analisis pengaruh pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan...
TRANSCRIPT
Analisis Pengaruh Pengetahuan Dasar Perpajakan,
Kemampuan Numerik dan Sikap Disiplin Kerja Aparat
Pajak Terhadap Efisiensi Kerja Aparat Pajak
(Studi Empiris Pada 4 KPP Pratama di Wilayah Jakarta Selatan)
Disusun Oleh :
AHMAD SYAFI’I HAZAMI
NIM : 204082002298
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
Analisis Pengaruh Pengetahuan Dasar Perpajakan,
Kemampuan Numerik dan Sikap Disiplin Kerja Aparat
Pajak Terhadap Efisiensi Kerja Aparat Pajak
(Studi Empiris Pada 4 KPP Pratama di Wilayah Jakarta Selatan)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
AHMAD SYAFI’I HAZAMI
NIM : 204082002298
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Afif Sulfa, SE, Ak., M.Si
NIP : 195 706 171 985 031 002
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
Hari ini Kamis Tanggal 19 November Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Ahmad Syafi’I Hazami NIM: 204082002298
dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN DASAR
PERPAPAJAKAN, KEMAMPUAN NUMERIK DAN SIKAP DISIPLIN
KERJA APARAT PAJAK TERHADAP EFISIENSI KERJA APARAT
PAJAK”. (Studi Empiris Pada 4 KPP Pratama di Wilayah Jakarta Selatan).
Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 19 November 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Amilin, SE, Ak., M.Si Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM
Ketua Serketaris
Prof. Dr. Azzam Jasin
Penguji Ahli
Hari ini Kamis Tanggal 03 Desember Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama Ahmad Syafi’I Hazami NIM: 204082002298 dengan
judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN DASAR
PERPAPAJAKAN, KEMAMPUAN NUMERIK DAN SIKAP DISIPLIN
KERJA APARAT PAJAK TERHADAP EFISIENSI KERJA APARAT
PAJAK”. (Studi Empiris Pada 4 KPP Pratama di Wilayah Jakarta Selatan).
Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 Desember 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
Yessi Fitri, SE, Ak., M.Si Afif Sulfa, SE, Ak., M.Si
Ketua Serketaris
Prof. Dr. Ahmad Rodoni
Penguji Ahli
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
Nama : Ahmad Syafi'I Hazami
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Mei 1986
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. H. Amsar Rt 11 Rw 05 No.6 Cipulir
Kebayoran Lama - Jakarta Selatan 12230
Telp / Hp : 0217255566 / 02192688736
E-mail : [email protected]
II. Pendidikan
MI : Al-Falah Kebon Nanas Jakarta Barat Lulus tahun 1998
MTs : Al-Falah Kebon Nanas Jakarta Barat Lulus tahun 2001
MA : An-Najah Jakarta Selatan Lulus tahun 2004
S1 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lulus tahun 2009
Analysis Influence Basic Knowledges of Taxation, Capability of Numeric and
Attitude of Discipline the Iease Officer to Efficiency work the Iease Officer
By
Ahmad Syafi’i Hazami
ABSTRACT
The research purpose is to explain the influence of basic knowledge of
taxation, capability of numerik, and attitude of discipline the lease with efficiency
work the lease officer. The research has been done admission filling
questionnares by taxpayer. The respondent are taxpayer’s while doing the duty of
taxation in 4 Pratama’s Service Tax Office in region at South Jakarta which of
60 respondent. To analyze data researcher used SPSS 12 version.
The result of this research shows that analysis influence basic knowledge
of taxation, capability of numeric and attitude of discipline the lease officer
variable have significantly of efficiency work the lease officer. Partially, basic
knowledge of taxation the lease officer variable have significantly influence of
efficiency work the lease officer, capability of numeric the lease officer variable
didn’t have significantly influence of efficiency work the lease officer and attitude
of discipline the lease officer variable have significantly influence of efficiency
work the lease officer.
Keyword : Basic Knowledge of Taxation, Capability Of Numeric, Attitude of
Discipline, Efficiency work the Lease Officer.
ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN DASAR PERPAJAKAN,
KEMAMPUAN NUMERIK DAN SIKAP DISIPLIN KERJA APARAT
PAJAK TERHADAP EFISIENSI KERJA APARAT PAJAK
Oleh
Ahmad Syafi’i Hazami
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan dasar
perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin kerja aparat pajak terhadap
efisiensi kerja aparat pajak. Penelitian dilakukan melalui pengisian kuisioner oleh
wajib pajak. Responden penelitian adalah para wajib pajak yang sedang
melakukan kewajiban perpajakannya di 4 Kantor Pelayanan Pajak Pratama di
wilayah Jakarta Selatan sebanyak 60 responden. Sedangkan untuk metode analisis data dan uji hipotesis penulis menggunakan metode regresi berganda yang
didukung program SPSS versi 12. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel pengetahuan dasar
perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin aparat pajak secara bersama berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja aparat pajak. Secara parsial,
variabel pengetahuan dasar perpajakan berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja aparat pajak, variabel kemampuan numerik aparat pajak tidak berpengaruh
signifikan terhadap efisiensi kerja aparat pajak dan variabel sikap disiplin aparat
pajak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja aparat pajak.
Kata Kunci: Pengetahuan Dasar Perpajakan, Kemapuan Numerik, Sikap Disiplin
dan Efisiensi Kerja Aparat Pajak.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur selalu terpanjatkan kehadirat Allah SWT, sumber
ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, yang selalu memberikan limpahan
rahmat, kasih sayang dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu terhaturkan kepada Nabi akhir
zaman, kekasih Allah, Nabi Muhammad SAW, yang telah menaburkan benih-
benih cahaya Islam dalam kegelapan, pembimbing umat dalam belenggu
kebodohan, sehingga mencapai suatu kebenaran dengan ajaran Islam yang hakiki.
Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat-
syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa segala kerja keras demi
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, dukungan serta bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih yang sedalam-
dalamnya kepada:
1. Kedua orang tuaku yang tercinta yang telah memberikan begitu banyak
perhatian dan kasih sayang, dan yang selalu mengiringi penulis dengan doa
dan restu.
2. Kakak-kakakku dan adikku, yang telah memberikan motivasi yang tidak
henti-hentinya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, Dekan Fakultas Ekonomi, dan juga selaku
dosen pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan pengarahan dan petunjuk penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Bapak Afif Sulfa, SE, Ak., M.Si. Ketua jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi,
dan juga selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan saran dan
masukan untuk penulisan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan
5. Seluruh dosen, staf administrasi, staf perpustakaan, staf keamanan dan staf
kebersihan Fakultas Ekonomi atas semua ilmu, bantuan, kemudahan, perhatian
dan pelayanan yang telah diberikan
6. Semua teman seperjuangan akuntansi angkatan 2004, Rudi, Faisal, Andi,
Argo, Arya, Dika, Tika, Shiti, Fredy, Imam. dan WWO Family (Mario, Sandy,
Danang, Nanda, Bhasz, Tb, Ambon, Edy, Nanang, Aldy, Icam, Soleh, Ipay)
terimakasih atas kebersamaan dan motivasinya
7. Pihak KPP Pratama Kebayoran Lama, KPP Pratama Pondok Pinang, KPP
Pratama Pasar Minggu dan KPP Pratama Cilandak yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penyebaran kuisioner demi selesainya penulisan
skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat
kekurangan karena terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima saran dan
kritik. Pada akhiryna penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukan.
Jakarta, 03 Desember 2009
Ahmad Syafi’i Hazami
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .....................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ....................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI.......................................................iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...............................................................................iv
ABSTRACT..............................................................................................................v
ABSTRAK..............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ...........................................................................................vii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................1
B. Perumusan Masalah ............................................................................7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan Dasar Perpajakan..........................................................10
1. Dasar-dasar Pengetahuan Perpajakan ...........................................12
B. Kemampuan Numerik.......................................................................19
C. Sikap Disiplin ..................................................................................21
D. Efisiensi Kerja .................................................................................24
E. Penelitian Terdahulu ........................................................................25
F. Kerangka Pemikiran ........................................................................29
G. Hipotesis ..........................................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................33
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................33
C. Metode Pengumpulan Data .............................................................33
D. Metode Analisis dan Data .................................................................35
1. Deskriptif data ............................................................................35
2. Uji kualitas data ..........................................................................35
a. Uji validitas...........................................................................35
b. Uji reliabilitas........................................................................35
3. Uji Asumsi Klasik.......................................................................36
a. Normalitas.............................................................................36
b. Heterokedastisitas .................................................................36
c. Multikolinieritas....................................................................37
4. Uji Hipotesis ...............................................................................38
a. Uji statistik t (uji parsial) .......................................................38
b. Uji F (uji simultan)................................................................38
c. Uji R² (koefisien determinasi)................................................39
d. Analisis regresi berganda.......................................................39
E. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukurannya ...........................40
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian...................................................45
1. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................45
2. Deskriptif Data............................................................................46
B. Penemuan dan Pembahasan ..............................................................48
1. Uji kualitas data ..........................................................................48
a. Uji validitas...........................................................................48
b. Uji reliabilitas........................................................................50
3. Uji Asumsi Klasik.......................................................................51
a. Normalitas.............................................................................51
b. Heterokedastisitas .................................................................52
c. Multikolinieritas....................................................................53
4. Uji Hipotesis ...............................................................................54
a. Uji statistik t (uji parsial) .......................................................54
b. Uji F (uji simultan)................................................................59
c. Uji R² (koefisien determinasi)................................................61
d. Analisis regresi berganda.......................................................62
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan.......................................................................................64
B. Implikasi...........................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................68
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Keterangan Halaman
Jenis-jenis Pajak 13
Skema Kerangka Pemikiran 32
Normal P-P Plot 52
Sctterplot 53
DAFTAR TABEL
Keterangan Halaman
Skala Likert 34
Operasional Variabel Penelitian 43
Data Penyebaran Kuisioner 46
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 46
Deskripsi Responden Berdasarkan Usia 47
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 48
Hasil Uji Validitas Pengetahuan dasar Perpajakan (Variabel X1) 49
Hasil Uji Validitas Kemampuan Numerik
(Variabel X2) 49
Hasil Uji Validitas Sikap Disiplin (Variabel X3) 49
Hasil Uji Validitas Efisiensi Kerja (Variabel Y) 50
Hasil Uji Reliabilitas 51
Hasil Uji Multikolinieritas 54
Hasil Uji t (coeffientsª) 55
Hasil Uji F (ANOVA) 60
Hasil Uji R² (Model Summary) 61
Coeffientsª 63
DAFTAR LAMPIRAN
Keterangan Halaman
Kuisioner Penelitian 71
Matriks Jawaban Responden 79
Hasil Uji Hipotesis 81
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang berlaku diberbagai
negara. Hampir semua negara di dunia mengenakan pajak kepada warga
negaranya, kecuali beberapa negara yang kaya akan sumber daya alam yang
dijadikan sebagai sumber penerimaan utama negara tidak mengenakan pajak.
Tiap negara membuat aturan dan ketentuan dalam mengenakan dan memungut
pajak di negaranya, yang umumnya mengikuti prinsip-prinsip atau kaidah
dalam perpajakan.
Bagi Indonesia, penerimaan pajak sangat besar peranannya dalam
mengamankan anggaran negara dalam APBN setiap tahun. Kondisi itu
tercapai ketika harga minyak bumi yang berfluktuasi di pasar internasional
dalam kurun waktu relatif panjang pada awal periode tahun 1980-an.
Fluktuasi harga itu telah membuat struktur penerimaan negara yang saat itu
sangat mengandalkan penerimaan dari minyak bumi dan gas alam (migas)
tidak bisa diandalkan lagi untuk kesinambungannya. Dari aspek budgeting
bila penerimaan andalan dari migas tetap dipertahankan saat itu, maka akan
dapat merusak tatanan atau struktur penerimaan negara di APBN. Akibatnya,
pelaksanaan program pembangunan nasional yang telah direncanakan
diberbagai bidang dan membutuhkan biaya saat itu, bisa jadi tidak dapat
dilaksanakan sesuai dengan rencana (program pembangunan).
Dilihat dari struktur penerimaan negara yang ada di APBN saat itu, hanya
penerimaan yang diperoleh dari pajak yang paling memungkinkan dan layak
untuk dibangun dan dikembangkan sebagai suatu penerimaan negara yang
berkesinambungan. Untuk itu pemerintah segera mengambil kebijakan
dengan melakukan reposisi andalan bagi penerimaan negara yakni dari migas
menjadi dari pajak.
Untuk dapat merealisasikan dan memaksimalkan peningkatan tabungan
negara melalui penerimaan negara terutama yang berasal dari sumber
pendapatan nonmigas melalui pajak. Direktorat Jendral Pajak (DJP) sebagai
penerima otoritas untuk pemungutan pajak tingkat pusat menetapkan rencana
strategis yang mengarah pada tugas utama yaitu mengamankan rencana
penerimaan yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) setiap tahun. Maka untuk pertama kalinya dilakukan pembaruan
sistem perpajakan nasional melalui reformasi perpajakan (tax reform).
Pembaruan itu dimulai dengan membuat Undang-undang Perpajakan yang
Undang-undang sebelumnya dipandang sudah tidak akomodatif lagi dan tidak
sesuai dengan perkembangan zaman dan perekonomian nasional. Selain itu
juga dilakukan perubahan atas sistem pemungutan pajak official assessment
system menjadi self assessment system (Toruan. 2008).
Self assesment system membutuhkan kepatuhan dan sukarela dari wajib
pajak dalam menghitung, melapor, dan membayar pajak terutang. Dengan
sistem pemungutan yang demikian ini maka wajib pajaklah yang berperan
aktif, sedangkan aparat pajak (fiskus) disini berfungsi melakukan pembinaan
atau penyuluhan (memberikan informasi) pengawasan atas pelaksanaan
kewajiban pajaknya dan untuk mengetahui kepatuhan wajib pajak. Adapun
tingkat kepatuhan dan sukarela ini dapat terwujud jika terpenuhinya unsur
kesadaran perpajakan dan unsur tindakan penegakan hukum. Tindakan
penegakan hukum tersebut dilaksanakan terutama melalui tindakan
pemeriksaan, penyidikan dan pemungutan pajak.
Untuk melaksanakan upaya penegakan hukum disektor perpajakan
diantaranya melalui tindakan pemeriksaan, penyidikan dan pemungutan pajak
wajib diperlukan sumber daya aparat pajak dalam kuantitas dan kualitas yang
memadai. Serta untuk mendapatkan jaminan mutu atas hasil kerja
pemeriksaan tidak hanya dibutuhkan kuantitas dan kualitas dari para aparat
pajak (fiskus), tetapi diperlukan juga prosedur pemeriksaan serta norma dan
kaidah dari ketetapan dan kebijakan Undang-undang Perpajakan yang
mengatur tentang kode etik aparat pajak.
Adapun DJP dengan program modernisasinya senantiasa berupaya
menerapkan prinsip-prinsip good governance. Salah satunya adalah dengan
cara pembuatan dan penegakan kode etik pegawai yang secara tegas
mencantumkan kewajiban dan larangan bagi para pegawai DJP dalam
pelaksanaan tugasnya, termasuk sanksi-sanksi bagi setiap pelanggaran kode
etik pegawai tersebut
Departemen Keuangan secara keseluruhan telah meluncurkan program
Reformasi Birokrasi sejak akhir tahun 2006. Fokus program reformasi ini
adalah perbaikan sistem dan manajemen sumber daya manusia (SDM), dan
direncanakan perubahan yang dilakukan sifatnya lebih menyeluruh. Hal ini
perlu dan mendesak untuk dilakukan, karena disadari bahwa elemen yang
terpenting dari suatu sistem organisasi adalah manusianya. Secanggih apapun
struktur, sistem, teknologi informasi, metode dan alur kerja suatu organisasi,
semua itu tidak akan dapat berjalan dengan optimal tanpa didukung sumber
daya aparat pajak yang capable dan berintegritas.
Harus disadari bahwa yang perlu dan harus diperbaiki sebenarnya adalah
sistem dan manajemen SDM, bukan semata-mata melakukan rasionalisasi
pegawai, karena sistem yang baik dan terbuka dipercaya akan bisa
menghasilkan SDM yang berkualitas. Diharapkan ke depannya DJP dan
seluruh KPP dengan system administrasi perpajakan modern akan dapat
didukung oleh sistem SDM yang berbasis kompetensi dan kinerja. Dengan
sistem dan manajemen SDM yang lebih baik dan terbuka akan dapat
menghasilkan SDM yang juga lebih baik, khususnya dalam hal produktivitas
dan profesionalisme.
Beberapa unsur sumber daya aparat pajak seperti, pengetahuan dasar
perpajakan, kemampuan dan sikap disiplin aparat pajak guna mencapai
efisiensi dalam kerja merupakan kebutuhan yang utama. Dengan pengetahuan,
kemampuan dan sikap disiplin aparat pajak diharapkan mampu untuk
memahami dan mematuhi seluruh Undang-undang Perpajakan dan dapat
melaksanakan kewajiban sebagai aparat pajak yang mengemban tugas
melakukan pembinaan atau penyuluhan (memberikan informasi) pengawasan
atas pelaksanaan self assesment system secara efisien. Dengan efisiensi kerja
yang tinggi, pelaksanaan tugas aparat pajak akan meningkat, dan berpengaruh
besar terhadap tercapainya tujuan Direktorat Jendral Pajak, khususya dalam
meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Penelitian tentang kemampuan dan disiplin pernah dilakukan oleh
Achmad. (2003) meneliti tentang Pengaruh Kemampuan Pegawai dan Disiplin
Kerja Terhadap Efektifitas Pelayanan. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa kemampuan pegawai dan disiplin kerja secara simultan maupun parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektifitas pelayanan.
Penelitian lain tentang disiplin dan efisiensi pernah dilakukan oleh W.
Saragih dkk. (1999) dengan judul penelitian Faktor-faktor Profesionalisme,
Disiplin dan Efisiensi Aparat Pajak Serta Efektifitas Pencapaian Target PBB,
tujuan dan hasil penelitiannya sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui hubungan antara variabel profesionalisme, disiplin, dan
efisiensi terhadap efektifitas dalam pencapaian target PBB.
2. Untuk melakukan identifikasi perihal efektifitas pencapaian target PBB
dan melakukan observasi sejauh mana peran aparat PBB dan wajib pajak
terhadap keberhasilan PBB di Kodya Manado.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa profesionalisme, disiplin, dan
efisiensi mempunyai hubungan yang positif terhadap efektifitas pencapaian
target PBB di Kodya Manado.
Selanjutnya penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Djazoeli Sadhani (1999) dengan judul
penelitian Hubungan Pengetahuan Dasar, Kemampuan Numerik Terhadap
Efisiensi kerja. Tujuan penelitiannya untuk mengetahui apakah pengetahuan
dasar perpajakan, kemampuan numerik dan budaya organisasi mimiliki
hubungan terhadap efisiensi kerja pemeriksa pajak. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa:
1. Pengetahuan dasar perpajakan mempunyai hubungan yang positif dengan
efisiensi kerja, semakin tinggi pengetahuan dasar masalah perpajakan yang
dikuasai oleh pemeriksa pajak maka akan semakin tinggi efisiensi kerja,
begitu juga sebaliknya.
2. Budaya organisasi memiliki hubungan yang positif dengan efisiensi kerja
aparat pajak, semakin tinggi apresiasi aparat pajak terhadap budaya
organisasi maka semakin tinggi pula efisiensi kerja.
3. Kemampuan numerik juga memiliki hubungan yang positif tehadap
efisiensi kerja aparat pajak, hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat
kemampuan numerik, semakin tinggi pula tingkat efisiensi kerja aparat
pajak.
Adapun yang menjadi perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya dalam beberapa hal, diantaranya:
1. Penulis merubah salah satu variabel budaya organisasi (X), dengan
variabel sikap disiplin (X).
2. Selain itu penulis melakukan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh yang signifikan dari faktor pengetahuan dasar perpajakan,
kemampuan numerik dan sikap disiplin yang dimiliki oleh aparat pajak
terhadap efisiensi kerja aparat pajak.
3. Peneliti sebelumnya Djazoeli Sadhani (1999). Melakukan penalitian di
Kantor Pemeriksaan Pajak Jakarta Khusus II, Jakarta (1998). Sedangkan
penelitian ini berlokasi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di Wilayah
Jakarta Selatan.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ”Analisis Pengaruh Pengetahuan Dasar
Perpajakan, Kemampuan Numerik dan Sikap Disiplin Kerja Aparat
Pajak Terhadap Efisiensi Kerja Aparat Pajak”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah penulis jabarkan, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pengetahuan dasar perpajakan aparat pajak berpengaruh terhadap
efisiensi kerja aparat pajak?
2. Apakah kemampuan numerik aparat pajak berpengaruh terhadap efisiensi
kerja aparat pajak?
3. Apakah sikap disiplin kerja aparat berpengaruh terhadap efisiensi kerja
aparat pajak?
4. Apakah secara bersama-sama terdapat pengaruh antara pengetahuan dasar
perpajakan, kemampuan numerik, dan sikap disiplin kerja aparat pajak
terhadap efisiensi kerja aparat pajak?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan dasar perpajakan
aparat pajak terhadap efisiensi kerja aparat pajak?
b. Untuk menganalisis pengaruh tingkat kemampuan numerik aparat
pajak terhadap efisiensi kerja aparat pajak?
c. Untuk menganalisis pengaruh sikap disiplin kerja aparat pajak
terhadap efisiensi kerja aparat pajak?
d. Untuk menganalisis pengaruh secara bersama-sama antara
pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan disiplin kerja
aparat pajak terhadap efisiensi kerja aparat pajak?
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Dari penelitian ini penulis berharap dapat memberikan banyak manfaat
dari segi ilmu pengetahuan dan lebih memahami bidang perpajakan.
Meliputi tata cara perpajakan di Indonesia yang berguna dimasa depan.
b. Bagi Masyarakat
Penulis berharap dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai media
informasi yang berguna bagi masyarakat. Mengenai perpajakan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban wajib pajak guna terciptanya
wajib pajak yang patuh pajak.
c. Bagi Instansi Terkait
Sebagai bahan masukan atau saran berupa rekomendasi, pemikiran dan
pertimbangan guna mencapai perbaikan kinerja pemeriksaan dan
pemungutan pajak dalam rangka mengatasi hambatan penerimaan
negara disektor pajak.
d. Bagi Aparat Pajak
Dapat memberikan kritik, saran dan pendapat kepada aparat pajak
selaku pelaksana pengawas pemeriksaan pajak dengan sistem self
assesment yang dilakukan oleh wajib pajak, untuk dapat memahami
seluruh Undang-undang Perpajakan beserta peraturan pelaksanaannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan Dasar Perpajakan
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari
oleh manusia dari berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh melalui
pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan
indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang
belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Irmayanti. 2007) dalam
(Wikipedia. 2007).
Pengetahuan adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan
pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan
dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi,
tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran. (Abdullah. 2008)
Manusia merupakan mahluk Tuhan yang paling sempurna, dengan karunia
sebuah akal dan pikiran yang digunakan untuk berpikir dan bernalar.
Kemampuan berpikir dan nalar yang baik, dapat membedakan manusia
dengan mahluk Tuhan yang lainnya. Manusia mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan yang kemudian menjadi kekuatan manusia untuk tidak semata-
mata tunduk kepada kodrat alam, tetapi mencoba mengelola alam serta selalu
sadar dan aktif berupaya untuk menjadikan dirinya sesuatu. Manusia adalah
satu-satunya mahluk yang mampu mengembangkan pengetahuan secara
sistematis, dengan pengetahuan manusia dapat memikirkan hal-hal baru yang
lebih inovatif. Memanfaatkan sumber daya, mengembangkan kebudayaan dan
memberikan makna didalam kehidupannya. Dengan pengetahuan manusia
mampu menguasai dan mempengaruhi perilaku. (Gordon. 1991:413) dalam
Djazoeli Sadlani (1999). Pada umumnya pengetahuan dibagi menjadi
beberapa jenis diantaranya. Abdullah. (2008) :
1. Pengetahuan langsung (immediate)
Pengetahuan langsung adalah pengetahuan yang hadir dalam jiwa tanpa
melalui proses penafsiran dan pikiran. Kaum realis (penganut paham
Realisme) mendefinisikan pengetahuan seperti itu. Umumnya dibayangkan
bahwa kita mengetahui sesuatu itu sebagaimana adanya, khususnya
perasaan ini berkaitan dengan realitas-realitas yang telah dikenal
sebelumnya.
2. Pengetahuan tak langsung (mediated)
Pengetahuan mediated adalah hasil dari pengaruh interprestasi dan proses
berpikir serta pengalaman-pengalaman yang lalu, yaitu apa yang kita
ketahui dari benda-benda eksternal banyak berhubungan dengan
penafsiran dan penerapan pikiran kita.
3. Pengetahuan indrawi (perceptual)
Pengetahuan indrawi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih melalui indra-
indra lahiriah. Pada pengetahuan indrawi terdapat beberapa faktor yang
berpengaruh, seperti adanya cahaya yang menerangi objek-objek eksternal
dan sehatnya anggota-angota indra badan.
4. Pengetahuan konseptual (conceptual)
Pengetahuan konseptual juga tidak terpisah dari pengetahuan indrawi.
Pikiran manusia secara langsung tidak dapat membentuk suatu konsep
tentang objek-objek dan perkara-perkara eksternal tanpa berhubungan
dengan alam eksternal. Alam luar dan konsepsi saling berpengaruh satu
dengan lainnya dan pemisahan diantara keduanya merupakan aktivitas
pikiran
Dari beberapa uraian hakikat pengetahuan diatas, dapat dilihat bahwa
pengetahuan merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh aparat pajak.
Setiap aparat pajak dituntut untuk memiliki pengetahuan, dengan pengetahuan
diharapkan aparat pajak mampu memahami dasar-dasar perpajakan meliputi,
fungsi-fungsi pajak, jenis-jenis pajak, asas-asas pemungutan pajak, hak dan
kewajiban aparat pajak serta manfaat dari perpajakan dan menjalankan
ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang Perpajakan disertai dengan
peraturan pelaksanaannya. Dengan bekal pengetahuan yang memadai
diharapkan aparat pajak mampu memahami setiap masalah yang dihadapi
dalam setiap melaksanakan kewajibannya, dan mampu menerapkan dan
menggunakan pengetahuan yang dimiliki guna penyelasaian masalah yang
dihadapi.
1. Pengetahuan Dasar-dasar Perpajakan
Beberapa hal mengenai pengetahuan dasar-dasar perpajakan yang
harus dimiliki dan dipahami oleh seorang aparat pajak diantaranya:
a. Pengertian Pajak
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Aviantara. (2009)
b. Fungsi Pajak
1) Fungsi Budgetair (Finansial)
Pajak berfungsi sebagai budgetair yaitu memasukkan uang
sebayak-banyaknya ke kas negara dengan tujuan untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara yang ditujukan untuk kegiatan
pembangunan.
2) Fungsi Regulerend (Mengatur)
Fungsi regulerend pajak yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk
mengatur masyarakat disegala bidang, baik dibidang ekonomi,
sosial maupun politik dengan tujuan tertentu.
c. Jenis-jenis Pajak
Sumber: (Erly Suandy. 2005)
Gambar 2.1
Jenis-jenis Pajak
Berdasarkan Golongan:
1) Pajak langsung
2) Pajak tidak
langsung
Berdasarkan
Wewenang
Pemungut: 1) Pajak Pusat
2) Pajak Daerah
Berdasarkan Sifat:
1) Pajak
Subjektif
2) Pajak Objektif
PAJAK
Dari gambar diatas, berdasarkan golongannya pajak dibagi menjadi
dua:
1) Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung
sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan dan tidak dapat
dialihkan kepada pihak lain.
2) Pajak tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
atau digeserkan kepada pihak lain sehingga sering disebut juga
sebagai pajak tidak langsung.
Berdasarkan wewenang pemungutannya pajak dapat dibedakan
menjadi dua:
1) Pajak Pusat
Pajak pusat adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada
pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen
Keuangan melalui Direktorat Jendral Pajak. Pajak pusat diatur
dalam Undang-undang dan hasilnya akan masuk ke Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
2) Pajak Daerah
Pajak daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada
pada Pemerintah Daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh
Dinas Pendapatan Daerah. Pajak daerah diatur dalam Undang-
undang yang hasilnya akan masuk ke Anggaran Pendapatan dan
Belanja Dearah (APBD).
Berdasarkan sifatnya pajak dibagi menjadi dua yaitu:
1) Pajak Subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang memperhatikan kondisi atau
keadaan wajib pajak. Dalam menentukan pajaknya harus ada
alasan-alasan objektif yang berhubungan erat dengan keadaan
materialnya, yaitu gaya pikul (kemampuan wajib pajak setelah
dikurangi biaya hidup minimum).
2) Pajak Objektif
Pajak objektif adalah pajak yang awalnya memperhatikan objek,
yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian
dicari subjeknya baik orang pribadi maupun badan. Jadi dengan
kata lain, pajak objektif adalah pengenaan pajak yang hanya
memperhatikan kondisi objeknya saja.
d. Asas-asas Pemungutan Pajak
Menurut Erly Suandy (2005:27) mengungkapkan bahwa asas-asas
pemungutan pajak yang dikenal dengan The Four Maxims dengan
uraian sebagai berikut:
1) Equality
Dalam asas ini disebutkan bahwa pembebanan pajak hendaknya
seimbang dengan kemampuannya, yaitu seimbang dengan
penghasilan yang dinikmatinya dibawah perlindungan pemerintah.
Tidak diperbolehkan suatu Negara mengadakan diskriminasi
diantara sesama wajib pajak. Dalam hal yang sama wajib pajak
harus diperlakukan sama dan dalam keadaan berbeda wajib pajak
harus diperlakukan berbeda.
2) Certainty
Pajak yang dibayar oleh wajib pajak harus jelas dan tidak
mengenal kompromi (not arbitary), dalam asas ini kepastian
hukum yang diutamakan adalah mengenai subjek pajak, objek
pajak, tarif pajak, dan ketentuan mengenai pembayarannya.
3) Convenience of Payment
Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi wajib
pajak, yaitu saat sedekat-dekatnya wajib pajak menerima
penghasilan atau keuntungan yang dikenakan pajak.
4) Economic of Collection
Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat (seefisien)
mungkin, jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari
penerimaan pajak itu sendiri. Karena tidak ada artinya pemungutan
pajak jika biaya yang dikeluarkan lebih besar dari penerimaan
pajak yang diperoleh.
e. Tata Cara Pemungutan Pajak
Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 stelsel yaitu
Mardiasmo (2008: 6):
1) Stelsel nyata (riel stelsel)
Pemungutan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang
nyata), sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir
tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya
diketahui. Kebaikan dari stelsel ini adalah pajak yang dikenakan
lebih realistis. Sedangkan kelemahannya adalah pajak baru dapat
dikenakan pada akhir periode.
2) Stelsel anggapan (fictieve stelsel)
Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh
Undang-undang. Kebaikan dari stelsel adalah pajak dapat dibayar
selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir tahun.
Sedangkan kelemahannya adalah pajak yang dibayarkan tidak
berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya.
3) Stelsel campuran
Adapaun stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan
stelsel anggapan. Yaitu pada awal tahun, besarnya pajak dihitung
berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya
pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.
f. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak dan Aparat Pajak (Fiskus)
1) Hak wajib pajak
Hak-hak wajib pajak yang diatur dalam Undang-undang
Perpajakan adalah sebagai berikut:
(a) Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pengarahan dari
fiskus.
(b) Hak untuk membetulkan Surat Pemberitahuan (SPT).
(c) Hak untuk memperpanjang waktu penyampaian SPT.
(d) Hak untuk menunda atau mengangsur pembayaran pajak.
(e) Hak untuk memperoleh kembali kelebihan pembayaran pajak.
(f) Hak untuk mengajukan keberatan dan banding.
2) Kewajiban wajib pajak
Kewajiban wajib pajak yang diatur dalam Undang-undang
Perpajakan adalah:
(a) Kewajiban untuk mendaftarkan diri.
(b) Kewajiban untuk mengisi dan menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT).
(c) Kewajiban untuk membayar atau menyetor pajak.
(d) Kewajiban untuk membuat pembukuan dan atau pencatatan.
(e) Kewajiban mentaati pemeriksaan pajak.
(f) Kewajiban melakukan pemotongan atau pemungutan pajak.
(g) Kewajiban untuk membuat faktur pajak.
3) Hak fiskus
Hak-hak fiskus yang diatur dalam Undang-undag Perpajakan
adalah sebagai berikut:
(a) Menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
(b) Menerbitkan Surat Tagihan Pajak.
(c) Melakukan pemeriksaan dan penyegelan.
(d) Melakukan penyidikan.
(e) Menerbitkan Surat Paksa dan melaksanakan penyitaan.
4) Kewajiban fiskus
(a) Kewajiban untuk melakukan penyuluhan kepada wajib pajak.
(b) Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak.
(c) Merahasiakan data wajib pajak.
B. Kemampuan Numerik
Robbin dan Judge. (2008:57) kemampuan berarti kapasitas seorang
individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.
Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan
seseorang. Secara kemampuan (ability) manusia diciptakan berbeda-beda
dengan yang lainnya. Ada yang memiliki kemampuan tinggi dan ada pula
yang memiliki kemampuan rendah. Setiap manusia pasti mempunyai
kekuatan dan kelemahan pada satu atau beberapa bidang aktivitas tertentu.
Sebagai mahluk yang mampu mengelola lingkungan hidupnya, maka
kekuatan dan kelemahan manusia pada masing-masing bidang dapat
dioptimalisasi dengan cara menempatkan individu dengan kemampuan
tertentu pada bidang kerja yang tepat atau sesuai dengan kemampuannya.
Kemampuan yang memadai adalah salah satu kunci untuk mencapai prestasi
kerja yang optimal. Kemampuan menunjukkan potensi seseorang untuk
melakukan pekerjaan atau tugas. Sedangkan prestasi kerja adalah hasil yang
dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya (Pertiwi. 2008).
Kemampuan bersama-sama dengan bakat adalah faktor utama yang
menentukan prestasi kerja seseorang. Sementara prestasi itu sendiri antara
lain ditentukan oleh inteligensinya. Kemampuan intelektual merupakan suatu
daya yang diperlukan untuk menjalankan mental. Menurut Zainun (1994)
dalam Lestari (2008) kemampuan (ability) dimaksudkan sebagai kesanggupan
(capasity) karyawan untuk melaksanakan pekerjaannya. Kemampuan
mengandung unsur seperti keterampilan manual dan intelektual, bahkan
sampai kepada sifat-sifat pribadi yang dimiliki. Unsur-unsur ini juga
mencerminkan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang dituntut sesuai
dengan rincian kerja.
Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan numerik adalah
kemampuan berhitung dengan cepat, tepat dan akurat. Kemampuan numerik
atau kecerdasan angka merupakan salah satu dari 7 (tujuh) dimensi yang
membentuk suatu kemampuan intelektual. Robbin dan Judge (2008:58)
mengemukakan tujuh dimensi yang membentuk kemampuan intelektual
adalah:
1. Kecerdasan angka, adalah kemampuan melakukan aritmatika dengan cepat
dan akurat.
2. Pemahaman verbal, adalah kemampuan memahami apa yang dibaca atau
didengar dan hubungan antar kata-kata.
3. Kecepatan persepsi, kemampuan mengidentifikasi kemiripan dan
perbedaan visual secara tepat dan akurat.
4. Penalaran induktif, adalah kemampuan mengidentifikasi urutan logis
dalam sebuah masalah dan kemudian memecahkan masalah tersebut.
5. Penalaran deduktif, adalah kemampuan menggunakan logika dan menilai
implikasi dari sebuah argumen.
6. Visualisasi spasial, adalah kemampuan membayangkan bagaimana sebuah
objek akan terlihat bila posisinya dalam ruang diubah.
7. Daya ingat, adalah kemampuan menyimpan dan mengingat pengalaman
masa lalu.
Dari beberapa uraian pengertian kemampuan diatas, disimpulkan bahwa
kemampuan numerik adalah suatu keahlian yang harus dimiliki oleh seluruh
aparat pajak sebagai pelaksana dalam pemungutan pajak. Berkewajiban
melakukan pembinaan (termasuk pemberian informasi) dan pengawasan atas
pelaksanaan self assesment system yang dilakukan oleh wajib pajak.
C. Sikap Disiplin
Kata disiplin berasal dari bahasa latin yang berarti mengajar atau belajar.
Secara tradisional, disiplin dianggap sebagai kegiatan negatif yang bertujuan
untuk menghukum para karyawan yang tidak berhasil mematuhi standar
organisasi. Untuk menegakkan disiplin kerja pegawai suatu organisasi,
terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu (Prijodarminto. 1994) dalam
(Achmad. 2003):
a. Sikap mental, yang merupakan sikap taat, tertib sebagai hasil atau
pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak.
b. Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma dan
kriteria yang sedemikian rupa.
c. Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati untuk
mentaati secara cermat dan tertib.
”Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu mentaati tata tertib.
Dua faktor penting disiplin adalah waktu dan perbuatan, dan sumber disiplin
adalah kesadaran”(Anoraga. 1992) dalam (W. Saragih dkk. 1999).
Pemahaman tentang disiplin mencakup sikap hidup dan perilaku serta
tanggung jawab atas kehidupan tanpa paksaan dari luar, dengan yakin bahwa
hal yang dianutnya benar dan penuh keinsyafan menyadari manfaatnya bagi
diri sendiri dan masyarakat.
1. Macam-macam disiplin kerja
a. Disiplin diri
Menurut Jasin. (1989) dalam Helmi. (1996) disiplin diri merupakan
disiplin yang dikontrol oleh diri sendiri. Disiplin diri merupakan hasil
proses belajar (sosialisasi) dari keluarga dan masyarakat. Penanaman
nilai-nilai yang menjunjung disiplin, baik yang ditanamkan oleh orang
tua, guru atau pun masyarakat, merupakan bekal positif bagi tumbuh
dan berkembangnya disiplin kerja.
b. Disiplin kelompok
Kegiatan organisasi bukanlah kegiatan yang bersifat individual. Selain
disiplin diri masih diperlukan disiplin kelompok, disiplin kelompok
akan tercapai jika disiplin diri telah tumbuh dalam diri karyawan.
Artinya, kelompok akan menghasilkan pekerjaan yang optimal jika
masing-masing anggota kelompok dapat memberikan andil yang
sesuai dengan hak dan kewajibannya.
Dari beberapa uraian pengertian disiplin diatas, tujuan utama pendisiplinan
adalah untuk mendorong karyawan (aparat pajak) berperilaku sepantasnya
ditempat kerja. Perilaku yang sepantasnya ditetapkan sebagai kepatuhan
terhadap peraturan dan prosedur didalam organisasi perusahaan. Pada
dasarnya peraturan dan prosedur berfungsi sama dengan peraturan perundang-
undangan dimata masyarakat.
“Kedisiplinan adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan
taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun
tidak tertulis”. (Sastrohadiwiryo,2003) dalam (Triwulansari. 2008)
Adapun ciri-ciri dari sikap disiplin kerja berkaitan dengan sikap disiplin
kerja aparat adalah sebagai berikut :
1. Selalu memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan yang ada
2. Melaksanakan segal tugas dengan penuh pengabdian, kesadaran dan
mentaati ketentuan jam kerja
3. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat (wajib pajak)
4. Mentaati peraturan perundang-undangan.
Disiplin kerja dalam suatu pekerjaan merupakan kehendak dan kesediaan
karyawan untuk memenuhi dan mentaati segala peraturan dan ketentuan-
ketentuan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Disiplin
kerja yang dimaksud tidak akan terbentuk dengan sendirinya tanpa disertai
upaya yang dilakukan oleh perusahaan atau pemimpin. (Triawulansari. 2008)
D. Efisiensi Kerja
Dalam hakikat efisiensi kerja ini terdapat beberapa konsep yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah yang dikemukakan oleh
Mondy dan Premeaux (1993) dalam Djazoeli Sadlani (1999). Efisiensi adalah
suatu cara untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari jumlah input yang
paling minimum. Dengan kata lain, bagaimana memanfaatkan suatu
kapabilitas hasil produksi atau operasi yang diinginkan dengan menggunakan
energi, waktu, uang, material dan input lain yang minimum. Menurut
Handayaningrat (2003) dalam Nurhidayani. (2008) menjelaskan bahwa:
”Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input dan output, antara
keuntungan dengan biaya”.
Seorang pengelola dikatakan efisien jika mampu mencapai suatu prestasi
berupa output atau hasil, dengan memanfaatkan biaya seminimal mungkin.
Jika dikaitkan dengan organisasi maka efisiensi dapat digunakan sebagai salah
satu alat ukur keberhasilan organisasi, setara dengan tingkat keuntungan,
keefektifan, kemampuan mengembangkan dan memuaskan karyawan
(Harvey. 1982:18) dalam (Djazoeli Sadlani. 1999).
“Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan
hasilnya. Menurut definisi ini, efisiensi terdiri atas 2 unsur yaitu kegiatan dan
hasil dari kegiatan tersebut” (Liang Gie. 2008).
Dari uraian diatas terkandung pengertian pengaruh antara efisiensi dengan
proses manajemen. Melalui keempat fungsinya yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang pada dasarnya
merupakan upaya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Secara lebih sederhana efisiensi dapat dikatakan sebagai berikut:
1. Pekerjaan menghasilkan perbandingan output-input yang maksimal
2. Pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan rencana
3. Rangkaian pekerjaan disusun sesuai dengan urutan pekerjaan
4. Pekerjaan dilakukan dengan seketika dan cepat
Dalam hal ini efisiensi berkaitan dengan seberapa baik berbagai input itu
dikombinasikan satu sama lain atau bagaimana suatu atau semua pekerjaan
dilaksanakan, sehingga dapat diperoleh output yang optimum.
E. Penelitian Terdahulu
1. Djazoeli Sadhani. (1998)
a. Judul Penelitian
Hubungan antara pengetahuan dasar perpajakan, budaya organisasi dan
kemampuan numerik terhadap efisiensi kerja pemeriksa pajak.
b. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah pengetahuan dasar perpajakan, budaya
organisasi dan kemampuan numerik memiliki hubungan terhadap
efisiensi kerja pemeriksa pajak.
c. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei yang dilakukan pada
Kantor Pemeriksaan Jakarta Khusus II..
d. Sampel
Pengambilan sampel menggunakan teknik acak sederhana berjumlah
90 reponden.
e. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tersebut disebutkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan dasar
perpajakan, budaya organisasi dan kemampuan numerik terhadap
efisiensi kerja pemeriksaan pajak.
2. W. Saragih. dkk.,(1999)
a. Judul Penelitian
Hubungan faktor-faktor profesionalisme, disiplin dan efisiensi aparat
pajak serta efektifitas pencapaian target PBB.
b. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara variabel profesionalisme, disiplin
dan efisiensi serta efektivitas pencapaian target PBB dan untuk
mengidentifikasi sejauh mana peran aparat PBB dan Pemerintah
daerah Tk.II.
c. Metodologi Penelitian
Penelitian menggunakan metode survei dan teknik pengumpulan data
dengan menggunakan kuesioner, observasi dan wawancara terhadap
wajib pajak PBB di Kodia Tk.II Manado pada Kantor Pelayanan PBB
Manado.
d. Sampel
Pengambilan sampel menggunakan sample proporsional, dengan
jumlah seluruh sample adalah 152 reponden.
e. Hasil Penelitian
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa profesionalisme, disiplin dan
efisiensi mempunyai hubungan yang positif terhadap efektifitas
pencapaian target PBB di Kodia Manado.
3. Achmad. (2003)
a. Judul Penelitian
Pengaruh kemampuan pegawai dan disiplin kerja terhadap efektifitas
pelayanan.
b. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara
kemampuan pegawai dan disiplin kerja terhadap efektifitas pelayanan.
c. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Unit Pelayanan Umum Terpadu Kota
Pekanbaru dengan metode survei menggunakan kuesioner
d. Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Unit Pelayanan Umum
Terpadu Kota Pekanbaru, yang berjumlah 31 orang. Teknik
pengambilan sample melalui sensus.
e. Hasil Penelitian
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa kemampuan pegawai dan
disiplin kerja baik secara simultan dan parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap efektivitas pelayanan.
4. Eka Lestari (2008)
a. Judul Penelitian
Sistem informasi perpajakan dan lama masa kerja sebagai pemeriksa
pajak terhadap kemampuan pemeriksaan pajak.
b. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan sistem informasi perpajakan
dan lama masa kerja sebagai pemeriksa pajak terhadap kemampuan
pemeriksaan pajak
c. Metodologi Penelitian
Metode penelitian menggunakan metode survey dengan kuisioner
d. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik judgment sampling
dengan subjek yaitu para pemeriksa pajak yang bekerja di KPP yang
berada di wilayah jakarta selatan.
e. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa Sistem Informasi
Perpajakan dan Lama Masa Kerja sebagai Pemeriksa Pajak
memberikan pengaruh yang simultan dan signifikan terhadap variabel
dependen yaitu Kemampuan Pemeriksaan Pajak.
F. Kerangka Pemikiran
1. Pengaruh antara pengetahuan dasar perpajakan terhadap efisiensi kerja
aparat pajak.
Pengetahuan dasar perpajakan adalah segenap apa yang diketahui,
yang bersifat umum tentang prinsip, teori-teori perpajakan, dan struktur
mengenai dasar-dasar perpajakan, yang harus dimiliki oleh seluruh aparat
pajak. Aparat pajak (pemeriksa pajak) adalah petugas pajak yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menegakkan peraturan
perpajakan serta meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Didalam
melaksanakan tugasnya, pengetahuan dasar perpajakan dapat dianggap
sebagai sumber daya input bagi aparat pajak.
Aparat pajak yang mempunyai pengetahuan dasar perpajakan akan
lebih baik, karena dapat melaksanakan tugas pemeriksaan dalam bidang
perpajakan dengan lebih baik dan lebih bermutu dibandingkan dengan
mereka yang memiliki pengetahuan dasar perpajakan minim. Semakin
tinggi pengetahuan dasar perpajakan yang dikuasai oleh seorang aparat
pajak, diduga akan semakin tinggi efisiensinya dalam melaksanakan tugas.
2. Pengaruh kemampuan numerik terhadap efisiensi kerja aparat pajak.
Kemampuan numerik adalah kemampuan berhitung dengan cepat dan
tepat. Kemampuan numerik juga merupakan suatu daya untuk melakukan
suatu tindakan yang merupakan hasil dari pembawaan atau latihan.
Kemampuan memiliki fungsi untuk menunjukkan bahwa seseorang dapat
melakukan suatu aktivitas. Manusia diciptakan tidak sama, termasuk
dalam kemampuan yang dimiliki sangatlah berbeda-beda, ada yang
memiliki tingkat kemampuan yang tinggi, adapula yang rendah.
Kemampuan manusia merupakan bagian dari inteligensi, dimana hal itu
merupakan hasil perkembangan dari semua fungsi otak manusia.
Kemampuan merupakan suatu daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
kegiatan mental dan menunjukkan prestasi individu.
Kemampuan numerik adalah salah satu dimensi yang menyusun
inteligensi manusia. Disimpulkan bahwa individu dengan kemampuan
numerik yang tinggi mempunyai sensitivitas dan kapasitas, untuk melihat
dengan cerdas permasalahan dengan logika matematik, serta mempunyai
kemampuan untuk menyelasaikan permasalahan yang berantai.
Aparat pajak adalah orang yang didalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya banyak berhubungan dengan angka-angka dan
perhitungan numerik. Dengan kemampuan numerik yang tinggi, maka
aparat pajak didalam melaksanakan tugas khususnya yang berhubungan
dengan angka-angka akan lebih cepat dan tepat. Jadi semakin tinggi
tingkat kemampuan numerik aparat pajak, tugas dan kewajiban akan dapat
terselesaikan dengan cepat dan tepat. Dengan demikian diduga bahwa
terdapat pengaruh yang positif antara kemampuan numerik terhadap
efisiensi kerja.
3. Pengaruh disiplin kerja terhadap efisiensi kerja aparat pajak.
Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan atau tindakan untuk selalu
mentaati tata tertib, kepatuhan, kesetiaan dan keteraturan terhadap aturan-
aturan yang berlaku. Aparat pajak sebagai petugas pajak mengemban
tanggung jawab yang besar terhadap tugasnya sebagai aparat pajak. Selain
itu, mendapatkan hak dan melaksanakan kewajibannya sebagai aparat
pajak adalah salah satu ketentuan yang telah ditentukan dalam Undang-
undang Perpajakan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh aparat
pajak.
Aparat pajak yang memiliki tingkat disiplin kerja yang tinggi,
merupakan salah satu input bagi aparat pajak. Aparat pajak yang memiliki
disiplin kerja yang baik tidak mustahil efisiensi kerja akan tercapai dan
kepuasan akan didapat oleh wajib pajak atas pelayanan yang diberikan.
Definisi dari efisiensi adalah berhubungan dan berpengaruh dengan
input dan output yang dihasilkan, dengan cara mendapatkan hasil yang
lebih baik dengan menggunakan input yang seminim mungkin. Dengan
demikian, diduga bahwa disiplin kerja yang tinggi mempunyai pengaruh
positif terhadap efisiensi kerja aparat pajak.
Dari uraian ketiga faktor diatas diduga bahwa pengetahuan dasar
perpajakan, kemampuan numerik, dan disiplin kerja sebagai variabel bebas
berpengaruh terhadap efisiensi kerja aparat pajak sebagai variabel terikat,
dimana pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik, dan disiplin
kerja merupakan input bagi aparat pajak yang outputnya adalah hasil dari
pemungutan pajak yang efisien yaitu kepuasan wajib pajak dan
meningkatnya kepatuhan wajib pajak. Kerangka berfikir ini dapat
dituangkan dalam sebuah model penelitian sebagai berikut:
Gambar 2.2
Skema Kerangka Pemikiran
G. Hipotesis
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan
diatas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ha1: Pengetahuan dasar perpajakan aparat pajak berpengaruh terhadap
efisiensi kerja aparat pajak
Ha2: Kemampuan numerik aparat pajak berpengaruh terhadap efisiensi kerja
aparat pajak.
Ha3: Sikap disiplin kerja aparat pajak berpengaruh terhadap efisiensi kerja
aparat pajak.
Ha4: Pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik, dan sikap disiplin
kerja aparat pajak secara bersama-sama berpengaruh terhadap efisiensi
kerja aparat pajak.
Efisiensi Kerja Aparat Pajak (Y)
Kemampuan Numerik (X2)
Sikap Disiplin
Kerja (X3)
Pengetahuan Dasar
Perpajakan (X1)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memilih objek penelitian pada beberapa
Kantor Pelayanan Pajak yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi kerja aparat pajak yang mungkin
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik,
dan disiplin kerja aparat pajak dalam melakukan pemungutan pajak terhadap
wajib pajak selama melakukan self assessment system terhadap pajak terutang.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode Simple Random Sampling atau metode pemilihan sampel secara acak
sederhana. Sampel ini memberikan kesempatan yang sama yang bersifat tidak
terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel. Metode ini
relatif sederhana karena hanya memerlukan satu tahap prosedur pemilihan
sampel. (Santoso 2000). Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak
yang terdaftar pada 4 Kantor Pelayanan Pajak di wilayah Jakarta Selatan.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan oleh penulis untuk
memperoleh data yang diperlukan berupa data primer, yang merupakan
sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak
melalui media perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan oleh
peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian yang dilakukan dengan metode
survey, menggunakan kuisioner yang disebarkan sendiri oleh penulis dengan
cara mendatangi langsung kantor-kantor pelayanan pajak yang berada di
wilayah Jakarta Selatan dengan objek atau responden para wajib pajak yang
sedang melakukan kewajiban perpajakannya pada 4 KKP di wilayah Jakarta
Selatan. Untuk mendukung penulisan skripsi ini, penulis juga melakukan studi
pustaka dengan mencari buku-buku, jurnal perpajakan, artikel-artikel dan
sumber-sumber serta bahan-bahan acuan dalam menganalisis masalah yang
dibahas dalam penulisan skripsi ini. Instrumen penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survey melalui
kuisioner yang digambarkan dalam skala Likert yang merupakan pengukuran
sikap yang menyatakan setuju atau ke-tidak setujuan terhadap subjek, objek
atau kejadian tertentu. Dalam skala Likert ini menggunakan lima angka
penilaian yaitu (Nur Indriantoro dkk., 2002)
Tabel 3.1
Skala Likert
Jawaban Keterangan Skor
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
TP Tidak Pasti 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: (Nur Indriantoro dkk., 2002)
D. Metode Analisis Data
1. Deskriptif Data
Skripsi ini disusun dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan pendekatan analisis regresi berganda (Multiple
Regresion Analysis), umumnya digunakan untuk menguji dua atau lebih
variabel independent (X) yaitu pengetahuan dasar, kemampuan numerik
dan sikap disiplin aparat pajak terhadap variabel dependen (Y) yaitu
efisiensi kerja aparat pajak.
2. Uji Kualitas Data
Uji kualitas data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pernyataan pada
kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuisioner tersebut (Imam Ghozali, 2005:45).
Kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid yakni jika
nilai r hitung sama dengan atau lebih besar dari r tabel pada taraf
signifikan 5%. Begitu juga sebaliknya, jika nilai r hitung lebih kecil
dari nilai r tabel maka data tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk menguji konsistensi
jawaban dari responden. Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat
hasil dari Cran bach alpha coefficient. Jika nilai Cran bach alpha
coefficient sama dengan atau lebih besar dari 0,6 maka instrument
penelitian tersebut dapat dikatakan reliable.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel dependen, variabel independent atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji
normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik (Imam Ghozali, 2005:110).
Menurut Singgih Santoso (2000:214) yang menjadi dasar
pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
b. Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu
pengamatan lain, jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika
variansnya berbeda disebut heterokedastisitas.
Untuk mendeteksi heterokedastisitas dapat melihat grafik
scatterplot. Deteksi adanya heterokedastisitas adalah dengan melihat
ada tidaknya pola pada grafik, dimana sumbu x adalah sumbu y yang
telah diprediksi dan sumbu y adalah residual (y prediksi-y
sesungguhnya) yang telah di studentized (Singgih Santoso, 2000:210)
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang diatur bergelombang, melebar kemudian menyempit,
maka telah terjadi heterokedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu y maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
c. Multikolinieritas
Bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi terjadi
korelasi antara variabel independent, jika terjadi korelasi maka terdapat
problem multikolinieritas. Model regrasi yang baik adalah tidak
terjadi korelasi diantara variabel independent, deteksi adanya
multikolinieritas digunakan besaran VIF (Variance Inflation Factor)
dan Tolerance.
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah
(Singgih Santoso, 2000:206):
1) Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1
2) Mempunyai angka tolerance mendekati 1
4. Uji Hipotesis
a. Uji statistik t (uji parsial)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel independent yang dimasukkan dalam model regresi secara
individual terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2005:84).
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independent secara individual terhadap variabel maka digunakan
tingkat signifikansi dengan syarat pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut :
1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil dari probabilitas 0,05 atau (sig
≤ 0,05) dan nilai t lebih besar dari nilai 2 atau (t ≥ 2), maka Ha
diterima dan Ho ditolak, artinya signifikan (variabel independent
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen).
2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari probabilitas 0,05 atau
(sig ≥ 0,05) dan nilai t lebih kecil dari nilai 2 atau (t ≤ 2), maka Ha
ditolak dan Ho diterima, artinya tidak signifikan (variabel
independent secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen).
b. Uji F Hitung.
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh seluruh
variabel independent yang dimasukkan dalam model regresi secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2005:84).
Untuk mengetahui apakah variabel independent secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan taraf signifikansi
sebesar 0,05 dengan syarat pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05
atau (sig ≤ 0,05) dan nilai F lebih besar dari nilai 4 atau (F ≥ 4),
maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya signifikan (variabel
independent secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen).
2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05
atau (sig ≥ 0,05) dan nilai F lebih lebih kecildari nilai 4 atau (F ≤
4), maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak signifikan
(variabel independent secara simultan tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen).
c. Uji R² (koefisien determinan)
Uji koefisien determinan digunakan untuk menentukan seberapa
besar variabel independent dapat menjelaskan variabel dependen.
Nilai koefisien determinan antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas (Imam Ghozali, 2005:83).
d. Analisis Regresi Berganda
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis
adalah metode regresi linier berganda, yaitu regresi yang digunakan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependen. Model ini digunakan penulis ingin
mengetahui tentang pengaruh variabel pengetahuan dasar perpajakan
(X1), kemampuan numerik (X2) dan sikap disiplin aparat pajak (X3)
terhadap efisiensi kerja aparat pajak (Y).
Adapun rumus persamaan regresi berganda secara statistik adalah
sebagai berikut :
Y = a + β1 X1 + β 2 X2 + β 3 X 3 + e
Keterangan:
Ŷ = Subyek dalam variabel yang diprediksikan.
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan).
β = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada variabel independent. Bila b (+) maka naik, dan
bila b (-) maka terjadi penurunan.
e = Galat (error terms)
X1 = Pengetahuan dasar.
X2 = Kemampuan numerik.
X3 = Sikap disiplin.
E. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
1. Variabel Independent
Variabel independent adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain, variabel independent dinamakan dengan
variabel yang diduga sebagai sebab dari variabel dependen, yaitu variabel
yang diduga sebagai akibat. Nur Indriantoro dkk.,(2002). Dalam penelitian
ini variabel independent terdiri dari, pengetahuan dasar, kemampuan
numerik, dan sikap disiplin.
a. Pengetahuan Dasar Perpajakan
Pengetahuan dasar perpajakan merupakan pengetahuan aparat
pajak mengenai dasar-dasar perpajakan meliputi, fungsi-fungsi pajak,
jeni-jenis pajak, asas-asas pemungutan pajak, hak dan kewajiban
aparat pajak dan manfaat dari perpajakan, serta memahami dan
menjalankan ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang
Perpajakan disertai dengan peraturan pelaksanaannya
Dengan pengetahuan perpajakan yang dimiliki, manusia (aparat
pajak) dapat memikirkan hal-hal yang baru, memanfaatkan sumber
daya, mengembangkan kebudayaan dan memberikan makna didalam
kehidupannya (Djazoeli Sadhani. 1999).
b. Kemampuan Numerik
Dari segi kemampuan (ability) manusia diciptakan tidak sama, ada
yang memiliki kemampuan tinggi, ada pula yang memiliki
kemampuan rendah, dan setiap manusia pasti mempunyai kekuatan
dan kelemahan pada satu atau beberapa bidang aktivitas.
Kemampuan numerik adalah suatu kemampuan untuk berhitung
dengan cepat dan tepat. Kemampuan dan bakat merupakan bagian dari
iteligensi. Kemampuan merupakan suatu daya untuk melakukan suatu
tindakan yang merupakan hasil dari pembawaan atau latihan
(Munandar.1992:17) dalam Djazoeli Sadhani (1999). Kemampuan
berfungsi menunjukkan bahwa seseorang dapat atau tidak dapat
melakukan suatu aktifitas.
c. Disiplin Kerja
Djojonegoro. (1995) dalam W. Saragih dkk. (1999) menyatakan
bahwa:
”Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta melalui suatu proses dan
serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban”
Jadi dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu sikap, perbuatan
untuk selalu mentaati tata tertib, dimana terdapat faktor yang sangat
penting dalam pengertian disiplin tersebut. Yaitu, waktu dan kegiatan
atau perbuatan.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel konsekuensi (consequent variabel)
pada penelitian ini adalah efisiensi kerja aparat pajak, dalam hal ini
efisiensi berkaitan dengan seberapa baik berbagai input dikombinasikan
satu sama lain atau bagaimana suatu atau semua pekerjaan dilaksanakan,
sehingga dapat diperoleh hasil atau output yang optimum, yang semuanya
itu diduga akan berjalan dengan efisien jika dari ketiga variabel
independent diatas saling berpengaruh antara variabel independent yaitu
variabel yang diduga sebagai sebab dengan variabel dependen yang diduga
sebagai akibat.
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Alat Indikator Likert
Pengetahuan
Dasar
Perpajakan
(X1)
1. Penguasaan
ilmu
perpajakan.
2. Pengalaman.
a. Dasar-dasar perpajakan.
b. Fungsi pajak.
c. Jenis-jenis pajak
d. Asas-asas pemungutan
pajak.
e. Undang-undang perpajakan tentang tata
cara perpajakan f. Lamanya masa kerja.
g. Tingkat kesulitan kerja.
Ordinal
Kemampuan Numerik (X2)
1. Inteligensi.
2. Bakat.
a. Mampu mengarahkan pikiran dan tindakan.
b. Mampu untuk mengubah arah dan tindakan.
c. Mampu untuk mengkritik
diri sendiri.
d. Mampu mengikuti
perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
e. Keterampilan berhitung
dengan tepat dan cepat.
f. Tingkat pendidikan.
Ordinal
Disiplin Kerja
(X3)
1. Kewajiban
aparat pajak.
2. Kepatuhan
aparat pajak.
3. Pelanggaran
dan sanksi.
a. Kartu Presensi atau
absensi.
b. Memberikan pelayanan
yang terbaik.
c. Mentaati ketentuan jam
kerja.
d. Penuh kesadaran dan pengabdian dalam.
melaksanakan tugas. e. Taat pada peraturan tidak
didasarkan adanya perasaan takut.
f. Komitmen dan loyal pada organisasi.
g. Taat peraturan perundang-
undangan.
Ordinal
h. Memiliki kesadaran dan
tanggung jawab penuh.
Efisiensi (Y)
Hemat dan cepat.
a. Perbandingan input dengan output yang
maksimal. b. Pekerjaan dilakukan
sesuai dengan proses
manejemen.
c. Pekerjaan dilakukan
sesuai dengan urutan
rencana.
d. Pekerjaan dilakukan
dengan teliti, seketika dan
tepat.
Ordinal
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrument angket atau
kuisioner yang disebar ke beberapa Kantor Pelayanan Pajak yang
berwilayah di Jakarta selatan. Peneliti membagikan kuisioner dengan cara
memberikan secara langsung kepada wajib pajak yang sedang melakukan
kegiatan perpajakannya di 4 Kantor Pelayanan Pajak Pratama, yaitu
diantaranya:
a. KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu Jl. TB Simatupang Kav. 39
b. KPP Pratama Jakarta Cilandak, Jl. TB Simatupang Kav. 32
c. KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama, Jl. Ciledug Raya No.65
d. KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Dua, Jl. Ciputat Raya No.2
Pondok Pinang
Penyebaran kuisioner dilakukan pada tanggal 19 agustus 2009 sampai
dengan 14 September 2009. Kuisioner yang disebarkan kepada wajib
pajak di 4 Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang direncanakan untuk
disebar sebanyak 80 kuisioner, sedangkan dari hasil penyebaran yang
peneliti lakukan hanya terkumpul 60 kuisioner yang dapat diolah atau
sebesar 75 % dari keseluruhan. Ringkasan penyebaran kuisioner dalam
penelitian ditunjukkan dalam table 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1
Data Penyebaran Kuisioner
Lokasi
Keterangan KPP Pratama
Kebayoran Lama
KPP
Pratama Ps.Minggu
KPP
Pratama Cilandak
KPP Pratama
Kebayoran Baru Dua
Kuisioner
direncanakan
untuk disebar
20 20 20 20
Kuisioner
terkumpul
20 15 16 9
Jumlah
kuisioner
terkumpul
60 kuisioner
Tingkat
Pengembalian 60 / 80 *100% = 75 %
Sumber : Data primer yang diolah
2. Deskripsi Data
Deskripsi data dalam penelitian ini adalah untuk menyajikan identitas
responden yaitu wajib pajak pada 4 KPP Pratama yang berada di wilayah
jakarta selatan.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
pada tabel 4.2 dibawah ini.
Tabel 4.2
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequensi Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Wanita
Pria
Total
23
37
60
38.3
61.7
100.0
38.3
61.7
100.0
38.3
100.0
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan data dari tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa
responden didominasi jenis kelamin pria sebesar 61,7% atau 37
responden dan sisanya berjenis kelamin wanita dengan 23 responden
atau 38,3%, hal ini dapat terlihat bahwa responden laki-laki lebih
banyak dibandingkan reponden pria.
b. Deskripsi responden berdasarkan usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel
4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3
Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequensi Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid ≥ 40 tahun
30 s/d 40 tahun
≤ 30 tahun
Total
8
19
33
60
13.3
31.7
55.0
100.0
13.3
31.7
55.0
100.0
13.3
45.0
100.0
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dari segi usia dapat diidentifikasi
bahwa responden terbayak adalah responden usia produktif dibawah
30 tahun 33 responden atau 55% responden, usia 30 sampai 40 tahun
19 responden atau 31,7% dan responden dengan usia diatas 40 tahun 8
responden atau 13,3%.
c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat
dilihat pada tabel frekuensi dibawah ini.
Tabel 4.4
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequensi Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid SMA
D3
S1
Total
15
19
26
60
25.0
32.0
43.0
100.0
25.0
32.0
43.0
100.0
25.0
57.0
100.0
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terakhir
responden paling banyak adalah strata 1 (S1) dengan 26 responden
atau sebesar 43% dari jumlah keseluruhan responden, tingkat
pendidikan terakhir akademik 19 responden atau atau 32% sedangkan
tingkat sekolah menengah atas sebanyak 15 responden atau sebesar
25%.
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas dari instrument penelitian dilakukan dengan teknik
pearson correlation dengan menghitung angka pada kolom corrected
item-total correlation atau r hitung dari nilai jawaban responden untuk
tiap butir pernyataan, kemudian dibandingkan dengan angka pada table
r product moment atau r tabel. Setiap butir pernyataan dikatakan valid
bila r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel. Pada penelitian ini,
nilai r product moment atau r tabel dengan taraf signifikansi 5%
memiliki nilai r tabel sebesar 0.254 (Sugiyono, 2005:288). Hasil uji
validitas dari variabel pengetahuan dasar perpajakan (X1), kemampuan
Numerik (X2), sikap disiplin (X3) dan efisiensi kerja (Y) ditunjukkan
oleh tebel berikut dibawah ini.
Tabel 4.5
Hasil uji Validitas Pengetahuan Dasar Perpajakan (Variabel X1)
Variabel R
Hitung
R
Tabel Kesimpulan
Pengetahuan Dasar Perpajakan 1 0,372 0,254 Valid
Pengetahuan Dasar Perpajakan 2 0,697 0,254 Valid
Pengetahuan Dasar Perpajakan 3 0,524 0,254 Valid
Pengetahuan Dasar Perpajakan 4 0,555 0,254 Valid
Pengetahuan Dasar Perpajakan 5 0,572 0,254 Valid
Pengetahuan Dasar Perpajakan 6 0,290 0,254 Valid
Pengetahuan Dasar Perpajakan 7 0,260 0,254 Valid
Pengetahuan Dasar Perpajakan 8 0,446 0,254 Valid
Pengetahuan Dasar Perpajakan 9 0,659 0,254 Valid
Pengetahuan Dasar Perpajakan 10 0,464 0,254 Valid Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Kemampuan Numerik ( Variabel X2 )
Variabel R Hitung R Tabel Kesimpulan
Kemampuan Numerik 1 0,422 0,254 Valid
Kemampuan Numerik 2 0,353 0,254 Valid
Kemampuan Numerik 3 0,430 0,254 Valid
Kemampuan Numerik 4 0,299 0,254 Valid
Kemampuan Numerik 5 0,393 0,254 Valid
Kemampuan Numerik 6 0,303 0,254 Valid
Kemampuan Numerik 7 0,311 0,254 Valid
Kemampuan Numerik 8 0,272 0,254 Valid
Kemampuan Numerik 9 0,401 0,254 Valid Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Sikap Disiplin Kerja ( Variabel X3)
Variabel R Hitung R Tabel Kesimpulan
Sikap Disiplin 1 0,510 0,254 Valid
Sikap Disiplin 2 0,472 0,254 Valid
Sikap Disiplin 3 0,493 0,254 Valid
Sikap Disiplin 4 0,600 0,254 Valid
Sikap Disiplin 5 0,621 0,254 Valid
Sikap Disiplin 6 0,612 0,254 Valid
Sikap Disiplin 7 0,558 0,254 Valid
Sikap Disiplin 8 0,637 0,254 Valid
Sikap Disiplin 9 0,626 0,254 Valid
Sikap Disiplin 10 0,417 0,254 Valid Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Efisiensi Kerja ( Variabel Y )
Variabel R Hitung R Tabel Kesimpulan
Efisiensi Kerja 1 0,283 0,254 Valid
Efisiensi Kerja 2 0,502 0,254 Valid
Efisiensi Kerja 3 0,367 0,254 Valid
Efisiensi Kerja 4 0,526 0,254 Valid
Efisiensi Kerja 5 0,542 0,254 Valid
Efisiensi Kerja 6 0,561 0,254 Valid
Efisiensi Kerja 7 0,595 0,254 Valid
Efisiensi Kerja 8 0,510 0,254 Valid
Efisiensi Kerja 9 0,337 0,254 Valid
Efisiensi Kerja 10 0,411 0,254 Valid
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel-tabel hasil uji validitas diatas menunjukkan
bahwa pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam variabel
pengetahuan dasar perpajakan (X1), kemampuan numerik (X1), sikap
disiplin kerja (X3) dan efisiensi kerja (Y) dinyatakan valid secara
keseluruhan, karena dari setiap butir pernyataan memiliki nilai r hitung
lebih besar dari r tabel atau (r hitung ≥ 0.254)
b. Hasil Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut apabila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Reliabilitas suatu konstruk variabel
dikatakan baik jika memiliki cronbach alpha > 0,60
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel
Croanbach's
Alpha
N of
Item Kesimpulan
1 Pengetahuan dasar
perpajakan (X1) 0,793 10 Reliabel
2 Kemampuan
numerik (X2) 0,667 9 Reliabel
3 Sikap disiplin (X3) 0,848 10 Reliabel
4 Efisiensi kerja (Y) 0,782 10 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas menunjukkan bahwa
instrumen untuk setiap variabel penelitian adalah reliable, karena nilai
croanbach’s alpha mempunyai nilai diatas 0.60 atau (croanbach’s
alpha ≥ 0.06). Variabel pengetahuan dasar memiliki nilai a hitung
0.793 ≥ 0.60, variabel kemampuan numerik memiliki nilai a hitung
0.667 ≥ 0.60, variabel sikap disiplin memiliki nilai a hitung 0.848 ≥
0.60 dan variabel efisiensi kerja memiliki nilai a hitung 0.782 ≥ 0.60.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji variabel
independent yaitu pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan
numerik, sikap disiplin kerja dan variabel dependen yaitu efisiensi
kerja dalam sebuah model regresi berdistribusi normal atau tidak.
Dalam penelitian ini, normalitas data ditentukan dengan normal P-P
Plot.
Hasil uji normalitas data menggunakan program SPSS 12 dan
hasilnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.1
Uji Normalitas P-Plot
Gambar diatas memperlihatkan hasil dari uji normalitas dengan
menggunakan normality probability plot bahwa distribusi dari titik-
titik data variabel penelitian menyebar disekitar garis diagonal. Jadi
data pada keseluruhan variabel dapat dikatakan berdistribusi normal
atau sudah memenuhi asumsi normalitas.
b. Hasil Uji Heterokedastisitas
Hasil uji heterokedastisitas digambarkan pada grafik scatterplot
untuk menguji variabel independent yaitu pengetahuan dasar
perpajakan, kemampuan numerik, sikap disiplin kerja dan variabel
dependen yaitu efisiensi kerja.
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Expec ted Cum Pr o b
Dependen Variable: Efisiensi Kerja
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Observed Cum Prob
Gambar 4.2
Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan grafik scatterplot menunjukkan bahwa titik data
menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola, baik diatas
maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi berganda, sehingga penelitian ini
memenuhi asumsi homokedastisitas.
c. Hasil Uji Multikolinieritas
Deteksi terhadap ada atau tidaknya multikolinieritas dalam sebuah
model regresi berganda dapat dilihat dari variance inflation factor
(VIF) dan tolerance (TOL). Pada tabel 4.10 dibawah ini.
-3 -2 -1 0 1 2
-4
-2
0
2
4
Regr ess io n St ude nt ized Resid ual
Dependen Variable: Efisiensi Kerja
Scatterplot
Regression Standardized Predicted Value
Tabel 4.10
Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Pengetahuan Dasar Perpajakan ,598 1,671
Kemampuan Numerik ,619 1,616
Sikap Disiplin ,524 1,908
a Dependen Variable: Efisiensi Kerja Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa nilai tolerance mendekati
angka 1 dan nilai varian inflation factor disekitar angka 1, dengan
demikian dapat disimpulkan hasil tersebut mengindikasikan tidak
terdapat gejala multikolinieritas terhadap variabel penelitian. Sehingga
model regresi berganda dapat digunakan dalam penelitian.
3. Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Statistik t (uji parsial)
Untuk mengetahui pengaruh variabel independent secara parsial
terhadap variabel dependen dapat dilihat dari nilai t dan p value (sig)
yang dapat dideteksi dari output SPSS pada tabel coefficients. Dasar
pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis tiap
variabel independent adalah sebagai berikut :
1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05
atau (sig ≤ 0,05) dan nilai t lebih besar dari nilai 2 atau (t ≥ 2) maka
Ha diterima dan Ho ditolak, artinya signifikan (variabel
independent secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen).
2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05
atau (sig ≥ 0,05) dan nilai t lebih kecil dari 2 atau (t ≤ 2) , maka Ha
ditolak dan Ho diterima, artinya tidak signifikan (variabel
independent tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen).
Tabel 4.11
Hasil Uji t (Coeffisienª)
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B
Std.
Error Beta t Sig 1 (Constant) 4,668 5,248 ,890 ,378 Pengetahuan
Dasar
Perpajakan
,282 ,136 ,252 2,068 ,043
Kemampuan
Numerik ,099 ,152 ,078 ,653 ,517
Sikap Disiplin ,450 ,123 ,476 3,660 ,001
a. Dependen Variabel Audit Sampling
Sumber : Data primer yang diolah
Hipotesis dari hasil analisis SPSS 12 untuk variabel pengetahuan
dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin kerja
dijabarkan sebagai berikut :
1) Pengetahuan dasar perpajakan berpengaruh terhadap efisiensi kerja
Hipotesis yang diuji untuk variabel pengetahuan dasar
perpajakan (X1) dirumuskan sebagai berikut :
Ho1: Pengetahuan dasar perpajakan tidak berpengaruh signifikan
terhadap efisiensi kerja.
Ha1: Pengetahuan dasar perpajakan berpengaruh signifikan
terhadap efisiensi kerja.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.11 dapat diketahui
bahwa variabel pengetahuan dasar perpajakan memiliki nilai t
sebesar 2,068 dengan nilai probabilitas sig 0,043, ini berarti nilai t
lebih besar dari 2 atau (t ≥ 2) dan nilai probabilitas sig lebih kecil
dari 0,05 (0,043 ≤ 0,05). Artinya, terdapat pengaruh yang
signifikan antara pengetahuan dasar perpajakan terhadap efisiensi
kerja sebesar 0,252 atau 25,2%.
Hasil penelitian ini adalah konsisten dengan penelitian Djazoeli
Sadhani (1998) yang menyatakan bahwa pegetahuan dasar
perpajakan mempuyai hubungan yang positif dengan efisiensi
kerja. Semakin tinggi pengetahuan dasar perpajakan yang dikuasai
oleh aparat pajak maka akan semakin tinggi efisiensi kerjanya.
Demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat pengetahuan
dasar perpajakan maka hal tersebut akan mempengaruhi efisiensi
kerjanya.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dengan
pengetahuan manusia mampu menguasai dan mempengaruhi
perilaku. (Gordon. 1991:413) dalam Djazoeli Sadlani (1999).
Pengetahuan merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh
aparat pajak. Setiap aparat pajak dituntut untuk memiliki
pengetahuan, dengan pengetahuan diharapkan aparat pajak mampu
memahami dasar-dasar perpajakan meliputi, fungsi-fungsi pajak,
jenis-jenis pajak, asas-asas pemungutan pajak, hak dan kewajiban
aparat pajak serta manfaat dari perpajakan dan menjalankan
ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang Perpajakan disertai
dengan peraturan pelaksanaannya.
2) Kemampuan numerik berpengaruh signifikan terhadap efisiensi
kerja
Hipotesis yang diuji pada pada variabel kemampuan numerik
(X2) dirumuskan sebagai berikut :
Ho2: Kemampuan numerik tidak berpengaruh signifikan terhadap
efisiensi kerja
Ha2: Kemampuan numerik berpengaruh signifikan terhadap
efisiensi kerja
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.11, dapat diidentifikasi
bahwa variabel kemampuan numerik memiliki nilai t sebesar 0.653
dengan nilai probabilitas sig 0,517. Hal ini berarti bahwa, nilai t
lebih kecil dari 2 atau (t ≤ 2) dan nilai probabilitas sig lebih dari
nilai probabilitas 0,05 atau (0,517 ≥ 0,05). Maka, tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara kemampuan numerik terhadap
efisiensi kerja. Temuan ini bertolak belakang dari hipotesis yang
diajukan. Oleh karena itu pengujian ini tidak berhasil membuktikan
hipotesis 2.
Hal ini membawa implikasi pada profesi aparat pajak.
Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner dan wawancara yang
peneliti lakukan, umumnya wajib pajak berpendapat dalam setiap
pekerjaan yang dilakukan oleh aparat pajak sudah terprogram
secara komputerisasi untuk mempercepat pekerjaan yang
dilakukan, dengan demikian tinggi atau rendahnya tingkat
kemampuan numerik yang dimiliki aparat pajak tidak mudah
diketahui. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
Djazoeli Sadhani (1998), yang menyatakan bahwa kemampuan
numerik memiliki hubungan positif dengan efisiensi kerja dan
semakin tinggi tingkat kemampuan numerik, semakin tinggi pula
tingkat efisiensi.
3) Sikap disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja
Hipotesis ysng diuji untuk variabel sikap disiplin (X3)
dirumuskan sebagai berikut:
Ho3: Sikap disiplin kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap
efisiensi kerja
Ha3: Sikap disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap
efisiensi kerja
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.11 dapat diidentifikasi
bahwa variabel sikap disiplin memiliki t tabel sebesar 3.660
dengan nilai probabilitas sig 0,001. Hal ini berarti menunjukkan
nilai t tabel lebih besar dari 2 atau (t ≥ 2) dan nilai probabilitas sig
lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau (0,001 ≤ 0,05). Maka
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independent
sikap disiplin dengan variabel dependen efisiensi kerja sebesar
0,476 atau 47,6%. Dan hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian Ahmad (2003), yang menyatakan bahwa disiplin
berpengaruh signifikan terhadap efektifitas pelayanan dan
penelitian yang dilakukan oleh W.Saragih (1999), yang
menyatakan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap
efektifitas pelayanan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dengan sikap
disiplin dalam kerja adalah merupakan kehendak dan kesediaan
karyawan untuk memenuhi dan mentaati segala peraturan dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis. Disiplin kerja yang dimaksud tidak akan terbentuk
dengan sendirinya tanpa disertai upaya yang dilakukan oleh
perusahaan atau pemimpin (Triawulansari. 2008).
b. Hasil Uji statistik F (uji simultan)
Pengujian adanya pengaruh variabel independent secara simultan
terhadap variabel dependen dilakukan dengan melihat nilai F yang
dapat dideteksi dari output SPSS pada tabel ANOVA. Dasar
pengambilan keputusan uji simultan antara variabel X1, X2 dan X3
terhadap variabel Y adalah sebagai berikut :
1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05
atau (sig ≤ 0,05) dan nilai F lebih besar dari 4 atau (F ≥ 4) maka
Ha diterima dan Ho ditolak, artinya signifikan (variabel
independent secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen).
2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05
atau (sig ≥ 0,05) dan nilai F lebih kecil dari 4 atau (F ≤ 4) maka Ha
ditolak dan Ho diterima, artinya tidak signifikan (variabel
independent secara simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen)
Tabel 4.12
Hasil Uji F (ANOVA)
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 556,545 3 185,515 18,997 ,000(a)
Residual 546,855 56 9,765
Total 1103,400 59 a Predictors: (Constant), Pengetahuan Dasar Perpajakan, Kemampuan
Numerik dan Sikap Disiplin
b Dependen Variable: Efisiensi Kerja
Sumber : Data primer yang diolah
Hipotesis yang akan diuji untuk variabel Pengetahuan dasar
perpajakan (X1), kemampuan numerik (X2) dan sikap disiplin (X3)
dirumuskan sebagai berikut
Ho4: Pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap
disiplin kerja aparat pajak secara bersama-sama tidak
berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja aparat pajak
Ha4: Pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap
disiplin kerja aparat pajak secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terdapap efisiensi kerja aparat pajak
Berdasarkan tabel 4.12 terlihat nilai F adalah 18,997 dengan
probabilitas 0,000, karena nilai probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari
0,05 dan nilai F 18,997 lebih besar dari 4, maka model regresi bisa
dipakai untuk memprediksi efisiensi kerja. Atau bisa dikatakan
pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin
kerja aparat pajak secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap efisiensi kerja aparat pajak.
c. Hasil Uji R² (koefisien determinasi)
Tabel 4.13
Uji R² (Model Summary)
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error
of the Estimate
1 ,710(a) ,504 ,478 3,125 a Predictors: (Constant), Pengetahuan Dasar Perpajakan, Kemampuan
Numerik dan Sikap Disiplin
Sumber : Data primer yang diolah
Nilai koefisien determinan (R square) pada tabel model summary
sebesar 0.504 dan nilai koefisien determinan yang sudah disesuaikan
(adjusted R square) sebesar 0.478. Untuk jumlah variabel independent
lebih dari dua, lebih baik digunakan adjusted R square. Singgih
Santoso (2000:167). adjusted R square dalam tabel 4.13 menunjukkan
nilai sebesar 0.478, jika disajikan dalam bentuk presentase sebesar
47,8%. Angka ini mempunyai maksud bahwa variabel pengetahuan
dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin secara
bersama-sama dapat menjelaskan 47,8% terhadap variabel efisiensi
kerja dan sisanya 52,2% (100% - 47,8%) dipengaruhi oleh variabel
lain dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini.
Standard error of estimate adalah sebesar 3,125, semakin kecil
standard error of estimate maka akan membuat model regresi semakin
tepat dalam memprediksi variabel dependen, namun dikarenakan nilai
hasil uji secara simultan sebesar 47,8% maka hal itu dirasa kurang,
sebab pada analisis sebelumnya diperoleh hasil pengetahuan dasar
perpajakan memiliki pengaruh sebesar 25,2% dan sikap disiplin
memiliki pengaruh sebesar 47,6% terhadap efisiensi kerja, sedangkan
pada pengujian kemampuan numerik, variabel tersebut tidak memiliki
pengaruh terhadap efisiensi kerja.
Hal tersebut yang menyebabkan pengolahan data secara simultan
hanya menunjukkan angka 47,8%. Jika pengujian kemampuan
numerik memiliki pengaruh terhadap efisiensi kerja, maka dapat
dipastikan analisis secara simultan bisa menunjukkan hasil yang lebih
baik.
d. Analisis regresi berganda
Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-masing variabel
independent terhadap variabel dependen dapat dilihat pada tabel 4.14
berikut ini :
Tabel 4.14
Coefficientsª
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B
Std.
Error Beta t Sig 1 (Constant) 4.668 5.248 .890 .378 Pengetahuan
Dasar
Perpajakan .282 .136 .252 2.068 .043 Kemampuan
Numerik .099 .152 .078 .653 .517 Sikap
Disiplin .450 .123 .476 3.660 .001
Hasil analisis dari tabel 4.14 diatas memperlihatkan bahwa nilai
constant 4,668, pengetahuan dasar perpajakan 0,282, kemampuan
numerik 0,099 dan sikap disiplin 0,450 sehingga berdasarkan analisis
regresi berganda diperoleh persamaan sebagai berikut :
Y = 4,668 + 0,282X1 + 0,099X2 + 0,450X3
1) Konstansta sebesar 4,668 menyatakan bahwa jika tidak ada
variabel pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan
sikap disiplin kerja aparat pajak efisiensi kerja adalah 4.668
2) Koefisien regresi 0,282 menyatakan bahwa setiap penambahan
sejumlah pengetahuan dasar perpajakan akan meningkatkan
efisiensi kerja sebesar 0,282.
3) Koefisien regresi 0,450 menyatakan bahwa setiap penambahan
sejumlah sikap disiplin kerja akan meningkatkan efisiensi kerja
sebesar 0,450.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Hasil uji t menunjukkan variabel pengetahuan dasar perpajakan aparat
pajak (X1) berpengaruh signifikan terhadap variabel efisiensi kerja aparat
pajak (Y)
2. Hasil uji t menunjukkan variabel kemampuan numerik aparat pajak (X2)
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel efisiensi kerja aparat pajak
(Y).
3. Hasil uji t menunjukkan variabel sikap disiplin kerja aparat pajak (X3)
berpengaruh signifikan terhadap variabel efisiensi kerja aparat pajak (Y)
4. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel pengetahuan dasar perpajakan
(X1), kemampuan numerik (X2) dan sikap disiplin kerja aparat pajak (X3)
berpengaruh secara simultan terhadap variabel efisiensi kerja aparat pajak.
B. Implikasi
Penelitian ini memiliki implikasi terhadap berbagai pihak yang terkait
dengan bidang perpajakan, terutama aparat pajak dengan beberapa faktor atau
variabel berikut:
1. Variabel pengetahuan dasar perpajakan aparat pajak yang secara signifikan
berpengaruh terhadap efisiensi kerja aparat pajak. Hasil penelitian ini
menjelaskan pengaruh pengetahuan dasar perpajakan aparat pajak dapat
berdampak pada tingkat kemampuan serta kreativitas aparat pajak. Oleh
karena itu diharapkan aparat pajak untuk lebih meningkatkan pemahaman,
pengetahuan dan wawasan khususnya yang berkaitan dengan perpajakan
dan selalu mengikuti perkembangan dari setiap ketentuan Undang-undang
Perpajakan dan mampu menginterprestasikan pengetahuan dan wawasan
yang dimiliki sehingga mencapai hasil yang terbaik sebagai bentuk dari
efisiensi kerja yaitu tercapainya kepuasan wajib pajak atas pelayanan kerja
aparat pajak.
2. Variabel kemampuan numerik yang meliputi kemampuan berhitung aparat
pajak dengan cepat dan tepat baik secara manual maupun secara
komputerisasi. Berdasarkan hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan numerik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
efisiensi kerja aparat pajak, hal ini akan berdampak negatif terhadap
efisiensi kerja aparat pajak, karena dengan rendahnya tinggkat kemampuan
numerik aparat pajak dapat mengurangi efisiensi kerja, oleh karena itu
perlu adanya suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan numerik aparat pajak, salah satu diantanya melalui intervensi
pendidikan dan latihan, selain itu pemberian latihan kepada aparat pajak
dengan teknik pemeriksaan berbasis komputer khsusnya untuk aparat
pajak senior juga diperlukan, guna membentuk suatu aparat yang
berkualitas dengan memiliki kemampuan numerik yang tinggi sehingga
memiliki sensitivitas dan kapasitas untuk melihat dengan cerdas
permasalahan logika matematik serta mempunyai kemampuan untuk
menyelesaikan suatu permasalahan perpajakan.
3. Berdasarkan hasil temuan penelitian ini, menunjukkan bahwa variabel
sikap disiplin kerja aparat pajak secara siginifikan berpengaruh terhadap
efisiensi kerja aparat pajak, dan salah satu elemen penting untuk
meningkatkan sikap disiplin kerja aparat pajak adalah dengan
meningkatkan tingkat kesadaran, tingkat kepatuhan dan ketaatan terhadap
ketentuan Undang-undang Perpapajakan dalam diri aparat pajak itu sendiri
dengan demikian akan mampu mewujudkan suatu aparat pajak yang
beretika, jujur dan konsekuen dalam penegakan hukum serta mewujudkan
aparat pajak yang prima dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak
dan semua itu akan berdampak positif terhadap respon wajib pajak dan
meningkatkan kepatuhan sukarela (voluntary tax compliance) wajib pajak
selama melakukan kewajiban perpajakannya.
C. Saran
Berdasarkan kelemahan yang ada dalam penelitian ini, maka dapat
dikemukakan beberapa saran diantaranya :
1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah variabel-variabel
berpengaruh terhadap efisiensi kerja diantaranya kemampuan intelektual
aparat pajak, profesionalisme kerja aparat pajak dan efektivitas
2. Masih berkaitan dengan keterangan dari hasil penelitian sebelumnya,
diharapkan peneliti selanjutnya dapat menyajikan hasil penelitian yang
lebih berkualitas dengan memilih objek penelitian dengan responden yang
lebih berpengalaman dibidang perpajakan dan dapat melakukan penelitian
di propinsi lain, sehingga nanti hasilnya bisa digeneralisasikan untuk
lingkup yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Assyari. ”Definisi dan Jenis-jenis Pengetahuan”, Artikel ini diakses dari http://referensiassyariabdullah.blogspot.com Pada tanggal 21
April 2008.
Achmad ”Pengaruh Kemampuan Pegawai dan Disiplin Kerja Terhadap
Efektiftas Pelayanan”, Publik & Bisnis, Vol 1, Nomor 1, 2003.
Aviantara, Aris. ”Pengertian-Pengertian Dalam Ketentuan Umum
Perpajakan”, Artikel ini diakses dari http://www.konsultan-pajak.co.cc
Pada tanggal 11 Januari 2009.
Ghozali, Imam, ”Aplikasi Analsis Multivariate dengan Program SPSS”,
Penerbit Badan Universitas Diponogoro, Semarang, 2005
Gie, Liang. “Filsafat Administrasi”, Artikel ini diakses dari
http://arfanhy.blogspot.com. Pada tanggal 31 januari 2008.
Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, Cetakan 1, FEIS UIN Press, Jakarta, 2007.
Helmi, Avin Fadilla. ”Disiplin Kerja ”, Buletin Psikologi, Tahun IV, Nomor 2, Desember 1996
Indriantoro, Nur dan Bambang Supono. ”Metodologi Penelitian Bisnis” Edisi
Pertama, Yogyaka 2000.
Lestari, Eka. ”Sistem Informasi Perpajakan dan Lama Masa Kerja Sebagai
Pemeriksa Pajak Terhadap Kemampuan Pemeriksaan Pajak”, Skripsi,
FEIS UIN, Jakarta, 2008.
Mardiasmo. “Perpajakan”, Edisi Revisi 2008, Yogyakarta, 2008.
Meliono, Irmayanti. ” MPKT Modul 1”, Lembaga Penerbitan FEUI, Jakarta
2007.
Nurhidayani, Siti. “Analisis Perbedaan Efisiensi Perusahaan Properti Di BEI
Sebelum dan Sesudah Berlakunya Undang-undang Perpajakan 2000”. Skripsi, FEIS UIN, Jakarta, 2008
Prayitno, Dwi. “Mandiri Belajar SPSS”, Cetakan Pertama, Mediakom, Yogyakarta 2008
Robbin, Stephen P dan Judge, Timothy A. “Perilaku Organisasi”, Edisi 12,
Salemba Empat, Jakarta 2008.
Shadhani, Djazoeli. ”Pengetahuan Dasar, Kemampuan Numerik dan Efisiensi
Kerja”, Jurnal Kipas, Vol: 1, Nomor 8, Mei 1999.
Suandy, Erly. ”Hukum Pajak”, Edisi Ketiga dan Kedua,Jakarta, Salemba
Empat, 2005.
Sugiono. ”Statistik Untuk Penelitian”, Cetakan Kedelapan, Bandung, Mei 2005
Toruan, Rayendra .L. ”Modernisasi dan Reformasi Perpajakan”, Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2008.
Triwulansari. ”Analisis Kontribusi Pengawasan Terhadap Peningkatan
Disiplin Kerja Karyawan”, Artikel ini diakses dari
http://my.idebagus.com Pada tanggal 5 Juli 2008.
Waluyo. ”Perpajakan Indonesia”, Buku Satu dan Buku Dua, Salemba Empat,
Jakarta, 2006.
W. Saragih, H. Mokoginta, JH. Goni, J. Loilewen. ”Faktor-faktor
Profesionalisme Disiplin dan Efisiensi Aparat Pajak serta Efektifitas
Pencapaian Target PBB”, Jurnal Kipas, Vol: 2 , Nomor 14, November 1999.
Pertiwi, Selti Waway. “Pengaruh Kemampuan Terhadap Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil”, Artikel ini diakses dari http://mmfe.unila.ac.id.
Pada tanggal 15 Januari 2009.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 “Perubahan
Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan”, Tax Centre FISIP Universitas Indonesia&PT.Integral Data Prima. 2007.
Lampiran 1
KUISIONER PENELITIAN
Pengaruh Pengetahuan Dasar Perpajakan,
Kemampuan Numerik dan Sikap Disiplin Aparat Pajak
Terhadap Efisiensi Kerja Aparat Pajak
Disusun Oleh :
AHMAD SYAFI’I HAZAMI
204082002298
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1430 H/2009 M
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
JURUSAN AKUNTANSI
Pengantar
“Pengaruh Pengetahuan Dasar Perpajakan, Kemampuan Numerik dan
Sikap Disiplin Aparat Pajak Terhadap Efisiensi Kerja Aparat Pajak”
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin
aparat pajak terhadap efisiensi kerja aparat pajak. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat menjadi informasi bagi instansi yang terkait dalam memahami
aspek penting yang menentukan efisiensi kerja yang baik. Penulis melakukan
penelitian ini untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk
membantu penulis dalam pengisian kuisioner ini. Kualitas penelitian ini
tergantung dari partisipasi Bapak/Ibu/Saudara dalam pengisian kuisioner. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan jawaban yang sejujurnya dari
Bapak/Ibu/Saudara. Selebihnya penulis mengucapkan banyak terima kasih atas
kesediaan yang telah Bapak/Ibu/Saudara luangkan guna pengisian kuisioner ini.
Jakarta, /Agustus/2009
Ahmad Syafi’I Hazami NIM: 204082002298
Cara Pengisian Kuisioner
Saudara cukup memberi tanda (X)/(√ ) pada pilihan jawaban yang tersedia
pada setiap pertanyaan sesuai dengan pendapat saudara. Setiap pertanyaan hanya
mengharapkan satu jawaban dan bila memilih jawaban “lain-lain” maka
diharapkan untuk memberikan keterangan lebih lanjut. Setiap angka akan
mewakili tingkat kesesuaian dengan pendapat saudara. Untuk pertanyaan yang
tidak ada angka pilihannya, saudara diminta untuk menjawab pertanyaan sesuai
dengan kondisi yang dialami pada pekerjaan saat ini.
Hormat Saya,
Ahmad Syafi’I Hazami
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden :……………………….
Umur Responden :……………………….
Jenis Kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita
Jenjang Pendidikan : ( ) SMA ( ) D1 ( ) S1 ( ) S2 ( ) S3
Pekerjaan : ( ) PNS ( ) Pegawai Swasta ( ) Buruh ( ) Lain-lain
Keterangan:
1. STS = Sangat Tidak Setuju
2. TS = Tidak Setuju 3. TP = Tidak Pasti
4. S = Setuju 5. SS = Sangat Setuju
DAfTAR PERTANYAAN
Variable independent pengetahuan dasar perpajakan.
No
Pertanyaan STS TS TP S SS
1 Pengetahuan dasar-dasar perpajakan
wajib dimiliki oleh seluruh aparat pajak.
2
Pengetahuan dasar-dasar perpajakan
merupakan modal utama yang harus
dimiliki oleh aparat pajak.
3
Aparat pajak harus mampu mengerti dan
memahami tujuan dari fungsi-fungsi
pajak.
4 Aparat pajak harus mampu membedakan
tiap jenis-jenis pajak.
5
Aparat pajak harus mengerti dan dapat
mempraktikan asas-asas dari
pemungutan pajak.
6
Aparat pajak harus memahami Undang-
undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
7
Lamanya masa kerja aparat pajak
membuatnya semakin berpengalaman
dan menambah pengetahuan dibidang perpajakan.
8
Dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki aparat pajak, sangat
membantu wajib pajak jika mengalami kesulitan dalam tata cara perpajakan.
9
Semakin banyak pengetahuan dasar
perpajakan yang dimiliki aparat pajak,
memudahkan dalam melaksanakan
pekerjaannya.
10
Dengan bekal pengetahuan dan
pengalaman dibidang perpajakan, aparat
pajak dapat bekerja dengan efisien dan
efektif.
Variabel independent kemampuan numerik.
a. Bakat
No.
Pertanyaan STS TS TP S SS
1
Menurut saya, aparat pajak harus
memiliki kemampuan berhitung dengan
cepat.
2
Menurut saya, aparat pajak harus
memiliki kemampuan berhitung dengan
tepat.
3
Dengan kemampuan numerik (berhitung dengan cepat dan tepat) yang dimiliki
oleh aparat pajak, sangat membantu anda sebagai wajib pajak dalam
melakukan self assesment system.
4
Kemampuan numerik yang dimiliki
aparat pajak, dikarenakan terlatih dan selalu berhubungan dengan angka-
angka.
5
Dalam proses hitung-menghitung, aparat
pajak harus mampu melakukannya
secara komputerisasi.
6
Kemampuan numerik yang dimiliki
aparat pajak, ditentukan oleh tingkat
pendidikan yang dimiliki aparat pajak.
b. Inteligensi
No.
Pertanyaan STS TS TP S SS
7
Aparat pajak harus mampu mengubah arah pemikiran dan tindakan apabila
melakukan penyimpangan prosedur dalam pemungutan pajak
8
Aparat pajak harus siap dikritik atau mengkritik diri sendiri jika terbukti
melakukan kesalahan.
9
Aparat pajak mampu mengarahkan
pikiran dan tindakan secara efisien dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.
10
Menurut saya, aparat pajak harus
mampu mengikuti perkembangan IPTEK
Variabel independent disiplin kerja
No.
Pertanyaan STS TS TP S SS
1 Aparat pajak harus selalu melakukan absent tepat pada waktunya.
2
Dalam setiap melakukan pembayaran pajak, aparat pajak selalu memberikan
pelayan yang terbaik kepada anda sebagai wajib pajak.
3
Aparat pajak harus mematuhi ketentuan jam kerja dan tidak menyalahgunakan
jam kerja untuk kepentingan diluar
pekerjaan.
4
Aparat pajak harus memiliki kesadaran
bahwa memberikan pelayanan terbaik
untuk wajib pajak adalah tujuannya
5
Menurut saya, aparat pajak harus
menjungjung tinggi komitmen
terhadap Kantor Pelayanan Pajak.
6
Menurut saya aparat pajak harus memiliki loyalitas yang tinggi terhadap
Kantor Pelayanan Pajak.
7
Aparat pajak harus mematuhi peraturan
mengenai kode etik pegawai yaitu
Undang-undang No.28 Tahun 2007
pasal 36B ayat (2).yaitu Kewajiban dan
larangan bagi pegawai.
8
Menurut saya, aparat pajak harus
mematuhi setiap peraturan dengan
kesungguhan hati, tanpa adanya
paksaan.
9
Menurut saya, aparat pajak harus
mematuhi semua peraturan, bukan
karena ada perasaan takut akan sanksi.
10
Menurut saya, sikap disiplin kerja dan
sikap tanggung jawab aparat pajak,
terbentuk dari hasil proses belajar, keluarga dan masyarakat
Variabel dependen efisiensi kerja
No.
Pertanyaan STS TS TP S SS
1
Menurut saya, dengan pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik
dan sikap disiplin aparat pajak, akan
menghasilkan efisiensi kerja yang baik.
2
Menurut saya, dalam melaksanakan
setiap pekerjaannya, aparat pajak harus
membuat konsep kerja dengan
menerapkan proses manajemen.
3
Menurut saya, setiap pekerjaan yang
dilakukan aparat pajak harus
berdasarkan urutan perencanaan kerja
yang telah dibuat.
4 Menurut saya, setiap aparat pajak harus
bekerja dengan penuh ketelitian.
5
Setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh
aparat pajak, harus dilakukan dengan
seketika tidak membuang-buang waktu.
6
Menurut saya, setiap pekerjaan yang
dikerjakan oleh aparat pajak harus
dikerjakan dengan tepat.dan akurat.
7
Menurut saya, setiap pekerjaan yang
dikerjakan oleh aparat pajak, harus
dilakukan dengan cermat dan hemat.
8
Suatu kegiatan aparat pajak dianggap mewujudkan efisiensi, jika dengan suatu
kegiatan tertentu mencapai hasil yang terbesar.
9
Suatu kegiatan aparat pajak dianggap mewujudkan efisiensi jika suatu hasil
tertentu tercapai dengan kegiatan terkecil.
10
Seorang aparat pajak dikatakan efisien, jika mampu mencapai suatu prestasi
berupa output atau hasil yang lebih besar dari input.
Lampiran III
1. Variabel Pengetahuan Dasar Perpajakan
Case Processing Summary
N %
Valid 60 96,8
Excluded(a)
2 3,2
Cases
Total 62 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,793 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PDP1 4,75 ,437 60
PDP2 4,52 ,504 60
PDP3 4,57 ,533 60
PDP4 4,52 ,596 60
PDP5 4,38 ,640 60
PDP6 4,47 ,566 60
PDP7 3,78 ,904 60
PDP8 4,27 ,733 60
PDP9 4,22 ,739 60
PDP10 4,23 ,745 60
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
PDP1 38,95 13,506 ,372 ,785
PDP2 39,18 12,186 ,697 ,754
PDP3 39,13 12,626 ,524 ,770
PDP4 39,18 12,220 ,555 ,765
PDP5 39,32 11,949 ,572 ,762
PDP6 39,23 13,368 ,290 ,793
PDP7 39,92 12,417 ,260 ,812
PDP8 39,43 12,080 ,446 ,777
PDP9 39,48 11,101 ,659 ,748
PDP10 39,47 11,948 ,464 ,775
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
43,70 14,892 3,859 10
2. Kemampuan Numerik
Case Processing Summary
N %
Valid 60 96,8
Excluded(a)
2 3,2
Cases
Total 62 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,677 9
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KN1 4,00 ,759 60
KN2 4,30 ,530 60
KN3 3,93 ,778 60
KN4 4,03 ,780 60
KN5 4,07 ,861 60
KN6 3,97 ,688 60
KN7 4,52 ,504 60
KN8 4,20 ,576 60
KN9 4,22 ,865 60
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
KN1 33,23 9,097 ,422 ,635
KN2 32,93 10,131 ,353 ,653
KN3 33,30 8,993 ,430 ,632
KN4 33,20 9,553 ,299 ,663
KN5 33,17 8,853 ,393 ,642
KN6 33,27 9,826 ,303 ,660
KN7 32,72 10,342 ,311 ,660
KN8 33,03 10,270 ,272 ,665
KN9 33,02 8,796 ,401 ,640
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
37,23 11,606 3,407 9
3. Sikap Disiplin
Case Processing Summary
N %
Valid 60 96,8
Excluded(a)
2 3,2
Cases
Total 62 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,848 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
D1 4,35 ,685 60
D2 4,52 ,725 60
D3 4,45 ,699 60
D4 4,47 ,676 60
D5 4,28 ,640 60
D6 4,15 ,755 60
D7 4,30 ,743 60
D8 4,33 ,542 60
D9 4,33 ,705 60
D10 3,97 ,823 60
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
D1 38,80 17,485 ,510 ,837
D2 38,63 17,490 ,472 ,841
D3 38,70 17,502 ,493 ,839
D4 38,68 17,068 ,600 ,829
D5 38,87 17,168 ,621 ,828
D6 39,00 16,542 ,612 ,828
D7 38,85 16,909 ,558 ,833
D8 38,82 17,678 ,637 ,829
D9 38,82 16,762 ,626 ,827
D10 39,18 17,339 ,417 ,848
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
43,15 20,875 4,569 10
4. Efisiensi Kerja
Case Processing Summary
N %
Valid 60 96,8
Excluded(a)
2 3,2
Cases
Total 62 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,782 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
EF1 4,17 ,717 60
EF2 4,08 ,619 60
EF3 3,90 ,730 60
EF4 4,47 ,566 60
EF5 4,08 ,696 60
EF6 4,42 ,671 60
EF7 4,13 ,676 60
EF8 3,75 ,895 60
EF9 3,38 ,958 60
EF10 3,72 ,825 60
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
EF1 35,93 16,538 ,283 ,783
EF2 36,02 15,847 ,502 ,759
EF3 36,20 16,027 ,367 ,773
EF4 35,63 15,999 ,526 ,758
EF5 36,02 15,271 ,542 ,752
EF6 35,68 15,305 ,561 ,751
EF7 35,97 15,118 ,595 ,747
EF8 36,35 14,435 ,510 ,756
EF9 36,72 15,257 ,337 ,784
EF10 36,38 15,359 ,411 ,769
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
40,10 18,702 4,325 10
5. Regresion
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 jml_x3, jml_x2,
jml_x1(a) . Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: jml_y Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 ,710(a) ,504 ,478 3,125
a Predictors: (Constant), jml_x3, jml_x2, jml_x1 ANOVA(b)
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Regression
556,545 3 185,515 18,997 ,000(a)
Residual 546,855 56 9,765
1
Total 1103,400 59
a Predictors: (Constant), jml_x3, jml_x2, jml_x1 b Dependent Variable: jml_y
Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant)
4,668 5,248 ,890 ,378
jml_x1 ,282 ,136 ,252 2,068 ,043
jml_x2 ,099 ,152 ,078 ,653 ,517
1
jml_x3 ,450 ,123 ,476 3,660 ,001
a Dependent Variable: jml_y Model Summary(b)
Model Durbin-Watson
1 2,156(a)
a Predictors: (Constant), jml_x3, jml_x2, jml_x1 b Dependent Variabl
6. Multikolinieritas
Coefficients(a)
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
jml_x1 ,598 1,671 jml_x2 ,619 1,616
1
jml_x3 ,524 1,908
a Dependent Variable: jml_y Coefficient Correlations(a)
Model jml_x3 jml_x2 jml_x1
jml_x3 1,000 -,412 -,445
jml_x2 -,412 1,000 -,228
Correlations
jml_x1 -,445 -,228 1,000
jml_x3 ,015 -,008 -,007
jml_x2 -,008 ,023 -,005
1
Covariances
jml_x1 -,007 -,005 ,019
a Dependent Variable: jml_y
Collinearity Diagnostics(a)
Model Dimension Eigenvalue Condition
Index
1 1 3,988 1,000
2 ,005 27,001
3 ,004 31,761
4 ,003 36,036
a Dependent Variable: jml_y
Variance Proportions
(Constant) jml_x1 jml_x2 jml_x3
,00 ,00 ,00 ,00
,56 ,00 ,00 ,50
,01 ,39 ,82 ,02
,42 ,61 ,18 ,48
Residuals Statistics(a)
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 31,77 45,53 40,10 3,071 60
Residual -6,166 7,017 ,000 3,044 60
Std. Predicted Value -2,711 1,768 ,000 1,000 60
Std. Residual -1,973 2,246 ,000 ,974 60
a Dependent Variable: jml_y Residuals Statistics(a)
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 31,77 45,53 40,10 3,071 60
Std. Predicted Value -2,711 1,768 ,000 1,000 60
Standard Error of Predicted Value ,423 1,417 ,779 ,214 60
Adjusted Predicted Value 31,36 45,23 40,09 3,061 60
Residual -6,166 7,017 ,000 3,044 60
Std. Residual -1,973 2,246 ,000 ,974 60
Stud. Residual -2,070 2,332 ,002 1,011 60
Deleted Residual -6,785 7,568 ,015 3,282 60
Stud. Deleted Residual -2,134 2,432 ,003 1,023 60
Mahal. Distance ,096 11,144 2,950 2,180 60
Cook's Distance ,000 ,108 ,020 ,026 60
Centered Leverage Value ,002 ,189 ,050 ,037 60
a Dependent Variable: jml_y
-2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Residual
0
2
4
6
8
10
Freq
uenc
y
Mean = -4.82E-16Std. Dev. = 0.974N = 60
Dependent Variable: jml_y
Histogram
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Exp
ect
ed
Cu
m P
rob
Dependent Variable: jml_y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
-3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
-4
-2
0
2
4
Re
gre
ss
ion
Stu
de
nti
zed
Re
sid
ua
l
Dependent Variable: jml_y
Scatterplot