analisis penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (tik) … · 2018. 3. 6. · analisis...

26
Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar SMP Negeri di Salatiga Artikel Ilmiah Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Kepada Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Oleh : Aih Ervanti Ayuningtyas NIM : 702010086 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 2015

Upload: others

Post on 16-Mar-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

SMP Negeri di Salatiga

Artikel Ilmiah

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Kepada Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Oleh :

Aih Ervanti Ayuningtyas

NIM : 702010086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2015

Page 2: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar
Page 3: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar
Page 4: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar
Page 5: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar
Page 6: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar
Page 7: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

1

Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

SMP Negeri di Salatiga

1) Aih Ervanti Ayuningtyas

2)Mila Chrismawati Paseleng, S.Si., M.Pd.

3) Angela Atik Setiyanti, S.Pd

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga

E-mail: 1)

[email protected], 2)

[email protected] 3)

[email protected]

ABSTRACT

In an increasingly rapid technological development, ICT is now integrated into

each subject. Integration requires adequate ICT infrastructure, as well as the ability of

teachers to use ICT, the school's policy regarding the procurement, maintenance and

the use of ICT in learning. The study intends to look at the use of ICT which is integrated

in learning that includes the availability of ICT infrastructure, the ability of teachers and

students in the use of ICT, school policy, and the integration of ICT in the lesson. The

method used is survey-observation method with descriptive analysis. The results showed

that the use of ICT in teaching and learning, there are still some obstacles. Readiness of

teachers in some schools still are not met to integrate ICT into the lesson, school

facilities is not sufficient and school policies in terms of funding is still hampered by

local government regulations.

Keywords: ICT, teaching and learning, the use of ICT in learning

ABSTRAK

Pada perkembangan teknologi yang semakin pesat, kini TIK diintegrasikan

dalam setiap mata pelajaran. Pengintegrasian tersebut membutuhkan infrastruktur TIK

yang memadai, kemampuan guru untuk menggunakannya serta kebijakan sekolah

mengenai pengadaan, perawatan dan penggunaan TIK dalam pembelajaran. Penelitian

bermaksud untuk melihat penggunaan TIK yang diintegrasikan dalam pembelajaran yang

meliputi ketersediaan infrastruktur TIK, kemampuan guru dan siswa dalam

menggunakan TIK, kebijakan sekolah, serta pengintegrasian TIK dalam mata pelajaran.

Metode penelitian yang digunakan ialah metode survei-observasi dengan analisis

deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan TIK dalam proses belajar

mengajar masih terdapat beberapa kendala. Kesiapan guru di beberapa sekolah masih

belum terpenuhi untuk mengintegrasikan TIK ke dalam mata pelajaran, fasilitas sekolah

belum sepenuhnya mencukupi dan kebijakan sekolah dari segi pendanaan masih

terhambat oleh peraturan pemerintah daerah setempat.

Kata kunci : TIK, proses belajar mengajar, penggunaan TIK dalam pembelajaran

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan

Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 3)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Page 8: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

2

1. PENDAHULUAN

Penggunaan TIK dalam pembelajaran merupakan salah satu upaya

pemerintah untuk memajukan dan mengembangkan mutu pendidikan di

Indonesia. Seiring dengan kemajuan teknologi, saat ini sekolah telah

mengintegrasikan TIK dalam proses belajar mengajar. Pengintegrasian tersebut

tentunya dibutuhkan infrastruktur TIK yang memadai [1]. Selain itu diperlukan

kemampuan guru untuk menggunakannya serta kebijakan sekolah yang berkaitan

dengan pengadaan dan perawatan infrastruktur serta penggunaan TIK dalam

pembelajaran termasuk didalamnya penyiapan keterampilan guru [2].

Akan tetapi, pada kenyataannya dalam proses pembelajaran masih ditemui

berbagai hambatan. Tidak adanya laptop/komputer pribadi bagi guru dapat

menghambat persiapannya untuk menggunakan TIK dalam pembelajaran;

kurangnya fasilitas penunjang TIK seperti daya listrik yang kurang memadai,

kurangnya jumlah LCD proyektor di sekolah, dll; kurangnya kemampuan guru

untuk menggunakan perangkat TIK karena tidak ada pelatihan dari sekolah

maupun dinas pendidikan; kurangnya infrastruktur yang dimiliki sekolah

dikarenakan beratnya beban finansial yang harus ditanggung sekolah dalam hal

pengadaan, pemeliharaan dan pembaruan infrastruktur TIK [3].

Dari permasalahan tersebut, maka perlu dianalisis mengenai penggunaan

TIK yang diintegrasikan dalam proses belajar mengajar. SMP negeri dipilih

sebagai subjek penelitian karena SMP negeri di Salatiga merupakan sekolah

dengan fasilitas yang beragam dengan jumlah yang cukup banyak dibandingkan

dengan sekolah lain. Selain itu sekolah negeri di Salatiga hanya mengandalkan

dana BOS dari pemerintah untuk membiayai seluruh biaya operasional termasuk

pembiayaan seluruh perangkat TIK yang dimiliki. Oleh karena itu perlu diteliti

bagaimana penggunaan fasilitas TIK yang diintegrasikan pada mata pelajaran

dalam mendukung proses belajar mengajar SMP Negeri di Salatiga.

Sesuai dengan latar belakang masalah diatas maka pokok permasalahan

yang akan diteliti adalah untuk melihat penggunaan TIK mendukung proses

belajar mengajar SMP Negeri di Salatiga dengan memperhatikan faktor yang

mempengaruhinya. Faktor tersebut adalah ketersediaan infrastruktur yang

dimiliki sekolah, kemampuan guru dan siswa dalam memanfaatkan TIK dalam

pembelajaran, kebijakan sekolah, dan penggunaan TIK yang diintegrasikan dalam

mata pelajaran. Permasalahan tersebut penting untuk dianalisis agar nantinya

dapat menjadi pertimbangan oleh para pengambil kebijakan. Agar pembahasan

tidak menyimpang dari permasalahan yang ada maka batasan penelitian ini adalah

menganalisis penggunaan TIK dalam Proses Belajar Mengajar SMP Negeri di

Salatiga, tidak menganalisis penggunaan TIK dalam proses administrasi sekolah

dan tidak mengkaji/mengevaluasi kurikulum.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian yang dilakukan oleh Sumintono, dkk [3] menunjukkan bahwa

terdapat beberapa hal yang mempengaruhi penggunaan TIK dalam pembelajaran.

Ketersediaan fasilitas TIK di sekolah, seperti komputer, LCD, internet, dll

maupun kepemilikan komputer pribadi oleh guru merupakan hal utama yang

Page 9: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

3

sangat berpengaruh terhadap penggunaan TIK dalam pembelajaran. Selain itu,

penggunaan TIK juga dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menggunakan

TIK dan dukungan dari pihak sekolah secara finansial. Penggunaan perangkat

TIK yang selalu diperbaharui dan disertai dengan dukungan teknis akan terus

mendukung guru dalam integrasi teknologi dalam pendidikan (Butler dan Selbom

dalam Sumintono, dkk). Rasio komputer dan biaya pembaharuannya

menunjukkan beban finansial yang tinggi kepada sekolah, sehingga pola

perencanaan dan distribusi sumber harus didukung sepenuhnya oleh pemerintah

(Lee dan Sellapan dalam Sumintono, dkk). Penelitian yang dilakukan oleh Munir

[4] menunjukkan bahwa pengembangan TIK dalam pendidikan harus diikuti oleh

kesiapan sumber daya manusia baik dalam cara berpikir, orientasi perilaku, sikap

dan sistem nilai. Selain itu perlu dipersiapkan sistem informasi manajemen,

seperti keuangan, aset dan fasilitas serta sistem pengajaran dan pembelajaran.

TIK merupakan kata yang diadopsi dari bahasa asing yaitu ICT

(Information and Communication Technology) yang didefinisikan ke dalam tiga

kategori, yaitu Information Technology (IT), Communication Technology (CT)

dan Information Literacy. Information Technology adalah istilah untuk

menjelaskan perangkat keras/ hardware (contohnya komputer, printer, dll) dan

perangkat lunak/ software (contohnya database, MS. Office, dll) yang dapat

digunakan untuk mengakses, mengambil, menyimpan, mengatur, memanipulasi,

dan menyajikan informasi dari peralatan elektronik. Communication Technology

adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan peralatan telekomunikasi yang

dapat digunakan untuk mencari dan mengakses informasi (contohnya telepon,

fax, modem dengan komputer, dll). Information Literacy adalah kombinasi dari

pengetahuan, pemahaman, kemampuan dan sikap yang diperlukan siswa agar

dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Siswa yang sudah ”melek teknologi”

dapat mengembangkan kemampuan untuk memilih, menginterpretasikan,

menguji, memanipulasi, dan mempersembahkan informasi [5].

Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan

perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,

pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain. Mengajar adalah suatu

kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suatu lingkungan yang kondusif

sehingga proses belajar dapat dilakukan dengan efektif dan tujuan pembelajaran

dapat dicapai. Tujuan yang hendak dicapai dapat berupa pengetahuan dan

keterampilan [6].

TIK dapat dimanfaatkan untuk mencari informasi yang dapat digunakan

sebagai sumber belajar. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran dapat

dimanfaatkan oleh guru untuk memperoleh informasi yang aktual sehingga dapat

menambah dan memperkaya referensi bahan ajar. TIK juga dapat dimanfaatkan

oleh siswa untuk menambah wawasan dan pengetahuannya sehingga siswa dapat

memahami penerapan ilmu yang didapat di bangku sekolah ke dalam dunia nyata.

Pentingnya peran TIK tersebut membuat pemerintah menjadikan TIK sebagai

salah satu pelajaran wajib tingkat SMP-SMA pada kurikulum 2004 (KBK) dan

kurikulum 2006 (KTSP). Pada perkembangannya TIK mulai diintegrasikan ke

dalam setiap mata pelajaran lain.

Page 10: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

4

Gambar 1 Tahapan Integrasi TIK dalam Pendidikan Menurut UNESCO

UNESCO membagi empat tahap pengintegrasian TIK dalam pendidikan,

yaitu emerging, applying, infusing dan transforming. UNESCO juga menetapkan

beberapa karakteristik pengintegrasian TIK di sekolah, mulai dari administrasi

sekolah hingga proses belajar mengajar. Karakteristik tersebut dapat dilihat dari

segi visi, pedagogi, perencanaan dan kebijakan, fasilitas dan sumber daya,

kurikulum, pengembangan kemampuan staff, komunitas serta penilaian. Akan

tetapi penelitian ini hanya meneliti penggunaan TIK dalam proses belajar

mengajar sehingga hanya melihat dari beberapa karakteristik saja. Karakteristik

yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Karakteristik Tahapan Integrasi TIK dalam Penelitian [7]

Emerging Applying Infusing Transforming

Fasilitas dan

Sumber Daya

Perangkat TIK

berdiri sendiri untuk

administrasi.

Komputer dan

printer. Aplikasi

pengolah kata,

angka, presentasi.

Aplikasi administrasi

sekolah. Games

Lab komputer dan

perngkat TIK di kelas-

kelas. Komputer, printer

dan perangkat lain yang

terbatas. Aplikasi

pengolah kata, angka,

presentasi. Software

TIK. Akses internet

Lab komputer atau komputer

di kelas. Jaringan internet di

kelas. Intranet, internet.

Pusat belajar. berbagai

perangkat, termasuk camdig,

scanner, laptop, dll. Aplikasi

pengolah kata, angka,

presentasi. Multimedia.

Software pembelajaran

Seluruh pembelajaran

menggunakan TIK dengan

akses ke seluruh perangkat

TIK. Memperhatikan macam-

macam lingkungan belajar.

pembelajaran berbasis web.

Pengungkapan pendapat.

Kolaborasi. Pembelajaran jarak

jauh.

Pedagogi Teacher-centered.

Didaktis

Teacher-centered.

Didaktis. TIK mapel

terpisah

Learner-centered.

kolaboratif

Berpikir kritis dan pengambilan

keputusan. Belajar tanggung

jawab siswa. Model

pembelajaran yang disukai.

Kolaboratif. Pengalaman

Pengembangan

Kemampuan

staff

Ketertarikan

individu

Pelatihan TIK. Tak

direncanakan.

Kemampuan TIK

pribadi

Sesuai bidang studi.

Kemampuan profesional.

Mengintegrasi TIK ke

bidang studi.

Mengembangkan

Fokus pada pembelajaran dan

manajemen pembelajaran.

Diatur diri sendiri, rencana dan

visi pribadi, didukung sekolah.

inovatif, kreatif. Komunitas

pembelajaran terintegrasi

dengan siswa dan guru sebagai

asisten.

Perencanaan

dan kebijakan

Tidak ada. Secara

kebetulan. Kebijakan

membatasi.

Pendanaan tidak

direncanakan

Terbatas.

Pengembangan TIK

dipimpin oleh spesialis.

Kebijakan terpusat.

Pendanaan hardware

dan software. Praktek

sesuai perangkat yang

ada

Perencaan penggunaan TIK

di tiap mapel. Terdapat

dalam kebijakan sekolah.

Pendanaan secara luas

termasuk pengembangan

keterampilan profesional

guru

TIK bagian integral dari

rencana pengembangan

sekolah. keterlibatan siswa dan

guru. Termasuk dalam

kebijakan. Pendanaan TIK

masuk ke anggaran belanja

sekolah.

Kurikulum Melek TIK.

Kesadaran terhadap

software. Tanggung

jawab masing-

masing guru

Menerapkan TIK pada

mapel lain.

Menggunakan konteks

buatan dan terisolasi

Dimasukkan ke dalam mapel

non TIK. Sistem

pembelajaran terpadu.

Konteks nyata. Metode

problem-solving.

Pembelajaran berbasis

sumber daya

Konteks virtual dan real-

time.TIK diterima sebagai

pengantar pembelajaran.

Kurikulum disampaikan

melalui web dan staff secara

terpadu

Page 11: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

5

Karakteristik tahapan pengintegrasian TIK digunakan untuk mengetahui

sejauh mana tingkat penggunaan TIK dalam pembelajaran SMP Negeri di

Salatiga menurut UNESCO. Selain itu juga digunakan indikator-indikator lain

untuk mengetahui pengunaan TIK yang diintegrasikan ke dalam mata pelajaran,

ketersediaan infrastruktur yang dimiliki sekolah, kemampuan guru dan siswa

untuk mengoperasikan atau menggunakan perangkat TIK dalam pembelajaran,

dan juga kebijakan sekolah yang berhubungan dengan penggunaan TIK dalam

pembelajaran. Indikator-indikator tersebut diadopsi dan dikembangkan dari

artikel yang dipublikasi UNESCO dengan judul “Developing and Using

Indicators of ICT Use in Education” [5].

3. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

survei-observasi [8]. Analisis menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui

penggunaan TIK dalam mendukung proses belajar mengajar beberapa SMP

Negeri di Salatiga. Gambar 2 adalah skema tahapan dalam penelitian.

Gambar 2 Skema Tahapan Penelitian

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah identifikasi masalah. Masalah

yang diteliti merupakan salah satu isu yang berkembang dalam masyarakat,

khususnya dalam dunia pendidikan. Masalah tersebut diindentifikasi dengan

mencari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selain mengidentifikasi masalah

juga dilakukan studi literatur untuk mempelajari konsep, merumuskan pemecahan

masalah dan mencari solusi yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut.

Tahap selanjutnya adalah mendesain penelitian/rancangan penelitian.

Desain penelitian dilakukan dengan menetapkan metode penelitian yang akan

dilakukan, serta mencari dan menetapkan indikator yang sesuai untuk menjawab

rumusan masalah. Setelah itu menentukan bentuk instrumen yang sesuai dengan

indikator yang telah ditetapkan. Instrumen yang digunakan adalah angket,

wawancara dan observasi.

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data berupa pedoman

wawancara, dan angket untuk koordinator sarpras, guru dan siswa yang berupa

angket kombinasi antara check list, angket terbuka, dan angket tertutup [9].

Angket sarpras diisi oleh koordinator atau Wakil Kepala sekolah bidang sarana

prasarana, angket siswa diisi oleh siswa kelas sembilan, angket guru diisi oleh

guru mata pelajaran, dan wawancara dilakukan dengan beberapa pihak sekolah

yang dapat memberikan keterangan tentang pengunaan TIK di sekolah.

Tabel 2 Indikator Pertanyaan dalam Angket [5]

Angket Pertanyaan Indikator

Sarpras 16 ketersediaan listrik; lab komputer; rasio pengguna komputer; jumlah dan letak komputer sekolah; akses internet; kepemilikan website dan e-learning; perangkat TIK lain yang

dimiliki sekolah

Siswa 8 kepemilikan perangkat TIK (hardware, akun di internet); cara memperoleh keterampilan

Identifikasi masalah

& Studi Literatur

Rancangan

Penelitian

Pengumpulan

Data

Pengolahan Data

dan Analisis Penulisan

Laporan

Page 12: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

6

TIK; intensitas dan penggunaan TIK (hardware, software, dan internet); bagaimana

penggunaan TIK dalam mata pelajaran yang ada;

Guru 14 kepemilikan perangkat TIK (hardware, software pembelajaran, dan akun di internet), cara memperoleh keterampilan TIK, variasi pembelajaran menggunakan TIK, intensitas dan

penggunaan TIK (hardware, software, dan internet), perangkat TIK yang paling bermanfaat,

kesulitan dan tanggapan guru mengenai penggunaan TIK dalam pembelajaran

Angket sarpras digunakan untuk mengetahui ketersediaan fasilitas TIK di

sekolah. Angket siswa digunakan untuk mengetahui keterampilan dan

penggunaan TIK oleh siswa, penggunaan TIK dalam pembelajaran, dan mata

pelajaran yang telah mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran. Angket guru

digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dan penggunaan TIK, perangkat

TIK yang paling bermanfaat untuk menunjang pembelajaran, kesulitan, dan

tanggapan guru terhadap penggunaan TIK dalam proses belajar mengajar.

Selain angket juga dilakukan wawancara kepada Kepala Sekolah atau

Wakil Kepala Sekolah bagian kurikulum atau Koordinator TIK untuk mengetahui

kebijakan sekolah. Pertanyaan yang ditanyakan pada saat wawancara meliputi

pengadaan, perawatan, dan penggunaan TIK serta pelatihan untuk guru. Data juga

diperoleh melalui observasi guna mengetahui keadaan yang sebenarnya di

sekolah yang diteliti.

Pengumpulan data dilakukan pada sebagian sampel dari populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMP Negeri di kota Salatiga yang

berjumlah 10 sekolah dan sampel dipilih 4 sekolah. Pengambilan sampel

menggunakan teknik convenience sampling atau sampel yang dipilih karena

pertimbangan jarak yang mudah dijangkau, keterbatasan waktu dan dana serta

didasarkan atas kesediaan/ijin dari pihak terkait sebagai subjek penelitian [10].

Responden penelitian dari data angket yang terkumpul terdiri dari 2 responden

sarpras grup A dan 2 responden sarpras grup B, 27 responden guru grup A dan 34

responden guru grup B, 55 responden siswa grup A dan 57 responden siswa grup

B. Wawancara dilakukan dengan responden kepala sekolah, koordinator sarpras,

guru dan siswa.

Validitas data menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi yang

dilakukan pada penelitian ini adalah dengan membandingkan data dari sumber

lain. Data angket yang dikumpulkan selanjutnya dicek dan dibandingkan dengan

data wawancara dan observasi. Dengan demikian dapat diketahui keadaan yang

sebenarnya di sekolah yang diteliti.

Pengolahan data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif sederhana, yaitu

dengan cara membuat tabulasi dan dihitung prosentasenya. Analisa data

dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Reduksi data dilakukan dengan cara mengumpulkan semua data hasil penelitian

yang kemudian digolongkan dan diatur sesuai dengan indikator yang telah

ditetapkan. Lalu data yang telah dikumpulkan tersebut diolah dan dipertegas serta

dibuang hal-hal yang tidak penting agar data lebih terfokus sehingga tidak

menyimpang dari rumusan masalah. Setelah dilakukan reduksi data selanjutnya

dilakukan penyajian data. Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun,

mengorganisasi dan mendeskripsikan data yang telah diolah secara sistematis dan

logis. Selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan yang didasarkan dari sajian

Page 13: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

7

data dengan tujuan memperoleh kesimpulan tentang gambaran secara umum

mengenai penggunaan TIK dalam proses belajar mengajar SMP Negeri di

Salatiga [11].

Berdasarkan data yang telah terkumpul tersebut terdapat beberapa sekolah

yang memiliki kemiripan. Kemiripan tersebut terlihat dari segi infrastruktur TIK

yang dimiliki sekolah. Tabel 3 menunjukkan data infrastruktur TIK di sekolah.

Tabel 3 ketersediaan infrastruktur TIK di sekolah

Sekolah

Jumlah

Ruang Lab

Komputer

Jumlah

Komputer di

Lab

Rasio

Pengguna

Komputer

Jumlah

LCD

Jaringan

Internet

Pengguna Layanan

Internet Sekolah

SMP A 2 49 1:14 34 Luas Siswa, guru, karyawan

SMP B 2 50 1:15 27 Luas Siswa, guru, karyawan SMP C 1 24 1:30 27 Terbatas Guru, karyawan

SMP D 1 20 1:36 22 Terbatas Guru, karyawan

Sekolah A memiliki 2 buah lab komputer dengan jumlah komputer yang

dimiliki sekolah 49 unit dan beberapa unit komputer sewaan dari pihak luar.

Jumlah pengguna saat pembelajaran adalah 1 komputer untuk 1 orang dengan

perbandingan rata-rata 1:14. Sekolah B memiliki 2 lab komputer dengan jumlah

komputer 50 unit, jumlah pengguna saat pembelajaran adalah 1 komputer untuk 1

orang di lab pertama sedang lab kedua 1 komputer untuk 2 orang siswa dengan

perbandingan rata-rata 1:15. Sekolah C memiliki 1 lab komputer dengan jumlah

komputer 24 unit, jumlah pengguna saat pembelajaran adalah 1 komputer untuk 2

orang dengan perbandingan rata-rata 1:30. Sekolah D memiliki 1 lab komputer

dengan jumlah komputer 20 unit, jumlah pengguna saat pembelajaran di sekolah

D adalah 1 komputer untuk 2 orang dengan perbandingan rata-rata 1:36.

LCD sekolah ditempatkan di ruang-ruang kelas dan beberapa ruang lain

yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Seluruh ruang kelas di sekolah A dan

B telah terpasang LCD dan seluruh LCD dapat digunakan dengan baik. Seluruh

ruang kelas di sekolah C juga telah terpasang LCD, akan tetapi beberapa LCD

mengalami kerusakan sehingga tidak bisa digunakan. Sekolah D ada beberapa

ruang kelas yang belum terpasang LCD dan beberapa LCD yang dimiliki pun

mengalami kerusakan sehingga tidak dapat digunakan.

Sekolah A dan B memberikan layanan internet untuk guru, siswa dan

karyawan. Sekolah A memasang wifi di ruang guru, ruang kurikulum, ruang

kesiswaan, ruang sarpras, ruang TU, ruang lab komputer, dan di perpustakaan

yang dilengkapi dengan sejumlah komputer. Sekolah B memasang wifi di ruang

guru, ruang kurikulum, ruang TU, ruang lab komputer, perpustakaan, dan

beberapa titik dekat dengan ruang kelas siswa. Lain halnya dengan sekolah C dan

D, kedua sekolah tersebut memberikan layanan internet yang lebih diutamakan

untuk guru dan karyawan. Sekolah C memasang wifi di ruang guru, ruang TU,

dan ruang Kurikulum. Sekolah D memasang wifi di ruang guru, ruang TU, ruang

kurikulum, dan ruang sarpras. Sekolah C dan D juga memberikan jaringan

internet di lab komputer, akan tetapi jaringannya tidak terlalu baik dan sering

bermasalah. Berdasarkan karakteristik tahapan pengintegrasian dari UNESCO

jika dilihat dari segi fasilitas dan sumber daya, maka sekolah A dan B berada

pada tahap infusing sedangkan sekolah C dan D berada pada tahap applying. Hal

Page 14: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

8

ini selanjutnya menjadi acuan untuk mengelompokkan keempat sekolah yang

dijadikan subjek penelitian menjadi dua grup, yaitu sekolah A dan sekolah B

menjadi grup A, serta sekolah C dan sekolah D menjadi grup B.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hal pertama yang perlu diketahui dari penggunaan TIK di sekolah adalah

ketersediaan infrastruktur TIK itu sendiri. Data mengenai ketersediaan

infrastruktur TIK diperoleh dari angket sarpras. Dari angket tersebut diperoleh

data mengenai ketersediaan listrik, ketersediaan komputer di lab beserta

penggunanya, letak komputer dan koneksi internet sekolah, dan kepemilikan

perangkat TIK lain.

Data dari angket sarpras menunjukkan bahwa grup A memiliki fasilitas

yang cukup lengkap. Sekolah di grup A masing-masing memiliki 2 ruang lab

komputer dengan jumlah komputer yang memadai (kurang lebih 50 unit

komputer) sehinga satu siswa dapat menggunakan satu unit komputer pada saat

pembelajaran. Rata-rata jumlah siswa di grup A sebanyak 719 sehingga

perbandingan atau rasio pengguna komputer untuk seluruh siswa adalah 1:15.

Selain itu sekolah juga melengkapi LCD proyektor di setiap ruang kelas dan

ruang-ruang pembelajaran. Seluruh LCD tersebut dalam kondisi baik sehingga

dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran. Sekolah juga menyediakan

layanan internet dengan memasang beberapa wifi di berbagai sudut sekolah.

Internet tersebut dapat digunakan oleh seluruh warga sekolah baik itu guru,

karyawan maupun siswa.

Sedikit berbeda dengan grup A, grup B memiliki fasilitas yang kurang

baik jika dibandingkan dengan grup A. Sekolah di grup B masing-masing

memiliki satu ruang lab komputer dengan jumlah komputer kurang lebih 22 unit.

Hal tersebut membuat satu komputer dipergunakan untuk 2 orang siswa saat

pembelajaran berlangsung. Rata-rata jumlah siswa di grup B adalah 723 sehingga

perbandingan atau rasio pengguna komputer untuk seluruh siswa adalah 1:33.

Sekolah telah menyediakan LCD proyektor untuk menunjang pembelajaran, akan

tetapi tidak semua LCD tersebut dapat dipergunakan. Beberapa guru menyatakan

bahwa ada beberapa LCD yang tidak dapat dipergunakan karena terjadi

kerusakan pada kabel maupun lensa. Selain terjadi kerusakan, tidak semua kelas

terpasang LCD karena jumlah LCD memang terbatas dan tidak mencukupi.

Sekolah juga telah menyediakan layanan internet di sekolah, akan tetapi

penggunaannya lebih diutamakan untuk guru dan karyawan dalam menunjang

tugas administrasi mereka.

Dengan adanya perangkat TIK tersebut guru dapat menggunakan TIK

untuk menunjang pembelajaran. Penggunaan TIK dalam pembelajaran juga dapat

digunakan pada beberapa metode pembelajaran yang biasa digunakan guru saat

mengajar. Jumlah guru yang menggunakan TIK dalam pembelajaran dan metode

yang digunakan saat mengajar ditunjukkan pada gambar 3.

Page 15: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

9

Gambar 3 Grafik Penggunaan TIK dalam PBM oleh Guru

Gambar 3 menunjukkan bahwa seluruh guru di grup A telah

menggunakan TIK dalam pembelajaran. Sedangkan dari grup B sebagian besar

guru telah menggunakan TIK tetapi ada beberapa guru yang tidak menggunakan

TIK dalam pembelajaran. Dari data yang diperoleh, guru tidak menggunakan TIK

dalam pembelajaran karena kurang memiliki keterampilan dalam mengoperasikan

perangkat TIK. Guru tersebut hanya dapat menggunakan perangkat TIK secara

sederhana untuk mengerjakan tugas administrasi, seperti membuat RPP, daftar

nilai dan lain-lain. Fasilitas sekolah yang kurang memadai juga mempengaruhi

penggunaan TIK dalam pembelajaran. Perangkat TIK yang sering dimanfaatkan

guru saat pembelajaran di kelas adalah LCD proyektor sedangkan LCD di grup B

banyak yang mengalami kerusakan sehingga tidak dapat digunakan, selain itu

jumlah LCD yang dimiliki pun masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan

pembelajaran di kelas. Selain itu terdapat guru yang menyatakan untuk

mempersiapkan perangkat TIK setidaknya membutuhkan waktu ±10 menit

sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif karena banyak waktu yang terbuang.

Oleh karena itu guru merasa tidak perlu menggunakan TIK untuk menunjang

pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru dan ketersediaan

fasilitas yang baik sangat berpengaruh terhadap penggunaan TIK dalam

pembelajaran. Sekolah seharusnya memberikan pelatihan dan memotivasi guru

agar dapat meningkatkan keterampilan profesionalnya. Sekolah juga seharusnya

melakukan perawatan secara berkala terhadap seluruh perangkat TIK atau

setidaknya memiliki seorang teknisi yang dapat memperbaiki perangkat TIK.

Jika dilihat dari gambar 3 terlihat bahwa guru dari kedua grup banyak

yang menggunakan TIK dengan metode demonstrasi dan masih banyak pula yang

menggunakan metode ceramah, kedua metode ini menunjukkan bahwa

pembelajaran masih bersifat teacher-centered. Dari seluruh pengguna metode

demonstrasi dan ceramah tersebut beberapa diantaranya juga menggunakan

variasi metode lain seperti tanya jawab, studi kasus, diskusi, kolaborasi, kuis, dan

campuran walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak. Guru hanya menggunakan

metode demonstrasi karena kurang memiliki pengetahuan variasi pembelajaran

lain dan kurangnya keterampilan yang dimiliki. Sebagian besar guru hanya

mengetahui dan hanya dapat menggunakan program presentasi (PowerPoint) dan

beberapa program pemutar video (Winamp, Media Player, dll) untuk

pembelajaran. Oleh karena itu guru hanya dapat menggunakan metode

demonstrasi dan ceramah. Selain itu, penggunaan TIK juga dipengaruhi oleh

fasilitas terutama LCD dan juga alokasi waktu pembelajaran yang terbatas. Guru

100%

0%

41%

70%

26% 33%15%

76%

24% 21%41%

15% 15% 12%

0%20%40%60%80%

100%120%

ya tidak ceramah demonstrasi studi kasus tanya jawab lainnya

Pe

rsen

tase

pen

ggu

naa

n T

IK

Grafik Persentase Penggunaan TIK dalam PBM oleh GuruGrup A

Grup B

Page 16: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

10

yang menggunakan metode diskusi atau tugas kelompok kepada siswa terhambat

oleh rusaknya LCD yang membuat siswa tidak dapat mempresentasikan hasil

kerja mereka menggunakan LCD. Tidak adanya komputer di setiap kelas

membuat siswa menggunakan laptop sendiri sehingga akan memakan waktu yang

lama untuk mempersiapkan materi yang akan dipresentasikan siswa. Dari data

tersebut terlihat bahwa sekolah mengalami kendala dari segi pengetahuan guru

mengenai variasi metode pembelajaran jika harus menggunakan TIK dan juga

adanya kendala dari segi fasilitas, yaitu kerusakan LCD dan tidak adanya

komputer di setiap ruang kelas. Oleh karena itu selain memberikan pelatihan,

sekolah perlu memberikan alternatif metode pembelajaran menggunakan TIK,

serta memberikan beberapa software pembelajaran khusus untuk tiap mata

pelajaran sehingga guru dapat mengembangkan variasi metode pembelajaran

yang lebih bersifat learner-centered dengan software yang lebih bervariasi. Selain

sekolah, pemerintah juga seharusnya memberikan bantuan kepada setiap sekolah

untuk menambah jumlah komputer sehingga setiap ruang kelas setidaknya dapat

memiliki satu buah komputer untuk menunjang pembelajaran.

Untuk mengetahui penggunaan TIK oleh guru dalam pembelajaran secara

lebih rinci, penggunaan TIK dibagi menjadi tiga kategori, yaitu penggunaan

hardware, software dan internet. Akan tetapi sebelum membahas penggunaan

TIK oleh guru terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai maksud dari intensitas

sering, jarang dan tidak pernah yang ada pada beberapa grafik. Maksud dari

intensitas sering adalah intensitas penggunaan TIK oleh responden yang hampir

setiap hari atau setiap pertemuan menggunakan TIK untuk pembelajaran, baik itu

untuk merencanakan pembelajaran maupun dalam proses pembelajaran di kelas.

Sedangkan yang dimaksud intensitas jarang adalah intensitas yang menunjukkan

responden yang sesekali atau bahkan hampir tidak pernah menggunakan

perangkat TIK untuk merencanakan pembelajaran ataupun saat pembelajaran.

Intensitas tidak pernah menunjukkan bahwa guru sama sekali tidak pernah

menggunakan TIK untuk pembelajaran.

Gambar 4 Grafik Penggunaan hardware oleh Guru

Dalam proses pembelajarannya sebagian besar guru menggunakan LCD

untuk menampilkan materi dalam bentuk presentasi dan menayangkan video

pembelajaran atau mendemonstrasikan pembelajaran menggunakan software

pembelajaran. Gambar 4 terlihat bahwa pengguna LCD grup B lebih sedikit

dibanding grup A, hal ini dipengaruhi oleh keadaan LCD di sekolah tersebut.

67%

33%

0%

81%

15%4%

15%

52%

33%

11%

48%41%

29%

59%

12%

38%53%

9% 3%

24%

74%

15% 21%

65%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

sering jarang tidak pernah

sering jarang tidak pernah

sering jarang tidak pernah

sering jarang tidak pernah

LCD Printer Scanner TV

per

sen

tase

pen

ggu

naa

n h

ard

war

e

Grafik Persentase intensitas Penggunaan hardware oleh Guru

Grup A

Grup B

Page 17: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

11

Data yang didapat dari angket diketahui bahwa banyak guru dari grup B yang

mengeluhkan kerusakan pada LCD sehingga guru tidak dapat menggunakannya

saat pembelajaran berlangsung.

Printer sering digunakan guru untuk mencetak perangkat pembelajaran,

seperti RPP dan absensi siswa. Ada pula beberapa guru yang menggunakannya

untuk mencetak lembar kerja. Sedangkan scanner digunakan untuk men-scan

gambar untuk dijadikan soal ulangan atau soal tes. Saat ini tidak banyak guru

yang menggunakan kedua alat ini untuk membuat bahan ajar, hal ini dikarenakan

guru telah banyak yang menggunakan internet untuk mencari bahan ajar.

TV dapat menjadi alternatif media pembelajaran menggantikan LCD,

penggunanya pun cukup banyak. Di grup A guru yang menggunakan TV lebih

banyak dari yang tidak menggunakan. Sebaliknya di grup B jumlah penggunanya

lebih sedikit dari yang tidak menggunakan. Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan

TV di sekolah karena grup B masing-masing sekolah hanya memiliki 2 unit TV.

Akan tetapi guru yang menggunakan TV dalam proses belajar mengajar

jumlahnya sangat sedikit hanya sebanyak 7% untuk grup A dan 3% untuk grup B.

Hal ini dikarenakan letak TV yang kurang strategis. Beberapa sekolah memasang

TV di ruang guru atau ruang tunggu tamu, bukannya di ruang-ruang

pembelajaran. Selain itu TV sekolah juga kurang memberikan tayangan edukatif

kepada siswa. Sekolah hanya dapat mengakses beberapa tayangan edukatif dari

satu/dua stasiun TV. Oleh karena itu pemerintah seharusnya dapat menyediakan

dan memperbanyak saluran TV yang khusus berisi tayangan edukasi dengan

channel yang dapat diakses oleh seluruh sekolah.

Gambar 4 menunjukkan bahwa pengguna hardware di grup A dengan

intensitas sering jumlahnya lebih banyak dari grup B. Hal tersebut dipengaruhi

oleh ketersediaan hardware di sekolah. Grup A memiliki hardware dengan

jumlah banyak dan dapat digunakan dengan baik sedangkan grup B memiliki

hardware yang cukup banyak akan tetapi banyak pula yang tidak bisa digunakan,

seperti LCD proyektor. Sekolah mempunyai program untuk memasang LCD di

setiap ruang kelas, akan tetapi masih ada ruang kelas di grup B yang belum

terpasang LCD. Selain itu LCD juga banyak yang rusak dan tidak bisa dipakai.

Penggunaan komputer perlu didukung oleh penggunaan software.

Software yang sering digunakan guru untuk proses belajar mengajar adalah

Ms.PowerPoint, multimedia dan Ms. Word. Gambar 5 merupakan grafik yang

menunjukkan penggunaan software oleh guru.

Gambar 5 Grafik Penggunaan software oleh Guru

74%

19%7%

59%

11%

81%

4%11%

63%

19%

37%

19%7% 7%

33%35%44%

18%

41%

3%

53%

29%18%

56%

6%15%

47%

24%

0%

18%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

sering jarang tidak pernah

presen-tasi

buat materi

sering jarang tidak pernah

buat perangkat

PBM sering jarang tidak pernah

buat media

PBM

Intensitas Ms. Power Point Penggunaan Ms. PowerPoint

Intensitas Ms.Word Penggunaan Ms. Word

Intensitas Multimedia Penggunaan Multimedia

per

sen

tase

pen

ggu

naa

n s

oft

war

e

Grafik Persentase Penggunaan Software oleh GuruGrup A

Grup B

Page 18: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

12

Gambar 5 menunjukkan bahwa guru di grup A lebih sering menggunakan

Ms. PowerPoint dibanding dengan grup B. Guru masih banyak yang jarang atau

tidak pernah menggunakan Ms. PowerPoint karena dipengaruhi oleh ketersediaan

LCD di sekolah. Guru merasa Ms. PowerPoint merupakan software yang berguna

untuk menunjang PBM akan tetapi kurangnya fasilitas di sekolah menyebabkan

guru jarang menggunakan Ms. PowerPoint dalam pembelajaran.

Dari gambar 5 terlihat bahwa guru banyak yang menggunakan Ms.

PowerPoint untuk presentasi materi, tetapi sangat sedikit yang menggunakannya

untuk membuat materi. Hal ini dikarenakan kurangnya keterampilan guru untuk

membuat materi menggunakan Ms. PowerPoint. Sebagian guru menyatakan

belum bisa menggunakan Ms. PowerPoint karena hanya mampu mengoperasikan

software pengolah kata dan pengolah angka saja.

Selain menggunakan Ms. Powerpoint banyak pula guru yang

menggunakan Ms. Word untuk menunjang pembelajaran. Mayoritas guru

menggunakan Ms. Word untuk membuat perangkat pembelajaran, seperti RPP,

silabus, soal, dan juga bahan ajar atau lembar kerja siswa. Selain itu ada beberapa

guru yang menggunakan Ms. Word dalam pembelajaran. Guru tersebut

memanfaatkan Ms. Word untuk menayangkan materi atau untuk menjelaskan

materi sebagai pengganti papan tulis.

Guru juga menggunakan multimedia untuk mendukung PBM. Akan tetapi

penggunaan multimedia sebatas untuk menampilkan media pembelajaran berupa

video menggunakan Media Player, Winamp, dan sejenisnya. Hanya 7% guru di

grup A yang menggunakan multimedia untuk membuat media pembelajaran.

Guru tersebut membuat media pembelajaran menggunakan Adobe Flash.

Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara diketahui bahwa guru kurang

memiliki waktu luang untuk membuat media pembelajaran sendiri.

Penggunaan software oleh guru saat ini sebatas untuk menampilkan media

pembelajaran yang telah jadi atau tanpa membuat sendiri, baik berupa media

presentasi maupun video. Hal ini disebabkan oleh kurangnya keterampilan yang

dimiliki guru. Oleh karena itu guru akan mencari media pembelajaran dari

internet atau dari rekan sesama guru melalui e-mail atau sosial media. Sekolah

sebenarnya telah memberikan pelatihan kepada guru yang diantaranya melatih

guru membuat media pembelajaran menggunakan video editor dan aplikasi flash

akan tetapi pelatihan tersebut tidak berjalan lama dan kini sudah tidak ada lagi.

Saat program pelatihan masih ada, guru kurang memiliki waktu luang dan enggan

mengembangkan kemampuan secara mandiri di rumah, sehingga guru tidak dapat

menggunakan aplikasi tersebut dengan baik dan saat ini guru tidak dapat lagi

menggunakan karena sudah lupa cara menggunakannya. Dari permasalahan

tersebut sekolah seharusnya memberikan pelatihan kepada guru secara bertahap

dan terus-menerus atau konsisten sehingga keterampilan profesional guru benar-

benar meningkat. Sekolah juga perlu memberi pengarahan kepada guru agar dapat

memaksimalkan dan mengaplikasikan keterampilan penggunaan TIK untuk

pembelajaran secara efektif.

Guru juga telah menggunakan internet untuk mendukung tugas

mengajarnya. Internet digunakan oleh guru untuk berbagai macam hal, mulai dari

perencanaan pembelajaran hingga proses pembelajaran. Gambar 6 menunjukkan

Page 19: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

13

bahwa pengguna internet grup A lebih banyak dari grup B. Hal ini dikarenakan

keadaan jaringan internet sekolah B yang kurang mendukung. Grup A

menyediakan banyak titik hotspot yang dapat digunakan oleh siswa maupun guru

untuk mengakses internet. Sedangkan grup B hanya menyediakan beberapa titik

hotspot yang lebih diutamakan untuk menunjang tugas administrasi guru dan

karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan internet dipengaruhi oleh

ketersediaan jaringan internet sekolah. Sekolah yang memiliki jaringan internet

yang luas dapat menggunakan internet untuk berbagai keperluan, sedangkan

sekolah yang memiliki jaringan internet yang kurang luas akan menghambat

penggunaan internet sebagai media belajar.

Gambar 6 Grafik Penggunaan Internet oleh Guru

Gambar 6 menunjukkan bahwa internet banyak digunakan untuk mencari

bahan ajar. Banyaknya guru yang menggunakan internet untuk mencari bahan

ajar dikarenakan guru sering kali membutuhkan bahan materi lain selain yang

tersedia di buku dan internet dianggap sebagai media yang paling mudah dipakai

guru untuk mencari bahan ajar. Guru seringkali memanfaatkan e-mail dan sosial

media untuk bertukar bahan ajar kepada rekan sesama guru dari sekolah lain. E-

mail dan sosial media banyak digunakan karena keduanya menjadi media yang

paling efektif untuk mendapat bahan ajar dari guru lain.

Guru juga mulai memanfaatkan e-mail dan sosial media untuk

pembelajaran. E-mail digunakan guru sebagai media pengiriman tugas atau

pekerjaan rumah (PR) dari siswa. Sosial media digunakan untuk memberikan

informasi dan pengumuman kepada siswa. Data yang didapat dari penelitian

menunjukkan bahwa lebih dari 80% siswa telah memiliki akun e-mail dan hampir

seluruhnya menggunakan sosial media. Lebih dari 50% guru juga telah memiliki

kemampuan untuk menggunakan e-mail dan sosial media. Untuk itu guru mulai

memanfaatkan e-mail dan sosial media untuk keperluan pembelajaran.

Sosial media yang sering digunakan siswa dan guru adalah Facebook.

Selain digunakan untuk memberi informasi dan pengumuman, Facebook lebih

banyak digunakan sebagai media komunikasi antara siswa dan guru. Guru

memberikan kesempatan kepada seluruh siswa yang ingin bertanya atau

berkonsultasi mengenai pembelajaran melalui Facebook. Menurut beberapa guru,

hal ini dikarenakan ada sebagian siswa yang merasa malu jika harus bertanya

dengan cara bertatap muka secara langsung dengan guru, apalagi saat guru

22%

11%

33%

4%

22%

30%

4%

15%

7%

22%

0% 0%

12%

6%

32%

3% 3%

9%6%

3% 3%6%

3% 3%

0%5%

10%15%20%25%30%35%

cari info PBM cari bahan

ajar

tugas siswa

tugas siswa

kirim/ terima data

sharing info

sharing info

pelajaran

PBM komuni-kasi

cari bahan

ajar

kontrol siswa

Internet e-mail Sosial Media

Pe

rsen

tase

pen

ggu

naa

n

inte

rnet

Grafik Persentase Penggunaan Internet oleh GuruGrup A

Grup B

Page 20: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

14

tersebut berada di kantor. Oleh karena itu Facebook digunakan sebagai alternatif

media konsultasi siswa kepada guru.

Dari data tersebut terlihat bahwa guru sudah mulai menerapkan

keterampilan menggunakan internet. Akan tetapi banyak guru yang

memanfaatkan internet hanya untuk mencari bahan ajar. Nampaknya masih

banyak guru yang belum memiliki keterampilan untuk menggunakan internet

sebagai media pembelajaran. Untuk itu sekolah perlu memberi pengarahan

kepada guru untuk lebih mengoptimalkan penggunaan internet sebagai media

pembelajaran. Karena internet dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan

pembelajaran jarak jauh (distance learning).

Diantara berbagai perangkat TIK tersebut, ada beberapa perangkat yang

dianggap paling bermanfaat oleh guru. Mayoritas guru menganggap Ms.Office

merupakan aplikasi yang paling bermanfaat untuk digunakan karena Ms.Office

selalu berkaitan dengan tugas mengajar khususnya untuk membuat administrasi

pembelajaran, seperti membuat RPP, membuat soal, menghitung nilai, dll. Selain

itu beberapa guru juga beranggapan bahwa Ms.Office dapat menunjang kegiatan

belajar mengajar dan mempermudah presentasi.

Ms. Word merupakan pilihan terbanyak sebagai aplikasi yang paling

bermanfaat karena banyak guru yang berpendapat bahwa Ms. Word merupakan

aplikasi yang paling mudah digunakan. Selain Ms. Office beberapa guru

menganggap internet bermanfaat untuk menunjang pembelajaran karena guru

dapat memperoleh banyak informasi dari internet, diantaranya adalah untuk

mencari materi/bahan ajar. Selain itu beberapa guru lain menganggap multimedia

paling bermanfaat untuk menunjang pembelajaran karena dapat memudahkan

pembelajaran dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang

diajarkan melalui penayangan video atau sebagai alat demonstrasi. Beberapa guru

lain menganggap software pembelajaran merupakan aplikasi yang bermanfaat

untuk dijadikan media pembelajaran.

Selain guru, siswa juga terlibat dengan penggunaan TIK dalam

pembelajaran. Dari data yang diperoleh, seluruh siswa yang diteliti telah memiliki

keterampilan menggunakan TIK walaupun tidak semua siswa mempunyai

komputer di rumah. Hal tersebut dikarenakan siswa yang diteliti masih

mendapatkan pelajaran TIK di sekolah, jadi siswa yang tidak mempunyai

komputer di rumah tetap bisa belajar menggunakan TIK di sekolah. Gambar 7

adalah grafik yang menunjukkan penggunaan perangkat TIK yang biasa

digunakan siswa dalam pembelajaran.

Gambar 7 Grafik Penggunaan TIK oleh Siswa

11%

87%

2%

78%

22%

0%

95%

4% 2%19%

74%

7%

67%

32%

2%

88%

12%0%

0%20%40%60%80%

100%

sering jarang tidak pernah sering jarang tidak pernah sering jarang tidak pernah

LCD Ms.Word internet

per

sen

tase

p

engg

un

aan

TIK

Grafik Persentase Penggunaan TIK oleh Siswa

GRUP A

GRUP B

Page 21: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

15

Dari data yang ditunjukkan gambar 7, mayoritas siswa jarang

menggunakan LCD dan bahkan ada siswa yang tidak pernah menggunakan LCD.

Menurut beberapa siswa, LCD di sekolah lebih sering digunakan guru untuk

mempresentasikan materi pembelajaran. Dalam proses pembelajarannya beberapa

guru memberikan tugas kepada siswa untuk didiskusikan secara kelompok, akan

tetapi jarang sekali yang mengharuskan siswa mempresentasikan hasil diskusi

menggunakan LCD. Siswa lebih sering menggunakan Ms. Word dan internet

dalam pembelajaran. Ms. Word dan internet biasa digunakan siswa untuk

mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru. Guru memberikan tugas

kepada siswa dan dikumpulkan dalam bentuk makalah yang harus diketik rapi.

Jika dilihat pada gambar 7 terlihat bahwa hampir seluruh siswa bisa dan

sering menggunakan internet. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk

memberikan variasi metode pembelajaran dengan memanfaatkan internet. Akan

tetapi untuk memberikan pembelajaran melalui internet terlebih dulu guru harus

memiliki keterampilan yang baik menggunakan internet agar pembelajaran dapat

berjalan dengan efektif. Sekolah juga harus menyiapkan akses internet yang baik

kepada siswa dan guru untuk mendukung proses belajar mengajar. Selain itu

sekolah dapat memberikan akses pembelajaran elektronik (e-learning) agar

pembelajaran melalui internet dapat terorganisir dengan baik.

Sekolah telah memberikan kebebasan kepada guru untuk menggunakan

fasilitas TIK sekolah agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Akan

tetapi sekolah masih memiliki banyak kekurangan baik dari fasilitas maupun

keterampilan guru. Kurangnya fasilitas TIK dari segi jumlah dan perawatan serta

kemampuan guru yang perlu dikembangkan agar dapat menggunakan TIK dalam

pelajaran secara kreatif dan inovatif membutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk

itu sekolah memerlukan donatur untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Akan

tetapi dalam rangka mewujudkan program sekolah gratis, Dinas Pendidikan

(Diknas) setempat melarang sekolah meminta pungutan dana dari orangtua siswa.

Seluruh biaya operasional sekolah dibantu Diknas melalui dana BOS (Bantuan

Operasional Sekolah), namun jumlah dana BOS tidaklah banyak. Menurut salah

satu kepala sekolah, dana BOS tersebut hanya dapat digunakan untuk membeli

seperangkat atau maksimal dua perangkat komputer saja. Kurangnya sumber dana

di sekolah mengakibatkan sekolah tidak dapat melakukan pengadaan atau

pembaharuan perangkat TIK dan bahkan tidak dapat melakukan perawatan secara

periodik. Bahkan beberapa koordinator guru TIK menyatakan bahwa sekolah

tidak memberikan dana khusus untuk melakukan perawatan komputer. Jika ada

komputer yang rusak maka guru tersebut menggunakan sistem “kanibal” untuk

memperbaikinya. Sistem “kanibal” tersebut maksudnya adalah mencopot bagian

komputer yang rusak (contoh: RAM, prosesor, dll) dan diganti dengan bagian

komputer lain yang masih bagus namun tidak terpakai. Saat ini sekolah tidak lagi

memberikan pelatihan kepada guru. Guru yang merasa kesulitan dan menemukan

masalah saat menggunakan TIK akan bertanya kepada teman yang lebih paham.

Sama halnya dengan siswa, siswa kelas 7 dan 8 saat ini sudah tidak mendapat

pelajaran TIK karena menerapkan Kurikulum 2013. Di grup A, Kepala Sekolah

mengeluarkan kebijakan untuk mengadakan ekstrakurikuler wajib TIK untuk

meningkatkan keterampilan siswa agar dapat menggunakan TIK dalam

Page 22: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

16

pembelajaran. Akan tetapi di grup B tidak mengadakan kegiatan ekstrakurikuler

tersebut karena keadaan lab komputer yang tidak memadai.

Pengintegrasian TIK dalam pembelajaran sebenarnya sudah dicanangkan

pimpinan sekolah sebelum adanya Kurikulum 2013 (K-13). Dari hasil

wawancara, sekolah mulai melakukan pengadaan perangkat TIK sejak lama

sebelum adanya K-13. Akan tetapi tidak semua guru mampu mengintegrasikan

TIK dalam pembelajaran. Ketidakmampuan guru dipengaruhi oleh kemauan dan

keterampilan yang dimiliki. Pengintegrasikan TIK dalam pembelajaran dapat

dilihat pada gambar 8 dan 9.

Gambar 8 Grafik Integrasi TIK dalam Mata pelajaran di Grup A

Dari angket yang dibagikan kepada siswa, didapat informasi mengenai

pengintegrasian matepelajaran di sekolahnya. Mata pelajaran di grup A yang telah

mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran adalah Matematika, Bahasa

Indonesia, IPA, IPS, PPKN, Agama, Bahasa Inggris, dan Seni Budaya. Selain itu

ada beberapa responden yang menyatakan pelajaran Olahraga telah

mengintegrasikan TIK. Data yang ditunjukkan dari grafik terlihat bahwa seluruh

mata pelajaran telah menggunakan TIK untuk presentasi, hal ini dikarenakan

perangkat TIK yang dimiliki grup A jumlahnya telah mencukupi dan dapat

digunakan dengan baik.

Gambar 9 Grafik Integrasi TIK dalam Mata pelajaran di Grup B

Gambar 9 menunjukkan bahwa seluruh mata pelajaran telah

mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran. Akan tetapi pengintegrasian tersebut

lebih banyak digunakan untuk mencari materi pelajaran dan mengerjakan tugas

atau tes yang biasanya berupa tugas rumah untuk siswa. Sedikit sekali responden

22%

35%

49%

60% 58%

18% 22%

4%

15%

38%

69%

47%

31% 35%40%

35%

5%

47%

25%33%

25% 22%

49%

27%

55%

15%

2% 2%9%

40%

22%

38%

0%

20%

40%

60%

80%

Matematika Bhs. Indonesia

IPA IPS PPKN Agama Bhs. Inggris Seni Budaya

Pe

rsen

tase

pen

ggu

naa

n T

IK

Grafik Persentase Penggunaan TIK pada Mata Pelajaran di Grup A

Presentasi Mencari materi pelajaran Mengerjakan tugas/tes Tanpa TIK

0% 0% 0%

23% 23%

12%

2%7%

14%

26%

56%49%

35% 37% 39%33%

39%

53%

39% 39%

18%

39% 40%32%

49%

23%14%

4%

26% 23% 21%30%

0%

20%

40%

60%

Matematika Bhs. Indonesia

IPA IPS PPKN Agama Bhs. Inggris Seni BudayaPer

sen

tase

pen

ggu

naa

n T

IK

Grafik Persentase Penggunaan TIK pada Mata Pelajaran di Grup A

Presentasi Mencari materi pelajaran Mengerjakan tugas/tes Tanpa TIK

Page 23: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

17

yang menyatakan penggunaan TIK untuk presentasi. Mata pelajaran yang

menggunakan TIK untuk presentasi hanyalah beberapa mata pelajaran, itu pun

dengan jumlah responden kurang dari 25%. Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan

perangkat TIK terutama LCD sekolah. Ada beberapa ruang kelas di grup B yang

belum terpasang LCD dan banyak pula LCD yang mengalami kerusakan. Oleh

karena itu, dalam pengintegrasian TIK guru cukup menggunakan TIK untuk

memberikan tugas rumah kepada siswa. Menurut salah satu guru yang

diwawancara, pengintegrasian TIK tidak harus menggunakan TIK pada saat

proses belajar mengajar saja tetapi memberikan tugas kepada siswa juga

merupakan pengintegrasian TIK dalam pembelajaran. Tugas yang dimaksud

adalah memberikan soal kepada siswa untuk dicari jawabannya melalui internet

lalu jawaban tersebut diketik rapi menggunakan komputer sebelum dikumpulkan.

Gambar 8 dan 9 menunjukkan bahwa mata pelajaran yang tidak

menggunakan TIK paling banyak adalah matematika. Hal ini dikarenakan

kurangnya media pembelajaran elektronik mapel matematika di sekolah. Selain

itu guru matematika kurang bisa membuat variasi pembelajaran menggunakan

TIK karena guru lebih nyaman menggunakan media papan tulis untuk mengajar.

Mata pelajaran yang paling banyak menggunakan TIK untuk presentasi adalah

IPS dan PPKN. Menurut guru pengampunya hal tersebut dikarenakan

penggunaan TIK sebagai media pembelajaran membuat siswa lebih tertarik dan

lebih dapat memahami materi pelajaran. Mata pelajaran IPA juga telah banyak

menggunakan TIK dalam pembelajaran, yaitu untuk mencari materi pelajaran. Ini

dikarenakan guru merasa penggunaan TIK memang penting untuk mendukung

PBM, akan tetapi guru kurang menguasai software untuk mengajar sehingga guru

hanya memberikan tugas kepada siswa untuk mencari materi pelajaran dari

internet.

Ketersediaan fasilitas mempengaruhi pengintegrasian TIK dalam

pembelajaran. Perbedaannya terlihat pada kedua gambar 8 dan 9, grup A yang

memiliki fasilitas lengkap dan baik dapat mengintegrasikan TIK dengan baik,

sedangkan grup B yang terkendala dengan fasilitas TIK tidak dapat

mengintegrasikan TIK dengan baik. Oleh karena pentingnya fasilitas untuk

mengintengrasikan TIK dalam pembelajaran, maka sekolah perlu memperhatikan

kelengkapan dan kondisi perangkat TIK. Selain itu sekolah juga perlu

meningkatkan keterampilan profesional guru agar guru dapat menggunakan TIK

dalam pembelajaran dengan lebih variatif.

Dari seluruh penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah dan

kualitas perangkat TIK yang dimiliki sekolah sangat berpengaruh terhadap

penggunaan TIK dalam menunjang pembelajaran di sekolah. Sekolah yang

mempunyai perangkat TIK yang cukup dan dengan kondisi baik atau dapat

digunakan, maka sekolah tersebut dapat mengintegrasikan TIK dalam

pembelajaran dengan baik pula. Begitu juga sebaliknya, sekolah yang memiliki

perangkat TIK yang kurang memadai dan dengan kondisi yang kurang baik atau

sering mengalami kerusakan, maka sekolah tersebut akan terhambat saat akan

mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran.

Perangkat TIK yang dimiliki sekolah sudah cukup bervariasi, mulai dari

hardware, software maupun internet. Akan tetapi dari segi jumlah masih ada

Page 24: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

18

sekolah yang perangkat TIK-nya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan

pembelajaran, misalnya jumlah LCD yang belum cukup, komputer yang masih

minim, internet yang jaringannya kurang luas dan lain sebagainya. Sekolah

sendiri mengalami kesulitan dalam mendanai pengadaan, perawatan maupun

pembaharuan perangkat TIK karena terhambat oleh peraturan dari diknas

setempat. Dalam rangka mewujudkan sekolah gratis diknas melarang sekolah

untuk memungut biaya dari orangtua siswa. Oleh karena itu diperlukan peran

pemerintah dalam upaya pengadaan, perawatan, maupun pembaharuan perangkat

TIK di sekolah.

Sekolah telah mempersiapkan guru agar memiliki keterampilan

menggunakan TIK sehingga dapat mengintegrasikan TIK ke dalam mata

pelajaran yang diampunya. Akan tetapi dalam prakteknya guru belum memiliki

keterampilan yang baik untuk menggunakan TIK. Guru mengalami kesulitan

dalam membuat variasi metode pembelajaran jika menggunakan TIK. Proses

pembelajarannya sendiri masih bersifat teacher-centered (berpusat pada guru).

Guru bahkan menganggap pengintegrasian TIK tidak harus menggunakan TIK

dalam proses belajar mengajar di kelas, tetapi cukup dengan memberikan tugas

rumah kepada siswa. Tugas yang dimaksud adalah mencari informasi dari internet

yang kemudian diketik rapi menggunakan komputer. Tidak sedikit guru yang

mengalami kesulitan dalam hal penggunaan TIK untuk pembelajaran, diantaranya

dipengaruhi oleh keadaan LCD yang rusak dan mati, keterampilan yang kurang

memadai, alokasi waktu pembelajaran yang kurang, dan lain sebagainya.

UNESCO telah membagi beberapa tahapan pengintegrasian TIK dalam

pembelajaran. Tahapan tersebut antara lain emerging, applying, infusing, dan

transforming. Tabel 6 merupakan tahapan pengintegrasian TIK di grup A dan

grup B menurut tahapan pengintegrasian TIK yang dikemukakan UNESCO.

Tabel 4 Pengintegrasian TIK dalam Pembelajaran Menurut UNESCO

Fasilitas &

Sumber Daya Pedagogi

Pengembangan

Kemampuan staff

Perencanaan

dan kebijakan Kurikulum

Grup A infusing applying applying applying applying Grup B applying emerging applying applying applying

Berdasarkan tahapan penggunaan TIK yang dikemukakan UNESCO, jika

dilihat dari ketersediaan infrastruktur TIK maka grup A telah mencapai tahap

infusing. Hal ini dikarenakan grup A mempunyai perangkat TIK yang cukup

lengkap dan dapat digunakan dengan baik, beberapa titik hotspot yang dapat

digunakan siswa dan guru di beberapa sudut sekolah dan LCD yang cukup untuk

digunakan guru dalam pembelajaran serta perbandingan komputer dan siswa

kurang lebih 15 anak per komputer. Dilihat dari pedagogi pembelajarannya telah

berada pada tahap applying karena masih banyak guru yang menggunakan

metode yang bersifat teacher-centered dan TIK menjadi mapel terpisah baik

untuk kelas 7,8 yang telah menerapkan kurikulum 2013 maupun kelas 9 yang

menerapkan kurikulum KTSP. Dilihat dari pengembangan kemampuan telah

mencapai tahap applying karena guru menggunakan perangkat TIK berdasarkan

kemampuan sendiri dan masih ada guru yang memerlukan pelatihan. Dilihat dari

rencana pengembangan dan kebijakan telah mencapai tahap applying karena

Page 25: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

19

perencanaan masih terbatas dan pengembangannya masih dipimpin oleh spesialis.

Dilihat dari pemahaman kurikulum telah mencapai tahap applying karena TIK

dijadikan sumber daya untuk belajar yang disediakan oleh sekolah dan guru

mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan TIK dalam pembelajaran,

akan tetapi kemampuan guru masih terbatas. Dari data tersebut dapat disimpulkan

bahwa grup A mencapai tahap antara applying menuju infusing.

Sedangkan untuk grup B, jika dilihat dari ketersediaan infrastruktur TIK

maka grup B berada pada tahap applying. Hal ini dikarenakan grup B memiliki

perangkat TIK yang jumlahnya terbatas, titik hotspot yang lebih diutamakan

untuk guru dan karyawan dalam membantu tugas administrasi, serta

perbandingan komputer dan siswa yang jumlahnya 30-an siswa untuk satu

komputer. Dilihat dari pedagogi pembelajarannya masih berada pada tahap

emerging karena sebagian besar guru menggunakan TIK untuk mengerjakan

tugas administrasi pembelajaran walaupun sudah ada beberapa yang

menggunakan untuk pembelajaran di kelas, selain itu mapel TIK hanya diberikan

kepada kelas 9 yang menerapkan kurikulum KTSP. Dilihat dari pengembangan

kemampuan telah mencapai tahap applying karena guru menggunakan perangkat

TIK berdasarkan kemampuan sendiri dan masih banyak guru yang memerlukan

pelatihan. Dilihat dari rencana pengembangan dan kebijakan telah mencapai

tahap applying karena penggunaan TIK masih dibatasi oleh perangkat TIK yang

dimiliki sekolah. Dilihat dari pemahaman kurikulum telah mencapai tahap

applying karena TIK dijadikan sumber daya untuk belajar yang disediakan oleh

sekolah dan guru mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan TIK

dalam pembelajaran, akan tetapi kemampuan guru masih terbatas. Dari data

diatas dapat disimpulkan bahwa grup B berada pada tahap emerging menuju

applying.

5. Simpulan

Hasil penelitian mengenai analisis penggunaan TIK dalam proses belajar

mengajar SMP Negeri di Salatiga menunjukkan bahwa sekolah memiliki fasilitas

perangkat TIK yang berbeda-beda. Sekolah dengan fasilitas yang termasuk dalam

kategori infusing dapat menggunakan TIK dalam pembelajaran dengan baik,

sedangkan sekolah dengan fasilitas yang termasuk dalam kategori applying masih

belum bisa memanfaatkan TIK dengan baik karena terhambat oleh kurangnya

fasilitas yang dimiliki. Selain dipengaruhi oleh fasilitas, penggunaan TIK juga

dipengaruhi oleh keterampilan guru, akan tetapi belum sepenuhnya guru

mempunyai keterampilan TIK yang baik untuk pembelajaran, sehingga

penggunaannya pun belum maksimal. Selain itu pendanaan dari sekolah

terhambat oleh peraturan dari diknas setempat, yaitu dengan adanya larangan

sekolah memungut dana dari orang tua siswa. Pada tahapan UNESCO, sekolah

berada pada tahapan yang berbeda-beda. Grup A berada pada tahap applying

menuju infusing, sedangkan grup B berada pada tahap emerging menuju

applying.

Berdasarkan kesimpulan yang didapat, saran untuk penelitian selanjutnya

adalah agar dapat meneliti mengenai penggunaan TIK di sekolah mulai dari segi

administrasi sekolah hingga dampak penggunaan TIK dalam pembelajaran. Selain

Page 26: Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) … · 2018. 3. 6. · Analisis Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

20

itu diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengembangkan model pembelajaran

yang sesuai dengan keadaan di sekolah (dilihat dari kemampuan guru, fasilitas

TIK di sekolah dan alokasi waktu pembelajaran) dengan pembelajaran yang lebih

bersifat learner-centered dan mengembangkan pembelajaran jarak jauh (distance

learning).

6. Daftar pustaka

[1] Suprayitno, Totok (2011). Panduan Implementasi Pembelajaran Berbasis

TIK di SMA. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah,

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

[2] UNESCO. (2009). Guide to Measuring Information and Communication

Technologies (ICT) in Education. UNESCO. Diakses 6 Juni 2014, dari

http://unesdoc.unesco.org/images/0018/001865/186547e.pdf.

[3] Sumintono, Bambang, Setiawan Agung Wibowo, Nora Mislan, Dkk. 2012.

Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pengajaran:

Survei pada Guru-guru Sains SMP di Indonesia. Jurnal Pengajaran MIPA.

Vol 17, No 1, pp. 122-131

[4] Munir. (2009, Desember). Kontribusi Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) dalam Pendidikan di Era Globalisasi Pendidikan Indonesia. Jurnal

Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Vol 2, No 2, pp. 1-4

[5] UNESCO. (2003). Developing and Using Indicators of ICT Use in

Education. UNESCO. Diakses 13 Mei 2014, dari

http://unesdoc.unesco.org/images/0013/001311/131124e.pdf

[6] Hakim, Thursan. (2005). Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara

[7] UNESCO. (2002). Information and Communication Technology in

Education A Curriculum for Schools and Programme of Teacher

Development. UNESCO. Diakses 6 Juni 2014, dari

http://unesdoc.unesco.org/images/0012/001295/129538e.pdf

[8] Nazir, Moh. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

[9] Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitiaan Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

[10] Oates, Briony J. (2006). Researching Information System and Computing.

SAGE. Diakses 16 Mei 2014 dari http://www.uk.sagepub.com/upm-

data/9811_037126intro.pdf

[11] Moleong, Lexy J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya