analisis pengungkapan transaksi asuransi syariah

81
ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH BERDASARKAN PSAK 108 PASA ENTITAS ASURANSI SYARIAH SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA 4 PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH PADA JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN OLEH : HALIMAH A04130010 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN JURUSAN AKUNTANSI 2017

Upload: others

Post on 02-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH BERDASARKAN PSAK 108 PASA ENTITAS

ASURANSI SYARIAH

SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK

MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA 4 PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

PADA JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

OLEH :

HALIMAH A04130010

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

JURUSAN AKUNTANSI 2017

Page 2: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

ii

Page 3: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

iii

Page 4: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Halimah

NIM : A04130010

Tempat/tanggal lahir : Kotabaru, 29 November 1995

Agama : Islam

Nama Orang Tua

1. Ayah : Hanafi

2. Ibu : Kumala Sari

Riwayat Pendidikan

1. Taman kanak-Kanak Tunas Rimba 1 Kotabaru (1999-2000)

2. Sekolah Dasar Negeri 1 Stagen Kotabaru (2000-2007)

3. Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Kotabaru (2007-2010)

4. SMAN 2 Kotabaru (2010-2013)

Page 5: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

v

MOTTO

STOP DREAMING

START DOING

Page 6: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

vi

Page 7: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT karena berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir ini. Tidak lupa penulis panjatkan shalawat dan salam kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW serta sahabat dan pengikut beliau hingga

akhir zaman.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa laporan ini

jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan dalam penyajian tugas

akhir ini. Oleh karena itu, kritik dan saran senantiasa penulis harapkan dari

pembaca.

Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada yang telah memberikan dorongan dan bimbingan serta

pengarahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini , yaitu antara lain :

1. Kedua orangtua saya yang selalu memberikan doa dan dukungan yang

sangat luar biasa sehingga saya dapat berada dijenjang ini.

2. Dua orang adik saya yang menjadi alasan saya untuk tetap terus berusaha

menjadi yang terbaik.

3. Bapak Edy Yohanes ST, MT selaku Direktur Politeknik Negeri

Banjarmasin.

4. Ibu Andriani SE, MM, M.Sc selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik

Negeri Banjarmasin.

Page 8: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

viii

5. Bapak H.Mairijani, M.Ag selaku Ketua Prodi Diploma IV Aakuntansi

Lembaga Keuangan Syariah Politeknik Negeri Banjarmasin.

6. Ibu Basyirah Ainun, SE, MM, Ak, CA selaku Wali Kelas yang telah

memberikan bimbingan dan saran.

7. Ibu Manik Mutiara Sadewa SE, Ak, CA SAS, M.Bus (Acc) selaku

Pembimbing yang telah memberikan bimbingan , petunjuk, saran dan

koreksi dari segi isi maupun penulisan.

8. Bapak M. Arif Budiman, S.Ag, MEI dan Ibu Lusiana Handayani,

SE,CIFP, Ak, CA selaku Penguji seminar skripsi yang telah memberikan

bimbingan , petunjuk, saran dan koreksi dari segi isi maupun penulisan.

9. Sahabat saya yang selalu ada Leny, Pera, Syarifah, Kurniati Amalia,

Halim, Amel, Cipta, dan yang senantiasa menjadi tempat berbagi yang

tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

10. Keluarga besar ALKS 2013 yang sudah memberikan kesempatan untuk

bekerja sama dalam segala hal yang telah kita lewati.

11. Kepada semua teman-teman diluar perkuliahan yang saya sayangi.

Banjarmasin, Juli 2017

Penulis

Page 9: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

SURAT PERNYATAAN ................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

ABSTRAK ....................................................................................................... xv

ABSTRACT ..................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Permasalahan ....................................................................................... 5

C. Batasan Masalah .................................................................................. 5

D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

E. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ..................................................................................... 6

Page 10: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

x

1. Asuransi ........................................................................................ 6

2. PSAK 108 ..................................................................................... 17

3. Catatan atas Laporan Keuangan (CLK) ......................................... 20

B. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN

A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel.................. 24

B. Jenis Penelitian ..................................................................................... 25

C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 26

E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 26

F. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 28

1. Sejarah Singkat Perusahaan Asuransi Syariah ............................... 28

2. Produk-Produk Asuransi Syariah ................................................... 32

3. Opini Auditor ................................................................................. 35

B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 36

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................................. 55

B. Saran .................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

xi

Page 12: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

xii

ABSTRAK

HALIMAH / A04130010 / 2017 / ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH BERDASARKAN PSAK 108 PADA ENTITAS ASURANSI UMUM SYARIAH

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian pengungkapan

terkait kontribusi peserta berdasarkan PSAK 108 pada tiga entitas asuransi

Syariah.

Jenis penelitian ini adalah studi komparatif. Sumber data yang digunakan

adalah data sekunder. Penelitian ini berdasarkan Annual Report tiga entitas

asuransi Syariah pada tahun 2013. Teknis analisis data ialah dengan

mengunkapkan, menyiapkan check list, menghitung persentase, dan mendapatkan

hasil.

Dari hasil penelitian terhadap tiga entitas asuransi syariah diketahui bahwa

dari tabel check list pengungkapan kontribusi peserta berdasarkan kontribusi

peserta PSAK 108 diketahui bahwa PT. Asuransi Takaful Umum sudah

mengungkapkan sebesar 58% dan PT. Asuransi Bintang, Tbk sudah

mengungkapkan sebesar 41%, sedangkan PT. Asuransi Ekspor Indonesia

(Persero) tidak mengungkapkannya sama sekali.

Kata Kunci : Asuransi syariah, Pengungkapan, Catatan atas Laporan Keuangan,

Kontribusi pesrta, PSAK 108

Page 13: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

xiii

ABSTRACT

HALIMAH / A04130010 / 2017 / ANALYSIS OF DISCLOSURES OF SHARIA INSURANCE TRANSACTIONS BASED ON PSAK 108 ON SHARIA INSURANCE ENTITIES

The purpose of this study is to determine the relevance of disclosures

related to the contribution of participants under PSAK 108 at three Sharia

insurance entities.

This research is a comparative study. Data source used in this research is

secondary data. The research framework (theoretical) of this research is based on

the Annual Report of three Sharia insurance entities in 2013. Technical data

analysis is to unveil, prepare check lists, calculate percentages, and get results.

It is from the results of research that based on the table check list

disclosure of contributions of participants in accordance with PSAK 108 PT.

Takaful General Insurance has revealed 58% and PT. Asuransi Bintang, Tbk has

revealed 41%, while PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) does not disclose it

at all.

Keywords : Sharia Insurance, Disclosures, Notes to Financial Statements,

Contributions, PSAK 108

Page 14: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia diawali dengan

lahirnya perbankan syariah, yaitu Bank Muamalat pada tahun 1992.

Selanjutnya diikuti lahirnya asuransi syariah pertama di Indonesia PT Syarikat

Takaful Indonesia (STI) pada tahun 1994. Asuransi syariah Takaful didirikan

atas inisiasi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan

Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia, PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri,

Departemen Keuangan RI serta beberapa pengusaha Muslim Indonesia.

Berdasarkan statistik perasuransian yang dilakukan Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa jumlah perusahaan asuransi dan

perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah per 19 Februari 2016 adalah 31

perusahaan yang terdiri dari 3 perusahaan asuransi syariah (murni syariah), 25

perusahaan asuransi yang memiliki unit syariah dan 3 perusahaan reasuransi

yang memiliki unit syariah. Jumlah tersebut mengalami kenaikan

dibandingkan dengan jumlah perusahaan asuransi dan reasuransi dengan

prinsip syariah di tahun 2012.

Konsep dasar asuransi syariah adalah tolong-menolong dalam kebaikan

dan ketaqwaan (al-birri wal taqwa) atau disebut juga sebagai sharing of risk.

Dalam mengelola dana peserta yang terkumpul pada kumpulan dana tabarru’,

mudharib (perusahaan asuransi) diawasi secara teknis dan operasional oleh

komisaris, dan secara syar’i diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS),

Page 15: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

2

agar selalu sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariah. ini dikarenakan

transaksi-transaksi yang berlaku pada asuransi syariah sangat khusus jika

dibandingkan dengan asuransi konvensional.

Kedudukan perusahaan asuransi syariah dalam transaksi asuransi

kerugian adalah sebagai pemegang amanah sekaligus pengelola dana premi

(kontribusi/tabarru’). Asuransi syariah menginvestasikan dana tabarru’ yang

terkumpul dari kontribusi peserta kepada instrumen investasi yang dibenarkan

oleh syara’. Perusahaan asuransi syariah yang dalam hal ini bertindak sebagai

mudharib berkewajiban untuk membayar klaim apabila ada salah satu peserta

yang mengalami musibah. Selain itu, perusahaan juga berkewajiban menjaga

dan menjalankan amanah yang diembannya secara adil, transparan dan

profesional.

Standar akuntansi merupakan sarana bagi perusahaan untuk membuat

pelaporan dan penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan karakteristik

perusahaannya untuk dapat menyajikan informasi yang cukup, akurat, relevan,

tepat waktu, dapat dipercaya dan sebagai alat transparansi dan akuntabilitas

bagi nasabah, regulator dan juga manajemen. Dewan Standar Akuntansi

Keuangan (DSAK) mewujudkannya dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan nomor 108 mengenai akuntansi transaksi asuransi syariah. PSAK

108 bertujuan untuk mengatur akuntansi transaksi asuransi syariah mulai

pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransi

syariah agar lebih memantapkan praktik asuransi syariah di Indonesia. untuk

tujuan umum entitas syariah yang kemudian disebut laporan keuangan, agar

Page 16: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

3

dapat dibandingkan, baik dengan laporan keuangan entitas syariah lain..

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)

menegaskan bahwa perusahaan Asuransi dengan prinsip syariah harus

menyelesaikan implementasi PSAK 108 pada 2010. Hal tersebut dikatakan

Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK Issa Rachmatawarta, kepada

wartawan di kantornya, di Jakarta, pada 10 Desember 2010. Menurutnya

aturan tersebut telah diterapkan sejak januari 2010.

Salah satu sumber utama untuk meraih kepercayaan publik adalah

tingkat kualitas informasi yang diberikan kepada publik, dimana lembaga

syariah harus mampu meyakinkan publik bahwa mereka memiliki kemampuan

dan kapasitas di dalam mencapai tujuan-tujuan finansial maupun tujuan-tujuan

yang sesuai dengan syariat Islam. Karena itu, membangun sebuah sistem

akuntansi dan audit yang bersifat standar telah menjadi kebutuhan utama yang

harus dipenuhi, menyangkut pengakuan, pengukuran, penyajian, dan

pengungkapan dalam sebuah sistem akuntansi. Salah satu permasalahan

mendasar yang dihadapi oleh kalangan lembaga syariah saat ini adalah

standarisasi sistem akuntansi dan audit, yang bertujuan untuk menciptakan

transparansi keuangan sekaligus memperbaiki kualitas pelayanan keuangan

kepada masyarakat. Diketahui bahwa diantara kunci kesuksesan suatu

lembaga syariah sangat ditentukan oleh tingkat kepercayaan publik terhadap

kekuatan finansial yang bersangkutan, dan kepercayaan terhadap kesesuaian

operasional dengan sistem syariah Islam. (Syauqi, 2005).

Page 17: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

4

Informasi akuntansi menjadi sumber informasi utama bagi manajemen

dalam mengelola perusahaan. Laporan keuangan merupakan produk atau hasil

akhir dalam proses akuntansi. Laporan keuangan mrnjadi sarana komunikasi

mengenai informasi keuangan dan hasil operasi perusahaan kepada pihak-

pihak di luar perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan diharapkan dapat

memberikan informasi yang berguna kepada para pihak-pihak yang bergabung

diluar perusahaan. Laporan keuangan dalam akuntansi Islam tidak hanya

berfokus pada kepentingan decision making saja tetapi dititikberatkan untuk

pertanggungjawaban.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus dapat dipahami,

dipercaya, relevan, dan transparan karna digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan. Kegiatan investasi merupakan kegiatan yang

mengandung resiko dan ketidakpastian sehingga dengan adanya informasi

yang disajikan dapat mengurangi resiko dan ketidak pastian yang dihadapi

oleh penggunanya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengungkapan

(disclosure) yang memadai dalam laporan keuangan. Pegungkapan dalam arti

luas meliputi pos-pos yang disajikan didalam laporan keuangan.

Pengungkapan juga disyaratkan dalam standar akuntansi

Berdasarkan hal itulah yang mendorong penulis untuk melakukan

penelitian lebih dalam, yaitu dengan judul “ANALISIS

PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

BERDASARKAN PSAK 108 PADA ENTITAS ASURANSI UMUM

SYRIAH”

Page 18: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

5

B. Permasalahan

Maka yang menjadi masalah pokok penelitian ini apakah entitas Asuransi

Syariah sudah mengungkapkan terkait kontribusi peserta asuransi syariah

sesuai dengan PSAK 108 ?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada kesesuaian penerapan akuntansi mengenai

pengungkapan terkait kontribusi peserta berdasarkan PSAK 108 dan terbatas

pada entitas Asuransi Syariah yang laporan keuangannya tersedia.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang penulis ingin capai dalam penelitian ini adalah untuk

menjelaskan kesesuaian pengungkapan terkait kontribusi Asuransi Syariah

dengan PSAK 108.

E. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau

informasi tambahan terkait bagaimana perusahaan asuransi syariah

megungkapkan catatan atas laporan keuangan serta dapat menjadi

perbandingan bagi penelitian-penelitian yang akan datang terkait dengan

Asuransi Syariah.

2. Manfaat Praktis

Agar peneliti dapat memperoleh tambahan informasi dan

pengetahuan terkait Catatan atas Laporan keuangan Asuransi Syariah.

Page 19: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Asuransi

a. Sejarah Asuransi Syariah

Lembaga asuransi sebagaimana dikenal sekarang sebenarnya tidak

dikenal pada masa awal Islam, akibatnya banyak literature Islam

menyimpulkan bahwa asuransi tidak dapat dipandang sebagai praktik

yang halal. Walaupun secara jelas mengenai lembaga asuransi ini tidak

dikenal pada masa awal Islam, akan tetapi terdapat beberapa aktifitas

dari kehidupan pada masa Rasulullah yang engarah pada prinsip-

prinsip asuransi. Misalnya, konsep tanggungjawab bersama yang

disebut dengan system aqilah. Sistem tersebut telah berkembang di

kalangan masyarakat masyarakat Arab sebelum lahirnya Rasulullah

SAW. Kemudian pada zaman Rasulullah SAW. Atau pada masa awal

Islam system tersebut dipraktikkan di antara kaum Muhajirin dan

Anshar. System aqilah adalah system menghimpun anggota untuk

menyumbang dalam suatu tabungan bersama yang dikenal sebagai

kunz. Tabungan ini bertujuan untuk memberikan pertolongan kepada

keluarga korban yang terbunuh secara tidak sengaja dan untuk

membebaskan hamba sahaya.

Sedangkan, di Indonesia asuransi takaful baru muncul pada tahun

1994 seiring dengan diresmikannya PT. Syarikat Takaful Indonesia

Page 20: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

7

yang kemudian mendirikan 2 anak perusahaan yaitu PT. Asuransi

Takaful Keluarga pada tahun1994 dan PT. Asuransi Takaful Umum

pada tahun 1995. Gagasan dan pemikiran didirikannya asuransi

berlandaskan syariah sebenarnya sudah muncul tiga tahun sebelum

berdirinya Takaful dan semakin kuat setelah didirikannya Bank

Muamalat Indonesia pada tahun 1991 dengan beroperasinya bank-bank

syariah dirasakan kebutuhan akan kehadiran jasa asuransi yang

berdasarkan syariah pula. Berdasarkan pemikiran tersebut, Ikatan

Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) pada tanggal 27 Juli 1993

melalui Yayasan Abdi Bangsa bersama Bank Muamalat Indonesia

(BMI) dan perusahaan asuransi Tugu Mandiri sepakat memprakarsai

pendirian asuransi Takaful dengan menyusun Tim Pembentukan

Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI).

TEPATI itulah yang kemudian menjadi perumus dan perealisir

berdirinya Asuransi Takaful Indonesia dengan mendirikan PT.

Asuransi Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa) dan PT. Asuransi Takaful

Umum (Asuransi Kerugian). Pendirian dua asuransi tersebut

dimaksudkan untuk memenuhi Pasal 3 UU no. 2 tahun 1992 tentang

usaha perasuransian yang menyebutkan bahwa perusahaan asuransi

jiwa dan perusahaan asuransi kerugian harus didirikan secara terpisah.

b. Pengertian Asuransi Syariah

Dalam bahassa Arab, asuransi dikenal dengan istilah at-ta’min,

penanggung disebut mu’ammin, tertanggung disebut mu’ammana lahu

Page 21: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

8

atau musta’min. Asuransi adalah sebagai salah satu cara atau metode

untuk memelihara manusia dalam menghindari resiko (ancaman)

bahaya yang beragam yang akan terjadi dalam hidupnya, dalam

perjalanan hidupnya, atau dalam aktivitas ekonominya. Ia berpendapat,

bahwa sistem asuransi adalah sistem ta’awun dan tadhamun yang

bertujuan untuk menutupi kerugian peristiwa-peristiwa atau musibah-

musibah oleh sekelompok tertanggung kepada orang yang tertimpa

musibah tersebut.( Bank dan Asuransi Islam di Indonesia)

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/DSN-

MUI/X/2001, asuransi syariah (Ta’min, Takaful, Tadhamun) adalah

usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah

orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’

memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu

melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.

Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI) pengertian Asuransi

Syariah adalah sebuah usaha saling melindungi dan tolong menolong

di antara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset dan atau

tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi

risiko tertentu melalui Akad yang sesuai dengan syariah.

sumber : http://asuransisyariah.asia/product/4/94/Pengertian-Asuransi-

Syariah

.

Page 22: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

9

Definisi Asuransi Syariah menurut AAOIFI (Accounting and

Auditing Organization for Islamic Financial Institutions) (2010),

Asuransi Islami adalah kesepakatan sejumlah orang yang menghadapi

risiko-risiko tertentu dengan tujuan untuk menghilangkan bahaya-

bahaya yang muncul dari risiko-risiko tersebut, dengan cara membayar

kontribusi-kontribusi berdasarkan keharusan tabarru’ (hibah), yang

darinya terbentuk dana pertanggungan yang mempunyai badan hukum

sendiri dan tanggungan harta independen yang darinya akan

berlangsung penggantian (kompensasi) terhadap bahaya-bahaya yang

menimpa salah seorang peserta sebagai akibat terjadinya risiko-risiko

yang telah ditanggung.

Asuransi syariah adalah sistem menyeluruh yang pesertanya

mendonasikan (men-tabarru’-kan) sebagian atau seluruh kontribusinya

yang digunakan untuk membayar klaim atas risiko tertentu akibat

musibah pada jiwa, badan, atau benda yang dialami oleh peserta yang

berhak (PSAK 108).

Menurut UU No 40 tahun 2014, asuransi syariah adalah kumpulan

perjanjian yang terdiri atas perjanjian antara perusahaan asuransi

syariah dan pemegang polis dan perjanjian di antara pemegang polis,

dalam rangka pengelolaan kontribusi berdasarkan prinsip syariah guna

saling menolong dan melindungi.

Asurani syariah merupakan salah satu jenis lembaga syariah non-

bank. Asuransi syariah juga memiliki kesamaan fungsi dengan

Page 23: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

10

lembaga keuangan syariah non-bank lainnya, yakni untuk memperoleh

keuntungan dari hasil investasi dana yang dikumpulkan dari peserta

asuransi. Cara pembagian keuntungan pengelolaan dana peserta

asuransi dilakukan dengan prinsip bagi hasil (profit and lost sharing).

Dalam hal ini perusahaan asuransi bertindak sebagai pihak pengelola

dana (mudharib) yang menerima pembayaran dari peserta asuransi

untuk dikelola dan diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah.

Sedangkan peserta asuransi bertindak sebagai pemilik dana (shahibul

maal) yang akan memperoleh manfaat jasa perlindungan, penjaminan,

dan bagi hasil dari perusahaan asuransi.

Herman Darmawi (dalam Sumanto, dkk: 2009) menerangkan

bahwa asuransi dapat didefinisikan dari berbagai sudut pandang, yaitu

ekonomi, hukum, bisnis, sosial, dan matematika. Berikut akan

dijelaskan masing-masing definisi tersebut :

1) Ekonomi

Sebuah metode untuk mengurangi resiko dengan jalan

memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya

kerugian keuangan (finansial)

2) Hukum

Suatu kontrak (perjanjian) pertanggungan resiko antara

tertanggung dan penanggung. Penanggung berjanji membayar

kerugian yang disebabkan resiko atas hal yang dipertanggungkan.

Page 24: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

11

Adapun tertanggung membayar premi secara periodik kepada

penggung.

3) Bisnis

Sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima atau menjual

jasa, pemindahan resiko dari pihak lain, dan memperoleh

keuntungan dengan berbagai resiko (sharing of risk) di antara

sejumlah nasabahnya.

4) Sosial

Organisasi sosial yang menerima pemindahan resiko dan

mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar

kerugian yang mungkin terjadi pada setiap aanggota tersebut.

5) Matematika

Aplikasi matematika dalam memperhitungkan biaya dan faedah

pertanggungan resiko. Hukum probabilitas dan teknik statistika

dipergunakan untuk mencapai hasil yang dapat diramalkan.

Dari pengertian asuransi tersebut diketahui adanya tiga unsur

pokok dalam asuransi, yaitu bahaya atau kerugian yang

dipertanggungkan, premi pertanggungan, dan sejumlah uang ganti rugi

pertanggungan. Bahaya atau kerugian dipertanggungkan sifatnya tidak

pasti terjadi. Jumlah premi sangat tergantung pada faktor-faktor yang

menyebabkan tinggi rendahnya tingkat resiko dan jumlah nilai

pertanggungan. Jumlah uang santunan sering atau bahkan pada

umumnya jauh lebih besar daripada premi yang dibayarkan kepada

Page 25: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

12

perusahaan asuransi. Mekanisme perlindungan asuransi sangat

dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan resiko. Secara

rasional para pelaku bisnis akan mempertimbangkan usaha untuk

mengurangi resiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga

atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi

permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu

anggota keluarga menghadapi resiko sakit, cacat, atau meninggal.

c. Landasan Asuransi Syariah

Hakikat asuransi secara Islami adalah saling bertanggung jawab,

saling bekerja sama atau bantu-membantu dan saling melindungi

penderitaan satu sama lain. Oleh karena itu, berasuransi diperbolehkan

secara syariat, karena prinsipprinsip dasar syariat mengajak kepada

setiap sesuatu yang berakibat kepada keeratan jalinan sesama manusia

dan kepada sesuatu yang meringankan bencana mereka.

Menurut AM. Hasan Ali (2004: 104) Landasan dasar asuransi

syariah adalah sumber dari pengambilan hukum praktik asuransi

syariah. Karena sejak awal asuransi syariah dimaknai sebagai wujud

dari bisnis pertanggungan yang didasarkan pada nilai-nilai yang ada

dalam ajaran islam yaitu Al Qur'an dan As-Sunah.

Saat ini, memang belum ada Undang-Undang yang mengatur

secara rinci mengenai asuransi syariah. Payung hukum asuransi

syariah masih diatur dalam UU no. 2 tahun 1992 tentang Usaha

Perasuransian. Kemudian ada pula dalam bentuk Peraturan Menteri

Page 26: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

13

Keuangan no. 18 mengenai Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan

Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah. Hal ini

memang cukup mempengaruhi kinerja dari perusahaan asuransi

syariah yang masih terpaku pada hukum positif.

Adapun acuan dalam operasional asuransi syariah yaitu:

1) Fatwa DSN-MUI no 21/DSN-MUI/IX/2001 tentang pedoman

pelaksanaan operasional asuransi syariah

2) Fatwa DSN-MUI no. 21/DSN-MUI/III/2006 tentang akad

mudharabah musytarakah pada asuransi dan reasuransi syariah.

Peraturan ini dikeluarkan guna mengatur surplus yang diambil dari

dana tabarru’ sementara bagi hasil bersumber dari dana tabungan

3) Fatwa DSN-MUI no. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang akad wakalah

bil ujrah pada asuransi dan reasuransi syariah, mengatur tentang

pembagian dana tabarru’ yang diangap sebagai surplus dan ujrah

perusahaan, serta dana tabungan dialokasikan untuk bagi hasil

antara nasabah dengan entitas

4) Fatwa DSN-MUI no. 53/DSN-MUI/IV/2006 tentang akad tabarru’

pada asuransi dan reasuransi syariah

5) Fatwa DSN-MUI no. 81/DSN-MUI/III/2011tentang pengembalian

dana tabarru’ bagi peserta asuransi yang berhenti sebelum masa

perjanjian berakhir.

Page 27: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

14

6) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor

426/KMK.06/2003 tentang perizinan usaha dan kelembagaan

perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi

7) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

424/KMK.06/2003 tentang kesehatan keuangan perusahaan

asuransi dan perusahaan reasuransi

8) Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor Kep.

4499/LK/2000 tentang jenis, penlaian dan pembatasan investasi

perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan sistem

syariah

9) Peraturan menteri keuangan (PMK) nomor 18/PMK.010/2010

tentang penerapan prinsip dasar penyelengaraan usaha asuransi dan

usaha reasuransi dengan prinsip syariah.

d. Dana Tabarru’

1) Pengertian Dana Tabbaru

Dana tabarru’ terdiri dari kata dana dan tabarru’. Dalam

kamus bahasa Indonesia kata dana adalah uang yang disediakan

atau sengaja dikumpulkan untuk suatu maksud, derma, sedekah,

pemberian atau hadiah. Sedangkan tabarru’ berasal dari kata

tabarra’a-yatabarra’u-tabarru’an, artinya sumbangan hibah, dana

kebajikan, atau derma. Orang yang memberikan sumbangan

disebut mutabarri’ “dermawan”. Tabarru’ merupakan pemberian

sukarela seseorang kepada orang lain tanpa ganti rugi, yang

Page 28: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

15

mengakibatkan berpindahnya kepemilikan harta itu dari pemberi

kepada orang yang diberi.

Tabarru’ dalam arti luas adalah mengerahkan daya dan upaya

untuk memberikan harta atau manfaat kepada orang lain baik

langsung, maupun tidak langsung dengan maksud dimasa yang

akan datang tanpa mengharapkan kompensasi dengan tujuan

semata-mata untuk kebaikan dan perbuatan amal saleh.

Jumhur ulama mendefinisikan tabarru’ dengan akad yang

mengakibatkan pemilik harta, tanpa ganti rugi yang dilakukan

seseorang dalam keadaan hidup kepada orang lain secara suka rela.

Niat tabarru’ (dana kebajikan) dalam akad asuransi syariah adalah

alternatif uang sah yang dibenarkan oleh syara’ dalam melepaskan

diri dari praktik gharar yang diharamkan oleh Allah SWT.

2) Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru’

Sebagaimana Peraturan Menteri Keuangan No.

18/PMK.010/2010 tentang penerapan prinsip dasar

penyelenggaraan usaha asuransi dan usaha reasuransi dengan

prinsip syariah, maka mekanisme pengelolaan dana peserta adalah

sebagai berikut:

a) Perusahaan wajib memisahkan kekayaan dan kewajiban dana

tabarru’ dari kekayaan dan kewajiban perusahaan.

b) Perusahaan asuransi jiwa yang memesarkan produk asuransi

dengan prinsip syariah yang mengandung unsur investasi wajib

Page 29: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

16

memisahkan kekayaan dan kewajiban dana investasi peserta

dari kekayaan dan kewajiban perusahaan maupun kekayaan

dan kewajiban dana tabarru’.

c) Perusahaan wajib membuat catatan terpisah untuk kekayaan

dan kewajiban perusahaan, dana tabarru’ dan dana investasi

peserta.

Kekayaan dan kewajiban dana tabarru’ merupakan kekayaan

dan kewajiban dana peserta secara kolektif, untuk itu perusahaan

wajib menggunakan dana tabarru’ hanya untuk:

a) Pembayaran santunan kepada peserta yang mengalami musibah

atau pihak lain yang berhak.

b) Pembayaran reasuransi.

c) Pembayaran kembali qardh ke perusahaan, dan

d) Pengembalian dana tabarru’ akibat pembatalan polis dalam

periode yang diperkenankan.

Dalam pengelolaan dana/investasi dana tabarru’ dapat

digunakan akad wakalah bi alujrah atau mudharabah. Dengan

akad wakalah bi al-ujrah perusahaan asuransi syariah sebagai

wakil tidak berhak memperoleh bagian dari hasil investasi selain

berupa fee atau ujrah karena akad yang digunakan adalah akad

wakalah, fee yang didapat juga harus ditetapkan dalam jumlah

sewajarnya atau tidak berlebihan dan telah mendapatkan

persetujuan terlebih dahulu dari peserta.

Page 30: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

17

Dalam praktiknya, kedudukan perusahaan asuransi syariah

dalam transaksi asuransi kerugian adalah sebagai mudharib,

pemegang amanah. Sedangkan peserta sebagai sahibul mal.

Mudharib berkewajiban untuk membayarkan klaim, apabila ada

salah satu dari peserta mengalami musibah, juga berkewajiban

menjaga dan menjalankan amanah yang diemban secara adil,

transparan, dan profesional dalam mengelola dana peserta yang

terkumpul pada kumpulan dana tabarru’

2. PSAK 108

Dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang

bertujuan untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya

mengenai kekayaan, kawajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan

kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan dibutuhkan

standar penyajian keuangan tersebut. Di Amerika standar tersebut yaitu

General Accepted Accounting Principle (GAAP), sedangkan di Indonesia

yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan

Akuntan Indonesis (IAI).

Standar akuntansi keuangan merupakan sebuah acuan yang sangat

vital dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, karena pada

sebuah industri, khususnya asuransi syariah, membangun kepercayaan

bagi nasabah (peserta) menjadi kunci sukses dalam pengembangan ke

depan. Asuransi syariah harus dapat menyajikan informasi yang cukup,

Page 31: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

18

dapat dipercaya, dan relevan setrta transparansi laporan keuangan yang

sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

Pada tahun 2009 Dewan Standar Akuntansi Keuangan

mengeluarkan pedoman standar akuntansi yang mengharuskan perusahaan

memisahkan pencatatan dana tabarru’ dan dana perusahaan. Standar

akuntansi ini berlaku efektif mulai 1 Januari 2010. Prinsip tolong

menolong yang ada pada asuransi syariah dan sistem operasional yang

dijalankan oleh perusahaan Asuransi Syariah agar terhindar dari Gharar

(penipuan), Maisir (perjudian) dan Riba harus jelas alokasinya. Sehingga

keberadaan PSAK 108 yang mengatur mulai pengakuan, pengukuran,

penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransi syariah lebih

memantapkan praktik asuransi syariah di Indonesia.

Menurut PSAK 108 Asuransi syariah adalah sistem menyeluruh

yang pesertanya mendonasikan (men-tabarru’-kan) sebagian atau seluruh

kontribusinya yang digunakan untuk membayar klaim atas risiko tertentu

akibat musibah pada jiwa, badan, atau benda yang dialami oleh peserta

yang berhak. Donasi tersebut merupakan donasi dengan syarat tertentu dan

merupakan milik peserta secara kolektif, bukan merupakan pendapatan

entitas pengelola.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 108

bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan

pengungkapan transaksi asuransi syariah. Ruang lingkup dalam PSAK No.

108 terkait transaksi asuransi syariah yaitu transaksi yang terkait dengan

Page 32: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

19

kontribusi peserta, alokasi surplus atau deficit underwriting, penyisihan

teknis dan cadangan dana tabarru’. Transaksi asuransi syariah lazimnya

dilakukan oleh entitas asuransi syariah. Entitas asuransi syariah yang

dimaksud adalah sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Entitas asuransi syariah, antara lain, terdiri dari

asuransi umum syariah, asuransi jiwa syariah, reasuransi syariah, dan unit

usaha syariah dari entitas asuransi dan reasuransi konvensional.

Isi dalam PSAK 108 tentang pengungkapan terkait kontribusi

entitas asuransi syariah sebagai berikut;

36. Entitas pengelola mengungkapkan informasi terkait kontribusi peserta

meliputi, tetapi tidak terbatas pada:

(a) Kebijakan akuntansi untuk:

(i) kontribusi yang diterima dan perubahannya;

(ii) pembatalan polis asuransi dan konsekuensinya

(b) Piutang kontribusi peserta;

(c) Rincian kontribusi peserta berdasarkan jenis asuransi;

(d) Jumlah dan persentase komponen kontribusi peserta untuk bagian

risiko dan ujrah dari total kontribusi peserta per jenis asuransi;

(e) Kebijakan perlakuan surplus atau defisit underwriting dana

tabarru’;

(f) Jumlah pinjaman (qardh) untuk menutupi defisit underwriting

(jika ada).

Page 33: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

20

3. Catatan atas Laporan Keuangan (CLK)

a. Pengertian Catatan atas Laporan Keuangan (CLK)

Catatan atas laporan keuangan ialah bagian dari laporan keuangan

yang fungsinya melengkapi informasi nominal. Catatan atas laporan

keuangan sangat penting kegunaannya dan bisa menjadi bagian yang

tidak terpisahkan dari laporan keuangan itu sendiri. Hal ini akan

semakin terasa manfaatnya jika laporan keuangan dikeluarkan oleh

perusahaan terbuka (Tbk) sebab banyak pihak yang akan mencari tahu

informasi laporan keuangan itu.

Perlu diketahui pula bahwa tidak semua informasi yang diperlukan

oleh banyak pihak tersedia hanya di laporan keuangan saja, tetapi juga

penting untuk menyajikan catatan atas laporan keuangan yang

dimaksud untuk menyatakan maksud khusus, misalnya pernyataan atas

satu akun yang merupakan gabungan dari beberapa akun, perlakuan

jaminan, dan hal-hal lain yang tidak bisa dinyatakan hanya dengan

suatu angka/ nominal.

Catatan atas laporan keuangan diadakan agar ia dapat dipahami

oleh banyak pihak, tidak hanya oleh manajemen entitas pelaporan.

Laporan keuangan boleh jadi mengandung informasi yang berpeluang

menimbulkan kesalah pahaman di antara pembacanya. Untuk

mencegah terjadinya kemungkinan buruk itu, ia harus menyajikan

informasi yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan misalnya

perkembangan posisi dan keadaan fiskal entitas pelaporan serta

Page 34: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

21

bagaimana hal tersebut tercapai sehingga memudahkan pengguna

dalam memahami laporan keuangan.

b. Aspek umum Catatan atas laporan keuangan biasanya terdiri dari 5

pengungkapan, seperti:

1) Umum/ Penjelasan perusahaan

Di bagian ini diungkapkan sejarah berdirinya perusahaan,

visi dan misi, AD/ ART, penubuhan badan hukum, penyertaan dan

penawaran saham, serta informasi jajaran direksi dan komisaris.

2) Kebijakan akuntansi penting beserta pos-pos laporan keuangan

Kebijakan akuntansi ini seperti pengukuran laporan

keuangan, asumsi dasar penyusunan laporan keuangan,

penggunaan multicurrency, dan alasan lainnya.

3) Kebijakan PSAK

Harus adanya kepatuhan kepada SAK. SAK mengandung

bagian-bagian yang merupakan PSAK. PSAK ini mengatur segi

pencatatan apa saja yang layak dilakukan dalam akuntansi,

misalnya pengakuan

4) Pengguna laporan keuangan

Ungkapkanlah siapa saja pihak yang dapat menggunakan

laporan keuangan ini misalnya masyarakat am, investor,

pemerintah, dll.

5) Pengungkapan lainnya

Page 35: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

22

Catatan atas laporan keuangan juga harus mengungkapkan

informasi yang jika ia tidak diungkapkan akan menyesatkan

pembacanya misalnya telah terjadi penggantian manajemen,

adanya kesalahan pencatatan pada manajemen sebelumnya,

penggabungan dan pemekaran entitas, dll.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang berjudul “Pengetahuan tentang PSAK 108 Dalam Praktik

Asuransi Syariah (Studi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga)”, oleh

Mariana pada tahun 2016. Dalam pencatatan transaksi keuangan,

perusahaan sudah memisahkan dana kontribusi peserta pada tiga bagian

yaitu dana tabarru’, ujroh, dan dana peserta yang nampak mulai dari

kesepakatan awal dengan peserta yang tercermin dalam ilustrasi dan

aplikasi sampai dengan laporan keuangan. Kontribusi dana nasabah

dimasukkan dalam akun khusus (tabarru' fund), perusahaan asuransi

syariah tidak berhak sedikitpun mengambil atau memanfaatkan dana

tersebut. Sehingga dalam konsep seperti ini tidak terjadi gharar, riba dan

maisir. PT. Asuransi Takaful Keluarga telah mengimplementasikan PSAK

No. 108 dalam pencatatan transaksi dan pelaporan keuangannya.

2. Penelitian yang berjudul “Analisis pengakuan, pengukuran, dan penyajian

surplus/defisit underwriting dana tabarru’ berdasarkan psak 108 pada pt.

prudential life assurance”, Oleh Muh. Iqbal Khaidir pada tahun 2015.

Dalam melaksanakan transaksi-transaksinya (yang dimaksud adalah

transaksi yang terkait dengan kontribusi peserta, alokasi surplus atau

Page 36: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

23

defisit underwriting, dan lain sebagainya), perusahaan asuransi syariah

atau yang memiliki unit syariah haruslah sesuai dengan standar transaksi

asuransi syariah yang berlaku. Standar tersebut mempunyai peran yang

sangat penting bagi perusahaan asuransi demi terciptanya keseragaman

interpretasi atas informasi mengenai transaksi-transaksi perusahaan

asuransi syariah. Tujuan yang penulis ingin capai dalam penelitian ini

adalah: Untuk mengetahui kesesuaian pengakuan, pengukuran, dan

penyajian surplus (defisit) underwriting dana tabarru’ pada unit syariah

PT. Prudential Life Assurance telah sesuai dengan PSAK 108 tentang

akuntansi transaksi asuransi syariah. Jenis penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dan pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan

kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang relevan untuk

menunjang analisa dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi

dan studi pustaka. Kesimpulan penelitian ini secara umum adalah PT.

Prudential Life Assurance telah menerapkan mekanisme-mekanisme

alokasi surplus underwritng dana tabarru’ berdasarkan PSAK 108 dengan

baik. Baik dalam pengakuan, pengukuran, dan penyajian laporan keuangan

surplus (defisit) underwritng dana tabarru’ PT. Prudential Life Assurance

lebih sesuai dengan PSAK 108.

Page 37: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Oprasional Variabel

Pemberian operasional variabel adalah suatu cara bagaimana menemukan

dan mengukur variabel-variabel yang diamati dilapangan dengan merumuskan

secara pendek dan jelas sehingga tidak menimbulkan berbagai

tafsiran.Variabel yang diamatidalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Dana Tabarru' adalah kumpulan dana yang berasal dari kontribusi

peserta, yang dimaksudkan untuk membayar santunan kepada peserta

yang mengalami musibah atau pihak lain yang berhak, sesuai dengan akad

tabarru' yang di sepakati.

2. Kontribusi adalah sejumlah uang yang dibayarkan pada setiap bulannya

sebagai suatu kewajiban dari yang tertanggung atas keikutsertaannya pada

asuransi. Nilai besarnya premi dari keikutsertaannya pada asuransi yang

mesti dibayarkan sudah ditetapkan oleh para perusahaan asuransi dengan

dapat memperhatikan segala kondisi dari yang tertanggung.

3. Polis asuransi adalah sebuah perjanjian asuransi atau pertanggungan yang

bersifat konsensual (terdapat kesepakatan), mesti kita buat secara tertulis

didalam suatu akta dari pihak yang telah mengadakan perjanjian. Di akta

yang telah dibuat secara tertulis tersebut dinamakan “Polis”. Jadi, polis

merupakan sebuah tanda bukti perjanjian dalam pertanggungan yang

menjadi bukti tertulis.

Page 38: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

25

4. Klaim asuransi adalah suatu permintaan yang remi kepada setiap

perusahaan asuransi, untuk dapat meminta pembayaran yang mengacu

pada ketentuan perjanjian. Klaim asuransi yang telah diajukan akan segera

ditinjau oleh beberapa perusahaan untuk mendapatkan validitasnya dan

kemudian akan dibayarkan ke pihak yang tertanggung sesudah disetujui.

5. Pengertian Defisit adalah merupakan selisih antara penerimaan dan

pengeluaran. Pengeluaran yang melebihi penerimaan disebut defisi.

6. Pengertian Surplus penerimaan yang melebihi pengeluaran disebut surplus

Neraca Pembayaran defisit, terjadi apabila jumlah pembayaran lebih besar

daripada jumlah penerimaan).

B. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan studi komparatif, yaitu

merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan unsur-

unsur yang harus diungkapkan menurut PSAK 108 dengan di bagian catatan

atas laporan keuangan antar asuransi syariah .

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif tentang

penjelasan pengungkapan catatan atas laporan keuangan. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu catatan atas

laporan keuangan dalam laporan tahunan entitas syariah yang didapat dari

situs internet yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta

mengunduh data dan informasi dari situs–situs internet yang relevan.

Page 39: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

26

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumentasi, yaitu dengan membaca, mengamati, mencatat, dan

mempelajari serta menyimpulkan catatan atas laporan keuangan.

E. Teknik Analisis Data

Dari sumber data yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu bersifat

analisis kualitatif yang dilakukan dengan membandingkan antara teori

(PSAK 108) dan praktek (Catatan atas Laporan Keuangan (CLK)). Teknik

analisa data yang digunakan oleh penulis dalam menjawab pertanyaan

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Melakukan penelitian terhadap pengungkangkapan kontribusi peserta

pada 3 (tiga) entitas asuransi syariah periode.

2. Mengungkapkan pos-pos yang disyaratkan PSAK 108 dengan yang

diungkapkan oleh 3 (tiga) entitas asuransi syariah.

3. Menyiapkan ceklist kesesuaian yang diatur oleh PSAK 108 dengan 3

(tiga) entitas asuransi syariah.

4. Menghitung persentase dari hasil perbandingan pengungkapan tentang

kontribusi peserta dari 3 (tiga) entitas asuransi syariah.

5. Mendapatkan hasil dari hasil perbandingan penelitian pada 3 (tiga)

entitas asuransi syariah periode 2013 yang membahas tentang

pengungkapan transaksi entitas asuransi syariah.

Page 40: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

27

F. Kerangka Pikir Penelitian

Kesesuaian Pengungkapan entitas asuransi syariah terhadap PSAK 108

Analisis kesesuaian entitas asuransi dengan peraturan yang berlaku

Pengungkapan Catatan atas Laporan Keuangan Entitas

Asuransi Syariah

Pengungkapan menurut menurut PSAK 108

Pengungkapan Entitas Asuransi Syariah

Page 41: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan Asuransi Syariah

a. PT. Takaful Umum

Tanggal 24 Februrari 1994 merupakan tonggak sejarah

kepeloporan industri asuransi berbasis syariah di lndonesia. Pada

tanggal itulah didirikan PT Syarikat Takaful lndonesia (Takaful

lndonesia) sebagai bukti perwujudan nyata dari sebuah komitmen dan

kepedulian yang tulus terhadap perkembangan perekonomian berbasis

syariah di lndonesia yang ditujukan untuk kemakmuran yang adil bagi

masyarakat lndonesia secara keseluruhan.

Kelahiran PT. Asuransi Takaful Umum sebagai asuransi umum

syariah di Indonesia merupakan hasil dari komitmen dan kepedulian

berbagai elemen bangsa yang tergabung dalam TIM Pembentukan

Asuransi Takaful lndonesia (TEPATI) untuk mewujudkan tercapainya

kemajuan pembangunan ekonomi syariah di bumi Nusantara.

Kelahiran Takaful lndonesia merupakan buah dari prakarsa berbagai

elemen yaitu lkatan Cendikiawan Muslim lndonesia (lCMl) melalui

Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat lndonesia Tbk, PT Asuransi

Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan Rl, para pengusaha

Page 42: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

29

Muslim lndonesia, dengan bantuan teknis dari Syarikat Takaful

Malaysia Bhd. (STMB).

Di internal organisasi, PT. Asuransi Takaful Umum melakukan

standarisasi untuk meningkatkan dan menjaga konsistensi mutu

layanan dan kinerja perusahaan melalui penerapan ISO 9001 : 2008,

yang merupakan standar internasional terbaru untuk sistem manajemen

mutu (Quality Management System).

Adapun visi dari entitas asuransi ini adalah “menjadi perusahaan

asuransi umum syariah kepercayaan masyarakat” serta misi dari entitas

ini adalah “bersama mewujudkan rasa aman dengan memberikan

solusi pada pengelolaan risiko & pelayanan terbaik berdasarkan

prinsip-prinsip tata kelola bisnis syariah yang baik”

b. PT. Asuransi Ekspor Indonesia

PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) selanjutnya disebut Asei

Re yang didirikan oleh Pemerintah pada 30 November 1985, melalui

PP. No. 1 Tahun 1982 memiliki fungsi sebagai lembaga penyedia

asuransi ekspor dan pemberi jaminan kredit ekspor. Lembaga yang

menjalankan skema asuransi dan penjaminan ini dikenal dengan nama

Export Credit Agencies dan Investment Insurance Agencies, atau

disingkat ECA.

Model ECA ini kemudian menjadi sorotan dunia sehingga banyak

negara yang meniru untuk diterapkan di negaranya masing-masing,

Page 43: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

30

termasuk Indonesia. Lembaga ini pada umumnya dimiliki oleh

Pemerintah yang berfungsi memberikan proteksi asuransi kepada

eksportir. Dalam rangka menjalin kerjasama dan meningkatkan

keahlian serta pengetahuan maka pada tahun 1992, Asei Re bergabung

dengan Berne Union yaitu suatu asosiasi ECA dunia yang bergerak

dibidang Asuransi Ekspor, Asuransi Kredit dan Investasi yang

anggotanya terdiri dari 52 ECA dari 43 negara yang kantor pusatnya

berkedudukan di London.

Dalam rangka transformasi serta mengatasi defisit reasuransi

keluar negeri maka, Indonesia perlu meningkatkan kapasitas reasuransi

Dalam Negeri. Untuk itu Pemerintah membentuk perusahaan

reasuransi nasional dengan melakukan transformasi Asei Reasuransi

(Persero) dari BUMN Asuransi kerugian menjadi BUMN reasuransi

dengan nama Asei Re.

Perusahaan telah memperoleh ijin dari departemen Keuangan

untuk menjalankan kegiatan usaha syariah tertanggal 29 Mei 2012

melalui Keputusan Menteri Keuangan nomor KEP-215/KM.10/2012.

Perusahaan telah menempatkan modal awal sebesar Rp25.300.000.000

pada Unit Usaha Syariah pada tanggal 29 Mei 2012. Laporan

keuangan Unit Usaha Syariah yang disajikan dalam lampiran laporan

keuangan ini dikomparasikan dengan tahun 2012. Manajemen tidak

menyajikan kembali laporan keuangan komparatif tahun 2012, karena

angka - angka dalam Unit Usaha Syariah tahun 2012 tersebut telah

Page 44: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

31

dimasukkan dalam laporan keuangan asuransi konvensional tahun

2012, dan jumlah serta aktivitasnya tidak signifikan.

Adapun visi dari entitas ini adalah “menjadi perusahaan asuransi

indonesia dengan layanan proteksi regional” adapun misinya adalah

“memberikan solusi proteksi terintegrasi secara profesional asei re

sebagai perusahaan yang mapan dan profesional dalam memberikan

solusi proteksi terintegrasi dan memiliki keseimbangan dalam bisnis

serta dinamis sebagai cerminan perusahaan nasional dengan sekala

global”

c. PT Asuransi Bintang Tbk

PT Asuransi Bintang Tbk. didirikan pada 17 Maret 1955, di saat

jumlah perusahaan asuransi nasional masih sangat sedikit. Oleh karena

itu, Asuransi Bintang yang oleh kalangan industri asuransi dikenal

dengan sebutan “ASBI” merupakan salah satu dari sejumlah kecil

perusahaan asuransi yang tertua di Indonesia.

Sebagai salah salah satu perusahaan asuransi yang terkemuka,

“ASBI” merupakan satu di antara sedikit perusahaan asuransi nasional

yang berhasil mencatat pertumbuhan berkesinambungan selama lebih

dari empat dasawarsa, meski kondisi dunia usaha dan ekonomi di

dalam negeri mengalami pasang-surut sepanjang periode tersebut.

Selain merupakan salah satu perusahaan asuransi terkemuka di

Indonesia, “ASBI” yang melakukan penawaran saham perdana di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 29 Nopember 1989 juga merupakan

Page 45: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

32

salah satu emiten atau perusahaan publik asuransi yang tertua di bursa

dan di Indonesia umumnya. Pada 2007, Asuransi Bintang mulai

ekspansi usaha dengan memasuki bisnis asuransi berbasis syariah.

Visi dari entitas ini adalah “penyedia solusi asuransi yang

terkemuka dalam profitabilitas melalui kemampuan beradaptasi,

berkreasi & tekhnologi” serta misi dari entitas ini adalah “memberikan

nilai tambah bagi para pelanggan melalui solusi underwriting yang

kreatif dan biaya administrasi yang rendah. mengoptimalkan kemajuan

tekhnologi yang tersedia untuk mengembangkan usaha”

2. Produk-Produk Asuransi Syariah

Adapun produk-produk entitas asuransi syariah bisa dilihat pada

tabel di bawah:

Tabel 1 Produk-produk entitas asuransi syariah

No Entitas Syariah

Produk-produk Entitas Asuransi Syariah

1 PT. Asuransi Takaful Umum

Asuransi material reklame,

Asuransi kendaraan,

Asuransi gedung kantor beserta propertinya

(PT Asuransi Takaful Umum 2013 Annual

Report Hal 83 )

Page 46: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

33

2 PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero)

Asuransi Harta Benda Syariah,

Asuransi Rekayasa Syariah,

Asuransi Pengangkutan Barang Syariah,

Asuransi Rangka Kapal Syariah,

Asuransi Aneka Syariah,

Asuransi Uang Syariah,

Asuransi Kecelakan Diri Syariah,

Asuransi Kebakaran Syariah,

Asuransi Kecelakan Diri Plus Syariah

(Annual Report 2013 PT. Asuraransi

Exsplor Indonesia Persero Hal 62)

3 PT. Asuransi Bintang Tbk.

Asuransi rekayasa serta kerusakan mesin,

Asuransi pengangkutan,

Asuransi aneka yang mencakupi asuransi

kecelakaan diri,

Asuransi terorisme dan sabotase,

Asuransi properti,

Asuransi gangguan usaha,

Asuransi kendaraan bermotor,

Assuransi cash in transit serta cash in safe

serta asuransi kesehatan,

Asuransi purchase protection,

Asuransi tanggung gugat

Page 47: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

34

(Annual Report PT Asuransi Bintang Tbk.

Hal 37)

Sumber; Annual report PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) PT. Asuransi Takaful Umum PT. Asuransi Bintang Tbk 2013

Page 48: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

35

3. Opini Auditor

Dalam mempertimbangkan pesatnya pertumbuhan pasar Islam,

sangat penting bagi Industri keuangan Islam untuk memiliki 'check and

balance' dalam bentuk audit syariah sesuai dengan tujuan entitas tersebut.

Adapun opini auditor dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 2 Nama dan opini auditor

No Entitas Syariah Nama dan Keterangan Auditor 1 PT. Asuransi Ekspor

Indonesia (Persero) Laporan Keuangan tahun buku 2013 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Kanaka Puradiredja, Suhartono dengan memberikan pernyataan Wajar Tanpa Pengecualian, dan bahwa perusahaan telah melakukan tindakan yang memadai terhadap kepatuhan untuk memenuhi peraturan perundangan serta kepatuhan terhadap pengendalian intern. Tingkat kesehatan perusahaan berdasarkan SK Menteri Negara BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 mendapat skor 96 yang berarti dalam kategori : Sehat AAA. (Annual Report hal 122)

2 PT. Asuransi Takaful Umum

Tidak diaudit

3 PT. Asuransi Bintang Tbk.

Laporan Keuangan tahun buku 2013 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny (member of Moore Stephens International Ltd). Tidak ada jasa lain yang diberikan kepada Perseroan oleh KAP tersebutpihak audit tidak melihat adanya kekeliruan material dalam laporan keuangan ternasuk pengungkapan yang seharusnya disajikan. Dan komite berpendapat bahwa laporan keuangan yang di audit di tahun 2013 telah disusun berdasarkan standar akutansi yang umum berlaku.

Sumber; Annual report PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) PT. Asuransi Takaful Umum PT. Asuransi Bintang Tbk 2013

Page 49: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

36

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Entitas asuransi syariah bertujuan untuk memberikan jaminan atas

musibah yang akan dialami hari esok dan mengurangi risiko kerugian.

Kerugian yang dapat diprediksi tersebut kemudian dibagi dan didistribusikan

secara proporsional di antara semua unit dalam gabungan tersebut. Untuk

menciptakan keselarasan antara yang menghadapi resiko dan pihak penjamin

resiko, diperlukan lembaga yang mengendalikan dan mengatur dinamika

dalam perputaran uang, yang selanjutnya disebut dengan Asuransi. Asuransi

dalam bentuk dasarnya sesungguhnya banyak membawa manfaat, karena

disitu banyak pihak yang merasa aman dan terjamin atas musibah yang akan

datang tiba-tiba.

Untuk dapat terus mendapat kepercayaan dari pihak yang

mengasuransikan harta benda mereka perlu adanya pengungkapan yang harus

dapat dipahami, dipercaya, relevan, dan transparan dari pihak entitas asuransi

tersebut. Pengungkapan secara umum diartikan sebaga konsep, metode, atau

media tentang bagaimana informasi akuntansi disampaikan kepada pihak yang

berkepentingan.

1. Pengungkapan terkait kontribusi didalam Catatan atas Laporan

Keuangan entitas asuransi syariah.

Isi dalam PSAK 108 tentang pengungkapan terkait kontribusi entitas

asuransi syariah sebagai berikut;

Page 50: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

37

Entitas pengelola mengungkapkan informasi terkait kontribusi peserta

meliputi, tetapi tidak terbatas pada:

(a) Kebijakan akuntansi untuk:

(i) kontribusi yang diterima dan perubahannya;

(ii) pembatalan polis asuransi dan konsekuensinya

(b) Piutang kontribusi peserta

(c) Rincian kontribusi peserta berdasarkan jenis asuransi;

(d) Jumlah dan persentase komponen kontribusi peserta untuk bagian

risiko dan ujrah dari total kontribusi peserta per jenis asuransi;

(e) Kebijakan perlakuan surplus atau defisit underwriting dana

tabarru’;

(f) Jumlah pinjaman (qardh) untuk menutupi defisit underwriting (jika

ada).

Pada tabel di bawah ini penulis menyajikan bagaimana tiga entitas

asuransi syariah mengungkapkan informasi terkait kontribusi pada catatan

atas laporan keuangan tahun 2013, dengan mengacu pada 6 (enam) aspek

pengungkapan menurut PSAK 108.

Page 51: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

38

Tabel 3 Pengungkapan atas kontribusi yang diterima dan perubahannya

No Entitas Asuransi Pengungkapan Catatan atas Laporan Keuangan Analisis

1

PT Asuransi Takaful Umum

Kontribusi yang diterima : Kontribusi dari kontrak takaful dan retakaful diakui sebagai pendapatan asuransi dalam laporan surplus (defisit) underwriting dana tabarru’ sesuai periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Kontribusi dari polis bersama diakui sebesar proporsi kontribusi Perusahaan. Kontribusi hak perusahaan retakaful diakui sebagai bagian retakaful selama periode kontrak retakaful secara proporsional dengan proteksi yang diperoleh. (Annual Report Hal 130)

Sudah menjelaskan terkait Kontribusi yang diterima dan perubahannya

Y

Perubahan kontribusi : Pada tahun 2013 perusahaan berhasil membukukan kontribusi sebesar 138,05 miliar rupiah dengan pendapatan asuransi sejumlah 46,41 milliar rupiah, turun 4% bila dengan tahun 2012 yang mencapai sebesar 48.45 milliar. (Annual Report Hal 66)

Page 52: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

39

2 PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero)

Kontribusi yang diterima : -

Tidak menjelaskan terkait Kontribusi yang diterima dan perubahannya

T Perubahan Kontribusi : -

3 PT Asuransi Bintang Tbk.

Kontribusi yang diterima : Penerimaan dana dari nasabah untuk produk syariah diakui sebagai liabilitas dilaporan posisi keuangan konsolidasian sebesar jumlah yang diterima setelah dikurangi bagian fee (ujrah) untuk Perusahaan dalam rangka mengelola pendapatan dari produk syariah. (Annual Report Hal 38)

Sudah menjelaskan terkait Kontribusi yang diterima dan perubahannya

Y Perubahan Kontribusi : Jumlah pendapatan kontribusi cabang Asuransi Syariah adalah sebesar Rp 89.624.451 dan Rp 69.137.356 masing-masing tahun 2013 dan2012 yang terbagi untuk jenis asuransikebakaran, kendaraan bermotor dan kecelakaan diri dan kesehatan (aneka). (Annual Report 112)

Sumber : data diolah penulis dari laporan catatan atas laporan keuangan entitas asuransi syariah tahun 2013

Page 53: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

40

Tabel 4 Pengungkapan atas pembatalan polis asuransi dan konsekuensinya

No Entitas Asuransi Pengungkapan Catatan atas Laporan Keuangan Analisis

1

PT Asuransi Takaful Umum

Pembatalan polis asuransi : -

Tidak menjelaskan terkait polis asuransi dan konsekuensinya

T

Konsekuensi pembatalan polis : -

2

PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero)

Pembatalan polis asuransi : -

Tidak menjelaskan terkait polis asuransi dan konsekuensinya

T Konsekuensi pembatalan polis : -

3

PT Asuransi Bintang Tbk.

Pembatalan polis asuransi : -

Tidak menjelaskan terkait polis asuransi dan konsekuensinya

T Konsekuensinya pembatalan polis : -

Sumber : data diolah penulis dari laporan catatan atas laporan keuangan entitas asuransi syariah tahun 2013

Page 54: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

41

Tabel 5 Pengungkapan atas piutang kontribusi dari peserta, entitas asuransi dan reasuransi

No Entitas Asuransi Pengungkapan Catatan atas Laporan Keuangan Analisis

1 PT Asuransi Takaful Umum

Piutang kontribusi dari peserta : Piutang kontribusi meliputi tagihan kontribusi kepada tertanggung, agen atau broker sebagai akibat transaksi asuransi. Dalam hal Perusahaan memberikan potongan kontribusi kepada tertanggung, maka potongan tersebut langsung dikurangkan dari piutang kontribusinya. (Annual Report Hal 128)

Sudah menjelaskan terkait piutang kontribusi peserta dan reasuransi, namun belum menjelaskan terkait piutng entitas asuransi

BL Piutang kontribusi dari entitas asuransi: -

Piutang kontribusi dari reasuransi : Piutang retakaful tidak boleh dikompensasikan dengan utang retakaful, kecuali apabila kontrak retakaful menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo kredit, maka saldo tersebut disajikan pada kelompok liabilitas sebagai utang retakaful. (Annual Report Hal 128)

Page 55: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

42

2

PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero)

Piutang kontribusi dari peserta : -

Tidak menjelaskan terkait Piutang kontribusi dari peserta, entitas asuransi dan reasuransi

T Piutang kontribusi dari entitas asuransi : -

Piutang kontribusi dari reasuransi : -

3 PT Asuransi Bintang Tbk.

Piutang kontribusi dari peserta : - Tidak menjelaskan terkait

Piutang kontribusi dari peserta, entitas asuransi dan reasuransi

T Piutang kontribusi dari entitas asuransi : -

Piutang kontribusi dari reasuransi : -

Sumber : data diolah penulis dari laporan catatan atas laporan keuangan entitas asuransi syariah tahun 2013

Tabel 6 Pengungkapan atas rincian kontribusi berdasarkan jenis asuransi

No Entitas Asuransi Pengungkapan Catatan atas Laporan Keuangan Analisis

1

PT Asuransi Takaful Umum

- Tidak menjelaskan terkait Rincian kontribusi berdasarkan jenis asuransi

T

Page 56: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

43

2

PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero)

- Tidak menjelaskan terkait Rincian kontribusi berdasarkan jenis asuransi

T

3

PT Asuransi Bintang Tbk.

- Tidak menjelaskan terkait Rincian kontribusi berdasarkan jenis asuransi

T

Sumber : data diolah penulis dari laporan catatan atas laporan keuangan entitas asuransi syariah tahun 2013

Tabel 7 Pengungkapan atas jumlah dan persentase komponen kontribusi peserta untuk bagian resiko dan ujrah dari total kontribusi

peserta per jenis asuransi

No Entitas Asuransi Pengungkapan Catatan atas Laporan Keuangan Analisis

1

PT Asuransi Takaful Umum

Komponen kontribusi peserta untuk bagian resiko:

Sudah menungkapkan terkait Komponen kontribusi peserta untuk bagian ujrah namun belum mengungkapkan terkait komponen kontribusi peserta untuk bagian resiko.

BL

Komponen kontribusi peserta untuk bagian ujrah : kontribusi yang menjadi pendapatan Perusahaan sebagai pengelola dana. Ujroh pengelola ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari kontribusi sesuai dengan akad asuransi. (Annual Report hal 131)

Page 57: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

44

2

PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero)

Komponen kontribusi peserta untuk bagian resiko: -

Tidak menjelaskan terkait Jumlah dan persentase komponen kontribusi peserta untuk bagian resiko dan ujrah dari total peserta per jenis asuransi

T

Komponen kontribusi peserta untuk bagian ujrah : -

3

PT Asuransi Bintang Tbk.

Komponen kontribusi peserta untuk bagian resiko: -

Sudah menungkapkan terkait Komponen kontribusi peserta untuk bagian ujrah namun belum mengungkapkan terkait komponen kontribusi peserta untuk bagian resiko.

BL Komponen kontribusi peserta untuk bagian ujrah : Fee atau ujrah dalam mengelola produk-produk dari peserta diakui sebagai pendapatan oleh Grup selama periode kontrak asuransi. (Annual report hal 37)

Sumber : data diolah penulis dari laporan catatan atas laporan keuangan entitas asuransi syariah tahun 2013

Page 58: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

45

Tabel 8 Pengungkapan atas kebijakan perlakuan surplus atau defisit underwriting dana tabarru

No Entitas Asuransi Pengungkapan Catatan atas Laporan Keuangan Analisis

1 PT Asuransi Takaful Umum

Merupakan cadangan yang dibentuk oleh Perusahaan dari suatu surplus dana tabarru’dan dibagikan berdasarkan nisbah yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sudah menjelaskan terkait Kebijakan perlakuan surplus atau defisit underwriting dana tabarru

Y

Dana ini dibagikan kepada para peserta Takaful pada akhir periode asuransi selama peserta Takaful telah melakukan pembayaran kontribusi dan tidak ada klaim.

Pembayaran ini akan mengurangi bagian peserta atas surplus underwriting dana tabarru’. (Annual Report Hal 132)

Pada tanggal 31 Desember2013, nisbah pengembalian surplus tabarru’ rata-rata sebesar 35% untuk Perusahaan, 35% untuk peserta Takaful dan 30% untuk Cadangan Dana Tabarru’. Pada tanggal 31 Desember2012,Nisbah pengembalian surplus tabarru’ rata-rata sebesar 40% untuk Perusahaan, 40% untuk peserta Takaful dan 20% untuk Cadangan Dana Tabarru’.

Page 59: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

46

2

PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero)

Belum menjelaskan terkait kebijakan perlakuan surplus atau defisit underwriting dana tabarru

T

3 PT Asuransi Bintang Tbk.

Surplus yang dapat didistribusikan akan ditetapkan berdasarkan kecukupan kontribusi premi yang diterima dan hasil investasi yang terkait cukup untuk menutup beban atas pembayaran klaim dan pembentukan cadangan.

Sudah menjelaskan terkait Kebijakan perlakuan surplus atau defisit underwriting dana tabarru

Y

Setiap kelebihan, setelah dikurangkan dengan porsi untuk membayar pinjaman kepada Grup atau qardh (jika ada) akan dibagikan kepada peserta, Grup dan dana tabarru’ sesuai dengan akad kontrak asuransi. (Annual Report Hal 38)

Sumber : data diolah penulis dari laporan catatan atas laporan keuangan entitas asuransi syariah tahun 2013

Page 60: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

47

Tabel 9 Pengungkapan atas jumlah pinjaman (qardh) untuk menutup defisit underwriting (jika ada)

No Entitas Asuransi Pengungkapan Catatan atas Laporan Keuangan Analisis

1 PT Asuransi Takaful Umum

Jika terjadinya defisit dana tabarru’, Perusahaan wajib menanggulangi kekurangan tersebut dalam bentuk pinjaman (qardh).Pengembalian qardh tersebut kepada Perusahaan berasal dari surplus underwriting dana tabarru’. (Annual Report Hal 129)

sudah menjelaskan terkait Jumlah pinjaman (qardh) untuk menutup defisit underwriting (jika ada)

Y

2 PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero)

-

Tidak menjelaskan terkait Jumlah pinjaman (qardh) untuk menutup defisit underwriting (jika ada)

T

3 PT Asuransi Bintang Tbk.

Ketika dana tabarru’ tidak mencukupi untuk menutup klaim yang telah terjadi, Grupakan memberikan qardh (pinjaman tidak berbunga) untuk menyelesaikannya. Pada saat dana tabarru’ memiliki surplus underwriting, maka qardh akan dibayarkan terlebih dahulu sebelum Grup menyatakan pembagian surplus yang dapat didistribusikan. (Annual Report Hal 38)

sudah menjelaskan terkaitJumlah pinjaman (qardh) untuk menutup defisit underwriting (jika ada)

Y

Sumber : data diolah penulis dari laporan catatan atas laporan keuangan entitas asuransi syariah tahun 2013Keterangan

Page 61: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

48

Y = Telah mengungkapkan

BL = Telah mengungkapkan namun tidak lengkap

T = Tidak pengungkapan

Page 62: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

49

Dari table 3 (tiga) sampai dengan 9 (sembilan) terkait dengan 6 (enam) aspek pengungkapan kontribusi, penulis dapat simpulkan sebagai berikut ;

Tabel 11 Check list pengungkapan kontribusi peserta PT. Asuransi Takaful Umum

PT. Asuransi Takaful Umum

No Pengungkapan PSAK 108 Check

list 1 Kebijakan akuntansi untuk:

a kontribusi yang diterima dan perubahannya;

b

Kontribusi yang diterima √ Kontribusi dan perubahanya √ pembatalan polis asuransi dan konsekuensinya

Pembatalan polis asuransi X Konsekuensi pembatalan polis X

2 Piutang kontribusi peserta dari peserta, entitas asuransi dan reasuransi Piutang kontribusi peserta dari peserta √ Piutang kontribusi peserta dari entitas asuransi X Piutang kontribusi peserta dari reasuransi √

3 Rincian kontribusi peserta berdasarkan jenis asuransi X 4 Jumlah dan persentase komponen kontribusi peserta untuk

bagian risiko dan ujrah dari total kontribusi peserta per jenis asuransi

1) Jumlah dan persentase komponen kontribusi peserta untuk bagian risiko

X

2) Jumlah dan persentase komponen kontribusi peserta untuk bagian ujrah

5 Kebijakan perlakuan surplus atau defisit underwriting dana tabarru’; √

6 Jumlah pinjaman (qardh) untuk menutupi defisit underwriting (jika ada). √

Y 7 T 5

Sumber : data diolah penulis

7 12

Persentase = X 100 = 58%

Page 63: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

50

Tabel 12 Check list pengungkapan kontribusi peserta PT. Asuransi Ekspor

Indonesia (Persero)

PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero)

No Pengungkapan PSAK 108 Check

list 1 Kebijakan akuntansi untuk:

a kontribusi yang diterima dan perubahannya;

b

Kontribusi yang diterima X Kontribusi dan perubahanya X pembatalan polis asuransi dan konsekuensinya

Pembatalan polis asuransi X Konsekuensi pembatalan polis X

2 Piutang kontribusi peserta dari peserta, entitas asuransi dan reasuransi Piutang kontribusi peserta dari peserta X Piutang kontribusi peserta dari entitas asuransi X Piutang kontribusi peserta dari reasuransi X

3 Rincian kontribusi peserta berdasarkan jenis asuransi X 4 Jumlah dan persentase komponen kontribusi peserta untuk

bagian risiko dan ujrah dari total kontribusi peserta per jenis asuransi

1) Jumlah dan persentase komponen kontribusi peserta untuk bagian risiko

X

2) Jumlah dan persentase komponen kontribusi peserta untuk bagian ujrah

X

5 Kebijakan perlakuan surplus atau defisit underwriting dana tabarru’; X

6 Jumlah pinjaman (qardh) untuk menutupi defisit underwriting (jika ada). X

Y 0 T 12

Sumber : data diolah penulis

0 12

Persentase = X 100 = 0

Page 64: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

51

Tabel 13 Check list pengungkapan kontribusi peserta PT Asuransi Bintang Tbk.

PT Asuransi Bintang Tbk.

No Pengungkapan PSAK 108 Check

list 1 Kebijakan akuntansi untuk:

a kontribusi yang diterima dan perubahannya;

b

Kontribusi yang diterima √ Kontribusi dan perubahanya √ pembatalan polis asuransi dan konsekuensinya

Pembatalan polis asuransi X Konsekuensi pembatalan polis X

2 Piutang kontribusi peserta dari peserta, entitas asuransi dan reasuransi Piutang kontribusi peserta dari peserta X Piutang kontribusi peserta dari entitas asuransi X Piutang kontribusi peserta dari reasuransi X

3 Rincian kontribusi peserta berdasarkan jenis asuransi X 4 Jumlah dan persentase komponen kontribusi peserta untuk

bagian risiko dan ujrah dari total kontribusi peserta per jenis asuransi

1) Jumlah dan persentase komponen kontribusi peserta untuk bagian risiko

X

2) Jumlah dan persentase komponen kontribusi peserta untuk bagian ujrah

5 Kebijakan perlakuan surplus atau defisit underwriting dana tabarru’; √

6 Jumlah pinjaman (qardh) untuk menutupi defisit underwriting (jika ada). √

Y 5 T 7

Sumber : data diolah penulis

5 12

Persentase = X 100 = 41%

Page 65: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

52

Salah satu sumber utama untuk meraih kepercayaan publik adalah

tingkat kualitas informasi yang diberikan kepada publik, dimana

lembaga syariah harus mampu meyakinkan publik bahwa mereka

memiliki kemampuan dan kapasitas di dalam mencapai tujuan-tujuan

finansial maupun tujuan-tujuan yang sesuai dengan syariat Islam.

Informasi akuntansi menjadi sumber informasi utama bagi manajemen

dalam mengelola perusahaan. Laporan keuangan merupakan produk

atau hasil akhir dalam proses akuntansi. Laporan keuangan mrnjadi

sarana komunikasi mengenai informasi keuangan dan hasil operasi

perusahaan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.

Berdasarkan hasil dari penelitian tiga entitas syariah yaitu PT.

Asuransi Takaful Umum, PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero),

dan PT. Asuransi Bintang, Tbk dengan PSAK 108 maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa :

a. PT. Asuransi Takaful Umum,

Bahwa entitas asuransi tersebut sudah mengungkapkan tujuh

dari dua belas aspek (58%) pos-pos yang diatur PSAK 108. Ada

lima aspek yang belum diungkapkan yaitu;

1) Pembatalan polis asuransi

2) Konsekuensi pembatalan polis

3) Piutang kontribusi peserta dari entitas asuransi

4) Rincian kontribusi peserta berdasarkan jenis asuransi

Page 66: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

53

5) Jumlah dan persentase komponen kontribusi peserta untuk

bagian risiko

Dari lima aspek yang belum diungkapkan entitas asuransi

syariah tersebut PT. Asuransi Takaful Umum hanya melaporkan di

bagian laporan keuangan saja tidak mengungkapkan dibagian

Catatan atas Laporan Keuangan.

b. PT Asuransi Bintang Tbk.

Setelah dilakukan penelitian diatas entitas ini mengungkapkan

lima dari dua belas aspek yaitu 41% pengungkapan kontribusi yang

disyaratkan PSAK 108. Adapun tujuh aspek yang belum

diungkapkan ialah sebagai berikut;

1) Pembatalan polis asuransi

2) Konsekuensi pembatalan polis

3) Piutang kontribusi peserta dari peserta

4) Piutang kontribusi peserta dari entitas asuransi

5) Piutang kontribusi peserta dari reasuransi

6) Rincian kontribusi peserta berdasarkan jenis asuransi

7) Jumlah dan persentase komponen kontribusi peserta untuk

bagian risiko

Dari tujuh aspek yang belum diungkapkan di entitas asuransi

syariah, mereka menyatakan melakukan aktivitas yang disyaratkan

PSAK 108 namun tidak menjelaskan di Catatan atas Laporan

Keuangan.

Page 67: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

54

c. PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero)

Dari dua belas aspek kontribusi peserta yang diatur oleh

PSAK 108 entitas ini tidak menjelaskan terkait kontribusi peserta

dalam Catatan atas Laporan Keuangan namun entitas ini

melaporkan bahwa mereka melakukan aktivitas terhadap pos-pos

yang disyaratkan PSAK 108 yang dapat dilihat dalam laporan

surplus underwriting dana tabbaru.

Page 68: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

55

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian terhadap tiga entitas asuransi syariah diketahui bahwa

berdasarkan tabel check list pengungkapan kontribusi peserta sesuai dengan

PSAK 108 diketahui bahwa PT. Asuransi Takaful Umum sudah

mengungkapkan sebesar 58% dan PT. Asuransi Bintang, Tbk sudah

mengungkapkan sebesar 41%, sedangkan PT. Asuransi Ekspor Indonesia

(Persero) tidak mengungkapkannya sama sekali.

B. Saran

Saran-saran dari penulis

1. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat memperluas pos-pos

penelitian terkait pengungkapan karna penulis hanya meneliti pos terkait

kontribusi peserta.

2. Peneliti selanjutnya disarankan menambah jumlah entitas asuransi syariah

lebih banyak lagi mengingat dalam penelitian ini hanya menggunakan tiga

entitas asuransi syariah karna keterbatasan data.

Page 69: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafi’i. Asuransi dalam Perspektif Islam, Jakarta: Syaikat

Takaful Indonesia, 1994

Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman

Umum Asuransi Syariah.

Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad

Tabarru’ Pada Asuransi Syariah.

Ikatan Akuntan Indonesia. PSAK 108, tentang Transaksi Asuransi Syariah.

Jurnal Syar’Ínsurance Vol. 2 No. 1 Juli-Desember 2015

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, Jakarta: Rajawali Pers 2015

Muslehuddin, Muhammad. Asuransi dalam Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995

Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah (Life and General); Konsep dan

Sistem Operasional, Jakarta: Gema Insani, 2004.

Page 70: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH
Page 71: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH
Page 72: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH
Page 73: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH
Page 74: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH
Page 75: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH
Page 76: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH
Page 77: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH
Page 78: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH
Page 79: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH
Page 80: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH
Page 81: ANALISIS PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH