analisis perilaku dan ekspektasi pengguna bus …/analisis... · pengguna bus batik solo trans...

60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik PINRIH PUTRI RAHSA JATI I1309021 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: phammien

Post on 03-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI

PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST)

BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA

Skripsi

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

PINRIH PUTRI RAHSA JATI

I1309021

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perusahaan harus dapat memberikan pelayanan kepada pelanggan agar

tercipta kepuasan konsumen dan persepsi yang baik terhadap perusahaan. Dengan

adanya kepuasan konsumen maka konsumen tidak hanya akan membeli kembali

barang atau jasa perusahaan, tetapi mereka diharapkan dapat melaksanakan word-

of-mouth communication (rekomendasi dari mulut ke mulut) kepada konsumen

lain mengenai pelayanan yang pernah diterima.

Kepuasan konsumen dapat tercipta jika produk atau jasa perusahaan sesuai

dengan harapan konsumen. Konsumen yang merasa puas akan memberi

keuntungan tersendiri bagi perusahaan, karena akan memberitahukannya kepada

pihak lain tentang pengalaman yang menyenangkan mengenai produk maupun

pelayanan yang pernah diterima. Pengalaman dan penilaian seseorang inilah yang

melandasi terbentuknya persepsi seseorang terhadap suatu produk atau jasa. Hasil

dari pengalaman yang berbeda-beda akan membentuk suatu pandangan yang

berbeda sehingga menciptakan perilaku pembelian yang berbeda pula.

Setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal dapat mempengaruhi

pandangan dan persepsi seseorang. Perilaku seseorang kemudian dipengaruhi oleh

persepsi ini. Para pemasar harus menyadari bahwa manusia terbuka terhadap

sejumlah stimuli yang sangat banyak. Karena itu pemasar harus merancang

sesuatu untuk menarik perhatian konsumen. Hal ini berlaku pula pada industri jasa

pelayanan transportasi.

Di Surakarta kondisi dan pelayanan angkutan umum dalam kota saat ini

dinilai buruk. Penyebabnya kinerja bus perkotaan yang terus menurun. Hal ini

ditandai dengan load factor bus perkotaan yang berada pada kisaran cukup rendah

yaitu sebesar 27,22% (Dinas Perhubungan Surakarta, 2007). Load factor

merupakan prosentase banyaknya penumpang yang diangkut sekali perjalanan.

Hal ini berarti bahwa jumlah penumpang bus perkotaan rendah. Rendahnya

jumlah penumpang disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya adalah

menurunnya kualitas pelayanan angkutan umum dan fasilitas angkutan umum

Page 4: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-2

yang belum memadai. Hal ini menyebabkan masyarakat enggan menggunakan

angkutan umum sebagai alat transportasi sehari-hari.

Pemerintah Kota Surakarta kemudian mengoperasikan Bus Rapid Transit

(BRT) sebagai alternatif baru angkutan umum dalam kota yang lebih baik. Bus

Rapid Transit (BRT) merupakan sebuah sistem transportasi publik yang inovatif,

berkapasitas tinggi, dan harga terjangkau yang dapat meningkatkan mobilitas

masyarakat. Sistem ini menggunakan bus pada jalur khusus untuk mengantarkan

penumpang ke tujuan secara cepat dan efisien. Sistem BRT dapat disesuaikan

dengan kebutuhan masyarakat. Program BRT dengan nama Batik Solo Trans

(BST) mempunyai tujuan antara lain yaitu memperbaiki sistem angkutan umum;

meningkatkan jumlah perjalanan penumpang dengan sistem transportasi yang

aman, nyaman, dan handal; menciptakan sistem transportasi dengan pelayanan

yang terjadwal dengan baik.

Pengoperasian bus diserahkan kepada Perum DAMRI dan mulai

beroperasi pada bulan September 2010 dengan 15 armada bus. BST menggunakan

rute perjalanan jalur A yaitu jalur lama yang dulunya dilewati Bus Kota DAMRI.

Jalur ini merupakan koridor pertama BST memiliki 35 halte permanen dan 16

halte portabel. Deskripsi BST yaitu bus ukuran sedang berwarna dasar biru

dengan corak batik sido mukti khas Kota Surakarta. Kapasitas bus 22 orang duduk

(termasuk pengemudi) dan 21 orang berdiri. Batik Solo Trans beroperasi mulai

pukul 05.00 – 18.00 WIB. Tarif untuk masyarakat umum Rp. 3.000,00 dan untuk

pelajar Rp. 1.500,00. Pembayaran dapat dilakukan secara manual atau dengan

uang kontan maupun dengan smart card. Bus ini hanya berhenti di halte-halte

khusus yang telah disediakan.

Batik Solo Trans diharapkan menjadi alat transportasi yang digemari

masyarakat karena keefisienan, keamanan, dan kenyamanannya. Beroperasinya

BST diharapkan mampu meningkatkan keminatan masyarakat untuk

menggunakan angkutan umum. Namun dari waktu ke waktu jumlah penumpang

BST tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini terlihat pada grafik di

bawah ini.

Page 5: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-3

Gambar 1.1. Grafik Fluktuasi Jumlah Penumpang BST

Selain itu juga terlihat dari load factor BST yang saat ini hanya berkisar

70% yaitu 15 orang dalam setiap perjalanan, sedangkan load factor yang

diharapkan ialah 200%. Hal ini berarti bahwa BST harus mengangkut 21 orang

penumpang duduk dan 21 orang penumpang berdiri setiap kali beroperasi.

Dengan kata lain BST harus meningkatkan jumlah penumpangnya (Joglosemar,

2011).

Usaha-usaha telah dilakukan oleh pengelola BST untuk meningkatkan

jumlah penumpang. Diantaranya dengan membangun sejumlah halte tambahan.

Hal ini untuk memenuhi harapan konsumen yang tidak suka berjalan jauh untuk

mencapai halte BST.

Namun penambahan jumlah halte ini pun tidak menunjukkan perubahan

yang signifikan terhadap kenaikan jumlah penumpang. Oleh karena itu

dibutuhkan suatu studi untuk mengetahui perilaku konsumen berdasarkan persepsi

mengenai pengoperasian dan pelayanan yang telah diberikan BST. Hal ini perlu

dilakukan agar BST dapat melakukan perbaikan pada aspek-aspek tertentu jika

memang diperlukan.

1.2. Perumusan Masalah

Dari uraian di atas terlihat perlunya studi mengenai perilaku konsumen

BST agar dapat diketahui aspek-aspek mana yang sudah dianggap baik maupun

yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu perumusan masalah dalam penelitian ini

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

Sep-10

Okt 2010

Nov-10

Des 2010

Jan-11

Feb-11

Maret -11

Apr-11

Mei-11

Jun-11

Juli 2011

Agt 2011

Sep-11

Okt 2011

Nov-11

Jumlah Penumpang

Periode

Fluktuasi Jumlah Penumpang BST

Page 6: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-4

adalah bagaimana perilaku pengguna BST berdasarkan persepsi terhadap

pelayanan.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

menganalisis perilaku pengguna BST berdasarkan persepsi terhadap pelayanan

yang diberikan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui perilaku pengguna BST berdasarkan persepsi terhadap pelayanan

yang diberikan.

2. Dapat digunakan sebagai dasar untuk perbaikan-perbaikan dalam sistem

pelayanan maupun pengoperasian BST.

3. Dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan strategi pemasaran yang

tepat bagi BST maupun pengambilan kebijakan bagi pengelola BST.

1.5. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya mengkaji persepsi konsumen terhadap pelayanan yang

diberikan BST sebagai dasar analisis perilaku dan tidak merancang atau

menentukan strategi pemasaran.

1.6. Asumsi Penelitian

Tidak ada perbaikan maupun pengembangan terhadap sistem BST selama

penelitian berlangsung.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibuat agar dapat memudahkan pembahasan

penyelesaian masalah dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai sistematika

penulisan, sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang penelitian, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah,

dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan teori-teori yang dipakai untuk mendukung

penelitian, sehingga perhitungan dan analisis dilakukan secara

Page 7: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-5

teoritis. Tinjauan pustaka diambil dari berbagai sumber yang

berkaitan langsung dengan permasalahan yang dibahas dalam

penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tahapan yang dilalui dalam penyelesaian masalah

secara umum yang berupa gambaran terstruktur dalam bentuk

flowchart sesuai dengan permasalahan yang ada mulai dari studi

pendahuluan, pengumpulan data sampai dengan pengolahan data

dan analisis.

BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi data-data dan informasi yang diperlukan untuk

menganalisis permasalahan, kemudian dilakukan pengolahan

data secara bertahap berdasarkan metodologi yang telah

ditentukan.

BAB V : ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bab ini memuat uraian analisis dan intepretasi hasil pengolahan

data yang telah dilakukan.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan target pencapaian dari tujuan penelitian dan

kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan masalah. Bab ini

juga menguraikan saran dan masukan bagi kelanjutan penelitian.

Page 8: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Transportasi

Sistem transportasi merupakan kesatuan atas elemen-elemen prasarana

fisik, sarana angkutan, sistem operasi, dan sistem manajemen yang saling

berinteraksi dalam mencapai terciptanya perpindahan objek fisik (manusia dan

barang) dari suatu tempat asal ke tempat tujuan (Manheim, 1979).

Objek fisik yaitu manusia dan barang dan sarana angkutan merupakan

komponen utama terciptanya sistem transportasi. Sedangkan sistem manajemen

dan sistem operasi merupakan komponen pendukung.

Dalam memilih jasa transportasi konsumen memiliki berbagai rangkaian

proses, di antaranya adalah evaluasi terhadap setiap alternatif pada atribut-atribut

pelayanan moda transportasi yang bersangkutan. Atribut pelayanan transportasi

mempengaruhi keputusan pengguna jasa angkutan (seperti: kapan, kemana, untuk

apa, dengan moda apa, dengan rute mana) melakukan perjalanan.

2.2. Persepsi

Schiffman dan Kanuk (2000) mendefinisikan persepsi sebagai cara orang

memandang dunia. Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa persepsi

seseorang akan berbeda dari yang lain. Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor

internal maupun eksternal seseorang.

Persepsi dapat juga didefinisikan sebagai suatu proses menyeleksi,

mengorganisasikan, dan menginterpretasi stimulus ke dalam gambaran dunia yang

berarti dan menyeluruh. Stimulus merupakan setiap input yang dapat ditangkap

oleh indra, seperti produk, kemasan, iklan, harga, dan lain-lain (Simamora, 2007).

Pada waktu seseorang ingin membeli suatu produk baru, sebetulnya ia

merespon persepsinya tentang produk tersebut dan bukan produk itu sendiri.

Sangat penting bagi para pemasar dan produsen untuk memahami persepsi

konsumen (Prasetijo dan Ihalauw, 2005).

Persepsi dapat juga diartikan sebagai pandangan terhadap pelayanan yang

telah diterima oleh konsumen. Persepsi konsumen tentang pelayanan dapat

Page 9: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-2

berbeda dari kenyataannya karena konsumen tidak mengetahui semua fakta yang

ada, atau telah salah menginterpretasikan fakta tersebut.

Stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang

dapat mempengaruhi tanggapan individu. Seseorang merasakan bentuk, warna,

aroma dan rasa dari stimuli. Perilaku seseorang kemudian dipengaruhi oleh

persepsi-persepsi ini. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-

beda karena persepsi bersifat subjektif. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang

dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya.

2.3. Perilaku Konsumen

Perilaku diartikan sebagai aktivitas manusia berupa tindakan-tindakan

memberi reaksi terhadap rangsangan (stimulus) yang diterimanya, yang dapat

berasal dari luar (lingkungan) atau dari dalam diri manusia itu sendiri.

Menurut Engel et.al (1994) perilaku konsumen merupakan tindakan

individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan

menggunakan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang

menentukan tindakan tersebut.

Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005) ada sejumlah alasan mendasar

mengapa perilaku konsumen dipelajari, yaitu :

• Konsumen dan perilakunya (terutama perilaku membeli) merupakan wujud

kekuatan tawar yang merupakan salah satu kekuatan kompetitif yang

menentukan intensitas persaingan dan profitabilitas perusahaan.

• Analisis konsumen adalah landasan manajemen pemasaran dalam merancang

bauran pemasaran, segmentasi pasar dan positioning, melakukan analisis

lingkungan perusahaan, dan mengembangkan produk baru maupun inovasi

produk lama.

Pengetahuan mengenai perilaku konsumen ini kemudian digunakan untuk

memenuhi kebutuhan dan menciptakan pendekatan yang baik untuk

berkomunikasi dan mempengaruhi konsumen. Dengan mendapatkan pemahaman

konsumen yang menyeluruh dan mendalam, akan membantu memastikan bahwa

produk yang tepat dipasarkan pada konsumen yang tepat dengan cara yang tepat.

Page 10: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-3

2.3.1 Perilaku Pemilihan Individu dalam Transportasi

Perilaku konsumen secara umum menekankan pada proses keputusan

membeli produk barang atau jasa, sedangkan dalam pemilihan perjalanan

penekanan terletak pada proses memilih. Pelaku perjalanan biasanya dihadapkan

pada beberapa alternatif. Bentuk yang paling menonjol adalah moda angkutan apa

yang akan digunakan dalam melakukan perjalanan.

Berdasarkan alasan yang mendasari pemilihan moda transportasi pelaku

perjalanan dibedakan menjadi dua yaitu captive user dan choice user. Captive

user merupakan konsumen yang tidak memiliki pilihan lain sebagai

pertimbangan. Sedangkan choice user merupakan konsumen yang masih memiliki

beberapa pilihan untuk dijadikan pertimbangan.

Perilaku perjalanan membedakan antara elemen-elemen yang bersifat

eksternal (seperti atribut dari perjalanan alternatif, batasan situasional) dengan

yang bersifat internal (seperti persepsi, sikap, preferensi).

2.3.2 Hubungan antara Persepsi dan Perilaku Konsumen

Persepsi menginterpretasi stimulus yang berupa produk, kemasan, iklan,

maupun harga ke dalam gambaran yang menyeluruh. Sedangkan perilaku

merupakan sebuah tindakan nyata atau respon yang diberikan konsumen terhadap

stimulus tersebut. Dengan kata lain perilaku konsumen merupakan sebuah tindak

lanjut dari persepsi konsumen tersebut.

2.4. Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu alat yang digunakan perusahaan untuk

mencapai konsumennya. Pemasaran menjadi penghubung antara pembuat produk

yang memberi penawaran dengan pasar/konsumen.

Menurut Kottler dan Keller (2007) pemasaran adalah suatu proses sosial

dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain.

Dalam menjalankan suatu aktivitas bisnis harus efektif menjalankan

konsep pemasaran agar tujuan dapat tercapai dengan baik. Kunci untuk mencapai

tujuan tersebut adalah perusahaan harus lebih efektif dibandingkan para pesaing

dalam menciptakan, menyerahkan dan mengomunikasikan nilai kepada pasar

Page 11: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-4

sasaran yang terpilih. Konsep pemasaran ini bersandar pada empat pilar, yaitu :

pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu dan profitabilitas.

Mowen dan Minor (2002) mengatakan bahwa segmen diidentifikasi

dengan mengelompokkan konsumen berdasarkan kebutuhan dan keinginan yang

hampir sama. Untuk itu diperlukan variabel-variabel yang dapat membedakan

antara satu segmen dengan segmen yang lain.

Ada beberapa klasifikasi variabel segmentasi untuk pasar konsumen, di

antaranya adalah karakteristik seseorang. Karakteristik seseorang yang berguna

untuk segmentasi pasar dapat dibagi dalam empat kategori yaitu demografi,

perilaku konsumsi, profil psikografi, dan karakteristik kepribadian.

Karakteristik demografi terdiri dari usia, jenis kelamin, pendapatan,

pendidikan dan sebagainya. Informasi demografi merupakan jenis informasi

terpenting untuk tujuan segmentasi terutama karena data demografi merupakan

data yang paling cepat tersedia mengenai konsumen individu. Informasi ini

digunakan untuk membuat pilihan mengenai jenis media yang akan digunakan

serta keputusan penetapan harga dan distribusi.

Pendekatan komplementer dalam menggunakan variabel demografi untuk

mensegmen pasar adalah memilah konsumen menjadi kelompok yang homogen

berdasarkan berbagai aspek dari perilaku pembelian mereka.

2.5. Data

Data yang diperlukan dalam setiap melakukan penelitian dapat

dikumpulkan dengan beberapa cara dan sumber yang berbeda. Pengumpulan data

dapat dilakukan dengan:

2.5.1 Observasi

Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan cara melakukan

pencatatan secara cermat dan teliti. Secara umum observasi dapat dilaksanakan

dengan dua cara yaitu observasi dengan pengamat ikut menjadi pasrtisipan dan

yang observasi tanpa partisipasi.

2.5.2 Wawancara

Wawancara merupakan sebuah metode pengumpulan data dengan cara

bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden. Dalam

wawancara terdapat proses interaksi antara pewawancara dengan responden.

Page 12: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-5

Pewawancara merupakan orang yang memegang kunci keberhasilan wawancara.

Wawancara memerlukan keterampilan tertentu dalam mengajukan pertanyaan dan

menangkap jawaban responden.

2.5.3 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Analisa data kuantitatif didasarkan pada hasil kuesioner

tersebut. Sekaran (2000) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan

kuesioner, yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.

1. Prinsip Penulisan Kuesioner

a. Isi dan tujuan pertanyaan

Isi pertanyaan merupakan bentuk pengukuran variabel yang diteliti. Maka

dalam membuat pertanyaan harus teliti. Setiap pertanyaan menggunakan

skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel

yang diteliti.

b. Bahasa yang digunakan

Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner harus disesuaikan

dengan kemampuan berbahasa responden.

c. Tipe dan bentuk pertanyaan

Tipe pertanyaan dalam kuesioner dapat terbuka atau tertutup dan bentuknya

dapat menggunakan kalimat positif atau negatif. Menurut Aaker (1995)

berdasarkan jenis pertanyaannya, kuesioner dibedakan menjadi empat

macam, yaitu:

1. Pertanyaan tertutup

Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang telah disertai pilihan

jawabannya. Responden tinggal memilih salah satu jawaban yang

tersedia, dan tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain.

2. Pertanyaan terbuka

Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban

bebas dari responden.

Page 13: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-6

3. Pertanyaan kombinasi tertutup dan terbuka

Pertanyaan kombinasi tertutup dan terbuka adalah pertanyaan yang

telah disediakan jawabannya tetapi kemudian diberi pertanyaan terbuka.

4. Pertanyaan semi terbuka

Pertanyaan semi terbuka adalah pertanyaan yang disediakan pilihan

jawabannya tetapi kemudian masih ada kemungkinan bagi responden

untuk memberikan tambahan jawaban.

d. Pertanyaan tidak mendua

Setiap pertanyaan dalam kuesioner jangan mendua sehingga menyulitkan

responden untuk memberikan jawaban. Contoh: bagaimana pendapat anda

tentang kualitas dan harga barang tersebut?

e. Tidak menanyakan yang sudah lupa

Setiap pertanyaan dalam kuesioner, sebaiknya juga tidak menanyakan hal-

hal yang sekiranya responden sudah lupa.

f. Pertanyaan tidak menggiring

Pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya tidak menggiring ke jawaban yang

baik saja atau ke yang jelek saja.

g. Panjang pertanyaan

Pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan

membuat jenuh responden dalam mengisi.

h. Urutan pertanyaan

Urutan pertanyaan dalam kuesioner, dimulai dari yang umum menuju ke hal

yang spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau diacak.

2. Prinsip Pengukuran

Kuesioner yang diberikan kepada responden merupakan instrumen penelitian

yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu

instrumen kuesioner tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data

yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur. Maka kuesioner perlu

diuji validitas dan reliabilitasnya.

3. Penampilan Fisik Kuesioner

Penampilan fisik kuesioner sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi

respon atau keseriusan responden dalam mengisi kuesioner.

Page 14: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-7

2.6. Skala pengukuran

Tujuan teknik skala ini untuk mengetahui ciri-ciri atau karakteristik

sesuatu hal berdasarkan suatu ukuran tertentu, sehingga kita dapat membedakan,

menggolongkan, bahkan mengurutkannya.

Beberapa jenis skala pengukuran telah dikembangkan untuk mengukur

besaran sikap orang diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Skala Likert

Skala ini dibuat untuk mengukur tingkat persetujuan responden dengan

menggunakan pernyataan.

Contoh : Tersedianya tempat parkir yang memadai.

Sangat Setuju – Setuju - Kurang Setuju - Tidak Setuju - Sangat Tidak Setuju

b. Skala Semantik Diferensial

Skala ini berusaha mengukur arti objek atau konsep bagi seorang

responden. Responden diminta untuk menilai suatu objek atau konsep pada

skala yang mempunyai dua ajektif berlawanan. Sebagai contoh untuk mengukur

sikap pengusaha terhadap kredit usaha kecil, dapat disusun skala perbedaan

semantik sebagai berikut :

Kredit Usaha Kecil

Buruk : 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8 – 9 – 10 Baik

Tidak menguntungkan : 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8 – 9 – 10 Menguntungkan

2.7. Pengambilan Sampel

Ada 2 macam metode pengambilan sampel (Suliyanto, 2006) yaitu

pengambilan sampel secara acak (probability sampling) dan pengambilan sampel

secara tidak acak (nonprobability sampling).

2.7.1. Pengambilan Sampel Secara Acak

Pengambilan sampel secara acak (probability sampling) adalah metode

sampling yang setiap anggota populasinya memiliki peluang yang spesifik dan

bukan nol untuk terpilih sebagai sampel. Peluang setiap anggota populasi tersebut

dapat sama, dapat juga tidak. Pengambilan sampel secara acak, terdiri dari:

1. Pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling), adalah suatu

teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi memiliki

probabilitas terpilih yang sama.

Page 15: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-8

2. Pengambilan sampel acak sistematis (systematic sampling), adalah suatu

teknik pengambilan sampel dimana titik mula pengambilan sampel dipilih

secara random dan kemudian setiap nomor dengan interval tertentu dari daftar

populasi dipilih sebagai sampel.

3. Pengambilan sampel acak terstratifikasi (stratified sampling), adalah suatu

teknik pengambilan sampel dimana terlebih dahulu dilakukan pembagian

anggota populasi ke dalam kelompok-kelompok kemudian sampel diambil

dari setiap kelompok tersebut secara acak. Stratifikasi atau pembagian ini

dapat dilakukan berdasarkan ciri/karakteristik tertentu dari populasi yang

sesuai dengan tujuan penelitian.

4. Pengambilan sampel kelompok (cluster sampling), adalah suatu teknik

pengambilan sampel dimana sampling unitnya bukan individual melainkan

kelompok individual (cluster) berdasar ciri/karakteristik tertentu. Selanjutnya

dari cluster-cluster yang ada, dipilih satu cluster secara acak, kemudian

diambil sampel secara acak dari cluster terpilih ini. Hal ini dimungkinkan

karena masing-masing cluster dianggap homogen sehingga tidak diperlukan

dilakukan pengambilan sampel pada semua cluster.

5. Pengambilan sampel secara bertahap (double sampling), adalah suatu teknik

pengambilan sampel yang dilakukan secara bertahap. Tahap pertama

dilakukan untuk mendapatkan informasi awal. Tahap selanjutnya dilakukan

wawancara ulang dengan tambahan untuk mendapatkan informasi yang lebih

detail.

2.7.2. Pengambilan Sampel Secara Tidak Acak

Pengambilan sampel secara tidak acak (non probability sampling) adalah

metode sampling yang setiap anggota populasinya tidak memiliki peluang yang

sama untuk dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota populasi tertentu

untuk terpilih tidak diketahui. Pengambilan sampel secara tidak acak terdiri dari:

1. Accidental Sampling (Convenience Sampling), adalah suatu teknik

pengambilan sampel dimana sampel yang diambil merupakan sampel yang

paling mudah diperoleh atau dijumpai.

2. Purposive Sampling (Judgmental Sampling), adalah suatu teknik pengambilan

sampel dimana pemilihan sampel dilakukan dengan memilih orang-orang

Page 16: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-9

yang terseleksi oleh peneliti berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel

tersebut yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri

atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

3. Quota Sampling, adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana sampel

diambil dari suatu sub populasi yang mempunyai karakteristik-karakteristik

tertentu dalam batasan jumlah atau kuota tertentu yang diinginkan.

4. Snowball Sampling, adalah suatu teknik pengambilan sampel yang sangat

sesuai digunakan untuk mengetahui populasi dengan ciri-ciri khusus yang sulit

dijangkau. Pemilihan pertama dilakukan secara acak, kemudian setiap

responden yang ditemui diminta untuk memberikan informasi mengenai

rekan-rekan lain yang mempunyai kesamaan karakteristik yang dibutuhkan.

2.8. Penentuan Ukuran Sampel

Penetapan ukuran sampel minimum didasarkan pada rumus Slovin dalam

Umar (2002) sebagai berikut :

2.1 eN

Nn

+=

…………………………………..……………………………(2.1)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e =persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampelyang masih dapat ditolerir, misalnya 10 %

Pemakaian rumus ini mengandung asumsi bahwa populasi berdistribusi

normal. Untuk informasi lebih jauh tentang pemakaian rumus tersebut Paguso

et.al. dalam Umar (2002) memperlihatkan batas kesalahan yang dapat digunakan

pada ukuran populasi. Tabel yang dimaksud ditampilkan dalam tabel 2.1.

Page 17: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-10

Tabel 2.1. Ukuran Sampel untuk Batas-batas Kesalahan

dan Jumlah Populasi yang Ditetapkan

Populasi Batas- batas Kesalahan

±1 % ±2 % ± 3% ± 4% ± 5% ± 10%

500 222 83

1500 638 441 316 94

2500 1250 769 500 345 96

3000 1364 811 517 353 97

4000 1538 870 541 364 98

5000 1667 909 556 370 98

6000 1765 938 566 375 98

7000 1842 959 574 378 99

8000 1905 976 580 381 99

9000 1957 989 584 383 99

10000 5000 2000 1000 588 385 99

50000 8333 2381 1087 617 387 100

Sumber : Umar, 2002

2.9. Cara Pengujian Data

Penelitian merupakan sebuah proses yang dilakukan secara sistematis

dan terencana untuk memecahkan dan mencari setiap jawaban terhadap sebuah

permasalahan tertentu. Beberapa pengujian yang dilakukan sebelum melakukan

pengolahan data dalam melakukan sebuah penelitian meliputi:

2.9.1. Pengertian Uji validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu instrumen ukur dalam melakukan fungsi ukurnya

(Azwar, 1997). Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu dapat

mengukur apa yang ingin diukur. Suatu tes atau alat ukur dapat dikatakan

mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi alat

ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya

pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan

tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.

Validitas alat pengumpul data dapat digolongkan dalam beberapa jenis,

yaitu:

Page 18: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-11

A. Validitas Isi (Content)

Validitas isi suatu instrumen ukur ditentukan oleh sejauh mana isi

instrumen ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek

kerangka konsep. Dalam penelitian, seringkali peneliti hanya mengukur suatu

konsep berdasar satu aspek saja.

B. Validitas Kriteria (Criterion-Related)

Validitas kriteria terdiri dari validitas konkuren (concurrent) dan prediktif

(predictive). Validitas konkuren adalah validitas yang diperoleh dengan cara

mengkorelasikan instrumen ukur baru dengan tolok ukur lain yang sudah teruji

kevaliditasannya. Sedangkan validitas prediktif adalah validitas instrumen ukur

yang dibuat oleh peneliti untuk memprediksikan apa yang akan terjadi di masa

yang akan datang.

C. Validitas Rupa

Validitas rupa adalah jenis validitas yang berbeda dengan validitas lainnya

karena validitas rupa tidak menunjukkan apakah instrumen ukur mengukur apa

yang ingin diukur, tetapi hanya menunjukkan bahwa dari segi ‘rupa’, suatu

instrumen ukur tampaknya dapat mengukur apa yang ingin diukur.

D. Validitas Konstruk (Construct)

Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep. Dengan mengetahui

kerangka konsepnya, seorang peneliti dapat menyusun tolok ukur operasional

konsep tersebut.

Langkah-langkah pengujian validitas konstruk meliputi (Umar, 2002):

1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur

2. Melakukan uji coba skala pengukuran tersebut pada responden yang

berjumlah minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini maka

distribusi nilai akan lebih mendekati kurva normal.

3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

4. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total

menggunakan rumus teknik korelasi product moment.

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan korelasi adalah:

( ) ( ) ( )( )[ ] ( )[ ]2Y2

YN2

X2XN

YXXYNr

Σ−Σ⋅Σ−Σ

Σ⋅Σ−Σ= .................................................. (2. 2)

Page 19: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-12

Dimana :

r = koefisien korelasi item dengan total pertanyaan

N = jumlah responden

X = skor pertanyaan

Y = skor total sampel

Nilai r yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai r pada tabel r

product moment yang dapat dilihat pada lampiran. Pernyataan-pernyataan tersebut

dapat dianggap valid bila memiliki konsistensi internal, yaitu mengukur aspek

yang sama. Apabila dalam perhitungan ditemukan pernyataan yang tidak valid,

kemungkinan pernyataan tersebut kurang baik susunan katanya atau kalimatnya,

karena kalimat yang kurang baik dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda.

2.9.2. Pengertian Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu instrumen

ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun, 1989). Bila suatu

instrumen ukur dipakai dua kali – untuk mengukur konsep yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka instrumen ukur tersebut

reliabel. Reliabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran

(Azwar, 1997).

Secara teoritis besarnya koefisien korelasi/reliabilitas berkisar antara 0.00–

1.00. Namun pada kenyataannya, koefisien 0.00 dan 1.00 tidak pernah tercapai

dalam pengukuran karena konsistensi (maupun ketidakkonsistensian) yang

sempurna tidak dapat terjadi dalam pengukuran aspek-aspek psikologis dan sosial

yang menggunakan manusia sebagai subjeknya, dimana dalam diri manusia

terdapat berbagai sumber eror yang sangat mempengaruhi kecermatan hasil

pengukuran.

Reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung koefisien Cronbach’s

Alpha. Rumus untuk menghitung koefisien Cronbach’s Alpha adalah dengan

persamaan :

Σ−

−=

tv

iv

n

n1

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.3)

Di mana:

n = jumlah variabel/atribut

Page 20: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-13

vi

= varians variabel/atribut

vt = varians nilai total

2.9.3. Pengertian Uji Outlier

Outlier adalah nilai ekstrim yang diperoleh untuk suatu variabel pada case

tertentu. Pengertian ekstrim bukan merupakan ekstrim absolut tetapi ekstrim

relatif terhadap sebagian besar nilai-nilai lainnya untuk variabel yang sama.

Outlier dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe, yaitu:

1. Outlier tipe 1, outlier yang terjadi karena kesalahan prosedur seperti kesalahan

memasukkan data/coding. Outlier tipe 1 sedapat mungkin harus dihilangkan.

2. Outlier tipe 2, adalah outlier yang terjadi karena kejadian yang luar biasa, yaitu

secara kebetulan terpilih nilai ekstrim. Outlier tipe 2 dapat dikeluarkan dari

sampel jika tidak diinginkan ada nilai ekstrim, tentunya dengan pertimbangan

yang logis.

3. Outlier tipe 3, outlier yang terjadi karena kejadian yang luar biasa dimana nilai

ekstrim tersebut tidak dapat dijelaskan secara nalar atau mestinya nilai akstrim

tersebut tidak pernah mucul (bukan bagian populasi). Outlier tipe 3 harus

segera dikeluarkan dari sampel karena tidak logis.

4. Outlier tipe 4, outlier dimana nilainya sendiri tidak ekstrim tetapi

kombinasinya dengan nilai variabel-variabel lain menjadi aneh atau tidak

lumrah (outlier multivariat). Jika kombinasi ini dipandang tidak wajar atau

tidak logis, maka outlier tersebut harus dikeluarkan dari sampel, tetapi jika

dianggap sebagai bagian dari populasi , maka outlier tersebut sebaiknya tetap

diikutkan dalam sampel (Hair et al, 1998).

Setelah mendapatkan deskritif dari data penelitian, langkah selanjutnya adalah

melakukan standarisasi data (z score), yang dirumuskan, sebagai berikut:

σXx

z−

= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.4)

N

xxxxX N++++=

− ....321 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.5)

( )

1

2

1

−= ∑

N

xxσ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.6)

Page 21: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-14

Keterangan:

z = nilai z score data

X = nilai rata-rata

σ = standar deviasi

x = nilai data

N = jumlah data

Jika sebuah data outlier maka nilai z yng didapat lebih besar dari angka +2,5

dan lebih kecil dari angka -2,5.

2.10. Analisis Multivariat

Analisis multivariat pada dasarnya adalah analisis yang digunakan untuk

lebih dari dua variabel dan prosesnya dilakukan secara simultan (bersama-sama)

(Santoso, 2002). Teknik analisis multivariat secara umum dapat dibagi menjadi

dua kelompok besar (Hair et al, 1998), yaitu :

- Dependence Methods, yaitu:

Teknik multivariat yang di dalamnya terdapat variabel atau set variabel

yang diidentifikasikan sebagai variabel tergantung (dependent variabel) dan

variabel lainnya sebagai variabel bebas (independent Variabel). Metode ini

meliputi multiple regression analysis, multiple discriminant analysis, logistic

regression, multivariat analysis of variance.

- Independence methods, yaitu :

Teknik multivariat dengan semua variabel yang saling berhubungan

satu dengan yang lain, dianalisis secara simultan sehingga tidak ada variabel

yang didefinisikan bebas atau tergantung. Metode ini meliputi factor analysis,

cluster analysis, dan multi dimensional scaling (MDS).

2.11. Analisis Faktor

Menurut Ghozali (2011) tujuan utama analisis faktor adalah

mendefinisikan struktur suatu data matrik dan menganalisis struktur saling

hubungan (korelasi) antar sejumlah besar variabel dengan cara mendefinisikan

satu set kesamaan variabel atau dimensi dan sering disebut dengan faktor.

Analisis faktor menghendaki bahwa matrik data harus memiliki korelasi

yang cukup agar dapat dilakukan analisis faktor. Jika berdasarkan data visual

Page 22: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-15

tidak ada nilai korelasi yang di atas 0,30, maka analisis faktor tidak dapat

dilakukan.

Cara lain menentukan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor adalah

melihat matrik korelasi secara keseluruhan. Untuk menguji apakah terdapat

korelasi antar variabel digunakan uji Bartlett test of sphericity. Jika hasilnya

signifikan berarti matrik korelasi memiliki korelasi signifikan dengan jumlah

variabel. Uji lain yang digunakan untuk melihat interkorelasi antar variabel dan

dapat tidaknya analisis faktor dilakukan adalah measure of sampling adequacy

(MSA). Nilai MSA bervariasi dari 0 sampai 1, jika nilai MSA < 0.5 maka analisis

faktor tidak dapat dilakukan.

Langkah-langkah analisis faktor dibagi dalam enam tahap yaitu, penentuan

tujuan analisis, penentuan tipe dan desain analisis, pengujian asumsi, pemilihan

metode ekstraksi dan penentuan jumlah faktor, pemilihan metode rotasi dan

interpretasi matrik faktor, validasi analisis, serta penggunaan analisis faktor

sebagai data mentah analisis multivariat lainnya.

Hasil analisis faktor seringkali ditindaklanjuti pada analisis multivariat

lainnya seperti regresi dan diskriminan. Yang akan digunakan pada analisis

lanjutan adalah faktor hasil ekstraksi, yang bukan hanya jumlahnya lebih sedikit

dari variabel awal tetapi sekaligus dapat berfungsi sebagai variabel baru pada

analisis lanjutan tersebut. Oleh karena itu sebelumnya faktor harus diberi nilai

terlebih dahulu.

2.12. Analisis Cluster

Analisis cluster adalah suatu prosedur multivariat untuk mengelompokkan

individu-individu ke dalam cluster-cluster berdasarkan karakteristik tertentu

(Kasali, 2001).

Berdasarkan kriteria tertentu analisis cluster mengklasifikasikan objek

(dapat berupa responden, produk, atau entiti) sehingga setiap objek yang berada

dalam satu grup bersifat saling memiliki kemiripan (homogen/similar) sedangkan

objek-objek antar grup akan bersifat heterogen. Analisis cluster berusaha

meminimumkan variansi di dalam satu cluster (within cluster) dan memaximalkan

variansi di antara cluster yang satu dengan yang lain (between cluster). Pada

Page 23: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-16

analisis cluster tidak ada variabel yang didefinisikan bebas atau tergantung, semua

variabel diperhitungkan secara simultan.

Langkah-langkah analisis cluster dapat dibagi dalam enam tahap, yaitu :

1. Penentuan tujuan analisis

Tujuan analisis cluster ada tiga, yaitu taxonomy description yang

merupakan analisis cluster dilakukan dengan tujuan eksplorasi (exploratory

purpose), yaitu untuk mengklasifikasikan objek-objek kedalam beberapa grup.

Data simplification adalah analisis cluster yang dilakukan untuk

menyederhanakan data, yaitu dengan mereduksi jumlah observasi bagi

keperluan analisis selanjutnya. Relationship identification yaitu analisis cluster

yang dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kemiripan (similarity) dan

perbedaan (differences).

2. Penyusunan desain riset analisis

Desain riset analisis cluster meliputi pendeteksian outlier, pengukuran

kemiripan objek dan penstandarisasian data. Dalam pendeteksian outlier,

outlier dapat merubah struktur asli dan menghasilkan cluster yang tidak

representatif terhadap struktur populasi yang sesungguhnya, oleh karena itu

pendeteksian terhadap outlier sangat diperlukan. Outlier dapat dideteksi dengan

menggunakan grafik, dimana dari grafik tersebut dapat diketahui adanya objek-

objek yang mempunyai profil yang berbeda, yang ditunjukkan dengan nilai

yang sangat ekstrim pada satu atau beberapa variabel.

Pada analisis cluster, konsep kemiripan sangat mendasar. Kemiripan

interobjek merupakan pengukuran kesesuaian atau kemiripan antara objek yang

akan dikelompokkan. Kemiripan interobjek dapat dilihat dari tiga ukuran, yaitu

korelasi dan jarak untuk data metrik, serta asosiasi untuk data nonmetrik.

Untuk mengetahui kemiripan dapat dilihat dari koefisien korelasi antara

pasangan objek. Korelasi yang tinggi mengindikasikan kemiripan, dan

sebaliknya korelasi yang rendah mengindikasikan perbedaan. Tetapi,

pengukuran korelasi ini sangat jarang digunakan karena penekanan aplikasi

analisis cluster adalah pada jarak objek bukan pola nilainya.

Pengukuran jarak berdasar kemiripan yang mewakili kemiripan sebagai

kedekatan observasi dengan yang lain. Pengukuran jarak sesungguhnya adalah

Page 24: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-17

pengukuran terhadap perbedaan, dimana semakin besar nilainya menunjukkan

semakin kurang kemiripannya. Jarak dikonversikan sebagai pengukuran

kemiripan dengan menggunakan hubungan kebalikan. Pengukuran asosiasi

berdasar kemiripan digunakan untuk membandingkan objek yang termasuk

data nonmetrik (nominal dan ordinal). Pengukuran ini dapat menilai tingkat

kepercayaan atau kesesuaian antara pasangan responden.

Sebelum proses penstandarisasian data dimulai, perlu ditentukan lebih

dahulu apakah data perlu distandarisasikan atau tidak. Pertimbangan antara lain

kebanyakan pengukuran jarak sangat peka terhadap perbedaan skala atau

besarnya variabel. Variabel dengan standar deviasi yang besar mempunyai

pengaruh yang lebih terhadap nilai akhir kemiripan dan bila dilihat melalui

grafik, tidak akan terlihat adanya perbedaan pada dimensi sehubungan dengan

letaknya. Proses standarisasi dapat terbagi menjadi dua, yaitu standarisasi

variabel dan standarisasi observasi/objek. Standarisasi variabel adalah

perubahan dari setiap variabel menjadi skor standar (Z score) dengan

mengurangi mean dan membaginya dengan standar deviasi setiap variabel.

Standarisasi observasi dilakukan terhadap responden atau objek. Standarisasi

ini sangat diperlukan, jika clustering dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi

kepentingan relatif suatu variabel terhadap variabel lainnya.

Dalam proses clustering, teknik yang dapat dilakukan untuk pengukuran

jarak, antara lain:

a. Interval

1. Euclidian Distance

D(X,Y) = ( )2∑ − ii YX . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.7)

2. Squared Euclidian Distance

D(X,Y) = ( )2∑ − ii YX . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . (2.8)

b. Frekuensi

1. Chi Square

D(X,Y) = ( )( )

( )( )( )

( )

−+

− ∑∑i

ii

i

ii

YE

YEY

XE

XEX22

. . . . .. . . . . . . . . (2.9)

Page 25: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-18

c. Biner

1. Squared Euclidian Distance

D(X,Y) = b + c . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . (2.10)

2. Euclidian Distance

D(X,Y) = cb + . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.11)

3. Pengujian asumsi

Analisis cluster tidak termasuk teknis statistik inferensia, dimana

parameter analisis ini adalah seberapa besar sampel dapat mewakili populasi.

Analisis cluster mempunyai sifat matematik dan bukan dasar statistik. Syarat

kenormalan, linieritas dan homogenitas tidak begitu penting karena memberikan

pengaruh yang kecil sehingga tidak perlu diuji. Adapun hal-hal yang perlu diuji

adalah kerepresentatifan sampel dan multikolinieritas. Dalam kerepresentatifan

sampel, sampel dikumpulkan dan cluster diperoleh dengan harapan dapat

mewakili struktur populasi. Baik atau tidaknya analisis cluster sangat tergantung

pada seberapa representatif sampel, sehingga sampel harus diuji

kerepresentatifannya terlebih dahulu. Sementara itu, dalam multikolonieritasan,

variabel-variabel yang bersifat multikolinier secara implisit mempunyai bobot

lebih besar. Multikolinieritasan bertindak sebagai proses pembobotan yang

berpengaruh pada analisis, sehingga variabel-variabel yang digunakan terlebih

dahulu harus diuji tingkat multikolinieritasannya.

4. Pembentukan cluster (partisi) dan penilaian overall fit

Proses partisi (partitioning) dan penilaian overall fit dimulai setelah

variabel-variabel yang digunakan dipilih dan matriks korelasi dibentuk. Sebelum

proses dimulai, harus dilakukan pemilihan algoritma pembentukan cluster yang

akan digunakan, dan penentuan berapa jumlah cluster yang akan dibentuk.

Algoritma pembentukan cluster terdiri dari prosedur hirarki (hierarchical

procedures) dan prosedur non hirarki (nonhierarchical procedures).

Teknik hirarki adalah teknik clustering yang membentuk konstruksi

hirarki atau berdasarkan tingkatan tertentu seperti struktur pohon. Jadi proses

pengelompokkan dilakukan secara bertingkat atau bertahap. Teknik hirarki terbagi

menjadi dua, yaitu metode agglomeratif (agglomerative methods) dan metode

divisive (divisive methods).

Page 26: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-19

Metode agglomeratif dimulai dengan pernyataan bahwa setiap objek

membentuk clusternya masing-masing. Dua objek dengan jarak terdekat

bergabung, selanjutnya objek ketiga akan bergabung dengan cluster yang ada atau

bersama objek yang lain membentuk cluster yang lain membentuk cluster baru.

Hal ini dilakukan dengan tetap memperhitungkan jarak kedekatan antar objek.

Proses akan terus berlanjut hingga akhirnya terbentuk satu cluster yang terdiri dari

keseluruhan objek. Sementara itu, metode divisif berlawanan dengan metode

agglomeratif. Metode dimulai dengan satu cluster besar yang mencakup semua

observasi (objek), kemudian objek yang memiliki ketidakmiripan besar

dipisahkan sehingga membentuk cluster yang lebih kecil, dan seterusnya untuk

objek-objek yang tidak mirip lainnya. Proses pemisahan terus berlanjut hingga

setiap obsevasi adalah cluster bagi dirinya sendiri.

Sementara itu, prosedur nonhirarki tidak melibatkan proses pembentukan

kontruksi struktur pohon. Dimulai dengan memilih sejumlah nilai cluster awal

sesuai dengan jumlah yang diinginkan kemudian objek digabungkan ke dalam

cluster-cluster tersebut. Metode nonhirarki yang digunakan adalah K-Means

Clustering.

5. Interpretasi hasil

Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah karakteristik apa yang

membedakan masing-masing cluster kemudian sesuai dengan tujuan, pemberian

nama dilakukan berdasar apa yang dapat diberikan oleh objek pembentuk kepada

masing-masing cluster tersebut. Tentunya terlebih dahulu perlu ditentukan

spesifikasi/kriteria yang mendasari cluster-cluster yang telah terbentuk.

Disamping itu, interpretasi dari hasil clustering dapat dilakukan terhadap grafik

dendogram maupun analisis nilai koefisien agglomeratif. Jarak antar

pengelompokkan sebenarnya merupakan interpretasi dari beberapa nilai kedekatan

dalam menggabungkan objek dalam cluster.

Interpretasi cluster menghasilkan lebih dari hanya suatu deskripsi.

Interpretasi cluster memberikan penilaian kesesuaian cluster yang terbentuk

berdasar teori prioritas atau pengalaman praktek. Dalam konfirmatori, analisis

cluster memberikan pengertian secara langsung terhadap penilaian kesesuaian.

Page 27: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-20

Cluster juga memberikan langkah-langkah untuk membuat suatu penilaian dari

segi signifikansi prakteknya.

6. Profiling cluster

Tahap profiling meliputi penggambaran karakteristik dari setiap cluster

untuk menjelaskan bahwa masing-masing cluster berbeda berdasar dimensi-

dimensi tertentu. Analisis profil memfokuskan pada karakteristik cluster setelah

proses identifikasi. Lebih lanjut, adanya penegasan bahwa karakteristik berbeda

secara signifikan terhadap cluster dan dapat memprediksi anggota-anggota cluster

secara lebih spesifik.

2.13. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa acuan yang didapat dari

penelitian sebelumnya. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Puspita pada

tahun 2007 yang berjudul “Analisis Persepsi Penumpang terhadap Tingkat

Pelayanan Bus Way”. Penelitian tersebut bertujuan memahami penilaian

penumpang terhadap mutu pelayanan bus way, menemukan faktor permasalahan

yang mempengaruhinya sehingga dapat dirumuskan langkah perbaikan dan

peningkatan mutu pelayanannya. Analisis yang dilakukan menggunakan metode

analisis faktor.

Kedua, penelitian yang dilakukan Indah Novada Maulida pada tahun 2010

yang berjudul “Analisis Konsumsi dan Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Gas

Elpiji di Surakarta”. Penelitian tersebut menggunakan model faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku pembelian konsumen yang dikembangkan dengan model

tingkat konsumsi konsumen. Metode pengolahan data yang digunakan sama

dengan penelitian ini yaitu analisis cluster dalam menentukan karakteristik

konsumen, namun berbeda dalam pengambilan studi kasus.

Page 28: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dapat dilihat pada

Gambar. 3.1.

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Page 29: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-2

Langkah-langkah penyelesaian masalah pada Gambar 3.1, diuraikan

sebagai berikut :

3.2. Identifikasi Masalah

Tahap ini diawali dengan studi pustaka, studi lapangan, perumusan

masalah, penentuan tujuan penelitian dan menentukan manfaat penelitian, serta

pembatasan masalah. Langkah-langkah yang ada pada tahap identifikasi masalah

tersebut dijelaskan pada subbab-subbab berikut ini.

3.2.1. Studi Pustaka

Studi literatur dilakukan untuk mendukung proses identifikasi penelitian

mengenai perilaku konsumen. Pencarian informasi ini dilakukan melalui internet,

dan perpustakaan sehingga diperoleh referensi yang dapat digunakan untuk

mendukung pembahasan mengenai penelitian ini.

3.2.2. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan sebagai observasi awal untuk mengetahui lebih

jelas permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Observasi awal dilakukan

dengan mewawancarai petugas yang berwenang di Perum DAMRI sebagai

pengelola BST. Selain itu diperoleh juga data sekunder dari Perum DAMRI

berupa data jumlah penumpang tiap bulan. Data yang diperoleh ini kemudian

digunakan sebagai pendukung dalam menganalisa perilaku konsumen BST.

3.2.3. Perumusan Masalah

Sebagaimana telah diuraikan pada bab I terdapat pokok permasalahan

yang dirumuskan sebagai tahapan dalam menganalisa permasalahan dan

menerapkan teori-teori yang berkaitan dengan pokok bahasan sebagai landasan

untuk tahapan penyelesaiannya. Perumusan masalah juga dilakukan agar dapat

fokus dalam membahas permasalahan yang dihadapi. Adapun permasalahan yang

akan dibahas lebih lanjut adalah faktor-faktor apa yang mempengaruhi persepsi

konsumen BST terhadap pelayanan yang diberikan dan bagaimana perilaku

pengguna jasa BST berdasarkan persepsi terhadap pelayanan.

3.2.4. Penetapan Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ditetapkan agar penelitian yang dilakukan dapat

menjawab dan menyelesaikan rumusan masalah yang dihadapi. Adapun tujuan

Page 30: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-3

penelitian yang ditetapkan dari hasil perumusan masalah adalah menentukan

faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap pelayanan BST

dan manganalisis perilaku pengguna BST berdasarkan persepsi konsumen.

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah dapat mengetahui

perilaku pengguna BST berdasarkan persepsi terhadap pelayanan yang diberikan.

Selain itu juga dapat digunakan sebagai dasar dalam menetukan strategi

pemasaran yang tepat bagi BST maupun pengambilan kebijakan untuk

peningkatan mutu pelayanan. Dalam jangka panjang diharapkan dapat

meningkatkan jumlah pengguna BST.

3.2.5. Pembatasan Masalah

Penelitian ini hanya mengkaji persepsi konsumen terhadap pelayanan

sebagai dasar analisis perilaku. Dalam penelitian ini tidak merancang atau

menentukan strategi pemasaran. Pembatasan masalah dilakukan agar ruang

lingkup penelitian tidak meluas dan menyimpang dari pokok permasalahan yang

ada.

3.3. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Tahap ini membahas proses pengumpulan data yaitu identifikasi variabel

penelitian, pengumpulan data-data untuk pemilihan atribut, dan pengumpulan data

perilaku pengguna BST. Selain itu juga menjelaskan proses pengujian dan

pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini. Langkah-langkah yang ada

pada tahap identifikasi masalah tersebut dijelaskan pada subbab-subbab berikut

ini.

3.3.1. Identifikasi Variabel

Pengumpulan data terdiri dari dua langkah yaitu identifikasi dan penetapan

variabel serta penyusunan dan penyebaran kuesioner. Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini disusun berdasarkan atribut-atribut dari penelitian terdahulu

yaitu penelitian yang dilakukan Puspita pada tahun 2007. Dalam penelitian

tersebut terdapat empat kategori atribut yang mempengaruhi persepsi konsumen

terhadap pelayanan yang diberikan, yaitu fasilitas parkir, fasilitas penyeberangan

dan jalan akses masuk-keluar halte, fasilitas halte dan loket pembelian karcis/tiket,

dan fasilitas armada bus. Karena dalam sistem BST di Surakarta tidak terdapat

fasilitas-fasilitas khusus seperti fasilitas parkir, dan fasilitas penyeberangan jalan

Page 31: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-4

dan akses jalan keluar-masuk halte, maka dua kategori atribut tersebut tidak

digunakan dalam penelitian terhadap BST.

3.3.2. Pemilihan Atribut

Berdasarkan identifikasi atribut sebelumnya terdapat beberapa atribut yang

kemungkinan tidak sesuai dengan kondisi BST. Oleh karena itu dibutuhkan

kuesioner untuk memilih atribut-atribut yang sesuai dengan kondisi BST. Desain

kuesioner ini berisikan jawaban ya atau tidak saja. Responden diminta untuk

memilih atribut mana saja yang sesuai dengan kondisi BST. Metode yang

digunakan accidental sampling yang dilakukan terhadap pengguna BST. Untuk

memudahkan pelaksanaan sampling dilakukan kepada tiga puluh orang pengguna

BST. Kuesioner ini terdapat pada lampiran II.

Pemilihan atribut dilakukan dengan uji Cochran. Langkah-langkah uji

cochran sebagai berikut:

1. Menetapkan asumsi-asumsi, yaitu data analisis terdiri atas reaksi yang

dinyatakan dengan “1” untuk jawaban “ya” dan “0” untuk jawaban “tidak”.

2. Menentukan hipotesis-hipotesis

H0 : Semua perlakuan yang diuji mempunyai proporsi jawaban ya yang

sama.

H1 : Tidak semua perlakuan mempunyai proporsi jawaban “ya” yang sama.

3. Menentukan Taraf Nyata (α)

4. Menghitung dengan rumus statistik uji

Hasil dari penyebaran kuesioner tahap pertama kemudian diuji kevalidan

dan kereabilitasannya. Hal ini dilakukan agar pertanyaan-pertanyaan yang

digunakan untuk mengumpulkan data selanjutnya merupakan pertanyaan yang

telah teruji kevalidan dan kerealibilitasannya. Uji validitas dilakukan dengan

bantuan software excel sedangkan uji realibilitas dilakukan dengan bantuan

software SPSS. Langkah-langkah pengujian yang dilakukan sebagai berikut.

Page 32: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-5

1. Uji validitas dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir

pertanyaan dengan total skor variabel. Uji signifikansi dilakukan dengan

membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom

(df)=n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Langkah-langkah

pengujian validasi meliputi :

a. Menentukan konsep yang akan diukur.

b. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban (tabel r product moment).

c. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor

total. Nilai r hitung didapat dengan rumus

dengan

N = jumlah sampel

X = total dari tiap variabel sebanyak 30 sampel (penjumlahan ke

bawah)

Y = total keseluruhan nilai variabel dalam 30 sampel (total X)

Nilai r hitung yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai r

product moment.

d. Mengambil kesimpulan.

2. Kuesioner dikatakan reliabel jika r hasil lebih besar dari r tabel (r hasil >

r tabel). Semakin besar nilai alpha Cronbach, maka semakin tinggi tingkat

reliabilitas penelitian yang dilakukan. Langkah-langkah pengujian

reliabilitas meliputi :

a. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban (tabel r product moment)

b. Menghitung koefisien alpha Cronbach, nilai r yang diperoleh

dibandingkan dengan nilai r pada tabel r product moment.

c. Mengambil kesimpulan.

3.3.3. Pengumpulan Data Perilaku Pengguna BST

Atribut yang didapat dari hasil pengumpulan data tahap I digunakan

sebagai dasar untuk menyusun kuesioner tahap kedua. Kuesioner ini disebarkan

kepada pengguna BST untuk mengetahui perilaku pengguna BST berdasarkan

persepsi yang diterimanya. Dalam kuesioner ini terdapat dua bagian yaitu :

1. Bagian I : Informasi karakteristik sosial ekonomi responden.

}])(}{)([{

))((

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Σ−ΣΣ−Σ

ΣΣ−Σ=

Page 33: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-6

Dalam penelitian ini responden akan dikelompokan berdasarkan faktor

demografi dan psikografi dan juga frekuensi dan tujuan penggunaan BST . profil

demografi terdiri dari usia,jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan

setiap bulan.

a. Pengelompokan usia

b. Pengelompokan jenis kelamin terdiri dari laki-laki dan perempuan.

c. Pengelompokan pendidikan terdiri dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah

Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan

Perguruan Tinggi (PERTI).

d. Pengelompokan pekerjaan terdiri dari Pelajar/Mahasiswa,

Karyawan/Pegawai Negri Sipil (PNS), Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta,

dan Pekerja Tidak Tetap.

e. Pengelompokan banyaknya penghasilan setiap bulan menurut Kasali

(2001), sebagai berikut:

- Rp. 300.000,00 s.d. Rp. 700.000,00

- Rp. 700.000,00 s.d. Rp. 1.000.000,00

- Rp. 1.000.000,00 s.d. Rp. 2.000.000,00

- Lebih dari Rp. 2.000.000,00

f. Profil psikografi terdiri atas rutinitas membaca surat kabar, acara televisi

favorit, dan kendaraan yang dimiliki.

2. Bagian II: Informasi untuk mengetahui penilaian responden atas pelayanan

yang diperoleh.

Kuesioner tersebut disampaikan pada lampiran V. Pilihan jawaban yang

digunakan pada kuesioner tahap II telah disediakan dan ditentukan sehingga tidak

diperoleh jawaban lain. Skala yang digunakan adalah skala likert dari 1 sampai 5.

Responden dalam penelitian ini adalah orang-orang yang menggunakan BST

sebagai alat transportasi sehari-hari. Jumlah responden diperoleh dari rata-rata

jumlah penumpang tiap bulan yang diperoleh dari data Perum DAMRI. Untuk

penentuan ukuran sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin dalam

(Umar, 2002). Sedangkan metode yang digunakan untuk pengambilan sampel

adalah accidental sampling. Responden yang terpilih karena keberadaan pada

Page 34: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-7

waktu dan tempat saat riset sedang dilakukan. Rekapitulasi kuesioner

disampaikan pada lampiran VI.

3.3.4. Tahapan Pengujian Data

Pengolahan data diawali dengan melakukan pengujian terhadap data yang

telah diperoleh. Data yang diuji merupakan rekapitulasi dari kuesioner tahap II

bagian II yaitu data mengenai penilaian responden atas pelayanan yang telah

diperoleh. Uji yang dilakukan adalah uji validitas, reliabilitas, dan uji outliers. Uji

validitas dilakukan dengan bantuan software excel sedangkan uji realibilitas

dilakukan dengan bantuan software SPSS. Langkah-langkah pengujian yang

dilakukan sebagai berikut.

1. Uji validitas dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir

pertanyaan dengan total skor variabel. Uji signifikansi dilakukan dengan

membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom

(df)=n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Langkah-langkah

pengujian validasi meliputi :

a. Menentukan konsep yang akan diukur.

b. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban (tabel r product moment).

c. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor

total. Nilai r hitung didapat dengan rumus

dengan

N = jumlah sampel

X = total dari tiap variabel sebanyak 100 sampel (penjumlahan ke

bawah)

Y = total keseluruhan nilai variabel dalam 100 sampel (total X)

Nilai r hitung yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai r

product moment.

d. Mengambil kesimpulan.

2. Kuesioner dikatakan reliabel jika r hasil lebih besar dari r tabel (r hasil >

r tabel). Semakin besar nilai alpha Cronbach, maka semakin tinggi tingkat

reliabilitas penelitian yang dilakukan. Langkah-langkah pengujian

reliabilitas meliputi :

}])(}{)([{

))((

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Σ−ΣΣ−Σ

ΣΣ−Σ=

Page 35: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-8

a. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban (tabel r product moment)

b. Menghitung koefisien alpha Cronbach, nilai r yang diperoleh

dibandingkan dengan nilai r pada tabel r product moment.

c. Mengambil kesimpulan.

3. Uji Outliers dilakukan dengan tujuan untuk melihat ada atau tidaknya data

pengganggu sebelum melakukan analisis cluster. Langkah-langkah

menguji outliers adalah sebagai berikut:

a. Standarisasi data

b. Pendeteksian outlier

Apabila sebuah data dikatakan outlier, maka nilai z yang diperoleh lebih

besar dari angka +2,5 atau lebih kecil dari – 2,5.

Hasil dari pengujian data disampaikan pada lampiran VI.

3.3.5. Tahapan Pengolahan Data

Setelah pengujian data selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah

melakukan pengelompokan variabel menggunakan analisis faktor. Analisis faktor

dilakukan untuk mengekstrak variabel-variabel penelitian yang biasanya

berjumlah sangat benyak menjadi beberapa variabel baru (faktor) untuk

memudahkan pengolahan data selanjutnya dengan tetap mempertahankan

informasi awal yang terkandung di dalamnya (Ghozali, 2011). Langkah-langkah

dalam analisis faktor adalah sebagai berikut :

1. Menentukan variabel yang akan dianalisis.

2. Menguji variabel dengan menggunakan metode Bartlett test of sphericity.

3. Melakukan factoring yaitu menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-

variabel yang ada.

4. Melakukan proses rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk.

5. Menginterpretasi faktor yang terbentuk, khususnya memberi nama yang dapat

mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.

Tahapan selanjutnya adalah analisis cluster untuk mengetahui kelompok

pengguna jasa yang akan terbentuk. Hasil pengumpulan data terhadap seratus

orang responden kemudian direkapitulasi dan dijadikan pedoman dalam

pengolahan data analisis cluster. Langkah-langkah analisis cluster secara manual

sebagai berikut:

Page 36: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-9

1. Penetapan tujuan

Analisis cluster dilakukan dengan tujuan eksplorasi (eksploratory purpose)

yaitu untuk mengklasifikasi semua responden dalam sampel yang berjumlah

seratus orang dalam beberapa grup. Cluster-cluster yang terbentuk

merupakan gambaran kelompok-kelompok yang terdapat dalam populasi

pengguna jasa BST.

2. Desain riset (pengukuran kemiripan objek dan penstandarisasi data)

Standarisasi data dilakukan dengan mengubah satuan variabel dalam bentuk

z-score apabila terdapat perbedaan satuan yang mencolok antar dua atau lebih

variabel. Dalam penelitian ini pengukuran kemiripan objek diukur dengan

jarak euclidean distance.

3. Pembentukan cluster

Pembentukan cluster dilakukan dengan metode non hierarchical cluster.

4. Interpretasi cluster

Interpretasi cluster menekankan pada karakteristik apa yang membedakan

masing-masing cluster, kemudian dilakukan pemberian nama berdasarkan

objek pembentuk masing-masing cluster tersebut.

5. Profiling cluster

Pada cluster yang telah terbentuk dilakukan profiling untuk menjelaskan

karakteristik setiap cluster berdasar profil tertentu. Pengolahan data analisis

cluster pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan software SPSS for

windows 16 dengan metode K-Means Cluster.

3.4. Analisis dan Interpretasi Hasil

Bab analisis dan interpretasi membahas hasil pengolahan data sesuai data

yang didapat dari responden kemudian menginterpretasikan hasil analisis yang

ada.

3.5. Kesimpulan dan Saran

Tahap ini merupakan tahap akhir di mana dari pengolahan data maupun

analisis yang telah dilakukan kemudian ditarik kesimpulan dengan

memperhatikan tujuan awal dilakukannya penelitian ini. Selain itu diberikan saran

yang dipergunakan untuk rekomendasi perbaikan selanjutnya.

Page 37: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-1

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini membahas proses pengumpulan data berikut data responden dan

identifikasi variabel penelitian serta proses pengolahan.

4. 1 Identifikasi Atribut

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang dibutuhkan dalam

penelitian sebagai bahan untuk langkah selanjutnya.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini disusun

berdasarkan atribut-atribut penelitian Puspita (2007). Dalam penelitian tersebut

terdapat empat kategori atribut yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap

pelayanan yang diberikan, yaitu fasilitas parkir, fasilitas penyeberangan dan jalan

akses masuk-keluar halte, fasilitas halte dan loket pembelian karcis/tiket, dan

fasilitas armada bus. Atribut-atribut tersebut disampaikan pada tabel 4.1 berikut

ini.

Tabel 4.1. Atribut-atribut Penelitian Puspita (2007)

No. Faktor Atribut

1

Fasi

lita

s P

ark

ir

Ketersediaan tempat parkir pada halte asal dan halte tujuan yang

cukup luas

2 Keamanan memarkir kendaraan dari kehilangan dan kerusakan

3 Petugas parkir yang dapat mengatur parkir dengan baik

4 Petugas parkir yang sopan dan jujur

5 Sistem tarif yang layak

6

Kemauan petugas parkir mendengar keluhan dan tanggapan

terhadap kebutuhan penumpang

7 Tempat parkir yang terlindungi dari panas dan hujan

8

Fasi

lita

s P

enyeb

eran

gan

dan

Jala

n

Ak

ses

Kel

uar

- M

asu

k H

alt

e

Keamanan tempat penyeberangan dan jalan keluar–masuk bagi

calon penumpang dari kriminalitas

9 Kemudahan membaca petunjuk lokasi

10

Penempatan dan kesiapan petugas menjaga dan memberi informasi

kepada calon penumpang

11

Kondisi tempat penyeberangan dan jalan penumpang (nyaman/tidak

terlalu panjang / tidak licin)

12

Kebersihan tempat penyeberangan dan jalan akses keluar – masuk

halte

13 Penerangan jalan untuk para calon penumpang

Page 38: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-2

14

Fa

sili

tas

Ha

lte

dan

Lok

et K

arc

is /

Tik

et

Ketersediaan tempat duduk dan kenyamanan diruang tunggu penumpang

15

Keamanan dari tindak kriminal kepada para calon penumpang selama

berada di halte

16

Keamanan dari tindak kriminal kepada para calon penumpang saat

membeli tiket/karcis

17 Kejelasan dan kemudahan mendapatkan informasi dan membaca petunjuk

18 Kemudahan dan kelancaran saat membeli/mengantri karcis / tiket di loket

19

Kepraktisan tiket dan alat kontrol karcis / kartu merespon dengan baik

(berlaku disemua shelter).

20 Kejelasan dan keberadaan bus penghubung / feeder

21 Kejujuran petugas loket dalam memberikan uang kembali

22

Kesigapan dan kecepatan petugas loket dalam melayani pembelian dan

pengecekan karcis/tiket

23 Kesopanan dan keramahan petugas dalam memberikan setiap pelayanan

24 Penempatan dan kesiapan petugas keamanan di areal halte dan loket

25

Ketersediaan dan kesediaan petugas mendengar keluhan dan membantu

calon penumpang

26 Kebersihan ruang tunggu dan area halte lainnya

27 Penerangan dan kenyamanan (fasilitas AC) di ruang tunggu

28

Fa

sili

tas

Arm

ad

a B

us

Ketersediaan fasilitas telepon umum, fasilitas pengaduan, jadwal dan rute

29 Ketepatan jadwal keberangkatan dan kedatangan armada bus way

30 Kenyamanan di dalam armada bus way

31 Keprofesionalan pengemudi armada bus way

32 Pelayanan bus way pada malam hari.

33

Kemudahan membaca petunjuk dan mendapat informasi tentang

perjalanan di dalam bus

34 Kemampuan armada bus way untuk mengangkut semua calon penumpang yang berada di halte

35 Kemudahan mendapatkan tempat duduk di dalam bus

36 Ketertiban di dalam armada bus

37

Kesopanan dan keramahan petugas dalam memberikan setiap pelayanan

selama perjalanan

38 Penempatan dan kesiapan petugas keamanan di dalam bus

39 Keamanan selama dalam perjalanan di dalam armada bus

40 Sistem tarif yang layak dan sesuai dengan pelayanan jasa

41

Kemauan petugas di dalam bus untuk menjawab & mendengar keluhan

atau pertanyaan pelanggan

42 Kebersihan dan kenyamanan di dalam armada bus

43 Fasilitas sistem informasi perjalanan untuk penumpang (peta perjalanan)

44 Fasilitas pendingin ruangan di dalam armada bus

45

Fasilitas tempat duduk yang cukup dan nyaman digunakan selama

perjalanan

46 Fasilitas yang disediakan untuk pertolongan pertama (P3K) didalam bus

47 Fasilitas alat untuk menyelamatkan diri pada keadaan darurat

Page 39: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-3

Karena dalam sistem BST di Surakarta tidak terdapat fasilitas-fasilitas

khusus seperti fasilitas parkir, dan fasilitas penyeberangan jalan dan akses jalan

keluar-masuk halte, maka dua kategori atribut tersebut tidak digunakan dalam

penelitian terhadap BST.

4. 2 Penetapan Atribut

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara

bertahap. Tahap yang pertama kuesioner disebarkan kepada 30 pengguna BST

secara accidental sampling. Penyebaran kuesioner tahap pertama dilakukan pada

5 April 2012. Hasil dari penyebaran kuesioner tahap I kemudian diuji kevalidan

dan kerealibilitasannya. Dari hasil uji didapatkan bahwa pertanyaan-pertanyaan

dalam kuesioner tersebut valid dan reliabel. Selanjutnya data diuji menggunakan

Cochran Q test untuk memilih atribut yang sesuai dengan keadaan BST.

Pengujian dilakukan hingga 13 iterasi. Hasil pengujian tersebut disampaikan pada

lampiran IV. Uji Cochran menghasilkan 21 atribut yang digunakan untuk

mengumpulkan data perilaku pengguna BST berdasarkan persepsi terhadap

pelayanan. Atribut-atribut tersebut disampaikan pada tabel 4.2.

Atribut yang ditiadakan berasal dari kedua faktor. Dari faktor fasilitas

halte ditiadakan delapan buah atribut, sedangkan dari faktor fasilitas bus

ditiadakan lima buah atribut. Perbandingan jumlah atribut yang dihilangkan

dinilai masih cukup seimbang sehingga tidak diperlukan analisis faktor lagi dan

tetap menggunakan faktor yang sudah ada yaitu faktor fasilitas halte dan faktor

fasilitas bus.

Page 40: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-4

Tabel 4.2. Hasil Penetapan Atribut

No. Atribut

1. Ketersediaan tempat duduk dan kenyamanan di ruang tunggu penumpang

2.

Keamanan dari tindak kriminal kepada para calon penumpang selama berada

di halte

3. Kejelasan dan kemudahan mendapatkan informasi dan membaca petunjuk

4. Kesopanan dan keramahan petugas dalam memberikan setiap pelayanan

5.

Ketersediaan dan kesediaan petugas mendengar keluhan dan membantu

calon penumpang

6. Kebersihan ruang tunggu dan area halte lainnya

7.

Ketersediaan fasilitas telepon umum, fasilitas pengaduan, jadwal dan rute

perjalanan

8. Ketepatan jadwal keberangkatan dan kedatangan armada bus

9. Kenyamanan di dalam armada bus

10. Keprofesionalan pengemudi bus

11. Penerangan dan kenyamanan di ruang tunggu

12. Ketertiban di dalam armada bus

13. Keamanan selama dalam perjalanan di dalam armada bus

14. Sistem tarif yang layak dan sesuai dengan pelayanan jasa

15.

Kemauan petugas di dalam bus untuk menjawab & mendengar keluhan atau

pertanyaan pelanggan

16. Kebersihan dan kenyamanan di dalam armada bus

17.

Fasilitas sistem informasi perjalanan untuk para penumpang bus (peta

perjalanan/informasi)

18. Fasilitas pendingin ruangan di dalam armada bus

19. Fasilitas tempat duduk yang cukup dan nyaman digunakan selama perjalanan

20. Fasilitas yang disediakan untuk pertolongan pertama (P3K) di dalam bus

21.

Fasilitas alat yang digunakan untuk menyelamatkan diri pada keadaan

darurat

Kuesioner tahap II disebarkan kepada penumpang BST dengan

menggunakan metode accidental sampling. Responden yang diambil ialah yang

berada di tempat saat sampling berlangsung. Sehingga peluang terpilih sebagai

sampel hanya dimiliki oleh anggota populasi yang kebetulan berada di tempat

riset, sedangkan anggota populasi yang tidak berada di sekitar tempat riset tidak

memiliki peluang menjadi sampel.

Jumlah responden dihitung dengan rumus Slovin dalam (Umar, 2002).

Nilai N (jumlah populasi) didapat dari rata-rata jumlah penumpang BST selama

satu bulan (disampaikan dalam lampiran I). dengan menggunakan nilai e sebesar

10 % maka dapat diperoleh jumlah sampel sebesar :

Page 41: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-5

2.1 eN

Nn

+=

n =�����

�������∗�,�

n= 99,8 ≈ 100

Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 100 responden.

Kuesioner yang disebarkan terbagi menjadi dua bagian. Bagian I berisi

tentang profil responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, penghasilan / uang saku, penggunaan BST dalam sehari, tujuan

penggunaan BST, rutinitas membaca surat kabar, kendaraan yang dimiliki, dan

acara TV favorit. Pada bagian II berisi tentang hal-hal yang mempengaruhi

persepsi konsumen BST mengenai pelayanan yang diberikan.

Kuesioner disebarkan pada hari kerja maupun akhir pekan agar dapat

mewakili populasi yang ada.

Tabel 4.3. Waktu Penyebaran Kuesioner Tahap II

Hari Jam

Senin 06.00-08.00

Selasa 15.00-17.00

Sabtu 09.00-11.00

Minggu 13.00-15.00

Kuesioner yang disebarkan sebanyak seratus buah dan kuesioner yang

kembali sebanyak seratus buah. Keseluruhan kuesioner tersebut dipakai dalam

pengolahan karena tidak ada pertanyaan kuesioner yang tidak dijawab.

4. 3 Pengolahan Data Analisis Perilaku

Hasil dari penyebaran kuesioner tahap II diolah dengan analisis cluster

untuk mengelompokkan pengguna jasa BST. Namun, sebelumnya dilakukan

beberapa uji terlebih dahulu untuk mengetahui kevalidan dan kerealibilitasan

kuesioner tersebut. Selain itu juga dilakukan uji outlier untuk melihat ada atau

tidaknya data ekstrim atau data yang berbeda dengan data lain.

Page 42: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-6

4.3.1. Uji Validitas

Tabel 4.4. Hasil Uji Validasi

Var ∑X ∑Y (∑X)2 ∑(Y2) ∑XY ∑(X2) (∑Y)2 n r

hitung Ket

1 377 8194 142129 680498 31256 1495 67141636 100 0.445651 Valid

2 379 8194 143641 680498 31448 1501 67141636 100 0.512791 Valid

3 363 8194 131769 680498 30064 1401 67141636 100 0.367638 Valid

4 381 8194 145161 680498 31814 1545 67141636 100 0.645926 Valid

5 380 8194 144400 680498 31710 1544 67141636 100 0.601064 Valid

6 384 8194 147456 680498 31904 1556 67141636 100 0.510509 Valid

7 382 8194 145924 680498 31774 1548 67141636 100 0.526741 Valid

8 403 8194 162409 680498 33381 1695 67141636 100 0.447586 Valid

9 415 8194 172225 680498 34559 1813 67141636 100 0.610135 Valid

10 405 8194 164025 680498 33649 1717 67141636 100 0.554934 Valid

11 406 8194 164836 680498 33571 1704 67141636 100 0.426759 Valid

12 410 8194 168100 680498 34047 1764 67141636 100 0.520155 Valid

13 393 8194 154449 680498 32581 1605 67141636 100 0.510695 Valid

14 393 8194 154449 680498 32666 1619 67141636 100 0.563554 Valid

15 380 8194 144400 680498 31602 1518 67141636 100 0.566980 Valid

16 389 8194 151321 680498 32247 1583 67141636 100 0.467693 Valid

17 385 8194 148225 680498 32064 1557 67141636 100 0.627606 Valid

18 385 8194 148225 680498 32014 1551 67141636 100 0.591141 Valid

19 394 8194 155236 680498 32783 1634 67141636 100 0.579100 Valid

20 374 8194 139876 680498 30907 1472 67141636 100 0.320565 Valid

21 416 8194 173056 680498 34457 1796 67141636 100 0.479900 Valid

Dalam tabel 4.5 setelah diperoleh angka korelasi masing-masing variabel

(r-hitung) maka nilai r-hitung dibandingkan dengan nilai r-tabel (0,1966). Apabila

nilai r-hitung lebih besar dari r-tabel, dapat disimpulkan bahwa pertanyaan valid.

Setelah melakukan uji validitas, pengolahan data dilanjutkan dengan uji

reliabilitas.

4.3.2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi suatu

instrumen ukur di dalam mengukur variabel penelitian. Pengujian reliabilitas

dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Ada

tiga langkah dalam menghitung nilai alpha Cronbach, yaitu menghitung varian

butir, menghitung varian total, dan menghitung nilai Alpha Cronbach.

Page 43: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-7

• Menghitung varian butir variabel pertama

( )

0.7371100

100

1421291495

2

2

2

2

=−

=

−=∑ ∑

b

b

n

n

XX

σ

σ

• Menghitung varian total

90.816100

100

)8194(680498

)(

2

2

2

2

2

=−

=

−=∑ ∑

t

t

n

n

yy

σ

σ

• Menghitung Alpha Cronbach

864.0819.90

7371.01

20

21

11

21

2

2

21

=

−=

−= ∑

r

t

b

k

kr

σ

σ

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,864.

Nilai r tabel adalah 0,196 sehingga nilai r hitung lebih besar dari r tabel (r21>

rtabel). Hal ini menunjukkan bahwa kuesioner reliabel.

4.3.3. Uji Outlier

Data outlier dapat terjadi karena kesalahan dalam memasukkan data

mentah, kesalahan pada pengambilan sampel, atau adanya data ekstrim yang ada

dalam pencarian dan perekapan data. Sebuah data dikatakan outlier, jika nilai z

yang diperoleh lebih besar dari angka +2,5 atau lebih kecil dari – 2,5. Dari hasil

pengujian outlier diketahui bahwa ada empat data yang mengalami outlier. Data

yang mengalami outlier kemudian dihilangkan. Rekapitulasi uji outlier dapat

dilihat pada lampiran VII.

4.3.4. Proses Factoring

Setelah pengujian data selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah

melakukan pengelompokan variabel menggunakan analisis faktor. Hasil

pengolahan data menggunakan program SPSS 16 menunjukkan hasil uji KMO and

Bartlett test of Sphericity sebesar 0,672 dengan signifikansi 0,000. Dengan angka

Page 44: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-8

KMO yang sudah di atas 0,5 dan signifikansi di bawah 0,05 maka variabel dapat

dianalisis lebih lanjut. Hasil pengolahan data disampaikan pada lampiran VIII.

Tabel 4.5. Hasil Pengujian KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .672

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 597.341

df 210

Sig. .000

Hasil ekstraksi faktor memberikan informasi bahwa terdapat tujuh faktor

dari 21 variabel yang dapat diolah dengan variansi kumulatif sebesar 65.647%.

hal ini berarti ketujuh faktor tersebut dapat menjelaskan 65.647% dari pelayanan

yang diberikan, sedangkan 34,343% tidak tergambarkan. Distribusi faktor

disampaikan pada tabel berikut.

Page 45: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-9

Tabel 4.6. Distribusi Faktor

Variabel Faktor Keterangan

X21 1

Fasilitas alat yang digunakan untuk menyelamatkan diri

pada keadaan darurat.

X19 1

Fasilitas tempat duduk yang cukup dan nyaman digunakan

selama perjalanan.

X18 1 Fasilitas pendingin ruangan di dalam armada bus.

X17 1

Fasilitas sistem informasi perjalanan untuk para penumpang

bus (peta perjalanan/informasi).

X14 1 Sistem tarif yang layak dan sesuai dengan pelayanan jasa.

X8 2

Ketepatan jadwal keberangkatan dan kedatangan armada

bus.

X9 2 Kenyamanan di dalam armada bus.

X10 2 Keprofesionalan pengemudi bus.

X11 2 Penerangan dan kenyamanan di ruang tunggu.

X6 3 Kebersihan ruang tunggu dan area halte lainnya.

X4 3

Kesopanan dan keramahan petugas dalam memberikan

setiap pelayanan.

X2 3

Keamanan dari tindak kriminal kepada para calon

penumpang selama berada di halte.

X13 4 Keamanan selama dalam perjalanan di dalam armada bus

X5 4

Ketersediaan dan kesediaan petugas mendengar keluhan dan

membantu calon penumpang

X3 4

Kejelasan dan kemudahan mendapatkan informasi dan

membaca petunjuk.

X1 4

Ketersediaan tempat duduk dan kenyamanan diruang tunggu

penumpang.

X15 5

Kemauan petugas di dalam bus untuk menjawab &

mendengar keluhan atau pertanyaan pelanggan.

X16 5 Kebersihan dan kenyamanan di dalam armada bus.

X20 6

Fasilitas yang disediakan untuk pertolongan pertama (P3K)

didalam bus.

X12 6 Ketertiban di dalam armada bus.

X7 7 Ketersediaan fasilitas jadwal dan rute perjalanan.

Tahapan selanjutnya adalah menginterpretasi faktor-faktor tersebut dengan

memberikan nama yang dapat mewakili variable-variabel di dalamnya.

a. Faktor pertama, tarif yang layak dan fasilitas fisik bus.

b. Faktor kedua, ketepatan kedatangan, penerangan dan kenyamanan di

ruang tunggu, keprofesionalan pengemudi, dan kenyamanan di bus.

c. Faktor ketiga, pelayanan petugas, keamanan dan kebersihan di halte.

Page 46: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-10

d. Faktor keempat, ketersediaan petugas, kenyamanan di halte, dan

keamanan selama perjalanan.

e. Faktor kelima, kebersihan,kenyamanan, dan pelayanan petugas di dalam

bus.

f. Faktor keenam, ketertiban di dalam bus dan ketersediaan fasilitas P3K.

g. Faktor ketujuh, ketersediaan fasilitas informasi perjalanan di halte.

4.3.5. Clustering

Tahapan berikutnya adalah proses clustering. Proses pengolahan data ini

dilakukan dengan bantuan software SPSS 16. Dalam penelitian ini, analisis cluster

dilakukan untuk mengelompokkan pengguna jasa BST, sehingga diharapkan

dapat dijadikan pertimbangan dalam pembuatan strategi pemasaran yang berbeda-

beda untuk tiap kelompok pengguna.

Selanjutnya adalah pembentukan cluster dengan prosedur non hirarki karena

metode ini memproses semua objek secara sekaligus dengan titik acuan cluster

center sehingga distribusi objek (responden) sebagai anggota cluster lebih merata.

Metode non hirarki yang digunakan adalah metode K-means Cluster.

Cluster yang dibentuk ditentukan dengan ward’s algorithm. Pendeteksian

cluster dilakukan dengan menghitung jarak stage ke-n dengan stage sebelumnya.

Cluster ditentukan dengan melihat peningkatan grafik yang signifikan. Kemudian

dilakukan pengurangan total stage dikurang titik peningkatan grafik.

Tampilan pertama (initial) proses clustering data dapat dilihat pada Tabel

4.7. Tabel ini berisi penilaian responden pada masing-masing cluster yang telah

ditransformasikan ke distribusi normal baku dengan rataan 0 dan variansi 1. Lebih

lanjut diketahui bahwa nilai positif (> 0) pada tabel mempunyai makna di atas

rata-rata, yang berarti bahwa sikap responden pada suatu cluster terhadap faktor

tertentu adalah cenderung positif/baik. Sedangkan nilai negatif (< 0) mempunyai

makna di bawah rata-rata, yang berarti bahwa sikap responden pada suatu cluster

terhadap faktor tertentu adalah cenderung negatif/buruk.

Page 47: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-11

Tabel 4.7. Initial Cluster Centers

Sumber : Pengolahan data, 2012

Sedangkan tabel akhir dari proses klusterisasi dilihat pada Tabel 4.8. Untuk

cluster 1, menilai faktor 1, 4, 5, dan 7 sudah cukup baik sedangkan untuk faktor 2

dan 3 negatif yang cukup besar. Pada cluster 2 responden bersikap negatif hampir

seluruh faktor kecuali untuk faktor 3 yang bernilai nol (0). Hal ini dapat berarti

bahwa responden kelompok ini bersikap netral untuk faktor 3. Nilai negatif yang

cukup besar terdapat pada faktor 1, 4, 5, dan 6. Dapat diartikan bahwa responden

sangat memperhatikan keempat faktor tersebut. Namun responden menganggap

faktor-faktor tersebut cenderung buruk. Sedangkan untuk cluster 3, responden

bersikap positif terhadap seluruh faktor. Dapat diartikan bahwa fasilitas-fasilitas

tersebut dinilai sudah cukup baik bagi responden. Nilai-nilai yang tinggi terdapat

pada faktor 1, 2, 3, 5, dan 6 yang dapat berarti bahwa responden cluster ini sangat

memperhatikan kelima faktor tersebut.

Cluster

1 2 3

faktor1 -.82 -.52 1.59

faktor2 -1.66 -.11 1.44

faktor3 -1.16 -.68 1.22

faktor4 1.66 -3.48 2.09

faktor5 -1.91 -1.91 1.64

faktor6 .96 -2.34 1.78

faktor7 .19 .19 -.87

Page 48: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-12

Tabel 4.8. Final Cluster Centers

Cluster

1 2 3

faktor1 .32 -.63 .62

faktor2 -.65 -.03 .81

faktor3 -.59 .00 .76

faktor4 .24 -.70 .59

faktor5 .12 -.61 .62

faktor6 -.01 -.67 .70

faktor7 .23 -.50 .42

Sumber : Pengolahan data, 2012

Setelah terbentuk cluster, distribusi jumlah objek (responden) pada masing-

masing cluster dapat dilihat pada Tabel 4.9. Dari tabel tersebut dapat diketahui

bahwa dari 96 responden, cluster 1 berjumlah 29 responden, cluster 2 berjumlah

35 responden, dan cluster 3 berjumlah 32 responden.

Tabel 4.9. Jumlah Anggota Tiap Cluster

Cluster Jumlah Prosentase

1 29 30,2%

2 35 36,5%

3 32 33,3%

Valid 96 100%

Missing 0

Sumber : Pengolahan data, 2012

Kemudian perlu juga diketahui apakah faktor-faktor yang telah membentuk

cluster tersebut mempunyai perbedaan pada tiap cluster. Hal ini dapat dilihat pada

Tabel 4.10.

Page 49: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-13

Tabel 4.10. Analysis of Variance Perbedaan Faktor pada tiap Cluster

Cluster Error

F Sig. Mean Square df Mean Square df

faktor1 14.351 2 .509 93 28.173 .000

faktor2 16.371 2 .559 93 29.278 .000

faktor3 13.864 2 .559 93 24.806 .000

faktor4 15.025 2 .720 93 20.859 .000

faktor5 12.817 2 .778 93 16.471 .000

faktor6 15.657 2 .703 93 22.287 .000

faktor7 7.995 2 .795 93 10.052 .000

Sumber : Pengolahan data, 2012

Kolom Cluster menunjukkan besaran between cluster mean dan kolom

Error menunjukkan besaran within cluster mean, sehingga F dapat dihitung

menggunakan persamaan sebagai berikut:

sWithinMean

nsBetweenMeaF =

Semakin besar nilai F pada suatu faktor dan angka signifikansinya di

bawah 0.05, maka semakin besar pula perbedaan faktor tersebut pada cluster-

cluster yang terbentuk. Dapat dilihat pula bahwa hasil dari tiap-tiap tabel

mempunyai nilai F besar dan angka signifikansinya di bawah 0,05.

4.3.6. Profiling Cluster

Setelah cluster terbentuk dilakukan profiling agar karakteristik responden

pada masing-masing cluster dapat terlihat. Karakteristik responden menjelaskan

latar belakang sosial ekonomi maupun gaya hidup responden pada tiap-tiap

kluster. Adapun karakteristik yang digunakan sebagai pembanding diambil dari

data demografi dan psikografi dalam menggunakan BST yang terdiri dari usia,

jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan/uang saku setiap bulan,

frekuensi penggunaan BST, tujuan penggunaan BST, rutinitas membaca surat

kabar, kendaraan yang dimiliki, dan acara TV favorit.

Prosentase profil konsumen BST berdasarkan faktor demografi yang

berisi tentang usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan,

penghasilan/uang saku disajikan pada gambar 4.1 – 4.5.

Page 50: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0

5

10

15

20

25

Jum

lah

Re

spo

nd

en

0

5

10

15

20

25

1

Jum

lah

Re

spo

nd

en

0

5

10

15

20

1

Jum

lah

Re

spo

nd

en

IV-14

Gambar 4.1 Usia Konsumen

Gambar 4.2 Jenis Kelamin

Gambar 4.3 Pendidikan Terakhir

1 2 3

Cluster

Usia Responden

<23 th

23-40 th

>40 th

2 3Cluster

Jenis Kelamin

perempuan

laki-laki

1 2 3

Cluster

Pendidikan Terakhir

SD

SLTP

SLTA

PERTI

<23 th

40 th

>40 th

perempuan

SD

SLTP

SLTA

PERTI

Page 51: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.5 Penghasilan / Uang Saku

Prosentase profil konsumen yang berisi frekuensi p

dan tujuan penggunaanya disajikan pada gambar 4.6

Gambar 4.6 Frekuensi Penggunaan BST

0

5

10

15

20

1Jum

lah

re

spo

nd

en

0

5

10

15

1

Jum

lah

re

spo

nd

en

0

5

10

15

20

25

1

Jum

lah

Re

spo

nd

en

Frekuensi Penggunaan BST

IV-15

Gambar 4.4 Pekerjaan

Gambar 4.5 Penghasilan / Uang Saku

konsumen yang berisi frekuensi penggunaan BST dalam

dan tujuan penggunaanya disajikan pada gambar 4.6 – 4.7.

Gambar 4.6 Frekuensi Penggunaan BST

2 3

Cluster

Pekerjaan

PNS/karyawan

pelajar/mahasiswa

ibu rumah tangga

wiraswasta

pekerja tidak tetap

lain-lain

2 3

Cluster

Penghasilan

Rp.300.000-Rp.700.000

Rp.700-1JT

Rp 1- 2jt

>Rp 2jt

2 3

Cluster

Frekuensi Penggunaan BST

1-

3-

>5 kali

enggunaan BST dalam sehari,

PNS/karyawan

pelajar/mahasiswa

ibu rumah tangga

pekerja tidak tetap

Rp.700.000

-2 kali

-5 kali

>5 kali

Page 52: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.7 Tujuan Penggunaan BST

Prosentase profil konsumen berdasarkan faktor psikografi yaitu tentang rutinitas

membaca surat kabar, kendaraan yang d

pada gambar 4.8 – 4.10.

Gambar 4.8 Rutinitas Membaca

Gambar 4.9

0

5

10

15

20

25

1

Jum

lah

Re

spo

nd

en

Tujuan penggunaan BST

0

5

10

15

20

25

1

Jum

lah

Re

spo

nd

en

Rutinitas Membaca Surat Kabar

0

5

10

15

20

25

1

Jum

lah

Re

spo

nd

en

Kepemilikan Kendaraan

IV-16

Gambar 4.7 Tujuan Penggunaan BST

Prosentase profil konsumen berdasarkan faktor psikografi yaitu tentang rutinitas

membaca surat kabar, kendaraan yang dimiliki, dan acara TV favorit disajikan

Gambar 4.8 Rutinitas Membaca Surat Kabar

Gambar 4.9 Kepemilikan Kendaraan

2 3

Cluster

Tujuan penggunaan BST

kampus/sekolah

bekerja

berbelanja

jalan2

1 2 3

Cluster

Rutinitas Membaca Surat Kabar

2 3

Cluster

Kepemilikan Kendaraan

mobil

sepeda motor

sepeda

tidak ada

Prosentase profil konsumen berdasarkan faktor psikografi yaitu tentang rutinitas

imiliki, dan acara TV favorit disajikan

kampus/sekolah

ya

tidak

sepeda motor

tidak ada

Page 53: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.3.7. Karakteristik Konsumen

Dalam profiling cluster

cluster pengguna Batik Solo Trans. Kemudian dapat diketahui ciri

cluster. Adapun karakteristik konsumen pada tiap segmen adalah sebagai berikut.

a. Cluster 1

Karakteristik konsumen pada kelompok

23 tahun, berjenis kelamin perempuan, berpendidikan terakhir SLTA,

merupakan seorang pelajar atau mahasiswa, dengan penghasilan / uang

saku Rp. 700.000,00 hingga Rp. 1.000.000,00 setiap bulan, frekuensi

menggunakan BST lebih

penggunaan untuk sekolah/ ke kampus, tidak membaca surat kabar, tidak

memiliki kendaraan, dan menyukai

favorit.

b. Cluster 2

Cluster 2 dengan prosentase sebanyak 40% tidak memperti

kedua fasilitas yang ada. Hal ini dapat diasumsikan bahwa kelompok ini

akan tetap menggunakan BST walaupun fasilitas

berubah. Karakteristik konsumen pada kelompok ini adalah berusia 23

hingga 40 tahun, berjenis kelamin per

perguruan tinggi, merupakan seorang karyawan swasta maupun PNS

dengan penghasilan Rp. 1.000.000,00 hingga Rp. 2.000.000,00 setiap

bulan, frekuensi menggunakan BST tiga hingga lima kali dalam seminggu,

0

5

10

15

20

1

Jum

lah

Re

spo

nd

en

IV-17

Gambar 4.10 Acara TV favorit

Karakteristik Konsumen

cluster tersebut dapat diketahui beberapa karakteristik tiap

pengguna Batik Solo Trans. Kemudian dapat diketahui ciri

Adapun karakteristik konsumen pada tiap segmen adalah sebagai berikut.

Karakteristik konsumen pada kelompok ini adalah berusia kurang dari

23 tahun, berjenis kelamin perempuan, berpendidikan terakhir SLTA,

merupakan seorang pelajar atau mahasiswa, dengan penghasilan / uang

00.000,00 hingga Rp. 1.000.000,00 setiap bulan, frekuensi

menggunakan BST lebih dari lima kali dalam seminggu, dengan tujuan

penggunaan untuk sekolah/ ke kampus, tidak membaca surat kabar, tidak

memiliki kendaraan, dan menyukai genre komedi untuk acara televisi

2 dengan prosentase sebanyak 40% tidak memperti

kedua fasilitas yang ada. Hal ini dapat diasumsikan bahwa kelompok ini

akan tetap menggunakan BST walaupun fasilitas-fasilitas tersebut tidak

berubah. Karakteristik konsumen pada kelompok ini adalah berusia 23

hingga 40 tahun, berjenis kelamin perempuan, berpendidikan terakhir

perguruan tinggi, merupakan seorang karyawan swasta maupun PNS

dengan penghasilan Rp. 1.000.000,00 hingga Rp. 2.000.000,00 setiap

bulan, frekuensi menggunakan BST tiga hingga lima kali dalam seminggu,

2 3

Cluster

Acara TV favorit

berita

komedi

sinetron

reality show

tersebut dapat diketahui beberapa karakteristik tiap

pengguna Batik Solo Trans. Kemudian dapat diketahui ciri-ciri tiap

Adapun karakteristik konsumen pada tiap segmen adalah sebagai berikut.

ini adalah berusia kurang dari

23 tahun, berjenis kelamin perempuan, berpendidikan terakhir SLTA,

merupakan seorang pelajar atau mahasiswa, dengan penghasilan / uang

00.000,00 hingga Rp. 1.000.000,00 setiap bulan, frekuensi

dari lima kali dalam seminggu, dengan tujuan

penggunaan untuk sekolah/ ke kampus, tidak membaca surat kabar, tidak

komedi untuk acara televisi

2 dengan prosentase sebanyak 40% tidak mempertimbangkan

kedua fasilitas yang ada. Hal ini dapat diasumsikan bahwa kelompok ini

fasilitas tersebut tidak

berubah. Karakteristik konsumen pada kelompok ini adalah berusia 23

empuan, berpendidikan terakhir

perguruan tinggi, merupakan seorang karyawan swasta maupun PNS

dengan penghasilan Rp. 1.000.000,00 hingga Rp. 2.000.000,00 setiap

bulan, frekuensi menggunakan BST tiga hingga lima kali dalam seminggu,

komedi

sinetron

reality show

Page 54: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-18

dengan tujuan penggunaan untuk bekerja, tidak membaca surat kabar,

memiliki kendaraan yaitu sepeda motor, dan menyukai genre komedi

untuk acara televisi favorit.

c. Cluster 3

Karakteristik konsumen pada kelompok ini adalah berusia 23 hingga

40 tahun, berjenis kelamin perempuan, berpendidikan terakhir perguruan

tinggi, merupakan wiraswasta, dengan penghasilan lebih dari Rp.

2.000.000,00 setiap bulan, frekuensi menggunakan BST satu sampai dua

kali dalam seminggu, dengan tujuan penggunaan untuk berjalan-

jalan/berwisata, membaca surat kabar, memiliki kendaraan jenis mobil,

dan menyukai genre berita untuk acara televisi favorit.

Adapun ringkasan karakteristik tiap cluster dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.11. Karakteristik tiap cluster

Karakteristik cluster 1 2 3

Usia <23 th 23th-40 th Lebih dari 40th

Jenis kelamin perempuan perempuan perempuan

Pendidikan SLTA PERTI PERTI

Pekerjaan pelajar/mhswa

PNS/pegawai

swasta

PNS/pegawai

swasta dan

wiraswasta

Penghasilan Rp.700rb-Rp.1jt Rp.1jt-Rp.2jt >Rp. 2jt

Frekuensi >5 kali 3-5 kali 1-2 kali

Tujuan penggunaan sekolah/kampus bekerja

Bekerja dan

jalan2

Rutinitas Membaca koran tidak tidak ya

Kendaraan yang dimiliki tidak ada sepeda motor mobil

Acara TV komedi komedi berita

Page 55: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-1

BAB V

ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Pengelompokan segmen dilakukan untuk mengetahui kelompok-kelompok

pengguna jasa BST berdasarkan persepsinya terhadap pelayanan, sehingga

pengelola BST dapat mengetahui penilaian konsumen terhadap kinerja pelayanan

yang telah diberikan. Selain itu pengelompokan juga didasarkan pada faktor

demografi maupun psikografi konsumen. Dalam pengelompokan berdasarkan

faktor demografi konsumen dibedakan berdasarkan usia, jenis kelamin,

pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penghasilan setiap bulan. Sedangkan dalam

pengelompokan berdasarkan faktor psikografi konsumen dibedakan berdasarkan

rutinitas membaca surat kabar, acara televisi favorit, maupun jenis kendaraan

yang dimiliki.

Pengelompokan konsumen dilakukan menggunakan analisis cluster

dengan metode non hirarki. Metode ini dimulai dengan menentukan terlebih

dahulu jumlah cluster yang diinginkan. Penentuan jumlah cluster ini dilakukan.

dengan perhitungan ward’s algorithm yang menghasilkan 3 cluster. Setelah

mengetahui jumlah cluster yang terbentuk, kemudian melakukan clustering untuk

mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan jasa bus

Batik Solo Trans. Distribusi responden pada tiap segmen adalah segmen 1

memiliki prosentase sebesar 30,2%, segmen 2 memiliki prosentase sebesar 36,5%,

dan segmen 3 juga memiliki prosentase sebesar 33,3%. Adapun penilaian dan

respon pengguna BST terhadap pelayanan yang diberikan antara lain sebagai

berikut:

a. Cluster 1

Anggota cluster ini sangat memperhatikan faktor 2 dan 3 yaitu mengenai

ketepatan kedatangan dan keberangkatan bus, keprofesionalan pengemudi,

dan kenyamanan di bus; serta pelayanan petugas, keamanan dan kebersihan di

halte. Dapat diartikan bahwa kelompok ini berharap bus dapat datang tepat

waktu dan waktu antar kedatangan yang relatif cepat khususnya untuk jam-

Page 56: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-2

jam sibuk. Hal ini terkait dengan anggota cluster ini yang masih pelajar dan

dituntut untuk tepat waktu sampai di sekolah maupun kampus.

Kelompok ini menilai positif pada faktor 1, 4, 5 dan 7 yaitu tarif yang

layak dan fasilitas fisik bus; ketersediaan petugas, kenyamanan di halte, dan

keamanan selama perjalanan; kebersihan,kenyamanan, dan pelayanan petugas

di dalam bus; serta ketersediaan fasilitas informasi perjalanan di halte

sehingga pengelola perlu memperhatikan fasilitas-fasilitas tersebut. Kelompok

ini merupakan pasar potensial karena diketahui bahwa jalur BST melewati

sejumlah sekolah dan dua universitas besar di Surakarta. Selain itu walaupun

prosentase kelompok ini paling kecil dari yang lain namun kelompok ini

menggunakan BST secara rutin dan frekuensi penggunaan yang tinggi. Untuk

mencapai pasar ini pemasar harus memperhatikan fasilitas-fasilitas seperti

berikut, antara lain:

- Penambahan jumlah armada untuk mengurangi waktu tunggu di halte.

- Keamanan dan kebersihan halte agar lebih diperhatikan.

- Fasilitas-fasilitas fisik seperti pendingin ruangan, tempat duduk,

maupun alat-alat untuk menyelamatkan diri dalam keadaan darurat

tetap dalam kondisi yang baik sehingga mampu memberikan

kenyamanan dan keamanan selama perjalanan.

- Tarif dipertahankan.

- Menyediakan fasilitas informasi perjalanan di halte agar penumpang

mengetahui rute-rute yang dilalui sehingga dapat merencanakan perjalanan

dengan baik. Selain itu dengan rencana BST untuk menggantikan seluruh

angkutan umum di Surakarta menjadikan fasilitas ini sangat penting.

- Kebersihan dan kenyamanan di dalam bus tetap terjaga. Selain itu pelayanan

petugas terjaga keprofesionalan dan keramahannya.

b. Cluster 2

Cluster 2 merupakan pasar potensial karena diketahui bahwa jalur BST

melewati sejumlah kantor pemerintah, bank swasta dan negeri, serta sejumlah

pusat perbelanjaan di Surakarta. Hal ini berarti bahwa banyak karyawan yang

memanfaatkan jasa BST untuk menuju tempatnya bekerja. Kelompok ini

dinilai sangat berpotensi karena memiliki prosentase yang besar dan

Page 57: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-3

beranggapan bahwa fasilitas yang ada saat ini sudah memadai. Hal ini

menjadikan kelompok ini sebagai konsumen yang patut menjadi sasaran bagi

pengelola untuk meningkatkan jumlah pengguna BST. Kelompok ini

memandang negatif pada hampir seluruh faktor dengan fokus perhatian pada

faktor 1, 4, 5, dan 6. Untuk mencapai pasar ini pemasar harus memperhatikan

fasilitas-fasilitas seperti berikut, antara lain:

- Tarif dipertahankan, fasilitas-fasilitas fisik bus seperti pendingin

ruangan, tempat duduk, maupun alat-alat untuk menyelamatkan diri

dalam keadaan darurat tetap dalam kondisi yang baik sehingga mampu

memberikan kenyamanan dan keamanan selama perjalanan.

- Ketersediaan petugas, kenyamanan di halte, dan keamanan selama

perjalanan.

- Kebersihan di dalam bus tetap terjaga sehingga dapat tercipta

kenyamanan selama perjalanan. Performa petugas dalam melayani

penumpang terjaga keprofesionalan maupun keramahannya.

- Ketertiban di dalam bus terjaga dengan tidak mengizinkan pengamen

maupun pedagang asongan untuk naik ke dalam bus.

c. Cluster 3

Karakteristik konsumen kelompok ini hampir sama dengan kelompok pada

cluster 2. Meskipun kelompok choice user ini memiliki prosentase yang besar

namun dirasa tidak cukup potensial karena frekuensi penggunaan BST yang

relatif rendah. Selain itu kelompok ini sulit untuk menjadi pengguna rutin BST

karena kemungkinan keengganan dalam meninggalkan kenyamanan

menggunakan kendaraan pribadi. Untuk mencapai cluster ini pengelola perlu

memperhatikan keseluruhan jenis fasilitas yang ditawarkan. Cluster ini

memandang fasilitas yang ada saat ini sudah cukup baik, hal ini mungkin

terjadi karena kelompok ini tidak menggunakan BST secara rutin.

Untuk meningkatkan jumlah penumpang pengelola perlu memperhatikan

berbagai fasilitas bus. Selain itu pengelola perlu melakukan promosi yang

menginformasikan keunggulan BST dan kenyamanan menggunakan BST

sehingga masyarakat tertarik untuk mencoba dan menggunakannya sebagai

Page 58: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-4

transportasi sehari-hari. Agar informasi dapat sampai kepada konsumen promosi

dilakukan melalui brosur/selebaran yang disebarkan di kedua kampus, sekolah-

sekolah, kantor-kantor, maupun di pusat perbelanjaan. Selain itu dapat juga

disiarkan melalui radio lokal.

Beberapa fasilitas tidak cukup memadai. Terlihat pada tidak adanya

informasi maupun petunjuk mengenai rute perjalanan. Sedangkan fasilitas-

fasilitas fisik bus maupun tarif bus dinilai sudah cukup baik dan sesuai.

Page 59: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VI-1

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas kesimpulan dari analisa dan interpretasi hasil penelitian

yang mengacu pada tujuan penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran untuk

mengimplementasikan manfaat yang dapat diberikan sebagai hasil dari penelitian

ini.

6. 1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat diambil beberapa

kesimpulan yaitu:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh faktor yang

mempengaruhi pengguna jasa terhadap preferensinya atas pelayanan yang

diberikan BST.

2. Pengguna Batik Solo Trans terbagi ke dalam tiga kelompok besar yaitu

kelompok dengan anggota mayoritas pelajar dan mahasiswa, karyawan

menengah, serta karyawan kelas atas dan wiraswasta yang dibuktikan

dengan perbedaan penghasilan yang diterima.

3. Penilaian dan respon pengguna BST terhadap pelayanan Batik Solo Trans

sebagai berikut:

- Anggota cluster 1 menginginkan penambahan jumlah armada untuk

mengurangi waktu tunggu di halte. Selain itu keamanan dan kebersihan

halte agar lebih diperhatikan.

- Anggota cluster 2 dan 3 beranggapan bahwa diperlukan pemeliharaan

pada fasilitas fisik bus, kesuaian tarif dipertahankan, pengadaan fasilitas

informasi perjalanan di halte, dan terjaganya kebersihan serta

kenyamanan bus. Selain itu juga pelayanan petugas yang professional

dan ramah.

- Cluster 3 memandang fasilitas yang ada saat ini sudah cukup baik.

Kelompok choice user yang memiliki prosentase yang besar namun

dirasa tidak cukup potensial karena frekuensi penggunaan BST yang

relatif rendah.

Page 60: ANALISIS PERILAKU DAN EKSPEKTASI PENGGUNA BUS …/Analisis... · PENGGUNA BUS BATIK SOLO TRANS (BST) BERDASARKAN PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN JASA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VI-2

4. Pengelola BST perlu melakukan pemeliharaan maupun perawatan agar

fasilitas-fasilitas yang ada tetap dalam kondisi prima.

5. Untuk meningkatkan jumlah penumpang pengelola perlu memperhatikan

berbagai fasilitas baik yang ada di bus maupun di halte. Selain itu pengelola

perlu melakukan promosi yang menginformasikan keunggulan BST dan

kenyamanan menggunakan BST sehingga masyarakat tertarik untuk

mencoba dan menggunakannya sebagai transportasi sehari-hari.

6. Agar informasi dapat sampai kepada konsumen promosi dilakukan melalui

brosur/selebaran yang disebarkan di kedua kampus, sekolah-sekolah,

kantor-kantor, maupun di pusat perbelanjaan.

6. 2. Saran

Agar dapat memperoleh hasil yang lebih baik dalam penelitian ada beberapa

saran yang dapat dipertimbangkan, antara lain yaitu:

1. Dalam penyusunan kuesioner sebaiknya memberikan pilihan jawaban

yang lebih beragam agar responden lebih leluasa dalam memberikan

jawaban dan informasi yang didapat lebih akurat.

2. Jumlah responden diperbanyak agar tingkat kesalahan semakin kecil.

3. Penelitian tidak hanya mengenai perilaku konsumen saja tapi juga

mengarah pada strategi pemasaran yang diperlukan demi kemajuan dan

kelangsungan BST.