analisis pengaruh pendayagunaan zakat, …...analisis pengaruh pendayagunaan zakat, infaq dan...

163
ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA (UMK) TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BANTEN TAHUN 2011 2015 Oleh HANI KURNIAWATI EFENDY NIM: 1113086000029 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017

Upload: others

Post on 02-Mar-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN

SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA (UMK) TERHADAP

TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BANTEN

TAHUN 2011 – 2015

Oleh

HANI KURNIAWATI EFENDY

NIM: 1113086000029

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017

Page 2: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

i

ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN

SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA (UMK) TERHADAP

TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BANTEN

TAHUN 2011 – 2015

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Hani Kurniawati Efendy

NIM: 1113086000029

Di Bawah Bimbingan

Dr. Roikhan Mochamad Aziz, MM

NUPN. 9903017434

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 3: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Selasa 7 Maret 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

Nama : Hani Kurniawati Efendy

No. Induk Mahasiswa : 1113086000029

Jurusan : Ekonomi Syariah

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pendayagunaan Zakat, Infaq

dan Shadaqah (ZIS), Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) dan Upah Minimum Kabupaten/Kota

(UMK) Terhadap Tingkat Kemiskinan di

Kabupaten/Kota Provinsi Banten Tahun 2011 –

2015

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut dinyataka LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan

ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 Maret 2017

1. Endra Kasni Laila Yuda, S.Ag., M.Si (......................................)

NIP. 19720818 199803 2 003 Penguji I

2. Ali Rama, SE., M.Ec (......................................)

NIP. 19840628 201503 1 002 Penguji II

Page 4: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 13 Juli 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

Nama : Hani Kurniawati Efendy

NIM : 1113-086-0000-29

Jurusan : Ekonomi Syariah

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pendayagunaan Zakat, Infaq dan Shadaqah

(ZIS), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Upah

Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Terhadap Tingkat

Kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Banten Tahun 2011 –

2015

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan

yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan Skripsi ini diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Selasa 13 Juli 2017

1. Endra Kasni Laila Yuda, S.Ag., M.Si ( _____________________ ) NIP. 19730615 200501 1 009 Ketua

2. Dr. Roikhan Mochamad Aziz, MM ( _____________________ )

NUPN. 9903017434 Sekretaris

3. Dr. Roikhan Mochamad Aziz, MM ( _____________________ )

NUPN. 9903017434 Pembimbing I

4. Nurul Ichsan, MA ( _____________________ )

NIP. 19731128 200501 1 004 Penguji Ahli

Page 5: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hani Kurniawati Efendy

NIM : 1113086000029

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ekonomi Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

karya ini.

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 15 Mei 2017

Yang Menyatakan

Hani Kurniawati Efendy

NIM. 1113086000029

Page 6: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Hani Kurniawati Efendy

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 29 Desember 1995

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Tinggi/Berat : 149 cm / 40 kg

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SLTA / MAN

Alamat : Jln. K.H Muhasyim VIII RT 16/06 Cilandak Barat,

Jakarta Selatan 12430

No. HP : 082114398599

E-mail : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

2001 – 2007 : MI Raudlatul Ilmiyah Jakarta

2007 – 2010 : MTsN 3 Jakarta

2010 – 2013 : MAN 4 Jakarta

2013 – 2017 : Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 7: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

vi

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Staf Keuangan Simpanan Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta periode 2014.

2. Ketua LSO Kajian Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta periode 2014 - 2015.

3. Anggota Departemen Kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Jurusan

(HMJ) Ekonomi Syariah periode 2014 – 2015.

4. Bendahara Kuliah Kerja Nyata (KKN) ALTUR 044 di Desa Jampang,

Gunung Sindur-Bogor 25 Juli-25 Agustus 2016.

SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Seminar Nasional KOPMA “Optimalisasi Nilai Koperasi dalam

Wirausaha” pada Oktober 2016.

2. Seminar Nasional MPR RI “Peranan Hukum Islam dalam Pembangunan

Hukum Nasional Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945” pada Desember 2015.

3. Seminar Kewirausahaan KOPMA “Menciptakan Enterpreneur yang Sip

dan Berprinsip” pada Oktober 2013.

KEGIATAN

1. Pendidikan dan Pelatihan Dasar Perkoperasian ke XXIV “Menjadi

Generasi Kopma Luar Biasa” pada November – Desember 2013.

Page 8: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

vii

2. Pendidikan Menengah Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah ke-24

“Growing The Spirit and Skill of Management” pada Mei – Juni 2014.

3. Diskusi Interaktif Kompas Kampus “APEC Di Mata Anak Muda” pada

Oktober 2013.

4. Company Visit “Peran Bank Indonesia di Bidang Moneter” di Bank

Indonesia pada April 2014.

5. Company Visit di Dana Reksa Sekuritas pada Desember 2015

Page 9: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

viii

ABSTRACT

This study aims to analyze the Effect of Zakat, Infaq and Shadaqah (ZIS)

Utilization, Gross Regional Domestic Product (GDP) and Minimum Wage of

Regency / City to Poverty Level in Banten Regency / City in 2011-2015. The data

used in this study is secondary data and the method used is panel data regression

analysis using Random Effect Model with the help of Eviews 9 program to obtain

a comprehensive picture of the relationship between variables one with other

variables.The results of this study indicate that poverty in the Banten province can

be explained by ZIS, GDP, and Minimum Wage of Regency / City rate to 31.51%

(R2). Furthermore, the partial regression coefficient shows (1) ZIS has significant

effect on 5% real level with probability value of 0,0071 and negatively related

with coefficient value obtained at -0.001492, (2) GDP variable has significant

effect on 5% real level Probability value 0.0008 and negatively related with

coefficient value obtained at -0.000343, and (3) Minimum Wage of Regency / City

have significant effect on 5% real level with probability value 0.0007 and positive

correlation with coefficient value obtained equal to 0,010820. Then poverty in

Banten Province significantly influenced by ZIS, GDP and Minimum Wage of

Regency / City simultaneously equal to 5,52% (F-statistic).

Keywords : Poverty in Banten Province, Zakat, Infaq and Shadaqah (ZIS),

Gross Regional Domestic Product (DGP), Minimum Wage of

Regency / City, Panel Data

Page 10: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

ix

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Pendayagunaan Zakat, Infaq

dan Shadaqah (ZIS), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Upah

Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Terhadap Tingkat Kemiskinan di

Kabupaten/Kota Provinsi Banten Tahun 2011-2015. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder dan metode yang digunakan yaitu analisis

regresi data panel menggunakan Random Effect Model dengan bantuan program

Eviews 9 untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan

antara variabel satu dengan variabel yang lain. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa kemiskinan di Provinsi Banten mampu dijelaskan oleh ZIS, PDRB, dan

UMK sebesar 31,51% (R2). Selanjutnya secara parsial koefisien regresi

menunjukan (1) ZIS berpengaruh signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai

probabilitas 0,0071 dan berhubungan negatif dengan nilai koefisien yang

diperoleh sebesar -0,001492, (2) Variabel PDRB berpengaruh signifikan pada

taraf nyata 5% dengan nilai probabilitas 0,0008 dan berhubungan negatif dengan

nilai koefisien yang diperoleh sebesar -0,000343, dan (3) UMK berpengaruh

signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai probabilitas 0,0007 dan berhubungan

positif dengan nilai koefisien yang diperoleh sebesar 0,010820. Lalu kemiskinan

di Provinsi Banten dipengaruhi signifikan oleh ZIS, PDRB dan UMK secara

simultan sebesar 5,52% (F-statistik).

Kata kunci : Kemiskinan di Provinsi Banten, Zakat, Infaq dan Shadaqah

(ZIS), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah

Minimum Kabupaten/Kota (UMK), Data Panel

Page 11: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta‟ala yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh Pendayagunaan Zakat, Infaq dan

Shadaqah (ZIS), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Upah Minimum

Kabupaten/Kota (UMK) Terhadap Tingkat Kemiskinan (Studi Kasus di

Kabupaten/Kota Provinsi Banten 2011 – 2015)” sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa pula

shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad

Shallallah „Alayhi wa Sallam, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan sebaik-baiknya.

Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat

terselesaikan tanpa dukungan, bantuan, bimbingan serta doa dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama pada:

1. Terimakasih kepada kedua orang tua, pembimbing sepanjang masa.

Ibuku tersayang Siti Barokah dan Ayahku tercinta Tahum Effendi.

Terima kasih telah mencintai, mendidik, dan memberikan do’a tanpa

henti kepadaku. Terimakasih banyak atas jasa-jasa mu selama ini baik

dukungan materi maupun non-materi untuk dapat melancarkan studi

ini yang tidak bisa terbalaskan atas apa yang Ibu dan Ayah lakukan.

Page 12: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

xi

2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc,M.Si selaku Dekan FEB, Bapak

Dr.Amilin, SE., Ak.,M.Si., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid.

Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag, M.H selaku Wakil

Dekan II Bid Administrasi Umum dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin

M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah

memberikan jalan bagi saya dalam mengerjakan skripsi ini.

3. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si Selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Syariah dan Pembimbing Akademik serta Ibu Endra Kasni Laila Yuda,

M.Si selaku sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah. Semoga dapat

menjadi panutan untuk Jurusan Ekonomi Syariah dalam

memajukannya.

4. Bapak Dr. Ir. H Roikhan Mochamad Aziz, MM. Hah. Slm selaku

Dosen Pembimbing Skripsi I dan sebagai penemu Teori Hahslm

Theory, Universe Guidance Theory, Teori Penciptaan dari al-Qur’an,

serta rumus total al-Qur’an 1587x4=112+6236 yang dengan

kerendahan hatinya bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan

pengarahan, ilmu yang bermanfaat, serta masukan yang sangat berarti

selama penyelesain skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas segala

kebaikan Bapak.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan

ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada saya. Semoga amalmu

mendapat keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta‟ala.

Page 13: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

xii

6. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja

kerasnya melayani mahasiswa dengan baik dan meningkatkan citra

Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

7. Terimakasih kepada Ahmad Salman Alfarisi, Tara, Sarah, Nisa, Nia,

Arrum, Ihsan, Bayu, Ilham dan Apit yang telah memberikan motivasi

dan saran kepada penulis.

8. Terimakasih kepada teman-teman Ekonomi Syariah, Nisa, Muzda,

Mega, Dita, Andep, Vika, Hilyatun, dan sebagainya, serta senior

terbaik Ulfa Rianti yang telah memberikan dukungan dan berbagi

ilmu satu sama lain semasa kuliah.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak

kekurangan dan jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan

pengetahuan yang dimiliki penulis. Dengan segenap kerendahan hati penulis

mengharapkan saran, arahan, maupun kritikan yang konstruktif dengan

penyempurnaan hasil penelitian ini.

Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh

Jakarta, 15 Mei 2017

Hani Kurniawati Efendy

NIM. 1113086000029

Page 14: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

xiii

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................. viii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 18

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 18

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 18

E. Sistematika Penulisan ........................................................................ 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori .................................................................................... 21

Page 15: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

xiv

1. Kemiskinan .................................................................................. 21

2. Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) ................................................ 35

3. Upah ........................................................................................... 54

4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ................................. 58

B. Keterkaitan Antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat............... 62

C. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 67

D. Kerangka Berfikir ............................................................................... 71

E. Hipotesis .............................................................................................. 73

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ......... ......................................................... 74

B. Metode Penentuan Sampel ................................................................ 75

C. Metode Pengumpulan Data ........ ........................................................ 75

D. Metode Analisis Data ......................................................................... 76

1. Pengujian Asumsi Klasik ............................................................. 78

a. Uji Normalitas ........................................................................... 79

b. Uji Multikolinearitas ................................................................. 80

c. Uji Heterokedastisitas ............................................................... 80

d. Uji Autokorelasi ........................................................................ 81

2. Penentuan Model Estimasi ............................................................ 82

a. Pooled Last Square ................................................................... 82

b. Fixed Effect ............................................................................ 82

c. Random Effect ........................................................................... 85

3. Tahapan Analisis Data ................................................................... 86

Page 16: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

xv

a. Uji Chow ............................................................................ 86

b. Uji Hausman ............................................................................ 86

4. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 87

a. Uji Parsial (Uji t) ....................................................................... 87

b. Uji Simultan (Uji F) .................................................................. 88

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................. 88

E. Operasional Variabel Penelitian ......................................................... 89

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................... 94

1. Kondisi Geografis .......................................................................... 94

2. Kondisi Kemiskinan di Provinsi Banten ....................................... 95

3. ZIS di Provinsi Banten .................................................................. 96

4. Kondisi PDRB di Provinsi Banten ................................................ 97

5. Kondisi UMK di Provinsi Banten ................................................. 98

B. Analisis dan Pembahasan ................................................................... 99

1. Pengujian Asumsi Klasik .............................................................. 99

a. Uji Normalitas ........................................................................... 99

b. Uji Multikolinieritas ............................................................... 100

c. Uji Autokorelasi ...................................................................... 101

d. Uji Heterokedastisitas ............................................................. 103

2. Pemilihan Model Regresi Data Panel .......................................... 104

3. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 109

a. Model Penelitian ..................................................................... 109

Page 17: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

xvi

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ................................................ 114

c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................................ 116

d. Uji Adjusted R2 ....................................................................... 117

e. Interpretasi Hasil Penelitian .................................................... 118

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 123

B. Saran ................................................................................................. 124

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 127

LAMPIRAN ................................................................................................ 135

Page 18: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

xvii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Bangunan Teori TIM Ekonomi Islam 2

1.2 Persentase Kemiskinan Prov. Banten Tahun 2011-2015 6

1.3 Realisasi Pendayagunaan Dana ZIS Prov. Banten Tahun

2011-2015

11

1.4 Perkembangan UMP di Banten Tahun 2011-2015 14

1.5 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Prov. Banten 2011-

2015

15

4.1 Jumlah Penduduk Miskin di Prov. Banten Tahun 2011-

2015

95

4.2 Jumlah Penerimaan ZIS di Prov. Banten Tahun 2011-

2015

96

4.3 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Prov. Banten Tahun

2011-2015

97

4.4 UMK di Prov. Banten Tahun 2011-2015 98

4.5 Uji Multikolinearitas 101

4.6 Uji Autokorelasi 102

4.7

4.8

4.9

4.10

Hasil Uji Breusch-Godfrey Setelah di Diferensiasi

Uji Heterokedastisitas

Hasil Regresi Data Panel Common Effect Model

Hasil Regresi Data Panel Fixed Effect Model

103

104

105

105

Page 19: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

xviii

4.11

4.12

4.13

4.14

4.15

4.16

Hasil Uji Chow

Hasil Regresi Data Panel Random Effect Model

Hasil Uji Hausman

Hasil Uji Signifikansi dengan Random Effect Model

Hasil Uji Persamaan Setiap Objek Penelitian

Uji t

107

108

109

110

111

114

Page 20: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

xix

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Lingkaran Setan Kemiskinan 30

2.2 Kerangka Berfikir 72

4.1 Uji Normalitas 100

Page 21: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

xx

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Data Observasi 135

2 Output Pooled Least Square (PLS) 136

3 Output Fixed Effect Model (FEM) 136

4 Output Random Effect Model (REM) 137

5 Uji Chow 138

6 Uji Hausman 139

7 Uji Normalitas 140

8 Uji Heterokedastisitas 140

9 Uji Autokorelasi 141

10 Uji Breusch-Godfrey Setelah di Diferensiasi 141

Page 22: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam rahmatan lil alamin merupakan bagian integral dari

pengejawantahan sistem kehidupan yang ada pada diri manusia, di lingkungan

sekitar, dan alam semesta yang bermakna bahwa semua kehidupan berawal

dari konsep besar Islam. Dengan kata lain konsep penciptaan awal adalah

Islam.

Pemahaman sistem ekonomi yang Islami senantiasa mengacu pada konsep

Islam yang menyeluruh atau kaffah. Pendekatan Islam yang kaffah ini

mengandung makna adanya ekspos mengenai Iman, Islam, dan Ihsan. Tiga hal

diskursus ini diperkuat oleh rukun Islam, yaitu: syahadat, shalat, zakat, puasa,

dan haji.

Resultan dari 3 pilar dalam Islam ini terjawantahkan pada teori dasar

ekonomi Islam yang terdiri dari: 1) Teori Tauhid, 2) Teori Ibadah, 3) Teori

Maslahah. Implementasi dari pilar utama ekonomi ini sejalan dengan

perkembangan pembangunan ekonomi yang ada di Indonesia (Aziz, 2017).

Grand Building Theory berupa bangunan teori dari Islam dan ekonomi

adalah Teori TIM atau Tauhid – Ibadah – Maslahah yang berasal dari Al-

Qur’an (QS. Al-Hajj [22]: 78) sehingga memunculkan konsep utama dari

pembagian struktur ekonomi maupun keuangan.

Page 23: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

2

فأقموا الصلة وآتوا الزكاة واعتصموا بالل

“Maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada

tali Allah.” (QS. Al-Hajj [22]: 78)

Tabel 1.1

Bangunan Teori TIM Ekonomi Islam

No Teori Tauhid Ibadah Maslahah

1 Rukun Ihsan Islam Iman

2 Fiqih Aqidah Syariah Akhlak

3 Metodologi TSR Hahslm Maqashid

Syariah

4 Penemu Masudul Roikhan Ibnu Khaldun

5 Ekonomi Kapitalis Islam Sosialis

Sumber: Aziz, 2017

Pengembangan ekonomi Islam selama ini berbasiskan pola berpikir linier

dengan pendekatan sekuler, memisahkan keilmuan dengan keagamaan,

sehingga otomatis makna ibadah tercabut dengan sendirinya. Makna ibadah

merupakan proses yang alami dalam setiap aktivitas kehidupan manusia,

termasuk ekonomi. Petunjuk mengenai ibadah yang diberikan Allah SWT

berasal dari ayat kauliyah yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah serta ayat kauniyah

yaitu alam semesta. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Az-

Zariyat [51]: 56 yang berbunyi:

عبدون وما خلقت الجن والنس إل ل

“Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah.” (Q.S

Az-Zariyat [51]: 56)

Page 24: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

3

Fenomena alam dan ekonomi sudah ada sejak sebelum wahyu kauliyah

diturunkan. Makna beribadah pasti sudah bisa dijewantahkan oleh pendahulu

umat sebelum Nabi Muhammad SAW, dengan mempelajari ayat kauniyah

yang terjadi dari fenomena alam dan ekonomi tersebut. Kemudian pada era

risalah Nabi Muhammad SAW oleh Allah SWT fenomena alam dan ekonomi

tersebut dimodifikasi serta diintegrasikan dalam ayat kauliyah. Ayat kauliyah

memberikan inti modifikasi dan keberekonomian yang ada, sedangkan detil

penjabaran para peneliti muslim wajib merujuk pada sumber utamanya.

Allah menegaskan bahwa penciptaan pasti mengandung makna ibadah,

maka ini bisa menjadi dasar bahwa kewajiban peneliti muslim untuk

menjadikan alat analisis juga terdapat nilai ibadah. Selama ini keilmuan

ekonomi mengopipastekan alat analisis dari barat seperti program linier,

regresi berganda dan lain sebagainya. Probabilitas besar terhadap alat analisis

tersebut kurang memiliki nilai ibadah karena kalangan barat membangun alat

analisis tersebut selalu meniadakan faktor agama dalam sains. Untuk itu,

peneliti muslim perlu didorong secara berjamaah, merubah konsep alat

analisis sesuai dengan model berpikir islami, sehingga mampu memberikan

tolak ukur yang sesuai dengan nilai Islam.

Namun dewasa ini kemaksiatan alias kedurhakaan kepada Allah dapat kita

temukan dalam aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, media massa,

pendidikan, hukum, militer dan pertahanan-keamanan. Segenap aspek

kehidupan tersebut telah dikembangkan dengan semangat mengabaikan

bagaimana sebenarnya Allah menuntut kita mengelolanya. Untuk itu

Page 25: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

4

pemahaman Islam sebagai way of life harus lebih di perdalam lagi karena

sungguh suatu anugerah yang tak terhingga, ketika Allah SWT rnemberikan

nikmat terbesar dalam kehidupan manusia, yaitu nikmat iman dan Islam

(Ichsan, 2014).

Persoalan kemiskinan merupakan salah satu persoalan krusial yang tengah

dihadapi seluruh bangsa di dunia, terutama oleh negara berkembang seperti

Indonesia. Kemiskinan sendiri merupakan masalah yang menyangkut banyak

aspek karena berkaitan dengan pendapatan yang rendah, buta huruf, derajat

kesehatan yang rendah dan ketidaksamaan derajat antar jenis kelamin serta

buruknya lingkungan hidup (World Bank, 2004). Menurut Bank Dunia, salah

satu penyebab kemiskinan adalah karena kurangnya pendapatan dan asset

(lack of income and assets) untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti

makanan, pakaian, perumahan dan tingkat kesehatan dan pendidikan yang

dapat diterima (acceptable).

Kemiskinan merupakan salah satu penyakit dalam ekonomi, sehingga

harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Permasalahan kemiskinan

memang merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat

multidimensional. Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan harus

dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan

masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu (M. Nasir dkk, 2008).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2015 menunjukan bahwa

jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai angka 28,59 juta jiwa atau

Page 26: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

5

sebesar 11,22 persen dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 249,60

juta jiwa. Sedangkan pada periode Maret 2016, jumlah penduduk yang berada

di bawah garis kemiskinan hanya mengalami penurunan sebesar 0,59 juta

jiwa. Meskipun telah mengalami penurunan, jumlah penduduk miskin di

Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu 28,00 juta jiwa atau sebesar 10,86

persen.

Telah banyak program yang dilakukan pemerintah baik pusat maupun

daerah untuk menanggulangi kemiskinan, tetapi hasilnya belum efektif seperti

yang diharapkan. Kebijakan dan program yang dilaksanakan belum

menampakkan hasil yang optimal. Masih terjadi kesenjangan antara rencana

dengan pencapaian tujuan. Terdapat beberapa faktor penyebab belum

efektifnya program kemiskinan yang selama ini dilakukan pemerintah, yakni

program yang dijalankan pemerintah bersifat top down, kurang jelasnya

kriteria sasaran program, konsep dan perencanaan yang tidak fokus, sasaran

yang ditentukan secara tergesa-gesa, serta kurangnya koordinasi dan

manajemen antar lembaga terkait.

Berpijak dari kegagalan tersebut, program penanggulangan kemiskinan

seharusnya disusun melalui proses partisipatif yang melibatkan seluruh

komponen bangsa yang bersifat bottom up, dan ini menjadi faktor kunci

(Sumodinigrat, 2002). Selain itu, diperlukan suatu strategi penanggulangan

kemiskinan yang terpadu, terintegrasi dan sinergis sehingga dapat

menyelesaikan masalah secara tuntas.

Page 27: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

6

Salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan nasional adalah laju

penurunan jumlah penduduk miskin. Efektivitas dalam menurunkan jumlah

penduduk miskin merupakan pertumbuhan utama dalam memilih strategi atau

instrumen pembangunan. Hal ini menunjukkan salah satu kriteria utama

pemilihan sektor titik berat atau sektor andalan pembangunan nasional adalah

efektivitas dalam penurunan jumlah penduduk miskin (Saeful Hidayat, 2007).

Adapun persentase kemiskinan di Provinsi Banten dari tahun 2011 sampai

tahun 2015 ditunjukkan oleh tabel 1.2:

Tabel 1.2

Persentase Kemiskinan Provinsi Banten Tahun 2011-2015

Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015

Kab. Pandeglang 9.8 9.28 10.25 9.5 10.43

Kab. Lebak 9.2 8.63 9.5 9.17 9.97

Kab. Tangerang 6.42 5.71 5.78 5.26 5.71

Kab. Serang 5.63 5.28 5.02 4.87 5.09

Kota Tangerang 6.14 5.56 5.26 4.91 5.04

Kota Cilegon 3.98 3.82 3.99 3.81 4.1

Kota Serang 6.25 5.7 5.92 5.7 6.28

Kota Tangerang Selatan 1.5 1.33 1.75 1.68 1.68

Prov. Banten 6.26 5.71 5.89 5.51 5.9

Sumber: BPS Provinsi Banten, 2016

Pada tabel 1.2 menunjukan persentase kemiskinan di masing-masing

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten tidak merata dan sebagian besar tingkat

kemiskinannya masih tinggi. Setiap tahunnya, persentase kemiskinan di

masing-masing Kabupaten/Kota mengalami trend yang fluktuatif. Di tahun

2015 kemiskinan tertinggi berada di Kabupaten Pandeglang sebesar 10,43%

dan kemiskinan terendah berada di Kota Tangerang Selatan sebesar 1,68%.

Pada tahun 2011 persentase kemiskinan di Banten sebesar 6,26% dan

Page 28: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

7

menurun pada tahun 2012 menjadi 5,71%. Pada tahun 2013 persentase

kemiskinan di Banten mengalami peningkatan sebesar 5,89%. Kemudian

pada tahun 2014 persentase kemiskinan di Banten mengalami penurunan

sebesar 5,51% dan mengalami peningkatan kembali sebesar 5,9% di tahun

2015.

Upaya pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat miskin merupakan hal

penting yang dapat menjadi solusi permasalahan kemiskinan di Indonesia,

khususnya bagi Provinsi Banten. Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa

lepas untuk berhubungan dengan orang lain dalam rangka memenuhi

kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia sangat beragam, sehingga terkadang

secara pribadi ia tidak mampu untuk memenuhinya, dan harus berhubungan

dengan orang lain (Ichsan, 2016). Islam sebagai agama yang syaamil

(menyeluruh), memiliki instrumen khusus yang bertujuan untuk menciptakan

keadilan dalam bidang ekonomi sehingga dapat berfungsi untuk mengurangi

tingkat kemiskinan di masyarakat. Instrumen tersebut adalah Zakat, Infaq, dan

Shadaqah (ZIS). Ajaran ZIS dalam Islam sangat memberi peluang bagi

umatnya dalam mengantisipasi persoalan bidang sosial ekonomi dan moral.

Dalam bidang sosial ekonomi, zakat memungkinkan orang kaya melaksanakan

tanggung jawab untuk mengurangi kemiskinan. Sedangkan dalam bidang

moral, zakat mensucikan harta kekayaan yang dimiliki setiap muzakki agar

harta kekayaan itu di ridhoi Allah. Menurut Mubyarto (1982), zakat

membersihkan jiwa dari sifat kikir dan sekaligus mensucikan masyarakat dari

sifat mendendam dan mendengki.

Page 29: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

8

Sumbangsih dari kelompok orang mampu dalam mendistribusikan

sebagian hartanya kepada kelompok kurang mampu dapat dijadikan satu dari

sekian upaya penanggulangan kemiskinan. Tingkatan sosial yang tercipta di

masyarakat tidaklah sama, ada yang berkelimpahan harta dan ada yang

kekurangan. Filosofi inilah yang terdapat pada zakat yakni terdapat sebagian

harta orang lain pada harta yang kita miliki, sehingga sudah sepantasnya harta

tersebut dikeluarkan zakatnya untuk menolong orang-orang yang kurang

mampu.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam al-Asbahani dari Imam at-

Thabrani, dalam kitab Al-Ausathdan Al-Shaghir, Rasulullah SAW bersabda

yang artinya: “Sesungguhnya Allah SWT telah mewajibkan atas hartawan

muslim suatu kewajiban zakat yang dapat menanggulangi kemiskinan.

Tidaklah mungkin terjadi seorang fakir menderita kelaparan atau kekurangan

pakaian, kecuali oleh sebab kebakhilan yang ada pada hartawan muslim.

Ingatlah Allah SWT akan melakukan perhitungan yang teliti dan meminta

pertanggungjawaban mereka dan selanjutnya akan menyiksa mereka dengan

siksaan yang pedih.” Hadits tersebut secara eksplisit menegaskan posisi zakat

sebagai instrumen pengaman sosial, yang bertugas untuk menjembatani

transfer kekayaan dari kelompok kaya kepada kelompok miskin. Hadits

tersebut juga mengingatkan akan besarnya kontribusi perilaku bakhil dan kikir

terhadap kemiskinan.

Zakat sebagai salah satu Rukun Islam, diperintahkan dalam Al-Qur’an,

yang sama kerasnya dengan perintah menjalankan shalat (Tjokrohandoko,

Page 30: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

9

1983). Kata zakat dalam Al-Qur’an disebut sebanyak 30 kali yang 27 kali di

antaranya disebut dalam satu ayat bersama-sama dengan kata shalat

(Muhammad, 2005). Metwally (1995) dan Hafidhuddin (2002) menyatakan

bahwa, infaq dan shadaqah bukan hanya untuk orang miskin muslim tetapi

juga orang miskin non muslim, dan selain untuk konsumtif, juga untuk

kegiatan produktif. Jika zakat hukumnya wajib, maka infaq dan shadaqah

hukumnya sunnah atau sukarela.

Zakat memiliki peranan yang sangat strategis dalam upaya pengentasan

kemiskinan atau pembangunan ekonomi. Dalam mekanisme zakat terdapat

sistem kontrol dalam pengelolaannya. Nilai strategis zakat dapat dilihat

melalui: Pertama, zakat merupakan panggilan agama. Ia merupakan cerminan

dari keimanan seseorang. Kedua, sumber keuangan zakat tidak akan pernah

berhenti. Artinya orang yang membayar zakat, tidak akan pernah habis dan

bagi yang telah membayar zakat, akan berzakat kembali pada periode waktu

yang akan datang. Ketiga, zakat secara empirik dapat menghapus kesenjangan

sosial dan sebaliknya dapat menciptakan redistribusi aset dan pemerataan

pembangunan (Ridwan, 2005). Dalam penggunaannya, dana ZIS tidak

berbeda dengan dana-dana lain yang telah dihimpun, namun dana ZIS

merupakan produk agama langsung dari Sang Pencipta, yang berbeda dengan

program buatan manusia sebagaimana program yang lain. Oleh karena itu

apabila ZIS dijalankan dengan baik dan sesuai dengan ajaran agama pasti akan

berhasil dengan baik, dan memberkahkan harta yang dimiliki.

Page 31: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

10

Dalam konteks yang lebih makro, konsep zakat, infaq, dan shadaqah ini

diyakini akan memiliki dampak yang sangat luar biasa. Bahkan di Negara

Barat sendiri, telah muncul dalam beberapa tahun belakangan ini, sebuah

konsep yang mendorong berkembangnya sharing economy atau gift economy,

di mana perekonomian harus dilandasi oleh semangat berbagi dan memberi.

Yochai Benkler, seorang profesor pada sekolah hukum Universitas Yale AS,

menyatakan bahwa konsep sharing atau berbagi, merupakan sebuah model

yang sangat penting untuk memacu dan meningkatkan produksi dalam

perekonomian. Swiercz dan Patricia Smith dari Universitas Georgia AS juga

menegaskan bahwa solusi terbaik untuk menghadapi berbagai tradisional

resesi ekonomi adalah melalui semangat dan mekanisme “berbagi” antar

komponen dalam sebuah perekonomian. Semangat berbagi inilah yang akan

dapat mempertahankan level kemakmuran sebuah perekonomian atau dengan

kata lain terdapat korelasi yang sangat kuat antara memberi dan berbagi,

dengan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Belajar dari studi tersebut,

maka sudah sewajarnya jika bangsa Indonesia mengoptimalkan potensi ZIS

sebagai bentuk sharing economy yang diyakini akan memberikan dampak

positif yang membangun (Beik, 2008).

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di

dunia yang tentunya memiliki potensi ZIS yang besar pula. Ketua Badan Amil

Zakat Nasional (Baznas) Bambang Sudibyo (2016) menyebutkan bahwa

potensi zakat di Indonesia ialah sebesar 286 triliun rupiah. Namun,

penghimpunan zakat masih rendah, pada tahun 2015 lalu baru terkumpul

Page 32: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

11

sebesar 3,7 triliun rupiah atau 1,3% dari PDB. Angka tersebut tentunya akan

bertambah besar apabila disertai dengan estimasi dana shadaqah dan infaq

yang dapat dikumpulkan. Melihat besarnya potensi ZIS yang dimiliki, maka

peluang untuk melakukan upaya pengentasan kemiskinan dengan

menggunakan ZIS terbuka lebar.

Besarnya potensi ZIS yang dimiliki Indonesia, menuntut adanya upaya

pengelolaan ZIS yang lebih profesional. Pemerintah Indonesia merespon

tuntutan tersebut dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 38 Tahun

1999 tentang Pengelolaan Zakat. Berdasarkan UU tersebut, pengelolaan zakat

yang terdiri dari Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk pemerintah dan

Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk atas prakarsa masyarakat/swasta.

Terbentuknya BAZ dan LAZ menandai era baru pengelolaan ZIS di Indonesia

agar mampu berjalan secara profesional, transparan dan akuntabel. Hal ini

didasari oleh semangat untuk mengelola ZIS secara optimal sehingga dapat

berjalan efektif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan ekonomi,

terutama kemiskinan.

Berkaitan dengan usaha pengentasan kemiskinan, pemerintah Provinsi

Banten juga memperhatikan peranan pendayagunaan dana zakat yang dikelola

Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Provinsi Banten. Pendayagunaan dana

ZIS mempunyai dua sifat, yaitu bersifat santunan dan bersifat bantunan.

Bersifat santunan artinya pendistribusian dana yang diberikan untuk

kepentingan dan kegiatan konsumtif. Sedangkan bersifat bantuan berarti

pendistribusian dana tersebut diarahkan untuk peningkatan kualitas sumber

Page 33: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

12

daya umat dengan kegiatan produktif, harapannya dana yang deberikan

kepada mustahik (penerima zakat) dapat memerangi masalah kemiskinan yang

diakibatkan ketidakpemilikan sumber daya modal yang memadai.

Tabel 1.3 merupakan realisasi pendayagunaan dana ZIS BAZDA (Badan

Amil Zakat Daerah) Provinsi Banten dari tahun 2011 sampai tahun 2015:

Tabel 1.3

Realisasi Pendayagunaan Dana ZIS Provinsi Banten 2011 - 2015

Tahun Total Pendayagunaan

(Rp)

Persentase (%)

2011 1.417.958.856 -

2012 1.596.529.282 0,16%

2013 1.683.519.828 0,05%

2014 2.293.478.782 0,36%

2015 2.513.666.232 0,09%

Sumber: Baznas Banten (2011-2015), diolah

Pada tabel 1.3 realisasi pendayagunaan dana ZIS dari tahun 2011 sampai

tahun 2015, mengalami trend yang meningkat setiap tahunnya, tetapi

persentase kenaikan anggaran pendayagunaan dana ZIS mengalami fluktuatif.

Pada tahun 2012 persentase pendayagunaan ZIS sebesar 0,16% dan menurun

pada tahun 2013 sebesar 0,05%. Sedangkan pada tahun 2014 persente

meningkat menjadi 0,36% dan mengalami penurunan pada tahun 2015

menjadi 0,09%. Sistem distribusi zakat merupakan solusi terhadap persoalan-

persoalan seperti kemiskinan dengan memberikan bantuan kepada orang

miskin tanpa memandang ras, warna kulit, dan etnis. Dengan demikian, zakat

merupakan penopang dan tambahan bagi pemerintah dalam menciptakan

pemerataan dan pengurangan kemiskinan (Al-Qardhawi, 2002). Hal ini

Page 34: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

13

diperkuat dengan penelitian Beik (2009) yang menunjukan bahwa zakat

mampu mengurangi jumlah dan persentase keluarga miskin.

Kebijakan upah minimum menjadi faktor lain yang mempengaruhi

kemiskinan. Di Indonesia, masalah upah yang rendah dan secara langsung dan

tidak langsung berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan. Gagasan upah

minimum yang sudah dimulai dan dikembangkan sejak awal tahun 1970-an

bertujuan untuk mengusahakan agar dalam jangka panjang besarnya upah

minimum paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum (KHM),

sehingga diharapkan dapat menjamin tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan

hidup beserta keluarga dan sekaligus dapat mendorong peningkatan

produktivitas kerja dan kesejahteraan buruh (Sumarsono, 2003). Hal tersebut

disebabkan karena pertambahan tenaga kerja baru jauh lebih besar

dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang dapat disediakan

setiap tahunnya. Menurut Mankiw (2003), upah merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi tingkat pengangguran. Selain itu, upah juga merupakan

kompensasi yang diterima oleh satu unit tenaga kerja yang berupa jumlah

uang yang dibayarkan kepadanya.

Penetapan tingkat upah yang dilakukan pemerintah pada suatu negara akan

memberikan pengaruh terhadap besarnya tingkat pengangguran yang ada.

Semakin tinggi besaran upah yang ditetapkan oleh pemerintah maka hal

tersebut akan berakibat pada penurunan jumlah orang yang bekerja pada

negara tersebut (Kaufman dan Hotchkiss, 1999).

Page 35: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

14

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per-01/Men/1999,

Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok

termasuk tunjangan tetap. Upah minimum diarahkan pada pencapaian

kebutuhan hidup layak dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan

ekonomi. Kebijakan penetapan upah minimum oleh pemerintah adalah

kebijakan yang diterapkan dengan tujuan sebagai jaring pengaman terhadap

pekerja atau buruh agar tidak diekspolitasi dalam bekerja dan mendapat upah

yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum (KHM). Jika kebutuhan

hidup minimum dapat terpenuhi, maka kesejahteraan pekerja meningkat dan

terbebas dari masalah kemiskinan.

Tabel 1.4 merupakan perkembangan Upah Minimum Provinsi (UMP) di

Banten dari tahun 2011 sampai tahun 2015:

Tabel 1.4

Perkembangan Upah Minimum Provinsi (UMP) di Banten Tahun

2011 – 2015

Tahun UMP (Rp)

2011 1.000.000

2012 1.040.000

2013 1.170.000

2014 1.325.000

2015 1.600.000

Sumber: BPS Provinsi Banten, 2016

Pada tabel 1.4 menunjukan bahwa perkembangan UMP di Banten

mengalami trend yang meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2011 UMP di

Banten sebesar Rp 1.000.000. Pada tahun 2012 sebesar Rp 1.040.000,

kemudian naik menjadi Rp 1.170.000 di tahun 2013. Di tahun 2014 UMP

Page 36: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

15

sebesar Rp 1.325.000 dan meningkat kembali pada tahun 2015 menjadi Rp.

1.600.000. Semakin meningkat tingkat upah minimum akan meningkatkan

pendapatan masyarakat sehingga kesejahteraan juga meningkat sehingga

terbebas dari kemiskinan (Kaufman, 2000). Hal ini diperkuat dengan

penelitian Maipita (2012) bahwa kenaikan upah minimum berdampak pada

menurunnya angka kemiskinan.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator

penting untuk mengetahui peranan dan potensi ekonomi di suatu wilayah

dalam periode tertentu. PDRB per kapita sering digunakan sebagai indikator

pembangunan. PDRB provinsi Banten digunakan untuk mengetahui

pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun, sehingga arah perekonomian

daerah akan lebih jelas. PDRB merupakan indikator untuk mengatur sampai

sejauh mana keberhasilan pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya yang

ada dan dapat digunakan sebagai perencanaan dan pengambilan keputusan

yang salah satunya untuk mengurangi jumlah kemiskinan.

Berdasarkan publikasi data Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2015,

ekonomi Banten telah menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan

beberapa provinsi lain di Pulau Jawa. Pada Triwulan II-2015, secara riil

ekonomi Banten tumbuh mencapai 5,26 persen. Pendapatan per kapita Banten

yang di proxy dengan PDRB per Kapita, pada tahun 2015 unggul di urutan ke-

3 dibandingkan Provinsi lain di Pulau Jawa, yakni mencapai 40 juta rupiah per

tahun, setelah Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur , yang masing-masing

mencapai 194,9 juta rupiah dan 43,5 juta rupiah. Tingkat pertumbuhan Produk

Page 37: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

16

Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku yang terjadi di

Banten dapat dilihat dalam tabel 1.5:

Tabel 1.5

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Provinsi Banten 2011-2015

Tahun PDRB (Milyar Rupiah)

2011 190.250,65

2012 338.224,93

2013 377.836,08

2014 430.635,05

2015 481.358,56

Sumber: BPS Provinsi Banten, 2016

Berdasarkan tabel 1.5, PDRB atas dasar harga berlaku di Provinsi Banten

dari tahun 2011 sampai tahun 2015 menunjukkan adanya trend naik dan

mengalami peningkatan berturut-turut. Pada tahun 2011 PDRB sebesar Rp.

190.250,65 dan mengalami peningkatan di setiap tahunnya sampai tahun 2015

menjadi Rp. 481.358,56. Semakin tinggi PDRB suatu daerah, maka semakin

besar pula potensi sumber penerimaan daerah tersebut, dikarenakan semakin

besar pendapatan masyarakat daerah tersebut. Hal ini berarti juga semakin

tinggi PDRB semakin sejahtera penduduk suatu wilayah, dengan kata lain

jumlah penduduk miskin akan berkurang (Thamrin, 2001). Hal ini diperkuat

dengan penelitian Himawan (2016) dari hasil penelitian tersebut menunjukan

bahwa PDRB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan.

Mengingat PDRB merupakan salah satu indikator penting yang digunakan

untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah/provinsi dalam suatu

periode tertentu seharusnya tingkat kemiskinan di suatu wilayah tersebut

Page 38: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

17

berbanding terbalik dengan PDRB, namun tidak demikian yang terjadi di

Banten, karena tingkat kemiskinan di Banten meningkat pada tahun 2015.

Kenaikan yang terus meningkat pada pendayaagunaan dana ZIS, PDRB

dan UMK khususnya pada tahun 2015, seharusnya dengan kenaikan tersebut

dapat membawa dampak pada penurunan jumlah penduduk miskin. Namun

kenyataan yang terjadi angka kemiskinan di Banten pada tahun 2015

meningkat. Peningkatan angka kemiskinan di Banten merupakan masalah

pokok yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini.

Selain itu, dari data yang sudah dipaparkan sebelumnya masalah

perbedaan angka kemiskinan yang cukup besar diantara Kabupaten/Kota di

Provinsi Banten akan membuat variasi kemiskinan antar kabupaten dengan

kota kembali mengalami perubahan, hal itu bisa ke arah penurunan jumlah

kemiskinan ataupun peningkatan jumlah kemiskinan. Untuk itu diperlukan

analisa kembali mengenai kemiskinan yang terjadi di Kabupaten/Kota, agar

dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi resiko kemiskinan di

tingkat Kabupaten/Kota tersebut, untuk nantinya bisa diambil kebijakan-

kebijakan yang tepat agar perbedaan angka kemiskinan antara

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten bisa dikurangi. Sebab, jika tidak disikapi

dengan kebijakan yang tepat, perbedaan angka kemiskinan yang cukup tajam

ini dapat memicu kecemburuan sosial dan konflik di daerah sehingga

nantinya dapat membuat peningkatan jumlah kemiskinan yang semakin besar

di setiap daerahnya. Oleh karena itu diharapkan faktor-faktor yang

Page 39: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

18

mempengaruhi kemiskinan seperti ZIS, PDRB dan UMK dapat terus

meminimalisir kemiskinan yang terjadi di Provinsi Banten.

Berdasarkan latar belakang, maka penulis tertarik untuk membahas

masalah di atas dalam skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh

Pendayagunaan Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS), Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) dan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK)

Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Banten

Tahun 2011 – 2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang

akan diteliti dan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh pendayagunaan dana ZIS, PDRB dan UMK terhadap

jumlah penduduk miskin di Kabupaten/Kota Provinsi Banten secara parsial

dan simultan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh pendayagunaan dana ZIS, PDRB dan UMK

terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten/Kota Provinsi Banten

secara parsial dan simultan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 40: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

19

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana

kontribusi pendayagunaan dana ZIS, PDRB dan UMK terhadap

kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Banten..

2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran

bagi lembaga-lembaga terkait dalam menentukan kebijakan yang berkaitan

dengan jumlah penduduk miskin.

3. Hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu ekonomi

khususnya ekonomi pembangunan syariah. Manfaat khusus bagi ilmu

pengetahuan yakni dapat menjadi referensi bagi studi-studi selanjutnya dan

melengkapi kajian mengenai tingkat kemiskinan dengan mengungkap

secara empiris faktor-faktor yang mempengaruhinya.

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini ditulis dengan sistematika bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan terkait alasan pemilihan

judul atau latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan

landasan teori yang relevan bagi penelitian ini. Selain landasan

teori, bab ini juga menguraikan tentang penelitian terdahulu yang

menjadi acuan dalam penulisan penelitian, keterkaitan antar

Page 41: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

20

variabel independen dengan variabel dependen, kemudian ditutup

dengan kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan ruang

lingkup penelitian, metode penentuan sampel, metode

pengumpulan data, metode analisis dan operasional variabel

penelitian.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai hasil penelitian:

sekilas gambaran umum objek penelitian, analisis data dan

pembahasan, yang menjelaskan bagaimana pengaruh Zakat, Infaq

dan Shadaqah (ZIS), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

dan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) terhadap

Kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Banten periode 2011-

2015, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini akan menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian

yang telah dilakukan. Dalam bab ini juga akan menguraikan

implikasi yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi

ini.

Page 42: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil

1. Kemiskinan

a. Kemiskinan

Kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang,

laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak dasarnya untuk

mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

Sedangkan menurut Bank Dunia kemiskinan adalah kondisi di mana

seseorang tidak dapat menikmati segala macam pilihan dan kesempatan

dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya seperti tidak dapat memenuhi

kesehatan, standar hidup layak, kebebasan, harga diri dan rasa dihormati

seperti orang lain. Bank Dunia mengelompokkan kemiskinan dalam dua

kategori, yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan

absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten, tidak terpengaruh

oleh waktu dan tempat/negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut

adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yang cukup

menopang kebutuhan tubuh manusia (kira-kira 2000 - 2500 kalori per

hari untuk laki-laki dewasa). Bank Dunia mengukur kemiskinan absolut

sebagai orang yang hidup dengan pendapatan dibawah USD $1 per hari

dan kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari. (The

World Bank, 2007).

Page 43: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

22

Menurut Friedman (1992), kemiskinan sebagai minimnya kebutuhan

dasar sebagaimana yang dirumuskan dalam konferensi ILO tahun 1976.

Kebutuhan dasar menurut konferensi tersebur dirumuskan sebagai

berikut:

a) Kebutuhan minimum dari suatu keluarga akan konsumsi privat

(pangan, sandang, papan dan sebagainya)

b) Pelayanan esensial atas konsumsi kolektif yang disediakan oleh dan

untuk komunitas pada umunya (air minum sehat, sanitasi, tenaga

listrik, angkutan umum, dan fasilitas kesehatan dan pendidikan).

c) Partisipasi masyarakat dalam pembuatan keputusan yang

mempengaruhi mereka.

d) Terpenuhinya tingkat absolut kebutuhan dasar dalam kerangka

kerja yang lebih luas dari hak-hak dasar manusia.

e) Penciptaan lapangan kerja baik sebagai alat maupun tujuan dari

strategi kebutuhan dasar.

Menurut Suharto (2005) kemiskinan merupakan masalah global yang

sering dikaitkan dengan masalah kebutuhan, kesulitan dan kekurangan-

kekurangan dalam hidup. Kemiskinan memiliki beberapa ciri, yaitu:

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan,

sandang dan papan).

2. Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya

(kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).

Page 44: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

23

3. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiada investasi untuk

pendidikan dan keluarga).

4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun

massal.

5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dan keterbatasan

sumber daya alam (SDA).

6. Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat.

7. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian

yang berkesinambungan.

8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun

mental.

9. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar,

wanita korban tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin,

kelompok marjinal dan terpencil).

Kemiskinan merupakan masalah kompleks dan multidimensional yang

mencakup dimensi ekonomi, sosial dan politik (Nasoetion, 1996).

Dimensi kemiskinan ditinjau dari sisi ekonomi adalah kondisi yang

menggambarkan rendahnya permintaan agregat yang menyebabkan

berkurangnya intensif untuk mengembangkan sistem produksi, rasio

kapital per tenaga kerja yang rendah sehingga menyebabkan

produktivitas tenaga kerja rendah, serta penyebab misalokasi sumber

daya, terutama tenaga kerja. Dilihat dari sisi sosial, kemiskinan

mengindikasikan lemahnya potensi masyarakat untuk berkembang.

Page 45: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

24

Selain itu, kemiskinan juga terlihat dari minimnya aspirasi dan

pendeknya horizon waktu wawasan ke depan suatu masyarakat.

Sedangkan apabila dilihat dari sisi politik, kemiskinan dapat

digambarkan melalui ketergantungan dan eksploitasi suatu kelompok

masyarakat oleh kelompok masyarakat lainnya. Kemiskinan sekelompok

masyarakat akan menimbulkan kesenjangan yang dampaknya lebih buruk

daripada kemiskinan itu sendiri.

Dalam literatur hukum Islam, istilah kemiskinan atau “miskin”

dibedakan dengan “fakir”. Mengenai perbedaan kedua istilah tersebut,

definisi miskin adalah yang memiliki harta benda/pencaharian atau

kedua-duanya hanya bisa menutupi seperdua atau lebih dari kebutuhan

pokok. Sedangkan yang disebut fakir ialah mereka yang tidak memiliki

sesuatu harta benda atau tidak memiliki mata pencaharian tetap atau

mempunyai harta benda tetapi hanya mampu menutupi kurang seperdua

kebutuhan pokoknya (Yafie: 1986).

Dalam mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan

memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan

ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi

untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang

diukur dari sisi pengeluaran. Pendekatan ini dapat dihitung dengan

Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total

penduduk. Sedangkan Bappenas menggunakan beberapa pendekatan

utama untuk mewujudkan hak dasar masyarakat miskin (terpenuhinya

Page 46: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

25

kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air

bersih, pertahanan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasa aman

dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk

berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik), yaitu pendekatan

kebutuhan dasar, pendekatan pendapatan, pendekatan kemampuan dasar,

dan pendekatan objektif dan subjektif (BAPPENAS: 2004).

Kemiskinan dibagi dalam empat bentuk, yaitu:

a) Kemiskinan absolut, kondisi dimana seseorang memiliki

pendapatan di bawah garis kemiskinan atau tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan,

perumahan dan pendidikan yang dibutuhkan untuk bisa hidup dan

bekerja.

b) Kemiskinan relatif, kondisi miskin karena pengaruh kebijakan

pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat,

sehingga menyebabkan ketimpangan pada pendapatan.

c) Kemiskinan kultural, mengacu pada persoalan sikap seseorang atau

masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau

berusaha memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak

kreatif meskipun ada bantuan dari pihak luar.

d) Kemiskinan struktural, situasi miskin yang disebabkan oleh

rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu

sistem sosial budaya dan sosial politik yang tidak mendukung

Page 47: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

26

pembebasan kemiskinan, tetapi seringkali menyebabkan suburnya

kemiskinan.

Kemiskinan juga dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Kemiskinan alamiah, berkaitan dengan kelangkaan sumber daya

alam dan prasarana umum, serta keadaan tanah yang tandus.

2. Kemiskinan buatan, lebih banyak diakibatkan oleh sistem

modernisasi atau pembangunan yang membuat masyarakat tidak

dapat menguasai sumber daya, sarana dan fasilitas ekonomi yang

ada secara merata.

Pemerintah saat ini memiliki berbagai program penanggulangan

kemiskinan yang terintegrasi mulai dari program penanggulangan

kemiskinan berbasis bantuan sosial, program penanggulangan

kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat serta program

penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan usaha kecil,

yang dijalankan oleh berbagai elemen pemerintah baik pusat maupun

daerah. Untuk meningkatkan efektifitas upaya penanggulangan

kemiskinan, Presiden telah mengeluarkan Perpres No. 15 Tahun 2010

tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, yang bertujuan untuk

mempercepat penurunan angka kemiskinan hingga 8 % sampai 10 %

pada akhir tahun 2014 (TNP2K: 2016).

Terdapat empat strategi dasar yang telah ditetapkan dalam melakukan

percepatan penanggulangan kemiskinan, yaitu:

1) Menyempurnakan program perlindungan sosial.

Page 48: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

27

2) Peningkatan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar

3) Pemberdayaan masyarakat.

4) Pembangunan yang inklusif

Terkait dengan strategi tersebut diatas, Pemerintah telah menetapkan

instrumen penanggulangan kemiskinan yang dibagi berdasarkan empat

klaster, masing-masing: Klaster I - Program bantuan sosial terpadu

berbasis keluarga, Klaster II – Program penanggulangan kemiskinan

berbasis pemberdayaan masyarakat dan Klaster III – Penanggulangan

Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil.

Adapun program-program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan

oleh Pemerintah Republik Indonesia, yaitu:

1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), adalah program Pemerintah

yang bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang

menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat,

produktif dan sejahtera. Sama halnya dengan program Jamkesmas,

pemerintah bertanggungjawab untuk membayarkan iuran JKN bagi

fakir miskin dan orang yang tidak mampu yang terdaftar sebagai

peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI).

2. Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), adalah kartu yang diterbitkan

oleh Pemerintah sebagai penanda keluarga kurang mampu, sebagai

pengganti Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Melalui pelaksanaan

program ini, diperkenalkan penggunaan teknologi untuk

menjangkau masyarakat kurang mampu agar penyaluran program

Page 49: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

28

dapat lebih baik dan efisien. Dengan pelaksanaan program ini,

pemerintah dapat meningkatan martabat keluarga kurang mampu

dengan perlindungan dan pemberdayaan serta tidak sekedar

diberikan charity.

3. Program Indonesia Pintar (PIP) melalui KIP adalah pemberian

bantuan tunai pendidikan kepada seluruh anak usia sekolah (6-21

tahun) yang menerima KIP, atau yang berasal dari keluarga miskin

dan rentan (misalnya dari keluarga/rumah tangga pemegang Kartu

Keluarga Sejahtera/KKS) atau anak yang memenuhi kriteria yang

telah ditetapkan sebelumnya. Program Indonesia Pintar melalui

KIP merupakan bagian penyempurnaan dari Program Bantuan

Siswa Miskin (BSM) sejak akhir 2014.

4. Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program perlindungan

sosial yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga

Sangat Miskin (RTSM) dan bagi anggota keluarga RTS diwajibkan

melaksanakan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan.

Program ini dalam jangka pendek bertujuan mengurangi beban

RTSM dan dalam jangka panjang diharapkan dapat memutus mata

rantai kemiskinan antar generasi, sehingga generasi berikutnya

dapat keluar dari perangkap kemiskinan.

5. Beras Untuk Keluarga Miskin (Raskin) merupakan subsidi pangan

yang diperuntukkan bagi keluarga miskin sebagai upaya dari

pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan

Page 50: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

29

memberikan perlindungan pada keluarga miskin. Program ini

bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga

Sasaran (RTS) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan

pokok dalam bentuk beras dan mencegah penurunan konsumsi

energi dan protein. Selain itu raskin bertujuan untuk meningkatkan

/ membuka akses pangan keluarga melalui penjualan beras kepada

keluarga penerima manfaat dengan jumlah yang telah ditentukan.

6. Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah dana pinjaman dalam bentuk

Kredit Modal Kerja (KMK) dan atau Kredit Investasi (KI) dengan

plafon kredit dari Rp. 5 Juta sampai dengan Rp. 500 Juta. Program

ini bertujuan untuk meningkatkan akses pembiayaan perbankan

yang sebelumnya hanya terbatas pada usaha berskala besar dan

kurang menjangkau pelaku usaha mikro kecil dan menengah seperti

usaha rumah tangga dan jenis usaha mikro lain yang bersifat

informal, mempercepat pengembangan sektor riil dan

pemberdayaan UMKM.

b. Teori Kemiskinan

Angka kemiskinan di Indonesia yang cenderung stabil bahkan

meningkat setiap tahun, mengindikasikan bahwa masyarakat miskin sulit

untuk keluar dari lingkaran setan kemiskinan (Vicius Sircle of Poverty).

Teori tersebut pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi asal

Swedia dan penerima hadiah nobel untuk ekonomi, Ragnar Nurkse. Teori

itu menjelaskan sebab-sebab kemiskinan di negara-negara sedang

Page 51: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

30

berkembang yang umunya baru merdeka dari penjajahan asing. Teori

tersebut menyatakan bahwa tingkat pendapatan yang rendah akan

menyebabkan permintaan rendah (pada sisi permintaan) dan tabungan

yang rendah (pada sisi penawaran), sehingga tingkat investasi pun

rendah. Tingkat investasi yang rendah menyebabkan kurangnya modal

dan kembali menyebabkan produktivitas yang rendah (Jhingan, 2004).

Salah satu upaya memutus lingkaran setan kemiskinan adalah dengan

memberikan modal berupa modal kerja kepada masyarakat miskin agar

mereka dapat melakukan usaha produktif sehingga mampu meningkatkan

pendapatannya. Namun, akses masyarakat miskin terhadap sumber modal

sangat terbatas. Kemiskinannya menyebabkan mereka dinilai tidak

bankable sehingga tidak dapat mengakses dana untuk modal dari

lembaga keuangan formal seperti bank.

Sumber: Jhingan, 2004.

Gambar 2.1 Lingkaran Setan Kemiskinan

Pendapatan

rendah

Permintaan rendah (sisi permintaan)

Tabungan rendah (sisi penawaran)

Investasi rendah

Kekurangan modal

Produktivitas

rendah

Page 52: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

31

c. Penyebab Kemiskinan

Sharp, et. Al dalam Amirullah (2001) mencoba mengidentifikasi

penyebab kemiskinan yang dipandang dari sisi ekonomi. Pertama, secara

mikro, kemiskinan muncul karena ketidaksamaan pola kepemilikan

sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpal.

Penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah terbatas

dan kualitasnya rendah. Kedua, kemiskinan muncul akibat perbedaan

dalam kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

yang rendah berarti produktivitas rendah, yang pada gilirannya upahnya

rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia ini karena rendahnya

tingkat pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi,

atau keturunan. Ketiga, kemiskinan muncul akibat perbedaan akses

dalam modal.

Ginanjar Karasmita (1996) mengemukakan bahwa kondisi kemiskinan

dapat disebabkan empat penyebab utama, yaitu:

1. Rendahnya taraf pendidikan. Taraf pendidikan yang rendah

mengakibatkan kemampuan pengembangan diri terbatas dan

menyebabkan sempitnya lapangan pekerjaan untuk dimasuki.

Dalam bersaing mendapatkan lapangan pekerjaan yang ada, taraf

pendidikan juga menentukan. Taraf pendidikan yang rendah juga

membatasi kemampuan untuk mencari dan memanfaatkan peluang.

Page 53: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

32

2. Rendahnya tingkat kesehatan. Taraf kesehatan dan gizi rendah

menyebabkan rendahnya daya tahan fisik, daya pikiran dan

prakarsa.

3. Terbatasnya lapangan kerja. Keadaan kemiskinan karena kondisi

pendidikan dan kesehatan diperberat oleh terbatasnya lapangan

pekerjaan. Selama ada lapangan kerja atau kegiatan usaha, selama

itu pula ada harapan untuk memustuskan lingkaran kemiskinan itu.

4. Kondisi keterisolasian. Banyak penduduk miskin, secara ekonomi

tidak berdaya karena terpencil dan terisolasi. Mereka hidup

terpencil sehingga sulit atau tidak dapat terjangkau oleh pelayanan

pendidikan, kesehatan dan gerak kemajuan yang dinikmati

masyarakat lainnya.

Menurut Robert Chamber (2004) dalam Departemen Komunikasi dan

Informatika (2008) inti dari masalah kemiskinan sebenarnya terletak

pada apa yang disebut deprivation trap atau perangkap kemiskinan.

Secara rinci, deprivation trap terdiri dari lima unsur, yaitu: kemiskinan

itu sendiri, kelemahan fisik, keterasingan atau kadar isolasi, kerentanan

dan ketidakberdayaan. Kelima unsur ini seringkali saling berkaitan satu

sama lain, sehingga menjadi penyebab perangkap kemiskinan yang

mematikan peluang hidup seseorang sehingga kerentanan dan

ketidakberdayaan perlu mendapat perhatian yang utama.

Todaro (2006) menyatakan bahwa tinggi rendahnya tingkat

kemiskinan di suatu negara tergantung dari dua faktor utama, yakni:

Page 54: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

33

tingkat pendapatan nasional rata-rata, dan lebar sempitnya kesenjangan

dalam distribusi pendapatan. Selain itu Todaro juga menjelaskan bahwa

adanya variasi kemiskinan di setiap wilayah karena disebabkan:

1. Perbedaan geografis, penduduk dan pendapatan.

2. Perbedaan sejarah.

3. Perbedaan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) dan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM).

4. Perbedaan sektor swasta dan Negara.

5. Perbedaan struktur perindustrian.

6. Perbedaan pada ketergantungan kekuatan ekonomi dan politik dari

negara lain.

7. Perbedaan pembagian kekuasaan, struktur politik dan kelembagaan

dalam negeri.

Penyebab lain dari kemiskinan dalam situasi sekarang adalah tiadanya

kemampuan SDM dalam mengelola teknologi yang sudah berkembang.

Dalam kaitan ini kemiskinan bersumber dari ketidakmampuan menguasai

asset, baik asset fisik berupa alat-alat produksi, modal, mesin, peralatan,

tanah dan tenaga kerja serta asset non-fisik yakni kesehatan, pendidikan,

keterampilan, manajemen, informasi dan teknologi. Salah satu penyebab

seseorang menjadi miskin, karena mereka tidak memiliki asset-asset

tersebut, yang sebenarnya merupakan sumber pendapatan dan

penghidupan.

Page 55: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

34

d. Ukuran Kemiskinan

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),

mengukur kemiskinan berdasarkan dua kriteria yaitu (Suryawati, 2005):

1. Kriteria Keluarga Pra Sejahtera (Pra KS) yaitu keluarga yang tidak

mempunyai kemampuan untuk menjalankan perintah agama

dengan baik, minimum makan dua kali sehari, membeli lebih dari

satu stel pakaian per orang per tahun, lantai rumah bersemen lebih

dari 80% dan berobat ke Puskesmas bila sakit.

2. Kriteria Keluarga Sejahtera 1 (KS 1) yaitu keluarga yang tidak

berkemampuan untuk melaksanakan perintah agama dengan baik,

minimal satu kali per minggu makan daging/telor/ikan, membeli

pakaian satu stel per tahun, rata-rata luas lantai rumah 8 meter per

segi per anggota keluarga, tidak ada anggota keluarga umur 10

sampai 60 tahun yang buta huruf, semua anak berumur antara 5

sampai 15 tahun bersekolah, satu dari anggota keluarga mempunyai

penghasilan rutin atau tetap, dan tidak ada yang sakit selama tiga

bulan.

Secara umum, ada dua macam ukuran kemiskinan yang biasa

digunakan, yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif (Arsyad dan

Widodo, 2006).

1) Kemiskinan absolut dikaitkan dengan tingkat pendapatan dan

kebutuhan. Kebutuhan tersebut dibatasi pada kebutuhan pokok atau

kebutuhan dasar (basic need) yang memungkinkan seseorang untuk

Page 56: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

35

hidup secara layak. Apabila pendapatan tersebut tidak mencapai

kebutuhan minimum, maka dapat dikatakan miskin. Sehingga

dengan kata lain bahwa kemiskinan dapat diukur dengan

membandingkan tingkat pendapatan yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan hidup.

2) Kemiskinan relatif yaitu apabila seseorang yang sudah mempunyai

tingkat pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar

minimum tidak selalu berarti tidak miskin. Hal ini terjadi karena

kemiskinan lebih banyak ditentukan oleh keadaan sekitarnya

walaupun pendapatannya sudah mencapai tingkat dasar minimum

tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat

sekitarnya, maka orang tersebut masih berada dalam keadaan

miskin. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan mengalami

perubahan apabila tingkat hidup masyarakat berubah sehingga

konsep kemiskinan ini bersifat dinamis atau akan selalu ada.

2. ZIS (Zakat, Infaq, Shadaqah)

a. Zakat

1) Definisi Zakat

Zakat merupakan ibadah yang dapat diartikan banyak hal, baik

secara etimologi maupun secara terminologi. Secara etimologi

(bahasa) kata “zakat” merupakan kata dasar (masdar) dari zaka yang

berarti tumbuh, berkah, bersih dan bertambahnya kebaikan (Qardawi,

2004).

Page 57: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

36

Zakat ditinjau dari segi bahasa memiliki beberapa arti, yaitu al-

barakatu yang berarti keberkahan, al-namma yang berarti

pertumbuhan dan perkembangan, ath-thaharathu yang berarti

kesucian, dan ash-shalahu yang berarti keberesan. Sedangkan

menurut istilah, pengertian zakat adalah bagian dari harta yang telah

memenuhi syarat tertentu, yang diwajibkan oleh Allah untuk

diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan

tertentu pula (Hafidhuddin, 2002). Seseorang yang mengeluarkan

zakat, berarti dia telah membersihkan diri, jiwa dan hartanya. Dia

telah membersihkan jiwanya dari penyakit kikir (bakhil) dan

membersihkan hartanya dari hak orang lain yang ada dalam harta itu.

Orang yang berhak menerimanya pun akan bersih jiwanya dari

penyakit dengki, iri hati terhadap orang yang mempunyai harta.

Sedangkan menurut Departemen Agama RI (2009) zakat adalah

harta wajib yang disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang

dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk

diberikan kepada yang sesuai atau berhak menerima nya.

(http://www.kemenag.go.id)

2) Jenis Zakat

Menurut Mohammad Daud Ali (1988) zakat terdiri dari dua jenis,

yaitu:

a) Zakat maal atau zakat harta, yaitu bagian dari harta

kekayaan seseorang (juga badan hukum) yang wajib

Page 58: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

37

dikeluarkan untuk golongan orang-orang tertentu setelah

dimiliki selama jangka waktu tertentu dalam jumlah

minimal tertentu.

b) Zakat fitrah, yaitu pengeluaran yang wajib dilakukan oleh

setiap muslim yang mempunyai kelebihan dari keperluan

keluarga yang wajar pada bulan puasa sebelum hari raya

idul fitri.

3) Jenis Harta yang Dikeluarkan Untuk Zakat

Jenis harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah binatang ternak

(almawasyi), hasil tanaman (az-zuru‟), emas dan perak (an-naqdain),

perniagaan (attijarah), harta hasil temuan/harta karun (rikaz), dan

hasil tambang (ma‟din).

4) Syarat Zakat

Harta yang akan dikenakan zakatnya harus telah memenuhi

persyaratan-persyaratan yang sesuai dengan syara’. Fakhruddin (2008)

membagi syarat ini menjadi dua, yaitu syarat wajib dan syarat sah

berdasarkan kitab al-fiqh al-islamiy wa adillatuhu. Adapun syarat

wajib zakat adalah:

a) Merdeka. Seorang budak tidak dikenai kewajiban

membayar zakat, karena dia tidak memiliki sesuatu apapun.

Semua miliknya adalah milik tuan nya.

b) Islam. Seorang non muslim tidak wajib membayar zakat.

Adapun untuk mereka yang murtad (keluar dari agama

Page 59: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

38

Islam), terdapat perbedaan pendapat. Menurut Imam Syafi’i

orang murtad diwajibkan membayar zakat terhadap harta-

harta nya sebelum dia murtad. Sedangkan menurut Imam

Hanafi, seorang murtad tidak dikenai zakat terhadap harta

nya karena peruatan riddah nya telah menggugurkan

kewajiban tersebut. Menurut Malikiyah, Islam adalah syarat

sah, bukan syarat wajib. Oleh karena itu orang kafir wajib

berzakat meskipun tidak sah menurut Islam.

c) Baliq dan berakal. Anak kecil dan orang gila tidak dikenai

zakat pada hartanya, karena keduanya tidak dikenai khitab

perintah.

d) Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati.

e) Harta yang dizakati telah mencapai nisab atau senilai

dengannya.

f) Harta yang dizakati adalah milik penuh (al-milk al-tam).

Harta tersebut berada dibawah kontrol dan di dalam

kekuasaan pemiliknya, atau seperti menurut sebagian ulama

bahwa harta itu berada di tangan pemiliknya, di dalamnya

tidak tersangkut dengan hak orang lain dan ia dapat

menikmatinya. Atau bisa juga dikatakan sebagai

kemampuan pemilik harta mentransaksikan miliknya tanpa

campur tangan orang lain.

Page 60: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

39

g) Kepemilikan harta telah mencapai setahun atau cukup haul

(ukuran waktu, masa). Haul adalah perputaran harta satu

nisha dalam 12 bulan Qamariyah.

h) Harta tersebut bukan merupakan hasil hutang. Imam Maliki

mengatakan bahwa jika seseorang mempunyai hutang yang

mengurangi nisab dan dia tidak mempunyai harta yang bisa

menyempurnakan nisab nya, maka dia tidak wajib

membayar zakat. Ini adalah syarat khusus untuk zakat emas

dan perak jika keduanya bukan barang tambang dan barang

temuan.

i) Harta yang akan dizakati melebihi kebutuhan pokok.

j) Harta tersebut harus di dapatkan dengan cara yang baik dan

halal. Maksudnya bahwa harta yang haram, baik substansi

bendanya maupun cara mendapatkannya jelas tidak

dikenakan kewajiban zakat, karena Allah tidak menerima

kecuali yang baik dan halal.

k) Berkembang. Qardhawi dalam Fakhruddin (2008) membagi

pengertian tersebut menjadi dua. Pertama, bertambah secara

konkrit (haqiqi). Kedua, bertambah secara tidak konkrit

(taqdiri). Berkembang secara konkrit adalah bertambah

akibat pembiakan dan perdagangan atau sejenisnya.

Sedangkan berkembang tidak secara konkrit adalah

Page 61: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

40

kekayaan itu berpotensi berkembang baik berada di

tangannya maupun di tangan orang lain atas namanya.

Sedangkan syarat-syarat sah pelaksanaan zakat yaitu:

a. Niat.

b. Tamlik (memindahkan kepemilikan harta kepada

penerimaan).

5) Hukum Zakat

Zakat merupakan bagian dari Rukun Islam yang ke tiga, dan

merupakan kewajiban bagi seluruh umat muslim. Kewajiban zakat

merupakan sesuatu yang ma'lum minad-din bid-darurah (diketahui

keberadaannya secara otomatis) dan merupakan bagian mutlak dari

keislaman seseorang. Dasar hukum zakat dapat dijumpai baik dalam

Qur'an, maupun sunnah.

a) QS. Al-Baqarah [2] ayat 110:

ر نخ موالنفسكمم وأقمواالصلةوآتواالزكاةوماتقد

تجدوهعندللاإنللابماتعملونبصر

Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.

Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu,

tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu

kerjakan.”

Page 62: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

41

b) QS. At-Taubah [9] ayat 60:

هاوالمؤلفة إنماالصدقاتللفقراءوالمساكنوالعاملنعل

قابوالغارمنوفسبلللاوابنالسبل قلوبهموفالر

نللاوللاعلمحكم فرضةم

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk

orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus

zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya untuk

(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang untuk

jalan Allah orang-orang yang sedang dalam perjalanan,

sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah

Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

c) QS. At-Taubah [9] ayat 103:

همإن عل همبهاوصل خذمنأموالهمصدقةتطهرهموتزك

صلتكسكنلهموللاسمععلم

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,

dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan

mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa

kamu itu menjadi ketentraman jiwa buat mereka. Dan Allah

Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Page 63: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

42

Adapun dasar hukum berdasarkan Sunnah, yaitu:

a) Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari

Abdullah bin Umar Rosulullah, yang artinya:

“Islam itu ditegakkan atas lima pilar: syahadat yang

menegaskan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan

Muhammad utusan Allah, mendirikan sholat, membayar

zakat, menunaikan haji dan berpuasa pada bulan

Ramadhan” (HR Bukhari Muslim)

b) Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim dari

Abu Hurairah, yang artinya:

“Seseorang yang menyimpan hartanya tidak dikeluarkan

zakatnya akan dibakar dalam neraka jahanam baginya

dibuatkan setrika dari api, kemudian disetrikakan ke

lambung dan dahinya. (HR Ahmad dan Muslim).

Selain dasar hukum yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah,

peraturan mengenai zakat juga terdapat dalam hukum positif,

diantaranya yaitu:

a. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan

Zakat yang secara garis besar berisi pedoman zakat mulai

dari ketentuan umum, tujuan zakat, organisasi pengelolaan

zakat, pengumpulan, pendistribusian dan pelaporan,

pembinaan dan pengawasan, peran serta masyarakat, hingga

sanksi dan larangan terkait dengan zakat.

Page 64: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

43

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

c. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 114

Tahun 2014 tentang Pembentukan Badan Amil Zakat

Nasional Provinsi.

d. Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

dan Urusan Haji Nomor D/291 Tahun 2000 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.

6) Prinsip Zakat

Menurut M.A. Manan dalam bukunya Islamic Econonomics:

Theory and Practice (1993), zakat mempunyai enam prinsip, yaitu:

a) Prinsip keyakinan keagamaan (faith), yaitu menyatakan

bahwa orang yang membayar zakat yakin bahwa

pembayaran tersebut merupakan salah satu manifestasi

keyakninan agamanya, sehingga kalau orang yang

bersangkutan belum menunaikan zakatnya, belum merasa

sempurna ibadahnya.

b) Prinsip pemerataan (equity) dan keadilan, yaitu membagi

lebih adil kekayaan yang telah diberikan Tuhan kepada

manusia.

c) Prinsip produktivitas (productivity) dan kematangan, yaitu

menenkankan bahwa zakat memang wajar harus dibayar

Page 65: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

44

karena milik tertentu telah menghasilkan produk tertentu.

Dan hasil (produksi) tersebut hanya dapat dipungut setelah

lewat jangka waktu satu tahun yang merupakan ukuran

normal memperoleh hasil tertentu.

d) Prinsip nalar (reason) dan prinsip kebebasan (freedom),

yaitu menjelaskan bahwa zakat hanya dibayar oleh orang

yang bebas dan sehat jasmani serta rohaninya, yang merasa

mempunyai tanggung jawab untuk membayar zakat untuk

kepentingan bersama. Zakat tidak dipungut dari orang yang

sedang dihukum atau orang yang menderita sakit jiwa.

e) Prinsip etik (ethic) dan kewajaran, yaitu bahwa zakat tidak

akan diminta secara semena-mena tanpa memperlihatkan

akibat yang ditimbulkannya.

7) Hikmah dan Manfaat Zakat

Zakat merupakan suatu ibadah maliyah yang memiliki hikmah dan

manfaat yang sangat besar bagi muzakki maupun mustahiq yang

menerimanya, menurut Hafihuddin (2002) diantara hikmah dan

manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sebagai bentuk perwujudan keimanan kepada Allah SWT,

selain itu juga merupakan perwujudan dari rasa syukur kita

kepada Allah SWT, memupuk akhlaq mulia dengan

menumbuhkan rasa kemanusiaan yang tinggi,

menghilangkan sifat rakus, kikir dan materialistis,

Page 66: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

45

membersihkan dan mengembangkan harta yang dimiliki,

serta memupuk ketenangan hidup.

b. Sebagai bentuk ta‟awuniyah terhadap mustahiq terutama

fakir miskin, untuk membantu dan membina mereka ke arah

kehidupan yang lebih sejahtera sehingga mereka dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat

beribadah dengan tenang serta dapat terhindar dari

kekufuran dan perasaaan iri dan dengki terhadap orang-

orang yang memiliki kelebihan harta.

c. Sebagai pilar amal bersama dan juga sebagai bentuk

jaminan sosial bagi para mustahiq, melalui pengelolaan dan

pendayagunaan zakat yang optimal, maka kehidupan para

mustahiq dapat diperhatikan dengan baik.

d. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana

dan prasarana yang dibutuhkan umat Islam seperti sumber

dana untuk pembangunan masjid, madrasah, dll.

e. Sebagai bentuk sosialisasi etika bisnis yang benar, bahwa di

dalam harta yang kita peroleh dari kegiatan usaha maupun

bisnis di dalamnya terkandung hak milik orang lain pula.

f. Sebagai instrumen pemerataan pendapatan dalam

membangun kesejahteraan.

Page 67: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

46

8) Golongan Penerima Zakat

Al-Qur'an telah memberikan perhatian secara khusus dengan

menerangkan kepada siapa zakat harus diberikan. Tidak

diperkenankan membagikan zakat menurut kehendak sendiri atau

karena kedekatan sosial tertentu. Allah SWT berfirman dalam QS. At-

Taubah [9]: 60

دقات للفقراء والمساكين والعاملين علي ها والمؤلفة قلىبهم وفي إنما الص

وللا ن للا بيل فريضة م وابن الس قاب والغارمين وفي سبيل للا الر

عليم حكيم

"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang faqir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang

dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam

perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah

Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. At-Taubah [9]: 60).

Adapun golongan yang berhak menerima zakat berdasarkan QS.

At-Taubah [9]: 60 yaitu terdiri dari delapan asnaf (golongan) (Al-

Maraghi, 1992) yaitu:

1. Orang faqir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak

mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi

penghidupannya.

Page 68: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

47

2. Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan

dalam keadaan kekurangan.

3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk

mengumpulkan dan membagikan zakat.

4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan

orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah.

5. Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan

Muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir.

6. Orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk

kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup

membayarnya.

7. Pada jalan Allah (sabilillah): Yaitu untuk keperluan

pertahanan Islam dan kaum muslimin.

8. Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat

mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.

Abu Hanifah dan Ahmad mensunahkan pembagian secara merata

kepada semua asnaf jika hartanya mencukupi. Akan tetapi jika

hartanya tidak mencukupi maka zakat boleh diberikan kepada

sebagian dari delapan golongan tersebut, bahkan boleh diberikan

kepada satu orang saja. Imam Malik mengatakan tidak wajib

memberikan harta zakat kepada semua asnaf, namun zakat harus

diberikan kepada golongan yang lebih membutuhkan santunan.

Page 69: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

48

b. Infaq

1) Definisi Infaq

Menurut Ayubi (2008) kata Infaq adalah kata serapan dari Bahasa

Arab yaitu al-infaq. Kata al-infaq adalah mashdar dari kata anfaqa-

yunfiqu-infaq[an]. Kata anfaqa sendiri merupakan kata bentukan yang

asalnya nafaqa-yanfuqu-nafaq[an] yang artinya, nafada (habis),

faniya (hilang/lenyap), naqasha (berkurang), qalla (sedikit), dzahaba

(pergi), kharaja (keluar). Karena itu, kata al-infaq secara bahasa bisa

berarti infad (menghabiskan), ifna‟ (pelenyapan/pemunahan), taqlil

(pengurangan), idzhab (menyingkirkan) atau ikhraj (pengeluaran).

Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk suatu kepentingan (Hafihuddin, 2002). Sedangkan

definisi infaq menurut Hidayat (2010) adalah pengeluaran sukarela

yang dilakukan seseorang setiap kali memperoleh rezeki sebanyak

yang dikehendakinya.

Jika zakat ada nishabnya kalau infaq tidak ada nishabnya. Infaq

dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman baik berpenghasilan

tinggi maupun rendah, baik disaat sempit ataupun lapang.

2) Dasar Hukum Infaq

a) QS. Al-Baqarah [2] ayat 215

Page 70: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

49

نوالقربن رفللوالد نخ نفقونقلماأنفقتمم سألونكماذا

رفإنللابه تامىوالمساكنوابنالسبلوماتفعلوامنخ وال

علم

Artinya: “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan.

Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah

diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim,

orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam

perjalanan". Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka

sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.”

b) QS.Al-Imran [3] ayat 134

ظوالعافنعن نفقونفالسراءوالضراءوالكاظمنالغ الذن

المحسنن حب الناسوللاArtinya: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik

di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan

amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai

orang-orang yang berbuat kebajikan.”

c. Shadaqah

1) Pengertian Shadaqah

Inoed dkk (dalam Sholihin, 2010) menyatakan bahwa shadaqah

berasal dari kata shadaqa yang berarti benar, dan dapat dipahami

dengan memberikan atau mendermakan sesuatu kepada orang lain.

Page 71: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

50

Dalam konsep ini, shadaqah merupakan wujud dari keimanan dan

ketaqwaan seseorang, artinya orang yang suka bershadaqah adalah

orang yang benar pengakuan imannya. Dalam istilah syariat Islam,

shadaqah sama dengan pengertian infaq, termasuk juga hukum dan

ketentuan-ketentuannya. Sisi perbedaannya hanya terletak pada

bendanya. Infaq berkaitan dengan materi, sedangkan shadaqah

berkaitan dengan materi dan non materi, baik dalam bentuk pemberian

uang atau benda, tenaga atau jasa, menahan diri untuk tidak berbuat

kejahatan, mengucapkan takbir, tahmid, tahlil bahkan yang paling

sederhana adalah tersenyum kepada orang lain dengan ikhlas.

Shadaqah adalah pemberian harta kepada orang-orang fakir,

orang yang membutuhkan ataupun pihak-pihak lain yang berhak

menerima shadaqah tanpa disertai imbalan (Yunus, 1936).

Shadaqah mempunyai cakupan yang sangat luas dan digunakan

Al-Qur’an untuk mencakup segala jenis sumbangan. Shadaqah berarti

memberi derma, termasuk memberi derma untuk memenuhi hukum

dimana kata zakat digunakan dalam Al-Qur’an dan sunnah. Zakat juga

dapat disebut shadaqah karena zakat juga merupakan derma yang

diwajibkan sedangkan shadaqah adalah sukarela. Zakat dikumpulkan

oleh pemerintah sebagai suatu pungutan wajib, sedangkan shadaqah

diberikan secara sukarela.

Page 72: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

51

2) Dasar Hukum Shadaqah

Shadaqah adalah sesuatu yang ma’ruf (benar dalam pandangan

syura). Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah [2] ayat 245:

ضاعفهلهأضعافاكثرةوللا قرضللاقرضاحسناف منذاالذي

هترجعون بسطوإل قبضو

Artinya: “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah,

pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka

Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat

ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan

(rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”

Hadis yang menganjurkan sedekah juga tidak sedikit jumlahnya.

Para fuqaha sepakat hukum sedekah pada dasarnya adalah sunah. Di

samping sunah, adakalanya hukum sedekah menjadi haram yaitu

dalam kasus seseorang yang bersedekah mengetahui pasti bahwa

orang yang bakal menerima sedekah tersebut akan menggunakan harta

sedekah untuk kemaksiatan. Terakhir ada kalanya juga hukum

sedekah berubah menjadi wajib, yaitu ketika seseorang bertemu

dengan orang lain yang sedang kelaparan hingga dapat mengancam

keselamatan jiwanya, sementara dia mempunyai makanan yang lebih

dari apa yang diperlukan saat itu. Hukum sedekah juga menjadi wajib

jika seseorang bernazar hendak bersedekah kepada seseorang atau

lembaga (Ichsan, 2016).

Page 73: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

52

d. Pendayagunaan ZIS

Pendayagunaan Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) adalah

pengupayaan agar harta ZIS mampu mendatangkan hasil bagi

penerimanya. Dana ZIS merupakan sumber dana yang potensial, yang

dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup umat

manusia, terutama golongan orang fakir miskin, sehingga mereka bisa

hidup layak secara mandiri tanpa meminta belas kasihan orang lain.

Secara garis besar, dana ZIS dapat didistribusikan pada dua jenis

kegiatan, yaitu kegiatan-kegiatan yang bersifat konsumtif dan

produktif (Nasution et al., 2008). Kegiatan konsumtif adalah kegiatan

yang berupa bantuan sesaat untuk menyelesaikan masalah yang

sifatnya mendesak dan langsung habis setelah bantuan tersebut

digunakan (jangka pendek). Sedangkan kegiatan produktif adalah

pemberian bantuan yang diperuntukkan bagi kegiatan usaha produktif

sehingga dapat memberikan dampak jangka menengah-panjang bagi

para mustahiq.

Pendayagunaan ZIS yang bersifat konsumtif dapat disalurkan

dalam bentuk bantuan biaya kesehatan, pendidikan, serta kegiatan

sosial lain yang bersifat insidental seperti bantuan penanganan

bencana alam. Sedangkan pendayagunaan ZIS produktif dapat

dilakukan melalui kegiatan pengembangan dan pemberdayaan

UMKM serta pemberdayaan berbasis komunitas. Pendayagunaan ZIS

secara produktif dapat dilakukan dengan memberikan pembiayaan

Page 74: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

53

produktif kepada para mustahiq. Menurut Antonio (2001),

pembiayaan produktif adalah pembiayaan yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk

peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun

investasi. Berdasarkan jenis keperluannya, pembiayaan produktif

dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Pembiayaan modal kerja, yang merupakan pembiayaan untuk

memenuhi kebutuhan peningkatan produksi secara kuantitatif

(jumlah hasil produksi) dan kualitatif (peningkatan kualitas atau

mutu hasil produksi) serta untuk keperluan perdagangan atau

peningkatan utility of place dari suatu barang.

2) Pembiayaan investasi, yang merupakan pembiayaan untuk

memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods), serta

fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan investasi.

Selain itu, Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya fiqh Zakat juga

menyatakan bahwa pemerintah Islam diperbolehkan membangun

pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan dari uang zakat untuk

kemudian kepemilikan dan keuntungannya digunakan bagi

kepentingan fakir miskin, sehingga kebutuhan mereka dapat terpenuhi

sepanjang masa (Ismail Nawawi, 2010).

Pada masa kekhalifahan (kepemimpinan) Umar bin Khatab dana

zakat yang diperoleh sebagian dimasukkan ke sisi pengeluaran untuk

Page 75: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

54

membiayai dana pensiun bagi penduduk yang bergabung dalam

kemiliteran dan kepegawaian seperti pegawai sipil.

Dalam rangka optimalisasi pendayagunaan dana ZIS, untuk

meningkatkan kepercayaan dan motivasi para muzakki untuk berzakat

melalui lembaga amil zakat serta mempercepat proses pengentasan

kemiskinan dan perbaikan taraf ekonomi, pengembangan sistem dan

proses profesionalisme pengelolaan dana ZIS merupakan sebuah

keniscayaan. Dengan meningkatnya kemauan para muzakki untuk

berzakat melalui lembaga amil, pengelolaan dan pendayagunaan dana

ZIS yang terkumpul dapat dimaksimalkan, sehingga diharapkan

kemiskinan dapat berkurang.

Pemberdayaan zakat harus berdampak positif bagi mustahiq, baik

secara ekonomi mahupun sosial. Dari sisi ekonomi, mustahiq dituntut

benar-benar dapat mandiri dan hidup secara layak sedangkan dari sisi

sosial, mustahiq dituntut dapat hidup sejajar dengan masyarakat yang

lain. Hal ini berarti, zakat tidak hanya didistribusikan untuk hal-hal

yang konsumtif saja dan hanya bersifat charity tetapi lebih untuk

kepentingan yang produktif dan bersifat edukatif.

3. Upah

a. Definisi Upah Minimum

Kebijakan upah minimum telah menjadi isu yang penting dalam

masalah ketenagakerjaan di beberapa negara baik maju maupun

berkembang. Upah pada dasarnya merupakan sumber utama

Page 76: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

55

penghasilan seseorang, oleh karenanya upah harus cukup untuk

memenuhi kebutuhan pekerja dan keluarganya dengan wajar. Sebagai

imbalan terhadap tenaga dan pikiran yang diberikan pekerja kepada

pengusaha, maka pengusaha akan memberikan kepada pekerja dalam

bentuk upah. Upah adalah pembayaran atas jasa-jasa fisik maupun

mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha

(Sukirno, 2009).

Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri

Tenaga Kerja Nomor: Per-01/Men/1999 tentang Upah Minimum

adalah upah bulanan rendah yang terdiri dari upah pokok termasuk

tunjangan tetap. Yang dimaksud dengan tunjangan tetap adalah suatu

jumlah imbalan yang diterima pekerja secara tetap dan teratur

pembayarannya, yang tidak dikaitkan dengan kehadiran ataupun

pencapaian prestasi tertentu. Menurut Kaufman (2000), tujuan utama

ditetapkannya upah minimum adalah memenuhi standar hidup

minimum seperti untuk kesehatan, efisiensi, dan kesejahteraan

pekerja. Upah minimum adalah usaha untuk mengangkat derajat

penduduk berpendapatan rendah, terutama pekerja miskin.

Menurut Ranupandojo dan Husnan (2000), faktor-faktor yang

mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat upah adalah sebagai berikut:

1. Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja

Faktor ini berkaitan dengan hukum permintaan dan penawaran,

dimana untuk pekerjaan yang membutuhkan keterampilan (skill)

Page 77: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

56

tinggi, dan jumlah tenaga kerjanya langka, maka upah cenderung

tinggi. Sedangkan untuk jabatan yang mempunyai “Penawaran”

yang melimpah, maka upah akan cenderung menurun.

2. Organisasi Buruh

Ada tidaknya organisasi buruh, serta kuat lemahnya organisasi

buruh yang ada dalam suatu perusahaan akan ikut mempengaruhi

terbentuknya tingkat upah. Adanya serikat buruh yang kuat akan

meningkatkan tingkat upah demikian pula sebaliknya.

3. Kemampuan untuk Membayar

Bagi perusahaan, upah merupakan salah satu komponen biaya

produksi, dan akhirnya akan mengurangi keuntungan. Jika

kenaikan biaya produksi sampai mengakibatkan kerugian

perusahaan, maka perusahaan tidak akan mampu memenuhi

fasilitas karyawan.

4. Produktivitas Kerja

Upah insentif sebenarnya merupakan imbalan atas atas prestasi

karyawan. Semakin tinggi prestasi karyawan seharusnya semakin

besar pula upah yang ia terima. Prestasi ini biasanya dinyatakan

sebagai produktivitas kerja.

5. Biaya Hidup

Faktor lain yang perlu diperhatikan juga adalah biaya hidup.

Dikota besar dimana biaya hidup tinggi, upah kerja cenderung

Page 78: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

57

tinggi. Biaya hidup juga merupakan batas penerimaan upah dari

karyawan.

6. Pemerintah

Pemerintah dengan peraturan-peraturannya juga mempengaruhi

tinggi rendahnya upah. Peraturan tentang upah minimum

merupakan batas bawah dari tingkat upah yang akan dibayarkan.

Dalam pasar tenaga kerja sangat penting untuk menetapkan

besarnya upah yang harus dibayarkan perusahaan pada pekerjanya.

Undang-undang upah minimum menetapkan harga terendah tenaga

kerja yang harus dibayarkan (Mankiw, 2006).

b. Teori Upah Minimum

Kebijakan upah minimum di Indonesia tertuang dalam Peraturan

Menteri Tenaga Kerja Nomor: Per-01/Men/1999 dan UU

Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003. Menurut Rachman (2005),

Tujuan penetapan upah minimum dapat dibedakan secara mikro dan

makro. Secara mikro tujuan penetapan upah minimum, yaitu:

1. Sebagai jaring pengaman agar upah tidak merosot

2. Mengurangi kesenjangan antara upah terendah dan tertinggi di

perusahaan

3. Meningkatkan penghasilan pekerja pada tingkat paling bawah.

Sedangkan secara makro, tujuan penetapan upah minimum, yaitu:

(a) Pemerataan pendapatan

(b) Peningkatan daya beli pekerja dan perluasan kesempatan kerja

Page 79: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

58

(c) Perubahan struktur biaya industri sektoral

(d) Peningkatan produktivitas kerja nasional

(e) Peningkatan etos dan disiplin kerja

(f) Memperlancar komunikasi pekerja dan pengusaha dalam rangka

hubungan bipartite.

Pada awalnya upah minimum ditentukan secara terpusat oleh

Departemen Tenaga Kerja untuk region atau wilayah-wilayah di

seluruh Indonesia. Dalam perkembangan otonomi daerah, kemudian

mulai tahun 2001 upah minimum ditetapkan oleh masing-masing

provinsi. Upah Minimum ini dapat dibedakan menjadi upah minimum

regional dan upah minimum sektoral.

1. Upah Minimum Regional

Upah Minimum Regional adalah upah bulanan terendah yang

terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap bagi seorang pekerja

tingkat paling bawah dan bermasa kerja kurang dari satu tahun

yang berlaku di suatu daerah tertentu.

2. Upah Minimum Sektoral

Upah minimum sektoral adalah upah yang berlaku dalam suatu

provinsi berdasarkan kemampuan sektor.

4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

a. Definisi PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)

Page 80: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

59

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi

disuatu daerah/provinsi dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh

data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Badan Pusat Statistik mendefinisikan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh

unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai

barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu

wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah

barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun,

sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang

dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai

dasar. PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui

pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun (Sadono Sukirno, 2000),

sedangkan menurut BPS, PDRB atas dasar harga berlaku digunakan

untuk menunjukkan besarnya struktur perekonomian dan peranan sektor

ekonomi. Total PDRB menunjukkan jumlah seluruh nilai tambah yang

dihasilkan oleh penduduk dalam periode tertentu.

PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam

mengelola sumber daya yang dimilikinya. Oleh karena itu, besaran

PDRB yang dihasilkan oleh masing-masing daerah sangat bergantung

kepada potensi faktor-faktor produksi di daerah tersebut (Permana,

2012). Adanya keterbatasan dalam penyediaan faktor-faktor tersebut

menyebabkan besaran PDRB bervariasi antar daerah. Dalam bukunya,

Page 81: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

60

Hadi Sasana menulis bahwa PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-

jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu

daerah dalam satu periode (Hadi Sasana, 2006).

Cara Perhitungan PDRB dapat diperoleh melalui tiga pendekatan,

yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan

pengeluaran.

1. Menurut pendekatan produksi, PDRB adalah jumlah nilai barang

dan jasa akhir yang diproduksi oleh suatu unit kegiatan ekonomi

di daerah tersebut dikurangi biaya antara masing-masing total

produksi bruto tiap kegiatan subsektor atau sektor dalam jangka

waktu tertentu (satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam

penyajiannya dikelompokan menjadi 9 sektor atau lapangan

usaha, yaitu ; (1) Pertanian; (2) pertambangan dan penggalian; (3)

industri pengolahan; (4) listrik, gas dan air bersih; (5) bangunan;

(6) perdagangan, hotel, dan restoran; (7) pengangkutan dan

komunikasi; (8) keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan

(9) jasa-jasa.

2. Menurut pendekatan pengeluaran, PDRB adalah penjumlahan

semua komponen permintaan akhir. Komponen-komponen

tersebut meliputi : a) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan

lembaga swasta yang tidak mencari untung, b) Konsumsi

pemerintah, c) Pembentukan modal tetap domestik bruto, d)

perubahan stok, e) Ekspor netto.

Page 82: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

61

3. Menurut pendekatan pendapatan, PDRB merupakan jumlah balas

jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam

proses produksi dalam suatu wilayah dalam jangka waktu

tertentu. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah

dan gaji, sewa rumah, bunga modal dan keuntungan. Semua

hitungan tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak

lainnya.

Cara penyajian Produk Domestik Regional Bruto disusun dalam dua

bentuk, yaitu:

a. Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan.

Menurut BPS Pengertian Produk Domestik Regional Bruto atas

dasar harga konstan yaitu jumlah nilai produksi, pengeluaran atau

pendapatan yang dihitung menurut harga tetap. Dengan cara

menilai kembali atau mendefinisikan berdasarkan harga-harga

pada tingkat dasar dengan menggunakan indeks harga konsumen.

Dari perhitungan ini tercermin tingkat kegiatan ekonomi yang

sebenarnya melalui Produk Domestik Regional Bruto riil nya.

b. Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku.

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto atas harga berlaku

menurut BPS adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari

seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah. Yang dimaksud

nilai tambah yaitu merupakan nilai yang ditambahkan kepada

barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses

Page 83: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

62

produksi. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas

ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi.

B. Keterkaitan Antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

1. Pengaruh Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) Terhadap Kemiskinan

Dalam sejarah perkembangan dunia Islam, ZIS merupakan salah satu

sumber penerimaan negara yang sangat penting, selain itu ZIS juga

merupakan alat bantu sosial mandiri yang menjadi kewajiban moral bagi

orang kaya untuk membantu yang miskin, sehingga kemiskinan dan

kemelaratan dapat terhapuskan dari masyarakat. Dalam Islam penghidupan

orang-orang fakir mendapat jaminan dari berbagai segi, yaitu jaminan atas

individu dengan dirinya sendiri, dengan keluarga dekat, dengan masyarakat

dan antara umat dengan umat yang lainnya.

Al-Qardhawi (2002) mengatakan bahwa tujuan mendasar ibadah zakat

itu adalah untuk menyelesaikan berbagai macam persoalan sosial seperti

pengangguran, kemiskinan, dan lain-lain. Sistem distribusi zakat merupakan

solusi terhadap persoalan-persoalan tersebut dengan memberikan bantuan

kepada orang miskin tanpa memandang ras, warna kulit, etnis, dan atribut-

atribut keduniawian lainnya.

Dengan adanya zakat, bukan berarti kewajiban pemerintah untuk

menciptakan kesejahteraan dapat hilang begitu saja, karena zakat hanya

membantu menggeser sebagian tanggung jawab pemerintah kepada

masyarakat. Dengan demikian, zakat merupakan penopang dan tambahan

Page 84: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

63

bagi pemerintah dalam menciptakan pemerataan dan pengurangan

kemiskinan.

Pendapat M Nazori Majid (2003) menyatakan bahwa terdapat tiga hal

yang terkait dalam zakat dalam pembangunan ekonomi yaitu: zakat akan

memakan harta yang didiamkan atau ditimbun, zakat merupakan sesuatu yang

sangat berharga bagi orang yang kurang beruntung serta dapat mendorong

tercapainya standar hidup masyarakat miskin dengan memperbaiki tingkat

produktivitasnya, institusi zakat dapat menambah agregat permintaan dalam

skala makro ekonomi yang lebih tinggi.

Menurut Manan (1997) zakat sebagai salah satu kebijakan fiskal yang

menjadi sendi utama dari sistem ekonomi Islam, diharapkan mampu

mengembangkan suatu masyarakat yang didasarkan atas kekayaan yang

berimbang dengan menempatkan nilai-nilai spiritual pada tingkat yang sama,

karena zakat merupakan komponen utama dalam sistem keuangan publik

yang memiliki ikatan ketakwaan seseorang.

Pramanik (1993) berpendapat bahwa zakat dapat memainkan peran yang

sangat signifikan dalam meredistribusikan pendapatan dan kekayaan dalam

masyarakat muslim. Dalam studinya, Pramanik menyatakan bahwa dalam

konteks makro ekonomi zakat dapat dijadikan sebagai instrumen yang dapat

memberikan insentif untuk meningkatkan produksi, investasi, dan untuk

bekerja. Zakat adalah mekanisme transfer terbaik dalam masyarakat.

Zakat sebagai kebijakan fiskal dalam Islam memiliki tujuan untuk

menjamin pemenuhan kebutuhan-kebutuhan primer (al-hajat al-

Page 85: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

64

asasiyah/basic needs) per individu secara menyeluruh, dan membantu tiap-

tiap individu dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekunder dan tersiernya

(al-hajat al-kamaliyah) sesuai kadar kemampuannya.

Zakat merupakan sebuah keharusan dan indikator ketaqwaan seorang

muslim yang bertautan dengan kondisi perekonomian sebuah masyarakat.

Sedangkan Infaq dan Shadaqah adalah pemberian yang bersifat sukarela,

dimana jika dana zakat ditambah dengan dana infaq dan shadaqah, dana yang

terditribusikan menjadi lebih maksimal. Dalam lingkup ekonomi makro, ZIS

menjadi alat untuk menghilangkan kesenjangan antara masyarakat ekonomi

kelas atas dan masyarakat ekonomi kelas bawah karena zakat adalah transfer

payment yang paling jitu dibanding penarikan pajak, karena dalam konsep

zakat, objek dan besarannya telah dispesifikkan dalam ajaran Islam.

2. Pengaruh Upah Minimum Kabupaten (UMK) Terhadap

Kemiskinan

Tujuan utama ditetapkannya upah minimum adalah memenuhi standar

hidup minimum seperti untuk kesehatan, efisiensi, dan kesejahteraan pekerja.

Upah minimum adalah usaha untuk mengangkat derajat penduduk

berpendapatan rendah, terutama pekerja miskin. Semakin meningkat tingkat

upah minimum akan meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga

kesejahteraan juga meningkat sehingga terbebas dari kemiskinan (Kaufman,

2000).

Penetapan tingkat upah yang dilakukan pemerintah pada suatu negara

akan memberikan pengaruh terhadap besarnya tingkat pengangguran yang

Page 86: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

65

ada. Semakin tinggi besaran upah yang ditetapkan oleh pemerintah, maka hal

tersebut akan berakibat pada penurunan jumlah orang yang bekerja pada

negara tersebut (Kaufman dan Hotckiss, 1999).

Menurut Mankiw (2003), upah merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat pengangguran dan pengangguran berpengaruh kepada

kemiskinan. Selain itu, upah juga merupakan kompensasi yang diterima oleh

satu unit tenaga kerja yang berupa jumlah uang yang dibayarkan kepadanya.

Peran pekerja/buruh, pengusaha dan pemerintah sangat diperlukan dalam

menyikapi dampak penetapan upah minimum. Tidak bisa hanya pengusaha

saja yang harus menanggung dampak penetapan upah minimum ini. Dengan

pengertian dan pemahaman serta kerjasama dari semua pihak yang terkait

dengan hubungan industrial ini maka dapat dicapai tujuan bersama yaitu

pekerja/buruh menjadi sejahtera, perusahaan berkembang dan lestari serta

pemerintah dapat menjaga perkembangan dan peningkatan perekonomian

dengan baik.

3. Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDRB) Terhadap Kemiskinan

Pembangunan ekonomi mensyaratkan pendapatan nasional yang lebih

tinggi. Hal itu akan tercapai apabila tingkat pertumbuhan perekonomian suatu

negara juga tinggi (Todaro, 2006). Pertumbuhan ekonomi merupakan

indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan dan merupakan syarat

bagi pengurangan tingkat kemiskinan. Syaratnya adalah hasil dari

pertumbuhan ekonomi tersebut menyebar disetiap golongan masyarakat,

termasuk di golongan penduduk miskin. Karena permasalahan kemiskinan

Page 87: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

66

tidak terpecahkan jika hanya mengharapkan terjadinya trickle down effect

(efek menetes ke bawah) (Siregar dan Wahyuniarti, 2008).

Menurut Sukirno (2000), laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan

PDRB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil.

Selanjutnya pertumbuhan ekonomi tidak hanya diukur melalui berdasarkan

produk domestik regional bruto (PDRB) secara keseluruhan, tetapi harus

memperhatikan sejauh mana distribusi pendapatan telah menyebar ke lapisan

masyarakat serta siapa yang telah menikmati hasilnya. Karena hal tersebut,

maka penurunan PDRB suatu daerah akan berdampak pada kualitas dan pada

konsumsi rumah tangga. Apabila tingkat pendapatan penduduk sangat

terbatas, banyak rumah tangga miskin terpaksa merubah pola konsumsi

makanan pokoknya ke barang yang lebih murah dengan jumlah barang yang

berkurang.

Menurut Arsyad (1999), pendapatan per kapita seringkali digunakan

sebagai indikator pembangunan. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka

akan semakin tinggi pula kemampuan seseorang untuk membayar (ability to

pay) berbagai pungutan yang ditetapkan pemerintah. Semakin tinggi PDRB

suatu daerah, maka semakin besar pula potensi sumber penerimaan daerah

tersebut. Tingginya penerimaan daerah, diharapkan nantinya pemerintah

daerah tersebut dapat mengatasi masalah kemiskinan dengan baik. Tingginya

tingkat pendapatan daerah bisa disebabkan karena berbagai perubahan

mendasar, seperti struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-

institusi nasional.

Page 88: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

67

C. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian tentang kemiskinan telah dilakukan oleh sejumlah

peneliti dengan daerah dan periode waktu yang berbeda pula, antara lain:

1. Dio Syahrullah (2014), dalam skripsinya melakukan penelitian:

“Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

Pendidikan dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Provinsi

Banten Tahun 2009-2012”, menggunakan teknik analisis Panel Data

dengan Random Effect Model. Hasil dari penelitian ini menunjukan

bahwa kemiskinan di Provinsi Banten mampu dijelaskan oleh PDRB,

Pendidikan, dan Pengangguran sebesar 53,61% (R2). Selanjutnya

secara parsial koefisien regresi menunjukan (1) PDRB berpengaruh

signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai probabilitas 0,0102 dan

berhubungan negatif dengan nilai koefisien yang diperoleh sebesar -

0,552266, (2) Variabel pendidikan tidak signifikan terhadap

kemiskinan di Provinsi Banten ditandai dengan nilai probabilitas

0,9924, dan (3) pengangguran berpengaruh signifikan pada taraf nyata

5% dengan nilai probabilitas 0,0006 dan berhubungan positif dengan

nilai koefisien yang diperoleh sebesar 2,947913. Lalu kemiskinan di

Provinsi Banten dipengaruhi signifikan oleh PDRB, Pendidikan, dan

Pengangguran secara simultan sebesar 10,78% (F-statistik).

2. Ria Marginingsih (2011), dalam skripsinya melakukan penelitian:

“Pengaruh Pendayagunaan Dana ZIS, dan PDRB per Kapita Terhadap

Jumlah Penduduk Miskin (Studi Kasus di Kabupaten/Kota Jawa

Page 89: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

68

Tengah Tahun 2006-2009)” , dengan menggunakan alat analisis Fixed

Effect Model (FEM) atau Least Square Dummy Variable (LSDV).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa realisasi pendayagunaan dana

ZIS, realisasi pengeluaran pemerintah bidang kesra dan PDRB per

kapita berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penduduk

miskin. Arah koefisien regresi negatif menunjukan bahwa peningkatan

pendayagunaan dana ZIS dan PDRB per kapita akan menurunkan

jumlah angka kemiskinan.

3. Irfan Syauqi Beik (2009), dalam jurnalnya melakukan penelitian:

“Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi Kasus

Dompet Dhuafa Republika”, menggunakan sejumlah alat analisa, yaitu

: headcount ratio, untuk mengetahui berapa jumlah dan persentase

keluarga miskin; rasio kesenjangan kemiskinan dan rasio kesenjangan

pendapatan, yang digunakan untuk mengetahui tingkat kedalaman

kemiskinan; dan indeks Sen serta indeks Foster, Greer dan Thorbecke

(FGT), yang digunakan untuk mengukur tingkat keparahan

kemiskinan. Hasil analisa menunjukkan bahwa zakat mampu

mengurangi jumlah dan persentase keluarga miskin, serta mengurangi

kedalaman dan keparahan kemiskinan.

4. Lupi Riyani (2014), dalam skripsinya melakukan penelitian: “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Jawa Tengah

Tahun 1991-2011”, dengan menggunakan metode analisis Ordinary

Least Square (OLS). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel

Page 90: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

69

Pengangguran berpengaruh negatif dengan nilai koefisien sebesar -

0.224331 hal yang sama terjadi pada variabel PDRB dengan nilai

koefisiensi sebesar -0.770757 sedangkan variabel Inflasi berpengaruh

positif dengan nilai koefisien sebesar 0.011207 serta variabel Upah

Minimum berpengaruh positif dengan nilai koefisien 0.902497.

5. Indra Maipita (2012), dalam jurnalnya melakukan penelitian:

“Simulasi Dampak Kenaikan Upah Minimum Terhadap Tingkat

Pendapatan dan Kemiskinan”, menggunakan analisis model

Computable General Equilibrium dan Foster-Greer-Thorbecke index.

Hasil analisa menunjukkan bahwa kenaikan upah minimum

berdampak terhadap meningkatnya pendapatan kelompok buruh dan

pekerja serta menurunkan angka kemiskinan pada kelompok tersebut.

Namun, secara umum dalam jangka pendek menurunkan kinerja

ekonomi makro, menaikkan tingkat harga, menurunkan tingkat

konsumsi, ekspor, output sektoral serta menambah jumlah rumah

tangga miskin secara total meskipun relatif kecil. Dengan kata lain,

dampak kenaikan pendapatan para pekerja akibat kebijakan menaikkan

upah minimum, secara total tidak dapat mengimbangi dampak negatif

dari kebijakan tersebut, berupa penurunan tingkat pendapatan dari

kelompok rumah tangga lainnya.

6. Himawan Yudistira Dama (2016), dalam jurnalnya melakukan

penelitian: “Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kota Manado (Tahun 2005-2014)”,

Page 91: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

70

menggunakan metode analisis regresi sederhana yang diolah melalui

program SPSS Versi 21.0. Hasil analisa menunjukkan bahwa PDRB

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di

Kota Manado.

7. Ahmad Fahme Mohd Ali (2014), dalam jurnalnya melakukan

penelitian: “The Effectiveness of Zakat in Reducing Poverty Incident:

An Analysis in Kelantan, Malaysia”, dianalisis dalam konteks beban

kemiskinan, khususnya dalam hal kejadian, intensitas dan tingkat

keparahan kemiskinan dengan menggunakan empat indeks kemiskinan

utama, yaitu Head-count Index, Average Poverty Gap, Income Gap

and Sen Index. Hasil penelitian menunjukan bahwa distribusi zakat

mengurangi kemiskinan, tingkat kemiskinan dan tingkat keparahan

kemiskinan. Selanjutnya, distribusi zakat di Kelantan hanya memberi

sedikit efek pada peningkatan pendapatan masyarakat miskin.

8. Safdar Hussain Tahir (2014), dalam jurnalnya melakukan penelitian:

“Impact of GDP Growth Rate on Poverty of Pakistan: A quantitative

Approach”. Menggunakan metode analisis Growth Elasticity of

Poverty untuk memperkirakan dampaknya, dan Head Count

Index/Ratio untuk mengukur kemiskinan. Hasil penelitian menunjukan

bahwa PDB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan

di Pakistan.

Page 92: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

71

D. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang

tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran

sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi

dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat

disajikan dalam bentuk bagan, deskriptif kualitatif, dan atau gabungan

keduanya (Hamid, 2010). Untuk memudahkan kegiatan penelitian yang akan

dilakukan serta untuk memperjelas akar pemikiran dalam penelitian ini,

berikut ini gambar kerangka pemikiran yang skematis:

Page 93: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

72

Gambar 2.2

Kerangka Berfikir

Pengaruh Pendayagunaan ZIS, PDRB dan UMK

Terhadap Tingkat Kemiskinan (Studi Kasus di

Kabupaten/Kota Provinsi Banten 2011 – 2015)

Provinsi Banten

Variabel Independen Variabel Dependen

Pendayagunaan

ZIS (X1)

PDRB (X2)

UMK (X3)

Uji Asumsi Klasik

Uji Chow

Uji Hipotesis

Kemiskinan

(Y)

Random Effect Model Commont Effect Model Fixed Effect Model

Uji Hausman

Uji Simultan Uji Parsial (Uji T) Adjusted R2

Interpretasi

Kesimpulan

Metode Estimasi Data Panel

Page 94: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

73

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka diperoleh

hipotesis penelitian sebagai berikut:

1) H0 : b1…b3 = 0, tidak terdapat pengaruh antara pendayagunaan ZIS, PDRB

dan UMK terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi

Banten.

H1 : b1…b3 ≠ 0, terdapat pengaruh antara pendayagunaan ZIS, PDRB dan

UMK terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Banten.

2) H0 : b1 ≥ 0, tidak terdapat pengaruh negatif antara pendayagunaan ZIS

terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Banten.

H1 : b1 < 0, terdapat pengaruh negatif antara pendayagunaan ZIS terhadap

tingkat kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Banten.

3) H0 : b2 ≥ 0, tidak terdapat pengaruh negatif antara PDRB terhadap tingkat

kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Banten.

H1 : b2 < 0, terdapat pengaruh negatif antara PDRB terhadap tingkat

kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Banten.

4) H0 : b3 ≥ 0, tidak terdapat pengaruh negatif antara UMK terhadap tingkat

kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Banten.

H1 : b3 < 0, terdapat pengaruh negatif antara UMK terhadap tingkat

kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Banten.

Page 95: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

74

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada masalah kemiskinan di Kabupaten/Kota

Provinsi Banten. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel

independen dan variabel dependen.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk

miskin yang terjadi di Kabupaten/Kota Provinsi Banten pada tahun

2011-2015.

2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Dana Zakat, Infaq

dan Shadaqah (ZIS), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan

Upah Minimum Kabupaten (UMK) di Kabupaten/Kota Provinsi

Banten pada tahun 2011-2015.

Data yang diambil merupakan data tahunan. Sedangkan jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data panel (pooled data), yaitu

kombinasi antara data time series dan data cross section sebanyak 8 data

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten tahun 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015.

Penulis ingin mengetahui sejauh mana variabel independen mempengaruhi

variabel dependen.

Page 96: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

75

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2010). Metode penentuan sampel akan sangat membantu

dalam penelitian yang dihadapkan pada sampel yang beragam dari suatu

populasi. Data yang digunakan berupa data sekunder periode 2011-2015.

Studi kasus Provinsi Banten. Adapun sampel yang digunakan merupakan

Judgement Sampling.

Pada metode judgement sampling atau purposive sample pengumpulan

data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata. Pada

dasarnya sampel dipilih berdasarkan pendapat analis dan hasil penelitian

digunakan untuk menarik kesimpulan tentang item-item di dalam sampel.

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

Library Research yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang

berkaitan dengan variabel penelitian, baik yang berasal dari buku, website

atau artikel. Dalam metode pengumpulan data, juga disertai dengan

wawancara dengan pihak yang terkait, untuk menambah informasi mengenai

pembahasan dalam penelitian ini. Data yang digunakan diperoleh dari

berbagai sumber antara lain:

1. Jumlah Penduduk Miskin

Page 97: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

76

Diperoleh dari data Banten Dalam Angka tahun 2011, 2012, 2013,

2014, 2015 yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS).

2. Realisasi Pendayagunaan Dana ZIS

Diperoleh dari Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Provinsi Banten

tahun 2011, 2012, 2013, 2014, 2015.

3. Produk Domestik Bruto (PDRB)

Diperoleh dari data PDRB Banten tahun 2011, 2012, 2013, 2014, 2015

yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS).

4. Upah Minimum Kabupaten (UMK)

Diperoleh dari data Banten Dalam Angka tahun 2011, 2012, 2013,

2014, 2015 yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS).

Dalam studi kepustakaan penulis membaca, meneliti dan mempelajari

bahan-bahan tertulis seperti jurnal, buku, artikel dan informasi tertulis lainnya

yang berhubungan dengan skripsi ini.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang penulis gunakan secara umum untuk menganalisis

tentang pengaruh ZIS, PDRB, dan UMK terhadap tingkat kemiskinan di

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten adalah metode kuantitatif. Data-data yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan gabungan dari data cross section

dan data time series. Kombinasi dari gabungan kedua data tersebut adalah

data panel. Data time series merupakan data yang dikumpulkan dari waktu ke

waktu terhadap suatu individu sedangkan cross section adalah data yang

dikumpulkan dalam satu waktu terhadap banyak individu. Metode data panel

Page 98: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

77

adalah suatu metode yang digunakan untuk melakukan analisis empirik

dengan perilaku data yang lebih dinamis.

Data cross section dalam penelitian ini adalah 8 data Kabupaten/Kota di

Banten. Sedangkan data time series dalam penelitian ini memiliki 5 waktu

pengamatan, yaitu selama 5 tahun (2011-2015) dengan menggunakan laporan

tahunan. Sehingga jumlah pengamatan (observation) sebanyak 40

pengamatan (8 x 5 = 40).

Teknik analisis yang dipakai adalah dengan analisis regresi data panel

dengan menggunakan Eviews 9.0 sebagai program pengolah datanya. Selain

itu juga digunakan software Microsoft Excel 2007 sebagai software pembantu

dalam mengkonversi data dalam bentuk baku yang disediakan oleh sumber ke

dalam bentuk yang lebih representative untuk digunakan pada software

utama di atas.

Data panel (pool) yakni data yang merupakan gabungan antara runtun

waktu (time series) dengan seksi silang (cross section). Oleh karenanya, data

panel memiliki gabungan karakteristik keduanya yaitu data yang terdiri dari

beberapa objek dan meliputi beberapa waktu (Winarno, 2011).

Menurut Gujarati (2003) keuntungan menggunakan data panel yaitu:

1) Mengingat penggunaan data panel juga meliputi data cross section

dalam rentan waktu tertentu, maka data panel akan memperhitungkan

secara eksplisit heterogenitas tersebut.

Page 99: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

78

2) Dengan pengkombinasian, data akan memberikan informasi yang lebih

baik, tingkat kolinearitas yang lebih kecil antar variabel dan lebih

efisien.

3) Penggunaan data panel mampu meminimalisasi bias yang dihasilkan

jika kita meregresikan data individu ke dalam agregasi yang luas.

Dalam data panel, hilangnya suatu variabel akan tetap menggambarkan

perubahan lainnya akibat penggunaan data time series. Selain itu, penggunaan

data yang tidak lengkap (unbalanced data) tidak akan mengurangi ketajaman

estimasi. Model Regresi Panel menurut Agus Widarjono (2009):

Yit = α + b1X1it + b2X2it + b3X3it + e

Dimana:

Y = Variabel dependen

α = Konstanta

X = Variabel independen

b = Koefisien regresi masing-masing variabel independen

t = Waktu

i = Perusahaan

e = Error term

1. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian terhadap asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah

model regresi tersebut baik atau tidak jika digunakan untuk melakukan

penaksiran. Suatu model dikatakan baik apabila bersifat BLUE (Best

Liniar Unbiased Estimator), yaitu memenuhi asumsi klasik atau terhindar

Page 100: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

79

dari masalah-masalah normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas, dan

autokorelasi.

Untuk mendapatkan hasil memenuhi sifat tersebut perlu dilakukan

pengujian asumsi klasik yang meliputi: uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual

yang telah terstandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau

tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual

terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya.

Tidak terpenuhinya normalitas pada umumnya disebabkan karena

distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem pada data

yang diambil (Suliyanto, 2011).

Ada beberapa metode untuk mengetahui normal atau tidaknya

distribusi residual antara lain Jarque-Bera Test (J-B Test) dan metode

grafik. Apabila nilai J-B hitung > nilai X2 tabel maka H0 yang

menyatakan bahwa residual berdistribusi normal ditolak. Sebaliknya,

bila nilai J-B hitung < nilai X2 tabel maka H0 yang menyatakan bahwa

residual berdistribusi normal diterima atau probabilitas < 0,05 maka

hipotesis yang menyatakan bahwa data yang digunakan berdistribusi

normal ditolak dan sebaliknya, bila prob > 0,05 maka hipotesis yang

menyatakan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal diterima

(Wing Wahyu Winarno, 2009).

Page 101: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

80

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara

variabel bebas (Suliyanto, 2011). Multikolinearitas adalah kondisi

adanya hubungan linier variabel independen. Karena melibatkan

beberapa variabel independen, maka multikolinearitas tidak akan terjadi

pada persamaan regresi sederhana (yang terdiri atas satu variabel

dependen dan satu variabel independen). Masalah multikolinearitas

biasanya muncul karena jumlah observasi yang sedikit. Selain itu dapat

dengan menghilangkan salah satu variabel independen terutama yang

memiliki hubungan linier yang kuat dengan variabel lain. Namun jika

tidak mungkin dihilangkan maka tetap harus dipakai (Winarno, 2011).

Dalam penelitian ini uji multikolinearitas akan dilakukan dengan

melihat pada nilai koefisien korelasinya pada hasil uji correlation

dengan menggunakan matriks korelasi. Jika hasil koefisien korelasi

pada output menunjukan hasil di atas 0,8 maka diduga terjadi

multikolinearitas. Sebaliknya, jika koefisien rendah di bawah 0,8 maka

diduga model terbebas dari masalah multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi yang terbentuk terjadi ketidaksamaan varian dari residual

Page 102: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

81

model regresi. Data yang baik adalah data yang homokedastisitas.

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana varians dari setiap

gangguan tidak konstan. Dampak adanya hal tersebut adalah tidak

efisiennya proses estimasi, sementara hasil estimasinya sendiri tetap

konsisten dan tidak “reliable” atau tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heretokedastisitas (Supranto, 2004).

Uji heterokedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji glejser,

uji geljser dapat menjelaskan apabila nilai Probabilitas F-statistik lebih

kecil dari α=5% maka data bersifat heterokedastisitas begitu pula

sebaliknya.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi

antar anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut

waktu atau ruang (Suliyanto, 2011). Autokorelasi merupakan korelasi

antar variabel gangguan satu observasi dengan variabel gangguan

observasi lain. Autokorelasi sering muncul pada data time series.

Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntun sepanjang waktu

berkaitan satu sama lain.

Dalam mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan

dengan menggunakan Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test.

Jika nilai probabilitas pada Obs*R-Squared lebih besar dari taraf nyata

Page 103: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

82

(α) model artinya tidak ditemukan gejala autokorelasi pada model,

begitupun sebaliknya.

2. Penentuan Model Estimasi

Dalam analisa data panel dikenal tiga macam pendekatan, yang

terdiri dari pendekatan kuadrat terkecil (pooled least square),

pendekatan efek tetap (fixed effect), dan pendekatan efek acak (random

effect). Ketiga pendekatan yang dapat dilakukan dalam analisis panel

data adalah sebagai berikut:

1) Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pooled Least Square)

Pengolahan yang paling sederhana dalam data panel adalah dengan

menggunakan metode kuadrat terkecil biasa yang diterapakan dalam

data berbentuk pool. Dalam metode ini, semua diperlakukan sama

tanpa mebedakan unit cross section-nya dengan kata lain

pendekatannya adalah dengan mengabaikan dimensi waktu dan ruang

yang dimiliki data panel. Kemudian metode regresi OLS (ordinary

least squares) biasa yang digunakan sebagai metode estimasinya,

sehingga hanya akan menghasilkan persamaan intersep dan koefisien-

koefisien variabel bebas yang sama untuk setiap unit. Bentuk umum

untuk model Odinary Least Square adalah:

Yit = b0 + b1Xit + b2Xit + εit untuk i=1,2,……,n dan t=1,2,…..t

2) Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect)

Metode efek tetap ini dapat menunjukkan perbedaan antar objek

meskipun dengan koefisien regresi yang sama. Model ini dikenal

Page 104: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

83

dengan model Fixed Effect (efek tetap). Efek tetap ini dimaksudkan

adalah bahwa satu objek, memiliki konstan yang tetap besarnya untuk

berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya,

tetap besarnya dari waktu ke waktu (time invariant).

Teknik model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel

dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya

perbedaan intersep. Model ini sangat tergantung dari asumsi yang kita

buat tentang intersep, koefisien slope dan residualnya. Ada beberapa

kemungkinan yang akan muncul yaitu:

a. Diasumsikan intersep dan slope adalah tetap sepanjang waktu dan

individu dan perbedaan intersep dan slope dijelaskan oleh residual.

b. Diasumsikan slope adalah tetap tetapi intersep berbeda antar

individu.

c. Diasumsikan slope tetap tetapi intersep berbeda baik antar waktu

maupun antar individu.

d. Diasumsikan intersep dan slope berbeda antar individu

e. Diasumsikan intersep dan slope berbeda antar waktu dan antar

individu.

Salah satu kesulitan prosedur panel data adalah bahwa asumsi

intersep dan slope yang konsisten sulit terpenuhi. Untuk mengatasi hal

tersebut, yang dilakukan dalam panel data adalah dengan

memasukkan variabel boneka (dummy variable) untuk mengizinkan

terjadinya perbedaan nilai parameter yang berbeda-beda baik lintas

Page 105: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

84

unit (cross section) maupun antar waktu (time-series). Pendekatan

dengan memasukkan variabel boneka ini dikenal dengan efek tetap

(fixed effect) atau Least Squarae Dummy Variable atau disebut juga

Covariance Model. Persamaan pada estimasi dengan menggunakan

Fixed Effect Model dapat dituliskan dalam bentuk sebagai berikut:

Yit = b0 + b1Xit + b2Xit + b3D1i + b4D2i + …… + εit

i = 1,2,……,n t = 1,2,…..t D = dummy

Dalam pendekatan Fixed Effect Model (FEM) atau Least Squarae

Dummy Variable (LSDV), ada beberapa permasalahan yang muncul,

yaitu (Firmansyah, 2009):

a) Jika memasukkan banyak dummy (contoh model dengan variasi

intersep antar waktu antar individu), akan mengurangi degree of

freedem (df).

b) Jika terlalu banyak variabel di dalam model, akan mengarah kepada

terjadinya multikolinieritas.

c) Jika menggunakan dummy lain selain untuk menyatakan perbedaan

intersep individu dan waktu, misalnya suku, musim, jenis kelamin,

dan lain-lain, akan menyulitkan mengidentifikasi besaran koefisien

dummy perbedaan intersep.

d) Untuk error term, karena merupakan error cross section dan time

series, asumsi klasik yang diasumsikan dapat mengalami

modifikasi. Beberapa kemungkinan modifikasi terhadap asumsi

error term adalah sebagai berikut: a) dapat diasumsikan bahwa

Page 106: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

85

varians error adalah konstan untuk semua unit cross section atau

dapat diasumsikan varians error adalah heteroskedastik, b) Untuk

setiap individu dapat diasumsikan tidak terjadi autokorelasi antar

waktu, c) berbagai kemungkinan lain asumsi error term.

3) Pendekatan Efek Acak (Random Effect)

Random Effect Model adalah model estimasi regresi panel dengan

asumsi koefisien slope kontan dan intersep berbeda antara individu dan

antar waktu (Random Effect). Dimasukannya variabel dummy di dalam

Fixed Effect Model bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan tentang

model yang sebenarnya. Namun, ini juga membawa konsekuensi

berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada

akhirnya mengurangi efisiensi parameter. Masalah ini bisa diatasi

dengan menggunakan variabel gangguan (error terms) yang dikenal

dengan Random Effect. Model ini akan mengestimasi data panel

dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu

dan antar individu.

Model yang tepat digunakan untuk mengestimasi Random Effect

adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai estimatornya, karena

dapat meningkatkan efisiensi dari least square. Bentuk umum untuk

Random Effect Model adalah:

Yit = α1 + bjXjit + εit dengan εit = ui + vt + wit

Dimana:

ui ~ N ( 0, δu2) = komponen cross section error

Page 107: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

86

vt ~ N ( 0, δv2) = komponen time series error

wit ~ N ( 0, δw2) = komponen eror kombinasi

3. Tahapan Analisis Data

Pemilihan jenis model dalam data panel adalah sebagai berikut:

a. Uji Chow

Uji Chow digunakan untuk membandingkan apakah model Fixed

Effect atau Commont Effect yang lebih sesuai untuk digunakan dalam

penelitian ini (Winarno, 2011). Hipotesis yang digunakan adalah:

Ho : Commont Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Pengujian Uji Chow menggunakan software Eviews adalah dengan

menggunakan uji likelihood ratio, lalu yang menjadi dasar penolakan

dalam hipotesis di atas adalah dengan membandingkan nilai

probabilitasnya dengan α=5%. Perbandingan yang dimaksud adalah

apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak

sehingga dalam penelitian ini menggunakan Fixed Effect dan perlu

melakukan Hausman test. Namun sebaliknya jika nilai probabilitasnya

lebih besar dari 0,05 maka model yang tepat digunakan adalah

common effect dan tidak perlu dilakukan uji Hausman.

b. Uji Hausman

Uji Hausman ini digunakan untuk menguji apakah dalam penelitian

ini lebih baik menggunakan model Fixed Effect atau Random Effect.

Berikut ini hipotesis yang digunakan:

Page 108: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

87

Ho : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Statistik uji hausman ini dengan melihat nilai probabilitas. Jika

nilai probabilitas < 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 0,05) maka Ho

ditolak dan model yang lebih tepat adalah model fixed effect,

begitupun sebaliknya. Bila nilai probabilitas > 0,05, maka model yang

lebih tepat adalah model random effect.

4. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji

diterima atau ditolaknya (secara statistik) hasil hipotesa (H0) dari

sampel. Keputusan untuk mengolah H0 dibuat berdasarkan nilai uji

statistik yang diperoleh dari data yang ada (Gujarati, 2003).

a. Uji Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel

bebas secara individu terhadap variabel terikat dengan menganggap

variabel bebas lainnya adalah konstan (Gujarati, 2003).

Pada tingkat signifikansi 0,05 (5%) dengan kriteria pengujian yang

digunakan sebagai berikut:

1) Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang

artinya variabel penjelas secara parsial tidak mempengaruhi

variabel yang dijelaskan secara signifikan.

Page 109: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

88

2) Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang

artinnya variabel penjelas secara parsial mempengaruhi variabel

yang dijelaskan secara signifikan.

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel

independen secara kesuluruhan signifikan secara statistik dalam

mempengaruhi variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan

membandingkan F hitung dengan F tabel. Apabila nilai F hitung lebih

besar dari nilai F tabel maka variabel-variabel independen secara

keseluruhan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Pada tingkat signifikansi 0,05 (5%) dengan kriteria pengujian yang

digunakan sebagai berikut:

1) Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang

artinya variabel penjelas secara serentak atau bersama-sama

tidak mempengaruhi variabel yang dijelaskan secara signifikan.

2) Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang

artinya variabel penjelas secara serentak dan bersama-sama

mempengaruhi variabel yang dijelaskan secara signifikan.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (Goodness of Fit), yang dinotasikan dengan

R2

merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat

menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi.

Page 110: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

89

Dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah

garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya (Nachrowi

dan Hardius Usman, 2006).

Nilai R2 digunakan antara 0 sampai 1 (0 < R

2 < 1) apabila R

2 = 1

menunjukan bahwa 100% total variasi diterangkan oleh varian

persamaan regresi atau variabel bebas baik X1 X2 X3 maupun X4

mampu menerangkan variabel Y sebesar 100%. Sebaliknya apabila

nilai R2 = 0 menunjukan bahwa tidak ada total varians yang

diterangkan oleh varian bebas dari persamaan regresi (Suharyadi dan

Purwanto, 2004).

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Menurut Bank Dunia, kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang

tidak dapat menikmati segala macam pilihan dan kesempatan dalam

pemenuhan kebutuhan dasarnya seperti tidak dapat memenuhi kesehatan,

standar hidup layak, kebebasan, harga diri dan rasa dihormati seperti

orang lain. Menurut BPS (2007), Jumlah penduduk miskin adalah jumlah

keseluruhan populasi dengan pengeluaran per kapita tertentu yang berada

dibawah garis kemiskinan. Satuan dari variabel jumlah penduduk miskin

adalah dalam jiwa. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah

penduduk miskin di Kabupaten/Kota Provinsi Banten tahun 2011-2015.

Data tersebut diperoleh dari laporan Banten Dalam Angka tahun 2011,

Page 111: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

90

2012, 2013, 2014, 2015 yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS)

Provinsi Banten pada situs https://banten.bps.go.id/

2. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau

menjadi penyebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah sebagai

berikut:

a. Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS)

Zakat adalah bagian dari harta yang telah memenuhi syarat

tertentu, yang diwajibkan oleh Allah untuk diserahkan kepada yang

berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula

(Hafidhuddin, 2002). Sedangkan pendayagunaan dana ZIS

merupakan pemberian dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) yang

telah terkumpul di Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Provinsi

Banten dan dikeluarkan dalam bentuk pendayagunaan dana. Satuan

dari variabel pendayagunaan dana ZIS adalah dalam miliar rupiah .

Data ZIS yang digunakan dalam penelitian ini adalah data periode

tahun 2011-2015. Data tersebut diperoleh dari BAZDA Provinsi

Banten.

b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh

unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh

nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit

Page 112: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

91

ekonomi di suatu wilayah. Satuan variabel PDRB per kapita dalam

penelitian ini adalah dalam miliar rupiah. Data PDRB yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data periode tahun 2010-

2015. Data tersebut diperoleh dari laporan Banten Dalam Angka

Tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015 yang diterbitkan oleh

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten pada situs

https://banten.bps.go.id/

c. Upah Minimum Kabupaten (UMK)

UMK adalah upah bulanan terendah yang meliputi gaji pokok

dan tunjangan tetap yang ditetapkan oleh gubernur. Satuan dari

variabel UMK adalah dalam juta rupiah. Data UMK yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data periode tahun 2011-

2015. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Provinsi Banten pada situs https://banten.bps.go.id/

d. Pendekatan H

Metodologi memiliki fleksibilitas dalam penentuan variabel

yang akan diuji. Hal ini untuk memberikan ruang yang lebih luas

bagi interpretasi dari hasil olah data yang dilakukan.. Secara

prosedural proses rekayasa metodologi H ini dilakukan dari

pengumpulan data dari objek yang dijadikan sampel dalam

implementasi teori ini.

Page 113: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

92

a) Pertama, melakukan pendataan untuk memperoleh besaran

objek yang akan ditinjau dalam nilai, harga, indeks, persentase,

atau nominal yaitu dalam bentuk harga asli.

b) Kedua, meninjau laju besaran dari objek yang akan dihitung

dalam skala persentase, berupa selisih dari harga awal dengan

harga berikutnya atau perbedaan dari besaran pertama dengan

besaran kedua dan selanjutnya.

c) Ketiga, membuat pola rata-rata dari objek yang akan ditinjau

dengan perspektif teori ini dibandingkan dengan objek-objek

lain yang sejenis atau meninjau posisi objek dikomparasi

dengan rata-rata objek yang sejenis.

d) Setelah memperoleh nominal, laju, dan rata-rata laju,

selanjutnya dibutuhkan data lain dari objek yang sama berupa

data yang bersifat intangible atau berkaitan dengan nilai

religiusitas untuk didapatkan besaran bobotnya dibandingkan

dengan objek lain. Cara melakukan nilai bobot, yaitu:

1. Membuat rasio bobot berdasarkan data lain dari objek yangs

sama kemudian dibandingkan dengan bobot dari objek lain

dengan data yang untuk diperoleh ranking atau urutan bobot

antara objek utama dengan objek pembanding yang lain.

2. Selain menggunakan sumber data dari objek yang diteliti,

dikombinasikan dengan expert adjustment / wawancara

Page 114: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

93

terstruktur dengan pakar sains yang memiliki otoritas untuk

menilai bobot suatu objek.

3. Kemudian melakukan perangkingan objek berdasarkan

bobot yang diperoleh dari berbagai sumber data tersebut,

sehingga urutan tersebut juga merepresentasikan besaran

bobot dari objek yang diteliti tersebut.

e) Selanjutnya, setelah diperoleh data nominal, laju dan bobot

maka dilakukan penghitungan berupa perkalian dari data objek

tersebut berupa: nominal x laju x bobot.

f) Setelah mendapat hasil dari perhitungan dari objek yang diteliti

maka dilakukan perlakuan matriks untuk memperoleh kategori

hasil sesuai format, dalam hal ini objek akan dikategorikan

dalam formasi straight, loads, dan impact:

1. Jika hasil positif adalah straight (jika minus adalah turun).

2. Jika hasil lebih besar dari 0,1 adalah load pilihan.

3. Jika hasil lebih besar dari rata-rata nilai berarti impact.

Page 115: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

94

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Kondisi Geografis

Provinsi Banten adalah sebuah Provinsi di Pulau Jawa, Indonesia.

Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat,

namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pada awalnya, Povinsi Banten terdiri

dari empat kabupaten yaitu Kabupaten Pandeglang, Lebak, Tangerang,

Serang dan dua kota yaitu Kota Tangerang dan Kota Cilegon. Dalam

perkembangannya terjadi pemekaran wilayah, Kabupaten Serang

menjadi Kabupaten Serang dan Kota Serang. Selanjutnya, Kabupaten

Tangerang dimekarkan menjadi Kabupaten Tangerang dan Kota

Tangerang Selatan. Sehingga, Provinsi Banten saat ini terdiri dari

empat kabupaten dan empat kota.

Provinsi Banten secara astronomis terletak antara 507’50” - 701’1”

LS dan 10501’11” - 10607’12” BT. Adapun secara geografis, berada

di ujung barat Pulau Jawa dan berjarak sekitar 90 km dari DKI Jakarta.

Provinsi Banten berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat dan

DKI Jakarta, serta Laut Jawa, Samudra Hindia dan Selat Sunda.

Luas wilayah Banten mencapai 9.663 km2 atau sekitar 0,51 persen

dari luas seluruh daratan Indonesia. Berarti, Banten adalah provinsi

dengan luas wilayah terkecil kelima di Indonesia setelah Kepulauan

Page 116: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

95

Riau (0,43 persen), Bali (0,30 persen), DI Yogyakarta (0,16 persen)

dan DKI Jakarta (0,03 persen).

2. Kondisi Kemiskinan di Provinsi Banten

Kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang atau sekelompok

orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak dasarnya

untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang

bermartabat. Berikut data jumlah penduduk miskin di Provinsi Banten:

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Banten Tahun 2011-2015

(Ribu Jiwa)

Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015

Kab. Pandeglang 117.6 109.1 121.1 113.14 124.42

Kab. Lebak 115.2 106.9 118.6 115.87 126.42

Kab. Tangerang 188.6 176 183.9 173.1 191.12

Kab. Serang 82 76.1 72.8 71.38 74.85

Kota Tangerang 114.3 106.5 103.1 98.76 102.56

Kota Cilegon 15.4 15 15.9 15.53 16.96

Kota Serang 37.4 34.7 36.7 36.18 40.19

Kota Tangerang

Selatan 20.1 18.7 25.4 25.29 25.89

Sumber: BPS Banten, 2016

Pada tabel 4.1 menunjukan jumlah penduduk miskin di beberapa

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten mengalami trend yang fluktuatif.

Pada tahun 2014 jumlah penduduk miskin mengalami penurunan,

namun pada tahun 2015 jumlah penduduk miskin mengalami

peningkatan. Pada tahun 2015 jumlah penduduk miskin terbanyak

terdapat di Kabupaten Tangerang sedangkan penduduk miskin

terendah terdapat di Kota Cilegon. Walaupun begitu, perbedaan jumlah

Page 117: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

96

penduduk miskin di setiap daerah dapat memicu kecemburuan sosial

dan konflik antar daerah yang berdampak pada kembalinya

peningkatan jumlah penduduk miskin di Provinsi Banten.

3. Zakaf, Infaq dam Shadaqah (ZIS) di Provinsi Banten

Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) memiliki pengertian sebagai

jumlah penerimaan zakat, infaq dan shadaqah yang dibayarkan kepada

orang miskin. Dana ZIS merupakan sumber dana yang potensial, yang

dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup umat

manusia, terutama golongan orang fakir miskin. Berikut data jumlah

penerimaan ZIS di Provinsi Banten:

Tabel 4.2

Jumlah Penerimaan ZIS di Provinsi Banten Tahun 2011-2015

(Miliar Rupiah)

Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015

Kab.

Pandeglang 255.30 12.11 284.84 378.85 8.62

Kab. Lebak 4,339.21 7,447.82 2,281.88 6,592.74 5,425.50

Kab. Tangerang 2,393.72 2,544.48 2,524.11 2,821.93 287.84

Kab. Serang 3,693.21 504.99 6,399.28 7,354.62 8,815.42

Kota Tangerang 123.74 777.50 73.93 120.79 955.73

Kota Cilegon 1,358.28 231.34 3,208.67 3,246.16 6,153.16

Kota Serang 1,325.52 1,653.19 1,713.55 1,729.26 192.68

Kota Tangerang

Selatan 1,683.00 2,043.02 2,540.51 2,716.75 3,040.14

Sumber: Bazda Banten, 2016

Pada tabel 4.2 menunjukan jumlah penerimaan ZIS di beberapa

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten mengalami trend yang fluktuatif.

Pada tahun 2015 penerimaan ZIS tertinggi berada di daerah Kabupaten

Page 118: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

97

Serang dan penerimaan ZIS terendah berada di daerah Kabupaten

Pandeglang.

4. Kondisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi

Banten

PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan

oleh seluruh barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit

ekonomi seluruh wilayah dalam satu periode. Berikut data PDRB atas

harga berlaku di Provinsi Banten:

Tabel 4.3

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi Banten Tahun

2011-2015 (Miliar Rupiah)

Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015

Kab.

Pandeglang 9586.09 15115.44 16443.91 18195.67 20277.96

Kab. Lebak 9312.03 15125.9 16742.05 18606.94 20729.2

Kab. Tangerang 39414.37 72303.65 80570.55 91692.76 102044.71

Kab. Serang 14207.17 42039.51 45972.29 51430.75 56313.72

Kota Tangerang 63675.06 83648.13 94561.02 110772.32 126119.12

Kota Cilegon 34490.32 55414.14 61746.9 70030.67 77962.9

Kota Serang 6341.71 15506.67 17452.62 19691.3 21866.58

Kota TangSel 13223.88 39071.49 44346.74 50214.64 56044.37

Sumber: BPS Banten, 2016

Tabel 4.3 diatas menunjukan PDRB di beberapa Kabupaten/Kota di

Provinsi Banten tahun 2011-2015 mengalami angka yang meningkat

setiap tahunnya. Pada tahun 2015 PDRB terbesar terdapat di Kota

Tangerang dan PDRB terkecil terdapat di Kabupaten Lebak.

Page 119: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

98

5. Kondisi Upah Minimum Kabupaten (UMK) di Provinsi Banten

Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah

pokok termasuk tunjangan tetap. Kebijakan penetapan upah minimum oleh

pemerintah adalah kebijakan yang diterapkan dengan tujuan sebagai jaring

pengaman terhadap pekerja atau buruh agar tidak diekspolitasi dalam bekerja

dan mendapat upah yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum (KHM).

Berikut data UMK di Provinsi Banten:

Tabel 4.4

UMK di Provinsi Banten Tahun 2011-2015 (Juta Rupiah)

Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015

Kab. Pandeglang 1015.000 1050.000 1182.000 1418.000 1737.000

Kab. Lebak 1007.500 1047.800 1187.500 1490.000 1728.000

Kab. Tangerang 1285.000 1527.000 2200.000 2442.000 2710.000

Kab. Serang 1189.600 1320.500 2080.000 2340.000 2700.000

Kota Tangerang 1290.000 1527.000 2203.000 2444.301 2730.000

Kota Cilegon 1224.000 1347.000 2200.000 2443.000 2760.590

Kota Serang 1156.000 1231.000 1798.446 2166.000 2375.000

Kota Tangerang

Selatan 1290.000 1527.000 2200.000 2442.000 2710.000

Sumber: BPS Banten, 2016

Tabel 4.4 diatas menunjukan UMK per bulan di beberapa

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten tahun 2011-2015 mengalami

angka yang meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2015 UMK

terbesar terdapat di Kota Cilegon dan UMK terkecil terdapat di

Kabupaten Lebak.

Page 120: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

99

B. Analisis dan Pembahasan

1. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai

residual yang telah terstandarisasi pada model regresi berdistribusi

normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal

jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati

nilai rata-ratanya. Tidak terpenuhinya normalitas pada umumnya

disebabkan karena distribusi data tidak normal, karena terdapat

nilai ekstrem pada data yang diambil (Suliyanto, 2011).

Menurut Winarno (2011) untuk mendeteksi normalitas data

dapat dilakukan dengan melihat koefisien Jarque-Bera dan

probabilitasnya. Kedua angka ini saling mendukung. Ketentuannya

adalah sebagai berikut:

1) Bila nilai J-B tidak signifikan (lebih kecil dari 2), maka data

berdistribusi normal.

2) Bila probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi atau α

(5%), maka data berditribusi normal.

Menurut Suliyanto (2011) dalam perangkat Eviews yang

digunakan dalam penelitian ini normalitas dapat diketahui dengan

melihat kepada histogram dan uji Jarque-Bera (J-B) dengan nilai

X2

tabel. Jika J-B ≤ X2

tabel maka nilai residual terstandarisasi

dinyatakan berdistribusi normal.

Page 121: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

100

Berikut adalah hasil dari uji normalitas data yang digunakan

dalam penelitian ini:

Gambar 4.1

Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

-100 -75 -50 -25 0 25 50 75 100 125

Series: ResidualsSample 2011 2050Observations 40

Mean 7.46e-15Median -4.241309Maximum 101.4338Minimum -96.93373Std. Dev. 49.05130Skewness 0.125825Kurtosis 2.361566

Jarque-Bera 0.784876Probability 0.675408

Sumber: Data diolah

Dari grafik histogram diatas dapat dilihat bahwa nilai

probabilitasnya sebesar 0,675408, nilai tersebut lebih besar dari

derajat kesalahan yaitu 5% atau 0,05 dan nilai J-B sebesar

0,784876 lebih kecil dari 2, maka dapat disimpulkan bahwa data

dalam penelitian ini berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi yang terbentuk terdapat korelasi tinggi atau

sempurna diantara variabel bebas (Suliyanto, 2011).

Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas

digunakan uji correlation dengan menggunakan matriks korelasi.

Page 122: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

101

Jika koefisien korelasi cukup tinggi diatas 0,8 maka diduga adanya

multikolinieritas. Sebaliknya, jika koefisien korelasi rendah atau

dibawah 0,8 maka diduga model tidak mengandung

multikolinieritas. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan

dengan Eviews, berikut adalah hasil uji multikolinieritas:

Tabel 4.5

Uji Multikolinearitas

Kemiskinan ZIS PDRB UMK

Kemiskinan 1.000000 -0.069052 0.210140 -0.123794

ZIS -0.069052 1.000000 -0.085862 0.214376

PDRB 0.210140 -0.085862 1.000000 0.685857

UMK -0.123794 0.214376 0.685857 1.000000

Sumber: Data diolah

Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas pada tabel di

atas, dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi antar variabel

independen dalam penelitian ini berada pada kisaran angka

dibawah 0,8 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang

digunakan dalam penelitian ini terbebas dari masalah

multikolinieritas.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antara residual satu observasi

dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah

timbul pada data runtut waktu (time series) karena berdasarkan

sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa

sebelumnya.

Page 123: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

102

Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi masalah

autokorelasi adalah metode Bruesch_Godfey atau yang lebih

dikenal dengan uji Langrange Multiplier (LM-Test) dengan

melihat nilai probability Chi-Square < α=0,05 maka data

mengalami autokorelasi. Deteksi autokorelasi dengan

menggunakan metode LM Test dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Uji Autokorelasi

Sumber: Data diolah

Tabel menunjukan nilai probability Chi-Square(2) adalah

sebesar 0,0000 yang menunjukan bahwa nilai tersebut lebih kecil

dari α=5%, karena nilai probability Chi-Square = 0,0000 < 0,05

berarti model tersebut mengandung masalah autokorelasi.

Untuk mengatasi masalah autokorelasi tersebut, maka perlu

dilakukan peningkatan standard diferensiasi dari tingkat dasar

menjadi tingkat 1. Persamaan juga harus diestimasi dengan

diferensiasi tingkat 1. Setelah persamaan diestimasi dari standar

diferensiasi tingkat dasar menjadi tingkat 1, maka diperoleh hasil

pada tabel berikut:

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 40.58834 Prob. F(2,34) 0.0000

Obs*R-squared 28.19205 Prob. Chi-Square(2) 0.0000

Page 124: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

103

Tabel 4.7

Hasil Uji Breusch-Godfrey setelah di diferensiasi

Dependent Variable: KEMISKINAN

Method: Least Squares

Date: 04/19/17 Time: 11:43

Sample (adjusted): 2012 2050

Included observations: 39 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.127531 19.19912 0.058728 0.9535

KEMISKINAN(-1) 0.879803 0.091457 9.619815 0.0000

ZIS -0.000836 0.002016 -0.414635 0.6810

PDRB 0.000124 0.000219 0.565072 0.5757

UMK 0.001752 0.012155 0.144167 0.8862 Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.7 diatas diperoleh nilai probabilitas

sebesar 0.9535 setelah diestimasi, dan karena nilai probabilitas

lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan tidak

terdapat masalah autokorelasi pada model tersebut.

d. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi yang terbentuk terjadi penyimpangan asumsi klasik

heterokedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual

untuk semua pengamatan model regresi. Data yang baik adalah

data yang homokedastisitas.

Uji heterokedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji

glejser, uji geljser dapat menjelaskan apabila nilai Probabilitas F-

statistik lebih kecil dari α=5% maka data bersifat heterokedastisitas

begitu pula sebaliknya.

Page 125: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

104

Tabel 4.8

Uji Heterokedastisitas Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.943494 Prob. F(3,36) 0.4298

Obs*R-squared 2.915733 Prob. Chi-Square(3) 0.4048

Scaled explained SS 1.607835 Prob. Chi-Square(3) 0.6576 Sumber: Data diolah

Hasil output pada tabel menunjukan nilai Prob. F-statistic

adalah sebesar 0,4298 > α=0,05. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data tidak mengandung heterokedastisitas.

2. Pemilihan Model Regresi Data Panel

Regresi yang menggunakan data panel disebut dengan regresi data

panel. Data panel memiliki gabungan karakteristik yaitu data yang

terdiri atas beberapa objek dan runtutan waktu (Winarno, 2011). Data

semacam ini memiliki keunggulan terutama karena bersifat robust

(kuat) terhadap beberapa tipe pelanggaran yakni heterokedastisitas dan

normalitas. Di samping itu, dengan perlakuan tertentu struktur data

seperti ini dapat diharapkan untuk memberikan informasi yang lebih

banyak (high informational content) (Ariefianto, 2012).

Regresi data panel dapat dilakukan dengan tiga model yaitu pooled

effect, fixed effect, dan random effect. Masing-masing model memiliki

kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan model

tergantung pada asumsi yang dipakai peneliti dan pemenuhan syarat-

syarat pengolahan data statistik yang benar, sehingga dapat

dipertanggungjawabkan secara statistik. Oleh karena itu lengkah

Page 126: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

105

pertama yang harus dilakukan adalah memiliki model yang tepat dari

ketiga model yang tersedia.

Tabel 4.9

Hasil Regresi Data Panel Common Effect Model

Sumber: Output Eviews

Tabel 4.10

Hasil Regresi Data Panel Fixed Effect Model

Dependent Variable: KEMISKINAN?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/19/17 Time: 11:16

Sample: 2011 2015

Included observations: 5

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 83.94356 2.515654 33.36848 0.0000

ZIS? -0.001510 0.000523 -2.889835 0.0072

PDRB? -0.000358 9.46E-05 -3.786894 0.0007

UMK? 0.011248 0.002926 3.844112 0.0006

Fixed Effects (Cross)

_KABPANDEGLANG--C 24.71819

Dependent Variable: KEMISKINAN?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/19/17 Time: 11:16

Sample: 2011 2015

Included observations: 5

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ZIS? 0.002887 0.004599 0.627726 0.5340

PDRB? 0.000603 0.000446 1.352096 0.1846

UMK? 0.021477 0.015985 1.343576 0.1873 R-squared -0.282798 Mean dependent var 84.06900

Adjusted R-squared -0.352139 S.D. dependent var 54.45550

S.E. of regression 63.32166 Akaike info criterion 11.20637

Sum squared resid 148356.4 Schwarz criterion 11.33304

Log likelihood -221.1274 Hannan-Quinn criter. 11.25217

Durbin-Watson stat 0.089058

Page 127: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

106

_KABLEBAK--C 31.77702

_KABTANGERANG--C 106.6017

_KABSERANG--C -7.041194

_KOTATANGERANG--C 33.10896

_KOTACILEGON--C -64.85379

_KOTASERANG--C -58.74466

_KOTATANGSEL--C -65.56622 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.995473 Mean dependent var 84.06900

Adjusted R-squared 0.993912 S.D. dependent var 54.45550

S.E. of regression 4.248765 Akaike info criterion 5.959550

Sum squared resid 523.5080 Schwarz criterion 6.423992

Log likelihood -108.1910 Hannan-Quinn criter. 6.127477

F-statistic 637.7527 Durbin-Watson stat 2.280604

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Output Eviews

Setelah hasil regresi dengan menggunakan model common effect

dan fixed effect didapat, maka langkah selanjutnya adalah melakukan

uji untuk menentukan model estimasi mana yang lebih tepat antara

model common effect dan fixed effect. Dalam menentukan diantara

kedua model tersebut maka digunakan uji Chow sebagai uji pemilihan

model regresi data panel. Uji chow merupakan salah satu tahap yang

perlu dilakukan untuk menentukan model regresi data yang paling

tepat digunakan dalam penelitian.

Langkah pertama yang dilakukan sebelum melakukan uji Chow

adalah melakukan regresi dengan menggunakan model common effect

dan fixed effect. Setelah hasil dari common effect dan fixed effect

diperoleh maka selanjutnya dilakukan uji Chow dengan melakukan uji

likelihood ratio menggunakan Eviews. Hasil dari uji likelihood ratio

atau uji Chow dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 128: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

107

Tabel 4.11

Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 738.435429 (7,29) 0.0000

Cross-section Chi-square 207.549705 7 0.0000 Sumber: Output Eviews

Uji Chow dilakukan dengan membandingkan antara common effect

model dan fixed effect model. Hipotesis dalam uji Chow adalah:

H0 : Common Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Apabila nilai probabilitas F ≥ 0,05 artinya H0 diterima, yang berarti

model yang paling tepat digunakan adalah common effect model.

Namun jika nilai probabilitasnya < 0,05 artinya H0 ditolak, yang

berarti model yang paling tepat digunakan adalah fixed effect model.

Hasil output di atas menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0000

untuk cross section F, yang berarti nilainya < 0,05. Karena hasil

tersebut menunjukan bahwa H0 ditolak, maka dapat dikatakan bahwa

fixed effect model lebih tepat digunakan daripada common effect

model.

Karena hasil Uji Chow menunjukkan hasil model yang lebih tepat

untuk digunakan adalah fixed effect model, maka diperlukan Uji

Hausman untuk menguji model yang lebih tepat untuk digunakan

antara fixed effect model dan random effect model. Sebelum

Page 129: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

108

melakukan Uji Hausman, dilakukan terlebih dahulu regresi random

effect model.

Tabel 4.12

Hasil Regresi Data Panel Random Effect Model

Dependent Variable: KEMISKINAN?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/19/17 Time: 11:18

Sample: 2011 2015

Included observations: 5

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 40

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 83.94984 18.99009 4.420718 0.0001

ZIS? -0.001492 0.000522 -2.857144 0.0071

PDRB? -0.000343 9.41E-05 -3.643571 0.0008

UMK? 0.010820 0.002915 3.712006 0.0007

Random Effects (Cross)

_KABPANDEGLANG--C 24.97390

_KABLEBAK--C 31.93094

_KABTANGERANG--C 106.0781

_KABSERANG--C -6.975433

_KOTATANGERANG--C 32.42298

_KOTACILEGON--C -64.91857

_KOTASERANG--C -58.20972

_KOTATANGSEL--C -65.30217 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 53.23900 0.9937

Idiosyncratic random 4.248765 0.0063 Weighted Statistics R-squared 0.315149 Mean dependent var 2.998522

Adjusted R-squared 0.258079 S.D. dependent var 5.078773

S.E. of regression 4.374594 Sum squared resid 688.9345

F-statistic 5.522072 Durbin-Watson stat 1.733853

Prob(F-statistic) 0.003177 Unweighted Statistics R-squared -0.125530 Mean dependent var 84.06900

Sum squared resid 130168.2 Durbin-Watson stat 0.009177

Sumber: Output Eviews

Page 130: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

109

Dalam melakukan Uji Hausman, hipotesis yang digunakan yaitu:

H0 : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Apabila nilai probabilitas Chi-Square ≥ 0,05 artinya H0 diterima,

yang berarti model regresi yang paling tepat digunakan adalah random

effect model. Namun jika probabilitas Chi-Square < 0,05 artinya H0

ditolak, yang berarti model regresi yang paling tepat digunakan adalah

fixed effect model.

Tabel 4.13

Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 5.163886 3 0.1602 Sumber: Output Eviews

Hasil output di atas menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,1602

untuk cross section random, yang berarti nilainya > 0,05. Karena hasil

tersebut menunjukkan bahwa H1 ditolak, maka dapat dikatakan bahwa

random effect model lebih tepat digunakan daripada fixed effect model.

3. Pengujian Hipotesis

a. Model Penelitian

Berdasarkan estimasi model regresi data panel yang telah

dilakukan sebelumnya, maka penelitian in akan menggunakan

random effect model yang ditampilkan pada tabel berikut:

Page 131: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

110

Tabel 4.14

Hasil Uji Signifikansi dengan Random Effect Model

Dependent Variable: KEMISKINAN?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/19/17 Time: 11:18

Sample: 2011 2015

Included observations: 5

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 40

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 83.94984 18.99009 4.420718 0.0001

ZIS? -0.001492 0.000522 -2.857144 0.0071

PDRB? -0.000343 9.41E-05 -3.643571 0.0008

UMK? 0.010820 0.002915 3.712006 0.0007

Random Effects (Cross)

_KABPANDEGLANG--C 24.97390

_KABLEBAK--C 31.93094

_KABTANGERANG--C 106.0781

_KABSERANG--C -6.975433

_KOTATANGERANG--C 32.42298

_KOTACILEGON--C -64.91857

_KOTASERANG--C -58.20972

_KOTATANGSEL--C -65.30217 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 53.23900 0.9937

Idiosyncratic random 4.248765 0.0063 Weighted Statistics R-squared 0.315149 Mean dependent var 2.998522

Adjusted R-squared 0.258079 S.D. dependent var 5.078773

S.E. of regression 4.374594 Sum squared resid 688.9345

F-statistic 5.522072 Durbin-Watson stat 1.733853

Prob(F-statistic) 0.003177 Unweighted Statistics R-squared -0.125530 Mean dependent var 84.06900

Sum squared resid 130168.2 Durbin-Watson stat 0.009177

Sumber: Output Eviews

Berdasarkan tabel, maka ditemukan hasil dari perhitungan ZIS,

PDRB dan UMK terhadap kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi

Banten sebagai berikut:

Page 132: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

111

Kemiskinan = 83.9498 - 0.001492 ZIS - 0.000343 PDRB +

0.010820 UMK

Dari model di atas dapat dibuat interpretasi sebagai berikut:

1) Konstanta sebesar 83.9498 menunjukkan bahwa jika variabel

independen (ZIS, PDRB, UMK) adalah nol, maka jumlah

kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Banten adalah sebesar

83.9498.

2) Nilai koefisien regresi jumlah dana ZIS sebesar -0.001492 yang

berarti setiap kenaikan jumlah dana ZIS naik 1% maka jumlah

kemiskinan mengalami penurunan sebesar 0.001492.

3) Nilai koefisien regresi jumlah dana PDRB sebesar -0.000343

yang berarti setiap kenaikan tingkat PDRB naik 1% maka

jumlah kemiskinan mengalami penurunan sebesar 0.000343.

4) Nilai koefisien regresi jumlah dana UMK sebesar 0.010820

yang berarti setiap kenaikan jumlah dana UMK naik 1% maka

jumlah kemiskinan mengalami kenaikan sebesar 0.010820 .

Tabel 4.15

Hasil Uji Persamaan Setiap Objek Penelitian

Random Effect (Cross) Coefficient

_KABPANDEGLANG--C 24.97390

_KABLEBAK--C 31.93094

_KABTANGERANG--C 106.0781

_KABSERANG--C -6.975433

_KOTATANGERANG--C 32.42298

_KOTACILEGON--C -64.91857

_KOTASERANG--C -58.20972

_KOTATANGSEL--C -65.30217

Page 133: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

112

Sumber: Output Eviews

Berdasarkan tabel, maka didapat persamaan model regresi

kemiskinan tiap Kabupaten dan Kota sebagai berikut:

1) Persamaan model regresi Kabupaten Pandeglang

Kemiskinan Kab. Pandeglang = 24.97390 - 0.001492 ZIS -

0.000343 PDRB + 0.010820 UMK

Konstanta sebesar 24.97390 menunjukkan bahwa jika

variabel independen (ZIS, PDRB dan UMK) adalah nol, maka

jumlah kemiskinan di Kabupaten Pandeglang adalah sebesar

24.97390.

2) Persamaan model regresi Kabupaten Lebak

Kemiskinan Kab. Lebak = 31.93094 - 0.001492 ZIS - 0.000343

PDRB + 0.010820 UMK

Konstanta sebesar 31.93094 menunjukkan bahwa jika

variabel independen (ZIS, PDRB dan UMK) adalah nol, maka

jumlah kemiskinan di Kabupaten Lebak adalah sebesar

31.93094.

3) Persamaan model regresi Kabupaten Tangerang

Kemiskinan Kab. Tangerang = 106.0781 - 0.001492 ZIS -

0.000343 PDRB + 0.010820 UMK

Konstanta sebesar 106.0781 menunjukkan bahwa jika

variabel independen (ZIS, PDRB dan UMK) adalah nol, maka

Page 134: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

113

jumlah kemiskinan di Kabupaten Tangerang adalah sebesar

106.0781.

4) Persamaan model regresi Kabupaten Serang

Kemiskinan Kab. Serang = -6.975433 - 0.001492 ZIS -

0.000343 PDRB + 0.010820 UMK

Konstanta sebesar -6.975433 menunjukkan bahwa jika

variabel independen (ZIS, PDRB dan UMK) adalah nol, maka

jumlah kemiskinan di Kabupaten Serang adalah sebesar -

6.975433.

5) Persamaan model regresi Kota Tangerang

Kemiskinan Kota Tangerang = 32.42298 - 0.001492 ZIS -

0.000343 PDRB + 0.010820 UMK

Konstanta sebesar 32.42298 menunjukkan bahwa jika

variabel independen (ZIS, PDRB dan UMK) adalah nol, maka

jumlah kemiskinan di Kota Tangerang adalah sebesar 32.42298.

6) Persamaan model regresi Kota Cilegon

Kemiskinan Kota Cilegon = -64.91857 - 0.001492 ZIS -

0.000343 PDRB + 0.010820 UMK

Konstanta sebesar -64.91857 menunjukkan bahwa jika

variabel independen (ZIS, PDRB dan UMK) adalah nol, maka

jumlah kemiskinan di Kota Cilegon adalah sebesar -64.91857.

7) Persamaan model regresi Kota Serang

Page 135: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

114

Kemiskinan Kota Serang = -58.20972 - 0.001492 ZIS -

0.000343 PDRB + 0.010820 UMK

Konstanta sebesar -58.20972 menunjukkan bahwa jika

variabel independen (ZIS, PDRB dan UMK) adalah nol, maka

jumlah kemiskinan di Kota Serang adalah sebesar -58.20972.

8) Persamaan model regresi Kota Tangerang Selatan

Kemiskinan Kota TangSel = -65.30217 - 0.001492 ZIS -

0.000343 PDRB + 0.010820 UMK

Konstanta sebesar -65.30217 menunjukkan bahwa jika

variabel independen (ZIS, PDRB dan UMK) adalah nol, maka

jumlah kemiskinan di Kota TangSel adalah sebesar -65.30217.

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen yaitu ZIS, PDRB dan UMK terhadap variabel

dependen yaitu kemiskinan.

Tabel 4.16

Uji t

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 83.94984 18.99009 4.420718 0.0001

ZIS -0.001492 0.000522 -2.857144 0.0071

PDRB -0.000343 9.41E-05 -3.643571 0.0008

UMK 0.010820 0.002915 3.712006 0.0007

Sumber: Output Eviews

Tabel 4.16 merupakan hasil dari pengujian variabel

independen yaitu ZIS, PDRB dan UMK terhadap kemiskinan di

Kabupaten/Kota Provinsi Banten secara parsial. Dalam persamaan,

Page 136: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

115

digunakan tingkat kepercayaan α = 5%, dengan df (n-k) = 36 maka

diperoleh t-tabel 2,0280. Dari hasil uji pada persamaan dapat

dilihat sebagai berikut:

1) Uji terhadap variabel Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS)

Hasil yang didapat pada tabel 4.16 variabel ZIS

berpengaruh negatif terhadap kemiskinan di Provinsi Banten.

Hal ini dapat diketahui dari nilai t-statistik ZIS (2.857144) > t-

tabel (2,0280) dengan tingkat keyakinan sebesar 95 persen (α =

5%). Hal ini berarti bahwa semakin meningkat pendayagunaan

ZIS maka kemiskinan di Provinsi Banten semakin menurun.

Koefisien regresi variabel ZIS sebesar -0.001492 berarti bahwa

setiap peningkatan ZIS sebesar 1 persen, maka dapat

menyebabkan penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0.001492

persen dengan asumsi variabel lain tetap.

2) Uji terhadap variabel Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB)

Hasil yang didapat pada tabel 4.16 variabel PDRB

berpengaruh negatif terhadap kemiskinan di Provinsi Banten.

Hal ini dapat diketahui dari nilai t-statistik PDRB (3.643571) >

t-tabel (2,0280) dengan tingkat keyakinan sebesar 95 persen (α

= 5%). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi PDRB maka

tingkat kemiskinan di Provinsi Banten semakin menurun.

Koefisien regresi variabel PDRB sebesar -0.000343 berarti

Page 137: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

116

bahwa setiap peningkatan PDRB sebesar 1 persen, maka dapat

menyebabkan penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0.000343

persen dengan asumsi variabel lain tetap.

3) Uji terhadap variabel Upah Minimum Kabupaten/Kota(UMK)

Hasil yang didapat pada tabel variabel UMK berpengaruh

positif terhadap kemiskinan di Provinsi Banten. Hal ini dapat

diketahui dari nilai t-statistik UMK (3.712006) > t-tabel

(2,0280) dengan tingkat keyakinan sebesar 95 persen (α = 5%).

Hal ini berarti bahwa semakin tinggi UMK maka tingkat

kemiskinan di Provinsi Banten semakin meningkat. Koefisien

regresi variabel UMK sebesar 0.010820 berarti bahwa setiap

peningkatan UMK sebesar 1 persen, maka dapat menyebabkan

peningkatan tingkat kemiskinan sebesar 0.010820 persen

dengan asumsi variabel lain tetap.

c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh

secara simultan terhadap variabel dependen, pedoman yang

digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji F adalah sebagai

berikut:

Jika F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

Selain itu, dapat pula dilihat dari probabilitas F statistik.

Apabila probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari nilai α = 5%,

Page 138: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

117

maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0: Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS), Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB), dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) tidak

berpengaruh terhadap kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi

Banten secara simultan.

H1: Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS), Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB), dan Upah Minimum Kabupaten (UMK)

berpengaruh terhadap kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi

Banten secara simultan.

Berdasarkan tabel 4.14 diperoleh hasil F-statistik atau F-hitung

sebesar 5.522072 dengan nilai probabilitas sebesar 0.003177. Nilai

probabilitas tersebut lebih kecil dari α = 5%. Selain itu dengan n =

40 dan k = 4, nilai pada F tabel diperoleh nilai 2,87 dengan df1 (k-

1) dan df2 (n-k) sebesar 3 dan 36 dengan nilai probabilitas 5%.

Karena F hitung > F tabel (5.522072 > 2,87) maka H0 ditolak,

artinya dapat disimpulkan bahwa variabel ZIS, PDRB dan UMK

berpengaruh signifkan secara simultan terhadap kemiskinan di

Kabupaten/Kota Provinsi Banten.

d. Uji Adjusted R2

Uji Adjusted R2 ditujukan untuk menilai seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.

Page 139: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

118

Pada penelitian ini, koefisien yang digunakan adalah koefisien

determinasi yang telah disesuaikan atau Adjusted R2. Hal ini

dikarenakan Adjusted R2

merupakan koefisien yang telah dikoreksi

sehingga dapat naik atau turun seiring penambahan variabel baru

dalam model.

Berdasarkan hasil regresi dengan random effect model

sebagaimana yang tertera pada tabel, diketahui bahwa nilai

koefisien determinasi sebesar 0.315149. Hal ini menunjukkan

bahwa variasi variabel dependen (kemiskinan) secara simultan

dapat dijelaskan oleh variabel independen (ZIS, PDRB dan UMK)

sebesar 31,51% sedangkan sisanya 68,49% dijelaskan oleh faktor

lain diluar variabel yang diteliti.

e. Interpretasi Hasil Penelitian

1) Hubungan Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) terhadap

kemiskinan

Jumlah ZIS adalah jumlah penerimaan zakat, infaq dan

shadaqah yang dibayarkan kepada orang miskin.

Pendayagunaan Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) adalah

pengupayaan agar harta ZIS mampu mendatangkan hasil bagi

penerimanya. Dana ZIS merupakan sumber dana yang

potensial, yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan

kesejahteraan hidup umat manusia, terutama golongan orang

fakir miskin. Pada hasil penelitian ini diperoleh bahwa ZIS

Page 140: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

119

berpengaruh signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai

probabilitas 0,0071 dan berhubungan negatif dengan nilai

koefisien yang diperoleh sebesar (-0,001492), yang berarti

bahwa apabila ZIS naik sebesar 1 persen, maka kemiskinan

akan menurun sebesar 0,001492 persen. Hasil tersebut sesuai

dengan teori dan penelitian terdahulu yang menjadi landasan

teori dalam penelitian ini. Menurut Al-Qardhawi (2002) tujuan

mendasar ibadah zakat itu adalah untuk menyelesaikan

berbagai macam persoalan sosial seperti pengangguran,

kemiskinan, dan lain-lain. Sistem distribusi zakat merupakan

solusi terhadap persoalan-persoalan tersebut dengan

memberikan bantuan kepada orang miskin tanpa memandang

ras, warna kulit, etnis, dan atribut-atribut keduniawian lainnya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Irfan Syauqi Beik

(2009) yang berjudul “Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi

Kemiskinan: Studi Kasus Dompet Dhuafa Republika”.

Penelitian ini menyatakan bahwa zakat mampu mengurangi

jumlah dan persentase keluarga miskin, serta mengurangi

kedalaman dan keparahan kemiskinan.

2) Hubungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap

kemiskinan

PDRB menunjukkan tingkat kemakmuran suatu daerah.

PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan

Page 141: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

120

seluruh unit usaha dalam wilayah tertentu, atau merupakan

jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh

unit ekonomi. Pada hasil penelitian ini diperoleh bahwa PDRB

berpengaruh signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai

probabilitas 0,0008 dan berhubungan negatif dengan nilai

koefisien yang diperoleh sebesar (-0,000343), yang berarti

bahwa apabila PDRB naik sebesar 1 persen, maka kemiskinan

akan menurun sebesar 0,000343 persen. Hasil tersebut sesuai

dengan teori dan penelitian terdahulu yang menjadi landasan

teori dalam penelitian ini. Menurut Arsyad (1999), semakin

tinggi PDRB suatu daerah, maka semakin besar pula potensi

sumber penerimaan daerah tersebut. Tingginya penerimaan

daerah, diharapkan nantinya pemerintah daerah tersebut dapat

mengatasi masalah kemiskinan dengan baik. Selanjutnya

menurut Hermanto S. dan Dwi W. (2008) mengungkapkan

pentingnya mempercepat pertumbuhan ekonomi untuk

menurunkan jumlah penduduk miskin. Karena dengan

pertumbuhan ekonomi yang cepat akan menurunkan jumlah

kemiskinan yang merupakan salah satu indikator keberhasilan

pembangunan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Himawan Yudistira

Dama (2016) yang berjudul “Pengaruh Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kota

Page 142: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

121

Manado (Tahun 2005-2014)”. Penelitian ini menyatakan bahwa

PDRB memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan

kemiskinan di Kota Manado.

3) Hubungan Upah Minimum Kabupaten (UMK) terhadap

kemiskinan

Dari hasil regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini,

menunjukan bahwa variabel UMK menunjukkan tanda positif

dan berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan di

Provinsi Banten, pada taraf nyata 5% dengan nilai probabilitas

0,0007 dan nilai koefisien yang diperoleh sebesar (0,010820),

yang berarti bahwa apabila UMK naik sebesar 1 persen, maka

kemiskinan akan meningkat sebesar 0,010820 persen.

Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori dan penelitian

terdahulu yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini,

yang menyatakan bahwa semakin meningkat upah minimum

akan meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga

kesejahteraan juga meningkat dan sehingga terbebas dari

kemiskinan (Kaufman 2000). Berdasarkan hasil penelitian,

ditemukan bahwa upah berhubungan positif dan signifikan

terhadap kemiskinan. Menurut penulis, hal ini bisa terjadi jika

dilihat dari sisi penawaran terhadap tenaga kerja dimana upah

memiliki hubungan yang kuat dengan kenaikan pada jumlah

pengangguran, dimana hubungan searah ini disebabkan ketika

Page 143: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

122

pemerintah menaikkan upah minimum, maka kenaikan

penawaran tenaga kerja pun meningkat, akan tetapi perusahaan

lebih memilih mengurangi biaya produksi dengan mengurangi

jumlah pekerja agar tidak terjadi kebangkrutan dan defisit

anggaran, sehingga jumlah pengangguran pun meningkat

seiring kenaikan upah yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini

terbukti dengan meningkatnya Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT) periode 2014-2015 di Provinsi Banten. Sehingga dapat

diketahui bahwa secara tidak langsung upah berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kemiskinan melalui variabel

pengangguran.

Selain itu, berdasarkan laporan Statistik Daerah Provinsi

Banten 2015, Kota Cilegon merupakan penerima upah tertinggi

karena wilayahnya menjadi sentra industri petrokimia yang

padat modal, sedangkan Kota Cilegon merupakan daerah yang

paling sedikit penduduknya. Sehingga kontribusi peningkatan

UMK di Provinsi Banten hanya dapat dinikmati sebagian kecil

penduduk dan tidak memberikan dampak yang nyata bagi

kemiskinan di Banten.

Page 144: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

123

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi pengaruh

antara jumlah penerimaan ZIS, UMK dan PDRB terhadap kemiskinan

di Kabupaten/Kota Provinsi Banten periode tahun 2011 sampai dengan

2015. Berdasarkan penemuan dan pembahasan maka kesimpulan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. ZIS berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kemiskinan di

Provinsi Banten, yang berarti bahwa ketika dana ZIS meningkat

maka akan menurunkan tingkat kemiskinan. Hal ini disebabkan

manfaat dari penghimpunan dana ZIS mampu meningkatkan

kesejahteraan mustahiq sehingga tingkat kemiskinan dapat

berkurang.

2. PDRB berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kemiskinan di

Provinsi Banten, yang berarti bahwa aktivitas ekonomi di Provinsi

Banten yang dicerminkan oleh PDRB meningkat sehingga

meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin yang sekaligus

mengurangi tingkat kemiskinan di Banten.

3. UMK berpengaruh signifikan dan positif terhadap kemiskinan di

Provinsi Banten, yang berarti seiring peningkatan UMK maka

kenaikan penawaran tenaga kerja pun meningkat, akan tetapi

perusahaan lebih memilih mengurangi biaya produksi dengan

Page 145: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

124

mengurangi jumlah pekerja agar tidak terjadi kebangkrutan dan

defisit anggaran, sehingga jumlah pengangguran pun meningkat.

Peningkatan pengangguran secara tidak langsung akan

meningkatkan tingkat kemiskinan di Provinsi Banten.

4. Secara bersama-sama (simultan) variabel ZIS, PDRB dan UMK

berpengaruh terhadap kemiskinan di Provinsi Banten pada periode

2011-2015. Hal ini disebabkan karena ZIS, PDRB dan UMK

memiliki faktor dan memberikan kontribusi terhadap penuntasan

kemiskinan.

B. Saran

Dari hasil kesimpulan di atas, maka saran dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Jika melihat hasil penelitian, variabel Zakat,Infaq dan Shadaqah

(ZIS) berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan. Hal ini

tentunya tidak terlepas dari proses penghimpunan dan

pendistribusian zakat itu sendiri. Semakin banyak dana ZIS yang

dihimpun maka pendistribusian ZIS ke masyarakat miskin semakin

besar pula, sehingga diharapkan kemiskinan dapat berkurang. Dan

diperlukan adanya komitmen dan kerjasama yang kuat antar

seluruh pemangku kepentingan zakat, baik pemerintah, lembaga

amil zakat maupun masyarakat secara keseluruhan dalam

mewujudkan pembangunan zakat yang berkelanjutan untuk

Page 146: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

125

mensejahterakan masyarakat miskin khususnya dan bisa

menurunkan kemiskinan dimasa mendatang.

2. Dari hasil penelitian, didapat bahwa PDRB berpengaruh terhadap

tingkat kemiskinan, sehingga untuk menekan tingkat kemiskinan,

pemerintah daerah hendaknya meningkatkan PDRB yang nantinya

akan menurunkan angka kemiskinan di daerahnya, selain itu dapat

dilaksanakan pembangunan ekonomi yang tidak hanya

meningkatkan pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga dilaksanakan

pemerataan pembangunan yang berorientasi ke seluruh golongan

masyarakat termasuk masyarakat miskin, serta dilakukan adanya

upaya peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi di masing-masing

daerah/wilayah dengan mengandalkan potensi-potensi yang

dimiliki suatu daerah/wilayah tersebut. Meningkatkan PDRB

berarti meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan

ekonomi merupakan salah satu kunci untuk mengurangi

kemiskinan.

3. Berdasarkan kesimpulan diatas, bahwa variabel upah minimum

memberikan hasil yang positif terhadap tingkat kemiskinan. Hal ini

mencerminkan upah minimum yang tidak merata sehingga tidak

berkontribusi terhadap tingkat kemiskinan, hal ini bagi pemerintah

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten dalam menyikapinya

seharusnya berhati-hati terutama dalam mengambil kebijakan

penetapan upah minimum karena akan berdampak pada tingkat

Page 147: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

126

kemiskinan. Dan juga dalam penentuan upah, diharapkan

pemerintah daerah dapat menentukan kebijakan dalam menetapkan

upah minimum yang disesuaikan dengan kebutuhan hidup layak

(KHL) untuk melindungi pekerja dari kemiskinan dengan catatan

jangan terlalu memberatkan perusahaan dan menetapkan kenaikan

upah minimum sesuai dengan perkembangan ekonomi yang sedang

terjadi.

4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambah variabel-

variabel yang sekiranya berpengaruh terhadap kemiskinan agar

diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.,

diharapkan penelitian selanjutnya dapat lebih terfokus pada

wilayah yang cakupannya lebih kecil agar lebih dapat terfokus

secara khusus di suatu wilayah yang ada di Indonesia terutama

daerah-daerah tertinggal.

Page 148: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

127

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad Daud. “Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Cet. 1”, Jakarta:

Universitas Indonesia, 1988.

Al-Maraghi, Ahmad Mustafa (ed.). “Terjemah Tafsir Al-Maraghi”, Semarang:

Toha Putra, 1992.

Antonio, Moh. Syafi’i. “Bank Syariah dari Teori ke Praktek”, Jakarta: Gema

Insani Press, 2001.

Arsyad, Lincoln. “Ekonomi Pembangunan, Edisi keempat”, Yogyakarta: BP STIE

YKPN, 1999.

Aziz, Roikhan Mochammad (2005). Sinlammim: Kode Tuhan, Esa Alam, Jakarta

Http://www.tokogunungagung.co.id

Aziz, Roikhan Mochammad (2006). Jejak Islam Yang Hilang, Sinlammim,

Jakarta. Http://www.tokogunungagung.co.id

Aziz, Roikhan Mochammad (Oktober, 2008). The Application of Mathematics In

Information System Based On Al-Quran. Working Paper, Studium General,

State Islamic University. Jakarta, Indonesia.

Aziz, Roikhan Mochammad (Oktober, 2008). The Assimilation of Sinlammim

Into System Thinking In The Quantitative Method With Modeling On

Page 149: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

128

Sukuk As Islamic Economic Instrument. Procedding. University Of

Malahayati, Lampung, Indonesia.

Aziz, Roikhan Mochammad (Oktober 2008). The Future Of Sukuk Between

Malaysia and Indonesia Based on System Thinking. Procedding. Monash

University, Sunway Campus, Malaysia.

Azis, Roikhan Mochammad (Januari – April, 2008). Comparative Study Of

Islamic Bonds in Indonesia and Malaysia on System Dynamics Approach,

Jurnal Ekonomi Kemasyarakatan Equilibrium, Vol, 5, No.2. Jakarta,.

http://www.stied.ac.id

Aziz, Roikhan Mochammad (2010). New Paradigm in On Sinlammim Kaffah In

Islamic Economics. Jurnal Signifikan, Vol. 9, No.2, Mei-Agustus, Jakarta.

http://www.uinjkt.ac.id

Aziz, Roikhan Mochammad (2011). New Paradigm on System Thinking. Jurnal

Ekonotika. Fakultas Ekonomi Bisnis, Jurusan Ilmu Ekonomi Studi

Pembangunan (IESP), Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochammad (November, 2012). Information System On Islam,

Book Of MIS Project Vol 1, Vol 2, Vol 3, Vol 4, Computer Communication

Information Technology, Faculty Of Techniquem University Of Indonesia,

Depok.

Azis, Roikhan Mochammad (Oktober, 2012). Five Pillars of Economy, Economy

Press. Jakarta.

Page 150: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

129

Azis, Roikhan Mochammad (Januari – April, 2013). Pemodelan Lembaga

Keuangan Syariah Non Bank Dengan Metode Islam. Jurnal Ekonomi Umat.

Vol 7 No.2, Jakarta http://www.uhamka.ac.id.

Aziz, Roikhan Mochammad (2014). Integrasi Ilmu Ekonomi Islam: Pendekatan

Filosofis dan Simbolik. Integrasi Keilmuan. UIN Press, Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochammad (Januari 2013). Islamic Monetary Based On Method.

Book Of Islam. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. UIN

Press, Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochammad ( Agustus. H. 1125-1138. 2015). Rumus Tuhan

Hahslm Dalam Berpikir Menyeluruh Sebagai Metedologi Ekonomi Islam.

Procedding ICIEF15: Strengthning Islamic Economics and Financial

Institution for Financial Institution for the Welfare of Ummah. Universitas

Mataram, Lombok.

Aziz, Roikhan Mochammad (September. H. 1125-1138. 2015). Hahslm Islamic

Economics Methodology. Procedding ICOSEC: Developing Countries

Readiness Toward Global Universitas Negeri Solo, Surakarta.

Beik, Irfan Syauqi. “Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi

Kasus Dompet Dhuafa Republika”, Jurnal, 2009.

Dama, Himawan Yudistira. “Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kota Manado (Tahun 2005-2014)”,

Jurnal, 2016.

Page 151: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

130

Friedman, J. “Empowerment: The Politics of Alternative Development”,

Cambridge: Blackwell, 1992.

Ginanjar, Kartasasmita. “Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan

dan Pemerataa”, Jakarta: Cides, 1996.

Gujarati, Damodar. “Ekonometrika Dasar”, Jakarta: Erlangga, 2003.

Sasana, Hadi. “Produk Domestik Bruto dan Strukturnya”, Semarang: Diklat

Teknis Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Tengah,

Oktober-November, 2001.

Hafihuddin, Didin. “Zakat Dalam Perekonomian Modern”, Jakarta: Gema Insani

Press, 2002.

Hamid, Abdul. “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”, Jakarta: FEB UIN Jakarta,

2010.

Hidayat, Saeful & Arianto A. “Pertumbuhan Ekonomi, Ketidakmerataan

Pendapatan, dan Kemiskinan : Estimasi Parameter Elastisitas Kemiskinan

Tingkat Provinsi di Indonesia Tahun 1996-2005”, Jurnal, 2007.

Ichsan, Nurul. “Akad Bank Syariah”, Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 50 No. 2, 2016.

Ichsan, Nurul. “Perbankan Syariah: Sebuah Pengantar”, Jakarta: GD Press

Group, 2014.

Jhingan, M.L. “Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan”, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2004.

Page 152: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

131

Kaufman, Bruce E dan Julie L. Hotchkiss. “The Economics of Labor Markets”,

Yogyakarta: BPFE UGM, 1999.

Maipita, Indra. “Simulasi Dampak Kenaikan Upah Minimum Terhadap Tingkat

Pendapatan dan Kemiskinan”, Jurnal, 2012.

Majid, M. Nazori. “Pemikiran Ekonomi Islam Abu Yusuf: Relevansinya dengan

Ekonomi Kekinian”, Yogyakarta: Pusat Studi Ekonomi Islam, 2003.

Mannan, M. Abdul. “Teori dan Praktek Ekonomi Islam”, Yogyakarta: Dana

Bakti Wakaf, 1993.

Mankiw. N. Gregory. “Teori Makro Ekonomi”, Jakarta: Erlangga, 2003.

Mankiw. N. Gregory. “Principles of Economics. Pengantar Ekonomi Makro,

Edisi Ketiga”, terjemahan, Chriswan Sungkono, Jakarta: Salemba Empat,

2006.

Metwally, M.M, “Teori dan Model Ekonomi Islam”, terjemahan, M. Husein

Sawit, Jakarta: PT Bangkit Daya Insana, 1995.

M. Muh. Nasir, Saichudin dan Maulizar. “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kemiskinan Rumah Tangga Di Kabupaten

Purworejo”, Jurnal, 2008.

Mohd Ali, Ahmad Fahme. “The Effectiveness of Zakat in Reducing Poverty

Incident: An Analysis in Kelantan, Malaysia”, Jurnal, 2014.

Page 153: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

132

Nachrowi, Djalal dan Hardius Usman. “Pendekatan Populer dan Praktis

Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”, Jakarta:

Universitas Indonesia, 2006.

Pramanik, A. H. “Development and Distribution in Islam”, Pelanduk Publications,

Petaling Jaya, 1993.

Qardawi, Yusuf. “Hukum Zakat, terj Salman Harun dkk, cet 7”, Bogor: Pustaka

Lentera Antar Nusa, 2004.

Ranupandojo, H. dan S. Husnan. “Manajemen Personalia”, Yogyakarta:

BPFE, 2000.

Ria, Marginingsih. “Pengaruh Pendayagunaan Dana ZIS, dan PDRB per Kapita

Terhadap Jumlah Penduduk Miskin (Studi Kasus di Kabupaten/Kota Jawa

Tengah Tahun 2006-2009)”, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Diponegoro, 2011.

Ridwan, Muhammad. “Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), cet 2”,

Yogyakarta: UII Press, 2005.

Riyani, Lupi. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Jawa

Tengah Tahun 1991-2011”, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.

Suharto, Edi. “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”, Bandung: PT

Refika Aditama, 2005.

Page 154: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

133

Suharyadi dan Purwanto. “Statistik Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern”,

Jakarta: Salemba 4, 2008.

Sukirno, Sadono. “Makro Ekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran dari

Klasik hingga Keynesian Baru”, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000.

Suliyanto. “Ekonometrika Terapan, Teori dan Aplikasi dengan SPSS”,

Yogyakarta: Penerbit Andi, 2011.

Sumarsono, Sonny. “Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan

Ketenagakerjaan”, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003.

Sumodiningrat, Gunawan. “Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam

Penanggulangan Kamiskinan”, Malang: Materi Kuliah Umum PPSUB,

2002.

Supranto, J. “Ekonometrika”, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004.

Syahrullah, Dio. “Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

Pendidikan dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Provinsi Banten

Tahun 2009-2012”, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Jakarta, 2014.

Tahir, Safdar Hussain. “Impact of GDP Growth Rate on Poverty of Pakistan: A

quantitative Approach”, Jurnal, 2014.

Thamrin Simanjutak. “Analisis Potensi Pendapatan Asli Daerah, Bunga Rampai

Manajemen Keuangan Daerah”, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2001.

Page 155: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

134

Todaro, Michael P, Stephen C. Smith. “Pembangunan Ekonomi (Edisi

kesembilan, jilid I)”, Jakarta: Erlangga, 2006.

Tjokrohandoko, Burhani. “Pedoman Zakat, Himpunan Materi Penyuluhan.

Proyek Pembinaan Zakat dan Waqaf”, Jakarta, 1983

Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”, Yogyakarta:

Ekonisia FE UII, 2009.

Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statsitika dengan EVIEWS”,

Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011.

Yafie, Ali. “Islam dan Problematika Kemiskinan Pesantren”, Jakarta: Buku

P3LM, 1986.

Website:

http://www.bps.go.id

http://www.kemenag.go.id

http://www.tnp2k.go.id

Page 156: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

135

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Data Observasi

Kabupaten/Kota Tahun Kemiskinan ZIS PDRB UMK

Kab. Pandeglang 2011

2012

2013

2014

2015

117.6

109.1

121.1

113.14

124.42

255.30

12.11

284.84

378.85

8.62

9586.09

15115.44

16443.91

18195.67

20277.96

1015.000

1050.000

1182.000

1418.000

1737.000

Kab. Lebak 2011

2012

2013

2014

2015

115.2

106.9

118.6

115.87

126.42

4,339.21

7,447.82

2,281.88

6,592.74

5,425.50

9312.03

15125.9

16742.05

18606.94

20729.2

1007.500

1047.800

1187.500

1490.000

1728.000

Kab. Tangerang 2011

2012

2013

2014

2015

188.6

176

183.9

173.1

191.12

2,393.72

2,544.48

2,524.11

2,821.93

287.84

39414.37

72303.65

80570.55

91692.76

102044.71

1285.000

1527.000

2200.000

2442.000

2710.000

Kab. Serang 2011

2012

2013

2014

2015

82

76.1

72.8

71.38

74.85

3,693.21

504.99

6,399.28

7,354.62

8,815.42

14207.17

42039.51

45972.29

51430.75

56313.72

1189.600

1320.500

2080.000

2340.000

2700.000

Kota Tangerang 2011

2012

2013

2014

2015

114.3

106.5

103.1

98.76

102.56

123.74

777.50

73.93

120.79

955.73

63675.06

83648.13

94561.02

110772.32

126119.12

1290.000

1527.000

2203.000

2444.301

2730.000

Kota Cilegon 2011

2012

2013

2014

2015

15.4

15

15.9

15.53

16.96

1,358.28

231.34

3,208.67

3,246.16

6,153.16

34490.32

55414.14

61746.9

70030.67

77962.9

1224.000

1347.000

2200.000

2443.000

2760.590

Kota Serang 2011

2012

2013

2014

2015

37.4

34.7

36.7

36.18

40.19

1,325.52

1,653.19

1,713.55

1,729.26

192.68

6341.71

15506.67

17452.62

19691.3

21866.58

1156.000

1231.000

1798.446

2166.000

2375.000

Kota Tangerang

Selatan

2011

2012

2013

2014

2015

20.1

18.7

25.4

25.29

25.89

1,683.00

2,043.02

2,540.51

2,716.75

3,040.14

13223.88

39071.49

44346.74

50214.64

56044.37

1290.000

1527.000

2200.000

2442.000

2710.000

Page 157: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

136

LAMPIRAN 2

Output Pooled Least Square (PLS)

Dependent Variable: KEMISKINAN?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/19/17 Time: 11:16

Sample: 2011 2015

Included observations: 5

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ZIS? 0.002887 0.004599 0.627726 0.5340

PDRB? 0.000603 0.000446 1.352096 0.1846

UMK? 0.021477 0.015985 1.343576 0.1873 R-squared -0.282798 Mean dependent var 84.06900

Adjusted R-squared -0.352139 S.D. dependent var 54.45550

S.E. of regression 63.32166 Akaike info criterion 11.20637

Sum squared resid 148356.4 Schwarz criterion 11.33304

Log likelihood -221.1274 Hannan-Quinn criter. 11.25217

Durbin-Watson stat 0.089058

LAMPIRAN 3

Output Fixed Effect Model (FEM)

Dependent Variable: KEMISKINAN?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/19/17 Time: 11:16

Sample: 2011 2015

Included observations: 5

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 83.94356 2.515654 33.36848 0.0000

ZIS? -0.001510 0.000523 -2.889835 0.0072

PDRB? -0.000358 9.46E-05 -3.786894 0.0007

UMK? 0.011248 0.002926 3.844112 0.0006

Fixed Effects (Cross)

_KABPANDEGLANG--C 24.71819

_KABLEBAK--C 31.77702

_KABTANGERANG--C 106.6017

_KABSERANG--C -7.041194

_KOTATANGERANG--C 33.10896

_KOTACILEGON--C -64.85379

Page 158: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

137

_KOTASERANG--C -58.74466

_KOTATANGSEL--C -65.56622 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.995473 Mean dependent var 84.06900

Adjusted R-squared 0.993912 S.D. dependent var 54.45550

S.E. of regression 4.248765 Akaike info criterion 5.959550

Sum squared resid 523.5080 Schwarz criterion 6.423992

Log likelihood -108.1910 Hannan-Quinn criter. 6.127477

F-statistic 637.7527 Durbin-Watson stat 2.280604

Prob(F-statistic) 0.000000

LAMPIRAN 4

Output Random Effect Model (REM)

Dependent Variable: KEMISKINAN?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/19/17 Time: 11:18

Sample: 2011 2015

Included observations: 5

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 40

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 83.94984 18.99009 4.420718 0.0001

ZIS? -0.001492 0.000522 -2.857144 0.0071

PDRB? -0.000343 9.41E-05 -3.643571 0.0008

UMK? 0.010820 0.002915 3.712006 0.0007

Random Effects (Cross)

_KABPANDEGLANG--C 24.97390

_KABLEBAK--C 31.93094

_KABTANGERANG--C 106.0781

_KABSERANG--C -6.975433

_KOTATANGERANG--C 32.42298

_KOTACILEGON--C -64.91857

_KOTASERANG--C -58.20972

_KOTATANGSEL--C -65.30217 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 53.23900 0.9937

Idiosyncratic random 4.248765 0.0063 Weighted Statistics R-squared 0.315149 Mean dependent var 2.998522

Page 159: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

138

Adjusted R-squared 0.258079 S.D. dependent var 5.078773

S.E. of regression 4.374594 Sum squared resid 688.9345

F-statistic 5.522072 Durbin-Watson stat 1.733853

Prob(F-statistic) 0.003177 Unweighted Statistics R-squared -0.125530 Mean dependent var 84.06900

Sum squared resid 130168.2 Durbin-Watson stat 0.009177

LAMPIRAN 5

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 738.435429 (7,29) 0.0000

Cross-section Chi-square 207.549705 7 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: KEMISKINAN?

Method: Panel Least Squares

Date: 04/19/17 Time: 11:19

Sample: 2011 2015

Included observations: 5

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 123.9621 27.10427 4.573528 0.0001

ZIS? 0.002336 0.003710 0.629651 0.5329

PDRB? 0.001023 0.000371 2.757811 0.0091

UMK? -0.051427 0.020499 -2.508770 0.0168 R-squared 0.188633 Mean dependent var 84.06900

Adjusted R-squared 0.121019 S.D. dependent var 54.45550

S.E. of regression 51.05421 Akaike info criterion 10.79829

Sum squared resid 93835.17 Schwarz criterion 10.96718

Log likelihood -211.9659 Hannan-Quinn criter. 10.85936

F-statistic 2.789846 Durbin-Watson stat 0.155771

Prob(F-statistic) 0.054390

Page 160: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

139

LAMPIRAN 6

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 5.163886 3 0.1602

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. ZIS? -0.001510 -0.001492 0.000000 0.4615

PDRB? -0.000358 -0.000343 0.000000 0.1343

UMK? 0.011248 0.010820 0.000000 0.0915

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: KEMISKINAN?

Method: Panel Least Squares

Date: 04/19/17 Time: 11:20

Sample: 2011 2015

Included observations: 5

Cross-sections included: 8

Total pool (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 83.94356 2.515654 33.36848 0.0000

ZIS? -0.001510 0.000523 -2.889835 0.0072

PDRB? -0.000358 9.46E-05 -3.786894 0.0007

UMK? 0.011248 0.002926 3.844112 0.0006 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.995473 Mean dependent var 84.06900

Adjusted R-squared 0.993912 S.D. dependent var 54.45550

S.E. of regression 4.248765 Akaike info criterion 5.959550

Sum squared resid 523.5080 Schwarz criterion 6.423992

Log likelihood -108.1910 Hannan-Quinn criter. 6.127477

F-statistic 637.7527 Durbin-Watson stat 2.280604

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 161: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

140

LAMPIRAN 7

Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

-100 -75 -50 -25 0 25 50 75 100 125

Series: ResidualsSample 2011 2050Observations 40

Mean 7.46e-15Median -4.241309Maximum 101.4338Minimum -96.93373Std. Dev. 49.05130Skewness 0.125825Kurtosis 2.361566

Jarque-Bera 0.784876Probability 0.675408

LAMPIRAN 8

Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.943494 Prob. F(3,36) 0.4298

Obs*R-squared 2.915733 Prob. Chi-Square(3) 0.4048

Scaled explained SS 1.607835 Prob. Chi-Square(3) 0.6576

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 04/19/17 Time: 11:34

Sample: 2011 2050

Included observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2415.898 848.8954 2.845931 0.0073

ZIS^2 -3.37E-05 2.62E-05 -1.283039 0.2077

PDRB^2 8.61E-08 1.64E-07 0.526016 0.6021

UMK^2 1.69E-05 0.000284 0.059611 0.9528 R-squared 0.072893 Mean dependent var 2345.879

Adjusted R-squared -0.004366 S.D. dependent var 2772.188

S.E. of regression 2778.233 Akaike info criterion 18.79166

Sum squared resid 2.78E+08 Schwarz criterion 18.96055

Log likelihood -371.8331 Hannan-Quinn criter. 18.85272

Page 162: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

141

F-statistic 0.943494 Durbin-Watson stat 1.178053

Prob(F-statistic) 0.429812

LAMPIRAN 9

Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 40.58834 Prob. F(2,34) 0.0000

Obs*R-squared 28.19205 Prob. Chi-Square(2) 0.0000

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 04/19/17 Time: 11:39

Sample: 2011 2050

Included observations: 40

Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -42.17044 16.56973 -2.545028 0.0156

ZIS -0.002451 0.002094 -1.170399 0.2500

PDRB -0.000386 0.000222 -1.741060 0.0907

UMK 0.036326 0.012917 2.812338 0.0081

RESID(-1) 0.745693 0.156171 4.774843 0.0000

RESID(-2) 0.180022 0.167859 1.072458 0.2911 R-squared 0.704801 Mean dependent var 7.46E-15

Adjusted R-squared 0.661390 S.D. dependent var 49.05130

S.E. of regression 28.54306 Akaike info criterion 9.678186

Sum squared resid 27700.01 Schwarz criterion 9.931518

Log likelihood -187.5637 Hannan-Quinn criter. 9.769783

F-statistic 16.23534 Durbin-Watson stat 1.419141

Prob(F-statistic) 0.000000

LAMPIRAN 10

Uji Breusch-Godfrey Setelah di Diferensiasi

Dependent Variable: KEMISKINAN

Method: Least Squares

Date: 04/19/17 Time: 11:43

Sample (adjusted): 2012 2050

Included observations: 39 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

Page 163: ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, …...ANALISIS PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS), PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA

142

C 1.127531 19.19912 0.058728 0.9535

KEMISKINAN(-1) 0.879803 0.091457 9.619815 0.0000

ZIS -0.000836 0.002016 -0.414635 0.6810

PDRB 0.000124 0.000219 0.565072 0.5757

UMK 0.001752 0.012155 0.144167 0.8862 R-squared 0.783031 Mean dependent var 83.20923

Adjusted R-squared 0.757505 S.D. dependent var 54.89164

S.E. of regression 27.03069 Akaike info criterion 9.551032

Sum squared resid 24842.38 Schwarz criterion 9.764309

Log likelihood -181.2451 Hannan-Quinn criter. 9.627554

F-statistic 30.67613 Durbin-Watson stat 1.817618

Prob(F-statistic) 0.000000