analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat ... · analisis penurunan kualitas...

105
ANALISIS PENURUNAN KUALITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH GALUGA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT LISANATUL HIFDZIYAH DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Upload: lytuyen

Post on 13-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

ANALISIS PENURUNAN KUALITAS LINGKUNGAN DI

SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH

GALUGA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

LISANATUL HIFDZIYAH

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

RINGKASAN

LISANATUL HIFDZIYAH. Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan di Sekitar

Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Dibimbing Oleh NINDYANTORO.

Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Galuga yang merupakan

satu-satunya TPAS Kota Bogor dan sekaligus TPAS Kabupaten Bogor telah

mengalami peningkatan volume sampah dari tahun ke tahun, sehingga terdapat

gunungan sampah yang menimbulkan dampak negatif di sekitar TPAS tersebut.

Dampak negatif tersebut berupa penurunan kualitas lingkungan yang berdampak

pada masyarakat di sekitar TPAS tersebut. Peningkatan volume sampah juga

berimplikasi terhadap peningkatan kebutuhan lahan untuk pengelolaan TPAS

tersebut serta peningkatan kebutuhan lahan untuk tempat tinggal akibat

peningkatan jumlah penduduk.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penilaian responden

mengenai kondisi lingkungan di sekitar TPAS Galuga dengan menggunakan skala

perbedaan semantik (semantic differential), menghitung besarnya nilai ekonomi

dari penurunan kualitas lingkungan akibat keberadaan TPAS Galuga

menggunakan metode biaya kesehatan (cost of illness) dan biaya pengganti

(replacement cost), dan mengetahui apakah faktor penurunan kualitas lingkungan

mempengaruhi harga lahan permukiman di sekitar TPAS Galuga.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Galuga Kecamatan Cibungbulang,

Kabupaten Bogor. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) karena di daerah

tersebut terdapat TPAS Galuga yang diduga menyebabkan terjadinya penurunan

kualitas lingkungan. Pengambilan data primer dilaksanakan pada bulan Maret-

Mei 2011.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di sekitar TPAS Galuga

secara umum menilai keberadaan TPAS Galuga menurunkan kualitas lingkungan,

hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil perhitungan nilai rata-rata semantic

differential yang lebih rendah setelah adanya TPAS Galuga.

Hasil perhitungan menggunakan metode cost of illness dan replacement

cost menunjukkan bahwa penurunan kualitas lingkungan untuk biaya kesehatan

sebesar Rp 15.019.248.000,00 per tahun, sedangkan biaya pengganti air minum

sebesar Rp 1.230.828.000,00 per tahun. Total nilai penurunan kualitas lingkungan

adalah sebesar Rp 16.250.076.000,00 per tahun. Nilai ini merupakan biaya

kerugian yang dirasakan masyarakat dalam waktu satu tahun terakhir.

Faktor penurunan kualitas lingkungan tidak berpengaruh terhadap harga

lahan. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel kualitas lingkungan

yang berpengaruh nyata terhadap harga lahan di sekitar TPAS Galuga adalah jarak

tempat tinggal dengan TPAS Galuga. Variabel karakteristik lahan yang

berpengaruh nyata adalah status lahan, sedangkan variabel yang tidak

berpengaruh nyata adalah biaya kesehatan, luas lahan, dan biaya konsumsi air

bersih. Faktor penurunan kualitas lingkungan ditunjukkan dengan pendekatan

biaya kesehatan dan biaya konsumsi air bersih.

Kata kunci : harga lahan, semantic differential, cost of illness, replacement cost,

analisis regresi

Page 3: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

ANALISIS PENURUNAN KUALITAS LINGKUNGAN DI

SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH

GALUGA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

LISANATUL HIFDZIYAH

H44070005

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 4: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Penurunan Kualitas

Lingkungan di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Kabupaten

Bogor Jawa Barat adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2011

Lisanatul Hifdziyah

H44070005

Page 5: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

Judul Skripsi : Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan di Sekitar Tempat

Pembuangan Akhir Sampah Galuga Kabupaten Bogor Jawa

Barat

Nama : Lisanatul Hifdziyah

NIM : H44070005

Disetujui

Dosen Pembimbing

Ir. Nindyantoro, MSP

NIP.19620323 1990021 1 001

Diketahui

Ketua Departemen

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT

NIP. 19660717 199203 1 003

Tanggal Lulus:

Page 6: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis

mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Suami penulis (Syaihul Umam), orangtua, dan seluruh keluarga besar atas

segala do’a dan dukungannya.

2. Ir. Nindyantoro, MSP atas bimbingan dan arahan yang diberikan selama

proses penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Ahyar Ismail, M. Agr. selaku dosen penguji utama dan Adi Hadianto,

SP, M.Si selaku dosen penguji wakil departemen untuk pertanyaan, saran, dan

kritiknya.

4. Bapak Dani, Staf Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor atas bantuan

data yang mendukung penelitian ini.

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan, FEM IPB. Terima kasih atas ilmu dan jasa yang telah diberikan

selama ini.

6. Febri, Heni, Putri, Nisa, Fiandra, dan Norita atas kebersamaan dan

dukungannya.

7. Teman-teman ESL 44 atas dukungannya selama ini.

8. Keluarga Cendana 53 (Ayu, Tati, Aini, Ayang, Lida, Icha, Fitrah, Mbak Alin,

dan Mbak Ita) atas kebersamaan dan dukungannya selama ini.

Page 7: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan di Sekitar

Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi lingkungan permukiman

di sekitar TPAS Galuga berdasarkan penilaian responden, mengestimasi besarnya

nilai ekonomi dari penurunan kualitas lingkungan akibat keberadaan TPAS

Galuga, serta mengetahui apakah penurunan kualitas lingkungan dicerminkan

juga oleh harga lahan permukiman di sekitar TPAS Galuga.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun

bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi terkait dengan skripsi ini.

Bogor, Agustus 2011

Lisanatul Hifdziyah

H44070005

Page 8: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 8

2.1 Pengertian Sampah ......................................................................... 8

2.1.1 Timbulan Sampah ................................................................ 8

2.1.2 Tempat Pembuangan Akhir Sampah .................................... 10

2.1.2.1 Tempat Pembuangan Akhir Sampah sebagai Barang

Publik ...................................................................... 11

2.1.2.2 Metode Pengolahan Sampah di Tempat Pembuangan

Akhir Sampah .......................................................... 12

2.1.3 Dampak yang Ditimbulkan Sampah ..................................... 15

2.1.4 Potensi Ekonomi Tempat Pembuangan Akhir Sampah ......... 17

2.1.5 Konsep Ideal Tempat Pembuangan Akhir Sampah ............... 18

2.2 Aspek Sumberdaya Lahan ............................................................. 20

2.2.1 Harga Lahan ........................................................................ 20

2.2.2 Permintaan dan Penawaran Lahan ........................................ 21

2.2.3 Hubungan Harga Lahan dengan Kondisi Lingkungan........... 23

2.3 Skala Perbedaan Semantik (Semantic Differential) .......................... 24

2.4 Cost of Illness dan Replacement Cost .............................................. 24

2.5 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 26

III. KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................. 29

3.1 Kerangka Pemikiran Operasional .................................................... 29

IV. METODE PENELITIAN ..................................................................... 32

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 32

4.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................... 32

4.3 Penentuan Jumlah Sampel ............................................................... 32

4.4 Pengumpulan Data .......................................................................... 33

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 33

4.5.1 Persepsi Masyarakat terhadap Kondisi Lingkungan

Permukiman di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Galuga ............................................................................... 34

4.5.2 Estimasi Besarnya Nilai Ekonomi dari Penurunan Kualitas

Lingkungan Akibat Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir

Page 9: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

x

Sampah Galuga .................................................................... 35

4.5.3 Analisis Pengaruh Faktor Penurunan Kualitas Lingkungan

terhadap Harga Lahan di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir

Sampah Galuga .................................................................... 40

4.6 Uji Kesesuaian Model .................................................................... 42

4.6.1 Kriteria Ekonomi ................................................................. 42

4.6.2 Kriteria Statistika................................................................. 43

4.6.3 Kriteria Ekonometrika ......................................................... 45

V. GAMBARAN UMUM ........................................................................... 47

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................... 47

5.1.1 Kondisi Umum Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga 48

5.1.2 Gambaran Pengendalian Pemerintah terhadap Tempat

Pembuangan Akhir Sampah Galuga .................................... 50

5.1.3 Gambaran Kondisi Lahan di Sekitar Tempat Pembuangan

Akhir Sampah Galuga ......................................................... 51

5.2 Karakteristik Responden................................................................. 51

5.2.1 Usia ..................................................................................... 52

5.2.2 Jumlah Tanggungan............................................................. 52

5.2.3 Pendidikan Formal .............................................................. 52

5.2.4 Jenis Pekerjaan .................................................................... 53

5.2.5 Sumber dan Tingkat Pendapatan .......................................... 53

5.2.7 Kategori Penduduk .............................................................. 54

5.2.8 Lama Tinggal ...................................................................... 54

5.2.9 Waktu Tinggal ..................................................................... 55

5.2.10 Status Lahan ........................................................................ 55

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... ............. 56

6.1 Deskripsi Lingkungan Pemukiman Sekitar Tempat Pembuangan

Akhir Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden ............... 56

6.1.1 Penilaian Responden terhadap Kebersihan Desa Galuga ...... 56

6.1.2 Penilaian Responden terhadap Kondisi Air .......................... 57

6.1.3 Penilaian Responden terhadap Kondisi Udara ...................... 59

6.1.4 Penilaian Responden terhadap Pengelolaan Sampah di

Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga ........................ 60

6.1.5 Tingkat Gangguan Responden ............................................. 61

6.2 Estimasi Nilai Penurunan Kualitas Lingkungan .............................. 62

6.2.1 Analisis Biaya Kesehatan .................................................... 63

6.2.2 Analisis Biaya Pengganti ..................................................... 66

6.2.3 Nilai Ekonomi Penurunan Kualitas Lingkungan .................. 66

6.3 Analisis Pengaruh Faktor Penurunan Kualitas Lingkungan terhadap

Harga Lahan di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga 67

6.3.1 Harga Lahan ........................................................................ 67

6.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Lahan di Sekitar

Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga ........................ 68

6.4 Upaya Meminimalisir Dampak Negatif Keberadaan Tempat

Pembuangan Akhir Sampah Galuga ............................................... 72

Page 10: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

xi

VII. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 75

7.1 Kesimpulan .................................................................................... 75

7.2 Saran ............................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 77

LAMPIRAN ................................................................................................ 79

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... 92

Page 11: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Timbulan dan Sampah Terangkut Kota Bogor Tahun 2006-2010 .... 2

2 Kesesuaian Lahan untuk Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Secara Terbuka ................................................................................ 15

3 Matriks Keterkaitan Tujuan, Sumber Data, dan Metode Analisis

Data .................................................................................................... 34

4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Galuga

Tahun 2009 ..................................................................................... 48

5 Dokumen UKL/UPL dan Pelaksanaannya ....................................... 50

6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............. 53

7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan .................... 53

8 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ............. 54

9 Dampak Negatif Adanya Sampah yang Dialami Responden ............ 61

10 Biaya Pengobatan Responden Akibat Pencemaran Air .................... 64

11 Biaya Pengobatan Responden Akibat Pencemaran Udara ................ 65

12 Biaya Pengganti untuk Sumber Air Minum Akibat Pencemaran Air 66

13 Total Nilai Ekonomi Penurunan Kualitas Lingkungan ..................... 67

14 Hasil Estimasi Harga Lahan di Desa Galuga .................................... 70

Page 12: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Hubungan Harga Lahan dengan Faktor Lingkungan ...................... 24

2 Kerangka Pemikiran Operasional .................................................... 31

3 Peta Orientasi TPAS Galuga ........................................................... 49

4 Penilaian Responden terhadap Kebersihan Lingkungan di sekitar

TPAS Galuga .................................................................................. 56

5 Penilaian Responden terhadap Kondisi Air ..................................... 58

6 Penilaian Responden terhadap Kondisi Udara ................................. 59

7 Penilaian Responden terhadap Pengelolaan Sampah di Tempat

Pembuangan Akhir Sampah Galuga ................................................ 60

8 Tingkat Gangguan Responden Akibat Keberadaan TPAS Galuga ... 62

9 Distribusi Harga Lahan Responden ................................................. 68

Page 13: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Data Analisis Regresi Berganda ....................................................... 80

2 Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Lahan di

Sekitar TPAS Galuga......................................................................... 82

3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Faktor-Faktor yang mempengaruhi

Harga Lahan di Sekitar TPAS Galuga.............................................. 83

4 Hasil Uji Normalitas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga

Lahan di Sekitar TPAS Galuga ........................................................ 84

5 Data Biaya Pengobatan .................................................................... 85

6 Data Biaya Pengganti ....................................................................... 88

7 Dokumentasi Penelitian....................................................................... 91

Page 14: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan manusia sehari-hari tidak terlepas dari kebutuhannya terhadap

lingkungan. Manusia memperoleh daya dan tenaga serta pemenuhan kebutuhan

primer, sekunder, tersier, maupun segala keinginan lainnya dari lingkungan.

Aktivitas manusia berjalan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, dimana

penduduk dengan segala aktivitasnya merupakan salah satu komponen penting

dalam timbulnya permasalahan lingkungan. Salah satu permasalahan lingkungan

yang terkait dengan aktivitas manusia adalah sampah. Aktivitas manusia baik

produksi maupun konsumsi akan menghasilkan sisa (buangan) yang dinamakan

sampah. Sampah yang berasal dari aktivitas produksi dikenal dengan limbah

pabrik, sedangkan sampah yang ditimbulkan dari aktivitas konsumsi masyarakat

dikenal dengan limbah domestik. Kedua sumber sampah tersebut memiliki potensi

yang sangat besar terhadap pencemaran lingkungan.

Permasalahan sampah merupakan tantangan bagi para pengelola

perkotaan. Febriani dan Sukarjaputra (2004) dalam Sutjahjo et al. (2007)

mengungkapkan bahwa hingga tahun 2020, volume sampah perkotaan di

Indonesia diperkirakan akan meningkat lima kali lipat. Sampah yang dihasilkan

setiap penduduk Indonesia rata-rata 0.8 kg per kapita per hari pada tahun 1995,

dan meningkat menjadi 1 kg per kapita per hari pada tahun 2000, sedangkan pada

tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 2,1 kg per kapita per hari.

Kota Bogor adalah salah satu kota di Indonesia yang mengalami

pertambahan jumlah penduduk yang pesat. Hasil sensus penduduk tahun 2010

menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Bogor mencapai 950,334 jiwa

Page 15: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

2

dengan laju pertumbuhan sebesar 2,39 % (Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota

Bogor, 2011). Pertambahan jumlah penduduk yang diikuti semakin

bertambahnya tingkat produksi dan konsumsi serta aktivitas lainnya berakibat

semakin bertambahnya pula buangan (sampah) yang dihasilkan. Sampah tersebut

diangkut dan dibuang di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Galuga

yang berlokasi di wilayah Kabupaten Bogor.

Berdasarkan data Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor, timbulan

sampah yang dihasilkan Kota Bogor mengalami peningkatan dari tahun 2006

hingga tahun 2010. Volume sampah yang dihasilkan Kota Bogor pada tahun 2006

rata-rata sebesar 2.185 m3

per hari dan meningkat menjadi 2.337 m3 per hari pada

tahun 2010. Setiap harinya sampah yang mampu diangkut berjumlah 1.636 m3,

yaitu sebesar 70 persen dari besarnya timbulan sampah pada tahun 2010. Sampah

tersebut diangkut dengan menggunakan 91 truk pengangkut sampah. Sampah

yang tidak terangkut biasanya dimusnahkan dengan cara dibakar atau dijadikan

kompos oleh masyarakat atau pihak swasta. Lebih lanjut, data timbulan sampah

yang dihasilkan Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Timbulan dan Sampah Terangkut Kota Bogor Tahun 2006-2010

Tahun Timbulan Sampah

(m3/hari)

Sampah Terangkut

(m3/hari)

Sampah Terangkut

(%)

2006 2.185 1.497 68,50

2007 2.210 1.515 69,00

2008 2.224 1.542 69,30

2009 2.294 1.602 69,83

2010 2.337 1.636 70,00

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor (2011)

Sampah yang diangkut ke TPAS Galuga tidak hanya berasal dari Kota

Bogor, tetapi juga berasal dari Kabupaten Bogor. Sampah yang diangkut dari

Kabupaten Bogor pada tahun 2010 sebesar 16.174 m3 dengan menggunakan 78

Page 16: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

3

truk pengangkut sampah (Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor, 2011).

Pengelolaan TPAS Galuga dilakukan secara bersama oleh pemerintah Kota Bogor

dan pemerintah Kabupaten Bogor.

Pengelolaan sampah di TPAS Galuga masih berpegang pada paradigma

lama, yaitu mengumpulkan, mengangkut, dan membuang sampah. Sampah yang

telah diangkut ke TPAS Galuga hanya diratakan dan ditindih dengan alat berat

lalu ditutup dengan tanah. Mobil pengangkut sampah yang melebihi kapasitasnya

menyebabkan sampah tercecer serta kerusakan jalan yang dilalui kendaraan

tersebut.

Keberadaan TPAS Galuga dapat memberikan dampak positif diantaranya

menghasilkan lapangan pekerjaan dan menjadi sumber pendapatan masyarakat,

sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan yaitu terjadinya penurunan kualitas

lingkungan berupa pencemaran air tanah, pencemaran udara, pemandangan yang

tidak indah, serta berjangkitnya berbagai penyakit. Menurut Hadiwiyoto (1981),

sampah dapat menimbulkan gangguan keseimbangan lingkungan, kesehatan dan

keamanan, serta pencemaran. Gangguan tersebut meliputi : (1) pencemaran udara

dan bau yang tidak sedap, (2) sampah bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan

kondisi physicochemis yang dapat mengakibatkan kenaikan suhu dan perubahan

pH, (3) kekurangan oksigen pada daerah pembuangan sampah, (4) gas-gas yang

dihasilkan selama dekomposisi sampah dapat membahayakan kesehatan, bahkan

kadang-kadang beracun dan dapat mematikan, (5) penularan penyakit yang

ditimbulkan oleh sampah, dan (6) secara estetika, pemandangan yang tidak indah

untuk dinikmati.

Page 17: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

4

Peningkatan volume sampah yang dibuang akan menimbulkan dampak

pada peningkatan kebutuhan lahan untuk mengelola sampah seperti untuk Tempat

Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah,

serta tanah penimbun sampah di TPA. Hal tersebut akan sulit dipenuhi karena

kebutuhan lahan untuk keperluan lainnya seperti permukiman dan aktivitas

ekonomi juga akan meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk.

Bersamaan dengan peningkatan volume sampah akibat meningkatnya

jumlah penduduk, maka pertumbuhan penduduk juga berimplikasi terhadap

kebutuhan lahan untuk tempat tinggal. Jumlah ketersediaan lahan bersifat tetap

namun kebutuhan lahan semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan diabaikannya

persyaratan lingkungan permukiman.

Adapun fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan kondisi lingkungan

permukiman di sekitar TPAS Galuga, mengestimasi nilai ekonomi penurunan

kualitas lingkungan akibat keberadaan TPAS Galuga, serta menganalisis faktor-

faktor yang mempengaruhi harga lahan di sekitar TPAS tersebut. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui apakah nilai penurunan kualitas lingkungan

dicerminkan juga oleh harga lahan permukiman di sekitar TPAS tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Karakteristik permukiman yang berbeda-beda menyebabkan adanya

pilihan seseorang dalam menentukan lokasi tempat tinggal. Sebuah tempat tinggal

akan dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria tersebut disesuaikan dengan

kondisi individu yang tinggal di tempat tersebut. Beberapa kriteria yang menjadi

pertimbangan untuk memilih tempat tinggal adalah harga, fasilitas yang

disediakan, aksesibilitas, dan kesesuaian tata ruangnya. Harga menjadi persoalan

Page 18: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

5

utama, namun ditentukan juga oleh faktor lainnya. Semakin lengkap fasilitas yang

ditawarkan, maka seseorang cenderung untuk memilihnya, demikian halnya

dengan aksesibilitas dan kesesuaian tata ruang.

Harga lahan juga tidak terlepas dari faktor lingkungan, perbedaan lokasi

lahan dengan atribut lingkungan yang bervariasi mempunyai pengaruh dalam

harga lahan. Semakin baik kualitas lingkungan maka harga lahan semakin

meningkat. Faktor lingkungan tersebut dapat berupa kebersihan lingkungan.

Kebersihan lingkungan dapat ditunjukkan dengan tempat tinggal yang bersih dari

polusi udara maupun pencemaran air. Jika suatu tempat tinggal tidak bersih maka

akan rentan terhadap berbagai penyakit, sehingga dapat mengganggu kenyamanan

seseorang yang tinggal di tempat tersebut.

King dan Marissa (2000) memberikan definisi harga lahan dilihat dari

kualitasnya. Ada empat faktor yang menentukan harga lahan tersebut yaitu : (1)

lokasi, (2) karakteristik propertinya : luas, jumlah dan luas kamar, dan jumlah

kamar mandi, (3) karakteristik lingkungan sekitar : pajak properti, angka

kejahatan, (4) karakteristik aksesibilitas : jarak ke tempat kerja, pusat

perbelanjaan, dan adanya transportasi umum.

Desa Galuga merupakan desa di Kabupaten Bogor yang sebagian

wilayahnya digunakan sebagai lokasi TPAS. Tempat Pembuangan Akhir Sampah

(TPAS) tersebut dikelola bersama oleh pemerintah Kota Bogor dan pemerintah

Kabupaten Bogor. Dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya TPAS Galuga

adalah bau yang tidak sedap dan timbulnya penyakit akibat pencemaran

lingkungan. Semakin banyak volume sampah yang diangkut ke TPAS Galuga

mengakibatkan semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan. Akan tetapi,

Page 19: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

6

tingginya tingkat pencemaran tersebut tidak menghalangi masyarakat untuk tetap

bermukim di daerah tersebut.

Pencemaran lingkungan di sekitar TPAS Galuga yang semakin

meningkat dapat mengganggu kenyamanan masyarakat yang tinggal di sekitar

TPAS tersebut. Peningkatan volume sampah dan pertambahan jumlah penduduk

menyebabkan semakin meningkatnya permintaan lahan. Selain itu, pencemaran

lingkungan yang terjadi juga dapat menyebabkan masyarakat harus mengeluarkan

sejumlah biaya, seperti biaya pengobatan dan biaya pembelian air minum.

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana persepsi masyarakat mengenai kondisi lingkungan permukiman di

sekitar TPAS Galuga?

2. Berapa besar nilai ekonomi dari penurunan kualitas lingkungan akibat

keberadaan TPAS Galuga?

3. Apakah faktor penurunan kualitas lingkungan mempengaruhi harga lahan

permukiman di sekitar TPAS Galuga?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini sebagai

berikut :

1. Mendeskripsikan kondisi lingkungan permukiman di sekitar TPAS Galuga

berdasarkan persepsi masyarakat

2. Mengestimasi besarnya nilai ekonomi dari penurunan kualitas lingkungan

akibat keberadaan TPAS Galuga

Page 20: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

7

3. Mengetahui apakah faktor penurunan kualitas lingkungan tersebut

mempengaruhi harga lahan permukiman di sekitar TPAS Galuga

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini dapat berguna dalam pengembangan

ilmu pengetahuan.

2. Bagi akademisi diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dalam

mengkaji nilai penurunan kualitas lingkungan.

3. Bagi pemerintah Kota Bogor dan pemerintah Kabupaten Bogor diharapkan

dapat menjadi masukan dalam mengelola TPAS Galuga dengan baik

sehingga dapat meminimalisir dampak negatif yang terjadi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dan batasan-batasan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Lokasi penelitian adalah daerah yang berada di sekitar TPAS Galuga.

2. Harga lahan yang dimaksud adalah harga pasar yang diperoleh dari harga

transaksi jual beli atau harga penawaran.

3. Lahan yang dinilai adalah lahan yang berada di kawasan permukiman.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan yang dihitung adalah jarak

lahan dengan TPAS Galuga, biaya kesehatan, luas lahan, biaya konsumsi air

bersih, dan status lahan.

5. Estimasi nilai penurunan kualitas lingkungan akibat keberadaan TPAS

Galuga menggunakan metode cost of illness dan replacement cost dan hanya

dilakukan pada wilayah Desa Galuga dalam waktu satu tahun terakhir.

Page 21: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampah

Sampah (waste) pada dasarnya adalah zat-zat atau benda-benda yang

sudah tidak terpakai lagi, baik berupa buangan domestik (rumah tangga) maupun

buangan pabrik sebagai sisa proses industri. Sampah yang berasal dari daerah

pemukiman umumnya merupakan sampah organik yang cepat lapuk (garbage),

yaitu sisa sayuran, nasi basi, berbagai jenis kertas, daun, air larutan deterjen bekas

cucian, tinja (faeces), dan urin. Sampah industri umumnya merupakan sampah

organik yang lambat lapuk (rubish), misalnya limbah pabrik berupa kertas karton,

ampas, limbah sisa gergajian dan serpihan kayu, serbuk besi dan logam lainnya,

karton, plastik, kaca, mika, dan sebagainya. Secara kimiawi, sampah-sampah

tersebut dibedakan sebagai sampah organik dan sampah anorganik (Kastaman dan

Kramadibrata, 2007).

2.1.1 Timbulan Sampah

Peningkatan jumlah penduduk merupakan faktor penting yang

menyebabkan meningkatnya volume sampah perkotaan dari waktu ke waktu.

Meskipun terdapat perbedaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi sampah

perkotaan, banyak peneliti sepakat bahwa jumlah penduduk merupakan faktor

dominan dan menentukan. Hal tersebut sangat logis mengingat semakin banyak

jumlah penduduk maka volume sampah juga semakin meningkat akibat

peningkatan produksi dan konsumsi.

Sumber sampah utama dari suatu kota adalah perumahan, pasar, industri,

serta jalan-jalan dan tempat umum/tempat rekreasi. Sampah sebagian besar terdiri

dari bahan organik, kertas, logam, kaca, dan plastik. Komposisi sampah yang

Page 22: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

9

berasal dari industri berbeda dengan komposisi sampah yang berasal dari

perumahan. Sampah yang berasal dari perumahan mempunyai jumlah zat organik

yang jauh lebih besar. Kastaman dan Kramadibrata (2007) menjelaskan bahwa

sampah dapat berasal dari berbagai sumber. Jenis sampah berdasarkan

penggolongan tersebut :

a. Sampah rumah tangga, umumnya terdiri atas sampah organik dan sampah

anorganik yang ditimbulkan dari aktivitas rumah tangga, seperti buangan dari

dapur, debu, buangan taman, alat-alat rumah tangga, tang sudah usang, dan

lain-lain.

b. Sampah dari daerah komersial, yaitu sampah yang dihasilkan dari pertokoan,

restoran, pasar perkantoran, hotel, dan lain-lain. Biasanya terdiri atas bahan-

bahan pembungkus sisa-sisa makanan, kertas dari perkantoran, dan lain-lain.

c. Sampah dari institusi, berasal dari sekolahan, rumah sakit, dan pusat

pemerintahan. Khusus sampah yang berasal dari rumah sakit merupakan

aspek penting untuk diperhatikan karena sampah tersebut mengandung

kuman penyakit yang dapat membahayakan kesehatan, sehingga perlu

dilakukan penanganan lebih lanjut sebelum di buang ke TPA.

d. Sampah dari sisa-sisa konstruksi bangunan, yaitu sampah yang berasal dari

sisa-sisa pengembangan bangunan, perbaikan jalan, pembongkaran jalan,

jembatan, dan lain-lain.

e. Sampah dari fasilitas umum, berasal dari taman umum, pantai, tempat

rekreasi, dan lain-lain.

f. Sampah dari hasil pengelolaan air buangan serta sisa-sisa pembakaran

(insinerator).

Page 23: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

10

g. Sampah industri, berasal dari proses produksi industri. Mulai dari pengolahan

bahan baku, sampai dengan hasil produksi.

h. Sampah pertanian, berasal dari sisa-sisa pertanian yang tidak dapat

dimanfaatkan lagi.

Menurut Apriadji (2002) sampah digolongkan ke dalam empat kelompok.

Penggolongan tersebut antara lain meliputi : (1) human excreta, merupakan bahan

buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia, meliputi tinja (feces) dan air

kencing (urine), (2) sewage, merupakan air limbah yang dibuang oleh pabrik

maupun rumah tangga, (3) refuse, merupakan bahan sisa proses produksi atau

hasil sampingan kegiatan rumah tangga, dan (4) industrial waste, merupakan

bahan-bahan buangan dari sisa proses industri.

2.1.2 Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Sutjahjo et al. (2007) menyatakan bahwa pengelolaan sampah di Indonesia

merupakan issue nasional, terutama di kota-kota besar, yang sampai saat ini masih

belum terpecahkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : (1)

ketersediaan lahan yang terbatas dan tidak seimbang dengan peningkatan volume

timbunan sampah, (2) pemerintah belum mempunyai sistem perencanaan

pengelolaan sampah yang professional. Hal tersebut tercermin pada rencana

umum tata ruang perkotaan di Indonesia yang belum memasukkan secara rinci

rencana lokasi TPA sampah, (3) partisipasi masyarakat dalam pengelolaan

sampah masih rendah dan, (4) belum tersedia teknologi tepat guna untuk kondisi

di Indonesia dalam mengolah sampah menjadi bahan bernilai tambah.

Page 24: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

11

2.1.2.1 Tempat Pembuangan Akhir Sampah sebagai Barang Publik

Penyediaan barang dan jasa dalam setiap sistem perekonomian, tidak

semuanya dapat disediakan oleh sistem pasar. Hal inilah yang menjadi salah satu

penyebab terjadinya kegagalan pasar. Beberapa jenis barang atau pelayanan

sangat dibutuhkan oleh masyarakat tetapi pasar tidak mampu menyediakannya

sehingga harus ada campur tangan dari pemerintah. Mangkoesoebroto (2000)

menjelaskan bahwa barang publik merupakan barang yang tidak dapat disediakan

oleh sistem pasar. Sistem pasar tidak dapat menyediakan barang atau jasa tetentu

karena manfaat dari adanya barang tersebut tidak hanya dirasakan secara pribadi

akan tetapi dinikmati juga oleh orang lain. Barang atau jasa tersebut tidak

mempunyai sifat pengecualian, yaitu pengecualian oleh orang yang memiliki

suatu barang terhadap orang lain dalam menikmati barang tersebut. Karakteriristik

barang publik murni antara lain biaya pengecualian besar, dihasilkan oleh

pemerintah, disalurkan oleh pemerintah, serta dijual melalui pasar atau langsung

oleh pemerintah.

Tempat Pembuangan Akhir Sampah merupakan salah satu barang publik

yang disediakan oleh pemerintah. Barang publik ini termasuk dalam barang

publik campuran (Quasi Public) atau yang biasa disebut common property

resource. Mangkoesoebroto (2000) juga menjelaskan bahwa beberapa

karakteristik dari barang publik ini yaitu barang yang manfaatnya dirasakan

bersama dan dikonsumsikan bersama tetapi dapat terjadi kepadatan serta dapat

dijual melalui pasar atau langsung oleh pemerintah.

Penyediaan TPAS membutuhkan biaya investasi yang sangat besar

sehingga skala ekonomi yang efisien baru tercapai pada tingkat produksi yang

Page 25: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

12

besar. Hal ini menyebabkan terjadinya monopoli secara alami atau sering disebut

dengan monopoli alamiah karena pemerintah merupakan satu-satunya pengelola

TPAS. Mangkoesoebroto (2000) menjelaskan bahwa monopoli dalam suatu

masyarakat dapat terjadi secara alami karena pasar akan barang/jasa terlalu kecil

atau investasi yang dibutuhkan sangat besar sehingga skala ekonomi yang efisien

baru terjadi pada tingkat produksi yang besar. Hal ini menyebabkan produsen

swasta tidak mau menyediakan barang tersebut.

Keberadaan TPAS Galuga dapat menimbulkan eksternalitas negatif.

Eksternalitas juga merupakan salah satu penyebab terjadinya kegagalan pasar.

Mangkoesoebroto (2000) menjelaskan bahwa selain barang publik, masalah lain

yang menyebabkan terjadinya kegagalan pasar dalam mengalokasi faktor-faktor

produksi secara efisien adalah adanya apa yang disebut dampak sampingan atau

eksternalitas. Eksternalitas timbul karena tindakan produksi atau konsumsi dari

satu pihak mempunyai pengaruh terhadap pihak yang lain dan tidak ada

kompensasi yang dibayar oleh pihak yang menyebabkan atau tidak adanya

kompensasi yang diterima oleh pihak yang terkena dampak tersebut.

Eksternalitas negatif dari adanya TPAS tersebut dapat berupa timbulnya

pencemaran udara dan pencemaran air. Pengadaan retribusi sampah merupakan

salah satu cara untuk mengatasi ekternalitas tersebut. Namun retribusi ini belum

dapat mencerminkan biaya yang sebernarnya karena besarnya retribusi tidak

sebesar biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat akibat eksternalitas tersebut.

2.1.2.2 Metode Pengolahan Sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Pembuangan akhir sampah merupakan proses terakhir dalam siklus

pengelolaan persampahan formal. Fase ini dapat menggunakan berbagai metode

Page 26: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

13

dari yang sederhana hingga tingkat teknologi tinggi. Suryanto (1988) dalam

Yudianto (2007) menjelaskan bahwa metode pembuangan akhir yang banyak

dikenal adalah :

1. Open dumping

Metode ini merupakan cara pembuangan akhir yang sederhana karena sampah

hanya ditumpuk di lokasi tertentu tanpa perlakuan khusus.

2. Control landfill

Metode ini merupakan peralihan antara teknik open dumping dan sanitary

landfill. Pada metode ini sampah ditimbun dan diratakan. Pipa-pipa ditanam

pada dasar lahan untuk mengalirkan air lindi dan ditanam secara vertikal

untuk mengeluarkan metan ke udara. Setelah timbunan sampah penuh lalu

dilakukan penutupan terhadap hamparan sampah tersebut dengan tanah dan

dipadatkan.

3. Sanitary landfill

Teknik sanitary landfill adalah cara penimbunan sampah padat pada suatu

hamparan lahan dengan memperhatikan keamanan lingkungan karena telah

ada perlakuan terhadap sampah. Pada teknik ini, sampah dihamparkan hingga

mencapai ketebalan tertentu lalu dipadatkan, kemudian dilapisi tanah dan

dipadatkan kembali, di atas lapisan tanah penutup tadi dapat dihamparkan lagi

sampah yang kemudian ditimbun lagi dengan tanah. Demikian seterusnya

berselang-seling antara lapisan tanah dan sampah. Metode ini lebih baik dari

metode lainnya. Konsekuensi dari pembuangan sampah di tempat

pembuangan akhir sampah ini adalah dibutuhkannya lahan yang luas serta

biaya pengelolaan yang besar.

Page 27: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

14

Sehubungan dengan teknik sanitary landfill dalam pengolahan sampah,

terdapat beberapa jenis bahan pencemar di lahan penimbunan sampah yaitu:

a. Air lindi

Air lindi keluar dari dalam tumpukan sampah karena masuknya rembesan air

hujan ke dalam tumpukan sampah lalu bersenyawa dengan komponen-

komponen hasil penguraian sampah.

b. Pembentukan gas

Penguraian bahan organik secara aerobik akan menghasilkan gas

karbondioksida, sedangkan penguraian bahan organik pada kondisi anaerobik

akan menghasilkan gas metana, H2S, dan NH3. Gas metana perlu ditangani

karena merupakan salah satu gas rumah kaca yang sifatnya mudah terbakar,

sedangkan gas H2S, dan NH3 merupakan sumber bau yang tidak enak.

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah membutuhkan ruang/tempat

yang luas dan disyaratkan jauh dari permukiman penduduk. Dengan adanya

keterbatasan lahan di berbagai kota besar, maka tempat penampungan sampah

akhir lambat laun menjadi masalah. Oleh karena itu, adanya upaya mengurangi

beban penumpukan sampah di TPA dengan berbagai metode pengelolaan sampah

yang lebih baik merupakan langkah yang perlu terus dikembangkan agar tidak

menimbulkan banyak masalah. Lahan untuk TPAS harus memiliki kesesuaian

dengan sifat lahan tersebut, sehingga dapat meminimalisir dampak negatif yang

ditimbulkannya. Menurut USDA (1983) dalam Hardjowigeno dan Widiatmaka

(2007), ada beberapa sifat lahan yang sesuai sebagai Tempat Pembuangan Akhir

Sampah (TPAS) secara terbuka. Kesesuaian lahan tersebut dapat dilihat pada

Tabel 2.

Page 28: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

15

Tabel 2 Kesesuaian Lahan untuk Tempat Pembuangan Sampah Secara Terbuka

No Sifat Tanah Kesesuaian Lahan

Baik Sedang Buruk

1 Ancaman Banjir Tanpa Jarang Sering

2 Kedalaman sampai hamparan batuan

(cm)

>150 100-150 <100

3 Kedalaman sampai padas keras (cm) >150 100-150 <100

4 Permeabilitas (cm/jam) (50-100 cm) - - >5

5 Muka air tanah

Apparent

Perched

>150

>90

100-150

100-150

<100

<45

6 Lereng % <8 45-90 >15

7 Longsor - - Ada Sumber : USDA (1983) dalam Hardjowigeno et al. (2007)

Penggunaan lahan untuk TPAS di Desa Galuga sesuai dengan Rencana

Tata Ruang Kabupaten Bogor yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Daerah

Kabupaten Bogor tahun 2002 dan diperkuat oleh Keputusan Bupati Bogor Nomor

591/131/kpts/Huk/2002 tentang Penetapan Lokasi untuk Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Sampah. Pengelolaan sampah di TPAS tersebut masih menggunakan

metode controll landfill (Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Bogor, 2010).

Metode ini masih dilakukan karena adanya keterbatasan dana dan lahan untuk

pengelolaan sampah tersebut, sedangkan penerapan metode sanitary landfill

membutuhkan lahan yang luas serta biaya pengelolaan yang besar.

2.1.3 Dampak yang Ditimbulkan Sampah

Sampah dapat memberikan dampak positif dan negatif baik bagi manusia

(terutama kesehatan) maupun terhadap lingkungan. Dampak yang ditimbulkan

sampah dapat langsung dirasakan dan dapat juga dirasakan secara tidak langsung

(Suprihatin et al. 1999) dalam Utari 2006.

1) Dampak Terhadap Kesehatan

Lokasi pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah

tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan

Page 29: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

16

menarik bagi berbagai macam binatang seperti lalat dan nyamuk yang dapat

menjangkit penyakit. Potensi yang ditimbulkan adalah sebagai berikut :

a. Penyakit diare, kolera, dan tifus menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah yang dikelola dengan cara yang tidak tepat dapat

bercampur dengan air minum. Penyakit demam berdarah dapat juga

meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang

memadai.

b. Penyakit jamur, misalnya jamur kulit.

c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Misalnya penyakit

yang dijangkit oleh cacing pita.

d. Penyakit yang diakibatkan oleh sampah beracun. Misalnya sampah yang

sudah terkontaminasi air raksa.

2) Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan

mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan akan mati sehingga beberapa

spesies akan lenyap dan menyebabkan perubahan ekosistem biologis perairan.

Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik

dan gas cair organik seperti gas metana. Gas cair organik ini memiliki bau yang

tidak sedap dan dapat meledak pada suhu yang tinggi.

3) Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

a. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang

kurang menyenangkan bagi masyarakat antara lain dengan bau yang tidak

sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah yang menumpuk dan

berserakan.

Page 30: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

17

b. Memberikan dampak negatif bagi kepariwisataan.

c. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan efek rendahnya

tingkat kesehatan masyarakat dan menimbulkan pembiayaan secara langsung

(untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak

masuk kerja).

d. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan

memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,

drainase, dan lain-lain.

2.1.4 Potensi Ekonomi Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Pengolahan sampah yang baik dapat memberikan manfaat bagi manusia

yaitu memiliki potensi ekonomi dan lingkungan dengan meminimalisir

pencemaran yang terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendaur ulang

sampah padat, pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos, maupun

pengolahan terhadap air lindi.

Hadiwiyoto (1981) mengungkapkan bahwa sampah memiliki dampak

positif dalam kehidupan manusia, terutama yang tinggal di sekitar tempat

pembuangan sampah. Dampak positif tersebut adalah sebagai berikut :

a. Sampah dapat dipakai unuk menimbun tanah.

b. Dapat digunakan untuk pupuk sebagai penyubur tanah dan mempercepat

pertumbuhan tanaman.

c. Dapat digunakan sebagai pakan ternak.

d. Gas-gas yang dihasilkan mempunyai nilai ekonomi karena dapat dikonversi

menjadi tenaga listrik.

e. Proses pengelolaan sampah dapat membuka lapangan kerja.

Page 31: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

18

2.1.5 Konsep Ideal Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Penentuan lokasi TPA sampah berdasarkan SNI 03-3241-1994 tentang tata

cara pemillihan lokasi TPA sampah dengan beberapa pertimbangan (Dardak,

2007), antara lain yaitu TPA sampah tidak boleh berlokasi di danau, sungai, dan

laut. Pertimbangan tersebut disusun berdasarkan tiga tahapan. Tahap pertama

adalah tahap regional yang merupakan tahapan untuk menghasilkan peta yang

berisi daerah atau tempat dalam wilayah tersebut yang terbagi menjadi beberapa

zona kelayakan. Kedua, tahap penyisih yang merupakan tahapan untuk

menghasilkan satu atau dua lokasi terbaik diantara beberapa lokasi yang dipilih

dari zona-zona kelayakan pada tahap regional. Ketiga, tahap penetapan yang

merupakan tahap penentuan lokasi terpilih oleh instansi yang berwenang.

Selain itu, pemilihan lokasi perlu mempertimbangkan aspek-aspek

penataan ruang sebagai berikut :

1. Lokasi TPA sampah diharapkan berlawanan arah dengan arah perkembangan

daerah perkotaan (Urbanized Area)

2. Lokasi TPA sampah harus berada di luar dari daerah perkotaan yang didorong

pengembangannya (Urbanized Promotion Area)

3. Diupayakan transportasi menuju TPA sampah tidak melalui jalan utama

menuju perkotaan/daerah padat.

Berdasarkan PP 16 tahun 2005 tentang pengembangan sistem penyediaan

air minum yang didalamnya mengatur masalah persampahan (bagian ketiga pasal

19-22), bahwa penanganan sampah yang memadai perlu dilakukan untuk

perlindungan air baku air minum dan secara tegas dinyatakan bahwa TPA sampah

wajib dilengkapi dengan zona penyangga dan metoda pembuangan akhirnya

Page 32: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

19

dilakukan secara sanitary landfill untuk kota besar dan metropolitan dan

controlled landfill untuk kota kecil dan sedang. Selain itu perlu juga dilakukan

pemantauan kualitas hasil pengolahan leachate secara berkala.

Menurut Soedradjat (2005) dalam Suhan (2009) kawasan sekitar TPA

dibagi menjadi dua zona, yaitu :

1. Zona Penyangga

Zona penyangga diukur mulai dari batas terluar tapak TPA sampai

pada jarak tertentu sesuai dengan pedoman pengoperasian dan pemeliharaan

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sistem Controlled landfill dan Sanitary

Landfill, yakni 500 meter, dengan pemanfaatan sebagai berikut :

a. 0 – 100 meter harus berupa sabuk hijau.

b. 101 – 500 meter pertanian non pangan, hutan.

2. Zona Budidaya Terbatas

Zona budidaya terbatas ditentukan mulai dari batas terluar zona

penyangga sampai pada jarak yang telah aman dari pengaruh dampak TPA

yang berupa :

a. Bahaya meresapnya lindi ke dalam mata air dan badan air lainnya yang

dipakai penduduk untuk kehidupan sehari-sehari.

b. Bahaya ledakan gas metan.

c. Bahaya penyebaran vektor penyakit melalui lalat.

Zona budidaya terbatas ditentukan pada jarak 501 – 800 meter dari

batas terluar TPA. Pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut :

a. Rekreasi dan RTH, misalnya rekreasi pendidikan dan penghijauan di

sekitar lokasi TPA.

Page 33: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

20

b. Industri terkait sampah, misalnya industri daur ulang sampah anorganik

dan pembuatan pupuk kompos.

c. Pertanian non pangan, misalnya penggunaan lahan untuk budidaya pohon

jati, sengon, dan lain-lain.

d. Permukiman yang telah ada sebelumnya harus memperhatikan

persyaratan-persyaratan teknis dalam penggunaan air tanah. Khususnya

untuk air minum disarankan untuk tidak menggunakan air tanah.

2.2 Aspek Sumberdaya Lahan

Lahan merupakan sumberdaya fisik wilayah utama yang sangat penting

untuk diperhatikan dalam perencanaan tataguna lahan. Lahan termasuk

sumberdaya alam yang multifungsi dalam aktivitas dan kegiatan manusia baik

untuk kegiatan fasilitatif atau penggunaan tempat seperti untuk permukiman,

perkantoran, lokasi industri dan jalan maupun untuk kegiatan ekstraktif seperti

pertanian dan pertambangan. Lahan sebagai obyek dari aktivitas manusia,

ketersediaannya relatif tetap dari waktu ke waktu.

Lahan memiliki jumlah yang terbatas dan merupakan sumberdaya yang

hampir tak terbarui (non renewable), sedangkan jumlah permintaan lahan terus

bertambah. Kelangkaan dari sumberdaya lahan ini akan berpengaruh terhadap

harga lahan itu sendiri. Peningkatan permintaan lahan tidak hanya terjadi pada

penggunaan lahan untuk permukiman, tetapi juga penggunaan lain seperti

penggunaan lahan untuk sektor perekonomian.

2.2.1 Harga Lahan

Alonso (1970) menggunakan istilah harga lahan (land price) sebagai

pengganti istilah nilai lahan (land value) dalam menganalisis masalah ekonomi

Page 34: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

21

lahan perkotaan. Istilah harga lebih dapat mencerminkan nilai pasar (market

expression) atas harga kontrak (contract rent), harga jual (sales prices), dan biaya

kepemilikan (cost of ownership). Harga jual adalah harga yang disanggupi

pembeli (willingness to pay) setelah mempertimbangkan berbagai alternatif dan

merupakan nilai diskonto dari total nilai sewa di masa mendatang sedangkan

biaya pemilikan lahan ialah fungsi dari harga jual dan harga kontrak.

Alonso (1970) juga mendefinisikan harga lahan sebagai sejumlah uang

yang dibayar kepada pemilik lahan atas hak menggunakan suatu unit lahan pada

periode waktu tertentu. Definisi tersebut belum secara jelas membedakan antara

harga lahan dengan nilai lahan. Akan tetapi harga lahan sudah mengaitkan dengan

dimensi pasar sebagai wahana transaksi dan merupakan kumulatif nilai dari

beberapa jenis rente Ricardian, rente lokasi atau rente sosial.

Menurut Suparmoko (1989) harga lahan yang berlokasi dekat fasilitas

umum akan meningkat. Maka dengan adanya kegiatan pembangunan, khususnya

pembangunan prasarana umum, akan meningkatkan kegunaan dan kepuasan yang

dapat diberikan oleh satuan luasan lahan, yang diikuti pula oleh meningkatnya

pendapatan masyarakat sehingga harga lahan akan meningkat. Lahan yang dekat

pasar oleh masyarakat digunakan untuk daerah pusat kegiatan ekonomi yang akan

memberikan pendapatan dan harga sewa yang tinggi untuk berbagai alternatif

penggunaan, seperti industri atau penggunaan lain yang menguntungkan.

2.2.2 Permintaan dan Penawaran Lahan

Barlowe (1972) dalam Nuryanti (2006) menjelaskan permintaan terhadap

lahan secara fisik berarti keinginan, kebutuhan atau persyaratan terhadap fasilitas

tertentu, seperti perumahan, rekreasi, sekolah, dan merupakan ruang publik.

Page 35: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

22

Secara ekonomi, permintaan lahan merupakan keinginan dan minat masyarakat

untuk membeli suatu lahan. Penawaran secara fisik adalah keberadaan fisik

sumberdaya tanah, seperti fisik hutan, deposit mineral, tambang atau area dengan

permukaan tanah yang tertutup, unit kepemilikan, dan wilayah administrasi.

Penawaran secara ekonomi adalah porsi atau bagian dari penawaran fisik lahan

yang digunakan oleh manusia dan secara aktual dimanfaatkan, dibutuhkan

sehingga ada nilai (value) di atasnya serta menunjukkan keinginan atau minat

untuk menanggung biaya pengembangannya.

Daniel (2002) mengungkapkan bahwa ada dua faktor dalam menentukan

harga lahan yaitu dilihat dari faktor penawaran dan faktor pemintaan lahan

tersebut. Berdasarkan faktor penawaran yaitu kualitas dan lokasi lahan tersebut.

Kualitas lahan dilihat dari segi kualitas air atau fasilitas air, kesuburan dan

kandungan mineral di dalam lahan tersebut. Berdasarkan perbedaan lokasi lahan,

dapat dilihat aksesibilitas lahan tersebut seperti tersedianya sarana angkutan

umum, lembaga perkreditan, pasar, kondisi jalan, dan keamanan dari bahaya

banjir.

Permintaan lahan juga mempengaruhi harga lahan. Penentuan permintaan

lahan tersebut adalah selera dan preferensi konsumen, jumlah penduduk,

pendapatan, dan ekspektasi konsumen terhadap harga dan pendapatan di masa

yang akan datang. Keempat penentu permintaan lahan tersebut berhubungan

positif dengan harga lahan. Semakin meningkat penentu permintaan lahan tersebut

maka harga lahan juga akan semakin mahal (Harcrow,1992).

Ketika penawaran bertemu unsur lain seperti harga dan permintaan, maka

akan terjadi fenomena seperti kelangkaan (scarcity) atau kelimpahan. Penawaran

Page 36: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

23

sangat dipengaruhi oleh harga, tingkat ketergantungan terhadap harga

mengakibatkan elastisitas harga terhadap penawaran (supply). Bila harga lahan

meningkat secara relatif terhadap biaya, maka orang akan berlomba-lomba untuk

memanfaatkan lahan, dan sebaliknya jika harga lahan turun, maka lahan akan

dibiarkan saja. Hal yang sama akan terjadi pada permintaan lahan (Rony, 1996)

dalam Nuryanti (2006).

Penetapan harga lahan juga dapat ditetapkan secara : (1) land rent

berdasarkan tingkat kesuburan lahan maupun besarnya surplus yang didapat dari

lahan tersebut, (2) ekonometrika berdasarkan karakeristik lingkungan yang

mempengaruhi di sekitar lokasi lahan, (3) Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

berdasarkan harga lahan di pasaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai

dengan kategori letak lahan (Hasanah, 2004) dalam Nuryanti (2006).

2.2.3 Hubungan Harga Lahan dengan Kondisi Lingkungan

Nilai suatu lahan berkaitan dengan aliran penerimaan bersih (benefit) yang

diturunkan dari lahan tersebut. Hasil pertanian dan penyewaan perumahan

merupakan manfaat yang sangat jelas, tetapi akses dari tempat kerja ke pusat

perbelanjaan yang nyaman dan fasilitas-fasilitas lingkungan seperti taman dan

kualitas lingkungan yang baik juga menumbuhkan manfaat penting bagi orang

yang mempunyai hak untuk menggunakan lahan tersebut. Perbedaan lokasi lahan

dengan atribut lingkungan yang bervariasi mempunyai pengaruh dalam nilai atau

harga yang bersangkutan. Lebih konkritnya bahwa semakin bertambah baiknya

lingkungan maka harga lahan akan semakin meningkat (Pearce dan Turner, 1990).

Hal ini dapat ditunjukkan pada Gambar 1.

Page 37: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

24

Sumber : Pearce dan Turner, (1990)

Gambar 1 Hubungan Harga Lahan dengan Faktor Lingkungan

2.3 Skala Perbedaan Semantik (Semantic Differential)

Menurut Nazir (1999) dalam skala perbedaan semantik responden diminta

untuk menilai suatu konsep atau objek dalam suatu skala bipolar. Skala bipolar

adalah skala yang berlawanan seperti baik buruk, cepat lambat, dan sebagainya.

Skala perbedaan semantik ini dapat digunakan untuk melihat bagaimana

pandangan seseorang terhadap suatu konsep atau objek. Prinsip sifat positif diberi

nilai paling besar dan sifat negatif diberi nilai paling kecil tetap dipertahankan

dalam penetapan skala perbedaan semantik. Skala perbedaan semantik biasanya

digunakan dalam menilai sikap konsumen terhadap suatu produk. Misalnya skor

satu untuk menilai produk yang mempunyai kualitas yang sangat buruk sampai

dengan skor lima untuk menilai produk yang sangat bagus.

2.4 Cost of Illness dan Replacement Cost

Metode yang digunakan untuk mengestimasi penurunan kualitas

lingkungan di sekitar TPAS Galuga adalah dengan menggunakan metode cost of

illness (biaya kesehatan) dan replacement cost (biaya pengganti). Kedua metode

tersebut dinilai dapat mengestimasi kerugian yang diderita masyarakat berupa

Property Price

p’ Slope pp

p

Environmental Quality

Pollution level

Page 38: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

25

biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat baik untuk mengganti kebutuhan mereka

dengan bahan alternatif maupun biaya untuk pengobatan.

Menurut Champ P. A. (2003) metode biaya kesehatan tidak mengestimasi

surplus konsumen atau harga marginal. Metode biaya kesehatan secara sederhana

berusaha untuk mengukur biaya kesehatan secara penuh, termasuk biaya

perawatan. Biaya perawatan didasarkan kepada keputusan individu atau

masyarakat mengenai level dari kepedulian individu atau masyarakat tersebut

akan kesehatan.

Biaya kesehatan terdiri dari dua jenis, yang pertama adalah biaya langsung

dan kedua adalah biaya tidak langsung. Biaya langsung itu sendiri terbagi menjadi

medical cost dan non-medical cost. Biaya yang termasuk medical cost adalah

biaya perawatan medis pasien itu sendiri yang besarnya dapat berbeda setiap

pasiennya, sedangkan yang termasuk non-medical cost antara lain biaya

perjalanan pasien untuk menempuh perjalanan sampai kepada tempat pengobatan,

biaya logistik, dan akomodasi pasien yang besarnyapun dapat bervariasi. Biaya

tidak langsung terkait dengan hilangnya sumberdaya yang hilang akibat penyakit

tersebut, antara lain opportunity cost akibat hilangnya produktivitas pasien

(pendapatan) yang terkena penyakit tersebut.

Biaya pengganti adalah nilai aset yang didasari oleh biaya untuk

mengganti aset tersebut apabila dibutuhkan pada saat sekarang. Biaya pengganti

dapat digunakan untuk menentukan nilai suatu aset pada saat ini, atau

diaplikasikan dengan menggunakan faktor inflasi.

Metode biaya pengganti memiliki beberapa keunggulan antara lain dapat

mengatasi kesalahan perhitungan akutansi yang menggunakan nilai saat ini,

Page 39: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

26

berpotensial untuk digunakan secara transparan, sangat cocok digunakan untuk

menilai suatu aset saat terjadi inflasi yang tinggi, dan dapat menjadi dasar

penentuan keputusan untuk memasuki suatu pasar. Kekurangan yang dimiliki oleh

biaya pengganti adalah menjadi subjektif dikarenakan nilai saat ini sulit untuk

ditentukan, membutuhkan penghitungan yang akurat apabila menggunakan nilai

sekarang karena jika tejadi pergantian teknologi, mengabaikan sifat keoptimalan,

dapat terjadi overestimate dari suatu aset yang dinilai.

2.5 Penelitian Terdahulu

Effendy (2005) melakukan penelitian tentang polutan gas dari berbagai

lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah. Berdasarkan hasil analisis dan

perbandingan dengan ambang batas yang ditetapkan pemerintah, didapatkan nilai

gas polutan dari ke empat TPA (TPA Galuga, Pondok Rajeg, Waru dan Bantar

Gebang) berada diwilayah ambang batas menurut (Kep-13/MENLH/3/1995) dan

(Kep-50/MENLH/11/1996) kecuali untuk gas amonia (NH3) di TPA Bantar

Gebang pada titik 2 yaitu sebesar 0,52 mg/m3 atau 0,02 mg/m

3 diatas ambang

baku mutu emisi. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, Pondok Rajeg, Waru

dan Bantar Gebang mengemisikan gas yang berada dibawah Ambang Batas Baku

Mutu Emisi. Hal tersebut disebabkan standar baku mutu yang digunakan adalah

standar untuk industri karena belum adanya Keputusan Pemerintah mengenai

Standar Baku Mutu khusus sampah.

Sutjahjo et al. (2007) melakukan penelitian mengenai pengelolaan TPAS

dengan pendekatan ‘Zero Waste’ (nir limbah) berbasis partisipasi masyarakat.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari hasil rekonstruksi TPA Galuga

terdapat dua sistem akuifer yaitu akuifer air tanah tertekan dan akuifer air tanah

Page 40: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

27

tidak tertekan. Pola aliran air bawah tanah pada akuifer tersebut membentuk pola

pengaliran dari selatan ke utara. Di sekitar wilayah TPA sampah membentuk pola

cekungan, berfungsi sebagai tempat akumulasi air bawah permukaan termasuk

lindi dari TPA. Kecepatan dan debit aliran kecil, sehingga polutan dapat tertahan

lebih lama di dalam sistem cekungan tersebut.

Sistem PAL TPA Galuga yang ada tidak berfungsi secara optimum. Status

tingkat pencemaran dinyatakan dengan tingkat ‘tercemar ringan’ pada skala 1.

Kandungan bahan pencemar di sekitar TPA bukan disebabkan oleh kontaminasi

langsung lindi TPA Galuga, melainkan oleh rembesan air lindi melalui sistem

drainase/parit pembuangan lindi. Pecemaran wilayah sekitar TPA ditentukan oleh

besarnya jarak (52%) dan oleh faktor lain yaitu sifat fisik dan kimia batuan,

lingkungan binaan dan akivitas manusia serta kondisi masyarakat (48%).

Kurniawan (2006) melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air

sumur di sekitar wilayah TPAS dengan melihat Indeks Kualitas Air (IKA) sumur

sebagai pengaruh pengelolaan TPAS (studi kasus di TPAS Galuga Cibungbulang

Bogor). Hasil pengukuran fisik, kimia, dan mikrobiologi air sumur di wilayah

sekitar TPAS Galuga menunjukkan ada 11 parameter yang telah melampaui

ambang batas maksimum yang diperbolehkan menurut persyaratan Baku Mutu

Air Kelas 1, yaitu bau, rasa, pH, DO, BOD5, COD, amonia, nitrit, seng, bakteri

coliform, dan fecal coli (E. Coli). Indeks Kualitas Air (IKA) sumur yang berada

pada jarak 400 m, 600 m, dan 700 m tergolong buruk dengan kisaran indeks

41,03-48,36. Nilai IKA rata-rata untuk seluruh lokasi pengamatan adalah 48,65

yang tergolong buruk. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa secara

umum kualitas air sumur wilayah sekitar TPA tergolong buruk dan tidak layak

Page 41: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

28

dikonsumsi untuk air minum namun masih bisa digunakan untuk keperluan

perikanan dan pertanian.

Hasil penelitian Silalahi (2008) menunjukkan bahwa faktor yang

berpengaruh nyata dengan variabel tak bebasnya nilai lahan memakai model

linear dan model double-log adalah luas lahan, kepadatan pnduduk, jarak lahan ke

kantor pemerintahan daerah Kabupaten Bogor, status lahan, sumber lahan, dan

NJOP. Faktor yang berpengaruh nyata dengan variabel tak bebasnya harga lahan

pada model linear dan model double-log adalah luas lahan, jarak lahan ke jalan

yang sering dilalui kendaraan roda empat, kepadatan penduduk, fasilitas air, dan

NJOP.

Page 42: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Operasional

Peningkatan jumlah penduduk Kota Bogor mengakibatkan semakin

meningkatnya aktivitas produksi dan konsumsi yang berimplikasi terhadap

semakin banyaknya volume sampah yang dihasilkan. Peningkatan volume sampah

berasal dari sampah perumahan atau permukiman, fasilitas umum (sapuan jalan,

terminal, rumah sakit, pasar, dan lain-lainnya), dan industri.

Keterbatasan lahan yang dimiliki oleh pemerintah Kota Bogor merupakan

salah satu kendala dalam penyediaan TPAS, sehingga melibatkan kota/kabupaten

lain untuk dijadikan TPAS yaitu Kabupaten Bogor. Pengolahan sampah Kota

Bogor dilaksanakan di TPAS Galuga yang berada di wilayah Kabupaten Bogor.

Volume sampah yang semakin meningkat menyebabkan peningkatan permintaan

terhadap lahan untuk pengolahan sampah. Bersamaan dengan peningkatan volume

sampah akibat meningkatnya jumlah penduduk, maka pertumbuhan penduduk

juga berimplikasi terhadap kebutuhan lahan untuk tempat tinggal. Jumlah

ketersediaan lahan bersifat tetap namun kebutuhan lahan semakin meningkat. Hal

ini mengakibatkan diabaikannya persyaratan lingkungan permukiman, sehingga

terdapat lingkungan permukiman yang kurang memperhatikan persyaratan

kenyamanan bagi penduduknya. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang

memilih untuk tetap tinggal di sekitar TPAS Galuga walaupun timbul dampak

negatif berupa pencemaran lingkungan di sekitar TPAS tersebut.

Penelitian ini mendeskripsikan kondisi lingkungan di sekitar TPAS Galuga

bedasarkan penilaian responden dengan menggunakan analisis deskriptif,

mengestimasi besarnya nilai penurunan kualitas lingkungan akibat keberadaan

Page 43: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

30

TPAS Galuga dengan metode cost of illness dan replacement cost. Selanjutnya,

dilakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan di sekitar TPAS

Galuga menggunakan model regresi berganda dengan bantuan Microsoft Office

Excel 2007 dan minitab 14. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah

penurunan kualitas lingkungan juga dicerminkan oleh harga lahan permukiman di

sekitar TPAS Galuga.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi besarnya nilai

ekonomi akibat keberadaan TPAS Galuga, sehingga dapat memberikan

rekomendasi upaya yang dapat diambil oleh pemerintah Kota Bogor dan

pemerintah Kabupaten Bogor dalam meminimalisir dampak negatif yang

ditimbulkan TPAS tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka dapat digambarkan

kerangka pemikiran yang dilaksanakan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian

yang tersaji pada Gambar 2.

Page 44: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

31

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Operasional

Penurunan kualitas

lingkungan

Rekomendasi upaya meminimalisir dampak

negatif TPAS Galuga

Estimasi faktor-

faktor yang

mempengaruhi

harga lahan

permukiman di

sekitar TPAS

Galuga

Estimasi besarnya

nilai ekonomi dari

penurunan kualitas

lingkungan akibat

keberadaan TPAS

Galuga

Deskripsi kondisi

lingkungan

permukiman

sekitar TPAS

Galuga

Peningkatan

populasi

Timbulan

sampah

Peningkatan

volume sampah

di TPAS Galuga

Meningkatnya

kebutuhan lahan

sebagai permukiman

Pemerintah

Kota Bogor

Pencemaran

lingkungan

Page 45: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang

Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive)

dikarenakan di daerah tersebut terdapat TPAS Galuga yang menyebabkan

terjadinya penurunan kualitas lingkungan/pencemaran di sekitar TPAS Galuga.

Pengambilan data primer dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2011.

4.2 Jenis dan Sumberdata

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

skunder. Sumber data primer diperoleh melalui wawancara kepada responden.

Adapun yang termasuk data primer dalam penelitian ini adalah data mengenai

kondisi lingkungan permukiman di sekitar TPAS Galuga, besarnya nilai ekonomi

penurunan kualitas lingkungan akibat keberadaan TPAS Galuga, serta faktor-

faktor yang mempengaruhi harga lahan di sekitar TPAS Galuga.

Data sekunder yang digunakan adalah data-data yang terkait dengan

daerah penelitian dan data lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data

skunder ini berupa data timbulan sampah TPAS Galuga, data Desa Galuga, serta

literatur-literatur yang relevan dengan penelitian. Data sekunder diperoleh dari

kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor serta kantor pemerintahan

lain yang terkait dengan daerah penelitian.

4.3 Penentuan Jumlah Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan secara acak (random sampling),

yaitu sebanyak 60 responden (kepala keluarga) dengan jumlah populasi sebanyak

1.615 kepala keluarga. Metode random sampling dilakukan karena sampel yang

Page 46: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

33

dipilih sesuai dengan data lokasi permukiman yang dekat dengan lokasi TPAS.

Menurut Agung (2005), ukuran sampel berdasarkan teorema limit sentral

ditetapkan minimal sebanyak 30 responden.

4.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Metode pengumpulan data

dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi literatur, observasi, dan

wawancara terhadap responden. Syarat responden (frame sampling) yaitu, 1)

Responden merupakan kepala keluarga atau yang bertanggung jawab dalam suatu

rumah tangga yang tinggal di sekitar TPAS Galuga, 2) Masyarakat yang menjadi

responden telah tinggal di tempat tersebut lebih dari tiga tahun, berkeluarga, dan

dapat berkomunikasi dengan baik. Hal ini dilakukan agar mendapat responden

yang berpengalaman sehingga mendapat informasi yang mendalam mengenai

dampak penurunan kualitas lingkungan terhadap harga lahan di sekitar TPAS

serta, 3) Responden yang dipilih adalah responden yang berada di Kampung

Cimangir (RT 04 dan RT 05), Kampung Sinarjaya (RT 09), dan Kampung Moyan

(RT 10 dan RT 11) karena wilayah tersebut berbatasan langsung dengan TPAS

Galuga.

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kualiatif dan

kuantitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan

menggunakan komputer dengan program Microsoft Office Excel 2007 dan minitab

14. Pada Tabel 3 diuraikan matriks keterkaitan antara sumber data dan metode

analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan-tujuan dalam penelitian ini.

Page 47: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

34

Tabel 3 Matriks Keterkaitan Tujuan, Sumber Data, dan Metode Analisis Data

No Tujuan Penlitian Sumber Data Metode Analisis

Data

1 Deskripsi kondisi lingkungan

pemukiman di sekitar TPAS

Galuga berdasarkan penilaian

responden

Data Primer

(wawancara

menggunakan

kuisioner)

Analisis Deskriptif

2 Estimasi besarnya nilai

ekonomi dari penurunan

kualitas lingkungan akibat

keberadaan TPAS Galuga

Data Primer

(wawancara

menggunakan

kuisioner)

Analisis Regresi linier

berganda dengan

Microsoft Office

Excel dan minitab 14

3 Mengkaji faktor-faktor yang

mempengaruhi harga lahan di

sekitar TPAS Galuga

Data sekunder

dan data primer

(wawancara

menggunakan

kuisioner)

Metode Cost of

Illness dan

Replacement Cost

4.5.1 Persepsi Masyarakat terhadap Kondisi Lingkungan Permukiman

di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui kondisi lingkungan

permukiman di sekitar TPAS Galuga dilakukan dengan menggunakan analisis

deskriptif. Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status

kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun

suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat

deskripsi, gambaran secara sistematis, aktual dan akurat, mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1999).

Data dan informasi yang berasal dari kuisioner diolah dan disajikan dalam

bentuk diagram pie sederhana dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang

sama. Hasil yang diperoleh kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah

responden. Persentase terbesar dari setiap hasil merupakan faktor dominan dari

masing-masing variabel yang dianalisis.

Page 48: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

35

Selain itu dihitung nilai rata-rata skala perbedaan semantik (semantic

differential) untuk menyimpulkan hasil penilaian responden. Skala perbedaan

semantik untuk penilaian responden terhadap kebersihan digunakan lima nilai

skala, yaitu nilai satu untuk kategori sangat kotor, nilai dua untuk kategori kotor,

nilai tiga untuk kategori biasa saja, nilai empat untuk kategori bersih, dan nilai

lima untuk kategori sangat bersih. Skala perbedaan semantik untuk penilaian

responden terhadap kondisi air digunakan dua nilai skala, yaitu nilai nol untuk

kategori tercemar dan nilai satu untuk kategori tidak tercemar. Skala perbedaan

semantik untuk penilaian responden terhadap pengelolaan TPAS Galuga

digunakan tiga nilai skala, yaitu nilai satu untuk kategori tidak baik, nilai dua

untuk kategori cukup, dan nilai tiga untuk kategori baik. Skala perbedaan

semantik untuk penilaian responden terhadap tingkat gangguan digunakan lima

nilai skala, yaitu nilai satu untuk kategori sangat tidak terganggu, nilai dua untuk

kategori terganggu, nilai tiga untuk kategori biasa saja, nilai empat untuk kategori

terganggu, dan nilai lima untuk kategori sangat mengganggu.

4.5.2 Estimasi Besarnya Nilai Ekonomi dari Penurunan Kualitas Lingkungan

Akibat Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga

Penurunan kualitas lingkungan di sekitar TPAS Galuga diestimasi

berdasarkan biaya kesehatan (cost of illness) dan biaya pengganti (replacement

cost), maka dilakukan analisis terhadap data-data yang dikumpulkan. Biaya-biaya

tersebut dilihat dari asumsi pertama yaitu, biaya kesehatan akan dikeluarkan oleh

masyarakat di sekitar TPAS Galuga akibat dari mengkonsumsi air sumur dan

menghirup udara di sekitar TPAS Galuga. Kedua, biaya pengganti akan

dikeluarkan oleh masyarakat sebagai akibat dari penggantian konsumsi air karena

air sumur mereka sudah tercemar akibat keberadaan TPAS Galuga.

Page 49: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

36

1) Cost of Illness

Menurut Dwight et al. (2004) dalam Gita (2010) pendekatan cost of illness

atau biaya penyakit dapat digunakan untuk mengukur nilai dari kerugian

kesehatan karena pencemaran, pendekatan ini didasarkan kepada keterkaitan

fungsi kerusakan yang berhubungan dengan tingkat pencemaran dan pengaruhnya

terhadap kesehatan fisik. Metode ini digunakan untuk memperkirakan biaya

morbiditas akibat perubahan yang menyebabkan orang menderita sakit.

Cost of illness dari opporunity cost, mencakup peluang orang sakit untuk

bekerja tidak dapat direalisasikan, dan currative cost atau biaya pengobatan atau

penyembuhan. Total biaya dihitung baik secara langsung maupun tidak langsung.

Biaya langsung, yaitu mengukur biaya yang harus disediakan untuk perlakuan

penderita lain meliputi perawatan pada rumah sakit, perawatan selama

penyembuhan, obat-obatan, serta biaya transportasi.

Biaya tidak langsung mengukur nilai kehilangan produktivitas akibat

seseorang menderita sakit. Biaya tidak langsung di ukur melalui penggandaan

upah oleh kehilangan waktu karena tidak bekerja. Dengan kata lain, besarnya

biaya penyakit dapat dihitung dengan model sebagai berikut :

𝐶 = 𝑃 +𝑀𝐶…………………………………………………………… . .… . (1)

dimana :

𝐶 = biaya penyakit

𝑃 = hilangnya pendapatan

𝑀𝐶 = biaya pengobatan

Page 50: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

37

a. Nilai Pendapatan yang Hilang

Nilai pendapatan responden yang hilang karena sakit dihitung berdasarkan

cost of time. Cost of time adalah kerugian yang ditanggung oleh seseorang karena

hilangnya waktu untuk bekerja. Kerugian responden yang tidak masuk kerja pada

saat terkena sakit sama dengan nilai hilangnya pendapatan per hari. Nilai ini

diperoleh dari jumlah hari tidak bekerja responden dikali dengan tingkat

pendapatan responden per hari. Selanjutnya nilai kerugian responden tidak masuk

kerja dapat dihitung dengan rumus :

𝑃 = 〔𝐽𝐻𝑇𝐾𝑖 .𝑇𝑃𝑅𝑖〕 …………………… . .……………………………… (2)

𝑛

𝑖=1

dimana :

𝑃 = nilai kerugian responden tidak masuk kerja (Rp)

𝐽𝐻𝑇𝐾 = jumlah hari tidak kerja responden ke-i (hari)

𝑇𝑃𝑅 = tingkat pendapatan responden ke-i per hari (Rp)

𝑛 = jumlah responden

𝑖 = responden ke-i (1, 2, 3,....,n)

b. Biaya Pengobatan

Biaya pengobatan yang ditanggung oleh responden dihitung dari jumlah

uang yang dikeluarkan untuk berobat, terdiri dari biaya kunjungan ke dokter atau

puskesmas dan atau biaya pembelian obat yang dikeluarkan. Biaya pengobatan

responden merupakan biaya yang dikeluarkan responden untuk mengobati sakit

pada saat responden atau anggota keluarga yang menjadi tanggungan responden

menderita sakit. Biaya pengobatan yang dikeluarkan responden dapat dilihat pada

rumus berikut :

Page 51: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

38

𝑀𝐶 = 〔

𝑛

𝑖=1

𝐽.𝐵𝐾𝐷𝑖 + 𝐵𝑂𝑖 + 𝐵𝑃𝑖〕…………… . .……………………… (3)

dimana :

𝑀𝐶 = biaya pengobatan per responden per penyakit (Rp)

𝐽 = jumlah kunjungan ke dokter

𝐵𝐾𝐷 = biaya kunjungan ke dokter (Rp)

𝐵𝑂 = biaya pembelian obat (Rp)

𝐵𝑃 = biaya perawatan rumah sakit (Rp)

𝑛 = jumlah responden

𝑖 = responden ke-i (1, 2, 3,...., n)

c. Nilai Kerugian Ekonomi dari Biaya Kesehatan

Dari persamaan (2) dan (3) maka, persamaan (1) dapat dirubah menjadi

sebagai berikut :

𝐶 = 𝑃 +𝑀𝐶

𝐶 = 〔〔𝐽𝐻𝑇𝐾𝑖 .𝑇𝑃𝑅𝑖〕 + 〔𝐽.𝐵𝐾𝐷𝑖 + 𝐵𝑂𝑖 + 𝐵𝑃𝑖〕〕

𝑛

𝑖=1

……………………………… (4)

dimana :

𝐶 = biaya penyakit

𝐽𝐻𝑇𝐾 = jumlah hari tidak kerja responden ke-i (hari)

𝑇𝑃𝑅 = tingkat pendapatan responden ke-i per hari (Rp)

𝐽 = jumlah kunjungan ke dokter

𝐵𝐾𝐷 = biaya kunjungan ke dokter (Rp)

𝐵𝑂 = biaya pembelian obat (Rp)

𝐵𝑃 = biaya perawatan rumah sakit (Rp)

Page 52: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

39

Setelah memperoleh biaya kesehatan yang dikeluarkan responden,

selanjutnya total biaya pengobatan dikali dengan jumlah populasi yang

berpeluang terkena penyakit. Hal ini dilakukan untuk memperoleh biaya kerugian

yang dikeluarkan oleh masyarakat. Populasi yang berpeluang terkena penyakit

diduga proporsinya dengan tingkat morbiditas pada skala kota maupun nasional.

Tingkat morbiditas untuk penyakit diare adalah 1

3 × jumlah penduduk. Pada

penelitian ini diasumsikan tingkat morbiditas semua penyakit sama yaitu 1

3 ×

jumlah penduduk, sehingga diperoleh tingkat morbiditas sebesar 1.884.

2) Replacement Cost

Pencemaran yang terjadi menyebabkan adanya biaya yang harus

dikeluarkan oleh masyarakat untuk menggantikan atau mengembalikan

sumberdaya setelah adanya TPAS Galuga. Keberadaan TPAS Galuga

menyebabkan air sumur masyarakat tercemar sehingga masyarakat harus

mengeluarkan sejumlah biaya untuk mendapatkan air bersih. Menurut Garrod dan

Willis (1999) pendekatan biaya pengganti (replacement cost) merupakan

perhitungan nilai suatu sumberdaya yang telah mengalami kerusakan. Informasi

yang dibutuhkan untuk menghitung kerugian yang terjadi adalah data mengenai

kerusakan dan kehilangan sumberdaya. Formula untuk perhitungan kerugian yang

dialami adalah :

𝐵𝑃 = 𝑃 × 𝑄𝐷

dimana :

𝐵𝑃 = biaya pengganti (Rp/Unit)

𝑃 = harga barang (Rp)

𝑄𝐷 = kuantitas barang yang rusak (Unit)

Page 53: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

40

4.5.3 Analisis Pengaruh Faktor Penurunan Kualitas Lingkungan terhadap

Harga Lahan di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan dilakukan untuk

mengetahui apakah faktor penurunan kualitas lingkungan mempengaruhi harga

lahan permukiman di sekitar TPAS Galuga. Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi harga lahan dilakukan dengan model regresi linier berganda.

Analisis ini dibuat untuk membuat model pendugaan terhadap nilai parameter-

parameter yang menjelaskan hubungan antar variabel penjelas dan variabel

respon. Metode analisis berganda merupakan metode analisis yang didasarkan

pada metode Ordinary Least Square (OLS). Adapun sifat-sifat OLS adalah

(Gujarati, 1997) : (1) penaksir OLS tidak bias, (2) penaksir OLS mempunyai

varian yang minimum, (3) konsisten, (4) efisien, (5) linier. Menurut Gujarati

(2003) analisis regresi beganda digunakan unuk membuat model pendugaan

terhadap nilai suatu parameter (variabel penjelas yang diamati). Model yang

dihasilkan dapat digunakan sebagai penduga yang baik jika asumsi-asumsi berikut

dapat dipenuhi :

1. E (ui) = 0, untuk setiap i, dimana i = 1, 2,...., n, artinya rata-rata galat adalah

nol yaitu nilai yang diharapkan bersyarat dari ui tergantung pada variabel

bebas tertentu adalah nol.

2. Cov (ui, uj) = 0, i ≠ j, artinya covarian (ui, uj) = 0, dengan kata lain tidak ada

autokorelasi antara galat yang satu dengan galat yang lain.

3. Var (ui) = ζ2, untuk setiap i, dimana i = 1, 2,...., n, artinya setiap galat

memiliki varian yang sama (asumsi homoskedastisitas).

4. Cov (ui, X1i) = cov (ui, X2i) = 0, artinya kovarian setiap galat memiliki varian

yang sama. Setiap variabel bebas tercakup dalam persamaan linier berganda.

Page 54: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

41

5. Tidak ada multikolinearitas, yang berarti tidak terdapat hubungan linier yang

pasti antar variabel yang menjelaskan atau variabel penjelas saling bebas.

Bentuk model regresi linier berganda yang digunakan adalah:

𝑌 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋1𝑖 + 𝛽2𝑋2𝑖 + 𝛽3𝑋3𝑖 + 𝛽4𝑋4𝑖 + 𝛽5𝑋5𝑖 + 𝜀 …………… . . . (4.1)

estimasi parameter adalah 𝛽 > 0;𝛽1,𝛽3 ,𝛽5 ,𝛽6, > 0;𝛽2 < 0

dimana :

𝑌 = harga lahan (Rp/m2)

𝑋1 = jarak tempat tinggal dengan TPAS Galuga (meter)

𝑋2 = biaya kesehatan per bulan (Rp/bulan)

𝑋3 = luas lahan (m2)

𝑋4 = biaya konsumsi air bersih (Rp/bulan)

𝐷5 = status lahan (bernilai 0 jika tidak bersertifikat dan bernilai 1 jika

bersertifikat)

𝛽0 = konstanta

𝛽1 − 𝛽5 = koefisien

i = responden ke i (i = 1,2,3,...............,60)

ε = galat

Variabel jarak tempat tinggal dengan TPAS Galuga diduga akan

berpengaruh positif (+) terhadap harga lahan karena semakin jauh jarak tempat

tinggal dengan TPAS Galuga, maka harga lahan akan semakin tinggi. Variabel

biaya kesehatan diduga akan berpengaruh negatif (-) terhadap harga lahan, dimana

semakin besar biaya kesehatan maka harga lahan akan semakin murah. Variabel

luas lahan diduga akan berpengaruh positif (+) terhadap harga lahan, dimana

semakin besar luas lahan maka harga lahan semakin mahal. Biaya konsumsi air

Page 55: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

42

bersih diduga akan berpengaruh negatif (-) terhadap harga lahan, dimana semakin

besar biaya konsumsi air bersih maka harga lahan akan semakin murah.

Variabel status lahan diduga akan berpengaruh positif (+) terhadap harga

lahan karena lahan yang bersertifikat mempunyai harga jual yang lebih mahal.

Variabel karakteristik lahan terdiri dari biaya kesehatan, luas lahan, status lahan,

dan biaya konsumsi air bersih, sedangkan variabel jarak lahan dengan TPAS

Galuga merupakan variabel kualitas lingkungan.

4.6 Uji Kesesuaian Model

Terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan bahwa

model yang telah dihasilkan adalah baik. Menurut Bappenas, model baik haruslah

memenuhi kriteria teori ekonomi (theoritically meaningful), kriteria statistika

yang dilihat dari suatu derajat ketepatan (goodness of fit) yang dikenal dengan

koefisien determinasi (R2) serta nyata secara statistik (statistically significant)

sedangkan kriteria ekonometrika menetapkan apakah suatu taksiran memiliki

sifat-sifat yang dibutuhkan seperti unbiasedness, consistency, sufficiency,

efficiency. Umumya digunakan tiga kriteria kesesuaian model seperti berikut :

4.6.1 Kriteria Ekonomi

Model yang di uji berdasarkan kriteria ekonomi akan dilihat tanda dan

besaran tiap koefisien dugaan yang telah diperoleh. Kriteria ekonomi

mensyaratkan tanda dan besaran yang terdapat pada setiap koefisien dugaan

sesuai dengan teori ekonomi. Apabila model tersebut memenuhi kriteria ekonomi,

maka model tersebut dapat dikatakan baik secara ekonomi.

Page 56: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

43

4.6.2 Kriteria Statistika

Ada beberapa uji yang dapat digunakan untuk menentukan kesesuaian

model regresi yang telah didapatkan secara statistika. Uji tersebut adalah sebagai

berikut :

1) Uji Koefisien Determinasi (R2) dan Adj-R

2

Uji koefisien determinasi menerangkan seberapa besar variabel dependent

(Y) mampu dijelaskan variabel independent (X). Koefisien determinasi mengukur

persentase atau proporsi total variasi dalam variabel dependent yang dijelaskan

model regresi. Secara verbal, yang paling sering digunakan untuk mengukur

goodness of fit garis regresi bisa menggunakan besaran R2.

Sifat dari R2

adalah besarannya yang selalu bernilai positif namun lebih

kecil dari satu. Jika R2 bernilai satu berarti variabel bebas memiliki kecocokan

sempurna dengan variabel endogen. Sedangkan jika R2 bernilai nol berarti model

tersebut tidak terdapat kesesuaian. Rumus untuk menghitung R2 adalah :

𝑅2 =𝐽𝐾𝑅

𝐽𝐾𝑇

dimana :

R2 = Koefisien Determinasi

JKR = Jumlah Kuadrat Regresi

JKT = Jumlah Kuadrat Total

Uji adj-R2 digunakan pula untuk melihat sejauh mana variabel-variabel

yang terdapat di dalam model dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel

tak bebasnya. Semakin besar nilai adj-R2 menunjukkan bahwa model yang

didapat semakin baik. Penggunaan adj-R2 lebih disarankan daripada R

2, karena R

2

cenderung untuk memberikan gambaran yang terlalu baik terhadap hasil regresi.

Page 57: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

44

Hal ini terutama terjadi saat jumlah variabel bebas dalam model cukup besar atau

mendekati jumlah pengamatan (Gujarati, 2003).

2) Uji F-Statistik

Uji-F digunakan dalam membuktikan secara statistik bahwa seluruh

koefisien regresi juga signifikan dalam menentukan nilai dari variabel dependent.

Parameter regresi yang keseluruhan nilai sebenarnya sama dengan nol, dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang linier antara variabel dependent

dengan variabel independent. Uji statistik dapat dihitung dengan menggunakan

rumus :

F-Hitung = R2 / k-1

(1-R2) / n-k

Hipotesis :

F-Hitung > Fα(k-1,n-k), maka tolak H0

F-Hitung < Fα(k-1,n-k), maka terima H0

Jika H0 ditolak dalam kriteria uji-F berarti minimal ada satu variabel bebas

yang berpengaruh nyata terhadap total output, dan sebaliknya jika H0 diterima

berarti tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap output.

3) Uji p-value

Nilai p (p-value) dapat digunakan untuk menguji signifikasi model baik

secara parsial maupun keseluruhan. Jika p-value lebih kecil dari taraf nyata

sebesar α, maka variabel bebas tersebut berpengaruh nyata terhadap variabel tak

bebasnya. Sebaliknya, jika p-value lebih besar dari taraf nyata sebesar α, maka

variabel bebas tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebasnya.

Page 58: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

45

4.6.3 Kriteria Ekonometrika

Pengujian dengan menggunakan kriteria ekonometrika didasarkan pada

pelanggaran asumsi yang digunakan dalam metode OLS. Adanya penyimpangan

terhadap asumsi BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), maka akan diperoleh

estimasi yang tidak valid. Hal-hal yang dilihat dalam kriteria ekonometrika antara

lain adalah multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Evaluasi kriteria tersebut

dapat dilakukan sebagai berikut :

1) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas muncul jika dua atau lebih peubah (atau kombinasi

peubah) bebas berkorelasi tinggi antar peubah yang satu dengan yang lainnya.

Pengujian adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan uji Marquardt dan

dapat dilihat dari nilai VIF (Varian Inflation Factor) pada masing-masing variabel

bebas. Jika nilai VIF kurang dari 10 menunjukkan bahwa persamaan tersebut

tidak mengalami multikolinearitas (Gujarati, 1997).

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model

yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi

lainnya. Keadaan heteroskedastisitas tersebut terjadi karena beberapa sebab,

antara lain :

1. Sifat variabel yang diikutsertakan ke dalam model.

2. Sifat data yang digunakan dalam analisis, data cross section lebih sering

memunculkan heteroskedastisitas dibandingkan dengan data time series.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model maka

harus dilakukan Uji, salah satu uji yang digunakan adalah White

Page 59: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

46

Heteroskedasticity Test. Pengujian ini dilakukan dengan cara melihat

probabilitas Obs*R-squared-nya.

H0 : δ = 0

H1 : δ ≠ 0

Kriteria Uji :

Probability Obs*R-squared < taraf nyata (α), maka terima H0

Probability Obs*R-squaerd > taraf nyata (α), maka tolak H0

Jika hasil menunjukkan tolak H0 maka persamaan tersebut tidak

mengalami gejala heteoskedastisitas. Begitu sebaliknya, jika terima H0 maka

persamaan tersebut mengalami gejala heteroskedastisitas (Gujarati, 1997).

Page 60: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

V. GAMBARAN UMUM

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Galuga terletak di Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Desa

ini terdiri dari 6 Rukun Warga (RW) dan 13 Rukun Tetangga (RT). Secara

administratif Desa Galuga berbatasan dengan Desa Dukuh di sebelah utara,

sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Leuwiliang, sebelah barat

berbatasan dengan Desa Cijujung, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa

Cemplang. Secara geografis Desa Galuga memiliki ketinggian 250 m di atas

permukaan laut (dpl), sehingga beriklim sejuk. Desa Galuga memiliki curah hujan

yang cukup banyak sekitar 2.000 mm/tahun, dengan jumlah bulan hujan sebanyak

4 bulan. Suhu rata-rata harian Desa Galuga sekitar 23-32 ºC (Potensi Desa

Galuga, 2004).

Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Galuga yaitu SD Dukuh 2 dan

SD Dukuh 5 serta dua PAUD yang sekaligus digunakan sebagai Posyandu. Selain

itu, terdapat sarana olahraga seperti lapangan sepakbola dan sarana peribadatan

berupa masjid, musholla, dan majlis .

Jumlah penduduk yang tercatat di Desa Galuga sampai pada bulan

Februari 2011 berjumlah 5.652 jiwa terdiri dari 1.615 Kepala Keluarga (KK).

Rasio beban tanggungan adalah 60, dimana 60 masyarakat usia tidak produktif

ditanggung oleh 100 masyarakat usia produktif. Jumlah penduduk laki-laki terdiri

dari 2.864 jiwa dan jumlah penduduk perempuan terdiri dari 2.788 jiwa, dengan

rasio jenis kelamin adalah 97 perempuan per 100 laki-laki. Jumlah penduduk Desa

Galuga yang merupakan usia produktif sebanyak 3.530 jiwa, sedangkan jumlah

penduduk usia tidak produktif sebanyak 2.122 jiwa.

Page 61: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

48

Tingkat pendidikan masyarakat Galuga pada tahun 2009 secara umum

tergolong masih rendah. Persentase tingkat pendidikan terbesar adalah Tamat

SD/sederajat yaitu sebesar 31 persen. Jumlah penduduk menurut tingkat

pendidikan di Desa Galuga pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Galuga Tahun

2009

Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

Tidak Tamat SD 1.073 21

Tamat SD/sederajat 1.565 31

Tamat SLTP/sederajat 945 19

Tamat SLTA/sederajat 741 15

Belum Sekolah 716 14

Jumlah 5.040 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (2009)

Tingkat pendidikan yang rendah merupakan salah satu penyebab

rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap kondisi lingkungan yang baik,

sehingga masyarakat cenderung untuk mengabaikan adanya dampak lingkungan

yang ditimbulkan dari adanya TPAS tersebut.

5.1.1 Kondisi Umum Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga

Berdasarkan pertimbangan geografis dan kondisi tempat dengan luas yang

mendukung, pada tahun 1995 Pemerintah Daerah Kotamadya Bogor bekerjasama

dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor mendirikan Tempat Pembuangan

Akhir Sampah (TPAS) di Desa Galuga sebagai pengganti TPAS Rancamaya yang

sudah tidak beroperasi lagi. Alasan utama penutupan lokasi TPAS tersebut karena

berbatasan langsung dengan lokasi pemukiman dan tidak sesuai lagi dengan tata

ruang kota. Tempat Pembuangan Akhir Sampah tersebut pada awalnya dikelola

oleh pemerintah Kabupaten Bogor, dimana hanya sebagian kecil sampah dari

Kabupaten Bogor yang dibuang ditempat tersebut dengan luas lahan sekitar 4 ha.

Page 62: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

49

Pada tahun 1995 TPAS tersebut dikelola bersama oleh pemerintah Kota Bogor

dan pemerintah Kabupaten Bogor. Namun pada tahun 2009, sebagian besar

sampah dari Kabupaten Bogor juga dibuang di TPAS tersebut.

Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Galuga memiliki luas sekitar

17,2 ha yang merupakan tanah milik Pemerintah Kota Bogor dan 4 ha yang

merupakan milik Pemerintah Kabupaten Bogor. Lokasi TPAS tersebut terletak

diantara Kampung Sinarjaya (RT 09), Kampung Moyan (RT 10 dan RT 11), dan

Kampung Cimangir (RT 04 dan RT 05), dengan jarak dari pusat kota sekitar 25

km. Penggunaan lahan di TPAS Galuga dibagi menjadi beberapa bagian antara

lain areal pembongkaran sampah ± 1,040 ha; sarana jalan dan saluran drainase ±

0,510 ha; saluran dan kolam pengolahan lindi ± 0,360 ha; kantor dan pos

pengawas ± 0,600 ha; pos pelayanan kesehatan ± 0,020 ha; lahan penampungan

sampah ± 7, 476 ha; pabrik kompos ± 1,000 ha; penggunaan lainnya ± 3,500 ha

(Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Bogor, 2010). Peta orientasi TPAS

Galuga dapat dilihat pada Gambar 3.

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor (2010)

Gambar 3 Peta Orientasi TPAS Galuga

Page 63: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

50

5.1.2 Gambaran Pengendalian Pemerintah terhadap Tempat Pembuangan

Akhir Sampah Galuga

Sistem pengelolaan sampah yang diterapkan pada TPAS Galuga adalah

peralihan dari open dumping menjadi control landfill, sehingga memungkinkan

beberapa faktor lingkungan dapat dipengaruhi oleh lindi, gas, bau, debu, dan

penyakit. Sistem antisipasi atau pengendalian yang dilakukan oleh pemerintah

terhadap pencemaran lingkungan dan masyarakat akibat adanya TPAS antara lain

dengan melaksanakan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)/Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL) di lingkungan TPAS dan sekitarnya. Dokumen UKL/UPL dan

pelaksanaannya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Dokumen UKL/UPL dan Pelaksanaannya No Dokumen UKL/UPL Pelaksanaan

1 Upaya Pengelolaan Lingkungan

Pembuatan kolam air lindi dan pengawasan secara intensif

- Pembuatan kolam air lindi terlaksana namun pengawasannya belum

terlaksana dengan baik

- Pemberantasan demam berdarah

setiap tiga bulan sekali dan sesuai kebutuhan masyarakat saat darurat

- Belum terlaksana dengan baik

- Penyemprotan hama lalat areal

TPAS dan perumahan warga setiap sebulan sekali

- Terlaksana

- Menyediakan pelayanan dan

pemeriksaan dan pengobatan gratis setiap bulan

- Terlaksana

2 Upaya Pemantauan Lingkungan

- Pengambilan serta analisis

laboratorium sampel air tanah dan air permukaan untuk mengetahui

tingkat cemaran terhadap kualitas

air tanah dan air permukaan di sekitar TPAS tersebut

- Belum terlaksana dengan baik

- Melakukan wawancara terhadap

masyarakat dan pengambilan data

sekunder dari puskesmas setempat untuk mengetahui frekuensi

kejadian jumlah orang sakit yang

disebabkan oleh aktivias TPAS Galuga

- Terlaksana

Sumber : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Bogor (2010).

Page 64: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

51

5.1.3 Gambaran Kondisi Lahan di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir

Sampah Galuga

Desa Galuga memiliki luas wilayah 175 ha yang terdiri dari tanah

persawahan sebesar 50 ha, 25 ha gunung, 78,8 ha pemukiman termasuk sarana

dan prasarana, 4 ha tanah milik pemerintah Kabupaten Bogor, dan 17,2 ha tanah

milik pemerintah Kota Bogor yaitu wilayah Tempat Pembuangan Akhir Sampah

(TPAS). Penggunaan lahan terbesar merupakan lahan pemukiman, dengan rata-

rata kepadatan penduduk 31,0 jiwa/km2. Penggunaan lahan terbesar kedua yaitu

penggunaan lahan sawah.

TPAS Galuga memiliki topografi relatif lebih rendah tidak datar dan

kondisi tanah lempung berhumus. Di sekitar TPAS Galuga masih terdapat

beberapa jenis tanaman budidaya dan tanaman non budidaya. Vegetasi/tanaman

budidaya yaitu rambutan, pisang, bambu, kelapa, albasia, nangka, rumput, talas,

padi sawah, genjer, kangkung, durian, jengkol, jambu biji, dan duku.

Vegetasi/tanaman non budidaya adalah semak belukar/ilalang (wawancara dengan

pegawai dinas kebersihan Kota Bogor).

5.2 Krakteristik Responden

Karakteristik umum responden di Desa Galuga diperoleh berdasarkan

survei yang dilakukan terhadap 60 warga masyarakat. Karakteristik umum

responden ini dinilai dari beberapa variabel meliputi jenis kelamin, usia,

pendidikan formal yang pernah ditempuh, jumlah tanggungan, kategori penduduk,

lama tinggal di sekitar TPAS Galuga, waktu tinggal, dan status lahan. Responden

yang dipilih semua berjenis kelamin laki-laki dan merupakan kepala keluarga

(KK). Pemilihan responden yang merupakan kepala keluarga karena umumnya

mereka lebih mengetahui informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

Page 65: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

52

5.2.1 Usia

Responden memiliki tingkat usia yang bervariasi, mulai dari usia 25 tahun

hingga 60 tahun. Penyebaran usia responden sebagian besar berada pada kisaran

31-40 tahun sebanyak 45,00 persen dan kisaran 41-50 tahun sebanyak 21,67

persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih berada pada

usia produktif disebabkan karena responden merupakan kepala keluarga.

Responden yang berusia lebih dari 50 tahun sebesar 25,00 persen, sedangkan

responden yang kurang dari 30 tahun sebesar 8,33 persen.

5.2.2 Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan responden mayoritas adalah 4 orang, yakni sebanyak

38,33 persen. Responden yang memiliki jumlah tanggungan sebanyak 3 orang

sebanyak 23,33 persen. Sementara itu 18,33 persen responden memiliki jumlah

tanggungan 5 orang, 10,00 persen responden memiliki jumlah tanggungan 6

orang, 8,33 persen respoden memiliki jumlah tanggungan 7 orang dan 1,67 persen

responden memiliki jumlah tanggungan 8 orang. Jumlah tanggungan yang

dimaksudkan disini mencakup keluarga inti (suami/istri dan anak) serta tambahan

tanggungan bukan keluarga inti yang tinggal di rumah responden.

5.2.3 Pendidikan Formal

Tingkat pendidikan responden masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan

oleh responden yang sebagian besar berpendidikan SD sebanyak 75,00 persen dan

yang tidak tamat SD sebanyak 10,00 persen. Sementara yang berpendidikan SLTP

dan SLTA masing-masing hanya 5,00 persen dan 8,33 persen, sedangkan yang

berpendidikan Sarjana (S1) hanya 1,67 persen. Rendahnya tingkat pendidikan

Page 66: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

53

disebabkan keadaan perekonomian keluarga yang masih tergolong rendah.

Persentase tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan Terakhir n Persentase (%)

Tidak Sekolah 6 10,00

SD atau sederajat 45 75,00

SLTP atau sederajat 3 5,00

SLTA atau sederajat 5 8,33

Sarjana (S1) 1 1,67

Pasca Sarjana (S2 dan S3) 0 0,00

Total 60 100,00 Sumber : Data Primer (diolah), 2011

5.2.4 Jenis Pekerjaan

Terdapat beragam jenis pekerjaan yang dilakukan responden di tempat

penelitian. Responden dalam penelitian ini seluruhnya bekerja disektor informal.

Sebagian besar pekerjaan responden adalah buruh 41,67 persen yang meliputi

tukang ojek, supir, pemulung, dan lainnya. Terdapat pula responden yang bekerja

sebagai pedagang, petani, wiraswasta, pegawai swasta, dan lainnya. Perbandingan

persentase responden berdasarkan jenis pekerjaannya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Pekerjaan n Persentase (%)

PNS 0 0,00

ABRI 0 0,00

Pegawai Swasta 5 8,33

Pedagang 17 28,33

Wiraswasta 8 13,33

Buruh 25 41,67

Petani 3 5,00

Lainnya 2 3,33

Total 60 100,00 Sumber : Data Primer (diolah), 2011

5.2.5 Sumber dan Tingkat Pendapatan Responden

Sebagian besar responden bekerja atau sumber pendapatannya berasal dari

luar TPAS Galuga yaitu 80,00 persen, sedangkan 20,00 persen responden bekerja

Page 67: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

54

atau sumber pendapatannya berasal dari TPAS Galuga. Jenis pekerjaan yang

berbeda akan menunjukkan pendapatan yang berbeda pula. Persentase pendapatan

terbesar adalah antara Rp 500.001,00 - Rp 1.000.000,00 per bulan sebesar 45,00

persen. Hal ini terkait dengan jenis pekerjaan responden yang mayoritas adalah

buruh. Berdasarkan UMR (Upah Minimum Regional) Kabupaten Bogor sebesar

Rp 1.056.914,00, sehingga dapat diketahui bahwa sebagian besar pendapatan

responden tergolong rendah karena berada di bawah UMR yang telah ditetapkan.

Responden yang memiliki pendapatan dibawah Rp 500.000,00 per bulan

sebanyak 10,00 persen. Sedangkan responden yang memiliki pendapatan diatas

Rp 3.000.000,00 per bulan sebesar 10,00 persen. Distribusi tingkat pendapatan

responden dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Pendapatan n Persentase (%)

≤Rp 500000,00 6 10,00

Rp 500001-Rp 1000000,00 27 45,00

Rp 1000001,00-Rp 2000000,00 15 25,00

Rp 2000001,00-Rp 3000000,00 6 10,00

>Rp 3000000,00 6 10,00

Total 60 100,00 Sumber : Data Primer (diolah), 2011

5.2.7 Kategori Penduduk

Kategori penduduk dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu penduduk

asli Desa Galuga dan penduduk pendatang atau migran. Mayoritas responden

adalah penduduk asli Desa Galuga dengan persentase sebesar 80,00 persen,

sedangkan persentase penduduk pendatang atau migran sebesar 20,00 persen.

5.2.8 Lama Tinggal

Responden umumnya adalah warga yang telah turun-menurun tinggal di

Desa Galuga. Hal ini dibuktikan dengan 46,67 persen responden telah menetap

Page 68: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

55

selama 31-45 tahun di Desa Galuga, 28,33 persen responden telah menetap lebih

dari 45 tahun di Desa Galuga, dan 10,00 persen responden telah tinggal antara 16-

30 tahun di Desa Galuga. Sedangkan 15,00 persen responden telah menetap

kurang dari 15 tahun di Desa Galuga yang merupakan pendatang atau migran.

5.2.9 Waktu Tinggal

Waktu tinggal responden dikelompokkan menjadi dua yaitu responden

yang menetap sebelum ada TPAS Galuga dan warga yang menetap setelah ada

TPAS Galuga. Mayoritas responden menetap sebelum ada TPAS Galuga dengan

persentase 81,67 persen, sedangkan persentase responden yang menetap setelah

ada TPAS Galuga sebesar 18,33 persen. Responden yang menetap setelah adanya

TPAS Galuga merupakan warga dari daerah lain yang menikah dengan

masyarakat Desa Galuga.

5.2.10 Status Lahan

Status lahan responden dikelompokkan menjadi dua yaitu lahan responden

yang bersertifikat dan lahan responden yang tidak bersertifikat. Lahan responden

yang bersertifikat yakni sebanyak 15,00 persen, sedangkan 85,00 persen

responden lainnya tidak memiliki sertifikat.

Page 69: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Deskripsi Lingkungan Permukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir

Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden

6.1.1 Penilaian Responden terhadap Kebersihan Desa Galuga

Lingkungan merupakan salah satu bagian dari ekosistem tempat manusia

hidup dan berinteraksi. Keberadaan lingkungan memiliki arti penting dalam

menunjang kehidupan manusia. Kualitas lingkungan yang baik dapat membantu

mewujudkan kualitas hidup manusia yang lebih baik. Penilaian utama yang

umumnya dilakukan untuk mengidentifikasi apakah suatu lingkungan dapat

dikatakan baik adalah dari segi kebersihan.

Hasil penelitian terhadap 60 responden di Desa Galuga menunjukkan

bahwa penilaian responden terhadap kebersihan lingkungan sekitar TPAS Galuga

berbeda-beda. Pebandingan persentase penilaian responden terhadap kebersihan

lingkungan dapat dilihat pada Gambar 4.

Sumber : Data Primer (diolah), 2011

Gambar 4 Penilaian Responden terhadap Kebersihan Lingkungan di Sekitar TPAS

Galuga

Responden yang menilai kebersihan lingkungannya bersih sebesar 50,00

persen. Hal ini dikarenakan responden sudah terbiasa dengan keadaan lingkungan

yang ada karena sebagian besar responden sudah tinggal di lingkungan

1,67%

48,33%

0,00%

50,00%

0,00%

Sangat kotor

Kotor

Biasa saja

Bersih

Sangat Bersih

Page 70: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

57

pemukiman sekitar TPAS Galuga dalam waktu yang cukup lama. Persentase

penilaian ini tidak berbeda jauh dengan responden yang menilai kebersihan

lingkungan sekitarnya kotor yaitu sebesar 48,33 persen. Sedangkan responden

yang menilai kebersihan lingkungannya sangat kotor sebesar 1,67 persen.

Hasil perhitungan nilai rata-rata semantic differential didapatkan nilai

sebesar 3,0 untuk nilai kebersihan setelah ada TPAS yang nilainya lebih kecil dari

nilai rata-rata semantic differential sebelum ada TPAS sebesar 3,8. Hal ini

menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian responden, terjadi penurunan kualitas

kebersihan di permukiman sekitar TPAS Galuga.

6.1.2 Penilaian Responden terhadap Kondisi Air

Ketersediaan air bersih di suatu tempat tinggal dapat berpengaruh terhadap

tingkat kesehatan penghuninya. Selain air sebagai konsumsi tubuh (air minum),

air juga digunakan sebagai sarana kebersihan tubuh dan barang. Apabila kualitas

air rendah maka tingkat kesehatan penghuninya dapat menurun. Walaupun tidak

dikonsumsi, air dengan kualitas rendah dapat menimbulkan penyakit, misalnya

penyakit kulit maupun penyakit yang diakibatkan barang-barang yang tidak bersih

setelah dicuci dengan air yang berkualitas rendah.

Penilaian kualitas air di lingkungan sekitar TPAS Galuga sebagian besar

tidak bermasalah. Hal ini ditunjukkan dengan persentase untuk penilaian kondisi

air tercemar sebesar 38,33 persen dan kondisi air tidak tercemar sebesar 61,67

persen. Selain itu ditunjukkan dengan nilai rata-rata semantic differential yang

menunjukkan angka 0,6 angka ini mendekati nilai skala kedua, sehingga secara

kualitatif sebagian besar responden menilai bahwa kondisi air di Desa Galuga

tidak tercemar. Persentase kondisi air dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 71: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

58

Sumber : Data Primer (diolah), 2011

Gambar 5 Penilaian Responden terhadap Kondisi Air

Kondisi air tercemar sebagian besar dirasakan oleh warga Kampung

Sinarjaya, karena pada wilayah ini dilalui oleh saluran air lindi. Sedangkan

kondisi air tidak tercemar sebagian besar dirasakan oleh warga Kampung Moyan

yang wilayahnya berada di sebelah selatan TPAS Galuga dan warga Kampung

Cimangir yang wilayahnya di sebelah utara TPAS tetapi terhalang oleh Gunung

Galuga.

Kurniawan (2006) melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air

sumur di sekitar wilayah TPAS dengan melihat Indeks Kualitas Air (IKA) sumur

sebagai pengaruh pengelolaan TPAS (studi kasus di TPAS Galuga Cibungbulang

Bogor). Hasil pengukuran fisik, kimia, dan mikrobiologi air sumur di wilayah

sekitar TPAS Galuga menunjukkan ada 11 parameter yang telah melampaui

ambang batas maksimum yang diperbolehkan menurut persyaratan Baku Mutu

Air Kelas 1, yaitu bau, rasa, pH, DO, BOD5, COD, amonia, nitrit, seng, bakteri

coliform, dan fecal coli (E. Coli). Indeks Kualitas Air (IKA) sumur yang berada

pada jarak 400 m, 600 m, dan 700 m tergolong buruk dengan kisaran indeks

41,03-48,36. Nilai IKA rata-rata untuk seluruh lokasi pengamatan adalah 48,65

yang tergolong buruk. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa secara

38,33%

61,67%Bermasalah

Tidak bermasalah

Page 72: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

59

umum kualitas air sumur wilayah sekitar TPA tergolong buruk dan tidak layak

dikonsumsi untuk air minum namun masih bisa digunakan untuk keperluan

perikanan dan pertanian.

6.1.3 Penilaian Responden terhadap Kondisi Udara

Kondisi udara juga dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat yang

tinggal disuatu tempat. Semakin baik kualitas udara, potensi terserang peyakit

semakin rendah. Selain mengganggu kesehatan pencemaran udara juga

mengganggu kenyamanan masyarakat yang tinggal di tempat tersebut.

Penilaian kualitas udara di sekitar TPAS Galuga sebagian besar

bermasalah. Hal ini ditunjukkan dengan persentase untuk penilaian pencemaran

udara yang bermasalah sebesar 90,00 persen. Sedangkan penilaian pencemaran

udara yang tidak bermasalah sebesar 10,00 persen. Selain itu nilai rata-rata

semantic differential tentang kondisi pencemaran udara sebesar 0,1. Nilai ini

mendekati skala ke satu yang berarti bahwa sebagian besar penilaian kondisi

udara di sekitar TPAS Galuga telah tercemar. Persentase pencemaran udara dapat

dilihat pada Gambar 6.

Sumber : Data Primer (diolah), 2011

Gambar 6 Penilaian Responden terhadap Kondisi Udara

90,00%

10,00%

Bermasalah

Tidak bermasalah

Page 73: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

60

6.1.4 Penilaian Responden terhadap Pengelolaan Sampah di Tempat

Pembuangan Akhir Sampah Galuga

Pengelolaan TPAS dengan baik akan dapat meminimalisir dampak negatif

yang ditimbulkannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian responden

terhadap pengelolaan sampah di TPAS Galuga sebagian besar menilai cukup

sebesar 41,67 persen. Sementara itu responden yang menilai pengelolaan TPAS

Galuga tidak baik sebesar 30,00 persen, sedangkan responden yang menilai

pengelolaan di TPAS Galuga baik sebesar 28,33 persen. Persentase penilaian

responden terhadap pengelolaan TPAS Galuga dapat dilihat pada Gambar 7.

Sumber : Data Primer (diolah), 2011

Gambar 7 Penilaian Responden terhadap Pengelolaan Sampah di Tempat

Pembuangan Akhir Sampah Galuga

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai rata-rata perhitungan

semantic differential sebesar 2,0. Nilai ini berada pada skala kedua berarti

responden menilai bahwa pengelolaan TPAS Galuga cukup. Namun terdapat 30

persen responden yang menilai bahwa pengelolaan TPAS Galuga tidak baik.

Pengelolaan TPAS Galuga sangat berpengaruh terhadap kualitas

lingkungan di Desa Galuga. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat

memberi dampak negatif bagi lingkungan sekitarnya, bahkan dapat menyebabkan

30,00%

41,67%

28,33%

Tidak baik

Cukup

Baik

Page 74: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

61

degradasi kualitas lingkungan. Saat penelitian dilakukan, terdapat beberapa

responden yang tidak mengetahui dampak negatif dari adanya sampah. Hal ini

terjadi karena terdapat beberapa responden yang pendapatannya berasal dari

sampah sehingga mereka menganggap bahwa sampah sangat menguntungkan dan

tidak mempedulikan adanya dampak negatif. Dampak negatif dari sampah yang

diketahui responden dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Dampak Negatif Adanya Sampah yang Dialami Responden

Dampak negatif yang dialami n Persentase (%)

Mengganggu pemandangan dan keindahan 2 3,33

Menimbulkan pencemaran air dan udara 47 78,33

Berkembangnya bibit penyakit 3 5,00

Di TPAS kekurangan oksigen 0 0,00

Semua jawaban,lainnya 8 13,33

Total 60 100,00

Sumber : Data Primer (diolah), 2011

6.1.5 Tingkat Gangguan Responden

Keberadaan TPAS dapat mengganggu lingkungan sekitar baik bagi

manusia maupun makhluk hidup lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebagian besar responden merasa tidak terganggu dengan keberadaan TPAS

Galuga sebesar 78,33 persen. Sedangkan responden yang merasa terganggu

dengan keberadaan TPAS Galuga sebesar 18,33 persen. Hasil perhitungan

menunjukkan bahwa nilai rata-rata semantic differential sebesar 2,4. Nilai ini

mendekati skala kedua yang berarti bahwa sebagian besar masyarakat merasa

tidak terganggu dengan adanya TPAS Galuga. Persentase tingkat gangguan

responden akibat keberadaan TPAS Galuga dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 75: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

62

Sumber : Data Primer (diolah), 2011

Gambar 8 Tingkat Gangguan Responden Akibat Keberadaan TPAS Galuga

Pada awalnya masyarakat merasa terganggu dan menolak keberadaan

TPAS tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak masyarakat merasa

diuntungkan dengan adanya TPAS tersebut karena dapat memberikan lapangan

pekerjaan, namun tidak sedikit pula masyarakat yang tetap menolak keberadaan

TPAS tersebut.

6.2 Estimasi Nilai Penurunan Kualitas Lingkungan

Lingkungan memiliki peranan penting dalam kesehatan masyarakat.

Pencemaran lingkungan akan terasa dampaknya pada ketidaknyamanan kehidupan

manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Bila terdapat limbah yang

dibuang ke badan air atau udara ambien yang akan langsung dimanfaatkan oleh

manusia untuk air minum dalam hal sumberdaya air ataupun untuk bernafas

dalam sumberdaya udara. Hal ini akan mengganggu kenyamanan hidup dan

mengurangi tingkat kesehatan, serta meningkatkan biaya kesehatan bagi

masyarakat di lingkungan tersebut.

Nilai penurunan kualitas lingkungan di sekitar TPAS Galuga di estimasi

dengan dua metode yaitu biaya kesehatan dan biaya pengganti. Biaya kesehatan

0,00%

78,33%

1,67%18,33%

1,67%

sangat tidak mengganggu

tidak mengganggu

biasa saja

mengganggu

sangat mengganggu

Page 76: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

63

dikeluarkan oleh masyarakat akibat adanya pencemaran air dan pencemaran

udara. Biaya pengganti dikeluarkan oleh masyarakat untuk pembelian sumber air

karena sumber air yang biasa mereka gunakan tercemar akibat keberadaan TPAS

Galuga, khususnya biaya pengganti untuk pembelian air minum.

6.2.1 Analisis Biaya Kesehatan

Keberadaan TPAS Galuga tidak hanya menyebabkan masyarakat

mengeluarkan biaya untuk mengganti sumber air yang biasa mereka gunakan

tetapi juga berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di

sekitar TPAS Galuga. Pencemaran air dan udara yang terjadi membuat

masyarakat menderita penyakit akibat pencemaran tersebut antara lain penyakit

pencernaan, kulit, dan pernafasan. Adapun sepuluh besar penyakit yang sering

diderita oleh masyarakat di sekitar TPAS Galuga antara lain ISPA, batuk, demam,

sakit kepala, hypotensi, dermatitis, influenza, sesak nafas, scabies, dan diare GE

(Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor, 2011).

Biaya pengobatan per penyakit responden dihitung berdasarkan biaya

pengobatan yang dikeluarkan satu keluarga, karena yang menderita sakit tidak

hanya responden saja, tetapi juga yang menjadi tanggungan responden. Nilai

pendapatan yang hilang responden dilihat dari jumlah hari tidak masuk kerja

responden pada saat responden atau anggota keluarga responden yang menjadi

tanggungjawab responden sakit, yang kemudian dijumlahkan untuk mengetahui

besarnya pendapatan yang hilang akibat penyakit tersebut. Pada penelitian ini

sebagian besar yang menderita penyakit adalah keluarga responden, sedangkan

responden yang menderita sakit tetap bekerja, sehingga tidak terdapat pendapatan

yang hilang akibat tidak masuk kerja karena sakit.

Page 77: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

64

Biaya pengobatan yang dihitung adalah penyakit yang diakibatkan oleh

pencemaran air dan udara. Pencemaran air yang terjadi membuat masyarakat

menderita penyakit pencernaan, kulit, dan lainnya. Biaya pengobatan masyarakat

akibat pencemaran air dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Biaya Pengobatan Responden Akibat Pencemaran Air

Wilayah

Jumlah

Penderita

(orang)

Cost of

Time

Total Biaya

Pengobatan/tahun

(Rp/tahun)

RT 04 dan RT 05 0 0 0

RT 09 4 0 2.122.000

RT 10 dan RT 11 5 0 734.000

Total 9 0 2.856.000

Morbiditas pencemaran air 1.884

Total Biaya Pengobatan 5.380.704.000 Sumber : Data Primer (diolah), 2011

Pada Tabel 10 biaya pengobatan akibat pencemaran air adalah sebesar Rp

5.380.704.000,00 per tahun. Nilai tersebut didapat dari biaya pengobatan

masyarakat akibat pencemaran air selama satu tahun terakhir. Penyakit yang

diderita masyarakat akibat pencemaran air sebagian besar adalah penyakit kulit

yaitu gatal-gatal dan penyakit pencernaan. Masyarakat yang menderita penyakit

tersebut sebagian besar adalah masyarakat yang masih menggunakan air sumur

dan sumber air yang ada sebagai keperluan minum dan keperluan sehari-hari

seperti memasak dan MCK.

Selain pencemaran air, pencemaran udara juga dirasakan oleh masyarakat

dan berimplikasi pada kesehatan. Sebagian besar responden yang menderita

penyakit akibat pencemaran udara adalah responden yang berada diwilayah RT 04

dan RT 05. Hal ini dikarenakan RT 04 dan RT 05 memiliki jarak yang dekat

dengan TPAS Galuga. Penyakit pernafasan akibat pencemaran udara yang diderita

Page 78: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

65

masyarakat adalah sesak nafas dan batuk. Biaya pengobatan masyarakat akibat

pencemaran udara dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Biaya Pengobatan Responden Akibat Pencemaran Udara

Wilayah

Jumlah

Penderita

(orang)

Cost of

Time

Total Biaya

Pengobatan/tahun

(Rp)

RT 04 dan RT 05 6 0 1.464.000

RT 09 2 0 1.300.000

RT 10 dan RT 11 3 0 2.352.000

Total 11 0 5.116.000

Morbiditas pencemaran udara 1.884

Total Biaya Pengobatan 9.638.544.000 Sumber : Data Primer (diolah), 2011

Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai kerugian responden akibat

pencemaran udara sebesar Rp 9.638.544.000,00 per tahun. Nilai tersebut didapat

dari biaya pengobatan masyarakat akibat pencemaran udara selama satu tahun

terakhir. Sebagian besar pencemaran udara dirasakan oleh responden yang berada

di wilayah RT 04 dan RT 05. Hal ini dapat terjadi karena wilayah ini memiliki

jarak paling dekat dengan TPAS Galuga daripada wilayah lain yang termasuk

dalam penelitian.

Total biaya pengobatan satu tahun yang dikeluarkan masyarakat didapat

dari penjumlahan biaya pengobatan akibat pencemaran air dan pencemaran udara

yaitu sebesar Rp 15.019.248.000,00 per tahun. Kurangnya perhatian pengelola

TPAS Galuga mengenai sanitasi menjadi salah satu penyebab tercemarnya air

sumur warga dan sumber air lainnya yang diakibatkan oleh rembesan air lindi.

Selain itu tumpukan sampah juga menyebabkan bau tidak sedap yang

menimbulkan penyakit.

Page 79: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

66

6.2.2 Analisis Biaya Pengganti

Biaya pengganti didapat dari nilai pembelian masyarakat atas sumber air

pengganti untuk sumber air minum. Sedangkan untuk memasak dan untuk

keperluan sehari-hari lainnya sebagian besar masyarakat masih menggunakan air

sumur dan mata air yang ada. Pengeluaran biaya pengganti akibat keberadaan

TPAS Galuga untuk sumber air minum dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Biaya Pengganti untuk Sumber Air Minum Akibat Pencemaran Air

Wilayah

Jumlah Responden

yang Membeli Air

(orang)

Biaya Pembelian Air

Minum Per Tahun

(Rp)

RT 04 dan RT 05 1 480.000

RT 09 2 2.976.000

RT 10 dan RT 11 2 7.836.000

Total 5 11.292.000

Populasi RT 09 109

Total Biaya Pengganti 1.230.828.000 Sumber : Data Primer (diolah), 2011

Hasil estimasi biaya pengganti diperoleh nilai sebesar Rp

1.230.828.000,00 per tahun. Nilai tersebut didapat dari nilai pembelian

masyarakat atas sumber air pengganti untuk sumber air minum.

6.2.3 Nilai Ekonomi Penurunan Kualitas Lingkungan

Nilai ekonomi penurunan kualitas lingkungan akibat keberadaan TPAS

Galuga diestimasi dengan menjumlahkan semua biaya yang dikeluarkan oleh

masyarakat. Total nilai ekonomi akibat penurunan kualitas lingkungan dapat

dilihat pada Tabel 13.

Page 80: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

67

Tabel 13 Total Nilai Ekonomi Penurunan Kualitas Lingkungan

Wilayah

Biaya Pengganti

(Replacement

Cost) (Rp)

Biaya Kesehatan

(Cost of Illness)

(Rp)

Total

RT 04 dan RT 05 480.000 1.464.000 1.944.000

RT 09 2.976.000 3.422.000 6.398.000

RT 10 dan RT 11 7.836.000 3.086.000 10.922.000

Total 11.292.000 7.972.000 19.264.000

Populasi RT 09 109 1.884

Total Kerugian

Masyarakat 1.230.828.000 15.019.248.000 16.250.076.000

Sumber : Data Primer (diolah), 2011

Hasil estimasi menunjukkan bahwa total nilai ekonomi yang dikeluarkan

masyarakat sebesar Rp 16.250.076.000,00 per tahun. Biaya tersebut berupa biaya

kesehatan dan biaya pengganti yaitu biaya pengobatan akibat pencemaran air,

biaya pengobatan akibat pencemaran udara, dan biaya pengganti yang dikeluarkan

untuk sumber air minum.

6.3 Analisis Pengaruh Faktor Penurunan Kualitas Lingkungan terhadap

Harga Lahan di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga

6.3.1 Harga Lahan

Harga lahan menentukan pilihan seseorang untuk tinggal disuatu tempat.

Lahan dengan harga tinggi mencerminkan semakin tinggi kualitas lahan tersebut

baik lokasi, karakteristik properti, karakteristik lingkungan sekitar, maupun

karakteristik aksesibilitasnya. Kenaikan harga lahan juga merupakan suatu

konsekuensi dari suatu perubahan penggunaan dan pemanfaatan lahan tersebut.

Harga lahan responden bervariasi mulai dari Rp 30.000,00/m2 hingga Rp

100.000,00/m2. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 40,00 persen harga lahan

responden kurang dari atau sama dengan Rp 40.000,00/m2, 46,67 persen harga

lahan responden antara Rp 40.001/m2-Rp 80.000/m

2, 13,33 persen harga lahan

responden lebih dari Rp 80.001,00/m2. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh

Page 81: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

68

rataan harga lahan Rp 51.667,00/m2. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 44

lahan responden yang harganya beada dibawah rata-rata dan 16 lahan responden

yang harganya diatas rata-rata. Distribusi harga lahan responden dapat dilihat pada

Gambar 9.

Sumber : Data Primer (diolah), 2011

Gambar 9 Distribusi Harga Lahan Responden

Harga lahan di Desa Galuga di duga dipengaruhi oleh keberadaan TPAS

Galuga. Harga lahan responden dapat dipengaruhi oleh jarak lahan dengan TPAS

Galuga dan kebersihan lingkungan. Status lahan juga dapat berpengaruh terhadap

harga lahan tersebut. Responden yang memiliki sertifikat hak milik atas lahan

yang dimilikinya maka harga lahannya akan lebih tinggi. Perbedaan harga lahan

responden diduga dapat menunjukkan adanya perbedaan kualitas lingkungan, oleh

karena itu digunakan harga lahan sebagai indikator untuk melihat bahwa terjadi

perbedaan kualitas lingkungan yang dipengaruhi oleh keberadaan TPAS Galuga.

6.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Lahan di Sekitar TPAS

Galuga

Pendugaan fungsi faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan

pemukiman di sekitar TPAS Galuga dilakukan dengan analisis regresi berganda.

40,00%

46,67%

13,33%

≤Rp 40000,00

Rp 40001,00-Rp 80000,00

>Rp 80000,00

Page 82: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

69

Variabel tidak bebas (dependent variabel) yang digunakan adalah harga lahan,

sedangkan variabel yang dimasukkan dalam variabel bebas (independent variabel)

adalah jarak tempat tinggal dengan TPAS Galuga (X1), biaya kesehatan (X2), luas

lahan (X3), biaya konsumsi air bersih (X4), status lahan (D5). Hasil persamaan

regresinya adalah :

𝑌 = 101008− 81,2𝑋1 + 45257𝐷5

Menurut Gujarati (2003) semakin besar nilai Adjusted-Squared (adj-R2)

menunjukkan bahwa model yang didapat semakin baik. Penggunaan adj-R2 lebih

disarankan daripada R-squared (R2), karena R

2 cenderung untuk memberikan

gambaran yang terlalu baik terhadap hasil regresi. Hal ini terjadi terutama saat

penambahan variabel atau jumlah variabel bebas dalam model cukup besar. Hasil

estimasi menunjukkan bahwa nilai adj-R2

sebesar 86,9 berarti bahwa 86,9 persen

keragaman harga lahan permukiman masyarakat Desa Galuga dapat diterangkan

oleh variabel-variabel penjelas yang terdapat pada model, sedangkan sisanya (13,1

persen) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Nilai Fhitung sebesar 79,02 dengan P-value sebesar 0.000 menunjukkan bahwa

secara serentak, variabel-variabel penjelas berpengaruh nyata terhadap model.

Sementara secara individu, variabel yang berpengaruh nyata terhadap model pada

taraf α = 5 persen adalah jarak tempat tinggal dengan TPAS Galuga dan status

lahan. Variabel-variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah biaya kesehatan,

luas lahan, dan biaya konsumsi air bersih.

Data yang digunakan dalam analisis ini telah diuji normalitasnya sehingga

data tersebut valid untuk diolah dengan teknis regresi berganda. Hasil uji

heteroskedastisitas juga menunjukkan bahwa model ini tidak terdapat

Page 83: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

70

heteroskedastisitas. Selain itu, untuk menguji apakah model yang diduga terjadi

multikolinearitas atau tidak maka peneliti menggunakan nilai VIF (Variance

Inflation Factor). Berdasarkan uji Marquardt apabila VIF > 10 maka terjadi

multikolinearitas pada persamaan. Nilai VIF yang dihasilkan dari pendugaan

model berkisar antara 1,0 sampai 1,1. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi

multikolinearitas pada model. Hasil analisis regresi dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Hasil Estimasi Harga Lahan di Desa Galuga

Variabel Koefisien P VIF

Konstanta 104234 0,000

X1 -81,52 0,000a 1,1

X2 -0,03737 0,369b 1,1

X3 -1,581 0,767b

1,0

X4 -0,00691 0,645b

1,0

D5 47905 0,000a 1,1

R-Squared 88,0

Adjusted R-Squared 86,9

Keterangan :

a : Nyata pada selang kepercayaan 95 persen

b : Tidak berpengaruh nyata

1) Variabel yang berpengaruh nyata pada model

a. Jarak tempat tinggal dengan TPAS Galuga

Jarak tempat tinggal dengan TPAS Galuga memiliki P-value sebesar

0,000 yang artinya bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap harga

lahan. Nilai elastisitas pada variabel jarak tempat tinggal dengan TPAS

Galuga terhadap harga lahan per meter adalah -81,52 yang artinya jika terjadi

peningkatan jarak tempat tinggal dengan TPAS Galuga sebesar 1 persen

maka harga lahan akan turun sebesar 81,52 persen per meter. Nilai koefisien

bertanda negatif menunjukkan semakin jauh jarak tempat dari TPAS Galuga

maka harga lahan semakin rendah.

Page 84: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

71

Dilihat dari pengamatan, sebagian besar lahan responden dengan jarak

dari TPAS Galuga yang lebih jauh, harga lahan yang dimiliki semakin

rendah. Hal ini diduga karena : (1) wilayah RT 09 memiliki jarak lebih jauh

daripada wilayah responden lainnya. Wilayah ini merupakan wilayah di Desa

Galuga yang di sekitarnya terdapat parit yang terkena aliran lindi yang

mencemari air tanah sehingga akses terhadap air bersih sangat sulit, (2) secara

geografis RT 09 memiliki ketinggian rata-rata 219 dpl yang lebih rendah dari

rata-rata ketinggian lahan seluruh responden yaitu sebesar 227 dpl serta

kondisi topografi yang bergelombang menyebabkan masyarakat sulit untuk

menjangkau sarana dan prasarana yang ada seperti sekolah, pasar, dan

sebagainya. Perbedaan harga lahan dapat ditunjukkan untuk tempat tinggal

pada jarak 880 meter harga lahan sebesar Rp 30.000,00/m2, sedangkan untuk

tempat tinggal yang berjarak 588 meter harga lahan Rp 100.000,00/m2.

b. Status lahan

Status lahan memiliki P-value 0,000 yang artinya bahwa variabel ini

berpengaruh nyata terhadap harga lahan. Nilai koefisien bertanda positif

menunjukkan jika lahan bersertifikat maka harga lahan akan semakin tinggi.

Hal ini terjadi karena suatu lahan yang memiliki sertifikat sebagai hak milik

biasanya memerlukan proses yang cukup panjang dan membutuhkan dana

yang tidak sedikit sehingga dengan adanya bukti konkret kepemilikan akan

menyebabkan harga lahan ikut meningkat. Sedangkan status lahan milik adat

seringkali lahan tersebut tidak memiliki sertifikat hak milik atau hanya berupa

akta lahan, sehingga kejelasan kepemilikannya kurang kuat dan kurang dapat

Page 85: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

72

dipertanggungjawabkan yang kemungkinan besar dapat menyebabkan

konflik.

6.4 Upaya Meminimalisir Dampak Negatif Keberadaan TPAS Galuga

Upaya untuk meminimalisir dampak negatif keberadaan TPAS Galuga

merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan, terutama oleh pemerintah

Kota Bogor dan Pemerintah Kabupaten Bogor. Upaya tersebut berupa upaya

penanganan lingkungan dan penanganan sampah. Upaya yang sebaiknya diambil

dapat merujuk pada hasil penilaian responden terhadap lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa masyarakat Desa Galuga

menilai lingkungan tempat tinggalnya sudah mengalami degradasi kualitas. Salah

satu bukti dari keadaan ini adalah timbulnya pencemaran udara dan air di sekitar

TPAS Galuga. Udara di Desa Galuga tercemar bau, bau yang harus dihirup oleh

semua orang yang berada di sekitar TPAS Galuga ini telah menyebabkan

timbulnya berbagai penyakit pernafasan, antara lain batuk dan sesak nafas.

Sementara itu, air yang telah tercemar menyebabkan timbulnya penyakit seperti

penyakit kulit dan pencernaan. Penurunan kualitas lingkungan tidak hanya

menimbulkan penyakit tetapi juga menyebabkan sebagian masyarakat

menggunakan sumber air pengganti untuk mengganti sumber air yang telah

tercemar.

Selain penurunan kualitas, lingkungan pemukiman disekitas TPAS Galuga

juga dinilai mengalami penurunan secara estetika. Penurunan estetika ini dapat

dinilai dari banyaknya lapak-lapak pemulung dan sampah yang berserakan di

jalan yang jatuh dari truk pengangkut sampah. Banyaknya lalat di rumah warga

telah mengganggu kenyamanan warga yang tinggal di sekitar TPAS Galuga.

Page 86: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

73

Lalat-lalat tersebut memasuki rumah warga dan menyerang makanan yang ada

sehingga dapat menjadi sumber penyakit seperti diare dan penyakit lainnya. Truk

pengangkut sampah yang melewati pemukiman warga menyebabkan bau,

kebisingan, kotor, debu dan kerusakan jalan.

Kondisi penurunan kualitas lingkungan tersebut dirasakan oleh masyarakat

di sekitar TPAS Galuga. Pemerintah sebagai pengelola memiliki tanggungjawab

besar dalam pengelolaan TPAS Galuga dengan baik sehingga dapat

meminimalisir dampak negatif yang terjadi. Beberapa upaya yang perlu diambil

pemerintah Kota Bogor dan pemerintah Kabupaten Bogor yaitu peningkatan

retribusi sampah dan perbaikan pengelolaan yang telah ada. Peningkatan dana

retribusi akan dapat membantu pemerintah dalam memberikan dana kompensasi

terhadap masyarakat yang terkena pencemaran akibat keberadaan TPAS Galuga.

Sistem pengelolaan yang baik tidak akan menyisakan residu dalam bentuk

penurunan kualitas bagi lingkungan sekitarnya. Perbaikan sistem pengelolaan dari

hulu sampai hilir perlu dilakukan agar dapat mencegah atau meminimalisir

dampak yang negatif dari keberadaan TPAS tersebut.

Perbaikan sistem pengelolaan ini dimulai dari timbulan sampah yang

dihasilkan, baik sampah hasil produksi maupun konsumsi sampai pada

pengelolaan akhir sampah tersebut. Tahap awal yang perlu dilakukan adalah

pengadaan tempat sampah yang sesuai dengan jenis sampah pada Tempat

Pembuangan Sementara (TPS), sehingga antara sampah organik dan sampah

anorganik tidak tercampur. Selanjutnya adalah perbaikan pengelolaan pada tahap

pengangkutan. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut sampah

sebaiknya menggunakan penutup agar tidak terlalu menimbulkan bau, dan akan

Page 87: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

74

lebih baik jika dibuat jalur khusus untuk mengangkut sampah agar tidak melewati

pemukiman masyarakat. Hal ini dapat meminimalisir dampak negatif berupa

kebisingan, debu, serta bau akibat pengangkutan sampah tersebut.

Selain itu, perbaikan sistem pengelolaan di TPAS Galuga juga perlu

dilakukan. Perbaikan pengelolaan ini dapat dilakukan dengan perbaikan

pengolahan sampah organik, anorganik serta pengolahan air sampah atau lindi.

Pengolahan ini sebaiknya diserahkan pada orang yang ahli dalam bidang masing-

masing sehingga pengolahan sampah tersebut dapat berjalan secara maksimal.

Penanaman pagar tanaman juga dapat mengurangi pencemaran udara, lalat yang

menuju pemukiman warga, dan tidak terlihat oleh warga yang melintasi jalan di

sekitar TPAS tersebut.

Kesadaran semua pihak sangat diperlukan untuk menjaga kualitas

lingkungan. Kesadaran ini tidak hanya pihak pengelola dan masyarakat TPAS

Galuga. Tetapi juga masyarakat yang berperan dalam timbulnya sampah tersebut.

Pemerintah sebagai pengambil keputusan dan pelaksana dilapangan, sedangkan

masyarakat sebagai pendukung dan ikut melaksanakan dalam menjaga kualitas

lingkungan. Sehingga diperlukan kerjasama yang baik agar dapat menguntungkan

semua pihak baik bagi pemerintah, masyarakat, maupun lingkungan.

Page 88: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Masyarakat di sekitar TPAS Galuga secara umum menilai keberadaan TPAS

Galuga menurunkan kualitas lingkungan, hal ini dapat ditunjukkan dengan

hasil perhitungan nilai rata-rata semantic differential yang lebih rendah

setelah adanya TPAS Galuga.

2. Hasil perhitungan menggunakan metode cost of illness dan replacement cost

menunjukkan bahwa penurunan kualitas lingkungan untuk biaya kesehatan

sebesar Rp 15.019.248.000,00 per tahun, sedangkan biaya pengganti air

minum sebesar Rp 1.230.828.000,00 per tahun. Total nilai penurunan kualitas

lingkungan adalah sebesar Rp 16.250.076.000,00 per tahun. Nilai ini

merupakan biaya kerugian yang dirasakan masyarakat dalam satu tahun

terakhir.

3. Faktor penurunan kualitas lingkungan tidak berpengaruh terhadap harga

lahan. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel kualitas lingkungan

yang berpengaruh nyata terhadap harga lahan di sekitar TPAS Galuga adalah

jarak tempat tinggal dengan TPAS Galuga. Variabel karakteristik lahan yang

berpengaruh nyata adalah status lahan, sedangkan variabel yang tidak

berpengaruh nyata adalah biaya kesehatan, luas lahan, dan biaya konsumsi air

bersih. Faktor penurunan kualitas lingkungan ditunjukkan dengan pendekatan

biaya kesehatan dan biaya konsumsi air bersih.

Page 89: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

76

7.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian maka dapat disarankan :

1. Pemerintah sebaiknya memperbaiki pola pengelolaan sampah yang ada

selama ini, diantaranya penanaman pagar tanaman, penggunaan penutup pada

truk pengangkut sampah, serta perbaikan saluran air sampah atau lindi,

sehingga keberadaan TPAS Galuga tidak mengganggu masyarakat sekitar.

2. Sistem pengelolaan sampah sebaiknya dilakukan secara tertutup dan

menerapkan prinsip 4R, yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan

kembali), recycle (mendaur ulang), dan replace (mengganti). Selain itu,

upaya internalisasi biaya eksternal yang sudah ada dapat dilaksanakan secara

optimal, sehingga dapat meminimalisir dampak negatif yang terjadi.

3. Kompensasi berupa pelayanan kesehatan gratis sebaiknya diadakan di luar

lokasi TPAS Galuga agar mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dengan

frekuensi minimal dilaksanakan tiga kali dalam satu bulan. Penyediaan

saluran air bersih juga perlu dilakukan agar masyarakat tidak mengalami

kesulitan dalam memperoleh air bersih.

4. Kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan

agar dapat menguntungkan berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat,

maupun lingkungan, misalnya berupa kerjasama dalam pengolahan sampah.

Page 90: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

DAFTAR PUSTAKA

Agung, I. G. N. 2005. Manajemen Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi : Kiat-

Kiat untuk Mempersingkat Waktu Penulisan Karya Ilmiah yang Bermutu.

Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Alonso, W. 1970. Location and Land Use. Harvard University Press. Cambridge.

Massachusetts.

Apriadji, W. H. 2002. Memproses Sampah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2009. Cibungbulang dalam Angka.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. Bogor

Champ, P. A, Boyle, K. J, & T. C, Brown. 2003. A Primer Non-market Valuation,

Kluwer Academic Publisher. New York.

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Dardak, A. H. 2007. Kebijakan Penataan Ruang untuk Persampahan.

Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.

Desa Galuga. 2011. Laporan Bulanan Penduduk Menurut Kelompok Umur Desa

Galuga. Desa Galuga. Bogor.

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Bogor. 2010. Laporan Pelaksanaan

Revisi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL) TPAS Galuga. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

Kota Bogor. Bogor

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor. 2010. Data Persampahan Kota

Bogor. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor. Bogor.

Effendy, Eva Vebriyanti. 2005. Polutan Gas dari Berbagai Lokasi TPA (Tempat

Pembuangan Akhir) Sampah. Skripsi. Departemen Teknik

Pertanian.Fateta IPB.

Garrod, G. And Willis, K. G. 1999. Economic Valuation of the Environment.

Edward Elgar. Massachusetts.

Gujarati, Damodar N. 1997. Ekonometrika Dasar. Terjemahan. Erlangga. Jakarta.

, Damodar N. 2003. Basic Econometric. Fourth Edition. Mc Graw Hill

Book Company, Singapore.

, Damodar N. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jilid 1. Erlangga,

Yogyakarta.

Gita, T. K. 2010. Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Akibat Pencemaran

Lingkungan terhadap Kesehatan Masyarakat : Studi Kasus di Kelurahan

Kapuk Muara, Jakarta Utara. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen

IPB. Bogor.

Page 91: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

78

Hadiwiyoto, S. 1981. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Yayasan Idayu.

Jakarta.

Harcrow, H.G. 1992. Ekonomi Pertanian. Ahmad Sudiyono (penerjemah). UMM

Press. Malang.

Hardjowigeno, S., Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan

Perencanaan Tataguna Lahan. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Kastaman, R, dan Kramadibrata, A. M. 2007. Sistem Pengelolaan Reaktor

Sampah Terpadu Silarsatu. Humaniora. Bandung.

King, D. M. And Marissa, J. M. 2000. Environmental Valuation. US Departemen

of Agriculture Natural Resources Conservation Services and National

Oceanografi and Atmosphere Administration. USA.

Kurniawan, B. 2006. Analisis Kualitas Air Sumur Sekitar Wilayah Tempat

Pembuangan Akhir Sampah (Studi Kasus di TPA Galuga Cibungbulang

Bogor). Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor.

Mangkoesoebroto, G. 2000. Ekonomi Publik. BPFE-YOGYAKARTA.

Yogyakarta.

Nuryanti, W. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Lahan Pemukiman

di Kecamatan Teluk Jambe Timur Kabupaten Karawang. Skripsi Faperta

IPB. Bogor.

Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Pearce, W. D. and Turner, K. R. 1990. Economics of Natural Resource and The

Environment. Harvester Wheatsheaf. New York.

Silalahi, Rocky D. F.2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Lahan

Pemukiman Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. Skripsi Fakultas

Pertanian IPB. Bogor.

Suhan, G. Y. 2009. Estimasi Nilai Prenurunan Kualitas Lingkungan Terhadap

Harga Lahan di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Cipayung

Kota Depok Jawa Barat. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen

IPB.Bogor.

Suparmoko. 1989. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. BPFE.

Yogyakarta.

Sutjahjo, S. H., Lay B. W., Herison C. 2007. Pengelolaan Tempat Pembuangan

Akhir Sampah dengan Pendekatan ‘Zero Waste’ (Nirlimbah) Berbasis

Partisipasi Masyarakat. Laporan Akhir Hibah Pasca. IPB. Bogor

Utari, R. K., D. Pearce, dan I. Batemen. 2006. Environmental Economics: An

Elementary Introduction. Harvester Wheatsheaf. Hertfordshire.

Yudiyanto. 2007. Analisis Sistem Pengelolaan Sampah Pemukiman di Kota

Bogor. Tesis Pascasarjana IPB. Bogor.

Page 92: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

LAMPIRAN

Page 93: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

80

Lampiran 1. Data Analisis Regresi Berganda

Harga

Lahan

(Rp/m2)

Jarak Tempat

Tinggal

dengan TPAS

Galuga (m)

Biaya

Kesehatan

(Rp/bulan)

Luas

Lahan

(m2)

Biaya

Konsumsi

Air Bersih

(Rp/bulan)

Status

Lahan

Y X1 X2 X3 X4 D5

30000 861 0 170 0 0

30000 795 24000 500 0 0

50000 785 0 150 104000 0

50000 868 0 60 0 0

30000 880 0 200 0 0

35000 854 170000 108 144000 0

30000 854 64000 190 0 0

30000 852 20000 50 0 0

30000 852 0 250 0 0

30000 837 0 128 0 0

30000 836 0 48 0 0

30000 803 0 60 0 0

30000 860 0 72 0 0

30000 862 0 42 0 0

30000 788 17500 48 0 0

30000 783 0 48 0 0

30000 876 0 32 0 0

30000 848 76000 150 0 0

40000 847 0 30 0 0

30000 855 0 42 0 0

50000 642 0 380 0 0

40000 746 14000 70 525000 0

50000 768 0 108 0 0

45000 714 0 224 0 0

40000 744 0 32 0 0

45000 680 14000 1500 0 0

45000 734 5000 84 0 0

50000 764 0 100 128000 0

50000 769 0 90 0 0

50000 743 0 200 0 0

60000 644 0 75 0 0

40000 637 5000 120 0 0

40000 617 40000 96 0 0

50000 636 0 200 0 0

60000 634 46000 24 0 0

40000 660 30000 120 0 0

60000 461 0 150 0 0

Page 94: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

81

50000 689 0 200 0 0

50000 606 20000 100 0 0

40000 642 5000 35 0 0

100000 627 0 140 0 1

80000 621 9000 49,5 0 0

50000 573 0 72 0 0

100000 588 0 35 0 1

50000 615 25000 72 0 0

60000 595 0 72 0 0

100000 653 0 156 0 1

100000 645 0 144 0 1

50000 644 0 63 0 0

50000 657 45000 54 0 0

60000 736 0 400 0 0

60000 732 0 125 40000 0

80000 733 0 45 0 1

100000 694 0 35 0 1

50000 676 25000 50 0 0

50000 727 13000 96 0 0

100000 680 0 48 0 1

50000 705 0 96 0 0

100000 680 0 32 0 1

100000 689 0 15 0 1

Page 95: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

82

Lampiran 2. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga

Lahan di Sekitar TPAS Galuga

Regression Analysis: Y versus X1; X2; X3; X4; D5 The regression equation is

Y = 104234 - 81,5 X1 - 0,0374 X2 - 1,58 X3 + 0,0069 X4 + 47905 D5

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 104234 8505 12,26 0,000

X1 -81,52 11,37 -7,17 0,000 1,1

X2 -0,03737 0,04126 -0,91 0,369 1,1

X3 -1,581 5,303 -0,30 0,767 1,0

X4 0,00691 0,01492 0,46 0,645 1,0

D5 47905 3116 15,37 0,000 1,1

S = 8123,04 R-Sq = 88,0% R-Sq(adj) = 86,9%

PRESS = 7069831629 R-Sq(pred) = 76,14%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 5 26070212997 5214042599 79,02 0,000

Residual Error 54 3563120337 65983710

Total 59 29633333333

Durbin-Watson statistic = 1,71781

Page 96: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

83

Lampiran 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Harga Lahan di Sekitar TPAS Galuga

Regression Analysis: RESI1 versus X1; X2; X3; X4; D5 The regression equation is

RESI1 = 0 - 0,0 X1 - 0,0000 X2 + 0,00 X3 - 0,0000 X4 + 0 D5

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 0 8505 0,00 1,000

X1 -0,00 11,37 -0,00 1,000 1,1

X2 -0,00000 0,04126 -0,00 1,000 1,1

X3 0,000 5,303 0,00 1,000 1,0

X4 -0,00000 0,01492 -0,00 1,000 1,0

D5 0 3116 0,00 1,000 1,1

S = 8123,04 R-Sq = 0,0% R-Sq(adj) = 0,0%

PRESS = 7069831629 R-Sq(pred) = 0,00%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 5 0 0 0,00 1,000

Residual Error 54 3563120337 65983710

Total 59 3563120337

Durbin-Watson statistic = 1,71781

Page 97: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

84

Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga

Lahan di Sekitar TPAS Galuga

Residual

Pe

rce

nt

20000100000-10000-20000

99,9

99

90

50

10

1

0,1

Fitted Value

Re

sid

ua

l

10000080000600004000020000

30000

20000

10000

0

-10000

Residual

Fre

qu

en

cy

2500

0

2000

0

1500

0

1000

050

000

-500

0

-100

00

16

12

8

4

0

Observation Order

Re

sid

ua

l

605550454035302520151051

30000

20000

10000

0

-10000

Normal Probability Plot of the Residuals Residuals Versus the Fitted Values

Histogram of the Residuals Residuals Versus the Order of the Data

Residual Plots for Y

RESI1

Pe

rce

nt

3000020000100000-10000-20000-30000

99,9

99

95

90

80

7060504030

20

10

5

1

0,1

Mean

0,128

-3,88051E-11

StDev 7771

N 60

KS 0,101

P-Value

Probability Plot of RESI1Normal

Page 98: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

85

Lampiran 5. Data Biaya Pengobatan

No

Biaya Pengobatan Akibat Pencemaran Air Biaya Pengobatan Akibat Pencemaran Udara

Jenis

Penyakit

yang

Sering di

Derita

Biaya

Pengobatan

(Rp)

Asumsi

Kambuh

dalam

Satu

Tahun

Biaya

Pengobatan

dalam Satu

Tahun

(Rp/tahun)

Jenis

Penyakit

yang

Sering di

Derita

Biaya

Pengobatan

(Rp)

Asumsi

Kambuh

dalam

Satu

Tahun

Biaya

Pengobatan

dalam Satu

Tahun

(Rp/tahun)

1 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 Asma 70000 4 280000

3 Sakit kulit 190000 4 760000 0 0 0

4 Sakit kulit 20000 12 240000 0 0 0

5 0 0 0 0 0 0

6 0 0 0 ISPA 85000 12 1020000

7 0 0 0 0 0 0

8 0 0 0 0 0 0

9 0 0 0 0 0 0

10 0 0 0 0 0 0

11 0 0 0 0 0 0

12 0 0 0 0 0 0

13 0 0 0 0 0 0

14 0 0 0 0 0 0

15 0 0 0 0 0 0

16 0 0 0 0 0 0

17 0 0 0 0 0 0

Page 99: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

86

18 Sakit kulit 76000 12 912000 0 0 0

19 Sakit kulit 70000 3 210000 0 0 0

20 0 0 0 0 0 0

21 0 0 0 0 0 0

22 Sakit kulit 70000 3 210000 0 0 0

23 0 0 0 0 0 0

24 0 0 0 0 0 0

25 0 0 0 0 0 0

26 sakit kulit 82000 2 164000 0 0 0

27 0 0 0 0 0 0

28 0 0 0 0 0 0

29 0 0 0 0 0 0

30 sakit kulit 5000 12 60000 0 0 0

31 0 0 0 0 0 0

32 sakit kulit 5000 12 60000 0 0 0

33 0 0 0 ISPA 120000 12 1440000

34 0 0 0 0 0 0

35 0 0 0 ISPA 46000 12 552000

36 0 0 0 ISPA 30000 12 360000

37 0 0 0 0 0 0

38 0 0 0 0 0 0

39 muntaber 240000 1 240000 0 0 0

40 0 0 0 0 0 0

41 0 0 0 ISPA 9000 12 108000

Page 100: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

87

42 0 0 0 ISPA 5000 12 60000

43 0 0 0 0 0 0

44 0 0 0 0 0 0

45 0 0 0 0 0 0

46 0 0 0 0 0 0

47 0 0 0 0 0 0

48 0 0 0 ISPA 25000 12 300000

49 0 0 0 0 0 0

50 0 0 0 flek paru 60000 9 540000

51 0 0 0 0 0 0

52 0 0 0 0 0 0

53 0 0 0 0 0 0

54 0 0 0 0 0 0

55 0 0 0 0 0 0

56 0 0 0 0 0 0

57 0 0 0 ISPA 25000 12 300000

58 0 0 0 0 0 0

59 0 0 0 ISPA 13000 12 156000

60 0 0 0 0 0 0

Total 2856000 Total 5116000

Total Biaya Pengobatan 7972000

Morbiditas Pencemaran Air dan Udara 1884

Biaya Pengobatan Selama Satu Tahun 15019248000

Page 101: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

88

Lampiran 6. Data Biaya Pengganti

No

Biaya Pengganti

Biaya untuk Mendapatkan Sumber Air

Minum Pengganti (Rp/bulan)

Biaya Trasportasi Pembelian Air

Pengganti (Rp/bulan)

1 0 0

2 0 0

3 24000 80000

4 0 0

5 0 0

6 104000 40000

7 0 0

8 0 0

9 0 0

10 0 0

11 0 0

12 0 0

13 0 0

14 0 0

15 0 0

16 0 0

17 0 0

18 0 0

19 0 0

20 0 0

Page 102: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

89

21 0 0

22 275000 250000

23 0 0

24 0 0

25 0 0

26 0 0

27 0 0

28 48000 80000

29 0 0

30 0 0

31 0 0

32 0 0

33 0 0

34 0 0

35 0 0

36 0 0

37 0 0

38 0 0

39 0 0

40 0 0

41 0 0

42 0 0

43 0 0

44 0 0

Page 103: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

90

45 0 0

46 0 0

47 0 0

48 0 0

49 0 0

50 0 0

51 0 0

52 30000 10000

53 0 0

54 0 0

55 0 0

56 0 0

57 0 0

58 0 0

59 0 0

60 0 0

Total 481000 460000

Biaya Pengganti Per Bulan (Rp/bulan) 941000

Biaya Pengganti Per Tahun (Rp/tahun) 11292000

Populasi RT 09 109

Total Biaya Pengganti Per Tahun

(Rp/tahun) 1230828000

Total Nilai Ekonomi Penurunan

Kualitas Lingkungan 16250076000

Page 104: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

91

Lampiran 7. Dokumentasi penelitian

Kondisi Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga

Sarana dan Prasarana TPAS Galuga

Kondisi Lingkungan Permukiman di Sekitar TPAS Galuga

Page 105: Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan Di Sekitar Tempat ... · analisis penurunan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah galuga kabupaten bogor jawa barat

92

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Lisanatul Hifdziyah, lahir pada tanggal 05 Mei 1988.

Penulis adalah anak ketiga dari 4 bersaudara pasangan Abu Tholhah dan Sriyatun.

Jenjang pendidikan penulis dilalui dengan baik, dari mulai Taman Kanak-kanak,

menamatkan pendidikan dasar di MI Darul Hikam Lamongan pada tahun 2001,

menyelesaikan Madrasah Tsanawiyah Darul Hikam Lamongan tahun 2004,

hingga menamatkan sekolah menengah atas di SMA BPPT Al-Fattah Lamongan

pada tahun 2007.

Pada tahun 2007, penulis juga mendapatkan Undangan Seleksi Masuk IPB

(USMI) untuk jurusan Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, sehingga selepas

SMA penulis langsung memasuki jenjang Strata 1 (S1). Selama menjadi

mahasiswa IPB, penulis mengikuti berbagai kepanitiaan seperti menjadi panitia

seminar anti narkoba Tingkat Persiapan Bersama (TPB), acara keagamaan, dan

lain sebagainya. Pada tahun 2009, penulis menikah dengan laki-laki bernama

Syaihul Umam.