analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, inflasi, dan...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN,
KEMISKINAN, INFLASI, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH
TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
KABUPATEN/KOTA DI WILAYAH SUBOSUKAWONOSRATEN
TAHUN 2011-2015
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
oleh:
DAMAI ADI WIJAYA
B300130061
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN,
KEMISKINAN, INFLASI, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH
TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
KABUPATEN/KOTA DI WILAYAH SUBOSUKAWONOSRATEN
TAHUN 2011-2015
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi,
pengangguran, kemiskinan, inflasi, dan pengeluaran pemerintah terhadap IPM
kabupaten/kota di wilayah SUBOSUKAWONOSRATEN tahun 2011-2015. Jenis
penelitian ini merupakan gabungan time series (runtut waktu) dan cross section
(data silang). Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dengan tipe data
panel. Sampel dalam penelitian ini adalah 7 kabupaten. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi panel. Maka dari pemilihan model
yang paling tepat diipilih dalam penelitian ini adalah Random Effect Method
(REM). Model REM mempunyai daya ramal yang cukup tinggi. Berdasarkan dari
hasil uji F, secara serempak variabel pertumbuhan ekonomi, pengangguran,
kemiskinan, inflasi, dan pengeluaran daerah berpengaruh terhadap indeks
pembangunan manusia kabupaten/kota di SUBOSUKAWONOSRATEN tahun
2011-2015. Hasil uji koefisien determinan (R2) menunjukkan bahwa besarnya R-
square 0,958903, atau sebesar 95,89%. Artinya variasi indeks pembangunan
manusia dapat dijelaskan oleh variabel independen yang ada dalam model statistik,
seperti pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, inflasi dan pengeluaran
pemerintah. Sedangkan sisanya sebesar 4,11% dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak disertakan dalam model. Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t) pada
signifikansi (α) sebesar 0,05, variabel pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran
pemerintah berpengaruh positif signifikan terhadap indeks pembangunan manusia,
variabel kemiskinan dan pengangguran berpengaruh negatif signifikan terhadap
indeks pembangunan manusia, sedangkan variabel inflasi tidak memiliki pengaruh
terhadap indeks pembangunan manusia.
Kata Kunci: Indeks Pembangunan Manusia, Pertumbuhan Ekonomi,
Pengangguran, Kemiskinan, Inflasi, Pengeluaran Pemerintah
ABSTRACT
This research aims to analyze the effect of economic growth, unemployment,
poverty, inflation, and government spending on HDI district / city in the region
SUBOSUKAWONRATEN in 2011-2015. This type of research is a combination of
time series (cross-time) and cross section (cross-data). The type of data used is
secondary data with panel data type. The sample in this research is 7 districts.
Data analysis technique used in this research is panel regression. So from the
selection of the most appropriate model chosen in this study is the Random Effect
2
Model (REM). The REM model has a fairly high probability. Based on the results of
F-test, simultaneously variable of economic growth, unemployment, poverty,
inflation, and regional expenditure have an effect on to human development index
of regency/city in SUBOSUKAWONRATEN in 2011-2015. The result of
determinant coefficient test (R2) shows that the magnitude of R-square 0,958903, or
equal to 95,89%. This means that variations in the human development index can
be explained by the independent variables that exist in statistical models, such as
economic growth, unemployment, poverty, inflation and government spending.
While the rest of 4.11% is explained by other factors not included in the model.
Based on the validity test of influence (t-test) on the significance (α) of 0.05, the
variable of economic growth and government expenditure have a significant
positive effect on the human development index, poverty and unemployment
variables significantly negatively affect the human development index, while the
inflation variable has no influence against the human development index.
Keywords: Human Development Index, Economic Growth, Unemployment,
Poverty, Inflation, Government Expenditure
1. PENDAHULUAN
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki isu pembangunan
manusia yang menarik untuk diteliti. Pembangunan manusia menjadi isu yang
sangat penting dalam pembangunan ekonomi karena menyangkut kualitas manusia
sehingga perlu mendapat perhatian. Terdapat tiga alasan yang mendasari perlunya
pembangunan manusia. Pertama, banyak negara berkembang yang berhasil meraih
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun gagal mengurangi kesenjangan sosial
ekonomi dan kemiskinan. Kedua, beberapa negara berpendapatan rendah mampu
mencapai tingkat pembangunan manusia yang tinggi karena mampu menggunakan
secara bijaksana semua sumberdaya untuk mengembangkan kemampuan dasar
manusia. Ketiga, banyak negara maju yang mempunyai tingkat pendapatan tinggi,
ternyata tidak mampu mengatasi masalah-masalah sosial (Ginting dkk, 2008).
Menurut Todaro (dalam Baeti, 2013) pembangunan merupakan sebuah
upaya atau proses untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Proses
pembangunan meliputi berbagai perubahan di berbagai aspek sosial, politik,
ekonomi, dan budaya, oleh karena itu, pembangunan merupakan syarat mutlak bagi
kelangsungan suatu negara. Komponen dasar atau nilai inti keberhasilan
pembangunan ekonomi antara lain; kecukupan (sustenance), jati diri (self-estreem),
dan kebebasan (freedom), yang merupakan tujuan pokok dan harus dicapai oleh
3
setiap masyarakat. Kecukupan disini berarti masyarakat mampu memenuhi
kebutuhan pokok hidupnya sendiri, seperti; sandang, pangan, dan papan yang
merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan masyarakat serta dapat menunjang
kehidupannya (Baeti, 2013).
Menurut (BPS, 2016) manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya,
sehingga menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan. Tujuan
utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan
bagi masyarakatnya untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan hidup
yang produktif. Hal ini terlihat sebagai suatu kenyataan yang sederhana, tetapi hal
ini seringkali terlupakan oleh kesibukan jangka pendek untuk mengumpulkan uang,
sehingga tujuan dari pembangunan tersebut sering terabaikan.
Pembangunan manusia adalah proses perluasan pilihan yang ditujukan ke
masyarakat. Pada prinsipnya, pilihan manusia sangat banyak jumlahnya dan dapat
berubah setiap saat. Diantara banya pilhan yang ditujukan ke masyarakat, terdapat
tiga pilihan yang harus dimiliki masyarakat agar pilihan lain dapat diakses. Tiga
pilihan terebut yaitu; berumur panjang dan hidup sehat, pendidikan, dan hidup
layak (BPS, 2017).
Pengukuran pembangunan manusia pertama kali diperkenalkan oleh UNDP
pada tahun 1990. UNDP memperkenalkan gagasan baru dalam mengukur
pembangunan manusia yang disebut sebagai Indeks Pembangunan Manuisa (IPM).
IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar, yaitu; umur panjang dan
hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup
laying (decent standard of living) (BPS, 2016).
2. METODE PENELITIAN
2.1 Objek Penelitian
Wilayah yang dijadikan objek penelitian ini adalah 7 Kabupaten/Kota yang
memiliki akronim SUBOSUKAWONOSRATEN, yaitu Kota Surakarta, Kabupaten
Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri,
Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Klaten pada tahun 2011-2015. Objek penelitian
ini adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dimana peneliti bermaksud untuk
menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, inflasi,
dan pengeluaran daerah terhdap indeks pembangunan manusia di wilayah tersebut.
4
2.2 Definisi Variabel
2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks pembangunan manusia adalah indeks komposit yang digunakan untuk
mengukur pencapaian rata-rata suatu negara/daerah dalam tiga hal mendasar, yaitu
umur panjang serta hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Satuan
indeks pembangunan manusia dalam penelitian menggunakan angka indeks dalam
skala 1 sampai 100. Data IPM diambil dari BPS Provinsi Jawa Tengah.
2.2.2 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang
menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi meningkat yang digunakan untuk
kemakmuran masyarakat. Data pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam
penelitian ini dinyatakan dalam satuan persen. Data pertumbuhan ekonomi diambil
dari BPS Provinsi Jawa Tengah.
2.2.3 Pengangguran
Pengangguran merupakan penduduk yang sedang mencari pekerjaan, yang sedang
mempersiapkan dunia usaha, penduduk yang merasa mungkin mendapat pekerjaan,
dan yang sudah mempunyai usaha tetapi belum mulai bekerja. Dinyatakan dalam
satuan persen. Data pengangguran diambil dari BPS Provinsi Jawa Tengah.
2.2.4 Kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu kondisi ketidak mampuan seseorang dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya. Data kemiskinan dalam penelitian ini dinyatakan dalam satuan
persen. Data diambil dari BPS Provinsi Jawa Tengah.
2.2.5 Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi secara terus menerus.
kenaikan satu atau dua barang saja tidak dapat dikatakan sebagai inflasi kecuali bila
kenaikan itu meluas (mengakibatkan menaikan) terhadap barang lain. Data inflasi
dalam penelitian ini dinyatakan dalam satuan persen. Data diambil dari BPS
Provinsi Jawa Tengah.
2.2.6 Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah meliputi belanja langsung dan belanja tidak langsung yang
dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota selama periode penelitian,
dinyatakan dalam satu jutaan rupiah. Data diambil dari BPS Provinsi Jawa Tengah.
5
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis data panel Random Effect Model dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Hasil Regresi Metode REM
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EG 0.230083 0.075737 3.037937 0.0050
UE -11.60803 4.856770 -2.390072 0.0236
POV -229.9960 108.4799 -2.120171 0.0427
INF -0.001465 0.016855 -0.086906 0.9313
G 2.39E-09 3.53E-10 6.764457 0.0000
C 70.90828 2.241181 31.63880 0.0000 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 3.061839 0.9956
Idiosyncratic random 0.202821 0.0044 Weighted Statistics R-squared 0.958903 Mean dependent var 2.131214
Adjusted R-squared 0.951818 S.D. dependent var 0.979806
S.E. of regression 0.215072 Sum squared resid 1.341424
F-statistic 135.3304 Durbin-Watson stat 1.484362
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.099315 Mean dependent var 71.97343
Sum squared resid 446.8381 Durbin-Watson stat 0.388101
Berdasarkan hasil metode REM yang disajikan pada Tabel 1, maka dapat
dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
it = 70,90828 + 0,230083 EGit - 11,60803 UEit - 229,9960 POVit - 0,001465
INFit + 0,00000000239 Git
Hasil pengujian pada Tabel 1 diatas menunjukkan menunjukkan nilai R2
sebesar 0,958903, yang dapat diartikan 95,89% variasi indeks pembangunan
manusia dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yang ada di dalam model
statistik seperti pertumbuhan ekonomi (EG), pengangguran (UE), kemiskinan
(POV), inflasi (INF), dan pengeluaran pemerintah (G). Sedangkan sisanya sebesar
4,11% dijelaskan oleh variasi faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model.
Berdasarkan uji F diperoleh nilai signifikansi statistik F sebesar 0.000000 < 0.05,
maka model yang dipakai eksis.
6
3.1 Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Pembangunan Manusia
Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan
ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia
di Kabupaten/Kota SUBOSUKAWONOSRATEN tahun 2011-2015.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Anggatia Ariza (2012) dengan judul “Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan
belanja modal terhadap IPM dalam perspektif Islam” yang menjelaskan bahwa
pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pertumbuhan output perkapita sehingga
daya beli juga akan meningkat yang akhirnya akan menyebabkan kesejahteraan
meningkat. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai
keberhasilan pembangunan dari suatu negara atau daerah. Pertumbuhan ekonomi
berkaitan erat dengan peningkatan barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat, semakin banyak yang diproduksi maka kesejahteraan masyarakat akan
meningkat. Namun yang perlu diingat adalah pertumbuhan yang tinggi tidak selalu
menjamin bahwa kesejahteraan masyarakat juga akan tinggi.
3.2 Pengangguran dengan Indeks Pembangunan Manusia
Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukkan bawha variabel pengangguran
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di
Kabupaten/Kota SUBOSUKAWONOSRATEN tahun 2011-2015.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Baeti
(2013) dengan judul “Pengaruh pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan
pengeluaran pemerintah terhadap pembangunan manusia kabupaten/kota di
Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011” yang mengatakan bahwa salah satu faktor
penting yang menentukan kemakmuran masyarakat adalah tingkat pendapatannya.
Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh dapat diwujudkan. Pengangguran akan mengurangi pendapatan
masyarakat, dan hal ini akan mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai.
3.3 Kemiskinan dengan Indeks Pembangunan Manusia
Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukkan bawha variabel kemiskinan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di
Kabupaten/Kota SUBOSUKAWONOSRATEN tahun 2011-2015.
7
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ginting,
dkk (2008) dengan judul “Pembangunan manusia di Indonesia dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya” menyatakan pembangunan manusia di Indonesia adalah
identik dengan pengurangan kemiskinan. Investasi dibidang pendidikan dan
kesehatan akan lebih berarti bagi penduduk miskin dibandingkan penduduk tidak
miskin, karena aset utama penduduk miskin adalah tenaga kasar mereka.
Tersedianya fasilitas pendidikan dan kesehatan murah akan sangat membantu untuk
meningkatkan produktivitas masyarakat, dan pada gilirannya meningkatkan
pendapatan masyarakat tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pembangunan manusia belum secara optimal dilakukan karena hanya terfokus pada
pengurangan kemiskinan.
3.4 Inflasi dan Indeks Pembangunan Manusia
Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukkan bawha variabel inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di Kabupaten/Kota
SUBOSUKAWONOSRATEN tahun 2011-2015.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori dan penelitian yang dilakukan
oleh Manik Tumpal (2013) yang berjudul “Analisis pengaruh kemakmuran, ukuran
pemerintah daerah, inflasi, intergovernmental revenue dan kemiskinan terhadap
IPM dan Pertumbuhan Ekonomi”. Dengan hasil penelitian bahwa variabel inflasi
berpengaruh signifikan secara langsung terhadap variabel pembangunan manusia.
3.5 Pengeluaran Pemerintah dan Indeks Pembangunan Manusia
Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukkan bawha variabel pengeluaran
pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan
manusia di Kabupaten/Kota SUBOSUKAWONOSRATEN tahun 2011-2015.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adelfina
dan I Made Jember (2016) dengan judul “Pengaruh pertumbuhan ekonomi,
kemiskinan, dan belanja daerah terhadap IPM di kabupaten kota Provinsi Bali
periode 2005-2013” yang menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah diduga juga
dapat mempengaruhi perkembangan kualitas dari sumber daya manusia tersebut,
khususnya di bidang pendidikan dan bidang kesehatan. Dengan adanya Undang-
Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka pemerintah daerah
diharapkan dapatmelakukan kewajibannya untuk meningkatkan kualitas sumber
8
daya manusia didaerahnya baik dari aspek kesehatan, pendidikan dan pendapatan,
sehingga partisipasi rakyat dalam pembangunan akan turut serta meningkat.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis pengaruh pertumbuan ekonomi,
pengangguran, kemiskinan, inflasi, dan penegeluaran pemerintah terhadap indeks
pembangunan kabupaten/kota di wilayah SUBOSUKAWONOSRATEN tahun
2011-2015, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pengujian model menggunakan uji chow dapat menunjukkan bahwa model
FEM lebih tepat digunakan dalam penelitian ini daripada model PLS, dan pengujian
model dengan uji hausman menunjukkan bahwa model REM lebih tepat digunakan
daripada model FEM. Maka dari pemilihan model yang paling tepat dipilih adalah
Random Effect Model(REM).Hasil uji koefisien determinan (R2) menunjukkan
bahwa besarnya R-square 0,958903, atau sebesar 95,89%. Artinya variasi indeks
pembangunan manusia dapat dijelaskan oleh variabel independen yang ada dalam
model statistik, seperti pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, inflasi
dan pengeluaran pemerintah. Sedangkan sisanya sebesar 4,11% dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model.
Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) kabupaten/kota di wilayah
SUBOSUKAWONOSRATEN tahun 2011-2015. Dengan nilai koefisien 0,230083.
Pengangguran berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) kabupaten/kota di wilayah
SUBOSUKAWONOSRATEN tahun 2011-2015. Dengan nilai koefisien -11,60803.
Kemiskinan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) kabupaten/kota di wilayah
SUBOSUKAWONOSRATEN tahun 2011-2015. Dengan nilai koefisien -229,9960.
Inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) kabupaten/kota di wilayah
SUBOSUKAWONOSRATEN tahun 2011-2015. Dengan nilai koefisien -0,001465.
Pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) kabupaten/kota di wilayah
9
SUBOSUKAWONOSRATEN tahun 2011-2015. Dengan nilai koefisien
0,00000000239.
Dari hasil kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai
berikut:
Diharapkan pemerintah dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang
merata dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pemerintah juga harus
memfasilitasi masyarakat dengan pelayanan pendidikan dan kesehatan melalui
alokasi pengeluaran pemerintah sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, menurunkan pengangguran, mengurangi kemiskinan, menurunkan inflasi,
dan peningkatan pengeluaran pemerintah tersebut dapat meningkatkan indeks
pembangunan manusia.
Pemerintah dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia harus
berfokus pada pengentasan kemiskinan melalui kebijakan peningkatan subsidi
untuk pendidikan gratis dan pelayanan kesehatan murah bagi masyarakat miskin.
Program transmigrasi perlu digalakkan kembali oleh pemerintah untuk masyarakat
yang tidak memiliki pekerjaan atau lahan pertanian sehingga pengangguran
menurun. Pemerintah harus bisa mengantisipasi dan memiliki kebijakan karena
apabila inflasi terjadi dalam jangka waktu yang panjang, maka daya beli pelaku
bisnis akan berkurang dan pendapatan juga akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan manusia yang kurang
baik.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi instansi-instansi yang
terkait agar menjadi pertimbangan untuk menentukan pengaruh variabel apa saja
yang paling berperan terhadap indeks pembangunan manusia pada periode
selanjutnya.
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan lebih lanjut,
baik dengan cara mengembangkan variabel maupun analisis demi sempurnanya
hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, A. 2011. Refleksi dan Gagasan Kebijakan Fiskal. Jakarta: Gramedika
Pustaka Utama.
10
Adelfina dan Jember, I Made. 2016. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan,
dan Belanja Daerah terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten
Kota Provinsi Bali Periode 2005-2013. FE Universitas Udayana.
Anggraini, Rinda Ayun. 2012. Pola Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembangunan
Manusia Di Provinsi Jawa Timur Tahun 2007-2011. Jurnal Ilmiah
Universitas Diponegoro.
Ariza, Anggatia. 2013. PengaruhPertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal
terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dalam Perspektif Islam.
Skripsi Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Pontianak.
Badan Pusat Statistik. 2016. Indeks Pembangunan Manusia 2015. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. 2017. Indeks Pembangunan Manusia 2016. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
Baeti, Nur. 2013. Pengaruh Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, dan
Pengeluaran Pemerintah terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Kobupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2011. Jurnal
Ekonomi dan Studi Pembangunan vol. 2 (3) (2013).
Dewi, Novita. 2017. Pengaruh Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Riau. JOM Fekon: vol 4, no 1. 2-
17.
Ginting, dkk. 2008. Pembangunan Manusia di Indonesia dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. FE Universitas Sumatera Utara.
Manik, Tumpal. 2013. Analisis Pengaruh Kemakmuran, Ukuran Pemerintah
Daerah, Inflasi, Intergovernmental Revenue dan Kemiskinan terhadap IPM
dan Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Organisasi dan Manajemen. Vol.9, no.2,
September 2013Sitepu, Rasidin K. dan Bonar M. Sinaga, 2004. Dampak
Investasi Sumber Daya Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan
Kemiskinan di Indonesia: Pendekatan Model Komputable General
Equilibrium. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana.
Putra, Adi Dwi. 2015. Analisis Pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka,
Pertumbuhan Ekonomi, Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan dan
Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Lampung.
FEB Universitas Lampung.
Samuelson, Paul A dan Nordhaus, William D. 2004. Ilmu Makro Ekonomi. Jakarta:
PT.Media Global Edukasi.