analisis perbandingan kinerja keuangan perbankan...
TRANSCRIPT
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN
SYARIAH DI ASEAN MELALUI PENDEKATAN ISLAMICITY
PERFORMANCE INDEX
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh:
AGUNG MAULANA
NIM: 1113046000035
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H / 2018 M
iv
ABSTRACT
Agung Maulana, 1113046000035, Comparative Analysis of Sharia Banking
Financial Performance in ASEAN through Approach of Islamicity Performace
Index. Syariah Economic Studies Program, Faculty of Economics and Business,
State Islamic University (UIN) Syaif Hidayatullah Jakarta, 1439H / 2017M.
The limited information on sharia bank financial statements in describing the
level of compliance with Sharia rules becomes the urgency of alternative financial
performance measurement methods. This study aims to analyze and compare the
condition of Islamic banking financial performance in the ASEAN region using
the method of Islamicity Performance Index based on research Hameed et al
(2004). The analytical method used is the analysis of financial ratios and different
test analysis using non parametric method Kruskall Wallis where first performed
the analysis of normality test using Kolmogorov Smirnov analysis and
homogeneity using Levene Statistic test. Based on the calculation of different test
statistic, the five countries in the ASEAN region have financial performance
through different IPI method significantly, where the seven ratios of PSR, ZPR,
EDRQD, EDRBG, EDRLB, II vs NII, and IInc vs NIInc have Sig 2-tailed <0.05.
from the calculation of the ratio, the Philippines and Thailand have the value of
the ratio of halal income and investment to the revenue and the haraam
investment is the least meaning that the two countries are still doing business
through the forbidden, while the PSR ratio, only Indonesia is focused in
conducting business through the principle of risk through musyarakah and
mudharabah contracts with PSR value> 30%. On this result, the Sharia councils
of each country should be more intensive in controlling the compliance of shari'a
from the management of Islamic banking business.
Keywords: Financial Performance, Islamic Banking, Islamicity Performance
Index
Advisor: Dr. Nurhasanah, M.Ag
References: Year 1988 s.d 2016
v
ABSTRAK
Agung Maulana, 1113046000035, Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Perbankan Syariah di ASEAN melalui Pendekatan Islamicity
Performace Index. Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Islam Negeri (UIN) Syaif Hidayatullah Jakarta,
1439H/2017M.
Terbatasnya informasi laporan keuangan bank syariah dalam
menggambarkan tingkat kepatuhan terhadap aturan syariah menjadi urgensi
adanya metode pengukuran kinerja keuangan alternatif. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis dan membandingkan kondisi kinerja keuangan perbankan
syariah di kawasan ASEAN menggunakan metode Islamicity Performance Index
berdasarkan penelitian Hameed dkk (2004). Metode analisis yang digunakan ialah
analisis rasio keuangan dan analisis uji beda menggunakan metode non parametrik
Kruskall Wallis dimana terlebih dahulu dilakukan analisis uji normalitas
menggunakan analisis Kolmogorov Smirnov dan homogenitas menggunakan uji
Levene Statistic. Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji beda, kelima negara
di kawasan ASEAN ini memiliki kinerja keuangan melalui metode IPI yang
berbeda signifikan, dimana ketujuh rasio yaitu PSR, ZPR, EDRQD, EDRBG,
EDRLB, IIvsNII, dan IIncvsNIInc memiliki nilai Sig 2-tailed <0.05. dari hasil
perhitungan rasio, Filipina dan Thailand memiliki nilai rasio pendapatan dan
investasi halal terhadap pendapatan dan investasi haram paling kecil artinya kedua
negara tersebut masih menjalankan bisnisnya lewat hal yang diharamkan, adapun
rasio PSR, hanya Indonesia yang fokus dalam menjalankan bisnis melalui prinsip
bagi resiko melalui akad musyarakah dan mudharabah dengan nilai PSR >30%.
Atas hasil ini, dewan syariah masing-masing negara harus lebih intensif dalam
mengontrol kepatuhan syariah dari pengelolaan bisnis perbankan syariah.
Kata kunci : Bank Syariah, Islamicity Performance Index, Kinerja Keuangan,
Pembimbing : Dr. Nurhasanah, M.Ag
Daftar Pustaka : Tahun 1988 s.d 2016
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya
meskipun terdapat banyak kekurangan. Shalawat serta salam semoga tercurahkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah memberi petunjuk kepada
umatnya menuju kehidupan yang bahagia fiddun yaa wall aakhirat.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak tangan yang
terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat yang setinggi-tingginya dan
terima kasih yang setulus-tulusnya atas segala kepedulian mereka yang telah
memberikan berbagai bentuk bantuan baik berupa sapaan moril, kritik, masukan,
dorongan semangat, dukungan finansial, maupun sumbangan pemikiran dalam
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Arif Mufraini, Lc, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar MA selalu Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Ibu Endra Kasni Laila, M.Si,
selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi dan Bisnis Fakutas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ketua prodi Muamalat, Bapak AM. Hasan Ali, M.A dan sekertaris jurusan
Bapak Dr. Abdurrauf, M.A.
5. Tim Task Force Passing Out prodi Muamalat
6. Ibu Dr. Nurhasanah, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis,
yang sangat sabar dalam membimbing penulis dalam menulis skripsi
sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Selain itu, berbagai
motivasi, ilmu, dan pengalaman yang telah diberikan kepada penulis
sehingga penulis mendapatkan pelajaran berharga yang bermanfaat untuk
masa depan. Semoga Allah membalas kebaikan Ibu berupa limpahan
rezeki dan keberkahan dunia dan akhirat.
vii
7. Kepada dosen penguji skripsi bapak Dr. Muhammad Nur Rianto Al Arif,
SE., M.Si dan bapak Supriyono, SE., MM yang telah memberikan ilmu
dan bimbingannya kepada kami.
8. Kepada Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan.
9. Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan nasehat dan waktu luangnya untuk
berkonsultasi mengenai masalah akademik selama penulis menjadi
mahasiswa.
10. Kepada seluruh dosen dan karyawan akademik Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah memberikan banyak ilmu kepada penulis selama menempuh
pendidikan di bangku kuliah.
11. Kepada kedua orang tuaku Bapak Ismail dan Ibu Hasanah, juga kakak-
kakakku tercinta Budi Asmara, Mirani, Tatum Mulya yang telah
memberikan do’a, dukungan, semangat, dan rela mengorbankan waktu dan
keringatnya untuk membantu penulis dalam menjalani perkuliahan.
Semoga kebaikan kalian dibalas berlipat ganda oleh Allah Swt berupa
keberkahan dunia dan akhirat.
12. Kepada Keponakanku tersayang Giovani, Naomi, Reyfan, Kichi, dan
Abiyyu yang telah menghilangkan rasa jenuh penulis saat mengerjakan
skripsi dengan canda tawa dan gurauan.
13. Kepada Keluarga Besar Lingkar Studi Ekonomi Islam (LiSEnSi) yang
telah menjadi keluarga kedua penulis di kampus dan telah memberikan
banyak ilmu, pengalaman dan juga inspirasi. Semoga kebaikan kalian
dibalas oleh keberkahan Allah Swt.
14. Kepada seluruh keluarga besar Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam
(FoSSEI) baik nasional maupun regional Jabodetabek yang telah menjadi
keluarga bagi penulis dalam berjuang mendakwahkan ekonomi Islam di
Indonesia khususnya untuk kalangan mahasiswa.
viii
15. Kepada Seluruh Teman-teman Passing Out dari jurusan Muamalat
menjadi jurusan Ekonomi Syariah yang telah membantu penulis selama
proses skripsi.
16. Kepada jodohku, yang entah siapa dan berada dimana terima kasih karena
telah membantu memberikan motivasi kepada penulis untuk terus selalu
semangat menyelesaikan studi agar dapat segera menikah dengan dirimu.
17. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Dengan demikian, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas semua
pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaianskripsi ini. Semoga
Allah Swt membalas yang terbaik dan semoga karya ini dapat bermanfaat bagi
seluruh masyarakat dan menyumbangkan aspirasi bagi perkembangan industri
keuangan syariah.
Ciputat, 5 September 2017
Agung Maulana
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iii
ABSTRACT ........................................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah .......................................................... 6
C. Perumusan Masalah ..................................................................................... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 6
E. Pedoman Penulisan ..................................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan ................................................................................. 8
G. Review Studi Terdahulu ............................................................................. 9
H. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 16
BAB II LAPORAN KEUANGAN, KINERJA KEUANGAN DAN
ISLAMICITY PERFORMANCE INDEX............................................................. 18
A. Laporan Keuangan ..................................................................................... 18
B. Pengukuran Kinerja Keuangan ................................................................... 22
C. Islamicity Performance Index (IPI) ........................................................... 25
x
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 29
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 29
B. Populasi dan Sampel Penelitian................................................................... 30
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 32
D. Teknik Analisis Data .................................................................................. 33
E. Definisi Operasional Variabel .................................................................... 40
F. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 42
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 44
A. Perkembangan Perbankan Syariah di ASEAN ........................................... 44
B. Analisis Kinerja Syariah Dengan Menggunakan Metode IPI .................... 60
1. Profit Sharing Ratio ....................................................................... 60
2. Zakat Performance Ratio .............................................................. 63
3. Equitable Distribution Ratio ......................................................... 65
4. Islamic Invesment vs non Islamic Investment ............................... 72
5. Islamic Income vs non Islamic Income .......................................... 74
C. Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di ASEAN ............. 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 93
A. Kesimpulan ................................................................................................ 93
B. Saran .......................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 95
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Bank yang Menjadi Sampel Penelitian ....................................... 32
Tabel 4.1 Laba/Rugi Al- Amanah Islamic Bank (Peso) ......................................... 56
Tabel 4.2 Laba (Rugi) Islamic Bank of Thailand (Bath) ....................................... 57
Tabel 4.3 Perhitungan Ratio PSR Perbankan Syariah di ASEAN ....................... 60
Tabel 4.4 Perhitungan Ratio ZPR Perbankan Syariah di ASEAN ....................... 63
Tabel 4.5 Perhitungan Ratio EDRQD Perbankan Syariah di ASEAN ................. 66
Tabel 4.6 Perhitungan Ratio EDRBG Perbankan Syariah di ASEAN ................. 68
Tabel 4.7 Perhitungan Ratio EDRLB Perbankan Syariah di ASEAN ................. 70
Tabel 4.8 Perhitungan Ratio II vs NII Perbankan Syariah di ASEAN .................. 72
Tabel 4.9 Perhitungan Ratio IInc vs NIInc Perbankan Syariah di ASEAN .......... 75
Tabel 4.10 Penilaian Rata-Rata Kinerja Keuangan Islamicity Performance Index
Perbankan Syariah di ASEAN 2013-2016 ............................................................ 77
Tabel 4.11 Uji Normalitas Kinerja Keuangan One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test ........................................................................................................................ 78
Tabel 4.12 Uji Homogenitas Levene Statistic ....................................................... 79
Tabel 4.13 Pemeringkatan (Ranks) ....................................................................... 81
Tabel 4.14 Uji Kruskall Wallis H Rasio Kinerja Keuangan ................................. 84
Tabel 4.15 Hasil Uji Post Hoc Kinerja Keuangan Mann Whitney U .................... 88
xii
DAFTAR GAMBAR
Grafik 1.1 Distribusi Aset Keuangan Syariah (US$ Juta) 2015 .............................. 1
Grafik 1.2 Aset Keuangan Syariah Berdasarkan Regional (US$ Juta) ................... 2
Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran Mengenai Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Bank Syariah di ASEAN Menggunakan Metode RGEC dan Islamicity
Performance Index ...................................................................................................17
Gambar 3.1 Proses Analisis Data ............................................................................ 33
Grafik 4.1 Aset Keuangan Syariah di ASEAN ....................................................... 44
Grafik 4.2 Aset Keuangan Syariah Malaysia .......................................................... 46
Grafik 4.3 Market Share Perbankan Syariah Malaysia ........................................... 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sektor keuangan syariah global telah menunjukkan pertumbuhan yang
kuat dan peningkatan kecanggihan operasional yang cepat. Perkembangan ini
ditambah dengan kehadiran Crowdfunding syariah seperti Human Crescent
yang mendorong investasi berdampak sosial lebih besar yang diluncurkan dari
Mohammed bin Rashid Global Center for Endowment Consultancy
(MBRGCEC) di Dubai. Sektor keuangan syariah global memiliki masalah
kultural yaitu kurangnya kesadaran umat muslim akan penggunaan produk
keuangan syariah yang ditawarkan. Ada banyak peluang pertumbuhan yang
potensial pada sektor ini, khususnya pemanfataan instumen wakaf dan
Crowdfunding. Sektor keuangan syariah secara global pada tahun 2021
diperkiraan akan tumbuh dengan total asset sebesar US$3,5 trilyun1.
Grafk 1.1 Distribusi Aset Keuangan Syariah (US$ Juta) 2015
Sumber: data diolah ( Thomson Reuters-State of the Global Islamic Economy Report 2016/2017)
Aset keuangan syariah global hingga tahun 2015 masih didominasi oleh
perbankan syariah dengan total aset mencapai US$ 1,451 trilyun. Posisi kedua
terbesar berada di sektor sukuk dengan total aset mencapai US$ 342 milyar.
Posisi ketiga, keempat, dan kelima masing-masing yaitu lembaga keuangan
1 Thomson Reuters, “State of the Global Islamic Economy Report 2016/2017” , dokumen diakses pada 2
september 2017 dari http://islamic-finance.zawya.com/ifg-publications/, h.4-5.
USD 1.451.087 USD 37.745
USD 341.923
USD 106.351 USD 66.436 Perbankan Syariah
Asuransi Syariah
Sukuk
Lembaga KeuanganSyariah Lainnya
Pembiayaan Syariah
2
syariah lainnya, pembiayaan syariah, dan asuransi syariah sebesar US$106,351
milyar, US$ 66,436 milyar, dan US$ 37,745 milyar.
Berdasarkan letak geografis, ekspansi keuangan syariah telah
terkonsentrasi pada pasar yang besar seperti GCC dan sebagian wilayah Asia
khususnya Asia Tenggara (ASEAN). Diskusi terhadap perkembangan
keuangan syariah di Asia sudah lama dilakukan terhadap negara-negara yang
penduduknya mayoritas muslim di ASEAN seperti Malaysia, Indonesia, dan
Brunei yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi di sektor perbankan, pasar
modal, dan asuransi syariah untuk mendukung pertumbuhan aktivitas
ekonomi2.
Grafik 1.2 Aset Keuangan Syariah berdasarkan Regional (US$ Juta)
Sumber: ICD-Thomson Reuters Islamic Finance Development Report 2016/2017
2 Bank Negara Malaysia, “Asia: Future Prospect for Islamic Finance”, dokumen diakses pada 2 september 2017
melalui www.mifc.com, h.1.
53.985 64.076 68.573 66.867
628.090 752.605 847.165 922.377
4.966 4.870
5.304 4.809
422 596
1.479 2.323
532.292 342.437
421.803 481.141 2
2
2 2
31.256 35.763
43.601
49.091 439.263 455.681
472.858 473.302
2.593 2.941
3.762
3.630
2012 2013 2014 2015
Sub-Sahara Afrika
Asia Tenggara
Asia Selatan
Amerika Selatan danKaribia
MENA
Asia Lainnya
Amerika Utara
GCC
Eropa
3
ASEAN bersama GCC, dan MENA menjadi 3 regional yang memimpin
perkembangan pesat industri keuangan syariah. Tercatat pada tahun 2015 total
aset keuangan syariah di ASEAN mencapai US$ 474 milyar tertinggi ketiga
setelah regional GCC dan MENA. Total aset tersebut berasal dari 4 sektor
industri keuangan syariah yaitu perbankan syariah dimana total asetnya
mencapai US$188 milyar, pembiayaan syariah US$20.2 milyar, sukuk US$215
milyar, asuransi syariah US$8.6 milyar, dan lembaga keuangan syariah lainnya
sebesar US$41.7 milyar.
Berdasarkan data yang telah dipaparkan, bank syariah masih menjadi
roda utama penggerak perekonomian syariah secara global dengan total aset
sebesar US$ 1.451 trilyun. Di ASEAN sendiri aset perbankan syariah
menembus angka US$188 milyar yang terkonsentrasi pada 2 negara yaitu
Malaysia dengan total aset US$160 milyar dan Indonesia dengan total aset
US$20 milyar, sisanya US$8 milyar tersebar di negra-negara di kawasan Asia
Tenggara lainnya3. Tidak heran jika kajian mengenai perkembangan baik dari
segi kuantitatif maupun kualitatif perbankan syariah di ASEAN begitu masif
dilakukan oleh para peneliti dan penggiat keuangan syariah.
Mengamati pertumbuhan aset dan marketshare saja tidak cukup untuk
memberikan gambaran secara komprehensif terhadap perkembangan industri
perbankan syariah. Aspek penting lainnya juga harus dieksplorasi dan diamati,
termasuk diantaranya adalah unsur profitabilitas, ekosistem industri, dan yang
lebih penting lagi adalah kinerja dan kepatuhan terhadap nilai-nilai syariat.
Evaluasi kinerja adalah metode pengukuran pencapaian suatu perusahaan
berdasarkan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Ini adalah bagian dari
tindakan pengendalian yang dapat membantu perusahaan memperbaiki
kinerjanya di masa depan sambil mengidentifikasi kekurangan operasinya
sepanjang tahun keuangan. Memiliki sistem pengukuran kinerja yang tepat
3 ICD-Thomson Reuters, “ Islamic Finance Development Report 2016”, dokumen diakses pada 2 september 2017
melalui http://islamic-finance.zawya.com/ifg publications/, h.48-49.
4
sangat penting terutama di dunia yang tanpa batas saat ini agar tetap kompetitif
dan kuat secara finansial4.
Melakukan penilaian kinerja terhadap perbankan syariah merupakan
salah satu cara untuk dapat mengetahui tingkat kesehatan bank, karena dengan
melihat kinerja akan terlihat bagaimana bank dapat menjalakan fungsinya
dengan baik sebagai lembaga intermediasi dan dapat menjaga kepercayaan
masyarakat yang menyimpan uangnya disana, serta bagaimana bank syariah
dapat menjalankan fungsi sosialnya, maka pengukuran kinerja keuangan
menjadi krusial perannya dalam kaitannya dengan masalah ini.
Institusi keuagan global banyak yang menggunakan metode penliaian
resiko sebagai alat pengukuran kinerja keuangannya. Di Indonesia sendiri,
RGEC diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.13/1/PBI/2011 yang
disempurnakan oleh peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
No.10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Umum Kesehatan Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah dengan Pendekatan RGEC. Tujuan peraturan
ini adalah agar bank dapat mengidentifikasi permasalahan lebih dini,
melakukan tindak lanjut perbaikan yang sesuai dan lebih cepat, serta
menerapkan prinsip Corporate Governance dan manajemen risiko yang lebih
baik5.
Permasalahan yang timbul kemudian adalah metode RGEC dan metode
pengukuran lain yang sudah ada seperti Balance Scorecard, Return on
Invesment (ROI), dan yang lainnya tidak mampu mengungkapkan fungsi sosial
bank syariah. Metode pengukuran ini hanya menampilkan kinerja keuangannya
saja, sehingga diperlukan pengukuran yang tidak hanya mampu menilai sisi
4 Shalul Hameed bin Mohamed Ibrahim, dkk. “Alternative Disclosure & Performance Measure for Islamic
Banks”, 2nd International Conference on Administrative Sciences, King Fah University of Petroleum and Minerals, 19-21
April 2004, h.1.
5 Otoritas Jasa Keuangan, Surat Edaran OJK No, 10/SEOJK03/2014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum Syariah, 2014, h.2.
5
materialistik saja tetapi dapat juga mengungkapkan nilai spritual dan sosial
yang terkandung dalam bank syariah6.
Kesadaran akan hal ini, kemudian menghasilkan berbagai alat ukur bagi
bank syariah yang khas dan lebih komprehensif. Penelitian yang dilakukan
oleh Hameed berhasil menemukan alat ukur baru yang disebut Islamicity
Performance Index (IPI). Terdapat tujuh rasio keuangan yang diukur dalam
IPI, yaitu Profit-sharing Ratio, Zakat Performance Ratio, Equitable
Distribution Ratio, directors-employee welfare ratio, Islamic Invesment vs non-
Islamic Invesment Ratio, Islamic Income vs non-Islamic Income Ratio, dan
AAOIFI index7. Tujuan diciptakannya IPI ini adalah untuk menilai kinerja
syariah bank syariah melalui pendekatan kuantitatif, sehingga metode
pengukuran kinerja bank tidak hanya menghasilkan gambaran kinerja
keuangan, tetapi juga nilai-nilai sosial dan spiritual yang dijalankan oleh bank
syariah.
Perkembangan perbankan syariah yang pesat di kawasan ASEAN harus
diimbangi oleh kemampuan bank syariah untuk menjaga loyalitas deposan,
shareholders, dan stakeholders lainnya. Hal ini melatarbelakangi penulis untuk
melakukan penilaian kinerja bank umum syariah (Full Fledged) di kawasan
ASEAN untuk mengevaluasi kinerja bank syariah bukan hanya dari segi
kinerja keuangan saja, tetapi juga mampu mengevaluasi prinsip keadilan
kehalalan dan penyucian (tazkiah), oleh karena itu penelitian ini menggunakan
metode pengukuran pengukuran kinerja syariah dengan menggunakan metode
Islamicity Performance Index (IPI). Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan di atas, penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah di ASEAN Melalui
Pendekatan Islamicity Performance Index”.
6 Prasetyo Adi Sulitsiyo, dkk, Pengukuran Kesehatan Bank Syariah Berdasarkan Islamicity Performance Index
(Studi Pada BMI dan BSM), Forum Riset Keuangan Syariah I, 2012, h.3.
7 Shalul Hameed bin Mohamed Ibrahim, dkk. “Alternative Disclosure & Performance Measure for Islamic
Banks”, h.18-20.
6
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Dibutuhkannya informasi kondisi kesehatan bank syariah yang
komprehensif di kawasan ASEAN, mengingat industri keuangan
syariah di kawasan ini khususnya bank syariah sedang berkembang.
2. Pengukuran kinerja bank syariah sampai sekarang hanya mampu
merepresentasikan financial performance saja sedangkan untuk aspek
kepatuhan syariah tidak tergambar dalam laporan kinerja.
3. Islamicity Performance Index sebagai metode pengukuran tingkat
kepatuhan syariah dalam kinerja perbankan layak untuk digunakan
dalam studi analisis kinerja keuangan perbankan agar mendapatkan
informasi keuangan sesuai syariah yang komprehensif.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis membatasi
masalah yang akan diteliti yaitu penulis hanya akan fokus untuk
membandingkan kinerja keuangan bank umum syariah di kawasan ASEAN
melalui pendekatan Islamicity Performance Index (IPI) untuk menganalisis
kinerja keuangan bank sekaligus kepatuhan syariah dalam pengelolaan bisnis
perbankan syariah yang ada di kawasan ASEAN.
C. Perumusan Masalah
Melalui pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
Bagaimana kondisi kinerja keuangan perbankan syariah di kawasan
ASEAN dan usaha mereka dalam memenuhi kepatuhan syariah diukur melalui
metode Islamicity Performance Index, dan apakah terdapat perbedaan kinerja
yang signifkan dari masing-masing negara tersebut?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasrkan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan di atas,
maka tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
7
a. Untuk menganalisis kinerja syariah perbankan syariah di negara-
negara ASEAN melalui pendekatan Islamicity Performance Index.
b. Untuk membandingkan apakah terdapat perbedaan yang signifikan
atas kinerja syariah yang perhitungannya melalui pendekatan
Islamicity Performance Index di negara-negara ASEAN.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
a. Dapat memberikan pengetahuan bagi para pembaca maupun
peneliti pribadi.
b. Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian sejenis dan dapat
dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah
ada maupun yang akan dilakukan.
c. Dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang kinerja keuangan bank
melalui metode Islamicity Performance Index.
d. Menjadi evaluasi bagi pengelola bank yakni pemilik, dewan
komisaris, dan direksi untuk mengetahui kekurangan yang dihadapi
oleh bank syariah sehingga dapat diambil kebijakan untuk
meningkatkan kinerja keuangannya.
e. Menjadi bahan pertimbangan untuk masyarakat dan investor untuk
dapat menempatkan dananya di bank syariah yang ada di Indonesia
maupu negara ASEAN lainnya.
f. Untuk mengetahui posisi dan kekuatan bank syariah di Indonesia
dibandingkan dengan bank syariah lain yang ada di ASEAN.
E. Pedoman Penulisan
Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan
Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum, Univesitas Syariah Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, tahun 2017”.
8
F. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar memudahkan
penulisan skripsi maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab
dengan rincian sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini memuat tentang latar belakang penelitian mengenai
perkembangan industri keuangan syariah yang pesat di kawasan ASEAN
khususnya di sektor perbankan. Perkembangan ini tentu perlu dipantau atau
dievaluasi perkembangannya melalui pengukuran kinerja dan tingkat
kepatuhan bank terhadap nilai-nilai kesyariahan, sehingga pada bab ini
dijelaskan juga perkembangan pemikiran para ekonom untuk membentuk
rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kesyariahaan
kinerja suatu bank, sehingga pembaca mengetahui urgensi dari adanya
penelitian ini. Bab ini juga memuat, identifikasi dan perumusan masalah,
batasan masalah, manfaat penelitian, serta tujuannya yaitu untuk
membandingkan tingkat kinerja dan kesyariahan keuangan bank syariah
yang ada di ASEAN sebagai bahan evaluasi para stakeholder yang
berkepentingan atas hasil penelitian ini, lengkap dengan review studi
terdahulu dan kerangka teoritis penelitian.
BAB II : ISLAMICITY PERFORMANCE INDEX
Bab ini membahas teori-teori yang berkaitan dengan topik tentang
pembahasan mengenai teori tersebut meliputi definisi isi setiap komponen
yang ada di dalam Islamicity Performance Index berdasarkan penelitian
yang dilakukan Hameed, dkk pada tahun 2004. Tujuan adanya bab ini agar
pembaca yang belum mengerti teori dasar dari penelitian ini mendapat
pengetahuan fundamental dari penelitian ini sehingga diharapkan dapat
dengan mudah mengikuti alur dari laporan hasil penelitian yang sudah
ditulis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Setelah menjelaskan latar belakang diadakannya penelitian ini dan
telah dipaparkan teori dasar dari penelitian ini, Bab 3 berisi tentang
9
penjelasan mengenai bagaimana penelitian dijalankan seusai kaidah metode
penelitian yang berlaku. Dalam hal ini berisi jenis dan sumber data, objek
penelitian, metode pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan metode
analisis data yang akan digunakan.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat perkembangan industri keuangan syariah di ASEAN
khususnya perbankan dan hasil pengukuran kinerja keuangan dan kinerja
syariah sehingga kita dapat melihat hasil pengukuran rasio IPI dari data
yang telah diolah melalui software statistik SPSS. Selain itu pada bab ini
juga dipaparkan hasil perhitungan statistik pengukuran analisis uji beda dari
kinerja keuangan dan syariah bank syariah di ASEAN. Tujaun bab ini untuk
memperlihatkan hasil akhir dari penelitian yang dilakukan.
BAB V : PENUTUP
berisi kesimpulan yang menjawab rumusan permasalah bagaimana
sebenarnya kinerja keuangan dari aspek kepatuhan syariah yang ada di
ASEAN, serta memuat saran dari penulis bagi para pembaca.
G. Review Studi Terdahulu
Penulis berusaha mencari, membaca dan mempelajari penelitian
terdahulu yang terkait dengan materi penelitian yang akan penulis ambil untuk
dapat menjadi acuan, untuk membandingkan, maupun menyempurnakan
penelitian terdahulu. Dalam beberapa literatur yang penulis dapatkan yang ada
kaitannya dengan penulisan kajian ini yaitu sebagai berikut:
10
1 Judul Kinerja Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah dengan Menggunakan Metode
Islamicity Performance Index (Studi pada
BPRS di Provinsi Banten Tahun 2013-
2015)
Identitas Annisa Noor Qolbi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Tangerang Selatan Banten. Skripsi
S1 Fakultas Syariah dan Hukum. 2016.
Metode Penelitian Metode Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
BPRS di Provinsi Banten yang terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2013
sampai 2015. Sampel penelitian seluruh
BPRS di Provinsi Banten yang terdaftar di
OJK tahun 2013 sampai 2015. Penelitian ini
dengan pendekatan Islamicity Performance
Index yang menggunakan lima indikator
yaitu profit sharing ratio, zakat performance
ratio, equitable distribution ratio, islamic
invesment vs non islamic invesment, islamic
income vs non islamic income.
Isi dan Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada indikator
profit sharing ratio semua BPRS di Provinsi
Banten telah menerapkan tujuan didirikannya
bank syariah dengan menjadikan masyarakat
yang produktif dan bank yang terbaik adalah
BPRS Berkah Ramadhan. Indikator zakat
performance ratio hanya BPRS Harta Insan
11
Karimah, BPRS Muamalah Cilegon dan
BPRS Cilegon Mandiri. Indikator zakat
performance ratio hanya BPRS Harta Insan
Karimah, BPRS Muamalah Cilegon dan
BPRS Cilegon Mandiri yang melakukan
penyaluran zakat dan bank yang terbaik dari
indikator zakat performance ratio adalah
BPRS Cilegon Mandiri. Indikator equitable
distribution ratio semua mendistribusikan
pendapatannya ke penerima qardh, karyawan
bank, dan bank, kecuali BPRS Mulia Berkah
Abadi tidak mendistribusikan pendapatannya
ke penerima qardh dan bank yang terbaik
dari indikator equitable distribution ratio
yang mendistribusikan pendapatannya ke
penerima qardh dan ke pegawai bank adalah
BPRS Musyarakah Ummat Indonesia, dan
yang mendistribusikan pendapatannya ke
bank adalah BPRS Harta Insan Karimah.
Indikator Islamic investment vs non Islamic
investment semua bank telah menerapan
investasi halal secara menyeluruh dan
indikator Islamic income vs non Islamic
income semua bank telah mendapatkan
pendapatan halal secara menyeluruh. Kinerja
syariah BPRS di Provinsi Banten terbaik
berdasarkan metode Islamicity Performance
Index adalah BPRS Harta Insan Karimah.
Pembeda Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
penulis berada pada objek penelitian. Penulis
memiliki objek penelitian Bank Umum
12
Syariah yang ada di kawasan ASEAN,
adapun penelitian ini memiliki objek
penelitian BPRS yang ada di Indonesia.
2 Judul Analisis Kinerja Bank Umum Syariah
dengan Menggunakan Pendekatan
Islamicity Performance Index (Studi Pada
Bank Umum Syariah Periode 2009-2013)
Identitas Evi Sebtianita, Jurnal Fakultas Ekonomi UIN
Malang, April 2015, hal:1-10.
Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder. Populasi penelitian ini
adalah semua bank umum syariah di
Indonesia periode 2009-2013, dengan sampel
sebanyak lima bank. Penarikan sampel yang
dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling. Penelitian ini dengan
pendekatan Islamicity Performance Index
yang menggunakan lima rasio yaitu profit
sharing ratio, zakat performance ratio,
equitable distribution ratio, directors -
employees welfare ratio dan islamic income
vs non islamic income.
Isi dan Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa Bank Muamalat Indonesia adalah
bank terbaik menggunakan Profit Sharing
Ratio. Bank Muamalat Indonesia juga
merupakan bank terbaik menggunakan zakat
performance ratio. Equitable Distribution
Ratio menunnjukan bahwa Bank Syariah
13
Mandiri adalah bank terbaik. Penelitian ini
juga menunjukkan bahwa Bank Syariah
Mandiri adalah bank terbaik dengan
menggunakan Directors - Employees Welfare
Ratio. Islamic Income Vs Non Islamic
Income menunjukkan bahwa Bank BRI
Syariah adalah bank terbaik. Secara
keseluruhan pendekatan Islamicity
Performance Index sudah diterapkan pada
kinerja Bank Umum Syariah tahun 2009-
2013.
Pembeda Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
penuis terletak pada objek penelitian dan
rasio Islamicity Performance Index yang
digunakan. Pada penelitian ini objek
penelitian adalah bank umum syariah di
Indonesia saja, sedangkan penulis memiliki
objek penelitian bank umum syariah di
kawasan ASEAN. Untuk rasio penelitian ini
menggunakan rasio directors employee
welfare, sedangkan rasio islamic invesment
vs non islamic invesment tidak digunakan,
adapun penelitian penulis justru sebaliknya
3 Judul Analisis Kinerja Perbankan Syariah di
Indonesia dengan Menggunakan
Pendekatan Islamicity Indices
Identitas Sayekti Endah Retno Meilani, Dita
Andraeny, Anim Rahmayati, seminar
nasional the 3rd call for syariah paper. FEB
IAIN Surakarta.
14
Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mencoba
mengungkapkan implementasi kepatuhan
syariah dalam kinerja keuangan bank syariah
di Indonesia tahun 2011-2014. Menggunakan
Islamic Indices yaitu Islamic Disclosure dan
Islamicity performance Index. Sampel dipilih
menggunakan teknik purposive dan terpilih
11 bank umum syariah di Indonesia.
Isi dan Kesimpulan Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja
keuangan bank umum syariah di Indonesia
cukup baik, namun terdapat dua rasio yang
kurang memuaskan yaitu rasio zakat
performance ratio dan director- employee
welfare ratio. Hal ini menunjukkan bahwa
zakat yang dikeluarkan oleh bank syariah
yang ada di Indonesia masih sangat kecil dan
tingginya jurang kesejahteraan antara
pegawai dan direksi.
Pembeda Perbedaan pada penelitian ini adalah objek
penelitian dan alat analisis yang digunakan.
Objek penelitian ini adalah bank umum
syariah di indonesia, adapun penulis memliki
objek penelitian regional ASEAN dimana
bank umum syariah di kawasan ini yang
menjadi objek. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini juga menggunakan dua
pendekatan yaitu islamic disclosure dan
islamicity performance index, sedangkan
penulis hanya menggunakan alat pengukuran
islamicity performance index.
15
4 Judul Alternative Disclosure & Performance
Measures For Islamic Banks
Identitas Shalul Hameed bin Mohammad Ibrohim dan
kawan-kawan (International Islamic
University Malaysia), 2004. (Penelitian ini
telah diseminarkan pada 2nd International
Conference on Administrative Sciences, King
Fahd University of Petroleum and Minerals)
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah kuantitatif, IPI
menggunakan analisis rasio pada tujuh
indikator yang terdiri atas Islamicity
Disclosure Index dan Islamicity Performance
Index (IPI). IPI mengukur kinerja syariah
bank syariah dengan tujuh indikator, yakni
profit sharing ratio, zakat performance ratio,
equitable distribution ratio, director
employee welfare ratio, islamic vs non
islamic investment, dan islamic vs non
islamic income
Isi dan Kesimpulan Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kinerja
Bank Syariah Malaysia Berhad (BIMB) dan
Bahrain Islamic Bank (BIB). Hameed dan
kawan-kawan mengembangkan Islamicity
Indices yang terdiri atas Islamicity
Disclosure Index dan Islamicity Performance
Index (IPI). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Bahrain Islamic Bank memiliki
kinerja syariah yang lebih baik daripada
Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB).
16
Pembeda Penelitian ini menjadi dasar penelitian yang
digunakan oleh penulis. Model yang
diciptakan dan diujikan dalam penelitian ini
menjadi dasar dilakukannya penelitian
penulis. Dapat dikatakan bahwa penelitian
penulis merupakan pengembangan dari
penelitian ini secara penggunaan model.
Model Islamicity Performance Index pada
penelitian penulis digunakan untuk
menganalisis objek penelitian yang lebih luas
yaitu kawasan ASEAN.
H. Kerangka Pemikiran
Dalam mengukur kinerja keuangan bank syariah yang ada di ASEAN,
penulis menganalisis faktor-faktor kinerja keuangan dengan menggunakan
kelima indikator dari Islamicity Performace Index yang dikembangkan oleh
Hameed dkk (2004). Kelima indikator tersebut antara lain, Profit-sharing
Ratio, Zakat Performance Ratio, Equitable Distribution Ratio, Islamic
Invesment vs non-Islamic Invesment Ratio, dan Islamic vs non-Islamic Income
Ratio. Berdasarkan teori yang akan digunakan dan analisis yang akan
dilakukan, maka penulis mencoba membangun kerangka bepikir seperti di
bawah ini:
17
Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran Mengenai Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Bank Syariah di ASEAN Menggunakan Metode RGEC dan
Islamicity Performance Index
Salah satu tantangan yang dihadapi
bank syariah adalah kurangnya
kepercayaan stakeholders kepada bank
syariah
Perlunya pengukuran kinerja yang dapat menunjukkan
financial performace dan social performance
Sebagai bahan evaluasi kinerja
perbankan syariah di Indonesia,
dibutuhkan adanya analisis komparasi
(perbandingan) dengan bank syariah
lain khususnya kawasan ASEAN
Pengukuran kinerja keuangan
Islamicity Performance Index
Berdasarkan penelitian Hameed
dkk (2004) dengan menggunakan
indikator: Profit-Sharing Ratio,
Zakat Performance Ratio,Equitable
Distribution Ratio, Islamic
Invesment vs non-Islamic
Invesment Ratio, dan Islamic
Income vs non-Islamic Income
Ratio.
Analisis Rasio Menggunakan Islamicity
Performance Index dan uji beda > 2 variabel
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
18
BAB II
LAPORAN KEUANGAN BANK, KINERJA KEUANGAN DAN
ISLAMICITY PERFORMANCE INDEX
A. Laporan Keuangan
1. Ruang Lingkup Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang
terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini
dibuat oleh manajemen untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan8.
Untuk membahas manajemen keuangan, tidak bisa terlepas dari
laporan keuangan. Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat
diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, oleh
karena itu perlu pembahasan singkat mengenai laporan keuangan.
Laporan keuangan bank bertujuan untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan.
Selain itu laporan keuangan bank juga bertujuan untuk pengambilan
keputusan. Suatu laporan keuangan akan bermanfaat apabila informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan,
andal dan dapat diperbandingkan. Akan tetapi, perlu disadari pula bahwa
laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepenti ngan dengan bank, karena
secara umum laporan keuangan hanya menggambarkan pengaruh
keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi non-keuangan. Walaupun demikian, dalam
8 Zaki Baridwan, intermediate Accounting, (Yogyakarta: BPFE UGM, 2004), h.17.
19
beberapa hal bank perlu menyediakan informasi nonkeuangan yang
mempunyai pengaruh keuangan di masa depan9.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank
adalah sebagai berikut10
:
a. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan
jenisjenis aktiva yang dimiliki.
b. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan
jenis-jenis kewajiban jangka pendek (lancar) maupun jangka
panjang.
c. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan
jenisjenis modal bank pada waktu tertentu.
d. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari
jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan
bank tersebut
e. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam periode tertentu.
f. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.
g. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu
periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.
Sedangkan menurut ketentuan umum laporan keuangan bank
Sedangkan menurut ketentuan umum laporan keuangan bank syariah,
tujuan laporan keuangan adalah11
:
a. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (pengguna
laporan keuangan) dalam mengambil keputusan ekonomi yang
rasional, seperti:
9 Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia., Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia. ( Jakarta: Bank
Indonesia,2008), h.3.
10 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h.240.
11 Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia., Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia, h.5-6.
20
1) Shahibul maal/ pemilik dana
2) Pihak yang memanfaatkan dan menerima penyaluran dana
3) Pembayar zakat
4) Pemegang saham
5) Otoritas pengawasan
6) Bank Indonesia
7) Pemerintah
8) Lembaga penjamin simpanan, dan
9) Masyarakat.
b. Informasi bermanfaat yang disajikan dalam laporan keuangan
antara lain meliputi informasi:
1) Untuk pengambilan keputusan investasi dan pembiayaan
2) Untuk menilai prospek arus kas baik penerimaan maupun
pengeluaran kas di masa datang
3) Mengenai sumber daya ekonomis bank (economic
resources), kewajiban bank untuk mengalihkan sumber
daya tersebut kepada entitas lain atau pemilik saham, serta
kemungkinan terjadinya transaksi dan peristiwa yang dapat
mempengaruhi perubahan sumber-sumber tersebut.
4) Mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syariah,
termasuk pendapatan dan pengeluaran yang tidak sesuai
dengan prinsip syariah dan bagaimana pendapatan tersebut
diperoleh serta penggunaannya.
5) Untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung
jawab bank terhadap amanah dalam mengamankan dana,
menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak
dan informasi mengenai tingkat keuntungan investasi
terikat, dan
6) Mengenai pematuhan fungsi sosial bank, termasuk
pengelolaan dan penyaluran zakat.
21
c. Laporan keuangan juga merupakan saran pertanggungjawaban
manajemen atas pengguanaan sumber daya.
3. Jenis-jenis Laporan Keuangan
Dalam prakeknya jenis-jenis laporan keuangan bank yang dimaksud
adalah sebagai berikut12
:
a. Neraca
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi
keuangan bank pada tanggal tertentu. Posisi keuangan dimaksud
adalah posisi aktiva (harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu
bank. Penyusunan komponen di dalam neraca didasarkan pada
tingkat likuiditas dan jatuh tempo.
b. Laporan komitmen dan kontinjensi
Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang
berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak
(irrevocable) dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang
disepakati bersama terpenuhi. Sedangkan laporan kontinjensi
merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan
timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau
lebih peristiwa di masa yang akan datang.
c. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang
menggambarkan hasil usaha bank dalam satu periode tertentu.
Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-
sumber pendapatan serta jumlah biaya dan jenis biaya-biaya yang
dikeluarkan.
d. Laporan arus kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan
semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang
berpengaruh lansung atau tidak lansung terhadap kas. Laporan arus
kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan.
12 Kasmir, Manajemen Perbankan ........, h.242.
22
e. Catatan atas laporan keuangan
Merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai posisi
devisa neto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya.
f. Laporan keuangan gabungan dan konsolidasi
Laporan gabungan merupakan laporan seluruh dari cabang-
cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri
maupun di luar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan
laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.
B. Kinerja Keuangan
1. Ruang Lingkup Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan sebagai refleksi gambaran dari pencapaian
keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai
atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan13
. Kinerja keuangan
perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian mengenai kondisi
keuangan perusahaan yang dapat dilakukan yang dilakukan berdasarkan
analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan14
. Dalam hal ini
Husnan mengatakan bahwa untuk melakukan penilaian terhadap prestasi
dan kondisi keuangan perusahaan, seorang analis keuangan memerlukan
ukuran-ukuran tertentu15
, dengan demikian pengertian kinerja adalah
suatu usaha formal yang yang dilaksanakan perusahaan untuk
mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari perusahaan yang telah
dilaksanakan pada periode tertentu16
. Kinerja keuangan bank merupakan
bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja (performance) bank
secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank
dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran,
13 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan (Bandung : Alfabeta, 2012), h.64.
14 Jamal Lulail Yunus, Manajemen Bank Syariah (Malang: UIN-Malang Press, 2009), 38.
15 Ibid., h.39.
16 Mamdu Hanafi, Manajemen Keuangan Edisi Pertama (Yogyakarta : BPEF, 2008), h. 69.
23
penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya
manusia17
.
Baik maupun buruknya kinerja keuangan perbankan dan berhasil
atau tidaknya mencapai kinerja bisnis secara memuaskan dapat diukur
dengan tolak ukur keuangan yang disebut dengan rasio keuangan
(financial ratios)18
. Pengukuran kinerja perbankan dilakukan dengan
menggunakan cara mengamati hasil yang dicapai oleh bank dengan
standart yang ditentukan oleh Bank Indonesia, atau hasil perhitungan
rata-ratanya. Rasio keuangan perbankan untuk mengukur kinerjanya
antara lain: Likuiditas, Struktur keuangan, Profitabilitas, Aktiva
Produktif, Spread, Resiko Usaha dan Efisiensi19
.
2. Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan
Analisis kinerja keuangan bank memiliki beberapa tujuan di
antaranya yaitu:
a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank
terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal, dan profitabilitas
yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya20
.
b. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan
semua jenis aset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara
efisien21
.
c. Untuk meningkatkan peran bank sebagai lembaga intermediasi
antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-
pihak yang memerlukan dana22
.
17 Jumingan, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 239.
18 Siswanto Sutojo, Mengenali Arti dan Penggunaan Neraca Perusahaan (Jakarta: Damar Mulia Pustaka, 2004),
h.55.
19 Dahlan Siamat, Manajemen Bank Umum (Jakarta: Iner Media, 1996).
20 Faisal Abdullah, Manajemen Perbankan, Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank (Malang: UMM Press,
2004), h.120.
21 Ibid., h.120.
22 Muhammad Romli, “Analisis Kinerja Bank Syariah Devisa dan Non Devisa”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Syariah, Vol. 3, No.1, (Desember 2008), h.27.
24
3. Teknik Pengukuran Kinerja Keuangan
Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan
perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan
perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian
secara kritis terhadap review data, menghitung, mengukur,
menginterprestasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan
pada suatu periode tertentu. Kinerja keuangan dapat dinilai dengan
beberapa alat analisis. Berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat
dibedakan menjadi 8 macam, yaitu23
:
a. Analisis perbandingan Laporan Keuangan
Merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan
laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukkan
perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam persentase
(relatif).
b. Analisis Tren (tendensi posisi)
Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi
keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.
c. Analisis Persentase per Komponen (common size)
Merupakan teknik analisis untuk mengetahui persentase
investasi pada masing-masing aktiva terhadap keseluruhan atau
total aktiva maupun utang.
d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Merupakan teknik analisis untuk mengetahui besarnya
sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu
yang dibandingkan.
e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas
disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu
tertentu.
23 Jumingan, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 242.
25
f. Analisis Rasio Keuangan
Merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui
hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba
rugi baik secara individu maupun secara simultan.
g. Analisis Perubahan Laba Kotor
Merupakan teknik analisis untuk mengetahui posisi laba dan
sebab-sebab terjadinya perubahan laba.
h. Analisis Break Even
Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat
penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami
kerugian
C. Islamicity Performance Index (IPI)24
Perkembangan indeks untuk mengukur kinerja lembaga keuangan syariah
Saat ini terlihat penting karena ada kesadaran yang berkembang di kalangan
masyarakat Muslim untuk menilai seberapa jauh lembaga-lembaga ini telah
berhasil mencapai tujuan mereka. Seperti yang kita perhatikan, kebanyakan
muslim sekarang tidak hanya sadar akan berapa banyak return investasi yang
mereka dapat di akhir hari, tapi yang lebih penting kemana uang mereka
diinvestasikan. Sementara itu, bagi komunitas non muslim, indeks semacam itu
bermanfaat bagi mereka bandingkan bank mana yang berkinerja lebih baik,
mungkin dalam hal pengembalian dan ttanggung jawab sosial.
Hameed dkk mengajukan dua jenis indeks. Salah satunya adalah
Islamicity Disclosure Index dan Islamicity Performance Index. Indeks ini
dikembangkan untuk membantu pemangku kepentingan yaitu deposan,
pemegang saham, badan keagamaan, pemerintah dan yang lainnya untuk
mengevaluasi kinerja lembaga keuangan syariah, karena sumber yang paling
mudah diakses Informasi adalah laporan tahunan, hameed dkk berusaha
membantu pengguna laporan tahunan untuk memaksimalkan keterbatasan
informasi yang tersedia di dalamnya. Mereka dapat memperoleh beberapa
24 Shalul Hameed bin Mohamed Ibrahim,, dkk. “Alternative Disclosure & Performance Measure for Islamic
Banks”, h.1-19.
26
kesimpulan bagaimana kinerja lembaga keuangan syariah di tahun sebelumnya,
dan bagaimana kinerjanya dalam waktu dekat. Meski begitu, karena indeksnya
dikembangkan semata berdasarkan apa yang telah tersedia dalam laporan
tahunan, mungkin hal itu akan memberikan hasil yang tidak akurat mengenai
gambaran kinerja sebenarnya, namun, pendekatan ini pada dasarnya bisa
mendorong entitas untuk mengungkapkan lebih banyak informasi, tidak hanya
berdasarkan persyaratan peraturan, tapi berdasarkan apa yang harus mereka
ungkapkan.
Islamicity Performance Index pada penelitian ini digunakan untuk
mengukur kinerja syariah bank umum syariah yang ada di ASEAN. Dalam
metode ini digunakan lima dari tujuh rasio yang diciptakan oleh Hameed dkk.
Ketujuh rasio Islamicity Performance Index tersebut yaitu:
1. Profit-Sharing Ratio
Profit-sharing merpakan tujuan utama didirikannya bank syariah.
Rasio ini mengukur seberapa besar bank syariah mencapai tujuannya
tersebut, yakni menyalurkan dana ke sektor produktif dengan skema
profit-sharing. Total pembiayaan mencakup transaksi bagi hasil,
sewamenyewa, jual beli, pinjam-meminjam, dan multijasa. Formula
perhitungan profit-sharing ratio (PSR) adalah sebagai berikut:
2. Zakat Performance Ratio
Zakat merupakan salah satu kewajiban bagi umat Muslim, yakni
menafkahkan sebagian harta berdasarkan ketentuan dari Al-Qur’an dan
Hadis. Kinerja bank syariah seharusnya didasari oleh pembayaran zakat
oleh bank syariah untuk menggantikan indikator kinerja konvensional
yakni, Earning Per Share. Formula perhitungannya ialah sebagai berikut:
Kemakmuran suatu bank seharusnya didasari oleh aset bersih
daripada laba bersih seperti yang ditekankan oleh metode konvensional,
27
sehingga jika aset bersih bank lebih tinggi, tentunya bank akan
membayar zakat lebih tinggi.
3. Equitable Distribution Ratio
Keadilan distribusi merupakan aspek yang dipandang penting
dalam akuntansi syariah, oleh karena itu indikator ini disusun dengan
tujuan untuk mengetahui bagaimana pendapatan bank terdistribusi
kepada stakeholdernya. Komponen dalam rasio ini antara lain qardh &
donasi, beban pegawai, dividen, dan laba bersih. Setiap komponen
tersebut akan dibagi dengan pendapatan bank setelah dikurangi zakat dan
pajak. Perhitungan dilakukan secara terpisah antar komponen di
dalamnya. Formula perhitungan EDR ialah sebagai berikut :
a. Qardh dan Donasi
b. Beban Tenaga Kerja
c. Dividen
d. Laba Bersih
4. Directors – Employees Welfare Ratio
Banyak klaim yang menyatakan bahwa direktur mendapat upah
yang jauh lebih besar dari kinerja yang mereka lakukan. Rasio ini
bertujuan untuk mengukur apakah direktur mendapatkan gaji yang
berlebih dibandingkan dengan pegawai, karena remunerasi direktur
merupakan isu yang penting.
5. Islamic Investment vs Non-Islamic Investment
Sesuai dengan prinsip syariah, bank syariah tentunya mendorong
perdagangan dengan transaksi halal dan melarang adanya transaksi
28
nonhalal, sebab itu bank syariah harus mengungkapkan secara tegas
investasi yang dilakukannya, baik aliran dana ke sektor halal, maupun
non-halal. Formula perhitungan rasio ini ialah sebagai berikut:
6. Islamic Income vs Non-Islamic Income
Idealnya, bank syariah seharusnya hanya menerima pendapatan
dari sumber yang halal. Namun, bunga yang dihasilkan dari giro pada
bank konvensional membuat bank syariah mendapatkan pendapatan non-
halal. Formula perhitungan rasio ini ialah sebagai berikut :
Jika bank syariah mendapatkan pendapatan dari transaksi tidak
halal, seharusnya mengungkapkan informasi mengenai hal tersebut
seperti jumlah dan sumber pemasukannya, bagaimana mengaturnya, dan
pencegahan masuknya pendapatan nonhalal tersebut. Di dalam laporan
keuangan bank syariah, pendapatan non-halal merupakan komponen
yang ada di dalam laporan dana kebajikan.
7. AAOIFI Index
Indeks ini untuk mengukur seberapa jauh lembaga-lembaga
keuangan syariah telah memenuhi prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam
AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institutions).
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah
metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu situasi
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa masa sekarang25
.
Penelitian deskriptif juga dapat diartikan sebagai penelitian yang
menggambarkan atau menjelaskan variabel masa lalu dan masa sekarang26
.
Pendekatan kuantitatif yaitu merupakan metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah
ditetapkan27
.
Pengukuran yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan adalah
metode pengukuran kinerja kepatuhan syariah menggunakan metode IPI yang
diwakilkan oleh profit sharing ratio, zakat performing ratio, equitable
distribution ratio, director employees welfare ratio, Islamic investmen vs non-
Islamic investment, Islamic income vs non-Islamic income.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
berjenis kuantitatif. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung yaitu melalui media perantara atau data yang
diperoleh dan dicatat oleh pihak lain28
. Data bersumber dari laporan keuangan
audited dan laporan rapat umum pemegang saham (RUPS) bank syariah yang
menjadi objek pada penelitian ini.
25 Mohammad Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), h.63.
26 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2002), h.10.
27 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2008), h.14.
28 Nur Indriantoro dan Bambang Suporno, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen,”
Edisi pertama, Lembaga Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2002, h. 147.
30
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulan29
. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh bank umum syariah yang berkedudukan dan
menjalankan usahanya di kawasan ASEAN. Berdasarkan informasi yang
diperoleh dari www.infobanknews.com, dari kesebelas negara anggota
ASEAN, saat ini hanya 5 negara yang memiliki Bank Umum Syariah,
sementara 1 negara yaitu Singapura pada tahun september 2015 menutup
operasional bank syariahnya The Islamic Bank of Asia oleh perusahaan
induknya yaitu DBS Bank30
, sehingga saat ini hanya ada unit usaha
syariah yang beroperasi di Singapura seperti maybank, CIMB Islamic,
HSBC Amanah, dan lainnya. Terdapat total 33 bank umum syariah yang
ada di kawasan ASEAN yang terdiri dari 13 bank berada di Indonesia, 16
bank berada di Malaysia, 2 bank berada di Brunei Darussalam, 1 bank
berada di Thailand, dan 1 bank berada di Filipina.
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan sebagian dari populasi atau dalam istilah
matematika dapat disebut sebagai himpunan bagian atau subset dari
populasi31
. Sampel yang menjadi objek dalam penelitian ini ditentukan
dengan melalui teknik pengambilan sampel Purposive Sampling.
Purposive Sampling adalah penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (kriteria) yang didasarkan pada kepentingan atau tujuan
penelitian32
.
Kriteria dan tahapan yang ditetapkan dalam menentukan sampel
penelitian ini adalah sebagai berikut:
29 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, h.115.
30 Mayuko Tani, “DBS to Close Islamic Bank”, artikel diakses pada 2 september 2017 dari
https://asia.nikkei.com/Business/AC/DBS-to-close-Islamic-bank.
31 Ibid., h.16.
32 Purwanto Suharyadi, Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern (Jakarta: Salemba Empat, 2009) h.332.
31
a. Menentukan negara anggota ASEAN mana saja yang memiliki
bank syariah (bank umum maupun unit usaha). Berdasarkan hasil
studi literatur, dari sebelas negara anggota ASEAN hanya 6 negara
yang memiliki bank syariah yaitu Malaysia, Indonesia, Brunei,
Filipina, Thailand, dan Singapura, namun Singapura hanya
memiliki unit usaha syariah setelah bank umum syariah mereka
The Islamic Bank of Asia diberhentikan operasionalnya pada
september 2015, sehingga negara yang memiliki bank umum
syariah hanya 5.
b. Total bank syariah yang terdapat di kawasan ASEAN berjumlah 73
bank. Dari 73 bank, terdapat 33 bank umum syariah (full-fladged).
33 bank umum syariah tersebar di 5 negara yaitu Malaysia 16 bank,
Indonesia 13 bank, Brunei 2 bank, Filipina 1 bank, dan Thailand 1
bank.
c. Dari 33 bank umum syariah penulis memilih bank syariah yang
laporan keuangan atau laporan tahunannya dapat diakses sebagai
sampel. Dari 33 bank, terdapat 1 bank yang laporan keuangannya
tidak didapatkan karena tidak tersedia di website bank
bersangkutan yaitu Perbadanan Tabung Amanah Syariah Brunei
(TAIB).
d. dari 32 bank umum syariah di kawasan ASEAN yang tersebar di 5
negara diambil 7 bank sebagai sampel penelitian. Tujuh sampel
tersebut dipilih dengan kriteria bank umum syariah tersebut
merupakan bank umum syariah lokal dalam negeri.
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, terpilihlah 7 bank umum
syariah yang menjadi sampel/objek penelitian ini. Ketujuh bank yang
menjadi objek penelitian ini adalah sebagai berikut:
32
Tabel 3.1 Daftar Bank yang Menjadi Sampel Penelitian
NO NAMA BANK NEGARA ASAL
1 Bank Muamalat Indonesia (BMI) Indonesia
2 Bank Syariah Mandiri (BSM) Indonesia
3 Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD) Brunei
Darussalam
4 Bank Muamalat Malaysia Berhad (BMMB) Malaysia
5 Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) Malaysia
6 Al Amanah Islamic Bank Philippines (AIBP) Filipina
7 Islamic Bank of Thailand (IBT) Thailand
e. dalam hal dimana terdapat dua bank syariah dalam satu negara
sebagai sampel, yaitu Indonesia (BMI dan BSM) dan Malaysia
(BIMB dan BMMB), bank syariah dipilih dengan kriteria nilai aset
yang besarannya hampir sama.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantaera yang dicatat oleh pihak lain.
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam data dokumenter yang dipublikasikan dan tidak
dipublikasikan33
. Peneliti memperoleh data-data penelitian yang bersumber
dari:
1. Penelitian pustaka (library research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang
sedang diteliti melalui buku, artikel, jurnal, laporan penelitian, tesis,
internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Penelitian lapangan (field reserach)
33 Nur Indriantoro dan Bambang Suporno, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen,”
Edisi pertama, Lembaga Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2002, h. 147.
33
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan
dari laporan keuangan bank syariah yang ada di ASEAN yang
diwakilkan oleh 5 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Brunei
Darussalam, dan Thailand periode tahun 2013 sampai dengan 2016 yang
diperoleh dari masing-masing website resmi bank yang menjadi sampel
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atas
pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi lima tahapan proses setelah
data terkumpul. Kelima tahapan analisis tersebut yaitu:
1. Tahap pengukuran kinerja keuangan dan kinerja syariah
2. Tahap uji kruskal Wallis H
3. Tahap uji homogenitas
4. Tahap uji hipotesis
5. Hasil penelitian
Gambar 3.1 Proses Analisis Data
PENGUMPULAN DATA
PENGUKURAN RASIO
KINERJA KEUANGAN
DAN KINERJA SYARIAH
UJI NORMALITAS
UJI HOMOGENITAS
UJI HIPOTESIS
HASIL PENELITIAN
ANALISIS DESKIPTIF
ONE WAY ANOVA
(JIKA DATA
NORMAL)
UJI KRUSKAL WALLIS H
(JIKA DATA TIDAK
NORMAL)
34
1. Tahap Pengukuran Kinerja Keuangan dan Kinerja Syariah
Dalam mengukur kinerja keuangan bank syariah yang ada di
ASEAN, penulis menganalisis faktor-faktor kinerja keuangan
menggunakan metode kelima indikator dari Islamicity Performace Index
yang dikembangkan oleh Hameed dkk (2004). Kelima indikator tersebut
antara lain, Profit-sharing Ratio, Zakat Performance Ratio, Equitable
Distribution Ratio, Islamic vs non-Islamic Invesment Ratio, dan Islamic
vs non-Islamic Income Ratio.
2. Tahap Uji Normalitas
Setelah semua rasio kinerja keuangan dan kinerja syariah telah
selesai dihitung, kemudian dilakukan pretest atas data rasio yang
didapatkan melalui uji normalitas. Uji ini dilakukan mengingat, salah
satu asumsi yang harus dibangun dalam analisis statistik melalui metode
One Way ANOVA adalah data yang diuji berdistribusi normal34
. Uji
normalitas data bertujuan untuk menguji apakah data dalam model
regresi berdistribusi normal atau tidak normal35
. Data yang baik adalah
data yang terdistribusi normal. Pengujian normalitas data dilakukan
dengan uji Kormogolov-Smirnov (KS). Uji normalitas dapat dicari
dengan rumus:
√
Keterangan:
KS: Harga Kormogolov-Smirnov
n1: Jumlah sampel yang diperoleh
n2: jumlah sampel yang diharapkan
34 Imam Ghozali, aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19 (Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2011), h.70.
35. Ibid., h.160.
35
Jika angka signifikansi Kormogolov-Smirnov Sig. > 0,05 maka
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Sebaliknya jika angka
signifikansi Kormogolov-Smirnov Sig. < 0,05 maka menunjukkan bahwa
data tidak berdistribusi normal.
3. Tahap Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah uji variabel dependen untuk mengetahui
apakah variabel memiliki varian yang sama dalam setiap kategori
variabel independen36
. Levene’s test of homogenity of variance dihitung
oleh SPSS untuk menguji asumsi Anova bahwa setiap group (kategori)
variabel independen memiliki variance sama. Jika Levene statistic
signifikan pada 0,05, maka kita dapat menolak hipotesis nol yang
menyatakan grup memiliki variance sama37
. Uji homogenitas dicari
dengan rumus:
Keterangan:
S2 = varian terbesar
S1 = varian terkecil
Pada kasus dimana asumsi ini dilanggar, misalkan hasil uji Levene
test menunjukkan hasil probabilitas signifikan yang berarti variance tidak
sama (berbeda), hal ini tidak fatal untuk Anova dan analisis masih dapat
diteruskan sepanjang grup memiliki sample size yang sama (secara
proporsional)38
.
4. Tahap Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan bertujuan untuk menghasilkan keputusan
menerima atau menolak hipotesis setelah dilakukan serangkaian prosedur
yang diperlukan. Uji hipotesis yang dilakukan menggunaka analisis uji
36 Ibid., h.
37 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, 2006), h.66.
38 Ibid., h.67.
36
One Way Anova, uji Post Hoc Test, dan uji Homogeneous Subset jika
data berdistribusi normal, dan Kruskall Wallis H dan uji post hoc non
parametrik menggunakan menn whitney U jika data tidak normal
a. Analysis of Variance (Anova)
Analysis of Variance merupakan metode untuk menguji
hubungan antara satu variabel dependen (skala metrik) dengan satu
atau lebih variabel independen (skala non metrik atau kategorial
dengan kategori lebih dari dua). Hubungan antara satu variabel
dependen dengan satu variabel independen disebut One Way
Anova39
. Analisis One Way Anova memerlukan beberapa asumsi
yang harus dipenuhi40
,
1) Populasi yang akan diuji berdistribusi normal
2) Seluruh sampel adalah independen
3) Terdapat variance dari populasi-populasi yang akan diuji
4) Sampel yang akan diuji tidak berhubungan satu dengan yang
lain
Uji parametrik One Way Anova digunakan apabila dalam
proses uji normalitas data berdistribusi normal. Tingkat signifikansi
α= 0,05, apabila p < 5% berarti terdapat perbedaan yang secara
statistik signifikan untuk variabel proksi indikator kinerja dan
karakteristik lainnya pada bank umum syariah di ASEAN.
Analysis of Variance yang digunakan untuk membandingkan
nilai-rata-rata tiga atau lebih sampel yang tidak berhubungan pada
dasarnya adalah menggunakan F test yaitu estimate between groups
variance dibandingkan dengan estimate within groups variance atau
secara rumus sebagai berikut41
:
F =
39 Ibid., h.62
40 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program Ibm Spss 19 (Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2011), h.70.
41 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, 2006), h.64.
37
Anova digunakan untuk menguji apakah ketujuh sampel
mempunyai rata-rata (mean) yang sama dengan hipotesis:
H0 : ketujuh rata-rata kinerja keuangan/syariah* adalah sama
Ha :ketujuh rata-rata kinerja keuangan/syariah* adalah tidak
sama
* : proksi rasio NPF, FDR, ROA, NOM, CAR (untuk
pengukuran kinerja, dan PSR, ZPR, EDR, IIVSNIIR,
IIncVSNIncR
Pengambilan keputusan dilakukan dengan uji F (ANOVA).
Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak
Jika F hitung < F tabel, maka Ha diterima
Dapat juga berdasarkan probabilitas:
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan menerima Ha
b. Uji Post Hoc Test
Untuk mengetahui bank syariah mana yang memiliki
perbedaan signifikan, dilakukan uji Post Hoc Test. Analisis setelah
Anova atau pasca Anova (Post Hoc Test) dilakukan apabila
hipotesis nol (H0) ditolak. Fungsi analisis setelah Anova adalah
untuk mencari kelompok mana yang berbeda. Hal ini ditunjukkan
dengan F hitung yang menunjukkan adanya perbedaan. Apabila F
hitung menunjukkan tidak ada perbedaan, tentu analisis setelah
Anova tidak perlu dilakukan. Ada beberapa teknik analisis yang
dapat digunakan untuk melakukan analisis sesudah Anova, antara
lain Tukey’s HSD, Bonferroni, Sidak, Scheffe, Duncan, dan lain-
lain yang populer dan yang sering digunakan adalah Tukey’s HSD
proses perhitungannya adalah sebagai berikut42
:
1) Menghitung Tukey’s HSD dengan rumus:
42 Universitas Islam Indonesia, Materi/Bahan Praktikum Bab II Anova Statistik Industri ( Jakarta: Fakultas
Teknologi Industri Prodi Teknik Industri, 2013), h.7-8.
38
HSD = √
Keterangan:
N = banyaknya sampel perkelompok
q = the studentizet statistic
k = banyaknya kelompok
df = N-k
2) Mencari perbedaan rata-rata antar kelompok
Xm =
Selanjutnya membandingkan perbedaan rata-rata antar
kelompok dengan nilai HSD, bila perbedaan rata-rata lebih besar
dari nilai HSD berarti ada perbedaan yang signifikan, tetapi bila
lebih kecil dari nilai HSD, maka tidak ada perbedaan yang
signifikan.
Secara sederhana, untuk mengetahui kelompok mana yang
memiliki perbedaan signifikan pada uji pasca Anova (Post Hoc
Test) dengan melihat tanda “’” pada tabel Multiple Comparation
pada kolom Mean Difference (I-J) atau dengan melihat nilai
signifikansi pada masing-masing kelompok. Jika nilai Sig > 0,05
maka kelompok tersebut tidak memiliki perbedaan, namun jika Sig
< 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
kelompok tersebut.
c. Uji Homogeneous Subset
Tukey test memberikan informasi tambahan melalui tabel
subset. Tabel ini memberikan informasi kategori varabel
independen dan nilai rata-ratanya (means)43
.
Homogeneous subset bertujuan untuk menguji apakah grup
kinerja keuangan perbankan antar negara ASEAN mempunyai
43 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, h.68.
39
perbedaan rata-rata yang tidak berbeda secara signifikan yang
nantinya terkelompokkan dalam tiga subset yang berbeda. Jika
tidak terdapat perbedaan yang signifikan maka ketiga sampel akan
terkelompokkan ke dalam satu subset.
5. Uji Kruskall Wallis H
Uji Kruskal Wallis adalah uji nonparametrik berbasis peringkat
yang tujuannya untuk menentukan adakah perbedaan signifikan secara
statistik antara dua atau lebih kelompok variabel independen pada
variabel dependen yang berskala data numerik (interval/rasio) dan skala
ordinal. Uji ini identik dengan Uji One Way Anova pada pengujian
parametris, sehingga uji ini merupakan alternatif bagi uji One Way Anova
apabila tidak memenuhi asumsi misal asumsi normalitas.
Selain sebagai uji alternatif, kegunaan lain adalah sebagai
perluasan dari uji Mann Whitney U Test, di mana kita ketahui bahwa uji
tersebut hanya dapat digunakan pada 2 kelompok variabel dependen,
sedangkan Kruskall Wallis dapat digunakan pada lebih dari 2 kelompok
misal 3, 4 atau lebih44
. Hasil akhir dari Kruskall Wallis adalah P value,
yaitu apabila nilainya < batas kritis (dalam penelitian ini 0,05) maka kita
dapat menarik kesimpulan statistik terhadap hipotesis yang diajukan
yaitu ada pengaruh atau terdapat perbedaan yang signifikan dari kedua
variabel yang diujikan45
. Uji Kruskall Wallis H dapat diformulasikan
sebagai berikut:
Dimana:
H : nilai hasil perhitungan
R2
k : kuadrat jumlah jenjang secara keseluruhan
n :jumlah sampel keseluruhan
44 Anwar Hidayat, “Penjelasan dan Teori Uji Kruskal Wallis H”, artikel diakses pada 2 november 2017 melalui
https://www.statistikian.com/2014/07/uji-kruskall-wallis-h.html. 45 Ibid., dengan sedikit penyesuaian.
40
nk : jumlah sampel pada tiap kelompok
12, 1, dan 3 : merupakan konstanta
E. Definisi Operasional Variabel
1. Rasio Kinerja Keuangan Islamicity Performance Index
Dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan lima indikator
dari tujuh indikator IPI. Hal ini disebabkan keterbatasan memperoleh
data gaji direktur-pegawai dan index AAOIFI. Meskipun tidak
menggunakan seluruh indikator di dalam IPI, pengukuran kinerja syariah
tidak akan terganggu karena tidak adanya sistem pembobotan pada IPI.
Berikut rasio yang menjadi indikator pengukuran berdasarkan Islamicity
Performance Index46
:
a. Profit Sharing Ratio (PSR)
Profit sharing merpakan tujuan utama didirikannya bank
syariah. Rasio ini mengukur seberapa besar bank syariah mencapai
tujuannya tersebut, yakni menyalurkan dana ke sektor produktif
dengan skema profit-sharing. Total pembiayaan mencakup
transaksi bagi hasil, sewa menyewa, jual beli, pinjam-meminjam,
dan multijasa. Formula perhitungan profit sharing ratio (PSR)
adalah sebagai berikut:
b. Zakat Performance Ratio (ZPR)
Zakat merupakan salah satu kewajiban bagi umat Muslim,
yakni menafkahkan sebagian harta berdasarkan ketentuan dari Al-
Qur’an dan Hadits. Kinerja bank syariah seharusnya didasari oleh
pembayaran zakat oleh bank syariah untuk menggantikan indikator
46 Hameed, dkk. “Alternative Disclosure and Performance Measure for Syariahic Banks (2nd International
Conference on Administrative Sciences, King Fahd University of Petroleum and Minerals, 19-21 April 2004, h.18-20.
41
kinerja konvensional yakni, Earning Per Share. Formula
perhitungannya ialah sebagai berikut :
c. Equitable Distribution Ratio (EDR)
Keadilan distribusi merupakan aspek yang dipandang penting
dalam akuntansi syariah. Oleh karena itu, indikator ini disusun
dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pendapatan bank
terdistribusi kepada stakeholdernya. Komponen dalam rasio ini
antara lain qardh & donasi, beban pegawai, dividen, dan laba
bersih. Setiap komponen tersebut akan dibagi dengan pendapatan
bank setelah dikurangi zakat dan pajak. Perhitungan dilakukan
secara terpisah antar komponen di dalamnya. Formula perhitungan
EDR ialah sebagai berikut :
1) Qardh dan Donasi
2) Beban Tenaga Kerja
3) Dividen
4) Laba Bersih
d. Islamic Investment vs Non-Islamic Investment (II vs NII)
Sesuai dengan prinsip syariah, bank syariah tentunya
mendorong perdagangan dengan transaksi halal dan melarang
adanya transaksi nonhalal. Sebab itu, bank syariah harus
mengungkapkan secara tegas investasi yang dilakukannya, baik
42
aliran dana ke sektor halal, maupun non-halal. Formula perhitungan
rasio ini ialah sebagai berikut:
e. Islamic Income vs Non-Islamic Income (IInc vs NIInc)
Idealnya, bank syariah seharusnya hanya menerima
pendapatan dari sumber yang halal. Namun, bunga yang dihasilkan
dari giro pada bank konvensional membuat bank syariah
mendapatkan pendapatan non-halal. Formula perhitungan rasio ini
ialah sebagai berikut :
Jika bank syariah mendapatkan pendapatan dari transaksi
tidak halal, seharusnya mengungkapkan informasi mengenai hal
tersebut seperti jumlah dan sumber pemasukannya, bagaimana
mengaturnya, dan pencegahan masuknya pendapatan non-halal
tersebut.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
masih bersifat praduga karena masih harus diuji kebenarannya.
Berdasarkan kajian teoritis, penelitian yang relevan dan kerangka
berpikir di atas dapat ditarik hipotesis penelitian sebagai berikut:
H0: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
keuangan dan atau kinerja syariah perbankan syariah di ASEAN.
H1: Terdapat perbedaan yang signifikan dalam indikator Profit
Sharing Ratio (PSR) pada kinerja syariah perbankan syariah di ASEAN.
H2: Terdapat perbedaan yang signifikan dalam indikator Zakat
Performance Ratio (ZPR) pada kinerja syariah perbankan syariah di
ASEAN.
43
H3: Terdapat perbedaan yang signifikan dalam indikator Equitable
Distributable Ratio (EDR) pada kinerja syariah perbankan syariah di
ASEAN.
H4: Terdapat perbedaan yang signifikan dalam indikator Islamic
Investment vs Non-Islamic Invesment (II vs NII) pada kinerja syariah
perbankan syariah di ASEAN.
H5: Terdapat perbedaan yang signifikan dalam indikator Islamic
Income vs Non-Islamic Income (IInc vs NIInc) pada kinerja keuangan
perbankan syariah di ASEAN.
Pengambilan Keputusan:
Jika Sig / Probabilitas > 0,05 Ho diterima.
Jika Sig / Probabilitas < 0,05 Ho ditolak.
44
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Perbankan Syariah di ASEAN
Berdasarkan letak geografis, ekspansi keuangan syariah telah
terkonsentrasi pada pasar yang besar seperti GCC, MENA, dan sebagian
wilayah Asia khususnya Asia Tenggara47
. Asia Tenggara bersama GCC, dan
MENA menjadi 3 regional yang memimpin perkembangan pesat industri
keuangan syariah.
Grafik 4.1 Aset Keuangan Syariah di ASEAN (US$ Milyar)
Tercatat pada tahun 2015 total aset keuangan syariah di ASEAN
mencapai US$ 474 Milyar, tertinggi ketiga setelah wilayah GCC dan MENA.
Total aset tersebut berasal dari 4 sektor industri keuangan syariah yaitu
perbankan syariah dimana total asetnya mencapai US$ 188 milyar, pembiayaan
syariah US$ 20.2 milyar, sukuk US$ 215 milyar yang ditopang dengan total
penerbitan sukuk sebanyak 2.025, asuransi syariah US$ 8.6 milyar, dan
lembaga keuangan syariah lainnya sebesar US$ 41.7 milyar48
.
Di kawasan ASEAN, aset keuangan syariah terkonsentrasi kepada 2
negara yaitu Malaysia dan Indonesia. Aset perbankan syariah di ASEAN
47 Bank Negara Malaysia, “Asia: Future Prospect for Islamic Finance”, dokumen diakses pada 2 september 2017
melalui www.mifc.com, h.1.
48 Lihat Islamic Corporation for the Development of the Prvate Sector (ICD)-Thomson Reuters, “ Islamic Finance
Development Report 2016”.
188,61
215,2
8,593
41,674 20,222 Perbankan Syariah
Sukuk
Asuransi Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLainnyaPembiayaan Syariah
45
mencapai US$188 milyar yang terkonsentrasi di dua negara yaitu Malaysia
dengan total aset US$160 milyar dan Indonesia dengan total aset US$ 20
milyar, sedangkan US$8 milyar sisanya tersebar di negara-negara kawasan
ASEAN lainnya. Untuk sukuk, terkonsentrasi di dua negara yang sama.
Malaysia masih dominan dalam penerbitan sukuk dan pengembangan aset
dengan total aset sukuk US$188.7 milyar disusul Indonesia dengan total aset
sukuk US$24.74 milyar. Artinya kedua negara ini adalah kontributor utama
penerbitan sukuk di ASEAN dengan total aset US$213.44 atau 99% dari total
aset sukuk yang ada di ASEAN atau 62.4% dari total aset sukuk global49
.
Kesempatan besar terbuka bagi kawasan Asia khususnya ASEAN untuk
menjadi pemimpin dalam industri keuangan syariah global. Asia adalah
“rumah” bagi 60% populasi muslim dunia dengan Indonesia sebagai negara
berpenduduk muslim terbesar yang memiliki 12.7% populasi penduduk muslim
global. Lebih dari itu, kombinasi dari dukungan politik yang kuat, basis
investor yang kuat, dan banyaknya insentif pajak menjadi daya tarik lebih bagi
Asia untuk menjadi pemimpin industri keuangan syariah50
.
1. Malaysia
Malaysia adalah pemimpin global industri keuangan syariah,
bersama Saudi Arabia dan Iran yang berada di belakangnya. Malaysia
berada di peringkat ketiga tertinggi dalam industri perbankan syariah
berdasarkan aset. Malaysia merupakan negara paling sukses dalam
pengembangan industri sukuk yang membawa 4 bank syariahnya
(Maybank Islamic, Bank Rakyat, CIMB, dan Bank Islam) berada di
urutan 15 besar bank syariah dengan aset tertinggi di dunia. Kesuksesan
Malaysia menjadi pemimpin global keuangan syariah diraih bukan tanpa
perjuangan. Keunggulan kompetitif (competitive advantage) Malaysia di
49 Diringkas dari Islamic Corporation for the Development of the Prvate Sector (ICD)-Thomson Reuters, Islamic
Finance Development Report 2016.
50 Bank Negara Malaysia, “Asia: Future Prospect for Islamic Finance”, dokumen diakses pada 2 september 2017
melalui www.mifc.com, h.4.
46
dorong oleh dukungan kuat pemerintah, yang telah membawa perubahan
regulasi, insentif pajak, dan sumberdaya yang berpendidikan51
.
Grafik 4.2 Aset Keuangan Syariah Malaysia (US$ Juta)
Total aset keuangan syariah Malaysia pada tahun 2015 sebesar US$
414 milyar. Sukuk masih menjadi kontributor utama dengan total aset
US$ 188.7 milyar, disusul dengan perbankan syariah dengan total aset
US$ 160 milyar. Takaful, pembiayaan syariah, dan lembaga keuangan
syariah lainnya masing-masing memiliki aset US$ 7.3 milyar, US$ 19
milyar, dan US$ 39.5 milyar.
Dalam industri perbankan syariah, Malaysia berhasil mengantarkan
4 bank Syariah terbesarnya masuk ke dalam 15 bank syariah dengan aset
tertinggi di dunia (Maybank Islamic, Bank Rakyat, CIMB, dan Bank
Islam). Pencapaian ini dapat diraih dari hasil keberanian keempat bank
tersebut untuk terus berekspansi dengan membuka cabang di berbagai
negara. Perkembangan pasar (Market Share) perbankan syariah Malaysia
berkembang dinamis setiap tahunnya.
51 DBS Group Reseacrh, “Islamic Banking the Unconventional Banking Aspect”, dokumen diakses pada 2
september 2017 melalui
https://www.dbs.com/aics/templatedata/article/generic/data/en/GR/042017/170411_insights_islamic_banking_unconventio
nal_banking.xml., h.4.
159.986
188.700
7.324 18.839
39.494 Perbankan Syariah
Sukuk
Asuransi Syariah
Pembiayaan Syariah
Lembaga KeuanganSyariah Lainnya
47
Grafik 4.3 Market Share Perbankan Syariah Malaysia
Pangsa pasar perbankan syariah Malaysia mengalami rata-rata
kenaikan sebesar 1.75% setiap tahun. Hingga tahun 2020 diproyeksikan
perbankan syariah Malaysia akan menguasai pasar sebesar 37%52
. Hasil
ini menjadikan Malaysia sebagai negara dengan bank syariah yang
memiliki penguasaan pasar lebih dari 20% di luar negara kawasan GCC
(Saudi Arabia, UEA, Qatar, Bahrain, Kuwait) dan Iran (100%)53
.
Partisipasi global perbankan syariah Malaysia tahun 2015 mencapai
15.5% menjadikan Malaysia sebagai negara dengan tingkat partisipasi
perbankan syariah global terbesar ketiga di bawah Saudi Arabia dan Iran.
37% artikel ilmiah mengenai keuangan syariah di produksi di Malaysia.
2. Indonesia54
Indonesia bersama Malaysia adalah pemimpin industri keuangan
syariah di ASEAN. Indonesia pada tahun 2017 ini meresmikan Komite
Nasional Keuangan Syariah (KNKS) sebagai bukti pemerintah dalam
keseriusan mengembangkan keuangan syariah di Indonesia. Hal ini
52 Ibid., h.17
53 EY, “World Islamic Banking Competitiveness Report 2016 New Realities New Oportunities”, dokumen
diakses pada 2 september 2017melalui laman www.ey.com, h.12.
54 Diringkas dari Otoritas Jasa Keuangan, Laporan Perkembangan Keuangan Syariah 2016, (Jakarta: Departemen
Perbankan Syariah, Otoritas Jasa Keuangan, 2017).
83 82 80 79 77 75 73 71 69 67 65 63
17 18 20 21 23 25 27 29 31 33 35 37
0
20
40
60
80
100
120
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Syariah
Konvensional
48
dilatarbelakangi oleh lambatnya pertumbuhan market share perbankan
syariah di Indonesia. 5% trap yang dialami Indonesia dimana sejak
berdirinya bank syariah pertama kali (Bank Muamalat Indonesia) pada
tahun 1992 menjadi masalah utama dalam perkembangan bank syariah,
padahal Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di
dunia.
Total komposisi aset keuangan syariah di Indonesia didominasi
oleh sektor perbankan dan sukuk. Total aset keuangan syariah di
Indonesia mencapai US$47,645 milyar tahun 2015. Total aset ini hasil
kontribusi dari 138 institusi keuangan syariah yang ada di Indonesia dari
berbagai sektor industri. Perbankan syariah memiliki total aset US$21
milyar (33 institusi). Asuransi dan reasuransi syariah memiliki total aset
US$1,269 milyar (57 institusi). Lembaga keuangan syariah lainnya
memiliki total aset US$747 juta (48 institusi). Jumlah sukuk outstanding
mencapai US$24,741 milyar, dan pembiayaan syariah di bawah
manajemen memiliki total aset US$808 juta.
Ketahanan keuangan syariah khususnya perbankan nasional relatif
terjaga, dengan mencatatkan pertumbuhan 10,4% dengan total aset
mencapai Rp.6.843 trilyun. Pertumbuhan ini lebih baik dibandingkan
tahun sebelumnya yang hanya 8.4%. Pertumbuhan positif menandai
perkembangan syariah tahun 2016 setelah 3 tahun terakhir mengalami
perlambatan pertumbuhan. Pertumbuhan aset, PYD, dan DPK industri
perbankan syariah nasional di tahun 2016 yang terdiri dari bank umum
syariah, unit usaha syariah, BPRS masing-masing mengalami
pertumbuhan sebesar 20,28%, 16,41%, 20,84%. Total aset industri
perbankan syariah nasional pada tahun 2016 mencapai Rp365,6 trilyun.
PYD sebesar Rp254,7 trliyun. DPK sebesar Rp.285,2 trilyun.
Pada tahun-tahun sebelumnya, perbankan syariah (BUS, UUS,
BPRS) umumnya terkonsentrasi di Pulau Jawa. Dengan adanya konversi
BPD Aceh menjadi Bank Aceh Syariah, aset perbankan syariah
meningkat signifikan di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dengan
49
demikian secara regional perbankan syariah terkonsentrasi pada 4
provinsi di Pulau Jawa dan satu provinsi di Pulau Sumatera yaitu: DKI
Jakarta (porsi aset sebesar 53,64%), Jawa Barat (9,96%), Jawa Timur
(6,42%), Nanggroe Aceh Darussalam (5,16%), dan Jawa Tengah
(5,11%). Secara kumulatif kelima provinsi tersebut berkontribusi sebesar
80,29% terhadap perbankan syariah nasional.
Perbankan syariah Indonesia menjadi salah satu kontributor
perkembanan perbankan syariah global dengan total aset US$19 milyar
atau 2,5% dari total aset perbankan syariah global, dan berkontribusi
sebesar 13,4% dari seluruh aset perbankan syariah di Asia yang mencapai
US$209,3 milyar. Bersama Malaysia, Indonesia juga menjadi negara di
ASEAN yang masuk ke dalam negara QISMUT sebagai kelompok
negara emerging leaders yang berpotensi untuk memiliki pengaruh pada
keangan syariah global.
Komposisi aset perbankan syariah di Indonesia terdiri dari BUS
sebesar 69,52% atau sebesar Rp254,2 trilyun, UUS sebesar 27,98% atau
Rp102,3 trilyun, dan BPRS sebesar 2,5% atau sebesar Rp9,1 trilyun. Dari
sisi DPK, sepanjang tahun 2016 DPK yang dihimpun BUS, UUS, dan
BPRS tumbuh sebesar 20,84% atau meningkat sebesar Rp49,2 trilyun
menjadi Rp285,2 trilyun dari sebelumnya sebesar Rp236 trilyun di tahun
2015. PYD perbankan syariah tercatat meningkat 16,41% atau sebesar
Rp35,9 trilyun menjadi Rp254,6 trilyun dibanding tahun 2015 yang
sebesar Rp218,7 trilyun.
Market share perbankan syariah mengalami peningkatan signifikan
pada tahun 2016 setelah BPD Aceh mengkonversi banknya menjadi
Bank Aceh Syariah. Hingga tahun 2015, market share perbankan syariah
di Indonesia tidak mampu melewati 5%. Setelah momentum yang terjadi
di Aceh ini, market share perbankan syariah berubah menjadi 5,33%.
3. Brunei Darussalam
Berdasarkan laporan bank sentral Brunei, Otoritas Moneter Brunei
(AMBD) bahwa sektor keuangan menyubang kontribusi sekitar 3% dari
50
GDP negeri ini. Porsi terbesar dari kontribusi ini disumbangkan oleh
sektor perbankan, asuransi, dan takaful dengan beberapa kegiatan
pengelolaan dana investasi55
. Brunei dituntut untuk melakukan
diversifikasi pendapatannya mengingat 90% dari total ekspor
disumbangkan sektor minyak dan gas, sedangkan sumber daya minyak
dan ga semakin lama akan semkin berkurang. Salah satu startegi yang
dilakukan oelh Brunei adalah dengan memperbaiki dan membangun
iklim industri keuangan yang kompetitif, khususnya di sektor industri
keuangan syariah.
Dari seluruh bank yang ada di Brunei Darussalam, the Islamic
Bank of Brunei (IBB) dan Tabung Amanah Islam Brunei (TAIB) adalah
2 bank yang menawarkan jasa keuangan syariah di Brunei. Jasa keuangan
syariah di Brunei berdiri pada awal tahun 199056
. Keterlibatan aktif
kesultanan Brunei untuk menciptakan pasar keuangan syariah menjadi
sebuah dukungan yang amat berharga bagi penguatan pasar keuangan
syariah di Brunei. Hal ini sebagai langkah serius Brunei untuk menjadi
pemain global dalam industri keuangan syariah khususnya perbankan.
Brunei Darussalam merupakan negara ketiga dengan market share
perbankan syariah terbesar di dunia setelah Sudan dan Iran yang sama-
sama mencatatkan pengusaan pasar sempurna 100%. Pada semester
pertama 2016 market share perbankan syariah Brunei mencapai 57% di
pasar domestik57
naik 8% dari tahun 2015 sebesar 49%. Sementara pada
pasar global, Brunei berkontribusi sebesar 0,5% dari total aset perbankan
syariah global.
Islamic Financial Development Report (IFDI) ICD-Thomson
Reuters 2016 melaporkan bahwa Brunei Darussalam masuk ke dalam 15
55 Aimi Zulhazmi, “Islamic Finance in Brunei Well on Track for 2016 and Beyond”, artikel diakses melalui
https://www.islamicfinancenews.com/islamic-finance-in-brunei-well-on-track-for-2016-and-beyond.html, pada 8 oktober
2017.
56 M. Shahid Ebrahim, “Islamic Banking in Brunei Darussalam”, International Journal of Social Economics
XVIII, no.4 (2001): h.328.
57 Islamic Financial Service Board, Islamic Financial Service Stability Report 2017, (Kuala Lumpur: Islamic
Financial Service Board, 2017), h.8.
51
negara dengan nilai pembangunan keuangan syariah tertinggi di dunia
tepatnya pada posisi 14 dengan total nilai 23. Kenaikan peringkat ini
salah satunya disebabkan karena kenaikan nilai Quantitative
Development dimana perbankan syariah Brunei mencatatkan
profitabilitas yang baik dimana ROA dan ROE mencapai 1% dan 9%58
.
Pencapaian ini mengantarkan Brunei bersama Indonesia dan Malaysia
menjadi negara dengan perkembangan industri keuangan syariah tercepat
di ASEAN.
Sektor perbankan syariah yang tumbuh pesat, berkembangnya
industri asuransi syariah, pasar sukuk yang terus berkembang, dan
kuatnya dukungan kesultanan, membuat Brunei mendapat banyak
perhatian di kancah Internasional sebagai pusat layanan keuangan
syariah. Brunei adalah pasar yang kuat, stabil, dan penting dalam
pengembangan industri jasa keuangan syariah. Berdasarkan laporan
Thomoson Reuters Global Islamic Economiy Index, Brunei berhasil
menempati urutan ke 12 dengan skor 32 untuk pertama kalinya dengan
menggeser Mesir. Pencapaian diraih berkat pekembangan industri
pariwisata halal dan obat-obatan halal dimana menduduki 10 besar
dunia59
. Iklim industri halal yang kondusif seperti ini menjadi potensi
bagi pengembangan pasar keuangan syariah di Brunei.
Perkembangan industri keuangan syariah yang cepat ditopang oleh
perkembangan industri sukuk sebagai instrumen keuangan syariah
pendukung. Secara keseluruhan, Brunei berhasil meningkatkan total
premi bruto asuransi dan takaful sebesar 3,4% dari BND307,5 juta pada
2014 menjadi BND318,1 juta. Segmen asuransi konvensional di Brunei
mengalami penurunan sebesar 10,8% karena beberapa asuransi
konvensional beralih ke bisnis takaful. AMBD melaporkan bahwa terjadi
58 Islamic Corporation for the Development of the Prvate Sector (ICD)-Thomson Reuters, “Islamic Finance
Development Report 2016”, h.14-16.
59 Lihat Thomson Reuters, “State of the Global Islamic Economy Report 2016/2017” , dokumen diakses pada 2
september 2017 dari http://islamic-finance.zawya.com/ifg-publications/.
52
peningkatan aset takaful sebesar 5,2% dari BND119,9 juta di tahun 2014
menjadi BND126,2 juta pada tahun 201660
.
4. Singapura
Singapura adalah negara dengan mayoritas etnis china. Memiliki
total penduduk sebesar 3,5 juta jiwa dengan 500 ribu (14%) di antaranya
adalah muslim. Dibandingkan dengan Indonesia dan Malaysia,
perbankan syariah di Singapura masih dalam proses merintis pasar
menghadapi rendahnya kepekaan penduduk Singapura terhadap
perbankan berbasis syariat dan kecilnya pangsa pasar
Meskipun demikian, pemerintah Singapura serius dalam upayanya
menjadikan Singapura sebagai pusat industri keuangan syariah di Asia.
Tahun 1994 menteri keuangan Singapura mengumumkan bahwa bank-
bank komersil yang akan membuka usahanya di Singapura diberikan
jaminan izin beroperasi apabila membuka unit usaha syariah61
. Aksi
pemerintah ini juga dilanjutkan dimana pada tahun 2009 pemerintah
Singapura resmi merilis regulasi penerbitan sukuk bersamaan dengan
dilaksanakanya penerbitan sukuk pertama mereka.
Singapura sebagai negara dengan ekonomi Islam yang terus
berkembang di ASEAN semakin menunjukkan tanda-tanda akan
memperbaiki performa industri keuangan syariahnya. Aset perbankan
syariah di Singapura telah tumbuh sebesar 73% sejak 2010. Sejak di
terbitkannya regulasi penerbitan sukuk oleh Otoritas Monoter Singaoura
(MAS) pada tahun 2009, Singapura telah menerbitkan 31 sukuk selama
lima tahun terakhir dengan total outstanding penerbitan mencapai
US$2,73 milyar pada tahun 2014 naik signifikan dari pertama kali sukuk
diterbitkan pada tahun 2009 sebesar USD315,73 juta. Untuk
memfasilitasi pertumbuhan lebih lanjut keuangan syariah di Singapura,
MAS bekerja sama dengan industri dan instansi pemerintah lainnya
60 Islamic Financial Service Board, Islamic Financial Service Stability Report 2017, (Kuala Lumpur: Islamic
Financial Service Board, 2017), h.30.
61 Ibid., h.-.
53
untuk memberikan kejelasan dan kepastian dalam peraturan dan
perlakuan pajak untuk sukuk62
.
Pada tahun 2015 The Islamic Bank of Asia (IB Asia) yang
merupakan satu-satunya bank umum syariah lokal di Singapura anak
perusahaan DBS Group Holdings ditutup setelah gagal bersaing dalam
industri perbankan Singapura. Anak perusahaan DBS ini dibentuk pada
2007 dengan kepemilikan saham 51% dipegang oleh DBS dan sisanya
merupakan gabungan modal investor yang berasal dari kawasan GCC,
sehingga saat ini hanya terdapat unit usaha syariah yang dibuka oleh
bank-bank konvensional di Singapura63
.
Selain bertumpu pada sukuk dan perbankan, Singapura juga
mencoba mengembangkan industri keuangan syariahnya melalui pasar
Fintech (Financial Technology) berbasis syariah. Setidaknya, ada tiga
platform crowdfunding berbasis syariah di Singapura yaitu
www.KapitalBoost.com, www.ClubEthis.com, dan
www.SkolaFund.com. Total dana yang berhasil dikumpulkan melalui
platform mereka sebesar USD2,45 juta dan memiliki tujuan pendanaan
berbeda-beda diantaranya dipergunakan untuk bisnis real-estate,
membantu biaya kuliah mahasiswa miskin, dan membantu usaha kecil
memperoleh dana64
.
Singapura juga mencatatkan perkembangan industri halal dan
keuangan syariah yang cukup pesat. Berdasarkan laporan Thomson
Reuters Global Islamic Economy Index Singapura menempati posisi
kesebelas dengan skor 32 dibawah Indonesia. Hasil ini dapat dicapai
karena pesatnya perkembangan industri pariwisata halal (peringkat 4
tertinggi), Media dan hiburan berbasis syariah (peringkat 2 tertinggi),
62 Bank Negara Malaysia, “Asia: Future Prospect for Islamic Finance”, dokumen diakses pada 2 september 2017
melalui www.mifc.com, h.6.
63 Mayuko Tani, “DBS to Close Islamic Bank”, artikel diakses pada 2 september 2017 dari
https://asia.nikkei.com/Business/AC/DBS-to-close-Islamic-bank.
64 Umar Munshi, “Gobal Islamic Crowdfunding: A Perspective from Singapore”, diakses pada 9 oktober 2017
melalui https://www.crowdfundinsider.com/2015/12/78122-global-islamic-crowdfunding-a-perspective-from-singapore/.
54
Modest Fashion (peringkat 9 tertinggi), dan industri kosmetik dan obat-
obatan halal (peringkat 3 tertinggi)65
. Berkembangnya industri halal di
Singapura menjadi pendorong bagi perkembangan industri keuangan
syariah karena pelaku industri di pasar ini akan sangat membutuhkan
bantuan pendanaan dari lembaga keuangan syariah.
Berdasarkan laporan Islamic Finance Development Report 2016
Thomson Reuters, Singapura menjadi negara ke 20 dengan skor
pembangunan industri keuangan syariah tertinggi di dunia66
. Singapura
juga mencatatkan aset dalam industri keuangan selain bank dan asuransi
sebesar USD$822 juta.
5. Filipina
Bank sentral Filipina membuat berbagai macam kebijakan penting
dalam hal regulasi, legislasi, dan perpajakan untuk mempromosikan
perbankan syariah di Filipina. Saat ini, satu-satunya bank umum syariah
yang ada di Filipina yaitu Al-Amanah Islamic Bank. Tujuan didirikannya
bank ini adalah untuk memenuhi kebutuhan akan jasa keuangan yang
berbasis syariah bagi 5 juta penduduk muslim di Mindano dan
mendukung pembangunan ekonomi di basis wilayah muslim di Filipina
yaitu Daerah Otonomi Muslim Mindano (ARMM)67
, dimana daerah ini
memiliki potensi ekonomi yang tinggi dengan GDP daerah sebear 8,2%
tahun 2012 di Mindano.
Rencana Pembangunan Filipina 2011-2016 menjadikan
pengembangan kerangka pembangunan keuangan syariah sebagai salah
satu prioritas utama. Ketertarikan dalam mengembangkan keuangan
syariah ditunjukkan dalam beberapa tahun terakhir oleh pemerintah,
legislator, dan pihak swasta yang didorong oleh empat alasan utama,
65 Lihat Thomson Reuters, “State of the Global Islamic Economy Report 2016/2017” , dokumen diakses pada 2
september 2017 dari http://islamic-finance.zawya.com/ifg-publications/.
66 Lihat Islamic Corporation for the Development of the Prvate Sector (ICD)-Thomson Reuters, Islamic Finance
Development Report 2016.
67
Kuwait Finance House Research Ltd, Islamic Finance in Asia: Development, Growth, and Opportunities,
(Kuala Lumpur: Kuwait Finance House, 2013), h.35.
55
yaitu memenuhi kebutuhan muslim Mindano akan jasa keuangan syariah,
memanfaatkan posisi Filipina sebagai tetangga Indonesia dan Malaysia
yang menjadi “kiblat” keuangan syariah di dunia, memanfaatkan
instrumen keuangan syariah internasional seperti sukuk dan pasar modal
syariah sebagai sumber daya dan diversifikasi investasi di era
pemerintahan Rodrigo Deuterte68
.
Filipina merupakan salah satu negara yang memiliki industri
keuangan syariah yang berkembang. Tahun 2016 sebanyak 61 saham dari
306 saham di bursa efek Filipina merupakan saham syariah69
.
Perkembangan keuangan syariah di Filipina juga diikuti dengan
perkembangan industri halal terutama dalam industri makanan dan obat-
obatan halal. Halal Food and Nutrition Council Philippines
menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) dengan Korea
Halal Authority Corporation untuk bekerja sama mempromosikan,
mensosialisasikan, dan mengembangkan perdagangan dan industri
halal70
.
Dalam membangun industri keuangan syariahnya, Filipina hanya
memiliki perbankan syariah saja, adapun takaful, sukuk, pembiayaan
syariah, dan institusi keuangan syariah lainnya belum berdiri di negara
ini. Filipina bersama Thailand mengalami masa perlambatan
pertumbuhan perbankan syariah dalam kurun waktu 4 tahun terakhir.
Berdasarkan laporan tahunan, Al-Amanah Islamic Bank tahun 2016
mengalami kerugian sebesar 51,5 juta Peso atau setara dengan 1,024 juta
US dollar. Hasil menambah catatan buruk dimana bank ini mengalami
kerugian 6 tahun berturut-turut.
68
Natalia Mylenko dan Zamir Iqbal, Developing Islamic Finance in the Philippines, (Filipina: World Bank
Group, 2016), h.5.
69 Bank Negara Malaysia, “Asia: Future Prospect for Islamic Finance”, dokumen diakses pada 2 september 2017
melalui www.mifc.com, h.6.
70 Diringkas dari Thomson Reuters, “State of the Global Islamic Economy Report 2016/2017”.
56
Tabel 4.1 Laba/(Rugi) Al-Amanah Islamic Bank (USD)
Tahun Laba/(Rugi)
2011 (1,079 juta)
2012 (629.833)
2013 (985.559)
2014 (490.792)
2015 (466.948)
2016 (1,024 juta)
Sumber: Laporan Keuangan Al-Amanah Islamic Bank Philippines
Kerugian ini disebabkan karena operasional bank yang tidak
efisien. Besarnya beban tenaga kerja dan biaya operasional masing-
masing sebesar 43 juta Peso dan 36 juta peso atau masing-masing setara
854.416 US dollar dan 715.325 US dollar, untuk menutup tren kerugian
yang dialami, Al Amanah Islamic Bank melakukan tindakan preventif
dengan mencadangkan permodalan dalam bentuk CAR sebear 107%.
Aset terbesar yang dimiliki oleh bank Al Amanah Islamic Bank berasal
dari suntikan dana bank sentral Filipina. Tahun 2016 sebesar 373 juta
Peso atau sekitar 75% aset dari Bank ini berasal dari suntikan dana bank
setralnya.
6. Thailand
Di Thailand, jasa perbankan syariah telah ada sejak tahun 1998
ketika the Bank for Agriculture and Agricultural Cooperatives membuka
unit usaha syariah. Hingga saat ini hanya terdapat satu bank umum
syariah yang beroprasi di Thailand yaitu The Islamic Bank of Thailand
yang dimiliki oleh pemerintah Thailand berdiri sejak tahun 2002. Saat ini
The Islamic Bank of Thailand memiliki total aset sebesar USD$3,8
milyar dan rencana ekspansi modal sebesar USD$234,9 juta71
.
Tujuan dari berdirinya perbankan syariah di Thailand adalah
menyediakan kebutuhan jasa keuangan yang sesuai dengan prinsip
71 Ibid., h.36. (dengan sedikit tambahan).
57
syariah untuk lebih dari 7 juta (10%) penduduk muslim yang ada di
Thailand. Tujuan lainnya yaitu untuk menjadi penopang pertumbuhan
ekonomi khususnya di kawasan Thailand bagian selatan yang menjadi
basis wilayah dari penduduk muslim.
Sebagai keseriusan pemerintah Thailand dalam mendukung
pertumbuhan industri halal, pemerintah Thailand telah menyediakan
US$5 milyar untuk mendukung pertumbuhan industri makanan halal
melalui hibah dan subsidi sertifikasi. Berdasarkan statistik pemerintahan
Thailand, ekspor Thailand diperkirakan mencapai US2,8 milyar termasuk
daging dan hewan olahan72
. Tumbuhnya industri halal di Thailand
menjadi peluang pasar bagi perbankan syariah di Thailand untuk terus
meningkatkan market share dan labanya.
Tahun 2016 menjadi satu dari serangkaian tahun kelesuan
pertumbuhan ekonomi perbankan syariah di Thailand. Berdasarkan
laporan tahunan The Islamic Bank of Thailand, bank ini mengalami
kerugian komprehensif sebesar Bath3,4 milyar.
Tabel 4.2 Laba (Rugi) Islamic Bank of Thailand (USD)
Tahun Laba/(Rugi)
2013 80.331
2014 (305.000)
2015 (146.314)
2016 (106.818)
Sumber: Laporan Keuangan Islamic Bank of Thailand
Keseluruhan operasi bank mengalami defisiensi modal yang terus
berlanjut. Pada 31 desember 2016, laporan keuangan bank menunjukkan
bahwa The Islamic Bank of Thailand memiliki kekurangan modal
sebesar 887,26 juta US dollar karena penyisihan piutang ragu-ragu dari
piutang bank yang bermasalah di tahun 2016. The Islamic Bank of
72 Thomson Reuters, “State of the Global Islamic Economy Report 2016/2017” , dokumen diakses pada 2
september 2017 dari http://islamic-finance.zawya.com/ifg-publications/, h.38.
58
Thailand telah membentuk penyisihan piutang ragu-ragu dan penyisihan
restrukturisasi utang bersih sebesar 97,42 juta US dollar yang
mempengaruhi kerugian bank untuk tahun operasi 2016.
Total kewajiban bank tahun 2016 melebihi jumlah asetnya dengan
membukukan selisih 534,87 juta US dollar. Hal ini menjadi pertanda
bahwa perbankan syariah di Thailand memiliki masalah dalam
penyaluran pembiayaan dan mengoptimalkan dana pihak ketiga.
The Islamic Bank of Thailand memperbaiki sistem operasionalnya
untuk meminimalkan kerugian yang telah ditanggung dengan
mempersiapkan Roadmap perbankan syariah baru yang lebih baik yang
kemudian akan dilaporkan kepada Menteri Keuangan Thailand sebagai
notifikasi pada 28 maret 2013. Dalam Roadmap ini, The Islamic Bank of
Thailand berencana untuk menambah modal saham sebesar Bath7,1
milyar sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
tahun 2013. RUPS menyepakati peningkatan modal yang didaftarkan.
Penambahan modal saham dilakukan secara bertahap dimana tahap
pertama dilakukan pada bulan Juni 2013 sebesar Bath927 juta dan
penambahan kedua dilakukan pada bulan oktober 2013 sebesar Bath6,1
milyar73
.
Menanggapi permasalahan The Islamic Bank of Thailand yang
mengalami kerugian besar akibat tingginya piutang tak tertagih, Menteri
Keuangan Thailand dalam rapat bersama komisaris bank tertanggal 18
januari 2016 memerintahkan The Islamic Bank of Thailand untuk
mencari partner modal ventura dengan tujuan untuk mengurangi
permbiayaan bermasalah dan memperkuat kondisi keuangan serta
mengurangi dukungan pemerintah agar dapat memberikan layanan seusai
dengan prinsip syariah dimana merupakan tujuan utama berdirinya bank
syariah di Filipina74
.
73 Laporan Tahunan The Islamic Bank of Thailand tahun 2016, h.35.
74 Ibid., h.36
59
7. Negara Anggota ASEAN Lainnya
Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, dan Timor Leste adalah
negara-negara di kawasan ASEAN yang belum memiliki industri
keuangan syariah. Hal ini disebabkan karena minimnya jumlah populasi
muslim di negara-negara tersebut dan minimnya pengetahuan mengenai
keuangan syariah yang dimiliki para ekonom, pemerintah, dan
masyarakatnya.
Berdasarkan laporan ICD-Thomson Reuters Islamic Finance
Development Index (IFDI) 2016, Myanmar, Vietnam, dan Kamboja
merupakan 3 negara baru yang masuk menjadi negara partisipan pada
penelitian ini. Hasil penelitian yang dilakukan Thomson Reuters
menunjukkan bahwa Kamboja, Myanmar, dan Vietnam masing-masing
berada pada peringkat 89 (skor 0.48), 97 (skor 0.33), dan 110 (skor 0.13).
Ketiga negara ini mendapatkan skor pembangunan keuangan syariah
pada penilaian indikator Awarness pada sub-indikator berita (news), 7
untuk Kamboja, 5 untuk Myanmar, dan 2 untuk Vietnam75
.
Dari hasil IFDI di atas, kita dapat mengetahui bahwa wacana dan
sosialisasi keuangan syariah melalui media massa di ketiga negara
tersebut mulai berkembang. Hal ini merupakan sebuah kemajuan bagi
perkembangan industri keuangan syariah di negara-negara tersebut.
Diharapkan melalui pemberitaan media massa masyarakat khususnya
para pemangku kebijakan memiliki keinginan untuk membentuk lembaga
keuangan syariah di negara masing-masing.
75
Diringkas dari Thomson Reuters, “State of the Global Islamic Economy Report 2016/2017”.
60
B. Analisis Kinerja Syariah dengan Menggunakan Metode IPI
Dalam pengukuran kinerja syariah, digunakan metode Islamicity
Performance Index (IPI), dimana terdapat lima indikator yang digunakan di
dalam penelitian ini, yaitu Profit Sharing Ratio, Zakat Performance Ratio,
Equitable Distribution Ratio, Islamic Invesment vs Non Islamic Invesment, dan
Islamic Income vs Non Islamic Income.
1. Profit Sharing Ratio (PSR)
Tujuan utama didirikannya perbankan syariah adalah untuk
menyediakan produk keuangan berbasis profit sharing, oleh karena itu
sangat penting untuk mengidentifikasi seberapa jauh perbankan syariah
berhasil menjalankan tujuan utama keberadaannya dengan menyediakan
produk keuangan berbasis profi sharing. Rumus yang digunakan untuk
mengetahui situasi di atas adalah dengan membagi total pembiayaan
berbasis mudharabah dan musyarakah dengan total pembiayaan. Rumus
tersebut digunakan untuk mengukur Profit Sharing Ratio perbankan
syariah di ASEAN selama 4 tahun terakhir. Berdasarkan rumus di atas,
diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Perhitungan Rasio PSR Perbankan Syariah di ASEAN
TAHUN NAMA
BANK
MUSYARAKAH +
MUDHARABAH
TOTAL
PEMBIAYAAN PSR%
2013
BMI
(Rupiah)
20.026.125.309.000 41.786.960.000.000 47,92
2014 21.273.143.673.000 43.086.720.000.000 49,37
2015 21.245.145.837.000 40.734.750.000.000 52,15
2016 20.919.488.923.000 40.010.000.000.000 52,29
2013
BSM
(Rupiah)
10.752.404.923.409 48.669.398.188.830 22,09
2014 10.337.084.905.635 46.576.875.053.088 22,19
2015 13.111.451.082.514 48.436.705.626.459 27,07
2016 16.086.672.760.568 52.837.460.058.288 30,45
2013 BIMB
(Ringgit)
0 23.740.948.000 0,00
2014 0 29.524.571.000 0,00
61
2015 0 34.294.690.000 0,00
2016 0 39.189.274.000 0,00
2013
BMMB
(Ringgit)
18.630.000 10.352.626.000 0,18
2014 0 11.899.691.000 0,00
2015 126.498.000 13.414.670.000 0,94
2016 106.925.000 14.512.877.000 0,74
2013 BIBD
(Brunei
Dollar)
24.444.000 2.307.456.000 1,06
2014 45.244.000 2.425.531.000 1,87
2015 73.472.000 2.815.031.000 2,61
2016 99.066.000 2.602.613.000 3,81
2013
IBT (Baht)
0 108.257.223.000 0,00
2014 0 110.314.177.000 0,00
2015 0 96.580.963.000 0,00
2016 0 91.943.692.000 0,00
2013
AIBP (Peso
Filipina)
0 394.802 0,00
2014 0 258.000 0,00
2015 0 14.056.377 0,00
2016 0 22.546.983 0,00
Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah yang menjadi Sampel
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwasanya
perbankan syariah di Indonesia memiliki rasio PSR paling tinggi di
ASEAN berbeda jauh dengan negara ASEAN lainnya. Hal ini
disebabkan karena tingginya pembiayaan yang disalurkan bank syariah di
Indonesia melalu skema akad mudharabah dan musyarakah dalam
produk pembiayaan berbasis permodalan dan investasi. BMI selama
empat tahun berturut-turut memiliki nilai PSR sebesar 47,92%, 49,37%,
52,15%, dan 52,29% atau rata-ata 50,43%, sedangkan BSM memiliki
nilai PSR tahun 2013-2016 masing-masing sebesar 22,09%, 22,19%,
27,07%, dan 30,45% atau rata-rata 25,45%. Hasil perhitungan ini tidak
berbeda jauh dengan penelitian Meilani et al. (2015) dimana BSM dan
62
BMI sejak tahun 2011-2014 memiliki nilai rata-rata PSR yang sangat
tinggi yaitu masing-masing 60% dan 45%. Sebtianita (2015) memiliki
perhitungan yang tidak jauh berbeda dimana BSM dan BMI sejak tahun
2009-2012 memiliki rata-rata nilai PSR masing-masing sebesar 30% dan
46%.
Perbankan Malaysia justru memiliki kondisi yang berbanding
terbalik dengan perbankan syariah di Indonesia. BIMB memiliki nilai
PSR tahun 2013-2016 0%. Hal ini disebabkan karena tidak adanya skema
akad mudharabah dan musyarakah pada produk pembiayaannya. BIMB
lebih memilih skema akad at-tawarruq dan ba’i al-inah dalam produk
pembiayaan berbasis permodalan dimana kedua skema akad ini tidak
mengandung unsur profit sharing. Hal ini juga terdapat pada BMMB
dimana tidak ada skema akad mudharabah yang terdapat pada produk
pembiayaanya. BMMB hanya menerapkan skema akad musyarakah pada
produk berbasis profit sharing itu pun tidak lebih dari 1% dari total
pembiayaan. Selama empat tahun berturut-turut rasio PSR BMMB
sebesar 0,18%, 0,00%, 0,94%, dan 0,74% atau rata-rata 0,46%.
BIBD memiliki nilai rata-rata PSR sebesar 2,34%. Selama empat
tahun berturut-turut BIBD memiliki nilai PSR sebesar 1,06%, 1,87%,
2,61%, dan 3,81%. Sama seperti BMMB, BIBD juga hanya menerapkan
skema akad musyarakah pada produk pembiayaan berbasis profit sharing
dan tidak menggunakan mudharabah.
Thailand dan Filipina dengan masing-masing bank syariahnya
memiiki nilai PSR 0%. IBT dan AIBP tidak menggunakan skema akad
mudharabah dan musyarakah yang berbasis profit sharing. Pada laporan
tahunan IBT, tidak diinformasikan skema akad apa yang digunakan
dalam produk pembiayaan yang dibuatnya, begitu juga pada website
resmi IBT, adapun AIBP hanya memiliki dua produk konsumtif dengan
skema akad ijarah muntahia bit tamleek dan ba’i bitsaman ajil dalam
penjualan real properti dan perlengkapannya.
63
2. Zakat Performance Ratio (ZPR)
Zakat, sebagaimana yang dikemukakan oleh beberapa ahli, adalah
tujuan dari dibangunnya prinsip akuntansi Islam, lebih dari itu Zakat
adalah rukun Islam yang kelima yang wajib ditunaikan oleh umat muslim
sesuai dengan ketentuannya. Mengingat pentingnya zakat, Hameed, dkk
menjadikan Zakat sebagai salah satu aspek yang harus diungkapkan
sebagai salah satu rasio dalam laporan keuangan menggantikan Earning
Per Share (EPS).
Kekayaan yang dijadikan patokan pembayaran zakat dalam rasio
ini adalah total aset bersih bukan keuntungan bersih, oleh karena itu
semakin besar aset suatu bank, maka akan semakin besar zakat yang
dikeluarkan. Rasio ini dihitung dengan membagi besaran zakat yang
dikeluarkan dalam satu tahun periode dengan total aset. Berdasarkan
rumus tersebut, maka hasil perhitungan rasio ZPR perbankan syariah di
ASEAN adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Perhitungan Rasio ZPR Perbankan Syariah di ASEAN
TAHUN NAMA
BANK TOTAL ZAKAT TOTAL ASET ZPR%
2013
BMI
(Rupiah)
18.508.901.000 54.694.020.000.000 0,034
2014 22.723.300.000 62.413.310.000.000 0,036
2015 12.533.076.000 57.172.590.000.000 0,022
2016 13.022.508.000 55.786.000.000.000 0,023
2013
BSM
(Rupiah)
31.056.663.257 63.965.361.177.789 0,049
2014 15.560.226.274 66.942.422.284.791 0,023
2015 22.850.958.198 70.369.708.944.091 0,032
2016 24.321.147.371 78.831.721.590.271 0,031
2013
BIMB
(Ringgit)
12.453.000 42.811.371.000 0,029
2014 12.781.000 45.820.682.000 0,028
2015 8.740.000 49.763.719.000 0,018
2016 12.878.000 55.676.697.000 0,023
64
2013
BMMB
(Ringgit)
6.149.000 21.071.590.000 0,029
2014 5.137.000 20.061.690.000 0,026
2015 3.436.000 22.438.036.000 0,015
2016 4.512.000 22.636.889.000 0,020
2013
BIBD (Brunei
Dollar)
2.926.000 5.717.109.000 0,051
2014 3.065.000 6.070.051.000 0,050
2015 3.112.000 7.056.419.000 0,044
2016 3.349.000 9.033.481.000 0,037
2013
IBT (Baht)
1.083.025 116.720.103.000 0,001
2014 1.182.000 109.701.147.000 0,001
2015 520.711 91.324.785.000 0,001
2016 684.000 81.686.776.000 0,001
2013
AIBP (Peso
Filipina)
0 678.580.958 0,000
2014 0 702.657.337 0,000
2015 0 779.067.064 0,000
2016 0 629.796.740 0,000
Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah yang menjadi Sampel
Berdasarkan hasil perhitungan ZPR perbankan syariah ASEAN di
atas, kita dapat mengetahui bahwa nilai rata-rata ZPR tertinggi dimiliki
oleh perbankan syariah Brunei. BIBD memiliki nilai rata-rata ZPR
sebesar 0,046%, dimana sejak tahun 2013-2016 nilai ZPR BIBD 0,051%,
0,050%, 0,044%, dan 0,037%. BMI memiliki nilai ZPR tahun 2013-2016
sebesar 0,034%, 0,036%, 0,022%, dan 0,023% atau rata-rata 0,029%,
sedangkan BSM memiliki besaran ZPR tahun 2013-2016 0,049%,
0,023%, 0,032%, dan 0,031% atau rata-rata sebesar 0,034%. Untuk
perbankan syariah Malaysia, BIMB juga memiliki nilai rata-rata ZPR
yang tidak berbeda jauh dengan perbankan syariah Brunei dan Indonesia.
Rata-rata nilai ZPR BIMB sebesar 0,024% dimana dari tahun 2013-2016
nilai ZPR BIMB adalah 0,029%, 0,028%, 0,018%, dan 0,024%. BMMB
memiliki nilai rata-rata ZPR sebesar 0,023%. BMMB selama empat
tahun berturut-turut memiliki nilai ZPR sebesar 0,29%, 0,026%, 0,015%,
65
dan 0,020%. Rata-rata nilai rasio ZRP perbankan syariah ketiga negara
(Indonesia, Malaysia, dan Brunei) tidak terlalu jauh berbeda, namun tetap
harus diuji secara statistik untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang
signifikan. Perbankan syariah di ketiga negara ini mengelola harta zakat
yang dikeluarkan dengan membentuk lembaga amil zakatnya sendiri.
Zakat yang dikeluarkan perusahaan kemudian akan digabung dengan
zakat karyawan dan hasil donasi dari para nasabah.
Berbeda dengan Indonesia, Malaysia, dan Brunei, Thailand dan
Filipina memiliki nilai ZPR yang sangat kecil. AIBP memiliki nilai ZPR
0% karena AIBP tidak mendirikan amil zakat untuk menampung dana
zakat dari para nasabah dan karyawannya, lebih dari itu AIBP juga tidak
mengeluarkan zakat dari hasil kegiatan operasionalnya. Kerugian yang
dialami AIBP selama 6 tahun berturut-turut menjadi penyebab mengapa
AIBP tidak mengeluarkan zakat. IBT memiliki nilai ZPR selama empat
tahun sebesar 0,001% dengan rata-rata ZPR 0,001%.
3. Equitable Distribution Ratio (EDR)
Selain profit sharing, akuntansi syariah juga menekankan
diungkapkannya pemerataan pendapatan di antara stakeholders, oleh
karena itu rasio ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pendapatan
yang diterima bank syariah didistribusikan untuk para stakeholders
terutama pemiliki saham, para karyawan, dan komunitas di lingkungan
sosial. Rasio ini terbagi menjadi 3 aspek yaitu aspek qardh dan donasi
(EDRQD), aspek beban gaji (EDRBG), dan aspek laba bersih (EDRLB).
Rasio ini dihitung dengan membagi besaran ketiga aspek tersebut
(jumlah qardh dan donasi, beban gaji, dan laba bersih) masing-masing
dengan total pendapatan yang diterima oleh bank syariah setelah
dikurangi zakat dan pajak. Berdasarkan rumus tersebut, diperoleh hasil
perhitungan sebagai berikut:
66
Tabel 4.5 Perhitungan Rasio EDRQD Perbankan Syariah di ASEAN
TAHUN NAMA BANK
TOTAL
QARDH +
DONASI
PENDAPATAN –
(ZAKAT +
PAJAK)
EDR
QD%
2013
BMI (Rupiah)
2.579.259.000 2.114.067.591.000 0,122
2014 3.973.950.000 2.124.696.739.000 0,187
2015 5.689.577.000 2.371.512.387.000 0,240
2016 1.303.379.000 1.785.725.956.000 0,073
2013
BSM (Rupiah)
614.916.321 4.514.043.748.776 0,014
2014 2.260.155.047 4.072.579.788.706 0,055
2015 5.540.160.201 4.383.066.415.299 0,126
2016 36.990.032.769 4.874.802.788.838 0,759
2013
BIMB (Ringgit)
228.000 1.259.678.000 0,018
2014 126.000 1.319.574.000 0,010
2015 3.720.000 1.342.574.000 0,277
2016 2.768.751 1.459.169.000 0,190
2013
BMMB
(Ringgit)
468.179 524.543.000 0,089
2014 436.210 550.028.000 0,079
2015 439.366 479.165.000 0,092
2016 2766.722 497.165.000 0,056
2013
BIBD (Brunei
Dollar)
20.000 181.131.000 0,011
2014 0 182.131.000 0,000
2015 0 228.168.000 0,000
2016 0 287.443.000 0,000
2013
IBT (Baht)
0 2.854.220.000 0,000
2014 0 1.970.426.000 0,000
2015 0 2.190.870.000 0,000
2016 0 1.967.969.000 0,000
2013 AIBP (Peso
Filipina)
0 15.255.403 0,000
2014 0 14.899.698 0,000
67
2015 0 18.426.597 0,000
2016 0 19.227.846 0,000
Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah yang menjadi Sampel
BMI memiliki rata-rata rasio EDRQD sebesar 0,155% (0,122%,
0,187%, 0,240%, 0,073%). BSM memiliki rasio EDRQD sebesar 0,239%
(0,014%, 0,055%, 0,126%, 0,759%).
Pada perbankan syariah Malaysia, BIMB dan BMMB masing-
masing memiliki nilai rasio EDRQD sebesar 0,124% (0,018%, 0,010%,
0,277%, 0,190%) dan 0,079% (0,089%, 0,079%, 0,092%, 0,056%).
Perbankan syariah Malaysia dan Indonesia memiliki menjadikan dana
kebajikan yang bersumber dari dana non halal dan CSR yang bersumber
dari penyisihan sebagian laba bank syariah, sebagai sumber utama dana
qardh dan donasi yang disalurkannya. Hal ini mengingat bahwa sudah
menjadi salah satu peraturan kepatuhan syariah bahwa dana non halal
yang diterima bank syariah harus dialokasikan untuk kepentingan publik
dan tidak boleh digunakan untuk kepentingan bank syariah itu sendiri.
BIBD memiliki nilai rata-rata rasio EDRQD yang sangat kecil
yaitu 0,003%. Sebenarnya banyak program CSR yang dilakukan oleh
BIBD, namun dalam laporan tahunannya tidak menginformasikan jumlah
dana yang dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan CSR tersebut
sehingga penulis tidak mendapatkan informasi yang akurat. Berbeda
dengan BIBD, IBT memiliki nilai rata-rata EDRQD yang sangat besar
yaitu 6,324% (7,181%, 7,955%, 5,517%, 4,714%). Bersarnya dana
qardh dan donasi IBT bersumber dari dana penalti yang ditarik bank dari
nasabah yang terlambat membayarkan kewajibannya. Sesuai dengan
peraturan dewan syariah, dana tersebut tidak dapat digunakan untuk
kepentingan IBT, namun harus didonasikan ke publik.
AIBP memiliki nilai EDRQD sebesar 0% karena tidak ada program
qardh dan donasi. Hal ini disebabkan karena kerugian yang dialami
kedua bank ini selama 6 tahun berturut-turut.
68
Tabel 4.6 Perhitungan Rasio EDRBG Perbankan Syariah di ASEAN
TAHUN NAMA BANK BEBAN GAJI
PENDAPATAN –
(ZAKAT +
PAJAK)
EDR
BG%
2013
BMI (Rupiah)
754.058.623.000 2.114.067.591.000 35.67
2014 860.931.877.000 2.124.696.739.000 40.52
2015 924.521.476.000 2.371.512.387.000 38.98
2016 880.811.834.000 1.785.725.956.000 49.33
2013
BSM (Rupiah)
1.192.402.774.018 4.514.043.748.776 26.42
2014 1.359.776.221.349 4.072.579.788.706 33.39
2015 1.370.214.646.997 4.383.066.415.299 31.26
2016 1.485.174.807.624 4.874.802.788.838 30.47
2013
BIMB (Ringgit)
443.262.000 1.259.678.000 35.19
2014 463.122.000 1.319.574.000 35.11
2015 473.804.000 1.342.574.000 35.29
2016 506.673.000 1.459.169.000 34.72
2013
BMMB
(Ringgit)
195.499.000 524.543.000 37.27
2014 205.076.000 550.028.000 37.28
2015 217.721.000 479.165.000 45.44
2016 180.753.000 497.165.000 36.32
2013
BIBD (Brunei
Dollar)
44.923.000 181.131.000 24.69
2014 47.780.000 182.131.000 26.23
2015 50.016.000 228.168.000 21.92
2016 54.310.000 287.443.000 18.89
2013
IBT (Baht)
1.334.927.000 2.854.220.000 46.77
2014 1.040.306.000 1.970.426.000 52.80
2015 715.866.000 2.190.870.000 32.67
2016 696.371.000 1.967.969.000 35.39
2013 AIBP (Peso
Filipina) 37.971.063 15.255.403
248.9
0
69
2014 36.741.455 14.899.698 246.5
9
2015 40.300.710 18.426.597 218.7
1
2016 42.655.142 19.227.846 221.8
4
Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah yang menjadi Sampel
BMI memiliki rata-rata EDRBG sebesar 41,12% (35,67%,
40,52%, 38,98%, 49,33%), sedangkan BSM memiliki rata-rata EDRBG
sebesar 30,38% (26,42%, 33,39%, 31,26%, 30,47%). Perbankan syariah
Malaysia juga memiliki nilai EDRBG yang tidak jauh berbeda dengan
perbankan syariah di Indonesia. BIMB dan BMMB memiliki nilai rata-
rata EDRBG masing-masing sebesar 35,08%) dan 39,08% (37,27%,
37,28%, 45,44%, 36,32%). BIBD memiliki nilai rata-rata EDRBG
sebesar 22,93% (24,69%, 26,23%, 21,92%, 18,89%), sedangkan IBT
memiliki nilai rata-rata EDRBG sebesar 41,91% (46,77%, 52,80%,
32,67%, 35,39%).
Perbedaan yang mencolok dimiliki oleh AIBP dimana rata-rata
EDRBG yang dimiliki bank syariah ini sebesar 234,01% (248,90%,
246,59%, 218,71%, 221,84%). Hal ini menunjukkan bahwa beban
operasional khususnya beban gaji karyawan terlalu tinggi melebihi
pendapatan yang diterima. Hal ini menjadi penyebab besarnya kerugian
yang dialami AIBP selama enam tahun terakhir.
70
Tabel 4.7 Perhitungan Rasio EDRLB Perbankan Syariah di ASEAN
TAHUN NAMA BANK LABA BERSIH
PENDAPATAN –
(ZAKAT +
PAJAK)
EDRLB
%
2013
BMI (Rupiah)
165.144.318.000 2.114.067.591.000 7,81
2014 57.173.347.000 2.124.696.739.000 2,69
2015 74.492.188.000 2.371.512.387.000 3,14
2016 80.511.090.000 1.785.725.956.000 4,51
2013
BSM (Rupiah)
651.240.189.470 4.514.043.748.776 14,43
2014 71.778.420.782 4.072.579.788.706 1,76
2015 289.575.719.782 4.383.066.415.299 6,61
2016 325.413.775.831 4.874.802.788.838 6,68
2013
BIMB (Ringgit)
485.726.000 1.259.678.000 38,56
2014 510.502.000 1.319.574.000 38,70
2015 507.262.000 1.342.574.000 37,78
2016 530.962.000 1.459.169.000 36,39
2013
BMMB
(Ringgit)
167.186.000 524.543.000 31,87
2014 149.454.000 550.028.000 27,17
2015 83.815.000 479.165.000 17,49
2016 134.420.000 497.165.000 27,01
2013
BIBD (Brunei
Dollar)
59.708.000 181.131.000 32,81
2014 83.924.000 182.131.000 46,08
2015 100.623.000 228.168.000 44,10
2016 122.057.000 287.443.000 42,46
2013
IBT (Baht)
2.702.393.000 2.854.220.000 94,68
2014 -9.545.090.000 1.970.426.000 -484,42
2015 -4.643.727.000 2.190.870.000 -211,96
2016 -3.524.059.000 1.967.969.000 -179,07
2013 AIBP (Peso
Filipina)
-49.568.629 15.255.403 -324,93
2014 -24.740.324 14.899.698 -166,05
71
2015 -23.538.265 18.426.597 -127,74
2016 -51.506.827 19.227.846 -267,88
Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah yang menjadi Sampel
Berdasarkan hasil perhitungan EDRLB, BMI memiliki nilai
EDRLB rata-rata sebesar 4,54% (7,81%, 2,69%, 3,14%,4,51%). BSM
selama empat tahun berturut-turut memiliki nilai rasio EDRQD sebesar
14,43%, 1,76%, 6,61%, dan 6,68% atau rata-rata sebesar 7,37%. BIMB
dan BMMB masing-masing memiliki rata-rata nilai EDRLB sebesar
37,86% (38,56% pada 2013, 38,70% pada 2014, 37,78% pada 2015, dan
36,39% pada 2016) dan 25,89% (31,87% pada 2013, 27,17% pada 2014,
17,49% pada 2015, dan 27,01% pada 2016). BIBD memiliki nilai
EDRLB selama empat tahun sebesar 32,81%, 46, 08%, 44,10%, dan
42,46 atau rata-rata sebesar 42,46%. Hasil ini menjadikan perbankan
syariah Brunei sebagai pemilik rasio EDRLB terbesar di ASEAN.
Berbeda dengan perbankan syariah Indonesia, Malaysia, dan
Brunei, Thailand dan Filipina justru mencatatkan nilai rata-rata EDRLB
yang negatif selama empat tahun terakhir. IBT memiliki nilai rata-rata
EDRLB sebesar -195,19%, sedangkan AIBP memiliki nilai rata-rata
EDRLB sebesar -221,65%. Buruknya performa kedua bank ini dalam
menciptakan laba bersih disebabkan besarnya biaya operasional dan
tinggi pembiayaan bermasalah yang dimiliki kedua bank tersebut. Kedua
bank ini tidak pernah mendapatkan laba bersih selama empat tahun
kecuali IBT pada tahun 2013.
4. Islamic Invesment vs non Islamic Investment (II vs NII)
Islam melarang kegiatan bisnis yang mengandung Gharar, Riba,
dan Maysir, serta mendorong umatnya untuk melakukan perdagangan
yang halal. Perbankan syariah harus mengungkapkan dengan jujur setiap
investasi yang dianggap halal, dan mana yang terlarang. Kegagalan
dalam mengungkapkan informasi seperti ini menjadikan gambaran bisnis
yang seusai dengan syariat perbankan syariah yang ada di laporan bank
menjadi tidak akurat serta akan menyesatkan para pembacanya. Rasio ini
72
diukur dengan membagi besaran investasi halal bank syariah selama satu
periode dengan total investasi yang terdiri dari investasi halal ditambah
investasi non-halal. Berdasarkan rumus di atas, maka didapati hasil
perhitungan sebagai berikut:
Tabel 4.8 Perhitungan Rasio II vs NII Perbankan Syariah di ASEAN
TAHUN NAMA BANK INVESTASI
HALAL
INVESTASI NON
HALAL
II vs
NII%
2013
BMI (Rupiah)
8.527.683.443.000 595.413.055.000 93,47
2014 13.573.023.505.000 910.106.911.000 93,72
2015 9.841.811.701.000 1.298.477.821.000 88,34
2016 9.624.210.908.000 781.041.985.000 92,49
2013
BSM (Rupiah)
10.611.968.032.816 655.770.198.218 94,49
2014 14.959.936.842.462 515.022.239.891 96,67
2015 15.910.733.196.144 507.964.594.228 96,91
2016 19.762.290.143.924 1.545.609.413.389 92,75
2013
BIMB (Ringgit)
19.066.465.000 29.118.000 99,85
2014 16.242.175.000 62.541.000 99,62
2015 15.353.118.000 119.259.000 99,23
2016 16.369.455.000 124.572.000 99,24
2013
BMMB
(Ringgit)
10.711.381.000 0 100,00
2014 8.126.727.000 0 100,00
2015 9.024.033.000 0 100,00
2016 8.127.573.000 0 100,00
2013
BIBD (Brunei
Dollar)
3.762.595.000 0 100,00
2014 4.846.134.000 0 100,00
2015 4.241.388.000 0 100,00
2016 6.430.868.000 0 100,00
2013
IBT (Baht)
20.732.242.000 0 100,00
2014 20.966.788.000 0 100,00
2015 19.657.788.000 0 100,00
73
2016 18.692.577.000 0 100,00
2013
AIBP (Peso
Filipina)
0 646.638.253 0
2014 0 671.974.481 0
2015 0 740.189.618 0
2016 0 582.972.476 0
Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah yang menjadi Sampel
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, rasio II vs NII tertinggi
dimiliki oleh 3 bank yaitu BMMB, BIBD, dan IBT dengan besaran rasio
II vs NII sebesar 100%. BMMB dan BIBD menempatkan seluruh aset
yang dimiliki ke dalam pembiayaan dan investasi baik jangka menengah
maupun jangka pendek yang halal. Untuk IBT, kurang sempurnanya
informasi pada laporan keuangan khususnya dalam penjabaran bentuk
investasi pasar uang, penempatan pada bank, dan investasi dalam bentuk
surat berharga. Pada laporan keuangan IBT tidak disebutkan apakah
bentuk investasi dan bank dimana mereka menempatkan dananya
berbasis syariah atau tidak, sehingga penulis menyimpulkan bahwa tidak
ada investasi non-halal yang dilakukan oleh IBT.
Pada perbankan syariah di Indonesia, BMI memiliki rata-rata rasio
II vs NII sebesar 92,01. Artinya rata-rata investasi non halal BMI sebesar
7,99%. Investasi non-halal BMI dilakuan dengan menempatan dana
dalam bentuk giro diperbakan konvensional baik lokal maupun asing.
Selama empat tahun BMI memiliki rasio BMI sebesar 93,47%, 93,72%,
88,34%, dan 92,49%. BSM memiliki rata-rata rasio II vs NII sebesar
95,13% dan rata-rata investasi non halal sebesar 4,87%. Investasi non-
halal BSM dilakukan dengan melakukan penempatan dalam bentuk giro
di bank konvensional baik lokal maupun asing.
AIBP menjadi bank syariah dengan rasio II vs NII paling kecil di
ASEAN. Hal ini disebabkan karena AIBP masih menggabungkan produk
pembiayaan berbasis syariah dengan produk kredit berbasis bunga.
Besaran kredit berbasis bunga justru lebih dominan disalurkan oleh AIBP
setiap tahunnya. Instrumen investasi jangka menengah dan jangka
74
pendek yang dilakukan AIBP yaitu penempatan pada bank sentral,
investasi obligasi dan saham, dan penempatan pada bank lain juga
berbasis bunga. Rata-rata rasio II vs NII AIBP sebesar 0%. Artinya 100%
AIBP menginvestasikan asetnya dalam bentuk kredit dn investasi
berbasis bunga.
5. Islamic Income vs non Islamic Income (IInc vs NIInc)
Selain pengungkapan dan pemisahan informasi antara investasi
halal dan investasi non halal yang dilakukan oleh bank syariah,
pendapatan halal dan pendapatan non halal juga sangat penting untuk
diungkapkan informasinya. Bank syariah harus menerima pendapatan
dari yang halal saja. Jika bank syariah memiliki pendapatan yang
diterima dari cara yang tidak halal, bank harus mengungkapkan informasi
tersebut baik itu sumbernya, bagaimana menyikapinya, dan solusi apa
yang digunakan untuk mencegah transaksi yang dilarang syariah. Rasio
ini diukur dengan membagi total pendapatan halal bank syariah dengan
seluruh pendapatan yang diterima yang terdiri dari pendapatan halal
maupun pendapatan non-halal. Berdasarkan rasio tersebut, diperoleh
hasil perhitungan sebagai berikut:
75
Tabel 4.9 Perhitungan Rasio IInc vs NIInc Perbankan Syariah di ASEAN
TAHUN NAMA BANK PENDAPATAN
HALAL
PENDAPATAN
NON HALAL
IIncvs
NIInc
%
2013
BMI (Rupiah)
2.553.462.300.000 3.226.061.622 99,87
2014 2.176.139.359.000 3.973.950.282 99,82
2015 2.407.359.371.000 5.689.576.976 99,76
2016 1.823.536.285.000 1.303.379.000 99,93
2013
BSM (Rupiah)
4.550.328.403.208 27.491.261.742 99,40
2014 4.097.812.229.645 30.731.122.659 99,26
2015 4.460.650.976.757 73.534.334.837 98,38
2016 4.998.248.272.540 40.595.810.106 99,19
2013
BIMB (Ringgit)
1.451.235.000 51.000 100,00
2014 1.511.429.000 3.360 100,00
2015 1.520.973.000 8.000 100,00
2016 1.648.619.000 9.000 100,00
2013
BMMB
(Ringgit)
592.335.000 468.179 99,92
2014 606.057.000 376.210 99,94
2015 509.674.000 44.170 99,99
2016 531.149.000 34.722 99,99
2013
BIBD (Brunei
Dollar)
209.385.000 0 100,00
2014 209.385.000 0 100,00
2015 252.063.000 0 100,00
2016 307.557.000 0 100,00
2013
IBT (Baht)
3.055.062.000 204.960.000 93,71
2014 2.143.332.000 156.750.000 93,19
2015 2.309.947.000 120.870.000 95,03
2016 2.064.762.000 92.770.000 95,70
2013 AIBP (Peso
Filipina)
0 16.390.251 0,00
2014 0 18.257.425 0,00
76
2015 341.610 23.994.716 1,40
2016 1.271.805 22.788.393 5,29
Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah yang menjadi Sampel
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, BIMB dan BIBD adalah dua
bank dengan rasio IInc vs NIInc sebesar 100% selama empat tahun
berturut-turut. Artinya kedua bank yang berasal dari Malaysia dan Brunei
ini tidak memiliki pendapatan non halal dalam kegiatan bisnisnya. BMI
memiliki rata-rata rasio IInc vs NIInc sebesar 99,85% (99,87%, 99,82%,
99,76%,99,93%). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat rata-rata
pendapatan non halal sebesar 0,15%. Pendapatan non halal BMI
didapatkan dari dana ta’zir yang dibayar nasabah pembiayaan dalam
mencicil kewajibannya kepada bank dan pendapatan bunga atas
penempatan bank konvensional yang dilakukan oleh BMI. BSM juga
melakukan hal yang sama dengan BMI. BSM memiliki rata-rata rasio
IInc vs NIInc sebesar 99,06% (99,40%, 99,26%, 98,38, 99,19%). Hal ini
menunjukkan terdapat rata-rata pendapatan non-halal yang diterima BSM
sebesar 0,94%. Pendapatan non-halal BSM juga didapat dari dana ta’zir
dan pendapatan bunga bank konvensional.
IBT memiliki rata-rata rasio IInc vs NIInc sebesar 94,41%
(93,71%, 93,19%, 95,03%, 95,70%). Hal ini menunjukkan IBT
memperoleh rata-rata pendapatan non halal sebesar 5,59%. Sumber
pendapatan non-halal IBT diperoleh dari biaya pinalti yang dibebankan
bank kepada nasabah. Kondisi yang kontras terlihat pada rasio
IIncvsNIInc AIBP. Rata-rata rasio IInc vs NIInc AIBP sebesar 1,67%
(0%, 0%, 1,40%, 5,29%). Hal ini menunjukkan bahwa 98,33%
pendapatan yang diterima AIBP bersifat non-halal yang bersumber dari
bunga yang diterima AIBP dari produk kredit dan kegiatan investasinya
di instrumen investasi dan penempatan pada bank sentral dan bank
lainnya.
77
Tabel 4.10 Penilaian Rata-Rata Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah di ASEAN melalui Pendekatan Islamicity Performance Index
RASIO BMI BSM BIMB BMMB BIBD IBT AIBP
PSR 50.43% 25.45% 0.00% 0.46% 2.34% 0.00% 0.00%
ZPR 0.029% 0.034% 0.024% 0.023% 0.046% 0.001% 0.00%
EDRQD 0.155% 0.239% 0.124% 0.079% 0.003% 6.324% 0.00%
EDRBG 41.12% 30.38% 35.08% 39.08% 22.93% 41.91% 234.01%
EDRLB 4.54% 7.37% 37.86% 25.89% 41.36% -195.19% -221.65%
II vs NII 92.01% 95.13% 99.48% 100.00% 100.00% 100.00% 0.00%
IInc vs NIInc 99.85% 99.06% 100.00% 99.96% 100.00% 94.41% 1.67%
Secara rata-rata berdasarkan tabel 4.10, rasio PSR tertinggi dimiliki
oleh perbankan syariah di Indonesia yaitu BSM dan BMI masing-masing
memiliki rata-rata nilai PSR sebesar 25.45% dan 50.43%, adapun pada
negara lainnya, rasio PSR cenderung sama besarnya dikisaran angka
0.05%-2.34%. rasio ZPR secara rata-rata perbankan syariah di ASEAN
cenderung sama dikisaran angka 0.02%-0.04%. Brunei Darussalam
menjadi negara dengan rasio ZPR tertinggi yaitu 0.046%. rata-rata rasio
EDRQD juga cenderung relatif sama besarannya. Perbankan syariah di
ASEAN mengalokasikan donasi dan bantuan dalam bentuk akad qardh
dari total pendapatannya dikisaran angka 0.003%-6%. Islamic Bank of
Thailand menjadi negara dengan nilai EDRQD paling tinggi karena
besarnya dana non halal yang diterima untuk kemudian digunakan dalam
pembangunan sosial. Nilai EDRBG yang paling tinggi adalah perbankan
syariah Filipina dengan rata-rata sebesar 234.01%, adapun bank lainnya
rata-rata rasio ini berada dikisaran angka 22.93%-42%. Rasio EDRLB
paling tinggi secara rata-rata berada di perbankan syariah Brunei, adapun
rasio II vs NII dan IInc vs NIInc tertinggi juga berada pada perbankan
syariah Brunei Darussalam. Masing-masing rasio tersebut memiliki rata-
rata 41.36%, dan 100%. Hal ini menjadikan perbankan syariah Brunei
Darussalam memiliki penilaian kinerja melalui metode IPI paling baik.
78
C. Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di ASEAN
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel yang digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dalam penelitian ini menggunakan data nilai residual yang
diuji dengan kolmogorov-Smirnov test (K-S) melalui pengukuran α=5%.
Jika nilai Asymp Sig (2-tailed) lebih besar dari 0.05 maka data dapat
dikatakan normal76
. Hasil uji normalitas tersebut dapat dilihat pada tabel
4.15 di bawah ini:
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan tabel 4.11, nilai Asymp Sig. (2-tailed) rasio-rasio
kinerja keuangan yaitu PSR, ZPR, EDRQD, EDRBG, EDRLB, II vs NII,
dan IInc vs NIInc masing-masing sebesar 0,001, 0,294, 0,018, 0,000, dan
0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai Asymp Sig. (2-tailed) dari rasio
kinerja keuangan <0,05 kecuali rasio ZPR (0,294) >0,05.
76
Imam Ghozali, aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19 (Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2011), h.70.
Tabel 4.11 Uji Normalitas Kinerja Syariah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PSR ZPR EDRQD EDRBG EDRLB II vs NII
IInc vs
NIInc
N 28 28 28 28 28 28 28
Normal
Parametersa
Mean 1.12407E1 .02229 .08564 6.35047E1 -4.26901E1 8.38025E1 84.99161
Std.
Deviation 1.857736E1 .016671 .154167 7.148842E1 1.367035E2 3.497973E1 34.704231
Most Extreme
Differences
Absolute .370 .185 .289 .417 .377 .420 .450
Positive .370 .185 .234 .417 .222 .322 .333
Negative -.273 -.100 -.289 -.266 -.377 -.420 -.450
Kolmogorov-Smirnov Z 1.957 .978 1.531 2.205 1.997 2.220 2.384
Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .294 .018 .000 .001 .000 .000
79
Hasil uji normalitas dia atas, menunjukkan data tidak terdistribusi
normal kecuali rasio kinerja keuangan FDR dan rasio kinerja syariah
ZPR. Ketidaknormalan data ini terjadi karena perbedaan mean dan
median antar kelompok sehingga menyebabkan data tidak bisa diolah
secara normal. Sesuai dengan design penelitian yang telah dijelaskan
pada bab sebelumnya, uji beda pada penelitian ini tidak dapat diproses
dengan pendekatan parametrik melalui One Way ANOVA, karena tidak
memenuhi salah satu asumsi dimana data yang akan diproses
menggunakan One Way ANOVA harus berdistribusi normal. Uji beda
pada penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan non-parametrik
melalu alat analisis Kruskal Wallis H.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah uji variabel dependen untuk mengetahui
apakah variabel memiliki varian yang sama dalam setiap kategori
variabel independen77
. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Sumber: Output SPSS 22
77 Ibid., h.
Tabel 4.12 Uji Homogenitas Levene Statistic
Levene Statistic df1 df2 Sig.
PSR 75.829 4 23 .000
ZPR 3.581 4 23 .021
EDRQD 2.627 4 23 .061
EDRBG 11.453 4 23 .000
EDRLB 5.978 4 23 .002
II vs NII 3.917 4 23 .014
IInc vs NIInc 9.078 4 23 .000
80
Berdasarkan hasil Levene test pada tabel menunjukkan bahwa
keduabelas rasio kinerja keuangan dan kinerja syariah yaitu NPF, FDR,
ROA, NOM, FDR, PSR, ZPR, EDRQD, EDRBG, EDRLB, II vs NII,
IInc vs NIInc signifikan pada 0,05 (p > 0,05), kecuali rasio FDR (0,084)
dan EDRQD (0,061). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak
dan H1 diterima yang menyatakan bahwa variance tidak sama
(heterogen) atau data berdistribusi heterogen. Hasil ini membuat dua
asumsi yang disyaratkan dalam proses analisis uji beda menggunakan
metode one way ANOVA yaitu data harus normal dan berdistribusi
homogen tidak terpenuhi, sehingga menjadi penguat bahwa uji beda pada
penelitian kali ini harus dilakukan dengan pendekatan non-parametrik
menggunakan Krukall Wallis H.
81
3. Uji Hipotesis
a. Uji Pemeringkatan (Ranks) Kruskall Wallis
Tabel 4.13 Pemeringkatan (Ranks)
NEGARA N Mean Rank
PSR INDONESIA 8 24.50
MALAYSIA 8 10.00
BRUNEI 4 18.50
THAILAND 4 7.00
FILIPINA 4 7.00
Total 28
ZPR INDONESIA 8 19.00
MALAYSIA 8 14.25
BRUNEI 4 26.00
THAILAND 4 6.50
FILIPINA 4 2.50
Total 28
EDRQD INDONESIA 8 21.38
MALAYSIA 8 19.50
BRUNEI 4 7.75
THAILAND 4 6.00
FILIPINA 4 6.00
Total 28
EDRBG INDONESIA 8 13.00
MALAYSIA 8 14.75
BRUNEI 4 2.50
THAILAND 4 17.00
FILIPINA 4 26.50
Total 28
EDRLB INDONESIA 8 11.50
MALAYSIA 8 20.00
BRUNEI 4 24.50
THAILAND 4 9.50
82
Sumber: Output SPSS 22
Nilai Mean Rank menunjukkan peringkat rata-rata masing-
masing negara di ASEAN. Tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa
peringkat rata-rata rasio kinerja syariah, untuk rasio PSR, peringkat
rata-rata dari yang terbesar hingga terkecil adalah Indonesia
(24.50), Brunei (18.50), Malaysia (10.00), Thailand (7.00), dan
Filipina (7.00). hasil ini menjadikan Indonesia sebagai negara
dengan perbakan syariah yang paling berani menerapkan skema
akad berbasis profit sharing pada produk pembiayaannya,
sedangkan Thailand dan Filipina menjadi negara dengan PSR
paling kecil karena kedua negara tersebut tidak menerapkan skema
akad mudharabah atau musyarakah pada produk pembiayaanya.
Brunei menjadi negara dengan rata-rata pengeluaran zakat
tertinggi di ASEAN sedangkan Filipina adalah yang terkecil. Hal
FILIPINA 4 4.50
Total 28
II vs NII INDONESIA 8 8.50
MALAYSIA 8 18.50
BRUNEI 4 22.50
THAILAND 4 22.50
FILIPINA 4 2.50
Total 28
IInc vs NIInc INDONESIA 8 12.62
MALAYSIA 8 20.62
BRUNEI 4 26.00
THAILAND 4 6.50
FILIPINA 4 2.50
Total 28
83
ini terlihat pada peringkat rata-rata rasio ZPR berturut-turut yaitu
Brunei (26.00), Indonesia (19.00), Malaysia (14.25), Thailand
(6.50), dan Filipina (2.50). peringkat rata-rata rasio EDRQD dari
yang terbesar hingga yang terkecil adalah Indonesia (21.38),
Malaysia (19.50), Brunei (7.75), Thailand (6.00), dan Filipina
(6.00). hasil ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan
perbankan syariah yang paling memperhatikan distribusi
pendapatan kepada komunitas dan masyarakat dalam rangka
tercapainya pemerataan kesejahteraan.
Pada rasio EDRBG, peringkat rata-rata dari yang terkecil
hingga yang terbesar adalah Filipina (26.25), Thailand (17.00),
Malaysia (14.75), Indonesia (13.00), dan Brunei (2.50). Hal ini
menjadikan Filipina sebagai negara dengan perbankan syariah yang
mengalokasikan pendapatannya kepada gaji pegawai tertinggi di
ASEAN, adapun Brunei adalah sebaliknya.
Pada rasio EDRLB, Brunei menjadi negara dengan peringkat
rata-rata rasio EDRLB tertinggi (24.50) yang menunjukkan bahwa
perbankan syariah Brunei mengalokasikan pendapatannya secara
dominan kepada shareholders, adapun Filipina adalah sebaliknya.
Peringkat ke 2, 3, 4, dan 5 masing-masing adalah Malaysia (20.00),
Indonesia (11.50), Thailand (9.50), dan Filipina (4.50).
Pada 2 rasio terakhir yaitu II vs NII dan IInc vs NIInc, Brunei
menjadi negara dengan kinerja syariah paling baik, sedangkan
Filipina adalah yang paling buruk. Peringkat rata-rata rasio II vs
NII dari yang terbesar hingga terkecil adalah Brunei (22.50),
Thailand (22.50), Malaysia (18.50), Indonesia (8.50), dan Filipina
(2.50). Hasil ini tidak terlepas dari usaha BIBD sebagai bank
syariah di Brunei yang secara keseluruhan (100%)
menginvestasikan asetnya di instrumen yang halal. Untuk rasio
IIncvsNIInc peringkat rata-rata secara berturut-turut adalah Brunei
(26.00), Malaysia (20.62), Indonesia (12.62), Thailand (6.50), dan
84
Filipina. Filipina menjadi negara dengan peringkat rata-rata terkecil
di ASEAN dalam 2 rasio ini tidak terlepas dari kondisi bank
syariah mereka yang masih menerapkan kredit berbunga dalam
produk pembiayaannya.
b. Uji Statistik Kruskal Wallis H
Perbedaan yang terjadi pada analisis kinerja keuangan dan
kinerja syariah melalui rasio-rasio yang telah di hitung pada subbab
sebelumnya harus diuji secara statistik apakah perbedaan tersebut
secara keseluruhan bermakna secara statistik atau tidak. Pengujian
melalui analisis Kruskall Wallis H memiliki peran penting untuk
membuktikan hipotesis tersebut dengan mengukur secara statistik
besar perbedaan peringkat rata-rata signifikan ataukah tidak.
Sumber: Ouput SPSS 20
Berdasarkan tabel 4.14, seluruh rasio kinerja keuangan
signifikan pada 0.05 (p < 0.05). hal ini menunjukkan bahwa seluruh
nilai rata-rata rasio kinerja, baik keuangan maupun syariah
memiliki perbedaan yang signifikan. Nilai chi-square rasio NPF
sebesar 15.289 dengan Asymp Sig 0.004 yang berarti p < 0.05 maka
dapat disimpulkan kelima negara di kawasan ASEAN mempunyai
rata-rata rasio NPF perbankan syariah yang berbeda signifikan.
Nilai chi-square rasio FDR sebesar 23.577 dengan Asymp Sig
0.000 yang berarti p < 0.05 maka dapat disimpulkan kelima negara
di kawasan ASEAN mempunyai rata-rata rasio FDR perbankan
Tabel 4.14 Uji Kruskall Wallis H Rasio Kinerja Keuangan
PSR ZPR EDRQD EDRBG EDRLB II vs NII IIncvsNIInc
Chi-Square 24.226 22.670 21.046 17.667 17.941 24.186 25.116
df 4 4 4 4 4 4 4
Asymp.
Sig. .000 .000 .000 .001 .001 .000 .000
85
syariah yang berbeda signifikan. Dengan demikian hasil uji statistik
menolak H0 dan menerima H1 yaitu terdapat perbedaan yang
signifikan dalam indikator Risk Profile pada kinerja keuangan
perbankan syariah di ASEAN.
Masih dalam tabel output yang sama, terlihat nilai chi-
square rasio ROA sebesar 15.286 dengan Asymp Sig 0.004 yang
berarti p < 0.005, maka dapat disimpulkan kelima negara di
kawasan ASEAN mempunyai rata-rata rasio ROA perbankan
syariah yang berbeda signifikan, adapun untuk rasio NOM nilai
chi-square sebesar 19.823 dengan Asymp Sig 0.001 yang berarti p
< 0.005 menunjukkan bahwa kelima negara di ASEAN memiliki
nilai NOM perbankan syariah yang berbeda signifikan. Hasil uji
statistik ini secara otomatis menolak H0 dan menerima H2 yang
menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam
indikator Earnings pada kinerja keuangan perbankan syariah di
ASEAN.
Dalam pengujian indikator Capital, nilai chi-square rasio
CAR sebesar 23.087 dengan Asymp Sig 0.000 yang berarti p <
0.005 menunjukkan bahwa kelima negara di ASEAN memiliki
nilai rata-rata CAR perbankan syariah yang berbeda signifikan.
Hasil uji statistik ini otomatis menolak H0 dan menerima H3 yaitu
terdapat perbedaan signifikan dalam indikator Capital pada kinerja
keuangan perbankan syariah di ASEAN.
Berdasarkan tabel 4.25, seluruh rasio kinerja syariah
signifikan pada 0.05 (p < 0.05). hal ini menunjukkan bahwa seluruh
nilai rata-rata rasio kinerja syariah perbankan syariah di ASEAN
memiliki perbedaan yang signifikan. Nilai chi-square rasio PSR
sebesar 24.226 dengan Asymp Sig 0.000 yang berarti p < 0.05,
maka dapat disimpulkan kelima negara di kawasan ASEAN
mempunyai rata-rata rasio PSR perbankan syariah yang berbeda
86
signifikan. Hasil uji statistik ini otomatis menolak H0 dan
menerima H4 yaitu terdapat perbedaan signifikan dalam indikator
PSR pada kinerja syariah perbankan syariah di ASEAN, adapun
nilai chi-square rasio ZPR sebesar 22.670 dengan Asymp Sig 0.000
yang berarti p < 0.05 maka dapat disimpulkan kelima negara di
kawasan ASEAN mempunyai rata-rata rasio ZPR perbankan
syariah yang berbeda signifikan. Hasil uji statistik ini otomatis
menolak H0 dan menerima H5 yaitu terdapat perbedaan signifikan
dalam indikator PSR pada kinerja syariah perbankan syariah di
ASEAN.
Dalam pengujian indikator EDR, ketiga aspek penilaian yaitu
EDRQD, EDRBG, dan EDRLB memiliki nilai chi-square masing-
masing sebesar 21.046, 17.667, dan 17.941, adapun nilai Asymp Sig
dari masing-masing rasio tersebut adalah 0.000, 0.001, dan 0.001
dimana ketiganya < 0.005. hasil ini menunjukan bahwa rasio EDR
baik dalam aspek qardh dan donasi, beban gaji, maupun laba bersih
perbankan syariah di ASEAN memiliki perbedaan signifikan. Hasil
pengujian statistik ini otomatis menolak H0 dan menerima H6 yaitu
terdapat perbedaan yang signifikan dalam indikator EDR pada
kinerja syariah perbankan syariah di ASEAN.
Untuk dua rasio terakhir, yaitu II vs NII dan IInc vs NIInc
juga menunjukkan perbedaan yang signifikan antar perbankan
syariah di ASEAN. Hal ini dapat dilihat dari masing-masing nilai
chi-square dan Asymp Sig dari kedua rasio ini. Nilai chi-square
rasio II vs NII sebesar 24.186 dengan nilai Asymp Sig 0.000 dimana
signifikan pada 0.005 (p < 0.005). Hasil ini menunjukkan bahwa H0
ditolak dan H7 diterima yaitu terdapat perbedaan signifikan dalam
indikator II vs NII pada kinerja syariah perbankan syariah di
ASEAN. Nilai chi-square rasio IInc vs NIInc sebesar 25.116
dengan nilai Asymp Sig 0.000 dimana signifikan pada 0.005 (p <
0.005). Hasil ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H8 diterima
87
yaitu terdapat perbedaan signifikan dalam indikator IInc vs NIInc
pada kinerja syariah perbankan syariah di ASEAN.
c. Uji Post Hoc non Parametrik
Oleh karena uji kruskall wallis H adalah uji omnibus yaitu uji
yang hanya dapat mengetahui adakah perbedaan yang bermakna
secara statistik tanpa bisa mengetahui antar variabel independen
mana yang berbeda, maka diperlukan uji Post Hoc atau disebut
juga uji lanjut78
. Uji Post Hoc pada penelitian yang menggunakan
pendekatan non parametrik dapat menggunakan Mann Whitney U
Test, yaitu menguji perbedaan mean antara satu kelompok atau
dalam konteks penelitian ini satu negara dengan negara lainnya.
Dalam penelitian ini, karena ada 5 negara, maka ada 10 uji
Mann Whitney U, yaitu:
1) Perbedaan rasio kinerja keuangan antara Indonesia dan
Malaysia
2) Perbedaan rasio kinerja keuangan antara Indonesia dan
Brunei
3) Perbedaan rasio kinerja keuangan antara Indonesia dan
Thailand
4) Perbedaan rasio kinerja keuangan antara Indonesia dan
Filipina
5) Perbedaan rasio kinerja keuangan antara Malaysia dan Brunei
6) Perbedaan rasio kinerja keuangan antara Malaysia dan
Thailand
7) Perbedaan rasio kinerja keuangan antara Malaysia dan
Filipina
8) Perbedaan rasio kinerja keuangan antara Brunei dan Thailand
9) Perbedaan rasio kinerja keuangan antara Brunei dan Filipina
78
Anwar Hidayat, “Turorial Kruskal Wallis H dengan SPSS”, 2014, artikel diakses pada 7 november 2017
melalui https://www.statistikian.com/2014/07/kruskall-wallis-dengan-spss.html. Dengan sedikit perubahan.
88
10) Perbedaan rasio kinerja keuangan antara Thailand dan
Filipina
Tabel 4.15 Hasil Uji Post Hoc Kinerja Syariah melalui Mann
Whitney U
RASIO (I)NEGARA (J)
NEGARA
ASYMP
SIG (2-
TAILED)
KETERANGAN
PSR
Indonesia Malaysia 0,001 berbeda
Indonesia Brunei 0,007 berbeda
Indonesia Thailand 0,006 berbeda
Indonesia Filipina 0,006 berbeda
Malaysia Brunei 0,005 berbeda
Malaysia Thailand 0,181 tidak berbeda
Malaysia Filipina 0,181 tidak berbeda
Brunei Thailand 0,014 berbeda
Brunei Filipina 0,014 berbeda
Thailand Filipina 1 tidak berbeda
ZPR
Indonesia Malaysia 0,058 tidak berbeda
Indonesia Brunei 0,017 berbeda
Indonesia Thailand 0,006 berbeda
Indonesia Filipina 0,006 berbeda
Malaysia Brunei 0,006 berbeda
Malaysia Thailand 0,006 berbeda
Malaysia Filipina 0,006 berbeda
Brunei Thailand 0,014 berbeda
Brunei Filipina 0,014 berbeda
Thailand Filipina 0,008 berbeda
EDRQD Indonesia Malaysia 0,462 tidak berbeda
89
Indonesia Brunei 0,006 berbeda
Indonesia Thailand 0,006 berbeda
Indonesia Filipina 0,006 berbeda
Malaysia Brunei 0,01 berbeda
Malaysia Thailand 0,006 berbeda
Malaysia Filipina 0,006 berbeda
Brunei Thailand 0,317 tidak berbeda
Brunei Filipina 0,317 tidak berbeda
Thailand Filipina 1 tidak berbeda
EDRBG
Indonesia Malaysia 0,529 tidak berbeda
Indonesia Brunei 0,007 Berbeda
Indonesia Thailand 0,308 tidak berbeda
Indonesia Filipina 0,007 berbeda
Malaysia Brunei 0,007 berbeda
Malaysia Thailand 0,497 tidak berbeda
Malaysia Filipina 0,007 Berbeda
Brunei Thailand 0,021 Berbeda
Brunei Filipina 0,021 Berbeda
Thailand Filipina 0,021 Berbeda
EDRLB
Indonesia Malaysia 0,001 Berbeda
Indonesia Brunei 0,007 Berbeda
Indonesia Thailand 0,174 tidak berbeda
Indonesia Filipina 0,007 Berbeda
Malaysia Brunei 0,042 Berbeda
Malaysia Thailand 0,174 tidak berbeda
Malaysia Filipina 0,007 Berbeda
Brunei Thailand 0,248 tidak berbeda
Brunei Filipina 0,021 Berbeda
Thailand Filipina 1 tidak berbeda
II vs NII Indonesia Malaysia 0,001 Berbeda
90
Sumber: Output SPSS 22 (data diolah)
Pada tabel 4.15, kita dapat melihat bahwa pada rasio PSR,
masing-masing negara satu dengan yang lainnya memiliki
perbedaan rata-rata rasio PSR yang signifikan, kecuali antara
Malaysia, Thailand, dan Filipina. Malaysia dan Thailand tidak
memiliki perbedaan signifikan pada rasio PSR dimana Asymp Sig
0.181 > 0.05. Malaysia dengan Filipina juga tidak memiliki
perbedaan rata-rata PSR dimana Asymp Sig 0.0181 > 0.05. antara
Thailand dan Filipina Asymp Sig 1 yang menunjukkan bahwa
antara kedua negara ini tidak ada perbedaan mean rasio PSR yang
signifikan.
Indonesia Brunei 0,006 Berbeda
Indonesia Thailand 0,006 Berbeda
Indonesia Filipina 0,007 Berbeda
Malaysia Brunei 0,106 tidak berbeda
Malaysia Thailand 0,106 tidak berbeda
Malaysia Filipina 0,006 Berbeda
Brunei Thailand 1 tidak berbeda
Brunei Filipina 0,014 Berbeda
Thailand Filipina 0,014 Berbeda
IInc vs
NIInc
Indonesia Malaysia 0,001 berbeda
Indonesia Brunei 0,006 berbeda
Indonesia Thailand 0,007 berbeda
Indonesia Filipina 0,006 berbeda
Malaysia Brunei 0,014 berbeda
Malaysia Thailand 0,006 berbeda
Malaysia Filipina 0,006 berbeda
Brunei Thailand 0,014 berbeda
Brunei Filipina 0,013 berbeda
Thailand Filipina 0,002 berbeda
91
Pada rasio ZPR, kelima negara di ASEAN masing-masing
memiliki nilai rata-rata rasio ZPR yang berbeda signifikan dimana
seluruh Asymp Sig dari setiap uji parsial mann whitneyy U < 0.05,
kecuali antara Indonesia dengan Malaysia dimana Asymp Sig 0.058
> 0.050 yang berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata rasio ZPR
yang signifikan antara kedua perbankan syariah di negara tersebut.
Pada rasio EDRQD, Indonesia memiliki perbedaan rata-rata
rasio EDRQD yang signifikan dengan Brunei, Thailand, dan
Filipina dimana Asymp Sig dari uji parsial ketiga negara ini adalah
0.006 (p < 0.05), adapun Malaysia memiliki perbedaan rata-rata
rasio EDRQD yang signifikan dengan Brunei, Thailand, dan
Filipina. Antara Malaysia–Brunei, Malaysia-Thailand, dan
Malaysia-Filipina masing-masing memiliki Asymp Sig sebesar
0.006, 0.006, dan 0.010 ( p < 0.05). Indonesia dengan Malaysia
tidak memiliki perbedaan rata-rata rasio EDRQD yang signifikan,
sementara Brunei dengan Thailand dan Filipina serta Thailand
dengan Filipina juga tidak memiliki perbedaan rata-rata EDRQD
yang signifikan.
Untuk rasio EDRBG, masing-masing negara di kawasan
ASEAN ini memiliki rata-rata rasio EDRBG pada perbankan
syariah yang berbeda signifikan, kecuali antara Indonesia,
Malaysia, dan Thailand. Antara Indonesia-Malaysia, Malaysia-
Thailand, dan Indonesia Thailand tidak memiliki nilai Asymp Sig
masing-masing sebesar 0.529, 0.497, dan 0.308 dimana
kesemuanya > 0.05.
Pada rasio EDRLB, antara Indonesia dengan Malaysia,
Brunei, dan Filipina memiliki perbedaan rata-rata rasio EDRLB
yang berbeda signifikan dimana Asymp Sig Indonesia-Malaysia dan
Indonesia-Brnuei, dan Indonesia-Filipina masing-masing sebesar
0,001, 0.007, dan 0.007 (p > 0.05), sedangkan antara Indonesia dan
Thailand tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik
92
dalam rata-rata rasio EDRLB dimana Asymp Sig sebesar 0.174.
Antara Malaysia dengan Brunei dan Malaysia dengan Filipina,
memiliki perbedaanrata-rata rasio EDRLB signifikan (p < 0.05),
sedangkan antara Malaysia dengan Thailand tidak memiliki
perbedaan rata-rata rasio EDRLB secara statistik. Brunei dengan
Thailand tidak terdapat perbedaan rata-rata EDRLB yang
signifikan (p > 0.05), adapun antara Brunei dengan Filipina
berbeda signifikan (p < 0.05). antara Thailand dengan Filipina tidak
memiliki perbedaan rata-rata rasio EDRLB yang signifikan.
Untuk rasio II vs NII, masing-masing negara memiliki
perbedaan rata-rata rasio II vs NII yang berbeda signifikan secara
statistik, kecuali antara Malaysia, Thailand, dan Brunei. Malaysia
dengan Brunei tidak memiliki perbedaan nilai rata-rata rasio II vs
NII dimana Asymp Sig sebesar 0.106, adapun antara Malaysia
dengan Thailand juga tidak ada perbedaan rata-rata rasio II vs NII
yang signifikan dalam perhitungan statistik dimana Asymp Sig
sebesar 0.106. Hal ini juga terjadi antara Brunei dengan Thailand
yang memiliki nilai Asymp Sig 1 yang berarti tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam rasio II vs NII pada kedua perbankan syariah
negara ini. Pada rasio IInc vs NIInc, masing-masing kelima negara
memiliki nilai rata-rata rasio IInc vs NIInc yang berbeda signifikan
secara statistik. Kesemua uji parsial memiliki Asymp Sig < 0.05.
Penulis belum menemukan hasil studi yang menganalisis
perbandingan kinerja keuangan bank syariah di ASEAN melalui
pendekatan Islamicity Performance Index oleh karena itu dalam
pembahasannya penulis tidak dapat membandingkan hasil temuan
analisis uji beda Kruskall Wallis H. Penulis berharap hasil studi ini
dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya yang terkait
dengan analisis perbandingan kinerja Islamicity Performance Index
khususnya di kawasan ASEAN.
93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian, diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan perhitungan kinerja keuangan menggunakan metode IPI,
penulis menyimpulkan bahwasanya perbankan syariah di ASEAN belum
sepenuhnya patuh terhadap norma dan aturan syariat dalam manajemen
keuangannya. Brunei menjadi negara dengan perbankan syariah yang
memiliki nilai rata-rata rasio ZPR, EDRLB, II vs NII, dan IInc vs NIInc
tertinggi yang menjadikan perbankan syariah Brunei memiliki kinerja
syariah paling baik di ASEAN, diikuti Malaysia dan Indonesia. Adapun
Thailand dan Filipina menjadi 2 negara dengan kinerja syariah paling
buruk, dimana kedua negara ini tidak memiliki produk profit sharing
memiliki pengeluaran zakat yang kecil, dan tingginya investasi dan
pendapatan non halal yang diterima. Indonesia menjadi negara dengan
bank syariah yang paling berkomitmen menggunakan akad berbasis
profit loss sharing karena tingginya nilai rasio PSR yang didapat.
Terdapat jurang kualitas bank syariah di kawasan ASEAN, dimana
Filipina dan Thailand masih tertinggal dalam aspek manajemen
perbankan sedangkan Malaysia dan Indonesia menjadi dua negara
dengan industri keuangan syariah khsusunya perbankan yang sangat
berkembang.
2. Analisis statistik yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan yang signifikan (bermakna) rata-rata nilai rasio kinerja yang
meliputi NPF, FDR, ROA, NOM, dan CAR, serta kinerja syariah yang
meliputi PSR, ZPR, EDRQD, EDRBG, EDRLB, II vs NII, dan IInc vs
NIInc menghasilkan kesimpulan bahwa seluruh rasio baik dalam kinerja
keuangan signifikan pada 0.005 (p < 0.05). hal ini menunjukkan bahwa
seluruh rata-rata nilai rasio kinerja keuangan dan kinerja syariah antara
94
perbankan syariah lima negara berbeda di ASEAN memiliki perbedaan
yang signifikan secara statistik antara satu dengan yang lainnya.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, penulis memberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan seluruh rasio
kinerja yang ada di dalam metode pengukuran Islamicity Performance
Index termasuk di dalamnya adalah penilaian kualitatif yaitu rasio
AAOIFI Index dengan harapan agar menghasilkan penilaian yang lebih
sempurna, selain itu menambah jumlah sampel penelitian juga menjadi
penting agar penelitian selanjutnya bisa lebih baik dalam memberikan
gambaran kinerja keuangan melalui metode ini khususnya dalam analisis
komparasi di kawasan ASEAN.
2. Bagi pemerintah khususnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Dewan
Syariah Nasional (DSN) agar lebih memberikan pengawasan yang lebih
ketat dalam menjaga kepatuhan syariat perbankan syariah di Indonesia
khususnya dalam mengelola bisnis dan dana dari nasabah, selain itu
pengawasan akan kepatuhan syariat yang kurang di beberapa negara di
ASEAN seperti Filipina dan Thailand, menjadi kesempatan OJK dan
DSN untuk berkontribusi dan menjadi pelopor dalam menciptakan
pengawasan dan merumuskan berbagai kebijakan dalam cakupan
regional agar semua negara memiliki pedoman yang sama dalam
memenuhi kepatuhan syariah.
3. Bagi pelaku industri keuangan syariah, khusunya perbankan syariah,
ekspansi ke beberapa negara di kawasan ASEAN menjadi peluang untuk
meningkatkan pertumbuhan bisnis. Mengingat jumlah bank syariah yang
sedikit beberapa negara ASEAN seperti Filipina, Brunei, dan Thailand
tetapi disana terdapat jumlah muslim yang sangat banyak. Fokus untuk
menjadikan bank syariah 100% patuh terhadap syariat juga menjadi
bagian dari saran penulis.
95
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Faisal. Manajemen Perbankan, Teknik Analisis Kinerja Keuangan
Bank. Malang: UMM Press, 2004.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi
V. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002.
Bank Negara Malaysia. “Asia: Future Prospect for Islmaic Finance”. Dokumen
diakses pada 2 september 2017 melalui www.mifc.com.
Baridwan, Zaki. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE UGM. 2004.
DBS Group Reseacrh. “Islamic Banking the Unconventional Banking Aspect”.
Dokumen diakses pada 2 september 2017 melalui
https://www.dbs.com/aics/templatedata/article/generic/data/en/GR/042017/1
70411_insights_islamic_banking_unconventional_banking.xml.
Ebrahim, M. Shahid. “Islamic Banking in Brunei Darussalam”, International
Journal of Social Economics XVIII, no.4 (2001): h.328-333.
Erns and Young. “World Islamic Banking Competitiveness Report 2016 New
Realities New Oportunities”. Dokumen diakses pada 2 september 2017
melalui laman www.ey.com.
Fahmi, Irham. Analisis Laporan Keuangan. Bandung : Alfabeta, 2012.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program Ibm Spss 19.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.
Hammed, dkk. “Alternative Disclosure & Performance Measures For Syariahic
Banks”. 2nd International Conference on Administrative Science, King
Fahd University of Petroleum and Minerals, 19-21 April 2004. King Saudi
Arabia.
96
Hanafi, Mamdu. Manajemen Keuangan Edisi Pertama. Yogyakarta : BPEF, 2008.
Hidayat, Anwar. Penjelasan dan Teori Uji Kruskal Wallis H. Artikel diakses pada
2 september 2017 melalui https://www.statistikian.com/2014/07/uji-
kruskall-wallis-h.html.
ICD-Thomson Reuters. “Islamic Finance Development Report 2016”. Dokumen
diakses pada 2 september 2017 dari http://islamic-finance.zawya.com/ifg
publications/.
Indriantoro, Nur dan Suporno, Bambang. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen Edisi pertama. Yogyakarta: Lembaga Penerbit
BPFE, 2002.
Islamic Financial Service Board. Islamic Financial Service Stability Report 2017.
Kuala Lumpur: Islamic Financial Service Board, 2017.
Jumingan. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006.
Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2006.
Kuwait Finance House Research Ltd. Islamic Finance in Asia: Development,
Growth, and Opportunities. Kuala Lumpur: Kuwait Finance House, 2013.
Meilani, Sayekti Endah Retno,dkk. “Analisis Kinerja Perbankan Syariah di
Indonesia dengan Menggunakan Pendekatan Islamicity Indices”. Seminal
Nasional dan the 3rd Call for Syariah Paper. ISSN:2460-0784. Hal.28-38.
Munshi, Umar. “Gobal Islamic Crowdfunding: A Perspective from Singapore”.
Diakses pada 9 oktober 2017 melalui
https://www.crowdfundinsider.com/2015/12/78122-global-islamic-
crowdfunding-a-perspective-from-singapore/.
Mylenko, Natalia dan Iqbal, Zamir. “Developing Islamic Finance in the
Philippines. Filipina: World Bank Group, 2016.
Nazir, Mohammad. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.
97
Otoritas jasa keuangan. “Lampiran I.1 SE OJK No.10/SEOJK 03/2014”. Data
diakses pada 08 september 2017 dari www.ojk.go.id.
Otoritas Jasa Keuangan. Laporan Perkembangan Keuangan Syariah 2016.
Jakarta: Departemen Perbankan Syariah, 2017.
Romli, Muhammad. “Analisis Kinerja Bank Syariah Devisa dan Non Devisa.”
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Syariah III. No.1, (Desember 2008).
Sebtianita, Evi. “Analisis Kinerja Bank Umum Syariah dengan Menggunakan
Pendekatan Islamicity Performance Index (Studi Pada Bank Umum Syariah
Periode Tahun 2009-2013)”. Jurnal Fakultas Ekonomi UIN Malang, (April
2015)
Siamat, Dahlan. Manajemen Bank Umum. Jakarta: Iner Media, 1996.
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2008.
Suharyadi, Purwanto. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Jakarta:
Salemba Empat, 2009.
Sulitsiyo, Prasetyo Adi., dkk. Pengukuran Kesehatan Bank Syariah Berdasarkan
Islamicity Performance Index (Studi Pada BMI dan BSM). Forum Riset
Keuangan Syariah I, 2012.
Sutojo, Siswanto. Mengenali Arti dan Penggunaan Neraca Perusahaan. Jakarta:
Damar Mulia Pustaka, 2004.
Tani, Mayuko. “DBS to Close Islamic Bank”. Artikel diakses pada 2 september
2017 dari https://asia.nikkei.com/Business/AC/DBS-to-close-Syariahic-
bank.
Thomson Reuters. “State of the Global Islamic Economy Report 2016/2017”.
Dokumen diakses pada 2 september 2017 dari http://islamic-
finance.zawya.com/ifg-publications/.
98
Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia. Pedoman Akuntansi
Perbankan Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia. 2008.
Universitas Islam Indonesia, Materi/Bahan Praktikum Bab II Anova Statistik
Industri ( Jakarta: Fakultas Teknologi Industri Prodi Teknik Industri, 2013).
Yunus, Jamal Lulail. Manajemen Bank Syariah. Malang: UIN Malang Press,
2009.
Zulhazmi, Aimi. “Islamic Finance in Brunei Well on Track for 2016 and
Beyond”. Artikel diakses melalui
https://www.islamicfinancenews.com/islamic-finance-in-brunei-well-on-
track-for-2016-and-beyond.html, pada 8 oktober 2017.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: PERHITUNGAN RASIO KINERJA KEUNGAN PERBANKAN
SYARIAH DI ASEAN MELALUI PENDEKATAN
ISLAMICITY PERFOMRMANCE INDEX TAHUN 2013-2016
DALAM PRESENTASE (%)
BANK PSR ZPR EDR(QD) EDR(BG) EDR(LB) IIvsNII IIncvsNIInc
BMI
47,924 0,034 0,122 35,669 7,812 93,474 99,874
49,373 0,036 0,187 40,520 2,691 93,716 99,818
52,155 0,022 0,240 38,984 3,141 88,344 99,764
52,286 0,023 0,073 49,325 4,509 92,494 99,929
BSM
22,093 0,049 0,014 26,415 14,427 94,180 99,399
22,194 0,023 0,055 33,389 1,762 96,672 99,256
27,069 0,032 0,126 31,262 6,607 96,906 98,378
30,446 0,031 0,759 30,466 6,675 92,746 99,194
BIMB
0,000 0,029 0,018 35,189 38,560 99,848 99,996
0,000 0,028 0,010 35,107 38,698 99,616 100,000
0,000 0,018 0,277 35,291 37,783 99,229 99,999
0,000 0,023 0,190 34,723 36,388 99,245 99,999
BMMB
0,180 0,029 0,089 37,270 31,873 100,000 99,921
0,000 0,026 0,079 37,285 27,172 100,000 99,938
0,943 0,015 0,092 45,438 17,492 100,000 99,991
0,737 0,020 0,056 36,318 27,009 100,000 99,993
BIBD
1,059 0,051 0,011 24,686 32,810 100,000 100,000
1,865 0,050 0,000 26,234 46,079 100,000 100,000
2,610 0,044 0,000 21,921 44,100 100,000 100,000
3,806 0,037 0,000 18,894 42,463 100,000 100,000
IBT
0,000 0,001 0,000 46,770 94,681 100,000 93,713
0,000 0,001 0,000 52,796 -484,418 100,000 93,185
0,000 0,001 0,000 32,765 -211,958 100,000 95,028
0,000 0,001 0,000 35,385 -179,071 100,000 95,700
AIBP
0,000 0,000 0,000 248,902 -324,925 40,012 0,000
0,000 0,000 0,000 246,592 -166,046 42,013 0,000
0,000 0,000 0,000 218,709 -127,741 76,290 1,404
0,000 0,000 0,000 221,840 -267,876 72,498 5,286
LAMPIRAN 2: HASIL UJI NORMALITAS KINERJA KEUANGAN
PSR ZPR EDRQD EDRBG EDRLB IIvsNII IIncvsNIInc
N 28 28 28 28 28 28 28
Normal
Parameters
a
Mean 1.12407E1 .02229 .08564 6.35047E1 -4.26901E1 8.38025E1 84.99161
Std.
Deviation 1.857736E1 .016671 .154167 7.148842E1 1.367035E2 3.497973E1 34.704231
Most
Extreme
Differences
Absolute .370 .185 .289 .417 .377 .420 .450
Positive .370 .185 .234 .417 .222 .322 .333
Negative -.273 -.100 -.289 -.266 -.377 -.420 -.450
Kolmogorov-Smirnov Z 1.957 .978 1.531 2.205 1.997 2.220 2.384
Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .294 .018 .000 .001 .000 .000
LAMPIRAN 3: HASIL UJI HOMOGENITAS
Levene Statistic df1 df2 Sig.
PSR 75.829 4 23 .000
ZPR 3.581 4 23 .021
EDRQD 2.627 4 23 .061
EDRBG 11.453 4 23 .000
EDRLB 5.978 4 23 .002
IIvsNII 3.917 4 23 .014
IIncvsNIInc 9.078 4 23 .000
LAMPIRAN 4: HASIL UJI PEMERINGKATAN (RANKS)
NEGARA N Mean Rank
PSR INDONESIA 8 24.50
MALAYSIA 8 10.00
BRUNEI 4 18.50
THAILAND 4 7.00
FILIPINA 4 7.00
Total 28
ZPR INDONESIA 8 19.00
MALAYSIA 8 14.25
BRUNEI 4 26.00
THAILAND 4 6.50
FILIPINA 4 2.50
Total 28
EDRQD INDONESIA 8 21.38
MALAYSIA 8 19.50
BRUNEI 4 7.75
THAILAND 4 6.00
FILIPINA 4 6.00
Total 28
EDRBG INDONESIA 8 13.00
MALAYSIA 8 14.75
BRUNEI 4 2.50
THAILAND 4 17.00
FILIPINA 4 26.50
Total 28
EDRLB INDONESIA 8 11.50
MALAYSIA 8 20.00
BRUNEI 4 24.50
THAILAND 4 9.50
FILIPINA 4 4.50
Total 28
IIvsNII INDONESIA 8 8.50
MALAYSIA 8 18.50
BRUNEI 4 22.50
THAILAND 4 22.50
FILIPINA 4 2.50
Total 28
IIncvsNIInc INDONESIA 8 12.62
MALAYSIA 8 20.62
LAMPIRAN 5: HASIL UJI HIPOTESIS KRUSKAL WALLIS KINERJA
KEUANGAN MELALUI ISLAMICITY PERFORMANCE
INDEX
LAMPIRAN 6: HASIL PERHITUNGAN RASIO PSR BANK SYARIAH DI
ASEAN
TAHUN NAMA
BANK
MUSYARAKAH +
MUDHARABAH
TOTAL
PEMBIAYAAN PSR%
2013
BMI (Rp)
20.026.125.309.000 41.786.960.000.000 47,92
2014 21.273.143.673.000 43.086.720.000.000 49,37
2015 21.245.145.837.000 40.734.750.000.000 52,15
2016 20.919.488.923.000 40.010.000.000.000 52,29
2013
BSM (Rp)
10.752.404.923.409 48.669.398.188.830 22,09
2014 10.337.084.905.635 46.576.875.053.088 22,19
2015 13.111.451.082.514 48.436.705.626.459 27,07
2016 16.086.672.760.568 52.837.460.058.288 30,45
2013
BIMB (RM)
0 23.740.948.000 0,00
2014 0 29.524.571.000 0,00
2015 0 34.294.690.000 0,00
BRUNEI 4 26.00
THAILAND 4 6.50
FILIPINA 4 2.50
Total 28
PSR ZPR EDRQD EDRBG EDRLB IIvsNII IIncvsNIInc
Chi-Square 24.226 22.670 21.046 17.667 17.941 24.186 25.116
df 4 4 4 4 4 4 4
Asymp.
Sig. .000 .000 .000 .001 .001 .000 .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
NEGARA
2016 0 39.189.274.000 0,00
2013
BMMB
(RM)
18.630.000 10.352.626.000 0,18
2014 0 11.899.691.000 0,00
2015 126.498.000 13.414.670.000 0,94
2016 106.925.000 14.512.877.000 0,74
2013
BIBD (BND)
24.444.000 2.307.456.000 1,06
2014 45.244.000 2.425.531.000 1,87
2015 73.472.000 2.815.031.000 2,61
2016 99.066.000 2.602.613.000 3,81
2013
IBT (BTH)
0 108.257.223.000 0,00
2014 0 110.314.177.000 0,00
2015 0 96.580.963.000 0,00
2016 0 91.943.692.000 0,00
2013
AIBP (PHP)
0 394.802 0,00
2014 0 258.000 0,00
2015 0 14.056.377 0,00
2016 0 22.546.983 0,00
LAMPIRAN 7: HASIL PERHITUNGAN RASIO ZPR BANK SYARIAH DI
ASEAN
TAHUN NAMA
BANK TOTAL ZAKAT TOTAL ASET ZPR%
2013
BMI (Rp)
18.508.901.000 54.694.020.000.000 0,034
2014 22.723.300.000 62.413.310.000.000 0,036
2015 12.533.076.000 57.172.590.000.000 0,022
2016 13.022.508.000 55.786.000.000.000 0,023
2013
BSM (Rp)
31.056.663.257 63.965.361.177.789 0,049
2014 15.560.226.274 66.942.422.284.791 0,023
2015 22.850.958.198 70.369.708.944.091 0,032
2016 24.321.147.371 78.831.721.590.271 0,031
2013
BIMB (RM)
12.453.000 42.811.371.000 0,029
2014 12.781.000 45.820.682.000 0,028
2015 8.740.000 49.763.719.000 0,018
2016 12.878.000 55.676.697.000 0,023
2013
BMMB (RM)
6.149.000 21.071.590.000 0,029
2014 5.137.000 20.061.690.000 0,026
2015 3.436.000 22.438.036.000 0,015
2016 4.512.000 22.636.889.000 0,020
2013
BIBD (BND)
2.926.000 5.717.109.000 0,051
2014 3.065.000 6.070.051.000 0,050
2015 3.112.000 7.056.419.000 0,044
2016 3.349.000 9.033.481.000 0,037
2013
IBT (BTH)
1.083.025 116.720.103.000 0,001
2014 1.182.000 109.701.147.000 0,001
2015 520.711 91.324.785.000 0,001
2016 684.000 81.686.776.000 0,001
2013
AIBP (PHP)
0 678.580.958 0,000
2014 0 702.657.337 0,000
2015 0 779.067.064 0,000
2016 0 629.796.740 0,000
LAMPIRAN 8: HASIL PERHITUNGAN RASIO EDRQD BANK SYARIAH DI
ASEAN
TAHUN NAMA BANK
TOTAL
QARDH +
DONASI
PENDAPATAN –
(ZAKAT +
PAJAK)
EDRQD%
2013
BMI (Rp)
2.579.259.000 2.114.067.591.000 0,122
2014 3.973.950.000 2.124.696.739.000 0,187
2015 5.689.577.000 2.371.512.387.000 0,240
2016 1.303.379.000 1.785.725.956.000 0,073
2013
BSM (Rp)
614.916.321 4.514.043.748.776 0,014
2014 2.260.155.047 4.072.579.788.706 0,055
2015 5.540.160.201 4.383.066.415.299 0,126
2016 36.990.032.769 4.874.802.788.838 0,759
2013
BIMB (RM)
228.000 1.259.678.000 0,018
2014 126.000 1.319.574.000 0,010
2015 3.720.000 1.342.574.000 0,277
2016 2.768.751 1.459.169.000 0,190
2013
BMMB (RM)
468.179 524.543.000 0,089
2014 436.210 550.028.000 0,079
2015 439.366 479.165.000 0,092
2016 2766.722 497.165.000 0,056
2013
BIBD (BND)
20.000 181.131.000 0,011
2014 0 182.131.000 0,000
2015 0 228.168.000 0,000
2016 0 287.443.000 0,000
2013
IBT (BTH)
0 2.854.220.000 0,000
2014 0 1.970.426.000 0,000
2015 0 2.190.870.000 0,000
2016 0 1.967.969.000 0,000
2013
AIBP (PHP)
0 15.255.403 0,000
2014 0 14.899.698 0,000
2015 0 18.426.597 0,000
2016 0 19.227.846 0,000
LAMPIRAN 9: HASIL PERHITUNGAN RASIO EDRBG BANK SYARIAH DI
ASEAN
TAHUN NAMA BANK BEBAN GAJI
PENDAPATAN –
(ZAKAT +
PAJAK)
EDRBG
%
2013
BMI (Rp)
754.058.623.000 2.114.067.591.000 35.67
2014 860.931.877.000 2.124.696.739.000 40.52
2015 924.521.476.000 2.371.512.387.000 38.98
2016 880.811.834.000 1.785.725.956.000 49.33
2013
BSM (Rp)
1.192.402.774.018 4.514.043.748.776 26.42
2014 1.359.776.221.349 4.072.579.788.706 33.39
2015 1.370.214.646.997 4.383.066.415.299 31.26
2016 1.485.174.807.624 4.874.802.788.838 30.47
2013
BIMB (RM)
443.262.000 1.259.678.000 35.19
2014 463.122.000 1.319.574.000 35.11
2015 473.804.000 1.342.574.000 35.29
2016 506.673.000 1.459.169.000 34.72
2013
BMMB (RM)
195.499.000 524.543.000 37.27
2014 205.076.000 550.028.000 37.28
2015 217.721.000 479.165.000 45.44
2016 180.753.000 497.165.000 36.32
2013
BIBD (BND)
44.923.000 181.131.000 24.69
2014 47.780.000 182.131.000 26.23
2015 50.016.000 228.168.000 21.92
2016 54.310.000 287.443.000 18.89
2013
IBT (BTH)
1.334.927.000 2.854.220.000 46.77
2014 1.040.306.000 1.970.426.000 52.80
2015 715.866.000 2.190.870.000 32.67
2016 696.371.000 1.967.969.000 35.39
2013
AIBP (PHP)
37.971.063 15.255.403 248.90
2014 36.741.455 14.899.698 246.59
2015 40.300.710 18.426.597 218.71
2016 42.655.142 19.227.846 221.84
LAMPIRAN 10: HASIL PERHITUNGAN RASIO EDRLB BANK SYARIAH
DI ASEAN
TAHUN NAMA BANK LABA BERSIH
PENDAPATAN –
(ZAKAT +
PAJAK)
EDRLB%
2013
BMI (Rp)
165.144.318.000 2.114.067.591.000 7,81
2014 57.173.347.000 2.124.696.739.000 2,69
2015 74.492.188.000 2.371.512.387.000 3,14
2016 80.511.090.000 1.785.725.956.000 4,51
2013
BSM (Rp)
651.240.189.470 4.514.043.748.776 14,43
2014 71.778.420.782 4.072.579.788.706 1,76
2015 289.575.719.782 4.383.066.415.299 6,61
2016 325.413.775.831 4.874.802.788.838 6,68
2013
BIMB (RM)
485.726.000 1.259.678.000 38,56
2014 510.502.000 1.319.574.000 38,70
2015 507.262.000 1.342.574.000 37,78
2016 530.962.000 1.459.169.000 36,39
2013
BMMB (RM)
167.186.000 524.543.000 31,87
2014 149.454.000 550.028.000 27,17
2015 83.815.000 479.165.000 17,49
2016 134.420.000 497.165.000 27,01
2013
BIBD (BND)
59.708.000 181.131.000 32,81
2014 83.924.000 182.131.000 46,08
2015 100.623.000 228.168.000 44,10
2016 122.057.000 287.443.000 42,46
2013
IBT (BTH)
2.702.393.000 2.854.220.000 94,68
2014 -9.545.090.000 1.970.426.000 -484,42
2015 -4.643.727.000 2.190.870.000 -211,96
2016 -3.524.059.000 1.967.969.000 -179,07
2013
AIBP (PHP)
-49.568.629 15.255.403 -324,93
2014 -24.740.324 14.899.698 -166,05
2015 -23.538.265 18.426.597 -127,74
2016 -51.506.827 19.227.846 -267,88
LAMPIRAN 11: HASIL PERHITUNGAN RASIO ISLAMIC INVESMENT VS
NON ISLAMIC INVESMENT BANK SYARIAH DI ASEAN
TAHUN NAMA BANK INVESTASI
HALAL
INVESTASI NON
HALAL
IIvsNII
%
2013
BMI (Rp)
8.527.683.443.000 595.413.055.000 93,47
2014 13.573.023.505.000 910.106.911.000 93,72
2015 9.841.811.701.000 1.298.477.821.000 88,34
2016 9.624.210.908.000 781.041.985.000 92,49
2013
BSM (Rp)
10.611.968.032.816 655.770.198.218 94,49
2014 14.959.936.842.462 515.022.239.891 96,67
2015 15.910.733.196.144 507.964.594.228 96,91
2016 19.762.290.143.924 1.545.609.413.389 92,75
2013
BIMB (RM)
19.066.465.000 29.118.000 99,85
2014 16.242.175.000 62.541.000 99,62
2015 15.353.118.000 119.259.000 99,23
2016 16.369.455.000 124.572.000 99,24
2013
BMMB (RM)
10.711.381.000 0 100,00
2014 8.126.727.000 0 100,00
2015 9.024.033.000 0 100,00
2016 8.127.573.000 0 100,00
2013
BIBD (BND)
3.762.595.000 0 100,00
2014 4.846.134.000 0 100,00
2015 4.241.388.000 0 100,00
2016 6.430.868.000 0 100,00
2013
IBT (BTH)
20.732.242.000 0 100,00
2014 20.966.788.000 0 100,00
2015 19.657.788.000 0 100,00
2016 18.692.577.000 0 100,00
2013
AIBP (PHP)
0 646.638.253 0
2014 0 671.974.481 0
2015 0 740.189.618 0
2016 0 582.972.476 0
LAMPIRAN 12: HASIL PERHITUNGAN RASIO ISLAMIC INCOME VS NON
ISLAMIC INCOME BANK SYARIAH DI ASEAN
TAHUN NAMA BANK PENDAPATAN
HALAL
PENDAPATAN
NON HALAL
IIncvsNII
nc%
2013
BMI (Rp)
2.553.462.300.000 3.226.061.622 99,87
2014 2.176.139.359.000 3.973.950.282 99,82
2015 2.407.359.371.000 5.689.576.976 99,76
2016 1.823.536.285.000 1.303.379.000 99,93
2013
BSM (Rp)
4.550.328.403.208 27.491.261.742 99,40
2014 4.097.812.229.645 30.731.122.659 99,26
2015 4.460.650.976.757 73.534.334.837 98,38
2016 4.998.248.272.540 40.595.810.106 99,19
2013
BIMB (RM)
1.451.235.000 51.000 100,00
2014 1.511.429.000 3.360 100,00
2015 1.520.973.000 8.000 100,00
2016 1.648.619.000 9.000 100,00
2013
BMMB (RM)
592.335.000 468.179 99,92
2014 606.057.000 376.210 99,94
2015 509.674.000 44.170 99,99
2016 531.149.000 34.722 99,99
2013
BIBD (BND)
209.385.000 0 100,00
2014 209.385.000 0 100,00
2015 252.063.000 0 100,00
2016 307.557.000 0 100,00
2013
IBT (BTH)
3.055.062.000 204.960.000 93,71
2014 2.143.332.000 156.750.000 93,19
2015 2.309.947.000 120.870.000 95,03
2016 2.064.762.000 92.770.000 95,70
2013
AIBP (PHP)
0 16.390.251 0,00
2014 0 18.257.425 0,00
2015 341.610 23.994.716 1,40
2016 1.271.805 22.788.393 5,29
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: PERHITUNGAN RASIO KINERJA KEUNGAN PERBANKAN
SYARIAH DI ASEAN MELALUI PENDEKATAN
ISLAMICITY PERFOMRMANCE INDEX TAHUN 2013-2016
DALAM PRESENTASE (%)
BANK PSR ZPR EDR(QD) EDR(BG) EDR(LB) IIvsNII IIncvsNIInc
BMI
47,924 0,034 0,122 35,669 7,812 93,474 99,874
49,373 0,036 0,187 40,520 2,691 93,716 99,818
52,155 0,022 0,240 38,984 3,141 88,344 99,764
52,286 0,023 0,073 49,325 4,509 92,494 99,929
BSM
22,093 0,049 0,014 26,415 14,427 94,180 99,399
22,194 0,023 0,055 33,389 1,762 96,672 99,256
27,069 0,032 0,126 31,262 6,607 96,906 98,378
30,446 0,031 0,759 30,466 6,675 92,746 99,194
BIMB
0,000 0,029 0,018 35,189 38,560 99,848 99,996
0,000 0,028 0,010 35,107 38,698 99,616 100,000
0,000 0,018 0,277 35,291 37,783 99,229 99,999
0,000 0,023 0,190 34,723 36,388 99,245 99,999
BMMB
0,180 0,029 0,089 37,270 31,873 100,000 99,921
0,000 0,026 0,079 37,285 27,172 100,000 99,938
0,943 0,015 0,092 45,438 17,492 100,000 99,991
0,737 0,020 0,056 36,318 27,009 100,000 99,993
BIBD
1,059 0,051 0,011 24,686 32,810 100,000 100,000
1,865 0,050 0,000 26,234 46,079 100,000 100,000
2,610 0,044 0,000 21,921 44,100 100,000 100,000
3,806 0,037 0,000 18,894 42,463 100,000 100,000
IBT
0,000 0,001 0,000 46,770 94,681 100,000 93,713
0,000 0,001 0,000 52,796 -484,418 100,000 93,185
0,000 0,001 0,000 32,765 -211,958 100,000 95,028
0,000 0,001 0,000 35,385 -179,071 100,000 95,700
AIBP
0,000 0,000 0,000 248,902 -324,925 40,012 0,000
0,000 0,000 0,000 246,592 -166,046 42,013 0,000
0,000 0,000 0,000 218,709 -127,741 76,290 1,404
0,000 0,000 0,000 221,840 -267,876 72,498 5,286
LAMPIRAN 2: HASIL UJI NORMALITAS KINERJA KEUANGAN
PSR ZPR EDRQD EDRBG EDRLB IIvsNII IIncvsNIInc
N 28 28 28 28 28 28 28
Normal
Parameters
a
Mean 1.12407E1 .02229 .08564 6.35047E1 -4.26901E1 8.38025E1 84.99161
Std.
Deviation 1.857736E1 .016671 .154167 7.148842E1 1.367035E2 3.497973E1 34.704231
Most
Extreme
Differences
Absolute .370 .185 .289 .417 .377 .420 .450
Positive .370 .185 .234 .417 .222 .322 .333
Negative -.273 -.100 -.289 -.266 -.377 -.420 -.450
Kolmogorov-Smirnov Z 1.957 .978 1.531 2.205 1.997 2.220 2.384
Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .294 .018 .000 .001 .000 .000
LAMPIRAN 3: HASIL UJI HOMOGENITAS
Levene Statistic df1 df2 Sig.
PSR 75.829 4 23 .000
ZPR 3.581 4 23 .021
EDRQD 2.627 4 23 .061
EDRBG 11.453 4 23 .000
EDRLB 5.978 4 23 .002
IIvsNII 3.917 4 23 .014
IIncvsNIInc 9.078 4 23 .000
LAMPIRAN 4: HASIL UJI PEMERINGKATAN (RANKS)
NEGARA N Mean Rank
PSR INDONESIA 8 24.50
MALAYSIA 8 10.00
BRUNEI 4 18.50
THAILAND 4 7.00
FILIPINA 4 7.00
Total 28
ZPR INDONESIA 8 19.00
MALAYSIA 8 14.25
BRUNEI 4 26.00
THAILAND 4 6.50
FILIPINA 4 2.50
Total 28
EDRQD INDONESIA 8 21.38
MALAYSIA 8 19.50
BRUNEI 4 7.75
THAILAND 4 6.00
FILIPINA 4 6.00
Total 28
EDRBG INDONESIA 8 13.00
MALAYSIA 8 14.75
BRUNEI 4 2.50
THAILAND 4 17.00
FILIPINA 4 26.50
Total 28
EDRLB INDONESIA 8 11.50
MALAYSIA 8 20.00
BRUNEI 4 24.50
THAILAND 4 9.50
FILIPINA 4 4.50
Total 28
IIvsNII INDONESIA 8 8.50
MALAYSIA 8 18.50
BRUNEI 4 22.50
THAILAND 4 22.50
FILIPINA 4 2.50
Total 28
IIncvsNIInc INDONESIA 8 12.62
MALAYSIA 8 20.62
LAMPIRAN 5: HASIL UJI HIPOTESIS KRUSKAL WALLIS KINERJA
KEUANGAN MELALUI ISLAMICITY PERFORMANCE
INDEX
LAMPIRAN 6: HASIL PERHITUNGAN RASIO PSR BANK SYARIAH DI
ASEAN
TAHUN NAMA
BANK
MUSYARAKAH +
MUDHARABAH
TOTAL
PEMBIAYAAN PSR%
2013
BMI (Rp)
20.026.125.309.000 41.786.960.000.000 47,92
2014 21.273.143.673.000 43.086.720.000.000 49,37
2015 21.245.145.837.000 40.734.750.000.000 52,15
2016 20.919.488.923.000 40.010.000.000.000 52,29
2013
BSM (Rp)
10.752.404.923.409 48.669.398.188.830 22,09
2014 10.337.084.905.635 46.576.875.053.088 22,19
2015 13.111.451.082.514 48.436.705.626.459 27,07
2016 16.086.672.760.568 52.837.460.058.288 30,45
2013
BIMB (RM)
0 23.740.948.000 0,00
2014 0 29.524.571.000 0,00
2015 0 34.294.690.000 0,00
BRUNEI 4 26.00
THAILAND 4 6.50
FILIPINA 4 2.50
Total 28
PSR ZPR EDRQD EDRBG EDRLB IIvsNII IIncvsNIInc
Chi-Square 24.226 22.670 21.046 17.667 17.941 24.186 25.116
df 4 4 4 4 4 4 4
Asymp.
Sig. .000 .000 .000 .001 .001 .000 .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
NEGARA
2016 0 39.189.274.000 0,00
2013
BMMB
(RM)
18.630.000 10.352.626.000 0,18
2014 0 11.899.691.000 0,00
2015 126.498.000 13.414.670.000 0,94
2016 106.925.000 14.512.877.000 0,74
2013
BIBD (BND)
24.444.000 2.307.456.000 1,06
2014 45.244.000 2.425.531.000 1,87
2015 73.472.000 2.815.031.000 2,61
2016 99.066.000 2.602.613.000 3,81
2013
IBT (BTH)
0 108.257.223.000 0,00
2014 0 110.314.177.000 0,00
2015 0 96.580.963.000 0,00
2016 0 91.943.692.000 0,00
2013
AIBP (PHP)
0 394.802 0,00
2014 0 258.000 0,00
2015 0 14.056.377 0,00
2016 0 22.546.983 0,00
LAMPIRAN 7: HASIL PERHITUNGAN RASIO ZPR BANK SYARIAH DI
ASEAN
TAHUN NAMA
BANK TOTAL ZAKAT TOTAL ASET ZPR%
2013
BMI (Rp)
18.508.901.000 54.694.020.000.000 0,034
2014 22.723.300.000 62.413.310.000.000 0,036
2015 12.533.076.000 57.172.590.000.000 0,022
2016 13.022.508.000 55.786.000.000.000 0,023
2013
BSM (Rp)
31.056.663.257 63.965.361.177.789 0,049
2014 15.560.226.274 66.942.422.284.791 0,023
2015 22.850.958.198 70.369.708.944.091 0,032
2016 24.321.147.371 78.831.721.590.271 0,031
2013
BIMB (RM)
12.453.000 42.811.371.000 0,029
2014 12.781.000 45.820.682.000 0,028
2015 8.740.000 49.763.719.000 0,018
2016 12.878.000 55.676.697.000 0,023
2013
BMMB (RM)
6.149.000 21.071.590.000 0,029
2014 5.137.000 20.061.690.000 0,026
2015 3.436.000 22.438.036.000 0,015
2016 4.512.000 22.636.889.000 0,020
2013
BIBD (BND)
2.926.000 5.717.109.000 0,051
2014 3.065.000 6.070.051.000 0,050
2015 3.112.000 7.056.419.000 0,044
2016 3.349.000 9.033.481.000 0,037
2013
IBT (BTH)
1.083.025 116.720.103.000 0,001
2014 1.182.000 109.701.147.000 0,001
2015 520.711 91.324.785.000 0,001
2016 684.000 81.686.776.000 0,001
2013
AIBP (PHP)
0 678.580.958 0,000
2014 0 702.657.337 0,000
2015 0 779.067.064 0,000
2016 0 629.796.740 0,000
LAMPIRAN 8: HASIL PERHITUNGAN RASIO EDRQD BANK SYARIAH DI
ASEAN
TAHUN NAMA BANK
TOTAL
QARDH +
DONASI
PENDAPATAN –
(ZAKAT +
PAJAK)
EDRQD%
2013
BMI (Rp)
2.579.259.000 2.114.067.591.000 0,122
2014 3.973.950.000 2.124.696.739.000 0,187
2015 5.689.577.000 2.371.512.387.000 0,240
2016 1.303.379.000 1.785.725.956.000 0,073
2013
BSM (Rp)
614.916.321 4.514.043.748.776 0,014
2014 2.260.155.047 4.072.579.788.706 0,055
2015 5.540.160.201 4.383.066.415.299 0,126
2016 36.990.032.769 4.874.802.788.838 0,759
2013
BIMB (RM)
228.000 1.259.678.000 0,018
2014 126.000 1.319.574.000 0,010
2015 3.720.000 1.342.574.000 0,277
2016 2.768.751 1.459.169.000 0,190
2013
BMMB (RM)
468.179 524.543.000 0,089
2014 436.210 550.028.000 0,079
2015 439.366 479.165.000 0,092
2016 2766.722 497.165.000 0,056
2013
BIBD (BND)
20.000 181.131.000 0,011
2014 0 182.131.000 0,000
2015 0 228.168.000 0,000
2016 0 287.443.000 0,000
2013
IBT (BTH)
0 2.854.220.000 0,000
2014 0 1.970.426.000 0,000
2015 0 2.190.870.000 0,000
2016 0 1.967.969.000 0,000
2013
AIBP (PHP)
0 15.255.403 0,000
2014 0 14.899.698 0,000
2015 0 18.426.597 0,000
2016 0 19.227.846 0,000
LAMPIRAN 9: HASIL PERHITUNGAN RASIO EDRBG BANK SYARIAH DI
ASEAN
TAHUN NAMA BANK BEBAN GAJI
PENDAPATAN –
(ZAKAT +
PAJAK)
EDRBG
%
2013
BMI (Rp)
754.058.623.000 2.114.067.591.000 35.67
2014 860.931.877.000 2.124.696.739.000 40.52
2015 924.521.476.000 2.371.512.387.000 38.98
2016 880.811.834.000 1.785.725.956.000 49.33
2013
BSM (Rp)
1.192.402.774.018 4.514.043.748.776 26.42
2014 1.359.776.221.349 4.072.579.788.706 33.39
2015 1.370.214.646.997 4.383.066.415.299 31.26
2016 1.485.174.807.624 4.874.802.788.838 30.47
2013
BIMB (RM)
443.262.000 1.259.678.000 35.19
2014 463.122.000 1.319.574.000 35.11
2015 473.804.000 1.342.574.000 35.29
2016 506.673.000 1.459.169.000 34.72
2013
BMMB (RM)
195.499.000 524.543.000 37.27
2014 205.076.000 550.028.000 37.28
2015 217.721.000 479.165.000 45.44
2016 180.753.000 497.165.000 36.32
2013
BIBD (BND)
44.923.000 181.131.000 24.69
2014 47.780.000 182.131.000 26.23
2015 50.016.000 228.168.000 21.92
2016 54.310.000 287.443.000 18.89
2013
IBT (BTH)
1.334.927.000 2.854.220.000 46.77
2014 1.040.306.000 1.970.426.000 52.80
2015 715.866.000 2.190.870.000 32.67
2016 696.371.000 1.967.969.000 35.39
2013
AIBP (PHP)
37.971.063 15.255.403 248.90
2014 36.741.455 14.899.698 246.59
2015 40.300.710 18.426.597 218.71
2016 42.655.142 19.227.846 221.84
LAMPIRAN 10: HASIL PERHITUNGAN RASIO EDRLB BANK SYARIAH
DI ASEAN
TAHUN NAMA BANK LABA BERSIH
PENDAPATAN –
(ZAKAT +
PAJAK)
EDRLB%
2013
BMI (Rp)
165.144.318.000 2.114.067.591.000 7,81
2014 57.173.347.000 2.124.696.739.000 2,69
2015 74.492.188.000 2.371.512.387.000 3,14
2016 80.511.090.000 1.785.725.956.000 4,51
2013
BSM (Rp)
651.240.189.470 4.514.043.748.776 14,43
2014 71.778.420.782 4.072.579.788.706 1,76
2015 289.575.719.782 4.383.066.415.299 6,61
2016 325.413.775.831 4.874.802.788.838 6,68
2013
BIMB (RM)
485.726.000 1.259.678.000 38,56
2014 510.502.000 1.319.574.000 38,70
2015 507.262.000 1.342.574.000 37,78
2016 530.962.000 1.459.169.000 36,39
2013
BMMB (RM)
167.186.000 524.543.000 31,87
2014 149.454.000 550.028.000 27,17
2015 83.815.000 479.165.000 17,49
2016 134.420.000 497.165.000 27,01
2013
BIBD (BND)
59.708.000 181.131.000 32,81
2014 83.924.000 182.131.000 46,08
2015 100.623.000 228.168.000 44,10
2016 122.057.000 287.443.000 42,46
2013
IBT (BTH)
2.702.393.000 2.854.220.000 94,68
2014 -9.545.090.000 1.970.426.000 -484,42
2015 -4.643.727.000 2.190.870.000 -211,96
2016 -3.524.059.000 1.967.969.000 -179,07
2013
AIBP (PHP)
-49.568.629 15.255.403 -324,93
2014 -24.740.324 14.899.698 -166,05
2015 -23.538.265 18.426.597 -127,74
2016 -51.506.827 19.227.846 -267,88
LAMPIRAN 11: HASIL PERHITUNGAN RASIO ISLAMIC INVESMENT VS
NON ISLAMIC INVESMENT BANK SYARIAH DI ASEAN
TAHUN NAMA BANK INVESTASI
HALAL
INVESTASI NON
HALAL
IIvsNII
%
2013
BMI (Rp)
8.527.683.443.000 595.413.055.000 93,47
2014 13.573.023.505.000 910.106.911.000 93,72
2015 9.841.811.701.000 1.298.477.821.000 88,34
2016 9.624.210.908.000 781.041.985.000 92,49
2013
BSM (Rp)
10.611.968.032.816 655.770.198.218 94,49
2014 14.959.936.842.462 515.022.239.891 96,67
2015 15.910.733.196.144 507.964.594.228 96,91
2016 19.762.290.143.924 1.545.609.413.389 92,75
2013
BIMB (RM)
19.066.465.000 29.118.000 99,85
2014 16.242.175.000 62.541.000 99,62
2015 15.353.118.000 119.259.000 99,23
2016 16.369.455.000 124.572.000 99,24
2013
BMMB (RM)
10.711.381.000 0 100,00
2014 8.126.727.000 0 100,00
2015 9.024.033.000 0 100,00
2016 8.127.573.000 0 100,00
2013
BIBD (BND)
3.762.595.000 0 100,00
2014 4.846.134.000 0 100,00
2015 4.241.388.000 0 100,00
2016 6.430.868.000 0 100,00
2013
IBT (BTH)
20.732.242.000 0 100,00
2014 20.966.788.000 0 100,00
2015 19.657.788.000 0 100,00
2016 18.692.577.000 0 100,00
2013
AIBP (PHP)
0 646.638.253 0
2014 0 671.974.481 0
2015 0 740.189.618 0
2016 0 582.972.476 0
LAMPIRAN 12: HASIL PERHITUNGAN RASIO ISLAMIC INCOME VS NON
ISLAMIC INCOME BANK SYARIAH DI ASEAN
TAHUN NAMA BANK PENDAPATAN
HALAL
PENDAPATAN
NON HALAL
IIncvsNII
nc%
2013
BMI (Rp)
2.553.462.300.000 3.226.061.622 99,87
2014 2.176.139.359.000 3.973.950.282 99,82
2015 2.407.359.371.000 5.689.576.976 99,76
2016 1.823.536.285.000 1.303.379.000 99,93
2013
BSM (Rp)
4.550.328.403.208 27.491.261.742 99,40
2014 4.097.812.229.645 30.731.122.659 99,26
2015 4.460.650.976.757 73.534.334.837 98,38
2016 4.998.248.272.540 40.595.810.106 99,19
2013
BIMB (RM)
1.451.235.000 51.000 100,00
2014 1.511.429.000 3.360 100,00
2015 1.520.973.000 8.000 100,00
2016 1.648.619.000 9.000 100,00
2013
BMMB (RM)
592.335.000 468.179 99,92
2014 606.057.000 376.210 99,94
2015 509.674.000 44.170 99,99
2016 531.149.000 34.722 99,99
2013
BIBD (BND)
209.385.000 0 100,00
2014 209.385.000 0 100,00
2015 252.063.000 0 100,00
2016 307.557.000 0 100,00
2013
IBT (BTH)
3.055.062.000 204.960.000 93,71
2014 2.143.332.000 156.750.000 93,19
2015 2.309.947.000 120.870.000 95,03
2016 2.064.762.000 92.770.000 95,70
2013
AIBP (PHP)
0 16.390.251 0,00
2014 0 18.257.425 0,00
2015 341.610 23.994.716 1,40
2016 1.271.805 22.788.393 5,29