analisis penggunaan aplikasi zoom sebagai media
TRANSCRIPT
iv
ANALISIS PENGGUNAAN APLIKASI ZOOM SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 18 MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Febri Yanti Irawan
NIM. 105381117416
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FEBRUARI , 2021
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar Fax (0411) 860 132 Makassar
90221 www.fkip-unismuh-info
SURAT PERNYATAAN
Mahasiswa yang bersangkutan:
Nama : Febri Yanti Irawan
Stambuk : 105381117416
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
DenganJudul : Analisis Penggunaan Aplikasi Zoom Sebagai Media
Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 18 Makassar
Dengan menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji
adalah hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh
siapapun. Demikian pernyataan ini saya buat da saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 11 Februari 2021
Yang Membuat Pernyataan
Febri Yanti Irawan
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar Fax (0411) 860 132 Makassar
90221 www.fkip-unismuh-info
SURAT PERJANJIAN
Mahasiswa yang bersangkutan:
Nama : Febri Yanti Irawan
Stambuk : 105381117416
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai skripsi ini, saya akan menyusun
sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2 dan 3 saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 11 Februari 2021
Yang Membuat Perjanjian
Febri Yanti Irawan
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Barang siapa bertakwa kepada Allah maka dia akan menjadikan jalan keluar
baginya, dan memberinya rezeki dan jalan yang tidak ia sangka, dan barang siapa
yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya, Sesungguhnya
Allah melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan untuk setiap sesuatu
kadarnya.
(QS. At-Talaq : 2-3)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Karya sederhana ini ku persembahkan untuk, bapak dan mama yang
telah melalui banyak perjuangan. Tapi saya berjanji tidak akan membiarkan
semua itu sia-sia. Saya ingin melakukan hal terbaik untuk setiap kepercayaan
yang diberikan. Saya akan tumbuh, dan menjadi yang terbaik yang saya bisa.
Pencapaian ini adalah persembahan yang istimewa saya untuk bapak dan mama.
vii
ABSTRAK
Febri Yanti Irawan. 2020. Analisis Penggunaan Aplikasi Zoom Sebagai Media
Pembelajaran Sosiologi Di Sma Negeri 18 Makassar. Skripsi Program Studi
Pendidikan Sosiologi Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh Kaharuddin dan Hadisaputra
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Penggunaan Aplikasi Zoom
Sebagai Media Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 18 Makassar. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
kasus dengan metode pengumpulan data melalui dua sumber data yaitu data primer
dan dan sekunder, data primer dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi, dan
data sekunder dengan buku, jurnal, dan dokumen-dokumen penting. Dengan
menggunakan teori behaviorisme.
Hasil penelitian ini berdasarkan dari pengalaman dari penggunaan aplikasi zoom
sebagai media pembelajaran sosiologi di kalangan siswa dan guru bahwa aplikasi
zoom ini tidak efektif dikarenakan bahwa kebanyakan siswa selama menggunakan
aplikasi ini dalam belajar mengajar mereka kesulitan memahami pelajaran, bukan
hanya itu saja sering kali siswa juga melakukan kecurangan ketika guru ingin
menguji kemampuan dengan melakukan kuis, mereka justru keluar begitu saja
untuk menghindari pertanyaan guru. Adapun faktor pendukung dan penghambat
dari aplikasi zoom yaitu faktor pendukung mendukung proses pembelajaran secara
daring dengan bertatap muka langsung meskipun melalui virtual, dan faktor
penghambat dari aplikasi zoom ini yaitu kuota internet karena kebanyakan siswa
mengeluhkan mengenai kuota, dan juga jaringan internet.
Kata Kunci : Pengalaman, Media Daring, Aplikasi Zoom
viii
ABSTRACT
Febri Yanti Irawan. 2020. Analysis of the Use of theApplication Zoom as a
Sociology Learning Media at 18 Makassar Senior High Schools. Thesis of
Sociology Education Study Program, Faculty of Education and Education,
Muhammadiyah University of Makassar. Guided by Kaharuddin and Hadisaputra
This thesis aims to determine the Analysis of the Use of theApplication Zoom as a
Sociology Learning Media in SMA Negeri 18 Makassar. The method used in this
research is qualitative research with a case study approach with data collection
methods through two data sources, namely primary and secondary data, primary
data by observation, interviews, and documentation, and secondary data with
books, journals, and documents. urgent. By using behaviorism theory.
The results of this study are based on the experience of using the application zoom
as a sociology learning medium among students and teachers that application zoom
this is ineffective because most students while using this application in their
teaching and learning have difficulty understanding lessons, not only that, often
students also do cheating when teachers want to test their abilities by doing quizzes,
they just come out to avoid the teacher's questions. The supporting and inhibiting
factors of theapplication zoom are the supporting factors supporting the online
learning process by face to face even though via virtual, and the inhibiting factor of
application zoom this is the internet quota because most students complain about
the quota, and also the internet network.
Keywords: Experience, Online Media,Application Zoom
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan shalawat serta salam
tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Selanjutnya,
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua
pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril
maupun materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit
rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Disamping itu,
izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Rektor Universitas Muhammaadiyah Makassar Prof. Dr. H. Ambo Asse,
M.Ag serta para Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bapak Erwin Akib, S.Pd.,
M.Pd., Ph.D serta para Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Bapak Dr. H. Nurdin, M.Pd dan
Sekretaris Program Studi Pendidikan Sosiologi Bapak Kaharuddin, S.Pd.,
M.Pd., Ph.D, beserta seluruh staffnya.
4. Bapak Kaharuddin, S.Pd., M.Pd., Ph.D sebagai pembimbing 1 (satu) dan
Bapak Hadisaputra, S.Pd., M.Si, selaku pembimbing 2 (dua) yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
x
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga Bapak
dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga
ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian hari.
6. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis
hanturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua
penulis yang tercinta, Ayahanda Irwan dan Ibunda Jusni serta adik-adik
penulis yang dengan segala pengorbanannya tak akan pernah penulis
lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa dan restu, nasihat dan petunjuk dari
mereka yang merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan
studi penulis hingga saat ini.
7. Keluarga Besar SMA Negeri 18 Makassar Bapak Laenre, S.Pd., M.H, dan
juga Bapak Muh. Wahyu Ramadhan, S.Pd beserta Siswi-siswinya yang
telah memberikan bantuan kepada penulis untuk mendapatkan informasi
mengenai efektivitas aplikasi zoom di sekolah, yang mendukung
penyelesaian skripsi ini.
8. Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Pusat, Perpustakaan
Fakultas dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan kepada
penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi
ini.
9. Kawan Pejuang Sarjana Mahasiswa program studi pendidikan sosiologi
khususnya seperjuangan Kelas E yang selalu memberikan support kepada
penulis.
xi
10. Sahabat terdekat ku, Rosmawati Burhan yang selalu memberi dorongan
kepada penulis hingga mampu menyelesaikan skripsi ini.
11. Dan terakhir teman baik saya Maryana, yang selalu mendukung penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skiripsi ini mendapatkan balasan pahala
dari rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skrispi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal a’ lamin.
Makassar, Februari 2021
Febri Yanti Irawan
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ ii
PESETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .......................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN............................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi
ABSTRAK BAHASA INDONESIA........................................................................ vii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ............................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7
E. Defenisi Operasional ........................................................................................ 8
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 9
A. Kajian Konsep .................................................................................................. 9
1. Media Pembelajaran ................................................................................... 9
2. Aplikasi Zoom........................................................................................... 17
B. Kajian Teori Behaviorisme ............................................................................. 19
C. Kerangka Pikir ................................................................................................ 23
D. Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 29
A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 30
C. Fokus Penelitian ............................................................................................. 31
D. Informan Penelitian ........................................................................................ 31
E. Jenis dan Sumber Data ................................................................................... 32
F. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 34
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 35
H. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 37
I. Keabsahan Data .............................................................................................. 40
J. Etika Penelitian ............................................................................................... 42
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..................................... 43
A. Sejarah SMA Negeri 18 Makassar ................................................................. 43
B. Keadaan Geografis SMA Negeri 18 Makassar ............................................... 44
C. Gambaran Objek SMA Negeri 18 Makassar .................................................. 45
xiv
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 48
A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 48
A. Pengalaman Pengguanaan Aplikasi Zoom Sebagai Media Pembelajaran
Sosiologi di SMA Negeri 18 Makassar ................................................... 48
a. Aplikasi Zoom Sebagai Media Pembelajaran di Kalangan Siswa dan
Guru .................................................................................................... 48
b. Proses dan Partisipasi Siswa Dalam Belajar Mengajar Melalui Aplikasi
Zoom ................................................................................................... 52
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Penggunaan Aplikasi Zoom Sebagai
Media Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 18 Makassar .................. 57
a. Faktor Pendukung ............................................................................... 57
b. Faktor Penghambat ............................................................................. 62
B. Pembahasan .................................................................................................. 69
A. Pengalaman Pengguanaan Aplikasi Zoom Sebagai Media Pembelajaran
Sosiologi di SMA Negeri 18 Makassar .................................................... 69
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Penggunaan Aplikasi Zoom Sebagai
Media Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 18 Makassar .................. 74
a. Faktor Pendukung ............................................................................... 74
b. Faktor Penghambat ............................................................................. 75
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 76
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 76
B. Saran ............................................................................................................... 77
xv
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................................... 81
RIWAYAT HIDUP................................................................................................. 120
xvi
DAFTAR TABEL
Nama Tabel Nama Tabel Halaman
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ............................................................................ 30
Tabel 4.1 Data Jumlah Pendidik Dan Tenaga Kerja ...................................... 46
Tabel 4.2 Data Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Tingkatan ....................... 47
Tabel 4.3 Sarana Dan Prasarana SMA Negeri 18 Makassar .......................... 47
Tabel 5.1 Rincian Bantuan Kuota .................................................................. 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi komunikasi dianggap mencakup pengertian yang luas, termasuk
sistem, saluran, perangkat keras dan perangkat lunak dari komunikasi modern.
Sedangkan teknologi informasi merupakan bagian dari pengertian tekonologi
komunikasi. Teknologi informasi adalah ilmu yang diperlukan untuk mengelola
informasi agar informasi tersebut dapat dicari dengan mudah dan akurat.
Informasi dapat dikatakan sebagai data yang telah diolah. Data atau informasi
tersebut dapat berupa tulisan, suara, gambar, video, dan sebagainya (Sarifa,
Gu:2017).
Komunikasi dapat diartikan sebagai proses sistematika bertukar informasi
diantara pihak-pihak, biasanya lewat simbol biasa. Secara ilmiah komunikasi
dapat berarti proses penyampaian pesan informasi dari pengirim kepada penerima
dengan simbol tertentu. Berdasarkan dua pengertian diatas data disimpulkan
bahwa TIK adalah proses penyampaian inforrmasi melalui pengolahan data yang
melibatkan pengirim dan penerima informasi dengan menggunakan simbol
tertentu (Sarifa, Gu:2017).
TIK adalah berbagai aspek yang melibatkan teknologi, rekayasa dan teknik
pengelolaan yang digunakan dalam pengendalian dan memproses informasi serta
penggunaanya, hubungan computer dengan manusia dan hal yang berkaitan
dengan sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Pemanfaatan teknologi informasi dan
2
komunikasi dalam bidang pendidikan, seperti pemanfaatan komputer dan jaringan
computer memberikan kesempatan kepada setiap pembelajaran untuk mengakses
materi pembelajaran yang disajikan dalam bentuk interaktif melalui jaringan
komputer. Pada saat ini, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah
menjadi bagian dari gaya hidup pelajar, apalagi dalam dunia akademik.
Perkembangannya ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong untuk
pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil tekonologi dalam proses belajar.
Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan dan
sesuai dengan perkembangan tuntutan zaman (Jared Keengwe, 2013:51).
Menurut Keengwe & Georgina (2012:52) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa perkembangan teknologi memberikan perubahan terhadap proses
pengajaran dan pembelajaran. Internet yang semakin luas dan canggih sebagai alat
sarana untuk mempermudah pembelajaran. Pembelajaran berbasis daring (online)
dibutuhkan sebagai sarana atau alat untuk pendukung proses pembelajaran saat
ini. Salah satu media teknologi yang sering digunakan saat ini adalah aplikasi pada
ponsel atau biasa dikenal Gadget. Hasil penelitian Gheytasi (2015:230).
menunjukkan bahwa siswa banyak berinteraksi dengan aplikasi di gadget lebih
mudah memahami isi teks bacaan. Banyak berbagai macam aplikasi yang
gunakan terdiri dari edmodo, quipper school, zoom, google classroom, webex
meet, atau pun whatsapp. Saat ini bermanfaat untuk kemajuan teknologi dibidang
pendidikan juga sangat mendukung perkembangan dalam media pembelajaran.
Media adalah suatu alat sarana penyampaian informasi atau ilmu. Yang dalam
bidang pendidikan dimanfaatkan sebagai sarana dalam pembelajaran. Banyak
3
sekali media yang digunakan dalam proses pembelajaran salah satunya media
online, banyak media pembelajaran bermunculan, para penyedia platform pun
berlomba-lomba menciptakan media se-kreatif mungkin dan efisien mungkin agar
dalam pelaksaannya dapat digunakan dengan sebaik mungkin. (Sukirman, 2012)
Pada pelaksaan pembelajaran jarak jauh sangat penting sekali memilih yang
dapat mengantarkan proses pembelajaran agar sesuai dengan tujuan. Salah satu
bentuk pelaksaan pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran Synchronous.
Pembelajaran Synchronous merupakan proses pembelajaran yang dilaksanakan
langsung antara peserta didik dan pendidik secara online. Salah satu cara
pelaksaan pembelajaran Synchronous adalah menggunakan cara teleconference
yang diatur sedemikian rupa agar terlaksana. Salah satu platform yang menjadi
andalan dalam pelaksanaan teleconference adalah Zoom (Mandy dan Archibald,
2019:4).
Aplikasi Zoom adalah salah satu platform yang paling banyak digunakan
belakangan ini, salah satu mungkin karena layanannya gratis dan memiliki fitur,
salah satu fitur unggulannya adalah dapat berbagi layar dan juga berbagi
persentasi, yang dapat membantu proses pembelajaran. (Zoom Video
Communications Inc., 2016). Aplikasi Zoom ini dapat diunduh secara gratis di
Google Playstore dan penggunaannya pun relative mudah. Aplikasi zoom pun kini
menjadi perbincangan dikalangan pelaku program dalam dunia pendidikan karena
banyak kalangan siswa dan guru menggunakan aplikasi ini (Haqien
Danin,2020:51).
4
Aplikasi zoom merupakan layanan berupa soft ware yang bias digunakan
untuk belajar maupun rapat atau konferensi. Zoom, sebagai salah satu media
komunikasi untuk menunjang kerja diera pandemic corona, merupakan salah satu
tools kerja secara WFH (Work From Home) bekerja dari rumah. Aplikasi Zoom
membantu para staf perusahaan, siswa, guru, dan kalangan akademis untuk
mempermudah aktivitas atau melakukan kegiatan belajar mengajar (Haqien
Danin,2020:51)
Aplikasi Zoom memungkinkan untuk melaksanakan rapat secara online ini
dikembangkan oleh Zoom.us. menurut CEO Zoom, Eric Yuan. Penting bagi siswa
untuk terus belajar, meskipun sekolah diliburkan. Di Play Store, Zoom Cloud
Meeting setidaknya telah di unduh lebih dari 10 juta pengguna dengan rating 2.4.
Selain itu, adapun sisi positif dan negatif dari aplikasi tersebut. Sisi positif yaitu,
zoom cloud meeting bukan hanya mampu melakukan panggilan video satu lawan
satu, tetapi juga dalam sebuah grup yang beranggotakan sampai 100 orang. Selain
panggilan video, pengguna dapat berkirim pesan teks, berbagai file, maupun
berbagi layar sehingga dapat melakukan persentasi secara langsung. Dan sisi
negatif dari aplikasi ini yaitu, Zoom Cloud Meeting hanya dapat digunakan untuk
melakukan pertemuan selama 40 menit secara gratis. Aplikasi ini dapat terkoneksi
ke internet menggunakan jaringan 4G LTE, 3G, dan Wi-fi (Haqien
Danin,2020:52).
Dibalik adanya sisi positif dan negative dari Penggunaan aplikasi Zoom,
aplikasi masih tetap digunakan oleh guru dan siswa karena mempermudah dalam
mengelola pelajaran secara tatap muka dan menyampaikan informasi secara cepat,
5
akurat kepada siswa tanpa harus bertemu atau tatap muka, zoom ini juga mudah
diakses oleh setiap peserta dikalangan pelajar saat masa pandemi ini. (Kevin,
2020).
Adapun, Penelitian terkait tentang penggunaan media daring berupa aplikasi
yang pernah di lakukan oleh Ismail Akbar Brahma (2020) membahasan
penggunaan aplikasi zoom di bangku perkuliahan, Mirzon Daheri dkk (2020)
membahas efektivitas whatsapp sebagai media belajar, dan Nabila Hilmy dkk
(2020) membahas persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan daring sebagai sarana
pembelajaran selama masa karantina COVID-19.
Saat ini, sistem pembelajaran diganti dengan pendekatan sistem dalam
jaringan (Daring) karena situasi yang tidak memungkinkan untuk bertatap muka,
sekarang ini, terkhusus Sulawesi Selatan sudah terkena zona merah akibat
penyebaran COVID-19 . Jadi, tidak memungkinkan untuk belajar sebagaimana
mestinya. Maka, dari itu pihak kepala sekolah salah satunya di Makassar yaitu
SMA Negeri 18 Makassar, untuk mengganti media pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran daring dengan memakai salah satu aplikasi yaitu,
aplikasi Zoom, informasi tersebut diperoleh pada tanggal 26 Mei 2020, oleh
Bapak Wahyu, selaku guru mata pelajaran sosiologi yang saat ini menggunakan
aplikasi zoom untuk memberikan pelajaran secara langsung tanpa tatap muka. Dan
juga dari sekolah lain di kota Makassar salah satunya SMA Negeri 21 Makasssar
salah satu sekolah unggulan di kota Makassar, juga menggunakan aplikasi zoom
untuk melangsung proses pembelajaran di tahun ajaran baru saat ini melalui
aplikasi.
6
Zoom, aplikasi untuk memberikan penyampaian materi kepada siswa untuk
memperoleh pengetahuan lebih dan meningkatkan hasil belajar seperti biasa,
dengan menggunakan zoom, serta juga bisa membuat penjadwalan untuk memulai
meeting kelas baru yang sudah dijadwalkan oleh guru agar membuat siswa bisa
disiplin waktu, dan juga aplikasi tersebut dapat digunakan dalam berbagai
perangkat seluler, dan deskop. Fitur aplikasi ini sangat mendukung untuk era
COVID-19 saat ini. Sehingga aplikasi ini tidak perlu untuk tatap muka langsung.
Saat ini, Pihak guru SMA Negeri 18 Makassar, saat ini memanfaatkan aplikasi
Zoom sebagai media pembelajaran sehingga diterima oleh pendidik karena, bisa
memaksimalkan proses pembelajaran di era COVID ini, tanpa kesekolah pun
mereka bisa memperoleh penyampaian materi bisa dimana saja, tanpa harus
keluar rumah atau bertatap muka langsung dengan guru yang bersangkutan.
Berdasarkan fakta tersebut, maka terdapat pula permasalahan yaitu,
pengalaman dari siswa dan guru terkait dengan pengunaan aplikasi zoom di
sekolah, dari fenomena-fenomena yang telah dijabarkan menjadikan peneliti
tertarik untuk mengkaji tentang “Analisis Penggunaan Aplikasi Zoom Sebagai
Media Pembelajaran Sosiologi Di Sma Negeri 18 Makassar”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengalaman penggunaan aplikasi Zoom sebagai media
pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 18 Makassar ?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat penggunaan aplikasi zoom sebagai
media pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 18 Makassar ?
7
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengalaman penggunaan aplikasi Zoom sebagai media
pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 18 Makassar.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat penggunaan aplikasi
zoom sebagai media pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 18 Makassar.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat, yaitu :
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan perihal tentang
penggunaan dan manfaat aplikasi zoom sebagai media pembelajaran yang
berkelanjutan.
2. Memberikan sumbangan ilmiah dalam pendidikan sosiologi, yaitu
memanfaatkan media pembelajaran berbasis daring untuk kemajuan
pendidikan seperti sekarang ini.
3. Menjadikan pijakan pada penelitian-penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan penggunaan aplikasi zoom sebagai media
pembelajaran daring, serta menjadikan bahan kajian lebih lanjut.
b. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Agar peneliti, mengetahui pengalaman dari penggunaan aplikasi
zoom sebagai mana bisa digunakan sebagai media pembelajaran pada mata
pelajaran sosiologi.
8
b. Bagi Guru
Agar guru, juga bisa memberikan informasi perihal penggunaan
aplikasi zoom sebagai media pembelajaran daring.
c. Bagi Siswa
Agar siswa bisa, memperoleh pengetahuan dan pengalaman melalui
aplikasi zoom tanpa melakukan tatap muka langsung.
E. Definisi Operasional
1. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga
dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar.
2. Aplikasi Zoom adalah aplikasi komunikasi dengan menggunakan video.
Aplikasi tersebut dapat digunakan berbagai perangkat seluler, dan deskop.
Pada umumnya, para pengguna menggunakan aplikasi ini untuk melakukan
meeting hingga konferensi video dan audio.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medium yang berarti perantara
atau pengantar. AECT (Association of Education and Communication
Technology) memberikan batasan media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi. NEA
(National Education Asspciation) mengartikan media adalah segala benda
dapat dimanipulasi; dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta
instrument yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Dengan kata lain,
media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik
yang mengandung materi instruksional di lingkungan peserta didik yang
merangsang mereka untuk belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dimaksud dengan media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, minat serta kamuan peserta didik sehingga
proses pembelajaran terjadi dapat mencapai tujuan pembelajaraan secara
efektif.
10
b. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Menurut Gerlach dan Ely (1971) ada tiga ciri-ciri media pembelajaran,
yaitu sebagai berikut :
a. Fiksatif, yaitu kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan dan merekontruksikan suatu peristiwa atau objek.
Dengan ciri ini peristiwa atau obek-objek yang telah direkam atau
disimpan dengan format media yang ada dapat dipergunakan setiap
saat, contoh peristiwa demontrasi mahasiswa, pencoblosan saat
pemilu, dan lain sebagainya dapat dibuka kembali sebagai media
materi perubahan sosial politik.
b. Manipulatif, yaitu peristiwa yang memakan waktu berhari-hari
atau berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dengan disajikan
kepada peserta didik dalam waktu yang singkat, misalnya
peristiwa proses perubahan sosial yang terjadi dalam waktu yang
sangat lama bisa disajikan dalam waktu lima-sepuluh menit.
Begitu juga sebaliknya, sebuah kejadian yang singkat dapat dibuat
dapat diperlambat penayangannya.
c. Distributif, suatu media pembelajaran memungkinkan untuk
mentransportasikan suatu kejadian/peristiwa atau objek secara
bersamaan melalui ruang yang berbeda-beda. Dalam hal ini peserta
didik yang berada dalam ruangan yang berbeda mendapatkan
stimulasi pengalaman yang sama mengenai peristiwa atau objek
tersebut.
11
c. Fungsi Media Pembelajaraan
Menurut Levi dan Lentz (Arsyad, 2011:16) fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual, memiliki empat fungsi yaitu :
fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi adalah media berfungsi mengarah dan menarik perhatian
peserta didik untuk berkonsentrasi pada materi pelajaran. Fungsi afektif
berfungsi untuk menggugah emosi dan sikap peserta didik. Fungsi kognitif
berfungsi memperlancar memahami dan mengingatkan informasi atau
pesan yang terkandung dalam gambar. Fungsi konfensatoris adalah
membantu peserta didik yang lemah dalam membaca teks untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkannya kembali.
Kemp dan Dayton, menyatakan bahwa media pembelajaran memiliki tiga
fungsi utama yaitu (a) memotivasikan minat atau tindakan, (b) menyajikan
informasi, dan (c) memberikan intruksi (Sukirman, 2011:39).
d. Jenis Media Pembelajaran
Brezt mengelompokkan media pembelajaran atas media audio visual
gerak, audio visual diam, audio semi gerak, visual gerak, visual diam, semi
gerak, media audio, dan media cetak (Sukirman, 2011:45). Gagne
mengklarifikasi media berdasarkan kesesuaian ransangan yang
ditimbulkan media dengan karakteristik, siswa sehingga dibaginya 13
jenis media yaitu objek/benda nyata, model, suara langsung, rekaman
audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media
12
transparansi, film bingkai, film (16 mm), film rangkai, televisi, dan
gambar.
Sesuai dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran
pin mengalami perkembangan. Seels dan Glasgow ( dalam Azhar:2011)
membedakan atas media tradisional dan media mutakhir. Media
tradisional berupa media visual diam tak diproyeksikan dan yang
diproyeksikan, audio, penyajian, multimedia, visual dinamis yang
diproyeksikan, media cetak, permainan, dan media realita. Adapun media
muktahir berupa media berbasis telekomunikasi seperti teleconfrence, dan
media berbasis mikroprosesor seperti permainan komputer dan
hipermedia.
Selanjutnya berdasarkan perkembangan teknologi tersebut maka
media pembelajaran dapat pula diklasifikasikan atas empat kelompok
yaitu media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio visual,
media berbasis komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan
komputer (Azhar,2011:29).
a. Media hasil teknologi cetak
Media teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi seperti buku dan materi visual statis
terutama melalui proses percetakan mekanis atau fotografis.
Kelompok hasil media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik,
dan foto. Materi cetak dan visual merupakan dasar perkembangan
13
dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran. ciri-ciri media
ini adalah :
1) Teks dibaca secara linear
2) Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah,
3) Teks dan visual ditampilkan statis.
4) Pengembangannya sangat tergantung pada prinsip-prinsip
kebahasan dan persepsi visual.
5) Baik teks maupun visual berorientasi pada peserta didik.
b. Media hasil teknologi audio-visual
Media hasil teknologi audio-visual adalah cara untuk
menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan
mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-
pesan audio dan visual. Penyampaian materi pembelajaran melalui
pandangan dan penglihatan, serta kadang-kadang dengan sedikit
simbol atau kata-kata. Bentuk media jenis ini antara lain proyektor
film, tape recorder, dan proyektor visual. Ciri-ciri media jenis ini
adalah :
1) Bersifat linear,
2) Menyajikan visual yang dinamis,
3) Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
perancang/pembuat,
4) Merupakan representasi fisik dari gagasan,
14
5) Dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan
kognitif.
6) Berorientasi pada guru dengan pelibatan peserta didik yang
rendah.
c. Media hasil teknologi berbasis komputer
Media jenis ini merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber
yang berbasis mikro-prosesor. Informasi/materi yang dihasilkan
dari media ini disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk
cetakan atau visual. Ciri-ciri media jenis ini adalah :
1) Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial, atau secara
linear,
2) Dapat digunakan berdasarkan keinginan peserta didik,
3) Gagasan yang disajikan dalam gaya abstrak dengan kata,
simbol, dan grafik,
4) Pengembangan media berdasarkan prinsip kognitif,
5) Pembelajaran berorientasi dan melibatkan peserta didik dalam
interaksi yang tinggi.
d. Media hasil teknologi gabungan
Media jenis ini adalah cara untuk menghasilkan dan
menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa
bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Ciri-ciri media
jenis ini adalah :
15
1) Dapat digunakan secara acak, sekuensial, atau linear,
2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta didik,
3) Gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks
pengalaman peserta didik,
4) Pengembangan dan penerapannya berdasarkan prinsip
kognitif dan konstruktivistik,
5) Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif,
6) Bahan pelajaran banyak melibatkan aktivitas dan interaktif
peserta didik,
7) Bahan pelajaran memadukan kata dan visual yang diambil dari
berbagai sumber.
Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan
menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa
bentuk media yang dikendalikan komputer.
e. Media Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)
Pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan kelas
pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target yang
masif dan luas. Melalui jaringan, pembelajaran dapat diselenggarakan
secara masif dengan peserta yang tidak terbatas. Pembelajaran daring
dapat saja diselenggarakan dan diikuti secara gratis maupun berbayar
(Bilfaqih, 2015:1).
a. Tujuan pembelajaran dalam jaringan (Daring)
16
Pembelajaran daring bertujuan memberikan layanan
pembelajaran bermutu secara dalam jaringan (daring) yang
bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau audiens yang lebih
banyak dan lebih luas.
b. Manfaat pembelajaran dalam jaringan (Daring)
1) Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan dengan
memanfaatkan multimedia secara efektif dalam pembelajaran.
2) Meningkatkan keterjangkauan pendidikan dan pelatihan yang
bermutu melalui penyelenggaraan pembelajaran dalam
jaringan.
3) Menekan biaya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
yang bermutu melalui pemanfaatan sumber daya bersama.
c. Karakteristik Dalam Jaringan (Daring)
1) Daring, pembelajaran daring adalah pembelajaran yang
diselenggarakan melalui jaringan web.
2) Masif, pembelajaran daring adalah pembelajaran dengan
jumlah partisipan tanpa batas yang diselenggarakan melalui
jaringan web.
3) Terbuka, sistem pembelajaran daring bersifat terbuka dalam
artian terbuka aksesnya bagi kalangan pendidikan, kalangan
industri, kalangan usaha, dan khalayak masyarakat umum.
17
2. Aplikasi Zoom.
a. Pengertian Aplikasi Zoom
Aplikasi Zoom merupakan salah satu aplikasi yang dapat digunakan
untuk menfasilitasi belajar mandiri dari rumah oleh para guru dan murid.
Guru bisa memanfaatkan berbagai fitur yang ada di aplikasi zoom untuk
berinteraksi dengan siswa, sehingga aplikasi zoom ini sangat dapat
membantu terjadinya komunikasi dua arah antara siswa dan guru.
Aplikasi Zoom salah satu metode pembelajaran berbasis e-learning
yang sedang banyak peminatnya. Karena penggunaan aplikasi zoom cloud
meetings dimana nantinya guru bisa memberikan materi, membagikan soal
dan bahkan bertanya jawab dengan siswa secara daring dengan bantuan
internet.
b. Fitur-fitur Aplikasi Zoom
1. Video dan Audio HD
Dengan menggunakan aplikasi ini, anda tidak perlu khawatir pada
gambar dan audio yang dihasilkan. Pasalnya, aplikasi zoom telah
disokong dengan kualitas high definition atau sering di sebut HD.
Selain itu, aplikasi zoom ini juga dapat mendukung hingga 1000
peserta dan 49 video dilayar.
2. Alat kolaborasi bawaan
Beberapa pengguna dapat berbagi layar secara bersamaan dan ikut
menulis catatan untuk pertemuan yang lebih teraktif dengan alat
kolaborasi dari aplikasi zoom.
18
3. Keamanan
Terkait keamanannya, para pengguna tidak perlu meragukan lagi.
Pasalnya, aplikasi ini telah disokong dengan end-to-end encryotion
untuk seluruh rapat yang telah diagendakan melalui aplikasi zoom.
4. Rekaman dan transkirp
Sementara itu, para pengguna juga dapat merekam rapat yang
dilakukan dengan zoom dan menyimpanan secara diperangkat
masing-masing yang digunakan atau pada akun cloud. Rekaman
tersebut dapat ditemukan dengan mudah apabila anda memerlukan
lagi.
5. Fitur penjadwalan
Aplikasi ini juga memiliki fitur penjadwalan untuk memulai
rapat. Selain itu, anda juga dapar memulai rapat melalui akun
Outlook, Gmail, atau iCal anda.
6. Obrolan tim
Mengobrol dengan grup dapat dilakukan dan mudah. Sementara,
riwayat percakapan juga dapat dengan mudah dicari, berbagi file
terintegrasi, dan arsip dapat disimpan selama sepuluh tahun.
c. Penggunaan Zoom dikalangan Pelajar.
Adapun langkah-langkah penggunaan zoom, antara lain :
1. Guru mempersilahkan siswa untuk mengunduh aplikasi zoom
melalui zoom.us, untuk pengguna handphone dapat mengunduh
melalui iOS app atau Playstore
19
2. Pilih gabung dengan rapat atau Join meeting
3. Semua siswa dan guru dapat berkomunikasi untuk berdiskusi dan
memberikan serta chatting bersama video conference
Melalui zoom dijadikan pembelajaran jarak jauh (online)
menjadikan pembelajaran lebih efektif. Hal ini karena zoom menyedikan
video konferensi yang dapat dijangkau oleh seluruh partisipan atau siswa
dan guru.
Selain itu, rekaman video pun terjaga keamanannya dan memiliki
fitur chatting sehingga jika ada yang mendapatkan pendengaran dengan
baik pada saat video konferensi maka dapat berbicara melalui chatting.
Dalam zoom dapat pula dilakukan penjadwalan metting berikutnya yang
akan dilakukan. Dengan memanfaatkan pembelajaran online ini, tentunya
solusi yang sangat inovatif ditengah pandemi ini.
B. Kajian Teori Behaviorisme
Teori behaviorisme adalah merupakan teori yang lebih mengutamakan terjadinya
perubahan tingkah laku peserta didik sebagai akibat adanya stimulus dan respon.
Teori behaviorisme berpengaruh terhadap masalah belajar, karena belajar ditafsirkan
sebagai bentuk latihan yang secara berulang untuk membentuk stimulus dan respon.
Skinner berpendapat bahwa antara stimulus dan respon terjadi karena adanya interaksi
dengan lingkungan yang di kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku.
Kebanyakan teori Skinner berbicara mengenai perubahan tingkah laku, belajar,
dan modifikasi tingkah laku antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi
20
penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada
perilaku yang tidak tepat. Karena itu, teorinya dapat dikatakan sebagai teori yang
sangat relevan dengan perkembangan kepribadian. Jadi konsep utama dari teori
Skinner, adalah prinsip perkuatan (principle of reinforcement) maka pandangan
Skinner sering disebut teori perkuatan operan (operant reinforcement theory). Dalam
hal ini beberapa konsep Skinner, seperti pengondisian operan, perkuatan dan
hukuman (Semiun Yustinus,2020:89-103), dapat dijelaskan, yaitu :
1. Pengondisian operan, dapat didefinisikan sebagai suatu proses tingkah laku
operan (perkuatan positif dan negatif) yang dapat menyebabkan tingkah laku
itu dapat terulang kembali atau menghilang sesuai keinginan.
2. Perkuatan, Inti dari pengondisian operan mengacu pada fakta bahwa tingkah
laku yang memberikan perkuatan (reinforcement) akan cenderung diulang,
sedangkan tingkah laku yang tidak diberi perkuatan atau dihukum akan
cenderung dihentikan oleh organisme. Teori perkuatan ini memberikan dua
metode untuk meningkatkan tingkah laku yang diinginkan, yaitu metode
perkuatan positif dan negatif . dapat dijelaskan, yaitu :
a. Perkuatan Positif, perkuatan yang didasarkan prinsip bahwa frekuensi
respon meningkat karena diikuti oleh stimulus mendukung (Hadiah),
diistilahkan dengan perkuatan positif. Apabila setiap stimulus
ditambahkan pada suatu situasi meningkatkan probilitas bahwa suatu
tingkah laku tertentu. Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa
hadiah berupa nilai tambahan, tingkah laku berupa senyuman ataupun
tepuk tangan.
21
b. Perkuatan negatif, perkuatan yang didasarkan prinsip bahwa frekuensi
respon akan meningkatkan karena stimulus yang merugikan (tidak
menyenangkan) dihilangka, diistilahkan dengan perkuatan negatif
(Skinner, 1953 dalam buku Yustinus Semiun 2020:97). Perkuatan negatif
dalam menggunakan sistem hadiah. Seseorang yang dihadiahi untuk
tingkah laku yang diinginkan dengan cara menghilangkan sesuaitu yang
menyenangkan. Bentuk dari perkuatan negatif adalah menunda atau tidak
memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan, atau menunjukkan
tingkah laku yang tidak menyenangkan (menggelengkan kepala, kening,
berkerut, muka kecewa, dan seterusnya).
3. Hukuman, hukuman dapat didefenisikan sebagai lawan dari perkuatan karena
dirancang untuk melemahkan atau menghilangkan suatu respon, tidak untuk
meningkatkannya. Hukuman dapat dikatakan sebagai peristiwa aversif yang
mengurangi tingkah laku yang menyusuknya. sama seperti perkuatan,
hukuman dapat dilakukan menggunakan stimulus yang tidak menyenangkan
secara langsungseperti kejutan sesudah suatu respon atau dengan
menghilangkan stimulus yang secara potensial menghadiahi, misalnya tidak
memberikan gaji kenaikan berkala kepada karyawan yang selalu datang
terlambat ketempat kerja. Ada banyak masalah kalau menggunakan
hukuman, seperti (a) tingkah laku yang dihukum tidak dilupakan tetapi hanya
ditekan dan tingkah laku itu akan muncul kembali bila hukuman tidak ada
lagi, (b) hukuman menyebabkan agresi meningkat dan hal ini memperlihatkan
bahwa agresi adalah cara untuk menanggulangi masalah, (c) menciptakan
22
ketakutan yang dapat menimbulkan berbagai tingkah laku yang tidak
diinginkan, misalnya takut kesekolah, (d) hukuman tidak menuntun individu
ke arah tingkah laku yang diinginkan.
Hukuman berbeda dengan perkuatan karena perkuatan mengatakan
kepada individu hal yang harus dilakukan, sedangkan hukuman mengatakan
kepada individual hal yang tidak boleh dilakukan.
Teori penguatan memberikan dua metode untuk menghilangkan berbagai
tingkah laku yang tidak diingikan, yaitu hukuman positif dan hukuman
negatif. Hukuman menciptkan seperangkat kondisi yang dirancang untuk
menghilangkan tingkah laku yang tidak diinginkan.
Dapat dijelaskan mengenai dua metode dari hukuman positif dan
hukuman negatif, yaitu :
a. Hukuman positif, tipe hukuman yang sudah biasa dikenal adalah
hukuman positif. Hukuman positif lebih mudah diidentifikasi oleh orang-
orang karena sudah biasa dalam masyarakat. Hukuman positif biasa
terjadi bila stimulus disajikan sesudah tingkah laku yang tidak diinginkan
itu kurang atau dihilangkan.
b. Hukaman negatif, adalah menghilangkan stimulus yang menyenangkan
dengan tujuan untuk mengurangi frekuensi tingkah laku. Biasa tingkah
laku segera berkurang.
Dari teori behaviorisme Skinner, ada kaitan antara dengan paradigma perilaku
sosial yang dikembangkan oleh George Ritzer dari pendapat tersebut di kembangkan
oleh B.F. Skinner dengan meminjam pendekatan behaviorisme dari ilmu psikologi.
23
Menurutnya objek studi yang konkret-statistik itu adalah perilaku manusia yang
sangat nampak serta kemungkinan perulangannya (behavioral of man and
contingencies of reinforcement). Skinner juga menggabungkan antara lain adalah dua
teori yaitu ; (1) teori behaviorial Sociology dan Teori Exchange. Dari dua teori yang
digabungkan ini fokus utama paradigma ini pada hadiah atau berupa penguatan
(reward) yang menimbulkan yang diinginkan dan hukuman (punishment) yang
mencegah perilaku yang tidak diinginkan.
C. Kerangka Berpikir
Media adalah suatu alat sarana penyampaian informasi atau ilmu. Yang dalam
bidang pendidikan dimanfaatkan sebagai sarana dalam pembelajaran. Banyak sekali
media yang digunakan dalam proses pembelajaran salah satunya media online,
banyak media pembelajaran bermunculan, para penyedia platform pun berlomba-
lomba menciptakan media se-kreatif mungkin dan efisien mungkin agar dalam
pelaksaannya dapat digunakan dengan sebaik mungkin.
Pada pelaksaan pembelajaran jarak jauh sangat penting sekali memilih yang dapat
mengantarkan proses pembelajaran agar sesuai dengan tujuan. Salah satu bentuk
pelaksaan pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran Synchronous. Pembelajaran
Synchronous merupakan proses pembelajaran yang dilaksanakan langsung antara
peserta didik dan pendidik secara online. Salah satu cara pelaksaan pembelajaran
Synchronous adalah menggunakan cara teleconference yang diatur sedemikian rupa
agar terlaksana. Salah satu platform yang menjadi andalan dalam pelaksaana
teleconference adalah Zoom.
24
Zoom adalah salah satu platform yang paling banyak digunakan belakangan ini,
salah satu mungkin karena layanannya gratis dan memiliki fitur, salah satu fitur
unggulannya adalah dapat berbagi layar dan juga berbagi persentasi, yang dapat
membantu proses pembelajaran.
Penggunaan aplikasi Zoom, ini sangat mempermudah guru dalam mengelola
pelajaran dan menyampaikan informasi secara cepat, akurat kepada siswa tanpa
harus bertemu atau tatap muka, zoom ini juga mudah diakses oleh setiap peserta
dikalangan pelajar saat ini. Dalam kerangka pikir ini, peneliti memberikan gambaran
sebagaimana alur penelitian yang akan dilakukan dalam mencapai hasil sesuai judul
yaitu “analisis penggunaan aplikasi zoom ”. Berdasarkan uraian sebelumnya tentang
Aplikasi Zoom sebagai Media Pembelajaran di SMA Negeri 18 Makassar.
Gambar 2.1
Pengalaman
penggunaan
aplikasi zoom
SMA Negeri 18 Makassar
Aplikasi Zoom
Teori
Behaviorisme
Faktor Pendukung
dan Penghambat
1. Aplikasi ini tidak efektif
2. Faktor pendukung ; voice, jadwal,
keamanan, bisa bertatap muka, share
screen.
Faktor penghambat : jaringan, kuota,
pembatasan waktu & perorangan,
Ram, link cepat kadalwarsra
25
D. Hasil Penelitian Terdahulu
Untuk menghindari terjadinya kesamaan terhadap penelitian yang telah ada
sebelumnya, maka peneliti mengadakan penelusuran penelitian-penelitian yang telah
ada. Adapun penelitian yang mengambil tema mengenai media pembelajaran berbasis
daring adalah :
1. Ismail Akbar Brahma (2020) dengan judul “Penggunaan Zoom Sebagai
Pembelajaran Berbasis Online Dalam Kuliah Sosiologi dan Antropologi Pada
Mahasiswa PPKN di STKIP Kusumanegara Jakarta”. Dalam penelitian tersebut
untuk menggambarkan kondisi yang terjadi pada proses pembelajaran jarak jauh
dengan menggunakan zoom sebagai alternatif sebagai pemecahan masalah
kegiatan pembelajaran pada mata kuliah sosiologi dan antropologi. Dari penelitian
tersebut dapat ditemukan metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Hasil penelitian dari penelitian tersebut yaitu, bahwa zoom menjadi
alterative media pembelajaran online ditengah pandemi covid 19. Mahasiswa dan
dosen tetap menjalankan kegiatan pembelajaran secara jarak jauh. Melalui zoom,
dosen dan mahasiswa dapat melakukan video konferensi yang dijadikan sarana
komunikasi dalam pembelajaran secara online. Melalui zoom, lebih terjaga
kemanan rekaman yang dilakukan pada saat meeting berlangsung. Mata kuliah
sosiologi dan antropologi menjadi interaktif dan diminati oleh mahasiswa karena
media pembelajaran online digunakan sangat inovatif dan efektif sesuai dengan
perkembangan zaman. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwasannya
penelitian ini lebih kepada penggunaan aplikasi zoom selama pandemi sehingga
26
dapat memperoleh hasil sangat efektif karena para mahasiswa banyak meminati
sistem pembelajaran dengan aplikasi zoom dan juga mata kuliah yang diberikan.
2. Mirzon Daheri, dkk (2020) dengan judul “ Efektivitas Whatsapp Sebagai Media
Belajar Daring”. Menarik dan pentingnya untuk meneliti bagaimana efektivitas
belajar daring melalui whatsapp ini, dari penelitian akan mengeksplor bagaimana
sistem belajar melalui media whatsapp ini, khususnya pada level sekolah dasar.
Dan kendala-kendala apa saja yang di hadapi dan bagaimana juga respon orang
tua. Dari penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian lapangan (field
research) yang berusaha melihat realitas praktis penggunaan whatsapp sebagai
media belajar. Penelitian ini termasuk kualitatif deskriptif maka penelitian ini
akan memanfaatkan data-data kualitatif kemudian dijabarkan dengan deskriptif,
teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dan studi dokumen. Hasil dari penelitian ini dari penggunaan
whatsapp sebagai media pembelajaran daring yang dilakukan oleh siswa sekolah
dasar yaitu kurangnya efektif karena disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya
kurangnya penjelasan yang komprehensif dan sederhana dari guru, rendahnya
aspek afektif dan psikomotorik pada pembelajaran, sinyal internet, kesibukan
orang tua dan latar belakang orang tua dari peserta didik. Dari penelitian ini dapat
disimpulkan, penggunaan aplikasi whatsapp ini bagi kalangan peserta didik dan
orang tua peserta didik yaitu kurang efektif karena, kurangnya penjelasan
sederhana dari guru sehingga guru ini dicap tidak kreatif dalam mengajari siswa
tersebut, belum lagi dengan signal internet yang mengganggu proses
pembelajaran dari siswa, dan juga hal lain yang menyulitkan orang tua adalah
27
ketika keduanya tetap bekerja keluar rumah, waktu yang dimiliki sangat minim
yakni pagi sekali atau nanti sorenya hingga malam. Sementara tugas akan
diberikan pada setiap paginya. Tugas tersebut diberikan melalui gawai (Gadget)
orang tuanya, anak-anak yang tinggal bersama pengasuhnya tentu tidak dapat
diharapkan belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya.
3. Nabila Himy Zhafira SM.,MBA, dkk (2020) dengan judul “Persepsi Mahasiswa
Terhadap Perkuliahan Daring Sebagai Sarana Pembelajaran Selama Masa
Karantina COVID-19”. Pada penelitian ini mengkaji persepsi mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Teuku Umar mengenai model pembelajaran terkait dari
media, gaya belajar, dan jenis komunikasi tertentu yang digemari mahasiswa
untuk membantu mereka menghasilkan output yang lebih baik dari kegiatan
belajar mengajar secara daring, penelitian ini menggunakan metode penelitian
analisis deskriptif, dan pengumpulan sample dilakukan dengan metode non
probabilititas sampling dengan pendekatan covenience sampling. Maka hasil
yang didapatkan bahwa media pembelajaran daring yang paling digemari ialah
whatsapp dan google classroom. Sebesar 53% dari mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Teuku Umar sudah mengenal berbagai media pembelajaran daring
tersebut sebelum perkuliahan daring dimulai. Dari hasil penelitian ini dapat
diperoleh kesimpulan yaitu, dari hasil pengolahan data analisis oleh mahasiswa
fakultas ekonomi Universitas Teuku Umar, mahasiswa tersebut lebih nyaman
menggunakan aplikasi whatsapp dan google classroom dalam pembelajaran
daring, dikarenakan mahasiswa tersebut sudah mengetahui cara kerja jauh
sebelum perkuliahan daring diberlakukan.
28
Dari semua penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang akan diteliti yaitu :
1) Ismail Akbar Brahma (2020), mengenai penggunaan aplikasi zoom di perkuliahan,
penelitian terdahulu ini mempunyai kesamaan yaitu media yang digunakan sama
yaitu aplikasi zoom tetapi, penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu, penelitian
terdahulu tersebut lebih kepada ke penggunaan aplikasinya sedangkan, tujuan
penelitian yang akan diteliti lebih ke efektif atau tidaknya suatu media aplikasi
zoom ini.
2) Mirzon, dkk (2020), mengenai efektivitas whatsapp sebagai media belajar daring.
Persamaan yang terdapat pada penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah
efektif atau tidaknya dari media daring yang gunakan kepada audiens. Dan,
perbedaan yang terdapat pada penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah
aplikasi yang digunakan dalam berlangsungnya pembelajaran dengan daring.
3) Nabila Himy Zhafira SM.,MBA, dkk (2020) mengenai persepsi mahasiswa
terhadap perkuliahan daring sebagai sarana pembelajaran selama masa karantina
COVID-19”, persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah
media yang digunakan dalam pembelajaran daring adalah berupa aplikasi, tetapi
penelitian ini juga mempunyai perbedaan yaitu, lebih kepada analisis
perbandingan antara aplikasi satu ke aplikasi yang lain, sedang penelitian ini lebih
ke efektivitas aplikasi zoom dalam pembelajaran daring.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian langsung dilapangan, yang
dimana peneliti datang langsung ke lokasi untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data. Secara garis besar, penelitian ini mendeskripsikan
data yang digali dari lokasi penelitian yang berkaitan dengan pelaksaan
terhadap interaksi sosial peserta didik dalam lingkungan masyarakat
(Moleong, 2019 : 49). Metode Penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.
Metode Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang
menyelidiki suartu fenomena social dan masalah manusia (Creswell,
1998: 15). Arief Furchan (1999: 22), metode kualitatif ialah “proses
penelitian yang menghasilkan data deskriptif, ucapan atau tulisan atau
perilaku yang dapat diamati dari orang-orang itu sendiri, menurutnya
pendekatan ini langsung menunjukkan setting dan individu-individu
dalam setting itu secara keseluruhan.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah studi kasus
(case study), dalam penelitian ini peneliti menelusuri secara mendalam
(in-depth) program, kejadian, aktivitas, proses, satu atau lebih individu.
30
Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti
mengumpulkan informasi detail menggunakan variasi prosedur
pengumpulan data melalui periode waktu yang cukup (Stake, 1995
dalam Emzir, 2019:23).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian yang terkait dengan pelaksanaan “Analisis
Penggunaan Aplikasi Zoom Sebagai Media Pembelajaran Sosiologi Di
SMA Negeri 18 Makassar. Dengan menggali permasalahan yang telah
peneliti ingin memperoleh data-data perihal pengalaman penggunaan
aplikasi zoom sebagai media pembelajaran mata pelajaran sosiologi di
SMA Negeri 18 Makassar, karena selama ini kita tahu bahwa sekolah
tersebut menggunakan aplikasi zoom sebagai media pembelajaran saat
ini.
2. Waktu Penelitian yang direncanakan untuk melakukan penelitian ini :
Tabel. 3.1
No. Jenis kegiatan
Bulan ke -
1 2 3 4 5 6
1. Pengusulan judul
2. Penyusunan proposal
3. Konsultasi pembimbing
4. Seminar proposal
31
5.
Pengurusan izin
penelitian
6. Pelaksanaan penelitian
7.
Pengolahan data, analisis
dan penyusunan laporan
8. Seminar Hasil
C. Fokus Penelitian
Adapun fokus penelitian yang dibuat, yaitu :
a. Berfokuskan kepada pengalaman penggunaan aplikasi zoom sebagai
media pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 18 Makassar.
b. Mendapatkan informasi perihal faktor pendukung dan penghambat dari
penggunaan aplikasi zoom sebagai media pembelajaran mata pelajaran
sosiologi.
D. Informan Penelitian
Subjek penelitian menjadi informan yang telah memberikan
berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.
Menurut Hendrasono dalam Suyanto (2005: 171-172), informan
penelitian ini meliputi tiga macam, yaitu :
1. Informan kunci (key informan) : Bapak Laenre selaku Kepala
Sekolah SMA Negeri 18 Makassar.
32
2. Informan utama : Wahyu selaku guru dan Siswa jurusan IIS SMA
Negeri 18 Makassar sebanyak 6 orang yaitu ; Razkya, Fitrah,
Apriliya, Aulia, Rezky, dan Ela
3. Informan tambahan : Orang tua siswa
Berdasarkan uraian diatas, maka informan ditentukan dengan
teknik purposive sampling yaitu penentuan informan tidak didasarkan
pedoman atau berdasarkan perwakilan populasi, namun berdasarkan
kedalaman informasi yang dibutuhkan, yaitu dengan menemukan informan
kunci yang kemudian akan dilanjutkan pada informan lainnya dengan tujuan
mengembangkan dan mencari informasi sebanyak-banyaknya yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian. Yang dijadikan sebagai
informan pada penelitian ini adalah yang telah mewakili dan disesuaikan
dengan tujuan untuk memperoleh hasil terkait Analisis Penggunaan
Aplikasi Zoom Sebagai Media Pembelajaran Sosiologi Di SMA Negeri 18
Makassar.
E. Jenis dan Sumber Data
Menurut Lofland dan Loftland dalam Moleong (2007:157) sumber data
utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya
adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Namun untuk melengkapi
data penelitian dibutuhkan dua sumber data, yaitu sumber data primer dan
sekunder.
33
1. Sumber Data Primer
Data primer adalah pengambilan data dengan instrument
pengamatan, wawancara, catatan lapangan dan penggunaan dokumen.
Sumber data primer merupakan data yang telah diperoleh langsung
dengan teknik wawancara informan atau sumber langsung. Sumber
primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data (Sugioyono, 2015:187). Adapun dalam penelitian ini sumber data
primer adalah warga sekolah SMA Negeri 18 Makassar, yang meliputi
: kepala sekolah, guru, dan siswa. Yang terlibat dengan judul penelitian
tersebut.
2. Sumber data Sekuder
Sumber data sekunder adalah data yang digunakan untuk
mendukung data primer yaitu melalui studi kepustakaan, dokumentasi,
buku, dan majalah, Koran, arsip tertulis yang berhubungan dengan objek
yang akan di teliti pada penelitian ini. Sumber data sekunder adalah
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono,2015:187). Sumber
data sekunder ini telah mempermudah peneliti untuk mengumpulkan
data-data dan menganalisi hasil dari penelitian ini yang nantinya dapat
memperkuat temuan dan menghasilkan penelitian yang mempunyai
tingkat validasi yang tinggi.
34
F. Instrument Penelitian
Instrument penelitian adalah alat penelitian yang melibatkan peneliti itu
sendiri. Oleh krena itu, peneliti sebagai instrumen harus “divalidasi”
seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian. Peneliti
kualitatif “human instrument”, berfungsi menetapkan fokus penelitian,
memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data, dan membuat kesimpulan atas
temuannya (Sugiyono, 2015:305-306).
Pengukuran yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan hasil data
mengenai analisis penggunaan aplikasi zoom sebagai media pembelajaran
sosiologi di SMA Negeri 18 Makassar, dengan menggunakan pedoman
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Walaupun demikian, penelitian ini agar dapat memperoleh data yang
akurat tetap membutuhkan instrumen yang tepat. Instrumen penelitian
berguna dalam proses pengumpulan data agar terarah dan sistematis.
Adapun instrument penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu :
1. Catatan lapangan
Catatan lapangan dibutuhkan peneliti untuk mencatat segala sesutau
yang dibutuhkan dalam penelitian. Gunanya catatan lapangan ini adalah
agar peneliti mengingat kembali keadaan yang diliat secara nyata.
2. Rekaman wawancara
Rekaman wawancara adalah sumber data primer yang telah diperoleh
peneliti dari informan yang telah diteliti. Penggunaan alat ini agar peneliti
35
memiliki hasil data atau informasi mengenai pengalaman penggunaan
aplikasi zoom di SMA Negeri 18 Makassar secara terperinci selama
wawancara.
3. Pedoman observasi
Pedoman observasi yang telah di lakukan oleh peneliti yaitu peneliti
tidak kaget dan tetap pada tujuan utamannya melakukan penelitian terkait
pengalaman penggunaan aplikasi zoom dengan fokus. Sehingga peneliti bisa
menggambarkan hasil dari penelitian dengan melalui zoom sesuai dengan
judul yang telah di teliti.
4. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara dibutuhkan agar peneliti memiliki tujuan dan arah
saat melakukan wawancara dengan informan yang diteliti. Tujuannya
adalah agar informan tidak merasa terganggu ketika peneliti sudah tidak
memiliki alat untuk wawancara tersebut dan informan maupun peneliti bisa
saling mengoreksi jika ada pertanyaan yang kurang atau lebih.
G. Teknik Pengumpulan Data
Bila dilihat teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview
(wawancara), observasi (pengamatan), dan dokumentasi.
1. Observasi
Pengamatan dapat diklasifikan atas pengamatan langsung
(partisipan) dan tidak berperan serta. Pengamatan terbagi menjadi
dua, yaitu ; pengamatan terbuka dan pengamatan tertutup.
Pengamatan bisa juga menggunakan teknik terstruktur dan tidak
36
terstruktur. Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan informasi
tentang perilaku informan dan yang lainnya, seperti dalam keadaan
yang semestinya. Tujuan dari observasi adalah untuk
mendeskripasikan suatu hal yang akan dipelajari dalam penelitian
ini, aktivitas-aktivitas yang sedang berlangsung, serta orang-orang
yang terlibat didalamnya. Kegiatan observasi yang telah dilakukan
oleh peneliti adalah melakukan observasi secara virtual dengan
aplikasi zoom. Sehingga peneliti bisa memperoleh hasil yang terkait
dengan hasil pengamatan dari peneliti.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang
menajukan pertanyaan dengan pewawancara yang diberikan
jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2010:186). Didalam
penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur adalah
wawancara yang dilakukan dengan semata-mata mengacu pada
format wawancara yang telah dibuat oleh peneliti (Kaharuddin,
2021:5). Dalam kegiatan wawancara dilakukan peneliti telah
menanyakan tentang terkait penggunaan aplikasi zoom sebagai
media pembelajaran sosiologi, yang dilakukan oleh Bapak Laenre
selaku kepala sekolah, Bapak wahyu selaku guru mata pelajaran
sosiologi serta siswa-siswa jurusan IPS sebanyak 6 orang siswa.
37
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi,
peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya
foto, gambar kehidupan, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang
berbentuk karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan
lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif
(Sugiyono, 2015:326). Dokumen yang telah digunakan pada
penelitian ini menggunakan foto, surat edaran oleh pemerintah dan
catatan hasil dari pengalaman penggunaan aplikasi zoom milik
sekolah SMA Negeri 18 Makassar.
H. Teknik Analisi Data
Penelitian ini adalah deskriptif, dengan lebih banyak bersifat
uraian dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang
telah diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk
deskriptif.
Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Bilken dalam Moleong
(2007:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan apa yang penting
38
dan apa yang dipelajari, dan memutusakan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Burhan
Bungin (2003: 70) yaitu sebagai berikut :
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi Data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Peneliti memberikan
pertanyaan kepada kepala sekolah, guru, dan siswa mengenai
pengalaman penggunaan aplikasi zoom sebagai media pembelajaran
sosiologi di SMA Negeri 18 Makassar, sesudah itu peneliti membuat
ringkasan dari hasil yang diperoleh di lokasi penelitian, sesudah itu
peneliti mengkode dari setiap hasil yang di dapatkan, setelah itu
membuat tema atau sub-sub dari hasil penelitian terkait masalah
pengalaman penggunaan aplikasi zoom sebagai media pembelajaran,
setelah itu peneliti menentukan data yang relevan dan data tidak relevan,
sehingga memenuhi hasil yang akurat.
2. Display Data
Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi
tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam
bentuk teks naratif. Penyajian juga dapat berbentuk matrik, diagram,
39
tabel dan bagan. Kegiatan setelah mereduksi data, peneliti menyusun
hasil-hasil yang telah di peroleh dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Dalam kegiatan ini peneliti bisa menarik kesimpulan dari
hasil penelitian mengenai pengalaman penggunaan aplikasi zoom
sebagai media pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 18 Makassar.
3. Penarikan Kesimpulan
Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan
kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data
yang telah disajikan.
Antara display data dan penarikan kesimpulan terdapat aktivitas
analisis data yang ada. Dalam pengertian ini analisis kualitatif
merupakan upaya berlanjut, berulang, dan terus-menerus. Masalah
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi
menjadi gambaran keberhasilan secara beruntun sebagai rangkaian
kegiatan analisis yang terkait.
Selanjutnya data yang telah direduksi dan didisplay maka data
yang diperoleh oleh peneliti dianalisis kembali, lalu peneliti
menjelaskan mengenai hasil dari penelitian dan memaknai dalam
bentuk kata-kata untuk medeskripsikan fakta yang ada di SMA Negeri
18 Makassar atau melalui aplikasi zoom mengenai pengalaman
penggunaan aplikasi zoom, setelah itu data yang diperoleh peneliti
disimpulkan dan peneliti mengambil bagian intisarinya saja.
40
I. Keabsahan data
Penelitian kualitatif baru mengungkapkan kebenaran yang
objektif. Karena itu keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif
sangat penting. Melalui keabsahan data kredibilitas (kepercayaan)
penelitian kualitatif dapat tercapai. Dalam pencapaian ini untuk
mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Adapun
triangulasi menurut Moleong (2007: 330) adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang dimanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu.
Jadi, triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan
perbedaan-perbedaan kontruksi kenyataan yang ada dalam konterks suatu
studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan
dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa triangulasi, peneliti dapat
me-Rechek temuannya dengan jalan membandingkannya dengan beragai
sumber, waktu, atau teori. Untuk itu peneliti dapat melakukannya dengan
jalan :
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber adalah membandingkan mengecek ulang
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber
yang berbeda. Dalam kegiatan ini peneliti telah mengecek kembali data
dengan menggunakan sumber data wawancara untuk mengetahui
dengan pasti mengenai pengalaman penggunaan aplikasi zoom sebagai
media pembelajaran sosiologi.
41
2. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu adalah digunakan untuk validasi data yang
berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Dalam hal ini telah di
lakukan dengan mengobservasi kembali, dan mewawancarai kepada
orang yang lebih mengetahui sehingga menghasilkan kebenaran terkait
dengan pengalaman pengunaan aplikasi zoom sebagai media
pembelajaran.
3. Triangulasi Teori
Triangulasi Teori adalah hasil akhir penelitian kualitatif berupa
sebuah rumusan informasi atau thesis statement. Informasi tersebut
selanjutnya dibandingkan dengan persfektif teori yang relevan untuk
menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang
dihasilkan. Teori yang digunakan saat penelitian yaitu teori
behaviorisme yang dikaitkan dengan pendekatan perilaku sosial
Triangulasi dalam penelitian ini menjadi sangat penting dalam
penelitian kualitatif. Tetapi harus diakui bahwa triangulasi dapat
meningkatkan kedalaman pemahaman peneliti dengan baik mengenai
fenomena yang telah diteliti maupun konteks yang dimana fenomena itu
muncul.
42
J. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah standar tata perilaku peneliti selama
melakukan penelitian, mulai dari menyusun desain penelitian,
mengumpulkan data lapangan (melakukan wawancara, observasi, dan
pengumpulkan data dokumen), menyusun laporan penelitian hingga
mempublikasikan hasil penelitian. Dengan ini hal yang dilakukan oleh
peneliti :
1. Sebelum penelitian dimulai, peneliti terlebih dahulu menginformasikan
tujuan penelitian kepada informan
2. Peneliti terlebih dahulu meminta persetujuan informan, dengan
menandatangani Informan Consent sebelum penelitian dimulai.
3. Peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada informan jika ingin
melakukan perekaman wawancara, atau mengambil gambar informan.
43
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah SMA Negeri 18 Makassar
SMA Negeri 18 Makassar berdiri sejak tahun 1994 yang berlokasi di
Kompleks Perumahan Mangga Tiga (MTP). Sekolah awalnya dibangun oleh
pengembang perumahan sebagai syarat untuk membangun perumahan harus
menyiapkan fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas, lapangan olahraga dan
fasilitas umum lainnya. SMA Negeri 18 Makassar awalnya hanya terdiri dari 3
kelas, 1 kantor, 1 perpustakaan, 1 laboratorium IPA, gudang dengan
menggunakan kurikulum tahun 1994.
Sejak awal berdirinya sekolah ini diajar oleh guru-guru dari SMA Negeri
6 Makassar. Setelah berjalan sekitar 4 bulan barulah ditempatkan guru-guru
dari hasil seleksi departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi
Selatan pada bulan Desember 1994 sebanyak 18 guru. Dari tahun ke tahun
sekolah ini berusaha meningkatkan prestasinya, baik dibidang akademik
maupun non akademik. Usaha yang dilakukan mulai dari peningkatan sarana
dan prasarana pendidikan, peningkatan tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan, peningkatan proses belajar mengajar, peningkatan proses
penilaian, peningkatan pengelolaan pembiyaan dan lain sebegainya.
Sekolah ini di bangun di atas lahan seluas 90×70 meter dikembangkan
terus oleh pemerintah dan masyarakat melalui komite sekolah sehingga sampai
saat ini sudah mempunyai ruang kelas sebanyak 24 kelas dengan jumlah siswa
sekitar 850 siswa.
44
Usaha yang dilakukan tersebut dapat terlaksana jika sekolah membuat
kurikulum yang tersusun bersama melibatkan semua unsur sekolah, pengurus
komite dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah.
(Sumber : http://www.sman18makassar.sch.id/)
B. Keadaan Geografis SMA Negeri 18 Makassar
SMA Negeri 18 Makassar adalah merupakan sekolah Negeri yang di
naungi oleh kepengawasan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. SMA
Negeri 18 Makassar berada pada di pinggiran kota, sehingga terlepas dari
keramaian kehidupan dari pusat kota. Walapun hanya letaknya di pinggiran
kota, akan tetapi mudah di jangkau sebab posisinya cukup strategis sehingga
orang mudah menemukannya dan tidak perlu susah. SMA Negeri 18 Makassar
secara geografis berada pada lintang -5.125192412641063, dan bujur
119.53188538197665 lebih tepatnya di Komp. Mangga Tiga Permai Daya,
Paccerakkang, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Adapun batas-batas lokasinya adalah sebagai beriku :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Jl. Poros Mangga 3
2. Sebelah timur berbatasan dengan pemukiman warga
3. Sebelah selatan berbatasan dengan pemukiman warga
4. Sebelah barat berbatasan dengan Masjid Babuttaqwa
Kemudian jika dilihat dari sudut pandang lingkungan sekitar, maka SMA
Negeri 18 Makassar mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya adalah
berada di daerah jauh dari keramaian kota, sehingga menguntungkan dalam
proses belajar dan mengajar.
45
C. Gambaran Objek Lokasi Penelitian
1. Profil Sekolah
SMA Negeri 18 Makassar biasa di sebut dengan SMAN 18 Makassar
didirikan pada tanggal 05 Oktober 1994 dengan SK 0260/O/1994 sekolah
ini di naungi oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan, dengan nomor
pokok sekolah nasional (NPSN) 40311952, jenjang pendidikan sekolah ini
yaitu SMA, SMA Negeri 18 Makassar juga sudah berstatus Negeri, sekolah
ini beralamatkan di Komp. Mangga Tiga Permai Rt. 003 Rw. 007, yang
bertepatan di kelurahan Paccerakkang kecamatan Biringkanaya kota
Makassar provinsi Sulawesi Selatan.
Sekolah ini sudah mendapatkan akreditasi yaitu akreditasi A dengan
SK 150/SK/BAP-SM/X/2016, dengan predikat nilai 90 oleh Badan
Akreditasi Nasional Sekolah, sekolah ini berstatus kepemilikan oleh
pemerintah, SMA Negeri 18 Makassar ini berdiri diatas lahan yang
memiliki luas tanah yang berukuran 3m2, SMA Negeri 18 Makassar ini
dibawahi oleh pimpinan seorang kepala sekolah yaitu bapak Laenre, S.Pd,.
M.H, yang beralamatkan di JL. Danda No. 1 Makassar.
(Sumber : Data Dari Staff Dapodik)
2. Visi & Misi
a. Visi
Menjadi sekolah yang unggul dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, religius yang berwawasan global dan peduli lingkungan.
46
b. Misi Sekolah
1. Mengaktualisasikan ajaran agama secara konsekuen
2. Melaksanakan Managemen partisipatif berbasis pelayanan prima
3. Melaksanakan proses pembelajaran kualitas
4. Memberikan bakat dan minat siswa dalam kegiatan ektrakulikuler
5. Meningkatkan profesionalisme guru dan staf tata usaha yang
berbasis kinerja
6. Mewujudkan kemitraan dan seluruh stageholder menuju sekolah
yang unggul
7. Memaksimalkan kecintaan lingkungan dengan upaya mencegah
terjadinya pencamaran lingkungan
8. Memaksimalkan kecintaan lingkungan dengan upaya mencegah
terjadinya kerusakan lingkungan
9. Memaksimalkan kecintaan lingkungan dengan upaya menjaga
pelestarian lingkungan.
(Sumber : http://www.sman18makassar.sch.id/)
3. Data Jumlah Pendidik dan Tenaga Pendidik
Tabel 4.1
JENIS KELAMIN
PNS NON PNS
TOTAL LAKI-
LAKI PR JUMLAH
LAKI-
LAKI PR JUMLAH
PENDIDIK 15 2 17 26 6 32 49
TENAGA
KEPENDIDIKAN 5 5 4 3 7 12
JUMLAH 15 7 22 30 9 39 61
47
(Sumber : Data dari staff dapodik)
4. Data Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Tingkatan
Tabel 4.2
(Sumber : Data dari staff dapodik)
5. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 18 Makassar
Tabel 4.3
(sumber : http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/)
Tingkat Pendidikan L P Total
Tingkat 11 131 177 308
Tingkat 12 140 166 306
Tingkat 10 135 188 323
Total 406 531 937
No. Sarana Prasarana Jumlah Baik Rusak
Ringan
Rusak
Berat
1. Ruang Kelas 27 19 8
2. Laboratorium Biologi 1 1
3. Laboratorium Kimia 1 1
4. Laboratorium Komputer 1 1
5. Laboratorium Fisika 1 1
6. Perpustakaan 1 1
7. Wc Pria 2 1
8. Wc Wanita 2 1
9. Wc Guru 2 1
10. Gudang Alat Kantor 1 1
11. Kantin 2
12. Lapangan 1
13. Ruangan BK 1 1
14. Ruangan Kepala Sekolah 1 1
15. Ruangan Guru 1 1
16. Ruangan Tata Usaha 1 1
17. Ruangan Koperasi 1
48
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Setelah melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi, maka pada
bagian ini peneliti akan paparkan hasil penelitian sebagai berikut.
A. Pengalaman Penggunaan Aplikasi Zoom Sebagai Media Pembelajaran
Sosiologi Di SMA Negeri 18 Makassar.
a. Aplikasi Zoom Sebagai Media Pembelajaran di Kalangan Siswa
Dan Guru.
Aplikasi zoom merupakan salah satu aplikasi video conference
yang banyak digunakan untuk pembelajaran jarak jauh selama masa
pandemi COVID-19 ini. Aplikasi ini dinilai sangat mudah untuk
beraktivitas bekerja maupun belajar jarak jauh.
Dapat dikutip dari hasil wawancara oleh MWR, bahwa :
“ehhh, yang saya ketahui tentang aplikasi zoom ini. Yang
saya ketahui tentang zoom ehhh sebuah aplikasi yang
memudahkan kita berkomunikasi jarak jauh yang bisa
saling, ehh.. bertatapan walaupun melalui telfonn atau
laptop.” (D.1/Wawancara/Guru/MWR)
Dapat disimpulkan dari hasil wawancara dari MWR bahwa
aplikasi ini berguna karena dapat memudahkan dalam
berkomunikasi, dan juga bertatap muka secara langsung
walaupun melalui laptop atau telfon.
Adapun hasil wawancara dengan salah satu siswi jurusan IIS
yaitu RA yang dapat memperkuat hasil, bahwa:
49
“aplikasi zoom adalah suatu aplikasi yang dimana
sistemnya itu terdapat didalamnya sebuah video meet
gabungan. Jadi, memungkinkan untuk orang-orang bisa
berhadapan dalam suatu diskusi sehingga dapat diskusi
secara online tanpa ketemu langsung.”
(D.2/Wawancara/Siswi/RA)
Berdasarkan informasi yang di peroleh dari RA, aplikasi zoom
adalah suatu aplikasi yang dimana sistem didalamnya berupa sebuah
video meet gabungan, yang memungkinkan orang-orang bisa
berhadapan dalam suatu diskusi sehingga dapat secara online tanpa
ketemu langsung.
Sedangkan berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh
peneliti, perihal aplikasi zoom. Aplikasi zoom adalah aplikasi berupa
video conference seperti halnya google meet, untuk mempermudah
guru dan siswa dalam bertatap muka langsung walaupun tidak secara
langsung dengan menggunakan handphone atau laptop.
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa, aplikasi zoom ini cukup
berguna untuk di saat pada masa pandemi karena memudahkan untuk
bertatap muka langsung walaupun dalam virtual.
Setelah memahami yang dimaksud dengan aplikasi zoom, didalam
aplikasi zoom ini terdapat fitur-fitur antara lain yaitu audio, video,
keamanan, partisipasi, chat, share screen, reactions didalamnya tetapi
guru tersebut lebih kepada fitur audio untuk mute kan suara agar tidak
terjadi tambarakan suara atau suara tambahan dari audiens (siswa).
Dapat di kutip hasil observasi oleh peneliti, bahwa :
50
“Untuk fitur-fitur aplikasi zoom sudah sangat bagus, baik itu
voice, kualitas kamera, dan fitur-fitur lainnya. Tetapi,
diantara fitur-fitur tersebut, guru lebih menggunakan pada
fitur mute (bisu/diam) agar siswa dan guru lebih fokus dan
juga fitur video agar guru bisa melihat aktivitas-aktivitas
yang dilakukan oleh siswa saat proses belajar dan
mengajar” (D.1/Observasi/05November2020/)
Dapat di simpulkan dari hasil observasi dari peneliti, yaitu fitur-
fitur yang terterah pada aplikasi zoom sudah cukup bagus dan cukup
memadai dalam pembelajaran selama pandemi ini, tetapi dari sekian
fitur-fitur yang sudah tersedia, guru lebih ke fitur audio di bisukan agar
tidak ada lagi suara tambahan dari siswa-siswa, dan juga fitur video
agar guru bisa melihat aktivitas-aktivas yang dilakukan oleh siswa saat
belajar.
Adapun tindakan yang dimana ketika siswa berulah dengan men-
setting seperti rename atau mengganti background menjadi foto profil.
Tapi selama proses pembelajaran sedang berlangsung tidak ada berbuat
hal curang seperti mengganti background ataupun mengganti user atau
rename, akan tetapi selama proses pembelajaran ada saja tingkah laku
saat pembelajaran, seperti bercanda selama pelajaran, atau tidak ketika
guru sedang ingin bertanya seberapa mengerti mengerti mereka dengan
pembahasan yang sudah di jelaskan oleh guru, maka tindakan yang
diberikan oleh guru adalah sebuah teguran.
Dapat di kutip dari hasil wawancara oleh MWR :
“Biasaka tegur juga, kalau misalnya banyak tingkah
siswanya.” (D.3/Wawancara/Guru/MWR)
51
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari MWR, dapat di
simpulkan bahwa, guru tersebut menegur jika, siswa atau siswi mereka
membuat kegaduhan.
Dapat diperkuat oleh peneliti dari hasil observasi :
“Selama ini dengan berjalannya proses belajar mengajar
memang banyak tingkah laku siswa didalamnya yang dimana
ngobrol sesama teman (bergosip), belum lagi saat sesi tanya
jawab ada yang pura-pura jelek jaringannya, atau bahkan
ada dengan alasan tidak sengajah meninggalkan zoom
karena mereka tak mengetahui materi yang sudah di ajarkan
selama memakai zoom.” (D.2/Observasi/05November2020)
Dapat disimpulkan dari hasil observasi dan wawancara, bahwa
banyak tingkah laku seperti bergosip yang diluar kesadaran siswa yang
dimana pada kondisi itu dia sedang belajar, belum lagi pada saat sesi
tanya jawab ada sebagian jelek jaringan dan berpura-pura dengan tidak
sengajah keluar dari zoom saat sesi tanya jawab dimulai maka dari itu
guru hanya memberikan berupa sanksi bagi siswa banyak tingkah
lakunya.
Selain dari fitur audio dan video, adapun fitur seperti chat, share
screen, dan reactions, fitur ini sangat jarang di pakai karena guru lebih
kepada membahas materi secara langsung dan pada saat sesi tanya
jawab guru bisa menyebut nama dari salah satu siswa maka sesi tanya
jawab dimulai atau tidak jika ada siswa yang ingin bertanya maka
dipersilahkan, maka guru menyuruh siswanya untuk silent.
52
b. Proses Dan Partisipasi Siswa Dalam Belajar Mengajar Melalui
Aplikasi Zoom
Adapun proses pembelajaran guru untuk mengawali pembelajaran
sosiologi dari sistem pembelajaran dari aplikasi zoom yang dimana guru
memberi arahan dengan mengirimkan link ke siswa, lalu siswa tersebut
login ke aplikasi zoom.
Dapat dikutip dari hasil wawancara dari salah satu siswa jurusan
IIS yaitu FNR bahwa :
“pertama itu kak, di sampaikan dulu dalam grup kelas
bahwa ada materi ini tugasnya begini-begini nanti kita akan
sedikit pembahasan dan absen di link zoom.”
(D.4/Wawancara/Siswi/FNR).
Berdasarkan informasi dari FNR, bahwa awal dari proses
pembelajaran yaitu guru lebih awal menyampaikan melalui grup kelas
mereka bahwasannya ada tugas, sebelum mengerjakan tugas, guru
mereka mengirimkan berupa link yang menyambungkan mereka ke
aplikasi zoom, maka guru memberikan sedikit pembahasan dan
mengabsen mereka.
Dari hasil wawancara oleh FNR, dapat di perkuat dari hasil
wawancara MWR, dapat dikutip :
“kalau proses pelaksanaannya, jadi kalau saya di zoom itu
biasanya saya, ajarkan di zoom itu saya menjelaskan dulu
ke siswa, menjelaskan dulu terus biasannya saya juga
memberikan diskusi, diskusi kepada siswa jadi
ehh…memberikan sebuah tugas individu yang dimana tugas
itu dia harus kuasai, jadi kita saling bertukar pikiran seperti
apa pandangan mereka tentang materi yang kita ajarkan,
seperti itu mungkin.”
(D.5/Wawancara/Guru/MWR)
53
Peneliti dapat menyimpulkan dari hasil wawancara dari wahyu,
yaitu bahwasannya disini guru tersebut mengawali pembelajaran
dengan membagikan berupa link zoom. lalu siswa tersebut
dipersilahkan masuk atau mengklik link tersebut, dan guru pun
memulai pembahasan yang sesuai dengan materi yang ia mau bahas,
setelah itu guru tersebut memberikan sebuah tugas individu yang
dimana tugas tersebut harus dikuasai, setelah tugas tersebut di kuasai
maka diskusi pun di mulai antara guru dan siswa.
Selama penggunaan aplikasi zoom digunakan dari cara guru
membahas suatu materi sesuai dengan rpp guru lebih menggunakan
model pembelajaran yang digunakan oleh guru yang discovery learning
yang dimaksud dengan discovery learning adalah memahami konsep,
arti, dan hubungan melalui intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan.
Dikutip dari hasil observasi oleh peneliti :
“Yang dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya kepada guru bagi yang belum mengerti
sepenuhnya tentang pembahasan yang sudah dibahas”.
(D.3/Obervasi/05November2020)
Dapat ditarik kesimpulan dari hasil observasi yang dimana model
pembelajaran discovery learning cukup bagus didalam pembelajaran,
karena guru bisa mengetahui tingkat pemahaman dari siswa tersebut.
Tetapi dibalik proses pembelajaran dalam model pembelajaran
discovery learning dengan menggunaakan aplikasi zoom ini ternyata
sebagian siswa mengatakan dengan berbagai pengalaman yang
54
dirasakan dari penggunaan aplikasi zoom ada yang mengatakan efektif
dan ada pula tidak efektif.
Dapat dikutip dari hasil wawancara oleh siswa RA :
“iya efektif, karena mauki apa lagi kalau misalnya tidak ada
aplikasi zoom yang memadai kita untuk melakukan
pembelajaran jadi kalau menggunakan aplikasi-aplikasi lain
itu juga sulit sebenarnya kalau bukan secara tatap muka
melalui laptop atau handphone”.
(D.6/Wawancara/Siswi/RA)
Dapat disimpulkan dari hasil wawancara oleh Razkya Awalya
bahwa aplikasi ini efektif karena hanya zoom ini yang bisa memadai
untuk melalukan pembelajaran tatap muka baik itu melalui handphone
atau pun laptop.
Adapun siswa dengan pendapat yang berbeda, yaitu aplikasi ini
tidak efekti dalam proses pembelajaran.
Dapat dikutip berdasarkan hasil wawancara oleh FNR :
tidak, karena dari pribadi saya sendiri saya kurang apa
dihh… bukan mau dibilang tidak mau belajar nah kak kurang
dapat ka pemahaman dari sini karena yang pertama mulai
dari biasa kebanyakan guru hanya kasih saja tugas
pertemuan di zoom hanya eh.. absen dan sedikit pembahasan
materi menurut saya itu ini bukan pembahasan, cuman
begini-begini saja, dia tidak bahas soal-soal yang nanti di
kerjakan.
(D.7/Wawancara/Siswa/FNR)
Dapat disimpulkan dari hasil wawancara oleh FNR bahwa aplikasi
ini tidak efektif dikarenakan siswa tersebut kurang paham apa yang
disampaikan oleh gurunya, setiap guru melakukan pembelajaran
melalui zoom justru hanya untuk absen dan juga memberi pembahasan
55
hanya sedikit, dan juga guru tersebut tidak melalukan membawakan
materi mengenai dengan soal-soal yang bersangkutan.
Dapat dikutip berdasarkan hasil wawancara oleh MWR bahwa :
“kurang aktif yah… kurang bagus yahh.. karena siswa ini
ketika mereka sudah masuk zoom rata-rata mereka ada yang
lain yang dia kerjakan nah ini yang kita tidak tahu kitakan
tidak bisa mengontrol sepenuhnya kan jadi ehhh…jadi
partisipasinya siswa itu kurang aktif mengenai pembelajaran
melalui zoom ini. Kadang mereka meninggalkan ehh… apa
meninggalkan ehh…pembelajaran zoom itu disaat saya
menjelaskan biasa saya tegur juga jadi partisipasinya
kurang aktif.” (D.8/Wawancara/Guru/MWR).
Dapat ditarik kesimpulan dari hasil wawancara dengan MWR,
bahwa siswa tersebut kurang berpartisipasi dalam belajar dikarenakan
guru tak bisa mengontrol lebih siswanya, terkadang siswa juga keluar
meninggalkan selagi guru tersebut menjelaskan, dan tindakan yang
harus dilakukan oleh guru hanya menegur.
Dapat dapat di perkuat dengan hasil observasi oleh peneliti, yaitu :
“Terkadang disaat mereka memasuki aplikasi zoom, kadang
mereka ngobrol bersama teman-temannya yang lain kadang
juga mereka ada yang makan dan lain-lain, sehingga mereka
mengabaikan gurunya yang sementara menjelaskan, maka
dari itu kadang gurunya juga menegur ke siswa agar mereka
fokus untuk belajar”. (D.4/Observasi/05November2020).
Peneliti dapat menyimpulkan dari hasil observasi bahwasannya,
aplikasi zoom ini dikatakan tidak efektif karena minat siswa dalam
belajar kurang sekali. Karena rata-rata siswa lalai saat pembelajarannya
sehingga guru juga kesulitan untuk mengontrol siswanya disaat
pembelajaran melalui video confrence.
56
Jadi, Dapat disimpulkan dari hasil wawancara dan observasi,
mengenai aplikasi zoom ini mereka mengatakan efektif atau tidaknya
suatu aplikasi ini bahwasannya, mereka lebih kepada tidak efektif,
dikarenakan siswa tersebut kurang memahami pelajaran yang
berlangsung, bukan hanya itu guru yang bersangkutan hanya
menjelaskan sedikit terkait materi yang dibawakan, dan juga guru
kesulitan mengontrol siswanya melalui virtual, selain itu juga terkadang
siswa juga ngobrol bersama temannya sehingga guru tersebut
kewalahan untuk menegur.
Bukan hanya itu saja, saat proses pembelajaran telah berjalan siswa
sering kali melakukan kecurangan pada proses pembelajaran yang
dimana guru memulai sesi tanya jawab terkait materi yang dibawakan
antara siswa dan guru, siswa sering kali meninggalkan sesi tanya jawab
untuk menghindari pertanyaan dari guru.
Dapat di kutip salah siswi yang bernama EA, bahwa :
pernah kak, kalau bertanya ki itu keluarka biasa kak, karena
biasa jaringan kak, biasa juga keluarka, pas menjelaskan
bapak na loading jadi biasa tidak masukki di otakku baru
mauki bertanya, justru dia bertanya duluan jadi mending
keluar.(D.9/Wawancara/Siswi/EA)
berdasarkan informasi dari EA, bahwa peneliti dapat
menyimpulkan bahwanya, siswi tersebut pernah melakukan
kecurangan pada saat pertanyaan guru melontarkan ke dia, alasan ela
melakukan kecurangan karena pada saat bertanya EA belum mengerti
apa yang di sampaikan oleh guru sehingga ela berani mengeluarkan diri
57
pada saat sesi tanya jawab, bukan hanya itu saja jaringan menunjang si
ela untuk keluar karena jenuh melihat screennya loading akibat signal
internet maka si siswi terpaksa meninggalkan pembelajaran itu.
B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dari Penggunaan Aplikasi Zoom
Sebagai Media Pembelajaran Daring Dalam Mata Pelajaran Sosiologi
Di SMA Negeri 18 Makassar.
Berdasarkan hasil penelitian dilakukan oleh peneliti, terdapat
perbedaan yaitu faktor pendukung dan penghambat dari aplikasi zoom yang
dialami oleh beberapa subjek. Berikut ini pembahasan mengenai faktor
pendukung dan penghambat dari aplikasi zoom.
a. Faktor Pendukung
1. Memudahkan Bertatap Muka
Selama ini kita mengenal aplikasi zoom sebagai media
pembelajaran untuk mengganti pembelajaran tatap muka, ini adalah
salah satu dari faktor pendukung dari aplikasi zoom selain mengganti
tatap muka, selain itu aplikasi zoom ini cukup membantu selama
proses pembelajaran di mulai.
Dapat dikutip dari hasil wawancara oleh RA selaku siswi,
menyatakan bahwa :
“faktor pendukung yang pertama, sebagai wadah untuk
diskusi karena saya lihat bukan cuman sekolah tapi dari
perusahaan sama orang-orang besar pun menggunakan
aplikasi zoom untuk melakukan diskusi jadi ini merupakan
suatu faktor pendukung tanpa bertemu langsung karena
disini wabah covid mungkinkan bertemu secara tatap
muka jadi ini merupakan faktor-faktor pendukungnya
kak”.(D.10/Wawancara/Siswi/RA)
58
Berdasarkan informasi mengenai faktor pendukung dari
aplikasi zoom ini adalah bisa memudahkan tatap muka dan juga
bisa memudahkan diskusi walaupun itu secara virtual seolah-olah
masih seperti di dalam kelas.
Dapat di perkuat dari hasil wawancara dari ASN selaku siswa
jurusan IIS, bahwa :
“faktor pendukungnya itu, inikan aplikasi sebagai
pengganti tatap muka.”(D.11/Wawancara/Siswi/ASN).
Persis yang dikatakan oleh ASN, untuk faktor pendukung
bahwasannya aplikasi zoom ini cukup efektif untuk proses
pembelajaran tatap muka walaupun secara virtual.
Sedangkan berdasarkan, hasil observasi oleh peneliti, bahwa :
“pendukung dari aplikasi zoom ini, selain bisa bertatap
muka, setidaknya aplikasi ini sangat membantu di era
pandemi saat ini karena kenapa aplikasi ini bisa rekaman
layar atau video record, video hd, dan juga voice yang
sangat jerni, dan juga bisa mengatur jadwal apabila ingin
memulai forum, jadi aplikasi ini cukup membantu di era
pandemi terkhusus siswa.”
(D.5/Observasi/05November2020)
Jadi, peneliti dapat menyimpulkan dari hasil observasi, bahwa
faktor pendukung dari aplikasi zoom ini yaitu selain bisa bertatap
muka, aplikasi ini cukup membantu proses pembelajaran dan juga
mempunyai fitur-fitur yang sangat bisa di gunakan oleh siswa,
berupa fitur jadwal, video, voice, dan juga video record, jadi aplikasi
ini cukup mendukung untuk proses pembelajaran di masa pandemi
seperti ini.
59
2. Voice (suara)
Selain mendukung untuk menganti tatap muka secara virtual,
aplikasi zoom ini mempunyai fitur voice, salah satu siswi sering
menggunakan fitur tersebut dalam pembelajaran.
Dapat dikutip dari hasil wawancara dari salah satu siswi RW,
bahwa :
“Selain tatap muka toh kak, suaranya juga jerni kak jelas
sekali apa yang disampaikan sama pak wahyu kak
mengenai materi yang disampaikan sangat jelas”.
(D.12/Wawancara/Siswa/RW)
Dari hasil wawancara antara peneliti dengan RW dapat di
simpulkan, bahwasannya dengan fitur voice ketika digunakan suara
guru saat mengajar sangat jelas, jadi kemungkinan besar bisa
dipahami. Dengan fitur voice ini cukup membantu untuk proses
belajar melalui virtual, karena dengan fitur ini sangat penting
dalam kelangsungan pembelajaran melalui aplikasi zoom
3. Keamanan
Adapun keamanan yang dimana aplikasi zoom ini memberi
keamanan bagi pengguna agar saat, tidak seorang pun bisa masuk.
Dapat dikutip dari hasil wawancara oleh MWR selaku guru
mata pelajaran sosiologi :
“Iya itu juga. Keamanan juga penting untuk kelancaran
dalam proses pembelajaran selama penggunaan zoom
bersama siswa. Apalagi ada info yang beredar bahwa
zoom gampangmi diretas, tapi selama ini menggunakan
fitur keamanan alhamdulillah tidak terjadi ji apa-apa,
bahkan lancar-lancar ji”.
(D.13/Wawancara/Guru/MWR)
60
Dapat disimpulkan dari hasil wawancara oleh MWR selaku guru
mata pelajaran sosiologi bahwa, guru tersebut menggunakan fitur
keamanan agar, menjaga keamanan dalam proses pembelajaran,
dan mengatasi hacker yang ingin masuk selama proses
pembelajaran, sehingga fitur ini sangat berguna untuk proses
pembelajaran yang sedang berjalan.
4. Share Screen
Adapun share screen, dengan fitur ini sangat memudahkan juga
dalam proses belajar mengajar, fitur ini mengganti papan tulis, fitur
ini biasa digunakan untuk menjelaskan materi yang di bawakan,
dalam bentuk ppt.
Dapat dikutip dari hasil wawancara oleh MWR, bahwa:
“Saya biasa menggunakan juga share screen, dalam
proses belajar mengajar, agar siswa-siswa yang ingin
memahami kembali pembelajaran bisa di screen shot saja
materinya”.
(D.14/Wawancara/Guru/ MWR)
Dari hasil wawancara oleh MWR selaku guru mata pelajaran
sosiologi dapat disimpulkan, bahwa guru tersebut menggunakan
fitur share screen untuk memudahkan siswa memahami materi yang
dibawakan, dan memudahkan siswa untuk memahami kembali
mengenai materi yang dibahas selama proses pembelajaran berakhir.
Adapun siswa yaitu EA yang sependapat dengan MWR, bahwa
:
61
“Dengan adanya fitur share screen ini na mudahkanka
dalam belajar, setiap materi yang disampaikan, kan ada
soalnya esai nanti dikirim lewat whastapp, nah setiap
slide yang ditampilkan di zoom saya screen shot, jadi
nanti mudah meka cari jawaban.”
(D.15/Wawancara/Siswa/EA)
Jadi, dapat disimpulkan dari hasil wawancara oleh EA selaku
siswa bahwa, fitur share ini sangat berguna karena apapun yang
ditampilkan siswa ini meng-screenshot (tangkap layar) sehingga
apabila ketika mengerjakan tugas, maka bisa ia dapatkan dengan
mudah jawabannya.
5. Jadwal (Schedule)
Untuk mendukung pembelajaran daring selama pandemi, guru
yang bersangkutan terkadang mengatur jadwal untuk mengingat
bahwa ada pembelajaran sosiologi di kelas yang akan dia ajar. Jadi,
dengan fitur jadwal tersebut sangat membantu guru tersebut.
Dapat dikutip dari hasil wawancara oleh MWR bahwa:
“Selain mi itu share, bisaka juga atur jadwal, apalagi saya
selaku guru sosiologi sekaligus guru PKN, yang jadwalnya
bisa dikatakan padat. Jadi itu salah satu faktor pendukung
dari saya”. (D.16/Wawancara/Guru/ MWR)
Dapat disimpulkan dari hasil wawancara oleh MWR selaku guru
mata pelajaran, bahwa dengan adanya fitur jadwal ini sangat
memudahkan disaat jadwal sedang padat karena guru tersebut bukan
hanya mengajar pada mata pelajaran sosiologi tapi dia juga mengajar
pada bidang mata pelajaran PKN, sehingga fitur ini sangat
62
mendukung didalam proses belajar mengajar di SMA Negeri 18
Makassar.
b. Faktor Penghambat
Adapun faktor penghambat dari aplikasi zoom, penghambat ini sering
kali mengganggu siswa dalam proses belajar mengajar, dan ini menjadi
alasan dari ketidak efektifan dari aplikasi zoom, yaitu :
1. Jaringan
Jaringan sering kali menjadi alasan dari setiap siswa, yang
melakukan aktivitas belajar mengajar melalui aplikasi zoom.
Dikutip dari hasil wawancara dari RA, bahwa :
“faktor penghambatnya mungkin untuk kita ini yang
terbatasan akan internet dan jaringannya diluar daerah
yang terpencil seperti di desa itu saja kak faktor-faktor
penghambatnya”.
(D.17/Wawancara/Siswi/RA)
Dari informasi yang di peroleh peneliti dari RA dapat di
simpulkan bahwa, jaringan internet penunjang dari faktor
penghambat dari proses pembelajaran karena terkadang ada siswa
atau siswa yang kadang pulang kampung sehingga itu menjadi
penghambat dari proses pembelajaran tersebut.
Bukan hanya itu, senada dengan hasil observasi yang dilakukan
oleh peneliti, :
“bahwa, meskipun mereka tinggal di kota, kebanyakan
siswa masih mengeluh dengan jaringan internet, salah
satunya siswa yang bertempat tinggal bagian kompleks
mangga 3 bagian Blok J atau biasa ada siswa dari desa
moncongloe yang bersekolah di SMA Negeri 18
Makassar, belum dengan kartu perdana yang mereka
63
pakai, karena tidak semua kartu perdana lancar
jaringannya. (D.6/Observasi/05November2020).
Dari sini kita bisa melihat bahwa meskipun mereka tinggal
dikota, masih ada siswa yang masih bergantung pada jaringan,
belum lagi yang bertempat tinggal di desa moncongloe bagian maros
terkadang tidak ada sama sekali jaringan yang mereka dapat, tetapi
mereka mengusahakan dirinya untuk menerima pelajaran.
2. Pembatasan Jumlah Peserta dan waktu
Selain jaringan ada pula kapasitas perorangan, yang dimaksud
pembatasan jumlah peserta adalah aplikasi zoom ini mempunyai
batas perorangan yang masuk sekitar 35 orang, apabila forum penuh
maka siswa lainnya tidak bisa masuk karena sudah memenuhi kuota
forum
Dapat dikutip hasil wawancara dari MWR, bahwa :
“Faktor penghambat zoom ini membatasi orang-orang
bisa masuk dalam aplikasi itu, kecuali kalau kita memakai
ehh… zoom premium, zoom premium ini bisa mengakses
banyak orang bahkan bisa seratus orang, dua ratus orang
selama ini saya pakai zoom yang biasa saja, yang bisa
mengakses sekitar 30 orang dan 20 orang.”
(D.18/Wawancara/Guru/ MWR)
Dari hasil wawancara yang di peroleh peneliti dari MWR dapat
di simpulkan bahwa aplikasi ini mempunyai keterbatasan
perorangan karena guru tersebut menggunakan aplikasi regular
sehingga aplikasi ini membatasi mereka dalam proses pembelajaran,
64
kecuali mereka menggunakan aplikasi zoom premiun mungkin
mereka bisa cukup sampai ratusan orang.
Bukan hanya itu saja, kelemahan dari aplikasi regular ini selain
kapasitas perorangan, pembatasan waktu pun ada yaitu sampai 40
menit.
Dapat dikutip dari hasil observasi oleh peneliti :
“Selama proses pembelajaran ini, selain kapasitas
perorangan, kapasitas waktu yang menunjang mereka
dala proses belajar mengajar karena mereka
menggunakan aplikasi zoom regular yang dimana waktu
yang diberikan hanya 40 menit sedangkan sosiologi 1 kali
pertemuan 3 jam pelajaran, maka dari itu dengan
melanjutkan pelajaran guru tersebut memberikan link
baru apabila waktunya habis”.
(D.7/Observasi/05November2020)
Dalam observasi yang di lakukan oleh peneliti dapat di
simpulkan, bahwasannya selain kapasitas perorangan, adapun
kapasitas waktu aplikasi zoom regular yang hanya membatasi 40
menit, sedangkan sosiologi dalam 1 kali pertemuan memakan waktu
3 jam pelajaran, jadi untuk melanjutkan pembahasan ketika
waktunya telah habis, guru tersebut membuat link baru untuk
melanjutkan pembahasan materi.
3. Kuota Internet
Inti dari jalannya proses pembelajaran adalah kuota internet,
banyak siswa masih membebani kuota.
Dapat di kutip dari hasil wawancara dari MWR, bahwa :
“Kalau penghambatnya apa ya, ehhh…yang menghambat
sih sebenarnya ketika tidak ada kuota sih, pasti ketika
65
tidak ada kuota pasti pembelajaran daring melalui zoom
pasti akan tidak terterlaksana itu sih penghambat tidak
adanya kuota, itu mungkin”.
(D.19/Wawancara/Guru/ MWR)
Dari hasil wawancara antara peneliti dan MWR dapat
disimpulkan bahwa selain jaringan internet, atau pun kapasitas
perorangan, kuota juga sebagai menunjung proses pembelajaran,
karena tanpa kuota proses pembelajaran tidak terlaksana.
Tetapi, tidak semua siswa mampu membeli kuota. Adapula
siswa yang tidak mampu membeli kuota, maka dari itu adapun
tindakan dari kepala sekolah
Dikutip dari hasil wawancara dari Kepala sekolah L, bahwa :
“iya ada upaya, jadii semua teman-teman guru saya
suruh, eehh… mencari tahu apa masalahnya sehingga
tidak terlalu bisa itu pembelajaran daring, tentunya itu
tadi masalahnya ada yang tidak mempunyai hp ada yang
tidak bisa beli kuota, ada ini kuota bantuan ini dari
sekolah itu hanya diperuntukkan untuk bagi yang
mempunyai kartu miskin, itu disini tidak sampai
seperempatnya barang kali itu sementara siswa disini itu
kurang lebih 900, itu biasanya dikasi bantuan dana BOS
meskipun dua ratusan, dari segi persyaratanya itu bisa
diberi bantuan pembelian kuota harus itu tadi harus
mempunyai kartu PKH istilah kartu miskin tidak bisa
secara keseluruhan itu di data itu anak-anak”.
(D.20/Wawancara/KepalaSekolah/L).
Kesimpulan dari, hasil wawancara oleh L selaku kepala sekolah,
yaitu mereka menyuruh rekan-rekan guru untuk mencari apa yang
terjadi pada siswa tersebut. Tentunya ada sebagian siswa yang masih
belum mempunyai handphone, dan juga kebanyakan siswa yang tak
mampu membeli kuota, jadi kepala sekolah tersebut memberikan
66
berupa dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) oleh siswa yang
mempunyai kartu miskin tetapi bantuan ini hanya seperempat saja
yang mendapatkan dana tersebut, sedangkan jumlah siswa 900, jadi
hanya itu saja yang dibagikan walaupun hanya 200 ribu per siswa
yang diperuntukkan untuk membeli kuota bagi yang mempunyai
kartu PKH (Program Keluarga Harapan), jadi tidak keseluruhan
karena pihak sekolah sudah mendata bagi yang mempunyai kartu
PKH tersebut.
Selama pembelajaran daring masih dilakukan oleh sekolah
terkhusus SMA Negeri 18 Makassar, Peraturan Sekretaris Jenderal
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Kuota Data
Internet Tahun 2020 tembusan dari Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbu) perihal pembagian kuota kepada peserta
didik pada bab 2.
Dikutip berdasarkan hasil dokumen dari Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa :
“A. Pemberian Bantuan, Bantuan diberikan oleh pusat
data dan teknologi informasi melalui operator selular; B.
Bentuk bantuan, bentuk bantuan yang diberikan berupa
kuota data internet; C. Rincian jumlah bantuan, 1. Kuota
umum, yaitu kuota yang dapat digunakan untuk
mengakses seluruh laman dan aplikasi, dan kuota belajar,
yaitu kuota yang hanya dapat digunakan untuk mengakses
laman dan aplikasi pembelajaran, dengan daftar yang
tercantum pada http://kuota-
belajar.kemendikbud.go.id/”.
(D.1/Dokumen/Kemendikbud)
67
Peneliti dapat menyimpul hasil dokumen, yaitu pada Peraturan
Sekretaris Jenderal Nomor 14 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis
Bantuan Kuota Data Internet Tahun 2020 Pasal (1) dan (2) pada bab
2 tentang pemberian, bentuk, dan rincian jumlah bantuan kuota data
internet bahwasannya, peraturan tersebut diperuntukkan oleh para
pelajar, guru dan dosen dengan tujuan bantuan kuota data internet
untuk menunjang pelaksaan belajar dari rumah pada masa pandemi
COVID-19.
Berikut rincian jumlah bantuan kuota internet untuk pelajar,
guru, dan dosen :
Tabel. 5.1
No. Uraian Volume
Pembagian Volume Durasi
Bantuan Kuota
umum
Kuota
belajar
1.
Paket Kuota
Data Internet
Untuk Peserta
Didik
Pendidikan
Anak Usia Dini
(PAUD)
20 GB /
bulan
5 GB /
Bulan
15 GB /
Bulan 4 Bulan
2.
Paket Kuota
Data Internet
Untuk Peserta
Didik Jenjang
Pendidikan
Dasar Dan
Menengah
35 GB /
Bulan
5 GB /
Bulan
30 GB /
Bulan 4 Bulan
3.
Paket Kuota
Data Internet
Untuk Pendidik
42 GB /
Bulan
5 GB /
Bulan
37 GB /
Bulan 4 Bulan
68
Pada PAUD
Dan Jenjang
Pendidikan
Dasar Dan
Menengah
4.
Paket Kuota
Data Internet
Mahasiswa
Dan Dosen
50 GB 5 GB /
Bulan
45 GB /
Bulan 4 Bulan
(Sumber, Salinan PERSESJEN Kemendikbu Nomor 14 Tahun 2020)
4. Penyimpanan Gadget (Ram)
Penyimpanan seringkali menjadi alasan dari para siswa, karena
aplikasi ini tidak semua hp bisa muat untuk zoom apalagi memasuki
masa pandemi dengan sistem pembelajaran daring, jadi aplikasi
media pembelajaran banyak macam dan semua siswa harus
memiliki aplikasi tersebut untuk melancarkan proses pembelajaran.
Dapat dikutip dari hasil wawancara oleh salah satu siswa yaitu
FNR :
“Ram juga kak, karena tidak semua hp ramnya besar, jadi
itu teman-temanku na hapus sebagian aplikasinya supaya
bisa masuk zoom.” (D.21/Wawancara/Siswa/FNR)
Dari hasil wawancara dari FNR bahwa dapat disimpulkan
bahwa, Ram karena tidak semua siswa mempunyai ram yang besar,
dengan ini pemicu dari faktor penghambat ini dikarenakan besaran
aplikasi ini, apalagi setiap siswa dimasa pandemi bukan hanya zoom
yang mereka pakai, bahkan aplikasi seperti google classroom,
69
whatsapp, dan quipper, mereka harus punya untuk melancarkan
proses belajar secara daring.
5. Link Cepat Expired (Kedaluwarsa)
Hal ini banyak di keluhkan oleh siswa dikarenakan linknya yang
cepat expired dengan ini sebagian siswa yang telat bangun
kemungkinan tidak dapat masuk dalam proses pembelajaran
sehingga membuat mereka dialfa setiap kali guru mengabsen.
Dapat dikutip dari hasil wawancara oleh ASN bahwa:
“Faktor penghambatnya juga kak, linknya karena kalau
telat ki bangun tidak bisa miki masuk di zoom, jadi alfa
miki bukan hanya alfa, tidak ditaumi apa na bahas pak
wahyu selama pelajaran sosiologi dimulai”.
(D.22/Wawancara/Siswa/ASN).
Dapat disimpulkan dari hasil wawancara dari salah satu siswa
ASN, bahwa faktor penghambat dari aplikasi zoom ini adalah link
karena ketika kalau kita sengajah ketiduran atau sementara sibuk
dengan hal lain maka, linknya expired. Maka dari itu kemungkinan
besar kita alfa dan ketinggalan materi selama mata pelajaran
sosiologi dimulai.
B. Pembahasan
A. Pengalaman Penggunaan Aplikasi Zoom Sebagai Media Pembelajaran
Sosiologi di SMA Negeri 18 Makassar.
Dalam sistem pembelajaran diperlukan perencanaan yang jelas,
pembuatan perangkat pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran,
media, teknik, dan model pembelajaran yang efektif agar dalam
70
pembelajaran ini dapat dilakukan lebih variatif dan berjalan dengan lancar.
Salah satunya, yaitu SMA Negeri 18 Makassar, dimana selama pandemi
guru sosiologi lebih kepada memanfaatkan teknologi karena dengan cara itu
untuk melanjutkan proses belajar mengajar.
Salah satu media teknologi informasi pembelajaran saat ini yang
digunakan adalah aplikasi zoom karena siswa, dan tenaga pendidik di salah
satu sekolah SMA Negeri 18 Makassar, Aplikasi zoom merupakan layanan
berupa soft ware yang biasa digunakan untuk belajar maupun rapat atau
konferensi. Zoom, sebagai salah satu media komunikasi untuk menunjang
kerja di era pandemi. Aplikasi Zoom membantu para staf perusahaan, siswa,
guru, dan kalangan akademis untuk mempermudah aktivitas atau
melakukan kegiatan belajar mengajar. Dari aplikasi ini sangat memudahkan
untuk guru dan siswa dalam proses belajar mengajar walaupun tidak
langsung.
Tetapi, tidak dengan SMA Negeri 18 Makassar berdasarkan hasil
penelitian yang di peroleh terkait pengalamana penggunaan aplikasi zoom
ini justru kurang efektif di karena ada beberapa kendala dirasakan oleh guru
dan siswa terkhususnya jurusan IIS, alasan dari kurang efektif adalah
kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, dikarenakan guru
tidak bisa mengontrol lebih aktivitas siswa, sehingga siswa semena-mena
melakukan aktivitas lain, bukan itu pula adapun kendala siswa yang dimana
ketika guru ingin mengetahui pengetahuan mereka, mereka justru
71
meninggalkan forum begitu saja. Jadi disini titik kesulitan guru dalam
mengajar melalui aplikasi zoom.
Aplikasi zoom sering dipakai untuk memulai pembelajaran melalui
virtual, tetapi dengan aplikasi ini banyak dari siswa khususnya jurusan IPS
dan guru mengatakan aplikasi ini kurang efektif bagi mereka karena selain
terkendala jaringan dan fasilitas seperti kuota, sebagian siswa mengeluh
akan materi yang di bahas karena sebagaian mereka sulit memahami materi
karena dari sesuai dengan peneliti yang turut ikut serta lebih dapat melihat
guru tersebut lebih kepada model pembelajaran discovery learning tersebut,
dari ketidak efektifan dari suatu media pembelajaran terlebih dahulu dari
aplikasi zoom yaitu mereka lebih kepada fasilitas kuota, dan juga kapasitas
perorangan masuk, dan juga ketergantunga jaringan, yang membuat mereka
kesulitan untuk menerima pembelajaran, bukan hanya itu juga ada pun salah
satu siswa sering juga melakukan kecurangan seperti, saat guru membahas
materi mereka justru . Dari pembelajaran berbasis daring dalam mata
pelajaran sosiologi dengan menggunakan media pembelajaran daring yang
khususnya aplikasi zoom sebagai menunjang untuk berjalannya proses
belajar mengajar.
Dapat di kaitkan temuan hasil dengan teori behaviorisme dari Skinner
berpendapat bahwa, behaviorisme adalah lebih perkuatan (principle of
reinforcement) maka pandangan Skinner sering disebut teori perkuatan operan
(operant reinforcement theory). Dalam hal ini beberapa konsep Skinner, seperti
72
pengondisian operan, perkuatan dan hukuman (Semiun Yustinus,2020:89-103),
dapat dijelaskan, yaitu :
a. Pengondisian operan, dapat didefinisikan sebagai suatu proses tingkah
laku operan (perkuatan positif dan negatif) yang dapat menyebabkan
tingkah laku itu dapat terulang kembali atau menghilang sesuai keinginan.
Yang dimaksud dengan tingkah laku yang sering berulang yaitu ketika
guru mengadakan kuis, sehingga siswa yang mengetahui pertanyaan
tersebut akan menyahut “saya pak !” untuk menjawab pertanyaan dari guru
mata pelajaran yang bersangkutan. Maka disini kita bisa melihat, respon
yang dari siswa tersebut.
b. Perkuatan Positif, perkuatan yang didasarkan prinsip bahwa frekuensi
respon meningkat karena diikuti oleh stimulus mendukung (Hadiah),
diistilahkan dengan perkuatan positif. Apabila setiap stimulus
ditambahkan pada suatu situasi meningkatkan probilitas bahwa suatu
tingkah laku tertentu. Hasil temuan yang dilakukan oleh peneliti
bahwasannya Wahyu selama pembelajaran dengan menggunakan aplikasi
zoom sering kali mengadakan kuis dengan melontarkan pertanyaan terkait
dengan materi yang di sampaikan, maka reward yang akan diberikan
berupa nilai tambahan dari guru tersebut.
c. Perkuatan negatif, perkuatan yang didasarkan prinsip bahwa frekuensi
respon akan meningkatkan karena stimulus yang merugikan (tidak
menyenangkan) dihilangka, diistilahkan dengan perkuatan negatif
(Skinner, 1953 dalam buku Yustinus Semiun 2020:97). Perkuatan negatif
73
dalam menggunakan sistem hadiah. Seseorang yang dihadiahi untuk
tingkah laku yang diinginkan dengan cara menghilangkan sesuatu yang
menyenangkan. Adapun penguatan negatif dan hal ini sering terjadi ketika
apabila guru mata pelajaran sosiologi melontarkan pertanyaan kepada
siswa dan siswa itu belum betul-betul belum paham dengan apa yang
disampaikan, maka respon yang muncul kemungkinan pura-pura tidak
mendengar, atau langsung mengeluarkan dirinya dari pembelajaran
melalui zoom atau beralasan jaringan jelek, hal ini sering terjadi saat kita
mengetes tingkat kemampuan dari siswa.
d. Hukuman positif, tipe hukuman yang sudah biasa dikenal adalah hukuman
positif. Hukuman positif lebih mudah diidentifikasi oleh orang-orang
karena sudah biasa dalam masyarakat. Hukuman positif biasa terjadi bila
stimulus disajikan sesudah tingkah laku yang tidak diinginkan itu kurang
atau dihilangkan. Adapun hal yang sama yang dilakukan oleh guru mata
pelajaran yang bersangkutan bahwa hukuman yang di berikan bagi yang
tidak bisa menjawab pertanyaan adalah dengan sebuah teguran untuk
mempelajari materinya kembali, jadi apabila sesi tanya jawab itu kembali
diadakan maka siswa tersebut dipastikan sudah mengetahui jawabannya
ketika guru bertanya kepadanya.
e. Hukaman negatif, adalah menghilangkan stimulus yang menyenangkan
dengan tujuan untuk mengurangi frekuensi tingkah laku. Biasa tingkah
laku segera berkurang. Hukuman negatif yang sering terjadi yaitu, ketika
proses pembelajaran dimulai banyak hal yang dia lakukan ada yang
74
mengobrol, ada yang menyibukkan diri dengan urusannya sendiri padahal
pembelajran sudah dimulai. Terkadang guru kesel dengan sikap siswa dan
siswi yang tidak menghargai gurunya, maka hukuman yang di berikan
berupa ketegasan sehingga mereka bisa berhenti dengan seketika.
Jadi, inti dari teori yang di kaitkan dengan penelitian ini bahwa teori ini
memandang hadia (reward) atau penguatan sebagai unsur yang paling penting
dalam proses pembelajaran, kita cenderung untuk belajar suatu respon jika
diikuti oleh reinforcement (penguat), karena reward diinterpretasikan sebagai
tingkah laku yang menyenangkan.
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Penggunaan Aplikasi Zoom
Sebagai Media Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 18 Makassar.
Aplikasi zoom ialah aplikasi yang basis online yang memudahkan
diera sekarang yang dimana aplikasi sangat mendukung dalam proses
pembelajaran tanpa bertemu atau tatap muka langsung.
a. Faktor Pendukung
Adapun faktor pendukung dari aplikasi zoom ini ialah, yang
dimana faktor pendukung utamanya bisa bertatap muka langsung
walaupun secara virtual. Dengan adanya aplikasi ini guru dan siswa
sangat memudahkan untuk bertemu langsung dalam proses
pembelajaran, apalagi dengan fitur rekam layar yang dimana fitur ini
dapat di gunakan oleh seluruh teknologi jaman sekarang, yang
merupakan gadget, laptop dan PC, guna dari rekam layar yaitu
kebanyakan siswa menggunakan apabila ia merasa tidak mengerti
75
dengan pembahasan yang dibawakan oleh guru, selain adapun fitur
jadwal yang dimana fitur ini membuat seseorang tepat waktu dalam
proses pembelajaran yang akan dilakukan, selain dari bisa bertatap
muka, dan atur jadwal, adapun video dan voice berkualitas HD (High
Definition), yang dimana kualitas video yang dirasakan peneliti sangat
jerni dan juga dengan suaranya yang sangat jelas.
b. Faktor Penghambat
Faktor utama dari aplikasi zoom yang menjadi penghambat
adalah jaringan yang dimana siswa sangat mengeluhkan jaringan yang
sangat tidak baik, yang dimana siswa tidak semua diwilayahnya
jaringan itu bagus, selain jaringan yang tidak bagus, adapun
penghambat lain yaitu kurangnya partisipasi siswa yang dimana guru
kewalahan dalam menegur siswa karena sebagian dari siswa tersebut
lain yang dibuat seperti ada yang makan, atau pun membahas diluar dari
jam pelajaran, belum lagi apabila guru tersebut membuat diskusi untuk
menguji tingkat pemahaman materi yang disampaikan, hanya sebagaian
kecil siswa yang benar-benar paham akan materi yang di sampaikan,
selebihnya ada yang jujur dengan mengatakan bahwasannya siswa itu
tidak mengerti, dan ada juga siswa yang berpura-pura tidak mendengar
dengan alasan jaringan tidak baik atau terkadang adapun siswa
melakukan kecurangan dengan cara mengganti nama zoom dengan
reconnecting.
76
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sistem pembelajaran diperlukan perencanaan yang jelas, pembuatan
perangkat pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran, media, teknik,
dan model pembelajaran yang efektif agar dalam pembelajaran ini dapat
dilakukan lebih variatif dan berjalan dengan lancar. Dalam pengalaman
penggunaan aplikasi zoom di SMA Negeri 18 Makassar aplikasi ini sangat
kurang efektif dikalangan siswa dan guru, karena aplikasi ini banyak kurang
diminati para siswa dan guru pada saat akan dimulainya proses belajar dan
mengajar.
Adapun faktor pendukung dari aplikasi zoom ini ialah, yang dimana
faktor pendukung utamanya bisa bertatap muka langsung walaupun secara
virtual. Dengan adanya aplikasi ini guru dan siswa sangat memudahkan
untuk bertemu langsung dalam proses pembelajaran, apalagi dengan fitur
rekam layar yang dimana fitur ini dapat di gunakan oleh seluruh teknologi
jaman sekarang, yang merupakan gadget, laptop dan PC.
adapun faktor penghambat dari aplikasi zoom, faktor utama dari
aplikasi zoom yang menjadi penghambat adalah jaringan yang dimana siswa
sangat mengeluhkan jaringan yang sangat tidak baik, yang dimana siswa
tidak semua diwilayahnya jaringan itu bagus, selain jaringan yang tidak
bagus, adapun penghambat lain yaitu kurangnya partisipasi siswa yang
dimana guru kewalahan dalam menegur siswa karena sebagian dari siswa
77
tersebut lain yang dibuat seperti ada yang makan, atau pun membahas diluar
dari jam pelajaran.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, peneliti mengajukan beberapa
saran diantara adalah sebagai berikut :
a. Saran Bagi Guru
Guru lebih mempersiapkan dan merencanakan secara matang keperluan
yang dibutuhkan sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
b. Saran Bagi Siswa
Siswa harus lebih aktif dalam proses pembelajaran walaupun di masa
pandemi seperti ini.
c. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya
Agar, bisa memperluas kembali secara keseluruhan mengenai proses
pembelajaran dengan media daring.
78
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H Dan Supriyono, W. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rieneka Cipta
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Ali, Muh. 1978. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Brahma Akbar Ismail. (2020). Penggunaan Zoom Sebagai Pembelajaran Berbasis
Online Dalam Mata Kuliah Sosiologi Dan Antropologi Pada Mahasiswa
PPKN di STKIP Kusumanegara Jakarta. Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal
AKSARA, 06(02), 97-102
Bagong, Suyanto, Sutina. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif
Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka.
Choiroh Nisaul. (2020). Efektivitas Pembelajaran Daring/E-learning Dalam
Pandangan Siswa,(https://iain-surakarta.ac.id/%EF%BB%BFefektifitas-
pembelajaran-berbasis-daring-e-learning-dalam-pandangan-siswa/, diakses
8 Desember 2020)
Daheri Mirzon, dkk. (2020). Efektivitas Whatsapp Sebagai Media Belajar Daring.
Jurnal Basicedu, 4(4), 775-783.
Darimi, Ismail. (2017). Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Efektif. Jurnal Pendidikan
Teknologi Informasi, 2(1), 111-121
Gheytasi, m, Azizifar, a, & Gowhary, h. (2015). The Effect Smartphone On The
Reading Comprehension Proficiency Of Irian Elf Learners. Procedia-Social
and Behaviorial sciences, 199, 225-230
Hamdani. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Haqien, Danin. 2020. Pemanfaatan Zoom Meeting Untuk Proses Pembelajaran Pada
Masa Pandemi COVID-19. Susunan Artikel Pendidikan. 5(1) : 51-56
Izenstrak, Amanda, and Katie L. Leahy. 2015. Google Classrom For Librarians:
Features and Opportunities. Library Hi Tech News, 32 (9) : 1-3.
Kevin. (2020). Alasan Zoom Banyak Dipakai Untuk Rapat Hingga Kuliah Dari
Rumah, (https://tekno.kompas.com/read/2020/03/24/08020077/alasan-
79
zoom-banyak-dipakai-untuk-rapat-hingga-kuliah-dari-rumah, diakses 24
April 2020).
Keengwe, J & George, D. (2012). The Digital Course Training Workshop For
Online Learning and Teaching. Education and Information Technologies,
17(4), 365-379.
Mandy, Archibald, Rachel and Mavourneen. (2019). Using Zoom
Videoconferencing for Qualitative Data Collection: Preceptions and
Experiences of Reseachers and Participants, International Journal of
Qualitative Methods, 8(1), 1-8
Muhadin, S. A. dan Abdurahman, M. 2011. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia
Mukminan. 1997. Teori Belajar Dan Mengajar. Yogyakarta: P3G IKIP
Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Pikiran Rakyat
Neserly, M K. (2020). Implementasi Zoom, Google Classroom, Whastapp Group
Dalam Mendukung Pembelajaran Daring (Online) Pada Mata Kuliah
Bahasa Inggris Lanjut (Studi Kasus Pada 2 Kelas, Jurusan Administrasi
Bisnis, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Bina Sarana Informatika
Jakarta). Jurnal Aksara Public, 4(2), 155-165
OFM, Semiun, Yustinus. 2020. Teori-teori Kepribadian Behavioristik. Yogyakarta:
PT. Kanisius
Prastowo, Andi. 2012. Metode penelitian kualitatif dalam persfektif rancangan
penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Sadiman, Arif. 2009. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sanaky, Hujair. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insani Press
Sarifa, Gu. 2017. Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK Untuk
Pendidikan dan Pengajaran, (https://www.kompasiana-
com.cdn.ampproject.org, diakses 22 April 2020)
Sukirman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, cv
80
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, cv
Wena, Made. 2016. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara.
Yohana chandra dan Munoto. (2018). Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Menggunakan Model Pembelajaran Langsung Dengan Media
Zoomuserinterface Pada Mata Pelajaran Perakayasa Sistem Atena Kelas XI
SMKN 3 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 7(1), 87-93
Zafira Hilmy Nabila, dkk. (2020). Persepsi Mahasiswa Terhadap Perkuliahan
Daring Sebagai Sarana Pembelajaran Selama Masa Karantina COVID-19.
Jurnal Bisnis dan Kajian Strategi Manajemen, 4(1), 37-45.
81
LAMPIRAN
82
PEDOMAN OBSERVASI
Hari/Tanggal Tempat / Kegiatan
yang diamati
Deskripsi (Apa yang dilihat
dan didengar)
Keadaan Sekolah
Awal membuka
pelajaran
Proses pembelajaran
Partisipasi siswa dalam
belajar mengajar
Sesi tanya jawab
kecurangan
Fitur-fitur pada aplikasi
zoom
Keterampilan dalam
mengajar oleh guru
Keterampilan dalam
menjawab pertanyaan
oleh guru
Faktor pendukung
Faktor penghambat
Keadaan sekitar sekolah
83
PEDOMAN WAWANCARA
Untuk Kepala Sekolah :
1. Kurikulum apa yang diterapkan di sekolah saat ini ?
2. Rpp apa yang digunakan saat ini ?
3. Media pembelajaran apa yang digunakan saat ini ?
4. Apakah ada kendala selama pembelajaran daring saat ini ?
5. Bagaimana upaya bapak dalam menangani kendala tersebut ?
Untuk Guru :
1. Apa yang anda ketahui dengan aplikasi zoom ?
2. Apa kelebihan dari aplikasi zoom ?
3. Berapa Mb kuota yang terpakai saat pembelajaran melalui aplikasi zoom ?
4. Selama pembelajaran melalui aplikasi zoom, apakah ada kendala dengan fitur-
fitur di dalam aplikasi zoom ?
5. Apakah dengan aplikasi zoom sangat efektif untuk proses pembelajaran ?
6. Bagaimana pola pelaksanaan pembelajaran dengan aplikasi zoom ?
7. Bagaimana partisipasi siswa saat belajar dengan menggunakan aplikasi zoom
8. Apakah siswa dapat memahami materi yang telah di sampaikan melalui
aplikasi zoom ?
9. Apakah ada kesulitan saat mengajar melalui aplikasi zoom ?
10. Apa faktor pendukung dan penghambat dari aplikasi zoom ?
Untuk Siswa :
84
1. Apa yang anda ketahui tentang aplikasi zoom ?
2. Apakah ada kesulitan dalam proses pembelajaran sosiologi melalui aplikasi
zoom ?
3. Berapa MB atau GB saat melakukan pembelajaran sosiologi melalui aplikasi
zoom ?
4. Apakah Pak Wahyu sangat terampil dalam mengajari anda melalui aplikasi
zoom ?
5. Apakah ada kendala saat proses pembelajaran melalui aplikasi zoom ?
6. Apakah dengan aplikasi zoom sangat efektif untuk proses pembelajaran ?
7. Bagaimana proses pembelajaran dengan aplikasi zoom ?
8. Bagaimana tanggapan anda tentang materi yang disampaikan melalui aplikasi
zoom ?
9. Dalam proses pembelajaran, apakah anda pernah melakukan kecurangan saat
proses pembelajaran dimulai ?
10. apa faktor pendukung dan penghambat dari aplikasi zoom ?
11. Bagaimana upaya anda dalam menangani hambatan tersebut ?
85
PEDOMAN DOKUMENTASI
No.
Nama Dokumen
(Rincikan Nama
Dokumen)
Sumber (Diperoleh
dari mana)
Deskripsi Singkat Isi
Dokumen
1. Visi dan Misi Sekolah
2. Profil Sekolah Sekolah .
3. SE Kemendikbud Nomor
4 Tahun 2020 Sekolah
5. Data Jumlah Siswa Sekolah
6. Data Jumlah Guru Sekolah
7. Salinan PERSESJEN
Nomor 14 Tahun 2020 Sekolah
86
LEMBAR OBSERVASI
Lembar Observasi
Hari/Tanggal Tempat / Kegiatan
yang diamati
Deskripsi (Apa yang dilihat
dan didengar)
Senin, 21 September
2020 Keadaan Sekolah
Keadaan sekolah saat itu dalam
perbaikan kelas, tidak ada
aktivitas belajar mengajar
karena masa pandemi, lalu
hanya beberapa guru yang
datang, antara lain wakasek
kurikulum, staff bagian dapodik,
staff bagian tata usaha, wakasek
kesiswaan, wakasek humas.
Kamis, 22 Oktober 2020 Awal membuka
pelajaran
pada saat itu pak wahyu
mempersiapkan rpp untuk
mengetahui pembahasan apa
yang harus dia ajarkan ke siswa,
sesudah itu pak wahyu
mengirim melalui grup
whatsapp berupa link kepada
siswa, lalu siswa tersebut masuk
87
kedalam aplikasi zoom untuk
memulai pelajaran.
Kamis, 22 Oktober 2020 Proses pembelajaran
Pada saat itu pak wahyu di awali
dengan mengabsen satu persatu
layaknya dalam kelas tapi pada
saat itu melalui virtual, setelah
itu pak wahyu mulai membuka
pembelajaran dengan materi
Bentuk- bentuk perubahan sosial,
setelah pak wahyu membahas
tentang bentuk-bentuk perubahan
sosial, maka pak wahyu membuat
diskusi kepada siswa, untuk
mengetahui sampai dimana
wawasan setiap siswa tentang
materi yang di sampaikan.
Kamis, 05 November
2020
Partisipasi siswa dalam
belajar mengajar
Terkadang disaat mereka
memasuki aplikasi zoom,
kadang mereka ngobrol bersama
teman-temannya yang lain
kadang juga mereka ada yang
makan dan lain-lain, sehingga
mereka mengabaikan gurunya
yang sementara menjelaskan,
maka dari itu kadang gurunya
juga menegur ke siswa agar
mereka fokus untuk belajar, dan
juga kapasitas orang yang
bergabung itu dibatasi jadi
kadang 2-3 orang tidak masuk.
88
Kamis, 05 November
2020 Sesi tanya jawab
Yang dimana guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
bertanya kepada guru bagi yang
belum mengerti sepenuhnya
tentang pembahasan yang sudah
dibahas
Kamis, 05 November
2020 kecurangan
Ternyata pada saat proses
pembelajaran terkadang ada
siswa yang banyak tingkah,
terkadang apabila memasuki sesi
tanya jawab kadang mereka
berpura-pura minta izin sebelum
menjawab, ada juga siswa yang
mengatur aplikasi zoom dengan
menjadi reconnetting, ada pula
mereka yang beralasan dengan
jaringannya lagi ngadat, ada
juga berbohong kehabisan kuota
padahal mengirimkan tugas
lancar.
Kamis, 05 November
2020
Fitur-fitur pada aplikasi
zoom
Untuk fitur-fitur aplikasi zoom
sudah sangat bagus, baik itu
voice, kualitas kamera, dan fitur-
fitur lainnya. Tetapi, diantara
fitur-fitur tersebut, guru lebih
menggunakan pada fitur mute
(bisu/diam) agar siswa dan guru
lebih fokus dalam proses belajar
dan mengajar
89
Kamis, 05 November
2020
Keterampilan dalam
mengajar oleh guru
Untuk keterampilan guru dalam
mengajar saya fikir itu sudah
jelas karena guru tersebut
langkah demi langkah ia
menjelaskan, cuman hanya
karena jaringan yang di miliki
siswa lain yang kemungkinan
jaringannya tidak mendukung.
Kamis, 05 November
2020
Keterampilan dalam
menjawab pertanyaan
oleh guru
Untuk siswa dalam menjawab
pertanyaan, masih kurang aktif
karena ketergantungan jaringan
yang ia miliki, dari sini peneliti
bisa liat bahwasannya hanya 3
orang yang aktif didalam kelas
apabila guru melontarkan
pertanyaan, dan terkadang ada
siswa yang masih belum paham
dengan materi yang di
sampaikan sehingga mereka
tidak mampu menjawab
pertanyaan
Kamis, 05 November
2020 Faktor pendukung
pendukung dari aplikasi zoom
ini, selain bisa bertatap muka,
setidaknya aplikasi ini sangat
membantu di era pandemi saat
ini karena kenapa aplikasi ini
bisa rekaman layar atau video
record, video hd, dan juga voice
yang sangat jerni, dan juga bisa
mengatur jadwal apabila ingin
90
memulai forum, jadi aplikasi ini
cukup membantu di era pandemi
terkhusus siswa
Kamis, 05 November
2020 Faktor penghambat
1. Selama proses pembelajaran
ini, selain kapasitas
perorangan, kapasitas waktu
yang menunjang mereka dala
proses belajar mengajar
karena mereka menggunakan
aplikasi zoom regular yang
dimana waktu yang diberikan
hanya 40 menit sedangkan
sosiologi 1 kali pertemuan 3
jam pelajaran, maka dari itu
dengan melanjutkan pelajaran
guru tersebut memberikan
link baru apabila waktunya
habis
2. Selama proses pembelajaran
ini, selain kapasitas
perorangan, kapasitas waktu
yang menunjang mereka dala
proses belajar mengajar
karena mereka menggunakan
aplikasi zoom regular yang
dimana waktu yang diberikan
hanya 40 menit sedangkan
sosiologi 1 kali pertemuan 3
jam pelajaran, maka dari itu
dengan melanjutkan pelajaran
guru tersebut memberikan
91
link baru apabila waktunya
habis
Jum’at, 05 November
2020 Keadaan sekitar sekolah
bahwa, meskipun mereka
tinggal di kota, kebanyakan
siswa masih mengeluh dengan
jaringan internet, salah satunya
siswa yang bertempat tinggal
bagian kompleks mangga 3
bagian Blok J atau biasa ada
siswa dari desa moncongloe
yang bersekolah di SMA Negeri
18 Makassar, belum dengan
kartu perdana yang mereka
pakai, karena tidak semua kartu
perdana lancar jaringannya
92
TRANSKRIP WAWANCARA
TRANSKRIP WAWANCARA ANALISIS PENGGUNAAN APLIKASI
ZOOM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA
NEGERI 18 MAKASSAR
Pelaksana Wawancara :
Hari/Tanggal : 26 Oktober 2020
Jam : 10.07-10.27
Tempat : Ruangan Kepala Sekolah
Nama Informan : Laenre, S.Pd., M.H
Profesi : Kepala Sekolah
Pertanyaan-Pertanyaan
Peneliti : Kurikulum apa yang diterapkan di sekolah saat ini ?
Narasumber : kurikulum 2013
Peneliti : Rpp apa yang digunakan saat ini ?
Narasumber : yang digunakan guru-guru saat ini ada dua yang dulu
dengan yang sekarang yang dianjurkan oleh Pak Nadiem.
Peneliti : Media pembelajaran apa yang digunakan saat ini ?
Narasumber : berupa aplikasi-aplikasi.
Peneliti : Apakah ada kendala selama pembelajaran daring saat ini
?
Narasumber : kendala yang saya rasa itu yang biasakan anak-anak itu
ada yang dibawah garis kemiskinan terus terang ada yang
tidak mempunyai handphone tidak bisa beli kuota
kemudian juga mungkin karena kendala apa ya ehh signal
yah kan biasanya guru-guru sementara jaringan sementara
93
mengajar itu, itu semua kendala-kendalanya, anak-anak
juga itu kurang memperhatikan jadwal padahal jadwal itu
sudah di susun oleh wakasek kurikulum bahwa mata
pelajaran ini dan kelas ini jam sekian yah biasa itu tidak
memperhatikan, tapi kan biasa itu jadwal-jadwa itu
dikirim ke guru wali kelasnya dan itu selanjutnya
disampaikan kepada siswa-siswa misalnya hari senin
kelas ini belajar.
Peneliti : Bagaimana upaya bapak dalam menangani kendala
tersebut ?
Narasumber : iya ada upaya, jadii semua teman-teman guru saya suruh,
eehh… mencari tahu apa masalahnya sehingga tidak
terlalu bisa itu pembelajaran daring, tentunya itu tadi
masalahnya ada yang tidak mempunyai hp ada yang tidak
bisa beli kuota, ada ini kuota bantuan ini dari sekolah itu
hanya diperuntukkan untuk bagi yang mempunyai kartu
miskin, itu disini tidak sampai seperempatnya barang kali
itu sementara siswa disini itu kurang lebih 900, itu
biasanya dikasi bantuan dana BOS meskipun dua ratusan,
dari segi persyaratanya itu bisa diberi bantuan pembelian
kuota harus itu tadi harus mempunyai kartu PKH istilah
kartu miskin tidak bisa secara keseluruhan itu di data itu
anak-anak, apalagi sekarang itu anak-anak kebanyakan
begadang begitu saatnya belajar mereka belum bangun,
sakira itu antaranya dari kendalanya.
94
TRANSKRIP WAWANCARA ANALISIS PENGGUNAAN APLIKASI
ZOOM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA
NEGERI 18 MAKASSAR
Pelaksana Wawancara :
Hari/Tanggal : 26 Oktober 2020
Jam : 10.07-10.27
Tempat : Ruangan Kepala Sekolah
Nama Informan : Muh Wahyu Ramadhan, S.Pd.
Profesi : Guru Sosiologi
Pertanyaan-pertanyaan
Peneliti : Apa yang anda ketahui dengan aplikasi zoom ?
Narasumber : ehhh, yang saya ketahui tentang aplikasi zoom ini. Yang
saya ketahui tentang zoom ehhh sebuah aplikasi yang
memudahkan kita berkomunikasi jarak jauh yang bisa
saling, ehh.. bertatapan walaupun melalui telfonn atau
laptop.
Peneliti : Apa kelebihan dari aplikasi zoom ?
Narasumber : kelebihannya, diantara beberapa aplikasi seperti
classroom, quipper, apalagi aplikasi-aplikasi yang lain,
kelebihannya ini kita bisa langsung, ehh… bisa
berinteraksi langsung walaupun tidak langsung sama
siswa, interaksinya kita bisa menjelaskan ke siswa materi-
materi yang kita mau bawakan mau kita ajarkan, jadi itu
mungkin kelebihan kalau kita mau gunakan aplikasi zoom
kita bisa langsung berinteraksi tidak langsung walaupun
melalui ehh, apa hp atau laptop.
Peneliti : Berapa Mb kuota yang terpakai saat pembelajaran melalui
aplikasi zoom ?
Narasumber : kalau mengenai kuota saya tidak terlalu memperhatikan
yang jelasnya saya pake saja, kalau ehhh, kalau kuota ku
95
habis berarti habis saya tidak pernah terlalu
memperhatikan soal begitu pake-pake saja.
Peneliti : Selama pembelajaran melalui aplikasi zoom, apakah ada
kendala dengan fitur-fitur di dalam aplikasi zoom ?
Narasumber : ehhh, kendalanya di zoom itu kitakan pake zoom bukan
zoom premium hanya zoom yang biasa saja yang
maksimalmi itu 30 orang kendalanya ini, ehhh zoom yang
saya pake batas waktunya terlalu sempit itu kendalanya,
batas waktunya terlalu sempit sehingga ehhh, materi yang
saya ajarkan itu tidak efektif tersampaikan ke siswa, tidak
efektif, jadi seperti itu mungkin kendalanya mengenai
waktuji sebenarnya seperti itu tadi kendalanya ehhh…
tidak sepenuhnya siswa masuk di zoom itu terbatas kalau
zoom premiumkan berbayar, mungkin seperti itu
kendalanya.
Peneliti : Apakah dengan aplikasi zoom sangat efektif untuk proses
pembelajaran ?
Narasumber : kurang efekif karena kebanyak siswa terkendala di kuota
dan jaringan, kalau bukan jaringan yah.. kadang full ram
handphonenya, mungkin itu saja.
Peneliti : Bagaimana pola pelaksanaan pembelajaran dengan
aplikasi zoom ?
Narasumber : kalau proses pelaksanaannya, jadi kalau saya di zoom itu
biasanya saya, ajarkan di zoom itu saya menjelaskan dulu
ke siswa, menjelaskan dulu terus biasannya saya juga
memberikan diskusi, diskusi kepada siswa jadi
ehh…memberikan sebuah tugas individu yang dimana
tugas itu dia harus kuasai, jadi kita saling bertukar pikiran
seperti apa pandangan mereka tentang materi yang kita
ajarkan, seperti itu mungkin.
Peneliti : Bagaimana partisipasi siswa saat belajar dengan
menggunakan aplikasi zoom ?
Narasumber : partisipasinya bisa dikatakan kurang aktif yah… kurang
bagus yahh.. karena siswa ini ketika mereka sudah masuk
zoom rata-rata mereka ada yang lain yang dia kerjakan nah
ini yang kita tidak tahu kitakan tidak bisa mengontrol
sepenuhnya kan jadi ehhh…jadi partisipasinya siswa itu
kurang aktif mengenai pembelajaran melalui zoom ini.
96
Kadang mereka meninggalkan ehh… apa meninggalkan
ehh…pembelajaran zoom itu disaat saya menjelaskan
biasa saya tegur juga jadi partisipasinya kurang aktif.
Peneliti : Apakah siswa dapat memahami materi yang telah di
sampaikan melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : kalau soal memahami apa yang dia, ketika saya sudah
menjelaskan biasanya menjelaskan materi saya pasti
bertanya ke siswa tersebut apakah kalian sudah mengerti,
saya tidak tahu apakah dia betul-betul mengerti apa tidak
intinya apa yang dia bilang kesaya dia katanya sudah
mengerti jadi saya biasa menguji, menguji apakah dia
betul-betul mengerti atau pura-pura mengerti selama
menguji dengan menanyakan dengan apa yang saya sudah
sampaikan ke mereka seperti itu sih mungkin.
Peneliti : Apakah ada kesulitan saat mengajar melalui aplikasi zoom
?
Narasumber : kesulitannya tidak bisa bertatap langsung, tidak bisa
menghandle langsung, tidak bisa mengawasi langsung
materi yang kita mau antarkan atau mau sampaikan itu
kurang efektif jadi, mungkin ehh…banyaklah
keterbatasan-keterbatasan yang kita alami selama kita
pembelajaran daring seperti ini.
Peneliti : Apa faktor pendukung dan penghambat dari aplikasi zoom
?
Narasumber : faktor pendukung di aplikasi zoom yaitu keamanan juga
penting untuk kelancaran dalam proses pembelajaran
selama penggunaan zoom bersama siswa, Apalagi ada info
yang beredar bahwa zoom gampangmi diretas, tapi selama
ini menggunakan fitur keamanan alhamdulillah tidak
terjadi ji apa-apa, bahkan lancar-lancar, dan juga Saya
biasa menggunakan juga share screen, dalam proses
belajar mengajar, agar siswa-siswa yang ingin memahami
kembali pembelajaran bisa di screen shot saja materinya,
dan satu lagi Selain mi itu share, bisaka juga atur jadwal,
apalagi saya selaku guru sosiologi sekaligus guru PKN,
yang jadwalnya bisa dikatakan padat. Jadi itu salah satu
faktor pendukung dari saya mungkin itu pendukungnya.
Kalau penghambatnya apa ya, ehhh…yang menghambat
sih sebenarnya ketika tidak ada kuota sih, pasti ketika
tidak ada kuota pasti pembelajaran daring melalui zoom
97
pasti akan tidak terterlaksana itu sih penghambat tidak
adanya kuota, dan juga zoom ini membatasi orang-orang
bisa masuk dalam aplikasi itu, kecuali kalau kita memakai
ehh… zoom premium, zoom premium ini bisa mengakses
banyak orang bahkan bisa seratus orang, dua ratus orang
selama ini saya pakai zoom yang biasa saja, yang bisa
mengakses sekitar 30 orang dan 20 orang.
98
TRANSKRIP WAWANCARA ANALISIS PENGGUNAAN APLIKASI
ZOOM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA
NEGERI 18 MAKASSAR
Pelaksana Wawancara :
Hari/Tanggal : 09 November 2020
Jam : 10.30-11.00
Tempat : Ruangan Guru SMA Negeri 18 Makassar
Nama Informan : Apriliya Trinanda Rimal
Profesi : Siswa
Pertanyaan-pertanyaan
Peneliti : Apa yang anda ketahui tentang aplikasi zoom ?
Narasumber : kalau aplikasi zoom itu biasa dipakai memang untuk eh..
belajar online toh, dari sekarang memang, mulai dari SD
sampai anak SMA pakai itu na gunakan untuk mungkin masa
kini karena endak bisa ki tatap muka.
Peneliti : Apakah ada kesulitan dalam proses pembelajaran sosiologi
melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : ada, mungkin dari segi eh.. teknologi juga karena kayak hp
biasa ada juga teman-teman yang kurang eh…kurang
ramnya begitu.
Peneliti : Berapa MB atau GB saat melakukan pembelajaran sosiologi
melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : sekitar 500 Mb
Peneliti : Apakah Pak Wahyu sangat terampil dalam mengajari anda
melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : terampil ji kak.
Peneliti : Apakah ada kendala saat proses pembelajaran melalui
aplikasi zoom ?
99
Narasumber : pasti ada kendala, karena bagaimana dih aplikasi belajar
sekarang memang, tidak hanya zoom ji ada lainnya jadi
mungkin kesulitan dalam masalah ram begitu, karena tidak
semua orang punya ram tinggi toh..
Peneliti : Apakah dengan aplikasi zoom sangat efektif untuk proses
pembelajaran ?
Narasumber : tidak efektif ki, karena kalau di dalam zoom biasa ke
terganggu lagi jaringan begitu. Jadi, biasa tersendak-sendak
ki caranya mengajar guru.
Peneliti : Bagaimana proses pembelajaran dengan aplikasi zoom ?
Narasumber : biasa ada guru yang na gunakan aplikasi zoom untuk
mengabsen, terus selesai mengabsen nanti dia kirim tugasnya
lewat aplikasi whatsapp begitu.
Peneliti : Bagaimana tanggapan anda tentang materi yang disampaikan
melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : dehh.. kalau saya kurang mengerti, karena mungkin
bagaimana dih..ehh..faktor kebiasaanmi kapang kalau
memang tidak mengerti biasa bertanya ki langsung kalau
begini sekolahki langsungki tanya, tapi ini biasa eh…malas
tommiki bertanya malas tommiki menjelaskan sudahmi, jadi
biasa malas miki.
Peneliti : Dalam proses pembelajaran, apakah anda pernah melakukan
kecurangan saat proses pembelajaran dimulai ?
Narasumber : iye biasa memang curang toh, karena endak mengerti miki
apa pasti otomatis bertanya sama temanta.
Peneliti : apa faktor pendukung dan penghambat dari aplikasi zoom ?
Narasumber : faktor pendukungnya itu, mungkin lewat situ mi orang cara
satu-satunya, lewat situ mi untuk mau belajar ini karena, di
liat kondisi sekarang tidak sekolah. Kalau penghambat, mulai
dari itu ji hp, terus juga itu jaringan, jadi mungkin itu bisa
terhambat ki pembelajaran gara-gara itu.
Peneliti : Bagaimana upaya anda dalam menangani hambatan tersebut
?
Narasumber : kan hambatan yang paling sering terjadi itu kalau dalam
proses belajar mengajar melalui zoom itu kendalanya biasa
dijaringan kak, nah biasa kadang adaji guru yang mengerti
100
kalau susahmi dilanjutkan penjelasan materinya dilihat juga
dari durasi pertemuannya yang sempit jadi biasanya minta
penjelasan kembali yang kirimkan melalui whatsapp group
terkhusus mapel itu sendiri.
Peneliti : apa kelebihan dan kekurangan dari aplikasi zoom ?
Narasumber : kelebihannya bisa pake untuk belajar online, kalau
kekurangannya mungkin begitumi eh.. kurang mengertian
karena biasa juga jaringan yang tidak mendukung jadi biasa
tersendak-sendak ki jaringan.
101
TRANSKRIP WAWANCARA ANALISIS PENGGUNAAN APLIKASI
ZOOM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA
NEGERI 18 MAKASSAR
Pelaksana Wawancara :
Hari/Tanggal : 09 November 2020
Jam : 10.30-11.00
Tempat : Ruangan Guru SMA Negeri 18 Makassar
Nama Informan : Fitriah Ninsi Ramadhani
Profesi : Siswa
Pertanyaan-pertanyaan
Peneliti : Apa yang anda ketahui aplikasi zoom ?
Narasumber : aplikasi zoom itu salah satu aplikasi pembelajaran online
yang sekarang itu lagi marak-maraknya dipakai dari
sekolah dari setiap sekolah.
Peneliti : Apakah ada kesulitan dalam proses pembelajaran
sosiologi melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : ada, yang pertama mungkin dalam keterbatasan anggota
dan keterbatasan waktu juga, kan ada juga biasa hanya 45
menit jadi kayak setengah-setengah saja kita dapat materi,
kita belum pahami, kita mau bertanya tapi habis waktu.
Peneliti : Berapa MB atau GB saat melakukan pembelajaran
sosiologi melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : dibandingkan dari aplikasi lain, zoom paling banyak ambil
kuota kak, biasa itu 500 Mb.
Peneliti : Apakah Pak Wahyu sangat terampil dalam mengajari anda
melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : kalau menurut saya toh kak, cara mengajarnya itu dia
bagus dari beberapa guru-guru karena di toh kak apa
102
dih..lebih kayak ehh.. dia kaya ikuti mauta kak, kadang
ada biasa guru mau di ikuti maunya kan kita beda rana ki
kita toh kak, orang tua sama anak-anak, di kayak lebih
asyik, dan kebanyakan anu sih kak, kayak bercanda tapi
belajar.
Peneliti : Apakah ada kendala saat proses pembelajaran melalui
aplikasi zoom ?
Narasumber : ada, karena biasa juga kak, eh… apa dih mulai dari
aplikasinya saja apa biasa kalau misalnya linknya biasa
cepat kadalwarsa, atau eh.. keterbatasan anu juga tadi
ehh.. keterbatasan orang-orang di dalamnya, jaringan juga
biasa kadang tidak mendukung.
Peneliti : Apakah dengan aplikasi zoom sangat efektif untuk proses
pembelajaran ?
Narasumber : tidak, karena dari pribadi saya sendiri saya kurang apa
dihh… bukan mau dibilang tidak mau belajar nah kak
kurang dapat ka pemahaman dari sini karena yang
pertama mulai dari biasa kebanyakan guru hanya kasih
saja tugas pertemuan di zoom hanya eh.. absen dan sedikit
pembahasan materi menurut saya itu ini bukan
pembahasan, cuman begini-begini saja, dia tidak bahas
soal-soal yang nanti di kerjakan.
Peneliti : Bagaimana proses pembelajaran dengan aplikasi zoom ?
Narasumber : pertama itu kak, di sampaikan dulu dalam grup kelas
bahwa ada materi ini tugasnya begini-begini nanti kita
akan sedikit pembahasan dan absen di link zoom.
Peneliti : Bagaimana tanggapan anda tentang materi yang
disampaikan melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : untuk saat ini saya kurang paham mungkin karena jangka
waktu yang sedikit karena di zoom itu hanya 45 menit ji
kak.
Peneliti : Dalam proses pembelajaran, apakah anda pernah
melakukan kecurangan saat proses pembelajaran dimulai
?
Narasumber : Alhamdulillah kak tidak pernah, dan tidak mau
Peneliti : apa faktor pendukung dan penghambat dari aplikasi zoom
?
103
Narasumber : kalau pendukungnya mungkin, kita bisa saling ehh.. apa
dihh.. kita bisa saling bertatap muka secara virtual dan
kemudian lebih kalau saya pribadi, lebih enak kurasa
belajar lewat zoom dari pada belajar kayak di kasih saja
tugas di foto lalu dikasih masuk didalam grup itu lebih
tidak efektif dari pada ini. Kalau penghambatnya kak toh
keterbatasan jaringan, Ram juga kak, karena tidak semua
hp ramnya besar, jadi itu teman-temanku na hapus
sebagian aplikasinya supaya bisa masuk zoom.
Peneliti : Bagaimana upaya anda dalam menangani hambatan
tersebut ?
Narasumber : upaya ku saya toh kak, yaitu ku periksa memang mi
jaringanku, terus supaya bisaka masuk di zoom saya
pantau hp kak untuk mapelnya pak wahyu, kapan tidak
saya pantau ya.. tidak bisa masuk tertinggal pelajaran ma.
Peneliti : apa kelebihan dan kekurangan dari aplikasi zoom ?
Narasumber : kekurangannya mungkin ehh.. apadih… kalau dari anu
grup grup saja kayak kurang sekali pemahaman, sedangkan
kelebihan lewat aplikasi zoom mungkin adalah sediki itu
pun kalau bertanya ki lagi kak, kalau tidak yah tidak.
104
TRANSKRIP WAWANCARA ANALISIS PENGGUNAAN APLIKASI
ZOOM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA
NEGERI 18 MAKASSAR
Pelaksana Wawancara :
Hari/Tanggal : 09 November 2020
Jam : 10.30-11.00
Tempat : Ruangan Guru SMA Negeri 18 Makassar
Nama Informan : Aulia Salsabila Nur
Profesi : Siswa
Pertanyaan-pertanyaan
Peneliti : Apa yang anda ketahui aplikasi zoom ?
Narasumber : aplikasi itu zoom itu sebagai pengganti proses
pembelajaran tatap muka.
Peneliti : Apakah ada kesulitan dalam proses pembelajaran
sosiologi melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : saya kurang memahami pembahasan, melalui aplikasi
zoom. Dan juga jaringan yang kadang kurang mendukung.
Peneliti : Berapa MB atau GB saat melakukan pembelajaran
sosiologi melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : Sekitar 500 Mb.
Peneliti : Apakah Pak Wahyu sangat terampil dalam mengajari anda
melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : menurut saya cukup terampil karena ehh… banyak biasa
eh.. apa menerangkan dulu biasa membahas materi dulu
baru memberi tugas
105
Peneliti : Apakah ada kendala saat proses pembelajaran melalui
aplikasi zoom ?
Narasumber : menurut saya, kendalanya itu paling cuman jaringan kayak
gitu-gitu ji kak.
Peneliti : Apakah dengan aplikasi zoom sangat efektif untuk proses
pembelajaran ?
Narasumber : untuk saat ini sangat efektif karena eh.. menggantikan
tatap muka kan jadi di pakai aplikasi zoom
Peneliti : Bagaimana proses pembelajaran dengan aplikasi zoom ?
Narasumber : seperti yang saya bilang tadi, kadang menjelaskan dulu di
aplikasi zoom terus memberi tugas nanti dikumpul di
aplikasi whatsapp begitu, terus juga absen.
Peneliti : Bagaimana tanggapan anda tentang materi yang
disampaikan melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : menurut pengalaman pribadi dalam beberapa bulan ini
sudah menggunakan aplikasi zoom ada beberapa materi
yang saya tidak mengerti dan ada juga yang saya mengerti
lewat aplikasi zoom.
Peneliti : Dalam proses pembelajaran, apakah anda pernah
melakukan kecurangan saat proses pembelajaran dimulai
?
Narasumber : kalau melakukan kecurangan tidak, dan itu sudah tidak
akan dilakukan.
Peneliti : apa faktor pendukung dan penghambat dari aplikasi zoom
?
Narasumber : faktor pendukungnya itu, inikan aplikasi sebagai
pengganti tatap muka jadi saya cukup efektif terus
penghambatnya itu paling cuman jaringan terus
keterbatasan juga, dan Faktor penghambatnya juga kak,
linknya karena kalau telat ki bangun tidak bisa miki masuk
di zoom, jadi alfa miki bukan hanya alfa, tidak ditaumi apa
na bahas pak wahyu selama pelajaran sosiologi dimulai.
Peneliti : Bagaimana upaya anda dalam menangani hambatan
tersebut ?
Narasumber : karena di masa pandemi ini zoom sudah menjadi aplikasi
yang sering digunakan bagi siswa atau siswi, kendalanya
106
ini hanya di jaringan cara saya mengatasinya itu 5 menit
sebelum mulai zoom toh kak, saya cek dulu jaringanku
apakah ini jaringan bagusji untuk masuk atau tidak.
Peneliti : apa kelebihan dan kekurangan dari aplikasi zoom ?
Narasumber : kelebihannya, menurut saya aplikasi zoom ini
kelebihannya cukup berguna untuk ehh… saat seperti
pandemi. Kekurangannya, seperti tadi kak jaringan, terus
keterbatasa, sulit dimengerti pembahasannya.
107
TRANSKRIP WAWANCARA ANALISIS PENGGUNAAN APLIKASI
ZOOM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA
NEGERI 18 MAKASSAR
Pelaksana Wawancara :
Hari/Tanggal : 09 November 2020
Jam : 10.30-11.00
Tempat : Ruangan Guru SMA Negeri 18 Makassar
Nama Informan : Rezky Wira Hidayah
Profesi : Siswa
Pertanyaan-pertanyaan
Peneliti : Apa yang anda ketahui aplikasi zoom ?
Narasumber : aplikasi zoom itu kak eh.. aplikasi untuk tatap muka
melalui video, semacam video call.
Peneliti : Apakah ada kesulitan dalam proses pembelajaran
sosiologi melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : ada, yaitu dalam jaringan karena biasanya itu jaringan
tidak menentu juga.
Peneliti : Berapa MB atau GB saat melakukan pembelajaran
sosiologi melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : Sekitar 500Mb-1Gb
Peneliti : Apakah Pak Wahyu sangat terampil dalam mengajari
anda melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : terampil.
Peneliti : Apakah ada kendala saat proses pembelajaran melalui
aplikasi zoom ?
Narasumber : itu kak jaringan, kendalanya itu kak dalam jaringan,
dengan hp juga ada yang kecil ramnya
108
Peneliti : Apakah dengan aplikasi zoom sangat efektif untuk
proses pembelajaran ?
Narasumber : tidak, tidak terlalu.. karena itumi juga kak karena
ramnya itu biasa kayak kecilki toh jadi kalau mauki
buka biasa itu lalot ki juga.
Peneliti : Bagaimana proses pembelajaran dengan aplikasi zoom
?
Narasumber : kalau pak wahyu biasanya kirim soal, terus di kerja
sesudah itu selesai di kirim dan juga kirim foto.
Peneliti : Bagaimana tanggapan anda tentang materi yang
disampaikan melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : mengerti ja juga, tapi tidak terlalu bagaimana, berbeda
juga di jelaskan secara langsung karena kalau di
jelaskan secara langsung itu lebih rinci.
Peneliti : Dalam proses pembelajaran, apakah anda pernah
melakukan kecurangan saat proses pembelajaran
dimulai ?
Narasumber : pernah kak, kalau misalnya ditanyaki kadang buka
google.
Peneliti : apa faktor pendukung dan penghambat dari aplikasi
zoom ?
Narasumber : Selain tatap muka toh kak, suaranya juga jerni kak jelas
sekali apa yang disampaikan sama pak wahyu kak
mengenai materi yang disampaikan sangat jelas. Kalau
faktor penghambatnya itu itumi keterbatasan jaringan
Peneliti : Bagaimana upaya anda dalam menangani hambatan
tersebut ?
Narasumber : upaya untuk menangani hambatan selama belajar
melalui aplikasi zoom mungkin dengan cara
meningkatkan kualitas jaringan yang digunakan
misalnya membeli kuota, yang dimana salah satu
hambatannya yaitu karena jaringan. Selain itu karena
hambatannya ada penjelasan guru yang kurang di
mengerti jadi upaya yang dilakukan yaitu dengan
bertanya secara pribadi dengan guru tersebut.
Peneliti : apa kelebihan dan kekurangan dari aplikasi zoom ?
109
Narasumber : kelebihannya, bisa bertatap muka jarak jauh,
kekurangannya jaringan kadang tidak mendukung.
110
TRANSKRIP WAWANCARA ANALISIS PENGGUNAAN APLIKASI
ZOOM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA
NEGERI 18 MAKASSAR
Pelaksana Wawancara :
Hari/Tanggal : 09 November 2020
Jam : 10.30-11.00
Tempat : Ruangan Guru SMA Negeri 18 Makassar
Nama Informan : Razkya Awalya
Profesi : Siswa
Pertanyaan-pertanyaan
Peneliti : Apa yang anda ketahui aplikasi zoom ?
Narasumber : aplikasi zoom adalah suatu aplikasi yang dimana sistemnya
itu terdapat didalamnya sebuah video meet gabungan. Jadi,
memungkinkan untuk orang-orang bisa berhadapan dalam
suatu diskusi sehingga dapat diskusi secara online tanpa
ketemu langsung.
Peneliti : Apakah ada kesulitan dalam proses pembelajaran sosiologi
melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : iya ada pasti, yang pertama mengenai kuota apalagi kalau
misalnya ada sekolah-sekolah yang tidak kebagian kuota
belajar, nah itu bisa menyulitkan siswanya karena
keterbatasan kuota internet, selanjutnya adalah jaringan.
Jaringan itu juga bisa menyulitkan karena biasa ada siswa
berada di luar daerah jadi disitu mungkin mereka kesulitan
akan jaringannya.
Peneliti : Berapa MB atau GB saat melakukan pembelajaran sosiologi
melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : 500Mb-1Gb
Peneliti : Apakah Pak Wahyu sangat terampil dalam mengajari anda
melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : menurut saya terampil, terampil dalam menyelesaikan
persoalan karena sebelum memulai pembelajaran kita
111
disuruh mencari sebuah topik yang dimana topik tersebut
diangkat dengan argumen masing-masing dia bisa
menyelesaikan persoalan yang bisa kita jabarkan dalam
argumen tersebut.
Peneliti : Apakah ada kendala saat proses pembelajaran melalui
aplikasi zoom ?
Narasumber : iya ada kendala kak, pertama materinya sulit dijangkau untuk
secara online tidak bisa langsung karena ada siswanya,
karena ada siswa yang sulit menerima materi secara online
ada juga bisa menerima materi secara online.
Peneliti : Apakah dengan aplikasi zoom sangat efektif untuk proses
pembelajaran ?
Narasumber : iya efektif, karena mauki apa lagi kalau misalnya tidak ada
aplikasi zoom yang memadai kita untuk melakukan
pembelajaran jadi kalau menggunakan aplikasi-aplikasi lain
itu juga sulit sebenarnya kalau bukan secara tatap muka
melalui laptop atau handphone.
Peneliti : Bagaimana proses pembelajaran dengan aplikasi zoom ?
Narasumber : pertama itu dia kirim tugas berupa soal kita kerjakan, bisa
juga pas kelas 1 dia absen ki dulu melalui aplikasi zoom disitu
mi kita di suruh untuk membaca materi dan menjawab soal
di aplikasi zoom.
Peneliti : Bagaimana tanggapan anda tentang materi yang disampaikan
melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : secara pribadi saya, mengerti karena secara sosiologi itu
merupakan sosial jadi kehidupan-kehidupan yang pernah
juga dijalankan bisalah di mengerti.
Peneliti : Dalam proses pembelajaran, apakah anda pernah
melakukan kecurangan saat proses pembelajaran dimulai ?
Narasumber3 : kalau saya tidak pernah kak.
Peneliti : apa faktor pendukung dan penghambat dari aplikasi zoom ?
Narasumber : faktor pendukung yang pertama, sebagai wadah untuk
diskusi karena saya lihat bukan cuman sekolah tapi dari
perusahaan sama orang-orang besar pun menggunakan
aplikasi zoom untuk melakukan diskusi jadi ini merupakan
suatu faktor pendukung tanpa bertemu langsung karena disini
112
wabah covid mungkinkan bertemu secara tatap muka jadi ini
merupakan faktor-faktor pendukungnya kak, kalau faktor
penghambatnya mungkin untuk kita ini yang terbatasan akan
internet dan jaringannya diluar daerah yang terpencil seperti
di desa itu saja kak faktor-faktor penghambatnya
Peneliti : Bagaimana upaya anda dalam menangani hambatan tersebut
?
Narasumber : upaya saya dalam mengatasi hambatan dalam proses
pembelajaran melalui aplikasi zoom adalah sebisa mungkin
untuk saya menggunakan jaringan yang cepat khususnya
telkomsel.
Peneliti : apa kelebihan dan kekurangan dari aplikasi zoom ?
Narasumber : kelebihannya itu yang pertama, bisa tatap muka, kalau
kekurangannya biasa melebihi kapasitas, jadi orang-orang
yang mungkin terlambat dalam aplikasi jadi tidak bisa
masuk.
113
TRANSKRIP WAWANCARA ANALISIS PENGGUNAAN APLIKASI
ZOOM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA
NEGERI 18 MAKASSAR
Pelaksana Wawancara :
Hari/Tanggal : 09 November 2020
Jam : 10.30-11.00
Tempat : Ruangan Guru SMA Negeri 18 Makassar
Nama Informan : Ela Apriliya
Profesi : Siswa
Pertanyaan-pertanyaan
Peneliti : Apa yang anda ketahui aplikasi zoom ?
Narasumber : aplikasi zoom itu kak, ehh aplikasi untuk meeting atau
belajar online, saling bertatap muka.
Peneliti : Apakah ada kesulitan dalam proses pembelajaran
sosiologi melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : kalau anuku saya kak, paling jaringan tidak adami kendala
lain, ituji jaringan ji saja.
Peneliti : Berapa MB atau GB saat melakukan pembelajaran
sosiologi melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : itu hari toh kak sempatka liat kalau tidak salah 500 mb,
kalau tidak 1 Gb, ituji kak, tergantung waktunya kak,
berapa lama proses belajarnya.
Peneliti : Apakah Pak Wahyu sangat terampil dalam mengajari anda
melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : ehmmm…terampilji kak
Peneliti : Apakah ada kendala saat proses pembelajaran melalui
aplikasi zoom ?
Narasumber : kendalanya cuman jaringan saja, tidak ada mi kendala lain.
114
Peneliti : Apakah dengan aplikasi zoom sangat efektif untuk proses
pembelajaran ?
Narasumber : efektif sekali kak, apalagi sekarang aplikasi zoom kalau
tidak salah ada untuk na rekam layar jadi bisa sambil na
jelaskanki itu kak yang menurutku yang bikin efektif.
Peneliti : Bagaimana proses pembelajaran dengan aplikasi zoom ?
Narasumber : pertama itu kak natanya ki bilang ehh…ada tugas terus na
suruh meki ikut zoom baru na suruh meki lagi anu
ehhhh… najelaskan, nanti kembali lagi ke whatsapp na
tanya meki ini soalnya dek.
Peneliti : Bagaimana tanggapan anda tentang materi yang
disampaikan melalui aplikasi zoom ?
Narasumber : ada sebagian tidak kumengerti kak, ada juga sebagian ku
mengerti, biasa kalau mauki bertanya biasa juga tidak na
bati-batiki bapak, biasa juga na bati-batiki tapi biasa juga
tidak.
Peneliti : Dalam proses pembelajaran, apakah anda pernah
melakukan kecurangan saat proses pembelajaran dimulai
?
Narasumber : pernah kak, kalau bertanya ki itu keluarka biasa kak,
karena biasa jaringan kak, biasa juga keluarka, pas
menjelaskan bapak na loading jadi biasa tidak masukki di
otakku baru mauki bertanya, justru dia bertanya duluan
jadi mending keluar.
Peneliti : apa faktor pendukung dan penghambat dari aplikasi zoom
?
Narasumber : kalau pendukungnya itu kak, menurutku itu tadi yang bisa
rekam layar baru na kasih jelaskanki terus
penghambatnya, cuman jaringanji saja, dan juga kak fitur
share screen dengan adanya fitur share screen ini na
mudahkanka dalam belajar, setiap materi yang
disampaikan, kan ada soalnya esai nanti dikirim lewat
whastapp, nah setiap slide yang ditampilkan di zoom saya
screen shot, jadi nanti mudah meka cari jawaban.
Peneliti : apa kelebihan dan kekurangan dari aplikasi zoom ?
115
Narasumber : samaji juga kak, itu ji kayaknya bisa rekam, terus na
jelaskanki kembali, tapi kekurangannya lagi jaringan
biasa loadingki kak
116
LEMBAR DOKUMEN
No.
Nama Dokumen
(Rincikan Nama
Dokumen)
Sumber (Diperoleh
dari mana) Deskripsi Singkat Isi Dokumen
1. Visi dan Misi Sekolah
Visi & Misi
Visi
Menjadi sekolah yang unggul
dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi,
religius yang berwawasan
global dan peduli lingkungan.
Misi Sekolah
Mengaktualisasikan
ajaran agama secara
konsekuen
Melaksanakan
Managemen partisipatif
berbasis pelayanan prima
Melaksanakan proses
pembelajaran kualitas
Memberikan bakat dan
minat siswa dalam
kegiatan ektrakulikuler
Meningkatkan
profesionalisme guru dan
staf tata usaha yang
berbasis kinerja
Mewujudkan kemitraan
dan seluruh stageholder
menuju sekolah yang
unggul
Memaksimalkan
kecintaan lingkungan
dengan upaya mencegah
terjadinya pencamaran
lingkungan
117
Memaksimalkan
kecintaan lingkungan
dengan upaya mencegah
terjadinya kerusakan
lingkungan
Memaksimalkan
kecintaan lingkungan
dengan upaya menjaga
pelestarian lingkungan.
2. Profil Sekolah Sekolah Data-data mengenai SMA Negeri
18 Makassar.
3. SE Kemendikbud Nomor
4 Tahun 2020 Sekolah
Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease
(Covid- 1 9)
6. Data Jumlah Siswa Sekolah
Data yang berisikan jumlah siswa
sesuai dengan tingkatan atau kelas
secara keseluruhan
7. Data Jumlah Guru Sekolah
Data yang berisikan jumlah guru
dan tenaga pendidik di SMA
Negeri 18 Makassar secara
keseluruhan.
9. Salinan PERSESJEN
Nomor 14 Tahun 2020 Sekolah
Peraturan Sekretaris Jenderal
Nomor 14 Tahun 2020 Tentang
Petunjuk Teknis Bantuan Kuota
Data Internet Tahun 2020
118
DOKUMENTASI
GAMBAR PROSES BELAJAR MENGAJAR MELALUI APLIKASI ZOOM
GAMBAR WAWANCARA BERSAMA GURU
GAMBAR WAWANCARA BERSAMA KEPALA SEKOLAH
GAMBAR WAWANCARA BERSAMA SISWA
120
120
RIWAYAT HIDUP
Febri Yanti Irawan, lahir di Makassar, Provinsi
Sulawesi Selatan pada tanggal 02 Februari 1998,
merupakan anak pertama dari 6 bersaudara .
Peneliti lahir dari pasangan suami istri Bapak Irwan
dan Jusni. pendidikan pertamanya di TK Aisyiah
pada tahun 2004, kemudian melanjutkan Sekolah
Dasar di SDN Mannuruki II dan lulus pada tahun
2010. Pada tahun itu juga penulis melanjutkan Pendidikan di Sekolah Menengah
Pertama di SMP Negeri 25 Makassar dan tamat pada tahun 2013. Kemudian
melanjutkan Sekolah Menengah atas di SMA Negeri 18 Makassar pada tahun yang
sama dan selesai pada tahun 2016. Pada tahun 2016 juga penulis melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar
(Unismuh) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Sosiologi.