analisis pengaruh kebijakan down payment, suku...
TRANSCRIPT
-
ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DOWN PAYMENT, SUKU BUNGA
KREDIT, DAN GDP TERHADAP PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DI
INDONESIA PERIODE 2000-2017
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Sofi Pratiwi
NIM. 11150840000045
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 / 2019 M
-
i
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
Nama : Sofi Pratiwi
Tempat, Tanggal Lahir : Purbalingga, 14 Februari 1996
Alamat :Lamongan RT 01 RW 02, Kec.
Kaligondang, Kab. Purbalingga, Jawa
Tengah
Telepon : 0895604672555
Email : [email protected]
II. Latar Belakang Keluarga
Ayah : Suprapto
Tempat, Tanggal Lahir : 17 April 1972
Ibu : Suringah
Tempat, Tanggal Lahir : 26 Juli 1970
III. Pendidikan
1. SD Negeri 1 Lamongan Tahun 2002-2008
2. SMP Negeri 3 Purbalingga Tahun 2008-2011
3. SMK Negeri 1 Purbalingga Tahun 2011-2014
4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2019
IV. Pengalaman Organisasi
HMJ Ekonomi Pembangunan Tahun 2015
mailto:[email protected]
-
vi
ABSTRACT
This study discusses to find out whether there is a down payment policy,
loan interest rates, and GDP to demand motorcycles in Indonesia for the period
2000 - 2017. The type of data used is quantitative data with secondary data that
forms of numbers. The method used to analyze the down payment policy, loan
interest rates, and GDP on demand motorcycles in Indonesia uses multiple linear
analysis methods using the E-views 8 Ordinary Least Square (OLS) method.
The results showed that the down payment policy variable, loan interest
rates and GDP together have a significantly affect the demand for motorcycles in
Indonesia with a 95% confidence level. While partially, the down payment policy
variable has a negative and significant to demand motorcycles in Indonesia, the
variable loan interest rate has a negative and significant to demand motorcycles
in Indonesia and the GDP variable has a positive and significant to demand
motorcycles in Indonesia for the period 2000-2017.
Keywords: Demand for motorcycles, down payment, loan interest rates and GDP.
-
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kebijakan
down payment, suku bunga kredit, dan GDP terhadap permintaan sepeda motor di
Indonesia periode 2000 – 2017. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif
dengan data sekunder berbentuk angka. Metode yang digunakan untuk
menganalisis pengaruh kebijakan down payment, suku bunga kredit, dan GDP
terhadap permintaan sepeda motor di Indonesia adalah menggunakan metode
analisis linier berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square
(OLS) program E – views 8.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel kebijakan down payment,
suku bunga kredit, dan GDP secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap permintaan sepeda motor di Indonesia dengan taraf keyakinan 95%.
Sedangkan secara parsial, variabel kebijakan down payment memiliki hubungan
negative dan signifikan terhadap permintaan sepeda motor di Indonesia, variabel
suku bunga kredit memiliki hubungan negative dan signifikan terhadap
permintaan sepeda motor di Indonesia dan variabel GDP memiliki hubungan
positif dan signifikan terhadap permintaan sepeda motor di Indonesia periode
2000-2017.
Kata Kunci : Permintaan sepeda motor, kebijakan down payment, suku bunga
kredit dan GDP.
-
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahhirahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb
Allhamdulillah segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat dan kasih saying-Nya kepada
penulis selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DOWN PAYMENT, SUKU BUNGA
KREDIT, DAN GDP TERHADAP PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DI
INDONESIA PERIODE 2000-2017” dengan baik. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
memberikan syafa’atnya kepada umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman yang
penuh dengan ilmu pengetahuan.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat – syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dengan selesainya penyusunan dan penulisan skripsi ini,
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis. Adapun ungkapan terimakasih ini
penulis tunjukan kepada :
1. Orang tua saya yang selalu memberikan doa yang tiada henti dan restu
serta dukungan moril maupun materi kepada penulis, sehingga penulis
selalu optimis dan tetap semangat dalam menjalankan kehidupan yang
jauh dari orang tua khususnya dalam menyelesaikan skripsi ini. Segala
jerih payah selama ini tidak cukup terbalaskan oleh saya, semoga kalian
selalu dicintai oleh Allah SWT. Amiin.
2. Adik laki – laki saya yang bernama Dzaki Sofyan Dwi Pratma yang telah
memberikan dukungan sekaligus menjadi penyemangat bahkan menjadi
penghibur selama penyusunan skripsi ini.
3. Keluarga besar dari bapak saya dan ibu saya yang telah memberikan
dukungan dan doa selama saya kuliah.
-
ix
4. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak, M.Si., CA, QIA, BKP.,CRMP selaku
dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Muhammad Hartana Iswandi Putra, M.Si. dan Bapak Deni
Pandu Nugraha, M.Sc. selaku ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan
Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan arahan dan bimbingan
dalam penyelesaian perkuliahan ini.
6. Bapak Aizirman selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu,
tenaga, memberikan arahan dan motivasi serta ilmu yang sangat
bermanfaat selama proses bimbingan berlangsung hingga terselesaikannya
skripsi ini. Semoga bapak selalu diberikan kesehatan dan keberkahan oleh
Allah SWT.
7. Seluruh jajaran dosen dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama perkuliahan serta jajaran
karyawan dan staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan pelayanan selama perkuliahan.
8. Cayufi, terimakasih selama perkuliahan sampai penyelesaian penyusunan
skripsi ini selalu memberi semangat, motivasi, menjadi teman curhat keluh
kesah penulis.
9. Minceu Lovers, (Azalia Nada Bayanillah, Diyah Ayu Fatimah, Khairun
Nisa, Andini, Rara Min Arsyillah, Resha Ayu Nuvisa, Diyah Ayu Setyo
Nur Zam-Zami, Kurniasih Anderesta, Maria Ulfa, Oktavira Mareta, Tenty
Apriyanti Rukmana, Priska Fatma Anggita), terimakasih atas kebersamaan
selama penulis kuliah dan sampai dengan penyusunan skripsi, kalian
membuat hari-hari penulis lebih berwarna dan lebih semangat.
10. Teman main penulis dirumah (Ely, Sari, Hani) yang selalu memberi
dukungan, dan selalu menghibur disaat penulis sedang dalam kondisi
down.
11. Teman – teman Ekonomi Pembangunan 2015.
12. Teman – teman penulis di Kos Griya Lumintu yang selalu ada, dan
menjadi penyemangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan pengetahuan, dan pengalaman yang penulis miliki.
-
x
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan segala bentuk dan saran yang
membangun untuk pencapaian yang lebih baik.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Jakarta, Juli 2019
Sofi Pratiwi
-
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI………………………………………. ...... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ v
ABSTRACT ........................................................................................................ vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Batasan Masalah....................................................................................... 11
C. Rumusan Masalah .................................................................................... 11
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................................. 12
E. Tinjauan Kajian Terdahulu ....................................................................... 13
F. Sistematika Penelitian .............................................................................. 24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 26
A. Teori terkait Variabel Penelitian ............................................................... 26
-
xii
1. Teori Permintaan ................................................................................ 27
2. Konsep Sepeda Motor......................................................................... 33
3. Kebijakan Down Payment................................................................... 35
4. Suku Bunga Kredit ............................................................................. 38
5. Gross Domestic Bruto (GDP) ............................................................. 42
B. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 48
C. Hipotesis ................................................................................................. 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 50
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 50
B. Sumber Data............................................................................................. 50
C. Metode Pengumpulan data ....................................................................... 51
D. Metode Analisis Data ............................................................................... 51
E. Oprasional Variabel Penelitian ................................................................. 56
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 58
A. Temuan Hasil Penelitian ........................................................................... 58
1. Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 58
2. Uji Hipotesis....................................................................................... 61
B. Pembahasan ............................................................................................. 66
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 71
A. Kesimpulan .............................................................................................. 71
B. Saran ........................................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 73
LAMPIRAN ....................................................................................................... 78
-
xiii
DAFTAR GRAFIK
1.1. Suku Bunga Kredit Indonesia Tahun 2000-2017 ............................................ 9
-
xiv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kurva Permintaan ......................................................................................... 28
2.2 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 48
-
xv
DAFTAR TABEL
1.1. Permintaan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2000-2017 .............................. 2
1.2. Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Tahun 2000-2017 ....................... 4
1.3. GDP dan GDP per Kapita Tahun 2000-2017 .................................................. 6
1.4. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 17
2.1. Daftar Harga dan Permintaan ........................................................................ 28
3.1. Jenis Variabel Simbol, Ukuran & Sumber Data ............................................. 50
3.2. Jenis Variabel, Definisi dan Satuan ............................................................... 56
4.1. Hasil Uji Normalitas ..................................................................................... 58
4.2. Hasil Uji Heteroscedasticity Test (Metode Uji White).................................... 59
4.3. Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................... 60
4.4. Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................................ 61
4.5. Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square (OLS) ..................................... 62
4.6. Hasil Uji Determinasi R2 ............................................................................... 62
4.7. Hasil Uji-F .................................................................................................... 63
4.8. Hasil Uji-t ..................................................................................................... 65
-
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Estimasi Data Time Series ........................................................ 78
a. Uji Normalitas .......................................................................................... 78
b. Uji Heteroskedastisitas ............................................................................. 79
c. Uji Autokorelasi ....................................................................................... 80
d. Uji Multikolonieritas ................................................................................ 81
e. Uji Hipotesis ............................................................................................ 81
Lampiran 2 Data Penelitian .................................................................................. 82
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi di suatu negara harus selalu beriringan antara sektor
yang satu dengan sektor lainnya. Pembangunan pada hakekatnya yaitu untuk
mensejahterakan masyarakatnya. Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi yang
baik yaitu tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi. Saat ini pertumbuhan
ekonomi Indonesia sudah meningkat, hal itu dapat dilihat dari jumlah GDP
Indonesia yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Tahun 2017 GDP
Indonesia mencapai Rp 13.588.797 miliar (BPS). Tingkat konsumsi masyarakat
saat ini tinggi, baik mengkonsumsi barang kebutuhan pokok atau barang modal.
Bermacam-macam pola dan perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi barang-
barang membuat tingkat konsumsi di Indonesia menjadi tinggi. Tingkat konsumsi
yang tinggi menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara jauh
lebih baik.
Era globalisasi yang terjadi saat ini dan perkembangan zaman yang semakin
maju, menuntut manusia untuk bisa bergerak lebih mudah dalam mencapai tujuan
hidup dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Alat transportasi memiliki peran
yang sangat besar dalam kehidupan sosial, ekonomi dan keamanan masyarakat
selaku warga negara. Menurut Fidel Miro (2012 : 1) transportasi secara umum
dapat diartikan sebagai usaha pemindahan, atau pergerakan oang atau barang dari
lokasi asal ke lokasi lainnya untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat
tertentu. Transportasi mempunyai beberapa dimenasi, yaitu lokasi (asal dan
tujuan, alat (teknologi), dan keperluan tertentu di lokasi tujuan seperti ekonomi,
sosial dan lain-lain. Dalam mewujudkan tujuan pembangunan suatu negara
dibutuhkan produktivitas yang tinggi dari subjek pembangunan yaitu masyarakat.
Produktivitas yang tinggi dapat didukung dengan adanya sarana dan prasarana
transportasi yang baik. Dengan adanya alat transportasi yang baik, secara tidak
langsung dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
-
2
Kebutuhan akan transportasi yang semakin tinggi setiap tahunnya, membuat
permintaan kendaraan bermotor di Indonesia setiap tahunnya mengalami
peningkatan khususnya sepeda motor. Tabel 1.1 merupakan data permintaan
kendaraan bermotor di Indonesia dari tahun 2000-2017.
Tabel 1.1
Permintaan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2000-2017 (unit)
No Tahun Jumlah (unit)
1 2000 864.144
2 2001 1.575.822
3 2002 2.287.706
4 2003 2.809.896
5 2004 3.887.678
6 2005 5.074.186
7 2006 4.428.274
8 2007 4.688.263
9 2008 6.215.830
10 2009 5.851.962
11 2010 7.369.249
12 2011 8.012.540
13 2012 7.064.457
14 2013 7.743.879
15 2014 7.867.195
16 2015 6.480.155
17 2016 5.931.285
18 2017 5.886.103
Sumber : Asosiasi Ikatan Sepeda Motor Indonesia (AISI)
Perkembangan kendaraan sepeda motor di Indonesia setiap tahunnya
mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Kemudahan dalam memiliki sepeda
motor mendorong masyarakat untuk membeli. Pada tabel diatas terlihat tahun
2000 permintaan akan sepeda motor mencapai 864.144 unit dan terus meningkat
-
3
setiap tahunnya, dan mencapai puncaknya pada tahun 2011 sebanyak 8.012.540
unit dan terjadi penurunan pada tahun 2012 menjadi 7.369.249 unit. Penurunan
yang terjadi pada tahun 2012 sebanyak 643.291 unit. Penurunan permintaan
sepeda motor terjadi karena adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia terkait dengan Down Payment untuk Kredit Kendaraan Bermotor pada
tanggal 15 Maret 2012. Pada tahun 2017 permintaan sepeda motor sebanyak
5.886.103 unit. Hal itu ditandai dengan banyaknya sepeda motor yang memadati
jalan raya. Selain itu, maraknya iklan-iklan dealer tentang penjualan sepeda motor
secara kredit membuat masyarakat lebih mudah mendapatkan sepeda motor.
Sepeda motor yang mudah didapatkan menjadi salah satu alasan mengapa sepeda
motor menjadi sangat popular di kalangan masyarakat. Indonesia menjadi negara
ke-3 dengan jumlah sepeda motor terbanyak di Asia. Posisi pertama dengan
jumlah sepeda motor paling banyak di Asia adalah Negara Cina, dan yang kedua
adalah Hindia. Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyatakan
bahwa data statis menunjukkan bahwa pada tahun 2002-2010, laju pertumbuhan
sepeda motor mencapai dititik 10,8 persen atau 3 kali lipat dibandingkan dengan
laju pertumbuhan mobil yang mencapai 3,6 persen. Jadi, yang menarik adalah laju
pertumbuhannya, dimana saat ini motor sangat berkembang didunia (Detik.com).
Meningkatnya permintaan kendaraan sepeda motor secara kredit membuat
peranan bank dan lembaga keuangan lainnya membuat terobosan untuk memenuhi
keinginan masyarakat dalam memperoleh sepeda motor dengan mudah.
Banyak yang membeli kendaraan bermotor untuk digunakan dalam
kehidupan sehari-hari ataupun untuk melakukan sebuah pekerjaan. Dengan
banyaknya kendaraan bermotor di Indonesia membuat jumlah kendaraan bermotor
di Indonesia menjadi semakin banyak setiap tahunnya khususnya sepeda motor.
Sistem transportasi umum di Indonesia yang masih belum bagus pelayanan dan
ketepatan waktunya membuat masyarakat Indonesia lebih memilih memakai
kendaraan pribadi salah satunya sepeda motor yang lebih efisien dan efektif.
Tabel 1.2 merupakan data jumlah kendaraan bermotor di Indonesia dari tahun
2000-2017.
-
4
Tabel 1.2
Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya Tahun 2000-2017
Tahun
Jenis kendaraan bermotor (Unit)
Mobil
Penumpang Mobil Bis
Mobil
Barang Sepeda Motor
2000 3.038.913 666.280 1.707.134 13.563.017
2001 3.189.319 680.550 1.777.293 15.275.073
2002 3.403.433 714.222 1.865.398 17.002.130
2003 3.792.510 798.079 2.047.022 19.976.376
2004 4.231.901 933.251 2.315.781 23.061.021
2005 5.076.230 1.110.255 2.875.116 28.531.831
2006 6.035.291 1.350.047 3.398.956 32.528.758
2007 6.877.229 1.736.087 4.234.236 41.955.128
2008 7.489.852 2.059.187 4.452.343 47.683.681
2009 7.910.407 2.160.973 4.498.171 52.767.093
2010 8.891.041 2.250.109 4.687.789 61.078.188
2011 9.548.866 2.254.406 4.958.738 68.839.341
2012 10.432.259 2.273.821 5.286.061 76.381.183
2013 11.484.514 2.286.309 5.615.494 84.732.652
2014 12.599.038 2.398.846 6.235.136 92.976.240
2015 13.480.973 2.420.917 6.611.028 98.881.267
2016 14.580.666 2.486.898 7.063.433 105.150.082
2017 15.493.068 2.509.258 7.523.550 113.030.793
Sumber : Badan Pusat Statistika (BPS)
Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah kendaraan bermotor yang
cukup banyak. Data di atas merupakan jumlah dari kendaraan bermotor yang ada
di Indonesia. Jenis-jenis kendaraan bermotor seperti mobil penumpang, mobil bus,
mobil barang dan sepeda motor jumlahnya setiap tahun mengalami peningkatan.
Sepeda motor menjadi kendaraan dengan jumlah paling banyak di Indonesia.
Kendaraan bermotor paling banyak kedua yaitu mobil penumpang, yang ketiga
-
5
diikuti oleh mobil barang dan selanjutnya ada mobil bus. Pada tabel diatas tercatat
pada tahun 2000 jumlah sepeda motor di Indonesia mencapai angka
13.563.017 dan setiap tahunnya sampai tahun 2017 mengalami peningkatan, pada
tahun 2017 mencapai 113.030.793. Sepeda motor dari tahun 2000 sampai 2017
mengalami peningkatan sebanyak 99.467.776. Jumlah sepeda motor di Indonesia
mengalami peningkatan karena banyaknya permintaan sepeda motor yang terus
meningkat setiap tahunnya.
Faktor yang dapat mempengaruhi permintaan sepeda motor antara lain Gross
Domestic Product (GDP). Menurut Ali Ibrahim Hasyim (2016:38) Produk
Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah total
pendapatan yang dihasilkan dari semua barang dan jasa di dalam suatu negara,
termasuk pendapatan orang asing yang bekerja di dalam negara tersebut.
Peningkatan permintaan sepeda motor tersebut berkaitan erat dengan kemampuan
seseorang dalam membeli barang-barang yang bukan merupakan kebutuhan
pokok seperti sepeda motor. Jika seseorang membeli kebutuhan selain kebutuhan
primer, maka seseorang tersebut dianggap sudah mampu memenuhi kebutuhan
primer nya sehingga membeli kebutuhan sekunder maupun tersier. Indonesia
peningkatan akan pendapatan setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal itu
dapat dilihat dari tabel 1.3 yang menunjukan GDP per kapita Indonesia selalu
mengalami peningkatan, sehingga GDP secara keseluruhan juga mengalami
peningkatan.
-
6
Tabel 1.3
GDP Atas Dasar Harga Berlaku dan GDP per Kapita Atas Dasar Harga
Berlaku Tahun 2000-2017
Tahun
GDP Harga
Berlaku (Miliar
rupiah)
GDP Per
Kapita (US$)
2000 Rp 1.389.769,9 780,1
2001 Rp 1.646.322,0 748,0
2002 Rp 1.821.833,4 899,6
2003 Rp 2.031.674,6 1.064,5
2004 Rp 2.295.826,2 1.148,6
2005 Rp 2.774.281,1 1.260,9
2006 Rp 3.339.216,8 1.586,2
2007 Rp 3.950.893,2 1.855,1
2008 Rp 4.948.688,4 2.160,5
2009 Rp 5.606.203,4 2.254,4
2010 Rp 6.446.851,9 3.113,5
2011 Rp 7.419.187,1 3.634,3
2012 Rp 8.230.925,9 3.688,0
2013 Rp 9.546.134,0 3.620,7
2014 Rp 10.569.705,3 3.491,6
2015 Rp 11.526.332,8 3.334,5
2016 Rp 12.406.774,1 3.570,3
2017 Rp 13.588.797 3.846,8
Sumber : World Bank dan BPS
Peningkatan GDP per kapita Indonesia membuat GDP secara keseluruhan
mengalami peningkatan, hal itu membuat masyarakat Indonesia tingkat
konsumsinya meningkat, peningkatan konsumsi ini salah satunya meningkatnya
konsumsi barang-barang di luar kebutuhan pokok, seperti sepeda motor yang
setiap tahunnya permintaannya semakin meningkat. Berdasarkan tabel diatas GDP
-
7
per kapita Indonesia pada tahun 2000 mencapai 780,1 US$, tetapi pada tahun
2001 mengalami penurunan menjadi 748 US$. Untuk GDP secara keseluruhan
atas dasar harga berlaku pada tahun 2000 sebesar Rp 1.389.769,9 (miliar rupiah).
Dari tahun 2000 sampai dengan 2017 GDP atas dasar harga berlaku selalu
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Tercatat pada tahun 2017 GDP Indonesia
mencapai Rp 13.588.797 (miliar rupiah). GDP yang setiap tahun meningkat
mencerminkan suatu negara pertumbuhan ekonominya bagus, hal itu membuat
pola konsumsi masyarakat berubah. Banyak masyarakat yang membeli barang-
barang sekunder maupun tersier seperti contohnya sepeda motor.
Ketika tingkat pendapatan mengalami kenaikan maka akan berpengaruh
positif terhadap permintaaan konsumsi karena semakin tingginya pendapatan
maka akan semakin tingginya pula kemampuan seseorang untuk mengkonsumsi
suatu komoditi tertentu yang tentunya akan meningkatkan permintaan konsumsi
itu sendiri. Hal itu sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2016)
dengan hasil penelitian variabel PDRB berpengaruh positif dan signifikan
terhadap permintaan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) di Kota Bandar
Lampung dalam jangka panjang dan pendek.
Selain itu, salah satu faktor penyebab peningkatan permintaan akan sepeda
motor yaitu mudahnya membeli sepeda motor dengan cara kredit. Banyak bank
dan perusahaan yang menawarkan kredit motor dengan uang muka dan cicilan
yang rendah. Tetapi banyak masyarakat yang tidak memikirkan cara
pengembaliannya sehingga banyak masyarakat yang mengalami kredit macet. Di
Indonesia kredit macet perbankan per Februari 2018 sebesar 134 triliun
(merdeka.com). Bank Indonesia mengantisipasi agar tidak terjadi pelonjakan
kredit, khususnya kredit kendaraan bermotor. Jika terjadi lonjakan kredit
konsumsi terutama kredit kendaraan bermotor, akan meningkatkan potensi jumlah
kredit macet yang akan merugikan perbankan.
Selain itu, suku bunga kredit juga dapat mempengaruhi permintaan kendaraan
bermotor. Suku bunga kredit adalah suatu jumlah ganti rugi atau balas jasa atas
penggunaan uang oleh nasabah (Rintan,2013) dalam (Puspita, 2016). Tingginya
tingkat suku bunga dan inflasi telah membuat pasar motor tidak bergerak dan
-
8
menggeser prioritas barang yang hendak dibeli oleh masyarakat, karena sebagian
besar penjualan sepeda motor dilakukan dengan sistem kredit. Ketua Asosiasi
Industri Sepeda Motor Indonesia, Gunandi Shunduwinata menjelaskan, bahwa
penjualan sepeda motor sebanyak 70 persen konsumen menggunakan sistem
kredit dan sisanya 30 persen menggunakan pembayaran system tunai
(Okezone.com). Dalam keadaan seperti ini, permintaan akan sepeda motor tidak
akan bertambah, akibatnya pabrik-pabrik yang harus menyesuaikan produksinya
dengan permintaan pasar. Kenaikan suku bunga kredit tidak hanya berpengaruh
terhadap pasar sepeda motor namun memberikan dampak terhadap potensi
terjadinya kredit macet. Mengingat sebagian besar dari konsumen motor adalah
masyarakat golongan menengah ke bawah, yang melakukan pembelian secara
kredit.
Tingkat bunga pinjaman yang tinggi akan menurunkan tingkat permintaan
kendaraan bermotor. Hal itu karena sebagian besar penduduk Indonesia saat ini
lebih memilih membeli sepeda motor dengan cara kredit dibandingkan dengan
membeli secara tunai. Tingkat suku bunga kredit dapat dikendalikan oleh Bank
Indonesia selaku otoritas moneter. Sehingga untuk menurunkan tingkat
permintaan kendaraan bermotor khususnya sepeda motor, Bank Indonesia
meningkatkan tingkat suku bunga kredit. Pada tahun 2017 tingkat suku bunga
kredit Indonesia mencapai 11,07 persen (World Bank). Dibawah ini merupakan
grafik kenaikan suku bunga kredit di Indonesia.
-
9
Grafik 1.1
Suku Bunga Kredit di Indonesia
Tahun 2000-2017
Sumber : World Bank
Dilihat dari grafik diatas tingkat suku bunga kredit dari tahun 2000-2017
paling tinggi pada tahun 2002 yaitu sebesar 18,95% sampai tahun 2017 turun
hingga ke angka 11,07% .Pada tahun 2002 sampai tahun 2005 suku bunga kredit
selalu mengalami penurunan dari 18,95% sampai dengan 14,05%. Tingkat suku
bunga kredit yang menurun tersebut meningkatkan permintaan sepeda motor dari
tahun 2002-2005 yaitu dari angka 2.287.706 sampai dengan 5.074.186 unit.
Selama tiga tahun tersebut permintaan sepeda motor mengalami kenaikan
sebanyak 2.786.480. Sehingga tingkat suku bunga turun dapat meningkatkan
permintaan sepeda motor, begitu pula sebaliknya. Menurut Agung (2015) bahwa
Pembebanan suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume
penjualan angsuran motor Suzuki di UD Japan Motor Singaraja Periode 2010-
2014. Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2018),
hasil yang di dapat dari penelitian ini yaitu pengaruh suku bunga terhadap jumlah
penjualan kredit sepeda motor di Kabupaten Berau negatif. Besarnya pengaruh
yaitu -0,767. Penelitian yang dilakukan oleh Hadi (2008) hasil yang didapat dari
18,46
18,55 18,95
16,94
14,12 14,05
15,98
13,86
13,60 14,50
13,25 12,40
11,80
11,66
12,61
12,66 11,89
11,07
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
18,00
20,00
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Suku Bunga Kredit
Suku Bunga Kredit
-
10
penelitian ini yaitu pengaruh negatif variabel tingkat suku bunga kredit konsumsi
terhadap permintaan kredit konsumsi di Sumatera Utara dengan probabilitas
sebesar 0,0161, menunjukan bahwa bila tingkat bunga kredit konsumsi naik, maka
permintaan kredit konsumsi di Sumatera Utara akan menurun.
Tingkat pembelian sepeda motor yang cukup tinggi di Indonesia khususnya
pembelian dengan cara kredit, membuat kebijakan down payment menjadi salah
satu indikator dalam melakukan pembelian secara kredit. Banyak masyarakat
yang membeli sepeda motor dengan cara kredit dikarenakan down payment yang
ditetapkan sangat rendah, sehingga mempermudah masyarakat memiliki sepeda
motor. Untuk menjaga perekonomian Indonesia yang produktif dan mampu
menghadapi tantangan sektor keuangan dimasa yang akan datang, Bank Indonesia
mengelurakan kebijakan yang dapat memperkuat sektor kuangan. Kebijakan
tersebut dilakukan melalui penetapan besaran Loan to Value (LTV) untuk KPR
dan Down Payment (DP) untuk KKB, yang tertuang dalam surat edaran BI
No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang penerapan manajemen risiko pada
bank yang melakukan pemberian kredit pemilikan rumah dan kredit kendaraan
bermotor, dimana ditetapkan uang muka (down payment) 25% untuk pembelian
kendaraan bermotor roda dua, 30% untuk pembelian kendaraan bermotor roda
empat untuk keperluan non produktif, dan 20% untuk pembelian kendaraan
bermotor roda empat atau lebih untuk keperluan produktif.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2016) menunjukan bahwa
variabel kebijakan Down Payment berpengaruh negatif dan signifikan dan
terhadap permintaan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) di Kota Bandar
Lampung dalam jangka panjang dan kebijakan Down Payment berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan Kredit Kendaraan Bermotor
(KKB) di Kota Bandar Lampung dalam jangka pendek.
Jumlah permintaan sepeda motor sebelum adanya kebijakan yaitu tahun 2011
sebanyak 8.012.540 unit, dan setelah adanya kebijakan down payment permintaan
kendaraan bermotor turun menjadi 7.064.457. Penurunan jumlah permintaan
ditahun 2012 bukan hanya disebabkan oleh kebijakan down payment saja,
melainkan masih banyak faktor lainnya. Menurut Lia Xiaomil (2017) dalam
-
11
penelitiannya mengungkapkan bahwa yang mempengaruhi permintaan kendaraan
listrik antara lain tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, dan harga bensin.
Variabel tersebut yang mengakibatkan naik turunya permintaan kendaraan listrik
di 14 negara. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis akan
melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN
DOWN PAYMENT, SUKU BUNGA KREDIT, DAN GDP, TERHADAP
PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DI INDONESIA PERIODE 2000-2017”.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi permasalahan yakni mengenai :
1. Variabel kebijakan down payment, suku buga kredit, dan GDP adalah
sebagai variabel bebas (X). Ketiga hal tersebut merupakan beberapa
variabel yang mempengaruhi variabel permintaan sepeda motor sebagai
variabel terikat (Y).
2. Penelitian ini hanya meneliti di negara Indonesia dan penelitian hanya
dilakukan periode 2000-2017.
3. Penelitian ini hanya mengkaji tentang bagaimana hubungan kebijakan
down payment, suku bunga kredit, dan GDP dapat berpengaruh terhadap
permintaan sepeda motor.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan
yang akan dikaji dan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pengaruh kebijakan down payment secara parsial terhadap
permintaan sepeda motor di Indonesia periode 2000-2017?
2. Bagaimanakah pengaruh suku bunga kredit secara parsial terhadap
permintaan sepeda motor di Indonesia periode 2000-2017?
3. Bagaimanakah pengaruh GDP secara parsial terhadap permintaan sepeda
motor di Indonesia periode 2000-2017?
-
12
4. Bagaimanakah pengaruh kebijakan down payment, suku bunga kredit,
dan GDP secara silmutan terhadap permintaan sepeda motor di Indonesia
periode 2000-2017?
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah diuraikan diatas, adapun tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kebijakan down payment
secara parsial terhadap permintaan sepeda motor di Indonesia periode
2000-2017.
b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suku bunga kredit secara
parsial terhadap permintaan sepeda motor di Indonesia periode 2000-
2017.
c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh GDP secara parsial
terhadap permintaan sepeda motor di Indonesia periode 2000-2017.
d. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kebijakan down payment,
suku bunga kredit, dan GDP secara silmutan terhadap permintaan
sepeda motor di Indonesia periode 2000-2017.
2. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah diuraikan diatas, adapun manfaat yang
dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan pemerintah
dalam memutuskan kebijakan.
b. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan menjadi masukan bagi peneliti – peneliti lain
yang ingin melakukan penelitian sejenis.
-
13
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Anak Agung Ngurah Drama Yasa tahun 2015,
yang berjudul “Pengaruh Pembebanan Suku Bunga dan Uang Muka Terhadap
Volume Penjualan Angsuran Motor Suzuki di UD Japan Motor Singaraja Periode
2010-2014”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
pembebanan suku bunga dan uang muka terhadap volume penjualan angsuran
motor Suzuki. Dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang berupa
data sekunder. Metode yang digunakan yaitu metode dokumentasi, serta analisis
yang dipakai menggunakan analisis linier berganda dengan program SPSS. Hasil
penelitian menunjukan bahwa pembebanan suku bunga dan uang muka secara
silmutan berpengaruh terhadap volume penjualan angsuran motor Suzuki di UD
Japan motor Singaraja periode 2010-2014, dengan besar pengaruh sebesar 0,717
(71,7%).
Penelitian yang dilakukan oleh Lisa Puspitasari tahun 2018, yang berjudul “
Pengaruh Suku Bunga Terhadap Permintaan Kredit Sepeda Motor di Kabupaten
Berau”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suku bunga terhadap
permintaan kredit sepeda motor di Berau. Penelitian ini menggunakan analisis
regresi dan korelasi dengan variabel independen suku bunga kredit, dan variabel
dependen permintaan sepeda motor kredit. Hasil yang di dapat dari penelitian ini
yaitu pengaruh suku bunga terhadap jumlah penjualan kredit sepeda motor di
Kabupaten Berau negatif. Besarnya pengaruh yaitu -0,767.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Wibisono tahun (n.d), yang berjudul “
Analisis Pengaruh Kebijakan Minimal Uang Muka Kredit (Down Payment)
Terhadap Volume Penjualan Sepeda Motor Di Kabupaten Jombang”. Penelitian
ini menggunakan data sekunder dan menggunakan analisis statistik regresi
sederhana dan analisa dengan program SPSS v19. Dengan variabel dependen
yaitu volume penjualan sepeda motor dan variabel independen presentase uang
muka kredit. Hasil penelitian menunjukan bahwa besaran uang muka kredit
berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan sepeda motor sebesar 5,2619.
-
14
Penelitian yang dilakukan oleh Arief Budiarto dan Evi Yulia Purwanti tahun
2013, yang berjudul “ Anallisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Sepeda Motor di Kota Semarang (Studi Kasus : PNS Semarang). Variabel
dependen yang digunakan yaitu permintaan sepeda motor di Semarang, dan
variabel independennya yaitu pendapatan, tarif angkutan umum, jumlah keluarga,
harga sepeda motor, dan selera. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel
pendapatan, tariff angkutan umum, jumlah keluarga, harga sepeda motor dan
selera secara silmutan mempengaruhi jumlah permintaan sepeda motor di Kota
Semarang. Variabel harga sepeda motor tidak berpengaruh signifikan terhadap
permintaan sepeda motor.
Penelitian yang dilakukan oleh Bona Saoloan Sitio tahun 2015, yang berjudul
“ Pengaruh variabel Ekonomi Terhadap Jumlah Sepeda Motor di Indonesia”.
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang berupa data time series, analisis
yang digunakan menggunakan regresi dengan metode (Ordinary Least Square).
Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif dan
signifikan terhadap jumlah sepeda motor di Indonesia, GDP berpengaruh positif
dan signifikan terhadap jumlah sepeda motor di Indonesia, panjang jalan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah sepeda motor di Indonesia
dan inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap jumlah sepeda motor
di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Ulfa Puspita Sari tahun 2016, yang berjudul
“Analisis Pengaruh Kebijakan Down Payment, PDRB, Suku Bunga Kredit, dan
Tarif BBNKB Terhadap Permintaan Kredit Kendaraan Bermotor Kota Bandar
Lampung Periode 2010:1-2015:9“. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis
data kuantitatif. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier
berganda dengan data time series. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel
kebijakan down payment berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan
kredit kendaraan bermotor, variabel PDRB berpengaruh positif dan signifikan
terhadap permintaan kredit kendaraan bermotor, variabel suku bunga kredit dan
tariff BBNKB berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap permintaan kredit
kendaraan bermotor, variabel kebijakan dp, PDRB, suku bunga kredit dan tariff
-
15
BBNKB secara silmutan berpengaruh signifikan terhadap permintaan kredit
kendaraan bermotor do Kota Bandar Lampung dalam jangka panjang dan pendek.
Penelitian yang dilakukan oleh Alimuddin (n.d), yang berjudul “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kendaraan Bermotor Roda Dua di
Kota Makasar“. Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan data primer dan
sekunder. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan kuantitatif, analisis
kuantitatif menggunakan model regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pendapatan dan jangka waktu pengembalian kredit memiliki
pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap permintaan kendaraan bermotor
roda dua, harga memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan
kendaraan bermotor roda dua di Kota Makasar.
Penelitian yang dilakukan oleh Eka Desy Yanti tahun 2016, yang berjudul
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan Sepeda Motor
Yamaha di Kabupaten Aceh Barat”. Data dalam penelitian ini merupakan data
kuantitatif menggunakan data sekunder. Analisis data menggunakan analisis
regresi linier berganda. Hasil uji secara simultan menunjukan bahwa (pendapatan
perkapita, tingkat harga, jumlah penduduk, dan pertumbuhan ekonomi) secara
bersama mempunyai pengaruh yang nyata terhadap permintaan sepeda motor di
Kabupaten Aceh Barat dengan nilai R2 sebesar 0,998.
Penelitian yang dilakukan oleh Andayani Hadi tahun 2008, yang berjudul
“Analisis Permintaan Kredit Konsumsi Pada Perbankan di Sumatera Utara”.
Dalam penelitian ini menggunakan data time series selama periode 1991-2005,
yang merupakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera
Utara. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan metode
Ordinary Least Squares (OLS). Hasil penelitian menunjukan variabel PDRB,
Kurs, dan Permintaan kredit konsumsi pada tahun sebelumnya berpengaruh positif
dan signifikan terhadap permintaan kredit konsumsi di Sumatera Utara pada
tingkat kepercayaan 95%. Sedangkan variabel suku bunga kredit konsumsi
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan kredit konsumsi di
Sumatera Utara, menunjukan bahwa bila tingkat bunga kredit konsumsi naik,
maka permintaan kredit konsumsi di Sumatera Utara akan menurun.
-
16
Penelitian yang dilakukan oleh Xing Zhu,dkk tahun 2018 yang berjudul “A
Meta Analisis On The Price Elasticity and Income Elasticity of Residental
Electricity”. Variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu permintaan listrik
untuk variabel dependen dan variabel independenya yaitu pendapatan dan harga.
Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan Weighted Least Square
(WLS). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dampak perubahan pendapatan
terhadap permintaan listrik lebih besar dari pada perubahan harga. Respon
penduduk terhadap perubahan pendapatan lebih terasa dalam jangka panjang.
Penelitian yang dilakukan oleh Li Xiaomi,dkk tahun 2017 yang berjudul
“Impacts of Renewables and Socioeconomic factors on Electric Vehicle Demand-
Panel Data Studies Across 14 Countries”. Variabel dependen yang digunakan
adalah permintaan kendaraan listrik, variabel independennya yaitu energy
terbarukan, jumlah stasiun pengisian, tingkat pendidikan, kepadatan penduduk,
harga bensin, PDB per kapita dan Urbanisasi. Menggunakan data panel dari 14
negara dari tahun 2010-2015. Hasil penelitian menunjukan bahwa 4 faktor
pertama memiliki dampak yang jelas dan psitif dan 2 yang terakhir tidak ada
pengaruh.
-
17
Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu
1. Jurnal
No Penulis dan
Tahun
Judul Variabel dan Alat Analisis Hasil Analisis
1. Anak Agung
Ngurah Drama
Yasa (2015).
Pengaruh Pembebanan
Suku Bunga dan Uang
Muka Terhadap Volume
Penjualan Angsuran
Motor Suzuki di UD
Japan Motor Singaraja
Periode 2010-2014.
Variabel : Suku bunga, uang
muka, dan volume penjualan
angsuran motor Suzuki di UD
Japan.
Alat Analisis : Alat analisis
yang dipakai menggunakan
analisis linier berganda dengan
program SPSS.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
pembebanan suku bunga dan uang
muka secara silmutan berpengaruh
terhadap volume penjualan angsuran
motor Suzuki di UD Japan motor
Singaraja periode 2010-2014, dengan
besar pengaruh sebesar 0,717
(71,7%).
2. Lisa Puspitasari
(2018).
Pengaruh Suku Bunga
Terhadap Permintaan
Kredit Sepeda Motor di
Kabupaten Berau.
Variabel : suku bunga kredit,
dan permintaan sepeda motor
kredit.
Alat Analisis : Alat analisis
Hasil yang di dapat dari penelitian
ini yaitu pengaruh suku bunga
terhadap jumlah penjualan kredit
sepeda motor di Kabupaten Berau
-
18
yang dipakai menggunakan
analisis regresi dan korelasi.
negatif. Besarnya pengaruh yaitu -
0,767.
3. Wahyu Wibisono
tahun (n.d)
Analisis Pengaruh
Kebijakan Minimal Uang
Muka Kredit (Down
Payment) Terhadap
Volume Penjualan
Sepeda Motor Di
Kabupaten Jombang
Variabel : Volume penjualan
sepeda motor dan presentase
uang muka kredit.
Alat Analisis : Alat analisis
menggunakan statistic regresi
sederhana dan analisa dengan
program SPSS v19.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
besaran uang muka kredit
berpengaruh signifikan terhadap
volume penjualan sepeda motor
sebesar 5,2619.
4. Arief Budiarto dan
Evi Yulia
Purwanti, (2013)
Anallisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Permintaan Sepeda
Motor di Kota Semarang
(Studi Kasus : PNS
Semarang).
Variabel : Variabel dependen
yang digunakan yaitu
permintaan sepeda motor di
Semarang, dan variabel
independennya yaitu
pendapatan, tariff angkutan
umum, jumlah keluarga, harga
sepeda motor, dan selera
Alat Analisis : Penelitian ini
Hasil penelitian menunjukan bahwa
variabel pendapatan, tarif angkutan
umum, jumlah keluarga, harga
sepeda motor dan selera secara
silmutan mempengaruhi jumlah
permintaan sepeda motor di Kota
Semarang. Variabel harga sepeda
motor tidak berpengaruh signifikan
terhadap permintaan sepeda motor.
-
19
menggunakan analisis regresi
linier berganda.
5. Alimuddin (n.d) Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Permintaan Kendaraan
Bermotor Roda Dua di
Kota Makasar.
Variabel : Pendapatan, jangka
waktu pengembalian kredit,
harga, dan permintaan kendaraan
bermotor roda dua.
Alat Analisis : Analisis data
menggunakan analisis deskriptif
dan kuantitatif, analisis
kuantitatif menggunakan model
regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
pendapatan dan jangka waktu
pengembalian kredit memiliki
pengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap permintaan kendaraan
bermotor roda dua, harga memiliki
pengaruh negatif dan signifikan
terhadap permintaan kendaraan
bermotor roda dua di Kota Makasar.
6. Xing Zhu,dkk
(2018)
A Meta Analysis on the
price elasticity and
income elasticity of
residential electricity.
Variabel : permintaan listrik,
pendapatan dan harga.
Alat Analisis : Analisis data
menggunakan model Weighted
Least Square.
Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa dampak perubahan
pendapatan terhadap permintaan
listrik lebih besar dari pada
perubahan harga. Respon penduduk
terhadap perubahan pendapatan lebih
terasa dalam jangka panjang.
7. Lia Xiaomi,dkk Impacts of Renewables Variabel dependen yang Hasil penelitian menunjukan bahwa
-
20
(2017) and Socioeconomic
factors on Electric
Vehicle Demand-Panel
Data Studies Across 14
Countries
digunakan adalah permintaan
kendaraan listrik, variabel
independennya yaitu energi
terbarukan, jumlah stasiun
pengisian, tingkat pendidikan,
kepadatan penduduk, harga
bensin, PDB per kapita dan
Urbanisasi. Menggunakan data
panel dari 14 negara dari tahun
2010-2015.
Alat Analisi : menggunakan data
panel.
4 faktor pertama memiliki dampak
yang jelas dan psitif dan 2 yang
terakhir tidak ada pengaruh.
Peningkatan 1% dalam energy
terbarukan akan menyebabkan
sekitar 2-6% peningkatan permintaan
kendaraan listrik.
-
21
2. Skripsi
No Penulisan dan
Tahun
Judul Variabel dan Alat Analisis Hasil Penelitian
1. Bona Saoloan
Sitio, (2015).
Pengaruh variabel
Ekonomi Terhadap
Jumlah Sepeda Motor di
Indonesia.
Variabel : Penelitian ini
menggunakan variabel jumlah
penduduk, GDP, panjang jalan,
Inflasi dan jumlah sepeda motor.
Alat Analisis : Analisis yang
digunakan menggunakan regresi
dengan metode (Ordinary Least
Square).
Hasil penelitian menunjukan bahwa
jumlah penduduk berpengaruh positif
dan signifikan terhadap jumlah sepeda
motor di Indonesia, GDP berpengaruh
positif dan signifikan terhadap jumlah
sepeda motor di Indonesia, panjang
jalan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap jumlah sepeda motor di
Indonesia dan inflasi berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap
jumlah sepeda motor di Indonesia.
2. Ulfa Puspita
Sari,(2016).
Analisis Pengaruh
Kebijakan Down
Payment, PDRB, Suku
Bunga Kredit, dan Tarif
Variabel : Kebijakan down
payment, PDRB, suku bunga
kredit, tariff BBNKB dan
permintaa kredit kendaraan
Hasil penelitian menunjukan bahwa
variabel kebijakan down payment
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap permintaan kredit
-
22
BBNKB Terhadap
Permintaan Kredit
Kendaraan Bermotor
Kota Bandar Lampung
Periode 2010:1-2015:9
bermotor.
Alat Analisis : Teknik analisis
yang digunakan adalah analisis
data kuantitatif. Metode analisis
data yang digunakan adalah
regresi linier berganda dengan
data time series.
kendaraan bermotor, variabel PDRB
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap permintaan kredit
kendaraan bermotor, variabel suku
bunga kredit dan tarif BBNKB
berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap permintaan kredit
kendaraan bermotor, variabel
kebijakan dp, PDRB, suku bunga
kredit dan tariff BBNKB secara
silmutan berpengaruh signifikan
terhadap permintaan kredit
kendaraan bermotor di Kota Bandar
Lampung dalam jangka panjang dan
pendek.
3. Eka Desy Yanti
(2016).
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Tingkat Permintaan
Sepeda Motor Yamaha di
Variabel : Pendapatan per
kapita, tingkat harga, jumlah
penduduk, pertumbuhan
ekonomi, dan permintaan sepeda
Hasil uji secara simultan
menunjukan bahwa (pendapatan
perkapita, tingkat harga, jumlah
penduduk, dan pertumbuhan
-
23
3. Tesis
No. Penulisan dan
Tahun
Judul Variabel dan Alat Analisis Hasil Penelitian
1. Andayani Hadi
tahun (2008)
Analisis Permintaan
Kredit Konsumsi Pada
Perbankan di Sumatera
Utara
Variabel : PDRB, Kurs rupiah
terhadap dollar, tingkat bunga
kredit konsumsi, permintaan
kredit konsumsi tahun
sebelumnya, dan permintaan
kredit konsumsi.
Alat Analisis : menggunakan
analisis regresi linier berganda
dengan metode (OLS).
variabel PDRB, Kurs, dan
Permintaan kredit konsumsi pada
tahun sebelumnya berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
permintaan kredit konsumsi di
Sumatera Utara. Sedangkan variabel
suku bunga kredit konsumsi
berpengaruh negatif dan signifikan.
Kabupaten Aceh Barat. motor.
Alat Analisis : Analisis data
menggunakan analisis regresi
linier berganda.
ekonomi) secara bersama
mempunyai pengaruh yang nyata
terhadap permintaan sepeda motor di
Kabupaten Aceh Barat dengan nilai
R2 sebesar 0,998.
-
24
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan dan pembahasan pada skrpsi ini, maka
penulis membagi dalam beberapa bab dan sistematika sebagai berikut.
BAB I, PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang, Batasan
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Tinjauan Kajian Terdahulu dan Sistematika Penulisan.
BAB II, TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan membahas tentang teori-teori terkait dengan
kebiajakan down payment, suku bunga kredit, dan GDP. Selain itu
akan membahas tentang Kerangka Pemikiran dan Hipotesis.
BAB III, METODE PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan beberapa poin yang berkaitan dengan
metedeologi penelitian yang dipakai dalam penulisan ini, antara
lain:
A. Populasi dan Sampel
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Sumber Data
D. Instrumen Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Pengolahan Data
BAB IV, TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan beberapa point yaitu:
A. Temuan Hasil Penelitian
B. Pembahasan
-
25
BAB V, SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan berupa
jawaban-jawaban dari permasalahan penelitian yang
dikemukakansebelumnya. Bab ini juga berisi saran-saran yang
sifatnya membangun sebagai solusi dari permasalahan yang
dikemukakan.
-
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Terkait dengan Variabel Penelitian
Dalam ilmu ekonomi khususnya ekonomi mikro, terdapat beberapa teori yang
sering di bahas dalam dunia pendidikan ilmu ekonomi. Teori-teori tersebut antara
lain teori permintaan dan penawaran. Teori permintaan merupakan teori yang
menjelaskan sifat pembeli dalam permintaan suatu barang atau jasa, sedangkan
teori penawaran merupakan teori yang menjelaskan sifat penjual dalam
menawarkan suatu barang dan jasa. Dalam teori permintaan dikenal dengan istilah
hukum permintaan. Hukum permintaan berbunyi “Jika harga turun, maka jumlah
barang yang diminta cenderung meningkat, sebaliknya jika harga naik, maka
jumlah barang yang diminta cenderung menurun, dengan asumsi faktor-faktor lain
diluar harga tetap”. (Agung Abdul Rasul, dkk, 2013:23). Dalam teori penawaran
dikenal juga dengan istilah hukum penawaran. Hukum penawaran menururt
Agung Abdul Rasul, dkk (2013:57) adalah jika harga turun, maka jumlah barang
dan jasa yang ditawarkan akan menurun, sebaliknya jika harga naik, maka jumlah
barang ditawarkan akan meningkat dengan asumsi faktor-faktor lain diluar harga
tetap.
Ahli ekonomi klasik menyatakan, bahwa penawaran akan selalu menciptakan
permintaan dilihat dari pandangan Jean Baptiste Say (1767-1832), mengatakan
bahwa “Penawaran akan menciptakan sendiri permintaannya (supplay creates its
own demand)”. Terdapat perbedaan antara pandangan para ahli ekonomi klasik
dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi dalam perekonomian. Analisis Keynes
menunjukan bahwa pengeluaran atas barang dan jasa yang diproduksi oleh sektor
perusahaan sangat berperan dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi. Keynes
memusatkan analisisnya pada aspek permintaan, yaitu menganalisis peranan
permintaan berbagai golongan masyarakat didalam menentukan tingkat kegiatan
ekonomi. Pada hakikatnya analisis ini menjelaskan bahwa tingkat kegiatan
ekonomi negara ditentukan oleh permintaan efektif, yaitu permintaan yang
disertai oleh kemampuan untuk membayar barang dan jasa yang diminta. Semakin
-
27
besar permintaan yang terdapat dalam perekonomian akan semakin besar pula
tingkat produksi perusahaan. Keadaan ini dengan sendirinya akan meningkatkan
kegiatan ekonomi dan penggunaan faktor-faktor produksi. (Ali Ibrahim Hasyim,
2016:116).
1. Teori Permintaan
a. Definisi Permintaan
Menurut Lukman, (2015:31) permintaan (demand) terhadap suatu barang
yaitu sebagai suatu hubungan antara sejumlah barang atau jasa yang
diinginkan oleh konsumen untuk membeli dipasar pada tingkat harganya
pada waktu tertentu. Selain pengertian permintaan, terdapat beberapa istilah
yang ada dalam permintaan, yaitu daftar permintaan dan kurva permintaan.
Daftar permintaan (demand schedule) adalah suatu daftar permintaan
yang memperlihatkan data sejumlah barang yang ingin dibeli oleh konsumen
pada berbagai tingkat harga barang tersebut. Sedangkan, kurva permintaan
(demand curve) adalah suatu kurva yang menunjukan hubungan antara harga
pasar dari suatu barang dengan jumlah dari barang yang diminta dalam suatu
waktu tertentu. Menurut Iswardono, (n.d:31) kurva permintaan adalah garis
yang menunjukan berbagai kombinasi harga dan jumlah barang yang diminta
pada berbagai kemungkinan harga per satuan waktu tertentu, misalnya per
hari, per bulan, atau per dekade. Sedangkan menurut Kurniawan dan Kembar
(2015:15), kurva permintaan adalah kurva yang menggambarakan dua
pengaruh atau hubungan antara perubahan kualitas dan harga, biasanya
dinyatakan dengan notasi D (demand).
-
28
Tabel 2.1 Gambar 2.1
Daftar harga dan permintaan Kurva Permintaan
Pada tabel diatas menjelaskan bahwa pada saat tingkat harga Rp 5 maka
permintaan akan barang sebanyak 20 buah, jika harga turun menjadi Rp 4
permintaan akan bertambah menjadi 25 buah. Kurva permintaan diatas
menunjukan bahwa sumbu vertikal merupakan tingkat harga dan sumbu
horizontal merupakan jumlah barang yang diminta. Menurut Kurniawan dan
Kembar (2015:3) permintaan ditentukan oleh beberapa variabel, antara lain :
hukum permintaan, pendapatan dan efek subtitusi, kurva permintaan, dan
penentu permintaan yang telah berlangsung hingga saat ini. Konsep dasar
intuisi permintaan dapat diartikan dimana orang cenderung untuk membeli
saat harga rendah.
Dalam teori permintaan terdapat istilah yang dinamakan hukum
permintaan. Hukum permintaan adalah ketika kondisi semua hal dianggap
sama, ketika suatu barang naik, konsumen cenderung akan mengurangi
permintaan kuantitas barang tersebut. Dengan kata lain, hubungan antara
harga dan kuantitas barang akan berkebalikan satu sama lain (Kurniawan dan
Kembar, 2015:3). Menurut Sukirno (2011:76) hukum permintaan yaitu suatu
hipotesis yang menyatakan makin rendah harga suatu barang maka makin
banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga
suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.
Permintaan seseorang atau sesuatu masyarakat kepada sesuatu barang
ditentukan oleh banyak faktor.
Harga Permintaan
Rp 5 20 buah
Rp 4 25 buah
Rp 3 30 buah
Rp 2 35 buah
-
29
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan antara lain :
1) Harga barang itu sendiri
2) Harga barang lain.
3) Pendapatan masyarakat.
4) Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat.
5) Selera masyarakat.
6) Jumlah penduduk.
7) Ramalan masa depan.
Permintaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu permintaan individu dan
permintaan pasar. Permintaan individu adalah permintaan yang dilakukan
oleh seseorang, sedangkan permintaan pasar adalah permintaan yang
dilakukan oleh sekelompok orang dalam suatu pasar terhadap suatu jenis.
b. Fungsi Permintaan
Menurut Agung Abdul Rasul, dkk (2013:32) fungsi permintaan
merupakan fungsi yang menjelaskan hubungan kausalitas antara jumlah
barang yang diminta dengan seluruh faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Fungsi permintaan dapat diuraikan sebagai hubungan kausalitas antara
jumlah barang yang diminta dengan :
1) Pendapatan Konsumen
2) Kebutuhan masyarakat.
3) Penjualan Kredit
4) Penawaran
5) Harga barang itu sendiri
6) Saluran distribusi
7) Kualitas barang yang bersangkutan
8) Iklan
9) Selera
10) Jumlah penduduk
-
30
Fungsi permintaan secara matematika dapat dirumuskan sebagai berikut:
Qd = f (P)
Qd = b0 – b1 P
Qd = Jumlah barang yang diminta
P = Harga
b0 = Konstanta yang menjelaskan besarnya jumlah barang
yang diminta ketika perubahan harga konstan
b1 = Koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah
barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan harga.
B1 =
=
Fungsi permintaannya dapat diperoleh antara lain dengan formula
sebagai berikut :
Qd – Qd1 = b1 (P – P1)
c. Elastisitas Permintaan
Teori permintaan di dalamnya terdapat beberapa istilah, antara lain
elastisitas permintaan. Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam
praktek sehari-hari, adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh
mana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Elastisitas
permintaan yaitu menunjukan sampai dimana besarnya pengaruh perubahan
harga terhadap perubahan permintaan. Elastisitas permintaan dibedakan
kepada tiga konsep, yaitu elastisitas permintaan harga, elastisitas permintaan
pendapatan dan elastisitas permintaan silang (Sukirno, 2011:103).
Menurut Kurniawan dan Kembar (2015:44) elastisitas permintaan harga
adalah respon ukuran, dimana konsumen mengubah kuantitas untuk
perubahan harga. Semakin banyak permintaan barang elastisitas, konsumen
-
31
lebih responsive terhadap perubahan harga. Disisi lain, semakin sedikit
permintaan harga elastis, konsumen kurang responsive terhadap perubahan
harga. Elastisitas harga dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :
Menurut Agung Abdul Rasul, dkk (2013:35) elastisitas permintaan
(demand elasticity) merupakan persentase perubahan jumlah barang yang
diminta sebagai akibat dari persentase perubahan beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Elastisitas permintaan dapat juga didefinisikan sebagai
kepekaan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan terhadap jumlah
barang yang diminta oleh konsumen. Ada beberapa jenis elastisitas
permintaan, yaitu :
1) Elastisitas permintaan terhadap harga
Elastisitas permintaan terhadap harga adalah koefisien yang
menjelaskan presentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai
akibat dari persentase perubahan harga. Secara matematika dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Ed =
=
/
Ed =
x
Ed = Koefisien elastisitas permintaan terhadap harga
ΔQd = Perubahan jumlah barang yang diminta
ΔP = Perubahan harga
Qd = Jumlah barang yang diminta
P = Harga
-
32
2) Elastisitas permintaan terhadap promosi
Elastisitas permintaan terhadap promosi adalah koefisien yang
menjelaskan persentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai
akibat dari persentase perubahan promosi. Secara matematika dapat di
rumuskan sebagai berikut :
Ed =
=
/
Ed =
x
Ed = Koefisien elastisitas permintaan terhadap harga
ΔQd = Perubahan jumlah barang yang diminta
ΔPr = Perubahan promosi
Qd = Jumlah barang yang diminta
Pr = Promosi
3) Elastisitas permintaan terhadap biaya peningkatan kualitas produk
Elastisitas terhadap kualitas produk adalah koefisien yang menjelaskan
persentase perubahan biaya peningkatan kualitas produk. Secara
matematika dapat dirumuskan sebagai berikut :
Ed =
=
/
Ed =
x
Ed = Koefisien elastisitas permintaan terhadap harga
ΔQd = Perubahan jumlah barang yang diminta
ΔKP = Perubahan biaya kualitas produk
Qd = Jumlah barang yang diminta
-
33
KP = Biaya kualitas produk
Menurut Sukirno (2011:112) ada tiga faktor yang menjadi penentu
elastisitas permintaan, yaitu :
1) Banyaknya barang pengganti yang tersedia. Jika sesuatu barang
mempunyai banyak barang pengganti, permintaanya akan bersifat
elastis. Maksudnya perubahan harga yang kecil akan menimbulkan
perubahan yang besar terhadap permintaan. Pada waktu harga barang
naik, pembeli cenderung lebih memilih untuk membeli barang
pengganti yang harganya jauh lebih murah. Permintaan terhadap barang
yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah bersifat tidak
elastis.
2) Persentasi pendapatan yang dibelanjakan. Besarnya pendapatan yang
digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat mempengaruhi
elastisitas permintaan terhadap barang tersebut. Semakin besar
pendapatan yang digunakan untuk membeli barang, semakin elastis
permintaan terhadap barang tersebut.
3) Jangka waktu analisis. Semakin lama jangka waktu analisis, maka
semakin elastis permintaan suatu barang. Dalam jangka waktu yang
singkat permintaan tidak elastis karena perubahan baru di pasar belum
diketahui konsumsen.
2. Konsep Sepeda Motor
1) Pengertian Transportasi
Transportasi merupakan hal penting dalam kehidupan kegiatan manusia
sehari-hari dan juga merupakan mobilitas manusia dan barang sehari-hari.
Transportasi yang baik merupakan transportasi yang cukup aman, nyaman,
cepat dan dapat diandalkan oleh para penggunanya. Transportasi berasal dari
kata transportation yang dalam bahasa inggris memiliki arti angkutan, yaitu
suatu proses pemindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat
lain dengan menggunakan suatu alat bantu kendaraan darat, laut, maupun
udara, baik umum maupun pribadi dengan menggunakan mesin atau tidak
menggunakan mesin (Maringan Masry Simbolon, 2003:1).
-
34
Menurut Fidel Miro (2012:1) transportasi secara umum dapat diartikan
sebagai usaha pergerakan oang atau barang dari lokasi satu ke lokasi lainnya
untuk keperluan tertentu dengan menggunakan alat tertentu. Transportasi
mempunyai beberapa dimenasi, yaitu lokasi, teknologi, dan keperluan
tertentu di lokasi tujuan seperti ekonomi, sosial dan lain-lain. Menheim
(1979) dalam Menurut Fidel Miro (2012:4) mengemukakan bahwa
komponen-komponen utama sistem transportasi adalah jalan dan terminal
(prasarana), kendaraan (sarana), dan sistem pengelolaan (manajemen).
Menurut Fidel Miro (2018:8) transportasi mempunyai beberapa peran
dan tujuan. Peran transportasi sangat besar dalam kehidupan masyarakat
modern seperti saat ini. Secara umum, tujuan transportasi adalah
memberikan kemudahan dalam segala kegiatan masyarakat. Selain itu
transportasi mempunyai peran sebagai berikut :
a) Peranan transportasi terhadap peradaban manusia
Perkembangan manusia sejak zaman dahulu yang tidak begitu
mementingkan pelayanan transportasi dan barang dan jasa yang dibutuhkan
belum banyak, sampai dengan zaman sekarang yang kebutuhan hidup telah
semakin beragam. Dalam keadaan seperti ini, transportasi dan
pengembangan teknologi semakin diperlukan.
b) Peran transportasi terhadap perekonomian
Dari aspek ekonomi transportasi sangat mempengaruhi proses produksi,
distribusi, dan konsumsi. Transportasi disini berfungsi mempermudah dan
mempercepat penyebaran barang dan jasa disemua tempat.
c) Peran transportasi dalam kehidupan sosial
Hubungan transportasi dengan aktivitas masyarakat berfungsi
mempermudah masyarakat dalam melakukan kegiatan sosial yang bersifat
non ekonomis, yang menyangkut pertukaran informasi, pelayanan
perorangan atau kelompok, kegiatan keagamaan dan lain-lain.
-
35
d) Peranan transportasi dalam politik
Transportasi dapat mendukung usaha persatuan nasioanl, usaha
peningkatan pembangunan yang lebih merata ke seluruh penjuru tanah air,
atau usaha pengamanan negara dari serangan luar.
2) Transportasi Sepeda Motor
Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang sangat banyak
diminati oleh masyarakat, dengan harganya yang terjangkau dan mudah
didapatkan, motor menjadi salah satu barang yang wajib dimiliki seseorang.
Maraknya ojek online yang menggunakan sepeda motor, membuat
peningkatan jumlah sepeda motor meningkat setiap tahunnya. Dengan
peningkatan tersebut, keberadaan sepeda motor menjadi masalah bagi kota–
kota besar di Indonesia, yaitu masalah kemacetan. Transportasi merupakan
salah satu esensi penting dalam proses pembangunan suatu negara. Jika tidak
adanya alat transportasi kegiatan di segala bidang akan terhambat. Oleh
karena itu jasa transportasi bertambah karena diperlukan untuk melayani
berbagai kegiatan ekonomi (Siregar, 1995:21) dalam (Alimudin, n.d). Sepeda
motor menjadi salah satu pelengkap untuk mengisi kebutuhan akan
transportasi. Sepeda motor memiliki jangkauan yang lebih fleksibel. Sepeda
motor juga dijadikan sebagai moda alternative bagi masyarakat yang hidup
di tengah kemacetan seperti di kota–kota besar. Besarnya peluang pangsa
pasar sepeda motor di Indonesia membuat banyak perusahaan–perusahaan
sepeda motor saling berlomba memperluas pangsa pasar. Promosi sepeda
motor pun ditingkatkan untuk mendapatkan konsumen (Mirza, 2007).
3. Kebijakan Down Payament
a. Pengertian Down Payment
Down Payment atau yang sering dikenal dengan istilah uang muka
merupakan bentuk pembayaran di awal apabila seseorang melakukan
pembelian secara kredit. Besarnya down payment sesuai dengan ketentuan
dari pihak pembiayaan (pihak bank atau lembaga non bank). Down Paymen
(DP) adalah pembayaran dimuka atau uang muka secara tunai yang sumber
-
36
dananya berasal dari debitur (Self Financing) dalam rangka pembelian
kendaraan bermotor secara kredit. Down Payment untuk bank yang
memberikan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) diatur dalam Surat Edaran
Bank Indonesia sebagai berikut :
1) DP 25 persen untuk kendaraan bermotor roda dua.
2) DP 30 persen untuk kendaraan bermotor roda empat untuk keperluan
non produktif.
3) DP 20 persen untuk kendaraan bermotor roda empat atau lebih untuk
keperluan produktif. (Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/ 10 /DPNP)
Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal 15 Maret 2012, sedangkan
ketentuan mengenai besaran LTV untuk KPR dan DP untuk KKB mulai
berlaku pada tanggal 15 Juni 2012. Dalam Surat Edaran Bank Indonesia
No. 17/10/PBI/2015 mengenai “Rasio Loan To Value Atau Rasio
Financing To Value Untuk Kredit Atau Pembiayaan Properti Dan Uang
Muka Untuk Kredit Atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor”. Uang Muka
yang harus dipenuhi oleh debitur atau nasabah dalam rangka KKB atau
KKB Syariah ditetapkan sebagai berikut:
1) DP 20 persen untuk kendaraan bermotor roda dua.
2) DP 20 persen untuk kendaraan bermotor roda tiga atau lebih untuk
keperluan produktif apabila memenuhi salah satu syarat sebagai berikut:
a) Merupakan kendaraan yang memiliki izin untuk angkutan orang
atau barang yang dikeluarkan oleh pihak berwenang
b) Diajukan oleh perorangan atau badan hukum yang memiliki izin
usaha tertentu yang dikeluarkan oleh pihak berwenang dan
digunakan untuk mendukung kegiatan operasional dari usaha yang
dimilikinya.
3) DP 25 persen untuk kendaraan bermotor roda tiga atau lebih yang tidak
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam no 2.
-
37
b. Hubungan antara Variabel Down Payment dengan Permintaan
Sepeda Motor
Kebijakan Down Payment ini diperuntunkan hanya untuk Kredit
Kendaraan Bermotor (KKB), karena tingkat pertumbuhannya semakin tinggi,
untuk itu Bank Indonesia mengantisipasinya dengan kebijakan tersebut. Jika
semakin tinggi kebijakan DP maka akan mendorong masyarakat untuk
mengurangi permintaan sepeda motor, hal itu karena di Indonesia sendiri
tingkat pembelian sepeda motor dengan cara kredit mencapai 70 persen,
dengan kebijakan DP yang tinggi pengkreditan dianggap berkurang secara
drastis.
Kebijakan DP adalah kebijakan yang dibuat oleh Bank Indonesia yang
bertujuan untuk menekan pertumbuhan kredit sepeda motor. Hubungan
kebijakan DP dengan permintaan sepeda motor yaitu negative, sehingga
diasumsikan bahwa, jika kebijakan DP tinggi maka selera masyarakat untuk
membeli sepeda motor secara kredit akan berkurang, dimana 70 persen
pembeli sepeda motor di Indonesia adalah sistem kredit, maka akan
berpengaruh besar terhadap penurunan permintaan sepeda motor, begitu pula
sebaliknya. Menurut (Puspita, 2016) kebijakan Down Payment berpengaruh
negatif dan signifikan dan terhadap permintaan Kredit Kendaraan Bermotor
(KKB) di Kota Bandar Lampung dalam jangka panjang dan kebijakan Down
Payment berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan
Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) di Kota Bandar Lampung dalam jangka
pendek. Hal serupa juga di jelaskan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Anna Octora,dkk (2012) kebijakan pembatasan uang muka kredit (Down
Payment) memiliki pengaruh negatif terhadap permintaan mobil di Kota
Medan karena dengan uang muka yang tinggi menekan masyarakat untuk
melakukan pembelian mobil secara kredit dan juga menekan kredit
konsumtif. Akibat kebijakan ini pertumbuhan kredit di Kota Medan
mengalami penurunan 1% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Menurut Agung, (2015) Uang muka penjualan berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap volume penjualan angsuran motor Suzuki di UD Japan
-
38
Motor Singaraja Periode 2010-2014, karena nilai thitung -5.727> ttabel
1,67155 atau p-value = 0,004< α =0,05. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Wibisono (n.d) dapat diambil beberapa kesimpulan yakni melalui
perhitungan uji t menunjukkan t hitung sebesar 5,2619 dan nilai t tabel
sebesar 2,570582, jadi t hitung (5,2619) > t tabel (2,570582). Sehingga
besaran uang muka kredit berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan
sepeda motor.
4. Suku Bunga Kredit
a. Pengertian Suku Bunga
Pengertian bunga yaitu sejumlah uang yang diterima oleh peminjam
(kreditur) atas uang yang dipinjamkan, sedangkan tingkat bunga merupakan
rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Bunga mempengaruhi secara
langsung kehidupan masyarakat dan mempunyai dampak penting terhadap
perekonomian suatu negara, mulai dari segi konsumsi, kredit dan tabungan.
Menurut Karl dan Fair (2007:635), suku bunga adalalah pembayaran bunga
tahunan dari pinjaman, yang berupa presentase dari pinjaman, yang diperoleh
dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman.
Di Indonesia ada beberapa istilah tingkat bunga, pertama bunga flat,
yaitu bunga yang dihitung dengan cara mengalikan bunga dengan jumlah
pinjaman awal dikalikan lama meminjam. Kedua bunga relatif (sliding rate),
yaitu bunga relative dihitung berdasarkan n sisa pokok pinjaman yang
terhutang. Ketiga bunga anuitas, yang merupakan modifikasi dari bunga
efektif. Bunga juga bermacam-macam jenisnya, secara umum, bunga
dibedakan menjadi dua, yaitu bunga nominal dan bunga rill. Bunga nominal
yaitu bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur disamping
pengembalian pinjaman pokoknya pada saat sudah jatuh tempo. Tingkat
bunga yang terbentuk merupakan tingkat bunga yang telah disepakati oleh
debitur dan kreditur. Sedangkan tingkat bunga rill adalah tingkat bunga
nominal dikurangi laju inflasi yang terjadi selama periode yang sama.
(Ambarani, 2015: 166).
-
39
Menurut Boediono (2014:76), suku bunga adalah harga dari penggunaan
uang investasi, sedangkan tingkat suku bunga adalah salah satu indikator
seseorang akan melakukan investasi atau menabung. Tingkat bunga
mempunyai beberapa fungsi pada suatu perekonomian, fungsi tersebut antara
lain :
1) Sebagai daya tarik investor untuk menginvestasikan dananya.
2) Sebagai alat kontrol bagi pemerintah terhadap investasi sektor-sektor
ekonomi suatu negara.
3) Untuk mengendalikan permintaan uang ataupun penawaran uang beredar
dalam suatu perekonomian.
4) Digunakan untuk mengontrol tingkat inflasi. (Sunariyah, 2013:80).
Menurut Ambarini (2015:168) tingkat suku bunga mempunyai beberapa
teori, seperti teori klasik, teori Keynes, dan teori paritas tingkat bunga.
1) Teori Klasik
Teori klasik merupakan teori yang berguna untuk menganalisis arus dari
uang dalam suatu perekonomian moneter. Menurut teori klasik bunga adalah
harga yang terjadi di pasar dana investasi. Menurut kaum klasik tingkat
bunga itu merupakan hasil interaksi antara tabungan (S) dan investasi atau
investment.
2) Teori Keynes
Menurut Keynes, tingkat suku bunga merupakan suatu fenomena
moneter. Artinya, tingkat suku bunga ditentukan oleh penawaran dan
permintaan uang di pasar. Perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi
keinginan untuk mengadakan investasi dan dengan demikian akan
mempengaruhi pendapatan nasional. Teori Keynes mengatakan bahwa ada
tiga motif mengapai orang memegang uang tunai, yaitu transaction motive,
precautionary motive, dan speculative motive. Permintaan uang mempunyai
hubungan negatif dengan tingkat bunga.
-
40
3) Teori Paritas Tingkat Bunga
Teori paritas tingkat bunga adalah salah satu teori yang penting mengenai
penentuan tingkat bunga dalam sistem devisa bebas, yaitu apabila penduduk
masing-masing negara bebas menjual dan membeli devisa.
Menurut Ambarini, (2015:176) faktor-faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya tingkat bunga adalah :
1) Kebutuhan dana masyarakat
2) Persaingan
3) Kebijakan pemerintah
4) Jangka waktu pengembalian
5) Target keuntungan yang diharapkan
Sedangkan manfaat dari tingkat bunga dalam perekonomian, yaitu :
1) Membantu mengalirnya tabungan berjalan kearah investasi.
2) Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia.
3) Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan uang dari
suatu negara.
4) Alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya
terhadap jumlah tabungan dan investasi.
b. Pengertian Suku Bunga Kredit
Suku bunga kredit atau bisa disebut bunga pinjaman, yaitu bunga yang
harus di bayar oleh peminjam kepada bank. Bunga kredit merupakan
komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank (Ambarini,
2015:167). Suku bunga kredit adalah suatu jumlah ganti rugi atau balas jasa
atas penggunaan uang oleh nasabah (Rintan,2013) dalam (Puspita, 2016).
Beberapa macam tingkat suku bunga kredit menurut penggunaannya, antara
lain:
-
41
1) Suku bunga kredit konsumsi
Suku bunga kredit konsumsi adalah suku bunga kredit yang
dibebankan pada kegiatan konsumsi. Jadi , bagi masyarakat yang membeli
atau mengkonsumsi barang-barang maka dibebankan bunga kredit
konsumsi.
2) Suku bunga kredit investasi
Suku bunga kredit investasi adalah suku bunga yang dikenakan
kepada kredit yang digunakan untuk investasi jangka menegah dan
panjang. Para investor dalam negeri ataupun luar negeri akan dikenakan
suku bunga kredit investasi.
3) Suku bunga kredit modal kerja
Suku bunga kredit modal kerja adalah suku bunga yang dibebankan
pada modal kerja yang habis dalam satu kali proses produksi.
c. Hubungan antara Variabel Suku Bunga Kredit Terhadap
Permintaan Sepeda Motor
Masyarakat dalam menjalani kehidupannya, tentunya membutuhkan
uang untuk melakukan konsumsi. Menurut teori Keynes ada beberapa motif
yang dapat mempengaruhi seseorang memegang uang. Motif tersebut yaitu
motif transaksi, berjaga jaga dan spekulasi. Motif spekulasi inilah yang
berkaitan dengan tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga yang tinggi akan
mendorong masyarakat untuk mengurangi spekulasi, hal itu dikarenakan
semakin tinggi biaya yang harus dibayar atau dikeluarkan masyarakat untuk
membayar bunga kepada perbankkan. Tingkat suku bunga merupakan
cerminan dari harga uang. Ketika seseorang meminjam uang pada saat
tingkat suku bunga rendah maka harga uang juga semakin rendah, karena
suku bunga rendah mendorong masyarakat untuk meminjam uang, karena
biaya yang dikeluarkan kepada perbankkan semakin kecil. Begitu pula
sebaliknya, jika suku bunga tinggi masyarakat akan mengurangi pinjaman
(Puspita, 2016).
-
42
Jika hal tersebut dikaitkan dengan permintaan sepeda motor, maka
hubungan antara suku bunga kredit dengan permintaan sepeda motor
negative. Indonesia penjualan secara kredit mencapai 70 persen, sehingga
suku bunga kredit sangat berperan dan berpengaruh dalam hal pembelian
kredit. Sehingga diasumsikan semakin tinggi tingkat suku bunga kredit,
maka permintaan akan sepeda motor akan turun. Hal ini juga searah dengan
penelitian yang dilakukan oleh Agung (2015), yang menyatakan bahwa
pembebanan suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
volume penjualan angsuran motor Suzuki di UD Japan Motor Singaraja
periode 2010-2014. Penelitian yang dilakukan oleh Rustam (2003)
menyatakan, bahwa hubungan antara pembebanan suku bunga dan uang
muka terhadap volume penjualan angsuran berpengaruh negatif, apabila
pembebanan suku bunga tinggi maka volume penjualan angsuran akan
semakin rendah.
5. Gross Domestic Bruto (GDP)
a. Pengertian GDP
Menurut Karl E dan Ray C (2007:21), GDP (Gross Domestic Product)
adalah nilai pasar total output suatu negara. GDP merupakan nilai pasar
semua barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu periode waktu
tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi dalam suatu negara. GDP
bisa dihutung dengan dua cara, yaitu dengan pendekatan pengeluaran dan
pendekatan pendapatan.
1) Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan pengeluaran, adalah metode menghitung GDP yang
mengukur jumlah yang dibelanjakan pada semua barang akhir selama periode
tertentu. Terdapat empat kategori utama pengeluaran, yaitu : pertama
pengeluaran konsumsi pribadi (C), merupakan belanja rumah tangga atas
barang konsumen. Kedua investasi swasta dalam negeri bruto (I), merupakan
belanja oleh perusahaan dan rumah tangga atas modal baru, seperti pabrik,
peralatan, persediaan, dan struktur perumahaan baru. Ketiga konsumsi dan
-
43
investasi bruto pemerintah (G). keempat ekspor neto (EX-IM), merupakan
belanja neto oleh negara lain di dunia, atau ekspor (EX) dikurangi impor
(IM). Bentuk persamaan pendekatan pengeluaran menghitung GDP yaitu
GDP = C + I + G + (EX-IM). (Karl E dan Ray C, 2007:25)
2) Pendekatan Pendapatan
Pendekatan pendapatan, adalah metode menghitung GDP yang mengukur
pendapatan upah, sewa, bunga, dan laba yang diterima oleh semua faktor
produksi dalam me