analisis performa badan pengelola keuangan haji...
TRANSCRIPT
ANALISIS PERFORMA BADAN PENGELOLA KEUANGAN
HAJI INDONESIA DAN TABUNG HAJI MALAYSIA
PERIODE 2012-2016
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(S.E)
Disusun Oleh :
Infa Sekar Pramesti
NIM: 11140860000012
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
Nama : Infa Sekar Pramesti
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 30 September 1996
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Tinggi/Berat : 151 cm / 51 kg
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Kp. Lio, RT/RW 001/004, Pondok Kacang
Barat, Podok Aren, Tangerang Selatan.
No. HP : 081383459522
E-mail : [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
2002 – 2008 : SDN Selong 04 Pagi Jakarta
2008 – 2011 : SMPN 13 Jakarta
2011 – 2014 : SMAN 07 Jakarta
2014 – 2018 : Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Divisi Acara Kuliah Kerja Nyata (KKN) SEMPURNA 090 di Kelurahan
Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan 25 Juli – 25 Agustus
2017.
2. Anggota Paduan Suara SMAN 07 Jakarta periode 2012 – 2013.
vi
SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Seminar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta,
Working Paper Forum dengan tema “Teknik Penulisan Artikel Jurnal
Internasional Bereputasi” pada September 2017.
2. Seminar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta,
Working Paper Forum dengan tema “Teknik Penulisan Artikel Jurnal
Internasional Bereputasi” pada September 2017.
3. Seminar Internasional Ekonomi Islam IAEI dengan tema “Building Strategic
Alliance in Islamic Economic, Finance, and Business Policies” pada April
2015.
4. Seminar Perhimpunan Alumni Malaysia dengan tema “Indonesia - Malaysia
Symposium on Southeast Asia Studies” pada maret 2016.
5. Seminar Perhimpunan Alumni Malaysia sebagai volunteer dengan tema
“Indonesia - Malaysia Symposium on Southeast Asia Studies” pada maret
2016.
6. Seminar Suku Dinas Olahraga dan Pemuda Kota Administrasi Jakarta Pusat
dengan tema “Seleksi Pemuda Pelopor Tingkat Kota Administrasi Jakarta
Pusat” pada Agustus 2014.
7. Seminar Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi DKI Jakarta dengan tema
“Pelatihan Photografi Bagi Pemuda Provinsi DKI Jakarta” pada Mei 2014.
8. Seminar Sharia Economic Festival dengan tema “Talkshow Muslimpreneur”
pada November 2015.
KEGIATAN DAN PENGALAMAN
1. Magang di Kantor Pusat – Bank Indonesia, Departemen Ekonomi dan
Keuangan pada Desember 2017 s.d. Januari 2018.
2. Jambore Pemuda Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014.
3. Jambore Pemuda Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015.
vii
ABSTRACT
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) and Tabung Haji (TH) are two
kinds of financial institutions in managing hajj finances. The purpose of this
research is to see the performance of Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
portfolio compared with Tabung Haji (TH) portfolio by using index series of
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Indonesia and Tabung Haji (TH)
Malaysia obtained from Financial Report of BPKH and TH. In addition, this study
also analyzed the growth of Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) and Tabung
Haji (TH) asset and its potential in the future. The analysis method used is
descriptive analysis, Mann Whitney U-Test different test and Indpendent T-Test
test with SPSS software assisted. The results showed that there were significant
differences both from the index return as well as the outstanding growth of the
assets Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) and Tabung Haji (TH).
Descriptively, the return index value of Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
is higher than Tabung Haji (TH). While, the growth outstanding of Tabung Haji
assets is higher than Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). As well as is its
potential in the future.
Keyword: Badan Pengelola Keuangan Haji, Tabung Haji, Return, Outstanding
Assets, Mann Whitney U-Test, Indpendent T-Test .
viii
ABSTRAK
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH) adalah dua
macam lembaga keuangan dalam mengelola keuangan haji. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk melihat performa portofolio Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH) yang dibandingkan dengan portofolio Tabung Haji (TH) dengan
menggunakan rangkaian indeks Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
Indonesia dan Tabung Haji (TH) Malaysia yang diperoleh dari Laporan Keuangan
BPKH dan TH. Selain itu, penelitian ini menganalisis pula pertumbuhan
outstanding aset Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH)
serta bagaimana potensinya dimasa yang akan datang. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis deskriptif, uji beda Mann Whitney U-Test dan uji
Indpendent T-Test dengan dibantu perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian
menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan baik dari return indeks
maupun pertumbuhan outstanding aset Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
dan Tabung Haji (TH). Secara deskriptif nilai return indeks Badan Pengelola
Keuangan Haji (BPKH) lebih tinggi dibandingkan Tabung Haji (TH) sedangkan
untuk growth outstanding aset Tabung Haji lebih tinggi dibandingkan dengan
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Begitu juga dengan potensinya dimasa
mendatang.
Kata Kunci: Badan Pengelola Keuangan Haji, Tabung Haji, Return, Outstanding
Aset, Mann Whitney U-Test, Indpendent T-Test.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta‟ala yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Analisis Performa Badan Pengelola Keuangan Haji Indonesia dan
Tabung Haji Malaysia Periode 2012-2016” sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa pula
shalawat serta salam ter curahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad
Shallallah „Alayhi wa Sallam, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan sebaik-baiknya.
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat
terselesaikan tanpa dukungan, bantuan, bimbingan serta doa dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama pada:
1. Terima kasih kepada kedua orang tua, pembimbing sepanjang masa. Ibuku
tersayang Sumarni dan Ayahku tercinta Sukidi. Terima kasih telah mencintai,
mendidik, dan memberikan do‟a tanpa henti kepadaku.Terima kasih banyak atas
jasa-jasa mu selama ini baik dukungan materi maupun non-materi untuk dapat
melancarkan studi ini yang tidak bisa terbalaskan atas apa yang Ibu dan Bapak
lakukan.
2. Kakak-kakaku dan adik-adikku, Indah, Harry, Ismaya dan Satriya yang selalu
memberikan dukungan tanpa henti kepada penulis. Semoga Allah SWT selalu
memberi kemudahan dan kelancaran dalam segala hal yang kalian tempuh.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc.,M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Prof. Dr.
Amilin, SE, M.Si, Ak, CA, QIA, BKP, CRMP selaku Wakil Dekan I Bid.
Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag, M.H selaku Wakil Dekan II
Bid Administrasi Umum dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin M.A selaku Wakil
x
Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah memberikan jalan bagi saya dalam
mengerjakan skripsi ini.
4. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si Selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan
Pembimbing Akademik serta Ibu RR. Tini Anggraeni, ST.,M.Si selaku Sekretaris
Jurusan Ekonomi Syariah. Semoga dapat menjadi panutan untuk Jurusan
Ekonomi Syariah dalam memajukannya.
5. Bapak Dr. Ir. H Roikhan Mochamad Aziz, MM. Hah. Slm selaku Dosen
Pembimbing Skripsi I dan sebagai penemu Teori Hahslm Theory, Universe
Guidance Theory, Teori Penciptaan dari al-Qur‟an, serta rumus total al-Qur‟an
1587x4=112+6236 yang dengan kerendahan hatinya bersedia meluangkan
waktunya untuk memberikan pengarahan, ilmu yang bermanfaat, serta masukan
yang sangat berarti selama penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT
membalas segala kebaikan Bapak.
6. Bapak Dr. Burhanuddin Yusuf MM, MA sebagai dosen pembimbing akademik
yang selalu memberikan arahan atas keberlangsungan kegiatan perkuliahan juga
segala ilmu dan informasi mengenai dunia pendidikan, dan semoga Allah SWT
membalas segala kebaikan Bapak.
7. Seluruh Guru TK. Dharmasatria Tahun 2001 - 2002, yang tidak dapat penulis
tuliskan satu-persatu. Terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan
kepada penulis. Semoga amal Bapak dan Ibu mendapat keberkahan dari Allah
Subhanahu wa Ta‟ala.
8. Seluruh Guru SDN Selong 04 Pagi Tahun 2002 - 2008, yang tidak dapat penulis
tuliskan satu-persatu. Terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan
kepada penulis. Semoga amal Bapak dan Ibu mendapat keberkahan dari Allah
Subhanahu wa Ta‟ala
9. Seluruh Guru SMPN 13 Jakarta 2008 - 2011, yang tidak dapat penulis tuliskan
satu-persatu. Terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada
penulis. Semoga amal Bapak dan Ibu mendapat keberkahan dari Allah Subhanahu
wa Ta‟ala.
xi
10. Seluruh Guru SMAN 7 Jakarta 2011 - 2014, yang tidak dapat penulis tuliskan
satu-persatu. Terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada
penulis. Semoga amal Bapak dan Ibu mendapat keberkahan dari Allah Subhanahu
wa Ta‟ala.
11. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang tidak dapat penulis tuliskan
satu-persatu. Terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada
penulis. Semoga amal Bapak dan Ibu mendapat keberkahan dari Allah Subhanahu
wa Ta‟ala.
12. Sahabat-sahabat penulis Amila, Nero (Chintya, Citra, Putri, Runny, dan Wika)
CLE (Akfina, Camila, Dwipta, Reny dan Yani ) Gesrek (Eka, Khairunnisa, Laras,
Ratih, Sherly, Vinna dan Zety), terima kasih atas semuanya.
13. Teman-teman SDN Selong 04 Pagi Jakarta (SOEP) 2002 - 2008 yang tidak dapat
penulis sebutkan satu-persatu. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita semua.
14. Teman-teman SMPN 13 Jakarta (MEYI) 2008 - 2011 yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita semua.
15. Teman-teman SMA 7 Jakarta (CARET) 2011 - 2014 yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita semua.
16. Teman-teman EKSYAR 2014 yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Semoga kesuksesan selalu menyertai kita semua.
17. Teman-teman KKN SEMPURNA Anggy, Cahaya, Dewi, Nafiah, Qonita, Risma,
Shofa, Yasmine, Adil, Farraz, Faris, Imam, Riko, Riski dan Richard serta Warga
Keranggan, Tangerang Selatan atas dukungan dan doa yang telah diberikan
kepada penulis.
18. Pihak-pihak yang membantu kelancaran dalam proses pembuatan hingga
penyelesaian skripsi. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikannya.
xii
Penulis sadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna
karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran, masukan, serta kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Sekian yang bisa penulis sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 22 Juli 2018
(Infa Sekar Pramesti)
xiii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ v
ABSTRACT .................................................................................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. . Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. . Rumusan Masalah .............................................................................. 13
C. . Batasan Masalah ................................................................................. 13
D. . Tujuan Penelitian ................................................................................ 14
E. . Manfaat Penelitian .............................................................................. 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 16
A. . Landasan teori ..................................................................................... 16
1. Haji ............................................................................................... 16
2. Keuangan Haji .............................................................................. 36
3. Keuangan Negara ......................................................................... 38
4. . Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) ................................... 41
5. . Tabung Haji (TH) ......................................................................... 45
xiv
6. . Perbedaan BPKH dengan TH ........................................................ 48
7. . Performa atau Kinerja Suatu Portofolio ........................................ 50
8. . Risiko ............................................................................................ 52
9. . Return ............................................................................................ 53
10. Teori HAHSLM ............................................................................ 54
B. . Penelitian Terdahulu ........................................................................... 55
C. . Kerangka Pemikiran ........................................................................... 60
D. . Hipotesis .............................................................................................. 62
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 63
A. Ruang Lingkup Penelitian ......... ......................................................... 63
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................. 64
C. Tahap Pengolahan Data ....................................................................... 65
D. Metode Analisis Data ......................................................................... 66
1. Perhitungan Return Indeks BPKH dan TH .................................... 66
2. Perhitungan Growth Outstanding Aset BPKH dan TH .................. 66
3. Uji Kolmogorov-Smirnov .............................................................. 67
4. Uji Independen T-Test Dua Sampel .............................................. 68
5. Uji Non-Parametrik ........................................................................ 70
6. Uji Mann Whitney U-Test .............................................................. 71
7. System Dynamics ......................................................................... 74
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ..................................... 77
A. Perhitungan Return BPKH dan TH ..................................................... 77
B. Uji Statistik Perbandingan Return BPKH dan TH .............................. 80
1. Uji Kolmogorov-Smirnov ............................................................... 80
2. Uji Beda Mann Whitney U-Test ..................................................... 81
C. Uji Statistik Perbandingan Outstanding Aset BPKH dan TH ............. 82
1. Uji Kolmogorov-Smirnov ............................................................... 82
2. Uji Beda Independent T-Test ......................................................... 84
xv
D. Perhitungan Growth Outstanding Aset BPKH dan TH ........................ 85
E. Uji Statistik Perbandingan Growth Outstanding Aset BPKH dan TH . 87
1. Uji Kolmogorov-Smirnov ............................................................... 87
2. Uji Beda Independent T-Test ......................................................... 89
E. Prediksi Perkembangan BPKH dan TH di Tahun Mendatang ............ 90
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 93
A. . Kesimpulan ......................................................................................... 93
B. . Saran .................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 96
LAMPIRAN ................................................................................................. 103
xvi
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Indonesia 4
1.2 Penempatan Dana Investasi 7
2.1 Besaran BPKH Selama 10 Tahun Terakhir 44
2.2 Perbedaan BPKH dan TH 48
2.3 Penelitian Terdahulu 55
4.1 Return dan Standar Deviasi Bulanan BPKH dan TH
2012-2016 77
4.2 Return dan Standar Deviasi Tahunan BPKH dan TH 78
4.3 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Return BPKH
dan TH 80
4.4 Uji Beda Mann Whitney U-Test Return BPKH dan TH 81
4.5 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Outstanding
Aset BPKH dan TH 82
4.6 Uji Beda Independent T-Test Outstanding Aset BPKH
dan TH 84
4.7 Growth Outstanding Aset Bulanan BPKH dan TH 2012-
2016 86
4.8 Growth Outstanding Aset Tahunan BPKH dan TH 86
4.9
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Growth
Outstanding Aset BPKH dan TH 88
4.10 Uji Beda Independent T-Test Growth Outstanding Aset
BPKH dan TH 89
4.11 Proyeksi Pertumbuhan BPKH dan TH 10 Tahun
Mendatang 91
xvii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
1.1 Kewenangan dan Kewajiban BPKH 5
2.4 Kerangka Pemikiran 61
xviii
DAFTAR GRAFIK
No. Keterangan Halaman
1.1 Proyeksi Dana Kelolaan BPKH 2017 s.d 2020 7
xix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Uji Normalitas Return Indeks BPKH dan TH ............................................ 103
2. Uji Mann Whitney Return Indeks BPKH dan TH...................................... 103
3. Uji Normalitas Outstanding Aset BPKH dan TH....................................... 104
4. Uji Independent T-Test Outstanding Aset BPKH dan TH ......................... 104
5. Uji Normalitas Growth Outstanding Aset BPKH dan TH ......................... 105
6. Uji Independent T-Test Growth Outstanding Aset BPKH dan TH ............ 105
7. Forcaseting Pertumbuhan BPKH dan TH 2017-2027 ................................ 106
8. Data Historis Indeks BPKH dan TH .......................................................... 107
9. Data Historis Outstanding Aset BPKH dan TH ......................................... 109
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna. Islam akan memandu umatnya ke arah
kesempurnaan yakni ke arah mencapai keridhaan Allah di dunia dan akhirat.
Islam mendorong umatnya menjadi contoh kebaikan, mempunyai kemampuan
dalam mencari nafkah secara halalan thoyiban sesuai ajaran al-Quran dan Hadis.
Pemahaman sistem ekonomi yang Islami senantiasa mengacu pada konsep
Islam yang menyeluruh atau kaffah. Pendekatan Islam kaffah ini mengandung
makna adanya ekspos mengenai iman, Islam, dan ihsan. Tiga hal diskursus ini
diperkuat oleh rukun Islam yaitu: 1) Syahadat, 2) Shalat, 3) Zakat, dan 4) Puasa,
serta 5) Haji.
Resultan dari tiga pilar dalam Islam ini terejawantahkan pada teori dasar
ekonomi Islam yang terdiri dari: 1) Teori Tauhid, 2) Teori Ibadah, 3) Teori
Maslahah. Implementasi dari pilar utama ekonomi ini sejalan dengan
perkembangan perbankan yang ada di Indonesia (Aziz, 2017).
Grand Building Theory berupa bangunan teori dari Islam dan Ekonomi
adalah Teori TIM atau Tauhid-Ibadah-Maslahah yang berasal dari Quran (QS. Al-
Hajj[22]:78) yang berbunyi:
2
فأقيموا الصالةوآتوا الزكاة واعتصموا باهلل
Artinya: ”Maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu
pada tali Allah”.
Kontribusi Islam dalam pembangunan lndonesia seolah-olah sudah tidak
diperhitungkan lagi. Ini dapat dibuktikan dengan banyak kajian melihat bahwa
lambatnya pertumbuhan lembaga keuangan Islam di Indonesia salah satunya
disebabkan oleh tidak adanya dukungan yang optimal dari pemerintah. Namun
yang menarik adalah bahwa terdapat banyak institusi umat Islam di Indonesia
yang tetap hidup dan berkonstribusi dalam pembangunan masyarakat meskipun
bersifat lokal seperti pesantren, masjid, lembaga waqaf dan institusi lainnya.
Dalam Islam terdapat rukun Islam. Rukun Islam ke-5 yaitu haji. Untuk
melaksanakan ibadah haji diperlukan persediaan dan kesiapan jamaah sehingga
dapat melaksanakan ibadah haji dengan benar. Selain itu kesiapan secara jasmani
dan rohani sangatlah penting karena ibadah haji harus dijalani dengan badan yang
sehat, harta yang bersih/halal, berakal sehat, dan hati yang bersih.
Sejarah ibadah haji bermula sejak Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah
membangun Baitullah dan kemudian Allah memerintahkan umat manusia
mengerjakan ibadah haji seperti dalam surat al-Hajj ayat 27 yang berbunyi:
يقٍ ِم لِّ فَجٍّ َع ْه كُ يَه ِم ِ ت ْ أ َ رٍ ي اِم لِّ َض ٰى كُ َ ل عَ اًلا َو َج ُوَك رِ ت ْ أ َ ي جِّ َح لْ ا ِ َّاسِ ب ي الن ْن فِ ذِّ َ أ َو
Artinya: “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya
mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai
3
unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh”.
Ibadah haji bertujuan untuk mencari ridha Allah yang sifatnya wajib jika
mampu, oleh karena itu sejarah dan syariatnya memang harus dipahami oleh umat
Islam.
Menyadari bahwa umat Islam di Indonesia menghadapi masalah ketika
membuat persiapan untuk menunaikan ibadah haji maka dibutuhkan keberadaan
Kementerian Agama Republik Indonesia untuk menyempurnakan persiapan,
pengelolaan dana, penyelenggaraan, dan paska ibadah haji untuk memperoleh haji
yang mabrur serta sistem haji yang kaffah..
Keinginan dalam menunaikan ibadah haji adalah impian semua umat
Muslim. Saat ini sudah banyak beragam program tabungan untuk pembiayaan
haji, sehingga calon jemaah tidak lagi kesulitan dalam menyimpan dana menuju
ibadah haji. Salah satunya adalah yang dimiliki Indonesia, yaitu Badan Pengelola
Keuangan Haji (BPKH). Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) merupakan
lembaga negara yang mengelola dan mengembangkan dana haji dalam sistem
keuangan berlandaskan prinsip Islam yang bersifat korporatif dengan karakter
khusus.
Beroperasi untuk mengemban layanan umum berdasarkan undang-undang
tersendiri (lex specialis). Status tersebut diperlukan karena BPKH adalah lembaga
negara pengelola keuangan khusus dengan sumber dana dari jamaah haji berupa
Biaya Penyelenggaraan lbadah haji (BPIH) dan atau penerimaan haji lainnya,
4
tetapi tetap beroperasi berdasarkan prinsip transparansi, akuntabel, dan
profesional yang diterapkan dalam industri keuangan, sehingga tidak membebani
anggaran tahunan pemerintah (APBN), sebagaimana dimaksud dalam
pengelolaan keuangan negara.
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk berdasarkan Agama di Indonesia
Islam Kristen Katolik Hindu Budha Khong
Hu Cu
Lainnya
Indonesia 207.176
.162
16.528.
513
6.907.873 4.012.116 1.703.254 117.091 299.617
Sumber: Sensus penduduk 2010 BPS Indonesia
Berdasarkan table 1.1 jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dengan
mayoritas Islam yaitu 207.176.162 penduduk. Semakin meningkatnya masyarakat
beragama Islam maka dalam menunaikan ibadah haji dari tahun ke tahun,
diperlukan penanganan sistem keuangan haji bagi umat yang berkeinginan pergi
haji. Dalam keuangan haji tersimpan system ekonomi islam yang benilai tinggi
yaitu sistem bagi hasil yang merupakan salah satu solusi bagi krisis ekonomi
dunia. Untuk menangani haji secara kaffah ini diperlukan sistem manajemen yang
profesional, sehingga aktifitas dakwah berjalan dengan baik dan menyeluruh.
Dalam Undang-Undang (UU) nomor 34 tahun 2014 tentang Pengelolaan
Dana Haji pasal 24 point (a) dan (b) dijelaskan BPKH sebagai pengelola Dana
Haji dalam melaksanakan tugasnya berwenang untuk:
5
a) Menempatkan dan menginvestasikan Keuangan Haji sesuai dengan prinsip
syariah, kehati-hatian, keamanan, dan nilai manfaat; dan
b) Melakukan kerja sama dengan lembaga lain dalam rangka pengelolaan
Keuangan Haji.
Selain itu, BPKH berkewajiban terkait peningkatan nilai manfaat dana
jemaah haji itu hanya bisa dicapai melalui pengelolaan keuangan yang efektif,
efesien, transparan, dan akuntabel. Kewenangan dan kewajiban tersebut
diterjemahkan dalam rencana aksi (action plan) yang dilakukan secara bertahap
yang digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.1 Kewenangan dan kewajiban BPKH
2018
-Produk Perbankan
-Sukuk SDHI dan Korporasi
-Penempatan Dana di IDB danPerbankan Arab Saudi
-Kerjasama pembiayaan pelayanan(Penerbangan, Hotel dan Katering) dan dengan Travel2)
2019
-Sukuk SDHI, SBSN danKorporasi/BUMN
-Investasi Kemitraan (IDB, proyek perhajian di KSA dengan Muasassah)
-Investasi Proyek PINA-Brown Field dan BUMN,
2020-2021
-Sukuk SDHI, SBSN danKorporasi/BUMN
-Investasi melalui kemitraandi LN
-Investasi proyek PINA Brown Field diperluas
-Akuisisi Perusahaan Perhajian dan KeuanganSyariah
-Kerjasama Tower BPKH
Sumber: Aziz, 2017
Dimana saat ini terdapat batasan yang diatur oleh UU nomor 34 tahun 2014
pasal 48 bahwa penempatan dana haji hanya bisa ditempatkan dalam bentuk
produk perbankan, surat berharga, emas, investasi langsung dan investasi lainnya
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
6
Karena hal tersebut, dapat dipahami bahwa tahun awal berdirinya BPKH
masih membangun sistem internal, penguatan SDM, evaluasi kinerja yang ada
dan pengokohan sistem maka sangat realistis bagi BPKH hanya membatasi bahwa
Investasinya pada tahun 2018 hanya pada produk perbankan syariah (Deposito
Syariah) dengan porsi sebesar 55%, sukuk SDHI dengan porsi sebesar 35%,
sedang sisanya 10% disebar pada korporasi penempatan Dana di IDB dan
Perbankan Arab Saudi, kerjasama pembiayaan pelayanan (Penerbangan, Hotel,
Katering dan travel-travel).
Sedangkan pada tahun 2019 lebih dilengkapi sebesar 20% pada Investasi
Kemitraan (IDB, proyek perhajian di KSA dengan Muasassah), investasi Proyek
PINA-Brown Field dan BUMN, sedangkan pada produk deposito Syariah
porsinya dikurangi menjadi sebesar 50%, dan sukuk SDHI porsinya dikurangi
menjadi sebesar 30%.
Begitu juga pada tahun 2020 s.d 2021 penyertaan/investasi langsung
ditingkatkan menjadi 15 s.d 20% pada dengan Investasi melalui kemitraan di LN,
investasi proyek PINA Brown Field diperluas, Akuisisi Perusahaan Perhajian dan
Keuangan Syariah, serta kerjasama pembangunan Tower BPKH. Ilustrasi dari
penempatan dana Investasi tersebut ditampilkan pada tabel dibawah ini.
7
Tabel 1.2 Penempatan Dana Investasi
Sumber : Aziz, 2017
Selanjutnya, berikut adalah grafik proyeksi dana kelolaan BPKH 2017 s.d tahun
2020.
Grafik 1.1 Proyeksi Dana Kelolaan BPKH 2017 s.d Tahun 2020
Sumber : Aziz, 2017
Dengan besarnya signifikasi dan kontribusi dana BPKH terhadap sistem
keuangan dan perbankan syariah Indonesia, maka hal ini bisa menjadi trigger
positif bagi semua pihak (BPKH), Lembaga keuangan Syariah, dan Perbankan
Syariah). Disatu sisi, bagi BPKH diharuskan bisa untuk mengikuti kesuksesan
dari Tabung Haji di Malaysia yang dikelola profesional dan amanah, tabung haji
8
model Indonesia juga bisa dibuatkan dengan beberapa penyesuaian yang sesuai
dengan kondisi Indonesia. Sedangkan disisi yang lain, bagi Lembaga keuangan
Syariah dan Perbankan Syariah diwajibkan untuk meningkatkan performa kualitas
hasil dan pelayanannya secara signifikan, sehingga DPK dari BPKH tidak lari dan
berpindah ke aset investasi yang pada akhirnya bisa meningkatkan return dan nilai
manfaat yang dirasakan oleh BPKH yang merupakan representasi dari penjamin
terlaksanannya hak dan kepentingan pelaksanaan keuangan Jamaah haji
Indonesia.
Selain Indonesia, Malaysia telah selangkah lebih maju dalam menyimpan
dana menuju ibadah haji, yaitu Tabung Haji (TH). TH adalah salah satu tempat
pengelolaan dana haji terbaik di Malaysia yang mampu memenuhi keinginan dan
mewujudkan calon jamaah menunaikan ibadah haji. Perusahaan raksasa “Tabung
Haji Malaysia” selain mengorganisir dana haji juga memiliki anak perusahaan
berupa hotel dengan nama “TH Hotel&Residence SDN.BHD” yang keluar
sebagai pemenang di World‟s Halal Tourism Award, Dubai dalam kategori
World‟s Best Hajj & Umrah Hotel.Bukan hanya “TH Hotel&Residence
SDN.BHD” yang menjadi anak perusahaan, namun “Tabung Haji (TH)” juga
memiliki ada lima anak perusahaan lainnya seperti BIMB Holding, TH
Properties, TH Plantations Berhad, TH Travel&Service serta thetaedge.
Lembaga Tabung Haji (TH) adalah Institusi Keuangan Islam unggul di
Malaysia. Berdiri pada tahun 1963, TH mempunyai lebih 50 tahun pengalaman
dalam Deposit, Pengelolaan & Operasi Haji. Sebagai pengurus dana Islam
9
terbesar negara dengan dana melebihi RM62 bilion, TH berusaha untuk
memperkasakan ekonomi umat Islam di Malaysia dengan memanfaatkan dana.TH
memberikan kepercayaan kepada pengelola haji yang profesional sehingga
mampu melayani semua calon jemaah haji di Malaysia.
Pemerintah Malaysia di bawah Kementerian Perdagangan Antar bangsa dan
Industri (MITI) menjadikan Lembaga Tabung Haji sebagai sumber ekuiti (modal)
Bumiputera dalam perusahaan-perusahaan yang beroperasi di bursa Malaysia.
Teknis pelaksanaan investasi yang ditawarkan oleh Penawaran Awl Awm (IPO)
diterima melalui agensi kerajaan dan lembaga-lembaga keuangan. Tahun 2007,
Lembaga Tabung Haji telah meluluskan 10 penawaran investasi IPO dari 25
penawaran IPO yang diajukan. Dengan jumlah investasi RM 151,5 juta. IPO yang
yang telah dikucurkan dana investasi oleh Lembaga Tabung Haji terdiri atas tujuh
perusahaan di papan utama yaitu sektor hartanah, Pembinan (bangunan), barangan
pengguna, perladangan dan perniagaan (jasa) dan tiga perusahaan di papan kedua
di sektor perindustrian dan barangan pengguna.21 Selain IPO, Lembaga Tabung
Haji juga memberikan investasi saham terbitan khas pada enam perusahaan
dengan investasi sejumlah RM 94,2 juta.
Pencapaian TH yang konsisten telah mendapat pengakuan dunia dan menjadi
contoh pengurusan haji dan merupakan pengelola kewangan Islam yang inovatif
oleh kebanyakan Negara Islam di dunia.TH terus mengukuhkan kedudukannya di
pasaran, baik di dalam negeri dan di luar negeri, dengan membagi fokus kerja di
beberpa sektor seperti perladangan, pembangunan, tanah dan pembinaan,
10
kewangan Islam, teknologi maklumat, minyak dan gas serta pelayanan di bidang
hospitality.
Dengan keuntungan bersih melebihi RM3 bilion, TH mampu memberi
keuntungan yang kompetitif kepada pemegang kepentingannya setiap tahunnya.
TH berdaya saing dan kompetitif melalui pengelolaan yang inovatif dan skim
simpanan menarik yang dirancang untuk menggalakkan simpanan. Kini, TH
mempunyai lebih dari pada 9 juta pendeposit dan 123 cabang, dengan lebih dari
6,000 „touch-points‟ di seluruh negara. TH juga mempunyai satu pimpinan yang
beroperasi di Jeddah, Arab Saudi.
Pemerintah Arab Saudi telah memberlakukan peraturan mewajibkan mahram
pria bagi setiap bakal haji wanita berumur bawah 45 tahun dimulai pada 1434 H.
Para calon haji yang terlibat akan diinformasikan melalui surat pemberitahuan
dan panggilan telepon oleh THCC untuk tujuan meminta mereka untuk mencari
mahram pria yang menepati hukum syara bagi memungkinkan mereka (calon haji
wanita) tersebut dapat menunaikan ibadah haji pada tahun ini bersama mahram
pria yang dikemukakan dan tunduk juga kepada kekosongan kuota.
Jika calon haji wanita yang terlibat tidak mengajukan mahram pria, maka
secara otomatis keberangkatan hajinya akan dialihkan ke tahun depan dan
keberangkatannya pada tahun itu juga dikenai syarat mahram pria yang akan
disampaikan kelak.
Adanya subsidi haji merupakan inisiatif CSR terbesar dan terpenting yang
dilaksanakan oleh TH. Ini sangat bertepatan dengan misi TH untuk memudah dan
11
menyempurnakan urusan jamaah haji negara untuk memperoleh Haji Mabrur.
Setiap tahun, biaya haji terus meningkat disebabkan oleh kenaikan biaya
transportasi dan akomodasi di Tanah Suci, serta biaya-biaya lain yang semakin
tinggi setiap tahun. Namun demikian, TH masih mempertahankan harga biaya
haji pada RM9,980 per jemaah sejak 2009.
Beberapa penelitian mencoba menganalisis Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH). Aziz (2017) menganalisis Hahslm Theory as Guidance of Straight Path
in Management of Hajj and Finance. Hasilnya menunjukkan bahwa haji sebagai
pilar kelima Islam tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesalehan dan nilai
spiritual para pelaku, namun juga menyelamatkan potensi ekonomi yang besar.
Pemerintah membentuk institusi khusus dalam mengelola dana tabungan dan
wakaf masyarakat maka akan meningkatkan peran sistem keuangan syariah,
mengembangkan instrumen investasi alternatif bagi investor baik di dalam negeri
maupun luar negeri yang mencari instrumen keuangan syariah dan akan
mendorong pertumbuhan keuangan syariah di Indonesia karena dana haji
berpotensi memiliki nilai manfaat yang besar jika dikelola dengan baik dan
akuntabel.
Pengelola dana haji pada sukuk dana haji Indonesia adalah untuk pembiayaan
defisit anggaran mengingat penggunaannya tergolong pembiayaan secara umum
(Haura, 2010). Pengelola Keuangan Haji sudah mengalami kemajuan.
Peningkatan yang signifikan adalah adanya Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH) sesuai Undang-undang no. 34 Tahun 2014 tentang Pengelola Keuangan
12
Haji (Muzahidin, 2014).
Sentani (2017) menganalisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non-
Performing Financing (NPF), Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Dan Dana
Pengelolaan Haji Terhadap Return On Assets (ROA) (Studi Kasus Pada Permatabank
Syariah). Hasilnya yaitu, secara parsial variabel internal, variabel eksternal, dan
variabel religiusitas berupa variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi, Sertifikat
Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Dana Pengelolaan Haji mempunyai pengaruh
signifikan positif terhadap Return on Assets (ROA) pada PermataBank Syariah
dan Non-Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh signifikan negatif
terhadap Return on Assets (ROA) pada PermataBank Syariah. Sedangkan secara
simultan variabel internal, variabel eksternal, dan variabel religiusitas berupa
variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS) dan Dana Pengelolaan Haji mempunyai pengaruh signifikan positif
terhadap Return on Assets (ROA) pada PermataBank Syariah dan Non-
Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh signifikan terhadap Return on
Assets (ROA) pada PermataBank Syariah.
Sebagian besar peneliti diatas seperti Aziz (2017), Haura (2010), Muzahidin
(2014) dan Sentani (2017) sepakat bahwa Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH) mengalami kemajuan yang signifikan, namun apakah Badan Pengelola
Keuangan Haji (BPKH) merupakan lembaga keuangan haji yang efisien,
akuntabel dan memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan Tabung Haji (TH),
hal tersebut masih menjadi perdebatan.
13
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Analisis Performa Badan Pengelola Keuangan Haji
Indonesia Dan Tabung Haji Malaysia Periode 2012-2016”
B. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang penelitian di atas, ada pun rumusan masalah yang akan
diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perbandingan performa portofolio return Badan Pengelola
Keuangan Haji Indonesia dengan portofolio return Tabung Haji Malaysia?
2. Bagaimana perbandingan antara pertumbuhan outstanding aset Badan
Pengelola Keuangan Haji Indonesia dengan Tabung Haji Malaysia?
3. Bagaimana potensi Badan Pengelola Keuangan Haji Indonesia dan Tabung
Haji Malaysia dimasa yang akan datang?
C. Batsan Masalah
Untuk mencegah meluasnya pembahasan, terdapat beberapa pembatasan
dalam penelitian ini. Dibatasi dengan dua objek penelitian, yaitu Badan Pengelola
Keuangan Indonesia dan Tabung Haji Malaysia.
Selain itu, terdapat pembatasan untuk periode waktu pada objek penelitian.
Rentang waktu objek penelitian ini adalah tahun 2012 – 2016. Dengan adanya
14
pembatasan ini diharapkan mencegah terjadinya bias dan meluasnya pembahasan.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui performa portofolio return Badan Pengelola Keuangan
Haji Indonesia dengan portofolio return Tabung Haji Malaysia.
2. Untuk mengetahui pertumbuhan outstanding aset Badan Pengelola Keuangan
Haji Indonesia dengan Tabung Haji Malaysia.
3. Untuk mengetahui potensi Badan Pengelola Keuangan Haji Indonesia dan
Tabung Haji Malaysia dimasa yang akan datang.
E. Manfaat
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis
Sebagai pembelajaran dalam menganalisis BPKH dan Tabung Haji
dimana hasil penelitian diharapkan dapat menambah kemampuan berfikir dan
menambah ilmu pengetahuan yang berharga.
2. Bagi Akademisi
Sebagai bahan bacaan dan menambah referensi yang belum ada pada
perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
15
3. Untuk Emiten
Sebagai pemicu agar emiten selalu meningkatkan nilai-nilai fundamental
lembaganya. Agar Jamaah tertarik menabung pada BPKH dan Tabung Haji
tersebut.
4. Untuk Jamaah Haji
Dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam membuat
keputusan, khususnya sebelum memutuskan menabung untuk menunaikan
rukun Islam yang kelima yaitu Ibadaah Haji.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Haji
a. Pengertian Haji
Haji secara etimologis berasal dari bahasa Arab yaitu: al-hajju yang
berarti:al-qashdu yaitu menyengaja atau menuju, bermaksud, berniat pergi
atau berniat untuk mendatangi seseorang yang dipandang mulia, yang
dimaksud dengan berniat dalam pengertian ini ialah berniat untuk
melakukan sesuatu yang baik ditempat tertentu, karena tempat itu
dipandang mulia atau terhormat. Secara terminologis, haji ialah
bermaksud (menyengaja) menuju Baitullah dengan cara dan waktu yang
telah ditentukan. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa haji
adalah untuk melakukan kewajiban ziarah ke Baitullah karena Allah (QS.
Al-Baqarah [2]: 196).
Artinya: “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah…”
Dari ayat di atas, manusia diperintahkan untuk menunaikan ibadah
haji dan umrah hanya untuk taat kepada Allah. Bukan untuk kepentingan
17
bisnis, untuk memperoleh popularitas dan lain-lain.
b. Dasar Hukum Haji
Dalam agama Islam, setiap anjuran atau perintah selalu berdasarkan
firman Allah atau sabdah Rosul-Nya. Begitu pula dengan ibadah haji
merupakan rukun islam yang kelima, tetapi dengan kebijakannya, Allah
mewajibkan ibadah haji bagi yang mampu saja (Mulyono, 2013: 19).
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an (QS. Ali Imron [3]: 97):
Artinya: “Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah
melaksanakan haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu
mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban)
haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu)
dari seluruh alam”
Dari ayat al-Qur‟an di atas dapat memperkuat pentingnya niat haji
semata-mata karena Allah Swt. Kata lillah dalam ayat tersebut adalah lam
al-ijab wa al-ilzam (yang berfaidah mewajibkan dan meniscayakan) ibadah
haji hanya untuk-Nya.
Ibadah haji di samping napak tilas Nabi Ibrahim as. sekaligus sebagai
tamu Allah akan terikat dengan protokoler . Tamu-tamu yang hadir diminta
18
untuk memakai pakaian ihram, thawaf, sa‟i, wukuf di Arafah,
menyembelih kurban, melempar jumrah dan lain-lain. (Ghafur, 2005: 249).
c. Syarat Haji
Hal yang dimaksud dengan syarat ibadah haji adalah sesuatu yang
apabila seseorang telah memenuhi atau memiliki sesuatu tersebut, maka
wajiblah baginya untuk melakukan haji satu kali dalam seumur hidupnya.
Berikut persyaratan yang menyebabkan seseorang wajib melaksanakan
ibadah haji.
1) Beragama Islam
Syarat wajib yang pertama adalah Islam. Artinya, seseorang yang
beragama Islam dan telah memenuhi syarat wajib haji yang lainnya
serta belum pernah melaksanakan haji, maka ia terkena wajib haji, ia
harus menunaikan ibadah haji. Akan tetapi jika seseorang yang telah
menunaikan syarat wajib haji tetapi ia bukan orang Islam, maka ia
tidaklah wajib untuk menunaikan ibadah haji.
2) Baligh (Dewasa)
Syarat wajib haji yang kedua adalah baligh. Akan tetapi, jika ada
seseorang muslim yang melakukan ibadah haji namun belom baligh,
maka hajinya tidak sah. Hanya saja, ketika ia dewasa nanti, maka haji
masih tetap menjadi kewajiban baginya jika syarat lainya terpenuhi.
Artinya, ibadah haji yang dilakukan semasa belum baligh tidak
19
menggugurkan kewajibanya untuk menunaikan ibadah haji saat ia
dewasa nanti.
3) Berakal
Syarat yang ketiga adalah berakal. Artinya, meskipun seseorang
telah mencapai usia baligh dan mampu secara materi untuk
melaksanakan haji, tetapi ia mengalami masalah dengan batin dan
akalnya, maka kewajiban ini sudah sirna darinya. Karena, sudah pasti
orang yang mengalami gangguan jiwa akan susah, bahkan tidak bisa
sama sekali, untuk melaksanakan rukun dan kewajiban haji.
4) Merdeka
Syarat keempat adalah merdeka. Artinya memiliki kuasa atas
dirinya sendiri, tidak berada kekuasaan seseorang (tuan), seperti budak
dan hamba sahaya. Bagi orang yang tidak merdeka tetapi ia memiliki
kesempatan untuk menunaikan ibadah haji maka hukum hajinya sama
dengan anak yang belum baligh, tetapi sah tapi harus mengulangi
kembali ketika ia sudah merdeka dan mencukupi syarat untuk
melaksanakannya.
5) Mampu
Syarat kelima adalah mampu. Artinya jika empat syarat telah
terpenuhi, tetapi ia belum mampu, maka menunaikan ibadah haji tidak
20
wajib baginya (Mulyono, 2013: 27-32).
d. Rukun Haji
Rukun haji menurut jumhur ulama (mayoritas ulama), ada enam untuk
rukun ibadah haji, diantaranya:
1) Ihram disertai dengan niat
2) Wukuf di Arafah
3) Thawaf di Baitullah
4) Sa'i antara Shafa dan Marwah
5) Bercukur untuk tahallul
6) Tertib
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa rukun-rukun tersebut
harus dikerjakan dan tidak boleh digantikan orang untuk mengerjakannya.
Karena rukun ini tidak bisa ditebus dengan membayar dam (Mulyono,
2013: 33-34).
e. Wajib Haji
Wajib secara syar'i adalah sesuatu hal atau perbuatan yang harus
dikerjakan. Seandainya tidak dikerjakan maka ibadahnya tidak sah. Akan
tetapi, dalam haji jika terpaksa tidak melakukan kewajiban haji, ibadahnya
tetap sah, tetapi harus membayar dam (denda) yang telah ditentukan. Haji
21
memiliki lima kewajiban diantaranya:
1) Berpakaian ihram dari miqat
Miqat dalam berihram terdapat 2 (macam), yaitu miqat zamani dan
miqot makani. Miqat zamani adalah batas waktu para jama‟ah
mengerjakan haji ( 1 syawawal sampai terbitnya fajar pada tanggal 10
Dzulhijjah). Jadi, bagi orang yang berihram selain pada hari yang
ditentukan, maka ihramnya tidak sah. Ini dikhususkan bagi para
jama‟ah haji, karena waktu umrah tidak ditentukan atau dapat
dilaksanakan kapan saja sesuai waktu yang diinginkan. Oleh karena itu,
miqot zamani ini bukanlah merupakan bagian dari kewajiban haji,
tetapi merupakan syarat mutlak bagi para jama‟ah haji. Jadi, tidak boleh
tidak harus dikerjakan karena hal ini tidak bisa dibayar dengan dam
(denda).
Adapun miqot makani adalah suatu tempat dimana para jama‟ah
menggunakan pakaian ihram berserta niatnya ketika hendak
mengerjakan ibadah haji. Tempatnya pun berbeda-beda, sesuai
denganarah daerah masing-masing para jama‟ah.
2) Bermalam di Mudzalifah
Mudzalifah adalah antara Arafah dan Mina. Mabid di Mudzalifah
adalah berada di Mudzalifah mulai dari tenggah malam tanggal 10
Dzulhijjah hingga terbit fajar. Yang dimaksud mabid disini adalah
22
bermalam (menginap), atau menginjakkan kaki di area Mudzalifah, atau
cukup di atas mobil, seseorang dapat saja memasuki mulai magrib.
Dalam keadaan demikian ini ia melakukan shlat fardhu dalam keadaan
jama‟ qosor. dan harus meninggalkan Mudzalifah sebelum terbit
matahari pada tanggal 10 Dhulhijjah.
3) Melontar jumroh Aqabah
Melempar jumrah aqobah ini hanya dilakukan pada tanggal 10
dzulhijjah dan mulai tengah malam dan sampai subuh saja.
4) Bermalam di Mina
Wilayah mina terletak di Mudzalifah dan mekkah al-mukkarromah.
Waktu mabit di mina yaitu antara malam tanggal 11, 12, dan 13
dzulhijjah.
5) Melontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah
Molantar jumrah merupakan wajib haji. Jama‟ah yang tidak
melontar selama tiga hari wajib membayar dengan dam dan apabila
meninggalkan sebagaian lontaran, maka harus membayar fidiyah.
Pelaksanaan lontar jumrah ini dilaksanakan pada hari-hari tasriq yaitu
pada tanggal 11, 12, dan 13 dzulhijjah.
6) Thowaf Wada
Thowaf wada bagi yang akan meninggalkan mekkah. Thowaf wada
23
merupakan penghormatan akhir kebaitullah.
f. Makna Haji
Ibadah haji adalah safar ruhani menuju Allah. Sebagai tamu-tamu
Allah harus menjaga adab-adab batiniyah. Imam al-Ghazali menyebutkan
ada beberapa etika dalam berhaji, di antaranya adalah:
1) Berhaji dengan harta yang halal.
2) Tidak boros dalam membelanjakan hartanya untuk makan dan minum.
3) Meninggalkan segala macam akhlak yang tercela.
4) Memperbanyak berjalan.
5) Berpakaian sederhana.
6) Bersabar ketika menerima musibah. (Rakhmat, 1999: 180).
Setelah memenuhi adab dan etika haji, sebagai tamu Allah perlu
mengetahui makna dari prosesi haji. Makna prosesi haji demikian indah
dan sangat dalam maknanya, sebagaimana nasehat Imam Junaid, seorang
sufi terkenal dari Baqhad. Suatu hari, datanglah seorang laki-laki ke
hadapan Imam Junaid al-Bagdadi, “Dari manakah anda?” tanya Junaid
kepadanya. “Aku baru saja melakukan ibadah haji.” Jawabnya. “Ketika
pertama kali melangkahkan kaki meninggalkan rumahmu, apakah engkau
juga telah meninggalkan semua dosamu?” “Tidak,” jawab sang lelaki.
“Berarti engkau tidak mengadakan perjalanan.
24
Senada dengan nasehat Ja‟far al-Shadiq, seorang tokoh dalam dunia
Tasawuf. Pertama kali melangkahkan kaki dari rumah, kosongkanlah
hatimu dari segala urusan, hadapkanlah dirimu sepenuhnya kepada Allah.
Tinggalkan setiap penghalang dan serahkan urusanmu kepada Penciptamu
dan bersihkanlah dosa-dosamu (Rakhmat, 1999: 182).
Demikian pula nasehat dari Ali Syari‟ati seorang tokoh intelektual
muslim dari Iran. Ketika meninggalkan rumah, niatkan menuju rumah umat
manusia; meninggalkan hidup untuk memperoleh cinta; meninggalkan
keakuan untuk berserah diri kepada Allah; meninggalkan penghambaan
untuk memperoleh kemerdekaan; meninggalkan diskriminasi rasial untuk
mencapai persamaan, ketulusan dan kebenaran. Hadapkan dirimu dan
berserah diri hanya kepada Allah dalam segala gerak dan diammu.”
(Shariati, 1995: 16).
“Ketika engkau mengenakan pakaian ihram di tempat yang telah
ditentukan, apakah engkau membuang sifat-sifat manusiawi sebagaimana
engkau melepaskan pakaian-pakaian sehari-harimu?” “Tidak.” “Berarti
engkau tidak mengenakan pakaian haji.”
Ibadah haji dimulai dengan niat sambil mengenakan pakaian ihram.
Ketika mengenakan pakaian ihram, lepaskan pakaian sehari-hari dan
buanglah semua sifat-sifat keangkuhan, kebanggaan dan semua atribut
(label) serta simbol-simbol yang melekat yang biasa menghiasi diri.
25
Dengan memakai pakaian ihram berarti menanggalkan semua
perbedaan serta menghapus segala keangkuhan yang ditimbulkan dari
status sosial. Dalam keadaan demikianlah seorang hamba menghadap
Tuhan pada saat kematiannya. Sebab ibadah haji adalah simbol dari
kematian. Haji adalah simbol kepulangan manusia menuju Zat Yang Maha
Mutlak yang tidak memiliki keterbatasan. Dan pada saat kematian tiba,
tidak ada yang bisa dibanggakan sebagai bekal menuju Tuhan, kecuali
iman dan amal shaleh. (Madjid, 1997: 12).
Pakaian ihram yang berwarna putih (bersih) adalah mengajarkan
kepada umat manusia untuk mengubur pandangan yang mengukur
keunggulan manusia dari kedudukan, pangkat, status sosial, dan keturunan.
Pakaian ihram adalah simbol egalitarianisme bahwa manusia tidak
dipandang dari pangkat, kedudukan dan superioritas lainnya, melainkan
dilihat dari tingkat ketakwaannya. (Q.S. Al-Hujurat [49]: 13)
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
26
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Dengan memakai pakaian ihram yang berwarna putih yang berarti
suci, maka harus berniat dengan sungguh-sungguh untuk memakai pakaian
kejujuran, kerendahan hati, kesucian jiwa, dan keikhlasan hanya karena
Allah. Menurut Ali Shariati, ketika di Miqat berperanlah sebagai manusia
yang sesungguhnya, tanggalkan pakaian yang berbentuk (a) serigala (yang
melambangkan kekejaman dan penindasan); (b) tikus yang melambangkan
(kelicikan); (c) anjing (yang melambangkan tipu daya); (d) domba (yang
melambangkan penghampaan). (Shariati, 1995: 8).
Setelah mengenakan pakaian ihram, maka sejumlah laranganpun harus
diindahkan, tidak menyakiti binatang, membunuh, menumpakan darah, dan
mencabut pepohonan. Dengan demikian, manusia harus berfungsi untuk
memelihara makhluk-makhluk Tuhan. Dilarang juga memakai wangi-
wangian, bercumbu, menikah dan berhias, karena manusia bukan materi
semata-mata.
Dan hiasan yang dinilai Tuhan adalah hiasan Ruhani. Tinggalkan
semua yang dilarang dan yang menghalangi untuk mengingat kepada
Allah. Dalam keadaan demikianlah sambil mengucapkan talbiyah
“Labbaika Allahumma labbaik labbaik la syarikalah innal hamda
27
wannikmata laka wal mulk” (Shihab, 1999: 336).
“Ketika engkau mengelilingi Ka‟bah (thawaf), apakah engkau sudah
memandangi keindahan nonmateriil Tuhan di tempat-Nya yang suci?”
“Tidak.” “Berarti engkau tidak mengelilingi Ka‟bah.”
Thawaf adalah mengelilingi Ka‟bah yang berputar dengan berlawanan
arah jarum jam. Ka‟bah yang menghadap ke segala arah melambangkan
universitalitas dan kemutlakan Tuhan; suatu sifat Tuhan yang tidak
berpihak tetapi merahmati seluruh alam (QS. Al-Anbiya: [21]: 107).
Artinya: “dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam”
Thawaf pada hakikatnya menirukan gerakan seluruh alam raya.
Thawaf yang dilakukan seluruh alam raya ini merupakan pertanda bahwa
semua mahluk harus tunduk kepada sang Khalik. Dan ternyata, seluruh
jagad raya ini juga melakukan thawaf. Misalnya, bulan thawaf mengelilingi
bumi, bumi juga thawaf mengelilingi matahari. (Madjid, 1997: 8).
Thawaf mengandung makna bahwa manusia harus menjadikannya
titik orientasinya semata-mata hanya kepada Allah dalam setiap gerak dan
langkahnya. Sebagaimana bumi berputar pada porosnya. Ketika thawaf
harus ada dalam kesadaran, bahwa kita bagian dari seluruh jagad raya yang
28
selalu tunduk dan patuh kepada Allah. Sekaligus gambaran akan larut dan
leburnya manusia dalam hadirat Ilahi (al-fana‟fi Allah). Jadi ke-aku-annya
akan lebur dalam ke-Maha Agung-anTuhan. Ketika melakukan thawaf,
pandanglah keindahan non materiil Tuhan di “tempat-Nya” yang suci.
(Shihab, 1999: 336).
Seperti kesakasian Ibrahim, bahwa shalat, ibadah, hidup, dan matinya
semata-mata hanya untuk Allah (QS. Al-An‟am: [6]: (162-163)).
Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu
bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku
adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”
Kesadaran manusia sebagai hamba ini menuntut sebuah pengakuan
dan ketegasan sikap, bahwa hanya Allah sebagai satu-satunya yang paling
berhak untuk menerima ketundukan dan penyerahan diri. Manusia bila
sudah mampu mengorientasikan segala apa yang ada pada dirinya hanya
kepada Tuhan, sebagai konsekuensi dari kehambaannya, maka dirinya akan
menjadi manusia yang merdeka. Mampu keluar dari hegemoni kepentingan
hawa nafsu yang cenderung menjauhkan diri dari menuju Tuhan.
29
“Ketika engkau singgah di Arafah, apakah engkau telah sejenak untuk
musyahadah kepada Tuhan?” “Tidak”. “ Berarti engkau tidak singgah di
arafah.” Ketika menginjakkan kaki di Arafah, singgahlah sejenak untuk
musyahadah (bersaksi) kepada Tuhan. Arafah adalah padang yang sangat
luas dan gersang, di tempat inilah seluruh jama‟ah haji harus wukuf
(berhenti) sampai terbenamnya matahari. Karena wukuf di Arafah
termasuk salah satu rukun haji.
Secara harfiyah, wukuf berarti istirahat, selama wukuf di Arafah,
manusia mestinya mengistirahatkan tenaga dan pikirannya dari aktivitas
duniawi dengan melakukan kontemplasi ber-tafakkur kepada Allah. Di
Padang Arafah inilah semua jamaah haji berkumpul dan tidak ada
diskriminasi baik yang kaya, miskin, pejabat, rakyat jelata, tanpa
membedakan status jabatan dan status sosialnya. Mereka semua sama di
hadapan Allah dan yang membedakan adalah ketaqwaannya. (Shihab,
1999: 337).
Rasulullah Saw. Dalam salah satu khutbahnya bersabda:”al-Hajju
Arafah,” artinya orang yang beribadah haji harus kumpul (wukuf) di
Arafah. Sehingga tidak sah haji bagi orang yang tidak wukuf di Arafah.
Dan melalui hadis tersebut, Nabi Saw betul-betul menegaskan agungnya
nilai persamaan manusia dan mengajak umatnya untuk menjunjung tinggi
30
hak-hak asasi manusia.
Jika thawaf bergerak atau berputar mengelilingi Ka‟bah, maka setelah
kehidupan yang diwarnai dengan gerakan, ada suatu saat gerakan itu akan
berhenti. Semua manusia nantinya akan berhenti bergerak setelah
mengalami kematian. Jantungnya akan berhenti berdetak, matanya akan
berhenti berkedip, kaki dan tangannya akan berhenti melangkah dan
berkeliat.
Thawaf dan sa‟i, keduanya bermuatan filosofis. Thawaf berputar-putar
mengelilingi Ka‟bah, sedangkan sa‟i berjalan lurus. Pada tanggal 9
Dzulhijjah Allah menyatukan antara thawaf dengan sa‟i di satu titik. Pada
hari itu semua jamaah haji berkumpul di satu titik untuk melakukan wukuf
di Arafah, semua harus sudah dalam kondisi ma‟rifah. Ketika berada di
titik ma‟rifah, laksanakan sekedar kewajibanmu, dan berikanlah
kesempatan kepada Tuhan untuk bicara.
Bagi tamu-tamu Allah yang diperkenankan bertemu dengan-Nya,
maka akan menerima pesan-pesan Tuhan berupa ilham-Nya ke dalam hati;
“ubahlah gaya hidupmu, gantilah cara hidupmu yang destruktif menjadi
konstruktif”. Inilah yang disebut hidayah, hanya dengan menemukkan
hidayah, kehendaknya akan senantiasa searah dengan kehendak Allah.
(Zuhri, 2005: 117).
31
Dan berdo‟alah kepada Allah dengan mengakui kesalahan dan segala
dosa-dosa yang pernah kita lakukan:
“Tuhanku, telah lama aku mengabaikan-Mu. Telah lama aku tulikan
telingaku untuk mendengarkan seruan-Mu. Aku pusatkan perhatian hanya
pada ambisiku. Hatiku dipenuhi kedengkian dan kebengisan. Tanganku
berlumuran darah orang-orang yang aku dzalimi. Tubuhku sudah penuh
dibalut lumpur kebusukan. Ampunilah semua dosa yang pernah kulakukan.
Semua kejelekan yang pernah aku rahasiakan. Bangunkan aku dari
ketergelinciranku. Peganglah tanganku, kuatkan kakiku, sehingga walau
bertatih-tatih, aku tetap berjalan menuju ridla-Mu. Bantulah aku
menundukkan kehendakku pada kehendak-Mu, segarkan jiwaku dengan
siraman cinta-Mu. Tuhanku sesunggunya kasih sayang-Mu lebih luas dari
dosa-dosaku, sekiranya dosa-dosaku di hadapan-Mu sangat besar, kasih
sayang-Mu jauh lebih besar dari dosa-dosaku. Jika aku tidak layak untuk
bisa menggapai kasih sayang-Mu, kasih sayang-Mu lebih layak untuk
memenuhi dan meliputiku, karena kasih sayang-Mu meliputi segala suatu
wahai Yang paling Pengasih dari segala yang mengasihi”. (Rakhmat,
1997: 187-188).
Arafah itu sendiri bermakna pengakuan, pengenalan. Ketika di Arafah
seorang hamba seharusnya menemukan ma‟rifah pengetahuan sejati
tentang jati dirinya, akhir perjalanannya, menyadari keagungan Tuhan,
32
menyadari kesalahan-kesalahannya, dan bertekad untuk tidak
mengulanginya. Kesadaran-kesadaran itulah yang mengantarkan untuk
menjadi arif (sadar) dan mengetahui.
Kesadaran yang demikian, oleh Ibnu Sina akan membentuk manusia
yang arif. Yakni manusia yang mampu memberikan kesejukan, kecintaan,
kebenaran dan keadilan kepada umat manusia. Kualitas individu yang
demikian, akan mampu melihat dan mempersepsikan bahwa yang baik
sebagai kebaikan, yang benar sebagai kebenaran, yang jelek sebagai
kejelekan dan yang salah sebagai kesalahan. Hatinya selalu gembira, dan
semua makluk dipandangnya sama (karena memang semuanya sama,
sama-sama membutuhkan-Nya). Ia tidak akan mencari-cari dan mengintip-
intip kelemahan, kejelekan dan kesalahan orang lain. Karena jiwanya selalu
diliputi oleh rahmat dan kasih sayang. (Shihab, 1999: 337).
Arafah merupakan refleksi pusaran hidup manusia yang
menyimbolkan bahwa manusia kelak akan dikumpulkan di Padang
Mahsyar (Q.S. al-An‟am [6]:51) untuk mempertanggungjawabkan seluruh
amalnya selama di dunia.
33
Artinya: “dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada
orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari
kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi
syafa>atpun selain daripada Allah, agar mereka bertakwa”
Padang Mahsyar adalah sebuah padang yang sangat panas dan
menyengat, di mana manusia ditimpa perasaan resah dan gelisah, karena
akan ditimbang kadar amal perbuatannya. Bagi orang yang timbangan
amalnya buruk, mereka berharap bisa hidup kembali ke dunia untuk
bersedekah dan beramal shaleh (QS. Al-Mukminun[23]: 99 - 106).
Artinya: “(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila
datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: «Ya
Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia)﴿﴾Barangsiapa yang berat
timbangan (kebaikan)nya, Maka mereka Itulah orang-orang yang dapat
34
keberuntungan. ﴿﴾ dan Barangsiapa yang ringan timbangannya, Maka
mereka Itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal
di dalam neraka Jahannam. ﴿﴾ muka mereka dibakar api neraka, dan
mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. ﴿﴾ mereka berkata: «Ya
Tuhan Kami, Kami telah dikuasai oleh kejahatan Kami, dan adalah Kami
orang-orang yang sesat”
“Ketika engkau pergi ke Muzdalifah dan mencapai keinginanmu,
apakah engkau sudah meniadakan semua hawa nafsumu?” “Tidak.”
“Berarti engkau tidak pernah pernah ke Muzdalifah.” Saat di Muzdalifah
redamlah semua hawa nafsumu. Akuilah segala kesalahan dan
mendekatkan diri kepada Allah. Kemudian mengumpulkan senjata untuk
menghadapi musuh utama manusia yaitu setan.
“Saat engkau datang ke Mina, apakah semua keinginanmu sirna?”
“Tidak.” „Berarti engkau belum pernah mengunjungi Mina.” Saat di Mina
lemparkan semuapikiran-pikiran kotor yang menyertai, segala nafsu
badani, dan semua perbuatan tercela. Mina dalam bahasa Arab berarti cita-
cita. Artinya, untuk menggapai cita-cita luhur dan derajat yang tinggi di
sisi-Nya, manusia harus mampu mengendalikan hawa nafsunya agar
tunduk dan patuh hanya kepada Allah.
“Kemudian ketika engkau melempar jumrah, apakah engkau telah
melemparkan pikiran-pikiran hawa nafsu yang menyertaimu?” “Tidak.”
35
“Berarti engkau belum melempar jumrah”. Lemparkan semua pikiran-
pikiran kotor dan segala nafsu badani, kerendahan dan kekejian dan
perbuatan tercela lainnya. Melempar jumrah merupakan lambang
perlawanan manusia melawan terhadap penindasan dan kebiadaban.
Di Mina manusia harus dapat membebaskan dirinya dari setiap
perbudakan, membuang ketamakan, dan mengalahkan sifat kebinatangan.
Ada tiga berhala yang harus dilawannya, yaitu: berhala yang ada di Jumrah
Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah. Ketiga berhala itu
melambangkan kekuatan-kekuatan setan yang setiap saat dapat
menyerangnya. Adapun berhala yang pertama yang harus diserang adalah
Fir‟aun yang melambangkan (penindasan), Qarun (Kroesus) adalah
lambang (kapitalisme) dan Bal‟am adalah lambang (kemunafikan).
(Shariati, 1995: 124).
“Ketika engkau sampai di tempat penyembelihan dan melakukan
kurban, apakah engkau telah mengurbankan segala hawa nafsumu?”
“Tidak.” “Berarti engkau tidak berkurban.” Saat menyembelih kurban
sebagai simbolisasi jihad akbar, maka sembelihlah segala hawa nafsumu.
Niatkan untuk menyembelih “nafsu kebinatangan” yang ada dalam diri.
Sifat egoisme, dehumanisme, sifat kerakusan, keserakahan, ketamakan dan
sifat-sifat buruk lainnya yang merupakan kumpulan sifat-sifat kebinatangan
yang bersemayam di dalam diri.
36
Menyembelih hawa nafsu berarti kembali berpihak kepada hati nurani
yang diterangi cahaya keilahian. Sebab hawa nafsu merupakan pangkal
lahirnya segala bentuk kesesatan dan kedhaliman (QS. Yusuf [12]: 53).
Artinya: “dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu
yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyanyang”
Dengan menundukkan hawa nafsu berarti menyadarkan kita akan
keberpihakan kepada hati yang diterangi cahaya Ilahi. Dengan kesadaran
demikian , orientasi hidup manusia akan selalu berpihak kepada kebenaran,
keadilan dan kemanusiaan yang didasarkan pada semangat keikhlasan.
(Gusmian, 2006: 128).
2. Keuangan Haji
Dalam undang-undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang pengelola
keuangan haji, disebutkan bahwa keuangan haji adalah semua hak dan
kewajiban pemerintah yang dapat dinilai dengan uang terkait dengan
penyelenggaraan ibadah haji serta semua kekayaan dalam bentuk uang atau
barang yang dapat dinilai denga uang sebagai akibat pelaksanaan hak dan
37
kewajiban tersebut, baik yang bersumber dari Jemaah haji maupun sumber
lain yang sah dan tidak mengikat.
Selanjutnya ketentuan keuangan haji diuraikan dalam pasal-pasal
berikutnya, bahwa pengelolaan keuangan haji berlandaskan prinsip syariah,
kehati-hatian, manfaat, nirlaba, transparan dan akuntabel. Adapun tujuan
pengelolaan keuanga haji ialah meningkatkan kualitas penyelenggaran ibadah
haji, rasionalitas dan efisiensi penggunaan BPKH, serta kemaslahatan bagi
umat Islam.
Dalam undang-undang Nomor 34 Tahun 2014 mencakup tentang ruang
lingkup keuangan haji dan Badan Pengelola Keuangan Haji.
Badan Pengelola Keuangan Haji adalah lembaga keuangan di Indonesia
dengan prinsip Islam yang tidak hanya mencari keuntungan, lembaga negara
ini dimungkinkan akan mendaptkan laba hasil usaha atau surplus dalam
menjalankan kegiatan usahanya dalam bentuk sisa hasil usaha sesuai prinsip
Islam yaitu bagi hasil (mudharabah), margin, fee, dan/atau nilai tambahan dari
pengelolaan maupun pengembangan serta hajinya.
Untuk melaksanakan tugasnya, BPKH didukung oleh organisasi
professional, aman, amanah dan akuntabel untuk pengelolaan kelembagaan.
Maka dari itu, sistem susunan organisasi mengikuti peraturan perundangan
yang berlaku atau mengikuti pola dewan dua tingkat (two board system) yang
terdiri dari pengawasan dan pelaksanaan yang dianggap sesuai dengan yang
38
dibutuhkan lembaga pengelola keuangan haji.
3. Keuangan Negara
Keuangan negara diatur dalam Undang-undang Nomor l7 tahun 2003.
Dalam penjelasannya, butir 3 disebutkan bahwa semua hak dan kewajiban
negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Keuangan negara meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a. Hak negara untuk memungut pajak mengeluarkan pajak, mengeluarkan
dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman.
b. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum
pemerintah negara dan membayar tagihan pihak ketiga.
c. Penerimaan negara
d. Pengeluaran negara
e. Penerimaan daerah
f. Pengeluaran daerah
g. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak
lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang
dapat di nilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada
perusahaan negara/perusahaan negara.
39
h. Kekayaan pihak lain yang dkuasai oleh pemerintah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintah dan atau kepentingan umum.
i. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang
diberikan pemerintah.
Dari segi pengertiannya keuangan negara meliputi hak negara dan
kewajiban negara, bila dilihat dari segi pihak yang mengelolanya, keuangan
negara dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu, yang pengelolaanya
dipisahkan dan yang dikelola langsung oleh negara.
Keuangan negara yang pengelolaannya dipisahkan adalah keuangan
negara yang pengelolaannya diserahkan kepada badan-badan usaha milik
negara dan lembaga-lembaga keuangan milik negara. Di posisi inilah Badan
Pengelola Keuangan Haji bersifat memberi pelayanan kepada masyarakat.
Pendekatan dari undang-undang keuangan negara yang digunakan dalam
merumuskan pengertian pengelolaan keuangan haji sebagi berikut:
a. Objek, pengelolaan keuangan haji meliputi semua hak dan kewajiban
negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan
dalam bidang fiscal, moneter, dan pengelolaan kekayaan negara, serta
segala sesuatu, baik yang berupa uang maupun barang yang dapat
dijadikan milik negara yang berkaitan dengan pengelolaan hak dan
kewajiban keuangan haji.
40
b. Subjek, pengelolaan keuangan haji meliputi seluruh objek sebagaimana
tersebut di atas yang memiliki Badan Pengelola Keuanagn Haji.
c. Proses, pengelolaan keuangan haji mencakup seluruh kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan objek keuanagan haji dari perumusan
kebijakan, pengambilan keputusan sampai dengan pertanggungjawaban.
d. Tujuan, pengelolaan keuangan haji meliputi seluruh kebijakan, keuangan,
dan hubungan hukum yang berhubungan dengan pemilikan dan/atau
penguasaan objek sebagaimana di atas dalam rangka memberikan nilai
tambah dan rasionalisasi biaya bagi kemaslahatan Jemaah haji serta umat
Islam secara kafah.
Secara nasional sistem informasi keuangan ialah wadah bagi pemerintah
untuk mengolah, menyajikan dan mempublikasikan informasi dan laporan
pengelolaan keuangan baik di daerah maupun di pusat sebagai wadah
penunjang tercapainya tata pemerintahan yang baik secara transparan dan
akuntabel.
Kunci utama keberhasilan pemerintah dalam menyajikan keuangan bagi
masyarakat agar kepercayaan masyarakat terhadapat transparansi dan
akuntabilitas pemerintah bisa bertahan diperlukan pengelolaan yang efektif
dan tepat sasaran.
Maka pemerintah, dalam pengelolaan keuangan agar transparan kepada
publik sehingga rakyat mengetahui bahwa dalam pengelolaan keuangan,
41
bukan untuk kepentingan pemerintah saja yang terpenuhi akan tetapi
kepentingan rakyat juga harus ditingkatkan, termasuk pengelolaan keuangan
haji.
4. Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
a. Sejarah Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
Terbitnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999 mengenai
Penyelenggaraan Haji mempunyai nilai historis yang tinggi. Di samping
karena setelah Indonesia merdeka selama 54 tahun, baru memiliki
landasan yang kokoh. Lahirnya Undang-Undang tersebut pada
hakikatnya merupakan buah perjuangan bangsa, khususnya umat Islam
untuk memiliki suatu peraturan bersama (social contract) yang bersifat
permanent sistem, sebagai landasanbersama masyarakat, untuk
melakukan peningkatan mutu pelayanan dan perlindungan, di samping
pembinaan bagi setiap warga negara yang melaksanakan ibadah haji
dalam kaitannya dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan
teknologi.
Aspek perlindungan terhadap jamaah haji lebih jelas arah dan
tujuannya sejak lahirnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999
mengenai Penyelenggaraan Ibadah Haji. Dalam Undang-Undang Nomor
17 Tahun 1999 yang menjadi landasan kebijakan nasional
penyelenggaraan haji dinyatakan bahwa penyelenggaraan ibadah haji
42
bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan
yang sebaik-baiknya melalui sistem dan kepengurusan penyelenggaraan
yang baik, agar perlaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman,
tertib, lancar dan nyaman sesuai dengan tuntutan agama, serta jamaah
haji dapat melaksanakan ibadah secara mandiri sehingga memperoleh
haji mabrur.
Aspek positif lainnya dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999
adalah keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan ibadah haji yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem dan pengurusan
penyelenggaraan ibadah haji. Undang-Undang Penyelenggaraan Ibadah
Haji menepis anggapan bahwa pemerintah ingin memonopoli
penyelenggaraan Ibadah Haji. Walau pun pemerintah tetap melakukan
peranannya dalam rangka perlindungan jamaah.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999, sistem
penyelenggaraan haji terdiri dari sub-sub sistem, yaitu Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), pendaftaran, pembinaan,
kesehatan, keimigrasian, pengangkutan, akomodasi, penyelenggaraan
ibadah haji khusus, dan umrah. Penyelenggaraan haji sesuai dengan
tuntutan undang-undang juga mengacu kepada prinsip-prinsip
pengurusan modern, yang meliputi pengaturan, pengorganisasian,
perlaksanaan dan pengawalan (Noor, 1989: 16).
43
Pengurusan penyelenggaraan haji secara terus menerus
disempurnakan sesuai dengan tuntutan keperluan di lapangan dan aspirasi
yang berkembang di masyarakat yang menghendaki pengelolaan yang
lebih baik. Sehingga pengurusan haji dapat mendukung sistem
penyelenggaraan haji antara lain melalui penetapan prosedur kerja dan
standard pelayanan yang berlaku secara universal.
b. Pengertian Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
Menurut Peraturan Presiden (Perpres) nomor: 110 Tahun 2017
tentang badan pengelola keuangan haji (BPKH). BPKH merupakan
badan hukum publik berdasarkan Undang-undang nomor 34 tahun 2014
tentang pengelolaan keuangan haji. BPKH sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui
Menteri (yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang agama).
c. Proses Penyusunan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
1) Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI Menyusun
Detail Kebutuhan Pembiayaan Haji (Draft BPKH).
2) Draft BPKH dipaparkan dalam rapat terbatas internal Kementerian
Agama.
3) Pemerintah Membentuk Kelompok Kerja Internal Kementerian
Agama (POKJA) untuk mendetailkan draft BPKH agar berkesesuaian
dengan kondisi pasar saat ini.
44
4) POKJA BPKH mengajukan RDP ke DPR (Komisi VII), dimulailah
proses pembahasan antara Pemerintah dengan DPR-RI yang
melibatkan seluruh stakeholder terkait.
5) DPR-RI membentuk tim ahli (ekonom, transportasi, dsb) untuk
memberikan masukan atas Draft BPKH yang diajukan Pemerintah.
6) Proses Pembahasan BPKH dinyatakaan selesai jika pihak Pemerintah,
DPR-RI dan Tim Ahli telah sepakat atas BPKH yang diusulkan.
7) Usulan BPKH yang telah disepakati seluruh pihak dinyatakan dalam
Keputusan Bersama untuk diajukan kepada Presiden sebagai Dasar
Penetapan Keppres BPKH.
8) Setelah Keppres BPKH ditangatangani dan diumumkan, minimal satu
minggu setelahnya pelaksanaan pelunasan (tahap 1) dimulai, dan
nama-nama calon jamaah haji diumumkan.
d. Data Besaran BPKH Selama 10 Tahun Terakhir
Besarnya BPKH bervariasi setiap tahunnya sesuai dengan fluktuasi nilai
tukar valuta asing dan kondisi perekonomian.
Tabel 2.1 Besaran BPKH Selama 10 Tahun Terakhir
Tahun BPKH*) Dasar Penetapan Keterangan
2006 2.868 USD Keppres No. 70/2006
2007 2.934 USD Keppres No. 20/2007
2008 3.388 USD Keppres No. 53/2008
45
2009 3.423 USD Keppres No. 41/2009
Kurs Jual
BI
berjalan**)
2010 3.342 USD Keppres No. 51/2010
2011 3.533 USD Keppres No. 51/2011
2012 3.612 USD Keppres No. 81/2012
2013 3.528 USD Keppres No. 31/2013
2014 3.216 USD Keppres No. 49/2014
2015 2.717 USD Keppres No. 64/2015
2016 Rp 34.641.000,- Keppres No. 21/2016 Kurs
Rupiah***)
Sumber: www.haji.kemenag.go.id
Keterangan:
*) Nilai rata-rata pembayaran BPKH.
**) Sebelum 2015, Penetapan nilai pembayaran BPKH dalam rupiah
menunggu kurs jual BI berjalan yang setiap harinya keluar pada
pukul 10.00 Wib. Jadi pelunasan BPKH fluktuatif tergantung hari
pembayaran.
***) 2016, Nilai Pembayaran BPKH dalam rupiah sudah ditetapkan dalam
Keppres No. 21/2016. Jamaah haji yang berhak melunasi membayar
dengan nilai kurs rupiah yang sama.
5. Tabung Haji (TH)
a. Sejarah Tabung Haji (TH)
Tabung haji merupakan lembaga keuangan Islam pertama di mana
46
pendiriannya terkait dengan rendahnya keterlibatan Muslim Malaysia
dalam sistem perbankan negara ketika itu. Kondisi ini disebabkan oleh
keyakinan Muslim bahwa Islam melarang perniagaan yang berunsur riba.
Mereka berkeinginan untuk menunaikan ibadah haji mesti dari hasil usaha
yang halal dan benar-benar suci dari riba. Masyarakat Muslim Malaysia
melakukan simpanan atau tabungan yang bersifat primitif hanya dengan
tujuan untuk menunaikan ibadah haji. Ada di antara mereka yang
menyimpan uang di bawah bantal, atau dalam kaleng tabungan yang
memiliki resiko kecurian, rusak dan sebagainya. Pada dasarnya simpanan
untuk tujuan haji masyarakat Muslim ini bersifat idle.
Setelah melakukan penelitian tentang ekonomi luar Bandar pada
tahun 50-an, Ungku Aziz menemukan masyarakat Muslim menyimpan
uang hanya untuk tujuan menunaikan ibadah haji. Tahun 1959, Ungku
Aziz mengajukan momerandum kepada kerajaan (pemerintah) yang
memandang perlu pendirian sebuah institusi atau lembaga keuangan untuk
mengelola sumber-sumber tabung haji tersebut tanpa berdasarkan riba tapi
dengan cara investasi-investasi yang tidak bertentangan dengan syariat
Islam serta boleh memberi return yang pas kepada mereka. Menurut
Ungku Aziz, kalau pemerintah menyetujui pendirian lembaga ini, maka
bukan umat Islam saja yang diuntungkan, tapi juga untuk pembangunan
negara.
47
Dalam momerendum tahun 1969, Ungku Aziz menyampaikan bahwa
satu-satunya motif utama orang Melayu menabung di Malaya adalah
untuk menunaikan ibadah haji. Motif ini perlu dibantu dengan membuat
institusi baru, di mana institusi ini tidak hanya untuk menolong mereka
dengan mudah dan nyaman untuk menunaikan ibadah haji dengan waktu
yang singkat dan dana yang efisien, tapi juga mampu menggalakkan
ekonomi negara dan ekonomi luar bandar (kampung).
b. Pengertian Tabung Haji (TH)
Tabung Haji atau Lembaga Tabung Haji adalah dewan dana jemaah
haji Malaysia. Tabung haji sebelumnya dikenal sebagai Lembaga Urusan
dan Tabung Haji (LUTH). Kantor utamanya berlokasi di Jalan Tun Razak,
Kuala Lumpur. Tabung Haji menyediakan fasilitas tabungan untuk jamaah
yang akan pergi ke Makkah melalui investasi di kendaraan syariah.
c. Pelayanan Haji Tabung Haji (TH)
1) Memberikan bimbingan persiapan haji selama enam bulan (15
pertemuan)
2) Menyewakan pemondokan yang lebih nyaman dan dekat dengan
Masjidil Haram
3) Mendirikan rumah sakit di Makkah dan Madinah serta pusat kesahatan
di Arafah dan Mina.
4) Melarang sebagian petugasnya turut melaksanakan ibadah haji.
48
5) Mengelola pengaturan pesawat udara, akomodasi, keamanan dan
jaminan kesehatan.
d. Bisnis dan Investasi
1) Mensubsidi agar ongkos haji lebih murah dengan standar onh plus.
2) Pengembangan dana TABUNGAN HAJI menggunakan pendekatan
bisnis.
3) Saat krisis keuangan dunia 1998. Turut mengucurkan bali-out ke
sejumlah perusahaan agar tidak bangkrut.
4) Menjadi institusi keuangan non-bank berbasis syariah terbesar di dunia
5) Memiliki saham di Bank Islam Malaysia dan berinvestasi di bidang
Teknologi, Perkebunan, Real Estate, Konstruksi, dan Pasar Modal.
6. Perbedaan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dengan Tabung
Haji (TH)
Terdapat persamaan dan perbedaan diantara Badan Pengelola Keuangan
Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH). Keduanya tidak dapat dikatakan duplikat
namun tidak juga dapat dibilang berbeda secara keseluruhan. Badan Pengelola
Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH) memiliki persamaan yaitu
seluruh investasi dilakukan melalui sistem Syariah.
Tabel 2.2 Perbedaan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
dengan Tabung Haji (TH)
Indonesia Malaysia
49
Pengelola Dana Haji Badan Pengelola
Keuangan Haji
Lembaga Tabung Haji
Pengembangan
(Investasi)
Deposito berjangka
syariah Rp 54,6
triliun
Surat berharga
syariah negara Rp
35,7 triliun
Surat utang negara
Rp 0,13 triliun
Properti Rp 24 triliun
Simpanan Rp 19,8 triliun
Investasi luar negeri Rp
17,8 triliun
Perkebunan, konsesi dan
equipment Rp 11 triliun
*Belum termasuk investasi
di bidang perbankan, ICT,
dan perikanan
Manfaat Bagi hasil dari surat
berharga dan deposito
Keuntungan investasi Rp
8 triliun per tahun
Subsidi ongkos haji
Penetapan Kebijakan Pembahasan Parlemen Diputuskan Kerajaan
Penyelenggaraan Birokrasi (Kementerian
Agama)
Komersil (Tabung Haji)
Bagi Hasil Pengelolaan
Dana Haji (yang
diterima Jamaah)
0% 6%
Sumber: m.katadata.co.id, Kemenag, Tabung Haji, Utusan Malayia, dan Bank Sentral (BI dan
50
BNM).
7. Performa atau Kinerja Suatu Portofolio
Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset,
baik berupa aset rill maupun aset finansial yang dimiliki oleh investor. Dalam
pembentukan portofolio, investor selalu ingin memaksimalkan return yang
diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau
mencari portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return
tertentu. Karakteristik portofolio seperti ini disebut sebagai portofolio yang
efisien (Tandelilin : 2010, 157).
Sedangkan, portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang
investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio
efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang
sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap return maupun
terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya.
Pendekatan yang umumnya digunakan dalam membentuk dan mengelola
portofolio adalah dengan pendekatan Markowitz. Teorinya yang dikenal
dengan teori diversifikasi, maka investasi dapat meminimumkan risiko yang
ada. Portofolio model ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan
utamanya adalah portofolio mudah dibentuk agar sesuai dengan karakteristik
investasi yang diinginkan dan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan
kelemahan utamanya adalah portofolio ini hanya berguna dalam
51
meminimumkan risiko dan mempertahankan nilai investasi secara nominal
dan tidak secara riil. Artinya, daya beli dari uang yang diinvestasikan belum
tentu sama setelah jangka waktu tertentu.
Pengukuran kinerja portofolio menjadi sangat penting karena selama ini
kebanyakan investor hanya mendasarkan keberhasilan portofolio mereka pada
hasil tingkat imbal hasil (return), tanpa memperhatikan risiko yang mereka
ambil untuk mendapatkan tingkat return tersebut. Tanpa mengevaluasi hasil
risiko yang disesuaikan, seorang investor kemungkinan besar tidak akan
melihat seluruh gambaran investasi, yang mungkin secara tidak sengaja
menyebabkan keputusan investasi yang suram.
Kerangka berpikir untuk menilai kinerja portofolio antara lain adalah:
a. Tingkat Risiko, Didalam mengavaluasi kinerja portofolio harus
diperhatikan apakah return yang diperoleh sudah cukup memadai menutup
risiko yang ditanggung (risk adjusted).
b. Periode Waktu. Beberapa portofolio yang sama tingkat return dan
risikonya akan dinilai berbeda apabaila waktu yang diperlukan juga
berbeda.
c. Benchmark yang Sesuai, yaitu patokan (benchmark) yang digunakan
untiuk menilai kinerja portofolio adalah portofolio yang sebanding.
52
d. Tujuan Invesatasi. Tujuan yang berbeda akan mengakibatkan penilaian
terhadap kinerja portofolio menjadi berbeda pula
Menghitung return yang diharapkan portofolio digunakan rumus:
Keterangan :
Rp = Return yang diharapkan portofolio
Wi = Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i
Ri = Return investasi yang diharapkan dari saham i
Sedangkan untuk menghitung risiko dari portofolio aset berisiko dapat
digunakan persamaan sebagai berikut :
pW1
2+
W22
2 (W1 W2 )
Keterangan :
p= Varian portofolio
W1 = Proporsi investasi pada saham 1
W2 = Proporsi investasi pada saham 2
= Standar deviasi saham 1
= Standar deviasi saham 2
= Koefisien korelasi saham 1 dan 2
8. Risiko
Risiko dapat diartikan sebagai suatu ketidakpastian (volatilitas) dari hasil
53
yang didapatkan, dimana hasil tersebut dapat mencerminkan nilai dari suatu
aset, ekuitas, atau pendapatan. Perusahaan mempunyai beberapa tipe risiko,
dimana risiko tersebut dapat diklasifikasikan menjadi lebih luas sebagai risiko
bisnis (business risk) dan risiko finansial (financial risk).
9. Return
a. Pengertian Return
Salah satu tujuan investor berinvestasi adalah untuk mendapatkan
return. Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu
investasi, tentunya investor tidak akan melakukan investasi. Jadi semua
investasi mempunyai tujuan utama mendapatkan return (Ang, 1997: 202).
b. Jenis-jenis Return
Menurut Jogiyanto (2009: 199), return saham dapat dibagi menjadi dua
yaitu:
1) Return realisasian
Return realisasian merupakan return yang telah terjadi yang dihitung
berdasarkan data historis.
2) Return ekspektasian
Return ekspektasian adalah return yang diharapkan akan diperoleh
oleh investor dimasa mendatang.
c. Komponen Return
Menurut Tandelilin (2001: 48), return saham terdiri dari dua komponen,
54
yaitu:
1) Capital gain (loss)
Capital gain (loss) yaitu kenaikan (penurunan) harga suatu saham
yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor.
2) Yield
Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau
pendapatan yang diperoleh secara periodic dari suatu investasi saham.
10. Teori HAHSLM
Kaffah Thinking adalah berfikir holistic dengan metode Islam berupa
akar kata dari Islam yaitu sinlamim (Roikhan, 2009). Berfikir kaffah
bermakna bahwa sebuah sistem yang menyeluruh pastilah bernilai Islam ,
sehingga sebuah system yang kaffah akan terdiri dari tiga bagian utama,
yaitu Tuhan, Alam dan Ibadah. Tiga variable ini bermetamorfosis sesuai
dengan konteks dari topic yang yang sedang difokuskan. Tetapi dasar
pemikiran atau sub sistem yang utuh haruslah terdiri dari 3 hal (Roikhan,
2016). sebagai berikut:
Definisi Teori H dari kata Hahslm menurut Roikhan (2015) adalah:
a. Secara sempit Teori H diartikan sebagai teori pola dasar tiga dominan
dengan konteks tertentu dalam lima dimensi susunan invarian.
b. Secara luas untuk penggunaan paling umum Teori H dapat diartikan
sebagai teori konsep dasar pola penciptaan dengan hubungan tertentu.
55
H berasal dari rumus Hahslm, quran surat Hijr, juga singkatan dari
Huda atau Hidup.
Sedangkan makna teori H antara lain:
a. Sebuah himpunan utuh / sistem menyeluruh / bagian terintegrasi akan
terdiri dari 3 unsur utama yaitu primer (pencipta/intermediari),
sekunder (ciptaan/penerima), tertier (ibadah/pemancar) yang bisa
bermuatan positif atau negatif.
b. Tiga unsur tersebut akan memenuhi pernyataan bahwa sekunder di
bawah primer akan melakukan tertier. (Manusia diciptakan Tuhan
untuk ibadah).
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Kesimpulan
1 Arie
Haura
(2010)
Pengelola Dana Haji pada
Sukuk Dana Haji
Indonesia (SDHI)
Pengelola dana haji pada sukuk dana
haji Indonesia adalah untuk
pembiayaan defisit anggaran
mengingat penggunaannya tergolong
pembiayaan secara umum.
2 Muzahidin
(2014)
Analisis SWOT dalam
Pengelolaan Keuangan
Haji
Pengelola Keuangan Haji sudah
mengalami kemajuan. Peningkatan
yang signifikan adalah adanya Badan
56
Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
sesuai Undang-undang no. 34 Tahun
2014 tentang Pengelola Keuangan
Haji
3
Abie
Ridzky
Sentani
(2017)
Analisis Pengaruh Dana
Pihak Ketiga (DPK), Non-
Performing Financing
(NPF), Inflasi, Sertifikat
Bank Indonesia Syariah
(SBIS) Dan Dana
Pengelolaan Haji Terhadap
Return On Assets (ROA)
(Studi Kasus Pada
Permatabank Syariah)
1. Secara parsial variabel internal,
variabel eksternal, dan variabel
religiusitas berupa variabel Dana
Pihak Ketiga (DPK), Inflasi,
Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS) dan Dana Pengelolaan Haji
mempunyai pengaruh signifikan
positif terhadap Return on Assets
(ROA) pada PermataBank Syariah
dan Non-Performing Financing
(NPF) mempunyai pengaruh
signifikan negatif terhadap Return
on Assets (ROA) pada PermataBank
Syariah.
2. Secara simultan variabel internal,
variabel eksternal, dan variabel
religiusitas berupa variabel Dana
Pihak Ketiga (DPK), Inflasi,
Sertifikat Bank Indonesia Syariah
57
(SBIS) dan Dana Pengelolaan Haji
mempunyai pengaruh signifikan
positif terhadap Return on Assets
(ROA) pada PermataBank Syariah
dan Non-Performing Financing
(NPF) mempunyai pengaruh
signifikan terhadap Return on Assets
(ROA) pada PermataBank Syariah.
4 Roikhan
Mochammad
Aziz
(2017)
Hahslm Theory as
Guidance of Straight Path
in Management of Hajj
and Finance
1. Haji sebagai pilar kelima Islam
tidak hanya bertujuan untuk
meningkatkan kesalehan dan nilai
spiritual para pelaku, namun juga
menyelamatkan potensi ekonomi
yang besar.
2. Pemerintah membentuk institusi
khusus dalam mengelola dana
tabungan dan wakaf masyarakat
maka akan meningkatkan maka akan
meningkatkan peran sistem
keuangan syariah, mengembangkan
instrumen investasi alternatif bagi
investor baik di dalam negeri
maupun luar negeri yang mencari
58
instrumen keuangan syariah dan
akan mendorong pertumbuhan
keuangan syariah di Indonesia
karena dana haji berpotensi memiliki
nilai manfaat yang besar jika
dikelola dengan baik dan akuntabel.
5 Mohd
Shuhaimi
Bin Haji
Ishak
(2011)
Tabung Haji as an
Islamic Financial
Institution for Sustainable
Economi Development
TH telah mengemukakan hubungan
yang kuat antara Islam melalui haji,
menjadi Muslim, dan ekonomi dan
pembangunan bangsa.
Sebagai lembaga sukses yang
fenomenal, TH telah membuktikan
bahwa ketaatan pada ajaran Islam
menjamin pembangunan ekonomi
yang berkelanjutan dan dengan
demikian menjadi teladan bagi orang
lain untuk ditiru.
6 Sulasi
Rongiyati
(2017)
Perspektif Yuridis
Pengelolaan Dana Haji
untuk Investasi
Infrastruktur.
1. UU No. 34 Tahun 2014 dan Ijtima
Ulama Komisi Fatwa MUI membuka
peluang pengelolaan dana haji untuk
ditempatkan sebagai dana investasi
langsung dan investasi lain di luar
produk perbankan, surat berharga,
59
dan emas dengan persyaratan harus
memenuhi prinsip-prinsip syariah,
penuh kehati-hatian, jelas
menghasilkan nilai manfaat, dan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Namun
pelaksanaan penempatan dana haji
untuk investasi infrastruktur masih
perlu didukung dasar hukum yang
tegas dan berkepastian hukum dalam
bentuk Peraturan Pemerintah
sebagaimana diamanatkan oleh Pasal
48 ayat (3) UU No. 34 Tahun 2014.
2. Indonesia perlu belajar dari
pengelolaan dana haji di Malaysia
yang sukses mengelola tabungan haji
dan menempatkannya dalam investasi
yang produktif.
3. BPKH selaku lembaga pengelola
dana haji perlu melakukan pemetaan
dan kajian terhadap investasi dana
haji sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
60
4. Sedangkan untuk mewujudkan
pengelolaan dana haji yang
berkepastian hukum, DPR RI melalui
Komisi terkait perlu mendorong
pemerintah untuk segera membentuk
Peraturan Pemerintah yang mengatur
penempatan dan/atau investasi
Keuangan Haji sebagai pelaksanaan
dari UU No. 34 Tahun 2017.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir adalah pola pikir yang diterapkan untuk mendapatkan
gambaran atau fokus perhatian sebuah penelitian. Penelitian ini menganalisis
performa Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH) dalam
jangka waktu lima tahun. Proksi performa Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH) dan Tabnung Haji (TH) dalam penelitian ini digambarkan oleh poin
indeks return yang dihimpun berdasarkan data bulanan yang dikeluarkan oleh
laporan keuangan Menteri Agama Indonesia dan tabung haji Malaysia. Sementara
itu, indeks return Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Indonesia dan Tabung
Haji (TH) Malaysia. Adapun poin outstanding aset dihimpun berdasarkan data
jumlah Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Indonesia dan Tabung Haji
(TH) Malaysia.
61
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
Jika data tidak normal
Jika data normal
Badan Pengelola Keuangan Haji Indonesia dan Tabung Haji Malaysia
Pengumpulan data Indeks dan
Outstanding Aset
Prospek dengan Powersim
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Outstanding Aset Badan
Pengelola Keuangan Haji
Indonesia dan
Tabung Haji Malaysia
Return Badan Pengelola
Keuangan Haji Indonesia
dan
Tabung Haji Malaysia
Uji Beda
Independent t-Test
Uji Beda
Mann Whitney U-Test
Uji Kolmgorov-Smirnov
62
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul
(Sugiyono, 2014: 159).
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang telah
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan adalah
sebagai berikut:
Hipotesi 1
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara return Badan Pengelola
Keuangan Haji Indonesia dengan Tabung Haji Malaysia
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara return Badan Pengelola Keuangan
Haji Indonesia dengan Tabung Haji Malaysia
Hipotesis 2
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan aset Badan
Pengelola Keuangan Haji Indonesia dengan Tabung Haji Malaysia serta
potensinya dimasa yang akan datang
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan aset Badan
Pengelola Keuangan Haji Indonesia dengan Tabung Haji Malaysia serta
potensinya dimasa yang akan datang
63
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menganalisis perbandingan performa portofolio Badan
Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH) menggunakan metode
return indeks dan growth dari outstanding aset portofolio Badan Pengelola
Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH). Penelitian ini menggunakan alat
bantu software SPSS dan Microsoft Excel.
Objek penelitian terbatas pada indeks return Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH) dan Tabung Haji (TH) serta pertumbuhan dari outstanding aset Badan
Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH) selama periode 2012-
2016. Dalam penelitian ini data yang digunakan bersifat kuantitatif, yaitu data
yang berupa angka dan numerik. Penelitian ini termasuk jenis penelitian empiris
dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Laporan Keuangan
Kementerian Agama Indonesia dan Laporan Keuangan Tabung Haji Malaysia.
Berdasarkan dimensi waktunya, penelitian ini termasuk dalam kelompok data
runtut waktu (time series) yaitu sekumpulan observasi dalam rentang waktu
tertentu (Fadil, 2017: 53) yaitu 2012-2016.
64
B. Metode Penentuan Sample
1. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini dilakukan dengan cara studi literatur.
Studi Literatur (Library Research) dilakukan dengan mempelajari data atau
bahan dari sumber majalah, buku teks, jurnal, paper ilmiah dan lain
sebagainya yang berhubungan dengan aspek yang diteliti untuk memperoleh
data yang valid.
2. Karakteristik Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah historical data (time
series). Sesuai dengan sifat data time series, maka data tersebut cenderung
bersifat heteroskedastis dan bersifat autokorelasi. Data yang dianalisis adalah
basis poin dari setiap indeks Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan
Tabung Haji (TH) yang setiap hari mengalami perubahan. Basis poin pada
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH) dapat
berubah dari nilai biaya pergi haji setiap tahunnya.
3. Periode Data dan Jumlah Data
Data yang diambil dalam penulisan merupakan data bulanan, periode
waktu data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah selama lima tahun
(Periode Januari 2012 – Desember 2016). Total data dari periode waktu
penelitian berjumlah 60 data, sesuai dengan jumlah bulan dalam periode
penelitian.
65
C. Tahapan Pengolahan Data
Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
terkait return indeks Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung
Haji (TH). Langkah selanjutnya dengan data yang ada dilakukan perhitungan
return. Selain return dilakukan pula pengumpulan data terkait outstanding
aset. Kemudian selanjutnya dengan data tersebut dilakukan perhitungan
growth outstanding aset. Setelah nilai return dan growth diperoleh,
selanjutnya dilakukan uji normalitas data. Untuk mengevaluasi performa
portofolio Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang dibandingkan
dengan portofolio Tabung Haji (TH) maka dilakukan uji beda. Jika data
return dan growth lolos uji normalitas maka dilanjut dengan uji beda
Independent t-Test. Akan tetapi jika tidak lolos uji normalitas maka dilakukan
uji beda dengan Mann Whitney U test. Kemudian dilanjutkan dengan
menggunakan System Dynamic untuk melihat perkembangan portofolio
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dibandingkan dengan portofolio
Tabung Haji (TH) dimasa mendatang.
66
D. Metode Analisis Data
1. Perhitungan Return Badan Pengelola Keuangan Haji Indonesia dan
Tabung Haji Malaysia
Pengujian akan dilakukan dengan parameter return di setiap
portofolio Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang dibandingkan
dengan portofolio Tabung Haji (TH). Hasil perhitungan tingkat actual
return didasarkan atas perhitungan tingkat return bulanan sepanjang tahun
2012-2016. Secara matematis actual return dapat diformulasikan sebagai
berikut:
Keterangan:
Rt = Return Indeks pada hari ke-t
Pt = Harga pada hari ke-t pada indeks Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH)/Tabung Haji (TH)
Pt-n = Harga pada hari ke-t-1 pada indeks Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH)/Tabung Haji (TH)
2. Perhitungan Growth Outstanding Aset Badan Pengelola Keuangan
Haji Indonesia dan Tabung Haji Malaysia
Secara sederhana, pertumbuhan outstanding aset Badan Pengelola
Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH) dapat dihitung dengan cara
membandingkan perhitungan outstanding aset Badan Pengelola Keuangan
67
Haji (BPKH) yang dibandingkan/Tabung Haji (TH) pada periode tertentu
dengan periode sebelumnya, sehingga dapat diketahui berapa
pertumbuhannya.
Hasil perhitungan growth outstanding aset Badan Pengelola
Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH) didasarkan atas
perhitungan tingkat growth bulanan sepanjang tahun 2012-2016. Secara
matematis pertumbuhan outstanding aset Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH)/Tabung Haji (TH) dapat diformulasikan sebagai berikut:
Keterangan:
Gt = Pertumbuhan Outstanding Aset Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH)/Tabung Haji (TH) pada waktu ke-t
Outstandingt = Total Outstanding Aset Badan Pengelola Keuangan Haji
Indonesia/Tabung Haji Malaysia pada waktu ke-t
Outstandingt-n = Total Outstanding Aset Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH)/Tabung Haji (TH) pada waktu ke-t-1
3. Uji Kolmogorov-Smirnov
Kenormalan dari suatu data dapat diuji dengan Uji Komlogorov-Smirnov.
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Uji Kolmogrov Smirnov didefinisikan dengan:
68
D =
Dimana F adalah distribusi komulatif teoretik dari distribusi data yang
diuji yaitu normal dari data. Kemudian nilai D dibandingkan dengan tabel
pada level of significance α tertentu.
4. Uji Independen t-tes dua sampel (Independent t-test two sample)
Berdasarkan hubungan antar populasinya, uji t dapat digolongkan
kedalam dua jenis uji, yaitu dependent sample t-test, dan independent
sample t-test:
a. Dependent sample t-test atau sering diistilakan dengan Paired Sampel
t-Test, adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk membandingkan
rata-rata dua grup yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat
diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun
mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu
pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah treatment.
b. Syarat jenis uji ini adalah:
1) Data berdistribusi normal
2) Kedua kelompok data adalah dependen (saling
berhubungan/berpasangan)
3) Jenis data yang digunakan adalah numeric dan kategorik (dua
kelompok). Rumus t-test yang digunakan untuk sampel
berpasangan (paired) adalah:
69
c. Independent sample t-test adalah jenis uji statistika yang bertujuan
untuk membandingkan rata-rata dua grup yang tidak saling
berpasangan atau tidak saling berkaitan. Tidak saling berpasangan
dapat diartikan bahwa penelitian dilakukan untuk dua subjek sampel
yang berbeda.
Prinsip pengujian uji ini adalah melihat perbedaan variasi kedua
kelompok data, sehingga sebelum dilakukan pengujian, terlebih
dahulu harus diketahui apakah variannya sama (equal variance) atau
variannya berbeda (unequal variance).
Homogenitas varian diuji berdasarkan rumus:
Data dinyatakan memiliki varian yang sama (equal variance) bila
F-Hitung < F-Tabel, dan sebaliknya, varian data dinyatakan tidak
sama (unequal variance) bila F-Hitung > F-Tabel.
70
Bentuk varian kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai
standar error yang akhirnya akan membedakan rumus pengujiannya.
Uji t untuk varian yang sama (equal variance) menggunakan
rumus Polled Varians:
Uji t untuk varian yang berbeda (unequal variance) menggunakan
rumus Separated Varians:
5. Uji Non-parametrik (non-parametric test)
Metode statistik non-parametrik adalah uji yang modelnya tidak
menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter populasi yang
merupakan sumber sampel penelitiannya. Statistik non-parametrik sering
juga disebut statistik bebas distribusi (distribution free statistics) karena
metodenya tidak membutuhkan asumsi tentang pola distribusi populasi
(Fadhil, 2017: 58).
Uji non-parametrik biasa digunakan pendamping dari pengujian
parametrik ketika terdapat asumsi yang masih dipertanyakan, dan uji non-
71
parametrik sering kali lebih kuat dalam mendeteksi perbedaan populasi
ketika terdapat asumsi - asumsi yang tidak memuaskan.
Dalam uji statistik non-parametrik setidaknya terdapat dua asumsi
yang dibutuhkan yakni observasi sampel harus independen dan random
serta variabel harus kontinu. Pengujian statistik non-parametrik juga
mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya adalah lebih mudah
dihitung dan dimengerti. Hal ini dikarenakan data dapat berupa urutan
(order) maupun peringkat (rank). Keuntungan yang lain adalah, pengujian
statistik non- parametrik dapat menggunakan sampel-sampel dalam
jumlah yang kecil.
6. Uji Mann whitney U-Test
Untuk menentukan perbedaan variabel independen terhadap variabel
dependen dilakukan perhitungan Mann-Whitney U test. Pertimbangan ini
dilakukan karena datanya berbentuk ordinal, data sampel dalam jumlah
besar dan untuk dua sampel yang berukuran tidak sama.
Uji Mann-Whitney berdasarkan jumlah peringkat (Rank) data. Data
dari kedua sampel digabungkan dan diberi peringkat dari terkecil hingga
terbesar. Ada tiga bentuk hipotesis uji tanda dimana penggunaannya
tergantung dari persoalan yang diuji.
a. Bentuk uji hipotesis dua sisi (two sided ata two-tailed test) dengan
hipotesis:
72
H0 : ŋ1 = ŋ2
H1 : ŋ1 ≠ ŋ2
b. Bentuk uji hipotesis satu sisi (one-sided atau one-tailed test) untuk sisi
atas (upper tailed) dengan hipotesis:
H0 : ŋ1 ≤ ŋ2
H1 : ŋ1 ˃ ŋ2
c. Bentuk uji hipotesis satu sisi (one-sided atau one-tailed test) untuk sisi
bawah (lower tailed) dengan hipotesis:
H0 : ŋ1 ≥ ŋ 2
H1 : ŋ1 ˂ ŋ2
ŋ= dibaca „eta‟merupakan notasi untuk median
Rumus Uji Mann-Whitney dengan pendekatan distribusi normal.
Dengan : U = n1n2 +
E(U) =
=
R1= Jumlah Peringkat sample pertama
n1 = Jumlah sample 1
n2 = Jumlah sample 2
Langkah-langkah Uji Mann-Whitney U test adalah sebagai berikut:
73
a. Hipotesis yang diuji:
Sesuai dengan pengembangan hipotesis, maka dapat diuraikan
beberapa hipotesis, sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat perbedaan return Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH) dengan Tabung Haji (TH).
H1 : Terdapat perbedaan return Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH) dengan Tabung Haji (TH).
b. Menentukan level of significant (a)
− Level of significant yang digunakan yaitu a = 0,05.
c. Pengujian dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS
16.
d. Kriteria pengujian
− Jika probabilitasnya > 0,05, maka H0 diterima H1 ditolak.
− Jika probabilitasnya < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
e. Kesimpulan
− Apabila sign. > � (5%) maka H0 diterima H1 ditolak, artinya tidak
terdapat perbedaan return Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
dengan Tabung Haji (TH).
− Apabila sign. < � (5%) maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
Terdapat perbedaan return Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH) dengan Tabung Haji (TH).
74
7. System Dynamics
Menurut Massachussets Institute of Technology (MIT), System
Dynamics adalah suatu metodologi yang digunakan untuk mempelajari
permasalahan di sekitar kita. Tidak seperti metodologi lain yang mengkaji
permasalahan dengan memilahnya menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil, System Dynamics melihat permasalahan secara keseluruhan.
Konsep utama System Dynamics adalah pemahaman tentang
bagaimana semua objek dalam suatu sistem saling berinteraksi satu sama
lain. Menurut System Dynamics Society, System Dynamics adalah suatu
metodologi untuk mempelajari dan mengelola sistem umpan balik yang
kompleks, seperti yang biasa ditemui dalam dunia bisnis dan system sosial
lainnya.
Menurut Radzicky, System Dynamics adalah suatu metodologi yang
handal dan teknik pemodelan dengan simulasi komputer untuk
memetakan, memahami, dan membahas isu-isu dan permasalahan yang
kompleks (Fadil, 2017: 61).
Metodologi System Dynamics telah berkembang sejak tahun 1950,
pertama kali dikembangkan oleh Jay. W. Forrester sewaktu kelompoknya
melakukan riset di MIT (Massachussets Institute of Technology)
Cambridge, dengan mencoba mengembangkan manajemen industri untuk
mendesain dan mengendalikan sistem industri. Mencoba mengembangkan
75
metode manajemen untuk perencanaan industri jangka panjang yang
kemudian diterbitkan dalam bentuk buku pada tahun 1961, berjudul
Industrial Dynamics. Selanjutnya dengan menggunakan metodologi yang
sama Forrester berupaya menjelaskan perkembangan kota yang
dipublikasikan dalam buku Urban Dynamics (1969). Pada
perkembangannya, metodologi ini telah diterapkan di dalam analisis pada
sejumlah persoalan ekonomi dan sosial yang menarik dan penting. Salah
satu yang paling banyak dipublikasikan adalah model yang dikembangkan
oleh Dennis Meadows dan Club of Rome dalam bukunya The Limits to
Growth. Berbagai model telah dikembangkan dengan System Dynamics
guna mempelajari berbagai permasalahan yang beragam, seperti
manajemen proyek, pasukan perdamaian PBB, penemuan gas alam,
pertumbuhan suatu bisnis, perencanaan ekonomi nasional dan sebagainya.
Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pemodelan dengan System
Dynamics, dikembangkan pula berbagai software sebagai alat bantu
(tools), sehingga penggunaan metodologi System Dynamics sebagai salah
satu cara pemodelan menjadi lebih efisien. Saat ini berkembang software-
software yang bukan cuma memudahkan pemakai untuk membangun
model, tetapi juga untuk melakukan simulasi dan berbagai uji sensitivitas
model.
76
Pada awalnya penggunaan System Dynamics itu mendapat tanggapan
dari dunia akademis, setelah murid Forrester yaitu Dennis Meadows
dengan kelompoknya Club of Rome menerbitkan buku The Limits to
Growth (1972). Pro dan kontra terhadap buku itu telah membantu
percepatan pemasyarakatan sistem dinamik dalam hal menganalisis
berbagai masalah yang bersifat sistemik, rumit, dan berubah cepat.
Kegunaan System Dynamics tidak hanya sekadar untuk memahami
apa, bagaimana, dan mengapa perubahan dapat terjadi, baik di masa
lampau dan kemungkinannya di masa depan. Penggunaan alat-alat analisis
sistem/skenario yang lain juga akan mampu mengungkapkan hal yang
serupa dengan keabsahannya masing-masing. Akan tetapi, yang lebih
penting dalam System Dynamics yang merupakan keunggulannya adalah
bagaimana menciptakan dan membawa perubahan sistemik ke arah yang
diinginkan dengan hukum-hukum yang universal. Dengan kata lain ada
tindakan/kebijakan teruji absah yang mendorong perubahan sistemik
untuk menuju kepada keadaan yang lebih baik pada masa datang.
Pengungkapan kebijakan kritis secara hipotesis dapat dikemukakan
setelah menggambarkan peta masalah berbentuk diagram sebab akibat
dengan menggunakan pola dasar (archetypes) tertentu. Penggunaan pola-
pola dasar tersebut hanya sebagai pedoman pemodelan setelah mengetahui
pola kejadian. Prospek data penelitian menggunakan software powersim.
77
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Perhitungan Return Badan Pengelola Keuangan Haji dan Tabung Haji
Return Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH)
dihitung dengan menggunakan return indeks dan standar deviasi bulanan. Adapun
hasil perhitungan dari pengolahan data yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Return dan Standar Deviasi Bulanan
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH) 2012-2017
No Nama Return Standar Deviasi
1 BPKH -0.04% 1.60%
2 TH -0.63% 1.85% Sumber: data diolah (2018)
Tabel 4.1 memperlihatkan hasil perhitungan return indeks dan standar deviasi
pada Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH). Return
indeks Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) memiliki nilai lebih tinggi bila
dibandingkan return indeks Tabung Haji (TH) yaitu sebesar -0.04% dengan
standar deviasi sebesar 1.60%.
Adapun untuk nilai standar deviasi yaitu sebaliknya. Nilai standar deviasi
indeks Tabung Haji (TH) memiliki nilai yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan standar deviasi indeks Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Standar
78
deviasi indeks Tabung Haji (TH) sebesar 1.85% adapun standar deviasi indeks
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebesar 1.60%.
Tabel 4.2
Return dan Standar Deviasi Tahunan
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH)
No Tahun BPKH TH
Return Standar
Deviasi
Return Standar
Deviasi
1 2012 2.80% 2.97% -1.98% 1.42%
2 2013 -1.00% 1.00% -1.69% 1.12%
3 2014 -1.91% 1.96% -1.02% 0.41%
4 2015 -0.04% 0.00% -1.42% 0.83%
5 2016 -0.04% 0.00% 2.98% 3.78% Sumber: data diolah (2018)
Tabel 4.2 memperlihatkan hasil perhitungan return indeks dan standar deviasi
pada Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH). Return
indeks Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) memiliki nilai lebih tinggi bila
dibandingkan return indeks Tabung Haji (TH) pada tahun 2012 sampai 2015 yaitu
sebesar 2.80%, -1.00%, -1.91% dan -0.04% dengan standar deviasi sebesar
2.97%, 1.00%, 1.96% dan 0.00%. Namun, tahun 2016 Return indeks Tabung Haji
(TH) memiliki nilai lebih tinggi bila dibandingkan return indeks Badan Pengelola
Keuangan Haji (BPKH) yaitu sebesar 2.98% dan untuk return indeks Badan
Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yaitu sebesar -0.04%.
Hal ini sesuai dengan adanya kesepakatan Pemerintah bersama Komisi VIII
DPR RI menetapkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2018 sebesar Rp
79
35,23 juta per jemaah. Angka itu tercatat naik sekitar Rp 345 ribu dibanding
penyelenggaraan haji tahun lalu, yaitu Rp 34,89 juta. Biaya haji riil jamaah
Indonesia tahun ini sebesar Rp 66 juta.
Karena dibantu dana optimalisasi haji, biaya jamaah haji tahun ini hanya Rp
35,235.602 per jamaah. Maka, dengan demikian, subsidi dari dana optimalisasi
itu rata-rata Rp 31 juta per jamaah.
Dana optimalisasi adalah dana margin atau keuntungan. Dari penempatan
dana setoran haji para jamaah yang waiting list yang numpuk itu yang sekarang
mencapai 103 triliun. Diharapkan dana optimalisasi akan lebih banyak lagi.
Mengingat sebelumnya, yang dilakukan oleh Kemenag dengan cara-cara yang
nampaknya hanya penempatan di beberapa Bank dan sudah bisa memperoleh
dana optimalisasi 6 triliun. Kemudian dana tersebut digunakan untuk menutup
hampir separuh dari dana BPIH. BPKH harus lebih professional profitable dan
tetap syar‟i bisa memperoleh lebih banyak dari itu.
Dengan demikian, Masyarakat diharapkan harus tahu persis berapa margin
atau keuntungan yang diperoleh dari uang setorannya selama 20 sampai dengan
38 tahun. Masyarakat juga harus diberi tahu, kenapa BPIH yang riilnya Rp 62 juta
tapi sekarang bayarnya hanya Rp 35 juta. Artinya yang Rp 27 jutanya adalah dana
optimalisasi.
80
B. Uji Statistik Perbandingan Return Indeks Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH) dan Tabung Haji (TH)
1. Uji Kolmogorov-Smirnov
Untuk mengetahui ada tidaknya signifikansi perbedaan tingkat return
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH) maka perlu
adanya pengujian statistik nonparametrik menggunakan software SPSS 16,
dimana hal pertama yang dikakukan adalah dengan menguji data hasil analisis
return Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH)
dengan uji normalitas data kolmogrov-smirnov agar dapat diketahui data
terdistribusi normal atau tidak, bila normal menggunakan uji independen t-test
untuk mengetahui perbedaan hasil return namun bila tidak terdistribusi
normal, maka dilakukan uji Mann Whitney U-Test, berikut hasil uji
normalitas data dengan kolmogorov-smirnov:
Tabel 4.3
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Return
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH)
Return BPKH dan TH
K-S Sig 0.05
0.432 0.000 Sumber: data diolah (2018)
Hipotesis dalam Uji Normalitas data sampel diatas menggunakan One
Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada tabel 4.3 diatas adalah:
81
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Apabila nilai probabilitasnya > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak,
yang berarti data berdistribusi normal. Namun Jika nilai probabilitasnya <
0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti data tidak berdistribusi
normal.
Hasil output di atas menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari
0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya dapat disimpulkan bahwa data
tersebut tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu, pengujian signifikansi
perbedaan dilakukan dengan uji Mann Whitney U-Test.
2. Uji Beda Mann Whitney U-Test
Langkah salanjutnya adalah melakukan uji Beda Mann Whitney U-Test.
Berikut hasil uji beda Mann Whitney U-Test:
Tabel 4.4
Uji Beda Mann Whitney U-Test
Test Statisticsa
HASIL RETURN
HAJI
Mann-Whitney U 1194.000
Wilcoxon W 3024.000
Z -3.194
Asymp. Sig. (2-
tailed) .001
Sumber: data diolah (2018)
82
Hipotesis dalam Uji Beda Mann Whitney U-Test pada tabel 4.4 diatas
adalah:
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara return Badan Pengelola
Keuangan Haji Indonesia dengan Tabung Haji Malaysia.
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara return Badan Pengelola
Keuangan Haji Indonesia dengan Tabung Haji Malaysia.
Apabila nilai probabilitasnya > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak,
yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara return Badan
Pengelola Keuangan Haji Indonesia dengan Tabung Haji Malaysia. Namun
Jika nilai probabilitasnya < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang
berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara return Badan Pengelola
Keuangan Haji Indonesia dengan Tabung Haji Malaysia.
Hasil output di atas menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari
0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara return Badan Pengelola Keuangan
Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH).
C. Uji Statistik Perbandingan Outstanding Aset Badan Pengelola Keuangan
Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH)
1. Uji Kolmogorov-Smirnov
Untuk mengetahui ada tidaknya signifikansi perbedaan outstanding
83
Aset Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH)
maka perlu adanya pengujian statistik nonparametrik menggunakan
software SPSS 16, dimana hal pertama yang dikakukan adalah dengan
menguji normalitas data kolmogrov-smirnov agar dapat diketahui data
terdistribusi normal atau tidak, bila normal menggunakan uji independen
t-test untuk mengetahui perbedaan hasil outstanding aset namun bila tidak
terdistribusi normal, maka dilakukan uji Mann Whitney U-Test, berikut
hasil uji normalitas data dengan kolmogorov-smirnov:
Tabel 4.5
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Outstanding Aset
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH)
Outstanding Aset
BPKH dan TH
K-S Sig 0.05
0.51 0.998 Sumber: data diolah (2018)
Hipotesis dalam Uji Normalitas data sampel diatas menggunakan One
Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada tabel 4.5 diatas adalah:
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Apabila nilai probabilitasnya > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak,
yang berarti data berdistribusi normal. Namun Jika nilai probabilitasnya <
0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti data tidak berdistribusi
84
normal.
Hasil output di atas menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari
0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya dapat disimpulkan bahwa data
tersebut terdistribusi normal. Oleh karena itu, pengujian signifikansi
perbedaan dilakukan dengan uji Independent T-Test.
2. Uji Beda Independent T-Test
Langkah salanjutnya adalah melakukan uji Beda Independent T-Test.
Berikut hasil uji beda Independent T-Test:
Tabel 4.6
Uji Beda Independent T-Test
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
HASIL
OUTSTA
NDING
ASET
Equal
variances
assumed
14.614 .000 8.738 118 .000 19.88333 2.27542 15.37738 24.38929
Equal
variances
not
assumed
8.738 99.021 .000 19.88333 2.27542 15.36841 24.39825
Sumber: data diolah (2018)
Hipotesis dalam Uji Beda Independent T-Test pada tabel 4.6 diatas
adalah:
85
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara outstanding aset Badan
Pengelola Keuangan Haji Indonesia dengan Tabung Haji Malaysia.
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara outstanding aset Badan
Pengelola Keuangan Haji Indonesia dengan Tabung Haji Malaysia.
Apabila nilai probabilitasnya > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak,
yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara outstanding aset
Badan Pengelola Keuangan Haji Indonesia dengan Tabung Haji Malaysia.
Namun Jika nilai probabilitasnya < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara outstanding aset Badan
Pengelola Keuangan Haji Indonesia dengan Tabung Haji Malaysia.
Hasil output di atas menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari
0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara outstanding aset Badan Pengelola
Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH).
D. Perhitungan Growth Outstanding Aset Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH) dan Tabung Haji (TH)
Pertumbuhan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji
(TH) dihitung dengan menggunakan growth outstanding aset Badan Pengelola
Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH) bulanan. Adapun hasil
perhitungan dari pengolahan data yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
86
Tabel 4.7
Growth Outstanding Aset Bulanan
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH)
2012-2016
No Nama Growth Outstanding Aset
1 BPKH -1.45%
2 TH -1.13% Sumber: data diolah (2017)
Tabel 4.7 memperlihatkan hasil perhitungan growth outstanding aset
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH). Growth
outstanding aset Tabung Haji (TH) memiliki nilai tertinggi bila dibandingkan
growth outstanding aset Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yaitu
sebesar -1.13%. Sedangkan growth outstanding aset Badan Pengelola
Keuangan Haji (BPKH) yaitu sebesar -1.45%.
Tabel 4.8
Growth Outstanding Aset Tahunan
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Dan Tabung Haji (TH)
No Tahun Growth Outstanding Aset
BPKH TH
1 2012 -2.56% -1.85%
2 2013 -2.00% -1.53%
3 2014 -0.93% -0.96%
4 2015 -0.92% -0.79%
5 2016 -0.83% -0.55% Sumber: data diolah (2018)
87
Tabel 4.8 memperlihatkan hasil perhitungan growth outstanding aset
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH) sejak tahun
2012 sampai 2016.
Growth outstanding aset Tabung Haji (TH) cenderung memiliki nilai
tertinggi bila dibandingkan growth outstanding aset Badan Pengelola
Keuangan Haji (BPKH) berturut-turut yaitu sebesar -1.85%,-1.53%, -0.96%, -
0.79%, dan-0.55%. Sedangkan growth outstanding aset Badan Pengelola
Keuangan Haji (BPKH) berturut-turut yaitu sebesar -2.56%, -2.00%, -0.93%,
-0.92%, -0.83%
Hal ini dirasa wajar karena Tabung Haji telah terlebih dahulu
mempunyai lebih dari 50 tahun pengalaman dalam deposit, pengelolaan dan
operasi haji .
E. Uji Statistik Perbandingan Growth Outstanding Aset Badan Pengelola
Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH)
1. Uji Kolmogorov-Smirnov
Untuk mengetahui ada tidaknya signifikansi perbedaan growth
outstanding aset Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung
Haji (TH) maka perlu adanya pengujian statistik nonparametrik
menggunakan software SPSS 16, dimana hal pertama yang dikakukan
adalah dengan menguji normalitas data kolmogrov-smirnov agar dapat
88
diketahui data terdistribusi normal atau tidak, bila normal menggunakan
uji independen t-test untuk mengetahui perbedaan hasil growth namun bila
tidak terdistribusi normal, maka dilakukan uji Mann Whitney U-Test,
berikut hasil uji normalitas data dengan kolmogorov-smirnov:
Tabel 4.9
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Growth Outstanding Aset
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH)
Growth Outstanding Aset
BPKH dan TH
K-S Sig 0.05
0.161 0.089 Sumber: data diolah (2018)
Hipotesis dalam Uji Normalitas data sampel diatas menggunakan One
Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada tabel 4.9 diatas adalah:
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Apabila nilai probabilitasnya > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak,
yang berarti Data berdistribusi normal. Namun Jika nilai probabilitasnya <
0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti data tidak
berdistribusi normal.
Hasil output di atas menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih
dari 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya dapat disimpulkan
bahwa data tersebut terdistribusi normal. Oleh karena itu, pengujian
89
signifikansi perbedaan dilakukan dengan uji Independent T-Test.
2. Uji Beda Independent T-Test
Langkah salanjutnya adalah melakukan uji Beda Independent T-Test.
Berikut hasil uji beda Independent T-Test:
Tabel 4.10
Uji Beda Independent T-Test
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
HASIL
PERTUMBU
HAN
OUTSTAND
ING
ASET
HAJI
Equal
variances
assumed
18.930 .000 -2.707 118 .008 -.31367 .11586 -.54310 -.08423
Equal
variances
not
assumed
-2.707 101.274 .008 -.31367 .11586 -.54350 -.08384
Sumber: data diolah (2018)
Hipotesis dalam Uji Beda Independent T-Test pada tabel 4.10 diatas
adalah:
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara growth outstanding
aset Badan Pengelola Keuangan Haji Indonesia dengan Tabung Haji
Malaysia.
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara growth outstanding aset
Badan Pengelola Keuangan Haji Indonesia dengan Tabung Haji
90
Malaysia.
Apabila nilai probabilitasnya > 0,05, maka H0 diterima dan H1
ditolak, yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
growth outstanding aset Badan Pengelola Keuangan Haji Indonesia
dengan Tabung Haji Malaysia. Namun Jika nilai probabilitasnya < 0,05,
maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat perbedaan yang
signifikan antara growth outstanding aset Badan Pengelola Keuangan Haji
Indonesia dengan Tabung Haji Malaysia.
Hasil output di atas menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang
dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara growth outstanding aset
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH).
F. Prediksi Perkembangan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan
Tabung Haji (TH) di Tahun Mendatang
Berdasarkan hasil simulasi uji model system dynamic dengan melihat
pertumbuhan historis variabel model Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH) dan Tabung Haji (TH) dari tahun 2012-2016 memperlihatkan
kesesuaian/kemiripan perilaku dengan data empiris sistem dunia nyata dan
layak dijadikan dasar simulasi untuk kebijakan jangka panjang. Hasil simulasi
uji model system dynamic dengan menggunakan powersim dapat dilihat pada
tabel perbandingan berikut ini:
91
Tabel 4.11
Proyeksi Pertumbuhan Aset
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH)
10 Tahun Mendatang
(dalam Rp)
Time BPKH
01 Jan 2017
01 Jan 2018
01 Jan 2019
01 Jan 2020
01 Jan 2021
01 Jan 2022
01 Jan 2023
01 Jan 2024
01 Jan 2025
01 Jan 2026
01 Jan 2027
93.910.919.512.672,00
103.302.011.463.939,00
113.632.212.610.333,00
124.995.433.871.366,00
137.494.977.258.503,00
151.244.474.984.353,00
166.368.922.482.789,00
183.005.814.731.068,00
201.306.396.204.174,00
221.437.035.824.592,00
243.580.739.407.051,00
Sumber: data diolah (2018)
(dalam RM‟000)
Time TH
01 Jan 2017
01 Jan 2018
01 Jan 2019
01 Jan 2020
01 Jan 2021
01 Jan 2022
01 Jan 2023
01 Jan 2024
01 Jan 2025
01 Jan 2026
01 Jan 2027
64.320.648,00
70.752.712,80
77.827.984,08
85.610.782,49
94.171.860,74
103.589.046,81
113.947.951,49
125.342.746,64
137.877.021,30
151.664.723,44
166.831.195,78
Sumber: data diolah (2018)
92
Proyeksi pertumbuhan aset Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan
Tabung Haji (TH) pada 10 tahun mendatang berdasarkan hasil uji model
dengan powersim diperkirakan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) pada
tahun 2027 sebesar Rp.243.580.739.407.051 sedangkan Tabung Haji (TH)
adalah sebesar RM 166.831.195.
Dengan pertumbuhan aset Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang
diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya, sesuai dengan semakin
meningkatnya masyarakat Indonesia yang akan beribadah menunaikan ibadah
haji diharapkan agar Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dapat
menempatkan investasi yang produktif. Seperti pemanfaatan dana haji untuk
investasi pembangunan infrastruktur memiliki nilai keuntungan yang lebih
besar dibandingkan dengan investasi melalui deposito, surat berharga negara
dan sukuk, namun tetap harus memperhatikan nilai risiko serta manajemen
pengelolaan investasi yang baik, transparan, akuntabel, dan berorientasi pada
kemaslahatan jamaah haji sebagai pemilik dana haji
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengujian hipotesis dengan Mann Whitney U-Test menunjukan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara return Badan Pengelola Keuangan
Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH). Ditunjukan dengan nilai probabilitas <
0.05. Akan tetapi secara umum, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
memiliki return yang lebih tinggi dibandingkan dengan Tabung Haji (TH).
Dilihat secara deskriptif dari nilai return indeks Badan Pengelola Keuangan
Haji (BPKH) sebesar -0.04%. Sedangkan return indeks Tabung Haji (TH)
sebesar -0.63%.
Adapun untuk nilai standar deviasi yaitu sebaliknya. Nilai standar deviasi
Tabung Haji (TH) memiliki nilai yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
standar deviasi indeks Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Standar
deviasi Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebesar 1.60%. Adapun
standar deviasi Tabung Haji (TH) sebesar 1.85%.
2. Selanjutnya untuk growth outstanding aset Tabung Haji (TH) ternyata
memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan growth outstanding aset
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yaitu sebesar -1.13%. Sedangkan
growth outstanding aset Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebesar -
1.45%. Adapun pengujian hipotesis dengan Independent T-Test menunjukan
94
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara return indeks Badan
Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH). Ditunjukan dengan
nilai probabilitas < 0.05.
3. Berdasarkan hasil uji model dengan powersim nilai Prediksi pertumbuhan
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) pada tahun 2027 mencapai Rp
243.580.739.407.051 dan Tabung Haji (TH) pada tahun 2027 mencapai RM
166.831.195.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat
sampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Jemaah yang hendak menabung atau investasi di Badan Pengelola Keuangan
Haji (BPKH) dan Tabung Haji (TH) sebaiknya mempertimbangkan terlebih
dahulu performa dari porofolio Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan
Tabung Haji (TH) di masa lalu, sehingga Jemaah memahami dengan baik
bagaimana performa Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung
Haji (TH) yang ada, supaya Jemaah dapat meminimalisis risiko dalam
menabung.
2. Berdasarkan hasil uji beda return Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
dan Tabung Haji (TH) terdapat perbedaan yang signifikan untuk data
penelitian ini, maka bagi Jemaah muslim maupun investor potensial perlu
95
khawatir untuk memilih Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan
Tabung Haji (TH) sebagai pilihan untuk berinvestasi, karena Lembaga
Keuangan Haji tersebut lebih aman dari praktek spekulatif serta
menentramkan hati karena sesuai dengan pedoman Syariah.
3. Melihat perkembangan dan potensi dari Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH) dan Tabung Haji (TH) dimasa mendatang diharapkan kepada
pemerintah untuk lebih mendorong pengembangan instrument Badan
Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dari aspek regulasi dan aspek yang lainnya.
4. Peneliti berharap penelitian selanjutnya dapat melengkapi komponen yang
belum lengkap karena keterbatasan data, rentang waktu penelitian dan metode
analisis yang berbeda sehingga dapat memberikan gambaran mengenai
performa instrument Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Tabung
Haji (TH) yang lebih baik.
96
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an al-Karim
Ang, Robert. “Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to
Indonesian Capital Market)”, Jakarta: Mediasoft Indonesia. 1997.
Aziz , Mochamad Roikhan. “Comparative Study of Islamic Bonds in Indonesia and
Malaysia on System Dynamics Approach”, Jurnal Ekonomi Kemasyarakatan
Equilibirium, Vol. 5, No. 2 Jakarta. http://www.stiead.ac.id. (January-April,
2008).
Aziz , Mochamad Roikhan. “New Paradigma on System Thinking”. Ekonotika,
Fakultas Ekonomi Bisnis, Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP).
2011.
Aziz, Mochamad Roikhan . “Islamic Principle And Financial Aspect In Sukuk On
Asset Becked Securities”. Proceeding, IALE Hukumoli. (August 2009).
Aziz, Mochamad Roikhan. “Academic Literature, Haji Finance Management,
Ministerial of Religious, Affair”, Directorate General of Haji, Jakarta. 2010.
Aziz, Mochamad Roikhan. “Draft regulation Act of Haji Finance Management,
Ministerial of Religious, Affair”, Directorate General of Haji, Jakarta. 2011.
Aziz, Mochamad Roikhan. “Five Pillars of Economy, Economy Development In
Islamic Perspective”, Book of Journal, Development Studies, Fauculty
Economics Bussiniess, State Islamic University. Jakarta. (October 2012).
Aziz, Mochamad Roikhan. “Information System On Islam. Book Of MIS Project Vol.
1, Vol. 2, Vol. 3, Vol. 4”, Computer Comunication Information Techonology,
Faculty Of Techniquem university Of Indonesia, Depok. (November 2012).
97
Aziz, Mochamad Roikhan. “Integrasi Ilmu Ekonomi Islam: Pendekatan Filosofi dan
Simbolik”, Integrasi keilmuan. UIN Press, Jakarta. 2014.
Aziz, Mochamad Roikhan. “Islamic Economic”, Book of Article, University Of Islam
Riau (UIR). (June 2012).
Aziz, Mochamad Roikhan. “Islamic Micro Economy”, Book of Article, IESP
Program FEB, UIN Jakarta. (April 2012).
Aziz, Mochamad Roikhan. “Islamic Micro Macro Economics”. Module 1, Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah. 2004.
Aziz, Mochamad Roikhan. “Islamic Monetary Based On Method. Book Of Journal”,
Islamic Monetary Program State Islamic University, Faculty Of Economics
Bussiness. (January 2013).
Aziz, Mochamad Roikhan. “Jejak Islam Yang Hilang”, Sinlammim, Jakarta.
http://www.tokogunungagung.co.id. 2006.
Aziz, Mochamad Roikhan. “Kaffah Thinking on Simlamim Method Through Digital
RO”, Procceding UKM Malaysia. (October 2009).
Aziz, Mochamad Roikhan. “Macro Economy in Islam”, Book of Article Accounting
Program FEB, UIN Jakarta. (May 2012).
Aziz, Mochamad Roikhan. “New Paradigma in On sinlamim Kaffah In Islamic
Economics”, Jurnal Signifikan Vol. 9, No. 2, Mei-Agustus, Jakarta.
http://www.uinjkt.ac.id. 2010.
Aziz, Mochamad Roikhan. “Pemodalan Lembaga Keuangan Syariah Non Bank
Dengan Metode Islam”, Jurnal Ekonomi Umat. Vol 7 No. 2, Jakarta.
http://www.uhamka.ac.id (Januari-April 2013).
98
Aziz, Mochamad Roikhan. “Sinlamim: Kode Tuhan”, Esa Alam, Jakarta.
http://www.tokogunungagung.co.id. 2012.
Aziz, Mochamad Roikhan. “Teori H dalam Islam Sebagai Wahyu dan Turats”, Jurnal
UIN Syarif Hidayatullah. 2015.
Aziz, Mochamad Roikhan. “The prospect of IslamicRevival in Indonesia 2015 Based
On Development of Sukuk The Sukuk Through Sinlamim Kaffaf Method”,
Approved Paper For Seminar Sharia Economics Days (Second), UI, Depok.
(April 2010).
Aziz, Mochamad Roikhan. “Holding Thinking To Develop Islamic Bonds in
Indonesia, proceeding”, IAEI – University Airlangga (Unair), Surabaya,
Indonesia. (August 2008).
Aziz, Mochamad Roikhan. “Kaffah Approuch in Islamic Economic Theory”. Journal.
University Islamic Indonesia (UII), Jogjakarta, Indonesia. (August 2008).
Aziz, Mochamad Roikhan. “Sukuk Dynamics In System Thinking. Proceeding, School
Of Business (SBM)”, Institute Technology Bandung (ITB), Bandung,
Indonesia. (September 2008).
Aziz, Mochamad Roikhan. “The Application of Kaffah economics On Sukuk As
Islamic Economic Instrument In OIC Countries”, Proceeding, IRTIIDB,
IIUM, Kuala Lumpur, Malaysia. (March, 2009).
Aziz, Mochamad Roikhan. “The Application of Mathematics In Information System
Based On Al-Quran”, Working paper, Studium General, State Islamic
University (UIN) Jakarta, Indonesia. (October 2008).
99
Aziz, Mochamad Roikhan. “The Assimilation of sinlammim Into System Thinking In
The Quantitative Method With Modeling On sukuk As Islamic Economic
Instrument”, Proceeding. University Of Malahayati, Lampung, Indonesia.
(October 2008).
Aziz, Mochamad Roikhan. “The Mistery Of Digital Root Based On Sinlammim
Method. Proceeding”. Institut Teknologi Bandung (ITB). Bandung, Indonesia.
(October 2008).
Aziz, Mochamad Roikhan. “The Root Of Mathematics And Science Is level
Compared With Religious Thinking”. Proceeding. State Islamic University
(UIN) Jakarta, Indonesia. (October 2008).
Aziz, Mochamad Roikhan. “The Sukuk Competition Between Indonesia and Malaysia
With System Dynamics”, Proceeding. University Malaysia Sabah, Labuan,
Malaysia. (November 2008).
Aziz, Mochamad Roikhan. “Hahslm Islamic Economic Methodology”. Proceeding
ICOSEC: Developing Countries Readiness Toward Global Universitas Negri
Solo, Surakarta. (September. H. 1125-1138. 2015).
Aziz, Mochamad Roikhan. “Pemodelan Institusi Keunagan Islam Berbasis Metode
Sinlamim Kaffah (Studi kelayakan Pada Bofsa)”. Prosiding, UII, Jogjakarta.
(April, 2009).
Aziz, Mochamad Roikhan. “The Future Of Sukuk Between Malaysia and Indonesia
Based on System Thinking”, Proceeding. Monash University, Sunway
Campus, Malaysia. (October 2008).
100
Aziz, Mochamad Roikhan. “Schumpeter Thought and Islamic Worldview”.
Proceedings of International Seminar on Islamic Economics FEB UIN Jakarta.
2015.
Fadil, Ahmad. “Analisis Performa Sukuk dan Obligasi Periode 2014-2017”. (Skripsi
S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, 2017).
Ghafur, Waryono Abdul “Tafsir Sosial Mendialogkan Teks dengan Konteks”,
Yogyakarta: eLSAQ press. 2005.
Gusmian, Islah. “Surat Cinta al-Ghazali Nasihat-nasihat Pencerah Hati”, Bandung:
Mizania. 2006.
Haura, Arie. “Pengelola Dana Haji pada Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI)”.
(Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, 2010).
Madjid, Nurcholis. “Perjalanan Religius Umrah dan Haji”, Jakarta: Paramadina
Maktabah Syamela. 1997.
Maslan, Aiza. “Peranan Lembaga Tabung Haji untuk Meningkatkan Ekonomi dan
Perkhidmatan Haji Orang Melayu 1969–1984”. Melayu: Jurnal Antarabangsa
Dunia Melayu Jilid 9 Bil. 2. 2016.
Mulyono, Edi dan Harun Rofi‟i. “Panduan Praktis dan Terlengkap Ibadah Haji dan
Umrah (cet.ket-1)”. Jogjakarta: Safira. 2013.
Noor, Kamariah Binti, “Sumbangan Lembaga Urusan dan Tabung Haji (LUTH)
Kepada Masyarakat Islam di Malaysia” (Tesis S2, Jabatan Fiqh dan Usul,
Akademi Pengajian Islam, Universiti Kebangsaan Malaysia, 10 Mac 1989)
Rakhmat, Jalaluddin. “Meraih Cinta Ilahi Pencerahan Sufistik”, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 1999.
101
Rongiyati, Sulasi. “Perspektif Yuridis Pengelolaan Dana Haji untuk Investasi
Infrastruktur”. Info Singkat Vol. IX, No. 15/I/Puslit/Agustus/2017.
Sensus Penduduk 2010 BPS Indonesia artikel diakses tanggal 24 Juli 2018, dari http:
//https://tumoutounews.com.
Sentani, Abie Ridzky. “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non-Performing
Financing (NPF), Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Dan Dana
Pengelolaan Haji Terhadap Return On Assets (ROA) (Studi Kasus pada
PermataBank Syariah”. (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah, 2017).
Shariati, Ali. “Haji”, Bandung: Penerbit Pustaka. 1995.
Shihab, M. Quraish.“Membumikan al-Qur‟an”, Bandung: Mizan, Lentera Hati Kisah
dan Hikmah Kehidupan, Bandung: Mizan. 1999.
Shuhaimi, Mohd. “Tabung Haji as an Islamic Financial Institution for Sustainable
Economic Development”. IPEDR vol.17. 2011
Sugiyono. “Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
2014.
Tendelilin, Eduardus. “Analisis Investasi dan Manajemen Porofolio”. Yogyakarta:
BPFE. (2010).
Tandelilin, Eduardus. “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”. Edisi Pertama.
Yogyakarta: BPFE. (2001).
Wawancara Pribadi dengan Roikhan Mochamad Aziz. Jakarta, tanggal 19 Januari 2018.
102
Website
htttp:://haji.kemenag.go.id diakses tanggal 12 Maret 2018
htttp://m.katadata.co.id diakses tanggal 15 Februari 2018
https://www.tabunghaji.gov.my diakses tanggal 12 Maret 2018
https://tumoutounews.com diakses tanggal 24 Juli 2018
103
LAMPIRAN
1. Uji Normalitas Return BPKH dan TH
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.83469123
Most Extreme Differences Absolute .432
Positive .432
Negative -.223
Kolmogorov-Smirnov Z 3.346
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
2. Uji Man Whitney U-Test Return Indeks BPKH dan TH
Ranks
HAJI N Mean Rank Sum of Ranks
HASIL RETURN HAJI BPKH 60 70.60 4236.00
TH 60 50.40 3024.00
Total 120
Test Statisticsa
HASIL RETURN HAJI
Mann-Whitney U 1194.000
Wilcoxon W 3024.000
Z -3.194
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Grouping Variable: HAJI
104
3. Uji Normalitas Outstanding Aset BPKH dan TH
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .58540445
Most Extreme Differences Absolute .051
Positive .044
Negative -.051
Kolmogorov-Smirnov Z .392
Asymp. Sig. (2-tailed) .998
a. Test distribution is Normal.
4. Uji Independent T-Test Outstanding Aset BPKH dan TH
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
HASIL OUTSTANDING ASET
Equal variances assumed
14.614 .000 8.738 118 .000 19.88333 2.27542 15.37738 24.38929
Equal variances not assumed
8.738 99.021 .000 19.88333 2.27542 15.36841 24.39825
105
5. Uji Normalitas Growth Outstanding Aset BPKH dan TH
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .16360999
Most Extreme Differences Absolute .161
Positive .161
Negative -.137
Kolmogorov-Smirnov Z 1.246
Asymp. Sig. (2-tailed) .089
a. Test distribution is Normal.
6. Uji Independent T-Test Growth Outstanding Aset BPKH dan TH
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
HASIL PERTUMBUHAN OUTSTNDING HAJI
Equal variances assumed
18.930 .000 -2.707 118 .008 -.31367 .11586 -.54310 -.08423
Equal variances not assumed
-2.707 101.274 .008 -.31367 .11586 -.54350 -.08384
106
7. Forcaseting Pertumbuhan BPKH dan TH 2017-2027
(dalam Rp)
Time BPKH
01 Jan 2017
01 Jan 2018
01 Jan 2019
01 Jan 2020
01 Jan 2021
01 Jan 2022
01 Jan 2023
01 Jan 2024
01 Jan 2025
01 Jan 2026
01 Jan 2027
93.910.919.512.672,00
103.302.011.463.939,00
113.632.212.610.333,00
124.995.433.871.366,00
137.494.977.258.503,00
151.244.474.984.353,00
166.368.922.482.789,00
183.005.814.731.068,00
201.306.396.204.174,00
221.437.035.824.592,00
243.580.739.407.051,00
(dalam RM)
Time TH
01 Jan 2017
01 Jan 2018
01 Jan 2019
01 Jan 2020
01 Jan 2021
01 Jan 2022
01 Jan 2023
01 Jan 2024
01 Jan 2025
01 Jan 2026
01 Jan 2027
64.320.648,00
70.752.712,80
77.827.984,08
85.610.782,49
94.171.860,74
103.589.046,81
113.947.951,49
125.342.746,64
137.877.021,30
151.664.723,44
166.831.195,78
107
8. Data Historis BPKH dan TH
TANGGAL BPKH (dalam Rp) TH (dalam RM)
Dec-11 170,522,680,883 1,688,624
Jan-12 166,519,018,937 1,726,727
Feb-12 162,515,356,991 1,764,830
Mar-12 158,511,695,045 1,802,933
Apr-12 154,508,033,099 1,841,036
May-12 150,504,371,153 1,879,139
Jun-12 146,500,709,207 1,917,242
Jul-12 142,497,047,261 1,955,345
Aug-12 138,493,385,315 1,993,448
Sep-12 134,489,723,369 2,031,551
Oct-12 130,486,061,423 2,069,654
Nov-12 126,482,399,477 2,107,757
Dec-12 122,478,737,531 2,145,860
Jan-13 123,781,974,197 2,186,521
Feb-13 125,085,210,863 2,227,182
Mar-13 126,388,447,529 2,267,843
Apr-13 127,691,684,195 2,308,504
May-13 128,994,920,861 2,349,165
Jun-13 130,298,157,527 2,389,827
Jul-13 131,601,394,193 2,430,488
Aug-13 132,904,630,859 2,471,149
Sep-13 134,207,867,525 2,511,810
Oct-13 135,511,104,191 2,552,471
Nov-13 136,814,340,857 2,593,132
Dec-13 138,117,577,523 2,633,793
Jan-14 141,122,494,670 2,662,558
Feb-14 144,127,411,816 2,691,322
Mar-14 147,132,328,963 2,720,087
Apr-14 150,137,246,109 2,748,851
May-14 153,142,163,256 2,777,616
Jun-14 156,147,080,403 2,806,381
Jul-14 159,151,997,549 2,835,145
Aug-14 162,156,914,696 2,863,910
Sep-14 165,161,831,842 2,892,674
Oct-14 168,166,748,989 2,921,439
Nov-14 171,171,666,135 2,950,203
Dec-14 174,176,583,282 2,978,968
108
Jan-15 174,252,706,249 3,025,356
Feb-15 174,328,829,215 3,071,745
Mar-15 174,404,952,182 3,118,133
Apr-15 174,481,075,149 3,164,521
May-15 174,557,198,115 3,210,909
Jun-15 174,633,321,082 3,257,298
Jul-15 174,709,444,049 3,303,686
Aug-15 174,785,567,015 3,350,074
Sep-15 174,861,689,982 3,396,462
Oct-15 174,937,812,949 3,442,851
Nov-15 175,013,935,915 3,489,239
Dec-15 175,090,058,882 3,535,627
Jan-16 175,166,181,849 3,448,142
Feb-16 175,242,304,815 3,360,657
Mar-16 175,318,427,782 3,273,172
Apr-16 175,394,550,749 3,185,687
May-16 175,470,673,715 3,098,202
Jun-16 175,546,796,682 3,010,717
Jul-16 175,622,919,649 2,923,232
Aug-16 175,699,042,615 2,835,747
Sep-16 175,775,165,582 2,748,262
Oct-16 175,851,288,549 2,660,777
Nov-16 175,927,411,515 2,573,292
Dec-16 176,003,534,482 2,485,807
109
9. Data Historis Outstanding Aset BPKH dan TH
TANGGAL OUTSTANDING ASET
BPKH
OUTSTANDING
ASET TH
Dec-11 40,266,798,174,371 92,529,023,805
Jan-12 41,494,667,508,170 104,626,185,637
Feb-12 42,722,536,841,968 106,766,666,673
Mar-12 43,950,406,175,767 108,907,147,710
Apr-12 45,178,275,509,566 111,047,628,747
May-12 46,406,144,843,364 113,188,109,783
Jun-12 47,634,014,177,163 115,328,590,820
Jul-12 48,861,883,510,962 117,469,071,857
Aug-12 50,089,752,844,760 119,609,552,893
Sep-12 51,317,622,178,559 121,750,033,930
Oct-12 52,545,491,512,358 123,890,514,967
Nov-12 53,773,360,846,156 126,030,996,003
Dec-12 55,001,230,179,955 128,171,477,040
Jan-13 56,083,648,656,115 152,937,784,683
Feb-13 57,166,067,132,276 155,476,886,814
Mar-13 58,248,485,608,436 158,015,988,945
Apr-13 59,330,904,084,596 160,555,091,076
May-13 60,413,322,560,757 163,094,193,207
Jun-13 61,495,741,036,917 165,633,295,338
Jul-13 62,578,159,513,077 168,172,397,469
Aug-13 63,660,577,989,238 170,711,499,600
Sep-13 64,742,996,465,398 173,250,601,731
Oct-13 65,825,414,941,558 175,789,703,862
Nov-13 66,907,833,417,719 178,328,805,993
Dec-13 67,990,251,893,879 180,867,908,124
Jan-14 68,660,193,047,159 175,519,498,414
Feb-14 69,330,134,200,439 177,292,640,642
Mar-14 70,000,075,353,719 179,065,782,870
Apr-14 70,670,016,506,999 180,838,925,098
May-14 71,339,957,660,279 182,612,067,326
Jun-14 72,009,898,813,559 184,385,209,554
Jul-14 72,679,839,966,838 186,158,351,782
Aug-14 73,349,781,120,118 187,931,494,010
Sep-14 74,019,722,273,398 189,704,636,238
Oct-14 74,689,663,426,678 191,477,778,466
Nov-14 75,359,604,579,958 193,250,920,694
110
Dec-14 76,029,545,733,238 195,024,062,922
Jan-15 76,774,602,974,048 177,152,977,371
Feb-15 77,519,660,214,858 178,609,094,014
Mar-15 78,264,717,455,667 180,065,210,656
Apr-15 79,009,774,696,477 181,521,327,298
May-15 79,754,831,937,287 182,977,443,940
Jun-15 80,499,889,178,097 184,433,560,583
Jul-15 81,244,946,418,906 185,889,677,225
Aug-15 81,990,003,659,716 187,345,793,867
Sep-15 82,735,060,900,526 188,801,910,509
Oct-15 83,480,118,141,336 190,258,027,152
Nov-15 84,225,175,382,145 191,714,143,794
Dec-15 84,970,232,622,955 193,170,260,436
Jan-16 85,715,289,863,765 182,286,214,001
Feb-16 86,460,347,104,575 183,321,055,558
Mar-16 87,205,404,345,384 184,355,897,115
Apr-16 87,950,461,586,194 185,390,738,672
May-16 88,695,518,827,004 186,425,580,229
Jun-16 89,440,576,067,814 187,460,421,786
Jul-16 90,185,633,308,623 188,495,263,343
Aug-16 90,930,690,549,433 189,530,104,900
Sep-16 91,675,747,790,243 190,564,946,457
Oct-16 92,420,805,031,053 191,599,788,014
Nov-16 93,165,862,271,862 192,634,629,571
Dec-16 93,910,919,512,672 193,669,471,128