analisis pengaruh pembiayaan, non performing...

204
ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE, BIAYA OPERASIONAL - PENDAPATAN OPERASIONAL, DAN INFLASI TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA (Studi Kasus Pada BUS dan UUS Periode 2015 2017) Tesis Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Master Ekonomi (M.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Diajukan Oleh Ika Indah Mawarti NIM. 21150850100021 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Upload: others

Post on 16-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING

FINANCE, BIAYA OPERASIONAL - PENDAPATAN OPERASIONAL,

DAN INFLASI TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH

DI INDONESIA

(Studi Kasus Pada BUS dan UUS Periode 2015 – 2017)

Tesis

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Master Ekonomi (M.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Diajukan Oleh

Ika Indah Mawarti

NIM. 21150850100021

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 3: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 4: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 5: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Ika Indah Mawarti

Tempat, tanggal lahir : Karangtanjung, 02 Juli 1993

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Kawin

Alamat Asal : Karangtanjung, Kecamatan

Padangratu, Kabupaten Lampung

Tengah

Alamat Sekarang : Jl. KS Tubun Raya No.9, RT.10

RW.06, Slipi, Palmerah Jakarta

Barat.

PENDIDIKAN FORMAL

2005-2008 SDN 01 Karangtanjung Lam-Teng

2008-201 MTs Miftahul Ulum Kota Baru Lam-Teng

2007-2011 MA Miftahul Ulum Kota Baru Lam-Teng

2011-2015 Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam, Program

Studi Ekonomi Syariah.

LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah Sumarno

Ibu Suwarni

Adik Dwi Dian Mawarni dan Tri Aprilia Aisyah

Anak Ke Dari 1 dari 3 Bersaudara

Page 6: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan tesis

tentang Analisis Pengaruh Pembiayaan, Non Performing Finance, Biaya

Operasional Pendapatan Operasional, Dan Inflasi Terhadap Profitabilitas

Perbankan Syariah Di indonesia (Studi Kasus Pada BUS dan UUS Periode Januari

2015 – September 2017). Penulisan tesis ini adalah sebagai salah satu prasyarat

bagi penulis dalam rangka menyelesaikan Pendidikan Program Strata Dua (S2)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Perbankan Syariah guna

memperoleh gelar ME. Bimbingan dan dukungan telah banyak penulis dapatkan

dalam penyelesaian tesis ini. Maka dari itu dalam kesempatan ini, penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis, ayahanda tercinta bapak Sumarno dan ibunda

tercinta Suwarni, yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Herni Ali HT, SE, MM selaku Ketua Program Studi Magister

Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, dan selaku penasehat akademik yang selalu

memberikan arahan kepada penulis dalam menjalankan pendidikan di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA. selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dan mengarahkan serta motivasi dalam penulisan tesis ini

sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan MA. MM. HAH. SLM sebagai penemu teori H

bahwa petunjuk jalan lurus manusia ke Allah dengan ibadah dan paramater

H=a+h+S+L+M serta selaku penguji sidang tesis yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan serta arahan dan memotivasi penulis agar

tesis ini bisa terselesaikan dengan baik.

Page 7: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

vii

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu

yang tidak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang

banyak membantu penulis sehingga tesis ini akirnya bisa diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya

harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Adapun segala kekurangan dan kesalahan

pada tesis ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis. Harapan penulis,

semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Jakarta, 27 Desember 2017

Penulis,

Ika Indah Mawarti

NIM. 21150850100021

Page 8: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv

ABSTRAK ................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................. 11

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 12

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Filosofi Ekonomi Islam ..................................................... 14

B. Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia .............. 33

C. Financing to Deposito Ratio (FDR) .................................. 43

D. Non Performing Financing (NPF) .................................... 47

E. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) ............................................................................. 52

F. Inflasi................................................................................. 54

G. Profitabilitas ...................................................................... 58

H. Penelitian Terdahulu yang Relevan .................................. 63

I. Kerangka Pemikiran .......................................................... 73

J. Hipotesis Penelitian ........................................................... 80

Page 9: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

ix

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Sumber Data ..................................... 81

B. Populasi, Sampel dan Objek Penelitian ........................... 82

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................... 84

D. Metode Pengumpulan Data ............................................... 88

E. Tehnik Analisis Data ......................................................... 89

1. Uji Asumsi Klasik ........................................................ 89

a. Uji Normalitas ......................................................... 89

b. Uji Multikolineritas ................................................. 90

c. Uji Autokolerasi....................................................... 91

d. Uji Heteroskedastisitas ............................................ 91

2. Uji Analisis Regresi Berganda .................................... 92

3. Uji Hipotesis ................................................................. 93

a. Uji Simultan (F test) ................................................ 93

b. Uji Parsial (t test) ..................................................... 95

c. Koefisien Determinasi ............................................. 95

d. Uji H ........................................................................ 96

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian ............................................. 99

1. Return On Asset BUS dan UUS Periode 2015-2017 .... 99

2. Financing to Deposito Ratio BUS dan UUS Periode

2015-2017 ..................................................................... 102

3. Non Performing Financing BUS dan UUS Periode

2015-2017 ..................................................................... 105

4. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

BUS dan UUS Periode 2015-2017 ............................... 108

5. Inflasi Indonesia Periode 2015-2017 ............................ 111

B. Pengaruh FDR, NPF, BOPO dan Inflasi terhadap

ROA Bank Umum Syariah ............................................... 113

1. Uji Asumsi Klasik ........................................................ 113

a. Uji Normalitas ......................................................... 113

Page 10: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

x

b. Uji Multikolineritas ................................................. 115

c. Uji Autokolerasi....................................................... 117

d. Uji Heteroskedastisitas ............................................ 118

2. Uji Analisis Regresi Berganda .................................... 119

3. Uji Hipotesis ................................................................. 122

a. Uji Simultan (F test) ................................................ 122

b. Uji Parsial (t test) ..................................................... 125

1) Pengaruh Financing to Deposito Ratio (FDR)

terhadap ROA ..................................................... 125

2) Pengaruh Non Performing Financing (NPF)

terhadap ROA ..................................................... 127

3) Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan

Operasional (BOPO) terhadap ROA ................... 128

4) Pengaruh Inflasi terhadap ROA .......................... 130

c. Koefisien Determinasi ............................................. 131

d. Uji H ........................................................................ 132

C. Pengaruh FDR, NPF, BOPO dan Inflasi terhadap

ROA Unit Umum Syariah ................................................ 134

1. Uji Asumsi Klasik ........................................................ 134

a. Uji Normalitas ......................................................... 134

b. Uji Multikolineritas ................................................. 136

c. Uji Autokolerasi....................................................... 138

d. Uji Heteroskedastisitas ............................................ 139

2. Analisis Regresi Berganda .......................................... 140

3. Uji Hipotesis ................................................................. 143

a. Uji Simultan (F test) ................................................ 143

b. Uji Parsial (t test) ..................................................... 145

1) Pengaruh Financing to Deposito Ratio (FDR)

terhadap ROA ..................................................... 146

2) Pengaruh Non Performing Financing (NPF)

terhadap ROA ..................................................... 147

Page 11: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

xi

3) Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan

Operasional (BOPO) terhadap ROA ................... 149

4) Pengaruh Inflasi terhadap ROA .......................... 150

c. Koefisien Determinasi ............................................ 151

d. Uji H ........................................................................ 152

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................... 156

B. Saran .................................................................................. 157

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbandingan Rasio ROA Perbankan Konvensional dan

Perbankan Syariah 2015 – 2017 .............................................. 6

Tabel 1.2 Perbandingan Jumlah Asset Perbankan Konvensional dan

Perbankan Syariah 2015– September 2017 ............................. 7

Tabel 2.1 Perkembangan Perbankan Syariah (BUS dan UUS) ................ 42

Tabel 2.2 Standar Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional 54

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ................................................................ 67

Tabel 3.1 Jumlah Bank Umum Syariah ................................................... 82

Tabel 3.2 Jumlah Unit Usaha Syariah ..................................................... 83

Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel .................................................. 88

Tabel 4.1 Rasio Bulanan Return On Asset (ROA) BUS dan UUS Periode

Januari 2015 – September 2017 .............................................. 100

Tabel 4.2 Rasio Bulanan Financing to Deposito Ratio (FDR) BUS

dan UUS Periode Januari 2015 – September 2017 ................................. 102

Tabel 4.3 Rasio Bulanan Non Performing Financing (NPF) BUS

dan UUS Periode Januari 2015 – September 2017 ................. 105

Tabel 4.4 Rasio Bulanan Biaya Operasional Pendapatan Operasional

(BOPO) BUS dan UUS Periode Januari 2015 – September 2017 108

Tabel 4.5 Rasio Bulanan Inflasi Indonesi Periode Januari 2015 –

September 2017 ....................................................................... 111

Page 13: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tulisan Islam Dalam Tangan Manusia .................................. 25

Gambar 2.2 Model Dasar Islam Kaffah ..................................................... 26

Gambar 2.3 Diagram Kaffah Thinking Dalam Islam ................................ 32

Gambar 2.4 Grafik Perkembangan Asset BUS dan UUS periode 2015-2017 45

Gambar 2.5 Kerangka Konseptual ............................................................. 79

Gambar 4.1 Grafik ROA BUS dan UUS .................................................. 101

Gambar 4.2 Grafik FDR BUS dan UUS ................................................... 103

Gambar 4.3 Grafik NPF BUS dan UUS ................................................... 106

Gambar 4.4 Grafik BOPO BUS dan UUS ................................................ 109

Gambar 4.5 Grafik Inflasi 2015-2017 ...................................................... 112

Gambar 4.6 Digaram Teori H BUS .......................................................... 134

Gambar 4.6 Digaram Teori H UUS .......................................................... 154

Page 14: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Daftar Nama BUS dan UUS ............................................... 174

Lampiran II Data-Data Variabel .............................................................. 176

Lampiran III Hasil Pengolahan Data ........................................................ 181

Page 15: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

xv

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis rasio keuangan yang menjadi penentu

profitabilitas bank syariah di Indonesia, menggunakan analisis kuantitatif.

Variabel bebas yang diuji sebagai determinan profitabilitas adalah FDR sebagai

variabel religiusitas, NPF dan BOPO FDR sebagai variabel internal, dan Inflasi

FDR sebagai variabel eksternal. Variabel terikat yang merupakan profitabilitas

bank adalah ROA, memilih 34 bank periode pengamatan 33 bulan (2015 - 2017)

dari BUS (13 bank) dan UUS (21 bank). Data sampel dianalisis dengan

menggunakan SPSS dan telah melewati uji asumsi klasik dan regresi linier

berganda untuk mengetahui kelayakan model regresi. Uji asumsi klasik yang

digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan

uji autokorelasi. Sedangkan regresi multiplelinear ditunjukkan pada uji F dan uji-

T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FDR, NPF, BOPO, dan Inflasi

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ROA sebagai rasio profitabilitas

bank syariah di Indonesia (BUS dan UUS). Kemudian secara parsial, BOPO

memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA, dan rasio lainnya,

yaitu FDR, NPF, dan Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas

bank syariah di Indonesia (BUS dan UUS). Berdasarkan nilai R square, pengaruh

variabel bebas terhadap ROA adalah 85%, sehingga residu 15% dipengaruhi oleh

variabel lain diluar penelitian ini.

Kata kunci: FDR, NPF, BOPO, Inflasi, Internal (S), eksternal (L), religiusitas (M),

ROA (Return On Asset), Profitabilitas.

Page 16: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

xvi

ABSTRACT

This research focus on finding financial ratios that possible to be the

profitability determinants of Islamic banks in Indonesia, this research used

quantitative analysis. Independent variables that tested as the determinants of

profitability are FDR as a religiosity variable, NPF as a internal variable, BOPO

as a internal variable, and Inflation as a external variable. Dependent variable

which represents bank’s profitability is ROA, selected 34 banks of 33 months

observation period (2015 – 2017) from BUS (13 banks) and UUS (21 banks). The

samples data analyzed using SPSS and had passed classical assumption test and

multiple linear regression to determine the regression model feasibility. Classical

assumption tests that used are normality test, multicollinearity test,

heteroscedasticity test, and autocorrelation test. While multiplelinear regression

shown in F‐test and T‐test. The result indicated that FDR, NPF, BOPO, and

Inflation give significant effect simultaneously to ROA as profitability ratio of

Islamic banks in Indonesia (BUS and UUS). Then partially, BOPO give

significant negative effect to ROA, and other ratios, which are FDR, NPF, and

Inflation have no significant effect on profitability of Islamic banks in Indonesia

(BUS and UUS). Based on R‐square value, the effect of those independent

variables to ROA is 85%, so 15% residue is influenced by other variables outside

this research.

Keywords: FDR, NPF, BOPO, Inflation, internal (S), exsternal (L), religiosity

(M), ROA (Return On Asset), Profitability.

Page 17: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam sangat menekankan bahwa kegiatan ekonomi manusia

merupakan salah satu perwujudan dari pertanggungjawaban manusia sebagai

khalifah di bumi agar keseimbangan dalam kehidupan dapat terus terjaga.

Sistem Ekonomi Islam merupakan kumpulan prinsip-prinsip umum tentang

ekonomi yang diambil dari Al-Qur‟an dan Sunnah, dan pondasi ekonomi

yang dibangun diatas dasar pokok-pokok tersebut dengan mempertimbangkan

kondisi lingkungan dan waktu. Berbagai aspek yang terkait dengan ekonomi

Islam tidak dapat dilepaskan dari ketentuan-ketentuan dalam dua sumber itu.

Pemahaman sistem ekonomi yang Islami senantiasa mengacu pada

konsep Islam yang menyeluruh atau kaffah. Pendekatan Islam yang kaffah ini

mengandung makna adanya ekspos mengenai Iman, Islam, dan Ihsan. Tiga

hal diskursus ini diperkuat oleh rukun Islam, yaitu: syahadat, shalat, zakat,

puasa, dan haji. Resultan dari 3 pilar dalam Islam ini terjawantahkan pada

teori dasar ekonomi Islam yang terdiri dari: 1) Teori Tauhid, 2) Teori Ibadah,

3) Teori Maslahah. Implementasi dari pilar utama ekonomi ini sejalan dengan

perkembangan pembangunan ekonomi yang ada di Indonesia (Aziz, 2017).

Kebangkitan ekonomi Islam bagian dari panorama kebangkitan Islam

secara umum. Domain perbankan adalah salah satu aspek yang dihadapi oleh

pejuang ekonomi Islam untuk membebaskan umat dari bahaya besar yang

Page 18: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

2

bersembunyi di balik semua aktifitas perbankan konvensional yang sudah

mendominasi ekonomi umat Islam dan sarat berbau riba. Terjadinya krisis

moneter pada tahun 1998 mengakibatkan bank konvensional mengalami

krisis yang cukup parah termasuk Indonesia, namun tidak halnya dengan

perbankan Syariah yang berhasil melewati krisis tersebut dengan tidak

tergantung pada tingkat suku bunga yang melonjak tinggi, melainkan sistem

bagi hasil yang mampu membuat bertahan dan tumbuh berkembang sampai

saat ini.

Industri perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan

nasional yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Bank

syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga.

Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan

produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur‟an dan Hadist Nabi

SAW. Gambaran suatu perbankan yang aman, terpercaya dan amanah serta

terbebas dari riba sangat dirindukan oleh masyarakat. Karakteristik sistem

perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil

memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi

masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi,

investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan

persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan spekulatif dalam

bertransaksi keuangan. Larangan riba telah diterangkan di dalam Al-Qur‟an,

seperti ayat berikut ini yang artinya:

Page 19: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

3

“Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran

(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah

disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama

dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,

lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah

diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)

kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah

penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Al Baqarah (2) :

275).

Ayat di atas menjelaskan kepada umat Muslim terkait dengan

perumpamaan orang-orang yang memakan riba seperti “berdirinya orang

yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila”, hal ini

menunjukan bahwa tidak akan tentram hidup orang yang memakan riba,

sedangkan di dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa yang diperbolehkan di

dalam Islam itu ada jual beli “Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba”. Dalam dunia perbankan terdapat satu hal yang pasti

bahwa bunga dikategorikan sebagai riba, jenis riba nya ialah riba nasiah yakni

membebankan pembayaran lebih atas peminjaman uang dalam jumlah

tertentu. Oleh karena itu, muncullah perbankan Syariah sebagai solusi umat

Muslim untuk terhindar dari praktik riba dengan menggunakan system bagi

Page 20: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

4

hasil, sesuai dengan hasil yang diperoleh atas peminjaman uang yang

digunakan untuk usaha nasabahnya.

Sejak lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan

atas Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan, yakni memberikan

peluang kepada Bank Syariah untuk tumbuh di Indonesia, UU tersebut

memberikan sepenuhnya perbankan di Indonesia untuk secara Syariah atau

membuka cabang khusus Syariah. Undang-Undang ini mengungkapkan

secara tegas bahwa di Indonesia terdapat dua system perbankan (Dual

Banking System) yaitu system perbankan konvensional dan system perbankan

syariah. Dilengkapi dengan lahirnya Undang-Undang No.21 tahun 2008

tentang Perbankan Syariah yang didalamnya membahas lebih lengkap dan

penyempurnaan terkait Perbankan Syariah, termasuk BUS (Bank Umum

Syariah) dan UUS (Unit Usaha Syariah).

Menurut Undang-Undang No 21 tahun 2008 menyebutkan bahwa

yang dimaksud BUS atau Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang

dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Sedangkan Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit

kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai

kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank

yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang

pembantu syariah dan/atau unit syariah. Berdasarkan data Statistik Perbankan

Page 21: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

5

Syariah yang di publish oleh OJK pada bulan September 2017, menyatakan

bahwa jumlah BUS saat ini ada 13 Bank, dan 21 UUS.

Selain berperan sebagai lembaga keungan dan lembaga intermediasi

yang dibutuhkan oleh masyarakat, BUS dan UUS juga memiliki tujuan profit

yang ingin dicapai oleh stakeholder nya. Profit inilah yang menjadi acuan

bagi perbankan berusaha untuk merebut hati dan menjadi tempat terpercaya

bagi masyarakat. Tidak memungkiri bahwa profit adalah tujuan besar dari

perbankan selain bertujuan sosial kepada masyarakat. Sehingga, demi

mencapai tujuan profit itu, berbagai cara dilakukan oleh perbankan ditengah

ketatnya persaingan antar lembaga keuangan.

BUS dan UUS sebagai lembaga perbankan yang penting dalam

perekonomian Indonesia saat ini, memerlukan adanya pengawasan kinerja

yang baik oleh regulator perbankan. Salah satu indikator untuk menilai

kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya. Hal ini

terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien. Efisiensi

diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal

yang menghasilkan laba. Semakin tinggi profitabilitas suatu bank, maka

semakin baik pula kinerja bank tersebut. Profitabilitas bank merupakan suatu

kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Kemampuan ini dilakukan

dalam suatu periode. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara

profitabilitas yang terus meningkat di atas standar yang ditetapkan.

Di Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah Muslim,

memberikan peluang besar terhadap perbankan Syariah untuk berkembang

Page 22: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

6

secara besar dan mampu menjadi perbankan yang di minati dan dipercaya

oleh masyarakat Indonesia dibandingkan perbankan konvensional. Jika dilihat

dari data berikut ini, melihat perbandingan dari kinerja perbankan

konvensional dan perbankan Syariah yang proyeksikan dari Return On Asset

periode 2015 – 2017 (September) menunjukkan bahwa:

Tabel 1.1

Perbandingan Rasio ROA Perbankan Konvensional dan Perbankan

Syariah 2015 - 2017

Kelompok

Bank

2015 2016 2017

Konven Syariah Konven Syariah Konven Syariah

Buku 1 1,69 0,40 1,43 -3,51 1,96 0,03

Buku 2 1,62 0,48 1,66 1,08 1,63 1,45

Buku 3 1,25 0,52 1,41 0,59 2,09 0,59

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, OJK, 2015 - September 2017, data hasil olahan.

Dari data di atas menunjukkan bahwa Perbankan Syariah masih

belum bisa menyeimbangi Bank Konvensional terkait dengan rasio Return

On Asset (ROA) yang dicapai dari tahun 2015 sampai dengan September

2017 jika dibandingkan dengan Bank Konvensional yang secara keseluruhan

di atas 1,2 dengan tertinggi mencapai 2,09 dan terendah 1,25, sedangkan

Bank Syariah yang mencapai 1,2 hanya pada kelompok bank buku 2 ditahun

2017 sebesar 1,45, dan terendah yang dibawah ambang batas mencapai -3,51

pada kelompok bank buku 1 tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa ada

beberapa alasan dan pengaruh dari aktivitas atau kegiatan bank terhadap rasio

Page 23: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

7

profitabilitas Bank Syariah. Besar kecilnya rasio ROA yang diperoleh

dipengaruhi oleh pendapatan yang diperoleh bank dibandingkan dengan

jumlah asset yang dimiliki. Untuk melihat perkembangan dan jumlah asset

antara Bank Konvensional dan Bank Syariah yakni:

Tabel 1.2

Perbandingan Jumlah Asset Perbankan Konvensional dan Perbankan

Syariah 2015 – September 2017

Tabel Perkembangan Aset Bank Umum Konvensional dan Bank Umum

Syariah Berdasarkan Kegiatan Usaha

Kelompok

Bank

2015 2016 2017

Konven Syariah Konven Syariah Konven Syariah

BUKU 1 131.016 23.592 100.103 15.968 68.143 17.027

BUKU 2 810.899 119.031 844.755 159.374 839.332 174.821

BUKU 3 2.245.451 70.799 2.410.757 78.839 2.427.775 84.087

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, OJK, 2015 - September 2017, data hasil olahan.

Data di atas menerangkan secara jelas perkembangan ROA dan asset

dari Bank Konvensional dan Bank Syariah yang tidak kompetitif, karena

Bank Syariah sangat jauh tertinggal dari Bank Konvensional. Terlihat dari

data di atas bahwa perbedaan sangat jelas terjadi ketika tahun 2015 Buku 3

Bank Syariah asset mencapai 70.799 milliar ssedangkan Bank Konvensional

mencapai 2.245.451 milliar, tahun 2016 buku 3 Bank Syariah asset mencapai

78.839 milliar namun Bank Konvensional dapat mencapai 2.410.757 milliar,

Page 24: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

8

dan tahun 2017 buku 3 Bank Syariah assetnya mencapai 84.087 milliar dan

Bank Konvensional assetnya mencapai 2.427.775 milliar. Perkembangan

perbankan Syariah yang tidak dapat mencapai perkembangan Bank

Konvensional yang masih menjadi pertanyaan besar, karena mayoritas warga

Indonesia adalah Muslim, namun hal ini tidak sesuai dengan perkembangan

Bank Syariah dibanding Bank Konvensional.

Diketauhi bahwa tepatnya tanggal 25 September 2017 Bank Muamalat

telah melakukan penandatanganan perjanjian pengambil bagian saham

bersyarat dengan PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk. (Minna Padi),

dikarenakan kebutuhan perseroan akan modal dengan cara mengeluarkan

sebanyak-banyaknya 80.000.000.000 milliar saham seri B (Saham Baru)

dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau

disebut dengan Rights Issue. Hal ini telah menerima persetujuan dalam RUPS

Luar Biasa Perseroan yang diselenggarakan tanggal 20 September 2017, yang

berarti akan memiliki minimal 51% Saham dari seluruh modal ditempatkan

dan disetor penuh dalam Perseroan setelah pengeluaran saham baru, dengan

nilai transaksi adalah sebesar Rp. 4.500.000.000 milliar. (Laporan Informasi

atau Fakta Material Bank Muamalat Indonesia ditujukan kepada OJK,

September 2017). Penambahan modal PT. Bank Muamalat Indonesia ini

dikarenakan sudah lebih dari 2 tahun terakhir terbebani oleh pembiayaan

bermasalah yang ada, Non Performing Finance (NPF) gross (Bank

Muamalat) sudah mendekati 5 persen dengan NPF Net 4,74 persen. Keadaan

ini cukup meprihatinkan, apalagi diketahui bersama bahwa PT Minna Padi

Page 25: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

9

Investama Sekuritas Tbk. merupakan perusahaan bergerak di bidang

perdagangan emisi dan penjamin emisi.

Keadaan ini pasti dipengaruhi oleh beberapa hal baik dari luar dan

dalam bank itu sendiri. Untuk melihat kinerja suatu bank dapat melihatnya

dari tingkat profitabilitas yang diterima. Sedangkan salah satu rasio untuk

melihat profitabilitas suatu perbankan dapat digambarkan melalui ROA

(Return On Asset) dari perbankan tersebut, rasio ini yakni untuk melihat atau

mengukur kemampuan dari keseluruhan aktiva yang ada di Bank dan yang

digunakan untuk menghasilkan keuntungan Bank.

Profitabilitas dalam penelitian ini dipengaruhi oleh pembiayaan yang

disalurkan kepada nasabah yang dapat dianalisis menggunakan rasio

Financing To Deposit Ratio (FDR) yakni rasio perbandingan antara total

pembiayaan yang diberikan Bank kepada nasabah dengan total DPK,

pengaruh lainnya yang dapat mempengaruhi profitabilitas ialah pembiayaan

bermasalah yang ada di bank yang dianalisis menggunakan rasio Non

Performing Financing (NPF), yang ketiga yakni efisiensi operasional yang

dianalisis menggunakan rasio Biaya Operasioan Terhadap Pendapatan

Operasional disingkat menjadi BOPO yakni Untuk mengukur efisiensi dan

kemampuan bank dalam menjalankan kegiatan operasinya, dan yang keempat

adalah inflasi yang dapat mempengaruhi profitabilitas perbankan Syariah di

Indonesia.

Sebagai salah satu lembaga keuangan, Bank Syariah berfungsi

memberikan kemudahan terhadap aktivitas investasi atau jual beli, serta

Page 26: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

10

melakukan pelayanan jasa simpanan/perbankan bagi para nasabah didalam

sektor riil. Pentingnya pelayanan yang harus diberikan Bank Syariah kepada

masyarakat menjadi salah satu faktor ketertarikan dan kepuasan masyarakat

atas Bank Syariah. Di dunia yang modern saat ini sudah dikenal istilah

Fintech (Financial Technology) yakni merupakan implementasi dan

pemanfaatan teknologi untuk peningkatan layanan jasa perbankan dan

keuangan dengan memanfaatkan teknologi software, internet, komunikasi,

dan komputasi terkini untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat.

Hal ini yang harus menjadi perhatian Bank Syariah saat ini untuk dapat

memenangkan kompetisi. Dengan penggunaan fintech dalam operasional

perbanakan Syariah akan semakin meningkatkan nasabah yang merasa puas

atas pelayanan bank, dan akan semakin meningkat pula profit bank Syariah.

Keberadaan Bank Syariah diharapkan dapat mendorong dan

mempercepat kemakmuran ekonomi masyarakat melalui kegiatan perbankan,

pembiayaan, dan investasi sesuai kaidah Islam. Oleh karena itu Bank Syariah

perlu meningkatkan kinerjanya jauh lebih baik lagi. Salah satu indikator yang

digunakan untuk mengukur kinerja suatu Bank ialah dengan melihat nilai

profitabilitasnya. Profitabilitas merupakan kemampuan Bank dalam

menghasilkan laba.

Pemantauan tingkat profitabilitas pada Perbankan Syariah sangat

diperlukan bagi regulator sebagai cara untuk pengawasan terhadap

perekonomian di Indonesia saat ini dan melihat perkembangan Perbankan

Syariah di Indonesia. Oleh karena pentingnya pengamatan terhadap

Page 27: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

11

profitabilitas perbankan Syariah ini, penulis ingin melakukan penelitian yakni

Analisis Pengaruh Pembiayaan, Non Performing Finance, Biaya

Operasional Pendapatan Operasional, Dan Inflasi Terhadap

Profitabilitas Perbankan Syariah Di indonesia dalam hal ini BUS dan

UUS periode Januari 2015 sampai September 2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perbankan Syariah

Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk perkembangan ke depan

menjadi Bank yang amanah dan dapat menjadi wadah bagi masyarakat dalam

hal perekonomian. Maka untuk mengambil kesempatan itu Perbankan

Syariah Indonesia harus selalu memperhatikan profitabilitas yang diperoleh

agar terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu, rumusan masalah dalam

penelitian ini yakni:

1. Bagaimana pengaruh FDR sebagai variabel religiusitas terhadap ROA

Perbankan Syariah Indonesia (BUS dan UUS)?

2. Bagaimana pengaruh NPF sebagai variabel internal terhadap ROA

Perbankan Syariah Indonesia (BUS dan UUS)?

3. Bagaimana pengaruh BOPO sebagai variabel internal terhadap ROA

Perbankan Syariah Indonesia (BUS dan UUS)?

Page 28: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

12

4. Bagaimana pengaruh Inflasi sebagai variabel eksternal terhadap ROA

Perbankan Syariah Indonesia (BUS dan UUS)?

5. Bagaimana pengaruh FDR, NPF, BOPO dan Inflasi secara bersama-sama

terhadap ROA Perbankan Syariah Indonesia (BUS dan UUS)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang serta perumusan masalah yang telah

dipaparkan diatas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh FDR sebagai variabel religiusitas

terhadap ROA Perbankan Syariah Indonesia (BUS dan UUS)?

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh NPF sebagai variabel internal

terhadap ROA Perbankan Syariah Indonesia (BUS dan UUS)?

3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh BOPO sebagai variabel internal

terhadap ROA Perbankan Syariah Indonesia (BUS dan UUS)?

4. Mengetahui dan menganalisis pengaruh Inflasi sebagai variabel eksternal

terhadap ROA Perbankan Syariah Indonesia (BUS dan UUS)?

5. Mengetahui dan menganalisis pengaruh FDR, NPF, BOPO dan Inflasi

secara bersama-sama terhadap ROA Perbankan Syariah Indonesia (BUS

dan UUS).

Page 29: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

13

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan

bagi pihak-pihak terkait, antara lain:

1. Kegunaan teoritis yaitu sebagai acuan atau referensi bagi pelaksana

penelitian selanjutnya dalam bidang perbankan Syariah dengan

memasukkan nilai Islam berupa rumus pembanding dari Quran serta

rukun Islam.

2. Bagi Perbankan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan

dan bahan referensi untuk mengambil keputusan terhadap peningkatan

profitabilitas bank, khususnya bank syariah, juga mulai merefleksikan

nilai Islam dalam sistem keuangan perbankan.

3. Bagi regulator, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

alat dan informasi dalam memilih atau mengambil keputusan ke

depannya bagi perbankan Syariah di Indonesia yakni BUS dan UUS,

serta menjadikan refleksivitas industri dan nilai Islam dalam sistem

ekonomi di Indonesia.

Page 30: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Filosofi Ekonomi Islam

Kata “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata

yaitu “oikos” yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan “nomos” yang berarti

“praturan, hukum” kemudian bila digabung bermakna “aturan rumah tangga”.

Sedangkan kata “Islam” berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari 3 akar kata

yaitu “sin” yang berarti “alam”, “lam” yang berarti Allah, dan “mim” yang

berarti ibadah, kemudian bila digabung menjadi “sinlammim” bermakna “alam

dicipta Allah untuk ibadah” (Aziz, 2010)., sesuai QS Adz-Dzariat [51]: 56,

yang artinya “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk

beribadah kepada-Ku.”.

Kata “Islam” terdapat dalam 4 ayat dalam 3 surat yang berbeda. Kata

Islam dapat ditemukan dalam beberapa surat di al-Quran. QS. Ali Imran [3]:

19 “Inna dina indallahil Islam” yang artinya “Sesungguhnya Din di sisi Allah

adalah Islam”. QS. Ali Imran [3]: 85, QS. Al-Shaf [61]: 7, dan QS. Al-

Maidah [5]: 3. Sedangkan berdasarkan kata jadian “salama” bermakna

“keselamatan, kedamaian”. Sehingga jika digabungkan maka kata “Ekonomi

Islam” secara harfiah berarti “aturan rumah tangga untuk keselamatan”. Di

dalam filosofinya Ekonomi Islam terkandung tiga hal yaitu Ontologi Ekonomi

Islam, Epistemologi Ekonomi Islam, dan Aksologi Ekonomi Islam (Aziz,

2009).

Page 31: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

15

Latar belakang keilmuan Ekonomi Islam disebut sebagai Ontologi

Ekonomi Islam yaitu berupa alasan mendasar adanya Ekonomi Islam. Sesuai

dengan sistem kehidupan yang ada pada diri manusia, keluarga, lingkungan,

dan alam semesta maka elemen dasar penciptaan terdiri dari 3 unsur yaitu

manusia, Allah, dan ibadah. Kemudian perpaduan 3 hal ini membentuk alasan

besar penciptaan yaitu Islam, sehingga ontology dari Ekonomi Islam adalah

Islam. Sesuai dengan firman Allah QS. Ali-Imran [3]: 19 bahwa sistem atau

Din yang diciptakan Allah itu hanya Islam. Sehingga sistem ekonomi yang

ada seharusnya juga mengikuti aturan dalam sistem Islam (Aziz, 2009).

Islam dalam Ekonomi Islam merupakan konsep besar sebagai suatu

sistem yang menyeluruh. Kemudian Islam yang menyeluruh inilah yang

menjadi epistemology dari keilmuan Ekonomi Islam yang sedang berkembang

yaitu kafah. Ekonomi Islam yang kafah muncul sebagai konsep dasar ekonomi

dengan batasan Islam sebagai suatu sistem.

Konsep Ekonomi Islam yang kafah didukung oleh Quran Surat Al-

Baqarah [2] ayat 208 yang artinya “Wahai orang-orang beriman masuklah

kalian ke dalam Islam secara kafah”, bahwa tujuan dari Ekonomi Islam dapat

dijalankan oleh orang-orang yang beriman dan dilakukan secara sistematis dan

menyeluruh atau kafah yang berarti dimulai dari Islam sebagai kerangka dasar

kehidupan yang di dalamnya mengandung makna bahwa manusia diciptakan

Allah untuk ibadah. Kemudian dikembangkan ke berbahai aspek termasuk

ekonomi (Aziz, 2010).

Page 32: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

16

Kerangka dasar Islam dari konsep yang menyeluruh berupa kafah ini

perlu diterjemahkan ke dalam penerapan berekonomi secara makro dan mikro

ekonomi. Implementasi dari kedua hal tersebut dijabarkan dalam bentuk

aksiologi yaitu keseimbangan sistem ekonomi yang terdiri dari 2 hal misalnya

antara penawaran dan permintaan. Secara analogis, gambaran tentang

keseimbangan antara 2 hal dalam Al-Quran disebutkan sebagai hubungan

antara hal yang baik dan hal yang buruk (Aziz, 2010).

Kaffah Thinking adalah berfikir holistic dengan pendekatan akar kata

Islam berupa makna sinlamim (Roikhan, 2009). Berfikir kaffah berarti bahwa

sebuah sistem yang menyeluruh pastilah bernilai Islam, sehingga sebuah

system yang kaffah akan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu Tuhan, Alam dan

Ibadah. Tiga variable ini bermetamorfosis sesuai dengan parameter yang

sedang diteliti. Variabel utama ini disebut sebagai super variable yang terdiri

dari variabel s,l,m yang merupakan akar kata dari Islam itu sendiri (Roikhan,

2016).

1. God (Tuhan)

Merupakan pencipta alam semesta yang memiliki kekuasaan

tertinggi hanya milik Allah SWT. Semua kekayaan, hak milik dan

sumber-sumber pemasukan merupakan kepunyaan Allah. Allah mengatur

semua ini sesuai dengan cara yang dikehendakinya. Allah menegaskan

bahwa diantara kaum muslimin dilarang saling memakan harta sesesama

muslimin dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan. Batil

yang dimaksud disini adalah yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip

Page 33: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

17

syari‟ah seperti riba maisyir, gharar. Dalam pengembangan muamalah

ekonomi disini memasukkan unsur tauhid yang diparameterkan dengan

variabel L atau Lam (ل) yang berarti Lillah atau ke Allah, bahwa pencipta

tunggal dari kehidupan ini hanyalah Allah Swt.

2. Human (manusia)

Kehidupan yang lebih baik bagi manusia dan alam, bentuk

kehidupan yang berpandu pada ketentuan-ketentuan Pencipta yaitu

keberangkatan dari kepercayaan akan adanya pencipta sebagai sebab

keterciptannya sesuatu yang ada didunia, Tuhan semesta Alam dan

menempatkan diri sebagai pelayan Tuhan maksudnya hidup karena

mencari keridhaan Allah dan tidak lagi hidup untuk kepentingannya

sendiri, karena hanya dengan demikian pemeluk Islam dianggap kaffah

dalam beragama. Sementara itu manusia sebagai khalifah Allah tidak

memiliki apapun, hak manusia terbatas pada hak pemanfaatan dan

pengurusan sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan Allah

(Rozalinda, 2014). Makna khalifah manusia pada umumnya yang

diindikasikan sebagai wakil Allah di bumi dalam menjalankan amanah

dan menegakkan hukum-hukum Allah secara kolektif (Rahim, 2012).

Seperti pada kaitannya dengan ekonomi dengan memasukan unsur

kemanusiaan yang diparameterkan sebagai variabel S atau Sin (س)dalam

ekonomi untuk sama-sama memberikan keuntungan pada pihak terkait,

tanpa merugikan salah satu pihak diantaranya dengan memperhitungkan

pertanggung jawaban dari ketetapan Nya.

Page 34: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

18

3. Pray (Ibadah)

Merupakan umpan balik yakni ibadah kita yang akan dikembalikan

lagi kepada Allah SWT yang telah memberikan kemaslahatan atau

manfaat kepada manusia. Tidak hanya diarahkan untuk dunia dan akhirat

saja melainkan berkaitan dengan kepentingan perorangan dan

kepentingan umum serta keseimbangan hak dan kewajiban (Rozalinda,

2014). Sebagai investasi kehidupan selanjutnya yaitu dimasa ukrawiah.

Faktor ibadah merupakan dimensi ketiga berupa parameter M atau Mim

sebagai feedback dari Tuhan dan manusia sebagai penyeimbang (م)

berupa nilai ibadah atau imball hasil yang dicapai. Dengan peluang yang

akan dihasilkan dari dari sistem ekonomi yang terjadi.

Kerangka dasar Islam dari konsep yang menyeluruh berupa kafah

ini perlu diterjemahkan ke dalam penerapan berekonomi secara makro

dan mikro ekonomi. Implementasi dari kedua hal tersebut dijabarkan

dalam bentuk aksiologi yaitu keseimbangan sistem ekonomi yang terdiri

dari 2 hal misalnya antara penawaran dan permintaan. Secara analogis,

gambaran tentang keseimbangan antara 2 hal dalam Al-Quran disebutkan

sebagai hubungan antara hal yang baik dan hal yang buruk (Aziz, 2010).

QS. Saba [34]: 28, yang artinya “Dan Kami tidak mengutus kamu,

melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita

gembira dan sebagai pemberi peringatan”.

Page 35: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

19

1. Faktor Internal

Merupakan varibel yang dinilai dari perbankan syariah itu sendiri,

seperti manusia terhadap Allah. Sebagai variabel internalnya adalah

manusa. Pengujian internal perlu dilakukan karena sebelum melihat

permasalahan yang diluar, terlebih dahulu memihat permasalahan yang

terjadi di internal perbankan itu sendiri. Di dalam Islam selalu

mengajarkan untuk senantiasa mengintropeksi diri, sebelum yang Maha

Kuasa Mengintropeksi. Dalam hal perbankan syariah juga tidak jauh

berbeda, seperti sebelum Badan Pengawas Keuangan, Otoritas Jasa

Keuangan atau yang lainya mengaudit, maka sudah sepantasnya

perbankan syariah mengaudit secara internal, diantara caranya adalah

sebagai berikut:

2. Faktor Eksternal

Merupakan variabel yang tidak bisa dihindarkan. Variabel ekternal

bagaikan Tuhanya terhadap manusia, walaupun tidak sama persis.

Karena apa yang dilakukan oleh manusia, harus melihat dan

memperhatikan aturan atau syariat yang ditentukan oleh Sang

Penciptanya. Faktor eksternal merupakan kelompok variabel dengan

kriteria variabel- variabel yang ikut mempengaruhi sebuah sistem

ekonomi yang berasal dari luar variabel yang diteliti, seperti variabel

ekonomi makro.

Page 36: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

20

3. Faktor Religiusitas.

Selain melihat faktor internal dan eksternal, kebijakan bank syariah

juga perlu memperhatikan faktor religiusitas seperti pelarangan riba,

maisir, gharar. Selain itu, perlu diingat oleh para peraktisi bank syariah

mengenai hak orang lain yang harus ditunaikan, dalam hal ini adalah

zakat. Karena suatu pekerjaan tanpa dilandasi dengan nilai ibadah

menjadi hampa. Tidak terdapat ketenangan jiwa di dalamnya. Selain itu,

tujuan manusia diciptakan di muka bumi ini tidak lain kecuali untuk

beribadah kepada Robnya. Faktor religiusitas muncul untuk

menyempurnakan dua faktor pertama yaitu internal dan eksternal. Dalam

makna Islam terkandung muatan tiga faktor utama yaitu s,l,m yang

merupakan akar kata dari Islam itu sendiri. Insial s merupakan singkatan

dari sin atau manusia yang bermakna sesuatu yag berada di dalam sebuah

sistem atau disebut sebagai faktor internal. Inisial l singkatan dari lam

atau lillah yang bermakna ke Allah atau kepada pencipta yang bermakna

sesuatu yang berada di luar sebuah sistem atau disebut sebagai faktor

eksternal. Dan inisial m singkatan dari mim atau masjid bermakna ibadah

yang memiliki arti segala sesuatu yang memiliki nilai intangible atau

resultan dari internal dan eksternal. Bisa juga dideskripsikan sebagai

kaitan antara faktor luar terhadap internal melalui media yang

menghasilkan sesuatu yang kemudian disebut sebagai faktor religiusitas.

Page 37: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

21

4. Teori Hahslm

Dasar pemikiran dari pendekatan Hahslm adalah bahwa dalam

Islam tentunya memiliki genuine standar metodologi yang berbeda

dengan pendekatan eksisting sekarang ini. Analisi sekonomi yang

dilakukan peneliti secara ilmiah dalam lingkungan formal seperti

perguruan tinggi atau lembaga penelitian maupun non formal seperti

terbitan berkala majalah mayoritas menggunakan alat analisis. Alat

tersebut dipakai untuk menajamkan analisis yang dilakukan dalam

rangka mengejar tujuan analisis yang dirumuskan. Tetapi dengan

semakin kompleksnya permsalahan ekonomi dan kehidupan, dirasakan

perlu menanamkan makna ibadah dalam proses alat analisis tersebut

untuk menjadikan tujuan analisis ekonomi memberikan manfaat ganda

yaitu dunia dan akhirat.

Penelitian selama ini berbasiskan pola berpikir linier dari

pendekatan sekular yang memisahkan keilmuan dengan keagamaan,

sehingga otomatis makna ibadah di dalam proses berpikir tersebut

tercerabut dengan sendirinya. Sekarang scholar muslim melakukan

pendekatan yang genuine dari Islam dengan membenamkan proses alat

analisis berupa makna ibadah atau shalat.

Makna ibadah merupakan proses yang alami dalam setiap aktivitas

kehidupan termasuk ekonomi. Sesuai dengan Quran Surat Adz-Dzariyat

[51]: 56, yang artinya: “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali

untuk beribadah”. Petunjuk mengenai ibadah yang diberikan Allah Swt.

Page 38: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

22

berasal dari ayat kauliyah yaitu Al-Quran dan As-Sunnah serta ayat

kauniyah yaitu alam semesta. Untuk itu scholar Islam wajib meyakini

bahwa landasan berpikir dalam analisis ekonomi terdiri dari dua (2)

komponen yaitu ayat kauliyah dan kauniyah. Pernyataan ini perlu

dipertegas untuk tidak mengotakkan umat Islam hanya membatasi pada

ayat kauliyah saja.

Dalam ayat di atas dinyatakan bahwa ibadah yang dimaksud

termasuk yang prioritas adalah shalat dengan menghitung jumlah total

bilangan ayat tersebut 5+1+5+6 = 17 rakaat. Selain itu waktu shalat harus

sesuai dengan petunjuk ayat kauniyah berupa rotasi bumi terhadap

matahari maupun bulan yang mengelilingi bumi. Sehingga makna ibadah

di setiap lokasi akan berbeda waktunya sesuai dengan fenomena alam

yang ada.

Fenomena alam bumi, matahari, dan bulan sudah ada bahkan sejak

sebelum wahyu kauliyah diturunkan yaitu Al-Quran. Makna beribadah

pasti sudah bisa diejawantahkan oleh pendahulu umat sebelum umat Nabi

Muhammad, dengan memelajari ayat kauniyah yang terjadi dari

fenomena alam tersebut. Kemudian, pada era risalah Nabi Muhamad Saw

oleh Allah Swt fenomena alam tersebut dikodifikasikan serta

diintegrasikan dalam ayat kauliyah berupa Al-Quran maupun As-Sunnah.

Untuk itu umat Islam juga wajib meyakini adanya ayat kauniyah alam

semesta ini. Karena keterbatasan manusia untuk memahami ayat kauliyah

Al-Quran, maka umat Islam wajib merujuk ke ayat kauniyah, sehingga

Page 39: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

23

tidak hanya membatasi pengetahuan pada ayat kauliyah Al-Quran

semata.

Ayat kauliyah hanya memberikan inti dari kodifikasi alam semesta,

sedangkan untuk detil penjabaran dari fenomena alam para scholar

muslim wajib untuk merujuk kepada sumber utamanya yaitu kejadian

alam itu sendiri. Allah menegaskan bahwa penciptaan pasti mengandung

makna ibadah, maka menjadi kewajiban scholar muslim untuk

menjadikan alat analisis juga ada nilai ibadahnya. Selama ini keilmuan

ekonomi Islam dan perbankan syariah selalu menggunakan pendekatan

eksisting. Hal tersebut bukanlah berarti bahwa alat analisis tersebut tidak

mengandung makna ibadah, tetapi bisa jadi karena yang membangun

software alat analisis tersebut adalah kalangan barat yang selalu

meniadakan faktor agama dalam sains, maka probabilitas besar bahwa

alat analisis yang ada sekarang kurang memiliki makna nilai ibadah.

Alat analisis yang genuine dari scholar Islam perlu didorong secara

ilmiah, walaupun pada akhirnya nanti ternyata apa yang sudah ada

sekarang akan sama dengan yang akan dihasilkan oleh scholar Islam.

Tetapi makna dari konsep alat analisis tersebut akan berubah sesuai

dengan model berpikir yang Islami. Lebih signifikan lagi bila ternyata

hasil akhir dari scholar Islam tersebut memiliki disferensiasi dalam hal

motode maupun model, sehingga mampu memberikan benchmark yang

mutlak antara alat analisis dari keluaran sekular versus keluaran Islam.

Page 40: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

24

Untuk sekarang ini, konsep dalam alat analisis memperoleh

apresiasi dari berbagai sudut pandang. Ada yang memulai dari filosofi

Tauhid, ada yang berangkat dari perspektif maslahah, dan ada pula yang

melihat dari makna ibadah. Pada metode penelitian ini menggunakan

sudut pandang yang terakhir yaitu dari makna ibadah.

Definisi Teori H dari kata Hahslm menurut Roikhan (2015) adalah:

1. Secara sempit Teori H diartikan sebagai teori pola dasar dari super

factors yang terdiri dari faktor internal, eksternal, dan religiusitas

dengan differentiate variables sebagai variabel pelindung dan variabel

penolong.

2. Secara luas untuk penggunaan paling umum Teori H dapat diartikan

sebagai teori konsep dasar pola penciptaan dengan hubungan tertentu.

H berasal dari rumus Hahslm, quran surat Hijr, juga singkatan dari

Huda.

Untuk mengetahui filosofi dari Teori H ini diperlukan pendalaman

mengenai ontologinya yang selalu dikaitkan dengan Islam baik secara

harfiah maupun secara maknawi. Selanjutnya pengembangan secara

epistemologi dalam institusi Islam yang Kaffah menghadirkan terminology

baru menjadi suatu pendekatan lebih komprehensif. Secara umum filosofi

teori H bisa dilogikan secara berurut bahwa latar belakang teori ini adalah

nilai Islam dengan konsep yang menyeluruh melalui cara yang seimbang

dengan mengejawantahkan makna ibadah dalam kehidupan.

Page 41: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 42: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

26

Allah

Manusia

Ibadah

Gambar berpikir kaffah dalam Islam di atas bermakna bahwa

sebuah sistem yang menyeluruh pastilah bernilai Islam, sehingga sebuah

sistem yang kaffah akan terdiri dari 3 bagian utama yaitu Tuham Alam,

dan Ibadah. Tiga variabel ini akan bermetaforsisi sesuai dengan konteks

dari topik yang sedang dikokuskan. Tetapi dasar pemikiran dari sebuah

sistem atau sub sistem yang utuh haruslah terdiri dari 3 hal. Pendekatan

Teori H dapat dikembangkan dalam kehidupan seperti pengembangan

institusi ekonomi. Dengan merubah elemen pertama Tuhan menjadi

elemen ekonomi makro, kemudian elemen kedua adalah alam yang bisa

dikonversikan menjadi elemen ekonomi mikro, dan feedbacknya adalah

ibadah yang ditransformasikan menjadi peluang kehidupan berekonom.

Sesuai dengan kaidah Bahasa Arab, kata Islam berasal dari kata dasar 3

huruf konsonan: sin lam mim, kemudian mendapat awalan 1 huruf

konsonan alif (I), sehingga terbentuk kata dasar alif sin lam mim.

Gambar 2.2

Model Dasar Islam Kaffah

Sumber: Aziz, 2009

Page 43: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

27

Bentuk kata dasar yang terdiri dari 4 huruf (3 huruf + 1 huruf)

tersebut menjadi kata dasar utama untuk membentuk kata Islam.

Kemudian bentukan kata dasar ini akan dituliskan dalam persamaan

sederhana yaitu: Islam adalah alif sinlammim.

Fungsi 1

Islam = Alif (Sin, Lam, Mim)

Dimana, Islam=I, Alif=A, Sin=S, Lam=L, Mim=M.

Rumus:

I = A (S,L,M) ……………………………………………………(1)

Dari pernyataan di sisi Allah adalah Islam, diperoleh persamaan

yang dituliskan secara sederhana, tetapi sebenarnya bukan persis mutlak

sama, bahwa pendekatan persamaan hanya memberikan kemudahan dalam

pembacaan rumus, seperti Allah = Islam, yang dibaca sebagai di sisi Allah

adalah Islam. Analogi persamaan tersebut dibuat garis minus tiga yang

menyatakan tidak persis sama, karena hanya untuk memudahkan

pembacaan persamaan, yang sebenanrnya harus dituliskan lengkap bahwa

„Dyn Di Sisi Allah = Islam’. Fungsi pertama di atas dapat dituliskan juga

dalam persamaan latin atau dalam Greek Alphabet.

Fungsi 2

I = A (S,L,M)

Iota = Alpha (Sigma, Lambda, Mu)

Sekarang dari kata Islam diperoleh 4 variabel yaitu alif, sin, lam,

mim. Empat variabel ini akan dijadikan tolok ukur bagi pengembangan

Page 44: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

28

rumus lainnya. Ada ayat Quran Surat Al-Hijr [15]: 87 yang artinya: “Dan

Aku berikanmu 7 diulang dan Quran agung”

Dari Teori H di atas didapatkan rumus mengenai adanya dimensi

waktu dan dimensi ruang. Secara implisit Allah Swt menyebutkan 7

diulang, kemudian peradaban manusia mengintepretasikannya 14 abad

setelahnya sebagai simbol dari dimensi waktu dengan argumentasi adanya

kata matsani atau diulang. Menurut Aziz (2015) dari ayat tersebut,

didapatkan dua variabel utama, yaitu 7 (Tujuh) dan Al-Qur‟an. 7 (Tujuh)

dianggap sebagai variabel mutlak, dan Al-Qur‟an masih dapat dipecah

menjadi 2,3,1,9. Jika dijumlahkan, 2x3x19 hasilnya adalah 114. Sehingga

didapatkan lima angka, yaitu 7,2,3,1,9. Untuk memudahkan dalam

membuat rumus, angka-angka tersebut diubah, ke dalam huruf. Dalam

tabel diatas dapat dilihat 7 menjadi A (Alif), 2 menjadi h (hanif), 3

menjadi S (Sin/Manusia), 1 menjadi L (Lam/Lillah) dan 9 menjadi M

(Mim/Masjid). Sehingga terbentuklah AhSLM. Untuk menjadikannya

sebuah persamaan, dibutuhkan variabel dependen. Variabelnya yaitu H

(Huda/petunjuk). Huda didapatkan dari angka 4. Angka 4, berasal dari

penjumlahan 7+2+3+1+9 = 22. (22) menjadi 2+2 = 4. Akhirnya,

terbentuklah sebuah persamaan yaitu H=A.h(S,L,M). Enam parameter ini

dapat dideskripsikan sebagai variabel dependen yaitu H, A sebagai

konstanta, h sebagai tingkat kesalahan atau error, sedangkan variabel S

meupakan bagian dari faktor internal, variabel L meupakan bagian dari

faktor eksternal, dan variabel M merupakan bagian dari faktor religiusitas.

Page 45: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

29

Jumlah variabel tidak terbatas hanya tiga saja, dengan parameter ke-n

bahwa variabel S bisa berupa variabel S1, S2, S3...Sn, variabel L bisa

berupa variabel L1, L2, L3...Ln, dan variabel M bisa berupa variabel M1,

M2, M3...Mn.

Perbedaan pendekatan antara rumus eksisting dengan rumus

beracuan kitab suci adalah adanya faktor bobot. Pada pendekatan

konvensional kategori hasil akan ditekankan dalam bentuk tangible atau

nilai fisik yang tampak. Sedangkan pada pendekatan agama akan lebih

menekankan intangibel atau perspektif yang lebih dari fisik yaiut juga

memasukkan nilai religiusitas atau ibadah. Walaupun jika didampingkan

akan terlihat rumus yang sama, tetapi ketika implementasi terjadi deviasi

hasil intepretasi. Keilmuan sekular akan mendasari pada segmen data

implementatif atau empirik. Sedangkan keilmuan Islam akan senantiasa

memasukkan tidak hanya empirik tetapi juga besaran religiusitas atau

intangible value.

Pengembangan epistemologi Ekonomi Islam secara Kâffah untuk

ibadah dalam tiga dimensi menghadirkan terminologi baru seperti metode

Sinlammim. Hal ini sesuai dengan isi al-Quran yang berbunyi „silmi

kâffah‟, dengan penjelasan bahwa kata „silmi‟ merupakan derivasi dari

huruf sin lam mim. Pemaparan Kaffah Thinking dalam Ekonomi Kâffah

atau Ekonomi Tiga Dimensi atau Ekonomi Dinamis dapat mengambil

analogi dari System Thinking. Fungsi Ekonomi Dinamis di sini, untuk

menjadi pilihan konsep bila ternyata Ekonomi Kapitalis sudah terbukti

Page 46: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

30

tidak mampu mengatasi masalah yang kompleks akhir-akhir ini. Sebagian

ekonom barat mulai memperbaiki system ekonomi kapitalis dengan

pendekatan system thinking. Dalam hal ini, Ekonomi Dinamis merupakan

salah satu solusi yang merupakan paradigma baru dari pertumbuhan pesat

Ekonomi Islam. Kehadiran Ekonomi Kâffah menjadi entitas yang berdiri

sendiri, memiliki diferensiasi, dan dasar yang kuar dari al-Quran (QS. AL-

Baqarah [2]: 208), tetapi dalam menjembatani pengembangan Ekonomi

Kâffah dianalogikan bersama System Thinking. Peradaban barat yang

memiliki referensi yang terstruktur, metodologi yang mendasar, dan yang

paling penting sudah merasuki setiap lembar pemikiran kaum intelektual

dunia. Sehingga dirasakan akan lebih sederhana dan logis bila Ekonomi

Kâffah muncul bersama konsep System Thinking.

Kekhususan yang dimiliki oleh Ekonomi Kâffah adalah penjabaran

dari metode Sinlammim. Hal ini sesuai dengan isi al-Quran yang berbunyi

„silmi kâffah’, dengan penjelasan bahwa kata „silmi’ merupakan derivasi

dari huruf sin lam mim.

Dalam teori Hahslm seterdapat Metode Sinlammim dalam Ekonomi

Kâffah, juga menjadi metode yang baru bagi pengembangan epistemologi

system ekonomi Islam secara keseluruhan. Metode Sinlammim secara

umum merupakan salah satu solusi untuk menembus kebuntuan kehidupan

dalam rangka memecahkan permasalahan yang mendasar. Hal ini

dirasakan perlunya suatu metode yang lebih baik untuk menjadi

perimbangan dalam pendekatan metafisika..

Page 47: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

31

Hal ini sejalan dengan perkembangan metodologi terakhir yang

menyatakan bahwa dirasakan perlu untuk mencari jalan tengah dari

permasalahan ekonomi yang ada dengan beralih ke hal-hal yang berkaitan

dengan spiritual. Salah satu contoh dari bukti metodologi metode

Sinlammim adalah pencarian jati diri dari tangan manusia. Yang semula

manusia beranggapan bahwa tangan ini atau jari-jari ini adalah giffen dari

Tuhan, maka dengan semakin kritisnya manusia mulai mencari tahu

adakah pola tertentu yang menjadi standar dari penciptaan jari-jari

manusia.

Pendekatan yang ada selama ini kurang mampu mengintegrasikan

system secara lebih diagonal atau transendental. Pendekatan dapat

dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan metode

sinlammim. Dengan pendekatan ini secara metodologis dapat sedikit

membuka tabir konsep bentuk jari-jari manusia yang terkait erat dengan

nilai spiritual yang ada dalam kitab suci. Dengan metode sinlammim ini,

manusia mencoba membuktikan bahwa model sinlammim ini „mampu atau

tidak‟ menjadi benchmark bagi setiap penciptaan yang ada di alam semesta

ini. Jika dianggap bahwa dengan pendekatan ini dapat dibuat uraian

tentang penciptaan jari-jari manusia, maka selanjutnya dapat dilakukan

analogy dalam system ekonomi.

Pembuktian valid/sahih dan tidaknya Sinlammim sebagai salah satu

metode pendekatan dapat dilakukan dengan berbagai percobaan, trial and

error, pengamatan dan penelitian yang dilakukan selayaknya oleh umat

Page 48: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 49: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

33

B. Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia

Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan No.31 tentang Akuntansi Perbankan (revisi 2000)

paragraf pertama bahwa bank merupakan lembaga yang berperan sebagai

perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

membutuhkan dana, serta lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas

pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan operasional bank adalah

berasal dari kepercayaan masyararakat yang di implementasikan ke dalam

kegiatan pokok bank yang menerima dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali kepada pihak yang membutuhkannya. Sedangkan

menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,

Bank Syariah didefinisikan sebagai bank yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum

Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Bank dapat dikatakan sebagai tempat yang memiliki fungsi untuk

menitipkan uang dengan menjamin keamanan dan juga penyedia layanan alat

pembayaran untuk mempermudah transaksi ekonomi. Fungsi bank sebagai

alat pembayaran telah dimonopoli oleh bank komersial, dimana bank

komersial diberikan hak untuk menyediakan rekening giro. Bank juga dapat

berfungsi sebagai lembaga intermediasi. Bank konvensional akan menerima

titipan uang dari masyarakat dan bank akan meminjamkan dana untuk

masyarakat yang membutuhkan. Nasabah yang menitipkan uangnya di bank

akan diberikan bunga sebagai bentuk imbalan. Di sisi lain, masyarakat yang

Page 50: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

34

meminjam dana dari bank juga akan dikenakan bunga yang harus dibayarkan

kepada bank, karena bank telah meminjamkan dana tersebut.

Bank Syariah di Indonesia merupakan lembaga keuangan yang

berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor rill melalui aktivitas

kegiatan usaha baik investasi, jual beli, atau lainnya yang berdasarkan prinsip

syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan

pihak lainnya, untuk penghimpunan atau penyaluran dana dalam kegiatan

usaha, atau kegiatan jasa sesuai dengan nilai-nilai Syariah.

Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2016), Bank syariah juga

mempunyai peran penting dalam sistem keuangan nasional dalam hal berikut:

1. Pengalihan aset [Asset Transmutation]

Sumber dana yang diberikan untuk pembiayaan berasal dari

pemilik dana selaku unit surplus. jangka waktunya dapat diatur sesuai

keinginan pemilik dana sehingga bank berperan sebagai pengalih aset

yang likuid dari unit surplus [Shahibul maal] kepada unit defisit selaku

pengelola dana [mudharib] atau yang memerlukan pembiayaan dalam

bentuk jual beli, sewa-menyewa, atau dengan akad lainnya.

2. Transaksi [Transaction]

Bank memberikan layanan dan kemudahan kepada pelaku ekonomi

untuk melakukan berbagai transaksi keuangan yang menyangkut barang

dan jasa.

Page 51: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

35

3. Likuiditas [liquidity]

Bank juga berperan sebagai penjaga likuiditas masyarakat dengan

adanya aliran dana dari unit surplus kepada unit defisit lewat mekanisme

pengelolaan penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat.

4. Broker for Buisness

Bank bisa berperan sebagai broker untuk mempertemukan para

pebisnis, terutama antar nasabah mereka sendiri, sehingga mampu

menjembatani informasi yang tidak simetris [asymmetric information] dan

terjadi efiiensi biaya ekonomi, terutama dalam praktik bisnisnya yang

bervariasi.

Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun

1992 adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun perkembangannya

agak terlambat bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya.

Perbankan Syariah di Indonesia akan terus berkembang (Karim, 2016). Sejak

diperkenalkan pertama kali pada tahun 1992 di Indonesia, sampai saat ini,

perbankan syariah semakin menunjukkan eksistensinya di tengah-tengah

lembaga keuangan lainnya. Eksistensinya telah membuktikan bahwa lembaga

keuangan yang beroperasi dengan prinsip syariah mampu bertahan di tengah

gelombang krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun

1997-1998 lalu. Dengan telah diberlakukannya UU tentang Perbankan

Syariah, maka terdapat (2) dua UU yang mengatur perbankan di Indonesia,

yaitu UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah

Page 52: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

36

dengan UU No. 10 Tahun 1998 dan UU No. 21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah.

Bank Syariah memiliki fugsi di dalam sistem keuangan, seperti halnya

yang dijelaskan oleh Ikatan Bankir Indonesia (2016), yakni dibedakan atas

fungsi umum dan khusus:

1. Fungsi umum

Sesuai dengan undang-undang republik Indonesia Nomor 21

tahun 2008 tentang perbankan syariah, maka fungsi dan peran dan

fungsi bank karyawan. Fungsi bank syariah pada umumnya dapat

dijelaskan sebagai berikut:

b. Penghimpun dana [Mudharib]

Bank syariah dapat menghimpun dana masyarakat sesuai

dengan fungsinya sebagai pengelola dana [mudharib] dalam bentuk

simpanan, antara lain bersumber dari:

1) Produk simpanan berbentuk tabungan, deposito, dan giro.

2) Lembaga keuangan lewat penempatan dana yang sewaktu-

waktu dapat ditarik.

3) Pemilik modal berupa setoran awal pada saat pendirian

ataupun penambahan modal.

c. Penyalur dana [Shahibul Maal]

Dana yang dihimpun disalurkan dalam bentuk pembiayaan

atau bentuk lainnyadalam bentuk investasi pembelian sukuk

[obligasi syariah], serta penyertaan dalam bentuk bagi hasil.

Page 53: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

37

d. Pelayanan Jasa keuangan

Melakukan pelayanan lalu-lintas pembayaran dilakukan

dalam berbagai aktivitas, seperti pengiriman uang [transfer],

inkaso, penagihan berupa collection, kartu debit, kartu kredit

syariah, transaksi tunai, Real Time Gross Settlement [RTGS],

Kliring [Sistem kliring nasional], Aumatic Teller Machine [ATM],

electronic banking, dan layanan perbankan lainnya.

2. Fungsi Khusus

Bank syariah juga memiliki fungsi khusus sebagai berikut:

a. Agent of Trust

Lembaga kepercayaan [trust] bagi masyarakat dalam

penempatan dan pengelolaan dana berdasarkan pronsip syariah.

b. Agent of Development

Institusi yang memobilisasi dana untuk pembangunan

ekonomi rakyat dan negara yang berbasis prinsip syariah. Apalagi

dalam sistem bank syariah yang pembiayaan hanya boleh

disalurkan ke sektor riil, sedangkan fungsi uang hanya sebagai alat

tukar dan bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan.

c. Agent of Services

Memberikan pelayanan jasa perbankan dalam bentuk aneka

transaksi keuangan kepada masyarakat guna mendukung kegiatan

bisnis dan perekonomian.

Page 54: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

38

d. Agent of Social

Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS)

dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal,

yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infaq, sedekah,

hibah, atau dana sosial lainnya, serta menyalurkannya kepada

organisasi pengelola zakat. Selain itu, dapat pula menghimpun

dana yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada

pengelola wakaf [Nazhir] sesuai dengan kehendak pembeli.

e. Agent of Business

Bank Syariah dapat berfungsi sebagai mudharib, yaitu

sebagai pengelola dana yang dimiliki nasabah (Shahibul Maal)

untuk berbagi hasil. Bank Syariah juga berperan sebagai pemodal

ketika berbagi hasil, berjual beli, atau transaksi lain yang

berhubungan dengan pembiayaan. Selain itu, bisa menjalankan

fungsi agen pada saat mewakili kepentingan bisnis nasabah atau

mempertemukan para pebisnis. Hal inilah yang membedakan Bank

Syariah dengan fungsi Bank Konvensional yang berfungsi sebagai

kreditur.

Perkembangan Perbankan Syariah yang dimaksdu dalam penelitian ini

adalah perkembangan BUS dan UUS. Bank Umum syariah [BUS] adalah

bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang

dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS

merupakan badan usaha yang setara Bank umum konvensional dengan bentuk

Page 55: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

39

hukum Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah, atau koperasi. Seperti halnya

Bank Umum Konvensional, BUS dapat berusaha sebagai bank devisa atau

bank non devisa. Unit Usaha Syariah [UUS] adalah unit kerja dikantor pusat

Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor

cabang syariah dan atau unit syariah. Dalam struktur organisasi, UUS berada

satu tingkat di bawah direksi Bank Umum Konvensional bersangkutan. UUS

dapat berusaha sebagai bank devisa atau bank non devisa. Sebagai suatu unit

keraja khusus, UUS mempunyai tugas untuk mengatur dan megawasi seluruh

kegiatan kantor cabang Syariah, melaksanakan fungsi treasury dalam rangka

pengelolaan dan penempatan dana yang bersumber dari kantor cabang

Syariah, menyusun laporan keuangan konsolidasi dari seluruh kantor cabang

Syariah, dan melakukan tugas penatausahaan laporan keuangan kantor cabang

Syariah. (Darsono, dkk, 2017).

.

Page 56: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

40

Kinerja perbankan syariah Indonesia dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 berdampak positif terhadap perkembangan

perbankan di Indonesia, terutama perbankan syariah. Perkembangannya dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Perkembangan Perbankan Syariah (BUS dan UUS)

Sumber: SPS September 2017 diterbitkan oleh OJK

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep

- Total Aset 198.553 200.217 204.025 213.423 213.061 216.118 241.937 254.184 257.775 271.830 275.946

- Jumlah Bank 12 12 12 12 12 12 13 13 13 13 13

- Jumlah Kantor 2.150 2.123 2.043 1.990 1.918 1.807 1.897 1.869 1.849 1.849 1.850

- ATM 3.354 3.483 3.525 3.571 3.568 3.583 3.127 3.127 2.533 2.536 2.537

- Jumlah Tenaga Kerja 49.106 49.069 48.861 51.413 50.372 50.488 50.997 51.110 51.352 52.350 52.400

- Total Aset 69.804 73.277 78.137 82.839 84.710 90.107 89.826 102.320 100.967 106.368 119.148

- Jumlah UUS 22 22 22 22 22 22 21 21 21 21 21

- Jumlah Kantor UUS 325 331 324 311 312 322 313 332 335 336 339

- ATM 134 137 138 145 145 151 131 132 132 134 138

- Jumlah Tenaga Kerja 4.365 4.520 4.494 4.403 4.357 4.435 4.549 4.487 4.463 4.678 4.397

Bank Umum Syariah

Unit Usaha Syariah

Tabel Perkembangan Total Aset, Jaringan Kantor dan Tenaga Kerja Perbankan Syariah

(Sharia Banking Network)

Dalam Milliar Rp

Indikator 2015 2016 2017

Page 57: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

41

Dari tabel di atas, menjelaskan mengenai fluktuasi perkembangan atau

perubahan BUS dan UUS dari tahun 2015 sampai dengan 2017. BUS dalam hal

asset mengalami peningkatan dalam 3 tahun terakhir ke arah positif dari tahun

2015 assetnya berjumlah 198.553 milliar hingga tahun 2017 meningkat mencapai

angka 275.946 milliar, sedangkan dalam hal jumlah kantor bank mengalami

penurunan dari Maret 2015 berjumlah 2.150 kantor, mengalami penurunan di

tahun 2017 menjadi 1.850 kantor, begitu pula dengan jumlah ATM dari 3.354 unit

di tahun 2015 menurun mencapai 2.537 unit di tahun 2017.

Sedangkan perkembangan UUS pada asset nya mengalami kenaikan di 3

tahun terakhir dari tahun 2015 berjumlah 69.804 milliar meningkat menjadi

119.148 milliar di tahun 2017. Sedangkan untuk perkembangan lainnya untuk

UUS cukup stabil mengalami peningkatan sekalipun tidak signifikan seperti

jumlah UUS, jumlah kantor, ATM dan jumlah tenaga kerjanya.

Aset adalah sesuatu yang mampu menimbulkan aliran kas positif atau

manfaat ekonomi lainnya, baik dengan dirinnya sendiri ataupun dengan aset yang

lain, yang haknya didapat oleh bank syariah sebagai hasil dari transaksi atau

peristiwa di masalalu. untuk bisa digambarkan sebagai sebuah aset pada

penyataan posisi keuangan bank Islam, aset itu harus memiliki karakter tambahan

berikut:

1. Dapat diukur secara keuangan dengan tingkat reliabilitas yang wajar.

2. Tidak boleh dikaitkan dengan kewajiban yang tidak dapat diukur atau hak

bagi pihak lain

Page 58: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

42

3. Bank islam harus mendapatkan hak untuk menahan, menggunakan, atau

mengelola aset itu. (Muhamad, 2016).

Secara detail terkait dengan perkembangan asset dari Perbankan Syariah

di Indonesia dapat dilihat dari grafik perubahan dari tahun 2015 sampai dengan

asset Perbankan Syariah (BUS dan UUS) ditahun 2017.

Gambar 2.4

Grafik Perkembangan Asset BUS dan UUS periode 2015-2017

Sumber: Statistik Perbankaan Syariah periode Januari 2015 – September 2017, data hasil diolah.

Dapat dilihat dari data di atas bahwa perkembangan jumlah asset dari BUS

dan UUS mengalami peningkatan setiap tahunnya, pada September 2015 total

asset BUS adalah 204.025 milliar rupiah hingga akhirnya pada September

2017 mencapai 275.946 milliar rupiah, begitu pula untuk UUS pada

September 2015 total asset adalah 78.137 milliar rupiah dan September 2017

mencapai 119.148 milliar rupiah. Dilihat secara makro ekonomi,

204,025

241,937

275,946

78,137 89,826

119,148

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

Sep 2015 Sep 2016 Sep 2017

TotalAssetBUS

TotalAssetUUS

Page 59: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

43

pengembangan Bank Syariah di Indonesia memiliki peluang besar karena

peluang pasarnya yang sesuai dengan mayoritas penduduk negeri ini. UU No.

10 1998 tidak menutup kemungkinan bagi pemiliki bank BUMN, swasta

nasional bahkan pihak asing sekalipun untuk membuka cabang Syariahnya di

Indonesia. Dengan terbukanya kesempatan ini jelas akan memperbesar

peluang transaksi keuangan di dunia perbankan, terutama apabila terjalin

hubungan kerja sama di antara bank-bank Syariah. (Asro dan Kholid, 2011).

C. Financing to Deposito Ratio (FDR)

Rasio FDR pada dasarnya membandingkan antara besarnya

pembiayaan yang diberikan oleh suatu bank dengan besarnya simpanan dan

ekuitas bank tersebut. Semakin besar rasio ini memberikan arti bahwa bank

relatif tidak likuid atau tidak tersedianya dana segar dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya karena dana telah dipergunakan seluruhnya

untuk pembiayaan. Sebaliknya apabila rasio ini terlalu rendah maka juga

dapat diartikan bahwa bank over liquid atau dalam arti lain tidak efektif dalam

penyaluran dananya.

Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan alat untuk mengukur

sejauh mana kemampuan Bank dalam membayar penarikan para deposan

yang secara langsung dananya sudah disalurkan oleh bank kepada masyarakat

dengan cara pembiayaan. FDR akan menunjukan tingkat kemampuan Bank

dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh Bank yang

bersangkutan (Restiyana, 2011). Menurut Kasmir (2012), FDR adalah rasio

Page 60: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

44

untuk mengukur komposisi jumllah pembiayaan yang diberikan dibandingkan

dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Fungsi

utama bank syariah adalah mengumpulakan dana dan menyalurkan dana.

Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah adalah pemberian

pembiayaan kepada debitur yang membutuhkan, baik untuk modal usaha

maupun untuk konsumsi. (Muhammad, 2012).

Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan kemampuan suatu

bank menyediakan pembiayaan kepada debiturnya dengan modal yang

dimiliki oleh bank maupun dana yang dapat dikumpulkan dari masyarakat.

Financing to Deposit Ratio (FDR) mencerminkan kemampuan bank dalam

membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan

kata lain FDR menunjukkan seberapa jauh penyaluran pembiayaan kepada

debitur dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi

permintaan deposan yang ingin menarik kembali depositonya. Semakin besar

Financing to Deposit Ratio (FDR) berarti semakin besar aktivitas pembiayaan

yang dilakukan oleh bank tersebut. Meningkatnya rasio FDR menunjukkan

semakin besarnya ekspansi pembiayaan yang dilakukan bank

syariah.Pembiayaan yang ekspasif ini selanjutnya akan meningkatkan potensi

pendapatan yang akan diperoleh bank dan yang pada akhirnya akan semakin

besar pula potensi profitabilitas bank tersebut. Dengan demikian akan ada

hubungan positif antara FDR dengan tingkat profitabilitas bank syariah.

(Imronudin dan Ningrum, 2017).

Page 61: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

45

Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio Financing to

Deposit Ratio (FDR) adalah 80% hingga 110%. Jika angka rasio Financing to

Deposit Ratio (FDR) suatu bank berada pada angka di bawah 80% (misalkan

60%), maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat menyalurkan

sebesar 60% dari seluruh dana yang berhasil dihimpun. Karena fungsi utama

dari bank adalah sebagai intermediasi (perantara) antara pihak yang kelebihan

dana dengan pihak yang kekurangan dana, maka dengan rasio Financing to

Deposit Ratio (FDR) 60% berarti 40% dari seluruh dana yang dihimpun tidak

tersalurkan kepada pihak yang membutuhkan, sehingga dapat dikatakan

bahwa bank tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Kemudian

jika rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) bank mencapai lebih dari 110%,

berarti total pembiayaan yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang

dihimpun. Oleh karena dana yang dihimpun dari masyarakat sedikit, maka

bank dalam hal ini juga dapat dikatakan tidak menjalankan fungsinya sebagai

pihak intermediasi (perantara) dengan baik. Semakin tinggi Financing to

Deposit Ratio (FDR) menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank,

sebaliknya semakin rendah Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan

kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan pembiayaan. Jika rasio

Financing to Deposit Ratio (FDR) bank berada pada standar yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia, maka laba yang diperoleh bank tersebut akan meningkat

(dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan pembiayaannya dengan

efektif). (Suryani, 2011).

Page 62: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

46

Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio Financing to

Deposit Ratio (FDR) adalah 85% hingga 110%. Jika angka rasio Financing to

Deposit Ratio (FDR) suatu bank berada pada angka di bawah 85% (misalkan

60%), maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat

menyalurkan sebesar 60% dari seluruh dana yang berhasil dihimpun.

Dikarenakan fungsi utama dari bank adalah sebagai intermediasi (perantara)

antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, maka

dengan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) 60% berarti 40% dari seluruh

dana yang dihimpun tidak tersalurkan kepada pihak yang membutuhkan,

sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut tidak menjalankan fungsinya

dengan baik. Sedangkan jika rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) bank

mencapai lebih dari 110%, berarti total pembiayaan yang diberikan bank

tersebut melebihi dana yang dihimpun. Oleh karena itu, dana yang dihimpun

dari masyarakat sedikit, maka bank dalam hal ini juga dapat dikatakan tidak

menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi (perantara) dengan baik.

Semakin tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan semakin

tinggi risiko kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah Financing to

Deposit Ratio (FDR) menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam

menyalurkan pembiayaan (Suryani, 2011).

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, yang tercantum dalam Surat

Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, secara

matematis dirumuskan:

Page 63: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

47

FDR =

Total Pembiayaan

x 100%

Dana Pihak Ketiga

D. Non Performing Financing (NPF)

Rasio yang digunakan bank syariah untuk mengukur tingkat risiko

disebut Non Performing Finance (NPF). Non Performing Finance (NPF) atau

pembiayaan bermasalah merupakan salah satu indikator kunci untuk menilai

kinerja bank. Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang pembayaran

angsuran pokok dan bagi hasil yang lewat 90 hari setelah jatuh tempo,

pembiayaan yang pembayaranya tidak tepat waktu sangat diragukan. NPF

secara luas dapat didefinisikan sebagai suatu pembiayaan dimana pembayaran

yang dilakukan tersendat-sendat dan tidak mencakup kewajiban minimal yang

ditetapkan sampai dengan pembiayaan yang sulit untuk dilunasi bahkan tidak

dapat di tagih. Dalam Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs,

tahun 2007, besarnya rasio NPF yang diperbolehkan Bank Indonesia adalah

maksimal 5% jika melebihi angka 5% maka akan mempengaruhi penilaian

tingkat kesehatan Bank yang bersangkutan.

Menurut Rivai dan Arifin (2010), terjadinya pembiayaan bermasalah

disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal pembiayaan bermasalah berhubungan dengan

kebijakan dan strategi yang ditempuh oleh pihak bank.

Page 64: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

48

a. Kebijakan pembiayaan yang ekspansif

Bank yang memiliki kelebihan dana sering menetapkan kebijakan

pembiayaan yang terlalu ekspansif yang melebihi pertumbuhan

pembiayaan secara wajar, yaitu dengan menetapkan sejumlah target

pembiayaan yang harus dicapai untuk kurun waktu tertentu. Keharusan

pencapaian target pembiayaan dalam waktu tertentu tersebut

cenderung mendorong penjabat kredit menempuh langkah-langkah

yang lebih agresif dalam penyaluran pembiayaan sehingga

mengakibatkan tidak lagi selektif dalam memilih calon debitur dan

kurang menerapkan prinsip-prinsip perkreditan yang sehat dalam

menilai permohonan pembiayaan sebagaimana seharusnya. Disamping

itu, bank saling membajak nasabah dengan memberikan kemudahan

untuk yang berlebihan. Bank dalam beberapa kasus sering

mengabaikan kalau calon debiturnya masuk dalam daftar kredit macet

yang diterbitkan Bank Indonesia secara rutin.

b. Peyimpangan dalam pelaksanaan prosedur pembiayaan

Pejabat bank sering tidak mengikuti dan kurang disiplin dalam

menerapkan prosedur pembiayaan sesuai dengan pedoman dan tata

cara dalam suatu bank. Hal yang sering terjadi, bank tidak mewajibkan

calon debitur membuat studi kelayakan dan meyampaikan data

keuangan yang lengkap. Penyimpangan sistem dan prosedur

pembiayaan tersebut bisa disebabkan karena jumlah dan kualitas

sumber daya manusia, khususnya yang menangani masalah

Page 65: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

49

pembiayaan belum memadai. Di samping itu, salah satu penyebab

timbulnya kredit bermasalah tersebut dari sisi intern bank adalah

adanya pihak dalam bank yang sangat dominan dalam pemutusan

pembiayaan.

c. Lemahnya sistem administrasi dan pengawasan pembiayaan

Untuk mengukur kelemahan sistem administrasi dan pengawasan

pembiayaan bank dapat dilihat dari dokumen pembiayaan yang

seharusnya diminta dari debitur tapi tidak dilakukan oleh bank, berkas

pembiayaan tidak lengkap dan tidak teratur, pemantauan terhadap

usaha debitur tidak dilakukan secara rutin, termasuk peninjauan

langsung pada lokasi usaha debitur secara periodik. Lemahnya sistem

administrasi dan pengawasan tersebut menyebabkan pembiayaan yang

secara potensial akan mengalami masalah tidak dapat dilacak secara

dini, sehingga bank terlambat melakukan langkah-langkah

pencegahan.

d. Lemahnya informasi pembiayaan

Sistem informasi yang tidak berjalan sebagaimana seharusnya akan

memperlemah keakuratan pelaporan bank yang pada giliranya sulit

melakukan deteksi dini. Hal tersebut dapat menyebabkan terlambatnya

pengambilan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah

terjadinya pembiayaan bermasalah.

Page 66: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

50

e. Itikad kurang baik dari pihak bank

Pemilik atau pengurus bank seringkali memanfaakan keberadaan

banknya untuk kepentingan kelompok bisnisnya dengan sengaja

melanggar ketentuan untuk kepentingan kelompok bisnisnya dengan

sengaja melanggar ketentuan kehati-hatian perbankan terutama legal

lending limit. Skenario lain adalah pemilik dan atau pengurus bank

memberikan pembiayaan kepada kreditur yang sebenarnya fiktif.

Padahal pembiayaan tersebut digunakan untuk tujuan lain. Skenario ini

terjadi karena adanya kerjasama antara pemilik dan pengurus bank

yang memiliki itikad kurang baik.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal ini sangat terkait dengan kegiatan usaha debitur yang

meyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah antara lain:

a. Pemanfaatan iklim persaingan perbankan yang tidak sehat oleh

debitur dalam kondisi persaingan yang tajam, sering bank menjadi

tidak rasional dalam pemberian pembiayaan dan akan diperburuk

dengan keterbatasan kemampuan teknis dan pengalaman petugas

bank dalam pengelolaan pembiayaan

b. Kegagalan usaha debitur, kegagalan usaha debitur dapat terjadi

karena sifat usaha debitur yang sensitif terhadap pengaruh eksternal,

misalnya kegagalan dalam pemasaran produk karena perubahan harga

di pasar, adanya perubahan pola konsumen, dan pengaruh

perekonomian nasional.

Page 67: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

51

c. Debitur mengalami musibah, musibah bisa saja terjadi pada debitur,

misalnya meninggal dunia, lokasi usahanya mengalami kebakaran

atau kerusakan sementara usaha debitur tidak dilindungi dengan

asuransi.

Non Performing Financing (NPF) akan menjadi pertimbangan

penting bagi bank-bank dalam rangka membangun analisis kebijakan yang

komprehensif dan bersikap hati-hati khususnya penggunaan dana dalam

setiap pengambilan keputusan investasi yang mampu menimbulkan resiko.

Ketika dana yang didistribusikan tidak tertagih. Dalam jangka panjang hal itu

dapat mempengaruhi kelangsungan baik itu usaha perusahaan maupun

perbankan. Non Performing Fianancing (NPF) karena dalam syariah

menggunakan prinsip pembiayaan. NPF adalah jumlah pembiayaan yang

bermasalah dan kemungkinan tidak dapat ditagih. Semakin besar nilai NPF

maka semakin buruk kinerja bank tersebut. Rumus dari NPF (Ikatan Bankir

Indonesia, 2016), yakni:

NPF =

Pembiayaan Bermasalah

x 100%

Total Pembiayaan

Non performing financing merupakan rasio yang mempresentasikan

risiko pembiayaan yang dimiliki oleh bank. Non performing financing

dirumuskan dengan membandingkan jumlah pembiayaan yang bermasalah

dengan total pembiayaan. Semakin tinggi rasio ini maka dapat dikatakan

bahwa bank semakin berisiko untuk mengalami kebangkrutan atau dengan

kata lain semakin buruk kinerja suatu bank. Sebaliknya, semakin rendah rasio

Page 68: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

52

ini maka dapat dikatakan bahwa kinerja bank semakin baik. Rendahnya rasio

NPF ini dapat dikatakan sebagai informasi positif yang dimiliki perusahaan.

Informasi yang ingin diberikan oleh perbankan kepada stakeholder tentunya

adalah informasi positif tentang hal-hal yang dilakukan oleh perusahaan yang

berkaitan dengan masalah-masalah ekonomi, lingkungan, tenaga kerja,

produk, dan masalah sosial lainnya.

E. Biaya Operasional terhapda Pendapatan Operasional (BOPO)

BOPO merupakan upaya bank untuk meminimalkan resiko

operasional, yang merupakan ketidakpastian mengenai kegiatan usaha bank.

Resiko operasional berasal dari kerugian operasional bila terjadi penurunan

keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur biaya operasional bank, dan

kemungkinan terjadinya kegagalan atas jasa-jasa dan produk-produk yang

ditawarkan.

Biaya operasional yang perlu dipantau oleh bank karena untuk

pemantauan terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh dari efisionsi

operasional yang ada. Semakin tinggi biaya operasional yang ada berarti tidak

efektif bank dalam mengelola kebutuhan dan kegiatan operasionalnya.

Menurut Bank Indonesia melalui SE BI No.6/73/Intern/2004 efisiensi operasi

diukur dengan membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan

operasi atau sering menggunakan istilah BOPO. Rasio ini bertujuan untuk

mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya

operasional. Rasio yang mencerminkan kurang mampunya bankd alam

Page 69: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

53

menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya

yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam

mengelola usahanya.

Rasio BOPO menunjukkan efisiensi perbankan dalam mengelola dana

yang dimilikinya untuk disalurkan kepada debitur. Pendapatan operasional

perbankan syariah berasal dari pembiayaan yang disalurkan ke nasabah.

Dalam operasinya, perbankan syariah tentu saja memerlukan biaya

operasional yang cukup besar. Proporsi biaya operasional terhadap pendapatan

operasional menunjukkan sejauhmana efisiensi operasi perbankan sayriah.

Kemampuan perbankan syariah untuk menekan rasio BOPO, semakin efisien

operasional perbankan tersebut yang pada akhirnya akan meningkatkan

profitabilitas. Sebaliknya, Semakin besar rasio BOPO, semakin besar pula

proporsi biaya operasional relatif terhadap pendapatan operasional.Kondisi ini

mencerminkan tidak efisiensnnya operasi perbankan syariah. Pengelolaan

perbankan yang tidak efisien berakibat pada menurunnya keuntungan

perbankan. Dengan demikian ada hubungan yang berkebalikan anatara BOPO

dengan profitabilitas perbankan syariah.Semakin besar BOPO, semakin kecil

profitabilitas dan semakin besar BOPO semakin kecil profitabilitas perbankan.

(Imronudin dan Ningrum, 2017).

Suatu bank dapat dimasukkan ke dalam klasifikasi sehat apabila rasio

biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) tidak melebihi

93,5% (Suryani, 2011). Secara sistematis, menurut peraturan pemerintah

Page 70: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

54

dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004

Untuk menghitung BOPO dapat menggunakan rumus:

BOPO =

Biaya Operasional

x 100%

Pendapatan Operasional

Kriteria untuk menentukan peringkat efisiensi operasional Bank

Syariah sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP

tanggal 31 Mei 2004, adalah:

Tabel 2.2

Standar BOPO

Peringkat Kriteria Keterangan

Peringkat 1 BOPO </= 94% Sangat Baik

Peringkat 2 94% < BOPO </= 95% Baik

Peringkat 3 95% < BOPO </= 96% Cukup Baik

Peringkat 4 96% < BOPO </= 97% Kurang Baik

Peringkat 5 BOPO > 97% Lemah

F. Inflasi

Menurut Bank Indonesia, Inflasi timbul karena adanya tekanan dari

sisi supply (cost push inflation), dari sisi permintaan (demand pull inflation),

dan dari ekspektasi inflasi. Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat

disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama

Page 71: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

55

negara-negara partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur

pemerintah (administered price), dan terjadi negative supply shocks akibat

bencana alam dan terganggunya distribusi. (Ravika Fauziah, 2011). Inflasi

adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-

menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan

oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,

berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,

sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dapat

diartikan sebagai proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.

Menurut Wibowo dan Syaichu (2013), Inflasi dapat berpengaruh

buruk bagi perekonomian. Apabila terjadi inflasi yang parah tak terkendali

(hiperinflasi) maka keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian

dirasakan lesu. Hal ini mengakibatkan minat masyarakatuntuk menabung, atau

berinvestasi dan berproduksi menjadi berkurang. Harga meningkat dengan

cepat, masyarakat akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga

kebutuhan sehari-hari yang terus meroket. Bagi perusahaan sebuah inflasi

menyebabkan naiknya biaya produksi maupun operasional mereka sehingga

pada akhirnya merugikan bank itu sendiri.

Menurut Nopirin (2010) inflasi dapat menimbulkan efek bagi

pemerintahan maupun kondisi politik. Efek inflasi tersebut adalah efek

terhadap pendapatan seseorang yang memperoleh pendapatan tetap akan

dirugikan oleh adanya inflasi, demikian juga orang yang menumpuk kekayaan

dalam bentuk uang kas akan menderita kerugian karena adanya inflasi.

Page 72: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

56

Sebaliknya pihak-pihak yang mendapatkan keuntungan dengan adanya inflasi

adalah yang memperoleh kenaikan pendapatan dengan persentase yang lebih

besar dari laju inflasi, atau mereka yang mempunyai kekayaan bukan uang

dimana nilainya naik dengan persentase lebih besar dari laju inflasi. Misalnya,

seseorang yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan gaji tetap Rp

3.000.000 dapat membelanjakan berbagai barang dan jasa, namun dengan

adanya inflasi gaji tersebut hanya dapat dibelanjakan beberapa barang dan

jasa. Inflasi terbagi menjadi 4 tingkatan, yaitu Inlasi Ringan, apabila kenaikan

harga berada di bawah 10% setahun. Inflasi Sedang, apabila kenaikan harga

berada di antara 10%-30% setahun. Inlasi Berat, apabila kenaikan harga

berada di antara30%-100% setahun. Hiperinflasi, apabila kenaikan harga di

atas 100% setahun. Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat

persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:

3. Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah

indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli

oleh konsumen.

4. Indeks biaya hidup atau cost-of-living index.

5. Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari

barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses

produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa

depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi,

yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.

Page 73: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

57

6. Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari

komoditas-komoditas tertentu.

7. Indeks harga barang-barang modal.

Menurut Sadono Sukirno (2011 : 354) beberapa kebijakan mengatasi

inflasi adalah sebagai berikut :

1. Kebijakan fiskal yaitu dengan menambah pajak dan mengurangi

pengeluaran pemerintah.

2. Kebijakan moneter yaitu dengan menaikkan suku bunga dan membatasi

kredit.

3. Dasar segi penawaran, yaitu dengan melakukan langkah-langkah yang

dapat mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti

mengurangi pajak impor, melakukan penetapan harga, menggalakkan

pertambahan produksi dan menggalakkan perkembangan teknologi.

Indikator inflasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks

Harga Konsumen (IHK) Indonesia. IHK merupakan pengukur perkembangan

daya beli rupiah yang dibelanjakan untuk membeli barang dan jasa dari bulan

ke bulan. Laju inflasi dengan indikator IHK cenderung lebih rendah dan

kurang bergejolak karena IHK hanya mencakup perubahan harga beberapa

jenis barang dan jasa ditingkat konsumen.

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga

secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang

saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau

mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi

Page 74: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

58

disebut deflasi. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat

inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke

waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang

dikonsumsi masyarakat. Penentuan barang dan jasa dalam keranjang IHK

dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilaksanakan oleh

Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan

harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar

tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang/jasa di setiap kota.

(www.bi.go.id).

IHK =

Harga Sekarang

x 100%

Harga Tahun Dasar

G. Profitabilitas

Penghasilan (Income) mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi yang

diperoleh entitas, meliputi pendapatan (revenue) ataupun keuntungan.

Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas Syariah yang biasa dan

dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti penjualan, penghasilan jasa,

bagi hasil, dividen, royalti, dan sewa. Keuntungan mencerminkan pos lainnya

yang memenuhi definisi penghasilan yang mungkin timbul dalam aktivitas

entitas Syariah. Termasuk dalam klasifikasi penghasilan bank syariah, antara

lain :

1. Pendapatan pengelolaan dana, yang terdiri atas pendapatan dari jual beli,

mencakup pendapatan margin murabahah, salam pararel, dan istishna;

Page 75: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

59

pendapatan dari sewa, mencakup pendapatan ujrah ijarah; pendapatan dari

bagi hasil, mencakup pendapatan pembiayaan mudharabah dan

musyarakah; pendapatan usaha utama lainnya, mencakup pendapatan

investasi surat berharga, bagi hasil penempatan pada bank lain,

pendapatan Fee Rahn;

2. Pendapatan usaha lainnya, mencakup pendapatan imbalan jasa perbankan

dan pendapatan imbalan investasi terikat, seperti pendapatan administrasi

pembiayaan, administrasi layanan bank, pendapatan kerja sama dengan

pihak lain.

3. Pendapatan nonusaha, mencakup pendapatan nonoperasional, seperti

keuntungan hasil penjualan aktiva tetap, pembayaran ganti rugi, dan lain-

lain. (Ikatan Bankir Indonesia, 2016).

Pendapatan dalam Perbankan Syariah dapat dilihat dari sebuah rasio

yang mencerminkan tingkat profitabilitas bank untuk mengukur efektifitas

bank tersebut dalam memperoleh laba. Disamping dapat dijadikan sebagai

ukuran kesehatan keuangan, rasio profitabilitas ini sangat penting untuk

diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk

mempertahankan arus sumber-sumber modal. Menurut Brigham dan Houston

(2012) profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi

dari pengaruh likuiditas, manajemen asset dan utang pada hasil operasi.

Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan bank dalam

meningkatkan labanya melalui semua kemampuan dan sumber yang ada

sehingga diketahui untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan keuntungan

Page 76: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

60

yang dicapai oleh bank tersebut. (Rivai dan Arifin, 2010). Tingkat kesehatan

bank yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam

memperoleh keuntungan adalah profitabilitas bank. Profitabilitas merupakan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan suatu pendapatan atau laba.

Untuk mengukur kemampuan bank memperoleh keuntungan dapat

menggunakan rasio profitabilitas tergantung pada informasi yang diambil dari

laporan keuangan.

Rasio profitabilitas merupakan gambaran kemampuan perusahaan

untuk mendapatkan laba. Salah satu rasio profitabilitas yakni Return On

Assets (ROA). Rasio ini menggambarkan keberhasilan manajemen dalam

menghasilkan laba secara keseluruhan dengan cara membandingkan antara

laba sebelum pajak dengan total asset. ROA juga menggambarkan perputaran

aktiva yang diukur dari volume penjualan. Semakin besar ROA suatu bank,

maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan

semakin baik pula posisi bank tersebut dari penggunaan asset. Semakin kecil

rasio ini mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal

mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan atau menekan biaya. ROA

merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen dalam

meningkatkan keuntungan perusahaan sekaligus untuk menilai kemapuan

manajemennya dalam mengendalikan biaya-biaya, maka dengan kata lain

dapat menggambarkan produktivitas bank tersebut. ROA digunakan untuk

menganalisis tingkat profitabilitas. (Alfianita, 2014). ROA adalah rasio

keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aspek earning atau

Page 77: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

61

profitabilitas. ROA berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin besar

ROA yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin efesien

penggunaan aktiva sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar akan

menarik investor karena perusahaan memiliki tingkat kembalian yang semakin

tinggi. (Munawir, 2010).

Suatu bank dapat dimasukkan ke dalam klasifikasi sehat apabila, rasio

tingkat pengembalian atau Return on Asset (ROA) mencapai sekurang-

kurangnya 1,2% (Suryani, 2011). Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.

23./DPNP tanggal 31 Mei 2004, ROA merupakan perbandingan antara laba

bersih sebelum pajak dengan total aktiva, yakni:

ROA =

Laba Bersih Sebelum Pajak

x 100%

Total Aktiva

Dalam hal ini profitabilitas yang diukur adalah profitabilitas

perbankan yang mencerminkan tingkat efisiensi usaha perbankan. Biasanya

apabila profitabilitas tinggi akan mencerminkan laba yang tinggi dan ini akan

mempengaruhi pertumbuhan laba bank tersebut.

Dalam penelitian, penilaian unsur ini didasarkan pada rasio laba

terhadap total asset (Return on Assets). ROA merupakan rasio keuangan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan

(laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar

Page 78: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

62

pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin lebih baik

pula posisi bank terebut dari segi penggunaan aset.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas, diantaranya

profit margin, yaitu perbandingan antara “net operating income” dengan “Net

Sales”, dan Turnover of operating assets (tingkat perputaran aktiva usaha),

yaitu kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu periode tertentu.

(Munawir, 2010).

Tujuan Pengukuran Profitabilitas menurut Sugiyarso dan Winarni,

(2005) mempunyai manfaat yang dapat digunakan sebagai kriteria penialaian

hasil dari operasi perusahaan, yaitu:

1. Analisis kemampuan menghasilkan laba ditunjukan untuk mendeteksi

penyebab timbulnya laba atau rugi yang dihasilkan oleh suatu objek

informasi dalam periode akuntansi tertentu.

2. Profitabilitas dapat dimanfaatkan untuk menggambarkan kriteria yang

sangat diperlukan dalam menilai sukses suatu perusahaan dalam hal

kapabilitas dan motivasi dari manajemen.

3. Profitabilitas merupakan suatu alat untuk membuat proyeksi laba

perusahaan karena menggambarkan korelasi antara laba dan jumlah

modal yang ditanamkan.

4. Profitabilitas suatu alat pengendalian manajemen.

5. Profitabilitas dapat dimanfaatkan oleh pihak intern untuk menyusun

target, budget, koordinasi, evaluasi, hasil pelaksanaan operasi

perusahaan dan dasar pengembalian perusahaan.

Page 79: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

63

H. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Persamaan dan perbedaan antara penelitian yang penulis lakukan

dengan penelitian sebelumnya yang telah dipaparkan di atas yakni, dimulai

dari penelitian yang dilakukan oleh Ningsukma Hakiim dan Haqiqi

Rafsanjani yang berjudul Pengaruh Internal Capital Adequency Ratio (CAR),

Financing To Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Operasional Per Pendapatan

Operasional (BOPO) dalam Peningkatan Profitabilitas Industri Bank Syariah

di Indonesia, persamaannya terletak pada variabel dependennya yakni pada

FDR dan BOPO dan variabel independennya yakni profitabilitas. Sedangkan

perbedaannya terletak pada periode tahun penulis dari 2015-2017 (Juni), tidak

ada variabel CAR, dan penulis menambahkan variabel NPF dan Inflasi, serta

penulis tidak hanya meneliti BUS tetapi UUS juga.

Penelitian yang dilakukan oleh Sumarlin yang berjudul Analisis

Pengaruh Inflasi, CAR, FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas

Perbankan Syariah, penelitian yang dilakukan oleh Rifqul Ma‟isyah yang

berjudul Pengaruh Kecukupan Modal, Fungsi Intermediasi, Efisiensi

Operasional, Dan Pembiayaan Bermasalah Terhadap Profitabilitas (Studi

Pada Bank Syariah Periode Januari 2010 – Juli 2014), penelitian yang

dilakukan oleh Desi Ariyani yang berjudul Analisis Pengaruh CAR, FDR,

BOPO dan NPF Terhadap Profitabilitas Pada PT. Bank Muamalat Indonesia

Tbk.

Penelitian yang dilakukan oleh Fernando Africano yang berjudul

Pengaruh NPF Terhadap CAR Serta Dampaknya Terhadap Profitabilitas

Page 80: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

64

Bank Umum Syariah Di Indonesia perbedaannya saudara Fernando hanya

meneliti variabel NPF saja dan CAR sebagai variabel intervening, sedangkan

penulis tidak menggunakan variabel intervening, dan penulis meneliti varibel

lainnya yakni FDR, BOPO, Inflasi, selain itu penulis meneliti UUS dan BUS

tidak hanya BUS saja, dan perbedaan periode penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh Putri Asrina yang berjudul Analisis

Pengaruh PDB, Nilai Tukar Rupiah, Non Performing Finance (NPF), BOPO

Terhadap Profitabilitas (ROA) Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2008-

2013 perbedaannya pada variable independent nya yakni penulis

menggunakan variabel FDR, NPF, BOPO, dan Inflasi, dan tidak

menggunakan PDB dan nilai tukar rupiah, serta perbedaan pada periode

penelitiannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Nikmatus Sholihah dan Jaka Sriyana

yang berjudul Profitabilitas Bank Syariah Pada Kondisi Biaya Operasional

Tinggi, dimana perbedaannya terletak pada variabel independent nya yakni

penulis menambahkan variabel Inflasi dan tidak menggunakan CAR dan

NIM, selain itu perbedaan terletak pada perode penelitiannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Hasbidin, Al-Muamalat yang berjudul

Pengaruh NPF & Biaya Opersional Per- Pendapatan Operasional Terhadap

FDR dan Dampaknya Pada Profitabilitas Perbankan Syariah, dimana

perbedaannya terletak pada variabel independent nya yakni penulis

menambahkan variabel Inflasi dan tidak menggunakan variabel intervening,

selain itu perbedaan terletak pada perode penelitiannya.

Page 81: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

65

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Farhan Akhtar, Khizer Ali,

Shama Sadaqat, University of The Punjab, Pakistan (2011) yang berjudul

“Factors Influencing the Profitability of Islamic Banks of Pakistan (Faktor-

faktor yang mempengaruhi profitabilitas Bank Islam di Pakistan). Variabel

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor profitabilitas berpengaruh

terhadap kinerja Perbankan Islam di Pakistan. Penelitian ini menggunakan

data sampel Bank Syariah di Pakistan dari tahun 2006-2009. Alat analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa sebagian besar bank

syariah menghadapi kerugian dalam beberapa tahun terakhir. Dari hasil

penelitian ini, diharapkan peneliti dan praktisi lain bisa saling bekerja sama

untuk meningkatkan literatur keuangan dan ekonomi sehubungan dengan

profitabilitas bank syariah. Perbedaan yang ada bahwa untuk melihat

profitabilitasnya menggunakan ROA dan ROE, dan variabel independenya

adalah Bank's Size, Gearing ratio, NPLs ratio, Asset management, Operating

Efficiency, Capital Adequacy.

Penelitian yang dilakukan oleh Hamisu Suleiman Kargi, Ahmadu Bello

University, Zaria-Nigeria (2011) yang berjudul “Credit Risk And The

Performance of Nigerian Banks (Risiko Kredit dan Kinerja Bank Nigeria)”.

Variabel yang digunakan adalah Loan and Advances (LA), Non Performing

Loan (NPL), Total Deposits, Return on Asset (ROA).Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengevaluasi dampak dari risiko kredit terhadap profitabilitas

Page 82: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

66

Bank Nigeria.Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi.Data

yang digunakan bersumber dari laporan tahunan dan rekening bank tahun

2004-2008. Hasil penenlitian ini menunjukkan bahwa manajemen risiko

kredit memiliki dampak yang signifikan terhadap profitabilitas Bank Nigeria.

Penelitian yang dilakukan oleh Abdulla Ibrahim Aziz, Atheer Anwar

Sharif, dan Delan Ghafoor Salih.(2017) yang berjudul Liquidity Management

And Profitability In Islamic Banks Of Kurdistan Region Of Iraq: Cihan Bank

For Islamic Investment And Finance As A Case Study, letak perbedaannya

pada variable independent yang digunakan yakni Liquidity Management;

Islamic Banks; Pearson Correlation; Liquidity Ratios; Profitability Ratios.

Page 83: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

67

Penelitian terdahulu, secara detail dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.3

Penelitian Terdahulu

NO Peneliti Judul Metode

Variabel

Hasil

Dependen Independen

1

Desi Ariyani

dalam Jurnal Al-

Iqtishad: Vol. II,

No. 1, Januari

2010

Analisis Pengaruh

CAR, FDR, BOPO

dan NPF

Terhadap

Profitabilitas

Pada Pt Bank

Muamalat Indonesia

Tbk

Analisis

regresi

berganda

Profitabilitas

CAR, FDR,

BOPO dan

NPF

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa semua

variabel independen secara bersama-sama

(simultan) mempengaruhi variabel dependen.

Berdasarkan Uji t, dapat diketahui bahwa

secara parsial terdapat pengaruh yang

signifikan variabel CAR dan BOPO terhadap

profitabilitas Bank Muamalat, sedangkan

variabel FDR dan NPF secara parsial tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap profitabilitas bank Muamalat.

Page 84: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

68

2

Muhammad

Farhan Akhtar,

Khizer Ali,

Shama Sadaqat

(2011)

Factors Influencing

the Profitability of

Islamic Banks of

Pakistan (Faktor-

faktor yang

mempengaruhi

profitabilitas Bank

Islam di Pakistan)

Analisis

regresi

berganda

Profitabilitas

(ROA dan

ROE)

Bank's Size,

Gearing

ratio, NPLs

ratio, Asset

management,

Operating

Efficiency,

Capital

Adequacy.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Ordinary Least Square (OLS).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

bahwa sebagian besar bank syariah

menghadapi kerugian dalam beberapa tahun

terakhir. Dari hasil penelitian ini, diharapkan

peneliti dan praktisi lain bisa saling bekerja

sama untuk meningkatkan literatur keuangan

dan ekonomi sehubungan dengan

profitabilitas bank syariah.

3

Hamisu

Suleiman

Kargi (2011)

Credit Risk And The

Performance of

Nigerian Banks

(Risiko Kredit dan

Kinerja Bank Nigeria)

Analisis

regresi

berganda

Return on

Asset

(ROA)

Loan and

Advances

(LA), Non

Performing

Loan

(NPL),Total

Deposits

Hasil penenlitian ini menunjukkan bahwa

manajemen risiko kredit memiliki dampak

yang signifikan terhadap profitabilitas Bank

Nigeria.

Page 85: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

69

4

Nikmatus

Sholihah dan

Jaka Sriyana,

dalam Prosiding

Seminar

Nasional,

Penelitian

Ekonomi, Bisnis

dan Keuangan;

Perberdayaan

Perekonomian

Nasional 2014

ISSN 407-2405

Profitabilitas Bank

Syariah Pada Kondisi

Biaya Operasional

Tinggi

Analisis

regresi

berganda

Profitabilitas

CAR, FDR,

BOPO, NIM

dan NPF

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilihat

bahwa yang paling mempengaruhi besarnya

ROA pada semua bank syariah adalah NPF

dan pengaruhya negatif, yakni semakin besar

rasio NPF maka akan menurunkan rasio ROA

bank syariah. Dengan demikian diharapkan

pengelola bank syariah lebih berhati-hati

dalam memilih nasabah yang mengajukan

pembiayaan pada bank syariah agar resiko

pembiayaan bermasalahnya semakin kecil

sehingga penurunan terhadap ROA tidak

terlalu besar.

5

Jurnal Putri

Asrina dalam

Jom FEKON

Vol. 2 No. 1.

Februari 2015

Analisis Pengaruh

PDB, Nilai Tukar

Rupiah, Non

Performing Finance

(NPF), BOPO

Terhadap

Profitabilitas

(ROA) Perbankan

Syariah Di Indonesia

Periode 2008-2013

Analisis

regresi

berganda

Profitabilitas

PDB, Nilai

Tukur

Rupiah, NPF,

dan BOPO.

Dari keempat variabel (PDB, kurs, NPF, dan

BOPO), variabel BOPO yang berpengaruh

signifikan terhadap Profitabilitas (Return On

Asset) Bank Syariah di Indonesia.

Page 86: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

70

6

Rifqul

Ma‟isyah,

JESTT Vol. 2

No. 3 Maret

2015

Pengaruh Kecukupan

Modal, Fungsi

Intermediasi, Efisiensi

Operasional, Dan

Pembiayaan

Bermasalah Terhadap

Profitabilitas

(Studi Pada Bank

Syariah Periode

Januari 2010 – Juli

2014)

Analisis

regresi

berganda

Profitabilitas

CAR, FDR,

BOPO dan

NPF

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa CAR,

FDR, BOPO dan NPF berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas bank Syariah, namun

NPF sangat mempengaruhi secara dominan

terhadap ROA.

7

Ningsukma

Hakiim dan

Haqiqi

Rafsanjani,

Jurnal Jurnal

Aplikasi

Manajemen

(JAM)

Vol 14 No 1,

2016

Terindeks dalam

Google Scholar

Pengaruh Internal

Capital Adequency

Ratio (CAR),

Financing To Deposit

Ratio (FDR), dan

Biaya Operasional

Per Pendapatan

Operasional (BOPO)

dalam Peningkatan

Profitabilitas Industri

Bank Syariah di

Indonesia

Analisis

regresi

berganda

Profitabilitas CAR, FDR,

dan BOPO

Dari hasil pengamatan dan analisis data yang

telah dilakukan, kesimpulan pada penelitian

ini adalah CAR, FDR, dan BOPO terhadap

ROA yang merupakan indikator kesehatan

Bank untuk mengukur profitabilitasnya

memiliki hubungan yang tinggi. CAR secara

parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas. Variabel FDR secara parsial

berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap profitabilitas. Berbeda lagi dengan

BOPO yang secara parsial berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap ROA.

Page 87: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

71

8

Fernando

Africano, Forum

Bisnis Dan

Kewirausahaan

Jurnal Ilmiah

STIE MDP, Vol.

6 No. 1

September 2016.

Pengaruh NPF

Terhadap CAR Serta

Dampaknya Terhadap

Profitabilitas Bank

Umum Syariah Di

Indonesia

Analisis

regresi

berganda

Profitabilitas

NPF dan

CAR sebagai

variabel

intervening

Hasil penelitian menemukan NPF

berpengaruh negatif terhadap ROA. NPF juga

berpengaruh negatif terhadap CAR. CAR

berpengaruh negatif terhadap ROA. CAR

memediasi parsial pengaruh NPF terhadap

ROA.

9

Sumarlin, Jurnal

ASSETS,

Volume 6,

Nomor 2,

Desember 2016:

296-313

Analisis Pengaruh

Inflasi, CAR, FDR,

BOPO Dan NPF

Terhadap

Profitabilitas

Perbankan Syariah.

Analisis

regresi

berganda

Profitabilitas

CAR, FDR,

BOPO dan

NPF

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pengujian secara simultan kelima variabel

tersebut berpengaruh signifikan terhadap

ROA. Secara parsial, BOPO, NPF dan CAR

yang memiliki pengaruh negatif signifikan

terhadap ROA. Temuan lainnya, inflasi

berpengaruh negatif tidak signifikan dan FDR

berpengaruh positif tidak signifikan. Kedua

variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap

ROA Bank Umum Syariah.

Page 88: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

72

10

Hasbidin, Al-

Muamalat Jurnal

Ilmu Hukum &

Ekonomi

Syariah. Vol II,

No 02. Tahun

2017

Pengaruh NPF &

Biaya Opersional Per-

Pendapatan

Operasional Terhadap

FDR dan Dampaknya

Pada Profitabilitas

Perbankan Syariah

Analisis

regresi

berganda

Profitabilitas

NPF, dan

BOPO. FDR

sebagai

variabel

intervening

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NPF

dan BOPO berpengaruh negatif terhadap

FDR, begitu pula ketiganya berpengaruh

negatif terhadap ROA, sedangkan secara

parsial menunjukkan bahwa FDR

berpengaruh positif terhadap ROA Bank

Syariah di Indonesia periode 2013 -2015.

11

Abdulla Ibrahim

Aziz, Atheer

Anwar Sharif,

dan Delan

Ghafoor

Salih.(2017)

Liquidity Management

And Profitability In

Islamic Banks Of

Kurdistan Region Of

Iraq: Cihan Bank For

Islamic Investment

And Finance As A

Case Study.

Analisis

regresi

berganda

Profitabilitas

Liquidity

Management;

Islamic

Banks;

Pearson

Correlation;

Liquidity

Ratios;

Profitability

Ratios.

Penelitian ini menganalisis hubungan antara

manajemen likuiditas dan profitabilitas di

salah satu bank Islam terpenting di Wilayah

Kurdistan Irak, Cihan Bank for Islamic

Investasi dan Keuangan P.S.C. Ini mengkaji

rasio likuiditas dan likuiditas bank secara

kritis sistem manajemen untuk menganalisa

keefektifannya dalam menggunakan aset

likuidnya dalam menghasilkan positif batas

pemasukan. Juga menggunakan rasio

profitabilitas untuk menganalisis posisi

keuangan bank. Penelitian menyimpulkan

bahwa pengelolaan likuiditas yang lebih baik

dikaitkan dengan profitabilitas yang lebih

baik.

Sumber: Data hasil edit penulis, 2017

Page 89: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

73

I. Kerangka Pemikiran

Perbankan syariah memiliki peranan sebagai lembaga perantara antara

unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana dengan unit-unit lain yang

mengalami kekurangan dana. Melalui perbankan syariah kelebihan tersebut

dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan sehingga memberikan

manfaat kepada kedua belah pihak, melalui system keadilan yakni bagi hasil.

Sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

yang memberikan landasan operasi yang lebih jelas bagi bank Syariah,

menjadikan angin segar bak Syariah untuk meningkatkan eksistenisnya di

dunia perbankan dan bersaing dengan perbankan konvensional. Untuk melihat

perkembangan dari perbankan Syariah dapat menganalisis melalui rasio

kinerja perbankannya.

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap

perusahaan dimana pun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan

perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu

tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam

mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah

ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang

diharapkan. Jadi, kinerja perbankan Syariah merupakan gambaran mengenai

prestasi kerja atau kemampuan kerja perbankan atas kegiatan operasional yang

dilakukan. Oleh karena itu, untuk mengetahui prestasi yang dicapai

perusahaan perlu dilakukan penilaian terhadap kinerja perbankan dalam kurun

waktu tertentu. Pencapaian kinerja perbankan di tandai dengan tingginya

Page 90: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

74

tingkat profitabilitas yang diperoleh perbankan tersebut, yang berarti

perbankan berhasil menjalankan fungsi-fungsinya dan memperoleh hasil atau

keuntungan yang maksimal.

Memperoleh keuntungan merupakan tujuan utama berdirinya suatu

badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT),

yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha lainnya. Kemudian yang lebih

penting lagi apabila suatu badan usaha terus-menerus memperoleh keuntungan

maka ini berarti kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan terjamin.

Dalam dunia perbankan, meningkatkan profitabilitas adalah menjadi tugas

yang paling sulit dilakukan ditengah ketatnya persaingan antar perbankan

dalam merebut hati nasabah atau masyarakat, namun hal ini selalu menjadi hal

yang sangat diperhatikan karena dengan melihat rasio profitabilitas suatu

perbankan, sudah dapat dilihat perbankan tersebut sehat atau tidak, dan rasio

ini digunakan oleh stakeholder melalui laporan keuangan yang di publish.

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk

mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu, semakin besar

tingkat keuntungan menunjukan semakin baik manajemen dalam mengelola

perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan

dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal dan sebagainya.

Rasio profitabilitas merupakan gambaran kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan laba. Salah satu rasio profitabilitas yakni Return On Assets

(ROA).

Page 91: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

75

Rasio ini menggambarkan keberhasilan manajemen dalam

menghasilkan laba secara keseluruhan dengan cara membandingkan antara

laba sebelum pajak dengan total asset. ROA juga menggambarkan perputaran

aktiva yang diukur dari volume penjualan. Semakin besar ROA suatu bank,

maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan

semakin baik pula posisi bank tersebut dari penggunaan asset. Semakin kecil

rasio ini mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal

mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan atau menekan biaya. Jika

dilihat dari rasio ROA bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

berikut:

Dalam hal peningkatan profitabilitas, pihak perbankan selalu

memperhatikan hal-hal atau kegiatan operasional perbankan yang dapat

mempengaruhi rasio ROA ini. Beberapa variabel dari penelitian sebelumnya

mengenai analasis profitabilitas, mereka mengungkapkan beberapa variabel

tersebut diantaranya 4 variabel yang selalu ada yakni FDR, NPF, BOPO dan

Inflasi. FDR adalah rasio untuk melihat kemampuan suatu bank dalam

penyaluran pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dan

membandingkannya dengan dana pihak ketiga yang dimiliki bank tersebut.

Rasio ini juga dipakai untuk melihat perbankan dalam menjaga likuiditasnya.

Oleh karena itu, semakin banyak penyaluran pembiayaan yang diberikan bank

kepada nasabahnya secara logika akan meningkatkan profitabilitas perbankan

tersebut.

Page 92: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

76

NPF merupakan rasio yang mengungkapkan terkait dengan

pembiayaan yang diberikan kepada nasabah namun tidak berhasil, atau sering

disebut pembiayaan bermasalah. Hal ini sangat menjadi perhatian khusus baik

dari internal perbankan maupun dari pihak stakeholder perbankan lainnya

seperti investor, masyarakat, dan pemerintah. Secara garis besar, melalui rasio

ini dapat dilihat bagaimana kemampuan bank tersebut dalam menjalankan

strategi pembiayaan untuk memperoleh laba, jika terdapat banyak pembiayaan

bermasalah di dalam perbankan, maka dapat disimpulkan perbankan tersebut

tidak berhasil memaksimalkan sumber dayanya untuk memperoleh laba. Oleh

karena itu, rasio NPF akan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas atau

ROA.

Tinggi rendahnya rasio NPF dianggap sebagai informasi keuangan

bank yang cukup signifikan untuk dicermati, dan akan mempengaruhi baik

atau buruknya kinerja bank tersebut. Informasi yang ingin diberikan oleh

perusahaan kepada stakeholder tentunya adalah informasi positif tentang hal-

hal yang dilakukan oleh perusahaan yang berkaitan dengan masalah-masalah

ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, produk, dan masalah sosial lainnya. Tinggi

rendahnya rasio NPF dianggap sebagai informasi keuangan bank yang cukup

signifikan untuk dicermati, dan akan mempengaruhi baik atau buruknya

kinerja bank tersebut. Sebuah bank yang memiliki kinerja yang baik yang

tercermin dari rendahnya NPF, diasumsikan ingin menunjukkan baiknya

kinerja yang dimiliki dengan mengeksposenya di dalam website yang

dimilikinya untuk mendapatkan perhatian dari para stakeholder.

Page 93: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

77

BOPO atau biaya operasional terhadap pendapatan operasional

merupakan suatu rasio untuk melihat kemampuan bank dalam melakukan

efisiensi operasional demi menambah atau meningkatkan keuntungan yang

diperoleh. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat

kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi. Biaya Operasional dapat

diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam menjalankan

seluruh kegiatan operasionalnya dalam rangka pencapaian suatu tujuan bank

sedangakan Pendapatan Operasional dilihat sebagai pendapatan yang diterima

oleh bank sebagai hasil dari kegiatan operasionalnya. Semakin kecil Rasio

BOPO suatu bank menunjukan semakin efisien bank tersebut dalam

menjalankan aktivitas usahanya. Semakin rendah BOPO berarti semakin

efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan

adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin

besar. Oleh karena itu, BOPO dapat berpengaruh terhapda profitabilitas bank.

Pengendalian tingkat inflasi atau menjaga kestabilan harga merupakan

salah satu masalah utama makroekonomi, disamping beberapa masalah

makroekonomi penting lainnya seperti mencapai tingkat pertumbuhan

ekonomi yang tinggi, mengatasi masalah pengangguran, menjaga

keseimbangan neraca pembayaran dan pendistribusian pendapatan yang adil

dan merata. Sebagai indikator perekonomian yang sangat penting, fenomena

inflasi telah banyak mendapat perhatian para ahli ekonomi. Setiap kali ada

gejolak sosial, politik dan ekonomi di dalam maupun di luar negeri,

masyarakat selalu mengaitkan dengan masalah inflasi. Stabilitas ekonomi

Page 94: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

78

suatu negara di antaranya tercermin dari adanya stabilitas harga, dalam arti

tidak terdapat gejolak harga yang besar yang dapat merugikan masyarakat,

baik konsumen maupun produsen yang akan merusak sendi-sendi

perekonomian. Pengendalian inflasi sangat penting menjadi salah satu

perhatian pemerintah karena beberapa alasan Pertama, inflasi memperburuk

distribusi pendapatan (menjadi tidak seimbang). Kedua, inflasi menyebabkan

berkurangnya tabungan domestik yang merupakan sumber dana investasi bagi

negara-negara berkembang. Ketiga, inflasi mengakibatkan terjadinya defisit

neraca perdagangan serta meningkatkan besarnya utang luar negeri. Keempat,

inflasi dapat menimbulkan ketidakstabilan politik.

Dari uraian di atas, maka penulis dalam membuat kerangka pemikiran

dalam penelitian ini, untuk melihat kinerja perbankan Syariah dengan melihat

profitabilitas dari BUS dan UUS dengan diproyeksikan melalui rasio Retrn

On Asset (ROA), yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni penyaluran

pembiayaan perbankan (FDR), pembiayaan bermasalah (NPF), dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Penjelasan atau alur

lebih jelas melalui bagan berikut:

Page 95: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

79

Gambar 2.5

Kerangka Konseptual

Analisis Pengaruh Pembiayaan, Non Performing Finance, Biaya Operasional

Pendapatan Operasional, dan Inflasi Terhadap Profitabilitas

BUS UUS

Sumber: Data hasil olahan penulis, 2017

Variabel Eksternal (L)

Inflasi

Variabel Religiusitas (M)

Pembiayaan

Variabel Internal (S)

NPF dan BOPO

Rasio Keuangan Perbulan

Profitabilitas

ROA

Metode Regresi Linear Berganda

Teori HAHSLM

Uji t Uji F Adjusted R2

Hasil dan Interpretasi

Kesimpulan dan Saran

Uji H

Page 96: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

80

J. Hipotesis Penelitian

1. Ho : Financing to Deposito Ratio (FDR) sebagai variabel religiusitas

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.

H1 : Financing to Deposito Ratio (FDR) sebagai variabel religiusitas

memiliki pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.

2. Ho : Non Performance Financing (NPF) sebagai variabel internal tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.

H1 : Non Performance Financing (NPF) sebagai variabel internal

memiliki pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.

3. Ho : Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

sebagai variabel internal tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

Profitabilitas.

H1 : Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

sebagai variabel internal memiliki pengaruh signifikan terhadap

Profitabilitas.

4. Ho : Inflasi sebagai variabel eksternal tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap Profitabilitas.

H1 : Inflasi sebagai variabel eksternal memiliki pengaruh signifikan

terhadap Profitabilitas.

5. Ho : FDR, NPF, BOPO dan Inflasi secara bersama-sama tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.

H1 : FDR, NPF, BOPO dan Inflasi secara bersama-sama memiliki

pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.

Page 97: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

81

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif yakni penelitian

yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih

(Sujarweni, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan yang

menjelaskan pengaruh dari tiga faktor utama yaitu internal, eksternal, dan

religiusitas dalam variable independen, yaitu NPF, BOPO sebagai faktor

internal (S), Inflasi sebagai faktor eksternal (L) dan pembiayaan sebagai faktor

religiusitas (M). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat pengaruh suatu

variabel terhadap variabel lainnya. Berdasarkan pada permasalahan di atas

maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Analisis Pengaruh

Pembiayaan, Non Performing Finance, Biaya Operasional Pendapatan

Operasional, Dan Inflasi Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di

indonesia.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,

sedangkan sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data

sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

atau melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data

sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data

dan dipublikasikan kepada masyarakat, dalam penelitian ini data diperoleh

dari Otoritas Jasa Keuangan dalam laporan yang di publish.

Page 98: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

82

B. Populasi, Sampel dan Objek Penelitian

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun

pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik

tertentu mengenai sekelompok obyek yang lengkap dan jelas (Usman,

2003). Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang terdiri

atas Bank Umum Syariah (BUS) ada 13 Bank, Unit Usaha Syariah (UUS)

ada 21 Bank, dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) ada 167

Bank. Sedangkan sampel yang akan diamati dalam penelitian ini adalah

seluruh BUS dan UUS yang sudah terdaftar di BI dan telah ada pada

pencatatan OJK.

Tabel 3.1

Jumlah Bank Umum Syariah

Sumber: SPS diterbitkan Oleh OJK., September 2017.

Page 99: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

83

Tabel 3.2

Jumlah Unit Usaha Syariah

Unit Usaha Syariah

1 PT Bank Danamon Indonesia, Tbk

2 PT Bank Permata, Tbk

3 PT Bank Internasional Indonesia, Tbk

4 PT Bank CIMB Niaga, Tbk

5 PT Bank OCBC NISP, Tbk

6 PT Bank Sinarmas

7 PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.

8 PT BPD DKI

9 PT BPD Daerah Istimewa Yogyakarta

10 PT BPD Jawa Tengah

11 PT BPD Jawa Timur, Tbk

12 PT BPD Sumatera Utara

13 PT BPD Jambi

14 PT BPD Sumatera Barat

15 PT BPD Riau dan Kepulauan Riau

16 PT BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung

17 PT BPD Kalimantan Selatan

18 PT BPD Kalimantan Barat

19 PD BPD Kalimantan Timur

20 PT BPD Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat

21 PT BPD Nusa Tenggara Barat

Sumber: SPS diterbitkan Oleh OJK., September 2017.

2. Objek Penelitian

Di dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Bank

Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dengan melihat hasil data statistik

yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan per bulan pada periode tahun

Page 100: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

84

2015-2017 (Januari 2015 – September 2017) dan data Inflasi yang di

publish di Bank Indonesia periode 2015 – 2017 (Januari 2015 – September

2017).

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Dependen

Menurut Kuncoro (2003:26) variabel terikat (dependent variable)

adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan.

Pengamatan akan mendeteksi ataupun menerangkan variabel dalam varia-

bel terikat beserta perubahannya yang terjadi kemudian. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah Profitabilitas.

Profitabilitas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Dalam penelitian ini

menggunakan return on asset (ROA) yang menunjukkan seberapa banyak

laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki

perusahaan. Rasio ini merupakan rasio terpenting untuk mengetahui

profitabilitas suatu perusahaan. ROA merupakan ukuran efektifitas

perushaaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan

aktiva yang dimilikinya. Profitabilitas dalam penelitian ini diproyeksikan

dengan Return On Asset (ROA):

ROA =

Laba Bersih Sebelum Pajak

x 100%

Total Aktiva

Page 101: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

85

2. Variabel Independen

Menurut Kuncoro (2003:42) variabel bebas (independent variable)

adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel

terikat dan mempunyai pengaruh positif atau negatif bagi variabel terikat

lainnya. Dalam penelitian ini variabel independen pada penelitian ini

adalah Financing To Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing

(NPF), Dan Biaya Operasioan Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).

Financing To Deposit Ratio (FDR) sebagai variabel religiusitas

(M) merupakan variabel independen yang menunjukkan kemampuan bank

dalam memenuhi permintaan pembiayaan dengan menggunakan total aset

yang dimiliki. Semakin tinggi FDR, maka semakin tinggi dana yang

disalurkan kepada pihak ketiga. Penyaluran dana yang semakin besar akan

menyebabkan pendapatan yang semakin meningkat sehingga berpengaruh

terhadap naiknya laba bank syariah. FDR diproyeksikan dengan rumus:

FDR =

Total Pembiayaan

x 100%

Dana Pihak Ketiga

Non Performing Financing (NPF) sebagai variabel internal (S)

merupakan variabel independen yang merupakan rasio keuangan yang

menunjukkan total pembiayaan bermasalah dalam perbankan syariah. NPF

mengukur mengukur kemampuan bank dalam menjaga risiko kegagalan

pemngembalian debitur. Tingginya tingkat Non Performing Financing (NPF)

pada suatu bank syariah menunjukkan kualitas bank syariah yang tidak sehat.

Page 102: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

86

Pembiayaan yang tidak lancar ini disebabkan karena adanya kendala pada

masing-masing pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah tersebut.

Kendala tersebut disebabkan pada setiap pembiayaan yang diberikan oleh

bank, tidak semua pembiayaan tersebut dapat dikembalikan secara penuh oleh

nasabah. NPF diproyeksikan dengan rumus:

NPF =

Jumlah Pembiayaan Bermasalah

x 100%

Total Pembiayaan

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sebagai

variabel internal (S) merupakan variabel independen yang digunakan untuk

mengukur efisiensi dan kemampuan bank dalam menjalankan kegiatan

operasinya. Semakin rendah rasio ini, maka semakin efisien biaya operasional

yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan, sebaliknya semakin tinggi

rasio ini maka kinerja bank akan semakin menurun. Rasio ini di proyeksikan

dengan rumus:

BOPO =

Biaya Operasional

x 100%

Pendapatan Operasional

Faktor eksternal yang terdiri atas variabel makroekonomi ternyata

memberikan efek yang serius terhadap kinerja suatu perbankan, tak terkecuali

perbankan syariah. Secara teoritis bank syariah tidak mengenal sistem bunga,

Page 103: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

87

sehingga profit yang didapat bersumber dari bagi hasil dengan pelaku usaha

yang menggunakan dana dari bank syariah serta investasi dari bank syariah

sendiri. Inflasi sebagai variabel eksternal (L) diduga memiliki pengaruh

terhadap ROA. Indikator inflasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia. IHK merupakan pengukur

perkembangan daya beli rupiah yang dibelanjakan untuk membeli barang dan

jasa dari bulan ke bulan. Laju inflasi dengan indikator IHK cenderung lebih

rendah dan kurang bergejolak karena IHK hanya mencakup perubahan harga

beberapa jenis barang dan jasa ditingkat konsumen.

IHK =

Harga Sekarang

x 100%

Harga Tahun Dasar

Page 104: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

88

Tabel 3.3

Definisi Operasional Variabel

Sumber: Data hasil olahan penulis, 2017

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

studi dokumentasi yakni melalui data sekunder yang diperoleh dari media

dalam hal ini website resmi Otoritas Jasa Keuangan http://www.ojk.go.id dan

1 Profitabilitas ROA

ROA merupakan ukuran

efektifitas perushaaan di dalam

menghasilkan keuntungan

dengan memanfaatkan aktiva

yang dimilikinya.

ROA = Laba Bersih Setelah Pajak x 100%

Total Aktiva

2

Tingkat

Penyaluran

Pembiayaan

FDR

FDR sebagai variabel

religiusitas (M) merupakan

rasio yang menunjukkan

kemampuan bank dalam

memenuhi permintaan

pembiayaan dengan

menggunakan total aset yang

dimiliki.

FDR = Total Pembiayaan x 100%

DPK

3Pembiayaan

BermasalahNPF

NPF sebagai variabel internal

(S) merupakan rasio keuangan

yang menunjukkan total

pembiayaan bermasalah dalam

perbankan syariah.

NPF = Jumlah Pembiayaan Bermasalah x

100%

Total Pembiayaan

4Biaya

OperasionalBOPO

BOPO sebagai variabel internal

(S) merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur

efisiensi dan kemampuan bank

dalam menjalankan kegiatan

operasinya.

BOPO = Biaya Operasional x 100%

Pendapatan Operasional

5 Inflasi Inflasi

Inflasi sebagai variabel

eksternal (L) merupakan proses

meningkatnya harga-harga

secara umum dan terus-

menerus (kontinu) berkaitan

dengan mekanisme pasar

IHK = Harga Sekarang x 100%

Harga Tahun Dasar

NO RASIO PROYEKSI RUMUSKETERANGAN

Page 105: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

89

website Bank Indonesia http://www.bi.go.id. Penulis melakukan studi pustaka

(literatur) melalui buku teks, Internet, artikel dalam jurnal dan majalah, hasil

penelitian terdahulu serta sumber data tertulis lainnya yang berhubungan

dengan informasi yang dibutuhkan. Metode ini digunakan untuk memahami

dan mempelajari literatur yang memuat pembahasan yang berkaitan dengan

penelitian ini.

E. Tehnik Analisis Data

Tehnik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

statistik deskriptif. Analisis statistik deskriptif merupakan suatu teknik yang

memberikan informasi mengenai data yang dimiliki. Statistik deskriptif

memiliki manfaat untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2011). Selain itu penelitian ini juga dilakukan uji asumsi klasik

(normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas).

1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum data diolah dan digunakan lebih lanjut, terlebih dahulu diuji

tiga asumsi utama, yaitu sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi

normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data

Page 106: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

90

normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilakukan

melalui analisis grafik atau dengan analisis statistik untuk mengetahui

tingkat signifikansi data, apakah data tersebut terdistribusi normal

atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik, yakni

dengan melihat normal probability plot yang membandingkan

distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan ialah jika data menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka

dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asusmi

normalitas, sedangkan data yang menyebar jauh dari garis diagonal

dan tidak mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. (Santoso, 2010).

b. Uji Multikolineritas

Multikolinearitas adalah salah satu asumsi penting untuk

model regresi berganda. Asumsi ini menyatakan bahwa antara

variabel independen terjadi gejala korelasi atau memiliki hubungan

yang signifikan. Pengujian multikolinearitas akan menggunakan

Tolerance dan Vari-ance Inflation Factor (VIF) dengan kriteria

sebagai berikut:

1) Jika angka tolerance dibawah 0,10 dan VIF > 10 dikatakan

terdapat gejala multikolinearitas.

2) Jika angka tolerance diatas 0,10 dan VIF < 10 dikatakan tidak

terdapat gejala multikolinearitas.

Page 107: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

91

c. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah hdalam suatu

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Cara

untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi yaitu dengan

menggunakan Uji Durbin Watson (DW test). Apabila nilai hasil uji

Durbin Watson ada di antara -2 dan +2 maka dapat disimpulkan

bahwa pada model regresi tidak terjadi autokorelasi. (Sunyoto, 2009).

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Ada atau tidaknya

heteroskesdastisitas dapat dideteksi dengan cara melihat grafik

scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED

dengan residualnya SRESID. Dimana sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y

sesungguhnya). Dasar analisis terhadap grafik scatterplot tersebut

adalah:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi

heterokedastisitas.

Page 108: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

92

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas

dand i bawah angka 0 pada sumbu Y, maka mengindikasikan

tidak adanya heteroskedastisitas. (Ghozali, 2011).

2. Analisis Regresi Berganda

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini

adalah analisis linear berganda (multiple linear regression). Untuk

menguji pengaruh NPF, FDR, dan BOPO terhadap Profitabilitas

Perbankan Syariah (Bus dan UUS) secara parsial digunakan uji-t dan

secara simultan digunakan uji-F. Analisis regresi berganda

digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel inde-penden

terhadap variabel dependen. Rumus-nya adalah sebagai berikut:

Y = a + ε + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4

Dimana :

Y = Profitabilitas

a = Konstanta

ε = Standar error

X1 = Non Performing Financing (NPF)

X2 = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO)

X3 = Inflasi

X4 = Financing to Deposit Ratio (FDR)

b1, b2, b3, b4 = Koefisien

Page 109: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

93

H = a + h + β1S1 + β2S2 +β3L + β4M

Dimana:

Y = H = Profitabilitas (Dependen)

A = a = Konstanta atau Koefisien ke-n (Sβɳ)

Ε = h = Error atau Tingkat Kesalahan

S1 = Variable Internal Independen NPF (Non Performing

Finance)

S2 = Variable Internal Independen BOPO (Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

L = Variable Eksternal Independen Inflasi

M = Variable Religiusitas Independen FDR (Financing to

Deposit Ratio)

β1, β2, β3, β4 = Koefisien

3. Uji Hipotesis

Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis yang

diajukan, perlu digunakan analisi regresi melalui uji t maupun uji f.

Tujuan digunakan analisis regresi adalah untuk mengetahui pengaruh

variabel-variabel independen terhadap variabel dependen, baik

secara parsial maupun secara simultan, serta mengetahui besarnya

dominasi variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.

Metode pengujian terhadap hipotesa yang diajukan dilakukan dengan

pengujian secara parsial dan pengujian secara simultan. (Endang

Nugraheni, 2015).

Page 110: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

94

a. Uji Simultan (F test)

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi FDR (Financing

to Deposit Ratio), NPF (Non Performing Financing ), Biaya Operasi

terhadap Pendapatan Operasi (BOPO) dan Inflasi terhadap Return On

Asset (ROA).

Langkah–langkah yang dilakukan adalah :

1) Merumuskan Hipotesis (Ha)

2) Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependen .

3) Menentukan tingkat taraf signifikansi yaitu sebesar 0. 05 (α=0,

05).

4) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Nilai Fhitung dapat dicari

dengan rumus :

Fhitung= melihat n1 (k – 1) dan n2 (N – k).

Dimana :

k = Banyaknya koefisien regresi

N = Banyaknya Observasi

Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

Sedangkan berdasarkan probabilitas, Ha akan diterima jika

probabilitas kurang dari 0, 05.

Page 111: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

95

b. Uji Parsial (t test)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen. Langkah–langkah yang dilakukan adalah :

1) Merumuskan Hipotesis (Ha)

2) Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependen .

3) Menentukan tingkat taraf signifikansi yaitu sebesar 0.05 (α=0,05)

4) Membandingkan Thitung dengan Ttabel. Nilai Thitung dapat dicari

dengan melihat tabel distribusi t, yakni dengan cara memilih

tingkat signifikansi berbanding dengan N-K.

Dimana :

k = Banyaknya koefisien regresi

N = Banyaknya Observasi

Jika Thitung > Ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

Jika Thitung < Ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

Sedangkan berdasarkan probabilitas, Ha akan diterima jika

probabilitas kurang dari 0, 05.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) menunjukan besarnya variasi dari

variabel independen yang mampu menerangkan variabel dependen

dalam sebuah penelitian. Nilai koefisien determinasi adalah antara

Page 112: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

96

nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat

terbatas. Sebaliknya jika Nilai R2 yang mendekati satu berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen kuat.

d. Uji H

Metodologi memiliki fleksibilitas dalam penentuan variabel

yang akan diuji. Hal ini untuk memberikan ruang yang lebih luas bagi

intepretasi dari hasil olah data yang dilakukan. Secara prosedural

proses rekayasa metodologi H ini dilakukan dari pengumpulan data

dari obyek yang dijadikan sampel dalam implementasi teori ini (Aziz,

2015).

1. Pertama melakukan pendataan untuk memperoleh besaran dari

obyek yang akan ditinjau dalam nilai, harga, indeks, persentase,

atau nominal yaitu dalam bentuk harga asli.

2. Kedua meninjau laju besaran dari obyek yang akan dihitung

dalam skala persentase berupa selisih dari harga awal dengan

harga berikutnya atau perbedaan dari besaran pertama dengan

besaran kedua dan selanjutnya.

3. Ketiga membuat pola rata-rata dari obyek yang akan ditinjau

dengan perspektif teori ini dibandingkan dengan obyek-obyek

Page 113: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

97

lain yang sejenis atau meninjau posisi obyek dikomparasi

dengan rata-rata obyek yang sejenis.

4. Setelah memperoleh nominal, laju, dan rata-rata laju,

selanjutnya dibutuhkan data lain dari obyek yang sama berupa

data yang bersifat intangible atau berkaitan dengan nilai

religiusitas untuk didapatkan besaran bobotnya dibandingkan

dengan obyek lain. Cara melakukan nilai bobot yaitu:

a. Membuat rasio bobot berdasarkan data lain dari obyek yang

sama kemudian dibandingkan dengan bobot dari obyek lain

dengan data yang untuk diperoleh ranking atau urutan

bobot antara obyek utama dengan obyek pembanding yang

lain.

b. Selain menggunakan sumber data dari obyek yang diteliti,

dikombinasikan dengan expert adjustment / wawancara

terstruktur dengan pakar sains yang memiliki otoritas untuk

menilai bobot suatu obyek.

c. Kemudian melakukan perangkingan obyek berdasarkan

bobot yang diperoleh dari berbagai sumber data

tersebut, sehingga urutan tersebut juga merepresentasikan

besaran bobot dari obyek yang diteliti tersebut.

5. Selanjutnya setelah diperoleh data nominal, laju, dan bobot

maka dilakukan penghitungan berupa perkalian dari data obyek

tersebut berupa: nominal x laju x bobot.

Page 114: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

98

6. Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan dari obyek yang

diteliti maka dilakukan perlakuan matriks untuk memperoleh

kategori hasil sesuai format dalam hal ini obyek akan

dikategorikan dalam formasi straight, loads, dan impact:

a. Jika hasil positif adalah straight (jika minus adalah turn)

b. Jika hasil lebih besar dari 0,1 adalah load

c. Jika hasil lebih besar dari rata-rata nilai berarti impact.

Page 115: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

99

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Objek penelitian ini adalah Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit

Usaha Syariah (UUS) yang secara detail jumlah masing-masing 13 BUS dan

21 UUS. Dalam penelitian ini akan melihat pengaruh dari Financing to

Deposito Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas yang diproyeksikan oleh Return

On Asset (ROA) untuk melihat seberapa besar pengaruh pembiayaan yang

disalurkan oleh BUS maupun UUS terhadap profit yang diterima, melihat

pengaruh dari Non Perfoming Finance (NPF) terhadap Profitabilitas yang

diproyeksikan oleh Return On Asset (ROA) hal ini untuk melihat seberapa

signifikankah pembiayaan bermasalah yang ada terhadap profit yang diterima

Bank Syariah, kemudian melihat pengaruh Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas yang diproyeksikan

oleh Return On Asset (ROA) untuk melihat seberapa besar efisiensi

operasional bank terhadap profit yang diterima bank, dan meliha

perkembangan Inflasi Indoneisa terhadap Profitabilitas yang diproyeksikan

oleh Return On Asset (ROA) dari BUS dan UUS periode Januari 2015 – Juni

2017 yang di-publish oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank

Indonesia (BI), yang diakses melalui situs resmi masing-masing instansi.

Data rasio yang diperoleh tersajikan dalam tabel berikut ini:

Page 116: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

100

Tabel 4.1

Rasio Bulanan Return On Asset (ROA)

BUS dan UUS Periode Januari 2015 – September 2017

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, OJK, Januari 2015 - September 2017, data hasil olahan.

Dapat di lihat pada tabel di atas bahwa perkembangan ROA dari BUS

tertinggi pada 1,12% dibulan Maret 2017 dan pernah mencapai terendahnya

hingga 0,16% pada Mei 2016. Sedangkan perkembangan ROA dari UUS

tertinggi pada 2,67% dibulan Februari 2017 dan pernah mencapai

terendahnya pada 1,77% pada bulan Desember 2016. Jika diamati secara

mendalam, perkembangan ROA BUS dan UUS sangat berfluktuasi

mengalami kenaikan dan penurunan, namun jika dilihat dari standar Bank

Indonesia untuk ROA yakni 1,5%, maka yang dapat dikatakan memenuhi

kreteria adalah UUS dibandingkan dengan UUS. Sebab rasio ROA UUS di

atas standar BI dari Januari 2015 hingga September 2017 dengan rata-rata

2,67% selama 33 bulan, sedangkan BUS dari awal periode Januari 2015

sampai dengan September 2017 tidak ada yang mencapai 1,5%, tertinggi

Bulan

ROA (%)

BUS UUS

2015 2016 2017 2015 2016 2017

Januari 0,88 1,01 1,01 1,93 2,08 2,66

Februari 0,78 0,81 1,00 1,94 2,08 2,67

Maret 0,69 0,88 1,12 2,39 2,27 2,61

April 0,62 0,80 1,10 2,42 1,87 2,54

Mei 0,63 0,16 1,11 2,40 2,06 2,61

Juni 0,50 0,73 1,10 2,00 2,09 2,49

Juli 0,50 0,63 1,04 2,05 2,16 2,43

Agustus 0,46 0,48 0,98 2,14 2,22 2,47

September 0,49 0,59 1,00 2,15 2,23 2,45

Oktober 0,51 0,46 2,22 2,35

November 0,52 0,67 2,15 2,34

Desember 0,49 0,63 1,81 1,77

Page 117: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 118: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

102

namun jika dilihat dari sisi laba yang diperoleh BUS lebih tinggi

dibandingkan dengan UUS. Jadi, jelaslah bahwa semakin besar ROA suatu

bank maka akan menjadikan laba yang diperoleh oleh bank tersebut menjadi

meningkat. Dengan semakin meningkatnya laba yang diperoleh, maka akan

meningkatkan pula return modal yang akan diperoleh.

Tabel 4.2

Rasio Bulanan Financing to Deposito Ratio (FDR)

BUS dan UUS Periode Januari 2015 – September 2017

Bulan

FDR (%)

BUS UUS

2015 2016 2017 2015 2016 2017

Januari 88,85 87,86 84,74 110,40 105,65 97,43

Februari 89,37 87,30 83,78 109,73 103,16 97,98

Maret 89,15 87,52 83,53 111,72 104,56 99,28

April 89,57 88,11 81,36 109,50 102,04 101,67

Mei 90,05 89,31 81,96 109,63 97,07 101,31

Juni 92,56 89,32 82,69 109,25 99,60 102,78

Juli 90,13 87,58 80,51 110,02 98,69 101,45

Agustus 90,72 87,53 81,78 109,25 96,84 99,14

September 90,82 86,43 80,12 107,71 97,65 99,07

Oktober 90,67 86,88

107,01 97,71

November 90,26 86,27

108,92 96,60

Desember 88,03 85,99

104,88 96,70

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, OJK, Januari 2015 - September 2017, data hasil olahan.

Dapat di lihat pada tabel di atas bahwa perkembangan FDR dari BUS

tertinggi pada 92,56% dibulan Juni 2015 dan pernah mencapai terendahnya

Page 119: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 120: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

104

Dari diagram di atas terlihat jelas fluktuasi perkembangan FDR BUS

dan UUS dari Januari 2015 – September 2017. Dimana secara keseluruhan

BUS dan UUS perkembangan FDR ditahun 2017 mengalami penurunan

dibanding tahun-tahun sebelumnya, namun penurunan ini masih di atas

standar yang ditentukan BI terkait dengan FDR yakni di atas 80%, Fluktuasi

di atas menjelaskan bagaimana Bank dalam menjalankan fungsinya sebagai

lembaga intermediasi antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan

modal. Dapat dikatakan bahwa BUS selama 33 bulan penelitian rasio FDR

nya terendah pada angka 80,12% yang berarti sebesar itulah penyaluran dana

yang disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan yakni setara

dengan 186.152 milliar dari total DPK yang dimiliki yakni 232.349 milliar.

Dengan demikian ada sekitar 19,88 % dana DPK yang tidak disalurkan oleh

BUS. Sedangkan UUS selama 33 bulan penelitian rasio FDR nya terendah

pada angka 96,60% yang berarti sebesar itulah penyaluran dana yang

disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan untuk memnuhi

fungsi bank sebagai lembaga intermediasi yakni setara dengan 65.828 milliar

dari total DPK yang dimiliki yakni 68.148 milliar. Dengan demikian ada

sekitar 3,40% dana DPK yang tidak disalurkan oleh BUS. Namun perlu di

perhatikan bagi UUS yang sudah melebihi standar BI 110% untuk FDR dan

UU telah mencapai 111,72% dana yang telah disalurkan melebih dari dana

yang dihimpun oleh UUS, hal ini akan sangat beresiko terhadap likuiditas

UUS.

Page 121: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

105

Tabel 4.3

Rasio Bulanan Non Performing Financing (NPF)

BUS dan UUS Periode Januari 2015 – September 2017

Bulan

NPF (%)

BUS UUS

2015 2016 2017 2015 2016 2017

Januari 5,56 5,46 4,72 2,90 3,32 3,67

Februari 5,83 5,59 4,78 3,05 3,33 3,55

Maret 5,49 5,35 4,61 2,93 3,73 3,50

April 5,20 5,48 4,82 3,04 3,58 3,47

Mei 5,44 6,17 4,75 2,95 3,97 3,40

Juni 5,09 5,68 4,47 3,76 3,49 2,87

Juli 5,30 5,32 4,50 3,78 3,54 2,80

Agustus 5,30 5,55 4,49 3,70 3,46 2,78

September 5,14 4,67 4,41 3,65 3,34 2,72

Oktober 5,16 4,80

3,66 3,31

November 5,13 4,68

3,46 3,26

Desember 4,84 4,42

3,03 3,49

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, OJK, Januari 2015 - September 2017, data hasil olahan.

Dapat di lihat pada tabel di atas bahwa perkembangan NPF dari BUS

tertinggi pada 6,17% dibulan Mei 2016 dan pernah mencapai terendahnya

hingga 4,41% pada September 2017. Sedangkan perkembangan NPF dari

UUS tertinggi pada 3,97% dibulan Mei 2016 dan pernah mencapai

terendahnya pada 2,72% pada bulan September 2017. Jika diamati secara

mendalam, perkembangan NPF BUS dan UUS sangat berfluktuasi

mengalami kenaikan dan penurunan, namun jika dilihat dari standar Bank

Page 122: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 123: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

107

hal ini dapat dikatakan bahwa BUS tidak mampu mengantisipasi pembiayaan

bermasalah terbukti dari tingkat rasio yang tinggi hingga melebihi standart

yang ditentukan oleh Bank Indonesia yakni dibawah 5%, pencapaian NPF

terendah BUS yakni 4,41% setara dengan 8.212 milliar pembiayaan

bermasalah dibandingkan dengan total pembiayaan yang ada yakni 186.152

milliar, dan pencapaian tertingginya pada 6,17% yang setara dengan 9.605

milliar pembiayaan bermasalah dibandingkan dengan total pembiayaan yakni

155.722 milliar. Sedangkan UUS lebih sehat karena tidak melebihi 5%

dengan pencapaian terendahnya yakni 2,72% setara dengan 2.320 milliar

dibandingkan dengan total pembiayaan yakni 85.424 milliar, dan pencapaian

tertingginya hanya mencapai 3.97% yang setara dengan 2.466 milliar

dibandingkan dengan total pembiayaan yakni 62.136 milliar. Hal ini

menunjukkan bahwa UUS lebih dapat mengatisipasi pembiayaan bermasalah

yang ada dengan pencapaian terakhir pada Juni 2017 dengan terendah

dibanding bulan-bulan sebelumnya, sedangkan BUS sekalipun tahun 2017

mengalami penurunan namun tetap mengkhawatikan karena mendekati

standar yang ditentukan BI yakni 5%.

Page 124: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

108

Tabel 4.4

Rasio Bulanan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

BUS dan UUS Periode Januari 2015 – September 2017

Bulan

BOPO (%)

BUS UUS

2015 2016 2017 2015 2016 2017

Januari 94,80 95,28 95,09 82,51 81,78 74,51

Februari 94,23 94,49 93,35 82,28 77,05 72,78

Maret 95,98 94,40 92,34 78,76 78,32 75,07

April 96,69 94,71 92,31 79,97 81,93 74,40

Mei 96,51 99,04 92,26 79,79 80,14 73,35

Juni 96,98 95,61 90,98 82,06 79,53 75,08

Juli 97,08 96,15 91,56 81,43 79,29 74,89

Agustus 97,30 96,96 92,03 80,37 79,01 74,62

September 96,94 96,27 91,68 80,06 78,50 74,67

Oktober 96,71 97,21

79,96 77,27

November 96,75 95,91

79,99 77,18

Desember 97,01 96,22

83,41 82,85

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, OJK, Januari 2015 - September 2017, data hasil olahan.

Dapat di lihat pada tabel di atas bahwa perkembangan BOPO dari

BUS tertinggi pada 99,04% dibulan Mei 2016 dan pernah mencapai

terendahnya hingga 90,98% pada Juni 2017. Sedangkan perkembangan

BOPO dari UUS tertinggi pada 83,41% dibulan Desember 2015 dan pernah

mencapai terendahnya pada 72,78% pada bulan Februari 2017. Jika diamati

secara mendalam, perkembangan BOPO BUS dan UUS sangat berfluktuasi

mengalami kenaikan dan penurunan, suatu bank dapat dimasukkan ke dalam

Page 125: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 126: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

110

manajemen bank yang tidak baik dalam memantau efisiensi operasionalnya.

Dilihat dari diagram di atas dapat dikatakan bahwa BUS tidak mampu

menekan biaya operasionalnya terbukti dari tingkat rasio yang tinggi melebihi

standart yang ditentukan 99,04% atau ketika biaya operasionalnya mencapai

13.909 milliar dan pendapatan operasionalnya hanya mencapai 14.044

milliar. Sedangkan UUS lebih dapat menekan biaya operasionalnya terbukti

dari rasio tertinggi BOPO mencapai 83,41% atau ketika biaya operasionalnya

6.356 milliar dengan pendapatan operasionalnya mencapai 7.621 milliar.

Pendapatan operasional perbankan syariah berasal dari pembiayaan yang

disalurkan ke nasabah. Dalam operasinya, perbankan syariah tentu saja

memerlukan biaya operasional yang cukup besar. Proporsi biaya operasional

terhadap pendapatan operasional menunjukkan sejauhmana efisiensi operasi

perbankan sayriah. Kemampuan perbankan syariah untuk menekan rasio

BOPO, semakin efisien operasional perbankan tersebut yang pada akhirnya

akan meningkatkan profitabilitas.

Page 127: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

111

Tabel 4.5

Rasio Bulanan Inflasi Indonesi

Periode Januari 2015 – September 2017

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, OJK, Januari 2015 - September 2017, data hasil olahan.

Berdasarkan data di atas menjelaskan bahwa Indonesia mengalami

Inflasi yang sangant fluktuatif namun terdapat penurunan dari tahun 2015 ke

tahun 2017, dengan pencapaian tertinggi inflasi yakni 7,26% pada dua bulan

yakni Juni dan Juli 2015, sedangkan inflasi terendah mencapai 3,02% pada

bulan Desember 2016. Inflasi terbagi menjadi 4 tingkatan, yaitu Inlasi

Bulan INFLASI

2015 2016 2017

Januari 6,96 4,14 3,49

Februari 6,29 4,42 3,83

Maret 6,38 4,45 3,61

April 6,79 3,60 4,17

Mei 7,15 3,33 4,33

Juni 7,26 3,45 4,37

Juli 7,26 3,21 3,88

Agustus 7,18 2,79 3,82

September 6,83 3,07 3,72

Oktober 6,25 3,31

November 4,89 3,58

Desember 3,35 3,02

Page 128: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 129: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

113

untuk menekan tingkat inflasi yang ada. Namun, dikhawatikan bahwa tingkat

Inflasi yanga da akan mempengaruhi perkembangan Perbankan Syariah di

Indonesia dengan faktor makroekonomi ini, terlihat dari rasio ROA dari BUS

yang rendah di tahun 2015 sejalan dengan tingginya tingkat Inflasi Indonesia

di tahun 2015 pula. Untuk dapat melihat seberapa besar pengaruh dan

signifikan dari Inflasi terhadap profitabilitas bank, penulis akan mengadakan

beberapa uji yang sudah diterangkan pada bab sebelumnya, berikut ini

pembahasannya.

B. Pengaruh FDR, NPF, BOPO dan Inflasi terhadap ROA Bank Umum

Syariah

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi

normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal

atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilakukan melalui analisis

grafik atau dengan analisis statistik untuk mengetahui tingkat

signifikansi data, apakah data tersebut terdistribusi normal atau tidak.

Dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik, yakni dengan

melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi

kumulatif dari distribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

grafik histogram berikut ini:

Page 130: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 131: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 132: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

116

dibawah 0,10 dan VIF > 10 dikatakan terdapat gejala multikolinearitas.

Namun, jika angka tolerance diatas 0,10 dan VIF < 10 dikatakan tidak

terdapat gejala multikolinearitas. Hasil dari uji SPSS dalam penelitian

ini terkait dengan uji multikolineritas yakni:

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui uji

multikolineritas untuk masing-masing variabel penelitian sebagai

berikut :

1) Nilai VIF untuk variabel Financing to Deposito Ratio (FDR)

sebesar 9,743 < 10, dan tolerance 0,103 > 0,10 sehingga variabel

Financing to Deposito Ratio (FDR) dinyatakan tidak terjadi gejala

multikolinieritas.

2) Nilai VIF untuk variabel Non Performing Financing (NPF) sebesar

2,097 < 10 dan tolerance 0,477 > 0,10 sehingga variabel Non

Performing Financing (NPF) dinyatakan tidak terjadi gejala

multikolinieritas.

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

FDR_BUS ,103 9,743

NPF_BUS ,477 2,097

BOPO_BUS ,192 5,204

INFLASI ,441 2,270

a. Dependent Variable: ROA_BUS

Page 133: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

117

3) Nilai VIF untuk variabel Beban Operasional- Pendapatan Nasional

(BOPO) sebesar 5,204 < 10 dan tolerance 0,192 > 0,10 sehingga

variabel Beban Operasional - Pendapatan Nasional (BOPO)

dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas.

4) Nilai VIF untuk variabel Inflasi sebesar 2,270 < 10, dan tolerance

0,441 > 0.10 sehingga variabel Inflasi dinyatakan tidak terjadi

gejala multikolinieritas.

c. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linier berganda terdapat korelasi antara penganggu

(residual) pada periode t dengan residual periode t-1 (sebelumnya).

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi68.

Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi maka dapat dideteksi

dengan uji Durbin-Waston (DW test). Untuk menguji ada atau tidaknya

autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Waston (DW test).

Apabila nilai hasil uji Durbin Watson ada di antara -2 dan +2 maka

dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi autokorelasi.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,930a ,864 ,845 ,09847 1,602

a. Predictors: (Constant), INFLASI, BOPO_BUS, NPF_BUS, FDR_BUS

b. Dependent Variable: ROA_BUS

Page 134: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

118

Berdasarkan hasil uji Durbin Watson di atas, nilai dari DW

yakni 1,602 yang berarti nilai tersebut berada di antara -2 dan +2 maka

dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedatisitas berjutuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut

homoskedatisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang bersifat homoskedastisitas.

Ada atau tidaknya heteroskesdastisitas dapat dideteksi dengan

cara melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen

yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dimana sumbu Y adalah Y

yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y

sesungguhnya). Dasar analisis terhadap grafik scatterplot tersebut yakni

jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi

heterokedastisitas. Dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar maka mengindikasikan tidak adanya heteroskedastisitas.

Page 135: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 136: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

120

Ratio (FDR), Non Perfoming Finance (NPF), Biaya Operasional –

Pendapatan Operasional (BOPO), dan Inflasi terhadap Profitabilitas yang

diproyeksikan oleh Return On Asset (ROA) dari Bank Umum Syariah

(BUS), yang dapat dilihat persamaan regresinya pada tabel berikut ini:

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 11,761 ,924 12,725 ,000

FDR_BUS ,009 ,016 ,123 ,565 ,577

NPF_BUS ,008 ,055 ,015 ,145 ,886

BOPO_BUS -,124 ,019 -1,027 -6,469 ,000

INFLASI -,008 ,017 -,048 -,462 ,647

a. Dependent Variable: ROA_BUS

Berdasarkan tabel di atas dengan memperhatikan angka yang berada

pada kolom Unstandardized Coefficient Beta, dimana Y=H, S1=NPF,

S2=BOPO, L=Inflasi, M=FDR maka dapat disusun persamaan regresi

berganda sebagai berikut:

Y = a + e + b1(X1) + b2(X2) + b3(X3) +b4(X4)

H = a + h + β1S1 + β2S2 +β3L + β4M

H = a + h + b1NPF + b2BOPO + b3Inflasi + b4FDR

ROA= 11,761 + 0,008NPF – 0,124BOPO – 0,008Inflasi+0,009FDR

Dari persamaan regresi di atas maka dapat kita interpretasikan

beberapa hal antara lain sebagai berikut:

Page 137: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

121

a. Nilai konstanta persamaan di atas adalah sebesar 11,761. Angka tersebut

menunjukkan ROA bank apabila variabel FDR (X1), NPF (X2), BOPO

(X3), dan Inflasi (X4), bernilai nol.

b. Variabel FDR sebagai variabel religuisitas (M) memiliki nilai koefisien

regresi yang positif yaitu sebesar 0,009. Nilai koefisien positif tersebut

menunjukkan bahwa FDR terhadap ROA berpengaruh positif. Hal ini

digambarkan jika terjadi kenaikan FDR sebesar 1 satuan, maka ROA

akan mengalami peningkatan sebesar 0,009 satuan dengan asumsi

variabel independen lain dianggap konstan.

c. Variabel NPF sebagai variabel internal (S1) memiliki nilai koefisien

regresi yang positif yaitu sebesar 0,008. Nilai koefisien positif tersebut

menunjukkan bahwa NPF terhadap ROA berpengaruh positif. Hal ini

digambarkan jika terjadi kenaikan NPF sebesar 1 satuan, maka ROA

akan mengalami peningkatan sebesar 0,008 satuan dengan asumsi

variabel independen lain dianggap konstan.

d. Variabel BOPO sebagai variabel internal (S2)memiliki nilai koefisien

regresi yang negatif yaitu sebesar - 0,124. Nilai koefisien positif tersebut

menunjukkan bahwa BOPO terhadap ROA berpengaruh negatif. Hal ini

digambarkan jika terjadi kenaikan BOPO sebesar 1 satuan, maka ROA

akan mengalami penuruan sebesar 0,124 satuan dengan asumsi variabel

independen lain dianggap konstan.

e. Variabel Inflasi sebagai variabel eksternal (L) memiliki nilai koefisien

regresi yang negatif yaitu sebesar - 0,008. Nilai koefisien positif tersebut

Page 138: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

122

menunjukkan bahwa Inflasi terhadap ROA berpengaruh negatif. Hal ini

digambarkan jika terjadi kenaikan Inflasi sebesar 1 satuan, maka ROA

akan mengalami penuruan sebesar 0,008 satuan dengan asumsi variabel

independen lain dianggap konstan.

3. Uji Hipotesis

Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan,

perlu digunakan analisi regresi melalui uji t maupun uji f. Tujuan digunakan

analisis regresi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel

independen terhadap variabel dependen, baik secara parsial maupun secara

simultan, serta mengetahui besarnya dominasi variabel-variabel independen

terhadap variabel dependen. Metode pengujian terhadap hipotesa yang

diajukan dilakukan dengan pengujian secara parsial dan pengujian secara

simultan.

a. Uji Simultan (F test)

Pengujian hipotesis menggunakan uji f ini merupakan cara untuk

melihat apakah secara bersama-sama (simultan) variabel independen

yang ada yakni Financing to Deeposito Ratio (FDR), Non Perfoming

Finance (FDR), Biaya Operasional - Pendapatan Operasional (BOPO),

dan Inflasi berpengaruh terhadap variabel dependenya yakni dalam

penelitian ini adalah Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah

(BUS).

Page 139: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

123

Untuk menguji hipotesisi yang ada, statistik uji F dapat diperoleh

melalui tabel Anova seperti yang tertera pada tabel berikut ini:

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1,730 4 ,432 44,596 ,000b

Residual ,272 28 ,010

Total 2,001 32

a. Dependent Variable: ROA_BUS

b. Predictors: (Constant), INFLASI, BOPO_BUS, NPF_BUS, FDR_BUS

Untuk dapat melihat hasil dari Uji F di atas melalui tabel

Anova yang sudah di peroleh, maka langkah awal adalah melihat

hipotesis yang ada yakni:

Ho = Financing to Deposito Ratio (FDR), Non Perfoming Finance

(NPF), Biaya Operasional – Pendapatan Operasional

(BOPO), dan Inflasi secara bersama-sama tidak ada pengaruh

terhadap Return On Asset (ROA) dari Bank Umum Syariah

(BUS).

Ha = Financing to Deposito Ratio (FDR), Non Perfoming Finance

(NPF), Biaya Operasional – Pendapatan Operasional

(BOPO), dan Inflasi secara bersama-sama berpengaruh

terhadap Return On Asset (ROA) dari Bank Umum Syariah

(BUS).

Setelah kita menentukan hipotesis di atas, langkah selanjutnya

yakni melihat tingkat signifikansi nya. Tingkat signifikansi yang

digunakan adalah 0,05 (α = 5%). Berdasakan pada tabel di atas, tingkat

Page 140: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

124

signifikansi yang diperoleh sebesar 0.000 . Artinya variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,000. Sedangkan terkait dengan nilai F hitung berdasarkan

output di atas diperoleh F hitung sebesar 44,596. Selanjutnya mencari F

tabel nya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan dengan tingkat

keyakinan 95% α = 5%. df 1 dapat ditentukan dengan persamaan

berikut:

df 1 = jumlah variabel – 1; artinya df 1 = 3, (4 – 1)

df 2 = n – k; artinya df 2 = 28, (33 – 4).

Jadi dapat dilihat pada tabel F pada kolom 3 baris 29, yakni 2,934.

Kriteria Pengujian yakni Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel dan

Ho ditolak bila F hitung > F tabel. Nilai F hitung > F tabel (44,596>

2,934) maka Ho ditolak. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung

sebesar 44,596 yang lebih besar dari F tabel sebesar 2,934 nilai

signifikansi (sig) F hitung sebesar 0,000. Oleh karena nilai signifikansi

0,000 < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

Return On Asset ( ROA ) atau dapat dikatakan bahwa Financing to

Deposito Ratio (FDR) sebagai variabel religiusitas (M), Non Perfoming

Finance (NPF) sebagai variabel internal (S1), Biaya Operasional –

Pendapatan Operasional (BOPO) sebagai variabel internal (S2),, dan

Inflasi sebagai variabel eksternal (L),secara bersama-sama berpengaruh

terhadap Return On Asset (ROA) dari Bank Umum Syariah (BUS)

secara simultan.

Page 141: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

125

b. Uji Parsial (t test)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen.sementara itu secara parsial pengaruh dari keempat variabel

independen yakni Financing to Deposito Ratio (FDR), Non Perfoming

Finance (NPF), Biaya Operasional – Pendapatan Operasional (BOPO),

dan Inflasi terhadap ROA ditunjukkan pada tabel berikut:

Hipotesis X1 : Pengaruh Financing to Deposito Ratio (FDR)

Sebagai Variabel Religiusitas (M) terhadap ROA Bank

Umum Syariah (BUS)

Hipotesis untuk variabel pertama yang diajukan yakni

Financing to Deposito Ratio (FDR) seharusnya berpengaruh positif

terhadap Return On Asset (ROA).

Ho : Financing to Deposito Ratio (FDR) sebagai variabel religiusitas

(M) secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

Return On Asset (ROA).

Page 142: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

126

H1 : Financing to Deposito Ratio (FDR) sebagai variabel religiusitas

(M) secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap

Return On Asset (ROA).

Kriteria pengujian untuk uji t ini yakni Ho diterima jika -t tabel

≤ t hitung ≤ t tabel, dan Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung

> t tabel. Untuk mencari t tabel, melalui tingkat keyakinan 95% yang

berarti (α = 5%). Tabel distribusi t di cari pada α = 5 % : 2 = 2,5 % (uji

2 sisi untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikasi)

dengan derajat kebebasan (df) n-k atau 33-4 = 29. dengan pengujian 2

sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,045.

Dengan demikian t hitung < t tabel (0,565 < 2,045), maka dapat

dikatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa

Financing to Deposito Ratio (FDR) tidak berpengaruh terhadap Return

On Asset (ROA) Bank Umum Syariah, dengan tingkat signifikansi

0,577. Maka dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Putri Asrina dalam Analisis Pengaruh PDB, Nilai Tukar

Rupiah, Non Performing Finance (NPF), BOPO Terhadap Profitabilitas

(ROA) Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2008-2013 dimana

FDR tidak berpengaruh terhadap ROA, dan penelitian Desi Ariyani

dalam Analisis Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPF Terhadap

Profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dimana FDR

tidak berpengaruh terhadap ROA.

Page 143: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

127

Hipotesis X2 : Pengaruh Non Performing Financing (NPF)

Sebagai Variabel Internal (S1) terhadap ROA Bank Umum

Syariah (BUS)

Hipotesis untuk variabel kedua yang diajukan yakni Non

Performing Finance (FDR) seharusnya berpengaruh negatif terhadap

Return On Asset (ROA).

Ho : Non Performance Financing (NPF) sebagai variabel internal (S1)

secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

Return On Asset (ROA).

H1 : Non Performance Financing (NPF) sebagai variabel internal

(S1)secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap

Return On Asset (ROA).

Kriteria pengujian untuk uji t ini yakni Ho diterima jika -t tabel

≤ t hitung ≤ t tabel, dan Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung

> t tabel. Untuk mencari t tabel, melalui tingkat keyakinan 95% yang

berarti (α = 5%). Tabel distribusi t di cari pada α = 5 % : 2 = 2,5 % (uji

2 sisi untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikasi)

dengan derajat kebebasan (df) n-k atau 33-4 = 29. dengan pengujian 2

sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,045.

Dengan demikian t hitung < t tabel (0,145 < 2,045), maka dapat

dikatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa Non

Performing Finance (NPF) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset

Page 144: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

128

(ROA) Bank Umum Syariah, dengan tingkat signifikansi 0,886. Maka

dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri

Asrina dalam Analisis Pengaruh PDB, Nilai Tukar Rupiah, Non

Performing Finance (NPF), BOPO Terhadap Profitabilitas (ROA)

Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2008-2013 dimana NPF tidak

berpengaruh terhadap ROA, dan penelitian Desi Ariyani dalam Analisis

Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPF Terhadap Profitabilitas pada PT.

Bank Muamalat Indonesia Tbk dimana NPF tidak berpengaruh terhadap

ROA.

Hipotesis X3 : Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan

Operasional (BOPO) Sebagai Variabel Internal (S2) terhadap ROA

Bank Umum Syariah (BUS)

Hipotesis untuk variabel ketiga yang diajukan yakni Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) seharusnya berpengaruh

negatif terhadap Return On Asset (ROA).

Ho : Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

sebagai variabel internal (S2) secara parsial tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

H1 : Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

sebagai variabel internal (S2) secara parsial memiliki pengaruh

signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

Kriteria pengujian untuk uji t ini yakni Ho diterima jika -t tabel

≤ t hitung ≤ t tabel, dan Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung

Page 145: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

129

> t tabel. Untuk mencari t tabel, melalui tingkat keyakinan 95% yang

berarti (α = 5%). Tabel distribusi t di cari pada α = 5 % : 2 = 2,5 % (uji

2 sisi untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikasi)

dengan derajat kebebasan (df) n-k atau 33-4 = 29. dengan pengujian 2

sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,045.

Dengan demikian -t hitung > -t tabel (-6,469 > -2,045), maka

dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah,

dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa BOPO

berpengaruh negatif terhadap ROA secara signifikan, karena tingkat

signifikan 0,000 dibawah 0,05. Dapat diartikan bahwa semakin tinggi

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) akan

membuat Return On Asset (ROA) dari Bank Umum Syariah semakin

menurun. Hal ini disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalam

menjalankan operasinya berpengaruh terhadap pendapatan atau earning

yang dihasilkan oleh bank tersebut. Jika kegiatan operasional dilakukan

dengan efisien (dalam hal ini nilai rasio BOPO rendah) maka

pendapatan yang dihasilkan bank tersebut akan naik. Selain itu,

besarnya Beban Operasional-Pendapatan Operasional (BOPO) juga

disebabkan karena tingginya biaya dana yang dihimpun dan rendahnya

pendapatan bunga dari penanaman dana. Sehingga semakin besar

Beban Operasional-Pendapatan Operasional (BOPO) maka akan

Page 146: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

130

semakin kecil Return On Asset (ROA) begitu juga sebaliknya, bila

Beban Operasional-Pendapatan Operasional (BOPO) semakin kecil,

maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan

(perbankan) semakin meningkat atau membaik.

Hipotesis X4 : Pengaruh Inflasi Sebagai Variabel Eksternal

(L) terhadap ROA Bank Umum Syariah (BUS)

Hipotesis untuk variabel keempat yang diajukan yakni Inflasi

seharusnya berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA).

Ho : Inflasi sebagai variabel eksternal (L) secara parsial tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

H1 : Inflasi sebagai variabel eksternal (L) secara parsial memiliki

pengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

Kriteria pengujian untuk uji t ini yakni Ho diterima jika -t tabel

≤ t hitung ≤ t tabel, dan Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung

> t tabel. Untuk mencari t tabel, melalui tingkat keyakinan 95% yang

berarti (α = 5%). Tabel distribusi t di cari pada α = 5 % : 2 = 2,5 % (uji

2 sisi untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikasi)

dengan derajat kebebasan (df) n-k atau 33-4 = 29. dengan pengujian 2

sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,045.

Dengan demikian -t hitung < -t tabel (-0,048 < -2,045), maka

dapat dikatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa

Page 147: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

131

Inflasi tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) Bank

Umum Syariah, dengan tingkat signifikansi 0,462.

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (adjusted R2) berfungsi untuk melihat

sejauh mana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan

variabel dependen. Apabila angka koefisien determinasi semakin

mendekati 1, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen adalah semakin kuat, yang berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen.Sedangkan nilai Koefisien

determinasi (adjusted R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen

adalah terbatas. Besarnya nilai Adjusted R2 dapat dijelaskan pada tabel

dibawah ini:

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,930a ,864 ,845 ,09847 1,602

a. Predictors: (Constant), INFLASI, BOPO_BUS, NPF_BUS, FDR_BUS

b. Dependent Variable: ROA_BUS

Dari tabel di atas, diketahui pengaruh keempat variabel bebas atau

independen terhadap variabel ROA yang dinyatakan dengan nilai Adjusted

R2, yaitu 0,845 atau 85% . Hal ini berarti 85% variasi ROA yang bisa

dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel bebas atau independen yaitu

Page 148: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

132

Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF),

Biaya Operasional-Pendapatan Operasional (BOPO) dan Inflasi secara

simultan. Sedangkan sisanya sebesar 15 % dijelaskan oleh sebab-sebab

lain di luar model yang merupakan kontribusi variabel bebas lain di luar

keempat variabel independen.

d. Uji H

H merupakan variabel dependen dari singkatan Huda atau petunjuk

dalam hal ini adalah ROA. Sedangkan a merupakan konstanta yang

menjadi variabel pembeda (differentiate variable) atau disebut sebagai

varians, yang dalam th memiliki arti jalan dari singkatan alif. Untuk

variabel utamanya atau super variable merupakan terjemahan dari S atau

Sin yang berarti Manusia atau variabel internal, kemudian L atau Lam

singkatan dari Lillah yang berarti ke Allah atau variabel eksternal serta

M atau Mim singkatan dari Masjid yang berarti ibadah.

Dari penelitian di atas dapat diketahui hasil uji H,

Y = a + b1(X1) + b2(X2) + b3(X3) +b4(X4)

H = A + h + a1(S1) + a1(S2) + a2L + a3M

ROA = a+h+NPF+BOPO+Inflasi+FDR

Dimana:

Variabel Internal (S) adalah NPF dan BOPO

Variabel Eksternal (L) adalah Inflasi

Variabel Religiusitas (M) adalah FDR

Page 149: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

133

Parameter H merupakan singkatan dari Huda yang diambil

dari parameter Quran sebagai petunjuk yang dipersamakan dengan

fungsi y dalam persamaan matematis. Parameter dependen H (H besar

dengan garis bawah) memiliki perbedaan huruf dengan parameter H (h

kecil) sesuai dengan parameter bahasa Arab yang memiliki 2 huruf yang

berbeda fungsi. Sedangkan a merupakan singkatan dari Alif yang berarti

jalan atau menjadi konstanta dalam persamaan tersebut. Untuk

parameter H (h kecil dan tanpa garis bawah) merupakan singkatan dari

hanif atau lurus yang sesuai dengan parameter error atau tingkat

kesalahan dalam persamaan matematis. Parameter S adalah singkatan

dari Sin yang menjadi variabel internal yaitu NPF dan BOPO.

Sedangkan parameter L atau Lillah adalah variabel eksternal yaitu

Inflasi yang datang dari luar sistem perbankan. Dan faktor yang bisa

dikatankan juga bersifat intengible adalah faktor relligiusitas yaitu M

singkatan dari Masjid yang bermakna ibadah yaitu pembiayaan, dapat di

interpretasikan bahwa pembiayaan menjadi faktor religiusitas dari

perbankan dalam menerapkan fungsinya sebagai lembaga intermediasi

atau penengah antara pihak surplus unit dan defisit unit, selain itu

dengan melalui pembiayaan yang disalurkan menjadi lahan sosial yang

bisa dilakukan oleh perbankan Syariah untuk membantu para pihak yang

membutuhkan pendanaan.

Page 150: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 151: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 152: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 153: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

137

distribusi normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas

telah terpenuhi.

b. Uji Multikolineritas

Pengujian multikolinearitas akan menggunakan Tolerance dan

Vari-ance Inflation Factor (VIF) dengan kriteria jika angka tolerance

dibawah 0,10 dan VIF > 10 dikatakan terdapat gejala multikolinearitas.

Namun, jika angka tolerance diatas 0,10 dan VIF < 10 dikatakan tidak

terdapat gejala multikolinearitas. Hasil dari uji SPSS dalam penelitian

ini terkait dengan uji multikolineritas yakni:

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

FDR_UUS ,128 7,783

NPF_UUS ,818 1,222

BOPO_UUS ,629 1,590

INFLASI ,156 6,430

a. Dependent Variable: ROA_UUS

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui uji

multikolineritas untuk masing-masing variabel penelitian sebagai

berikut :

a. Nilai VIF untuk variabel Financing to Deposito Ratio (FDR)

sebesar 7,783 < 10, dan tolerance 0,128 > 0,10 sehingga variabel

Financing to Deposito Ratio (FDR) dinyatakan tidak terjadi gejala

multikolinieritas.

Page 154: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

138

b. Nilai VIF untuk variabel Non Performing Financing (NPF) sebesar

1,222 < 10 dan tolerance 0,818 > 0,10 sehingga variabel Non

Performing Financing (NPF) dinyatakan tidak terjadi gejala

multikolinieritas.

c. Nilai VIF untuk variabel Beban Operasional- Pendapatan Nasional

(BOPO) sebesar 1,590 < 10 dan tolerance 0,629 > 0,10 sehingga

variabel Beban Operasional - Pendapatan Nasional (BOPO)

dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas.

d. Nilai VIF untuk variabel Inflasi sebesar 6,430 < 10, dan tolerance

0,156 > 0.10 sehingga variabel Inflasi dinyatakan tidak terjadi

gejala multikolinieritas.

c. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linier berganda terdapat korelasi antara penganggu

(residual) pada periode t dengan residual periode t-1 (sebelumnya).

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi68.

Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi maka dapat dideteksi

dengan uji Durbin-Waston (DW test). Untuk menguji ada atau tidaknya

autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Waston (DW test).

Apabila nilai hasil uji Durbin Watson ada di antara -2 dan +2 maka

dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi autokorelasi.

Page 155: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

139

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,930a ,865 ,846 ,09772 1,766

a. Predictors: (Constant), INFLASI, NPF_UUS, BOPO_UUS, FDR_UUS

b. Dependent Variable: ROA_UUS

Berdasarkan hasil uji Durbin Watson di atas, nilai dari DW

yakni 1,766 yang berarti nilai tersebut berada di antara -2 dan +2 maka

dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedatisitas berjutuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut

homoskedatisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang bersifat homoskedastisitas. Ada atau

tidaknya heteroskesdastisitas dapat dideteksi dengan cara melihat grafik

scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan

residualnya SRESID. Dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi,

dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya). Dasar

analisis terhadap grafik scatterplot tersebut yakni jika ada pola tertentu,

seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Dan jika tidak ada

Page 156: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 157: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

141

kemudian dianalisis dengan metode regresi dan dihitung dengan

menggunakan program SPSS. Berdasar output SPSS tersebut secara parsial

pengaruh dari keempat variabel independen yaitu Financing to Deposito

Ratio (FDR), Non Perfoming Finance (NPF), Biaya Operasional –

Pendapatan Operasional (BOPO), dan Inflasi terhadap Profitabilitas yang

diproyeksikan oleh Return On Asset (ROA) dari Unit Usaha Syariah (UUS),

yang dapat dilihat persamaan regresinya pada tabel berikut ini:

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8,261 ,809 10,214 ,000

FDR_UUS ,002 ,009 ,047 ,241 ,811 ,128 7,783

NPF_UUS ,001 ,057 ,002 ,020 ,984 ,818 1,222

BOPO_UUS -,082 ,007 -1,001 -11,446 ,000 ,629 1,590

INFLASI ,031 ,029 ,192 1,093 ,284 ,156 6,430

a. Dependent Variable: ROA_UUS

Berdasarkan tabel di atas dengan memperhatikan angka yang

berada pada kolom Unstandardized Coefficient Beta, maka dapat disusun

persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = a + e + b1(X1) + b2(X2) + b3(X3) +b4(X4)

H = a + h + β1S1 + β2S2 +β3L + β4M

ROA = a + h + b1NPF + b2BOPO + b3Inflasi +b4FDR

ROA= 8,261 + 0,001NPF – 0,082BOPO + 0,031Inflasi + 0,002FDR

Page 158: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

142

Dari persamaan regresi di atas maka dapat kita interpretasikan

beberapa hal antara lain sebagai berikut:

a. Nilai konstanta persamaan di atas adalah sebesar 8,261. Angka

tersebut menunjukkan ROA bank apabila variabel religiusitas (M)

FDR (X1), NPF (X2), BOPO (X3), dan Inflasi (X4), bernilai nol.

b. Variabel FDR memiliki nilai koefisien regresi yang positif yaitu

sebesar 0,002. Nilai koefisien positif tersebut menunjukkan bahwa

FDR terhadap ROA berpengaruh positif. Hal ini digambarkan jika

terjadi kenaikan FDR sebesar 1 satuan, maka ROA akan mengalami

peningkatan sebesar 0,002 satuan dengan asumsi variabel independen

lain dianggap konstan.

c. Variabel internal (S1) NPF memiliki nilai koefisien regresi yang

positif yaitu sebesar 0,001. Nilai koefisien positif tersebut

menunjukkan bahwa NPF terhadap ROA berpengaruh positif. Hal ini

digambarkan jika terjadi kenaikan NPF sebesar 1 satuan, maka ROA

akan mengalami peningkatan sebesar 0,001 satuan dengan asumsi

variabel independen lain dianggap konstan.

d. Variabel internal (S2) BOPO memiliki nilai koefisien regresi yang

negatif yaitu sebesar - 0,082. Nilai koefisien positif tersebut

menunjukkan bahwa BOPO terhadap ROA berpengaruh negatif. Hal

ini digambarkan jika terjadi kenaikan BOPO sebesar 1 satuan, maka

ROA akan mengalami penuruan sebesar 0,082 satuan dengan asumsi

variabel independen lain dianggap konstan.

Page 159: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

143

e. Variabel eksternal (L) Inflasi memiliki nilai koefisien regresi yang

negatif yaitu sebesar 0,031. Nilai koefisien positif tersebut

menunjukkan bahwa Inflasi terhadap ROA berpengaruh negatif. Hal

ini digambarkan jika terjadi kenaikan Inflasi sebesar 1 satuan, maka

ROA akan mengalami penuruan sebesar 0,031 satuan dengan asumsi

variabel independen lain dianggap konstan.

2. Uji Hipotesis

a. Uji Simultan (F test)

Pengujian hipotesis menggunakan uji f ini merupakan cara untuk

melihat apakah secara bersama-sama (simultan) variabel independen

yang ada yakni Financing to Deeposito Ratio (FDR), Non Perfoming

Finance (FDR), Biaya Operasional - Pendapatan Operasional (BOPO),

dan Inflasi berpengaruh terhadap variabel dependenya yakni dalam

penelitian ini adalah Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah

(BUS). Untuk menguji hipotesisi yang ada, statistik uji F dapat

diperoleh melalui tabel Anova seperti yang tertera pada tabel berikut ini:

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1,718 4 ,430 44,989 ,000b

Residual ,267 28 ,010

Total 1,986 32

a. Dependent Variable: ROA_UUS

b. Predictors: (Constant), INFLASI, NPF_UUS, BOPO_UUS, FDR_UUS

Page 160: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

144

Untuk dapat melihat hasil dari Uji F di atas melalui tabel

Anova yang sudah di peroleh, maka langkah awal adalah melihat

hipotesis yang ada yakni:

Ho = Financing to Deposito Ratio (FDR), Non Perfoming Finance

(NPF), Biaya Operasional – Pendapatan Operasional

(BOPO), dan Inflasi secara bersama-sama tidak ada pengaruh

terhadap Return On Asset (ROA) dari Unit Usaha Syariah

(UUS).

Ha = Financing to Deposito Ratio (FDR), Non Perfoming Finance

(NPF), Biaya Operasional – Pendapatan Operasional

(BOPO), dan Inflasi secara bersama-sama berpengaruh

terhadap Return On Asset (ROA) dari Unit Usaha Syariah

(UUS).

Setelah menentukan hipotesis di atas, langkah selanjutnya yakni

melihat tingkat signifikansi nya. Tingkat signifikansi yang digunakan

adalah 0,05 (α = 5%). Berdasakan pada tabel di atas, tingkat

signifikansi yang diperoleh sebesar 0.000. Artinya variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,000. Sedangkan terkait dengan nilai F hitung

berdasarkan output di atas diperoleh F hitung sebesar 44,989.

Selanjutnya mencari F tabel nya terlebih dahulu sebelum mengambil

keputusan dengan tingkat keyakinan 95% α = 5%. df 1 dapat

ditentukan dengan persamaan berikut:

Page 161: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

145

df 1 = jumlah variabel – 1; artinya df 1 = 3, (4 – 1)

df 2 = n – k – 1; artinya df 2 = 29, (33 –4).

Jadi dapat dilihat pada tabel F pada kolom 3 baris 29, yakni 2,934.

Kriteria Pengujian yakni Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel dan

Ho ditolak bila F hitung > F tabel. Nilai F hitung > F tabel (44,989>

2,934) maka Ho ditolak. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung

sebesar 44,989 yang lebih besar dari F tabel sebesar 2,934 nilai

signifikansi (sig) F hitung sebesar 0,000. Oleh karena nilai signifikansi

0,000 < 0,05,maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

Return On Asset ( ROA ) atau dapat dikatakan bahwa Financing to

Deposito Ratio (FDR), Non Perfoming Finance (NPF), Biaya

Operasional – Pendapatan Operasional (BOPO), dan Inflasi secara

bersama-sama berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) dari Unit

Usaha Syariah (UUS) secara simultan.

b. Uji Parsial (t test)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen.sementara itu secara parsial pengaruh dari keempat variabel

independen yakni Financing to Deposito Ratio (FDR), Non Perfoming

Finance (NPF), Biaya Operasional – Pendapatan Operasional (BOPO),

dan Inflasi terhadap ROA ditunjukkan pada tabel berikut:

Page 162: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 163: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

147

2 sisi untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikasi)

dengan derajat kebebasan (df) n-k atau 33-4 = 29. dengan pengujian 2

sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,045.

Dengan demikian t hitung < t tabel (0,241 < 2,045), maka dapat

dikatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa

Financing to Deposito Ratio (FDR) tidak berpengaruh terhadap Return

On Asset (ROA) Unit Usaha Syariah, dengan tingkat signifikansi 0,811.

Maka dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Putri Asrina dalam Analisis Pengaruh PDB, Nilai Tukar Rupiah, Non

Performing Finance (NPF), BOPO Terhadap Profitabilitas (ROA)

Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2008-2013 dimana FDR tidak

berpengaruh terhadap ROA, dan penelitian Desi Ariyani dalam Analisis

Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPF Terhadap Profitabilitas pada PT.

Bank Muamalat Indonesia Tbk dimana FDR tidak berpengaruh

terhadap ROA.

Hipotesis X2 : Pengaruh Non Performing Financing (NPF)

Variabel Internal (S1) terhadap ROA Unit Usaha Syariah (UUS)

Hipotesis untuk variabel kedua yang diajukan yakni Non

Performing Finance (FDR) seharusnya berpengaruh negatif terhadap

Return On Asset (ROA).

Ho : Non Performance Financing (NPF) variabel internal (S1) secara

parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Return On

Asset (ROA).

Page 164: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

148

H1 : Non Performance Financing (NPF) variabel internal (S1) secara

parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap Return On Asset

(ROA).

Kriteria pengujian untuk uji t ini yakni Ho diterima jika -t tabel

≤ t hitung ≤ t tabel, dan Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung

> t tabel. Untuk mencari t tabel, melalui tingkat keyakinan 95% yang

berarti (α = 5%). Tabel distribusi t di cari pada α = 5 % : 2 = 2,5 % (uji

2 sisi untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikasi)

dengan derajat kebebasan (df) n-k atau 33-4 = 29. dengan pengujian 2

sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,045.

Dengan demikian t hitung < t tabel (0,020 < 2,045), maka dapat

dikatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa Non

Performing Finance (NPF) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset

(ROA) Unit Usaha Syariah, dengan tingkat signifikansi 0,984. Maka

dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri

Asrina dalam Analisis Pengaruh PDB, Nilai Tukar Rupiah, Non

Performing Finance (NPF), BOPO Terhadap Profitabilitas (ROA)

Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2008-2013 dimana NPF tidak

berpengaruh terhadap ROA, dan penelitian Desi Ariyani dalam Analisis

Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPF Terhadap Profitabilitas pada PT.

Bank Muamalat Indonesia Tbk dimana NPF tidak berpengaruh terhadap

ROA.

Page 165: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

149

Hipotesis X3 : Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan

Operasional (BOPO) Variabel Internal (S2) terhadap ROA Unit

Usaha Syariah (UUS)

Hipotesis untuk variabel ketiga yang diajukan yakni Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) seharusnya berpengaruh

negatif terhadap Return On Asset (ROA).

Ho : Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

variabel internal (S2) secara parsial tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

H1 : Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

variabel internal (S2) secara parsial memiliki pengaruh

signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

Kriteria pengujian untuk uji t ini yakni Ho diterima jika -t tabel

≤ t hitung ≤ t tabel, dan Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung

> t tabel. Untuk mencari t tabel, melalui tingkat keyakinan 95% yang

berarti (α = 5%). Tabel distribusi t di cari pada α = 5 % : 2 = 2,5 % (uji

2 sisi untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikasi)

dengan derajat kebebasan (df) n-k atau 33-4 = 29. dengan pengujian 2

sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,045.

Dengan demikian -t hitung > -t tabel (-11,446 > -2,045), maka

dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) Unit Usaha Syariah,

Page 166: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

150

dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa BOPO

berpengaruh negatif terhadap ROA secara signifikan, karena tingkat

signifikan 0,000 dibawah 0,05. Dapat diartikan bahwa semakin tinggi

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) akan

membuat Return On Asset (ROA) dari Unit Usaha Syariah semakin

menurun. Hal ini disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalam

menjalankan operasinya berpengaruh terhadap pendapatan atau earning

yang dihasilkan oleh bank tersebut. Jika kegiatan operasional dilakukan

dengan efisien (dalam hal ini nilai rasio BOPO rendah) maka

pendapatan yang dihasilkan bank tersebut akan naik. Selain itu,

besarnya Beban Operasional-Pendapatan Operasional (BOPO) juga

disebabkan karena tingginya biaya dana yang dihimpun dan rendahnya

pendapatan bunga dari penanaman dana. Sehingga semakin besar

Beban Operasional-Pendapatan Operasional (BOPO) maka akan

semakin kecil Return On Asset (ROA) begitu juga sebaliknya, bila

Beban Operasional-Pendapatan Operasional (BOPO) semakin kecil,

maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan

(perbankan) semakin meningkat atau membaik.

Hipotesis X4 : Pengaruh Inflasi Variabel Eksternal (L)

terhadap ROA Unit Usaha Syariah (UUS)

Hipotesis untuk variabel keempat yang diajukan yakni Inflasi

seharusnya berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA).

Page 167: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

151

Ho : Inflasi variabel eksternal (L) secara parsial tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

H1 : Inflasi variabel eksternal (L) secara parsial memiliki pengaruh

signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

Kriteria pengujian untuk uji t ini yakni Ho diterima jika -t tabel

≤ t hitung ≤ t tabel, dan Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung

> t tabel. Untuk mencari t tabel, melalui tingkat keyakinan 95% yang

berarti (α = 5%). Tabel distribusi t di cari pada α = 5 % : 2 = 2,5 % (uji

2 sisi untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikasi)

dengan derajat kebebasan (df) n-k atau 33-4 = 29. dengan pengujian 2

sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,045.

Dengan demikian t hitung < t tabel (1,093 < 2,045), maka dapat

dikatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa Inflasi

tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) Unit Usaha

Syariah, dengan tingkat signifikansi 0,284.

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (adjusted R2) berfungsi untuk melihat

sejauh mana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan

variabel dependen. Apabila angka koefisien determinasi semakin

mendekati 1, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen adalah semakin kuat, yang berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

Page 168: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

152

untuk memprediksi variasi variabel dependen.Sedangkan nilai Koefisien

determinasi (adjusted R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen

adalah terbatas. Besarnya nilai Adjusted R2 dapat dijelaskan pada tabel

dibawah ini:

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,930a ,865 ,846 ,09772 1,766

a. Predictors: (Constant), INFLASI, NPF_UUS, BOPO_UUS, FDR_UUS

b. Dependent Variable: ROA_UUS

Dari tabel di atas, diketahui pengaruh keempat variabel bebas atau

independen terhadap variabel ROA yang dinyatakan dengan nilai

Adjusted R2, yaitu 0,846 atau 85% . Hal ini berarti 85% variasi ROA

yang bisa dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel bebas atau

independen yaitu Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing

Financing (NPF), Biaya Operasional-Pendapatan Operasional (BOPO)

dan Inflasi secara simultan. Sedangkan sisanya sebesar 15 % dijelaskan

oleh sebab-sebab lain di luar model yang merupakan kontribusi variabel

bebas lain di luar keempat variabel independen.

d. Uji H

H merupakan variabel dependen dari singkatan Huda atau petunjuk

dalam hal ini adalah ROA. Sedangkan a merupakan konstanta yang

Page 169: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

153

menjadi variabel pembeda (differentiate variable) atau disebut sebagai

varians, yang dalam th memiliki arti jalan dari singkatan alif. Untuk

variabel utamanya atau super variable merupakan terjemahan dari S atau

Sin yang berarti Manusia atau variabel internal, kemudian L atau Lam

singkatan dari Lillah yang berarti ke Allah atau variabel eksternal serta

M atau Mim singkatan dari Masjid yang berarti ibadah.

Dari penelitian diatas dapat kita ketahui hasil uji H,

Y = a + e + b1(X1) + b2(X2) + b3(X3) +b4(X4)

H = a + h + β1S1 + β2S2 +β3L + β4M

ROA = a + h + b1NPF + b2BOPO + b3Inflasi +b4FDR

Dimana:

Variabel Internal (S) adalah NPF dan BOPO

Variabel Eksternal (L) adalah Inflasi

Variabel Religiusitas (M) adalah FDR

Parameter H merupakan singkatan dari Huda yang diambil

dari parameter Quran sebagai petunjuk yang dipersamakan dengan

fungsi y dalam persamaan matematis. Parameter dependen H (H besar

dengan garis bawah) memiliki perbedaan huruf dengan parameter H (h

kecil) sesuai dengan parameter bahasa Arab yang memiliki 2 huruf yang

berbeda fungsi. Sedangkan a merupakan singkatan dari Alif yang berarti

jalan atau menjadi konstanta dalam persamaan tersebut. Untuk

parameter H (h kecil dan tanpa garis bawah) merupakan singkatan dari

hanif atau lurus yang sesuai dengan parameter error atau tingkat

Page 170: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,
Page 171: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

155

Teori H memiliki diferensiasi dalam Causal Loop Diagram yang

terdiri dari 3 (tiga) elemen dasar yaitu elemen Internal yang mengarah

ke elemen eksternal yang menuju ke elemen religiusitas kemudian

kembali ke elemen eksternal. Interaksi ketiga elemen ini menjadikan

jalan lurus bagi perbankan syariah untuk menjalankan fungsinya

sebagaimana seharusnya menjadi lembaga keuangan yang sehat,

lembaga intermediasi, dan lembaga sosial. Sehingga terjadi peningkatan

kinerja perusahaan lebih baik dan sehat.

Page 172: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

156

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Penelitian ini mencoba untuk meneliti bagaimana pengaruh Financing to

Deposito Ratio (FDR) sebagai variabel religiusitas (M), Non Performing

Financing (NPF) sebagai variabel internal (S), Biaya Operasional-Pendapatan

Operasional BOPO) sebagai variabel internal (S) dan Inflasi sebagai variabel

eksternal (L) terhadap Return On Asset (ROA) sebagai proksi dari kinerja

keuangan perbankan Syariah di Indonesia dalam hal ini Bank Umum Syariah

(BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) periode tahun Januari 2015 – September

2017. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji autokorelasi tidak

ditemukan variabel yang menyimpang dari asumsi klasik, hal tersebut

menunjukkan bahwa data yang tersedia telah memenuhi syarat untuk

menggunakan model persamaan regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis

regresi linier berganda menunjukkan bahwa:

1. Financing to Deposito Ratio (FDR) sebagai variabel religiusitas secara parsial

dalam uji t tidak terdapat pengaruh terhadap Return On Asset (ROA)

Perbankan Syariah Indonesia baik BUS dan UUS.

2. Non Perfoming Finance sebagai variabel internal secara parsial dalam uji t

tidak terdapat pengaruh terhadap Return On Asset Perbankan Syariah

Indonesia baik BUS dan UUS.

Page 173: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

157

3. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) sebagai variabel internal

secara parsial dalam uji t terdapat pengaruh terhadap Return On Asset (ROA)

Perbankan Syariah Indonesia baik BUS dan UUS. Pengaruhnya ada pengaruh

negative signifikan, yang berarti dapat diartikan bahwa semakin tinggi Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) akan membuat Return

On Asset (ROA) dari Bank Umum Syariah semakin menurun.

4. Inflasi sebagai variabel eksternal secara parsial dalam uji t tidak terdapat

pengaruh terhadap Return On Asset (ROA) Perbankan Syariah Indonesia baik

BUS dan UUS.

5. Secara simultan atau melalui uji F dari dari variabel independen (FDR, NPF,

BOPO dan Inflasi) berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA)

baik BUS dan UUS sebesar 85%.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Putri

Asrina dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh PDB, Nilai Tukar

Rupiah, Non Performing Finance (NPF), BOPO Terhadap Profitabilitas (ROA)

Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2008-2013, dan penelitian Desi Ariyani

dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPF

Terhadap Profitabilitas Pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, yang

menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel FDR dan NPF

terhadap ROA.

2. Saran

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih menambah variabel

independen dan menambah periode penelitiannya tidak hanya terkait dengan

Page 174: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

158

Financi to Deposito Ratio (FDR), Non Performing Finance (NPF), Biaya

Operasional Pendapatan Operasional, dan Inflasi saja, hasil penelitian ini terbatas

pada pengamatan yang relatif pendek yaitu selama periode Januari 2015 –

September 2017 atau 33 bulan dengan sampel 34 Bank (13 BUS dan 21 UUS),

untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah data penelitian minimal

40 data serta juga memasukkan nilai Islam berupa metodologi Hahslm dengan

pendekatan Quran dan Rukun Islam.

Page 175: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

159

DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman, A. Karim, (2016), Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta:

Cetakan Ke 11, PT RajaGrafindo Persada.

Arifin, Zainul. (2010). Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah. Jakarta: Alfabeta.

Asro, Muhamad. dan Muhamad Kholid. (2011). Fiqh Perbankan. Bandung:

Pustaka Setia.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2004. Islamic Micro Macro Economics. Module 1,

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2005. Sinlammim Kode Tuhan. Esa Alam, Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2006. Jejak Islam Yang Hilang. Sinlammim,

Jakarta. Aziz, Roikhan Mochamad. 2008. Analisis Pemodelan Sukuk

Indonesia Malaysia Dengan System Dynamics. Disertasi, Sekolah

Pasca Sarjana, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. January-April 2008. Comparative Study of Islamic

Bonds in Indonesia and Malaysia on System Dynamics Approach.

Jurnal Ekonomi Kemasyarakatan Equilibirium, Vol,5, No. 2 Jakarta.

http://www.stiead.ac.id.

Aziz, Roikhan Mochamad. August 2008. Kaffah Approach In Islamic Economics

Theory. Journal. University Islamic Indonesia (UII), Jogjakarta,

Indonesia.

Page 176: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

160

Aziz, Roikhan Mochamad. August 2008. Holistic Thinking To Develop Islamic

Bonds In Indonesia. Proceeding. IAEI – University Airlangga (Unair),

Surabaya, Indonesia.

Aziz, Roikhan Mochamad. September 2008. Sukuk Dynamics In System Thinking.

School Of Business (SBM), Institute Technology Bandung (ITB),

Bandung, Indonesia.

Aziz, Roikhan Mochamad. October 2008. The Application Of Mathematics In

Information System Based On Al-Quran. Working Paper, Studium

General, State Islamic University (UIN) Jakarta, Indonesia.

Aziz, Roikhan Mochamad. October 2008. The Assimilation of Sinlammim Into

System Thinking In The Quantitative Method With Modeling On Sukuk

As Islamic Economic Instrument. Proceeding. University of Malahayati,

Lampung, Indonesia.

Aziz, Roikhan Mochamad. October 2008. The Future of Sukuk Between Malaysia

and Indonesia Based on System Thinking. Proceeding. Monash

University, Sunway Campus, Malaysia.

Aziz, Roikhan Mochamad. October 2008. The Mistery of Digital Root Based On

Sinlammim Method. Proceeding. Institut Teknologi Bandung (ITB).

Bandung, Indonesia.

Aziz, Roikhan Mochamad. October 2008. The Root Of Mathematics And Science

Is level Compared With Religious Thinking. Proceeding. State Islamic

University (UIN) Jakarta, Indonesia.

Page 177: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

161

Aziz, Roikhan Mochamad. November 2008. The Sukuk Competition Between

Indonesia and Malaysia With System Dynamics. Proceeding. University

Malaysia Sabah, Labuan, Malaysia.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Kaffah Thinking on Sinlammim Method Through

Digital Root. Proceeding, ISOIT International Seminar on Islamic

Thought, UKM, Bangi, Malaysia.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Education on Root Of Islam. Proceeding,

International Seminar On Islamic Education. UNJ, Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Pasar Modal Syariah. Modul Kuliah, Fakultas

Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Moneter Syariah. Modul Kuliah, Fakultas

Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Perekonomian Indonesia. Modul Kuliah,

Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,

Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Ekonomi Makromikro Syariah. Modul Kuliah,

Pasca Sarjana, Institut Agama Islam Negeri Raden Intan, Lampung.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. New Paradigm on Sinlammim Kaffah In Islamic

Economics. Jurnal Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Bisnis,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. March 2009. The Application of Kaffah Economics on

Sukuk As Islamic Economic Instrument In OIC Countries. IRTI-IDB,

IIUM, Kuala Lumpur, Malaysia.

Page 178: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

162

Aziz, Roikhan Mochamad. April 2009. Pemodelan Institusi Keuangan Islam

Berbasis Metode Sinlammim Kaffah (Studi Kelayakan Pada Bofsa),

UII, Jogjakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. August 2009. Islamic Principle and Financial Aspect

in Sukuk on Asset Becked securities. IALE Hukumonline.com, Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. October 2009. Kaffah Thinking on Sinlammim

Method Through Digital Root. Proceeding, UKM Malaysia.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. Ekonomi Makro Islam Tuga Dimensi. Modul

Kuliah, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain. Modul

Kuliah, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. Islamic Civilization Versus western System.

Proceeding. International Conference on Islamic Civilization. Kahorem

Pakistam.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. Ekonomi Moneter Tiga Dimensi. Modul Kuliah,

Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,

Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. Perbankan Syariah. Modul Kuliah, Fakultas

Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Page 179: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

163

Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. Ekonomi Islam Tiga Dimensi. Modul Kuliah,

Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,

Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. The Prospect Of Islamic Revival In Indonesia

2015 Based on Development of Sukuk The Sukuk Through Sinlammim

Kaffah Method. Approved Paper For Seminar Sharia Economics Days

(Second), UI, Depok.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. New Paradigm in On Sinlammim Kaffah In

Islamic Economics. Jurnal Signifikan, Vol. 9, No.2, Mei-Agustus,

Jakarta. http://www.uinjkt.ac.id.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. Education on Root of Islam. Proceeding

International Seminar Islam's Contribution in Education to Empower

Human Resources.

Aziz, Roikhan Mochamad. April 2010. The prospect of IslamicRevival in

Indonesia 2015 Based on Development of Sukuk The Skuk Through

Sinlamim Kaffaf Method. Approved Paper For Seminar Sharia

Economics Days (Second), UI, Depok.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2011. New Paradigm on System Thinking. Jurnal

Ekonotika. Fakultas Ekonomi Bisnis, Jurusan Ilmu Ekonomi Studi

Pembangunan (IESP), Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2011. Draft regulation Act of Haji Finance

Management, Ministerial of Religious, Affair. Directorate General of

Haji, Jakarta.

Page 180: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

164

Aziz, Roikhan Mochamad. 2012. Sinlamim: Kode Tuhan, Esa Alam,

Jakarta.Http://www.tokogunungagung.co.id.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2012. Information System on Islam. Book Of MIS

Project Vol 1, Vol 2, Vol 3, Vol 4, Computer Comunication

Information Techonology, Faculty of Techniquem University of

Indonesia, Depok.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2012. Five Pillars of Economy, Economy Development

In Islamic Perspective. Book of Journal, Development Studdies,

Fauculty Economics Bussiniess, State Islamic University. Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2012. Islamic Economic. Book of Article, University

Of Islam Riau (UIR).

Aziz, Roikhan Mochamad. 2012. Keterkaitan Indikator Moneter Syariah

Terhadap Pendapatan Domestik Bruto. Jurnal Signifikan Vol. 1 No. 1.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2012. New Paradigm on Islamic Kafah in Islamic

Economics. Jurnal Signifikan Vol. 1 No. 2.

Aziz, Roikhan Mochamad. April 2012. Islamic Micro Economy. Book of Article,

IESP Program FEB, UIN Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. May 2012. Macro Economy in Islam. Book of Article

Accounting Program FEB, UIN Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. June 2012. Islamic Economic. Book of Article,

University of Islam Riau (UIR).

Page 181: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

165

Azis, Roikhan Mochamad. Oktober 2012. Five Pillars of Economy. Economy

Press. Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2013. Pemodalan Lembaga Keuangan Syariah Non

Bank Dengan Metode Islam. Jurnal Ekonomi Umat. Vol 7 No.2,

Jakarta. http://www.uhamka.ac.id.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2013. Islamic Monetary Based On Method. Book of

Journal. Islamic Monetary Program State Islamic University, Faculty

of Economics Bussiness.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2013. The Simulation of Islamic Economic Instrument

as Sukuk. Jurnal Nalar Fiqh Vol. 8 No. 2.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2013. Determinan Tabungan Mudharabah di

Indonesia. Jurnal Signifikan Vol. 2 No. 2. Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. Januari 2013. Islamic Monetary Based On Method.

Book of Islam. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

UIN Press, Jakarta.

Azis, Roikhan Mochamad. Januari – April 2013. Pemodelan Lembaga Keuangan

Syariah Non Bank Dengan Metode Islam. Jurnal Ekonomi Umat. Vol 7

No.2, Jakarta http://www.uhamka.ac.id.

Page 182: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

166

Aziz, Roikhan Mochamad. 2014. Integrasi Ilmu Ekonomi Islam: Pendekatan

Filosofis dan Simbolik. Integrasi Keilmuan. UIN Press, Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2014. Dida dan Kada dalam Bahasa, Agama, serta

Keragaman Budaya. Dialektika, Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 1 No. 1.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2014. Economic is Universal Compliance. The 1st

International Conference on Thoughts on Human Science in Islam (IC-

ThuSI) Sadra International Institute & STFI Sadra Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2014. Islamic Physics. Proceeding of Islam, Science,

and Civilization UIN Walisongo dan Universitas Teknologi Malaysia.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2014. Peran Kata Ganti Dalam Membangun Karakter

Generasi Muda. Prosiding Seminar Nasional STKIP Siliwangi

Bandung.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2015. Bahan Ajar (Diktat) Mata Kuliah: Investasi

Pasar Modal Syariah. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah. UIN Press, Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2015. Bahan Ajar (Diktat) Mata Kuliah: Ekonomi

Makro Mikro Dalam Prespektif Islam. Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah. UIN Press, Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2015. Teori H dalam Islam Sebagai Wahyu dan

Turats. Jurnal UIN Syarif Hidayatullah.

Page 183: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

167

Aziz, Roikhan Mochamad. 2015. Schumpeter Thought and Islamic Worldview.

Proceedings of International Seminar on Islamic Economics FEB UIN

Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2015. Hahslm Islamic Economic Methodology.

Proceeding ICOSEC: Developing Countries Readiness Toward Global

Universitas Negri Solo, Surakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2015. The Influence of Household's Income, Price and

Religiosity Towards Consumption of Halal Product. Proceeding of Call

For Paper And International Seminar on Thoughts of Schumpeter and

Islamic Economics Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2015. Hahslm Psychology in Family System. Book of

Abstract International Conference on Islamic Psychology

(ICONYPSY).

Aziz, Roikhan Mochamad. 2015. Rumus Tuhan Hahslm Dalam Ekonomi. Buku

Program Seminar Nasional Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2015. Peer Review of Teaching as an Integral Part of

The Programme Accreditation Self Evaluation in FEB SIU Jakarta.

International Collaborative Research antara FEB UIN Jakarta dengan

University of Graz (Austria), University of Applied Sciences Wurzburg-

Schweinfurt (Jerman), dan University of Rhein Waal (Jerman).

Aziz, Roikhan Mochamad. Agustus 2015. Rumus Tuhan Hahslm Dalam Berpikir

Menyeluruh Sebagai Metedologi Ekonomi Islam. Procedding ICIEF15:

Page 184: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

168

Strengthning Islamic Economics and Financial Institution for Financial

Institution for the Welfare of Ummah. Universitas Mataram, Lombok.

Aziz, Roikhan Mochamad. September 2015. Hahslm Islamic Economics

Methodology. Proceeding ICOSEC: Developing Countries Readiness

Toward Global Universitas Negeri Solo, Surakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2016. Teori H Sebagai Wahyu Dan Turats Dalam

Islam. Jurnal Ushuluddin Vol 24 No 1. Universitas Islam Negeri Riau.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2016. Gold Pawn in Indonesian Islamic Banks and

Pawnshop for Asset Growth of Islamic Pawnshop. The 3rd Sebelas

Maret International Conference on Business, Economics and Social

Science Solo.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2016. Factors of Internal, External And Religiosity To

Influence Lecture Performance By Peer Review Teaching on HAHSLM

Approach. The 3rd International Conference on Socio-Cultural

Relationship and Education Pedagogy Learning Science Bali.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2017. Determinant of Human Capital In Jakarta

Islamic Index By Theory Hahslm. Proceeding: ICIFE, UIN Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2017. Teori H Dalam Perbankan Syariah. Prosiding:

Ekonomi Dan Keuangan Syariah, UIN Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2017. Performa Dan Prospek Sukuk Serta Obligasi Di

Indonesia Dengan Metodologi IER (Internal, Eksternal, Religiusitas)

Dalam Pendekatan hahslm Sebagai Petunjuk (H) Jalan (A) Lurus (H)

Manusia (S) Ke Allah (L) Untuk Ibadah (M) sesuai Quran Surat Al-Hijr

Page 185: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

169

15.87 Serta Rukun Islam. Prosiding: KNEMA, Universitas

Muhammadiyah Jakarta.

Aziz, Roikhan Mochamad. 2017. Determinant Of IER Factors (Internal, External,

And Religiosity) To Return On Asset (ROA) H Sharia Bank With IER

Methodology In Hahslm Approach As A Guidance (H) Path (A)

Straight (H) Human (S) To Allah (L) For Worship (M) As Quran Al-

Hijr 15.87 And Pillars Of Islam. Journal ACEBFM, Universitas

Muhammadiyah Surabaya.

Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. (2012). Dasar-dasar Manajemen

Keuangan Buku 1 (edisi II). Jakarta: Salemba Empat.

Desi Ariyani. (2010). Analisis Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPF Terhadap

Profitabilitas Pada Pt Bank Muamalat Indonesia Tbk. Jurnal Al-

Iqtishad: Vol. II, No. 1.

Endang Nugraheni. (2015). Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR),

Financing To Deposit Ratio (FDR), Beban Operasional - Pendapatan

Operasional (BOPO) Dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap

Return On Asset (ROA) Pada Pt.Bank Syariah Mandiri. Tesis Prodi

Ekonomi Islam UIN Sumatra Utara, Medan.

Fauziah, Ravika. (2011). Analisis Pengaruh Inflasi Terhadap Tingkat

Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia Dan Bank Central Asia (BCA).

Universitas Negeri Surabaya

Page 186: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

170

Fernando Africano. (2016). Pengaruh NPF Terhadap CAR Serta Dampaknya

Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia. Forum

Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP, Vol. 6 No. 1.

Hasbidin. (2017). Pengaruh NPF & Biaya Opersional Per-Pendapatan

Operasional Terhadap FDR dan Dampaknya Pada Profitabilitas

Perbankan Syariah. Al-Muamalat Jurnal Ilmu Hukum & Ekonomi

Syariah. Vol II, No 02.

Ikatan Bankir Indonesia, (2016), Memahami Bisnis Bank Syariah, Cetakan

Kedua, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Imam Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM

SPSS 19. Semarang: Universitas Diponegoro.

Imronudin dan Annisa Ayu Ningrum. (2017). Pengaruh Pembiayaan dan Biaya

Operasisonal terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Kuncoro, Mudrajad. (2003). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi (Bagaimana

Meneliti dan Menulis Tesis). Jakarta: Erlangga.

Muhamad. (2016). Manajemen Keuangan Syari'ah Analisis Fiqh & Keuangan.

Cetakan Kedua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Muhammad. (2012). Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Pricing di Bank Syariah.

Yogyakarta: UII Pres.

Nikmatus Sholihah dan Jaka Sriyana. (2014). Profitabilitas Bank Syariah Pada

Kondisi Biaya Operasional Tinggi. Prosiding Seminar Nasional,

Page 187: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

171

Penelitian Ekonomi, Bisnis dan Keuangan; Perberdayaan Perekonomian

Nasional, ISSN 407-2405.

Ningsukma Hakiim dan Haqiqi Rafsanjani. (2016). Pengaruh Internal Capital

Adequency Ratio (CAR), Financing To Deposit Ratio (FDR), dan Biaya

Operasional Per Pendapatan Operasional (BOPO) dalam Peningkatan

Profitabilitas Industri Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Jurnal Aplikasi

Manajemen (JAM) Vol 14 No 1, Terindeks dalam Google Scholar.

Nopirin. (2010). Ekonomi Moneter. Cetakan Kesepuluh. Yogyakarta: BPFE

Putri Asrina. (2015). Analisis Pengaruh PDB, Nilai Tukar Rupiah, Non

Performing Finance (NPF), BOPO Terhadap Profitabilitas (ROA)

Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2008-2013. Jom FEKON

Vol. 2 No. 1.

Restiyana. (2011). Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR, dan NIM

Terhadap Profitabilitas Perbankan Pada Bank Umum di Indonesia

Periode 2006-2010. Jurnal. Universitas Diponegoro.

Rifqul Ma‟isyah. (2015). Pengaruh Kecukupan Modal, Fungsi Intermediasi,

Efisiensi Operasional, Dan Pembiayaan Bermasalah Terhadap

Profitabilitas (Studi Pada Bank Syariah Periode Januari 2010 – Juli

2014.) JESTT Vol. 2 No. 3.

Santoso. 2010. Statistik Multivariat Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta:

PT. Elex Media Komputindo.

Sugiyarso, G. dan F. Winarni. (2005). Manajemen keuangan. Yogyakarta: Media

Press.

Page 188: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

172

Sujarweni, V. Wiratna. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sukirno, Sadono. (2011). Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada.

Sumarlin. (2016). Analisis Pengaruh Inflasi, CAR, FDR, BOPO Dan NPF

Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah. Jurnal ASSETS, Volume

6, Nomor 2.

Sunyoto, Danang. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: Media

Pressindo.

Surat Edaran Bank Indonesia No. 23./DPNP tanggal 31 Mei 2004, tentang Sistem

Penilaian Kesehatan Perbankan.

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

Suryani. (2011). Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap

Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Walisongo

Volume 19, Nomor 1, Mei 2011. Aceh : STAIN Malikussaleh

Lhokseumawe.

Suryani. (2011). Analisis pengaruh Financing to deposit ratio (FDR) terhadap

Profitabilitas perbankan syariah Di indonesia. Volume 19. Jurnal.

Walisongo.

Tanjung, Hendri dan Abrista Devi. (2013). Metode Penelitian Ekonomi Islam.

Jakarta: Gramata Publising.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. (2003). Metodologi Penelitian

Sosial. Jakarta:Bumi Aksara.

Page 189: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

173

Wibowo, Edhi Satriyo dan Muhammad Syaichu. (2013). Analisis Pengaruh Suku

Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF terhadap Profitabilitas Bank syariah.

Volume 2 No.2. ISSN. Diponegoro Journal Of Management.

http://infobanknews.com/dari-mana-duit-pt-minna-padi-membeli-muamalat

http://www.bankmuamalat.co.id

http://www.bi.go.id

http://www.minnapadi.com

http://www.ojk.go.id

Page 190: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

174

Lampiran I Daftar Nama BUS dan UUS

Jumlah Bank Umum Syariah

Sumber: SPS diterbitkan Oleh OJK., September 2017.

Page 191: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

175

Jumlah Unit Usaha Syariah

Sumber: SPS diterbitkan Oleh OJK., September 2017.

Unit Usaha Syariah

1 PT Bank Danamon Indonesia, Tbk

2 PT Bank Permata, Tbk

3 PT Bank Internasional Indonesia, Tbk

4 PT Bank CIMB Niaga, Tbk

5 PT Bank OCBC NISP, Tbk

6 PT Bank Sinarmas

7 PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.

8 PT BPD DKI

9 PT BPD Daerah Istimewa Yogyakarta

10 PT BPD Jawa Tengah

11 PT BPD Jawa Timur, Tbk

12 PT BPD Sumatera Utara

13 PT BPD Jambi

14 PT BPD Sumatera Barat

15 PT BPD Riau dan Kepulauan Riau

16 PT BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung

17 PT BPD Kalimantan Selatan

18 PT BPD Kalimantan Barat

19 PD BPD Kalimantan Timur

20 PT BPD Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat

21 PT BPD Nusa Tenggara Barat

Page 192: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

176

Lampiran II Data-Data Variabel

Rasio Bulanan Return On Asset (ROA)

BUS dan UUS Periode Januari 2015 – September 2017

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, OJK, Januari 2015 - September 2017, data hasil olahan.

Bulan

ROA (%)

BUS UUS

2015 2016 2017 2015 2016 2017

Januari 0,88 1,01 1,01 1,93 2,08 2,66

Februari 0,78 0,81 1,00 1,94 2,08 2,67

Maret 0,69 0,88 1,12 2,39 2,27 2,61

April 0,62 0,80 1,10 2,42 1,87 2,54

Mei 0,63 0,16 1,11 2,40 2,06 2,61

Juni 0,50 0,73 1,10 2,00 2,09 2,49

Juli 0,50 0,63 1,04 2,05 2,16 2,43

Agustus 0,46 0,48 0,98 2,14 2,22 2,47

September 0,49 0,59 1,00 2,15 2,23 2,45

Oktober 0,51 0,46 2,22 2,35

November 0,52 0,67 2,15 2,34

Desember 0,49 0,63 1,81 1,77

Page 193: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

177

Rasio Bulanan Financing to Deposito Ratio (FDR)

BUS dan UUS Periode Januari 2015 – September 2017

Bulan

FDR (%)

BUS UUS

2015 2016 2017 2015 2016 2017

Januari 88,85 87,86 84,74 110,40 105,65 97,43

Februari 89,37 87,30 83,78 109,73 103,16 97,98

Maret 89,15 87,52 83,53 111,72 104,56 99,28

April 89,57 88,11 81,36 109,50 102,04 101,67

Mei 90,05 89,31 81,96 109,63 97,07 101,31

Juni 92,56 89,32 82,69 109,25 99,60 102,78

Juli 90,13 87,58 80,51 110,02 98,69 101,45

Agustus 90,72 87,53 81,78 109,25 96,84 99,14

September 90,82 86,43 80,12 107,71 97,65 99,07

Oktober 90,67 86,88

107,01 97,71

November 90,26 86,27

108,92 96,60

Desember 88,03 85,99

104,88 96,70

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, OJK, Januari 2015 - September 2017, data hasil olahan.

Page 194: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

178

Rasio Bulanan Non Performing Financing (NPF)

BUS dan UUS Periode Januari 2015 – September 2017

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, OJK, Januari 2015 - September 2017, data hasil olahan.

Bulan

NPF (%)

BUS UUS

2015 2016 2017 2015 2016 2017

Januari 5,56 5,46 4,72 2,90 3,32 3,67

Februari 5,83 5,59 4,78 3,05 3,33 3,55

Maret 5,49 5,35 4,61 2,93 3,73 3,50

April 5,20 5,48 4,82 3,04 3,58 3,47

Mei 5,44 6,17 4,75 2,95 3,97 3,40

Juni 5,09 5,68 4,47 3,76 3,49 2,87

Juli 5,30 5,32 4,50 3,78 3,54 2,80

Agustus 5,30 5,55 4,49 3,70 3,46 2,78

September 5,14 4,67 4,41 3,65 3,34 2,72

Oktober 5,16 4,80

3,66 3,31

November 5,13 4,68

3,46 3,26

Desember 4,84 4,42

3,03 3,49

Page 195: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

179

Rasio Bulanan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

BUS dan UUS Periode Januari 2015 – September 2017

Bulan

BOPO (%)

BUS UUS

2015 2016 2017 2015 2016 2017

Januari 94,80 95,28 95,09 82,51 81,78 74,51

Februari 94,23 94,49 93,35 82,28 77,05 72,78

Maret 95,98 94,40 92,34 78,76 78,32 75,07

April 96,69 94,71 92,31 79,97 81,93 74,40

Mei 96,51 99,04 92,26 79,79 80,14 73,35

Juni 96,98 95,61 90,98 82,06 79,53 75,08

Juli 97,08 96,15 91,56 81,43 79,29 74,89

Agustus 97,30 96,96 92,03 80,37 79,01 74,62

September 96,94 96,27 91,68 80,06 78,50 74,67

Oktober 96,71 97,21

79,96 77,27

November 96,75 95,91

79,99 77,18

Desember 97,01 96,22

83,41 82,85

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, OJK, Januari 2015 - September 2017, data hasil olahan.

Page 196: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

180

Rasio Bulanan Inflasi Indonesi

Periode Januari 2015 – September 2017

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, OJK, Januari 2015 - September 2017, data hasil olahan.

Bulan INFLASI

2015 2016 2017

Januari 6,96 4,14 3,49

Februari 6,29 4,42 3,83

Maret 6,38 4,45 3,61

April 6,79 3,60 4,17

Mei 7,15 3,33 4,33

Juni 7,26 3,45 4,37

Juli 7,26 3,21 3,88

Agustus 7,18 2,79 3,82

September 6,83 3,07 3,72

Oktober 6,25 3,31

November 4,89 3,58

Desember 3,35 3,02

Page 197: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

181

Lampiran III Hasil Pengolahan Data

Hasil Pengolahan Data Bank Umum Syariah

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA_BUS 33 ,16 1,12 ,7388 ,25008

FDR_BUS 33 80,12 92,56 86,9924 3,35146

NPF_BUS 33 4,41 6,17 5,0970 ,45727

BOPO_BUS 33 90,98 99,04 95,1767 2,06812

INFLASI 33 2,79 7,26 4,6721 1,52929

Valid N (listwise) 33

Regression

Variables Entered/Removeda

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 INFLASI,

BOPO_BUS,

NPF_BUS,

FDR_BUSb

. Enter

a. Dependent Variable: ROA_BUS

b. All requested variables entered.

Page 198: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

182

Model Summaryb

Model R

R

Squar

e

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,930a ,864 ,845 ,09847 1,602

a. Predictors: (Constant), INFLASI, BOPO_BUS, NPF_BUS, FDR_BUS

b. Dependent Variable: ROA_BUS

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 1,730 4 ,432 44,596 ,000b

Residual ,272 28 ,010

Total 2,001 32

a. Dependent Variable: ROA_BUS

b. Predictors: (Constant), INFLASI, BOPO_BUS, NPF_BUS, FDR_BUS

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 11,761 ,924 12,725 ,000

FDR_BUS ,009 ,016 ,123 ,565 ,577 ,103 9,743

NPF_BUS ,008 ,055 ,015 ,145 ,886 ,477 2,097

BOPO_BU

S -,124 ,019 -1,027 -6,469 ,000 ,192 5,204

INFLASI -,008 ,017 -,048 -,462 ,647 ,441 2,270

a. Dependent Variable: ROA_BUS

Page 199: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

183

Residuals Statisticsa

Minim

um

Maxim

um Mean Std. Deviation N

Predicted Value ,2993 1,2181 ,7388 ,23250 33

Std. Predicted Value -1,890 2,062 ,000 1,000 33

Standard Error of

Predicted Value ,024 ,070 ,037 ,008 33

Adjusted Predicted

Value ,4381 1,2504 ,7450 ,22850 33

Residual -

,1393

0

,27470 ,00000 ,09211 33

Std. Residual -1,415 2,790 ,000 ,935 33

Stud. Residual -1,999 2,906 -,027 1,020 33

Deleted Residual -

,2780

6

,29801 -

,00619 ,11147 33

Stud. Deleted Residual -2,120 3,414 -,002 1,116 33

Mahal. Distance ,952 14,999 3,879 2,494 33

Cook's Distance ,000 ,796 ,047 ,139 33

Centered Leverage

Value ,030 ,469 ,121 ,078 33

a. Dependent Variable: ROA_BUS

Page 200: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

184

Charts

Page 201: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

185

Hasil Pengolahan Data Unit Usaha Syariah

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA_UUS 33 1,77 2,67 2,2439 ,24911

FDR_UUS 33 96,60 111,72 103,1636 5,07462

NPF_UUS 33 2,72 3,97 3,3482 ,33623

BOPO_UUS 33 72,78 83,41 78,5700 3,05883

INFLASI 33 2,79 7,26 4,6721 1,52929

Valid N (listwise) 33

Page 202: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

186

Regression

Variables Entered/Removeda

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 INFLASI,

NPF_UUS,

BOPO_UUS,

FDR_UUSb

. Enter

a. Dependent Variable: ROA_UUS

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,930a ,865 ,846 ,09772 1,766

a. Predictors: (Constant), INFLASI, NPF_UUS, BOPO_UUS, FDR_UUS

b. Dependent Variable: ROA_UUS

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1,718 4 ,430 44,989 ,000b

Residual ,267 28 ,010

Total 1,986 32

a. Dependent Variable: ROA_UUS

b. Predictors: (Constant), INFLASI, NPF_UUS, BOPO_UUS, FDR_UUS

Page 203: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

187

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8,261 ,809 10,214 ,000

FDR_UUS ,002 ,009 ,047 ,241 ,811 ,128 7,783

NPF_UUS ,001 ,057 ,002 ,020 ,984 ,818 1,222

BOPO_UUS -,082 ,007 -1,001 -11,446 ,000 ,629 1,590

INFLASI ,031 ,029 ,192 1,093 ,284 ,156 6,430

a. Dependent Variable: ROA_UUS

Charts

Page 204: ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41166... · 2018. 9. 3. · ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN, NON PERFORMING FINANCE,

188