analisis manajemen piutang (studi kasus pada pt...

77
ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET SYSTEM INDONESIA) Disusun Oleh : Aisyah Basalamah NIM. 135020300111003 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 28-Dec-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC

EXHAUST DAN INLET SYSTEM INDONESIA)

Disusun Oleh :

Aisyah Basalamah

NIM. 135020300111003

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih

Derajat Sarjana Ekonomi

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET
Page 3: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET
Page 4: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

RIWAYAT HIDUP

Nama : Aisyah Basalamah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tanggal Lahir : Malang/ 25 Juni 1994

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat Rumah : Perum. Graha Kencana Jl. Graha Kencana

Selatan 1 no. 5 Malang

Alamat Email : [email protected]

Pendidikan Formal :

Sekolah Dasar (2001-2007) : SDN Lawang 03

SMP (2007-2010) : SMPN 1 Singosari

SMA (2010-2013) : SMA Brawijaya Smart School

Perguruan Tinggi (2013-2017) : S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Brawijaya

Pendidikan Non Formal :

Pelatihan dan Seminar :

- (2013 – 2014) : Program Excellent

- (2014) : Peserta International Conference : “GreeNaration to Lead

Green Future”

- (2014) : Peserta Seminar Nasional : Brawijaya Accounting Fair

“The New Wave of Accounting in Globalization”

Pengalaman :

- (2016) : Staf Liaison Officer Brawijaya Accounting Fair

- (2016) : Kerja praktik di bagian Accounting & Finance PT Baltec

Exhaust dan Inlet System Indonesia

Page 5: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah. I’m so grateful beyond words. Thanks to

Allah, who always showering His blessings until this time.

My parents who always have my back in every situation I go

through ups and downs in this life, provide everything I

couldn’t thank you enough, this bachelor’s degree is for you.

May Allah bless both of you always and reward a jannah.

Aamiin.

My two little brothers, who share the family laugh, tears,

jokes, and everything until now. May our bonding will stick

forever no matter what will happen in the future.

My best friends, for this 7 years and counting. I glad I met

you guys.

My accounting friends who stay together and survive the

whole act, count, think until we finish it.

My supervisor, thank you for helping me into created this.

My examiner, thank you for the advice.

Many other people that I can’t mention one by one, I just

want to say thank you so much.

Last, for anyone who read this, hope it can help you and

thank you for reading. Feel free to ask me in e-mail, about

accounting (especially this one).

Page 6: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

ABSTRAK

ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC

EXHAUST DAN INLET SYSTEM INDONESIA)

Oleh :

Aisyah Basalamah

Dosen Pembimbing :

Tuban Drijah Herawati, SE,. MM., Ak., CA., CSRS., CSRA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen piutang pada PT Baltec

Exhaust dan Inlet System Indonesia. Pembahasannya termasuk pengelolaan

piutang, pengendalian internal terhadap piutang, unsur penagihan piutang, dan

hambatan dalam penagihan piutang. Data yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan hasil wawancara dengan manajer departemen akuntansi dan keuangan

PT Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia. Data primer yang diperoleh dari

PT Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia dalam bentuk dokumen tertentu

dan dokumentasi lainnya yang diberikan oleh perusahaan. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa manajemen piutang dan pengendalian internal sudah

dilaksanakan dengan baik. Namun, ada masalah dalam pembagian tugas di

departemen akuntansi dan keuangan dan perusahaan belum menggunakan

software tertentu dalam pencatatan akuntansinya. Selain itu, kendala lainnya

adalah penyelesaian pekerjaan di lapangan yang tidak sesuai dengan kesepakatan

pada kontrak dan kondisi keuangan pelanggan mengalami kesulitan sehingga

membuat penagihan menjadi lebih lambat.

Kata kunci : manajemen piutang, pengendalian internal, perusahaan jasa.

Page 7: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

ABSTRACT

ANALYSIS ON ACCOUNT RECEIVABLE MANAGEMENT ( A CASE

STUDY ON PT BALTEC EXHAUST AND INLET SYSTEM INDONESIA)

By:

Aisyah Basalamah

Advisor:

Tuban Drijah Herawati, SE,. MM., Ak., CA., CSRS., CSRA

This research aims to analyze account receivables management in PT Baltec

Exhaust and Inlet System Indonesia. The discussion includes the management of

account receivables, internal control of receivables, elements of billing in account

receivables, and obstacle of account receivables billing. The data of this study are

obtained from interviews with accounting and finance department manager of PT

Baltec Exhaust and Inlet System Indonesia. The primary data of this studyare

documents obtained from the company. The results of this research shows that the

management of accounts receivable and the internal control of accounts

receivable have been implemented well. However, the company has problems in

tasks splitting in accounting and finance department. The company has not used

any software to record their accounting. Other problems are that the works the

company has made not match the work contract and that some customers are

having financial difficulties that make billing slower.

Keywords: account receivables management, internal control, service

company.

Page 8: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat

menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul:

“ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT

BALTEC EXHAUST DAN INLET SYSTEM INDONESIA)”

Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih

derajat sarjana Ekonomi program Strata Satu (S-1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya.

Selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian dalam skripsi ini,

penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat

adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu

penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Herawati selaku dosen pembimbing yang telah mengorbankan waktu,

tenaga, pikiran untuk membimbing serta memberikan saran dalam

menyelesaikan laporan skripsi ini.

2. Bapak Abdul Ghofar selaku PLT Ketua Jurusan Akuntansi Universitas

Brawijaya Malang.

3. Ibu Grace selaku dosen penguji yang sudah banyak membantu

memberikan kritik dan saran terhadap perbaikan skripsi saya.

4. Orang tua ku yang selalu memberikan dukungan dan doa.

Page 9: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................. i

DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vi

ABSTRAKSI .............................................................................................. vii

ABSTRACT .............................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 6

1.3 Batasan Masalah ..................................................................................... 7

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 9

2.1 Kebijakan Penjualan Kredit ..................................................................... 9

2.2 Piutang .................................................................................................. 12

2.2.1 Pengertian Piutang ........................................................................... 12

2.2.2 Klasifikasi Piutang ........................................................................... 13

2.2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Piutang ........................................ 15

2.2.5 Risiko yang Mungkin Timbul dalam Piutang ................................... 16

2.2.6 Manajemen Piutang ......................................................................... 18

2.2.6.1 Tujuan Manajemen Piutang ........................................................ 18

2.3 Pengendalian Internal ............................................................................ 19

2.3.1 Komponen Pengendalian Internal ..................................................... 19

2.3.2 Unsur-unsur Pengendalian Internal .................................................. 21

Page 10: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 24

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 28

3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 28

3.2 Objek Penelitian .................................................................................... 28

3.3 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 28

3.4 Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 29

3.5 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 30

3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................. 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 33

4.1 Gambaran Umum PT Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia.......... 33

4.1.1 Sejarah PT Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia .................... 33

4.1.2 Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu ....................................................... 34

4.1.3 Lokasi Perusahaan ........................................................................... 36

4.1.4 Struktur Organisasi beserta Tugas dan Tanggung Jawab .................. 36

4.2 Manajemen Piutang di PT Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia .. 39

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 40

4.3.1 Manajemen Piutang ......................................................................... 40

4.3.1.1 Tahap Penerimaan Pekerjaan ...................................................... 40

4.3.1.2 Tahap Pembuatan Dokumen dan Catatan Akuntansi ................... 42

4.3.1.3 Tahap Penagihan dan Catatan Akuntansi ..................................... 44

4.3.1.4 Unsur-unsur Penagihan Piutang yang Efektif .............................. 47

4.3.1.5 Hambatan-hambatan dalam Proses Penagihan Piutang ................ 48

4.3.1.6 Perlakuan Piutang tak Tertagih .................................................. 49

4.3.1.7 Kebijakan Piutang yang Masih Belum Tertagih ......................... 50

4.3.1.8 Sistem Pengendalian Internal atas Piutang .................................. 52

4.4 Pembahasan Terkait Penelitian Terdahulu ............................................. 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 59

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 59

Page 11: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

5.2 Saran ..................................................................................................... 60

Page 12: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................... 24

Page 13: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Baltec EIS Indonesia ........................... 36

Gambar 4.2 Cara Pembayaran pada Surat Perjanjian ................................... 41

Gambar 4.3 Skema Pembayaran pada Surat Perjanjian ................................ 42

Gambar 4.4 Buku Besar Pembantu Piutang ................................................. 49

Gambar 4.5 Daftar Piutang .......................................................................... 50

Page 14: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Transkip Wawancara ................................................................ 64

Lampiran 2 Surat Permintaan Pembayaran .................................................. 70

Lampiran 3 Invoice ..................................................................................... 72

Lampiran 4 Kuitansi ................................................................................... 73

Lampiran 5 Faktur Pajak ............................................................................. 74

Lampiran 6 Berita Acara Pemeriksaan Barang ............................................ 75

Lampiran 7 Kurva S Laporan Kemajuan Pekerjaan ..................................... 76

Lampiran 8 Tanda Terima Dokumen / Transmittal ...................................... 77

Page 15: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan terdiri dari berbagai jenis, setiap perusahaan didirikan dengan

tujuan tertentu, dilihat dari sudut pandang ekonomi salah satunya yaitu untuk

memperoleh keuntungan (profit oriented). Tujuan tersebut dapat dicapai

perusahaan melalui pengelolaan bisnis yang baik, khususnya pengelolaan aset

yang dimiliki sehingga bisa berfungsi sebagaimana dengan tujuan perusahaan

yang telah direncanakan.

Di dalam pengelolaan aset perlu dirancang guna menjaga kelangsungan hidup

serta kestabilan kegiatan operasi perusahaan. Namun seringkali masih mengalami

permasalahan dalam pengelolaan khususnya mengenai aset lancar perusahaan,

salah satunya yaitu piutang. Sebagai bagian dari aset lancar yang likuid dan selalu

dalam keadaan berputar, piutang merupakan pos penting di perusahaan. Artinya

piutang dapat dijadikan menjadi kas dengan segera yakni dalam jangka waktu

paling lama satu tahun atau satu periode akuntansi.

Piutang timbul ketika perusahaan menjual barang dan jasa secara non tunai

(kredit) atau diserahkan terlebih dahulu kepada pelanggan, tetapi pembayarannya

akan diterima di kemudian hari sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati

bersama antara penjual dan pembeli. Piutang dapat memberikan keuntungan

sendiri misalnya menaikkan tingkat penjualan perusahaan. Di satu sisinya dapat

menimbulkan kerugian bagi perusahaan apabila piutang yang telah diberikan tidak

kunjung dibayarkan oleh pihak debitur.

Page 16: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

2

Kendala yang seringkali terjadi adalah pembayaran atas piutang tidak tepat

pada waktu yang sudah ditetapkan sebelumnya, sementara setiap perusahaan

memerlukan aliran kas yang cukup untuk diputar dalam membiayai aktivitas

operasional perusahaan sehari-hari dan memenuhi kewajiban lancar perusahaan

tepat pada waktunya. Di sisi lain, piutang sebagai modal kerja diharapkan dapat

memberikan tambahan pendapatan dan laba. Hal ini menjadikan pengelolaan

piutang memiliki peranan yang sangat vital.

Pada salah satu jenis perusahaan, yaitu perusahaan jasa di bidang jasa

konstruksi akun piutang dapat dikatakan sebagai akun yang rentan. Penyebabnya

adalah pada perusahaan jasa konstruksi sering menghadapi kendala pembayaran

atas proyek yang telah dikerjakan. Hal inilah yang menjadikan perlu adanya

perhatian terkait pengelolaan akun piutang bagi perusahaan jasa konstruksi.

Selain perusahaan jasa seperti perusahaan jasa konstruksi, ada juga

perusahaan ataupun badan usaha yang lain tentu saja tidak lepas kaitannya dari

permasalahan tentang piutang. Beberapa diantaranya yaitu :

1. Penelitian Putra, Rendy Fadhlan (2016) yang berjudul “Analisis Manajemen

Piutang Pendapatan Jasa Layanan pada RSUD Dr. Soetomo” dengan fokus

penelitian manajemen piutang pendapatan jasa layanan dan rumah sakit

sebagai objeknya.

2. Penelitian Agustiningrum, Maria (2007) yang berjudul “Analisis Pengelolaan

Piutang dan Upaya Alternatif Penagihan Piutang Guna Meminimalkan

Tingkat Kerugian Piutang : Studi Kasus Pada Perusahaan Umum (Perum)

Jasa Tirta I Malang” dengan fokus penelitian pengelolaan piutang, upaya

Page 17: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

3

alternatif penagihan dan Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta sebagai

objeknya.

3. Penelitian Permana, Rio Dwi (2014) yang berjudul “Evaluasi Manajemen

Piutang Mahasiswa Badan Layanan Umum Perguruan Tinggi (Studi Kasus

Pada Universitas X)” dengan fokus penelitian manajemen piutang dan

perguruan tinggi negeri sebagai objeknya.

4. Ricatur R.N., Devi (2015) yang berjudul “Efektivitas Pengelolaan Piutang

Pasien BPJS (Studi Kasus Pada RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)” dengan

fokus penelitian pengelolaan piutang pasien BPJS dan rumah sakit sebagai

objeknya.

5. Permatasari, Ervin (2015) yang berjudul “Evaluasi Sistem Pengendalian

Internal Terhadap Piutang Usaha Pada PT Telekomu-nikasi Indonesia, Tbk

Witel Jatim Selatan (Malang)” dengan fokus penelitian sistem pengendalian

internal piutang usaha dan perusahaan telekomunikasi sebagai objeknya.

6. Argianti, Ema (2010) yang berjudul “Sistem Pengelolaan Piutang atas

Pemberian Permodalan UMKM kepada KSP/USP-Koperasi : Kasus pada

Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar Kabupaten Tulungagung” dengan fokus

penelitian sistem pengelolaan piutang, pemberian permodalan dan dinas

koperasi, umkm, dan pasar sebagai objeknya.

7. Martina, Sheila Fitria (2015) yang berjudul “Pengendalian Piutang dengan

Locking System : Study Kasus Pada PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Cabang Tanjung Perak” dengan fokus penelitian pengendalian piutang,

locking system dan PT Pelabuhan Indonesia sebagai objeknya.

Page 18: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

4

Pada beberapa penelitian terdahulu dijelaskan tentang fokus penelitian

terkait piutang, di lihat dari segi manajemen piutang, termasuk pengelolaan

piutangnya, dan sistem pengendalian internal terkait piutang. Hal inilah yang

menjadikan bahasannya menjadi sama dengan penelitian ini.

Jika pada penelitian terdahulu ada beberapa objek seperti rumah sakit,

perusahaan umum jasa tirta, perusahaan telekomunikasi, perusahaan pelabuhan,

dinas koperasi, UMKM, pasar dan perguruan tinggi negeri, sedangkan pada

penelitian ini menggunakan perusahaan jasa konstruksi sebagai objek penelitian.

Pada penelitian terdahulu di atas juga ada perusahaan yang menggunakan sistem

tertentu dalam mengatasi piutang mereka. Maka ini merupakan pembeda antara

penelitian terdahulu dengan penelitian ini.

Perusahaan jasa di bidang konstruksi yang digunakan di penelitian kali ini

tidak hanya sekedar mengkonstruksi tetapi melakukan kegiatan EPC

(Engineering - rekayasa/perencanaan, Procurement - pembelian/pengadaan dan

Construction - konstruksi) khususnya elektrikal atau kelistrikan yaitu PT Baltec

Exhaust dan Inlet System Indonesia. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2009 dan

merupakan cabang dari perusahaan Baltec Inlet and Exhaust System

Pty Ltd (Proprietary Limited) yang berada di Melbourne, Australia.

Sebelum melakukan suatu pekerjaan konstruksi perusahaan akan membuat

sebuah perencanaan terpadu. Salah satunya yaitu penentuan besarnya biaya yang

diperlukan saat pelaksanaan konstruksi. Besarnya biaya yang harus dibayarkan

oleh pihak pengguna jasa (klien) ditentukan di dalam kontrak perjanjian dengan

Page 19: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

5

PT Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia selaku penyedia jasa beserta kapan

waktu pembayarannya. Nantinya, hal ini akan berdampak pada pendapatan yang

diperoleh setelah pekerjaan konstruksi tersebut selesai.

Biasanya, pembayaran biaya dilakukan setelah pekerjaan konstruksi

selesai dikerjakan yang menyebabkan munculnya piutang. Oleh karena itu,

piutang merupakan salah satu sumber pendapatan dan dapat meningkatkan

penghasilan untuk perusahaan. Dengan adanya ketentuan pembayaran secara

kredit tersebut, maka ada kemungkinan keterlambatan dalam pembayaran piutang

yang melebihi batas waktu ketentuannya dapat menyebabkan kerugian bagi

perusahaan.

Salah satu kendala yang dihadapi perusahaan dalam melakukan penagihan

piutang adalah, klien mengalami kesulitan dalam pembayaran piutang. Hal ini

merupakan hambatan yang paling sulit dan yang paling tidak dinginkan. Kejadian

seperti ini pernah dialami PT Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia saat

mengerjakan suatu proyek di tahun 2012, tetapi pihak klien baru melakukan

pelunasan pembayarannya di tahun 2013. Dikarenakan proses pendanaan proyek

klien mengalami kemacetan.

Tentu saja peristiwa tersebut memberikan dampak buruk bagi arus kas

perusahaan yang diakibatkan dari keterlambatan atas pembayaran piutangnya.

Selain itu masalah lainnya yang perlu dihadapi perusahaan adalah bagian yang

menangani piutang masih dalam satu bagian yaitu akuntansi dan keuangan serta

sistem akuntansinya yang belum menggunakan software tertentu. Sehingga, tidak

Page 20: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

6

adanya pemisahan tugas secara khusus dan pencatatan secara manual yang bisa

saja memunculkan human error.

Untuk meminimalisir keterlambatan pembayaran piutang dan terjadinya

permasalahan lain seperti human error tersebut perlu diterapkan manajemen dan

juga pengendalian internal yang baik di dalam perusahaan. Keduanya bertujuan

agar penerimaan melalui piutang dapat dimaksimalkan. Perusahaan yang

melakukan pengelolaan manajemen piutang dengan baik dapat menurunkan risiko

keterlambatan pembayaran piutang. Disamping itu, manfaat lainnya yang dapat

diperoleh dari pengendalian internal yang baik adalah dapat mencegah atau

meminimalisir kemungkinan terjadinya kecurangan dan kesalahan.

Mengingat pentingnya manajemen piutang dan pengendalian internal

dalam menimalisir risiko piutang, apabila keseluruhan hal di atas tidak ditindak

lanjuti secara tepat dan cepat, maka dapat menghambat pendapatan dari proses

pelunasan piutang dan menghambat arus kas perusahaan. Sedangkan perusahaan

mempunyai kewajiban jangka pendek yang harus dibayar kepada pihak lain.

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka dirasa perlu dilakukan

penelitian skripsi yang berjudul “Analisis Manajemen Piutang (Studi Kasus pada

PT Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disusun rumusan masalah,

yaitu :

1. Bagaimana pengelolaan manajemen piutang di PT Baltec Exhaust dan

Inlet System Indonesia?

Page 21: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

7

2. Bagaimana pengendalian internal terkait piutang yang sudah diterapkan di

PT Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia?

1.3 Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian pada masalah yang akan dibahas, maka

penelitian ini mempunyai batasan sebagai berikut :

Penelitian ini dibatasi pada piutang yang berkaitan dengan pekerjaan

konstruksi suatu proyek yang di tangani oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan

pemeberian piutang atas jasa tersebut cukup rentan, mengingat jumlah

nominalnya yang besar daripada piutang lainnya.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui, mendeskripsikan, menganalisis, dan mengevaluasi

pengelolaan manajemen piutang di PT Baltec Exhaust dan Inlet System

Indonesia.

2. Untuk mengetahui, mendeskripsikan, menganalisis, dan mengevaluasi

pengendalian internal piutang di PT Baltec Exhaust dan Inlet System

Indonesia.

Page 22: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

8

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan bagi penelitian ini, yaitu :

1. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini, peneliti dapat menambah wawasan tentang

pengelolaan manajemen piutang usaha dalam perusahaan serta dapat

mengaplikasikan ilmu yang telah diterima selama di perkuliahan.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan

pertimbangan dalam pengelolaan manajemen piutang usahanya.

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi penelitian-penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan pengelolaan manajemen piutang usaha.

Page 23: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebijakan Penjualan Kredit

Penjualan terdiri dari dua cara yaitu penjulan tunai dan penjualan non tunai

(kredit). Dalam melakukan penjualan secara tunai, pembayaran akan diterima

langsung oleh perusahaan, namun apabila melakukan penjualan non tunai (kredit)

pembayaran masih akan diperoleh dimasa mendatang oleh pihak perusahaan. Hal

inilah yang menyebabkan perlunya pedoman terkait kebijakan pejualan kredit

yang diberikan oleh perusahaan.

Menurut Syamsuddin (2009 : 256) kebijakan penjualan kredit merupakan

pedoman yang ditempuh oleh perusahaan dalam menentukan apakah kepada

seorang pelanggan akan diberikan kredit dan kalau diberikan berapa jumlah kredit

atau berapa standar yang akan diberikan. Melalui kebijakan penjualan kredit yang

efektif akan menjamin penagihan piutang yang tepat waktunya dan mengurangi

kerugian akibat piutang tak tertagih.

Salah satu dari berbagai cara yang dapat digunakan untuk meminimalisir

risiko kredit adalah dengan melakukan analisis 5C (Character, Capacity, Capital,

Condition of Economy, dan Collateral) terhadap calon pelanggan.

1. Character

Character merupakan data yang meliputi tentang kepribadian dari calon

pelanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan

dan latar belakang keluarga bahkan hobinya. Kegunaan dari penilaian tesebut

untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikad atau kemauan calon debitur untuk

Page 24: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

10

memenuhi kewajibannya (wiilingness to pay) sesuai dengan janji yang telah

ditetapkan.

Pemberian kredit atas dasar kepercayaan, sedangkan yang mendasari suatu

kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak perusahaan bahwa calon debitur

memiliki moral, watak dan sifat-sifat pribadi yang positif dan koperatif.

Disamping itu mempunyai tanggung jawab, baik dalam kehidupan pribadi sebagai

manusiadan kehidupan sebagai anggota masyarakat. Character merupakan faktor

yang dominan, sebab walaupun calon debitur tersebut cukup mampu untuk

menyelesaikan utangnya, kalau tidak mempunyai itikad yang baik tentu akan

membawa kesulitan bagi perusahaan dikemudian hari.

2. Capacity

Mulyono (dikutip oleh Sanusi, 2011) menyatakan bahwa capacity dalam hal ini

merupakan suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi

kewajiban-kewajibannya. Jadi, maksud penilaian terhadap capacity ini untuk

menilai sampai sejauh mana pelanggan memiliki kemampuan untuk melunasi

tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Capacity

merupakan ukuran dari ability to pay atau kemampuan dalam membayar.

3. Capital

Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelola

oleh pelanggan. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur

permodalan, rasio-rasio keuntungan yang diperoleh seperti return on equity dan

return on investment. Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah layak calon

pelanggan diberi kredit, dan beberapa besar batas kredit yang layak diberikan.

Page 25: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

11

4. Condition of Economy

Kredit yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang

calon debitur. Ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian,

oleh karena itu perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon debitur.

5. Collateral

Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon

debitur benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya .Collateral

diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam

pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin

bisa dijadikan jaminan. Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya berbentuk

kebendaan bisa juga collateral tidak berwujud, seperti jaminan pribadi, letter of

guarantee, dan rekomendasi.

Selain prinsip di atas, ada pula prinsip 3R dalam kredit yang juga menjadi

pertimbangan dalam memutuskan pemberian kredit, prinsip tersebut menurut

Kasmir (2008:113) yaitu :

1. Return

Return merupakan penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh debitur.

Persoalan yang timbul adalah apakah hasil tersebut dapat untuk menutup

utangnya. Hasil ini bisa diperoleh berdasarkan pengalaman, kemampuan,

pemasaran, dan aspek lainnya.

2. Repayment Capacity

Repayment capacity adalah penilaian kesangguapan untuk membayar kembali

kredit, apakah pelanggan (debitur) secara benar-benar memiliki kemampuan untuk

Page 26: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

12

membayar utangnya. Selain itu, perusahaan harus menilai berapa lama waktu

pengembaliannya.

3. Risk Bearing Ability

Risk bearing ability (kemampuan untuk menanggung resiko) merupakan

sampai sejauh mana debitur mampu menanggung risiko kegagalan apabila terjadi

sesuatu yang tidak diinginkan. Sehingga hal ini harus masuk di penilaian

perusahaan.

2.2 Piutang

2.2.1 Pengertian Piutang

Sumber pendapatan perusahaan melalui kegiatan penjualan barang dan

jasa dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit. Apabila secara tunai,

maka perusahaan dapat menerima kas secara langsung dan lebih cepat. Disisi

yang lain, apabila secara kredit, maka perusahaan memberikan piutang yang

secara tidak langsung menjadi bentuk penanaman atau investasi bagi perusahaan.

Menurut Irton (2009:262) piutang merupakan hak atau klaim dalam bentuk

moneter terhadap entitas lain, termasuk klaim terhadap karyawan , perusahaan

bisnis, dan organisasi lain.

Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2013:368) piutang adalah jumlah

yang dapat ditagih dalam bentuk tunai dari seseorang atau perusahaan lain.

Piutang ini merupakan hasil dari penjulan barang atau jasa.

Pada PSAK nomor 1 menjelaskan suatu aset diklasifikasikan sebagai aset

lancar, jika aset tersebut : diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual

atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau

Page 27: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

13

dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan

akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; berupa kas atau

setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi. Aset lancar termasuk persediaan

dan piutang yang dijual, dikonsumsi, dan direalisasi sebagai bagian siklus normal

operasi perusahaan walaupun aset tersebut tidak diharapkan akan direalisasi

dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan diatas, pada penelitian ini yang

dimaksud dengan piutang adalah tagihan kepada pihak di luar perusahaan

biasanya pelanggan yang diharapkan dapat diterima dalam bentuk uang yang

besarnya sesuai invoice / dokumen tagihan dari pengerjaan proyek. Piutang diakui

setelah melakukan pengiriman dokumen tagihan ke pelanggan yang berisi tentang

adanya transaksi antara perusahaan dengan pihak luar yang berupa penjualan atau

penyerahan barang atau jasa.

2.2.2 Klasifikasi Piutang

Piutang tidak hanya terdiri dari satu klasifikasi saja, namun ada beberapa

klasifikasinya. Berikut ini adalah klasifikasi dari piutang.

Berdasarkan jangka waktunya, menurut Kieso, Weygandt dan Warfield

(2010:347) piutang dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Current (short-term) atau piutang lancar yang dapat ditagih dalam satu

tahun atau selama siklus operasi berlangsung, mana yang lebih panjang.

Piutang yang dapat dilunasi oleh pihak debitur dalam jangka waktu kurang

dari 1 tahun.

Page 28: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

14

2. Noncurrent (long-term) atau piutang tidak lancar merupakan piutang selain

dari piutang lancar. Piutang yang dilunasi oleh pihak debitur setelah lebih

dari 1 tahun lamanya.

Berdasarkan transaksi penyebab terjadinya, menurut Irton (2009:262)

piutang dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :

1. Piutang Dagang

Piutang yang berasal dari transaksi penjualan barang/jasa secara kredit.

Piutang dagang umumnya diharapkan dapat dikumpulkan dalam waktu 30 hari

atau 60 hari.

2. Piutang Wesel

Perjanjian tertulis antara satu pihak dengan pihak lain untuk membayar

sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan. Umur wesel biasanya

60 hari. Wesel dapat digunakan untuk transaksi penjualan barang maupun jasa.

3. Piutang Lain-lain

Piutang lain-lain merupakan piutang selain piutang dagang dan piutang

wesel, contoh; piutang bunga, piutang karyawan, piutang dividen, dan lain-lain.

Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2010:347) piutang digolongkan menjadi

tiga yaitu :

1. Piutang Dagang

Piutang yang timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa. Piutang

ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30 sampai 60 hari. Secara

umum, jenis piutang ini merupakan piutang terbesar yang dimiliki oleh

perusahaan.

Page 29: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

15

2. Piutang Wesel atau Wesel Tagih

Piutang wesel atau wesel tagih adalah janji tertulis untuk membayar

sejumlah uang pada tanggal tertentu di masa depan. Piutang jenis ini dapat berasal

dari penjualan, pembiayaan, atau transaksi lainnya.

3. Piutang Non-Dagang

Piutang yang mencakup selain piutang dagang dan piutang ini bukan berasal

dari kegiatan operasional perusahaan . Contohnya adalah piutang bunga, piutang

karyawan, uang muka karyawan, dan lainnya.

2.2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Piutang

Piutang dapat terjadi akibat dari beberapa faktor yang ada. Berikut

dijelaskan faktor – faktor yang memengaruhi piutang.

Menurut Riyanto (2001:85) faktor-faktor yang memengaruhi piutang

adalah sebagai berikut :

1. Volume Penjualan Kredit

Makin besar jumlah penjualan kredit dari keseluruhan penjualan akan

memperbesar jumlah piutang. Dengan makin besarnya jumlah piutang berarti

makin besar risiko, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar

profitabilitasnya.

2. Syarat Pembayaran Kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Syarat

yang ketat misalnya dalam bentuk batas waktu pembayaran yang pendek dan

pembebanan bunga yang berat pada pembayaran piutang yang terlambat. Makin

pendek batas waktu pembayaran yang ditetapkan maka jumlah piutangnya

Page 30: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

16

semakin kecil. Sedangkan apabila batas waktu pembayaran yang ditetapkan

semakin panjang mengakibatkan makin besar jumlah piutangnya.

3. Ketentuan tentang Pembatasan Kredit

Pembatasan kredit dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Untuk

pembatasan kredit dari sifat kuantitatif dilakukan dengan cara menetapkan batas

maksimal kredit yang diberikan kepada pelanggan. Disisi yang lain, ketentuan

mengenai siapa yang dapat diberi kredit merupakan pembatasan kredit dari sifat

kualitatif.

4. Kebijakan dalam Mengumpulkan Piutang

Kebijakan perusahaan dalam mengumpulkan piutang dapat secara aktif atau

pasif. Apabila perusahaan menjalankan secara aktif dalam pengumpulan piutang

akan mempunyai pengeluaran uang yang lebih besar untuk membiayai aktivias

pengumpulan piutang tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang

menjalankan kebijakannya secara pasif.

5. Kebiasaan Membayar dari Para Pelanggan

Apabila pelanggan memiliki kebiasaan membayar lembih lama dari waktu

yang telah ditetapkan, maka besarnya jumlah piutang akan relatif semakin besar.

2.2.4 Risiko yang Mungkin Timbul dalam Piutang

Setiap kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan pasti akan mempunyai

risiko yang tidak dapat dihindari. Salah satu dari sekian risiko dalam kegiatan

perusahaan terutama yang terkait dengan piutang yaitu risiko kredit.

Risiko kredit adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan

kepada para pelanggan (Riyanto, 2001 : 87). Risiko ini berkaitan dengan piutang

Page 31: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

17

yang diberikan perusahaan kepada pelanggan, berikut ini dijelaskan risiko yang

mungkin timbul dalam piutang, diantaranya:

1. Risiko Tidak Dibayarnya Seluruh Piutang

Risiko tidak terbayarnya seluruh piutang bagi perusahaan merupakan risiko

paling berat yang harus dihadapi, karena seluruh tagihan yang telah direncanakan

akan diterima di masa yang akan datang ternyata tidak dapat diterima kembali

sebagai kas. Hal ini akan lebih berat lagi apabila perusahaan yang bersangkutan

memiliki modal terbatas sehingga dapat menyebabkan kegagalan bagi

kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Kejadian ini terjadi karena perusahaan

kurang selektif dalam pemilihan calon pelanggannya, misalnya: pelanggan

mengalami kesulitan keuangan atau perusahaan pelanggan mengalami

kebangkrutan, dan sebagainya.

2. Risiko Tidak Dibayar Sebagian Piutang

Risiko tidak dibayar sebagian piutang adalah risiko yang lebih ringan

dibandingkan dengan tidak dibayarnya seluruh piutang, karena sebagian dari total

piutang tersebut masih dapat diterima perusahaan.Contohnya, seorang pelanggan

yang baru pertama kali mengadakan hubungan transaksi penjualan kredit akan

menunjukkan kesan yang sangat baik. Namun setelah waktu untuk membayar

piutangnya tiba mulailah mereka menunjukkan itikad yang kurang baik seperti:

mulai tidak membayar piutangnya, membatalkan dengan alasan bahwa

perusahaannya sedang menghadapi kesulitan keuangan, dan masih banyak alasan

lainnya.

Page 32: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

18

3. Risiko Keterlambatan Pelunasan

Risiko keterlambatan pelunasan merupakan risiko yang lebih ringan

daripada kedua risiko sebelumnya, tetapi bukan berarti tidak memengaruhi

keadaan keuangan perusahaan. Hal ini dikarenakan meskipun dalam waktu yang

relatif tidak lama jelas terlihat bahwa pemasukan dari uang tagihan tersebut telah

melewati jawal penerimaan yang seharusnya.

4. Risiko Tertanam Modal

Perusahaan harus hati-hati dalam memberikan pinjaman atau piutang kepada

pelanggannya, karena jika perusahaan tersebut mengadakan penjualan secara

kredit akan timbul modal yang tertanam dalam piutang. Sehingga, apabila piutang

tidak terbayar maka modal tersebut tidak akan kembali yang menyebabkan

perusahaan mengalami kerugian.

2.2.5 Manajemen Piutang

Manajemen piutang adalah sebuah proses yang mendata, mengumpulkan,

dan menagih piutang dari tangan konsumen. Sistem manajemen piutang yang baik

akan menghindarkan perusahaan dari kekurangan dana akibat dana yang macet di

tangan konsumen. Fasilitas kredit kadang bisa menjadi satu daya tarik yang

ampuh untuk menarik konsumen namun jika perusahaan tidak melindunginya

dengan sistem yang baik maka dapat menyebabkan perusahaan mengalami

kerugian.

2.2.6.1 Tujuan Manajemen Piutang

Manajemen piutang tidak berlaku begitu saja tanpa adanya tujuan, berikut

ini merupakan tujuan dari manajemen piutang.

Page 33: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

19

Menurut Putra (2016:31) tujuan manajemen piutang diantaranya :

1. Meminimalisir piutang yang tidak dapat ditagih.

2. Meminimalisir panjang waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan

piutang setiap pelanggan.

3. Meminimalisir biaya pemberian kredit dan biaya pengumpulan piutang.

2.3 Pengendalian Internal

Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2013:316) pengendalian internal

adalah perencanaan organisasi dan metode terkait yang diadopsikan dalam

perusahaan untuk melindungi aset, meningkatkan keakuratan dan kebenaran

pencatatan akuntansi, meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasional dan

kepatuhan pada prosedur dan kebijakan yang berlaku.

AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) memberikan

definisi bahwa sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, semua

metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam

perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa

jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong

ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.

2.3.1 Komponen Pengendalian Internal

Menurut kerangka kerja (framework) Committee of Sponsoring

Organization (COSO) terdapat lima komponen kunci dalam pengendalian

internal. Empat komponennya berkaitan dengan desain dan pengoperasian

pengendalian internal, yaitu: lingkungan pengendalian, penaksiran risiko,

informasi dan komuikasi, dan aktivitas pengendalian. Sedangkan komponen

Page 34: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

20

kelima merupakan komponen yang dirancang untuk memastikan bahwa

pengendalian internal terus beroperasi secara efektif, komponen kelima tersebut

yaitu pengawasan. Kelima komponen tersebut saling berhubungan dalam suatu

pengendalian internal. Lima komponen dalam suatu pengendalian berdasarkan

COSO yaitu :

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian terdiri atas standar, proses, dan struktur yang

menjadi landasan terselenggaranya pengendalian internal di dalam organisasi

secara menyeluruh. Untuk memahami dan menilai lingkungan pengendalian, ada

beberapa hal yang dipertimbangkan sebagai subkomponen pengendalian, yaitu :

a) Integritas dan nilai-nilai etis

b) Komitmen pada kompetensi

c) Partisipasi dewan komisaris atau komite audit

d) Filosofi dan gaya operasi manajemen

e) Struktur organisasi

f) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.

2. Penaksiran Risiko (Risk Assessment)

Penaksiran risiko merupakan identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko

yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk

menentukan bagaimana risiko harus dikelola.

3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu

memastikan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk menangani

Page 35: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

21

risiko guna mencapai tujuan entitas. Aktivitas pengendalian umumnya dibagi

menjadi lima jenis berikut ini :

a) Pemisahan tugas yang memadai

b) Otorisasi yang sesuai atas transaksi dan aktivitas

c) Dokumen dan catatan yang memadai

d) Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan

e) Pemeriksaan kinerja secara independen

4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, pengambilan, dan

pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang mendukung

pencapaian tujuan. Informasi yang diperlukan manajemen adalah informasi yang

relevan dan berkualitas baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal

dan informasi yang digunakan untuk mendukung fungsi komponen-komponen

lain pengendalian internal. Informasi diperoleh ataupun dihasilkan melalui

proses komunikasi antar pihak internal maupun eksternal yang dilakukan secara

terus-menerus, berulang, dan berbagi.

5. Pengawasan (Monitoring)

Aktivitas pengawasan berhubungan dengan penilaian mutu pengendalian

internal secara berkelanjutan atau periodik oleh manajemen untuk menentukan

bahwa pengendalian itu telah beroperasi seperti yang diharapkan dan telah

dimodifikasi sesuai dengan perubahan kondisi.

2.3.2 Unsur-unsur Pengendalian Internal

Pengendalian internal terbentuk atas berbagai unsur – unsur, diantaranya

Page 36: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

22

sebagai berikut.

Menurut Mulyadi (2016:130) untuk menciptakan sistem pengendalian internal

yang baik dalam perusahaan maka ada empat unsur pokok yang harus dipenuhi

antara lain :

1. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional secara

Tegas

Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung

jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional

dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini :

a) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi

akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk

melaksanakan suatu kegiata. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang

memiliki wewenang untuk menyimpan aset perusahaan. Fungsi akuntansi

adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa

keuangan perusahaan.

b) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan

semua tahap suatu transaksi.

2. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Mmberikan Perlindungan

yang Cukup terhadap Aset, Utang, Pendapatan, dan Beban

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari

pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi. Oleh

karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian

Page 37: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

23

wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Salah satunya yaitu

formulir sebagai media yang digunkan untuk merekam penggunaan wewenang

untuk memberikan otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.

3. Praktik yang Sehat Dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi Setiap Unit

Organisasi

Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang serta prosedur

pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak

diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.

Adapun beberapa cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan

praktik yang sehat adalah :

a) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus

dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

b) Secara periodik diadakan pencocokan fisik aset dengan catatannya.

4. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya

Diantara unsur pokok pengendalian internal yang telah disebutkan diatas,

unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian internal yang paling

penting. Karena, walaupun struktur organisasi yang baik, sistem torisasi dan

prosedur pencatatan serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik

yang sehat semuanya sangat bergantung kepada manusia yang melaksanakannya.

Apabila organisasi memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur

pengendalian internal yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan

organisasi tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat

diandalkan.

Page 38: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

24

2.4 Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan tabel beberapa penelitian terdahulu.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Nama / Tahun Judul

Fokus

Penelitian

Objek Hasil Penelitian

1. Putra, Rendy

Fadhlan / 2016

Analisis

Manajemen

Piutang

Pendapatan

Jasa Layanan

pada RSUD

Dr. Soetomo

Manajemen

Piutang

Pendapatan

Jasa

Layanan

Rumah

Sakit

baik. Ada sedikit

permasalahan

yaitu adanya

kendala dalam

penagihan piutang

kepada pasien

umum dan adanya

perbedaan tarif

dalam

menentukan

klaim kepada

pihak BPJS

sehingga

menyebabkan

adanya koreksi

piutang dan

menyebabkan

RSUD menerima

pembayaran dari

pihak BPJS

waktunya akan

semakin lama.

Page 39: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

25

No. Nama / Tahun Judul Fokus

Penelitian

Objek Hasil Penelitian

2. Agustiningrum,

Maria / 2007

Analisis

Pengelolaan

Piutang dan

Upaya

Alternatif

Penagihan

Piutang Guna

Meminimal-

kan Tingkat

Kerugian

Piutang :

Studi Kasus

Pada

Perusahaan

Umum

(Perum) Jasa

Tirta I Malang

Pengelolaan

Piutang,

Upaya

Alternatif

Penagihan

Perusahaan

Umum

(Perum)

Jasa Tirta

Menunjukkan

bahwa secara

umum kondisi

keuangan preusan

dalam keadaan

baik hal ini

ditunjukkan

dengan tingkat

rasio likuiditas

yang diatas

tingkat rasio

likuiditas normal.

Sedangkan

permasalahan

yang ada yaitu

adanya

keterlambatan

dalam waktu

pembayaran

sehingga dalam

hal ini dicari

upaya alternatif

pemecahannya.

Page 40: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

26

Pada tabel penelitian terdahulu di atas menjelaskan tentang permasalahan

terkait piutang, di lihat dari segi manajemen piutang, termasuk pengelolaan

piutangnya, kendala apa saja yang dihadapi, pengendalian internal, dan bagaimana

pihak – pihak tersebut menangani serta alternatif solusi yang diberikan oleh

No. Nama / Tahun Judul Fokus

Penelitian

Objek Hasil Penelitian

3. Permana, Rio

Dwie / 2014

Evaluasi

Manajemen

Piutang

Mahasiswa

Badan

Layanan

Umum

Perguruan

Tinggi (Studi

Kasus Pada

Universitas

X)

Manajemen

Piutang

Perguruan

Tinggi

Negeri

Menunjukkan

kinerja piutang

mahasiswa masih

belum efisien,

nilai piutang

mahasiswa

mencapai 38%

dari aset lancar,

pemberian

piutang kurang

selektif, dan

penagihan yang

pasif.

4. Basalamah,

Aisyah / 2017

Analisis

Manajemen

Piutang(Studi

Kasus pada

PT Baltec

Exhaust dan

Inlet System

Indonesia)

Manajemen

Piutang

Perusahaan

Jasa

Konstruksi

? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sumber : Data Diolah

Page 41: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

27

peneliti berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Hal inilah yang menjadikan

bahasannya menjadi mirip dengan penelitian ini.

Jika pada penelitian terdahulu diatas ada beberapa objek seperti rumah

sakit, perusahaan umum jasa tirta, dan perguruan tinggi negeri, sedangkan pada

penelitian ini menggunakan perusahaan jasa konstruksi sebagai objek penelitian.

Maka ini merupakan pembeda antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini.

Page 42: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis

deskriptif, yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, tidak

hanya menekankan pada angka (Sugiyono, 2015:9). Penelitian dilakukan melalui

pengkajian terhadap manajemen piutang dan pengendalian internal yang sedang

berjalan. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara kepada bagian

akuntansi dan melakukan pengamatan terhadap dokumen – dokumen yang ada.

Penelitian ini dimulai dari mengkaji data dengan teori dari tahap – tahap

manajemen dalam siklus piutang dan komponen pengendalian internal

berdasarkan COSO sebagai teori acuannya, selanjutnya yaitu melakukan evaluasi

atas fakta yang ada sehingga dapat dijadikan sebagai kesimpulan serta

menghasilkan saran.

3.2 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia.

Pemilihan objek ini karena sebagai perusahaan yang memulai usahanya beberapa

tahun lalu atau dikatakan baru di bidang EPC, namun telah mampu menangani

beberapa proyek dalam skala yang terbilang besar di Indonesia. Hal inilah yang

menjadikan PT Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia dianggap menarik

untuk diteliti.

3.3 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan berfokus pada manajemen piutang terkait proyek yang

Page 43: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

29

sedang dikerjakan perusahaan dan pengendalian internal di PT Baltec Exhaust dan

Inlet System Indonesia. Penelitian ini dimulai dari tahapan perusahaan

memperoleh pekerjaan atau proyek, tahap penagihan, dan tahap penerimaan serta

pengendalian internal yang sudah diterapkan di dalam lingkungan PT Baltec

Exhaust dan Inlet System Indonesia.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data

kualitatif yakni melakukan analisis pada data – data yang tidak berupa angka

seperti hasil wawancara, dokumen, buku – buku dan artikel. Data – data ini akan

digunakan sebagai alat untuk pengembangan analisis itu sendiri. Selain pada

dasarnya, kegunaan data tersebut adalah sebagai dasar objektif dalam proses

pembuatan keputusan atau kebijakan dalam rangka memecahkan persoalan yang

ada.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diberikan kepada

pengumupul data (Sugiyono, 2017:225). Data primer yang diperoleh dalam

penelitian ini berupa hasil wawancara di perusahaan. Diantaranya sebagai berikut:

Sejarah perusahaan

Struktur organisasi perusahaan

Prosedur akuntansi piutang di perusahaan

Dokumentasi ini diperoleh dengan melihat file-file dari PT Baltec Exhaust

dan Inlet System Indonesia.

Page 44: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

30

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang secara tidak langsung diberikan kepada

pengumpul data (Sugiyono, 2017:225). Data sekunder yang dimaksud dalam

penelitian ini merupakan studi pustaka dari berbagai macam literatur.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian terhadap objek

yang diambil terdiri dari berbagai metode, diantaranya sebagai berikut :

1. Wawancara, pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu (Sugiyono, 2017:231). Wawancara yang dilakukan di departemen

keuangan dan akuntansi PT Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia mengenai

jenis-jenis piutang, penjurnalan yang dilakukan terhadap akun piutang, dan

prosedur akuntansinya terutama terkait dengan piutang.

2. Dokumentasi, merupakan pelengkap dari wawancara dalam penelitian ini.

Dokumen – dokumen tersebut akan dipelajari, diantaranya dokumen –dokumen

terkait sejarah perusahaan, struktur organisasi dan lainnya.

3. Studi pustaka, data yang diperoleh dengan mempelajari, memehami, dan

mengutip teori dan konsep dari beberapa literatur seperti buku, jurnal, majalah,

dan sumber lain yang relevan dengan topik penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kualitatif deskriptif. Tahapan yang pertama adalah pengumpulan data dilanjutkan

dengan melakukan pengolahan data. Data ini diolah sedemikian rupa agar mampu

Page 45: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

31

menjawab masalah-masalah penelitian dan akan dianalisis sesuai dengan tinjauan

pustaka. Berikut langkah-langkah dalam menganalisis data berdasarkan tahap-

tahap manajemen terkait siklus piutang :

a. Tahap penerimaan order

Menganalisis informasi awal tentang order yang akan diterima oleh

perusahaan.

b. Tahap melakukan pekerjaan

Menganalisis dokumen apa saja yang harus diperlukan saat perusahaan

sedang melakukan pekerjaan.

c. Tahap penataan akun

Menganalisis dokumen apa saja yang dibutuhkan untuk perusahaan saat

melakukan pembebanan biaya kepada klien dan penjurnalannya.

d. Tahap penagihan

Menganalisis tahap-tahap penagihan piutang kepada klien dan

penjurnalannya.

e. Tahap penutupan akun

Menganalisis penutupan akun piutang dan penjurnalannya.

Berikut ini adalah langkah – langkah yang perlu dilakukan dalam

menganalisis data dalam penelitian ini yang mengacu pada komponen internal

menurut COSO :

a. Lingkungan pengendalian

Menganalisis struktur organisasi perusahaan, yaitu kewajiban dan

tanggung jawab bagian yang terkait dengan piutang.

Page 46: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

32

b. Penaksiran risiko

Menganalisis risiko tidak tertagihnya piutang dan penanganan terhadap

piutang yang tidak tertagih.

c. Aktivitas pengendalian

Menganalisis aktivitas apa yang harus dilakukan oleh perusahaan agar

dapat meminimalisir piutang yang tidak tertagih.

d. Informasi dan komunikasi

Menganalisis bagaimana informasi dan komunikasi perusahaan dengan

klien, sehingga bisa terjadi koordinasi yang baik.

e. Pengawasan

Menganalisis adanya pengawasan dari pihak internal mupun eksternal

perusahaan terhadap pengendalian internal di PT Baltec Exhaust dan Inlet

System Indonesia.

Setelah melakukan analisis maka akan dilakukan evaluasi berdasarkan fakta-

fakta yang ada dalam tahap-tahap manajemen dalam siklus piutang dan

pengendalian internal. Hasil dari evaluasi tersebut dijadikan kesimpulan dalam

menjawab rumusan masalah dan memberikan saran atas kendala-kendala yang

terjadi.

Page 47: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia

4.1.1 Sejarah PT Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia

PT Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia (PT Baltec EIS Indonesia)

dengan slogannya “solutions for the power industry”, berdiri di Indonesia pada

tahun 2009. PT Baltec EIS Indonesia, terbentuk dari upaya Baltec IES

Australia yang berdiri 1987, untuk menempatkan wakil perusahaannya di

Indonesia. PT Baltec EIS Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang

EPC, yaitu Engineering (rekayasa/perencanaan), Procurement (pembelian) dan

Construction (konstruksi). Bidang usaha ini termasuk dalam jasa konstruksi

khususnya kelistrikan. Tujuannya untuk menyediakan industri pembangkit listrik

tenaga gas turbin dengan inlet yang berkualitas, exhaust dan chiller system.

Di Indonesia saat ini masih minim perusahaan yang bergerak dalam bidang

R&D beserta fabrikasinya. Baltec IES selanjutnya, mengembangkan bisnisnya

dan telah beroperasi selama kurun waktu 29 tahun hingga kini. Selain di Australia,

Baltec IES juga memiliki beberapa kantor perwakilan di seluruh dunia.

Perusahaan ini juga mempunyai aliansi strategis dengan sejumlah perusahaan di

Indonesia dan Inggris guna menfasilitasi operasional dan cakupan pasar.

Gas turbin tergolong jenis usaha yang masih baru. PT Baltec EIS

Indonesia menargetkan bahwa setiap ada pembangkit yang baru, PT Baltec EIS

Indonesia mendukung sebagai power supplynya. Salah satu keuntungan

perusahaan ini adalah lokasinya yang berada di Indonesia, sehingga perusahaan

Page 48: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

34

para calon costumer dimudahkan untuk mencari tahu tentang profil

perusahaannya. Memang ada pesaing dari luar yang kebanyakan berasal dari

Amerika dan India. Namun tetap mereka masih tidak memiliki kantor perwakilan

dan workshop di Indonesia.

PT Baltec EIS Indonesia pertama kali dipercaya meng-handle proyek

setelah dua tahun beroperasional adalah proyek dari PT Pembangunan Perumahan

(PT PP) untuk Proyek Krakatau Daya Listrik (KDL) dan dari PT Kutilang Paksi

Mas (PT KPM) proyek di Senipah Balikpapan pada tahun 2011 dan pada tahun

2012 mendapat proyek di Tanjung Batu, Tarakan – Kalimantan Timur oleh PT

Wijaya Karya (PT WIKA) dan proyek Grati – Jawa Timur (PT Indonesia Power).

Semua pekerjaan yang sudah pernah kami tangani, dipercayakan kepada PT

Swadaya Graha sebagai subcontractor dari PT Baltec EIS Indonesia yang mampu

dengan baik mengikuti standar yang PT Baltec EIS Indonesia tetapkan.

Perusahaan ini lebih berfokus ke IPP PLN dengan spesialisasi khususnya ke Gas

Turbin.

Semua pekerjaan fabrikasi dikerjakan di Indonesia sedangkan untuk

design masih di pegang oleh Baltec IES di Australia. Sebagai contohnya,

pengerjaan delapan unit proyek Irak juga di fabrikasi di Indonesia, tepatnya di PT

Swadaya Graha.

4.1.2 Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu

Arah dan sasaran perusahaan ditetapkan dalam visi dan misi PT Baltec EIS

Indonesia, yaitu:

Page 49: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

35

Visi :

Menjadi perusahaan yang profesional dan terpercaya serta memberikan

solusi di bidang industri tenaga listrik.

Misi :

1) Untuk meningkatkan kompetensi bisnis kelistrikan.

2) Menciptakan industri yang berkualitas tinggi dan mempunyai nilai tambah

kepada pelaggan, pemegang saham, karyawan, dan masyarakat sejalan dengan

pertumbuhan perusahaan.

3) Menjaga reputasi perusahaan melalui kepercayaan dan kepuasan pelanggan.

Kebijakan Mutu :

Semua proyek yang pernah PT Baltec EIS Indonesia tangani dilakukan

berdasarkan sistem manajemen mutu ISO 9001 dari LRQA yang dimiliki

perusahaan sejak 2011 sampai sekarang. ISO 9001 adalah sebuah standar sistem

manajemen mutu yang diakui secara internalasional. ISO 9001 merupakan tolak

ukur global untuk sistem manajemen mutu yang telah diterbitkan sebanyak lebih

dari satu juta di seluruh dunia.

ISO 9001 bisa diterapkan di seluruh jenis organisasi tanpa melihat besaran

maupun lokasi di mana organisasi tersebut berada. Salah satu kekuatan utama ISO

9001 adalah daya tariknya yang luas untuk semua jenis organisasi. Oleh karena

lebih berfokus pada proses dan kepuasan pelanggan daripada prosedur, maka ISO

9001 juga bisa diterapkan di perusahaan penyedia jasa (tidak hanya manufaktur)

termasuk PT Baltec EIS Indonesia yang bergerak di bidang jasa konstruksi

kelistrikan.

Page 50: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

36

Page 51: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

37

Tugas dan tanggung jawab masing –masing bagian dalam struktur organisasi :

Direktur (1 orang) :

- Menetapkan kebijakan mutu perusahaan dan memastikan bahwa kebijakan

tersebut telah mencakup, mutu, keselamatan, keuntungan, dan strategi pasar

dan peningkatan berkelanjutan.

- Memastikan seluruh sasaran mutu perusahaan telah terpenuhi dan telah

tertangani sesuai dengan kebijakan mutu perusahaan.

- Bertanggung jawab secara menyeluruh atas kinerja operasi perusahaan

yang efektif dan menguntungkan.

- Menentukan keputusan akhir dalam pengambilan keputusan atas kegiatan

operasional perusahaan.

Accounting & Finance (2 orang) :

- Melakukan kegiatan pencatatan dan penghitungan keuangan perusahaan

terkait dengan pemasukan dan pengeluaran.

- Melaksanakan pengawasan seluruh laporan-laporan pada kegiatan

perusahaan.

- Mengawasi dan mengolah laporan keuangan dan bank keluar-masuk kas

perusahaan.

- Menyajikan Laporan Kas dan Neraca kepada Direksi.

- Pengendalian kas dan bank dalam perusahaan.

HRD (Human Resources Development) (1 orang) :

- Melakukan segala control yang berkaitan dengan karyawan seperti

absensi.

Page 52: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

38

- Melakukan rekruitmen karyawan dan pelatihan karyawan.

- Melakukan evaluasi dan penilaian kinerja karyawan.

- Mengusulkan pelatihan bagi karyawan yang ada pada semua bagian.

- Mengatur agenda dan segala keperluan direktur seperti persiapan rencana

perjalanan dinas.

PPP (Procurement & Plan Project) (1 orang) :

- Melakukan pengadaan material sesuai dengan spesifikasi

tehnik dan memastikan barang yang dibeli sesuai dengan

spesifikasi teknis.

- Membuat perencanaan proyek produksi terkait dengan jadwal

fabrikasi, mengacu pada surat kontrak.

- Melakukan monitoring kinerja fabrikasi dan membuat laporan

progress kerja fabrikasi.

- Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan dan

pengendalian proyek untuk mencapai target yang telah

ditentukan.

Project Engineer (1 orang) :

- Manajemen Proyek, menjadwal pekerjaan desain dan engineering untuk

peralatan Baltec.

- Laporan pelanggan tiap bulan.

- Mengatur fabricator dan memastikan pengiriman tepat waktu dan sesuai

dengan anggaran.

- Membantu pekerjaan drafting seperti yang dibutuhkan.

Page 53: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

39

- Membantu manager perusahaan di dalam area seperti berikut ini:

o Penawaran

o Pembelian

o Kontrak Administrasi

o Penjadwalan

o Kunjungan Fabrikator

- Kunjungan site dan supplier, inspeksi produk dan control kualitas.

- Pemasaran dan hubungan dengan pelanggan sebagai tugas anda yang lain.

- Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proses proyek mulai dari awal,

sampai pengiriman barang.

SPV Fabrication & Inspection (2 orang) :

- Memastikan bahwa material yang akan digunakan sesuai dengan spesifikasi

produk dari sisi kualitas.

- Memastikan semua proses produksi dan produk yang dihasilkan sesuai

dengan mutu dari permintaan pelanggan / quality prosedur.

- Melakukan inspeksi terhadap kinerja sub-kontraktor khusus dari segi mutu.

- Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proses produksi, dan mutu

produk.

4.2 Manajemen Piutang di PT Baltec EIS Indonesia

Pembahasan mengenai jenis-jenis piutang dan pengelolaan manajemen

piutang di PT Baltec EIS Indonesia akan dijelaskan di bawah ini. Piutang adalah

tagihan kepada pihak di luar perusahaan biasanya pelanggan yang diharapkan

dapat diterima dalam bentuk uang yang besarnya sesuai invoice / dokumen

Page 54: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

40

tagihan dari pengerjaan proyek.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan data-data yang sudah diperoleh sebelumnya melalui

wawancara kepada departemen accounting & finance (akuntansi dan keuangan)

maka selanjutnya dilakukan analisis terhadap data tersebut berdasarkan teori pada

tinjauan pustaka mengenai tahap-tahap manajemen piutang dan unsur

pengendalian internal.

4.3.1 Manajemen Piutang

Penelitian ini akan membahas piutang yang berkaitan dengan tagihan

kepada perusahaan lain (pelanggan) terkait pengerjaan proyek. Analisis

manajemen piutang berdasarkan tahap-tahap manajemen dalam siklus piutang

yaitu melalui 3 tahapan diantaranya input (tahap penerimaan pekerjaan),

pemrosesan (tahap pembuatan dokumen-dokumen), hingga output atau keluaran

(tahap penagihan).

4.3.1.1 Tahap Penerimaan Pekerjaan

PT Baltec EIS Indonesia akan melakukan suatu pekerjaan apabila telah

terbit kontrak kerja atau surat perjanjian kesepakatan dengan perusahaan klien

(pelanggan). Pada surat perjanjian akan dijelaskan mengenai bagaimana ketentuan

pembayaran, termasuk skema atau termin pembayaran atas suatu proyek.

Salah satu sample dari beberapa proyek yang ditangani yang penulis

jadikan bahasan penelitian adalah Proyek Grati sesuai Surat Perjanjian No.

020.PJ/061/UBH/2012 antara PT Indonesia Power – Unit Bisnis Pemeliharaan

dengan PT Baltec EIS Indonesia tentang Pekerjaan Repair Damper HRSG GT 1.1

Page 55: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

41

Page 56: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

42

Page 57: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

43

2. Surat Tagihan / Invoice

Surat tagihan / invoice adalah surat yang ditujukan kepada customer

sebagai pernyataan penagihan suatu piutang yang terdiri dari rincian jumlah

tagihan, informasi customer, deskripsi barang, dan lain-lain.

3. Kuitansi / Receipt

Kuitansi / receipt adalah selembar surat bukti bahwa telah terjadinya

penyerahan atau penerimaan uang.

4. Faktur Pajak

Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak (PPN / PPn BM) yang dibuat

oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan BKP / JKP

(Undang – Undang Nomor 18 Pasal 1 angka 23, 2000).

5. Berita Acara Pemeriksaan Barang (BAPB)

Berita Acara Pemeriksaan Barang (BAPB) adalah suatu naskah dengan isi

yang bersifat pengesahan atas sesuatu kejadian atau peristiwa perbuahan /

perkembangan status barang yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak pemberi

atau penyerah barang dengan pihak penerima barang.

6. Laporan Kemajuan Pekerjaan (Project Progress Report)

Laporan kemajuan pekerjaan (project progress report) adalah suatu

laporan yang menggambarkan perkembangan / kemajuan prosentase suatu

pekerjaan, dalam bentuk kurva S (s - curve) sampai periode waktu tertentu.

Biasanya dalam laporan ini, dilampirkan gambar atau foto yang menunjukkan

kemajuan barang secara fisik.

7. Surat Perjanjian (Contract Agreement)

Page 58: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

44

Surat perjanjian (contract agreement) adalah suatu surat yang mengikat

antara dua belah pihak yaitu pihak yang mempunyai pekerjaan (main contractor)

dengan pihak yang melakukan fabrikasi pekerjaan (sub contractor). Dalam surat

ini semua ketentuan – ketentuan suatu pekerjaan diatur secara detail termasuk

ketentuan – ketentuan jika terjadi keterlambatan pekerjaan dan juga sanksinya.

8. Tanda Terima Dokumen (Transmittal)

Tanda terima dokumen (transmittal) adalah suatu daftar / list dari beberapa

dokumen yang akan dikirim dan harus ditandatangani oleh penerima sebagai bukti

bahwa dokumen yang ada pada transmittal tersebut sudah diterima dengan benar

dan lengkap.

Berikutnya adalah membuat catatan akuntansi terkait transaksi atas piutang

yaitu :

Jurnal Umum

Piutang Usaha Proyek (nama proyek beserta kodenya) xxx

Pendapatan xxx

Utang PPN xxx

4.3.1.3 Tahap Penagihan dan Catatan Akuntansi

Pada tahapan ini akan dijelaskan tentang penagihan PT Baltec EIS

Indonesia kepada pelanggannya. Hal ini menindaklanjuti dari dokumen-dokumen

tagihan yang telah diberikan kepada klien seperti penjelasan sebelumnya.

Penagihan piutang didasarkan atas daftar penagihan piutang, hal ini

bertujuan untuk membantu bagian penagihan untuk mengetahui dan follow up

piutang yang masih outstanding. Untuk mempermudah berikut ini adalah bagan

Page 59: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

45

alir tentang tata cara penagihan piutang.

Berikut adalah bagian – bagian yang menangani dalam sistem penagihan

piutang di perusahaan :

Bagian Akuntansi dan Keuangan

Memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :

o Menyiapkan dokumen penagihan dan memeriksa kelengkapannya baik

secara fisik maupun administratif sebelum dikirim ke customer.

o Memonitoring proses pengiriman surat tagihan / invoice sampai menerima

tanda terima / transmittal sebagai bukti bahwa invoice sudah diterima dan

sampai di tangan yang tepat.

o Follow up piutang usaha yang masih outstanding.

o Update progress penagihan ke direktur.

o Memberitahukan direktur perihal pembayaran piutang oleh customer.

Bagian PPP (Procurement & Project Plan)

Memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :

o Menyiapkan Laporan Kemajuan Pekerjaan beserta gambar atau foto yang

menunjukkan kemajuan barang secara fisik kemudian menyerahkan ke

Pembuatan

Invoice

Otorisasi

Invoice

Pengiriman

Invoice

Pembayaran

Invoice

Penagihan

Invoice

Pemantauan

Invoice

Page 60: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

46

bagian akuntansi dan keuangan untuk dicopy sesuai kebutuhan dan

dilampirkan dalam dokumen penagihan.

o Mengatur jadwal customer visit untuk melakukan inspeksi terhadap

kebenaran Laporan Kemajuan Pekerjaan dan mendampingi selama proses

inspeksi. Jika hasil inspeksi sesuai dengan Laporan Kemajuan Pekerjaan,

maka Bagian PPP mengotorisasi MOM (Minutes of Meeting) sebagai

rekaman tertulis mengenai kesepakatan hasil inspeksi.

Direktur

Memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :

o Mengotorisasi semua dokumen penagihan.

o Berdasarkan MOM yang telah disepakati, Direktur bersama – sama pihak

customer menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Barang di atas

materai 6000.

o Mengawasi seluruh tahap penagihan dan mengatasi setiap hambatan yang

ada.

Setelah semua bagian melakukan tugas dan fungsi terhadap penagihan

piutang, maka tahapan selanjutnya adalah tindakan penagihan piutang kepada

perusahaan customer melalui berbagai cara diantaranya seperti telepon,

pengiriman dokumen-dokumen, dan kunjungan personal.

Selanjutnya jika pembayaran atas penagihan piutang telah diterima, maka

membuat catatan akuntansi terkait pelunasan piutang yang disertai pengurangan

akibat adanya pemotongan PPh Pasal 23 yaitu :

Jurnal Umum

Page 61: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

47

Bank (sesuai bank perusahaan) xxx

Uang Muka Pajak PPh Pasal 23 xxx

Piutang Usaha Proyek (nama proyek beserta kodenya) xxx

4.3.1.4 Unsur-Unsur Penagihan Piutang yang Efektif

Penagihan dilakukan berdasarkan unsur - unsur yang mendukung sebagai

berikut :

• Adanya surat tagihan / invoice yang menerangkan detail informasi yang

dibutuhkan secara lengkap dan terinci.

• Adanya berita acara pemeriksaan barang yang telah ditandatangani

bersama sebagai bukti bahwa pekerjaan telah diselesaikan sesuai schedule.

• Dokumen tagihan sudah lengkap sesuai permintaan customer. Jika dalam

kurun waktu seminggu setelah dokumen tagihan diterima oleh customer

tidak ada komentar / tanggapan yang menyatakan ada kekurangan

dokumen atau kesalahan dalam dokumen tagihan, maka dokumen tagihan

bisa dianggap benar.

• Dokumen tagihan ditujukan kepada orang yang tepat, yaitu orang yang

benar – benar berwenang dalam penerimaan dokumen tagihan sehingga

dalam proses pembayaran piutang tersebut bisa berjalan dengan lancar.

• Melakukan komunikasi secara continue dengan PIC (Person in Charge)

atau orang yang namanya ada pada transmittal sebagai penerima langsung

dokumen tagihan. Sehingga dalam percakapan bisa lebih terarah dengan

cepat.

Page 62: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

48

4.3.1.5 Hambatan-Hambatan dalam Proses Penagihan Piutang

Hambatan – hambatan yang sering terjadi dalam proses penagihan piutang

adalah sebagai berikut :

Bagian akuntansi dan keuangan berada pada satu naungan, tidak dipisah.

Hal ini menyebabkan tidak adanya spesifikasi pada masing-masing

pekerjaan.

Proses pembuatan dokumen penagihan dan input catatan akuntansi

dilakukan secara manual tidak menggunakan software khusus. Sehingga

resiko kesalahan antara dokumen satu dengan yang lain cukup tinggi.

Berdasarkan surat perjanjian sudah tiba saatnya untuk melakukan

penagihan tapi kondisi riil di lapangan belum memenuhi target atau

pekerjaan di lapangan dinyatakan terlambat, sehingga terjadi penundaan

pengiriman surat tagihan / invoice. Penyebab utama keterlambatan proses

fabrikasi biasanya disebabkan oleh keterlambatan ketersediaan bahan baku

impor. Dan hal ini terjadi karena bahan baku masih dalam proses custom

clearance oleh Departemen Bea Cukai. Proses ini membutuhkan waktu

yang tidak singkat karena prosesnya cukup padat dan rumit.

Main Contractor / customer mengalami kesulitan dalam pembayaran

piutang. Hal ini merupakan hambatan yang paling sulit dan yang paling

tidak dinginkan. Dikarenakan proses pendanaan proyek bisa mengalami

kemacetan dan berdampak buruk bagi cash flow perusahaan. Tetapi hal ini

sangat jarang terjadi. Hal ini cukup menjadi pelajaran bagi perusahaan

untuk lebih selektif dalam pemilihan customer.

Page 63: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

49

Birokrasi pembayaran yang sangat panjang dan rumit pada pihak customer

juga bisa menjadi hambatan dalam penagihan. Karena bisa menyebabkan

terlambatnya pembayaran piutang.

Pihak yang memiliki otorisasi dalam persiapan bukti transfer / slip transfer

menjadi tugas seorang direktur. Karena jadwal direktur yang cukup padat

yakni sering melaksanakan tugas di luar kota, sehingga bagian akuntansi

dan keuangan harus menyesuaikan atau bahkan menunggu direktur untuk

melakukan otorisasi dokumen penagihan.

4.3.1.6 Perlakuan Piutang Tak Tertagih

Untuk menganalisa kemungkinan piutang tak tertagih bagian akuntansi

dan keuangan PT Baltec Exhaust Dan Inlet System Indonesia hanya melakukan

pencatatan daftar piutang yang berdasarkan buku besar pembantu piutang seperti

pada gambar berikut ini.

Gambar 4.4

Buku Besar Pembantu Piutang

Sumber : Dokumen Perusahaan

Page 64: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

50

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Megawati selaku manajer

accounting & finance PT Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia, pada daftar

piutang tercatat dengan lengkap detail transaksinya termasuk juga aging days

atau umur piutang.

Perlakuan pencatatan piutang seperti ini perusahaan belum membentuk

cadangan kerugian piutang sebagai bentuk antisipasi atas piutang yang tidak dapat

tertagih di waktu mendatang.

Ketika ditanyakan pada sesi wawancara dengan ibu Megawati, perusahaan

tidak membentuk cadangan kerugian piutang dikarenakan selama ini proyek yang

dikerjakan oleh perusahaan masih dalam jangka waktu yang pendek atau kurang

dari satu tahun.

4.3.1.7 Kebijakan Piutang yang Masih Belum Tertagih

Pengambilan keputusan atas piutang yang masih belum tertagih dalam

jangka waktu yang ditentukan atau melewati batas jatuh tempo akan

menyebabkan kerugian tersendiri bagi PT Baltec Exhaust dan Inlet System

Indonesia.

Sumber : Dokumen Perusahaan

Gambar 4.5

Daftar Piutang

Page 65: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

51

Seperti yang diketahui pada poin pembahasan sebelumnya, perusahaan

tidak membentuk cadangan kerugian piutang tak tertagih, yang menyebabkan

harus adanya alternatif lain yang dibuat guna mengatasi pembayaran piutang yang

kesulitan untuk ditagih.

Oleh karena itu perusahaan akan mengajukan addendum contract

agreement pada pasal term of payment. Hal ini dimaksudkan untuk mengganti

metode pembayaran yang sebelumnya telegraphic transfer menjadi L/C (letter

of credit) atau SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri). Customer yang

memiliki kemampuan untuk bisa menerbitkan L/C atau SKBDN biasanya

menyetujui skema tersebut. Pada skema ini melibatkan bank menjadi pihak ketiga

yaitu sebagai pihak penjamin, sehingga dirasa cukup aman. Namun apabila

customer tidak memiliki kemampuan untuk menerbitkan L/C atau SKBDN, maka

perusahaan akan menyarankan untuk membayar invoicenya dengan cara

mengangsur (installment payment).

Apabila perusahaan pelanggan masih juga tidak melakukan pembayaran

sesuai ketentuan jangka waktunya maka perusahan akan mengeluarkan surat

teguran secara berkala. Jika surat teguran telah diberikan sebanyak 3 kali oleh

perusahaan maka langkah tegas yang akan diambil adalah dengan melibatkan jalur

hukum yaitu somasi.

Langkah perusahaan untuk menindaklanjuti pembayaran piutang melalui

jalur hukum (somasi) dirasa sangat diperlukan terutama jika perusahaan

pelanggan memiliki piutang yang terbilang cukup besar namun tidak segera

melunasi dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Page 66: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

52

Hal ini pernah dialami oleh PT Baltec Exhaust Dan Inlet System Indonesia

pada tahun 2013, customer tidak segera melakukan pembayaran sesuai dengan

kesepakatan hingga akhirnya perusahaan terpaksa mengeluarkan surat teguran

sampai dengan 3 kali. Namun, saat akan melakukan somasi akhirnya pihak debitur

menanggapi hal ini dan langsung melunasi piutangnya.

4.3.1.8 Sistem Pengendalian Internal atas Penagihan Piutang

Didalam menjalankan usahanya PT Baltec Exhaust Dan Inlet System

Indonesia menerapkan berbagai sistem pengendalian internal. Ada berbagai sistem

yang diterapkan dalam perusahaan antara lain adalah sistem pengendalian internal

terhadap penjualan. Penjualan adalah suatu aktivitas yang dibutuhkan oleh

perusahaan dalam mencapai tujuan, karena penjualan merupakan aktivitas pokok

yang menjadi sumber pendapatan utama bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Sistem pengendalian internal sangat dibutuhkan pada kegiatan penjualan

barang. Terutama penjualan kredit yang sangat menguntungkan di dalam usaha,

dengan tujuan memperluas dan memperbesar omzet penjualan. Oleh Karena itu di

dalam kegiatan penjualan barang secara kredit sangat dibutuhkan pengendalian

yang efkektif untuk menghindari resiko - resiko yang timbul dari transaksi

penjualan kredit.

Sistem pengendalian internal ditinjau dari komponennya menurut COSO

ada 5 diantaranya adalah lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas

pengendalian, informasi dan komunikasi, pengawasan. Adapun penjelasannya

sebagai berikut :

Page 67: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

53

• Lingkungan Pengendalian

Salah satu hal yang terdapat pada lingkungan pengendalian adalah

mengenai struktur organisasi perusahaan. Struktur organisasi di PT Baltec

Exhaust dan Inlet System Indonesia merupakan struktur organisasi yang

cukup sederhana karena tidak terdiri dari banyak bagian atau departemen,

ada enam departemen. Setiap departemen yang ada pada struktur

organisasinya sudah diberikan tugas dan tanggung jawabnya masing –

masing. Walaupun dengan jumlah karyawan yang cukup terbatas yakni

delapan orang termasuk direktur sejauh ini sudah mampu menyukseskan

tujuan dalam setiap kegiatan perusahaan. Misalnya berkaitan dengan

pengerjaan suatu proyek, semua bagian ikut berperan dalam

menyelesaikan dengan baik.

• Penaksiran Risiko

Pada komponen ini kaitannya adalah dengan risiko terhadap pemilihan

customer tentang penjualan secara kredit. Perusahaan sudah berusaha

selektif dalam hal pemilihan pekerjaan proyek. Manajemen perusahaan

sudah memiliki kriteria tertentu terkait calon pelanggan yang akan

diterima sebelum melakukan suatu pekerjaan. Hal ini dilakukan agar

kedepannya tidak ditemui hambatan dalam penagihan piutang misalnya,

ataupun hambatan lain yang mungkin bisa terjadi.

Page 68: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

54

• Aktivitas Pengendalian

Hal yang meliputi aktivitas pengendalian yang sudah diterapkan di

perusahaan di antaranya mengenai otorisasi dan cara penagihan yang

sehat.

Sistem otorisasi di PT Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia tidaklah

memiliki birokrasi yang cukup panjang. Dengan melihat struktur

organisasi yang ada, sistem otorisasi dokumen penagihan hanya ada pada

direktur. Tidak ada bagian lain yang memiliki wewenang untuk

mengotorisasi dokumen penagihan selain direktur. Sehingga dalam

otorisasi atau pengesahan dokumen penagihan dapat dilakukan dalam

waktu yang cukup singkat.

Praktik penagihan yang sehat, meliputi :

- Mencantumkan nomor surat tagihan / invoice di setiap dokumen

penagihan, untuk mempermudah mengidentifikasi dokumen yang ada.

- Mencantumkan nomor rekening perusahaan pada surat tagihan /

invoice secara lengkap dan jelas, sebagai informasi yang terpenting

dalam proses pembayaran piutang.

- Dokumen penagihan harus diisi selengkap mungkin, dan tidak boleh

ada kesalahan dalam penulisan karena akan mempengaruhi proses

penagihan.

• Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi tidak hanya bersumber dari pihak internal,

namun dengan pihak eksternal juga sudah dilakukan oleh perusahaan agar

Page 69: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

55

penagihan piutang dapat berjalan dengan lancar. Beberapa tindakan

dengan pihak internal pada komponen ini adalah :

- Mengirimkan surat tagihan / invoice sesegera mungkin sesuai

schedule, guna menghindari keterlambatan pembayaran.

- Menagih piutang pada orang yang tepat, untuk mempermudah

komunikasi dan pembicaraan bisa lebih terarah.

• Pengawasan

Pengawasan dilakukan oleh semua pihak yang berkaitan dengan penagihan

piutang serta proses piutang lainnya. Hal ini bertujuan agar dapat ditelusuri

sejauh mana manajemen piutang yang telah diterapkan oleh perusahaan

dapat berjalan dengan sebaik mungkin.

Sistem pengendalian internal terbentuk atas berbagai unsur – unsur.

Menurut Mulyadi (2016:130) untuk menciptakan sistem pengendalian internal

yang baik dalam perusahaan maka ada empat unsur pokok yang harus dipenuhi

antara lain struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara

tegas; sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

yang cukup terhadap aset, utang, pendapatan, dan beban; praktik yang sehat dalam

melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi; karyawan yang mutunya

sesuai dengan tanggungjawabnya. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

• Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara

tegas

Struktur organisasi di PT Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia sudah

terbagi ke enam departemen dengan total karyawan delapan orang

Page 70: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

56

termasuk direktur. Meskipun terdiri dari dua orang karyawan, departemen

akuntansi dan keuangan masih berada pada departemen yang sama. Agar

tanggungjawab bisa terbagi secara jelas departemen ini harus dipisah yakni

bagian akuntansi dan bagian keuangan. Hal ini juga ditunjukkan pada

pembagian tugas dan tanggung jawab setiap orang belum dijelaskan secara

spesifik karyawan mana yang mengatur akuntansi dan karyawan mana

yang mengatur keuangan.

• Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap aset, utang, pendapatan, dan beban

Hal ini berkaitan dengan pemberian otorisasi didalam PT Baltec Exhaust

dan Inlet System Indonesia yang sudah cukup baik karena dipusatkan pada

1 orang yakni direktur. Setiap transaksi di perusahaan khusunya yang

melibatkan piutang, semua dokumennya harus diketahui dan disetujui oleh

direktur di perusahaan ini.

• Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi

Praktik yang sehat juga termasuk dalam komponen pengendalian internal

mengenai aktivitas pengendalian yaitu terkait dokumen-dokumen yang

dikeluarkan atas setiap transaksi yang terjadi di perusahaan. Terutama

yang menjadi perhatian adalah transaksi bernominal besar yang berasal

dari piutang. Oleh karena itu dokumen yang berkaitan dengan piutang

dibuat secara tersusun dan serinci mungkin baik bagi pihak PT Baltec

Exhaust dan Inlet System Indonesia maupun pihak perusahaan

Page 71: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

57

pelanggannya. Salah satunya yaitu dengan memberikan nomor pada setiap

proyek yang dikerjakan.

• Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya

Karyawan merupakan salah satu kunci penting bagi perusahaan. Di PT

Baltec Exhaust dan Inlet System Indonesia menetapkan seleksi yang

cukup ketat dalam pemilihan karyawannya. Hal ini bertujuan agar

nantinya pada saat telah terpilih menjadi bagian karyawan di perusahaan

ini dapat bersama-sama mewujudkan cita-cita perusahaan dengan praktik

yang bersih melalui pelaksanaan tanggungjawabnya.

4.4 Pembahasan Terkait Penelitian Terdahulu

Perbandingan hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu selain

terletak pada objek penelitiannya juga ada beberapa hal lain yang menjadikan

penelitian ini memiliki kemiripan namun juga berbeda di sisi lainnya seperti fokus

penelitian, dan hasil penelitian itu sendiri.

Penelitian terdahulu menghasilkan penelitian bahwa pada rumah sakit

piutangnya menjadi kendala karena adanya perbedaan tarif anatara pasien umum

dan pasien BPJS sesuai dengan fokus penelitiannya yaitu manajemen piutang

pendapatan jasa layanan.

Pada Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta dengan pengelolaan dan upaya

alternatif penagihan piutang sebagai fokusnya menghasilkan bahwa keterlambatan

dalam waktu pembayaran menjadi masalahnya sehingga dalam hal ini dicari

upaya alternatif pemecahannya.

Manajemen piutang sebagai fokus dalam penelitian evaluasi manajemen

Page 72: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

58

piutang mahasiswa badan layanan umum perguruan tinggi menunjukkan hasil

bahwa pemberian piutang kurang selektif, dan penagihan yang masih pasif.

Penelitian ini memiliki kesamaan dalam fokus penelitian seperti pada

penelitian terdahulu yaitu manajemen piutang tetapi berbeda objeknya.

Perusahaan jasa konstruksi dipilih dalam penelitian ini yang tentu saja memberi

hasil penelitian yang berbeda. Hasilnya menununjukkan bahwa manajemen

piutang dan pengendalian internal sudah dilaksanakan dengan baik. Namun, ada

masalah dalam pembagian tugas di departemen akuntansi dan keuangan,

perusahaan belum menggunakan software tertentu dalam pencatatan

akuntansinya. Selain itu, kendala lainnya adalah penyelesaian pekerjaan di

lapangan yang tidak sesuai dengan kesepakatan pada kontrak dan kondisi

keuangan pelanggan mengalami kesulitan sehingga membuat penagihan menjadi

lebih lambat.

Page 73: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada penelitian ini membahas tentang piutang PT Baltec Exhaust dan Inlet

System Indonesia berkaitan dengan pengerjaan proyek yang ditangani. Hal ini

perlu menjadi perhatian karena dalam mengerjakan suatu proyek nilainya cukup

besar, sehingga kemungkinan piutang tidak tertagih menjadi kekhawatiran bagi

perusahaan. Manajemen piutang dan sistem pengendalian internal yang baik

sangat diperlukan guna meminimalisir risiko tersebut.

Tahapan-tahapan dalam manajemen piutang menunjukkan bahwa PT Baltec

Exhaust dan Inlet System Indonesia sudah dilaksanakan dengan baik, tetapi masih

ada beberapa masalah di perusahaan yaitu pembuatan dokumen, pencatatan

akuntansi masih tanpa software khusus yang bisa saja memunculkan human error,

kondisi riil pekerjaan di lapangan terlambat sehingga terjadi penundaan

pengiriman surat tagihan atau invoice, pelanggan mengalami kesulitan

pembayaran, birokrasi di perusahaan pelanggan yang harus dilalui cukup rumit.

Dari segi sistem pengendalian internal PT Baltec Exhaust dan Inlet System

Indonesia masih ada kekurangan diantaranya departemen akuntansi dan keuangan

yang masih menjadi satu kesatuan, otorisasi kepada direktur yang memakan waktu

cukup lama jika direktur sedang tugas di luar kota atau bahkan luar negeri. Selain

kedua hal tersebut, baik komponen maupun unsur pengendalian di perusahaan

sudah terlaksana dengan baik.

Page 74: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

60

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti bagi penelitian berikutnya adalah :

1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian tentang piutang di

jenis perusahaan serupa lainnya.

2. Apabila peneliti selanjutnya mengambil studi kasus pada perusahaan ini,

diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dari kesimpulan yang

telah dihasilkan dari penelitian ini.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi

peneliti selanjutnya yakni dalam jurusan akuntansi, khususnya yang

membahas piutang di jenis perusahaan serupa.

Saran yang dapat diberikan peneliti bagi PT Baltec Exhaust dan Inlet System

Indonesia adalah :

1. Perusahaan bisa menggunakan software yang berkaitan dengan pembuatan

dokumen-dokumen piutang dan untuk pencatatan akuntansinya.

2. Persiapan yang lebih matang terkait persedian bahan baku sebelum

melakukan proyek sehingga tidak lagi mengalami keterlambatan

penyelesaian.

3. Lebih selektif lagi dalam memilih calon pelanggannya.

4. Melakukan pemisahan antara departemen akuntansi dan keuangan, menjadi

spesifikasi masing-masing yaitu departemen akuntansi dan departemen

keuangan.

Page 75: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

61

5. Membuat schedule yang saling menyesuaikan antara jadwal tugas direktur di

luar kota atau luar negeri dengan tenggat waktu terkait dokumen-dokumen

yang perlu diotorisasi direktur.

Page 76: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

62

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2013). “Bercita-cita Jadi Perusahaan Lokal”. Diakses dari

http://wp.listrikindonesia.com/bercitacita_jadi_perusahaan_lokal_395.htm.

Anonim. (2015). “ISO 9001 : Sistem Manajemen Mutu”. Diakses dari

http://www.id.lrqa.com/standards-and-schemes/iso9001/

Anonim. Surat Kredit Berdokumen dalam Negeri. Diakses dari

http://www.bankmandiri.co.id/article/100128018224.asp

Agustiningrum, Maria. (2007). Analisis Pengelolaan Piutang dan Upaya

Alternatif Penagihan Piutang Guna Meminimalkan Tingkat Kerugian

Piutang : Studi Kasus Pada Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I

Malang (Skripsi tidak dipublikasikan). Jurusan Akuntansi, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.

Argianti, Ema. (2010). Sistem Pengelolaan Piutang atas Pemberian Permodalan

UMKM kepada KSP/USP-Koperasi : Kasus pada Dinas Koperasi, UMKM

dan Pasar Kabupaten Tulungagung (Skripsi tidak dipublikasikan). Jurusan

Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.

Ikatan Akuntan Indonesia-IAI. (2007). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) . Jakarta: Salemba Empat.

Irton. (2009). Handbook of Accounting (Buku Pegangan Akuntansi). Yogyakarta:

UPP STIM YKPN.

Kasmir. (2003). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Raja Grafindo

Persada.

Martina, Sheila Fitria. (2015). Pengendalian Piutang dengan Locking System :

Study Kasus Pada PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung

Perak (Skripsi tidak dipublikasikan). Jurusan Akuntansi, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.

Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Permana, Rio Dwi. (2014). Evaluasi Manajemen Piutang Mahasiswa Badan

Layanan Umum Perguruan Tinggi : Studi Kasus Pada Universitas X

(Skripsi tidak dipublikasikan). Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.

Permatasari, Ervin. (2015). Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Terhadap

Piutang Usaha Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel Jatim

Selatan : Malang (Skripsi tidak dipublikasikan). Jurusan Akuntansi,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.

Page 77: ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT …repository.ub.ac.id/9177/1/Aisyah%C2%A0Basalamah.pdf · ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG (STUDI KASUS PADA PT BALTEC EXHAUST DAN INLET

63

Putra, Rendy Fadhlan. (2016). Analisis Manajemen Piutang Pendapatan Jasa

Layanan Pada RSUS Dr. Soetomo (Skripsi tidak dipublikasikan). Jurusan

Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.

Ricatur R.N., Devi. (2015). Efektivitas Pengelolaan Piutang Pasien BPJS : Studi

Kasus Pada Rsud Dr. Saiful Anwar Malang (Skripsi tidak dipublikasikan).

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya,

Malang.

Riyanto, B. (2001). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi Keempat.

Yogyakarta : BPFE.

Sanusi, Ahmad. (30 September 2011). Analisa Karakter sebagai Salah Satu Alat

Manajemen dalam Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit. Diakses

dari https://sanoesi.wordpress.com/tag/prinsip-5c-dalam-kredit.

Sugiyono. (2015). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitain Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Syamsuddin, L. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi

dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Syntha. Manajemen Piutang. Diakses dari

http://syntha_n.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/34965/manajemen-

piutang.pdf.

Weygandt, Kimmel, Kieso. (2013). Financial Accounting IFRS Edition 2E. USA:

John Wiley & Sons, Inc.

Weygandt, Kimmel, Kieso. (2007). Penerjemah Ali Akbar Yulianto, Wasilah,

Rangga Hndika. Accounting Principles (Pengantar Akuntansi). Jakarta :

Salemba Empat.