upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar...

201
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAVI MATERI TEOREMA PYTHAGORAS PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs NEGERI 5 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: SITI SUWARTI NIM. 23070160072 PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2020

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

    MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

    DENGAN PENDEKATAN SAVI MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

    PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs NEGERI 5 MAGELANG

    TAHUN PELAJARAN 2019/2020

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    SITI SUWARTI

    NIM. 23070160072

    PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

    UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

    MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

    DENGAN PENDEKATAN SAVI MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

    PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs NEGERI 5 MAGELANG

    TAHUN PELAJARAN 2019/2020

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    SITI SUWARTI

    NIM. 23070160072

    PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2020

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    “The Art of Teaching is the Art of Assisting Discovery”

    Hakikat seni mengajar adalah membantu para peserta didik menemukan.

    Menemukan sebuah pengetahuan baru dan bagaimana cara belajar.

    Mark Van Doren

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

    Penyayang, syukur alhamdulillah atas limpahan rahmat serta karunia-Mu penulis

    dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini penulis persembahkan

    untuk:

    1. Bapak dan Mamak tercinta (Bapak Suwarli Darno dan Mamak Juminah)

    terimakasih atas limpahan doa yang tidak pernah berkesudahan, dukungan,

    ridho, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tidak mungkin dapat

    kubalas hanya dengan selembar kertas persembahan ini. Untuk Bapak

    Mamak yang selalu membuatku termotivasi, selalu mendoakanku, selalu

    menasehatiku, dan selalu menjadi tempat ternyamanku dalam berkeluh

    kesah, semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Bapak dan

    Mamak bahagia karena kusadar belum bisa berbuat lebih. Terimakasih

    untuk limpahan kasih sayang yang tidak pernah ada habisnya. Terimakasih

    untuk perjuangan kalian selama ini. Terimakasih untuk semuanya dan

    terimakasih telah menjadi orang tua terbaikku. Terimakasih Bapak,

    Terimakasih Mamak.

    2. Adikku tersayang (Febriyanto Fikri Arrosid) partner berantem di rumah

    yang selalu menjadi penggugah semangat untuk segera menyelesaikan

    skripsi ini.

    3. Keluarga besarku yang selama ini mendukung, memotivasi, dan

    mendoakanku.

    4. Sahabat ATTYA SMAku (Endah, Arum, Ita, dan Mimi) terimakasih

    kalian selalu siap menjadi tempat sharing dan berbagi banyak hal,

    walaupun sudah sibuk dengan urusan masing-masing.

    5. Sahabat-sahabat terbaikku (Ainul, Dini dan Anisa) yang telah menjadi

    sahabat pejuang toga bersama-sama. Tanpa kalian mungkin masa-masa

    kuliahku akan menjadi biasa-biasa saja. Terimakasih untuk support dan

    hal-hal luar biasa yang telah kita lalui bersama, maaf jika banyak salah

    dengan maaf yang tak terucap.

  • ix

    6. Teman baikku, Yahya Nur Hasan. Terimakasih atas doa, bantuan dan

    motivasi yang telah diberikan. Terimakasih sudah sudi direpotkan dalam

    membantu penyusunan skripsi ini.

    7. Sahabat PPL SMA N 1 GETASAN, bersama kalian telah terlukis

    indahnya warna suka duka yang berbaur dalam kasih. Terimakasih untuk

    tulusnya kebersamaan yang telah terajut.

    8. Sahabat KKN Desa Muneng khususnya posko 63, terimakasih kawan-

    kawanku kalian telah memberikan kebahagiaan, penderitaan, pengalaman,

    kenangan, dan banyak hal selama 45 hari yang tak akan terlupakan.

    9. Sahabat seperjuangan angkatan 2016 khususnya program studi tadris

    matematika.

    10. Pembaca yang budiman.

  • x

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan

    rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “Upaya

    Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model

    Pembelajaran Discovery Learning dengan Pendekatan SAVI Materi Teorema

    Pythagoras pada Peserta Didik Kelas VIII MTs Negeri 5 Magelang Tahun

    Pelajaran 2019/2020” ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Sholawat serta

    salam senantiasa kita haturkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang telah

    membawa kita dari zaman jahiliah menuju zaman penuh ilmu ini.

    Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan

    dengan baik tanpa adanya pemberian kesempatan, dukungan dan bantuan dari

    berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag selaku Rektor Institut

    Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

    3. Bapak Prof. Dr. Winarno, S.Si., M.Pd selaku ketua program studi Tadris

    Matematika

    4. Bapak Saiful Marom, M. Sc selaku pembimbing akademik yang telah

    membimbing saya dari semester awal hingga saat ini.

    5. Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil selaku pembimbing skripsi yang telah

    memberikan saran dan bimbingan untuk menyelesaikan skripsi dengan

    benar.

    6. Bapak Ibu Dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan

    ilmunya selama saya kuliah.

    7. Kedua orang tua saya yang telah memberikan do’a, semangat serta

    dukungan moral dan material

    8. Bapak Drs. Rifkadi, M.S.I selaku kepala madrasah MTs Negeri 5

    Magelang yang telah berkenan memberikan tempat untuk penelitian.

  • xi

    9. Ibu Zahro Farida, S.Pd selaku guru matematika MTs Negeri 5 Magelang

    yang telah membantu penelitian ini hingga selesai.

    10. Kepada seluruh peserta didik kelas VIII A MTs Negeri 5 Magelang yang

    telah turut andil dalam menyelesaikan penelitian ini.

    11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

    penulis sebutkan satu persatu.

    Semoga amal kebaikan tersebut mendapatkan balasan dari Allah SWT dan

    mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat serta berguna bagi para pembaca.

    Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,

    maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna

    memperluas wawasan penulis.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

    Salatiga, 27 Mei 2020

  • xii

    ABSTRAK

    Suwarti, Siti. 2020. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika

    Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Pendekatan

    SAVI Materi Teorema Pythagoras pada Peserta Didik Kelas VIII MTs

    Negeri 5 Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi. Fakultas

    Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Tadris Matematika. Institut

    Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Mufiq, S.Ag.,

    M.Phil.

    Kata kunci: Aktivitas; Hasil Belajar; Matematika; Discovery Learning

    Pendekatan SAVI.

    Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui apakah melalui model

    pembelajaran Discovery Learning dengan pendekatan SAVI materi Teorema

    Pythagoras dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika peserta didik kelas

    VIII MTs Negeri 5 Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020 (2) Untuk mengetahui

    apakah melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan pendekatan

    SAVI materi Teorema Pythagoras dapat meningkatkan hasil belajar matematika

    peserta didik kelas VIII MTs Negeri 5 Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020.

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

    dalam dua siklus, yang masing-masing siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu

    perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini

    adalah peserta didik kelas VIII A MTs Negeri 5 Magelang Tahun Pelajaran

    2019/2020 yang berjumlah 27 peserta didik meliputi 15 peserta didik perempuan

    dan 12 peserta didik laki-laki. Teknik pengumpulan data meliputi metode

    observasi, tes, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan berupa pedoman

    observasi, dan soal tes. Data dianalisis menggunakan teknik deskriptif persentase.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) model pembelajaran discovery

    learning dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas belajar

    matematika peserta didik kelas VIII A MTs Negeri 5 Magelang Tahun Pelajaran

    2019/2020 (2) model pembelajaran discovery learning dengan pendekatan SAVI

    dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik kelas VIII A MTs

    Negeri 5 Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020. Hal ini dapat dilihat dari

    persentase aktivitas belajar peserta didik sebesar 55,56% pada siklus I meningkat

    menjadi 77,78% pada siklus II sehingga memenuhi indikator yaitu persentase

    aktivitas belajar matematika secara klasikal mencapai 70%. Pada pra siklus

    diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal peserta didik sebesar 25,93%

    dengan rata-rata nilai 48,89 meningkat pada siklus I menjadi 62,96% dengan rata-

    rata nilai 71,89 dan juga meningkat pada siklus II menjadi 88,96% dengan rata-

    rata nilai 85,56 sehingga memenuhi indikator yaitu persentase ketuntasan belajar

    matematika secara klasikal mencapai 85% dengan KKM 70.

  • xiii

    DAFTAR ISI

    Sampul Judul ...................................................................................................... i

    Lembar Berlogo ................................................................................................ ii

    Halaman Judul.................................................................................................. iii

    Persetujuan Pembimbing.................................................................................. iv

    Pengesahan Kelulusan ...................................................................................... v

    Pernyataan Keaslian Tulisan dan Kesediaan Publikasi .................................... vi

    Motto ............................................................................................................... vii

    Persembahan .................................................................................................. viii

    Kata Pengantar .................................................................................................. x

    Abstrak ........................................................................................................... xii

    Daftar Isi ....................................................................................................... xiii

    Daftar Tabel ................................................................................................... xvi

    Daftar Gambar ............................................................................................. xviii

    Daftar Lampiran ............................................................................................ xix

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8

    E. Definisi Operasional .......................................................................... 10

    F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ................................ 13

  • xiv

    G. Metode Penelitian ............................................................................... 14

    H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 25

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori ........................................................................................ 27

    1. Hakikat Belajar ............................................................................ 27

    a. Pengertian Belajar .................................................................. 27

    b. Aktivitas Belajar .................................................................... 28

    c. Hasil Belajar ........................................................................... 30

    d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar . 31

    2. Pembelajaran Matematika ............................................................ 32

    a. Pengertian Matematika .......................................................... 32

    b. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika ....................... 33

    3. Model Pembelajaran Discovery Learning .................................... 34

    a. Pengertian Model Pembelajaran ............................................ 34

    b. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning ........... 35

    c. Karakteristik Model Pembelajaran Discovery Learning ......... 36

    d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Discovery Learning 37

    4. Pendekatan SAVI dalam Pembelajaran Matematika ................... 39

    a. Pengertian Pendekatan SAVI ................................................. 39

    b. Karakteristik Pendekatan SAVI ............................................. 42

    c. Penerapan Discovery Learning dengan Pendekatan SAVI .... 43

    5. Teorema Pythagoras ..................................................................... 45

    a. Pengertian Teorema Pythagoras ............................................. 45

  • xv

    b. Pembuktian Teorema Pythagoras .......................................... 46

    c. Menggunakan Teorema Pythagoras ....................................... 47

    d. Penerapan Teorema Pythagoras dalam Kehidupan Nyata ..... 50

    B. Kajian Pustaka ................................................................................... 52

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum MTs Negeri 5 Magelang ...................................... 55

    B. Deskripsi Pra Siklus ........................................................................... 59

    C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I ......................................... 60

    D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II ......................................... 73

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian ................................................................................... 86

    1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal/ Pra Siklus ................................... 86

    2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I................................................ 88

    3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II .............................................. 95

    B. Pembahasan ....................................................................................... 102

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ....................................................................................... 109

    B. Saran .................................................................................................. 110

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 112

    LAMPIRAN .................................................................................................. 116

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Data Guru MTs Negeri 5 Magelang .............................................. 56

    Tabel 3.2 Data Peserta Didik Kelas VIII A MTs Negeri 5 Magelang ............ 58

    Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Siklus I ....................................... 68

    Tabel 3.4 Kategori Aktivitas Guru Siklus I .................................................... 68

    Tabel 3.5 Kisi-kisi Penilaian Aktivitas Peserta Didik Siklus I ....................... 70

    Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Aspek Aktivitas Peserta Didik Siklus I ............... 70

    Tabel 3.7 Kategori Aktivitas Peserta Didik Siklus I ....................................... 71

    Tabel 3.8 Kategori Aktivitas Peserta Didik Secara Klasikal Siklus I ............. 72

    Tabel 3.9 Rubrik Penilaian Aktivitas Guru Siklus II ...................................... 81

    Tabel 3.10 Kategori Aktivitas Guru Siklus II ................................................. 81

    Tabel 3.11 Kisi-kisi Penilaian Aktivitas Peserta Didik Siklus II .................... 83

    Tabel 3.12 Rubrik Penilaian Aspek Aktivitas Peserta Didik Siklus II ........... 84

    Tabel 3.13 Kategori Aktivitas Peserta Didik Siklus II ................................... 84

    Tabel 3.14 Kategori Aktivitas Peserta Didik Secara Klasikal Siklus II.......... 85

    Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus Peserta Didik Kelas VIII A ................................... 87

    Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I ..................................... 89

    Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus I ........... 91

    Tabel 4.4 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I................................................ 93

    Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II .................................... 96

    Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus II .......... 99

    Tabel 4.7 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II ............................................ 101

  • xvii

    Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik Pra Siklus.................... 103

    Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I......................... 104

    Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II ..................... 105

    Tabel 4.11 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Peserta Didik Per Siklus ............ 106

    Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik Per Siklus .................. 106

  • xviii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ............................................. 20

    Gambar 2.1 Segitiga Siku-siku ABC ............................................................. 46

    Gambar 2.2 Pembuktian Teorema Pythagoras ............................................... 46

    Gambar 2.3 Segitiga Siku-siku ...................................................................... 48

    Gambar 2.4 Segitiga Tumpul ......................................................................... 48

    Gambar 2.5 Segitiga Lancip ........................................................................... 49

    Gambar 2.6 Segitiga Siku-siku dengan Sudut 300 60

    0 ................................... 49

    Gambar 2.7 Segitiga Siku-siku dengan Sudut 450 ......................................... 49

    Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Per Siklus .. 104

  • xix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup................................................................ 117

    Lampiran 2 Satuan Kredit Kegiatan ............................................................. 118

    Lampiran 3 Nilai Pra Siklus .......................................................................... 122

    Lampiran 4 RPP Siklus I ............................................................................... 123

    Lampiran 5 RPP Siklus II ............................................................................. 129

    Lampiran 6 kisi-kisi Penulisan Soal Tes Akhir Siklus I ............................... 135

    Lampiran 7 kisi-kisi Penulisan Soal Tes Akhir Siklus II .............................. 137

    Lampiran 8 Soal Tes Akhir Siklus I ............................................................. 138

    Lampiran 9 Soal Tes Akhir Siklus II ............................................................ 140

    Lampiran 10 Pedoman Penskoran Soal Tes Akhir Siklus I .......................... 141

    Lampiran 11 Pedoman Penskoran Soal Tes Akhir Siklus II ......................... 144

    Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas Guru ........................................... 146

    Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik ............................. 149

    Lampiran 14 Hasil Kegiatan Peserta Didik Siklus I ..................................... 152

    Lampiran 15 Hasil Kegiatan Peserta Didik Siklus II .................................... 157

    Lampiran 16 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus I ....... 160

    Lampiran 17 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus II ...... 162

    Lampiran 18 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ................................. 164

    Lampiran 19 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ................................ 166

    Lampiran 20 Hasil Tes Akhir Siklus I .......................................................... 168

    Lampiran 21 Hasil Tes Akhir Siklus II ......................................................... 170

    Lampiran 22 Foto Kegiatan Pembelajaran ................................................... 172

  • xx

    Lampiran 23 Lembar Konsultasi .................................................................. 177

    Lampiran 24 Surat Permohonan Pembimbing Skripsi .................................. 179

    Lampiran 25 Surat Ijin Penelitian ................................................................. 180

    Lampiran 26 Surat Keterangan Penelitian .................................................... 181

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada setiap

    jenjang pendidikan formal mulai dari sekolah dasar hingga perguruan

    tinggi, karena matematika merupakan ilmu universal yang mempunyai

    peran penting dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi

    modern serta memajukan daya pikir manusia. Salah satu tujuan

    diberikannya pendidikan matematika sejak dini di sekolah adalah untuk

    membekali peserta didik keterampilan berpikir logis, analitis, sistematis,

    kritis dan kreatif serta keterampilan dalam memecahkan suatu masalah

    baik dalam pelajaran matematika maupun dalam kehidupan sehari-hari.

    Namun pada kenyataannya di sekolah mata pelajaran matematika

    kurang diminati oleh peserta didik. Hal ini karena peserta didik

    menganggap bahwa matematika itu sulit dan rumit karena selalu

    berhubungan dengan teorema, angka, rumus, dan perhitungan serta banyak

    peserta didik yang mengeluh mengalami kesulitan dalam memahami

    materi matematika. Kesulitan yang dialami oleh peserta didik tersebut

    sangat berkaitan dengan proses pembelajaran matematika di dalam kelas

    yang masih cenderung satu arah dimana peserta didik hanya

    mendengarkan apa yang disampaikan guru, sehingga mengakibatkan

    kurangnya aktivitas belajar yang berdampak pada rendahnya hasil belajar

  • 2

    peserta didik. Oleh karena itu cara dan metode yang digunakan oleh guru

    sangat penting untuk menentukan keberhasilan peserta didik dalam

    memahami materi matematika.

    Keberhasilan tujuan pembelajaran banyak tergantung pada

    bagaimana proses pembelajaran itu sendiri berlangsung. Idri Shaffat

    (dalam Rahmawati, 2014:381) berpendapat bahwa keberhasilan belajar

    juga ditentukan oleh cara atau metode belajar yang digunakan. Setiap

    individu memiliki perbedaan dalam banyak aspek mulai dari perbedaan

    fisik, pola pikir, dan cara merespon atau mempelajari hal-hal baru.

    Pendapat ini sesuai dengan penelitian Anthony dan Walshaw (2009) yang

    memberikan kesimpulan bahwa pada dasarnya sifat pengajaran

    matematika di kelas sangat berpengaruh pada sifat dan hasil dari

    pembelajaran peserta didik. Pentingnya penggunaan metode pembelajaran

    dalam dunia pendidikan juga telah diisyaratkan oleh Allah SWT dalam Al-

    Qur’an surat An-Nahl ayat 125 berikut ini:

    Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah

    dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara

    yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa

    yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang

    mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl: 125)

  • 3

    Menurut Salafudin (2011:189) secara tersirat, dalam ayat di atas

    terkandung tiga metode pembelajaran yaitu hikmah (kebijaksanaan),

    mau’idah hasanah (nasihat yang baik), dan mujadalah (dialog dan debat).

    Demikian juga dalam hadis Nabi, banyak terkandung beragam metode

    pembelajaran yang dicontohkan. Salah satunya dalam hadis berikut ini:

    Artinya “Mudahkanlah dan janganlah kamu mempersulit.

    Gembirakanlah dan janganlah kamu membuat mereka lari” (H.R. Bukhari,

    Kitab al-‘Ilm, No.67)

    Dalam hadis di atas, secara tersirat Rasulullah SAW

    memerintahkan untuk menyelenggarakan suatu kegiatan pembelajaran

    yang memudahkan, menyenangkan dan tidak menyulitkan (Salafudin,

    2011:190). Oleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika guru

    dituntut untuk mampu memilih metode, strategi atau model yang tepat

    dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga apa yang menjadi tujuan

    dan harapan pembelajaran dapat terwujud dengan baik (Siagian, 2017:67).

    Permasalahan dalam proses pembelajaran matematika dapat diatasi

    dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan menggunakan model

    pembelajaran yang dapat mengikutsertakan peserta didik untuk berperan

    aktif serta mengubah paradigma pembelajaran dari teacher centered

    menjadi student centered dimana peserta didik diarahkan untuk

    membangun pengetahuan, menemukan konsep dan memecahkan masalah.

  • 4

    Hal ini sesuai dengan pendapat Stern dan Huber (dalam Rahmawati,

    2014:381) yang menyatakan bahwa pelajaran aktif lebih menarik bagi

    peserta didik daripada bentuk pembelajaran pasif karena mereka menjadi

    lebih termotivasi dan tertarik ketika mereka berkesempatan berbicara

    dalam pembelajaran mereka sendiri serta ketika aktivitas mental mereka

    tertantang. Salah satu model pembelajaran yang dapat menciptakan peran

    aktif peserta didik yaitu model pembelajaran discovery learning. Model

    pembelajaran discovery learning dalam pelaksanaannya mendorong

    peserta didik untuk menemukan suatu konsep secara terbimbing oleh guru

    yang biasanya dituangkan dalam suatu lembar kegiatan peserta didik.

    Faktor lain yang mempengaruhi peserta didik dalam belajar yaitu

    gaya belajar peserta didik itu sendiri. Oleh karena itu seorang guru dituntut

    untuk dapat membuat pembelajaran yang dapat memperantarai ketiga gaya

    belajar yakni gaya belajar auditori, gaya belajar visual, dan gaya belajar

    kinestetik. Salah satu pendekatan active learning yang dapat diterapkan

    dalam pembelajaran matematika adalah pendekatan SAVI (Somatic

    Auditory Visualization Intellectually). Pendekatan ini dapat digunakan

    untuk semua gaya belajar baik itu gaya belajar visual, auditori maupun

    kinestetik. Hal ini dikarenakan “Pembelajaran SAVI menekankan bahwa

    belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki peserta

    didik” (Shoimin, 2014:177).

  • 5

    Berdasarkan hasil survei dan wawancara yang peneliti lakukan di

    MTs Negeri 5 Magelang, peneliti menemukan permasalahan yang terjadi

    pada peserta didik kelas VIII A bahwa dalam pembelajaran matematika

    beberapa peserta didik kurang memperhatikan materi yang disampaikan

    guru bahkan ada peserta didik yang berbicara dengan temannya di luar

    materi pembelajaran, peserta didik tidak ada kemauan untuk bertanya atau

    mengumpulkan informasi, peserta didik belum berani mengungkapkan

    pendapat atau ide gagasan ketika guru memberikan sebuah pertanyaan

    disela-sela pembelajaran atau ketika guru memberikan kesempatan peserta

    didik untuk berpendapat. Hal ini mengakibatkan aktivitas peserta didik

    menjadi rendah dan pasif, karena kebanyakan peserta didik hanya menjadi

    pendengar materi saja. Keadaan inilah yang menyebabkan rendahnya hasil

    belajar peserta didik yang terlihat dari nilai ulangan harian matematika

    kelas VIII A dari 27 peserta didik sebanyak 20 peserta didik nilai

    ulangannya masih di bawah KKM dan 7 peserta didik yang mencapai

    KKM (dokumen nilai ulangan harian matematika peserta didik kelas VIII

    A MTs Negeri 5 Magelang).

    Terkait dengan hal tersebut, peneliti melakukan diskusi dengan

    guru matematika kelas VIII di MTs Negeri 5 Magelang dan memperoleh

    informasi bahwa situasi pembelajaran di dalam kelas yang masih bersifat

    konvensional diduga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan

    rendahnya aktivitas peserta didik karena pada umumnya pembelajaran di

    kelas diawali dengan penjelasan materi, pemberian contoh soal,

  • 6

    mengerjakan soal latihan kemudian pemberian tugas. Hal ini membuat

    peserta didik hanya sekedar menghafal rumus untuk menyelesaikan

    persoalan matematika sehingga mereka mudah lupa dan tidak dapat

    memahami konsep matematika dengan baik yang mengakibatkan hasil

    belajar peserta didik menjadi rendah. Oleh karena itu diperlukan suatu

    strategi pembelajaran yang dapat melibatkan peran aktif peserta didik

    dalam belajar agar proses pembelajaran menjadi lebih optimal.

    Salah satu materi yang dipelajari di MTs adalah materi Teorema

    Pythagoras. Alasan peneliti mengambil materi Teorema Pythagoras dalam

    penelitian ini karena materi Teorema Pythagoras merupakan salah satu

    materi yang diujikan dalam ujian nasional, serta materi Teorema

    Pythagoras sarat akan konsep, prinsip, dan penerapan konsep-konsep.

    Sehingga peserta didik sering mengalami kesulitan dalam memahami

    konsep Teorema Pythagoras. Teorema Pythagoras yang hanya berlaku

    pada segitiga siku-siku merupakan dasar untuk penghitungan luas, keliling

    maupun unsur-unsur dalam bangun geometri ruang dan sering pula

    digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik akan lebih

    memahami konsep Teorema Pythagoras apabila strategi pembelajaran

    yang digunakan melibatkan peserta didik dan menuntut peserta didik

    untuk selalu aktif.

    Berdasarkan berbagai permasalahan tersebut, model pembelajaran

    discovery learning dengan pendekatan SAVI tepat untuk diterapkan

    sebagai solusi meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika pada

  • 7

    materi Teorema Pythagoras. Secara teoritis model pembelajaran ini

    mengarahkan peserta didik untuk menemukan suatu konsep secara

    terbimbing sesuai dengan gaya belajar peserta didik. Maka dari latar

    belakang tersebut peneliti berkolaborasi dengan guru melakukan penelitian

    tindakan kelas (PTK) dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan

    Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Discovery

    Learning dengan Pendekatan SAVI Materi Teorema Pythagoras pada

    Peserta Didik Kelas VIII MTs Negeri 5 Magelang Tahun Pelajaran

    2019/2020”.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

    1. Apakah melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan

    pendekatan SAVI materi Teorema Pythagoras dapat meningkatkan

    aktivitas belajar matematika peserta didik kelas VIII MTs Negeri 5

    Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020?

    2. Apakah melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan

    pendekatan SAVI materi Teorema Pythagoras dapat meningkatkan

    hasil belajar matematika peserta didik kelas VIII MTs Negeri 5

    Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020?

  • 8

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini

    adalah:

    1. Untuk mengetahui apakah melalui model pembelajaran Discovery

    Learning dengan pendekatan SAVI materi Teorema Pythagoras dapat

    meningkatkan aktivitas belajar matematika peserta didik kelas VIII

    MTs Negeri 5 Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020.

    2. Untuk mengetahui apakah melalui model pembelajaran Discovery

    Learning dengan pendekatan SAVI materi Teorema Pythagoras dapat

    meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik kelas VIII MTs

    Negeri 5 Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

    teoritis maupun secara praktis sebagai berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    a. Menjadi salah satu sumbangan pemikiran dalam mengoptimalkan

    proses pembelajaran di MTs.

    b. Menghasilkan teori baru tentang meningkatkan aktivitas dan hasil

    belajar matematika melalui model pembelajaran discovery learning

    dengan pendekatan SAVI khususnya pada materi Teorema

    Pythagoras.

    c. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

  • 9

    2. Manfaat praktis

    a. Bagi Peserta Didik

    1) Peserta didik dapat memahami dan menyelesaikan masalah

    pembelajaran matematika dengan mudah, khususnya pada

    materi Teorema Pythagoras.

    2) Memberi kenyamanan pada peserta didik sehingga kegiatan

    belajar matematika dirasakan peserta didik lebih rileks dan

    menyenangkan.

    3) Meningkatkan keaktifan dan kreatifitas peserta didik dalam

    kegiatan belajar matematika.

    b. Bagi Guru

    1) Sebagai wacana dan informasi bagi guru mata pelajaran

    matematika agar dapat menggunakan model pembelajaran

    discovery learning dengan pendekatan SAVI khususnya pada

    materi Teorema Pythagoras.

    2) Meningkatkan keaktifan guru dalam menerapkan model

    pembelajaran discovery learning dengan pendekatan SAVI

    khususnya pada materi Teorema Pythagoras sehingga proses

    belajar mengajar matematika lebih menarik dan menyenangkan

    bagi peserta didik.

    c. Bagi Sekolah

    1) Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam

    perbaikan proses pembelajaran matematika.

  • 10

    2) Meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah.

    3) Meningkatkan prestasi sekolah dengan peningkatan hasil

    belajar peserta didik dan kinerja guru.

    d. Bagi Peneliti

    Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam

    menerapkan model pembelajaran discovery learning dengan

    pendekatan SAVI yang dilakukan dalam penelitian.

    E. Definisi Operasional

    Untuk menghindari perbedaan pemahaman maka diperlukan

    definisi operasional untuk kata kunci dalam penelitian ini yang dijelaskan

    sebagai berikut:

    1. Aktivitas Belajar

    Aktivitas belajar adalah kegiatan peserta didik yang

    dilakukan selama proses mengajar berlangsung, baik aktivitas yang

    bersifat fisik, jasmani dan atau rohani (Sardiman, 2011:98).

    Aktivitas peserta didik dalam belajar tidak hanya sebatas

    mendengarkan dan mencatat saja, tetapi juga mencakup aktivitas

    yang bersifat fisik/jasmani dan mental/rohani, sehingga selama

    proses pembelajaran kedua aktivitas tersebut harus selalu

    berkaitan. Dalam penelitian ini aktivitas belajar adalah kegiatan

    peserta didik yang dilakukan selama proses mengajar berlangsung

  • 11

    mencakup aktivitas yang melibatkan fisik, aktivitas mendengarkan,

    aktivitas visual, dan aktivitas mental.

    2. Hasil Belajar

    Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak

    mengajar atau tindak belajar (Agung, 2010:74). Sedangkan menurut

    Susanto (2013: 5) hasil belajar peserta didik adalah kemampuan yang

    diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar, selain itu, hasil belajar

    juga merupakan perubahan- perubahan yang terjadi pada diri peserta

    didik,baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari

    kegiatan belajar. Dalam penelitian ini hasil belajar peserta didik adalah

    kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar pada

    aspek kognitif sebagai hasil dari kegiatan belajar.

    3. Teorema Pythagoras

    Pythagoras (582 SM – 496 SM) lahir di pulau Samos, di daerah

    Ionia, Yunani Selatan (Rahman dkk, 2017: 218). Salah satu

    penemuannya yang paling terkenal hingga saat ini adalah Teorema

    Pythagoras. Teorema Pythagoras menyatakan bahwa kuadrat sisi

    miring suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat dari sisi-

    sisi yang lain.

    4. Discovery Learning

    Model pembelajaran discovery learning merupakan suatu

    metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktivitas peserta didik

    dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode discovery

  • 12

    learning, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator

    yang mengarahkan peserta didik untuk menemukan konsep, dalil,

    prosedur, algoritma dan semacamnya (Nurgazali, 2019: 3).

    Menurut Salmon (Nurgazali, 2019:4) dalam pengaplikasiannya

    model discovery learning mengembangkan cara belajar peserta didik

    aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang

    diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, serta posisi guru di kelas

    sebagai pembimbing dan mengarahkan kegiatan pembelajaran sesuai

    dengan tujuan pembelajaran.

    5. Pendekatan SAVI (Somatic Auditory Visualization Intellectually)

    Pendekatan SAVI merupakan So-matic yang bermakna gerakan

    tubuh (hands-on, aktivitas fisik) dimana belajar dengan mengalami dan

    melakukan. Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan

    melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi,

    mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Visualization yang

    bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui

    mengamati, menggambar, merekomendasikan, membaca,

    menggunakan media dan alat peraga. Intellectually yang bermakna

    bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on)

    belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih

    menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi,

    menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan

    menerapkan (Ngalimun, 2017:334).

  • 13

    F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

    sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui

    data yang terkumpul (Arikunto, 2010:110). Sehingga hipotesis

    tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

    a. Melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan

    pendekatan SAVI materi Teorema Pythagoras dapat meningkatkan

    aktivitas belajar matematika peserta didik kelas VIII MTs Negeri 5

    Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020.

    b. Melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan

    pendekatan SAVI materi Teorema Pythagoras dapat meningkatkan

    hasil belajar matematika peserta didik kelas VIII MTs Negeri 5

    Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020.

    2. Indikator Keberhasilan

    Model pembelajaran discovery learning dengan pendekatan

    SAVI dapat dikatakan efektif apabila hasil belajar yang diharapkan

    dapat tercapai. Adapun indikatornya dirumuskan sebagai berikut:

    a. Adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika materi

    Teorema Pythagoras dari pra siklus, siklus I, dan siklus II.

    b. Aktivitas belajar matematika peserta didik secara klasikal

    mencapai persentase 70%.

  • 14

    c. Nilai peserta didik secara individu mencapai KKM (kriteria

    ketuntasan minimal) ≥ 70 (dokumen nilai KKM MTs Negeri 5

    Magelang) dan tercapai ketuntasan peserta didik secara klasikal

    mencapai persentase 85% peserta didik mencapai KKM (Trianto,

    2010:241).

    G. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang

    sering disebut dengan PTK. Ebbutt (dalam Hopkins yang dikutip oleh

    Wiriaatmadja, 2008: 12) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas

    adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek

    pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-

    tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai

    hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

    Penelitian tindakan kelas diterapkan dalam penelitian ini

    berdasarkan pada permasalahan yang muncul dalam pembelajaran

    matematika yaitu kurangnya aktivitas belajar peserta didik dalam

    proses pembelajaran yang menyebabkan rendahnya hasil belajar

    peserta didik kelas VIII A MTs Negeri 5 Magelang Tahun Pelajaran

    2019/2020. Oleh karena itu peneliti ingin memperbaiki aktivitas dan

    hasil belajar matematika peserta didik kelas VIII A MTs Negeri 5

    Magelang Tahun Pelajaran 2019/2020 maka peneliti berkolaborasi

  • 15

    dengan guru matematika kelas VIII melakukan penelitian dengan

    penelitian tindakan kelas (PTK). Tindakan yang diambil dalam

    kegiatan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat meningkatkan

    aktivitas dan hasil belajar matematika peserta didik yang terlaksana

    dalam pembelajaran matematika yang efektif melalui model

    pembelajaran discovery learning dengan pendekatan SAVI pada materi

    Teorema Pythagoras.

    Penelitian ini menggunakan model Kemmis & Mc Taggart

    yang didasari atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan kelas

    terdiri dari empat komponen pokok yang terangkai dalam satu siklus

    (Arikunto, 2010:137), yaitu:

    a. Perencanaan atau planning.

    b. Tindakan atau acting.

    c. Pengamatan atau observing.

    d. Refleksi atau reflecting.

    Penelitian ini direncanakan dalam 2 siklus, jika pada siklus ke

    2 indikator aktivitas dan hasil belajar matematika peserta didik kelas

    VIII A MTs Negeri 5 Magelang tahun pelajaran 2019/2020 sudah

    terpenuhi maka siklus dapat dihentikan. Sebelum melakukan tindakan

    pada tiap siklus, peneliti akan memasuki pra siklus terlebih dahulu. Pra

    siklus merupakan tahap sebelum peneliti melaksanakan penelitian

    tindakan kelas. Kegiatan pra siklus dilakukan dengan tujuan untuk

    mengetahui situasi dalam pembelajaran yang terjadi di kelas VIII A,

  • 16

    dimana didapati bahwa tingkat aktivitas dan hasil belajar matematika

    peserta didik rendah. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pra siklus ini

    kemudian dianalisis dan dijelaskan untuk persiapan tindakan pada

    siklus I. Berdasarkan data hasil pra siklus peneliti melakukan tahap

    perencanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

    discovery learning dengan pendekatan SAVI pada siklus I, kemudian

    melakukan tahap pelaksanaan siklus I dengan menerapkan rencana

    pembelajaran yang telah peneliti desain pada tahap sebelumnya dengan

    berkolaborasi dengan guru kelas VIII MTs Negeri 5 Magelang,

    selanjutnya tahap pengamatan siklus I dimana peneliti melakukan

    pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktivitas peserta didik

    menggunakan pedoman observasi selama proses pembelajaran untuk

    mengumpulkan data yang akan digunakan sebagai dasar pada tahap

    refleksi pada siklus I untuk kemudian dijadikan dasar menyusun

    rencana tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Keempat tahapan

    dalam 1 siklus penelitian tindakan kelas diulang kembali hingga

    indikator dalam penelitian terpenuhi.

    2. Subjek, lokasi dan waktu Penelitian

    a. Subjek penelitian

    Subjek penelitian ini adalah guru dan peserta didik kelas

    VIII A MTs Negeri 5 Magelang Kec. Ngablak, Kab. Magelang

  • 17

    tahun pelajaran 2019/2020 berjumlah 27 peserta didik yang terdiri

    dari 15 peserta didik perempuan dan 12 peserta didik laki-laki.

    b. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian ini di MTs Negeri 5 Magelang Kec.

    Ngablak, Kab. Magelang.

    c. Waktu Penelitian

    Waktu penelitian ini yaitu mulai dari tanggal 18 November

    2019 sampai dengan 29 Februari 2020.

    3. Langkah-langkah Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang lebih

    memfokuskan pada penerapan model pembelajaran discovery learning

    dengan pendekatan SAVI sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas

    dan hasil belajar matematika khususnya materi Teorema Pythagoras

    pada peserta didik kelas VIII A MTs Negeri 5 Magelang Tahun

    Pelajaran 2019/2020.

    Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi:

    perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

    a. Perencanaan

    Dalam tahap perencanaan penelitian tindakan kelas,

    terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah,

    merumuskan masalah, dan memecahkan masalah.

  • 18

    Pada tahap ini peneliti melakukan perencanaan dengan

    kegiatan utama sebagai berikut:

    1) Merancang bagian isi mata pelajaran dan bahan belajar pada

    materi Teorema Pythagoras untuk kelas VIII MTs.

    2) Merancang bahan belajar pada materi Teorema Pythagoras

    yang disesuaikan dengan konsep pembelajaran discovery

    learning dengan pendekatan SAVI.

    3) Merancang langkah-langkah proses pembelajaran discovery

    learning dengan pendekatan SAVI.

    4) Menyusun instrumen penelitian, meliputi:

    a) Penyusunan skenario pembelajaran berupa RPP.

    b) Penyusunan lembar soal tes akhir siklus.

    c) Penyusunan lembar kegiatan peserta didik.

    d) Penyusunan lembar pedoman observasi aktivitas guru dan

    lembar observasi aktivitas peserta didik.

    b. Pelaksanaan

    Tahap ini merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran

    yang telah peneliti desain yaitu menerapkan rancangan

    pembelajaran discovery learning dengan pendekatan SAVI dalam

    proses pembelajaran yang berkolaborasi dengan guru pada saat

    bertindak di kelas.

  • 19

    c. Pengamatan

    Dalam tahap ini peneliti mengamati kegiatan serta aktivitas

    guru dan peserta didik selama proses pembelajaran menggunakan

    model discovery learning dengan pendekatan SAVI pada materi

    Teorema Pythagoras. Dalam tindakan ini yang menjadi fokus

    pengamatan peneliti yaitu keaktifan peserta didik dalam mengikuti

    proses pembelajaran seperti: mengajukan pertanyaan, memberikan

    tanggapan, mengerjakan soal di depan kelas serta keseriusan

    peserta didik dalam mengerjakan soal selama proses pembelajaran.

    d. Refleksi

    Dalam tahap ini peneliti mencermati, memeriksa dan

    menganalisis berdasarkan data yang telah terkumpul melalui tahap

    observasi untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah

    mencapai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi

    tersebut peneliti dapat merefleksikan tentang kegiatan

    pembelajaran yang telah dilakukan untuk menemukan bagian-

    bagian yang masih lemah dari guru dan peserta didik pada tindakan

    yang telah dilaksanakan untuk kemudian dijadikan dasar untuk

    menyusun rencana tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya.

    Tahapan-tahapan tersebut digambarkan dalam Arikunto

    (2010:137) dengan model hubungan antar tahapan dalam siklus

    pada Gambar 1.1 berikut.

  • 20

    Gambar 1.1 Model Penelitian Tindakan Kelas

    4. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

    mengumpulkan data. Pada penelitian ini menggunakan instrumen

    penelitian sebagai berikut:

    a. Lembar Observasi

    Lembar observasi peneliti gunakan untuk mengamati secara

    langsung kegiatan guru dan peserta didik dalam proses

    pembelajaran. Lembar observasi guru digunakan untuk mengamati

    pelaksanaan tindakan pembelajaran guru selama proses

    pembelajaran, dimana skala dan indikatornya telah terlampir pada

    lampiran 12. Lembar observasi peserta didik digunakan untuk

    mengamati aktivitas belajar peserta didik selama proses

    pembelajaran, dimana skala dan indikatornya telah terlampir pada

    lampiran 13.

  • 21

    b. Lembar Soal Tes Akhir Siklus

    Lembar soal tes akhir siklus merupakan tes individu yang

    peneliti gunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik

    dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning

    dengan pendekatan SAVI. Tes individu berupa soal tertulis

    berbentuk uraian yang peneliti susun dengan arahan guru

    matematika kelas VIII berdasarkan kisi-kisi penulisan soal setiap

    siklusnya. Kisi-kisi penulisan soal tes siklus I terlampir pada

    lampiran 6, kisi-kisi penulisan soal tes siklus II terlampir pada

    lampiran 7, soal tes siklus I terlampir pada lampiran 8, dan soal tes

    siklus II terlampir pada lampiran 9.

    c. RPP

    RPP yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran yang

    digunakan sebagai pegangan guru dalam mengajar agar tujuan

    pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. RPP pada penelitian

    ini peneliti desain dengan menerapkan model pembelajaran

    discovery learning dengan pendekatan SAVI pada materi Teorema

    Pythagoras. RPP siklus I terlampir pada lampiran 4 dan RPP siklus

    II terlampir pada lampiran 5.

    d. Materi Pembelajaran

    Materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan dan

    sikap yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam rangka untuk

    memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan. Dalam

  • 22

    penelitian ini materi yang dibuat yaitu Teorema Pythagoras pada

    sub bab pembuktian kebenaran teorema Pythagoras dan Tripel

    Pythagoras. Materi pembuktian kebenaran teorema Pythagoras

    terlampir dalam RPP siklus I pada lampiran 4 dan materi Tripel

    Pythagoras terlampir dalam RPP siklus II pada lampiran 5.

    5. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti

    untuk mengumpulkan data. Pada penelitian ini menggunakan teknik

    pengumpulan data sebagai berikut:

    a. Metode Observasi

    Metode observasi peneliti gunakan untuk melakukan

    pengamatan dan mencatat hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan

    penelitian yang diperlukan dalam pengumpulan data.

    Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan lembar

    observasi/ instrumen evaluasi yang telah peneliti susun untuk

    mengumpulkan data aktivitas belajar peserta didik dan data

    aktivitas pendidik.

    b. Metode Dokumentasi

    Metode dokumentasi peneliti gunakan untuk memperoleh

    data tentang profil MTs Negeri 5 Magelang, sarana dan prasarana,

    alat atau media pembelajaran yang digunakan, dan lain sebagainya

    yang dianggap penting dan diperlukan dalam penelitian ini.

  • 23

    c. Metode Tes

    Metode tes peneliti gunakan untuk memperoleh data

    gambaran hasil belajar peserta didik pada setiap akhir siklus. Tes

    akhir siklus merupakan tes individu berupa soal untuk mengetahui

    peningkatan hasil belajar peserta didik.

    6. Analisis Data

    Dalam penelitian ini analisis data bertujuan untuk

    mendeskripsikan aktivitas pendidik dan aktivitas peserta didik selama

    proses pembelajaran serta ketuntasan belajar matematika peserta didik

    pada materi Teorema Pythagoras dengan menggunakan model

    pembelajaran discovery learning dengan pendekatan SAVI. Oleh

    karena itu, data yang diperoleh baik melalui lembar

    observasi/pengamatan maupun tes hasil belajar matematika dianalisis

    dengan teknik analisis deskriptif. Analisis deskriptif menurut Hartono

    (2008:2) adalah kegiatan statistik yang dimulai dari menghimpun data,

    menyusun atau mengukur data, mengolah data, menyajikan dan

    menganalisa data dan angka, guna memberikan gambaran tentang

    suatu gejala peristiwa atau keadaan.

    a. Analisis Data Aktivitas Pendidik

    Analisis data aktivitas pendidik adalah hasil pengamatan

    selama proses pembelajaran menggunakan model discovery

    learning dengan pendekatan SAVI dengan melihat kesesuaian

  • 24

    antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Pengamatan

    dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi/pengamatan

    aktivitas guru yang telah peneliti susun dan lembar

    observasi/pengamatan guru diisi sesuai dengan indikator yang telah

    ditetapkan.

    b. Analisis Data Aktivitas Belajar Peserta Didik

    Analisis data aktivitas belajar peserta didik adalah hasil

    pengamatan terhadap aktivitas peserta didik selama proses

    pembelajaran menggunakan model discovery learning dengan

    pendekatan SAVI. Pengamatan dilakukan dengan cara mengisi

    lembar observasi/pengamatan aktivitas peserta didik yang telah

    peneliti susun dan lembar observasi/pengamatan aktivitas peserta

    didik diisi sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.

    c. Analisis Data Tes Hasil Belajar

    Analisis data hasil belajar tes peserta didik yang

    dilaksanakan pada tiap akhir siklus pembelajaran menggunakan

    model discovery learning dengan pendekatan SAVI dilakukan

    dengan melihat ketuntasan belajar peserta didik secara individual

    dan klasikal. Ketuntasan belajar secara individu dalam penelitian

    ini diperoleh dengan rumus:

    100R

    S xN

  • 25

    Keterangan:

    S = Nilai yang dicari

    R = Jumlah skor dari item soal yang dijawab benar

    N = Skor maksimal dari tes

    (Purwanto, 2010:112).

    Sedangkan, ketuntasan belajar secara klasikal menurut Sudjana dan

    Ibrahim (2014: 129) diperoleh dengan rumus:

    100%F

    P xN

    Keterangan:

    F = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar

    N = Jumlah peserta didik secara keseluruhan

    P = Persentase ketuntasan klasikal

    H. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagian Awal Skripsi

    Pada bagian awal skripsi terdiri atas halaman sampul, halaman

    judul, halaman logo IAIN, halaman persetujuan, halaman pernyataan

    keaslian, halaman pengesahan, halaman moto dan persembahan, kata

    pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar

    lampiran.

  • 26

    2. Bagian Inti Skripsi

    Pada bagian inti skripsi terdiri dari Bab I pendahuluan, meliputi

    latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

    penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, definisi

    operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

    Bab II landasan teori, meliputi penjabaran aktivitas belajar,

    hasil belajar, pembelajaran matematika, model discovery learning

    dengan pendekatan SAVI (pengertian, kriteria, kelebihan dan

    kelemahan), teorema pythagoras dan kajian penelitian terdahulu.

    Bab III pelaksanaan penelitian, meliputi deskripsi pra siklus,

    deskripsi pelaksanaan siklus I dan deskripsi pelaksanaan siklus II.

    Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, meliputi deskripsi

    hasil penelitian per siklus dan pembahasannya.

    Bab V penutup, meliputi kesimpulan penelitian dan saran.

    3. Bagian Akhir Skripsi

    Pada bagian akhir skripsi ini terdiri atas daftar pustaka dan

    lampiran-lampiran penelitian.

  • 27

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Hakikat Belajar

    a. Pengertian Belajar

    Belajar adalah proses perubahan dari tidak tahu menjadi

    tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dan dari tidak mampu menjadi

    mampu. Menurut Sabri (2007:55) belajar merupakan proses

    perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan.

    Hal tersebut senada dengan pendapat Hamalik (2013:37) yang

    mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah

    laku individu melalui interaksi pengalaman dengan lingkungan.

    Lebih lanjut menurut pandangan Jerome Brunner (dalam Romberg

    & Kaput yang dikutip oleh al-Tabany, 2017:18) bahwa belajar

    adalah suatu proses aktif dimana peserta didik membangun

    pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang

    sudah dimilikinya.

    Berdasarkan paparan para ahli di atas, peneliti

    menyimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh

    seseorang dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu dan

    terjadinya perubahan yang menciptakan pengetahuan/pengalaman

    baru yang berdasarkan pengetahuan/pengalaman lama yang sudah

  • 28

    dimilikinya sehingga mengakibatkan perubahan perilaku seseorang

    menjadi lebih baik.

    b. Aktivitas Belajar

    Aktivitas belajar adalah kegiatan peserta didik yang

    dilakukan selama proses mengajar berlangsung, baik aktivitas yang

    bersifat fisik, jasmani dan atau rohani (Sardiman, 2011:98).

    Menurut Hamalik (2008:197) aktivitas belajar dapat didefinisikan

    sebagai aktivitas yang diberikan guru kepada peserta didik dalam

    proses pembelajaran. Sedangkan Kunandar (2010:277)

    berpendapat bahwa aktivitas peserta didik sebagai keterlibatan

    peserta didik dalam bentuk sikap, pikiran, perbuatan dan aktivitas

    dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses

    belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

    Dari beberapa pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan

    bahwa aktivitas belajar adalah segala bentuk kegiatan yang

    dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran yang dapat

    mendukung keberhasilan proses belajar yang melibatkan fisik dan

    mental secara bersamaan.

    Menurut Paul D. Dierich (dalam Sardiman, 2011:100)

    menyatakan bahwa keaktifan belajar dapat diklasifikasikan dalam 8

    kelompok meliputi:

    1) Aktivitas Visual, seperti: membaca, mempraktekkan, dan

    percobaan.

  • 29

    2) Aktivitas Lisan, seperti: bertanya, memberi saran,

    mengeluarkan pendapat, dan diskusi.

    3) Aktivitas Mendengarkan, seperti: mendengarkan penyajian

    bahan, percakapan atau diskusi kelompok, musik, dan pidato.

    4) Aktivitas Menulis, seperti: menulis cerita, menulis laporan,

    membuat rangkuman, dan mengisikan angket.

    5) Aktivitas Menggambar, seperti: menggambar, membuat grafis,

    peta, dan diagram.

    6) Aktivitas Metrik, seperti: melakukan aktivitas, membuat

    konstruksi, dan melakukan percobaan.

    7) Aktivitas Mental, seperti: memecahkan masalah, menganalisa,

    mengingat, dan membuat keputusan.

    8) Aktivitas Emosional, seperti: merasa bosan, berani, tenang,

    bergembira, gugup dan bersemangat.

    Dalam penelitian ini terdapat beberapa aspek aktivitas

    belajar peserta didik yang diamati antara lain sebagai berikut:

    1) Aspek kegiatan-kegiatan metrik, seperti: melakukan aktivitas

    yang melibatkan fisik dengan menggerakkan tubuh, melakukan

    percobaan.

    2) Aspek kegiatan-kegiatan mendengarkan, seperti:

    mendengarkan penyajian bahan, mengemukakan pendapat atau

    ide, mengajukan pertanyaan, memberikan saran.

  • 30

    3) Aspek kegiatan-kegiatan visual, seperti: memperhatikan

    penyajian bahan, mengamati, membaca, dan melihat gambar.

    4) Aspek kegiatan-kegiatan mental, seperti: menganalisis

    pertanyaan, memecahkan masalah, dan mengerjakan soal tes.

    c. Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

    keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya

    ditunjukan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru

    (Depdiknas, 2005:895). Menurut Kunandar (2010:277) hasil

    belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti

    suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kualitatif

    maupun kuantitatif.

    Menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar peserta didik

    adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

    belajar, selain itu, hasil belajar juga merupakan perubahan-

    perubahan yang terjadi pada diri peserta didik, baik aspek kognitif,

    afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

    Sudaryono (2012:43) mengungkapkan bahwa:

    1) Ranah Kognitif, hasil belajar kognitif berkaitan dengan hasil

    belajar yang menyangkut aktivitas otak.

    2) Ranah Afektif, hasil belajar afektif berhubungan dengan sikap

    dan nilai.

  • 31

    3) Ranah Psikomotorik, hasil belajar pada ranah ini berkaitan

    dengan keterampilan dan kemampuan bertindak.

    Dari beberapa pendapat ahli di atas peneliti menyimpulkan

    bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik dalam

    menguasai materi pelajaran yang telah diajarkan guru sehingga

    terjadi perubahan tingkah laku baik itu aspek kognitif, afektif, dan

    psikomotor. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud

    adalah hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif, atau hasil

    belajar yang menyangkut aktivitas otak peserta didik.

    d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

    Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

    menurut Susanto (2013:12) adalah sebagai berikut:

    1) Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam

    diri peserta didik, faktor tersebut antara lain:

    a) Faktor biologis, yang meliputi kesehatan, gizi,

    pendengaran, dan penglihatan. Jika salah satu faktor

    biologis terganggu, hal itu akan mempengaruhi proses dan

    hasil belajar peserta didik.

    b) Faktor psikologis, yang meliputi inteligensi, minat dan

    motivasi, serta perhatian ingatan berpikir.

    c) Faktor kelelahan yang meliputi kelelahan jasmani dan

    rohani.

  • 32

    2) Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri

    peserta didik, faktor tersebut antara lain:

    a) Faktor keluarga, yaitu lembaga pendidikan yang pertama

    dan terutama.

    b) Faktor sekolah, yang meliputi metode mengajar, kurikulum,

    hubungan guru dengan peserta didik, peserta didik dengan

    peserta didik, dan berdisiplin di sekolah.

    c) Faktor masyarakat, yang meliputi bentuk kehidupan

    masyarakat sekitar yang dapat mempengaruhi prestasi

    belajar peserta didik.

    2. Pembelajaran Matematika

    a. Pengertian Matematika

    Matematika berasal dari Bahasa latin manthanein atau

    mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari, sedangkan

    dalam Bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti (Siagian,

    2017:63). Menurut Tall (dalam Hasratuddin, 2015:28) menyatakan

    bahwa “The mathematics is thinking”. Hal ini berarti matematika

    adalah sarana untuk melatih berpikir. Sedangkan Susanto

    (2013:185) menyatakan bahwa matematika merupakan salah satu

    disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan

    berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian

  • 33

    masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan

    dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Dari beberapa pendapat ahli di atas peneliti menyimpulkan

    bahwa matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang dapat

    meningkatkan kemampuan berpikir yang keberadaannya

    memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari.

    b. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika

    Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan

    menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus

    matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari

    diantaranya melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar dan

    trigonometri (Rahmah, 2013:7).

    Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016

    mengenai tujuan pembelajaran matematika untuk Madrasah

    Tsanawiyah (MTs) yakni:

    1) Memahami konsep matematika, mendeskripsikan bagaimana

    keterkaitan antar knsep matematika dan menerapkan konsep

    atau logaritma secara efisien, luwes, akurat, dan tepat dalam

    memecahkan masalah.

    2) Menalar pola sifat dari matematika, mengembangkan atau

    memanipulasi matematika dalam menyusun argumen,

    merumuskan bukti, atau mendeskripsikan argumen dan

    pernyataan matematika.

  • 34

    3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

    masalah, menyusun model penyelesaian matematika,

    menyelesaikan model matematika, dan memberi solusi yang

    tepat.

    4) Mengkomunikasikan argumen atau gagasan dengan diagram,

    tabel, simbol, atau media lainnya agar dapat memperjelas

    permasalahan atau keadaan.

    3. Model Pembelajaran Discovery Learning

    a. Pengertian Model Pembelajaran

    Model pembelajaran menurut pendapat Joyce (dalam al-

    Tabany, 2017:23) adalah suatu rencana atau pola yang digunakan

    sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

    untuk membantu peserta didik sedemikian rupa, sehingga tujuan

    pembelajaran tercapai. Sedangkan menurut Soekamto (dalam al-

    Tabany, 2017:24) model pembelajaran yaitu kerangka konseptual

    yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

    mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

    belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

    perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

    aktivitas belajar mengajar.

    Dari paparan di atas peneliti menyimpulkan bahwa model

    pembelajaran adalah rencana konseptual yang digunakan guru

  • 35

    sebagai pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan

    pembelajaran di kelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

    secara optimal.

    b. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning

    Model pembelajaran berbasis penemuan atau discovery

    learning adalah suatu model pengajaran yang mengatur proses

    pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh

    pengetahuan yang belum diketahui tidak melalui pemberitahuan,

    namun ditemukan sendiri (Cahyo, 2013:100). Menurut

    Kemendikbud (2013:1) model discovery learning adalah teori

    belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi

    bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,

    tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.

    Menurut Salmon (Nurgazali, 2019:4) dalam

    pengaplikasiannya model discovery learning mengembangkan cara

    belajar peserta didik aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki

    sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan,

    serta posisi guru di kelas sebagai pembimbing dan mengarahkan

    kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini

    tujuannya adalah ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang

    teacher oriented menjadi student oriented.

    Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa model

    pembelajaran discovery learning adalah suatu model pengajaran

  • 36

    yang proses pembelajarannya menuntut peserta didik menemukan

    suatu konsep yang belum diketahui sebelumnya dan guru bertindak

    sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan kegiatan

    pembelajaran sesuai dengan tujuan.

    c. Karakteristik Model Pembelajaran Discovery Learning

    Menurut Kemendikbud (2013:4-5) model pembelajaran

    discovery learning memiliki kelebihan dan kelemahan antara lain:

    1) Kelebihan model discovery learning

    a) Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan

    meningkatkan keterampilan-keterampilan serta proses-

    proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam

    proses ini.

    b) Metode ini memungkinkan peserta didik berkembang

    dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.

    c) Membantu peserta didik menghilangkan skeptisme (keragu-

    raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan

    tertentu atau pasti.

    d) Menimbulkan rasa senang pada peserta didik, karena

    tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.

    e) Meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta didik,

    karena unsur berdiskusi.

    f) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer

    kepada situasi proses belajar baru.

  • 37

    2) Kelemahan model discovery learning

    a) Model pengajaran discovery learning lebih cocok untuk

    mengembangkan pemahaman konsep, sedangkan

    mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi

    secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.

    b) Harapan-harapan yang terkandung dalam model discovery

    learning dapat buyar berhadapan dengan peserta didik dan

    guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang

    lama.

    c) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir

    yang akan ditemukan oleh peserta didik karena dipilih

    terlebih dahulu oleh guru.

    d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Discovery Learning

    Menurut Syah (dalam Kemendikbud, 2013:5) prosedur

    yang harus dilaksanakan dalam proses pembelajaran discovery

    learning adalah:

    a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

    Kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah

    memberikan permasalahan yang menimbulkan rasa ingin tahu

    peserta didik untuk melakukan penyelidikan yang lebih

    mengenai permasalahan tersebut. Selain itu, peserta didik juga

    dapat diberikan kegiatan berupa jelajah pustaka, praktikum, dan

  • 38

    aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan

    pemecahan masalah.

    b) Problem Statement (pernyataan/identifikasi masalah)

    Langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan

    kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin

    agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,

    kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk

    hipotesis. Memberikan kesempatan peserta didik untuk

    mengidentifikasi dan menganalisis permasasalahan yang

    mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam

    membangun peserta didik agar mereka terbiasa untuk

    menemukan suatu masalah.

    c) Data Collection (pengumpulan data)

    Hipotesis yang telah dikemukakan, dibuktikan

    kebenarannya melalui kegiatan eksplorasi yang dilakukan oleh

    peserta didik dengan bimbingan guru. Pembuktian dilakukan

    dengan mengumpulkan data maupun informasi yang relevan

    melalui pengamatan, wawancara, eksperimen, jelajah pustaka,

    maupun kegiatan-kegiatan lain yang mendukung dalam

    kegiatan membuktikan hipotesis.

    d) Data Processing (pengolahan data)

    Data-data yang telah diperoleh selanjutnya diolah

    menjadi suatu informasi yang runtut, jelas, dan bermakna.

  • 39

    Pengolahan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti

    diacak, diklasifikasikan, maupun dihitung dengan cara tertentu

    serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

    e) Verification (pembuktian)

    Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan

    secara cermat untuk membuktikan kebenaran hipotesis awal

    yang telah dikemukakan. Pembuktian didasarkan pada hasil

    pengolahan data yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.

    f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

    Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses

    menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip

    umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang

    sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Setelah menarik

    kesimpulan peserta didik harus memperhatikan proses

    generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan

    pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas

    yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses

    pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.

    4. Pendekatan SAVI dalam Pembelajaran Matematika

    a. Pengertian Pendekatan SAVI

    Pendekatan SAVI merupakan salah satu pendekatan yang

    diterapkan dalam pembelajaran matematika. Dave Meier (dalam

  • 40

    Hermayanni, 2011:17) menyatakan bahwa pendekatan SAVI

    merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan cara

    menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan

    penggunaan semua alat indra. Unsur-unsur SAVI menurut Shoimin

    (2014:177-178) adalah:

    1) Somatic yaitu belajar dengan mengalami dan melakukan.

    2) Auditory yaitu belajar dengan berbicara dan mendengar.

    3) Visualization yaitu belajar dengan mengamati dan

    menggambarkan.

    4) Intellectually yaitu belajar dengan memecahkan masalah dan

    berpikir.

    Berikut paparan mengenai setiap unsur SAVI dalam

    pembelajaran matematika.

    1) Somatic

    Somatik dalam proses belajar matematika adalah

    peserta didik belajar dengan bergerak dan bertindak

    menggunakan bagian tubuh tertentu yang dibutuhkan saat

    belajar matematika. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk

    mengoptimalkan elemen somatik dalam proses pembelajaran

    matematika yaitu membuat gambar buatan tangan seperti

    menggambar persegi; menggerakkan berbagai komponen tubuh

    spesifik dengan benar yang mendukung proses pembelajaran

    (Sahara, 2017:137).

  • 41

    2) Auditory

    Belajar auditori dalam proses pembelajaran matematika

    yaitu dengan melibatkan kemampuan pendengaran dan

    kemampuan berbicara peserta didik selama proses

    pembelajaran. Beberapa aktivitas pendengaran dalam

    matematika antara lain untuk membahas dan

    mengkomunikasikan materi pelajaran matematika dan upaya

    bagaimana menerapkannya; mendengarkan materi yang

    disajikan dan meringkas apa yang didengarnya (Sahara,

    2017:137).

    3) Visualization

    Belajar visual dalam proses pembelajaran matematika

    adalah mengamati gambar atau tabel dalam matematika dan

    mendefinisikan kembali pengamatan yang melibatkan

    kemampuan visual. Beberapa proses pembelajaran visual yang

    dapat diterapkan dalam matematika antara lain pada gambar,

    misalnya gambar persegi dan elemen-elemennya kemudian

    ditafsirkan melalui penyelesaian lembar kegiatan peserta didik,

    memvisualisasikan pengamatan menjadi angka atau tabel

    matematika (Sahara, 2017:137).

    4) Intellectually

    Intelektual dalam proses pembelajaran matematika

    adalah peserta didik belajar meningkatkan kemampuan berpikir

  • 42

    dengan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

    matematika. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam

    belajar intelektual adalah memecahkan masalah misalnya,

    menyelesaikan masalah atau soal matematika yang ada di

    lembar kegiatan peserta didik; menganalisis pengalaman atau

    kasus yang berkaitan dengan matematika; menarik kesimpulan

    dari pembelajaran matematika (Sahara, 2017: 137).

    b. Karakteristik Pendekatan SAVI

    Menurut Shoimin (2015:182-183) pendekatan SAVI

    memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain:

    1) Kelebihan pendekatan SAVI

    a) Mengembangkan kecerdasan terpadu peserta didik secara

    penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan aktivitas

    intelektual.

    b) Mampu membangkitkan kreativitas dan meningkatkan

    kemampuan psikomotor peserta didik.

    c) Peserta didik akan lebih termotivasi dan semangat serta

    tidak merasa jenuh.

    d) Merupakan variasi yang cocok untuk semua gaya belajar.

    2) Kekurangan pendekatan SAVI

    a) Pendekatan ini menuntut guru dapat memadukan keempat

    komponen dalam SAVI secara utuh.

  • 43

    b) Karena peserta didik terbiasa diberi informasi terlebih

    dahulu sehingga kesulitan menemukan jawaban ataupun

    gagasannya sendiri.

    c) Pendekatan ini tidak dapat diterapkan untuk semua materi.

    c. Penerapan Discovery Learning dengan Pendekatan SAVI

    Penerapan model discovery learning dengan pendekatan

    SAVI dalam penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu: tahap

    persiapan, penyajian kelas dengan SAVI, dan tahap evaluasi.

    1) Tahap Persiapan

    Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa langkah

    sebagai berikut:

    a) Menentukan materi yang akan diajarkan menggunakan

    model pembelajaran discovery learning dengan pendekatan

    SAVI yaitu Teorema Pythagoras.

    b) Mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP,

    lembar pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan

    aktivitas peserta didik, lembar kegiatan peserta didik, dan

    soal tes akhir siklus.

    2) Penyajian kelas

    Dalam tahap ini pendidik akan menerapkan model

    pembelajaran discovery learning dengan pendekatan SAVI,

    yakni:

  • 44

    a) Stimulasi

    Mengelompokkan peserta didik dalam kelompok

    yang heterogen dan memberikan stimulasi atau rangsangan

    awal untuk memulai pembelajaran berupa ilustrasi yang

    berhubungan dengan materi ajar (somatik,visual).

    b) Menyajikan masalah

    Memunculkan masalah yang relevan dengan

    pembelajaran dan mengarahkan peserta didik untuk

    menyelesaikan dalam bentuk LKPD (somatis, auditori,

    visual).

    c) Pengumpulan data

    Membimbing peserta didik dalam pengumpulan

    data dalam bentuk kegiatan penyelidikan (somatis, auditori,

    visual).

    d) Pengolahan data

    Membimbing peserta didik mengolah data yang

    diperoleh melalui kegiatan penyelidikan (somatis, auditori,

    visual).

    e) Pembuktian

    Mengarahkan peserta didik untuk membuktikan

    hipotesis terhadap rumusan masalah yang telah disajikan

    dalam bentuk presentasi kelompok belajar (somatis,

    auditori, visual).

  • 45

    f) Kesimpulan

    Membimbing peserta didik menarik kesimpulan

    pembelajaran dari kegiatan penyelidikan yang telah

    dilakukan (intelektual).

    3) Tahap evaluasi

    Pada tahap ini peneliti mengadakan latihan setiap akhir

    siklus yang dikerjakan secara individu dalam waktu yang telah

    ditentukan, mencakup materi teorema Pythagoras yang telah

    dibahas melalui model dicovery learning dengan pendekatan

    SAVI.

    5. Teorema Pythagoras

    Objek materi yang akan diteliti pada penelitian ini adalah

    teorema Pythagoras yang mengkaji tentang:

    a. Pengertian Teorema Pythagoras

    Pythagoras adalah seorang ahli matematika dan filsafat

    berkebangsaan Yunani yang hidup pada tahun 569–475 sebelum

    Masehi. Sebagai ahli metematika, ia mengungkapkan bahwa

    kuadrat panjang sisi miring suatu segitiga siku-siku (salah satu

    sudutnya 900) adalah sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi-sisi

    yang lain.

  • 46

    Gambar 2.1 Segitiga Siku-siku ABC

    Pada segitiga ABC dengan sisi siku-siku AC dan BC serta

    sisi miring AB, berlaku teorema Pythagoras ,

    dengan AB sisi terpanjang (hypotenuse) atau dapat ditulis dalam

    bentuk c2 = a

    2 + b

    2, a

    2 = c

    2 – b

    2 atau b

    2 = c

    2 – a

    2.

    Dalam menentukan persamaan Pythagoras yang perlu

    diperhatikan adalah siapa yang berkedudukan sebagai

    hipotenusa/sisi miring.

    b. Pembuktian Teorema Pythagoras

    Salah satu pembuktian untuk memeriksa kebenaran teorema

    Pythagoras yaitu dengan menggunakan bantuan persegi-persegi

    satuan seperti disajikan pada Gambar 2.2 berikut.

    Gambar 2.2 Pembuktian Teorema Pythagoras

    Dari Gambar 2.2 di atas luas persegi pada sisi hipotenusa

    adalah AC2, dan jumlah luas persegi pada kedua sisi tegaknya

    adalah AB2 + BC

    2. Berdasarkan penyelidikan tersebut diperoleh

    kesimpulan bahwa luas persegi pada hipotenusa selalu sama

  • 47

    dengan hasil pada jumlah luas persegi pada kedua sisi siku-siku

    segitiga, sehingga terbukti bahwa teorema Pythagoras adalah

    AC2 = AB

    2 + BC

    2.

    c. Menggunakan Teorema Pythagoras

    1) Kebalikan Teorema Pythagoras

    Pada bahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa

    kuadrat miring (hypothenusa) atau sisi miring suatu segitiga

    siku-siku sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisinya.

    Dari pernyataan tersebut kita peroleh kebalikan dari teorema

    Pythagoras, yaitu:

    a) Jika kuadrat sisi miring atau sisi terpanjang sebuah segitiga

    sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisinya, maka

    segitiga tersebut merupakan segitiga siku-siku, atau

    b) Jika pada suatu segitiga berlaku 2 2 2a b c , dengan a

    adalah sisi terpanjangnya maka segitiga ABC tersebut

    merupakan segitiga siku-siku dengan besar salah satu

    sudutnya 90o.

    2) Tripel pythagoras

    Tiga bilangan a, b dan c dikatakan tripel Pythagoras,

    jika ketiga bilangan tersebut memenuhi hubungan: 2 2 2c a b

    atau 2 2 2

    a b c atau 2 2 2

    b a c . Jadi, tripel Pythagoras

    adalah bilangan bulat positif yang kuadrat bilangan terbesarnya

    sama dengan jumlah kuadrat bilangan yang lainnya.

  • 48

    3) Jenis segitiga jika diketahui panjang sisi-sisinya.

    Kegunaan tripel Pythagoras adalah untuk membuktikan

    apakah suatu segitiga itu siku-siku atau tidak. Maka perlu

    memperhatikan sifat-sifatnya sebagai berikut. Dalam segitiga

    ABC, dengan panjang sisi a, b, dan c, berlaku:

    a) Jika dalam segitiga ABC berlaku hubungan 2 2 2a b c ,

    dengan a sisi terpanjang maka segitiga ABC adalah segitiga

    siku-siku.

    Gambar 2.3 Segitika Siku-siku

    b) Jika dalam segitiga ABC berlaku hubungan 2 2 2a b c ,

    dengan a sisi terpanjang maka segitiga ABC adalah segitiga

    tumpul.

    Gambar 2.4 Segitika Tumpul

    c) Jika dalam segitiga ABC berlaku hubungan 2 2 2a b c ,

    dengan a sisi terpanjang maka segitiga ABC adalah segitiga

    lancip.

  • 49

    Gambar 2.5 Segitika Lancip

    4) Perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus, yaitu:

    a) Perbandingan sisi segitiga siku-siku khusus sudut 600 dan

    300. Pada segitiga siku-siku yang bersudut 60

    0 dan 30

    0,

    hipotenusa (sisi miring) = 2 x sisi siku-siku pendek.

    Gambar 2.6 Segitiga Siku-siku dengan Sudut 600 dan 30

    0

    Berikut perbandingan sisi segitiga siku-siku khusus dengan

    sudut 600 dan 30

    0 adalah 30

    0 : 60

    0 : 90

    0 = 1 : 3 : 2

    b) Perbandingan sisi segitiga siku-siku khusus sudut 450.

    Pada segitiga siku-siku yang bersudut 450, kaki sudut 90

    0

    adalah sama panjang.

    Gambar 2.7 Segitiga Siku-siku dengan Sudut 450

  • 50

    Berikut perbandingan sisi segitiga siku-siku khusus dengan

    sudut 450 adalah 45

    0 : 45

    0 : 90

    0 = 1 : 1 : 2

    d. Penerapan Teorema Pythagoras dalam Kehidupan Nyata

    Berikut beberapa contoh penggunaan teorema pythagoras

    dalam kehidupan sehari-hari.

    1) Sebuah jendela lantai 2 pada sebuah gedung tingginya 8 meter.

    Di depan gedung tersebut ada sebuah taman dengan lebar 6

    meter. Berapa panjang tangga minimum yang dibutuhkan agar

    kaki-kaki tangga tidak merusak taman tersebut?

    Perhatikan sketsa di bawah ini.

    Misalkan panjang tangga = a, maka:

    2 2 28 6a

    264 36a

    100a

    10a

    Maka panjang tangga minimum adalah 10 meter.

  • 51

    2) Sebuah tiang listrik, agar dapat berdiri dengan tegak maka

    ditahan oleh tali kawat baja. Jika jarak patok pengikat terhadap

    tiang listrik adalah 5 m dan tinggi tiang listrik adalah 12 m,

    tentukan panjang tali kawat baja minimal yang dibutuhkan!

    Penyelesaian:

    Menurut dalil pythagoras adalah

    2 2 2AC AB BC

    2 2 25 12AC

    225 144AC

    2169AC

    169AC

    13AC

    Jadi panjang tali baja adalah 13m.

  • 52

    B. Kajian Pustaka

    Penelitian ini membahas tentang penerapan model pembelajaran

    discovery learning dengan pendekatan SAVI dan berdasarkan kajian

    pustaka yang dilakukan peneliti didapatkan hasil penelitian yang relevan

    dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

    1. Sahara dkk (2017) “Literatur Study: Discovery Learning Teaching

    Model through Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) Approach

    in Mathematic Teaching”. Hasil dari studi literatur ini adalah sintaks

    discovery learning yang dilengkapi oleh langkah-langkah SAVI,

    sehingga diperoleh: langkah persiapan gabungan sintaks discovery

    learning pada tahap stimulasi, langkah menyajikan data (somatik,

    auditori, visual) pada tahap pernyataan masalah dan pengumpulan

    data, langkah mencoba (somatik, auditori, visual) pada tahap

    pengolahan data dan verifikasi, serta langkah penyampaian hasil

    (intelektual) pada tahap generalisasi. Dengan demikian, akan mudah

    untuk memaksimalkan pengajaran matematika melalui penerapan

    model discovery learning dengan pendekatan SAVI. Penelitian ini

    berbeda dengan penelitian Rifki Sahara karena penelitian ini

    menekankan pada upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

    matematika khususnya materi teorema Pythagoras sedangkan pada

    penelitian Rifki Sahara menekankan pada peningkatan pengajaran

    matematika.

  • 53

    2. Hermayanni (2011) “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa

    Melalui Model Pembelajaran Langsung dengan Pendekatan Somatik,

    Auditori, Visual, Dan Intelektual (SAVI) pada Kelas V SDN 018

    Kepala Pulau Kabupaten Kuantan Singingi”. Dari penelitian yang telah

    dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran langsung dengan

    pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

    peserta didik dengan persentase ketuntasan belajar mencapai 71,7%

    dan persentase ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 100%.

    Persamaan penelitian Hermayanni dengan penelitian ini yaitu sama-

    sama menggunakan pendekatan SAVI dalam pembelajaran

    matematika. Perbedaannya yaitu pada penelitian Hermayanni

    menggunakan model pembelajaran langsung sedangkan penelitian ini

    menggunakan model pembelajaran discovery learning, selanjutnya

    pada objek materi yang diteliti yaitu pada penelitian Hermayanni

    menggunakan materi luas bangun datar segitiga, trapesium, layang-

    layang dan lingkaran sedangkan pada penelitian ini menggunakan

    materi Teorema Pythagoras.

    3. Gratiana (2016) “Penerapan Discovery Learning Berbantu Domino

    Matematika (DOMAT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

    Siswa Kelas VIII SMP kristen 2 Salatiga” Dari penelitian yang telah

    dilakukan dengan menerapkan model discovery learning berbantu

    domino matematika (DOMAT) dengan materi Teorema Pythagoras

    pada siswa kelas VIII C semester 1 tahun ajaran 2015/2016 di SMP

  • 54