analisis pengendalian kualitas produk akhir/analisis-pengendalian...produk dengan standar mutu yang...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR
LONGDRESS JONATHAN MARTIN DENGAN METODE C-CHART
PADA PT. VINSA MANDIRA UTAMA - SUKOHARJO
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Ahli Madya Manajemen Bisnis
Oleh :
RISKI NICKO ARDIANTO
F3509060
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
ABSTRAK
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR LONGDRESS JONATHAN MARTIN DENGAN METODE C-CHART PADA PT. VINSA
MANDIRA UTAMA - SUKOHARJO
RISKI NICKO ARDIANTO F3509060
Pengendalian kualitas merupakan usaha untuk mempertahankan kualitas
produk dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan juga untuk menekan jumlah produk cacat yang dihasilkan. Dapat dikatakan dengan melaksanakan pengendalian kualitas pada perusahaan akan dapat mendapatkan keuntungan ganda, yaitu bisa meningkatkan laba perusahaan dan menekan biaya kecacatan produk. Dalam upaya melakukan pengendalian kualitas yang optimal, perusahaan perlu melakukan sistem pengendalian kualitas mulai dari bahan baku, proses produksi sampai pada produk akhir.
Dalam hal ini, penulis melakukan penelitian mengenai pengendalian kualitas produk longdress Jonathan Martin periode tahun 2011 pada PT. Vinsa Mandira Utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung proses pembuatan longdress, mengetahui rata-rata kecacatan longdress, mengetahui kecacatan longdress yang out of control, mengetahui jumlah persentase masing-masing kerusakan longdress dan mengetahui penyebab kerusakan pada produk akhir longdress.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari data jumlah produksi longdress Jonathan Martin tahun 2011 sebanyak 235.335 unit dan data jumlah produk yang cacat sebanyak 1923 unit dengan menggunakan diagram c-chart, maka dapat diketahui rata-rata kecacatan produk sebesar 160,25 dengan batas pengendali atas (UCL) sebesar 198,2269 dan batas pengendali bawah (LCL) sebesar 122,2730. Terlihat bahwa masih ada kecacatan produk yang mengalami out of control, yaitu pada bulan April, Juni dan November. Sedangkan analisis menggunakan diagram Pareto dapat diketahui persentase jenis kecacatan yang paling banyak adalah jahitan loncat sebesar 33,59 %. Berdasarkan analisis menggunakan diagram sebab akibat, diketahui penyebab dari kecacatan produk yang paling dominan terjadi karena kurangnya konsentrasi dan pengawasan akibat kelelahan serta kurangnya perawatan rutin pada mesin mengakibatkan sering menyebabkan terjadinya kecacatan produk akhir longdress.
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang diberikan penulis kepada perusahaan adalah meningkatkan pengawasan pada karyawan agar kinerja karyawan bisa lebih optimal, memperhatikan pemeliharaan mesin-mesin produksi serta melampirkan instruksi pengoperasian mesin produksi yang disertai dengan penjelasan secara lisan maupun tulisan (SOP) dan memperhatikan kualitas pada bahan baku yang digunakan, sehinga banyaknya produk yang cacat dapat diminimalkan. Kata kunci : Pengendalian kualitas longdress dengan c-chart, metode pengendalian
kualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan judul:
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR LONGDRESS
JONATHAN MARTIN DENGAN METODE C-CHART PADA PT. VINSA
MANDIRA UTAMA SUKOHARJO
Surakarta, 2 Juli 2012
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing:
Reza Rahardian, S.E., M.Si.
NIP: 19740609 200012 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan judul:
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR LONGDRESS
JONATHAN MARTIN DENGAN METODE C-CHART PADA PT. VINSA
MANDIRA UTAMA SUKOHARJO
Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir
Program Studi Diploma 3 Manajemen Bisnis
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 18 Juli 2012
Tim Penguji Tugas Akhir:
Deny Dwi Hartono, S.E., M.Si. _________________
NIP. 19831210 200812 1 002 (Penguji)
Reza Rahardian, S.E., M.Si. _________________
NIP. 19740609 200012 1 001 (Pembimbing)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan (QS. Alam
Nasyroh: 5).
Beribadahlah seakan akan kamu akan mati besok, dan bekerjalah seakan-akan
kamu akan hidup untuk selamanya (Penulis).
Kesuksesan itu adalah sebuah proses (Penulis).
Cita-cita adalah impian yang bertanggal (Penulis).
Saat berbicara mode, berenanglah mengikuti arus. Saat berbicara prinsip,
tegarlah seperti batu karang (Thomas Jefferson).
Karya ini kupersembahkan kepada:
- Bapak dan Ibu tercinta
- Adik-adikku yang kusayang
- Erlina Praditasari
- Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir dengan judul Analisis
Pengendalian Kualitas Produk Akhir Longdress Jonathan Martin Dengan
Metode C-chart Pada PT. Vinsa Mandira Utama Sukoharjo ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli
Madya pada Program Diploma 3 Program Studi Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
Dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini:
1. Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret.
2. Sinto Sunaryo, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D3 Manajemen Bisnis
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Reza Rahardian, S.E., M.Si selaku Pembimbing Tugas Akhir yang telah
memberikan pengarahan selama penyusunan tugas akhir.
4. Ibu dan Bapakku tercinta, yang dengan tulus ikhlas memberikan dukungan moral
dan material serta kasih sayangnya yang tidak akan pernah pupus.
5. Adik-adikku tercinta, yang sudah memberikan dorongan, do’a dan semangat
positif kepadaku untuk segera menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
6. Ibu Lingga Hermanto selaku direktur utama PT. Vinsa Mandira Utama yang telah
berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan magang kerja
dan penelitian.
7. My everything, Erlina Praditasari yang telah memberikan inspirasi, dorongan dan
semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. Teman-teman seperjuangan Manajemen Bisnis angkatan 2009.
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir
ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Namun
demikian, karya sederhana ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Surakarta, 2 Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
BAB I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 6
E. Alur Pemikiran ................................................................ 7
F. Metode Penelitian ............................................................ 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kualitas .......................................................... 16
B. Pengertian Pengendalian Kualitas ................................... 18
C. Dimensi Kualitas ............................................................. 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
D. Tujuan Pengendalian Kualitas ......................................... 20
E. Teknik Pengendalian Kualitas ......................................... 21
F. Diagram Kendali (Control Chart) ................................... 23
G. Diagram Pareto ................................................................ 27
H. Diagram Sebab Akibat .................................................... 29
BAB III. PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT. Vinsa Mandira Utama ................. 31
B. Laporan Magang Kerja .................................................... 46
C. Pembahasan Masalah ...................................................... 50
1. Analisis Diagram C-chart .......................................... 50
2. Analisis Diagram Pareto ............................................ 55
3. Analisis Diagram Sebab Akibat ................................ 59
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 63
B. Saran ................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
3.1. Daftar Jumlah Mesin Pada PT. Vinsa Mandira Utama .......................... 32
3.2. Jumlah Karyawan PT. Vinsa Mandira Utama Periode 2012 ................. 39
3.3. Jumlah Hari dan Jam Kerja Karyawan PT. Vinsa Mandira Utama ....... 41
3.4. Data Jumlah Produksi dan Cacat Longdress Jonathan Martin ............... 51
3.5. Jenis dan Jumlah Kecacatan Longdress Jonathan Martin ...................... 56
3.6. Persentase Jenis Kecacatan Longdress Jonathan Martin ....................... 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
1.1. Alur Pemikiran ...................................................................................... 7
1.2. Diagram Pareto ..................................................................................... 14
1.3. Diagram Sebab Akibat .......................................................................... 15
2.1. Diagram Pareto ...................................................................................... 29
2.2. Diagram Sebab Akibat ........................................................................... 30
3.1. Struktur Organisasi PT. Vinsa Mandira Utama ..................................... 36
3.2. Proses Produksi Longdress Pada PT. Vinsa Mandira Utama ................ 43
3.3. Hasil Analisis C-chart Menggunakan POM for Windows .................... 53
3.4. Grafik C-chart Kecacatan Longdress tahun 2011.................................. 54
3.5. Diagram Pareto Kecacatan Longdress Jonathan Martin ........................ 59
3.6. Diagram Sebab Akibat Penyebab Kecacatan Longdress ....................... 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan jaman dan perubahan lingkungan yang begitu cepat
menyebabkan munculnya era globalisasi. Hal ini mengakibatkan semakin
ketatnya persaingan yang terjadi di segala bidang, khususnya pada bidang
industi tekstil. Perubahan-perubahan yang muncul mendorong setiap
perusahaan untuk merubah cara mereka menjalankan bisnisnya. Kondisi
persaingan yang dihadapi jelas semakin kompetitif, sehingga pelaku bisnis
yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian khusus pada
mutu atau kualitas produk yang dihasilkan. Apabila perusahaan tidak mampu
bersaing dalam dunia bisnis, maka kerugian akan terbentang luas. Dalam
situasi inilah setiap perusahaan dituntut untuk dapat menekan biaya produksi,
meningkatkan produktifitas dan kualitas agar tetap mampu bersaing di pasar.
Dalam menghadapi persaingan tersebut, perusahaan dituntut untuk
dapat mengembangkan produk dan perbaikan produk secara terus menerus
bila ingin pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan dapat terpelihara
dengan baik. Perusahaan mempunyai resiko akan kehilangan pasar jika tidak
melakukan usaha inovasi, karena pada dasarnya konsumen selalu
menginginkan produk-produk baru dan produk yang mempunyai kualitas
lebih baik yang dapat memenuhi kepuasan mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 2
Menurut Render dan Heizer (2009:300), kualitas merupakan
kemampuan sebuah produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Semakin tinggi kualitas produk, maka semakin tinggi pula kemampuannya
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas yang baik ditandai dengan
minimnya produk cacat yang dihasilkan oleh perusahaan. Produk cacat adalah
produk yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
Salah satu fungsi manajemen adalah pengendalian. Pengendalian
merupakan salah satu tindakan yang perlu dilakukan perusahaan untuk
meyakinkan bahwa tujuan, perencanaan dan kebijakan sudah dapat tercapai.
Pengendalian dapat digunakan perusahaan untuk menghindari kemungkinan
terjadinya kesalahan dan mencari jalan keluar untuk mencegahnya.
Purnomo (2003:162) mengemukakan bahwa pengendalian kualitas
adalah merupakan aktivitas pengendalian proses untuk mengukur ciri-ciri
kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan, dan
mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara
penampilan yang sebenarnya dan yang standar.
Pelaksanaan pengendalian kualitas sangat berkaitan erat dengan
standar kualitas yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Penerapan
pengendalian kualitas mengharuskan kerjasama di semua pihak dalam
perusahaan dengan melibatkan manajemen puncak, manajer penyelia dan
karyawan perusahaan. Pengendalian kualitas berusaha untuk menjaga produk
akhir yang dihasilkan agar sesuai dengan standar kualitas perusahaan serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 3
proses perbaikan kualitas produk secara terus menerus (continuous
improvement process) guan menghindari lolosnya produk cacat ke tangan
konsumen. Tujuan akhirnya adalah perusahaan efektif dengan keunggulan
yang kompetitif.
Dengan adanya analisis pengendalian kualitas tingkat kerusakan suatu
produk/ jasa, maka perusahaan tersebut bisa berusaha untuk menghitung
batas maksimum, mengetahui penyebab kerusakan dan usaha apa yang harus
dikerjakan terlebih dahulu untuk mengatasi kerusakan kembali atau dapat
meminimalkan kerusakan yang terjadi.
PT. Vinsa Mandira Utama merupakan salah satu dari sekian banyak
perusahaan yang bergerak di bidang tekstil yang berlokasi di Jalan Raya
Manang – Baki km 1, Grogol, Sukoharjo. Perusahaan ini memproduksi
berbagai ragam jenis pakaian seperti longdress, hem, blus, celana dan lainnya.
Proses produksinya yang ada berdasarkan pemesanan (order) dari luar negeri
maupun dalam negeri. Selain pengendalian kualitas akan produk selalu dijaga
oleh perusahaan, pengendalian kualitas juga dijaga oleh buyer yang
memberikan orderan pada perusahaan.
Dalam hal ini penulis mengetahui bahwa pengendalian kualitas yang
diterapkan oleh PT. Vinsa Mandira Utama belum maksimal. Hal ini terbukti
dengan masih ada konsumen yang merasa belum puas terhadap kualitas
produk yang diharapkan, terutama pada produk longdress “Jonathan Martin”
yang paling banyak memesan produk longdress di PT. Vinsa Mandira Utama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 4
Faktor-faktor yang menyebabkan cacatnya kualitas produk longdress
adalah jahitan loncat, kotor, sobek, belang, serta serat kain yang tak beraturan.
Dalam usaha untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan,
perusahaan perlu meningkatkan strategi pengendalian kualitas dengan
menggunakan metode c-chart karena peta pengendali c-chart digunakan untuk
mengadakan pengamatan terhadap kualitas proses produksi dengan
mengetahui banyaknya kesalahan pada satu unit produk longdress sebagai
sampelnya. Oleh karena itu, metode c-chart dirasa tepat digunakan.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dalam penulisan
Tugas Akhir ini penulis mengambil judul :
“ ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR
LONGDRESS JONATHAN MARTIN DENGAN METODE C-CHART
PADA PT. VINSA MANDIRA UTAMA SUKOHARJO “
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian pada PT. Vinsa Mandira Utama yaitu:
1. Berapakah rata-rata kecacatan produk akhir longdress?
2. Apakah ada kecacatan produk akhir longdress yang out of control?
3. Berapakah jumlah persentase masing-masing kecacatan produk akhir
longdress?
4. Apakah yang menjadi penyebab kecacatan produk akhir longdress?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian pada PT. Vinsa Mandira Utama adalah:
1. Mengetahui jumlah rata-rata kecacatan produk.
2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya tingkat kecacatan produk yang out of
control.
3. Untuk mengetahui jumlah persentase masing-masing kecacatan produk.
4. Untuk mengetahui penyebab kecacatan pada produk akhir longdress.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 6
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Akademis
a. Bagi penulis
Menambah wawasan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang
didapat selama perkuliahan, terutama pada mata kuliah Pengendalian
Kualitas. Selain itu, juga memperoleh gambaran langsung mengenai
dunia kerja nyata tentang pengawasan terhadap kualitas produk akhir
pada perusahaan, khususnya dalam perusahaan tekstil.
b. Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman mengenai penelitian-penelitian yang berkaitan dengan
pengendalian kualitas.
2. Manfaat Praktis
Sebagai masukan dan sumbangan pikiran untuk menganalisis
tentang kualitas produk akhir yang dihasilkan PT. Vinsa Mandira
Utama dan dalam melaksanakan pengawasan proses produksi agar
dicapai produk yang berkualitas sesuai standar dengan biaya yang
efisien, khususnya pada produk longdress “Jonathan Martin”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 7
E. Alur Pemikiran
Gambar 1.1 Alur Pemikiran
proses produksi
pengendalian kualitas dengan diagram c-chart
persentase kerusakan dan jenis kerusakan
konsumen
longdress baik
analisis pengendalian kualitas dengan :
1. diagram Pareto 2. diagram Fishbone
longdress cacat
standar kualitas
hasil evaluasi
Kesimpulan dan saran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 8
Dari alur pemikiran tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa untuk
mencapai standar kualitas pada PT. Vinsa Mandira Utama harus
memperhatikan secara konsisten jalannya proses produksi. Hal ini dilakukan
agar proses produksi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak
PT. Vinsa Mandira Utama.
Dalam menentukan kualitas produk akhir yang selesai diproduksi
apakah produk longdress telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan
PT. Vinsa Mandira Utama atau belum, maka produk akhir longdress
kemudian diseleksi di divisi QC (pengendalian kualitas dengan diagram c-
chart). Pengendalian kualitas terhadap produk longdress dilakukan untuk
menjaga dan mengarahkan agar kualitas longdress yang dihasilkan dapat
dipertahankan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh perusahaan.
Hasil seleksi oleh divisi QC dibagi menjadi 2 kategori, yaitu produk
yang telah memenuhi standar kualitas (produk baik) dan produk yang tidak
memenuhi standar (produk cacat/ rusak). Untuk produk yang telah memenuhi
standar kualitas, perusahaan tidak perlu melakukan perbaikan.
Untuk melakukan perbaikan pada produk longdress yang cacat,
digunakan analisis pengendalian kualitas berupa diagram c-chart, diagram
Pareto, dan diagram Fishbone. Diagram Fishbone ini yang kemudian
digunakan untuk mengetahui penyebab kerusakan produk akhir longdress.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 9
Hasil evaluasi dengan diagram c-chart, diagram Pareto, dan diagram
Fishbone akan dijadikan rekomendasi oleh pihak PT. Vinsa Mandira Utama
sebagai acuan untuk terus memperbaiki kualitas produk yang telah dihasilkan.
Dari hasil evaluasi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa produk
longdress Jonathan Martin yang dihasilkan oleh PT. Vinsa Mandira Utama
masih berada dalam batas kendali (in control) atau di luar batas kendali (out of
control). Dan hasil evaluasi tersebut dapat digunakan sebagai laporan dan
tindakan perbaikan dalam proses produksi untuk selanjutnya.
F. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mengambil desain penelitian kasus
yaitu berdasarkan permasalahan yang ditulis mengenai tingkat kecacatan
produk yang terjadi dalam proses produksi longdress Jonathan Martin di
PT. Vinsa Mandira Utama.
2. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada salah satu perusahaan tekstil yang
berada di kawasan Sukoharjo, yaitu PT. Vinsa Mandira Utama yang
beralamat di Jalan Raya Manang – Baki km 1, Grogol, Sukoharjo. PT.
Vinsa Mandira Utama adalah jenis perusahaan manufaktur yang
memproduksi barang setengah jadi yang berupa kain, kemudian diproses
menjadi barang jadi yang berupa pakaian jadi (tekstil). Banyak sedikitnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 10
jumlah pakaian (kuantitas) dan jenis pakaian yang akan diproduksi
didasarkan pada pesanan dari konsumen (buyer).
3. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini berupa
data yang diperoleh dengan observasi, wawancara langsung dengan
pendamping magang kerja dan dari dokumen-dokumen yang diperoleh
dari PT. Vinsa Mandira Utama. Menurut Suliyanto (2007:131),
pembagian data menurut cara memperolehnya dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh
peneliti langsung dari sumber pertama. Data primer diperoleh dari
wawancara dengan pendamping magang kerja terkait sejarah
perkembangan perusahaan, proses produksi longdress dan
pengendalian kualitas yang dilakukan di PT. Vinsa Mandira Utama.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan
oleh perusahaan yang bukan pengolahnya. Data sekunder yang
diperoleh selama magang kerja berlangsung diantaranya adalah data
tentang profil perusahaan, struktur organisasi perusahaan, data jumlah
produksi longdress Jonathan Martin periode bulan Januari sampai
Desember 2011, data jumlah produk cacat dan jenis kecacatan
longdress Jonathan Martin periode bulan Januari sampai Desember
2011, data jumlah keseluruhan mesin dan karyawan, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 11
dokumentasi (foto) tentang produksi longdress Jonathan Martin dan
faktor penyebab kecacatan longdress pada PT. Vinsa Mandira Utama.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data digunakan beberapa metode,
yaitu :
a. Observasi (pengamatan langsung)
Menurut Suliyanto (2007:139), observasi yaitu teknik
pengumpulan data dengan menggunakan panca indra, jadi tidak hanya
dengan pengamatan menggunakan mata. Mendengarkan, mencium,
mengecap dan meraba termasuk salah satu bentuk dari observasi. Data
yang diperoleh dengan observasi berupa proses produksi longdress
Jonathan Martin dan data jam kerja karyawan.
b. Wawancara (interview)
Menurut Suliyanto (2007:137), wawancara merupakan teknik
pengambilan data dimana peneliti langsung berdialog dengan
responden untuk menggali informasi dari responden. Dalam
wawancara, peneliti tidak harus bertatap muka secara langsung, tetapi
dapat melalui media tertentu misalnya melalui telepon, chatting
melalui internet. Informasi yang didapat dari wawancara dengan
pembimbing magang ini berupa sejarah perkembangan perusahaan dan
pengendalian kualitas yang dilakukan oleh PT. Vinsa Mandira Utama.
Wawancara ini dilakukan selama kegiatan magang kerja berlangsung,
yaitu pada tanggal 16 Januari – 16 Februari 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 12
c. Dokumentasi
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara meminta salinan
data, foto atau dokumen-dokumen dari perusahaan. Data tersebut
meliputi struktur organisasi perusahaan dan pengambilan foto
(gambar) selama proses produksi.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini
adalah analisis c-chart, diagram pareto, dan fishbone chart.
a. C-chart
Peta pengendali c-chart ini digunakan untuk mengadakan
pengamatan terhadap kualitas proses produksi dengan mengetahui
banyaknya kesalahan pada satu unit produk longdress yang di
produksi PT. Vinsa Mandira Utama sebagai sampelnya. Dengan kata
lain, pengamatan ini berupa atribut dimana jumlah cacat setiap unit
output (per unit longdress) dapat dihitung.
Untuk menentukan garis pusat (center line) digunakan
rumusnya:
Garis Pusat c = =
Dimana:
= garis pusat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 13
Ci = banyaknya kesalahan pada setiap unit longdress sebagai sampel
pada setiap kali pengamatan langsung
g = banyaknya pengamatan yang dilakukan
Batas pengendali atas (Upper Control Limit) dan batas
pengendali bawah (Lower Control Limit) ditentukan dengan
menggunakan rumus (3 sigma):
UCL = + 3
LCL = – 3
b. Diagram Pareto
Diagram Pareto merupakan suatu gambar yang mengurutkan
klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan rangking tertinggi
hingga terendah (Mitra dalam Ariani, 2004:19).
Adapun cara untuk mengetahui persentase kerusakan produk
dengan menggunakan rumus :
Persentase kerusakan = x 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 14
Gambar 1.2 Diagram Pareto
c. Diagram Sebab Akibat (Fishbone Chart)
Diagram sebab akibat adalah suatu diagram yang berbentuk
seperti tulang ikan yang fungsi dasarnya adalah untuk
mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang
mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan
akar penyebabnya (Yamit, 2005:47).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 15
Motivasi Pelatihan Metode tidak tepat Metode tidak terencana
Konsentrasi Pengaruh Keadaan Instruksi kurang jelas
Kualitas rendah Ukuran Mesin rusak
Kurangnya pemasok Kurang perawatan rutin Umur mesin sudah tua
Gambar 1.3 Diagram sebab akibat (Fishbone Chart)
Manusia (Man)
Metode (Method)
Mesin (Machine)
Bahan Baku (Material)
Masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kualitas
Kualitas merupakan topik yang banyak diperbincangkan dalam dunia
bisnis dan akademis. Namun demikian istilah tersebut memerlukan tanggapan
secara hati-hati dan perlu mendapat penafsiran secara cermat. Faktor utama
yang menentukan kinerja suatu perusahaan adalah kualitas barang dan jasa
yang dihasilkan. Produk dan jasa yang berkualitas adalah produk dan jasa
yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumennya (Ariani, 2004:3). Oleh
karena itu, perusahaan perlu mengenal konsumen atau pelanggannya dan
mengetahui kebutuhan dan keinginannya. Ada banyak sekali definisi dan
pengertian kualitas, yang sebenarnya definisi atau pengertian yang satu
hampir sama dengan definisi atau pengertian yang lain. Adapun pengertian
kualitas menurut para ahli, diantaranya adalah:
1. Menurut Render dan Heizer (2009:300)
Kualitas merupakan kemampuan sebuah produk atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan.
2. Menurut Davis dalam Yamit (2005:8)
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 17
3. Menurut Purnomo (2003:161)
Kualitas merupakan derajat atau tingkatan diaman produk atau
jasa tersebut mampu memuaskan keinginan dari konsumen (fitness for
use).
Selain sebagai elemen penting dalam operasi, kualitas juga memiliki
pengaruh lain. Menurut Render dan Heizer (2009:302), terdapat 3 alasan lain
penyebab kualitas itu penting, yaitu:
1. Reputasi perusahaan
Suatu perusahaan menyadari reputasi akan mengikuti kualitas,
apakah kualitas itu baik atau buruk. Kualitas akan muncul sebagai persepsi
tentang produk baru perusahaan, kebiasaan pekerjanya, dan hubungan
pemasoknya.
2. Kehandalan produk
Pengadilan terus berusaha menghukum perusahaan-perusahaan
yang merancang, memproduksi, atau mengedarkan produk atau jasa yang
penggunaannya mengakibatkan kerusakan atau kecelakaan.
3. Keterlibatan global
Bagi perusahaan yang ingin bersaing secara efektif pada ekonomi
global, produk mereka harus memenuhi ekspektasi akan kualitas, desain,
dan harganya secara global. Produk yang berkualitas rendah akan
mengurangi keuntungan perusahaan dan neraca pembayaran negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 18
Dari definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas
adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk yang sempurna atau tanpa
cacat apapun dengan tujuan yaitu untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
pelanggan.
B. Pengertian Pengendalian Kualitas
Banyak faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup suatu
perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa. Kualitas dari barang atau
jasa merupakan salah satu faktor tersebut. Untuk menjamin agar produk atau
jasa yang dihasilkan berkualitas baik, maka perusahaan perlu mengadakan
pengendalian kualitas agar barang atau jasa yang dihasilkan dapat diterima
konsumen sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Ada beberapa
pengertian pengendalian kualitas yang dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya adalah:
1. Menurut Purnomo (2003:162)
Pengendalian kualitas adalah aktivitas pengendalian proses untuk
mengukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi
atau persyaratan, dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila
ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar.
2. Menurut Ariani (2004:54)
Pengendalian kualitas statistik merupakan teknik penyelesaian
masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 19
mengolah dan memperbaiki produk dengan menggunakan metode-metode
statistik.
C. Dimensi Kualitas
Garvin dalam Ariani (2004:6) mengemukakan bahwa berdasarkan
perspektif kualitas, dimensi kualitas dapat dikembangkan ke dalam delapan
dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategis terutama
bagi perusahaan atau manufaktur yang menghasilkan barang. Kedelapan
dimensi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Performance, yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu
sendiri atau karakteristik operasi dari suatu produk.
2. Feature, yaitu ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang
merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang
baik bagi pelanggan.
3. Reliability, yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena
kehandalannya atau karena kemungkinan yang rendah.
4. Conformance, yaitu kesesuaian produk dengan syarat atau ukuran tertentu
atau sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang
telah ditetapkan.
5. Durability, yaitu tingkat ketahanan/ awet produk atau lama umur produk.
6. Serviceability, yatu kemudahan produk itu bila akan diperbaiki atau
kemudahan memperoleh komponen produk tersebut.
7. Aesthetic, yaitu keindahan atau daya tarik produk tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 20
8. Perception, yaitu fanatisme konsumen akan merek suatu produk tertentu
karena citra atau reputasi produk itu sendiri.
D. Tujuan Pengendalian Kualitas
Secara umum, tujuan dari pengendalian kualitas adalah
mempertahankan mutu produk yang dihasilkan agar sesuai dengan standar
mutu yang telah ditentukan oleh perusahaan atau produsen. Menurut Assauri
(2004:210), tujuan dari pengendalian kualitas adalah:
1. Agar barang produksi dapat mencapai standar yang telah ditetapkan.
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan
menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
Jadi tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan
jaminan bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan
standar kualitas yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang
ekonomis atau serendah mungkin.
Pengendalian kualitas tidak dapat dilepaskan dari pengendalian
produksi, karena pengendalian kualitas merupakan bagian dari pengendalian
produksi. Pengendalian produksi baik secara kualitas maupun kuantitas
merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Hal ini
disebabkan karena semua kegiatan produksi yang dilaksanakan akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 21
dikendalikan supaya barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan, dimana penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
diusahakan serendah-rendahnya.
E. Teknik Pengendalian Kualitas
Ruang lingkup pengendalian kualitas sangat luas, karena semua
pengaruh terhadap kualitas harus dimasukkan dan diperhatikan. Menurut
Assauri (2004:210), secara garis besar pengawasan mutu atau pengendalian
kualitas dapat dikelompokkan dalam dua tingkatan, yaitu :
1. Pengawasan selama pengolahan
Cara-cara pengawasan mutu yang berkenaan dengan proses yang
teratur. Contoh-contoh atau sampel yang diambil pada jarak waktu yang
sama, dan dilanjutkan dengan pengecekan statistik untuk melihat apakah
proses dimulai dengan baik atau tidak. Apabila mulainya salah, maka
keterangan kesalahan ini dapat diteruskan kepada pelaksana selama untuk
penyesuaian kembali. Perlu diingat bahwa pengawasan dari proses
haruslah berurutan dan teratur. Pengawasan yang hanya dilakukan
terhadap sebagian dari proses, mungkin tidak ada artinya bila tidak diikuti
dengan pengawasan pada bagian lain. Pengawasan terhadap proses ini
termasuk pengawasan atas bahan-bahan yang akan digunakan untuk
proses.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 22
2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan
Walaupun telah diadakan pengawasan mutu dalam tingkat-tingkat
proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang
rusak atau kurang baik ataupun tercampur dengan hasil yang baik. Untuk
menjaga supaya hasil barang yang cukup baik atau yang paling sedikit
rusaknya atau lolos dari perusahaan sampai ke tangan konsumen, maka
diperlukan adanya pengawasan atas produk hasil akhir. Adanya
pengawasan seperti ini tidak dapat mengadakan perbaikan dengan segera.
Dalam penelitian menekankan pada pengawasan atau pengendalian
kualitas pada produk akhir saja. Dimana produk akhir yang dihasilkan
diperiksa untuk memastikan apakah produk akhir tersebut telah sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan atau belum. Setelah itu dilakukan
pengidentifikasian, apabila produk akhir tersebut sudah sesuai dengan standar
maka dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tahap pelabelan dan pengemasan
(packaging) dan siap untuk didistribusikan. Namun apabila produk akhir
tersebut tidak sesuai dengan standar, maka perlu dilakukan tahapan
penanganan. Pertama, dilakukan pengidentifikasian dengan menggunakan
peta kendali (control chart), diagram Pareto, dan menelusiri penyebabnya
dengan menggunakan diagram sebab akibat (fishbone chart).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 23
F. Diagram Kendali (Control Chart)
Control Chart merupakan perangkat yang digunakan untuk
pengendalian proses statistik (Statistic Process Control / SPC). Menurut
Render dan Heizer (2009:344) kendali proses statistik (SPC) merupakan
proses yang digunakan untuk memantau berbagai standar dengan melakukan
pengukuran dan tindakan korektif selagi produk atau jasa sedang diproduksi.
SPC dapat membantu dalam menetapkan kemampuan proses dengan
melakukan pengukuran terhadap variasi produk yang dihasilkan atau kualitas
pelayanan sepanjang waktu. Secara grafis SPC menyajikan variasi yang
terjadi yang memungkinkan untuk menetapkan apakah sebuah proses di
dalam kontrol atau berada di luar kontrol (Yamit, 2005:64). Terdapat dua jenis
control chart yang sangat mendasar, yaitu:
1. Diagram kendali variabel (Variable Control Charts)
Memerlukan pengukuran dengan skala kontinyu dan merupakan
pengukuran yang paling sensitif untuk mengidentifikasi penyebab, sebagai
contoh:
- Dimensi: panjang, luas, tinggi, kedalaman
- Temperatur: kelembaban, tekanan, kepadatan
- Ukuran waktu: detik, menit, jam
- Berat: gram, ons, kg, kwintal, ton
Untuk mendapatkan sampel yang valid, dengan memilih sampel
secara sistematis dengan interval yang teratur selama proses berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 24
Masing-masing sampel harus terdiri dari 5 atau 6 item atau observasi dan
ambilah 25 sampel awal untuk menaksir batas kontrol awal (Yamit,
2005:66).
a. Diagram
Merupakan diagram kendali kualitas untuk variable yang
menunjukkan terjadinya perubahan dalam kecenderungan pusat dari
suatu proses produksi. Diagram menunjukkan apakah perubahan
telah terjadi pada kecenderungan pusat dari suatu proses. Perubahan-
perubahan ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor, seperti usangnya
peralatan, kenaikan suhu secara bertahap, metode berbeda yang
digunakan oleh giliran kerja kedua, atau bahan-bahan yang baru dan
lebih kuat (Render dan Heizer, 2009:347).
b. Diagram R
Merupakan diagram kendali yang menelusuri jangkauan
dalam suatu sampel, grafik ini menunjukkan peningkatan atau
penurunan dalam keseragaman yang telah terjadi dalam sebaran dari
suatu proses produksi. Perubahan seperti itu dapat disebabkan oleh
ausnya bantalan poros, peralatan yang longgar, aliran pelumas yang
tidak teratur ke dalam mesin, atau kecerobohan operator mesin
(Render dan Heizer, 2009:347).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 25
2. Diagram kendali untuk atribut (Atribute Control Charts)
Membutuhkan persentase atau perhitungan jumlah kesalahan atau
item-item yang tidak sesuai dan merupakan ukuran yang paling sensitif
berikutnya untuk mengidentifikasi penyebab, sebagai contoh:
a. Jumlah kerusakan setiap pekerjaan
b. Jumlah janji yang batal
c. Persentase kesalahan setiap pekerja
d. Persentase tugas yang tidak tepat waktu
e. Jumlah kesalahan
Untuk mendapatkan sampel yang valid, ukuran sampel seharusnya
cukup besar sehingga sekurang-kurangnya satu kerusakan dapat
diharapkan. Sebagai contoh, jika 1% dari output biasanya rusak, maka
ukuran sampel seharusnya 100% dan ambil sekurang-kurangnya 25
sampel (Yamit, 2005:66).
a. P-Chart
Diagram ini menunjukkan proporsi ketidaksesuaian dalam
sampel atau sub kelompok dan ukuran cacatnya berupa proporsi serta
pengukurannya berdasarkan pada sampel. Proporsi ini ditunjukkan
dengan bagian (perbandingan) atau persen cacat.
Menurut Render dan Heizer (2009:362), diagram kendali p-
chart digunakan bila:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 26
1) Pengamatan berupa atribut dapat dikelompokkan sebagai baik dan
buruk (atau lulus-gagal, berfungsi-rusak), yaitu berada dalam dua
keadaan
2) Kita menggunakan bagian, perbandingan, atau persen cacat
3) Ada sejumlah sampel yang masing-masing mengandung banyak
pengamatan. Contoh, 20 sampel pengamatan n = 100 pada setiap
sampel.
b. C-chart
Peta pengendali ini digunakan untuk mengadakan pengujian
terhadap kualitas proses produksi dengan mengetahui banyaknya
kesalahan pada satu unit produk sebagai sampelnya.
Menurut Render dan Heizer (2009:362), diagram C-chart
digunakan bila:
1) Pengamatan berupa atribut dimana jumlah cacat setiap unit output
dapat dihitung.
2) Kita berurusan dengan jumlah yang dihitung yang merupakan
bagian kecil dari seluruh kejadian yang mungkin.
3) Cacat dapat berupa: jumlah noda pada meja, jumlah keluhan per
hari, jumlah kursi rusak, jumlah cacat dalam satu rol kain, atau
jumlah cacat produk pakaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 27
Untuk menentukan garis pusat (center line) digunakan rumus
(Ariani, 2004:152):
Garis Pusat c = =
Dimana:
= garis pusat
ci = banyaknya kesalahan pada setiap unit produk sebagai sampel
pada setiap kali observasi
g = banyaknya observasi yang dilakukan
Batas pengendali atas (Upper Control Limit) dan batas
pengendali bawah (Lower Control Limit) ditentukan dengan
menggunakan rumus:
UCL = + 3
LCL = – 3
G. Diagram Pareto
Menurut Mitra dalam Ariani (2004:19), yang dimaksud dengan
Diagram Pareto adalah suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari
kiri ke kanan menurut urutan rangking tertinggi hingga terendah. Tujuan dari
penggunaan diagram pareto adalah untuk mengidentifikasi masalah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 28
paling penting yang mempengaruhi usaha perbaikan kualitas dan memberikan
petujuk dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk
menyelesaikan masalah. Proses penyusunan Diagram Pareto meliputi 6
langkah, yaitu:
1. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya
berdasarkan masalah, penyebab, jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya.
2. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan-urutan
karakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit, dan sebagainya.
3. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan.
4. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari yang
terbesar hingga yang terkecil.
5. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang
digunakan.
6. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif
masing-masing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting
untuk mendapat perhatian.
Adapun cara untuk mengetahui persentase kerusakan produk dengan
menggunakan rumus :
Persentase kerusakan = x 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 29
Gambar 2.1 Diagram Pareto
H. Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram)
Yamit (2005:47) mengemukakan diagram sebab akibat adalah suatu
diagram yang berbentuk seperti tulang ikan yang fungsi dasarnya adalah
untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang
mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar
penyebabnya. Menurut Ariani (2004:24), manfaat diagram sebab akibat ini
adalah:
1. Dapat menggunakan kondisi yang sesungguhnya untuk tujuan perbaikan
kualitas produk atau jasa, lebih efisien dalam penggunaan sumber daya,
dan dapat mengurangi biaya.
2. Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang menyebabkan
ketidaksesuaian produk atau jasa dan keluhan pelanggan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 30
3. Dapat membuat suatu standarisasi operasi yang ada maupun yang
direncanakan.
4. Dapat memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dalam
kegiatan pembuatan keputusan dan melakukan tindakan perbaikan.
Gambar 2.2 Diagram Sebab Akibat (Fishbone Charts)
Manusia (Man)
Akibat
Mesin (Machine)
Metode (Method)
Bahan Baku (Material)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 31
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT. Vinsa Mandira Utama
1. Sejarah Perkembangan PT. Vinsa Mandira Utama
PT. Vinsa Mandira Utama merupakan perusahaan yang bergerak
di Sektor Industri Hilir (downsteram), atau industri manufaktur yang
menghasilkan ready-made garment pada proses akhir produksinya. Bisa
dikatakan, PT. Vinsa Mandira Utama tersebut sebagai perusahaan
assembling proses akhir produksi pakaian (tekstil). PT. Vinsa Mandira
Utama adalah anak cabang dari perusahaan yang bernama PT. Aneka
Sandang yang memproduksi beraneka jenis kain batik khas kota
Surakarta. PT. Aneka Sandang sendiri telah berdiri sejak tahun 1990-an
oleh Bapak Hermanto sebagai direktur utama perusahaan tersebut.
Setelah pasar dunia secara global mulai merambah ke Indonesia
yang menjadi bahan pertimbangan terhadap keuntungan yang dihasilkan
dalam bisnis garment secara internasional, maka didirikanlah PT. Vinsa
Mandira Utama sebagai sebuah perusahaan dengan tipe industri “Make to
Order” yang bergerak di bidang produksi tekstil yang menghasilkan
beberapa jenis produk pakaian dengan merk (brand) kenamaan luar negeri
seperti Jonathan Martin, Jhony Martin, RAM’S dan Redington.
PT. Vinsa Mandira Utama sendiri dikelola oleh istri dari Bapak
Hermanto, yaitu Ibu Lingga Hermanto yang juga menjabat sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 32
direktur utama. Sebagai perusahaan yang terbilang masih muda dan belum
cukup terkenal secara domestik, PT. Vinsa Mandira Utama termasuk
perusahaan yang cepat berkembang karena dalam pemasaran produksinya
PT. Vinsa Mandira Utama sudah dapat menembus pasar internasional
untuk menentukan customer tetapnya. Dengan kata lain, PT. Vinsa
Mandira Utama telah menerapkan sistem pemasaran dan juga pembelian
bahan baku secara Ekspor dan Import.
PT. Vinsa Mandira Utama memiliki kurang lebih 430 orang
pekerja menurut ketentuan dan spesialisasi masing-masing. Sebagai
peralatan pendukung produksi, PT. Vinsa Mandira Utama memiliki sekitar
447 mesin dengan fungsi yang berbeda-beda. Secara garis besar, daftar
keseluruhan mesin yang dimiliki PT. Vinsa Mandira Utama periode 5 Juli
2011 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Daftar Jumlah Mesin Pada PT. Vinsa Mandira Utama
Periode 5 Juli 2011 (1) (2) (3) No Nama Mesin Jumlah 1. Single Needle + Dinamo 145 2. Single Needle 49 3. Single Needle Otomatis + Pnl + Dinamo 10 4. Single Needle Otomatis + Dinamo 15 5. Single Needle-2006 + Dinamo 6 6. Single Needle W/Cutter-2006 + Dinamo 9 7. Double Needle + Dinamo 12 8. Obras-B5 + Dinamo 44 9. Obras-B4-2006 + Dinamo 11 10. Naci + Dinamo 5 11. Lubang Kancing + Dinamo 4 12. Pasang Kancing Otomatis + Dinamo 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 33
(1) (2) (3) 13. Pasang Kancing 3 14. Bartack Otomatis + Dinamo 2 15. Bartack + Dinamo 1 16. Pasang Elastic + Dinamo 4 17. Make Up + Dinamo 6 18. Make Up tanpa Dinamo 2 19. Overadge + Dinamo 7 20. Blind Stitch/swm + Dinamo 1 21. Band Knife + Dinamo 1 22. Press Collar 1 23. Collar Point/Balik Krah 1 24. Buang Benang Otomatis 1 25. Straping Band 1 26. Kebut Benang 1 27. Vacuum Table 34 28. Setrika 36 29. Gulung Benang 2 30. Press 2 31. Blessing Cutting 2 32. Cutting Machine 3 33. Steam Iron 14 34. Genset Machine 1 35. Steam Boller 2 36. Kompersor LAKONI LT 24 1 37. Overedge Cylinder Bed 2 38. Overedge Flat Bed 2 39. BARTACK 2
Total 447 Sumber data olahan PT. Vinsa Mandira Utama
Customer yang bekerja sama sebagai buyer atau partner bisnisnya
sendiri adalah pemilik merk yang cukup terkenal di pasar global seperti
Jhony Martin atau yang biasa disebut JM dari Los Angeles dan RAM’S
dari New York. Kedua merk tersebut telah menjadi salah satu pembeli
tetap di PT. Vinsa Mandira Utama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 34
Maksud dan tujuan didirikannya PT. Vinsa Mandira Utama ini
adalah:
a. Dengan berdirinya perusahaan tersebut akan dapat menciptakan
lapangan kerja baru, sehingga dapat mengurangi pengangguran yang
ada di Indonesia, khususnya masyarakat Sukoharjo dan sekitarnya.
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sehingga dapat
memenuhi permintaan pasar dan selera konsumen pada umumnya.
c. Seperti layaknya bidang usaha yang lain, perusahaan ini bertujuan
untuk memperoleh keuntungan yang optimal dari penjualan pakaian
jadi.
2. Lokasi Perusahaan
PT. Vinsa Mandira Utama terletak di daerah Baki, tepatnya berada
di Jalan Raya Manang – Baki km 1, Grogol, Sukoharjo. Peranan lokasi
sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan keputusan mendirikan
usaha, karena dapat mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan lokasi perusahaan
adalah:
a. Segi ekonomis
1) Mempermudah dalam pendistribusian barang baik bahan baku dan
hasil akhir produksi karena terletak di pinggir Jalan Raya Manang
– Baki, sehingga biaya distribusi barang dapat diminimalkan.
2) Sarana-sarana yang diperlukan oleh perusahaan seperti air, udara
bersih, komunikasi dan transportasi mudah didapat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 35
3) Tersedianya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.
b. Segi sosial
Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat yang tinggal
sekitar perusahaan.
c. Segi teknis
Secara teknis, tanah disekitar perusahaan masih sangat luas.
Hal ini memungkinkan bagi perusahaan untuk mengadakan perluasan
perusahaan dengan memanfaatkan area tanah yang masih belum
didirikan bangunan (masih berupa persawahan).
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada PT. Vinsa Mandira Utama Sukoharjo
menggunakan sistem organisasi vertikal. Dalam struktur organisasi
tersebut terdapat garis kewenangan yang menghubungkan secara bertahap
antara atasan dengan bawahan, dari pimpinan yang tertinggi sampai orang
yang berada di jabatan paling rendah. Setiap manajer di setiap divisi
memiliki tanggung jawab kepada wakil direktur, dan wakil direktur
bertanggung jawab langsung kepada direktur utama. Adapun struktur
organisasi pada PT. Vinsa Mandira Utama adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 36
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Vinsa Mandira Utama
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian
adalah sebagai berikut:
DIREKTUR UTAMA
WAKIL DIREKTUR OPERASIONAL WAKIL DIREKTUR KOMERSIAL
MARKETING MANAJER OFFICE MANAJER
MERCHANDISER
SHIPPING DEPARTEMEN
PEMBELIAN
KEUANGAN
AKUNTANSI & AUDIT
PERSONALIA
MANAJER PRODUKSI
KOORDINATOR PPIC
KOORDINATOR CUTTING
STAFF MEKANIK
KOORDINASI SEWIN
STAFF ADMINISTRASI
STAFF FINISHING
KOORDINATOR CMT
KOORDINATOR QC
KOORDINATOR R & D
STAFF SEWING
ASS. SAMPL
STAFF CUTTING
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 37
a. Direktur utama:
1) Menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan umum perusahaan untuk
program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
2) Menyusun peraturan pelaksanaan sebagai dasar pelaksanaan tugas
seluruh karyawan.
3) Memimpin, mengarahkan dan memantau seluruh kegiatan
operasional dalam perusahaan.
4) Bertanggung jawab atas perusahaan secara keseluruhan dan
memberikan keputusan akhir yang akan dijalankan perusahaan.
b. Wakil direktur operasional:
1) Mengendalikan biaya sesuai budget perusahaan.
2) Melakukan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas dan
efisiensi secara berkelanjutan.
3) Bertanggung jawab atas pencapaian kinerja di semua divisi kerja.
c. Wakil direktur komersial:
1) Memasarkan produk dengan cara mencari konsumen atau buyer
baru.
2) Mempelajari strategi penjualan atau pemasaran dari produk sejenis
dari perusahaan lain sebagai bahan pertimbangan dan antisipasi
pasar.
d. Marketing manajer:
1) Bertanggung jawab dalam hal koordinasi dengan buyer.
2) Bertanggung jawab atas rencana kerja marketing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 38
3) Bertanggung jawab atas pengiriman barang (shipment).
e. Office manajer:
1) Mengkoordinasikan kegiatan di dalam perusahaan.
2) Mengontrol semua kegiatan, baik ke luar maupun ke dalam dengan
persetujuan direktur utama.
3) Melaksanakan meeting bulanan untuk mengkoordinasi
permasalahan yang dihadapi.
f. Manajer produksi:
1) Bertanggung jawab atas pembuatan produk akhir serta
mengkoordinasi bagian cutting, sewing dan mekanik agar
mencapai produksi yang ditetapkan oleh perusahaan.
2) Mempersiapkan kegiatan-kegiatan proses produksi dan
pengkoordinasi semua kegiatan yang berhubungan dengan proses
produksi.
3) Bertanggung jawab atas kualitas produk akhir yang dihasilkan.
4. Kepersonaliaan
a. Tenaga Kerja
PT. Vinsa Mandira Utama memiliki sekitar 430 karyawan, dari
tahun ke tahun jumlah karyawan relatif stabil. Secara garis besar,
daftar karyawan PT. Vinsa Mandira Utama tahun 2012 adalah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 39
Tabel 3.2 Jumlah Karyawan PT. Vinsa Mandira Utama Periode 2012
(1) (2) (3) No Bagian Jumlah Karyawan Line A (Operator) 44
Line B (Operator) 47 Line C (Operator) 42 Line D (Operator) 48 Sub Total 181 Line A (Hplr) 6 Line B (Hplr) 7 Line C (Hplr) 6 Line D (Hplr) 6 Sub Total 25 Staf Produksi 5 Supervisor 8 Assisten Supervisor 6 Administrasi 16 Sub Total 35 Sample 16 Cutting 23 Quality Control 26 Finishing 36 Pasang Kancing 20 Trimming 12 Sub Total 133 Mekanik 4 Gudang 6 Boiler 1 Umum 2 Cleaning Service 6 Satpam 9 Driver 2 Sub Total 30 Accounting 5 Marketing 4 Pembelian 3 PPIC 1 Shipping 2 Keuangan 2 Personalia 2 P.Administrasi 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 40
(1) (2) (3) Bea Cukai 2 Sub Total 26
Total 430
Sumber data olahan PT. Vinsa Mandira Utama
b. Jam Kerja Karyawan
Hari kerja yang berlaku pada PT. Vinsa Mandira Utama adalah
hari senin sampai sabtu, tetapi hari efektif yang digunakan adalah
senin sampai jum’at. Pada hari senin sampai jum’at, jam kerja dimulai
pukul 07.30 WIB sampai pukul 16.00 WIB. Untuk hari sabtu, jam
kerja dimulai pukul 07.30 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Sedangkan
jam istirahat dari hari senin sampai kamis dimulai pukul 12.00 WIB
sampai dengan pukul 12.45 WIB. Untuk hari jum’at dimulai pukul
11.30 WIB sampai 12.45 WIB dan hari sabtu tidak ada jam istirahat.
Khusus untuk hari minggu dan Hari Besar Nasional, semua
karyawan diliburkan. Tetapi jika ada pesanan atau target yang belum
tercapai oleh perusahaan, maka perusahaan menambah jam kerja
karyawan (lembur) sampai dengan waktu yang tidak ditentukan,
tergantung dari selesainya pemenuhan target yang ditetapkan. Secara
garis besar, bagan jam kerja PT. Vinsa Mandira Utama adalah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 41
Tabel 3.3 Jumlah Hari dan Jam Kerja Karyawan PT. Vinsa Mandira Utama
Hari Jam Kerja Jam Istirahat Senin 07.30 WIB – 16.00 WIB 12.00 WIB – 12.45 WIB Selasa 07.30 WIB – 16.00 WIB 12.00 WIB – 12.45 WIB Rabu 07.30 WIB – 16.00 WIB 12.00 WIB – 12.45 WIB
Kamis 07.30 WIB – 16.00 WIB 12.00 WIB – 12.45 WIB Jum’at 07.30 WIB – 16.00 WIB 11.30 WIB – 12.45 WIB Sabtu 07.30 IB – 13.00 WIB -
c. Sistem Gaji
Gaji karyawan diberikan sesuai keahlian dan jabatan yang
dimiliki. Untuk gaji karyawan bagian produksi, PT. Vinsa Mandira
Utama menerapkan sistem pengupahan dengan gaji sesuai standar
Upah Minimum Regionsl (UMR). Gaji dibayarkan pada setiap akhir
bulan. Bila ada tambahan kerja lembur, upah lembur akan dibayarkan
bersamaan dengan gaji pokok pada akhir bulan.
d. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan
Untuk menunjang aktivitas kerja dan kesejahteraan dari staf
dan semua karyawan, PT. Vinsa Mandira Utama menyediakan
beberapa fasilitas diantaranya:
1) Jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek).
2) Tunjangan hari raya.
3) Cuti tahunan.
4) Ijin untuk meninggalkan pekerjaan dengan alasan tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 42
5) Jaminan kesehatan dan keselamatan kerja yang dapat dilihat dari
beberapa aspek yaitu mesin, kebisingan, ventilasi udara,
penerangan dan obat-obatan (P3K).
5. Proses Produksi
Proses produksi yang berlangsung di PT. Vinsa Mandira Utama
dilakukan secara by order, dimulai dari buyer yang datang langsung ke
perusahaan dengan membawa detail produk yang akan dipergunakan
sebagai dasar untuk menentukan pola produk dan segala sesuatunya yang
dibutuhkan untuk membuat suatu produk tersebut dan biaya-biaya
tambahan yang dibutuhkan agar produk tersebut sampai ke tangan buyer.
Setelah itu, mekanisme proses produksi dimulai dari pembuatan catatan-
catatan yang diberikan ke gudang kain berupa kebutuhan bahan baku yang
digunakan untuk pembuatan suatu produk sesuai dengan pesanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 43
Gambar 3.2 Proses Produksi Longdress Pada PT. Vinsa Mandira Utama
Gudang kain/ Warehouse
Pattern dan sample
Potong/ cutting
Loading ke sewing
SPV Jahit
Jahit
Trimming Trimming
SPV Jahit
Jahit
Trimming
SPV Jahit
Jahit
Trimming
SPV Jahit
Jahit
Divisi QC
QC Buyer
Gosok (ironning)
Packing
Kirim/ Shipment
Hang Tag
Poly Bag
QC Buyer
Product Safety
QC ACC
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 44
Keterangan:
a. Gudang kain (Warehouse)
Bahan baku setengah jadi yang berupa kain (fabric) masuk ke
dalam gudang (warehouse) yang sebelumnya sudah dicek terlebih
dahulu dengan menggunakan mesin inspeksi.
b. Pattern dan sample
Pembuatan pola (pattern) dan contoh (sample) dari style
produk yang akan diproduksi (longdress), sebagai acuan dalam cutting
kain dan proses produksinya.
c. Potong (Cutting)
Sebelum kain di potong, terlebih dahulu spreading menggelar
kain (di tumpuk). Setelah itu, kain diberi nomor pada komponen untuk
menghindari belang (shading) dan diberi pola (marker). Setelah selesai
diberi pola, kemudian operator cutting menjalankan mesin potong
sesuai marker.
d. Loading ke sewing
Kain yang sudah selesai proses pemotongan, kemudian dikirim
ke bagian sewing untuk tahap penjahitan.
e. Supervisor Jahit
Kain potong yang sudah di kirim ke divisi sewing, kemudian
supervisor jahit membagikannya kepada penjahit pada masing-masing
line untuk kemudian diproses menjadi pakaian jadi (longdress). Di
dalam divisi sewing, selain proses penjahitan juga terdapat karyawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 45
yang bertugas sebagai pasang kancing, snap (pasang kancing untuk
celana jeans), lubang kancing, dan helper.
Longdress yang sudah jadi kemudian dibersihkan dahulu dari
sisa-sisa benang yang masih menempel di bagian trimming sebelum
masuk ke divisi QC.
f. Divisi QC
Divisi QC (Quality Control) bertugas untuk menyeleksi
kualitas produk akhir longdress yang sesuai standar yang telah
ditetapkan oleh perusahaan atau belum. Selain pengendalian kualitas
produk diawasi oleh perusahaan, juga diawasi oleh QC Buyer agar
produk yang akan dikirim benar-benar dalam kondisi yang sudah
memenuhi standar kualitas yang diharapkan dari buyer.
g. Gosok (Ironing)
Longdress yang lolos dari Divisi QC, kemudian dihaluskan
menggunakan setrika uap agar hasilnya maksimal dan kainnya tidak
kusut.
h. Pengemasan (Packing)
Pakaian jadi yang sudah dihaluskan, kemudian dihangtag dan
masuk ke bagian folding (pengemasan pakaian dengan menggunakan
polybag/ plastik). Terakhir, pakaian jadi yang sudah selesai difolding
di cek kembali jumlahnya. QC Buyer juga mengecek pengemasan
longdress. Bila sudah memenuhi target dari orderan kemudian di
packing dengan menggunakan kardus (box) dan siap untuk dikirim.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 46
B. Laporan Magang kerja
1. Tempat Kegiatan Magang Kerja
Penulis melakukan magang kerja di PT. Vinsa Mandira Utama
yang beralamat di Jalan Raya Manang – Baki km1, Grogol, Sukoharjo.
Magang kerja dilaksanakan selama 1 bulan, dimulai dari tanggal 16
Januari 2012 sampai 16 Februari 2012. Magang kerja dimulai dari pukul
07.30 WIB sampai pukul 16.00 WIB. Waktu magang kerja tersebut
merupakan kesepakatan yang telah disetujui antara pihak perusahaan
dengan pihak mahasiswa sebagai peserta magang kerja yang sesuai
dengan bidang kami, yaitu Manajemen Bisnis.
2. Kegiatan Magang Kerja
Kegiatan magang kerja dilaksanakan dengan ketentuan dan
pelaksanaan sebagai berikut:
a. Peserta magang kerja memakai baju sopan (berkrah dan bawahan
berbahan kain) saat magang kerja berlangsung.
b. Peserta wajib memakai kartu identitas dari perusahaan dan sepatu.
c. Peserta magang kerja datang tepat waktu, yaitu pukul 07.30 WIB dan
pulang pukul 16.00 WIB.
d. Peserta diharap mengisi absensi masuk magang di bagian security
sebelum magang dimulai.
e. Tidak diperbolehkan merokok saat jam kerja berlangsung.
f. Ruang gerak kajian ditentukan oleh pembimbing magang.
g. Peserta magang ikut bekerja seijin pendamping.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 47
3. Rincian Kegiatan Magang Kerja
Dalam melakukan magang kerja kita tidak hanya mencari data
untuk kebutuhan peserta magang saja, tapi juga sebisa mungkin dapat
membantu kinerja pada perusahaan, khususnya pada bagian finishing.
Dengan demikian, perlu adanya penjadwalan kegiatan yang dilakukan
selama kegiatan magang kerja berlangsung. Adapun rincian magang kerja
yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Minggu Pertama
Adapun kegiatan magang pada minggu pertama adalah:
1) Perkenalan dengan beberapa staf di perusahaan.
2) Diberikan arahan dan pengetahuan tentang lokasi perusahaan serta
profil perusahaan oleh pembimbing magang.
3) Diberikan penjelasan mengenai peraturan-peraturan selama
magang kerja berlangsung dan pembagian penempatan lokasi
magang kerja.
4) Mengamati lokasi proses produksi di setiap divisi di perusahaan.
5) Mengamati, mempelajari data-data yang berkaitan dengan proses
produksi.
6) Membantu pekerjaan di bagian pembelian (membuat nota kredit,
mengekspedisi PO, dan mencatat ke buku besar).
b. Minggu kedua
Kegiatan pada minggu kedua adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 48
1) Melakukan wawancara dengan staf di divisi QC terkait data yang
dibutuhkan dalam penulisan Tugas Akhir.
2) Mengamati dan mencatat proses produksi longdress.
3) Melakukan pencatatan jadwal kerja karyawan.
4) Membantu aktivitas di bagian finishing.
c. Minggu ketiga
Adapun kegiatan magang kerja pada minggu ketiga adalah:
1) Meminta dokumen-dokumen perusahaan terkait data yang
dibutuhkan dalam penulisan Tugas Akhir.
2) Membantu pekerjaan di bagian finishing (melipat pakaian jadi,
folding, pengepakan dan membantu memindahkan pakaian jadi
yang sudah dipacking untuk dikirim).
3) Mengamati proses produksi di divisi sewing (mengamati proses
jahit, obras, ironning, cutting fabric).
d. Minggu keempat
Kegiatan magang kerja pada minggu keempat adalah:
1) Mempelajari data hasil produksi.
2) Mengamati dan membantu proses pengendalian kualitas.
3) Membantu aktivitas di bagian finishing.
4) Perpisahan dengan staf dan karyawan di perusahaan serta
pemberian kenang-kenangan pada perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 49
Secara garis besar selama proses magang kerja berlangsung di PT.
Vinsa Mandira Utama, kami selalu terjun langsung ke lapangan dan
membantu pekerjaan-pekerjaan karyawan seperti membantu proses
produksi (proses melipat pakaian jadi, folding, pelabelan, pengepakan,
dan lain-lain). Selain itu kami juga observasi dan mengamati secara
langsung proses produksi dari barang setengah jadi berupa kain menjadi
barang jadi berupa pakaian jadi yang ada di PT. Vinsa Mandira Utama,
khususnya proses produksi longdress Jonathan Martin.
Data yang diperoleh lebih banyak dari data yang tersedia di
perusahaan, dan untuk mendapatkannya penulis cukup menghubungi
pendamping magang. Selain itu, penulis juga mencatat sendiri data yang
sekiranya dibutuhkan dari pengamatan di lapangan dan wawancara
langsung dengan karyawan.
Data yang diambil dari dokumen perusahaan meliputi data tentang
profil perusahaan, struktur organisasi perusahaan, data jumlah produksi
longdress Jonathan Martin periode bulan Januari sampai Desember 2011,
data jumlah produk cacat dan jenis kecacatan longdress Jonathan Martin
periode bulan Januari sampai Desember 2011, data jumlah keseluruhan
mesin dan karyawan, serta dokumentasi tentang proses produksi
longdress Jonathan Martin pada PT. Vinsa Mandira Utama. Sedangkan
data yang diambil langsung melalui pengamatan langsung adalah proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 50
produksi longdress Jonathan Martin. Adapun data yang tidak boleh
diambil misalnya tentang data keuangan perusahaan.
C. Pembahasan Masalah
Pengendalian kualitas merupakan usaha untuk mempertahankan
kualitas produk dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan
dan juga untuk menekan jumlah produk cacat yang dihasilkan, sehingga dapat
dikatakan dengan melaksanakan pengendalian kualitas pada perusahaan akan
dapat mendapatkan keuntungan ganda yaitu bisa meningkatkan laba
perusahaan dan menekan biaya kecacatan produk. Pengendalian kualitas ini
dilaksanakan PT. Vinsa Mandira Utama untuk mengawasi kualitas produk
yang dihasilkan perusahaan yang berupa pakaian jadi.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh dari PT. Vinsa
Mandira Utama periode bulan Januari sampai Desember 2011 pada produk
longdress Jonathan Martin, maka dilakukan pembahasan mengenai
pengendalian kualitas terhadap produk akhir longdress dengan menggunakan
peta kendali atribut yang berupa c-chart.
1. Analisis Diagram C-chart
Untuk memberikan jawaban atas penelitian di PT. Vinsa Mandira
Utama, maka digunakan alat analisis yang tepat dan akurat yang dapat
memudahkan pengambilan keputusan dalam menentukan kebijakan-
kebijakan. Analisis pada PT. Vinsa Mandira Utama menggunakan analisis
kuantitatif yang didasarkan pada data yang diperoleh selama penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 51
dengan menggunakan diagram kendali atribut yang berupa c-chart sebagai
langkah awal untuk mengetahui ada tidaknya kecacatan longdress yang
out of control.
Berdasarkan hasil pengumpulan data di PT. Vinsa Mandira Utama
periode bulan Januari sampai Desember 2011, diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 3.4 Data Jumlah Produksi dan Cacat Longdress Jonathan Martin
PT. Vinsa Mandira Utama Periode Januari – Desember 2011
No Bulan Jumlah Produksi
(unit) Jumlah Produk Cacat
(unit) 1 Januari 21.794 113 2 Februari 22.496 139 3 Maret 26.087 185 4 April 18.266 214 5 Mei 17.180 131 6 Juni 13.980 237 7 Juli 23.117 179 8 Agustus 19.462 128 9 September 16.074 98 10 Oktober 18.630 157 11 November 22.809 232 12 Desember 13.537 110
Total 235.355 1.923 Sumber Data Olahan PT. Vinsa Mandira Utama
Dari data di atas, kemudian dilakukan perhitungan menggunakan
metode c-chart dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan rata-rata kecacatan:
=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 52
=
= 160,25
Rata-rata kecacatan longdress dalam peta pengendali c-chart
adalah pembentuk garis center line. Rata-rata kecacatan sebesar
160,25 yang merupakan rata-rata jumlah kecacatan produk longdress
pada PT. Vinsa Mandira Utama, karena jumlah kecacatan yang
berkisar di antara garis center line baik di atas maupun di bawah garis
center line adalah tingkat kecacatan yang ideal bagi perusahaan.
a. Menentukan batas pengendali (3 sigma):
Batas pengendali atas (UCL) = + 3
= 160,25 + 3
= 160,25 + 3 (12,6589)
= 198,2269
Batas pengendali bawah (LCL) = - 3
= 160,25 - 3
= 160,25 - 3 (12,6589)
= 122,2730
Batas pengendali atas (UCL) merupakan batas toleransi
maksimum dan batas pengendali bawah (LCL) merupakan batas
toleransi minimum untuk kecacatan produk sekaligus yang akan
membatasi kondisi-kondisi yang ideal untuk kecacatan produk. Bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 53
perusahaan, untuk periode bulan Januari sampai Desember 2011 ini
batas pengendali atas untuk kecacatan longdress sebesar 198,2269
(198 unit) dan batas pengendali bawah untuk kecacatan longdress
sebesar 122,2730 (122 unit).
Diharapkan kecacatan produk longdress Jonathan Martin pada
PT. Vinsa Mandira Utama pada periode bulan Januari sampai
Desember 2011 tidak lebih besar dari 198,2269 (198 unit). Apabila
kecacatan longdress melebihi 198,2269, maka akan tercipta kondisi
yang out of control. Apabila kecacatan produk longdress tidak
melebihi 198,2269, maka dapat dikatakan bahwa kecacatan longdress
masih dianggap wajar karena masih dalam kondisi in of control.
Gambar 3.3
Hasil Analisis C-chart Menggunakan POM for Windows
Setelah melakukan perhitungan menggunakan aplikasi POM for
Windows, dapat disusun grafik pengendali c-chart yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 54
menampakkan kecacatan longdress yang masih di dalam garis batas
pengendali dan yang berada di luar garis batas pengendali. Bila
digambarkan akan nampak seperti berikut:
Gambar 3.4
Grafik C-chart Kecacatan Longdress bulan Januari – Desember 2011
Dari perhitungan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa batas
pengendali atas (UCL) kecacatan longdress sebesar 198,227 (198 unit)
dan batas pengendali bawah (LCL) kecacatan longdress sebesar 122,273
(122 unit). Rata-rata kecacatan longdress sebesar 160,25 (160 unit).
Berdasarkan gambar 3.3, dapat diketahui bahwa pengendalian
kualitas longdress Jonathan Martin di PT. Vinsa Mandira Utama pada
periode bulan Januari sampai Desember 2011 belum terlaksana dengan
baik. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya produksi longdress
mengalami kondisi yang out of control karena kecacatan longdress
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 55
melebihi batas pengendali atas (UCL), yaitu pada bulan April, Juni dan
November. Sedangkan kecacatan longdress yang berada di bawah batas
pengendali bawah (LCL) terjadi pada bulan Januari dan September, yang
artinya kecacatan longdress berada pada tingkat kecacatan paling sedikit.
2. Analisis Diagram Pareto
Sebelum membuat ke dalam diagram Pareto, penulis akan
menjelaskan jenis-jenis kecacatan yang sering ditemui dalam proses
produksi, khususnya produk longdress Jonathan Martin. Menurut
supervisor QC, jenis-jenis kecacatan yang sering terjadi pada longdress
tersebut adalah:
a. Jahitan loncat
Adalah cacat longdress karena jahitannya keluar dari lipatan
kain yang dijahit. Dalam kategori cacat produk karena jahitan loncat
ini ada karena jahitan berbelok (melengkung) dan jahitan membentuk
zig zag.
b. Kotor
Adalah cacat longdress karena terkena noda kotor, entah itu
karena mesin, flek oli, dan sebagainya.
c. Sobek
Adalah cacat longdress karena kainnya sobek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 56
d. Belang
Adalah cacat longdress karena terdapat warna lain yang
tercampur dalam standar kain longdress yang diharapkan.
e. Serat kain yang tidak beraturan
Adalah cacat longdress karena serat kainnya tidak teratur.
Tabel 3.5 Jenis dan Jumlah Kecacatan Longdress Jonathan Martin
Periode bulan Januari – Desember 2011
No Bulan Jenis Kecacatan Jum
lah jahitan loncat
sobek kotor
belang serat kain
1 Januari 47 36 12 13 5 113 2 Februari 51 29 25 21 13 139 3 Maret 67 56 31 23 8 185 4 April 69 78 28 25 14 214 5 Mei 49 42 21 7 12 131 6 Juni 89 53 34 47 14 237 7 Juli 57 39 40 33 10 179 8 Agustus 36 41 24 13 14 128 9 September 29 37 19 5 8 98 10 Oktober 48 36 27 31 15 157 11 November 71 43 49 55 14 232 12 Desember 33 35 21 19 2 110
Jumlah 646 525 331 292 129 1.923 Sumber Data Olahan PT. Vinsa Mandira Utama
a. Menghitung persentase jenis kecacatan:
1) Jahitan Loncat:
= x 100%
= x 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 57
= 33,59 % (646 unit)
Dari keseluruhan cacat dalam longdress adalah berupa
jahitan loncat sebesar 33,59 % (646 unit).
2) Sobek:
= x 100%
= x 100%
= 27,30 % (525 unit)
Dari keseluruhan cacat dalam longdress adalah berupa
sobek sebesar 27,30 % (525 unit).
3) Kotor:
= x 100%
= x 100%
= 17,21 % (331 unit)
Dari keseluruhan cacat dalam longdress adalah berupa
kotor sebesar 17,21 % (331 unit).
4) Belang:
= x 100%
= x 100%
= 15,19 % (292 unit)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 58
Dari keseluruhan cacat dalam longdress adalah berupa
belang sebesar 15,19 % (292 unit).
5) Serat kain tak beraturan:
= x 100%
= x 100%
= 6,7 % (129 unit)
Dari keseluruhan cacat dalam longdress adalah berupa
serat kain tak beraturan sebesar 6,7 % (129 unit).
Secara keseluruhan, persentase jenis kecacatan longdress Jonathan
Martin periode bulan Januari sampai Desember 2011 dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 3.6 Persentase Jenis Kecacatan Longdress Jonathan Martin
Periode bulan Januari – Desember 2011
Jenis Kecacatan Jumlah Kecacatan Kecacatan Jahitan Loncat 646 33,59 % Sobek 525 27,30 % Kotor 331 17,21 % Belang 292 15,19 % Serat kain tak beraturan 129 6,70 %
Jumlah total 1.923 100
b. Membuat Diagram Pareto
Berdasarkan perhitungan di atas, maka akan terlihat jenis
kecacatan dengan menggunakan diagram Pareto sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 59
Gambar 3.5
Diagram Pareto Kecacatan Longdress Jonathan Martin Periode bulan Januari – Desember 2011
Berdasarkan gambar 3.5, dapat diketahui dalam proses
produksi longdress Jonathan Martin pada tahun 2011 untuk tingkat
jenis kecacatan tertinggi yang terjadi adalah jahitan loncat sebesar 646
unit atau 33,59 %. Untuk urutan kedua adalah sobek sebesar 525 unit
atau 27,30 %, urutan ketiga adalah kotor sebesar 331 unit atau 17,21
%, urutan keempat adalah belang sebesar 292 unit atau 15,19 %, dan
urutan terakhir adalah serat kain tak beraturan sebesar 129 atau 6,70
%.
3. Diagram sebab akibat (Fishbone Chart)
Diagram sebab akibat atau sering disebut Fishbone Chart
merupakan alat untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-
penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 60
memisahkan akar penyebabnya. Menurut supervisor QC, dari
permasalahan kecacatan longdress Jonathan Martin pada PT. Vinsa
Mandira Utama diketahui ada 4 faktor yang menjadi penyebab terjadinya
kecacatan longdress yaitu:
a. Manusia (Man)
b. Bahan baku (Material)
c. Mesin (Machine)
d. Metode/ cara (Method)
Gambar 3.6 Diagram Sebab Akibat Penyebab Kecacatan Longdress
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 61
Keterangan:
a. Manusia (Man)
Manusia atau tenaga kerja merupakan faktor yang paling
dominan yang menyebabkan kecacatan pada produk akhir longdress.
Kurangnya konsentrasi akibat kelelahan, kurangnya pengawasan,
kurangnya pelatihan menyebabkan proses produksi yang berlangsung
banyak terjadi kerusakan. Masalah-masalah tersebut dapat
menyebabkan jahitan loncat, kotor dan bahkan sobek.
b. Bahan baku (Material)
Bahan baku merupakan faktor utama dalam menentukan
kualitas kain yang akan diproses menjadi longdress. Apabila bahan
baku (kain) yang digunakan kurang memenuhi standar kualitas yang
telah ditetapkan perusahaan, maka dapat menyebabkan kecacatan
produk seperti serat kain yang tak beraturan dan belang.
c. Mesin (Method)
Mesin merupakan komponen utama dalam proses produksi.
Pada saat terjadi gangguan yang serius pada mesin karena mesin rusak
(kondisi sudah tua), proses produksi harus dihentikan beberapa saat
untuk memperbaikinya. Jahitan loncat, kotor dan bahkan sobek
merupakan kerusakan yang disebabkan oleh gangguan pada mesin
saat proses produksi. Selain itu, pengoperasian mesin juga harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 62
diperhatikan agar mesin tidak cepat rusak karena digunakan tanpa ada
jeda istirahat.
d. Metode (Method)
Faktor metode juga tidak kalah pentingnya, karena apabila
instruksi kerja pada karyawan kurang jelas, menyeluruh serta
terencana, maka akan berpengaruh pada keberhasilan proses produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 63
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan mengenai pengendalian kualitas
produk akhir longdress Jonathan Martin pada PT. Vinsa Mandira Utama
dengan menggunakan metode c-chart, maka dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. Vinsa Mandira Utama terhadap
jumlah produk akhir longdress Jonathan Martin periode bulan Januari –
Desember 2011 sebanyak 235.335 unit dan kecacatan longdress sebanyak
1.923 unit, maka dapat diketahui dengan metode c-chart bahwa rata-rata
kecacatan longdress sebesar 160,25 (160 unit) dengan batas pengendali
atas (UCL) kecacatan longdress sebesar 198,227 (198 unit) dan batas
pengendali bawah (LCL) kecacatan longdress sebesar 122,273 (122 unit).
Proses produksi pada PT. Vinsa Mandira Utama masih belum
menghasilkan produk yang terjamin kualitasnya. Hal ini dapat dilihat dari
produk akhir longdress yang masih ada kecacatan yang berada di luar
batas pengendali atas (out of control), yaitu pada bulan April, Juni dan
November. Kecacatan tertinggi terjadi pada bulan November dengan
kecacatan longdress mencapai 232 unit. Sedangkan kecacatan longdress
yang berada di bawah batas pengendali bawah (LCL) terjadi pada bulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 64
Januari dan September, yang artinya kecacatan longdress berada pada
tingkat kerusakan paling sedikit.
2. Berdasarkan analisis dengan menggunakan diagram Pareto, dapat
diketahui bahwa tingkat kecacatan tertinggi yang terjadi adalah jahitan
loncat sebesar 646 unit atau 33,59 %. Untuk urutan kedua adalah sobek
sebesar 525 unit atau 27,30 %, urutan ketiga adalah kotor sebesar 331 unit
atau 17,21 %, urutan keempat adalah belang sebesar 292 unit atau 15,19
%, dan urutan terakhir adalah serat kain tak beraturan sebesar 129 atau
6,70 %.
3. Berdasarkan analisis faktor-faktor penyebab terjadinya kecacatan produk
akhir longdress dengan menggunakan diagram sebab akibat (Fishbone
Chart), dapat diketahui penyebab utama kecacatan tertinggi adalah
manusia (Man) karena kurangnya konsentrasi akibat kelelahan, kurangnya
pengawasan, kurangnya pelatihan menyebabkan proses produksi yang
berlangsung banyak terjadi kerusakan. Penyebab kedua adalah bahan baku
(Material) karena cacat kain (kualitas rendah) dari pemasok menyebabkan
cacat pada longdress berupa serat kain tak beraturan, kotor dan belang.
Penyebab ketiga adalah mesin (Machine) karena kurangnya pemeliharaan
(service) rutin yang menyebabkan mesin rusak. Selain itu, juga terdapat
kondisi mesin yang sudah tua dan kurang mendapatkan pemeliharaan
yang serius. Penyebab keempat adalah metode (Method) karena apabila
instruksi kerja pada karyawan kurang jelas, menyeluruh serta terencana,
maka akan berpengaruh pada keberhasilan proses produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 65
B. Saran
Berdasarkan pembahasan analisis data dan kesimpulan penelitian yang
dikemukakan di atas, maka penulis memberikan saran yang diharapkan dapat
memberikan masukan kepada pihak perusahaan untuk menentukan langkah
lebih lanjut mengenai pengendalian kualitas pada produk akhir, khususnya
longdress Jonathan Martin. Dengan masih adanya kecacatan produk akhir
longdress Jonathan Martin yang berada di luar batas pengendali, maka penulis
memberikan saran kepada pihak perusahaan sebagai berikut:
1. Perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan pengawasan pada
pemeliharaan mesin-mesin produksi dengan melakukan pemeriksaan
secara rutin dan berkala agar proses produksi berjalan dengan lancar dan
tidak terkendala oleh mesin yang tiba-tiba mengalami kerusakan pada saat
proses produksi berlangsung. Bila perlu, pihak perusahaan juga
melampirkan instruksi atau tata cara (SOP) terhadap penggunaan mesin
produksi yang baik disertai dengan penjelasan secara lisan. Diharapkan
dengan adanya tata cara menggunakan mesin produksi, pekerja dapat
mengoperasikan mesin perusahaan dengan baik.
2. Perusahaan sebaiknya meningkatkan pengawasan kepada karyawan agar
kinerja karyawan bisa lebih optimal, sehingga proses produksi dapat
berjalan dengan lancar. Selain itu, perlu dilampirkan instruksi atau tata
cara (SOP) tentang prosedur menjahit yang baik dan disertai dengan
penjelasana secara lisan. Lalu lebih memperhatikan lagi pada instruksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 66
kerja yang terencana kepada karyawan agar tidak terjadi kesalahan
komunikasi dalam instruksi proses produksi.
3. Pengendalian kualitas bahan baku sebaiknya benar-benar diperhatikan
sehingga dapat memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan oleh
perusahaan, karena bahan baku merupakan proses awal yang akan
mempengaruhi proses selanjutnya.