analisis penerapan total quality management (tqm) untuk peningkatan sumber daya di pt. ethica...
TRANSCRIPT
Tugas Akhir
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY
MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN
SUMBER DAYA
DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan kelulusan Tugas Akhir pada
Program Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Industri
Disusun Oleh :
Nama : Tri dwinanto
NIM : 2011220019
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
JAKARTA
2015
ABSTRAK
PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI adalah perusahaan yang bergerak dibidang indrustri farmasi.
Salah satu produk a g dihasilka ialah O to i ’ s. Produk a g pali g a ak jo order a sela a setahun, obat ini biasa di pergunakan untuk proses persalinan sebagai rangsangan pada saat proses
kontraksi. Untuk meyakinkan konsumen akan produk akan kualitas dan manfaatnya pada proses
persalinan maka perusahaan berusaha mendapatkan pengakuan public dengan menambah sertifikasi-
sertifikasi yang berhubungan dengan perusahaan.Perusahaan secara umum telah menerapkan system
untuk peningkatan produknya dengan Quality Control. Namun belum terlihat bagaimana usaha-usaha
perusahaan dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan sumber daya dengan
penerapan TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) , karena kondisi man power,mesin dan supply bahan
baku yang realibel merupakan awal dari kesuksesan. PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI harus menjadi
perusahaan yang selalu mengutamakan Continues Improvement Quality dan TOTAL QUALITY
MANAGEMENT dengan tepat dan benar salah satunya yang terdapat dalam Deming Prize.
Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan Quality Management PT. ETHICA INDUSTRI
FARMASI dengan criteria yang di tetapkan Deming melalui media kuisioner. Skala pengukurannya
adalah score yang didapat dari penyebaran Kuisioner tersebut. Criteria yang di ambil yaitu berdasarkan
10 kategori Deming , dimana Deming se diri di e tuk dari 14 poi t de i g De i g’ s a age e t . Deming prize adalah penghargaan yang di berikan kepada suatu organisasi atau perusahaan yang
secara konsisten menerapkan Quality Control. Bisa di terapkan oleh organisasi atau perusahaan
manufaktur maupun jasa, divisi dari organisasi maupun individual, yang terpenting dalam penerapan
akan kualitas pada Deming adalah konsisten dalam quality managementnya (perbaikan secara terus-
menerus).
Berdasarkan analisa data, maka didapatkan hasil score kondisi awal sumber daya perusahaan
untuk performance man power 4,37 dari target 4,40 ; performance mesin 4,19 dari target 4,40 ; dan
performance suplly bahan baku 4,31 dari target 4,40. Nilai tersebut tidak melebihi target score yang
telah di tetapkan. Sebab itu peneliti menerapkan akan kualitas pada Deming,memberi pelatihan dan
motivasi agar sumber daya nya dapat meningkat dan menghasilkan produk yang berkualitas. Setelah
penerapan Deming peneliti menganalisa data kembali, untuk mengetahui hasil score setelah perbaikan
maka di dapat untuk performance man power 4,19 dari target 4,00 ; performance mesin 4,49 dari target
4,00 ; dan performance suplly bahan baku 4,28 dari target 4,00. Nilai tersebut melebihi target score
yang telah di tetapkan Hal ini berarti secara umum variable-variable yang di teliti telah sesuai dengan
TOTAL QUALITY MANAGEMENT berdasarka De i g’ Management.
Dari hasil peneliti ini ada perubahan signifikan, yang terpenting dalam penerapan akan kualitas
pada Deming adalah konsisten dalam quality (perbaikan secara terus-menerus).
Kata kunci: Total Quality Management,Deming,
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang Maha
kuasa atas segala ciptaanya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam selalu tercurah
pada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang kita harapkan syafa’atnya di hari
kiamat kelak.
Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan S1 pada
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri di Universitas Darma Persada
dengan judul “ Analisis Penerapan Total Quality Management (TQM) untuk
meningkatkan kinerja karyawan di PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak DR. Ir. Budi Sumartono, MT, selaku dosen pembimbing yang
telah bersedia membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan penulisan laporan ini, selaku Ketua Jurusan Teknik
Industri fakultas teknik Universitas Darma Persada atas bimbingan dan
petunjuk selama ini yang telah diberikan.
2. Bapak Ir. Jamaludin Purba, MT selaku pembimbing akademik dan
para dosen teknik industri yang tidak saya sebutkan namanya satu
persatu.
3. Bapak Sunli operation manager yang telah memberikan kesempatan
melakukan kerja praktek di PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI.
iii
4. Bp.Meida dan Bp. Anto selaku Supervisor produksi PT. Ethica industri
farmasi yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
5. Kedua orang tua serta kakak yang telah memberikan banyak dukungan
dan kesabaran, baik moril maupun materil.
6. Tak lupa saya ucapkan terima kasih pada istri , yang telah memberikan
banyak semangat selama masa kuliah .
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam laporan ini , oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun akan penulis terima guna
kemajuan kita bersama. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Jakarta, Agustus 2015
( Tri Dwinanto )
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix
DAFTAR TABEL .................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................... 2
1.3 Pembatasan masalah..................................................... 3
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................... 3
1.4.1 Tujuan penelitian ................................................ 3
1.4.2 Manfaat penelitian .............................................. 3
1.5 MetodelogiPenelitian ................................................... 4
v
1.6 Sistematika Penulisan ................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsepkualitas.............................................................. 7
2.1.1 Definisi TQM…………………................................ 9
2.1.2 PrinsipUtama TQM .............................................. 11
2.1.3 Pionir-pionirpengembang TQM……… …………. 13
2.1.3.1 W. Edward Deming………….…………. . 13
2.1.3.2 Joseph. M. Juran………………………. .. 16
2.1.3.3 Philip. B. Crosby……………… ................ 17
2.1.3.4 Perbandingan akan kualitas…………… ... 18
2.2 Deming Prize ................................................................ 20
2.2.1 Tujuan Deming Application Prize ........................ 21
2.2.1.1 Untuk Organisasi/Perusahaan ................. 21
2.2.1.2 Untuk individual……………………….….. 23
2.2.2 KeunggulandanKelemahan Deming prize…… … 24
2.2.3 Nilai-nilai inti dan konsep………………………. 25
2.2.3.1 EmpatBelas point Deming……………… … 25
vi
2.2.4 Siklus Deming………………………………………. 27
2.2.5 Kategorideming prize………………………………. 28
2.3 Model-model Kualitas...................................................... 36
2.3.1 Europan Quality Award (EQA)…………….…… 36
2.3.2 Australian Quality Award (AQA)……………….. 40
2.3.3 The NASA Quality and Excellence…………….. 43
2.3.4 ISO 9000 Standarization……………………….... 43
2.3.5 Malcolm Baldrige National Quality Award……… 45
2.3.6Pemilihanperbandingan Modelkualitas….…. 47
2.4 Evaluasi Pemilihan Konsep Deming Prize..................... 48
2.4.1 The Deming Prize dan MBNQA……..…….…. 50
2.4.2 The Deming Prize dan ISO 9000……………. 53
2.5 Uji Validitas dan Reliabilitas...................................... ..... 56
2.5.1 UjiValiditas……………………………..……......... 56
2.5.2UjiReliabilitas……………………….. ………........ 59
2.6 Histogram........................................................................... 63
2.7 Populasi, Sampel dan Sampling………………………… 66
vii
2.7.1 Populasi…………………………………………….. 66
2.7.2 Sampel………………………………………………. 66
2.7.3 Teknik Sampling…………………………………… 67
2.8 Kuisioner……………………………………………………… 70
BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
3.1 SistematikaPemecahanMasalah .................................. 75
3.1.1 StudiPendahuluan ............................................. 75
3.1.2 Identifikasi Masalah ......................................... 75
3.1.3 Landasan Teori ................................................. 77
3.1.4 Pengumpulan Data............................................ 77
3.1.5 Pengolahan Data………………………………… 77
3.1.6 AnalisaPembahasan…………………………….. 77
3.1.7 Kesimpulandan Saran........................................ . 78
3.2 KerangkaPemecahanMasalah………………………… 79
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Tinjauan Umum Perusahaan ....................................... 80
4.1.1Sejarah dan Perkembangan Perusahaan............ 80
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ................................... 82
4.1.3 Jenis-Jenis Produk ............................................. 83
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan ........................ 83
viii
4.1.5 Kegiatan Produksi ............................................... 90
4.1.6 Deskripsi Produksi .............................................. 91
4.1.7 Peta Proses Operasi ........................................... 94
4.1.8 Layout Proses Operasi ....................................... 95
4.2 Pengumpulan Data Khusus ......................................... 96
4.2.1 Teknik Pengambilan Sample .............................. 96
4.2.2 Pembuatan Kuisioner.......................................... 98
4.2.3 Kuisioner Kondisi awal perusahaan………….. ... 98
4.3 Pengolahan Data ......................................................... 100
4.3.1 Uji Validitas ......................................................... 100
4.3.2 Diagram batang uji validitas…………………….. . 103
4.4 Uji Realibilitas kondisi awal perusahaan ...................... 104
4.4.1 Diagram batang uji realibilitas………………….. .. 105
4.4.2 Uji total realibilitas…………………………………. 106
4.5 Menentukan target score dari hasil Kuis.............................. 106
4.5.1 Hasil Kuisioner Untuk performance Man Power 106
4.5.2 Hasil Kuisioner Untuk performance Mesin ......... 107
4.5.3 Hasil Kuisioner Keadaan Suplly Bahan Baku .... 108
4.6 Pembuatan Kuisioner .................................................... 110
4.6.1 Kuisioner perbaikan………….. ........................... 110
4.7 Pengolahan Data ......................................................... 112
4.7.1 Uji Validitas ......................................................... 112
4.7.2 Diagram batang uji validitas…………………….. . 115
4.8 Uji Realibilitas perbaikan .............................................. 116
ix
4.8.1 Diagram batang uji realibilitas………………….. .. 117
4.8.2 Uji total realibilitas…………………………………. 118
4.9 Pengujian Validitas instrument dengan SPSS............... 119
4.10 Pengujian Realibilitas instrument dengan SPSS........... 124
4.11 Hasil Kuisioner Untuk performance Man Power .......... 128
4.12 Hasil Kuisioner Untuk performance Mesin ................... 128
4.13 Hasil Kuisioner Keadaan Suplly Bahan Baku .............. 129
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisa Data Awal Penelitian ........................................ 131
5.2 Analisa Kesesuaian Kategori Deming Prize ................. 131
5.3 PERFORMANCE MAN POWER……………………….. 131
5.3.1 Kondisi awal Performance Man power………. 131
5.3.2 Perbaikan Performance Man power…………. 132
5.4 PERFORMANCE MESIN……………………………….. 133
5.4.1 Kondisi awal Performance Mesin……………. 133
5.4.2 Perbaikan Performance Mesin……………….. 135
5.5 PERFORMANCE SUPPLY BAHAN BAKU………….. 135
5.5.1 Kondisi Performance Supply bahan baku…… 135
5.5.2 Perbaikan Performance Supply bahan baku.. 136
x
5.6 Pembahasan................................................................. 137
5.6.1 Perbaikan Performance Man power.................... 137
5.6.2 Perbaikan Performance Mesin…………………. 138
5.6.3 Perbaikan Performance Supply bahan baku…. 139
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .................................................................. 141
6.2 Saran ........................................................................... 142
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran1…. ....................................................................................... L-1
Lampiran 2…………………………………………………………………. L-2
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 PerbandinganPandanganakanKualitas .......................... 19
Tabel 2.2 PerbandinganOrganisasi / perusahaan .......................... 23
Tabel 2.3 Target Score untukkeadaanperusahaan ........................ 33
Tabel 2.4 Target Score untuk proses kerja .................................... 34
Tabel 2.5 Target Score untukManajemen Perusahaan ................. 35
Tabel 2.6 Target Score untuk output yang dihasilkan .................... 35
Tabel2.7 Kategori Europa Quality Award………………………….. 39
Tabel 2.8 Kategori Australian Quality Award……..…………………. 42
Tabel 2.9 PerbandinganSistemBaldrige Award, Deming Prize &
ISO 9000 ....................................................................... 50
Tabel 2.10 Perbandingan MBNQA dan Deming Prize ...................... 51
Tabel 2.11 Deming Prize & ISO 9000 ............................................... 53
Tabel 4.1 JumlahKaryawanDepartemenProduksi ............................. 96
Tabel 4.2 Kuisioner Performance Man Power ................................. 99
xii
Tabel 4.3 Kuisioner Performance Mesin .......................................... 99
Tabel 4.4 Kuisioner Performance Supply Bahan Baku……………. 100
Tabel 4.5 HasilUjiValiditas ............................................................... 102
Tabel 4.6 HasilUjiRealibilitas……………………………………….. 104
Tabel 4.7 Hasiluji total Realibilitas……….………………………… 106
Tabel 4.8 Perolehan Score UntukKategori Performance Man
Power........................................................................... 107
Tabel 4.9 Perolehan Score untukKategori Performance mesin….. . 108
Tabel 4.10 Perolehan Score untukKategori Performance Supply
Bahanbaku……………….……………............................. 109
Tabel 4.11 Kuisioner Performance Man Power ................................. 111
Tabel 4.12 Kuisioner Performance Mesin .......................................... 112
Tabel 4.13 Kuisioner Performance Supply Bahan Baku…………. 112
Tabel 4.14 HasilUjiValiditas ............................................................... 115
Tabel 4.15 HasilUjiRealibilitas……………………………………….. 117
Tabel 4.16 Hasiluji total Realibilitas……….………………………… 119
xiii
Tabel 4.17 Correlations…………………….………………………… 120
Tabel 4.18 Correlations…………….……….………………………… 122
Tabel 4.19 Correlations …………………….………………………… 123
Tabel 4.20 Realibility Statistik……………….………………………… 124
Tabel 4.21 Item total Statistik.……………….…………………….…… 125
Tabel 4.22 Realibility Statistik……………….………………………… 126
Tabel 4.23 Item total Statistik.……………….…………………….…… 126
Tabel 4.24 Realibility Statistik……………….………………………… 127
Tabel 4.25 Item total Statistik.……………….…………………….…… 127
Tabel 4.26 Perolehan Score UntukKategori Performance Man
Power......................................................................... 128
Tabel 4.27 Perolehan Score untukKategori Performance mesin…. 129
Tabel 4.28 Perolehan Score untukKategori Performance Supply
Bahanbaku……………….……………............................. 130
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Siklus Deming .............................................................. 27
Gambar 2.2 Kerangka kerja EQA ..................................................... 40
Gambar 2.3 KerangkaKerja AQA ..................................................... 41
xv
Gambar 2.4 Kerangkakerja MBNQA…………………………………. 46
Gambar 2.5 Histogram…………………………………………………. 64
Gambar 3.1 Flowchat Pemecahan Masalah ..................................... 71
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ................................... 76
Gambar 4.2 Pengemas Oxytocin’ s .................................................. 84
Gambar 4.3 Mesinpambuat Oxytocin’ s ........................................... 85
Gambar 4.4 ProdukOxytocin’ s……………………………………….. 85
Gambar 4.5 Peta proses operasipembuatanOxytocin’ s…………… 86
Gambar 4.6 Layout Proses OperasiPembuatanOxytocin’ s……….... 87
Gambar 4.7 Ujivaliditas………………………………………………… 96
Gambar 4.8 Ujirealibilitas………………………………………………. . 98
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Situasi persaingan ekonomi global saat ini sudah sedemikian tajam dan
ketat, negara-negara maju yang mendominasi perekonomian dunia seperti Amerika,
negara-negara Eropa, Jepang bahkan negara-negara baru seperti Singapure,
Korea,Taiwan sudah tidak sabar lagi mempercepat terwujudnya liberalisasi ekonomi
dan pasar bebas. Dalam situasi persaingan ekonomi yang demikian tajam seperti
ini, pendekatan Total Quality Management (TQM) semakin banyak digunakan
dengan filosofi mencapai keunggulan atau daya saing usaha secara total. TQM
memberikan jawaban pada organisasi atau perusahaan terhadap tatangan global
yang semakin sulit, komplek dan cepat perubahannya. TQM mengarahkan
perusahaan pada continous improvement yang dapat mewujudkan kepuasan
konsumen secara total dan terus menerus. Proses yang berorientasi pada
konsumen ini menggabungkan praktek manajemen dasar dengan usaha-usaha
perbaikan yang sering dipakai serta peralatan-peralatan dan teknik yang handal.
TQM dapat diterapkan untuk setiap perusahaan raksasa maupun perusahaan kecil,
industri manufaktur atau jasa, dan organisasi publik atau swasta.
Berdasarkan gambaran umum aplikasi diatas, peneliti melakukan konsep
kualitas di PT “ETHICA INDUSTRI FARMASI” bergerak di bidang manufaktur yang
memproduksi obat injeksi spesialis. perusahaan tersebut bersertifikasi ISO 9000.
1
2
Berdasarkan sertifikasi tersebut perusahaan banyak dititik beratkan terhadap
kualitas produknya , dan kualitas itu sendiri berfokus pada pelanggan (customer
focused quality). Dengan demikian produk-produk didesain, diproduksi, serta
pelayanan diberikan untuk memenuhi pelanggan. Maka sudah jelas bahwa kualitas
eksternal perusahaan sudah diterapkan. Namun peneliti belum melihat bagaimana
usaha – usaha perusahaan dalam menangani hal – hal yang berhubungan dengan
internal perusahaan. Diantaranya performance Man power,Mesin dan bahan
baku,yang akan memberi kontribusi terhadap kualitas produk. Karena kondisi
internal yang baik inilah merupakan awal dari kesuksesan dalam sebuah
perusahaan.
Melihat keadaan di lapangan, maka peneliti menerapkan Total Quality
Management (TQM) yang berbasis Deming Prize pada PT. ETHICA INDUSTRI
FARMASI. Dengan cara mengintegrasikan semua level di atas menjadi satu
kesatuan untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka perumusan masalahnya
adalah :
Bagaimana penerapan Total Quality Management (TQM) pada PT. ETHICA
INDUSTRI FARMASI. Dengan memperbaiki performance Man power,Mesin dan
bahan baku
3
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan dari permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini
antara lain :
1. Peneliti dilakukan pada PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
2. Peneliti terfokus pada TQM (manajemen kualitas terpadu)
3. Waktu penelitian januari s/d April tahun 2015
4. Jam kerja di perusahaan 24 jam kerja di bagi 3 shift
5. Mendapat dukungan dari manajemen
6. Tidak membahas masalah keuangan
7. Peneliti terfokus pada Departemen Produksi
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
Untuk menganalisa peningkatan kinerja karyawan,mesin dan bahan
baku dengan penerapan Total Quality Management (TQM).
1.4.2 Manfaat Penelitian
Bagi perusahaan :
1. Mengetahui prosedur kerja yang ada pada TQM.
2. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas secara efisien dan actraktif
Bagi peneliti :
4
1. Menambah pengetahuan mengenai manajemen kualitas suatu
perusahaan, yang terdapat pada TQM
2. Mampu merencanakan suatu kebijakan strategi bagi perusahaan, baik
jangka panjang maupun pendek bersama – sama dengan pihak
manajemen.
1.5 Metodelogi Penelitian
Untuk menganalisa dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan
permasalahan yang ada, penulis melakukan penelitian dengan pengumpulan data,
yaitu :
1. Studi lapangan
Survey lapangan, wawancara dan kuisioner di PT. ETHICA INDUSTRI
FARMASI, untuk mengumpulkan informasi dan data-data primer yang di
perlukan sesuai dengan topik permasalahan yang ada.
2. Studi pustaka
Melakukan studi literatur yang berkaitan dengan topik permasalahan, guna
melengkapi data-data dan informasi yang telah penulis dapatkan dari
penelitian.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami pokok bahasan, maka perlu adanya
sistematika penulisan dalam penyusunan laporan. Adapun sistematika penulisan
tersebut meliputi :
5
Bab I : Pendahuluan
Berisi mengenai latar belakang, perumusan masalah,
pembatasan masalah, asumsi, tujuan dan manfaat penelitian serta
sistematika penulisan..
Bab II : Landasan Teori
Bagian ini menguraikan tentang teori, pendapat pakar, tulisan
ilmiah dan sejenisnya yang dibutuhkan untuk mendukung dan
memberi landasan konsep berpikir yang kuat dalam penelitian ini.
Bab III : Kerangka pemecahan masalah
Bab ini mengemukakan mengenai sistematika pemecahan
masalah, mulai dari tahap identifikasi masalah, penilaian kinerja
yaitu dari pembagian kuisioner, pengolahan dan analisa kuisioner,
dilanjutkan dengan perencanaan strategi berdasarkan analisa
kecocokan kriteria TQM
Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisikan mengenai sejarah singkat dan perkembangan
perusahaan, produk yang dihasilkan / bidang usaha perusahaan,
struktur organisasi serta penjelasannya.
Bab V : Analisa dan Pembahasan
Bagian ini berisi pengolahan data dan analisa data (kuisioner)
untuk mendapatkan hasil yang diharapkan berdasarkan rumusan
yang ada pada bab landasan teori.
6
Bab VI : Kesimpulan dan Saran
Bagian terakhir ini berisi tentang kesimpulan dan saran untuk
penelitian lanjutan atau pihak – pihak yang berkepentingan dengan
hasil penelitian ini.
Daftar Pustaka
Lampiran
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Kualitas
Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku
bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan
perhatian penuh kepada kualitas. Perhatian penuh pada kualitas itu sendiri akan
memberikan dampak positif kepada bisnis melalui dua cara yaitu dampak terhadap
biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan. Dampak terhadap biaya produksi
terjadi melalui proses pembuatan produk yang memiliki derajat konformasi
(comformance) yang tinggi terhadap standart – standart sehingga bebas dari tingkat
kerusakan yang mungkin. Dengan demikian proses produksi yang memperhatikan
kualitas akan menghasilkan produk berkualitas yang bebas dari kerusakan.
Sedangkan dampak terhadap peningkatan pendapatan terjadi melalui peningkatan
penjualan atas produk berkualitas yang berharga kompetitif. Produk – produk yang
dibuat melalui suatu proses yang berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan
yang mampu meningkatan kepuasan konsumen atas penggunaan produk itu,
karena setiap konsumen pada umumnya akan memaksimalkan utilitas dalam
mengkonsumsi produk. Jelas pada produk – produk
7
8
berkualitas tinggi pada tingkat harga kompetitif (karena ongkos produksi per unit
yang rendah) akan dipilih oleh konsumen.
Dalam kehidupan sehari – hari sering kali kita mendengar orang
membicarakan masalah kualitas, misalnya mengenai kualitas sebagian besar
produk buatan luar negeri lebih baik dari pada produk dalam negeri. Konsep kualitas
itu sendiri sering dianggap sebagai ukuran relative kebaikan suatu produk atau jasa.
Kualitas bukan hanya mencakup produk dan jasa, tetapi juga meliputi proses,
lingkungan dan manusia. Dalam hal ini kualitas merupakan suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, lingkungan yang
menunjang kemampuannya untuk memenuhi atau melebihi harapan.
Sejarah menunjukan bahwa kebangkitan Jepang dalam bidang industri
setelah kekalahannya dalam perang dunia ke II dimulai dengan pembangunan
sistem kualitas modern. Pembangunan sistem itu dipacu oleh W. Edward Deming
yang bicara dihadapan para ilmuwan dan insinyur Jepang (JUSE) tahun 1950.
Keberhasilan yang dramatis dari industri Jepang dalam meningkatkan kualitas ini
menjadi pusat perhatian berbagai negara didunia yang tertarik untuk mempelajari
bagaimana strategi perusahaan – perusahaan Jepang dalam menerapkan
manajemen kualitas. Dari hasil studi tentang keberhasilan perusahaan – perusahaan
industri kelas dunia yang berhasil mengembangkan konsep kualitas dalam
perusahaan, maka lahirlah apa yang disebut dengan Manajemen Kualitas Terpadu
(Total Quality Management) TQM.
9
2.1.1 Definisi Total Quality Management (TQM)
Seperti halnya dengan kualitas, definisi TQM juga bermacam – macam. TQM
diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah
holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan
pengertian serta kepuasan pelanggan (Ishikawa dalam pawitra, 1993, p. 135).
Definisi lainya menyatakan bahwa TQM merupakan sistem manajemen yang
menyangkut kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan
pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi (Santosa, 1992, p. 33).
Untuk memudahkan pemahamannya, pengertian TQM dapat dibedakan
dalam dua aspek. Aspek pertama menguraikan apa TQM itu dan aspek kedua
membahas bagaimana mencapainya. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa TQM
merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus – menerus atas
dasar produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan1.
TQM mencakup semua fungsi dari sebuah fungsi. TQM merupakan
perpaduan dari fungsi – fungsi dan dan proses yang terkait kedalam siklus hidup
produk pada tahap yang berbeda – beda, seperti desain, perencanaan, produksi,
distribusi dan pelayanan. Ukuran keberhasilan TQM merupakan kepuasan
pelanggan dan cara mencapainya, terutama melalui desain sistem dan peningkatan
terus – menerus.
1 Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Management. : 4
10
TQM merupakan pendekatan untuk meningkatkan efektifitas sebuah bisnis
secara keseluruhan, dengan berpusat disekitar mutu. TQM pada prinsipnya adalah
cara mengorganisasi dan mengerahkan seluruh organisasi, setiap departemen,
setiap aktivitas, dan setiap individu untuk mencapai tingkatan kualitas. TQM
berkaitan dengan masalah strategis, masalah pemasaran, dan aspek – aspek
manusia dari organisasi tersebut. Sebuah perusahaan yang menerapkan Total
Quality Management (TQM) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Berusaha menyusun sistem manajemen mutu. System ini harus relevan
dengan semua kegiatan dan tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai
tujuan.
2. Mengupayakan peningkatan di semua bidang. Misalnya, tidak cukup jika
hanya meningkatkan aspek yang berpusatkan produk, dan mengabaikan
bidang pelayanan, atau sebaliknya.
3. Perusahaan yang menggunakan pendekatan TQM harus menyadari bahwa
ini merupakan proses perbaikan yang terus – menerus, berlangsung kontinyu
dan bukan program peningkatan mutu dalam jangka waktu yang di tentukan.
Harus dipahami bahwa pemenuhan sasaran tertentu hanyalah sebuah
langkah menuju TQM, karena tidak ada satu program atau sasaran yang
dicapai dalam kerangka waktu tertentu dapat cukup memenuhi persyaratan
TQM.
Meskipun manajement kualitas (Quality Management) atau manajement kualitas
terpadu (Total Quality Management) dapat didefinisikan dalam berbagai versi,
11
namun pada dasarnya TQM berfokus pada perbaikan terus – menerus untuk
memenuhi kepuasan pelanggan. Dengan demikian TQM berorientasi pada proses –
proses yang mengintegrasikan semua sumber daya manusia, pemasok (suppliers)
dan para pelanggan (customers) di lingkungan perusahaan.
2.1.2 Prinsip Utama TQM
TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem
manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu diperlukan perubahan besar dalam
budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Menurut Hensler dan Brunell (dalam
scheuing dan Christopher, 1993), ada empat prinsip utama dalam TQM. Keempat
prinsip tersebut adalah:
1. Kepuasan Pelanggan
Dalam TQM, kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan
spesifikasi – spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh
pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan
eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala
aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan ketetapan waktu. Oleh
karena itu segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk
memuaskan pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama
dengan nilai (value) meningkatkan kualitas hidup para pelanggan.
2. Respek Kepada Setiap Orang
12
Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap karyawan dipandang
sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas tersendiri yang unik.
Dengan demikian karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling
bernilai. Oleh karena itu setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan
baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim
pengambil keputusa.
3. Manajemen Berdasarkan Fakta
Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya bahwa setiap
keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan
(feeling). Ada dua konsep pokok yang berkaitan dengan hal ini. Pertama,
prioritas (priorization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat
dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat
keterbatasan sumber daya yang ada. Konsep yang Kedua, variasi (variation)
atau variabelitas kinerja manusia. Manajemen dapat diprediksi hasil dari
setiap keputusan dan tidakan yang dilakukan.
4. Perbaikan Berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses secar
berlaku disini adalah PDCA (plant do check act), yang terdiri dari langkah-
langkah perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil
pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh2.
2 Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Management. :14
13
2.1.3 Pionir – Pionir Pengembang TQM
2.1.3.1 W. Edwards Deming
Banyak yang menganggap bahwa Deming adalah bapak dari gerakan Total
Quality Management. Deming mencatat kesuksesan dalam memimpin revolusi
kualitas di Jepang, yaitu dengan memperkenalkan penggunaan teknik pemecahan
masalah dan pengendalian proses statistic (Statiscal Process Control). Atas jasanya
yang besar bagi industri Jepang, maka setiap tahun diberikan penghargaan
bernama Deming Prize kepada setiap perusahaan yang berprestasi dalam hal
kualitas.3 Deming menganjurkan penggunaan SPC (Statiscal Process Control) agar
perusahaan dapat membedakan penyebab sistematik dan penyebab khusus dalam
menangani kualitas. Ia berkeyakinan bahwa perbedaan atau variasi merupakan
suatu fakta yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan industri.
Butir – butir falsafah yang merupakan dasar dalam melaksanakan perbaikan
kualitas secara kontinue adalah sebagai berikut :
1. Reaksi Berantai untuk perbaikan kualitas
Esensi reaksi berantai tersebut adalah bahwa perbaikan kualitas akan
meningkatkan kepuasan Kustomer dalam hal produk dan jasa yang sekaligus
akan mengurangi biaya produksi sehingga meningkatkan produktivitas
organisasi.
3 Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, perkembangan pemikiran mengenai kualitas, Total Quality
Management. :49
14
2. Transformasi Organisasional
Kemampuan untuk mencapai perbaikan yang penting dan berkelanjutan
menuntut perubahan dalam nilai – nilai yang dianut, proses kerja dan struktur
kewenangan dalam organisasi.
3. Proses Esensial Pimpinan
Hal ini tidak berarti bahwa pimpinanlah yang mempunyai peran dalam upaya
perbaikan kualitas. Setiap anggota organisasi harus memberikan kontribusi
penting dalam upaya tersebut. Namun setiap upaya perbaikan yang tidak
didukung secara aktif oleh pimpinan, lama kelamaan akan hilang.
4. Hindari praktek – praktek manajemen yang merugikan
Penerapan system of profound knowledge tersebut meliput :
a. Orientasi pada system
Maksudnya agar menuju kualitas kita hendaknya mengembangkan
kecakapan untuk mengindera dan me-manage interaksi antara
komponen organisasi. Orientasi ini meliputi fokus pada performance total
organisasi, bukannya memusatkan perhatian pada usaha
memaksimalkan hasil komponen organisasi terlepas dari keseluruhan
organisasi.
b. Teori variasi
Maksudnya agar dikembangkan kecakapan untuk menggunakan data
dalam proses pengambilan keputusan. Pengertian atas variasi akan
dapat membantu pengambil keputusan mengetahui kapan harus
melakukan perubahan – perubahan dalam suatu sistem guna
15
memperbaiki performance. Dan mengetahui kapan perubahan yang
dibuat dapat memperburuk performance. Penggunaan data obyektif
tidaklah selalu harus menghasilkan kepastian. Agar dapat memperbaiki
cara pengembali keputusan untuk membuat pilihan tindakan yang lebih
baik.
c. Teori pengetahuan
Penguasaan teori pengetahuan akan membantu kita untuk
mengembangkan dan menguji hipotesis (praduga) guna memperbaiki
performance. Jadi teori pengetahuan akan membantu kita untuk
mengetahui :
1. Apa yang dikehendaki customer.
2. Seberapa jauh organisasi dapat memenuhi kebutuhan dan harapan
kustomer.
3. Faktor – faktor penting apa yang mempengaruhi kualitas.
4. Apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kualitas.
5. Apakah kustomer mengetahui perubahan yang terjadi mengenai
performance organisasi.
6. Apa kebutuhan dan harapan baru kustomer.
d. Psikologi
Maksudnya agar dikembangkan kecakapan untuk mengerti dan
menerapkan konsep – konsep yang berkaitan dengan perbedaan individu
dalam organisasi. Dinamika kelompok, proses belajar dan proses
perubahan guna mencapai perbaikan kualitas.
16
2.1.3.2 Joseph M. Juran
Juran yang memiliki 2 gelar kesarjanaan (teknik dan hukum) ini, merupakan
pendiri Juran Institute, Inc. di Wilton, Connecticut. Institute yang bergerak dalam
bidang pelatihan, penelitian, dan konsultasi manajemen kualitas.
Juran mendefinisikan kualitas sebagai cocok/sesuai untuk digunakan (fitness
for use) yang mengandung pengertian bahwa suatu produk atau jasa harus dapat
memenuhi apa yang diharapkan oleh pemakainya. Pengertian cocok untuk
digunakan mengandung 5 dimensi utama, yaitu kualitas desain, kualitas kesesuain,
ketersediaan, keamanan, dan field use.
Juran pernah mendapat penghargaan dari kaisar Jepang berupa medali
Order of the sacred treasure atas usahanya dalam mengembangkan kualitas di
Jepang dan membina persahabatan antara Jepang dan Amerika serikat. Kontribusi
Juran yang paling terkenal antara lain Juran’s three basic steps to progress, Juran’s
Ten Steps to Quality Improvement, the pareto principle, dan juran Trilogy. Selain itu
Juran juga mengembangkan konsep managing business process Quality, yang
merupakan suatu teknik untuk melaksanakan penyempurnaan kualitas secara
fungsional silang (cross-functional)4.
.
4 Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, perkembangan pemikiran mengenai kualitas, Total Quality
Management. :53
17
2.1.3.3 Philip B. Crosby
Crosby terkenal dengan anjuran manajemen zero defect dan pencegahan,
yang menentang tingkat kualitas yang dapat diterima secara statistik (acceptable
quality level). Ia juga dikenal dengan Quality Vaccine dan Crosby’s Fourteen Steps
to Quality Improvement.
Pandangan – pandangan Crosby dirangkumnya dalam ringkasan yang ia
sebut sebagai dalil – dalil manajement kualitas. Dalil - dalil ini dikemukakan untuk
menjawab pertanyaan – pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan kualitas ?
2. System seperti apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan kualitas ?
3. Standart kinerja bagaimana yang harus digunakan ?
4. System pengukuran seperti apa yang dibutuhkan ?
Dalil pertama : definisi kualitas adalah sama dengan persyaratan.
Dalil kedua : system kualitas adalah pencegahan.
Dalil ketiga : kerusakan nol (zero defect) merupakan standart kinerja yang harus
digunakan.
Dalil keempat : ukuran kualitas adalah price of non conformance (PONC). PONC
adalah biaya yang harus di keluarkan karena melakukan
kesalahan.5
5 Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, perkembangan pemikiran mengenai kualitas, Total Quality
Management. :57
18
2.1.3.4 Perbandingan Pandangan akan Kualitas
Deming Juran Crosby
Definisi kualitas Suatu tingkat yang dapat
diprediksi keseragaman dan
ketergantungan pada biaya
yang rendah dan sesuai
dengan pasar
Kemampuan untuk
digunakan (fitness for use)
Sesuai dengan
persyaratan
Tingkat tanggung
jawab
Bertanggung jawab 94% atas
masalah kualitas.
Kurang dari 20% masalah
kualitas karena pekerja
Bertanggung jawab
untuk kualias
Standar prestasi
/motivasi
Kualitas memiliki banyak
‘skala’ sehingga perlu
digunakan statistic untuk
mengukur prestasi pada
semua bidang ; kerusakan nol
sangat penting.
Menghindari kampanye
untuk melakukan pekerjaan
yang sempurna
Kerusakan nol (zero
defect)
Pedekatan umum Mengurangi keanekaragaman
dengan perbaikan
berkesinambungan.
Pendekatan menejemen
umum terhadap kualitas
Pencegahan,bukanlah
inspeksi
Struktur 14 butir manajemen 10 langkah perbaikan
kualitas
14 langkah perbaikan
kualitas.
Pengendalaian
proses
statistic(statistical
process control)
Metode Merekomendasi SPC akan
tetapi memperingatkan
SPC dapat mengakibatkan
Total Driven Approach
Menolak tingkat kualitas
yang dapat diterima
secara statistic.
19
Basis perbaikan Secara terus menerus
penyimpanan,menghilangkan tujuan
tanpa metode
Pendekatan kelompok proyek-
proyek :menetapkan tujuan
Suatu
proses,bukanlah
suatu
program,tujuan
perbaikan
Kerjasama tim Partisipasi karyawan dalam
pengambilan keputusan
Pendekatan tim dan gugus
kendali mutu
Biaya kualitas Tidak ada optimum perbaikan terus
menerus
Quality is not free,terdapat
suatu optimum
Pembelian dan
barang yang
diterima
Inspeksi terlalu terlambat
menggunakan tingkat kualitas yang
dapat diterima
Masalah pembelian merupakan
hal yang rumit sehingga
diperlukan survey formal
Penilaian
pemasok
Tidak kritikal dari kebanyakan
system
Ya akan tetapi membantu
pemasok memperbaiki
Hanya satu
sourching of
supply
Ya Tidak,dapat diabaikan untuk
meningkatkan daya saing
Tabel 2.1 Perbandingan pandangan akan kualitas
20
2.2 DEMING PRIZE
Deming prize adalah suatu penghargaan yang di berikan pada suatu
perusahaan, baik itu jasa maupun manufaktur yang berhasil atau sukses dalam
menjalankan kriteria yang ada pada deming prize dan selalu mengadakan perbaikan
akan kualitas secara terus – menerus. Adalah Dr. Deming lahir di Sioux, city, 14
oktober 1900, terlahir dengan nama William Edwards Deming.
Dr. Deming yang ahli dalam bidang quality control (QC), diundang ke Jepang
oleh suatu perkumpulan ilmuwan dan insinyur Jepang (JUSE) pada tahun 1950.
Selama kunjungannya, Dr. Deming memberikan kursus dalam bentuk seminar 8 hari
mengenai QC, tepatnya di auditorium Kanda – Surigadai, Tokyo. Dalam kursusnya,
deming mengatakan bahwa dasar – dasar statistic QC sebaiknya diterapkan pada
para senior manajer, para insinyur dan para pelaku industri di Jepang.
Deming adalah bapak dari gerakan total quality management. Deming
mencatat kesuksesan dalam memimpin revolusi kualitas di Jepang, yaitu dengan
memperkenalkan tentang konsep pengendalian kualitas, mengemukakan bahwa
proses harus di pandang suatu perbaikan kualitas secara terus – menerus. Atas
jasanya yang besar bagi industri Jepang, maka setiap tahun diberikan penghargaan
deming prize kepada setiap perusahaan yang berprestasi dalam hal kualitas.
Deming prize sendiri terbagi dalam 2 kategori, yaitu hadiah deming bagi individual
yang berjasa dalam pengendalian kualitas dan metode statiska Jepang serta deming
application prize yang diberikan kepada perusahaan yang melaksanakan dengan
21
baik pengendalian kualitas perusahaanya dan pengendalian mutu kualitas
statistiknya.
2.2.1 Tujuan Deming Application Prize
2.2.1.1 Untuk Organisasi atau perusahaan
Deming application prize untuk perusahaan adalah suatu penghargaan
tahunan yang diberikan kepada perusahaan yang telah mencapai suatu tingkatan
tertentu (menjalankan prinsip 14 point deming) dalam menerapkan total quality
management, tanpa memperhatikan jenis perusahaan, organisasi atau yang biasa
disebut divisi, dapat mengajukan permohonannya untuk mendapatkan prize yang
terpisah dari perusahaanya. Perusahaan maupun devisi yang mengajukan aplikasi
akan mendapatkan form aplikasi (kuisioner) dari deming application prize
subcommitte untuk kemudian diisi dan diserahkan kembali kepada badan tersebut
untuk kemudian dianalisa.
Syarat untuk mendapatkan prize itu sendiri adalah sebagai berikut :
The Deming application prize kepada perusahaan maupun divisi perusahaan yang
secara efektif menerapkan total quality management (menjalankan prinsip 14 point
deming) di perusahaanya. Dari hasilnya analisa kuisioner akan didapatkan
kesimpulan apakah perusahaan tersebut mendapatkan prize atau belum. Berikut
adalah perbedaan suatu perusahaan atau organisasi standart dengan organisasi
yang menganut manajemen deming :
22
STANDART COMPANY DEMING COMPANY
Kualitas mahal harganya Kualitas akan membawa ke biaya yang lebih
rendah
Kunci utama dari kualitas adalah melakukan
inspeksi
Inspeksi tidak lagi diperlukan jika para pekerja
dapat menghasilkan produk tanpa cacat dengan
demikian inspeksi dapat dihilangkan
Quality control hanya dapat dilakukan oleh orang
yang mengerti (ahli) & para inspector dapat
menjamin kualitas
Kualitas dibuat / dibentuk dalam suatu ruangan
yang terdiri dari semua pengurus
Cacat (produk/ kerja) disebabkan oleh para
pekerja
Suatu proses tidak akan pernah dapat
dioptimasikan, namu ditingkatkan
Proses manufaktur dapat dioptimasikan oleh
tenaga ahli dari luar. Tidak adanya input/masukan
dari para pekerja
Proses dapat selalu ditingkatkan melalui
perbaikan system dan bantuan para pekerja
Standart kerja, target dan tujuan adalah factor
yang dapat meningkatkan produktivitas
Hilangkan segala yang berbentuk standart kerja
Takut dan penghargaan dapat memacu motivasi Takut berarti bekerja tidak berkembang
Orang dapat diibaratkan komoditas, membeli lebih
bila diperlukan, begitu juga sebaliknya
Orang dalam perusahaan harus dibuat merasa
lebih aman dalam pekerjaan atau jabatan mereka
Member hadiah bagi yang berprestasi dan
menghukum bagi mereka yang buruk kerjanya,
dapat meningkatkan produktivitas dan kreatifitas
Banyaknya variasi yang timbul disebabkan oleh
system, sehingga system penghargaan kepada
individu akan merusak kerja sama & perusahaan
Membeli pada saat rendah Membeli berdasarkan kualitas
Memperbandingkan pemasok yang satu dengan
yang lain
Bekerja sama dengan pemasok
Sering mengganti pemasok berdasarkan harga
yang ditawarkan
Menyediakan waktu dan pengetahuan untu
membantu pemasok dalam meningkatkan kualitas
dan menurunkan biaya
23
Keuntungan dibuat melalui peningkatkan
penerimaan total dan penurunan biaya total
Keuntunga di bangkitkan dengan menciptakan
loyalitas pelanggan
Keuntungan adalah indictor terpenting dalam
perusahaan
Menjalankan perusahaan dengan hanya
mengandalkan keuntungan, sama halnya dengan
melihat kaca spion, hal ini menandakan dimana
kamu sedang berada, bukan kemana kamu akan
pergi
Tabel 2.2 Perbandingan organisasi/perusahaan
2.2.1.2 Untuk individual
The Deming Prize for individual adalah penghargaan tahunan yang diberikan
pada para individu (personal) yang telah memberikan kontribusinya dalam Total
Quality Management atau dalam penggunaan metode statistik untuk TQM.
Seleksi penerimaan itu sendiri dilakukan oleh The Deming Prize Communitte.
Mereka menerima usulan nama kandidat – kandidat individual yang dicalonkan baik
oleh perusahaan tempat bekerja maupun inisiatif sendiri untuk kemudian diberi form
aplikasi (kuisioner). Deadline aplikasi ini adalah tanggal 31 Juli tiap tahunnya, tidak
ada perbedaan atau pemisah untuk kandidat yang merekomendasikan oleh
perusahaanya maupun yang mendaftar atas inisiatif sendiri. Pertengahan oktober
para kandidat mengisi form aplikasi (kuisioner). Penghargaan ini sendiri diberikan
oleh Nippon Keizai Shimbun (Japan Economic Jurnal) dan nantinya akan dimuat
dalam majalah bulanan yang diterbitkan oleh JUSE yang berjudul “ Total Quality
Management And Engineering ” penyerahan penghargaan ini sendiri pada bulan
24
November dan mendapatkan medali Deming, sertifikat dari Deming Prize
Communitte serta hadiah dari Nippon Keizai Shimbun.
2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Deming Prize
Deming prize mempunyai beberapa keunggulan,di antaranya adalah :
a. Konsisten dalam mengelola sistem kualitas. Kekonsistenanya ini didukung
oleh adanya system continues improvement (selalu mengadakan perbaikan
yang berskinambungan akan kualitas).
b. Focus utama adalah inovasi, kreativitas dan nilai tambah kepada konsumen.
Untuk mendukung fokus utama ini biasanya perbaikan akan kualitas lebih
difokuskan pada internal perusahaan organisasi, karena kepuasan
konsumen dimulai dari bagusnya kinerja dari perusahaan itu sendiri.
c. Kebijaksanaan manajement lebih kepada tujuan jangka panjang
dibandingkan dengan pendapatan keuangan tahunan.
Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh Deming Prize adalah :
Untuk mengajukan aplikasi Deming Prize ini, perusahaan harus antri agak lama.
Biasanya permohonan akan dilayani satu tahun kemudian untuk mengatur jadwal.
Hal ini karenakan banyaknya permohonan dan terbatasnya jumlah panitia penilai
(Deming Prize Communitte).
25
2.2.3 Nilai – nilai Inti dan Konsep
Kriteria Deming Prize terdiri dari serangkaian nilai – nilai dan konsep (core
values and concepts) yang merupakan landasan bagi kunci persyaratan didalam
kerangka kerja yang berorientasi pada keberhasilan bisnis.
2.2.3.1 Empat Belas (14) Point Deming
1. Tumbuhkan terus menerus tekad yang kuat dan perlunya rencana jangka
panjang berdasarkan visi ke depan dan inovasi baru untuk meraih mutu.
2. Adopsi filosofi yang baru. Termasuk didalamnya adalah cara-cara atau
metode baru dalam bekerja.
3. Hentikan ketergantungan pada pengawasan jika ingin meraih mutu. Setiap
orang yang terlibat karena sudah bertekat menciptakan mutu hasil
produk/jasanya, ada atau tidak ada pengawasan haruslah selalu menjaga
mutu kinerja masing-masing.
4. Hentikan hubungan kerja yang hanya atas dasar harga. Harga harus selalu
terkait dengan nilai kualitas produk atau jasa.
5. Selamanya harus dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap kualitas dan
produktivitas dalam setiap kegiatan.
6. Lembagakan pelatihan sambil bekerja (on the job training), karena pelatihan
adalah alat yang dahsyat untuk pengembangan kualitas kerja untuk semua
tingkatan dalam unsure lembaga.
7. Lembagakan kepemimpinan yang membantu setiap orang untuk dapat
melakukan pekerjaannya dengan baik misalnya,; membina, memfasilitasi,
membantu mengatasi kendala, dll.
26
8. Hilangkan sumber-sumber penghalang komunikasi antar bagian dan antar
individu dalam lembaga.
9. Hilangkan sumber-sumber yang menyebabkan orang merasa takut dalam
organisasi agar mereka dapat bekerja secara efektif dan efisien.
10. Hilangkan slogan-slogan dan keharusan-keharusan kepada staf. Hal seperti
itu biasanya hanya akan menimbulkan hubungan yang tidak baik antara
atasan dan bawahan; atau lebih jauh akan menjadi penyebab rendahnya
mutu dan produktivitas pada sistem organisasi; bawahan hanya bekerja
sekedar memenuhi keharusan saja.Hilangkan kuota atau target-target
kuantitatif belaka. Bekerja dengan menekankan pada target kuantitatif sering
melupakan kualitas.
11. Singkirkan penghalang yang merebut/merampas hak para pimpinan dan
pelaksana untuk bangga dengan hasil kerjanya masing-masing.
12. Lembagakan program pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan diri
bagi semua orang dalam lembga. Setiap orang harus sadar bahwa sebagai
professional harus selalu meningkatkan kemampuan dirinya, dan
13. Libatkan semua orang dalam lembaga ikut dalam proses transformasi
menuju peningkatan mutu.
14. Ciptakan struktur yang memungkinkan semua orang bisa ikut serta dalam
usaha memperbaiki mutu perusahaan.6
6 Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, perkembangan pemikiran mengenai kualitas, Total Quality
Management. :52
27
2.2.4 Siklus Deming (Deming Cycle)
Gambar2.1 Siklus Deming
Siklus deming yang biasa disebut dengan PDCA (Plan Do Check Act
Analyze) merupakan perwakilan dari proses perbaikan secara terus – menerus
(continues improvement) untuk perencanaan maupun mencoba meningkatkan
kinerja aktivitas baru. Elemen dasar siklus deming ini :
Plan (P) : merencanakan suatu perubahan atau percobaan atas
sesuatu yang baru (seperti ide,produk ,struktur organisasi,dll)
Do (D) : suatu perubahan atau pengerjaan menghasilkan
produk.
Check (C) : pengecekan apakah ada efek yang ditimbulkan dari
produk yang telah dihasilkan.
Act (A) : mengaplikasikan pada realitas atau pada kenyataan
yang ada dilapangan.
Ulangi lagi mulai dari langkah perencanaan diikuti dengan pengetahuan yang baru
dan ulangi juga langkah pengerjaan (Do), check (C) , Act (A) sampai terbentuk suatu
proses peningkatan kinerja dari yang sebelumnya. Siklus deming ini selalu berputar
Act Plan
(4) (1)
Check Do
(3) (2)
28
dan tidak akan pernah berhenti, karena perbaikan akan sesuatu tidak akan pernah
berhenti demikian pula halnya dengan kepuasan.
Siklus Deming ini dikembangkan untuk menghubungkan antara suatu produk
dengan kebutuhan pelanggan dan memfokuskan sumber daya semua departemen
(riset, desain, produksi, dan pemasaran) dalam suatu usaha kerja sama untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
2.2.5 kategori deming prize
The Deming Prize mempunyai 10 kategari, ke 10 kategori tersebut adalah :
1. Polices
2. Organisasi
3. Information
4. Standaritation
5. Human Resourches
6. Quality Assurance activities
7. Maintenance
8. Improvement activities
9. Effects
10. Future plan
Untuk lebih lengkapnya deming prize memiliki 10 kategori dengan masing –
masing kategori memiliki item, total item dari 10 kategori yang ada, masing –
masing memiliki 6 buah item, hanya kategori nomor 6 (quality assurance
29
activities) saja yang memiliki 12 item, jadi total item yang dimiliki adalah 66
item.
1. Kebijakan serta perencanaan yang matang dari perusahaan tersebut
Diantaranya ingin mengetahui bagaimana kebijakan akan manajemen
yang diterapkan dalam perusahaan tersebut, serta bagaimana
menerapkan quality control (QC) yang benar diperusahaan itu.
2. Organisasi dan manajemen
Bagaimana susunan organisasi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut
dan tugas – tugas antar departemen, bagaimana diaplikasikannya serta
bagaimana hubungan antar departemen berlangsung.
3. Pendidikan quality control dan penyampaiannya
Bagaimana cara menyampaikan quality control pada karyawan, apakah
dengan dilakukan pelatihan pada karyawan atau yang lain, serta
bagaimana perusahaan menerapkan quality circles.
4. Mengoleksi dan menstransmisikan serta informasi akan qualitas
Informasi akan kualitas harus disampaikan mulai atasan, antar
departemen, seksi produksi (pelaksana) sampai pada perusahaan.
5. Analisis
Untuk menganalisis apakah quality control sudah diterapkan dengan
benar, maka alat analisa yang digunakan adalah alat – alat control yang
ada di statistika.
30
6. Standarisasi
Standarisasi digunakan untuk mengetahui teknologi standar yang
diterapkan diperusahaan tersebut. Dengan demikian dapat dirancang
perbaikan akan teknologi standar tersebut untuk mencari output yang
optimal.
7. Control
Control perlu dilakukan untuk menjaga agar prosedur yang diterapkan
untuk perawatan maupun penerapan kualitas tidak berubah dari waktu ke
waktu.
8. Quality Assurance
Pada Quality Assurance ini meliputi pengembangan produk analisis
kualitas, desain pengembangan akan produk, produksi sendiri,
perawatan dll.
9. Effect
Dari penerapan quality control (QC) keseluruhan dari perusahaan
tersebut, bagaimana effek pada produk yang dihasilkan maupun servis
yang dilakukan.
10. Rencana masa depan
Dari efek diatas, dapat diketahui apa kelebihan dan kekurangan metode
quality control yang telah diterapkan perusahaan tersebut. Kelebihan dan
kekurangan tadi akan menjadi dasar atau acuan untuk merancang
kualitas yang lebih baik dimasa yang akan datang.
31
Dasar terbantuknya ke 10 kategori diatas, adalah dari nilai – nilai inti dan
konsep deming (yaitu 14 point deming dan siklus deming). Dari nilai inti dan
konsep dan ke 10 kategori diatas, terbagi atas 4 elemen dasar kerangka
kerja,
Yakni :
1. Keadaan perusahaan secara umum.
Keadaan perusahaan secara umum disini, ingin mengetahui apakah seluruh
anggota (karyawan) di organisasi atau perusahaan atau divisi perusahaan
mengetahui tempat kerjanya, pengetahuan para karyawan (mulai top
manager sampai lapisan karyawan yang paling bawah) ini meliputi awal dari
perusahaan, visi, inovasi, kebijakan kualitas yang diterapkan, keterlibatan top
manajemen, aturan penerapan dalam proses quality improvement, dll. Disini
dapat diketahui gambaran awal dari perusahaan seperti apa dan dari
perbaikan apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan tersebut.
2. Proses kerja yang dapat dilakukan.
Proses kerja yang diamati disini antara lain. Job analisis, bagaimana sifat
kepemimpinan top manajemen, pelayanan bagaimana yang diberikan oleh
customer, tujuan dari divisi perusahaan, rencana kualitas apa yang
diterapkan pada divisi perusahaan, evaluasi kerja yang dilakukan, dll.
3. Penerapan manajemen perusahaan.
Sebelum menerapkan manajemen, bagaimana yang akan dijalankan oleh
perusahaan. Hal – hal yang perlu diketahui antara lain : alat apa yang
digunakan untuk menjalankan manajemen yang baik, bagaimana
32
menganalisa suatu proses, usaha apa yang dilakukan untuk
mengembangkan perusahaan, dll. Dari hal – hal diatas, apakah dapat
meningkatkan kualitas yang ada diperusahaan.
4. Analisa output perusahaan
Untuk menganalisa output yang bagus, kita perlu mengetahui aturan kerja
atau work flow, kerja dari para karyawan, struktur organisasi yang
diharapkan, fasilitas yang mendukung proses, training atau pelatihan
diharapkan untuk memperbaiki skill para karyawan.
Keempat alemen dasar kerangka kerja diatas dibentuk, pada intinya ingin
mengetahui bagaiman penerapan kualitas disuatu organisasi atau perusahaan.
Berikut ini adalah scoring untuk masing – masing elemen dasar :
33
1. Keadaan perusahaan secara umum
KATEGORI TARGET SCORE
1. Kesadaran akan strategi perusahaan
2. Visi untuk masa depan
3. Inovasi
4. Kebijakan kualitas
5. Value system / etika
6. Keterlibatan pihak top managemen
7. Komitmen mewujudkan tujuan
8. Aturan peningkatan kualitas
9. Perhatian peningkatan kualitas
10. Struktur peningkatan kualitas
11. Sadar akan produktivitas
12. Sikap / moral
13. Kerjasama
14. Keterlibatan
15. Persepsi lingkungan kerja
16. Interaksi sosial
17. Karakteristik tugas karyawan
18. Konsekuensi pembatas
19. Orientasi kustomer
20. Komunikasi
Total (rata – rata score dibagi 20)
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
Tabel 2.3 Target score untuk keadaan perusahaan.
34
2. Proses kerja
KATEGORI
TARGET SCORE
1. Job analysis
2. Wewenang tertinggi
3. Perhatian akan kualitas
4. Kepemimpinan top manajemen
5. Aktivitas pelayanan customer
6. Definisi improvement
7. Tujuan unit kerja
8. Tujuan organisasi
9. Rencana penerapan kualitas
10. Rencana strategi
11. Efisiensi organisasi
12. Investasi
13. Metode
14. Ide baru
15. Masukan karyawan
16. Peningkatan yang dicapai
17. Pengukuran
18. Feedback
19. Evaluasi
20. Hasil yang didapat
21. Penghargaan
1.50
1.50
1.70
1.55
1.60
1.60
3.50
3.50
1.50
1.50
3.50
3.50
3.50
3.50
1.40
3.50
1.50
1.40
1.50
1.00
1.50
Total ( rata – rata score dibagi 21)
2.12
Tabel 2.4 Target score untuk proses kerja
35
3. Manajemen perusahaan
KATEGORI
TARGET SCORE
1. Assement / penilaian
2. Definisi tool / alat kerja
3. Ukuran kerja
4. Komunikasi
5. Perkembangan organisasi
1.30
1.50
1.50
1.50
1.50
Total (rata – rata score dibagi 5)
1.46
Tabel 2.5 Target score untuk manajemen perusahaan.
4. Output yang di hasilkan
KATEGORI
TARGET SCORE
1. Aliran kerja / delay
2. Fasilitas
3. Peralatan
4. Staffing
5. Pemborosan
6. Pelatihan
7. Struktur kerja
8. Supplay bahan – bahan
9. Survey kualitas kustomer
10. Kuantitas / jumlah
11. Reliabilitas
3.50
3.50
3.50
3.50
3.50
3.50
3.50
3.50
3.50
3.50
3.50
Total (rata –rata score dibagi 11)
3.50
Tabel 2.6 Target score untuk output yang dihasilkan.
36
2.3 Model – Model Kualitas
Selain model Deming Prize,masih banyak konsep-konsep penilaian kerja
yang hampir sejenis dengan deming prize, yaitu sama-sama ‘award’ ataupun model
yang hasilnya memperoleh pengakuan seperti sertifikasi dari lembaga internasional.
Dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk mencari model yang paling cocok
dengan situasi dan kondisi perusahaan, yaitu PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
Oleh karena itu berikut ini akan dijabarkan 5 model kualitas selain deming prize,
berikut dengan penjelasan singkatannya.
Model mana yang memenuhi persyaratan untuk dipilih, perbandingan antar
model dan kemudian kenapa model deming prize dipilih dari 5 model tersebut.
Adalah :
1. European Quality Award ( EQA)
2. Australian Quality Award (AQA)
3. The Nasa Quality And Excellence Award (NASA)
4. ISO 9000 Standarization
5. Malcolm Baldrige Award
Adapun masing-masing dari model kualitas diatas memiliki berbagai macam
pengertian atau pembahasan yang mungkin dapat dimengerti untuk membedakan
klasifikasi antara kelima mode tersebut satu persatu.
2.3.1 European Quality Awerd (EQA)
Dikelola dan dikembangkan oleh The European Foundation For Quality
Management (EFQM) mulai tahun 1991, didukung oleh European Commision dan
The European Organization For Quality (EOQ) sampai dengan mei 1999. EFQM
37
telah beranggotan kurang lebih 800 organisasi yang berkomitmen untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas untuk mencapai hasil bisnis yan excellence.
Seperti halnya dengan deming prize, EQA tergolong dalam model
manajemen kualitas (quality management model) dan juga di berikan sikap
tahunnya kepada organisasi yang memenuhi persyaratan memiliki kinerja yang baik.
Award EQA dibagi dalam berbagai jenis organisasi :
1. Organisasi Besar (Large Businesses)
2. Limit oprasional dari suatu perusahaan (Oprasional Unis Of Companies)
3. Organisassi kemasyarakatan (Public Sector Organization)
4. Perusahaan kecil dan menengah (Small and Medium Sized Enterprizes)
5. Berdiri sendiri (Independent)
6. Anak cabang/bagian (Subsidiaries)
Keuntungan dari award ini :
1. Mempertajam focus dari organisasi dan langkah-langkah peningkatannya.
2. Memacu kerja tim agar selalu bekerja sesuai jadwal kerja dengan tujuan
yang jelas dan meningkatkan kesajahtraan mereka.
3. Memperkuat kewaspadaan terhadap hasil-hasil bisnis yang excellence.
4. Menciptakan desktipsi organisasi yang terarah, seperti bagaimana
aktifitasyang harus dilakukan, metode yang digunakan dan hasil yang
dicapai. Hal ini berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi, berpromosi
dah berlatih.
38
KATAGORI POINTS
1. Leardship
1.a. leaders develop the mission, vision and values and role models of
culture of excellence.
1.b. leaders are personally involved in ensuring the organization’s
management system is developed, implemented and continuously
improved.
1.c. leaders are involed with customers, partners and representatives of
society.
1.d. leaders motivate, support and recognize the organization’s people.
2. Policy and strategy
2.a. policy and strategy are based on the present and future needs and
expectations of stakeholders.
2.b. policy and strategy are based on information from performance
measurement, research, learning and creativity realeted activities.
2.c. policy and strategy are developed, reviewed and update.
2.d. policy and strategy are developed trought a frame work of key
processes.
3. people
3.a. people resources are planed, manaced and improved.
3.b. people’s knowledge and competencies are indentified, developed and
sustained.
3.c. people are involued and empowered.
3.d. people and the organization have a dialogute.
3.e. people are rearded, recognized and cared for.
4. partnership and resources
4.a. external partnerships are managed.
4.b. finances are managed.
10 %
8 %
9 %
9 %
39
4.c. buildings, equipment and materials are managed.
4.d. information and knowledge are managed.
5. processes
5.a. processes are systematically designed and managed.
5.b. processes are improved as needed, using innovation in order to fully
satisfy and generate increasing value for customers and other stakeholders.
5.c. products and services are designed and developed based on customer
needs and expectations.
5.d. products and services are produced, delivered are managed.
5.e. customers relationship are managed and enhanced.
6. customers results
6.a. perception measure.
6.b. performance indicators.
7. people results
7.a. perception measure.
7.b. performance indicators.
8. society results
8.a. perception measure.
8.b. performance indicators.
9. key performance results
9.a. key performance outcomes
9.b. key performance indicators.
14 %
20 %
9 %
6 %
15 %
TOTAL POINTS 100 %
Tabel 2.7 Kategori European Quality Award
40
Kerangka kerja dari EQA dibagi menjadi 2 bagian yang sama besar, yaitu
50% untuk enablers dan 50% untuk results. Enablers berkenaan dengan ‘HOW’
hasil dicapai dan results berkenaan dengan ‘WHAT’ yang telah dan akan dicapai
organisasi.
Gambar 2.2 Kerangka Kerja EQA
2.3.2 Australian Quality Award (AQA)
Awal ini mulai diperkenalkan sejak tahun 1988 dan hanya berlaku untuk
organisasi-organisasi di Australia. Dasar pembentukannya hamper sama dengan
EQA, yaitu terutama untuk meningkatkan usaha dari para pelaku organisasi agar
memperhatikan pentingnya kualitas dalam persaingan local maupun internasional
dan apa dampaknya terhadap komunikasi warganya. Diharapkan dengan
ENABLERS RESULTS
INNOVATION AND LEARNING
L
E
A
D
E
R
S
H
I
P
Policy
strategy
People
Results P
R
O
C
E
S
S
People
Partnership
& resource
Customer
Results
Society
Results
Key
Perfor
mance
Results
41
munculnya para pemenang dengan kinerja organisasi yang luar biasa akan
merangsang organisasi lain untuk selalu waspada dan berusaha untuk menjadi lebih
baik.
Award ini diberikan kepada 3 bagian :
1. Organisasi besar (Large Organization)
2. Devisi / bagian dari organisasi (Subsidiaries and Divisions Section)
3. Perusahaan kecil (Small Enterprises Section)
Gambar 2.3 Kerangka Kerja (AQA)
Leadership
Information
and
Analysis
Quality of
Processes
Product and
Suppliers
Customers Focus
People
Customers
Policy
and
Planning
42
ELEMEN EVALUASI KRITERIA
POINTS
1. Performance Achievement
1.1 Customer satisfaction
1.1.1. Contract performance
1.1.2. Schedule
1.1.3. Cost
1.2 Quality
1.2.1. QA (hardware / software / servis)
1.2.2. Vendor quality assurance and involvement
1.2.3. External communication
1.2.4. Problem prevention and resolution
1.3 Productivity
1.3.1. Software utilization
1.3.2. Process improvement and equipment modernization
1.3.3. Resources conservation
1.3.4. Effective use of human resources
2. Process Achievement
2.1 Commitment and communication
2.1.1. Top management commitment / involvement
2.1.2. Goals, planning, and measurement
2.1.3. Internal communication
2.2 Human Resource activities
2.2.1. Training
2.2.2. Work force involvement
2.2.3. Awards and recognition
2.2.4. Health and safety
TOTAL POINTS
600
120
50
50
120
50
40
40
40
30
30
30
400
100
80
40
50
50
40
40
1000
TTabel 2.8 Kategori Australian Quality Award
43
Sistem penilaian AQA terdiri dari 3 tahap
1. Proses evaluasi – untuk mengevaluasi seluruh input.
2. Proses memutuskan – untuk survey dan sleksi akhir
3. Feer back – semua oganisasi yang mengajukan aplikasi award menerima
laporan dari penilai berserta dengan komentarnya sebagai timbale balik.
2.3.3 The NASA Quality and Excellence Award
Award khusus ini diperuntukan untuk industri penerbangan. Nama trophynya
mengambil nama dari M.Low yang diknal sebagai ilmuwan pendididk pada tahun
1950 sebagai penghargaan kepada beliau. Award ini diperuntukkan untuk
kontraktor, sub-kontraktor, supplier. NASA sebagai penghargaan kepada inovasi
dan kesempurnaan mereka.
Tujuan dari Award ini :
1. Meningkatkan kewaspadaan terhadap pentingnya kualitas.
2. Mendorong majunya bisnis domestic dan persaingan di USA.
3. Saling membuka informasi terhadap pengalaman dan metode yang
sukses.
2.3.4 ISO 9000 Standardization
Standar seri ISO 9000 mulai dipublikasikan sebagai manajemen dan jaminan
kualitas (quality assurance model) sejak tahun 1987. Pada sub bab ini, tidak akan
dijabarkan mengenai ISO 9000 secara detail dan bagaimana proses regrestasinya,
namun lebih kepada konsepnya untuk dibandingkan dengan deming prize. Starndar
44
Internasional ISO 9000 tidak diatur atau dimonopoli oleh suatu Negara tertentu.
Setia Negara boleh menjadi badan sertifikasi asalkan dikelola secara professional
menurut standar ISO internasional dan bersifat independen,dalam arti tidak berbau
politik. Sertifikat ISO ini dikeluarkan untuk beberapa lembar yang berbeda, sehingga
mungkin saja suatu perusahaan memperoleh sertifikat ISO dari Negara lain.
Pada intinya ISO 9000 lebih menekankan kepada dokumentasi dan
kesusaian (conformity) dengan standar. Dari sekian banyak audit system kualitas
seri manajemen ISO 9000, mulai ISO 9000 – 14.000 mengenai lingkungan,
semunya mempunyai system penilaian yang sama, yaitu suatu organisasi akan
memperoleh sertifikat (dari lembaga yang berwenang) apabila system kualitasnya
‘sesuai’ dengan standar yang berlaku dan oprasionalnya juga sejalan dengan
persyaratan yang dibutuhkan.
Dengan mendapatkan sertifikat ISO ini suatu organisasi dapat membuktikan
bahwa dirinya sudah memenuhi persyaratan standar untuk melayani konsumen,
demikian pula hubungan dengan supplier yang berarti barang yang dibeli sudah diuji
sesuai dengan persyaratan yang diminta, sehingga disini dapat ditarik kesimpulan
bahwa dengan menjalankan proses standarisasi ISO 9000 ini, organisasi ini akan
menjadi lebih disiplin dalam menjalankan organisasi mereka.
“The Most Visible Characteristic in ISO 9000 is the requairement to estabilish
and maintain documented quality system manual and procedur-procedur”
45
2.3.5 Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA)
MBNQA ini adalah suatu cara untuk mendukung komitmen terhadap kinerja
suatu organisasi, memberikan kerangka kerja untuk memperbaiki dan
menyempurnakan kinerja tersebut. Award ini disahkan dengan ditandatanganinya
Malcolm Baldrige National Improvement Act oleh presiden Ronald Reagean pada
tanggal 20 Agustus 1987. Nama Melcolm Baldrige berasal dari nama Secretary Of
Commers yang menjabat pada departemen perdagangan (the departemen of
commerce) dari tahun 1981 sampai dengan meninggalnya beliau karana kecelakan
pada tahun 1987.
Tujuan dari Baldrige Award ini adalah :
1. kesadaran akan pentingnya kualitas dan dampaknya terhadap persaingan.
2. Pemahaman akan persyaratan-persyaratan untuk menciptakan kuwalitas
yang sempurna (Excellence in quality)
3. Saling memberi informasi mengenai strategi yang sukses dan keuntung -
keuntungan yang didapatkan.
“The value in the Baldrige process is understanding how the criteria apply to your
company and the process within your company. Successful strategies arean’t the
same. Fot every industry or every company within an industry. The baldrige is one of
many templates tu use to evaluate your situation and plan your future course no one
can tell you what your company has o do the comes in discovering it for your self “
46
Sampai award 1998, partisipan award ini di bagi dan hanya di berikan
kepada 6 perusahaan yaitu (masing-masing 2 award) :
1. Perusahaan manufaktur
2. Perusahaan jasa
3. Perusahaan kecil
Namun mulai awal 1999 dan saat ini, partisipan ditambah 2 katagori lagi sehingga
total ada 5 katagori organisasi yaitu : insitusi pendidikan, organisasi kesehatan.
Perubahan lgi terletak pada jumlah award yang diberikan pada tiap jenis organisasi,
yaitu dari semula 2 award untuk masing-masing katagori organisasi menjadi
maksimal 3 award.
Sistem perspektif kerangka kerja Baldrige Criteria :
5. human
resources focus
4. information and analysis
6. process
managemen
3. costumer and
market focus
7. business results
1. leadership 2. strategy
planning
Customer and market focus
Gambar 2.4 Kerangka Kerja MBNQA
47
2.3.6 Pemilihan Perbandingan Model-Model Kualitas Dari seluruh uraian keenam model kinerja di atas, penulis tidak
membandingkan kelima model secara satupersatu dengan model deming prize,
tetapi hanya model Melcolm Baldringe dan ISO 9000. Hal ini dikarnakan beberapa
alasan :
a. Pada model Melcolm Baldrige mempunyai kesamaan dalam hal criteria
katagori, hanya pada kedua model ini ada beberapa perbedaan yang lebih
kepada penekanan konsep. Oleh karna itu selanjutnya akan dibandingkan
secara khusus kedua model ini.
b. Pada model ISO 9000, meskipun bukan termasuk jenis award namun konsep
ISO ini sangat popular digunakan dikalangan industri. Karna melihat pada
tujuan yang hamper sama yaitu meningkatkan kinerja perusahaan, penulis
akan mencoba membandingkan kedua model ini lebih dalam.
c. Pada model AQA &EQA, sebenarnya kedua model ini seperti halnya dengan
EQA merupakan jenis system penilaian yang hamper sejenis dengan EQA
merupakan jenis system penilaian yang hamper sejenis dengan the deming
prize. Namun penulis kesulitan dalam mendapat data dan informasi yang
lebih banyak, sehingga diputuskan untuk membandingkan the deming prize
dengan kedua model ini.
d. Khusus NISA award, karna hanya berlaku untuk industri penerbangan,
dimana dalam beberapa aspek pasti berbeda dengan industri lain pada
48
umumnya, maka penulis juga mengasumsi untuk tidak membandingkan
dengan model ini.
2.4 Evaluasi Pemilihan Konsep Deming Prize
Setiap award / model kualitas pasti mempunyai kelebihan dan kelamahan,
tergantung pada persepsi, diskripsi dan penerapannya didalam suatu organisasi. Hal
ini sangat dimungkinkan karena manajemen dan kebijakan setiap organisasi pasti
berbeda meskipin jenis organisasinya sama.
Salah satu kelebihan The deming prize yang sesuai dengan pernyataan
diatas, tertulis dalam karakteristik criteria yaitu “The criteria are non prespective and
adaptable” yang berarti bahwa meskipun the doming prize mempersyaratkan
results-oriented namun krateria ini tidak mengharuskan.
a. Penggunaan metode, trknik, teknologi, system, pengunguran/persyaratan awal
tertentu.Fokusnya adalah pada hasil, bukan pada prosedur, metode/struktur
organisasi sehingga yang diutamakan adalah pengembangan pendekatan
yang kreatif, adaptif, dan fleksibel. Pemilihan dengan teknik, system dan
metode tersebut tergantung pada tipe dan ukuran bisnis organisasi,
kemampuan dan tanggung jawab dari personelnya.
b. Suatu organisasi harus mempunyai departemen kualitas, departemen
perencanaan atau sejenisnya.
c. Bagaimana suatu organisasi harus berbentuk (struktur organisasi).
d. Beberapa unit dalam suatu organisasi harus dikelola dengan prosedur yang
sama.
49
Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis tidak membandingkan mana metode
yang terbaik dan mana yang jelek, namun lebih kepada perbandingan letak
kelebihan dan “ketidaksesuaian”. (bukan kelemahan) yang sekali lahi
(penekanannya) lebih tergantung pada sesuatu penerapannya pada pengukuran
kinerja di jenis organisasi apapun nantinya.
Karna penulis beranggapan bahwa yang paling penting adalah kemauan dan
kerja keras dari pihak manajemen organisasi untuk selalu melakukan perbaikan
terus menerus (continuons improvement) dan selalu meningkatkan kinerjanya, baik
terhadap konsumen maupun hasi-hasil bisnis lain.
Namun karna pada penelitian tugas akhir ini, penulis menggunakan konsep
dan prosedur dari The Deming Prize, maka berikut akan diberikan alasan kenapa
dipilih model tersebut berserta perbandingan the deming prize dengan 2 model
kualitas lain yaitu Baldrige Award (AMBNQA) dan ISO 9000. Kenapa kedua model
itu? Karna seperti yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya, kedua modek ini
mempunyai data dan informasi yang cukup lengkap untuk dibandingkan dengan
deming prize
BALDRIGE AWARD DEMING PRIZE ISO 9000
Tujuan
Focus
Untuk
Mendorong Perusahaan untuk
belajar shering dalam persaingan
secara nasional.
Kepuasan konsumen.
Hanya perusahaan-perusahaan
Penghargaan diberikan
kepada perusaan yang
secara kontinyu menjalankan
pengawasan kualitas.
Metode statistic.
Individu, perusahaan dan
Menjamin pembeli akan
produk yang dibelinya.
Kesesuaian dalam praktek.
Perusahaan, divisi dari
50
Waktu
Sharing
informasi
Penerima
Penilaian
USA.
Siklus 1 tahunan, diperbarui
setelah 5 tahun.
Pemenang diminta untuk sharing
informasi mengenai kualitas
dengan perusahaan lain.
Mx 2 penghargaan / perkatagori.
Tidak ada kesamaan penilaian,
aplikasi ditinjau oleh 5-15
anggota dewasa, kunjungan ke
lokasi dilakukan dan bukti usaha
improvement harus disiapkan.
bagian-bagiannya /
perusahaan skala kecil.
2-5 tahun, persiapan
bersama JUSE.
Penyabaran informasi
sukarela dan minimal.
Siapa saja yang memenuhi
kreteria. Bagi yang belum
memenuhi dilakukan
perpanjangan 2x dalam masa
3 tahun.
Ujian/peninnjauan dilakuakn
oleh para senior yang dipilih
dari anggota JUSE.
fasilitas diseluruh dunia.
6-12 bulan, tergantung dari
kapan mulainya.
Tidak punya kuwajiban
untuk menyebarkan
informasi kepada yang lain.
Perusahaan dilibatkan
dalam perdagangan
internasional untuk dapat
dekat sebagai anggota EC
(European commitee).
Menilai kualitas secara
manual seperti dokumen
kerja, audit tempat apakah
ada kesesuaian
kualitas/tidak.
Tabel 2.9 Perbandingan Sistem Baldrige Award,Deming prize & ISO 9000
51
2.4.1 TheDeming Prize dan MBNQA
BALDRIGE AWARD DEMAING PRIZE
Tujuan
Fokus
Untuk
Waktu
Sharing
Informasi
Penerima
Penilai
Mendorong perusahaan untuk
belajar sharing dalam persaingan
secara nasional.
Kepuasan konsumen.
Terbatas hanya untuk
perusahaan USA.
Siklus 1tahunan, diperbarui
setelah 5 tahun.
Siklus 1 tahunan, diperbarui
setelah 5 tahun.
Pemenang diminta untuk sharing
informasi mengenai kualitas
dengan perusahaan lain.
Max 2 penghargaan /
perkategori.
Tidak ada kesamaan penilaian,
aplikasi ditinjau oleh 5 – 15
anggota dewan, kunjungan
kelokasi dilakukan dan bukti
usaha improvement harus
disiapkan.
Penghargaan diberikan kepada
perusahaan yang secara kontinyu
menjalankan pengawasan kualitas.
Metode statistic.
Individu,perusahaan dan bersekala
kecil.
2-5 tahun, persiapan bersama JUSE.
2-5 tahun,persiapan bersama JUSE.
Penyebaran informasi sukarela dan
minimal
Siapa saja yang memenuhi kriteria.
Bagi yang belum memenuhi dilakukan
perpanjangan 2 kali dalam masa 3
tahun
Ujian / peninjauan dilakukan oleh para
senior yang dipilih anggota JUSE.
Tabel 2.10 Perbandingan MBNQA dan Deming Prize
52
Dari tabel diatas, perbedaan yang paling mencolok adalah pada poin tujuan
dan fokus. Tujuan dari MBNQA lebih menekankan pada sharing informasi dalam
persaingan skala nasional (USA), sedangkan pada Deming Prize memilik tujuan
utama yaitu menjalankan kualitas secara kontinyu, tanpa memperhatikan
perusahaan lain (tidak melakukan sharing). Memperhatikan perusahaan lain hanya
sebatas benchmarking untuk memperbaiki diri sendiri. Sedangkan pada poin fokus,
MBNQA lebih menekankan kepada kepuasaan konsumen, sedangkan pada
Deming Prize fokusnya adalah menerapkan dasar – dasar metode statistik untuk
meningkatkan kinerja perusahaanya.
Dari dua perbedaan diatas, penulis mencoba mencocokan dengan kondisi
perusahaan tempat penelitian berlangsung. Perusahaan ini umumnya memasarkan
langsung hasil produknya kepasaran, dan perusahaan sejenis yang ada di Indonesia
relatif banyak. Jika dilihat dari tujuan MBNQA yang lebih mengutamakan sharing,
perusahaan justru lebih tertutup dalam menjalankan proses produksinya.
Sebenarnya untuk semua perusahaan yang ada di Indonesia, baik itu manufaktur
atau jasa cenderung menutup diri, hal ini bisa dikarenakan satu alasan yang klasik
yakni takut ditiru. Ketakutan tersebut sangat beralasan untuk perusahaan yang ada
di Negara berkembang (Indonesia khususnya), karena dengan teknologi yang pas –
pasan akan sulit bersaing dengan perusahaan yang lebih maju. Untuk itulah penulis
lebih memilih tujuan Deming Prize yaitu meningkatkan kinerja perusahaan dengan
cara menjalankan kualitas secara kontinyu.
53
2.4.2 The Deming Prize dan ISO 9000
DEMING PRIZE ISO 9000
Tujuan
Fokus
Untuk
Waktu
sharing
Informasi
Penerimaan
Penilaian
Penghargaan diberikan kepada perusahaan
yang secara kontinyu menjalankan pengawasan
kualitas.
Metode statistik.
Individu, perusahaan dan bagianya / perusahaan
berskala kecil.
2-5 tahun, persiapan bersama JUSE.
Penyebaran informasi sukarela dan minimal.
Siapa saja yang memenuhi kriteria bagi yang
belum memenuhi dilakukan perpanjangan 2 x
dalam masa 3 tahun.
Ujian / peninjauan dilakukan oleh para senior
yang dipilih angota JUSE.
Menjamin pembeli akan produk
yang dibelinya.
Kesesuaian dalam praktek.
Perusahaan, divisi dan fasilitas
diseluruh dunia.
6-12 bulan, tergantung dari kapan
mulainya.
Tidak punya kewajiban untuk
menyebarkan informasi kepada
yang lain.
Prusahaan dilibatkan dalam
perdagangan internasional untuk
dapat diakui sebagai anggota EC
(European kommite).
Menilai kualitas secara manual
seperti dokumen kerja, audit
tempat apakh ada kesesuaian
kualitas / tidak.
Tabel 2.11 Perbandingan Deming Prize dengan ISO 9000
Dari perbandingan diatas perbedaannya paling mencolok diantara keduanya
adalah pada point penerimaan dan penilaian. Pada Deming, penerimaan bisa siapa
saja, apakah individu, organisasi sedangkan pada ISO 9000 hanya pada
54
perusahaan saja yang diakuin keberadaannya oleh dunia internasional. Dari point
ini, keikutsertaan perusahaan dalam ISO 9000 cenderung bersifat adanya
keterpaksaaan agar perusahaan bisa diakuin oleh dunia internasional, dengan
begitu produk yang ditawarkan memiliki nilai jual yang tinggi (profit oriented).
Sedangkan pada Deming Prize cenderung bersifat sukarela, tidak adanya paksaan
yang bersifat profit oriented (pada dasarnya model Deming tidak menganut profit
oriented). Jadi perusahaan maupun individu yang ingin mengajukan Deming Prize,
disebabkan karena meraka ingin mengetahui kinerja mereka sampai dimana dan
penghargaaan ini bisa menjadi prestisius sendiri.
Pada point penilaian, untuk Deming Prize dilakukan oleh beberapa anggota
senior JUSE dengan cara meninjau langsung kinerja perusahaan. Memberi lembar
kuisioneer dan dilakuakan secara bertahap. Sedangkan pada ISO 9000, penilaian
dilakuakan atas dasar Dokumen yang ada diperusahaan, jadi penilaian berdasarkan
atas data / dokumen perusahaan bukan tinjauan langsung bagaimana keadaan
perusahaan yang sebenarnya. Dari penelitaian dilakuan sekali, apabila sesuai
langsung mendapatkan sertifikat ISO 9000.
Berikut konsep dasar pada Deming Prize yang tidak terdapat pada ISO 9000
1. Proaktif dalam perbaikan terus – menerus.
2. Keterlibatan semua pihak (mulai pimpinan – karyawan) dalam usaha
peningkatan kualitas.
3. Proses perencanaan bisnis yang matang
4. Komunikasi, kerja tim, serta tidak adanya perbedaan antar karyawan dan top
manajemen.
55
5. Adanya factor tidak puas akan kualitas yang ada sekarang.
Konsep dasar pada ISO 9000 yang tidak terdapat pada Deming Prize
1. Pengendalian dokumen.
2. Identifikasi produck.
3. Waktu kerja, kerja standar
4. Penerimaan, inspeksi akhir dan ujian persyaratan.
5. Pengendalian pada bahan baku yang tidak sesuai.
Pada dasarnya system penilaian pada ISO 9000 lebih banyak pada evaluasi
kualitas manual dan dokumen kerja dari organisasi. Audit untuk mengetahui sampai
berapa kesesuaiannya standar operasi dan prosedur (SOP) kerja, dan kelengkapan
system dokumentasi sistem kualitasnya. Oleh karena itu regristasi pada ISO 9000
tidak berpatokan pada results – oriented ataupun suatu proses perbaiakan. Yang
dipentingkan adalah mencegah terjadinya ketidak sesuaian pada seluruh tahap,
mulai dari proses sampai dengan kemasan yang diberikan. Dari uraian diatas
sebenarnya model ISO 9000 pun bisa diterapakan pada penelitian ini, namun
penerapan lebih kepada ”kesesuaian” dengan standar dan “dokumentasi”, bukan
pada perbaikan dan kekutan internal perusahaan seperti yang diinginkan untuk
ditunjukan pada penelitian ini, maka penulis bersama dengan pihak manajemen PT.
ETHICA INDUSTRI FARMASI menganggap bahwa untuk perencanaan strategi
kedepan yang diutamakan adalah analisa penilaian,khususnya kinerja internal dan
penilaian ini membutuhkan system penilaian dengan point – point yang jelas dan
bukan terpaku pada regrestasi oleh karena itu maka dipilih model The Deming Prize
sebagai model dasar penelitian tugas akhir.
56
2.5 Uji Validitas dan Realibilitas
2.5.1 Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validitas yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukur (test) dalam melakukan
fungsi ukurnya. Suatu test dapat dikatakan mempunyai validitas yang sangat tinggi
apabila test tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang
sesuai dengan maksud dikenakannya tersebut.
Suatu test yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan
diadakannya pengukuran dikatakan sebagai test yang memiliki validitas rendah. Sisi
lain yang sangat penting dalam konsep validitas adalah kecermatan pengukuran
(metode penelitian :33)b suatu test yang validitasnya tinggi tidak saja akan
menjalankan fungsi ukurnya dengan tetap, akan tetapi juga dengan kecermatan
tinggi.
Pengertian validitas sangat erat berkaitan dengan tujuan pengukuran. Oleh
karena itu tidak ada validitas yang berlaku secara umum untuk semua tujuan
pengukuran. Suatu test hanya menghasilkan ukuran yang valid untuk satu tujuan
yang valid guna pengambilan keputusan dept saja tidak valid sama sekali guna
pengambilan keputusan lain, bagi kelompok lain.
Bagaimana realibilitas maka estimasi validitas suatu pengukuran pada umum
nya dinyatakan secar empiris oleh suatu koevisien yang disebut koevisien validitas.
Tdak seperti estimasi realibilitas yang dinyatakan oleh korelasi antara score dari dua
test yang paralel, koevisien validitas dinyatakan oleh korelasi antara distribusi score
57
test yang bersangkutan dengan distribusi score suatu kriteria. kriteria ini dapat
berupa score test lain yang mempunyai fungsi ukur sama, dan dapat pula berupa
ukuran – ukuran lain yang relevan.
Bila score test diberi symbol X dan score kriteria mempunyai symbol Y, maka
koevisien korelasi antara test dan kriteria itu merupakan kovisien validitas yaitu � .
Koviesien validitas hanya punya makna apabila mempunyai harga yang
positive. Walaupun semakin tinggi mendekati angka 1 berarti suatu test semakin
valid hasil ukurnya, namun pada kenyataannya koevisien validitas tidak akan pernah
mencapai angka 1. Bahkan memperoleh koevisien validitas yang tinggi adalah lebih
sulit dari pada memperoleh koevisien realibilitas yang tinggi.
Estimasi validitas pada dasrnya menggunakan analisis korelasional. Namun
tidak semua pendekatan validitas memerlukan analisis statistika. Tipe validitas yang
berbeda menghendaki cara analisi yang berbeda pula.
Umumnya, tipe validitas terbagi atas validitas isi (content), validitas konstruck
(construct), validitas berdasar kriteria (criterion realated).
1. Validitas isi
Validitas isi menunjukkan sejauh mana item – item dalam test mencakup
keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh test itu. Pengertian mencakup
keseluruhan kawasan isi tidak saja berarti test itu harus komprehensif, akan tetapi
isinya harus pula tetap relevan dan tidak keluar dari batasan – batasan tujuan
pengukuran. Pengujian validitas isi tidak melalui analisa statiska, tetapi
menggunakan analisis operasional. Salah satu cara yang paling praktis untuk
58
melihat apakah validitas isi telah terpenuhi adalah dengan melihat apakah item –
item dalam test telah ditulis sesuai dengan blue printnya.
2. Validitas konstruk
Validitas konstruck adalah validitas yang menunjukan sejauh mana suatu test
trait atau konstruksi teoritis aspek yang hendak diukurnya. Untuk pengujian validitas
konstruck diperlukan analisis statistika yang kompleks seperti prosedur analisa
faktor. Salah satu prosedur pengujian validitas konstruck yang lebih sederhana
adalah dengan melalui pendekatan multi trait, multi method. Pendekatan ini akan
menguji serentak dua atau lebih trait yang diukur oleh dua atau lebih metode. Dari
prosedur ini akan diperoleh adanya bukti validitas diskriminan dan validitas
konvergen.
Validitas diskriminan deperlihatkan oleh rendahnya korelasi antara skala atau
test yang mengukur trait yang berbeda terutama bila digunakan metode yang sama,
sedangkan validitas kovergen ditunjukkan oleh tingginya korelasi test – test yang
mengukur trait yang sama dengan menggunakan metode yang berbeda.
3. Validitas berdasarkan criteria
Dalam pengujian validitas berdasar criteria, bukti adanya validitas suatu test
diperlihatkan oleh hubungannya dengan suatu criteria. Untuk melihat hubungan
termasuk dilakukan analisis korelasional. Apabila suatu test disusun untuk
memprediksikan performansi dimasa yang akan datan, maka guna melihat
validitasnya perlu dilakukan analisis korelasional antara skor test tersebut dengan
skor performansi. Skor performansi sebagai criteria tentu baru akan diperoleh
59
setelah tenggangan waktu tertentu. Prosedur inilah yang menghasilkan koefisien
validitasnya prediktif.
2.5.2 Realibilitas
Relibilitas yang diterjemahkan dari kata reliability, mempunyai asal kata rely
dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas disebut sebagai reliable. Walaupun
reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterdalam,
konsistensi, kestabilan dan sebagainya namun ide pokok dalam konsep reliabilitas
adalah sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya. Artinya hasil ukur adalah
yang sama diperoleh hasil yang relative sama, kalau aspek yang diukur dalam diri
subjek memang belum berubah. Pengertian relative menunjukan bahwa ada
toleransi terhadap perbedaan – perbedaan kecil diantara hasil pengukuran. Bila
perbedaan itu besar dari waktu ke waktu, maka hasil pengukuran itu tidak dapat
dipercaya atau tidak reliable.
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukan oleh suatu angka
yang disebut koefisien reliabilitas. Pada awalnya, tinggi rendahnya reliabilitas
dicerminkan oleh tinggi rendahnya korelasi antara dua distribusi skor dari dua test
yang pararel yang dikenakan pada sekelompok individu yang sama. Semakin tinggi
koefisien korelasi antara dua test yang parallel itu berarti kosistensi antara keduanya
semakin baik dan kedua test itu disebut sebagai test yang reliabel. Sebaiknya
apabila korelasi antara dua test yang parallel ternyata tidak tinggi, maka disimpulkan
bahwa reliabilitas test yang bersangkutan adalah rendah. Koefisien korelasi antara
dua variabel dilambangkan oleh huruf r. apabila skor pada test pertama diberi
60
lambang X dan skor pada test paralelnya diberi lambang Y, maka koefisien korelasi
antara keduanya diberi lambang � . Simbolinlah yang kemudian diadopsi sebagai
symbol koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis besarnya koefisien reliabilitas
berkisar antara 0 – 1 akan tetapi pada kenyataanya koefisien sebesar 1 tidak pernah
dijumpai . Disamping itu, walaupun koefisien korelasi dapat saja bertanda positif (+)
ataupun negatif (-), akan tetapi dalam hal reliabilitas koefisien yang besarnya kurang
dari 0 tidak ada artinya karena interprestasi reliabilitas selalu mengacu kepada
koefisien positif. Jangankan koefisien yang bertanda negate, koefisien reliabilitas
yang positif tetapi mendekati harga nol pun tidak ada artinya dalam interprestasi
reliabilitas. Koefisien reliabilitas sebesar � = 1 berarti adanya kosistensi yang
sempurna pada alat ukur yang bersangkutan. Kosistensi seperti itu tidak dapat
diharapkan akan terjadi pada pengukuran aspek – aspek psikologis, dikarenakan
manusia sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan sumber error yang
potensial. Dalam perkembangan berikutnya, telah dirumuskan pula berbagai cara
pendekatan dan formulasi hitung guna mengestimasikan reliabilitas. Selain teknik –
teknik korelasi, berkembang pula teknik analisis varians skor dan analisis varians
error. Namun demikian, untuk melambangkan koefisien reliabilitas sebaiknya tetap
digunakan symbol � . konvensi ini merupakan cara mudah untuk menghindari
keracunan pengertian dan hendaknya mengingatkan kita bahwa walaupun huruf r
tetap dipakai lambang koefisien reliabilitas akan tetapi tidak selalu berarti
korelasional.
Estimasi reliabilitas dapat dilakukan melalui salah satu pendekatan umum,
yaitu pendekatan test ulang, test sejajar, dan konsistensi internal.
61
a) Pendekatan test ulang
Pendekatan ini menunjukan konsistensi pengukuran dari waktu ke waktu dan
menghasilkan koefisien reliabilitas yang sering disebut sebagai koefisien stabilitas.
Prinsip estimasinya adalah dengan mengenakan suatu instrument pengukur dua kali
dengan tenggang waktu tertentu, terhadap sekelompok subjek yang sama.
Komputasi korelasi antara distribusi skor dari kedua pengenaan tersebut
menghasilkan estimasi reliabilitas instrument yang bersangkutan. Kelemahan
pendekatan test ulang adalah kurang praktisnya pengenaan test dua kali. Dan
besarnya kemungkinan terjadi efek bawaan dari satu pengenaan yang kedua.
b) Pendekatan test sejajar
Pendekatan test sejajar hanya dapat dilakukan apabila tersedia dua bentuk
instrument pengukur yang dianggap memenuhi asumsi pararel. Salah satu indicator
terpenuhinya asumsi parallel adalah setaranya korelasi antara skor, kedua
instrument tersebut dengan skor ukuran lain. Tentu saja, untuk dapat paralel kedua
bentuk instrument harus disusun untuk mengukur objek psikologis yang sama,
berdasarkan blue print yang sama serta spesifikasi yang sama pula. Estimasi
reliabilitasi dengan pendekatan bentuk sejajar dilakukan setelah kedua instrument
dikenakan berturut – turut pada sekelompok objek. Komputasi koefisien korelasi
antara distribusi skor dari pengenaan kedua instrument itu menghasilkan koefisien
reliabilitas yang berlaku bagi keduanya.
Kelemahan utama pendekatan ini adalah sulitnya menyusun dua test yang
memenuhi persyaratan paralel atau sejajar, disamping pendekatan ini juga tidak
menghilangkan sama sekali kemungkinan terjadinya efek bawaan.
62
c) Pendekatan konsistensi internal
Estimasi reliabilitas dengan pendekatan konsistensi internal didasarkan pada
data dari sekali pengenaan satu bentuk alat ukur pada sekelompok subjek.
Komputasi koefisien reliabilitasnya dilakukan setelah keseluruhan instrument dibelah
menjadi dua, tiga, empat bagian bahkan menjadi sebanyak jumlah item – itemnya.
Bentuk dan sifat alat ukur serta banyaknya belahan yang akan dibuat menentukan
teknik perhitungan koefisien reliabilitasnya. Diantara perhitungan teknik – teknik
perhitungan reliabilitas konsistensi internal adalah penggunaan formula spearmen –
brown, formula rulon, formula alpha, formula kuder – Richardson, formula kristof,
formula analisis varians, dan sebagainya
a. Varians adalah kuadrat dari standart deviasi
(varians = � ) [sudjana:93]
b. Sum adalah jumlah total dari seluruh data.
Sum =∑ xi�=
c. Mean adalah nilai rata – rata dari data (jumlah data dibagi banyaknya
data).[Sudjana:67]
Mean = �� � = ∑ ���=� , Dimana N = banyaknya data.
d. Median adalah nilai tengah dari data yang telah diurutkan.[sudjana:78]
Jika ganjil, maka median = data ke �+
Jika genap, maka median = data ke
�+�+ Dimana N = banyaknya data.
63
e. Standard deviation adalah selisih rata – rata antara satu data dengan
data yang lain, S = √∑ + �− ��− [sudjana:93]
Dimana Xi = data ke i (I = 1,2,3,…n)
= rata – rata
N = banyaknya data 2.6 Histogram
Kata histogram berasal dari bahasa Yunani: histos, dan gramma. Pada
bidang statistik, pengertian histogram adalah tampilan grafis dari tabulasi frekuensi
yang digambarkan dengan grafis batangan sebagai manifestasi data binning. Tiap
tampilan batang menunjukkan proporsi frekuensi pada masing-masing deret kategori
yang berdampingan dengan interval yang tidak tumpang tindih. Dalam konteks
manajemen kualitas, histogram adalah perangkat grafis yang menunjukkan
distribusi, sebaran, dan bentuk pola data dari proses. Jika data yang terkumpul
menunjukkan bahwa proses tersebut stabil dan dapat diprediksi, kemudian
histogram dapat pula digunakan untuk menunjukkan kemampuan batasan proses.
Dikenal juga sebagai grafik distribusi frekuensi, salah satu jenis grafik batang yang
digunakan untuk menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil produksi), dengan
menampilkan nilai tengah sebagai standar mutu produk dan distribusi atau
penyebaran datanya. Meski sekelompok data memiliki standar mutu yang sama,
64
tetapi bila penyebaran data semakin melebar ke kiri atau ke kanan, maka dapat
dikatakan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok tersebut kurang bermutu,
sebaliknya, semakin sempit sebaran data pada kiri dan kanan nilai tengah, maka
hasil produksi dapat dikatakan lebih bermutu, karena mendekati spesifikasi yang
telah ditetapkan. Berikut diberikan satu contoh histogram.
Gambar 2.5 Histogram
Histogram pertama kali digunakan oleh Karl Pearson pada tahun 1895 untuk
memetakan distribusi frekuensi dengan luasan area grafis batangan menunjukkan
proporsi banyak frekuensi yang terjadi pada tiap kategori dan merupakan salah satu
dari seven basic tools of quality control. Aplikasi histogram diagram sangat tepat
digunakan pada saat kita :
1) ingin menetapkan apakah proses berjalan dengan stabil atau tidak
2) ingin mendapatkan informasi tentang performance sekarang atau variasi proses.
3) ingin menguji dan mengevaluasi perbaikan proses untuk peningkatan.
65
4) ingin mengembangkan pengukuran dan memonitor peningkatan proses. Melalui
gambar Histogram yang ditampilkan, akan dapat diprediksi hal-hal sebagai berikut:
Merupakan penyajian data frekuensi yang diubah menjadi diagram batang. Dalam
histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap kelas.
Histogram juga menunjukkan kemampuan proses, dan apabila memungkinkan
histogram dapat menunjukkan hubungan dengan spesifikasi proses dan angka-
angka nominal, misalnya rata-rata. Untuk menggambarkan histogram dipakai
sumbu mendatar yang menyatakan batas-batas kelas interval dan sumbu tegak
yang menyatakan fekuensi absolute atau frekuensi relatif.
Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan rangking dari
variasi terbesar sampai dengan yang terkecil. Bila bentuk Histogram pada sisi kiri
dan kanan dari kelas yang tertinggi berbentuk simetri, maka dapat diprediksi bahwa
proses berjalan konsisten, artinya seluruh faktor-faktor dalam proses memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan. Bila Histogram berbentuk sisir, kemungkinan yang
terjadi adalah ketidaktepatan dalam pengukuran atau pembulatan nilai data,
sehingga berpengaruh pada penetapan batas-batas kelas. Bila sebaran data
melampaui batas-batas spesifikasi, maka dapat dikatakan bahwa ada bagian dari
hasil produk yang tidak memenuhi spesifikasi mutu. Tetapi sebaliknya, bila sebaran
data ternyata berada di dalam batas-batas spesifikasi, maka hasil produk sudah
memenuhi spesifikasi mutu yang ditetapkan. Secara umum, histogram biasa
digunakan untuk memantau pengembangan produk baru, penggunaan alat atau
66
teknologi produksi yang baru, memprediksi kondisi pengendalian proses, hasil
penjualan, manajemen lingkungan dan lain sebagainya.
2.7 Populasi, Sampel dan Sampling
2.7.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi (baca: penyamarataan) yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:
90).
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam
yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau
obyek yang diteliti itu.
2.7.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2012: 91).
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk sampel yang
diambil dari populasi harus betu-betul representative (mewakili).
67
2.7.3 Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.
Untuk sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik
sampling yang dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability sampling dan
Nonprobability sampling (Sugiyono,2011).
A. Probability Sampling
Probability sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
untuk menjadi anggota sampel. Teknik ini antara lain sebagai berikut:
1. Simple random sampling
Dikatakan simple (sederhana) karean pengmbilan sampel dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi itu. Cara demikian dilakukan
bila anggota populasi dianggap homogen.
2. Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota /unsur yang tidak homogen
dan berstrata secara proposional
3. Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi
kurang proposional.
4. Cluster sampling (Area sampling)
68
Teknik sampel daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu Negara, provinsi
atau kabupaten. Untuk menentukan penduduka mana yang akan dijadikaan sumber
data, maka pengambilan sampelnya didasarkan daerah populasi yang telah
ditentukan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama
menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang
ada di daerah itu sacara sampling juga.
B. Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Tekniknya antara lain sebagi berikut:
1. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
2. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menetukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Bila pada
pengambilan sampel dilakukan secara kelompok maka pengambilan sampel dibagi
rata sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
3. Sampling Insidental
69
Sampling Insidental dalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data.
4. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Sampel ini lebih cocok untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang
tidak melekukan generalisasi.
5. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang
dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan
yang sangat kecil. Istilah lain sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota
populasi dijadikan sebagai sampel.
6. Snowball Sampling
Snowball sampling dalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi
besar. Dalam penetuan sampel pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi
karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan,
maka peneliti mencarai orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi
70
data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga
jumlah sampel semakin banyak.
2.8 Kuisioner
Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang berupa daftar
pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden (sumber yang
diambil datanya melalui angket). Angket atau kuesioner dapat disebut sebagai
wawancara tertulis, karena isi kuesioner merupakan satu rangkaian pertanyaan
tertulis yang ditujukan kepada responden dan diisi sendiri oleh responden.
1) Jenis-Jenis Angket
Angket sebagai instrumen pengumpulan data dibuat untuk memperoleh
informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian, kita mengenal
beberapa jenis angket, yaitu sebagai berikut
a) Angket tertutup,
yaitu angket yang apabila pertanyaannya disertai dengan pilihan jawaban yang
sudah ditentukan oleh peneliti, dapat berbentuk ‘ya’ atau ‘tidak’, dan dapat pula
berbentuk sejumlah alternatif atau pilihan ganda. Apabila jawaban terlebih dahulu
ditentukan pilihannya, maka tertutuplah kesempatan bagi responden untuk
menggunakan jawaban lain menurut keinginan sendiri.
b) Angket terbuka,
71
yaitu angket yang apabila dalam daftar pertanyaan tidak diberi pilihan jawaban,
sehingga memberi kebebasan kepada responden untuk menjawab sesuai dengan
keinginannya sendiri. Dalam hal ini responden dapat leluasa untuk mengemukakan
pendapat karena dalam menjawab pertanyaan sesuai dengan keinginan mereka
sendiri.
c) Kombinasi antara angket terbuka dan angket tertutup,
yaitu angket di mana dalam daftar pertanyaan, selain menentukan atau memberikan
alternative jawaban juga memberi keleluasan kepada responden untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan. Pembuatan angket ini misalnya dimulai dengan membuat
angket tertutup dengan mengemukakan sejumlah alternative jawaban, setelah itu
masih diberi kebebasan untuk memberi jawaban tambahan.
d) Angket langsung,
yaitu angket di mana responden menjawab tentang dirinya.
e) Angket tidak langsung,
yaitu angket di mana responden menjawab tentang orang lain.
2) Keuntungan dan Kelemahan Angket
Penggunaan angket dalam pengumpulan data memiliki beberapa
keuntungan dan kelemahan.
a) Keuntungan Angket
Dalam suatu penelitian, pengumpulan data dengan menggunakan angket memiliki
beberapa keuntungan di antaranya adalah sebagai berikut.
(1) Tidak memerlukan kehadiran seorang peneliti.
72
(2) Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.
(3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing, dan menurut
waktu senggang responden.
(4) Dapat dibuat anonim, sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu
menjawab.
(5) Dapat dibuat terstandar, sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benarbenar sama.
(6) Mudah pengisiannya karena responden tidak perlu menuliskan buah pikirannya.
(7) Tidak memerlukan banyak waktu untuk mengisinya.
(8) Lebih besar harapan untuk dikembalikan.
(9) Lebih mudah pengolahannya.
(10) Dapat menjangkau responden dalam jumlah besar.
b) Kelemahan Angket
Selain mempunyai beberapa keuntungan, pengumpulan data dengan menggunakan
angket juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya adalah sebagai berikut.
(1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga ada pertanyaan yang
terlewati tidak dijawab.
(2) Seringkali sukar diberi validitasnya.
(3) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja
memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
(4) Seringkali angket tidak dikembalikan, terutama jika dikirim lewat pos.
(5) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang
terlalu lama, sehingga terlambat.
73
(6) Pilihan jawaban mungkin tidak mencakup apa yang terkandung dalam hati
responden.
(7) Jawaban responden sudah diarahkan oleh peneliti, sehingga kurang ada
kebebasan secara leluasa dari responden.
(8) Jawaban dari responden terkadang seadanya, bisa jadi tidak dalam keadaan
yang sesungguhnya, karena dalam pilihan jawaban ada yang paling baik, dan
pilihan itu cenderung dipilih oleh responden, padahal dalam kenyataannya tidak
seperti itu.
3) Petunjuk Pembuatan Angket
Angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam
memecahkan masalah penelitian. Masalah tersebut harus dirumuskan dengan jelas
dan dianalisis menjadi submasalah yang dijadikan pegangan dalam mengemukakan
hipotesis. Oleh karena itu dalam membuat angket kita hendaknya memerhatikan
hal-hal berikut ini.
a) Memakai bahasa yang sederhana, karena yang dihadapi adalah orang-orang
yang berbeda karakteristik dan pengetahuan, sehingga hindari istilah teknis, serta
pilih kata-kata yang mengandung arti sama bagi semua orang.
b) Memakai kalimat yang pendek, karena kalimat majemuk, panjang, dan berbelit-
belit akan mempersulit pemahaman responden.
c) Menghindari pertanyaan yang menyangkut harga diri dan bersifat pribadi.
d) Menyusun angket dengan sesingkat-singkatnya, sehingga tidak memakan waktu
yang lama.
74
f) Dalam daftar pertanyaan hindari kata-kata yang menyinggung perasaan
responden atau usaha untuk memberikan pemahaman kepada responden terhadap
angket yang kita buat.
4) Validitas Angket
Validitas angket berkenaan dengan pertanyaan, apakah jawaban yang
diberikan itu benar. Hal-hal yang dapat kita lakukan agar angket itu valid antara lain
sebagai berikut.
a) Pertanyaan harus mudah dipahami dan tidak menimbulkan tafsiran yang
berbeda-beda.
b) Pertanyaan harus berkenaan dengan topik permasalahan.
c) Pertanyaan harus menarik dan mendorong responden untuk menjawabnya.
d) Jawaban responden diusahakan dapat konsisten dari awal hingga akhir.
e) Jawaban yang diberikan dalam alternatif pilihan jawaban harus beragam (variatif)
untuk menghindari kebosanan.
75
BAB III
KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
3.1 SISTEMATIKA PEMECAHAN MASALAH
Dalam bab ini akan dibahas sistematika pemecahan masalah yang dilakukan
untuk melaksanakan penelitian tugas akhir ini, dari awal – akhir. Tujuannya agar
proses penelitian ini dapat berjalan lancar yang pada akhirnya dapat membantu
pihak perusahaan dalam menilai kinerjanya dan merencanakan strategi bisnisnya.
3.1.1 Studi Pendahuluan
Tujuan dari studi pustaka adalah untuk mengetahui latar belakang mengenai
permasalahan yang ditinjau serta untuk menggali semua informasi dan pengetahuan
serta wawasan yang relevan mengenai metode yang dapat digunakan untuk
memecahkan permasalahan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengumpulkan informasi dari literature – literature, jurnal yang membahas tentang
metode – metode yang digunakan, dan atau dari penelitian – penelitian yang telah
ada sebelumnya.
3.1.2 Identifikasi masalah
Identifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Keadaan Perusahaan secara umum
Keadaan organisasi atau perusahaan secara umum disini antara lain
pengetahuan para karyawan (mulai top manajemen samapai karyawan
75
76
lapisan yang paling bawah), ini meliputi strategi awal dari organisasi, visi,
misi, inovasi, kebijakan kualitas yang diterapkan, keterlibatan top
manajemen, aturan dalam penerapan Quality Improvement dll. Dari sini
dapat diketahui gambaran awal perusahaan seperti apa dan perbaikan
apa yang dapat dilakukan perusahaan.
2. Proses Kerja yang dilakukan
Proses kerja yang diamati disini antara lain : job analysis, bagaimana
sifat kepemimpinan top manajemen, pelayanan dan bagian yang
diberikan untuk kustomer, tujuan dari divisi perusahaan, evaluasi kerja
yang dilakukan, dll.
3. Tool alat manajemen.
Sebelum menerapkan manajemen bagaimana yang akan dijalankan oleh
perusahaan, hal-hal yang perlu diketahui untuk mengembangkan
perusahaan. Dari hal-hal tersebut diatas, apakah dapat meningkatkan
kualitas yang ada di perusahaan atau organisasi.
4. Analisa output perusahaan
Untuk menghasilkan output yang bagus, kita perlu mengetahui aliran
kerja / work flow ; kerja dari karyawan, struktur organisasi yang
diharapkan, fasilitas yang mendukung proses, training dan pelatihan yang
diterapkan untuk memperbaiki skil dari para karyawan.
77
3.1.3 Landasan Teori
Bagian ini menguraikan teori-teori umum dan khusus yang berkaitan
dengan pengolahan dan analisa data dari permasalahan yang dikemukakan secara
umum mengenai TQM
3.1.4 Pengumpulan Data
Melakukan pengumpulan data-data dari objek penelitian yang nantinya akan
digunakan dalam penyelesaian masalah, dimana data-data tersebut dibagi menjadi
dua yaitu : data umum dan data khusus, untuk data umum yang diambil adalah data
umum perusahaan, sejarah perusahaan, struktur organisasi, proses produksi, visi,
misi, tujuan dan strategi perusahaan, hasil produk, dan proses produksi.
Sedangkan data khusus merupakan data yang berkaitan dengan
pemecahan masalah berupa teknik pengambilan sample, pembuatan kuisioner dan
pengisian kuisioner.
3.1.5 Pengolahan Data
1. Uji validitas
2. Uji realibilitas
3. Menghitung target score
3.1.6 Analisa Pembahasan
Pada tahap analisa ini, merupakan tahap yang paling penting dalam
penelitian ini. Pada tahap ini, score yang didapat dari pengisian kuisioner kemudian
78
dicocokan dengan target score pada Deming’s management (14 point Deming). Dari
sini akan diketahui kekurangan apa saja yang dimiliki perusahaan menurut kriteria
yang ada pada Deming’s.
Tahap ini peneliti dibantu oleh seluruh karyawan pada departemen produksi
maupun pemasaran. Hal ini dimaksudkan, agar jika terjadi masalah ketidakcocokan
yang ada pada perusahaan, menurut Deming’s management dapat diperbaiki dan
diterapkan di perusahaan ini (cocok?). untuk mengetahui cocok atau tidaknya
melihat kebijakan Total Quality Management (TQM) sebelumnya dengan kondisi
nyata di lapangan.
3.1.7 Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan merupakan ringkasan hasil akhir dari penelitian yang dilakukan,
pada kesimpulan akan diketahui mana yang harus diperbaiki dan mana yang sudah
baik. Dari kesimpulan ini juga dapat ditambahkan saran – saran bagi perusahaan
yang akan berguna dalam meningkatkan kualitas perusahaannya dengan
menerapkan TQM
79
3.2 KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
Identifikasi masalah
Pengumpulan data
Data umum
Sejarah umum perusahaan
Visi misi
Struktur organisasi
Studi pustaka Studi lapangan
Pengguguran item
Mengukur skor tiap variable
Pengolahan data
Kuisioner Improvement
Menyusun rancangan kuisioner
Kuisioner keadaan perusahaan
Tidak
Ya
Tidak
Mulai
Data khusus
Teknik pengambilan sample
Pembuatan kuisioner
Pengisian kuisioner
Tabulasi data kuisioner
Uji realibilitas
Uji validitas
Analisa hasil pengolahan data
Ya
Ya
Kesimpulan dan saran
selesai
Gambar 3.1 flow chart pemecahan masalah
Tidak
80
80
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Perusahaan yang mulai berdiri pada 1946 ini tak serta merta bertumbuh besar
seperti saat ini. Dimulai dari berdirinya PT Ethica Industri Farmasi yang
memproduksi obat-obatan injeksi pada 30 November 1946, perusahaan ini perlahan
mulai menapaki jalur bisnis di bidang farmasi. Hingga pada 1951, PT Soho Industri
Pharmasi (SIP) berdiri. Saat kelahirannya, perusahaan ini tidak terlalu banyak
dikenal luas. Namun, nama perusahaan Soho mulai mengorbit seiring dengan
kesuksesan meluncurkan obat-obatan OTC.
Ditambah lagi besarnya permintaan serta munculnya trend obat-obatan herbal
di pasaran membuat nama perusahaan ini semakin dikenal luas oleh para
konsumen. Dan tentunya, menjadi salah satu perusahaan yang cukup
diperhitungkan bagi perusahaan lainnya yang memiliki lini bisnis yang sama.
Sebelum lebih jauh membahas mengenai kesuksesan Soho di kancah industri
farmasi, perlu sejenak merunut kelahiran perusahaan ini awal berdirinya. Ya,
lahirnya Soho tidak lepas dari peran dari pendirinya, yaitu Tan Tjhoen Lim. Lahir di
Bangka, Tan Tjhoen Lim dikenal punya spirit enterpreneur yang kuat. Hal ini pula
yang menyebabkan perusahaan yang baru didirikannya, Ethical, bisa berkembang
cepat.
80
81
Baru pada 1951, perusahaan baru kembali didirikan dengan nama Soho
Industri Pharmasi. Tak butuh waktu lama perusahaan ini dikenal sebagai salah satu
produsen obat-obatan skala nasional. Saat perusahaan ini mulai berkembang,
pendiri perseroan meninggal, dan digantikan oleh penerusnya, Tan Eng Liang. Di
bawah kepemimpinan generasi kedua inilah, Soho bisa bergerak lebih cepat dan
diakui memiliki reputasi nasional.
“Soho sendiri sebenarnya sebuah singkatan yang diambil dari bahasa latin,
yang artinya kumpulan orang-orang yang terhormat. Hal ini yang mendasari kami
dalam menjalankan bisnis, sehingga kami bisa memberi kontribusi bagi masyarakat
luas,” ujar Presiden Direktur Soho Group Andreas Halim saat membuka
perbincangan.
Menurut Andreas, filosofi itulah yang menjadi pegangan bagi perusahaan
dalam menjalankan bisnisnya.Yaitu institusi akan menjadi terhormat apabila mampu
berkontribusi bagi masyarakat di sekitarnya. Inilah yang membuat Soho tidak puas
dengan setiap pencapaian yang diperoleh untuk bisa memberikan yang terbaik.
Selain memproduksi obat-obatan ethical dan OTC, perusahaan ini juga memiliki
perusahaan pendukung untuk kegiatan distribusi, yaitu PT Parit Padang.
Parit Padang tak hanya menjual obat-obatan yang diproduksi perseroan,
namun juga mendistribusikan berbagai produk prinsipal, yang hingga saat ini
mencapai sekitar 39 perusahaan. Layaknya sebuah simfoni, yang masing-masing
bagian memainkan peranannya sendiri dan pada akhirnya berhasil memunculkan
irama yang dinamis. Demikian pula yang terjadi pada Soho. Sampai saat ini terdapat
82
tiga lini bisnis yang berbeda, yang dijalankan oleh perusahaan, yaitu segmen obat-
obatan resep yang dijalankan oleh Ethica, OTC yang dijalankan oleh PT Soho
Industrial Pharmacy, serta distribusi obat-obatan oleh PT Parit Padang. Masing-
masing entitas bisnis itu memainkan peran masing-masing, dan muaranya tentu saja
memberi nilai tambah bagi perusahaan.
Ethica masih merupakan pabrik injeksi dan antibiotik bernama Cephalosporin
(tablet dan kapsul). Berbeda dengan Ethica saat awal pendiriannya, saat ini
perusahaan tersebut beroperasi dengan peralatan yang jauh lebih modern serta
menerapkan standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Pada awal mulanya,
Ethica berada di kawasan Jl. Gunung Sahari, Jakarta dengan peralatan yang
terbilang sederhana. Namun sejak 1996, pabrik baru yang dibangun di Kawasan
Industri Pulogadung, Jakarta telah dilengkapi dengan peralatan yang mutakhir dan
memperoleh sertifikasi ISO.
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi Perusahaan
Menjadi salah satu kelompok perusahaan global terkemuka dalam
bidang manufaktur distribusi dan menyediakan produk dan jasa kesehatan
berkualitas tinggi.
2. Misi Perusahaan
Merupakan kebanggan melayani pelanggan kami dengan
menyediakan secara terus-menerus produk dan jasa kesehatan yang
berkualitas tinggi untuk meningkatkan mutu kehidupan dan usia panjang
83
4.1.3. JENIS-JENIS PRODUK
Produk-poduk farmasi yang dipoduksi oleh PT. Ethica Industri Farmasi
antara lain :
1. Oxytocin’s
2. Ranitidin
3. Extrace
4.1.4. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Berikut ini adalah struktur organisasi PT. Ethica Industri Farmasi beserta Job
description nya.
84
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Berdasarkan struktur organisasi di atas maka job description dapat
dijabarkan sebagai berikut :
STRUKTUR ORGANISASI PT.Ethica Industri Farmasi
CEO
General manager
Manager Marketing
Manager operational
CFO
Staf finance
Manager QC Staf
Marketing
Operator
Manager produksi
Manager MTC
Asisten QC
Elektrikal Mekanik
85
1. Chief Executive Officer (Pejabat Eksekutif Tertinggi)
Adalah jabatan tertinggi dalam sebuah perusahaan. tugas utama mereka
adalah menentukan strategi dan visi perusahaan agar dapat berkembang
lebih baik lagi. Merekalah yang menentukan arah strategi perusahaan,
namun dapat dibantu oleh tim manajemen senior ataupun investor.
2. CFO (Chief Financial Officer)
Merupakan seorang bendahara perusahaan. Bagi banyak perusahaan CFO
dilihat sebagai orang penting nomor dua dalam perusahaan (karena dalam
mengelola hasil kuartalan sering tergantung pada pemahaman akan
pembukuan keuangan). Intinya, CFO adalah pejabat perusahaan yang
bertanggung jawab atas keuangan perusahaan.
3. General Manager
Bertugas memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai
beberapa atau seluruh manajer fungsional.
4. Manajer marketing
Adalah Seorang manajer pemasaran tidak hanya melihat kepada masa
sekarang tetapi juga masa depan. Begitu pula dengan rencana pemasaran
yang akan dibuatnya. Seorang manajer pemasaran harus dapat melihat
kesempatan / peluang pemasaran yang ada, merumuskannya menjadi
86
sebuah program pemasaran dan menjalankannya. Tugas Manajer
Pemasaran adalah sebagai berikut:
1. Manajer pemasaran bertanggung jawab terhadap manajemen bagian
pemasaran
2. Manajer pemasaran bertanggung jawab terhadap perolehan hasil
penjualan dan penggunaa dana promosi
3. Manajer pemasaran sebagai koordinator manajer produk dan manajer
penjualan
4. Manajer pemasaran sebagai coordinator manajer produk dan manajer
penjualan
5. Manajer pemasaran membuat laporan pemasaran kepada direksi
5. Manager Operational
1. Bertanggung jawab kepada GM, merumuskan dan menetapkan perincian
pelaksanaan kebijaksanaan umum yang telah digariskan oleh dewan
komisaris bersama dengan GM.
2. Mengawasi seluruh kegiatan yang ada di lini produksi tetap berjalan.
3. Mengendalikan dan mengevaluasi proses produksi setiap bagian pada
lini produksi.
4. Memberikan instruksi kerja kepada bawahannya.
6. Manager Engineering (MTC)
1. Memberikan perintah kerja kepada bawahan.
2. Menanggapi lapoan dari bagian produksi jika terjadi kerusakan mesin.
3. Menjaga jalannya mesin sesuai dengan kebutuhan produksi.
87
4. Bertanggung jawab terhadap kondisi mesin produksi.
5. Membuat rancangan produk yang dipesan oleh pelanggan dan
menyesuaikan dengan kemampuan perusahaan.
7. Manager Produksi
1. Bertanggung jawab terhadap proses produksi yang ada di seluruh
bagian produksi.
2. Bertanggung jawab terhadap pemenuhan pemesanan produksi sesuai
dengan spesifikasi yang telah disepakati.
3. Bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu dan jumlah produksi
4. Melakukan pengendalian atas catatan mutu
5. Bertanggung jawab atas seluruh perencanaan, pengendalian dan
pengawasan proses produksi di seluruh departemen produksi.
8. Manager QC
1. Bertanggung jawab
2. Bertanggung jawab atas prosedur dan manual kerja.
3. Bertanggung jawab atas mutu dan kuantitas produk yang dihasilkan
sesuai dengan permintaan customer.
4. Bertanggung jawab terhadap pendokumentasian yang baik dan benar
dari awal proses hingga akhir proses produksi.
88
5. Bertanggung jawab untuk melaksanakan prosedur mutu, menyetujui
dan mensahkan keputusan yang diambil atas produk tidak sesuai
mutu.
9. Staff marketing
1. Membantu dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh
Koordinator Marketing
2. Membuat dan menyiapkan proposal dan profile Perusahaan guna
mendukung kegiatan pemasaran
3. Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan klien-klien Perusahaan
10. Staff finance
1. Melakukan pengaturan keuangan perusahaan
2. Melakukan penginputan semua transaksi keuangan ke dalam
program
3. Melakukan transaksi keuangan perusahaan
4. Melakukan pembayaran kepada suplier
5. Berhubungan dengan pihak internal maupun eksternal terkait dengan
aktivitas keuangan perusahaan
6. Melaukan penagihan kepada customer
7. Mengontrol aktivitas keuangan / transaksi keuangan perusahaan
8. Membuat laporan mengenai aktivitas keuanganperusahaan
9. Menerima dokumen dari vendor internal maupun external
10. Melakukan verifikasi terhadap keabsahan dokumen
11. Entry SAP
12. Melakukan Evaluasi budget
89
13. Membuat laporan manajemen kepada induk perusahaan
14. Melakukan accrue pendapatan dan beban pada akun-akun tertentu
15. Menyiapkan dokumen penagihan invoice/kuitansi tagihan beserta
kelengkapannya
11. Operator
1. Melakukan proses produksi sesuai dengan instruksi atasan.
2. Mencapai target produksi sesuai dengan instruksi atasan.
3. Segera melaporkan kondisi yang tidak normal kepada, Leader atau
Supervisor untuk segera diambil tindakan.
12. Mechanical skill,
Meliputi perawatan dan perbaikan diantaranya ;
1) sistem mekanis (komponen-komponen yang dengan sinkron
melakukan dua jenis gerakan mekanis, yaitu translasi dan rotasi)
2) sistem hidrolik,
3) sistem pneumatik,
4) sistem burner/pengapian
13. Eletrical Skill,
Saya cenderung mengartikannya kedalam pengertian electric arus kuat.
Basic Skill personelnya meliputi ;
1) pemahaman akan logical electrical control,
2) Memahami jenis-jenis parts electric arus kuat ( komponen
input,seperti stabilizer, capacitor bank, Trafo, Safety/Fuse/MCB,
komponen kontrol seperti Push botton, contactor, Relay, Switch, all
90
kind of sensor, dll, hingga komponen output seperti motor listrik,
robotic cilinder, solenoid valve, dll ),
3) Mengerti electrical safety standar
4.1.5 KEGIATAN PRODUKSI
Bahan baku yang digunakan dalam produksi oxytocin’s ada 4 macam.
Berikut ini merupakan uraian proses produksinya :
1. Ambil bahan baku chlorobutonal lalu di timbang sebanyak 80 mg
2. Ambil Hcl sebanyak 150 ml menggunakan gelas ukur
3. Ambil Oxytocin’s sebanyak 3000 ml menggunakan gelas ukur
4. Dari ketiga bahan baku di atas kemudian di mixing dengan WFI art 6000 ml/60 L
5. Setelah semua bahan baku di atas di mix dan homogen kemudian kadar
larutan obat di cek QC (kimia), untuk mengetahui syarat kadar PH larutan obat
yang di tentukan didalam batch record
6. Setelah PH masuk syarat (realease) kemudian obat di filling
menggunakan mesin Bausch+Stroublle
7. Setelah di filling obat di timbang untuk mengetahui hasil proses
pada mesin Bausch+Stroublle
8. Kemudian di (Leaktest)/test kebocoran, untuk mengetahui apakah
obat setelah di filling, ada yang bocor atau tidak bocor
9. Lalu di lanjutkan visual control pada mesin CMP untuk mengetahui
apakah obat setelah di filling ampul terdapat partikel atau serat
91
10. Setelah di visual obat di beri label product menggunakan mesin
Keke
11. Dan di lanjutkan proses packaging
12. Setelah obat di packaging dan terbungkus rapi lalu dilanjutkan
pemeriksaan QC, apakah obat yang di pack sesuai dengan batch
record secara quality dan quantitynya
13. Lalu obat di simpan dalam finish good
14. Setelah dari finish good obat diambil oleh operator bagian
warehouse dan dipindahkan ke distributor sampai kepada
konsumen untuk dikonsumsi
4.1.6 Deskripsi produk
Oxytocin’s ialah obat injeksi atau sejenis hormon yang di buat
oleh PT. Ethica Industry Farmasi untuk membantu proses persalinan
pada ibu yang mau melahirkan
Bahan baku : 1. Chlorobutanol 120 gram
2. Oxytocin’s 3000 ml
3. Hcl 150 ml
4. Wfi 3000 ml
Warna : jernih
Ampuls : 1 cc
92
Fungsi : Oxytocin’s berfungsi untuk merangsang kontraksi yang
kuat pada dinding rahim /uterus sehingga mempermudah dalam proses
kelahiran. Selain itu, oxytocin’s ini juga berfungsi untuk mensekresi air
susu dengan merangsang kontraksi duktus laktiferus kelenjar mammae
(payudara) pada ibu menyusui
Penyimpanan: oxytocin’s di simpan sejuk dan kering pada suhu berkisar 20 ̊C
dengan Rh berkisar 48,5 %.
Contoh produk dan mesin pembuatan oxutocin’s :
Gambar 4.2. Pengemas oxytocin’s
93
Gambar 4.4. Produk oxytocin’s
Gambar 4.3. Mesin pembuatan oxytocin’s
94
4.1.7 Peta Proses Operasi Proses peta operasi produksi dapat dilihat pada gambar berikut,
Peta proses operasi
Nama objek : filling oxytocin Tanggal di petakan :09 sep 2015
No Peta : 01 Di petakan oleh : Tri Dwinanto
hcl oxytocin's clorobutanol wfi
45'
mixing oxy
5' inpection kadar ph
300' filling B+s
5' inspection kdar
60' leaktest
inpection kadar
5'
60' visual
inspection
5'
60' labelling
5' inspection
120' cartonng
5' inspection
Ringkasan
kegiatan jumlah menit
operasi 6 645
inspeksi 6 30
total 12 675
0-1
1-6
1-5
1-4
1-3
1-2
1-1
0-6
0-2
0-5
0-3
0-4
Gambar 4.4. peta proses operasi pembuatan oxytocin’s
95
4.1.8 Layout Proses Operasi
Layout proses produksi dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.5. Layout proses operasi pembuatan oxytocin’s
leak test ssterilization filling
visual control mixing
labelling weighing
printing dan folding raw material
cartoning batch record prepared
finish good production planing
96
4.2 PENGUMPULAN DATA
Pada pengumpulan data yang dilakukan, data yang di ambil adalah data
manajemen berupa jumlah karyawan dan tingkat pendidikan pada departemen
produksi di PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI pada Januari s/d April tahun 2015.
Adapun data yang diambil dari manajemen adalah :
1. Jumlah karyawan departemen Produksi
Kemudian peneliti melakukan metode kuisioner
4.2.1 Teknik Pengambilan Sample
Data diambil berdasarkan kuisioner-kuisioner yang diajukan peneliti untuk
responden. Sample diambil dari populasi karyawan PT. ETHICA INDUSTRI
FARMASI. Disini peneliti menggunakan sample berdasarkan tingkat pendidikan,
karena peneliti menganggap bahwa tingginya tingkat pendidikan responden akan
memudahkan dalam memahami pertanyaan dari kuisioner.
Adapun data jumlah karyawan PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Jumlah Karyawan Departemen Produksi
Tingkat Pendidikan Produksi Staff Jumlah
SLTA 60 3 63
Akedemik/Universitas - 6 6
Jumlah 60 *) 9 69
Sumber : Data tenaga kerja PT. Ethica Industri Farmasi
97
*) jumlah 60 tenaga kerja dari bagian produksi di dapat dari tiga divisi, diantaranya :
1. divisi bahan baku : tenaga kerja
2. divisi produksi : tenaga kerja
3. divisi pengemasan : tenaga kerja
Peneliti mengambil n = 30, jumlah sample tersebut didasarkan atas
pendapat yang menyatakan bahwa untuk sample berukuran n > 30 terlepas dari
banyak populasi, teori tentang sample menjamin hasil yang baik (Walpole and
Myers, 1995 : 395).
Disini peneliti hanya mengambil sample pada tingkat pendidikan SLTA s/d
Universitas, dari masing-masing divisi diatas adalah sebagai berikut :
Departemen Produksi : 69 x 30 = 30 100% 69 30 100%
Departemen Produksi :
n 1 = 63 x 30 = 27.39 27 90% 69
n2 = 6 x 30 = 2.60 3 10% 69 30 100%
98
Responden dengan tingkat pendidikan SLTA dan Akademik / Universitas diambil
masing-masing 27 responden untuk tingkat pendidikan SLTA dan 3 responden untuk
tingkat pendidikan Akademik / Universitas.
4.2.2 Pembuatan kuisioner
Pembuatan kuisioner didasarkan sepenuhnya pada 14 point Deming yang
kemudian diadaptasi dalam pertanyaan – pertanyaan pada keadaan umum
perusahaan divisi produksi
4.2.3 Kuisioner Kondisi awal perusahaan
Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang berupa daftar
pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden (sumber
yang diambil datanya melalui angket). Angket atau kuesioner dapat disebut
sebagai wawancara tertulis, karena isi kuesioner merupakan satu rangkaian
pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden dan diisi sendiri oleh
responden.
99
Tabel 4.2 kuisioner performance man power
No Performance man power SS ST RG TS STS
Indikator 5 4 3 2 1
1 Karyawan mengetahui bahwa kualitas dapat
meningkatkan kualitas
2 Karyawan biasanya dengan cepat
memperbaiki prestasi kerjanya yang buruk
3 Karyawan meningkatkan kualitas karena
perintah dari pemimpin
4 Perusahaan meminta pendapat karyawan
dalam usaha memperbaiki kualitas
5 Karyawan memiliki sikap kreatif dan
inovatif
Tabel 4.3 kuisioner performance mesin
No Performance man power Jawaban
SS ST RG TS STS
Indikator 5 4 3 2 1
1 Mesin berteknologi modern dengan system
otomasi
2
Mesin yang berteknologi modern dapat
mempengaruhi kualitas dan kuantiti
produknya
3 Untuk pengoperasian mesin karyawan harus
sesuai dengan standar operation
4 Preventife maintenance dilakukan sesuai
jadwal perawatannya
5 Mesin pada saat operation jarang mengalami
trouble
100
Tabel 4.4 kuisioner performance supply bahan baku
No Performance supply bahan baku SS ST RG TS STS
Indikator 5 4 3 2 1
1 Material maupun supply bahan baku sesuai
spesifikasi kualitasnya
2 Supplay bahan baku ke produksi sesuai
work instruksi
4.3 PENGOLAHAN DATA
Pada penelitian ini pengolahan data pretest kuisioner dimulai dengan
menguji validitas, menguji realibilitas dan menghitung score untuk mendapatkan
penilaian apakan sesuai target atau tidak, dari kuisioner pada masing – masing
kategori.
4.3.1 UJI VALIDITAS KONDISI AWAL PERUSAHAAN
Disini peneliti menggunakan person product momen sebagai alat ukur dalam
perhitungannya untuk mengetahui data hasil perhitungan valid atau tidak, apabila
data di temukan tidak valid maka peneliti kembali menyebar kuisioner kembali
sampai di dapat data yang valid, apabila data sudah valid maka data bisa dilanjutkan
dengan uji realibilitas.
1. Contoh perhitungan r hitung pada uji validitas performance man power
untuk pertanyaan no. 1 :
101
Uji validitas
� = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2]
� = −√[ − 2][ − 2] = ,
= ,
2. Contoh perhitungan r hitung pada uji validitas performance mesin untuk
pertanyaan no. 1 :
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= ,
3. Contoh perhitungan r hitung pada uji validitas performance mesin untuk
pertanyaan no. 1 :
102
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= ,
Dari hasil uji validitas perhitungan manual didapat data r hitung kemudian di
bandingkan dengan r tabel (0,374) apakah hasil nya valid atau tidak dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Hasil uji validitas
NO variabel indicator
r
hitung r tabel keterangan
Man power
1 1 0,4624 0,374 Valid
2 2 0,4624 0,374 Valid
3 3 0,5398 0,374 Valid
4 4 0,4763 0,374 Valid
5 5 0,589 0,374 Valid
Mesin
1 1 0,4278 0,374 Valid
2 2 0,5583 0,374 Valid
3 3 0,5684 0,374 Valid
4 4 0,4027 0,374 Valid
5 5 0,555 0,374 Valid
Supply bahan
baku
1 1 0,5069 0,374 Valid
2 2 0,4272 0,374 Valid
103
Pada tabel uji validitas diatas menunjukan data setiap variabelnya
valid, karena koefisien korelasi masing-masing variabelnya tidak kurang dari
angka kritis nilai r (r tabel) pada tingkat signifikan 5% dan n = 30 adalah
(0,374).
4.3.2 Diagram batang uji validitas
Diagram ini digunakan untuk menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil
produksi) untuk mengetahui hasil data-data Uji Validitas dapat dilihat pada gambar
diagram berikut :
Gambar 4.6 Diagram batang Uji Validitas
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
man power mesin bahan baku
variabel 1
variabel 2
variabel 3
variabel 4
variabel 5
104
Pada gambar diatas menunjukan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok
tersebut kurang bermutu
4.4 UJI REALIBILITAS KONDISI AWAL PERUSAHAAN
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Metode Alpha
Cronbach terhadap seluruh data yang diperoleh dari penyebaran kuisioner, untuk
mengetahui apakah data hasil perhitungan realibel atau tidak, apabila data di
temukan tidak realibel, maka peneliti kembali menyebar kuisioner sampai di dapat
data yang realibel, apabila data sudah realibel maka data bisa dilanjutkan dengan
menentukan target score.
Hasil perhitungan Uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Hasil uji reabilitas
NO variabel indicator realibilitas hitung
Performance man
power
1 1 0,2489
2 2 0,2489
3 3 0,4989
4 4 0,4722
5 5 0,24
Performance mesin
1 1 0,2322
2 2 0,2222
3 3 0,2222
4 4 0,24
5 5 0,3156
Performance supply
bahan baku
1 1 0,3289
2 2 0,21
105
Tabel uji realibilitas di atas menunjukan data yang realibel dikarenakan
data tersebut tidak melebihi angka (satu) 1 berarti adanya konsistensi yang
sempurna pada alat ukur yang bersangkutan
4.4.1 Diagram batang uji realibilitas
Diagram ini digunakan untuk menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil
produksi) untuk mengetahui hasil data-data Uji realibilitas dapat dilihat pada gambar
diagram berikut :
Gambar 4.7 Diagram Uji Realibilitas
Pada gambar diatas menunjukan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok
tersebut kurang bermutu
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Man power Mesin Bahan baku
variabel 1
variabel 2
variabel 3
variabel 4
variabel 5
106
4.4.2 Uji total realibilitas
Uji total realibilitas merupakan Hasil perhitungan keseluruhan Uji total
realibilitas kemudian di rata-rata maka di dapat pada tabel berikut :
Tabel 4.7 Hasil uji total realibilitas
NO variabel indicator ��2 �
1 Performance man
power
0,37 -4,86
2 Performance mesin 0,83 -0,6
3 Performance supply
bahan baku
0,5656 0,9262
Dapat disimpulkan bahwa seluruh instrument penelitian memiliki realibilitas yang
sangat realibel di karenakan nilai alpha tidak lebih dari angka (satu) 1.
4.5 Menentukan target score dari hasil Kuisioner kondisi awal perusahaan
Hasil kuisioner ini di dapat dari jumlah score jawaban responden kemudian di
bagi dengan jumlah responden. Maka akan di dapat score anda lalu di bandingkan
dengan target score.
4.5.1 Hasil kuisioner Performance Man Power
Hasil dari perhitungan tersebut dibandingkan dengan target score yang sudah
di tetapkan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Rumus yang digunakan untuk mengukur score :
= jumlah score dari jawaban responden
Jumlah responden
107
Tabel 4.8 Score untuk kategori pretest performance Man power
Kategori(performance man power) Score anda Target score
Karyawan mengetahui visi misi perusahaan 5,00 4,40
Karyawan biasanya dengan cepat memperbaiki prestasi
kerjanya yang buruk 4,46 4,40
Karyawan meningkatkan kualitas tanpa perintah dari
pemimpin 3,96 4,40
Perusahaan meminta pendapat karyawan dalam usaha
memperbaiki kualitas
3,83 4,40
Karyawan memiliki sikap kreatif dan inovatif 4,60 4,40
Total (jumlah score di bagi 5) 4,37 4,40
Dari hasil total keseluruhan untuk kategori performance man power, score
yang diperoleh perusahaan Kurang dari target score yang di tetapkan. Hal ini berarti
perusahaan kurangnya memberi pelatihan terhadap operator , sehingga banyak
operator yang tidak menguasai pekerjaannya, yang berdampak besar terhadap
kualitas produknya
4.5.2 Hasil Kuisioner performance mesin
Hasil dari perhitungan tersebut dibandingkan dengan target score yang sudah
di tetapkan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Rumus yang digunakan untuk mengukur score :
= jumlah score dari jawaban responden
Jumlah responden
108
Tabel 4.9 Score untuk kategori pretest performance mesin
Kategori (performance mesin) Score anda Target score
Mesin berteknologi modern dengan system otomasi 4,36 4,40
Mesin yang berteknologi modern dapat mempengaruhi
kualitas dan kuantiti produknya 4,33 4,40
Untuk pengoperasian mesin karyawan harus sesuai
dengan standar operation 4,33 4,40
Preventife maintenance dilakukan sesuai jadwal
perawatannya
4,40 4,40
Mesin pada saat operation jarang mengalami trouble 3,53 4,40
Total (jumlah score di bagi 5) 4,19 4,40
Untuk kategori performance mesin, score yang diperoleh perusahaan kurang
dari target score yang di tetapkan. Hal ini di karenakan kurangnya maksimal pada
saat pengoperasian mesin, operator tidak di landasi dengan standar operational.
Mesin sering mengalami troble shouting, karena kesalahan operator pada set-up
mesin. sehingga dapat mempengaruhi kualitas produk
4.5.3 Hasil Kuisioner performance supply bahan baku
Hasil dari perhitungan tersebut dibandingkan dengan target score yang sudah
di tetapkan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Rumus yang digunakan untuk mengukur score :
= jumlah score dari jawaban responden
Jumlah responden
109
Tabel 4.10 Score untuk kategori pretest performance supply bahan baku
Kategori(performance mesin) Score anda Target score
Material maupun supply bahan baku sesuai spesifikasi
kualitasnya 3,93 4,40
Supplay bahan baku ke produksi sesuai work instruksi 4,70 4,40
Total (jumlah score di bagi 2) 4,31 4,40
Untuk kategori performance supply bahan baku, score yang diperoleh
perusahaan kurang dari target score yang di tetapkan. Hal ini di karenakan
kurangnya operator memahami alur rantai pasok dan standar operational yang
sudah ditetapkan perusahaan, sehingga performance supply bahan baku tidak dapat
berjalan baik terkadang mengalami keterlambatan pada saat supply ke bagian
produksi yang berdampak tidak tercapainya target order.
Dari hasil penyebaran kuisioner di dapat keadaan performance man
power,performance mesin dan performance suplly bahan baku yang tidak mencapai
target score pada setiap variabelnya. Dengan demikian peneliti tertarik memperbaiki
variabel yang tidak tercapainya target kualitasnya, dengan cara memberi training
kepada setiap man powernya, menjalankan standar operational yang sudah
ditetapkan perusahaan,memberi pelatihan tentang pemahaman Deming prize dan
memberi motivasi.
110
4.6 Pembuatan kuisioner
Pembuatan kuisioner ini di buat kembali setelah memberi pelatihan operator
tentang Deming prize,standar operational dan memberi motivasi. Semua ini
dilakukan agar tercapai kualitas produk yang baik,didasarkan sepenuhnya pada 14
point Deming yang kemudian diadaptasi dan dikembangkan kembali dalam
pertanyaan – pertanyaan pada keadaan umum perusahaan yang terbagi menjadi
tiga variabel terdiri dari Performance man power,performance mesin ,performance
supply bahan baku.
4.6.1 Kuisioner perbaikan
Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang berupa daftar
pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden (sumber
yang diambil datanya melalui angket). Angket atau kuesioner dapat disebut
sebagai wawancara tertulis, karena isi kuesioner merupakan satu rangkaian
pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden dan diisi sendiri oleh
responden.
111
Tabel 4.11 Kuisioner performance man power
No Performance man power SS ST RG TS STS
Indikator 5 4 3 2 1
1 Karyawan mengetahui bahwa kualitas dapat
meningkatkan kualitas
2 Karyawan biasanya dengan cepat
memperbaiki prestasi kerjanya yang buruk
3 Karyawan meningkatkan kualitas karena
perintah dari pemimpin
4 Perusahaan meminta pendapat karyawan
dalam usaha memperbaiki kualitas
5 Karyawan memiliki sikap kreatif dan
inovatif
Tabel 4.12 kuisioner performance mesin
No Performance man power Jawaban
SS ST RG TS STS
Indikator 5 4 3 2 1
1 Mesin berteknologi modern dengan system
otomasi
2
Mesin yang berteknologi modern dapat
mempengaruhi kualitas dan kuantiti
produknya
3 Untuk pengoperasian mesin karyawan harus
sesuai dengan standar operation
4 Preventife maintenance dilakukan sesuai
jadwal perawatannya
5 Mesin pada saat operation jarang mengalami
trouble
112
Tabel 4.13 kuisioner performance supply bahan baku
No Performance supply bahan baku SS ST RG TS STS
Indikator 5 4 3 2 1
1 Material maupun supply bahan baku sesuai
spesifikasi kualitasnya
2 Supplay bahan baku ke produksi sesuai
work instruksi
4.7 PENGOLAHAN DATA
Pada penelitian ini pengolahan data kuisioner dimulai dengan menguji
validitas, menguji realibilitas dan menghitung score untuk mendapatkan penilaian
apakan sesuai target atau tidak, dari kuisioner pada masing – masing kategori.
4.7.1 UJI VALIDITAS PERBAIKAN
Disini peneliti menggunakan person product momen sebagai alat ukur dalam
perhitungannya untuk mengetahui data hasil perhitungan valid atau tidak, apabila
data di temukan tidak valid maka peneliti kembali menyebar kuisioner kembali
sampai di dapat data yang valid, apabila data sudah valid maka data bisa dilanjutkan
dengan uji realibilitas.
1. Contoh perhitungan r hitung pada uji validitas performance man power untuk
pertanyaan no. 1 :
113
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= ,
2. Contoh perhitungan r hitung pada uji validitas performance mesin untuk
pertanyaan no. 1 :
Uji validitas
� = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= ,
3. Contoh perhitungan r hitung pada uji validitas performance suplly bahan baku
untuk pertanyaan no. 1 :
Uji validitas
114
� = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2]
� = −√[ − 2][ − 2] = ,
= ,
Dari hasil uji validitas perhitungan manual didapat data r hitung kemudian
di bandingkan dengan r tabel (0,374) apakah hasil nya valid atau tidak dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas
NO Variabel Indikator r hitung r tabel Keterangan
Performance man power
1 1 0,427 0,374 Valid
2 2 0,558 0,374 Valid
3 3 0,568 0,374 Valid
4 4 0,402 0,374 Valid
5 5 0,550 0,374 Valid
Performance mesin
1 1 0,506 0,374 Valid
2 2 0,427 0,374 Valid
3 3 0,460 0,374 Valid
4 4 0,485 0,374 Valid
5 5 0,484 0,374 Valid
Performance Supply bahan baku
1 1 0,906 0,374 Valid
2 2 0,843 0,374 Valid
115
Pada tabel uji validitas diatas menunjukan data setiap variabelnya
valid, karena koefisien korelasi masing-masing variabelnya tidak kurang dari
angka kritis nilai r (r tabel) pada tingkat signifikan 5% dan n = 30 adalah
(0,374).
4.7.2 Diagram batang uji validitas
Diagram ini digunakan untuk menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil
produksi) untuk mengetahui hasil data-data Uji Validitas dapat dilihat pada gambar
diagram berikut :
116
Gambar 4.8 Diagram hasil uji validitas
Pada gambar diatas menunjukan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok
tersebut bermutu
4.8 UJI REALIBILITAS PERBAIKAN
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Metode Alpha
Cronbach terhadap seluruh data yang diperoleh dari penyebaran kuisioner, untuk
mengetahui apakah data hasil perhitungan realibel atau tidak, apabila data di
temukan tidak realibel, maka peneliti kembali menyebar kuisioner sampai di dapat
data yang realibel, apabila data sudah realibel maka data bisa dilanjutkan dengan
menentukan target score.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Man power Mesin supply bahan baku
variabel 1
variabel 2
variabel 3
variabel 4
variabel 5
variabel 6
variabel 7
variabel 8
variabel 9
variabel 10
117
Hasil perhitungan Uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.15 Hasil uji reabilitas
NO Variabel Indikator r hitung
Performance man power
1 1 0,232
2 2 0,222
3 3 0,222
4 4 0,24
5 5 0,315
Performance mesin
1 1 0,328
2 2 0,21
3 3 0,222
4 4 0,45
5 5 0,222
Performance Supply bahan
baku
1 1 0,29
2 2 0,18
Tabel uji realibilitas di atas menunjukan data yang realibel dikarenakan
data tersebut tidak melebihi angka (satu) 1 berarti adanya konsistensi yang
sempurna pada alat ukur yang bersangkutan
4.8.1 Diagram batang uji realibilitas
Diagram ini digunakan untuk menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil
produksi) untuk mengetahui hasil data-data Uji realibilitas dapat dilihat pada gambar
diagram berikut :
118
Gambar 4.8 Uji realibilitas
Pada gambar diatas menunjukan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok
tersebut bermutu
4.8.2 Uji total realibilitas
Uji total realibilitas merupakan Hasil perhitungan keseluruhan Uji total
realibilitas kemudian di rata-rata maka di dapat pada tabel berikut :
Tabel 4.16 Hasil uji total realiabilitas
NO Variabel Indikator
r11
1 Performance man power 0,83 -0,6
2 Performance man mesin 1,04 -468
3 Performance supply bahan baku 0,712 0,679
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Man power Mesin supply bahan baku
Diagrammtitel
variabel 1
variabel 2
variabel 3
variabel 4
variabel 5
variabel 6
variabel 7
variabel 8
variabel 9
variabel 10
119
Dapat disimpulkan bahwa seluruh instrument penelitian memiliki realibilitas yang
sangat realibel di karenakan nilai alpha tidak lebih dari angka (satu) 1.
4.9 Pengujian validitas instrument dengan SPSS
Menurut Scanria B. Anderson, menyebutkan bahwa “A test is valid if it
measure what it purpose to measure". Secara umum dapat diartikan bahwa
“Sebuah test (alat ukur/instrumen) dikatakan valid yakni jika test tersebut dapat
mengukur apa yang hendak diukur". Validitas didefinisikan sebagai ukuran
seberapa cermat suatu test (alat ukur) melakukan fungsi ukurnya. Test/alat ukur
hanya dapat melakukan fungsinya dengan cermat kalau ada "sesuatu" yang
diukurnya. Jadi, untuk dikatakan valid, test harus mengukur sesuatu dan
melakukannya dengan cermat.
120
1. Performance man power
Tabel 4.17 Correlations
kuis1 kuis2 kuis3 kuis4 kuis5 total_skor
kuis1 Pearson Correlation 1 -.538** .196 -.339 -.230 .028
Sig. (2-tailed) .002 .300 .067 .222 .884
N 30 30 30 30 30 30
kuis2 Pearson Correlation -.538** 1 -.200 .289 -.042 .258
Sig. (2-tailed) .002 .289 .122 .826 .168
N 30 30 30 30 30 30
kuis3 Pearson Correlation .196 -.200 1 -.144 .210 .568**
Sig. (2-tailed) .300 .289 .447 .266 .001
N 30 30 30 30 30 30
kuis4 Pearson Correlation -.339 .289 -.144 1 -.048 .403*
Sig. (2-tailed) .067 .122 .447 .799 .027
N 30 30 30 30 30 30
kuis5 Pearson Correlation -.230 -.042 .210 -.048 1 .555**
Sig. (2-tailed) .222 .826 .266 .799 .001
N 30 30 30 30 30 30
total_skor Pearson Correlation .028 .258 .568** .403
* .555
** 1
Sig. (2-tailed) .884 .168 .001 .027 .001
N 30 30 30 30 30 30
Setelah teknik analisis dijalankan dan didapatkan hasil, maka bagian
terpenting dari serangkaian uji Validitas adalah memberikan Interpretasi Data atau
Membaca Hasil. Dalam hal ini terdapat 2 cara/metode dalam memberikan
Interpretasi Data atau Membaca Hasil, yaitu sbb:
121
Membaca hasil dengan cara Membandingkan r-hitung dengan r-tabel. Maka
didapat 2 item yang tidak valid
Nilai r-Tabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan jumlah N = 30 adalah 0,374.
Dengan demikian didapatkan hasil nilai r-Hitung (0.028 dan 0.258) > nilai r-Tabel
(0,374), hal ini berarti bahwa Pertanyaan dalam kuesioner tersebut adalah tidak
Valid. Karena Nilai r-Hitung lebih kecil dari Nilai r-Tabel.
122
2. Performance mesin
Tabel 4.18 Correlations
kuis1 kuis2 kuis3 kuis4 kuis5 total_skor
kuis1 Pearson Correlation 1 .051 .164 -.260 .041 .507**
Sig. (2-tailed) .790 .385 .165 .829 .004
N 30 30 30 30 30 30
kuis2 Pearson Correlation .051 1 -.154 .054 -.463** .227
Sig. (2-tailed) .790 .416 .776 .010 .227
N 30 30 30 30 30 30
kuis3 Pearson Correlation .164 -.154 1 .000 -.050 .460*
Sig. (2-tailed) .385 .416 1.000 .793 .010
N 30 30 30 30 30 30
kuis4 Pearson Correlation -.260 .054 .000 1 -.105 .485**
Sig. (2-tailed) .165 .776 1.000 .579 .007
N 30 30 30 30 30 30
kuis5 Pearson Correlation .041 -.463** -.050 -.105 1 .184
Sig. (2-tailed) .829 .010 .793 .579 .330
N 30 30 30 30 30 30
total_skor Pearson Correlation .507** .227 .460
* .485
** .184 1
Sig. (2-tailed) .004 .227 .010 .007 .330
N 30 30 30 30 30 30
Setelah teknik analisis dijalankan dan didapatkan hasil, maka bagian
terpenting dari serangkaian uji Validitas adalah memberikan Interpretasi Data atau
Membaca Hasil. Dalam hal ini terdapat 2 cara/metode dalam memberikan
Interpretasi Data atau Membaca Hasil, yaitu sbb:
123
Membaca hasil dengan cara Membandingkan r-hitung dengan r-tabel. Maka
didapat 2 item yang tidak valid
Nilai r-Tabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan jumlah N = 30 adalah 0,374.
Dengan demikian didapatkan hasil nilai r-Hitung (0.227 dan 0.184) > nilai r-Tabel
(0,374), hal ini berarti bahwa Pertanyaan dalam kuesioner tersebut adalah tidak
Valid. Karena Nilai r-Hitung LEBIH kecil dari Nilai r-Tabel.
3. Performance supply bahan baku
Tabel 4.19 Correlations
kuis1 kuis2 total_skor
kuis1 Pearson Correlation 1 .538** .906
**
Sig. (2-tailed) .002 .000
N 30 30 30
kuis2 Pearson Correlation .538** 1 .844
**
Sig. (2-tailed) .002 .000
N 30 30 30
total_skor Pearson Correlation .906** .844
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
Setelah teknik analisis dijalankan dan didapatkan hasil, maka bagian
terpenting dari serangkaian uji Validitas adalah memberikan Interpretasi Data atau
Membaca Hasil. Dalam hal ini terdapat 2 cara/metode dalam memberikan
Interpretasi Data atau Membaca Hasil, yaitu sbb:
Membaca hasil dengan cara Membandingkan r-hitung dengan r-tabel. Maka
didapat 2 item yang valid
124
Nilai r-Tabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan jumlah N = 30 adalah 0,374.
Dengan demikian didapatkan hasil nilai r-Hitung (0.906 dan 0.884) > nilai r-Tabel
(0,374), hal ini berarti bahwa Pertanyaan dalam kuesioner tersebut adalah Valid.
Karena Nilai r-Hitung lebih besar dari Nilai r-Tabel.
4.10 Pengujian realibilitas instrument dengan SPSS UJI RELIABILITS instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun
internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stabiliry),
equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal Reliabilitas instrumen dapat
diuji dengan menganalisis konsistensi budr-butir yang ada pada instrumen dengan
teknik tertentu.
UJI RELIABILIITAS berkaitan dengan masalah adanya ‘kepercayaan’ terhadap alat
test (instrumen). Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi
jika hasil dari pengujian test/instrumen tersebut menunjukkan hasil yang tetap.
Dengan demikian, masalah reliabilitas test/instrumen berhubungan dengan masalah
ketetapan hasil. Atau kalaupun terjadi perubahan hasil test/instrumen, namun
perubahan tersebut dianggap tidak berarti.
1. Performance man power
Tabel 4.20 Reliability
Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.456 6
125
4.21 Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
kuis1 37.57 3.633 -.230 .598
kuis2 37.60 3.214 .000 .509
kuis3 37.60 2.662 .353 .355
kuis4 37.53 2.947 .145 .449
kuis5 38.40 2.593 .285 .378
total_skor 20.97 .861 1.000 -.601a
Setelah proses pengujian reliabilitas selesai, maka akan didapatkan hasil
seperti tersebut di atas. Untuk menginterpretasikan Data hasil Uji Reliabilitas tersebut,
maka yang digunakan adalah nilai Reliability Statistics dari Alpha. Hasil uji coba ini
menunjukkan Nilai Alpha sebesar 0,456. Secara teoritis besarnya koefisiensi
realibilitas bekisar antara 0-1 Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Instrumen yang telah diuji-cobakan ini RELIABEL karena mempunyai Nilai Alpha <1
126
2. Performance mesin
4.22 Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.490 6
4.23 Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
kuis1 41.00 3.448 .255 .443
kuis2 40.23 4.116 .004 .536
kuis3 40.27 3.651 .251 .449
kuis4 40.43 3.426 .177 .483
kuis5 40.27 4.202 -.047 .555
total_skor 22.47 1.085 1.000 -.458a
Setelah proses pengujian reliabilitas selesai, maka akan didapatkan hasil
seperti tersebut di atas. Untuk menginterpretasikan Data hasil Uji Reliabilitas tersebut,
maka yang digunakan adalah nilai Reliability Statistics dari Alpha. Hasil uji coba ini
menunjukkan Nilai Alpha sebesar 0,490. Secara teoritis besarnya koefisiensi
realibilitas bekisar antara 0-1 Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Instrumen yang telah diuji-cobakan ini RELIABEL karena mempunyai Nilai Alpha <1
127
3. Performance supply bahan baku
Tabel 4.23 Reliability
Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.879 3
Tabel 4.24 Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
kuis1 12.80 1.545 .812 .807
kuis2 12.90 1.886 .741 .902
total_skor 8.57 .737 1.000 .686
Setelah proses pengujian reliabilitas selesai, maka akan didapatkan hasil
seperti tersebut di atas. Untuk menginterpretasikan Data hasil Uji Reliabilitas tersebut,
maka yang digunakan adalah nilai Reliability Statistics dari Alpha. Hasil uji coba ini
menunjukkan Nilai Alpha sebesar 0,879. Secara teoritis besarnya koefisiensi
realibilitas bekisar antara 0-1 Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Instrumen yang telah diuji-cobakan ini RELIABEL karena mempunyai Nilai Alpha <1
128
4.11 Hasil kuisioner Performance Man Power
Hasil dari perhitungan tersebut dibandingkan dengan target score yang sudah
di tetapkan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Rumus yang digunakan untuk mengukur score :
= jumlah score dari jawaban responden
Jumlah responden
Tabel 4.25 perolehan score untuk kategori performance man power
Kategori(performance man power) Score anda Target score
Karyawan mengetahui visi misi perusahaan 4,36 4,00
Karyawan biasanya dengan cepat memperbaiki prestasi
kerjanya yang buruk 4,33 4,00
Karyawan meningkatkan kualitas tanpa perintah dari
pemimpin 4,33 4,00
Perusahaan meminta pendapat karyawan dalam usaha
memperbaiki kualitas
4,40 4,00
Karyawan memiliki sikap kreatif dan inovatif 3,53 4,00
Total (jumlah score di bagi 5) 4,19 4,00
Untuk kategori performance man power, score yang perlu diperoleh
perusahaan melebihi dari target score yang di tetapkan. Hal ini berarti perusahaan
telah menerapkan standart operation dengan baik kepada man powernya untuk
menciptakan produk yang berkualitas.
4.12 Hasil Kuisioner untuk Keadaan performance mesin
Hasil dari perhitungan tersebut dibandingkan dengan target score yang sudah
di tetapkan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
129
Rumus yang digunakan untuk mengukur score :
= jumlah score dari jawaban responden
Jumlah responden
Tabel 4.26 Perolehan score untuk kategori performance mesin
Kategori (performance mesin) Score anda Target score
Mesin berteknologi modern dengan system otomasi 3,93 4,00
Mesin yang berteknologi modern dapat mempengaruhi
kualitas dan kuantiti produknya 4,70 4,00
Untuk pengoperasian mesin karyawan harus sesuai
dengan standar operation 4,66 4,00
Preventife maintenance dilakukan sesuai jadwal
perawatannya
4,50 4,00
Mesin pada saat operation jarang mengalami trouble 4,66 4,00
Total (jumlah score di bagi 5) 4,49 4,00
Untuk kategori performance mesin, score yang perlu diperoleh perusahaan
melebihi dari target score yang di tetapkan. Hal ini berarti perusahaan telah
menerapkan total preventife maintenance berjalan dengan baik, sehingga dengan
performance mesin yang baik dapat menciptakan produk yang realibility.
4.13 Hasil Kuisioner untuk Keadaan performance supply bahan baku
Hasil dari perhitungan tersebut dibandingkan dengan target score yang sudah
di tetapkan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Rumus yang digunakan untuk mengukur score :
= jumlah score dari jawaban responden
Jumlah responden
130
Tabel 4.27 perolehan score untuk kategori performance bahan baku
Kategori(performance mesin) Score anda Target score
Material maupun supply bahan baku sesuai spesifikasi
kualitasnya 4,33 4,00
Supplay bahan baku ke produksi sesuai work instruksi 4,23 4,00
Total (jumlah score di bagi 2) 4,28 4,00
Untuk kategori performance supply bahan baku score yang perlu diperoleh
perusahaan melebihi dari target score yang di tetapkan. Hal ini berarti perusahaan
telah menerapkan alur rantai pasok yang baik, sehingga produk dapat selesai
dengan tepat waktu dengan yang di tentukan.
Dari hasil penyebaran kuisioner di dapat keadaan performance man
power,performance mesin dan performance suplly bahan baku yang mencapai
target score pada setiap variabelnya. Dengan demikian peneliti berhasil
memperbaiki variabel yang tidak tercapainya target kualitasnya, dengan cara
memberi training kepada setiap man powernya, menjalankan standar operational
yang sudah ditetapkan perusahaan,memberi pelatihan tentang pemahaman Deming
prize dan memberi motivasi.
131
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1 ANALISIS DATA AWAL DAN PENELITIAN
Langkah dalam usaha pencapaian DEMING PRIZE adalah menyesuaikan
kategori-kategori yang ada dalam Deming Prize, kemudian pengambilan data awal
berupa kuisioner yang berisikan pertanyaan-pertanyaan diadaptasikan dari kategori-
kategori Deming prize.
Pada tahap ini dilakukan diskusi untuk mengungkapakan tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mencapai Deming Prize. Masalah yang dihadapi dalam
penelitian ini adalah mendapatkan data-data yang benar-benar nyata dalam
keadaan bagian produksi meliputi, performance man power, performance mesin dan
performance suplly bahan baku. Agar data yang diterima benar-benar merupakan
cerminan dari keadaan produksi secara keseluruhan.
5.2 ANALISIS KESESUAIAN DEMING PRIZE
Dalam analisis ini dipaparkan kesesuaian kategori deming prize dalam
perusahaan dimana penelitian ini dilakukan pada bagian produksi. Meliputi :
performance man power, performance mesin dan performance suplly bahan baku.
5.3 PERFORMANCE MAN POWER
5.3.1 Kondisi awal Performance Man power
131
132
Performance Man power/keahlian operator, adalah seorang pekerja yang
bekerja mengoperasikan mesin atau peralatan di suatu pabrik dengan syarat dan
ketentuan yang sesuai dengan standar operasional prosedur dari perusahaan
tertentu.
Tugas Umum Operator Produksi adalah memproses atau mengelola suatu
produk/barang dari suatu bahan dasar/baku diolah hingga menjadi berbentuk dan
sesuai dengan keperluan (bahan jadi).
Tabel 5.1 Score untuk kategori pretest performance Man power
Kategori(performance man power) Score anda Target score
Karyawan mengetahui visi misi perusahaan 5,00 4,50
Karyawan biasanya dengan cepat memperbaiki prestasi
kerjanya yang buruk
4,46 4,50
Karyawan meningkatkan kualitas karena perintah dari
pemimpin
3,96 4,50
Perusahaan meminta pendapat karyawan dalam usaha
memperbaiki kualitas
3,83 4,50
Karyawan memiliki sikap kreatif dan inovatif 4,60 4,50
Total (jumlah score di bagi 5) 4,37 4,50
5.3.2 Perbaikan Performance Man power
Dari hasil perbaikan performance man power, peneliti berhasil memperbaiki
variabel yang tidak tercapainya target kualitasnya, dengan cara memberi training
kepada setiap man powernya, menjalankan standar operational yang sudah
133
ditetapkan perusahaan,memberi pelatihan tentang pemahaman Deming prize dan
memberi motivasi.
Tabel 5.2 perolehan score untuk kategori performance man power
Kategori(performance man power) Score anda Target score
Karyawan mengetahui visi misi perusahaan 4,36 4,00
Karyawan biasanya dengan cepat memperbaiki prestasi
kerjanya yang buruk
4,33 4,00
Karyawan meningkatkan kualitas tanpa perintah dari
pemimpin
4,33 4,00
Perusahaan meminta pendapat karyawan dalam usaha
memperbaiki kualitas
4,40 4,00
Karyawan memiliki sikap kreatif dan inovatif 3,53 4,00
Total (jumlah score di bagi 5) 4,19 4,00
5.4 PERFORMANCE MESIN
5.4.1 Kondisi awal Performance Mesin
Mesin merupakan salah satu bagian terpenting dalam kegiatan produksi, baik
dalam industri manufaktur maupun industri jasa, dimana fungsi dari mesin yang
dimaksud adalah untuk menghasilkan produk dalam kegiatan proses produksi yang
dijalankan. Dilihat dari fungsinya, peranan mesin adalah sangat penting sehingga
diharapkan tidak mengalami kegagalan saat kegiatan produksi berlangsung. Mesin
yang mengalami masalah, dapat mengganggu jalannya produksi dan mungkin saja
dapat membahayakan keselamatan jiwa dari operator produksi yang terlibat maupun
pengguna produk yang dihasilkan. Sehingga harus selalu dipersiapkan segala
134
sesuatunya dengan teliti dan berdasarkan standar persyaratan yang telah ditentukan
oleh perusahaan agar tingkat keandalan mesin sesuai dengan yang diharapkan.
Kegagalan dalam memenuhi tingkat keandalan yang disyaratkan (ketidakandalan /
unreliability) dapat mengakibatkan tidak hanya kerugian secara ekonomi tetapi juga
dapat mempengaruhi keselamatan manusia dalam perusahaan tersebut.Mesin
merupakan salah satu bagian terpenting dalam kegiatan produksi, baik dalam
industri manufaktur maupun industri jasa, dimana fungsi dari mesin yang dimaksud
adalah untuk menghasilkan produk dalam kegiatan proses produksi yang dijalankan.
Dilihat dari fungsinya, peranan mesin adalah sangat penting sehingga diharapkan
tidak mengalami kegagalan saat kegiatan produksi berlangsung. Mesin yang
mengalami masalah, dapat mengganggu jalannya produksi dan mungkin saja dapat
membahayakan keselamatan jiwa dari operator produksi yang terlibat maupun
pengguna produk yang dihasilkan.
Tabel 5.2 Score untuk kategori pretest performance mesin
Kategori (performance mesin) Score anda Target score
Mesin berteknologi modern dengan system otomasi 4,36 4,50
Mesin yang berteknologi modern dapat mempengaruhi
kualitas dan kuantiti produknya
4,33 4,50
Untuk pengoperasian mesin karyawan harus sesuai dengan
standar operation
4,33 4,50
Preventife maintenance dilakukan sesuai jadwal
perawatannya
4,40 4,50
Mesin pada saat operation jarang mengalami trouble 3,53 4,50
Total (jumlah score di bagi 5) 4,19 4,50
135
5.4.2 Perbaikan Performance Mesin
Dari hasil perbaikan performance mesin, peneliti berhasil memperbaiki
variabel yang tidak tercapainya target kualitasnya, dengan cara memberi training
kepada setiap man powernya, menjalankan standar operational yang sudah
ditetapkan perusahaan,memberi pelatihan tentang pemahaman Deming prize dan
memberi motivasi. Agar operator pada saat pengoperasian mesin dapat maksimal
dan menghasilkan produck yang berkualitas.
Tabel 5.3 Perolehan score untuk kategori performance mesin
Kategori (performance mesin) Score anda Target score
Mesin berteknologi modern dengan system otomasi 3,93 4,00
Mesin yang berteknologi modern dapat mempengaruhi
kualitas dan kuantiti produknya
4,70 4,00
Untuk pengoperasian mesin karyawan harus sesuai dengan
standar operation
4,66 4,00
Preventife maintenance dilakukan sesuai jadwal
perawatannya
4,50 4,00
Mesin pada saat operation jarang mengalami trouble 4,66 4,00
Total (jumlah score di bagi 5) 4,49 4,00
5.5 PERFORMANCE SUPPLY BAHAN BAKU
5.5.1 Kondisi Performance Supply bahan baku
136
Performance supply bahan baku memiliki peran yang besar dalam perjalanan
produksi barang yang ada di perusahaan, khususnya pada perusahaan yang
berkembang pada produksi barang jadi. Barang jadi yang dimaksudkan yaitu barang
hasil pengolahan atau pemrosesan bahan mentah atau bahan setengah jadi untuk
disalurkan pada konsumen secara luas. Inilah yang dinamakan dengan proses
produksi barang pada sebuah perusahaan.
Tabel 5.4 Score untuk kategori pretest performance supply bahan baku
Kategori(performance mesin) Score anda Target score
Material maupun supply bahan baku sesuai spesifikasi
kualitasnya
3,93 5,00
Supplay bahan baku ke produksi sesuai work instruksi 4,70 5,00
Total (jumlah score di bagi 2) 4,31 5,50
5.5.2 Perbaikan Performance Supply bahan baku
Dari hasil perbaikan performance supply bahan baku, peneliti berhasil
memperbaiki variabel yang tidak tercapainya target kualitasnya, dengan cara
memberi training kepada setiap man powernya, menjalankan standar operational
yang sudah ditetapkan perusahaan,memberi pelatihan tentang pemahaman Deming
prize dan memberi motivasi. Agar operator dapat menerapkan alur rantai pasok
yang baik, sehingga produk dapat selesai dengan tepat waktu dengan yang di
tentukan.
137
Tabel 5.5 perolehan score untuk kategori performance bahan baku
Kategori(performance mesin) Score anda Target score
Material maupun supply bahan baku sesuai spesifikasi
kualitasnya
4,33 4,00
Supplay bahan baku ke produksi sesuai work instruksi 4,23 4,00
Total (jumlah score di bagi 2) 4,28 4,00
5.6 PEMBAHASAN
Sebagaimana analisa yang telah dibahas sebelumnya, maka langkah
selanjutnya ialah melakukan pembahasan mengenai apa yang telah dianalisa. Untuk
lebih jelasnya maka akan dilakukan pembahasan lebih lanjut.
5.6.1 Perbaikan Performance Man power
Dari hasil perbaikan performance man power, peneliti berhasil memperbaiki
variabel yang tidak tercapainya target kualitasnya, dengan cara memberi training
kepada setiap man powernya, menjalankan standar operational yang sudah
ditetapkan perusahaan,memberi pelatihan tentang pemahaman Deming prize dan
memberi motivasi.
Dalam suatu perusahaan, Operator Produksi juga memiliki tugas sebagai
berikut :
1) Melaksanakan kebijakan dan rencana produksi
2) Melaksanakan proses produksi dan prosedur kualitas sesuai dengan ketentuan
suatu perusahaan, mengoperasikan mesin dan mengontrol proses produksi.
138
3) Mengatur dan mengontrol bahan baku proses produksi sehingga menjadi bahan
jadi dengan ketentuan target yang telah ditentukan oleh perusahaan.
4) Memahami kerja dengan standar keamanan, kesehatan dan keselamatan dalam
bekerja.
5.6.2 Perbaikan Performance Mesin
Dari hasil perbaikan performance mesin, peneliti berhasil memperbaiki
variabel yang tidak tercapainya target kualitasnya, dengan cara memberi training
kepada setiap man powernya, menjalankan standar operational yang sudah
ditetapkan perusahaan,memberi pelatihan tentang pemahaman Deming prize dan
memberi motivasi. Agar operator pada saat pengoperasian mesin dapat maksimal
dan menghasilkan produck yang berkualitas.
Dilihat dari fungsinya, peranan mesin adalah sangat penting sehingga
diharapkan tidak mengalami kegagalan saat kegiatan produksi berlangsung. Mesin
yang mengalami masalah, dapat mengganggu jalannya produksi dan mungkin saja
dapat membahayakan keselamatan jiwa dari operator produksi yang terlibat maupun
pengguna produk yang dihasilkan. Sehingga harus selalu dipersiapkan segala
sesuatunya dengan teliti dan berdasarkan standar persyaratan yang telah ditentukan
oleh perusahaan agar tingkat keandalan mesin sesuai dengan yang diharapkan.
Kegagalan dalam memenuhi tingkat keandalan yang disyaratkan (ketidakandalan /
unreliability) dapat mengakibatkan tidak hanya kerugian secara ekonomi tetapi juga
dapat mempengaruhi keselamatan manusia dalam perusahaan tersebut.Mesin
merupakan salah satu bagian terpenting dalam kegiatan produksi, baik dalam
139
industri manufaktur maupun industri jasa, dimana fungsi dari mesin yang dimaksud
adalah untuk menghasilkan produk dalam kegiatan proses produksi yang dijalankan.
Dilihat dari fungsinya, peranan mesin adalah sangat penting sehingga diharapkan
tidak mengalami kegagalan saat kegiatan produksi berlangsung. Mesin yang
mengalami masalah, dapat mengganggu jalannya produksi dan mungkin saja dapat
membahayakan keselamatan jiwa dari operator produksi yang terlibat maupun
pengguna produk yang dihasilkan. Sehingga harus selalu dipersiapkan segala
sesuatunya dengan teliti dan berdasarkan standar persyaratan yang telah ditentukan
oleh perusahaan agar tingkat keandalan mesin sesuai dengan yang diharapkan.
Kegagalan dalam memenuhi tingkat keandalan yang disyaratkan (ketidakandalan /
unreliability) dapat mengakibatkan tidak hanya kerugian secara ekonomi tetapi juga
dapat mempengaruhi keselamatan manusia dalam perusahaan tersebut.
5.6.3 Perbaikan Performance Supply bahan baku
Dari hasil perbaikan performance supply bahan baku, peneliti berhasil
memperbaiki variabel yang tidak tercapainya target kualitasnya, dengan cara
memberi training kepada setiap man powernya, menjalankan standar operational
yang sudah ditetapkan perusahaan,memberi pelatihan tentang pemahaman Deming
prize dan memberi motivasi. Agar operator dapat menerapkan alur rantai pasok
yang baik, sehingga produk dapat selesai dengan tepat waktu dengan yang di
tentukan.
Performance supply bahan baku memiliki peran yang besar dalam perjalanan
produksi barang yang ada di perusahaan, khususnya pada perusahaan yang
berkembang pada produksi barang jadi. Barang jadi yang dimaksudkan yaitu barang
140
hasil pengolahan atau pemrosesan bahan mentah atau bahan setengah jadi untuk
disalurkan pada konsumen secara luas. Inilah yang dinamakan dengan proses
produksi barang pada sebuah perusahaan. Perusahaan yang berjalan diatas proses
produksi ini biasanya melibatkan beberapa bagian pekerja yang terdiri atas bagian
gudang, bagian operator produksi dan bagian purchasing. Ketiga pegawai ini juga
memiliki kaitan yang erat dengan manajemen supplier dan pemasok bahan baku.
141
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang sesuai dengan pendekatan
yang ditentukan, maka hasil penelitian yang dilakukan pada permasalahan kualitas
produck memberikan kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
1. Performance man power , score yang di dapat 4,19 Score ini telah melebihi target
score yang ditetapkan yaitu 4,00. Maka dalam hal ini untuk kategori performance
man power perusahaan telah memberi pelatihan terhadap operator , sehingga
banyak operator yang menguasai pekerjaannya, yang berdampak besar terhadap
kualitas produk yang meningkat baik
2. Performance mesin, score yang di dapat 4,49 Score ini telah melebihi target score
yang ditetapkan yaitu 4,00. Maka dalam hal ini untuk kategori performance mesin
dapat dikatakan cukup baik yang secara umum meliputi untuk pengoperasian
mesin operator di wajibkan training dan mengikuti standar operation dan
konsisten terus melakukan perbaikan
3. Performance supply bahan baku, score yang di dapat 4,28 Score ini telah
melebihi target score yang ditetapkan yaitu 4,00. Maka dalam hal ini untuk
kategori performance supply bahan baku dapat dikatakan cukup baik yang
141
142
secara umum meliputi supply bahan baku sesuai work instruksi, material yang
berkualitas untuk menghasilkan produck yang baik dan disukai konsumen.
6.2 SARAN
Dari kesimpulan diatas, maka saran yang di berikan untuk meningkatkan
kualitas internal PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI berdasarkan deming prize adalah
sebagai berikut :
1. Perusahaan terus mengembangkan operator dengan selalu memberi pelatihan-
pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk dan memajukan perusahaan
2. Pendidikan dan pelatihan penting diadakan secara periodic untuk mendapatkan
karyawan yang tangap dan cakap, sehingga karyawan dapat mengoperasikan
mesin dengan standar operation yang sudah ditetapkan perusahaan.
3. Supllay chain terstruktur agar pada saat proses berlangsung tidak mengalami
delay dan proses produksi berjalan dengan baik tanpa menambah jam waktu
kerja
DAFTAR PUSTAKA
Gazpersz, Vincent, 2003, Total Quality Management (TQM), Jakarta : Penerbit
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hardjosoedarmo, soewarso, 2001, Total Quality Management, Edisi Revisi, Andi
Yogyakarta
Howard. S. Gitlow & Shelly J. Gitlow, TQM In Action : Combines Deming’s
Philosophy and Japanese Management System, PTR Prentice Hal, Inc.
Tjiptono, Fandy, 1995, Total Quality Management, Andi off, Yogyakarta.
Lungan, Richard, 2006, Aplikasi Statistic dan Hitung Peluang, Yogyakarta : Penerbit
Graha Ilmu
Sudjana, 1989, Metode Statistic, Tarsito, Bandung
Walton, Mary, 1996, The Deming Management Method, New York : Dodd, Mead and
Company
Situs:Histogram
https://sites .google.com
more: http://www.transkerja.com/2014/03/tugas-dan-fungsi-operator-
produksi.html#ixzz3kBY7ayuf
- See more at: http://manajemenproduksi.com/manajemen-supplier-dan-
supply-chain-bahan-baku/#sthash.obGOz2Ky.dpuf
Kuisioner keadaan perusahaan
Tabel 4.2 kuisioner performance man power
No Performance man power SS ST RG TS STS
Indikator 5 4 3 2 1
1 Karyawan mengetahui bahwa kualitas dapat
meningkatkan kualitas
2 Karyawan biasanya dengan cepat
memperbaiki prestasi kerjanya yang buruk
3 Karyawan meningkatkan kualitas karena
perintah dari pemimpin
4 Perusahaan meminta pendapat karyawan
dalam usaha memperbaiki kualitas
5 Karyawan memiliki sikap kreatif dan
inovatif
Tabel 4.3 kuisioner performance mesin
No Performance man power Jawaban
SS ST RG TS STS
Indikator 5 4 3 2 1
1 Mesin berteknologi modern dengan system
otomasi
2
Mesin yang berteknologi modern dapat
mempengaruhi kualitas dan kuantiti
produknya
3 Untuk pengoperasian mesin karyawan harus
sesuai dengan standar operation
4 Preventife maintenance dilakukan sesuai
jadwal perawatannya
5 Mesin pada saat operation jarang mengalami
trouble
Tabel 4.4 kuisioner performance supply bahan baku
No Performance supply bahan baku SS ST RG TS STS
Indikator 5 4 3 2 1
1 Material maupun supply bahan baku sesuai
spesifikasi kualitasnya
2 Supplay bahan baku ke produksi sesuai
work instruksi
NO 1 2 3 4 5
1 5 4 4 3 5
2 4 4 4 4 5
3 5 4 4 4 4
4 5 4 4 3 5
5 4 5 3 4 5
6 5 5 3 4 4
7 4 5 4 5 5
8 4 5 5 4 4
9 5 4 3 5 5
10 5 4 3 4 5
11 5 5 3 4 4
12 5 4 5 3 5
13 5 5 3 4 4
14 5 4 4 3 5
15 5 5 4 4 4
16 5 4 4 3 5
17 4 5 5 4 5
18 4 5 4 3 5
19 4 4 5 5 4
20 5 4 4 3 5
21 4 5 3 5 4
22 4 4 5 4 4
23 4 4 5 3 5
24 5 5 4 4 4
25 5 4 4 3 5
26 4 4 5 4 5
27 4 5 4 4 4
28 4 5 3 5 5
29 5 5 4 3 4
30 4 4 4 4 5
Tabel Hasil Kuisioner Man power
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 1 dalam kuisioner Man power
NO X Y X² Y² XY
1 5 21 25 441 105
2 4 21 16 441 84
3 5 21 25 441 105
4 5 21 25 441 105
5 4 21 16 441 84
6 5 21 25 441 105
7 4 23 16 529 92
8 4 22 16 484 88
9 5 22 25 484 110
10 5 21 25 441 105
11 5 21 25 441 105
12 5 22 25 484 110
13 5 21 25 441 105
14 5 21 25 441 105
15 5 22 25 484 110
16 5 21 25 441 105
17 4 23 16 529 92
18 4 21 16 441 84
19 4 22 16 484 88
20 5 21 25 441 105
21 4 21 16 441 84
22 4 21 16 441 84
23 4 21 16 441 84
24 5 22 25 484 110
25 5 21 25 441 105
26 4 22 16 484 88
27 4 21 16 441 84
28 4 22 16 484 88
29 5 21 25 441 105
30 4 21 16 441 84
∑ 136 642 624 13750 2908
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2]
� = −√[ − 2][ − 2] = ,
= , Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 2 dalam kuisioner Performance man power
NO X Y X² Y² XY
1 4 21 16 441 84
2 4 21 16 441 84
3 4 21 16 441 84
4 4 21 16 441 84
5 5 21 25 441 105
6 5 21 25 441 105
7 5 23 25 529 115
8 5 22 25 484 110
9 4 22 16 484 88
10 4 21 16 441 84
11 5 21 25 441 105
12 4 22 16 484 88
13 5 21 25 441 105
14 4 21 16 441 84
15 5 22 25 484 110
16 4 21 16 441 84
17 5 23 25 529 115
18 5 21 25 441 105
19 4 22 16 484 88
20 4 21 16 441 84
21 5 21 25 441 105
22 4 21 16 441 84
23 4 21 16 441 84
24 5 22 25 484 110
25 4 21 16 441 84
26 4 22 16 484 88
27 5 21 25 441 105
28 5 22 25 484 110
29 5 21 25 441 105
30 4 21 16 441 84
∑ 134 642 606 13750 2870
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= , Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 3 dalam kuisioner Performance man power
NO X Y X² Y² XY
1 4 21 16 441 84
2 4 21 16 441 84
3 4 21 16 441 84
4 4 21 16 441 84
5 3 21 9 441 63
6 3 21 9 441 63
7 4 23 16 529 92
8 5 22 25 484 110
9 3 22 9 484 66
10 3 21 9 441 63
11 3 21 9 441 63
12 5 22 25 484 110
13 3 21 9 441 63
14 4 21 16 441 84
15 4 22 16 484 88
16 4 21 16 441 84
17 5 23 25 529 115
18 4 21 16 441 84
19 5 22 25 484 110
20 4 21 16 441 84
21 3 21 9 441 63
22 5 21 25 441 105
23 5 21 25 441 105
24 4 22 16 484 88
25 4 21 16 441 84
26 5 22 25 484 110
27 4 21 16 441 84
28 3 22 9 484 66
29 4 21 16 441 84
30 4 21 16 441 84
∑ 119 642 487 13750 2551
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= , Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 4 dalam kuisioner Man power
NO X Y X² Y² XY
1 3 21 9 441 63
2 4 21 16 441 84
3 4 21 16 441 84
4 3 21 9 441 63
5 4 21 16 441 84
6 4 21 16 441 84
7 5 23 25 529 115
8 4 22 16 484 88
9 5 22 25 484 110
10 4 21 16 441 84
11 4 21 16 441 84
12 3 22 9 484 66
13 4 21 16 441 84
14 3 21 9 441 63
15 4 22 16 484 88
16 3 21 9 441 63
17 4 23 16 529 92
18 3 21 9 441 63
19 5 22 25 484 110
20 3 21 9 441 63
21 5 21 25 441 105
22 4 21 16 441 84
23 3 21 9 441 63
24 4 22 16 484 88
25 3 21 9 441 63
26 4 22 16 484 88
27 4 21 16 441 84
28 5 22 25 484 110
29 3 21 9 441 63
30 4 21 16 441 84
∑ 115 642 455 13750 2467
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= , Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 5 dalam kuisioner Performance man power
NO X Y X² Y² XY
1 5 21 25 441 105
2 5 21 25 441 105
3 4 21 16 441 84
4 5 21 25 441 105
5 5 21 25 441 105
6 4 21 16 441 84
7 5 23 25 529 115
8 4 22 16 484 88
9 5 22 25 484 110
10 5 21 25 441 105
11 4 21 16 441 84
12 5 22 25 484 110
13 4 21 16 441 84
14 5 21 25 441 105
15 4 22 16 484 88
16 5 21 25 441 105
17 5 23 25 529 115
18 5 21 25 441 105
19 4 22 16 484 88
20 5 21 25 441 105
21 4 21 16 441 84
22 4 21 16 441 84
23 5 21 25 441 105
24 4 22 16 484 88
25 5 21 25 441 105
26 5 22 25 484 110
27 4 21 16 441 84
28 5 22 25 484 110
29 4 21 16 441 84
30 5 21 25 441 105
∑ 138 642 642 13750 2954
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= , Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel hasil pengolahan data kuisioner performance man power
NO 1 2 3 4 5 ∑ ∑² 1 5 4 4 3 5 21 441
2 5 4 4 4 5 21 441
3 5 4 4 4 4 21 441
4 5 4 4 3 5 21 441
5 5 5 3 4 5 21 441
6 5 5 3 4 4 21 441
7 5 5 4 5 5 23 529
8 5 5 5 4 4 22 484
9 5 4 3 5 5 22 484
10 5 4 3 4 5 21 441
11 5 5 3 4 4 21 441
12 5 4 5 3 5 22 484
13 5 5 3 4 4 21 441
14 5 4 4 3 5 21 441
15 5 5 4 4 4 22 484
16 5 4 4 3 5 21 441
17 5 5 5 4 5 23 529
18 5 5 4 3 5 21 441
19 5 4 5 5 4 22 484
20 5 4 4 3 5 21 441
21 5 5 3 5 4 21 441
22 5 4 5 4 4 21 441
23 5 4 5 3 5 21 441
24 5 5 4 4 4 22 484
25 5 4 4 3 5 21 441
26 5 4 5 4 5 22 484
27 5 5 4 4 4 21 441
28 5 5 3 5 5 22 484
29 5 5 4 3 4 21 441
30 5 4 4 4 5 21 441
∑ 150 134 119 115 138 642 13750
Tabel nilai reabilitas pada kuisioner Performance man power
variabel
indicator
nilai
realibilitas
Komandan
Satuan
1 0,2489
2 0,2489
3 0,4989
4 0,4722
5 0,24
∑ 1,7089
Variance total
��2 = ∑ �� − ∑ ���� = −
= ,
Untuk menghitung realibilitas dengan menggunakan rumus alpha yaitu :
� = [ �� − ] [ − ∑ ��2��2 ] = [ − ] [ − , , ] = − ,
NO 1 2 3 4 5
1 4 5 5 4 3
2 4 5 4 5 3
3 4 4 4 5 3
4 5 4 5 4 4
5 4 5 4 5 3
6 4 4 4 4 4
7 5 4 4 4 3
8 5 4 4 5 3
9 4 4 4 5 3
10 4 5 5 5 4
11 4 5 4 5 4
12 4 4 4 4 5
13 4 4 4 5 3
14 4 5 4 4 3
15 5 4 5 4 4
16 5 4 5 4 3
17 4 5 4 5 4
18 4 4 4 4 4
19 5 4 5 4 3
20 5 4 4 4 4
21 5 4 5 5 4
22 4 5 4 5 4
23 4 4 5 4 4
24 4 4 5 4 4
25 5 4 4 4 3
26 4 4 5 5 4
27 4 5 4 4 4
28 4 5 4 4 3
29 5 4 4 4 3
30 5 4 4 4 3
Tabel Hasil Kuisioner Performance mesin mesin
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 1 dalam kuisioner Performance mesin
NO X Y X² Y² XY
1 4 21 16 441 84
2 4 21 16 441 84
3 4 20 16 400 80
4 5 22 25 484 110
5 4 21 16 441 84
6 4 20 16 400 80
7 5 20 25 400 100
8 5 21 25 441 105
9 4 20 16 400 80
10 4 23 16 529 92
11 4 22 16 484 88
12 4 21 16 441 84
13 4 20 16 400 80
14 4 20 16 400 80
15 5 22 25 484 110
16 5 21 25 441 105
17 4 22 16 484 88
18 4 20 16 400 80
19 5 21 25 441 105
20 5 21 25 441 105
21 5 23 25 529 115
22 4 22 16 484 88
23 4 21 16 441 84
24 4 21 16 441 84
25 5 20 25 400 100
26 4 22 16 484 88
27 4 21 16 441 84
28 4 20 16 400 80
29 5 20 25 400 100
30 5 20 25 400 100
∑ 131 629 579 13213 2747
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= , Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 2 dalam kuisioner Mesin
NO X Y X² Y² XY
1 5 21 25 441 105
2 5 21 25 441 105
3 4 20 16 400 80
4 4 22 16 484 88
5 5 21 25 441 105
6 4 20 16 400 80
7 4 20 16 400 80
8 4 21 16 441 84
9 4 20 16 400 80
10 5 23 25 529 115
11 5 22 25 484 110
12 4 21 16 441 84
13 4 20 16 400 80
14 5 20 25 400 100
15 4 22 16 484 88
16 4 21 16 441 84
17 5 22 25 484 110
18 4 20 16 400 80
19 4 21 16 441 84
20 4 21 16 441 84
21 4 23 16 529 92
22 5 22 25 484 110
23 4 21 16 441 84
24 4 21 16 441 84
25 4 20 16 400 80
26 4 22 16 484 88
27 5 21 25 441 105
28 5 20 25 400 100
29 4 20 16 400 80
30 4 20 16 400 80
∑ 130 629 570 13213 2729
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= , Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 3 dalam kuisioner Performance mesin
NO X Y X² Y² XY
1 5 21 25 441 105
2 4 21 16 441 84
3 4 20 16 400 80
4 5 22 25 484 110
5 4 21 16 441 84
6 4 20 16 400 80
7 4 20 16 400 80
8 4 21 16 441 84
9 4 20 16 400 80
10 5 23 25 529 115
11 4 22 16 484 88
12 4 21 16 441 84
13 4 20 16 400 80
14 4 20 16 400 80
15 5 22 25 484 110
16 5 21 25 441 105
17 4 22 16 484 88
18 4 20 16 400 80
19 5 21 25 441 105
20 4 21 16 441 84
21 5 23 25 529 115
22 4 22 16 484 88
23 5 21 25 441 105
24 5 21 25 441 105
25 4 20 16 400 80
26 5 22 25 484 110
27 4 21 16 441 84
28 4 20 16 400 80
29 4 20 16 400 80
30 4 20 16 400 80
∑ 130 629 570 13213 2733
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= , Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 4 dalam kuisioner mesin
NO X Y X² Y² XY
1 4 21 16 441 84
2 5 21 25 441 105
3 5 20 25 400 100
4 4 22 16 484 88
5 5 21 25 441 105
6 4 20 16 400 80
7 4 20 16 400 80
8 5 21 25 441 105
9 5 20 25 400 100
10 5 23 25 529 115
11 5 22 25 484 110
12 4 21 16 441 84
13 5 20 25 400 100
14 4 20 16 400 80
15 4 22 16 484 88
16 4 21 16 441 84
17 5 22 25 484 110
18 4 20 16 400 80
19 4 21 16 441 84
20 4 21 16 441 84
21 5 23 25 529 115
22 5 22 25 484 110
23 4 21 16 441 84
24 4 21 16 441 84
25 4 20 16 400 80
26 5 22 25 484 110
27 4 21 16 441 84
28 4 20 16 400 80
29 4 20 16 400 80
30 4 20 16 400 80
∑ 132 629 588 13213 2773
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= , Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 5 dalam kuisioner Performance mesin
NO X Y X² Y² XY
1 3 21 9 441 63
2 3 21 9 441 63
3 3 20 9 400 60
4 4 22 16 484 88
5 3 21 9 441 63
6 4 20 16 400 80
7 3 20 9 400 60
8 3 21 9 441 63
9 3 20 9 400 60
10 4 23 16 529 92
11 4 22 16 484 88
12 5 21 25 441 105
13 3 20 9 400 60
14 3 20 9 400 60
15 4 22 16 484 88
16 3 21 9 441 63
17 4 22 16 484 88
18 4 20 16 400 80
19 3 21 9 441 63
20 4 21 16 441 84
21 4 23 16 529 92
22 4 22 16 484 88
23 4 21 16 441 84
24 4 21 16 441 84
25 3 20 9 400 60
26 4 22 16 484 88
27 4 21 16 441 84
28 3 20 9 400 60
29 3 20 9 400 60
30 3 20 9 400 60
∑ 106 629 384 13213 2231
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= , Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel hasil pengolahan data kuisioner Performance Mesin
NO 1 2 3 4 5 ∑ ∑² 1 4 5 5 4 3 21 441
2 4 5 4 5 3 21 441
3 4 4 4 5 3 20 400
4 5 4 5 4 4 22 484
5 4 5 4 5 3 21 441
6 4 4 4 4 4 20 400
7 5 4 4 4 3 20 400
8 5 4 4 5 3 21 441
9 4 4 4 5 3 20 400
10 4 5 5 5 4 23 529
11 4 5 4 5 4 22 484
12 4 4 4 4 5 21 441
13 4 4 4 5 3 20 400
14 4 5 4 4 3 20 400
15 5 4 5 4 4 22 484
16 5 4 5 4 3 21 441
17 4 5 4 5 4 22 484
18 4 4 4 4 4 20 400
19 5 4 5 4 3 21 441
20 5 4 4 4 4 21 441
21 5 4 5 5 4 23 529
22 4 5 4 5 4 22 484
23 4 4 5 4 4 21 441
24 4 4 5 4 4 21 441
25 5 4 4 4 3 20 400
26 4 4 5 5 4 22 484
27 4 5 4 4 4 21 441
28 4 5 4 4 3 20 400
29 5 4 4 4 3 20 400
30 5 4 4 4 3 20 400
∑ 131 130 130 132 106 629 13213
Tabel nilai reabilitas pada kuisioner kinerja mesin
variabel
indicator nilai realibilitas
Fasilitas
1 0,2322
2 0,2222
3 0,2222
4 0,24
5 0,3156
∑ 1,2322
Variance total
��2 = ∑ �� − ∑ ���� = −
= ,
Untuk menghitung realibilitas dengan menggunakan rumus alpha yaitu :
� = [ �� − ] [ − ∑ ��2��2 ] = [ − ] [ − ,, ] = − ,
NO 1 2
1 4 5
2 4 4
3 3 5
4 4 4
5 3 5
6 4 5
7 4 5
8 4 5
9 4 5
10 3 4
11 4 4
12 4 5
13 4 5
14 5 5
15 4 5
16 5 5
17 4 5
18 4 5
19 4 5
20 5 5
21 4 4
22 5 5
23 4 4
24 4 4
25 3 5
26 4 5
27 3 5
28 4 4
29 3 5
30 4 4
Tabel Hasil Kuisioner Performance Supply bahan baku
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 1 dalam kuisioner Performance supply bahan
baku
NO X Y X² Y² XY
1 4 9 16 81 36
2 4 8 16 64 32
3 3 8 9 64 24
4 4 8 16 64 32
5 3 8 9 64 24
6 4 9 16 81 36
7 4 9 16 81 36
8 4 9 16 81 36
9 4 9 16 81 36
10 3 7 9 49 21
11 4 8 16 64 32
12 4 9 16 81 36
13 4 9 16 81 36
14 5 10 25 100 50
15 4 9 16 81 36
16 5 10 25 100 50
17 4 9 16 81 36
18 4 9 16 81 36
19 4 9 16 81 36
20 5 10 25 100 50
21 4 8 16 64 32
22 5 10 25 100 50
23 4 8 16 64 32
24 4 8 16 64 32
25 3 8 9 64 24
26 4 9 16 81 36
27 3 8 9 64 24
28 4 8 16 64 32
29 3 8 9 64 24
30 4 8 16 64 32
∑ 118 259 474 2253 1029
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= ,
Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 2 dalam kuisioner Performance Supply bahan baku
NO X Y X² Y² XY
1 5 9 25 81 45
2 4 8 16 64 32
3 5 8 25 64 40
4 4 8 16 64 32
5 5 8 25 64 40
6 5 9 25 81 45
7 5 9 25 81 45
8 5 9 25 81 45
9 5 9 25 81 45
10 4 7 16 49 28
11 4 8 16 64 32
12 5 9 25 81 45
13 5 9 25 81 45
14 5 10 25 100 50
15 5 9 25 81 45
16 5 10 25 100 50
17 5 9 25 81 45
18 5 9 25 81 45
19 5 9 25 81 45
20 5 10 25 100 50
21 4 8 16 64 32
22 5 10 25 100 50
23 4 8 16 64 32
24 4 8 16 64 32
25 5 8 25 64 40
26 5 9 25 81 45
27 5 8 25 64 40
28 4 8 16 64 32
29 5 8 25 64 40
30 4 8 16 64 32
∑ 141 259 669 2253 1224
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= , Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel hasil pengolahan data kuisioner Performance Supply bahan baku
NO 1 2 ∑ ∑² 1 4 5 9 81
2 4 4 8 64
3 3 5 8 64
4 4 4 8 64
5 3 5 8 64
6 4 5 9 81
7 4 5 9 81
8 4 5 9 81
9 4 5 9 81
10 3 4 7 49
11 4 4 8 64
12 4 5 9 81
13 4 5 9 81
14 5 5 10 100
15 4 5 9 81
16 5 5 10 100
17 4 5 9 81
18 4 5 9 81
19 4 5 9 81
20 5 5 10 100
21 4 4 8 64
22 5 5 10 100
23 4 4 8 64
24 4 4 8 64
25 3 5 8 64
26 4 5 9 81
27 3 5 8 64
28 4 4 8 64
29 3 5 8 64
30 4 4 8 64
∑ 118 141 259 2253
Tabel nilai reabilitas pada kuisioner Performance supply bahan baku
variabel
indicator nilai realibilitas
kinerja Satuan
1 0,3289
2 0,21
∑ 0,2694
Variance total
��2 = ∑ �� − ∑ ���� = −
= ,
Untuk menghitung realibilitas dengan menggunakan rumus alpha yaitu :
� = [ �� − ] [ − ∑ ��2��2 ] = [ − ] [ − , , ] = ,
Tabel hasil uji validitas
NO variabel indicator
r
hitung r tabel keterangan
Man power
1 1 0,4624 0,374 valid
2 2 0,4624 0,374 valid
3 3 0,5398 0,374 valid
4 4 0,4763 0,374 valid
5 5 0,589 0,374 valid
Mesin
1 1 0,4278 0,374 valid
2 2 0,5583 0,374 valid
3 3 0,5684 0,374 valid
4 4 0,4027 0,374 valid
5 5 0,555 0,374 valid
Supply bahan
baku
1 1 0,5069 0,374 valid
2 2 0,4272 0,374 valid
Tabel hasil uji reabilitas
NO variabel indicator realibilitas hitung
Komandan Satuan
1 1 0,2489
2 2 0,2489
3 3 0,4989
4 4 0,4722
5 5 0,24
Fasilitas
1 1 0,2322
2 2 0,2222
3 3 0,2222
4 4 0,24
5 5 0,3156
Fasilitas
1 1 0,3289
2 2 0,21
Tabel hasil uji total realibilitas
NO variabel indicator ��2 �
1 Performance man
power
0,37 -4,86
2 Performance mesin 0,83 -0,6
3 Performance supply
bahan baku
0,5656 0,9262
Kuisioner keadaan perusahaan
Tabel kuisioner performance man power
No Performance man power SS ST RG TS STS
Indikator 5 4 3 2 1
1 Karyawan mengetahui bahwa kualitas dapat
meningkatkan kualitas
2 Karyawan biasanya dengan cepat
memperbaiki prestasi kerjanya yang buruk
3 Karyawan meningkatkan kualitas karena
perintah dari pemimpin
4 Perusahaan meminta pendapat karyawan
dalam usaha memperbaiki kualitas
5 Karyawan memiliki sikap kreatif dan
inovatif
Tabel kuisioner performance mesin
No Performance man power Jawaban
SS ST RG TS STS
Indikator 5 4 3 2 1
1 Mesin berteknologi modern dengan system
otomasi
2
Mesin yang berteknologi modern dapat
mempengaruhi kualitas dan kuantiti
produknya
3 Untuk pengoperasian mesin karyawan harus
sesuai dengan standar operation
4 Preventife maintenance dilakukan sesuai
jadwal perawatannya
5 Mesin pada saat operation jarang mengalami
trouble
Tabel kuisioner performance supply bahan baku
No Performance supply bahan baku SS ST RG TS STS
Indikator 5 4 3 2 1
1 Material maupun supply bahan baku sesuai
spesifikasi kualitasnya
2 Supplay bahan baku ke produksi sesuai
work instruksi
NO 1 2 3 4 5
1 4 5 5 4
3
2 4 5 4 5
3
3 4 4 4 5
3
4 5 4 5 4
4
5 4 5 4 5
3
6 4 4 4 4
4
7 5 4 4 4
3
8 5 4 4 5
3
9 4 4 4 5
3
10 4 5 5 5
4
11 4 5 4 5
4
12 4 4 4 4
5
13 4 4 4 5
3
14 4 5 4 4
3
15 5 4 5 4
4
16 5 4 5 4
3
17 4 5 4 5
4
18 4 4 4 4
4
19 5 4 5 4
3
20 5 4 4 4
4
21 5 4 5 5
4
22 4 5 4 5
4
23 4 4 5 4
4
24 4 4 5 4
4
25 5 4 4 4
3
26 4 4 5 5
4
27 4 5 4 4
4
28 4 5 4 4
3
29 5 4 4 4
3
30 5 4 4 4
3
Tabel Hasil Kuisioner performance man power
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 1 dalam kuisioner performance man power
NO X Y X² Y² XY
1 4 21 16 441 84
2 4 21 16 441 84
3 4 20 16 400 80
4 5 22 25 484 110
5 4 21 16 441 84
6 4 20 16 400 80
7 5 20 25 400 100
8 5 21 25 441 105
9 4 20 16 400 80
10 4 23 16 529 92
11 4 22 16 484 88
12 4 21 16 441 84
13 4 20 16 400 80
14 4 20 16 400 80
15 5 22 25 484 110
16 5 21 25 441 105
17 4 22 16 484 88
18 4 20 16 400 80
19 5 21 25 441 105
20 5 21 25 441 105
21 5 23 25 529 115
22 4 22 16 484 88
23 4 21 16 441 84
24 4 21 16 441 84
25 5 20 25 400 100
26 4 22 16 484 88
27 4 21 16 441 84
28 4 20 16 400 80
29 5 20 25 400 100
30 5 20 25 400 100
∑ 131 629 579 13213 2747
Uji Validitas
� = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= , Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 2 dalam kuisioner performance man power
NO X Y X² Y² XY
1 5 21 25 441 105
2 5 21 25 441 105
3 4 20 16 400 80
4 4 22 16 484 88
5 5 21 25 441 105
6 4 20 16 400 80
7 4 20 16 400 80
8 4 21 16 441 84
9 4 20 16 400 80
10 5 23 25 529 115
11 5 22 25 484 110
12 4 21 16 441 84
13 4 20 16 400 80
14 5 20 25 400 100
15 4 22 16 484 88
16 4 21 16 441 84
17 5 22 25 484 110
18 4 20 16 400 80
19 4 21 16 441 84
20 4 21 16 441 84
21 4 23 16 529 92
22 5 22 25 484 110
23 4 21 16 441 84
24 4 21 16 441 84
25 4 20 16 400 80
26 4 22 16 484 88
27 5 21 25 441 105
28 5 20 25 400 100
29 4 20 16 400 80
30 4 20 16 400 80
∑ 130 629 570 13213 2729
Uji Validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= , Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 3 dalam kuisioner performance man power
NO X Y X² Y² XY
1 5 21 25 441 105
2 4 21 16 441 84
3 4 20 16 400 80
4 5 22 25 484 110
5 4 21 16 441 84
6 4 20 16 400 80
7 4 20 16 400 80
8 4 21 16 441 84
9 4 20 16 400 80
10 5 23 25 529 115
11 4 22 16 484 88
12 4 21 16 441 84
13 4 20 16 400 80
14 4 20 16 400 80
15 5 22 25 484 110
16 5 21 25 441 105
17 4 22 16 484 88
18 4 20 16 400 80
19 5 21 25 441 105
20 4 21 16 441 84
21 5 23 25 529 115
22 4 22 16 484 88
23 5 21 25 441 105
24 5 21 25 441 105
25 4 20 16 400 80
26 5 22 25 484 110
27 4 21 16 441 84
28 4 20 16 400 80
29 4 20 16 400 80
30 4 20 16 400 80
∑ 130 629 570 13213 2733
Uji Validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= , Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 4 dalam kuisioner Performance man power
NO X Y X² Y² XY
1 4 21 16 441 84
2 5 21 25 441 105
3 5 20 25 400 100
4 4 22 16 484 88
5 5 21 25 441 105
6 4 20 16 400 80
7 4 20 16 400 80
8 5 21 25 441 105
9 5 20 25 400 100
10 5 23 25 529 115
11 5 22 25 484 110
12 4 21 16 441 84
13 5 20 25 400 100
14 4 20 16 400 80
15 4 22 16 484 88
16 4 21 16 441 84
17 5 22 25 484 110
18 4 20 16 400 80
19 4 21 16 441 84
20 4 21 16 441 84
21 5 23 25 529 115
22 5 22 25 484 110
23 4 21 16 441 84
24 4 21 16 441 84
25 4 20 16 400 80
26 5 22 25 484 110
27 4 21 16 441 84
28 4 20 16 400 80
29 4 20 16 400 80
30 4 20 16 400 80
∑ 132 629 588 13213 2773
Uji Validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= , Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 5 dalam kuisioner Performance man power
NO X Y X² Y² XY
1 3 21 9 441 63
2 3 21 9 441 63
3 3 20 9 400 60
4 4 22 16 484 88
5 3 21 9 441 63
6 4 20 16 400 80
7 3 20 9 400 60
8 3 21 9 441 63
9 3 20 9 400 60
10 4 23 16 529 92
11 4 22 16 484 88
12 5 21 25 441 105
13 3 20 9 400 60
14 3 20 9 400 60
15 4 22 16 484 88
16 3 21 9 441 63
17 4 22 16 484 88
18 4 20 16 400 80
19 3 21 9 441 63
20 4 21 16 441 84
21 4 23 16 529 92
22 4 22 16 484 88
23 4 21 16 441 84
24 4 21 16 441 84
25 3 20 9 400 60
26 4 22 16 484 88
27 4 21 16 441 84
28 3 20 9 400 60
29 3 20 9 400 60
30 3 20 9 400 60
∑ 106 629 384 13213 2231
Uji Validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= , Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel pengolahan data kuisioner performance man power
NO 1 2 3 4 5 ∑ ∑² 1 4 5 5 4 3 21 441
2 4 5 4 5 3 21 441
3 4 4 4 5 3 20 400
4 5 4 5 4 4 22 484
5 4 5 4 5 3 21 441
6 4 4 4 4 4 20 400
7 5 4 4 4 3 20 400
8 5 4 4 5 3 21 441
9 4 4 4 5 3 20 400
10 4 5 5 5 4 23 529
11 4 5 4 5 4 22 484
12 4 4 4 4 5 21 441
13 4 4 4 5 3 20 400
14 4 5 4 4 3 20 400
15 5 4 5 4 4 22 484
16 5 4 5 4 3 21 441
17 4 5 4 5 4 22 484
18 4 4 4 4 4 20 400
19 5 4 5 4 3 21 441
20 5 4 4 4 4 21 441
21 5 4 5 5 4 23 529
22 4 5 4 5 4 22 484
23 4 4 5 4 4 21 441
24 4 4 5 4 4 21 441
25 5 4 4 4 3 20 400
26 4 4 5 5 4 22 484
27 4 5 4 4 4 21 441
28 4 5 4 4 3 20 400
29 5 4 4 4 3 20 400
30 5 4 4 4 3 20 400
∑ 131 130 130 132 106 629 13213
Tabel nilai reabilitas pada kuisioner performance man power
variabel
indikator nilai realibilitas
Performance
Man power
1 0,2322
2 0,2222
3 0,2222
4 0,24
5 0,3156
∑ 1,2322
Variance total
��2 = ∑ �� − ∑ ���� = −
= ,
Untuk menghitung realibilitas dengan menggunakan rumus alpha yaitu :
� = [ �� − ] [ − ∑ ��2��2 ] = [ − ] [ − ,, ] = − ,
Tabel Hasil Kuisioner Performance Mesin
NO 1 2 3 4 5
1 4 5 4 5 5
2 4 4 5 5 5
3 3 5 4 5 4
4 4 4 5 3 5
5 3 5 4 5 4
6 4 5 5 3 5
7 4 5 5 5 4
8 4 5 5 5 5
9 4 5 4 3 4
10 3 4 4 5 5
11 4 4 4 5 5
12 4 5 5 5 4
13 4 5 5 5 5
14 5 5 5 4 4
15 4 5 5 5 4
16 5 5 4 4 5
17 4 5 5 4 5
18 4 5 4 4 5
19 4 5 5 5 5
20 5 5 5 4 4
21 4 4 5 5 5
22 5 5 4 5 5
23 4 4 5 4 5
24 4 4 5 4 5
25 3 5 5 5 5
26 4 5 5 5 4
27 3 5 4 4 5
28 4 4 5 5 5
29 3 5 5 5 4
30 4 4 5 4 5
∑ 118 141 140 135 140
rata-rata 3,93 4,7 4,6 4,5 4,6
Tabel Hasil Uji Validitas pertanyaan 1 dalam kuisioner Performance mesin
NO X Y X² Y² XY
1 4 23 16 529 92
2 4 23 16 529 92
3 3 21 9 441 63
4 4 21 16 441 84
5 3 21 9 441 63
6 4 22 16 484 88
7 4 23 16 529 92
8 4 24 16 576 96
9 4 20 16 400 80
10 3 21 9 441 63
11 4 22 16 484 88
12 4 23 16 529 92
13 4 24 16 576 96
14 5 23 25 529 115
15 4 23 16 529 92
16 5 23 25 529 115
17 4 23 16 529 92
18 4 22 16 484 88
19 4 24 16 576 96
20 5 23 25 529 115
21 4 23 16 529 92
22 5 24 25 576 120
23 4 22 16 484 88
24 4 22 16 484 88
25 3 23 9 529 69
26 4 23 16 529 92
27 3 21 9 441 63
28 4 23 16 529 92
29 3 22 9 484 66
30 4 22 16 484 88
∑ 118 674 474 15174 2660
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= ,
Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel Hasil Uji Validitas pertanyaan 2 dalam kuisioner performance mesin
NO X Y X² Y² XY
1 5 23 25 529 115
2 4 23 16 529 92
3 5 21 25 441 105
4 4 21 16 441 84
5 5 21 25 441 105
6 5 22 25 484 110
7 5 23 25 529 115
8 5 24 25 576 120
9 5 20 25 400 100
10 4 21 16 441 84
11 4 22 16 484 88
12 5 23 25 529 115
13 5 24 25 576 120
14 5 23 25 529 115
15 5 23 25 529 115
16 5 23 25 529 115
17 5 23 25 529 115
18 5 22 25 484 110
19 5 24 25 576 120
20 5 23 25 529 115
21 4 23 16 529 92
22 5 24 25 576 120
23 4 22 16 484 88
24 4 22 16 484 88
25 5 23 25 529 115
26 5 23 25 529 115
27 5 21 25 441 105
28 4 23 16 529 92
29 5 22 25 484 110
30 4 22 16 484 88
∑ 141 674 669 15174 3171
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= ,
Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel Hasil Uji Validitas pertanyaan 3 dalam kuisioner performance mesin
NO X Y X² Y² XY
1 4 23 16 529 92
2 5 23 25 529 115
3 4 21 16 441 84
4 5 21 25 441 105
5 4 21 16 441 84
6 5 22 25 484 110
7 5 23 25 529 115
8 5 24 25 576 120
9 4 20 16 400 80
10 4 21 16 441 84
11 4 22 16 484 88
12 5 23 25 529 115
13 5 24 25 576 120
14 5 23 25 529 115
15 5 23 25 529 115
16 4 23 16 529 92
17 5 23 25 529 115
18 4 22 16 484 88
19 5 24 25 576 120
20 5 23 25 529 115
21 5 23 25 529 115
22 4 24 16 576 96
23 5 22 25 484 110
24 5 22 25 484 110
25 5 23 25 529 115
26 5 23 25 529 115
27 4 21 16 441 84
28 5 23 25 529 115
29 5 22 25 484 110
30 5 22 25 484 110
∑ 140 674 660 15174 3152
Uji validitas
� = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= ,
Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel Hasil Uji Validitas pertanyaan 4 dalam kuisioner performance mesin.
NO X Y X² Y² XY
1 5 23 25 529 115
2 5 23 25 529 115
3 5 21 25 441 105
4 3 21 9 441 63
5 5 21 25 441 105
6 3 22 9 484 66
7 5 23 25 529 115
8 5 24 25 576 120
9 3 20 9 400 60
10 5 21 25 441 105
11 5 22 25 484 110
12 5 23 25 529 115
13 5 24 25 576 120
14 4 23 16 529 92
15 5 23 25 529 115
16 4 23 16 529 92
17 4 23 16 529 92
18 4 22 16 484 88
19 5 24 25 576 120
20 4 23 16 529 92
21 5 23 25 529 115
22 5 24 25 576 120
23 4 22 16 484 88
24 4 22 16 484 88
25 5 23 25 529 115
26 5 23 25 529 115
27 4 21 16 441 84
28 5 23 25 529 115
29 5 22 25 484 110
30 4 22 16 484 88
∑ 135 674 621 15174 3043
Uji validitas
� = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= ,
Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel Hasil Uji Validitas pertanyaan 5 dalam kuisioner performance mesin
NO X Y X² Y² XY
1 5 23 25 529 115
2 5 23 25 529 115
3 4 21 16 441 84
4 5 21 25 441 105
5 4 21 16 441 84
6 5 22 25 484 110
7 4 23 16 529 92
8 5 24 25 576 120
9 4 20 16 400 80
10 5 21 25 441 105
11 5 22 25 484 110
12 4 23 16 529 92
13 5 24 25 576 120
14 4 23 16 529 92
15 4 23 16 529 92
16 5 23 25 529 115
17 5 23 25 529 115
18 5 22 25 484 110
19 5 24 25 576 120
20 4 23 16 529 92
21 5 23 25 529 115
22 5 24 25 576 120
23 5 22 25 484 110
24 5 22 25 484 110
25 5 23 25 529 115
26 4 23 16 529 92
27 5 21 25 441 105
28 5 23 25 529 115
29 4 22 16 484 88
30 5 22 25 484 110
∑ 140 674 660 15174 3148
Uji validitas
� = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2] � = −√[ − 2][ − 2] = ,
= ,
Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel hasil pengolahan data kuisioner performance mesin
NO 1 2 3 4 5 ∑ ∑² 1 4 5 4 5 5 23 529
2 4 4 5 5 5 23 529
3 3 5 4 5 4 21 441
4 4 4 5 3 5 21 441
5 3 5 4 5 4 21 441
6 4 5 5 3 5 22 484
7 4 5 5 5 4 23 529
8 4 5 5 5 5 24 576
9 4 5 4 3 4 20 400
10 3 4 4 5 5 21 441
11 4 4 4 5 5 22 484
12 4 5 5 5 4 23 529
13 4 5 5 5 5 24 576
14 5 5 5 4 4 23 529
15 4 5 5 5 4 23 529
16 5 5 4 4 5 23 529
17 4 5 5 4 5 23 529
18 4 5 4 4 5 22 484
19 4 5 5 5 5 24 576
20 5 5 5 4 4 23 529
21 4 4 5 5 5 23 529
22 5 5 4 5 5 24 576
23 4 4 5 4 5 22 484
24 4 4 5 4 5 22 484
25 3 5 5 5 5 23 529
26 4 5 5 5 4 23 529
27 3 5 4 4 5 21 441
28 4 4 5 5 5 23 529
29 3 5 5 5 4 22 484
30 4 4 5 4 5 22 484
∑ 118 141 140 135 140 674 15174
Tabel 4.22 nilai reabilitas pada kuisioner performance mesin
variabel indicator nilai realibilitas
Performance mesin
1 0,3289
2 0,21
3 0,2222
4 0,45
5 0,2222
∑ 1,4333
Variance total
��2 = ∑ �� − ∑ ���� = −
= ,
Untuk menghitung realibilitas dengan menggunakan rumus alpha yaitu :
� = [ �� − ] [ − ∑ ��2��2 ] = [ − ] [ − , , ] = − ,
Tabel Hasil Kuisioner Performance supply bahan baku
No 1 2
1 5 4
2 5 4
3 5 4
4 4 4
5 4 4
6 4 5
7 4 4
8 4 4
9 4 4
10 4 4
11 5 4
12 3 4
13 5 5
14 4 4
15 4 4
16 4 4
17 5 5
18 4 4
19 4 4
20 4 4
21 4 4
22 5 5
23 4 4
24 4 4
25 4 4
26 4 4
27 5 5
28 5 5
29 5 5
30 5 4
∑ 130 127
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 1 dalam performance supply bahan baku
NO X Y X² Y² XY
1 5 9 25 81 45
2 5 9 25 81 45
3 5 9 25 81 45
4 4 8 16 64 32
5 4 8 16 64 32
6 4 9 16 81 36
7 4 8 16 64 32
8 4 8 16 64 32
9 4 8 16 64 32
10 4 8 16 64 32
11 5 9 25 81 45
12 3 7 9 49 21
13 5 10 25 100 50
14 4 8 16 64 32
15 4 8 16 64 32
16 4 8 16 64 32
17 5 10 25 100 50
18 4 8 16 64 32
19 4 8 16 64 32
20 4 8 16 64 32
21 4 8 16 64 32
22 5 10 25 100 50
23 4 8 16 64 32
24 4 8 16 64 32
25 4 8 16 64 32
26 4 8 16 64 32
27 5 10 25 100 50
28 5 10 25 100 50
29 5 10 25 100 50
30 5 9 25 81 45
∑ 130 257 572 2223 1126
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2]
� = −√[ − 2][ − 2] = ,
= ,
Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel Hasil Uji Validitas pada pertanyaan 2 dalam performance supply bahan baku
NO X Y X² Y² XY
1 4 9 16 81 36
2 4 9 16 81 36
3 4 9 16 81 36
4 4 8 16 64 32
5 4 8 16 64 32
6 5 9 25 81 45
7 4 8 16 64 32
8 4 8 16 64 32
9 4 8 16 64 32
10 4 8 16 64 32
11 4 9 16 81 36
12 4 7 16 49 28
13 5 10 25 100 50
14 4 8 16 64 32
15 4 8 16 64 32
16 4 8 16 64 32
17 5 10 25 100 50
18 4 8 16 64 32
19 4 8 16 64 32
20 4 8 16 64 32
21 4 8 16 64 32
22 5 10 25 100 50
23 4 8 16 64 32
24 4 8 16 64 32
25 4 8 16 64 32
26 4 8 16 64 32
27 5 10 25 100 50
28 5 10 25 100 50
29 5 10 25 100 50
30 4 9 16 81 36
∑ 127 257 543 2223 1097
Uji validitas � = � ∑ � � − ∑ � ∑ �√[� ∑ �2 − ∑ � 2][� ∑ �2 − ∑ � 2]
� = −√[ − 2][ − 2] = ,
= ,
Uji realibilitas �� = ∑ �� − ∑ ����
= −
= ,
Tabel hasil pengolahan data kuisioner performance supply bahan baku
No 1 2 ∑ ∑² 1 5 4 9 81
2 5 4 9 81
3 5 4 9 81
4 4 4 8 64
5 4 4 8 64
6 4 5 9 81
7 4 4 8 64
8 4 4 8 64
9 4 4 8 64
10 4 4 8 64
11 5 4 9 81
12 3 4 7 49
13 5 5 10 100
14 4 4 8 64
15 4 4 8 64
16 4 4 8 64
17 5 5 10 100
18 4 4 8 64
19 4 4 8 64
20 4 4 8 64
21 4 4 8 64
22 5 5 10 100
23 4 4 8 64
24 4 4 8 64
25 4 4 8 64
26 4 4 8 64
27 5 5 10 100
28 5 5 10 100
29 5 5 10 100
30 5 4 9 81
∑ 130 127 257 2223
Tabel nilai reabilitas pada kuisioner performance supply bahan baku
Variabel indicator
Nilai reabilitas
1
0,29
2
0,18
∑
0,47
Variance total
��2 = ∑ �� − ∑ ���� = − 2
= ,
Untuk menghitung realibilitas dengan menggunakan rumus alpha yaitu :
� = [ �� − ] [ − ∑ ��2��2 ] = [ − ] [ − ,, ]
= ,
Lampiran - 1
Lampiran - 2