analisis penawaran komoditas lada di provinsi …

77
i ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR HERVITA SARI 105961105117 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Upload: others

Post on 07-Jan-2022

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

i

ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA

DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

HERVITA SARI

105961105117

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

ii

ii

ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA

DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

HERVITA SARI

105961105117

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 3: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

iii

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Penawaran Komoditas Lada di Provinsi Kalimantan

Timur

Nama : Hervita Sari

Stanbuk : 105961105117

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Disetujui

Pembimbing Utama

Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P.

NIDN. 0921037003

Pembimbing Pendamping

Rasdiana Mudatsir, S.P.,M.Si.

NIDN. 0905078906

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian

Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M. Pd.

NIDN. 0926036803

Ketua Program Studi Agribisnis

Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P.

NIDN. 0921037003

Page 4: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

iv

iv

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : Analisis Penawaran Komoditas Lada di Provinsi Kalimantan

Timur

Nama : Hervita Sari

Stanbuk : 105961105117

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P.

Ketua Sidang

2. Rasdiana Mudatsir, S.P., M.Si.

Sekretaris

3. Dr. Amruddin, S.Pt., M.Pd.,M.Si.

Anggota

4. Firmansyah, S.P., M.Si.

Anggota

Tanggal Lulus : 04 Agustus 2021

Page 5: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

v

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Penawaran

Komoditas Lada di Provinsi Kalimantan Timur adalah benar merupakan hasil

karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan manapun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Makassar, Agustus 2021

Hervita Sari

105961105117

Page 6: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

vi

vi

ABSTRAK

HERVITA SARI. 105961105117. Analisis Penawaran Komoditas Lada di

Provinsi Kalimantan Timur. Dibimbing oleh SRI MARDIYATI dan RASDIANA

MUDATSIR.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan produksi lada

dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran komoditas lada di

Provinsi Kalimantan Timur.

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Jenis

data yang digunakan adalah data sekunder (time series) selama kurun waktu 30

tahun (1990-2019) dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear

sederhana dan analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan produksi lada di

Provinsi Kalimantan Timur selama 30 tahun terakhir (1990-2019) meningkat

sebesar 107,30 ton per tahun. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap

penawaran komoditas lada di Provinsi Kalimantan Timur adalah luas areal lada

dan harga lada. Semakin meningkat luas areal lada maka penawaran lada juga

semakin meningkat, artinya apabila luas areal lada naik satu persen maka

penawaran lada meningkat sebesar 1,36 persen. Dan semakin tinggi harga lada

maka penawaran lada semakin meningkat, artinya apabila harga lada naik satu

persen maka penawaran lada meningkat sebesar 0,16 persen.

Kata kunci: penawaran, produksi, lada, harga

Page 7: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

vii

vii

ABSTRACT

HERVITA SARI. 105961105117. Analysis of Pepper Commodity Supply in East

Kalimantan Province. Guided by SRI MARDIYATI and RASDIANA

MUDATSIR.

This research aims to analyze the development of pepper production and

analyze the factors that influence the supply of pepper commodities in East

Kalimantan Province.

This research was conducted in the province of East Kalimantan. The type

of data used is secondary data (time series) for a period of 30 years (1990-2019)

from the Central Statistics Agency (BPS) of East Kalimantan Province. The data

analysis used in this research is a simple linear regression analysis and multiple

linear regression analysis.

The results explained that the development of pepper production in East

Kalimantan Province over the last 30 years (1990-2019) increased by 107.30 tons

per year. The factors that have a significant effect on the supply of pepper

commodity in East Kalimantan Province are the area of pepper and the price of

pepper. The more the pepper area increases, the pepper supply also increases,

meaning that if the pepper area increases by one percent, the pepper supply

increases by 1.36 percent. And the higher the price of pepper, the supply of

pepper will increase, meaning that if the price of pepper increases by one percent,

the supply of pepper will increase by 0.16 percent.

Keywords: supply, production, peppers, price

Page 8: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

viii

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

Rahmat, Hidayah, dan Karunia yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat serta salam tak lupa pula penulis haturkan kepada Rasulullah Saw

beserta para keluarga, sahabat, dan para umatnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul ―Analisis Penawaran Komoditas Lada di

Provinsi Kalimantan Timur‖.

Skripsi merupakan tugas akhir yang diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku pembimbing utama dan Ibu Rasdiana

Mudatsir, S.P., M.Si., selaku pembimbing pendamping yang senantiasa

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan

masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Ibu Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 9: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

ix

ix

4. Bapak Nadir, S.P., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Kedua orangtua Bapak Martang dan Ibu Jumriati, kakakku Muh. Khaeril

Azwar serta adikku Muh. Khaerul Anwar dan segenap keluarga yang

senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

6. Ibunda Dr. Syamsia,S.P., M.Si. sebagai Penasehat Akademik (PA) penulis

yang banyak memberi petunjuk dan arahan selama proses study di Jurusan

Agribisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmunya kepada penulis

selama proses perkuliahan.

8. Para sahabat dan teman-teman yang selalu membersamai penulis selama masa

pendidikan hingga sekarang. Menjadi teman berbagi sekaligus motivator bagi

penulis.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi dari awal hingga

akhir yang penulis tidak dapat sebut satu per satu.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait dalam

penyusunan skripsi ini, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat serta

sumbangsi kepada semua pihak yang membutuhkan. Semoga Allah SWT

senantiasa meridhoi segala langkah kita semua. Aamiin

Makassar, Agustus 2021

Page 10: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

x

x

Hervita Sari

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i

HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ......................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................. vi

ABSTRACT ................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ....................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 7

2.1 Komoditas Lada ............................................................................. 7

2.2 Konsep Produksi ............................................................................ 8

2.3 Teori Harga .................................................................................... 10

2.4 Teori Penawaran ............................................................................. 12

2.5 Determinan Penawaran ................................................................... 14

2.6 Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................... 16

2.7 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 19

Page 11: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

xi

xi

III. METODE PENELITIAN .................................................................... 21

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 21

3.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................... 21

3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 21

3.4 Teknik Analisis Data ...................................................................... 22

3.5 Definisi Operasional ....................................................................... 25

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ............................ 25

4.1 Letak Geografis .............................................................................. 25

4.2 Kondisi Demografis ....................................................................... 26

4.3 Kondisi Pertanian ........................................................................... 29

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 31

5.1 Komoditas Lada di Provinsi Kalimantan Timur ............................ 31

5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Komoditas Lada di

Provinsi Kalimantan Timur ............................................................ 40

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 45

6.1 Kesimpulan .................................................................................... 45

6.2 Saran ............................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

xii

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1.1 Luas Areal dan Produksi Lada di Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2015-2019 ........................................................................ 5

2.1 Penelitian yang Relevan ............................................................. 16

4.1 Jumlah, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk

di Provinsi Kalimantan Timur ..................................................... 26

4.2 Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2020 ................................................... 27

4.3 Penduduk Usia Produktif yang Bekerja Menurut Lapangan

Pekerjaan Utama, Februari 2018 - Februari 2020 (Orang) ......... 28

4.4 Persentase Penduduk Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

di Provinsi Kalimantan Timur 2020 ............................................ 29

4.5 Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2019-2020 .......................................... 30

5.1 Hasil Estimasi Penawaran Lada di Provinsi

Kalimantan Timur ....................................................................... 41

Page 13: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

xiii

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

2.1 Kurva Fungsi Produksi ................................................................ 9

2.2 Kurva Penawaran ....................................................................... 13

2.3 Kerangka Pemikiran Analisis Penawaran Komoditas Lada

di Provinsi Kalimantan Timur .................................................... 20

5.1 Perkembangan Produksi Lada di Provinsi

Kalimantan Timur ....................................................................... 32

5.2 Perkembangan Luas Areal Lada di Provinsi

Kalimantan Timur ....................................................................... 35

5.3 Perkembangan Harga Lada di Provinsi Kalimantan Timur ........ 37

5.4 Perkembangan Rata-Rata Curah Hujan Lada di Provinsi

Kalimantan Timur ....................................................................... 39

Page 14: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

xiv

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Peta Lokasi Penelitian ....................................................................... 50

2. Hasil Analisis Regresi Trend Linear Produksi Lada .......................... 51

3. Hasil Analisis Regresi Trend Linear Luas Areal Lada ...................... 52

4. Hasil Analisis Regresi Trend Linear Harga Lada .............................. 53

5. Hasil Analisis Regresi Trend Linear Rata-rata Curah Hujan ............. 54

6. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ........................................... 55

7. Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi ..................................................... 56

8. Uji Plagiasi ........................................................................................ 58

Page 15: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris, yang mana mayoritas rakyatnya

bermata pencaharian sebagai petani. Sektor pertanian memegang peranan penting

dalam pembangunan perekonomian negara, ini dikarenakan pertanian

menghasilkan berbagai produksi pangan untuk konsumsi manusia. Pangan

memiliki arti penting bagi manusia karena dari makanan diperoleh energi bagi

manusia untuk melakukan aktivitasnya. Peranan penting dari sektor pertanian

selain sebagai penyedia pangan, yaitu sebagai penghasil devisa negara dari sektor

non-migas serta penyedia lapangan pekerjaan bagi sebagian besar penduduk

indonesia.

Pertanian bisa berkolaborasi secara harmonis dengan bidang-bidang lain

untuk mewujudkan peningkatan ekonomi yang lebih cepat, mengurangi

kemiskinan, dan melindungi lingkungan. Dunia pertanian ikut andil dalam

pembangunan sebagai sebuah kehidupan ekonomi, selaku mata pencaharian dan

selaku cara untuk melindungi lingkungan, sehingga bidang pertanian ini menjadi

suatu instrumen unik untuk peningkatan ekonomi negara (Grup Bank Dunia,

2008).

Sektor pertanian terbagi menjadi lima sub-sektor, yaitu sub sektor tanaman

pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan, dan sub sektor

kehutanan. Atika dan Afifuddin (2015) berpendapat bahwa salah satu sub sektor

pertanian yang mempunyai kapasitas cukup besar adalah perkebunan. Perkebunan

adalah segala aktivitas pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia,

Page 16: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

2

sarana produksi, alat dan mesin, budidaya, panen. Pengolahan, dan pemasaran

mengenai tanaman perkebunan.

Sub sektor perkebunan merupakan penyumbang tertinggi untuk PDB

(Produk Domestik Bruto) sektor pertanian, peternakan, perburuan, dan jasa

pertanian yaitu sebesar 35 persen diatas tanaman pangan, peternakan dan

hortikultura. Selain itu juga sektor perkebunan selaku penyumbang PDB, sub

sektor perkebunan juga menyumbang dalam membangun perekonomian nasional

dengan nilai penanaman modal yang tinggi, menyumbang dalam menyetarakan

neraca perdagangan komoditas pertanian nasional, sumber devisa negara dari

komoditas ekspor, distributor bahan pangan dan bahan baku industri, penyerap

tenaga kerja juga sebagai fasilitator bahan bakar nabati dan bioenergy yang

bersifat mutakhir (BPS Indonesia, 2019)

Lada (Piper nigrum L.) adalah salah satu komoditas sub sektor perkebunan

yang telah memberikan kontribusi nyata sebagai sumber devisa, penyedia

lapangan pekerjaan, dan sumber pendapatan petani. Sejak jaman dahulu kala

Indonesia dikenal sebagai negara penghasil rempah-rempah. Sebagian besar

rempah-rempah yang diperdagangkan didunia adalah lada (piper nigrum L),

sehingga lada mendapat julukan sebagai rajanya rempah-rempah atau King of

spice.. Tanaman lada merupakan tanaman tropis dataran rendah yang dapat

dikembangkan hampir diseluruh wilayah Indonesia dan mempunyai peluang yang

cukup baik untuk diluaskan di Indonesia. Selain itu lada di Indonesia (Muntok

White Piper dan Muntok Black Piper) sudah dikenal baik oleh konsumen luar

negeri karena memiliki kualitas tinggi dan aroma yang khas (Yuhono, 2005).

Page 17: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

3

Berdasarkan Direktorat Jenderal Perkebunan (2014), Lada (Piper nigrum

L) atau merica ialah salah satu macam rempah ekspor unggulan dari komoditas

sub sektor perkebunan Indonesia. Lada banyak diminati oleh bangsa-bangsa di

Eropa, kebutuhan lada di dunia mencapai angka 350.000 ton/tahun. Kontribusi

Indonesia sebagai pengekspor lada mencapai 29 persen dari kebutuhan dunia,

terbesar kedua setelah Vietnam. Produksi lada pada tahun 2014 mencapai 91.941

ton. Data pada BPS Indonesia (2019) menambahkan bahwa devisa yang diterima

negara pada tahun 2018 yaitu sebesar US $ 152.46 juta. Produk lada Indonesia

sebagian besar diekspor ke negara India, Thailand, Jepang, USA, Singapura, dan

Jerman. Kegiatan budidaya lada tersebar di 29 Provinsi di Indonesia dan hampir

99,90 persen dikelola oleh rakyat dengan luas areal, produksi, dan produktivitas

yang berbeda.

Menurut Sugiarto et.al (2007), semakin tinggi suatu harga komoditas maka

semakin banyak jumlah komoditi yang bakal ditawarkan dari para penjual.

Sebaliknya, ketika harga suatu komoditas semakin rendah maka semakin kecil

pula jumlah barang yang bakal ditawarkan dari para penjual. Permintaan disertai

dengan penawaran barang dan jasa, alhasil tidak terjadi kesepakatan jual beli.

keadaan ini bermakna bahwa penjual menawarkan barang atau jasa yang

diperlukan untuk pihak yang membutuhkannya.

Menurut Kemala (1996), dalam analisa prospek lada berdasarkan proyeksi

permintaan dan penawaran akan terjadi trend permintaan sebesar 5,44 persen yang

terbagi atas trend konsumsi 2 persen dan trend ekspor 3,44 persen, sedangkan

trend penawaran hanya 4,69 persen. Trend permintaan yang lebih besar daripada

Page 18: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

4

trend penawaran menggambarkan bahwa pada tahun-tahun yang akan datang

jumlah permintaan lada akan melebihi jumlah persediaan karena konsumsi lada

dunia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Lada (Piper nigrum L.) juga

merupakan salah satu komoditi ekspor pertanian yang menjadi andalan penghasil

Indonesia.

Perkebunan lada di Indonesia berdasarkan status pengusahaan terdiri dari

perkebunan rakyat (PR) dan perkebunan besar swasta (PBS). Sementara itu untuk

perusahaan besar negara (PBN), di Indonesia tidak terdapat perusahaan besar

negara (BPN) yang mengusahakan lada. Perkebunan besar swasta (PBS) pada

komoditas lada tahun 2018 seluas 7.115 ha sedangkan pada perkebunan rakyat

(PR) seluas 180.176 ha, hal tersebut menyatakan bahwa perkebunan rakyat sangat

mendominasi luas areal lada di Indonesia secara keseluruhan (Direktorat Jenderal

Perkebunan, 2018). Perkebunan rakyat ialah perkebunan yang dilaksanakan atau

dikelola oleh rakyat/pekebun yang digolongkan dalam usaha kecil tanaman

perkebunan rakyat dan usaha rumah tangga perkebunan rakyat yang tidak

berbadan hukum.

Tanaman lada di Indonesia ditemukan hampir disemua Provinsi.

Pengembangan usahatani lada di Indonesia mayoritas ada di luar Jawa seperti

pada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Sumatera Selatan,

Kalimantan Timur, dan Sulawesi selatan. Kelima Provinsi tersebut menyumbang

sebesar 71 persen kepada produksi lada di Indonesia. Luas areal perkebunan

rakyat tahun 2020, Kalimantan Timur berada pada urutan ke-7, dimana posisi

Page 19: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

5

pertama ditempati oleh Provinsi Bangka Belitung. Sedangkan dari segi banyaknya

produksi, Kalimantan Timur berada diposisi ke-5.

Tabel 1.1 Luas Areal dan Produksi Lada di Provinsi Kalimantan Timur tahun

2015-2019

No. Tahun Luas Areal (ha) Produksi (ton)

1. 2015 9.606 6.923

2. 2016 9.382 4.727

3. 2017 9.012 6.057

4. 2018 9.012 6.484

5. 2019 8.921 5.799

Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, 2020

Harga lada di Kalimantan Timur telah menembus angka Rp 143.708 per

kg. Kenaikan harga lada menjadi momentum yang baik dalam upaya

mengembalikan kejayaan lada di daerah. Kalimantan Timur merupakan salah satu

sentra pembudidayaan lada terbesar di Indonesia. Lada Kalimantan Timur

merupakan plasma nutfah asli daerah ini yang akan diusulkan untuk dijadikan

benih unggul nasional.

Melihat potensi lada dari sisi permintaan yang setiap tahun ke tahun

cenderung meningkat, maka harus diimbangi dengan penawaran lada yang

mencukupi. Namun, selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2015-2019 baik

jumlah produksi maupun luas areal perkebunan lada di Kalimantan Timur selalu

mengalami fluktuasi atau perubahan. Ketidakstabilan luas areal, produktivitas dan

harga akan mempengaruhi jumlah produksi yang akan berpengaruh terhadap

penawaran komoditas lada di Provinsi Kalimantan Timur.

Page 20: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

6

Berdasarkan uraian tersebut di atas menjadi dasar pertimbangan atas

kondisi komoditas lada di Kalimantan Timur. Oleh karena itu, penulis memilih

judul penelitian ―Analisis Penawaran Komoditas Lada di Provinsi Kalimantan

Timur‖ untuk menganalisis perkembangan penawaran lada di Provinsi

Kalimantan Timur.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat

dikemukakan yaitu:

1. Bagaimana perkembangan produksi komoditas lada di Provinsi Kalimantan

Timur?

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi penawaran komoditas lada di

Provinsi Kalimantan Timur?.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Untuk menganalisis perkembangan produksi komoditas lada di Provinsi

Kalimantan Timur.

2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran komoditas

lada di Provinsi Kalimantan Timur.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan baru

mengenai perkembangan komoditas lada di Provinsi Kalimantan Timur

Page 21: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

7

2. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran, bahan pertimbangan, dan evaluasi terhadap penetapan kebijakan

terutama hal yang terkait dengan pengembangan komoditas lada khususnya di

Provinsi Kalimantan Timur.

3. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan atau

referensi dalam pembuatan karya tulis ilmiah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komoditas Lada

Lada atau Merica merupakan salah satu jenis tanaman yang batangnya

berbentuk akar-akaran. Tanaman penghasil rempah-rempah yang bernama latin

Piper nigrum L. ini masuk ke Indonesia sejak abad XVI (sekitar tahun 1547).

Lada sudah dikenal masyarakat luas. Buah lada setiap hari dimanfaatkan sebagai

bumbu masak. Mengingat banyaknya pemanfaatan buah lada hitam dan lada putih

maka pemasarannya pun mudah (T. Sarpian, 2003).

Pada pasar internasional lada Indonesia lebih terkenal dengan sebutan

Lampung Black Pepper (Lada hitam) dan Muntok White Pepper (Lada putih),

bahkan kedua jenis lada ini dipakai sebagai standar perdagangan lada dunia

(Anonimous, 1995). Pasar ekspor terbesar untuk lada hitam adalah Amerika

Serikat, Singapura dan Belanda. Sedangkan untuk lada putih paling banyak

diekspor ke negara Singapura, Belanda dan Jerman.

Menurut staf ahli bidang hubungan internasional kementerian perdagangan

(2019), komoditas lada dari tahun ke tahun tertekan oleh persoalan rendahnya

harga sehingga sangat berpengaruh terhadap pendapatan petani dan sektor

Page 22: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

8

ekonomi secara keseluruhan. Jumlah lada terus bertambah tetapi dari sisi nilai

mengalami penurunan yang diakibatkan oleh harga lada yang mengalami

fluktuasi. Harga yang berfluktuasi menjadi tugas bersama dengan International

Pepper Community (IPC), organisasi negara produsen lada. IPC didorong untuk

dapat mengatur harga lada terlebih 73 persen produksi lada di dunia ini berasal

dari negara-negara yang tergabung dalam IPC.

2.2 Konsep Produksi

Menurut Lipsey (1995), produksi merupakan tindakan dalam malakukan

pengadaan komoditi baik barang maupun jasa. Dalam pertanian, sistem produksi

sedemikian kompleks dan berlanjut selalu berubah bersama-sama dengan

kemajuan teknologi. Tidak ada produk yang terwujudkan hanya dengan

menggunakan satu input saja. Dalam produksi digunakan banyak input untuk

membuat suatu output.

Hubungan antara tingkat penggunaan faktor-faktor produksi dengan

produk atau hasil yang akan diperoleh terkandung dalam proses produksi . Hal ini

disebut dengan hubungan antara input denga output. Sementara itu, dalam

menghasilkan suatu produk dapat pula dipengaruhi oleh produk yang lain bahkan

untuk produk tertentu dapat digunakan input yang satu maupun input yang lain

(Suratiyah, 2008).

Konsep produksi memanifestasikan sifat hubungan diantara ambang

produksi yang bakal dicapai dengan kuantitas faktor-faktor produksi yang

digunakan. Fungsi produksi menerangkan hubungan antara input dan output, serta

Page 23: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

9

menerangkan tingkat dimana sumberdaya diubah menjadi produk (Doll and

Orazem dalam Siagian, 2001).

Lipsey (1995) mengemukakan juga bahwa fungsi produksi adalah

keterkaitan fungsi yang menunjukkan output maksimal yang dapat diproduksi

oleh setiap input dan oleh gabungan berbagai input. Nicholson (1999)

mengemukakan bahwa fungsi produksi menunjukkan jumlah tertinggi sebuah

barang yang dapat diproduksi menggunakan gabungan alternatif seperti antara

model (K) dan tenaga kerja (L).

Suatu fungsi produksi dapat digambarkan dalam bentuk aljabar. Secara

terstruktur fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut (Nicholson,1999):

Y= f (X1, X2..............,Xn)

Dimana Y adalah output dan X1, X2..............,Xn adalah input-input yang

berbeda yang terkait dan ambil bagian dalam produksi Y. Simbol f

menggambarkan bentuk hubungan dan perubahan input menjadi output.

Page 24: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

10

Sumber: Nicholson, 1999

Gambar 2.1 Kurva Fungsi Produksi

Menurut Doll dan Orazem dalam Siagian (2001), suatu fungsi produksi

bisa dibagi menjadi tiga daerah produksi. Daerah tersebut dapat dibedakan

berdasarkan elastisitas produksi yang lebih besar dari satu (daerah I), antara nol

dan satu (daerah II), dan lebih kecil dari nol (daerah III). Daerah produksi I

memiliki nilai elastisitas produksi lebih dari satu, bermakna bahwa penambahan

faktor produksi sebesar satu persen dapat menyebabkan penambahan produksi

yang selalu lebih besar dari satu persen. Keuntungan yang lebih besar belum

tercapai karena masih akan diperoleh dengan pemakaian faktor produksi yang

lebih banyak. Karena pada daerah satu disebut sebagai daerah irrasional

(Irrational Regional).

Syarat keharusan untuk tercapainya keuntungan yang tinggi adalah tingkat

produksi yang terjadi harus pada daerah II dalam kurva fungsi produksi. Pada

daerah ini elastisitas produksi bernilai antara nol dan satu yang berarti setiap

penambahan faktor produksi sebesar satu persen akan menyebabkan peningkatan

produksi paling tinggi satu persen dan paling rendah nol. Daerah ini diberikan

oleh penambahan hasil produksi yang peningkatannya semakin berkurang

(Diminishing Return). Pada tingkat tertentu dari penggunaan faktor-faktor

produksi didearah ini dapat memberikan keuntungan yang tinggi. Oleh karena itu,

daerah II disebut sebagai daerah rasional (Rational Region).

Daerah produksi III mempunyai elastisitas produksi lebih kecil dari nol,

maknanya setiap penambahan faktor-faktor produksi dapat menyebabkan

Page 25: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

11

kemerosotan kapasitas produksi yang dihasilkan. Daerah produksi ini

menggambarkan bahwa pemakaian faktor-faktor produksi yang tidak efesien,

sehingga daerah ini disebut juga daerah irrasional (Irrational Region).

2.3 Teori Harga

Harga merupakan salah satu indikator kinerja pasar, termasuk pada

komoditas pertanian. Kementrian perdagangan sebagai instansi pemerintah

memiliki peran yang penting dalam menciptakan iklim perdagangan komoditas

pertanian yang efesien dan memperhatikan kepentingan produsen dan konsumen.

Stabilisasi harga merupakan salah satu sasaran kerja kementrian dan harga

merupakan indikator penentuan kebijakan. Pada sektor pertanian kebijakan harga

merupakan instrumen penting untuk memberi dukungan bagi produsen maupun

konsumen. Kebijakan harga untuk melindungi produsen diterapkan dalam bentuk

harga dasar sedangkan kebijakan harga untuk melindungi konsumen diterapkan

dalam bentuk harga atap. Kebijakan harga produsen saat ini dinilai sudah cukup

baik dalam hal melindungi harga produk di tingkat petani walaupun tidak efektif

dalam memberikan insentif peningkatan produktivitas hasil (Kementrian

Perdagangan, 2014).

Findlay C (2013) menjelaskan bahwa kebijakan harga merupakan salah

satu langkah yang diambil ketika harga yang terbentuk di pasar tidak berada

dalam kondisi normal akibat kegagalan pasar. Dalam hal ini, kebijakan harga

merupakan intervensi regulator (pemerintah) sehingga harga yang terbentuk tidak

dalam titik equilibrium.

Page 26: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

12

Menurut Soekartawi (1993) harga beberapa komoditi pertanian sering naik

atau turun secara tidak beraturan. Yang lazim ditemukan adalah turunnya harga

pada saat panen besar dan naiknya harga pada saat paceklik. Fluktuasi harga

komoditas pertanian ini semakin tajam kalau situasi ekonomi dalam keadaan

inflasi, yaitu saat harga terus menaik pada kurun waktu tertentu.

Tujuan dari penetapan harga ada 4, yaitu:

1. Tujuan mengarah kepada laba, ini didasarkan pada anggapan teori ekonomi

klasik yang menjelaskan bahwa setiap perusahaan terus-menerus memilih

harga yang dapat menghasilkan keuntungan yang cukup tinggi. Dalam keadaan

persaingan yang ketat dan serba kompleks penerapanya sangat sulit untuk

dilakukan.

2. Tujuan mengarah pada volume, tujuan ini mengarah pada kapasitas yang mana

harga dialokasikan sedemikian rupa sehingga bisa mencapai target kapasitas

penjualan, ataupun untuk menguasai pangsa pasar.

3. Tujuan mengarah pada impresi, perusahaa bisa menetapkan harga maksimum

untuk membuat atau mempertahankan impresi atau citra perusahaan.

Sebaliknya, harga minimum bisa dipergunakan untuk membuat citra nilai yang

spesifik.

4. Tujuan mengarah pada harga, dilaksanakan dengan menetapkan harga untuk

menegakkan hubungan yang konstan antara suatu perusahaan dan harga

pemimpin industri.

(Tjiptono, 2013)

2.4 Teori Penawaran

Page 27: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

13

Penawaran menurut perspektif ekonomi menunjukkan hubungan antara

dua variabel yaitu harga dan kuantitas penawaran. Penawaran diartikan sebagai

jumlah barang yang diinginkan dan dapat ditawarkan penjual pada berbagai

tingkat harga. Penawaran menggambarkan hubungan langsung antara harga dan

kuantitas (jumlah barang fisik),yang mana pada hukum penawaran menyatakan

bahwa ketika harga naik, penjual menawarkan lebih banyak barang (output) ke

pasar (Downey dan Erickson, 2004).

Penawaran (supply) menggambarkan jumlah tertinggi yang hendak dijual

pada beragam tingkat harga paling rendah yang masih memotivasi penjual untuk

menawarkan beragam jumlah dari sebuah barang. Titik beratnya pada

kesanggupan atau kesediaan untuk menjual, bukan berapa jumlah barang yang

benar-benar terjual (Hanafie, 2010).

Cara untuk menggambarkan kaitan antara harga dan jumlah barang yang

akan ditawarkan adalah dengan menggunakan kurva penawaran seperti pada

gambar berikut ini.

Gambar 2.2 Kurva Penawaran

Page 28: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

14

Kurva penawaran akan bergerak ke atas dari kiri ke kanan. Gerakan

tersebut menyatakan bahwa penawaran harga meningkat membuat jumlah yang

ditawarkan juga meningkat. Menurut T.Gilarso (2003) penawaran adalah jumlah

dari suatu barang tertentu yang mau dijual pada berbagai kemungkinan harga

selama jangka waktu tertentu dengan memisalkan faktor-faktor lain tidak berubah

atau ceteris paribus. Berdasarkan perumusan tersebut dapat dilihat bahwa

pengertian penawaran menentukan pada hubungan fungsional antara jumlah yang

mau dijual (Qs) dan harga per satuan (P). Berapa jumlah barang yang ditawarkan

atau mau dijual dipengaruhi oleh harga barang bersangkutan.

2.5 Determinan Penawaran

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai penawaran, dapat dikatakan

bahwa penawaran sebagai bentuk menarik para konsumen atas barang atau jasa

yang dimiliki oleh penjual dengan didukung berbagai faktor dan latar belakang

atas tindakannya untuk memenuhi kebutuhan para konsumen. Determinan

penawaran (Kurniawan dan Budhi, 2015) sebagai berikut:

a. Biaya Input (biaya produksi)

Apabila biaya input berubah menjadi lebih murah atau menurun, hal ini

menunjukkan pergeseran ke kanan dari kurva penawaran karena dengan harga

yang sama penghasilan kuantitas produk barang yang lebih besar dengan catatan

semua faktor lainnya yang dianggap konstan.

b. Teknologi dan Produktivitas

Page 29: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

15

Terobosan perbaikan teknologi biasanya akan mengurangi biaya marginal

dari produksi barang sehingga produsen bisa memasok lebih banyak. Unit barang

ini terefleksikan dari pergeseran ke kanan pada kurva penawaran.

c. Pajak dan Subsidi

Pajak barang yang dibayar perusahaan sebagai tambahan biaya produksi,

sehingga akan menurunkan kurva penawaran atau bergeser ke kiri. Subsidi pada

dasarnya adalah anti-pajak atau subsidi pajak per unit barang dari pemerintah

yang akan menurunkan biaya per satuan produksi.

d. Ekspektasi Harga

Kesediaan produsen untuk menyuplai hari ini kemungkinkan akan

mempengaruhi harga hari esok dengan harapan dapat menjual barang dengan

harga yang lebih tinggi.

e. Harga dan Hasil Lain

Suatu perusahaan dapat memberdayakan sumber daya yang sama untuk

menghasilkan barang yang berbeda. Apabila barang A meningkat dan pendapatan

peluang keuntungan bagi produsen A, maka suplai barang dari makanan B akan

menurun dan suplai barang A naik.

f. Jumlah Produsen

Page 30: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

16

Banyaknya produsen yang terlibat akan menyebabkan kurva penawaran

bergeser ke arah kanan sehingga barang yang disuplai bertambah dengan harga

yang sama.

g. Harga Dasar dan Harga Atas

Harga dasar adalah minimum yang ditetapkan pemerintah untuk jenis

barang atau jasa. Harga atas ialah harga tertinggi yang ditetapkan oleh pemerintah

untuk jenis barang atau jasa. Pemerintah menetapkan base price dan atau harga

atas sebagai pelaku ekonomi berada pada posisi perpotongan kurva permintaan

dan penawaran, dimana tidak ada manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.

Pemerintah melakukannya untuk menjaga agar tidak terjadi jumlah kelebihan dan

kekurangan.

2.6 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berikut beberapa penelitian terdahulu yang dianggap relevan untuk

dijadikan acuan dalam penelitian ini :

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan

No. Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis

Penawaran Kopi

Robusta di

Provinsi Jawa

Tengah (Nifka

Nisarafika, 2013)

Penelitian ini

menggunakan

analisis regresi linear

berganda dengan

langsung melalui

pendekatan produksi

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap

penawaran kopi robusta di

Jawa Tengah adalah harga

kopi robusta, produksi kopi

robusta, dan harga kopi

arabika pada tahun

Page 31: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

17

sebelumnya tapi variabel

yang paling berpengaruh

adalah luas areal kopi robusta

pada tahun berjalan.

2. Analisis

penawaran lada

hitam di Provinsi

Lampung (Henny

Murniati, 2006)

Penelitian ini

menggunakan

analisis regresi linear

berganda

1. Luas areal lada hitam, harga

lada hitam pada tahun

sebelumnya, curah hujan

rata-rata pada tahun t dan

jumlah produksi lada hitam

pada tahun sebelumnya

secara bersama-sama

berpengaruh nyata terhadap

penawaran Lada hitam di

Provinsi Lampung

2. Nilai elastisitas paling

tinggi didapat oleh variabel

luas areal pada tahun t, pada

jangka pendek sebesar

0,550 dan jangka panjang

sebesar 0,688 yaitu nilai

elastisitas tertinggi

dibanding variabel—ariabel

lainnya.

3. Analisis

penawaran

cengkeh

dikabupaten

Karanganyar

(Dedi Wahyudi,

2011)

Penelitian ini

menggunakan

analisis regresi linear

berganda dengan

pendekatan langsung

pada luas areal

tanam dan

produktivitas

1. Variabel yang diteliti yaitu

luas areal tanam tahun

sebelumnya, harga cengkeh

tahun sebelumnya, dummy

BPPC, dan dummy BPKC.

Semua variabel yang diteliti

secara bersama-sama

berpengaruh nyata terhadap

produktivitas cengkeh.

2. Elastisitas penawaran

cengkeh di Kabupaten

Karanganyar bersifat elastis

baik dalam jangka pendek

maupun jangka panjang.

Namun diantara elastisitas

jangka pendek atau jangka

panjang, lebih elastis jangka

panjang

4. Analisis

penawaran jagung

di Jawa Tengah

(Setyowati et al.,

2004)

Penelitian ini

menggunakan

analisis regresi linear

berganda

Hasil analisis data yaitu:

1. Pada uji F, luas areal jagung

pada tahun yang

bersangkutan, produksi

jagung pada tahun

Page 32: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

18

sebelumnya, harga jagung

pada tahun sebelumnya,

harga kacang tanah pada

tahun sebelumnya, harga

pupuk urea pada tahun

sebelumnya serta rata-rata

curah hujan selama musim

tanam, secara bersama-

sama berpengaruh terhadap

penawaran jagung di Jawa

Tengah dengan nilai F

hitung sebesar 18,632

dibandingkan F tabel yaitu

3,37

2. Pada uji t, variabel selain

harga kacang tanah tahun

sebelumnya dan rata-rata

curah hujan selama

musim,tanam berpengaruh

nyata terhadap penawaran

jagung di Jawa Tengah.

3. Dalam jangka pendek

penawaran jagung bersifat

inelastis terhadap

perubahan luas areal

jagung, produksi jagung,

harga jagung, serta harga

pupuk urea. Dalam jangka

panjang penawaran jagung

bersifat elastis terhadap

perubahan luas areal dan

harga jagung. Sedangkan

elastisitas jangka panjang

penawaran jagung bersifat

inelastis terhadap produksi

jagung dan harga pupuk

urea.

5. Analisis

Penawaran

Bawang Merah di

Kabupaten

Karanganyar

(Hendry Alfianto,

2009)

Penelitian ini

menggunakan

analisis regresi linear

berganda dengan

langsung melalui

pendekatan produksi

hasil analisis diperoleh nilai

koefesien korelasi (R2)

sebesar 0,943 dan adjusted R²

sebesar 0,900. uji F diperoleh

nilai F hitung > F tabel

(22,010 > 3,58) pada tingkat

kepercayaan 95%. Hal ini

menunjukkan bahwa semua

variabel yang diteliti secara

Page 33: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

19

bersama-sama berpengaruh

nyata terhadap penawaran

bawang merah di Kabupaten

Karanganyar. Hasil analisis

uji t menunjukkan bahwa

variabel harga bawang merah

tahun sebelumnya, harga

pupuk SP36 tahun t, produksi

bawang merah tahun

sebelumnya dan luas areal

bawang merah tahun t

berpengaruh nyata terhadap

penawaran bawang merah,

sedangkan variabel harga

bawang putih tahun

sebelumnya serta rata-rata

curah hujan tahun t tidak

berpengaruh nyata terhadap

penawaran bawang merah di

Kabupaten Karanganyar.

Berdasarkan nilai koefisien

regresi parsial, variabel luas

areal bawang merah

mempunyai nilai paling

tinggi. Hal ini berarti bahwa

variabel ini mempunyai

pengaruh yang paling besar

terhadap penawaran bawang

merah di Kabupaten

Karanganyar.

6. Analisis

Penawaran Panili

di Provinsi Jawa

Tengah

(Mellynda

Warsito, 2004)

Penelitian ini

menggunakan

analisis regresi linear

berganda

Hasil analisis menunjukkan

bahwa nilai koefisien

adjusted R2 sebesar 0,943, ini

berarti bahwa variabel harga

panili tahun sebelumnya,

jumlah produksi pada tahun

sebelumnya luas areal tahun t,

harga pupuk KCl pada tahun

t, dan curah hujan pada tahun

t dapat menjelaskan variasi

penawaran panili di Provinsi

Jawa Tengah sebesar 94,3 %.

Dari hasil uji F pada tingkat

kepercayaan 95% diketahui

bahwa semua variabel secara

bersama-sama berpengaruh

Page 34: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

20

nyata terhadap penawaran

panili. Dari hasil uji t

diketahui bahwa variabel

jumlah produksi panili pada

tahun sebelumnya, luas areal

tahun t, dan curah hujan pada

tahun t secara arsial

berpengaruh nyata terhadap

penawaran panili tapi variabel

yang paling berpengaruh

adalah luas areal panili pada

tahun t.

2.7 Kerangka Pemikiran

Tanaman lada merupakan salah satu tanaman yang sering digunakan oleh

masyarakat sebagai bahan rempah-rempah masakan. Permintaan lada yang lebih

besar daripada penawaran menyatakan bahwa pada tahun-tahun yang akan datang

jumlah permintaan lada akan melebihi jumlah persediaan karena konsumsi lada

nasional cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Penawaran komoditas lada

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berpengaruh seperti harga lada, luas areal lada

dan rata-rata curah hujan.

Upaya dalam mengetahui perkembangan produksi komoditas lada di

Provinsi Kalimantan Timur, dapat diketahui dengan adanya perubahan jumlah

produksi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor berpengaruh terhadap komoditas

lada di Provinsi Kalimantan Timur dengan menggunakan analisis trend linear

untuk mengetahui perkembangan produksi lada selama 30 tahun.

Keterkaitan antara penawaran komoditas lada dan produksi lada yaitu

karena pada penawaran lada disebabkan oleh adanya produksi lada setiap

tahunnya. Sehingga dapat dibentuk kerangka pemikiran sebagai berikut:

Page 35: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

21

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Analisis Penawaran Komoditas Lada di Provinsi

Kalimantan Timur

Perkebunan Lada di

Kalimantan Timur

Penawaran Lada

Produksi Lada

Faktor-faktor yang mempengaruhi:

1. Harga lada

2. Luas areal lada

3. Rata-rata curah hujan

Page 36: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

22

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Provinsi Kalimantan Timur.

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa daerah

Kalimantan Timur merupakan salah satu sentra komoditas lada di Indonesia.

Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2021.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan sumber data yang

dipakai yaitu dari data sekunder dengan deret waktu (time series) selama kurun

waktu 30 tahun (1990-2019). Data tersebut diambil dari publikasi Badan Pusat

Statistik, Direktorat Jenderal Tanaman Perkebunan, dan Dinas Perkebunan

Kalimantan Timur.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini. Menurut Prabawa (2020), studi pustaka ialah metode pengumpulan

data dengan cara mencari dan menggabungkan sumber data dari laporan

penelitian, buku-buku ilmiah, dan situs yang berkaitan dengan penelitian yang

dilakukan. Data yang diambil atau dikutip dalam penelitian ini berupa data time

series yang tersedia di publikasi Badan Pusat Statistik, Direktorat Jenderal

Tanaman Perkebunan, dan Dinas Perkebunan Kalimantan Timur berdasarkan

Page 37: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

23

deret waktu yang dibutuhkan. Data yang dimaksud yaitu data luas areal lada,

jumlah produksi lada, harga lada dan rata-rata curah hujan di Kalimantan Timur.

3.4 Teknik Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara bertahap mulai dengan

mengelompokkan data, menghitung data, dan menganalisis data, kemudian

membuat kesimpulan dari hasil analisis data. Penelitian ini menggunakan teknik

analisis linear sederhana (analisis trend) dan analisis linear berganda.

3.4.1 Analisis Trend Linear

Trend linear dengan jumlah kuadrat terkecil (least square method)

digunakan untuk menganalisis trend perkembangan produksi lada di Provinsi

Kalimantan Timur.

Persamaan garis trend linear dirumuskan sebagai berikut.

y = a0 + bt

Untuk mencari nilai konstanta a dan b dapat digunakan persamaan berikut.

A =

dan

Keterangan :

y : Nilai trend pada periode tertentu (variabel terikat)

a : Konstanta/intercept dari persamaan trend

b : Parameter atau koefisien regresi dari persamaan trend yang

menunjukkan besarnya perubahan y bila terjadi perubahan satu

satuan pada t

t : Periode waktu (variabel bebas)

Page 38: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

24

3.4.2 Analisis regresi linear berganda

Tujuan dari analisis regresi linear berganda yaitu untuk menguji pengaruh

dua atau lebih variabel independen terhadap suatu variabel dependen yaitu

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran komoditas lada di

Provinsi Kalimantan Timur, secara matematis sebagai berikut:

Qs = b0 + b1ARE+ b2PRC + b3RAF

Keterangan:

Qs = jumlah penawaran lada pada tahun yang bersangkutan (ton)

ARE = luas areal pada tahun yang bersangkutan (ha)

PRC = harga lada (Rp/kg)

RAF = Rata-rata curah hujan (mm/th)

b0 = konstanta

b1-b3 = koefisien regresi

Analisis regresi linear berganda dikerjakan untuk menguji pengaruh dari

variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian yang dilakukan,

yaitu dengan cara:

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) hasil yang menunjukkan pengaruh dari variabel

bebas terhadap variabel tidak bebas. Metode dianggap baik apabila nilai R2 sama

dengan satu atau mendekati satu.

2. Uji Serentak (Uji Fhitung)

Untuk menguji apakah variabel-variabel yang digunakan secara bersama-

sama berpengaruh nyata terhadap jumlah penawaran lada.

Page 39: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

25

3. Pengujian Parsial (Uji t)

Tujuan dari uji t yaitu untuk menguji pengaruh signifikan masing-masing

variabel independen terhadap jumlah penawaran lada (dependen), maka

digunakan uji t (t test).

3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penafsiran yang digunakan untuk mendapat

dan menganalisis data yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

1. Lada adalah komoditas perkebunan yang menjadi objek penelitian untuk

mengetahui perkembangan produksi dan penawarannya.

2. Penawaran lada adalah jumlah produksi lada yang dihasilkan oleh petani

(produsen) di Provinsi Kalimantan Timur, yang dinyatakan dalam satuan ton.

3. Produksi lada adalah banyaknya lada yang dihasilkan dari total areal panen

lada di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun bersangkutan yang dinyatakan

dalam satuan ton.

4. Luas areal lada pada tahun t adalah luas areal tanaman menghasilkan pada

tahun sebelumnya di Provinsi Kalimantan Timur, dinyatakan dalam satuan

Hektar (ha)

5. Harga lada adalah harga lada rata-rata terdeflasi yang berlaku di Provinsi

Kalimantan Timur dan dinyatakan dalam Rp/kg, untuk mengurangi pengaruh

inflasi dilakukan pendeflasian.

6. Rata-rata curah hujan adalah curah hujan rata-rata pada tahun bersangkutan di

Provinsi Kalimantan Timur dinyatakan dalam satuan milimeter per tahun

(mm/th).

Page 40: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

26

Page 41: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

27

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Provinsi Kalimantan Timur dengan Ibu Kota Samarinda merupakan

Provinsi terluas keempat di Indonesia setelah Provinsi Papua, Kalimantan Tengah

dan Kalimantan Barat dengan luas wilayah kurang lebih 127.346,92 km2

atau

sekitar 6,8 persen dari total luas wilayah Indonesia. Secara astronomis, Provinsi

Kalimantan Timur terletak antara 113035’31’’-119

012’48’’ Bujur Timur, antara

2034’23’’ Lintang Utara dan 2

044’14’’Lintang Selatan. Adapun batas-batas

wilayah Provinsi Kalimantan Timur adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kalimantan Utara

Sebelah Timur : Laut Sulawesi dan Selat Makassar

Sebelah Selatan : Kalimantan Selatan

Sebelah Barat : Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Sarawak

(Malaysia)

Berdasarkan pada letak geografis, Kalimantan Timur terdiri dari 10

kabupaten/kota yang terbagi menjadi 7 (tujuh) Kabupaten dan 3 (tiga) Kota yaitu:

Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Paser, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Kutai

Timur, Berau, Penajam Paser Utara, Mahakam Ulu dan Kota Bontang. Kabupaten

Kutai Timur merupakan daerah terluas dengan luas 31.051,71 km2

atau 24,38

persen dari seluruh wilayah di Kalimantan Timur dan sementara itu, Kota

Bontang merupakan wilayah terkecil dengan luas 163,14 km2

atau 0,13 persen

dari total luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur.

Page 42: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

28

Kalimantan Timur memiliki iklim tropis yang hampir sama dengan

wilayah Indonesia pada umumnya. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan

Mei sampai dengan bulan Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi pada

bulan November sampai dengan bulan April. Keadaan ini berlangsung setiap

tahun yang diselingi dengan musim peralihan pada bulan-bulan tertentu. Rata-rata

suhu udara 29,50 C di Kota Samarinda dan sekitarnya tidak menunjukkan

perbedaan yang nyata. Suhu udara maksimum di Kota Samarinda 35,80

C.

Kelembaban udara di Kota Samarinda rata-rata 68 persen dan minimum 39

persen.

4.2 Kondisi Demografis

4.2.1 Jumlah, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk

Pertambahan dan penurunan jumlah penduduk setiap Provinsi beragam.

Jumlah penduduk Kalimantan Timur mengalami peningkatan setiap tahun. Dalam

jangka waktu sepuluh tahun sejak 2011-2020. Pada tahun 2011 jumlah penduduk

berjumlah 3.123,3 ribu jiwa, lalu tahun 2020 meningkat dengan laju pertumbuhan

1,95 persen menjadi 3.793,1 ribu jiwa. Sedangkan, jumlah penduduk Provinsi

Kalimantan Timur tertinggi berada di Kota Samarinda dengan jumlah 886.806

juta jiwa dan jumlah penduduk terendah berada di Kabupaten Mahakam Ulu

dengan jumlah penduduk 26.485 juta jiwa.

Tabel 4.1 Jumlah, Laju Pertumbuhan, dan Kepadatan Penduduk Kalimantan

Timur

Tahun Jumlah

Penduduk (ribu)

Laju Pertumbuhan

per Tahun (%)

Kepadatan Penduduk

per Km2

2010 3028,5 2,37 23,78

Page 43: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

29

2020 3.766,0 2,07 29,57

Sumber: Provinsi Kalimantan Timur dalam Angka, 2021

4.2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Berdasarkan kelompok umur, penduduk dengan umur 0-4 tahun

merupakan kelompok umur terbanyak di Provinsi Kalimantan Timur. Jumlah

penduduk laki-laki sebanyak 1.961.634 jiwa atau 52,09 persen dari penduduk

Kalimantan Timur dan jumlah penduduk perempuan di Kalimantan Timur

sebanyak 1.804.405 jiwa atau 47,91 persen. Sementara itu rasio jenis kelamin

penduduk Kalimantan Timur yaitu sebesar 108,71 yang artinya terdapat 109 laki-

laki per 100 perempuan di Kalimantan Timur pada tahun 2020.

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2020

Kelompok umur

Jenis Kelamin

Laki-laki (jiwa) Perempuan

(jiwa)

Jumlah

0-4 161.118 153.666 314.784

5-9 160.936 153.701 314.637

10-14 171.344 158.824 330.168

15-19 172.970 157.284 332.254

20-24 172.805 158.922 331.727

25-29 170.143 156.594 326.737

30-34 168.395 155.799 324.194

35-39 159.272 147.050 306.322

40-44 149.449 137.287 286.736

45-49 131.119 119.419 250.538

50-54 108.347 96.850 205.197

55-59 85.787 75.728 161.515

60-64 61.171 52.827 113.998

65-69 40.830 35.088 75.918

70-74 25.321 22.053 47.374

75+ 22.627 21.313 43.940

Sumber: Provinsi Kalimantan Timur dalam Angka, 2021

Page 44: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

30

4.2.3 Mata Pencaharian

Berdasarkan pada pengelompokan kategori jenis pekerjaan/mata

pencaharian, pada Februari 2020 penduduk Kalimantan Timur paling banyak yang

bekerja pada sektor pertanian yaitu 428.495 ribu orang atau sebesar 23,08 persen

dari total penduduk Kalimantan Timur yang bekerja. Sementara itu, jasa

kesehatan paling sedikit menyerap tenaga kerja. Pada sektor industri pengolahan,

konstruksi dan perdagangan selalu mengalami peningkatan jumlah pekerja setiap

tahunnya.

Tabel 4.3 Penduduk Usia Produktif yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan

Utama, Februari 2018 - Februari 2020 (Orang)

No. Kegiatan

Utama

Februari

2018

Februari

2019

Februari

2020

Perubahan Perubahan

Feb 2018-

Feb 2019

Feb 2019-

Feb 2020

1. Pertanian 347.901 363.867 428.495 -15.966 -64.628

2. Pertambangan 144.717 140.795 142.191 -1.077 3.603

3. Industri

Pengolahan 115.908 130.507 152.910 -14.599 -22.403

4. Konstruksi 84.908 101.671 108.997 -16.763 -7.326

5. Perdagangan 325.374 349.958 366.805 -24.584 -16.847

6.

Adm.

Pemerintah 114.392 114.065 112.329 327 1.736

7.

Jasa

Pendidikan 103.380 95.613 103.815 7.767 -8.202

8.

Jasa

Kesehatan 28.555 29.939 32.978 -1.384 -3.039

9. Lainnya 71.629 81.549 86.079 -9.920 -4.530

Jumlah 1.336.764 1.412.963 1.534.599 -76.199 -121.636

Sumber: Provinsi Kalimantan Timur dalam Angka, 2020

4.2.4 Pendidikan

Page 45: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

31

Salah satu indikator dari peningkatan sumber daya manusia (SDM) suatu

daerah adalah tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh penduduknya. Pada tahun

2020 persentase tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk

Kalimantan Timur terbanyak berada pada kategori tidak/belum punya ijaza, yaitu

sebesar 37,9 persen dan terkecil pada kategori SD-SMP yaitu hanya 30,5 persen

dari total penduduk Kalimantan Timur pada tahun 2020 yang berjumlah kurang

lebih 3,8 juta jiwa.

Persentase penduduk yang menamatkan jenjang pendidikan SMA ke atas

terus meningkat. Hal tersebut menunjukkan kemajuan dari Provinsi Kalimantan

Timur dalam hal pendidikan.

Tabel 4.4 Persentase Penduduk Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Provinsi

Kalimantan Timur 2020

Kategori Persentase Penduduk (%)

2018 2019 2020

Tidak/belum punya ijaza 35,9 36,3 37,9

SD-SMP 32,3 31,6 30,5

SMA Ke atas 31,8 32,1 31,6

Jumlah penduduk 3.552.191 3.630.765 3.769.073

Sumber: Provinsi Kalimantan Timur dalam Angka, 2021

4.3 Kondisi Pertanian

Pertanian yang ada di Provinsi Kalimantan Timur terbagi menjadi

beberapa sektor yaitu tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Tahun 2020

pada sektor tanaman pangan, komoditas paling unggul yaitu padi dengan luas

lahan 72.525,78 hektar dan berbanding lurus dengan hasil produksinya sebesar

Page 46: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

32

262.855,55 ton. Daerah produksi padi tertinggi berada di Kabupaten Kutai

Kartanegara yaitu sebesar 119,318,88 ton.

Selanjutnya, pada sektor tanaman hortikultura dan tanaman hias ada

beberapa sub sektor didalamnya seperti sayur buah semusim yang diungguli oleh

komoditi tanaman ketimun, sayur buah tahunan yang diungguli oleh tanaman

pisang, biofarmaka diungguli oleh tanaman jahe, dan tanaman hias diungguli oleh

bunga melati. Sementara itu, Provinsi Kalimantan Timur juga memiliki tanaman

perkebunan yang beragam dan menjadi unggulan. Hasil perkebunan pada tahun

2020 di Kalimantan Timur yaitu kelapa sawit sebesar 16.717.254 ton, kelapa

12.468 ton, karet 70.682 ton, kopi 225 ton, kakao 3.307 ton dan lada 5.859 ton

(sedangkan tanaman perkebunan seperti teh, tembakau dan tebu tidak terdapat di

Kalimantan Timur).

Tabel 4.5 Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Provinsi Kalimantan

Timur Tahun 2019-2020

No. Jenis Tanaman

Tahun 2019 Tahun 2020

Luas Areal

(ha)

Produksi

(ton)

Luas Areal

(ha)

Produksi

(ton)

1. Kelapa Sawit 1.227.665 18.343.852 1.228.238 16.717.254

2. Kelapa 21.152 11.013 21.372 12.468

3. Karet 118.638 52.817 118.773 70.682

4. Kopi 2.529 223 1.221 225

5. Kakao 7.328 .513 7.508 3.307

6. Lada 8.921 5.799 9.146 5.859

Sumber: Provinsi Kalimantan Timur dalam Angka, 2021

Page 47: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Komoditas Lada di Provinsi Kalimantan Timur

Lada merupakan salah satu komoditas perkebunan yang banyak

dibutuhkan oleh masyarakat, terutama untuk keperluan memasak karena

kegunaannya sebagai bumbu dapur atau penyedap rasa pada masakan. Dari

ratusan jenis rempah-rempah di dunia, lada adalah rempah-rempah yang paling

banyak digunakan dalam masakan. Lada menjadi barang perdagangan dunia, itu

sebabnya lada disebut sebagai rajanya rempah-rempah atau king of spice.

Lada banyak diminati oleh bangsa-bangsa di Eropa, kontribusi Indonesia

sebagai produsen ekspor lada mencapai 29 persen dari kebutuhan dunia, terbesar

kedua setelah Vietnam. Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu Provinsi

terbesar dari 5 Provinsi di Indonesia sebagai penghasil lada. Khususnya di daerah

Kalimantan Timur, terdapat 8 Kabupaten/Kota yang menjadi daerah produksi lada

dengan luas lahan area tanam cukup besar. Dari 8 Kabupaten, Kutai Kartanegara

memiliki potensi terbesar dari daerah lainnya seperti Berau, Penajam Paser Utara,

Kutai Timur dan lainnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Indonesia, jumlah produksi lada di Kalimantan Timur mengalami fluktuasi namun

cenderung meningkat selama lima tahun terakhir dari tahun 2015 sampai 2019.

Produksi lada di Kalimantan Timur pada tahun 2015 sebesar 6.923 ton, pada

tahun 2016 menurun menjadi 4.727 ton dan pada tahun 2017 kembali mengalami

peningkatan yang cukup besar yaitu sebesar 6.057 ton. Kemudian pada tahun

Page 48: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

34

2018 semakin meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 6.484 ton, sedangkan pada

tahun 2019 jumlah produksi lada mengalami penurunan sebesar 5.799 ton.

5.1.1 Perkembangan Produksi Lada di Provinsi Kalimantan Timur

Produksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh produsen atau petani lada

untuk menghasilkan lada dalam memenuhi kebutuhan masyarakat maupun

keluarganya. Produksi lada pada tahun sebelumnya akan mempengaruhi harga dan

hasil produksi pada tahun berikutnya. Apabila jumlah produksi pada tahun

sebelumnya naik maka harga lada akan turun begitupula sebaliknya sehingga

menjadi pertimbangan bagi petani untuk memperluas areal perkebunan lada atau

mengkonversinya menjadi perkebunan komoditas lain yang memiliki nilai

ekonomi yang lebih tinggi.

Berikut disajikan grafik perkembangan jumlah produksi lada di Provinsi

Kalimantan Timur untuk periode tahun 1990-2019.

Gambar 5.1 Perkembangan Produksi Lada (ton) di Provinsi Kalimantan Timur

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

199

0

199

1

199

2

199

3

199

4

199

5

199

6

199

7

199

8

199

9

200

0

200

1

200

2

200

3

200

4

200

5

200

6

200

7

200

8

200

9

201

0

201

1

201

2

201

3

201

4

201

5

201

6

201

7

201

8

201

9

Trend Produksi Lada (ton) di Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 1990-2019

Y= 4777,370 + 107,303t

Page 49: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

35

Pada grafik di atas terlihat bahwa produksi lada tertinggi terjadi pada tahun

2008 yaitu mencapai 11.080 ton karena pada saat itu lada Kalimantan Timur

masih sangat dikenal dan diminati oleh pasar dalam maupun luar negeri.

Sedangkan jumlah produksi lada paling rendah terjadi pada tahun 1994 yaitu

hanya 2.372 ton, hal tersebut dikarenakan pada tahun tersebut harga lada putih

yang merupakan jenis lada yang ada di Kalimantan Timur jatuh di pasaran dunia

sampai pada titik yang paling rendah dan bencana kebakaran lahan serta kemarau

panjang yang melanda sehingga butuh beberapa tahun untuk membangkitkan lagi

produksi lada yang ada di Kalimantan Timur (Dinas Perkebunan Kalimantan

Timur, 2019). Perkembangan jumlah produksi lada di Provinsi Kalimantan Timur

selama periode 1990-2019 mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat.

Peningkatan jumlah produksi terjadi pada periode 2004-2005, yaitu mengalami

peningkatan mencapai 2.323 ton atau sebesar 33,39 persen, sedangkan penurunan

jumlah produksi lada terjadi pada periode 1993-1994 yaitu mengalami penurunan

hingga 3.537 ton atau sebesar 59,86 persen. Selama kurun waktu tersebut luas

areal lada di Provinsi Kalimantan Timur mengalami peningkatan rata-rata hingga

44 ton atau 4 persen per tahun.

Berdasarkan hasil analisis trend linear juga dapat dilihat bahwa produksi

lada di Provinsi Kalimantan Timur selama kurun waktu tahun 1990 sampai 2019

mengalami trend meningkat, yaitu produksi naik sebesar 107,303 ton per tahun.

Pada tahun 1990 produksi lada sebesar 4.476 ton, kemudian mengalami

peningkatan yang cukup besar pada tahun 1991 sebesar 6.251 ton. Pada tahun

1992 produksi lada mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 5.809

Page 50: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

36

ton, namun pada tahun 1993 kembali meningkat sebesar 5.909 ton. Produksi lada

kembali mengalami penurunan yang sangat drastis dari tahun 1994 sampai 1997

dibandingkan dengan tahun 1993 yaitu pada tahun 1994 jumlah produksi sebesar

2.372 ton, tahun 1995 sebesar 2.435 ton, tahun 1996 sebesar 3.848 ton, tahun

1997 sebesar 3.382.

Produksi lada pada tahun 1998 hingga tahun 2003 terus mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya , yaitu pada tahun 1998 sebesar 3.791 ton,

tahun 1999 sebesar 5.655 ton, tahun 2000 sebesar 5.707 ton, tahun 2001 sebesar

5.874, tahun 2002 sebesar 7.060 dan tahun 2003 sebesar 7.067. Pada tahun 2004

jumlah produksi lada kembali menurun sebesar 6.957 ton. Namun pada tahun

2005 sampai 2008 produksi lada meningkat pesat dan merupakan puncak produksi

terbesar dari tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun 2005 sebesar 9.280 ton, tahun

2006 sebesar 9.962 ton, tahun 2007 sebesar 10.337 ton dan tahun 2008 sebesar

11.080.

Pada tahun 2009 produksi lada menurun hingga sebesar 8.980 ton,

kemudian pada tahun 2010 kembali meningkat sebesar 8.994 ton dan kembali

menurun pada tahun 2011 hingga sebesar 7.850 ton. Selanjutnya pada tahun 2012

menurun sebesar 6.630 ton dan kembali meningkat tiga tahun berturut-turut yaitu

pada tahun 2013 sebesar 6.818 ton, tahun 2014 sebesar 6.704 ton, dan tahun 2015

sebesar 6.923 ton. Kemudian tahun 2016 mengalami penurunan yang cukup

drastis hingga sebesar 4.727 ton. Dalam tiga tahun terakhir, produksi lada

mengalami fluktuasi yaitu pada tahun 2017 sebesar 6.056 ton, tahun 2018 sebesar

6.484 dan pada tahun 2019 sebesar 5.799 ton.

Page 51: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

37

Tingkat produksi lada di Provinsi Kalimantan Timur yang mengalami

fluktuasi disebabkan oleh harga lada yang juga mengalami fluktuasi dan juga

pengalihan perkebunan lada ke perkebunan komoditas lain oleh petani lada.

Apabila harga lada menurun maka penawaran akan lada juga ikut menurun,

sehingga jumlah produksi juga akan menurun, begitupun sebaliknya. Kemudian

perubahan luas areal perkebunan lada berbanding lurus dengan produksi lada

tersebut yang disebabkan karena harga lada yang semakin menurun maka petani

mengalih fungsikan lahan lada dengan komoditi yang memberikan nilai ekonomi

yang lebih tinggi (Dinas Perkebunan Kalimantan Timur, 2019).

Perkembangan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran komoditas

lada di Provinsi Kalimantan Timur adalah sebagai berikut:

5.1.2 Perkembangan Luas areal Lada di Provinsi Kalimantan Timur

Variabel luas areal lada yang digunakan dalam penelitian ini adalah luas

areal lada pada tahun sebelumnya. Sehingga luas areal lada pada suatu tahun akan

sangat mempengaruhi jumlah produksi lada yang selanjutnya berpengaruh

terhadap penawaran lada.

Page 52: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

38

Gambar 5.2 Perkembangan Luas Areal Lada di Provinsi Kalimantan Timur

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa perkembangan luas areal lada di

Provinsi Kalimantan Timur selama periode 1990-2019 mengalami fluktuasi

namun cenderung menurun, juga dapat dilihat bahwa luas areal lada di Provinsi

Kalimantan Timur selama kurun waktu tahun 1990 sampai 2019 mengalami trend

menurun sebesar 45,275 ton per tahun. Pada tahun 2002 hingga tahun 2009 luas

areal lada relatif stabil dan tinggi. Peningkatan luas areal lada terjadi pada periode

2001 ke 2002, yaitu mengalami peningkatan mencapai 3.040 ha atau sebesar

28,18 persen, sedangkan penurunan luas areal lada terjadi pada periode 2009 ke

2010 yaitu mengalami penurunan hingga 2.401 ha atau sebesar 16,11 persen.

Selama kurun waktu tersebut luas areal lada di Provinsi Kalimantan Timur

mengalami penurunan rata-rata hingga 26 ha per tahun. Luas areal lada tertinggi

terjadi pada tahun 2009 yaitu mencapai 14.906 ha. Sedangkan luas areal lada

paling rendah terjadi pada tahun 1998 yaitu hanya 8.790 ha, hal tersebut

disebabkan oleh adanya kebakaran lahan perkebunan dan juga kemarau yang

berkepanjangan (Dinas Perkebunan Kalimantan Timur, 20210).

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

160001

99

0

199

1

199

2

199

3

199

4

199

5

199

6

199

7

199

8

199

9

200

0

200

1

200

2

200

3

200

4

200

5

200

6

200

7

200

8

200

9

201

0

201

1

201

2

201

3

201

4

201

5

201

6

201

7

201

8

201

9

Trend Luas Areal Lada (ha) di Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 1990-2019

Y= 102.180 - 45,275t

Page 53: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

39

Penurunan luas areal dalam 5 tahun terakhir dipengaruhi oleh fluktuasi

harga lada, kemudian mempengaruhi kinerja sistem komoditas yang ditunjukkan

oleh produksi dan pada saat ini perkebunan lada di Kalimantan Timur telah

mengalami penurunan kemampuan produksi sehingga harus diremajakan. Selain

itu penurunan luas areal lada disebabkan oleh alih fungsi lahan menjadi kelapa

sawit, tanaman pangan dan sektor pertambangan.

5.1.3 Perkembangan Harga Lada di Provinsi Kalimantan Timur

Harga lada merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi

petani untuk mengusahakan lada pada tahun berikutnya. Petani yang berorientasi

pada keuntungan akan mengusahakan suatu komoditas yang relatif

menguntungkan dibandingkan komoditas lainnya. Variabel harga lada yang

digunakan dalam penelitian ini adalah harga lada yang siap untuk dipasarkan.

Untuk menghilangkan pengaruh inflasi maka harga nominal terlebih dahulu

dideflasi menjadi harga riil.

Page 54: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

40

Gambar 5.3 Perkembangan Harga Lada di Provinsi Kalimantan Timur

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa perkembangan harga lada di

Provinsi Kalimantan Timur selama periode 1990-2019 mengalami fluktuasi

namun cenderung meningkat, juga dapat dilihat bahwa harga lada di Provinsi

Kalimantan Timur selama kurun waktu tahun 1990 sampai 2019 mengalami trend

meningkat sebesar 2.827,24 persen per tahun. Pada tahun 1990-1996 dan tahun

2002-2009 perkembangan harga lada relatif stabil. Peningkatan harga terjadi pada

periode 2013-2014, yaitu mengalami peningkatan mencapai Rp 38.709 per kg

atau sebesar 58,95 persen, sedangkan penurunan harga lada terjadi pada periode

2018-2019 yaitu mengalami penurunan hingga Rp 46.189 per kg atau sebesar

52,29 persen. Selama kurun waktu tersebut harga lada di Provinsi Kalimantan

Timur mengalami peningkatan rata-rata hingga Rp 1.330 per kg atau 22 persen

per tahun. Harga lada tertinggi terjadi pada tahun 2016 yaitu mencapai Rp

143.708 per kg. Sedangkan harga lada paling rendah terjadi pada tahun 1990 yaitu

hanya Rp 2.250per kg. Lada merupakan komoditas ekspor sehingga fluktuasi

-20,000

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,0001

99

0

199

1

199

2

199

3

199

4

199

5

199

6

199

7

199

8

199

9

200

0

200

1

200

2

200

3

200

4

200

5

200

6

200

7

200

8

200

9

201

0

201

1

201

2

201

3

201

4

201

5

201

6

201

7

201

8

201

9

Trend Harga Lada (Rp/kg) di Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 1990-2019

Y= -5634688 + 2827,24t

Page 55: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

41

harga di pasar internasional berpengaruh langsung terhadap harga lada dalam

negeri.

5.1.4 Perkembangan Rata-rata Curah Hujan di Provinsi Kalimantan Timur

Curah hujan merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh

terhadap produksi lada karena curah hujan berhubungan dengan ketersediaan air

tanah yang diperoleh oleh tanaman lada. Perubahan pola curah hujan merupakan

salah satu unsur iklim yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman lada. Tingginya curah hujan berdampak nyata pada tanaman

lada saat fase generatif yaitu pada saat pembungaan, apabila saat pembungaan

banyak hujan turun atau curah hujan tinggi maka proses pembungaan akan

terganggu.

Gambar 5.4 Perkembangan Rata-rata Curah Hujan (mm/th) di Provinsi

Kalimantan Timur

0.0

50.0

100.0

150.0

200.0

250.0

300.0

199

0

199

1

199

2

199

3

199

4

199

5

199

6

199

7

199

8

199

9

200

0

200

1

200

2

200

3

200

4

200

5

200

6

200

7

200

8

200

9

201

0

201

1

201

2

201

3

201

4

201

5

201

6

201

7

201

8

201

9

Trend Curah Hujan (mm/th) di Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 1990-2019

Y= -1.512 + 0,850t

Page 56: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

42

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perkembangan rata-rata curah hujan

di Provinsi Kalimantan Timur selama periode 1990-2019 mengalami fluktuasi

namun cenderung meningkat, juga dapat dilihat bahwa rata-rata curah hujan di

Provinsi Kalimantan Timur selama kurun waktu tahun 1990 sampai 2019

mengalami trend yang meningkat sebesar 0,850 persen per tahun. Peningkatan

curah hujan terjadi pada periode 1999-2000, yaitu mengalami peningkatan

mencapai 208,1 mm per tahun, sedangkan penurunan rata-rata curah hujan terjadi

pada periode 1998-1999 yaitu mengalami penurunan hingga 161,1 mm/th atau

sebesar 95,69 persen. Selama kurun waktu tersebut curah hujan di Provinsi

Kalimantan Timur mengalami penurunan rata-rata hingga 1 mm per tahun. Rata-

rata curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu mencapai 249,2 mm per

tahun. Sedangkan rata-rata curah hujan paling rendah terjadi pada tahun 1997

yaitu hanya 139,9 mm per tahun, hal tersebut dikarenakan pada tahun tersebut

terjadi fenomena el nino yang cukup parah di daerah Kalimantan yaitu musim

kemarau yang berkepanjangan bahkan sampai terjadinya kebakaran hutan di

Indonesia dan musim hujan yang terbilang singkat.

Menurut Kandiannan et al., (2011) menyatakan bahwa faktor iklim seperti

suhu maksimum, suhu minimum, curah hujan dan kelembaban relatif maksimum

memiliki hubungan yang signifikan terhadap produksi lada. Kemudian

ditambahkan oleh Srinivasan (2007) melaporkan bahwa produksi lada hitam yang

tinggi berhubungan dengan kelembaban yang relatif maksimum, diikuti rata-rata

curah hujan, lama penyinaran, kecepatan angin dan penguapan. Curah hujan

merupakan faktor utama yang mempengaruhi pembungaan dan pembentukan

Page 57: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

43

buah yang mengarah pada peningkatan produksi tanaman lada yang kemudian

ikut berpengaruh pula terhadap naik turunnya jumlah penawaran lada.

5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran Lada di Provinsi

Kalimantan Timur

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa faktor

yang mempengaruhi penawaran komoditas lada di Provinsi Kalimantan Timur

yaitu, luas areal lada, harga lada dan rata-rata curah hujan Provinsi Kalimantan

Timur. Koefisien determinan (R2) yang dihasilkan dari analisis regresi linear

berganda dengan menggunakan bantuan program pengolah data EVIEWS adalah

sebesar 0,384492, artinya besar sumbangan dari ketiga variabel bebas yaitu luas

areal lada, harga lada dan rata-rata curah hujan Provinsi Kalimantan Timur

mampu menjelaskan varians sebesar 38,44 persen sedangkan sisanya 61,56 persen

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

Hasil analisis regresi linear berganda yang mempengaruhi penawaran

komoditas lada di Provinsi Kalimantan Timur dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 5.1 Hasil Estimasi Penawaran Lada di Provinsi Kalimantan Timur

Variabel bebas koefisien t_statistik P

Luas Areal (ARE) *** 1,362691 3,595730 0,0013

Harga Lada (PRC) *** 0,163802 2,999341 0,0059

Rata-Rata Curah Hujan (RAF) -0,055095 -0,0134406 0,8941

Kostanta = -53111,60

R2 = 0,384492 (38,44%)

F hitung = 5,413838

Page 58: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

44

***) : Signifikan (α = 1%)

**) : Signifikan (α = 5%)

*) : Signifikan (α = 10%)

Sumber: Data sekunder setelah diolah, 2021

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan

sebagai berikut:

Qs = -53111 + 1,362 ARE + 0,163 PRC - 0,055 RAF

Keterangan:

QS = jumlah penawaran lada pada tahun yang bersangkutan (ton)

ARE = luas areal pada tahun yang bersangkutan (ha)

PRC = harga lada (Rp/kg)

RAF = Rata-rata curah hujan (mm/th)

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa

nilai uji F (overal all test) adalah 5,413838 dan berpengaruh nyata terhadap

tingkat kepercayaan sebesar 99 persen. Hal ini berarti bahwa ketiga variabel bebas

(luas areal lada, harga lada dan rata-rata curah hujan Provinsi Kalimantan Timur)

yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran

lada berpengaruh secara bersama-sama terhadap variasi naik turunnya penawaran

lada. Hasil analisis juga memberikan pemahaman bahwa koefisien R2 penawaran

lada ini sebesar 38,44 persen, sedangkan sisanya 61,56 persen dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

Dari hasil analisis, variabel yang berpengaruh signifikan terhadap

penawaran lada adalah luas areal lada dan harga lada. Variabel luas areal lada

Page 59: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

45

memiliki nilai koefisien sebesar 1,362691. Nilai koefisien tersebut menunjukkan

korelasi positif dan berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99 persen (0,001

< 0,05) terhadap penawaran lada, artinya bahwa secara kuantitatif apabila luas

areal lada naik satu persen maka penawaran akan lada juga meningkat sebesar

1,36 persen. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Henny (2006)

yang menjelaskan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap penawaran

lada hitam di Provinsi Lampung yaitu luas areal dibandingkan dengan variabel-

variabel lainnya dengan tingkat kepercayaan 99 persen.

Nilai koefisien variabel harga lada di Kalimantan Timur sebesar 0,163802.

Nilai koefisien variabel tersebut menunjukkan korelasi positif dan secara statistik

berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99 persen (0,005<0,05) terhadap

penawaran lada, artinya secara kuantitatif apabila harga lada naik satu persen

maka penawaran akan lada meningkat sebesar 0,16 persen. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Nifka (2013) yang menjelaskan bahwa variabel

yang paling berpengaruh terhadap penawaran kopi robusta di Provinsi Jawa

Tengah yaitu harga kopi robusta dibandingkan dengan variabel-variabel lainnya

dengan tingkat kepercayaan 99 persen dan diperkuat oleh pendapat Agus

Wahyudi (2019) yaitu perkembangan harga berpengaruh terhadap produksi lada

karena jika harga lada relatif tinggi maka petani melakukan perluasan area

perkebunan lada, namun pada saat harga rendah petani tidak melakukan

pemeliharaan kebun sehingga produksi cenderung menurun.

Nilai koefisien variabel rata-rata curah hujan di Kalimantan Timur sebesar

-0,055095. Nilai koefisien variabel tersebut menunjukkan korelasi negatif dan

Page 60: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

46

secara individual tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran lada, artinya bahwa

secara kuantitatif apabila rata-rata curah hujan naik satu persen maka penawaran

akan lada menurun sebesar 0,055 persen. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Setyowati (2004) yang menjelaskan bahwa variabel yang tidak

signifikan terhadap penawaran jagung di Jawa Tengah yaitu rata-rata curah hujan

dibandingkan dengan variabel-variabel lainnya dan diperkuat oleh pendapat dari

Faradiba (2018) yaitu dampak kondisi curah hujan ekstrim yang terjadi pada

sektor pertanian dapat mengakibatkan kegagalan panen, kegagalan panen yang

terjadi secara global dapat berdampak pada penurunan produktivitas maupun

kualitas produksi di sektor perkebunan.

Page 61: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai analisis

penawaran komoditas lada di Provinsi Kalimantan Timur selama periode 1990-

2019, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perkembangan produksi lada di Provinsi Kalimantan Timur selama kurun

waktu tahun 1990 sampai 2019 mengalami fluktuasi namun cenderung

meningkat, produksi lada meningkat sebesar 107,303 ton/ tahun.

2. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap penawaran lada di Provinsi

Kalimantan Timur adalah luas areal lada dan harga lada. Semakin meningkat

luas areal lada maka penawaran akan lada juga semakin meningkat, artinya

apabila luas areal lada naik satu persen maka penawaran akan lada meningkat

sebesar 1,36 persen. Dan semakin tinggi harga lada maka penawaran akan lada

semakin meningkat, artinya apabila harga lada naik satu persen maka

penawaran akan lada meningkat sebesar 0,16 persen.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai analisis

penawaran komoditas lada di Provinsi Kalimantan Timur selama periode 1990-

2019, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Perlu diadakannya peningkatan kualitas lada sehingga arah perkembangan

produksi lada di Provinsi Kalimantan Timur positif yaitu dengan adanya

peningkatan kualitas diharapkan juga penawaran lada dapat meningkat.

Page 62: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

48

2. Kebijakan pemerintah mengenai penawaran lada di Kalimantan Timur yaitu

melalui intensif harga lada, karena apabila harga lada naik maka petani akan

terdorong untuk meningkatkan produksi sehingga akan terjadi pula

peningkatan luas areal. Usaha ekstensifikasi ini harus diikuti dengan

peningkatan intensifikasi lahan. Selain itu, areal tanam lada sebisa mungkin

diperluas dan mencegah terjadinya konversi lahan lada menjadi lahan

komoditas lain.

Page 63: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

49

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous dalam Elizabeth,R. 2002. Keragaan Komoditas Lada Indonesia (Studi

Kasus di Kabupaten Bangka). Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial

Ekonomi Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Bogor.

Atika,S dan Afiuddin,S.2015. Analisis Prospek Ekspor Karet Indonesia ke Jepang.

Jurnal Ekonomi Pembangunan, 3(1)

Badan Pusat Statistik. 2020. Kalimantan Timur dalam angka 1990-2020. Badan

Pusat Statistik, Kalimantan Timur.

Damara, Kevin. 2020. Analisis Faktor-Faktor Produksi Lada di Desa Setia Budi

Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang. Jurnal Sains Mahasiswa

Pertanian, Vol 9(1)

Deras, Usman et al . 2009. Kondisi Kritis Lada Putih Bangka Belitung. Jurnal

litbang pertanian.

Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur. 1990-2020. Buku Statistik

Perkebunan. Kalimantan Timur.

Downey dan Erickson Dalam Syafi’ah. 2010. Analisis Penawaran Salak Pondoh

di Kabupaten Sleman. Skripsi. Fakultas Pertanian: Universitas Sebelas

Maret. Surakarta.

Faradiba. 2018. Analisis Pola Curah Hujan Terhadap Produktivitas Tanaman Padi

Sawah di Provinsi Jawa Barat. Jurnal EduMatSains, vol 4 (2)

Findlay,C.,McTaggart,D., & Parkin,M. 2013. Economics. Frenchs Forest, New

South Wales. Australia: Person Australia.

Gilarso, T. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Grup Bank Dunia. 2008. Laporan Pembangunan Dunia 2008: Pertanian untuk

Pembangunan. Salemba Empat. Jakarta.

Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andi, Yogyakarta

Murniati, Henny. 2006. Analisis Penawaran Lada Hitam di Provinsi Lampung.

Skripsi. Fakultas Pertanian: Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Ilham Nurllah dan Jaya Iswari, 2019. Pengaruh Perubahan Harga Lada Putih

Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Jebus Kabupaten

Page 64: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

50

Bangka Barat. Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan

Agribisnis, 5(2):224-234

Kandiannan,KParthasarathy,U.,Krisnamurthy,K.S.,Thankamani,C.K.,Srinirasan,V

., & Aipe,K.C. 2011. Modeling the Association of Weather and Blck

Pepper Yield. Indian Journal of Horticulture, 68(1), 96-102.

Kementrian Perdagangan.2014. Analisis Kebijakan Harga Pada Komoditas

Pertanian. Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri.

Kurniawan, P dan Budhi, M.K.S. 2015. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro.

Penerbit Andi, Yogyakarta

Lipsey. 1995. Pengantar Mikro Ekonomi. Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Nicholson,W. 1999. Teori Mikro Ekonomi: Prinsip Dasar dan Pengembanganya.

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Nisarafika,Nifka. 2013. Analisis Penawaran Kopi Robusta di Provinsi Jawa

Tengah. Skripsi. Fakultas Pertanian: Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Prabawa, B.A.T. 2020. Hubungan Strategi Komunikasi Penyuluhan Pertanian

dengan Perilaku Petani Jahe Subak Sarwa Ada Desa Taro, Kecamatan

Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Bali: Nilacakra.

Sarpian, T. 2003. Pedoman Perkebunan Lada dan Analisis Usahatani. Kanisius,

Yogyakarta.\

Setyowati et al . 2004. Analisis Penawaran Jagung di Jawa Tengah. Skripsi.

Fakultas Pertanian: Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Siagian,E. 2001. Analisis Efesiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani

Wortel di Cisarua. Skripsi. Fakultas Pertanian: IPB. Bogor

Sihombing,F.N.,Tampubolon,K & Juniarsih, T. 2020. Regresi Faktor Curah

Hujan, Kelembaban Udara dan Hari Hujan Terhadap Produksi Lada.

Jurnal Agroteknologi dan Perkebunan.

Soekartawi.1991. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Suratiyah, K. 2008. Ilmu Usahatani. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta

Tjiptono, F. 2013. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Page 65: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

51

Wahyudi, A.F. 2017. Menuju Agribisnis Indonesia Yang Berdaya Saing. IPB.

Bogor

Wahyudi, A dan Wulandari, S. 2019. Inovasi Teknologi dan Kelembagaan untuk

Mendukung Keberlangsungan Usahatani Lada di Kalimantan Timur.

Jurnal Littri.

Wahyuni dan Setiono,R. 2005. Morfologi dan Pertumbuhan Bibit Lada Hasil

Persilangan. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor, Vol

11(2).

Page 66: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

52

LAMPIRAN

Page 67: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

53

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

Page 68: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

54

Lampiran 2. Hasil Analisis Regresi Trend Linear Produksi Lada

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,432a ,186 ,157 2009,04604

a. Predictors: (Constant), T

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 25877567,845 1 25877567,845 6,411 ,017b

Residual 113015447,52

1

28 4036265,983

Total 138893015,36

7

29

a. Dependent Variable: Produksi (Y)

b. Predictors: (Constant), T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4777,370 752,333 6,350 ,000

T 107,303 42,378 ,432 2,532 ,017

a. Dependent Variable: Produksi (Y)

Page 69: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

55

Lampiran 3. Hasil Analisis Regresi Trend Linear Luas Areal Lada

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,195532456 R Square 0,038232941 Adjusted R

Square 0,003884118 Standard Error 2034,461092 Observations 30

ANOVA

df SS MS F Significance

F

Regression 1 4607067,983 4607067,983 1,113078627 0,300432626

Residual 28 115892894,2 4139031,935 Total 29 120499962,2

Coefficients Standard

Error t Stat P-value

Intercept 102.180,4070

86.022,0222 1,187840094 0,244875196

Tahun

-45,27541713 42,91405351

-1,055025415 0,300432626

Page 70: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

56

Lampiran 4. Hasil Analisis Regresi Trend Linear Harga Lada

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,761a ,579 ,564 21612,96705

a. Predictors: (Constant), T

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 17964948690,223 1 17964948690,223 38,459 ,000b

Residual 13079369650,014 28 467120344,643

Total 31044318340,238 29

a. Dependent Variable: Harga Lada

b. Predictors: (Constant), T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -5634688,410 913849,441 -6,166 ,000

T 2827,243 455,895 ,761 6,202 ,000

a. Dependent Variable: Harga Lada

Page 71: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

57

Lampiran 5. Hasil Analisis Regresi Trend Linear Rata-rata Curah Hujan

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1624,201 1 1624,201 2,067 ,162b

Residual 21997,473 28 785,624

Total 23621,675 29

a. Dependent Variable: rata-rata curah hujan

b. Predictors: (Constant), t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1512,539 1185,135 -1,276 ,212

t ,850 ,591 ,262 1,438 ,162

a. Dependent Variable: rata-rata curah hujan

Page 72: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

58

Lampiran 6. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Dependent Variable: LNQS Method: Least Squares Date: 06/08/21 Time: 13:43 Sample: 1990 2019 Included observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -53111.60 37895.63 -1.401523 0.1729

LNARE 1.362691 0.378975 3.595730 0.0013 LNPRC 0.163802 0.054613 2.999341 0.0059 LNRAF -0.055095 0.409918 -0.134406 0.8941

R-squared 0.384492 Mean dependent var 87065.47

Adjusted R-squared 0.313472 S.D. dependent var 3815.396 S.E. of regression 3161.323 Akaike info criterion 19.07893 Sum squared resid 2.60E+08 Schwarz criterion 19.26576 Log likelihood -282.1840 Hannan-Quinn criter. 19.13870 F-statistic 5.413838 Durbin-Watson stat 0.809445 Prob(F-statistic) 0.004979

Estimation Command: ========================= LS QS C LNARE LNPRC LNRAF Estimation Equation: ========================= QS = C(1) + C(2)*LNARE + C(3)*LNPRC + C(4)*LNRAF Substituted Coefficients: ========================= QS = -53111.6037045 + 1.36269098948*LNARE + 0.16380244799*LNPRC - 0.0550953840723*LNRAF

Page 73: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

59

Lampiran 6. Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi

Page 74: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

60

Page 75: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

61

lampiran 8. Uji Plagiasi

Page 76: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

62

Page 77: ANALISIS PENAWARAN KOMODITAS LADA DI PROVINSI …

RIWAYAT HIDUP

Hervita Sari, lahir di Bone tanggal 06 Desember 1999 dari

Bapak Martang dan Ibu Jumriati. Penulis merupakan anak

kedua dari tiga bersaudara.

Pendidikan formal yang dilalui oleh penulis adalah SDN 197

Tanete Harapan 2011, SMPN 12 Berau (SMPN 1 Segah) 2014, SMKN 5 Berau

2017. Pada tahun yang sama, penulis resmi menjadi salah satu mahasiswa jurusan

Agribisnis Fakultas Pertanian di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Selain menjadi mahasiswa aktif, penulis juga mengisi waktunya dengan

bergabung dalam organisasi internal dan eksternal kampus yaitu Ikatan

Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai departemen bidang IMMawati dan

Bendahara 1 tahun 2018-2020, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Agribisnis

sebagai anggota Bidang Pemberdayaan Perempuan tahun 2018-2019, dan

organisasi daerah tingkat I Asrama Mahasiswa Kalimantan Timur (AMKT)

Mulawarman Makassar sebagai Sekretaris Umum tahun 2019-2020.

Penulis pernah magang di UPT Balai Benih Tanaman Pangan Provinsi

Sulawesi Selatan. Penulis merupakan penerima beasiswa Berau Gemilang tahun

2018 dan beasiswa Kaltim Tuntas Prestasi Akademik tahun 2019. Tugas akhir

dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul

―Analisis Penawaran Komoditas Lada di Provinsi Kalimantan Timur‖.