analisis pengaruh nilai tukar, inflasi, volume...

113
ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, INFLASI, VOLUME PERDAGANGAN, DIVIDEND YIELD, DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP VOLATILITAS HARGA SAHAM PERUSAHAAN DI JII Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh BILALUS SALAM NIM: 1113086000053 Di Bawah Bimbingan Dr. SOFYAN RIZAL, SE, M.Si NIP. 197604302011011002 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Upload: tranminh

Post on 09-Apr-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, INFLASI, VOLUME

PERDAGANGAN, DIVIDEND YIELD, DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO

TERHADAP VOLATILITAS HARGA SAHAM PERUSAHAAN DI JII

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

BILALUS SALAM

NIM: 1113086000053

Di Bawah Bimbingan

Dr. SOFYAN RIZAL, SE, M.Si

NIP. 197604302011011002

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

ii

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, Kamis 25 Januari 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

Nama : Bilalus Salam

No. Induk Mahasiswa : 1113086000053

Jurusan : Ekonomi Syariah

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi, Volume

Perdagangan, Dividend Yield, dan Dividend Payout

Ratio Terhadap Volatilitas Harga Saham

Perusahaan Di JII.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 Januari 2018

1. Rr. Tini Anggraini, ST., M.Si

NIDN. 2010088001 (..............................)

Ketua

2. Dr, Sofyan Rizal, SE, M.Si

NIP. 197604302011011002 (.)

Sekretaris

3. Dr. Burhanuddin Yusuf, MM., MA

NIP. 195406181031005 (.)

Penguji Ahli

4. Dr, Sofyan Rizal, SE, M.Si

NIP. 197604302011011002 (.)

Pembimbing

iv

v

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Bilalus Salam

2. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 13 Oktober 1993

3. Alamat : Jl Jatinegara Kaum, Rt. 006 Rw. O3

No.17 Pulogadung, Jakarta Timur 13250

4. Telepon : 087888783813

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. TK Tahun 1997-1999

2. SDN 05 Pagi Rawamangun Tahun 1999-2005

3. Pondok Modern Darussalam Gontor Tahun 2005-2006

4. Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Tahun 2007

5. Pondok Pesantren Al-Masthuriyah Sukabumi Tahun 2007-2008

6. SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun Jaktim Tahun 2008-2011

7. 2 semester S1 Hukum di Universitas Jaya Baya Tahun 2011-2012

8. S1 Ekonomi Syariah di FEB UIN Jakarta Tahun 2013

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Rusdi.SH

2. Ibu : Nursanti

3. Alamat : Jl. Jatinegara kaum Rt 006 Rw 03 no 17

Pulogadung, Jakarta Timur 13250

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Latihan Kader Himpunan Mahasiswa Islam se-Jakarta Timur 2011

2. Anggota dan pernah jadi kepanitian di organisasi KOPMA UIN Jakarta

2013- sekarang

mailto:[email protected]

vii

3. Anggota dan pernah jadi kepanitian di organisasi Lingkar Studi Ekonomi

Islam atau LISENSI 2013- sekarang

4. Pembentukan Organisasi daerah DMB Jabodetabek, Dermaga Mahasiswa

Bangkalan 2017.

V. PELATIHAN DAN SEMINAR YANG DIIKUTI

1. Latihan Kader Himpunan Mahasiswa Islam se-Jakarta Timur, Puncak

2011.

2. Khursus Bahasa Inggris di The Onthel , Pare Kediri 2013.

3. Seminar Internasional Ekonomi Islam IAEI dengan tema Building

Strategis Alliance in Islamic Economic, Finance, and Business Polices

pada April 2015.

4. Seminar Nasional IAEI dengan tema Penyiapan SDM Berbasis

Kompetensi Syariah dalam Pengembangan Perbankan Syariah Era MEA

2015 pada Oktober 2014.

5. Seminar Internasional RISTEKDIKTI dengan tema Head of Center for

Research Science and Technology PUSPITEK Tangerang Selatan 11

April 2017.

viii

ANALYSIS ON THE INFLUENCE OF EXCHANGE RATE, INFLATION,

TRADING VOLUME, DIVIDEND YIELD, AND DIVIDEND PAYOUT

RATIO ON VOLATILITY OF COMPANY SHARE PRICE IN JII

ABSTRACT

On the transaction in the capital market, the investors often observe the

volatility of share price to see the price fluctuation during certain period. The

high and low volatility of the share price depends on the information gained by

the investors regarding the share price both information coming from inside and

outside the company. This study aims to find out how much influence of the

inflation factors, the rupiah exchange rate on dollar, dividend yield, and dividend

payout ratio on the volatility of share price. The sample of this study is the

companies registered in Jakarta Islamic Index or JII period 2012-2015 which

numbered 17 companies. The analysis technique used in this study is multiple

regression analysis and hypothesis testing using t-test partially, F-test

simultaneously with level of significance 5% and coefficient of determination test.

The result shows that independent variable simultaneously influences the

dependent variable with the F-Static value 0.000605

ix

ANALISI PENGARUH NILAI TUKAR, INFLASI, VOLUME

PERDAGANGAN, DIVIDEND YIELD, DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO

TERHADAP VOLATILITAS HARGA SAHAM PERUSAHAAN DI JII

ABSTRAK

Dalam transaksi di pasar modal, para investor sering mengamati volatilitas

dari harga saham untuk melihat fluktuasi harga selama periode tertentu. Tinggi

rendahnya volatilitas harga saham tergantung pada informasi yang diperoleh

investor mengenai harga saham baik informasi yang berasal dari dalam maupun

dari luar perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh faktor-faktor inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar, dividend yield,

dan dividend payout ratio terhadap volatilitas harga saham. Sampel dalam

penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index atau JII

periode tahun 2012-2015 yang berjumlah 17 perusahaan. Teknik analisis yang

digunakan adalah analisis regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan uji t

secara parsial, uji F secara simultan dengan level of significance 5% dan uji

koefisien determinasi.

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan variabel

independen mempengaruhi variabel dependen dengan nilai F-Stastik 0.000605

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karuniaNya Kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada nabi kita dan

Rasul Allah Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan manusia dari zaman

kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini

dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa

dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu,

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua Orang tua, Ayahanda Rusdi dan Ibunda Nursanti yang telah

memberikan dukungan moril maupun materil serta doa yang tiada henti-

hentinya kepada penulis.

2. Segenap keluarga yang telah menyemangati penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

3. Bapak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Ibu RR. Tini Anggraini, ST M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Bapak Ali Rama SE., M.Ec selaku dosen pembimbing akademik penulis

selama berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Sofyan Rizal SE.,M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah

bersedia memberikan banyak ilmu, banyak waktu dan solusi pada setiap

persalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat salama perkuliahan.

8. Seluruh teman-teman Ekonomi Syariah angkatan 2013 yang sealalu baik

dan kompak di dalam maupun di luar kelas.

xi

9. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis..

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh

larena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak khususnya dalam bidang ekonomi

syariah.

Jakarta, Desember 2017

Penulis

(Bilalus Salam)

xii

DAFTAR ISI

COVER DALAM .. i

Lembar Pengesahaan Pembimbing ii

Lembar PengesahanUjian Skripsi .. iii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .. iv

Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi .. v

Daftar Riwayat Hidup . vi

ABSTRACT viii

ABSTRAK .. ix

Kata Pengantar . x

Daftar Isi .. xi

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN . xvi

BAB. I. Pendahuluan 1

A. Latar Belakang Penelitian . 1

B. Perumusan Masalah ... 10

C. Tujuan dan Manfaat ... 10

BAB. II. Tinjauan Pustaka ... 12

A. Kajian Teori .... 12

1. Pasar Modal . 12 2. Jakarta Islamic Index .. 14 3. Indeks LQ45 . 15 4. Volatilitas Harga Saham .. 16 5. Volume Perdagangan ... 17 6. Inflasi 17 7. Dividen . 21 8. Dividend Yield .. 23 9. Dividend Payout Ratio 24 10. Nilai Tukar ... 24

B. Penelitan Sebelumnya 26

C. Keterkaitan antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen . 29

D. Kerangka Pemikiran 32

E. Hipotesis .. 34

1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan .. 34 2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial .. 34

BAB. III. Metodelogi Penelitian .... 35

A. Ruang Lingkup Penelitian .. 35

B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel .... 35

C. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data . 38

D. Metode Analisis Data .. 38

1. Pengujian Asumsi Klasik . 40 2. Pemilihan Metode Analisis Data Panel 42 3. Analisis Regresi Data Panel ... 44

xiii

E. Operasional Variabel ........... 44

1. Volatilitas Harga Saham .. 45 2. Nilai Tukar 45 3. Inflasi 45 4. Volume Perdagangan 45 5. Dividend Yield .. 46 6. Dividend Payout Ratio .. 47

BAB. IV. Analisi dan Pembahasan ... 48

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Jakarta Islamic Index .. 48 2. Gambaran Umum Perusahaan yang Menjadi Objek

Penelitian 49

B. Deskripsi Data Penelitian .... 64

C. Analisis Data 66

1. Uji Asumsi Klasik 66 2. Metode Data Panel 68 3. Penentuan Teknik Analisis Data Panel 71 4. Hasil dan Pembahasan Uji Hipotesis 72

a. Uji Simultan (Uji F) ... 72 b. Uji Parsial (Uji t) 73 c. Model Regresi .... 76 d. Koefisien Determinasi (R2) 80

BAB. V. Kesimpulan dan Saran 81

A. Kesimpulan .. 81

B. Saran . 82

DAFTAR PUSTAKA .. 83

LAMPIRAN .84

xiv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Penelitan sebelumnya . 26

3.1 Daftar Perusahaan JII 36

3.2 Daftar Perusahaan yang Akan Diteliti .. 37

3.3 Inflasi yang terjadi di Indonesia ... 37

3.4 Persentase Perubahan Nilai Tukar Rupiah ... 38

3.5 Kriteria Pengujian Durbin Watson ... 43

4.1 Statistik Deskriptif 64

4.2 Uji Autokorelasi ... 66

4.3 Hasil DW .. 66

4.4 Uji White ... 67

4.5 Output Common Effect Model . 68

4.6 Output Fixed Effect Model .. 69

4.7 Output Random Effect Model .. 70

4.8 Uji Likelihood Ratio .. 71

4.9 Uji Hausman .... 72

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 33

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Data sampel penelitian . 87

2 Data untuk Olah Eviews ... 89

3 Jakarta Islamic Index 91

4 Statistik deskriptif... .. 92

5 Common Effect . 92

6 Fixed Effect ... 93

7 Random Effect .. 94

8 Uji Chow ... 95

9 Uji Hausman . 96

10 White Heteroskedastisitas .. 97

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi, hampir semua negara menaruh perhatian besar

terhadap pasar modal karena memiliki peranan penting bagi suatu negara, yaitu

sebagai salah satu strategis penguatan ketahanan ekonominya. Indonesia sebagai

negara berkembang mempunyai ketergantungan yang besar pada dunia investasi,

karena dengan adanya investasi maka akan ada ketersediaan modal untuk

melakukan kegiatan ekonomi ataupun pembangunan infrastruktur di negara ini.

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana yang

dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan

datang (Tandelilin, 2001:3). Harapan keuntungan di masa yang akan datang ini

merupakan kompensasi atas waktu dan resiko yang terkait dengan keuntungan

yang diharapkan Investasi bisa dilakukan di berbagai lembaga keuangan, seperti:

bank, pasar modal, pasar uang, dan lain-lain. Pasar modal adalah tempat

pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang

membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin,

2001:13).

Menurut Yuswandi (2012:42), pasar modal merupakan alternatif

penghimpun dana selain melalui sistem perbankan, di mana sebagai instrument

keuangan jangka panjang dapat diperjual-belikan baik dalam bentuk hutang

(obligasi) maupun dalam bentuk kepemilikan modal (saham) yang diterbitkan

oleh perusahaan maupun pemerintah. Pasar modal pada hakikatnya adalah pasar

yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional, di mana ada pedagang dan

pembeli dan ada juga tawar-menawar harga. Pasar modal merupakan sumber

utama bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dana dalam jumlah besar

dan akan terikat dalam jangka waktu yang panjang.

2

Dalam pasar modal terdapat beberapa macam indeks-indeks yang di

publikasikan oleh Bursa Efek Indonesia, diantaranya adalah IHSG, JII, LQ45,

Kompas 100, indeks papan atas, dan berbagai macam indeks di setiap sektor.

Indeks-indeks ini dapat dijadikan acuan (benchmark) atau indikator yang

menggambarkan pergerakan saham. Di pasar modal sebuah indeks diharapkan

memiliki lima fungsi, yaitu (Darmadji & Fakhruddin, 2001:95) :

1. Sebagai indikator trend pasar.

2. Sebagai indikator tingkat keuntungan.

3. Sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio.

4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif.

5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.

Di tahun 2009 indeks JII meningkat dari tahun sebelumnya yang terkena

dampak krisis global, meningkat cukup baik sebesar 993 point sehingga indeks JII

meningkat kembali mencapai level 417.182 point. Indeks JII sudah sangat baik

pada tahun 2010 meskipun peningkatannya hanya sebesar 115.719 point sehingga

indeks JII menjadi 532.901 point. Peningkatan yang cukup baik dan stabil pada

akhir tahun 2011 sebesar 537.031 point meskipun sempat terjadi penurunan di

pertengahan tahun 2011 (Hanum, 2012). Jakarta Islamic Index merupakan indeks

saham perusahaan yang memenuhi kriteria syariah dalam menjalankan usahanya.

Perusahaan-perusahaan yang masuk dalam JII adalah emiten yang usahanya tidak

bertentangan dengan syariat Islam.

Setiap saham yang terdaftar di pasar modal memiliki nilai yang berbeda-

beda. Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai harga

suatu saham, misalnya dari laporan keuangan perusahaan dan lain-lain. dan ini

menjadi nilai ukur para investor untuk berinvestasi. Para investor dalam

berinvestasi membutuhkan informasi yang tersedia seperti kinerja perusahaan,

resiko yang dihadapi investor dan faktor yang mempengaruhi harga saham yang

akan digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihan untuk membeli

saham yang menguntungkan bagi dirinya (Jogiyanto, 2007:98). Saham adalah

3

surat tanda bukti kepemilikan bagian modal suatu perusahaan. Harga saham

sangat dipertimbangkan oleh investor karena merupakan standar pengukuran

kinerja perusahaan, sehingga emiten berusaha menjaga prestasinya serta terus-

menerus berusaha memperbaiki kinerjanya yang dapat mempengaruhi return

saham (Anggana, 2013).

Fenomena yang terjadi di Indonesia seperti politik, kondisi pasar, krisis,

dan infrastruktur dapat berimbas ke perekonomian di Indonesia sebagaimana

tercermin dari gejolak di pasar modal dan pasar uang. Ini karena, pasar modal

sangat sensitif terhadap peristiwa yang sedang terjadi. Peristiwa seperti keadaan

politik tersebut dapat memotivasi investor untuk bereaksi apakah menjual atau

membeli saham, sehingga memicu terjadinya volatilitas harga saham. Volatilitas

adalah pengukuran statistik untuk fluktuasi harga selama periode tertentu

(Firmansyah, 2006)

Pihak pembeli saham menghendaki kenaikan harga saham setelah

pembelian saham dan pihak penjual saham menghendaki penurunan harga saham

setelah penjualan saham. Tujuan yang berbeda dari pihak pembeli dan penjual ini

melatarbelakangi re-evaluasi yang mengakibatkan fluktuasi harga saham. Tinggi

rendahnya volatilitas harga saham ini dapat dipengaruhi oleh faktor makro dan

mikro. Faktor makro adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian

secara keseluruhan, antara lain tingkat bunga yang tinggi, inflasi, tingkat

produktivitas nasional, politik, dan lain-lain yang memiliki dampak penting pada

potensi keuntungan perusahaan. Faktor mikro adalah faktor-faktor yang

berdampak langsung pada perusahaan itu sendiri, seperti perubahan manajemen,

harga, dan ketersediaan bahan baku, produktivitas tenaga kerja dan faktor lain

yang dapat mempengaruhi kinerja keuntungan perusahaan individual (Schwert,

1989).

Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai harga

suatu saham. Pendekatan yang banyak digunakan di antaranya adalah pendekatan

tradisional dan pendekatan portofolio modern. Untuk menganalisis surat berharga

4

saham dengan pendekatan tradisional digunakan dua analisis yaitu analisis

teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal merupakan suatu teknik

analisis yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk

berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun

pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang

dipublikasikan seperti harga saham, volume perdagangan saham, dividen yang

dibagikan, indeks harga saham gabungan dan individu, serta faktor-faktor lain

yang bersifat teknis. Pendekatan analisis fundamental didasarkan pada suatu

anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik yang diestimasikan oleh

investor (Ang, 1997:1).

Baik investor pengharap imbalan yield (dividen) maupun capital gain,

keduanya sama-sama membutuhkan informasi mengenai dividen. Bagi para

investor pengharap imbalan dividen, informasi tentang kebijakan dividen penting

karena kebijakan dividen adalah salah satu faktor-faktor penentu keputusan

apakah mereka akan menginvestasikan dana mereka atau tidak. Informasi tentang

naik-turunnya dividen tunai yang dibagikan perusahaan merupakan salah satu

informasi yang dipandang cukup penting, karena dalam informasi tersebut

mengandung muatan informasi (information content) yang berkenaan dengan

prospek keuntungan yang akan diperoleh suatu perusahaan di masa yang akan

datang (Prasetiono, 2000). Investor pengharap imbalan dividen umumnya

menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, karena dengan stabilitas

pembayaran dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap

perusahaan sehingga mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan

dananya ke dalam perusahaan.

Sedangkan bagi investor pengharap imbalan capital gain, jika disimpulkan

berdasarkan teori Efficiency Market Hyphotesis, informasi tentang kebijakan

dividen penting bagi mereka karena harga saham bereaksi terhadap informasi

yang ada di pasar, salah satunya adalah informasi tentang pembagian dividen.

Informasi tentang pembagian dividen dipercaya akan dapat mempengaruhi

perilaku harga saham di bursa akibat dari aksi investor yang menginginkan

5

keuntungan dari kejadian (moment) tersebut (Kaweny, 2007). Volatilitas harga

saham adalah risiko sistemik yang dihadapi oleh investor yang memiliki investasi

saham biasa. Investor pada dasarnya merupakan risk averse, dan volatilitas

investasi mereka menjadi sesuatu yang penting bagi mereka karena merupakan

ukuran tingkat risiko yang mereka hadapi.

Harga saham juga dapat dipengaruhi oleh kebijakan dividen yang ada,

karena kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan

pendanaan perusahaan. Semakin besar laba ditahan maka akan semakin sedikit

jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen kepada investor, karena

investor juga memperhatikan dividend payout ratio (DPR) perusahaan. Rasio

pembayaran deviden dapat menetukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam

perusahaan sebagai sumber pendanaan. Rasio pembayaran dividen (dividend

payout ratio) adalah persentase dividen yang dibayarkan dan dibagikan dengan

laba yang tersedia untuk pemegang saham (Jugiyanto, 2007:38).

Kebijakan pembayaran dividen kas mempunyai arti penting bagi

perusahaan. Kebijakan dividen kas perusahaan memiliki dampak penting bagi

banyak pihak yang terlibat (Suharli, 2006:17). Banyak pertimbangan untuk

mengambil suatu keputusan apakah pembagian dividen akan dilakukan atau tidak.

Banyak implikasi yang ditimbulkan oleh kebijakan dividen ini, dan salah satunya

adalah dampak ke harga saham. Pengumuman dividen merupakan salah satu

informasi dalam pasar modal yang efisien. Informasi yang relevan ini dapat

mempengaruhi harga sekuritas di pasar modal, seperti yang dinyatakan oleh

Jogiyanto, bahwa kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah dengan

melihat hubungan antara informasi dengan harga. Dalam tesis Kaweny (2007)

menyatakan bahwa sangat wajar jika manajer akan sangat berhati-hati dalam

melakukan keputusan pendanaan terkait pembagian dividen kas karena kesalahan

dalam pembuatan keputusan pendanaan akan memiliki implikasi pada

menurunnya nilai perusahaan yang berarti menurunnya kemakmuran para

pemegang saham.

6

Di sisi lain perusahaan menyadari bahwa investor memperhatikan

pengembalian dividen, dan bahwa tingkat risiko investasi mereka (saham) dapat

mempengaruhi nilai saham perusahaan dalam jangka panjang. Selain itu, kenaikan

dividen yang dibayarkan lebih tinggi dari yang diperkirakan merupakan isyarat

bagi investor bahwa manajemen perusahaan memperkirakan laba di masa yang

akan datang akan meningkat, hal ini akan menimbulkan reaksi positif sehingga

harga saham naik. Sebaliknya, penurunan dividen atau kenaikan dividen yang

lebih kecil dari yang diperkirakan merupakan suatu isyarat bahwa manajemen

meramalkan laba di masa yang akan datang rendah, hal ini akan menyebabkan

reaksi negatif sehingga harga saham dapat turun. Perubahan harga saham setelah

pembagian dividen menunjukkan bahwa dividen mengandung informasi atau

pengisyaratan yang penting dalam pengumuman dividen tersebut (Brigham dan

Houston, 1998:107).

Tetapi di sisi lain, pembagian dividen kepada pemegang saham akan

menyebabkan posisi kas suatu perusahaan semakin berkurang, semakin besar nilai

dividen yang dibagikan perusahaan kepada investor maka semakin kecil posisi kas

pada perusahaan tersebut. Hal ini juga mengakibatkan leverage (rasio antara

hutang terhadap ekuitas) akan semakin besar. Dampak yang ditimbulkan oleh

kebijakan dividen adalah bahwa kebijakan tersebut secara langsung akan

berpengaruh negatif dengan leverage keuangan perusahaan (Pujiono, 2002).

Artinya, debt to equity ratio (DER) akan meningkat sesuai dengan proporsi

dividen yang akan dibagikan. Meningkatnya nilai leverage maka penilaian

terhadap perusahaan menjadi buruk yang selanjutnya akan mempengaruhi harga

saham di pasar. Leverage yang semakin besar akan memperbesar perubahan arus

laba bersih perusahaan. Leverage akan menimbulkan beban bunga utang, jumlah

bunga pinjaman yang dibayar mempengaruhi hubungan antara return atas jumlah

aktiva setelah pajak dengan return atas modal sendiri.

Husnan (1996:97) menyatakan bahwa perusahaan lebih suka menahan

keuntungan daripada membagikan dalam bentuk dividen sedangkan investor lebih

suka pembayaran dividen saat ini daripada menundanya untuk direalisasi dalam

7

bentuk capital gain. Oleh karena adanya kepentingan yang kontradiktif antara

pihak perusahaan dengan investor maka perusahaan harus dapat mengambil suatu

kebijakan dividen yang membawa manfaat khususnya bagi peningkatan

kemakmuran para pemegang saham.

Selanjutnya adalah ngaruh nilai tukar rupiah terhadap dolar yang

mempengaruhi harga saham. Nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap mata

uang negara lain. Nilai tukar atau kurs satu mata uang terhadap lainnya

merupakan bagian dari proses valuta asing (Wiyani, 2005). Istilah valuta asing

mengacu pada mata uang asing aktual atau berbagai klaim atasnya, seperti

deposito bank atau surat sanggup bayar yang diperdagangkan. Beberapa penelitian

juga menyebutkan bahwa volatilitas harga saham dipengaruhi oleh faktor

makroekonomi seperti inflasi, nilai tukar, tingkat suku bunga, indeks produksi

industri, suplai uang, dan harga minyak.

Ada dua pengaruh langsung krisis finansial global terhadap perekonomian

di negara Indonesia: Pertama, pengaruh terhadap keadaan indeks bursa saham

Indonesia. Kepemilikan asing yang masih mendominasi dengan porsi 66%

kepemilikan saham di BEI, mengakibatkan bursa saham rentan terhadap keadaan

finansial global karena kemampuan finasial para pemilik modal tersebut (Tempo

Interaktif, 2008). Kedua, di bidang ekspor-impor Amerika Serikat merupakan

negara tujuan ekspor nomor dua setelah Jepang dengan porsi 20%30% dari total

ekspor (Depperin, 2008). Dengan menurunnya kinerja ekonomi Amerika Serikat

secara langsung akan mempengaruhi ekspor impor negara Indonesia juga maka ini

juga dapat mempengaruhi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Krisis

ekonomi di Indonesia pada tahun 1997 juga menunjukkan hubungan antara

kondisi makro ekonomi terhadap kinerja saham, di mana dengan melemahnya

nilai tukar rupiah telah berdampak besar terhadap Pasar Modal di Indonesia.

Pengaruh lain krisis finansial global terhadap ekonomi makro adalah dari

sisi tingkat suku bunga. Dengan naik turunnya kurs dollar, suku bunga akan naik

karena Bank Indonesia akan menahan rupiah sehingga akibatnya inflasi akan

8

meningkat. Gabungan antara pengaruh kurs dollar tinggi dan suku bunga yang

tinggi akan berdampak pada sektor investasi dan sektor riil, di mana investasi di

sektor riil seperti properti dan usaha kecil dan menengah (UKM) dalam hitungan

semesteran akan sangat terganggu. Pengaruhnya pada investasi di pasar modal,

krisis global ini akan membuat orang tidak lagi memilih pasar modal sebagai

tempat yang menarik untuk berinvestasi karena kondisi makro yang kurang

mendukung (Karim, 2008:6).

Dari fenomena dan teori yang diungkapkan di atas maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang volatilitas harga saham. Penelitian ini

membatasi penelitian terhadap faktor yang mempengaruhi Volatilitas Harga

Saham, menurut peneliti ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tinggi-

rendahnya volatilitas harga saham yaitu volume perdagangan, inflasi, dividend

yield ,dividend payout ratio, dan kurs namun dari beberapa faktor tersebut, sulit

sekali menyimpulkan faktor mana yang berpengaruh paling dominan terhadap

volatilitas harga saham. Studi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

volatilitas harga saham di Indonesia antara lain.

Naimatul dalam penelitiannya menggunakan volume perdagangan, inflasi,

dividend yiled, dan dividend payout ratio untuk diuji pengaruhnya terhadap

volatilitas harga saham. Hasilnya menunjukkan secara bersama-sama keempat

variabel tersebut menunjukkan pengaruh positif terhadap volatilitas harga saham.

Di antara keempat variabel tersebut inflasi merupakan variabel makroekonomi

yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap volatilitas harga saham.

Hubungan positif antara inflasi dan volatilitas harga saham tersebut disebabkan

oleh adanya hubungan positif antara tingkat inflasi dan tingkat pertumbuhan uang.

Ratnasari dalam penelitiannya menggunakan volume perdagangan, inflasi, dan

nilai tukar rupiah untuk diuji pengaruhnya terhadap volatilitas harga saham.

Hasilnya menunjukkan secara bersama-sama ketiga variabel tersebut

menunjukkan pengaruh positif terhadap volatilitas harga saham. Diantara ketiga

variabel tersebut volume perdagangan merupakan variabel yang memiliki

pengaruh paling dominan terhadap volatilitas harga saham.

9

Berdasarkan terdapatnya persamaan dan perbedaan antara penelitian-

penelitian terdahulu tentang mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

volatilitas harga saham. Maka peneliti akan mencoba mengkaji dan meneliti

kembali tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap volatilitas harga saham.

Lebih lanjut, penelitian ini akan menggunakan saham-saham yang aktif sebagai

sampel penelitian yaitu mengambil sampel dari perusahaan yang terdaftar dalam

Jakarta Islamic Index (JII juni-november 2017) yang juga masuk ke dalam daftar

LQ45. Alasan digunakannya saham aktif yang masuk dalam JII dan perhitungan

LQ45 adalah guna menghindari pengambilan sampel yang berpotensi mengikut

sertakan saham tidak aktif dalam analisis. JII adalah saham perusahaan di mana

perusahaanya memenuhi kriteria syariah sedangkan LQ45 adalah saham aktif

paling liquid, maka jika perusahaan yang berada di JII masuk juga ke dalam LQ45

maka akan menjadi saham syariah paling liquid. Oleh kerana itu, skripsi ini akan

peneliti beri judul Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi, Volume

Perdagangan, Dividend Yield, dan Diviedend Payout Ratio Terhadap

Volatilitas Harga Saham Perusahaan di JII.

10

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana nilai tukar, inflasi, volume perdagangan, dividend yield, dan

dividend payout ratio berpengaruh terhadap volatilitas harga saham secara

simultan.

2. Bagaimana nilai tukar, inflasi, volume perdagangan, dividend yield, dan

dividend payout ratio berpengaruh terhadap volatilitas harga saham secara

parsial.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Menganalisis pengaruh nilai tukar (RP/USD) terhadap volatilitas harga

saham.

b. Menganalisis pengaruh inflasi terhadap volatilitas harga saham.

c. Menganalisis pengaruh volume perdagangan terhadap volatilitas harga

saham.

d. Menganalisis pengaruh dividend yield terhadap volatilitas harga saham.

e. Menganalisis pengaruh dividend payout ratio terhadap volatilitas harga

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian dapat digunakan untuk memperdalam ilmu

pengetahuan mengenai hal hal yang mempengaruhi volatilitas harga

saham. Terutama mengenai saham, laporan perusahaan, kurs, inflasi,

volume perdagangan, dividend yield, dividend payout ratio, dan

volatilitas harga saham.

11

b. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

dan referensi bagi penelitian berikutnya yang tertarik untuk

melakukan kajian di bidang yang sama, dan juga dapat menjadi

perbandingan untuk penelitian sebelum dan sesudah penelitian ini

dilakukan

c. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi

yang berguna untuk investor sebagai bahan pertimbangan dan

referensi dalam pengambilan keputusan investasi.

d. Bagi Umum

Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya

untuk konsentrasi manajemen keuangan, pasar modal, dan bagi

mahasiswa yang mempunyai minat yang sama dengan peneliti.

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pasar Modal

Ada banyak yang mendefinisikan pasar modal, diantaranya adalah:

a. Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara

permintaan dan panawaran atas instrument keuangan jangka

panjang, umumnya lebih dari 1 tahun (Samsul, 2006:43).

b. Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan

akumulasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana guna

menunjang pembiayaan pembangunan nasional (Kamaruddin,

2004:17).

c. Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki

kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan

cara memperjualbelikan sekuritas, jadi pasar modal merupakan

tempat untuk mengalokasikan modal secara efisien dari

investor yang mempunyai surplus tabungan atau modal kepada

emiten yang mempunyai defisit tabungan atau modal

(Tandelilin, 2001:13).

d. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda

jauh dengan pasar tradisional, di mana ada pedagang, pembeli,

dan juga ada tawar menawar harga (Khadijah, 2013).

Menurut peneliti, pasar modal adalah tempat untuk jual-beli

saham perusahaan yang sahamnya ditawarkan oleh perusahaan yang

mengeluarkan saham itu atau bisa juga ditawarkan oleh orang atau

investor yang memiliki saham dan ingin menjualnya dan dibeli oleh

investor yang ingin membeli saham.

13

Jenis pasar modal dibagi menjadi empat katagori pasar

(Samsul, 2006:46), yaitu:

a. Pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang

untuk pertama kalinya menawarkan saham atau obligasi ke

masyarakat umum. Di sini emiten menawarkan efek kepada

masyarakat melalui penjamin kemudian penjamin

menunjukkan beberapa agen penjual untuk menjangkau

investor yang tersebar di seluruh kota

b. Pasar sekunder adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli

efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor melalui

perantara efek. Dikatakan tempat karena secara fisik para

perantara efek berada dalam satu gedung di lantai perdagangan

(trading floor), seperti di Bursa Efek Jakarta

c. Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual beli efek antara market

maker serta investor dan harga dibentuk oleh market maker.

Investor dapat memilih market maker yang memberi harga

terbaik, namun sampai saat ini Indonesia belum memiliki pasar

ketiga

d. Pasar keempat adalah sarana transaksi jual beli antara investor

jual dan investor beli tanpa perantara efek. Transaksi dilakukan

secara tatap muka antar investor jual dan investor beli untuk

saham atas pembawa

Dalam kegiatannya, pemerintah sudah memberikan fasilitas

sarana-prasarana untuk pasar modal ini seperti tempat dan peraturan

perundang-undangan agar kepentingan masyarakat terjamin. Pasar

modal di Indonesia sudah dikenal sejak tahun 1912, tetapi karena

suasana politik dan ekonomi kegiataannya terhenti dan baru bisa aktif

lagi tahun 1976 (Kamaruddin, 2004:17).

14

2. Jakarta Islamic Index

Jakarta Islamic index (JII) adalah indeks yang dikembangkan

oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang bekerja sama dengan Danareksa

Invesment Management (DIM) untuk merespons kebutuhan informasi

yang berkaitan dengan invenstasi yang sesuai dengan syariat Islam.

Jakarta Islamic Index merupakan subset dari Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) yang diluncurkan pada tanggal 3 juli 2000 dan

menggunakan tahun 1 Januari 1995 sebagai base data (dengan nilai

100). JII melakukan penyaringannya terhadap saham yang sesuai

dengan rujukan fatwa syariah yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah

Nasional (DSN). Berdasarkan fatwa ini BEJ memilah emiten yang

unit usahanya sesuai syariah yang dilakukan screening setiap 6 bulan

sekali. (Rodoni, 2009:28).

Indeks syariah yang biasa dikenal dengan JII ini merupakan

salah satu indeks saham yang ada di Indonesia untuk jenis-jenis saham

yang memenuhi kriteria syariah dalam perhitungan indeks harga rata-

rata sahamnya. JII telah dikembangkan sejak tanggal 3 juli 2000,

pembentukan instrument syariah ini untuk mendukung pembentukan

pasar modal syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada

tanggal 14 maret 2003 atas kerjasama antara pasar modal Indonesia

yaitu PT Bursa Efek Jakarta dengan Danareksa Invesment

Management di mana setiap periodenya saham yang masuk ke dalam

JII berjumlah 30 saham yang memenuhi kriteria syariah. Mekanisme

pasar modal syariah meniru pola serupa di Malaysia yang

digabungkan dengan bursa konvesional seperti Bursa Efek Jakarta dan

Bursa efek Surabaya. (Hanum, 2012).

Jakarta Islamic Index dibentuk dengan tujuan agar

meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada

saham yang berbasis syariah, sehingga JII diharapkan dapat

mendukung proses transparasi dan akuntabilitas saham berbasis

15

syariah di Indonesia. JII diharapkan menjadi jawaban atas keingingan

investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah tanpa takut

dengan dana ribawi atau kegiatan usaha yang diharamkan oleh syariat

Islam.

3. Indeks LQ45

Indeks LQ45 adalah indeks dengan nilai kapitalisasi pasar dari

45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang

besar. Saham-saham pada indeks LQ45 harus memenuhi kriteria dan

melewati seleksi utama sebagai berikut:

a) Masuk dalam TOP 95% dari total transaksi saham di pasar

regular (rata-rata nilai transaksi selama satu tahun terakhir).

b) Masuk dalam TOP 90% berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-

rata kapitalisasi selama satu tahun terakhir).

c) Telah tercatat di BEI minimum tiga bulan.

d) Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan.

e) Aktivitas transaksi di pasar regular yaitu nilai, volume dan

frekuensi dan transaksi.

f) Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi

pasar tersebut di atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan

prospek pertumbuhan perusahaan tersebut.

Tujuan indeks LQ45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan

untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpecaya bagi analisis

keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal

lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham-saham yang

aktif diperdagangkan. BEI secara rutin memantau perkemabngan

kinerja emiten-emiten yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45.

Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan

saham-saham tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap

enam bulan sekali, yaitu pada Februari dan Agustus.

16

4. Volatilitas Harga Saham

Volatilitas harga saham adalah pengukuran statistik untuk

fluktuasi harga selama periode tertentu (Firmansyah, 2006). Ukuran

tersebut menunjukkan penurunan dan peningkatan harga dalam

periode yang pendek dan tidak mengukur tingkat harga, namun derajat

variasinya dari satu periode ke periode berikutnya.

Terdapat lima jenis volatilitas dalam pasar keuangan (Schwert

dan W. Smith, Jr, 1992) yaitu:

a) Future Volatility

Future volatility adalah apa yang hendak diketahui oleh para

pemain dalam pasar keuangan (trader).

b) Historical Volatility

Untuk dapat mengetahui masa depan maka perlu mempelajari

masa lalu. Hal ini dilakukan dengan membuat suatu permodelan

dengan teori pricing berdasarkan data

c) Forecast Volatility

Seperti halnya terdapat jasa yang berusaha meramalkan

pergerakan arah masa depan harga suatu kontrak demikian juga

terdapat jasa yang berusaha meramalkan volatilitas masa depan

suatu kontrak masa lalu untuk dapat meramalkan volatilitas pada

masa yang akan datang.

d) Implied Volatility

Implied volatility merupakan volatilitas yang harus kita masukkan

ke dalam model teoritis pricing untuk menghasilkan nilai teoritis

yang identik dengan harga option di pasar.

e) Seasonal Volatility

Komoditas pertanian tertentu seperti jagung, kacang, kedelai, dan

gandum sangat sensitive terhadap faktor-faktor volatilitas yang

muncul dari kondisi cuaca musim yang jelek.

17

5. Volume perdagangan (Trading volume)

Volume perdagangan saham adalah banyaknya lembaran

saham suatu emiten yang diperjualbelikan di pasar modal setiap hari

dengan tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli

saham (Wiyani, 2005). Volume perdagangan ini seringkali dijadikan

tolak ukur (benchmark) untuk mempelajari informasi dan dampak dari

berbagai kejadian.

Volume perdagangan ini juga sering digunakan oleh para

investor untuk mengambil keputusan membelinya atau tidak. Hal ini

berkaitan dengan capital again di mana volume perdagangan yang

kecil menunjukkan bahwa saham tersebut memiliki sedikit investor ini

artinya minat investor untuk melakukan investasi di perusahaan

tersebut sangat rendah, begitu juga sebaliknya jika volume

perdagangan besar, maka banyak investor yang berminat untuk

berinvestasi di saham tersebut.

6. Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah meningkatnya arah harga secara umum yang

berlaku dalam suatu perekonomian (Samuelson dan Nordhaus,

2001:118). Inflasi adalah kecenderungan dari harga umum untuk

naik secara terus menerus, akan tetapi kenaikan harga dari satu

atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan

tersebut meluas kepada dan mengakibatkan kenaikan sebagian

besar dari harga barang-barang lainnya (Boediono, 2000:97).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa inflasi

adalah kenaikan harga-harga yang tidak disebabkan oleh naiknya

harga satu atau dua barang saja namun jika kenaikan satu dua

barang tersebut menyebabkan naiknya harga barang lain maka bisa

mengakibatkan inflasi. Inflasi sendiri dapat mengakibatkan

turunnya nilai mata uang (devaluasi), sehingga berdampak pada

18

konsumsi masyarakat yang menurun yang disebabkan oleh

turunnya juga daya beli masyarakat. Tingkat inflasi berbeda dari

suatu periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari suatu

negara ke negara lainnya (Sukirno, 2003:15). Inflasi dapat dihitung

dengan menggunaan indeks harga, di mana indeks harga yang

sering digunakan untuk mengukur inflasi adalah indeks harga

konsumen (IHK), indeks harga perdagangan besar, dan GNP

deflator.

b. Faktor Penyebab Inflasi

Menurut Bank Indonesia (BI), faktor penyebab adanya

inflasi ada 3 (tiga) macam, yaitu:

1) Tekanan dari sisi penawaran (cost push inflation)

Adanya cost push inflation dapat disebabkan oleh depresiasi

nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara

partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur

pemerintah (administered price), dan terjadi negative supply

shocks akibat bencana alam dan terganggunya distribusi.

2) Tekanan dari sisi permintaan (demand pull inflation)

Penyebab demand pull inflation adalah tingginya permintaan

barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya. Dalam

makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang

melebihi output potensialnya atau permintaan total (aggregate

demand) lebih besar dari pada kapasitas perekonomian.

3) Ekspektasi inflasi

Faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat

dan pelaku ekonomi dalam menggunakan ekspektasi angka

inflasi dalam keputusan kegiatan ekonominya. Ekspektasi

inflasi tersebut apakah lebih cenderung bersifat adaptif. Hal ini

tercermin dari perilaku pembentukan harga di tingkat produsen

dan pedagang terutama pada saat menjelang hari-hari besar

19

keagamaan (lebaran, natal, dan tahun baru) dan penentuan

upah minimum regional (UMR). Meskipun ketersediaan

barang secara umum diperkirakan mencukupi dalam

mendukung kenaikan permintaan, namun harga barang dan

jasa pada saat-saat hari raya keagamaan meningkat lebih tinggi

dari kondisi supply-demand tersebut.

c. Jenis-jenis Inflasi

Apabila dilihat dari skala parah atau tidaknya inflasi

tersebut, maka dapat dilihat sebagai berikut:

1) Inflasi ringan, dengan skala inflasi sebesar 100% per

tahun.

Penggolongan inflasi berdasarkan parah atau tidaknya ini

berguna untuk melihat dampak dari inflasi tersebut. Apabila inflasi

tergolong ringan maka dapat mendorong perekonomian, yaitu

meningkatkan pendapatan nasional dan mendorong investasi.

Sebaliknya, apabila terjadi hyper inflation maka keadaan

perekonomian menjadi lesu.

Dilihat dari asal inflasi atau sumber timbulnya inflasi, maka

dapat diketahui bahwa inflasi tersebut berasal dari dalam negeri

dan juga berasal dari luar negeri.

1) Inflasi Domestik, inflasi yang terjadi karena kenaikan harga

akibat adanya kondisi shock dari dalam negeri baik karena

perilaku masyarakat maupun pemerintah yang mengakibatkan

kenaikan harga.

20

2) Inflasi impor, inflasi ini terjadi apabila barang-barang impor

yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang

penting dalam kegiatan pengeluaran di perusahaan-perusahaan.

Contohnya kenaikan harga minyak.

d. Pengukuran Tingkat Inflasi

Inflasi dapat dihitung dengan indeks harga konsumen

(IHK), indeks harga perdagangan besar, dan GNP deflator. Di

mana yang sering digunakan adalah menggunakan IHK dan GNP

deflator, berikut perhitungan tingkat inflasi yang paling sering

digunakan:

1) Berdasarkan indeks harga konsumen (IHK)

Menggunakan rumus:

Di mana:

In = Inflasi

IHKn = Indeks Harga Konsumen tahun sekarang

IHKn-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya

2) Berdasarkan GDP Deflator

Rumus yang digunakan adalah

Di mana:

In = Inflasi

Dfn = GDP deflator tahun sekarang

Dfn-1 = GDP deflator tahun sebelumnya

Pada dasarnya inflasi yang tinggi tidak disukai oleh para

pelaku pasar modal karena akan meningkatkan biaya produksi.

Kenaikan biaya produksi tersebut mendorong perusahaan-

perusahaan menaikkan harga-harga barang produksi sehingga

21

harga barang-barang dalam negeri akan naik sehingga berdampak

pada kinerja perusahaan dan hal ini dapat terlihat dari harga

sahamnya.

7. Dividen

Dividen merupakan hak pemegang saham biasa (common

stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan.

Dividen kas merupakan bagian dari laba yang dibagikan kepada

pemegang saham (Sutrisno, 2003:303). Dividen merupakan arus kas

yang disisihkan untuk pemegang saham, sedangkan laba ditahan

(retained earnings) merupakan salah satu dari sumber dana yang

paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Dividen

kas adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham yang

memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan

datang (Sundjaja dan Barlian 2003:380).

Perusahaan membagikan dividen kepada para investor adalah

kebijakan yang sangat penting, karena dividen adalah bagian yang

tidak terpisahkan dalam keputusan perusahaan. Kebijakan pembagian

dividen tidak saja membagikan keuntungan yang diperoleh

perusahaan kepada para investor tetapi harus selalu diikuti dengan

pertimbangan adanya kesempatan investasi kembali (reinvesment).

Dividen yang dibayarkan secara tunai makin meningkat, dapat

mengakibatkan semakin sedikit dana yang tersedia untuk reinvestasin,

namun jika dibayarkan dengan saham, maka reinvestasi akan menjadi

manfaat bagi investor.

Ada beberapa bentuk pemberian dividen yang diberikan oleh

perusahaan kepada pemegang saham. Dividen yang dibagikan kepada

pemegang saham terdiri atas beberapa bentuk. menurut Fakhruddin

adalah sebagai berikut:

22

a) Dividen Tunai

Dividen Tunai merupakan bentuk umum dari distribusi

kepada pemegang saham. Sebelum dividen tunai dapat

dibayarkan kepada pemegang saham biasa, setiap preferensi

dividen preferen harus dibayarkan kepada pemegang saham

preferen.

b) Dividen Properti

Perusahaan terkadang membayar dividen dengan aktiva

non kas, yang disebut aktiva properti. Properti dapat berupa

sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perusahaan, real estate,

barang dagangan, atau setiap aktiva non kas lainnya yang

ditetapkan dewan direksi.

c) Dividen Likuidasi

Dividen likuidasi merupakan distribusi yang merupakan

pengembalian tambahan modal disetor dan bukan laba ditahan.

Dividen likuidasi adalah tepat jika tidak terdapat niat atau

peluang mempertahankan sumber daya untuk penggantian

aktiva. Apabila perusahaan membagi dividen likuidasi, maka

para pemegang saham harus diberitahu mengenai berapa

jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan

pengembalian modal, sehingga para pemegang saham bisa

mengurangi rekening investasinya.

d) Dividen Saham

Dividen saham merupakan distribusi proporsional atas

tambahan saham biasa atau saham preferen perusahaan kepada

pemegang saham. Dividen saham tidak mengubah aktiva,

kewajiban, atau total ekuitas pemegang saham perusahaan

penerbit

Kebijakan dividen penting karena ada dua alasan yaitu untuk

pembayaran dividen akan mempengaruhi harga saham, dengan

23

demikian akan berpengaruh juga dengan perdagangan saham.

Kemudian pendapatan yang ditahan (retained earning), biasanya

merupakan sumber tambahan modal sendiri (equity capital) yang

terbesar dan terpenting untuk pertumbuhan perusahaan (Fajrihan,

2010).

8. Dividend Yield

Dividend Yield adalah dividen yang dibayarkan dibagi dengan

harga sekarang (Fajrihan, 2010). Deviden Yield dinyatakan dalam

bentuk persentase yang merupakan salah satu komponen dari total

return. Apabila perusahaan dapat memperoleh laba yang besar, maka

kemungkinan besar perusahaan akan mampu membagikan dividen

yang makin besar. Dengan meningkatnya kemampuan perusahaaan

menghasilkan laba yang juga diiringi dengan semakin besarnya

dividen yang dibagikan hal ini akan menyebabkan harga saham akan

meningkat. Hal ini terjadi karena banyak investor yang tertarik untuk

membeli saham perusahaan yang memiliki kemampuan yang tinggi

dalam menghasilkan laba, sehingga permintaan akan saham tersebut

akan meningkat.

Jika investor bermaksud menyimpan saham selamanya, ia

mengharapkan dividen saham. Jika investor bermaksud untuk menjual

saham dikemudian hari, ia mengharapkan dividen saham dan

keuntungan akibat kenaikan harga saham. Ini berarti apabila dividend

yield dari perusahaan yang efisien semakin tinggi maka semakin besar

kemungkinan saham itu dinilai tinggi. Hal ini akan membuat investor

mau menanamkan dananya pada saham tersebut, sehingga permintaan

akan saham tersebut naik pada akhirnya menyebabkan harga saham

akan naik juga. Dividend Yield dihitung dengan formula sebagai

berikut:

Dividend Yield = Dividen yang dibayarkan

Harga saham sekarang

24

9. Dividen Payout Ratio

Rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) adalah

persentase deviden yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia

untuk pemegang saham (Jogiyanto, 2000:131). Dividend Payout Ratio

(DPR) atau yang disebut juga dengan rasio pembayaran dividen

adalah perbandingan antara dividend per-share dan earning per-share.

Rasio pembayaran dividen ini digunakan untuk mengukur berapa

rupiah yang akan diberikan kepada pemegang saham dari keuntungan

yang diperoleh perusahaan setelah dikurang pajak. Jadi, rasio

pembayaran dividen adalah sebuah parameter untuk mengukur

besaran dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham. Rasio

pembayaran dividen merupakan penentu jumlah laba yang dapat

ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan.

Rasio pembayar dividen memberikan gambaran tingkat

pembagian terhadap Net Income yang diperoleh perusahaan. Semakin

mapan suatu perusahaan pada umumnya memiliki tingkat DPR yang

semakin tinggi, adapun rumus untuk menghitung rasio pembayaran

dividen adalah:

10. Nilai Tukar

Nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap mata uang

negara lain (Wiyani, 2005). Nilai tukar atau kurs satu mata uang

terhadap mata uang lainnya merupakan bagian dari proses valuta

asing. Istilah valuta asing mengacu pada mata uang asing aktual atau

berbagai klaim atasnya, seperti deposito bank atau surat sanggup

bayar yang diperdagangkan. Kurs mata uang suatu negara dapat

mengalami devaluasi dan revaluasi (Hady, 2010:78).

Dividend payout ratio = Total Dividen

Net Income

25

Devaluasi diartikan sebagai suatu tindakan pemerintah untuk

menurunkan nilai mata uangnya (domestic currency) yang bertujuan

(dalam jangka waktu relatif pendek) untuk:

a. Mendorong ekspor dan membatasi impor sehingga diharapkan

dapat memperbaiki posisi BOP atau BOT menjadi equilibrium

atau mendekati equilibrium.

b. Mendorong penggunaan produksi dalam negeri.

c. Dengan BOP yang lebih equilibrium, diharapkan kurs valas dapat

menjadi relatif lebih stabil.

Revaluasi adalah turunnya nilai mata uang negara-negara lain

apabila dipertukarkan dengan mata uang domestik, atau dengan kata

lain nilai tukar mata uang domestik menguat terhadap mata uang

asing. Revaluasi diartikan sebagai suatu tindakan pemerintah untuk

menaikan nilai mata uangnya terhadap mata uang asing yang

dilakukan karena perekonomiannya sudah mencukupi atau mendekati

full employed atau terjadi kecendrungan inflasi. Kebijakan ini dalam

jangka pendek bertujuan untuk mengurangi agregat demand dan

inflasi (Hamdy, 2010:43).

Fluktuasi nilai tukar mata uang biasanya hanya dipengaruhi

oleh demand dan supply atas mata uang yang bersangkutan (Saputra,

2010). Namun belakangan ini, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap

hard currencies (valuta asing yang nilainya kuat) dipengaruhi oleh

berbagai faktor yang kompleks, seperti faktor politik yang

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap valuta asing yang

nilainya kuat.

Fluktuasi nilai tukar akan berpengaruh terhadap beberapa

indikator makroekonomi demikian pula sebaliknya fluktuasi nilai

tukar juga dapat dipengaruhi oleh beberapa indikator makroekonomi.

Stabilisasi mata uang merupakan persoalan yang penting untuk

26

mendorong kegiatan ekonomi dan menciptakan pertumbuhan

ekonomi. Kebijakan stabilisasi nilai mata uang terkait dengan sistem

devisa yang diterapkan pada suatu perekonomian. (Yuliadi, 2008:70).

Risiko nilai kurs merupakan risiko yang timbul akibat

pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang

negara lain (valuta asing). Perusahaan yang menggunakan mata uang

asing dalam menjalankan aktivitas operasional dan investasi akan

menghadapi resiko nilai tukar (kurs). Perubahan nilai tukar yang tidak

diantisipasi oleh perusahaan akan berpengaruh pada nilai perusahaan

tersebut. (Pasaribu, dkk, 2009).

Perusahaan yang menggunakan mata uang asing untuk kinerja

perusahaanya seperti impor bahan baku, ekspor keluar negeri, atau

yang menggunakan atau menjasai perusahaan luar negeri yang

transaksinya menggunakan uang asing sangat ketergantungan terhadap

mata uang asing tersebut, maka ini akan mengakibatkan perubahan

laba, modal dan lain-lain yang mempengaruhi kinerja perusahaan.

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas

harga saham sudah banyak diteliti sebelumnya akan peneliti tampilkan

pada tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1. Penelitian Sebelumnya

no Peneliti Judul Variabel

Dependen

( X )

Variabel

Independe

n ( Y )

Hasil

1 Naimatul

Fauziah

(2013)

Analisis

Pengaruh

Volume

Perdagangan,

Inflasi,

Dividend Yield

dan Dividend

Volatilitas

Harga

Saham

Volume

Perdagang

an, Inflasi,

Dividend

Yield dan

Dividend

Payout

Menghasilkan kesimpulan bahwa

volume perdagangan, inflasi, dividend

yield, dan dividend payout ratio

berpengaruh positif terhadap

volatilitas harga saham. Namun secara

signifikan inflasi adalah variabel yang

sangat berpengaruh signifikan diikuti

27

Payout Ratio

Terhadap

Volatilitas

Harga Saham

Perusahaan

yang Terdaftar

Di LQ45

Ratio dengan volume harga saham dan

dividend payout ratio sementara

dividend yield tidak berpengaruh

signifikan terhadap volatilitas harga

saham.

2 Irma

Rohmaw

ati

(2016)

Pengaruh

Volume

Perdagangan,

Dividend

Payout Ratio

dan Inflasi

Terhadap

Volatilitas

Harga Saham

Pada

Perusahaan

Yang

Terdaftar

Dalam Indeks

LQ45 Tahun

2011-2015

Volatilitas

Harga

Saham

Volume

Perdagang

an,

Dividend

Payout

Ratio dan

Inflasi

Menghasilkan bahwa volume

perdagangan, dividend payout ratio,

dan inflasi mempunyai pengaruh

positif terhadap volatilitas harga

saham. Namun secara signifikan

volume perdagangan sangat signifikan

berpengaruh terhadapp volatilitas

harga saham diikuti oleh dividend

payout ratio, sementara inflasi tidak

berpengaruh signifikan terhadap

volatilitas harga saham.

3 Anita

Ratnasari

(2015)

Pengaruh

Volume

Perdagangan,

Tingkat

Inflasi, dan

Nilai Tukar

(RP/USD)

Terhadap

Volatilitas

Harga Saham

(Studi pada

perusahaan

yang terdaftar

dalam indeks

LQ45 periode

2010-2013)

Volatilitas

Harga

Saham

Volume

Perdagang

an,

Tingkat

Inflasi,

dan Nilai

Tukar

(RP/USD)

menghasilkan hanya Inflasi yang

berpengaruh signifikan terhadap

volatilitas harga saham sedangkan

volume perdagangan dan nilai tukar

tidak berpengaruh signifikan terhadap

volatilitas harga saham.

4 Lydianita

Hugida

(2011)

Analisi Faktor-

Faktor Yang

Mempengaruh

i Volatilitas

Harga Saham

(Studi pada

Perusahaan

Volatilitas

Harga

Saham

Volume

Perdagang

an,

Inflasi,

Nilai

Tukar dan

Tingkat

Menghasilkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi volatilitas harga

saham secara signifkan adalah volume

perdagangan, inflasi, dan nilai tukar

sedangkan suku bunga SBI tidak

berpengaruh signifikan terhadap

volatilitas harga saham.

28

yang Terdaftar

dalam Indeks

LQ45 Periode

20062009)

Suku

Bunga.

5 Neny

Mulyani

(2014)

Analisis

Pengaruh

Inflasi, Suku

Bunga, Nilai

Tukar Rupiah,

Dan Produk

Domestik

Bruto

Terhadap

Jakarta Islamic

Index

Jakarta

Islamic

Index

Inflasi,

Suku

Bunga,

Nilai

Tukar

Rupiah,

Dan

Produk

Domestik

Bruto

menghasilkan bahwa inflasi dan

produk domestic bruto berpengaruh

positif terhadap Jakarta Islamic Index

sementara suku bunga dan nilai tukar

rupiah terhadap dolar Amerika

berpengaruh negatif terhadap Jakarta

Islamic Index.Sementara Suku bunga

dan Nilai tukar rupiah terhadap dollar

Amerika berpengaruh negatif terhadap

Jakarta Islamic Index.

Adapun perbedaan dari penelitian sebelumnya dari peneliatan yang

peneliti sekarang adalah:

1. Dengan Naimatul Fauziah, yaitu di penelitian ini menggunakan

tambahan variabel independen yaitu nilai tukar dan penelitian

sekarang dilakukan di perusahaan yang terdaftar di JII periode

Juni-November 2017.

2. Dengan Irma Rohmawati, yaitu di penelitian ini menggunakan

tambahan variabel independen dividen yield dan nilai tukar dan

penelitian sekarang dilakukan di perusahaan yang terdaftar di JII

periode Juni-November 2017.

3. Anita Ratnasari, yaitu di penelitian ini menggunakan tambahan

variabel independen dividend yield dan dan penelitian sekarang

dilakukan di perusahaan yang terdaftar di JII periode Juni-

November 2017.

4. Lydianita Hugida, yaitu di penelitian ini menggunakan tambahan

variabel independen dividend yield dan dividend payout ratio dan

penelitian sekarang dilakukan di perusahaan yang terdaftar di JII

periode Juni-November 2017.

29

5. Neny Mulyani, yaitu di penelitian ini peneliti menggunakan

variabel dependen yaitu volatilitas harga saham dan menggunakan

tambahan dividend yield dan dividend payout ratio.

C. Keterkaitan antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen

1. Pengaruh Volume Perdagangan terhadap Volatilitas Harga Saham

Apabila tidak ada informasi mengenai saham, maka investor

lebih cenderung untuk tetap memegang saham mereka, sehingga

volume perdagangan menurun karena tidak banyak saham yang dijual,

maka hal tersebut akan mengakibatkan volatilitasnya rendah

(Hugida, 2011). Faktor volume perdagangan saham memiliki

hubungan yang kuat dengan volatilitas harga saham. karena semakin

tinggi volume perdagangan saham akan semakin tinggi resiko yang

akan dihadapi dan sebaliknya (Ratnasari, 2013).

Kinerja suatu saham dapat diukur dengan volume

perdagangannya. Semakin sering saham tersebut diperdagangkan

mengindikasikan bahwa saham tersebut diminati oleh para investor.

Volume perdagangan ini seringkali dijadikan acuan untuk

mempelajari informasi suatu saham. Apabila tidak ada informasi

mengenai saham, maka investor cenderung untuk memegang saham

mereka, sehingga volume perdagangan menurun karena tidak banyak

saham yang dijual, maka akan mengakibatkan volatilitasnya rendah.

Begitu sebaliknya, apabila investor menerima banyak informasi

mengenai suatu saham, maka investor akan menjual saham mereka,

hal ini membuat volume perdagangan meningkat. Akibat dari

peningkatan tersebut, maka volatilitasnya juga akan naik.

Teori yang dikemukakan Chan dan Fong mengungkapkan

bahwa berbagai teori model hubungan antara volume perdagangan

dengan volatilitas harga saham yaitu volume perdagangan

berpengaruh terhadap volatilitas karena volume harga saham

30

mencerminkan informasi yang diterima oleh pelaku pasar (Chan dan

Fong, 2000).

2. Pengaruh Inflasi terhadap Volatilitas Harga Saham

Inflasi yang tidak signifikan menujukkan bahwa setiap

perubahan inflasi tidak berpengaruh terhadap volatilitas harga saham,

hal ini berarti investor yang ingin berinvestasi tidak perlu

memperhatikan tingkat inflasi selama inflasi tersebut masih dibawah

10% (Rohmawati, 2016).

Peningkatan tingkat inflasi akan menyebabkan kebijakan

ekonomi yang lebih ketat dan akan membuat efek negatif terhadap

harga saham. Efek negatif ini akan mendorong investor untuk menjual

saham yang dimiliki, karena saham yang ada nantinya akan ada yang

mengalami kenaikan dan ada juga yang mengalami penurunan harga

saham, sehingga akan berakibat meningkatnya volatilitas harga saham

(Hugida, 2011).

3. Pengaruh Dividend Yield terhadap Volatilitas Harga Saham

Pada penelitian Fauziah (2013) menunjukkan bahwa dividend

yield memiliki hubungan positif terhadap volatilitas harga saham.

karena dividend yield adalah rasio antara dividen per saham (dalam

satu tahun buku) dengan harga saham (dividen/harga saham),

dinyatakan dalam persentase. Apabila dividend yield dari perusahaan

yang efisien semakin tinggi maka semakin besar kemungkinan saham

itu dinilai tinggi. Hal ini akan membuat investor mau menanamkan

dananya pada saham tersebut, sehingga permintaan akan saham

tersebut naik dan pada akhirnya menyebabkan harga saham akan naik

juga.

4. Pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap Volatilitas Harga Saham

Pada Penelitian Fauziah dan Rohmawati penelitian keduanya

menunjukkan bahwa dividend payout ratio memiliki hubungan positif

terhadap volatilitas harga saham. Pengaruh dividend payout ratio

(DPR) terhadap volatilitas harga saham biasanya karena dividend

31

payout ratio digunakan dalam menentukan jumlah laba yang dapat

ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Semakin mapan

perusahaan pada umumnya memiliki tingkat dividend payout ratio

(DPR) yang semakin tinggi sehingga permintaan atas saham tersebut

meningkat dan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut akan

meningkat pula.

5. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Volatilitas Harga Saham

Penelitian Hugida (2011) membuktikan bahwa nilai tukar

menunjukkan hubungan positif dan signifikan terhadap volatilitas

harga saham. terjadi karena semakin kuat nilai tukar rupiah terhadap

mata uang asing, maka semakin yakin juga investor untuk

mengiventasikan dana di Indonesia. Karena menurut peneliti keadaan

mata uang domestik menjadi salah satu acuan para investor untuk

melihat keadaan ekonomi di negara tersebut, dengan kuatnya nilai

tukar mata uang domestik terhadap mata uang asik maka dapat

dikatakan bahwa keadaan perekonomian di negara tersebut baik. maka

dari itu kegiatan di pasar modal juga akan semakin meningkat dan

dapat meningkatkan volatilitas harga saham-saham di pasar modal.

Hasil penelitian Wulandari (2013) tentang pengaruh kurs

terhadap indeks-indeks yang ada di pasar modal Indonesia

menghasilkan bahwa pengaruh antara kurs rupiah dan harga saham

berlawanan arah, artinya semakin kuat kurs rupiah terhadap US $

(rupiah terapresiasi) maka akan meningkatkan harga saham, dan

sebaliknya. Hasil yang diperoleh ini konsisten dengan teori, di mana

menguatnya kurs rupiah terhadap US $ merupakan sinyal positif bagi

perekonomian yang mengalami inflasi. Menguatnya kurs rupiah

terhadap US $ akan menurunkan biaya produksi terutama biaya impor

bahan baku dan akan diikuti menurunnya tingkat bunga yang berlaku,

hal ini akan memberikan dampak positif pada laba perusahaan yang

akhirnya menaikkan pendapatan per lembar saham (EPS) dan pada

akhirnya investor akan semakin tertarik menginvestasikan uangnya di

32

pasar modal Indonesia, sehingga volatilitas harga saham bisa

meningkat.

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran yaitu kerangka konseptual yang merupakan

suatu modal yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan

faktor-faktor yang sudah diketahui dalam suatu masalah tertentu. kerangka

konseptual ini akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-

variabel penelitian yang akan peneliti teliti, yaitu variabel independen dan

variabel dependen. Dalam penelitian ini yang akan peneliti jadikan

variabel independen adalah volume perdagangan, inflasi, dividend yield,

dividend payout ratio dan nilai tukar dan untuk variabel dependennya

adalah volatilitas harga saham. Di sini peneliti membatasi penelitian yang

akan dilakukan, peneliti akan meneliti hanya pada perusahaan-perusahaan

yang masuk dalam Jakarta Islamic Index terbaru yaitu periode Juni-

November 2017 di mana peneliti juga menyaring lagi yaitu hanya

perusahaan yang juga masuk ke dalam daftar LQ45, di mana perusahaan

yang masuk ke dalam saham LQ45 adalah perusahaan yang paling liquid

sahamnya dan perusahaan yang masuk ke dalam JII adalah saham yang

memenuhi kriteria syariah. Jadi menurut peneliti jika saham LQ45 juga

masuk ke dalam Jakarta Islamic Index maka saham tersebut adalah saham

dengan kriteria syariah yang paling liquid. Adapun kerangka pemikiran

dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

33

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

hanya perusahaan yang masuk ke dalam LQ45

Perushaan yang masuk ke dalam daftar Jakarta Islamic Index

Juni-November 2017

Variabel Dependen

Y= Volatilitas Harga Saham

LQ45 + JII =

saham kriteriah syariah paling liquid

Uji Asumsi Klasik

Uji Heteroskedastisitas

Uji Autokorelasi

Variabel Independen

X1= Volume Perdagangan

X2= Inflasi

X3= Dividend Yield

X4= Dividend Payout Ratio

X5= Nilai Tukar

Hasil dan Pembahasan Hipotesis

Uji Simultan ( Uji F )

Uji Parsial ( Uji t )

Uji Koefisien Determinasi ( R2)

Kesimpulan dan Saran

34

E. Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan

H0 : b1.....b5 = 0 ; Variabel Volume Perdagangan, Inflasi,

Dividend Yield, Dividend Payout Ratio, dan Nilai Tukar tidak

berpengaruh signifikan terhadap Volatilitas Harga Saham

secara simultan.

H1 : b1.....b5 0 ; Variabel Volume Perdagangan, Inflasi,

Dividend Yield, Dividend Payout Ratio, dan Nilai Tukar

berpengaruh signifikan terhadap Volatilitas Harga Saham

secara simultan.

2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial

H0 : bi= 0 ; Variabel Volume Perdagangan, Inflasi, Dividend

Yield, Dividend Payout Ratio, dan Nilai Tukar tidak

berpengaruh signifikan terhadap Volatilitas Harga Saham

secara parsial.

H1 : bi 0 ; Variabel Volume Perdagangan, Inflasi, Dividend

Yield, Dividend Payout Ratio, dan Nilai Tukar berpengaruh

signifikan terhadap Volatilitas Harga Saham secara parsial

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah peneliti kemukakan,

bahwa peneliti akan meneliti pengaruh nilai tukar, inflasi, volume perdagangan

saham, dividend yield, dan dividend payout ratio terhadap votalitas harga

saham. Di sini peneliti mengambil data dari perusahaan-perusahaan yang

masuk ke dalam Jakarta Islamic Index periode Juni-November 2017, di mana

pada periode ini seluruh perusahaan juga masuk ke dalam indeks LQ45 periode

Pebruari-Juli 2017. Di sini peneliti ingin mengambil data perusahaan selama

empat tahun sebelumnya yaitu 2012 sampai 2015. Jadi menurut peneliti

perusahaan-perusahaan tersebut adalah perusahaan dengan kriteria syariah

yang paling aktif dan liquid untuk sekarang. Sedangkan untuk inflasi dan kurs

peneliti di sini mengambil data inflasi yang terjadi di Indonesia dan nilai tukar

rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi adalah kesatuan persoalan secara menyeluruh yang sudah

ditentukan batas-batasnya secara jelas sebagian keseluruhan dari obyek yang

diteliti (Sudjana, 1997:13). Di sini populasi yang peneliti ambil adalah semua

perusahaan yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Index periode Juni-

November 2017 yang juga sudah berada pada indeks LQ45 periode Pebruari-

Juni 2017.

Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak

diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan pupulasi. Sampel penelitian

ini mengambil perusahaan yang membagikan dividen secara rutin selama tahun

penelitian dan juga masuk di dalam Jakarta Islamic Index periode Juni-

November 2017 karena seluruh perusahaan yang masuk ke dalam JII periode

36

sekarang juga masuk ke dalam LQ45. Teknik pengambilan sampel dipilih

secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan kriteria-kriteria

atau pertimbangan yang ditetapkan. Berikut -adalah nama nama perusahaan

yang masuk ke dalam daftar Jakarta Islamic Index terbaru:

Tabel.3.1. Daftar Perusahaan JII Periode Juni-November 2017

No Nama Perusahaan Kode Saham Pembagian Dividen Rutin

Ya Tidak

1 Astra Agro Lestari Tbk. AALI

2 Adaro Energy Tbk. ADRO

3 AKR Corporindo Tbk. AKRA

A

4 Aneka Tambang (Persero) Tbk. ANTM

5 Astra International Tbk. ASII

6 Bumi Serpong Damai Tbk. BSDE

7 Ciputra Development Tbk. CTRA

8 XL Axiata Tbk. EXCL

9 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP

10 Vale Indonesia Tbk. INCO

11 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF

12 Kalbe Farma Tbk. KLBF

13 Lippo Karawaci Tbk. LPKR

14 Matahari Department Store Tbk. LPPF

15 PP London Sumatra Indonesia Tbk. LSIP

16 Hanson International Tbk. MYRX

17 Perusahaan Gas Negara Tbk. PGAS

18 PP Properti Tbk. PPRO

19 Tambang Batubara Bukit Asam

(Persero) Tbk.

PTBA

20 PP (Persero) Tbk. PTPP

21 Pakuwon Jati Tbk PWON

22 Semen Indonesia (Persero) Tbk. SMGR

23 Summarecon Agung Tbk. SMRA

24 Sawit Sumbermas Sarana Tbk. SSMS

25 Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Tbk.

TLKM

26 Chandra Asri Petrochemical Tbk. TPIA

27 United Tractors Tbk. UNTR 28 Unilever Indonesia Tbk. UNVR

29 Wijaya Karya (Persero) Tbk. WIKA

30 Waskita Karya (Persero) Tbk. WSKT

Sumber: Data diolah

37

Dari data yang diolah pada tabel 3.1 maka didapat ada 17 perusahaan yang

memenuhi ketentuan pengambilan sampel yang akan diteliti yaitu:

Tabel.3.2. Daftar Perusahaan yang Akan Diteliti

No Nama Perusahaan Kode

1 Adaro Energy Tbk. ADRO

2 AKR Corporindo Tbk. AKRA

3 Astra International Tbk. ASII

4 Bumi Serpong Damai Tbk. BSDE

5 Ciputra Development Tbk. CTRA

6 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP

7 Vale Indonesia Tbk. INCO

8 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF

9 Kalbe Farma Tbk. KLBF

10 PP London Sumatra Indonesia Tbk. LSIP

11 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. PTBA

12 PP (Persero) Tbk. PTPP

13 Pakuwon Jati Tbk PWON

14 Semen Indonesia (Persero) Tbk. SMGR

15 United Tractors Tbk. UNTR

16 Unilever Indonesia Tbk. UNVR

17 Wijaya Karya (Persero) Tbk. WIKA

Sumber: Data diolah

Dan berikut adalah Inflasi yang terjadi di Indonesia selama empat tahun

sejak tahun 2012-2015:

Tabel.3.3. Inflasi yang terjadi di Indonesia

Tahun 2012 2013 2014 2015

Inflasi 4,3% 8,38% 8,36% 3,35%

38

Dan berikut adalah peresentase perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD

yang terjadi di Indonesia selama empat tahun sejak tahun 2012-2015:

Tabel.3.4. Persentase perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD

Tahun 2012 2013 2014 2015

Per% Rp/USD 6,6% 26,1% 1,8% 11,3%

Sumber: Data diolah

C. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, data

kuantitatif adalah data yang berbentuk angka/bilangan. Data dalam penelitian

ini adalah data sekunder dan dikumpulkan dengan cara dokumentasi dari

berbagai macam sumber. Pengambilan data harga saham dilakukan di pojok

BEI, yahoo finance untuk data volume perdagangan, laporan keuangan

perusahaan untuk data dividend yield dan dividend payout ratio yang didapat

dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co..id , serta situs resmi

Bank Indonesia www.bi.go.id untuk data inflasi dan nilai tukar. Selain itu

pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara mengambil dari

internet, artikel, jurnal, dan mempelajari dari buku-buku pustaka yang

mendukung proses penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini adalah Regresi Data Panel. Untuk menjamin keakuratan data,

maka sebelum dilakukan analisis regresi untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini, dilakukan terlebih dahulu analisis statistik deskriptif. Statistik

deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi masing-masing variabel yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2011:19).

http://www.idx.co..id/http://www.bi.go.id/

39

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian

maka perlu dilakukan teknik analisis data. Data yang digunakan dalam

penelitian adalah data panel 17 perusahaan yang membagikan dividen secara

rutin dan juga terdaftar di JII (periode JuniNovember 2017) selama kurun

waktu 4 tahun (2012-2015). Data panel tersebut akan dianalisis dengan

menggunakan software Eviews 9.

Data panel merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series)

dan data silang (cross section), yang sering disebut dengan pooled time series.

Ciri khusus pada data time series adalah berupa urutan numerik di mana

interval antar observasi atau sejumlah variabel bersifat konstan dan tetap,

sedangkan data cross section adalah suatu unit analisis pada suatu titik tertentu

dengan observasi sejumlah variabel. Dalam model data panel, persamaan

model dengan menggunakan data cross section dapat ditulis sebagai berikut:

Di mana N adalah banyaknya data cross section, sedangkan persamaan

time series dapat ditulis sebagai berikut:

Di mana T merupakan banyaknya data time series. Sehingga persamaan

data panel yang merupakan kombinasi dari persamaan cross section dan time

series dapat ditulis sebagai berikut:

Di mana Y adalah variabel dependen dan X adalah variabel

independen, N adalah banyaknya observasi, T adalah banyaknya waktu dan N

x T adalah banyaknya data panel. Sehingga persamaan pada penelitian ini

menjadi:

40

Keterangan

PV = Price Volatility ( volatilitas harga saham)

Vol = Volume Perdagangan

Inflasi = Inflasi

DY = Dividend Yield

DPR = Dividend Payout Ratio

NT = Nilai Tukar

= Konstanta

= Koefisien regresi

I = Perusahaan yang diobeservasi (cross section)

t = Periode penelitian (time series)

= Error term

1. Pengujian Asumsi klasik

Suatu model dikatakan baik apabila bersifat BLUE (Best Linear

Unbiased Estimator), yaitu memenuhi asumsi klasik atau terhindar dari

masalah-masalah multikolinieritas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan uji

linearitas. Data panel adalah regresi yang menggabungkan data time series

dan data cross section (Widarjono, 2009:229), ada beberapa keuntungan

yang diperoleh dengan menggunakan estimasi data panel. Pertama,

meningkatkan jumlah obeservasi (sampel), dan kedua, memperoleh variasi

antar unit yang berbeda menurut ruang dan variasi menurut waktu

(Kuncoro, 2012:40). Menurut Gujarati data panel sedikit terjadi kolinearitas

antar variabel sehingga sangat kecil kemungkinan terjadi multikolinearitas.

Berdasarkan uraian tersebut asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian

adalah uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas.

41

a. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara

anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data

time series) atau ruang (data cross section). Uji autokorelasi bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode waktu atau ruang dengan

kesalahan pengganggu pada waktu atau ruang sebelumnya. Untuk

mendeteksi adanya masalah ini, dapat digunakan uji Durbin-Watson

(DW). Kriteria dari uji DW sebagai berikut:

Tabel.3.5. Kriteria Pengujian Durbin-Watson (DW)

DW Kesimpulan

4 dw < DL Ada autokorelasi negatif

S 4 dw > DU Tidak ada autokorelasi

DL < (4 Dw) < DU Tanpa kesimpulan

dw < DL Ada autokorelasi Positif

Dw > DU Tidak ada autokorelasi

DL

42

jika = 5%, maka tolak H0 ,Jika obs*R-Square >X2 atau P-value <

Dengan hipotesis :

H0 : data tidak mengandung masalah heteroskedastisitas

H1 : data mengandung masalah heteroskedastisitas

Di mana yang prob tidak boleh lebih kecil dari Alpha 0.05, jika

prob lebih besar dari Alpha maka H0 diterima dan H1 ditolak

2. Pemilihan Metode Analisis Data Panel

Sebelum uji asumsi klasik, perlu dilakukan pemilihan metode analisis

data untuk mendapatkan metode yang tepat. Secara umum ada tiga metode

data panel yang sering digunakan yaitu:

a. Common Effect

Common effect dilakukan dengan mengkombinasikan data time

series dan cross-section. Penggabungan kedua jenis data tersebut dapat

digunakan metode OLS (sering dikenal dengan Pooled Least Square)

untuk mengestimasi model data panel.

b. Fixed Effect

Metode Fixed Effect adalah metode yang mengasumsikan bahwa

individu atau perusahaan memiliki intersep yang berbeda antar individu

tetapi memiliki slope regresi yang sama dari waktu ke waktu.

c. Random Effect

Metode random effect adalah metode yang menggunakan residual

yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar

individu/perusahaan. Dalam metode ini mengasumsikan bahwa setiap

variabel mempunyai perbedaan intersep tetapi intersep tersebut bersifat

random/stokastik.

Untuk memilih metode estimasi yang paling tepat diantara ketiga jenis

metode, maka perlu dilakukan serangkaian uji. Beberapa langkah pengujian

tersebut yaitu

43

a. Uji Chow ( Likelihood Ratio)

Uji ini digunakan untuk mengetahui antara dua model yang dipilih

untuk estimasi data, yaitu model Common Effect Model atau Fixed Effect

Model (FEM). Hipotesis dalam uji Likelihood Ratio sebagai berikut:

H0 : Common Effect

Ha : Fixed Effect

Apabila hasil uji ini menunjukkan probabilitas F lebih dari taraf

signifikansi 0,05 maka model yang dipilih adalah common effect.

Sebaliknya, apabila probabilitas F kurang dari taraf signifikansi 0,05

maka model yang sebaiknya dipakai adalah fixed effect.

b. Hausman Test

Hausman test dilakukan untuk memilih model estimasi antara fixed

effect atau random effect. Hipotesis yang digunakan yaitu:

H0 : Random Effect

Ha : Fixed Effect

Jika probabilitas Chi-Square lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05

maka Ho ditolak dan model yang tepat adalah model Fixed Effect dan

sebaliknya.

c. LM test

LM test dilakukan pengujian setelah Uji Chow diperoleh fixed

effect dan dari Uji Hausman diperoleh random effect maka perlu

dilakukan uji LM. Dilakukan untuk memilih model estimasi antara

common effect atau random effect. Hipotesis yang digunakan dalam

pengujian yaitu:

H0 : Common Effect

Ha : Random Effect

44

Kriteria uji LM yaitu jika nilai probabilitas Breusch-Pagan (BP) <

0,05 maka Ho ditolak dan sebaliknya.

3. Analisis Regresi Data Panel

a. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari

seluruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Apabila nilai prob F < taraf signifikansi 5% maka dapat disimpulkan

bahwa variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat.

b. Uji T

Uji parsial digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel bebas secara individual dalam menjelaskan variabel terikat.

Uji ini dilakukan dengan melihat probabilitas t hitung, ketika prob <

taraf signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan variabel bebas tersebut

signifikan mempengaruhi variabel terikat.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar persentase variasi-variabel bebas mempengaruhi

variasi variabel terikat. Nilai R2 berada pada kisaran nol sampai satu.

Nilai R2 mendekati nol dapat diartikan bahwa variasi variabel bebas

dalam menjelaskan variasi-variabel terikat amat terbatas (kecil). Jika

R2 mendekati satu berarti variasi variabel bebas memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

terikat.

E. Operasional Variabel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu variabel dependen

dan lima variabel independen. Definisi dari masing-masing variabel adalah

sebagai berikut:

45

1. Volatilitas Harga Saham

Volatilitas harga saham adalah ukuran statistik untuk

fluktuasi harga selama periode tertentu (Firmansyah,