analisis pendapatan rumah tangga …digilib.unila.ac.id/56153/2/skripsi tanpa bab...

71
ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS (Skripsi) Oleh SRI WAHYUNI JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 28-Mar-2020

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR

KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

(Skripsi)

Oleh

SRI WAHYUNI

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR

KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh

SRI WAHYUNI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan rumah tangga

nelayan, struktur pendapatan rumah tangga dan menganalisis tingkat kesejahteraan

rumah tangga nelayan di Pesisir Kota Agung. Penelitian menggunakan metode survei.

Sampel diambil secara purposive sampling sebanyak 43 orang. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga nelayan berbeda menurut ukuran

armada kapal. Pendapatan rumah tangga nelayan pemilik armada kapal berada pada

tingkat sejahtera, sedangkan pendapatan rumah tangga nelayan ABK motor tempel

dan jukung berada pada kondisi miskin. Pendapatan rumah tangga nelayan sebagian

besar (91,78%) dari usaha penangkapan ikan. Pengeluaran rumah tangga nelayan

pemilik berada pada tingkat sejahtera, sedangkan untuk nelayan ABK motor tempel

dan jukung berada dibawah garis kemiskinan. Berdasarkan kriteria BPS dan garis

kemiskinan, 76,74 persen rumah tangga nelayan masuk golongan sejahtera dan 23,26

persen rumah tangga nelayan berada dalam golongan belum sejahtera.

Kata kunci: nelayan, pendapatan, pengeluaran

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

ABSTRACT

ANALYSIS OF FISHERMAN HOUSEHOLD INCOME IN KOTA AGUNG

COASTAL TANGGAMUS REGENCY

By

SRI WAHYUNI

This research aims to find out the income of fisherman household, structure of

household income and analyze the welfare level of fishermen household in Kota

Agung Coastal. The study using survey method. The sample is taken by purposive

sampling method as many as 43 respondent. The result shows that, there is a different

of fisherman household income base on fleet sizes. The income of fisherman

household fleet owner at prosperous level, while the income of fisherman household

crews motor tempel and jukung at the poverty level. The income of fishermen

households (91.78%) from fishing businesses. The expenditure of fisherman

household fleet owners is at the level of prosperity, whereas for crews motor tempel

and jukung are below the poverty line. Therefore, based on BPS and poverty line,

76,74 percent of household fisherman at prosperous level and 23,26 percent of

household in the less prosperous.

Keywords : expenditures, fisherman, revenue

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR

KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh

SRI WAHYUNI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS
Page 6: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS
Page 7: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Agung pada 22 Desember1993 yang

merupakan putri bungsu dari pasangan Bapak Abdul Salam dan

Ibu Nurhayati. Penulis adalah anak ke sepuluh dari sepuluh

bersaudara. Penulis menempuh pendidikan di Sekolah Dasar

Negeri 2 Kuripan Kota Agung tahun 2000-2006, Sekolah

Menengah Pertama Negeri 1 Kota Agung tahun 2006-2009 dan Sekolah

Menengah Atas Negeri 1 Kota Agung tahun 2009-2012. Penulis diterima sebagai

mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada

tahun 2012 melalui jalur PMPAP dan memperoleh beasiswa Bidik Misi pada

semester ke 5.

Penulis aktif di kegiatan Himpunan Mahasiswa Agribisnis (HIMASEPERTA)

2013/2014, sekretaris bidang dana dan usaha UKM F Fosi Fakultas Pertanian

tahun 2014/2015, bendahara umum UKM U Birohmah 2015/2016, anggota

komisi III DPM U KBM Unila 2016/ 2017. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja

Nyata di Pekon Paku Kelumbayan Tanggamus bulan Januari-Februari 2015 dan

melaksanakan Praktik Umum di PT. Siger Jaya Abadi Tanjung Bintang Lampung

Selatan bulan Juli-Agustus 2015. Penulis telah menyelesaikan skripsi pada

tanggal 18 Desember 2018 yang berjudul “Analisis Pendapatan Rumah Tangga

Nelayan di Pesisir Kota Agung Kabupaten Tanggamus”

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

MOTTO

“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus

asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir” (QS. Yusuf:87)

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah

diusahakannya” (QS. An-Najm:39)

“Tidak ada kesuksesan yang bisa dicapai seperti membalikkan telapak tangan. Tidak

ada keberhasilan tanpa kerja keras, keuletan, kegigihan, dan kedisiplinan”

(Chairul Tanjung)

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama

kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan),

tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah

engkau berharap” (QS. Al-Insyirah:6-8)

“Tidak sama antara dua buah lautan. Ini tawar, segar dan mudah diminum,

sedangkan yang itu asin lagi pahit. Dan dari masing-masing itu kamu dapat

memakan daging yang segar dan mengeluarkan perhiasan untuk kamu pakai serta

melihat bahtera yang membelahnya agar kamu mencari karuniaNya dan mudah-

mudahan kamu bersyukur” (QS. Fathir:12)

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini untuk:

Ayahanda dan Ibunda tersayang

Bapakku Abdul Salam dan Ibuku Nurhayati

Kakakku tercinta

Kang Ilham, Kang Taufik, Teh Piah, Kang Irul, Teh diah,

Kang Mancha, Kang Ipul, Kang Izul dan Kang Ahmad

Terima kasih atas segala cinta, pengorbanan, kesabaran,

keikhlasan, motivasi dan doa yang tiada henti

dalam menanti keberhasilanku

Para pendidik yang telah membimbing, mengajarkan dan mendidik dengan

ketulusannya

Sahabat, teman, dan almamater tercinta yang telah mendewasakan dalam berpikir dan

bertindak serta memberikan pengalaman yang tak terlupakan

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan Rumah Tangga Nelayan di Pesisir

Kota Agung Kabupaten Tanggamus”. Sholawat serta salam senantiasa tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tauladan dalam setiap sisi

keidupan manusia, semoga kelak kita semua akan mendapatkan syafaatnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan,

nasihat, dorongan semangat, kritik dan saran yang membangun kepada penulis dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada:

1. Pror. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si, selaku Ketua Jurusan Agribisnis dan dosen

pembimbing kedua atas bimbingan, saran, nasihat, dukungan dan perhatian kepada

penulis selama penyelesaian skripsi.

3. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku dosen pembimbing pertama atas

semua bimbingan, saran, nasihat, dukungan dan perhatian kepada penulis selama

penyelesaian skripsi maupun selama perkuliahan.

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

4. Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.P., selaku Dosen Pembahas atas masukan,

arahan dan nasihat yang diberikan sehingga menjadikan skripsi ini lebih baik.

5. Ir. Rabiatul Adawiyah, M.Si., selaku dosen Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan arahan terkait proses akademik.

6. Bang Rio Tantalo (BR/mantan WD 3) yang telah memberikan saya kesempatan

untuk mendapatkan beasiswa Bidik Misi.

7. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung atas

ilmu yang diberikan selama penulis menjadi mahasiswa.

8. Seluruh Staf Administrasi dan karyawan Universitas Lampung yang telah

membantu dengan baik dalam persoalan administrasi selama proses skripsi.

9. Bapak dan Ibu masyarakat Desa Kelurahan Pasar Madang yang telah membantu

dalam proses penelitian di lapangan.

10. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Bapak Abdul Salam dan Ibu

Nurhayati terima kasih atas keikhlasan, cinta dan kasih sayang, doa, motivasi, dan

dukungan moral yang telah diberikan.

11. Keluarga besar Abah Salam dan saudaraku tercinta Kang Ilham, Kang Taufik, Teh

Piah, Kang Irul, Teh diah, Kang Mancha, Kang Ipul, Kang Izul dan Kang Ahmad

dengan cinta dan kasih sayangnya selalu mendukung dan mendoakan

keberhasilanku.

12. Tanti Meliani, A.Md., terima kasih telah memberikan semangat yang tidak henti-

hentinya agar menyelesaikan skripsi ini.

13. Sahabat-sahabat terbaik Heni, S.E., Riska, S.T.P, Rofiiqoh, S.P., Karindra,S.Farm.,

Gita,S.Pi, Selvia,S.Ptk, Ngah Yola, Eka, S.P., Jeje, S.Si., Maya P.S., Lina,

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

Parastry,S.P., Ika,S.E., Ekarani,S.P., Devi,S.T.P., Sunarti,S.P., Aanisah,S.P.,

Neneng, S.Hut., Kiki,S.Pd., Yuni Purwanti,S.Pd., Rina Handayani,S.Pd.,

Sunarni,S.Pd., Erni, S.P., Fitri, S.P., Aulia, S.Si., Andi Wirman, A.Md., Faisal,

S.I.P., dan Salam atas kebersamaan, ketulusan serta do’a yang kalian berikan

semoga ukhuwah ini mempersatukan kita di jannahNya.

14. Temen-teman Agribisnis angkatan 2012 yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu, terima kasih telah memberikan semangat, motivasi, kekompakan dalam

suka dan duka selama masa kuliah.

15. Keluarga Besar UKM U Birohmah, DPM U, Fosi FP, Himaseperta, IMAMTA..

Suskes dan Jaya selalu.

16. Lingkaran syurgaku yag senantiasa memberikan nasihat kepada penulis.

17. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang tepat atas segala bantuan yang telah

diberikan.. Semoga hasil karya ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

membutuhkan. Akhir kata penulis meminta maaf dan memohon ampun kepada Allah

SWT.

Bandar Lampung,

Penulis,

Sri Wahyuni

Page 13: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah ..................................................... 1

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 9

1. Agribisnis Perikanan Tangkap ........................................... 9

2. Rumah Tangga Perikanan .................................................. 10

3. Teori Ekonomi Rumah Tangga .......................................... 13

4. Analisis Tingkat Kesejaheteraan ...................................... 17

5. Penanggulangan Kemiskinan Nelayan .............................. 18

6. Penelitian Terdahulu ......................................................... 20

B. Kerangka Pemikiran.................................................................. 22

III. METODE PENELITIAN

A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional ................................... 25

B. Jenis Data dan Metode Pengambilan Data ................................ 26

C. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Peneltian ................ 27

D. Metode Analisis ........................................................................ 28

1. Analisis Pendapatan ........................................................... 29

2. Analisis Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan . 30

E. Sistem Bagi Hasil ....................................................................... 31

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus ................................ 33

B. Gambaran Umum Kecamatan Kota Agung ............................... 34

C. Keadaan Umum Kelurahan Pasar Madang ................................ 36

1. Geografis ............................................................................. 36

2. Mata Pencaharian ................................................................ 38

3. Kehidupan Sosial Ekonomi ................................................. 38

4. Sarana dan Prasarana ........................................................... 40

Page 14: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

5. Potensi Perikanan ................................................................ 41

6. Karakteristik Kebudayaan ................................................... 42

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Usaha Penangkapan ..................................... 50

B. Karakteristik Nelayan Responden ............................................. 52

1. Umur Nelayan Responden ................................................... 52

2. Tingkat Pendidikan .............................................................. 54

3. Pengalaman Bernelayan ...................................................... 55

4. Jumlah Tanggungan Keluarga Nelayan Responden ............ 56

5. Pekerjaan Sampingan Nelayan Responden ......................... 57

C. Kondisi Nelayan dan Keluarganya ............................................ 58

D. Biaya Produksi Usaha Penangkapan ......................................... 61

E. Hasil Tangkapan Nelayan .......................................................... 64

F. Penerimaan Nelayan dari Usaha Perikanan ............................... 66

G. Sistem Bagi Hasil ..................................................................... 67

H. Pendapatan Nelayan dari Usaha Perikanan Tangkap ................ 68

I. Pendapatan Rumah Tangga Nelayan ......................................... 70

J. Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan........................................ 73

K. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan ....................... 76

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 79

B. Saran .......................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 81

LAMPIRAN

Tabel 26 s/d 55 ................................................................................ 85 s/d 165

Page 15: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Produksi perikanan tangkap menurut Kabupaten/Kota Provinsi

Lampung ...................................................................................... 4

2. Persentase penduduk miskin di Provinsi Lampung menurut

Kabupaten tahun 2011-2014 ........................................................ 5

3. Produksi perikanan laut di Kabupaten Tanggamus menurut

kecamatan tahun 2011-2014 ......................................................... 6

4. Jumlah penduduk menurut pekon di Kecamatan Kota Agung ..... 36

5. Jumlah penduduk menurut usia di Kelurahan Pasar Madang ...... 37

6. Distrubusi penduduk menurut mata pencaharain tahun 2017 ...... 38

7. Kinerja penangkapan menurut jenis alat tangkap ......................... 51

8. Distribusi nelayan responden menurut golongan umur di Desa

Pesisir Kelurahan Pasar Madang .................................................. 53

9. Tingkat pendidikan nelayan responden berdasarkan jenis

armada nelayan ............................................................................. 54

10. Sebaran nelayan responden berdasarkan penglaman usaha

penangkapan ikan di Kelurahan Pasar Madang ........................... 55

11. Sebaran nelayan responden berdasarkan jumlah tanggungan

keluarga di Kelurahan Pasar Madang ........................................... 56

12. Sebaran nelayan responden berdasarkan pekerjaan sampingan

di Kelurahan Pasar Madang ......................................................... 57

13. Kondisi fisik rumah nelayan responden berdasarkan jenis

armada nelayan ............................................................................. 60

Page 16: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

14. Rincian biaya produksi usaha penangkapan ikan per armada per

trip per musim .............................................................................. 63

15. Hasil tangkapan per trip per musim penangkapan ...................... 64

16. Rata-rata harga ikan dalam skala musim di Pesisir Kelurahan

Pasar Madang ............................................................................... 65

17. Penerimaan hasil tangkapan nelayan per trip per musim

penangkapan ................................................................................. 66

18. Pola sistem bagi hasil nelayan di Pesisir Kota Agung ................. 67

19. Pendapatan nelayan per trip pada setiap musim penangkapan ..... 68

20. Pendapatan rumah tangga nelayan per bulan ............................... 70

21. Struktur pendapatan rumah tangga nelayan ................................. 72

22. Pengeluaran rumah tangga nelayan armada per bulan ................. 75

23. Perbandingan kesejahteraan rumah tangga nelayan berdasarkan

garis kemiskinan 2017 .................................................................. 77

24. Perbandingan kesejahteraan rumah tangga nelayan berdasarkan

UMR Tanggamus 2017 ................................................................ 78

Page 17: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

1. Kerangka analisis pendapatan rumah tangga nelayan di

Pesisir Kota Agung Kabupaten Tanggamus ................................ 24

2. Pola musim ikan di Pesisir Kelurahan Pasar Madang ...................... 52

3. Peta kelurahan pasar madang ......................................................... 166

4. Armada kapal motor ...................................................................... 166

5. Armada motor tempel .................................................................... 167

6. Armada jukung .............................................................................. 167

7. Alat tangkap jaring ........................................................................ 168

8. Tempat pelelangan ikan ................................................................. 168

9. Pasar ikan pesisir pantai ................................................................. 169

10. Depot es ........................................................................................ 169

11. Drainase 1 ..................................................................................... 170

12. Drainase 2...................................................................................... 170

13. Pelelangan lama ............................................................................. 171

14. Tempat pengasinan ikan ................................................................ 171

15. Pemukiman nelayan tampak depan ................................................ 172

16. Pemukiman nelayan tampak belakang ............................................ 172

Page 18: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara

untuk mewujudkan tujuan nasional yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.

Isi dari tujuan pembangunan yang termaktub di dalam UUD 1945 salah satunya

adalah mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang sejahtera, lahiriah

maupun batiniah. Pelaksanaan pembangunan mancakup aspek kehidupan bangsa,

yaitu aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan secara

berencana, menyeluruh, terarah, terpadu, bertahap dan berkelanjutan untuk

memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan

yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang lebih maju.

Sektor kelautan mulai diperhatikan oleh pemerintah Indonesia dalam

pembangunan sejak PELITA VI rezim orde baru. Upaya Perencanaan

Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019 terkait kelautan dan

perikanan adalah menjadikan Indonesia sebagai Negara yang memiliki

kedaulatan pangan, energi dan pengelolaan sumber daya maritim dan kelautan,

menikmati peningkatan kesejahteraan berkelanjutan, menjadikan warganya

berkepribadian dan berjiwa gotong royong dan masyarakatnya memiliki

Page 19: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

2

keharmonisan antarkelompok sosial, antarsektor ekonomi, antarwilayah serta

menjadikan Indonesia menjadi poros maritim dunia.

Wilayah laut yang luasnya 70% dari luas wilayah Indonesia memiliki potensi

lestari sumber daya ikan laut sebesar 6,5 juta ton per tahun tersebar di perairan

wilayah Indonesia dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indoensia (ZEEI) yang

terbagi dalam sembilan wilayah peraiaran utama Indonesia. Potensi tersebut

belum termanfaatkan secara optimal dilihat dari jumlah tangkapan yang hanya

diperbolehkan 5,12 juta ton per tahun. Sumberdaya perikanan tersebut

didominasi oleh perikanan skala kecil. Peranan sub sektor perikanan skala

kecil cukup penting di Indonesia. Potensi tersebut diharapkan dapat

dimanfaatkan secara optimal dan lestari guna meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat nelayan. (Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional, 2014).

Kendala-kendala yang menyebabkan terpeliharanya kemiskinan nelayan atau

masyarakat pinggiran pantai, diantaranya kebijakan pemerintah yang tidak

memihak masyarakat miskin, banyak kebijakan terkait penanggulangan

kemiskinan bersifat top down dan selalu menjadikan masyarakat sebagai objek,

bukan subjek. Kondisi bergantung pada musim sangat berpengaruh pada tingkat

kesejahteraan nelayan, terkadang beberapa pekan nelayan tidak melaut

dikarenakan musim yang tidak menentu. Rendahnya Sumber Daya Manusia

(SDM) dan peralatan yang digunakan nelayan berpengaruh pada cara dalam

menangkap ikan, keterbatasan dalam pemahaman akan teknologi, menjadikan

kualitas dan kuantitas tangkapan tidak mengalami perbaikan serta rendahnya

Page 20: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

3

akses permodalan dan pemasaran. Kondisi lain yang turut berkontribusi

memperburuk tingkat kesejahteraan nelayan adalah mengenai kebiasaan atau pola

hidup konsumtif, dimana pada saat penghasilan banyak tidak ditabung untuk

persiapan paceklik, melainkan dijadikan kesempatan untuk membeli kebutuhan

sekunder. Namun ketika paceklik pada akhirnya berhutang termasuk kepada lintah

darat yang justru semakin memperberat kondisi.

Rendahnya produktivitas dan berbagai kendala tersebut di atas pada gilirannya

akan mempengaruhi tingkat pendapatan per kapita nelayan khususnya buruh

nelayan. Faktor lain yang sangat mempengaruhi pendapatan nelayan adalah

pola bagi hasil dalam usaha penangkapan ikan. Statuts kepemilikan unit

penangkapan ikan dan peranan dalam kegiatan usaha akan menentukan

besarnya bagi hasil yang diterima baik oleh nelayan maupun pemilik unit

penangkapan ikan (Hermanto, 1986 ).

Sejak krisis mulai merambah keberbagai wilayah pertengahan tahun 1997,

Nelayan tradisional boleh dikatakan kelompok masyarakat pesisir paling

menderita dan merupakan korban pertama dari perubahan situasi sosial-ekonomi

yang terkesan tiba-tiba namun berkepanjangan. Banyak studi yang telah

membuktikan nelayan tradisional umumnya lebih miskin daripada keluarga

petani, pengrajin dan pekerja sektor informal (Kusnadi, 2002).

Kompleksitas persoalan nelayan saat ini berdampak pada perekonomian mereka

yang semakin menurun sehingga menyebabkan kemiskinan dikalangan nelayan

dan masyarakat pesisir. Padahal, nelayan adalah salah satu mata pencaharian

utama yang paling mendominasi dan berkontribusi besar dalam memperoleh

Page 21: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

4

pendapatan guna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menafkahi anggota

keluarga. Banyaknya permasalahan kemiskinan yang menimpa nelayan, membuat

hidup mereka pasang surut.

Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang memiliki

luas laut 1.779,50 km2dan panjang pantai 210 km

2 yang tersebar di sembilan ( 9 )

kecamatan pesisir di Kabupaten Tanggamus. Potensi sumberdaya perikanan yang

cukup tinggi dan menjanjikan menjadikan Tanggamus sebagai kabupaten

penyumbang produksi perikanan terbesar keempat di Provinsi Lampung. Hal ini

dapat dilihat dari data produksi perikanan tangkap Provinsi Lampung menurut

Kabupaten/Kota Provinsi Lampung tahun 2015 (BPS, 2015).

Tabel 1. Produksi perikanan tangkap menurut Kabupaten/Kota Provinsi

Lampung, 2015 (ton)

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, 2015

Dilihat dari potensi laut yang terdapat di Kabupaten Tanggamus, seharusnya

pengelola kekayaan laut Tanggamus dari nelayan hingga pedagang eceran ikan

No. Kabupaten/Kota Jumlah Produksi Perikanan Tangkap (ton)

2014

1 Lampung Timur 42.089

2 Lampung Selatan 38.704

3 Bandar Lampung 27.270

4 Tanggamus 15.558

5 Tulang Bawang 12.651

6 Pesisir Barat 12.006

7 Pesawaran 8.141

8 Lampung Tengah 3.475

9 Lampung Utara 1.931

10 Mesuji 1.159

11 Way Kanan 578

12 Tulang Bawang Barat 337

13 Lampung Barat 173

14 Pringsewu 84

15 Metro -

Provinsi Lampung 73.372,7

Page 22: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

5

atau produk olahannya memiliki tingkat kesejahteraan yang baik. Kenyataan yang

terjadi adalah pada umumnya masyarakat pesisir memiliki kesejahteraan yang

rendah. Pendapatan perkapita Kabupaten Tanggamus tercatat sebagai penerima

PDRB perkapita terendah kedua setelah Lampung Barat yakni hanya sebesar

19,90 juta berada dibawah PDRB perkapita penduduk lampung yang rata-rata

sebesar 31,19 juta serta menempati urutan penduduk miskin keenam se-Provinsi

Lampung dengan persentase 15,24% pada tahun 2014 (BPS Lampung 2015).

Tabel 2. Persentase penduduk miskin di Provinsi Lampung menurut kabupaten,

tahun 2011-2014

No. Kabupaten/Kota Tahun

2011 2012 2013 2014

1 Lampung Utara 28,96 28,19 25,16 23,67

2 Lampung Selatan 20,61 19,23 18,19 17,09

3 Lampung Timur 21,06 19,66 18,56 17,83

4 Pesawaran 20,48 19,06 18,01 17,86

5 Way Kanan 18,81 17,63 16,54 15,36

6 Tanggamus 18,30 17,06 16,10 15,24

7 Lampung Barat 17,12 15,99 15,33 13,96

8 Lampung Tengah 16,88 15,76 14,96 13,37

9 Bandar Lampung 14,58 13,61 12,65 10,85

10 Metro 13,77 12,90 12,09 11,08

11 Pringsewu 12,45 11,62 11,01 9,81

12 Tulang Bawang 10,80 10,11 9,43 8,04

13 Mesuji 8,65 8,07 7,69 5,81

14 Pesisir Barat

15 Tulang Bawang Barat 7,63 7,11 6,37 6,31

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011-2014

Penyumbang produksi perikanan Tanggamus terbesar berasal dari Kecamatan

Kota Agung yang merupakan Ibu Kota dari Kabupaten Tanggamus yaitu

mencapai 40.9% (10.453,74) ton/tahun dari total produksi yang mencapai

25.548,64 ton/tahun dengan jumlah nelayang terbanyak yakni sebesar 1.358 dari

total rumah tangga perikanan laut Tanggamus (BPS, 2015).

Page 23: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

6

Tabel 3. Produksi perikanan laut di Kabupaten Tanggamus menurut kecamatan

tahun 2011-2014

Kecamatan Produksi(ton)

2011 2012 2013 2014

Wonosobo 1.733,83 278,14 297,86 274,93

Kota Agung 4.623,55 10.868,65 11.401,78 10.453,74

Pematang Sawa 2.697,07 3.615,35 3.799,27 3.542,84

Kota Agung Barat 1.483,39 970,35 1.128,35 951,04

Kota Agung Timur 1.926,48 479,35 500,41 434,76

Cukuh Balak 1.464,12 1.801,40 1.881,89 1.556,79

Kelumbayan 2.735,60 6.811,75 7.164,57 6.346,73

Limau 2.600,75 2.116,82 2.213,29 1.987,81

Jumlah 19.264,79 26.941,81 28.387,42 25.548,64

Sumber : DKP Kabupaten Tanggamus, 2015

Ironisnya Kecamatan Kota Agung sebagai salah satu wilayah pesisir yang menjadi

sentra perikanan sekaligus Ibukota Kabupaten Tanggamus yang juga memiliki

fasilitas sarana dan prasarana yang baik dan didukung dengan adanya sekolah

usaha perikanan, balai budidaya ikan, TPI, koperasi, terminal, akses pasar dekat,

transportasi yang baik seharusnya dapat meningkatkan pendapatan nelayannya

namun pada kenyataanya masih terdapat rumah tangga nelayan di pesisir Kota

Agung yang miskin dan anggota keluarganya yang putus sekolah. Rendahnya

pendidikan kepala rumah tangga nelayan menjadi faktor utama yang berakibat

pada rendahnya produtivitas hasil tangkapan sehingga berdampak pada

pendapatan dan kesejahteraan yang rendah.

Pendapatan rumah tangga nelayan akan menentukan pola pegeluaran baik pangan

maupun non pangan dan tingkat kesejahteraan nelayan itu berada, akan tetapi

sampai saat ini belum diketahui seberapa besar pendapatan rumah tangga,

besarnya kontribusi pendapatan dari perikanan dan non perikanan, pengeluaran

konsumsi dan tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan yang ada di Pesisir

Kota Agung Kabupaten Tanggamus.

Page 24: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

7

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan

beberapa masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat pendapatan rumah tangga nelayan di Pesisir Kota Agung

Kabupaten Tanggamus?

2. Bagaimana struktur pendapatan rumah tangga nelayan di Pesisir Kota Agung

Kabupaten Tanggamus?

3. Bagaimana tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan di Pesisir Kota Agung

Kabupaten Tanggamus

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan

yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain adalah:

1. Mengetahui besarnya pendapatan rumah tangga nelayan di Pesisir Kota Agung

Kabupaten Tanggamus

2. Mengetahui struktur pendapatan rumah tangga nelayan di Pesisir Kota Agung

Kabupaten Tanggamus

3. Menganalisis tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan di Pesisir Kota

Agung Kabupaten Tanggamus

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut di atas maka penelitian ini diharapkan

dapat menjadi:

1. Sebagai salah satu media latih untuk meningkatkan kemampuan dan

keterampilan mahasiswa dalam mengamati dan mempelajari serta menganalisis

permasalahan yang dijumpai sesuai dengan disiplin ilmu yang diperoleh

Page 25: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

8

2. Sebagai bahan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan serta meningkatkan

pembinaan kepada nelayan dan pengusaha dalam upaya meningkatkan

pendapatan nelayan dan peningkatan produksi perikanan.

3. Peneliti lain, sebagai bahan informasi dan masukan bagi penelitian terkait.

Page 26: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Agribisnis Perikanan Tangkap

Perikanan tangkap menurut Direktorat Jenderal Perikanan (2003) adalah

kegiatan dalam bidang penangkapan atau pengumpulan hewan atau tanaman air

yang hidup di laut atau perairan umum secara bebas. Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan bahwa semua kegiatan yang

berhubungan dengan pengolahan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan

lingkungannya mulai dari pra produksi, produksi, pengolahan sampai dengan

pemasaran dilaksanakan dalam suatu bisnis perikanan. Usaha perikanan dapat

dipandang sebagai suatu perpaduan faktor produksi atau suatu barang antara

yang dihasilkan faktor-faktor produksi klasik tenaga kerja dan barang-barang

modal atau apapun yang dianggap sejenisnya (Walangadi, 2003).

Menurut Ditjen Perikanan (1994), secara konseptual sistem agribisnis perikanan

terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu:

1) Sub sistem penyediaan sarana dan prasarana produksi, teknologi dan

pengembangan sumberdaya

2) Sub sistem usaha perikanan(usaha penangkapan ikan)

3) Sub sistem pengolahan

4) Sub sistem pemasaran

Page 27: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

10

5) Sub sistem prasarana (pelabuhan)

6) Sub sistem pembinaan (kelembagaan)

Agribisnis perikanan sering dihadapkan pada masalah resiko dan ketidakpastian

usaha yang tinggi, yang biasanya hal ini bersifat eksternalitas yaitu di luar

jangkauan nelayan. Resiko produksi misalnya selalu dihadapi oleh para nelayan

karena produksi ikan di laut tunduk pada milik umum (property rights), di mana

biasanya mereka yang kuat selalu memenangkan peroleh ikan di laut.

2. Rumah Tangga Perikanan

Menurut Ditjen Perikanan (2000 dalam Ulfa), nelayan adalah orang yang secara

aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan/binatang air

lainnya/tanaman air. Sedangkan menurut Sujarno (2008), nelayan adalah orang

yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Sedangkan rumah tangga perikanan

adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan penangkapan, budidaya

ikan/binatang air lainnya/tanaman laut dengan tujuan sebagian/seluruh hasilnya

untuk dijual. Di Indonesia nelayan biasa bermukim di daerah pinggir pantai atau

pesisir laut. Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang bermata

pencaharian hasil laut dan tinggal di desa- desa pantai atau pesisir

(Sastrawidjaya 2002 dalam Sujarno 2008).

Ciri Komunitas nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, sebagai berikut:

a) Dari segi mata pencaharian, nelayan adalah orang- orang yang segala

aktivitasnya berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir, atau yang

menjadikan perikanan sebagai mata pencahariannya.

Page 28: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

11

b) Dari segi cara hidup, komunitas nelayan adalah komonitas gotong royong.

Kebutuhan gotong royong dan tolong menolong terasa sangat penting pada

saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran biaya besar dan

pengarahan tenaga yang banyak, seperti saat berlayar, membangun rumah

atau tanggul penahan gelombang disekitar desa.

c) Dari segi keterampilan, meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan berat

namun pada umumya nelayan hanya memiliki keterampilan sederhana.

Menurut Hermanto (1986) terdapat tiga klasifikasi nelayan dilihat dari segi

kepemilikan alat tangkap yaitu nelayan buruh, nelayan juragan dan nelayan

perorangan. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap

milik orang lain. Nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap

yang dioperasikan oleh orang lain, sedangkan nelayan perorangan adalah

nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri, dalam mengoperasikannya

tidak melibatkan orang lain.

Menurut Ditjen Perikanan (2000 dalam Ulfah, 2011), nelayan berdasarkan

kapasitas teknologi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Nelayan tradisional: nelayan yang belum menggunakan teknologi

penangkapan ikan dan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri

b. Nelayan semi modern: nelayan yang menggunakan teknologi penangkapan

ikan (motor tempel atau kapal motor)

c. Nelayan komersil: nelayan yang berorientasi pada peningkatan keuntungan.

Menurut Nainggoan (2007), alat penangkapan ikan sangat banyak jenis dan

ragamnya, namun pada prinsipnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Page 29: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

12

a. Alat tangkap yang terbuat dari jarring

b. Alat tangkap yang terdiri atas tali dan pancing

c. Alat tangkap yang terbuat dari bahan lainnya.

Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung (2009), kegiatan penangkapan

ikan dilaut dapat diklasifikasikan menurut jenis armada, yaitu:

a. Perahu tanpa motor

1. Jukung: Sampan atau perahu dengan bentuk yang sederhana

2. Perahu papan

a) Kecil (panjangnya < 7m)

b) Sedang (panjangnya 7-10m)

c) Besar (panjangnya > 10m)

b. Perahu motor tempel

c. Perahu motor

1. <5 GT

2. 5-10 GT

3. 10-20 GT

4. 20-30 GT

5. 20-50 GT

6. 50-100 GT

7. 100-200 GT

8. 200 GT ke atas

Page 30: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

13

3. Teori Ekonomi Rumah Tangga

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja (usaha atau

sebagainya). Pendapatan seseorang juga dapat didefinisikan sebagai banyaknya

penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan

seseorang atau suatu bangsa dalam periode tertentu.

Seperti halnya yang dikemukakan oleh Toweulu bahwa “Untuk memperbesar

pendapatan, seseorang anggota keluarga dapat mencari pendapatan dari sumber

lain atau membantu pekerjaan kepala keluarga sehingga pendapatannya

bertambah”. Sedangkan menurut Boediono pendapatan seseorang dipengaruhi

oleh beberapa faktor, antara lain dipengaruhi:

1) Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada hasil-hasil

tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian.

2) Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh

penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi.

3) Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan.

Menurut Gustiyana (2003), pendapatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu

pendapatan usahatani dan pendapatan rumah tangga. Pendapatan merupakan

pengurangan dari penerimaan dengan biaya total. Pendapatan rumah tangga

yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usahatani ditambah dengan

pendapatan yang berasal dari kegiatan diluar usahatani. Pendapatan usahatani

adalah selisih antara pendapatan kotor (output) dan biaya produksi (input) yang

dihitung dalam per bulan, per tahun, per musim tanam. Pendapatan luar

Page 31: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

14

usahatani adalah pendapatan yang diperoleh sebagai akibat melakukan kegiatan

diluar usahatani seperti berdagang, mengojek, dll.

Secara matematis untuk menghitung pendapatan usahatani dapat ditulis sebagai

berikut :

π = Y. Py – Σ Xi.Pxi - BTT

Keterangan :

π = Pendapatan (Rp)

Y = Hasil produksi (Kg)

Py = Harga hasil produksi (Rp)

Xi = Faktor produksi (i = 1,2,3,….,n)

Pxi = Harga faktor produksi ke-i (Rp)

BTT= Biaya tetap total (Rp)

Menurut Mosher (1985), tolok ukur yang sangat penting untuk melihat

kesejahteraan petani adalah pandapatan rumah tangga, sebab beberapa aspek dari

kesejahteraan tergantung pada tingkat pendapatan petani. Besarnya pendapatan

petani itu sendiri akan mempengaruhi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi

yaitu, pangan, sandang, papan, kesehatan dan lapangan kerja.

a) Pendapatan Nelayan

Pendapatan yang dimaksud adalah berapa besar jumlah hasil tangkapan yang

diperoleh nelayan yang dinyatakan dalam rupiah selama satu tahun. Untuk

meningkatkan pendapatan nelayan (jumlah hasil tangkapan) diperlukan

cukup banyak persyaratan, disamping pengetahuan/tingkat pendidikan dan

keterampilan dan juga berbagai jenis modal seperti tersedianya peralatan dan

Page 32: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

15

sarana-sarana produksi. Sampai saat ini nelayan di Indonesia tergolong

sebagai kelompok masyarakat yang tingkat pendidikan terendah.

Peningkatan pendidikan berkelanjutan sangat di perlukan dalam penyerapan

teknologi, baik teknologi penangkapan maupun teknologi budidaya.

Hal ini dijelaskan pula oleh Smith dalam Rahmawati(1990) dalam Zubair

dan Yasin (2011) , bahwa kemampuan nelayan untuk memaksimumkan hasil

tangkapan ikan ditentukan oleh berbagai faktor anatara lain:

1. Modal kerja atau investasi yaitu perahu/motor dan jenis alat tangkap

2. Potensi Sumberdaya Perikanan/daerah operasi penangkapan ikan di laut

3. Hari kerja Efektif melaut (HKE)

4. Kemudahan untuk memasarkan hasil tangkapan dengan harga yang wajar

5. Biaya operasional/produksi antara lain: bahan bakar, perawatan alat

tangkap dan biaya konsumsi waktu melaut.

Menurut Walangadi (2003) bahwa berpengaruhnya pengalaman nelayan

terhadap pendapatan berhubungan dengan lamanya nelayan tersebut dalam

usaha penangkapan ikan di laut dengan demikian penguasaan terhadap jenis

alat tangkap maupun daerah operasi akan menyebabkan semakin tingginya

produktivitas hail tangkapan ikan di laut. Tingkat produksi hasil tangkapan

nelayan mempengaruhi total penerimaannya. Hal ini dapat dihitung dengan

perkalian antara produksi dengan harga jual berbagai jenis ikan yang

dihasilkan. Jadi:

TR = Y.Py

Page 33: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

16

Di mana:

TR = Total Penerimaan

Y = Produksi hasil tangkapan nelayan

Py = Harga (Soekartawi, 1986).

b) Pendapatan Rumah Tangga Nelayan

Untuk memaksimalkan pendapatan, maka nelayan tidak hanya

menggantungkan pendapatan dari perikanan saja. Oleh karena itu, menurut

Diah Pitaloka (2006) diperlukan sumber pendapatan yang lain, yaitu:

1) Pendapatan perikanan selain menjadi buruh atau pemilik

Pendapatan ini berasal dari usaha lain nelayan di luar pendapatannya

menjadi nelayan buruh atau nelayan juragan, seperti berdagang ikan,

menjual olahan ikan dan pengrajin ikan asin. Pendapatan ini akan masuk

ke dalam pendapatan perikanan.

2) Pendapatan sampingan (non perikanan)

Pendapatan sampingan dapat berasal dari luar perikanan( contoh: ojek,

tukang cuci, dll).

Dari uraian pendapatan di atas maka pendapatan rumah tangga nelayan

merupakan jumlah keseluruhan dari pendapatan dalam kegiatan perikanan,

pendapatan kegiatan sampingan dan pendapatan dari anggota keluarga satu

rumah yang lain yang juga bekerja, secara sistematis dirumuskan sebagai

berikut:

Y = y1 + y2 + y3

Page 34: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

17

Di mana:

Y = jumlah pendapatan rumah tangga nelayan

y1 = jumlah pendapatan dari kegiatan perikanan

y2 = jumlah pendapatan dari kegiatan sampingan

y3 = jumlah pendapatan anggota keluarga

4. Analisis Tingkat Kesejahteraan

Pola pengeluaran rumah tangga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, jumlah

anggota keluarga, umur dan jenis kelamin. Masyarakat yang tergolong

berpenghasilan rendah pada umumnya proporsi pengeluaran terbesar digunakan

untuk memenuhi kebutuhan makan. Pola pengeluaran terkait dengan tingkat

kesejahteraan. Kesejahteraan masyarakat merupakan suatu hal yang bersifat

subjektif yang artinya setiap orang mempunyai pedoman hidup, tujuan hidup dan

cara-cara hidup yang berbeda dengan demikian memberikan nilai-nilai yang

berbeda terhadap faktor-faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan mereka

(Sukirno, 1985).

Kesejahteraan merupakan sejumlah kepuasaan yang diperoleh seseorang dari

hasil mengkonsumsi pendapatan yang diterima. Keterkaitan antara konsep

kesejahteraan dan konsep kebutuhan adalah dengan terpenuhinya kebutuhan-

kebutuhan tersebut, maka seseorang dikatakan sejahtera apabila tingkat

kebutuhan tersebut secra tidak langsung sejalan dengan indikator kesejahteraan.

Tingkat kesejahteraan suatu masyarakat dapat diukur dengan bermacam-macam

alat pengukur, misalnya dengan patokan konsumsi beras, konsumsi sembilan

bahan pokok, kadar gizi dalam makanan atau dengan pendapatan per kapita yang

Page 35: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

18

kemudian data yang diperoleh akan dibandingkan dengan UMR Kabupaten

Tanggamus sebagai acuan tingkat kesejahteraan nelayan di Kecamatan Kota

Agung.

Menurut kategori Badan Pusat Statistik (BPS) suatu penduduk dikategorikan

miskin atau tidak miskin berdasarkan Garis Kemiskinan (GK). GK merupakan

jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok

minimum makanan dan bukan makanan. Penduduk dikategorikan miskin apabila

memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan.

Oleh karena itu, nilai GK berpengaruh terhadap jumlah penduduk miskin pada

suatu waktu. Selama periode 2013-2017, garis kemiskinan Indonesia mengalami

peningkatan setiap tahun, pada tahun 2013 Rp 271.626,- menjadi Rp 373.559,-

pada bulan maret 2017. Jika ditinjau dari segi daerah tempat tinggal, garis

kemiskinan di daerah perkotaan lebih besar dari perdesaan dengan selisih sekitar

6,21 persen di tahun 2017, selisih ini lebih kecil jika dibandingkan tahun 2016

yang sebesar 6,23 persen. Kabupaten Tanggamus memiliki garis kemiskinan

pada tahun 2017 sebesar Rp 332.502,- naik dari tahun sebelumnya Rp 309.569,-

pada tahun 2016.

5. Penanggulangan Kemiskinan Nelayan

Pengentasan kemiskinan nelayan tradisional harus dengan pendekatan terpadu

(integrated approach). Modernisasi ditempuh dengan motorisasi alat tangkap,

pemutakhiran teknologi pengawetan ikan, pembangunan infrastruktur wilayah

pantai, dan peningkatan SDM dengan pelatihan dan pendidikan, serta bantuan

modal kerja dan usaha nelayan. Masalah kemiskinan nelayan menjadi semakin

Page 36: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

19

rumit diatasi karena fenomena alam (musim, angin, siklus ikan), dan nilai-nilai

sosial budaya yang menyertai struktur masyarakat pantai. Oleh karena itu, perlu

adanya sebuah kebijakan sosial yang berisikan keterpaduan penanganan

kemiskinan nelayan sebagaimana yang mereka butuhkan, kebijakan tersebut juga

harus didukung oleh kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah kabupaten atau

kota dimana terdapat masyarakat miskin khususnya masyarakat yang berprofesi

sebagai nelayan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan keegoan dari masing-

masing pemangku kepentingan. Keterpaduan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Keterpaduan sektor dalam tanggung jawab dan kebijakan. Keputusan

penanganan kemiskinan nelayan harus diambil melalui proses koordinasi di-

internal pemerintah, yang perlu digaris bawahi adalah kemiskinan nelayan

tidak akan mampu ditangani secara kelembagaan oleh sektor kelautan dan

perikanan, melainkan seluruh pihak terkait.

2) Keterpaduan keahlian dan pengetahuan, untuk merumuskan berbagai

kebijakan, strategi, dan program harus didukung berbagai disiplin ilmu

pengetahuan dan keahlian, tujuannya adalah agar perencanaan yang disusun

betul-betul sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat nelayan.

3) Keterpaduan masalah dan pemecahan masalah sangat diperlukan untuk

mengetahui akar permasalahan yang sesungguhnya, sehingga kebijakan yang

dibuat bersifat komprehensif, dan tidak parsial.

4) Keterpaduan lokasi, memudahkan dalam melakukan pendampingan,

penyuluhan dan pelayanan (lintas sektor), sehingga program tersebut dapat

dilakukan secara efektif dan efesien.

Page 37: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

20

5) Pendampingan, monitoring dan evaluasi. Pendampingan harus dilakukan

awal kegiatan dilaksanakan, sampai pasca kegiatan, sehingga akan menjadi

bahan evaluasi, apakah kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan

yang telah ditetapkan.

6. Penelitian Terdahulu

Pebyanggi (2014), dalam penelitiannya tentang analisis pendapatan nelayan

tradisional dibandingkan dengan upah minimum regional di Kecamatan

Meulaboh Kabupaten Aceh Barat menyatakan bahwa tingkat pendapatan nelayan

tradisional di daerah penelitian adalah tinggi. Faktor pengalaman melaut dan

biaya produksi berpengaruh nyata terhadap variabel pendapatan, sedangkan

variael umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan biaya investasi tidak

berpengaruh nyata secara parsial terhadap variabel pendapatan. Pendapatan

nelayan sampel di daerah penelitian berada diatas upah minimum regional

provinsi NAD, di mana rata-rata pendapatan nelayan sampel sebesar Rp

3.911.1000,-.

Himpon Doli (1996), dalam penelitiannya tentang analisis pendapatan dan pola

pengeluaran rumah tangga nelayan gillnet (nylon dan sirang) di Kecamatan

Pangandaran Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat menyatakan bahwa

pengeluaran untuk kebutuhan pangan masih merupakan bagian terbesar dari total

pengeluaran rumah tangga yaitu sebesar 60,88% pada rumah tangga nelayan

pemilik dan 70,62% pada rumah tangga nelayan buruh. Hasil analisis regresi

menunjukkan bahwa hanya variabel pengalam usaha yang memiliki pengaruh

yang nyata pada rumah tangga nelayan pemilik maupun rumah tangga nelayan

Page 38: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

21

buruh. Perbedaan tingkat pendapatan nyata terlihat pada rumah tangga yang

memiliki kegiatan non perikanan sebagai kegiatan sampingan dengan rumah

tangga yang hanya mengandalkan kegiatan perikanan saja sebagai sumber

pendapatannya.

Zalmi (2015), dalam penelitiannya tentang analisis pendapatan dan pola

pengeluaran rumah tangga nelayan di wilayah Sasak Ranah Pasisia Kabupaten

Pasaman Barat menyatakan bahwa tingkat pendapatan rata-rata nelayan dari

hasil melaut adalah sebesar Rp 1.200.000 per bulan, sebesar 71% didistribusikan

dari keseluruhan total pendapatan untuk pengeluaran rumah tangga dimana

pengeluaran pangan76% dan non pangan 24%.

Maulana Firdaus (2013), dalam penelitiannya tentang analisis pengeluaran

rumah tangga nelayan dan kaitannya dengan kemiskinan di Desa Ketapang Barat

Kabupaten Sampang Jawa Timur menggambarkan kondisi kemiskinan rumah

tangga nelayan yaitu dengan menggunakan pendekatan garis kemiskinan. Hasil

penilitiannya menyatakan bahwa proporsi pengeluaran rumah tangga terbesar

yaitu untuk pengeluaran pangan yang mencapai 72,88 persen dan non pangan

sebesar 27,12 persen. Terkait dengan tingkat kemiskinan yang ditinjau

berdasarkan nilai garis kemiskinan yang ditetapkan BPS, maka rumah tangga

nelayan di Desa Ketapang Barat yang tergolong miskin sebanyak 15 persen,

sedangkan untuk nilai indeks kedalaman kemiskinan (P1) sebesar 0,007 dan

indeks keparahan kemiskinan (P2) sebesar 0,002. Rendahnya nilai P1 dan P2

menunjukkan bahwa besarnya nilai pengeluaran pada setiap rumah tangga tidak

jauh berbeda antar satu dan lainnya.

Page 39: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

22

B. Kerangka Pemikiran

Tujuan pembangunan nasional salah satunya adalah mewujudkan kehidupan

masyarakat Indonesia yang sejahtera lahiriah maupun batiniah sebagaimana yang

termaktub dalam pembukaan UUD 1945. Sebagai poros maritim dunia, dengan

memiliki laut yang luas dengan segala potensi perikanan yang melimpah seharusnya

mampu menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju dengan kesejahteraan

masyarakat yang tinggi. Namun sayang semuanya hanya teori yang terbalut dalam

mimpi indah yang berbingkaikan harapan yang tak tahu kapan kan terwujud.

Berbagai program pembangunan kelautan dan perikanan sejak PELITA VI rezim

orde baru masih belum memberikan manfaat yang maksimal untuk mensejahterkan

masyarakat, khusunya masyarakat nelayan. Potensi wilayah laut yang luasnya 70%

dari luas wilayah Indonesia belum termanfaatkan secara optimal serta masih

banyaknya kapal asing yang dengan leluasa masuk ke perairan Indonesia.

Pemerintah masih terus berpaku pada pertanian, industri, dan usaha berbasis

pembangunan darat untuk meningkatkan kesejahteraan negara, padahal potensi

perikanan Indonesia masih sangat besar untuk dimanfaatkan menjadi tulang

punggung perekonomian Indonesia.

Masyarakat pesisir masih disibukkan dengan persoalan kemiskinan, padahal menjadi

nelayan adalah salah satu mata pencaharian utama guna memenuhi kebutuhan

sehari-hari dan menafkahi anggota keluarganya. Kompleksitas persoalan berdampak

pada perekonomian mereka yang semakin menurun. Oleh karena itu, untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya nelayan melakukan berbagai kegiatan untuk

memperoleh pendapatan tambahan selepas mereka pergi melaut.

Page 40: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

23

Upaya untuk meningkatkan pendapatan nelayan dari hasil melaut melibatkan

beberapa faktor diantaranya meliputi umur, pendidikan, pengalaman, frekuensi

melaut, jumlah anggota keluarga, kepemilikan kapal, peralatan dan biaya

operasional. Lebih jelasnya alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini disajikan

pada gambar 1.

Page 41: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

24

Gambar 1. Kerangka Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah

Tangga Nelayan di Pesisir Kota Agung Kabupaten Tanggamus

Potensi perikanan

Usaha non penangkapan

ikan ( usaha sampingan) Usaha Perikanan :

Usaha penangkapan

-buruh

-pemilik

Sumberdaya Alam

Kota Agung

Potensi non perikanan

Pendapatan usaha

non penangkapan Pendapatan usaha

penangkapan ikan

Pendapatan rumah

tangga nelayan

Tingkat kesejahteraan

Pangan

Pola pengeluaran

tangga ne layan

Non pangan

Garis

Kemiskinan

UMR

Page 42: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

25

III. METODE PENELITIAN

A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional

Konsep dasar dan batasan operasional yang mencakup semua pengertian

dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

penelitian.

Pendapatan rumah tangga merupakan pendapatan segenap anggota keluarga yang

dapat berasal dari kegiatan penangkapan ikan dan non penangkapan ikan dalam

Rp/tahun.

Pengeluaran rumah tangga adalah jumlah pengeluaran semua anggota rumah tangga

untuk keperluan konsumsi pangan, sandang, pemukiman, kesehatan, pendidikan,

rekreasi/liburan atau sosialisasi yang dinyatakan dalam Rp/tahun.

Rumah tangga menurut BPS adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau

keseluruhan bangunan dimana biasanya mereka tinggal dirumah tersebut dan makan

dari satu dapur. Anggota rumah tangga meliputi semua orang yang tinggal disuatu

rumah termasuk pembantu maupun orang lain yang menetap disana. Rumah tangga

merupakan kesatuan dasar dalam kegiatan produksi, konsumsi dan reproduksi dalam

masyarakat. Rumah tangga merupakan kesatuan yang menentukan atau mengambil

keputusan dalam berbagai aspek kehidupan anggota-anggotanya.

Page 43: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

26

Nelayan pemilik adalah orang atau badan hukum yang dengan hak ataupun berkuasa

atas sesuatu kapal atau perahu yang dipergunakan dalam usaha penagkapan ikan dan

alat-alat penangkapan ikan.

Nelayan buruh/penggarap adalah semua orang yang sebagai satu kesatuan dengan

menyediakan tenaganya turut serta dalam usaha penangkapan ikan laut.

Perahu motor tempel adalah perahu yang menggunakan mesin (motor tempel)

sebagai alat penggerak dan motonya diletakkan di luar baik di buritan maupun sisi

perahu. Motor tempel ini dapat dipasang pada jukung ataupun perahu papan.

Usaha penangkapan ikan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di

perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat, cara atau apapun

termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut,

menyimpan, mendinginkan, mengolah atau mengawetkannya.

Pendapatan usaha penangkapan ikan nelayan juragan adalah pendapatan yang

diperoleh dengan menghitung selisih total penerimaan dan pengeluaran usaha

penangkapan ikan tersebut sedangkan bagi nelayan buruh pendapatan dari usaha

penangkapan ikan tersebut diperoleh melalui bagi hasil.

Usaha non penangkapan adalah kegiatan usaha yang dilakukan selain dari kegiatan

melaut misalnya berdagang, menjadi buruh bangunan, buruh cuci, ojek dan lainnya.

B. Jenis Data dan Metode Pengambilan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer

Page 44: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

27

diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner)

dan data sekunder diperoleh dari lembaga atau intansi terkait dengan penelitian ini.

C. Lokasi Penelitian, Responden dan Waktu Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Pesisir

Kota Agung Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus yang memiliki potensi

perikanan yang melimpah dan luas serta menjadi sentra perikanan dari Kabupaten

Tanggamus dengan beberapa daerah pesisirnya salah satunya yaitu Kelurahan Pasar

Madang dari 16 kelurahan/pekon yang ada di Kecamatan Kota Agung. Pengambilan

data ini dilakukan mulai bulan Februari-April 2017. Responden dalam penelitian ini

adalah nelayan yang berstatus sebagai pemilik/juragan laut dan ABK nelayan yang

tinggal di Pesisir Pantai Kelurahan Pasar Madang yaitu Dusun Kapuran dan Dusun

Pantai Laut yang menggunakan alat tangkap jaring dari jenis armada kapal motor

<5GT, motor tempel dan jukung. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode purposive sampling dengan pertimbangan sampel sebagai

berikut :

1. Mayoritas rumah tangga nelayan tinggal di bibir pantai Kelurahan Pasar

Madang tepatnya di Dusun Kapuran dan Pantai Laut

2. Mayoritas rumah tangga nelayan yang tinggal di daerah penelitian menggunakan

beragam armada kapal (kapal motor, motor tempel dan jukung)

3. Rumah tangga nelayan yang tinggal pada daerah penelitian terdiri dari pemilik

armada maupun ABK (anak buah kapal)

Penentuan jumlah sampel mengacu pada rumus slovin dengan rumus sebagai berikut

:

Page 45: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

28

n = N

1 + Ne2

Di mana:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (15%)

Dengan jumlah populasi sebesar 1.358 rumah tangga nelayan dan standard error

sebesar 0,15 (15%) maka jumlah sampel minimal adalah :

n = 1.358

1 + 1.358 (0,15)2

= 43,03 = 43 sampel

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 43

responden yang dilihat berdasarkan jenis armada (kapal motor, motor tempel,

jukung) serta status kepemikannya (pemilik dan anak buah kapal).

D. Metode Analisis

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang

berdasarkan atas analisis tabel frekuensi dan rata-rata dan diharapkan dapat

diperoleh gambaran umum tentang pola pendapatan pada daerah penelitian.

Metode pengolahan data dilakukan dengan menghitung penerimaan, pengeluaran,

dan pendapatan usaha perikanan tangkap serta menganalisis kesejahteraan rumah

tangga nelayan berdasarkan kriteria BPS yang dilihat dari nilai garis kemiskinan

serta membandingkan pendapatan rumah tangga dengan UMR Kabupaten

Tanggamus. Pendapatan nelayan anak buah kapal dari kegiatan perikanan tangkap

diperoleh dari sistem bagi hasil yang disepakati dengan nelayan pemilik. Data yang

Page 46: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

29

diperoleh akan disederhanakan dalam bentuk tabulasi yang selanjutnya diolah secara

komputerisasi. Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat pendapatan

rumah tangga nelayan, struktur pendapatan rumah tangga, pola pengeluaran dan

tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan.

1. Analisis Pendapatan

a. Analisis Pendapatan Usaha Perikanan

Untuk menjawab tujuan pertama yakni menganalisis besarnya pendapatan

nelayan dari usahaa perikanan, maka menghitung selisih antara penerimaan yang

diterima oleh nelayan dengan biaya produksi yang di keluarkan dalam satu tahun

dengan rumus sebagai berikut (Suratiyah, 2009) :

π = TR – TC dimana TR = P.Q dan TC = TFC+TVC ……………….(1)

Keterangan :

Π = pendapatan (Rp/tahun)

TR = total penerimaan (Rp/tahun)

TC = total biaya (Rp/tahun)

P = harga produk (Rp/kg)

Q = jumlah produksi (kg/tahun)

TFC = total biaya tetap (Rp/tahun)

TVC = total biaya variabel (Rp/tahun)

b. Analisis Pendapatan Rumah Tangga Nelayan

Untuk menghitung pendapatan rumah tangga nelayan digunakan rumus sebagai

berikut :

Pn = P1 + P2 +P3………………………………………………………….. (2)

Page 47: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

30

Di mana :

Pn = pendapatan rumah tangga nelayan (Rp/tahun)

P1 = pendapatan usaha perikanan (Rp/tahun)

P2 = pendapatan usaha non perikanan (Rp/tahun).

P3 = pendapatan anggota rumah tang (Rp/tahan)

2. Analisis Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan

a. Analisis Pengeluaran Rumah Tangga

Analisis pengeluaran rumah tangga adalah total pengeluaran rumah tangga baik

pengeluaran untuk kebutuhan makanan dan non makanan. Menurut BPS (2009),

analisi pengeluaran rumah tangga dirumuskan dengan :

Ct = C1 + C2…………………………………………………………… (3)

Keterangan :

Ct = Total pengeluaran rumah tangga nelayan (Rp/tahun)

C1 = Pengeluaran untuk kebutuhan pangan (Rp/tahun)

C2 = Pengeluaran untuk kebutuhan non pangan (Rp/tahun)

Tingkat pengeluaran per tahun rumah tangga nelayan adalah total pengeluaran

rumah tangga nelayan baik pengeluaran makanan dan non makanan dalam satu

tahun dibagi jumlah tanggungan rumah tangga digunakan untuk mengetahui

tingkat pengeluaran per kapita per tahun. Secara matematis tingkat pengeluaran

per kapita per tahun tiap keluarga dapat dirumuskan sebagai berikut :

C / kapita / th (Rp) = C

∑ keluarga ………………………………………. (4)

Page 48: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

31

b. Analisis Badan Pusat Statistik (2017)

Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemiskinan rumah

tangga nelayan di Pesisir Kota Agung adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan

menggunakan kriteria kemiskinan BPS (2017). Pengukuran tingkat kesejahteraan

rumah tangga dapat dilakukan dengan pendekatan objektif, menggunakan garis

kemiskinan atau standar hidup minimum suatu masyarakat sebagai pembanding

yang dikenal dengan garis kemiskinan. Garis kemiskinan dihitung melalui

penjumlahan rupiah minimum yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan

pokok minimum makanan dan bukan makanan. Penduduk dikatakan miskin

apabila memiliki rata-rata pengeluran per kapita per bulan dibawah garis

kemiskinan Kabupaten Tanggamus 2017 yaitu sebesar Rp 332.502 per bulan.

Indikator lainnya dalam menentukan tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan

adalah membandingkan pendapatan rumah tangga nelayan dengan UMR

Kabupaten Tanggamus sebagai acuan tingkat kesejahteraan nelayan di

Kecamatan Kota Agung pada tahun 2017 yaitu sebesar Rp 1.908.447,50.

E. Sistem Bagi Hasil

Pola bagi hasil nelayan cenderung lebih menguntungkan para pemilik perahu

(juragan), karena salah satu cara untuk menghindari kerugian dari kegiatan

penangkapan tersebut dengan kata lain jika menggunkana sistem upah, juragan

akan melakukan pengeluaran yang pasti. Sementara hasil usaha penangkapan

ikan di laut bersifat tidak pasti bisa jadi menghasilkan atau bahkan tidak

menghasilkan apa-apa dalam waktu yag cukup lama dan itu berarti kerugian

untuk para pemilik (juragan). Untuk mengetahui besarnya sistem bagi hasil

Page 49: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

32

nelayan di Pesisir Kota Agung Tanggamus, peneliti menggunakan teknik

wawancara kepada semua responden dengan membagi berdasarkan ukuran jenis

kapal. Pola bagi hasil yang di terapkan oleh nelayan pesisir kota agung sebesar

50% untuk nelayan pemilik dan 50% untuk nelayan ABK. Pola sistem bagi hasil

50:50 berlaku untuk semua nelayan.

Page 50: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

33

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus

Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 pada

tanggal 21 Maret 1997 resmi menjadi salah satu dari 11 kabupaten di Provinsi

Lampung. Kabupaten Tanggamus terdiri dari wilayah daratan dan wilayah laut

dengan luas masing-masing 2.855,46 km² dan 1.799,50 km² dengan garis pantai

sepanjang 210 km di sekitar Teluk Semangka yang terbagi dalam 302

desa/kelurahan dan 20 kecamatan dengan jumlah penduduk sebanyak 580.383

jiwa yang terdiri atas 302.474 jiwa penduduk laki-laki dan 277.909 jiwa

penduduk perempuan dengan kepadatan penduduk 201 jiwa/km2. Topografi

wilayah darat merupakan daerah berbukit sampai bergunung, sekitar 40% dari

keseluruhan wilayah tersebut memiliki ketinggian dari permukaan laut hingga

2.115 mdpl sedangkan secara geografis, letak Kabupaten Tanggamus berada pada

104°18’ hingga 105°12’ BT dan 5°05’ hingga 5°56’ LS. Secara administratif,

Kabupaten Tanggamus dibatasi oleh tiga wilayah daratan dan satu wilayah laut :

1. Sebelah barat dengan Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat

2. Sebelah timur dengan Kabupaten Pringsewu

3. Sebelah utara dengan Kabupaten Lampung Barat dan Lampung Tengah

4. Sebelah selatan berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia.

Page 51: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

34

Potensi sumberdaya alam yang dimiliki Kabupaten Tanggamus sebagian besar

dimanfaatkan untuk perikanan dan pertanian. Selain itu masih terdapat beberapa

potensi sumber daya alam lain yang potensial untuk dikembangkan antara lain

pertambangan emas, granit, batu pualam atau marmer. Di samping itu terdapat

pula sumber air panas dan panas bumi serta terdapat bendungan terbesar di Asia

yakni bendungan batutegi yang memungkinkan untuk dikembangkan menjadi

pembangkit energi listrik alternatif. Komoditi uggulan Kabupaten Tanggamus

yaitu sektor perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan dan jasa.

Berdasarkan data BPS 2017 Kabupaten Tanggamus memiliki rasio jenis kelamin

sebesar 109. Penggunaan lahan di Kabupaten Tanggamus tahun 2017 yang

mencapai 67,65% dari total luas wilayah kabupaten ini digunakan sebagai lahan

pertanian, baik lahan sawah maupun lahan bukan sawah.

Kabupaten Tanggamus merupakan daerah tropis dengan curah hujan rata-rata

161,7 mm/bulan dan rata-rata jumlah hari hujan 15 hari/bulan. Temperaturnya

berselang antara 21,3°C sampai 33,0°C, selang kelembapan relatif di

KabupatenTanggamus adalah 39% sampai dengan 100% sedangkan rata-rata

tekanan udara minimal dan maksimal di Kabupaten Tanggamus adalah 1.007,4

Nbs dan 1.013,7Nbs.

B. Gambaran Umum Kecamatan Kota Agung

Kecamatan Kota Agung merupakan salah satu kecamatan yang berada dalam

wilayah administrasi Kabupaten Tanggamus. Kecamatan Kota Agung terletak di

Page 52: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

35

bawah kaki Gunung Tanggamus dan di sisi pantai Teluk Semaka. Kecamatan ini

terletak 100 km di barat ibukota Provinsi Lampung. Kecamatan Kota Agung

terbagi atas tiga kelurahan (Kelurahan Baros, Kelurahan Pasar Madang dan

Kelurahan Kuripan), sepuluh pekon (Pekon Kedamaian, Pekon Kelungu, Pekon

Kotaagung, Pekon Kusa, Pekon Negri Ratu, Pekon Penanggungan, Pekon

Pardasuka, Pekon Teratas, Pekon Terbaya dan Pekon Terdana) dengan luas

wilayah 10.130 Ha atau 76,93 km2. Secara geografis Kecamatan Kota Agung

terletak pada posisi 104o18'-105

o12' Bujur Timur dan 5

o05'-5

o56' Lintang Selatan.

Kecamatan Kota Agung memiliki batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Gunung Tanggamus

2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Wonosobo

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Gisting

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Semaka

(Pemerintah Kabupaten Tanggamus, 2015).

Penduduk Kecamatan Kota Agung terdiri dari penduduk asli (lampung) dan

penduduk pendatang dari luar daerah seperti Sunda, Jawa, Bali, Madura,

Palembang dan Bengkulu dengan jumlah penduduk sebanyak 42.339 jiwa

( Kota Agung dalam Angka, 2017).

Jumlah penduduk menurut pekon di Kecamatan Kota Agung dapat dilihat pada

Tabel 4.

Page 53: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

36

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Pekon di Kecamatan Kota Agung

No Desa/Kelurahan Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa)

1. Negeri Ratu 1.476 1.407 2.883

2. Penanggungan 727 686 1.413

3. Terdana 376 338 714

4. Baros 2.205 2.203 4.408

5. Pasar Madang 3.640 3.423 7.063

6. Kuripan 4.926 4.769 9.695

7. Kelungu 357 323 680

8. Pardasuka 318 283 601

9. Teratas 791 729 1520

10. Kusa 1.709 1.591 3.300

11. Terbaya 1.090 1.060 2.150

12. Kedamaian 976 951 1927

13. Kota Agung 1.518 1.465 2.983

14. Kota Batu 636 610 1.246

15. Camping Tiga 358 332 690

16. Benteng Jaya 563 503 1.066

Jumlah 21.666 20.673 42.339

Sumber : Kecamatan Kota Agung dalam Angka, 2017

C. Keadaan Umum Kelurahan Pasar Madang

1. Geografis

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pasar Madang yang merupakan salah

satu daerah pesisir di Kecamatan Kota Agung yang menjadi pusat

perekonomian pesisir tepatnya berada di Dusun Kapuran dan Pantai Laut.

Kelurahan Pasar Madang berada pada ketinggian 20 m diatas permukaan laut

dengan luas wilayah seluas 46 ha.

Batas wilayah Kelurahan Pasar Madang sebelah utara berbatasan dengan

Kelurahan Kuripan, Teluk Semangka di sebelah selatan, Kelurahan Baros di

sebelah barat dan Pekon Terbaya di sebelah timur. Berdasarkan profil

Page 54: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

37

Kelurahan Pasar Madang 2017, Kelurahan Pasar Madang terdiri dari 17 RT

dan 12 dusun. jumlah penduduk di Kelurahan Pasar Madang sebesar 5.641

jiwa dengan 1.624 kepala keluarga yang terdiri dari 2.767 jiwa penduduk laki-

laki dan 2.874 jiwa penduduk perempuan. Jumlah penduduk menurut usia di

Kelurahan Pasar Madang dijelaskan pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah penduduk menurut usia di Kelurahan Pasar Madang

Kabupaten Tanggamus

No Usia

(tahun)

Jumlah

(jiwa)

1 0-14 325

2 15-50 2.807

3 >51 2.509

Total 5.641

Sumber : Profil Kelurahan Pasar Madang, 2017

Penggunaan lahan di Kelurahan Pasar Madang meliputi pemukiman,

perindustrian, perkantoran, pasar, terminal dan lain-lain. Penggunaan lahan di

Kelurahan Pasar Madang tersebut disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Penggunaan lahan di Kelurahan Pasar Madang tahun 2017

No Penggunaan Lahan Kelurahan Pasar Madang

Luas (ha) Persentase (%)

1. Sawah - -

2 Perkebunan - -

3. Pemukiman 41 89,13

4. Rawa - -

5. Perkantoran 1,20 2,61

6. Industri 0,70 1,52

7. Pasar 2,67 5,80

8. Terminal 0,43 0,94

Jumlah 46 100

Sumber : Profil Kelurahan Pasar Madang, 2017

Page 55: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

38

2. Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh berbagai faktor

antara lain keadaan fisik alam, letak wilayah daerah tersebut dengan daerah

lain dan pola hidup masyarkatnya. Topografi Kelurahan Pasar Madang yang

berada di pesisir pantai yang umumnya akan mendorong penduduknya untuk

bermatapencaharian sebagai nelayan. Dari tabel 7 dapat kita lihat bahwa

penduduk bekerja sebagai nelayan, swasta, pegawai kantor dan lainnya.

Persentase jumlah nelayan terbilang besar 36,98% di Kelurahan Pasar

Madang. Jumlah penduduk menurut mata pencahariannya dapat dilihat pada

Tabel 7.

Tabel 7. Distribusi penduduk menurut mata pencaharian tahun 2017

No Jenis Pekerjaan Kelurahan Pasar Madang

Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1. Petani - -

2. Nelayan 894 36,98

3. PNS 573 23,70

4. Karyawan 384 15,89

5. Wiraswasta/pedagang 73 3,02

6. Sektor Jasa 275 11,39

7. Buruh 218 9,02

Jumlah 2.417 100,00

Sumber : Profil Kelurahan Pasar Madang, 2017

3. Kehidupan Sosial Ekonomi

Sebagia masyarakat di Kelurahan Pasar Madang merupakan masyarakat yang

tinggal di daerah pesisir yang sumber kehidupannya bergantung secara

Page 56: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

39

langsung pada pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir. Hampir seluruh

masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar pantai berprofesi sebagai

nelayan. Nelayan di daerah tersebut terdiri dari nelayan pemilik dan buruh

nelayan dengan variasi penggunaan armada jukung, motor tempel dan kapal

motor<5GT. Selain nelayan, ada beberapa kelompok masyarakat di

Kelurahan Pasar Madang yang juga menggantungkan hidupnya pada

sumberdaya laut seperti pembudidayaan ikan dan organisme laut lainnya,

pedagang ikan, pengolah ikan, dan supplier faktor sarana produksi perikanan.

Dalam bidang non-perikanan masyarakat di daerah tersebut terdiri dari buruh

di pelabuhan, penjual jasa transportasi, buruh bangunan, pedagang skala kecil

dan pegawai.

Sebagian besar masyarakat pesisir masih menempati rumah-rumah yang

sederhana dengan kondisi drainase yang sangat tidak layak dan kumuh, hanya

ada beberapa rumah yang cukup baik. Rumah-rumah yang sederhana di

permukaan sepanjang pantai adalah rumah yang dimiliki oleh anak buah kapal

ataupun pengolah ikan dan buruh perikanan. Sedangkan rumah-rumah yang

permanen dengan jumlah relatife sedikit adalah rumah milik juragan. Secara

sekilas terdapat perbedaan yang mencolok bila di bandingkan antara

keduanya. Rumah milik anak buah kapal umumnya masih memiliki sanitasi

yang buruk bahkan ada yang tidak memiliki sanitasi dan harus memakai

sanitasi umum seperti WC cemplung, dinding rumuh geribik/papan atau

paduan keduanya dan alas rumahnya tanah atau papan dan campuran

Page 57: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

40

keduanya . Sedangkan untuk rumah juragan dapat dikatakan cukup baik,

sarana MCK yang memadai, lantai keramik dan cukup luas.

Perbedaan keadaan yang mencolok ini tidak terlepas dari keadaan ekonomi

rumah tangga nelayan yang cukup sulit. Hal ini berbeda dengan juragan yang

memiliki banyak sumber penghasilan seperti usaha skala menengah di bidang

pertanian, toko-toko dan lainnya. Bagi anak buah kapal, hasil yang didapat

dari melaut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari jadi

cukup sulit untuk memperbaiki rumah dan sebagainya. Bahkan masih ada

nelayan anak buah kapal yang masih menyewa tanah untuk mendirikan

tempat tinggalnya. Berbeda dengan juragan darat maupun laut yang

penghasilannya lebih dari cukup, sehingga memiliki kemampuan untuk

memperbaiki rumah, biaya pendidikan dan sebagainya. Tetapi dianatara

keduanya sama-sama mendapatkan pengahasilan yang tidak menentu dari

hasil melaut. Meskipun begitu, sebagai juragan pasti akan lebih

menguntungkan daripada anak buah kapal.

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang terdapat di Kecamatan Kota Agung terdiri dari

sarana dan prasarana perhubungan, pemerintahan, pemasaran, sosial dan

pendidikan. Kecamatan Kota Agung memiliki prasarana perhubungan berupa

jalan aspal, jalan diperkeras dan jalan tanah yang semuanya dapat dilalui

sepanjang tahun. Sarana perhubungan berupa alat transportasi yang terdiri

dari bus, angkot, ojek dan becak. Prasarana pemerintah yang ada di kecamatan

Page 58: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

41

ini berupa balai pekon sebanyak 22 kantor, kantor kelurahan sebanyak tiga

kantor dan satu kantor kecamatan.

Prasarana pemasaran di Kecamatan Kota Agung berupa pasar yang terletak di

pusat kecamatan. Prasarana sosial kecamatan berupa 30 masjid, 27 mushola,

1 kantor pos, 1 puskesmas, 1 poliklinik/balai pengobatan, 1 kantor polisi, 1

kantor Telkom, 1 kantor PLN, 2 bank (Bank BRI dan Bank Lampung).

Sedangkan sarana pendidikan yang dimiliki adalah 8 TK, 25 SDN, 4

Madrasah, 2 SD swasta, 4 SD swasta Islam, 6 SLTPN, 3 SLTP swasta umum,

3 SLTP swasta islam, 3 SMUN, 1 MAN, 1 SMU swasta umum, dan dua SMK

(Kecamatan Kota Agung dalam Angka, 2017).

Karena letaknya yang tidak jauh dari ibukota kabupaten, daerah pesisir

kelurahan ini dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat sekitar maupun

pengunjung yang sekedar ingin menawar ikan di tempat pelelangan ataupun

sekedar berekreasi di pantai baik dengan kendaraan roda dua maupun roda

empat.

5. Potensi Perikanan

Karena letaknya yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dan

dekat dengan Selat Sunda, wilayah perairan laut Kabupaten Tanggamus

umumnya memiliki gelombang yang besar. Perairan laut ini merupakan

habitat bagi berbagai jenis ikan laut komersial, terutama ikan-ikan pelagis

besar dan ikan-ikan yang bermuara dari Samudera Hindia ke Samudera

Page 59: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

42

Pasifik atau sebaliknya. Ikan-ikan pelagis besar ini merupakan sasaran

penangkapan utama bukan hanya bagi para nelayan di Kabupaten Tanggamus,

tetapi juga bagi nelayan dari perairan Teluk Lampung, bahkan dari provinsi

lain yang melakukan penangkapan ikan di perairan Kabupaten Tanggamus.

Beberapa jenis-jenis ikan hias air laut ini sangat potensial untuk

dikembangkan masyarakat sebagai komoditas baru di bidang penangkapan

ikan dan jenis-jenis lainnya merupakan komoditas ekspor yang memiliki nilai

jual tinggi di pasaran internasional. Kabupaten Tanggamus mempunyai cukup

banyak pulau-pulau kecil dan semuanya mempunyai potensi sebagai daerah

ekowisata bahari , salah satunya adalah Teluk Kiluan yang berada di

Kecamatan Kelumbayan. Keberadaan lumba-lumba di sekitar Teluk Kiluan

menjadi daya tarik utama kunjungan wisatawan ke kawasan ini. Peran

pemerintah sangat penting sebagai fasilitator dan akselerator pembangunan

suatu wilayah dengan berprinsip pembangunan setara terpadu dan

berwawasan lingkungan, transparan dan akuntabel untuk kesejahteraan

masyarakat Kabupaten Tanggamus (Dinas Perikanan dan Kelautan, 2015).

6. Karakteristik kebudayaan

Berdasarkan latar belakang etnis, mayoritas penduduk kelurahan Pasar

Madang adalah Suku Jawa, Suku Sunda (dalam istilah lokal disebut Jaseng),

Bugis dan minoritas penduduk merupakan Suku Lampung, Padang, Batak dan

Tionghoa. Keberagaman suku ini tidak menjadi penghalang terjalinnya

kedekatan antar masyarakat. Hal ini terlihat dengan seringnya terjadi

Page 60: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

43

perkawinan antar suku. Lokasi penelitian ini berada pada daerah pesisir

Kelurahan Pasar Madang tepatnya di Dusun Kapuran berada di RT 10, RT 14,

dan RT 16 dan Dusun Pantai Laut

Dusun Kapuran dan Dusun Pantai Laut merupakan dua dusun pemukiman

nelayan terbesar di Kelurahan Pasar Madang. Mayoritas suku di dusun ini

ialah pendatang yang berasal dari berbagai daerah di Jawa dan Sulawesi. Para

pendatang ini umumnya sudah tiga generasi tinggal di dusun ini. Dusun

Kapuran dan Dusun Pantai Laut tepatnya berada di salah satu gang dekat

pantai dan komplek Pusat Pelelangan Ikan (PPI) Kota Agung. Gang ini

tampak kurang teratur dan rapi. Gang ini merupakan lokasi perumahan

nelayan yang mayoritas penduduknya merupakan nelayan dan pengolah ikan.

Bangunan rumah saling berhimpitan dan gang-gang yang ada sebenarnya

merupakan halaman rumah warga yang dijadikan gang. Oleh karena itu, lebar

gang hanya sekitar 1,5 meter dan hanya cukup di lalui oleh 1 mobil saja. Gang

di Dusun Kapuran dan Dusun Pantai Laut ini sudah di semen dengan bantuan

dari Pemerintah Kabupaten Tanggamus.

Kebersihan lingkungan di komplek perumahan nelayan di kedua dusun

kurang memadai. Hal ini terlihat dengan tidak adanya tempat pembuangan

sampah. Keadaan sungai sangat kotor, airnya berwarna hitam serta banyak

sampah plastik dan sampah rumah tangga yang dibuang oleh warga ke sungai.

Ketika musim hujan, sungai ini sering meluap dan memenuhi ruas jalan di

gang ini. Namun terkadang, warga bergotong royong untuk membersihkan

Page 61: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

44

sampah di sungai ini. Sebagai suatu kelompok sosial, masyarakat nelayan

memiliki pola-pola perilaku budaya atau karakteristik budaya yang berbeda

dengan kelompok masyarakat yang lain,. Perbedaan budaya ini terjadi karena

kehidupan nelayan lingkungan yang khas, seperti karakteristik pekerjaan

mereka, yakni menangkap ikan.

Masyarakat nelayan di dusun ini memiliki etos kerja yang mengharuskan

nelayan bekerja keras untuk memperoleh tangkapan yang banyak. Kerja keras

yang dilakukan nelayan bisa dilihat berdasarkan aktivitas yang dilakukan

nelayan yang berkaitan dengan kenelayanan. Nelayan dalam melakukan

aktivitasnya tidak memandang usia, karena aktivitas melaut hanya

mengandalkan kekuatan fisik saja dan tidak ditentukan berdasarkan usia agar

bisa ikut melaut, hanya disyaratkan kepada laki-laki yang sudah mahir

berenang. Apabila sudah mahir berenang maka seorang anak berusia 10 tahun

pun bisa ikut serta melakukan aktivitas melaut bersama orang tuanya. Dalam

melakukan aktivitas melaut, nelayan melakukannya dengan cara berkelompok

dalam satu kelompok biasanya ada sekitar 5 sampai 7 orang untuk kapal

motor berukuran kurang dari 5GT.

Kapal yang melaut dengan berkelompok ialah kapal bagan dan kapal payang,

dalam satu kelompok terdiri dari nahkoda, tukang lelang, juru mesin,

pemantau ikan dan penarik jaring dan untuk kapal purse seine atau kursin ada

sekitar sekitar 15 sampai 20 orang anak buah kapal (ABK), dibutuhkan lebih

banyak anak buah kapal (ABK) karena ukuran kapal, kapasitas mesin dan

Page 62: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

45

kapasitas muatannya besar sedangkan untuk motor tempel biasa di isi dengan

4-5 orang dan jukung 2-3 orang. Sebelum berangkat melaut, nelayan

mempersiapkan peralatan melaut bersama dengan para anak buah kapal

lainnya. Adapun peralatan yang disiapkan diantaranya ialah jaring (peralatan

utama yang dibutuhkan nelayan untuk menjaring ikan di laut), pancing,

umpan, batu (untuk pemberat jaring), pelampung, bambu, fiber untuk tempat

menyimpan ikan, keranjang atau bakul, es balok, golok, solar, lampu, bontot,

peralatan makan. Ketika di laut, untuk menentukan lokasi menebar jaring,

nelayan terutama nahkoda melihat keadaan angin dan tanda-tanda alam

lainnya.

Adapun tanda-tandanya ialah pada saat musim ikan yang terjadi pada bulan

Februari-Juni, nelayan bisa menghabiskan waktu di laut selama 8-15 jam dan

hanya melaut sekitar 5-8 jam saat musim sepi ikan, nelayan banyak yang

cepat pulang ke rumah apabila tidak terlihat tanda-tanda ikan di air atas

permukaan laut, seperti ada buih-buih atau gelembung udara dipermukaan air,

warna air akan telihat lebih gelap dibandingkan dengan warna air disekitarnya

karena banyak ikan yang bergerombol, adanya burung yang berkeliaran di

atas permukaan laut. Akan tetapi ada juga nelayan yang hanya menggunakan

feeling ketika menentukan lokasi menebar jarring. Musim sepi ikan terjadi

pada bulan Oktober-Januari karena pada bulan tersebut terjadi angin kencang

dan gelombang laut yang besar sehingga nelayan tidak semua pergi melaut.

Page 63: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

46

Gelombang besar di laut dapat terjadi kapan saja baik pada saat musim ikan

maupun saat musim sepi ikan.

Menangkap ikan dilakukan dengan mengunakan jaring yang cukup lebar.

Untuk menyebut ukuran, nelayan mengenal istilah depa. Saat melaut

membawa jaring berukuran 37x25 depa atau sama dengan 66,6 x 45 meter.

Ikan dikepung kemudian dikurung saat jaring ditebar keliling. Setelah ikan

berhasil dijaring, jaring diangkat dan ikan yang tersangkut kemudian

dipindahkan ke dalam keranjang atau bakul yang yang diberi es batu agar ikan

tetap segar sampai dibawa kembali ke darat. Saat di darat, ikan biasanya

diangkut oleh buruh angkut tempat pelelangan ikan (TPI) untuk di bawa dan

di lelang. Terlihat juga anak-anak kecil yang memungut ikan yang terjatuh di

badan kapal atau dijalan dermaga, lalu ikan yang berhasil dikumpulkan ada

yang dijual ada juga yang dijadikan lauk makan dirumah sendiri.

Pada pagi hari aktivitas yang terlihat di sekitar PPI Kota Agung yaitu dengan

adanya berbagai kegiatan nelayan yang baru pulang dari menangkap ikan.

Mulai dari yang masih ada di perahunya, mengangkut hasil tangkapan,

menimbang hasil tangkapan, melelang hasil tangkapan di TPI Kota Agung,

memperbaiki atau mengkiteng jaring hingga aktivitas lainnya seperti aktivitas

jual beli di pasar ikan yang berada di komplek PPI Kota Agung. Setelah

aktivitas itu selesai, para nelayan pulang ke rumah masing-masing.

Page 64: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

47

Solidaritas sosial dan integrasi sosial masyarakat nelayan di keempat dusun

ini memiliki solidaritas sosial dan integrasi sosial yang kuat antar sesama

nelayan. Hal ini terjadi dikarenakan nelayan menyadari bahwa sebagai bagian

dari masyarakat harus mempunyai rasa solidaritas antar sesama. Rasa

solidaritas tidak hanya terjalin ketika di laut saja, akan tetapi di darat juga. Di

darat, solidaritas sosial ini dikokohkan lagi dengan hubungan-hubungan

kekerabatan, ketetanggaan dan pertemanan untuk menghadapi berbagai

masalah sosial ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. Integrasi perilaku sosial

terlihat dari pola perilaku sosial masyarakat nelayan, dimana ada hubungan

emosional dalam aktivitas kehidupan berkelompok sebagai nelayan. Salah

satu pengaruhnya adalah secara bersama-sama menggunakan kapal dalam

aktivitas menangkap ikan, membagi hasil tangkapan berdasarkan kesepakatan.

Ikatan kekeluargaan masyarakat nelayan masih terjaga, hal ini terlihat dari

kegiatan gotong royong dan tolong menolong diantara warga masyarakatnya

dalam menjalani kehidupan bersama seperti ketika ada yang mengadakan

hajatan atau tertimpa musibah. Masih ada rasa senasib sepenanggungan dan

rasa kepedulian terhadap sesama nelayan. Dalam kegiatan kenelayanan,

nelayan dibagi menjadi tiga status berdasarkan atas peran dan tanggung jawab

masing-masing nelayan, yaitu juragan, nahkoda dan anak buah kapal (ABK).

Sistem pembagian hasil yang berlaku pada masyarakat nelayan di dusun ini

yaitu nelayan yang bergabung dalam perahu kapal tidak mendapatkan upah

berupa uang dengan ketentuan tetap, akan tetapi besarnya upah tidak diterima

Page 65: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

48

tergantung besarnya hasil yang didapat sebab dari hasil tersebut akan dibagi

sesuai dengan perjanjian antara anak buah kapal atau ABK dengan pemilik

perahu yang ditetapkan sebelumnya, cara penghitunganya adalah dari hasil

penangkapan ikan sebagian disisihkan untuk biaya operasional, perbekalan,

pemeliharaan serta perbaikan alat dan biaya lain yang berhubungan dalam

penangkapan ikan. Sehingga tinggal hasil bersih dan hasil bersih itu dibagi

berdasarkan banyaknya anak buah kapal dengan pembagian yang ditentukan

berdasarkan posisi masing-masing dan berdasarkan kesepakatan.

Sistem bagi hasil yang berlaku pada masyarakat nelayan di Dusun Kapuran,

Pantai Laut Kelurahan Pasar Madang dan Kecamatan Kota Agung Kabupaten

Tanggamus ialah dengan cara hasil dari penjualan ikan dikurangi biaya

operasional setelah itu sisanya dibagi menjadi 50% untuk pemilik kapal

(juragan), 50% untuk ABK. Misalnya dalam sekali melaut total

penghasilannya tersisa 10 juta setelah dikurangi biaya operasional, maka 5

juta untuk pemilik kapal (juragan) dan sisanya 5 juta dibagi rata sesuai jumlah

anak buah kapal dan nahkoda yang ikut melaut.

Adapun kegiatan para istri nelayan diantaranya adalah ada yang membuka

warung-warung kecil di rumah, berjualan ikan di pasar ikan atau berkeliling,

ada juga yang bekerja di pabrik pengasinan ikan. Istri nelayan ada yang

mengasinkan ikan secara perorangan dan ada juga yang bekerja sebagai

karyawan dengan pengusaha pengolah ikan asin. Sementara itu, anak-anak

laki-laki dan perempuan ada pergi masuk ke sekolah pagi dan ada juga yang

Page 66: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

49

masuk sekolah siang. Kegiatan anak-anak yang sekolah berbeda dengan

kegiatan anak-anak yang tidak sekolah atau putus sekolah. Anak-anak laki-

laki yang putus sekolah berusaha mencari kegiatan untuk mengisi waktu luang

dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kenelayanan seperti

membersihkan kapal dan tidak jarang mereka juga mengambil ikan-ikan yang

tersisa di kapal untuk dijual kembali. Ada juga yang ikut pergi melaut

bersama orang tuanya. Anak-anak perempuan yang putus sekolah membantu

pekerjaan rumah tangga dan mengasuh adik. Ada juga yang bekerja

mengasinkan ikan membantu ibu mereka.

Page 67: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

79

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Pendapatan rumah tangga nelayan responden di daerah penelitian sebagian

besar berada pada tingkatan sejahtera, hanya responden nelayan anak buah

kapal (ABK) dari armada motor tempel dan jukung yang masih tergolong

rendah berada di bawah Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten

Tanggamus.

2. Struktur pendapatan dari usaha penangkapan ikan memberikan kontribusi

sebesar 91,78% dari total pendapatan rumah tangga, pekerjaan sampingan

nelayan memberikan kontribusi sebesar 6,35% dan kontribusi pendapatan

dari anggota keluarga hanya 1,87%.

3. Pengeluaran rumah tangga nelayan pemilik dan anak buah kapal (ABK)

kapal motor per kapita berada di atas garis kemiskinan Kabupaten

Tanggamus 2017, sedangkan untuk pengeluaran rumah tangga nelayan

anak buah kapal (ABK) motor tempel dan jukung berada di bawah garis

kemiskinan. Pengeluaran kebutuhan pangan masih merupakan bagian

Page 68: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

80

terbesar dari total pengeluaran rumah tangga anak buah kapal nelayan

yaitu sebesar 81,50% dan non pangan sebesar 18,50%.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Perlu adanya pembekalan rutin terkait penyuluhan perikanan serta bantuan

armada kapal dan alat tangkap bagi nelayan yang kurang mampu serta

perlu adanya penjaminan stabilitas harga ikan ditingkat produsen, karena

pada saat musim panen kecenderungan harga ikan akan menjadi murah..

2. Perlu adanya pendampingan yang intensif dari tenaga pendamping

keluarga harapan dalam memandirikan masyarakat nelayan dalam hal

menambah nilai produksi perikanan melalui peningkatan nilai tambah

produk perikanan yang dihasilkan.

3. Pada kondisi panen raya sebaiknya pendapatan yang diperoleh disisihkan

atau disimpan dalam bentuk tabungan, emas maupun barang lainnya yang

bisa diuangkan ketika musim paceklik.

4. Perlu adanya alternatif mata pencaharian disektor non perikanan untuk

dapat meningkatkan pendapatn rumah tangga, sehingga nelayan tidak

sepenuhnya tergantung pada pekerjaannya menangkap ikan yang bersifat

musiman..

5. Perlu adanya pengawasan dan kebijakan dari pemerintah pusat maupun

daerah yang memihak kepada masyarakat sekitar pesisir/masyarakat

pribumi terkait adanya perusahaan yang mendirikan perusahaannya yang

kiranya dapat merusak ekosistem air maupun habitat biota laut yang itu

dapat mengurangi perkembangbiakan ikan.

Page 69: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

81

DAFTAR PUSTAKA

A.T Mosher. 1985. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV. Yasaguna.

Jakarta.

Aulia, Tessa . F. 2009. Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan dan Kemiskinan

Aspek Sosial Budaya. Draft Laporan Final Hibah Multidisiplin UI.

Badan Pusat Statistik. 2009. Klasifikasi Jenis Perahu. BPS Provinsi Lampung.

Bandar Lampung.

Badan Pusat Statistik. 2015. Provinsi Lampung Dalam Angka. BPS Provinsi

Lampung. Bandar Lampung.

Badan Pusat Statistik. 2015. Kabupaten Tanggamus Dalam Angka. BPS Tanggamus.

Badan Pusat Statistik. 2017. Garis Kemiskinan. BPS Provinsi Lampung. Bandar

Lampung.

Badan Pusat Statistik. 2017. Kabupaten Tanggamus Dalam Angka. BPS Tanggamus.

Badan Pusat Statistik. 2017. Kecamatan Kota Agung Dalam Angka. BPS Tanggamus.

Dinas Kelautan dan Perikanan. 2016. Kabupaten Tanggamus Dalam Angka. BPS

Tanggamus.

Ditjen Perikanan. 1994. Pelabuhan Perikanan Wahana Penyaluran Investasi Usaha.

Departemen Pertanian. Jakarta.

Ditjen Perikanan Tangkap. 2003. Penyebaran Beberapa Sumberdaya Perikanan di

Indonesia. Departemen Pertanian. Jakarta.

Firdaus, Maulana. 2013. Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan dan Kaitannya

dengan Kemiskinan. Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan

Perikanan. Jakarta.

Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta.

Page 70: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

82

Gustiyana, H. 2003. Analisis Pendapatan Usahatani untuk Produk Pertanian.

Salemba Empat. Jakarta.

Hakop, Walangadi. 2003. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Ikan

Di Provinsi Gorontalo Thesis Program Pasca Sarjana Universitas

Hasanuddin. Makassar.

Hermanto. 1986. Analisis Pendapatan dan Curahan Tenaga Kerja Nelayan di Desa

Pantai. Pusat Penelitian Agroekonomi, Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.

Himpun, Doli. 1996. Analisis Pendapatan dan Pola Pengeluaran Rumah Tangga

Nelayan Gillnet (Nylon dan String) di Kecamatan Pangandaran Kabupaten

Ciamis Provinsi Jawa Barat. Skripsi. IPB. Bogor.

Kusnadi. 2002. Akar Kemiskinan Nelayan. Yogyakarta. LKIS.

Kementerian Perencanaan Pembanguanan Nasional. 2014. Perencanaan

Pembangunan Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia. 2014. Potensi Perikanan

Tangkap Provinsi di Indonesia. KKP Jakarta.

Mantra, I. B. 2004. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Mubyarto. 1983. Pengantar Ekonomi Pertanian Edisi Ketiga. Yogyakarta. LP3ES

Mulyadi. 2005. Ekonomi Kelautan. PT. Raja Grafindo Pustaka. Jakarta.

Mulya Lubis, Todung. 1986. Bantuan Hukum dan Kemiskinan Struktrural. LP3ES.

Jakarta.

Nainggoan, Chandra. 2007. Materi Pokok Metode Penangkapan Ikan. Universitas

Terbuka. Jakarta.

Pebyanggi. 2014. Analisis Pendapatan Nelayan Tradisional dibandingkan dengan

Upah Minimum Regional di Kecamatan Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.

Skripsi. USU. Medan.

Pitaloka, Diah. 2006. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pendapatan

Nelayan Anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Laksana Mustika di

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Binuangeun Kabupaten Lebak Banten. Skripsi

Sarjana. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Page 71: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA …digilib.unila.ac.id/56153/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI PESISIR KOTA AGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

83

Reksoprayitno. 2004. Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi. Bina Grafika

Jakarta. hlm. 79

RPJMN 2015-2019. 2014. Buku III Agenda Pembangunan Wilayah. Jakarta.

Soekartawi, dkk. 1986. Ilmu Usahatani. UI Press. Jakarta.

Solihin, Akhmad. Musim Paceklik Nelayan dan Jaminan Sosial.

Sudarman,Toweulu. 2011. Ekonomi Indonesia. Raja Grafindo .Jakarta. hlm. 3

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian

Strategis Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Refika Aditama.

Bandung.

Sujarno. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan di

Kabupaten Langkat. Tesis S2. PPS USU. Medan.

Sugiarto, dkk. 2005. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehansif. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Suratiyah, K. 2009. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Ulfah, Maria. 2011. Analisis Pendapatan Nelayan Tradisional pada Daerah dengan

Kerapatan Vegetasi Mangrove yang Berbeda di Kabupaten Lampung Selatan.

Skripsi Sarjana. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan

Zalmi. 2015. Analisis Pendapatan dan Pola Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan

di Wilayah Sasak Ranah Pasisia Kabupaten Pasaman Barat. Skripsi. Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi. Pasaman Barat

Zubair, Sofyan. Muhammad Yasin. 2011. Analisis Pendapatan Nelayan pada Unit

Alat Tangkap Payang di Desa Pabbaressang Kec. Bua Kab. Luwu. Fakultas

Ilmu Kelautan dan Perikanan. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.