analisis pareto adalah teknik statistik dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk pemilihan...

Upload: rida-sari-juli-anti

Post on 10-Jan-2016

89 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Analisis Pareto adalah teknik statistik dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk pemilihan sejumlah tugas yang menghasilkan efek keseluruhan yang signifikan. Ia menggunakan Prinsip Pareto (juga dikenal sebagai aturan 80/20) gagasan bahwa dengan melakukan 20% dari pekerjaan Anda dapat menghasilkan 80% dari manfaat melakukan seluruh pekerjaan. Atau dalam hal peningkatan kualitas, mayoritas besar masalah (80%) diproduksi oleh beberapa penyebab utama (20%). Hal ini juga dikenal sebagai beberapa penting dan banyak sepele.Pada akhir 1940-an guru manajemen kualitas Joseph M. Juran menyatakan prinsip dan diberi nama setelah ekonom Italia Vilfredo Pareto, yang mengamati bahwa 80% dari pendapatan di Italia pergi ke 20% dari populasi. Pareto kemudian dilakukan survei pada sejumlah negara lain dan ditemukan untuk mengejutkan bahwa suatu distribusi yang serupa diterapkan.Aturan 80/20 dapat diterapkan pada hampir semua hal: 80% dari keluhan pelanggan timbul dari 20% dari produk atau jasa. 80% dari keterlambatan dalam jadwal timbul dari 20% dari kemungkinan penyebab penundaan. 20% dari produk atau jasa account untuk 80% dari keuntungan Anda. 20% dari penjualan Anda force menghasilkan 80% dari pendapatan perusahaan Anda. 20% dari cacat sistem menyebabkan 80% dari masalah.Prinsip Pareto memiliki banyak aplikasi dalam kontrol kualitas. Ini adalah dasar bagi diagram Pareto, salah satu alat utama yang digunakan dalam kontrol kualitas total dan Six Sigma.Dalam PMBOK memesan Pareto digunakan untuk memandu tindakan korektif dan membantu tim proyek mengambil tindakan untuk memperbaiki masalah yang menyebabkan jumlah terbesar cacat pertama.Analisis ParetoTujuh langkah untuk mengidentifikasi penyebab penting menggunakan Analisis Pareto [1]:1. Formulir tabel daftar penyebab dan frekuensi mereka sebagai persentase.2. Mengatur baris dalam urutan penurunan pentingnya penyebab, yaitu penyebab paling penting pertama.3. Tambahkan kolom persentase kumulatif ke meja.4. Plot dengan penyebab pada x-axis dan persentase kumulatif pada sumbu-y.5. Bergabung dengan poin di atas untuk membentuk kurva.6. Plot (pada grafik yang sama) grafik batang dengan penyebab pada x-axis dan persen frekuensi pada sumbu-y.7. Menarik garis di 80% pada y-axis sejajar dengan sumbu-x. Kemudian turun garis pada titik persimpangan dengan kurva pada sumbu-x. Ini titik pada sumbu-x memisahkan penyebab penting pada penyebab kiri dan kurang penting di sebelah kanan.

Ini adalah contoh sederhana diagram Pareto menggunakan data sampel menunjukkan frekuensi relatif dari penyebab kesalahan pada situs. Hal ini memungkinkan Anda untuk melihat apa yang 20% dari kasus yang menyebabkan 80% dari masalah dan di mana upaya harus difokuskan untuk mencapai peningkatan terbesar.Nilai Prinsip Pareto untuk seorang manajer proyek adalah bahwa hal itu mengingatkan Anda untuk fokus pada 20% dari hal-hal penting. Dari hal-hal yang Anda lakukan selama proyek Anda, hanya 20% yang benar-benar penting. Mereka menghasilkan 80% 20% dari hasil Anda. Mengidentifikasi dan fokus pada hal-hal pertama, tetapi tidak benar-benar mengabaikan sisanya 80% penyebab

Analisis Pareto adalah teknik statistik dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk pemilihan sejumlah tugas yang menghasilkan efek keseluruhan yang signifikan. Ia menggunakan Prinsip Pareto (juga dikenal sebagai aturan 80/20) gagasan bahwa dengan melakukan 20% dari pekerjaan Anda, dapat menghasilkan 80% dari keuntungan melakukan seluruh pekerjaan. Atau dalam hal peningkatan kualitas, sebagian besar masalah (80%) diproduksi oleh beberapa penyebab utama (20%). Paham kagak gan???Ane pertama kali baca gak mudeng juga, tapi akhirnya paham. Jadi gini lho, ketika ada sebuah pekerjaan (kita anggep pekerjaan dari awal hingga akhir adalah 100%, baik dalam hal teknis pelaksanaan dan waktu) maka kita cukup mengerjakan 20% dari 100% tersebut. Loh, ko cuma 20%???20% ini punya syarat, yaitu harus harga tertinggi atau pelaksanaannya paling membutuhkan harga yang mahal. Nilai Prinsip Pareto untuk seorang manajer proyek adalah hal itu digunakan untuk mengingatkan pada Anda untuk fokus pada 20% dari hal-hal penting. Hal yang Anda lakukan selama proyek adalah hanya fokus pada 20% yang benar-benar penting. Ada tujuh langkah untuk mengidentifikasi penyebab penting menggunakan Analisis Pareto:1. Membentuk tabel daftar penyebab dan frekuensi mereka sebagai persentase.2. Mengatur baris dalam urutan penurunan pentingnya penyebab, yaitu penyebab paling penting atau paling mahal pertama.3. Tambah kolom persentase kumulatif ke tabel.4. Plot dengan penyebab persentase sumbu x dan kumulatif pada y-axis.5. Gabungkan dengan poin di atas untuk membentuk kurva.6. Plot (pada grafik yang sama) grafik batang dengan penyebab pada frekuensi sumbu x dan persen pada sumbu-y.7. Menarik garis pada 80% pada y-axis yang sejajar dengan sumbu x. Kemudian drop baris pada titik persimpangan dengan kurva pada sumbu x. Ini titik pada sumbu x memisahkan penyebab penting pada penyebab kiri dan kurang penting di sebelah kanan.

Pada gambar diatas nampak bahwa garis merah (garis 80 terletak pada sumbu Y, sedangkan garis 20 terletak pada sumbu X) jika diambil garis tegak lurus maka akan mendapatkan nilai. Dan dari nilai yang didapatkan itulah nantinya akan dimasukkan pada rumus analisa pareto di bawah ini. Nilai dari grafik tegak lurus analisa pareto 80 adalah kira-kira 42, sedangkan nilai dari grafik tegak lurus analisa pareto 20 adalah kira-kira 56.

Analisis Pareto dan Penerapanya Analisis Pareto merupakan salah satu analisis yang digunakan oleh manajer operasional. Mengapa di dalam manajemen operasional membicarakan tentang analisis pareto?? Mari kita simak bagaimana pengertian dan contoh aplikasi analisis pareto.

Analisis Pareto : Teknik atau metode pengambilan keputusan yang diguakan untuk memilih sejumlah tugas atau problem tertentu untuk menghasilkan efek keseluruhan dalam pengendalian mutu.Analisa ini menggunakan prinsip bahwa dengan melakukan 20% dari pekerjaan Anda dapat menghasilkan 80% dari keuntungan dari meakukan seluruh pekerjaan. Atau dalam hal pengikatan mutu, mayoritas besar masalah (80%) diproduksi terdapat beberapa penyebab utama (20%).

Secara umum prinsip ini bisa berlaku di mana saja dan dalam hal apa saja. Misalnya:1. 80% dari jumlah gol yang dihasilkan di liga Inggris berasal dari 20% kesebelasan yang berkecimpung di liga utama2. 80% kerugian yang berasal dari masalah kualitas berasal dari 20% masalah kualitas yang terjadi3. 80% pendapatan perusahaan berasal dari 20% customer4. Dst.Dalam definisi yang lebih general pareto analisis didefinisikan sebagai sebuah konsep yang menjelaskan bahwa sebagian kecil dari suatu kelompok memiliki kontribusi terbesar terhadap kelompok tersebut. Di dalam Analisis ini kita akan menerapkan beberapa hal yang perlu kita jabarkan yaitu Dimension of Quality Dimension Of Preceived e-SQ Flow Chart of Major Steps

Ini adala contoh pengunaan dimensi dan kualitas dari Produk Laptop Apple.

Statistika samplingMethode SamplingAda dua cara mengumpulkan data :1. Sensus yaitu mengumpulkan data dengan cara mencatat semua elemen yang diselidiki, jadi menyelidiki semua obyek, gejala, kejadian atau peristiwa. Misalnya seluruh motor yang dihasilkan Pt X, atau seluruh motor yang ada di dealer. Sehingga hasil sensus menggambarkan nilai karakteristik sesungguhnya. Kumpulan seluruh elemen itu dinamakan populasi.

2. Sampling : teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati sebagian dari obyek, gejala atau peristiwa. Sebagian individu yang diamati tersebut disebut sampel. Sehingga hasil pengamatan yang diperoleh berupa nilai karakteristik perkiraan, yaitu perkiraan tentang keadaan populasi.

Cara sensus meskipun memberikan data yang sebenarnya, dan hasil keputusan yang tepat tetapi memakan biaya, waktu, tenaga. Cara sampling akan menghemat waktu, tenaga , biaya namun perlu diperhatikan teknik pengambilan samplingnya sehingga bisa menggambarkan keadaan sesungguhnya dari populasi (tidak bias).

Teknik Pengambilan Sampling :A. Probability Sampling Random : pengambilan sampling yang mengikuti teori probabilitas, sehingga bisa lebih menggambarkan kondisi populasi.

Terbagi atas :A.1. Simple Random Sampling :Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak sehingga setiap kasus atau elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang sama besar untuk dipilih sebagai sampel penelitian.

Apabila jumlah populasi sedikit bisa dilakukan dengan cara mengundi tapi apabila jumlah populasi besar dengan menggunakan Tabel Random Number atau lebih praktis lagi lewat bantuan software online http://www.randomizer.org/form.htm

Teknik ini memiliki tingkat keacakan yang sangat tinggi, sehingga sangat efisien digunakan untuk mengukur karakter populasi yang memiliki sifat homogenitas tinggi. Sedangkan untuk populasi yang bersifat heterogen, penggunaan teknik ini justru dapat menimbulkan bias.

Dengan software online, http://www.randomizer.org/form.htm dengan cara mengisi sebagai berikut :

How many sets of numbers do you want to generate? Isi 1 How many numbers per set ? Isi 5Number range (e.g., 1-50) : Isi from 1 to 50Do you wish each number in a set to remain unique? Pilih YesDo you wish to sort the numbers that are generated? Pilih NoHow do you wish to view your random numbers? Pilih Place Marker OffKlik Randomize Now !

A.2. Sistematik SamplingYaitu dengan melakukan pengambilan sample secara sistematis berdasarkan interval yang telah ditetapkan. Mis. untuk memilih 7 sampel dari populasi yang berisi 100, yaitu dengan menetapkan interval mis k = 15 lalu pilih secara random nilai pertama mis 10, maka nilai kedua adalah 10 + 15 = 25 dst sesuai interval sehingga sample yang didapat 10,15,40,55,70,80,95

Pada populasi dengan elemen yang terorganisir membentuk pola atau siklus, sistematik sampling justru menimbulkan bias.Prosedur sistematik sampling adalah sebagai berikut :1. Menyusun sampling frame yaitu daftar elemen yang akan diamati. 2. Menetapkan sampling interval (k) dengan menggunakan rumus N/n; dimana N adalah jumlah elemen dalam populasi dan n adalah jumlah sampel yang diperlukan. 3. Memilih sampel pertama (s1)secara random dari sampling frame. 4. Memilih sampel kedua (S2), yaitu S1 + k. selanjutnya, peneliti memilih sampel sampai diperoleh jumlah sampel yang dibutuhkan dengan menambah nilai interval (k) pada setiap sampel sebelumnya.

Sistematik Sampling & Control Chart :Methode ini paling efektif digunakan untuk troubleshooting dan biasanya digunakan untuk membentuk subgroups dari sebuah control chart. Sering disebut juga sebagai Consecutive Sampling

A.3. Stratifikasi Sampling :Yaitu dengan melakukan stratifikasi populasi kedalam sub populasi atau strata yang mempunyai pembobotan (%) yang sama. Misal survey untuk 100 orang pembaca tabloid x, maka apabila diketahui 100 orang pembaca tersebut terdiri atas 60 orang pria & 40 wanita maka apabila sample diambil untuk 10 orang maka sample terdiri atas 6 pria & 4 wanita.

A.4. Cluster Sampling (Sampel Random Berkelompok) yaitu dengan membagi populasi sebagai cluster-cluster kecil, lalu pengamatan dilakukan pada sampel cluster yang dipilih secara random.

Methode ini biasanya digunakan pada survey yang menggunaan peta area (geografi), misalnya survey perumahan di perkotaan. Area kota dibagi kedalam blok-blok, kemudian secara random dipilih blok-blok sebagai sampel pengamatan.

Quick Count biasanya menggunakan perpaduan Cluster & Stratifikasi Sampling dalam methodenya

Cluster sampling ini digunakan ketika elemen dari populasi secara geografis tersebar luas.

Keuntungan penggunaan teknik ini adalah menjadikan proses sampling lebih murah dan cepat daripada jika digunakan teknik simple random sampling. Akan tetapi, hasil dari cluster sampling ini pada umumnya kurang akurat dibandingkan simple random sampling

B. Non Probability SamplingPerbedaan antara nonprobability dan probability sampling adalah bahwa nonprobability sampling memilih unit sampel secara tidak acak.

Hal ini berarti nonprobability sampling tidak bergantung pada teori probabilitas. Dengan nonprobability sampling, kemungkinan besar tidak bisa mewakili sifat populasi secara baik.

Secara umum peneliti pada umumnya memakai methode probability dibanding non probability.

Namun demikian dalam riset sosial terdapat beberapa kondisi-kondisi yang tidak memungkinkan secara praktek atau secara teoritis untuk melakukan random sampling. Oleh karena itu kemudian perlu digunakan alternatif metoda nonprobability seperti survey, jajak pendapat maupun opini.

Terdiri :B.1. Accidental Sampling, apabila pengamatan sampel yang dilakukan tanpa sengaja, tanpa perencanaan terlebih dulu. Jumlah sample yang diambil seadanya saja, sehingga kesimpulan yang diambil bersifat kasar dan sementara. Misalnya penelitian pemakaian merk kendaraan di Yogyakarta berdasarkan samel mobil yang diparkir di Malioboro, didapatkan kesimpulan 70 % memakai Toyota.Purposive Sampling

B.2. Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai maksud tertentu. Informasi yang mendahului keadaan populasi sudah diketahui benar dan tidak perlu diragukan lagi (misal dari sensus ekonomi) dan pengamatan dilakukan hanya pada daerah tertentu key area misal daerah industri dengan tujuan mengetahui key area tersebut saja.Purposive Sampling sering juga disebut Judgement Sampling, karena diasarkan pada pertimbangan pakar. Misalnya untuk masalah peningkatan ekonomi dengan mengambil pendapat pakar ekonomi dsb

B.3. Convenience Sampling : apabila pengambilan sample berdasarkan kesukaan / suka-suka / seenaknya menurut si peneliti. Misalnya dengan mengambil pengunjung yang baru keluar dari seminar, orang terdekat dsb

B.4. Snowball (bola salju) sampling ; apabila pengamatan sample didapat dari sejumlah responden yang kemudian mereka mengajak temannya untuk dijadikan sample dst sehingga jumlah sample semakin membesar seperti bola salju yang menggelinding. Misalnya sample pengamatan mengenai penolakan terhadap pasangan capres/cawapres tertentu Say No To lewat media face book.

B.5. Kuota Sampling ; terjadi pada sampling stratifikasi bedanya disini sample pengamatan menetapkan kuota tertentu sejumlah yang diinginkan.Jika kuota telah telah ditentukan mulailah dilakukan penyelidikan, tentang siapa yang akan dijadikan responden, terserah tim pengumpul data.Misalnya ; Untuk keperluan responden penghuni suatu apartemen ditetapkan kuota sebagai berikut :15 orang warga negara asing10 orang wni keturunan asing30 orng wni asliApabila sudah memenuhi kuota, tak peduli apakah subyek yang diambil mewakili populasi atau tidak, bukan menjadi persoalan.

Sampling Penerimaan :Sampling Penerimaan (Acceptance Sampling) adalah sampling yang digunakan untuk menentukan apakah suatu lot bisa diterima atau tidak, berdasarkan AQL (Acceptance Quality Level / Tingkat Penerimaan Kualitas).

Awalnya secara resmi dipakai di US Army melalui prosedur MIL-STD-105 D namun sudah pula dipakai secara luas didunia, dan bisa dipakai untuk data variabel maupun atribut.

Tiga pendekatan dalam memutuskan lot :1.Menerima lot tanpa pemeriksaan ; digunakan apabila proses produksi supplier sangat baik, produk cacat hampir tidak ditemukan.2.Pemeriksaan 100 % ; digunakan apabila proses produksi supplier tidak cukup memenuhi spesifikasi atau merupakan kritikal part dan apabila meloloskannya akan mengakibatkan biaya yang sangat besar.

3.Sampling penerimaan digunakan apabila :a. Pengujian bersifat merusak.b. Biaya dan waktu pemeriksaan 100 % sangat tinggi.c. Adanya keperluan untuk pemantauan kualitas supplier.

Keunggulan Sampling Penerimaan :a. Lebih murah dan cepat.b. Resiko kerusakan part berkurang.c. Manpower lebih sedikit.d. Mengurangi kesalahan pemeriksaan.e. Memberikan motivasi ke supplier untuk perbaikan proses secara menyeluruh.

Kerugian Sampling Penerimaan :a. Beresiko menerima lot yang jelek dan menolak lot yang baik.b. Informasi dari part / proses yang didapat lebih sedikit.c. Memerlukan perencanaan dan dokumentasi tentang prosedur sampling penerimaan yang akan dijalankan.

Inspection Level / Tingkat Pengawasan ;digunakan untuk menentukan berapa banyaknya contoh yang harus diambil dalam satu lot. Biasanya ditentukan oleh besar kecilnya biaya pengawasaan, kerusakan part karena pegujian, maupun lamanya waktu untuk pengawasan.

Terbagi atas 2 yaitu : spesial, umum. 1.Tingkat pengawasan spesial terbagi atas empat tingkat yaitu S-1, S-2, S-3, S-4 digunakan apabila biaya pengawasan cukup mahal karena adanya kerusakan part karena pengujian.2.Tingkat pengawasan umum terbagi atas tiga tingkat yaitu I, II, III, dimana :I : Untuk biaya pengawasan relatif tinggi.II : Untuk kasus yang normal atau supplier baru.III : Untuk biaya pengawasan murah & mudah.

Sifat Pengawasan :Sifat Pengawasan ada tiga macam yaitu longgar, normal, ketat.1.Sifat pengawasan longgar dipakai untuk supplier yang mempunyai sejarah kualitas yang baik yang tidak pernah atau sangat jarang melakukan kesalahan dan menjaga kualitas part yang dikirimkan.2.Sifat pengawasan normal dipakai untuk awal kegiatan pemeriksaan, untuk supplier baru ataupun supplier yang mempunyai riwayat kualitas sedang.3.Sifat pengawasan ketat dipakai untuk supplier yang mempunyai riwayat kualitas yang jelek.

Pemindahan sifat pengawasan bisa terjadi dari longgar ke normal dan sebaliknya, normal ke ketat dan sebaliknya mengikuti persyaratan yang telah ditentukan, terdiri atas 5 macam, yaitu :

1.Pengawasan normal menjadi longgar apabila :a. Tidak terjadi penolakan selama 10 kali berturut-turut.b. Keadaan penerimaan yang mantap (tidak ada masalah material, mesin dsb dari suppplier pada akhir-akhir ini).c. Telah mendapat persetujuan pic dari bagian yang bertanggungjawab.d. Total penolakan (10 lot terakhir) maksimal sesuai bilangan batas untuk pengurangan pemeriksaan. (Tabel)

2.Pengawasan longgar menjadi pengawasan normal apabila :a. Terjadi 1 lot ditolak.b. Produksi suplier tidak teratur, sering terjadi keterlambatan.c. Hal khusus tertentu yang menuntut diadakannya pemeriksaan normal yang lebih dapat dipertanggungjawabkan.d. Apabila cacat terletak antara angka ac (accepted) & re (rejected), maka lot diterima tetapi sifat pengawasan berubah dari longgar menjadi normal.

3.Pengawasan normal ke ketat apabila :Apabila dalam pengawasan normal terjadi 2 sampai 5 kali berturut-turut mengalami penolakan karena kesalahan yang fatal.

4.Pengawasan ketat ke normal apabila : Setelah 5 kali berturut-urut lot diterima tanpa penolakan.

5.Penghapusan / Penghentian Pengawasan :Apabila pengawasan ketat sudah dilaksanakan selama 10 lot berurutan, sehingga part dari supplier tidak dapat diterima lagi dan supplier dianjurkan memperbaiki tingkat kualitas produksinya.

Perencanaan Sampling :Jenis Perencanaan Sampling ada 3 yaitu :1. Sampling Single / Tunggal : Apabila banyaknya reject maksimal sesuai dengan angka penerimaan (Ac /Accepted) maka lot diterima, tetapi apabila banyaknya reject minimal sesuai dengan angka penolakan (Re/ Rejected) maka lot ditolak.Perencanaan Sampling

2. Sampling Double / Ganda :Apabila banyaknya reject yang terjadi pada pengambilan tahap pertama diatas angka penerimaan (Ac) tetapi dibawah angka penolakan (Re), maka sample kedua diperlukan sebelum lot dapat diputuskan.

Keputusan untuk sample kedua adalah sebagai berikut :Apabila reject akumulatif sample pertama dan kedua maksimal sesuai dengan angka peneriman (Ac), maka lot diterima, tetapi apabila minimal sesuai dengan angka penolakan (Re) maka lot ditolak.

3. Sampling Multiple / bertingkat :Merupakan perluasan dari sampling ganda, yaitu sampai pengambilan sample ketujuh baru bisa diputuskan untuk penerimaan atau penolakan lot.

Hal ini tentunya memerlukan waktu, tenaga dan biaya pemeriksaan yang lebih disebabkan karena prosedur yang lebih rumit dibandingkan dengan sampling double apalagi dibandingkan dengan sampling tunggal. Perencanaan Sampling

Hal yang ingin dicapai dengan sampling multiple ini adalah pertimbangan psikologis semata untuk memastikan bahwa lot tersebut memang layak diterima atau memang harus ditolak.

Langkah-Langkah Sampling PenerimaanLangkah - Langkah Penggunaan Sampling Penerimaan dengan MIL STD 105D :1. Menentukan tingkat AQL berdasarkan kesepakatan dengan supplier.2. Pilih tingkat pengawasan yang akan dilakukan (Spesial S-1, S-2, S-3, S-4 atau Umum I,II,III)3. Menentukan ukuran lot yang akan diperiksa.4. Menentkan jenis perencanaan sampling (tunggal, ganda, bertingkat).5. Menentukan sifat pengawasan awal (longgar, normal, ketat).6. Masukkan ke tabel, untuk menentukan angka penerimaan atau penolakan lot.

Sumber :1.Eugene L. Grant, Richard S. Leavenworth,Pengendalian Mutu statistis Jilid 2, Penerbit Erlangga 19912., Rencana Sampling Dengan Cara MIL-STD-105D, Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen PPM3.http://www.randomizer.org/form.htm4.Drs. Marzuki, Metodologi Riset,BPFE-UII Yogyakartahttp://stattrek.com/Tables/Random.aspx