analisis mva dan eva

13
ANALISIS MARKET VALUE ADDED (MVA) DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Selama ini, pengukuran kinerja keuangan jarang menggunakan perhitungan nilai tambah terhadap biaya modal yang ditanamkan. Pengukuran kinerja keuangan umumnya dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan seperti rasio profitabilitas. Pengukuran yang hanya menganalisa laporan keuangan memiliki kelemahan utama yaitu mengabaikan adanya biaya modal, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut telah dikembangkan konsep baru yaitu EVA (Economic Value Added) dan MVA (Market Value Added). EVA dan MVA merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi. EVA dan MVA dianggap paling memiliki korelasi dengan perubahan dan penciptaan nilai saham di perusahaan. Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) dipatenkan oleh Stewart & Company, sebuah perusahaan konsultan manajemen keuangan terkemuka yang berkantor pusat di kota New York, Amerika Serikat. EVA dan MVA adalah pengukuran dengan memperlihatkan secara tepat semua faktor- faktor yang berhubungan dengan penciptaan nilai (value). EVA mengukur nilai tambah (value creation) yang dihasilkan suatu

Upload: aprilia-widiantini

Post on 20-Feb-2016

8 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

materi analisis mva dan eva

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Mva Dan Eva

ANALISIS MARKET VALUE ADDED (MVA) DAN

ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

Selama ini, pengukuran kinerja keuangan jarang menggunakan perhitungan nilai

tambah terhadap biaya modal yang ditanamkan. Pengukuran kinerja keuangan umumnya

dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan seperti rasio profitabilitas. Pengukuran

yang hanya menganalisa laporan keuangan memiliki kelemahan utama yaitu mengabaikan

adanya biaya modal, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah

berhasil menciptakan nilai atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut telah

dikembangkan konsep baru yaitu EVA (Economic Value Added) dan MVA (Market Value

Added). EVA dan MVA merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu

investasi. EVA dan MVA dianggap paling memiliki korelasi dengan perubahan dan

penciptaan nilai saham di perusahaan.

Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) dipatenkan oleh

Stewart & Company, sebuah perusahaan konsultan manajemen keuangan terkemuka yang

berkantor pusat di kota New York, Amerika Serikat. EVA dan MVA adalah pengukuran

dengan memperlihatkan secara tepat semua faktor-faktor yang berhubungan dengan

penciptaan nilai (value). EVA mengukur nilai tambah (value creation) yang dihasilkan

suatu perusahaan dengan cara mengurangi biaya modal (cost of capital) yang timbul

sebagai akibat investasi yang dilakukan. MVA merupakan ukuran kumulatif kinerja

keuangan yang menunjukkan seberapa besar nilai tambah terhadap modal yang ditanamkan

investor selama perusahaan berdiri, atau secara jelas MVA merupakan selisih antara nilai

pasar ekuitas (market value of equity) dan nilai buku ekuitas (book value of equity), seperti

yang didefinisikan oleh Stewart (1991).

EVA dan MVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai

bagi pasar dan pemilik modal karena perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembalian

yang melebihi tingkat biaya modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu

Page 2: Analisis Mva Dan Eva

memaksimalkan nilai perusahaan. Sebaliknya, EVA dan MVA yang negative menunjukkan

nilai perusahaan yang menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah dari biaya modal.

1. Market Value Added (MVA)

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham

yang dilakukan dengan memaksimalkan selisih antara market value of equity dan

jumlah yang ditanamkan investor ke dalam perusahaan. Selisih tersebut disebut sebagai

Market Value Added (MVA). MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh

kinerja manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang. MVA yang dihasilkan

oleh kinerja manajerial sepanjang umur perusahaan yang di-present value-kan. (Mirza

& Imbuh, 1999).

MVA diperoleh dengan melalui selisih antara nilai pasar ekuity dengan modal

ekuitas yang disetor pemegang saham. Nilai pasar ekuitas diperoleh dengan mengalikan

jumlah saham beredar dengan harga saham, sedangkan modal ekuitas yang disetor

pemegang saham sama dengan total ekuitas perusahaan atau nilai buku ekuitas.

Berdasarkan hal tersebut maka formula MVA dapat ditulis sebaai berikut:

MVA = Nilai Pasar Ekuity – Modal Ekuitas yang Disetor Pemegang Saham

= (Jumlah Saham Beredar) (Harga Saham) – Total Nilai Ekuitas

Contoh:

PT Wisatawan memiliki market value of equity yaitu Rp 150 juta dan nilai modal

yang disetor adalah Rp 10 juta.

Maka MVA PT Wisatawan adalah:

Rp 150 juta – Rp 10 juta = Rp 140 juta

Contoh lain perhitungan MVA adalah sebagai berikut:

Page 3: Analisis Mva Dan Eva

PT WISATAWAN

MARKET VALUE ADDED (MVA)

(Rp 000.000)

2011 2012

Perhitungan MVA

Harga per Lembar Saham 23 26

Jumlah Saham Beredar (juta) 50 50

Market Value of Equity 1.150 1.300

Book Value of Equity 896 840

MVA

254 460

(Market Value – Book Value)

MVA PT WISATAWAN tahun 2011 adalah Rp 254 juta dan tahun 2012 adalah Rp

460 juta. Hal tersebut menunjukkan perusahaan berdiri meningkat pada tahun 2011 dan

2012 masing-masing sebesar Rp 254 juta dan Rp 460 juta.

2. Economic Value Added (EVA)

MVA mengukur dampak tindakan manajerial sejak perusahaan berdiri, sementara

Economic Value Added (EVA) adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan

perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen. EVA dapat dihitung

dengan formula sebagai berikut:

EVA = Laba Bersih Operasi Setelah Pajak (NOPAT) – Biaya Modal Setelah

Pajak yang Diperlukan untuk Mendukung Operasi

= EBIT (1-Pajak Perusahaan) – (Biaya Operasi) (Biaya Modal Setelah

Pajak)

Modal operasi atau operating capital merupakan penjumlahan dari hutang, saham

preferen dan saham biasa yang digunakan untuk pengadaan asset operasi bersih atau net

Page 4: Analisis Mva Dan Eva

operating asset, yaitu modal kerja operasi bersih atau net operating working capital

ditambah investasi pabrik dan peralatan bersih. Operating asset sama dengan modal

untuk membeli operating asset. EVA mampu menghitung laba ekonomi yang

sebenarnya atau true economic profit suatu perusahaan pada tahun tertentu dan sangat

berbeda jika dibandingkan laba akuntansi. EVA mencerminkan residual income yang

tersisa setelah semua biaya modal, termasuk modal saham, telah dikurangkan.

Sedangkan laba akuntansi dihitung tanpa mengurangkan biaya modal.

EVA menjadi relevan untuk mengukur kinerja berdasarkan nilai ekonomis yang

dihasilkan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya EVA, maka pemilik perusahaan akan

memberikan imbalan aktivitas yang menambah nilai dan membuang fasilitas yang

merusak atau mengurangi nilai keseluruhan suatu perusahaan dan membantu

manajemen dalam hal menentukan tujuan internal perusahaan untuk implikasi jangka

panjang dan bukan jangka pendek saja.

Suatu system pengukuran kinerja dalam perusahaan harus dapat membedakan

aktivitas yang value added dengan aktivitas yang non value added. Pembagian ini

diperlukan sehingga manajemen organisasi dapat fokus untuk mengurangi biaya-biaya

yang timbul akibat aktivitas yang non value added. Dengan mengkomunikasikan secara

awal bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai bukan laba, sehingga para

manajer menjadi lebih terfokus pada penciptaan nilai dan bukan mengejar laba yang

besar.

EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan

perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu manajer yang menitikberatkan

pada EVA dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang konsisten untuk

memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Perlu dicatat bahwa EVA dapat juga

diterapkan pada tingkat divisi atau subsidiari perusahaan. Dengan demikian, EVA

merupakan salah satu kriteria yang lebih baik dalam pemilihan penilaian kebijakan

manajerial dan kompensasi.

Page 5: Analisis Mva Dan Eva

Keunggulan Economic Value Added (EVA)

EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatan atau

aktivitas manajemen selama periode tertentu. Prinsip EVA memberikan sistem pengukuran

yang baik untuk menilai perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan nilai pasar

sebuah perusahaan. Pihak manajemen perusahaan dapat melakukan banyak hal untuk

menciptakan nilai tambah, tetapi pada prinsipnya EVA akan meningkat jika manajemenn

melakukan satu dari tiga hal berikut ini (Stewart 1991) :

1) Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal, berarti manajemen dapat

menggunakan aktiva perusahaan secara efisien untuk mendapatkan keuntungan

yang optimal.

2) Menginvestasikan modal baru ke dalam proyek yang mendapatkan return lebih

besar daripada biaya modal yang ada.

3) Menarik modal dari aktivitas-aktivitas usaha yang tidak menguntungkan.

Govindarajan, penerjemah Kurniawan (2002), mengungkapkan kunggulan EVA

sebagai pengukuran kinerja keuangan perusahaan meliputi :

1) Dengan EVA, seluruh unit usaha memiliki sasaran laba untuk perbandingan

investasi yang sama. Dengan meningkatnya EVA maka investasi-investasi akan

menghasilkan laba diatas biaya modal sehingga akan lebih menarik para manajernya

untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut.

2) Adanya tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis asset yang

berbeda pula.

3) EVA memiliki korelasi positif yang kuat terhadap perubahan-perubahan nilai pasar

perusahaan.

Keunggulan EVA menurut Teuku Mirza (1997) yaitu EVA memfokuskan penilaiannya

pada nilai tambah dengan memperhatikan beban biaya modal sebagai konsekuensi

investasi. Dengan diperhitungkannya biaya modal maka dapat diketahui apakah

perusahaan dapat menciptakan nilai tambah atau tidak. Kelebihan EVA adalah dapat

digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding.

Page 6: Analisis Mva Dan Eva

Kelemahan Economic Value Added (EVA)

Disamping beberapa keunggulan diatas, EVA juga memiliki kelemahan yaitu EVA

hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu periode tahun tertentu. Padahal nilai

perusahaan merupakan akumulasi EVA selama umur perusahaan. Sehingga suatu

perusahaan mempunyai nilai EVA pada priode tertentu positif tetapi nilai perusahaan

tersebut rendah karena nilai EVA dimasa lalunya negatif.

Selain EVA sebagai ukuran kinerja juga mempunyai beberapa keterbatasan antara

lain :

1) Sebagai ukuran kinerja masa lampau EVA tidak mampu memprediksi dampak

strategi yang kini diterapkan untuk masa depan perusahaan.

2) Sifat pengukurannya merupakan potret jangka pendek, sehingga manajemen

cenderung enggan berinvestasi jangka panjang, karena bisa mengakibatkan

penurunan nilai EVA dalam periode yang bersangkutan. Hal ini bisa mengakibatkan

turunnya daya saing perusahaan di masa depan.

3) EVA mengabaikan kinerja non keuangan yang sebenarnya bisa meningkatkan

kinerja keuangan. Menurut Kaplan dan Norton (2001), tanpa balanced scorecard,

stratgi value based management memang dapat menurunkan biaya dan

meningkatkan intensitas aktiva tetapi akan kehilangan kesempatan menciptakan

tambahan nilai, yaitu strategi pertumbuhan pendapatan jangka panjang melalui

investasi pelanggan, inovasi, perbaikan proses, teknologi informasi dan kemampuan

karyawan.

4) Tidak cocok diterapkan pada industri tertentu. Penggunaan EVA untuk

mengevaluasi kinerja keuangan mungkin tidak tepat untuk beberapa perusahaan,

misalkan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi seperti pada sektor

teknologi.

5) Tidak bisa diterapkan pada masa inflasi. The Villiers (1997) mengindikasikan

bagaimana inflasi akan mengakibatkan distorsi pada EVA dan menunjukkan bahwa

EVA tidak dapat digunakan selama periode inflasi untuk mengestimasi profitabilitas

aktual.

Page 7: Analisis Mva Dan Eva

6) Memerlukan tambahan biaya. Wood (2000) mengatakan bahwa penggunaa EVA

mungkin akan meningkatkan auditing fees dan bisa menimbulkan potential

litigation costs.

Contoh perhitungan EVA adalah sebagai berikut :

PT WISTAWAN

ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

(Rp 000.000)

2011 2012

Perhitungan EVA

EBIT

Pajak (t)

NOPAT = EBIT (1-t)

Total Investor Supplied Operating Working

Capital

Biaya Modal Setelah Pajak

Biaya Modal (Rp)

283

40%

169,80

1.800

11%

198

263

40%

157,80

1.455

10,8%

157,10

EVA = NOPAT –Biaya Modal (28,20) 0,70

EVA tahun 2012 positif yaitu Rp 0,70 juta sedangkan tahun 2011 negatif Rp 28,20

juta. NOPAT mengalami penurunan namun EVA mengalami peningkatan. Hal ini

disebabkan karena penurunan NOPAT 8% lebih kecil dari pada tingkat penurunan rupiah

biaya modal 26% sehingga penurunan biaya modal tersebut akan mengakibatkan EVA

meningkat.

Berdasarkan perhitungan MVA dan EVA yang telah diuraikan dapat dinyatakan dua

pengamatan yaitu :

1) Berdasarkan perhitungan MVA dan EVA PT Wistawan tahun 2011 dan 2012,

terlihat terjadi kombinasi antara peningkatan harga saham Rp 23 ke Rp 26 juta, dan

Page 8: Analisis Mva Dan Eva

kenaikan nilai buku modal dari Rp 1.150 menjadi Rp 1.300, sehingga menyebabkan

peningkatan MVA, sehingga terjadi peningkatan nilai kemakmuran pemegang

saham sebesar Rp 460 – Rp 254 = Rp 206 juta.

Ada hubungan antara MVA dan EVA namun sifatnya tidak selalu searah. Jika suatu

perusahaan memiliki EVA negative, maka MVA mungkin saja akan bernilai negatif

atau sebaliknya jika suatu perusahaan memiliki EVA positif, maka MVA akan

bernilai positif. Harga saham sebagai salah satu komponen MVA akan lebih banyak

ditentukan oleh kinerja masa depan dan bukan kinerja masa lalunya. Sehingga

perusahaan dengan EVA negatif dapat saja memiliki MVA positif jika investor

memiliki harapan akan perubahan yang lebih baik pada perusahaan di masa depan.

2) EVA secara umum lebih bermanfaat disbanding MVA untuk mengevaluasi kinerja

manajerial dengan alasan :

1. EVA menunjukan value added yang terjadi pada tahun tertentu.

2. EVA dapat diterapkan pada tingkat divisi atau unit dari perusahaan besar

secara individual, sedangkan MVA harus diterapkan untuk perusahaan

secara keseluruhan. Karena alasan ini MVA lebih banyak digunakan untuk

mengevaluasi kinerja top manajemen selama jangka waktu yang panjang.

Penutup

EVA ( Economic Value Added ) dan MVA ( Market Value Added ) merupakan

indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi. EVA dan MVA dianggap

paling memiliki korelasi dengan perubahan dan penciptaan nilai saham di perusahaan.

EVA dan MVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pasar

dan pemilik modal karena perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang

melebihi tingkat biaya modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu

memaksimalkan nilai perusahaan. Sebaliknya EVA dan MVA yang negatif menunjukkan

nilai perusahaan yang menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah dari biaya modal.

MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja manajerial sejak

perusahaan berdiri hingga sekarang. MVA yang dihasilkan oleh kinerja manajerial

Page 9: Analisis Mva Dan Eva

sepanjang umur perusahaan yang di-present value-kan. MVA diperoleh dengan melalui

selisih antara nilai pasar ekuity dengan modal ekuitas yang disetor pemegang saham.

EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan perusahaan sebagai

akibat dari aktifitas atau strategi manajemen. EVA diperoleh melalui selisih laba bersih

operasi setelah pajak dengan biaya modal setelah pajak yang diperlukan untuk mendukung

operasi perusahaan.