analisis pengaruh perkembangan perbankan syariah terhadap ...repository.uinjambi.ac.id/380/1/skripsi...

78
i i Analisis Pengaruh Perkembangan Perbankan Syariah Terhadap Tingkat Pengangguran Kota Jambi Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Ekonomi Syariah Oleh: MUSTAJIBA NIM: SES130318 KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1439 H/2018 M

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    i

    Analisis Pengaruh Perkembangan Perbankan Syariah Terhadap Tingkat

    Pengangguran Kota Jambi

    Skripsi

    Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

    Dalam Ilmu Ekonomi Syariah

    Oleh:

    MUSTAJIBA

    NIM: SES130318

    KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH

    PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

    JAMBI

    1439 H/2018 M

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    PERSEMBAHAN

    Bismillahirrahmanirrahim

    Kupersembahkan hasil karya ini untuk orang-orang terkasih yang penuh jasa dan

    selalu mensupport untuk menyelesaikan tugas ini:

    Kedua orang tuaku ayah dan ibu yang telah tanpa lelah mencurahkan kasih dan

    sayang untukku dengan nuansa penuh keilmuwan sehingga aku dapat berdiri

    tegak di muka bumi yang sementara ini.

    Untuk sahabat-sahabat terkasih yang tidak pernah lelah memberi dorongan

    semangat untuk terus maju dan mengajarkan banyak hal untuk selalu kuat, tidak

    ada untaian kata yang mampu menggantikan rasa terima kasihku untuk semua jasa

    yang telah kalian berikan. Hanya Allah-lah yang mampu untuk membalas semua

    budi baik atas segala perhatian, do’a, dukungan serta motivasi kalian.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

    karunia yang Allah berikan kepada penulis sehingga penulis mampu untuk

    menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. Seiring dengan itu, sholawat serta salam

    penulis sampaikan kepada baginda besar Muhammad SAW.

    Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Perkembangan Perbankan Syariah

    Terhadap Tingkat Pengangguran Kota Jambi” dengan studi kasus pada Bank

    Jambi Syariah, merupakan salah satu kajian ekonomi syariah yang meliah tentang

    bagaimana peran perbankan syariah yang ada di kota Jambi terhadap tingkat

    pengangguran yang ada.

    Dalam penulisan skripsi ini, penulis akui sangat banyak halangan serta

    rintangan yang harus dilewati oleh penulis baik dalam proses pengumpulan data,

    bimbingan serta observasi data. Berkat adanya bantuan pihak-pihak lain, terutama

    dosen pembimbing Bapak H. Sissah, S.Ag., M.HI dan Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati,

    SE.,M.EI, maka skripsi ini dapat terselesai dengan baik. Oleh karena itu, penulis

    ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu

    menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada yang terhormat:

    1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    2. Bapak Dr. M. Subhan, M.Ag selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

  • vii

    3. Ibu Dr. Rafidah, SE.,M.EI, bapak Dr. Novi Mubyarto, SE.,M.E, dan ibu Dr.

    Halimah Ja’far, M.Fil.I selaku wakil dekan I, II, dan III di lingkungan

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    4. Bapak dan ibu dosen, Kassubag dan seluruh karyawan/karyawati di lingkup

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    5. Sahabat seperjuangan angkatan tahun 2013 yang selalu saling memberi

    semangat dan bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini

    6. Narasumber yang banyak membantu memberikan informasi maupun

    dokumen sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

    7. Semua pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini namun tidak

    dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Semoga Allah membalas atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan

    kepada kepada penulis. Selain dari itu, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

    terdapat banyak kesalahan di dalamnya. Oleh karena itulah, penulis harapkan

    kepada semua pihak untuk dapat memberikan kontribusi pemikiran demi

    perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT penulis mohon ampun dan kepada

    Manusia penulis mohon kata maafnya. Semoga setiap amal kebajikan dinilai

    pahala oleh Allah SWT.

    Jambi, 26 Oktober 2018

    Penulis

    Mustajiba

  • viii

    MOTTO

    ِحيمِ ْحمِن الرَّ بِْسِم هللاِ الرَّ

    َن ا ُر اللهْيَل َوالنهَهاَر ۚ َعلَِّم أَْن لَْن تُْحُصوهُ فَتَاَب َعلَْيكُْم ۖ فَاْقَرُءوا َما تَيَسهَر مِّ ُ يُقَد ِّ ْلقُْرآنِّ َعلَِّم أَْن َوَّللاه

    ِّ ۙ َوآَخرُ ْن فَْضلِّ َّللاه بُوَن فِّي اْْلَْرضِّ يَْبتَغُوَن مِّ ْنكُْم َمْرَضٰى ۙ َوآَخُروَن يَْضرِّ وَن يُقَاتِّلُوَن َسيَكُوُن مِّ

    ْنهُ ِّ ۖ فَاْقَرُءوا َما تَيَسهَر مِّ فِّي َسبِّيلِّ َّللاه

    Artinya: Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui

    bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-

    waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah

    apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan

    ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang

    berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia (bekerja) Allah; dan

    orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa

    yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

    NOTA DINAS .......................................................................................... ii

    PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. iii

    PENGESAHAN........................................................................................ iv

    MOTTO ...................................................................................................

    .................................................................................................................. v

    ABSTRAK ................................................................................................ vi

    PERSEMBAHAN .................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

    DAFTAR ISI ............................................................................................ x

    DAFTAR TABEL ................................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................. 9 C. Batasan Masalah ................................................................. 9 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................... 9 E. Kerangka Teori ................................................................... 10 F. Tinjauan Pustaka................................................................. 27

    BAB II METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu .............................................................. 29 B. Pendekatan Penelitian ......................................................... 29 C. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 29 D. Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 30 E. Teknik Analisis Data .......................................................... 31 F. Sistematika Penulisan ......................................................... 33 G. Jadwal Penelitian ................................................................ 34

    BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Sejarah Kota Jambi ............................................................. 36 B. Letak Geografis .................................................................. 41 C. Visi dan Misi Kota Jambi .................................................... 42 D. Pertumbuhan Perbankan Syariah di Jambi ........................... 43 E. Perkembangan Pengangguran di Kota Jambi ....................... 46

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian .................................................................. 49 B. Pembahasan ........................................................................ 52

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................ 60 B. Saran .................................................................................. 60

  • x

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah Kota Jambi .............................. 6

    Tabel 1.2 Perkembangan Perbankan Syariah di Kota Jambi .......................... 7

    Tabel 1.3 Jumlah Pengangguran di Kota Jambi ............................................. 8

    Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ........................................................................... 35

    Tabel 3.1. Perkembangan Perbankan Syariah di Kota Jambi ......................... 45

    Tabel 3.1. Jumlah Penduduk dan Tingkat Pengangguran di Kota Jambi ........ 47

    Tabel 4.1. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ............................................... 49

    Tabel 4.2. Hasil Uji t ..................................................................................... 51

    Tabel 4.3. Koefisien Determinasi (R2) ........................................................... 52

  • xii

    ABSTRAK

    Judul Skripsi: ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PERBANKAN

    SYARIAH TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN

    KOTA JAMBI

    Peningkatan jumlah lembaga keuangan syariah di Provinsi Jambi tingginya

    tingkat pengangguran masih saja tetap terjadi, tingginya tingkat pengangguran

    merupakan masalah yang banyak dialami oleh banyak Negara, termasuk Negara

    kita Indonesia. Begitu seriusnya masalah ini sehingga dalam setiap rencana-

    rencana pembangunan ekonomi masyarakat, selalu dikatakan dengan tujuan

    menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk meningkatkan pertumbuhan

    ekonomi, namun peningkatannya tetap saja terjadi. Berdasarkan hal itu, maka

    pertanyaan penelitian ini adalah analisis pengaruh perkembangan perbankan

    syariah terhadap tingkat pengangguran Kota Jambi. Metode penelitian ini adalah

    metode dengan analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif berupa tabel

    frekuensi dan histogram yang digunakan untuk memudahkan interpretasi

    gambaran secara umum mengenai pengaruh pembiayaan mikro syariah terhadap

    perkembangan UMKM di Kota Jambi. Hasil penelitian ini adalah perkembangan

    perbankan syariah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat

    pengangguran di Kota Jambi, artinya keberadaan perbankan syariah dapat

    membantu mengatasi pengangguran setiap tahunnya. Koefisien regresi

    menunjukkan bahwa setiap penambahan satu kantor perbankan syariah mampu

    mengurangi tingkat pengangguran sebesar 0,307 persen, hasil uji t menunjukkan

    bahwa perkembangan perbankan syariah berpengaruh negatif terhadap tingkat

    pengangguran Kota Jambi, artinya untuk mengurangi tingkat pengangguran dapat

    dilakukan dengan mengembangkan perbankan syariah dengan menambah bank

    dan kantor perbankan syariah yang beroperasi di Kota Jambi, sedangkan koefisien

    determinasi yang diperlihatkan oleh nilai R2 menunjukkan bahwa perkembangan

    perbankan syariah mampu menjelaskan menurunnya tingkat pengangguran di

    Kota Jambi sebesar 84,6 persen, sedangkan 15,4 persen sisanya dijelaskan oleh

    variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.

    Kata Kunci: Perkembangan Perbankan Syariah, Pengangguran

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dunia ekonomi dalam Islam adalah dunia bisnis atau investasi sebagai

    salah satu bentuk ibadah manusia untuk kesejahteraan umat dan mencapai falah

    (kemenangan dunia dan akhirat). Pilar utama ekonomi Islam adalah menciptakan

    sistem yang mendukung iklim investasi dengan adanya zakat sebagai alat

    disinsentif atas penumpukan harta, larangan riba untuk mendorong optimalisasi

    investasi, dan larangan maysir atau judi dan spekulasi untuk mendorong

    produktivitas atas setiap investasi. Oleh karena itu, ekonomi Islam adalah

    ekonomi bercorak ekonomi riil yang tidak mengenal adanya dikotomi sejajar

    sektor riil dan sektor moneter atau keuangan. Sektor keuangan merupakan

    pendorong dan pendukung kelancaran kegiatan produktif di sektor riil.1 Seperti

    firman Allah dalam Surat Al-Jumu’ah ayat 10 yang menjelaskan:

    ُروا فِّي اْلْرضِّ َواْبتَغُ يَتِّ الصهالةُ فَاْنتَشِّ نْ فَإِّذَا قُضِّ ِّ وا مِّ َواْذُكُروا فَْضلِّ َّللاه

    َ َكثِّيًرا لَعَلهُكْم تُْفلُِّحوَن (10)سورة الجمعة: َّللاهArtinya: “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di

    muka bumi: dan carilah karunia Allah dan ingatlah banyak-banyak

    supaya kamu beruntung.” 2

    Islam telah menjadikan filsafah ekonominya berpihak pada upaya untuk

    menjalankan aktivitas perekonomian dengan berpegang kepada pemerintah dan

    larangan Allah yang didasarkan pada kesadaran adanya hubungan manusia dengan

    Allah SWT. Dengan kata lain, Al-Qur`an menjadikan ide yang dipergunakan

    1Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Bank Indonesia, 2006), hlm. 246. 2Q.S. Jummuah: 10

  • 2

    untuk membangun pengatur urusan kaum muslimin dalam suatu masyarakat.

    Mereka juga terikat dengan hukum-hukum syari’at sebagai satu perundang-

    undangan, sehingga mereka diberi kebolehan dengan apa yang telah

    diperbolehkan oleh Islam kepadanya. Mereka juga terikat dengan ketentuan yang

    mengikat mereka yaitu Al-Qur`an. Allah berfirman dalam surat Al-Hasyar ayat 7

    sebagai berikut:

    ُسوُل فَُخذُوهُ َوَما نََهاُكْم َعْنهُ ... َ إِّنه تَُهوا َواته فَانْ َوَما آتَاُكُم الره َ قُوا َّللاه َّللاه

    قَابِّ ) يدُ اْلعِّ (7سورة الحشر: َشدِّ

    Artinya: “Dan Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa

    yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada

    Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”3

    Ekonomi dalam Al-Qur`an telah dibangun dengan berpijak kepada asas

    terpenuhinya kebutuhan tiap orang sebagai individu atau masyarakat yang hidup

    dalam suatu komunitas tertentu serta asas bekerja untuk mendapatkan

    kebahagiaan dalam rangka memenuhi apa saja yang memuaskan kebutuhan.

    Untuk mendukung aktivitas ekonomi sesuai syariat Islam, maka lahirlah bank

    syariah.

    Perkembangan perbankan syariah di Indonesia saat ini ditandai dengan

    peningkatan jumlah kantor cabang dan jenis serta pengembangan asset. Lahirnya

    perbankan Syariah di Indonesia dengan beroperasinya Bank Indonesia pada tahun

    1992 M yang mempunyai bentuk operasionalisasi jauh berbeda dengan perbankan

    konvensional diharapkan akan memenuhi kebutuhan yang sangat urgent bagi

    umat Islam di Indonesia dalam menggunakan jasa perbankan secara syariah.

    3Q.S. Al-Hasyar: 7

  • 3

    Perbedaan yang mendasar antara perbankan syariah dengan perbankan

    konvensional adalah adanya larangan riba (bunga). Karena riba dalam Al-Qur’an

    dipersamakan dengan bunga yang hukumnya Haram.

    Pertumbuhan dan kinerja positif perbankan syariah akan berpengaruh

    positif terhadap kinerja ekonomi dalam suatu Negara. Perbankan syariah

    merupakan salah satu sumber dalam pertumbuhan ekonomi sektor rill. Fungsi

    perbankan syariah adalah mengurangi tingkat pengangguran , semakin banyak

    kantor atau cabang perbankan syariah maka memerlukan jumlah karyawan yang

    banyak . dengan demikian maka pengagguran sedikit banyak akan berkurang

    .contohnya saja kalau 1 kantor memerlukan 4-5 karyawan, maka kalau 1 kantor

    mempunyai 2 cabang karyawan yang dibutuhkan sebanyak 10 orang , jadi

    semakin banyak kantor atau cabang perbankan syariah dikota jambi, maka

    semakin banyak memerlukan jumlah karyawan . dengan begitu pengangguran

    dikota jambi sedikit banyak akan berkurang .

    Perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya

    Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur

    dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan

    diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang tersebut juga memberikan

    arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan

    mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.

    Satu perkembangan lain perbankan syariah di Indonesia pasca reformasi

    adalah diperkenankannya konversi cabang bank umum konvensional menjadi

    cabang syariah. Perbankan syariah sebagai alternatif dari sistem perbankan

  • 4

    konvensional yang diharapkan dapat menggerakkan sektor riil (moneter based

    economy), karena itu perbankan syariah memerlukan pengaturan khusus. Aturan

    tersebut harus dapat menampung berbagai kepentingan tidak saja umat Islam,

    tetapi juga non Muslim karena perbankan syariah bersifat universal. Seperti

    layaknya sebuah produk barang, perbankan syariah mulai dikeputusani oleh

    semua kalangan konsumen (baik Muslim maupun non Muslim) di Indonesia.

    Konsumen mempunyai alasan-alasan tertentu atau faktor-faktor yang

    mempengaruhi mereka untuk mengambil keputusan dalam menetapkan pilihan

    pada bank syariah.

    Sistem perbankan syariah memiliki kesamaan dengan sistem perbankan

    konvensional dalam hal mencari keuntungan dan pelayanan masyarakat dalam

    bisnis keuangan. Namun keduanya memiliki perbedaan dalam hal sistem balas

    jasa yang diberikan kepada para nasabah. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip

    balas jasanya masing-masing, kedua sistem perbankan ini bersaing bebas dalam

    pasar uang dimana jutaan nasabah diperebutkan dengan berbagai strategi Bisnis

    perbankan syariah tidak saja dilakukan oleh bank-bank yang murni berbasis

    syariah, tetapi hampir seluruh Bank Konvensional juga membuka bisnis

    perbankan syariah ini. Dengan banyaknya bisnis perbankan di Kota Jambi,

    masyarakat memiliki lebih banyak pilihan dalam mengelola dananya. Baik Bank

    Syariah maupun Bank Konvensional menawarkan begitu banyak fasilitas

    pelayanan, promosi dan produk yang sangat memanjakan para nasabahnya.

    Kondisi persaingan bisnis perbankan ini mendorong setiap bankir untuk mencari

  • 5

    berbagai strategi pelayanan terbaik agar dapat menarik nasabah baru dan

    mempertahankan nasabah yang telah ada.

    Hubungan antara perkembangan sector keuangan diartikan sebagai

    peningkatan volume produk dan jasa perbankan dan lembaga-lembaga

    intermidiasi lainya serta transaksi keuangan dipasar modal dan pertumbuhan

    ekonomi telah lama menjadi objek penelitian dalam bidang ilmu ekonomi

    pembangunan. Sektor keuangan memainkan peran penting dalam mendorong

    pertumbuhan berbagai sector ekonomi. Ini dikarenakan lembaga perbankan

    mampu memobilisasi surplus modal dari pihak ketiga untuk diinvestasikan ke

    berbagai sector ekonomi yang membutuhkan pembiayaan. Ketika sektor keuangan

    bertumbuh secara baik maka akan semakin banyak sumber pembiayaan yang

    dapat dialokasikan ke sektor-sektor produktif dan akan semakin bertambah

    pembangun fisik modal yang bisa diciptakan yang nantinya akan berkontribusi

    positif terhadap pertumbuhan ekonomi.4

    Pertumbuhan dan kinerja positif sektor keuangan akan berkorelasi positif

    terhadap kinerja ekonomi suatu Negara. Sektor keuangan bias menjadi sumber

    utama pertumbuhan sektor ril ekonomi. Semakin banyak alokasi dana pihak

    ketiga perbankan yang dialokasikan pada sektor-sektor ril maka akan semakin

    berkurang tingkat pengangguran dan kemiskinan dalam sebuah perekonomian.5

    Permasalahan bangsa identik dengan permasalahan umat Islam.

    Permasalahan bangsa yang utama dewasa ini adalah kemiskinan dan

    4 Amir, Machmud dan Rukmana.Bank SyariahTeori, KebijaknadanStudi. Empiris di

    Indonesia, (Jakarta :Erlangga, 2010), hlm 59. 5Ibid

  • 6

    pengangguran. Peraih nobel ekonomi Joseph Estigliz berpendapat bahwa

    pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini tidak berpihak pada masyarakat

    miskin.Pemerintah masih harus menjadikan kemiskinan dan pengagguran sebagai

    masalah utama yang harus dibenahi, terutama setelah Indonesia berhasil

    memulihkan diri dari krisis ekonomi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

    Perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan nasional

    mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Peranan perbankan syariah

    dalam aktivitas ekonomi tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional.

    Keberadaan bank syariah dalam sistem perbankan nasional di indonesia

    diharapkan dapat mendorong perkembangan perekonomian nasional. Perbedaan

    mendasar antara perbankan syariah dan konvensional terletak pada prinsip-prinsip

    dalam transaksi keuangan dan operasional.

    Tujuan dan fungsi perbankan syariah dalam perekonomian adalah: 1).

    kemakmuran ekonomi yang meluas, tingkat kerja yang penuh dan tingkat

    pertumbuhan yang optimum, 2). keadilan sosial-ekonomi dan distribusi

    pendapatan serta kekayaan yang merata, 3). stabilitas mata uang, 4). mobilisasi

    dan investasi tabungan yang menjamin adanya pengambilan yang adil, dan 5).

    pelayanan yang efektif. Di bawah ini adalah perkembangan perbankan syariah

    berdasarkan data statistik Kota Jambi: hingga tahun 2017 terdapat 19 unit kantor

    perbankan syariah yaitu:

    Tabel 1.1

    Perkembangan Perbankan Syariah Kota Jambi

    No. Kantor Perbankan Syariah Jumlah Unit

  • 7

    1. BRI Syariah 2 Unit

    2. Bank Syariah Mandiri 4 Unit

    3. BNI Syariah 2 Unit

    4. Bank Muamalat 3 Unit

    5. Bank Mega Syariah 5 Unit

    6. CIMB Niaga Syariah 1 Unit

    7. BTPN Syariah 2 Unit

    Total 19 Unit

    (Sumber: BPS Kota Jambi, 2018)

    Perbankan syariah baru mulai dirasakan manfaatnya setelah krisis

    ekonomi melanda negara-negara Asia termasuk Indonesia pada tahun 1997.

    Peristiwa ini sekaligus membuktikan tentang betapa besar dampak negatif sistem

    bunga yang di terapkan pada bank konvensional terhadap inflasi, produksi,

    investasi, pengangguran dan kemiskinan hingga mampu memporak-prandakan

    hampir semua aspek sendi kehidupan ekonomi dan sosial politik negara kita.

    Perkembangan perbankan syariah Kota Jambi dari tahun 2011-2016 berdasarkan

    data yang terdapat di Badan Pusat Statistik Kota Jambi adalah:

    Tabel 1.2

    Perkembangan Perbankan Syariah di Kota Jambi

    Tahun Jumlah Bank Jumlah Kantor

    2009 4 4

    2010 4 5

  • 8

    2011 5 6

    2012 7 8

    2013 8 10

    2014 9 19

    2015 9 19

    2016 9 19

    (Sumber: BPS Kota Jambi, 2018)

    Pengangguran merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang

    tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi mereka belum

    dapat memproleh pekerjaan tersebut. Angka pengangguran adalah persentase

    jumlah penganggur terhadap jumlah angkatan kerja. Penduduk yang sedang

    mencari pekerjaan tetapi sedang tidak mempunyai pekerjaan disebut penganggur.

    Pengangguran merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh

    negara berkembang salah satunya negara indonesia. Tingginya tingkat

    pengangguran dalam suatu negara dapat membawa dampak negatif terhadap

    perekonominan negara tersebut. Angka pengangguran yang rendah dapat

    mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang baik, serta dapat mencerminkan

    adanya peningkatan kualitas taraf hidup penduduk dan peningkatan pemerataan

    pendapatan, oleh karena itu kesejahteraan penduduk meningkat. Berikut jumlah

    tingkat pengangguran kota jambi dari tahun 2011-2015 berdasarkan data statistik

    Kota Jambi adalah:

    Tabel 1.3

    Jumlah Pengangguran di Kota Jambi

  • 9

    Tahun Persentase Pengangguran (%)

    2009 8,64

    2010 8,01

    2011 7,82

    2012 5,95

    2013 4,53

    2014 4,69

    2015 3,32

    2016 3,21

    (Sumber: BPS Kota Jambi, 2018)

    Namun dengan meningkatnya jumlah lembaga keuangan syariah di

    Provinsi Jambi tingginya tingkat pengangguran masih saja tetap terjadi, tingginya

    tingkat pengangguran merupakan masalah yang banyak dialami oleh banyak

    Negara, termasuk Negara kita Indonesia. Begitu seriusnya masalah ini sehingga

    dalam setiap rencana-rencana pembangunan ekonomi masyarakat, selalu

    dikatakan dengan tujuan menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk

    meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun peningkatannya tetap saja terjadi.6

    Kota Jambi tetap menjadi daerah dengan tingkat pengangguran paling

    tinggi di Provinsi jambi, setelah itu adalah Kabupaten Muaro Bungo.sejumlah

    pembiayaan UMKM selama ini belum mampu menyerap angka tenaga kerja baru

    sesuai harapan masyarakat dan pemerintah. Berdasarkan permasalahan di atas,

    6 Naf’an, Ekonomi Makro Tinjauan Ekonomi Syariah. ( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014) hlm.

    136.

  • 10

    maka penulis tertari menelitinya lebih lanjut dalam bentuk skripsi berjudul:

    ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH

    TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN KOTA JAMBI.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan permasalahan pada latar belakang di atas, maka rumusan

    masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh perkembangan bank

    syariah di Kota Jambi terhadap tingkat pengangguran di Kota Jambi?

    C. Batasan Masalah

    Penelitian ini dikaji dari aspek dampak perkembangan bank syariah

    khususnya jumlah kantor perbankan syariah yang beroperasi di Kota Jambi

    terhadap tingkat pengangguran di Kota Jambi tahun 2011-2016.

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang telah kemukakan, maka tujuan dari

    penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perkembangan bank syariah di

    Kota Jambi terhadap tingkat pengangguran di Kota Jambi.

    2. Kegunaan Penelitian

    Dengan tercapainya tujuan-tujuan tersebut, maka diharapkan ada beberapa

    kegunaan yang akan dapat diambil, yaitu:

  • 11

    a. Bagi penulis

    Dengan adanya penelitian ini, penulis sangat berharap dapat memperdalam

    ilmu pengetahuan tentang bagaimana pengaruh perkembangan lembaga

    keuangan bank terhadap tingkat pengangguran di kota Jambi.

    b. Lembaga keuangan syari’ah

    Diharapkan hasil penelitian ini, akan meningkatkan pemahaman pelaku

    lembaga keuangan syari’ah dalam peran mereka terhadap tingkat

    penganggurandi Indonesia, khususnya kota Jambi.

    c. Pembaca

    Penelitian ini dapat menjadi bahan acuan dalam penelitian selanjutnya,

    terutama tentang tema-tema yang berkaitan dengan judul penelitian ini.

    E. Kerangka teori

    1. Perbankan Syariah

    Perbankan syariah sesungguhnya adalah suatu sistem perbankan yang

    dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) Islam. Prinsip yang dianut oleh

    sistem perbankan syariah merujuk pada kaidah muamalah dimana manusia bebas

    (diperbolehkan) untuk melakukan beragam aktifitasnya kecuali terhadap hal-hal

    yang menurut Al Quran, Hadist dan pendapat umum para ulama dinyatakan

    dilarang. Ini berarti transaksi bisnis apa pun pada umumnya dibenarkan sepanjang

    tidak mengandung unsur bunga (riba), spekulasi (maysir) dan tipu

    muslihat/keraguan (gharar)7.

    7 Zainul Arifin, Keunikan Sistem Operasi Bank Syariah Dibanding Bank Konvensional,

    (Jakarta: Majalah Pengembangan Perbankan,1999), Ed. No. 75.

  • 12

    Seperti diketahui pada bank syariah, sistem yang digunakan adalah bagi hasil

    pada akhir tahun (bukan sistem bunga). Dan return yang diberikan kepada

    nasabah pemilik dana pun ternyata lebih besar daripada bunga deposito pada bank

    konvesional. Itulah antara lain yang menjadi alasan mengapa bank berdasarkan

    prinsip syariah tidak terpengaruh dengan krisis yang terjadi.Perkembangan sistem

    ekonomi syariah dalam satu dekade terakhir ini di Indonesia terlihat semakin

    pesat. Fenomena bank syariah di Indonesia dimulai dengan berdirinya Bank

    Muamalat Indonesia yang operasinya diresmikan pada 1 Mei 1992. Bank

    Muamalat Indonesia merupakan Bank Syariah pertama di Indonesia. Kemudian

    Bank Syariah Mandiri (BSM) yang merupakan hasil konversi sistem operasi

    perbankan dari konvensional ke sistem syariah yang pada 19 November 1999

    resmi mengikuti Bank Muamalat dalam menerapkan sistem syariah. Melalui

    dengan Dual Banking System, artinya suatu badan usaha perbankan memiliki dua

    sistem operasinal sekaligus yaitu konvensional dan syariah, pertumbuhan lembaga

    perbankan syariah semakin meningkat. Ada beberapa bank umum syariah saat ini

    yang awalnya hanya membuka Unit Usaha Syariah lalu kemudian

    bermetamorposis menjadi Bank Umum Syariah diantaranya misalnya BNI

    Syariah dan BRI Syariah. Proses pembentukan bank syariah di Indonesia

    setidaknya melalui tiga cara, yaitu:

    a. Mendirikan bank syariah secara langsung dengan full sistem syariah seperti

    halnya Bank Muamalat Indonesia (BMI),

  • 13

    b. Melakukan konversi dari bank konvensional ke bank syariah. Inipun biasanya

    menggunakan full sistem syariah. Hal ini terjadi pada Bank Syariah Mandiri

    (BSM) yang awalnya adalah bank konvensional, dan

    c. Membuka divisi syariah, biasanya adalah bank konvensional yang tertarik

    melakukan transaksi syariah, hal ini dilakukan dengan cara membuka divisi

    syariah dengan menggunakan dual banking system. Langka strategis

    pengembangan perbankan syariah yang berupa pemberian izin kepada bank

    umum konvensional untuk membuka kantor cabang Unit Usaha Syariah

    (UUS) atau konversi sebuah bank konvensional menjadi bank syariah melalui

    perubahan Undang-Undang perbankan No. 10 tahun 1998 yang mengatur

    tentang landasan hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan

    diimplementasikan oleh bank syariah berdampak signifikant terhadap

    pertambahan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS).

    Dalam sejarahnya perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir pada

    tahun 1963. Selanjutnya pada tahun 1974 negara-negara yang tergabung dalam

    Organisasi Konferensi Islam (OKI) sepakat untuk mendirikan Islamic

    Development Bank (IDB) yang salah satu usaha utamanya adalah menyediakan

    jasa finansial berbasis fee dan profit sharing bagi negara-negara anggota dan

    secara eksplisit menyatakan dirinya sebagai bank yang berdasarkan pada syariah

    Islam.Terdapat sejumlah perbedaan karakteristik yang sekaligus merupakan

    keunggulan bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional. Pada bank

    syariah hubungan antara bank dan nasabahnya tidak berupa hubungan debitor-

  • 14

    kreditor tetapi lebih kepada hubungan partisipasi dalam menanggung risiko dan

    menerima hasil dari suatu perjanjian usaha.

    Pada bank syariah pinjaman tidak diberikan dalam bentuk uang tunai, tetapi

    dalam bentuk kerja sama atas dasar kemitraan, seperti mudharabah,

    musyawarakah atas dasar jual beli (murabahah), atau atas dasar sewa (ijarah).

    Menghasilkan keuntungan atau laba bukan merupakan tujuan utama, karena bank

    syariah selalu berupa agar sumber dana yang dimilikinya dapat dimanfaatkan

    guna membangun kesejahteraan masyarakat. Hal ini sangat berkaitan erat dengan

    pandangan Islam terhadap fungsi uang, dimana dana (uang) hanya digunakan

    sebagai alat pembayaran dalam transaksi bisnis dan bukan merupakan komoditi

    yang layak untuk diperdagangkan, sehingga Islam dengan tegas melarang usaha

    untuk menghasilkan uang dari uang.

    Tidak seperti bank konvensional pada umumnya, bank syariah memiliki

    tanggung jawab sosial dan berkewajiban untuk mengeluarkan zakat serta

    mengelolanya (menghimpun, mengelola dan mendistribusikan). Hal ini

    merupakan fungsi dan peran yang melekat pada institusi bank syariah. Bahkan

    para pemrakarsa bank syariah pernah mengemukakan “do not call Islamic

    banking, if do not touch the grass root”. Hal ini mengandung pengertian, bahwa

    bank syariah harus mempunyai komitmen untuk ikut serta mendorong masyarakat

    kepada kehidupan yang lebih baik melalui aktifitasnya melakukan mobilisasi

  • 15

    dana-dana sosial (zakat, infaq, shadaqah) serta mendidik masyarakat untuk

    mengelola dana yang mereka miliki secara benar8.

    2. Pengangguran

    Secara umum, pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali atau

    sedang dalam mencari kerja atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu

    sebelum pemecatan dan berusaha untuk memperoleh pekerjaan. Tingkat

    pengangguran adalah perbandingan jumlah pengangguran dengan jumlah

    angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Menurut Sakernas (Survey

    Keadaan Angkatan Kerja Nasional), pengangguran didefinisikan antara lain

    sebagai berikut:9

    a. Mereka yang sedang mencari pekerjaan dan saat itu tidak bekerja

    b. Mereka yang mempersiapkan usaha yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh

    seseorang dalam rangka untuk mempersiapkan suatu usaha atau pekerjaan

    yang baru

    c. Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin dalam

    mendapatkan pekerjaan, hal ini disebut dengan penganggur putus asa

    d. Mereka yang telah memiliki pekerjaan, namun belum mulai bekerja.

    Pengangguran dikelompokkan dalam beberapa macam yang antara lain

    sebagai berikut:

    a. Jenis-jenis pengangguran berdasarkan jumlah jam kerja. Menurut jam kerja,

    pengangguran dibedakan menjadi beberapa macam antara lain sebagai berikut

    8Ahmad Rodoni (dkk), Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta Timur: Bestari Buana Murni,

    2008), hlm, 73. 9 Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana Prenada

    Media Grup, 2008), hlm. 19.

  • 16

    1) Pengangguran terselubung, adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara

    optikal karena sesuatu alasan tertentu.

    2) Pengangguran terbuka, adalah pencari kerja yang sedang mencari

    pekerjaan

    3) Setengah pengangguran, adalah para pekerja yang bekerja dibawah jam

    kerja normal

    4) Pengangguran terpaksa (involuntary), adalah seseorang yang bersedia

    bekerja untuk suatu pekerjaan tertentu dengan upah tertentu, tetapi

    sebenarnya pekerjaannya tidak ada.

    5) Pengangguran sukarela (voluntary), adalah pengangguran yang disebabkan

    para pekerja tidak mau menerima suatu pekerjaan dengan upah yang

    berlaku di pasar atau pekerja rela melepas pekerjaannya dengan alasan

    mungkin memperoleh penghasilan dari harta kekayaan mereka seperti

    menyewakan rumah, kendaraan, dan menikmati warisan.

    6) Pengangguran bruto, ialah gabungan pengangguran terbuka dengan

    setengahnya pengangguran.

    b. Jenis-jenis pengangguran berdasarkan faktor-faktor penyebabnya. Menurut

    Sadono Sukirno, berdasarkan dari penyebab pengangguran dapat dibedakan

    sebagai berikut10:

    1) Pengangguran friksional, adalah pengangguran yang terjadi karena

    terdapat sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja maka

    perekonomian itu dipandang sudah mencapai kesempatan kerja penuh.

    10Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam ..., hlm. 28.

  • 17

    Pengangguran sebanyak dua atau tiga persen tersebut dinamakan dengan

    pengangguran friksional.

    2) Pengangguran siklikal, adalah pengangguran yang terjadi karena adanya

    kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan

    kerja, yang disebabkan dari kondisi geografis, informasi, dan dari proses

    perekrutan yang panjang.

    3) Pengangguran struktural, adalah pengangguran yang terjadi karena adanya

    perubahan struktur perekonomian yang umumnya negara berusaha dalam

    mengembangkan perekonomian dalam pola agraris ke industri.

    4) Pengangguran teknologi, adalah pengangguran yang terjadi karena

    penggunaan mesin dan kemajuan teknologi. Hal ini ditimbulkan dari

    adanya pergantian negara manusia oleh mesin0mesin dan bahan kimia.

    c. Jenis-jenis pengangguran berdasarkan ciri-cirinya

    Berdasarkan ciri-ciri pengangguran, pengangguran dibedakan dalam

    beberapa macam antara lain sebagai berikut:11

    1) Pengangguran terbuka,adalah pengangguran yang terjadi karena lowongan

    pekerjaan yang lebih rendah dan pertambahan tenaga kerja. Akibatnya,

    perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat

    memperoleh pekerjaan.

    2) Pengangguran tersembunyi,adalah pengangguran yang terjadi karena

    kelebihan tenaga kerja yang digunakan. Contohnya iala pelayan restoran

    11Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam ..., hlm. 29.

  • 18

    yang lebih banyak dari yang diperlukan dan keluarga petani dengan

    anggota keluarga yang besar mengerjakan luas tanah yang sangat kecil.

    3) Pengangguran musiman,ialah pengangguran yang terjadi karena faktor

    kondisi iklim yang biasanya disektor pertanian dan perikanan karena pada

    musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan

    dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau para petani tidak dapat

    mengerjakan tanahnya

    4) Pengangguran menganggur,adalah pengangguran yang hanya bekerja satu

    sampai dua hari seminggu atau satu sampai empat jam sehari.12

    3. Kontribusi Perbankan Syariah bagi Pengentasan Pengangguran melalui Penyerapan Tenaga Kerja UMKM

    Dunia ekonomi dalam Islam adalah dunia bisnis atau investasi sebagai

    salah satu bentuk ibadah manusia untuk kesejahteraan umat dan mencapai falah

    (kemenangan dunia dan akhirat). Pilar utama ekonomi Islam adalah menciptakan

    sistem yang mendukung iklim investasi dengan adanya zakat sebagai alat

    disinsentif atas penumpukan harta, larangan riba untuk mendorong optimalisasi

    investasi, dan larangan maysir atau judi dan spekulasi untuk mendorong

    produktivitas atas setiap investasi. Oleh karena itu, ekonomi Islam adalah

    ekonomi bercorak ekonomi riil yang tidak mengenal adanya dikotomi sejajar

    sektor riil dan sektor moneter atau keuangan. Sektor keuangan merupakan

    pendorong dan pendukung kelancaran kegiatan produktif di sektor riil.13 Seperti

    firman Allah dalam Surat Al-Jummuah ayat 10 yang menjelaskan:

    12Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam ...., hlm. 20. 13Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, , hal. 246.

  • 19

    ُروا فِّي اْلْرضِّ َواْبتَغُ يَتِّ الصهالةُ فَاْنتَشِّ نْ فَإِّذَا قُضِّ ِّ وا مِّ َواْذُكُروا فَْضلِّ َّللاه

    َ َكثِّيًرا لَعَلهُكْم تُْفلُِّحوَن ) (10: سورة الجمعةَّللاهArtinya: “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di

    muka bumi: dan carilah karunia Allah dan ingatlah banyak-banyak

    supaya kamu beruntung.” 14

    Islam telah menjadikan filsafah ekonominya berpihak pada upaya untuk

    menjalankan aktivitas perekonomian dengan berpegang kepada pemerintah dan

    larangan Allah yang didasarkan pada kesadaran adanya hubungan manusia dengan

    Allah SWT. Dengan kata lain, Al-Qur`an menjadikan ide yang dipergunakan

    untuk membangun pengatur urusan kaum muslimin dalam suatu masyarakat.

    Mereka juga terikat dengan hukum-hukum syari’at sebagai satu perundang-

    undangan, sehingga mereka diberi kebolehan dengan apa yang telah

    diperbolehkan oleh Islam kepadanya. Mereka juga terikat dengan ketentuan yang

    mengikat mereka yaitu Al-Qur`an. Allah berfirman dalam surat Al-Hasyar ayat 7

    sebagai berikut:

    ُسوُل فَُخذُوهُ َوَما نََهاُكْم َعْنهُ ... َ إِّنه تَُهوا َواته فَانْ َوَما آتَاُكُم الره َ قُوا َّللاه َّللاه

    قَابِّ ) يدُ اْلعِّ (10سورة الحشر: َشدِّ

    Artinya: “Dan Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa

    yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada

    Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”15

    Ekonomi dalam Al-Qur`an telah dibangun dengan berpijak kepada asas

    terpenuhinya kebutuhan tiap orang sebagai individu atau masyarakat yang hidup

    dalam suatu komunitas tertentu serta asas bekerja untuk mendapatkann

    kebahagiaan dalam rangka memenuhi apa saja yang memuaskan kebutuhan.

    14Q.S. Jummuah: 10 15Q.S. Al-Hasyar: 7

  • 20

    Salah satau perbakan ekonomi usaha umat Islam, maka perbankan

    menyalurkan pembiayaan. Menurut Rifaat Ahmad Abdul Karim, dikutip

    Antonio 16 , pembiayaan adalah salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian

    fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang

    merupakan defisit unit.

    Di dalam perbankan syariah, istilah kredit tidak dikenal, karena bank

    syariah memiliki skema yang berbeda dengan bank konvensional dalam

    penyaluran dananya kepada yang membutuhkan. Bank syariah menyalurkan

    dananya kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan. Sifat pembiayaan bukan

    merupakan utang piutang, tetapi merupakan investasi yang diberikan bank kepada

    nasabah dalam melakukan usaha.17

    Keberadaan Perbankan Syariah dan UMKM sudah terbukti cukup mampu

    menjadi katup penyelamat dalam krisis ekonomi dan mendorong laju

    pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja. Meskipun jumlah bank

    umum syariah dan jaringan kantornya untuk melayani seluruh UMKM masih jauh

    dari cukup (rata-rata 1 kantor bank syariah melayani 35.000 UMKM), hal ini juga

    merupakan pangsa pasar perbankan syariah yang strategis. Apalagi kebaradaan

    bank-bank konvensional masih dominan, jumlah skim kredit untuk UMKM belum

    16Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: gema Insani,

    2001), hlm. 160. 17Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 106.

  • 21

    tersalurkan, karena keterbatasan kemampuan teknis dan nonteknis yang dimiliki

    oleh UMKM, dan hambatan lainnya.18

    Kondisi perlakuan kalangan perbankan terhadap pelaku UMKM –

    khususnya usaha mikro -- tidak berubah semenjak tahun 2001 hingga sekarang.

    Pada tahun yang sama, penulis memaparkan temuan M. Firdaus, dkk,19 tentang

    beberapa alasan pelaku usaha mikro (khususnya kaum perempuan usaha kecil-

    mikro) mengalami kesulitan akses permodalan ke bank. Pertama, letak lokasi

    kelompok pengusaha mikro jauh dari perbankan. Kedua, kegiatan usahanya masih

    kecil, sehingga dana tambahan yang diperlukan masih kecil. Sementara pihak

    perbankan tidak melayani kredit dalam jumlah yang kecil karena dianggap tidak

    efesien. Ketiga, administrasi keuangan pelaku usaha mikro dinilai belum dikelola

    sesuai dengan standar pembukuan perbankan. Keempat, keterbatasan dalam

    kepemilikan aset yang secara formal dapat dipakai sebagi jaminan kredit

    (kolateral).

    Pembiayaan syariah dewasa ini dengan dukungan sistem bagi hasil yang

    nirjaminan. Peranan Laporan Keuangan sebagai basis bagi hasil dengan tanpa

    agunan adalah mutlak diperlukan. Demikian juga bagi bank non syariah untuk

    mengambil keputusan pemberian kredit salah satunya yang utama adalah perlunya

    laporan keuangan dari calon debiturnya yang sebagian besar adalah UMKM.20

    18Dini Arwati, “Peran Strategis Ekonomi Berbasis Syariah Dalam Pemberdayaan Ekonomi

    Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Ditinjau Dari Penerapan Akuntansi Syariah

    dengan Akuntansi UMKM”, Jurnal Ekono Insentif Kopwil4, Volume 4 No. 1, (Juli 2010), hlm. 2. 19 Yustinus Prastowo, dkk., Ketimpangan Pembangunan Indonesia dari Berbagai Aspek,

    (Jakarta: INFID, 2014), hlm. 98. 20Dini Arwati, “Peran Strategis Ekonomi..., hlm. 9.

  • 22

    Salah satu fungsi bank adalah menyalurkan dana kepada masyarakat yang

    membutuhkan dana. Kebutuhan dana oleh masyarakat akan lebih mudah diberikan

    oleh bank apabila, masyarakat yang memmbutuhkan dana dapat memenuhi semua

    persyaratan yang diberikan oleh bank. Menyalurkan dana merupakan aktivitas

    yang sangat penting bagi bank. Karena bank akan memperoleh pendapata satas

    dana yang disalurkan. Pendapat tersebut dapat berupa pendapatan bunga untuk

    bank konvensional, dan bagi hasil atau lainnya untuk bank syariah. Pendapatan

    yang diperoleh dari aktivitas penyaluran dana kepada nasabah meripakan

    pendapatan yang terbesar di setiap bank, sehingga penyaluran dana kepada

    masyarakat menjadi sangat penting bagi bank.21

    Salah satu jenis bank di Indonesia yang menyalurkan dana kepada

    masyarakat adalah bank syariah. Jenis pembiayaan yang disalurkan di antaranya

    pembiayaan murabahah. Pembiayaan Murabahah pembiayaan berakad jual beli

    adalah suatu perjanjian pembiayaan yang disepakati antara Bank Syariah dengan

    nasabah, dimana Bank Syariah menyediakan dananya untuk sebuah investasi dan

    atau pembelian barang modal dan usaha anggotanya kemudian proses

    pembayarannya dilakukan secara mencicil atau angsuran. Jumlah kewajiban yang

    harus dibayarkan oleh peminjam adalah jumlah atas harga barang modal dan

    mark-up yang telah disepakati.22

    Menurut Adiwarman Karim Murabahah (al-Murabahah) lebih dikenal

    sebagai Murabahah saja, yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah

    transaksi jual-beli dimana Bank Syariah menyebut jumlah keuntungannya. Bank

    21Ismail, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 5. 22 Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah,

    (Yogyakarta: UII Press, 2006), hlm. 8.

  • 23

    Syariah bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual

    adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan. Kedua belah pihak

    harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual

    dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah

    selama berlakunya akad. Dalam perbankan, Murabahah selalu dilakukan dengan

    cara pembayaran cicilan.23

    Dunia ekonomi dalam Islam adalah dunia bisnis atau investasi sebagai salah

    satu bentuk ibadah manusia untuk kesejahteraan umat dan mencapai falah

    (kemenangan dunia dan akhirat).24 Seperti firman Allah dalam Surat Al-Jumu’ah

    ayat 10 yang menjelaskan:

    ُروا فِّي اْلْرضِّ َواْبتَغُ يَتِّ الصهالةُ فَاْنتَشِّ نْ فَإِّذَا قُضِّ ِّ وا مِّ َواْذُكُروا فَْضلِّ َّللاه

    َ َكثِّيًرا لَعَلهُكْم تُْفلُِّحوَن ) (10الجمعة: سورةَّللاهArtinya: “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di

    muka bumi: dan carilah karunia Allah dan ingatlah banyak-banyak

    supaya kamu beruntung.” 25

    Dalam Islam, perdagangan dan perniagaan selalu dihubungkan dengan

    nilai-nilai moral, sehingga semua transaksi bisnis yang bertentangan dengan

    kebajikan tidaklah bersifat islami. Di Indonesia, saat ini kontribusi ekonomi Islam

    atau ekonomi syariah besar andilnya bagi perkembangan ekonomi masyarakat,

    termasuk UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Perkembangan UMKM

    di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai persoalan sehingga menyebabkan

    lemahnya daya saing terhadap produk impor. Persoalan utama yang dihadapi

    23 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: RajaGrafindo,

    2004), hlm. 88. 24Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, hal. 246. 25Q.S. Jummuah: 10

  • 24

    UMKM, antara lain permodalan, keterbatasan infrastruktur dan akses pemerintah

    terkait dengan perizinan dan birokrasi serta tingginya tingkat pungutan. Dengan

    segala persoalan yang ada, potensi UMKM yang besar itu menjadi terhambat.

    Meskipun UMKM dikatakan mampu bertahan dari adanya krisis global namun

    pada kenyataannya permasalahan-permasalahan yang dihadapi sangat banyak dan

    lebih berat. Hal itu dikarenakan selain dipengaruhi secara tidak langsung krisis

    global tadi, UMKM harus pula menghadapi persoalan domestik yang tidak

    kunjung terselesaikan seperti masalah upah buruh, ketenaga kerjaan dan pungutan

    liar, korupsi dan lain-lain.26 Dari data Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan

    Menengah Provinsi Jambi, maka jumlah UMKM di Provinsi Jambi tahun 2016

    sebanyak 98.105 unit dan Kota Jambi sebanyak 12.686 unit.27

    Sejak masa Orde Baru di Indonesia, pembangunan usaha mikro, kecil dan

    menengah (UMKM) mutlak diperlukan dalam upaya membangun perkonomian

    nasional karena merupakan amanat konstitusi. Keberpihakan pemerintah terhadap

    UMKM semakin jelas, di mana pemerintah terus berupaya meningkatkan peran

    dan kontribusi usaha mikro, kecil dan menengah dalam perkonomian nasional.

    Upaya-upaya yang dilakukan antara lain, dengan menetapkan bahwa pemerataan

    hasil pembangunan harus mencakup program memberikan kesempatan kepada

    usaha kecil untuk memperluas dan mengatur usahanya, dengan jalan memperkuat

    permodalan, meningkatkan ketrampilan dan membantu pemasaran hasil

    produksinya.28

    26Dini Arwati, “Peran Strategis Ekonomi…op. cit., hal. 1. 27Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Jambi Tahun 217 28Ibid., hal. 2.

  • 25

    Membangun usaha mikro adalah salah satu wujud nyata dari

    pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan. Didalam tatanan perekonomian

    Indonesia ekonomi kerakyatan merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dan

    telah terbukti menjadi pengaman perekonomian nasional dimasa krisis serta

    menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Paradigma

    pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) saat ini lebih

    mengarah pada upaya penciptaan kemandirian, pertisipasi, daya inovasi dan

    kreativitas pelaku Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dalam

    hal ini pemerintah berfungsi sebagai motivator dan fasilitator yang tujuannya

    adalah mencapai kemandirian, kematangan dan kedewasaan Koperasi dan Usaha

    Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam menghadapi persaingan usaha yang

    semakin kompleks.29

    Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

    Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM):

    a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

    usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur

    dalam Undang-Undang ini yaitu asset max 50 jt dan omzet max 300 jt.

    b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

    dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

    anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

    menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

    atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud

    29Dinas Koperasi dan UMKM Kota Jambi, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Koperasi,

    UMKM, (Kota Jambi: Dinas Koperasi dan UMKM Kota Jambi, 2013), hal. 1.

  • 26

    dalam Undang-Undang ini yaitu asset > 50 jt - 500 jt dan omzet > 300 jt - 2,5

    M.

    c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

    dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

    anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

    bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha

    besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

    sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini yaitu asset > 500 jt - 10 M dan

    omzet > 2,5 M - 50 M.30

    Menurut Priyono, dikuti Jaa Sriyana31, pemberdayaan masyarakat adalah

    sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Dalam

    kerangka pikiran itu, upaya memberdayakan masyarakat, dapat dilihat dari tiga

    sisi.

    a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat

    berkembang (enabling). Di sini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap

    manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan.

    b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering).

    Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya

    menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata,

    dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan

    30 Anonim, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

    Menengah (UMKM), (Yogyakarta: Pustaka Mahardika, 2008), hal. 7. 31 Lihat Jaka Sriyana,Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Studi

    Kasus di Kabupaten Bantul, (Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2010), hal. 79.

  • 27

    akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat

    masyarakat menjadi makin berdaya.

    c. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin

    tergantung pada berbagai program pemberian (charity) karena pada dasarnya

    setiap apa yang dinikmati, harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya

    dapat dipertukarkan dengan pihak lain.

    Menurut Jaka Sriyana32, Peran BSM Jambi dalam hal ini Dinas Koperasi

    dan UMKM bagi pengembangan UMKM adalah kemudahan dalam Akses

    Permodalan. Faktor modal juga menjadi salah satu sebab tidak munculnya usaha-

    usaha baru di luar sektor ekstraktif. Oleh sebab itu dalam pemberdayaan UKM

    pemecahan dalam aspek modal ini penting dan memang harus dilakukan.

    Salah satau perbakan ekonomi usaha umat Islam, maka perbankan

    menyalurkan pembiayaan. Menurut Rifaat Ahmad Abdul Karim, dikutip

    Antonio 33 , pembiayaan adalah salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian

    fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang

    merupakan defisit unit. Di dalam perbankan syariah, istilah kredit tidak dikenal,

    karena bank syariah memiliki skema yang berbeda dengan bank konvensional

    dalam penyaluran dananya kepada yang membutuhkan. Bank syariah

    menyalurkan dananya kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan. Sifat

    pembiayaan bukan merupakan utang piutang, tetapi merupakan investasi yang

    diberikan bank kepada nasabah dalam melakukan usaha.34

    32Ibid..,hal. 98-102 33Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, hal. 160. 34Ismail, Perbankan Syariah, hal. 106.

  • 28

    Kondisi perlakuan kalangan perbankan terhadap pelaku UMKM –

    khususnya usaha mikro -- tidak berubah semenjak tahun 2001 hingga sekarang.

    Pada tahun yang sama, penulis memaparkan temuan M. Firdaus, dkk,35 tentang

    beberapa alasan pelaku usaha mikro (khususnya kaum perempuan usaha kecil-

    mikro) mengalami kesulitan akses permodalan ke bank. Pertama, letak lokasi

    kelompok pengusaha mikro jauh dari perbankan. Kedua, kegiatan usahanya masih

    kecil, sehingga dana tambahan yang diperlukan masih kecil. Sementara pihak

    perbankan tidak melayani kredit dalam jumlah yang kecil karena dianggap tidak

    efesien. Ketiga, administrasi keuangan pelaku usaha mikro dinilai belum dikelola

    sesuai dengan standar pembukuan perbankan. Keempat, keterbatasan dalam

    kepemilikan aset yang secara formal dapat dipakai sebagi jaminan kredit

    (kolateral).

    E. Tinjauan Pustaka

    Studi relevan adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu (peneliti-

    penelitian lain) yang terkait dengan penelitian ini pada aspek fokus/tema yang

    diteliti. Di bawah ini adalah tiga penelitian yang memiliki keterkaitan dengan

    penelitian ini, yaitu:

    Nama

    Peneliti

    Judul penelitian Metode Kesimpulan penelitian

    Nurul Fitri Dampak perkembangan

    usaha mikro kecil dan

    menengah terhadap

    tingkat pengangguran kota

    Deskriptif

    Kuantitatif

    Bahwa UMKM

    berpengaruh terhadap

    pengangguran kota

    jambi

    35Yustinus Prastowo, dkk., Ketimpangan Pembangunan Indonesia dari Berbagai Aspek, hal.

    98.

  • 29

    Nama

    Peneliti

    Judul penelitian Metode Kesimpulan penelitian

    jambi

    Abdullah

    suhari

    Ekonomi islam sebagai

    solusi mengatasi krisis

    ekonomi dan

    pengangguran

    Deskriptif

    Kualitatif

    Sistem ekonomi Islam

    memiliki pengaruh

    dalam mngatasi

    permasalahan krisis

    ekonomi.

    Ali Rama Hubungan dinamis antara

    perbankan syariah dan

    perkembangan tingkat

    pengangguran di

    Indonesia dengan

    menggunakan uji VECM

    Deskriptif

    Kuantitatif

    Terdapat hubungan

    jangka panjang antara

    sector perbankan

    syariah dengan tingkat

    pengangguran di

    Indonesia.

    Sasmita

    Vinda

    Analisis Kontribusi

    Perbankan Syariah

    Terhadap Pertumbuhan

    Ekonomi Indonesia

    Deskriptif

    Kuantitatif

    Penelitian ini

    menemukan bahwa

    terdapat hubungan

    jangka panjang antara

    sector perbankan

    syariah dengan

    pertumbuhan ekonomi

    Indonesia.

    Indah Gita

    Cahyani

    Analisis Faktor-Faktor

    yang Mempengaruhi

    Pengangguran Terdidik di

    Sulawesi Selatan

    Deskriptif

    Kuantitatif

    Variabel upah

    minimum berpengaruh

    positif dan signifikan

    terhadap tingkat

    pengangguran terdidik

    di Sulawesi selatan,

    dengan demikian

    hipotesis terbukti.

  • 30

    BAB II

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu

    Lokasi penelitian ini di Kota Jambi, dengan alasan masih dihadapkan pada

    permasalahan analisis dampak perkembangan bank syariah terhadap tingkat

    pengangguran di Kota Jambi yang mendapatkan pembiayaan sejak tahun 2011-

    2016, dan permasalahan ini belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya, di

    samping kemudahan akses data dari lapangan.

    B. Pendekatan Penelitian

    Sesuai dengan kasus pembahasan yang dipilih, maka pada penelitian ini

    penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian jenis

    deskriptif, yaitu berusaha menyajikan fakta-fakta yang objektif sesuai dengan

    kondisi yang terjadi pada saat penelitian dilakukan36. Dalam pencapaian hasil

    yang maksimal, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk

    mendapatkan pemahaman tentang perkembangan perbankan syariah terhadap

    tingakt pengangguran Kota Jambi, untuk kemudian memperoleh suatu konsep

    yang lebih relevan dengan pendekatan kuantitatif.

    C. Jenis dan Sumber Data

    Pada penelitian ini, penulis menggunakan data data sekunder, yaitu data

    yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari

    sumber-sumber yang telah ada dan sumber lainya yaitu dengan mengadakan studi

    36Sugiyono, Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 599.

  • 31

    kepustakaan dengan mempelajari buku-buku yang ada hubunganya dengan obyek

    penelitian atau dapat dilakukan dengan menggunakan data dari biro pusat

    statistik.37 Data sekunder biasanya merupakan data yang telah tersusun dalam

    bentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan demografis suatu

    daerah, data mengenai produktifitas perbankan syari’ah, data mengenai jumlah

    nasabah dan buku-buku yang mendukung penelitian ini.38 Data sekunder dalam

    penelitian ini adalah data yang diambil di Bank Jambi Syari’ah mengenai historis

    dan geografis, struktur organisasi, sarana dan prasarana.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Pengumpulan data yang penulis gunakan dalam melakukan penelitian ini

    adalah dokumentasi. Dokumentasi sebagai “cara mencari data mengenai hal-hal

    atau variabel-variabel yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat kabar,

    majalah, notulen rapat, prasasti, legger, agenda dan sebagainya.” 39 Teknik ini

    ditujukan untuk memperoleh data tentang sejarah pendirian Bank Jambi Syari’ah,

    struktur organisasi, jumlah karyawan dan data-data lainnya. Metode ini

    dugunakan untuk memudahkan penulis dalam mendapatkan data yang tidak

    ditemukan dalam metode wawancara dan observasi.

    E. Teknik Analisis Data

    1. Deskripsi Data Penelitian

    Untuk mengetahui dan menganalisa perkembangan perbankan syariah

    dan tingkat pengangguran Kota Jambi digunakan rumus :

    37Danang Sunyoto, Metodologi Penelitian Akuntansi, (Bandung: PT. RefikaAditama, 2013),

    hlm. 21. 38Ibid., hlm. 97. 39Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 231

  • 32

    𝑃𝑡𝑒 =𝑃𝑡 − 𝑃𝑡 − 1

    𝑃𝑡 − 1× 100%

    Dimana :

    Pte : Perkembangan variabel

    Pt : Perkembangan tahun sekarang

    Pt-1 : Perkembangan tahun sebelumnya

    2. Uji Hipotesis

    a. Regresi Linier Sederhana

    Setelah data tentang variabel perkembangan perbankan syariah dan

    tingkat pengangguran Kota Jambi yang diperlukan terkumpul, maka data

    tersebut akan dianalisis kuantitatif. Data mentah yang dikumpulkan

    penulis akan ada gunanya setelah dianalisis. Analisis dalam penelitian

    merupakan bagian dalam proses penelitian yang sangat penting, karena

    dengan analisis inilah data yang ada akan nampak manfaatnya terutama

    dalam memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan ahir

    penelitian. Dalam analisis dipisahkan data tekait (relevan) dan data yang

    kurang terkait atau sama sekali tidak ada kaitannya. Bagi pencari data

    lapangan sangat ditentukan nilainya setelah masuk dalam kegitan analisis

    data. Proses analisis dilakukan setelah melalui proses klasifikasi berupa

    pengelompokkan/ pengumpulan pengategorian data dalam klas-klas yang

    telah ditentukan. Apabila dijumpai data terlalu banyak dan aneka

    ragamnya penafsiran maka dapat dimanfaatkan/diperas ke dalam bentuk

    tersebut guna menjawab maupun menguji hipotesa. Analisis dalam

    kaitannya dengan data adalah pemanfaatan data. Pada dasarnya analisis

  • 33

    adalah kegiatan untuk memanfaatkan data sehingga dapat diperoleh suatu

    kebenaran atau ketidakberan dari suatu hipotesa. Dalam analisis

    diperlukan imajinasi dan kreativitas sehingga diuji kemampuan peneliti

    dalam menalar sesuatu.40 Persamaan regresi linier sederhana:

    TP = α + βPPS + e

    Keterangan

    TP = Tingkat Pengangguran

    α = Koefisien konstan

    PPS = Perkembangan Perbankan Syariah

    e = Error term

    b. Uji t

    Uji t diperlukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel

    independen secara individu dan variabel dependen signifikan atau tidak

    dengan menganggap variabel lainnya konstan.41

    Rumus t-test :

    𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑏𝑖 − 𝑏

    𝑆𝑏𝑖

    Keterangan:

    bi = Koefisien variabel independen ke-i

    b = Nilai hipotesis nol

    Sbi = Simpangan baku dari variabel independen ke-i

    Hipotesis :

    40Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2004,

    Cet. 4, hlm. 104-106. 41 Joko Subagyo, Op.Cit, hlm. 104-106

  • 34

    Ha : β ≠ 0

    Ho : β = 0

    Kriteria Pengambilan Keputusan:

    Ha diterima apabila thitung > ttabel artinya perkembangan perbankan

    syariah berpengaruh nyata terhadap tingkat pengangguran.

    Ho diterima apabila thitung < ttabel artinya perkembangan perbankan

    syariah tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat pengangguran.

    c. Koefisien Determinasi (R2)

    Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar

    variasi variabel-variabel independen secara bersama-sama mampu

    memberi penjelasan mengenai variasi variabel dependen. Nilai R2

    digunakan antara 0 sampai 1 (0 < R2 < 1).

    F. Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah dalam pemahaman penelitian ini, maka penulis rasa

    adannya sistematisasi dalam penulisannya secara runtut sebagai berikut:

    Bab I Pendahuluan. Bab ini merupakan pembahasan awal serta pijakan bagi

    penelitian ini. Bab I mencakup latar belakang masalah, rumusan

    masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah,

    kerangka teori serta tinjauan pustaka.

    Bab II Bab ini membahas tentang pendekatan penelitian, jenis dan sumber

    data, instrumen pengumpulan data, tekhnik analisis data dansistematika

    penulisan.

    Bab III Memaparkan kondisi dan gambaran umum tentang proses penelitian

  • 35

    Bab IV Berisikan pembahasan skripsi, yang di dalamnya membahas jawaban

    dari rumusan masalah yang telah ditentukan pada penelitian.

    Bab V Bab penutup yang berisikan kesimpulan, saran, dan kata penutup.

    G. Jadwal Penelitian

    Penelitian ini dilakukan selama enam bulan. Penelitian dilakukan dengan

    pembuatan proposal, kemudian dilanjutnya dengan perbaikan hasil seminar

    proposal skripsi. Setelah pengesahan judul dan izin riset, maka penulis

    mengadakan pengumpulan data, verifikasi dan analisis data hasil penelitian dalam

    waktu yang berurutan. Hasilnya penulis melakukan konsultasi dengan

    pembimbing sebelum diajukan kepada sidang munaqasah. Adapun jadwal

    kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 1

    Jadwal Penelitian

    No Kegiatan

    Bulan

    Okto 2017

    Nov 2017

    Des 2017

    Jan 2018

    Feb 2018

    1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

    1. Pembuatan

    Proposal

    x X x

    2. Perbaikan

    Hasil Seminar

    x x

    3. Izin riset dan

    Pengumpulan Data

    x x x x X x x x x x

    4. Verifikasi dan

    Analisa Data

    x x x x

    5. Konsultasi

    pembimbing

    x x x x x

    6. Munaqasah dan

    Perbaikan Skripsi

    x x

    7. Penggandaan

    Laporan

    X x x

    Catatan: Jadwal Berubah Sesuai Waktu

  • xxxvi

    xxxvi

    BAB III

    GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Sejarah Kota Jambi

    Jambi sebagai daerah pemukiman atau pemusatan penduduk bahkan sebagai

    pusat kedudukan pemerintahan telah berjalan dari masa ke masa. Sejarah Dinasti

    Sung menguraikan bahwa Maharaja San-fo-tsi (Swarnabhumi) bersemayam di

    Chan-pi. Utusan dari Chan-pi datang untuk pertama kalinya di istana Kaisar

    China pada tahun 853M. Utusan ke dua kalinya datang pula pada tahun 871M.

    Informasi ini menorehkan bahwa Chan-pi (yang diidentifikasikan Prof. Selamat

    Mulyana sebagai Jambi) sudah muncul diberita China pada tahun - tahun tersebut.

    Dengan demikian Chan-pi atau Jambi sudah ada dan dikenal pada abad ke 9M.

    Berita China Ling Pio Lui (890-905M) juga menyebut Chan-pi (Jambi) mengirim

    misi dagang ke China.42

    Silsilah Raja-raja Jambi tulisan Ngebih Suto Dilago Priayi Rajo Sari

    pembesar dari kerajaan Jambi yang berbangsa 12, menulis Putri Selaro Pinang

    Masak anak rajo turun dari Pagaruyung dirajakan di Jambi. Dari sebutan Pinang

    dalam bahasa Jawa (Sunda) dilapas sebagai Jambe sehingga ditenggarai banyak

    orang sebagai asal kata Jambi. Jadi ada perubahan bunyi dan huruf dari Jambe ke

    Jambi. Identifikasi ini menginformasikan kata Jambe-Jambi terbuhul pada abad ke

    15 yaitu di masa Puteri Selaro Pinang Masak memerintah dikerajaan Jambi Tahun

    1460-1480. Raden Syarif (yang kemudian diungkapkan kembali oleh Datuk

    Sulaiman Hasan) dari "Riwayat Tanjung Jabung Negeri Lamo" mencatat bahwa

    42Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018

  • xxxvii

    Puteri Selaro Pinang Masak mengilir dari Mangun Jayo ke Tanjung Jabung

    dipandu oleh sepasang itik besar (Angso Duo) yang mupur ditanah pilih pada

    tanggal 28 Mei 1401. Legenda Tanah Pilih ini berbeda versi dengan Ngebi Suto

    Dilago. Silsilah Raja-raja Jambi menyebut Orang Kayo Hitam (salah seorang

    putera dari pasangan puteri Selaro Pinang Masak dengan Ahmad Barus II/Paduko

    Berhalo) yang mengilir mengikuti sepasang itik besak (Angso Duo) atas saran

    petuah mertuanya Temenggung Merah Mato Raja Air Hitam Pauh.43

    Profesor Moh. Yamin mengidentifikasi Jambi berada di sekitar Kantor

    Gubernur Jambi di Telanaipura sekarang. Indikasi ini atas dasar mulai dari

    kawasan Mesjid Agung Al-falah sampai ke Pematang pinggiran Danau Sipin

    terdapat deretan struktur batuan bata candi yang diantaranya menunjukan sebagai

    komplek percandian yang cukup besar dikawasan kampung Legok. Tidak tertutup

    kemungkinan penemuan tanah pilih oleh sepasang Angso yang mupur tersebut

    adalah pembukaan kembali Kota Chan-pi yang ditinggal karena kerajaan

    SwarnaBhumi (San-fo-tsi) diserang oleh Singosari dalam peristiwa Pamalayu

    tahun 1275M dan pindah ke pedalaman Batang Hari yang kemudian dikenal

    sebagai Darmasraya (Sumatera Barat). Dua Puteri Melayu/Darmasraya yaitu Dara

    Petak dan Dara Jingga diboyong oleh Mahisa Anabrang ke Singosari pada tahun

    1292. Ternyata di saat itu Singosari telah runtuh oleh pemberontak dan kemudian

    mendapat serbuan tentara Khu Bilaikhan. Singosari berganti menjadi Majapahit

    dengan Rajanya Raden Wijaya. Salah seorang keturunan Puteri melayu itu yaitu

    dari pasangan Dara Jingga yaitu Adityawarman kembali ke Darmasraya kemudian

    43Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018

  • xxxviii

    mendirikan dan menjadi Raja di Pagaruyung (1347-1375M). Anaknya yang

    bernama Ananggawarman meneruskan teratah kerajaan Pagaruyung. Keturunan

    Ananggawarman salah satunya adalah Puteri Selaro Pinang Masak yang dirajakan

    di Jambi.44

    Setelah Orang Kayo Hitam dirajakan pusat kerajaan dipindahkan dari Ujung

    Jabung ke Tanah Pilih Jambi disekitar awal abad ke 16. Jadilah Jambi kembali

    sebagai tempat kedudukan Pemerintahan. Pangeran Depati Anom yang naik tahta

    dikerajaan Jambi bergelar Sultan Agung Abdul Jalil (1643-1665M) pernah

    memberikan surat izin untuk mendirikan pasar tempat berjual beli di Muaro

    Sungai Asam pada seorang Belanda bernama Beschseven. Izin Sultan tersebut

    tertanggal 24 Juni 1657 dimana lokasi yang diizinkan itu kemudian berpindah dari

    Muaro Sungai Asam ke sekitar muaro sungai di bawah area WTC Batang Hari

    sekarang. Jambi sebagai pusat pemukiman dan tempat kedudukan raja terus

    berlangsung. Istana yang dibangun di Bukit Tanah Pilih disebut sebagai istana

    tanah pilih yang terakhir sebagai tempat Sultan Thaha Saifuddin dilahirkan dan

    dilantik sebagai sultan tahun 1855. Istana Tanah Pilih ini kemudian di bumi

    hanguskan sendiri oleh Sultan Thaha tahun 1858 menyusul serangan balik tentara

    Belanda karena Sultan dan Panglimanya Raden Mattaher menyerang dan berhasil

    menenggelamkan 1 kapal perang Belanda Van Hauten di perairan Muaro Sungai

    Kumpeh.45

    Dari puing - puing Istana Tanah Pilih oleh Belanda dikuasai dan dijadikan

    tempat markas serdadu Belanda. Praktis setelah Sultan Thaha Saifuddin gugur

    44Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018 45Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018

  • xxxix

    tangga 27 April 1904 Belanda secara utuh menempatkan wilayah kerajaan Jambi

    sebagai bagian wilayah kekuasaan Kolonial Hindia Belanda. Jambi kemudian

    berstatus Under Afdeling di bawah Afdeling Palembang. Pada Tahun 1906 Under

    Afdeling Jambi ditingkatkan sebagai Afdeling Jambi kemudian di tahun 1908

    Afdeling Jambi menjadi Kerisidenan Jambi dengan residennya O.L. Helfrich

    berkedudukan di Jambi. Sampai masa Kemerdekaan pejabat Residen dari

    Keresidenan Jambi berkedudukan di Jambi. Setelah Republik Indonesia di

    Proklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, berdasarkan berita RI Tahun II No.

    07 hal 18 tercatat untuk sementara waktu daerah Negara Indonesia di bagi dalam 8

    Provinsi yang masing - masing dikepalai oleh seorang Gubernur diantaranya

    Provinsi Sumatera. Provinsi Sumatera ini kemudian pada tahun 1946 dibagi lagi

    dalam 3 sub Provinsi yaitu Sub Provinsi Sumatera Utara, Sub Provinsi Sumatera

    Tengah dan Sub Provinsi Sumatera Selatan. Keresidenan Jambi dengan hasil

    voting dimasikan ke dalam wilayah Sub Provinsi Sumatera Tengah.46

    Residen Jambi yang pertama di masa Republik adalah Dr. Asyagap

    sebagaimana tercantum dalam pengumuman Pemerintah tentang pengangkatan

    residen, Walikota di Sumatera dengan berdasarkan pada surat ketetapan Gubernur

    Sumatera tertanggal 03 Oktober 1945 No. 1-X. Pada tahun 1945 tersebut sesuai

    Undang-undang no.1 tahun 1945 wilayah Indonesia terdiri dari Provinsi,

    Karesidenan, Kewedanaan dan Kota. Tempat kedudukan Residen yang telah

    memenuhi syarat, disebut Kota tanpa terbentuk struktur Pemerintahan Kota.

    Dengan demikian Kota Jambi sebagai tempat kedudukan Residen Keresidenan

    46Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018

  • xl

    Jambi belum berstatus dan memiliki pemerintahan sendiri. Kota Jambi baru diakui

    berbentuk pemerintahan ditetapkan dengan ketetapan Gubernur Sumatera No. 103

    tahun 1946 tertanggal 17 Mei 1946 dengan sebutan Kota Besar dan Walikota

    pertamanya adalah Makalam.47

    Mengacu pada Undang-undang No. 10 tahun 1948 Kota Besar menjadi Kota

    Praja. Kemudian berdasarkan Undang-undang No. 18 tahun 1965 menjadi Kota

    Madya dan berdasarkan Undang-undang No. 22 tahun 1999 Kota Madya berubah

    menjadi Pemerintah Kota Jambi sampai sekarang. Dengan Undang-undang No. 19

    Tahun 1958 Keresidenan Jambi sebagai bagian dari Provinsi Sumatera Tengah

    dikukuhkan sebagai Provinsi Jambi yang berkedudukan di Jambi. Kota Jambi

    sendiri pada saat berdirinya Provinsi Jambi telah berstatus Kota Praja dengan

    Walikotanya R. Soedarsono. Tanggal penetapan Kota Jambi sebagai Kota Praja

    yang mempunyai Pemerintahan sendiri sebagai Pemerintah Kota dengan

    ketetapan Gubernur Sumatera No. 103 Tahun 1946 tertanggal 17 Mei 1946 dipilih

    dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Jambi No. 16 Tahun 1985 dan

    disahkan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi No. 156

    Tahun 1986, tanggal 17 Mei 1946 itu sebagai Hari Jadi Pemerintah Kota Jambi.

    (Drs.H.Junaidi.T.Noor.MM).48

    Hingga saat ini Kota Jambi telah pernah dipimpin oleh sembilan orang

    Walikota, yakni:

    a. Makalam 1946 - 1948

    b. Muhammad Kamil 1948 - 1950

    47Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018 48Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018

  • xli

    c. R. Soedarsono 1950 - 1966

    d. Drs. Hasan Basri Durin 1966 - 1968

    e. Drs. H. Z. Muchtar Daeng Maguna 1968 - 1972

    f. H. Zainir Haviz, BA. 1972 - 1983

    g. Drs. H. Azhari DS. 1983 - 1993

    h. Drs. H. Muhammad Sabki 1993 – 1998.49

    Setelah era reformasi, terjadi perubahan struktur Pemerintah Kota Jambi,

    yang berdasarkan UU no. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (sebagai

    pengganti UU no. 5 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah),

    Walikota sebagai Kepala Daerah, didampingi oleh Wakil Walikota.

    a. Drs. H. Arifien Manap. MM. & H. Turimin, SE. 1998 – 2008

    b. dr. H. R. Bambang Priyanto & M. Sum Indra, SE., MMSI. 2008 – 2013

    c. H. Sy. Fasya, ME dan Drs. H. Abdullah Sani, M.Pd.I 2013-2018.50

    B. Letak Geografis

    Kota Jambi dengan luas wilayah ± 205.38 km² (berdasarkan UU No. 6 tahun

    1986), terletak pada kordinat: 01° 30’ 2.98"-01° 7’ 1.07" Lintang Selatan dan

    103° 40’ 1.67"-103° 40 0.23" Bujur Timur. Koordinat tersebut menunjukkan

    keberadaan Kota Jambi yang terletak di tengah-tengah pulau Sumatera. Secara

    geomorfologis Kota Jambi terletak di bagian Barat cekungan Sumatera bagian

    selatan yang disebut Sub-Cekungan Jambi, yang merupakan dataran rendah di

    Sumatera Timur. Ditilik dari topografinya, Kota Jambi relatif datar dengan

    ketinggian 0-60 m diatas permukaan laut. Bagian bergelombang terdapat di utara

    49Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018 50Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018

  • xlii

    dan selatan kota, sedangkan daerah rawa terdapat di sekitar aliran Sungai

    Batanghari, yang merupakan sungai terpanjang di pulau Sumatera dengan panjang

    keseluruhan lebih kurang 1.700 km, dari Danau Atas - Danau Bawah (Sumatera

    Barat) menuju Selat Berhala (11 km yang berada di wilayah Kota Jambi) dengan

    kelebaran lebih kurang 500 m. Sungai Batanghari membelah Kota Jambi menjadi

    dua bagian disisi utara dan selatannya.51

    Selama Tahun 2013 rata - rata suhu di Kota Jambi berkisar antara 26,0'C

    sampai 27,7'C. Dengan suhu maksimum 34,9'C yang terjadi pada bulan Juni dan

    suhu minimum 21,2'C terjadi pada bulan Agustus s/d September. Curah hujan di

    Kota Jambi selama Tahun 2012 beragam antara 29,1 mm sampai 326 mm, dengan

    jumlah hari hujan antara 10 hari sampai 23 hari perbulannya. (Kota Jambi Dalam

    Angka 2014). Kecepatan angin di tiap bulan hampir merata antara 16 knots

    hingga 28 knots. sedangkan rata - rata kelembapan udara berkisar 80%-86%.52

    C. Visi dan Misi Kota Jambi

    Visi Kota Jambi adalah “Terwujudnya Kota Jambi Sebagai Pusat

    Perdagangan dan Jasa Berbasis Masyarakat Yang Berakhlak dan Berbudaya”.

    Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, maka ditetapkan 5 Misi

    Pembangunan Kota Jambi periode 2013-2018 sebagai berikut :

    a. Membangun Infrastruktur Perkotaan yang Merata dan Berwawasan

    Lingkungan.

    b. Meningkatkan Perekonomian Kota Berbasis Potensi Lokal menuju

    Kemandirian Daerah.

    51Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018 52Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018

  • xliii

    c. Mewujudkan Masyarakat Kota yang Berkualitas, Berakhlak, Berbudaya dan

    Berdaya Saing.

    d. Mewujudkan Pemerintahan yang Profesional dan Bersih (Clean Governance)

    e. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial, Keamanan dan Kenyamanan Masyarakat,

    Dalam Bingkai Kearipan Lokal.53

    Secara khusus pada misi III yaitu mewujudkan masyarakat kota yang

    berkualitas, berakhlak, berbudaya dan berdaya saing. Tujuannya adalah

    Peningkatan kualitas dan daya saing masyarakat Kota Jambi yang berakhlak dan

    berbudaya melalui pendidikan yang unggul, terjangkau dan merata. Sedangkan

    sasarannya adalah Terwujudnya peningkatan kualitas pendidikan yang unggul,

    terjangkau dan Merata. Hal ini tentu dengan memperhitungkan jumlah hasil

    proyeksi penduduk tahun 2013 tercatat penduduk Kota Jambi sebanyak 569.331

    jiwa.54

    D. Pertumbuhan Perbankan Syariah di Jambi

    Perkembangan perbankan syariah di Indonesia saat ini ditandai dengan

    peningkatan jumlah kantor cabang dan jenis serta pengembangan asset. Lahirnya

    perbankan Syariah di Indonesia dengan beroperasinya Bank Indonesia pada tahun

    1992 M yang mempunyai bentuk operasionalisasi jauh berbeda dengan perbankan

    konvensional diharapkan akan memenuhi kebutuhan yang sangat urgent bagi

    umat Islam di Indonesia dalam menggunakan jasa perbankan secara syariah.

    53Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018 54Sumber Data: Dokumen Pemerintah Kota Jambi, 2018

  • xliv

    Sistem perbankan syariah memiliki kesamaan dengan sistem perbankan

    konvensional dalam hal mencari keuntungan dan pelayanan masyarakat dalam

    bisnis keuangan. Namun keduanya memiliki perbedaan dalam hal sistem balas

    jasa yang diberikan kepada para nasabah. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip

    balas jasanya masing-masing, kedua sistem perbankan ini bersaing bebas dalam

    pasar uang dimana jutaan nasabah diperebutkan dengan berbagai strategi Bisnis

    perbankan syariah tidak saja dilakukan oleh bank-bank yang murni berbasis

    syariah, tetapi hampir seluruh Bank Konvensional juga membuka bisnis

    perbankan syariah ini. Dengan banyaknya bisnis perbankan di Kota Jambi,

    masyarakat memiliki lebih banyak pilihan dalam mengelola dananya. Baik Bank

    Syariah maupun Bank Konvensional menawarkan begitu banyak fasilitas

    pelayanan, promosi dan produk yang sangat memanjakan para nasabahnya.

    Kondisi persaingan bisnis perbankan ini mendorong setiap bankir untuk mencari

    berbagai strategi pelayanan terbaik agar dapat menarik nasabah baru dan

    mempertahankan nasabah yang telah ada

    Perbankan syariah baru mulai dirasakan manfaatnya setelah krisis

    ekonomi melanda negara-negara Asia termasuk Indonesia pada tahun 1997.

    Peristiwa ini sekaligus membuktikan tentang betapa besar dampak negatif sistem

    bunga yang di terapkan pada bank konvensional terhadap inflasi, produksi,

    investasi, pengangguran dan kemiskinan hingga mampu memporak-prandakan

    hampir semua aspek sendi kehidupan ekonomi dan sosial politik negara kita.

    Perkembangan bank syariah juga terjadi Kota Jambi hal ini dapat dilihat

    dari dengan berdirinya bank-bank yang menggunakan prinsip syariah. Hal ini

  • xlv

    mungkin terjadi karena kota Jambi yang didominasi oleh masyarakat yang

    beragama muslim, memiliki keunikan tersendiri terhadap perilaku mengkonsumsi

    suatu produk begitu juga dengan memilih suatu bank, masyarakat akan di

    pengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya dalam berhubungan

    dengan suatu bank. Struktur dan persepsi masyarakat yang sudah terbangun

    dengan mayoritas masyarakatnya yang religius sangat memungkinkan terdapatnya

    berbagai persepsi yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memilih bank.

    Perkembangan perbankan syariah Kota Jambi dari tahun 2011-2016 berdasarkan

    data yang terdapat di Badan Pusat Statistik Kota Jambi adalah:

    Tabel 3.1

    Perkembangan Perbankan Syariah di Kota Jambi

    Tahun Triwulan Perbankan Syariah

    Jumlah Bank Jumlah Kantor

    2009

    I 3 4

    II 3 4

    III 3 4

    IV 4 4

    2010

    I 4 4

    II 4 5

    III 4 5

    IV 4 5

    2011

    I 4 5

    II 4 5

    III 5 6

    IV 5 6

    2012

    I 5 6

    II 6 7

    III 7 8

    IV 7 8

    2013

    I 7 8

    II 7 9

    III 8 10

    IV 8 10

  • xlvi

    Tahun Triwulan Perbankan Syariah

    Jumlah Bank Jumlah Kantor

    2014

    I 8 10

    II 9 15

    III 9 17

    IV 9 19

    2015

    I 9 19

    II 9 19

    III 9 19

    IV 9 19

    2016

    I 9 19

    II 9 19

    III 9 19

    IV 9 19

    (Sumber: BPS Kota Jambi, 2018)

    Banyak program dan produk yang ditawarkan dalam perbankan, seperti

    pemberian modal bagi masyarakat yang membutuhkan modal usaha, pinjaman

    untuk pembelian kebutuhan masyarakat seperti rumah, kendaraan, maupun

    kebutuhan yang sesuai dengan standar yang ditentukan, begitu juga dengan

    berbagai produk untuk kesejahteraan masyarakat, misalnya produk simpanan yang

    memberikan kemudahan dengan aspek keuntungan bagi masyarakat, simpanan

    bagi kebutuhan anak-anak dalam kebutuhan pendidikan, kesehatan, maupun jiwa

    sebagai bentuk asuransi bank terhadap masyarakat.

    E. Perkembangan Pengangguran di Kota Jambi

    Pengangguran merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang

    tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi mereka belum

    dapat memproleh pekerjaan tersebut. Angka pengangguran adalah persentase

    jumlah penganggur terhadap jumlah angkatan kerja. Penduduk yang sedang

    mencari pekerjaan tetapi sedang tidak mempunyai pekerjaan disebut penganggur.

  • xlvii

    Jumlah penduduk Kota Jambi tahun setiap tahunnya mengalami

    peningkatkan. Hal ini jika tidak