analisis pengaruh upah minimum kabupaten/kota dan

36
i ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA (Studi Kasus : Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah 2002-2013) SKRIPSI untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Disusun oleh: HANGGORO SETYO PRAYOGO NIM. 12020110141036 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2016

Upload: vuongngoc

Post on 03-Feb-2017

224 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

i

ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM

KABUPATEN/KOTA DAN PRODUK

DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP

PENGANGGURAN TERBUKA

(Studi Kasus : Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah 2002-2013)

SKRIPSI

untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro

Disusun oleh:

HANGGORO SETYO PRAYOGO

NIM. 12020110141036

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2016

ii

PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Hanggoro Setyo Prayogo

Nomor Induk

Mahasiswa

: 12020110141036

Fakultas/ Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/ Ilmu Ekonomi Studi

Pembangunan

Judul Skripsi : ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM

KABUPATEN/KOTA DAN PRODUK

DOMESTIK REGIONAL BRUTO

TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA

(Studi Kasus : Kabupaten/Kota di Provinsi

Jawa Tengah 2002-2013)

Dosen Pembimbing : Evi Yulia Purwanti, SE., M.Si

Semarang, 9 Mei 2016

Dosen Pembimbing

(Evi Yulia Purwanti, SE., M.Si)

NIP. 197107251997022001

iii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

Nama Penyusun : Hanggoro Setyo Prayogo

Nomor Induk Mahasiswa : 12020110141036

Fakultas/ Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/ Ilmu Ekonomi Studi

Pembangunan

Judul Skripsi : ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM

KABUPATEN/KOTA DAN PRODUK

DOMESTIK REGIONAL BRUTO

TERHADAP PENGANGGURAN

TERBUKA (Studi Kasus : Kabupaten/Kota

di Provinsi Jawa Tengah 2002-2013)

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 25 mei 2016

Tim Penguji

1. Evi Yulia Purwanti, SE., M.Si. (......................................................)

2. Drs. Y. Bagio Mudakir, MSP. (......................................................)

3. Drs. R. Mulyo Hendarto, MSP. (......................................................)

Mengetahui,

Pembantu Dekan I,

Anis Chariri, SE, M.Com.,Ph.D, Akt

NIP. 196708091992031001

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Hanggoro Setyo Prayogo

menyatakan bahwa skripsi dengan judul: “ANALISIS PENGARUH UPAH

MINIMUM KABUPATEN/KOTA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA (Studi Kasus :

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah 2002-2013)”, adalah hasil tulisan saya

sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi

ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil

dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol

yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang

saya akui seolah – olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat

bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari

tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di

atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi

yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudiann terbukti

bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah –

olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan

oleh universitas batal saya terima.

Semarang, 9 Mei 2016

Yang membuat pernyataan,

(Hanggoro Setyo Prayogo)

NIM: 12020110141036

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Jadilah sesorang yang dapat menyerang dikemudian dan mencapainya, serta

dapat mengorbankan dirinya sendiri tanpa henti”

“Bergembiralah bila kau mengetahuinya, dengan itu engkau bagaikan selembar

kertas bertintakan cahaya”

~Penulis

UNTUK KEDUA ORANG TUA DAN KAKA PENULIS

vi

ABSTRACT

Unemployment is a problem that always happen hearts one economy

should resolved to review also increase revenues and welfare. Central Java

Province has unemployment third largest and the second smallest minimum wage

compared with 29 other Provinces in Indonesia. Singer study aimed to analyze the

effect of the minimum wage review and the GDP against unemployment in Central

Java.

The objective of this study is to analyze the impact of minimum wage and

regional PDB on to unemployment Central Java. This study uses panel data by

means of multiple linear regression analysis with fixed effect model. With time

series data used is 2002-2013 with a cross-section 35 District / City in Central

Java.

The results showed that the minimum wage variable positive and

significant effect on unemployment, as a result of movement of workers looking

for new jobs with higher wages. In addition, the regional GDP variable

significant negative effect on unemployment, as a result of economic growth that

increases the capacity of the economy and affect the amount of labor utilization.

Keywords: Unemployment, Minimum Wage, Regional GDP, Data Panel.

vii

ABSTRAK

Pengangguran merupakan permasalahan yang selalu terjadi dalam suatu

perekonomian yang harus diatasi untuk meningkatkan pendapatan dan juga

tingkat kesejahteraan. Provinsi Jawa Tengah mempunyai pengangguran terbuka

ketiga terbesar dan upah minimum kedua terkecil dibandingkan dengan 29

Provinsi lainnya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

pengaruh upah minimum dan PDRB terhadap pengangguran terbuka Jawa

Tengah.

Penelitian ini menggunakan data panel dengan metode analisis regresi

linier berganda model fixed effect dengan least square dummy variabel. Data

runtut waktu yang digunakan adalah 2002-2013 dengan data cross-section 35

Kabupaten/Kota Jawa Tengah.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel upah minimum berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pengangguran terbuka di Jawa Tengah. akibat dari

perpindahan tenaga kerja yang mencari lapangan kerja baru dengan tingkat upah

yang lebih tinggi. Selain itu, variabel PDRB berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap pengangguran terbukadi Jawa Tengah, akibat dari pertumbuhan ekonomi

yang meningkatkan kapasitas perekonomian serta mempengaruhi besarnya

penggunaan tenaga kerja.

Kata kunci: Pengangguran Terbuka, Upah Minimum, PDRB, Data Panel

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas limpahan rahmat, nikmat, anugerah, hidayah serta inayah–Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Upah

Minimum Kabupaten/Kota dan Produk Domestik Regional Bruto Terhadap

Pengangguran Terbuka (Studi Kasus : Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah

2002-2013)”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu Universitas Diponegoro Semarang.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini banyak mengalami

hambatan. Namun, berkat doa, bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai

pihak, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu secara khusus

penulis mengucapkan terima kasih yang setulus – tulusnya kepada:

1. Dr Suharnomo, SE, MSi. selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro.

2. Ayahanda Sudjarwanto, dan Ibunda Etty Komar selaku orang tua yang

telah berjuang untuk mendidik secara keras, dan selalu mewajibkan untuk

belajar, dukungan moral, serta kepercayaannya yang telah diberikan

kepada penulis selama ini.

3. Esty Atika atas dukungan yang selalu membantu kegiatan perkuliahan

penulis.

ix

4. Alfa Farah, SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk berdiskusi, memotivasi, memberikan masukan, saran

serta kritik yang membangun yang sangat-sangat berguna bagi penulisan

skripsi ini.

5. Evi Yulia Purwanti, SE., M.Si. selaku dosen pembimbing pengganti yang

telah meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memotivasi, memberikan

masukan, saran serta kritik yang membangun yang sangat-sangat berguna

bagi kelancaran penulisan skripsi ini.

6. Akhmad Syakir Kurnia, S.E., M.Si., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Ilmu

Ekonomi Studi Pembangunan

7. Hastarini Dwi Atmanti, S.E., M.Si. selaku dosen wali yang telah

memberikan bimbingan selama penulis menjalani studi di Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

8. Mayanggita Kirana, S.E., M.Si. selaku dosen wali pengganti yang telah

memberikan bimbingan selama penulis menjalani studi di Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

9. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan dan mengajarkan banyak hal kepada

penulis.

10. Seluruh staf, pegawai serta seluruh civitas akademik yang ada di

lingkungan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro atas

seluruh bantuannya.

11. Keluarga besar Dideatho.

x

12. Keluarga besar IESP 2010 Reguler 2 maupun IESP Reguler 1.

13. Keluarga besar kos Ksatria II .

14. Keluarga besar HMJ IESP Undip Reguler 2 Periode 2011-2012 untuk

kerja samanya selama berorganisasi.

15. Kelompok Echa tahun 2010 & 2011 yang telah berbagi keseruan.

16. Teman-teman KKN Tim 1 2013/2014 Desa Pakumbulan, Kecamatan

Buaran, Kabupaten Pekalongan.

17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak bisa disebutkan satu per satu.

18. Semua orang yang telah menjadi kunci semangat.

19. Semua fasilitas publik.

20. Alam semesta yang tetap damai beserta isinya.

Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan dan banyak kelemahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

saran dan kritik atas skripsi ini.

Semarang, 9 Mei 2016

Penulis

(Hanggoro Setyo Prayogo)

NIM: 12020110141036

xi

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN ............................................................. iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ..................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v

ABSTRACT ........................................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 15

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 17

1.3.1 Tujuan Penelitian .......................................................... 17

1.3.2 Kegunaan Penelitian ..................................................... 17

1.3.3 Sistematika Penulisan ................................................... 17

BAB II TELAAH PUSTAKA............................................................................. 19

2.1 Landasan Teori ............................................................................. 19

2.1.1 Pasar Tenaga Kerja ....................................................... 19

2.1.2 Permintaan Tenaga Kerja dalam Pasar Persaingan ....... 20

2.1.3 Teori Persaingan dalam Pasar Tenaga Kerja ................ 24

xii

2.1.4 Hubungan Variabel Terikat Terhadap Variabel Tidak

Terikat ........................................................................... 27

2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................... 30

2.3 Kerangka Pemikiran Teoretis ....................................................... 34

2.4 Hipotesis Penelitian ...................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 38

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .............................. 38

3.1.1 Variabel Penelitian ........................................................ 38

3.1.2 Definisi Operasional ..................................................... 38

3.2 Jenis dan Sumber data .................................................................. 39

3.3 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 40

3.4 Estimasi Model Regresi Panel Data Dengan Penggunaan Fixed

Effect Model (FEM) atau Least Square Dummy Variable (LSDV)41

3.5 Deteksi Penyimpangan Asumsi Klasik ........................................ 43

3.5.1 Deteksi Normalitas ........................................................ 43

3.5.2 Deteksi Autokorelasi ..................................................... 43

3.5.3 Deteksi Heteroskedastisitas .......................................... 44

3.5.4 Deteksi Multikolinearitas .............................................. 45

3.5.5 Metode Newey West (HAC) Untuk Memperbaiki

Standard Error OLS ...................................................... 45

3.6 Pengujian Statistik Analisis Regresi ............................................ 46

3.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ..................................... 46

3.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F-Statistik) ................... 47

3.6.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t-Statistik) ........................ 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 51

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................... 51

xiii

4.1.1 Gambaran Umum .......................................................... 51

4.1.2 Kondisi Pengangguran Terbuka Jawa Tengah .............. 52

4.1.3 Kondisi Upah Minimum Kabupaten/Kota Provinsi Jawa

Tengah ........................................................................... 56

4.1.4 Kondisi Produk Domestik Regional Bruto

Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah ........................ 58

4.2 Hasil Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ...................................... 60

4.2.1 Uji Normalitas ............................................................... 60

4.2.2 Uji Autokorelasi ............................................................ 61

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas .................................................. 62

4.2.4 Metode Newey-West (HAC) untuk Memperbaiki

Standard Error ............................................................... 63

4.2.5 Uji Multikolinearitas ..................................................... 63

4.3 Hasil Uji Statistik Analisis Regresi (Three Goodness Of Fit) ..... 64

4.3.1 Koefisien Determinasi (R2) ........................................... 64

4.3.2 Pengujian Signifikansi Simultan (Uji F) ....................... 65

4.3.3 Pengujian Signifikansi Parameter Individual (Uji

Statistik t) ...................................................................... 66

4.4 Interpretasi Hasil .......................................................................... 67

4.4.1 Pengaruh Upah Minimum Kabupaten/Kota Terhadap

Pengangguran Terbuka ................................................. 67

4.4.2 Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto Terhadap

Pengangguran Terbuka ................................................. 69

4.4.3 Pengaruh Variabel Dummy Wilayah ............................ 70

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 75

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 75

xiv

5.2 Keterbatasan ................................................................................. 75

5.3 Saran ............................................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 80

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 32

Tabel 4.1 Jumlah dan Pertumbuhan Pengangguran Terbuka Jawa Tengah ........... 53

Tabel 4.2 Pengangguran Terbuka Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah 2002-

2013 (Jiwa) ............................................................................................ 55

Tabel 4.3 Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Tengah 2002-2013(Rp) ....... 57

Tabel 4.4 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Tengah

2002-2013 (Miliaran Rp) ....................................................................... 59

Tabel 4.5 Hasil Uji Nomalitas Kolmogrov-Smirnov ............................................. 60

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................... 61

Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 62

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................... 64

Tabel 4.9 Hasil Adjusted R2 ................................................................................... 65

Tabel 4.10 Uji F Statistik ....................................................................................... 65

Tabel 4.11 Uji Signifikansi t .................................................................................. 66

Tabel 4.12 Hasil Coefisien Upah Minimum Kabupaten/Kota ............................... 67

Tabel 4.13 Hasil Coefisien Produk Domestik Bruto Kabupaten/Kota .................. 69

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Keadaan Angkatan Kerja Indonesia, Persentasi Penduduk Bekerja dan

Pengangguran Terbuka 2002-2013 ....................................................... 2

Gambar 1.2 Jumlah Rata-rata Pengangguran Terbuka Provinsi Indonesia Tahun

2002-2013 ............................................................................................. 4

Gambar 1.3 Jumlah Rata-rata Upah Minimum Provinsi Indonesia Tahun 2002-

2013 (Rupiah) ....................................................................................... 5

Gambar 1.4 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Jawa Tengah Tahun 2002-2013

.............................................................................................................. 6

Gambar 1.5 Jumlah dan Pertumbuhan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2002-2013 .................................................................................. 7

Gambar 1.6 Jumlah dan Pertumbuhan pengangguran Terbuka Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2002-2013 ..................................................................... 8

Gambar 1.7 Jumlah Rata-rata Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi

Jawa Tengah 2002-2013 ....................................................................... 9

Gambar 1.8 Pertumbuhan Upah Minimum Nominal Provinsi Jawa Tengah Tahun

2002-2013 (Rupiah) ............................................................................ 11

Gambar 1.9 Jumlah Rata-rata Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2002-2013 (Rupiah) ................................................... 12

Gambar 1.10 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2002-2013 ................................................................... 13

Gambar 1.11 Jumlah Rata-rata Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota

di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2002-2013 ....................................... 14

Gambar 2.1 Permintaan Tenaga Kerja Pasar persaingan Sempurna ...................... 22

Gambar 2.2 Permintaan Tenaga Kerja Persaingan Tidak Sempurna ..................... 23

Gambar 2.3 Profit Maskimalisasi Pasar Persaingan Oligopsoni ............................ 26

Gambar 2.4 Efek Upah Minimum Pasar Persaingan Oligopsoni ........................... 28

Gambar 2.5 Kurva Hukum Okun ........................................................................... 30

xvii

Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................. 36

Gambar 4.1 Persentase Jumlah Rata-rata Pengangguran Terhadap Jumlah Rata-

rata Angkatan Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah ............ 71

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampira A Data Awal ............................................................................................ 81

Lampira B Struktur Panel ...................................................................................... 85

Lampira C Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, dan Hasil Regresi Model .................... 97

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keadaan ekonomi makro menunjukan tingkat keberhasilan suatu Negara

dalam melakukan ekonomi pembangunan. Kebijakan ekonomi makro bertujuan

untuk meningkatkan kapasitas produksi nasional, keadaan perekonomian yang

stabil dan sustainable, serta tingkat kesempatan kerja yang tinggi. Seringkali

kebijakan makro difokuskan untuk kesempatan kerja yang tinggi, dimana jumlah

penggunaan tenaga kerja yang tinggi atau maksimal akan menghasilkan tingkat

pendapatan nasional yang maksimum.

Salah satu indikator kapasitas produksi nasional dalam suatu Negara

adalah Produk Domestik Bruto (PDB), yang merupakan jumlah produksi netto

dari suatu barang dan jasa yang dihasilkan suatu daerah dalam waktu tertentu.

Kemampuan suatu Negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan dapat dilihat

dari peningkatan PDB secara terus menerus dari waktu ke waktu. Kemampuan

yang meningkat ini disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang mengalami

pertambahan dalam jumlah dan kuantitasnya.

Indonesia sebagai Negara berkembang masih memiliki angkatan kerja

yang besar dan juga struktur lapangan kerja dengan perekonomian yang dualistic,

yaitu sektor tradisional (informal) dan sektor modern yang pada umumnya relatif

kecil. Selain itu secara umum pasar tenaga kerja Indonesia dicirikan oleh

2

kelebihan penawaran tenaga kerja, rendahnya kualitas tenaga kerja dan

pengangguran yang sangat tinggi. Menurut BPS pengangguran terbuka adalah

mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan; mereka yang tidak bekerja dan

mempersiapkan usaha, mereka yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan

karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan mereka yang tidak

bekerja dan tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja, tetapi belum

mulai bekerja.

Gambar 1.1

Keadaan Angkatan Kerja Indonesia, Persentase Penduduk Bekerja dan

Pengangguran Terbuka 2002-2013 (Jutaan Penduduk)

Sumber: SAKERNAS, BPS, diolah.

Gambar 1.1 menggambarkan perkembangan keadaan angkatan kerja

Indonesia yang dimana jumlah penduduk yang masuk dalam angkatan kerja

cenderung meningkat dengan angka terakhir adalah 162 juta penduduk yang

masuk dalam katagori angkatan kerja pada tahun 2013 dan rata-rata kenaikan

angkatan kerja 12 tahun terakhir adalah 1.19 persen.

93,6 93,493,0 92,6 92,7

93,493,9 94,1

94,995,4 95,6 95,5

6,4 6,67,0 7,4 7,3

6,66,1 5,9

5,14,6 4,4 4,5

90%

91%

92%

93%

94%

95%

96%

97%

98%

99%

100%

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Bekerja pengangguran

142,7 145 146.2 147 147 149.9 152.2 149.2 160.2 165.2 163 162.1

3

Berbeda dengan tingkat penduduk yang bekerja dan pengangguran yang

mengalami fluktuatif. tingkat pengangguran dalam gambar 1.1 merupakan refleksi

dari tingkat penduduk yang berkerja. Kenaikan tingkat pengangguran terjadi pada

awal tahun 2002 dengan tingkat 6.4 persen yang menjadi 7.4 persen pada tahun

2005, dimana tingkat pengangguran 2005 merupakan tingkat pengangguran

tertinggi pada 12 tahun terakhir atau berjumlah 10.854.254 jiwa. Kenaikan ini

juga terjadi pada tahun 2013 dengan tingkat pengangguran 4.5 persen atau

7.302.482 jiwa dengan tingkat pengangguran 4.4 persen atau 7.166.323 jiwa di

tahun sebelumnya yaitu 2012. Keberhasilan Indonesia dalam menurunkan tingkat

pengangguran ini terjadi pada awal tahun 2005 dengan tingkat 7.4 persen atau

10.854.254 jiwa menjadi 6.13 persen atau 7.166.323 jiwa pada tahun 2012 atau

pada 6 tahun terakhir.

Sejak awal desentralisasi tahun 2001, pemerintah daerah mempunyai

kewenangan dalam mengurusi kegiatan atau bertanggung jawab atas keadaan

perekonomiannya. Perubahan pemerintahan sentralisasi menjadi desentralisasi ini

salah satunya adalah bertujuan untuk mendukung penurunan tingkat

pengangguran serta meningkatkan sumbangan pendapatan daerah yang dapat

meningkatkan pendapatan serta pertumbuhan ekonomi secara nasional secara

keorganisasian. Gambar 1.2 menggambarkan jumlah rata-rata pengangguran

terbuka Provinsi Indonesia pada tahun 2002 hingga 2013 atau 12 tahun terakhir

sebagai berikut:

4

Gambar 1.2

Jumlah Rata-rata Pengangguran Terbuka Provinsi Indonesia

Tahun 2002-2013 (Jiwa)

Sumber: SAKERNAS, BPS, diolah.

Jumlah rata-rata pengangguran terbuka tertinggi terdapat pada Provinsi

Jawa Barat dengan jumlah rata-rata pengangguran terbuka 2.155.178 jiwa dan

28.419 pengangguran terbuka terendah terdapat pada Provinsi Maluku Utara.

28419

29404

30713

41979

47616

59311

62026

62521

68904

72788

74952

79634

98357

102849

111708

127385

134728

141308

184064

188204

214108

246486

262321

371687

529216

557174

606546

1182635

1202503

2155178

0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000

Maluku Utara

Gorontalo

Bangka Belitung

Bengkulu

Kalimantan Tengah

Maluku

Sulawesi Tenggara

Papua

Sulawesi Tengah

Jambi

Bali

NTT

DI Yogyakarta

Sulawesi Utara

Kalimantan Selatan

Kalimantan Barat

NTB

Kalimantan Timur

Aceh

Sumatera Barat

Riau

Lampung

Sumatera Selatan

Sulawesi Selatan

Sumatera Utara

DKI Jakarta

Banten

Jawa Tengah

Jawa Timur

Jawa Barat

pengangguran terbuka

5

Selain itu Jawa Tengah merupakan Provinsi dengan urutan ke 3 terbesar yang

mempunyai tingkat jumlah rata-rata pengangguran terbuka yaitu 1.182.635 jiwa.

Tingkat upah merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat penyediaan

dan permintaan tenaga kerja yang dapat mempengaruhi tingkat penyediaan dan

permintaan tenaga kerja dalam pasar tenaga kerja.

Gambar 1.3

Jumlah Rata-rata Upah Minimum Provinsi Indonesia

Tahun 2002-2013 (Rupiah)

Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, diolah

501.938526,825

547.498590.522

624.750629.833630.892636.667643.530647.083

672.164673.956690.000690.065690.492

726.625755.367772.076777.826784.583785.477

805.250806.833811.162825.625834.267

872.159949.583

1.042.1321.052.133

0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000

Jawa TimurJawa Tengah

Jawa BaratDI Yogyakarta

GorontaloLampung

Kalimantan BaratNTT

BengkuluSulawesi Tengah

BaliMaluku Utara

MalukuNTB

Sulawesi TenggaraJambi

Bangka BelitungBanten

Sumatera SelatanSumatera Barat

Sulawesi SelatanKalimantan Selatan

RiauKalimantan Tengah

Sumatera UtaraSulawesi Utara

Kalimantan TimurAceh

DKI JakartaPapua

jumlah rata-rata

6

Berdasarkan jumlah rata-rata pada gambar 1.3 tingkat upah minimum

Provinsi Jawa Tengah mempunyai urutan kedua terkecil yaitu Rp. 526.825

setelah upah minimum Provinsi Jawa Timur yang juga sebagai upah minimum

terkecil dari 30 Provinsi Indonnesia yaitu Rp. 501.938. selain itu tingkat upah

minimum tertinggi yaitu Rp. 1.052.133 terdapat pada Provinsi Papua.

Sesuai dengan gambar 1.2 dan gambar 1.3 pada Provinsi Jawa Tengah

merupakan salah satu Provinsi yang mempunyai permasalahan dalam keadaan

angakatan tenaga kerja terutama pada pengangguran terbuka. Dimana besarnya

jumlah pengangguran terbuka Provinsi Jawa Tengah dalam urutan ke tiga dengan

upah minimum urutan ke dua terendah.

Besarnya persentase yang berada dalam angkatan kerja disuatu daerah

dipengaruhi oleh banyaknya jumlah penduduk dalam suatu daerah itu sendiri

(Ananta, 1990). Dengan kata lain besarnya pertumbuhan penduduk akan

mempengaruhi tingkat pengangguran melalui besarnya jumlah angkatan kerja.

Gambar 1.4

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Jawa Tengah Tahun 2002-2013

Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, diolah

1.141.58

1.58

-2.220.63

0.760.73

-1.470.81

1.92-0.02

30500000

31000000

31500000

32000000

32500000

33000000

33500000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Rata-rata Pertumbuhan: 0.45%

7

Dalam gambar 1.4 menggambarkan jumlah dan pertumbuhan penduduk di

Provinsi Jawa Tengah. Dalam 12 tahun terakhir Provinsi Jawa Tengah

mempunyai 0.45 persen rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk, dimana tingkat

pertumbuhan tertinggi pada tahun 2012 dengan tingkat 1.92 persen pertumbuhan

penduduk atau berjumlah 33.270.207 penduduk dan tingkat 1.58 persen

pertumbuhan penduduk atau 32.908.850 penduduk pada tahun 2005.

Gambar 1.5

Jumlah dan Pertumbuhan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2002-2013

Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, diolah

Menurut Mulyadi (2003), angkatan kerja adalah penduduk dalam usia

kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah penduduk dalam suatu negara yang dapat

memproduksi barang dan jasa serta berpartisipasi dalam aktifitas tersebut. Dimana

proporsi penyerapan tenaga kerja terhadap angakatan kerja akan mempengaruhi

tingkat pengangguran terbuka.

Dalam gambar 1.5 menggambarkan jumlah dan tingkat pertumbuhan

angkatan kerja. Dimana tingkat pertumbuhan tertinggi terdapat pada tahun 2007

dengan pertumbuhan 7.66 persen atau dengan jumlah 17.664.277 penduduk dan

4.13 persen pada tahun 2005 atau 16.634.255 penduduk yang masuk dalam

2.37

-0.83

4.13

-1.36

7.66

-5.51

2.38

-1.35

0.37

-0.63

1.04

1450000015000000155000001600000016500000170000001750000018000000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Angkatan Kerja

Rata-rata Pertumbuhan:0.75 %

8

angkatan kerja. Pada tahun terakhir atau pada tahun 2013 tecatat 16.986.776

penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja.

Gambar 1.6

Jumlah dan Pertumbuhan Pengangguran Terbuka Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2002-2013

Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, diolah

Gambar 1.6 menunjukan pertumbuhan jumlah pengangguran terbuka di

Provinsi Jawa Tengah. Rata-rata pertumbuhan pengangguran Provinsi Jawa

Tengah adalah -0.006 persen, yang dapat diartikan pengangguran terbuka pada

Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan pada 12 tahun terakhir. Kenaikan

pertumbuhan tertinggi 0.022 persen yang terdapat pada tahun 2006 atau dengan

jumlah 1.197.244 penduduk dan pada tahun 2007 dengan kenaikan pertumbuhan

0.14 atau 1.360.219 penduduk.

Provinsi Jawa Tengah diketahui mempunyai jumlah 29 Kabupaten dan 6

kota yang dimana Kota Semarang sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Berikut

adalah gambar 1.7 menunjukan jumlah rata-rata pengangguran terbuka

Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah selama 2002-2013:

-0.05

0.12

-0.06

0.220.14

-0.10

0.02

-0.06 -0.04-0.04

0.06

0200000400000600000800000

1000000120000014000001600000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Pengangguran terbuka

Rata-rata Pertumbuhan:-0.006 %

9

Gambar 1.7

Jumlah Rata-rata Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2002-2013

Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, diolah.

Pengangguran terbuka terbesar pada Kabupaten Brebes dengan angka

72.816 penduduk dan 6.732 penduduk yang termasuk pengangguran terbuka

6732

8296

12596

12954

14136

16332

16483

17091

20941

22082

23314

23865

24979

25287

25313

25323

25733

26513

26784

27105

29080

30159

32313

33465

35361

35642

36788

37531

45755

46441

53399

53972

69005

70613

72816

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000

kota magelangkota salatiga

kota pekalongankota tegal

Kab purworejoKab Wonosobo

kab rembangkab temanggung

kab blorakota surakarta

Kab PurbalinggaKab Banjarnegara

kab sragenKab wonogiri

kab pekalongankab karanganyar

kab jeparakab kudus

kab boyolalikab batangkab kendal

kab semarangKab sukoharjoKab Magelang

kab demakKab Kebumen

Kab kelatenkab grobogan

kab patiKab Banyumaskab pemalang

kab tegalkota semarang

Kab Cilacapkab brebes

jumlah rata-rata

10

terendah pada kota Magelang. Kota semarang sebagai ibu Kota Provinsi Jawa

Tengah menjadi peringkat ke 14 tertinggi dari 35 Kabupaten/Kota dengan jumlah

rata-rata pengangguran terbuka 30.159 penduduk.

Pengangguran terjadi karena adanya penyerapan tenaga kerja yang tidak

penuh atau terjadi penurunan permintaan tenaga kerja. Kebijakan penetapan upah

minimum adalah penetapan upah diatas upah keseimbangan yang menjadi isu

dalam permasalah penurunan permintaan tenaga kerja. Penurunan permintaan ini

terjadi karena upah adalah salah satu variabel yang mempengaruhi biaya produksi

suatu perusahaan, karena permintaan tenaga kerja berasal dari fungsi produksi

yang memaksilmalkan pendapatan perusahaan (Heijdra, 2002). Dalam keadaan

pasar persaingan dengan kebijakan upah minimum akan menurunkan permintaan

tenaga kerja (Stigler, 1946).

Kebijakan upah minimum untuk melindungi upah tenaga kerja agar tidak

merosot pada tingkat upah yang rendah, akibat ketidak keseimbangan pasar tenaga

kerja sejak awal tahun 1969. Kebijakan ini juga dalam rangka upaya pemerintah

untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja. Penetapan upah minimum

didasari oleh Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) pada awal tahun 1996-2006 dan

Kebutuhan Hidup Layak (KHL) pada tahun 2007 hingga saat ini (Silalahi, 2008).

Selain itu penetapan upah minimum juga memperhatikan produktivitas dan

pertumbuhan ekonomi, untuk menyesuaian kemampuan perusahaan.

Penetapan upah terdiri dari Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah

Minimum Kabupaten/Kota (UMK). UMP merupakan upah minimum yang

11

berlaku untuk seluruh Kabupaten/Kota disuatu provinsi, dan UMK adalah upah

minimum yang berlaku di wilayah Kabupaten/Kota.

Gambar 1.8

Pertumbuhan Upah Minimum Nominal Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2002-2013 (Rupiah)

Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, diolah.

Pada gambar 1.8 menggambarkan pertumbuhan UMP Jawa Tengah.

pertumbuhan tertinggi pertama terdapat pada tahun 2006 dengan pertumbuhan

15.38 persen atau mengalami kenaik sebesar Rp. 60.000 dari Rp. 390.000 pada

tahun 2005 menjadi Rp. 450.000 di tahun 2006. Pertumbuhan UMP tertinggi ke

dua adalah pada tahun 2010 dengan pertumbuhan 14.78 persen atau mengalami

kenaikan sebesar Rp. 85.000 dari Rp 575.000 di tahun 2009 menjadi Rp. 660.000

di tahun 2010. Kenaikan 15.28 persen UMP pada tahun 2013 terjadi karena

Provinsi Jawa Tengah tidak menetapkan kenaikan UMP, sehingga penetapan

diambil dari UMK terendah yaitu Kabupaten Cilacap dengan nominal Rp.

720.000 rupiah melalui Surat Keputusan Gubernur No.20/MEN/XI/2011Tentang

Pembentukan Satuan Tugas Pemantauan Penetapan Upah Minimum 2012.

8.24 7.23 6.85 15.3811.11 9.40 5.12

14.78 2.27 6.6715.28

0

200000

400000

600000

800000

1000000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Upah Minimum Provinsi Jawa Tengah

Rata-rata Pertumbuhan:9.30 %

12

Dalam kebijakan penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) oleh

gubernur dapat menetapkan UMK atas rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi

dan rekomendasi dari Bupati/Walikota. Penetapan disesuaikan oleh keadaan

masing-masing KHM ataupun KHL di Kabupaten/Kota atau penetapan UMK

dapat lebih tinggi dari penetapan UMP.

Gambar 1.9

Jumlah Rata-rata Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2002-2013 (Rupiah)

Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, diolah.

550.783553.056553.675554.842555.792560.808562.992563.417563.758566.850570.271573.208574.788574.929579.196581.464581.744582.654584.275

592.313593.354596.000600.142600.742606.425606.725609.400613.613619.517

631.013633.279634.737639.120

654.988712,394

300000 450000 600000 750000

kab groboganKab Banjarnegara

Kab Kebumenkab brebes

Kab wonogirikab tegal

kota tegalKab purworejoKab Banyumas

kab rembangKab PurbalinggaKab Wonosobo

kab temanggungkab pemalang

kab sragenKab kelatenKab Cilacapkab jepara

kota magelangkab pati

kab blorakab boyolali

Kab MagelangKab sukoharjo

kab karanganyarkab batang

kab pekalongankota pekalongan

kota surakartakota salatiga

kab kendalkab demakkab kudus

kab semarangkota semarang

jumlah rata-rata

13

Berdasarkan gambar 1.9 jumlah rata-rata upah minimum Kabupaten/Kota

terbesar pada Kota Semarang dengan angka Rp. 712.394 dan Rp. 550.783 yang

termasuk upah minimum Kabupaten/Kota terendah pada kota Grobogan. Selain

itu Kabupaten Semarang juga mempunyai jumlah rata-rata upah minimum

tertinggi kedua yaitu Rp. 654.998.

Indikator penting lain dalam mempengaruhi tingkat pengangguran adalah

tingkat pertumbuhan ekonomi. Okun’s Law menyatakan bahwa terdapat hubungan

negatif antara tingkat pertumbuhan PDR riil dengan pengangguran dalam jangka

pendek (Dornbuch, 2004). Jika pertumbuhan ekonomi daerah di setiap tahunnya

meningkat maka dapat dikatakan pembangunan ekonomi meningkat.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah dan

masyarakatnya mengelola sumber-sumber daya yang ada dan membentuk pola

kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suatu

lapangan pekerjaan dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi di dalam

wilayah tersebut (Arsyad, 2004).

Gambar 1.10

Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2002-2013 (Milyaran Rupiah)

Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, diolah.

3.90 4.45 4.38 4.32 4.81 4.73 5.025.125.00

5.60 5.49

0,00

50000000,00

100000000,00

150000000,00

200000000,00

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Tengah

Rata-rata Pertumbuhan:4.80%

14

Dalam gambar 1.10 menggambarkan pertumbuhan produk domestik bruto

(PDRB). Dalam 11 tahun terakhir PDRB Jawa tengah mengalami kenaikan

signifikan dengan rata-rata kenaikan pertumbuhan 4.80 persen. dengan

pertumbuhan tertinggi 5.60 persen yaitu pada tahun 2012 dan pertumbuhan

terendah pada tahun 3.90 persen pada tahun 2003.

Gambar 1.11

Jumlah Rata-rata Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2002-2013

Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, diolah.

828.1391.003.3421.148.268

1.750.2541.898.7551.911.9552.076.1892.195.6642.219.5922.262.3062.611.8902.694.8782.696.8462.738.0872.753.8052.771.7702.934.0752.946.7833.137.8183.244.980

3.719.6393.890.7473.890.8354.167.0094.194.1174.499.4184.501.7864.528.5864.857.1514.910.1054.962.5595.114.102

11.590.68111.675.800

19,100,250

0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000

kota salatigakota magelang

kota tegalKab Wonosobo

kab blorakota pekalongan

kab rembangkab batang

kab temanggungKab Purbalingga

Kab BanjarnegaraKab Kebumen

Kab purworejokab sragen

Kab wonogirikab demak

kab grobogankab pekalongan

kab pemalangkab tegal

Kab Magelangkab boyolali

kab jeparakab pati

Kab BanyumasKab sukoharjo

Kab kelatenkota surakarta

kab karanganyarkab kendalkab brebes

kab semarangkab kudus

Kab Cilacapkota semarang

Jumlah rata-rata

15

Menurut jumlah rata-rata gambar 1.11, produk domestik regional bruto

terbesar terdapat pada Kota Semarang dengan angka Rp. 19.100.250 miliar dan

Rp. 828.139 miliar yang termasuk produk domestik regional bruto terendah pada

kota Salatiga. Cilacap sebagai Kabupaten Provinsi Jawa Tengah dengan urutan ke

2 terbesar dengan produk domestik regional bruto sebesar Rp. 11.675.800 miliar.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa, upah minimum mempunyai pengaruh terhadap tingkat

pengangguran terbuka melalui besarnya jumlah tenaga kerja yang dapat terserap

pada tingkat upah minimum dan pengangguran juga dapat dipengaruhi oleh

besarnya perkembangan produk domestik bruto melalui besarnya skala

perekonomian, yang dapat menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan

penggunaan tenaga kerja.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, upaya pemerintah dalam menurunkan

pengangguran dalam Provinsi Jawa Tengah masih belum optimal. Tingkat

pengangguran terbuka selama periode 2002-2013 masih terlihat fluktuatif

walaupun cenderung menurun di tahun terakhir. Selain itu, Provinsi Jawa tengah

Memiliki jumlah rata-rata pengangguran tertinggi ke tiga dan jumlah rata-rata

upah minimum terendah ke 2 dari 30 Provinsi di Indonesia.

Upah minimum merupakan faktor yang sangat penting dalam penurunan

permintaan tenaga kerja yang mempengaruhi jumlah pengangguran terbuka

disuatu daerah. Dalam pasar persaingan oligopsoni, upah minimum akan

16

menurunkan tenaga kerja melalu perpindahan tenaga kerja dari pekerjaan satu ke

lainnya, dan pertambahan tenaga kerja melalui keingin tenaga kerja masuk dalam

partisipasi angkatan kerja (Bhaskar, 2002). Kebijakan penetapan Upah Minimum

oleh gubernur dapat menetapkan upah atas rekomendasi Dewan Pengupahan

Provinsi dan rekomendasi dari Bupati/Walikota. Selama periode 2002-2013,

penetapan upah minimum Provinsi Jawa Tengah signifikan meningkat.

Produk domestik bruto dianggap sebagai indikator yang mempunyai

pengaruh negatif terhadap pengangguran menurut Okun’s Law (Dornbuch, 2004).

Dengan meningkatkan kapasitas produk domestik bruto akan dapat menurunkan

pengangguran terbuka melalui permintaan tenaga kerja. Produk domestik bruto di

Provinsi Jawa Tengah selama periode 2002-2013 mengalami peningkatan

signifikan.

Berdasarkan kondisi-kondisi diatas, maka pertanyaan dalam penelitian ini

disusun sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh upah minimum Kabupaten/Kota terhadap pengangguran

terbuka di setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah selama 2002-

2013.

2. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota

terhadap pengangguran terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah

selama 2002-2013.

17

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Menganalisis bagaimana pengaruh upah minimum terhadap pengangguran

terbuka di setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah selama 2002-

2013.

2. Menganalisis bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto

terhadap pengangguran terbuka di setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah selama 2002-2013.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah atau pihak-pihak terkait untuk

dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan dan perencaraan daerah di

Provinsi Jawa Tengah.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian

selanjutnya yang mempunyai relevansi sama.

1.3.3 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini bermaksud untuk membantu memudahkan

penelitian dan pemahaman isi skripsi. Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab.

18

Bab pertama merupakan yang terdiri dari latar belakang pemilihan judul,

perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian. Inti bab pertama ini

mengenai pengaruh upah minimum dan PDRB terhadap pengangguran terbuka

Jawa Tengah dalam kurun waktu 12 tahun, yaitu tahun 2002 sampai dengan 2013.

Bab kedua berisi tinjauan pustaka yang menjelaskan mengenai landasan

teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian

yaitu teori permintaan tenaga kerja melalui fungsi produksi yang memaksimalkan

profit dalam pasar persaingan oligopsoni dan teori Okun’s Law. Pada bab ini juga

dijelaskan adanya penelitian terdahulu yang menjadi landasan teori dan penelitian

terdahulu dapat disusun kerangka pemikiran teoritis.

Bab ketiga adalah metode penelitian. Pada penelitian ini menggunakan

data sekunder dengan metode pengumpulan data tidak dengan cara sampling dan

kuesioner melainkan didapat dari instansi-instansi terkait dan metode analisis

menggunakan regresi data panel dengan alat analisis EViews.

Bab keempat merupakan pembahasan. Dalam bab ini menjelaskan hasil

analisis penelitian dengan menguraikan objek penelitian, menjabarkan analisis

data penelitian dan pembahasan hasil analisis dari objek penelitian.

Bab kelima merupakan penutup yang memuat kesimpulan dari hasil

analisis data dan pembahasan. Bab ini juga memuat saran-saran untuk

merekomendasikan kepada pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan

penelitian ini.