analisis penerapan akuntansi pajak aset ...bab ii landasan teori a. uraian teori 1. pengertian...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK ASET TETAP MENURUT PSAK NO.16 PADA PT PERKEBUNAN
NUSANTARA IV MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak)
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Nama : NURASIAH RAMBE NPM : 1405170761 Program Studi : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN 2018
ABSTRAK
Nurasiah Rambe. NPM. 1405170761. Analisis Penerapan Akuntansi Pajak Aset Tetap Menurut PSAK No.16 pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan, 2018. Skripsi.
Penerapan aset tetap dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan cukup besar, karena nilai investasi yang ditanamkan asset tetap relative besar. Untuk itu dibutuhkan perencanaan dan pengawasan yang baik dalam menentukan kebijakan yang tetap dengan mengikuti standar- standar yang berlalu dalam PSAK No.16 yang mana terkait dengan pengakuan, perolehan, pengeluaran setelah perolehan, penyusutan, penghapusan atau penghentian, dan penyajian asset tetap.
PT Perkebunan Nusantara Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit, teh. Untuk itu dibutuhkan asset tetap agar dapat memaksimalkan kegiatan kegiatan usaha perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriftif. Berdasarkan hasil observasi, penulisan memperoleh hasil penelitian bahwa kebijakan perusahaan dalam pengakuan pot ling sebagai biaya dan tidak dilakukan penghapusan terhadap asset tetap yang telah habis masa manfaatnya belum sesuai dengan PSAK No. 16. Jadi perusahaan sudah seharusnya lebih teliti dalam menerapkan PSAK No.16.
Kata kunci: Aset Tetap, PSAK No. 16
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat
Rahmat dan Karunia-Nya penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan
proposal ini sebagai salah satu syarat dalam rangka kelengkapan untuk
memperoleh gelar sarjana akuntansi pada Fakultas Ekonomi Muhammadiyah
Sumatera Utara .
Dalam menulis skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan serta
masukan yang sangat berharga dari berbagai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikannya tepat waktu. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT atas berkat rahmat , hidayah, karunia dan perlindungan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini dengan baik.
2. Ibunda Samsiah ritonga dan ayahanda Lahmuddin ritonga tercinta serta
abangda Alamsyah rambe, Irfan rambe dan adinda Halima rambe,
Gunawan rambe, Rijal rambe, Reja rambe saya tercinta yang selama ini
telah memberi semangat dan motivasi kepada penulis .
3. Bapak Dr. Agussani,MAP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara
4. Bapak Januri SE, MM, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
ii
5. Ibu Fitriani Saragih,SE.,M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Muhammadiyah Sumatera Utara .
6. Bapak Pandapotan Ritonga S.E, M.M. selaku dosen pembimbing yang
senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing dalam pembuatan
penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak pimpinan PT Perkebunan Nusantara IV Medan beserta seluruh
pegawai yang telah memberikan kesempatan riset kepada penulis, dan juga
banyak membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.
8. Sahabat-sahabat penulis Nurasiah sipahutar,Raina sari tambunan, Putri
ritonga, Nasmi rahmawati, grup hello kety dan penghuni kontrakan 35B
yang senantiasa selalu menemani dan memberikan dukungan serta selalu
memberikan motivasi dan doa kepada penulis .
Dalam penulisan proposal ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari kesempurnaan proposal ini. Semoga proposal ini dapat
bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Medan, Januari 2018
Penulis
NURASIAH RAMBE
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vi
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
C. Rumusan masalah ......................................................................... 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 5
BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................ 7
A. Uraian Teori .................................................................................. 7
1. Pengertian akuntansi pajak ...................................................... 7
2. Klasifikasi aset tetap ................................................................ 11
3. Perolehan aset tetap ................................................................. 13
4. Penyusutan aset tetap .............................................................. 21
5. Metode penyusutan aset tetap sesuai ketentuan komersial ........ 23
B. Peneliti terdahulu .......................................................................... 30
C. Kerangka berfikir ......................................................................... 33
iv
BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................ 35
A. Pendekatan Penelitian ................................................................... 35
B. Defenisi Operasional ..................................................................... 35
C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 35
D. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 36
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 37
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 37
BAB IV. HASIL PENELITI DAN PEMBAHAS ............................. 38
A. Hasil peneliti ................................................................................ 38
1. Perolehan Aset Tetap ............................................................... 38
2. Perolehan secara Aset Tetap Bangun Sendiri ........................... 40
3. Penghapusan dan Penghentian Aset Tetap ............................... 41
4. Revaluasi Aset tetap ................................................................ 42
5. Penyusutan Aset Tetap ............................................................ 43
B. Pembahasan................................................................................. 45
1. Perolehan Aset Tetap ............................................................... 45
2. Perolehan Secara Bangun Sendiri Aset Tetap .......................... 45
3. Penghapus dan Penghentian Aset Tetap ................................... 47
4. Revaluasi Aset Tetap ............................................................... 47
5. Penyusutan Aset Tetap ............................................................ 48
BAB V. kesimpulan dan Saran ........................................................ 50
1. Kesimpulan ...................................................................... 50
2. Saran ................................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR TABEL
Tabel IMasa manfaat aset tetap PTPN IV Medan ...................................... 4
Tabel II Peneliti terdahulu......................................................................... 4
Table III Ruang Lingkungan Aset Tetap ................................................. 36
Table IV Perolehan Aset Tetap Bangun Sendiri ........................................ 41
Table V Penghapusan & Penghentian ....................................................... 42
Table VI Tarif Penyusutan Aset Tetap ..................................................... 44
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar I Kerangka Berfikir .................................................................... 34
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk
memperoleh laba yang optimal atas investasi yang telah ditanamkan dan dapat
mempertahankan kelancaran usaha dalam jangka yang panjang. Salah satu
investasi tersebut adalah aset yang digunakan dalam kegiatan normal perusahaan
yaitu aset yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu (1) tahun. Untuk
mencapainya diperlukan pengelolaan yang efektif dalam penggunaan,
pemeliharaan maupun pencatatan akuntansinya.
Akuntansi pajak merupakan bagian dalam akuntansi yang timbul dari
unsur spesialisasi yang menuntut keahlian dalam bidang tertentu. Akuntansi pajak
tercipta karena adanya suatu prinsip dasar yang diatur dalam undang- undang
perpajakan dan pembentukannya terpengaruh oleh fungsi perpajakan dalam
mengimplementasikan sebagai kebijakan pemerintah.
Akuntansi pajak merupakan dalam menentukan besarnya pajak terutang
tetap berdasarkan laporan keuangan yang disusun oleh perusahaa, mengingat
dalam ketentuan Undang- undang perpajakan terdapat aturan- aturan khusus yang
berkaitan dengan akuntansi yaitu masalah konsep transaksi dan peristiwa
keuangan, metode pengukurannya, seta pelaporannya yang ditetapkan dengan
Undang- undang.
Akuntansi pajak memiliki fungsi ialah mengelolah data kuanlitatif atau
tidak dapat dihitung yang akan digunakan untuk menyajikan keputusan. Oleh
sebab itu maka akuntansi harus memenuhi tujuan kuanlitatif.
2
Aset tetap merupakan aset yang dapat digunakan secara berulang- ulang
dalam jangka waktu relatif cukup lama dan mempunyai masa manfaat lebih
kurang satu (1) tahun dan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Aset
tetap dapat berupa tanah, bangunan, mesin kendaran, dan peralatan lainnya. Aset
tetap menjadi suatu komponen yang cukup penting dalam laporan keuangan dan
dapat berpengaruh terhadap keputusan yang diambil dalam pengambilan
keputusan atas suatu laporan keuangan yang disajikan.
Unsur penyusutan aset tetap merupakan konsekuensi dari pengunaan aset
tetap dimana aset tetap akan mengalami penurunan fungsi. Dan standar akuntansi
keuangan (SAK) menyatakan penyusutan adalah jumlah yang bisa disusutkan
dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aset tetap
menggunakan berbagai metode yang sistematis. Dan bila menggunakan kategori
pengelompokan aset tetap, metode perhitungan dan tarif yang berbeda dengan
yang diatur oleh undang- undang perpajakan, kemudian dihitung dengan tarif
penyusutan perpajakan untuk mendapatkan total biaya penyusutan setahun.
Dalam SAK –ETAP yang diatur oleh IAI (2009:68), aset tetap adalah aset
yang berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administrasi
dan diharapkan akan digunakan lebih satu periode.
Sedangkan menurut pajak, sesuai dengan pasal 11 UU Nomor 36 Tahun
2008, aset tetap adalah harta berwujud yang dapat disusutkan dan terletak atau
berada di indonesia, dimiliki dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak serta mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun.
3
Perolehan aset tetap dalam pasal 10 UU pph Nomor 36 tahun 2008:
Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak
dipengaruhi hubungan istimewa sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 18 ayat
(4) UU pph Nomor 36 tahun 2008 adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan
/ terima. Termasuk dalam harga perolehan adalah harga beli dan biaya yang
dikeluarkan dalam rangka memperoleh hatra tersebut, seperti bea masuk, biaya
pengangkutan dan biaya pemasangan.
Aset tetap memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap perusahaan,
dikarenakan jumlah dana untuk memperoleh aset tetap juga cukup besar dan
membutuhkan waktu yang cukup relatif lama dalam proses pembuatannya. Untuk
itu dibutuhkan perencanaan dan pengawasan yang baik dalam menentukan
kebijakan yang tepat seperti penentuan harga perolehan aset tetap, penentuan
umur manfaat aset tetap, metode yang digunakan menghitung penyusutan aset
tetap, dan metode yang digunakan menghitung pajak aset tetap.
PTPN IV Medan adalah salah satu perusahaan yang sudah lama menjadi
bagian dari perusahaan BUMN atau Badan melik negara. PTPN IV Medan
merupakan perusahaan yang bergerak bidang usaha agroindustri, perkebunan dan
pengelolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengelolahan
tanaman.
Aset tetap mempunyai peran penting untuk kelangsungan kegiatan
perusahaan. Untuk mempelancar kegiatan perusahaan dibutuhkan aset tetap
seperti bangunan,tanah, kendaraan, mesin, peralatan dan aset dalam proses yang
memiliki harga relatif tinggi serta memiliki peran yang sangat penting sehingga
diperlukan penerapan akuntansi pajak aset tetap.
4
Tabel 1 Masa manfaat aset tetap PTPN IV Medan
No. Nama aset tetap
Masa manfaat
Tarif UUD No. 36 Tahun 2008 Kelompok
harta berwujud
Masa manfaat
Tarif garis lurus
Tarif saldo
menurun 1. Tan.
Penghasil kelapa sawit
25 tahun 4% Bukan bangunan
2. Tanaman ulang tahun pertama
25 tahun 4% Kelompok 1
4 tahun 25% 50%
3. Rumah staf 20 tahun 5% Kelompok 2
8 tahun 12,50% 25%
4. Pabrik minyak sawit
20 tahun 5% Kelompok 3
16 tahun 6,25% 12,5%
5. Turbin uap 600 kw no 1
20 tahun 5% Kelompok 4
20 tahun 5% 10%
6. Jalan 1 16 tahun 6,25% Bangunan 7. Buis beton
60 cm 5 tahun 20% Permanen 20 tahun 5% -
8. Parit beton permanen
5 tahun 20% Tidak permanen
10 tahun 10% -
9. Mitsubishi ps-125FE76HD
5 tahun 20%
10. Mesin rumput tanaka
5 tahun 20%
Tabel diatas menunjukkan pengambilan sample aset tetap yang dimiliki
PTPN IV Medan dan dibandingkan dengan undang- undang No.36 tahun 2008
tentang pajak penghasilan.Masing- masing memiliki tipe aset tetap
dikelompokkan dan disajikan sesuai dengan tarif dan jenisnya menurut akuntansi
pajak. Dan pada setiap periode dengan menggunakan metode garis lurus untuk
bangunan, peralatan dan inventaris, serta metode saldo menurun, maka sisa buku
pada akhir masa manfaat harus disusutkan sekaligus. Dan PTPN IV Medan belum
5
menyusutkan aset tetap menurut saldo menurun, karna PTPN IV Medan masih
menggunakan metode garis lurus.
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin menganalisis kebijakan penerapan
akuntansi pajak aset tetap pada PTPN IV Medan. Oleh sebab itu penulis memili
judul ” analisis akuntansi pajak aktiva tetap menurut PSAK No 16 pada
PTPN IV Medan”
B. Identifikasi masalah
Berdaskan uraian diatas, penulis dapat memberikan permasalahan dari
penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Perhitungan penyusutan aset tetap dilihat dari sudut akuntansi pajak.
2. Metode penyusutan yang digunakan masih metode garis lurus.
3. Rumusan masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah yang diuraikan di atas, maka penulis
merumuskan masalah yaitu:
1. Bagaimana sistem pencatatan aset tetap PTPN IV Medan dalam
akuntansi pajak?
2. Bagaimana penerapan akuntansi pajak aset tetap menurut PSAK No.16
pada PTPN IV Medan?
6
4. Tujuan dan Manfaat penelitian
Adapun tujuan dan manfaat yang hendak penulis capai dan dapatkan dalam
penelitian ini adalah:
a. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian penulis dalam melakukan penelitian ini
adalah:
1. Untuk menganalisis penerapan PSAK No.16 yang dilakukan oleh
PTPN IV.
2. Untuk menganalisis perhitungan akuntansi pajak aset tetap PTPN
IV No.16
b. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian dapatkan adalah:
a. Bagi penulis menambah pengetahuan penulis mengenai
perapan akuntansi pajak aset tetap
b. Bagi perusahaan diharapkan dapat memberikan masukan atas
pemikiran dalam menciptakan penerapan yang lebih baik
c. Bagi penulis selanjutnya diharapkan dapat menambah
informasi dan referensi perpustakaan dan memberikan manfaat
bagi mahasiswa lain dalam penelitian.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Uraian Teori
1. Pengertian akuntansi pajak
Bagian dalam akuntansi yang timbul dari unsur spesialisasi yang menuntut
keahlian dalam bidang tertentu.Akuntansi pajak tercipta karena adanya suatu
prinsip dasar yang diatur dalam UU perpajakan dan pembentukannya terpengaruh
oleh fungsi perpajakan dalam mengimplementasikan sebagai kebijakan
pemerintah. Tujuan dari perpajakan adalah menetapkan besarnya pajak terutang
berdasarkan pelaporan keuangan yang disusun oleh perusahaan.
Secara sederhana akuntansi pajak dapat didifinisikan sebagai sistem
akuntansi yang mengkalkulasi, menangani, mencatat,bahkan menganalisa dan
membuat strategi perpajakan sehubungan dengan kejadian- kejadian ekonomi “
transaksi” perusahaan. Akuntansi pajak ialah akuntansi yang berkaitan dengan
perhitungan perpajakan dan mengacu pada peraturan dan perundang – undangan
perpajakan beserta aturan pelaksanaanya.
Menurut peraturan menteri republik indonesia tahun 2012, pasal 1 dalam
peraturan menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Penanaman modal adalah investasi berupa aktiva tetap berwujud termasuk
tanah yang digunakan untuk kegiatan utama usaha, baik untuk penanaman
modal baru maupun perluasan dari usaha yang telah ada.
2. Aktiva tetap berwujud adalah aktiva berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih 1 ( satu) tahun yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
dimaksudkan untuk diperjual belikan atau dipindah tangankan.
8
3. Bidang- bidang usaha tertentu adalah bidang usaha di sekor kegiatan ekonomi
yang mendapat prioritas tinggi dalam skala nasional.
4. Daerah –daerah tertentu adalah daerah yang secara ekonomi mempunyai
potensi yang layak dikembangkan.
Akuntansi pajak tidak memiliki standar seperti akuntansi keuangan yang
diatur oleh ikatan akuntansi indonesia (IAI) dalam standar akuntansi keuangan (
SAK). Akuntansi pajak hanya digunakan untuk mencatat transaksi yang
berhubungan dengan perpajak. Akuntansi komersial disusun dan disajikan
berdasarkan SAK. Namun, untuk kepentingan perpajakan, akuntansi komersial
harus disesuaikan dengan aturan perpajakan yang berlaku di indonesia.
Mardiasmo (1999:1)menyatakan bahwa pajak adalah iuaran rakyat kepada
kas negara berdasarkan undang- undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapatkan jasa imbalan (kontraprestasi)yang langsung dapat digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
Menurut Rochmat soemitro.menyatakan pajak adalah iuran rakyat kepada
kas negara berdasarkan undang- undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Menurut Wild & kwok (2011:4- 7) menyatakan Akuntansi adalah sistem
informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak - pihak yang berkepentingan
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Akuntansi mengacu pada
3(tiga) aktivitas dasar yaitu mengindentifikasi, merekam dan mengomunikasikan
kejadian ekonomi yang terjadi pada organisasi untuk kepentingan pihak
pengguna. Pengguna laporan keuangan terdiri dari pengguna internal dan
pengguna eksternal.Contoh, pengguna internal adalah individu–individu di dalam
9
perusahaan yang berkepentingan untuk merencanakan, mengkoordinasikan, dan
menjalankan kegiatan bisnis perusahaan, seperti manejer, supervisor, direktur,
internal audit dan karyawan perusahaan. Contoh, pengguna eksternal adalah
individu dan organisasi di luar perusahaan, seperti kantor akuntansi publik ( KAP)
pemengang saham, pelanggaran, dan pemerintah.
Dalam SAK –ETAP yang diatur oleh IAI (2009:68), aset tetap adalah aset
yang berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administrasi
dan diharapkan akan digunakan lebih satu periode.
Sedangkan menurut pajak, sesuai dengan pasal 11 UU Nomor 36 Tahun
2008, aset tetap adalah harta berwujud yang dapat disusutkan dan terletak atau
berada di indonesia, dimiliki dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak serta mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun.
Perolehan aset tetap dalam pasal 10 UU pph Nomor 36 Tahun 2008,harga
perolehaan atau harga penjualan dalam hal jual beli harta yang tidak dipengaruhi
hubungan istimewa sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 18 ayat (4) UU pph
Nomor 36 Tahun 2008 adalah jumlah yang sesunggunya dikeluarkan / terima.
Termasuk dalam harga perolehan adalah harga beli dan biaya yang dikeluarkan
dalam rangka memperoleh harta tersebut, sseperti bea masuk, biaya
pengangkutan, dan biaya pemasangan.
Aset tetap merupakan suatu struktur akuntansi diperlukan adanya acuan
untuk dijadikan sebagai dasar dalam menyusun laporan keungan dan
menginterpretasikan laporan keuangan. Dengan adanya acuan tersebut maka
10
komunikasi antara penyaji dan pembaca laporan keuanga akan terjalin tentang
kesamaan arti dan makna dari informasi keuangan.
Definisi aset tetap berdasarkan PSAK No. 16 menurut Ikatan Akuntan
Indonesia (2015: 16.1) aset tetap adalah aset tetap berwujud yang dimiliki untuk
digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diperkirakan untuk
digunakan lebih dari satu peroide.
Sedangkan menurut Kusnadi dkk (2001 : 528) aktiva tetap adalah semua
benda yang dimiliki oleh perusahaan yang memiliki nilai guna ekonomis serta
mempunyai umur (masa) manfaat lebih dari satu periode akuntansi (satu tahun)
dan diakui serta diukur berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima umum.
Kemudian menurut Suharli (2006: 259) menyatakan :“Aktiva tetap disebut
juga plant asset atau fixed asset adalah harta berwujud (tangible asset) yang
memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun bernilai material, dan
digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan dan merupakan pengeluaran
yang nilainya besar atau material. Aktiva tetap adalah aktiva-aktiva dengan sifat
yang tidak bisa dikonversikan menjadi uang tunai dalam siklus operasi
perusahaan. Termasuk didalamnya adalah bangunan, peralatan, dan tanah atau
property berwujud yang digunakan dalam suatu bisnis, tetapi tidak diharapkan
untuk digunakan habis atau dikonfirmasikan menjadi dana tunai dalam perjalanan
bisnis biasa”.
11
Menurut Mulyadi (2008: 591) menyatakan bahwa aktiva tetap adalah
kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih
dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan, bukan untuk dijual kembali.
Dari definisi aset tetap yang telah dikemukan diatas, dapat disimpulkan
bahwa aset tetap adalah :
1. Digunakan untuk kegiatan perusahaan
2. Dimiliki tidak untuk dijual kembali
3. Memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun
4. Mempunyai nilai yang cukup besar
2. Klasifikasi Aset tetap
Aset tetap diklasifikasikan karena aset tetap mempunyai sifat dan karakter
yang berbeda dari aset lainnya. Aset tetap terdiri atas beberapa jenis barang, jadi
perlu dikelompokkan masing-masing aset tersebut. Pengelompokan aset ini
berdasarkan kebijakan Akuntansi pada entitas bisnis masing-masing karena
umumnya semakin banyak aset tetap yang dimiliki semakin banyak juga
pengelompokannya. Nominal atau nilai yang relatif signifikan dan jenis serta
bentuk aset tetap yang cukup beragam membuat perusahaan harus lebih berhati-
hati dalam proses pengklasifikasiannya.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008 : 22) mengelompokkan aset tetap
dalam berbagai sudut antara lain :
1. Sudut substansi aset tetap, dapat dibagi menjadi :
a. Tangible Asset atau aset berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan
peralatan.
12
b. Intangible Asset atau aset yang tak berwujud seperti HGU, HGB, goodwill,
copyright, franchise, hak cipta, dan lain-lain.
2. Aset tetap disusutkan atau tidak disusutkan, yaitu :
a. Depreciated plant asset yaitu aset tetap yang disusutkan seperti building
(bangunan), equipment (peralatan), machinery (mesin), inventaris, jalan,
dan lain-lain.
b. Undepreciated plant asset yaitu aset tetap yang tidak disusutkan seperti
land (tanah).
3. Aset tetap berdasarkan jenis, yaitu :
a. Bangunan gedung, adalah bangunan yang berdiri diatas bumi ini baik diatas
lahan/air. Pencatatannya harus dipisah dari lahan yang menjadi lokasi
gedung itu.
b. Lahan, adalah bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat
bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan
yang didirikan bangunan diatasnya harus dipisahkan pencatatannya dari
lahan itu sendiri.
c. Mesin, termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang
bersangkutan.
d. Kendaraan, semua jenis kendaraan seperti alat pengangkut, truck, grader,
tractor, forklift, mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain.
e. Perabot, dalam jenis ini termasuk peralatan kantor,perabota laboratorium,
perabotan pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan.
f. Inventaris/peralatan, peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar
yang digunakan dalam perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris
13
pabrik, inventaris laboratorium, inventaris gedung,dan lain-lain. Prasarana,
seperti jalan akses, pagar, jembatan dan lain sebagainya.
3. Perolehan Aset tetap
Ada beberapa cara perolehan aset tetap yang dipakai oleh suatu
perusahaan. Cara perolehan aset tetap itu akan menentukan berapa nilai yang
melekat pada aset sesuai dengan pengeluaran yang terjadi. Aset tetap dapat
diperoleh dengan cara, antara lain :
1. Perolehan aset tetap secara gabungan(Acquisition of property)
Aset diperoleh secara gabungan, maka harga perolehan masing –masing
aset tetap ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing –masing aset tetap yang bersangkutan.
Contoh: harga bangunan termasuk tanah seharga Rp 300.000.000( termasuk biaya
notaris, bea balik nama, bea perolehan hak atas tanah atau bangunan, dan lain-
lain). Alokasikan harga perolehannya dapat dihitung sebagai berikut menurut
salemba empat:
No. Jenis Aset Harga Wajar Alokasi Harga Perolehan
1.
2.
Tanah
Bangunan
Jumlah
150.000.000
100.000.000
250.000.000
x300.000.000= 180.000.000 x300.000.000= 120.000.000
300.000.000
14
Ayat jurnal akuntansi komersial
Akun Debit Kredit
Tanah
Bangunan
Kas
180.000.000
120.000.000
300.000.000
Ayat jurnal akuntansi pajak
Akun Debit Kredit
Tanah
Ppn
Bangunan
Ppn
Kas
180.000.000
18.000.000
120.000.000
12.000.000
330.000.000
Harahap (2000 : 25) menyatakan bahwa : “Aktiva yang dibeli dengan
tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan untuk pembelian itu ditambah dengan
biaya lain sehubungan dengan pembelian aktiva tetap itu, dikurangi potongan
harga yang diberikan baik karena pembelian dalam partai besar maupun karena
pembayaran yang dipercepat”.
Aktiva tetap yang diperoleh dari uang tunai dicatat sejumlah pembayaran
yang dilakukan termasuk seluruh biaya-biaya lainnya yang termasuk berhubungan
dengan pembelian atau penyiapan untuk penggunaan, biaya pemasangan dan lain-
lain. Apabila terjadi potongan pembelian maka potongan pembelian tersebut harus
dikurangkan dari biaya (cost) dan bukan merupakan pendapatan, sebab
pendapatan timbul dari penjualan bukan dari pembelian. Jika aktiva tersebut dibeli
15
sekaligus dengan harga borongan maka hams dipisahkan nilai dari masing-masing
aktiva tersebut.
2. Perolehan dengan pembelian angsuran (Acquisition by purchase on long term
contract)
Aset yang diperoleh secara pembelian angguran, harga perolehan aset
tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga termasuk dalam angsuran, baik
dinyatakan secara jenis maupun tidak hsrusdikeluarkan dari harga perolehan dan
dibebankan sebagai beban bunga.
Contoh: aset tetap yang dibeliberupa mobil harga perolehan Rp
120.000.000,00 dibayar dalam 24 kali anggsuran, masing – masing Rp 5000.000
,00 perbulan dengan bunga 20% pertahun. Menurut salemba ampat.
Perhitungan angguran pertama: Angsuran bulanan Rp 5000.000,00 Bunga 1/ 12 x 20% Rp 120.000.000 Rp 2000.000,00 Jumlah pembayaran Rp 7000.000,00 Angsuran bulan kedua: Angsuran bulan Rp 5000.000,00 Bunga 1/12x20% x [120.000.000,00- 5000.000,00] Rp 1.916.700,00 Jurnal
a) Saat pembelian aset tetap
Akun Debit Kredit
Mobil Utang angsuran
120.000.000 120.000.000
16
b) Saat pembayaran
Akun Debit Kredit
Utang angsuran Beban bunga
kas
5.000.000 2.000.000
7.000.000
c) Saat pembayaran angsuran kedua
Akun Debit Kredit
Utang angsuran Beban bunga
Kas
5.000.000 1.916.700
6.916.700
a. Ayat Jurnal akuntansi pajak saat pembelian aset tetap
Akun Debit Kredit
Mobil
Utang angsuran
PPN
120.0000.000
120.000.000
12.000.000
b.Ayat jurnala akuntansi pajak saat pembayaran
Akun Debit Kredit
Utang angsuran
Beban bunga
Kas
5.000.000
2.000.000
7.000.000
c. Ayat jurnal akuntansi pajak saat angsuran kedua Akun Debit Kredit
Utang angsuran Beban angsuran Kas
5.000.000 1.916.700
6.916.700
17
3. Perolehan dengan pertukaran ( Acquisition by Exchange)
Menurut PSAK No 16 ( Revisi 2007) suatu aset tetap dapat
diperoleh dengan pertukaran atau pertukaran sebagian. Dalam
pertukaran sebagian dapat dilakukan untuk suatu aset tetap yang tidak
serupa aset lain. Biaya ini dapat diukur pada nilai wajar aset yang
diperhitungkan atau diperoleh, yang paling andal, sebanding dengan
nilai wajar aset yang dipertukarkan setelah disesuaikan dengan jumlah
setiap kas atau setara kas yang ditransfer.
Contoh: PT X merupakan sebuah perusahaan jasa pengangkutan dengan
truk sejenis yang baru. Berdasarkan pembukuan, harga perolehan truk lama
sebesar Rp 60.000.000,00, setelah disusutkan sebesar Rp 40.000.000,00 diukur
dengan truk baru yang nilai perolehannya Rp 80.000.000,00. Dan kekurangannya
dibayar tunai, menurut salemba empat:
Perhitungan laba atau rugi pertukaran:
Harga perolehan truk lama Rp 60.000.000,00;
Penyusutan Rp 40.000.000,00;
Harga sisa buku Rp 20.000.000,00;
Nilai truk baru Rp 80.000.000,00;
Harga tukar tambah aset lama Rp 20.000.000,00;
Tambahan uang tunai Rp 60.000.000,00;
Dalam hal ini tidak terdapat laba atau rugi, karena truk lama dihargai
sama dengan harga sisa buku. Apabila harga tukar tambah aset lama sebesar
Rp 24.000.000,00. Maka perhitungannya adalah
18
Harga perolehan truk lama Rp 60.000.000,00;
Penyusutan Rp 40.000.000,00;
Harga sisa buku Rp 20.000.000,00;
Harga tukar tambah truk lama Rp 24.000.000,00;
Laba pertukaran Rp 4.000.000,00;
Harga truk baru Rp 80.000.000,00;
Harga tukar tambahan truk lama Rp 24.000.000,00;
Tambahan uang tunai Rp 56.000.000,00;
Ayat jurnal akuntansi komersial
Akun Debit Kredit
Akum penyusutan
Alat pengangkut baru
Kas
Alat pengangkut lama
Laba pertukaran
40.000.000
80.000.000
56.000.000
60.000.000
4.000.000
Ayat jurnal akuntansi pajak
Akun Debit Kredit
Akun penyusutan
Alat pengangkutan baru
PPN
Kas
Alat pengangkut lama
Laba pertukaran
40.000.000
80.000.000
8.000.000
61.000.000
60.000.000
4.000.0000
Dalam hal penilaian sebagian telah disampaikan diatas bahwa aset tetap
yang diperoleh dalam pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu aset tetap
19
yang tidak serupa aset lain, biaya tersebut diukur dengan nilai wajar aset dilepas
atau diperoleh yang manakah lebih andal, ekuivalet dengan nilai wajar aset tetap
yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang
ditransfer. Selisih nilai adalah selisih antara nilai buku aset tetap yang lama
dengan nilai perolehan yang baru. Dalam hal demikian, apabila aset tetap
ditukarkan dengan aset tetap yang tidak sejenis harus diakui sebagai laba atau
rugi. Sebaliknya apabila dipertukarkan dengan aset tetap yang sejenis, maka
pengakuan laba rugi ditangguhkan sampai saat aset tetap yang baru dilepaskan.
Perlu diperhatikan, PSAK No. 16 ( Revisi 2007), juga menyebutkan bahwa
keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan suatu aset
tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi.
Dalam akuntansi pajak tidak mengatur tetang perolehan aset dengan
pertukaran, baik katagori pertukaran aset yang sejenis atau bukan sejenis, maupun
dengan sekuritas yang tidak diterbitkan perusahaan sendiri. Hanya masalah
perlakuan perpajakannya yang diatur dalam pasal 10 ayat (2) Undang –Undang
pajak penghasilan yang menyatakan bahwa nilai perolehan atau nilai penjualan
dalam hal terjadi tukar menukar harta adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan
atau diterima berdasarkan harga pasar (market price)
Contoh: pada tanggal 25 desember 2017 PT X menukarkan aset tetapnya
berupa mobil yang dimilik PT Y dengan rincian:
PT X PT Y
Nilai sisa buku Rp 120.000.000. Rp 150.000.000.
Harga pasar Rp 80.000.000. Rp 160.000.000.
20
Nialai perolehan atau nilai penjualan adalah jumlah yang seharusnya
dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar. Atas pertukaran tersebut, laba
atau rugi yang diperhitungkan:
PT X mencatat kerugian sebesar:
=(Rp 80.000.000.00; - Rp 120.000.000.00;)= Rp 40.000.000.00;
PT Y mencatat keuntungan sebesar:
=(Rp160.000.000.00; - Rp 150.000.000.00;)= Rp 10.000.000.00;
Ayat jurnal akuntansi komersial PT X
Akun Debit Kredit
Penjualan mobil
Akun penyusutan
Kas
80.000.000
40.000.000
120.000.000
Ayat jurnal akutansi komersial PT Y
Akun Debit Kredit
Laba
Penjualan mobil
Harga jual
10.000.000
150.000.000
160.000.000
Ayat jurnal akuntansi pajak PT X
Akun Debit Kredit
Penjualan mobil
Penyusutan
kas
80.000.000
40.000.000
120.000.0000
21
Ayat jurnal akuntansi pajak PT Y
Akun Debit Kredit
Laba
Penjualan mobil
PPN
Harga jual
10.000.000
150.000.000
16.000.0000
176.000.000
Smith dan Skousen (2004 :39) mengemukakan :“Suatu pertukaran harta produktif yang serupa tidak menimbulkan laba. Keuntungan yang didapat dengan membandingkan nilai-nilai pasar dengan nilai buku harus dibatalkan kecuali jika diterima suatu tambahan uang. Harta yang diperoleh dinilai dengan harta buku yang dilepaskan. Namun jika didapat suatu kerugian karena nilai pasar yang wajar dari harta yang dipertukarkan lebih rendah dari nilai bukunya kerugian secara menyeluruh harus dicatat”
4. Perolehan Aset tetap dengan cara membangun sendiri
Sesuai akuntansi komersial, biaya perolehan suatu aset tetap terdiri atas
pembelinyadan setiap biaya dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa
aset tersebut kekondisi yang meambuat aset dapat bekerja untuk penggunaan
yang dimaksudkan. Demikian pula dalam aset yang diperolehnya. Oleh
membangunan sendiri, tentu saja menggunakan prinsip yang sama seperti aset
diperoleh, yaitu meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membangun aset
samapi siap pakai.
Biaya yang tidak langsung (overhead cost) efisiensi atau inefisiensi, dan
bunga selama masa konstruksi juga termasuk dalam nilai aset tetap karena
membangun sendiri. Perlu diperhatikan setiap laba internal dieliminasi dalam
menetapkan biaya. Dalam aspek perpajakan perolehan aset tetap dengan cara
membangun sendiri tersebut sebagai objek yang terutang pajak pertambahan nilai.
22
Bunga yang keluarkan atas pinjaman untuk mebangun selama masa
konstruksi akan dikapitalisasi. Hal ini sesuai dengan kententuan apabila bunga
pinjaman dapat atribusikan secara langsung dengan aset tertentu, maka biaya
pinjaman tersebut harus dikapitalisasi terhadap aset tertentu. Perlakuan akuntansi
komersial dapat diikuti oleh akuntansi pajak, sedangkan terhadap bunga yang
dikapitalisasi akan dibebankan kepenghasin melalui penyusutan selama masa
manfaat
5. perolehan secara hibah, bantuan, sumbangan
Dalam perolehan secara hibah, bantuan dan sumbangan secara langsung
dihubungkan dengan perlakuan akuntansi pajak, karena akuntansi komersial
sedikit mengatur aset yang diperoleh dari sumbangan ( Donasi). Pada akuntansi
komersial pada subbab pengukuran biaya perolehan telah menjelaskan perolehan
aset tetap yang diperoleh dari hibah perusahaan atau pemerintah yang intinya
tidak boleh diakui samapai entitas memperoleh keyakinan akan memenuhi kondisi
atau syarat hibah.
Terhadap aset tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar
harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun modal
yang berasal dari sumbangan atau modal donasi.
6. Penyusutan Aset Tetap
Masalah penyusutan merupakan masalah yang penting selama masa
manfaat aset tetap, masa manfaat diukur dengan periode suatu aset yang
diharapkan digunakan perusahaan atau jumlah penyusutan, unit serupa yang
diharapkan diperolehan dari aset oleh perusahaan. Semua sejenis aset berwujud,
23
kecuali tanah dengan berjalannya waktu akan semakin menurun kemampuannya
untuk memberikan jasa. Kemampuan semakin menurun sebagian akibat adanya
pemakaian, keausan, atau adanya ketidak seimbangan kapasilitas yang tersedia
dengan yang diharapkan dan pada saat ini yang paling menonjol adalah perubahan
teknologi, sehingga dalam waktu relatif pendek, aset tetap tersebut menjadi
terbelakang teknologinya. Contonya: komputer
Penyusutan dilakukan terhadap aset tetap berwujud dengan syarat aset
tetap berwujud tersebut:
1. Diharapkan digunakan selama lebih satu (1) periode akuntansi
2. Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas
3. Ditahan oleh perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok
barang dan jasa untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi.
Penyusutan atau jumlah disusutkan (depreciable amount) adalah biaya
perolehan suatu aset atau jumlah lain yang substitusikan untuk biaya dalam
polaporan keuangan dikurangi nilai sisa. Dan penghapusan adalah penghapusan
nilai buku suatu aset yang dilakukan apabila nilai buku yang tercamtum dalam
laporan keuangan tidak lagi menggambarkan manfaat dari aset yang
bersangkutan. Penyusutan dapat berpengaruh secara signifikan dalam menentukan
dan penyajikan posisi keuangan hasil usaha. Dapat pula nilai sisa suatu aset sering
kali tidak signifikan dan diabaikan dalam perhitungan jumlah yang dapat
disusutkan. Sedangkan jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount)
adalah biaya biaya perolehan suatu aset,atau jumlah lain yang disubstitusikan
untuk biaya dalam laporan keuangan, diukur niai sisanya.
24
Menurut pasal 11 Undang- Undang pajak penghasilan “ penyusutan atas
pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan
guna usaha, dan hak pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari
( 1) satu tahun dilakukan dalam bagian- bagian yang sama besar masa manfaat
yang telah ditentukan bagi harta.
Dalam pengatur penyusutan tersebut, persyaratan aset yang dapat
disusutkan menurut ketentuan perpajakan tersebut:
1. Harta yang dapat disusutkan adalah aset atau harta berwujud.
2. Harta tersebut mempunyai masa manfaat lebih dari (1) satu tahun .
3. Harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan.
Menurut akuntansi dapat disusutkan, tetapi menurut akuntansi pajak tidak
dapat disusutkan yaitu:
1. Aset tetap perusahaan berupa kendaraan yang dikuasai dan dibawa pulang
pegawai, termasuk juga yang ada didaerah terpencil.
2. Aset tetap perusahaan berupa rumah yang terletak bukan di daerah terpencil
yang ditepati pegawai yang tidak diberi tunjangan oleh perusahaan.
5. Metode Penyusutan Aset Tetap Sesuai Ketentuan Komersial
Metode penyusutan dapat digunakan sesuai pengelompokan menurut kriteria:
a. Dasar waktu
a. metode garis lurus(strsight line method)
Dalam metode ini, biaya penyusutan dialokasikan berdasarkan berjalannya
waktu, dalam jumlah- jumlah yang sama selama masa manfaat aset tetap
berwujud tersebut:
25
Biaya Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar perhitungan penyusutan
Cara perhitungan persentasi penyusutan dapat dengan mudah dilakukan
apabila diketahui masa manfaat. Masa manfaat aset tetap selama 5 tahun, maka :
Tarif penyusutan = 20%
Perhitungan tersebut dengan asumsi harga sisa buku pada akhir masa manfaat
sebesar 0 (nol) tetapi layaknya harga sisa buku pada akhir masa manfaat ( nilai
residu) dapat diestimasi.Contoh:
Nilai residu sebesar Rp 40.000.000.00; maka: Biaya penyusutan = 20% (
300.000.000,00; - Rp 40.000.000,00;) = Rp 52.000.000,00;
Daftar penyusutan secara terperinci selama 5 tahun menjadi:
Thn Harga perolehan Biaya penyusutan Akm penyusutan Nilai sisa buku
1. 300.000.000. 52.000.000. 52.000.000. 248.000.000.
2. 300.000.000. 52.000.000. 104.000.000. 196.000.000.
3. 300.000.000. 52.000.000. 156.000.000. 144.000.000.
4. 300.000.000. 52.000.000. 208.000.000. 92.000.000.
5. 300.000.000. 52.000.000. 260.000.000. 40.000.000.
b. metode pembebanan menurun
1) metode jumlah angka tahun (sum of the year digit method)
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar perhitungan penyusutan
Dasar penghitungan penyusutan = Harga perolehan -/- Nilai residu
Tarif penyusutan diterapkan dengan pecahan, yaitu pembilangan adalah
angka tahun yang ada selama masa manfaat aset tetap, contoh 1,2,3,4,5 dan
26
seterusnya, sedangkan pembilang untuk tahun pertama adalah penjumlahan angka
tahunn sampai dengan angaka tahun terakhir.
Contoh: apabila masa manfaat hanya 5 tahun, maka penjumlahannya (1+
2+3+4+5)= 15.
Perhitungan penyusutan dapat dilakukan:
Harga perolehan aset tetap Rp 300.000.000,00;
Nilai residu Rp 45.000.000,00;
Penyusutan Rp 255.000.000,00;
Masa manfaat 5 tahun penyusutan tahun:
Ke - 1 = 5/15 x (Rp 300.000.000.- Rp 45.000.000.) = 85.000.000.
Ke -2 = 4/15 x ( Rp 255.000.000.) = 68.000.000.
Ke -3 = 3/15 x ( Rp 255.000.000.) = 51.000.000.
Ke -4 = 2/15 x (Rp 255.000.000.) = 34.000.000.
Ke -5 = 1/15 x ( Rp255.000.000.) = 17.000.000.
Daftar penyusutan selama 5 tahun sebagai berikut:
Thn Harga perolehan
Tarif penyusutan
Biaya penyusutan
Akumulasi penyusutan
Nilai sisa buku
1. 300.000.000. 5/15 85.000.000. 85.000.000. 215.000.000
.
2. 300.000.000. 4/15 68.000.000. 153.000.000. 147.000.000
.
3. 300.000.000. 3/15 51.000.000. 204.000.000. 96.000.000.
4. 300.000.000. 2/15 34.000.000. 238.000.000. 62.000.000.
5. 300.000.000. 1/15 17.000.000. 255.000.000. 45.000.000.
27
2) Metode saldo menurun/ saldo menurun ganda(declining / double declining
balance method)
Besarnya biaya penyusutan semakin lama menjadi lebih kecil dari tahun
ke tahun, dengan dasar pemikiran bahwa kapasitas aset tetap dalam memberikan
jasanya dari tahun ke tahun semakin menurun.
Perhitungan biaya dapat dirumuskan:
Biaya penyusutan = tarif penyusutan x dasar perhitungan prnyusutan
Dasar perhitungan penyusutan = harta sisa buku awal periode
Pada umumnya, tarif penyusutan adalah dua kali tarif penyusutan apabila
menggunakan metode garis lurus tanpa memperhatikan nilai residu.
Contoh:
Harga perolehan aset tetap Rp 300.000.000.
Nilai residu Rp 40.000.000.
Persentase penyusutan dengan metode garis lurus 20 %
Persentase penyusutan dengan metode saldo menurun 2 x 20% = 40%
Biaya penyusutan tahun pertama=40% x Rp300.000.000= Rp 120.000.000
Biaya penyusutan tahun kedua=40% x ( Rp 300.000.000 – Rp 120.000.000
= Rp 72.000.000
28
Daftar biaya penyusutan akan tampak berikut:
Thn Harga perolehan Biaya
penyusutan Akum penyusutan
Nilai sisa buku
1. 300.000.000,00 120.000.000. 120.000.000. 180.000.000
2. 300.000.000,00 72.000.000. 192.000.000 108.000.000
3. 300.000.000,00 43.000.000. 235.200.000 64.800.000
4. 300.000.000,00 25.920.000. 261.120.000 38.880.000
5. 300.000.000,00 ( 1.120.000.) 260.000.0000 40.000.000
c. metode jam jasa (service hours method)
pada metode ini besarnya penyusutan dihitung dengan mendasarkan pada
teori bahwa pembelian aset tetap ditunjukkan dari jumlah jam jasa langsung dan
dalam metode ini mengakui masa manfaat aset yang diukur dalam jam
jasa.Contoh: berdasarkan data aset tetap yang digunakan menunjukkan estimated
service life sebesar 20.000 jam, harga perolehan aset tarif Rp 100.000.000,00.
Dan nilai residu Rp 5.000.000,00.
Tarif Penyusutan per jam dihitung:
Tarif penyusutan per jam =
Tarif penyusutan perjam = . . , . . , .
= Rp 4.750,00
29
Apabila aset tersebut manfaatnya 5 tahun dengan jam jasa yang telah diketahui. Maka daftar biaya penyusutan akan tampak:
Thn Harga perolehan
Jasa-jasa
Biaya penyusutan
Akum penyusutan
Nilaisisa bulan
1. 100.000.000 3.000 3000 x 4.750 = 14.250.000.
14.250.000 85.750.000
2. 100.000.000 5.000 5000 x 4.750. = 23.750.000.
38.000.000 62.000.000
3. 100.000.000 5.000 5000 x 4.750. = 23.750.000.
61.750.000 38.250.000
4. 100.000.000 4.000 4000 x 4.750. = 19.000.000.
80.750.000 19.250.000
5. 100.000.00 3.000 3000 x 4.750. = 14.250.000.
95.000.000 5.000.000
20.000 95.000.000.
c. Metode unit produksi (productive output method)
Dalam metode unit produksi taklsira manfaat dinyatakan dalam kapasitas
produksi yang dapat dihasilkan. Kapasitas produksi ini dapat dinyatakan dalam
bentuk jam pemakaian atau urut- urut kegiatan lainnya.
Penghitungan besarnya biaya penyusutan dapat dirumuskan:
Tarif penyusutan =
Biaya penyusutan = tarif penyusutan x dasar penyusutan
Dasar penyusutan = hargar perolehan – nilai residu
30
Contoh: aset tetap berupa mesin harga perolehannya Rp 300.000.000,00.
Nilai resedu pada akhir tahun ke-5 sesuai masa manfaatnya Rp 40.000.000,00.
Mesin diperkirakan dapat menghasilkan 20.000.000 unit produksi. Besarnya tarif
penyusutan dihitng tahun pertama denga produksi sebenarnya 3.000.000 unit.
Tarif penyusutan = . . . . 100% = 15%
Biaya penyusutan = 15% ( Rp 300.000.000 – Rp 40.000.000 )
= Rp 39.000.000
3. Dasar kriteria lainya
Menggunakan dasar kriteria lainnya merupakan biaya penyusutan dapat
dihitung dengan dasar sejenis dan kelompok. Pengelompokan ini dikenali dalam
kelompok atau dalam perpajakan dikenali dengan golongan 1, golongan 2,
golongan 3,dan golongan bangunan.
Menurut pasal 11 Undang – Undang pajak penghasilan
mengelompokkannya ke dalam “ bukan bangunan “ dalam kelompok “
bangunan”.
Contoh: aset tetap dibeli terkelomokkan ke dalam aset yang masa
manfaatnya 5 (lima) tahun dan seterusnya. Apabila PT X mempunyai 5 truk
dengan nilai perolehan dan nilai residu sesuai daftar berdasarkan berikut ini.
Penyusutan dihitung menggunakan metode garis lurus. Alokasi penyusutan
tampak :
a.daftar biaya penyusutan truk
b.dasar penyusutan kelompok
31
Masa manfaat 5 tahun
Truk ke Harga perolehan Jumlah yg dapat disusutkan Nilai residu 1. 150.000.000,00 140.000.000,00 10.000.000,00 2. 150.000.000,00 140.000.000,00 10.000.000,00 3. 200.000.000,00 180.000.000,00 20.000.000,00 4. 200.000.000,00 180.000.000,00 20.000.000,00 5. 100.000.000,00 90.000.000,00 10.000.000,00 800.000.000,00 730.000.000,00 70.000.000,00
Tarif penyusutan grup =
Apabila taksiran rata- rata umum grup aset tetap 5 tahun
Tarif penyusutan grup = 1/5 x100%
Biaya penyusutan setiap tahun = 20% x Rp 730.000.000.=Rp 146.000.000.
Contoh: PT X mempunyai 2 (dua) mesin yang berlainan dengan data dan besarnya biaya penyusutan sebagai berikut?
No
Jenis aset tetap
Harga perolehan
Nilai residu Biaya penyusutan
Masa manfaat
Penyusutan tiap tahun
1. Truk 100.000.000 20.000.000 80.000.000 4 tahun 20.000.000 2. Bus 150.000.000 30.000.000 120.000.000 5 tahun 24.000.000 3. Sedan 150.000.000 50.000.000 100.000.000 5 tahun 20.000.000
400.000.000 100.000.000 300.000.000 64.000.000
Dari data diatas tarif penyusutan gabungan = . . . . x 100% = 16%
32
B. Penelitian terdahulu
Dasar atau acuhan yang berupa teori- teori atau temuan melalui hasil
berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang perlu dan dapat dijadikan
sebagai data pendukung. Salah satu pendukung yang menurun penelitian perlu
dijadikan sebagai tersendiri adalah penelitian terdahulu yang dijadikan relevan
dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Dalam hal ini,
fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan penelitian yang sedang
penulis lakukan adalah terkait dengan masalah PSAK No. 16 tentang aset tetap.
Berikut adalah penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan
penelitian yang sedang dilakukan penulis.
Tabel II
Penelitian terdahulu
Nama peneliti Judul peneliti Hasil peneliti Sumber
Nabila lathifa amwin, Universitas muhammadiya sumatera utara
Analisis penerapan aset tetap berdasarkan PSAK No.16 pada PT Indonesia asahan alumunium(persero) kuala tanjung sumatera utara.
PT indonesia alumunium (persero) kuala tanjung sumatera utara belum dilakukan penghapusan terhadap aset tetap yang telah habis masa manfaatnya belum sesuai PSAK No.16 tetang aset tetap
Skripsi
Dona hermika, universitas bina nusantra Universitas muhammadiyah jember.
Analisis perlakuan akuntansi terhadap aset tetap berwujud pada PT Padu siwi sentosa palembang (PSAK No.16 Tahun 1994 ke konvergensi IFRS)
Pencatatan yang dilakukan terhadap kekelirian yang tidak sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Pengakuan pengeluaran biaya aset tetap yang diakui oleh
jurnal
33
perusahaan juga tidak sesuai dengan dengan standar akuntansi keuangan (SAK). Selain itu, perangkuan dan pencatatan biaya perolehan aset tetap yang dilakukan perusahaan tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan, hal ini menyebabkan aset tetap yang disajikan pada laporan keuangan perusahaan tidak sesuai dengan nilai sebenarnya.
Firzal gunawan Universitas muhammadiyah jember.
Perlakuan akuntansi aset tetap berdasarkan PSAK No.16 Pada Glory futsal sukowono.
Penyajian aset tetap pada glory futsal sukowono terhadap beberapa kekeliruan yang tidak sesuai dengan PSAK No.16
Skripsi
Rifrinda maharani Universitas muhammadiyah jember.
Penerapan akuntansi aset tetap berdasarkan PSAK No. 16 pada PT. Pertama Mina Sutra Perkasa
Perusahaan menyusutkan aset tetapnya menggunakan metode saldo menurun ganda dimana hal ini sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku, perusahaan menghentikan aset tetap dengan cara yang sudah tidak digunakan dengan cara menjual atau lelang, dihibahkan atau dimusnakan dan diapker atau dibiarkan.
Jurnal
34
C. Kerangka berfikit
Aset tetap merupakan aset perusahaan yang mempengaruhi aktivitas
operasional perusahaan, maka perusahaan perlu menyajikan aset tetap didalam
laporan keuangan secara wajar, tepat, benar, baik itu mengenai cara perolehan dan
harga perolehan aset tetap, penentuan metode penyusutan metode penyusutan
aset tetap, ketentuan pelepsan atau penghapusan aset tetap serta penyajian aset
tetap dalam laporan keuangan secara jelas. Kemudian dibandingkan denga PSAK
No.16 lalu membuat kesimpulan.
Penelitian atas aset tetap pada PTPN IV Medan dilakukan dengan
mengumpul data berupa laporan keuangan perusahaan, dokumen yang
berhubungan dengan aset tetap dan melakukan wawancara, kemudian
menganalisis bagaimana PTPN IV Medan menerapkan aset tetap yang dimiliki
perhitungan pajak aset tetap.
Aset tetap
PSAK No.16
Akuntansi pajak
Gambar I Kerangka berpikir
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian ini dengan menggunakan pendekatan penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang dibandingkan dengan cara mengumpulkan,
menyusun mengklasifikasi dan menafsirkan data sehingga dapat diberikan
gambaran yang jelas mengenai malasalah yang diteliti. Dan peneliti ini adalah
penerapa akuntansi pajak aset tetap menurut PSAK No 16 PTPN IV medan.
B. Defenisi opreasional
Aset tetap adalah suatu struktur akuntansi diperoleh adanya acuan untuk
dijadikan sebagai dasar dalam menyusun laporan keuangan dan
menginterpretasikan laporan keuangan. Dan pengertian aset tetap menurut para
ahli adalah harta kekayaan atau sumber daya entitas perusahaan yang diperoleh
serta dikuasai dari hasil kegiatan ekonomi ( transaksi) pada masa yang lalu.
Akuntansi pajak adalah sistem akuntansi yang mengkalkulasi, mengenai mencatat,
bahkan menganalisa dan buat trategi perpajakan sehubungan dengan kejadian-
kejadian ekonomis “ transaksi “ perusahaan.
C. Tempat dan waktu penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan pada PTPN IV Medan yang merupakan
perusahaan yang bergerak bidang agroindustri perkebunan kelapa sawit,teh,
benih sawit workshop yang berlokasi di jl. Letjend Suprapto No.2 Medan.
Penelitian ini dilaksanakan pada 15 desember 2017 s/d 29 maret 2018
36
Tabel lll jadwal penelitian
N0. keterangan Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Kunjungan ke perusahaan
2. Pengajuan judul
3. Penyusunan dan bimbingan
4. Seminar proposal
5. Penyusunan dan bimbingan skripsi
6. Sidang meja hijau
D. Jenis dan sumber data
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang dihitung dengan angka,
yang datanya diperoleh langsung dari perusahaan berupa dokumen
daftar aset tetap pajak.
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:a
a. Data primer yaitu data yang dieroleh langsung dari hasil
wawancara dan observasi penulis, penulis memperoleh data dengan
cara melakukan penelitian langsung pada PTPN IV Medan.
b. Data sekunder yaitu jenis data yang didapat dari buku- buku dan
dokumen yang ada di perusahaan
37
E. Teknik pengumpulan data
Ada pun teknik pengumpulan data yang digunakan penulisan proposal ini
dengan cara:
a. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab dan diskusi
secara langsung dengan pihak yang kompoten dan berwenang.
b. Teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpilan data berupa laporan
keuangan perusahaan dan daftar aset tetap.
F. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis yang penulis gunakan adalah analisis deskriptif
dengan teknik sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data perusahaan meliputi profil perusahaan serta
laporan keuangan’ melakukan wawancara kepada pihak yang
bersangkutan mengenai kebijakan akuntansi pajak aset tetap yang
terapkan oleh PTPN IV Medan.
b. Mengumpulkan data pendukung yang diperlukan untuk memastikan
keakuratan dan kebenaran pencatatan aset.
c. Mengklasifikasi data yang diperlukan untuk di analisis kesesuaian
penerapan sesuai dengan PSAK No. 16.
d. Membuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian.
38
BAB IV
HASIL PENELITI DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Peneliti
1. Perolehan Aset Tetap PTPerkebunan Nusantara IV Medan
Aset tetap merupakan aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi
atau menyediakan barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif yang diharapkan akan dugunakan lebih dari satu periode.
Pengakuan atas aset tetap harus diukur sebesar biaya perolehan yang meliputi
harga beli dab biaya- biaya yang didistribusikan langsung untuk membawa aset tetap ke
lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi
manajemen, estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi
lokasi aset. Untuk itu dibutuhkan pengawasan yang tepat dalam menerapkan kebijakan
atas pengakuan aser tetap, karena dibutuhkan biaya yang cukup besar untuk perolehan
aset tetap tersebut.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di PTPerkebunan NusantaraIV Medan
menyatakan bahwa suatu aset tetap dapat diakui sebagai aset tetap apabila berwujud dan
memiliki kriteria:
a. Aset yang dimiliki atau diperoleh adalah aset yang memiliki masa manfaat dan
memberikan manfaat ekonomis lebih dari satu periode dan mampu mendukung
kegiatan operasional perusahaan.
b. Biaya perolehan aset tetap yang dapat diukur secara handal, karena terdapat
dokumen atau catatan pendukung atas perolehannya.
Dalam pengakuan aset tetap PTPerkebunan NusantaraIV Medan
mengklasifikasi ruang lingkup aset tetap:
39
Tabel III
Ruang Lingkup Aset Tetap Perkiraan Ringkasan
Gedung Yang dimaksud dengan gedung adalah bangunan yang terletak
diatas tanah, mempunyai atap, pilar, dan dingding termasuk
tambahan dan perlengkapan seperti penerang , pengatur udara
disebut sebagai bagian dari gedung.
Mesin/pabrik
minyak sawit
Mesin adalah aset tetap yang mengolah barang menghasilkan
tenaga, atau yang mengubah kualitas, mengubah bentuk.
Kendaraan dan
alat angkutan lain
Fasilitas trasnportasi darat dan mobil- mobil untuk tujuan khusus.
Perlengkapan dan
peralatan
Timbangan kendaraan, alat- alat pengukur, alat- alat penguji, dan
sebagainya.
Struktur Yang dimaksudkan struktur adalah seperti bendungan, parit beton
permanen dan jalan.
Lain- lain Alat- alat dan peralatan yang dapat dipindah dengan tangan kecuali
alat- alat yang telah disebut diatas.
Setelah menganalisis laporan keuangan perusahaan, terdaapat pengakuan 70 aset
tetap yang tidak sesuai masa manfaat. Pengakuan ini seharusnya diakui sebagai aset tetap
tetapi oleh PTPerkebunan NusantaraIV Medan mengakui sebagai biaya. Dan hal ini tidak
sesuai dengan standar yang ada.
40
2. Perolehan Aset Tetap Cara Bangun Sendiri
Terdapat cara memperoleh aset tetapPTPerkebunan Nusantara IV Medan
memperoleh aset tetap dengan cara Perolehan aset tetap dengan cara membangun sendiri.
Menurut PSAK No.16(2016 butir 21)“Sebagian kegiatan terjadi sehubungan dengan
pembangunan atau pengembangan suatu aset tetap, tetapi tidak dimaksudkan untuk
membawa aset tersebut kelokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan
sesuai dengan intensi manajemen. Kegiatan insidental ini mungkin terjadi sebelum atau
selama kontruksi atau aktivitas pengembangan. Contoh penghasilan yang diperoleh dari
penggunaan lahan, lokasi bangunan sebagai tempat parkir mobil sampai pembangunan
dimulai. Karna kegiatan insidental ini tidak dimaksudkan untuk membawa aset tersebut
kelokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi
manajemen, penghasilan dan beban yang terkait dari kegiatan insidental dilalui dalam
laba rugi dan diklaslikasikan dalam penghasilan dan beban”.
Aset tetap yang diperoleh dengan cara membangun sendiri, PTPerkebunan
Nusantara IV Medan melakukan perolehan dengan cara mambangun sendiri. Perolehan
aset tetap bangun sendiri meliputi seluru biaya yang dikeluarkan sehubungan hingga siap
pakai. Kemungkinan masalah yang timbul meliputi pembebanan biaya tidak langsung
dengan alokasi secara proporsional, dan bunga selama masa konstruksi dan penghematan
biaya. Tetapi bunga selama masa kontruksi (pembangunan) akan dikapitalisasi yang
nantinya secara bertahap dibebankan sebagai biaya melalui penyusutan. Masalah
pemghematan biaya misalnya dengan membangun sendiri menjadi lebih murah,
selisihnya tidak diakui sebagai penghasilan. Sedangkan kerugian akibat nilai bangunan
menjadi lebih tinggi diakui sebagai beban kerugian.
41
Tabel IV Perolehan aset secara bangun sendiri
PTPN IV Medan
No. Aset tetap Harga Perolehan Harga pasar penghematan 1. Tanaman belum
menghasilkan 321.104.745.722 228.754.283.823 32.350.461.899
2. Bangunan perusahaan
24.704.536.339 12.978.018.901 11.726.517.438
3. Jalan, jembatan dan sal air
23.731.795.219 4.956.751.175 18.775.044.004
Jumlah 368.541.077.280 246.689.053.899 62.852.023.381
3. Penghapusan atau Penghentian aset tetap
Aset tetap yang tidak lagi memiliki umur ekonomis yang lebih lama
dilakukan penghapusan atau penghentian. Dalm kasus penghentian aset tetap,
nilai buku aset harus dihapus. Penghapusan nilai buku dilakukan dengan cara
mendebit akumulasi penyusutan sebesar saldonya pada tanggal pelepasan
aset dan mengkredit aset yang bersangkutan sebesar harga
perolehannya(biaya historus).
Penghapusan atau penghentian aset tetapdapat dilakukan dengan cara:
1. Pengbuangan aset tetap (Discarding of plant assets)
2. Penjualan aset tetap (Selling of plant assets)
3. Pertukaran aset tetap (Exchange of plant assets)
PTPerkebunan Nusantara IV Medan tidak melakukan penghapusan atau
penghentian terhadap beberapa aset tetap yang sudah habis masa
mannfaatnya, seperti mesin, kendaraan, dan peralatan yang nilai bukanya
US$1 tetapi belum dihapuskan. Hal tersebut dapat dilihat dari
pengambilan sampel daftar aset tetap yang umur ekonomisnya telah habis
( nilai perolehan telah habis disusutkan) dan sudah tidak digunakan,
tetapi masih digunakan, tetapi masih ada daftar aset tetap perusahaan.
42
Tabel V Penghapusan & Penghentian
PTPN IV Medan
No. Nama Aset Tetap Tahun Perolehan
Manfaat Umur
Biaya perolehan
Akumulasi Nilai
1. Rumah staf 1948 20 tahun
7.439.293 7.439.292 1
2. Pabrik minyak sawit
1956 20 tahun
51.185.062 51.185.061 1
3. Turbin uap 600 kw No. 1
1976 20 tahun
328.180.276 328.180.275 1
4. Buis beton 60 cm
1979 5 tahun 635.477 635.476 1
5. Mitsubishi ps-125 FE-76 HD
2007 5 tahun 193.155.414 193.155.143 1
6. Mesin rumput tanaka
1989 5tahun 997.500 997.499 1
4. Revaluasi Aset Tetap
Aset tetap yang masih dapat digunakan dengan baik oleh perusahaan
namun masih memiliki masa ekonomis melebihi nilai tercatatnya sebaiknya
dilakukan pininjauan kembali atau revaluasi atas aset tetap tersebut. Untuk
melakukan penilaian kembali aset tetap perusahaan harus dilakukan
berdasarkan nilai pasar nilai wajar aset tetap tersebut yang berlaku pada saat
penilaian kembali yang ditetapkan oleh perusahaan jasa atau ahli penilai yang
diakui atau memperoleh izin pemerintah.
Berdasarkan hasil penelitian atas daftar bangunan dan struktur yang
direvaluasi, kami menemukan aset yang tidak dilakukan revaluasi didalam
kelompok struktur yaitu river channel dengan nilai buku US$ 10 juta per 31
oktober 2016. Berdasarkan diskusi dengan manajemen, hal ini dikerenakan
aset tersebut tidak berwujud dan tidak memungkinkan dilakukan revaluasi.
Selain itu terdapat rumah staf tahun perolehan 1948 telah habis umur
manfaatnya, tetapi rumah staf tersebut masih dapat digunakan.
43
5. Penyusutan Aset Tetap
PSAK No.16 (Revisi 2007) yang dimaksudkan penyusutan adalah alokasi
sistimatis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.
Penyusutan secara periode akuntansi dibebankan ke pendapatan, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Penyusutan dilakukan terhadap aset
tetap berwujud dengan syarat sebagai berikut:
1. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi.
2. Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas dan
3. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau
memasok barang dan jasa untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi.
Sesuai dengan pasal 11 undang- undang pajak penghasilan, penyusutan atas
pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikkan atau perubahaan harta
berwujud, kecuali tanah yang berstatus hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha,
dan hak pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1(satu) tahun
dilakukan dalam bagian- bagian yang sama besar masa manfaat yang telah ditentukan
bagi harta atau aset tersebut. Dalam prngakuan penyusutan tersebut, persyaratan aset
yang dapat disusutkan menurut ketentuan perpajakan:
1. Harta yang dapat disusutkan adalah harta berwujud.
2. Harta tersebut mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun.
3. Harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memilihara
penghasilan
Terdapat pula aset tetap yang menurut akuntansi dapat disusutkan, tetapi menurut
akuntansi pajak tidak dapat disusutkan yaitu:
44
1. Aset tetap perusahaan berupa kendaraan yang dikuasai dan dibawa pulang
pegawai, tersebut juga yang ada didaerah terpencil.
2. Aset tetap perusahaan berupa rumah yang terletak bukan didaerah terpencil
yang ditempati pegawai yang tidak diberi tunjangan oleh perusahaan.
Aset tetap kecuali tanah akan makin berkurang kemampuannya untuk memberikan
jasa bersamaan dengan berlakunya waktu. Jumlah yang dapat disusutkan dialokasikan
kesetiap periode selama masa manfaat aset dengan berbagai metode yang sistematis dan
diterapkan secara konsisten, tanpa memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan
pertimbangan perpajakan. Metode penyusutan yang digunakan PTPerkebunan Nusantara
IV Medan adalah metode garis lurus.
Tabel IV Tarif penyusutan Aset Tetap
PTPN IV Meda No. Aset tetap Masa
manfaat Tarif Harga perolehan Penyusutan
1. Tanaman menghasilkan 25 tahun 4% 300.161.991.421 12.006.479.656 2. Investasi tanaman 25 tahun 4% 321.104.746.722 12.844.189.868 3. Bangunan rumah 20 tahun 5% 17.821.679.299 891.083.965 4. Bangunan perusahaan 20 tahun 5% 24.704.536.339 1.235.226.816 5. Mesin dan istalasi 20 tahun 5% 113.213.407.796 5.660.685.239 6. Jalan, jembatan & sal air 16 tahun 6,25% 23.731.795.219 1.483.237.201 7. Alat pengangkut 5 tahun 20% 4.944.624.236 988.924.847 8. Alat pertanian &
inventaris 5 tahun 20% 5.913.013.671 1.182.602.734
45
B. Pembahasan
1. Pengakuan Aset Tetap
Setelah penulis melakukan analisis terhadap pengakuan aset tetap,
PTPerkebunan Nusantara IV Medan seharusnya mengakuimpot lining sebagai
aset tetap bukan sebagai biaya. Karena pot liningmerupakan masa pakai yang
digunakan yang memiliki masa manfaat sekitar 20- 5 tahun serta bermanfaat bagi
kegiatan operasional perusahaan.
Hal tersebut tidak sesuai dengan yang diatur dalam PSAK No.16 karena
aset tetap merupakan aset yang memiliki masa manfaat dan memberikan manfaat
ekonomis lebih dari 1(satu) periode, dan mampu mendukung kegiatan operasional
perusahaan.
Ketidak sesuaiannnya antara penerapan yang dilakukan perusahaan dengan
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku dapat berpengaruhterhadap
penyajiannya dalam laporan keuangan, yang dapat menyebabkan berkurangnya
laba perusahaan.
2. Perolehan aset tetap secarabangun sendiri
Suatu perolehan bangun sendiri perusahaan mungkin ingin memperoleh
biayalebihmurahdanhasil bangunanlebih baik atau dengan desain yang
memuaskan. Setalah melakukan wawancara dan dokumentasi atas perolehan
bangun sendiri di PTPerkebunan Nusantara IV Medan ada beberapa aset tetap
yang membangun sendiri seperti bangunan perusahaan, jalan dan tanaman belum
menghasilkan.
46
Setelah melakukan perolehan aset tetap secara bangun sendiri
PTPerkebunan Nusantara IV Medan memiliki penghematan biayasekitar Rp.
62.852.023.381.Menurut PSAK No.16 (2011 butir 22).Biaya perolehan suatu aset
tetap yang dibangun sendiri ditentukan dengan menggunakan prinsip yang sama
sebagaimana perolehan aset dengan pembelian. Jika entitas membuat aset berupa
untuk dijual dalam usaha normal, biaya perolehan aset tetap biasanya sama
dengan biaya pembangunan aset untuk dijual (lihat PSAK 14 Revisi 2008). Oleh
karena itu, dalam menetapkan biaya perolehan maka setiap laba internal
dieliminasi. Dekian pula jumlah abnormal yang terjadi dalam pemakaian bahan
baku, tenaga kerja, atau sumber daya lain dalam proses konstrusi aset yang
dibangun sendiri tidak termasuk biaya perolehan aset. PSAK 26(revisi 2008).
Biaya pinjaman menetapkan kriteria yang harus dipenuhi sebelum biaya bunga
dapat diakui sebagai suatu komponen biaya perolehan aset tetap.
Dibangun sendiri merupakan dalam memperoleh aset tetap perusahaan
dapat membuat atau membangun sendiri, hal ini umumnya berlaku bagi aset tetap
bangunan yang memiliki oleh perusahaan. Dalam pembuatan aset tetap berupa
bangunan ini, perusahaan telah memiliki lahan atau tanah untuk mendirikan
bangunan.
Menurut PSAK No 16, bahwa aset tetap berupa gedung dan tanah harus
dipisahkan karena tanah tidak disusutkan sementara bangunanharus disusutkan
sesuai dengan data- data yang diperoleh dari perusahaan.
47
3. Penghapusan atau Penghentian Aset Tetap
Suatu aset tetap perusahaan tidak mungkin akan dipergunakan
selamanya karena aset tetap tersebut tidak dapat lagi memehuhi kebutuhan
perusahaan tersebut. Oleh sebab itu harus dilakukan penghentian atau
penghapusan. Penghapusan aset tersebut merupakan penghapusan nilai buku suatu
aset yang dilakukan apabila nilai bukuntercamtum tidak menggambarkan manfaat
dari aset trtap yang berangkutan.
Setelah melakukan wawancara dan dokumentasi atas daftar aset tetap. PT
Perkebunan Nusantara IV Medan tidak melekukan penghapusan atau penghentian
terhadap beberapa aset tetap yang sudah habis masa manfaatnya seperti mesin,
peralatan dan kendaraan. Hal ini tidak sesuai dengan PSAK No. 16 yang
menyatakan suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika penghentian atau bila
aset secara permanen ditarik dari penggunaannya dan tidak ada manfaat
keekonomian masa yang akan datang diharapkan dari pelepasannya.
Ketidak sesuaian penerapan yang dilakukan perusahaan dengan PSAK No.16 ini
dapat berdampak terjadinya penumpukan atas aset yang sudah tidak digunakan
lagi. Apa bila aset tersebut masih dapat digunakan, manajemen perlu melakukan
peninjauan kembali atas umur aset tetap secara berkala.
4. Revaluasi Aset Tetap
Setelah mrelakukan wawancara dan dokumentasi atas data yang
diperoleh, PT Perkebunan Nusantra IV medan tidak melakukan revaluasi atas
aset tetap dalam kelompok yang sama dan tidak dilakukan peninjauan kembali
atas aset yang masih memiliki masa ekonomis melebih nilai tercatatnya.
48
Seperti yang sudah penulis rangkum dalam hasil penelitian diatas pada aset
tetap river channel yang tidak dilakukan revaluasi karena aset tersebut tidak
berwujud dan tiak memungkinkan dilakukan revaluasi. Hal ini tidak sesuai
dengan PSAK No.16 yang menyatakan bahwa jika suatu aset direvaluasi,
maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama direvaluasi. Begitu pula
dengan kendaraan yang memiliki masa ekonomis melebihi nilaitercatatnya
harus dilakukan revaluasi atas umur manfaat aset tetap tersebut.
Oleh sebab itu, manajemen perlu melakukan kajian ualng untuk menetukan
apakah river channel dapat dikelompokan sebagai aset terpisah dalam kelompok
aset tetap dan bukan bagian dari kelompok struktur dan manajemen perlu
melakukan reviu berkala terkaitdengan umur ekomonis aset tetap setiap tahunnya,
supaya umur ekonomis yang digunakan benar- benar mencerminkan keadaan aset
tetap.
5. Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap merupakan alokasi sistematis sejumlah aset yang
dapat disusutkan sepanjang masa manfaat tersebut. Dalam menghitung tarif
penyusutan perusahaan menggunakan metode garis lurus dengan
membagikan tarif dan harga perolehan masing- masing aset tetap dengan
umur ekonomisnya. Karena PTPerkebunan Nusantara IV Medan
menggunakan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan.
PTPerkebunan Nusantara IV Medan telah melakukan sesuai dengan
perhitungan akuntansi pajak dan menurut PSAK No.
16.Berdasarkanevaluasi yang penulis lakukan dapat diketahui bahwa untuk
pelaporan keuangan, perusahaan menggunakan metodeg arislurus untuk
49
menentukan besarnya penyusutan untuk tiap periode. Penggunaan metode
tersebut diterapkan atas saluruh asset tetap yang dimilikiolehperusahaan,
kecualiuntuktanahkarenatidakdilakukanpenyusutan,
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan mengenai
penerapan akuntansi pajak aset tetap menurut PSAK No 16 pada
PTPerkebunan Nusantara IV Medan maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa:
1. PTPerkebunan Nusantara IV Medan seharusnya menyesesuaikan
metode garis lurus sesuai dengan kelompok dan tarifnya. Agar sesuai
dengan undang- undang No. 36 tahun 2008 pajak penghasilan.
2. Kebijakan PTPerkebunan Nusantara IV Medan terhadap perolehan
aset tetap dengan mengkapitalisasi seluruh pengeluaran yang
berhubungan dengan perolehan aset tetap atau pun pembuatan aset
tetap hingga siap digunakan telah sesuaikan dengan PSAK No. 16.
3. Kebijakan PTPerkebunan Nusantara IV Medan terhadap pengeluaran
atas aset tetap setelah diperoleh perusahaan menerapkan kebijakan
pembebanan biaya pada periode terjadinya sesuai dengan PSAK No
16.
4. Dalam hal penyusutan aset tetap yang dilakukan PT Perkebunan
Nusantara IV Medan, perusahaan menggunakan metode garis lurus
dalam perhitungan penyusutan selueuh aset tetap kecuali tanah dan hal
ini dilakukan oleh perusahaan secara konsisten. Metode yang
dilakukan perusahaan telah sesuai dengan PSAK No. 16
51
B. Saran
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka penulis
memberikan saran antara lain:
1. Pengakuan terhadap pot lining hendaknya diakui sebagai aset tetap
bukan sebagai biaya karena dapat memberikan manfaat selama 4
tahun.
2. Sebaiknya perusahaan dapat melakukan penghapusan atau
penghentian dan tarif penyusutan aset tetap sesuai dengan pasal 11
undang- undang No.36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan.
3. Perusahaan seharusnya menerapkan standar Akuntansi Keuangan
yang berlaku dengan sebaik- baiknya tanpa ada kekeliruan.
DAFTAR PUSTAKA
Arfan Iksan (2014) ”metologi peneliti bisnis” medan:cita pustaka media perintis.
Dona hermika (2011) “analisis perlakuan akuntansi terhadap asset tetap berwujud pada PT Pandu siwi sentosa Palembang (PSAK No.16 tahun 1994 konversi IFRS)” Universita Bina Nusantara.
Faizal gunawan (2011) “ perlakuan akutansi asset tetap berdasarkan PSAK No. 16 pada glory futsal sukowono” universitas muhammadiah jember.
Herlina Susanti (2007) “perlakuan akuntansi asset tetap terhadap PSAK No. 16 pada stikes hang tuah tanjung pinang “Univesitas marintim raja ali haji.
Mardison (1999 : 1) perpajakan sector publik. Penerbit andi Yogyakarta
Mulyadi (2010) “pemeriksaan akutansi”. Edisi empat,yongyakarta : penerbit fakultas ekonomi.
Nabila Lathifah Amwin (2016)” analisi penerapan akutansi asset tetap berdasarkan PSAK No. 16, Pada. PT. Indonesia asahan Alumenium ( Persero) kuala tanjung Sumatra utara. Universitas Muhammadiah Sumatra Utara
Peraturan menteri republic Indonesi Tahun 2012, pasal dalam peraturan menteri.
PSAK revisi 2007, standar laporan keuangan
Rivrinda Maharani “penerapan akuntansi asset tetap berdasarkan PSAK, No. 16. Pada PT. Pertama Mina Sutra Pekasa “ Universita Muhammadiah Jember Racman”
Racman Soemitra.Drs, Nurlan SE, AK, M.Si, 2006. Pengelompokan Keuagan Daerah. Penerbit PT. Indeks
SAK-ETAP di atur IA(2009 :68 ) Aset tetap adalah aset yang berujut yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan kepihak lain, atau tujuan atministra dan diharapkan akan digunaka lebih dari satu periode.
Sofyan Safri Harahap (2002) Akutansi Aktifa Tetap. Edisi pertama Jakarta : PT. Grapindo Persada.
Sukrisno Agoes, ekstralita transnawati. (2013) Akutansi Perpajakan. Jakarta Penerbit, Salemba empat.
Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Aset tetap
Undang-Undang No. 10 Tahun 2008. Tentang Pajak Penghasilan.
Wiid & kwok(2011:4-7) Sukrisno, Agoe Estralita Trisna Wati, 2013. Akutansi Perpajakan. Jakarta, Penerbit Salemba Empat