ragam isi - muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/berkalatuntunan... ·...

57

Upload: vuongtuong

Post on 14-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh
Page 2: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh
Page 3: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

Salam Tabligh:Setiap orang pasti punya keinginan,yang kemudian diperjuangkannya.Dalam upayanya itu adakalanya diagagal. Apapun alasannya, kegagalanadalah kegagalan meskipun banyakpenyebab yang bisa dijadikan dalih ataualasan. Tapi jangan sampai terjadi, dalihatau alasan itu mengurangi enegi untuk

bangkit .................................................... 4

Tafsir al-Qur’an:Surat al-Baqarah ayat 47-48Kadang orang mencampuradukkanantara kelebihan (al-afdhaliyyah) yanglebih bersifat duniawi seperti harta, ke­kuatan, kecantikan, atau kepandaiandengan kelebihan (al-khairiyyah) yanglebih bersifat terutama dalam hal­hal ke­bajikan dan kesalihan dan hal­hal yang

bersifat akhirat. ...................................... 8

Tuntunan Akidah:Perkara­perkara Perusak Akidah Tauhid:Taqlid, Bid’ah dan Khurafat(Pembahasan tentang Bahasa danSolusinya Sesuai Qur’an­ Sunnah)

................................................ 25

foto sampul: embung & gunung purba Nglanggeran Yogyakarta (F.T. Nugroho) disain: [email protected]

Tuntunan Akhlak:Adab di Jalan .............................................. 30Tuntunan Ibadah:Shalat Tahiyatul Masjid ........................................ 37Tuntunan Muammalah:Jual Beli yang Dilarang dalam Islam ................  47Syarah Hadits:Harta dan Kunci Kebahagiaan  ....................... 54

Ragam Isi

ISLAMBERKALA TUNTUNAN ISLAM

Penasehat Ahli: Drs. H. Muhammad Muqoddas, Lc., M.A., Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.A., Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin, M.A.Pemimpin Umum: Agus Sukaca | Pemimpin Perusahaan: Ismail TS Siregar.Pemimpin Redaksi: Farid Bambang Siswantoro. Sidang Redaksi: Sutoto Jatmiko, Farid Setiawan, Arif Jamali Muis, Arief Budiman Ch.,Majelis Redaksi: Anhar Anshori, Ahmad Supriyadi, Agus Taufiqurrahman, Agus Kusnadi, Agus Tri Sundani, Ahmad Muttaqin, AhmadYani, Alfis Chaniago, Andy Dermawan, Fathurrahman Kamal, Imron Anhar, Kamiran Qomar, Kasiyarno, Khamim Zarkasih Putro,Marsudi Iman, Moh. Damami Zein, Muhammad Furqan, Muhammad Ziyad, Munichy B. Edrees, Najib Sudarmawan, NurudinTriwidiyanto,Okrisal Eka Putra, Risman Muhtar, Shobahussurur, Suhairy Ilyas, Sukirman, Syakir Jamaluddin, Syamsul Hidayat, Waharjani, Wijdanal-Arifin, Wikan Eko Pramuji, Yusuf A. Hasan., Zulbahri Sutan Bagindo.Kontributor Materi: dr. H. Agus Sukaca, M.Kes., Drs. H. M. Yusron Asrofie, M.A., Dr. H. Syamsul Hidayat, M.Ag., Dr. Mahli Z.Tago, M.Si., Drs. H. Zaini Munir Fadloli, M.Ag., Ruslan Fariadi, S.Ag., M.SI., Dr. H. Agung Danarta, M.Ag., dan lain-lain.Manajer Pemasaran dan Periklanan: Agus Budiantoro | Manajer Keuangan: Taufiqurrahman | Manajer Operasional danAdministrasi: Fitri T. Nugroho; Diterbitkan oleh: Majelis Tabligh PP Muhammadiyah. Alamat: Jl. KHA. Dahlan 103 Yogyakarta-55262telp. +62-274-375025 fax. +62-274-381031 HP. 081804085282, 085328877997, 085729844448. email: [email protected]

Akun bank: Bank Syariah Mandiri nomor: 0300126664 a.n. Berkala Tuntunan Islam MT PPM.

THE WAY OF LIFE

  Rabbana  dzalamna  anfusana,  wa  in  lamtaghfir  lana  wa  tarkhamna  lanakunanna

minal-khasirin.

“Ya Tuhan kami, kami telah mendhalimi dirikami sendiri, dan jika Engkau tidak

mengampuni kami dan memberi rahmatkepada kami, niscaya pastilah kami termasuk

orang­orang yang merugi.”

"Our Lord! we have been unjust to ourselves,and if Thou forgive us not, and have (not)mercy on us, we shall certainly be of the

losers." (7:23)

Page 4: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

4 Berkala Tuntunan ISLAM

Salam Tabligh

Agus Sukaca

BANGKIT DARISETIAP KEGAGALAN

Pembaca yang budiman!

Setiap manusia pasti punya keinginan.

Keinginan yang diperjuangkan de­

ngan  kesungguhan  hati  adalah  suatu

impian atau cita­cita. Impian ini melibat­

kan gelombang emosi yang membuat

seseorang menjadi sangat terobsesi un­

tuk mewujudkannya, dengan segala daya

dan upaya yang mampu dilakukannya,

sehingga  ia  akan  berjuang  sungguh­sungguh. Impian melibatkan harga diri.

Seseorang bisa merasa terhina bila tidak

mampu mewujudkan impian­impiannya.

Berbeda dengan sekedar keinginan, se­

seorang  merasa  biasa­biasa  saja  bila

keinginannya tidak terwujud.

Apakah semua orang menemukan

jalan mudah dalam mewujudkan impian­

impiannya? Kenyataannya tidak! Semua

orang  pernah  mengalami  kegagalan

dalam  meraih  apa  yang  diimpikan.

Riwayat orang­orang yang sukses biasa­nya didahului dengan berbagai macam

kegagalan. Thomas Alfa Eddison misal­

nya, sukses menemukan lampu pijar se­

telah  melakukan  percobaan yang  ke

seribu kali. Ia gagal pada 999 kali per­cobaan sebelumnya. Setiap gagal dalam

percobaannya, ia menyikapinya dengan

positif dengan mengatakan: “Saya telah

berhasil menemukan metoda yang tidak

menghasilkan lampu pijar”. Ia kemudian

mencari cara lain berulang­ulang sampai

pada akhirnya menemukan cara yang yang

benar. Coba kalau dia berhenti pada per­

cobaan sebelum yang keseribu, pastilah

adanya lampu pijar bukan karena pe­

nemuannya. Keuletannya untuk bangkit

dari setiap kegagalan dan mencobanyahingga berhasil mengantarkannya kepada

kesuksesan.

Seharusnyalah kita tidak risau dengan

kegagalan karena semua orang pernah

mengalaminya. Tidak mungkin hal­hal

yang kita lakukan semuanya berhasil. Kita

harus  melaluinya  sebagai  bagian  dari

proses menuju keberhasilan. Bukankah

kita telah punya pengalaman gagal ber­

kali­kali dan selalu bangkit setelah meng­

alaminya? Coba Anda ingat, berapa kali

waktu kecil dahulu Anda terjatuh saatbelajar jalan? Pasti berkali­kali! Tak se­

orangpun yang langsung bisa berjalan dan

berlari. Mula­mula kita belajar berdiri

dengan takut­takut, terjatuh, berdiri lagi,

Page 5: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

5EDISI 16/2014

terjatuh lagi, berdiri  lagi, melangkah,

terjatuh, berdiri dan melangkah lagi, dan

lagi, dan lagi....Tak ingat berapa kali kita

terjatuh. Yang pasti, meskipun terjatuhkita bangkit lagi dan lakukan lagi.

Kegagalan adalah bagian dari tahapan

keberhasilan. Kita harus menerimanya

dengan  lapang  dada  dan  penuh  ke­

sabaran. Pepatah Jepang mengatakan:

“Jika terjatuh untuk yang ketujuh kalinya,

bangkitlah untuk kesempatan yang ke­

delapan.” Artinya, kita harus senantiasa

bangkit dari setiap kegagalan, tidak boleh

lama­lama bersedih dan berhenti berju­

ang. Hidup ini harus diisi dengan perju­

angan demi perjuangan tanpa henti, danbaru boleh berakhir ketika Malaikat Ma­

ut datang menjemput kita menuju keha­

ribaan Allah SWT.

Saat mengalami kegagalan boleh jadi

kita  sedih,  berduka  cita,  kecewa,  dan

merasa tak nyaman. Itu manusiawi! Yang

penting jangan sampai berlarut­larut. Bila

Anda mengalaminya, bersegeralah bangkit

dengan mengatasi kesulitan­kesulitan yang

menyebabkan kegagalan itu.

Rasulullah SAW mengajarkan doa

menghadapi kesulitan dan duka cita de­ngan ungkapan yang sangat indah:

“Ya Allah, aku ini adalah hamba-Mu,

anak  dari  hamba-Mu  laki-laki  dan

hamba-Mu perempuan, ubun-ubunku

berada dalam tangan-Mu, berlakulah

atasku hukum-Mu, adillah atasku tak-

dir-Mu. Aku memohon kepada-Mu de-

ngan  nama-nama  kepunyaan-Mu,

yang Engkau namai dengannya diri-

Mu,  atau  yang  Engkau  turunkan  di

dalam  kitab-Mu,  atau  yang  Engkau

ajarkan kepada seseorang di antara

makhluk-Mu, atau yang Engkau sim-

pan  dalam  perbendaharaan  gaib  di

sisi-Mu. Jadikanlah al-Quran menjadikesuburan hatiku, dan cahaya bagi da-

daku, dan penyirna segala kesusahan

dan kesulitan, dan penghilang duka-

cita.”

Bersabda Nabi SAW: Tidaklah me-

nimpa kepada seseorang suatu kesu-

sahan, kalau dibacanya doa ini, mela-

inkan  akan  dihilangkan  Allah  kesu-

sahannya itu dan digantikan dengan

kegembiraan. (HR Ahmad, Al­Hakim,

Ibnu Hibban)

Doa  tersebut merupakan penuntunbangkit dari kesusahan dan kesulitan me­

nuju kegembiraan. Jalannya diawali de­

ngan pengakuan sebagai hamba Allah

SWT., pernyataan tunduk kepada hukum

Allah SWT. dan keyakinan akan keadilan

takdir­Nya. Selanjutnya, berkomitmen

menjadikan Al­Quran sebagai penyuluh

hati penerang jiwa yang mengarahkan

perjalanan hidupnya menghadapi segala

rintangan, kesulitan, dan kesusahan hidup.

Kita harus menilai setiap apapun yang

ditetapkan Allah untuk kita alamisebagai yang terbaik bagi kita, dan berani

bertanggungjawab terhadap apapun hasil

dan akibat dari respon yang kita berikan.

Jangan sampai kita suka membuat dalih

dan alasan, apalagi menimpakan kesa­

lahan terhadap kegagalan kita dialami

kepada orang lain.

Membuat alasan atau dalih sesung­

guhnya merupakan upaya mencari sim­

pati agar orang lain memaklumi terhadap

kegagalan yang dialami. Yang harus kita

Page 6: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

6 Berkala Tuntunan ISLAM

ingat, apapun alasannya kegagalan te­

taplah kegagalan. Semakin pandai mem­

buat alasan, semakin banyak toleransi

untuk tetap gagal dan mengurangkanenergi untuk bangkit. Sedangkan menim­

pakan kesalahan kepada orang lain atas

kegagalannya merupakan sikap pengecut

karena tidak berani bertanggung jawab.

Orang yang berpikir positif berani

mengambil tanggung jawab atas setiap

kegagalan yang dialami dan mengambil

pelajaran darinya. Apa yang telah terjadi

padanya adalah ketentuan yang harus

diterimanya dengan baik dan dirasakan

adil adanya. Kegagalan tidak boleh me­

nimbulkan dukacita berlarut­larut, tetapijustru menjadi momentum bangkit lagi.

Apa yang dilakukan Garuda Indo­

nesia, maskapai penerbangan kebang­

gaan kita, dapat dijadikan contoh. Be­

berapa tahun lalu Garuda  mendapatkan

sanksi larangan terbang ke Eropa. Tentu

ini merupakan kenyataan pahit. Banyak

yang menyarankan agar Pemerintah In­

donesia membalas sanksi tersebut de­

ngan sanksi yang sama bagi maskapai pe­

nerbangan Eropa ke Indonesia, bahkan

sampai pembekuan hubungan diplomatik.Bagi Garuda Indonesia, di bawah ke­

pemimpinan Emirsyah Satar, kenyataan

pahit tersebut justru dijadikan momentum

melakukan transformasi menjadi maska­

pai penerbangan yang berkelas. Garuda

bangkit dari kegagalan tersebut dan be­

kerja keras memperbaiki diri.  Hasilnya

sungguh luar biasa.

Dalam  Famborough  International

Airshow pada 2012, Garuda Indonesia

mendapatkan dua penghargaan, yakni

“The Best Regional Airline in Asia”

dan  “The  World’s  Best  Regional

Airline” dari Skytrax. Skytrax adalah

lembaga  yang  khusus  memeringkatmaskapai penerbangan berjadwal dan

bandara­bandara di seluruh dunia yang

berbasis di London. Garuda Indonesia

berhasil mengalahkan maskapai pener­

bangan ternama Asia seperti Singapore

Airline, Malaysia Airline, Cathay Pasific,

dan lain­lainya, dan menjadi yang terbaik

di dunia.

Nilai seseorang tidak ditentukan oleh

peristiwa apa yang terjadi padanya, tetapi

oleh  bagaimana  responsnya  terhadap

peristiwa itu. Peristiwa yang dialami bolehsama, misalnya mendapat musibah yang

sama atau mendapat kenikmatan yang

sama. Setiap orang memberikan respon

yang berbeda atas peristiwa­peristiwa

yang dialaminya itu.

Kita tidak bisa memilih peristiwa apa

yang akan kita alami karena berada di

luar kendali kita, tetapi kita bisa memilih

respon terhadap setiap peristiwa yang

kita alami. Anda bisa merespon dengan

cara positif atau negatif, semuanya ter­

serah pada pilihan Anda. Memilih responnegatif  mengantarkan Anda  menjadi

pecundang, dan memilih respon positif

mengantar kepada kesuksesan.

Marilah kita pilih respon positif! Ter­

hadap peristiwa yang menyenangkan kita

merespon  dengan  bersyukur  kepada

Allah dan berterima kasih kepada orang­

orang yang ikut andil atas datangnya

kesenangan tersebut. Terhadap peristiwa

yang tidak menyenangkan kita bersabar

dan berprasangka baik kepada Allah,

Page 7: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

7EDISI 16/2014

bahwa  Dia  mendatangkan  kesulitan

tersebut adalah dalam rangka memberi­

kan kemudahan buat kita.

Merespon dengan cara negatif ataskesulitan yang kita alami tidak

men­jadikan lebih baik. Marah atau kesal

terhadap hal­hal yang yang berada di luar

kendali kita hanya menghabiskan energi

dan membuat suasana hati tidak nyaman.

Lebih baik dijadikan momentum untuk

meraih kesuksesan yang lebih besar.

Pernahkan Anda kesal karena hujan

lebat saat Anda punya janji pertemuan

penting? Bagaimana kalau hujannya tidak

berhenti­berhenti? Boleh jadi Anda tam­

bah kesal dan marah. Hujan lebat tidakberada dalam  wilayah  kendali Anda.

Kekesalan Anda tidak membuat hujan

menjadi reda. Marah dan kesal memer­

lukan energi besar dan membuat suasana

hati tidak nyaman. Dari pada mengha­

biskan energi untuk kekesalan, lebih baik

segera ambil jas hujan atau payung, dan

Anda tetap dapat menunaikan janji serta

menikmati suasana hujan. Sesuatu yang

berada di luar wilayah kendali kita tidak

bisa kita ubah, seperti halnya iklim dan

cuaca. Kekecewaan dan kemarahan ti­dak akan memperbaiki suasana. Lebih

baik kita mengatur respons positif yang

bisa kita lakukan.

Dalih  atau  alasan  merupakan  pe­

nyumbat pembuluh darah sukses. Se­

seorang membuat dalih hanyalah untuk

memuaskan diri sendiri agar dimaklumi

orang lain, bahwa kegagalan yang dia­

laminya merupakan sesuatu yang wajar

dan ada alasannya.  Ia akan membuat

alasan ketika gagal memenuhi janjinya.

Ketika tidak menghadiri rapat juga akan

mencari­cari alasan. Hasil ujian jelek,

juga ada alasannya.

Semakin Anda sering membuat dalihdan alasan,  semakin  jauh kesuksesan

menghampiri Anda. Penyakit yang lebih

parah lagi adalah menimpakan kesalahan

kepada orang lain atas kegagalan yang

ia alami. Penyakit ini menjadi penyumbat

serius pembuluh darah sukses. Gagal

ujian  disalahkan  dosen  pengujinya,

“Kenapa soalnya sulit­sulit.” Gagal ber­

wirausaha yang disalahkan orangtuanya,

“Tidak memberi modal yang cukup.” Se­

tiap kegagalan yang dialami, yang di­

salahkan orang lain. Ia tidak mengambiltanggung jawab atas kegagalannya itu.

Pembaca yang budiman!

Marilah kita berusaha menahan diri

dari menyalahkan orang lain atas masalah

yang kita hadapi dan tidak membuat dalih

atau  alasan.  Selanjutnya,  senantiasa

bangkit berusaha lagi. Janji Allah: “Maka

sesungguhnya bersama kesulitan ada

kemudahan,  sungguh bersama  kesu-

litan ada kemudahan” (Qs. Alam Nasy­

rah: 5­6). Kita yakini janji Allah pasti

terjadi, karena Dia tak pernah ingkarjanji!

Bangkit dari setiap kegagalan, berani

bertanggung jawab, tidak berdalih dan

menyalahkan  orang  lain,  Insya Allah

kesuksesan segera menghampiri Anda!

Wallahu A’lam Bishawab.

Semporna Sabah, 16 Pebruari 2014

Agus Sukaca

 [email protected]

Page 8: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

8 Berkala Tuntunan ISLAM

Tafsir al-Qur’an

SURAT AL-BAQARAHAYAT 47-48

Surat al­Baqarah ayat 48 ini juga

diulang  lagi  dalam  ayat  123,

meskipun dengan redaksi kalimat

yang berbeda.

Dan takutlah kamu kepada suatu hari

di waktu seseorang tidak dapat meng-

gantikan  seseorang  lain  sedikit  pun

dan tidak akan diterima suatu tebusan

daripadanya dan tidak akan memberi

manfaat  sesuatu  syafaat  kepadanya

dan tidak (pula) mereka akan ditolong.

(Qs. al­Baqarah: 123)

  Secara  khusus,  juga

pada ayat 40,  perintah ini ditujukan padakelompok­kelompok Bani Isra’il yang

berada di Madinah pada Zaman Nabi

Muhammad shalla Allahu ‘alaihi wa sallam

dan secara umum tentunya juga sesu­

dahnya dan di mana saja mereka berada.

(Penjelasan  lumayan  panjang  atas

potongan ayat ini, lihat Tafsir Surat al­

Baqarah  ayat  40­41  pada  edisi  ter­

dahulu).

Hai Bani Israel, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan

kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu

atas segala umat

Dan  jagalah  dirimu  dari  (‘azab)  hari  (kiamat,  yang  pada  hari  itu)

seseorang  tidak  dapat  membela  orang  lain,  walau  sedikit  pun;  dan

(begitu  pula)  tidak  diterima  syafa‘at  dan  tebusan daripadanya,  dan

tidaklah mereka akan ditolong. (Q. al­Baqarah: 47­48)

Page 9: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

9EDISI 16/2014

 udzkuruu: ingatlah kamu. Kata ini

yang  merupakan  katakerja  dari  kata

dasar dzikir (dzikr:  ) yang memiliki

arti mengingat dan menyebut.

 ni’matiya: nikmatKu (Allah).

Kata nikmat di sini berarti segala macam

nikmat. Kenikmatan (an-ni’mah:  )

di sini adalah kata benda jenis (isim jenis

dalam  istilah  tata  bahasa Arab)  yang

berarti segala macam kenikmatan (an-

ni’am:  ).

Nikmat  dalam  bahasa Arab  me­

ngandung arti kebutuhan hidupnya lebih

dari sekedar tercukupi, dirasakan me­

nyenangkan, keadaannya baik dan terasa

mudah.

 allatii an’amtu ‘alai-

kum: yang telah Aku anugerahkan ke­

padamu, yang telah Aku berikan nikmat

itu  kepadamu.

  wa  annii

fadhdhaltukum ‘ala al-‘aalamiin: Dan

bahwa Aku (Allah) telah memberikan

berbagai kelebihan (keutamaan) melebihi

bangsa lainnya.

Kelebihan ini terjadi pada masa lalu,

yaitu pada masa Nabi Musa ‘alaihis sa­

laam ketika mereka masih tunduk dan

patuh mengikuti perintah Allah subhanahuwa ta’aala.

 al-‘aalamiin adalah bentuk

jamak dari kata ( ) al-‘aalam yang

sering  diterjemahkan  dengan  alam

semesta. Kata al-‘aalamiin adalah segala

sesuatu yang ada selain Allah  ta’aala

(alam semesta dan seisinya), yaitu alam

jagat raya dengan alam malaikat, alam

jin, alam manusia, alam binatang, dan alamtumbuh­tumbuhan dan lain­lainnya.

Kadang orang mencampuradukkan

antara kelebihan (al-afdhaliyyah) yang

lebih bersifat duniawi seperti harta, ke­

kuatan,  kecantikan,  atau  kepandaian

dengan kelebihan (al-khairiyyah) yang

lebih bersifat terutama dalam hal­hal ke­

bajikan dan kesalihan dan hal­hal yang

bersifat akhirat. Oleh karena itu, kepada

kaum mu’min Allah berfirman:

Kamu adalah umat yang terbaik yang

dilahirkan untuk manusia, menyuruh

kepada yang makruf,  dan mencegah

dari  yang  mungkar,  dan  beriman

kepada  Allah.  Sekiranya  Ahli  Kitab

(mau) beriman, tentulah itu lebih baik

bagi mereka; (sedikit) di antara mereka

ada  yang  kemudian  beriman,  tetapi

kebanyakan  mereka  adalah  orang-orang yang fasik (orang mengetahui

aturan Allah  ta’aala  tetapi  melang-

garnya). (Qs Ali Imran: 110)

 wattaquu yauman: Jaga­

lah dirimu (awas, waspada, hati­hatilah

kamu) akan datangnya suatu hari (harikiamat, hari akhirat).

Page 10: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

10 Berkala Tuntunan ISLAM

Menjaga diri terhadap akan datang­

nya  Hari  Kiamat  maksudnya  adalah

bersikap awas dan waspada terhadap

peristiwa­peristiwa yang akan terjadi,yang penuh dengan kejadian­kejadian

dahsyat yang bisa sangat tidak terduga

dan menakutkan.

Caranya  adalah  dengan  beriman

kepada Allah subhanahu wa ta’aala dan

tunduk patuh kepada­Nya sesuai dengan

apa yang disampaikan dan dituntunkan

oleh  Rasulullah  Muhammad  shalla

Allaahu ‘alaihi wa sallam melalui al­

Qur’an dan Sunnahnya dengan bukti

amal shalih.

(Perihal taqwa ittaquu, lihat Boks, ha­

laman 12)

 laa tajzii

nafsun  ‘an  nafsin  syaiaa:  seseorang

tidak dapat membela (memberi perto­

longan kepada) orang lain.

Pada hari itu seseorang atau siapapun

tidak bisa memberi pertolongan kepada

orang lain. Seseorang hanya bergantung

kepada iman dan amal perbuatannya didunia. Itulah yang bisa menolong atau

membelanya.

 wa laa yuqbalu

minhaa syafaa’atun: dan (begitu pula)

tidak diterima syafa‘at dari orang lain.

Ini adalah peringatan bagi orang­orangkafir yang tidak akan menerima syafa’at

karena kekafirannya (tidak mau beriman

kepada Allah ta’aala dan kepada Nabi

Muhammad SAW, tidak mau shalat dan

membayar zakat).

Hal ini seperti ditegaskan dalam ayat

berikut:

Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas

apa  yang  telah  diperbuatnya  (38).

Kecuali golongan kanan (39). Beradadi dalam surga, mereka tanya mena-

nya (40). Tentang (keadaan) orang-or-

ang yang berdosa (41). “Apakah yang

memasukkan  kamu  ke  dalam  Saqar

(neraka)?” (42). Mereka menjawab:

“Kami dahulu tidak termasuk orang-

orang yang  mengerjakan salat  (43).

Dan kami tidak (pula) memberi makan

orang miskin (44). Dan adalah kami

membicarakan  yang  batil,  bersama

dengan orang-orang yang membica-

rakannya  (45).  Dan  adalah  kami

mendustakan  hari  pembalasan  (46).Hingga  datang  kepada  kami  kema-

tian” (47). Maka tidak berguna lagi

bagi mereka syafaat dari orang-orang

yang memberikan syafaat (48). Maka

mengapa mereka (orang-orang kafir)

berpaling dari peringatan  (Allah)?”

(49) [Qs al­Mudatstsir: 38­49]

Page 11: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

11EDISI 16/2014

  wa  laa  yu’kha-

dzu  minhaa  ‘adlun:  Dan  juga  tidak

diterima tebusan darinya. (Di akhirat tidak

lagi ada tebus­menebus atas kesalahan

seseorang yang kafir, tidak mau beriman).

 : dan tidaklah mereka

akan ditolong dari adzab yang akan di­

terima apabila mereka tidak mau ber­

iman.

Dua ayat ini mengingatkan kepada Bani

Isra’il secara keseluruhan yang sebagian

besar mereka itu tidak mau beriman ke­

pada kerasulan Nabi Muhammad SAW

untuk mengingat kembali nikmat Allah

ta’aala dan juga beberapa kelebihan yang

dahulu telah yang telah diberikan kepadamereka. Memang secara khusus ayat ini

berbicara kepada sekelompok Bani Isra’il

yang ada  di  Madinah  pada  saat  Nabi

Muhammad berada di sana.

Pemberian peringatan ini agar Bani

Isra’il mau bersyukur dengan beriman

dan mau menerima ajaran Islam yang

dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.Peringatan yang lebih keras lagi ada­

lah agar Bani Isra’il awas dan waspada

untuk menjaga diri akan datang­nya Hari

Kiamat yang pada saat itu manusia tidak

akan selamat kecuali dengan menerima

iman kepada apa yang dibawa oleh Nabi

Muhammad SAW. Bagi orang yang tidak

beriman, maka saat itu syafaat (perto­

longan) tidak akan diterima dan tidak aka

nada gunanya. Bagi orang  kafir, tidak

mau beriman (tidak mau beriman kepada

Allah ta’aala dan kepada Nabi Muham­mad shalla Allahu ‘alaihi wa sallam, tidak

mau shalat dan membayar zakat), maka

saat itu tidak ada tebusan tidak pula ada

bantuan.

Narasumber  utama  artikel  ini:

M.  Yusron Asrofie

Pelajaran dari Al-Baqarah ayat 47-48

1. Kita diperintahkan, diutamakan untuk mengingat nikmat­nikmat Allah ta’aala

dan  tentu  saja  untuk  mensyukurinya.  Rasa  syukur  dilakukan  dengan

mengucap Alhamdulillah atau menambah ketaatan dalam beribadah kepada

Allah ta’aala.

2. Sungguh­sungguh menjaga diri dengan mewaspadai akan datangnya adzab

Hari Kiamat dengan beriman kepada Allah ta’aala dan beramal shalih sertameninggalkan hal­hal yang tidak benar.

3. Peringatan bahwa pada hari kiamat tidak akan diterima syafa’at (per­

tolongan), tidak ada tebusan dan tidak ada pertolongan bagi orang yang

tidak mau beriman kepada apa yang dibawa oleh Rasul Allah Muhammad

shalla Allahu ‘alaihi wa sallam.

Page 12: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

12 Berkala Tuntunan ISLAM

Ada kesan kuat bahwa kita semua

dihadapkan pada sebuah mak­

na dari kata taqwa yang kalau kita ber­

pikir serius harus ada tinjauan ulang.

Selama ini kata taqwa terutama ketika

dihadapkan pada obyek Allah (maf’uul

bih) maka orang cenderung mengarti­

kan “takutlah kepada Allah”. Padahal,

kalau melihat sifat Allah yang Maha

Pengampun: ghafuur   disebut 91

kali dan ghaffaar    disebut lima

kali.

Sementara itu, sifat Allah yang Maha

Penyayang: al-Rahiim   ada 34

kali disebut, sedangkan kata yang Maha

Pengasih: al-rahman   disebut 48kali. Padahal  sifat Allah yang Maha

Dahsyat  Hukumannya  (

cuma ditemukan 14 kali dan dan Maha

Dahsyat Adzabnya   cuma

sekali disebut.

Oleh  karena  itu,  masihkah  kita

mengartikan bertaqwa kepada Allah itu

sebagai “takutlah kepada Allah.” Mari­

lah kita urai satu demi satu, ungkapan

ayat yang berkaitan dengan “taqwa”.

Makna MuttaqinKalau dilihat dari sifat­sifat Muttaqin

(orang­orang yang bertaqwa), maka

maknanya  adalah  “kumpulan  segala

macam  kebaikan/kebajikan”. Atau

dengan bahasa lain, muttaqin adalah

orang­orang yang beriman kepada yang

ghaib  (Allah,  Hari Akhir,  Malaikat,

Kitab, kitab­kitab yang turun sebelum

Nabi Muhammad SAW sudah menjadi

barang ghaib bagi kita, dan juga para

nabi yang tidak kita jumpai secara fisik).

Selain itu, muttaqin itu juga harus

rajin dan tekun (istiqamah) mengerjakan

shalat dengan benar, menyisihkan seba­

gian hartanya untuk infaq (zakat) yangitu adalah harta yang dicintainya kepada

kerabatnya, anak­anak yatim, orang­

orang miskin, musafir (yang memerlukan

pertolongan)  dan orang­orang  yang

meminta­minta; dan (untuk memerdeka­

kan) budak, dan orang­orang yang me­

nepati janjinya apabila ia berjanji, dan

orang­orang yang sabar dalam kesem­

pitan,  penderitaan  dan  dalam  pepe­

rangan.

Akhlaq muttaqin  itu adalah  suka

menahan rasa dongkol (tidak dilam­

piaskan menjadi kemarahan), dan sukamemberi  maaf kepada orang lain. Dan

kalau berbuat salah atau tidak baik,

maka segera mohon ampunan kepada

Allah atas dosanya.

Berikut adalah ayat­ayat yang meng­

ungkap mengenai ciri­ciri dan juga apa

saja yang dilakukan oleh orang­orang

muttaqin.

MAKNA TAQWA DAN TAFSIRNYA

BOKS

Page 13: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

13EDISI 16/2014

1. Alif Laam Miim. 2. Kitab (al- Qur-’an) ini tidak ada keraguan padanya;

petunjuk bagi mereka  yang  bertak-

wa. 3. (Yaitu) mereka yang beriman

kepada yang gaib, yang mendirikan

shalat dan menafkahkan sebahagian

rezki yang Kami anugerahkan kepa-

da mereka. 4. Dan mereka yang beri-

man kepada Kitab (al -Qur’an) yang

telah  diturunkan  kepadamu  dan

Kitab-kitab  yang  telah  diturunkan

sebelummu, serta mereka yakin akan

adanya (kehidupan) akhirat. 5. Mere-ka  itulah  yang  tetap  mendapat  pe-

tunjuk dari Tuhan mereka, dan me-

rekalah  orang-orang  yang  berun-

tung. (Qs al­Baqarah: 1­5)

Bukanlah  menghadapkan  wajahmu

ke timur dan barat itu kebajikan, te-

tapi sesungguhnya kebajikan itu ia-

lah beriman kepada Allah, hari akhir,

malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-

nabi dan memberikan harta yang di-

cintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, mu-

safir  (yang  memerlukan  pertolong-

an) dan orang yang meminta-minta;

dan (memerdekakan) hamba sahaya,

mendirikan shalat, dan menunaikan

zakat; dan orang-orang yang mene-

pati  janji  apabila  ia  berjanji,  dan

orang-orang yang sabar dalam ke-

sempitan, penderitaan dan dalam pe-

perangan.  Mereka  itulah  orang-

orang  yang  benar  (imannya);  dan

mereka itulah orang-orang yang ber-takwa. (Qs al­Baqarah: 177)

Page 14: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

14 Berkala Tuntunan ISLAM

Dan  bersegeralah  kamu  kepada

ampunan dari Tuhanmu dan kepada

surga yang luasnya seluas langit dan

bumi yang disediakan untuk orang-

orang yang bertakwa,

(Yaitu) orang-orang yang menafkah-

kan (hartanya), baik di waktu lapangmaupun sempit, dan orang-orang yang

menahan amarahnya dan memaafkan

(kesalahan)  orang.  Allah  menyukai

orang-orang yang berbuat kebajikan.

Dan (juga) orang-orang yang apabila

mengerjakan  perbuatan  keji  atau

menganiaya diri sendiri, mereka ingat

akan  Allah,  lalu  memohon  ampun

terhadap dosa-dosa mereka dan siapa

lagi  yang  dapat meng-ampuni  dosa

selain daripada Allah? Dan mereka

tidak meneruskan perbuatan kejinyaitu, sedang mereka mengetahui.

Mereka itu balasannya ialah ampun-

an  dari  Tuhan  mereka  dan  surga

yang di dalamnya mengalir sungai-

sungai, sedang mereka kekal di da-

lamnya; dan itulah sebaik-baik pa-

hala orang-orang yang beramal.

Agar Kamu Sekalian Bertaqwa

Ungkapan “agar kamu bertakwa”

  pada  bulan  Ramadhan

seringkali kita dengar dari para pen­ceramah  maupun  khatib  Khutbah

Jum’at. Biasanya ungkapan itu dikaitkan

dengan Puasa Ramadhan. Sebenarnya,

al­Qur’an memberikan beberapa cara

agar kita bertaqwa dengan mengguna­

kan  bentuk  ungkapan  “la’allakum

tattaquun” melalui beberapa ayat­Nya.

Berikut, beberapa ayat yang me­

nunjukkan jalan agar kita bertaqwa dan

itu tidak hanya terbatas pada kewajiban

Puasa Ramadhan saja.

1. Beribadah kepada Allah, Sang

Pencipta, Pemilik/Penguasa dan

Pengatur/Pemelihara alam se-mesta dan isinya.

Hai  manusia,  sembahlah  Tuhanmu

Yang telah menciptakanmu dan or-ang-orang  yang  sebelummu,  agar

kamu bertakwa (Qs. al­Baqarah:21).

2. Berpegang teguh sekuat tenaga

kepada al-Qur’an dengan meng-

ingat apa yang ada di dalamnya

dan melaksanakannya.

Dan (ingatlah), ketika Kami meng-

ambil janji dari kamu dan Kami ang-

katkan gunung (Thursina) di atasmu

(seraya Kami berfirman): “Pegang-

lah teguh-teguh apa yang Kami be-

rikan kepadamu dan ingatlah selalu

apa  yang  ada  di  dalamnya,  agar

kamu bertakwa” (Qs. al­Baqarah: 63)

Page 15: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

15EDISI 16/2014

Dan (ingatlah), ketika Kami meng-

angkat bukit ke atas mereka seakan-

akan  bukit  itu  naungan  awan  dan

mereka yakin bahwa bukit  itu akan

jatuh menimpa mereka. (Dan Kami

katakan kepada mereka): “Pegang-

lah dengan teguh apa yang telah Ka-

mi berikan kepadamu, serta ingatlahselalu (amalkanlah) apa yang terse-

but di dalamnya supaya kamu men-

jadi  orang-orang  yang  bertakwa”

(Qs. al­A’raf: 171).

3. Melaksanakan hukum qisas.

Dan dalam hukum kisas (hukum yang

setimpal dengan kejahatan yang di-lakukannya) itu ada (jaminan kelang-

sungan)  hidup  bagimu,  hai  orang-

orang  yang  berakal,  supaya  kamu

bertakwa (al­Baqarah: 179)

4. Melaksanakan Puasa Ramadhan.

Hai orang-orang yang beriman, di-

wajibkan atas kamu berpuasa seba-

gaimana  diwajibkan  atas  orang-

orang  sebelum  kamu  agar  kamu

bertakwa. (Qs. al­Baqarah: 183)

5. Mengikuti dan mentaati jalan

agama Islam. Tidak mengikuti

jalan lain yang bertentangan

dengan jalan agama Islam.

Dan  bahwa  (yang  Kami  perintah-

kan) ini adalah jalan-Ku yang lurus,

maka  ikutilah  dia;  dan  janganlah

kamu  mengikuti  jalan-jalan  (yang

lain),  karena  jalan-jalan  itu  men-

cerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.

Yang demikian itu diperintahkan Al-

lah kepadamu agar kamu bertakwa

(Qs. al­An’am: 153).

Arti Bahasa dan Tafsirnya

Kalau  dilihat  dari  asal  katanya

 (waqaa, yaqii, wi-

qaayah), maka taqwa adalah menjaga,

memelihara, melindungi (awas, waspa­

da, dan hati­hati) dari sesuatu perbuatan

dosa dan dari segala sesuatu yang  me­

nyakitinya, memberi madharat atau yang

membahayakan dirinya dan jiwanya,

bisa di dunia bisa di akhirat.

Bisa juga dikatakan, kata taqwa,

juga perintah ittaquu, berasal dari akarkata yang mempunyai makna “men­

jaga,  memelihara,  melindungi”  dari

sesuatu yang menyakitkan dan mem­

bahayakan. Taqwa itu menjadikan diri

seseorang di dalam penjagaan atau per­

lindungan dari apa yang dikhawatirkan

(ditakutkan).

Berikut adalah contoh­contohnya:

Page 16: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

16 Berkala Tuntunan ISLAM

Maka Allah menjaganya dari keja-

hatan tipu daya mereka, dan Fir’aun

beserta  kaumnya  dikepung  oleh

a z a b y a n g a m a t b u r u k (al­Mukmin/

Ghafir: 45).

Mereka tidak akan merasakan mati

di dalamnya kecuali mati di dunia.

Dan  Allah  menjaga  mereka  dari

azab neraka. (Qs. ad­Dukhan: 56).

Mereka bersuka ria dengan apa yang

diberikan kepada mereka oleh Tuhan

mereka; dan Tuhan mereka menja-

ga  mereka dari  azab neraka.  (Qs.

ath­Thuur: 18)

Maka  Allah  menjaga  mereka  dari

kesusahan hari itu, dan memberikan

kepada mereka  kejernihan (wajah)

dan kegembiraan hati. (al­Insan: 11)

Kata “Qi” dan “Quu”

Kata  “qi”    dan  “quu” 

artinya jagalah atau peliharalah dari ...

Lihat Qs 2: 201;  3: 16, 191;  40: 7, 9.

Dan  diantara  mereka  ada  orang

yang berdoa: “Ya Tuhan kami, beri-

lah  kami  kebaikan  di  dunia  dan

kebaikan di akhirat dan peliharalah

kami  dari  siksa  neraka”.  (Qs.  al­

Baqarah: 201)

(Yaitu)  orang-orang  yang  berdoa:

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami

telah beriman, maka ampunilah se-

gala dosa kami dan peliharalah kami

dari siksa neraka,”

(Yaitu) orang-orang yang mengingat

Allah sambil berdiri atau duduk ataudalam keadaan berbaring dan me-

reka memikirkan tentang penciptaan

langit  dan  bumi  (seraya  berkata):

“Ya  Tuhan  kami,  tiadalah  Engkau

menciptakan ini dengan sia-sia. Ma-

ha  Suci  Engkau,  maka  peliharalah

kami dari siksa neraka. (Ali Imran: 191)

(Malaikat-malaikat) yang  memikul

Arasy dan malaikat yang berada disekelilingnya  bertasbih  memuji

Page 17: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

17EDISI 16/2014

Tuhannya dan  mereka beriman  ke-

pada-Nya serta memintakan ampun

bagi orang-orang yang beriman (se-

raya mengucapkan): “Ya Tuhan ka-

mi, rahmat dan ilmu Engkau meliputi

segala  sesuatu,  maka  berilah  am-

punan  kepada  orang-orang  yang

bertobat dan meng-ikuti jalan Eng-kau dan peliharalah mereka dari sik-

saan  neraka  yang  menyala-nyala.

(Qs. al­Mukmin/Ghafir: 7)

Dan jagalah (peliharalah) mereka da-

ri  (balasan)  kejahatan.  Dan  orang-

orang  yang  Engkau  pelihara  dari

(pembalasan)  kejahatan  pada  hari

itu, maka sesungguhnya telah Eng-

kau anugerahkan rahmat kepadanya

dan itulah kemenangan yang besar”.

(Qs. al­Mukmin/Ghafir: 9)

Hai orang-orang yang beriman, pe-

liharalah  dirimu  dan  keluargamu

dari api neraka yang bahan bakar-

nya adalah manusia dan batu; penja-

ganya malaikat-malaikat yang kasar,

yang keras, yang tidak tidak mendur-

hakai Allah terhadap apa yang dipe-

rintahkan-Nya  kepada  mereka  dan

selalu mengerjakan apa yang dipe-

rintahkan. (Qs. at­Tahrim: 6)

Ittaquu Allah atau Ittaquu Rabba-

kum

Kata ittaquu Allah   atau itta-

quu  Rabbakum  (   artinya

adalah  “taatlah  kepada Allah”  atau

“taatlah  kepada  Tuhan  kamu”.

Ungkapan ini juga bisa berarti “jadilah

orang­orang muttaqin” sebagaimana

terlihat  dari  ciri­ciri  dan  perbuatan

seperti yang dijelaskan di atas, jugamentaati perintah atau larangan Allah.

Kalau dilihat dari kata Ittaqu Allah,

yang mayoritas diikuti atau didahului

dengan perintah atau larangan, maka

artinya orang disuruh taat pada perintah

atau  larangan dan  itu perintah atau

larangan adalah serius sekali. Apalagi

kalau ittaqu Allah sampai disebut dua

kali dalam satu ayat, maka itu perintah

yang teramat sangat serius. Yang ini

juga sama dengan tambahan haqqa

tuqaatih. Kata taqwa di sini juga bisaberarti taat, tunduk dan patuh,

Begitu  juga  ittaqu  yang  diikuti

dengan  larangan  (jangan..),  maka

larangan  itu serius sekali.

Sementara,  kalau  diikuti  ittaqu

dengan yang serem­serem atau jelek­

jelek,  maka  itu  berarti  kita  disuruh

menjaga diri dari,  awas, waspada, dan

hati­hati sampai ke tingkat takut jangan

sampai terjerumus ke situ.

Page 18: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

18 Berkala Tuntunan ISLAM

Maka  jika  kamu  tidak  dapat  mem-

buat (nya) dan pasti kamu tidak akan

dapat membuat(nya), peliharalah di-

rimu dari neraka yang bahan bakar-

nya manusia dan batu, yang disedi-

akan bagi orang-orang kafir. (Qs. al­

Baqarah: 24)

Dan jagalah dirimu dari (‘azab) hari

(kiamat, yang pada hari itu) seseo-

rang tidak dapat membela orang lain,

walau sedikit pun; dan (begitu pula)

tidak diterima syafa‘at  dan  tebusan

daripadanya,  dan  tidaklah  mereka

akan ditolong.(Qs. al­Baqarah: 48)

Allah itu Ahli Taqwa

Dan mereka tidak akan mengambil

pelajaran daripadanya kecuali (jika)Allah menghendakinya. Dia (Allah)

adalah Tuhan  Yang patut  (kita) ber-

takwa kepada-Nya dan berhak mem-

beri ampun. (Qs. al­Mudatstsir, 74: 56)

Allah ta’ala itu pemilik segala macam

kebaikan (taqwa), Allah itu Dzat yang

paling berhak menerima niat dan mak­

sud kebaikan. Inilah ikhlas dan inilah

tauhid. Allah itu yang paling berhak un­

tuk ditaati dan juga yang paling berhak

dicintai dan juga yang paling berhak

ditakuti akan kemurkaan dan adzabnya.

Selain itu, Allah adalah Dzat paling

berhak memberi ampunan atas dosa

orang yang yang bertaubat dan kembali

tunduk patuh dan taat kepada Allah.

Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW,

bersabda  mengenai  ayat  ini:  “Dia

(Allah)  adalah  Tuhan  yang  patut

(kita) bertakwa kepada-Nya dan ber-

hak  memberi  ampun.”  (Qs.  al­Mu­

datstsir,  74:  56),  Beliau  bersabda:

“Allah ‘azza wajalla berfirman: Aku

adalah Dzat yang patut ditaati  (di-

takuti),  barangsiapa  yang  taat  (ta-

kut) kepada-Ku dan tidak membuat

sesembahan  bersamaku,  maka  Akuberhak untuk memberikan ampunan

kepadanya.” Abu Isa berkata; hadis

ini hadis hasan gharib. Suhail bukan

orang yang kuat dalam hal hadis, ia

sendirian  meriwayatkan  hadis  ini

dari Tsabit. (HR Tirmidzi   3251)

Hati yang Bertaqwa

Page 19: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

19EDISI 16/2014

Demikianlah  (perintah  Allah).  Dan

barangsiapa mengagungkan syiar-syiar

Allah, maka sesungguhnya itu timbul

dari ketakwaan hati. (Qs. al­Hajj: 32)

Sya’aa’ir (jamak), sya’iirah (tung­

gal). Sya’aa’ir Allah adalah syiar­syiar

Allah, artinya segala sesuatu yang disan­

darkan kepada Allah ta’ala yang berupa

perintah dan juga larangan­Nya. Peng­agungan syiar­syiar (tanda­tanda) Aga­

ma Allah di sini berarti memperbanyak

dan melebihkan dalam beribadah ke­

pada Allah dan juga dalam menjauhi

larangan­Nya.

Al­Bara bin Azib adalah seorang

sahabat Rasul yang setia, yang mengi­

kuti 14­an kali perang dan pembelaan

diri bersama Rasulullah. Dalam konteks

ini, Al­Bara menyatakan ungkapan yang

disandarkan  (marfu’)  kepada  Nabi

SAW sebagai berikut:

Tidak boleh berkurban dengan kam-

bing  pincang  dan  jelas  kepincang-

annya, atau kambing yang buta se-

belah dan jelas butanya, atau kam-

bing yang sakit dan  jelas sakitnya,atau  kurus  yang  tidak  bersumsum

(berdaging).” (HR Tirmidzi 1417,  Al­

Albani: Shahih).

Dan  barangsiapa  mengagungkan

syiar-syiar Allah (atau, mengagungkan

perintah­perintah Allah  atau  melak­

sanakan perintah­perintahNya dengan

sangat bersungguh­sungguh).

maka sesungguhnya itu  timbul dari

ketakwaan hati. Diantara pengagungan

itu adalah menyembelih kurban dengan

memilih binatang yang besar dan gemuk.Ibnu  ‘Abbas mengatakan  bahwa

pengagungan perintah itu adalah mencari

binatang kurban yang gemuk dan bagus.

Daging-daging  unta  dan  darahnya

itu sekali-kali tidak dapat mencapai

(keridaan)  Allah,  tetapi  ketakwaan

dari kamulah yang dapat mencapai-

nya.  Demikianlah, Allah telah me-

nundukkannya  untuk  kamu  supayakamu mengagungkan Allah terhadap

hidayah-Nya kepada kamu. Dan beri-

lah  kabar  gembira  kepada  orang-

orang yang berbuat baik.

Allah ta’ala mensyariatkan kita se­

mua untuk berkurban binatang ternak

adalah supaya kita ingat kepada­Nya

dan bertakbir  mengagungkan asma­

Nya. Daging­daging unta dan darahnya

itu  sekali­kali  tidak  dapat  mencapai

Allah, tetapi ketakwaan dari kitalah yang

dapat mencapainya.Kita harus sadar bahwa Allah itu

Dzat Maha Pencipta dan Dzat Maha

Pemberi rizqi. Oleh karena  itu, dijelas­

kan di dalam surat 22 ayat 37 di atas,

bahwa  pada  hakikatnya Allah  tidak

membutuhkan  baik  daging  maupun

Page 20: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

20 Berkala Tuntunan ISLAM

darah binatang itu. Allah itu Maha Kaya.

Ibnu Juraij meriwayatkan, bahwa

orang­orang pada masa Jahiliyyah ber­

korban di Baitullah dengan daging unta

dan darahnya.

Beberapa  larangan  diantaranya

adalah sebagai berikut:

(Musim) haji adalah beberapa bulan

yang dimaklumi, barangsiapa mene-

tapkan niatnya dalam bulan itu akan

mengerjakan haji, maka tidak boleh

rafats, berbuat fasik dan berbantah-

bantahan  di  dalam  masa  menger-jakan haji. Dan apa yang kamu ker-

jakan berupa kebaikan, niscaya Allah

mengetahuinya. Berbekallah, dan se-

sungguhnya sebaik-baik bekal ada-

lah takwa, dan bertakwalah kepada-

Ku hai  orang-orang  yang  berakal.

(Qs. al­Baqarah: 197)

Rafats adalah larangan bersetubuh

atau bercumbu rayu ketika sedang ber­

ihram dalam rangkaian ibadah haji.

Dilarang berbuat fasiq. Fasiq ada­

lah sebuah perbuatan yang keluar dariketaatan dan ketundukan kepada Allah

ta’ala  berupa  meninggalkan  (tidak

mengerjakan) hal­hal yang wajib dan

melakukan hal­hal yang dilarang.

Dilarang  jidaal, yaitu berbantah­

bantahan atau bertengkar dengan mulut.

Dari Abu Hurairah, dia berkata; Ra-

sulullah SAW bersabda: “Janganlah

kalian saling mendengki, saling mem-

fitnah,  saling  membenci,  dan  saling

memusuhi. Janganlah ada seseorang

di antara kalian yang berjual beli se-

suatu yang  masih dalam  penawaran

muslim  lainnya,  dan  jadilah  kalian

hamba-hamba Allah yang saling ber-

saudara. Muslim  yang satu  denganmuslim yang lainnya adalah bersau-

dara,  tidak  boleh menyakiti,  meren-

dahkan,  atau  menghina.  Takwa  itu

ada di sini (Nabi menunjuk dadanya),

beliau mengucapkannya sebanyak tiga

kali. Seseorang telah dianggap berbuat

Page 21: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

21EDISI 16/2014

jahat apabila ia menghina saudaranya

sesama muslim. Muslim yang satu de-

ngan yang lainnya haram darahnya.

hartanya dan kehormatannya.” Telah

bercerita kepadaku  Abu At-  Thahir

Ahmad bin Amru bin Sarh, telah ber-

cerita Ibnu Wahab, dari Usamah yaituIbnu Zaid, dia mendengar Abu Sa’id

(budaknya  Abdullah bin Amir bin Ku-

raiz)  berkata;  aku  mendengar  Abu

Hurairah  berkata;  Rasulullah  SAW

bersabda:  -kemudian perawi menye-

butkan  hadis  yang  serupa  dengan

hadis Daud,  dengan sedikit  penam-

bahan  dan  pengurangan.  Diantara

tambahannya adalah; “Sesungguhnya

Allah tidak melihat kepada tubuh dan

rupa kalian, akan tetapi Allah melihat

kepada  hati  kalian.  (seraya  meng-

isyaratkan  telunjuknya  ke  dadabeliau). [HR Muslim  4650]

Dari Abu Hurairah, ia berkata; Ra-

sulullah  SAW  bersabda:  “Seorang

muslim  itu  saudara  bagi  seorang

muslim, dia tidak mengkhianatinya,tidak berdusta kepadanya juga tidak

menelantarkannya. Seorang muslim

itu haram atas muslim lainnya untuk

mengganggu kehormatannya, harta-

nya  dan  tidak  pula  menumpahkan

darahnya. Takwa itu berada di sini,

cukuplah dalam  hati  seseorang  itu

ada keburukan apabila dia menghina

saudaranya yang muslim.” BerkataAbu ‘Isa: Ini adalah hadis hasan gha-

rib dan hadis semakna diriwayatkan

dari Ali dan Abu Ayyub. (HR Tirmidzi

1850)

Pakaian Takwa

Imam Ar-Raghib al-Ashfihani men-

jelaskan dalam kitabnya, bahwa Al-

lah  menjadikan  taqwa  itu  sebagai

pakaian dengan cara perumpamaan

atau pemisalan dan penyerupaan.

Allah SWT berfirman:

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami

telah menurunkan kepadamu pakai-

Page 22: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

22 Berkala Tuntunan ISLAM

an untuk menutupi auratmu dan pa-

kaian  indah  untuk  perhiasan.  Dan

pakaian takwa itulah yang paling ba-

ik. Yang demikian itu adalah sebagian

dari  tanda-tanda  kekuasaan  Allah,

mudah-mudahan  mereka  selalu

ingat. (Qs. al­A’raf: 26)

Dan telah Kami ajarkan kepada Da-

wud membuat baju besi (ad-dir’  )

untukmu, guna memelihara kamu da-

lam peperanganmu; maka hendaklah

kamu bersyukur (kepada Allah). (Qs.

al­Anbiya’: 80)

Dan Allah telah membuat suatu per-

umpamaan (dengan) sebuah negeri

yang dahulunya aman lagi tenteram,

rezekinya datang kepadanya melim-pah ruah dari segenap tempat, tetapi

(penduduknya) mengingkari nikmat-

nikmat Allah; karena itu Allah mera-

sakan kepada mereka pakaian kela-

paran  dan  ketakutan,  disebabkan

apa yang selalu mereka perbuat.

Allah  menjadikan  kelaparan  dan

ketakutan  sebagai  pakaian  menjadi

berbentuk  fisik,  penyerupaan  dan

penggambaran.

Kembali ke ayat pakaian taqwa:

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami

telah menurunkan kepadamu pakai-

an untuk menutupi auratmu dan pa-

kaian  indah  untuk  perhiasan.  Dan

pakaian takwa itulah yang paling ba-

ik. Yang  demikian  itu  adalah seba-

hagian dari tanda-tanda kekuasaan

Allah, mudah-mudahan mereka sela-lu ingat. (Qs. al­A’raf: 26)

Wa libâs al-taqwâ dzâlika khayr

(Dan pakaian takwa itulah yang pal-

ing baik). Menurut al­Qurthubi, ayat ini

menerangkan  bahwa  takwa  adalah

sebaik­baik pakaian. Ada beberapa pe­

nafsiran. Setidaknya dapat dikelom­

pokkan menjadi dua. 

Pertama, libâs (pakaian) dalam pe­

ngertian hakiki. Sehingga yang dimak­

sud dengan libâs al-taqwâ adalah pa­kaian sebagaimana diterangkan dalam

kalimat sebelumnya. Sehingga yang di­

maksud pakaian takwa adalah pakaian

yang diturunkan Allah SWT dan ber­

guna sebagai penutup aurat dan per­

hiasan.

Kedua, libâs (pakaian) dalam pe­

ngertian majâzi (kiasan). Menurut Ibnu

‘Abbas,  libâs al-taqwâ  adalah  amal

shalih. Qatadah dan al­Suddi menaf­

sirkannya sebagai iman. Al­Hasan ber­

pendapat bahwa yang dimaksud adalahal-khayâ` (malu). Sebab itu mendorong

kepada ketakwaan. Urwah bin Zubair

Page 23: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

23EDISI 16/2014

memaknainya sebagai sikap takut ke­

pada Allah.

Dikemukakan al­Zamakhsyari dan

al­Syaukani, pakaian takwa adalah pa­kaian  wara’  dan  menjauhi  kemak­

siatan. Ditegaskan al­Syaukani, jiwa

yang wara’ dan takut kepada Allah itu

merupakan pakaian yang paling baik

dan indah. Pengertian ini meliputi seluruh

keadaan dan perbuatan yang tercakup

dalam ketakwaan dan semua penafsiran

yang disebutkan para ulama tersebut.

Ayat ini diakhiri dengan firman­Nya:

 Dzâlika min âyâtil-lâh la’allahum

yadzdzakkarûn  (yang  demikian  itu

adalah sebahagian dari tanda-tanda

kekuasaan  Allah,  mudah-mudahan

mereka selalu ingat).

Kata  dzâlika  merupakan  ism  al-isyârah (kata penunjuk). Obyek yang

ditunjuk adalah diturunkannya semua

pakaian yang disebutkan sebelumnya

termasuk min ayâtil-Lâh. Yakni, yang

menunjukkan atas besarnya fadhilah­

Nya dan kesempurnaan rahmat­Nya.

Demikian al­Alusi dalam tafsirnya. 

Kemudian disebutkan bahwa semua

tanda­tanda kebesaran Allah SWT agar

mereka ingat: la’allahum yadzdzak-

karûn. Yakni, mereka mengetahui nik­

mat­nikmat­Nya. Atau,  mereka bisamenerima nasihat, lalu menjauhi perbu­

atan tercela.

Demikianlah. Pakaian merupakan

salah satu kenikmatan dari Allah ke­

pada manusia yang wajib disyukuri.

Cara penting untuk mensyukurinya ada­

lah dengan menggunakan pakaian sesu­ai  fungsinya  yang  ditetapkan­Nya:

menutup aurat dan menjadi perhiasan.

Dan tidak kalah pentingnya, dengan

menerima  dan  menjalankan  semua

perintah­Nya dan menjauhi larangan­

Nya. Yakni, menerapkan seluruh sya­

riah­Nya tanpa terkecuali. Maka mere­

ka yang tidak mau menutup auratnya

dengan pakaian dan enggan dengan

syariah­Nya,  berarti  tidak  termasuk

hamba yang bersyukur kepada­Nya.

Kesimpulan

Dari berbagai ayat dengan berbagai

bentuk kata taqwa dari kata dasarnya

maka kesan  yang artinya  takut bisa

dikatakan tidak ada. Kalaupun harus

dikatakan ada, maka itu hanya sedikit

sekali  dan  itupun  berkaitan  dengan

sesuatu yang serem­serem atau jelek­

jelek, maka itu berarti kita disuruh men­

jaga diri dari,  awas, waspada, dan hati­

hati  sampai ke  tingkat  takut  jangan

sampai terjerumus ke situ.

Oleh karena Allah ta’aala itu mahapengampun, maha pengasih dan pe­

nyayang, maka tidaklah sepatutnya dan

tidak pada tempatnya ketika mengarti­

kan  ittaquu Allah menjadi “takutlah

kepada Allah”, lebih baik kata ‘taqwa’

itu diartikan tunduk patuh kepada Al­

lah subhanahu wata’ala

Narasumber  utama  artikel  ini:M.  Yusron Asrofie

email:  [email protected]

Page 24: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

24 Berkala Tuntunan ISLAM

Membuka Dompet Sedekahuntuk Masjid AN-NURTongkang, Pingtung, Taiwan

Sedekah Masjid AN-NUR TongkangPingtung, Taiwan

Atau secara Kwaho ke alamat:RIZAL DIAN AZMI,

NATIONAL CENTRAL UNIVERCITY DEPARTMENT OF MATH

NO. 300, JHONGDA RD., JHONGLY CITY,TAOYUAN COUNTY 32001, TAIWAN (R.O.C)

Atau, ke rekening Indonesia, via rekg:an: MOHAMMAD ADAM JERUSALEM

no. rekening: 0329670428(BNI SYARIAH Cab. YOGYAKARTA)

kontak person: WhatsApp +62-81313.8883.12email: [email protected]

Masjid An­Nur di Tongkang, Pingtung, Taiwan, semula adalah mushollayang sehari­hari dipakai beribadah para Anak Buah Kapal warga Indone­sia. Selama 3 tahun, bangunan musholla ini mengontrak. Kini, pemilikbangunan bersedia menjualnya dengan harga 5,5 juta NTD (1 NTD = Rp380).Telah terkumpul dana 4 juta NTD, masih kurang 1,5 juta NTD (Rp 570juta).    FOSPI,  organisasi  para ABK  ini  bertekat  untuk  membeli  danmenjadikannya  sebuah  masjid.  Dan  LazisMu  PCIM Taiwan  bertekadmelaksanakan program kedua untuk membantu penggalangan dana masjidini, setelah usai program pertama penggalangan dana untuk korban erupsiGunung Kelud. Mari bergotong royong membantu saudara kita.....

Page 25: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

25EDISI 16/2014

Tuntunan Akidah

Perkara-perkaraPerusak Akidah Tauhid

TAQLID,BID’AH DAN

KHURAFAT

Iftitah

Di  antara  perkara  yang  dapat

 merusak aqidah dan keimanan

seorang Muslim adalah taqlid,

bid’ah  dan  khurafat.  Ketiga  perkara

tersebut saling kait berkelindan satu sama

lain.  Dapat  dikatakan,  bahwa  taqlid

merupakan biang keladi dari munculnya

bid’ah dan khurafat. Taqlid yakni meng­

ikuti pendapat seseorang dalam agama

(khususnya aqidah­ibadah) tanpa me­ngetahui dasar­dasar dalilnya.

H. Djarnawi Hadikusumo mengata­

kan, taqlid ibarat tanah yang amat subur

yang di atasnya tumbuh dan berkembang

tanaman berupa bid’ah dan khurafat.

Sedangkan jiwa yang hidup dan sadar,

yang menolak taqlid, dan terus menda­

lami sumber dan dasar­dasar agama se­

cara kokoh akan selalu menolak bid’ah

dan khurafat, karena paham Quran dan

Sunnah  dan paham pula penyimpangan­

penyimpangannya, baik dalam aqidah,ibadah,  muamalah,  maupun  akhlak

(Hadikusumo, 1996: 16).

Jiwa yang hidup, sadar dan cerdas

akan  ilmu  agama  (ulum  al-din)  dan

paham akan fungsi agama bagi dirinya,

niscaya hanya menghendaki kemurnian

iman dan  ibadah  hanya kepada Allah

secara murni, tidak dikotori oleh keper­

cayaan dan ritual­ibadah buatan manusia

sekecil apapun. Ia hanya menghendaki

hakekat iman dan cara ibadah yang asli

diperintahkan Allah dan dicontohkan olehRasul­Nya, mengenai caranya, bacaan­

nya, waktunya, jumlahnya, asli dan murni

tidak dikurangi dan tidak pula ditambahi

oleh kehendak manusia. Tambahan da­

lam hal ibadah disebut bid‘ah, sedangkan

tambahan dalam kepercayaan disebut

bid‘ah i‘tiqad atau khurafat.

Munculnya  bid’ah  dan  khurafat

memang sangat beragam sebabnya, di

antaranya sebab kebodohan dalam ilmu

agama, perasaan kurang puas terhadap

syariat agama, kepentingan politik dan

sebagainya.

Taqlid

Taqlid secara bahasa adalah meletak­

kan “al-qiladatun” (kalung) ke leher. Di­

pakai  juga  dalam  hal  menyerahkan

perkara kepada seseorang seakan­akan

perkara tersebut diletakkan di lehernya

seperti kalung.  [Lisanul Arab 3/367]

Pembahasan tentang Bahaya danSolusinya Sesuai Quran-Sunnah

Page 26: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

26 Berkala Tuntunan ISLAM

Adapun taqlid menurut  istilah adalah

mengikuti perkataan yang tidak ada huj­

jahnya atau tidak memahami hujah dan

dalilnya [Jami’ Bayanil Ilmi wa Ahlihi2/993 dan l’lamul Muwaqqi’in 2/178]

Ada juga yang mengatakan bahwa taqlid

adalah mengikuti perkataan orang lain

tanpa mengetahui dalilnya.  [Mudzak-

kirah Ushul Fiqh hal. 3 14]

Firman Allah tentang perilaku taqlid:

Mereka  menjadikan  orang-orang

alimnya dan rahib-rahib mereka seba-

gai rabb selain Allah dan Al-Masih bin

Maryam, padahal mereka tidaklah di-

perintah, melainkan hanya beribadah

kepada Tuhan yang satu, yang tiada

Tuhan yang haq selain Dia yang Maha

Suci dari segala disekutukan oleh para

manusia (Qs. at­Taubah: 31).

Ketika Adi bin Hatim r.a. mendengar

Rasulullah SAW membaca ayat ini makadia mengatakan, “Wahai Rasulullah, kami

dulu tidak menjadikan mereka sebagai

rabb-rabb.” Rasulullah bersabda, “Ya,

bukankah jika mereka halalkan kepada

kalian apa yang diharamkan atas kalian,

maka kalian juga menghalalkannya, dan

jika mereka haramkan apa yang dihalal­

kan atas kalian maka kalian juga mengha­

ramkannya?” Adi  bin Hatim  berkata,

“Ya.” Rasulullah bersabda, “Itulah peri­

badatan kepada mereka” [Diriwayatkan

oleh Tirmidzi dalam Jami’ nya 3095 dan

Baihaqi dalam Sunan Kubra 10/116 dan

dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam

Ghayatul Maram, hal. 20]

Bid’ah

Adapun bid’ah secara lughawi berasal

dari kata bada‘a    yakni membuat

sesuatu yang baru yang belum ada con­

toh sebelumnya. Secara terminologis,

bid’ah adalah:

Bid’ah adalah suatu cara baru dalam

agama yang diada-dakan untuk me-

nandingi syari’ah, yang dimaksudkan

dengan mengerjakannya untuk mem-

buat nilai lebih (melebih-lebihkan) da-

lam beribadah kepada Allah. (Syatibi,

2001: 7)Definisi di atas, menurut pendapat

yang tidak memasukkan adat istiadat ke

dalam makna bid’ah, hanya mengkhusus­

kan kepada masalah ibadah. Adapun pen­

dapat yang memasukkan adat kebiasaan

dan budaya lokal ke dalam makna bid‘ah

mengatakan:

Bid’ah adalah cara baru dalam aga-ma, yang menandingi syariat, dimana

tujuan dibuatnya sama seperti tujuan

dibuatnya syari‘ah tersebut.

Imam Syatibi menjelaskan bahwa ka­

ta “cara”   pada definisi yang kedua

Page 27: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

27EDISI 16/2014

ini membatasi dalam masalah yang telah

ditetapkan  rincian  syariahnya  (yakni

dalam masalah ibadah mahdhah). Yaitu

sesuatu jalan yang telah ditetapkan untukdijalani, yang pelakunya menyandarkan

perkara tersebut kepada agama.

Oleh karena itu, kalau cara baru ter­

sebut terjadi dalam masalah keduniaan,

maka hal itu tidaklah termasuk bid’ah.

Misalnya membuat industri, memperba­

rui sistem kenegaraan, penemuan baru

dalam bidang teknologi, pertanian dan

sebagainya, meskipun belum ada contoh

sebelumnya di jaman Nabi SAW.

Ketegasan Muhammadiyah, bahwa

sumber ajaran Islam hanyalah al­Qurandan al­Sunnah adalah kesadaran yang

dibangun  oleh  para  perintis  Muham­

madiyah untuk menegakkan Islam Murni

yang bebas dari daki­daki taklid, takha­

yul,  bid’ah  dan khurafat  sebagaimana

dijelaskan di atas. Hanya saja dalam ke­

putusan­keputusan ulama Tarjih Muham­

madiyah  menggunakan  istilah  ghairu

masyru’,  untuk  memperhalus  istilah

bid’ah. Ini dapat ditemukan dalam putus­

an Tarjih tentang bid’ahnya Qunut dalam

shalat Subuh dan Shalat Witir pada bulanRamadhan pada hari keenam belas ke atas.

Ketegasan terhadap bid’ah yang di­

lakukan Muhammadiyah merujuk kepa­

da apa sudah dilakukan oleh Rasulullah

SAW sebagaimana sabdanya:

Dari  Jabir bin  Abdullah  ia  berkata,

bahwasanya; apabila Rasulullah SAW

menyampaikan khutbah, maka kedua

matanya memerah, suaranya lantang,

dan semangatnya berkobar-kobar ba-gaikan panglima perang yang sedang

memberikan  komando  kepada  bala

tentaranya. Beliau bersabda: “Hen-

daklah kalian selalu waspada di waktu

pagi dan petang. Aku diutus, semen-

tara antara aku dan hari kiamat ada-

lah seperti dua jari ini (yakni jari telun-

juk dan jari tengah).” Kemudian be-

liau  melanjutkan  bersabda:  “Amma

ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik per-

kataan adalah Kitabullah, sebaik-baik

petunjuk adalah petunjuk Muhammad

SAW. Seburuk-buruk perkara adalahperkara  yang  diada-adakan  dan  se-

tiap  bid’ah  adalah  sesat.”  (HR.

Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Ibn Majah)

Guru besar Ushuluddin dan Dakwah

Universitas Islam Madinah, Dr. Ali bin

Muhammad Nasir al­Fiqhy, menyebut­

kan bahaya bid’ah apabila tidak diberan­

tas, di antaranya: (a) membuat pelakunya

meninggalkan hukum­hukum agama. (b)

menimbulkan perpecahan di kalanganumat, (c) benih­benih terjadinya keka­

firan, (d) pelaku bid’ah hanya mengikuti

hawa nafsunya sendiri.

Page 28: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

28 Berkala Tuntunan ISLAM

Oleh karena itu, Ali mengajak umat

untuk memperkuat komitmen dan mem­

perluas ilmu agama yang bersumber ke­

pada Al­Quran dan Al­Sunnah sebagai­mana dikembangkan generasi awal Islam,

generasi al-salafu al-salih, menghindari

ta’assub yang berlebihan. Namun, terbuka

untuk menerima koreksi demi tegaknya

risalah al­Quran dan al­Sunnah.

Khurafat

Dr. Abdullah Yusuf dalam makalah

berjudul  “Al-Islam  wa  Muharabatul

Khurafat” menjelaskan, kata khurafat

berasal dari kharf, yang berarti keru­

sakan akal, juga bermakna cerita yangmempesona tetapi penuh kebohongan.

(ht tp://www.almoterfy.com/site/

index.php)

Secara istilah, khurafat adalah suatu

kepercayaan, keyakinan, pandangan dan

ajaran yang sesungguhnya tidak memiliki

dasar dari agama tetapi diyakini bahwahal tersebut berasal dan memiliki dasar

dari agama. Dengan demikian, bagi umat

Islam, ajaran atau pandangan, keper­

cayaan  dan  keyakinan  apa  saja  yang

dipastikan ketidakbenaranya atau yang

jelas­jelas bertentangan dengan ajaran al­

Qur’an dan Hadis Nabi, dimasukan da­

lam kategori khurafat.

Menurut Ibn Kalabi, awal cerita khu­

rafat ini berasal dari Bani ‘Udrah, yang

lebih  popular  dengan  Bani  Juhainah.

Suatu ketika, salah seorang dari BaniJuhainah ini pulang ke kampung halaman­

nya. Kehadirannya mengundang banyak

anggota  Bani  Juhainah  untuk  datang

sekedar melihatnya karena sudah lama

tidak pulang kampung. Ketika banyakorang berkerumun mengunjunginya, ia

bercerita tentang banyak hal yang  terkait

dengan hal keagamaan, yang pernah ia

lihat dan rasakan selama kepergiannya.

Cerita­cerita yang dikemukakan sulit

diterima oleh akal, namun cerita yang di­

sampaikan sungguh amat mempesona

para hadirin yang mendengarnya. Meski­

pun cerita itu tidak bisa diterima oleh akal,

namun tidak sedikit di antara hadirin yang

mendengarkan secara seksama, namun

secara diam­diam mereka mencoba me­renungkan kebenarannya.

Setibanya di rumah masing­masing,

mereka mendiskusikan cerita tersebut

dengan sanak keluarga dan tetangga ter­

dekat. Akhirnya, cerita­cerita itu berkem­

bang dan tersebar di seluruh masyarakat

Bani Juhainah. Dalam perkembangannya

kemudian, cerita­cerita yang tak masuk

akal dan tidak didasarkan pada sumber

al­Qur’an maupun Sunnah itu, oleh ma­

syarakat dianggap sebagai sebuah cerita

bernilai religius dan dianggap mempunyaidasar dari agama. (http://ghoffar.staff.

umy.ac.id/?p=107)

Khurafat, secara lughawi memiliki

makna yang hampir sama dengan konsep

takhayul (cerita khayalan). Namun, seca­

ra istilah syar’i merupakan bid’ah i’tiqadi

(bid’ah dalam aqidah, keyakinan dan

keimanan). Artinya, lebih berbahaya dari­

pada bid’ah amaliyah.

Khurafat ini berkembang secara pesat

seirama dengan pembudayaan dari apa

Page 29: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

29EDISI 16/2014

yang disebut dengan taklidisme (ajaran

yang bersikap ikut­ikutan). Dengan ber­

sikap taklid, tanpa mengembangkan sikap

kritis dalam menerima kebenaran cerita,pendapat, fatwa dan sejenisnya yang ber­

kaitan dengan wilayah keagamaan, maka

akan menimbulkan bentuk­bentuk per­

buatan yang menyimpang dari ajaran Is­

lam. Sikap kritis yang dibutuhkan adalah

melihat sejauh mana cerita, pendapat,

fatwa, dan sejenisnya itu disimpulkan dari

sumber Islam yang otentik. Jika sikap ini

tidak dikembangkan, maka munculnya

penyimpangan dari ajaran Islam meru­

pakan konsekuensi logis.

Ikhtitam

Untuk mengindarkan diri dari hal­hal

dapat merusak aqidah di atas, maka umat

Islam harus melakukan empat perkara

wajib sebagaimana ditegaskan dalam Al­

Quran surat al­‘Asr:

(1) Demi masa. (2) Sesungguhnya ma-

nusia itu benar-benar dalam kerugi-

an. (3) Kecuali orang-orang yang ber-

iman dan mengerjakan amal saleh dan

nasehat menasehati supaya mentaati

kebenaran  dan  nasehat  menasehati

supaya menetapi kesabaran.

Empat perkara tersebut, sebagaimana

dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin

Abdul  Wahhab  dalam  al-Ushul  al-

Tsalatsah, adalah pertama, ber­Islam

adalah berilmu, yakni mengenali Allah,

mengenali Nabi dan RasulNya, dan me­

ngenali ajaran agama Islam beserta dalil­

dalilnya. Inilah hakekat Iman dalam Is­

lam pada level pertama. Dengan ilmu,manusia Muslim dan Mukmin tidak akan

melakukan taqlid. Karena taqlid adalah

perbuatan terlarang dalam Islam. Solusi­

nya adalah ittiba’, mengikuti dan ber­

pegang kepada suatu pendapat harus

memahami dalil­dalilnya.

Kedua,  ber­Islam  adalah  beramal

dengan berdasar pada ilmu. Orang yang

beramal berdasarkan ilmu otomatis tidak

akan  melaksanalan  amal  bid’ah,  baik

bid’ah itiqadiyah (khurafat) maupun

bid’ah amaliyah.Ketiga, ber­Islam adalah menyampai­

kan dan mendakwahkan ilmu dan amal

yang telah dilaksanakannya untuk orang

yang lainnya, baik kaum kerabat maupun

umat Islam lainnya, sehingga ilmu dan

orang berilmu semakin luas ke seluruh

umat manusia.

Keempat,  ber­Islam  adalah  sabar,

yang teguh pendirian, tidak mudah goyah

oleh gangguan dan rintangan apapun,

baik dalam mendalami ilmu dan memper­

tahankan keimanan, melaksanakan danmendakwahkan ilmu dan ajaran Islam.

Demikianlah, kajian tentang bahaya

dan serangan taqlid, bid’ah dan khurafat,

serta solusi untuk menangkal perkara­

perkara  yang  merusak  aqidah  tauhid

yang murni. Wallahu A’lam.

Narasumber  utama  artikel  ini:Syamsul  Hidayat

([email protected])Dosen  FAI  UM

Page 30: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

30 Berkala Tuntunan ISLAM

Tuntunan Akhlak

ADABDI JALAN

Jalan adalah tempat untuk lalu lintas

orang dan kendaraan. Pada jaman

Rasulullah, jalan sudah ada dan lebih ba­

nyak dilalui para pejalan kaki. Yang ber­kendaraan masih terbatas mengendarai

keledai, unta, dan kuda. Kini telah sangat

sedikit yang mengendarai hewan tung­

gangan di jalan raya, digantikan oleh se­

peda, sepeda  motor, mobil, kereta, dan

kendaraan modern lainnya. Jalanpun telah

dibagi­bagi menurut yang boleh lewat.

Ada jalan khusus pejalan kaki, jalan khu­

sus sepeda, jalan khusus mobil, dan jalan

yang bisa dilewati oleh berbagai jenis

kendaraan.

Fungsi jalan semakin hari semakinpenting karena semakin banyak orang

berada di jalan untuk berbagai keperluan,

seperti: bekerja, bersekolah, belanja, re­

kreasi, mengunjungi sanak­saudara, ber­

dakwah, dan lain­lain. Saking banyaknya

orang yang melalui jalan kita menyaksikan

banyak jalanan yang padat dan bahkan

sampai macet.

Di Jakarta, jalanan macet sudah biasa

dan dapat disaksikan hampir setiap hari,

terutama saat­saat orang berangkat dan

pulang. Di kota­kota besar lainnya seper­ti Medan, Bandung, Yogyakarta, Sura­

baya, Makassar, Samarinda, dan lain­lain

Dari Abu Sa’id Al Khudri RA,  dari

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

bersabda: “Janganlah kalian duduk

duduk di pinggir jalan”. Merekabertanya: “Itu kebiasaan kami yang

sudah biasa kami lakukan karena itu

menjadi majelis tempat kami

bercengkrama”. Beliau bersabda:

“Jika kalian tidak mau

meninggalkan majelis seperti itu

maka tunaikanlah hak jalan

tersebut”. Mereka bertanya: “Apa

hak jalan itu?” Beliau menjawab:

“Menundukkan pandangan,

menyingkirkan halangan, menjawab

salam, menganjurkan kebaikan,mencegah  kemungkaran”

(HR Bukhari, Muslim dan Ahmad).

Page 31: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

31EDISI 16/2014

kemacetan telah pula terasa. Pertambah­

an jumlah kendaraan dan orang yang

melewati jalan jauh lebih cepat dibanding­

kan dengan pertambahan luas dan pan­jang jalan. Kemacetan semakin menjadi­

jadi ketika banyak pengguna jalan yang

berbuat  semaunya,  tidak  tertib,  dan

mengabaikan aturan lalu lintas sehingga

jalanan yang sudah padat menjadi macet.

Pada daerah­daerah di mana kema­

cetan sering terjadi, waktu yang dihabis­

kan di jalan semakin banyak. Ada yang

sampai rata­rata 5 jam perhari dan bah­

kan lebih. Tentu menjadi tambah lama

ketika ada banjir, demonstrasi, perbaikan

jalan, dan halangan­halangan lainnya.Namun demikian, semua orang pasti se­

nang  bila  perjalanannya  lancar  tanpa

halangan apapun.

Begitu pentingnya fungsi jalan, Islam

mengatur bagaimana adab selama berada

di jalan. Rasulullah melarang kita berada di

jalan kecuali untuk urusan penting dan dapat

menunaikan hak­hak jalan. Kita semua

wajib menjaga jalan agar lancar dilalui.

Menunaikan  hak  jalan  merupakan

adab terpenting selama kita berada di

jalan. Di antara hak jalan itu antara lain:

1. Menundukkan Pandangan

(Ghadhul Bashar)

Allah berfirman dalam al­Qur’an:

“Katakanlah  kepada  laki-laki  beri-

man:  “Hendaklah  mereka  menahan

pandangannya  dan  memelihara  ke-

maluan  mereka,  yang  demikian  itu

lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya

Allah  Maha  Mengetahui  apa  yangmereka  perbuat.  “Dan  Katakanlah

kepada  wanita-wanita  mukminat:

“Hendaklah  mereka  menahan  pan-

dangan mereka, dan memelihara ke-

maluan mereka... (QS an­Nuur: 30­31).

Kata ghadhu berarti menundukkan

atau mengurangi. Yang dimaksud dengan

ghadhul  bashar  adalah  mengalihkan

arah pandangan, serta tidak memantap­

kan pandangan pada waktu yang lamakepada  sesuatu  yang  terlarang  atau

kurang baik (Quraish Shihab, Tafsir al-

Misbah, vol. 9: 324).

Di jalan, banyak hal tidak baik yang

bisa dijumpai, utamanya aurat. Di ban­

ding laki­laki, wanita lebih banyak yang

membiarkan sebagian auratnya terbuka.

Dengan mudah dapat dijumpai wanita­

wanita yang membiarkan kepalanya, le­

hernya, lengannya, dan kakinya terbuka.

Bahkan tidak sedikit yang membuka se­

bagian dada, perut, dan pahanya. Ada­

pula yang meskipun menutup auratnya te­tapi dengan pakaian ketat sehingga lekak

lekuk tubuhnya terlihat dengan jelas. Bila

Rasulullah melarang kitaberada di jalan kecuali

untuk urusan penting dandapat menunaikan

hak-hak jalan.Kita semua wajib menjaga

jalan agar lancar dilalui.

Page 32: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

32 Berkala Tuntunan ISLAM

memungkinkan, hindari jalan­jalan yang

banyak hal­hal tidak baik. Bila tidak bisa,

wajib menundukkan pandangan.

Menundukkan pandangan atas auratyang terbuka dilakukan dengan segera

mengalihkan perhatian ke obyek dan arah

yang lain. Jangan sampai malah menik­

matinya dengan berlama­lama menatap,

apalagi memberikan godaan dengan ber­

decak, bersiul, bersuit, atau mengajak

kenalan supaya dapat melihat lebih lama.

Cukuplah  dengan  melihat  sepintas

kemudian berlalu atau biarkan mereka

berlalu.

Dari Abu Zur’ah bin Amru bin Jarir ia

berkata, Jarir berkata; saya bertanya ke­pada Rasulullah SAW mengenai meman­

dang wanita yang tidak dilakukan dengan

sengaja (kebetulan), maka beliau meme­

rintahkanku agar mengalihkan pandangan

(HR. Ahmad).

Jangan sampai wanita baik­baik me­

rasa risi atau terganggu oleh perbuatan

dan perkataan kita. Biarkan mereka da­

pat melewati jalan dengan penuh kea­

manan dan kehormatan.

Perintah menjaga pandangan dikait­

kan dengan perintah memelihara kema­

luan. Memandangi aurat dapat mem­

bangkitkan nafsu seksual. Membiarkan

diri  berlama­lama  memandangi  aurat

orang lain, berakibat melemahkan ben­teng pertahanan iman dan melonggarkan

kendali atas nafsu seksual.

Menundukkan pandangan merupakan

ekspresi sifat rendah hati, menjaga diri,

menghormati orang lain dan tidak som­

bong. Perintah menundukkan pandang­

an kita laksanakan dengan menjaga diri

dari perbuatan maksiat dan sikap som­

bong serta menghormati sesama peng­

guna jalan.

2. Menyingkirkan Halangan (KaffulAdza)

Halangan di jalan ada yang terjadi

akibat  perbuatan  kita  dan  ada  yang

karena pihak lain.

a. Menghindarkan diri menjadi

halangan.

Yang pertama­tama harus kita lakukan

ketika berada di jalan adalah menghin­

darkan diri menjadi bagian dari halangan

jalan. Seorang muslim adalah orang yang

senantiasa menjaga orang­orang  muslim

selamat dari lisan dan perbuatannya (HRBukhari, Muslim, Ahmad, An­Nasa’i,

Abu Dawud, dan ad­Darimi).

Beberapa aktivitas yang sering menjadi

halangan jalan antara lain: pertama, me-

nyelenggarakan acara di bahu/ badan

jalan. Larangan Nabi agar tidak duduk­

duduk di pinggir jalan barangkali karena

kekhawatiran  beliau  akan  terjadinya

gangguan fungsi jalan sebagai sarana bagi

para  pemakai  jalan  untuk  berpindah

tempat. Beliau memberikan dispensasi

Menyelenggarakan acaraseperti pesta pernikahan,pertunjukan, atau lainnya

dengan membuat panggungatau tenda di sebagian badan

jalan, sebaiknya tidakdilakukan, karena dapat

menyebabkan kemacetan atausetidak-tidaknya membuat

perjalanan orang terganggu.

Page 33: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

33EDISI 16/2014

hanya apabila hak­hak jalan dapat dijaga.

Menyelenggarakan acara seperti pes­

ta pernikahan, pertunjukan, atau lainnya

dengan membuat panggung atau tenda disebagian badan jalan, sebaiknya tidak

dilakukan, karena dapat menyebabkan

kemacetan atau setidak­tidaknya mem­

buat perjalanan orang terganggu.

Kedua, parkir sembarangan. Me­

markir kendaraan yang mengakibatkan

terhambatnya  perjalanan  orang  lain

termasuk perbuatan mengambil hak jalan:

Parkir di tepi jalur berputar mengambil

hak jalan kendaraan yang sedang berbalik

arah. Parkir di jalanan sempit mengambil

hak jalan kendaraan yang melewati jalanitu. Parkir di depan pintu garasi orang lain

mengambil  hak  jalan  kendaraan  tuan

rumah. Parkir di tikungan menyebabkan

pengguna  jalan lainnya berada dalam

bahaya.

Hendaklah memarkirkendaraan di tempat yangaman, tidak mengganggu

dan membahayakanperjalanan orang lain.

Ketiga,  mengabaikan  aturan  dan

rambu-rambu lalu lintas. Aturan dan

rambu­rambu lalu lintas dibuat untuk

kelancaran dan keamanan berlalu lintas.

Mengabaikannya selama di jalan ber­

akibat terganggunya lalulintas kendaraan

dan keamanan pengguna jalan.Lewatilah jalur jalan yang menjadi hak

Anda, jangan mengambil jalur yang men­

jadi hak orang lain karena membaha­

yakan orang lain dan diri sendiri.

Saat Anda mau belok kanan di depan

traffic light, tempat antrian Anda di jalurpaling kanan. Bila Anda mengambil jalur

kiri, Anda mengambil  hak kendaraan

yang mau berjalan lurus dan Anda telah

melakukan perbuatan yang membaha­

yakan.

Di belokan jalan, ada marka jalan di

tengah­tengah berupa garis tidak putus­

putus, hak Anda melewati jalur sebelah

kiri garis. Menjalankan kendaraan hingga

keluar garis berarti mengambil hak jalan

kendaraan yang berasal dari arah berla­

wanan dan menjadi potensi bahaya.Melewati jalur yang bukan hak Anda,

berarti telah mengambil hak jalan orang

lain.

b. Menyingkirkan halangan yang

ada di jalan.

Menyingkirkan halangan yang meng­

ganggu perjalanan orang dan kendaraan

adalah amalan mulia.

Dari Abu Hurairah dia berkata, “Ra­

sulullah SAW. bersabda: “Iman itu ada

tujuh  puluh  tiga  sampai  tujuh  puluh

sembilan, atau enam puluh tiga sampaienam puluh sembilan cabang. Yang pa­

ling utama adalah perkataan, Laa Ilaaha

Illa-Allah (Tidak ada Tuhan yang berhak

disembah selain    Allah). Dan yang pal­

ing  rendah  adalah  menyingkirkan

gangguan dari jalan. Dan malu itu adalah

sebagian dari iman”. (HR Muslim dan

Nasa’i).

Menyingkirkan  halangan  di  jalan

merupakan amalan yang bernilai sedekah.

Dari Abu Dzar dari Nabi SAW. beliau

Page 34: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

34 Berkala Tuntunan ISLAM

bersabda: “Setiap hari setiap persendian

anak Adam harus disedekahi, salam yang

diberikan kepada orang yang dijumpai­

nya adalah sedekah, setiap perintahnyakepada kebaikan adalah sedekah, setiap

larangannya dari yang munkar adalah

sedekah,  membuang  hal  yang  meng­

ganggu jalan adalah sedekah, dan per­

setubuhannya dengan isteri adalah se­

dekah (HR Abu Dawud).

Nabi bersabda: “Kamu juga bisa ber­

sedekah, kamu menyingkirkan tulang dari

jalan adalah sedekah, menunjukkan jalan

adalah sedekah, menolong orang yang

lemah dengan kelebihan kekuatan yang

kamu miliki adalah sedekah, penjelasan­mu kepada orang yang bingung adalah

sedekah dan persetubuhanmu dengan

istrimu adalah sedekah” (HR Tirmidzi).

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah

SAW. bersabda: “Ketika seseorang sedang

berjalan dan menemukan ranting berduri di

tengah jalan, kemudian dia menyingkirkan

ranting tersebut hingga Allah pun bersyukur

kepadanya  lalu  mengampuni  dosa­

dosanya.” (HR Muslim)

3. Menjawab SalamBerada di jalan meningkatkan peluang

bertemu dengan orang lain. Di antara

adab bertemu adalah mengucapkan sa­

lam. Anda bisa memberi atau menerima

salam. Menjawab salam adalah wajib.

Hak jalan orang yang lewat di sekitar

Anda adalah mendapatkan jawaban atas

salam yang mereka berikan  buat Anda.

4. Menganjurkan Kebaikan

Banyak  perbuatan  baik  yang  bisa

dilakukan di jalan, misalnya menolong

orang tua atau anak­anak menyeberang

jalan, menolong orang yang mengalami

kecelakaan di jalan, membantu ibnu sabilyang kehabisan bekal, menolong orang

yang kendaraannya mogok, menunjuk­

kan jalan orang yang tersesat, dan lain­

lain.  Anda juga bisa berdakwah di jalan.

5. Mencegah Kemungkaran

Banyak kemungkaran yang bisa terjadi

di jalan, seperti: perampokan, pencopet­

an, kebut­kebutan, parkir sembarangan,

pelanggaran rambu dan aturan lalu lintas,

membuka aurat, berbuat tak senonoh,

dan lain­lain.Selama  berada  di  jalan,  sedapat

mungkin kita mencegah terjadinya ke­

mungkaran tersebut sesuai kemampuan.

Abu Sa’id berkata, “Saya mendengar

Rasulullah SAW bersabada: “Barang-

siapa yang melihat kemungkaran ma-

ka hendaknya ia mengubahnya dengan

tangannya dan apabila ia tidak mampu

maka  dengan  lidahnya  dan  apabila

tidak mampu maka dengan hatinya dan

yang  demikian  itu  adalah  selemah-

lemah iman.” (HR Musim, Abu Dawud,

an­Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Dari hadits tersebut kita mengetahui

Page 35: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

35EDISI 16/2014

bahwa ada 3 tingkatan mencegah ke­

mungkaran:

Pertama, mencegah atau merubah

kemungkaran dengan tangan, yang mak­sudnya adalah dengan kekuasaan. Nahi

mungkar derajat ini bisa dilakukan oleh

orang­orang yang memiliki kekuasaan. Di

jalan yang punya kekuasaan adalah polisi

dan petugas dinas perhubungan. Bagi po­

lisi bila melihat penjambretan, perampok­

an, pelecehan, ia harus menangkap pela­

kunya dan memrosesnya sesuai hukum

yang berlaku. Melihat orang yang kebut­

kebutan harus menghentikan. Melihat

orang parkir sembarangan harus meng­

ingatkan dan menyuruh segera memin­dahkan kendaraannya ke tempat yang

seharusnya atau bila perlu menilang atau

menderek. Dan terhadap pelanggar atur­

an dan rambu lalu lintas harus meng­

ingatkan atau menilang.

Mereka yang diberikankuasa di jalan mempunyaiandil besar dalam menjagahak-hak jalan sehingga lalulintas menjadi lancar dantertib.

Kedua, orang yang tidak memiliki ke­

kuasaan,  bernahi munkar dengan lisan­

nya. Misalnya melihat ada yang dijambret,

ia berteriak: “Jambret!” dengan harapan

agar orang­orang yang mendengar ber­

datangan membantu, atau mencatat ciri­ciri  penjambret  dan  plat  nomor  ken­

daraannya dan melaporkannya kepada

polisi.  Menyaksikan  ada  yang  parkir

sembarangan  bertindak  dengan  me­

nunjukkan tempat parkir yang seharus­

nya, dan lain­lain.Ketiga, orang yang tidak berani men­

cegah kemungkaran dengan lisan, harus

melakukan dengan hati, yakni dengan

membenci perbuatan kemungkaran yang

disaksikannya  dan  tidak  mau  terlibat

dalam bentuk apapun dengan kemung­

karan tersebut. Orang yang hanya berani

bernahi  munkar  dengan  hatinya  saja,

termasuk dalam kategori selemah­lemah­

nya iman. Melihat orang dijambret tidak

berani berteriak, ia hanya bicara dalam

hari: “Masya Allah, teganya orang men­jambret”. Melihat orang parkir hingga

mengganggu  arus lalu lintas, tidak berani

mengingatkan dan lain­lain.

6. Menunjukkan Jalan bagi Orang

yang Bertanya

Dari  Jabir  ia  berkata;  Rasulullah

Shallallahu  alaihi  wasallam  telah

bersabda: “Apabila salah seorang dari

kalian meminta petunjuk kepada sau-

daranya, hendaklah  ia menunjukkan

jalan yang benar.”. (HR Ibnu Majah)

Menunjukkan jalan bagi orang yang

bertanya atau tersesat merupakan bagian

dari hak jalan dan bernilai sedekah. Nabi

Muhammad Shallallahu alaihi wasallam

bersabda: “Kamu juga bisa bersedekah,... menunjukkan jalan adalah sedekah, ...

Page 36: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

36 Berkala Tuntunan ISLAM

penjelasanmu  kepada  orang  yang  bi­

ngung  adalah  sedekah,...(HR  Abu

Dawud)

7. Tidak Membuang Hajat di Jalan

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Jauhilah  kalian  dari  La’anaini.”

Para sahabat bertanya, “Wahai Ra-

sulullah, siapa La’anini itu?” Beliau

menjawab: “Orang yang buang hajat

di jalan manusia atau di tempat ber-

teduhnya mereka.” (HR Muslim)

Mengotori  jalan  dengan  kotoran

padat atau cair merupakan perbuatanterlaknat yang sangat mengganggu ke­

nyamanan orang di jalan. Apalagi pada

tempat yang sering dilalui atau tempat

orang berteduh atau beristirahat seperti

di halte, bawah pohon, dan lain­lain. Hin­

darilah mengotori jalan dengan apapun,

termasuk membuang sampah. Wallahu

a’lam.

 Samarinda, 11 Pebruari 2014

Agus Sukaca

[email protected]

Page 37: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

37EDISI 16/2014

Tuntunan Ibadah

SHALAT TAHIYATUL MASJID

A. Pendahuluan

Masjid  merupakan  tempat  yang

sangat  mulia  di  muka  bumi.

Masjid sengaja dibangun sebagai tempat

manusia beribadah kepada Allah SWT

guna mensucikan diri mereka. Selain itu,

masjid  juga  dibangun  sebagai  pusat

kegiatan pembinaan umat dalam rangka

mewujudkan pribadi dan masyarakat Is­

lam yang sebenar­benarnya. Oleh karena

itu, tercatat dalam sejarah Islam, masjidadalah bangunan pertama yang dibangun

oleh  Rasulullah  SAW  ketika  Beliau

berhijrah di kota Madinah.

Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya masjid yang didirikan

atas dasar takwa (masjid Quba), sejak

hari pertama adalah lebih patut kamu

shalat di dalamnya. Di dalam masjid

itu ada orang-orang yang ingin mem-

bersihkan diri, dan sesungguhnya Allah

menyukai  orang-orang  yang  bersih

(Qs. at­Taubah: 108).

Masjid adalah salah satu di antara

syiar­syiar Islam yang agung dan mem­

punyai peran sangat strategis demi ter­

capainya kemuliaan Islam dan umat Is­

lam.  Umat  Islam  diperintahkan  olehAllah SWT agar senantiasa mengagung­

kan masjid sebagai wujud dari ketakwaan

mereka kepada­Nya. Allah SWT ber­

firman:

“Yang demikian itu, dan barang-siapa

mengagungkan  syiar-syiar  Allah,

maka  sesungguhnya  itu  timbul  dari

ketakwaan hati” (QS. al­Hajj: 32)

DAN ADAB-ADAB DI DALAM MASJID

ILU

ST

RA

SI 

| mus

lim

.or.

id

Page 38: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

38 Berkala Tuntunan ISLAM

Dalam  ayat  lain, Allah  SWT  me­

ngaitkan  ciri  orang  yang  mendapat

petunjuk­Nya dengan kegiatan mereka

dalam  memakmurkan  masjid.  Diaberfirman:

Hanya  yang  memakmurkan  masjid-

masjid Allah adalah orang-orang yang

beriman  kepada Allah  dan  hari  Ke-

mudian, serta tetap mendirikan shalat,

menunaikan zakat  dan  tidak  tunduk-patuh (kepada siapa pun) selain kepa-

da Allah, maka merekalah orang-orang

yang  diharapkan  termasuk  golongan

orang-orang yang mendapat petunjuk

(QS. at­Taubah: 18).

Seiring dengan kemuliaan masjid, Nabi

SAW  dalam  beberapa  sabdanya  me­

njelaskan berbagai keutamaan bagi orang

yang gemar ke masjid, di antaranya, ia ter­

masuk di antara tujuh golongan yang kelak

di hari kiamat akan mendapatkan naungan

Allah SWT (HR. Bukhari).Dalam hadits yang lain, beliau ber­

sabda:

 

Barangsiapa berangkat pagi atau sore

hari ke masjid, maka Allah akan mem-

persiapkan hidangan baginya di surga,setiapkali ia berangkat pagi atau sore

hari (HR. Bukhari dan Muslim).

Barangsiapa  bersuci  di  rumahnya,

kemudian berjalan ke salah satu rumah

Allah  (masjid)  untuk  melaksanakan

kewajiban yang Allah tetapkan, maka

kedua  langkahnya,  yang  satu meng-

hapus  kesalahan  dan  satunya  lagi

meninggikan derajat (HR. Muslim).

Karena sedemikian besar kedudukan

masjid, maka ada beberapa adab (sopansantun) yang ditentukan oleh syari’at Is­

lam ketika seorang berada di dalamnya.

Di antara adab seseorang di dalam masjid

adalah  melaksanakan  shalat  tahiyatul

masjid.

B. Shalat Tahiyatul Masjid

1. Dasar Hukum

Shalat tahiyatul masjid adalah shalat

yang dilakukan sebanyak dua raka’at,

dan dikerjakan oleh seseorang ketika

masuk ke  dalam masjid  dan sebelum

duduk. Dalam hadits riwayat Ahmad,dari Abu Hurairah, disebutkan bahwa

Rasulullah SAW bersabda:

Apabila salah seorang di antara kamu

masuk masjid, maka janganlah ia du-

duk sehingga ia melaksanakan shalat

dua  raka’at”  (HR. Ahmad  dari Abu

Hurairah).

Page 39: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

39EDISI 16/2014

 Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW

bersabda:

 

Apabila  seseorang  di  antara  kamu

masuk  ke  dalam  masjid,  maka  hen-

daklah  ia  melakukan  shalat  dua  ra-

ka’at sebelum duduk (HR. Bukhari).

Shalat dua raka’at, seperti tercantum

dalam hadits di atas, dinamakan para

ulama sebagai shalat tahiyatul masjid.Hikmah mengerjakan shalat Tahiyatul

Masjid  adalah  sebagai  bentuk  peng­

hormatan terhadap masjid, sebagaimana

seseorang masuk ke dalam rumah atau

dua orang sahabat yang saling bertemu,

yang  diawali  dengan  mengucapkan

salam. Untuk itu, setiap umat Islam yang

masuk ke masjid dan hendak duduk di

dalamnya agar mengerjakan shalat dua

rak’at. Hal ini telah disyari’atkan oleh

para ulama. Berdasarkan kesepakatan

para  ulama,  maka  hendaknya  setiaporang yang masuk ke dalam masjid, baik

siang maupun malam, jangan langsung

duduk, tapi mengerjakan shalat tahiyatul

masjid sebanyak dua raka’at.

Sekalipun  para  ulama  telah  ber­

sepakat, namun di antara mereka masih

terdapat perbedaan pendapat  tentang

hukum shalat tahiyatul masjid. Sebagian

di antara ulama ada yang berpendapat

bahwa hukum shalat  tahiyatul masjid

adalah wajib, sedangkan sebagian lainnya

menyebut  sunnah. Mereka  yang  ber­pendapat wajib didasarkan pada perintah

Nabi Muhammad SAW yang terdapat

dalam hadits di atas. Sedangkan, bagi

mereka yang berpendapat sunnah di­

dasarkan pada beberapa hadits berikut.

Pertama, hadits Abdullah bin Busr:

Seorang laki-laki datang (masuk mas-

jid) dan  melangkahi pundak-pundak

manusia, sedangkan Rasulullah SAW

berkhutbah, maka Beliau berkata: du-

duklah, sungguh engkau telah menya-

kiti mereka” (Shahih, HR. Abu Dawud,

dishahihkan oleh Syaikh al­Albani).

Kedua, hadits AbuWaqid al­Laitsi r.a.

Dari Abu  Waqid  al-Laitsi,  sungguh

Rasulullah SAW ketika sedang duduk

bermajelis  di  masjid  bersama  para

sahabat, datanglah tiga orang. Yang

dua orang menghadap Nabi SAW dan

yang  seorang  lagi  pergi,  yang  dua

Page 40: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

40 Berkala Tuntunan ISLAM

orang terus duduk bersama Nabi SAW

di  mana  satu  di  antaranya  melihattempat yang kosong lalu ia duduk di

tempat  itu,  sedangkan  yang  kedua

duduk di belakang mereka, sedangkan

yang  ketiga  berbalik  pergi.  Setelah

Nabi SAW selesai bermajelis, beliau

bersabda:  Maukah  kalian  aku

beritahu  tentang  ketiga  orang  tadi?

Adapun  salah  seorang  di  antara

mereka,  dia  meminta  perlindungan

kepada Allah, maka Allah lindungi dia.

Yang kedua, dia malu kepada Allah,

maka  Allah  pun  malu  kepadanya.Sedangkan yang ketiga berpaling dari

Allah, maka Allah pun berpaling dari-

nya” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketiga, hadits Thalhah bin Ubaidullah:

“Seorang laki-laki dari penduduk Nejd

yang  rambutnya  berdiri  datang  ke-

pada  Rasulullah  SAW,  kami  men-

dengar  gumaman  suaranya,  namun

kami tidak dapat memahami sesuatu

yang  dia  ucapkan  hingga  dia  dekat

dari  Rasulullah  SAW,  ternyata  dia

bertanya tentang Islam. Maka Rasu-

lullah SAW menjawab, Islam adalah

shalat lima waktu siang dan malam.

Dia bertanya lagi, apakah saya masihmempunyai  kewajiban  selainnya?

Beliau menjawab, tidak, kecuali kamu

melakukan shalat sunnah” (HR. Bu­

khari dan Muslim).

Hadits yang pertama dan kedua men­jelaskan tentang orang yang masuk ke

masjid dan langsung duduk dengan tidak

melakukan shalat tahiyatul masjid tanpa

ditegur oleh Rasulullah SAW. Hal ini

menunjukkan bahwa shalat tersebut tidak

wajib. Pendapat ini diperkuat oleh pen­

jelasan pada hadits ketiga. Oleh karena

itu, pendapat kedua adalah yang lebih

kuat.

2. Waktu PelaksanaanShalat tahiyatul masjid disyari’atkan

dikerjakan tatkala seseorang masuk ke

dalam masjid, sebelum duduk, baik siang

maupun malam. Lantas, bagaimana jika

ada orang yang hendak masuk ke dalam

masjid  pada  waktu­waktu  larangan

shalat, seperti setelah shalat Ashar sampai

matahari terbenam, atau setelah shalat

Shubuh sampai matahari terbit? (HR.

Muttafaq ‘alaihi). Apabila terjadi kondisi

seperti ini, sebagian ulama berpendapat

agar ia menangguhkan terlebih dahulu

keinginannya  untuk  masuk  ke  dalammasjid sampai habis waktu terlarang, atau

bisa juga terus masuk dan berdiri di dalam

masjid  hingga  habis  waktu  larangan

shalat.

Sedangkan, sebagian ulama lainnya,

seperti Ibnu Taimiyah, Ibnul Jauzi, Syaikh

Muhammad bin Utsaimin, Syaikh Ibnu

Baza,  dan  ulama­ulama  lainnya,  ber­

pendapat bahwa ia tetap diperintahkan

shalat tahiyatul masjid. Dasar yang di­

gunakan  dalam  menyampaikan  pen­

dapat ini adalah keumuman perintah Nabi

Page 41: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

41EDISI 16/2014

Muhammad SAW yang terdapat pada

hadits riwayat Ahmad di atas. Selain itu,

larangan  mengerjakan  shalat  pada

waktu­waktu tertentu berlaku bagi shalatyang tanpa sebab, dan tidak ditujukan

untuk shalat yang memiliki sebab, seperti

shalat tahiyatul masjid. Shalat tahiyatul

masjid dikerjakan karena ada sebab ter­

tentu,  yakni  karena  masuk  ke  dalam

masjid.

Dalam pada itu, jika seseorang masuk

ke masjid dan menjumpai imam sedang

berkhutbah, maka ia tetap disunnahkan

untuk  mengerjakan  shalat  tahiyatul

masjid, dan hendaknya shalat tersebut

diringankan atau dipercepat. Ketentuantersebut tidak berlaku apabila seorang

khatib  hampir  selesai  melaksanakan

khutbah. Sebab, menurut dugaan kuat,

apabila “memaksakan diri” mengerjakan

shalat  tahiyatul masjid, maka  ia akan

ketinggalan shalat wajib (shalat Jum’at).

Dalam hadits riwayat al­Bukhari dan

Muslim dari Jabir, ia berkata:

“Sulaik  al-Ghathafani  datang  pada

hari  Jum’at,  sementara  RasulullahSAW sedang berkhutbah, dia pun du-

duk. Maka beliau langsung bertanya

padanya: wahai Sulaik,  bangun dan

shalatlah  dua  raka’at,  kerjakanlah

dengan  ringan.  Kemudian  Beliau

bersabda:  jika  salah  seorang  dari

kalian  datang  pada  hari  Jum’at,

sedangkan imam sedang berkhutbah,

maka  hendaklah  dia  shalat  dua

raka’at, dan hendaknya dia menger-jakannya dengan ringan” (HR. Bukhari

dan Muslim).

Berdasarkan hadits di atas pula, para

ulama  berpendapat  bahwa  sekiranya

seseorang masuk masjid dan langsung

duduk karena tidak tahu atau lupa, dan

belum mengerjakan shalat tahiyatul masjid,

maka ia tetap disyari’atkan untuk menger­

jakan shalat tersebut. Sebab, orang yang

diberi uzur (karena lupa atau tidak tahu)

tidak hilang kesempatan untuk menger­

jakan  shalat  tahiyatul  masjid,  dengansyarat, jarak antara duduk dengan waktu­

nya tidak terlalu lama. Hal ini dijelaskan

oleh Ibnu Hajar di dalam “Kitab Fathul

Bari” (Lihat, Fathul Bari: 2/408).

Demikian halnya apabila seseorang

masuk ke dalam masjid dan azan sedang

dikumandangkan,  maka  sebaiknya  ia

sambil berdiri menjawab azan terlebih da­

hulu, dan menunda sebentar untuk me­

ngerjakan shalat tahiyatul masjid. Dengan

demikian, ia dapat melaksanakan dua

perintah sekaligus, yaitu menjawab azandan mengerjakan shalat tahiyatul masjid.

Rasulullah SAW bersabda:

Apabila  kamu  mendengar  Adzan,

maka  bacalah  seperti  yang  dibaca

muazin.Namun,  apabila  muazin  telah  me­

ngumandangkan iqamat, sebagai tanda

shalat wajib akan dilaksanakan, maka

Page 42: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

42 Berkala Tuntunan ISLAM

seseorang tidak diperbolehkan mengerja­

kan shalat tahiyatul masjid, melainkan

segera mengikuti shalat wajib. Rasulullah

SAW bersabda:

Apabila  shalat  telah  ditegakkan

[dengan  iqamat],  maka  tidak  ada

shalat kecuali shalat wajib (HR Muslim)

3. Setiap Orang Dianjurkan

Mengerjakan

Berdasarkan keumuman hadits Nabi

di atas, maka setiap orang, baik laki­laki

maupun  perempuan,  yang  masuk  ke

dalam masjid dianjurkan mengerjakan

shalat tahiyatul masjid. Apakah anjuran

tersebut juga berlaku bagi orang yangmendapat tugas menyampaikan Khutbah

Jum’at? Menurut para ulama, seorang

khatib  tidak  dianjurkan  menunaikan

shalat  tahiyatul  masjid,  melainkan  ia

segera naik ke mimbar. Hal ini sebagai­

mana telah dilakukan Nabi Muhammad

SAW dan para sahabat.

Demikian  halnya  dengan  seorang

imam shalat. Apabila seorang imam shalat

mencukupkan diri dengan mengerjakan

shalat Maktubah daripada menunaikan

shalat  tahiyatul masjid (ketika masuk

masjid) karena dekatnya waktu iqamat,maka cukup baginya untuk mendirikan

shalat fardhu, dan tanpa shalat tahiyatul

masjid. Hal ini sejalan salah satu hadits

Nabi Muhammad SAW: “Dari Jabir bin

Samurah,  dia  berkata:  dahulu  Bilal

menyerukan azan jika matahari telah

tergelincir sampai Nabi SAW keluar.

Ketika  Nabi  keluar,  Bilal  segera

menyerukan iqamat  seketika melihat

Beliau” (HR. Muslim dan Abu Dawud).

Namun, bagaimana jika imam telah

datang sejak awal waktu? Jika  imam

datang pada awal waktu, maka ia disya­ri’atkan untuk mengerjakan shalat tahi­

yatul  masjid,  sebagaimana  makmum.

Ketentuan ini didasarkan pada keumu­

man hadits Nabi SAW: “Jika salah se-

orang  dari  kalian  masuk  ke  masjid,

maka  janganlah  duduk  sehingga  ia

shalat  dua  raka’at  terlebih  dahulu”

(HR. Bukhari dan Muslim).

4. Tata Cara

Sejauh dilakukan penelusuran, tidak

ditemukan adanya dalil yang menjelaskan

perbedaan tata cara shalat tahiyatul mas­

jid dengan shalat­shalat yang lainnya. Un­

tuk itu, apabila ada orang yang akan me­

nunaikan shalat tahiyatul masjid, hendak­

nya ia melakukannya sebagaimana shalat

sunnah dua raka’at yang lainnya, baik

menyangkut gerakan maupun bacaan.

Perbedaan antara shalat tahiyatul masjiddengan shalat­shalat lainnya hanya terle­

tak pada niat dan keterikatannya dengan

tempat. Dalam hal ini, shalat tahiyatul

masjid dikerjakan di masjid, dan tidak di

mushala rumah atau di tempat­tempat lain

yang bukan masjid.

Bagaimana dengan shalat di Masjidil

Haram? Khusus untuk Masjidil Haram,

sebagian dari ulama, seperti Imam Nawa­

wi, mengemukakan bahwa shalat tahi­

yatul masjid di Masjidil Haram adalah

thawaf yang dikhususkan bagi para pen­datang. Sementara, bagi orang yang mu­

kim (menetap) di sana, maka hukum­nya

sama seperti masjid­masjid yang lainnya,

yaitu disunnahkan shalat tahiyatul masjid

Page 43: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

43EDISI 16/2014

(Fathul Bari: 2/412). Pendapat ini didas­

arkan kepada hadits berikut:

“Tahiyat bagi al-Bait [Ka’bah] adalah

thawaf”  (Adh­Dhaifah,  No.  1.012,

karya al­Albani ­rahimahullah­). Namun demikian hadits yang dija­

dikan sebagai rujukan dalam masalah itu

tidak sahih (benar), dan bahkan tidak ada

asalnya  dari  Nabi  Muhammad  SAW.

Untuk itu, bisa disimpulkan bahwa shalat

tahiyatul masjid berlaku bagi semua mas­

jid termasuk Masjidil Haram. Dengan

demikian, setiap orang yang masuk ke

Masjidil Haram tetap dianjurkan baginya

untuk mengerjakan shalat tahiyatul mas­

jid, jika dia ingin duduk. Lain halnya jika

ia ingin langsung mengerjakan thawaf.Dalam hal ini, dia tidak perlu lagi menger­

jakan shalat tahiyatul masjid. Pendapat

seperti ini dikemukakan oleh mayoritas

ulama fikih. Adapun dasar yang mereka

gunakan adalah meneladani apa yang

pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW

dan para sahabat.

Lantas,  bagaimana  jika  seseorang

berulangkali masuk masjid dalam waktu

yang berdekatan? Sebagian ulama ber­

pendapat, bahwa ia tetap disukai (istih-

bab) mengulang­ulang shalat TahiyatulMasjid setiap kali masuk masjid. Pen­

dapat ini diambil an­Nawawi dan dipilih

Ibnu Taimiyah, yang juga merupakan

pendapat mazhab Hanbali. As­Syaukani

menerangkan bahwa shalat tahiyatul mas­

jid disyari’atkan (bagi seseorang) walau­

pun acapkali keluar­masuk masjid, seba­

gaimana  ditunjukkan  zahir  hadits.

Kendatipun demikian, sebagian ulama

lainnya berpendapat bahwa seseorang

yang keluar­masuk masjid dalam waktu

yang berdekatan, maka cukup baginyamengerjakan shalat tahiyatul masjid satu

kali saja.

Namun demikian, jika terdapat sese­

orang yang masuk ke masjid dan langsung

mengerjakan  shalat  Rawatib  (karena

waktu yang terbatas), maka menurut para

ulama, shalat tersebut telah dapat meng­

gantikan shalat tahiyatul masjid. Sebab,

maksud dari shalat tahiyatul masjid adalah

agar setiap orang yang masuk ke masjid

memulai dengan shalat, sedangkan ia

telah mengerjakan shalat Rawatib. Dasaryang digunakan oleh pendapat seperti ini

adalah keumuman perintah Nabi Mu­

hammad SAW yang terdapat pada hadits

di atas.

C. Adab di dalam Masjid

Selain mengerjakan shalat tahiyatul

masjid, seseorang yang masuk ke dalam

masjid hendaknya juga menjaga sopan­

santun (adab). Beberapa uraian di bawah

ini merupakan di antara adab seseorang

masuk ke dalam masjid.

1. Memakai Wewangian dan

Pakaian Bagus

Setiap  kali  memasuki  masjid,  se­

seorang hendaknya memakai wawangian

(bagi  laki­laki) dan mengenakan baju

yang bagus. Hal ini sebagaimana firman

Allah SWT sebagai berikut:

Page 44: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

44 Berkala Tuntunan ISLAM

“Wahai anak Adam! pakailah pakai-

anmu  yang  indah  di  setiap  [mema-

suki] masjid” (Qs. al­A’raaf: 31).

2. Menjauhkan Diri dari Bau Mulut

Sebelum berangkat ke masjid, hen­

daklah seseorang tidak memakan ma­

kanan yang membuat mulut berbau tidak

sedap, seperti bawang, jengkol, pete dan

lain­lain. Rasulullah SAW bersabda:

Barangsiapa yang memakan bawang

putih atau bawang merah, maka hen-

daklah dia memisahkan diri dari kami

atau memisahkan diri dari masjid ka-

mi  dan  duduk  di  rumahnya”  (HR.

Bukhari dan Muslim).

3. Mendahulukan Kaki Kanan dan

Membaca Doa Masuk Masjid

Ketika  masuk  masjid,  hendaklah

seseorang  mendahulukan  kaki  kanan

seraya berdo’a:

Aku  berlindung  kepada Allah  YangMaha Agung, dengan wajah-Nya Yang

Mulia dan kekuasaan-Nya yang abadi,

dari  setan  yang  terkutuk.Dengan

nama Allah dan semoga shalawat dan

salam tercurahkan kepada Rasulullah

Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-

Mu untukku.

4. Mendahulukan Kaki Kiri dan

Membaca Doa Keluar Masjid

Ketika keluar dari masjid, hendaklahseseorang mendahulukan kaki kiri sambil

berdoa:

Dengan nama Allah, semoga shalawat

dan  salam  terlimpah  kepada  Ra-

sulullah. Ya Allah, sesungguhnya aku

meminta  kepada-Mu  dari  karunia-

Mu. Ya Allah, peliharalah aku dari go-

daan setan yang terkutuk”

Kedua doa di atas (masuk dan keluar

masjid) berdasarkan hadits­hadits yangdiriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu as­

Sunni, Imam Muslim dan Ibnu Majah.

5. Tidak Keluar Masjid Saat Azan

Berkumandang

Seseorang dilarang keluar dari masjid

setelah azan dikumandangkan sampai

shalat ditunaikan, kecuali jika ada uzur(halangan) atau terpaksa harus keluar.

Dari Abu Sya’tsa’, ia berkata, “Ketika

kami sedang duduk-duduk  di masjid

bersama Abu Hurairah, dan ketika se-

orang muazin telah mengumandang-

kan azan, seseorang berdiri mening-

Page 45: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

45EDISI 16/2014

galkan  masjid  sambil  berjalan.  Abu

Hurairah  terus  melihatnya  hingga

laki-laki  itu keluar dari masjid. Abu

Hurairah lalu berkata, orang ini telah

durhaka  kepada  Abul  Qasim  (Ra-

sulullah) SAW” (HR. Muslim).

6. Berusaha Menempati Shaf Ter-

depan

Hendaknya seseorang berusaha me­

nempati  shaf­shaf  terdepan,  apabila

masih tersedia, karena keutamaannya

yang besar. Hal ini seperti disabdakan

oleh Nabi Muhammad SAW:

Andai  manusia  tahu  apa  yang  ada

pada azan dan shaf awal  [yakni ke-

utamaannya], lalu mereka tidak bisa

mendapatkannya  kecuali  dengan

undian, niscaya mereka akan berundi

untuknya (Muttafaqun ‘alaih).

7. Tidak Lewat di depan Orang yangShalat

Seseorang dilarang lewat di depan

orang yang sedang mendirikan shalat. Hal

ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

Kalau orang yang  lewat di hadapan

orang yang sedang shalat mengetahui

dosa yang ditanggungnya, niscaya dia

berdiri [menunggunya] selama empatpuluh hari/bulan/[tahun]adalah lebih

baik baginya daripada melewati orang

yang sedang shalat (HR. Muslim).

8. Menyibukkan Diri dengan Ibadah

yang Disyari’atkanSelama di dalam masjid, seseorang

hendaknya menyibukkan dirinya dengan

ibadah­ibadah yang disyariatkan, seperti

misalnya zikir, membaca al­Qur’an, dan

mempelajari  ilmu.  Rasulullah  SAW

bersabda:

“Sesungguhnya masjid-masjid hanya

untuk  berzikir  kepada Allah,  shalat,

dan membaca al-Qur’an”. (HR. Mus­

lim).

9. ̀ Memperbanyak BerdoaHendaklah seseorang memperbanyak

berdoa kepada Allah SWT pada saat­

saat antara azan dan iqamat. Sebab, saat­

saat tersebut adalah waktu yang musta­

jab. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Doa antara azan dan  iqamat  tidak

ditolak  [oleh  Allah  SWT]”  (Shahih

Sunan at­Tirmidzi, 1/133 no. 212).

10. Tidak Mengganggu Jamaah Lain

Seseorang  dilarang  mengganggu

jamaah lain yang sedang melakukan shalat

atau berzikir. Di antara bentuk­bentuk

ganggungan tersebut adalah, pertama,

melangkahi  pundak  mereka  untuk

mendapatkan shaf terdepan, padahal shaf

telah rapat (HR Ibnu Majah). Kedua,

menyuruh seseorang yang telah duduk

untuk berdiri, lalu dia menempati tempattersebut (Muttafaqun  ‘alaih). Ketiga,

berteriak­teriak, membuat gaduh dan

mengeraskan bacaan al­Qur’an atau yang

Page 46: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

46 Berkala Tuntunan ISLAM

lainnya di saat jamaah lain sedang shalat

(HR. Ahmad,  Abu  Dawud,  dan  al­

Hakim). Keempat, membawa alat­alat

yang membahayakan jamaah lain (HR.

Bukhari).

11. Membersihkan Masjid dari

Kotoran

Seseorang  yang  berada  di  dalam

masjid,  hendaklah  ia  membersihkan

masjid dari kotoran. Nabi Muhammad

SAW bersabda:

Meludah di masjid adalah suatu dosa,

dan  kafarat  [untuk  diampuni-nya]

adalah  dengan  menimbun  ludah

tersebut. (Shahih al­Bukhari).

12. Menjaga Ucapan atau Lisan

Seseorang  yang  berada  di  dalam

masjid, hendaklah ia menjaga ucapan

atau lisannya dari hal­hal yang jorok dan

tidak layak. Hal ini termasuk juga berjual­

beli dan mengumumkan suatu barang yang

hilang.  Nabi  Muhammad  SAW

bersabda: “Apabila kamu melihat or-

ang menjual atau membeli di masjid

maka katakanlah, semoga Allah SWT

tidak  memberikan  keberuntungan

dalam jual-belimu! Dan apabila kamu

melihat ada orang yang mengeraskansuara di dalam masjid untuk mencari

barang  yang  hilang,  katakanlah,

semoga Allah SWT tidak mengembali-

kannya kepadamu” (Shahih, Sunan at­

Tirmidzi).

Narasumber utama artikel ini:

Zaini Munir Fadlali

[email protected]

Page 47: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

47EDISI 16/2014

Setelah  sebelumnya  diulas  tentang

macam­macam bentuk jual beli yang

diperbolehkan dalam Islam, dalam edisi

ini diulas tentang bentuk jual­beli yang

diharamkan dalam perspektif (fikih)  Is­

lam. Pada umumnya, jual beli yang di­

haramkan oleh Allah SWT dan Rasul­Nyadisebabkan oleh dua hal, yaitu barang

yang diperjual belikan termasuk kategori

yang diharamkan oleh agama dan karena

faktor  caranya yang tidak sesuai  (di­

larang) dengan ajaran agama.

Namun sebelum melanjutkan pem­

bahasan ini, perlu ditegaskan bahwa be­

berapa contoh jual beli yang dilarang

dalam  pembahasan  ini  merupakan

sample atau beberapa contoh saja dari

beberapa banyak jenis jual beli yang ada.

Selain contoh­contoh yang disebutkan,tentu masih ada contoh­contoh lain yang

tidak sempat kemukakan dalam pemba­

hasan ini. Namun demikian, pembahasan

tentang asas dan etika bisnis yang telah

dijelaskan pada pembahasan terdahulu

dapat dijadikan acuan atau barometer

untuk mengukur halal atau tidaknya suatu

aktifitas bisnis yang dijalankan oleh se­

seorang.

Di antara beberapa jenis jual beli yang

dilarang dalam Islam antara lain;

1. Bai’ al-Talji’ah

Bai’  al-Talji’ah  merupakan  suatu

bentuk  jual  beli  yang  dilakukan  oleh

Tuntunan Muamalah

MACAM-MACAM BENTUKJUAL BELI YANG DILARANG

ILU

ST

RA

SI 

| pe

gusa

ham

usli

m.c

om

Page 48: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

48 Berkala Tuntunan ISLAM

seorang penjual yang dalam kondisi ter­

desak (terpaksa) karena khawatir harta­

nya diambil oleh orang lain. Atau harta

yang masih dalam status sengketa se­hingga agar tidak mengalami kerugian,

harta tersebut dijual kepada pihak lain.

Pilihan untuk menjual barang dilatar­

belakangi oleh tujuan untuk menyelamat­

kan hartanya atau mendapatkan keun­

tungan lebih sebelum harta dibagi dengan

pemilik lainnya. Jenis jual­beli seperti ini

termasuk jenis jual beli yang dilarang

dalam Islam, karena dapat menimbulkan

ketidakpastian, sengketa di kemudian

hari serta dapat menimbulkan kerugian

pada salah satu pihak, terutama pihakpembeli.

Bahkan, dalam fikih Islam dikenal

istilah “al-hajru” yaitu; pencegahan atau

menahan seseorang untuk melakukan

transaksi atau membelanjakan hartanya

(termasuk  menjual)  karena  dianggap

belum cakap, demi menjaga keselamatan

harta benda tersebut. Pada dasarnya, “al-

hajru” ini sering dikaitkan dengan per­

soalan ketidakcakapan seseorang dalam

melakukan transaksi jual­beli, jika pela­

kunya belum dewasa, gila atau dalamkondisi tertentu yang tidak memungkin­

kan untuk melakukan transaksi secara

sadar dan bertanggung jawab serta dapat

mengakibatkan kerugian bagi yang ber­

sangkutann maupun pihak lain. Namun,

“al-hajru” juga dapat diterapkan dalam

kasus yang berbeda untuk menghindari

kerugian bagi pihak lain maupun yang

bersangkutan.

Diantara hikmah disyari’atkannya hal

ini adalah; untuk menjaga hak orang lain,

misalnya; orang yang sakit parah dilarang

menjual hartanya melebih 1/3 hartanya,

guna menjaga hak ahli warisnya. Atau,

salah seorang ahli waris dilarang menjual

harta  warisan  sebelum  harta  warisan

tersebut dibagikan kepada ahli waris lain

yang masih memiliki hak kewarisan, dan

lainnya. Hikmah yang lain adalah untukmenjaga haknya sendiri, misalnya; anak

yang masih kecil atau orang gila, mereka

harus dicegah untuk melakukan transaksi

jual beli untuk menjaga hartanya dari

kepunahan.

Adapun contoh bai’ al-talji’ah antara

lain; menjual barang atau tanah yang

masih dalam posisi sengketa, atau menjual

barang atau rumah untuk mengelak dari

proses lelang yang akan dilakukan oleh

bank atau pemberi hutang. Menjual ba­

rang yang masih dalam sengketa tentu

Orang yang sakit parahdilarang menjual

hartanya melebih 1/3hartanya, guna menjaga

hak ahli warisnya

Menjual barang ataurumah untuk mengelakdari proses lelang yang

akan dilakukan olehbank atau pemberi

hutang, adalah contohbai’ al-talji’ah yang

dilarang

Page 49: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

49EDISI 16/2014

merupakan tindakan yang tidak dibenar­

kan  baik  berdasarkan  norma,  hukum

terlebih lagi agama.

2.  Jual Beli dengan Sistem Uang

Hangus 

Jual­beli  ‘urbun  (bai’  al-‘urbun)

adalah suatu sistem atau bentuk jual beli

dimana pembeli membayar sejumlah uang

(uang muka) untuk menunjukkan ke­

seriusan dalam melakukan transaksi jual

beli. Jika jual beli tersebut dilanjutkan,

maka uang muka tersebut akan menjadi

bagian dari harga barang yang diperjual­

belikan, sehingga pembeli hanya meng­

genapkan atau melengkapi kekurangandari harga barang. Namun, jika transaksi

jual beli dibatalkan, maka keseluruhan

uang muka menjadi milik calon penjual

dan sedikitpun tidak dikembalikan ke­

pada calon pembeli. Dalam istilah yang

lebih populer jenis jual beli seperti ini

sering disebut dengan  “jual beli dengan

sistem uang hangus”.

Dalam salah satu riwayat disebutkan

bahwa Rasulullah SAW melarang jenis

jual beli ini, sebagaimana dijelaskan oleh

para sahabat; “Nahaa Rasulullah SAW‘an bai’ al-‘urbun” (Rasulullah SAW

telah melarang jual beli ‘Urbun).

Jenis  jual beli  ini  termasuk yang di­

haramkan karena penuh dengan ke­zaliman,

rekayasa serta mengambil hak orang lain

secara bathil dan dapat me­rugikan pihak

lain. Sebab pada prinsipnya uang muka

merupakan hak milik pembeli, sehingga jika

terjadi pembatalan transaksi karena faktor­

faktor tertentu, maka uang muka harus

dikembalikan  kepada  calon  pembeli,

karena pembeli tidak mengambil sedikitpun

dari barang yang sedang  ditransaksikan.Namun,  jika  pembatalan  itu  dilakukan

secara  sepihak  tanpa  alasan  yang

dibenarkan dan dapat merugikan pihak

calon penjual, maka calon penjual dapat

meminta kompensasi yang wajar menurut

kesepakatan dan keridhaan kedua belah

pihak,  sehingga  tidak  ada  pihak  yang

merasa dirugikan dan di­khianati.

Hal ini juga berlaku pada bisnis trans­

portasi yang banyak ditemukan dewasa

ini, seperti; seseorang memesan travel be­

berapa hari sebelumnya untuk tujuan ter­tentu. Namun, sehari atau pada saat jad­

wal keberangkatan tiba si calon penum­

pang membatalkan secara sepihak de­

ngan alasan tertentu. Maka pihak pemi­

lik jasa travel merasa dirugikan oleh calon

penumpangnya, karena bangku yang su­

dah dipesan tidak dapat diberikan (dijual)

kepada pemesan lainnya. Konsekuen­

sinya, terjadi kekosongan yang beraki­

bat kerugian bagi pemilik jasa travel.

Terhadap kasus seperti di atas, pe­

milik travel dapat mengambil sebagiandari uang muka (seperti 25% atau 50%)

sebagai kompensasi terhadap kerugian

yang dideritanya. Atau, pihak pemilik jasa

travel dapat membuat peraturan yang di­

publikasikan, bahwa jika terjadi pemba­

talan pada hari pemberangkatan maka

akan dipotong dengan besaran tarif yang

telah ditentukan.

3. Bai’ Ikhtikar

Jual beli Ikhtikar adalah salah satu

jenis jual beli yang dilarang dalam Islam,

yaitu suatu jenis jual beli dengan sistem

Page 50: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

50 Berkala Tuntunan ISLAM

menimbun. Seorang penjual (pedagang)

sengaja memborong barang yang dibutuh­

kan masyarakat dalam jumlah yang sangat

banyak  lalu  menimbunnya,  sehingga

menyebabkan  kelangkaan  barang  dipasaran, yang pada akhirnya mengakibat­

kan harga barang melambung tinggi sehingga

mengakibatkan kesulitan bagi masyarakat

dan lemahnya daya beli mereka.

Motif utama dari pelaku jual beli ini

adalah untuk mendapatkan keuntungan

yang berlipat ganda, biasanya mereka

akan menjual barang timbunannya setelah

harga naik di pasaran. Rasulullah SAW

melarang jenis jual beli ini dan dikategori­

kan sebagai bentuk kesalahan dan keza­

liman kepada orang lain. Rasulullah sawbersabda, sebagaimana diriwayatkan dari

Ma’mar;

Dari Yahya,  yaitu ibn Sa’id, berkata:

Sa’id ibn Musayyab mengabari, bahwa

Ma’mar berkata: Rasulullah SAW ber-

sabda: Barangsiapa yang menimbunbarang, maka ia telah melakukan ke-

salahan  (berdosa)....(HR.  Muslim,

Ahmad dan Abu Dawud)

Dalam prakteknya, seringkali jenis jual

beli ini terjadi di tengah masyarakat, baik

menyangkut kebutuhan pokok masyara­

kat (sembako) maupun kebutuhan lain­

nya, terutama dalam momen tertentu,

seperti lebaran atau pergantian tahun, atau

bahkan ketika berhembusnya wacana ke­

naikan harga barang oleh pemerintah.

Sehingga tidak jarang karena kezaliman ini,masyarakat kesulitan untuk mendapatkan

minyak goreng, bumbu dapur, bensin, so­

lar, hingga air mineral. Praktek seperti ini,

selain merupakan  bentuk egoisme  dan

kezaliman terhadap masyarakat luas, juga

salah satu bentuk kebiadaban dan dosa

kemanusiaan yang sangat besar.

4. Jual Beli Benda Najis

Yang dimaksud benda­benda najis  ini

adalah makanan, minuman atau binatang

yang dianggap najis dan dilarang untukdikonsumsi seperti babi, minuman keras,

bangkai dan lain sebagainya. Benda­ben­

da ini tidak hanya dilarang untuk dikon­

sumsi saja, namun juga dilarang untuk

diperjualbelikan. Bahkan, orang yang

memakan hasil penjualannya sama de­

ngan mengkonsumsi barang itu sendiri.

Dalam  hadis,  Nabi  SAW  banyak

menjelaskan tentang larangan mengkon­

sumsi dan  memperjualbelikan benda­

benda najis ini, antara lain:

Motif utama dari pelaku jualbeli ini adalah untuk

mendapatkan keuntunganberlipat ganda, karenabiasanya mereka akan

menjual barang timbunannyasetelah harga melonjak naikdi pasaran. Rasulullah SAW

melarang jenis jual beli ini dandikategorikan sebagai bentuk

kesalahan dan kezalimankepada orang lain.

Page 51: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

51EDISI 16/2014

Dari Jabir Ibn Abdullah r.a. ia men-

dengar Rasulullah SAW bersabda pada

waktu  tahun  kemenangan,  ketika  itubeliau  di  Makkah:  Sesungguhnya

Allah dan Rasul-Nya mengharamkan

jual  beli  khamar, bangkai,  babi  dan

berhala.  Kemudian  ditanyakan  ke-

pada beliau: Wahai Rasulullah, bagai-

mana pendapat Anda  tentang  lemak

bangkai, karena  ia dapat digunakan

untuk  mengecat  perahu,  meminyaki

kulit, dan dapat digunakan untuk pe-

nerangan. Beliau bersabda: Tidak, ia

adalah haram. Kemudian beliau ber-

sabda:  Allah  melaknat  orang-orangYahudi.  Sesungguhnya Allah  tatkala

mengharamkan  lemaknya,  mereka

mencairkan lemak itu, kemudian men-

jualnya dan makan hasil penjualan-

nya. (HR. al­Jama’ah)

Dari Ibnu Abbas Nabi SAW bersabda:

Allah melaknat orang-orang Yahudi,

karena  telah  diharamkan  kepada

mereka lemak-lemak (bangkai) namun

mereka menjualnya dan memakan ha-

sil penjualannya. Sesungguhnya Allah

jika  mengharamkan  kepada  suatu

kaum memakan sesuatu, maka haram

pula hasil penjualannya. (HR. Ahmad

dan Abu Dawud)

Bahkan dalam hadits lain, RasulullahSAW menjelaskan tentang akibat dari

mengkonsumsi barang najis seperti kha­

mar dan lainnya, antara lain dalam hadits:

Dari  Abdurrahman  bin  Abdullah  Al

Ghafiqi  dan  Abu  Thu’mah  mantan

budak mereka, keduanya mendengarIbnu Umar berkata, “Rasulullah SAW

bersabda: “ Dilaknat (akibat) khamar

sepuluh pihak; dzatnya, yang meme-

rasnya, yang minta diperaskan, penju-

alnya,  yang  minta  dibelikan,  yang

membawanya,  yang  minta  dibawa-

Page 52: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

52 Berkala Tuntunan ISLAM

kannya, yang  memakan hasil  penju-

alannya, peminumnya dan yang menu-

angkannya (pelayannya). (HR. Ahmad

dan Ibnu Majah)

5. Jual Beli dengan Penipuan

Jenis jual beli ini telah umumm dikenal

di tengah masyarakat sebagai salah satu

bentuk jual beli yang dilarang dan tidak

disukai oleh masyarakat, baik dengan

cara­cara tradisional hingga cara­cara

penipuan yang moderen. Sehingga dalam

pembahasan ini penulis hanya menge­

mukakan salah satu dalil yang melarang

disertai beberapa contoh jenis jual­beli

dengan penipuan yang banyak dijumpaidi tengah­tengah masyarakat. Adapun

salah satu dalil yang melarangnya adalah

sebagaimana hadits yang diriwayatkan

dari sahabat Abu Hurairah RA:

Dari  Abu  Hurairah  RA,  Rasulullah

SAW lewat pada setumpuk makanan,

kemudian beliau memasukkan tangan-

nya ke dalam tumpukan makanan ter-

sebut,  maka  jari-jari  beliau  terkena

makanan yang  basah.  Beliau  berta-

nya; Apa ini wahai pemilik (penjual)

makanan? Ia menjawab: Terkena hu-jan, wahai Rasulullah. Beliau bersab-

da:  Mengapa  kamu  tidak  menaruh

yang basah ini di atas agar dapat di-

lihat  orang?  Barangsiapa  yang  me-

nipu, maka ia bukan golonganku. (HR.

Muslim)Sedangkan contoh­contoh jenis jual­

beli dengan penipuan yang banyak ber­

edar di tengah­tengah masyarakat antara

lain; menjual sembako (contoh: beras)

dengan takaran atau neraca yang direka­

yasa (dilas atau dipasang magnet) sehing­

ga  berat  barang  tidak  sesuai  dengan

realitanya, menjual buah yang sesungguh­

nya sudah tidak layak namun diberikan

zat pewarna sehingga terkesan masih se­

gar, menjual daging sapi namun dicampur

dengan daging babi dan sejenisnya, men­jual ayam yang sudah menjadi bangkai

(ayam tiren) lalu direkayasa seolah ayam

yang baru disembelih, barang kemasan

yang sudah kadaluarsa atau terbuat dari

bahan­bahan haram lalu disembunyikan

masa kadaluarsanya atau ditempelkan

llabel halal, dan lain sebagainya.

Cara  cerdas  agar  seseorang  tidak

menjadi korban penipuan dalam transaksi

jual beli adalah; hendaknya para calon

pembeli berhati­hati dan waspada de­

ngan  berbagai  modus  yang  banyak

dilakukan oleh para penipu yang hanyamementingkan keuntungan finansial tanpa

memikirkan dampak dan kerugian bagi

para pembeli, tidak terlalu konsumtif dan

harus  jeli  melihat  barang  yang  akan

dibelinya baik yang terkait dengan bahan

dasarnya, rupanya hingga labelnya.

6. Bai’ al-wafa’

Bai al-wafa’ adalah suatu jenis jualbeli barang yang disyaratkan, dimana

seorang  menjual  barangnya  kepada

Page 53: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

53EDISI 16/2014

pihak lain dengan syarat barang tersebut

harus dijual pada dirinya (penjual) de­

ngan harga tertentu dan pada saat tertentu

sesuai dengan perjanjian. Atau, menjual

barang dalam batas waktu tertentu, jika

waktu itu tiba maka seorang pembeli harus

menjual kembali barangnya kepada pen­

jual pertama itu. Misalnya, penjual me­

ngatakan kepada calon pembeli, barang inisaya jual dengan harga satu juta rupiah,

dengan syarat tiga bulan yang akan datang

kamu harus menjual barang tersebut kepada

saya dengan harga tertentu.

Jenis jual beli ini termasuk jual beli yang

terlarang, karena termasuk rekayasa dan

memberikan ketidakpastian, atau kepe­

milikan yang tidak utuh terhadap barang

yang dibeli oleh seseorang. Padahal da­

lam syariat Islam, jual beli merupakansalah satu cara terjadinya perubahan ke­

pemilikan (al-Taghayyur al-Milkiyah)

dari seseorang kepada orang lain. De­

ngan terjadinya perubahan kepemilikan

tersebut, maka seorang pembeli berhak

memiliki barang yang dimilikinya tanpa

terikat dengan waktu tertentu. Ia berhak

untuk mengggunakannya dalam waktu

yang dia inginkan serta berhak meng­

hibahkan atau menjual barang (harta) nya

kepada siapapun secara leluasa.

Narasumber utama artikel:

Ruslan Fariadi, S.Ag., M.S.I.

Page 54: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

54 Berkala Tuntunan ISLAM

Sarah Hadits

Ilmu Kunci Kebahagiaan

Nabi Sulaiman disuruh memilih antara

harta  benda,  kerajaan,  dan  ilmu.Maka dia memilih ilmu, akhirnya dia

diberi pula kerajaan dan hata benda

(HR. ad­Dailami).

Syarah/Penjelasan:

Ketika Nabi Sulaiman a.s. disuruh

memilih salah satu di antara harta,

kerajaan, dan ilmu, maka ia memilih ilmu.

Akhirnya, kerajaan dan harta mengikut

kepadanya karena ilmu merupakan kunci

untuk  memperoleh  segala  sesuatu.

Barangsiapa yang menginginkan harta,maka ia harus mempunyai ilmunya. Dan

barangsiapa yang menginginkan segala

sesuatu, maka ia pun harus mempunyai

ilmu masing­masing. Allah SWT telah

berfirman:

Hai orang-orang beriman, apabila ka-

mu  dikatakan  kepadamu:  “Berla-pang-lapanglah  dalam  majelis”,

Maka  lapangkanlah  niscaya  Allah

akan memberi  kelapangan untukmu.

dan  apabila  dikatakan:  “Berdirilah

kamu”,  Maka  berdirilah,  niscaya

Allah akan meninggikan orang-orang

yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa  derajat.  Dan  Allah  Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan

(QS. al­Mujadilah, [58]: 11).

Contohlah para ulama yang mengenalAllah.  Merekalah  orang­orang  yang

berbahagia. Mereka tidak memikirkan hal

lain kecuali ibadah dan tentang berbagai

ilmu yang diberikan oleh Allah kepada­

nya, sehingga Islam menyanjung tinggi

kliknd.blogspot.com

HARTADAN KUNCI

KEBAHAGIAAN

Page 55: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

55EDISI 16/2014

orang yang alim dan berilmu. Orang yang

berilmu diangkat ke derajat yang tinggi

dan mulia.

Dunia Itu Manis dan Indah

Dunia  itu manis  lagi hijau; barang-

siapa  yang  memperoleh  harta  dari

usaha halalnya, lalu ia membelanja-

kannya  sesuai  dengan  hak-haknya,

niscaya Allah akan  memberinya pa-

hala dari nafkahnya itu, dan niscayaDia akan  memasukkannya ke dalam

surga-Nya.  Dan  barangsiapa  mem-

peroleh harta dari usaha yang haram,

lalu ia membelajakannya bukan pada

hak-haknya, niscaya Allah akan men-

jerumuskannya ke dalam tempat yang

menghinakan  (neraka).  Dan  banyak

orang  yang  menangani  harta  Allah

dan  Rasul-Nya  kelak  di  hari  kiamat

mendapat siksa neraka (HR. Baihaqi

melalu Ibnu Umar r.a.).

Syarah/Penjelasan:

Orang yang memperoleh harta dan

usaha yang halal, lalu menunaikan hak­

hak yang ada pada hartanya, maka ia

terbebas dari hisab dan mendapat pahala

dari Allah, serta dimasukkan ke dalam

surga­Nya. Akan  tetapi,  barangsiapa

yang memperoleh harta dari usaha yang

haram dan menafkahkannya bukan pada

hak­haknya, maka Allah akan memasuk­

kannya ke dalam neraka. Untuk itu, hati­

hatilah dalam urusan mencari rezeki. Pi­kirkanlah, apakah usaha yang kita laku­

kan halal ataukah haram? Kalau haram,

maka segeralah tinggalkan, karena harta

yang didapat dari jalan haram hanya akan

menjadikan kita termasuk golongan ahli

neraka.

Dalam hadits Nabi di atas juga dising­

gung bahwa banyak orang yang bersedia

mengurus harta Allah dan Rasul­Nya

(baitul maal), tetapi kelak di hari kiamat

mereka dimasukkan ke dalam neraka ka­

rena tidak jujur dalam mengurusnya, danberlaku curang (korup). Oleh sebab itu,

bukan pahala yang akan ia dapatkan,

melainkan siksa neraka. Padahal kalau

mengurus  baitul  maal  harusnya  kita

amanah. Kalau amanah, maka Allah akan

memasukan kita ke dalam surga­Nya

yang indah. Sedangkan kalau kita khianat

atas harta yang dikelola, maka ingatlah

azab Allah sangat pedih.

Zakat dan Sedekah Benteng dari

Kehancuran

Peliharalah  harta  kalian  dengan

(membayar)  zakat;  obatilah  orang-

orang yang  sakit  kalian  dengan ba-nyak sedekah, dan bersiap-siaplah ka-

lian dengan cara berdoa untuk meng-

hadapi cobaan (HR. al­Khathib melalui

Ibnu Mas’ud r.a.).

Page 56: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

56 Berkala Tuntunan ISLAM

Syarah/Penjelasan:

Zakat merupakan benteng yang kuat

untuk memelihara harta dari kehancuran.

Hal ini menandakan bahwa pahala danhikmah zakat sangatlah besar. Dengan

mengeluarkan zakat, kita sudah peduli

terhadap saudara­saudara yang keku­

rangan. Di dalam al­Qur’an diatur orang­

orang yang berhak menerima zakat.

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanya-

lah  untuk  orang-orang  fakir,  orang-

orang miskin, pengurus-pengurus za-kat,  para mu’allaf  yang dibujuk ha-

tinya, untuk (memerdekakan) budak,

orang-orang yang berutang, untuk ja-

lan  Allah  dan  untuk  mereka  yang

sedang  dalam  perjalanan,  sebagai

suatu ketetapan yang diwajibkan Al-

lah, dan Allah Maha Mengetahui lagi

Mahabijaksana (QS. at­Taubah: 60).

Kemudian, ‘obat’ yang paling mujarab

untuk menyembuhkan orang­orang yang

sakit  adalah  dengan  memperbanyak

sedekah (selain dari berobat sebagai usa­ha lahiriah), dan banyak berdoa memo­

hon keselamatan untuk menolak bala.

Istri yang Baik dalam Membelanja-

kan Harta Suami

Apabila seorang istri membelanjakan

sebagian dari harta suaminya tanpa

menimbulkan  kerusakan,  ia  mempe-

roleh pahala dari belanjanya itu, danbagi suaminya pun pahala karena dia

yang  telah  mengupayakannya,  dan

pahala yang serupa bagi bendahara-

nya; pahala sebagian di antara mereka

tidaklah mengurangi pahala sebagian

yang  lain  barang  sedikit  pun  (HR.

Syaikhain melalui Siti ‘Aisyah r.a.).

Syarah/Penjelasan:

Ghaira mufsidatin, tanpa menimbul­

kan  kerusakan.  Pengertian  yang  di­

maksud adalah tidak merusak suaminyadisebabkan belanja yang terlalu banyak;

atau belanja yang tidak merusak, tetapi

untuk tujuan maksiat. Hal ini termasuk

pula ke dalam pengertian lafaz ghaira

mufsidatin.

Al­khaazin, bendahara yang meme­

gang  uang  suaminya.  Hal  ini  apabila

suaminya seorang hartawan sehingga

diperlukan  seorang  bendahara  untuk

memelihara dan mencatatnya. Bilamana

seorang istri membelanjakan sebagian

dari harta suami­nya tanpa menimbulkankerusakan,  sekalipun  tanpa  sepenge­

tahuan suaminya, maka ia memperoleh

pahala dari nafkahnya itu. Demikian pula

suaminya mendapat pahala yang serupa

karena dialah yang meng­upayakan harta

tersebut. Bendahara atau kasirnya pun

mendapat pahala yang serupa, karena ia

ikut memelihara dan mengeluarkannya.

Pahala sebagian dari mereka tidak me­

ngurangi pahala sebagian yang lain barang

sedikit pun berkat kemurahan Allah SWT

Page 57: Ragam Isi - Muhammadiyahtabligh.muhammadiyah.or.id/muhfile/tabligh/download/BerkalaTUNTUNAN... · dan kesulitan, dan penghilang duka-cita.” ... gaan kita, dapat dijadikan contoh

57EDISI 16/2014

karena sesungguhnya Allah  itu Maha

Pemurah.

Terbunuh Karena Mempertahankan

Harta Adalah Mati Syahid

Hadis  dari  Abdullah  bin Amru  r.a.

katanya:  aku mendengar RasulullahSAW  bersabda:  Barangsiapa  yang

dibunuh  karena  mempertahankan

hartanya  adalah  mati  syahid  (HR.

Bukhari).

Syarah/Penjelasan:

Hadits di atas menjelaskan bahwa

apabila seseorang mati dalam keadaan

memperjuangkan dan mempertahankan

hartanya,  maka  ia  telah  mati  secara

syahid. Begitu istimewa sekali umat Nabi

Muhammad SAW, karena telah diberijalan yang banyak oleh Allah SWT untuk

mati secara syahid. Hal ini juga dapat kita

lihat dari perjuangan seorang ayah yang

berjuang mempertahankan harta demi

menghidupi keluarganya. Apabila dalam

proses pencarian tersebut, ia meninggal

maka meninggal dalam keadaan syahid,

sebab orang tersebut telah memperjuang­

kan  dan  mempertahankan  kehidupan

keluarganya.

Menafkahi Keluarga

Harta yang dinafkahkan oleh seorang

laki-laki untuk keperluan rumah tang-

ganya,  istrinya,  anak-anaknya,  dan

pembantunya  maka  hal  tersebut

merupakan  sedekah  baginya  (HR.

Thabrani melalui Abi Umamah).

Syarah/Penjelasan:

Semua perbelanjaan yang dikeluarkan

oleh seseorang untuk kepentingan rumah

tangga, istri, anak, dan pelayannya adalahsedekah, yakni orang yang bersangkutan

mendapatkan pahala dari­Nya, sekalipun

hal  itu  sudah  menjadi  kewajibannya.

Bahkan  dalam  hadits  lain  disebutkan

bahwa nafkah seseorang yang diberikan

kepada anak, istrinya, dan keluarganya

adalah  yang  paling  baik  dari  semua

nafkah.

Narasumber artikel ini:

Buya Alfis Chaniago

Semua perbelanjaan yang dikeluarkan olehseseorang untuk kepentingan rumah tangga, istri,

anak, dan pelayannya adalah sedekah, yakni orangyang bersangkutan mendapatkan pahala dari­Nya,

sekalipun hal itu sudah menjadi kewajibannya.