analisis pengendalian kualitas produk sm-g532g …

75
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. PABRIK ELEKTRONIK Ahmad izzudin ID No. 004201405001 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri 2018

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G

DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

DI PT. PABRIK ELEKTRONIK

Ahmad izzudin

ID No. 004201405001

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik

Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu

Pada Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Industri

2018

Page 2: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

i

LEMBAR REKOMENDASI PEMBIMBING

Skripsi berjudul “Analisis Pengendalian Kualitas Produk SM-G532G Dengan

Menggunakan Metode Six sigma di PT. Pabrik Elektronik” yang disusun dan

diajukan oleh Ahmad izzudin sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan

gelar sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Teknik telah ditinjau dan dianggap

memenuhi persyaratan sebuah skripsi. Oleh karena itu, Saya merekomendasikan

skripsi ini untuk maju sidang.

Bekasi, Indonesia, 18 April 2018

Anastasia Lidya Maukar, ST., MSc., MMT

Page 3: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Analisis Pengendalian Kualitas

Produk SM-G532G Dengan Menggunakan Metode Six sigma di PT. Pabrik

Elektronik” adalah hasil dari pengetahuan terbaik saya dan belum pernah

diajukan ke Universitas lain maupun diterbitkan baik sebagian maupun secara

keseluruhan.

Bekasi, Indonesia, 18 April 2018

Ahmad Izzudin

Page 4: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

iii

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

DI PT. PABRIK ELEKTRONIK

Oleh :

Ahmad izzudin

004201405001

Disetujui Oleh :

Anastasia Lidya Maukar,ST.,MSc., MMT

Pembimbing Skripsi

Ir. Andira, M.T

Ketua Program Studi Teknik Industri

Page 5: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

iv

ABSTRAK

Persaingan ketat dalam bisnis smartphone masa kini dengan hadirnya beragam model dari

berbagai produsen memicu PT Pabrik Elektronik untuk mempertahankan produk nya sebagai

produk degan penjualan nomor satu di Indonesia maupun di dunia, Perusahaan harus mampu

terus menerus memperbaiki dan memperbaharui strategi untuk menghadapi ketatnya

persaingan. Oleh karena itu PT Pabrik Elektronik sebagai salah satu perusahaan manufaktur

yang memproduksi Smartphone, Set Top Box dan Blueray player, mengaplikasikan Six sigma

sebagai salah satu usaha untuk mengendalikan kualitas, Six sigma merupakan alat penting

untuk menjaga, memperbaiki, mempertahankan kualitas produk dan terutama untuk mencapai

peningkatan kualitas menuju zero defect. Pengendalian kulaitas menggunakan metode six

sigma dengan melalui beberapa tahap, tahap peretama yaitu tahap pendefinisian (define) yaitu

mendefinisikan dan menyeleksi permasalahan. Tahap selanjutnaya adalah Measurement yaitu

tahapan pengukuran terhadap permasalahan yang telah didefinisikan untuk diselesaikan.

Selanjutnya adalah tahapan Analysis yaitu tahapan untuk menemukan solusi untuk

memecahkan masalah berdasarkan akar penyebab yang telah ditemukan. Setelah mendapat

akar permasalahan dan solusi, tahap selanjutnya adalah improve yaitu melakukan tindakan

perbaikan terhadap permasalahan tersebut dengan melakukan pengujian dan percobaan untuk

dapat memaksimalkan solusi tersebut sehingga benar-benar bermanfaat untuk menyelesaikan

permasalahan. Terakhir adalah control yaitu mengontrol dan mempertahankan proses yang

telah diperbaiki dan ditingkatkan tersebut dalam jangka panjang.

Kata kunci : pengendalian kualitas, six sigma, DMAIC.

Page 6: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan

skripsi yang berjudul "Analisis Pengendalian Kualitas Produk SM-G532G Dengan

Menggunakan Metode Six sigma di PT. Pabrik Elektronik”. Penyusunan skripsi ini merupakan

salah satu tugas dan persyaratan untuk mencapai gelar sarjana teknik program studi teknik

industri. Atas selesainya skripsi ini, saya mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya

kepada semua pihak yang telah mendukung khususnya kepada :

1. Ibu Anastasia Lidya Maukar,ST.,MSc.,MMT selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan selama ini, serta

memberikan pengarahan dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat

selesai tepat pada waktunya.

2. PT Samsung Electronics Indonesia yang telah menyediakan tempat dan fasilitas.

3. Supervisor dan rekan-rekan kerja HHP yang telah banyak memberikan bimbingan,

dukungan serta bantuannya.

4. Keluarga tercinta dan saudara yang telah memberi semangat, doa, dorongan, bantuan serta

pengertian yang besar kepada penulis selama mengikuti perkuliahan maupun dalam

menyelesaikan laporan magang di President University.

5. Rekan-rekan yang telah membantu dan memberikan motivasi sekaligus do’a kepada

penyusun, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Bekasi, 18 April 2018

Ahmad izzudin

Page 7: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR REKOMENDASI PEMBIMBING.................................... ....................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS................................... ....................................... ii

ABSTRAK............................................. ............................................ ...................................... iv

KATA PENGANTAR............................................. ............................................. .................... v

DAFTAR ISI............................................. ............................................. .................................. vi

DAFTAR TABEL............................................. ............................................. ....................... viii

DAFTAR GAMBAR............................................. ............................................. ..................... ix

BAB I............................................. ............................................. ............................................. 1

PENDAHULUAN............................................. ............................................. .......................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................................. 2

1.4. Batasan Penelitian ........................................................................................................... 2

1.5. Asumsi ............................................................................................................................. 3

1.6. Sistematika Penulisan ...................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................................... 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................ 4

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 4

BAB II............................................. ...................................................... .................................... 5

LANDASAN TEORI............................................. ............................................. ...................... 5

2.1. Pengertian Pengendalian Kualitas. .................................................................................. 5

2.1.1 Pengertian Pengendalian ............................................................................................ 5

2.1.2. Pengertian Kualitas ................................................................................................... 5

2.2. Faktor-Faktor Mendasar Yang Mempengaruhi Kualitas. ............................................... 6

2.3. Dimensi Kualitas ............................................................................................................. 8

2.4. Pendekatan Pengendalian Kualitas.................................................................................. 8

2.4.1. Pendekatan Bahan Baku ........................................................................................... 9

2.4.2. Pendekatan Proses Produksi ..................................................................................... 9

2.4.3. Pendekatan Produk Akhir ....................................................................................... 10

2.5. Pengertian Six Sigma ................................................................................................. 11

2.6. Pengertian Crirtical To Quality ................................................................................. 12

2.7. Pengukuran kinerja proses ......................................................................................... 12

Page 8: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

vii

2.8. Konsep Six Sigma ...................................................................................................... 13

2.9. Strategi Peningkatan kinerja dan pengembangan six sigma ...................................... 14

2.10. Objek penelitian .......................................................................................................... 15

2.11. Langkah penerapan pengendalian kualitas six sigma .............................................. 15

BAB III............................................. ..................................................... ................................. 23

METODOLOGI PENELITIAN............................................. ................................................. 23

3.1. Langkah – langkah penelitian ....................................................................................... 23

3.2. Studi pendahuluan ......................................................................................................... 24

3.3. Identifikasi masalah....................................................................................................... 24

3.4. Landasan teori ............................................................................................................... 25

3.5. Data dan analisa ............................................................................................................ 25

3.6. Simpulan dan Saran ....................................................................................................... 27

BAB IV............................................. ...................................................... ................................ 28

HASIL DAN PEMBAHASAN............................................. .................................................. 28

4.1. Deskripsi Objek Penelitian ............................................................................................ 28

4.1.1. Profil Perusahaan secara singkat ............................................................................ 28

4.1.2. Proses Produksi....................................................................................................... 29

4.2. Penerapan Pengendalian Kualitas Produk SM-G532G ............................................. 33

4.2.1. Define...................................................................................................................... 34

4.2.2. Measure .................................................................................................................. 38

4.2.3. Analyze.................................................................................................................... 43

4.2.4. Improve ................................................................................................................... 45

4.2.5. Control .................................................................................................................... 46

4.3. Hasil Penerapan Pengendalian Kualitas ........................................................................ 48

4.3.1. Pengukuran diagram kontrol (p-chart) ....................................................................... 49

4.3.2 Pengukuran tingkat sogma dan Defect Per Million Oportunities ............................... 50

4.3.2. Pengukuran tingkat sigma dan Defect Per Million Opportunities ............................ 50

4.4. Perbandingan antara semester satu dan semester dua ................................................... 51

4.4.1. Biaya rework dan biaya perbaikan ............................................................................. 53

BAB V............................................. ................................................... .................................... 57

SIMPULAN DAN SARAN............................................. ............................................. .......... 57

5.1. Simpulan........................................................................................................................ 57

5.2. Saran .............................................................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ .................................. 59

LAMPIRAN.............................................................................................................................59

Page 9: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis data dan peta kendalinya...................................................................................13

Tabel 2.2 Prinsip dasar menurut Hidayat dalam Strategi Six Sigma..........................................14

Tabel 2.3 Tahap - tahap Perhitungan Sigma dan DPMO..........................................................19

Tabel 4.1 Prosentase defect.......................................................................................................37

Tabel 4.2 Jumlah produksi dan cacat Scratch selama 24 minggu.............................................38

Tabel 4.3 Jumlah produksi dan cacat Scratch selama 24 minggu (lanjutan)............................39

Tabel 4.4 Nilai UCL, CL dan LCL. .........................................................................................40

Tabel 4.5 Pengukuran Tingkat sigma dan Defect Per Million Opportunities.........................42

Tabel 4.6 Pengukuran Tingkat sigma dan Defect Per Million Opportunities (lanjutan).........43

Tabel 4.7 Hasil analisa dari diagram sebab akibat... ...............................................................44

Tabel 4.8 Materi Edukasi.. .......................................................................................................46

Tabel 4.9 Jumlah produksi dan cacat Scratch selama 24 minggu pada semester dua..............47

Tabel 4.10 Nilai UCL, CL dan LCL.... ....................................................................................48

Tabel 4.11 Pengukuran Tingkat sigma dan Defect Per Million Oportunities.........................49

Tabel 4.12 Pengukuran Tingkat sigma dan Defect Per Million Oportunities (lanjutan).........50

Tabel 4.13 Perhitungan biaya material... .................................................................................53

Page 10: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Pareto......................................................................................................16

Gambar 2.2 Diagram sebab akibat. ..........................................................................................21

Gambar 3.1 Kerangka penelitian................ ..............................................................................26

Gambar 4.1 Produk PT Pabrik Elektronik...................... .........................................................29

Gambar 4.2 Produk SM-G532G / J2 PRIME.. .........................................................................29

Gambar 4.3 Proses inspeksi di pemasok.. .................................................................................30

Gambar 4.4 Proses Produksi SM-G532G di PT. Pabrik Elektronik..........................................31

Gambar 4. 5 Scratch pada model SM-G532G. .........................................................................34

Gambar 4. 6 Dented pada SM-G532G... ..................................................................................34

Gambar 4. 7 NG Vinyl pada model SM-G532-G... ..................................................................35

Gambar 4. 8 Black dot pada model SM-G532-G.....................................................................35

Gambar 4. 9 LCD Noise pada model SM-G532-G..................................................................36

Gambar 4. 10 Pareto Diagram. .................................................................................................37

Gambar 4.11 Grafik P Chart. ....................................................................................................41

Gambar 4.12 Diagram sebab-akibat (tulang ikan). ..................................................................43

Gambar 4.13 Conveyor sebelum dan sesudah improvement.....................................................45

Gambar 4.14 tempat penyimpanan set sebelum di kemas.. ......................................................45

Gambar 4.15 Pengawasan leader di lini....................................................................................46

Gambar 4.16 Grafik p-chart semester dua.. ..............................................................................49

Gambar 4.17 perbandingan defect rate... .................................................................................50

Gambar 4.18 perbandingan nilai DPMO. .................................................................................51

Gambar 4.19 p-chart semester pertama... .................................................................................51

Gambar 4.20 p-chart semester kedua... ....................................................................................52

Gambar 4.21 perbandingan nilai six sigma...............................................................................52

Gambar 4.22 perbandingan biaya rework. ...............................................................................54

Page 11: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor utama yang menentukan kinerja suatu perusahaan manufaktur

tentu kualitas barang atau jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh

konsumenya. Oleh karena itu organisasi atau perusahaan harus mengenal konsumen

atau pelangganya untuk mengetahui kebutuhan dan keinginannya. Perusahaan ini

adalah perusahaan manufaktur elektronik global berasal dari Korea selatan yang

tentu sangat memperhatikan kualiatas di setiap cabang di seluruh dunia termasuk

salah satunya di Indonesia, di Indonesia pabrik ini sudah lebih dari dua puluh lima

tahun dan pada tahun 2015 mulai memproduksi ponsel pintar atas dasar memenuhi

syarat tingkat kandungan dalam negeri yang mengharuskan tingkat komponen

dalam negeri sebesar tiga puluh persen.

Perusahaan manufaktur yang tersebar di berbagai negara di dunia memproduksi

jenis barang dan pasar yang berbeda namun semua subsidiary mempunyai visi dan

misi yang sama begitu juga dalam hal pengendalian kualitas mereka yang diatur

langsung oleh head quarter yang berkantor di Seoul Korea Selatan, Perusahaan ini

adalah salah satu subsidiary yang mana perusahaan manufaktur ini memproduksi

barang jadi seperti STB (Set Top Box), Blue Ray player dan Smartphone.

Pada tahun 2017 model SM-G532G yang diproduksi oleh perusahaan ini menjadi

model terlaris, berdasarkan data yang saya peroleh pada semester pertama jumlah

produksi mencapai angka 1.392.469 unit dan pada semester dua turun menjadi

923.746. Pada model ini ditemukan lima jenis cacat yaitu cacat scratch, dented,

black dot, vinyl dan LCD noise. Dari kelima jenis cacat tersebut jenis cacat scratch

adalah yang tertinggi dengan prosentase sebesar 38, 32%, penyebab adanya cacat

ini adalah pada sisi conveyor yang belum di lapisi oleh karpet, perilaku tidak

disiplin dari pekerja seperti tidak memakai sarung tangan dan menggunakan

accesories pada saat bekerja kemudian tidak adanya tempat yang dilengkapi

pembatas untuk menaruh set pada saat melakukan aktifitas bekerja.

Page 12: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

2

Untuk mengurangi prosentase jenis cacat scratch maka akan dilakukan

pengendalian kualitas menggunakan prinsip six sigma dengan metode DMAIC

(define, measure, analyse, improve dan control) setelah itu akan dijabarkan apakah

langkah tersebut terbukti mengurangi cacat pada semester dua dengan cara

melakukan penghitungan ulang.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, rumusan masalah yang

dapat diangkat adalah :

1) Bagaimana implementasi pengendalian kualitas produk model SM-G532G

(galaxy J2 Prime) pada PT Pabrik Elektronik menggunakan metode

pengendalian kualitas Six Sigma ?

2) Apa yang menyebabkan produk SM-G532G (galaxy J2 Prime) cacat sehingga

mengakibatkan turunnya tingkat kualitas produk tersebut pada PT Pabrik

Elektronik ?

3) Bagaimana pengaruh perbaikan terhadap jumlah produk cacat model SM-

G532G (galaxy J2 Prime) pada PT Pabrik Elektronik ?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1) Menganalisis dan menjabarkan penerapan pengendalian kualitas produk

smartphone model SM-G532G (galaxy J2 Prime) pada PT Pabrik Elektronik

dengan menggunakan metode six sigma.

2) Menganalisis dan menjelaskan pengaruh perbaikan terhadap jumlah produk

cacat model SM-G532G (galaxy J2 Prime) pada PT Pabrik Elektronik.

3) Menganalisis faktor penyebab terjadinya produk cacat model SM-G532G

(galaxy J2 Prime) pada PT Pabrik Elektronik sehingga menyebabkan

menurunnya tingkat kualitas produk.

1.4. Batasan Penelitian

Berikut ini merupakan batasan masalah yang akan diteliti pada PT PT Pabrik

Elektronik, masalah yang akan diteliti tidak menyimpang dari tujuan awal

penelitian. Batasan masalahnya antara lain :

Page 13: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

3

1. Parameter yang digunakan adalah jumlah (quantity) produksi dan jumlah cacat

produk model SM-G532G (galaxy J2 Prime) selama dua semester tahun 2017.

2. Pengambilan data yang diambil merupakan data dari departemen Produksi HHP

PT Pabrik Elektronik.

3. Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2017.

4. Penelitian ini dibatasi dengan data pengambilan dari produk smartphone model

SM-G532G (Galaxy J2 Prime).

1.5. Asumsi

Beberapa asumsi yang diterapkan agar analisis menjadi benar adalah sebagai

berikut :

1. Jumlah data yang digunakan diasumsikan telah cukup, sehingga tidak perlu uji

kecukupan data

2. Pengambilan data yang diambil merupakan data dari departemen Produksi HHP

PT Pabrik Elektronik.

3. Material yang berasal dari pemasok sudah dalam keadaan baik atau tidak ada

cacat.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika laporan penelitian ini terdiri dari lima bab pembahasan, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab satu diuraikan tentang latar belakang, tujuan

penelitian, batasan masalah, metode penelitian, asumsi dan

sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan mengenai dasar dasar teori yang

digunakan dalam menganalisis yaitu six sigma, critical to

quality, special and common cause, DMAIC dan pengendalian

kualiats.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Membahas tentang rangka penelitian, teknis serta metode

pengumpulan data.

Page 14: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil dari penelitian mengenai

penerapan six sigma di perusahaan untuk mengetahui kualitas

produksi dengan cara define, measure, analyse, control dan

improve.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Menyimpulkan dan menyarankan berdasarkan hasil analisa

dan penelitian yang telah dilakukan.

Page 15: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Pengendalian Kualitas.

Salah satu perusahaan dalam meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan,

berusaha bertahan pada kualitas produk yang sudah diraih serta berusaha

mengurangi produk cacat. Pengendalian kualitas merupakan langkah atau usaha

mengarahkan dan menjaga yang bertujuan untuk mempertahankan kualitas sebuah

produk supaya tetap pada rencana yang sudah ditentukan sebelumnya oleh

manajemen (Ahyari, 1990). Pada intinya pengendalian kualitas merupakan suatu

langkah mepertahankan, menjaga, mengarahkan serta memenuhi syarat kualitas

yang dituntut oleh konsumen.

2.1.1 Pengertian Pengendalian

Pelaksanaan langkah pengendalian merupakan suatu langkah memantau hasil

produksi, mengartikan perbedaan, dibandingkan dengan standart serta memutuskan

suatu langkah dengan tujuan penyesuaian proses supaya sama atau memnuhi syarat

standar yang sudah ditetapkan (Buffa, 1989). Pada intinya pengendalian adalah

langkah pelaksanaan yang bertujuan menjamin proses produksi sesuai sama

perencanaan yang sudah ditentukan serta seandainya terjadi suatu kesalahan yang

menyimpang dari rencana saat pelaksanaan bisa diperbaiki sehingga tercapai

dengan baik.

2.1.2. Pengertian Kualitas

Pentingnya kualitas semakin disadari pada masa sekarang ini dalam hal menjaga

proses produksi tetap seimbang ataupun dalam memasarkan sebuah produk.

dibuktikan dengan adanya pelanggan yang mesyaratkan produk berkualitas yang

dijamin serta semakin kuatnya persaingan bisnis. Maka dari itu perusahaan perlu

mengambil langkah langkah kebijakan untuk tetap mempertahankan produk yang

berkualitas tetap dipilih oleh pelanggann serta tetap kompetitif dengan produk yang

sama yang berasal dari produsen lain dan mendukung rencana perusahaan yang

terus menambah pasar atau mempertahankan pasar yang sudah dikuasai dengan

cara mengendalikan kualitas. Kualitas adalah merupakan keadaan yang berkaitan

Page 16: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

6

dengan jasa serta produk perusahaan, lingkungan dan proses telah mencukupi atau

melampui batas yang diinginkan (Tjiptono, 2001).

2.2. Faktor-Faktor Mendasar Yang Mempengaruhi Kualitas.

Kualitas sebuah produk secara langsung dipengaruhi oleh sembilan bidang dasar

atau yang biasa disebut dengan 9M.

1. Market

Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang mana didalamnya terdapat

individu maupun kelompok yang ingin mendapatkan apa yang dibutuhkan dan

diinginkan dengan cara menciptakan lalu menawarkan serta secara bebas

mempertukarkan produk produk yang bernilai dengan pihak pihak lain, Kotler

dan Armstrong (2007). Dari pasar tersebutlah tercipta persaingan antar produk

untuk mendapatkan nilai tinggi atau dengan kata lain berkualitas tinggi agar tetap

bisa bertahan dan menguasai sebagian besar pasar, oleh karena itu suatu

perusahaan manufaktur harus bisa menjaga, mengembangkan, dan

mepertahankan kualitas produk yang mereka produksi karena itu merupakan

modal penting bagi kalangsungan perusahaan manufaktur untuk tetap bisa eksis

dalam jangka panjang.

2. Money

Sebuah perusahaan manufaktur tentu sangat membutuhkan uang sebagai salah

satu modal utama perusahaan dalam menjalankan produksinya, semua aktifitas

dala sebuah perusahaan manufaktur dari mulai input sampai menjadi output tak

lepas dari uang, sama halnya dengan kualitas sebuah produk yang juga sangat

membutuhkan uang yang cukup untuk mempertahankan dan meningkatkan

mutu produknya sebagai bagian dari investasi kualitas, contohnya adalah biaya

perawatan mesin.

3. Management

Manajemen kualitas adalah merupakan semua aktivitas dari mulai fungsi

manajemen secara keseluruhan yang menentukan kebijakansanaan kualitas,

tujuan dan tanggung jawab serta menerapkannya melalui alat-alat manajemen

kualitas, seperti perencanaan, pengendalian, penjaminan, dan peningkatan

kualitas. Maka dari itu manajemen kualitas tentu sangat mempengaruhi terhadap

kualitas karena itu merupakan inti dari proses sebuah produk yang dilaksanakan

Page 17: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

7

oleh perusahaan manufaktur dalam memproduksi sebuah produk dan ini tentu

membutuhkan manajemen yang sistematis dan dilakukan secara terus menerus

untuk menjaga kualitas sebuah produk.

4. Men

Dalam hal membangun dan menjaga kualitas tentu tak lepas dari peran aktif

manusia yang merupakan sumber daya perusahaan atau salah satu modal utama

bagi perusahaan, peran manusia dalam perusahaan manufaktur yang sedang

membangun dan menjaga kualitas meliputi semua hal contohnya pada bidang

manajemen, pelaksanaan dan pengawasan yang semua itu membutuhkan peran

aktif manusia oleh karena sangatlah wajar bila manusia dikatakan sebagai salah

satu faktor yang sangat mempengaruhi kualitas.

5. Motivation

Pekerja pada masa ini khususnya pada industri manufaktur dalam bekerja

haruslah ada motivasi, baik itu motivasi berupa uang ataupun kesempatan

jenjang karir yang menjanjikan bagi karirnya. Oleh karena manusia sangat

berperan penting dalam hal kualitas maka tentu motivasi wajib dilaksanakan

apabila ingin mencapai kualitas yang diinginkan.

6. Material

Salah satu kewajiban bagi sebuah perusahaan untuk memproduksi suatu produk

adalah bahan baku yang akan di olah menjadi sebuah produk, dalam hal kualitas

bahan baku tentu sangat berpengaruh karena sebagus apapun sistem yang

dilakukan untuk memproduksi suatu produk apabila bahan baku yang digunakan

tidak memenui kualitas yang diinginkan oleh konsumen tentu hasilnya akan

sangat berpengaruh terhadap berlangsungya suatu perusahaan, oleh karena itu

tidak diragukan lagi bahwa bahan baku memang sangat berpengaruh terhadap

kualitas.

7. Machine

Pada era industri sekarang ini kehadiran mesin sudah sangat penting bagi

perusahaan manufaktur hampir dalam semua bidang tak lepas dari jasa mesin

untuk memproduksi produk ataupun jasa, namun mekanisme kerja mesin serta

pemilihan mesin agar efektif dan efisien tak mudah untuk dilaksankan karena

tentu akan sangat mempengaruhi hasil akhir produk.

8. Modern Information Metode

Page 18: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

8

Internet membuka kemungkinan untuk mendapatkan, menyimpan, mengambil,

atau bahkan memanipulasi data dalam waktu singkat. Pada era industri sekarang

sudah banyak perusahaan yang menerapkan SAP untuk menunjang aktifitas

pekerjaan dalam mengolah data dan informasi. Teknologi ini menawarkan

kemudahan, kecepatan, real time information dan tentu juga menunjang untuk

meciptakan produk yang berkualitas.

9. Mounting Product Requirement

Proses produksi dari mulai bahan baku sampai menjadi siap untuk dipasarkan

butuh proses perencanaan yang matang agar menghasilkan produk yang

berkualitas, standar internasional dan standar nasional dalam hal proses produksi

harus dipenuhi apabila ingin menciptakan suatu produk yang berkualitas dan

memenuhi syarat minimal konsumen.

2.3. Dimensi Kualitas

Menurut Tjiptono (2001), delapan dimensi kualitas dikembangkan oleh Garvin

yang dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan juga analisis

terutama untuk produk manufaktur adalah sebagai berikut :

1. Kinerja dalam arti karakteristik dari produk utama.

2. Ciri-ciri pada karakteristik sekunder ataupun pelengkap.

3. Kehandalan dalam arti bisa cacat atau menjadi produk gagal.

4. Menyesuaikan dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan.

5. Durability atau seberapa lama produk dapat tetap berfungsi normal.

6. Service Ability seperti halnya kompetensi, kecepatan, kenyamanan dan

penanganan keluhan pelanggan.

7. Estetika atau keindahan produk pada panca indra manusia.

8. Persepsi kualitas yang meliputi citra dan reputasi produk.

2.4. Pendekatan Pengendalian Kualitas

Dalam melakukan pengendalian kualitas untuk sebuah produk maka produsen harus

memilih melalaui apa pengendalian kualitas dapat terlaksana. Beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi baik buruknya suatu kualitas adalah tenaga kerja, peralatan

produksi yang digunakan, bahan bakunya dan mesin dimana masing masing faktor

tersebut mempunyai pengaruh masing masing baik itu mempengaruhi jenis yang

Page 19: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

9

ditimbulkan ataupun besarnya efek yang ditimbulkan. Pada intinya untuk dapat

mengendalikan kualitas pada sebuah perusahaan bisa tepat mengenai sasaran dan

bisa mengurangi biaya pengendalian kualitas maka harus memilih metode sesuai

dengan produsen, (Ahyari, 1990).

2.4.1. Pendekatan Bahan Baku

Bahan baku banyak mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan oleh sebuah

perusahaan, unutk menjaga kualitas bahan baku tersebut sebaiknya perusahaan

melakukan beberapa pendekatan sebagai berikut :

a) Memilih pemasok yang sesuai.

Banyak perusahaan dalam pengadaan bahan baku melakukan pembelian dari

perusahaan pemasok bahan baku, ktentu banyak pilihan pada saat memilih

perusahaan pemasok tersebut. Untuk dapat memilih perusahaan pemasok

yang tepat ada baiknya melihat pengalaman pada masa lalu atau dapat

melakukan penelitian kualitas dari bahan baku pemasok dan sesuaikan

kondisi keuangan dan kebutuhan perusahaan.

b) Pemeriksaan dokumen.

Sesudah memilih pemasok maka tentu akan ada dokumen pembelian yang

harus diperiksa agar bisa menjadi referensi pembelian berikutnya. Ada

beberapa hal yang perlu diperiksa seperti kualitas bahan, harga, waktu

pengiriman dan apakah memenuhi spesifikasi yang di inginkan.

c) Pemeriksaan penerimaan bahan baku

Dapat dilaksanakan berdasarkan dokumen pemebelian untuk menjadi bahan

acuan pengecekan. Ada beberapa masalah yang sering dihadapi ketika

dilaksanakan kegiatan pemeriksaan bahan baku seperti dasar pengecekan,

rencana serta menjaga persediaan.

2.4.2. Pendekatan Proses Produksi

Proses produksi tentu dapat sangat berpengaruh terhadap hasil akhir sebuah produk,

yang dimaksud adalah walaupun bahan baku yang digunakan mempunyai kualitas

yang biasa saja apabila dilakukan dengan proses produksi yang sistematis dan

terencana maka akan menghasilkan produk yang bagus, karena proses produksi

pada intinya adalah mengubah dari input atau bahan baku menjadi output atau

Page 20: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

10

barang jadi yang siap dijual. Perusahaan manufaktur pada umumnya minimal akan

melakukan tahapan tahapan dalam melakukan pengendalian kualitas dalam tiga

tahap untuk menjaga kualitas produk yang mereka buat, ketiga tahapan tersebut

adalah :

a) Tahap Persiapan.

Tahap ini akakn mempersiapkan segala sesuatu unutk memulai suatu proses

produksi dari mulai kapan proses produksi dapat dilaksanakan sampai berapa

kali pemeriksaan proses produksi akan dilakukan.

b) Tahap Pengendalian Proses.

Pada tahapan ini dilakukan langkah langkah pencegahan dan perbaikan dalam

rangka untuk terus enerus mengurangi produk cacat menuju zero defect.

c) Tahap Pemeriksaaan Akhir.

Tahapan pemeriksaan terakhir sebelum produk akan di simpan ataupun

dikirim langsung kepada konsumen, pada proses ini biasanya dilakukan oleh

outgoing quality control.

2.4.3. Pendekatan Produk Akhir.

Salah satu usaha perusahaan dalam mempertahankan kualitas adalah dengan cara

melihat hasil akhir suatu produk yang menjadi salah satu indikator kesuksesan

perusahaan tersebut, perusahaan juga dapat melihat kualitas produk akhir yang akan

dikirim pada konsumen ataupun distributor. Dengan cara ini perusahaan dapat

melakukan evaluasi terhadap produk apakah ada produk cacat yang akan dikirm

ataupun apakah ada produk yang tidak memenuhi standar kualiatas perusahaan.

Pada tahap pendekatan ini perlu adanya pembicaraan atau perencanaan yang

matang agar dapat menjaga kualitas sesuai dengan keinginan konsumen. khusus

masalah menangani cacat sebuah produk produsen perlu melaksanakan langkah

tepat demi menjaga produk tetap berkualitas dan menjaga perusahaan tetap

berjalan, maka dari itu perusahaan perlu punya data mengenai keluahan pelanggan

untuk selanjutanya mengadakan tentang berbagai analisa kekurangan serta

kelemahan hasil barang atau jasa perusahaan supaya dapat menjaga pasar yang

sudah dikuasai.

Page 21: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

11

2.5. Pengertian Six Sigma

Menurut Pande dan Cavnagh (2003), Six Sigma adalah mempunyai tujuan dapat

mendekati kesempurnaan dalam menyanggupi syarat dari konsumen, Menurut

Gaspersz (2005) six sigma mempunyai beberapa pengertian :

• Merupakan suatu usaha dalam memperoleh kepuasan konsumen dengan

cara melakukan peningkatan kualitas secara terus menerus.

• Mencapai kapabilitas produk dan proses sebesar 3,4 DPMO atau 99, 99966

% bebas dari cacat.

• Menjadi sebuah ukuran yang bisa mengindikasikan bagaimana suatu proses

produksi industri.

• Sebuah terobosan yang bisa menjadikan sebuah perusahaan melaksanakan

peningkatan luar biasa ditingkat bawah melalui proyek six sigma.

• Sebuah usaha pendekatan untuk mencapai zero defect.

• Merupakan usaha pengendalian proses yang berfokus pada kapabilitas

industri

Beberapa pengertian six sigma yang diambil dari buku six sigma hand doob adalah

sebagai berikut :

• Merupakan sebuah pengukuran untuk menghitung cacat-cacat yang terjadi

dalam proses produksi dan hasil dari perhitungan tersebut ditampilkan

dalam bentuk angka atau grafik untuk membantu melaksanakan perbaikan.

• Six sigma merupakan sebuah bentuk benchmark karena pada umumnya

proses yang akan diperbaiki akan dibandingkan dengan yang terbaik pada

kelasnya.

• Merupakan sebuah sistem yang akan digunakan untuk menentukan dimana

kita, tujuanya apa serta bagaimana menggapai tujuan itu dan memonitor apa

yang sudah kita capai.

• Merupakan sebuah alat yang akan digunakan untuk memperbaiki proses

yang berfokus pada konsumen, perbaikan yang dilakukan secara terus

menerus dan melibatkan banyak orang baik dari dalam organisasi itu sendiri

maupun dari luar.

Pada intinya six sigma menjadi salah satu cara atau tehnik peningkatan dan

pengendalian kualitas produk yang termasuk baru dalam bidang kualitas.

Page 22: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

12

2.6. Pengertian Crirtical To Quality

Merupakan persyaratan-persyaratan kualitas yang disyaratkan oleh konsumen,

kualitas yang dimaksud haruslah berhubungan dengan kebutuhan secara spesifik

pada konsumen yang langsung diteruskan pada hasil produksi. Persyaratan ini harus

bisa diterjemahkan secara tepat kedalam karakteristik kulaitas yang ditentukan oleh

manajemen organisasi atau orang – orang yang terlibat dalam proses produksi.

Karakteristik kualitas kunci merupakan ukuran persyaratan kualitas utama yang

peran atau fungsinya sangat penting bagi konsumen, artinya bahwa tidak bisa

persyaratan ini tidak dipenuhi oleh produsen apabila ingin menjual produk atau jasa

yang mereka produksi. Karena peran penting inilah maka dalam hal mengumpulakn

informasi ataupun data dalam rangka menetapkan Critical to quality inilah biasanya

digunakan cara wawancara dan voice of customer atau suara dari pelanggan

langsung. Bentuk dari critical to quality ini dapat dibentuk dalam critical to quality

tree bisa menjabarkan beberapa karakteristik kualitas kunci konsumen yang akan

dipecahkan dan dibahas kasusnya.

2.7. Pengukuran kinerja proses

Peta kontrol dibuat dengan tujuan untuk menghilangkan variasi tidak normal

dengan cara memisahkan variasi yang disebabkan oleh special case atau penyebab

khusus yang menyebabkan keluar dari peta kendali. Pada intinya peta kendali atau

peta kontrol ini digunakan untuk :

• Menentukan suatu proses berada dalam pengendalian ataukah berada diluar

kendali secara statistik.

• Memonitor secara terus menerus dengan tujuan supaya proses tetap stabil

secara ilmu statistik dan hanya ada penyebab secara khusus.

• Menentukan batas-batas dari variasi proses sehingga tetap dalam keadaan

terkendali secara statistik.

Dalam stastistik peta kontrol terbagi dalam berbagai macam sesuai dengan data

yang akan diproses, dalam dunia statistik dikenal ada dua macam data yaitu data

atribut yaitu data kualitatif yang dapat dihitung dan yang kedua adalah data variabel

yaitu data kuantitatif yang dapat dihitung.

Page 23: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

13

Tabel 2.1 Jenis data dan peta kendalinya

Jenis data Jenis peta kendali

Data Atribut yaitu data kualitatif yang bisa dihitung untuk

dicatat maupun dilakukan analisa. Data ini biasanya

diperoleh dalam bentuk unit - unit yang nonconforms atau

ketidaksesuaian terhadap spesifikasi atribut yang sudah

ditetapkan.

- Peta np

- Peta P

- Peta c

- Peta u

Data Variabel yaitu data kuantitatif yang dapat diukur

guna dilakukan analisis. Seperti contohnya adalah diameter,

tinggi, panjang, volume, lebar dan lain sebagainya yang

merupakan data variabel.

- Peta X-bar dan S

- Peta X-bar dan MR

- Peta X-bar dan R

2.8. Konsep Six Sigma

Apabila perusahaan manufaktur menerapkan pengendalian kualitas menggunakan

six sgima maka tentu perusahaan mengharapkan nilai sigma mendekati enam yang

artinya mengharapkan bahwa proses produksi tidak menghasilkan banyak produk

cacat. Menurut Gaspersz (2005:310), terdapat beberapa aspek penting dalam

melaksanakan konsep Six Sigma, yaitu :

a) Mengenali pelanggan

b) Mengenali produk

c) Mengetahui kebutuhan

d) Definisi proses

e) Menghindari kesalahan

f) Menghilangkan pemborosan

Sementara apabila konsep Six Sigma ini akan diterapkan dalam bidang

manufakturing, maka akan terdapat enam aspek yaitu:

1. Identifikasi karakteristik produk yang sesuai dengan kebutuhan dan

ekspektasi pelanggan.

2. Mengklasifikasikan karakteristik kualitas sebagai CTQ (Critical-To-

Quality) individual.

3. Menentukan apakah setiap proses yang kritikal dapat dikendalikan melalui

pengendalian mesin, proses kerja, material, dan lain-lain.

4. Menentukan batas maksimum toleransi sesuai dengan apa yang diinginkan

oleh pelanggan.

Page 24: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

14

5. Menentukan maksimum proses variasi setiap proses kritikal.

6. Melakukan perubahan desain produk atau melakukan perubahan proses

produksi supaya dapat memenuhi nilai six sigma yang diharapkan.

2.9. Strategi Peningkatan kinerja dan pengembangan six sigma

Strategi merupakan penerapan pemilihan fungsi yang dijadikan salah satu penyebab

dari aktifitas proses bisnis terbagus yang mempunyai arti dari harapan pelanggan,

diluar organisasi, pemegang modal serta semua anggota organisasi perusahaan.

menurut Hidayat (2007), strategi six sigma mempunyai beberapa prinsip sebagai

berikut :

Tabel 2.2 Prinsip dasar menurut Hidayat dalam Strategi Six Sigma

DIMENSI PRINSIP-PRINSIP IMPLEMENTASI

Konsumen 1. Kepuasan konsumen

2. Zero defect

3. Mengutamakan nilai dari konsumen

4. Mengahrgai

harapan konsumen

Perusahaan 1. Menjaga keberlangsungan perusahaan

2. Memberikan laba besar

3. Fokus terhadap proses produksi

4. Menanamkan nilai kualitas pada setiap karyawan.

5. Meningkatakkan terus menerus kemampuan proses produksi dan

pelayanan.

6. Memanfaatkan perkemabangan informasi dan teknologi sebagai

standar perusahaan.

7. Menerapkan dengan baik konsep produksi

Tenaga Kerja 1. Mendengar dan menghargai setiap saran

2. Mengelola sumber daya manusia untuk terus berinovasi

3. Kepemimpinan.

4. Penghargaan dan empati

Rekanan 1. Menjaga hubungan bisnis

2. Membantu dalam hal bisnis

Sosial

Kemasyarakatan

1. Melakukan kegiatan sosial terhadap lingkungan sekitar dan

menjaga etika.

Page 25: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

15

2.10. Objek penelitian

Penjelasan mengenai subyek yang akan diteliti secara lengkap sebagai dasar dalam

menentukan obek yang akan diteliti, penentuan critical to quality dan menjelaskan

proses produksi maupun inspeksi, berikt adalah langkah langkahnya :

a. Profil perusahaan

Dalam tahap ini akan dijelaskan mengenai profil perusahaan secara singkata

dari mulai berdirinya perusahaan, visi dan misi sampai dengan produk yang

dihasilkan.

b. Proses produksi

Setiap perusahaan manufaktur pasti mempunyai proses produksi yang

berbeda begitu juga dengan perusahaan yang akan dijadikan tempat

penelitian, oleh karena itu perlu dijelaskan proses produksi dari mulai hulu

sampai dengan hilir agar bisa dilakukan proses identifikasi. Dalam hal

menjelaskan proses produksi akan dijelaskan melalui diagram SIPOC

(Supplier input proces output customer). Berikut adalah langkah- langkah

dalam pembuatan diagram SIPOC :

• Menanamkan proses

• Membuat batasan titik awal

• Membuat daftar output dan pelanggan

• Membuat daftar input dan pemasok

• Beri nama dan mengurutkan langkah-langkah dalam proses

2.11. Langkah penerapan pengendalian kualitas six sigma

Langkah-langkah penerapan pengendalian kualitas Six sigma berupa metode

DMAIC atau Define, Measure, Analyse, Improve, and Control menurut Pande dan

Holpp (2005).

a. Define

Define merupakan sasaran penerapan dari langkah meningkatkan kualitas six

sigma, tahapan tersebut untuk mengartikan apa saja langkah yang perlu

dilaksanakan untuk mengimplementasikan dari upaya meningkatkan proses

produksi (Gaspersz, 2005). Menurut Pande dan Cavanagh (2003) ada tiga

aktivitas utama yang langsung berkaitan dengan mendefinisikan proses inti dari

para pelanggan yaitu :

Page 26: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

16

➢ Mengartikan proses inti mayor dari bisnis itu sendiri.

➢ Menentukan output kunci dari proses tersebut dan para pelanggan kunci.

➢ Menciptakan peta tingkat tinggi proses inti maupun strategis.

Dalam tahapan ini akan ditentukan proporsi jenis cacat yang menjadi penyebab

paling signifikan terhadap kegagalan produksi, dengan cara berikut :

a) Mendefinisikan masalah-masalah yang terjadi pada pada saat proses

produksi model SM-G532G.

b) Menghitung persen masing-masing cacat kemudian menggambarkannya

kedalam diagram pareto.

Berikut adalah rumus menghitung persen

% Kerusakan = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐾𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛

Kemudian setelah dihitung menggambarkanya kedalam diagram pareto

Gambar 2.1 Diagram Pareto

Sumber : Freivalds, Andris, Benjamin W. Niebe, 2014

c) Menentukan satu dari jenis cacat yang akan dilakukan penelitian lebih

lanjut, seperti pengukuran, analisa, perbaikan sampai dengan kontrol.

d) Menetapkan Critical To Quality yang mana ini merupakan persyaratan

yang dihendaki oleh pelanggan, dalam penetapan ini harus langsung

berhubungan dengan kebutuhan kualitas konsumen.

Page 27: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

17

b. Measure

Tahapan ini merupakan langkah lanjutan yang logis terhadap langkah define dan

juga merupakan sebuah penyambung untuk langkah berikutnya. Pada langkah

measure mempunyai dua sasaran utama menurut Pande dan Holpp (2005)

sasaran itu adalah :

➢ Mencari data untuk memvalidasi dan memilah masalah ataupun peluang.

➢ Mulai mengahdapi fakta maupun angka-angka yang dapat memberi petunjuk

tentang akar suatu masalah.

Pada tahapan peningkatan kualitas yang kedua ini terdapat beberapa hal pokok

yang harus dilakukan, yaitu:

• Memilih karakteristik kualitas kritikal

Dalam penetapan atau pemilihan ini harus diseratai dengan pengukuran yang

dapat dikuantifikasikan kedalam bentuk angka dengan tujuan meniadakan

ada anggapan serta interprestasi yang mungkin salah dalam semua yang

terlibat peningkatan kualitas.

• Dalam rangka mengembangkan rencana mencari data yang menjadi ciri

kualitas bisa dilakukan pada tingkat-tingkat berikut :

1. Tingkat proses

Meneliti setiap aktifitas saat proses dan karakteristik kualitas input yang

diberikan oleh pemasok yang mengendalikan dan mempengaruhi

karakteristik kualitas output yang diinginkan.

2. Tingkat output

Adalah hasil dari ciri ciri kualitas output sebuah proses akan dibandingkan

terhadap syarat kualitas yang disyaratkan oleh konsumen.

3. Tingkat outcome

Adalah mengukur barang atau jasa yang dihasilkan apakah sudah

memenuhi kebutuhan spesifik serta rasional yang diinginkan oleh

konsumen.

4. Baseline kinerja pada output

Untuk mencapai kepuasan konsumen maka proyek meningkatkan kualitas

six sigma ditetapkan dan difokuskan menuju arah zero defect, maka untuk

memulainya kita harus mengetahui dulu tingkat kinerja yang sedang

berjalan atau dalam terminologi Six Sigma disebut sebagai baseline

Page 28: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

18

kinerja, sehingga pada proyek meningkatkan kualitas bisa diukur selama

berlangsungnya masa proyek peningkatan kualitas. Pada pengukuran ini

bertujuan mencarai tahu seberapa hasil produksi bisa mencapai syarat

kualitas yang diinginkan oleh konsumen.

Dalam tahap ini dilakukan pengukuran terhadap data yang didapat selama satu

tahun atau dua semester pada tahun 2017 dengan menggunakan alat statistik

berikut ini :

a. Analisis diagram kontrol ( P-Chart)

Penggunaan diagram kontrol ini diperuntukan untuk data yang sifatnya

atribut yang pada dasarnya dapat dihitung dengan angka. seperti contoh

jumlah cacat produk pada suatu proses produksi di sebuah perusahaan.

Langkah pembuatan diagram :

1. Pengambilan sampel

populasi atau sampel yang digunakan untuk analisa diagaram ini adalah

jumlah produk pada sebuah perusahaan, yang mana di perusahaan

tersebut memproduksi sebuah produk dan menghasilkan sejumlah cacat

untuk bisa dianalisa dengan diagram ini untuk mengetahui apakah ada

proses yang keluar dari batas atas atau batas bawah.

2. Pemeriksaan karakteristik dengan cara menghitung nilai mean.

Rumus mencari niali mean:

n : jumlah sampel

np : jumlah kecacatan

p : rata-rata proporsi kecacatan

3. Menghitung standar deviasi (S)

4. Menentukan batas kendali dengan menetapkan nilai UCL (Upper

Control Limit / batas spesifikasi atas) dan LCL (Lower Control Limit /

batas spesifikasi bawah) dengan cara berikut :

Page 29: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

19

UCL = p+3

LCL= p−3

UCL : Upper Control Limit

LCL : Lower Control Limit

p : rata-rata proporsi kecacatan

n : jumlah sampel

(Prawirosentono, 2002)

b. Menganalisa tingkat sigma dan Defect Per Milion Opportunities

perusahaan :

Tabel 2.3 Tahap - tahap Perhitungan Sigma dan DPMO

Langkah Tindakan Persamaan

1 Proses apa yang ingin diketahui -

2 Berapa banyak unit yang

diproduksi -

3 Berapa banyak unit yang cacat -

4 Hitung tingkat cacat berdasarkan

langkah 3

Langkah 3 / langkah

4

5 Tentukan CTQ penyebab produk

cacat

Banyaknya

karakteristik CTQ

6 Hitung peluang tingkat cacat

karakteristik CTQ

Langkah 4 / langkah

5

7 Hitung kemungkinan cacat per

DPMO

Langkah 6 x

1.000.000

8 Konversi DPMO kedalam nilai

Sigma -

c. Analyze

Ada beberapa hal minimal yang harus diperhatikan pada saat proses menganalisa

dalam sebuah proyek peningkatan kualitas :

a. Menentukan stabilitas dan kapabilitas proses

Industri merupakan suatu proses yang harus mempunyai suatu perbaikan

yang berkelanjutan dengan adanya ide ide perbaikan dalam menghasilkan

n

p p ) 1 ( −

n

p p ) 1 ( −

Page 30: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

20

produk, proses produksi, pengembangan produk, sampai dengan melakukan

distribusi kepada konsumen, oleh karena itu perlu adanya analisa secara terus

menerus untuk mengetahui apakah proses stabil dan kapabilitas dalam

kondisi bagus. Untuk menganalisa dibutuhkan statistik dengan memahami

metode metode dalam statistik sebagai alat analisis dalam rangka untuk

mewujudkan peningkatan kinerja berkelanjutan mencapai nol cacat.

b. Menentukan target kinerja berdasarkan ciri kualitas

Target peningkatan kinerja untuk meningkatkan kualitas six sgima seceara

konseptual harus memnuhi prinsip berikut :

1. Spesific, artinya dalam meningkatkan kualitas harus disampaikan secara

tegas dan juga spesifik.

2. Measureable, mengukur target kinerja menggunakan alat statistik yang

sesuai agar dapat mengetahui keberhasilan, rencana perbaikan dan

evaluasi.

3. Achievable, peningkatkan kualitas six sigma dapat dicapai menggunakan

cara yang berbeda dari biasanya.

4. Result-Oriented, dalam meningkatkan kualitas harus berfokus pada kinerja

yang sudah disepakati serta ditentukan sebelumnya.

5. Time-Bound, batas waktu untuk pecapaian target kinerja dalam

meningkatkan kualitas yang sudah ditetetapkan sebelumnya, hal ini

bertujuan agar peningkatan kualitas mempunyai batasan.

c. Mendefinisikan penyebab masalah kualitas

Diagram tulang ikan atau diagram sebab akibat digunakan sebagai salah satu

alat analisis untuk mencari penyebab masalah, diagram ini juga membantu

adanya perbaikan untuk menciptakan produk yang lebih berkualitas.

Page 31: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

21

Sumber : Gazperz, 2005, hal 243

Gambar 2.2 Diagram sebab akibat

menurut Gasperz (2005), ada beberapa kategori penyebab masalah :

1. Manpower, berkaitan dengan kekurangan dalam kemampuan atau

keterampilan, kelelahan, kurang dalam pengetahuan, stress, tidak peduli,

dan lain sebagainya.

2. Machines, biasanya berkaitan dengan masalah pemeliharaan mesin yang

kurang diperhatikan, mesin belum dikalibrasi, tidak sesuai dengan

spesifikasi yang dibutuhkan, dan lain sebagainya.

3. Method, biasanya terkait dengan metode kerja belum diperbarui, tidak

mudah untuk dipahami, dan lain lain.

4. Materials, berhubungan dengan bahan baku seperti pemilihan, kualitas

bahan baku, spesifikasi dan lain sebagainya.

5. Media, berhubungan dengan tempat kerja seperti 5 s, kebutuhan ruang

khusus, pencahayaaan yang khusus untuk inspeksi produk tertentu yang

harus sesuai denan spesifikasi, dan lain sebagainya.

6. Motivation, berkaitan dengan sistem nalas jasa atau penghargaan yang

bisa membuat karyawan bekerja dibawah standar.

7. Money, kaitanya dengan keuangan yang lancar untuk peningkatan dan

penjagaan kualitas six sigma.

Akibat

Method Material Media Money

Manpower Machine Motivation Predictable causes

Page 32: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

22

d. Improve

Tahap ini akan direncanakan suatu tindakan dalam rangka proyek peningkatan

kualitas, dalam rencana ini akan ditetapkan rencana penggunaan dana alternatif

atau prioritas. Setiap orang yang terlibat dalam peningkatan kualitas harus

menentukan target yang akan dicapai, diamana akan dilaksanakan, mengapa

rencana tersebut harus dilaksanakan, kemudian siapa dari pelaksana rencana

tersebut kemudian siapa yang akan bertanggung jawab atas segala sesuatunya,

bagaimana cara melaksanakan tersebut sampai dengan perhitungan berapa

besaran biaya yang harus dilakukan dan terakhir manfaat apa yang bisa diberikan

dari rencana tersebut.

Identifikasi sumber ataupun akar dari masalah serta memonitor efektifitas dari

penerapan peningktan kualitas harus terus dilakukan, salah satu cara untuk

mengetahui seberapa efektif dari penerapan rencana tersebut dapat dilihat dari

penurunan biaya kegagalan kualitas atau yang biasa disebut dengan cost of poor

quality terhadap total nilai penjualan dan meningkatnya nilai sigma.

e. Control

Pada tahap terakhir ini akan dilaksanakan kontrol dari yang sudah dilakukan

sebelumnya pada tahap perbaikan, hal ini perlu dilakukan agar penerapan atau

pelaksnaan dari perbaikan yang memakan waktu dan biaya tidak sia sia. Pande

dan Holpp (2005), langkah dalam tahap kontrol pada proses DMAIC adalah

sebagai berikut :

1. Pengembangan proses monitoring agar mampu mendeteksi perbaikan atau

perubahan apa yang harus dilakukan.

2. Membuat rencana penanganan masalah yang mungkin terjadi atau rencana

pencegahan menghadapi suatu masalah..

3. Mengarahkan fokus manajemen kepada hasil dari pengukuran yang bersifat

kritis terhadap produk.

Page 33: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

23

Identifikasi

Masalah

Landasan

Teori

Data Dan

Analisis

Simpulan dan

saran

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Langkah – langkah penelitian

Langkah langkah dalam penelitian ini dibuat secara sistematis dan berurutan untuk

mempermudah dalam proses pemecahan masalah :

Studi

Pendahuluan Studi pendahuluan:

• Mengumpulkan data cacat produk selama dua

semester tahun 2017

• Memahami metode dalam peningkatan kualitas

menggunakan six sigma

• Menentukan salah satu jenis yang akan dilakukan

penelitian

Identifikasi masalah:

• Mencari permasalahan yang menyebabkan cacat

pada produk

• Menentukan batasan masalah

• Menentukan metode yang akan digunakan untuk

menangani masalah

Landasan teori:

• Penjelasan tentang pengendalian kualitas

• Pengertian tentang six sigma

• Penjelasan tentang konsep six sigma

• Penjelasan tentang CTQ

• Penjelasan tentang proses DMAIC

Data dan analisis:

• Menjelaskan tentang subjek penelitian

• Menerangkan proses produksi menggunakan

diagram SIPOC

• Mendefinisikan jenis cacat dan menentukan CTQ

• Melakukan pengukuran menggunakan alat statistik

• Melakukan analisa menggunakan diagram sebab

akibat

• Melakukan perbaikan dan pengontrolan

Simpulan dan saran

Menyimpulkan dan memberikan saran

Page 34: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

24

3.2. Studi pendahuluan

Pada tahap ini akan dilakukan observasi langsung pada tempat atau perusahaan

yang akan dilakukan penelitian dengan cara melakukan wawancara terhadap orang

yang terlibat langsung dalam penelitian ini untuk mengetahui informasi tentang

penanganan kualitas dalam perusahaan, selain itu juga akan dilakukan

pengumpulan data seperti data cacat selama setahun, kemudian akan dilakukan

penyebab dari masalah terjadinya cacat untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

3.3. Identifikasi masalah

Dalam proses produksi ini ditemukan beberapa masalah yaitu scratch, dented, lcd

noise, vinyl dan black dot. Beberapa masalah ini mempunyai tingkat cacat masing

masing dan mempunyai kategori jenis cacat masing masing. Jenis scratch

mempunyai prosentase sebesar tiga puluh delapan persen lebih, kemudian jenis

dented mempunyai hampir tiga puluh persen dari total cacat, kemudian jenis cacat

lcd noise mempunyai prosentase sebanyak empat persen lebih, jenis cacat vinyl

mempunyai prosentase hampir dua puluh delapan persen lebih dan terakhir

prosentase jenis cacat dari black dot adalah sebesar lebih dari lima persen. Dari

semua jenis cacat dan prosentase tersebut yang paling besar adalah jenis cacat

scratch yang mempunyai prosentase sebesar tiga puluh delapan persen lebih dan

atas dasar inilah jenis cacat ini yang akan dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai apa penyebabnya kemudian apa perbaikanya sampai dengan proses

pengontrolan dari masalah tersebut. Dari kelima jenis cacat yang sudah ditemukan

beserta prosentase jumlah cacat tersebut nantinya akan digambarkan pada diagram

pareto untuk membuktikan bahwa memang jenis cacat scratch yang paling tinggi

prosentase jumlah cacatnya. Setelah proses penentuan jenis cacat apa yang akan

diteliti lebih lanjut maka langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah

penentuan masalah yang menjadi critical to quality, untuk menentukan itu jenis

cacat atau masalah yang terjadi harus menjadi standar kualitas yang dibutuhkan

oleh konsumen, artinya jenis cacat ini tidak boleh sampai kepada konsumen setelah

membeli produk. Dari lima jenis cacat tersebut semuanya dikategorikan sebagai

CTQ kareana kelimanya memenuhi syarat kualitas yang harus dipenuhi oleh

konsumen.

Page 35: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

25

3.4. Landasan teori

Dalam penelitian ini terdapat teori yang digunakan sebagai landasan dalam

menjalankan penelitian, teori yang diambil berasal dari berbagai sumber baik dari

buku, internet maupun jurnal nasional ataupun internasional. Pada penelitian ini

teori pertama adalah mengenai pengendalian kualitas, karena tujuan dari penelitian

ini adalah mengendalikan kualitas jenis cacat tertentu. Selanjutnya adalah teori

tentang pengertian six sigma dan tentang penerapanya menggunakan metode

DMAIC yaitu define, measure, analyse, improve dan control. Setiap tahap

mempunyai tujuan yang berbeda, pada tahap define dijelaskan tentang apa saja jenis

cacat yang ditemukan pada saat proses produksi kemudian dicari prosentase

masing-masing dari jenis cacat tersebut dan ditentukan satu diantara lima jenis

tersebut yang akan digunakan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penyebab

masalah, terakhir dalam tahap ini adalah menentukan critical to quality. Tahap

selanjutnya adalah teori tentang measure yaitu tahap ini akan menjelaskan teori

tentang menggunakan alat statistik seperti diagram kontrol. Pada tahap selanjutnya

yaitu tahap analyse akan dijelaskan tentang teori diagram sebab akibat, lanjut

ketahap improve yaitu tahap dimana akan dijelaskan teori tentang perbaikan, dan

terakhir adalah tahap kontrol yaitu tahap dimana akan dijelaskan teori tentang

pengontrolan setelah dilakukanya perbaikan.

3.5. Data dan analisa

Pada tahap ini semua data yang sudah diperoleh akan dilakukan penelitian

menggunakan metode pengendalian kualitas six sigma yang meliputi beberapa

tahap yaitu pertama adalah tahap define, measure, analyse, control dan improve.

Semua tahapan ini akan dilaksanakan satu demi satu menggunakan alat statistik

masing-masing, pada tahap define akan digunakan diagram pareto, kemudian pada

tahap measure akan digunakan alat statistik diagram kontrol p chart selanjutnya

pada tahap analyse akan digunakan alat statistik yang diagram sebab akibat atau

fish bone. Sebelum melakukan tahapan ini sebelumnya akan dijelaskan proses

produksi maupun proses inspeksi dengan menggunakan diagram SIPOC untuk

meneraengkan bahwa proses produksi yang dijalankan sudah melalui beberapa

tahapan sehingga tidak terjadi adanya jenis cacat tertentu yang diakibatkan dari

material atau bahan baku. Setelah semua tahapan penjelasan proses produksi

Page 36: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

26

sampai dengan proses perbaikan selanjutnya akan dihitung data pada semester dua

yang diambil dari bulan juli sampai dengan agustus. Berikut adalah kerangka

penelitian dalam melakukan analisa dan pemabahasan.

Gambar 3.1 Kerangka penelitian

Page 37: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

27

3.6. Simpulan dan Saran

Pada tahap ini akan disimpulkan dari mulai tahap observasi sampai dengan tahap

perbaikan serta tahap pengontrolan selama dua semester dan peneliti akan

memberikan saran mengenai penelitian yang sudah dilakukan.

Page 38: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai profil perusahaan secara singkat, produk

yang dihasilkan, penjelasan produk yang akan dijadikan bahan penelitian dan

proses produksinya.

4.1.1. Profil Perusahaan secara singkat

Berikut merupakan profil perusahaan secara singkat dari mulai sejarah berdirinya

sampai dengan produk yang dihasilakan

➢ Sejarah perusahaan

Berawal dari bisnis ekspor kecil di Taegu, Korea, perusahaan ini telah tumbuh

menjadi salah satu perusahaan elektronik terkemuka di dunia, dengan spesialisasi

pada media dan peralatan digital, semikonduktor, memori, dan integrasi sistem. kini

Samsung sudah banyak mempunyai banyak cabang di berbagai negara di dunia

salah satunya di Indonesia. PT. Pabrik Elektronik adalah perusahaan manufaktur

elektronik asal Korea Selatan yang telah berdiri selama 25 tahun di Indonesia, saat

ini berada dalam masa kejayaannya dan merajai pasar smart phone baik di Indonesia

maupun dunia. Samsung memiliki lima core value yang menjadi kunci sukses

perjalan panjang kami dari masa ke masa yaitu People, Excellence, Change,

Integrity, dan Co-Prosperity. Perusahaan yang berstandar internasional dan

mengedepankan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku, mampu menjamin

kesejahteraan karyawan yang menjadi aset utama, menciptakan lingkungan kerja

yang baik dengan moto Great Work Place, dan mengedepankan keseimbangan

hidup karyawannya dengan moto Work Life Balance.

➢ Visi dan Misi Perusahaan

Visi : Mengilhami dunia, menciptakan masa depan dengan produk dan design

inovatif, dan berperan terhadap masa depan yang bertanggung jawab dan

berkelanjutan secara sosial.

Misi :

• Mencapai kontribusi yang menonjol.

• Menjalankan tugas secara profesional.

Page 39: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

29

• Partisipasi secara aktif dengan konsumen kami.

• Mengenali dan manjawab tantangan global.

➢ Produk Yang Dihasilkan

Produk yang dihasilkan oleh PT. Pabrik Elektronik hingga pada tahun 2018 terdiri

dari beberapa produk, yang pertama adalah Satelite Box, Blu-ray Disc Player dan

Smartphone. Khusus untuk smartphone baru diproduksi dalam negeri pada tahun

2015 yang sebelumnya diimpor dari negara Vietnam.

Gambar 4.1 Produk PT. Pabrik Elektronik

4.1.2. Proses Produksi

Berikut ini adalah gambaran proses produksi smartphone model SM-G532G / J2

PRIME dimulai dari proses inspeksi material di pemasok sampai dengan produksi

produk di PT. Pabrik Elektronik menggunakan diagram SIPOC. Alasan dipilihnya

produk ini adalah karena jumlah produksi dan cacat paling banyak.

Gambar 4.2 Produk SM-G532G / J2 PRIME

Smartphone

Satelite Box

Blueray Disc

Page 40: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

30

Gambar 4.3 Proses inspeksi produk J2 Prime di pemasok

Dari gambar 4. 3 di atas dapat kita lihat bahwa di perusahaan pemasok diharuskan

minimal ada tiga tahap proses inspeksi yang salah satu tahapan inspeksi dilakukan

oleh perwakilan perusahaan, hal ini dilakukan demi tercapainya zero defect

material, adapun proses inspeksi tiga tahap tersebut yaitu :

1. In Line Inspection yaitu proses inspeksi yang dilakukan langsung di lini

pada saat proses produksi berlangsung dengan fokus pada proses inspeksi

appearance, proses inspeksi ini dilkukan perusahaan pemasok dengan

tujuan tentu untuk menjaga kualitas dan menjaga agar tidak ada cost yang

disebabkan proses rework.

2. Outgoing Inspection yaitu proses inspeksi yang dilakukan setelah material

itu siap dikirim dengan fokus pengecekan fungsi dan dengan pengecekan

model sampling, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan kualitas

yang dihasilkan oleh produksi.

Page 41: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

31

3. Customer Inspection yaitu proses inspeksi yang dilakukan setelah proses

Outgoing Inspection selesai dilakukandan dilakukan secara sampling,

khusus proses inspeksi ini dilakukan oleh perwakilan perusahaan PT.

Samsung Electronics Indonesia dengan tujuan untuk memastikan material

sesuai spesifikasi yang diminta dan memastikan kualitas dari material yang

akan dikirim.

Gambar 4.4 Proses Produksi SM-G532G di PT. Samsung Electronics Indonesia

Dari Gambar 4. 4 di atas maka proses produksi tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut :

PT. SHIN HEUNG Rear cover Samsung Sales

Front cover

Main frame

LCD

Touch screen

Camera

Speaker

Microphone

IC

PCB

Battery

PT. TAE WON Packaging

SEV (SAMSUNG

VIETNAM)

SMD SEIN

(internal)

SEV (Samsung

electronics

SIPOC DIAGRAM SM - G532G / J2 PRIME

► ► ► ►

Smartphone

SM-G532G /

J2 PRIME

Supplier Input Process

Incoming Inspection

Production trial

Product inspection by

OQC

Analysis and Improvement by

PE, ME, QA.

Mass Production

Outgoing

Output Customer

Delivery

Page 42: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

32

1. Incoming Inspection

Semua material yang berasal dari vendor maupun dari subsidiary Samsung

akan di inspeksi ulang oleh divisi Incoming Quality Control untuk memastikan

kualitas material yang akan dirakit pada saat produksi untuk menghindari cacat

yang disebabkan oleh material yang cacat, untuk material yang dikategorikan

riskan ditemukan material yang cacat akan dilakukan inspeksi seratus persen.

2. Production Trial

Percobaan produksi dilakukan pada saat sebelum melakukan produksi secara

masal atau yang biasa disebut dengan LQV, hal ini dilakukan untuk

mengetahui kualitas produk itu sendiri dan kesiapan masing – masing divisi

sebelum melakukan produksi massal, setelah produksi masal berjalan

Production Trial akan terus dilakukan selama model tersebut masih diproduksi,

hal ini dilakukan semata – mata dengan tujuan untuk tetap menjaga kualitas

dan juga dikarenakan akan selalu ada pembaruan produk dari segi software

maupun hardware.

3. Product Inspection

Produk yang dihasilkan dari hasil percobaan produksi dilakukan inspeksi oleh

divisi PE (Product engineering), ME (Mechanical Engineering), OQC

(Outgoing Quality control) dan QA (Quality assurance), hal ini bertujuan

untuk mengetahui apakah ada masalah dengan produk yang dihasilkan baik

dari segi software maupun hardware.

4. Analysis and Improvement

Setelah produk dilakukan inspeksi secara menyeluruh oleh pihak divisi terkait

dan ditemukan masalah maka produk akan segera dianalisa kemudian

dilakukan perbaikan dan pencegahan untuk menghindari quality accident

maupun cacat pada saat produksi masal, sebelum ada perbaikan maka produksi

tidak bisa melakukan produksi secara masal.

5. Mass Production

Produksi masal dilakukan setelah adanya kepastian dari divisi yang melakukan

inspeksi, analisa dan perbaikan bahwa produk tersebut sudah bisa dilakukan

produksi secara masal.

6. Otgoing Inspection

Page 43: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

33

Setelah diproduksi secara masal produk akan diinspeksi oleh divisi Outgoing

Quality Control untuk memastikan produk tidak cacat setelah proses produksi

secara masal, proses inspeksi disini sangat penting karena menjadi gerbang

terakhir proses produksi sebelum dikirim ke konsumen.

7. Delivery

Proses selanjutnya adalah pengiriman produk ke berbagai warehouse samsung

yang dilakukan oleh pihak vendor jasa pengiriman.

Berdasarkan diagram SIPOC gambar pada gambar 4. 4 dijelaskan bahwa pada

tahap awal proses produksi adalah proses inspeksi material dari vendor yang

dilakukan Incoming Quality Inspection, semua material yang diterima akan di

inspeksi ulang, hal ini untuk memastikan kualitas material setelah dilakukan

pengiriman. Material yang diproduksi oleh vendor sudah dilakukan inspeksi pada

saat proses produksi, dari pihak PT Pabrik Elektronik juga mengirim perwakilan

dari mulai setingkat inspector hingga manajer ke semua vendor yang memproduksi

material untuk PT Pabrik Elektronik, hal ini dilakukan agar tercipta zero defect

material.

4.2. Penerapan Pengendalian Kualitas Produk SM-G532G

Six sigma sebagai salah satu alternatif dalam prinsip-prinsip pengendalian kualitas,

dengan metode six sigma memungkinkan perusahaan melakukan peningkatan luar

biasa dengan terobosan yang aktual. Six sigma merupakan alat penting bagi

manajemen produksi untuk menjaga, memperbaiki, mempertahankan kualitas

produk dan terutama untuk mencapai peningkatan kualitas menuju zero defect.

Analisis hasil penelitian menggunakan metode six sigma pada semester pertama

selama 24 minggu bulan Januari sampai juni pada PT Pabrik Elektronik dengan

produk smartphone dengan model SM-G532G / 2 PRIME, peneliti memilih produk

smartphone tersebut karena produk tersebut menjadi salah satu prioritas

perusahaan semenjak diresmikan oleh pemerintah karena penjualanya yang

melebihi target. Analisis hasil penelitian menggunakan metode six sigma yang

terdiri dari lima tahap yaitu define, measure, analyze, improve, dan control.

Page 44: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

34

4.2.1. Define

Define merupakan tahap pendefinisian masalah kualitas dalam produk model SM-

G532G, pada tahap ini dijelaskan jenis cacat, jumlah dan prosentase masing-masing

cacat. Dengan berdasarkan pada permasalahan yang ada, jenis produk cacat dapat

didefinisikan yaitu: Scratch sebanyak 37, 00 %, Dented 30,5 %, Vinyl 22, 2 %,

Black dot 5, 6%, dan LCD noise 4, 7 %.

a). Mendefinisikan masalah-masalah yang ditemukan pada saat proses produksi di

model SM-G532G.

➢ Scratch

. Cacat jenis ini adalah jenis cacat yang dikategorikan minor karena jenis cacat ini

hanya mengakibatkan cacat pada tampilan atau appearance saja.

Gambar 4. 5 Scratch pada model SM-G532G

➢ Dented

Cacat jenis ini dikategorikan minor sama halnya dengan jenis cacat scratch

karena keduanya hanya menimbulkan cacat pada tampilan atau appearance saja

tidak menimbulkan cacat pada fungsi yang dapat menimbulkan smartphone

tidak berfungsi.

Gambar 4. 6 Dented pada SM-G532G

Page 45: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

35

➢ Vinyl

Pada jenis cacat ini termasuk dalam jenis cacat yang dikategorikan minor hal

ini tak lain karena hanya menimbulkan cacat pada tampilan saja. Jenis cacat ini

terjadi karena mesin otomatis yang digunakan untuk memasang Vinyl pada saat

itu mengalami masalah (out of spec) yang dapat menyebabkan pemasangan

tidak sesuai.

Gambar 4. 7 NG Vinyl pada model SM-G532-G

➢ Black dot

Jenis cacat ini termasuk dalam jenis cacat yang dikategorikan major hal ini tak

lain karena mempengaruhi kinerja dan merupakan komponen utama, cacat ini

terjadi karena material dari vendor sudah cacat sehingga ditemukan pada saat

inspeksi yang dilakukan oleh operator produksi, pada dasarnya masalah ini

disebabkna oleh material yang dipakai adalah grade B yang sangat gampang

terjadi kebocoran sehingga perlu ekstra dalam handling maupun inspeksi.

Gambar 4. 8 Black dot pada model SM-G532-G

Page 46: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

36

➢ LCD noise

Cacat ini termasuk dalam jenis cacat yang dikategorikan major hal ini tak lain

karena mempengaruhi kinerja dan merupakan komponen utama, cacat ini sama

halnya dengan jneis cacat black dot yang pada dasarnya masalah ini disebabkna

oleh material yang dipakai adalah grade B rentan terjadi kebocoran sehingga

perlu ekstra dalam handling maupun inspeksi.

Gambar 4. 9 LCD Noise pada model SM-G532-G

b) Medifinisikan jumlah kerusakan masing-masing cacat dan menggambarkanya

kedalam diagram Pareto. Data yang diolah untuk mengetahui persentase jenis

produk ditolak dihitung dengan rumus:

% Kerusakan = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐾𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛

Jenis Cacat yang sering terjadi adalah :

a. Black Dot sebanyak 760

Perhitungan : 760

13882 x 100% = 5, 47 %

b. Dented sebanyak 4149

Perhitungan : 4149

13882 x 100% = 29, 89 %

c. Scratch sebanyak 5039

Perhitungan : 5320

13601 x 100% = 38, 32 %

d. LCD noise sebanyak 638

Page 47: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

37

Perhitungan : 638

13882 x 100% = 4, 60 %

e. Vinyl sebanyak 3015

Perhitungan : 3015

13882 x 100% = 21, 72 %

Setelah dihitung maka dapat digambarkan kedalam diagram pareto seperti

gambar dibawah ini :

Gambar 4. 10 Pareto Diagram jenis cacat

c. Menetapkan satu dari lima jenis yang cacat terjadi untuk dilakukan pengukuran,

analisa, perbaikan dan pengontrolan. Dari lima jenis cacat yang terjadi dipilih

satu jenis cacat yaitu Scratch karena jumlah cacat jenis ini paling banyak

ditemukan dan menimbulkan biaya rework paling tinggi, biaya return ship

paling tinggi serta mempengaruhi market share produk.

Tabel 4.1 Prosentase defect

No. Defect Cause Qty Prosentase (%)

1 BLACK DOT 760 5,47

2 DENTED 4149 29,89

3 SCRATCH 5320 38,32

4 LCD NOISE 638 4,60

5 VINYL 3015 21,72

TOTAL 13882 100,00

38%

68%

90%95%

100%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

SCRATCH DENTED VINYL BLACK DOT LCD NOISE

Page 48: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

38

d. Menetapkan Critical To Quality

Dari kelima jenis cacat yang ditemukan pada proses produksi smartphone model

SM-G532G ditemukan lima jenis cacat yaitu black dot, dented, scratch, lcd noise

dan vinyl dari kelima jenis cacat tersebut semua tidak tidak boleh sampai pada

konsumen artinya bahwa itu adalah syarat yang dihendaki oleh konsummen,

maka dari itu kelima jenis cacat tersebut ditetaokan sebagai critical to quality.

4.2.2. Measure

Measure merupakan tahap pengukuran dari jenis cacat Scratch yang akan

dilaksanakan dalam pengukuran :

1. Diagram kontrol p-chart

Sampel data berasal dari PT. Samsung Elecetronics Indonesia dari bulan Januari

sampai dengan bulan Juni 2017, diukur menggunakan Statistical Quality Control

jenis P Chart dengan ukuran sampel sebesar 24. Jenis produknya adalah

smartphone dengan model yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

model SM-G532G jenis cacat Scratch dengan jumlah produksi sebanyak

1.392.469 unit dan cacat sebanyak 5.320 unit.

Tabel 4.2 Jumlah produksi dan cacat Scratch selama 24 minggu

Week Prod

Qty

Defect

Qty

Defect

Rate

1 58.100 205 0,35

2 43.302 155 0,36

3 56.760 187 0,33

4 23.802 112 0,47

5 54.311 211 0,39

6 61.646 295 0,48

7 53.506 198 0,37

8 50.746 217 0,43

9 45.069 188 0,42

10 52.540 215 0,41

11 48.126 211 0,44

12 78.936 255 0,32

13 73.664 259 0,35

14 57.374 196 0,34

15 71.496 335 0,47

16 59.082 195 0,33

17 64.733 275 0,42

18 65.146 281 0,43

Page 49: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

39

Tabel 4.3 Jumlah produksi dan cacat Scratch selama 24 minggu (lanjutan)

Week Prod Qty Defect

Qty

Defect

Rate

19 52.759 252 0,48

20 74.041 255 0,34

21 63.443 212 0,33

22 66.582 215 0,32

23 58.433 197 0,34

24 58.872 199 0,34

Total 1.392.469 5.320 9,265598

Dari data tersebut dapat dihitung proporsi (p) tiap minggunya, berikut adalah

contoh perhitungan pada minggu pertama bulan Januari :

P = 𝑛𝑝

𝑝

P = 205

58.100

P = 0, 0035283993

Dimana (p) adalah proporsi, (np) adalah jumlah produksi dan (p) adalah jumlah

sample. Selanjutnya dari data selama 24 minggu tersebut saya hitung LCL, CL

dan UCL nya, dengan perhitungan pada minggu pertama sebagai berikut :

CL = ∑ 𝑛𝑝

∑ 𝑛

= 5.320

1.392.469

= 0, 0038205518

CL = �̅�

UCL = �̅� + 3 √�̅�(1− �̅� )

𝑛

= 0, 0038205518 + 3 √0,0038205518(1− 0,0038205518 )

58100

= 0,004588382

LCL = �̅� − 3 √�̅�(1− �̅� )

𝑛

=0, 0038205518 − 3 √0,0038205518(1− 0,0038205518

58100

Page 50: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

40

= 0,003052722

Berikut lembar pengukuran secara lengkap selama kurun waktu dua puluh empat

minggu menghitung nilai UCL (Upper Control Limit) serta LCL (Lower control

Limit) model SM-G532G.

Tabel 4.4 Nilai UCL, CL dan LCL

Week n Np P LCL CL UCL

1 58.100 205 0,003528 0,003053 0,003821 0,004588

2 43.302 155 0,003580 0,002931 0,003821 0,004710

3 56.760 187 0,003295 0,003044 0,003821 0,004597

4 23.802 112 0,004705 0,002621 0,003821 0,005020

5 54.311 211 0,003885 0,003026 0,003821 0,004615

6 61.646 295 0,004785 0,003075 0,003821 0,004566

7 53.506 198 0,003701 0,003020 0,003821 0,004621

8 50.746 217 0,004276 0,002999 0,003821 0,004642

9 45.069 188 0,004171 0,002949 0,003821 0,004692

10 52.540 215 0,004092 0,003013 0,003821 0,004628

11 48.126 211 0,004384 0,002977 0,003821 0,004664

12 78.936 255 0,003230 0,003162 0,003821 0,004479

13 73.664 259 0,003516 0,003139 0,003821 0,004502

14 57.374 196 0,003416 0,003048 0,003821 0,004593

15 71.496 335 0,004686 0,003128 0,003821 0,004513

16 59.082 195 0,003300 0,003059 0,003821 0,004582

17 64.733 275 0,004248 0,003093 0,003821 0,004548

18 65.146 281 0,004313 0,003095 0,003821 0,004546

19 52.759 252 0,004776 0,003015 0,003821 0,004626

20 74.041 255 0,003444 0,003140 0,003821 0,004501

21 63.443 212 0,003342 0,003086 0,003821 0,004555

22 66.582 215 0,003229 0,003103 0,003821 0,004538

23 58.433 197 0,003371 0,003055 0,003821 0,004586

24 58.872 199 0,003380 0,003058 0,003821 0,004583

Menggunakan aturan sebagai berikut :

a. Jika P < LCL, maka sampel melompat ke bawah di luar batas daerah terima

(LCL) maka periksa penyebabnya.

b. Jika LCL < P> UCL, menunjukkan sampel normal atau sampel berada dalam

daerah diterima.

c. Jika P > UCL, maka artinya sampel ini tidak normal atau berada diluar batas

kendali yang artinya kapabilitas proses rendah dan segera diperlukan analisa

penyebabnya dan melakukan perbaikan.

Dari tabel 4.4 di atas terlihat bahwa proporsi dari sampel berada dalam batas

kendali atau dibawah batas atas dan diatas batas bawah, untuk membuktikan

Page 51: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

41

bahwa populasi atau sampel lebih banyak dalam batas kendali maka akan

digambarkan kedalam bentuk diagram kontrol p-chart, dalam grafik tersebut

juga bisa dilihat apakah ada populasi yang berada di luar batas kendali dari

diagram tersebut, berikut adalah diagram kontrol untuk jenis cacat scratch :

Gambar 4.11 Grafik P Chart

Control P-Chart untuk scratch pada model SM-G532G terlihat bahwa ada tiga

minggu yang berada diluar batas, ketiga minggu tersebut yaitu :

a. Pada minggu ke 6

b. Pada minggu ke 15

c. Pada minggu ke 19

Dapat dilihat pada gambar 4. 11 di atas dapat dilihat bahwa pada minggu ke

enam proporsi produk ditolak atau berada diluar batas kendali disebabkan oleh

sisi conveyor tidak rata sehingga menyebabkan produk menjadi scratch, hal ini

terjadi disaat produksi mengejar target kemudian banyak set yang membentur

pada sisi – sisi conveyor yang tidak rata. Kemudian pada minggu ke lima belas

disebabkan oleh karyawan yang secara langsung terlibat dalam proses produksi

khususnya pada shift malam yang mana mereka bekerja diluar working

instruction yaitu menumpuk set pada satu tangan, sementara pada minggu ke

sembilan belas disebabkan oleh adanya penempatan set yang saling bergesekan

satu sama lain.

Page 52: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

42

Nilai Sigma

=NORMSINV((1000000-DPMO)/1000000)+1.5

=NORMSINV((1000000-706) /1000000)+1.5

= 4,69

Dari ketiga penyebab tersebut semuanya adalah special cause bukan common

cause oleh karena itu perlu adanya perbaikan untuk menghilangkan proses yang

berada diluar peta kendali, disebut special cause karena dari keitga penyebab

tersebut ketiganya dapat dikontrol oleh operator itu sendiri.

2. Tahap pengukuran tingkat sigma dan Defect Per Million Opportunities (DPMO)

Pengukuran nilai ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besarkah peluang

cacat jenis Scratch pada semester satu ini, berikut contoh penghitungan nilai

DPMO dan nilai sigma pada minggu pertama :

Tabel 4.5 Pengukuran Tingkat sigma dan Defect Per Million Opportunities

Week Total

Produksi

Jumlah

Cacat

Tingkat

Cacat CTQ DPMO

Sigma

Value

1

58.100 205 0,0035284 5 706 4,69

2

43.302 155 0,00357951 5 716 4,69

3

56.760 187 0,00329457 5 659 4,71

4

23.802 112 0,00470549 5 941 4,61

5

54.311 211 0,00388503 5 777 4,66

7

53.506 198 0,00370052 5 740 4,68

8

50.746 217 0,0042762 5 855 4,64

9

45.069 188 0,00417138 5 834 4,64

10

52.540 215 0,00409212 5 818 4,65

DPMO = 𝐷

(𝑈 𝑥 𝑂) x 1.000.000

= 205

(58.100 𝑥 5) x 1.000.000

= 705, 679

Page 53: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

43

Tabel 4.6 Pengukuran Tingkat sigma dan Defect Per Million Opportunities (lanjutan)

11

48.126 211 0,00438432 5 877 4,63

12

78.936 255 0,00323047 5 646 4,72

13

73.664 259 0,00351596 5 703 4,69

14

57.374 196 0,00341618 5 683 4,70

16

59.082 195 0,0033005 5 660 4,71

17

64.733 275 0,00424822 5 850 4,64

18

65.146 281 0,00431339 5 863 4,63

20

74.041 255 0,00344404 5 689 4,70

21

63.443 212 0,00334158 5 668 4,71

22

66.582 215 0,0032291 5 646 4,72

23

58.433 197 0,00337138 5 674 4,71

24

58.872 199 0,00338021 5 676 4,70

Jumlah

1.206.568 4.438 0,07840858 5 15.682 98,23

rata - rata 57.456 212 0,00373374 5 747 4,68

Dari tabel perhitungan nilai DPMO tersebut nilai DPMO adalah 15.681 yang

artinya terdapat 15.681 peluang cacat dalam satu juta kesempatan.

4.2.3. Analyze

Tahap selanjutnya adalah melakukan analisa untuk mengetahui apa saja akar

penyebab yang menimbulkan masalah dari jenis cacat Scratch.

1. Analisis Diagram Sebab-Akibat

Berkaitan dengan pengendalian kualitas produk secara statistik, diagram sebab-

akibat digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan adanya

masalah kualitas. Dalam hal ini faktor utama yang mempengaruhi adanya

produk akhir scratch sebagian besar disebabkan oleh faktor manusia. Berikut

diagram tulang ikan untuk jenis cacat scratch.

Page 54: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

44

Gambar 4.12 Diagram sebab-akibat (tulang ikan)

Dari analisa yang dilakukan menggunakan diagram tulang ikan tersebut dapat

disimpulkan bahwa penyebab terjadinya Scratch ada beberapa faktor, yang

pertama adalah dari faktor manusia yang akar permasalahanya adalah mereka

yang bekerja melakukan assembly bekerja diluar working instruction yang sudah

ditentukan dengan alasan mengejar target, yang kedua adalah faktor mesin yang

akar masalahnya adalah tidak ada lapisan anti scratch pada sisi – sisi conveyor

di line. Berikut tabel masalah hasil dari analisis menggunakan diagram sebab

akibat yang akan dilakukan perbaikan.

Tabel 4.7 Hasil analisa dari diagram sebab akibat

No. Faktor Masalah Usulan perbaikan Action

1 Mesin Tidak ada pelapis anti

scratch

Pemasangan karpet anti scratch di sisi -

sisi conveyor pada semua line yang

digunakan untuk produksi

Yes

2 Manusia Tidak memakai sarung

tangan

Memastikan semua operator

menggunakan sarung tangan sebelum

melakukan aktifitas produksi No.

3 Manusia Menggunakan

accesories di tangan

Memberikan sangsi tegas

No.

4 Manusia Menaruh handphone

berdekatan

Menyediakan tempat penempatan

handphone dengan pembatas Yes

5 Manusia Menumpuk handphone

pada satu tangan

Melakukan edukasi tentang perlakuan

terhadap produk yes

Scratch

Machine

permukaan sisi conveyortidak rata

Man

Operator menumpuk Handphone ditangan

kejar target produksi

Menaruh handphoneberdekatan

Operator tidak memakai sarung tangan

merasa tidak diawasi

menggunakan accesoriesdi tangan

mengabaikan aturan

permukaan sisi conveyor tidak dilapisi karpet anti scratch

Tidak ada tempat untuk menaruh set

Page 55: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

45

Sebelum perbaikan

Sesudah perbaikan

Dari tabel 4.6 di atas terdapat lima usulan perbaikan yang diajukan hanya tiga yang

akan dilaksanakan, usulan perbaikan tentang memastikan semua operator

menggunakan sarung tangan tidak dilaksanakan karena memang sarung tangan anti

static merupakan kewajiban dan sudah disediakan oleh perusahaan hanya saja

karyawan tidak memakai, dan yang kedua adalah usulan perbaikan dengan

memberikan sangsi tegas tidak boleh menggunakan accesories di tangan butuh

persetujuan dari atasan – atasan dari mulai produksi sampai dengan Head Resource.

4.2.4. Improve

Merupakan tindakan untuk melakukan peningkatan kualitas dari hasil analisis

sebab akibat pada gambar 4. 12 :

a. Pemasangan karpet anti scratch pada sisi – sisi conveyor di semua line yang

digunakan dengan tujuan agar pada saat set membentur sisi dari dari conveyor

tidak menyebabkan terjadinya cacat scratch, karena apabila set membentur

pada sisi yang tidak rata maka bisa menyebabkan set menjadi scratch, berikut

adalah gambar sebelum dan sesudah pemasangan karpet anti scratch disalah

satu line yang masih digunakan untuk produksi.

Gambar 4.13 Conveyor sebelum dan sesudah improvement

Page 56: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

46

b. Menyediakan tempat penempatan set yang dapat menyimpan handphone

tanpa gesekan sehingga tidak menyebabkan scratch.

Gambar 4.14 tempat penyimpanan set sebelum di kemas

c. Melakukan edukasi terhadap produksi secara langsung khususnya operator

bahwa penanganan set diluar working instruction seperti menumpuk set pada

satu tangan dapat menyebabkan scratch pada handphone dan perlakuan

sepert ini tidak dapat dibenarkan meskipun dengan alasan mengejar target

produksi.

Tabel 4.8 Materi Edukasi

No. Behaviour Efect Picture

1 Memegang set lebih dari satu pada saat

produksi baik dalam kondisi mengejar

target maupun tidak.

Scratch

4.2.5. Control

Pada tahap ini akan dilaksanakan pengontrolan dari apa yang sudah dilakukan tahap

sebelumnya yaitu pada tahap perbaikan dengan tujuan tentu unntuk menjaga

kualitas dan mengurangi cacat dengan cara sebagai berikut :

Page 57: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

47

a. Melakukan pengawasan dan pengecekan secara langsung di lini (Line Patrol)

untuk mencegah operator bekerja diluar intruksi kerja yang sudah ditetapkan.

Gambar 4.15 Pengawasan leader di lini

b. Mengarahkan CCTV di line untuk mencegah adanya pelanggaran intruksi

kerja baik dilakukan oleh operator maupun semua karyawan yang terlibat

dalam proses produksi.

c. Melakukan penegecekan kondisi karpet di lini secara berkala untuk mencegah

terjadinya cacat Scratch.

Page 58: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

48

4.3. Hasil Penerapan Pengendalian Kualitas

Setelah melakukan penerapan pengendalian kualitas dan perbaikan pada semester

satu, maka peneliti kali ini akan menghitung hasil dari perbaikan tersebut dengan

mengambil data pada semester kedua yaitu selama 24 minggu pada bulan juli

sampai dengan Desember 2017 dengan tujuan untuk mengetahui apakah perbaikan

yang dilakukan pada semester sebelumnya.

Tabel 4.9 Jumlah produksi dan cacat Scratch selama 24 minggu pada semester dua

Pada tabel 4.8 terdapat data cacat jenis scratch selama 24 minggu yang menjadi

dasar pengukuran peneliti melihat hasil penerapan pengendalian kualitas six sigma

pada semester pertama.

Week Prod Qty Def Qty Def Rate

25 45.300 51 0,11

26 39.302 37 0,09

27 45.760 47 0,10

28 43.802 42 0,10

29 34.311 33 0,10

30 41.646 37 0,09

31 43.506 43 0,10

32 40.146 44 0,11

33 35.097 32 0,09

34 32.540 35 0,11

35 38.126 39 0,10

36 38.936 41 0,11

37 43.664 39 0,09

38 51.054 35 0,07

39 31.496 29 0,09

40 29.082 25 0,09

41 34.733 41 0,12

42 35.146 46 0,13

43 32.719 38 0,12

44 40.041 44 0,11

45 33.474 31 0,09

46 36.582 36 0,10

47 38.411 26 0,07

48 38.872 34 0,09

Total 923.746 905 2,36215

Page 59: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

49

4.3.1. Pengukuran diagram kontrol (p-chart)

Pada semester pertama sudah dilakukan pengukuran menggunakan diagram kontrol

p-chart namun hasilnya masih ada tiga kali dalam dua puluh emapat minggu yang

keluar dari batas aman, setelah dianalisa penyebab dan dilakukan perbaikan maka

kali ini peneliti akan menghitung pada semester kedua ini melalui diagram kontrol

p-chart dengan cara yang sama. pada semester kedua ini jumlah produksi menurun

dibandingkan pada semester pertama yaitu hanya sebanyak 923746 dengan jumlah

cacat scratch sebanyak 905.

Tabel 4.10 Nilai UCL, CL dan LCL

Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai probabilitas selama dua puluh empat

minggu pada semester dua semuanya berada dibawah garis kontrol upper control

limit dan diatas lower control limit, hal ini menunjukkan bahwa proses produksi

dapat dikatakan normal atau berjalan dengan baik. Untuk membuktikan bahwa

sampel selama dua puluh empat minggu tersebut berada pada rentang batas kontrol

atasa dan batas kontrol bawah dapat dilihat pada grafik p-chart berikut yang

menggambarkan proses produksi selama semester dua ini.

Week n Np P LCL CL UCL

25 45.300 51 0,001126 0,000539 0,000980 0,001421

26 39.302 37 0,000941 0,000506 0,000980 0,001453

27 45.760 47 0,001027 0,000541 0,000980 0,001418

28 43.802 42 0,000959 0,000531 0,000980 0,001428

29 34.311 33 0,000962 0,000473 0,000980 0,001486

30 41.646 37 0,000888 0,000520 0,000980 0,001440

31 43.506 43 0,000988 0,000530 0,000980 0,001430

32 40.146 44 0,001096 0,000511 0,000980 0,001448

33 35.097 32 0,000912 0,000479 0,000980 0,001481

34 32.540 35 0,001076 0,000459 0,000980 0,001500

35 38.126 39 0,001023 0,000499 0,000980 0,001460

36 38.936 41 0,001053 0,000504 0,000980 0,001455

37 43.664 39 0,000893 0,000531 0,000980 0,001429

38 51.054 35 0,000686 0,000564 0,000980 0,001395

39 31.496 29 0,000921 0,000451 0,000980 0,001509

40 29.082 25 0,000860 0,000429 0,000980 0,001530

41 34.733 41 0,001180 0,000476 0,000980 0,001483

42 35.146 46 0,001309 0,000479 0,000980 0,001480

43 32.719 38 0,001161 0,000461 0,000980 0,001499

44 40.041 44 0,001099 0,000511 0,000980 0,001449

45 33.474 31 0,000926 0,000467 0,000980 0,001493

46 36.582 36 0,000984 0,000489 0,000980 0,001470

47 38.411 26 0,000677 0,000501 0,000980 0,001459

48 38.872 34 0,000875 0,000504 0,000980 0,001456

Page 60: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

50

4.3.2 Pengukuran tingkat sogma dan Defect Per Million Oportunities

Gambar 4.16 Grafik p-chart semester dua

4.3.2. Pengukuran tingkat sigma dan Defect Per Million Opportunities

Pengukuran dari nilai DPMO ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besarkah

peluang cacat jenis Scratch pada semester dua setelah di laksanakan perbaikan pada

semester pertama apakah dapat mengurangi peluang cacat :

Tabel 4.11 Pengukuran Tingkat sigma dan Defect Per Million Oportunities

Week Total

Produksi

Jumlah

Cacat

Tingkat

Cacat CTQ DPMO

Sigma

Value

25 45300 51 0,00112583 5 225 5,01

26 39302 37 0,00094143 5 188 5,06

27 45760 47 0,0010271 5 205 5,03

28 43802 42 0,00095886 5 192 5,05

29 34311 33 0,00096179 5 192 5,05

30 41646 37 0,00088844 5 178 5,07

31 43506 43 0,00098837 5 198 5,04

32 40146 44 0,001096 5 219 5,02

33 35097 32 0,00091176 5 182 5,06

34 32540 35 0,0010756 5 215 5,02

35 38126 39 0,00102292 5 205 5,03

36 38936 41 0,00105301 5 211 5,03

37 43664 39 0,00089318 5 179 5,07

38 51054 35 0,00068555 5 137 5,14

39 31496 29 0,00092075 5 184 5,06

40 29082 25 0,00085964 5 172 5,08

Page 61: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

51

Tabel 4.12 Pengukuran Tingkat sigma dan Defect Per Million Oportunities

(lanjutan)

41 34733 41 0,00118043 5 236 5,00

42 35146 46 0,00130883 5 262 4,97

43 32719 38 0,0011614 5 232 5,00

44 40041 44 0,00109887 5 220 5,02

45 33474 31 0,00092609 5 185 5,06

46 36582 36 0,00098409 5 197 5,04

47 38411 26 0,00067689 5 135 5,14

48 38872 34 0,00087467 5 175 5,08

Jumlah 923746 905 0,0236215 120 4.724 121,13

rata - rata 38489,4167 37,708333 0,00098423 5 197 5,05

Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa hasil penghitungan pada semester dua

jumlah nilai DPMO adalah 4.724 yang artinya terdapat peluang cacat sebesar 4.724

pada satu juta kesempatan.

4.4. Perbandingan antara semester satu dan semester dua

Pada analisis ini terdapat hasil penghitungan pada semester dua yang akan

dibandingkan dengan semester pertama untuk mengetahui hasil dari perbaikan yang

sudah dilakukan berdasarkan defect rate, defect per million opportunities, p-chart

dan nilai sigma.

1. Defect rate

Gambar 4.17 perbandingan defect rate

Dari gambar 4.17 diatas dapat dilihat bahwa perbandingan antara semester

satu dengan semester dua secara rating cacat menurun lebih dari 69% selain

membuktikan bahwa perbaikan yang sudah dilakukan pada semester

pertama efektif mengurangi cacat penurunan rating cacat ini juga karena

9,26559844

2,362150495

0

2

4

6

8

10

semester satu semester dua

Defect rate

69%

Page 62: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

52

memang kuantitas produksi yang berkurang pada semester dua ini, hal ini

terjadi karena memang permintaan pasar yang menurun.

2. Defect Per Million Opportuniteis

Gambar 4.18 perbandingan nilai DPMO

Dari gambar 4.18 diatas dapat dilihat bahwa perbandingan nilai antara

semester satu dan dua cukup signifikan yaitu menurun sebesar 69 % hal ini

tentu karena memang adanya perbaikan yang sudah dilakukan.

3. P-Chart

Gambar 4.19 p-chart semester pertama

15682

4725

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

20000

semester satu semester dua

DPMO

69%

Page 63: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

53

Gambar 4.20 p-chart semester kedua

Dari gambar 4.19 dan 4.20 diatas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan

perbaikan semua proporsi berada didalam peta kendali yang artinya bahwa

proses produksi tersebut dikatakan normal atau baik.

4. Tingkat sigma

Gambar 4.21 perbandingan nilai six sigma

Dari gambar 4.21 diatas sudah jelas terlihat bahwa semester dua jauh lebih

baik dibandingkan dengan semester pertama atau lebih tepatnya meningkat

sebesar 37%.

4.4.1. Biaya rework dan biaya perbaikan

Kegiatan melakukan rework untuk jenis cacat scratch dilakukan oleh divisi repair

centre, untuk jenis cacat ini dilakukan dalam dua langkah yang pertama adalah

0,000

0,001

0,002

0,003

0,004

0,005

0,006

25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47

Qu

alit

y R

atio

Weeks

p Chart: Scratch

UCL

P

Series3

LCL

4, 68

5, 05

4,4

4,5

4,6

4,7

4,8

4,9

5

5,1

semester satu semester dua

Nilai Six sigma

37%

Page 64: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

54

pembersihan pada area yang baret setelah itu baru dilakukan cat ulang, pada

semester pertama atau selama dua puluh empat minggu tersebut terdapat cacat

scratch sebanyak 5320 unit.

1. Biaya Rework

Tabel 4.13 Perhitungan biaya material

No. Kegiatan Material Qty Harga per ml Total biaya

1 Cleaning Scratch area Alkohol 0.5 ml IDR 500 IDR 250

2 Repaint Cat 0.1 ml IDR 5.000 IDR 500

Jumlah total biaya material per unit IDR 750

Selain material tentu ada karyawan yang harus mengerjakan perbaikan,

berikut adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk upah karyawan, berikut

adalah perhitungan upah karyawan :

Gaji per bulan = Rp. 3.965.000

Gaji per hari = 3.965.000

20

= Rp. 198.250

Gaji per jam = 198.250

8

= Rp. 24.781, 25

Gaji per menit = 24.781,95

60

= Rp. 412, 0209

Tabel 4.12 perhitungan biaya karyawan

No. Kegiatan Jumlah

operator

take

time Upah per menit Total Biaya

1 Cleaning

Scratch area 1

30

detik IDR 412, 021 IDR 206, 011

2 Repaint 1 60

detik IDR 412, 021 IDR 412, 021

Jumlah total biaya upah per unit IDR 618, 032

Berdasarkan tabel 4.11 dan 4.12 diatas maka dapat dihitung total biaya yang

dikeluarkan untuk melakukan rework pada semester pertama adalah sebagai

berikut :

Page 65: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

55

Total biaya = total biaya rework per unit dikali total cacat

= Rp. 1.368, 032 x 5.320

= Rp. 7.277.930, 24

Pada semester dua biaya perbaikan menurun karena memang jumlah cacat

menurun setelah dilakukan perbaikan, berikut perhitungan biaya perbaikan

semster dua :

Total biaya = total biaya rework per unit dikali total cacat

= Rp. 1.368, 032 x 905

= Rp. 1.238.068, 96

Setelah semua biaya melakukan rework dihitung, maka bisa dibandingkan

biaya antara semester satu dan dua, berikut adalah perbandinganya :

Gambar 4.22 perbandingan biaya rework

Berdasarkan gambar 4.22 diatas maka biaya melakukan rework pada

semester pertama lebih tinggi dibandingkan dengan biaya perbaikan semster

dua, dengan kata lain melakukan perbaikan tealah menghemat biaya lebih

dari lima juta rupiah.

2. Biaya perbaikan

Pada semester pertama telah dilakukan perbaikan untuk mengurangi cacat

yang dihasilkan dari tiga perbaikan tersebut dua diantaranya memerlukan

biaya, berikut adalah perhitungan biaya dari kedua perbaikan tersebut :

IDR 7.277.930

IDR 1.368.068

Semester satu Semester dua

Perbandingan biaya rework

59%

Page 66: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

56

Tabel 4.13 total biaya perbaikan

No. Material qty Harga

1 Karpet anti scratch 1 Roll IDR 3.920.000

2 Tray 100 pcs IDR 1.500.000

Jumlah total biaya pemebelian material IDR 5.420.000

Berdasarkan tabel 4.1.3 diatas total biaya yang harus dikeluarkan untuk

melaksanakan perbaikan adalah sebesar 5.420.000, sedangkan biaya yang harus

dikeluarkan akibat timbulnya cacat pada selama satu tahun adalah sebesar

8.645.998, hal ini membuktikan bahwa melakukan perbaikan lebih murah dari pada

melakukan rework. Maka dari itu perusahaan memutuskan akan melakukan

perbaikan secara terus menerus sampai tercapainya zero defect karena jelas

menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

Page 67: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

57

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Simpulan yang dapat disimpulkan peneliti setelah melakukan analisa dan penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan perhitungan nilai sigma maka dapat disimpulkan bahwa semester

kedua lebih baik dibandingkan dengan semester pertama, hal ini membuktikan

bahwa pengendalian produk menggunakan metode six sigma terbukti signifikan

mengurangi cacat.

2. Dari proses perbaikan yang sudah dilaksanakan pada semester pertama dan

dilakukan penghitungan ulang pada semester dua maka dapat disimpulkan

bahwa perbaikan yang dilakukan terbukti mengurangi jumlah cacat.

3. Berdasarkan analisa menggunakan diagram sebab akibat diketahui bahwa

penyebab cacat Scratch adalah dari faktor mesin yang ditimbulkan oleh

conveyor yang tidak dilapisi karpet anti scratch sehingga menyebabkan cacat,

kemudian dari faktor manusia disebabkan beberapa perilaku seperti menumpuk

set pada satu tangan, menaruh set berdekatan, tidak memakai sarung tangan dan

menggunakan accesories pada tangan.

Page 68: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

58

5.2. Saran

Saran yang disarankan oleh peneliti setelah melakukan analisa dan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan disiplin karyawan dalam mentaati aturan seperti aturan tidak

boleh menggunakan accesories ditangan dan aturan menggunakan sarung tangan

dengan cara memberi sangsi tegas.

2. Memperketat pengawasan dalam proses produksi terkait dengan masalah

kualitas.

3. Melakukan kerja sama dengan depatemen lain seperti maintenance atau quality

control untuk mengurangi cacat.

Page 69: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

59

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Manajemen Produksi. Edisi keempat. Jilid kedua. BPFE. Yogjakarta. 1990

Arikunto, Suharsimi.. Prosedur Penelitian Dengan Suatu Pendekatan Praktek.

Rineka Cipta. Jakarta. 1997

Assauri, 1999.Manajemen Produksi. Edisi Revisi. LPFEUI. Jakarta.

E.Wood Buffa. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi keenam Jilid kedua.

Erlangga. Jakarta. 1989

Feigenbaum, Armand V, Kendali Mutu Terpadu. Edisi ketiga. Erlangga. Jakarta.

1992

Gaspersz, Vincent. Total Quality Management. PT Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta. 2005

Miranda, Amin Wijaya Tunggal, Six sigma gambaran umum. Halaman 1.

Harvarindo. Jakarta. 2002

Thomas Pzydek, Six sigma hand book. Halaman 4. Salemba empat. Jakarta. 2000

Gujarati, Damodar. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta. 1995.

Hidayat, Anang. Strategi Six Sigma. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. 2006.

Indriyanto Nur dan Bambang Supomo. Metedologi Penelitian Bisnis.

.BPFE.Yogjakarta. 1999.

Pande, Neumann, Roland R.Cavanagh. The Six Sigma Way Bagaimana GE,

Motorola & Perusahaan Terkenal Lainnya Mengasah Kinerja Mereka. ANDI.

Yogjakarta. 2002.

Pete & Holpp. What Is Six Sigma. ANDI. Yogjakarta. 2002.

Tjiptono, Fandy. Prinsip-Prinsip Total Quality Service. ANDI. Yogjakarta. 2003

Page 70: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

60

LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana proses inspeksi di pemasok untuk memproduksi material

smartphone model SM-G532G?

2. Bagaimana proses pelaksanaan produksi smartphone model SM-G532G ?

3. Apa saja jenis cacat yang ditemukan pada saat proses produksi produk

smartphone model SM-G532G ?

4. Apa saja hal yang menyebabkan terjadinya produk smartphone model SM-

G532G menjadi cacat (scratch) ?

5. Perbaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mengurangi cacat ?

6. Bagaimana sebaiknya proses mengontrol perbaikan yang sudah dilakukan

untuk mengurangai jumlah cacat ?

7. Bagaimana proses pengendalian kualitas smartphone model SM-G532G ?

8. Bagaimana hasil penerapan pengendalian kualitas yang sudah dilaksanakan

untuk mengurangi cacat jenis scratch ?

9. Apa saja material yang dibutuhkan untuk melakukan aktifitas pengerjaan ulang

yang disebabkan oleh cacat jenis scratch ?

10. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pembelian material aktifitas pengerjaan

ulang yang disebabkan oleh cacat jenis scratch ?

Page 71: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

61

WORKING INSTRUCTION

Standarisasi Metode Peletakan front Assy pada Conveyor

Press Equipment Operation Button

Cara yang benar (OK) Cara yang salah (NG)

Sisi UB diletakan guna mencegah Scratch ,

penyerapan benda asing (absorpsi), kebocoran

elektrik termasuk battery.

Scratch , penyerapan benda asing atau absorpsi,

kebocoran dapat terjadi jika permukaan material

elektrik (termasuk battery ) terekspos atau

terpapar saat diletakan.

Cara yang benar (OK) Cara yang salah (NG)

Saat melakukan press jangan memegang set dan

tekan tombol dengan menggunakan dua tangan

Saat melakukan press menekan tombol dalam

kondisi memegang set sehingga beresiko muncul

scratch dan tekanan pada equipment dan

battery .

Page 72: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

62

Standarisasi tempat penggunaan strap

Cara yang benar (OK) Cara yang salah (NG)

Diganti dengan menggunakan strap ankle yang

dapat meningkatkan daya kerja kedua tangan agar

efisien dengan antistatic strap untuk menghindari

gangguan.

Saat menggunakan pergelangan tangan, strap

line menyangkut pada komponen maupun

peralatan sehingga daya kerja kedua tangan

menurun dan bisa menimbulkan damage maupun

scratch pada produk.

Page 73: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

63

Konversi Nilai Sigma ke DPMO

Page 74: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

64

Page 75: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SM-G532G …

65

Sumber: nilai-nilai dibangkitkan menggunakan program oleh: Vincent Gaspersz

(2002)