analisis pengaruh kebijakan down payment, suku...

99
ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DOWN PAYMENT, SUKU BUNGA KREDIT, DAN GDP TERHADAP PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DI INDONESIA PERIODE 2000-2017 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Sofi Pratiwi NIM. 11150840000045 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 / 2019 M

Upload: others

Post on 08-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DOWN PAYMENT, SUKU BUNGA

    KREDIT, DAN GDP TERHADAP PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DI

    INDONESIA PERIODE 2000-2017

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

    Oleh :

    Sofi Pratiwi

    NIM. 11150840000045

    JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1440 / 2019 M

  • i

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    I. Identitas Pribadi

    Nama : Sofi Pratiwi

    Tempat, Tanggal Lahir : Purbalingga, 14 Februari 1996

    Alamat :Lamongan RT 01 RW 02, Kec.

    Kaligondang, Kab. Purbalingga, Jawa

    Tengah

    Telepon : 0895604672555

    Email : [email protected]

    II. Latar Belakang Keluarga

    Ayah : Suprapto

    Tempat, Tanggal Lahir : 17 April 1972

    Ibu : Suringah

    Tempat, Tanggal Lahir : 26 Juli 1970

    III. Pendidikan

    1. SD Negeri 1 Lamongan Tahun 2002-2008

    2. SMP Negeri 3 Purbalingga Tahun 2008-2011

    3. SMK Negeri 1 Purbalingga Tahun 2011-2014

    4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2019

    IV. Pengalaman Organisasi

    HMJ Ekonomi Pembangunan Tahun 2015

    mailto:[email protected]

  • vi

    ABSTRACT

    This study discusses to find out whether there is a down payment policy,

    loan interest rates, and GDP to demand motorcycles in Indonesia for the period

    2000 - 2017. The type of data used is quantitative data with secondary data that

    forms of numbers. The method used to analyze the down payment policy, loan

    interest rates, and GDP on demand motorcycles in Indonesia uses multiple linear

    analysis methods using the E-views 8 Ordinary Least Square (OLS) method.

    The results showed that the down payment policy variable, loan interest

    rates and GDP together have a significantly affect the demand for motorcycles in

    Indonesia with a 95% confidence level. While partially, the down payment policy

    variable has a negative and significant to demand motorcycles in Indonesia, the

    variable loan interest rate has a negative and significant to demand motorcycles

    in Indonesia and the GDP variable has a positive and significant to demand

    motorcycles in Indonesia for the period 2000-2017.

    Keywords: Demand for motorcycles, down payment, loan interest rates and GDP.

  • vii

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kebijakan

    down payment, suku bunga kredit, dan GDP terhadap permintaan sepeda motor di

    Indonesia periode 2000 – 2017. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif

    dengan data sekunder berbentuk angka. Metode yang digunakan untuk

    menganalisis pengaruh kebijakan down payment, suku bunga kredit, dan GDP

    terhadap permintaan sepeda motor di Indonesia adalah menggunakan metode

    analisis linier berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square

    (OLS) program E – views 8.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel kebijakan down payment,

    suku bunga kredit, dan GDP secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan

    terhadap permintaan sepeda motor di Indonesia dengan taraf keyakinan 95%.

    Sedangkan secara parsial, variabel kebijakan down payment memiliki hubungan

    negative dan signifikan terhadap permintaan sepeda motor di Indonesia, variabel

    suku bunga kredit memiliki hubungan negative dan signifikan terhadap

    permintaan sepeda motor di Indonesia dan variabel GDP memiliki hubungan

    positif dan signifikan terhadap permintaan sepeda motor di Indonesia periode

    2000-2017.

    Kata Kunci : Permintaan sepeda motor, kebijakan down payment, suku bunga

    kredit dan GDP.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahhirahmanirrahim

    Assalamualaikum Wr. Wb

    Allhamdulillah segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada

    kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat dan kasih saying-Nya kepada

    penulis selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

    “ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DOWN PAYMENT, SUKU BUNGA

    KREDIT, DAN GDP TERHADAP PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DI

    INDONESIA PERIODE 2000-2017” dengan baik. Shalawat serta salam semoga

    senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah

    memberikan syafa’atnya kepada umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman yang

    penuh dengan ilmu pengetahuan.

    Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat – syarat untuk

    memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta. Dengan selesainya penyusunan dan penulisan skripsi ini,

    penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada

    semua pihak yang telah membantu penulis. Adapun ungkapan terimakasih ini

    penulis tunjukan kepada :

    1. Orang tua saya yang selalu memberikan doa yang tiada henti dan restu

    serta dukungan moril maupun materi kepada penulis, sehingga penulis

    selalu optimis dan tetap semangat dalam menjalankan kehidupan yang

    jauh dari orang tua khususnya dalam menyelesaikan skripsi ini. Segala

    jerih payah selama ini tidak cukup terbalaskan oleh saya, semoga kalian

    selalu dicintai oleh Allah SWT. Amiin.

    2. Adik laki – laki saya yang bernama Dzaki Sofyan Dwi Pratma yang telah

    memberikan dukungan sekaligus menjadi penyemangat bahkan menjadi

    penghibur selama penyusunan skripsi ini.

    3. Keluarga besar dari bapak saya dan ibu saya yang telah memberikan

    dukungan dan doa selama saya kuliah.

  • ix

    4. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak, M.Si., CA, QIA, BKP.,CRMP selaku

    dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    5. Bapak Dr. Muhammad Hartana Iswandi Putra, M.Si. dan Bapak Deni

    Pandu Nugraha, M.Sc. selaku ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan

    Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan arahan dan bimbingan

    dalam penyelesaian perkuliahan ini.

    6. Bapak Aizirman selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu,

    tenaga, memberikan arahan dan motivasi serta ilmu yang sangat

    bermanfaat selama proses bimbingan berlangsung hingga terselesaikannya

    skripsi ini. Semoga bapak selalu diberikan kesehatan dan keberkahan oleh

    Allah SWT.

    7. Seluruh jajaran dosen dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

    memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama perkuliahan serta jajaran

    karyawan dan staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

    memberikan pelayanan selama perkuliahan.

    8. Cayufi, terimakasih selama perkuliahan sampai penyelesaian penyusunan

    skripsi ini selalu memberi semangat, motivasi, menjadi teman curhat keluh

    kesah penulis.

    9. Minceu Lovers, (Azalia Nada Bayanillah, Diyah Ayu Fatimah, Khairun

    Nisa, Andini, Rara Min Arsyillah, Resha Ayu Nuvisa, Diyah Ayu Setyo

    Nur Zam-Zami, Kurniasih Anderesta, Maria Ulfa, Oktavira Mareta, Tenty

    Apriyanti Rukmana, Priska Fatma Anggita), terimakasih atas kebersamaan

    selama penulis kuliah dan sampai dengan penyusunan skripsi, kalian

    membuat hari-hari penulis lebih berwarna dan lebih semangat.

    10. Teman main penulis dirumah (Ely, Sari, Hani) yang selalu memberi

    dukungan, dan selalu menghibur disaat penulis sedang dalam kondisi

    down.

    11. Teman – teman Ekonomi Pembangunan 2015.

    12. Teman – teman penulis di Kos Griya Lumintu yang selalu ada, dan

    menjadi penyemangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

    karena keterbatasan pengetahuan, dan pengalaman yang penulis miliki.

  • x

    Oleh sebab itu, penulis mengharapkan segala bentuk dan saran yang

    membangun untuk pencapaian yang lebih baik.

    Wassalamualaikum Wr.Wb

    Jakarta, Juli 2019

    Sofi Pratiwi

  • xi

    DAFTAR ISI

    SAMPUL

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................i

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... ii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iii

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI………………………………………. ...... iv

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ v

    ABSTRACT ........................................................................................................ vi

    ABSTRAK .......................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................viii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

    DAFTAR GRAFIK ............................................................................................xiii

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

    A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

    B. Batasan Masalah....................................................................................... 11

    C. Rumusan Masalah .................................................................................... 11

    D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................................. 12

    E. Tinjauan Kajian Terdahulu ....................................................................... 13

    F. Sistematika Penelitian .............................................................................. 24

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 26

    A. Teori terkait Variabel Penelitian ............................................................... 26

  • xii

    1. Teori Permintaan ................................................................................ 27

    2. Konsep Sepeda Motor......................................................................... 33

    3. Kebijakan Down Payment................................................................... 35

    4. Suku Bunga Kredit ............................................................................. 38

    5. Gross Domestic Bruto (GDP) ............................................................. 42

    B. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 48

    C. Hipotesis ................................................................................................. 49

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 50

    A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 50

    B. Sumber Data............................................................................................. 50

    C. Metode Pengumpulan data ....................................................................... 51

    D. Metode Analisis Data ............................................................................... 51

    E. Oprasional Variabel Penelitian ................................................................. 56

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 58

    A. Temuan Hasil Penelitian ........................................................................... 58

    1. Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 58

    2. Uji Hipotesis....................................................................................... 61

    B. Pembahasan ............................................................................................. 66

    BAB V PENUTUP ............................................................................................. 71

    A. Kesimpulan .............................................................................................. 71

    B. Saran ........................................................................................................ 72

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 73

    LAMPIRAN ....................................................................................................... 78

  • xiii

    DAFTAR GRAFIK

    1.1. Suku Bunga Kredit Indonesia Tahun 2000-2017 ............................................ 9

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    2.1 Kurva Permintaan ......................................................................................... 28

    2.2 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 48

  • xv

    DAFTAR TABEL

    1.1. Permintaan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2000-2017 .............................. 2

    1.2. Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Tahun 2000-2017 ....................... 4

    1.3. GDP dan GDP per Kapita Tahun 2000-2017 .................................................. 6

    1.4. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 17

    2.1. Daftar Harga dan Permintaan ........................................................................ 28

    3.1. Jenis Variabel Simbol, Ukuran & Sumber Data ............................................. 50

    3.2. Jenis Variabel, Definisi dan Satuan ............................................................... 56

    4.1. Hasil Uji Normalitas ..................................................................................... 58

    4.2. Hasil Uji Heteroscedasticity Test (Metode Uji White).................................... 59

    4.3. Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................... 60

    4.4. Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................................ 61

    4.5. Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square (OLS) ..................................... 62

    4.6. Hasil Uji Determinasi R2 ............................................................................... 62

    4.7. Hasil Uji-F .................................................................................................... 63

    4.8. Hasil Uji-t ..................................................................................................... 65

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Hasil Estimasi Data Time Series ........................................................ 78

    a. Uji Normalitas .......................................................................................... 78

    b. Uji Heteroskedastisitas ............................................................................. 79

    c. Uji Autokorelasi ....................................................................................... 80

    d. Uji Multikolonieritas ................................................................................ 81

    e. Uji Hipotesis ............................................................................................ 81

    Lampiran 2 Data Penelitian .................................................................................. 82

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pembangunan ekonomi di suatu negara harus selalu beriringan antara sektor

    yang satu dengan sektor lainnya. Pembangunan pada hakekatnya yaitu untuk

    mensejahterakan masyarakatnya. Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi yang

    baik yaitu tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi. Saat ini pertumbuhan

    ekonomi Indonesia sudah meningkat, hal itu dapat dilihat dari jumlah GDP

    Indonesia yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Tahun 2017 GDP

    Indonesia mencapai Rp 13.588.797 miliar (BPS). Tingkat konsumsi masyarakat

    saat ini tinggi, baik mengkonsumsi barang kebutuhan pokok atau barang modal.

    Bermacam-macam pola dan perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi barang-

    barang membuat tingkat konsumsi di Indonesia menjadi tinggi. Tingkat konsumsi

    yang tinggi menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara jauh

    lebih baik.

    Era globalisasi yang terjadi saat ini dan perkembangan zaman yang semakin

    maju, menuntut manusia untuk bisa bergerak lebih mudah dalam mencapai tujuan

    hidup dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Alat transportasi memiliki peran

    yang sangat besar dalam kehidupan sosial, ekonomi dan keamanan masyarakat

    selaku warga negara. Menurut Fidel Miro (2012 : 1) transportasi secara umum

    dapat diartikan sebagai usaha pemindahan, atau pergerakan oang atau barang dari

    lokasi asal ke lokasi lainnya untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat

    tertentu. Transportasi mempunyai beberapa dimenasi, yaitu lokasi (asal dan

    tujuan, alat (teknologi), dan keperluan tertentu di lokasi tujuan seperti ekonomi,

    sosial dan lain-lain. Dalam mewujudkan tujuan pembangunan suatu negara

    dibutuhkan produktivitas yang tinggi dari subjek pembangunan yaitu masyarakat.

    Produktivitas yang tinggi dapat didukung dengan adanya sarana dan prasarana

    transportasi yang baik. Dengan adanya alat transportasi yang baik, secara tidak

    langsung dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat.

  • 2

    Kebutuhan akan transportasi yang semakin tinggi setiap tahunnya, membuat

    permintaan kendaraan bermotor di Indonesia setiap tahunnya mengalami

    peningkatan khususnya sepeda motor. Tabel 1.1 merupakan data permintaan

    kendaraan bermotor di Indonesia dari tahun 2000-2017.

    Tabel 1.1

    Permintaan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2000-2017 (unit)

    No Tahun Jumlah (unit)

    1 2000 864.144

    2 2001 1.575.822

    3 2002 2.287.706

    4 2003 2.809.896

    5 2004 3.887.678

    6 2005 5.074.186

    7 2006 4.428.274

    8 2007 4.688.263

    9 2008 6.215.830

    10 2009 5.851.962

    11 2010 7.369.249

    12 2011 8.012.540

    13 2012 7.064.457

    14 2013 7.743.879

    15 2014 7.867.195

    16 2015 6.480.155

    17 2016 5.931.285

    18 2017 5.886.103

    Sumber : Asosiasi Ikatan Sepeda Motor Indonesia (AISI)

    Perkembangan kendaraan sepeda motor di Indonesia setiap tahunnya

    mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Kemudahan dalam memiliki sepeda

    motor mendorong masyarakat untuk membeli. Pada tabel diatas terlihat tahun

    2000 permintaan akan sepeda motor mencapai 864.144 unit dan terus meningkat

  • 3

    setiap tahunnya, dan mencapai puncaknya pada tahun 2011 sebanyak 8.012.540

    unit dan terjadi penurunan pada tahun 2012 menjadi 7.369.249 unit. Penurunan

    yang terjadi pada tahun 2012 sebanyak 643.291 unit. Penurunan permintaan

    sepeda motor terjadi karena adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank

    Indonesia terkait dengan Down Payment untuk Kredit Kendaraan Bermotor pada

    tanggal 15 Maret 2012. Pada tahun 2017 permintaan sepeda motor sebanyak

    5.886.103 unit. Hal itu ditandai dengan banyaknya sepeda motor yang memadati

    jalan raya. Selain itu, maraknya iklan-iklan dealer tentang penjualan sepeda motor

    secara kredit membuat masyarakat lebih mudah mendapatkan sepeda motor.

    Sepeda motor yang mudah didapatkan menjadi salah satu alasan mengapa sepeda

    motor menjadi sangat popular di kalangan masyarakat. Indonesia menjadi negara

    ke-3 dengan jumlah sepeda motor terbanyak di Asia. Posisi pertama dengan

    jumlah sepeda motor paling banyak di Asia adalah Negara Cina, dan yang kedua

    adalah Hindia. Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyatakan

    bahwa data statis menunjukkan bahwa pada tahun 2002-2010, laju pertumbuhan

    sepeda motor mencapai dititik 10,8 persen atau 3 kali lipat dibandingkan dengan

    laju pertumbuhan mobil yang mencapai 3,6 persen. Jadi, yang menarik adalah laju

    pertumbuhannya, dimana saat ini motor sangat berkembang didunia (Detik.com).

    Meningkatnya permintaan kendaraan sepeda motor secara kredit membuat

    peranan bank dan lembaga keuangan lainnya membuat terobosan untuk memenuhi

    keinginan masyarakat dalam memperoleh sepeda motor dengan mudah.

    Banyak yang membeli kendaraan bermotor untuk digunakan dalam

    kehidupan sehari-hari ataupun untuk melakukan sebuah pekerjaan. Dengan

    banyaknya kendaraan bermotor di Indonesia membuat jumlah kendaraan bermotor

    di Indonesia menjadi semakin banyak setiap tahunnya khususnya sepeda motor.

    Sistem transportasi umum di Indonesia yang masih belum bagus pelayanan dan

    ketepatan waktunya membuat masyarakat Indonesia lebih memilih memakai

    kendaraan pribadi salah satunya sepeda motor yang lebih efisien dan efektif.

    Tabel 1.2 merupakan data jumlah kendaraan bermotor di Indonesia dari tahun

    2000-2017.

  • 4

    Tabel 1.2

    Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya Tahun 2000-2017

    Tahun

    Jenis kendaraan bermotor (Unit)

    Mobil

    Penumpang Mobil Bis

    Mobil

    Barang Sepeda Motor

    2000 3.038.913 666.280 1.707.134 13.563.017

    2001 3.189.319 680.550 1.777.293 15.275.073

    2002 3.403.433 714.222 1.865.398 17.002.130

    2003 3.792.510 798.079 2.047.022 19.976.376

    2004 4.231.901 933.251 2.315.781 23.061.021

    2005 5.076.230 1.110.255 2.875.116 28.531.831

    2006 6.035.291 1.350.047 3.398.956 32.528.758

    2007 6.877.229 1.736.087 4.234.236 41.955.128

    2008 7.489.852 2.059.187 4.452.343 47.683.681

    2009 7.910.407 2.160.973 4.498.171 52.767.093

    2010 8.891.041 2.250.109 4.687.789 61.078.188

    2011 9.548.866 2.254.406 4.958.738 68.839.341

    2012 10.432.259 2.273.821 5.286.061 76.381.183

    2013 11.484.514 2.286.309 5.615.494 84.732.652

    2014 12.599.038 2.398.846 6.235.136 92.976.240

    2015 13.480.973 2.420.917 6.611.028 98.881.267

    2016 14.580.666 2.486.898 7.063.433 105.150.082

    2017 15.493.068 2.509.258 7.523.550 113.030.793

    Sumber : Badan Pusat Statistika (BPS)

    Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah kendaraan bermotor yang

    cukup banyak. Data di atas merupakan jumlah dari kendaraan bermotor yang ada

    di Indonesia. Jenis-jenis kendaraan bermotor seperti mobil penumpang, mobil bus,

    mobil barang dan sepeda motor jumlahnya setiap tahun mengalami peningkatan.

    Sepeda motor menjadi kendaraan dengan jumlah paling banyak di Indonesia.

    Kendaraan bermotor paling banyak kedua yaitu mobil penumpang, yang ketiga

  • 5

    diikuti oleh mobil barang dan selanjutnya ada mobil bus. Pada tabel diatas tercatat

    pada tahun 2000 jumlah sepeda motor di Indonesia mencapai angka

    13.563.017 dan setiap tahunnya sampai tahun 2017 mengalami peningkatan, pada

    tahun 2017 mencapai 113.030.793. Sepeda motor dari tahun 2000 sampai 2017

    mengalami peningkatan sebanyak 99.467.776. Jumlah sepeda motor di Indonesia

    mengalami peningkatan karena banyaknya permintaan sepeda motor yang terus

    meningkat setiap tahunnya.

    Faktor yang dapat mempengaruhi permintaan sepeda motor antara lain Gross

    Domestic Product (GDP). Menurut Ali Ibrahim Hasyim (2016:38) Produk

    Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah total

    pendapatan yang dihasilkan dari semua barang dan jasa di dalam suatu negara,

    termasuk pendapatan orang asing yang bekerja di dalam negara tersebut.

    Peningkatan permintaan sepeda motor tersebut berkaitan erat dengan kemampuan

    seseorang dalam membeli barang-barang yang bukan merupakan kebutuhan

    pokok seperti sepeda motor. Jika seseorang membeli kebutuhan selain kebutuhan

    primer, maka seseorang tersebut dianggap sudah mampu memenuhi kebutuhan

    primer nya sehingga membeli kebutuhan sekunder maupun tersier. Indonesia

    peningkatan akan pendapatan setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal itu

    dapat dilihat dari tabel 1.3 yang menunjukan GDP per kapita Indonesia selalu

    mengalami peningkatan, sehingga GDP secara keseluruhan juga mengalami

    peningkatan.

  • 6

    Tabel 1.3

    GDP Atas Dasar Harga Berlaku dan GDP per Kapita Atas Dasar Harga

    Berlaku Tahun 2000-2017

    Tahun

    GDP Harga

    Berlaku (Miliar

    rupiah)

    GDP Per

    Kapita (US$)

    2000 Rp 1.389.769,9 780,1

    2001 Rp 1.646.322,0 748,0

    2002 Rp 1.821.833,4 899,6

    2003 Rp 2.031.674,6 1.064,5

    2004 Rp 2.295.826,2 1.148,6

    2005 Rp 2.774.281,1 1.260,9

    2006 Rp 3.339.216,8 1.586,2

    2007 Rp 3.950.893,2 1.855,1

    2008 Rp 4.948.688,4 2.160,5

    2009 Rp 5.606.203,4 2.254,4

    2010 Rp 6.446.851,9 3.113,5

    2011 Rp 7.419.187,1 3.634,3

    2012 Rp 8.230.925,9 3.688,0

    2013 Rp 9.546.134,0 3.620,7

    2014 Rp 10.569.705,3 3.491,6

    2015 Rp 11.526.332,8 3.334,5

    2016 Rp 12.406.774,1 3.570,3

    2017 Rp 13.588.797 3.846,8

    Sumber : World Bank dan BPS

    Peningkatan GDP per kapita Indonesia membuat GDP secara keseluruhan

    mengalami peningkatan, hal itu membuat masyarakat Indonesia tingkat

    konsumsinya meningkat, peningkatan konsumsi ini salah satunya meningkatnya

    konsumsi barang-barang di luar kebutuhan pokok, seperti sepeda motor yang

    setiap tahunnya permintaannya semakin meningkat. Berdasarkan tabel diatas GDP

  • 7

    per kapita Indonesia pada tahun 2000 mencapai 780,1 US$, tetapi pada tahun

    2001 mengalami penurunan menjadi 748 US$. Untuk GDP secara keseluruhan

    atas dasar harga berlaku pada tahun 2000 sebesar Rp 1.389.769,9 (miliar rupiah).

    Dari tahun 2000 sampai dengan 2017 GDP atas dasar harga berlaku selalu

    mengalami kenaikan setiap tahunnya. Tercatat pada tahun 2017 GDP Indonesia

    mencapai Rp 13.588.797 (miliar rupiah). GDP yang setiap tahun meningkat

    mencerminkan suatu negara pertumbuhan ekonominya bagus, hal itu membuat

    pola konsumsi masyarakat berubah. Banyak masyarakat yang membeli barang-

    barang sekunder maupun tersier seperti contohnya sepeda motor.

    Ketika tingkat pendapatan mengalami kenaikan maka akan berpengaruh

    positif terhadap permintaaan konsumsi karena semakin tingginya pendapatan

    maka akan semakin tingginya pula kemampuan seseorang untuk mengkonsumsi

    suatu komoditi tertentu yang tentunya akan meningkatkan permintaan konsumsi

    itu sendiri. Hal itu sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2016)

    dengan hasil penelitian variabel PDRB berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap permintaan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) di Kota Bandar

    Lampung dalam jangka panjang dan pendek.

    Selain itu, salah satu faktor penyebab peningkatan permintaan akan sepeda

    motor yaitu mudahnya membeli sepeda motor dengan cara kredit. Banyak bank

    dan perusahaan yang menawarkan kredit motor dengan uang muka dan cicilan

    yang rendah. Tetapi banyak masyarakat yang tidak memikirkan cara

    pengembaliannya sehingga banyak masyarakat yang mengalami kredit macet. Di

    Indonesia kredit macet perbankan per Februari 2018 sebesar 134 triliun

    (merdeka.com). Bank Indonesia mengantisipasi agar tidak terjadi pelonjakan

    kredit, khususnya kredit kendaraan bermotor. Jika terjadi lonjakan kredit

    konsumsi terutama kredit kendaraan bermotor, akan meningkatkan potensi jumlah

    kredit macet yang akan merugikan perbankan.

    Selain itu, suku bunga kredit juga dapat mempengaruhi permintaan kendaraan

    bermotor. Suku bunga kredit adalah suatu jumlah ganti rugi atau balas jasa atas

    penggunaan uang oleh nasabah (Rintan,2013) dalam (Puspita, 2016). Tingginya

    tingkat suku bunga dan inflasi telah membuat pasar motor tidak bergerak dan

  • 8

    menggeser prioritas barang yang hendak dibeli oleh masyarakat, karena sebagian

    besar penjualan sepeda motor dilakukan dengan sistem kredit. Ketua Asosiasi

    Industri Sepeda Motor Indonesia, Gunandi Shunduwinata menjelaskan, bahwa

    penjualan sepeda motor sebanyak 70 persen konsumen menggunakan sistem

    kredit dan sisanya 30 persen menggunakan pembayaran system tunai

    (Okezone.com). Dalam keadaan seperti ini, permintaan akan sepeda motor tidak

    akan bertambah, akibatnya pabrik-pabrik yang harus menyesuaikan produksinya

    dengan permintaan pasar. Kenaikan suku bunga kredit tidak hanya berpengaruh

    terhadap pasar sepeda motor namun memberikan dampak terhadap potensi

    terjadinya kredit macet. Mengingat sebagian besar dari konsumen motor adalah

    masyarakat golongan menengah ke bawah, yang melakukan pembelian secara

    kredit.

    Tingkat bunga pinjaman yang tinggi akan menurunkan tingkat permintaan

    kendaraan bermotor. Hal itu karena sebagian besar penduduk Indonesia saat ini

    lebih memilih membeli sepeda motor dengan cara kredit dibandingkan dengan

    membeli secara tunai. Tingkat suku bunga kredit dapat dikendalikan oleh Bank

    Indonesia selaku otoritas moneter. Sehingga untuk menurunkan tingkat

    permintaan kendaraan bermotor khususnya sepeda motor, Bank Indonesia

    meningkatkan tingkat suku bunga kredit. Pada tahun 2017 tingkat suku bunga

    kredit Indonesia mencapai 11,07 persen (World Bank). Dibawah ini merupakan

    grafik kenaikan suku bunga kredit di Indonesia.

  • 9

    Grafik 1.1

    Suku Bunga Kredit di Indonesia

    Tahun 2000-2017

    Sumber : World Bank

    Dilihat dari grafik diatas tingkat suku bunga kredit dari tahun 2000-2017

    paling tinggi pada tahun 2002 yaitu sebesar 18,95% sampai tahun 2017 turun

    hingga ke angka 11,07% .Pada tahun 2002 sampai tahun 2005 suku bunga kredit

    selalu mengalami penurunan dari 18,95% sampai dengan 14,05%. Tingkat suku

    bunga kredit yang menurun tersebut meningkatkan permintaan sepeda motor dari

    tahun 2002-2005 yaitu dari angka 2.287.706 sampai dengan 5.074.186 unit.

    Selama tiga tahun tersebut permintaan sepeda motor mengalami kenaikan

    sebanyak 2.786.480. Sehingga tingkat suku bunga turun dapat meningkatkan

    permintaan sepeda motor, begitu pula sebaliknya. Menurut Agung (2015) bahwa

    Pembebanan suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume

    penjualan angsuran motor Suzuki di UD Japan Motor Singaraja Periode 2010-

    2014. Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2018),

    hasil yang di dapat dari penelitian ini yaitu pengaruh suku bunga terhadap jumlah

    penjualan kredit sepeda motor di Kabupaten Berau negatif. Besarnya pengaruh

    yaitu -0,767. Penelitian yang dilakukan oleh Hadi (2008) hasil yang didapat dari

    18,46

    18,55 18,95

    16,94

    14,12 14,05

    15,98

    13,86

    13,60 14,50

    13,25 12,40

    11,80

    11,66

    12,61

    12,66 11,89

    11,07

    0,00

    2,00

    4,00

    6,00

    8,00

    10,00

    12,00

    14,00

    16,00

    18,00

    20,00

    2000

    2001

    2002

    2003

    2004

    2005

    2006

    2007

    2008

    2009

    2010

    2011

    2012

    2013

    2014

    2015

    2016

    2017

    Suku Bunga Kredit

    Suku Bunga Kredit

  • 10

    penelitian ini yaitu pengaruh negatif variabel tingkat suku bunga kredit konsumsi

    terhadap permintaan kredit konsumsi di Sumatera Utara dengan probabilitas

    sebesar 0,0161, menunjukan bahwa bila tingkat bunga kredit konsumsi naik, maka

    permintaan kredit konsumsi di Sumatera Utara akan menurun.

    Tingkat pembelian sepeda motor yang cukup tinggi di Indonesia khususnya

    pembelian dengan cara kredit, membuat kebijakan down payment menjadi salah

    satu indikator dalam melakukan pembelian secara kredit. Banyak masyarakat

    yang membeli sepeda motor dengan cara kredit dikarenakan down payment yang

    ditetapkan sangat rendah, sehingga mempermudah masyarakat memiliki sepeda

    motor. Untuk menjaga perekonomian Indonesia yang produktif dan mampu

    menghadapi tantangan sektor keuangan dimasa yang akan datang, Bank Indonesia

    mengelurakan kebijakan yang dapat memperkuat sektor kuangan. Kebijakan

    tersebut dilakukan melalui penetapan besaran Loan to Value (LTV) untuk KPR

    dan Down Payment (DP) untuk KKB, yang tertuang dalam surat edaran BI

    No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang penerapan manajemen risiko pada

    bank yang melakukan pemberian kredit pemilikan rumah dan kredit kendaraan

    bermotor, dimana ditetapkan uang muka (down payment) 25% untuk pembelian

    kendaraan bermotor roda dua, 30% untuk pembelian kendaraan bermotor roda

    empat untuk keperluan non produktif, dan 20% untuk pembelian kendaraan

    bermotor roda empat atau lebih untuk keperluan produktif.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2016) menunjukan bahwa

    variabel kebijakan Down Payment berpengaruh negatif dan signifikan dan

    terhadap permintaan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) di Kota Bandar

    Lampung dalam jangka panjang dan kebijakan Down Payment berpengaruh

    negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan Kredit Kendaraan Bermotor

    (KKB) di Kota Bandar Lampung dalam jangka pendek.

    Jumlah permintaan sepeda motor sebelum adanya kebijakan yaitu tahun 2011

    sebanyak 8.012.540 unit, dan setelah adanya kebijakan down payment permintaan

    kendaraan bermotor turun menjadi 7.064.457. Penurunan jumlah permintaan

    ditahun 2012 bukan hanya disebabkan oleh kebijakan down payment saja,

    melainkan masih banyak faktor lainnya. Menurut Lia Xiaomil (2017) dalam

  • 11

    penelitiannya mengungkapkan bahwa yang mempengaruhi permintaan kendaraan

    listrik antara lain tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, dan harga bensin.

    Variabel tersebut yang mengakibatkan naik turunya permintaan kendaraan listrik

    di 14 negara. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis akan

    melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN

    DOWN PAYMENT, SUKU BUNGA KREDIT, DAN GDP, TERHADAP

    PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DI INDONESIA PERIODE 2000-2017”.

    B. Batasan Masalah

    Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi permasalahan yakni mengenai :

    1. Variabel kebijakan down payment, suku buga kredit, dan GDP adalah

    sebagai variabel bebas (X). Ketiga hal tersebut merupakan beberapa

    variabel yang mempengaruhi variabel permintaan sepeda motor sebagai

    variabel terikat (Y).

    2. Penelitian ini hanya meneliti di negara Indonesia dan penelitian hanya

    dilakukan periode 2000-2017.

    3. Penelitian ini hanya mengkaji tentang bagaimana hubungan kebijakan

    down payment, suku bunga kredit, dan GDP dapat berpengaruh terhadap

    permintaan sepeda motor.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan

    yang akan dikaji dan dibahas dalam penelitian ini adalah :

    1. Bagaimanakah pengaruh kebijakan down payment secara parsial terhadap

    permintaan sepeda motor di Indonesia periode 2000-2017?

    2. Bagaimanakah pengaruh suku bunga kredit secara parsial terhadap

    permintaan sepeda motor di Indonesia periode 2000-2017?

    3. Bagaimanakah pengaruh GDP secara parsial terhadap permintaan sepeda

    motor di Indonesia periode 2000-2017?

  • 12

    4. Bagaimanakah pengaruh kebijakan down payment, suku bunga kredit,

    dan GDP secara silmutan terhadap permintaan sepeda motor di Indonesia

    periode 2000-2017?

    D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan masalah yang telah diuraikan diatas, adapun tujuan yang

    ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kebijakan down payment

    secara parsial terhadap permintaan sepeda motor di Indonesia periode

    2000-2017.

    b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suku bunga kredit secara

    parsial terhadap permintaan sepeda motor di Indonesia periode 2000-

    2017.

    c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh GDP secara parsial

    terhadap permintaan sepeda motor di Indonesia periode 2000-2017.

    d. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kebijakan down payment,

    suku bunga kredit, dan GDP secara silmutan terhadap permintaan

    sepeda motor di Indonesia periode 2000-2017.

    2. Manfaat Penelitian

    Sesuai dengan masalah yang telah diuraikan diatas, adapun manfaat yang

    dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan pemerintah

    dalam memutuskan kebijakan.

    b. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta dan menjadi masukan bagi peneliti – peneliti lain

    yang ingin melakukan penelitian sejenis.

  • 13

    E. Tinjauan Kajian Terdahulu

    Penelitian yang dilakukan oleh Anak Agung Ngurah Drama Yasa tahun 2015,

    yang berjudul “Pengaruh Pembebanan Suku Bunga dan Uang Muka Terhadap

    Volume Penjualan Angsuran Motor Suzuki di UD Japan Motor Singaraja Periode

    2010-2014”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel

    pembebanan suku bunga dan uang muka terhadap volume penjualan angsuran

    motor Suzuki. Dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang berupa

    data sekunder. Metode yang digunakan yaitu metode dokumentasi, serta analisis

    yang dipakai menggunakan analisis linier berganda dengan program SPSS. Hasil

    penelitian menunjukan bahwa pembebanan suku bunga dan uang muka secara

    silmutan berpengaruh terhadap volume penjualan angsuran motor Suzuki di UD

    Japan motor Singaraja periode 2010-2014, dengan besar pengaruh sebesar 0,717

    (71,7%).

    Penelitian yang dilakukan oleh Lisa Puspitasari tahun 2018, yang berjudul “

    Pengaruh Suku Bunga Terhadap Permintaan Kredit Sepeda Motor di Kabupaten

    Berau”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suku bunga terhadap

    permintaan kredit sepeda motor di Berau. Penelitian ini menggunakan analisis

    regresi dan korelasi dengan variabel independen suku bunga kredit, dan variabel

    dependen permintaan sepeda motor kredit. Hasil yang di dapat dari penelitian ini

    yaitu pengaruh suku bunga terhadap jumlah penjualan kredit sepeda motor di

    Kabupaten Berau negatif. Besarnya pengaruh yaitu -0,767.

    Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Wibisono tahun (n.d), yang berjudul “

    Analisis Pengaruh Kebijakan Minimal Uang Muka Kredit (Down Payment)

    Terhadap Volume Penjualan Sepeda Motor Di Kabupaten Jombang”. Penelitian

    ini menggunakan data sekunder dan menggunakan analisis statistik regresi

    sederhana dan analisa dengan program SPSS v19. Dengan variabel dependen

    yaitu volume penjualan sepeda motor dan variabel independen presentase uang

    muka kredit. Hasil penelitian menunjukan bahwa besaran uang muka kredit

    berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan sepeda motor sebesar 5,2619.

  • 14

    Penelitian yang dilakukan oleh Arief Budiarto dan Evi Yulia Purwanti tahun

    2013, yang berjudul “ Anallisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

    Sepeda Motor di Kota Semarang (Studi Kasus : PNS Semarang). Variabel

    dependen yang digunakan yaitu permintaan sepeda motor di Semarang, dan

    variabel independennya yaitu pendapatan, tarif angkutan umum, jumlah keluarga,

    harga sepeda motor, dan selera. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel

    pendapatan, tariff angkutan umum, jumlah keluarga, harga sepeda motor dan

    selera secara silmutan mempengaruhi jumlah permintaan sepeda motor di Kota

    Semarang. Variabel harga sepeda motor tidak berpengaruh signifikan terhadap

    permintaan sepeda motor.

    Penelitian yang dilakukan oleh Bona Saoloan Sitio tahun 2015, yang berjudul

    “ Pengaruh variabel Ekonomi Terhadap Jumlah Sepeda Motor di Indonesia”.

    Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang berupa data time series, analisis

    yang digunakan menggunakan regresi dengan metode (Ordinary Least Square).

    Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap jumlah sepeda motor di Indonesia, GDP berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap jumlah sepeda motor di Indonesia, panjang jalan

    berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah sepeda motor di Indonesia

    dan inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap jumlah sepeda motor

    di Indonesia.

    Penelitian yang dilakukan oleh Ulfa Puspita Sari tahun 2016, yang berjudul

    “Analisis Pengaruh Kebijakan Down Payment, PDRB, Suku Bunga Kredit, dan

    Tarif BBNKB Terhadap Permintaan Kredit Kendaraan Bermotor Kota Bandar

    Lampung Periode 2010:1-2015:9“. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis

    data kuantitatif. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier

    berganda dengan data time series. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel

    kebijakan down payment berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan

    kredit kendaraan bermotor, variabel PDRB berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap permintaan kredit kendaraan bermotor, variabel suku bunga kredit dan

    tariff BBNKB berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap permintaan kredit

    kendaraan bermotor, variabel kebijakan dp, PDRB, suku bunga kredit dan tariff

  • 15

    BBNKB secara silmutan berpengaruh signifikan terhadap permintaan kredit

    kendaraan bermotor do Kota Bandar Lampung dalam jangka panjang dan pendek.

    Penelitian yang dilakukan oleh Alimuddin (n.d), yang berjudul “Analisis

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kendaraan Bermotor Roda Dua di

    Kota Makasar“. Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan data primer dan

    sekunder. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan kuantitatif, analisis

    kuantitatif menggunakan model regresi linier berganda. Hasil penelitian

    menunjukan bahwa pendapatan dan jangka waktu pengembalian kredit memiliki

    pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap permintaan kendaraan bermotor

    roda dua, harga memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan

    kendaraan bermotor roda dua di Kota Makasar.

    Penelitian yang dilakukan oleh Eka Desy Yanti tahun 2016, yang berjudul

    “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan Sepeda Motor

    Yamaha di Kabupaten Aceh Barat”. Data dalam penelitian ini merupakan data

    kuantitatif menggunakan data sekunder. Analisis data menggunakan analisis

    regresi linier berganda. Hasil uji secara simultan menunjukan bahwa (pendapatan

    perkapita, tingkat harga, jumlah penduduk, dan pertumbuhan ekonomi) secara

    bersama mempunyai pengaruh yang nyata terhadap permintaan sepeda motor di

    Kabupaten Aceh Barat dengan nilai R2 sebesar 0,998.

    Penelitian yang dilakukan oleh Andayani Hadi tahun 2008, yang berjudul

    “Analisis Permintaan Kredit Konsumsi Pada Perbankan di Sumatera Utara”.

    Dalam penelitian ini menggunakan data time series selama periode 1991-2005,

    yang merupakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera

    Utara. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan metode

    Ordinary Least Squares (OLS). Hasil penelitian menunjukan variabel PDRB,

    Kurs, dan Permintaan kredit konsumsi pada tahun sebelumnya berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap permintaan kredit konsumsi di Sumatera Utara pada

    tingkat kepercayaan 95%. Sedangkan variabel suku bunga kredit konsumsi

    berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan kredit konsumsi di

    Sumatera Utara, menunjukan bahwa bila tingkat bunga kredit konsumsi naik,

    maka permintaan kredit konsumsi di Sumatera Utara akan menurun.

  • 16

    Penelitian yang dilakukan oleh Xing Zhu,dkk tahun 2018 yang berjudul “A

    Meta Analisis On The Price Elasticity and Income Elasticity of Residental

    Electricity”. Variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu permintaan listrik

    untuk variabel dependen dan variabel independenya yaitu pendapatan dan harga.

    Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan Weighted Least Square

    (WLS). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dampak perubahan pendapatan

    terhadap permintaan listrik lebih besar dari pada perubahan harga. Respon

    penduduk terhadap perubahan pendapatan lebih terasa dalam jangka panjang.

    Penelitian yang dilakukan oleh Li Xiaomi,dkk tahun 2017 yang berjudul

    “Impacts of Renewables and Socioeconomic factors on Electric Vehicle Demand-

    Panel Data Studies Across 14 Countries”. Variabel dependen yang digunakan

    adalah permintaan kendaraan listrik, variabel independennya yaitu energy

    terbarukan, jumlah stasiun pengisian, tingkat pendidikan, kepadatan penduduk,

    harga bensin, PDB per kapita dan Urbanisasi. Menggunakan data panel dari 14

    negara dari tahun 2010-2015. Hasil penelitian menunjukan bahwa 4 faktor

    pertama memiliki dampak yang jelas dan psitif dan 2 yang terakhir tidak ada

    pengaruh.

  • 17

    Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu

    1. Jurnal

    No Penulis dan

    Tahun

    Judul Variabel dan Alat Analisis Hasil Analisis

    1. Anak Agung

    Ngurah Drama

    Yasa (2015).

    Pengaruh Pembebanan

    Suku Bunga dan Uang

    Muka Terhadap Volume

    Penjualan Angsuran

    Motor Suzuki di UD

    Japan Motor Singaraja

    Periode 2010-2014.

    Variabel : Suku bunga, uang

    muka, dan volume penjualan

    angsuran motor Suzuki di UD

    Japan.

    Alat Analisis : Alat analisis

    yang dipakai menggunakan

    analisis linier berganda dengan

    program SPSS.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa

    pembebanan suku bunga dan uang

    muka secara silmutan berpengaruh

    terhadap volume penjualan angsuran

    motor Suzuki di UD Japan motor

    Singaraja periode 2010-2014, dengan

    besar pengaruh sebesar 0,717

    (71,7%).

    2. Lisa Puspitasari

    (2018).

    Pengaruh Suku Bunga

    Terhadap Permintaan

    Kredit Sepeda Motor di

    Kabupaten Berau.

    Variabel : suku bunga kredit,

    dan permintaan sepeda motor

    kredit.

    Alat Analisis : Alat analisis

    Hasil yang di dapat dari penelitian

    ini yaitu pengaruh suku bunga

    terhadap jumlah penjualan kredit

    sepeda motor di Kabupaten Berau

  • 18

    yang dipakai menggunakan

    analisis regresi dan korelasi.

    negatif. Besarnya pengaruh yaitu -

    0,767.

    3. Wahyu Wibisono

    tahun (n.d)

    Analisis Pengaruh

    Kebijakan Minimal Uang

    Muka Kredit (Down

    Payment) Terhadap

    Volume Penjualan

    Sepeda Motor Di

    Kabupaten Jombang

    Variabel : Volume penjualan

    sepeda motor dan presentase

    uang muka kredit.

    Alat Analisis : Alat analisis

    menggunakan statistic regresi

    sederhana dan analisa dengan

    program SPSS v19.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa

    besaran uang muka kredit

    berpengaruh signifikan terhadap

    volume penjualan sepeda motor

    sebesar 5,2619.

    4. Arief Budiarto dan

    Evi Yulia

    Purwanti, (2013)

    Anallisis Faktor-Faktor

    yang Mempengaruhi

    Permintaan Sepeda

    Motor di Kota Semarang

    (Studi Kasus : PNS

    Semarang).

    Variabel : Variabel dependen

    yang digunakan yaitu

    permintaan sepeda motor di

    Semarang, dan variabel

    independennya yaitu

    pendapatan, tariff angkutan

    umum, jumlah keluarga, harga

    sepeda motor, dan selera

    Alat Analisis : Penelitian ini

    Hasil penelitian menunjukan bahwa

    variabel pendapatan, tarif angkutan

    umum, jumlah keluarga, harga

    sepeda motor dan selera secara

    silmutan mempengaruhi jumlah

    permintaan sepeda motor di Kota

    Semarang. Variabel harga sepeda

    motor tidak berpengaruh signifikan

    terhadap permintaan sepeda motor.

  • 19

    menggunakan analisis regresi

    linier berganda.

    5. Alimuddin (n.d) Analisis Faktor-Faktor

    yang Mempengaruhi

    Permintaan Kendaraan

    Bermotor Roda Dua di

    Kota Makasar.

    Variabel : Pendapatan, jangka

    waktu pengembalian kredit,

    harga, dan permintaan kendaraan

    bermotor roda dua.

    Alat Analisis : Analisis data

    menggunakan analisis deskriptif

    dan kuantitatif, analisis

    kuantitatif menggunakan model

    regresi linier berganda.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa

    pendapatan dan jangka waktu

    pengembalian kredit memiliki

    pengaruh positif dan tidak signifikan

    terhadap permintaan kendaraan

    bermotor roda dua, harga memiliki

    pengaruh negatif dan signifikan

    terhadap permintaan kendaraan

    bermotor roda dua di Kota Makasar.

    6. Xing Zhu,dkk

    (2018)

    A Meta Analysis on the

    price elasticity and

    income elasticity of

    residential electricity.

    Variabel : permintaan listrik,

    pendapatan dan harga.

    Alat Analisis : Analisis data

    menggunakan model Weighted

    Least Square.

    Hasil penelitian ini menunjukan

    bahwa dampak perubahan

    pendapatan terhadap permintaan

    listrik lebih besar dari pada

    perubahan harga. Respon penduduk

    terhadap perubahan pendapatan lebih

    terasa dalam jangka panjang.

    7. Lia Xiaomi,dkk Impacts of Renewables Variabel dependen yang Hasil penelitian menunjukan bahwa

  • 20

    (2017) and Socioeconomic

    factors on Electric

    Vehicle Demand-Panel

    Data Studies Across 14

    Countries

    digunakan adalah permintaan

    kendaraan listrik, variabel

    independennya yaitu energi

    terbarukan, jumlah stasiun

    pengisian, tingkat pendidikan,

    kepadatan penduduk, harga

    bensin, PDB per kapita dan

    Urbanisasi. Menggunakan data

    panel dari 14 negara dari tahun

    2010-2015.

    Alat Analisi : menggunakan data

    panel.

    4 faktor pertama memiliki dampak

    yang jelas dan psitif dan 2 yang

    terakhir tidak ada pengaruh.

    Peningkatan 1% dalam energy

    terbarukan akan menyebabkan

    sekitar 2-6% peningkatan permintaan

    kendaraan listrik.

  • 21

    2. Skripsi

    No Penulisan dan

    Tahun

    Judul Variabel dan Alat Analisis Hasil Penelitian

    1. Bona Saoloan

    Sitio, (2015).

    Pengaruh variabel

    Ekonomi Terhadap

    Jumlah Sepeda Motor di

    Indonesia.

    Variabel : Penelitian ini

    menggunakan variabel jumlah

    penduduk, GDP, panjang jalan,

    Inflasi dan jumlah sepeda motor.

    Alat Analisis : Analisis yang

    digunakan menggunakan regresi

    dengan metode (Ordinary Least

    Square).

    Hasil penelitian menunjukan bahwa

    jumlah penduduk berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap jumlah sepeda

    motor di Indonesia, GDP berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap jumlah

    sepeda motor di Indonesia, panjang

    jalan berpengaruh negatif dan signifikan

    terhadap jumlah sepeda motor di

    Indonesia dan inflasi berpengaruh

    negatif dan tidak signifikan terhadap

    jumlah sepeda motor di Indonesia.

    2. Ulfa Puspita

    Sari,(2016).

    Analisis Pengaruh

    Kebijakan Down

    Payment, PDRB, Suku

    Bunga Kredit, dan Tarif

    Variabel : Kebijakan down

    payment, PDRB, suku bunga

    kredit, tariff BBNKB dan

    permintaa kredit kendaraan

    Hasil penelitian menunjukan bahwa

    variabel kebijakan down payment

    berpengaruh negatif dan signifikan

    terhadap permintaan kredit

  • 22

    BBNKB Terhadap

    Permintaan Kredit

    Kendaraan Bermotor

    Kota Bandar Lampung

    Periode 2010:1-2015:9

    bermotor.

    Alat Analisis : Teknik analisis

    yang digunakan adalah analisis

    data kuantitatif. Metode analisis

    data yang digunakan adalah

    regresi linier berganda dengan

    data time series.

    kendaraan bermotor, variabel PDRB

    berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap permintaan kredit

    kendaraan bermotor, variabel suku

    bunga kredit dan tarif BBNKB

    berpengaruh positif dan tidak

    signifikan terhadap permintaan kredit

    kendaraan bermotor, variabel

    kebijakan dp, PDRB, suku bunga

    kredit dan tariff BBNKB secara

    silmutan berpengaruh signifikan

    terhadap permintaan kredit

    kendaraan bermotor di Kota Bandar

    Lampung dalam jangka panjang dan

    pendek.

    3. Eka Desy Yanti

    (2016).

    Analisis Faktor-Faktor

    yang Mempengaruhi

    Tingkat Permintaan

    Sepeda Motor Yamaha di

    Variabel : Pendapatan per

    kapita, tingkat harga, jumlah

    penduduk, pertumbuhan

    ekonomi, dan permintaan sepeda

    Hasil uji secara simultan

    menunjukan bahwa (pendapatan

    perkapita, tingkat harga, jumlah

    penduduk, dan pertumbuhan

  • 23

    3. Tesis

    No. Penulisan dan

    Tahun

    Judul Variabel dan Alat Analisis Hasil Penelitian

    1. Andayani Hadi

    tahun (2008)

    Analisis Permintaan

    Kredit Konsumsi Pada

    Perbankan di Sumatera

    Utara

    Variabel : PDRB, Kurs rupiah

    terhadap dollar, tingkat bunga

    kredit konsumsi, permintaan

    kredit konsumsi tahun

    sebelumnya, dan permintaan

    kredit konsumsi.

    Alat Analisis : menggunakan

    analisis regresi linier berganda

    dengan metode (OLS).

    variabel PDRB, Kurs, dan

    Permintaan kredit konsumsi pada

    tahun sebelumnya berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap

    permintaan kredit konsumsi di

    Sumatera Utara. Sedangkan variabel

    suku bunga kredit konsumsi

    berpengaruh negatif dan signifikan.

    Kabupaten Aceh Barat. motor.

    Alat Analisis : Analisis data

    menggunakan analisis regresi

    linier berganda.

    ekonomi) secara bersama

    mempunyai pengaruh yang nyata

    terhadap permintaan sepeda motor di

    Kabupaten Aceh Barat dengan nilai

    R2 sebesar 0,998.

  • 24

    F. Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah penulisan dan pembahasan pada skrpsi ini, maka

    penulis membagi dalam beberapa bab dan sistematika sebagai berikut.

    BAB I, PENDAHULUAN

    Pada bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang, Batasan

    Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

    Tinjauan Kajian Terdahulu dan Sistematika Penulisan.

    BAB II, TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini akan membahas tentang teori-teori terkait dengan

    kebiajakan down payment, suku bunga kredit, dan GDP. Selain itu

    akan membahas tentang Kerangka Pemikiran dan Hipotesis.

    BAB III, METODE PENELITIAN

    Bab ini akan menjelaskan beberapa poin yang berkaitan dengan

    metedeologi penelitian yang dipakai dalam penulisan ini, antara

    lain:

    A. Populasi dan Sampel

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    C. Sumber Data

    D. Instrumen Penelitian

    E. Teknik Pengumpulan Data

    F. Teknik Pengolahan Data

    BAB IV, TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Bab ini akan menguraikan beberapa point yaitu:

    A. Temuan Hasil Penelitian

    B. Pembahasan

  • 25

    BAB V, SIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan berupa

    jawaban-jawaban dari permasalahan penelitian yang

    dikemukakansebelumnya. Bab ini juga berisi saran-saran yang

    sifatnya membangun sebagai solusi dari permasalahan yang

    dikemukakan.

  • 26

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Teori Terkait dengan Variabel Penelitian

    Dalam ilmu ekonomi khususnya ekonomi mikro, terdapat beberapa teori yang

    sering di bahas dalam dunia pendidikan ilmu ekonomi. Teori-teori tersebut antara

    lain teori permintaan dan penawaran. Teori permintaan merupakan teori yang

    menjelaskan sifat pembeli dalam permintaan suatu barang atau jasa, sedangkan

    teori penawaran merupakan teori yang menjelaskan sifat penjual dalam

    menawarkan suatu barang dan jasa. Dalam teori permintaan dikenal dengan istilah

    hukum permintaan. Hukum permintaan berbunyi “Jika harga turun, maka jumlah

    barang yang diminta cenderung meningkat, sebaliknya jika harga naik, maka

    jumlah barang yang diminta cenderung menurun, dengan asumsi faktor-faktor lain

    diluar harga tetap”. (Agung Abdul Rasul, dkk, 2013:23). Dalam teori penawaran

    dikenal juga dengan istilah hukum penawaran. Hukum penawaran menururt

    Agung Abdul Rasul, dkk (2013:57) adalah jika harga turun, maka jumlah barang

    dan jasa yang ditawarkan akan menurun, sebaliknya jika harga naik, maka jumlah

    barang ditawarkan akan meningkat dengan asumsi faktor-faktor lain diluar harga

    tetap.

    Ahli ekonomi klasik menyatakan, bahwa penawaran akan selalu menciptakan

    permintaan dilihat dari pandangan Jean Baptiste Say (1767-1832), mengatakan

    bahwa “Penawaran akan menciptakan sendiri permintaannya (supplay creates its

    own demand)”. Terdapat perbedaan antara pandangan para ahli ekonomi klasik

    dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi dalam perekonomian. Analisis Keynes

    menunjukan bahwa pengeluaran atas barang dan jasa yang diproduksi oleh sektor

    perusahaan sangat berperan dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi. Keynes

    memusatkan analisisnya pada aspek permintaan, yaitu menganalisis peranan

    permintaan berbagai golongan masyarakat didalam menentukan tingkat kegiatan

    ekonomi. Pada hakikatnya analisis ini menjelaskan bahwa tingkat kegiatan

    ekonomi negara ditentukan oleh permintaan efektif, yaitu permintaan yang

    disertai oleh kemampuan untuk membayar barang dan jasa yang diminta. Semakin

  • 27

    besar permintaan yang terdapat dalam perekonomian akan semakin besar pula

    tingkat produksi perusahaan. Keadaan ini dengan sendirinya akan meningkatkan

    kegiatan ekonomi dan penggunaan faktor-faktor produksi. (Ali Ibrahim Hasyim,

    2016:116).

    1. Teori Permintaan

    a. Definisi Permintaan

    Menurut Lukman, (2015:31) permintaan (demand) terhadap suatu barang

    yaitu sebagai suatu hubungan antara sejumlah barang atau jasa yang

    diinginkan oleh konsumen untuk membeli dipasar pada tingkat harganya

    pada waktu tertentu. Selain pengertian permintaan, terdapat beberapa istilah

    yang ada dalam permintaan, yaitu daftar permintaan dan kurva permintaan.

    Daftar permintaan (demand schedule) adalah suatu daftar permintaan

    yang memperlihatkan data sejumlah barang yang ingin dibeli oleh konsumen

    pada berbagai tingkat harga barang tersebut. Sedangkan, kurva permintaan

    (demand curve) adalah suatu kurva yang menunjukan hubungan antara harga

    pasar dari suatu barang dengan jumlah dari barang yang diminta dalam suatu

    waktu tertentu. Menurut Iswardono, (n.d:31) kurva permintaan adalah garis

    yang menunjukan berbagai kombinasi harga dan jumlah barang yang diminta

    pada berbagai kemungkinan harga per satuan waktu tertentu, misalnya per

    hari, per bulan, atau per dekade. Sedangkan menurut Kurniawan dan Kembar

    (2015:15), kurva permintaan adalah kurva yang menggambarakan dua

    pengaruh atau hubungan antara perubahan kualitas dan harga, biasanya

    dinyatakan dengan notasi D (demand).

  • 28

    Tabel 2.1 Gambar 2.1

    Daftar harga dan permintaan Kurva Permintaan

    Pada tabel diatas menjelaskan bahwa pada saat tingkat harga Rp 5 maka

    permintaan akan barang sebanyak 20 buah, jika harga turun menjadi Rp 4

    permintaan akan bertambah menjadi 25 buah. Kurva permintaan diatas

    menunjukan bahwa sumbu vertikal merupakan tingkat harga dan sumbu

    horizontal merupakan jumlah barang yang diminta. Menurut Kurniawan dan

    Kembar (2015:3) permintaan ditentukan oleh beberapa variabel, antara lain :

    hukum permintaan, pendapatan dan efek subtitusi, kurva permintaan, dan

    penentu permintaan yang telah berlangsung hingga saat ini. Konsep dasar

    intuisi permintaan dapat diartikan dimana orang cenderung untuk membeli

    saat harga rendah.

    Dalam teori permintaan terdapat istilah yang dinamakan hukum

    permintaan. Hukum permintaan adalah ketika kondisi semua hal dianggap

    sama, ketika suatu barang naik, konsumen cenderung akan mengurangi

    permintaan kuantitas barang tersebut. Dengan kata lain, hubungan antara

    harga dan kuantitas barang akan berkebalikan satu sama lain (Kurniawan dan

    Kembar, 2015:3). Menurut Sukirno (2011:76) hukum permintaan yaitu suatu

    hipotesis yang menyatakan makin rendah harga suatu barang maka makin

    banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga

    suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.

    Permintaan seseorang atau sesuatu masyarakat kepada sesuatu barang

    ditentukan oleh banyak faktor.

    Harga Permintaan

    Rp 5 20 buah

    Rp 4 25 buah

    Rp 3 30 buah

    Rp 2 35 buah

  • 29

    Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan antara lain :

    1) Harga barang itu sendiri

    2) Harga barang lain.

    3) Pendapatan masyarakat.

    4) Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat.

    5) Selera masyarakat.

    6) Jumlah penduduk.

    7) Ramalan masa depan.

    Permintaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu permintaan individu dan

    permintaan pasar. Permintaan individu adalah permintaan yang dilakukan

    oleh seseorang, sedangkan permintaan pasar adalah permintaan yang

    dilakukan oleh sekelompok orang dalam suatu pasar terhadap suatu jenis.

    b. Fungsi Permintaan

    Menurut Agung Abdul Rasul, dkk (2013:32) fungsi permintaan

    merupakan fungsi yang menjelaskan hubungan kausalitas antara jumlah

    barang yang diminta dengan seluruh faktor-faktor yang mempengaruhinya.

    Fungsi permintaan dapat diuraikan sebagai hubungan kausalitas antara

    jumlah barang yang diminta dengan :

    1) Pendapatan Konsumen

    2) Kebutuhan masyarakat.

    3) Penjualan Kredit

    4) Penawaran

    5) Harga barang itu sendiri

    6) Saluran distribusi

    7) Kualitas barang yang bersangkutan

    8) Iklan

    9) Selera

    10) Jumlah penduduk

  • 30

    Fungsi permintaan secara matematika dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Qd = f (P)

    Qd = b0 – b1 P

    Qd = Jumlah barang yang diminta

    P = Harga

    b0 = Konstanta yang menjelaskan besarnya jumlah barang

    yang diminta ketika perubahan harga konstan

    b1 = Koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah

    barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan harga.

    B1 =

    =

    Fungsi permintaannya dapat diperoleh antara lain dengan formula

    sebagai berikut :

    Qd – Qd1 = b1 (P – P1)

    c. Elastisitas Permintaan

    Teori permintaan di dalamnya terdapat beberapa istilah, antara lain

    elastisitas permintaan. Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam

    praktek sehari-hari, adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh

    mana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Elastisitas

    permintaan yaitu menunjukan sampai dimana besarnya pengaruh perubahan

    harga terhadap perubahan permintaan. Elastisitas permintaan dibedakan

    kepada tiga konsep, yaitu elastisitas permintaan harga, elastisitas permintaan

    pendapatan dan elastisitas permintaan silang (Sukirno, 2011:103).

    Menurut Kurniawan dan Kembar (2015:44) elastisitas permintaan harga

    adalah respon ukuran, dimana konsumen mengubah kuantitas untuk

    perubahan harga. Semakin banyak permintaan barang elastisitas, konsumen

  • 31

    lebih responsive terhadap perubahan harga. Disisi lain, semakin sedikit

    permintaan harga elastis, konsumen kurang responsive terhadap perubahan

    harga. Elastisitas harga dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :

    Menurut Agung Abdul Rasul, dkk (2013:35) elastisitas permintaan

    (demand elasticity) merupakan persentase perubahan jumlah barang yang

    diminta sebagai akibat dari persentase perubahan beberapa faktor yang

    mempengaruhinya. Elastisitas permintaan dapat juga didefinisikan sebagai

    kepekaan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan terhadap jumlah

    barang yang diminta oleh konsumen. Ada beberapa jenis elastisitas

    permintaan, yaitu :

    1) Elastisitas permintaan terhadap harga

    Elastisitas permintaan terhadap harga adalah koefisien yang

    menjelaskan presentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai

    akibat dari persentase perubahan harga. Secara matematika dapat

    dirumuskan sebagai berikut :

    Ed =

    =

    /

    Ed =

    x

    Ed = Koefisien elastisitas permintaan terhadap harga

    ΔQd = Perubahan jumlah barang yang diminta

    ΔP = Perubahan harga

    Qd = Jumlah barang yang diminta

    P = Harga

  • 32

    2) Elastisitas permintaan terhadap promosi

    Elastisitas permintaan terhadap promosi adalah koefisien yang

    menjelaskan persentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai

    akibat dari persentase perubahan promosi. Secara matematika dapat di

    rumuskan sebagai berikut :

    Ed =

    =

    /

    Ed =

    x

    Ed = Koefisien elastisitas permintaan terhadap harga

    ΔQd = Perubahan jumlah barang yang diminta

    ΔPr = Perubahan promosi

    Qd = Jumlah barang yang diminta

    Pr = Promosi

    3) Elastisitas permintaan terhadap biaya peningkatan kualitas produk

    Elastisitas terhadap kualitas produk adalah koefisien yang menjelaskan

    persentase perubahan biaya peningkatan kualitas produk. Secara

    matematika dapat dirumuskan sebagai berikut :

    Ed =

    =

    /

    Ed =

    x

    Ed = Koefisien elastisitas permintaan terhadap harga

    ΔQd = Perubahan jumlah barang yang diminta

    ΔKP = Perubahan biaya kualitas produk

    Qd = Jumlah barang yang diminta

  • 33

    KP = Biaya kualitas produk

    Menurut Sukirno (2011:112) ada tiga faktor yang menjadi penentu

    elastisitas permintaan, yaitu :

    1) Banyaknya barang pengganti yang tersedia. Jika sesuatu barang

    mempunyai banyak barang pengganti, permintaanya akan bersifat

    elastis. Maksudnya perubahan harga yang kecil akan menimbulkan

    perubahan yang besar terhadap permintaan. Pada waktu harga barang

    naik, pembeli cenderung lebih memilih untuk membeli barang

    pengganti yang harganya jauh lebih murah. Permintaan terhadap barang

    yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah bersifat tidak

    elastis.

    2) Persentasi pendapatan yang dibelanjakan. Besarnya pendapatan yang

    digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat mempengaruhi

    elastisitas permintaan terhadap barang tersebut. Semakin besar

    pendapatan yang digunakan untuk membeli barang, semakin elastis

    permintaan terhadap barang tersebut.

    3) Jangka waktu analisis. Semakin lama jangka waktu analisis, maka

    semakin elastis permintaan suatu barang. Dalam jangka waktu yang

    singkat permintaan tidak elastis karena perubahan baru di pasar belum

    diketahui konsumsen.

    2. Konsep Sepeda Motor

    1) Pengertian Transportasi

    Transportasi merupakan hal penting dalam kehidupan kegiatan manusia

    sehari-hari dan juga merupakan mobilitas manusia dan barang sehari-hari.

    Transportasi yang baik merupakan transportasi yang cukup aman, nyaman,

    cepat dan dapat diandalkan oleh para penggunanya. Transportasi berasal dari

    kata transportation yang dalam bahasa inggris memiliki arti angkutan, yaitu

    suatu proses pemindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat

    lain dengan menggunakan suatu alat bantu kendaraan darat, laut, maupun

    udara, baik umum maupun pribadi dengan menggunakan mesin atau tidak

    menggunakan mesin (Maringan Masry Simbolon, 2003:1).

  • 34

    Menurut Fidel Miro (2012:1) transportasi secara umum dapat diartikan

    sebagai usaha pergerakan oang atau barang dari lokasi satu ke lokasi lainnya

    untuk keperluan tertentu dengan menggunakan alat tertentu. Transportasi

    mempunyai beberapa dimenasi, yaitu lokasi, teknologi, dan keperluan

    tertentu di lokasi tujuan seperti ekonomi, sosial dan lain-lain. Menheim

    (1979) dalam Menurut Fidel Miro (2012:4) mengemukakan bahwa

    komponen-komponen utama sistem transportasi adalah jalan dan terminal

    (prasarana), kendaraan (sarana), dan sistem pengelolaan (manajemen).

    Menurut Fidel Miro (2018:8) transportasi mempunyai beberapa peran

    dan tujuan. Peran transportasi sangat besar dalam kehidupan masyarakat

    modern seperti saat ini. Secara umum, tujuan transportasi adalah

    memberikan kemudahan dalam segala kegiatan masyarakat. Selain itu

    transportasi mempunyai peran sebagai berikut :

    a) Peranan transportasi terhadap peradaban manusia

    Perkembangan manusia sejak zaman dahulu yang tidak begitu

    mementingkan pelayanan transportasi dan barang dan jasa yang dibutuhkan

    belum banyak, sampai dengan zaman sekarang yang kebutuhan hidup telah

    semakin beragam. Dalam keadaan seperti ini, transportasi dan

    pengembangan teknologi semakin diperlukan.

    b) Peran transportasi terhadap perekonomian

    Dari aspek ekonomi transportasi sangat mempengaruhi proses produksi,

    distribusi, dan konsumsi. Transportasi disini berfungsi mempermudah dan

    mempercepat penyebaran barang dan jasa disemua tempat.

    c) Peran transportasi dalam kehidupan sosial

    Hubungan transportasi dengan aktivitas masyarakat berfungsi

    mempermudah masyarakat dalam melakukan kegiatan sosial yang bersifat

    non ekonomis, yang menyangkut pertukaran informasi, pelayanan

    perorangan atau kelompok, kegiatan keagamaan dan lain-lain.

  • 35

    d) Peranan transportasi dalam politik

    Transportasi dapat mendukung usaha persatuan nasioanl, usaha

    peningkatan pembangunan yang lebih merata ke seluruh penjuru tanah air,

    atau usaha pengamanan negara dari serangan luar.

    2) Transportasi Sepeda Motor

    Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang sangat banyak

    diminati oleh masyarakat, dengan harganya yang terjangkau dan mudah

    didapatkan, motor menjadi salah satu barang yang wajib dimiliki seseorang.

    Maraknya ojek online yang menggunakan sepeda motor, membuat

    peningkatan jumlah sepeda motor meningkat setiap tahunnya. Dengan

    peningkatan tersebut, keberadaan sepeda motor menjadi masalah bagi kota–

    kota besar di Indonesia, yaitu masalah kemacetan. Transportasi merupakan

    salah satu esensi penting dalam proses pembangunan suatu negara. Jika tidak

    adanya alat transportasi kegiatan di segala bidang akan terhambat. Oleh

    karena itu jasa transportasi bertambah karena diperlukan untuk melayani

    berbagai kegiatan ekonomi (Siregar, 1995:21) dalam (Alimudin, n.d). Sepeda

    motor menjadi salah satu pelengkap untuk mengisi kebutuhan akan

    transportasi. Sepeda motor memiliki jangkauan yang lebih fleksibel. Sepeda

    motor juga dijadikan sebagai moda alternative bagi masyarakat yang hidup

    di tengah kemacetan seperti di kota–kota besar. Besarnya peluang pangsa

    pasar sepeda motor di Indonesia membuat banyak perusahaan–perusahaan

    sepeda motor saling berlomba memperluas pangsa pasar. Promosi sepeda

    motor pun ditingkatkan untuk mendapatkan konsumen (Mirza, 2007).

    3. Kebijakan Down Payament

    a. Pengertian Down Payment

    Down Payment atau yang sering dikenal dengan istilah uang muka

    merupakan bentuk pembayaran di awal apabila seseorang melakukan

    pembelian secara kredit. Besarnya down payment sesuai dengan ketentuan

    dari pihak pembiayaan (pihak bank atau lembaga non bank). Down Paymen

    (DP) adalah pembayaran dimuka atau uang muka secara tunai yang sumber

  • 36

    dananya berasal dari debitur (Self Financing) dalam rangka pembelian

    kendaraan bermotor secara kredit. Down Payment untuk bank yang

    memberikan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) diatur dalam Surat Edaran

    Bank Indonesia sebagai berikut :

    1) DP 25 persen untuk kendaraan bermotor roda dua.

    2) DP 30 persen untuk kendaraan bermotor roda empat untuk keperluan

    non produktif.

    3) DP 20 persen untuk kendaraan bermotor roda empat atau lebih untuk

    keperluan produktif. (Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/ 10 /DPNP)

    Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal 15 Maret 2012, sedangkan

    ketentuan mengenai besaran LTV untuk KPR dan DP untuk KKB mulai

    berlaku pada tanggal 15 Juni 2012. Dalam Surat Edaran Bank Indonesia

    No. 17/10/PBI/2015 mengenai “Rasio Loan To Value Atau Rasio

    Financing To Value Untuk Kredit Atau Pembiayaan Properti Dan Uang

    Muka Untuk Kredit Atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor”. Uang Muka

    yang harus dipenuhi oleh debitur atau nasabah dalam rangka KKB atau

    KKB Syariah ditetapkan sebagai berikut:

    1) DP 20 persen untuk kendaraan bermotor roda dua.

    2) DP 20 persen untuk kendaraan bermotor roda tiga atau lebih untuk

    keperluan produktif apabila memenuhi salah satu syarat sebagai berikut:

    a) Merupakan kendaraan yang memiliki izin untuk angkutan orang

    atau barang yang dikeluarkan oleh pihak berwenang

    b) Diajukan oleh perorangan atau badan hukum yang memiliki izin

    usaha tertentu yang dikeluarkan oleh pihak berwenang dan

    digunakan untuk mendukung kegiatan operasional dari usaha yang

    dimilikinya.

    3) DP 25 persen untuk kendaraan bermotor roda tiga atau lebih yang tidak

    memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam no 2.

  • 37

    b. Hubungan antara Variabel Down Payment dengan Permintaan

    Sepeda Motor

    Kebijakan Down Payment ini diperuntunkan hanya untuk Kredit

    Kendaraan Bermotor (KKB), karena tingkat pertumbuhannya semakin tinggi,

    untuk itu Bank Indonesia mengantisipasinya dengan kebijakan tersebut. Jika

    semakin tinggi kebijakan DP maka akan mendorong masyarakat untuk

    mengurangi permintaan sepeda motor, hal itu karena di Indonesia sendiri

    tingkat pembelian sepeda motor dengan cara kredit mencapai 70 persen,

    dengan kebijakan DP yang tinggi pengkreditan dianggap berkurang secara

    drastis.

    Kebijakan DP adalah kebijakan yang dibuat oleh Bank Indonesia yang

    bertujuan untuk menekan pertumbuhan kredit sepeda motor. Hubungan

    kebijakan DP dengan permintaan sepeda motor yaitu negative, sehingga

    diasumsikan bahwa, jika kebijakan DP tinggi maka selera masyarakat untuk

    membeli sepeda motor secara kredit akan berkurang, dimana 70 persen

    pembeli sepeda motor di Indonesia adalah sistem kredit, maka akan

    berpengaruh besar terhadap penurunan permintaan sepeda motor, begitu pula

    sebaliknya. Menurut (Puspita, 2016) kebijakan Down Payment berpengaruh

    negatif dan signifikan dan terhadap permintaan Kredit Kendaraan Bermotor

    (KKB) di Kota Bandar Lampung dalam jangka panjang dan kebijakan Down

    Payment berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan

    Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) di Kota Bandar Lampung dalam jangka

    pendek. Hal serupa juga di jelaskan dalam penelitian yang dilakukan oleh

    Anna Octora,dkk (2012) kebijakan pembatasan uang muka kredit (Down

    Payment) memiliki pengaruh negatif terhadap permintaan mobil di Kota

    Medan karena dengan uang muka yang tinggi menekan masyarakat untuk

    melakukan pembelian mobil secara kredit dan juga menekan kredit

    konsumtif. Akibat kebijakan ini pertumbuhan kredit di Kota Medan

    mengalami penurunan 1% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

    Menurut Agung, (2015) Uang muka penjualan berpengaruh negatif dan

    signifikan terhadap volume penjualan angsuran motor Suzuki di UD Japan

  • 38

    Motor Singaraja Periode 2010-2014, karena nilai thitung -5.727> ttabel

    1,67155 atau p-value = 0,004< α =0,05. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Wibisono (n.d) dapat diambil beberapa kesimpulan yakni melalui

    perhitungan uji t menunjukkan t hitung sebesar 5,2619 dan nilai t tabel

    sebesar 2,570582, jadi t hitung (5,2619) > t tabel (2,570582). Sehingga

    besaran uang muka kredit berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan

    sepeda motor.

    4. Suku Bunga Kredit

    a. Pengertian Suku Bunga

    Pengertian bunga yaitu sejumlah uang yang diterima oleh peminjam

    (kreditur) atas uang yang dipinjamkan, sedangkan tingkat bunga merupakan

    rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Bunga mempengaruhi secara

    langsung kehidupan masyarakat dan mempunyai dampak penting terhadap

    perekonomian suatu negara, mulai dari segi konsumsi, kredit dan tabungan.

    Menurut Karl dan Fair (2007:635), suku bunga adalalah pembayaran bunga

    tahunan dari pinjaman, yang berupa presentase dari pinjaman, yang diperoleh

    dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman.

    Di Indonesia ada beberapa istilah tingkat bunga, pertama bunga flat,

    yaitu bunga yang dihitung dengan cara mengalikan bunga dengan jumlah

    pinjaman awal dikalikan lama meminjam. Kedua bunga relatif (sliding rate),

    yaitu bunga relative dihitung berdasarkan n sisa pokok pinjaman yang

    terhutang. Ketiga bunga anuitas, yang merupakan modifikasi dari bunga

    efektif. Bunga juga bermacam-macam jenisnya, secara umum, bunga

    dibedakan menjadi dua, yaitu bunga nominal dan bunga rill. Bunga nominal

    yaitu bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur disamping

    pengembalian pinjaman pokoknya pada saat sudah jatuh tempo. Tingkat

    bunga yang terbentuk merupakan tingkat bunga yang telah disepakati oleh

    debitur dan kreditur. Sedangkan tingkat bunga rill adalah tingkat bunga

    nominal dikurangi laju inflasi yang terjadi selama periode yang sama.

    (Ambarani, 2015: 166).

  • 39

    Menurut Boediono (2014:76), suku bunga adalah harga dari penggunaan

    uang investasi, sedangkan tingkat suku bunga adalah salah satu indikator

    seseorang akan melakukan investasi atau menabung. Tingkat bunga

    mempunyai beberapa fungsi pada suatu perekonomian, fungsi tersebut antara

    lain :

    1) Sebagai daya tarik investor untuk menginvestasikan dananya.

    2) Sebagai alat kontrol bagi pemerintah terhadap investasi sektor-sektor

    ekonomi suatu negara.

    3) Untuk mengendalikan permintaan uang ataupun penawaran uang beredar

    dalam suatu perekonomian.

    4) Digunakan untuk mengontrol tingkat inflasi. (Sunariyah, 2013:80).

    Menurut Ambarini (2015:168) tingkat suku bunga mempunyai beberapa

    teori, seperti teori klasik, teori Keynes, dan teori paritas tingkat bunga.

    1) Teori Klasik

    Teori klasik merupakan teori yang berguna untuk menganalisis arus dari

    uang dalam suatu perekonomian moneter. Menurut teori klasik bunga adalah

    harga yang terjadi di pasar dana investasi. Menurut kaum klasik tingkat

    bunga itu merupakan hasil interaksi antara tabungan (S) dan investasi atau

    investment.

    2) Teori Keynes

    Menurut Keynes, tingkat suku bunga merupakan suatu fenomena

    moneter. Artinya, tingkat suku bunga ditentukan oleh penawaran dan

    permintaan uang di pasar. Perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi

    keinginan untuk mengadakan investasi dan dengan demikian akan

    mempengaruhi pendapatan nasional. Teori Keynes mengatakan bahwa ada

    tiga motif mengapai orang memegang uang tunai, yaitu transaction motive,

    precautionary motive, dan speculative motive. Permintaan uang mempunyai

    hubungan negatif dengan tingkat bunga.

  • 40

    3) Teori Paritas Tingkat Bunga

    Teori paritas tingkat bunga adalah salah satu teori yang penting mengenai

    penentuan tingkat bunga dalam sistem devisa bebas, yaitu apabila penduduk

    masing-masing negara bebas menjual dan membeli devisa.

    Menurut Ambarini, (2015:176) faktor-faktor yang mempengaruhi besar

    kecilnya tingkat bunga adalah :

    1) Kebutuhan dana masyarakat

    2) Persaingan

    3) Kebijakan pemerintah

    4) Jangka waktu pengembalian

    5) Target keuntungan yang diharapkan

    Sedangkan manfaat dari tingkat bunga dalam perekonomian, yaitu :

    1) Membantu mengalirnya tabungan berjalan kearah investasi.

    2) Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia.

    3) Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan uang dari

    suatu negara.

    4) Alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya

    terhadap jumlah tabungan dan investasi.

    b. Pengertian Suku Bunga Kredit

    Suku bunga kredit atau bisa disebut bunga pinjaman, yaitu bunga yang

    harus di bayar oleh peminjam kepada bank. Bunga kredit merupakan

    komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank (Ambarini,

    2015:167). Suku bunga kredit adalah suatu jumlah ganti rugi atau balas jasa

    atas penggunaan uang oleh nasabah (Rintan,2013) dalam (Puspita, 2016).

    Beberapa macam tingkat suku bunga kredit menurut penggunaannya, antara

    lain:

  • 41

    1) Suku bunga kredit konsumsi

    Suku bunga kredit konsumsi adalah suku bunga kredit yang

    dibebankan pada kegiatan konsumsi. Jadi , bagi masyarakat yang membeli

    atau mengkonsumsi barang-barang maka dibebankan bunga kredit

    konsumsi.

    2) Suku bunga kredit investasi

    Suku bunga kredit investasi adalah suku bunga yang dikenakan

    kepada kredit yang digunakan untuk investasi jangka menegah dan

    panjang. Para investor dalam negeri ataupun luar negeri akan dikenakan

    suku bunga kredit investasi.

    3) Suku bunga kredit modal kerja

    Suku bunga kredit modal kerja adalah suku bunga yang dibebankan

    pada modal kerja yang habis dalam satu kali proses produksi.

    c. Hubungan antara Variabel Suku Bunga Kredit Terhadap

    Permintaan Sepeda Motor

    Masyarakat dalam menjalani kehidupannya, tentunya membutuhkan

    uang untuk melakukan konsumsi. Menurut teori Keynes ada beberapa motif

    yang dapat mempengaruhi seseorang memegang uang. Motif tersebut yaitu

    motif transaksi, berjaga jaga dan spekulasi. Motif spekulasi inilah yang

    berkaitan dengan tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga yang tinggi akan

    mendorong masyarakat untuk mengurangi spekulasi, hal itu dikarenakan

    semakin tinggi biaya yang harus dibayar atau dikeluarkan masyarakat untuk

    membayar bunga kepada perbankkan. Tingkat suku bunga merupakan

    cerminan dari harga uang. Ketika seseorang meminjam uang pada saat

    tingkat suku bunga rendah maka harga uang juga semakin rendah, karena

    suku bunga rendah mendorong masyarakat untuk meminjam uang, karena

    biaya yang dikeluarkan kepada perbankkan semakin kecil. Begitu pula

    sebaliknya, jika suku bunga tinggi masyarakat akan mengurangi pinjaman

    (Puspita, 2016).

  • 42

    Jika hal tersebut dikaitkan dengan permintaan sepeda motor, maka

    hubungan antara suku bunga kredit dengan permintaan sepeda motor

    negative. Indonesia penjualan secara kredit mencapai 70 persen, sehingga

    suku bunga kredit sangat berperan dan berpengaruh dalam hal pembelian

    kredit. Sehingga diasumsikan semakin tinggi tingkat suku bunga kredit,

    maka permintaan akan sepeda motor akan turun. Hal ini juga searah dengan

    penelitian yang dilakukan oleh Agung (2015), yang menyatakan bahwa

    pembebanan suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

    volume penjualan angsuran motor Suzuki di UD Japan Motor Singaraja

    periode 2010-2014. Penelitian yang dilakukan oleh Rustam (2003)

    menyatakan, bahwa hubungan antara pembebanan suku bunga dan uang

    muka terhadap volume penjualan angsuran berpengaruh negatif, apabila

    pembebanan suku bunga tinggi maka volume penjualan angsuran akan

    semakin rendah.

    5. Gross Domestic Bruto (GDP)

    a. Pengertian GDP

    Menurut Karl E dan Ray C (2007:21), GDP (Gross Domestic Product)

    adalah nilai pasar total output suatu negara. GDP merupakan nilai pasar

    semua barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu periode waktu

    tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi dalam suatu negara. GDP

    bisa dihutung dengan dua cara, yaitu dengan pendekatan pengeluaran dan

    pendekatan pendapatan.

    1) Pendekatan Pengeluaran

    Pendekatan pengeluaran, adalah metode menghitung GDP yang

    mengukur jumlah yang dibelanjakan pada semua barang akhir selama periode

    tertentu. Terdapat empat kategori utama pengeluaran, yaitu : pertama

    pengeluaran konsumsi pribadi (C), merupakan belanja rumah tangga atas

    barang konsumen. Kedua investasi swasta dalam negeri bruto (I), merupakan

    belanja oleh perusahaan dan rumah tangga atas modal baru, seperti pabrik,

    peralatan, persediaan, dan struktur perumahaan baru. Ketiga konsumsi dan

  • 43

    investasi bruto pemerintah (G). keempat ekspor neto (EX-IM), merupakan

    belanja neto oleh negara lain di dunia, atau ekspor (EX) dikurangi impor

    (IM). Bentuk persamaan pendekatan pengeluaran menghitung GDP yaitu

    GDP = C + I + G + (EX-IM). (Karl E dan Ray C, 2007:25)

    2) Pendekatan Pendapatan

    Pendekatan pendapatan, adalah metode menghitung GDP yang mengukur

    pendapatan upah, sewa, bunga, dan laba yang diterima oleh semua faktor

    produksi dalam me