analisis pengaruh upah minimum terhadap tingkat ...repository.utu.ac.id/962/1/i-v.pdf · penerapan...

50
ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI ARI ZULIADI NIM:12601102 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH - ACEH BARAT 2016

Upload: others

Post on 10-Oct-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP

TINGKAT PENGANGGURAN DI KABUPATEN

ACEH BARAT

SKRIPSI

ARI ZULIADI

NIM:12601102

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH - ACEH BARAT

2016

Page 2: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP

TINGKAT PENGANGGURAN DI KABUPATEN

ACEH BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan

Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

ARI ZULIADI

NIM:12601102

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH - ACEH BARAT

2016

Page 3: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

FAKULTAS EKONOMI

MEULABOH, ACEH BARAT Jl Kampus Alue Peunyareng – Aceh Barat Telp : (0655) 7018513

ii

Meulaboh, 28 September 2016

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Jenjang : S1

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Dengan ini kami menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi saudara :

Nama : Ari Zuliadi

Nim : 12601102

Dengan Judul : ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM

TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KABUPATEN ACEH BARAT

Yang diajukan untuk memenuhi syarat sebagian dari syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Univerisitas Teuku

Umar Meulaboh

Mengesahkan :

Pembimbing Utama Pembimbing Kedua

Yusnaidi, M.Comm (mkt) Fajri Hadi, SE, M.Si

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ketua Program Studi

Dr. Ishak Hasan, M.Si Yasrizal, M.Si

Page 4: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

FAKULTAS EKONOMI

MEULABOH, ACEH BARAT Jl Kampus Alue Peunyareng – Aceh Barat Telp : (0655) 7018513

iii

Meulaboh, 28 September 2016

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Jenjang : S1

LEMBAR PERSETUJUAN KOMISI UJIAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi Saudara :

Nama : Ari Zuliadi

Nim : 12601102

Dengan Judul : ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI

KABUPATEN ACEH BARAT

Yang telah dipertahankan didepan Komisi Ujian pada Tanggal 28 September 2016

Menyetujui

Komisi Ujian

Tanda Tangan

Ketua : Dr. Ishak Hasan, M.Si ..........................

Sekretaris : Herman Syahputra, SE.,M.Si ..........................

Anggota : Fajri Hadi, SE. M.Si ..........................

Anggota : Yayuk EW, SE., M.si ..........................

Mengetahui

Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

Yasrizal, M.Si

Page 5: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ari Zuliadi

Nim : 12601102

Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa di dalam skripsi ini adalah hasil

karya saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau satu kesatuan yang utuh dari

skripsi, tesis, disertasi, buku atau bentuk lain yang saya kutip dari orang lain tanpa

saya sebutkan sumbernya yang terdapat reproduksi karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain yang dijadikan seolah-olah karya

asli saya sendiri. Apabila ternyata dalam skripsi saya terdapat bagian-bagian yang

memenuhi unsur penjiplakan, maka saya menyatakan kesediaan untuk dibatalkan

sebahagian atau seluruh hak gelar kesarjanaan saya.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat

dipergunakan seperlunya.

Meulaboh, 28 September 2016

Saya yang membuat pernyataan,

Materai 6000

Ari Zuliadi

12601102

Page 6: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

ABSTRAK

Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis

merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi.

Efisiensi dalam dunia perbankan adalah salah satu parameter kinerja yang sangat

populer, banyak digunakan karena merupakan jawaban atas kesulitan-kesulitan

dalam menghitung ukuran-ukuran kinerja perbankan.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Data Envelopment

Analysis (DEA), yaitu sebuah prosedur yang dirancang khusus untuk mengukur

efisensi relatif suatu unit yang menggunakan variabel input dan output. Adapaun

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari

kantor unit Bank BRI Cabang Meulaboh yaitu kantor unit Cut Nyak Dhien, kantor

unit Johan Pahlawan dan kantor unit Teuku Umar berupa laporan keuangan

tahunan selama dua tahun (2011 dan 2012). Untuk variabel penelitian dibagi

menjadi dua yaitu variabel input yang terdiri dari jumlah pegawai, jumlah

simpanan, jumlah nasabah dan jumlah biaya operasional (BOP) sedangkan

variabel output adalah jumlah kredit yang diberikan dan jumlah income

(pendapatan).

Dengan menggunakan metode DEA ini dapat diketahui bahwa efisiensi

relatif dari ketiga kantor unit Bank BRI Cabang Meulaboh, untuk tahun 2011

kantor unit Cut Nyak Dhien, kantor unit Johan Pahlawan dan kantor unit Teuku

Umar memperoleh nilai efisien relatif =1 yang berarti efisien. Sedangkan pada

tahun 2012 untuk kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umar

memperoleh nilai efisiensi relatif =1 Sedangkan untuk kantor unit Johan

Pahlawan memperoleh nilai efisiensi relatif = 0,81 yang berarti kurang efisien.

Agar mencapai tingkat efisiensi relatif=1, maka kantor unit Johan Pahlawan harus

meningkatkan jumlah variabel output sebesar 41.18%. dimana peningkatan

variabel output kantor unit Johan Pahlawan untuk jumlah kredit yang diberikan

adalah sebesar Rp. 910.515.743 dan untuk income (pendapatan) sebesar Rp.

2.738.029.201.

Kata kunci: Kinerja Bank, Data Envelopment Analysis (DEA), efisiensi relatif.

Page 7: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi yang tinggi dan mampu mengatasi masalah kemiskinan, pengangguran,

menjaga kestabilan harga, dan peningkatan kesempatan kerja. Indonesia

merupakan salah satu negara yang kini masih di hadapi oleh berbagai

permasalahan, baik dari segi perekonomian, kesempatan kerja, kemiskinan, dan

pengangguran, maka dari itu pembangunan ekonomi di Indonesia harus di

tingkatkan. Untuk meningkatkan pembangunan ekonomi di Indonesia, telah

dilakukan berbagai cara, beberapa cara yang telah dilakukan yaitu seperti

menerapkan kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan lain sebagainya.

Indonesia juga termasuk salah satu negara yang saat ini sedang

berkembang dan memiliki tujuan yang harus dicapai, tujuan tersebut sama seperti

yang ada di dalam makro ekonomi yaitu untuk mencapai stabilitas perekonomian

dalam kondisi kesempatan kerja penuh, mencapai inflasi yang rendah, tingkat

pengangguran yang rendah dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan

berkualitas. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia setiap tahunnya mengalami

perubahan, dengan perubahan tersebut juga akan berpengaruh terhadap salah satu

permasalahan yang sedang dihadapi. Salah satu permasalahannya yaitu tingkat

pengangguran yang masih tinggi dan harus di atasi, karena akan menimbulkan

dampak yang negatif, dampak negatif tersebut tidak hanya akan berpengaruh

terhadap individu, melainkan juga akan berpengaruh terhadap masyarakat dan

Page 8: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

2

bahkan juga pemerintah. Pengangguran dapat menyebabkan perekonomian

menjadi tidak stabil, menghambat pertumbuhan ekonomi, serta menurunnya

kesejahteraan masyarakat dan bahkan menyebabkan sosial ekonomi yang tidak

stabil, politik dan akan menambah angka kemiskinan.

Kabupaten Aceh Barat merupakan salah satu kabupaten yang ada di

Provinsi Aceh dan terletak dipesisir pantai barat selatan, dengan jumlah penduduk

sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk di Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2005-2014

No. Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 2005 150.450

2 2006 151.594

3 2007 153.294

4 2008 183.565

5 2009 169.111

6 2010 173.558

7 2011 177.532

8 2012 185.577

9 2013 187.459

10 2014 182.364

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Barat

Berdasarkan dari tabel 1.1 diatas, menunjukkan bahwa jumlah penduduk

Kabupaten Aceh Barat pada setiap tahunnya mengalami perubahan, terlihat dari

tahun 2005 penduduk di Kabupaten Aceh Barat berjumlah 150.450 jiwa, dan terus

mengalami peningkatan, sehingga pada tahun 2008 berjumlah 183.565 jiwa.

Namun, pada tahun 2009jumlah penduduk di Kabupaten Aceh Barat mengalami

penurunan sehingga berjumlah 169.111 jiwa dan mulai meningkat kembali di

tahun-tahun berikutnya, sehingga pada tahun 2013 penduduk Aceh Barat

berjumlah 187.459 jiwa. Di tahun 2014 jumlah penduduk di Kabupaten Aceh

Page 9: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

3

Barat mengalami penurunan, sehingga pada tahun tersebut jumlah penduduk di

Kabupaten Aceh Barat sebesar 182.364 jiwa.

Kabupaten Aceh Barat termasuk salah satu Kabupaten yang memiliki

jumlah penduduk yang tinggi di Aceh bagian barat selatan, ini merupakan salah

satu faktor yang dapat menimbulkan permasalahan yang sangat harus

diperhatikan, salah satu permasalahannya yaitu akan berdampak bagi jumlah

pengangguran yang ada di Kabupaten Aceh Barat. Dengan meningkatnya jumlah

penduduk, maka belum tentu akan meningkatkan jumlah penduduk yang bekerja

atau angkatan kerja. Perubahan jumlah pengangguran yang terjadi di Kabupaten

Aceh Barat tiap tahunnya dapat dilihat sebagaimana ditunjukkan pada tabel

berikut :

Tabel 1.2

Jumlah Pengangguran di Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2000-2014

No. Tahun Jumlah Pengangguran (Jiwa)

1 2000 30.205

2 2001 32.311

3 2002 37.519

4 2003 31.217

5 2004 22.218

6 2005 13.266

7 2006 7.818

8 2007 7.810

9 2008 8.061

10 2009 7.868

11 2010 7.651

12 2011 7.568

13 2012 7.872

14 2013 8.851

15 2014 8.987

Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Barat

Berdasarkan tabel 1.2 diatas menunjukkan jumlah pengangguran di

Kabupaten Aceh Baratsetiap tahunnya mengalami perubahan, terlihat dari tahun

2000 pengangguran di Aceh Barat berjumlah 30.205 jiwa, dan mengalami

Page 10: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

4

peningkatan pada tahun 2001sehingga pengangguran di Kabupaten Aceh Barat

berjumlah 32.311 jiwa, peningkatan terus terjadi sampai dengan tahun 2002yang

merupakan tahun dimana jumlah pengangguran termasuk dalam angka tertinggi

yaitu sebesar 37.519 jiwa. Namun pada tahun 2003 angka pengangguran di

Kabupaten Aceh Barat mulai mengalami penurunan, yang berjumlah 31.217 jiwa,

penurunan ini terus terjadi di tahun 2004yang berjumlah 22.218 jiwa, terus

mengalami penurunan di tahun 2005 yang berjumlah 13.266 jiwa penurunan ini

terjadi dikarenakan banyak perusahaan asing yang masuk ke Kabupaten Aceh

Barat dengan tujuan untuk membantu memperbaiki kerusakan sekaligus memberi

bantuan kepada masyarakat yang menjadi korban Tsunami di tahun 2004, dengan

adanya perusahaan asing tersebut banyak dari masyarakat yang bergabung

didalam perusahaan tersebut, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di

Kabupaten Aceh Barat. Penurunan tersebut terus berkelanjutan di tahun 2006

yang berjumlah 7.818jiwa dan pada tahun 2007 berjumlah 7.810 jiwa. Pada tahun

2008 jumlah pengangguran mulai terjadi sedikit peningkatan yaitu sebesar 8.061

Jiwa, namun pada tahun 2009 mengalami penurunan kembali yaitu sebesar 7.868

jiwa, penurunan tersebut terjadi secara berkelanjutan sehingga pada tahun

2010berjumlah 7.651 jiwa, pada tahun 2011 berjumlah 7.568 jiwa, pada tahun

2012 mulai terjadi peningkatan kembali sehingga pengangguran di Kabupaten

Aceh Barat berjumlah 7.872 jiwa, terus terjadi peningkatan di tahun 2013 yang

berjumlah 8.851 jiwa, sehingga di tahun 2014 pengangguran di Kabupaten Aceh

Barat berjumlah 8.987 jiwa.

Perubahan yang terjadi pada jumlah pengangguran di Kabupaten Aceh

Barat ini disebabkan oleh beberapa faktor pendorong, seperti sedikitnya peluang

Page 11: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

5

pekerjaan, tingkat pendidikan, jumlah penduduk yang terlalu tinggi dan bahkan

dengan adanya penetapan upah minimum juga akan menambah angka

pengangguran yang ada, dikarenakan para pengusaha/perusahaan akan merasa

terbebankan, sehingga kemungkinan akan terjadinya kesulitan dalam pemberian

upah terhadap karyawan atau dengan kata lain mengalami defisit, dampak tersebut

juga akan dirasakan oleh si pekerja/karyawan, salah satunya yaitu terjadinya

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan lebih buruknya lagi dengan tutupnya

sebuah perusahaan atau relokasi ke daerah lain.

Perdebatan tentang upah minimum sering terjadi, dikarenakan adanya

perselisihan antara pengusaha atau pelaku industri dengan para pekerja, para

pekerja menginginkan kenaikan upah minimum yang berpihak kepadanya,

sedangkan para pengusaha merasa akan merugikan usahanya dengan adanya

kenaikan upah minimum tersebut. Perdebatan yang muncul menyangkut sejauh

mana upah rill mengikuti pertumbuhan produktivitas dan kebutuhan terhadap

penentu upah minimum, maka dari itu kebijakan hukum pemerintah dibidang

pengupahan sangat penting bagi upaya peningkatan kesejahteraan pekerja

(Sumarsono 2003, h. 167).

Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah

penduduk yang tinggi akan mengakibatkan tingginya tingkat pengangguran. Hal

tersebut terjadi dikarenakan pengangguran terbuka terjadi pada generasi muda

yang baru saja menyelesaikan pendidikannya dan selanjutnya akan mencari kerja

sesuai dengan keinginannya. Selain itu dengan adanya penerapan kebijakan upah

minimum dan Undang-undang tentang ketenagakerjaan, bagi para pengusaha akan

banyak menggunakan tenaga kerja kontrak, hal inilah yang akan menambah

Page 12: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

6

permasalahan pengangguran. Mengenai upah minimum, di Kabupaten Aceh Barat

masih merujuk pada ketentuan Upah Minimum Provinsi, yang ditetapkan oleh

pemerintah Provinsi dan berdasarkan peraturan Gubernur Provinsi Aceh.

Berikut adalah tabel data besaran jumlah Upah Minimum Provinsi (UMP)

yang ditetap kan oleh Gubernur Aceh :

Tabel 1.3

Upah Minimum Provinsi (UMP) Aceh Tahun 2000-2014

No Tahun Upah Minimum Provinsi (UMP) (Rp) Kadar Kenaikan (%)

1 2000 265.000 -

2 2001 300.000 13,2

3 2002 330.000 10

4 2003 425.000 29,4

5 2004 550.000 12,7

6 2005 620.000 32,2

7 2006 820.000 3,65

8 2007 850.000 17,6

9 2008 1.000.000 20

10 2009 1.200.000 8,3

11 2010 1.300.000 3,84

12 2011 1.350.000 3,70

13 2012 1.400.000 10,7

14 2013 1.550.000 12,9

15 2014 1.750.000 8,57

Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Barat

Berdasarkan tabel 1.3 diatas menunjukkan bahwa tingkat Upah Minimum

Provinsi (UMP) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, terlihat dari tahun

2000 sebesar Rp. 265.000,- dan tahun 2001 sebesar Rp. 300.000,- terjadi kenaikan

sebesar 13,2%. Peningkatan ini terus berkelanjutan, sehingga pada tahun 2014

UMP Aceh sebesar Rp. 1.750.000,-. Ini menunjukkan bahwa pemerintah Provinsi

Aceh mengambil langkah kebijakan yang tepat untuk mengurangi pengangguran

yang memicu pada menurunnya angka kemiskinan Provinsi Aceh. Namun,

dengan meningkatnya UMP pada setiap tahunnya, hanya sebagian saja yang dapat

Page 13: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

7

memenuhi kebutuhan hidup layak. Hal ini terbukti dari meningkatnya angka

pengangguran.

Berdasarkan dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai upah minimum dan pengangguran, sekaligus menjawab permasalahan

antara kedua variabel tersebut, sehingga judul penelitian yang dilakukan adalah

“Analisis Pengaruh Upah Minimum Terhadap Tingkat Pengangguran Di

Kabupaten Aceh Barat”.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Berapa besarpengaruh dari upah minimum terhadap tingkat pengangguran di

Kabupaten Aceh Barat ?

2. Bagaimanakah hubungan antara naiknya upah minimum yang ditetapkan

pemerintah dengan tingkat pengangguran ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui berapa besarpengaruh dari upah minimum terhadap tingkat

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat.

2. Untuk menganalisis hubungan antara naiknya besaran upah minimum yang

ditetapkan pemerintah dengan tingkat pengangguran.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

Page 14: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

8

1.4.1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis

Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah untuk menambah wawasan dan

ilmu pengetahuan mengenai pengaruh yang akan ditimbulkan dengan adanya

upah minimum terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Aceh Barat, serta

untuk mengembangkan motivasi bagi penulis dan akan menjadi wacana baru

untuk kedepannya.

b. Bagi Lingkungan Akademik

Semoga dapat membantu untuk menambah wawasan dan pengetahuan

bagi pihak akademik, serta dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi para

mahasiswa/i yang akan melakukan penelitian yang lebih mendalam kedepannya.

1.4.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi kepada :

a. Pengambil Kebijakan

Bagi pengambil kebijakan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

informasi yang berguna di dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi

jumlah pengangguran, dimana permasalahan pengangguran hingga sampai saat ini

masih belum sepenuhnya dapat teratasi.

b. Ilmu Pengetahuan

Secara umum hasil penelitian ini di harapkan dapat menambahkan ilmu

ekonomi, khususnya pada ekonomi pembangunan. Manfaat khusus bagi ilmu

pengetahuan yakni dapat melengkapi kajian mengenai pengaruh upah minimum

terhadap tingkat pengangguran di Kabupaten Aceh Barat.

Page 15: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

9

1.5. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini secara keseluruhan berisi mengenai sistematika

penulisan yang sistematis, yaitu terdiri dari :

Pendahuluan, bagian ini merupakan pengantar terhadap permasalahan

yang akan dibahas dan diuraikan secara berurutan. Yang di awali dengan latar

belakang, rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, manfaat dari penelitian ini,

serta sistematika penulisan.

Tinjauan Pustaka, bagian ini berisi bahan acuan berupa teori-teori yang

berhubungan dengan variabel yang diteliti serta kerangka analisis yang dibangun

berdasarkan teori dan tinjauan pustaka.

Metode Penelitian, bagian ini merupakan bagian yang berisikan ruang

lingkup penelitian, data penelitian, model analisis data, definisi operasional, dan

pengujian hipotesis.

Hasil dan Pembahasan, bagian ini merupakan bagian yang terdiri dari

statistik deskriptif variabel penelitian, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan

hasil penelitian.

Simpulan dan Saran, bagian ini menguraikan kesimpulan dan keterbatasan

dari penelitian dan saran-saran.

Page 16: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ketenagakerjaan

Menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan mendefinisikan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang

mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Sedangkan Mulyadi (2003 h. 59) menjelaskan bahwa ada beberapa

pengertian yang berhubungan dengan ketenagakerjaan, yaitu :

a. Tenaga Kerja (Men Power), adalah penduduk dalam usia kerja 15-64 tahun

atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi

barang dan jasa, jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mau

berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

b. Angkatan Kerja (Labor Force), adalah bagian dari tenaga kerja yang

sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produksi

yaitu produksi barang dan jasa.

c. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (Labor Force Participation Rate), adalah

menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umum sebagai

persentase penduduk dalam kelompok umur tersebut.

d. Tingkat Pengangguran (Unemployment Rate), adalah angka yang

menunjukkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang sedang aktif

mencari pekerjaan.

Page 17: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

11

e. Pengangguran Terbuka (Open Onemployment), adalah bagian dari angkatan

kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan.

f. Setengah Menganggur (Underemployment), adalah perbedaan antara jumlah

pekerjaan yang betul dikerjakan seseorang dalam pekerjaannya dengan

jumlah pekerjaan yang secara normal mampu dan ingin dikerjakan.

g. Setengah Menganggur yang Kentara (Visible Underemployment), adalah jika

seseorang bekerja tidak tetap (Part Time) diluar keinginannya sendiri atau

bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya.

h. Setengah Menganggur yang tidak Kentara (Invisible Underemployment), jika

seseorang bekerja secara penuh (Full Time) tetapi pekerjaannya itu dianggap

tidak mencukupi, karena pendapatannya yang terlalu rendah atau pekerjaan

tersebut tidak memungkinkan ia untuk mengembangkan seluruh keahliannya.

i. Pengangguran tidak Kentara (Disguised Unemployment), dalam angka kerja

mereka dimasukkan dalam kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka adalah

menganggur jika dilihat dari segi produktivitasnya.

2.2. Pengangguran

Menurut Samuelson (2004 h. 362) pengangguran adalah orang yang tidak

memiliki pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan, dan orang-orang yang tidak

memiliki pekerjaan dan tidak mencari kerja termasuk angkatan kerja. Angka

pengangguran adalah jumlah pengangguran dibagi dengan jumlah total angkatan

kerja.

Mankiw (2007 h. 154) menjelaskan bahwa para ekonom mempelajari

pengangguran untuk mengidentifikasi penyebabnya dan untuk membantu

memperbaiki kebijakan publik yang mempengaruhi pengangguran. Sebagian dari

Page 18: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

12

kebijakan tersebut, seperti program dari pelatihan kerja, membantu orang dalam

mendapatkan pekerjaan. Kebijakan lain, seperti asuransi pengangguran,

membantu mengurangi kesulitan yang di alami pengangguran. Tetapi kebijakan

lainnya tetap saja mempengaruhi munculnya pengangguran secara tidak sengaja.

Undang-undang yang menetapkan upah minimum yang tinggi, misalnya

cenderung akan meningkatkan pengangguran dikalangan angkatan kerja yang

kurang terdidik dan kurang pengalaman.

Sedangkan menurut Sukirno (2013, h. 13) mendefinisikan bahwa

pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam

angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak

tergolong sebagai penganggur. Sebagai contoh, ibu rumah tangga yang tidak ingin

bekerja karena ingin mengurus rumah keluarganya tidak tergolong sebagai

penganggur. Seorang anak keluarga kaya yang tidak mau bekerja karena gajinya

lebih rendah dari yang diinginkannya juga tidak tergolong sebagai penganggur.

Ibu rumah tangga dan anak orang kaya tersebut dinamakan penganggur sukarela.

Penduduk yang sedang mencari pekerjaan dapat disebut yang penganggur yang

dikenal dengan penganggur terbuka atau penganggur penuh. Selain pengangguran

terbuka, ada pula pengangguran terselubung (setengah pengangguran).

Pengangguran terselubung ini menunjukkan tidak bekerja secara penuh, dalam arti

belum digunakannya semua kemampuan pekerja tersebut atau adanya

penghargaan (dalam bentuk rupiah) yang terlalu kecil untuk pekerjaan yang

dilakukannya.

Page 19: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

13

Bagian utama dari kelompok ini menunjukkan definisi status pasar kerja.

Keadaan angkatan tenaga kerja semua yang tergolong usia lebih dari usia 16 tahun

yang aktif mencari kerja atau sedang menunggu penarikan dari sebuah pekerjaan.

Dalam angkatan kerja ini bagi mereka yang tidak bekerja di sebut pengangguran.

Bagi orang bekerja maupun sedang menunggu penarikan kerja oleh perusahaan

merupakan golongan yang tidak mendapat bagian dalam angkatan kerja. Jumlah

total angkatan kerja adalah tetap antara pekerja dan pengangguran.

Dalam pengangguran terselubung memungkinkan ada aliran tenaga kerja

masing-masing daerah (Sumarsono 2003 h. 116)

a. Karyawan yang bekerja menjadi pengangguran suka rela atau berhenti

sementara.

b. Pekerja menganggur mendapat pekerjaan lain, pekerjaan baru atau penarikan

sebuah pekerjaan yang lebih menguntungkan, sehingga mereka akan berhenti

sementara / selamanya.

c. Dalam tenaga kerja ini, baik bekerja atau menganggur angkatan kerja dapat

cuti, diberhentikan atau sebaliknya memutuskan di pekerjakan lagi atau

mencari pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan.

Siapapun yang tidak pernah bekerja atau pandangan untuk memperluas

pekerjaan angkatan kerja baru, dan kapan seseorang sudah waktunya berhenti

bekerja atau masuk kembali dalam angkatan kerja.

2.2.1. Jenis-Jenis Pengangguran

Menurut Sukirno (2013 h. 328) dalam membedakan jenis-jenis

pengangguran, terdapat dua cara untuk menggolongkannya, yaitu :

1. Jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya

Page 20: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

14

Berdasarkan penggolongan ini pengangguran dapat dibedakan kepada

jenis pengangguran berikut :

a. Pengangguran Normal atau Friksional

pengangguran ini terjadi karena kesulitan temporer dalam

mempertemukan pencari kerja dengan lowongan kerja yang ada.

b. Pengangguran Siklikal

perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh, adakalanya

permintaan agregrat lebih tinggi, dan ini mendorong pengusaha menaikkan

produksi. Lebih banyak pekerja baru digunakan dan pengangguran berkurang,

akan tetapi pada masa lainnya permintaan agregrat menurun dengan banyaknya.

Misalnya, di negara-negara produsen bahan mentah pertanian, penurunan ini

mungkin disebabkan kemesorotan harga-harga komoditas.

Kemunduran ini menimbulkan efek kepada perusahaan-perusahaan lain

yang berhubungan, yang juga akan mengalami kemesorotan dalam permintaan

terhadap produksinya. Kemesorotan permintaan agregrat ini mengakibatkan

perusahaan-perusahaan mengurangi pekerja atau menutup perusahaannya, maka

pengangguran akan bertambah. Pengangguran yang wujud tersebut dinamakan

pengangguran siklikal.

c. Pengangguran Struktural

terjadi karena adanya perubahan dalam struktur perekonomian. Perubahan

struktur yang demikian memerlukan perubahan dalam keterampilan tenaga kerja

yang dibutuhkan, sedangkan pihak pencari kerja tidak mampu menyesuaikan diri

dengan keterampilan tersebut.

Page 21: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

15

d. Pengangguran Teknologi

pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga

manusia oleh mesin-mesin dan bahkan kimia. Racun lalang dan rumput, misalnya,

telah mengurangi penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan,

sawah dan lahan pertanian. Begitu juga mesin telah mengurangi kebutuhan tenaga

kerja untuk membuat lubang, memotong rumput, membersihkan kawasan, dan

memungut hasil. Sedangkan di pabrik-pabrik, ada kalanya robot telah

menggantikan kerja-kerja manusia. Pengangguran yang ditimbulkan oleh

penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainnya dinamakan pengangguran

teknologi.

2. Jenis pengangguran berdasarkan cirinya

Berdasarkan kepada ciri pengangguran yang berlaku, pengangguran dapat

pula digolongkan sebagai berikut :

a. Pengangguran Terbuka

pengangguran ini tercipta sebagai akibat permasalahan lowongan pekerja

yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam

perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh

pekerjaan. Efek dari keadaan ini didalam suatu jangka masa yang cukup panjang

mereka tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Jadi, mereka menganggur secara

nyata dan sepenuh waktu, dan oleh karenanya dinamakan pengangguran terbuka.

Pengangguran dapat pula wujud sebagai akibat dari kegiatan ekonomi yang

menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja,

atau sebagai akibat dari kemunduran perkembangan sesuatu industri.

Page 22: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

16

b. Pengangguran Tersembunyi

pengangguran ini terutama wujud di sektor pertanian atau jasa. Setiap

kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang

digunakan tergantung kepada banyak faktor. Antara lain faktor yang perlu di

pertimbangkan adalah ; besar atau kecilnya perusahaan, mesin yang digunakan

(apakah intensif buruh atau intensif modal) dan tingkat produksi yang dicapai.

Dibanyak negara berkembang seringkali didapati bahwa jumlah pekerja dalam

suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan

supaya ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja

yang digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contohnya ialah

pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan keluarga petani

dengan anggota keluarga yang besar yang mengerjakan luas tanah yang sangat

kecil.

c. Pengangguran Bermusim

pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan perikanan.

Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan

mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau pada para pesawah tidak

dapat mengerjakan tanahnya. Disamping itu pada umumnya para pesawah tidak

begitu aktif diantara waktu sesudah menanam dan sesudah menuai. Apabila dalam

masa diatas para penyadap karet, nelayan dan pesawah tidak melakukan pekerjaan

lain maka mereka terpaksa menganggur. Pengangguran seperti ini digolongkan

sebagai pengangguran bermusim.

Page 23: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

17

d. Setengah Menganggur

luasnya kesempatan kerja dan angkatan kerja biasanya digambarkan oleh

banyaknya penduduk yang bekerja dan banyaknya penduduk yang menawarkan

atau mencari pekerjaan. Berhubung dengan itu perlu ditengah kriteria tentang

kapan seorang penduduk dimasukkan kelompok kerja, menurut pedoman yang

dipakai oleh Biro Pusat Statistik penduduk yang dalam seminggu minimum

bekerja selama satu jam dimasukkan kedalam kelompok bekerja. Pekerjaan

dianggap sebagai sesuatu mata pencarian bersifat rutin. Jadi bekerja satu jam

dianggap sudah mewakili. Seorang peneliti bernama Philip Hansen (1975)

mengajukan tiga penyebab terjadinya setengah menganggur yaitu :

1. Kurangnya jam kerja

2. Rendahnya pendapatan

3. Ketidakcocokan antara pekerjaan dan keterampilan pekerja.

2.2.2. Dampak Pengangguran

Menurut Sukirno (2013, h. 14), menjelaskan bahwa salah satu faktor

penting yang menentukan kemakmuran sesuatu masyarakat adalah tingkat

pendapatannya. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila tingkat

pengangguran tenaga kerja penuh dapat diwujudkan.

Ditinjau dari sudut individu, pengangguran menimbulkan berbagai

masalah ekonomi dan sosial kepada yang mengalaminya. Ketiadaan pendapatan

menyebabkan para penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya.

Disamping itu ia dapat mengganggu taraf kesehatan keluarga. Pengangguran yang

berkepanjangan menimbulkan efek psikologis yang buruk ke atas diri penganggur

dan keluarganya. Apabila keadaan pengangguran di suatu negara sangat buruk,

Page 24: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

18

kekacauan politik dan sosial selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk

kepada kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam

jangka panjang. Masalah pengangguran adalah masalah yang sangat buruk

efeknya kepada perekonomian dan masyarakat, dan oleh sebab itu secara terus-

menerus usaha-usaha harus dilakukan untuk mengatasinya.

2.2.3. Sebab Terjadinya Pengangguran

Menurut Sugiyanto (didalam Kadir dkk 2014 h. 8), secara dasar penyebab

terjadinya pengangguran adalah karena terjadinya tidakseimbangan antara faktor-

faktor penyebab terjadinya pengangguran sebagaimana diketahui secara umum

antara lain :

a. Rendahnya tingkat pendidikan.

b. Rendahnya keterampilan dan pengalaman yang dimiliki.

c. Tidak sebandingnya antara kerja dan lahan pekerjaan.

d. Faktor-faktor lain (misalnya pilih-pilih pekerjaan).

Sedangkan menurut Sukirno (2013, h. 13) menyatakan bahwa faktor

utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregrat.

Para pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan maksud untuk mencari

keuntungan. Keuntungan tersebut hanya akan dapat diperoleh apabila para

pengusaha dapat menjual barang yang mereka produksikan. Semakin besar

permintaan, semakin banyak barang dan jasa yang akan mereka wujudkan.

Kenaikan produksi yang dilakukan akan menambah penggunaan tenaga kerja.

Dengan demikian terdapat perhubungan yang erat diantara tingkat pendapatan

nasional yang dicapai dengan penggunaan tenaga kerja yang dilakukan ; semakin

Page 25: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

19

tinggi pendapatan nasional, semakin banyak penggunaan tenaga kerja dalam

perekonomian.

2.3. Upah

2.3.1. Pengertian Upah

Menurut Mankiw (2003, h. 5) menyatakan bahwa upah tidak terlepas dari

hubungannya dengan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja, sama halnya dengan pasar-

pasar lainnya dalam perekonomian diatur oleh kekuatan-kekuatan permintaan dan

penawaran. Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja

akan menentukan tingkat upah. Upah merupakan salah satu rangsangan penting

bagi para karyawan dalam suatu perusahaan. Hal ini tidaklah berarti bahwa

tingkat upahlah yang merupakan dorongan utama, tingkat upah hanya merupakan

dorongan hingga tarif dimana upah itu belum mencukupi kebutuhan hidup para

karyawan sepantasnya.

Sedangkan menurut (Undang-Undang No.13 Tahun 2003, h.9) upah

merupakan Hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk

uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh

yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau

peraturan dan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan

keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

2.3.2. Jenis-Jenis Upah

Menurut Malayu (2002, h. 129) jenis-jenis upah terdiri dari 4 yaitu :

Page 26: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

20

a. Upah insentif

Merupakan tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu

yang prestasinya diatas prestasi standar. Upah insentif ini merupakan alat yang

dipergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi.

1. Priece rate adalah upah yang dibayarkan menurut produktivitas pekerja

2. Time bonus adalah upah yang dibayarkan menurut waktu kerja.

Upah insentif merupakan kombinasi antara waktu yang dihemat dan

aktivitas kerja. Kombinasi ini merupakan motivator yang positif bagi para

karyawan untuk meningkatkan gairah kerja, kreativitas, dan pengembangan

dirinya menuju tenaga yang profesional.

b. Upah indeks

sistem upah ini didasarkan atas indeks biaya kebutuhan, dengan sistem ini

upah itu akan naik turun sesuai dengan naik turunnya biaya penghidupan,

meskipun tidak mempengaruhi nilai dari upah.

c. Upah jangka waktu

sistem upah ini adalah sistem pemberian upah menurut jangka waktu

tertentu, misalnya : harian, mingguan atau bulanan.Skala upah berupah, suatu

sistem dimana jumlah upah yang diberikan berkaitan dengan harga penjualan hasil

produksi dipasaran. Jika harga naik maka jumlah upah pun akan naik sebaliknya

jika harga turun maka upah pun akan turun.

2.3.3. Teori-Teori Upah

Malayu (2002, h. 130) menjelaskan bahwa ada beberapa teori mengenai

upah yaitu sebagai berikut :

Page 27: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

21

1. Teori Upah Dana Alam, teori ini dipelopori oleh David Ricardo, yang

menerangkan bahwa :

a. Upah menurut kodratnya adalah upah yang cukup untuk pemeliharaan hidup

pekerja dan keluarganya.

b. Upah menurut harga pasar adalah upah yang terjadi dipasar dan ditentukan

oleh permintaan dan penawaran. Oleh ahli-ahli ekonomi modern upah

kodrat yang dijadikan upah minimum dari upah.

2. Teori Upah Besi, teori ini dikemukakan oleh Ferdinad Lassalle, ia

menerangkan:

a. Sistem pembagian keuntungan, sistem upah ini dapat disampaikan dengan

pemberian bonus apabila perusahaan mendapatkan keuntungan diakhir

tahun.

b. Sistem upah indeks, sistem upah ini didasarkan atas indeks biaya kebutuhan.

Dengan sistem ini upah itu akan naik turun sesuai dengan naik turunnya

biaya penghidupan.

3. Teori Upah Etika

menurut Kaum utopis (kaum yang memiliki idealis masyarakat yang

ideal). Tindakan para pengusaha yang memberikan upah hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan minimum, merupakan suatu tindakan yang tidak sesuai.

Oleh karena itu sebaiknya para pengusaha selain dapat memberikan upah yang

layak kepada pekerja dan keluarga, juga harus memberikan tunjangan keluarga.

4. Sistem Upah Potongan

sistem ini yang bertujuan untuk menggantikan sistem upah jangka waktu

jika hasil pekerjaan tidak memuaskan. Sistem upah ini hanya dapat diberikan jika

Page 28: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

22

hasil pekerjaannya dapat dinilai menurut ukuran tertentu, misalnya diukur dari

banyaknya, beratnya dan sebagainya.

Manfaat pengupahan dengan sistem ini adalah :

a. Buruh mendapatkan dorongan untuk bekerja giat.

b. Produktivitas semakin meningkat.

c. Alat-alat produksi akan dipergunakan secara insentif.

Keburukannya adalah :

a. Buruh selalu bekerja secara berlebihan.

b. Buruh kurang menjaga kesehatan dan keselamatan.

c. Kadang-kadang kurang teliti dalam bekerja karena untuk mengejar jumlah

potongan.

d. Upah tidak tetap tergantung jumlah potongan yang dihasilkan.

Untuk menampung keburukan dari sistem upah potongan maka diciptakan

sistem upah gabungan yaitu gabungan antara upah minimumnya sehari dengan

jumlah dari hasil kerja sehari.

5. Teori Upah Menurut Nilai dan Pertentangan Kelas

ajaran Karl Max menyatakan bahwa hanya buruh yang merupakan sumber

nilai ekonomi. Nilai suatu barang tergantung nilai dari jasa buruh atau jumlah

waktu kerja yang dipergunakan untuk memproduksi barang tersebut.

Teori Upah menurut Pertambahan Produk Marginal, teori Neo klasik

mengemukakan dalam rangka memaksimumkan keuntungan tiap-tiap pengusaha

menggunakan faktor-faktor produksi sedemikian rupa sehingga tiap faktor

produksi yang dipergunakan menerima atau diberi imbalan sebesar nilai

pertambahan hasil marginal dari pertambahan faktor produksi tersebut.

Page 29: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

23

2.3.4. Komponen Upah

Menurut Sumarsono (2003, h. 141) secara empiris ada 3 (tiga) komponen

yang dianggap mempengaruhi besarnya upah minimum, yaitu :

1. Kebutuhan Fisik

Kebutuhan fisik minimum adalah kebutuhan pokok seseorang yang

diperlukan untuk mempertahankan kondisi fisik dan mentalnya agar dapat

menjalankan fungsinya sebagai salah satu faktor produksi, kebutuhan ini

merupakan kebutuhan yang minimum baik ditinjau dari segi jumlah maupun dari

segi mutu barang dan jasa yang dibutuhkan, sehingga merupakan kebutuhan yang

tidak dapat dihindari atau dikurangi lagi. Untuk menghitung kebutuhan fisik

minimum dilakukan dengan menggunakan rumusan sebagai berikut :

Keterangan :

n = banyaknya jenis atau macam barang dan jasa yang dibutuhkan dalam waktu

satu bulan.

t = waktu penelitian (bulan, triwulan, tahun)

P = harga barang, Pti adalah harga suatu jenis barang tertentu pada saat yang

tertentu pula

Q = jumlah satuan barang dan jasa yang diteliti, Qot adalah jumlah barang atau

jasa

tertentu pada tahun dasar. Nilai Q untuk setiap barang dan jasa telah ditentukan

terlebih dahulu jumlah minimumnya. Setiap tahun Q ini tetap untuk semua

jenis barang dan jasa yang diperlukan

Page 30: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

24

Perubahan KFM hanya terjadi bila harga barang dan jasa berubah, karena

angka KFM ditentukan oleh harga yang berlaku pada saat penelitian dilakukan.

2. Indeks Harga Konsumen (IHK)

Indeks harga konsumen merupakan petunjuk mengenai naik turunnya

harga kebutuhan hidup. Naiknya harga kebutuhan hidup ini secara tidak

langsung mencerminkan tingkat inflasi. Indeks harga konsumen dihitung setiap

bulan dan setiap tahun dinyatakan dalam bentuk persentase. Cara menghitung

Indeks Harga Konsumen (IHK), yaitu dengan rumusan sebagai berikut :

Keterangan :

In = Indeks bulan ke n

Poi . Qoi = Nilai konsumsi suatu jenis barang pada tahun dasar

= Harga relatif yang terjadi pada bulan ke n

dibandingkan dengan bulan sebelumnya (n-1) untuk satu jenis

barang

P (n-1) . Qoi = Nilai konsumsi bulan ke (n-1)

Pni = Harga suatu jenis barang pada bulan berjalan

3. Pertumbuhan ekonomi daerah.

Sebenarnya ada satu variabel lagi yang dianggap cukup berpengaruh

dalam besar kecilnya upah minimum, yaitu kemampuan perusahaan.

Page 31: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

25

2.4. Upah Minimum

Menurut peraturan Gubernur Aceh Nomor 60 Tahun 2015, upah minimum

adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan

tetap. Upah bulanan terendah tersebut dengan waktu kerja 7 jam perhari atau 40

jam perminggu bagi sistem kerja 5 hari perminggu, yang berlaku bagi

pekerja/buruh dengan masa kerja 1 tahun atau lebih dirundingkan secara Bipartit

antara pekerja/buruh atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh dengan pengusaha

diperusahaan yang bersangkutan.

Sedangkan Sumarsono (2002, h. 156) menjelaskan bahwa upah minimum

merupakan upah yang ditetapkan secara Minimum Regional, Sektoral Regional

maupun Sub Sektoral. Dalam hal ini upah minimum itu adalah upah pokok dan

tunjangan.

2.5. Hubungan Upah Minimum Dengan Tingkat Pengangguran

Tenaga kerja menetapkan tingkat upah minimumnya pada tingkat upah

tertentu. Jika seluruh upah yang ditawarkan besarnya di bawah tingkat upah

tersebut, seorang pekerja akan menolak mendapatkan upah tersebut dan hal ini

akan menyebabkan terjadinya pengangguran. Jika upah yang ditetapkan pada

suatu daerah terlalu rendah, maka akan berakibat tingginya jumlah pengangguran

yang terjadi pada daerah tersebut. Apabila ditinjau dari sisi pengusaha,

meningkatnya upah akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan,

maka akan mengurangi efisiensi pengeluaran, sehingga pengusaha akan

mengambil kebijakan pengurangan tenaga kerja guna mengurangi biaya produksi.

Hal ini akan berakibat pada peningkatan pengangguran.

Page 32: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

26

2.6. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu sebelumnya dapat dijadikan sebagai rujukan

relevan dengan penelitian ini dan juga dapat dijadikan referensi, yaitu penelitian

yang dilakukan oleh :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Prabowo Dwi Kristanto (2014), dengan judul

penelitiannya adalah”Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah

Minimum, dan Tingkat Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin di

Kabupaten Brebes Tahun 1997-2012”. Hasil dari penelitiannya menunjukkan

bahwa upah minimum dan tingkat pengangguran terbuka memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten Brebes

selama periode tahun 197-2012.

2. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh HafizahNeza (2015), dengan

judul penelitiannya “Analisis Pengaruh Investasi Inflasi, Pertumbuhan

Ekonomi, dan Jumlah Penduduk Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di

Provinsi NTB”. Hasil dari penelitiannya adalah terdapat pengaruh yang

negatif dan signifikan antara investasi dan tingkat pengangguran terbuka.

Sedangkan untuk variabel inflasi dan jumlah penduduk tidak berpengaruh

secara parsial terhadap tingkat pengangguran terbuka di Provinsi NTB dalam

rentang tahun 2001-2013.

3. Dan penelitian yang dilakukan oleh Adtya Barry Kurniawan (2014), dengan

judul penelitiannya “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah

Minimum, dan Investasi Terhadap Jumlah Pengangguran di Kabupaten

Gresik”. Dengan hasil penelitiannya adalah berdasarkan dari hasil persamaan

Page 33: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

27

regresi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi, upah minimum, investasi

mempunyai pengaruh terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik.

2.7. Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2012, h. 477) kerangka berpikir yang baik harus

menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara

teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel Independen dan Variabel

dependen. Kerangka berpikir menggambarkan pengaruh antara variabel dependen

yaitu tingkat pengangguran di Kabupaten Aceh Barat dan variabel independen

yaitu Upah Minimum Kabupaten Aceh Barat.

Untuk mempermudah penjelasan dari uraian diatas, maka penulis

menggambarkan kerangka berpikir sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Keterangan :

X : Variabel Independen (Upah Minimum)

Y : Variabel Dependen (Jumlah Pengangguran)

→: Mempengaruhi

Upah Minimum

(X)

Jumlah Pengangguran (Y)

Page 34: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

28

2.8. Hipotesis Penelitian

Menurut (Sugiyono 2012, h. 93), hipotesis penelitian merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah

penelitian biasanya di susun dalam bentuk kalimat pertanyaan, karena jawaban

yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada

fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga

dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,

belum jawaban yang empiris.Maka hipotesis didalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Di duga bahwa upah minimum memiliki pengaruh terhadap tingkat

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat. Sehingga dapat di artikan bahwa

tingkat pengangguran dapat diukur dari besarnya jumlah upah minimum yang

ditetapkan.

2. Di duga bahwa upah minimum memiliki hubungan terhadap tingkat

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat.

Page 35: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Aceh Barat,

mengingat terbatasnya data yang tersedia, maka data yang digunakan adalah

besaran upah minimum dan jumlah pengangguran di Kabupaten Aceh Barat

dalam kurun waktu dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2014.

3.2. Data Penelitian

3.2.1. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang digunakan penulis yaitu data sekunder. Data

sekunder adalah data yang diperoleh dari kantor, buku, atau pihak-pihak lain yang

erat kaitannya dengan obyek dan tujuan penelitian. Sumber data yang di dapat

berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Barat, Kantor Dinas

Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Barat. Penulis juga

menggunakan buku-buku ekonomi sebagai referensi yang diperoleh dari

perpustakaan Universitas Teuku Umar.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut :

a. Studi Pustaka (Library Research), metode ini digunakan untuk

mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara membaca buku dan

literatur lainnya yang berhubungan dengan pembahasan dalam penelitian ini.

Page 36: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

30

b. Penelitian Lapangan (Field Research), pada metode ini dilakukan dengan

cara mengumpulkan data secara langsung, yaitu dengan cara mengumpulkan

hasil dari semua data yang didapatkan dari kantor atau perusahaan kemudian

data-data tersebut dijadikan sebagai input dalam penelitian ini atau lebih

sering disebut dengan metode Dokumentasi

3.3. Model Analisis Data

Model yang digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan analisis regresi sederhana, koefisien korelasi, koefisien

determinasi dan uji t yang diolah dengan menggunakan program komputer

Statistical Produck and Service Solution (SPSS 16.0) dengan penjelasan sebagai

berikut:

1. Analisis Regresi Linier Sederhana (Double Log / Elastisitas Konstan)

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk melihat pengaruh yang

ditimbulkan oleh variabel (x) terhadap variabel (y) dan untuk melihat hubungan

antar kedua variabel, dengan rumusan sebagai berikut (Hasan 2008, h. 218) :

............................................................... (1)

Didalam penelitian ini data yang diregres akan di transformasikan terlebih

dahulu dalam bentuk model log-log (Double Log / Elastisitas Konstan), alasan

data tersebut di transformasikan kedalam bentuk Log yaitu untuk mempermudah

pengolahan data serta untuk mendapatkan hasil signifikan yang lebih baik,model

tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

................................................. (2)

Dimana :

Page 37: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

31

LogY = Jumlah Pengangguran (dalam satuan jiwa)

a = Nilai Konstanta

b = Koefisien Regresi

LogX = Upah Minimum (dalam satuan rupiah)

e = Kesalahan Pengganggu (Error Term)

Alasan penulis menggunakan regresi linier sederhana, karena variabel (y)

sering kali berpengaruh terhadap variabel (x) memerlukan waktu. Waktu yang

diperlukan untuk timbulnya reaksi atau jawaban terhadap suatu aksi pengaruh

disebut Lag.

2. Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi merupakan suatu analisa untuk mengetahui seberapa

besar hubungan antara variabel (x) terhadap variabel (y). koefisien korelasi dapat

dirumuskan sebagai berikut :

.......................... (2)

Dimana :

r = Koefisien Korelasi

n = Jumlah Tahun

x = Upah Minimum (dalam satuan rupiah)

y = Jumlah Pengangguran (dalam satuan jiwa)

Page 38: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

32

3. Koefisien Determinasi (r2)

Model koefisien Determinasi ini sering disebut sebagai koefisien penentu,

digunakan untuk melihat besarnya pengaruh nilai variabel x dengan variabel y

(Hasan 2008, h. 236).

.............................................................. (3)

Dimana :

KP = Besarnya Koefisien Penentu

r = Koefisien Korelasi

4. Uji t

Uji t digunakan untuk melihat signifikan dari pengaruh yang ditimbulkan

oleh variabel bebas terhadap variabel terikat, dapat dirumuskan sebagai berikut :

(Hasan 2008, h. 241)

........................................................................ (4)

Dimana :

n = Jumlah Tahun

r2 = Koefisien Korelasi

3.4. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok

termasuk tunjangan tetap dan di ukur dalam satuan rupiah dalam kurun waktu

dari tahun 2000-2014 di Kabupaten Aceh Barat.

Page 39: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

33

b. Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam

angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat

memperolehnya dan diukur dalam satuan jiwa dalam kurun waktu dari tahun

2000-2014 di Kabupaten Aceh Barat.

3.5. Pengujian Hipotesis

a. Apabila th> tt maka H0 ditolak H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel (x) terhadap variabel (y).

b. Apabila th< tt maka H0 diterima H1 ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh

antara variabel (x) terhadap variabel (y).

Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. H0 : β = 0 Variabel (x) yang diteliti secara bersama-sama tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel (y).

b. H1 : β ≠ 0 Variabel (x) yang diteliti secara bersama-sama memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap variabel (y).

Page 40: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Bagian ini penulis menjelaskan tentang kenaikan Upah Minimum yang

mempengaruhi tingkat pengangguran di Kabupaten Aceh Barat dan kurun waktu

15 tahun yaitu dari tahun 2000-2014.

4.1.1. Perkembangan Upah Minimum di Kabupaten Aceh Barat

Kenaikan upah minimum merupakan suatu hal yang sangat dinanti-

nantikan oleh para pekerja/buruh, dikarenakan dengan adanya kenaikan upah

tersebut akan memberikan dampak yang baik seperti menaikkan taraf hidupnya.

Namun, dengan adanya kenaikan upah minimum tersebut juga akan memberikan

dampak yang negatif terhadap tingkat pengangguran di Kabupaten Aceh Barat,

dikarenakan para pihak pengusaha ataupun perusahaan akan merasa berat dalam

pemberian upah terhadap para pekerjanya yang harus mengikuti standar upah

yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga akan timbulnya inisiatif pihak

pengusaha/perusahaan untuk membatasi penerimaan karyawan atau akan lebih

menggunakan karyawan yang memiliki kualitas yang lebih baik, dengan begitu

akan berakibatkan terhadap tingkat pengangguran di Kabupaten Aceh Barat.

Upah minimum di Kabupaten Aceh Barat untuk saat ini masih mengikuti

Upah Minimum Provinsi (UMP) yang ditetapkan oleh Pemerintah Aceh,

dikarenakan pada saat ini pemerintah kabupaten Aceh Barat belum menetapkan

UMK untuk wilayah Kabupaten Aceh Barat. Upah minimum tersebut pada setiap

Page 41: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

35

tahunnya selalu mengalami perubahan, perubahan yang terjadi pada upah

minimum sangat tergantung pada tingkat inflasi pada setiap tahunnya.

Untuk mengetahui besaran jumlah Upah Minimum yang ada di kabupaten

Aceh Barat, dapat di lihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1

Besaran Upah Minimum di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2000 - 2014

No. Tahun Upah Minimum Provinsi (UMP) (Rp)

1 2000 265.000

2 2001 300.000

3 2002 330.000

4 2003 425.000

5 2004 550.000

6 2005 620.000

7 2006 820.000

8 2007 850.000

9 2008 1.000.000

10 2009 1.200.000

11 2010 1.300.000

12 2011 1.350.000

13 2012 1.400.000

14 2013 1.550.000

15 2014 1.750.000

Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Barat

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, terlihat bahwa upah minimum yang ada di

kabupaten Aceh Barat dari tahun 2000 terus mengalami peningkatan hingga ke

tahun 2014. Hal tersebut dikarenakan di wliayah Kabupaten Aceh Barat masih

mengikuti peraturan tentang pentapan upah minimum yang ada pada Provinsi

Aceh atau masih mengikuti Upah Minimum Provinsi (UMP).

4.1.2. Perkembangan Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Aceh Barat

Pertumbuhan yang terjadi pada jumlah penduduk dan tenaga kerja

merupakan salah satu indikator yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja maka akan meningkatkan jumlah

tenaga kerja produktif, sedangkan dengan adanya pertumbuhan pada jumlah

Page 42: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

36

penduduk, maka akan meningkatkan luasnya pasar domestik. Pertumbuhan

angkatan kerja yang sangat cepat akan memberikan dampak perekonomian,

dikarenakan pertumbuhan penduduk yang sudah memasuki usia kerja lebih cepat

dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk secara keseluruhan sehingga akan

terjadinya kelebihan tenaga kerja dan tidak dapat di imbangi oleh ketersediaannya

lapangan pekerjaan.

Lapangan pekerjaan termasuk salah satu masalah dalam pembangunan

ekonomi, selain itu permasalahan lainnya adalah kualitas tenaga kerja,

sebagaimana terlihat dari tingkat pendidikan angkatan kerja dan produktivitas

pekerja yang ada masih relatif rendah.Tingkat pengangguran akan menjadi

masalah bagi sosial ekonomi masyarakat, hal ini akan menimbulkan kecemburuan

sosial antara masyarakat yang memiliki pekerjaan dengan masyarakat yang tidak

memiliki pekerjaan.

4.2. Hasil Pengujian Hipotesis

Bagian ini penulis akan membahas tentang pengaruh yang ditimbulkan

oleh kenaikan upah minimum terhadap tingkat pengangguran di Kabupaten Aceh

Barat yang akan di analisis dengan menggunakan analisis model regresi sederhana

yang di olah melalui Program Statistik SPSS Versi 16.0.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil analisisnya, sebagai berikut :

Tabel 4.2

Standar Deviasi Rata-Rata dan Observasi

Rata-Rata Std. Deviasi N

Tingkat Pengangguran 4.1117 0.28015 15

Upah Minimum 5.8884 0.27581 15

Sumber : Hasil Regresi (diolah Juni 2016)

Page 43: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

37

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata untuk

variabel tingkat pengangguran adalah 4,1117 dengan standar deviasinya sebesar

0,28015. Sedangkan rata-rata untuk variabel upah minimum adalah 5,8884 dengan

standar deviasinya sebesar 0,27581 dengan observasi (N) selama 15 tahun.

4.2.1. Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi

Tabel 4.3

Hasil Koefisien Korelasi dan Determinasi

No. Variabel Pengangguran Upah

Minimum

1. Person Korelation

a. Tingkat Pengangguran

b. Upah Minimum

1.000

-.914

-.914

1.000

2. Model

a. Koefisien Korelasi

b. Koefisien Determinasi Adjusted

c. Koefisien Determinasi (R2)

.914

.823

.836

Sumber : Hasil Regresi (diolah Juni 2016)

Berdasarkan dari tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut,

koefisien korelasi diperoleh R = 0,914 yang dapat diartikan bahwa terdapat

hubungan yang erat (korelasi yang tinggi dan kuat) antara variabel upah minimum

(X) dengan variabel tingkat pengangguran (Y), dengan keeratan hubungan sebesar

91,4 persen, artinya apabila upah minimum meningkat maka tingkat

pengangguran akan mengalami peningkatan juga. Hal ini disebabkan karena

dengan adanya peningkatan pada upah minimum maka para pengusaha akan

banyak menggunakan tenaga kerja kontrak dan lebih memilih untuk

menggunakan tenaga kerja yang kualitasnya lebih baik, sehingga dampak dari

kebijakan tersebut salah satunya yaitu adanya pemutusan hubungan kerja terhadap

tenaga kerja yang kualitasnya masih tidak memadai.

Page 44: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

38

Menurut Kristiyana (2011, h. 63) Tingginya upah minimum menyebabkan

angkatan kerja bersemangat untuk mendaftarkan diri untuk bekerja sehingga

jumlah penawaran tenaga kerja yang ada semakin meningkat, padahal disisi lain

dengan adanya upah minimum, para pengusaha justru akan mengurangi jumlah

permintaan tenaga kerja hal ini dikarenakan para pengusaha harus membayar gaji/

upah para karyawannya diatas upah minimum yang ditetapkan setiap daerah

masing- masing.

Menurut Hasan (2003, h. 234), untuk mengetahui kriteria pengujian

hubungan atau koefisien korelasi (KK) antar variabel, sebagai berikut :

a. KK = 0, ini berarti tidak ada korelasi

b. 0 < KK ≤ 0,20, berarti korelasi sangat rendah dan lemah sekali

c. 0,20 < KK ≤ 0,40, berarti korelasi rendah atau lemah tetapi pasti

d. 0,40 < KK ≤ 0,70, korelasi yang cukup

e. 0,70 < KK ≤ 0,90, korelasi yang tinggi atau kuat

f. 0,90 < KK ≤ 1,00, korelasi yang tinggi dan kuat

g. KK = 1, ini berarti korelasi yang sempurna

Persentase pengaruh variabel (X) terhadap variabel (Y) ditunjukkan

dengan besarnya koefisien determinasi (R2), koefisien determinasi ini

menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel (X) terhadap variabel (Y) yang

dinyatakan dalam persen (%). Koefisien determinasi dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

KP = r2 x 100%

= (0,914)2 x 100%

= 0,836

Page 45: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

39

Berdasarkan rumus diatas nilai R square (R2) sebesar 0,836 yang berarti

bahwa tingkat pengangguran di Kabupaten Aceh Barat diperoleh sebesar 83,6

persen disebabkan oleh variabel upah minimum, sedangkan sisanya dipengaruhi

oleh variabel lainnya diluar model penelitian ini.

4.2.2. Uji Regresi Linier Sederhana (Double Log / Elastisitas Konstan)

Untuk mengetahui pengaruh upah minimum terhadap tingkat

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat akan dianalisis dengan menggunakan

model regresi linier sederhana. Dari hasil penelitian diperoleh hasil akhirnya

sebagai berikut :

Tabel 4.4

Uji Signifikan Parsila (Uji t)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.580 0.673 14.242 .000

Upah Minimum

-.929 .114 -.914 -8.138 .000

Sumber : Hasil Regresi (diolah Juni 2016)

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.3 diatas maka diperoleh estimasi

persamaannya sebagai berikut :

LogY = a - bLogX

LogY = 9,580 – 0,929 LogX

Dari persamaan tersebut mengandung pengertian bahwa :

a. Konstanta

Berdasarkan persamaan pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai konstanta

sebesar 9,580. Nilai konstanta ini menyatakan bahwa apabila variabel upah

minimum sama dengan nol maka pangangguran turun sebesar 9,580 persen.

Page 46: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

40

b. Koefisien Regresi X (Upah Minimum)

Berdasarkan persamaan pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai X sebesar

0,929. Hal ini menyatakan bahwa apabila terjadi perubahan sebesar 1%

terhadap variabel pengangguran maka akan berpengaruh terhadap variabel

upah minimum di Kabupaten Aceh Barat atau terjadi penurunan sebesar

0,929 persen. Hal tersebut dikarenakan berdasarkan hasil regres diperoleh

nilai bLogX = - 0,929 atau memiliki slop negatif.

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh upah minimum berpengaruh

signifikan terhadap tingkat pengangguran dengan taraf signifikan 0,000 dan

sangat mendukung dengan teori di dalam penelitian ini. Artinya, apabila upah

minimum semakin tinggi justru akan menyebabkan makin meningkatnya tingkat

pengangguran. Jika dilihat dari sisi penawaran tenaga kerja hal ini akan

berdampak baik dikarenakan angkatan kerja akan lebih bersemangat untuk

mendaftarkan diri untuk bekerja, tetapi jika dilihat dari sisi permintaan tenga kerja

hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi permintaan tenaga

kerja, dikarenakan perusahaan justru akan mengurangi jumlah permintaan tenaga

kerja hal tersebut dilakukan mengingat gaji/upah karyawan yang tinggi akan

menambah beban pengeluaran perusahaan.

Hasil analisis ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yaucef

Gellab (didalam Kristiana, 2011. h.64) yang menyatakan bahwa adanya upah

minimum akan mengurangi kesempatan kerja yang secara tidak langsung akan

berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah pengangguran.

Page 47: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

41

4.2.3. Uji t (Uji Parsial/Individual)

Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antar

variabel bebas upah minimum (X) terhadap variabel terikat tingkat pengangguran

(Y) secara individual dengan kepercayaan (level of confidence 95 persen) pada

taraf nyata (a) = 0,05 yaitu dengan nilai thitung sebesar 8,138 lebih besar dari ttabel

sebesar 1,761 atau signifikan 0,009 < signifikan 0,05 yang artinya bahwa secara

parsial upah minimum berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran di

Kabupaten Aceh Barat.

Page 48: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

42

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Kabupaten Aceh

Barat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Persamaan akhir yang diperoleh Y = 9,580 – 0,929 X. Konsatanta sebesar 9,580

nilai konstanta ini menyatakan apabila variabel upah minimum sama dengan

nol maka tingkat pengangguran menurun sebesar 9,580 persen.

b. Apabila terjadi kenaikan upah minimum sebesar 1 persen maka akan

berpengaruh terhadap meningkatnya tingkat pengangguran di Kabupaten Aceh

Barat sebesar 0,929 persen dengan asumsi variabel lainnya yang berpengaruh

terhadap tingkat pengangguran dianggap tetap.

c. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,836 menunjukkan bahwa variabel upah

minimum berpengaruh terhadap tingkat pengangguran di Kabupaten Aceh

Barat sebesar 83,6 persen sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya

diluar model penelitian ini.

d. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,914 menggambarkan bahwa variabel upah

minimum sangat erat hubungannya terhadap variabel tingkat pengangguran di

Kabupaten Aceh Barat sebesar 91,4 persen.

e. Nilai thitung sebesar 8,138 lebih besar dari ttabel sebesar 1,761 yang artinya

bahwa secara parsial upah minimum berpengaruh secara nyata terhadap tingkat

pengangguran.

Page 49: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

43

5.2. Saran

a. Untuk mengatasi tingkat pengangguran terbuka dalam hal penetapan upah

minimum Kabupaten/Kota setiap daerah dipertimbangkan secara baik sesuai

dengan Undang- Undang dan Peraturan yang ada serta harus benar-benar

menjaga agar kesejahteraan pekerja tetap terjamin dan tidak merugikan

pengusaha.

b. Untuk mengurangi tingkat pengangguran, sebaiknya pendidikan formal

maupun non-formal lebih difokuskan pada pendidikan yang mampu

menciptakan lapangan pekerjaan (keahlian berwirausaha) seperti sekolah

kejuruan dan pendidikan formal lainnya yang pada akahirnya akan

memberikan keterampilan kepada masyarakat untuk menciptakan lapangan

usaha dan mengurangi pengangguran terbuka.

Page 50: ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT ...repository.utu.ac.id/962/1/I-V.pdf · Penerapan upah minimum, terutama untuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi akan

DAFTAR PUSTAKA

Berger, A. N, & Humphrey, d. b (1997). Efficiency of financial institutions:

International survey and directions for future research. Journal of Operational

Research

Charnes A, Cooper, W. W,. & Rhodes, E (1978). Measuring the efficiency of

decision making unit, European Journal of Operasional Research, 2, 429-444

Farell, M. J. (1957). The meansurement of Productive Efficiency. Journal of the

Royal Statical Society, Vol. 120, No. 3,253-290.

Huri, M. D. dan Indah Susilowati. 2004. “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten

Perbankan dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus:

Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002).” Jurnal Dinamika

Pembangunan. Vol. 1, No. 2, Desember 2004, Hal. 95-107.

Muliaman D. H., Wimboh S., Dhaniel I. dan Eugenia M. 2003. “Analisis Efisiensi

Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Non-Parametrik Data

Envelopment Analysis (DEA).” Bank Indonesia Research Paper, Jakarta: Bank

Indonesia

Muharam, H dan Rizki Pusvitasari. 2007. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank

Syariah dengan Metode Data Envelopment Analysis (Periode tahun 2005)”.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.2 No.3.

Poernomo, Eddy, 2006, Pengaruh Kreativitas dan Kerjasama Tim Terhadap

Kinerja Manajer Pada PT. Jesslynk Cakes Indonesia Cabang Surabaya, Adm.

Bisnis UPN Veteran Jawa Timur. Jurnal Ilmu-Ilmu Ekonomi Vol. 6 No. 2

Syakir, A. K. 2004. “Mengukur Efisiensi Intermediasi Sebelas Bank Terbesar

Indonesia Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA).” Jurnal

Bisnis Strategi. Vol.13. Hal. 126-139, Semarang.

Saleh, Samsubar. 2000. Metode Data Envelopment Analysis.Yogyakarta: PAU-FE

UGM.

Sutawijaya, A. dan Lestari, E. P. 2009. “Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia

Pasca Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA.” Jurnal

Ekonomi Pembangunan. Vol. 10. No. 1. Hal 49-67.

Sumanth, D.J 1985, Productivity Engineering and Management. USA: McGraw-

Hill. Inc., USA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan

atas undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan