modul piutang

40
Modul Pengantar Akuntansi I MODUL KE 13 & 14 RECEIVABLE DOSEN : Nurlis PKK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA

Upload: unie179

Post on 03-Jul-2015

1.022 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Modul Pengantar Akuntansi IMODUL KE 13 & 14 RECEIVABLE

DOSEN :

NurlisPKK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA

Tujuan Instruksional Khusus

Mahasiswa setelah membaca dan mempelajari modul ini diharapkan dapat: 1. Memahami pengertian Receivable 2. Memahami klasifikasi piutang 3. Memahai dan mengerti metode penyisihan untuk piutang tak tertagih 4. Memahami dan mengerti Metode Penghapusan piutang 5. Memahami dan mengerti metode penghapusan langsung piutang tak tertagih 6. Memahami dan mengerti tentang wesel tagih

Daftar Materi Pembahasan 1. Pengertian piutang 2. Klasifikasi piutang 3. Metode penyisihan piutang tak tertagih 4. Metode penghapusan piutang 5. Wesel tagih 6. Akuntansi untuk wesel tagih

RECEIVABLE (PIUTANG) Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

PIUTANG Adalah tagihan-tagihan kepada seseorang atau organisasi yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa secara kredit tanpa disertai dengan janji tertulis secara formal. Tagihan dapat timbul karena : Pemberian pinjaman kepada karyawan Pemberian pinjaman kepada perusahaan lain Penyerahan saham perusahaan kepada pemegang saham Penjualan barang-barang atau jasa secara kredit dll

Istilah Piutang Dagang biasanya khusus untuk tagihan yang berasal dari penjualan barang atau jasa secara kredit. PENYAJIAN DALAM NERACA Didalam Neraca penyajian piutang dagang harus disajikan terisah jika perusahaan memiliki berbagai jenis piutang misalkan piutang dagang, piutang kepada karyawan, piutang kepada pemegang saham, dan piutang lain-lain. Apabila perusahaan mempunyai hubungan jual beli dengan sesuatu pihak, sehingga terhadap pihak tersebut perusahaan mempunyai piutang dagang dan juga hutang dagang , maka dalam penyajiannya di neraca tidak bolah dilakukan kompensasi antara piutang dan hutang tersebut tetapi masing-masing harus dinyatakan terpisah.

Klasifikasi Piutang Piutang yang timbul dari penjualan semacam itu biasanya diklasifikasikan sebagai piutang usaha atau wesel tagih. Istilah piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya. Piutang ini biasanya memiliki bagian yang signifikan dari total aktiva lancer perusahaan.

Piutang Usaha

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Piutang dicatat dengan mendebet akun piutang usaha. Piutang usaha (account receivable) semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relative pendek, piutang usaha ini diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Wesel Tagih (notes receivable) Wesel tagih (notes receivable) adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan, dimana pelanggan dimaksud telah menerbitkan surat utang formal kepada perusahaan. Promes atau wesel tagih biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari enam puluh hari. Piutang Lain-lain Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Piutang lainlain (other receivables) meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari karyawan perusahaan. Piutang Tak Tertagih (Uncollectible receivable) Perusahaan berupaya membatasi nilai piutang tak tertagih dengan menerapkan beragam perangkat pengendalian. Pengendalian yang paling penting di sini berhubungan dengan fungsi pengesahan kredit. Pengendalian ini biasanya melibatkan penyelidikan atas kredibilitas pelanggan, dengan menggunakan referensi dan pemeriksaan atas latar belakang pelanggan. Setelah piutang jatuh tempo, perusahaan akan menggunakan prosedur-prosedur untuk memaksimumkan penagihan piutang tersebut. Jika setelah upaya yang berulangulang ternyata gagal, perusahaan mungkin perlu memindahkan tugas penagihan ke agen penagihan. Tanpa memperhatikan criteria yang digunakan dalam pemberian kredit dan prosedur penagihan yang diterapkan, biasanya sebagian dari penjualan kredit dipastikan tidak tertagih. Beban operasi yang muncul karena tidak tertagihnya piutang dinamakan beban piutang tak tertagih (uncollectible accounts expense), beban piutang macet (bad debts expense), atau beban piutang tak tertagih (doubtful accounts expense). Kapan piutang usaha atau wesel tagih menjadi piutang tak tertagih? Bangkrutnya debitor adalah salah satu petunjuk yang paling signifikan mengenai tidak tertagihnya Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

sebagian atau seluruh piutang. Petunjuk lainnya meliputi penutupan bisnis pelanggan atau gagalnya upaya penagihan setelah dilakukan beberapa kali usaha. Metode Penyisihan Akuntansi untuk Piutang Tak Tertagih Kebanyakan perusahaan besar menggunakan metode penyisihan untuk mengestimasi besarnya piutang tak tertagih. Contoh: Perusahaan Anda memulai bisnis pada bulan Agustus dan menggunakan tahun kalender sebagai tahun fiskalnya. Akun piutang usaha memiliki saldo sebesar $ 105.000 pada akhir bulan Desember. Akun-akun pelanggan yang membentuk saldo piutang usaha sebesar $ 105.000 terdiri dari sejumlah piutang yang telah jatuh tempo beberapa waktu yang lalu. Namun perusahaan anda tidak mengetahui piutang-piutang mana yang tidak akan tertagih saat ini. Kemungkinan sejumlah piutang tak tertagih sebagian. Perusahaan anda mengestimasi bahwa sejumlah $ 4.000 tidak tertagih. Ayat jurnal penyesuaian berikut dibuat untuk mencatat estimasi ini pada akhir periode fiscal: 31 Des Beban Piutang Tak Tertagih Penyisihan piutang tak tertagih $ 4.000 $ 4.000

Karena pengurang piutang usaha sebesar $ 4.000 merupakan hasil estimasi, maka nilai tersebut tidak dapat dikreditkan kea kun pelanggan tertentu atau kea kun pengendali piutang usaha (ledger). Sebaliknya, yang dikredit adalah akun kontra-aktiva (contra asset), yang diberi judul Penyisihan Piutang Ragu-ragu ( Allowance for Doubtful Accounts). Sama seperti semua penyisihan periodic lainnya, ayat jurnal di atas memiliki dua tujuan. Pertama, mengurangi nilai piutang sampai jumlah kas yang diperkirakan akan realisasi di masa depan. Jumlah ini, yaitu $ 101.000 ($105.000-$4.000), dinamakan nilai realisasi bersih (net realizable value) dari piutang. Kedua, ayat jurnal penyesuaian di atas membandingkan beban piutang tak tertagih sebesar $ 4.000 dengan pendapatan periode bersangkutan. Penghapusan Akun Penyisihan Apabila piutang usaha dari pelanggan dapat dipastikan tak tertagih sama sekali, maka piutang tersebut dihapuskan dari akun penyisihan, contoh Piutang PT Indah tidak dapat ditagih karena PT Indah bangkrut sebesar $ 610, maka ayat jurnal untuk menghapus piutang tak tertagih adalah sebagai berikut:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

21 Jan Penyisihan Piutang Ragu-ragu Piutang Usaha PT Indah

$ 610 -

$ 610

Piutang usaha yang telah dihapuskan dari akun penyisihan mungkin saja dapat ditagih di kemudian hari. Jika itu terjadi, piutang tersebut harus ditimbulkan kembali dengan ayat jurnal yang merupakan kebalikan dari ayat jurnal penghapusan. Kas yang diterima sebagai pembayaran harus dicatat sebagai penerimaan pembayaran piutang. Contoh, asumsikan piutang PT Indah yang dihapus di atas ternyata dapat ditagih pada tanggal 10 Juni. Ayat jurnal untuk menimbulkan kembali piutang dan ayat jurnal untuk mencatat penagihan adalah sebagai berikut: 10 Juni Piutang Usaha PT Indah Penyisihan Piutang Ragu-ragu 10 Kas Piutang Usaha PT Indah Mengestimasi Piutang Tak Tertagih Bagaimana jumlah piutang tak tertagih diestimasi? Estimasi piutang tak tertagih pada akhir periode fiscal didasarkan pada pengalaman perusahaan di masa lalu dan prediksi kegiatan perusahaan di masa yang akan dating. Jika perekonomian secara umum berkinerja baik, jumlah beban piutang tak tertagih biasanya lebih rendah dibandingkan jika perekonomian sedang mengalami resesi. Estimasi piutang tak tertagih biasanya didasarkan pada: a. Jumlah Penjualan Estimasi berdasarkan Penjualan. Piutang usaha diperoleh dari hasil penjualan secara kredit. Oleh karena itu, jumlah penjualan kredit selama suatu periode bias digunakan untuk mengestimasi jumlah beban piutang tak tertagih. Jumlah estimasi ini $ 610 $ 610 $ 610 $ 610

ditambahkan ke saldo yang telah ada pada Akun Penyisihan Piutang Ragu-ragu. Sebagai contoh, asumsikan bahwa akun penyisihan memiliki saldo kredit sebesar $ 700 sebelum penyesuaian. Menurut pengalaman masa lalu, diestimasikan bahwa 1 % dari penjualan kredit tidak dapat ditagih. Jika penjualan kredit selama periode tersebut berjumlah $ 300.000, maka ayat jurnal penyesuaian untuk piutang tak tertagih pada akhir periode adalah sebagai berikut: Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

31 Des Beban Piutang Tak Tertagih

$ 3.000 -

$ 3.000

Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Setelah ayat jurnal di atas diposkan, saldo akun penyisihan akan menjadi $ 3.700. Jika terdapat saldo debet sebesar $ 200 dalam akun penyisihan sebelum penyesuaian akhir tahun, maka jumlah penyesuaian tetap $ 3.000. Saldo penyisihan setelah penyesuaian adalah $ 2.800. b. Jumlah piutang Estimasi berdasarkan Analisis Piutang Semakin lama peredaran piutang usaha semakin kecil kemungkinan piutang tersebut akan tertagih. Jadi kita bias mendasarkan estimasi piutang tak tertagih pada seberapa lama piutang tersebut telah beredar. Dalam hal ini, dapat menggunakan proses yang dinamakan penentuan umur piutang usaha ( aging the receivables). Titik awal dalam menentukan umur piutang adalah tanggal jatuh tempo piutang tersebut. Skedul umur piutang terdiri dari kolom-kolom yang memperlihatkan jumlah piutang dalam masing-masing kelompok umur. Suatu skala persentase yang terus naik berdasarkan industri atau pengalaman masa lalu perusahaan, digunakan untuk mengestimasi jumlah piutang tak tertagih dalam masing-masing kelompok. Misalkan saldo yang diinginkan untuk Penyisihan Piutang Tak Tertagih diestimasi sebesar $ 3.390. Pembanding estimasi ini dengan saldo akun penyisihan yang belum disesuaikan menentukan jumlah ayat jurnal penyesuaian untuk beban piutang tak tertagih. Sebagai contoh, asumsikan bahwa saldo akun penyisihan yang belum disesuaikan adalah $ 510 (kredit). Oleh karena itu, jumlah yang harus ditambahkan ke saldo tersebut adalah $ 2.880 ($ 3.390 - $ 510). Ayat jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut: 31 Des Beban Piutang Tak Tertagih Penyisihan Piutang Ragu-ragu $ 2.880 $ 2.880

Umur Piutang Usaha: Pelanggan Saldo Belum Telah Jatuh Tempo (dalam hari)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

Jatuh PT Anda PT Indah PT Salwa PT Jaya Total $150 610 470 160 $ 86.300 $75.000 $470

1-30

31-60 $150

61-90

91-180 181-365 >365 $ 350 $260 $ 160

$ 4.000

$3100

$1900

$1200

$ 800

$ 300

Estimasi Piutang Tak Tertagih Estimasi Piutang Tak Tertagih Interval Umur Saldo % Jumlah

Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo dalam 1-30 hari Telah jatuh tempo dalam 31-60 hari Telah jatuh tempo dalam 61-90 hari Telah jatuh tempo dalam 91-180 hari Telah jatuh tempo dalam 181-365 hari Telah jatuh tempo di atas 365 hari Total

$ 75.000 $ 4.000 3.100 1.900 1.200 800 300 $ 86.300

2% 5 10 20 30 50 80

$ 1.500 200 310 380 360 400 240 $ 3.390

Setelah ayat jurnal penyesuaian diposkan, saldo kredit akun penyisihan adalah $ 3.390. Nilai realisasi bersih piutang adalah $ 82.910 ($86.300-$3.390). Jika saldo akun penyisihan yang belum disesuaikan memiliki saldo debet sebesar $ 300, maka besarnya penyesuaian yang harus dibuat adalah $ 3.690 ($3.390 + $300). Estimasi beban piutang tak tertagih berdasarkan analisis piutang menekankan nilai realisasi bersih sekarang dari piutang. Jadi metode ini memberi penekanan yang lebih besar pada neraca dari pada laporan laba rugi. Metode Penghapusan Langsung dalam Akuntansi untuk Piutang Tak Tertagih Metode penyisihan menekankan pada pelaporan beban piutang tak tertagih dalam periode di mana penjualan terkait terjadi. Penekanan pada penandingan antara beban dengan pendapatan ini merupakan metode akuntansi yang lebih disukai untuk piutang ragu-ragu.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

Namun, ada situasi di mana tidak memungkinkan untuk mengestimasi secara akurat, piutang tak tertagih pada akhir periode. Disamping itu, jika sebuah perusahaan menjual sebagian besar barang dan jasanya secara tunai, maka jumlah piutang juga merupakan bagian yang relative kecil dari total aktiva lancar. Dalam hal ini, metode yang digunakan untuk mencatat beban piutang tak tertagih adalah metode penghapusan langsung (direct write-off method) Berdasarkan metode penghapusan langsung, beban piutang tak tertagih tidak dicatat sampai piutang tersebut diputuskan tidak akan tertagih lagi. Jadi, akun penyisihan dan ayat jurnal penyesuaian tidak diperlukan pada akhir periode. Ayat jurnal untuk menghapus piutang yang telah diputuskan tidak akan tertagih adalah sebagai berikut: 10 Mei Beban Piutang Tak Tertagih Piutang Usaha PT Anda $ 420 $ 420.

Bagaimana jika pelanggan ternyata membayar piutang yang telah dihapuskan tersebut? Jika ini terjadi, maka piutang harus ditimbulkan kembali dengan membalik jurnal penghapusan sebelumnya. Misalkan piutang yang dihapus di atas dapat ditagih maka ayat jurnal untuk menimbulkan piutang adalah sebagai berikut: 21 Okt Piutang Usaha PT Anda Beban piutang tak tertagih 21 Kas Piutang usaha PT Anda $ 420 $ 420 $ 420 $ 420

Wesel Tagih (notes receivable) Karakteristik wesel tagih: Suatu klaim yang didukung oleh promes atau wesel (janji tertulis untuk membayar sejumlah uang) memiliki beberapa keunggulan dibandingkan klaim berbentuk piutang usaha.

-

Surat promes (promissory note) adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang atas permintaan atau pada suatu waktu tertentu. Dalam hal ini, jumlah yang

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

terutang harus dibayarkan atas permintaan seseorang atau perusahaan, atau si pembawa atau pemegang promes. Dokumen itu harus ditandatangani oleh orang atau perusahaan yang membuat janji tersebut. Pihak yang meminta agar promes/wesel dibayarkan dinamakan dengan penerima pembayaran (payee); sementara pihak yang membuat janji disebut pembuat (maker).

-

Tanggal Jatuh Tempo. Tanggal suatu promes atau wesel harus dibayarkan disebut tanggal jatuh tempo (due date atau maturity date). Periode waktu di antara tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo wesel atau promes jangka pendek, dapat dinyatakan dalam hari atau bulan. Jika jangka waktu promes dinyatakan dalam hari, maka tanggal jatuh temponya dinyatakan dalam jumlah hari setelah tanggal penerbitan. Sebagai contoh; tanggal jatuh tempo promes berjangka waktu 90 hari yang terdapat dalam wesel tagih transaksi tanggal 16 maret maka tanggal jatuh temponya adalah: Bulan Maret ada 31 hari 16 = 15 Bulan April Bulan Mei Bulan Juni Total Hari = 30 = 31 = 14 ------ + = 90 hari

-

Bunga Promes atau wesel biasanya menetapkan jumlah bunga yang akan dibayarkan untuk periode antara tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo. Promes yang berjangka waktu lebih dari satu tahun umumnya menetapkan bunga yang harus dibayarkan secara setengah tahunan, kuartalan, atau jangka waktu lainnya yang ditetapkan. Jika jangka waktu promes kurang dari satu tahun, bunga umumnya dibayarkan pada tanggal jatuh tempo. Suku bunga promes biasanya dinyatakan atas dasar tahunan, terlepas dari jangka waktu actual yang terlibat. Jadi bunga sebesar 12% atas promes bernilai $ 2.000 adalah $ 240 per tahun ( 12% x $ 2.000). Jika jangka waktu promes tersebut hanya tiga bulan, maka bunga yang harus dibayakan pada saat jatuh tempo adalah $ 60 ( x $ 240).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

Rumus dasar untuk menghitung bunga: Jumlah Pokok x Suku Bunga x Waktu = Bunga Untuk mengilustrasikan penggunaan rumus di atas, bunga atas promes yang terdapat pada wesel $ 2.500, 10% dan jangka waktu wesel tagih 90 hari adalah: $ 2.500 x 10% x 90/360 = $ 62,50 Dalam menghitung bunga untuk periode kurang dari setahun, badan-badan pemerintah dan banyak institusi keuangan menggunakan jumlah hari actual dalam setahun, yaitu 365 hari. Namun demi penyederhanaan perhitungan banyak yang menggunakan 360 hari. Nilai jatuh tempo. Jumlah yang harus dibayarkan pada tanggal jatuh tempo dinamakan dengan nilai jatuh tempo (maturity value). Nilai jatuh tempo dari suatu promes adalah jumlah pokok (atau nilai nominal) ditambah bunga. Untuk promes yang terdapat dalam contoh di atas, nilai jatuh temponya: $ 2.562,50 ( jumlah pokok $ 2.500 ditambah bunga $ 62,50 ). Akuntansi untuk Wesel Tagih Contoh soal; asumsikan bahwa promes berjangka waktu 30 hari dan bunga 12 % tertanggal 21 November 2000, diterima sebagai pelunasan piutang PT Anda, yang telah jatuh tempo dan memiliki saldo $ 6.000. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah: 21 Nov Wesel tagih Piutang Usaha PT Anda $ 6.000 $ 6.000

Pada saat promes jatuh tempo, ayat jurnal untuk mencatat penerimaan sebesar $ 6.060 (pokok $ 6.000 ditambah bunga $ 60) adalah sebagai berikut: 21 Des Kas Wesel Tagih Pendapatan Bunga $ 6.060 $ 6.000 $ 60

Jika pembuat (maker) promes atau wesel tidak membayar utang pada tanggal jatuh tempo, maka promes tersebut disebut wesel tagih yang ditolak (dishonored note Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

receivable). Jika suatu promes atau wesel ditolak, maka jumlah pokok promes ditambah bunga yang terhutang harus ditransfer kea kun piutang usaha. Sebagai contoh; asumsikan bahwa promes senilai $ 6.000, berjangka waktu 30 hari, dan berbunga 12% yang diterima dari PT Anda, dan dicatat pada tanggal 21 November ternyata ditolak pada tanggal jatuh tempo. Ayat jurnal untuk menstranfer jumlah pokok dan bunga kembali kea kun pelanggan adalah sebagai berikut: 21 Des Piutang Usaha PT Anda Wesel Tagih Pendapatan Bunga $ 6.060 $ 6.000 $ 60

Untuk mencatat promes yang ditolak dan bunga. Jika piutang usaha tidak dapat ditagih pada saat jatuh tempo, maka jumlah sebesar $ 6.060 akan menjadi bagian dari beban piutang tak tertagih. Jika promes jatuh tempo pada tahun fiscal berikutnya, maka bunga actual dalam periode berjalan harus dicatat dengan menggunakan ayat jurnal penyesuaian. Sebagai contoh, asumsikan bahwa promes berjangka waktu 90 hari dan berbunga 12% tertanggal 1 Desember 2000 diterima dari PT Indah sebagai pelunasan hutangnya yang memiliki saldo $ 4.000. Dengan mengasumsikan bahwa periode akuntansi berakhir tanggal 31 Desember, ayat jurnal untuk mencatat penerimaan promes, bunga actual, dan pembayaran promes pada saat jatuh tempo adalah sebagai berikut: 21 Des Wesel Tagih Piutang Usaha PT Indah 31 Des Piutang Bunga Pendapatan Bunga ( $ 4.000 x 0,12 x 30/360 ) Ayat jurnal penyesuaian untuk bunga actual $ 4.000 $ 40 $ 40 $ 4.000 -

2001 1 Maret Kas $ 4.120 Dra. Nurlis Ak. M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

PENGANTAR AKUTANSI 1

Wesel Tagih Piutang Bunga Pendapatan Bunga

-

$ 4.000 $ $ 40 80

Ayat jurnal menerima pelunasan promes dan bunga ( nilai jatuh tempo $ 4.000 x 0,12 x 90/360 ) Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, wesel tagih merupakan bentuk perjanjian yang lebih formal dibandingkan dengan piutang dagang. Orang yang meminjam akan menandatangani semacam surata perjanjian yang menandakan bawha dia hendak meminjam uang. Sebelum itu, kita akan membahas beberapa definisi yang dipergunakan dalam pembahasan mengenai wesel tagih ini : Surat promes, merupakan suatu janji tertulis dari debitur ayang menyatakan Pembuat merupakan orang yang yang tertera pada perjanjian tersebut. Penerima pembayaran adalah orang, kepada siapa pembuat akan melakukan

bahwa ia akan membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal tertentu.

Pembuat adalah sang debitur.

pembayaran di masa yang akan datang. Penerimaan pembayaran adalah sang kreditur.

Pinjaman pokok adalah jumlah yang dipinjamkan oleh penerima pembayaran Bunga merupakan pendapatan yang diterima penerima pembayaran karena ia

kepada pembuat.

meminjamkan uang. Dan merupakan beban bagi pembuat karena ia meminjamkan uang tersebut.

Periode bunga merupakan periode dimana bunga diperhitungkan. Periode ini

dimulai pada tanggal pembuatan surat promes samapi pada tanggal jatuh tempo wesel tagih.

Tingkat bunga berupa suatu persentase yang akan dikalikan dengan pinjaman Tanggal jatuh tempo merupakan tanggal dimana pembayaran terakhir akan Nilai jatuh tempo merupakan jumlah dari pinjaman pokok dan bunga pada saat

pokok untuk menghitung jumlah bunga dari wesel tagih tersebut

dilakukan.

tanggal jatuh tempo dari wesel tagih.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

Menentukan Tanggal jatuh Tempo dari Suatu Wesel Tagih Beberapa wesel tagih biasanya mencantumkan tanggal wesel tersebut jatuh tempo, seperti yang terlihat pada Gambar 8-3. Bila periode jatuh tempo tersebut ditentukan dengan bulan, maka tanggal jatuh tempo dari wesel tersebut dikeluarkan. Misalkan wesel tagih dengan priode 6 bulan yang dikeluarkan pada tanggal 16 pebruari akan jatuh tempo pada tanggal 16 Agustus. Bila periode tersebut ditetapkan dalam hari ,maka tanggal jatuh tempo akan ditentukan dengan menghitung hari sejak tanggal wesel tersebut dikeluarkan.Weseltagih yang berumur 120 hari yang dikeluarkan pada perhitungan dibawah ini: Bulan September 200X Oktober 200X November 200X Desember 200X Januari 200X Jumlah hari 30 14 = 16 31 30 31 12 Jumlah total 16 47 77 108 120 pada tanggal 14

September 200X akan jatuh tempo pada tanggal 12 Januari 200X,seperti yang terlihat

Perhitungan Bunga atas Wesel Tagih Rumus untuk menghitung bunga adalah: Pinjaman Pokok Tingkat Bunga

X

X

Waktu =

Jumlah

Dengan menggunakan data yang ada pada gambar 8-4, Bank Dewa-Dewi menghitung bunga yang akan ia dapat dari wesel tagih tersebut. Pinjaman Pokok Rp 1.000.000 GAMBAR 8-4 Surat Promes X Tingkat Bunga 0,9 X Waktu = Jumlah Bunga 1 Tahun = Rp 90.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

Surat Perjanjian Pokok periode Jumlah membayar pada Bank Dewa-Dewi Pokok Satu juta rupiah Pada 30 September 19x8 Ditambah bunga sebesar 9% per tahun Rupiah Penerima Akhir periode bunga Tingkat Bunga Pembuat Tanggal bunga Untuk barang yang saya terima, saya berjanji Rp 1.000.000 30 September 19x7 Awal

Nilai jatuh tempo dari wesel tagih tersebut adalah Rp 1.090.000 (Rp 1.000.000 pokok + Rp 90.000 bunga). Anda lihat bahwa kolom waktu besarnya adalah 1, karena wesel tagih tersebut berjangka waktu setahun. Bila periode wesel tagih dinyatakan dalam bulan, maka perhitungan bunga akan didasarkan pada 12 bulan. Wesel tagih sebesar Rp 2.000.000, 3 bulan, 15 persen akan mendapat bunga sebesar: Pinjaman Pokok Rp 2.000.000 Tingkat Bunga 0,15

X

X

Waktu= Jumlah Bunga 3/12 Rp 75.000

Bila periode wesel tagih dinyatakan dalam hari, maka perhitungan bunga akan didasarkan pada 360 hari. Bunga yang diperoleh dari wesel tagih sebesar Rp 5.000.000, 60 hari, 12 persen adalah:

Pinjaman Pokok Rp 5.000.000

X

Tingkat Bunga 0,12

X

Waktu= Jumlah Bunga 60/360 Rp 100.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

Pencatatan Wesel Tagih Bila kita mengambil contoh dari gambar 8-4, setelah Diaz menandatangani wesel dan menyerahkannya pada Bank, maka Bank Dewa-Dewi akan memberi uang pada Tuan Diaz Rp 1.000.000. Pada jatuh tempo, tuan Diaz akan membayar Rp 1.090.000 (Rp 1.000.000 pokok pinjaman + Rp 90.000 bunga) pada bank tersebut. Jurnal yang dilakukan oleh bank adalah: 30 September 19X7 Wesel Tagih Tuan Diaz .. Kas Untuk mencatat pinjaman. 30 September 19X8 Kas 1.090.000 1.000.000 90.000 Wesel Tagih Tuan Diaz . Pendapatan Bunga (Rp 1.000.000 X 0,09 X 1) Untuk mencatat penagihan yang jatuh tempo. Adakalanya perusahaan yang menjual barang dagang menerima wesel tagih sebagai alat pembayaran. Hal ini biasanya terjadi apabila syarat pembayaran yang disetujui lebih panjang dari syarat pembayaran piutang dagang biasa yang berkisar antara 30 60 hari. Misalkan pada tanggal 20 Oktober 19X3, PT Murah Hati menjual peralatan bernilai Rp 15.000.000 pada kontraktor PT Lestari Griya. PT Lestari Griya kemudian menandatangani wesel berjangka waktu 90 hari dengan tingkat bunga 10 persen pertahun . Berdasarkan transaksi tersebut, jurnal yang akan dicatat PT Murah Hati adalah: 20 Oktober 19X3 Wesel Tagih PT Lestari Griya 15.000.000 Pendapatan .. Untuk mencatat penjualan. 15.000.000 1.000.000 1.000.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

18 Januari 19X4 Kas . 15.375.000 Wesel Tagih PT Lestari Griya . Pendapatan bunga (Rp 15.000.000 X 0,10 X 90/360) .. Untuk mencatat penagihan pada saat jatuh tempo. Perusahaan juga dapat menerima wesel tagih untuk mengganti piutang dagang dari langganan yang tidak dapat membayar dalam jangka waktu 30 60 hari. Langganan tersebut akan menandatangani wesel dan memberikannya pada perusahaan tersebut. Misalkan PT Angin Mamiri memperkirakan bahwa ia tidak dapat membayar hutang dagangnya pada PT Murah Hati. Hutang tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 15 hari. Dalam hal ini PT Angin Mamiri akan mengeluarkan wesel untuk menggantikan hutang dagangnya. Wesel tagih tersebut berjangka waktu satu tahun dengan tingkat bunga 9% dan mempunyai nilai pokok sebesar Rp. 2.400.000. Jurnal yang akan dilakukan oleh PT Murah Hati adalah : Wesel Tagih PT Angin Mamiri .. 2.400.000 Piutang dagang PT Angin Mamiri 2.400.000 375.000 15.000.000

Mengapa perusahaan mau menerima wesel tagih dan bukannya memaksa langganan untuk membayar piutang yang jatuh tempo tersebut? Perusahaan memang ingin agar langganan dapat membayar, tetapi mereka menyadari bahwa saat ini langganan tersebut belum memiliki uang. Wesel tagih merupakan suatu alat yang dapat digunakan perusahaan untuk menuntut secara hukum apabila nantinya langganan tersebut benar-benar tidak dapat membayar. Tambahan lagi, wesel tagih juga didukung oleh jaminan berupa harta yang dapat disita perusahaan bila langganan tersebut tidak membayar tepat pada waktunya. Kesabaran dari perusahaan akan mendapatkan imbalan berupa pendapatan bunga yang diperoleh dari wesel tagih tersebut. Pendapatan Bunga yang Belum Diterima Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

Wesel tagih dapat saja masih belum jatuh tempo pada saat akhir periode akuntansi. Pendapatan bunga yang belum diterima tapi sudah menjadi hak perusahaan dalam periode tersebut harus dicatat sebagai bagian dari pendapatan perusahaan dalam periode tersebut. Mari kita teruskan dengan contoh wesel tagih dari PT Angin Mamiri yang diterima oleh PT Murah Hati. Periode akuntansi PT Murah Hati berakhir pada tanggal 31 Desember. Berapakah total pendapatan bunga yang didapat PT Murah Hati pada tahun 19X1? Dan berapa pada tahun 19X2? PT Murah Hati akan memperoleh pendapatan bunga selam 3 bulan dalam tahun 19X1 bulan Oktober, November, Desember. Pada tahun 19X2, PT Murah Hati akan memperoleh pendapatan bunga selama 9 bulan dari bulan Januari sampai September. Dengan demikian, pada tanggal 31 Desember 19X1 PT Murah Hati akan membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat pendapatan bunga yang belum diterima: 31 Desember 19X1 Piutang Bunga (Rp 2.400.000 X 0,09 X 3/12) .. . Pendapatan Bunga .. Untuk mencatat pendapatan bunga yang belum Diterima perusahaan tahun 19X1. 54.000 54.000

Pada saat jatuh tempo PT Murah Hati akan mencatat penagihan nilai pokok dan bunga wesel tagih sebagai berikut: 30 September 19X2 Kas [Rp 2.400.000 + (Rp 2.400.000 X0,09)].2616.000 Wesel Tagih PT Angin Mamiri Piutang Bunga (Rp 2.400.000 X 0,09 X 3/12) Pendapatan Bunga (Rp. 2.400.000 X 0,09 X 9/12). Untuk mencatat penagihan wesel tagih dimana sebagian dari pendapatan bunga telah dicatat sebelumnya. 162.000 5 4.000 2.400.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

Jurnal yang dibuat mencatat pendapatan bunga yang belum diterima pada tahun 19X1 dan untuk mencatat penagihan pada tahun 19X2 akan memberikan jumlah pendapatan bunga yang benar untuk setiap periode. Pendiskotoan Wesel Tagih Penerimaan pembayaran wesel tagih mungkin saja memerlukan uang kas sebelum wesel tagih tersebut dapat menjual wesel tagihnya. Wesel tagih merupakan suatu alat yang dapat dipindahkan hak kepemilikannya dari satu orang ke orang lain, dan bahkan bisa dijual secara kas. Misalkan untuk memperoleh kas dengan lebih cepat , kreditur terkadang menjual wesel tagih tersebut jatuh tempo. Kreditur tersebut akan mengendorse wesel tersebut dan memberikannya kepada pembeli wesel biasanya berupa bank yang nantinya akan menagih wesel tersebut pada saat jatuh tempo. Menjual wesel tagih sebelum saat jatuh tempo dinamakan pendiskontoan wesel tagih, karena orang yang menjual wesel tagih tersebut akan menerima uang lebih kecil dari yang akan diterimanya pada saat jatuh tempo nanti. Kembali pada persoalan PT. Murah Hati dan PT Lestari Griya, anda ingat bahwa tanggal jatuh tempo dari wesel tagih yang dibuat PT. Griya adalah 18 Januari 19X4. Misalkan pada tanggal 9 Desember 19X3 PT. Murah Hati mendiskontokan wesel ini pada Bank Dewa Dewi. Periode diskonto yaitu jumlah hari antara saat wesel tersebut didiskontokan dengan saat wesel tersebut jatuh tempo (dimana wesel tersebut dipegang oleh bank) adalah 40 hari, 22 hari di bulan Desember dan 18 hari dibulan Januari. Misalkan bank Dewa Dewi menggunakan tingkat bunga 12 persen untuk mendiskontokan wesel tersebut. Bank akan menggunakan tingkat diskonto yang lebih tinggi dari tingkat bunga pada wesel tagih, karena bank ingat memperoleh pendapatan yang setinggi tersebut, karena perusahaan ingin memperoleh kas yang secepatnya. Nilai wesel tagih setelah didiskontokan disebut dengan nilai tunai yang merupakan nilai yang diterima oleh PT. Murah Hati dari bank. Cara mencari nilai tunai tersebut adalah sebagai berikut: Pinjaman pokok .. Rp. 15.000.000 + Bunga (15.000.000 X 0,10 X 90/360). Nilai pada saat jatuh tempo. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 375.000 15.375.000 Rp. 170.000

Rp. 170.000

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

- Diskonto (15.375.000 X 0,12 X40/360 Nilai tunai

(

205.000)

Rp. 15.170.000

Pada saat jatuh tempo, bank akan mendapatkan uang sebesar di atas Rp. 15.370.000 Dari si pembuat wesel tagihdan memperoleh pendapatan bunga sebesar Rp. 205.000. Cobalah anda perhatian dua hal dalam perhitungan di atas 1). Tingkat diskonto dihitung berdasrkan nilai wesel tagih pada saat jatuh tempo ( nilai pokok + bunga), bukannya nilai wesel tagih . 2). Periode diskonto dihitung munduir dari tanggal jatuh tempo (18 Januari 19X4) sampai saat diskonto (9 Desember 19X3) Ikuti gambar ini. Waktu Pendiskontoan Wesel Bayar 20 Oktober 1993 Pokok Rp. 15.000.000 + 90 Hari Bunga Rp 375.000 9 Desember 19x3 Diterima Rp. 15.170.000 40 hari Diskonto Rp. 205.000 = 18 Januari 19x4 Jatuh Tempo Rp15.375.000 18 Januari 19x4 Jatuh Tempo Rp. 15.375.000 wesel tagih

Jurnal yang akan dibuat oleh PT Marah Hati pada pendiskontoan tersebut adalah : 9 Desember 19X3 Kas ... Wesel tagih PT Lestari Griya Pendapatan Bunga (Rp 15.170.000 Rp 15.000.000.. Untuk mencatat pendiskontoan wesel tagih. Bila hasil yang diperoleh dari pendiskontoan itu leboh kecil 170.000 15.170.000 15.000.000

dari nilai pokok

pinjaman yang ada pada wesel tagih, maka penerima pebayaran akan mencatat selisih Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

tersebut sebagai beban bunga. Misalkan PT. Murah Hati hanya mendapatkan uang sebesar Rp 14.980.000 dari pendiskotoan wesel tagihnya, maka jurnal yang dilakukan untuk mencatat transaksi ini adalah : Kas .. Beban Bunga Wesel Tagih PTLestari Griya 14.980.000 20.000 15.000.000

Istilah tingkat diskonto dipergunakan untuk membedakan pendapatan bunga yang diperoleh penerima pembayaran dengan pendapatan bunga yang diperoleh pembeli wesel tagih. Pada dasarnya diskonto adalah tingkat bunga.

Kewajiban Bersyarat pada Pendiskontoan Wesel Tagih Pendiskontoan wesel tagih akan menimbulkan kewajiban bersyarat. Bila pembuat dari wesel tagih tersebut ( dalam contoh kita; PT Lestari Griya) tidak dapat membayar hutangnya pada penerima pembayaran yang baru pada saat jatuh tempo, maka penerima pembayaran yang sebenarnya harus membayar pada bank sejumlah uang yang seharusnya dibayar oleh pembuat tersebut. Bila PT Lestari Griya membayar hutangnya, maka PT Murah Hati dapat melupakan wesel tagih yang didiskontokan tersebut, tetapi bila PT Lestari Griya tidak membayar, maka PT Murah Hati kini benar benar mempunyai kewajiban untuk membayar pada bank. Kewajiban bersyarat ini muncul pada saat pendiskotoan wesel tagih sampai dengan saat wesel tagih tersebut jatuh tempo. Dalam contoh kita kewajiban bersyarat akan terjadi mulai tanggal 9 Desember 19X3 saat PT Murah Hati mendiskontokan wesel tersebut sampai dengan tanggal 18 Januari 19X4 saat wesel tersebut jatuh tempo. Kewajiban bersyarat tidak dilaporkan bersama sama dengan kewajiban aktual dalam neraca. Bagaimana juga kewajiban bersyarat belum benar- benar merupakan hutan. Walaupun demikian. Setiap pembaca laporan keuangan harus diingatkan bahwa perusahaan tersebut memiliki hutang potensial . Kebanyakan peruahaan melaporkan kewajiban bersyarat ini sebagai catatan kaki pada laporan keuangan. Karena itu pada neraca akhir dari PT Murah Hati akan terdapat catatan kaki seperti di bawah ini. Tertanggal 31 Desember 19X3, perusahaan mempunyai kewajiban bersyarat atas pendiskontoan wesel tagih sebesar Rp 15.000.000 Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

Wesel Tagih yang Tidak Dibayar Bila pembuat tidak dapat membayar wesel tagih pada saat jatuh tempo, penerima pembayaran masih mempunyai klaim atas wesel tersebut. Biasanya penerima pembayaran memindahkan klasifikasi wesel tagih tersebut menjadi piutang dagang. Penerima pembayaran mencatat pendapatan bunga atas wesel tersebut dan mendebit akun Piutang Dagang sebesar nilai wesel tagih tersebut pada saat jatuh tempo. Misalkan toko Permata Indah memiliki wesel tagih berjangka waktu 6 bulan dengan tingkat bunga 10 persen yang bernilai Rp 1.200.000 dari tuan Hobenkato. Pada tanggal 3 Pebruari, pada saat jatuh tempo, ternyata tuan Hobenkato tidak dapat membayar hutangnya. Jurnal yang akan dibuat oleh toko Permata Indah adalah. 3 Pebruari Piutang dagang Tuan Hobenkato [ Rp 1.200.000 + (Rp 1.200.000 X 6/12)] Wesel tagih Tuan Hobenkato .. Pendapatan Bunga (Rp. 1.200.000X 0.10 X 6/12) Untuk mencatat wesel tagih yang tidak dapat dibayar. Walaupun demikian, toko Permata Indah akan tetap mengajar tuan Hebenkato agar membaayar hutangnya. Setelah diklasifikasi menjadi piutang dagang, maka piutang dagang ini juga harus mendapatkan perhatian khusus dalam upaya penagihannya.Apabila di kemudian hari,maka piutang dagang Hobenkato ini akan dihapuskan dengan mengurangkan penyisihan piutang tak tertagih,seperti yang telah kita bicarakan sebelumnya. Pembuat bisa saja tidak membayar hutangnya setelah wesel tersebut didiskontokan oleh penerima pembayaran.Misalkan dalam contoh kita terdahuu,PT Lestari Griya ternyata tidak dapat membayar wesel tagihnya yang berjumlah Rp 15.375.000 padahal wesel tagih tersebut telah didiskontokan oleh PT Murah Hati ke ban.Bila hal demikian terjadi,maka bank akan membebani PT murah Hati dengan biaya protes dan meminta PT Murah Hati untuk membayar wesel tgih tersebut.Misalkan PT Murah Hati selain membayar wesel tagih sejumlah nilai jatuh temponya,juga membayar biaya protes sebesar Rp 25.000 ke bank.Hal ini akan membuat PT Lestari Griya memiliki kewajiban untuk membayar kepada PT Murah Hati sebesar nilai yang Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si 60.000 1.260.000 1.200.000

PENGANTAR AKUTANSI 1

dibayarkan PT Mutrah Hati ke bank.Bila ternyata PT Lestari Griya membayar piutangnya,maka jurnal yang akan dibuat PT Murah Hati adalah : 18 januari 19X4 Piutang dagang PT Lestari Griya (Rp 15.375.000 + Rp 25.000).15.400.000 Kas 15.400.000

Pencatatan pembayaran uang kas oleh PT Griya Lestari akan dicatat sebagaimana mestinya, tergantung dari kejadian apa yang terjadi. Bila PT Murah Hati membebani PTLestari Griya tambahan bunga, maka jurnal yang akan dicatat adalah mendebit kas dan mengkredit piutang dagang dan pendapatan bunga. Pelaporan Piutang Dagang dan Penyisihan: Perusahaan Aktual TUJUAN 6 PelaporanPiutang dalam Neraca Sekarang, mari kita melihat bagaimana cara beberapa perusahaan melaporkan piutang dagang serta penyisihan piutang tak tertagihnya dalam neraca. Istilah yang dipergunkan mungkin sedikit berbeda, tapi anda akan dapat memahami laporan keuangan tersebut dengan cara menerapkan apa yang telah anda pelajari dalam bab ini. PT Aqua Golden Mississippi, salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang minuman melaporkan piutang usahanya dalam golongan aktiva lancar sebagai berikut:

1993Piutang usaha setelah dikurangi Penyisishan piutang ragu ragu sebesar Rp 190.807.336 untuk tahun 1993 dan Rp 62.983.068 untuk tahun 1992 Rp 14.152.161.435

1992

Rp14.783.300.044

Dengan demikian, dalam neraca perusahaan tersebut akan melihat jumlah piutang usahaperusahaan sekaligus jumlah penyisihannya. Adakalahnya perusahaan hanya menempatkan jumlah piutang usaha bersih dalam neracanya, dan apabila pemakai Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

laporan keuangan ini mengetahui jumlah penyisihan piutang tak tertagih, maka sipemakai laporan keuangan tersebut harus melihatnya pada bagian catatan atas laporan keuangan, seperti contoh dari neraca PT Unilever Indonesia dibawah ini: dalam jutaan rupiah Catatan Piutang usaha 6 1995 Rp 89.239 1994 Rp 73.829

Apabila kita melihat catatan 6 pada bagian catatan atas laporan keuangan dari PT Unilever Indonesia, Mak akan terlihat penyajian sebagai berikut : dalam jutaan rupiah 1995 Piutang Usaha Penyisihan Piutang Diragukan (411) 1994 Rp 89.650 Rp 74.129 (300)

Selain itu terdapat juga perusahaan yang melaporkan piutang usahanya dalam jumlah yang utuh tanpa membuat penyisihan tertentu. Hal ini dikarenakan manajemen yyakin bahwa semua piutang tersebut pasti dapat ditagaih, seperti yang terlihat pada PT Indorayon.

Dalam jutaan rupiah Catatan Piutang Usaha 7 1995 Rp 101.246 1994 Rp 23.478

Pada catatan atas laporan keuangan PT Indorayon nomor 7 terdapat pernyataan sebagai berikut: Piutang usaha diperoleh dari penjualan pulp dan rayon fiber. Per 31 Desember 1995 dan 1994 tidak terdapat piutang ragu-ragu, dan manajemen memandang tidak perlu adanya penyisihan untuk piutang ragu-ragu. Penggunaan Informasi Akntansi untuk Pengambilan Keputusan Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

Penggunaan rasio rasio keuangan dalam mengevaluasi posisi perusahaan Urutan akun yang ada dalam neraca, biasanya disusun berdasarkan urutan likuiditas. Kas menjadi akun yang pertama karena kas memang merupakan alat untuk mengadakan pertukaran dan dapat digunakan untuk membeli berbagai macam barang dan membayar beban usaha perusahaan. Piutang dagang tidak selikuidkas, karena piutang dagang harus ditagih terlebih dahulu supaya menjadi kas. Sedangkan persediaan barang dagang lebih tidak likuid dibandingkan dengan piutang dagang, karena persediaan tersebut harus dijual terlebih dahulu sebelum menjadipiutang yang nantinya akan ditagih. Gambar 8-1 memberikan contoh penyajian akun tersebut di dalam neraca. Rasio. Dalam mengambil keputusan, pengelola dan pemilik perusahaan harus menganalisa rasio likuditas dari perusahaan. Dalam Bab 4, kita membahas bahwa rasio likuditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Salah satu alat untuk mengukur likuiditas adalah rasio cepat. Rasio cepat mengasumsikan bahwa semua kewajiban lancar perusahaan dapat segerah dibayar dengan menggunakan aktiva yang paling likuid setelah kas, karena surat berharga tersebut dapat dikonversikan menjadi kas kapan saja atas kehendak perusahaan. Rumusan dari rasio cepat adalah : Kas + Surat Berharga + Piutang Dagang (netto) Rasio cepat = Kewajiban Lancar Semakin tinggi rasio cepat perusahaan, maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancarnya. Naiknya rasio cepat biasanya menunjukan pengelolaan bisnis perusahaan yang lebih baik . Persediaan tidak diikutkan dalam rasio cepat karena terkadang kita mengalami kesulitan untuk menjual barang dagang. Perusahaan bisa saja memiliki rasiolancar yang tinggi, tapi memiliki rasio cepat yang rendah, karena sebagian besar aktiva lancar perusahaan terdiri dari persediaan barang dagang. Yang harus anda ingat adalah persediaan barang dagang akan kita ikutkan dalam perhitungan rasio lancar, tapi akan kita keluarkan dalam perhitungan rasio cepat. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

Berapakah nilai rasio cepat yang baik ? Biasanya itu tergantung dari masing masing industri. Tapi biasanya rasio cepat yang besarnya 1 sudah dianggap aman untuk perusahaan tersebut. Setelah perusahaan tersebut melakukan penjualan secara kredit, maka tahap penting berikutnya adalah tahap penagiahan piutang. Ada beberapa rasio yang dapat dipergunakan untuk menilai pengelolaan piutang dagang perusahaan. Jangka waktu penagihan, mengukur berapa lama waktu yang diperlukan perusahaan untuk menagih rata rata piutangnya. Semakin pendek jangka waktu penagihannya, semakin cepat pula perusahaan dapat mempergunakan kas tersebut untuk operasi perusahaan. Sebaliknya, semakin lama jangka waktu penagihan, semakin tertunda pula tersedianya kas untuk melakukan kegiatan usaha. Cara untuk melakukan jangka waktu penagihan dapat dilakukan dalam dua tahap : Penjualan Bersih 1. Penjualan per hari = 365 hari Saldo rata rata piutang dagang 2. Jnagka waktu penagihan = Penjualan per hari Saldo awal + Saldo akhir piutang dagang netto / 2 = Penjualan per hari Lamanya jangka waktu penagihan tergantung dari kebijakan kredit yang diberikan perusahaan. Misalkan syarat penjualan net 30, berati piutang harus dapat ditagih perusahaan dalam jangka waktu kurang lebih 30 hari. Bila ada potongan penjualan seperti 2/10 n/ 30, maka jangka waktu penagihan diharpkan akan menjadi lebih pendek. Syarat pembayaran net 45 atau net 60 akan menghasilkan jangka waktu penagihan yang lama. Perusahaan harus benar benar memperhatikan jangka waktu penagihannya. Bila jangka waktu penagihan semakin lama, maka perusahaan harus mencari sumber dana yang lain untuk membiayai piutang dagang tersebut, misalnay dengan melakukan pinjaman. Dalam periode resesi, langganan biasanya akan Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1

membayar lebih lambat, dan jangka waktu penagihan yang lama biasanya tidak dapat dihindari lagi. PT Dimastri melakukan transaksi transaksi sebagai berikut : 19X4 1 April Meminjamkan uang pada Tuan Miskiran sebesar Rp 8.000.000, dan menerima wesel tagih berjangka waktu satu tahun dengan tingkat bunga19 % 1 Juni Wesel tagih Tuan Miskiran didiskontokan pada bank dengan tingkat diskonto 12 % 30 Nop Meminjamkan uang pada Tuan Ramiyus sebesar Rp 6.000.000, dan menerima wesel tagih berjangka waktu 3 bulan dengan tingkat bunga 11% 19X5 28 Peb Diterima uang hasil pelunasan wesel tagih dari Tuan Ramiyus yang jatuh tempo. Periode akuntansi PT Dimastri berakhir pada tanggal 31 Desember Diminta 1. Catatlah transaksi yang terjadi pada PT Dimastri pada tanggal 1 April, 1 Juni, dan 30 Nopember 19X4. 2. Bautlah ayat jurnal penyusaian yang diperlukan per tanggal 31 Desember 19X4. 3. Buatlah jurnal untuk mencatat penerimaan pelunasan wesel tagih Ramiyus pada tanggal 28 Pebruari 19X5 dari Tuan

4. Transaksi manakah yang menimbulkan kewajiban bersyarat bagi PT Dimastri,sejak kapankah kewajiban bersyarat tersebut muncul ? Dan kapan kewajiban bersyarat tersebut berakhir ? 5. Buatlah Jawaban I 19X4 1 April Wesel Tagih Tuan Miskiran .. Kas 1 Juni Kas .. 7.920.000 Beban Bunga Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB 80.000 Dra. Nurlis Ak. M.Si 8.000.000 8.000.000 catatan kaki bagi PT Dimastri untuk melaporkan kewajiban bersyaratnya ?

PENGANTAR AKUTANSI 1

Wesel Tagih Tujuan Miskiran .. Cara Perhitungan : Pinjaman Pokok .. + Bunga (8.000.000 X 0,11 X 10 / 12 ) Nilai jatuh tempo - Diskonto (8.800.000 X 0,12 X 10 /12) . Uang yang diperoleh 30 Nop Wesel Tagih Tuan Ramiyus Kas .. Jawaban 2 Ayat Jurnal Penyesuaian 19X4 31 Des Piutang Bunga (6.000.000 X 0,11 X 1/12). Pendapatan Bunga .

8.000.000 Rp. 8.000.000 800.000 Rp. 8.800.000 880.000 Rp 7.920.000 6.000.000 6.000.000

55.000 55.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 1