH_1 Sering menghabiskan waktu untuk
berbelanja di mall atau melihat
media sosial.
Likert
1-5
GH_2 Memakai produk bermerk yang
dapat mencerminkan status sosial
dan meningkatkan rasa percaya
57
diri.
GH_3 Suka mengikuti trend mode
fashion dan gadget terbaru.
GH_4 Membeli produk untuk menjaga
penampilan dan gengsi di mata
teman.
2. Media
Sosial
(X2)
MS_1 Aktif menggunakan media sosial
setiap hari.
Likert
1-5
MS_2 Merasa puas saat memposting
suatu yang membuat saya terlihat
gaul dan keren.
MS_3 Mengetahui akun online shop dari
teman lewat media sosial.
MS_4 Menggunakan media sosial untuk
berinteraksi dengan orang lain.
MS_5 Mengikuti akun untuk melihat
posting-an terbaru suatu produk.
MS_6 Tertarik melihat posting-an
mengenai produk atau tempat yang
sedang ramai di media social
3. Literasi
Keuang
an (X3)
LK_1 Mengalokasikan sebagian uang
untuk kebutuhan mendatang.
Likert
1-5
LK_2 Menyukai bacaan tentang
pengelolaan keuangan pribadi.
58
LK_3 Selalu membuat perencanaan
setiap ingin menggunakan uang.
LK_4 Dapat melihat peluang bisnis yang
ada disekitar.
LK_5 Takut terhadap utang dan kredit.
LK_6 Merasa perlu untuk memiliki
asuransi untuk melindungi diri.
4. Religius
itas
(X4)
R_1 Mengedepankan aspek kehalalan
dalam keputusan pembelian
produk.
Likert
1-5
R_2 Berusaha menjalankan ajaran
agama sebaik-baiknya (Tolong
menolong, Saling Memaafkan,
Bertanggung Jawab).
R_3 Yakin terhadap ajaran agama
(percaya kepada Allah, Rasul,
Malaikat, Kitab Suci, Qadha &
Qadhar, Hari Akhir).
R_4 Melakukan ibadah secara rutin
(Sholat fardu & sunnah, Puasa
bulan ramadhan & sunnah,
bersedekah, berlaku sopan,
menutup aurat, membaca Al-
Qur’an).
59
5. Perilaku
Konsum
tif (Y)
PK_1 Membeli produk apabila disertai
dengan potongan harga dan
pemberian hadiah tertentu.
Likert
1-5
PK_2 Memakai produk karena artis yang
memakai produk tersebut cantik
atau tampan.
PK_3 Membeli produk yang membuat
penampilan saya menjadi terlihat
keren dan fashionable.
PK_4 Merasa bangga ketika
menggunakan produk mahal.
PK_5 Memperhatikan aspek gaya atau
status sosial dalam memutuskan
pembelian produk.
PK_6 Menggunakan lebih dari satu
barang sejenis dengan merek
berbeda.
PK_7 Merasa percaya diri ketika
memakai barang dengan merek
mahal.
Penelitian ini menggunakan skala ordinal. Menurut Ridwan (2007), skala
ordinal adalah skala yang didasarkan pada ranking, diurutkan dari jenjang
yang lebih tinggi sampai jenjang yang terendah atau sebaliknya.
60
Variabel dalam penelitian ini diukur menggunakan instrumen pengukur
dalam bentuk kuesioner yang berisi pernyataan atau pertanyaan tipe skala
rating.
Skala ratting (Sugiyono, 2013) merupakan data mentah yang diperoleh
berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dalam skala
model ratting scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban
kualitatif yang telah disediakan, tapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif
yang telah disediakan. Oleh karena itu, ratting scale ini lebih fleksibel, tidak
terbatas pengukuran sikap tetapi juga bisa mengukur persepsi responden
terhadap fenomena.
Suharsimi Arikunto (2006) juga menyatakan tentang ratting scale
merupakan sebuah pernyataan diikuti oleh jawaban-jawaban yang
menunjukan tingkatan-tingkatan.
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ratting scale
(skala bertingkat) adalah alat pengumpul data hasil jawaban responden
terhadap kuesioner penelitian yang memiliki nilai bertingkat dengan
pendekatan skala likert. Ratting scale yang digunakan dalam kuesioner
dilakukan dengan pendekatan skala likert.
Menurutt sugiyono (2010), skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial.
Skala likert akan menggambarkan setiap masalah variabel yang diteliti
dengan menjabarkan dalam bentuk indikator variabel. Selanjutnya akan
menjadi tolak ukur dengan menyusun item-item instumen berupa pernyataan
61
atau pertanyaan.
Berdasarkan penjelasan diatas, skala yang digunakan dalam penelitian
ini adalah skala ordinal yang dapat dilihat pada jawaban responden dengan
memberikan nilai untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Selain itu,
skala likert digunakan dalam penelitian ini dengan memiliki 5 tingkatan,
dimana responden bebas untuk memilih jawaban dari tingkatan tersebut.
Tingkatan paling tidak baik (sangat tidak setuju) bernilai 1 sampai tingkat
paling baik (sangat setuju) bernilai 5 atau sebaliknya.
Tabel 3.3 (Penilaian Skala Likert, Sugiono (2010))
No. Keterangan Skor positif Skor negative
1. Sangat setuju 5 1
2. Setuju 4 2
3. Ragu-ragu 3 3
4. Tidak setuju 2 4
5. Sangat tidak setuju 1 5
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah merupakan universitas negeri yang terletak di
kecamatan Ciputat Timur, kota Tangerang Selatan, provinsi banten. Sejak
berdirinya ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama) pada tahun 1957, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini telah berusia 61 tahun.
Selama kurun waktu tersebut, lembaga pendidikan ini telah menjalankan
mandatnya sebagai institusi pembelajaran dan transmisi ilmu pengetahuan,
sebagai institusi riset yang mendukung proses pengembangan ilmu dan
pembangunan bangsa, dan sebagai institusi pengabdian masyarakat yang terus
mendorong program-program peningkatan kesejahteraan sosial.
Saat ini, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki 11 fakultas, yaitu
fakultas adab dan humaniora, fakultas dakwah dan ilmu komunikasi, fakultas
dirasat islamiyah, fakultas ekonomi dan bisnis, fakultas kedokteran dan ilmu
kesehatan, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, fakultas ilmu tarbiyah dan
keguruan, fakultas psikologi, fakultas sains dan teknologi, fakultas syariah dan
hukum, terakhir adalah fakultas usuluddin.
Sampai tahun akademik 2014/2015, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah
menghasilkan lulusan lebih dari 51.000 orang, terdiri atas Sarjana Strata 1,
Magister (S2), dan Doktor (S3), termasuk Sarjana Muda, Diploma Tiga dan
Diploma Dua. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus berupaya menyiapkan
peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau
63
menciptakan ilmu pengetahuan keagamaan dan ilmu ilmu terkait lainnya dalam
arti yang seluas-luasnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2017 sebesar 5.349 mahasiswa. Sampel
mahasiswa yang berhasil diperoleh sebanyak 132 mahasiswa.
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini merupakan bagian
dari kelompok Generasi Y (Generasi Milenial). Hasil Penelitian ini akan
menjadi cerminan bagaimana generasi Y berperilaku dalam mengonsumsi
produk-produk karena telah terjadi perubahan dari segi gaya hidup,
penggunaan media sosial, pemahaman pengelolaan keuangan dan religiusitas
dibandingkan generasi sebelumnya. Saat ini telah ditemukan ciri-ciri dari
generasi Y, yaitu karakteristik dari masing-masing individu berbeda dan
memiliki keunikan tersendiri, sikapnya tergantung dimana mereka dibesarkan,
memiliki pola komunikasi yang lebih terbuka dibanding generasi sebelumnya
dan menjadi pemakai media sosial yang fanatik dan kehidupannya dipengaruhi
oleh adanya perkembangan teknologi, memiliki pemikiran yang lebih terbuka
dalam pandangan politik dan ekonomi, berani mengutarakan pendapat dan
memiliki perhatian lebih terhadap kekayaan.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden perlu untuk disajikan guna menggambarkan
kondisi responden yang memberikan jawaban berupa data untuk penelitian
ini sehingga dapat memberikan informasi tambahan untuk memahami hasil
64
penelitian. Untuk gambaran mengenai karakteristik responden sebagai
berikut:
a. Karakteristik responden berdasarkan usia
Sumber: data primer diolah (2018)
Gambar 4.1 (Usia Responden)
Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukan responden yang memiliki usia
17 tahun sebesar 2%, persentase responden yang memiliki usia 18 tahun
sebesar 33%, persentase responden yang memiliki usia 19 tahun sebesar
51% dan jumlah responden yang memiliki usia 20 tahun sebesar 14%.
Sehingga sebagian besar responden memiliki usia 19 tahun dengan
persentase 51%.
b. Karakteristik responden berdasarkan gender
Gambar 4.2 (Gender Responden)
Sumber: data primer diolah (2018)
17 tahun 2%
18 tahun 33%
19 tahun 51%
20 tahun 14%
perempuan
70%
laki-laki 30%
65
Berdasarkan Gambar 4.2 menunjukan dari 132 responden yang berada
di Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, sebesar 30% memiliki gender
laki-laki dan sebesar 70% yang memiliki gender perempuan. Sehingga
mayoritas responden yang diteliti memiliki gender perempuan dengan
persentase sebesar 70%.
c. Karakteristik responden berdasarkan asal fakultas
Gambar 4.3 (Asal Fakultas Responden)
(Sumber: data primer diolah (2018))
7% 4%
8%
8%
4%
5%
11% 14% 3%
27%
9%
Fakultas Sains dan Teknologi
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Fakultas Psikologi
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Fakultas Adab dan Humaniora
Fakultas Ushuluddin
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Fakultas Dirasat Islamiyah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan
66
Berdasarkan Gambar 4.3, menunjukan asal fakultas responden yang
diteliti. Responden yang berasal dari fakultas sains dan teknologi sebesar
7%, fakultas dakwah dan ilmu komunikasi sebesar 4%, fakultas psikologi
sebesar 8%, fakultas syariah dan hukum sebesar 8%, fakultas adab dan
humaniora sebesar 4%, fakultas usuluddin sebesar 5%, fakultas ilmu sosial
dan ilmu politik sebesar 11%, fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan sebesar
14%, fakultas dirasat islamiyah sebesar 3%, fakultas ekonomi dan bisnis
sebesar 27%, dan terakhir fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan sebesar
9%. Sehingga asal fakultas yang memiliki responden paling besar adalah
fakultas ekonomi dan bisnis.
d. Karakteristik responden berdasarkan jatah uang bulanan
Gambar 4.4 (Jatah Uang Bulanan Responden)
(Sumber: data primer diolah (2018))
Gambar 4.4 menunjukan dari 132 responden yang berada di
Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, sebesar 52% responden memiliki
jatah uang bulanan dibawah Rp 1.000.000, lalu persentase responden yang
memiliki jatah uang bulanan Rp 1.000.000 sampai Rp 2.000.000 sebesar
43% dan persentase responden yang memiliki jatah uang bulanan diatas
Rp 2.000.000 sebesar 5%. Sehingga mayoritas responden yang diteliti
dibawah Rp 1.000.000
Rp 1.000.000 sampai Rp 2.000.000
diatas Rp 2.000.000
67
memiliki jatah uang bulanan dibawah Rp 1.000.000 dengan persentase
sebesar 52%.
2. Uji Partial Least Square (PLS)
Penelitian ini menggunakan model Stuctural Equation Modelling
(SEM) berbasis varian (Partial Least Square), dimana SEM-PLS ini
bertujuan untuk menguji hubungn prediktif antar konstruk dengan melihat
apakah ada hubungan atau pengaruh antar konstruk yang tertulis pada
bagian hipotesis penelitian. Software yang digunakan dalam penelitian ini
adalah SmartPLS versi 3.0.
Gambar 4.5 (Hasil SmartPLS 3.0)
(Sumber: diolah oleh SmartPLS (2018))
Pada gambar 4.5 menunjukan hasil penelitian dari masing-masing
variabel yang memiliki indikator, yaitu gaya hidup (3 indikator), media
sosial (5 indikator), literasi keuangan (4 indikator), religiusitas (4
indikator) dan perilaku konsumtif (8 indikator). Indikator tersebut berupa
pernyataan dalam kuesioner yang dapat menggambarkan setiap
68
variabelnya. Arah panah antara indikator dengan konstruk laten adalah
menuju konstuk yang menunjukan bahwa penelitian menggunakan
indikator formatif yang bersifat mendefinisikan karakteristik atau
menjelaskan konstruk.
3. Hasil Uji Pengukuran Model (Outer Model)
Terdapat kriteria di dalam penggunaan teknik analisis data dengan
SmartPLS untuk menilai outer model yaitu Convergent Validity,
Discriminant Validity, dan Reliability.
a. Hasil Convergent Validity
Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator
dinilai berdasarkan korelasi antara item score (variabel manifest) dengan
construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran dapat dikatakan
berkorelasi tinggi ketika nilai loading factor lebih dari 0.70 dengan
konstruk yang ingin diukur. Penelitian tahap awal dari pengembangan
mendapatkan ukuran toleransi yaitu nilai loading 0.50 sampai 0.60
dianggap cukup. hasil output dari convergent validity dapat dilihat di
bawah ini.
Tabel 4.1 (Hasil Outer Loading)
GH_1 X1 Gaya Hidup 0.651
GH_2 X1 Gaya Hidup 0.618
GH_3 X1 Gaya Hidup 0.885
GH_4 X1 Gaya Hidup 0.768
MS_1 X2 Media Sosial 0.795
MS_2 X2 Media Sosial 0.690
MS_3 X2 Media Sosial 0.713
MS_4 X2 Media Sosial 0.631
69
MS_5 X2 Media Sosial 0.786
MS_6 X2 Media Sosial 0.812
LK_1 X3 Literasi Keuangan 0.698
LK_2 X3 Literasi Keuangan 0.756
LK_3 X3 Literasi Keuangan 0.753
LK_4 X3 Literasi Keuangan 0.690
LK_5 X3 Literasi Keuangan 0.689
LK_6 X3 Literasi Keuangan 0.735
R_1 X4 Religiusitas 0.880
R_2 X4 Religiusitas 0.808
R_3 X4 Religiusitas 0.920
R_4 X4 Religiusitas 0.754
PK_1 Y Perilaku Konsumtif 0.673
PK_2 Y Perilaku Konsumtif 0.700
PK_3 Y Perilaku Konsumtif 0.796
PK_4 Y Perilaku Konsumtif 0.790
PK_5 Y Perilaku Konsumtif 0.810
PK_6 Y Perilaku Konsumtif 0.617
PK_7 Y Perilaku Konsumtif 0.586
(Sumber : Data diolah oleh SmartPLS)
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai loading factor dalam setiap
konstruk lebih dari nilai loading factor yang disarankan, yakni > 0.50.
indikator dianggap valid apabila memperlihatkkan seluruh outer loading
dimensi variabel memiliki nilai outer loading > 0.50. (Chic dalam Ghozali,
2008).
Nilai indikator yang paling rendah ada pada indikator PK_7 dengan nilai
sebesar 0.586 dan indikator yang memilikin nilai tertinggi R_3 sebesar
0.920, maka indikator dalam penelitian ini dinyatakan valid atau memenuhi
uji convergent validity.
b. Hasil Discriminant Validity
Discriminant validity dilakukan untuk memastikan bahwa setiap
konsep dari masing-masing variabel laten berbeda dengan variabel
70
lainnya. Model mempunyai Discriminant validity yang baik jika setiap
nilai loading yang paling besar dengan nilai loading yang lain terhadap
variabel laten lainnya. Hasil uji discriminant validity dengan output
sebagai berikut :
Tabel 4.2 (Hasil Discriminant Validity)
X1 Gaya
Hidup
X2 Media
Sosial
X3 Literasi
Keuangan
X4
Religiusitas
Y Perilaku
Keuangan
GY_1 0.651 0.476 -0.207 0.066 0.376
GY_2 0.618 0.161 -0.058 -0.172 0.286
GY_3 0.885 0.546 -0.307 -0.068 0.556
GY_4 0.768 0.311 -0.162 0.032 0.362
MS_1 0.458 0.795 -0.542 0.171 0.536
MS_2 0.455 0.690 -0.373 -0.008 0.526
MS_3 0.311 0.713 -0.430 0.085 0.479
MS_4 0.271 0.631 -0.652 0.284 0.320
MS_5 0.417 0.786 -0.507 -0.103 0.541
MS_6 0.436 0.812 -0.558 0.057 0.601
LK_1 -0.058 -0.442 0.698 -0.303 -0.223
LK_2 -0.153 -0.439 0.756 -0.209 -0.372
LK_3 -0.101 -0.373 0.753 -0.346 -0.219
LK_4 -0.172 -0.399 0.690 -0.216 -0.280
LK_5 -0.106 -0.478 0.689 -0.287 -0.303
LK_6 -0.389 -0.637 0.735 -0.239 -0.529
71
R_1 0.011 0.047 -0.307 0.880 -0.103
R_2 -0.024 0.158 -0.375 0.808 -0.066
R_3 -0.057 0.050 -0.272 0.920 -0.159
R_4 -0.106 0.129 -0.362 0.754 -0.039
PK_1 0.344 0.668 -0.653 0.083 0.673
PK_2 0.272 0.431 -0.204 -0.198 0.700
PK_3 0.458 0.604 -0.408 0.009 0.796
PK_4 0.495 0.465 -0.252 -0.159 0.790
PK_5 0.357 0.463 -0.328 -0.153 0.810
PK_6 0.446 0.421 -0.300 -0.180 0.617
PK_7 0.398 0.284 -0.181 -0.137 0.586
(Sumber : Data diolah oleh SmartPLS)
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa semua nilai loading factor untuk
setiap indikator dari masing-masing variabel laten memiliki nilai loading
factor yang paling besar dibanding nilai loading jika dihubungkan dengan
variabel laten lain. Hal ini berarti bahwa setiap laten memiliki discriminant
validity yang baik. Dengan demikian, setiap indikator memprediksi pada
blok konstruk mereka sendiri dibandingkan dengan indikator memprediksi
pada blok konstruk yang lain.
Kemudian akan dilakukan metode lain dalam melihat discriminant
validity adalah dengan melihat nilai square root of average extracted
(AVE). Nilai AVE yang disarankan agar dapat dikatakan memenuhi syarat
72
uji discriminant validity adalah lebih dari 0.5. Dengan output sebagai
berikut :
Tabel 4.3 (Hasil Average Variance Extracted (AVE))
AVE
Gaya Hidup 0.545
Media Sosial 0.549
Literasi Keuangan 0.519
Religiusitas 0.711
Perilaku Konsumtif 0.511
(Sumber : Data diolah oleh SmartPLS)
Dari table 4.3 diatas dapat diketahui bahwa nilai AVE dari setiap
konstruk lebih dari 0.5 yakni gaya hidup memiliki nilai 0.545, media sosial
memiliki nilai 0.549, literasi keuangan memiliki nilai 0.519, religiusitas
memiliki nilai 0.711, serta perilaku konsumtif memiliki nilai 0.511.
Demikian dapat dinyatakan bahwa konstruk ini memenuhi uji discriminant
validity.
c. Hasil Reliability
Uji reliabilitas pada penelitian ini dilihat dari nilai cronbach’s Alpha
dan nilai composite reliability. Agar dapat dinyatakan memenuhi uji
reliabilitas nilai composite reliability yang disarankan harus lebih dari
0.60 sampai 0.70 untuk pengembangan penelitian dan nilai cronbach’s
Alpha lebih dari 0.70. Hasil output dari uji reliabilitas sebagai berikut:
73
Tabel 4.4 (Hasil cronbach’s Alpha dan Composite Reability)
cronbach’s Alpha Composite Reliability
Gaya Hidup 0.718 0.824
Media Sosial 0.835 0.879
Literasi Keuangan 0.822 0.866
Religiusitas 0.877 0.907
Perilaku Konsumtif 0.838 0.878
(Sumber : Data diolah oleh SmartPLS)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai cronbach’s Alpha dari
setiap konstruk sangat baik yakni diatas 0.70 dengan Gaya Hidup sebesar
0.718, Media Sosial 0.835, Literasi Keuangan 0.822, Religiusitas 0.877,
dan Perilaku Konsumtif sebesar 0.838, sehingga dapat disimpulkan bahwa
semua indikator konstruk adalah reliabel atau memenuhi uji reliabilitas .
Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa nilai composite reliability
dari setiap konstruk sangat baik yakni diatas 0.70 dengan Gaya Hidup
sebesar 0.824, Media Sosial 0.879, Literasi Keuangan 0.866, Religiusitas
0.907, dan Perilaku Konsumtif sebesar 0.878, Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa semua indikator konstruk adalah reliabel atau
memenuhi uji reliabilitas.
Dapat dilihat juga bahwa nilai composite reliability lebih tinggi untuk
semua konstruk dibandingkan dengan nilai cronbach’s alpha. Hal ini juga
memperkuat penelitian bahwa konstruk dalam penelitian ini memenuhi uji
reliabilitas.
74
4. Hasil Uji Model Struktural (Inner Outer)
Inner model atau model structural dievaluasi dengan menggunakan R-
square (reabilitas indikator) untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-
square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari
koefisien parameter jalur struktural (koefisien jalur).
Gambar 4.6 (Model Struktural Hasil Bootstrapping)
(Sumber : Data diolah oleh SmartPLS (2018))
a. Hasil R-square (R2)
Nilai R-square digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan
variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R-
square berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang
diajukan.
75
Tabel 4.5 (Nilai R-square)
(Sumber : Data diolah oleh SmartPLS)
Pada penelitian ini menggunakan satu variabel dependen yang
dipengaruhi oleh variabel dependen lainnya, yaitu variabel gaya hidup,
media sosial, literasi keuangan dan religiusitas. Pada tabel 4.5 menunjukan
nilai R-square untuk variabel perilaku konsumtif diperoleh sebesar 0.562.
Hasil ini menunjukan bahwa variabel gaya hidup, media sosial, literasi
keuangan dan religiusitas secara simultan mampu menjelaskan variabel
perilaku konsumtif sebesar 56.2%, sisanya 43,8% diterangkan oleh
variabel lainnya yang tidak dihipotesiskan dalam model.
b. Goodness of Fit (Gof)
Goodness of Fit berguna untuk memvalidasi mode secara keseluruhan
maka dapat dilihat dari goodness of fit (Gof) absolute. Nilai Gof ini
terbentang antara 1-0 dengan interpretasi nilainya adalah 0.1 (Gof kecil),
0.25 (Gof moderat), dan 0.36 (Gof besar) (Yamin, 2011).
Yang mana rumus untuk Gof absolute adalah :
R-Square (R
2)
Perilaku Konsumtif 0.562
76
Tabel 4.6 (Nilai Rata-Rata Communalities)
Original sampel
(O)
KUADRAT
GH_1 X1 Gaya Hidup 0.651 0.423
GH_2 X1 Gaya Hidup 0.618 0.381
GH_3 X1 Gaya Hidup 0.885 0.783
GH_4 X1 Gaya Hidup 0.768 0.589
MS_1 X2 Media Sosial 0.795 0.632
MS_2 X2 Media Sosial 0.690 0.476
MS_3 X2 Media Sosial 0.713 0.508
MS_4 X2 Media Sosial 0.631 0.375
MS_5 X2 Media Sosial 0.786 0.617
MS_6 X2 Media Sosial 0.812 0.659
LK_1 X3 Literasi Keuangan 0.698 0.487
LK_2 X3 Literasi Keuangan 0.756 0.571
LK_3 X3 Literasi Keuangan 0.753 0.567
LK_4 X3 Literasi Keuangan 0.690 0.476
LK_5 X3 Literasi Keuangan 0.689 0.474
LK_6 X3 Literasi Keuangan 0.735 0.540
R_1 X4 Religiusitas 0.880 0.774
R_2 X4 Religiusitas 0.808 0.652
R_3 X4 Religiusitas 0.920 0.846
R_4 X4 Religiusitas 0.754 0.568
PK_1 Y Perilaku Konsumtif 0.673 0.452
77
PK_2 Y Perilaku Konsumtif 0.700 0.490
PK_3 Y Perilaku Konsumtif 0.796 0.633
PK_4 Y Perilaku Konsumtif 0.790 0.624
PK_5 Y Perilaku Konsumtif 0.810 0.656
PK_6 Y Perilaku Konsumtif 0.617 0.380
PK_7 Y Perilaku Konsumtif 0.586 0.343
TOTAL 14.976
RATA-RATA 0.554
Nilai com bergaris atas adalah rata-rata communalities, nilai
communalities didapatkan dari nilai loading faktor yang dikuadratkan.
Nilai R2 bergaris atas adalah rata-rata nilai R
2. Berdasarkan perhitungan,
didapatkan nilai rata-rata communalities sebesar 0.554; sedangkan nilai
rata-rata R2 adalah 0.562; sehingga
= 0.557 (Gof Besar)
c. Hasil Q-square
Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh
model dan juga estimasi parameternya. Suatu model dianggap mempunyai
nilai predictive relevance yang relevan jika nilai Q-square lebih besar dari
0 (nol). Besaran Q-square memiliki nilai dengan rentang 0 < Q2
< 1, model
semakin baik jika nilai Q-square mendekati 1. Nilai Q-square diperoleh
dari:
Q2
= 1 – (1 – R12)
= 1 – (1 – 0.562) = 1 – (0.438) = 0.562
78
Hasil perhitungan Q-Square pada penelitian ini 0.562 yang berarti
bahwa 56.2% variabel independen layak untuk menjelaskan variabel
dependen yaitu perilaku konsumtif.
5. Hasil Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian hipotesis dengan melihat
hasil uji T dan nilai R-square (R2). Kriteria penerimaan dan penolakan
hipotesis yang digunakan dalam penelitian menggunakan uji T dan melihat
besaran nilai R-square Adjusted (R2).
a. Uji T-statistik
Hipotesis dalam penelitian dapat diterima jika nilai t hitung (t-
statistik) lebih dari t table pada tingkat kesalahan 1.96. berikut ini
merupakan nilai dari t hitung (t-statistik) berdasarkan path coefficient yang
dihasilkan dari analisis:
Tabel 4.7 (Hasil Uji T)
Original
sampel
T-
statistik
P-
values
Gaya Hidup Perilaku Konsumtif 0.259 3.496 0.001
Media Sosial Perilaku Konsumtif 0.422 4.199 0.000
Literasi Keuangan Perilaku
Konsumtif
-0.222 2.295 0.022
Religiusitas Perilaku Konsumtif -0.236 2.330 0.020
(Sumber : Data diolah oleh SmartPLS)
79
Pengujian hipotesis pertama H1 yang menyatakan ada pengaruh
positif antara gaya hidup terhadap perilaku konsumtif. Dapat dilihat dalam
table 4.6 bahwa t-statistik gaya hidup sebesar 3.496 dan p value untuk
gaya hidup sebesar 0.001, keduanya telah lebih dari pada tingkat t tabelnya
yaitu 1.96 dan telah memenuhi nilai signifikan dibawah 5% atau 0.05.
Dengan hasil terserbut, maka hipotesis pertama pada penelitian ini H1
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya hidup memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap perilaku konsumtif.
Pengujian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa H1 ada pengaruh
positif antara media sosial terhadap perilaku konsumtif. Dari nilai
koefisien path media sosial pada tabel 4.6 didapatkan sebesar t-statistik
4.199 dengan p value 0.000. Demikian hipotesis kedua pada penelitian ini
H1 diterima karena nilai t-statistik media sosial lebih besar dari t-tabel dan
nilai p value juga lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05, artinya pada
penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa angkatan 2017
menjadikan media sosial memiliki pengaruh dalam berperilaku konsumtif.
Untuk pengujian hipotesis ketiga H1 yang menyatakan ada pengaruh
negatif antara literasi keuangan terhadap perilaku konsumtif. Dapat dilihat
dalam table 4.6 bahwa t-statistik literasi keuangan sebesar 2.295 dan p
value untuk literasi keuangan sebesar 0.022, keduanya telah lebih dari
pada tingkat t tabelnya yaitu 1.96 dan telah memenuhi nilai signifikan
dibawah 5% atau 0.05.
80
Dengan hasil terserbut, maka hipotesis ketiga pada penelitian ini H1
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa literasi keuangan memiliki
pengaruh negatif signifikan terhadap perilaku konsumtif.
Pengujian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa H1 ada
pengaruh negatif antara religiusitas terhadap perilaku konsumtif. Dari nilai
koefisien path religiusitas pada tabel 4.6 didapatkan sebesar t-statistik
2.330 dengan p value 0.020. Demikian hipotesis keempat pada penelitian
ini H1 diterima karena nilai t-statistik religiusitas lebih besar dari t-tabel
dan nilai p value juga lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa religiusitas memiliki pengaruh negatif signifikan
terhadap perilaku konsumtif..
b. Uji R-Square Adjusted (R2)
Uji hipotesis selanjutnya dilakukan dengan melihat besaran nilai R-
Square Adjusted (R2). Menurut Ghozali (2008) menyatakan bahwa apabila
nilai R-Square Adjusted (R2) sebesar 0.67, 0.33 dan 0.19 untuk variabel
laten endogen (dependen) dalam model structural mengindikasi bahwa
model dikatakan “baik”, “moderat” dan “lemah”.
Tabel 4.8 (Hasil R-Square Adjusted (R2))
R-Square Adjusted (R
2)
Perilaku Konsumtif 0.562
(Sumber : Data diolah oleh SmartPLS)
Tabel diatas menunjukan nilai R-Square Adjusted (R2) pada penelitian
ini adalah 0.562 yakni lebih besar dari 0.33, hal ini menunjukan bahwa
81
model dalam penelitian ini moderat. Nilai R-Square Adjusted (R2)
variabel perilaku konsumtif sebesar 0.562 yang artinya variabel gaya
hidup, media sosial, literasi keuangan, religiusitas mampu menjelaskan
pengaruhnya terhadap variabel perilaku konsumtif sebesar 56,2%
sedangkan 43,7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang diteliti.
C. Pembahasan
Setelah melewati proses pengujian model, berikut ini akan dibahas analisis
sesuai hipotesis yang telah dirumuskan pad bagian sebelumnya.
1. Pengaruh Gaya Hidup terhadap Perilaku Konsumtif
Berdasarkan Tabel 4.6 hasil uji T, dapat dilihat bahwa Gaya Hidup
berpengaruh positif terhadap Perilaku Konsumtif pada mahasiswa UIN
Jakarta Angkatan 2017. Dengan nilai t-statistik sebesar 3.496 dan p value
sebesar 0.001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa H0 ditolak
yaitu adanya pengaruh positif Gaya hidup terhadap perilaku konsumtif
pada mahasiswa UIN Jakarta Angkatan 2017.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
krisdiantoro, D., Susanto, dan Maryati T. (2016) juga menunjukan bahwa
Gaya Hidup berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumtif, hal ini
menunjukan bahwa semakin tinggi gaya hidup seorang, maka semakin
tinggi pula perilaku konsumtif nya. Kesimpulan yang dapat diambil dari
hasil penelitian ini adalah bahwa kebiasaan gaya hidup dikalangan
generasi Y telah mengalami perubahan dalam waktu yang relatif singkat
dan cenderung berlebihan (mewah) seiring berkembangnya teknologi
82
informasi seperti transaksi penjualan berbagai kebutuhan fashion maupun
gadget melaui media internet dan munculnya pusat perbelanjaan dan
hiburan (Mall dan Bioskop). Generasi Y lebih memfokuskan pada
konsumsi barang prestise, dimana hukum permintaan dan penawaran tidak
berlaku karena gaya hidup yang tinggi menuntut pembelian yang implusif
serta mahal guna meningkatkan percaya diri dan gengsi. Selain itu, para
produsen produk saat ini melihat peluang dari gaya hidup generasi Y yang
cenderung sering melakukan transaksi sehingga mereka berani dalam
memproduksi dalam jumlah banyak. Perubahan perilaku konsummtif
tentang gaya hidup yang telah terlanjur dirasakan dapat diimbangi dengan
adanya gaya hidup produktif dengan mencoba menjadi produsen yang
memenuhi pola konsumsi dari generasi Y itu sendiri, adanya perubahan
paradigma dapat menciptakan ide-ide kreatif dalam berbisnis.
2. Pengaruh Media Sosial terhadap Perilaku Konsumtif
Berdasarkan Tabel 4.6 hasil uji T, dapat dilihat bahwa Media Sosial
berpengaruh positif terhadap Perilaku Konsumtif pada Mahasiswa UIN
Jakarta Angkatan 2017. Dengan nilai t-statistik sebesar 4.199 dan p value
sebesar 0.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa H0 ditolak
yaitu adanya pengaruh positif Media Sosial terhadap Perilaku Konsumtif
pada Mahasiswa UIN Jakarta Angkatan 2017.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hidayat, Punia dan Kebayantini (2018) juga menunjukan bahwa Media
Sosial berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Konsumtif, hal ini
menunjukan bahwa semakin tinggi penggunaan Media Sosial maka
83
semakin tinggi pula perilaku konsumtif nya. Kesimpulan yang dapat
diambil dari hasil penelitian ini adalah bahwa media sosial dapat
menimbulkan kepuasan tersendiri di kalangan generasi Y terkhusus
mahasiswa dengan mendatangi suatu tempat yang muncul di media sosial
dan sekedar bersantai menghabiskan kuota internet untuk memamerkan
kehidupan di dunia maya. Selain itu, media sosial menjadi jembatan antara
generasi Y dan pihak produsen dalam menyampaikan keinginannya
(mengekspresikan diri) sehingga generasi Y akan dimanjakan dengan
adanya produksi barang-barang yang memenuhi selera serta meningkatkan
rasa percaya diri mereka. Generasi Y dapat berperan aktif sebagai
produsen dan reseller dengan mengoptimalkan penggunaan media sosial
secara produktif karena kemudahan teknologi yang dikuasai generasi
milenial. Penggunaan media sosial sebagai tempat pemasaran dapat
menarik pelanggan dengan adanya fasilitas yang tersedia, daya saing yang
tinggi serta kemudahan mengakses, berinteraksi dan popularitas dari media
sosial yang digunakan.
3. Pengaruh Literasi Keuangan terhadap Perilaku Konsumtif
Berdasarkan Tabel 4.6 hasil uji T, dapat dilihat bahwa Literasi
Keuangan berpengaruh negatif terhadap Perilaku Konsumtif pada
mahasiswa UIN Jakarta Angkatan 2017. Dengan nilai t-statistik sebesar -
2.295 dan p value sebesar 0.022. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipotesa H0 ditolak yaitu adanya pengaruh Literasi Keuangan terhadap
perilaku konsumtif pada mahasiswa UIN Jakarta Angkatan 2017.
84
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mawo, Thomas dan Sunarto (2017) juga menunjukan bahwa Literasi
Keuangan secara parsial berpengaruh negatif terhadap perilaku konsumtif
pada siswa SMAN 1 Kota Bajawa. Besar pengaruh literasi keuangan
terhadap perilaku konsumtif adalah 1.77%. Kesimpulan yang dapat
diambil dari hasil penelitian ini adalah bahwa seorang harus dapat
mengerti tentang literasi keuangan agar timbul kepekaan dalam berbagai
situasi keuangan, seperti peka terhadap peluang bisnis serta paham bahwa
tabungan dan asuransi penting untuk persiapan dimasa depan yang lebih
sejahtera. Selain itu, generasi milenial harus paham bahwa investasi lebih
baik ketika inflasi tinggi dibandingkan menggunakan tabungan yang akan
ikut tergerus inflasi, sedangkan investasi akan menciptakan nilai tambah.
Berbeda dengan seorang yang pemahaman literasi keuangannya rendah
akan sering mengalokasikan pendapatannya pada hal-hal yang kurang
produktif, melakukan pembelian secara berlebihan, sedikit tabungan serta
kehilangan kesempatan dalam berinvestasi. Oleh karena itu generasi Y
harus mendapatkan pembelajaran tentang kebiasaan apa saja yang
produktif dilakukan untuk menjadi konsumen yang lebih selektif dalam
melakukan kegiatan konsumsi sehingga dapat melihat nilai tambah pada
setiap barang atau transaksi.
4. Pengaruh Religiusitas terhadap Perilaku Konsumtif
Berdasarkan Tabel 4.6 hasil uji T, dapat dilihat bahwa Religiusitas
berpengaruh negatif terhadap Perilaku Konsumtif pada mahasiswa UIN
Jakarta Angkatan 2017. Dengan nilai t-statistik sebesar 2.330 dan p value
85
sebesar 0.020. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa H0 ditolak
yaitu adanya pengaruh negatif Religiusitas terhadap Perilaku Konsumtif
pada mahasiswa UIN Jakarta Angkatan 2017.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yustati, H. (2015) juga menunjukan bahwa Religiusitas berpengaruh
signifikan terhadap Perilaku Konsumtif, hal ini menunjukan bahwa
semakin tinggi tingkat religiusitas maka akan semakin rendah tingkat
konsumerisme mahasiswa. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil
penelitian ini adalah bahwa religiusitas diiringi oleh adanya keyakinan
yang tertulis lalu di ucapkan serta diimplementasikan dalam kehidupan
akan membuat seorang dapat mengontrol perilaku dalam mengonsumsi.
Mahasiswa sebagai generasi Y yang sedang mencari jati diri diharuskan
untuk mencari tahu dan memahami ajaran agama agar takut akan dosa dan
paham bahwa konsumtif menjadi bahagia jika dilihat dari pemenuhan
secara emosional tetapi tidak sejalan dalam nilai dan norma agama.
penerapan aturan agama menjadi penting untuk mengisi kekosongan
spiritual yang sempat terjadi guna menumbuhkan sikap dengan nilai
kemanusiaan, moral dan etika. Adanya perubahan perilaku konsumif lewat
religiusitas dapat dilakukan secara pasif dan aktif, aktif disini memiliki arti
lebih produktif dalam pengaplikasiannya. Rasulullah merupakan seorang
pengusaha sejati yang dapat dijadikan acuan bagi generasi Y untuk
menjadi pembisnis, selain itu jiwa berbisnis yang amanah, jujur dan
semangat dalam berbisnis harus menjadikan generasi Y menjadi lebih
produktif.
86
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan:
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa Gaya Hidup berpengaruh signifikan
secara positif terhadap Perilaku Konsumtif pada Mahasiswa UIN Jakarta
Angkatan 2017. Artinya gaya hidup memiliki pengaruh besar terhadap
sikap dan tindakan mahasiswa angkatan 2017 dalam berperilaku
konsumtif. Faktor kegiatan,ketertarikan akan suatu hal dan adanya opini
tentang apa yang ada disekitarnya menjadi tolak ukur mahasiswa dalam
berperilaku sesuai lingkungan yang telah mereka observasi atau teliti.
2. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Media Sosial berpengaruh
signifikan secara positif terhadap Perilaku Konsumtif pada Mahasiswa
UIN Jakarta Angkatan 2017. Artinya media sosial memberikan porsi besar
untuk mendorong timbulnya perilaku konsumtif pada mahasiswa karena
media sosial melibatkan mereka dengan cara mengamati dan
menggunakan fasilitas yang tersedia untuk melihat kehidupan dunia maya
atau dunia digital era ini. Media sosial menjadi tempat berkumpulnya
informasi yang dengan cepat dapat tersebar pada setiap penggunanya yang
menimbulkan gaya hidup baru dalam berperilaku konsumtif karena
dianggap penting untuk mengikuti tren saat ini.
3. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Literasi Keuangan berpengaruh
signifikan secara negatif terhadap Perilaku Konsumtif pada Mahasiswa
87
UIN Jakarta Angkatan 2017. Artinya pemahaman tentang pengelolaan
uang harus diberikan kepada setiap mahasiswa supaya tidak menghabiskan
uang hanya dengan alasan keinginan, bukan adanya kebutuhan. Seorang
paham akan literasi keuangan berarti mampu untuk melihat adanya
peluang bisnis, paham akan pentingnya asuransi karena dapat menolong
keuangan diwaktu tak terduga dan pemahaman lainnya yang dapat
menghilangkan jiwa berlebihan dalam pemenuhan keinginan.
4. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Religiusitas berpengaruh
signifikan secara negatif terhadap Perilaku Konsumtif pada Mahasiswa
UIN Jakarta Angkatan 2017. Artinya Religiusitas dapat menghindari
seorang dari sifat boros (konsumtif) dengan adanya kualitas dalam
pemahaman agamanya. Adanya religiusitas dapat menjadikan seorang
paham tentang nilai dan norma dalam agama sehingga mengerti bahwa
perbuatan yang berlebihan tidak sesuai dengan ajaran agama yang diyakini
tersebut.
88
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, penulis mencoba
menyampaikan saran yang diharapkan dapat membantu dan bermanfaat,
diantaranya:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan variabel lain karena hasil
yang didapat masih terdapat variabel lain yang dapat mempengaruhi
perilaku konsumtif. serta, diharapkan dapat menambah jumlah sampel dan
menambah periode waktu agar jumlah data yang dihasilkan lebih mewakili
populasi dan mendapatkan hasil yang lebih baik serta memberikan manfaat
berupa pengertahuan dan rujukan mengenai Gaya Hidup, Media Sosial,
Literasi Keuangan, Religiusitas dan Perilaku Konsumtif selanjutnya.
2. Bagi mahasiswa diharapkan dapat menanami pembelajaran dari literasi
keuangan dan nilai keagamaan sehingga tidak berperilaku konsumtif. Hal
ini dapat dilakukan dengan membiasakan diri untuk hidup hemat dan
sederhana seperti tidak terlalu sering makan di restaurant mewah dan
berbelanja barang mewah dan memaksakan diri untuk membeli sesuatu
apabila uang yang dimiliki tidak mencukupi dan membuat anggaran
belanja dari setiap pendapatan yang diterima. Usahakan untuk
menggunakan waktu sebaik mungkin dan menghindari bermain ponsel
terlalu lama sehingga dapat menghemat kuota dan pengeluaran.
3. Bagi orang tua diharapkan dapat mendidik anak untuk mengatur keuangan
sang anak dan diharapkan untuk selalu memberikan nasihat serta batasan
waktu untuk kegiatan diluar rumah agar gaya hidup serta perilaku tetap
dapat dikontrol.
89
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Willy. dan Jogiyanto. (2015). Partial Least Square (PLS)-alternatif
structural Equation Modeling (SEM) dalam penelitian bisnis. Yogyakarta : cv
Andi Offset.
Achmad, Laila, “Generasi Milenial – Generasi Konsumtif, Gila Internet, Tapi
Juga Inovatif” (29 Maret 2016), https://www.youthmanual.com/post/sudut-
pandang/generasi-milenialgenerasi-konsumtif-gila-internet-tapi-juga-inovatif,
(Diakses 2 Februari)
Agustina. (2016). Analisis Penggunaan Media Sosial Instagram terhadap Sikap
Konsumerisme Remaja di SMA Negeri 3 Samarinda. eJournal Ilmu
Komunikasi Vol. 4 No.3 Hal: 402-412.
Ahda Syamila, “Saat Perilaku Konsumtif Menjadi Budaya Remaja” (20 Desember
2014), https://www.kompasiana.com/www.ahdasyamil.com/saat-perilaku-
konsumtif-menjadi-budaya-remaja_54f92016a33311f8478b4b84, (diakses 2
Februari).
Alma, A. F. (2018). Sumbangan Paradigma Thomas S. Kuhn dalam Ilmu dan
Pendidikan (Penerapan Metode Problem Based Learning dan Discovery
Learning). E-Journal IAIN Surakarta Vol.3 No.1, Januari-Juni 2018.
Ariadi, R., Malelak, M.I. & Astuti D. (2015). Analisis Hubungan Financial
Literacy dan Demografi dengan Investasi, Saving dan Konsumsi. Jurnal
FINESTA Vol. 3 No. 1 hal:7-12.
Bashir, S., Zeeshan, M., Sabbar, Hussain & Sarki, I.H. (2013). Impact of Cultural
and Life Style on Impluse Buying Behaviour: A Case Study of Pakistan.
International Review of Management and Business Research Vol. 2 Issue. 1
March 2013.
Boyd, D. M, Ellison, N. B. (2007). Social network sites: Definition, history, and
scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13(1), article 11.
Braindilog Sociology, “Perilaku Konsumtif dan Tren Shopaholic pada Mahasiswa
di Indonesia” (19 September 2017),
http://www.braindilogsociology.or.id/2017/09/perilaku-konsumtif-dan-tren-
shopaholic.html, (Diakses 2 Februari)
Chatijah, S. & Purwadi. (2007). Hubungan antara Religiusitas dengan Sikap
Konsumtif Remaja. Jurnal HUMANITAS Vol 4 No 2 Agustus 2007.
Halim, D.K., (2008). Psikologi Lingkungan Perkotaan. Jakarta: Sinar Grafika
Offset.
Hariyono, Pulyadi, (2015). Hubungan Gaya Hidup dan Konformitas dengan
Perilaku Konsumtif pada Remaja (Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5
Samarinda). eJournal Psikologi Vol 3 No 2.
90
Herawati, N.S. (2015) Pengaruh Literasi Kuangan dan Faktor Demografi terhadap
Perilaku Konsumtif Mahasiswa Binus di Surabaya. Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Surabaya.
Hasibuan, N.M. (2017). Peran Religiusitas terhadap Pola Konsumsi Masyarakat
Muslim Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Majelis Ta’lim Masjid
Nursa’id Villa Citra Bandar Lampung). Thesis UIN Raden Intan Lampung.
Hidayat, T.B.W., Punia, I.N. & Kebayantini, L.N.L. (2018). Peran Media Sosial
terhadap Perilaku Konsumtif Kaum Remaja di Desa Tegal Kertha, Kecamatan
Denpasar Barat, Kota Denpasar. Jurnal Ilmiah Sosiologi (SOROT) Vol. 1 No.
1 Februari 2018.
Ibnu Hajar Ulinnuha, “Fintech dan Perilaku Keuangan Generasi Milenial “ (14
Februari 2017),
http://ekonomi.kompas.com/read/2017/02/14/090100326/.fintech.dan.perilaku
.keuangan.generasi.milenial, (diakses 2 Februari 2018)
Imawati & Susilaningsih. (2013). Pengaruh Financial Literacy terhadap Perilaku
Konsumtif Remaja pada Program IPS SMAN 1 Surakarta Tahun Ajaran
2012/2013. JUPE UNS Vol.2 No. 1 Hal 48-58.
Insumar, Y.P. (2014). Hubungan antara Gaya Hidup dan Kelas Sosial dengan
Perilaku Konsumtif pada Remaja di SMA Trimurti Surabaya. Character:
Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 3 No. 2.
Irmasari, D. (2010). Dampak Positif dan Negatif dari Perilaku Konsumtif.
Ringkasan Skripsi. Available: http://gunadarma.ac.id/.
Jumiati. (2009). Perubahan Perilaku Konsumtif Mahasiswa Universitas Islam
Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Akibat Perkembangan Value Added Telepon
Seluler (HP). Skripsi S1 : Program Studi Sosiologi Agama Fakultas
Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Kasali, Rhenald. (1999). “Management Public Relations”. Jakarta: Penerbit
Grafiti.
Kresdiato, Dwi. (2014). Hubungan Gaya Hidup Hedonis dengan Perilaku
Konsumtif Fashion Pakaian Mahasiswi di Fakultas Psikologi UIN Maliki
Malang. Skripsi S1 : Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang.
Krisantiyana & Ispurwanto. (2015). Hubungan Harga Diri dengan Perilaku
Konsumtif pada Remaja Putri dalam Berbelanja Online Produk Fashion. Binus
Higher Education (Library & Knoledge Center).
Krisdiantoro, D., Susanto & Maryati T. (2016). Pengaruh Iklan Online,
Konformitas dan Gaya Hidup tehadap Perilaku Konsumtif (Studi pada
mahasiswa fakultas ekonomi universitas muhammadiyah Yogyakarta).
Magister Manajemen: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Lee, Ethal. (2013). Impact Of Sosial Media On Consumer Behavior. Bachelor of
Business Administration (BBA) TURKU UNIVERSITY OF APPLIED
SCIENCES 2013.
91
Mawo, T., Thomas, P., Sunarto, S. (2017). Pengaruh Literasi Keuangan, Konsep
Diri dan Budaya terhadap Perilaku Konsumtif Siswa SMAN 1 Kota Bajawa.
Journal of Economic Education vol.6 no.1.
Miranda, Sofia. (2017). Pengaruh Instagram Sebagai Media Online Shopping
Fashion terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas RIAU. JOM FISIP Vol 4 No 1, Februari 2017.
Monks, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R. (2002). Psikologi Perkembangan
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Muflih, Muhammad. (2006). Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi
Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nurachma, Y.A., (2017). Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Kelompok
Teman Sebaya dan Financial Literacy terhadap Perilaku Konsumtif pada
Siswa Kelas XI IPS SMA Kesatrian 1 Semarang Tahun Ajaran 2015/2016.
Economic Education Analysis Journal Vol. 6 No.2.
Ollie. (2008). Panduan Praktis Mendesain Template Joomla. Jakarta: Mediakita.
Panwati. (2013). Mayarakat Konsumeris Menurut Konsep Pemikiran Jean
Baudrillard. Program Studi Sastra Prancis, FIB UIN 2013.
Patricia, N,L. dan Handayani, S. (2014). Pengaruh Gaya Hidup Hedonis terhadap
Perilaku Konsumtif pada Pramugari Maskapai Penerbangan “X”. Jurnal
Psikologi Volume 12 Nomor 1, Juni 2014.
Perdue, D. J. (2010). Social Media Marketing: Gaining a Competitive Advantage
by Reaching the Masses. A Senior Thesis submitted in partial fulfillment of the
requirements for graduation in the Honors Program Liberty University Spring
2010
Putra Y.S. (2016) Theoritical Review : Teori Perbedaan Generasi. Jurnal Ilmiah
Among Makarti Vol 0 No. 18.
Putri, N.M.D.R & Rahyuda, Henny. (2017). Pengaruh Tingkat Financial Literacy
dan Faktor Sosio Demografi terhadap Perilaku Keputusan Investasi Individu.
E-Journal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Vol.6 No.9.
Putriani, Y. H. & Shofawati A. (2015). Pola Perilaku Konsumsi Islami Mahasiswa
Muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga ditinjau dari
Tingkat Religiusitas. JESTT Vol. 2 No. 7 Juli 2015.
Rahayu, Ditta. (2017). Pengaruh Kontrol Diri dan Religiusitas terhadap Perilaku
Konsumtif pada Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Angkatan 2015.
Fakultas Psikologi: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Rama, Ali. (2017). An Exploration of Customers’ Switching Behavior in Islamic
Banking Industry. Journal od Islamic Monetary Economics and Finance,
Vol.2 No.2.
92
Rama, A. & Makhlani. (2014). Analisis Kesesuaian Konstitusi Ekonomi
Indonesia terhadap Ekonomi Islam. Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah AL-
IQTISHAD AL-IQTISHAD, Vol. 6 No.1.
Sembiring, J. (2008). Budaya Konsumerisme. Available :
http://indowarta.com/index.php?option=com_content&task=category§ion
id=6&id=26&itemid=39
Servon, L.J. & Kaestner R. (2008). Consumer Financial Literacy and the Impact
of Online Banking on the Financial Behaviour of Lower Income Bank
Customers. The Journal of Consumer Affairs: Summer 2008; 42, 2;
ABI/INFORM Global pg. 271.
Setiadi, N,J. (2003). Perilaku Konsumen. Bogor: Kencana.
Sidiq, Zulkifli. (2012). Psikolog individu Alfred Adler.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196010151987
101-ZULKIFLI_SIDIQ/PSIKOLOGI_INDIVIDUAL_ALFRED_ADLER.pdf.
(diakses 21 April 2018).
Siswanto, Tito. (2013). Optimalisasi Sosial media Sebagai Media Pemasaran
Usaha Kecil Menengah. Jurnal Liquidity Vol. 2 No.1, Januari- Juni 2013,
Hal. 80-86.
Wawan. (2011). Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika
Yamin, Sofyan. Dan Kurniawan, Heri. (2009). Struktural Equation Modeling
belajar lebih mudah teknik analisis data kuesioner dengan lisrel-pls. Jakarta :
Salemba Infotek.
Yamin, Sofyan. Dan Kurniawan, Heri. (2011). Generasi Baru Mengolah Data
Penelitian dengan Partial Least Square Path Modeling : Aplikasi dengan
software XLSTAT, SmartPLS dan Visual PLS. Jakarta : Salemba Infotek.
Yustini, H. (2015). Konsumsi dalam Perspektif Ekonomi Islam (Regresi
Religiusitas terhadap Konsumerisme pada Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta). Indo-Islamika, Vol. 5 No.1.
Yustisi S. (2009). Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image
Pada Remaja Putri. Skripsi. Available: http://repository.usu.ac.id/.
Yusuf. D.M. (2015). Pengaruh Informasi Akuntansi Diferensial terhadap
Pengambilan Keputusan Manajemen (Survei pada Perusahaan Tekstil di
Kawasan Bandung Timur). Skripsi S1 : Fakultas Ekonomi UNPAS.
Zahra dan Abu, M. (2003). Ushul Fiqh. Jakarta : Pustaka Firdaus.
Q.S. Al-Baqarah ayat 208
Q.S Al- Furqan ayat 67
Q.S.Al-Is’ra ayat 26-27
Q.S Al-Is’ra ayat 29
Q.S. Al-Maidah ayat 87
Q.S. Al-Qasas ayat 77
93
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS PERILAKU KONSUMTIF DAN FAKTOR PENDORONGNYA
(Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2017)
Tanggal Pengisian :
Responden yang terhormat,
Nama saya Annisa Adzkiya mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program
Studi Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saya sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir (skripsi) yang
berjudul “ANALISIS PERILAKU KONSUMTIF DAN FAKTOR
PENDORONGNYA”. Dimohon kesediaan responden untuk menjawab
pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
pendapat yang menurut anda benar. Mohon dijawab dengan jujur, karena hasil
jawaban dari kuesioner ini akan saya gunakan sebagai data untuk skripsi saya .
Sesuai dengan etika penelitian, saya akan menjaga kerahasiaan data dan jawaban
yang diberikan. Terimakasih atas kesediaan anda dalam mengisi kuesioner ini.
Identitas Responden
Nama Mahasiswa/I :
NIM :
Fakultas :
Jenis kelamin :
Umur :
Jatah uang bulanan (beri tanda centang (√) :
Keterangan :
SS = Sangat setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Silakan baca setiap pernyataan berikut dan tunjuk dengan memberikan
tanda centang (√) pada kolom yang tersedia.
(1) Dibawah Rp 1.000.000
(2) Rp 1.000.000 s/d Rp 2.000.000
(3) Diatas Rp 2.000.000
94
Pertanyaan/pernyataan Variable Gaya Hidup STS TS KS S SS
1. Saya sering menghabiskan waktu untuk berbelanja di mall,
melihat media sosial atau hanya sekedar bersenang-senang
bersama teman.
2. saya memakai produk mahal bermerk yang dapat
mencerminkan selera tinggi dan kelas status sosial, serta
meningkatkan rasa percaya diri.
3. Saya suka mengikuti tren mode fashion dan gadget terbaru.
4. Saya membeli produk tertentu untuk menjaga penampilan
dan gengsi saya dimata teman-teman saya.
Pertanyaan/pernyataan Variable Media Sosial STS TS KS S SS
1. Saya aktif di media sosial setiap hari (seperti instagram,
facebook, twitter, dll.)
2. Saya merasa puas saat memposting suatu yang membuat
saya terlihat keren dan gaul
3. Saya mengetahui akun online shop dari teman lewat media
sosial.
4. Saya menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan
orang lain
5. Saya mengikuti “follow” untuk melihat update terbaru suatu
barang atau lainnya.
6. Saya suka (tertarik) melihat postingan mengenai produk atau
tempat yang sedang ramai dibicarakan di media sosial
Pertanyaan/pernyataan Variable Literasi Keuangan STS TS KS S SS
1. Saya mengalokasikan sebagian uang saya untuk kebutuhan
mendatang
2. Saya menyukai bacaan tentang pengelolaan keuangan pribadi
3. Saya selalu membuat perencanaan setiap ingin menggunakan
uang
4. Saya bisa melihat peluang bisnis yang ada disekitar saya
95
5. Saya takut terhadap utang dann kredit
6. saya merasa perlu untuk memiliki asuransi untuk melindungi
diri, seperti asuransi jiwa.
Pertanyaan/pernyataan Variable Religiusitas STS TS KS S SS
1. Saya mengedepankan aspek kehalalan dalam keputusan
pembelian produk
2. Saya berusaha menjalankan ajaran agama sebaik-baiknya
(Tolong menolong, Saling Memaafkan, Bertanggung Jawab)
3. Saya yakin terhadap ajaran agama (Percaya kepada Allah,
Rasul, Malaikat, Kitab Suci, Qadha dan Qadhar, dan Hari
akhir)
4. Saya melakukan ritual ibadah secara rutin (seperti : sholat
fardu dan sunnah, puasa bulan ramadhan dan sunnah, berlaku
sopan, bersedekah, menutup aurat, membaca Al- Qur’an)
Pertanyaan/pernyataan Variable Perilaku Konsumtif STS TS KS S SS
1. Saya akan membeli suatu produk apabila disertai dengan
potongan harga dan pemberian hadiah (bonus) tertentu
2. Saya tertarik memakai suatu produk karena artis (tokoh
terkenal) yang memakai produk tersebut cantik atau tampan
3. Saya suka membeli produk yang membuat penampilan saya
menjadi terlihat keren dan fashionable
4. Saya merasa bangga ketika menggunakan produk mahal
5. Saya lebih memperhatikan aspek gaya atau status sosial
dalam memutuskan pembelian produk
6. Saya menggunakan lebih dari satu barang sejenis dengan
merek berbeda (seperti : make up atau memakai 2 gadget,
iphone & asus)
7. Saya merasa percaya diri ketika memakai barang dengan
merek mahal
96
Lampiran 2 : Tabulasi Data Responden
GH
_1
GH
_2
GH
_3
GH
_4
MS
_1
MS
_2
MS
_3
MS
_4
MS
_5
MS
_6
LK
_1
LK
_2
LK
_3
LK
_4
LK
_5
LK
_6
3 2 2 2 4 2 2 4 2 2 3 4 3 1 2 2
4 4 3 2 5 4 4 4 4 4 2 2 2 3 2 1
4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 1 2 1 1 1
3 2 4 3 5 2 5 5 5 5 1 1 1 5 1 2
2 2 2 1 1 3 3 1 3 2 4 5 3 5 4 3
3 2 3 2 4 4 3 4 4 4 2 2 2 2 2 3
3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 1 2
1 1 1 2 2 1 3 4 4 2 3 2 1 2 1 3
5 1 1 1 5 2 4 5 2 2 2 2 1 4 1 3
1 2 2 2 4 4 4 5 4 3 2 3 2 3 3 2
2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 2 2 3 2 2
1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 2 3 3 1 5
2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 3 4 3 5 1 2
3 1 2 3 3 2 4 4 4 4 2 2 2 2 2 1
1 1 1 1 4 2 4 4 3 3 2 3 2 2 1 3
3 3 4 3 5 3 4 5 3 3 3 2 2 1 1 2
1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 2 3 1 1 5 4
2 2 2 1 2 3 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2
2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 2
4 3 4 3 4 5 3 4 4 4 3 2 2 2 1 2
4 3 3 3 5 3 3 4 4 3 1 2 3 3 2 2
3 2 3 3 5 4 4 4 4 4 2 2 2 1 2 1
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2
97
2 2 2 3 4 3 4 5 3 2 2 3 3 3 2 2
1 1 2 1 4 2 4 5 1 5 2 2 3 4 1 3
1 1 1 1 5 2 5 5 1 1 2 3 3 5 3 2
3 3 4 3 5 3 5 5 4 4 3 2 2 2 2 2
2 1 1 1 4 4 2 4 1 1 1 2 2 2 2 3
4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 2 2
3 2 2 2 4 2 3 4 2 2 3 2 3 3 2 4
1 3 3 3 5 4 4 4 5 3 1 1 1 1 2 2
2 1 3 1 4 3 3 5 5 5 1 1 2 2 1 2
3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 2 3 2 3
3 2 2 2 4 4 4 3 3 3 2 3 3 2 1 2
3 1 3 2 5 4 4 5 5 4 3 2 2 3 1 2
1 1 1 1 3 3 3 3 1 1 1 1 1 4 1 5
3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 2 2 2 3 2
2 2 2 2 3 2 4 5 3 3 1 2 1 3 1 2
4 3 3 3 5 4 5 5 5 4 2 2 2 2 1 2
1 1 2 2 4 2 2 4 1 1 2 3 3 4 3 2
5 1 3 5 5 4 1 4 4 3 2 4 2 4 2 2
3 1 4 1 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 1 2
3 3 3 3 5 4 4 5 4 4 2 3 2 2 4 2
1 3 3 3 5 4 3 4 2 3 2 3 2 2 2 1
1 1 1 1 2 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2
3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 2 3 2 3
3 2 3 3 5 3 4 5 4 4 1 2 2 3 2 2
4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2
3 2 3 3 5 4 3 3 4 4 2 3 3 3 1 1
98
3 2 3 4 5 3 4 4 4 4 1 2 2 3 1 1
2 2 2 2 4 3 4 4 3 3 1 1 1 1 1 1
3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 1 2 1 1
4 2 4 3 5 4 4 5 4 4 2 2 3 1 1 1
4 2 3 2 5 5 5 4 5 4 3 3 2 3 1 2
4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 2 2
2 1 3 1 5 4 2 5 4 4 2 1 1 1 1 1
3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 2 2 2 2 2
1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 4 5 4 5 5 5
4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 1 1
3 1 2 3 5 3 1 5 4 3 1 3 1 4 1 1
1 2 2 3 5 4 4 4 2 4 1 2 2 3 2 2
5 2 3 1 4 2 5 5 5 5 2 2 2 2 2 2
3 1 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 2 3 2 2
4 2 2 2 4 2 4 5 2 4 2 4 2 2 2 2
4 2 2 2 5 2 5 4 4 5 2 2 3 2 1 1
2 2 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 2 2
2 2 1 1 4 3 4 4 4 3 2 2 2 2 2 3
1 1 1 1 3 3 2 4 1 1 3 2 2 2 1 4
3 2 2 2 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 4 4 5 4 5
2 2 2 2 5 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3
3 1 2 1 4 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 3
3 2 3 1 4 4 4 5 4 4 1 1 1 2 2 2
2 2 2 2 4 2 4 4 3 4 2 2 2 3 2 2
99
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4
1 2 4 4 4 3 4 4 4 5 2 2 1 2 1 1
4 4 2 4 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 3
1 1 1 2 3 3 1 3 3 3 2 2 2 2 1 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5
3 1 1 2 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 2 3
1 1 1 1 3 3 1 4 3 3 1 1 1 1 1 2
3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 2 2 2 3 2 2
4 2 1 1 5 1 2 3 4 2 2 3 4 4 1 3
1 1 1 1 5 3 5 5 5 5 1 1 1 2 1 1
5 3 2 1 4 4 4 4 3 3 2 3 2 2 2 3
3 3 2 1 4 3 3 5 3 3 2 3 2 2 1 1
4 2 3 3 4 3 3 5 3 3 2 3 4 4 1 2
4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 2 2 3 2 2
2 2 2 3 4 3 4 4 4 4 2 2 3 3 2 2
2 2 2 2 4 4 4 4 5 5 2 1 2 1 1 1
4 3 4 2 5 4 4 4 5 5 2 2 2 2 2 3
5 1 3 3 5 4 4 5 3 4 4 4 3 5 1 1
1 4 1 1 4 3 4 4 4 3 1 2 2 2 1 5
3 2 2 1 4 3 4 4 3 3 2 3 2 3 1 2
3 1 2 2 4 4 4 5 4 5 1 3 3 3 1 2
3 3 3 3 4 4 3 4 1 1 2 2 5 5 5 5
4 3 4 3 5 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2
4 1 2 1 4 3 4 4 3 4 2 2 2 2 1 2
1 1 2 2 5 4 4 4 4 2 1 3 4 2 2 4
5 2 3 2 5 4 4 5 5 5 1 1 2 2 2 1
100
4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 3
2 2 3 3 5 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 2
3 2 2 2 4 3 3 4 3 3 3 1 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 2 2 2 3 2
1 2 3 4 4 3 4 3 3 4 2 1 2 1 1 4
2 2 2 2 4 2 3 4 4 4 3 2 2 2 2 2
3 3 3 2 5 4 5 5 4 3 2 2 1 3 1 2
2 2 2 2 3 3 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2
2 1 2 2 4 4 4 4 3 3 3 2 2 3 2 1
1 1 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2
4 1 3 3 5 3 3 5 5 4 2 2 3 2 3 3
1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 4 5 4 5 4 5
4 2 1 3 3 3 3 5 3 3 1 1 1 2 4 2
1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 5 4 4 5 5 5
1 1 1 1 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3 2 2
3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2
5 4 2 2 5 5 4 4 4 3 2 2 2 3 1 1
4 1 2 1 5 2 5 5 5 5 1 3 1 1 1 3
1 1 4 3 4 3 2 5 4 3 2 1 1 3 1 1
2 2 1 1 4 2 2 5 4 3 2 3 4 3 1 3
2 1 3 3 4 2 4 5 4 3 2 3 1 1 2 3
1 4 2 2 3 3 2 5 5 2 2 3 2 2 1 1
2 2 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 1 2 2 1
3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 2 2 3 2 3
4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2
3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 2 2 3 2 3 3
101
3 2 2 1 3 2 2 4 2 4 2 2 2 3 2 4
2 2 2 4 3 3 4 4 2 4 3 3 3 3 1 3
3 2 2 1 3 2 2 4 2 4 2 2 2 3 2 4
3 3 3 3 5 4 4 1 5 3 4 5 4 3 3 2
2 2 3 2 4 3 4 4 4 4 1 1 1 2 2 2
R_1
R_2
R_3
R_4
PK
_1
PK
_2
PK
_3
PK
_4
PK
_5
PK
_6
PK
_7
PK
_8
4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3
4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 3 4
5 4 5 4 3 3 3 4 3 5 4 3
4 4 4 4 5 2 5 3 3 3 4 3
4 4 4 4 1 3 1 1 3 2 5 4
4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3
4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 3
4 4 4 4 4 4 3 1 3 4 1 3
4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 2
4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3
4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 5 1
4 4 4 4 3 2 3 2 3 2 2 2
4 4 4 4 5 3 2 4 1 1 3 2
4 4 4 4 4 4 4 2 2 1 2 2
4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3
5 5 5 5 3 1 3 1 1 1 3 3
4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3
102
4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3
4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 5 3
3 3 5 3 5 2 3 4 3 3 3 3
4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3
5 4 5 4 5 5 4 3 3 1 1 1
5 4 5 5 3 3 4 3 3 1 4 2
4 4 5 5 5 3 4 3 3 4 3 4
5 4 5 4 1 1 1 2 1 4 1 1
3 4 3 4 5 3 5 3 3 4 3 3
3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3
3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3
3 3 4 4 5 4 5 4 3 3 4 4
4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4
4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 1
5 4 5 4 5 1 3 1 1 1 1 1
4 4 5 4 5 3 4 3 3 4 3 3
5 5 5 5 3 3 4 3 4 1 3 3
5 4 5 4 4 3 3 3 4 3 3 3
4 4 4 4 3 1 1 1 1 1 1 1
4 3 4 3 3 1 5 5 3 2 5 2
3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3
4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3
5 4 5 5 3 2 3 3 3 2 4 2
103
3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2
4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3
4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3
4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2
4 4 4 3 4 2 5 4 4 5 4 4
5 5 5 5 5 2 4 2 1 4 1 3
5 5 5 5 4 2 3 3 3 3 2 2
4 4 5 4 3 2 4 3 3 3 2 2
5 5 5 4 5 4 4 3 3 3 2 2
4 4 5 4 5 3 5 4 3 1 1 3
5 4 4 4 5 4 4 3 3 4 3 3
4 4 5 4 3 3 4 3 3 3 3 4
4 4 5 5 5 1 4 1 3 1 4 1
4 4 5 4 4 3 4 3 3 3 3 3
2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2
4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 3
5 5 5 5 4 1 4 1 2 4 1 5
5 5 5 5 4 2 5 3 4 3 3 4
3 4 3 4 5 3 4 2 4 4 3 5
5 4 5 4 3 1 4 1 1 2 2 4
5 4 5 5 4 1 1 2 1 4 3 3
4 4 3 4 5 3 4 5 5 5 3 3
4 3 4 3 3 2 2 1 2 3 3 2
4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2
4 4 5 4 2 1 1 1 1 1 1 4
4 4 4 4 2 2 3 3 3 2 3 3
104
4 4 4 3 1 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 4 3 4 4 4 3 5 4 3
5 4 5 4 4 3 3 2 2 2 2 3
4 4 3 3 5 4 4 3 3 2 3 1
4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3
4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2
5 5 5 5 4 4 4 1 1 1 3 3
5 4 5 5 3 1 4 4 3 3 4 2
5 5 5 5 3 2 3 2 3 2 3 2
3 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1
4 4 5 4 3 2 3 2 2 1 2 3
5 5 5 5 4 3 3 3 4 3 4 3
3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3
4 5 5 5 3 1 3 1 3 1 1 1
5 5 5 5 4 3 3 3 3 4 3 3
4 4 5 4 4 3 4 4 3 3 4 3
5 5 5 5 3 1 2 3 1 1 1 1
4 3 5 4 4 3 4 5 3 4 4 3
4 4 5 4 4 3 4 3 3 3 3 3
3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2
3 3 3 3 5 5 5 3 5 5 3 3
4 4 3 3 5 4 4 4 3 5 4 4
5 5 5 5 3 3 4 4 3 3 4 3
3 3 3 4 2 1 4 1 1 4 1 3
4 4 4 4 4 2 2 1 2 2 2 2
5 5 5 5 4 3 5 2 3 2 3 3
105
4 4 4 3 1 3 4 3 3 3 3 3
5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3
5 5 5 4 4 3 4 2 3 4 2 4
4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4
4 4 4 4 5 2 4 4 3 4 3 3
3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4
5 4 5 4 4 3 4 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 1 2 2 2 3 3 3
4 4 5 4 4 3 3 2 2 2 2 3
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
4 5 5 4 5 2 4 5 3 2 2 5
5 4 5 4 3 2 3 2 1 1 3 2
5 4 5 4 4 3 4 2 4 1 2 2
3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
5 5 5 4 4 3 3 2 2 3 3 4
3 3 3 3 1 2 1 2 1 2 1 2
5 5 5 5 2 1 2 2 2 3 3 3
3 3 3 3 1 2 2 2 1 2 2 2
4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 3
5 4 5 4 3 3 4 3 3 3 3 3
3 3 3 4 5 3 5 3 4 2 3 3
4 5 5 4 3 1 3 1 1 4 2 2
4 4 3 4 5 3 4 2 2 4 4 3
3 3 5 4 3 1 1 1 1 1 2 2
5 5 5 5 5 4 4 1 1 1 1 2
106
4 4 4 4 5 3 4 3 3 2 5 4
5 5 5 5 3 3 4 3 4 3 4 3
4 4 5 4 4 3 4 3 3 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2
5 4 5 5 4 3 4 2 2 2 2 2
4 4 5 4 3 3 4 3 4 4 3 4
5 4 5 5 4 3 4 2 2 2 2 2
3 3 3 4 4 3 5 5 4 4 5 3
3 3 4 4 5 4 4 3 3 3 3 3