analisis model laporan keuangan dalam upaya meningkatkan
TRANSCRIPT
Jurnal BETA, Volume 7 No 1, September 2008_________________________________________
1
Jurnal BETA, Volume 7 No 1, September 2008_________________________________________
2
ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN DALAM UPAYA MENINGKATKANAKUNTABILITAS PUBLIK PENGELOLAAN KEUANGAN PERGURUAN TINGGI
SWASTA DI KABUPATEN SIDOARJO*
Sigit Hermawan dan Heri Widodo**
ABSTRAK
The study is aimed at: (1) to know the private universities financial statementmodels in Sidoarjo; (2) to explain the accountability aspect of the private universitiesfinancial statement models in Sidoarjo; and (3) to identify an ideal financial statement forprivate universities to support the public accountability of financial management.
The results of the study are: (1) the financial statement models created by theprivate universities in Sidoarjo are balance sheet, business outcome statement, revenueand expense budgeting plan statement, and accountability statement for each division; (2)the accounting aspect of the private universities financial statement models in Sidoarjobased on users’ perspective are diverse. The financial statement users state that thefinancial statement accountability in University “Y” is adequate although it still needs somerevisions. On the other hand, the financial statement users of STKIP “X” Sidoarjo state thatthe financial statement created gives inadequate information in deciding a strategicdecision; (3) the private universities financial statement models in Sidoarjo compared withPSAK No. 45, as required by IAI have not been fulfilled the aspects of public accountability.In this case, University “Y” as PTS has carried out the efforts to generate standardizedand transparent financial statement.
Key words: financial statement models, public accountability, PSAK No.45
A. PENDAHULUAN
Laporan keuangan penting artinya baik bagi lembaga berorientasi laba (profit
oriented) maupun lembaga nirlaba (not profit oriented) karena laporan keuangan
merupakan sarana utama untuk mengkomunikasikan informasi keuangan organisasi dan
sebagai media pertanggungjawaban publik kepada para stakeholders. The American
Institute of Certified Public Accountants (The AICPA) melalui Accounting Principles Board
(APB) Statement No. 4 menyatakan bahwa financial statement are the means by which
** Sigit Hermawan dan Heri Widodo adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Jurnal BETA, Volume 7 No 1, September 2008_________________________________________
3
the information accumulated and processed in financial accounting is periodically
communicated to those who use it. (APB,1970:10)
Pentingnya laporan keuangan juga dinyatakan oleh Syakhroza, (2003;13), yakni
bahwa pertanggungjawaban kepada publik tidak saja merupakan monopoli kewajiban bagi
perusahaan-perusahaan yang berorientasi bisnis tetapi juga merupakan kewajiban bagi
perusahaan yang tidak bermotif mencari laba – organisasi nirlaba (non profit organization).
Dengan demikian, meskipun belum merupakan suatu kebiasaan bagi organisasi
nirlaba tetapi tren ke depan tuntutan dari masyarakat banyak agar organisasi nirlabapun
mulai menerapkan keterbukaan dan pertanggungjawaban kepada publik. Organisasi
nirlaba membutuhkan laporan keuangan sebagai media keterbukaan dan
pertanggungjawabannya.
Demikian pula dengan laporan keuangan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang
berguna sebagai sumber informasi dalam pengambilan keputusan strategis dan sebagai
bentuk media pertanggungjawaban pengelola kepada para stakeholder. Para stakeholder
PTS dapat menggunakan laporan keuangan untuk menilai a) jasa yang diberikan oleh PTS
dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut; dan b) cara pengelola
melaksanakan tanggung jawab dan aspek kinerja manajer. Organisasi pemerintah, para
donatur, anggota organisasi, dan masyarakat pengguna jasa PTS perlu mengetahui
kemampuan PTS dalam memberikan jasanya. Begitu pula dengan pengurus dan
pengelola PTS yang harus melakukan evaluasi terhadap kinerja organisasi.
Menurut Suryono (2001:8), laporan keuangan perguruan tinggi yang saat ini ada
hanyalah berupa laporan penerimaan dan pengeluaran. Laporan ini disusun dengan dua
sisi yakni sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Sisi penerimaan diperoleh dari pemerintah,
Jurnal BETA, Volume 7 No 1, September 2008_________________________________________
4
masyarakat atau sumber-sumber lain. Sisi pengeluaran pada umumnya dipergunakan
untuk biaya rutin seperti gaji dosen, belanja barang, pemeliharaan sarana dan prasarana
dan biaya pengembangan untuk pengembangan profesi, pengembangan mahasiswa,
pengadaan sarana dan prasarana baru dan untuk investasi lainnya dalam peningkatan
proses belajar mengajar.
Model laporan keuangan tersebut memiliki banyak kelemahan karena hanya
berbasis kas (cash basis) dengan sistem tata buku tunggal (single entry system) sehingga
tidak dapat menyajikan informasi jumlah harta (aktiva), kewajiban, kenaikan aktiva bersih,
pendapatan dan beban. Model laporan keuangan tersebut telah lama ditinggalkan bahkan
pada sistem informasi akuntansi keuangan daerah (pemkab dan pemkot) telah pula
ditinggalkan dan diganti dengan model laporan keuangan yang lebih informatif yang
menyajikan elemen aktiva, kewajiban, kenaikan aktiva bersih, pendapatan, dan beban.
Apabila model laporan keuangan yang disajikan oleh PTS seperti tersebut maka
sangat dipertanyakan aspek akuntabilitasnya. Karena hakekatnya akuntabilitas adalah
sebagai kewajiban pihak pemegang amanah untuk memberikan pertanggungjawaban,
menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan (disclosure) segala aktivitas dan kegiatan
yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak yang memiliki hak dan kewenangan untuk
meminta pertanggungjawaban tersebut. Pertanggungjawaban yang dimaksud lebih banyak
diarahkan pada pengelolaan keuangan melalui penyediaan laporan keuangan yang
informatif.
Maka menjadi hal yang ironis apabila perguruan tinggi (baca PTS), lebih-lebih yang
memiliki Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi tidak menyajikan model laporan keuangan
yang informatif dan menjamin aspek akuntabilitas publik. Maka akan menjadi kajian
Jurnal BETA, Volume 7 No 1, September 2008_________________________________________
5
penelitian yang menarik untuk mengetahui model laporan keuangan PTS kaitannya
dengan aspek akuntabilitas dan model laporan keuangan yang ideal yang menjamin
akuntabilitas publik pengelolaan keuangan PTS.
Adapun tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui model laporan keuangan
PTS di Kabupaten Sidoarjo ; 2) untuk menjelaskan aspek akuntabilitas publik dari model
laporan keuangan PTS di Kabupaten Sidoarjo ; 3) untuk mengidentifikasi model laporan
keuangan PTS yang ideal dan mendukung akuntabilitas publik pengelolaan keuangan.
B. METODE PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah PTS yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Sedangkan
obyek penelitian ini adalah model laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh PTS
setiap tahunnya. PTS yang disajikan sebagai subyek penelitian adalah Universitas ”Y”
Sidoarjo mewakili universitas, dan STKIP ” X” Sidoarjo mewakili Sekolah Tinggi,
sedangkan Akademi tidak ada. Sumber dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan melalui tiga cara yakni a) pengamatan, b) interview, dan c) dokumentasi.
Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan cara merekam data lapangan,
melakukan member check kepada subyek penelitian, melakukan triangulation test dalam
rangka memperoleh keabsahan data dan melakukan penyempurnaan analisis.
Setelah melakukan keabsahan data, maka proses berikutnya adalah menentukan
langkah-langkah analisis guna menjawab rumusan masalah :
1. untuk menjawab pertanyaan pertama tentang model-model laporan keuangan PTS
maka digunakan teknik dokumentasi berupa pengambilan data laporan keuangan
tahunan pada masing-masing PTS. Apabila tidak memungkinkan untuk pengambilan
Jurnal BETA, Volume 7 No 1, September 2008_________________________________________
6
data secara dokumentasi karena dilakukan dengan observasi atau melihat sekilas
laporan tersebut. Teknik dokumentasi dan observasi tersebut dapat di-cross check
dengan wawancara kepada key informant. Key informant yang dipilih adalah kepala
BAK sebagai pelaksana teknik penyusunan laporan keuangan tahunan. Atau juga
kepada wakil rektor II yang membidangi administrasi keuangan ;
2. untuk menjawab pertanyaan kedua tentang aspek akuntabilitas publik laporan
keuangan maka digunakan teknik wawancara dengan stakeholder laporan keuangan,
seperti ketua dan bendahara yayasan, rektor. Wawancara dikaitkan dengan
tersedianya data yang lengkap tentang pengelolaan keuangan mulai dari jumlah harta
(aktiva), hutang yang menjadi tanggungan, kenaikan aktiva bersih, hasil operasional
dan arus kas masuk dan keluar. Selain itu juga akan dilakukan pengecekan dokumen
hasil dari dokumentasi untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan telah
didukung oleh bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan dan sah ;
3. untuk menjawab pertanyaan ketiga tentang model laporan keuangan PTS yang ideal
dan mendukung aspek akuntabilitas publik maka dibandingkan antara model laporan
keuangan yang sekarang ada dengan kajian teori tentang model laporan keuangan
yang disyaratkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia seperti dalam PSAK No. 45.
Perbandingan didasarkan bentuk laporan yang dihasilkan oleh PTS dan bentuk
laporan menurut PSAK No. 45. Apabila laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan PSAK no. 45 maka akuntabilitas laporan keuangan PTS terjamin dan
sebaliknya bila tidak atau belum sesuai dengan PSAK No. 45 maka akuntabilitas
laporan keuangan PTS belum terjamin.
Jurnal BETA, Volume 7 No 1, September 2008_________________________________________
7
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Model Laporan Keuangan PTS di Kabupaten Sidoarjo
1.1. Model Laporan Keuangan Universitas ”Y” Sidoarjo
Model laporan keuangan yang ada di Universitas ”Y” Sidoarjo adalah :
a. untuk laporan keuangan tahunan, telah disusun laporan neraca, dan laporan sisa hasil
usaha. Laporan keuangan model seperti ini baru dilaksanakan pada tahun 2006,
karena hal tersebut merupakan salah satu rekomendasi audit dari Lembaga Pembina
dan Pengawas Keuangan Pimpinan Pusat (LPPK PP) Muhammadiyah. Adapun
masing-masing laporan akan dijelaskan sebagai berikut :
1. laporan neraca menyajikan jumlah aktiva lancar, jumlah aktiva tidak lancar,
jumlah kewajiban jangka pendek dan jangka panjang, serta jumlah saldo awal
aktiva bersih, dan jumlah kewajiban dan aktiva bersih.
2. laporan sisa hasil usaha menyajikan informasi perbandingan pendapatan dan
biaya-biaya. Hasil akhir dari laporan sisa hasil usaha adalah surplus atau minus
sisa hasil usaha per periode.
b. untuk laporan keuangan bulanan, dibuatlah model laporan pertanggungjawaban dana
berupa laporan keuangan yang terdiri atas laporan sumber dana, laporan pengeluaran
lain-lain, laporan pengeluaran akomodasi, laporan honorarium, laporan potongan dan
angsuran, laporan pencairan dan penggunaan dana pada setiap bagian dan fakultas
(BAA, BAU, BAK, Pusdakom, Penerbitan, LP3, LPPM, Perpustakaan, Pascasarjana,
dan fakultas). Laporan-laporan tersebut akan disajikan dalam satu laporan yakni
laporan pertanggungjawaban dana. Laporan ini akan berisi jumlah pemasukan pada
sisi kiri, dan jumlah pengeluaran pada sisi kanan. Hasil perbandingan jumlah
Jurnal BETA, Volume 7 No 1, September 2008_________________________________________
8
pemasukan dan jumlah pengeluaran adalah saldo akhir, apakah surplus atau minus.
Laporan ini ditanda tangani oleh kepala BAK, mengetahui wakil rektor II dan
bendahara BPH.
1.2. Model Laporan Keuangan STKIP ”X” Sidoarjo
Model laporan keuangan yang ada di STKIP ”X” Sidoarjo adalah :
a. untuk laporan keuangan tahunan disusun laporan anggaran pendapatan dan belanja
tahunan. Laporan ini akan terdiri atas dua sisi yakni sisi kiri untuk jumlah pemasukan,
dan sisi kanan untuk jumlah pengeluaran. Laporan ini sesungguhnya adalah laporan
lanjutan dari laporan anggaran pendapatan dan belanja untuk bulan Desember. Jadi
pertanggungjawaban tahunan yang disusun sesungguhnya adalah laporan
pertanggungjawaban untuk bulan terakhir (Desember).
b. untuk laporan bulanan disusun laporan anggaran pendapatan dan belanja bulanan.
Laporan ini terdiri atas sisi kiri untuk pemasukan dan sisi kanan untuk pengeluaran.
Untuk pemasukan akan berisi tentang pencairan dana yang berasal dari yayasan dan
untuk pengeluaran akan berisi tentang pertanggungjawaban dana pada masing-
masing bagian dan jurusan (BAA, BAU, BAK, perpustakaan, jurusan). Laporan oleh
masing-masing bagian dan jurusan ini harus diserahkan kepada bagian keuangan satu
minggu setelah pelaksanaan kegiatan. Laporan masing-masing bagian dan jurusan
akan ditanda tangani oleh kepala bagian atau ketua jurusan dan mengetahui kepala
keuangan. Untuk laporan pertanggungjawaban dana akan ditanda tangani oleh kepala
keuangan dan mengetahui pembantu ketua II.
Jurnal BETA, Volume 7 No 1, September 2008_________________________________________
9
2. Aspek Akuntabilitas Model Laporan Keuangan PTS di Kabupaten Sidoarjo
2.1. Aspek Akuntabilitas Model Laporan Keuangan Universitas ”Y” Sidoarjo
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang diperoleh
sebelumnya maka peneliti melakukan wawancara kepada user (pengguna) laporan
keuangan seperti Ketua, Bendahara, Rektor, dan Wakil Rektor II menyangkut aspek
akuntabilitas laporan keuangan Universitas ”Y” Sidoarjo. Berikut disajikan data responden
Tabel 1. Data Responden di Universitas ”Y” SidoarjoNo Nama Jabatan1 Prof. Dr. AJ, MA Rektor2 Drs. AH, M.Ag Wakil Rektor II3 Drs. MR Ketua BPH4 Drs. AR, M.Ag Bendahara BPH
Sumber : Data Wawancara
Wawancara pertama dilakukan kepada Rektor Universitas ”Y” Sidoarjo, Prof. Dr.
AJ, MA. Pertanyaan diarahkan pada penggunaan laporan keuangan yang ada untuk
pengambilan keputusan di Universitas ”Y” Sidoarjo. Atas pertanyaan tersebut, tanggapan
Rektor adalah bahwa laporan keuangan akan digunakan untuk pengambilan keputusan
strategis seperti ketika rapat dengan BPH yang membahas tentang pembangunan fisik
maka laporan keuangan sangat membantu dengan memberikan informasi misalnya jumlah
hutang pada BNI yang masih menjadi tanggungan dan kas yang tersedia, sehingga
diketahui kelayakan pembangunan tersebut akan dijalankan atau tidak. Pertanyaan
berikutnya diarahkan pada aspek akuntabilitas dari laporan keuangan. Atas pertanyaan
tersebut, tanggapan Rektor adalah bahwa apabila yang dimaksud dengan akuntabilitas
adalah tersedianya informasi yang lengkap dan terstandar maka laporan keuangan yang
ada sudah cukup bagus untuk memenuhi kriteria akuntabilitas.
Jurnal BETA, Volume 7 No 1, September 2008_________________________________________
10
Wawancara kedua dilakukan kepada Wakil Rektor II, Drs. AH, M.Ag. Pertanyaan
diarahkan pada penggunaan laporan keuangan Universitas ”Y” Sidoarjo untuk
pengambilan keputusan strategis. Atas pertanyaan tersebut, tanggapan Wakil Rektor II
menyatakan bahwa laporan keuangan biasanya untuk evaluasi kegiatan dan juga untuk
keputusan perencanaan ke depan, misalnya bila ada rencana kenaikan gaji. Sedangkan
untuk aspek akuntabilitas laporan keuangan Universitas ”Y” Sidoarjo, wakil rektor II
menyatakan bahwa telah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan pedoman yang
dikeluarkan PP Muhammadiyah, walaupun mungkin ada beberapa yang disesuaikan
dengan kondisi Universitas ”Y” Sidoarjo.
Wawancana ketiga dilakukan kepada Ketua BPH, Drs. MR. Atas pertanyaan
peneliti tentang kemanfaatan laporan keuangan bila digunakan untuk pengambilan
keputusan, maka ketua BPH menyatakan bahwa sangat bermanfaat khususnya pada
sumber data yang harus tersedia, misalnya kas yang harus tersebut untuk pengembalian
hutang jangka panjang. Sedangkan tentang aspek akuntabilitas laporan keuangan
Universitas ”Y” Sidoarjo, ketua BPH menyatakan bahwa telah dilaksanakan dengan baik
karena semua informasi tersedia, seperti kas yang ada, hutang kepada pihak ketiga,
pendapatan dari aktivitas utama dan lain-lain.
Wawancara keempat dilakukan kepada Bendahara BPH, Drs. AR, M.Ag. Atas
pertanyaan peneliti tentang kemanfaatan laporan keuangan bila digunakan untuk
pengambilan keputusan, maka Bendahara BPH menyatakan bahwa hal tersebut sangat
bermanfaat untuk bersama-sama dengan rektorat membuat keputusan-keputusan yang
berkaitan dengan keuangan, misalnya tentang pengembangan dan pembangunan fisik.
Sedangkan aspek akuntabilitas dari laporan keungan Universitas ”Y” Sidoarjo, maka
Jurnal BETA, Volume 7 No 1, September 2008_________________________________________
11
Bendahara BPH menyatakan bahwa dari segi kelengkapan laporan dan bukti
pendukungnya, laporan keuangan Universitas ”Y” Sidoarjo bagus.
2.2. Aspek Akuntabilitas Model Laporan Keuangan STKIP ”X” Sidoarjo
Berdasarkan wawancara dan observasi yang telah dilakukan sebelumnya maka
peneliti melakukan wawancara untuk menggali tanggapan aspek akuntabilitas model
laporan keuangan STKIP ”X” Sidoarjo. Wawancara dilakukan kepada user (pengguna)
laporan keuangan yakni Ketua, Pembantu Ketua II, Ketua Yayasan, dan Bendahara
Yayasan. Berikut disajikan data responden :
Tabel 2. Data Responden di STKIP ”X” SidoarjoNo Nama Jabatan1 Drs. AT, M.Hum Ketua2 Drs. Dj, M.Pd Pembantu Ketua II3 Drs. SK, M.Pd Ketua Yayasan4 Hj. HI Bendahara Yayasan
Sumber : Data Wawancara
Wawancara pertama dilakukan kepada Ketua STKIP ”X” Sidoarjo. Peneliti
menanyakan tentang penggunaan laporan keuangan dalam pengambilan keputusan
strategis di STKIP ”X” Sidoarjo. Atas pertanyaan tersebut, ketua menjawab bahwa
penggunaan laporan keuangan selama ini untuk perencanaan biaya-biaya yang harus
dikeluarkan khususnya untuk aktivitas operasional. Sedangkan aspek akuntabilitas laporan
keuangan, ketua menjelaskan bahwa laporan keuangan yang ada hanya menjelaskan
pendapatan (pemasukan) dan belanja (pengeluaran) yang dilakukan. Disinggung tentang
informasi yang seharusnya tersedia, seperti jumlah kas, jumlah hutang, jumlah pendapatan
dan beban, dan surplus atau minus, ketua menjelaskan bahwa memang sangat
dibutuhkan tetapi hal tersebut belum tersedia dalam laporan keuangan yang telah
dihasilkan selama ini.
Jurnal BETA, Volume 7 No 1, September 2008_________________________________________
12
Wawancara kedua dilakukan kepada Ketua Yayasan, Drs. SK, M.Pd. Dengan
pertanyaan yang sama tentang kemanfaatan laporan keuangan untuk keputusan-
keputusan strategis maka ketua yayasan menjelaskan bahwa laporan keuangan
digunakan untuk melihat kondisi keuangan utamanya kas yang dimiliki. Tentang aspek
akuntabilitas laporan keuangan bila dilihat dari kelengkapan laporan keuangan, ketua
menjelaskan bahwa kadang kesulitan untuk melihat hasil usaha selama satu periode, yang
kelihatan hanyalah uang yang tersedia di Bank. Sedangkan untuk surplus atau minus hasil
kegiatan belum dapat ketehui secara pasti.
Wawancara ketiga dilakukan kepada Wakil Ketua II, Drs. Dj, M.Pd. Pertanyaan
diarahkan pada pemanfaatan laporan keuangan untuk pengambilan keputusan strategis di
STKIP ”X” Sidoarjo. Atas pertanyaan tersebut, wakil ketua menjelaskan bahwa sangat
bermanfaat untuk kepentingan operasional teknis dibawah kewenangan wakil ketua II
yakni operasional sehari-hari dan juga bentuk pertanggungjawaban setiap bagian dan
jurusan. Tentang aspek akuntabilitas, wakil ketua II menjelaskan bahwa bila yang
dimaksud adalah kelengkapan laporan maka sangat kurang karena laporan keuangan
yang ada hanya laporan anggaran pendapatan dan belanja sehingga tidak dapat
menampilkan hasil kegiatan selama satu periode.
Wawancara keempat dilakukan kepada Bendahara Yayasan, Hj. HI. Dengan
pertanyaan yang sama dengan yang lain, Bendahara Yayasan menjelaskan bahwa
pemanfaatannya digunakan untuk perencanaan pembangunan fisik yang akan dilakukan
oleh pihak yayasan. Sedangkan aspek akuntabilitas laporan keuangan, bendahara
menjelaskan bahwa laporan pertanggungjawaban telah dilakukan dengan benar dan
dilengkapi dengan bukti yang tepat. Untuk kelengkapan yang lain, misalnya laporan
Jurnal BETA, Volume 7 No 1, September 2008_________________________________________
13
keungan yang lebih lengkap, memang masih perlu pembenahan untuk laporan yang lebih
baik lagi.
3. Model Laporan Keuangan PTS Ideal dan Mendukung Akuntabilitas Publik
Berdasarkan data yang telah diperoleh baik dari wawancara, dokumentasi dan
observasi diketahui bahwa :
a. model laporan keuangan Universitas ”Y” Sidoarjo adalah neraca, laporan sisa hasil
usaha, laporan anggaran pendapatan dan belanja, laporan pertanggungjawaban
masing-masing bagian ;
b. model laporan keuangan STKIP ”X” Sidoarjo adalah laporan anggaran pendapatan
dan belanja, dan laporan pertanggungjawaban masing-masing bagian.
Apabila model laporan keuangan diatas dibandingkan dengan laporan keuangan
yang disyaratkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia untuk organisasi nirlaba yakni PSAK No.
45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba maka laporan keuangan
Universitas ”Y” Sidoarjo masih belum memenuhi kriteria untuk pelaporan keuangan PTS.
PSAK No. 45 menyatakan bahwa laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan
posisi keuangan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan,
dan catatan atas laporan keuangan. Sedangkan untuk laporan keuangan Universitas ”Y”
Sidoarjo adalah neraca, laporan sisa hasil usaha, laporan rencana anggaran pendapatan
dan belanja, dan laporan pertanggungjawaban masing-masing bagian dan fakultas.
Walaupun nampak berbeda dengan PSAK No. 45 namun upaya Universitas ”Y” Sidoarjo
dibawah Majelis DIKTI Litbang PP Muhammadiyah untuk menyelenggarakan laporan
keuangan yang transparan dan terstandar patut dipuji artinya upaya untuk meningkatkan
aspek akuntabilitas publik laporan keuangan tetap diupayakan dengan sungguh-sungguh.
Jurnal BETA, Volume 7 No 1, September 2008_________________________________________
14
Untuk laporan keuangan yang disusun oleh STKIP ”X” Sidoarjo jelaslah berbeda
antara yang disyaratkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dengan yang telah dihasilkan.
Perbedaan yang sangat mendasar adalah tidak digunakannya sistem akuntansi double
entry dan accrual basis. Hal tersebut nampak dari laporan keuangan yang dihasilkan oleh
STKIP ”X” Sidoarjo, yakni laporan rencana anggaran pendapatan dan belanja (RAPB).
Model laporan keuangan seperti ini dihasilkan oleh sistem akuntansi single entry dan cash
basis. Dengan demikian laporan keuangan STKIP ”X” Sidoarjo belum memenuhi aspek
akuntabilitas publik.
D. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka simpulan penelitian ini
adalah 1) model laporan keuangan yang dihasilkan PTS di Kabupaten Sidoarjo adalah
neraca, laporan sisa hasil usaha, laporan rencana anggaran pendapatan dan belanja, dan
laporan pertanggungjawaban masing-masing bagian ; 2) aspek akuntabilitas laporan
keuangan PTS di Kabupaten Sidoarjo menurut user (pengguna) cukup beragam. User
(pengguna) laporan keuangan di Universitas ”Y” Sidoarjo menyatakan cukup baik
akuntabilitas laporan keuangan yang ada walaupun beberapa masih perlu perbaikan dan
pembenahan untuk lebih lengkap. Sedangkan user (pengguna) laporan keuangan di
STKIP ”X” Sidoarjo menyatakan belum cukup baik dan belum lengkap karena belum
memberikan informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan strategis ; 3) model
laporan keuangan PTS di Kabupaten Sidoarjo bila dibandingkan dengsn PSAK No. 45,
sebagaimana disyaratkan oleh IAI, maka belum memenuhi aspek akuntabilitas publik.
Jurnal BETA, Volume 7 No 1, September 2008_________________________________________
15
Tetapi upaya yang dilakukan oleh Universitas ”Y” Sidoarjo sebagai PTM untuk
menghasilkan laporan keuangan yang transparan dan terstandar cukuplah baik.
Sedangkan saran dalam penelitian ini adalah 1) bagi penyelenggara keuangan PTS
sebaiknya menyusun laporan keuangan yang terstandar sehingga akuntabilitas publik
terjamin ; 2) bagi user (pengguna) laporan keuangan PTS sebaiknya memberikan
dukungan kepada penyelenggara keuangan untuk menyusun laporan keuangan yang
terstandar sehingga aspek akuntabilitas publik tetap terjamin ; 3) bagi pihak yang menjadi
pembina PTS misalnya Dikti, Kopertis, Kopertais, atau PGRI hendaknya juga memberi
dukungan kepada penyelenggaran keuangan untuk menyusun laporan keuangan yang
terstandar sehingga aspek akuntabilitas publik tetap terjamin.
Jurnal BETA, Volume 7 No 1, September 2008_________________________________________
16
DAFTAR ACUAN
Accounting Principles Board (APB). 1970. Basic Concept and Accounting PrinciplesUnderlying Financial Statament of Business Enterprises. APB No. 4. New York.
Alderman, Wayne dan Jennifer M. Mueller. 2003. Cash Flow Classification of RestrictedFunds. Http://www.nysscpa.org/cpajournal/2003/1003/dept/ d114603.htm. Diakses7 Januari 2004. 22.10 WIB
Anonim. Tanpa Tahun. Jurnal Penyesuaian. Http://www.ut.ac.id/ol-supp/FEKON/EKMA4115/modul2_kb2htm. Diakses 10 Desember 2003. 19.55 WIB
Anynomous. 2000. Special Issues Relating to Implementation of FASB Statement 116, 117and 124. Http://www.bap.org/finance/fasb.htm. Diakses 25 Nopember 2003. 21.25WIB
Anynomous. Tanpa Tahun. Cash vs Accrual Accounting. Http://www.emcp.com/accounting4e/Stu_res/cdr/a5.html. Diakses 10 Desember 2003.19.05 WIB
Anynomous. Tanpa Tahun. Chapter 16: Accounting For Colleges AndUniversities.Http://Capital2.Capital.Edu/Faculty/Smellum/Question.Htm. Diakses pada 3Februari 2003. 08.45 WIB
Bastian, Indra dan Gatot Supriyanto. 2002. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Konsep untukPemerintah Daerah. Buku 1. Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Financial Accounting Standards Board. 1985. Statement of Financial Accounting ConceptsNo. 6. Elements of Financial Statement a Replacement of FASB ConceptsStatements No. 3. Connecticut : Highridge Park, Stamford
Freeman, Robert. J. dan Croug. D. Shoulders. 1999. Governmental and Non ProfitAccounting Theory and Practice. 6th edition. Prentice Hall Inc. New Jersey. USA
Henke, Emerson, E. 1992. Introduction to Non Profit Organisation Accounting. FourthEdition. South Western Publishing Co. Cincinati
IAI. 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. PT. Salemba Empat. Jakarta
Locklear, Alesa. 1997. What's The Impact of SFAS 116 and 117 on Non-ProfitOrganizations? (Statement of Financial Accounting Standards). Fund RaisingManagement, April 1997 v28 n2 p18(3)
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya.Bandung
Jurnal BETA, Volume 7 No 1, September 2008_________________________________________
17
Nurkholis. 2000. Akuntabilitas Puboik dan Peran Akuntansi Pemerintahan MenyongsongOtonomi Daerah. www.otoda.or.id. Diakses 27 Desember 2005
Peltrey, Sandra. 1993. SFAS No. 117 and It’s Impact on Not For Profit Colleges andUniversities. The Journal CPA Online November 1993. New York State Society ofCertified Public Accountant. New York
Pratolo, Suryo. 2001. Double Entry Book Keeping dan Accrual Basis Sebagai PendukungAkuntabilitas Sektor Publik. Jurnal Akuntansi dan Investasi. UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta
Razek, Joseph R dan Gordon A. Hosch. 1990. Introduction To Governmental And Not ForProfit Accounting. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersy
Rosjidi. 2001. Akuntansi Sektor Publik Pemerintah : Kerangka, Standar dan Metode,Penerbit Aksara Satu. Surabaya
Riyanto, Yatim. 2003. Penelitian Kualitatif. Penerbit SIC. Surabaya
Setyawan, Agus. 2001. Penyajian Laporan Keuangan Sebagai SaranaPertanggungjawaban Keuangan Lembaga Pendidikan Tinggi (Studi Kasus PadaUniversitas Negeri Malang). Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Fakultas EkonomiUniversitas Brawijaya
Supriyanto. 1996. Pengelolaan Dana Pada PTN di Jatim (Studi Kasus TentangPerencanaan, Strategi, Sumber Penerimaan dan Penggunaan Sertapertanggungjawaban Pengelolaan Dana Masyarakat (Studi Kasus di UniversitasBrawijaya dan IKIP Malang). Tesis. Tidak Dipublikasikan. Magister IlmuPendidikan. IKIP Bandung
Suryono, Yoyon. 2001. Pemberdayaan Masyarakat : Mengelola Biaya Pendidikan SecaraEfisien dan Lebih Adil. Jurnal DIDAKTIKA. Vol 1 No.1 April. Lembaga Penelitiandan Pengembangan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Syakhroza, Akhmad. 2003. Karakteristik Akuntansi Sektor Publik. Manajemen Usahawan.No. 12 Th. XXXII. Desember.
www.kopertis7.go.id/direktori. Diakses 12 Januari 2006. Jam 10.25 WIB